PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
7.
URUSAN PERHUBUNGAN Transportasi jalan sebagai salah satu moda transportasi yang tidak dapat dipisahkan dari moda-moda transportasi lain yang ditata dalam
sistem
transportasi
nasional
yang
dinamis
dan
mampu
mengadaptasi kemajuan dimasa depan, mempunyai karakteristik yang mampu menjangkau seluruh wilayah daratan dan memadukan moda transportasi lainnya, oleh karena itu
perlu lebih dikembangkan
potensinya dan ditingkatkan peranannya sebagai penghubung wilayah untuk menunjang, mendorong dan menggerakkan pembangunan daerah demi peningkatan kesejahteraan rakyat. Kabupaten Pekalongan adalah daerah yang sedang tumbuh dan berkembang, dengan luas wilayah administrasi Kabupaten Pekalongan 836,13 km2, yang terdiri dari 19 wilayah kecamatan, 13 kelurahan dan 272 desa. Kondisi fisik topografi relatif datar dengan ketinggian ± 1.500 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan rata - rata 0 – 15% yang dilalui oleh beberapa sungai yang berhulu di pegunungan. Sebagai konsekuensi
keadaan
geografis
yang
demikian
mendorong
berkembangnya sektor industri, perdagangan, jasa dan pariwisatamen jadikan kota Kajen sebagai daerah pengaruh bagi pertumbuhan perekonomian dan kependudukan di daerah sekitarnya, khususnya daerah yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Pekalongan. Dampak yang timbul adalah meningkatnya intensitas pergerakan manusia sebagai man power dan barang sebagai bahan produksi. Kelancaran mobilitas penumpang maupun barang sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana transportasi antara lain infrastruktur jalan yang di lengkapi dengan fasilitas keselamatan berlalu lintas antara lain yang di pasang pada tahun 2015 ini yaitu, 32 beam Guardrail,169 Delineator,12 RPPJ,378 Paku Jalan, 6 Cermin Tikungan
dan rambu
alternatif sebanyak 25 buah.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
168
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
7.1. Program dan Kegiatan Program Perhubungan
dan
yang
kegiatan
untuk
dilaksanakan
mendukung
oleh
Dinas
Urusan
Perhubungan
Komunikasi dan Informatika pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: a. Program
Pembangunan
Prasarana
dan
Fasilitas
Perhubungan, dengan kegiatan : 1) Perencanaan
pembangunan
prasarana
dan
fasilitas
perhubungan; 2) Penyusunan Norma, Kebijakan, Standar dan Prosedur Bidang Perhubungan. b. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ, dengan kegiatan : 1) Rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat pengujian kendaraan bermotor; 2) Rehabilitasi/pemeliharaan terminal/pelabuhan; 3) Rehabilitasi/pemeliharaan
sarana
dan
prasarana
keselamatan lalu lintas. c. Program
Peningkatan
Pelayanan
Angkutan,
dengan
kegiatan : 1) Uji
kelayakan
sarana
transportasi
guna
keselamatan
penumpang; 2) Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan Lebaran, Haji, Natal, Tahun Baru serta Kegiatan Pemerintahan; 3) Sosialisasi/ Penyuluhan Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan; 4) Pemilihahan
dan
Pemberian
Penghargaan
Sopir/Juru
mudi/awak kendaraan angkutan umum teladan. d. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas, dengan kegiatan : 1) Pengadaan Rambu Rambu Lalu Lintas; 2) Pengadaan bahan marka jalan;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
169
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
3) Pengembangan sarana dan prasarana lalulintas angkutan (DAK); 4) Pengadaan Peralatan Pendukung Sarana dan Prasarana Keselamatan Lalu Lintas. e. Program
Peningkatan
Kelaikan
Pengoperasian
Kendaraan Bermotor dengan Kegiatan Pengadaan Alat Pengujian Kendaraan Bermotor. 7.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan
Perhubungan
dilaksanakan
dengan
anggaran
Belanja Langsung Urusan (tidak termasuk Belanja Langsung rutin SKPD)
sebesar
Rp1.909.214.700,00
dan
terealisasi
sebesar
Rp1.869.132.739,00 atau 97,90%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian program dan kegiatan Urusan Perhubungan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.46 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perhubungan Tahun 2015 NO 1 2
3 4
INDIKATOR KINERJA Jumlah arus penumpang angkutan umum Rasio ijin trayek (jumlah ijin trayek/jumlah penduduk) Jumlah uji kir angkutan umum Jumlah Terminal Bis Tipe A
SATUAN
CAPAIAN 2014
TARGET
REALISASI
orang
1.009.678
5.027
1.031.220
205
NAIK / TURUN (%) 0,02
Persentase
0,0485262
209
0,045
0,00021
-1,00
unit
1512
480
1542
3,21
0,70
unit
tidak ada 6
5
Jumlah Terminal Tipe C
unit
6
Jumlah angkutan darat dibandingkan dengan jumlah penumpang
Persentase
TAHUN 2015
Tidak ada
%
tidak ada
-
-
2
6
3
0,00
0,08
0,0382
0,05
-0,60
4,17
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pekalongan, 2016
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
170
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Dari data tabel diatas, maka dapat dilihat rata – rata kurang dari target. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain : a. Jumlah arus penumpang angkutan umum tahun 2015 sebanyak 1.031.220 orang, meningkat
dibanding tahun tahun 2014
sebanyak 1.009.678 orang. Perpindahan moda transportasi inilah yang juga mengakibatkan naiknya jumlah kir angkutan umum di tahun 2015. Jumlah kendaraan umum yang diuji tahun 2014 sebanyak 1512 unit dan mengalami kenaikan di tahun 2015 sebanyak 1542 unit kendaraan. b. Jumlah ratio ijin trayek dari tahun 2014 sampai akhir 2015 tidak mengalami kenaikan dan di tahun 2015 sendiri juga tidak memenuhi target, dikarenakan tidak adanya pembukaan trayek baru karena lesunya bisnis angkutan umum. 7.3. Permasalahan dan Solusi a.
Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Urusan
Perhubungan
selama
pelaksanaan
program
dan
kegiatan tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1) Masih kurangnya Sumber daya manusia (SDM) di bidang transportasi, komunikasi dan informatika. Berdasarkan komposisi dukungan SDM yang dimiliki Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika saat ini tingkat kemampuan SDM dalam hal manajemen transportasi dan kominfo belum memadai. Pada bidang tertentu
seperti
bidang Angkutan dan Lalu lintas dan bidang kominfo selain kemampuan, jumlah personel juga mengalami kekurangan. 2) Kurangnya
pemahaman
aparatur
akan
peraturan
perundangan. Sosialisasi Undang - undang yang ada khususnya UU No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, UU
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
171
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, UU No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Komunikasi Publik dan UU No.38 Tahun 2009 tentang POS
mutlak
diperlukan
konkrit
sebagai
tindak
lanjut
pelaksanaan
Peraturan . Saat ini pemahaman aparatur mengenai perundang undangan dan peraturan lainnya masih kurang, sehingga menghambat pelaksanaan
penegakan hukum
kepada masyarakat. 3) Terbatasnya anggaran kegiatan. Minimnya alokasi dana kegiatan setiap tahun anggaran yang berdampak menghambat pencapaian target sasaran kegiatan dinas dimana masih banyak kegiatan yang berdasarkan permendagri 13 Tahun 2006 yang belum dapat dilaksanakan secara optimal. 4) Sarana dan Prasarana Sarana mobilitas sebagian kurang layak, karena sudah melampaui umur ekonomis yang berakibat pada tingginya biaya perawatan, terbatasnya ruangan kerja sesuai dengan kebutuhan, masih kurangnya penyajian database dalam rangka
menunjang
pembangunan ketersediaan
perencanaan
sarana sarana
dan dan
teknis
dan
prasarana, prasarana
program
terbatasnya perhubungan,
komunikasi dan informatika, yaitu belum terpenuhinya semua kebutuhan/fasilitas jalan berupa rambu – rambu, marka
dan
pagar
pengaman
di
wilayah
kabupaten
Pekalongan bagian atas, masih banyak jalan yang belum dilengkapi
pagar
pengaman
(guard
rail),
masih
dibutuhkannya JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) di jalur pantura dekat pasar Wiradesa,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
172
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
b. Solusi Dengan
adanya
permasalahan
yang
ada,
maka
diperlukan beberapa solusi antara lain : 1) Peningkatan SDM Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dengan mengirimkan personel untuk mengikuti diklat-diklat
baik
yang
diselenggarakan
Departemen
Perhubungan , Departemen Kominfo maupun instansi lain. Serta mengusulkan adanya penambahan personel yang sesuai dengan kompetensinya lewat pengadaan calon pegawai negeri sipil daerah . 2) Penambahan intensitas sosialisasi peraturan –peraturan dan penegakan hukum. 3) Mengusulkan
adanya
penambahan
anggaran
kegiatan
setiap tahun anggaran dan perubahan anggaran.
8.
URUSAN LINGKUNGAN HIDUP Penyelenggaran Urusan Lingkungan Hidup ditujukan untuk pemanfaatan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan. Kabupaten
Pekalongan
merupakan
daerah
sentra
industri
terutama industri batik. Kegiatan industri berpotensi menghasilkan limbah cair, padat dan udara yang apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan permasalahan pencemaran yang dapat berkembang menjadi potensi keresahan masyarakat , Jumlah kegiatan industri tekstil di Kabupaten Pekalongan yang potensial menghasilkan air limbah adalah 30 untuk industri menengah dan 12.400 Home Industri kecil (meliputi Industri Pembatikan, Printing/Sablon, Jeans Wash, Pertenunan dan Pewarnaan benang). Sebagian industri di Kabupaten Pekalongan mulai beralih menggunakan bahan bakar batubara (terdapat + 25 industri pemakai batubara di Kabupaten Pekalongan).
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
173
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Selain itu di Kabupaten Pekalongan terdapat 6 (enam) sungai yang berpotensi tercemar oleh limbah industri, yaitu : Sungai Sragi Lama (Rembun), Sungai Kapidodo (Kangkung), Sungai Slempeng, Sungai Mrican, Sungai Meduri, Sungai Sengkarang (Pencongan) dengan kondisi kualitas air di atas rata-rata baku mutu yang ditentukan Berbagai pihak terutama pelaku ekonomi berusaha menciptakan kondisi memaksimalkan untuk mengurangi biaya pengelolaan limbah dan pengendalian pencemaran. Meskipun demikian semua pihak tetap berharap pengelolaan lingkungan harus tetap terjaga dengan baik. Dengan terbatasnya kemampuan pembiayaan yang ada pada Pemerintah, maka partisipasi dan peran serta semua pihak sangat diperlukan. Selanjutnya apabila exploitasi sumber daya alam tidak diikuti penerapan teknologi yang ramah lingkungan, penegakan aturan-aturan yang ada dan tanggungjawab semua pihak, maka akan terjadi berbagai masalah
bila
tidak
segera diatasi
akan
menimbulkan
kerusakan
lingkungan. 8.1. Program dan Kegiatan Program
dan
Kegiatan
untuk
mendukung
Urusan
Lingkungan Hidup yang dilaksanakan oleh 2 SKPD, yaitu Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Kantor Lingkungan Hidup (KLH) pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : Dinas Pekerjaan Umum a. Program
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan
Persampahan, dengan kegiatan : 1) Pemeliharaan TPA Bojonglarang; 2) Penunjang Kebersihan se-Kabupaten Pekalongan; 3) Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana Prasarana Kebersihan; 4) Rehabilitasi Kantor TPA dan Transfer Depo; 5) Pembangunan Landasan Kontainer dan Garasi Truk Sampah; 6) Pembangunan Sarana Penunjang TPA Bojonglarang;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
174
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
7) Penyusun Rencana Induk Pengolah Persampahan; 8) Penunjang Pelaksana Kegiatan TPS 3R. b. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan kegiatan: 1) Pemeliharaan Rutin/Berkala Taman; 2) Pembuatan Papan Nama Taman. Kantor Lingkungan Hidup a. Program
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan
Persampahan, dengan kegiatan : 1) Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengolahan Sampah di Kabupaten Pekalongan; 2) Fasilitasi Upaya Meraih Adipura; 3) Pengelolaan Persampahan dengan Sistem Reduce, Reuse, Recycle (3R) (DAK); 4) Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah Sekolah Adiwiyata (DAK). b. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, dengan kegiatan : 1) Peningkatan Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER); 2) Biaya operasional IPAL Industri Kecil; 3) Pengadaan Reagen Laboratorium; 4) Pengujian Dalam Rangka Pengendalian Pencemaran Air Dan Udara; 5) Penyelesaian Pengaduan Masyarakat akibat Adanya Dugaan Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan Hidup; 6) Kegiatan Pembangunan Reaktor Biogas (DAK); 7) Kegiatan Pembangunan IPAL Industri Kecil (DAK); 8) Kegiatan Penyempurnaan IPAL Industri Kecil Wonoyoso (DAK); 9) Kegiatan Pembangunan IPAL Domestik Komunal (DAK).
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
175
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
c. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, dengan kegiatan : 1) Sosialisasi Mobil Hijau; 2) Pengadaan Alat Pembuat Lubang Biopori (DAK). d. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dengan kegiatan : 1) Program
Sekolah
Lingkungan
Hidup
Adiwiyata Dan
Pelatihan
Peran
Serta
Dasar
Kader
Guru
Dalam
Pembelajaran Lingkungan Hidup; 2) Pengukuran Kerusakan Tanah Akibat Produksi Biomassa. 8.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Lingkungan Hidup dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan (tidak termasuk belanja langsung rutin SKPD)
sebesar
Rp5.229.432.112,00
sebesar Rp5.090.395.192,00
dan
dapat
direalisasikan
atau 97,34%. (Rincian realisasi
program dan kegiatan terlampir) Capaian target indikator sasaran Bidang Lingkungan Hidup tercermin dari realisasi indikator Kinerja berupa Indikator SPM yang menunjukan keberhasilan pembangunan lingkungan hidup melalui pelaksaan program-program dan kegiatan yang mendukungnya di tahun 2015. Capaian Indikator kinerja yang telah dicapai di tahun 2015 sebagai berikut :
Tabel 4.47 Capaian Indikator Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2015 NO
URUSAN, INDIKATOR
SATUAN
CAPAIAN TAHUN
TAHUN 2015
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
NAIK / TURUN
176
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
1
TARGET
REALISASI
%
Pencemaran status mutu air (ttk) Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL.
Titik
36
39
39
100,00%
8,33%
%
100
100
100
100,00%
0,00%
Penegakan hukum lingkungan (%) Pelayanan pencegahan pencemaran air (%)
%
100
100
100
100,00%
0,00%
%
96,69
90
63,75
70,83%
34,07%
5
Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak (%)
%
100
100
100
100,00%
0,00%
6
Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa (%) Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup (%) Persentase Penduduk berakses air minum
%
100
100
100
100,00%
0,00%
%
100
100
100
100,00%
0,00%
%
78,67
83,27
73,77
88,59%
-6,23%
2
3
4
7
8.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
177
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
NO 9.
10.
12.
13.
URUSAN, INDIKATOR KINERJA
TAHUN 2015
SATUAN
CAPAIAN TAHUN 2014
TARGET
REALISASI
%
NAIK / TURUN (%)
%
83,26
94
84,28
89,66%
1,23%
%
21,00
31,00
22,00
31,00
0,05
%
20,86
26,3
22,58
85,86%
8,25%
%
12,07
14,74
15,05
102,10%
24,69%
Persentase Luas Permukiman yang tertata Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk Persentase penanganan sampah
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pekalongan, 2016
a.
Pencemaran Status Mutu Air Status mutu air dihitung dari jumlah titik sungai dan air limbah industri kecil yang diuji setiap tahunnya oleh Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten
Pekalongan.
Hasil
pengujian
ini
diinformasikan kepada masyarakat dengan dukungan APBD Kabupaten Pekalongan melalui kegiatan pengujian dalam rangka pengendalian pencemaran air dan udara. Adapun alokasi anggarannya di sebesar Rp. 60.000.000,00. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kualitas air sumur warga yang diduga tercemar dan air sungai-sungai yang sudah mengalami pencemaran yaitu : Sungai Meduri, Sungai Sengkarang, Sungai Sragi, dan Sungai Slempeng. Jumlah pengujian mengalami peningkatan, pada tahun 2014 sebanyak 36 titik sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 39 titik. Untuk air-air sungai sengkarang, sungai meduri, sungai sragi, dan sungai slempeng diuji masing-masing 2 titik 3 kali. Juga dilaksanakan pengujian air sumur warga 15 titik.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
178
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
b.
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL Jumlah usaha/kegiatan yang wajib AMDAL pada tahun 2014 di Kabupaten Pekalongan 2 jenis yaitu kegiatan pembangunan SUTET dan penyusunan PETANGLONG. Pada tahun 2014 cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL mencapai target 100 %. Sedangkan jumlah usaha/kegiatan yang wajib AMDAL pada tahun 2015 di Kabupaten Pekalongan masih sama yaitu kegiatan pembangunan SUTET dan penyusunan PETANGLONG. Pada tahun 2015 cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL mencapai target 100 %.
c.
Penegakan hukum lingkungan Penegakan hukum lingkungan berupa sanksi kepada industri besar dan menegah yang telah melakukan pelanggaran. Dari hasil kajian terhadap laporan yang masuk pada tahun 2014 ada 5 industri yang melanggar hukum lingkungan dan telah dilaksanakan sanksi kepadanya. Target pencapaian sebesar 100 %. Untuk tahun 2015 ada 3 industri telah melanggar hukum lingkungan
dan
semuanya
telah
mendapatkan
sanksi
administrasi. Target pencapaiannya sebesar 100%. d.
Pelayanan pencegahan pencemaran air Pelayanan pencegahan pencemaran air berupa pelayanan penyedotan limbah cair industri kecil. Pencapaiannya dihitung prosentase
hasil
retribusi
penyedotan
limbah
cair
yang
diperoleh. Pada tahun 2014 jumlah realisasi Rp. 13.150.000,00 atau 85,20 % dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 16.000.000,00. Sedangkan tahun 2015 mengalami penurunan jumlah realisasi yaitu sebesar Rp. 10.200.000,00 atau 63,75 % dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 16.000.000,00. Penurunan ini disebabkan karena jumlah industri kecil yang disedot berkurang karena beberapa perusahaan industri kecil tidak beroperasi.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
179
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
e.
Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak (%) Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak mulai dilaksanakan pada tahun 2014. Pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak dilaksanakan dengan mengukur kualitas udara dari sumber tidak bergerak industri skala menengah dan besar oleh Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten
Pekalongan.
Hasil
pengujian
ini
diinformasikan kepada masyarakat dengan dukungan APBD Kabupaten Pekalongan melalui kegiatan pengujian dalam rangka pengendalian pencemaran air dan udara. Adapun alokasi anggarannya di sebesar Rp. 60.000.000,00. Target pada tahun 2014 ini pengujian dilakukan di PG Sragi, PT Lokatex, PT Pismatex, PT Pajitek,dan PT Dupantex masing-masing 2 titik. Realisasinya juga 10 titik atau 100 %. Sedangkan pada tahun 2015 pengujian dilakukan di Kec. Siwalan, Buaran, Wiradesa, Tirto, dan Sragi masing-masing 1 titik. Realisasinya 5 titik atau 100 % f.
Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa (%) Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk
produksi
Pelayanan tanah/lahan
ini
biomassa
dilakukan
dilaksanakan
dengan
pertanian/produksi
mulai
tahun
mengukur
biomassa
oleh
2015. kualitas Kantor
Lingkungan Hidup Kabupaten Pekalongan. Hasil pengujian ini diinformasikan kepada masyarakat dengan dukungan APBD Kabupaten Pekalongan melalui Pengukuran Kerusakan Tanah akibat Produksi Biomassa. g.
Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
180
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Pelayanan ini didukung APBD Kabupaten Pekalongan melalui kegiatan Penyelesaian Pengaduan Masyarakat akibat Adanya Dugaan Pencemaran dan atau Perusakan Lingkungan Hidup. Adapun alokasi anggarannya sebesar Rp. 50.000.000,00. Pada tahun 2014 jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup ada 6 aduan dan telah ditangani semuanya (100 %) pada tahun tersebut. Sedangkan pada tahun 2015 jumlah pengaduan ada penambahan menjadi 10 aduan. Jumlah aduan pada tahun 2015 telah diselesaikan semuanya pada tahun 2015 tersebut (100%) h.
Pada tahun 2015, Persentase penduduk berakses air minum mencapai 73,77% dibawah target 83,27% dan mengalami penurunan sebesar 6,23% jika dibandingkan capaian tahun 2014 yang sebesar 78,67%. Hal ini dikarenakan sebagian besar sumur dangkal yang selama ini diklasifikasikan sebagai akses air bersih tidak lagi dapat diklasifikasikan sebagai akses air bersih karena sudah banyak yang tercemar terutama diwilayah Kabupaten pekalongan bagian Utara. Program Peningkatan Cakupan dan Kualitas Pelayanan Air Minum
untuk
tahun
2015,
terkait
dengan
Penunjang
Pelaksanaan Kegiatan PAMSIMAS yang ditujukan untuk 11 desa di Kabupaten Pekalongan, meliputi Ds.Rogoselo Kec. Doro, Ds. Wringinagung
Kec.
Doro,
Ds.
Sidorejo
Kec.
Tirto,
Ds.
Gebangkerep Kec. Sragi, Ds. Tegalsuruh Kec. Sragi, Ds. Blimbingwuluh Kec. Siwalan, Ds. Blacanan Kec. Siwalan, Ds. Tambakroto Kec. Kajen, Ds. Pantianom Kec. Bojong, Ds. Klunjukan Kec. Sragi Dan Ds. Tanggeran Kec. Paninggaran. i.
Tahun 2015 luas permukiman yang tertata mencapai 84,28% atau 1,23% diatas target 2014 sebesar 83,26%.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
181
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
j.
Indikator Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk pada tahun 2015 mencapai 22,0 atau 9,0% dibawah target 31,0% dan mengalami kenaikan sebesar 0,05% jika dibandingkan capaian tahun 2014 sebesar 21,0%.
k.
Pada Tahun 2015, rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk mencapai 22,58% atau 85,86% di bawah target
26,30%
namun
mengalami
peningkatan
jika
dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar 20,86%. l.
Pada Tahun 2015, persentase penanganan sampah 15,05% atau 102,10% di atas target 14,74% serta mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar 12,07%.
m. Berdasarkan kondisi fisiknya, terdapat 23 buah container dengan kondisi baik, 57 buah container dengan kondisi kurang baik, tidak ada container dengan kondisi rusak ringan serta 15 buah container dengan kondisi rusak berat. Tabel 4.48 Kontainer Berdasarkan Kondisi Fisiknya Tahun 2015 NO
URAIAN
1 2 3 4
Kontainer Baik Kontainer Kurang Baik Kontainer Rusak Ringan Kontainer Rusak Berat TOTAL
Sumber
n.
JUMLAH (BUAH) 2014 2015 30 23 34 57 6 0 9 15 79 95
NAIK /TURUN (Angka) -7 23 -6 6 16
(%) -0,23 0,68 -1 0,67 0,12
: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pekalongan, 2016
Pada Tahun 2015, jumlah armada sampah dan pertamanan 32 buah. Berdasarkan kondisi fisiknya terdapat 10 buah dalam kondisi baik (Arm Roll 3 buah, Dump Truck 2 buah dan 2 buah Pick Up L-300,1 buah Tangki air, 1 buah Bulldozer,1 buah Truck Sky Lift Listrik), 18 buah dalam kondisi kurang baik (7 buah Arm Roll, 4 buah Dump Truck, 3 buah Truck Tangki Air, 2 buah Pick Up L-300 dan 2 buah Kijang), serta 4 buah dalam kondisi
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
182
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
rusak berat (1 buah Arm Roll dan 1 buah Dump Truck,1 buah Bulldozer, 1 buah Truck listrik). Tabel 4.49 Armada Angkutan Sampah dan Bulldozer Tahun 2015 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
JENIS KENDARAAN Arm Roll Arm Roll Arm Roll Arm Roll Arm Roll Arm Roll Arm Roll Arm Roll Arm Roll Arm Roll Arm Roll Dump Truck Dump Truck Dump Truck Dump Truck Dump Truck Dump Truck Dump Truck Tangki Air Tangki Air Tangki Air Tangki Tinja Truck Sky Lift Listrik Truck Listrik Pick Up L-300 Pick Up L-300 Pick Up L-300 Pick Up L-300 Kijang Kijang Bulldozer Bulldozer
NO.POL H 9545 FG H 9548 HG H 9552 HG G 9530 BB G 9538 DB G 9539 DB G 9598 EB G 9596 FB G 9534 AB G 9539 AB G 9596 CB H 9534 CG H 9553 HG H 9554 HG G 9534 DB G 9597 FB G 9537 AB G 9538 AB G 9530 AB G 9536 DB G 9537 DB G 9540 DB G 9540 DB H 9597 CB G 9574 DB G 9566 AB G 9509 ZB G 9510 ZB G 9567 DB G 9569 DB G 1012 KJN
KONDISI KENDARAAN Dihapus Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik Baik Baik Baik Dihapus Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik Baik Baik Baik Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik Baik Usulan Dihapus Kurang Baik Kurang Baik Baik Baik Kurang Baik Kurang Baik Baik Usulan Dihapus
Sumber : DPU Kabupaten Pekalongan, 2016
8.3. Permasalahan dan Solusi
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
183
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
a. Permasalahan Dalam pelaksanaan pembangunan Urusan Lingkungan Hidup di Kabupaten Pekalongan menghadapi kendala dan permasalahan antara lain : 1) Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan limbah masih rendah. 2) Pengelolaan sampah yang masih konvensional. 3) Bank Sampah di Kabupaten Pekalongan masih sedikit. 4) Baku mutu kualitas air limbah industri dan kualitas udara ambien di atas ambang batas yang dipersyaratkan yang mengurangi nilai PROPER perusahaan. 5) Peningkatan kualitas sumber daya aparatur. 6) Perlu peningkatan koordinasi antar SKPD. 7) Laju Kerusakan Jalan, Jembatan dan Kontainer Sampah serta Lampu Penerangan Jalan Umum lebih tinggi daripada kemampuan anggaran daerah untuk menangani; 8) Armada pengangkut sampah (Dump Truk dan Arm Roll), Kontainer Sampah dan Alat Berat (Walls Bina Marga) sebagian kurang layak karena sudah melampaui umur ekonomis yang berakibat pada tingginya biaya perawatan.
b. Solusi Untuk
mengatasi
permasalahan
yang
terjadi
dilaksanakan langkah-langkah antara lain : 1) Pembinaan kepada pengusaha industri menengah dan besar tentang pengelolaan limbah yang benar. 2) Pembinaan dan sosialisasi kepada pengusaha industri kecil tentang perijinan dan pengolahan limbahnya. 3) Sosialisasi pengolahan sampah secara 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) dan mendorong terbentuknya Bank Sampah.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
184
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
4) Pengiriman PNS ke pendidikan dan pelatihan teknis bidang lingkungan hidup. 5) Perencanaan kegiatan yang matang untuk kegiatan yang dilelang. 6) Koordinasi yang lebih intensif intern dan antar SKPD. 7) Melakukan pemantauan dan update kondisi infrastruktur jalan, jembatan, container sampah, lampu penerangan jalan serta infrastruktur lainnya secara terus menerus dan melakukan proses perencanaan secara berkesinambungan; 8) Pemecahan masalah dilakukan berdasarkan prioritas tingkat kerusakan jalan, jembatan, container sampah maupun lampu penerangan jalan umum; 9) Mengusahakan sumber pendanaan lain di luar APBD Kabupaten Pekalongan; 10) Mengusulkan tambahan sarana mobilitas (dump truck, arm roll, container, dan walls).
9.
URUSAN PERTANAHAN Penyelenggaraan
Urusan
Pertanahan
ditujukan
untuk
peningkatan tertib admnistrasi pertanahan di Kabupaten Pekalongan, baik menyangkut fasilitasi alih fungsi lahan, penetapan lokasi, tukar menukar tanah Pemerintah Daerah, penyelesaian permasalahan tanah lainnya, fasilitasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum dan kepentingan instansi pemerintah serta pensertifikatan tanah milik Pemda.
9.1. Program dan Kegiatan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
185
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Urusan Pertanahan pada tahun 2015 dilaksanakan oleh Bagian Tata Pemerintahan Setda dan Bagian Asset Setda melalui program dan kegiatan sebagai berikut : a. Program
Penyelesaian
Konflik-Konflik
Pertanahan,
dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Fasilitasi Penyelesaian Permasalahan Pertanahan 2) Rekonstruksi Tanah Land Consolidation (LC) Desa Gejlig b. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah,
dengan
kegiatan-kegiatan
sebagai
berikut : 1) Pelaksanaan Sertifikasi Aset Daerah 2) Penunjang
Pemanfaatan
Aset
Pemerintah
Kabupaten
Pekalongan 9.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Pertanahan dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung urusan (tidak termasuk belanja langsung rutin SKPD) sebesar
Rp1.039.000.000,00
dan
terealisasi
sebesar
Rp701.044.920,00 atau 67,47% (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir) Capaian
realisasi
program
dan
kegiatan
Urusan
Pertanahan adalah sebagai berikut : a.
Aset milik Pemerintah Kabupaten Pekalongan berupa tanah, harus disertifikatkan atas nama Pemerintah Daerah dan dilakukan dengan cara penelusuran dan pensertifikatan secara bertahap dan berkelanjutan untuk memperoleh kejelasan status hukum atas tanah tersebut. Pemerintah Kabupaten Pekalongan memiliki asset berupa tanah seluas 9.239.790 m2 atau sebanyak 1.189 bidang, sampai
dengan
tahun
2010
luas
lahan
yang
dapat
disertifikatkan atas nama Pemerintah Kabupaten Pekalongan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
186
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
seluas 2.556.789 m2 atau sebanyak 378 bidang.
Pada
dokumen RPJMD Kabupaten Pekalongan telah ditetapkan target persentase luas lahan bersertifikat tahun 2014 sebesar 51% tercapai sebesar 30,37% atau 2.806.216 m2 atau 414 bidang dan pada tahun 2015 sebesar 51% tercapai sebesar 32,29% atau 2.983.565 m2 atau
457 bidang atau naik
sebesar 4,62% dari tahun 2010. Berdasarkan data diatas, maka luas lahan milik Pemerintah Kabupaten Pekalongan yang sudah bersertifikat atas nama Pemerintah Kabupaten Pekalongan sampai dengan tahun 2015 seluas 2.983.565 m2 atau 457 bidang.
Capaian
persentase luas lahan bersertifikat sampai dengan akhir periode RPJMD/tahun 2015 adalah sebesar 32,29%, sehingga masih terdapat luas lahan yang belum bersertifikat seluas 6.256.225 m2 atau 732 bidang. Sehubungan hal tersebut, Kegiatan pensertifikatan tanah ini akan dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan ditahun berikutnya pada periode RPJMD Tahun 2016 – 2021. 9.3. Permasalahan dan Solusi a.
Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program dan kegiatan dalam urusan Pertanahan ada beberapa hal yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Belum optimalnya pemanfaatan barang milik daerah melalui sewa untuk meningkatkan pendapatan asli daerah; 2) Proses sertifikasi tanah membutuhkan waktu yang relatif lama terkait persyaratan, tahapan dan prosedur yang telah ditentukan oleh BPN dengan sistem online, sehingga apabila kelengkapan administrasi pensertifikatan ke BPN melebihi batas waktu yang telah ditentukan, maka proses
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
187
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
sertifikasi tidak dapat dilakukan dan selanjutnya diproses ditahun berikutnya; 3) Setelah dilakukan penelusuran dan verifikasi atas tanah yang akan disertifikat, sebagian besar status kepemilikan tanahnya adalah tanah milik warga, tanah bengkok dan tanah milik Perhutani sehingga tidak dapat disertifikatkan atas nama Pemerintah Kabupaten Pekalongan; 4) Proses
pensertifikatan
tanah
di
Kantor
Pertanahan
Kabupaten Pekalongan untuk sertifikat tanah Pemerintah Kabupaten Pekalongan yang sudah diajukan dan belum jadi masih menggunakan sistem manual kalau prosesnya diselesaikan sekarang mengalami kesulitan karena sistem pendaftarannya sudah menggunakan sistem aplikasi; 5) Dari
367 bidang
tanah
di
lingkungan
tanah
Land
Consolidation (LC) baru didaftarkan untuk pengukuran pengembalian batas sebanyak 228 bidang; 6) Pengukuran
pengembalian
batas
tanah
LC
sudah
dilaksanakan untuk 228 bidang tanah dan sudah dipatok permanen, namun demikian warga masih mengharap tanahnya untuk pertanian belum sesuai batas tanah yang diukur agar dikembalikan batasnya; 7) Pada
anggaran
perubahan
tahun
2015
kegiatan
inventarisasi rupa bumi unsur buatan dititikberatkan pada inventarisasi unsur rupabumi buatan yang meliputi nama sejarah nama arti nama lokasi dan keterangan unsur rupabumi buatan dan untuk pengambilan titik koordinat baru dilaksanakan di sebagaian Kecamatan Paninggaran, Wiradesa, dan Karanganyar. b. Solusi
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
188
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Solusi yang telah diupayakan untuk menyelesaikan permasalahan adalah: 1) Melakukan
perencanaan
yang
lebih
matang
atas
penetapan target dan prediksi pencapaian target/realisasi sehingga perencanaan yang dilakukan untuk periode RPJMD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016 – 2021 dapat diukur secara kwantitas
dan kualitas sehingga dapat
dievaluasi pencapaian kinerja baik yang telah dan akan dilakukan untuk pengambilan keputusan dan tindakan selanjutnya; 2) Melakukan evaluasi dan analisis capaian sasaran strategis atas
realisasi
capaian
kinerja
sehingga
percepatan
penyerapan anggaran dapat tercapai; 3) Sertifikat tanah Pemerintah Kabupaten Pekalongan yang sudah diajukan pensertifikatannya dan belum jadi untuk didaftarkan ulang 4) mengalokasikan
anggaran
pengukuran
pengembalian
tanah batas LC sebanyak 139 bidang di APBD 2016; 5) Perlu adanya penunjukan batas dan letak tanah warga di lingkungan
LC
pengembalian
yang batas
sudah serta
diukur warga
dalam
rangka
dihimbau
untuk
menggarap tanahnya sesuai batas yang sudah tunjukkan; 6) Perlu
menganggarkan
pengembalian
titik
di
APBD
koordinat
APBD
2016
untuk
dan
penambahan
inventarisasi rupa bumi unsure buatan yang berupa bangunan yang meliputi sarana perkantoran, pendidikan, kesehatan, sarana ibadah.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
189
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
10. URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi
Kependudukan
serta
pendayagunaan
hasilnya
untuk
pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Informasi administrasi kependudukan memiliki nilai strategi bagi penyelenggara pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Pengelolaan informasi administrasi kependudukan secara terkordinasi dan berkesinambungan, akan menjamin stabilitas pelayanan kepada
masyarakat
dibidang
kependudukan,
dan
pemerintah
menetapkan kebjiakan sistem informasi administrasi kependudukan dan akta catatan sipil. Guna mewujudkan tertib administrasi kependudukan, Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah melaksanakan penerapan Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan
(SIAK)
sesuai
dengan
sistem
yang
dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. 10.1. Program dan Kegiatan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 adalah Program Penataan Administrasi Kependudukan dengan kegiatan : a. Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan; b. Penggantian dan Pengembangan Peralatan SIAK; c.
Peningkatan
Kinerja
aparat
pengelola
database
Kependudukan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
190
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
10.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil tahun 2015 dilaksanakan dengan anggaran belanja Langsung Urusan (tidak termasuk Belanja Langsung program umum/rutin SKPD) sebesar Rp520.520.000,00 dapat terealisasi sebesar Rp515.494.900,00 atau 99,03% (Rincian Realisasi Program dan Kegiatan Terlampir). Capaian target indikator sasaran Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui
pelaksanaan
mendukungnya
program-program
dalam
tahun
dan
2015.
kegiatan Kinerja
yang Urusan
Kependudukan dan Catatan Sipil yang dicapai di tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 4.50 Data Pelayanan Dokumen Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (KK, KTP dan Akta Catatan Sipil) NO
URAIAN
SATUAN
CAPAIAN TAHUN 2014
TARGET
REALISASI
%
NAIK / TURUN (%)
TAHUN 2015
1
KK
Keping
60.863
72.000
66.997
0,93
0,10
2
KTP
Keping
24.506
84.000
56.803
0,68
1,32
3
Akta Catatan Sipil Akta kelahiran
Lembar
29.962
25.000
2581
0,10
-0,91
Akta perkawinan
Lembar
16
15
19
1,27
0,19
3
-
3
-
14
10
20
2,00
0,43
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
9
-
2,00
16
-
39
-
1,44
-
-
4
-
-
-
-
-
-
-
Akta Perceraian Akta Kematian
4
Akta Pengesahan Anak Akta Pengakuan Anak Akta Pengangkatan Anak Akta Kutipan Kedua Akta Perubahan Nama Leges
Lembar
Lembar Lembar Lembar
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pekalongan, 2016
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
191
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Adapun capaian kinerja tahun 2015 apabila dibanding dengan
capaian
tahun 2014 yaitu
terwujudnya penataan
adminstrasi kependudukan dan pencatatan sipil. Kinerja sasaran ini rata-rata mencapai 90,10%. Pencapaian target kinerja sebagaimana dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.51 Indikator Kinerja Tahun 2015 NO
INDIKATOR KINERJA
2015 TARGET
REALISASI
(%)
1
Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk
638.991
565.994
0,89
2 3
Rasio bayi berakte kelahiran Kepemilikan KTP/e-KTP bagi wajib KTP/e-KTP Kepemilikan Akta Kelahiran
16.250 84.000
15.536 58.058
0,96 0,69
25.000
25.384
1,02
Kepemilikan KK bagi setiap keluarga
72.000
66.997
0,93
4 5
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pekalongan, 2016
Secara umum indikator
urusan Kependudukan dan
pencatatan Sipil apabila dibandingkan tahun
2014 mengalami
penurunan 1,40%, hal ini dipengaruhi oleh indikator Rasio penduduk ber KTP per satuan Penduduk dan Kepemilikan KTP/KTP-el bagi wajib KTP/KTP-el mulai tahun 2014 untuk masa berlaku KTP-el seumur hidup (sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan), untuk itu apabila dilihat
dengan target RPJM kedua indikator telah
memenuhi target. 10.3. Permasalahan dan Solusi a.
Permasalahan Permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil adalah sebagai berikut :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
192
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
1) Masih
rendahnya
kesadaran
masyarakat
dalam
membuat dokumen Kependudukan dan pencatatan Sipil (KK,KTP-el dan Akta Pencatatan Sipil). 2) Belum
optimalnya
pengelolaan
Administrasi
Kependudukan dan pencatatan Sipil. 3) Masih terbatasnya kapasitas sarana dan prasarana Pelayanan yang diharapkan. 4) Pengembangan dan keserasian kebijakan kependudukan belum optimal. b. Solusi Untuk
mengatasi
permasalahan
tersebut
maka
ditempuh beberapa upaya antara lain : 1) Sosialisasi
Peraturan
per
Undang–undang
tentang
Administrasi Kependudukan. 2) Pelaksanaan
pengembangan
Sistem
Informasi
Administrasi Kependudukan. 3) Melakukan perbaikan jaringan Aplikasi Informasi data Kependudukan. 4) Koordinasi
dan
Konsultasi
secara
Vertikal
maupun
Horisontal.
11. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Pembangunan menuntut suatu negara untuk mengoptimalkan potensi dan sumber daya yang dimiliki, sehingga mendatangkan kesejahteraan
bagi
warga
negaranya.
Agar
pembangunan
yang
berkelanjutan terwujud dibutuhkan langkah - langkah konkrit. Salah satunya melalui program pemberdayaan masyarakat.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
193
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Dalam
praktiknya
program
pemberdayaan
sering
kali
mengalami permasalahan, salah satunya adalah tidak meratanya program pemberdayaan yang diterima oleh masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu perbedaan jenis kelamin yang sering kali menghambat masyarakat dengan jenis kelamin tertentu (misal perempuan) untuk berpartisi aktif dalam program pemberdayaan. Pemberdayaan
perempuan
adalah
upaya
pemampuan
perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri. Pemberdayaan perempuan merupakan
sebuah
pemberdayaan
proses
adalah
sekaligus
kegiatan
tujuan.
memperkuat
Sebagai
proses,
kekuasaan
dan
keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan sosial, yaitu masyarakat menjadi berdaya. Urusan pemberdayaan perempuan diarahkan pada upaya meningkatkan kedudukan, peran dan kualitas perempuan serta upaya mewujudkan
kesetaraan
dan
keadilan
gender
dalam
kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan urusan Perlindungan anak dimaksudkan untuk memberikan perlindungan, keamanan dan kenyamanan kepada anak (mulai dari masih dalam kandungan hingga usia 18 tahun) sehingga proses tumbuh kembang anak berjalan dengan baik. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak adalah upaya terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan untuk meningkatkan wawasan, kepedulian, perhatian, kapasitas perempuan, dan perlindungan anak.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
194
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
11.1. Program dan Kegiatan Program
dan
kegiatan
pada
Urusan
Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak yang dilaksanakan oleh 2 SKPD, yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMP-KB) Kabupaten Pekalongan tahun 2015 adalah sebagai berikut : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Peningkatan
Kelembagaan
Pangarusutaman
Gender,
dengan Kegiatan Pengarusutamaan Gender (Provinsi). Badan
Pemberdayaan
Masyarakat,
Perempuan
dan
Keluarga Berencana (PMP-KB) a. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan, dengan Kegiatan Advokasi dan sosialisasi kebijakan tentang perlindungan terhadap korban kekerasan berbasis gender dan anak. b. Program
Penguatan
Kelembagaan
dan
Pengarusutamaan Gender dan Anak, dengan kegiatankegiatan sebagai berikut : 1) Fasilitasi Dan Evaluasi Penyusunan Anggaran Responsif Gender (ARG); 2) Fasilitasi
Pengembangan
Pusat
Pelayanan
Terpadu
Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A); 3) Fasilitasi Dan Advokasi Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA). c. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Penanganan
Pengaduan
Dan
Koordinasi
Penanganan
Korban Tindak Kekerasan Perempuan Dan Anak;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
195
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
2) Pelatihan
Petugas
Pelayanan
Dan
Pendampingan
Penanganan KDRT, TPPO Dan Anak; 3) Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu Dan Bayi (GSIB). d. Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan, dengan Kegiatan Pemberdayaan perempuan di pedesaan. Kecamatan di Kabupaten Pekalongan a. Program Peningkatan Peran Perempuan dan Anak di Pedesaan dengan Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Peran Perempuan Dan Anak di Pedesaan. b. Program Peningkatan Peran Perempuan di Pedesaan, dengan Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Peran Perempuan dan Anak Di Pedesaan. 11.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program dan Kegiatan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dianggarkan melalui belaja langsung (tidak termasuk belanja langsung rutin SKPD) sebesar Rp471.500.000,00 dan realisasi sebesar Rp457.296.250,00 atau 96,99% (Rincian realisasi kegiatan terlampir) Capaian
realisasi
program
dan
kegiatan
Urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terlihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.52 Capaian Indikator Tahun 2015 NO 1
INDIKATOR KINERJA Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
TAHUN 2015
SATUAN
CAPAIAN 2014
TARGET
REALISASI
%
%
45,43
27,50
44,80
162,91
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
NAIK / TURUN (%) -1,39
196
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
NO 2
3 4
5 6 7 8
9 10
SATUAN
CAPAIAN 2014
TARGET
REALISASI
%
Jumlah kebijakan yang mendukung pelaksanaan PUG di bidang ekonomi, sosial, politik dan hukum dalam bentuk Perda dan Perbup Partisipasi perempuan di lembaga legislatif
buah
2
4
4
100,00
NAIK / TURUN (%) 0,00
%
22,22
10,00
22,22
222,20
0,00
Penyelesaian pengaduan korban tindak kekerasan dan diskriminasi Jumlah P2TP2A di tingkat kabupaten dan kecamatan Rasio KDRT
%
100
95
100
105,26
0,00
Unit
20,00
19
20,00
105,26
0,00
0,0019
0,030
0,0010
3,33
-47,37
%
54,24
11,00
41,44
376,73
-23,60
%
100
100
100
100
0,00
unit
35
6
35
583,33
0,00
%
99,72
100
100
100
0,28
INDIKATOR KINERJA
Partisipasi angkatan kerja perempuan Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan Jumlah focal point yang terbentuk Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun ke atas Sumber
:
TAHUN 2015
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan KB Kab. Pekalongan, 2016
a.
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dapat dilihat dalam tabel bahwa capaian pada tahun 2015 sebesar 44,80% atau mengalami penurunan sebesar 1,39% dibandingkan capaian tahun 2014 sebesar 45,43%. Namun capaian tersebut sudah jauh di atas target RPJMD tahun 2015 sebesar
27,50%.
Penurunan
tersebut
disebabkan
oleh
menurunnya jumlah perempuan dalam jabatan-jabatan publik di lembaga pemerintah.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
197
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
b.
Jumlah kebijakan yang mendukung pelaksanaan PUG di bidang ekonomi, sosial, politik dan hukum dalam bentuk Perda dan Perbup tahun 2015 sebanyak 4 buah, mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 sebanyak 2 buah. Capaian tersebut sama dengan target RPJMD tahun 2015. Peningkatan jumlah kebijakan terjadi pada jumlah perbup yang diterbitkan sebagai tindak lanjut dari Perda tentang Pengarusutamaan Gender.
c.
Partisipasi perempuan di lembaga legislatif tahun 2015 sebesar 22,22% sama seperti capaian tahun 2014. Capaian tersebut di atas target RPJMD tahun 2015 sebesar 10,00%. Peningkatan
capaian
perempuan
di
lembaga
legislatif
disebabkan makin banyaknya jumlah perempuan di lembaga legislatif pada pemilu tahun 2014. Peningkatan tersebut sekaligus mengindikasikan makin terbukanya kesempatan dan penerimaan masyarakat tehadap kiprah perempuan di bidang politik. d.
Penyelesaian
pengaduan
korban
tindak
kekerasan
dan
diskriminasi yang dilaporkan tahun 2015 dapat diselesaikan 100%. Capaian tersebut di atas target RPJMD tahun 2015 sebesar 95%. Keberhasilan penyelesaian pengaduan korban dimungkinkan stakeholder
oleh Pusat
makin
kuatnya
Pelayanan
sinergi
Terpadu
di (PPT)
antara dan
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan tindak kekerasan
dan
diskriminasi
di
masyarakat.
Pada
saat
bersamaan juga menunjukkan makin terbukanya masyarakat atas perbedaan dan berkembangnya sikap pluralitas di masyarakat. e.
Jumlah P2TP2A di tingkat kabupaten dan kecamatan sebanyak 20 unit terdiri dari 1 unit di tingkat kabupaten dan 19 unit di tingkat kecamatan. Keberadaan P2TP2A di semua kecamatan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
198
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
ini diharapkan dapat menekan angka kekerasan berbasis gender
dan
anak.
Pada
saat
bersamaan
juga
dapat
menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di tingkat lapangan. f.
Rasio KDRT pada tahun 2015 sebesar 0,0010%, lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar 0,0019% dan target RPJMD tahun 2015 sebesar 0,030%. Penurunan Kabupaten
ini
menunjukan
Pekalongan
untuk
keberhasilan terus
Pemerintah
melakukan
fasilitasi
pendampingan dan advokasi penanganan pengaduan kasuskasus kekerasan dalam rumah tangga. g.
Partisipasi angkatan kerja perempuan perempuan pada tahun 2015
sebesar 41,49%, mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun 2014 sebesar 54,24%. Namun capaian tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 sebesar 11,00%. Penguatan ekonomi kelompok perempuan memberi andil yang berarti bagi peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan. Hal ini menunjukkan kelompok perempuan mempunyai peran yang cukup penting dalam pembangunan di Kabupaten Pekalongan. h.
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan pada tahun 2015 sebesar 100% sama seperti tahun 2014. Namun jika dilihat dari jumlahnya, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak pada tahun 2015 sebanyak 24 kasus, mengalami penurunan sebesar 20,83% dibandingkan
dengan
tahun
2014 sebanyak 29
kasus.
Penurunan tersebut menunjukkan keberhasilan Pemerintah Kabupaten
Pekalongan
dalam
menumbuhkan
kesadaran
masyarakat menekan terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sedangkan Keberhasilan penyelesaian pengaduan korban dimungkinkan oleh makin kuatnya sinergi di antara stakeholder Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) dan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
199
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
meningkatnya kemampuan aparat PPT dalam menangani kasus – kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. i.
Jumlah focal point yang terbentuk sebanyak 35 unit, lebih tinggi dari target RPJMD tahun 2015 sebesar 6 unit. Banyaknya
focal
menunjukkan menyusun
point
Pengarusutamaan
banyaknya
kebijakan,
satuan
program
kerja
Gender
di
dan
(PUG)
daerah
kegiatan
yang
dengan
berperspektif gender. Pemerintah Kabupaten Pekalongan mendorong dan memfasilitasi pelaksanaan analisis gender pada setiap kebijakan, program dan kegiatan SKPD. j.
Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun ke atas pada tahun 2015 sebesar 100%, sama dengan target RPJMD tahun 2015. Capaian angka melek huruf tersebut lebih tinggi dibandingkan
dengan
tahun
2014
sebesar
99,72%.
Peningkatan angka melek huruf perempuan disebabkan makin tingginya
kesadaran
dan
partisipasi
perempuan
dalam
pendidikan dasar dan program melek huruf. Pemelekan huruf kaum
perempuan
kehidupan
diharapkan
sehari-hari
sehingga
dapat dapat
diterapkan
pada
mengembangkan
kondisi sosial dan ekonominya. 11.3. Permasalahan dan Solusi a.
Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan Urusan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
adalah : 1) Kurangnya regulasi yang mendukung kegiatan Kabupaten Layak Anak; 2) Belum optimalnya kerjasama / koordinasi SKPD;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
200
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
3) Terbatasnya SDM terlatih di bidang penanganan dan pendampingan korban kekerasan; 4) Terbatasnya sarana prasarana konnseling bagi korban kekerasan; 5) Belum semua SKPD memiliki komitmen dan pemahaman yang sama untuk melaksanakan PUG; 6) Pembangunan berperspektif gender belum sepenuhnya terintegrasi dalam dokumen perencanaan; 7) Masih rendahnya tingkat kesejahteraan anak dilihat dari kualitas pendidikan serta kualitas kesehatan dan gizi; 8) Belum optimalnya perlindungan anak terutama pada aspek hukum dan ketenagakerjaan; 9) Belum memadainya infrastruktur bagi tumbuh kembang anak. b. Solusi Langkah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Mendorong
ditetapkannya
regulasi
yang
mendukung
Kabupaten Layak Anak; 2) Peningkatan kerjasama / koordinasi antar lintas SKPD; 3) Peningkatan
kapasitas
SDM
untuk
penanganan
dan
pendampingan korban kekerasan; 4) Pemenuhan sarana dan prasarana konseling bagi korban kekerasan; 5) Peningkatan pemahaman dan komitmen pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) pada semua stakeholder; 6) Mengintegrasikan program dan kegiatan secara terpilah dalam penganggaran responsif gender.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
201
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
12. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA Penyelenggaraan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan sasaran terwujudnya Norma Keluarga Kecil yang Berkualitas dan Sejahtera. 12.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan pada urusan Keluarga Berencana dan
Keluarga
Sejahtera
yang
dilaksanakan
oleh
Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMP-KB) Kabupaten Pekalongan tahun 2015 adalah sebagai berikut : a. Program Keluarga Berencana, dengan kegiatan : 1) Penyediaan
pelayanan keluarga berencana dan
alat
kontrasepsi bagi keluarga miskin; 2) Pelayanan KIE; 3) Peningkatan perlindungan hak reproduksi indiviidu; 4) Pembinaan keluarga berencana; 5) Pengadaan
balai
penyuluh
KB
di
kecamatan
dan
perlengkapannya; 6) Pengadaan
kendaraan
fungsional
pengangkut
calon
akseptor KB; 7) Pembinaan kelangsungan hidup ibu bayi dan anak (KHIBA); 8) Kegiatan Pengadaan sarana KIE pendidikan kependudukan kit. b. Program Pelayanan Kontrasepsi, dengan kegiatan : 1) Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB; 2) Pelayanan KB medis operasi. c. Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB / KR Yang Mandiri, dengan kegiatan :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
202
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
1) Operasional Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD); 2) Pendampingan pendataan keluarga dan pemutakhiran data keluarga. d. Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi Konseling dan Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR), dengan kegiatan : 1) Pembinaan dan pengembangan Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR); 2) Pengadaan Genre Kit; 3) Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PAUD dengan kegiatan Pengadaan BKB Kit. 12.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dilaksanakan dengan anggaran belanja langsung (tidak termasuk belanja langsung rutin SKPD) sebesar Rp2.694.299.100,00 dan terealisasi sebesar Rp2.630.050.975,00 atau 97,62%. (Rincian Realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Capaian
realisasi
program
dan
kegiatan
Urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terlihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.53 Indikator Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera NO. 1 2 3 4
5
SATUAN
CAPAIAN 2014
TARGET
REALISASI
%
Rata-rata jumlah anak per keluarga Cakupan peserta KB aktif Unmetneed
Anak
2,3
2,2
2,3
104,55
NAIK / TURUN (%) 0,00
%
80,15
85
80,22
94,93
0,09
9,99
4,9
10,14
206,94
1,50
Persentase peserta KB mandiri yang tergabung dalam UPPKS Rasio PLKB dengan desa / kelurahan
%
82,87
87,5
82,87
94,71
0,00
%
1:5
1:3
1:6
104,76
1,54
INDIKATOR KINERJA
2015
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
203
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
NO. 6 7 8
INDIKATOR KINERJA Persentase keluarga Pra Sejahtera / Sejahtera I Cakupan PUS dengan istri usia di bawah 20 tahun Cakupan anggota BKB yang ber KB
SATUAN
CAPAIAN 2014
TARGET
REALISASI
%
%
43,57
43,57
43,57
100,00
NAIK / TURUN (%) 0,00
%
2,38
1,6
2,38
148,75
0,00
%
77,17
74
76,84
103,84
-0,43
2015
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Pekalongan, 2016
a.
Pasangan usia subur di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2015 sebanyak 178.852 orang. PUS dari keluarga pra sejahtera dan sejahtera I sebanyak 76.382 orang (42,71%). PUS yang mendapat jaminan kesehatan nasional sebanyak 125.959 orang dengan rincian 62.687 orang Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan 63.272 orang bukan PBI.
b.
Cakupan peserta KB aktif pada tahun 2015 sebesar 80,22% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 80,15%, ada kenaikan sebesar 1,09%.
c.
Rata-rata jumlah anak per keluarga pada tahun 2015 sebesar 2,3 anak sama seperti capaian tahun 2014. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 sebesar 2,2.
12.3. Permasalahan dan Solusi a.
Permasalahan Permasalahan
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan
Urusan Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera adalah : 1) Masih tingginya angka kelahiran total (TFR) dibandingkan dengan kondisi ideal sebesar 2,1 anak per perempuan usia produksi dan disparitas antar wilayah desa-kota serta antar kelompok sosial ekonomi;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
204
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
2) Masih rendah dan tidak signifikannya kenaikan pemakaian kontrasepsi (CPR) dan masih terdapat disparitas antar wilayah dan tingkat kesejahteraan; 3) Relatif masih rendah Pasangan Usia Subur (PUS) yang memilih menggunakan kontrasepsi jangka panjang/MKJP seperti IUD (Intra Uterine Device), Implan Removal, Metode Operasi Wanita dan Pria (MOW dan MOP), dan lebih banyak menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek seperti suntikan dan pil; 4) Masih tingginya angka drop out (termasuk kegagalan dan komplikasi) dalam pemakaian alat kontrasepsi; 5) Masih rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB; 6) Masih tingginya kebutuhan ber-KB yang tidak/belum terpenuhi (Unmet Need), dengan disparitas yang tinggi antar wilayah desa-kota serta antar kelompok sosial ekonomi; 7) Masih
rendahnya
pengetahuan
orang
tua
dalam
pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak; 8) Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran remaja dan PUS tentang KB dan kesehatan reproduksi; 9) Masih terbatasnya kapasitas tenaga dan kelembagaan program KB; 10) Belum sinergisnya kebijakan pengendalian penduduk; 11) Masih terbatasnya ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan. b. Solusi Solusi yang dilakukan untuk mengatasi persoalanpersoalan tersebut diantaranya : 1) Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB melalui pembinaan akseptor KB;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
205
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
2) Penurunan disparitas akses dan kualitas pelayanan KB antar wilayah melalui pelayanan khusus di wilayah terpencil dan wilayah kumuh miskin; 3) Peningkatan peserta KB pria dalam rangka mewujudkan kesetaraan gender dalam ber-KB; 4) Penurunan
drop
out
akseptor
dengan
penyediaan
pelayanan penggunaan MKJP, pelayanan efek samping serta pelayanan KB pasca melahirkan dan keguguran; 5) Penguatan advoksi dan KIE KB guna meningkatkan pemahaman tentang KB dan Kesehatan reproduksi bagi PUS dan remaja; 6) Penguatan kelembagaan KKB dan kapasitas ketenagaan KKB dengan melakukan sosialisasi UU Nomor 52 tahun 2009
tentang
Perkembangan
Kependudukan
dan
Pembangunan Keluarga; 7) Penguatan unit pelayanan KB di tingkat lapangan dengan penyediaan
sarana
dan
prasarana
bagi
klinik
KB
pemerintah dan swasta; 8) Peningkatan kapasitas tenaga lini lapangan KB dan tenaga pelayanan medis KB serta penguatan Institusi Masyarakat perdesaan/Perkotaan (IMP) atau kader KB; 9) Pembinaan keluarga melalui BKB, BKR, BKL, keluarga remaja, keluarga Lansia, pembinaan remaja melalui PIK remaja serta pemberdayaan ekonomi keluarga dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kesertaan ber-KB; 10) Peningkatan kerjasama kependudukan dalam pendidikan; 11) Peningkatan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan yang memadai.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
206