PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
19. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi yang membawa berbagai konsekuensi yang tidak hanya terhadap dinamika kehidupan politik nasional, melainkan juga terhadap dinamika sistem-sistem lain yang menunjang penyelenggaraan kehidupan kenegaraan. Pembangunan sistem politik yang demokratis tersebut diarahkan agar mampu mempertahankan keutuhan wilayah Republik Indonesia dan makin mempererat persatuan dan kesatuan Indonesia yang akan memberikan ruang yang semakin luas bagi perwujudan keadilan sosial dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Perkembangan
pembaharuan
politik
dalam
segenap
aspek
kehidupan masyarakat, yang dikenal dengan reformasi membawa implikasi yang sangat luas terhadap kehidupan politik dan orientasi penyelenggaraan pemerintahan serta terwujudnya demokratisasi yang diharapkan sesuai UUD 1945 dan Pancasila. Demokratisasi yang berjalan telah membuka perspektif baru menyangkut interaksi antar pemerintah dan masyarakat. Dalam rangka mendukung terselenggaranya pembangunan daerah secara dinamis diperlukan keamanan dan ketertiban umum melalui langkah-langkah antisipatif terhadap munculnya kerawanan-kerawanan sosial, politik, ekonomi, bencana dan kejadian-kejadian menonjol yang meresahkan masyarakat serta meningkatkan stabilitas keamanan wilayah dalam suasana iklim politik yang nyaman dan kondusif. Adanya
berbagai
kecenderungan
perubahan
paradigma
pembangunan dan pemerintahan termasuk dinamika kemasyarakatan, maka tidak ada pilihan lain bagi pemerintah harus melakukan perubahan pola kerja dengan paradigma baru yang berorientasi pada pemberian pelayanan sebaik-baiknya terhadap masyarakat. Tujuan Pembangunan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik adalah menciptakan lingkungan yang aman dan tertib serta antisipatif terhadap munculnya kerawanan-kerawanan sosial, politik, ekonomi dan bencana
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
216
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
yang meresahkan masyarakat serta meningkatkan iklim politik yang kondusif dan stabilitas politik daerah guna mendukung terselenggaranya pembangunan daerah secara dinamis. Urusan wajib penyelenggaraan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan urusan yang komprehensif meliputi berbagai elemen strategis yang memiliki dampak luas terhadap stabilitas politik daerah untuk menunjang penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta iklim investasi daerah. Konsekuensinya beragam permasalahan yang berkaitan dengan disintegrasi, ideologi dan politik, ekonomi, sosial dan budaya, kerukunan hidup beragama dan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang menjadi bagian dan tantangan yang harus diselesaikan secara bijaksana tidak ada pihak-pihak yang merasa kalah atau dirugikan. 19.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada Tahun 2014 dilaksanakan oleh 2 SKPD yaitu Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik serta Sekretariat Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja adalah : Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik a. Program Peningkatan
Keamanan
dan Kenyamanan
Lingkungan, dengan kegiatan : 1) Koordinasi Pelaksanaan Pengamanan Hari Raya, Natal dan Tahun Baru; 2) Antisipasi Pengamanan Wilayah; 3) Komunitas Intelijen Daerah (Kominda); 4) Fasilitasi Tim Terpadu Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri Tingkat Kabupaten Pekalongan. b. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan, dengan kegiatan Peningkatan Kesadaran Masyarakat Akan Nilai-Nilai Luhur Budaya Bangsa.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
217
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
c. Program
Kemitraan
Pengembangan
BAB IV
Wawasan
Kebangsaan, dengan kegiatan : 1) Pengawasan Orang Asing; 2) Fasilitasi
Pemasyarakatan
dan
Revitalisasi
Nilai-Nilai
Pancasila. d. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan, dengan kegiatan : 1) Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Bidang Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat; 2) Fasilitasi Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB); 3) Fasilitasi Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM). e. Program Pendidikan Politik Masyarakat, dengan kegiatan Koordinasi dengan Pengurus Parpol Terwakili. f.
Program Pembinaan Organisasi Masyarakat Sipil, dengan kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan Penerbitan Surat Keterangan Terdaftar Bagi Ormas/LSM di Lingkungan Pemerintah Kab. Pekalongan.
Sekretariat Daerah Program
Peningkatan
Keamanan
dan
Kenyamanan
Lingkungan, dengan kegiatan Pemilihan Legislatif dan Presiden serta Wakil Presiden Tahun 2014. Satuan Polisi Pamong Praja a. Program Pemeliharaan Kamtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal, dengan kegiatan : 1) Pengamanan dan Pengawalan Pejabat Pusat dan Daerah; 2) Pengamanan Acara Pemda, Hari-hari Besar Keagamaan dan Nasional Daerah; 3) Patroli Wilayah;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
218
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
b. Program Penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah, dengan kegiatan : 1) Operasi Penegakan Perda dan Produk Hukum Daerah Lainnya 2) Penertiban Periklanan 3) Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal (DBHCHT). 19.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan
Kesatuan
Bangsa
dan
Politik
Dalam
Negeri
dilaksanakan dengan anggaran Belanja Langsung Urusan (tidak termasuk
Belanja
Langsung
rutin
SKPD)
sebesar
Rp2.844.026.000,00 dan terealisasi sebesar Rp2.760.659.650,00 atau 97,07%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian
target
indikator
sasaran
keberhasilan
pembangunan untuk Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat dilihat lebih rinci dari outcome yang telah dicapai selama tahun 2014 sebagai berikut : Tabel 4.44 Indikator Capaian Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri TAHUN 2014 TARGET REALISASI
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
CAPAIAN 2013
1.
Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas, OKP.
Kegiatan
4
4
3
75,00
2.
Jumlah Lembaga swadaya Masyarakat (LSM)
Lembaga
26
26
29
111,54
3.
Jumlah Organisasi Kemasyarakat (Orkemas)
Lembaga
71
71
70
98,59
4.
Kegiatan Pembinaan Politik Daerah
Kegiatan
4
4
2
50,00
5.
Operasi Penegakkan Peraturan Daerah & Peraturan Perundangan lainnya Penertiban Periklanan Pengamanan dan Pengawalan Pejabat Pusat dan Daerah Pengamanan Acara Pemda, HariHari Besar Keagamaan dan Nasional Daerah
Kec
10
19
10
52,63
Kec Acara
12 110
19 77
12 73
63,15 94,80
Acara
17
20
20
100
NO.
6. 7. 8.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
%
219
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
NO.
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
CAPAIAN 2013
9. 10.
Patroli Wilayah Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal (DBHCHT)
Keg Keg
30 104
BAB IV
TAHUN 2014 TARGET REALISASI 40 102
40 102
% 100 100
Sumber : Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik dan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Pekalongan, 2014
a. Dari tahun 2010 sampai 2011 jumlah orkemas tidak mengalami peningkatan yaitu 64 lembaga, namun pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 67 lembaga dan pada Tahun 2013 menjadi 71 lembaga serta tahun 2014 kembali lagi pada posisi 70 lembaga. Meningkatnya jumlah Orkemas pada tahun 2013 lebih disebabkan terdapatnya lembaga-lembaga baru yang mengajukan SKT dan aktif bergerak sesuai bidang kemampuannya maupun lembaga lama yang sudah berakhir masa berlakunya SKT namun mengajukan perpanjangan lagi. Sedangkan menurunnya jumlah Orkemas pada tahun 2014 lebih disebabkan karena sudah berakhirnya masa SKT namun tidak mengajukan lagi perpanjangan SKT sehingga bayaknya Orkemas yang tidak aktif. Pada tahun 2013 dari target 100% terealisasi sebesar 105,97%
(tercapai melebihi target yang
ditetapkan), namun pada tahun 2014 dari 100% target yang di tetapkan hanya tercapai 98,59% (Tidak tercapai sesuai target yang ditetapkan). b. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 menunjukan angka yang selalu meningkat dari tahun ke tahun yaitu tahun 2011 (19 lembaga), tahun 2012 (26 lembaga), tahun 2013 (26 lembaga) dan tahun 2014 (29 lembaga). Kondisi meningkatnya jumlah LSM dari tahun ketahun lebih disebabkan makin meningkatnya ketertiban LSM dalam melaksanakan kegiatan sesuai bidang masingmasing baik dari sisi administrasi maupun di lapangan sebagai
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
220
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
persyaratan pengajuan perpanjangan SKT serta meningkatnya jumlah LSM baru yang mengajukan pendaftaran SKT. c.
Sasaran kegiatan operasi penegakan peraturan daerah dan penyelenggaraan ketertiban umum di Kabupaten Pekalongan adalah
melakukan
tindakan
penyelidikan
dan
tindakan
administratif terhadap masyarakat, aparatur atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah (perda) serta melakukan tindakan penertiban non yustisial terhadap masyarakat, aparatur atau badan hukum. Obyek operasi adalah izin pendirian usaha yang terdiri dari IMB, izin Gangguan (HO), IUI, SIUP, TDP dan izin Lingkungan yang diatur dalam Peraturan Daerah. 19.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan 1) Masih rendahnya pendidikan politik dan demokratisasi bagi masyarakat; 2) Kurangnya kewaspadaan masyarakat terhadap munculnya
konflik
yang
berkaitan
potensi dengan
Ipoleksosbudhankam; 3) Degradasi moral dan etika bangsa akibat terkikisnya rasa kebangsaan (nasionalisme); 4) Rendahnya semangat patriotisme/jiwa kepahlawanan; 5) Kurangnya pemahaman terhadap empat Pilar Kebangsaan; 6) Rendahnya implementasi/penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari; 7) Kurang harmonisasi antar umat beragama; 8) Masih rendahnya implementasi nilai-nilai luhur budaya bangsa didalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa sehari-hari;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
221
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
9) Perlunya pembinaan terhadap tokoh, pelaku seni dan budaya di Kabupaten Pekalongan; 10) Kurangnya pembinaan terhadap potensi kearifan lokal guna meningkatkan ketahanan ekonomi; 11) Kurangnya Sosialisasi Perda dan Peraturan Perundangundangan lainnya; 12) Kurangnya pengetahuan dan informasi tentang Peraturan Perundang-undangan; 13) Keterbatasan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk lebih menunjang pelaksanaan tugas pokok. b. Solusi 1) Meningkatkan pendidikan politik bagi masyarakat; 2) Peningkatan pembinaan kewaspadaan dini masyarakat; 3) Peningkatan
pemahaman
nasionalisme
(wawasan
Kebangsaan) bagi seluruh elemen masyarakat (tomas, toga, towa, toda) dan Kelembagaan (Orkemas/LSM/LNL); 4) Menumbuhkan jiwa patriotisme, kesadaran masyarakat untuk menghargai nilai-nilai kepahlawanan serta kesadaran bela negara melalui peningkatan
SDM aparat dan
masyarakat tentang patriotik dan bela negara dengan pelatihan dan pendidikan; 5) Reaktualisasi
empat
pilar
kebangsaan
dengan
menempatkan mata pelajaran empat pilar kebangsaan kedalam kurikulum pendidikan Tingkat Dasar, Menengah dan Atas; 6) Peningkatan masyarakat
komunikasi/ dan
dialog
pemerintah
interaktif
antara
tentang
empat
pilar
kerukunan
antar
umat
kebangsaan; 7) Peningkatan harmonisasi
dan
beragama;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
222
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
8) Penguatan
Nilai-Nilai
Luhur
Budaya
BAB IV
Bangsa
melalui
Peringatan Hari Jadi, HUT dan Hari-Hari Besar Nasional bagi aparat pemerintah dan masyarakat; 9) Penguatan seni dan budaya tradisional melalui pembinaan tokoh dan pelaku seni dan budaya; 10) Perlunya pembinaan terhadap potensi kearifan lokal guna meningkatkan ketahanan ekonomi; 11) Penyiapan dan pembekalan personil dengan keterampilan tentang penyidikan; 12) Penambahan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan sesuai tugas pokok.
20. URUSAN
OTONOMI
ADMINISTRASI
DAERAH,
KEUANGAN
PEMERINTAHAN
DAERAH,
PERANGKAT
UMUM, DAERAH,
KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN Pemerintahan yang sentralistik di masa lalu terbukti menghasilkan kesenjangan pembangunan yang sangat mencolok antara pusat dan daerah.
Dengan
adanya
otonomi
daerah
terbuka
peluang
untuk
mempersempit kesenjangan pembangunan tersebut dengan menarik pusat-pusat perekonomian ke daerah dan mendekatkan pelayanan publik pada masyarakat. Gairah perekonomian yang meningkat dan pelayanan yang semakin baik di daerah akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan kemampuan berusaha. Otonomi
daerah
diagendakan
bukan
hanya
dalam
rangka
mempertahankan keutuhan bangsa di dalam keberagaman dan hanya sekedar penyerahan wewenang pemerintahan dari pusat ke daerah, tetapi juga mencakup
agenda penyertaan
masyarakat
di
dalam
proses
pemerintahan itu sendiri. Komitmen dari reformasi birokrasi telah menjadi kewajiban pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk mewujudkan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
223
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
kepemerintahan yang baik (good governance) dan kepemerintahan yang bersih (clean governance). Reformasi birokrasi sebagai tuntutan dinamika masyarakat dengan menitikberatkan pada area perubahan yang antara lain adalah : a. Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing); b. Sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance; c. Regulasi yang tertib, tidak tumpang tindah, dan kondusif; d. SDM
aparatur
yang
berintegritas,
netral,
kompeten,
kapabel,
profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera; e. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; f. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; g. Pelayanan prima yang sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat; h. Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi. Selain birokrasi yang baik, maka perlu didukung oleh masyarakat yang sadar hukum. Kesadaran hukum masyarakat yang dinamis dan sangat tergantung kepada bagaimana penegakan hukum itu dilakukan membutuhkan suatu proses yang cukup panjang agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Komitmen publik untuk melakukan berbagai upaya
pengawasan
membutuhkan
dan
peningkatan
upaya-upaya
kualitas
peningkatan
di
pelaksanaan
berbagai
faktor
hukum yang
mendukung. Untuk mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang bersih, pengawasan menjadi agenda penting seperti sinergi pengawasan internal, efektivitas
pengawasan
eksternal,
pengawasan
masyarakat/sosial,
pengawasan legislatif dan juga pengawasan melekat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa fungsi pengawasan yang dilakukan DPRD
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
224
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
terhadap Pemerintah Daerah bersifat pengawasan kebijakan dan bukan pengawasan teknis. Disamping pengawasan tersebut pengawasan oleh masyarakat (kontrol sosial) diperlukan dalam mewujudkan peran serta masyarakat guna menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, bersih, dan bebas dari korupsi, kolusi serta nepotisme. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh Bupati adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar penyelenggaraan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Pekalongan
dan
Pemerintahan Desa di Kabupaten Pekalongan berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pengawasan dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah sesuai dengan bidang kewenangannya masing-masing, yang dalam hal ini oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah yaitu Inspektorat Kabupaten Pekalongan. Pelaksanaan Bidang Pemerintahan umum Pemerintah Kabupaten Pekalongan didukung oleh 19 kecamatan untuk melaksanakan pelimpahan sebagian wewenang Bupati dalam menangani sebagian urusan otonomi daerah dan tugas umum pemerintah daerah. 20.1. Program dan Kegiatan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dilaksanakan oleh : (1) Sekretariat DPRD, (2) Inspektorat, (3) Badan
Kepegawaian
Daerah,
(4)
Dinas
Pendapatan
dan
Pengelolaan Keuangan Daerah, (5) Sekretariat Daerah yang meliputi Bagian Umum, Bagian Tata Pemerintahan, Bagian Hukum, Bagian Humas, Bagian Organisasi dan Kepegawaian, Bagian Pembangunan, Bagian Kesra, Bagian Perekonomian dan Bagian Asset, serta (6) 19 Kecamatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Program
dan
kegiatan
yang
dilaksanakan
berkenaan
dengan penyelenggaraan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
225
Umum,
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Administrasi
Daerah,
Keuangan
Daerah,
Perangkat
Kepegawaian dan Persandian Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Sekretariat Daerah a. Program
Pengembangan
Data/Informasi,
melalui
Kegiatan Identifikasi, Inventarisasi dan Pendataan Nama Rupabumi. b. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan kegiatan : 1) Fasilitasi
koordinasi
antar
daerah
Kabupaten
seluruh
Indonesia. 2) Koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Lainnya 3) Biaya Rumah Tangga Bupati dan Wakil Bupati c. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian,
dengan
kegiatan
Penyusunan
Laporan
Penyeleenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD). d. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah, dengan kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan Kerjassama Daerah. e. Program
Penataan
Daerah
Otonomi
Baru,
dengan
kegiatan Pemeliharaan dan Pembuatan Batas Kecamatan di Wilayah Kabupaten Pekalongan. f.
Program Penerapan Keperintahan Yang Baik, dengan kegiatan Peningkatan Kemampuan Aparat Kecamatan.
g. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan, dengan
kegiatan
Fasilitasi
Penyaluran
Bantuan
kepada
Pemerintah Desa. h. Program Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam
Membangun
Desa,
dengan
kegiatan
Fasilitasi
Permasalahan Pemerintah Desa.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
226
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
i.
BAB IV
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa, dengan kegiatan : 1) Pembinaan Administrasi Desa dan Kelurahan. 2) Bimbingan Teknis Kepala Desa se-Kabupaten Pekalongan. 3) Pendampingan dan pendataan Aparatur Pemerintah Desa Penerima TPAPD.
j.
Program Pengintensifikasian Penanganan Pengaduan Masyarakat, dengan kegiatan Penanganan Perkara Litigasi dan Non Litigasi.
k. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan, dengan kegiatan : 1) Publikasi Peraturan Perundang-undangan. 2) Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDI Hukum). 3) Penyediaan Bahan Bacaan Peraturan Perundang-undangan. 4) Fasilitasi dan Koordinasi Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan. 5) Rapat Kerja Program Legislasi Daerah. 6) Harmonisasi dan Sinkronisasi Produk Hukum Daerah dan Desa. 7) Koordinasi, Kajian Kerja Sama dan Permasalahan Peraturan Perundang-undangan. 8) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Daerah. 9) Koordinasi Kajian Kerjasama dan Permasalahan Peraturan Perundang-undangan. 10) Penyuluhan Hukum. 11) Rapat Koordinasi Pencegahan Tindak Pidana Korupsi. 12) Pengiriman Peserta LCC Keluarga Sadar Hukum Tingkat Bakorwil dan Provinsi. 13) Penyusunan Raperda Bantuan Hukum.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
227
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
l.
Program
Perlindungan
dan
Penegakan
BAB IV
Hak
Asasi
Manusia, dengan kegiatan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia. m. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah, dengan kegiatan : 1) Peningkatan Kualitas Pelayanan Kegiatan Protokoler acara Resmi Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah 2) Kegiatan Pers Tour. n. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan : 1) Koordinasi pengendalian dan pelaporan kegiatan. 2) Penyusunan Buku Laporan Perkembangan Pelaksanaan Belanja Langsung APBD, Bantuan Kab/Kota
dan Tugas
Pembantuan dan Dekon. 3) Bintek Penggunaan SIM Pelaporan BL APBD, Bantuan Kab/Kota dan Tugas Pembantuan. 4) Sosialisasi dan Diseminasi Peraturan Perundang-undangan Jasa Konstruksi dan Peraturan Lainnya yang terkait. 5) Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Pekalongan. 6) Visualisasi Kegiatan fisik APBD Kabupaten Pekalongan. 7) Penyusunan Standarisasi Dokumen Pengadaan Barang/Jasa dan Kontrak. 8)
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD.
9) Penyusunan
Daftar
Kebutuhan
Barang
Milik
Daerah
(DKBMD) dan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Daerah (DKPBD). 10) Penyusunan Laporan Barang Milik Daerah.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
228
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
o. Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk
HIV/AIDS,
dengan
kegiatan
Penyuluhan
Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS p. Program Pembinaan Panti Asuhan dan Panti Jompo, dengan kegiatan Buka puasa bersama Bupati Pekalongan dengan Anak yatim/panti dan pemuda/masyarakat. q. Pengembangan Nilai Budaya, dengan kegiatan : 1) Penyelenggaraan dan Pengiriman MTQ/STQ/MHQ Kab. Pekalongan 2) Fasilitasi Peningkatan Nilai-Nilai Keyakinan Masyarakat r.
Program Pelayanan Masyarakat, dengan kegiatan : 1) Pendampingan dan Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji 2) Pemberangkatan dan Pemulangan Jamaah Haji (Non BPIH) 3) Fasilitasi Pembinaan Paguyuban Warga Kab.Pekalongan di Jakarta 4) Fasilitasi Tim Pembinaan UKS Kab. Pekalongan 5) Fasilitasi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
s. Program
Penyediaan
Pelayanan
Administrasi
Kepegawaian, dengan kegiatan Penyediaan Pengelolaan Tata Usaha Kepegawaian Sekretariat Daerah. t.
Program Perencanaan Pembangunan
Daerah,
dengan
kegiatan : 1) Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LAKIP PEMKAB) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2) Penyusunan Penetapan Kinerja Pemerintah Daerah. u. Program
Penataan
Daerah
Otonomi
Baru,
dengan
kegiatan : 1) Evaluasi Kinerja Pelayanan Publik 2) Analisis Beban Kerja 3) Sosialisasi IKM dan Standar Pelayanan 4) Analisis Jabatan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
229
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
5) Penyusunan dan Sosialisasi Tata Naskah Dinas. v. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan kegiatan : 1) Pendidikan dan Pelatihan Formal. 2) Road Map Reformasi Birokrasi 3) Evaluasi Kinerja SKPD. 4) Bimbingan
Teknis
Penyusunan
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. 5) Kegiatan Bimbingan Teknis Standar Pelayanan Minimal (SPM). w. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan kegiatan : 1) Penunjang
Pemanfaatan
Aset
Pemerintah
Kabupaten
Pekalongan. 2) Penyusunan Standarisasi Biaya Kegiatan dan Honorarium, Biaya
Pemeliharaan
dan
Standarisasi
Harga
Barang
Kebutuhan Pemerintah Kabupaten Pekalongan. 3) Pelaksanaan Sertifikasi Aset Daerah. 4) Lelang Barang Daerah. 5) Penunjang Penghapusan Aset Daerah. 6) Penunjang Pengamanan Aset Daerah 7) Pembinaan Pengelolaan Barang Daerah. 8) Pengadaan Sistem Aplikasi Persediaan. 9) Verifikasi / Validasi Persediaan Daerah. 10)Penyediaan Papan Nama Identitas. 11)Penilaian Barang Milik Daerah. Inspektorat a. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah, dengan kegiatan sebagai berikut :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
230
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
1) Pelaksanaan Pengawasan Internal secara Berkala; 2) Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Daerah; 3) Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah; 4) Inventarisasi Temuan Pengawasan; 5) Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan; 6) Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan; 7) Pelaksanaan Evaluasi Tahunan LAKIP SKPD; 8) Reviu Laporan Keuangan (Pemda dan SKPD); 9) Penelitian dan Penilaian LP2P; 10) Penyelenggaraan
SPIP
di
Lingkungan
Pemerintah
Kabupaten Pekalongan; 11) Pemantauan
Pelaksanaan
Aksi
Pencegahan
dan
Pemberantasan Korupsi (PPK). b. Program Pemeriksa
Peningkatan
Profesionalisme
dan
Pengawasan,
Aparatur
Tenaga dilaksanakan
melalui kegiatan sebagai berikut : 1) Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan 2) Pengiriman Peserta Diklat/ Ujian/ Sosialisasi/ Bintek/ Pelatihan/ Kursus/ Seminar ke Luar Daerah Badan Kepegawaian Daerah a. Program
Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi, dengan kegiatan : 1) Pemeliharaan Operasional SIMPEG; 2) Penerbitan Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik dan Konversi NIP; 3) Pemeliharaan Operasional SAPK dan Pengadaan Website;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
231
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
b. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan kegiatan : 1) Ujian dinas dan Ujian Penyesuaian Ijazah dan Penerbitan Ijin Belajar; 2) Diklat Fungsional Bintek,seminar bagi PNS; 3) Diklat Kepemimpinan; 4) Fasilitasi Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa; 5) Pemberian Penghargaan Satya Lancana Karya Satya; 6) Diklat Kompetensi Sekdes; 7) Pelatihan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian; 8) Diklat Prajabatan. c. Program Pembinaan
dan
Pengembangan
Aparatur,
dengan kegiatan : 1) Pemberian Bantuan Penyelenggaraan Penerimaan Praja IPDN; 2) Operasional Kegiatan Baperjakat; 3) Penyelesaian Usulan Kenaikan Pangkat dan Pensiun; 4) Promosi dan Mutasi Pegawai; 5) Penyusunan Formasi Pegawai; 6) Pengusulan Karis, Karsu dan Karpeg; 7) Penanganan Pengolahan LHKPN dan Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin PNS; 8) Sosialisasi
/
Workshop
Penanganan
Permasalahan
Kepegawaian; 9) Pengadaan CPNSD Tahun 2014. Sekretariat DPRD Program
Peningkatan
Kapasitas
Lembaga
Perwakilan
Rakyat Daerah, dengan kegiatan : 1) Hearing/ Dialog Dan Koordinasi Dengan Pejabat Pemerintah Daerah Dan Tokoh Masyarakat/ Tokoh Agama;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
232
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
2) Rapat-rapat Alat Kelengkapan Dewan; 3) Rapat-rapat Paripurna; 4) Kegiatan Reses; 5) Kunjungan Kerja Pimpinan Dan Anggota Dprd Dalam Daerah; 6) Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD ke luar daerah; 7) Penerbitan Himpunan SK dan Risalah DPRD; 8) Penerbitan Buletin DPRD; 9) Penyusunan Naskah Akademik dan Draf Raperda Inisiatif DPRD; 10)Penyediaan Jasa Tenaga Ahli Fraksi dan Tim Ahli DPRD; 11)Penyediaan Jasa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan DPRD; 12)Pengiriman Peserta Bimbingan Tekhnis Implementasi Peraturan Perundang-undangan; 13)Pembuatan Buku Memory DPRD Periode 2009-2014; 14)Pelantikan Anggota DPRD dan Pimpinan DPRD Periode 20142019. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah a. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan : 1) Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun; 2) Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan SKPD; 3) Pendampingan
Pengelolaan
Penatausahaan
Keuangan
Daerah; 4) Penyusunan Akuntansi
Pelaporan
Pertanggungjawaban
Pembantu Pengguna
Unit
Anggaran / Barang
Wilayah (UAPPA/B-W); 5) Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran dan Prognosis. b. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan kegiatan : 1) Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBD;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
233
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
2) Penyusunan
Rancangan
Peraturan
KDH
BAB IV
Tentang
Penjabaran APBD; 3) Penyusunan
Rancangan
Peraturan
Daerah
Tentang
Perubahan APBD; 4) Penyusunan
Rancangan
Peraturan
KDH
Tentang
Penjabaran Perubahan APBD; 5) Penyusunan
Rancangan
Perda
Tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD; 6) Penyusunan Rancangan Penjabaran
Peraturan
KDH
Tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD;
7) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber-Sumber Pendapatan Daerah; 8) Administrasi Pengendalian Anggaran; 9) Intensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan; 10) Bagi Hasil PBB Kepada Desa; 11) Penerapan Sistem Kas Daerah On Line dan Penatausahaan Dana Transfer; 12) Administrasi Penatausahaan SKPKD; 13) Menunjang Optimalisasi Pajak Pusat dan Propinsi; 14) Penyediaan
Sarana
Pendukung
Admnistrasi
PBB
dan
Pendampingan Aplikasi PBB; 15) Penyediaan
Sarana
Pendukung
Administrasi
Perbendaharaan; 16) Penyediaan Sarana Pendukung Administrasi Gaji; 17) Pembuatan Peta Block PBB; 18) Updating Data Base dan Cetak Masal PBB; 19) Updating Sistem Pelaporan SIAPADA; 20) Pengadaan Sarana Alat Ukur untuk Peta PBB; 21) Optimalisasi Pajak Daerah; 22) Pengembangan dan Pengelolaan Akses Data Elektronik Audit;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
234
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
23) Updating SIM Gaji; 24) Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah; 25) Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah. c. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan
KDH,
dengan
kegiatan Penanganan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TPTGR). Kecamatan di Kabupaten Pekalongan a. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan, dengan Kegiatan Pembinaan Organisasi Kepemudaan. b. Program
Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat
dalam
Membangun Desa, dengan kegiatan : 1) Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Desa; 2) Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan. c. Program Peningkatan Peran Perempuan dan Anak di Pedesaan,
dengan
kegiatan
Fasilitas
Peningkatan
Peran
Perempuan dan Anak di Pedesaan. d. Program Pengintensifikasian Penanganan Pengaduan Masyarakat, dengan kegiatan Pembentukan Unit Khusus Penananan Pengaduan Masyarakat.
20.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program
dan
kegiatan
Urusan
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian seperti diuraikan di atas menggunakan anggaran sebesar Rp33.727.702.300,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp30.930.139.810,00 atau 91,71%. (Rincian Realisasi Program dan Kegiatan terlampir)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
235
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Capaian target indikator sasaran Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menujukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukungnya pada tahun 2014. Keberhasilan Pembangunan pada Urusan
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian tahun 2014 sebagai berikut : a. Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik harus didukung dengan sumber daya manusia yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) beserta aturan didalamya yang pada tahun 2014 telah disusun 10 (sepuluh) rancangan peraturan daerah yaitu : 1) Raperda tentang Penyelenggaraan pendidikan. 2) Raperda tentang Perubahan kedua atas Perda Nomor 11 Tahun 2005 tentang Kemitraan Daerah. 3) Raperda tentang Perubahan Perda tentang Pengelolaan Air Limbah. 4) Raperda tentang Izin Gangguan. 5) Raperda tentang Pengolaan Air Limbah. 6) Raperda tentang Perubahan atas Perda Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. 7) Raperda tentang Perubahan atas Perda Nomor 5 Tahun 2003 tentang Irigasi. 8) Raperda tentang Pengelolaan Sumber Daya Air. 9) Raperda tentang Penyediaan Dana Cadangan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati. 10) Raperda
tentang
Perlindungan
dan
Penyelenggaraan
penanganan korban kekerasan berbasis gender dan anak.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
236
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Selain itu juga telah disusun 14 (empat belas) rancangan peraturan bupati yaitu tentang : 1) Pedoman pemberian layanan terpadu pada pusat pelayanan terpadu perlindungan korban kekerasan berbasis gender dan anak. 2) Pemberian kompensasi bagi mantan sekretaris desa yang tidak bisa diangkat menjadi PNS. 3) Rencana pengelolaan wilayah pesisir Kabupaten Pekalongan Tahun 2013-2018. 4) Tambahan penghasilan bagi PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pekalongan. 5) Penetapan lokasi pemasangan alat peraga kampanye dan pelaksanaan kampanye dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabupaten Pekalongan. 6) Penyelenggaraan Klinik. 7) Pedoman dan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa. 8) Pedoman Penilaian Barang Milik daerah. 9) Penyelenggaraan Pelayanan Jemaah haji. 10) Juklak pemberian tali asih dan uang duka kepada aparatur Pemerintah Desa dari dana bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa. 11) Pengadaan
Barang/Jasa
pada
BLUD
RSUD
Kraton
Kabupaten Pekalongan. 12) Tata Kelola BLUD RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. 13) Pendelegasian kewenangan penandatanganan pengesahan akta pendirian, prubahan anggaran dasar dan pembubaran koperasi kepada Kepala Dinperindagkop, UMKM. 14) Remunerasi RSUD Kabupaten Pekalongan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
237
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Pada tahun 2014 juga telah dilaksanakan harmonisasi dan sinkronisasi terhadap 20 (dua puluh) rancangan Perbup, yaitu : 1) Perubahan atas Perbup Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan
penyaluran
bantuan
keuangan
kepada Partai Politik. 2) Peningkatan
pemberian
ASI
di
wilayah
Kabupaten
Pekalongan. 3) Tata kelola BLUD RSUD Kabupaten Pekalongan. 4) Pengadaan Barang/Jasa pada BLUD RSUD Kabupaten Pekalongan. 5) Pedoman Penilaian Barang Milik Daerah. 6) Juklak Penggunaan Alat-alat Berat. 7) Penyelenggaraan Pelayanan Jemaah Haji. 8) Remunerasi pada BLUD RSUD Kabupaten Pekalongan. 9) Penyelenggaraan Klinik 10) Tata
cara
penyusunan,
pengajuan,
penetapan
dan
perubahan Renstra Anggaran dan DPA BLUD. 11) Juklak Pemberian Bantuan tali asih dan uang duka kepada Aparatur Pemdes dari dana bantuan keuangan kepada Pemdes. 12) Pedoman
pemberian
layanan
terpadu
pada
PPT
perlindungan korban kekerasan berbasis gender dan anak. 13) Sistem dan prosedur pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi Jamkesnas pada failitas kesehatan tingkat pertama. 14) Standar dokumen pengadaan Barang dan Kontrak atau Surat Perintah Kerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan. 15) Standar dokumen pengadaan Pekerjaan konstruksi dan Kontrak atau Surat Perintah Kerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan. 16) Rencana pengelolaan wilayah pesisir.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
238
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
17) Rencana Aksi pengelolaan wilayah pesisir. 18) Tambahan penghasilan bagi PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pekalongan. 19) Tata acara pembrian dan pemanfaatan insentif pemungutan retribusi daerah yang dikelola Dinporapar. 20) Pedoman dan tata cara pengadaan Barang/Jasa di Desa. Sementara dilihat dari sumber daya manusianya, jumlah PNS sampai dengan desember tahun 2014 sebanyak 10.342 orang atau berkurang jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang berjumlah 10.484. Selanjutnya dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, pada tahun 2014 diadakan Ujian dinas dan penyesuaian ijasah, pengiriman Diklatpim, selain itu juga telah dilaksanakan fasilitasi ujian sertifikasi pengadaan barang dan jasa, diklat fungsional, diklat kompetensi sekdes, pelatihan administrasi kepegawaian serta diklat prajabatan untuk CPNS K1, dan guna memenuhi kebutuhan pegawai pada tahun 2014 ini diadakan pengadaan CPNSD. Selanjutnya
dalam
rangka
peningkatan
kapasitas
sumber daya aparatur, pada tahun 2014 diadakan Ujian dinas dan penyesuaian ijasah dan penerbitan ijin belajar sebanyak 262 orang, pengiriman Diklatpim sebanyak 20 orang terdiri dari Diklatpim Tk.II sebanyak 2 orang, Diklatpim Tk.III sebanyak 10 orang dan Diklatpim Tk.IV sebanyak 8 orang. Selain itu juga telah dilaksanakan fasilitasi ujian sertifikasi pengadaan barang dan jasa, diklat fungsional, diklat kompetensi sekdes, pelatihan administrasi kepegawaian serta diklat prajabatan untuk CPNS K1 sebanyak 5 orang. Pada tahun 2014 juga telah diterima 195 orang CPNSD yang terdiri dari 60 orang dari honorer K2, 3
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
239
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
orang dari formasi khusus serta 132 dari formasi umum tahun 2014, hal ini guna memenuhi kebutuhan pegawai. Jumlah Pegawai per 31 Desember 2014 sebanyak 10.342 orang PNS/CPNS. Berdasarkan Golongan PNS/CPNS tahun 2014 sebagian besar terdapat pada golongan III (4.135 orang atau 39,98%), golongan IV (3.272 orang atau 31,64% ), golongan II (2.635 orang atau 25,48%) dan Golongan I (300 orang atau 2,9%). Sedangkan dilihat dari tingkat pendidikan PNS/CPNS terbanyak dengan urutan pendidikan S1/DIV (4.591 orang atau 44,39%), SMA (2.072 orang atau 20,03%), DI/DII (1.821 orang atau 17,61%), DIII (1.045 orang atau 10,10%), SD/SMP (532 orang atau
5,24%) dan S2 (281 orang atau
2,72%). b. Pengawasan Daerah Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan dalam urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan
daerah,
perangkat
daerah,
kepegawaian,
dan
persandian, khususnya pengawasan daerah dapat dilihat pada hasil pemeriksaan BPK sebagai berikut : a. Jumlah
pengecualian
pada
opini
Wajar
Dengan
Pengecualian yang diberikan oleh BPK atas pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah dalam kurun tahun 2011 sampai dengan 2013, menunjukkan trend menurun yang terlihat pada tabel berikut : NO.
TAHUN
1.
2011
JUMLAH PENGECUALIAN 3
2.
2012
2
3.
2013
1
HAL YANG DIKECUALIKAN DALAM OPINI BPK Saldo Persediaan Aset Tetap Aset Lainnya, Fasum dan Fasos Pasar Kajen Saldo Persediaan Aset Tetap Aset Tetap
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
240
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
b. Prosentase jumlah temuan pemeriksaan BPK yang telah ditindaklanjuti dari tahun 2011 sampai dengan 2013 adalah sebesar 100%, terlihat pada tabel berikut :
c.
NO.
TAHUN
JUMLAH TEMUAN
1. 2. 3.
2011 2012 2013
27 42 23
JUMLAH TINDAK LANJUT 27 42 23
PROSENTASE TINDAK LANJUT 100% 100% 100%
Prosentase jumlah temuan Inspektorat Provinsi Jawa Tengah yang telah ditindaklanjuti dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 sebagai berikut : NO.
TAHUN
JUMLAH TEMUAN
1. 2. 3.
2011 2012 2013
38 15 20
d. Prosentase
jumlah
temuan
JUMLAH TINDAK LANJUT 38 15 20
PROSENTASE TINDAK LANJUT 100% 100% 100%
Inspektorat
Kabupaten
Pekalongan yang telah ditindaklanjuti dari tahun 2011 sampai dengan 2013 sebagai berikut : NO.
TAHUN
JUMLAH TEMUAN
1. 2. 3.
2011 2012 2013
530 398 559
JUMLAH TINDAK LANJUT 530 398 559
PROSENTASE TINDAK LANJUT 100% 100% 100%
c. Fasilitasi Kegiatan Legislatif Capaian kinerja dalam rangka Fasilitasi Kegiatan DPRD tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 digambarkan secara jelas pada tabel sebagai berikut :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
241
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Tabel 4.45 Capaian Kinerja DPRD Kabupaten Pekalongan NO 1 2
3 4 5
INDIKATOR KINERJA Peraturan Daerah yang telah ditetapkan Heraing/dialog dan koordinasi dengan Pejabat Pemerintah daerah dan tokoh masyarakat / tokoh agama Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Reses DPRD Hasil Rapat Alat kelengkapan dewan a. Keputusan Badan Anggaran b. Keputusan Badan Musyawarah c. Keputusan Panitia Khusus d. Keputusan Komisi A e. Keputusan Komisi B f. Keputusan Komisi C g. Keputusan Komisi D h. Keputusan Gabungan Komisi A,B,C,D i. Keputusan Badan Legislasi
SATUAN Raperda
CAPAIAN TAHUN 2014 TAHUN TARGET REALISASI 2013 9 14 10
% 71
kali
18
6
6
100
Keputusan
32
18
18
100
Kali
3
6
6
100
buah
14
18
18
100
buah
21
22
22
100
buah
39
6
6
100
buah
65
63
63
100
buah
58
54
54
100
buah
45
53
53
100
buah
61
63
63
100
buah
32
13
13
100
buah
7
5
5
100
Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Pekalongan, 2014
d. Penghargaan dan Prestasi 1) Terbaik I Tartil SD/MI Putra MTQ Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Grobogan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
242
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
2) Terbaik I Tahfidz 20 Juz Putri STQ Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Brebes. 3) Terbaik III Tartil SLTA/MA Putra MTQ Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Grobogan. 4) Terbaik III Tilawah SLTP/MTS Putra MTQ Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Grobogan. 5) Terbaik III Tilawah Golongan Anak-anak Putra STQ Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Brebes 6) Harapan II Tahfidz 10 Juz Putri STQ Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Brebes. 7) Harapan III Tahfidz 1 Juz dan Tilawah SLTP/MTs Putri STQ Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Grobogan. 20.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan 1) Penataan administrasi dan pengelolaan arsip kepegawaian belum
bisa
dilaksanakan
secara
maksimal
karena
terbatasnya sarana dan prasarana perkantoran; 2) Perubahan
regulasi
kepegawaian
yang
terlalu
cepat
sehingga butuh waktu untuk dapat dipahami; 3) Kecilnya
proporsi
antara
jumlah
tenaga
fungsional
pemeriksa dengan jumlah obyek yang seharusnya diperiksa dalam satu tahun menyebabkan pendeknya rata-rata jumlah hari pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan terhadap satu obyek pemeriksaan, sehingga berpengaruh pada kualitas hasil pemeriksaan dan ketepatan waktu penyelesaian laporan hasil pemeriksaan; 4) Terbatasnya penguasaan teknis pemeriksaan oleh tenaga pemeriksa
karena
minimnya
diklat/pelatihan
teknis
pengawasan yang diikuti oleh tenaga pemeriksa;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
243
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
5) Masih sering dijumpai temuan berulang disebabkan hasil pemeriksaan tahun-tahun sebelumnya tidak dijadikan dasar untuk melakukan tindakan preventif; 6) Kurangnya komitmen dalam melakukan tindak lanjut atas naskah
hasil
pemeriksaan/resume
maupun
setelah
diterbitkannya Laporan Hasil Pemeriksaan. b. Solusi 1) Meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan mengikuti Diklat sesuai kebutuhan dan kegiatan study banding; 2) Melakukan
penataan/pengaturan
pemeriksaan
schedule
dan
tim
secara lebih tepat sehingga pemeriksaan
terhadap seluruh obyek pemeriksaan dapat berjalan secara optimal; 3) Mengikutsertakan
tenaga
diklat/pelatihan-pelatihan dibutuhkan
untuk
pemeriksa teknis
meningkatkan
dalam
diklat-
pengawasan
yang
ketrampilan
teknis
memeriksa sehingga pemeriksaan dapat dilakukan secara lebih efisien dan efektif; 4) Memberikan pemahaman kepada pimpinan SKPD dalam setiap rapat koordinasi pengawasan mengenai arti penting/ manfaat hasil pemeriksaan termasuk tindakan untuk segera menindaklanjuti hasil pemeriksaan demi perbaikan kinerja SKPD.
21. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan sesuai Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan Bab I pasal 1 adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi
negara
sampai
dengan
perseorangan,
yang
tercermin
dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
244
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Perwujudan ketahanan pangan yang mantap perlu didukung oleh semua sector yang terkait untuk menciptakan kondisi ketersediaan pangan yang cukup, keterjangkauan pangan oleh masyarakat dan pemanfaatan /konsumsi pangan
yang
beragam, bergizi seimbang dan aman. Pembangunan ketahanan pangan difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan dan percepatan penganekaragaman pangan sesuai dengan karakteristik daerah, serta peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
petani
melalui
upaya
pemberdayaan kelompok pelaku usaha dan pelaku utama pada bidang agribisnis khususnya komoditas-komoditas unggulan. Pembangunan ketahanan pangan juga dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan ekonomi.
kemiskinan
Implementasi
sebagai program
perwujudan
pembangunan
pembangunan
ketahanan
sosial pangan
dilaksanakan dengan memperhatikan sub sistem ketahanan pangan yaitu melalui upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, pemantapan distribusi dan cadangan pangan, serta peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan. Dengan demikian, program-program pembangunan ketahanan pangan tersebut diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial ekonomi yang kondusif, menuju ketahanan pangan masyarakat dan kesejahteraan petani yang mantap dan berkelanjutan. Pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Pekalongan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, oleh karena itu arah
dan
kebijakan
pembangunan
ketahanan
pangan
di
daerah
dirumuskan dalam kerangka dan mengacu pada arah dan kebijakan pemerintah pusat serta sinergitas program dan kegiatan lintas sektoral.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
245
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Untuk mendukung upaya-upaya koordinasi tersebut, di Kabupaten pekalongan telah dibentuk dewan ketahanan pangan. 21.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan pada urusan Ketahanan Pangan yang dilaksanakan oleh Bagian Perekonomian Setda serta Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan a. Program Peningkatan
Ketahanan Pangan,
dengan
kegiatan : 1) Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan; 2) Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan; 3) Pembangunan dan Pengembangan Lumbung Pangan (DAK); 4) Penyusunan Angka Pola Pangan Harapan; 5) Pembinaan Gapoktan untuk Penguatan Ketahanan Pangan; 6) Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan; dan 7) Pemanfaatan Pekarangan Sebagai Sumber Bahan Pangan. b. Program Diversifikasi dan Ketahanan Pangan, dengan kegiatan : 1) Peningkatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan dengan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL); dan 2) Pengembangan Diversifikasi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Bagian Perekonomian Setda Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
Pertanian/Perkebunan, dengan kegiatan : 1) Pengawasan
Pupuk
Bersubsidi
dan
Pestisida
di
Kab.
Pekalongan 2) Pendampingan Program Raskin
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
246
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
21.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Wajib Ketahanan Pangan dilaksanakan dengan alokasi anggaran Belanja Langsung (tidak termasuk Belanja Langsung rutin SKPD) sebesar Rp2.995.000.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp2.931.363.025,00 atau 97,88% (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian target indikator sasaran Urusan Ketahanan Pangan tercermin dari terelaisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun 2014 sebagai berikut : Tabel 4.46 Data/ Informasi Pembangunan Urusan Ketahanan Pangan Kurun Waktu Tahun 2014 NO. 1.
2. 3.
4. 5.
URAIAN Ketersediaan Pangan - Beras (ton) - Jagung (ton) - Kedele (ton) Kebutuhan Pangan - Beras (ton) - Jagung (ton) - Kedele (ton) Surplus / Defisit - Beras (ton) - Jagung (ton) - Kedele (ton) Pola Pangan Harapan Kecamatan Rawan Pangan (berdasar peta ketahanan dan kerentanan pangan) - Kerentanan sangat tinggi - Kerentanan tinggi - Kerentanan cukup tinggi - Kerentanan cukup rendah - Kerentanan rendah - Kerentanan sangat rendah Produk Pangan Segar Bersertifikat Lumbung Pangan
TAHUN 2013
2014
140,779 12.047 40,000
147.726,6 7.646,0 36,0
72.294 2.825 9.044
72.270,6 2.824,3 9.041,4
68.484 9.222 (9.004)
75.456,0 4.821,6 (9.005,4)
88,6
89,4
2 Kecamatan
2 Kecamatan
11 Kecamatan 6 Kecamatan
12 Kecamatan 5 Kecamatan
2
2
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
247
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
NO.
6. 7.
8.
BAB IV
TAHUN
URAIAN
2013 2014 Masyarakat Desa - Baik 5 6 - Sedang 11 12 - Kurang 44 42 - Prestasi Tk. Kabupaten 3 Kelp. (Juara I,II,III) 3 Kelp. (Juara I,II,III) - Prestasi Tk. Propinsi 1 Kelp. (Juara II) 1 Kelp. (Juara I) - Prestasi Tk. Nasional 1 Kelp.(Juara I) Lembaga Distribusi Pangan 4 LDPM 4 LDPM Masyarakat Desa Mandiri Pangan - Desa 5 Desa 5 Desa - Kelompok Afinitas 16 kelompok 16 kelompok Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan - Pemantauan 1 kali 1 kali - Lapangan - Sampel pangan segar 4 sampel 5 sampel yang di uji di laboratorium - Hasil sampel positif Nihil Nihil pangan segar organopospat dan logam berat -
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2014
Tabel 4.47 Ketersediaan Pangan NO
KETERSEDIAAN PANGAN
2013
2014
% KENAIKAN
1.
Beras (ton)
140.779
147.726,6
4,94
2.
Jagung (ton)
12.047
7.646,0
-36,53
3.
Kedelai (ton)
40,00
36,0
-10,00
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2014
Angka ketersediaan beras pada tahun 2014 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2013, sementara ketersediaan jagung dan kedelai pada tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan produksi gabah sementara produksi jagung dan kedelai mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Dinas
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
248
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pekalongan, produksi gabah pada tahun 2014 meningkat dari
224.420 ton
Gabah Kering Giling / GKG (setara 140.779 ton beras) pada tahun 2013 menjadi 235.496 ton GKG (setara 147.726,6 ton beras) pada tahun 2014 (naik 4,94 %). Produksi jagung menurun dari 13.536 ton pada tahun 2013 menjadi 8.591 ton pada tahun 2014 (menurun 36,53 %) dan kedelai menurun dari 42 ton pada tahun 2013 menjadi 38 ton pada tahun 2014 (menurun 10,0%). Menurunnya produksi
jagung
dan
kedelai
tersebut
disebabkan
oleh
berkurangnya luas panen. Luas panen jagung pada tahun 2013 seluas 3.060 ha turun menjadi hanya 1.936 ha pada tahun 2014, sementara untuk komoditas kedelai, luas panen menurun dari 35 ha pada tahun 2013 menjadi 33 ha pada tahun 2014. Berkurangnya luas panen tersebut berdampak pada berkurangnya produksi untuk komoditas jagung dan kedelai. Dengan berkurangnya jumlah produksi secara otomatis juga berdampak pada menurunnya angka ketersediaan bahan pangan, karena untuk ketersediaan pangan dihitung dengan hasil perkalian antara angka produksi dengan faktor koreksi sebagai antisipasi terhadap faktor penyusutan. Besarnya faktor koreksi untuk gabah sebesar 62,73 %, jagung 89,00 % dan kedelai 94,66 %. Tabel 4.48 Kebutuhan Pangan NO
KEBUTUHAN PANGAN
2013
2014
1.
Beras (ton)
72.294
72.270,6
2.
Jagung (ton)
2.825
2.824,3
3.
Kedelai (ton)
9.044
9.041,4
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2014
Jumlah konsumsi / kebutuhan pangan dihitung dengan menggunakan data jumlah penduduk dikalikan dengan angka
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
249
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
konsumsi per kapita yang dikeluarkan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) Propinsi Jawa Tengah. Data konsumsi per kapita untuk komoditas beras, jagung dan kedelai secara berturut-turut adalah 83,93 kg/kap/tahun, 3,28 kg/kapita/tahun dan 10,5 kg/kapita/tahun. Dasar perhitungan menggunakan angka jumlah penduduk yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Pekalongan dalam Buku Daerah Dalam Angka (DDA) Tahun 2013, karena BPS belum mengeluarkan angka proyeksi jumlah penduduk tengah tahun 2014. Tabel 4.49. Surplus/Defisit Pangan KOMODITAS PANGAN
NO
2013
2014
1.
Beras (ton)
68.484
75.456,0
2.
Jagung (ton)
9.222
4.821,7
3.
Kedelai (ton)
(9.004)
(9.005,4)
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2014
Dari ketiga komoditas pangan berupa beras, jagung dan kedelai tersebut hanya komoditas kedelai yang mengalami defisit, hal ini disebabkan produksi kedelai lebih kecil dari kebutuhannya. Capaian indikator yang dapat dilihat antara lain dari : a. Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Kabupaten Pekalongan mendapatkan Alokasi Bansos Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM) mulai tahun 2009 yang sampai dengan tahun 2014 sebanyak 4 Gapoktan. Tabel 4. 50 Lokasi Gapoktan Penerima LDPM di Kabupaten Pekalongan NO 1 2
NAMA GAPOKTAN Tani Makmur Makmur
ALAMAT Ds. Klunjukan Kec. Sragi Ds. Jagung Kec. Kesesi
TAHUN 2009 2010
Ketua Sutisno,SH H. Sayan Riyanto
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
250
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
NO 3 4
NAMA GAPOKTAN Lancar Tani Kartika Sari
ALAMAT Ds. Purwodadi Kec. Sragi Ds. Sengare Kec. Talun
TAHUN 2011 2012
BAB IV
Ketua Mulyono H. Suhud Sutanto
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2014
Perkembangan pelaksanaan LDPM di Kabupaten Pekalongan berjalan dan berkembang dengan baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat. b. Desa Mandiri Pangan. Kegiatan Desa Mandiri Pangan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat desa dalam pengembangan usaha produktif berbasis sumber daya lokal, peningkatan ketersediaan pangan, peningkatan daya beli dan akses pangan rumah tangga. Kabupaten Pekalongan mendapat alokasi kegiatan Desa Mandiri Pangan sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Jumlah Desa yang mendapat alokasi kegiatan Desa Mandiri Pangan dari Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Tengah sebanyak 5 desa dengan jumlah kelompok afinitas sebanyak 16 kelompok. Disamping 5 desa tersebut, pada tahun 2012 juga mendapat alokasi satu desa replika desa mandiri pangan dari Badan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Tengah yang ditempatkan di Desa Sampih Kecamatan Wonopringgo. Tabel 4.51 Lokasi Desa Mandiri Pangan Kabupaten Pekalongan NO. 1. 2. 3. 4. 5.
ALAMAT Ds. Ds. Ds. Ds. Ds.
Werdi, Kec. wonokerto Lumeneng kec. Paninggaran Timbangsari Kec. Lebakbarang Pait Kec. Siwalan Karanganyar Kec. Tirto
TAHUN 2009 2009 2010 2011 2012
JML KELP. AFINITAS 3 4 3 3 3
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2014
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
251
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
Sesuai
dengan
Surat
Kepala
Badan
BAB IV
Ketahanan
Pangan
Kementrian Pertanian tanggal 22 November 2014 nomor : 584/HM.120/K/11/1012 perihal Dukungan Fasilitasi Kegiatan Desa Mapan, PDRP dan Kegiatan SKPG tahun 2013, alokasi kegiatan Desa Mandiri pangan (DMP) dari Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI sejak tahun 2013 difokuskan untuk daerah-daerah di wilayah Papua, Papua Barat, dan daerah-daerah perbatasan antar negara, sehingga tidak ada alokasi kegiatan Desa Mandiri Pangan di wilayah lainnya. Di wilayah-wilayah selain Papua, Papua Barat dan wilayah perbatasan
dialokasikan
kemandirian
pangan
kegiatan
masyarakat
untuk
mendukung
berupa
optimalisasi
pemanfaatan pekarangan. c.
Lumbung Pangan Masyarakat Desa Kegiatan lumbung merupakan kegiatan yang dikelola oleh kelompok yang merupakan bagian dari kegiatan Gabungan Kelompok Tani (gapoktan). Lumbung pangan dikelola sebagai lembaga sosial untuk simpan pinjam dalam bentuk natura (gabah/beras) dan juga kegiatan tunda jual. Untuk menunjang kegiatan melalui
lumbung, dana
pemerintah
alokasi
khusus
mengalokasikan bidang
anggaran
pertanian
untuk
pembangunan fisik Lumbung Pangan dan lantai jemur. Fokus pembinaan keompok-kelompok lumbung di wilayah Kabupaten
Pekalongan
lebih
diarahkan
pada
upaya
mempertahankan kelompok-kelompok lumbung yang ada. Langkah tersebut diambil karena adanya kecenderungan menurunnya minat dan kesadaran masyarakat untuk mengelola lumbung pangan masyarakat. Upaya-upaya untuk mengaktifkan kembali kelompok lumbung yang sudah tidak aktif juga telah
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
252
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
dan akan terus dilaksanakan melalui pembinaan-pembinaan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Tabel 4.52 Data Gudang/Lumbung pangan yang dibangun melalui DAK NO. 1 2 3 4 5 6 7 8
LOKASI Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
TAHUN
Paninggaran Kec. Paninggaran Werdi Kec. Wonokerto Tengeng Wetan Kec. Siwalan Sidosari Kec. Kesesi Sumub Lor kec. Sragi Pantirejo Kec. Kesesi Blimbing Wuluh Kec. siwalan Krandon Kec. Kesesi
2010 2010 2011 2011 2011 2013 2013 2014
NAMA KELOMPOK Tani Jaya Sido Makmur Sidodadi Karya Makmur Sumber Rejeki Makmur Sejahtera Srikandi Sri Rejeki
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2014
Pada tahun 2014, kelompok lumbung pangan “Karya Makmur” Desa Sidosari Kecamatan Kesesi berhasil meraih penghargaan dalam Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2014 tingkat Propinsi Jawa Tengah dan Tingkat Nasional. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah 2014 tingkat Propinsi Jawa tengah Nomor : 526/61 Tahun 2014 tentang Penerimaan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 tanggal 11 September 2014, LPMD Karya Makmur ditetapkan sebagai peringkat kesatu untuk Katagori Pelaku Ketahanan pangan sub katagori Kelompok Lumbung Pangan Masyarakat. Sebagai peraih Penghargaan peringkat kesatu
tingkat propinsi, LDMP Karya Makmur
mewakili provinsi Jawa Tengah untuk mengikuti verifikasi calon penerimaan penghargaan tingkat nasional. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian selaku ketua Harian Dewan Ketahanan pangan nomor 1289/Kpts/Kp.450/12/2014 tanggal 15 Desember 2014, LPMD Karya Makmur ditetapkan sebagai peraih penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2014 tingkat nasional peringkat kesatu untuk katagori pelaku
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
253
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
pembangunan
Ketahanan
Pangan
sub
BAB IV
katagori
Pelaku
Pemberdayaan. d. Pola Pangan Harapan (PPH) Pola konsumsi dalam rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, sosial dan budaya setempat. Untuk itu penanaman kesadaran pola konsumsi yang sehat perlu dilakukan sejak dini melalui pendidikan formal dan non formal. Kesadaran yang baik akan lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi masing-masing anggota keluarga sesuai dengan tingkat usia dan aktivitasnya. Sebagai acuan kualitatif untuk konsumsi pangan adalah Angka Kecukupan Gizi (AKG), rata-rata per kapita perhari untuk energi 2.000 kilo kalori dan protein 52 gram, sedangkan acuan untuk menilai tingkat keragaman konsumsi pangan adalah Pola Pangan Harapan (PPH) dengan skor 100 sebagai pola yang ideal. Tabel 4.53 Pola Pangan Harapan NO.
TAHUN
KONSUMSI ENERGI (KKAL/KAP./TH)
1. 2.
2013 2014
1.948,3 2003
KONSUMSI PROTEIN (GR/KAP/HARI) 60,5 58,8
SKOR (PPH) 88,6 89,4
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2014
Hasil survey konsumsi pangan masyarakat di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 menunjukkan rata – rata konsumsi penduduk Kabupaten Pekalongan sebesar 1.948,3 kkal/kap/hari dengan skor PPH 88,6 dan pada tahun 2014 rata – rata konsumsi penduduk Kabupaten Pekalongan meningkat menjadi 2003. kkal/kap/hari dengan skor PPH meningkat menjadi 89,4.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
254
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
e. Produk Pangan Segar Bersertifikat Sesuai dengan Undang–Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan PP Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, Pemerintah menetapkan persyaratan mutu dan keamanan pangan produk pertanian diserahkan tanggung jawabnya kepada Kementerian Teknis termasuk Kementerian Pertanian. Untuk memantau persyaratan teknis, dan sekaligus memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan perlu ada satu institusi resmi yang menangani keamanan pangan segar, terutama terkait dengan sertifikasi dan
pelabelan
terhadap
produk
yang
telah
memenuhi
persyaratan teknis. Untuk meneliti persyaratan teknis produkproduk pangan segar yang aman, di Provinsi Jawa Tengah telah dibentuk
Otoritas
Kompeten
Keamanan
Pangan
Daerah
(OKKPD) yang berada di bawah koordinasi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah. Sampai dengan tahun 2013, produk pangan segar di Kabupaten Pekalongan yang telak mendapat sertifikat aman adalah: Tabel 4.54 Daftar Produk Pangan Segar Bersertifikat
NO.
1.
2.
PRODUK NAMA KELOMPOK PANGAN / NAMA DAGANG, TAHUN BERSERTIFIKAT NAMA PEMILIK, ASAL ALAMAT TUMBUHAN 2009 Buah Melon Tani Manunggal Desa Pekiringan Alit Kec. Kajen 2011 Beras SRI KANDI Rianah Desa Wonorejo Kec. Kajen
NO. SERTIFIKAT DAN JENIS SERTIFIKASI KEMTAN RI PD : 33/27-3/36-00111/2009 Prima – 3 KEMTAN RI PD : 33/26-I-I.01-0300001-12/11 Tanggal 16 Des 2011
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2014
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
255
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Prima tiga (P-3) adalah peringkat penilaian yang diberikan terhadap pelakasanaan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi. f.
Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan Keamanan
Pangan
merupakan
kondisi
dan
upaya yang
diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang menganggu, merugikan, dan membahayakan manusia. Pengawasan keamanan pangan segar juga dilakukan mulai dari on farm sampai pangan siap diedarkan. Upaya
pengawasan
keamanan
pangan
segar
dilakukan
berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait lainnya, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM. Tabel 4.55 Hasil Uji Sampel Pangan Segar NO
TAHUN
1.
2012
2.
2013
3.
2014
SAMPEL 1. Apel Washington 2. Buah Pir 3. Jeruk Longkan 1. Ikan Segar 2. Kubis 3. Daun bawang 4. Kentang 1. Jeruk Lokal 2. Sawi Hijau 3. Tomat 4. Wortel 5. Kecambah Kacang Hijau
Organophosphat Logam Berat
LOKASI PENGUJIAN LPPT – UGM Yogyakarta
Organophosphat Logam Berat
BBTP2I Semarang
PARAMETER UJI
Organophosphat, E-Coli, Pb dan Hg. E-Coli, Pb dan Hg. E-Coli, Pb dan Hg. Organophosphat & E-Coli
HASIL UJI Tidak teridentifikasi / nihil Tidak teridentifikasi / nihil
LPPT-UGM - Teridentifikasi Yogyakarta cemaran E-Coli - Organophosphat dan Logam Berat, nihil.
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2014
Pada tahun 2012 BKPP mengujikan sampel pangan segar yaitu jeruk longkan, apel Washington dan buah pir di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) – UGM Yogyakarta dengan parameter uji organophosphate dan logam dan dari
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
256
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
hasil uji laboratorium sampel tidak teridentifikasi adanya cemaran residu pestisida dan logam pada sampel tersebut. Dan tahun 2013 BKPP melaksanakan uji laboratorium di Balai Besar Tekhnologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTP2I) – Semarang dengan parameter uji organophosphate dan logam berat pada 4 jenis sampel yaitu ikan segar, kubis, daun bawang, kentang dan hasilnya tidak teridentifikasi adanya cemaran residu pestisida dan logam pada sampel tersebut. Sedangkan tahun 2014 melaksanakan uji laboratorium di LPPT UGM Yogyakarta dengan sampel Jeruk Lokal, Sawi Hijau, Tomat, Wortel dan Kecambah Kacang Hijau dengan hasil teridentifikasi
adanya
cemaran
e-coli,
sedangkan
organophosphat dan logam berat nihil. Tabel.4.56 Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 NO.
INDIKATOR KINERJA
1.
Ketersediaan energi dan protein per Kapita a. Energi (%) b. Protein (%)
2.
Penguatan cadangan pangan (%) Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah
3.
4. 5. 6. 7. 8.
Stabilitas harga dan pasokan pangan (fluktuasi harga) (%) Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan (%) Penanganan daerah rawan pangan (%) Konsumsi energi dan protein per kapita
TAHUN 2013 116,53
TAHUN 2014 TARGET REALISASI 87 133,4
47,36
50
68,2
98,29
85
97,4
100
89,5
100
88,6
88,9
89,4
100
70
100
55
55
56,25
60,5
55
58,8
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kab. Pekalongan, 2014
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
257
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
g. Prestasi Prestasi yang dicapai dalam urusan ketahanan pangan tahun 2014 adalah : Peringkat ke I Tingkat Nasional Penghargaan Adhikarya Pangan
Nusantara
Tahun
2014
Kategori
Pelaku
Pembangunan Ketahanan Pangan sub kategori Pelaku Pemberdayaan . Peringkat ke I Tingkat Propinsi Jawa Tengah Penghargaan Adhi Karya Pangan Nusantara Tahun 2014 Kategori Pelaku Ketahanan Pangan Sub Kategori Kelompok Pengembang Lumbung Pangan Masyarakat. 21.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pembangunan ketahanan pangan antara lain : 1) Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap beras sebagai sumber karboidrat. 2) Kurangnya pengetahuan masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan sebagai salah satu sumber bahan pangan. b. Solusi 1) Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pola pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. 2) Sosialisasi,
pembinaan
dan
percontohan
pemanfaatan
pekarangan sebagai salah satu sumber bahan pangan.
22. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Desa secara empiris memiliki peran penting dan strategis dalam menunjang
pembangunan.
Ditinjau
dari
segi
kewilayahan,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
desa
258
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
merupakan wilayah pemerintahan yang menyelenggarakan fungsi-fungsi pengaturan dan pelayanan publik secara langsung kepada masyarakat. Secara sosiologis desa berperan strategis sebagai unit sosial dan budaya yang
menjadi
wadah
berlangsungnya
sosialisasi,
internalisasi
dan
institusional nilai-nilai sosial dan budaya yang akan membangun mentalitas penduduk desa pada khususnya. Keberhasilan pembangunan desa akan menjadi faktor kuat untuk mencegah
meningkatnya
urbanisasi
yang
pada
gilirannya
akan
menimbulkan potensi munculnya berbagai masalah sosial. Namun pembangunan dan dinamika perkembangan desa dalam kenyataannya masih tersendat dan banyak kendala yang dihadapinya, meskipun sudah banyak kebijakan yang dibuat untuk memberdayakan masyarakat desa. Faktor lembaga, sosial, politik dan ekonomi masyarakat yang ada tampaknya belum kondusif, sehingga diperlukan upaya kongkrit yang dilakukan pemerintah untuk memberdayakan desa. Pemberdayaan
masyarakat
berkenaan
dengan
upaya
meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial budaya,
politik
dan
lingkungan,
yang
dalam
pelaksanaannya
menggunakan strategi “pembangunan yang berpusat pada manusia (people centre development)”. Pola implementasinya menempatkan masyarakat sebagai subyek atau pelaku utama dalam proses pengelolaan pembangunan. Dalam kebijakan pemberdayaan masyarakat senantiasa melekat kebijakan
pemberdayaan
masyarakat
miskin.
Menurunkan
jumlah
penduduk miskin bukanlah pekerjaan mudah karena masalah kemiskinan senantiasa berkenaan dengan rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya kualitas gizi dan kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan, kerentanan menghadapi situasi sosial ekonomi, ketidakberdayaan menghadapi situasi sosial politik serta aspek terkait lainnya yang berkenaan dengan pembangunan sumber daya manusia. Karena itu, setiap Pemerintah Daerah harus memiliki target penurunan jumlah penduduk miskin per
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
259
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
tahun serta memiliki program - program pemberdayaan masyarakat miskin secara komprehensif agar dapat berkontribusi secara simultan terhadap pencapaian target penurunan jumlah penduduk miskin secara nasional. Tujuan
pemberdayaan
masyarakat
adalah
meningkatkan
keberdayaan masyarakat (sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan)
melalui
upaya
penanggulangan
kemiskinan
dan
perlindungan sosial masyarakat, penguatan kelembagaan dan modal sosial masyarakat serta peningkatan keswadayaan masyarakat luas guna membantu masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan politik. 22.1. Program dan Kegiatan Program
dan
kegiatan
pada
urusan
Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana
Kabupaten
Pekalongan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : a. Program
Peningkatan
Keberdayaan
Masyarakat
Perdesaan, dengan kegiatan : 1) Pemberdayaan
Lembaga
dan
Organisasi
Masyarakat
Pedesaan; 2) Pendampingan PNPM Mandiri Perdesaan; 3) Pelatihan Kelompok Pengelola Sarana Air; 4) Pendampingan
MP3KI
(Masterplan
Percepatan
dan
Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia). b. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa, dengan kegiatan Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa c. Program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, dengan kegiatan : 1) Fasilitasi
Peningkatan
Kapasitas
Dalam
Rangka
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
260
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
2) Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat
BAB IV
Dalam
Rangka
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. 22.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan
Wajib
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
Desa
dilaksanakan dengan anggaran Belanja Langsung (tidak termasuk Belanja Langsung rutin SKPD) sebesar Rp438.000.000,00 dan terealisasi
sebesar Rp428.028.000,00
atau
97,72%. (Rincian
Realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Dalam rangka memfasilitasi dan menstimulasi kegiatan pemberdayaan masyarakat pedesaan di 272 desa, Pemerintah Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 mengalokasikan dana desa (ADD) sebesar
Rp18.870.000.000,00. Alokasi Dana Desa
dimaksudkan untuk membiayai program pemerintah desa dalam melaksanakan
kegiatan
pemerintahan
dan
pemberdayaan
masyarakat. Kegiatan pemerintahan dibiayai dari ADD sebesar 30% dan digunakan untuk operasional pemerintah desa, operasional aparat pemerintah desa dan operasional Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Sedangkan kegiatan pemberdayaan yang dialokasikan sebesar 70% dana ADD digunakan untuk penguatan kapasitas Lembaga
Pemberdayaan
Masyarakat
Desa
(LPMD),
PKK,
kepemudaaan (karang taruna), Posyandu, RT/RW dan kegiatan pembangunan/pemeliharaan sarana dan prasarana desa. Pada
tahun
2014
jumlah
kelembagaan
masyarakat/organisasi masyarakat pedesaan yang dibina sebanyak 350 unit sama seperti tahun 2013. Kenaikan signifikan terjadi pada keaktifan kelompok PKK. Pada tahun 2014, persentase PKK aktif mencapai 100%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 89% dan target RPJMD tahun 2014 yaitu 90%. Hal yang sama terjadi pada keaktifan Posyandu yang mencapai 100%, lebih tinggi dibanding tahun 2013 sebesar 90,88% dan target RPJMD
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
261
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
tahun
2014
sebesar
menggembirakan
90%.
karena
Hal
ini
Posyandu
menjadi menjadi
BAB IV
sesuatu pintu
yang
pertama
pelayanan di masyarakat khususnya bagi ibu dan anak. Tingkat swadaya masyarakat pada tahun 2014 mencapai 95,03%, sama seperti capaian tahun 2013. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan target RPJMD tahun 2014 yaitu sebesar 92%. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pembangunan desa. Intensifikasi pembinaan terhadap lembaga desa / kelurahan tampak dari makin meningkatnya jumlah pengurus lembaga desa / kelurahan yang mengikuti diklat pada tahun 2014 yaitu sebanyak 430 orang. Juga dapat dilihat dari makin banyaknya lembaga ekonomi dan kesejahteraan di desa / kelurahan yang mendapatkan bantuan pembinaan. Pada tahun 2014 ada 2.441 lembaga / kelompok ekonomi di desa yang mendapat bantuan, lebih banyak dibanding tahun 2013 yakni 2.339 kelompok. Pelaksanaan Kabupaten
urusan
Pekalongan
pemberdayaan
didukung
oleh
masyarakat
Program
di
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd). Pada tahun 2014 PNPM MPd mendapat alokasi BLM Dana Kegiatan sebesar Rp18.467.730.000,00 untuk 11 kecamatan. Dana tersebut dialokasikan untuk 4 jenis kegiatan sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.57 Alokasi Kegiatan PNPM MPd Tahun 2014 NO. 1. 2. 3. 4.
KEGIATAN Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Sarana prasarana Pendidikan Kesehatan JUMLAH
ALOKASI (Rp.) 2.072.079.306 12.622.693.455 3.263.247.891 509.709.348
11.22 68,35 17,67 2,76
18.467.730.000
100
%
Sumber : BPMP-KB Kab. Pekalongan, 2014
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
262
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Dari tabel di atas diketahui bahwa alokasi dana PNPM MPd sebagian besar digunakan untuk kegiatan fisik sarana prasarana (68,35%). Sisanya digunakan
untuk
pendidikan
(17,67%), SPP
(11,22%) dan kesehatan (2,76%). Secara keseluruhan dana PNPM MPd tahun
2014
mampu
menyerap
swadaya
masyarakat
sebesar
Rp409.116.339,00. Perguliran dana PNPM MPd di Kabupaten Pekalongan cukup menggembirakan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 tercatat dana PNPM MPd yang digulirkan sebanyak Rp40.506.015.150,00 dengan tingkat pengembalian mencapai 97,55%. Dana perguliran tersebut dikelola oleh 2.412 kelompok di 166 desa / kelurahan. Dari perguliran dana tersebut, sampai dengan tahun 2013, mampu menyisihkan dana sosial sebesar Rp2.979.479.840,00. Capaian realisasi program dan kegiatan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa terlihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.58 Capaian Indikator TAHUN 2014 TARGET REALISASI 362 350
NO.
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
CAPAIAN 2013
1.
Jumlah kelembagaan masyarakat / organisasi masyarakat pedesaan yang dibina Persentase PKK aktif Jumlah LSM aktif Persentase Posyandu aktif Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat
unit
350
% unit % %
89 26 90,88 95,03
90 18 90 92
100 26 100,00 95,03
111,11 144,44 111,11 103,29
Jumlah peserta pendidikan dan pelatihan pengurus lembagalembaga desa/kelurahan bagi peningkatan partisipasi dan penguatan kelembagaan di tingkat desa/kelurahan Jumlah lembaga ekonomi di desa / kelurahan (LKM, simpan pinjam, BUMDes dan lain-lain) dan kesejahteraan rakyat yang telah mendapatkan bantuan pembinaan
orang
430
472
430
91,10
kelompok
2.339
209
2.441
1.168
2. 3. 4. 5. 6.
7.
% 96,69
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Pekalongan, 2014
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
263
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
22.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan
Urusan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa adalah sebagai berikut : 1) Adanya perubahan peraturan perundang-undangan tentang desa. 2) SDM pembangunan di perdesaan belum sepenuhnya memahami pendekatan pemberdayaan. 3) Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pedesaan belum optimal. 4) Kelembagaan masyarakat di desa belum berperan secara maksimal. 5) Pembangunan
di
pedesaan
belum
sepenuhnya
menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat. 6) Lembaga ekonomi di pedesaan relatif masih lemah. 7) Pemanfaatan sumber daya alam pedesaan belum ramah lingkungan. 8) Adanya
ketergantungan
masyarakat
pada
bantuan
pemerintah. b. Solusi Langkah
yang
dilakukan
untuk
mengatasi
permasalahan
tersebut di atas antara lain : 1) Melakukan
sosialisasi
peraturan
perundang-undangan
tentang desa. 2) Melakukan pembinaan secara intensif dan berkelanjutan terhadap aparatur pemerintah desa dan masyarakat desa. 3) Memfasilitasi dan menstimulasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan pedesaan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
264
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
4) Meningkatkan
kapasitas
lembaga
BAB IV
kemasyarakatan
di
desa/kelurahan. 5) Mengadvokasi pendekatan pemberdayan masyarakat pada semua stakeholder pembangunan perdesaan. 6) Memfasilitasi dan stimulasi penguatan usaha ekonomi masyarakat pedesaan. 7) Mengembangkan penerapan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan untuk pemanfaatan sumber daya alam pedesaan.
23. URUSAN STATISTIK Data yang dikumpulkan secara sistematik dan diolah sesuai dengan kaidah umum statistika akan memiliki nilai informasi yang memadai, sehingga kebijakan yang diambil pemerintah akan lebih efektif dan tepat sasaran karena didukung data yang lengkap dan akurat. Di sinilah peran statistik menjadi sangat vital. Jika data yang dikumpulkan tidak akurat dan serampangan, serta diolah tanpa mengindahkan kaidahkaidah statistika, maka kebijakan yang dirumuskan tidak efektif, bahkan bisa kontraproduktif. Urusan Statistik di Kabupaten Pekalongan berkaitan dengan pengelolaan
data
analisis
penanggulangan
kemiskinan.
Analisis
penanggulangan kemiskinan bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat (sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan) melalui upaya penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat, penguatan kelembagaan dan modal sosial masyarakat serta peningkatan keswadayaan masyarakat luas guna membantu masyarakat dalam
memperoleh
dan
memanfaatkan
hak
masyarakat
untuk
meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Analisis
penanggulangan
kemiskinan
diharapkan
memiliki
kontribusi signifkan bagi upaya menurunkan jumlah masyarakat miskin.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
265
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Menurunkan jumlah penduduk miskin bukanlah pekerjaan mudah karena masalah kemiskinan senantiasa berkenaan dengan rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya kualitas gizi dan kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan,
kerentanan
menghadapi
situasi
sosial
ekonomi,
ketidakberdayaan menghadapi situasi sosial politik serta aspek terkait lainnya yang berkenaan dengan pembangunan sumber daya manusia. Karena itu, setiap Pemerintah Daerah harus memiliki target penurunan jumlah penduduk miskin per tahun serta memiliki program - program pemberdayaan masyarakat miskin secara komprehensif agar dapat berkontribusi secara simultan terhadap pencapaian target penurunan jumlah penduduk miskin secara nasional. 23.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan urusan statistik yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah pada tahun 2014 adalah : Badan
Pemberdayaan
Masyarakat,
Perempuan
dan
Keluarga Berencana Program Pengembangan Data/Informasi dengan kegiatan Pengumpulan, Up Dating dan Analisis Data Kemiskinan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Pengembangan Data/Informasi, dengan kegiatan : a. Penyusunan Profil Daerah; b. Penyusunan Sistem Informasi Data Base Permukiman Kumuh. 23.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan statistik dilaksanakan dengan anggaran Belanja Langsung sebesar Rp238.000.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp224.351.500,00 atau 94,27%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir).
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
266
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
Angka
kemiskinan
Kabupaten
Pekalongan
BAB IV
mengalami
penurunan secara signifikan sejak tahun 2011. Pada tahun 2011 angka kemiskinan sebesar 15% mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi 13,86% dan tahun 2013 sebesar 13,51%. Sedangkan angka kemiskinan tahun 2014 belum dipublikasikan oleh BPS. Analisis pelaksanaan penanggulangan kemiskinan dilakukan pada 5 (lima) aspek yaitu pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar, kesejahteraan sosial dan ketahanan pangan. Berdasarkan hasil analisis tahun 2014 diketahui bahwa dari aspek anggaran, pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Pekalongan cukup fluktuatif. Dokumen yang merupakan hasil program dan kegiatan untuk urusan statistik adalah buku Profile Daerah yang merupakan dokumen up date data informasi pembangunan daerah berupa : a. Buku 8 Kelompok Data Kabupaten Tahun 2010-2013; b. Buku 8 Kelompok Data Persebaran Kecamatan Tahun 20132014; c. Buku Profile Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2014; d. Peta Tematik. 23.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang terkait dengan Urusan Statistik pada tahun 2014 antara lain : 1) Sulit memperoleh data yang valid dan tepat waktu dalam pengumpulannya; 2) Kesulitan memperoleh data pada tingkat desa; 3) Tidak semua SKPD mempunyai data yang dibutuhkan; 4) Pengolah data yang sering berganti-ganti; 5) Data tidak terdokumen dengan baik sehingga menyebabkan data yang keluar dari sumber berbeda.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
267
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
b. Solusi Beberapa upaya perbaikan yang perlu dilakukan adalah: 1) Sangat penting meningkatkan kerjasama dengan BPS, sehingga akan memperoleh data yang akurat, dan valid; 2) Monografi desa perlu digerakkan dan ada koordinasi dengan SKPD terkait yang membidangi masalah pemberdayaan perdesaan; 3) Koordinasi lintas sektor secara kontinyu dan intens antara SKPD dengan instansi terkait dan SDM di kecamatan; 4) Adanya legalitas petugas data yang didukung dengan kebijakan.
24. URUSAN KEARSIPAN Pada dasarnya arsip merupakan naskah yang dibuat sebagai bukti autentik atas kinerja suatu organisasi, berbagai jenis kegiatan yang direncanakan, dilaksanakan dan hasil evaluasi atas kinerja sebuah organisasi terekam dalam sebuah arsip, sehingga dapat dikatakan bahwa arsip merupakan memori organisasi, tanpa arsip kita akan mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan dimasa mendatang. Dari semua asset negara yang ada, arsip termasuk asset yang paling berharga, mengingat arsip merupakan warisan nasional dari generasi ke generasi yang perlu dipelihara dan dilestarikan. Tingkat keberadaban suatu bangsa dapat dilihat dari pemeliharaan dan pelestarian terhadap arsipnya. Arsip merupakan rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan,
dan
perseorangan
dalam
pelaksanaan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
268
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Dalam pengelolaan arsip perlu dilakukan suatu manajemen arsip dinamis yaitu bagaimana mengelola arsip sejak diciptakan/dibuat, dipergunakan dan dirawat sampai dengan disusutkan secara efektiv dan efisien. Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah melakukan berbagai upaya untuk mempertinggi mutu penyelenggaraan kearsipan dengan menggiatkan kegiatan kearsipan ke arah yang lebih baik, karena pada dasarnya arsip juga mempunyai peran yang sangat penting, terlebih pada era informasi dilihat dari karakteristik arsip yang khusus, yaitu informasi arsip yang melekat pada fisik arsip asli adalah merupakan yang syah secara hukum. 24.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan pada Urusan Kearsipan yang dilaksanakan
oleh
Kantor
Perpustakaan
dan
Arsip
Daerah
Kabupaten Pekalongan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : a. Program
Perbaikan
sistem
Administrasi
Kearsipan,
dengan Kegiatan Penyusunan Raperda Kearsipan. b. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen Arsip Daerah, dengan kegiatan : 1) Pengadaan Sarana Prasarana Pengolahan dan Penyimpanan Arsip; 2) Kegiatan pendataan dan penataan dokumen arsip daerah 3) Kegiatan pembenahan arsip desa 4) Kegiatan penyempuranaan gedung arsip c. Program Prasarana
Pemeliharaan Kearsipan,
Rutin/Berkala dengan
Sarana
kegiatan
dan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala Sarana Pengolahan dan Penyimpanan Arsip. d. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi, dengan kegiatan : 1) Pembinaan bagi Pengelola Arsip SKPD;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
269
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
2) Sosialisasi/Penyuluhan Kearsipan di Lingkungan Instansi Pemerintah/Swasta. 24.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan wajib Kearsipan dilaksanakan dengan anggaran Belanja Langsung (tidak termasuk Belanja Langsung rutin SKPD) sebesar
Rp1.539.419.000,00
dan
terealisasi
sebesar
Rp1.261.249.700,00 atau 81,93% (Rincian Realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Realisasi terlaksana penyusunan
program
sesuai raperda
yang
dan telah
kearsipan
kegiatan
Urusan
direncanakan, yang
sudah
Kearsipan diantaranya
sampai
pada
pembahasan di DPRD Kabupaten Pekalongan dan diharapkan Tahun 2015 sudah bisa disahkan dalam bentuk peraturan daerah sehingga bisa untuk dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kearsipan di Kabupaten Pekalongan. Dalam kegiatan pendataan dan penataan arsip diantaranya melaksanakan penataan arsip milik eks Bagian Keuangan Setda Kabupaten Pekalongan sebanyak 19.500 berkas serta pembenahan arsip desa di 36 desa pada 6 kecamatan serta pembinaan kearsipan bagi pengelola arsip SKPD maupun petugas pengelola arsip di Pemerintah Desa yang pada Tahun 2014 sasarannya adalah Kepala Urusan Umum Pemerintah Desa. Untuk capaian target indikator sasaran pada urusan kearsipan yaitu pengelolaan arsip secara baku 80 pada 2013, pada tahun 2014 menjadi 86,95 naik 8,69%, peningkatan SDM pengelola arsip pada tahun 2013 sebanyak
23 orang pada tahun 2014
sebanyak 23 orang tetap tidak ada kenaikan dan pada jumlah penyelamatan arsip tekstual pada tahun 2013 sejumlah 82.733 berkas pada tahun 2014 menjadi 92.733 berkas naik 12,09%.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
270
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Tabel 4.58 Indikator Kinerja Utama Urusan Kearsipan INDIKATOR KINERJA 1. Pengelolaan arsip secara baku 2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan 3. Jumlah penyelamatan arsip tekstual
REALISASI 2012 2013 76 80
2011 74
2014 86,95
16
18
23
23
53.733
66.443
82.733
92.733
Sumber : Kanperpus-Arsipda Kab. Pekalongan, 2014
24.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan 1) Belum selesainya pembangunan gedung depot arsip sesuai standar pengelolaan kearsipan; 2) Minimnya ketrampilan pengelola kearsipan SKPD maupun pengelola kearsipan di Pemerintahan Desa sehingga belum optimalnya pengelolaan kearsipan di masing-masing unit kerja; 3) Minimnya
kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya
keberadaan arsip. b. Solusi 1) Perlu dilanjutkannya pelaksanaan pembangunan gedung depot arsip sebagai central record kearsipan Kabupaten Pekalongan 2) Perlunya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi pengelola kearsipan melalui pelaksanaan pelatihan disertai dengan simulasi/praktek pengelolaan kearsipan 3) Perlu diadakannya sosialisasi kearsipan ke seluruh jenjang masyarakat tentang pentingnya keberadaan arsip
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
271
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
25. URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Pembentukan
masyarakat
informatif
melalui
penyediaan,
penyebaran dan pemanfaatan informasi, dilaksanakan oleh pemerintah yang secara aktif mengumpulkan informasi bermanfaat untuk dapat diakses oleh masyarakat dan menyebarkan informasi bermanfaat secara merata kepada seluruh elemen masyarakat. Pembentukan program pembentukan masyarakat informasi, dari sisi pasokan dilaksanakan melalui program penyebaran informasi publik yang bermanfaat bagi pengembangan
kapabilitas
masyarakat
dan
program
peningkatan
implementasi e-government sampai tingkat daerah. Sedang dari sisi kebutuhan, pembentukan masyarakat informasi dilaksanakan melalui program pemberdayaan masyarakat sehingga dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari informasi yang dikomunikasikan, termasuk penguasaan teknologi yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Pada akhirnya, ketersediaan layanan informasi publik yang berkualitas dan diakses secara mudah dan cepat merupakan sebagai salah satu ciri khas masyarakat informasi yang sejahtera dan memiliki daya saing. Semakin meningkatnya kemampuan masyarakat luas dalam penguasaan teknologi komunikasi dan informasi, maka harus diimbangi pula campur tangan oleh pemerintah daerah sebagai aktor utama pelaksana pembangunan. Dalam rangka
mencapai
target
Standar
Pelayanan Minimal bidang komunikasi dan informatika di Kabupaten/kota, maka di setiap pemda harus melaksanakan kegiatan Diseminasi Informasi Nasional. Pelayanan komunikasi dan informasi antara lain melalui pelayanan pos (PT. Pos Indonesia) dan telepon (PT. Telkom, provider melalui mobile phone – dengan menara BTS). Selain itu Kabupaten Pekalongan juga mempunya LPSE yaitu unit kerja yang dibentuk diberbagai instansi dan pemerintah daerah untuk melayani Unit Pelayanan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
272
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
Pengadaan
(ULP)
melaksanakan
atau
pengadaan
panitia/pokja secara
ULP
Pengadaan
elektronik.
Untuk
BAB IV
yang
akan
mempermudah
informasi maka pemerintah memberikan fasilitas hotspot di 25 titik dalam area Pemda Kabupaten Pekalongan. Sedangkan untuk pendirian menara / tower seluler sampai akhir 2014 tercatat ada 127 Menara 25.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Komunikasi dan Informatika dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; Sekretariat DPRD serta Bagian Humas Setda melalui program dan kegiatan pada tahun 2014 sebagai berikut : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika b.
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Masa, dengan kegiatan : 1) Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi; 2) Pengadaan
Peralatan
Survey
Lapangan
Menara
Telekomunikasi; 3) Pengelolaan Fasilitas PPID; dan 4) Pengadaan Server dan Peralatan Pendukung. c.
Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Komunikasi dan Informasi, dengan kegiatan : 3) Penyusunan sistem Informasi Terhadap Layanan Publik; 4) Program Kerjasama Informasi dan Media Massa; 5) Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah.
Sekretariat DPRD Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Masa,
dengan kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala Website
DPRD.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
273
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Bagian Humas Setda a.
Program
Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi, dengan kegiatan Pengembangan Sistem Informasi (Website Bagian Humas). b.
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa, dengan kegiatan : 1) Penyediaan Jasa Komunikasi Informasi dan Media Massa; 6) Penerbitan Majalah Gema Kota Santri (f); 7) Penyelenggaraan Penyiaran Station Radio FM; 8) Penyusunan
Buku
Himpunan
Sambutan
Bupati
Pekalongan; 9) Pengadaan Kalender Pemkab Pekalongan Tahun 2015; 10) Pengadaan Buku Agenda Kerja Tahun 2014; 11) Pembuatan Leaflet, Baliho dan Spanduk; 12) Penyusunan Juklak Keprotokoleran. 25.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan wajib Komunikasi dan Informatika dilaksanakan dengan anggaran Belanja Langsung (tidak termasuk Belanja Langsung rutin SKPD) sebesar Rp2.077.739.200,00 dan terealisasi sebesar
Rp1.974.619.461,00
atau
95,04%
(Rincian
Realisasi
Program dan Kegiatan terlampir). Capaian indikator kinerja Urusan Komunikasi dan Informasi adalah sebagai berikut : Tabel 4.59 Capaian Indikator Urusan Komunikasi dan Informatika NO.
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
CAPAIAN 2013
1.
Jumlah jaringan komunikasi (Wi Fi aktif) Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
buah
31
TARGET 20
%
0,01
0,01
2.
TAHUN 2014 REALISASI 42 0,01
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
% 210,00 100,00
274
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
NO. 3. 4. 5. 6.
INDIKATOR KINERJA Jumlah surat kabar nasional/lokal (media) Jumlah penyiaran radio/TV lokal Web site milik pemerintah daerah Pameran/expo
BAB IV
TAHUN 2014 TARGET REALISASI 36 9
SATUAN
CAPAIAN 2013
buah
8
unit
7
7
7
100,00
buah
9
9
13
144,44
kali/tahun
1
1
1
100,00
% 25,00
7.
Kegiatan diseminasi Informasi Nasional melalui media massa seperti majalah, radio, dan televisi
kali/tahun
3
12
2
16,67
8.
Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media baru seperti website (media online) Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media tradisional seperti pertunjukan rakyat Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media interpersonal seperti sarasehan, ceramah/ diskusi, dan lokakarya
kali/tahun
365
365
365
100,00
pertahun
0
12
1
8,33
kali/tahun
3
12
0
0,00
11.
Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho
kali/tahun
0
12
5
41,67
12.
Kelompok Informasi Masyarakat di tingkat kecamatan
9.
10.
%
31,58
50
31,58
63,16
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pekalongan, 2014
Dari tabel Capaian Indikator Kinerja Tahun 2014 diketahui perbandingan antara tahun 2014 dan tahun 2013 rata rata dengan prosentase yang sama. Hal ini disebabkan keterbatasan dana anggaran bidang kominfo sebagai akibat dari mekanisme proses penyusunan RKA yang belum menggunakan pendekatan SPM (standar pelayanan minimal) dan kurang diketahuinya peranan dan fungsi diseminasi informasi oleh berbagai pihak.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
275
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
25.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014 adalah 1) Belum
adanya
komitmen
dan
kesatuan
tindak
dalam
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sehingga pengembangan TIK berjalan sendiri-sendiri antar SKPD. 2) Keterbatasan pengembangan sistem informasi perkantoran maya/elektronik dan aplikasi teknis masing-masing SKPD untuk meningkatkan kinerja dalam rangka pengembangan elektronik goverment (e-Goverment). b. Solusi Dengan adanya permasalahan yang ada maka solusi untuk menyelesaikannya adalah : 1) Dengan peraturan
penambahan dan
intensitas
penegakan
sosialisasi
hukum
peraturan
serta
–
peningkatan
koordinasi antar SKPD. 2) Penambahan SDM atau pegawai dengan kualifikasi sarjana sistem informasi (Si) dan peningkatan SDM melalui kursus atau
pelatihan
teknis
yangmendukung
pengembangan
elektronik goverment untuk mengurangi ketergantungan dengan pihak penyedia/jasa pihak ketiga.
26. URUSAN PERPUSTAKAAN Pembangunan di bidang perpustakaan memiliki fungsi strategis dalam menjembatani kebutuhan informasi masyarakat perlu diarahkan untuk membangun masyarakat membaca, masyarakat belajar sebagai
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
276
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
garis pengembangan budaya keilmuan, berbudaya ilmiah dan kritis menuju masyarakat yang terinformasi/well-informed, kritis, inovatif, produktif melalui pengembangan budaya baca, pelestarian hasil budaya intelektual,
pengembangan
dan
pembinaan
perpustakaan
sebagai
infrastruktur dan aksesibilitas layanan informasi iptek. Sebagai upaya akselerasi
agenda pembangunan untuk mendukung upaya proses
reformasi, perbaikan kesejahteraan rakyat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, perpustakaan sesuai tugas pokok dan fungsinya harus mengarahkan sektor program kepada dua bidang utama pembangunan yaitu pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan. Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan sumber daya manusia perlu adanya suatu media, salah satu media yang bisa dipergunakan adalah perpustakaan, perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, pengetahuan, penelitian, rekreasi dan pelestarian budaya. Perpustakaan pengetahuan
bisa
juga
disebut
sebagai
pusat
penyebaran
ilmu
karena mempunyai peranan penting sebagai wahana
mencerdaskan bangsa guna tercapainya masyarakat yang terdidik dan berwawasan luas. Guna tercapainya tujuan tersebut perlu adanya kebijakan di bidang
perpustakaan
melalui
penyelenggaraan
perpustakaan,
pengembangan jaringan perpustakaan, pengembangan SDM, pembinaan teknis perpustakaan, pengembangan jabatan fungsional perpustakaan, dan pelestarian koleksi daerah/nasional serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis di bidang perpustakaan. 26.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Perpustakaan dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pekalongan tahun 2014 adalah Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan, yang dilaksanakan melalui kegiatan : a. Publikasi dan Sosialisasi Minat dan Budaya Baca;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
277
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
b. Penyediaan Bahan Pustaka Perpustakaan Umum; c. Operasional Layanan Perpustakaan Keliling; d. Peningkatan Pelayanan Perpustakaan Umum; e. Rintisan Perpustakaan Digital; f. Bimbingan Teknis Bagi Pengelola Perpustakaan Desa; g. Pelatihan Bagi Pengelola Digitalsiasi; h. Pamaeran Buku Dan Arsip Daerah. 26.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan
Perpustakaan
dilaksanakan
dengan
anggaran
Belanja Langsung Urusan (tidak termasuk Belanja Langsung rutin SKPD)
sebesar
Rp407.500.000,00
dan
terealisasi
sebesar
Rp394.948.200,00 atau 96,92%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2014 antara lain pelayanan perpustakaan umum yang dilakukan setiap hari Senin sampai Jum’at jam 08.00 sampai dengan jam 16.30 serta membuka layanan pada hari Sabtu dan Minggu dari jam 08.00 sampai dengan jam 13.00. sementara untuk memenuhi para pemustaka yang tinggalnya jauh atau di daerah terisolir dari perpustakaan umum difasilitasi layanan perpustakaan keliling dengan jumlah armada sebanyak 3 armada perpustakaan keliling. Disamping itu untuk memenuhi pemustaka terhadap variatifnya bahan pustaka dilaksanakan penambahan/pengadaan buku baru sehingga akan menambah gairah pemustaka untuk berkunjung
ke
perpustakaan
umum
selain
itu
juga
guna
pemasyarakatan membaca dilaksanakan sosialisasi dan publikasi lewat media elektronik dan melaksanakan pameran buku untuk memenuhi para pemustaka untuk mendapatkan buku dengan harga murah.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
278
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
Capaian target indikator sasaran pada urusan perpustakaan yaitu jumlah perpustakaan desa pada tahun 2013 sebanyak 171 perpustakaan desa, pada tahun 2014 tidak ada perubahan sebanyak 171 perpustakaan, jumlah pengunjung perpustakaan tahun 2013 sebanyak 43.401 pengunjung pada tahun 2014 sebanyak 43.917
pengunjung naik 1.19%
sedangkan jumlah
bahan pustaka pada tahun 2013 sebanyak 32.114 eksemplar pada tahun 2014 sebanyak 35.756 naik 11,34%. Tabel 4.60 Indikator Kiinerja Utama Urusan Perpustakaan INDIKATOR KINERJA 1. Jumlah perpustakaan desa 2. Jumlah pengunjung perpustakan per tahun 3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
2011 107
REALISASI 2012 2013 114 171
2014 171
38.750
39.283
43.401
43.917
24.867
25.856
32.114
35.756
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pekalongan, 2013
26.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan 1) Koleksi perpustakaan masih terbatas sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat 2) Belum terbentuknya budaya baca masyarakat sehingga apresiasi terhadap perpustakaan dan pemanfaatan potensi perpustakaan belum optimal 3) Jumlah maupun kualitas tenaga pengelola perpustakaan belum memadai dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi di bidang perpustakaan masih terbatas 4) Layanan perpustakaan belum menjangkau ke seluruh Wilayah di Kabupaten Pekalongan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
279
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IV
b. Solusi 1) Perlunya
peningkatan
jumlah
bahan
pustaka
melalui
pengadaan secara rutin dan mengajukan proposal bantuan ke Provinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah Pusat (Perpusnas) 2) Perlunya sosialisasi minat budaya baca yang lebih intensif dan terprogram melalui penyelenggaraan seminar bedah buku, promosi lewat brosur maupun pamflet, penyiaran lewat media elektronik yaitu radio 3) Perlunya penyelenggaraan/diikutsertakannya pelatihan dan ketrampilan baik ditingkat kabupaten, provinsi maupun pusat
bagi
pengelola
perpustakaan
umum
maupun
perpusdes/perpustakaan sekolah/perpustakaan khusus 4) Perlu adanya penambahan armada perpustakaan keliling baru dan didukung dengan sumber daya manusia/pengelola perpustakaan
keliling
guna
memenuhi
layanan
perpustakaan di daerah terpencil.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2014
280