PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
19. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI Perkembangan pembaharuan politik dalam segenap aspek kehidupan masyarakat, yang dikenal dengan reformasi membawa implikasi yang sangat luas terhadap kehidupan politik dan orientasi penyelenggaraan pemerintahan serta terwujudnya demokratisasi yang diharapkan sesuai UUD’45 dan Pancasila. Demokratisasi yang berjalan telah membuka perspektif baru menyangkut interaksi antar pemerintah dan masyarakat. Dalam rangka mendukung terselenggaranya pembangunan daerah secara dinamis diperlukan keamanan dan ketertiban umum melalui langkah-langkah antisipatif terhadap munculnya kerawanan-kerawanan sosial, politik, ekonomi, bencana dan kejadian-kejadian menonjol yang meresahkan masyarakat serta meningkatkan stabilitas keamanan wilayah dalam suasana iklim politik yang nyaman dan kondusif. Adanya
berbagai
kecenderungan
perubahan
paradigma
pembangunan dan pemerintahan termasuk dinamika kemasyarakatan, maka tidak ada pilihan lain bagi pemerintah harus melakukan perubahan pola kerja dengan paradigma baru yang berorientasi pada pemberian pelayanan sebaik-baiknya terhadap masyarakat. Tujuan Pembangunan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik adalah menciptakan lingkungan yang aman dan tertib serta antisipatif terhadap munculnya kerawanan-kerawanan sosial, politik, ekonomi dan bencana yang meresahkan masyarakat serta meningkatkan iklim politik yang
kondusif
dan
stabilitas
politik
daerah
guna
mendukung
terselenggaranya pembangunan daerah secara dinamis. 19.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada Tahun 2015 dilaksanakan oleh 2 SKPD yaitu Kantor Kesatuan Bangsa, Sekretariat Daerah dan Politik serta Satuan Polisi Pamong Praja adalah :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
246
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik a. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan, dengan kegiatan : 1) Koordinasi Pelaksanaan Pengamanan Hari Raya, Natal dan Tahun Baru 2) Antisipasi Pengamanan Wilayah; 3) Komunitas Intelijen Daerah (Kominda); 4) Fasilitasi Tim Terpadu Penanganan Gangguan Keamanan Tingkat Kabupaten Pekalongan. b. Program
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan,
dengan Kegiatan Peningkatan Kesadaran Masyarakat Akan Nilai-Nilai Luhur Budaya Bangsa dan Peningkatan Kesadaran Bela Negara. c. Program
Pemeliharaan
Kantramtibmas
dan
Pencegahan Tindak Kriminal, dengan Kegiatan Fasilitasi Pengamanan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati. d. Program
Kemitraan
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan, dengan kegiatan : 1) Pengawasan Orang Asing; 2) Penguatan Penghayatan Ideologi Pancasila bagi aparatur dan elemen masyarakat. e. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan, dengan kegiatan : 1) Koordinasi Penyelenggaraan pemerintah daerah bidang keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat; 2) Fasilitasi
Pemberdayaan
Forum
Kerukunan
Umat
Beragama (FKUB); 3) Fasilitasi Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM). f.
Program
Pendidikan
Politik
Masyarakat,
dengan
kegiatan : 1) Koordinasi dengan pengurus parpol terwakili;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
247
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
2) Bintek
Penatausahaan
Laporan
Pertanggungjawaban
Keuangan Partai Politik. g. Program
Pembinaan
Organisasi
Masyarakat
Sipil,
dengan kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan Penertiban Surat Keterangan Terdaftar Bagi Ormas/LSM. Bagian Tata Pemerintahan Setda Program
Peningkatan
Keamanan
dan
Kenyamanan
Lingkungan, dengan Kegiatan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala. Satuan Polisi Pamong Praja a. Program Pemeliharaan Kamtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal, dengan kegiatan : 1) Pengamanan dan Pengawalan Pejabat Pusat dan Daerah; 2) Pengamanan Acara Pemda, Hari-hari Besar Keagamaan dan 3) Nasional Daerah; 4) Patroli Wilayah; 5) Operasional Bagi Anggota LRC Kabupaten Pekalongan; 6) Bintek Peningkatan Kemampuan dan Ketrampilan anggota Satpol PP; 7) Pengamanan Pemilihan Kepala Desa (PAM Pilkades); 8) Fasilitasi Pengamanan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati. b. Program Masyarakat
Peningkatan (PEKAT),
Pemberantasan dengan
Kegiatan
Penyakit Operasi
Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) dan Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT). c. Program Penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah, dengan kegiatan :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
248
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
1) Operasi Penegakan Perda dan Produk Hukum Daerah Lainnya; 2) Penertiban Periklanan; 3) Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal (DBHCHT). 19.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Realisasi program dan kegiatan yang berkaitan dengan Urusan Wajib Pemerintahan Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik dalam hal ini Belanja Langsung sebesar
Rp2.650.810.000,00
telah dengan
dialokasikan anggaran realisasi
penyerapan
sebesar Rp2.491.639.300,00 atau 94,00%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian
target
indikator
sasaran
keberhasilan
pembangunan untuk Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat dilihat lebih rinci dari outcome yang telah dicapai selama tahun 2015 sebagai berikut : Tabel 4.71 Indikator Capaian Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri NO. 1
2 3 4
URUSAN, INDIKATOR KINERJA Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas, OKP. Kegiatan Pembinaan Politik Daerah Jumlah Organisasi Kemasyarakat ( Orkemas ) Jumlah Lembaga swadaya Masyarakat (LSM)
TARGET
REALISASI
%
Giat
CAPAIAN RPJM 2014 11
26
14
53,84
NAIK/ TURUN (%) 46,15
Giat
8
18
12
66,66
33,33
Ormas
70
70
73
104,2 8
4,28
LSM
29
20
30
150
50
SATUAN
REALISASI
Sumber : Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik & Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Pekalongan, 2016
Indikator Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas, OKP, Berdasarkan data yang tersedia, menunjukkan bahwa pembinaan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
249
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
terhadap Orkemas dan LSM sampai kondisi akhir RPJMD tahun 2015 mengalami penurunan 46,15% dari target 100% atau 26 kegiatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 14 kegiatan. Pada Tahun 2015 target capaian pembinaan sebanyak 3 kegiatan atau 42,85% dari sasaran target 7 kegiatan. Menurunnya kegiatan pembinaan
dikarenakan
terdapat
kegiatan-kegiatan
yang
diusulkan dalam Renja namun tidak diakomodir dalam APBD, sehingga kegiatan pembinaan mengalami penurunan. Indikator Kegiatan Pembinaan Politik Daerah, pada tahun 2015 pencapaian target dari 18 kegiatan dapat terealisasi 12 kegiatan. disebabkan
Menurunnya
kegiatan
kurangnya
koordinasi
pembinaan dan
politik
komunikasi
lebih dengan
pengurus partai politik terwakili, lembaga partai politik, lembaga penyelenggara pemilu dan pemerintah daerah dan terdapatnya kegiatan-kegiatan yang diusulkan dalam Renja namun tidak diakomodir dalam APBD, sehingga kegiatan pembinaan mengalami penurunan. Kendala yang dihadapi adalah masih rendahnya pendidikan politik dan demokratisasi bagi masyarakat. Indikator Jumlah LSM, berdasarkan data diatas terlihat bahwa pada tahun 2015 jumlah LSM di Kabupaten Pekalongan sejumlah 30 LSM (22 LSM Lokal dan 8 LSM Nasional) artinya dilihat dari segi kuantitas mengalami peningkatan 10 LSM atau 50% dari target 20 LSM. Namun dilihat dari segi kualitas mengalami penurunan karena dari hasil verifikasi data administrasi dan lapangan, terdapat 13 LSM yang memiliki SKT dan 17 LSM tidak memiliki SKT (tdk/belum melakukan perpanjangan SKT). Indikator Jumlah Orkemas, berdasarkan data diatas terlihat bahwa pada tahun 2015 jumlah Ormas di Kabupaten Pekalongan sejumlah 73 Ormas artinya dilihat dari segi kuantitas mengalami peningkatan 3 Ormas atau 4,28% dari target 70 Ormas. Namun dilihat dari segi kualitas mengalami penurunan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
250
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
karena dari hasil verifikasi data administrasi dan lapangan, terdapat 21 ormas yang memiliki SKT (Surat Keterangan Terdaftar) dan 52 ormas tidak memiliki SKT (tidak/belum melakukan Perpanjangan SKT). 19.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan 1) Terbatasnya Sumberdaya Aparatur baik segi kualitas maupun kuantitas; 2) Kurangnya Sosialisasi Perda dan Peraturan Perundangundangan lainnya; 3) Kurangnya pengetahuan dan informasi tentang Peraturan Perundang- undangan; 4) Keterbatasan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk lebih menunjang pelaksanaan tugas pokok; 5) masih rendahnya pendidikan politik dan demokratisasi bagi masyarakat; 6) kurangnya kewaspadaan masyarakat terhadap munculnya
konflik
yang
berkaitan
potensi dengan
Ipoleksosbudhankam; 7) masih
adanya
ganguan-gangguan
keamanan
dan
ketertiban di lingkungan masyarakat yang memerlukan tindakan antisipatif dari semua pihak; 8) degradasi moral dan etika bangsa akibat terkikisnya rasa kebangsaan (nasionalisme); 9) masih banyaknya Ormas/ LSM belum terdaftar serta tidak melaporkan keberadaanya dan aktifitas kegiatan setiap tahunnya; 10) adanya
beberapa
mempunyai
tingkat
Ormas/
LSM
dependensi
yang yang
diperkirakan tinggi
pada
pemerintah serta pasif dalam menjalankan tugasnya;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
251
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
11) belum optimalnya
harmonisasi kerukunan antar tokoh-
tokoh dan umat beragama. b. Solusi 1) Penambahan Tenaga Penegak Perda yang handal dan terampil; 2) Penyiapan dan pembekalan personil dengan keterampilan tentang penyidikan; 3) Penambahan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan sesuai tugas pokok; 4) Meningkatkan pendidikan politik bagi masyarakat; 5) Peningkatan pembinaan kewaspadaan dini masyarakat; 6) Peningkatan
pemahaman
nasionalisme
(wawasan
Kebangsaan) bagi seluruh elemen masyarakat (tomas, toga, towa, toda) dan Kelembagaan (Orkemas/LSM/LNL); 7) Menumbuhkan jiwa patriotisme, kesadaran masyarakat untuk
menghargai
nilai-nilai
kepahlawanan
serta
kesadaran bela negara melalui peningkatan SDM aparat dan masyarakat tentang patriotik dan bela negara dengan pelatihan dan pendidikan; 8) Reaktualisasi
empat
pilar
kebangsaan
dengan
menempatkan mata Pelajaran empat pilar Kebangsaan kedalam kurikulum pendidikan Tingkat Dasar, Menengah dan Atas; 9) Peningkatan Pembinaan Orkemas/LSM/LNL; 10) Peningkatan harmonisasi
dan
kerukunan
antar
umat
beragama.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
252
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
20. URUSAN
OTONOMI
DAERAH,
PEMERINTAHAN
UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN Pemerintahan
yang
sentralistik
di
masa
lalu
terbukti
menghasilkan kesenjangan pembangunan yang sangat mencolok antara pusat dan daerah. Dengan adanya otonomi daerah terbuka peluang untuk mempersempit kesenjangan pembangunan tersebut dengan menarik pusat-pusat perekonomian pelayanan
publik
meningkat
dan
memberikan
pada
masyarakat.
pelayanan
kesempatan
ke daerah
yang bagi
Gairah
semakin
dan
perekonomian
baik
masyarakat
mendekatkan
di
untuk
daerah
yang akan
meningkatkan
kemampuan berusaha. Otonomi daerah diagendakan bukan hanya dalam rangka mempertahankan keutuhan bangsa di dalam keberagaman dan hanya sekedar penyerahan wewenang pemerintahan dari pusat ke daerah, tetapi juga mencakup agenda penyertaan masyarakat di dalam proses pemerintahan itu sendiri. Komitmen dari reformasi birokrasi telah menjadi kewajiban pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) dan kepemerintahan yang bersih
(clean
governance). Reformasi birokrasi sebagai tuntutan
dinamika masyarakat dengan menitikberatkan pada area perubahan yang antara lain adalah : a. Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing); b. Sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance; c. Regulasi yang tertib, tidak tumpang tindah, dan kondusif; d. SDM
aparatur
yang
berintegritas,
netral,
kompeten,
kapabel,
profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera; e. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
253
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
f. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; g. Pelayanan prima yang sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat; h. Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi. Selain birokrasi yang baik, maka perlu didukung oleh masyarakat yang sadar hukum. Kesadaran hukum masyarakat yang dinamis dan sangat tergantung kepada bagaimana penegakan hukum itu dilakukan membutuhkan suatu proses yang cukup panjang agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Komitmen publik untuk melakukan berbagai upaya pengawasan dan peningkatan kualitas pelaksanaan hukum membutuhkan upaya-upaya peningkatan di berbagai faktor yang mendukung. Untuk mewujudkan pelaksanaan pemerintahan yang bersih, pengawasan menjadi agenda penting seperti sinergi pengawasan internal, efektivitas
pengawasan
eksternal,
pengawasan
masyarakat/sosial,
pengawasan legislatif dan juga pengawasan melekat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman
Pembinaan
dan
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa fungsi pengawasan yang dilakukan DPRD terhadap Pemerintah Daerah bersifat pengawasan kebijakan dan bukan pengawasan teknis. Disamping pengawasan tersebut pengawasan oleh masyarakat (kontrol sosial) diperlukan dalam mewujudkan
peran
serta
masyarakat
guna
menciptakan
penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, bersih, dan bebas dari korupsi, kolusi serta nepotisme. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh Bupati adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar penyelenggaraan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Pekalongan
dan
Pemerintahan Desa di Kabupaten Pekalongan berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pengawasan dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah sesuai dengan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
254
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
bidang kewenangannya masing-masing, yang dalam hal ini oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah yaitu Inspektorat Kabupaten Pekalongan. Pelaksanaan Bidang Pemerintahan umum Pemerintah Kabupaten Pekalongan
didukung
oleh
19
kecamatan
untuk
melaksanakan
pelimpahan sebagian wewenang Bupati dalam menangani sebagian urusan otonomi daerah dan tugas umum pemerintah daerah. 20.1. Program dan Kegiatan Urusan
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dilaksanakan oleh : (1) Sekretariat DPRD, (2) Inspektorat,
(3)
Badan
Kepegawaian
Daerah,
(4)
Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah, (5) Sekretariat Daerah yang meliputi Bagian Umum, Bagian Tata Pemerintahan, Bagian
Hukum,
Kepegawaian,
Bagian
Bagian
Humas,
Pembangunan,
Bagian
Organisasi
Bagian
Kesra,
dan
Bagian
Perekonomian dan Bagian Asset, serta (6) 19 Kecamatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Program dan kegiatan yang dilaksanakan berkenaan dengan penyelenggaraan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi
Keuangan
Daerah,
Perangkat
Daerah,
Kepegawaian dan Persandian Tahun 2015 adalah sebagai berikut : Bagian Humas Setda a. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan Kegiatan Pers Tour; b. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/
Wakil
Kepala
Daerah,
dengan
Kegiatan
Peningkatan Kualitas Pelayanan Kegiatan Protokoler Acara Resmi Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
255
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Bagian Asset Setda a. Program
Peningkatan
Pengembangan
Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan : 1) Penyusunan
Daftar
Kebutuhan
Barang
Milik
Daerah
(DKBMD) dan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Daerah (DKPBD); 2) Penyusunan Laporan Barang Milik Daerah. b. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan kegiatan : 1) Penyusunan Standarisasi Biaya Kegiatan dan Honorarium, Biaya
Pemeliharaan
dan
Standarisasi
Harga
Barang
Kebutuhan Pemerintah Kabupaten Pekalongan; 2) Pelaksanaan Sertifikasi Aset Daerah; 3) Lelang Barang Daerah; 4) Penunjang Penghapusan Aset Daerah; 5) Pembinaan Pengelolaan Barang Daerah; 6) Penunjang
Pemanfaatan
Aset
Pemerintah
Kabupaten
Pekalongan; 7) Penyediaan Papan Nama Identitas; 8) Penunjang Pelaksanaan System Informasi Barang Daerah. Bagian Hukum Setda a. Program Pengintensifikasian Penanganan Pengaduan Masyarakat, dengan Kegiatan Penanganan Perkara Litigasi dan Non Litigasi. b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, dengan kegiatan : 1)
Publikasi Peraturan Perundang-undangan;
2)
Jaringan
Dokumentasi
dan
Informasi
Hukum
(JDI
Hukum);
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
256
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
3)
Penyediaan
Bahan
Bacaan
Peraturan
Perundang-
Penyusunan
Rancangan
undangan; 4)
Fasilitasi
dan
Koordinasi
Peraturan Perundang-undangan; 5)
Rapat Kerja Program Legislasi Daerah;
6)
Harmonisasi dan Sinkronisasi Produk Hukum Daerah dan Desa;
7)
Koordinasi,
Kajian
Kerja
sama
dan
Permasalahan
Peraturan Perundang-undangan; 8)
Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Daerah;
9)
Penyuluhan Hukum;
10) Pengiriman Peserta LCC Keluarga Sadar Hukum Tingkat Bakorwil dan Provinsi. c. Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan Hak Asasi Manusia, dengan Kegiatan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia. Bagian Organisasi Setda a. Program Penataan Daerah Otonomi Baru, dengan kegiatan : 1) Evaluasi Kinerja Pelayanan Publik; 2) Analisis Beban Kerja; 3) Penataan Kelembagaan; 4) Sosialisasi IKM dan Standar Pelayanan; 5) Analisis Jabatan; 6) Penyusunan dan Sosialisasi Tata Naskah Dinas; 7) Penyusunan Uraian Tugas Jabatan; 8) Penyusunan Standar Operasional Prosedur. b. Program
Peningkatan
Pengembangan
Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
257
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD. c. Program
Peningkatan
Peningkatan
Sistem
Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah, dengan Kegiatan Penyusunan Laporan Waskat. d. Program
Peningkatan
Disiplin
Aparatur,
dengan
Kegiatan Pengadaan Kartu Tanda Pengenal Pegawai. Bagian Pembangunan Setda a. Program
Peningkatan
pengembangan
sistem
pelaporan capaian kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan : 1) Penyusunan Buku Laporan Perkembangan Pelaksanaan Belanja Langsung APBD, Bantuan Kab/Kota dan Tugas Pembantuan; 2) Koordinasi pengendalian dan pelaporan kegiatan; 3) Peningkatan
aplikasi
sistem
pelaporan
dan
pendampingan. b. Program
Peningkatan
dan
Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan kegiatan : 1) Sosialisasi
dan
Diseminasi
Peraturan
Perundang-
undangan Jasa Konstruksi dan Peraturan Lainnya yang terkait; 2) Penyusunan
Petunjuk
Pelaksanaan
Pengadaan
Barang/Jasa Kabupaten Pekalongan; 3) Visualisasi Kegiatan Fisik APBD Kabupaten Pekalongan; 4) Penyusunan
Standarisasi
Dokumen
Pengadaan
Barang/Jasa dan Kontrak; 5) Sosialisasi Pengadaan Barang/Jasa di Desa.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
258
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
c. Program
Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi, dengan kegiatan : 1) Operasionalisasi Unit Layanan Pengadaan (ULP); 2) Sewa Bandwidth. Bagian Perekonomian Setda a. Program
Pengembangan
Kewirausahaan
Dan
Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah, dengan Kegiatan Fasilitasi Dekranasda Kabupaten Pekalongan. b. Program
Peningkatan
Promosi
Dan
Kerjasama
Investasi, dengan kegiatan : 1) Fasilitasi
Koordinasi,
Monitoring
dan
evaluasi
pengembangan perekonomian daerah dan investasi; 2) Penyelenggaraan Kajen EXPO 2015. c. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negri, dengan Kegiatan Pendampingan Pupuk Bersubsidi dan Elpiji. Bagian Tata Pemerintahan Setda a. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan, dengan Kegiatan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. b. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan Kegiatan Fasilitasi Koordinasi Antar Daerah Kabupaten Seluruh Indonesia. c. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan
KDH,
dengan Kegiatan Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD). d. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, dengan kegiatan :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
259
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
1) Penyusunan Peraturan Daerah Terkait Penyelenggaraan Pemerintah Desa; 2) Penyusunan
Peraturan
Kepala
Daerah
Terkait
Penyelenggaran Pemerintah Desa. e. Program Penataan Daerah Otonomi Baru, dengan Kegiatan Pemeliharaan dan Pembuatan Batas Kecamatan di Wilayah Kabupaten Pekalongan. f.
Program
Penerapan
Kepemerintahan
Yang
Baik,
dengan kegiatan : 1) Peningkatan Kapasitas Aparat Kecamatan; 2) Sosialisasi dan Fasilitasi Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN). g. Program
Peningkatan
Keberdayaan
Masyarakat,
dengan Kegiatan Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan. h. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan, dengan Kegiatan Fasilitasi Penyaluran Bantuan kepada Pemerintah Desa. i.
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa, dengan kegiatan : 1) Pemilihan Kepala Desa di Kabupaten Pekalongan; 2) Fasilitasi Permasalahan Pemerintahan Desa.
j.
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa,
dengan
Kegiatan
Evaluasi
Tertib
Administrasi
Desa/Kelurahan. k. Program
Pengembangan
Data/Informasi/Statistik
Daerah, dengan Kegiatan Inventarisasi Rupabumi Unsur Buatan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
260
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Bagian Umum Setda a. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah, dengan kegiatan : 1) Koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Lainnya; 2) Biaya Rumah Tangga Bupati dan Wakil Bupati. b. Program
Peningkatan
Pengelolaan
Keuangan
Dan Daerah,
Pengembangan dengan
Kegiatan
Administrasi Pengelolaan dan Pengendalian Kegiatan. Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda a. Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS Termasuk
HIV/AIDS,
dengan
Kegiatan
Penyuluhan
Penanggulangan Narkoba, PMS Termasuk HIV/AIDS. b. Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo, dengan Kegiatan Buka Puasa Bersama Bupati Pekalongan dengan Anak yatim/panti dan Pemuda/Masyarakat. c. Program
Pengembangan
Nilai
Budaya,
dengan
kegiatan : 1) Penyelenggaraan
dan
Pengiriman
MTQ/STQ/MHQ
Kabupaten Pekalongan; 2) Kirab Budaya dan Produk unggulan daerah Kabupaten Pekalongan; 3) Fasilitasi Peningkatan nilai-nilai Keyakinan Masyarakat. d. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan Kegiatan Fasilitasi Operasional Batuan Sosial. e. Program Pelayanan Masyarakat, dengan kegiatan : 1) Fasilitasi Pembinaan Paguyuban Warga Pekalongan di Jakarta; 2) Fasilitasi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
261
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
3) Fasilitasi Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (TP UKS) Kabupaten Pekalongan; 4) Fasilitasi Transportasi Jamaah Haji; 5) Fasilitasi Pelayanan Kesehatan dan Pelaksanaan Ibadah Haji. Inspektorat a.
Program
Peningkatan
Pengembangan
Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan : 1) Penyusunan
Program
Kerja
Pemeriksaan
Tahunan
(PKPT); 2) Penyusunan Laporan dan Evaluasi Hasil Pengawasan. b.
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan
KDH,
dengan kegiatan : 1) Pelaksanaan Pengawasan Internal secara Berkala; 2) Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Daerah; 3) Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH; 4) Inventarisasi Temuan Pengawasan; 5) Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan; 6) Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan; 7) Pelaksanaan Evaluasi Tahunan LAKIP SKPD; 8) Reviu Laporan Keuangan (Pemda dan SKPD); 9) Penelitian dan Penilaian LP2P; 10) Pelaksanaan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB); 11) Review RKA SKPD dan PPKD.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
262
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
c.
Program
Peningkatan
Pemeriksa dan
Profesionalisme
Aparatur
Tenaga
Pengawasan, dengan
kegiatan : 1) Pelatihan
Pengembangan
Tenaga
Pemeriksa
dan
Aparatur Pengawasan; 2) Pengiriman Peserta Diklat/ Ujian/ Sosialisasi/ Bintek/ Pelatihan/ Kursus/ Seminar ke Luar Daerah; 3) Peningkatan Pemerintah
Kapasitas (APIP)
Aparat
Dalam
Pengawas
Rangka
Internal
Implementasi
Permendagri Nomor 52 Tahun 2015. d.
Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan, dengan Kegiatan Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Pengawasan.
e.
Program
Penyediaan
Pelayanan
Administrasi
Kepegawaian, dengan Kegiatan Penyediaan Pengelolaan Tata Usaha Kepegawaian. Badan Kepegawaian Daerah a. Program
Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi, dengan kegiatan : 1) Pemeliharaan Operasional SIMPEG, SAPK dan Website; 2) Pengelolaan Dokumen Kepegawaian; 3) Pengelolaan Pendataan Ulang PNS (e-PUPNS) b. Program
Peningkatan
Kapasitas
Sumber
Daya
Aparatur, dengan kegiatan : 1) Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Bagi Calon PNS Daerah; 2) Ujian dinas dan Ujian Penyesuaian Ijazah dan Penerbitan Ijin Belajar; 3) Diklat Fungsional Bintek,seminar bagi PNS; 4) Diklat Kepemimpinan;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
263
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
5) Pemberian Penghargaan Satya Lancana Karya Satya; 6) Sosialisasi Peraturan Perundang – undangan; 7) Bintek Peningkatan Kompetensi Sekdes. c. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, dengan kegiatan : 1) Pemberian Bantuan Penyelenggaraan Penerimaan Praja IPDN; 2) Operasional Kegiatan Baperjakat; 3) Penyelesaian Usulan Kenaikan Pangkat dan Pensiun; 4) Promosi dan Mutasi Pegawai; 5) Penyusunan Formasi Pegawai; 6) Pengusulan Karis, Karsu dan Karpeg; 7) Penanganan Pengolahan LHKPN dan Penanganan Kasus Pelanggaran Disiplin PNS; 8) Pembinaan Kepegawaian SKPD; 9) Pengadaan Aparatur Sipil Daerah; 10) Seleksi
Jabatan
Pimpinan
Tinggi
Pratama
(Sekda
Kabupaten Pekalongan). Sekretariat DPRD a. Program Peningkatan Disiplin Aparatur, dengan Kegiatan Pengadaan Pakaian dinas DPRD. b. Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan. c. Program Peningkatan Kapasitas lembaga Perwakilan Rakyat daerah, dengan kegiatan : 1) Hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat Pemerintah daerah dan tokoh masyarakat/tokoh agama; 2) Rapat-rapat alat kelengkapan dewan; 3) Rapat-rapat Paripurna; 4) Reses;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
264
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
5) Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD keluar daerah; 6) Kunjungan kerja Pimpinan dan Anggota DPRD dalam daerah; 7) Penerbitan Himpunan SK dan Risalah DPRD; 8) Penyusunan Naskah Akademik dan Draf Raperda Inisiatif DPRD; 9) Penyediaan Tenaga ahli fraksi dan Tim ahli DPRD; 10) Pengiriman
Peserta
Bimbingan
Teknis
Implementasi
Peraturan Perundang-undangan; 11) Penerbitan buku refleksi dan profil DPRD Kab. Pekalongan; 12) Jasa konsultan Penelitian Kajian tunjangan perumahan DPRD; 13) Pelantikan Anggota DPRD Antar Waktu dan Pimpinan DPRD. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah a. Program
Peningkatan
Pengembangan
Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan : 1) Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun; 2) Pendampingan
Pengelolaan
Penatausahaan
Keuangan
Daerah; 3) Penyusunan Akuntansi
Pelaporan
Pertanggungjawaban
Pembantu Pengguna
Unit
Anggaran/Barang
Wilayah ( UAPPA/B-W); 4) Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran dan Prognosis; 5) Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Berbasis Akrual. b. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan kegiatan : 1) Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBD; 2) Penyusunan
Rancangan
Peraturan
KDH
Tentang
Penjabaran APBD;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
265
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
3) Penyusunan
Rancangan
Peraturan
Daerah
Tentang
Perubahan APBD; 4) Penyusunan
Rancangan
Peraturan
KDH
Tentang
Penjabaran Perubahan APBD; 5) Penyusunan
Rancangan
Perda
Tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD; 6) Penyusunan
Rancangan
Tentang
Peraturan
Penjabaran
KDH
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD; 7) Administrasi Pengendalian Anggaran; 8) Intensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan; 9) Penerapan Sistem Kas Daerah On Line dan Penatausahaan Dana Transfer; 10) Administrasi Penatausahaan SKPKD; 11) Penyediaan Sarana Pendukung Admnistrasi PBB dan Pendampingan Aplikasi PBB; 12) Penyediaan
Sarana
Pendukung
Administrasi
Perbendaharaan; 13) Penyediaan Sarana Pendukung Administrasi Gaji; 14) Updating Data Base dan Cetak Masal PBB; 15) Pengembangan dan Pengelolaan Akses Data Elektronik Audit; 16) Pemutakhiran Database Pajak Daerah; 17) Update Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah; 18) Sosialisasi dan Distribusi SPPT Pajak Daerah; 19) Optimalisasi Pendapatan Daerah. c. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH, dengan Kegiatan Penanganan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TPTGR).
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
266
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Kecamatan di Kabupaten Pekalongan a. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa, dengan kegiatan : 1) Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Desa; 2) Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan; 3) Penataan Sarana Prasarana Kelurahan. b. Program Pengintensifikasian Penanganan Pengaduan Masyarakat, dengan Kegiatan Pembentukan Unit Khusus Penanganan Pengaduan Masyarakat. 20.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program
dan
kegiatan
Urusan
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian seperti diuraikan di atas menggunakan anggaran sebesar Rp30.423.137.306,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp27.150.800.828,00 atau 89,24%. (Rincian Realisasi Program dan Kegiatan terlampir) Capaian target indikator sasaran Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menujukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukungnya pada tahun 2015. Keberhasilan Pembangunan pada Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah,
Perangkat
Daerah,
Kepegawaian
dan
Persandian tahun 2015 sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik harus didukung dengan sumber daya
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
267
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
manusia yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pada tahun 2015, Badan Kepegawaian Daerah telah melaksanakan 38 kegiatan, yang terdiri dari 18 kegiatan Administrasi Perkantoran dan 20 kegiatan murni. Seluruh kegiatan tersebut direncanakan sebagai bagian dari rencana kinerja tahun 2015. Diharapkan seluruh kegiatan mempunyai kaitan sebab akibat dengan sasaran yang telah ditetapkan. Jumlah PNS sampai dengan desember tahun 2015 berjumlah 10.245 orang atau berkurang jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang berjumlah 10.342. Selanjutnya dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, pada tahun 2015 diadakan Ujian dinas dan penyesuaian ijasah, pengiriman Diklatpim, pengiriman peserta diklat prajabatan dari formasi K-2, formasi khusus dan formasi umum serta pengiriman diklat fungsional, bintek peningkatan kompetensi sekdes, sosialisasi peraturan perundang - undangan, dan guna memenuhi kekosongan jabatan sekretaris daerah pada tahun 2015 ini diadakan Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama (sekda Kab.Pekalongan), selain itu pada tahun 2015 juga diadakan kegiatan Pendataan Ulang PNS (e-PUPNS) sesuai dengan instruksi dari BKN. Berdasarkan jumlah eselon mulai dari sekretariat Daerah sampai dengan Kelurahan sesuai Perda Kabupaten Pekalongan Nomor 4, 5 dan 6 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Setda, Setwan, Dinas daerah, Lembaga Teknis Daerah,
Satuan
Polisi
Pamong
Praja
dan
Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pekalongan sebagaimana tersebut di atas dapat dilihat keadaan Pegawai Negeri Sipil dari data per 31 Desember 2015 dengan perincian sebagai berikut : Tabel 4.72
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
268
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Keadaan PNS di Kabupaten Pekalongan berdasarkan Eselon NO 1 2 3 4 5 6 7
TINGKAT ESELON
JUMLAH JABATAN
II. a II. b III.a III.b IV.a IV.b Va JUMLAH
1 26 59 94 435 162 52 829
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan, Tahun 2016
Tabel 4.73 Jumlah PNS menurut Golongan/ Ruang NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
GOL. RUANG I/a I/b I/c I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e JUMLAH
JUMLAH 3 45 78 115 306 850 735 473 1.213 1.493 936 828 3.010 113 34 12 1 10.245
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan, 2016
Tabel 4.74 Jumlah PNS Menurut Tingkat Pendidikan NO
PENDIDIKAN
1
SD
JUMLAH 124
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
269
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
2
SMP
383
3
SMK
45
4
SMA
1.969
5
DI
83
6
D II
1.491
7
D III
1.060
D IV
51
8
S1
4.755
9
S2
284
JUMLAH
10.245
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan, 2016
Jumlah Pegawai per 31 Desember 2015 sebanyak 10245 orang PNS/CPNS. Berdasarkan Golongan PNS/CPNS tahun 2015 sebagian besar terdapat pada golongan III (4.470 orang atau 43,63%), golongan IV (3170 orang atau 30,94%), golongan II (2.364 orang atau 23,07%) dan Golongan I (241 orang atau 2,35%). Sedangkan dilihat dari tingkat pendidikan PNS/CPNS terbanyak dengan urutan pendidikan S1/DIV (4.806 orang atau 46,91%), SMA (2.014 orang atau 19,65%), DI/DII (1.574 orang atau 15,36%), DIII (1.060 orang atau 10,34%), SD/SMP (507 orang atau
4,94%) dan S2 (284 orang atau
2,77%).
Tabel 4.75 Jumlah PNS Menurut Tingkat Pendidikan NO
DIKLAT PENJENJANGAN
JUMLAH
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
270
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
1
ADUM / Diklatpim IV
428
2
SPAMA / Diklatpim III
123
3
SPAMEN / Diklatpim II
27
4
SPATI
-
JUMLAH
578
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan, 2016
Dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, pada tahun 2015 diadakan Ujian dinas dan penyesuaian ijasah dan penerbitan ijin belajar sebanyak 74 orang ,pengiriman Diklatpim sebanyak 2 orang terdiri dari Diklatpim Tk.II sebanyak 2 orang. Selain itu juga telah dilaksanakan diklat fungsional, bintek peningkatan kompetensi sekdes, sosialisasi peraturan perundang-undangan serta diklat prajabatan untuk formasi K-2, formasi khusus dan formasi umum sebanyak 194 orang. Pada tahun 2015 juga telah diadakan seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Sekda Kab.Pekalongan)
guna
memenuhi
kekosongan
jabatan
Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan. Pada tahun 2015 juga telah diadakan Pendataan ulang PNS (e-PUPNS) sesuai dengan instruksi dari BKN untuk mendata ulang PNS. Tabel 4.76 Jumlah Pegawai Tidak Tetap (PTT) Berdasarkan Pendidikan NO 1 2 3 4 5
TINGKAT PENDIDIKAN SD SMP SMA D III S1 JUMLAH
JUMLAH 135 18 45 11 12 221
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan, 2016
b. Pengawasan Daerah Keberhasilan dalam
urusan
pelaksanaan
otonomi
daerah,
program
dan
pemerintahan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
kegiatan umum,
271
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
administrasi
keuangan
daerah,
perangkat
daerah,
kepegawaian, dan persandian, khususnya pengawasan daerah yang dilaksanakan oleh Inspektorat dapat dilihat pada hasil pemeriksaan sebagai berikut : Tabel 4.77 Capaian Urusan Otonomi Daerah
NO 1
URUSAN, INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TAHUN 2015
CAPAIAN TAHUN 2014
TARGET
REALISASI
1
1
1
100%
0%
12
12
12
100%
0% 0%
%
NAIK / TURUN (%)
Kualitas Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) Kualitas Laporan Evaluasi Hasil Pengawasan Jumlah SKPD/unit kerja yang penyelenggaraan administrasi umum dan urusan pemerintahan daerahnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
PKPT
obrik
144
144
144
100%
4
Jumlah kasus pengaduan masyarakat yang tertangani dengan baik
aduan
21
20
18
90%
<4,29%
5
Jumlah SKPD/unit kerja yang pelaksanaan kebijakan daerah/bupati berjalan dengan baik
obrik
14
13
13
100%
<7,15%
6
Jumlah orbik dengan temuan pemeriksaan telah terinventarisir dengan baik
obrik
28X12
28X12
28X12
100%
0%
7
Jumlah rakor tindak lanjut temuan hasil pengawasan -yang terselenggara dengan baik
Rakor TL
17
17
17
100%
0%
8
Kualitas rakor evaluasi hasil pengawasan yang terselenggara dengan baik Jumlah SKPD yang kinerjanya berjalan dengan baik Kualitas laporan keuangan SKPD dan Pemerintah Daerah
keg
1
1
1
100%
0%
SKPD
14
5
5
100%
LKPD
1
1
1
100%
2 3
9
10
laporan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
<14,32%
0%
272
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
NO 11
URUSAN, INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TAHUN 2015
CAPAIAN TAHUN 2014
TARGET
REALISASI
1
1
1
100%
6
6
100%
>100%
>50%
%
Jumlah kegiatan penelitian dan penilaian LP2P yang terlaksana dengan baik Jumlah SKPD yang penilaian PMRB nya terlaksana dengan baik Jumlah pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan APIP yang terselenggara dengan baik
tahun
keg
2
3
3
100%
14
Jumlah PNS Inspektorat yang dikirim mengikuti diklat/ujian /sosialisasi/seminar
tahun
1
1
1
100%
15
Jumlah kebijakan dan prosedur pengawasan yang tersusun dengan baik Jumlah PAK jabatan fungsional auditor yang ditetapkan
Kebijaka n /prosedu r PAK
0
2
2
100%
12
12
12
100%
12
13
16
SKPD
-
NAIK / TURUN (%) 0%
0%
<100%
0%
Sumber : Inspektorat Kab. Pekalongan, Tahun 2016
c. Fasilitasi Kegiatan Legislatif Capaian kinerja dalam rangka Fasilitasi Kegiatan DPRD tahun 2015 dibandingkan tahun 2015 digambarkan secara jelas pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.78 Capaian Kinerja DPRD Kabupaten Pekalongan NO.
URUSAN DAN INDIKATOR KINERJA
1
Peraturan Daerah yang telah ditetapkan
2
Hearing/dialog dan koordinasi dengan Pejabat Pemerintah daerah dan tokoh masyarakat / tokoh agama Hasil Rapat Paripurna DPRD
3
TARGET
REALISASI
%
Raperda
CAPAIAN TAHUN 2014 10
21
12
57
kali
6
6
6
100
SATUAN
TAHUN 2015
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
273
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
NO.
URUSAN DAN INDIKATOR KINERJA a
b
Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Keputusan Pimpinan DPRD
%
20
25
125
Keputusan 7
70
3
3
3
100
buah
18
22
22
100
buah
19
12
12
100
buah
13
20
20
100
buah
68
48
48
100
buah
47
48
40
83
Keputusan Komisi C
buah
57
48
48
100
Keputusan Komisi D Keputusan Gabungan Komisi A,B,C,D Keputusan Badan Legislasi
buah
52
50
50
100
buah
13
12
12
100
buah
61
11
11
100
Hasil Rapat Alat kelengkapan dewan a Keputusan Badan Anggaran b Keputusan Badan Musyawarah c Keputusan Panitia Khusus d Keputusan Komisi A e Keputusan Komisi B
i
REALISASI
10
4.
h
TARGET
TAHUN 2015
18
Reses DPRD
f
CAPAIAN TAHUN 2014 33
Keputusan Kali
3.
g
SATUAN
Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Pekalongan, 2016
d. Penghargaan dan Prestasi 1) MTQ Pelajar Tingkat Provinsi Jawa Tengah dengan peringkat terbaik I Tilawah SMP Putra atas nama Khurrul Fikri Wulida 2) MTQ Umum Tingkat Provinsi Jawa Tengah, antara lain : a) Terbaik II Tahfidz 30 Juz Putra atas nama M. Muhib Maulana b) Terbaik II Tahfidz 10 Juz Putri atas nama Milda Arinz Manasikana c) Terbaik III Tahfidz 20 Juz Putra atas nama Abdul Rosyid d) Terbaik III Tahfidz 20 Juz Putri atas nama Nisrokhah
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
274
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
e) Harapan I Khot NAskah Putra atas nama Zamrodin f)
Harapan III Tahfidz 30 Juz Putri atas nama Wiwin Setyowati
20.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan 1) Kebutuhan Sumber daya Manusia, antara lain : a) Pegawai yang paham dan ahli dalam bidang software dan hardware komputer karena b) Pegawai yang handal dibidang Pengoparasian jaringan internet dan Website c) Pegawai yang profesional untuk kegiatan Penerbitan Buletin DPRD. 2) Kurangnya
ruang
kerja
yang
representatif,
Ruang
Pertemuan serba guna dan ruang perpustakaan internal. 3) Data
yang
belum
sepenuhnya
valid
mengakibatkan
perencanaan pendapatan belum dapat di hitung secara cermat; 4) Penataan administrasi dan pengelolaan arsip kepegawaian belum
bisa
dilaksanakan
secara
maksimal
karena
terbatasnya sarana dan prasarana perkantoran. 5) Masih rendahnya tingkat produktivitas kinerja dikarenakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang berkompeten dibidangnya. 6) Masih rendahnya kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak, retribusi dan pungutan lainnya. 7) Dana transfer dari pusat/propinsi regulasi yang mengatur tentang bagi hasil sering terlambat informasinya, sehingga dalam merencanakan pendapatan kurang akurat. 8) Belum
efektifnya
implementasi
Standar
Akuntansi
Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual Tahun 2014 dan 2015
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
275
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
(s.d. Triwulan III) pada Pemerintah Kabupaten Pekalongan, diantaranya pada permasalahan sebagai berikut : 1) Aspek pengelolaan SDM pengelola keuangan, aset, dan TI yaitu pegawai pengelola keuangan, aset dan TI serta pereviu LKPD yang telah mengikuti pelatihan belum sepenuhnya memiliki pemahaman konsep dasar akrual; dan 2) Aspek pengelolaan teknologi informasi yaitu Pemerintah Kabupaten Pekalongan belum memiliki pengendalian umum dan pengendalian aplikasi yang memadai. 9) Penataan administrasi dan pengelolaan arsip belum bisa dilaksanakan secara maksimal karena terbatasnya sarana, prasarana perkantoran, 10) Khusus
dalam
pelaksanaan
Diklat
dan
Bintek,
ada
beberapa masalah yang dihadapi, antara lain : a. Masih belum maksimalnya untuk penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan karena terbatasnya anggaran. b. Index biaya Penyelenggaraan Diklat sering mengalami perubahan oleh Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah sehingga
menyulitkan
Pemerintah
Kabupaten,
terutama berkaitan dengan perencanaan anggaran untuk kegiatan Diklat Pegawai. 11) Kecilnya pemeriksa
proporsi (16
antara
orang)
jumlah
dengan
tenaga
jumlah
fungsional
obyek
yang
seharusnya diperiksa dalam satu tahun (188 obyek pemeriksaan,
evaluasi
dan
review)
menyebabkan
pendeknya rata-rata jumlah hari pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan terhadap 1 obyek pemeriksaan, sehingga berpengaruh pada kualitas hasil pengawasan dan
ketepatan
waktu
penyelesaian
laporan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
hasil
276
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
pemeriksaan, laporan hasil evaluasi dan laporan hasil review; 12) Terbatasnya
penguasaan
teknis
pengawasan
(pemeriksaan, evaluasi dan review) oleh tenaga pemeriksa karena minimnya diklat/pelatihan teknis pengawasan yang diikuti oleh tenaga pemeriksa; 13) Terbatasnya jumlah dan kualitas sumber daya sarana prasarana yang dimiliki untuk melaksanakan pemeriksaan, evaluasi dan review sampai dengan penyusunan laporan; 14) Masih sering dijumpai temuan berulang pada obyek pemeriksaan disebabkan hasil pengawasan tahun-tahun sebelumnya
tidak
dijadikan
dasar
untuk
melakukan
tindakan preventif; 15) Masih kurangnya komitmen sebagian obyek pemeriksaan dalam
melakukan
tindak
lanjut
atas
naskah
hasil
pengawasan maupun setelah diterbitkannya laporan hasil pengawasan; b. Solusi 1) Memaksimalkan sumber daya manusia yang ada, dengan memberikan tugas rangkap dan tambahan beban kerja 2) Mengirim tugas pendidikan baik formal maupun non formal terkait dengan tugas pokok dan fungsi 3) Meningkatkan sarana dan prasarana perkantoran untuk menunjang pelaksanaan kegiatan penataan administrasi dan pengelolaan arsip dengan melakukan usulan RKBU 4) Meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan mengikuti Bimbingan teknis (Bimtek) dan Diklat sesuai kebutuhan dan kegiatan study banding 5) Memaksimalkan
kondisi
ruang
yang
dengan
memanfaatkan fungsi ruangan untuk dipakai rangkap.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
277
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
6) Meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan mengikuti Diklat sesuai kebutuhan dan kegiatan study banding; 7) Meningkatkan Sumber Daya Manusianya yaitu dengan mengirimkan pegawai BKD untuk mengikuti Diklat sesuai kebutuhan dan kegiatan study banding. 8) Mengoptimalkan sesuai
jenis
anggaran
program/
yang
kegiatan
sudah yang
dialokasikan ada
dengan
memperhatikan skala prioritas sebagaimana program kerja dan arah kebijakan umum yang telah disusun. 9) Dilakukan
pemeliharaan
sehingga
diharapkan
pendataan/up
data
date
data,
valid
yang
mendekati
berdampak pada hasil perencanaan pendapatan; 10) Sosialisasi kepada wajib pajak dilakukan secara intens sehingga
diharapkan
wajib
pajak
dapat
menyadari
kewajibannya dalam membayar pajak; 11) Koordinasi dengan pemerintah pusat/propinsi ditingkatkan untuk memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan regulasi yang mengatur tentang dana transfer, sehingga diperoleh angka yang pasti; 12) Membentuk
Tim
yang
kompeten
guna
melakukan
pendampingan langsung dalam rangka penatausahaan dan penyusunan LKPD berbasis akrual pada setiap SKPD; 13) Melakukan
evaluasi
aplikasi
sesuai
dengan
tahapan
pengembangan sistem dan mengadakan evaluasi dengan menyusun SOP dan back up data secara periodik; 14) Menyusun SOP pengendalian internal dalam pengelolaan Teknologi Informasi. 15) Khusus dalam pelaksanaan Diklat dan Bimtek, ada beberapa kiat yang dilakukan untuk mengatasi masalah, antara lain :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
278
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
a) Dengan prasarana dan sarana yang dimiliki dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, dan kekurangan sarana yang lain bisa pinjam/sewa; b) Materi
yang
disampaikan
permasalahan
dan
langsung
nara
pada
sumber
pokok
sebagian
mendatangkan dari Propinsi Jawa Tengah; c) Sebelum diklat dan bintek diselenggarakan sudah ada koordinasi yang pasti dengan widyaiswara perihal alat peraga/ praktek yang harus disiapkan oleh panitia penyelenggara. 16) Melakukan
penataan/pengaturan
pengawasan
schedule
dan
tim
secara lebih tepat sehingga pengawasan
terhadap seluruh obyek pengawasan dapat berjalan secara optimal; 17) Menyelenggarakan
dan
mengikutsertakan
tenaga
pemeriksa dalam diklat-diklat/pelatihan-pelatihan teknis pengawasan
yang
dibutuhkan
untuk
meningkatkan
kompetensi sehingga pengawasan dapat dilakukan secara lebih efisien dan efektif; 18) Meningkatkan jumlah dan kualitas sumber daya sarana prasarana yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan pengawasan; 19) Memberikan pemahaman kepada pimpinan SKPD, desa, sekolah dan perusahaan daerah dalam setiap rapat koordinasi pengawasan mengenai arti penting/manfaat hasil
pengawasan
menindaklanjuti
termasuk
hasil
tindakan
pengawasan
untuk dalam
segera rangka
peningkatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
279
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
21. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. (UU no 18 tahun 2012 tentang Pangan Bab I pasal 1). Perwujudan ketahanan pangan yang mantap perlu didukung oleh semua sektor yang terkait untuk menciptakan kondisi ketersediaan
pangan
yang
cukup,
keterjangkauan
pangan
oleh
masyarakat dan pemanfaatan /konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. Pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Pekalongan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, oleh karena itu arah dan kebijakan pembangunan ketahanan pangan di daerah dirumuskan dalam kerangka dan mengacu pada arah dan kebijakan pemerintah pusat serta sinergitas program dan kegiatan lintas sektoral. Untuk mendukung upaya-upaya koordinasi tersebut, di Kabupaten pekalongan telah dibentuk dewan ketahanan pangan. Capaian target indikator sasaran Urusan Ketahanan Pangan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pelaksanaan program-program dan kegiatankegiatan yang mendukungnya dalam tahun 2015. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kabupaten Pekalongan
yang
mengemban
amanat
untuk
melaksanakan
pembangunan bidang ketahanan pangan dan penyuluhan telah berusaha mewujudkan target capaian kinerja tahun 2015. 21.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan pada urusan Ketahanan Pangan yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
280
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
dan Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Pekalongan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : a. Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan,
dengan
kegiatan : 1) Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan; 2) Penyusunan Angka Pola Pangan Harapan; 3) Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan; 4) Pembinaan Gapoktan untuk Penguatan Ketahanan Pangan; 5) Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan; 6) Penguatan Kemandirian Pangan Masyarakat; 7) Pembangunan dan Pengembangan Ricemill Unit (RMU). b. Program
Peningkatan
Diversifikasi
dan
Ketahanan
Pangan, dengan kegiatan : 1) Peningkatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan dengan Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL); 2) Pengembangan Diversifikasi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. c. Program
Peningkatan
Pertanian/perkebunan,
Ketahanan
Pangan
dengan Kegiatan Pendampingan
Program Raskin. 21.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan Wajib Ketahanan Pangan dilaksanakan dengan alokasi anggaran Belanja Langsung (tidak termasuk Belanja Langsung rutin SKPD) sebesar Rp1.593.584.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp1.506.770.955,00 atau 94,55% (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Capaian target indikator
sasaran
Urusan Ketahanan
Pangan tercermin dari terelaisasinya indikator kinerja berupa
outcome yang menunjukkan keberhasilan pelaksanaan program-
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
281
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun 2015 sebagai berikut : Tabel 4.79 Data/ Informasi Pembangunan Urusan Ketahanan Pangan Kurun Waktu Tahun 2015 NO. 1
URAIAN
TAHUN 2014
2015
1.1. Ketersediaan Pangan -
Produksi GKG (ton )
235.496
222.271
147.727
139.431
-
Beras (ton)
-
Jagung (ton )
8.591
6.879
-
Kedelai (ton)
38,2
70
72.815
76.867
1.2.
Kebutuhan Pangan
-
Beras (ton)
-
Jagung (ton )
2.846,00
2.846
-
Kedelai (ton)
9.110,00
17.143
74.911
62.564
1.3.
Surplus / Defisit
-
Beras (ton)
-
Jagung (ton )
5.745
4.033
-
Kedelai (ton)
-9.071
-17.073
89,4
90
2
Pola Pangan Harapan
3
Kecamatan Rawan Pangan (berdasar Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan -
Kerentanan Sangat Tinggi
-
-
-
Kerentanan Tinggi
-
-
-
Kerentanan Cukup Tinggi
-
-
-
Kerentanan Cukup Rendah
2 kec
-
Kerentanan Rendah
12 kec
-
Kerentanan Sangat Rendah
5 kec
4
Produk Pangan Segar Bersertifikat Lumbung Pangan Masyarakat Desa
5
2
2
Kriteria : -
Baik
6
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
282
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
NO.
6
7
8
URAIAN
TAHUN 2014
-
Sedang
12
-
Kurang
42
-
Prestasi Tk. Kabupaten
-
Prestasi Tk. Propinsi
-
Prestasi Tk. Nasional
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Prestasi Tingkat Provinsi
2015
3 Kelp. (Juara I,II,III) 1 kelp. (Juara I) 1 kelp. (Juara I) 4 LDPM
4 LDPM
-
1 kelp (Juara I)
Desa Mandiri Pangan -
Desa
6 Desa
6 desa
-
Kelompok Afinitas
18 kelp.
18 kelp.
Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan Pemantauan Lapangan
1 kali
1 kali
-
Sampel Pangan segar yang diuji di laboratorium
5 sampel
5 sampel
-
Hasil Sampel positif pangan segar organopospat dan logam berat
Nihil
5 Sampel Positif logam berat 100 %
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2016
Indikator Pembangunan Bidang Ketahanan Pangan : a. Ketersediaan Pangan Tahun 2014 – 2015 Tabel 4.80
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
283
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Ketersediaan Pangan NO. 1 2 3 4
TAHUN 2014 2015
URAIAN Produksi GKG (ton ) Beras (ton) Jagung (ton ) Kedelai (ton)
235.496 147.727 8.591 38,2
222.271 139.431 6.879 70
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2016
Angka ketersediaan bahan pangan terutama padi (beras), jagung dan kedelai didekati hanya dengan capaian produksi dalam daerah karena komoditas tersebut bukan komoditas yang diatur tata niaganya sehingga arus keluar masuknya barang tidak dapat dideteksi. Dari tiga komoditas pangan utama tersebut (padi, jagung dan kedelai) produksi padi dan jagung mengalami penurunan dibanding capaian tahun 2014 sementara produksi kedele mengalami kenaikan. Produksi padi pada tahun 2015 melebihi target yang telah ditetapkan.
Dari
target
produksi
220.570
ton
GKG
(ekuivalen138.865 ton beras) , sampai dengan akhir bulan Desember 2015 capaian produksinya mencapai 222.271 ton GKG (ekuivalen 139.431 ton beras) atau 100,77 % dari target yang telah ditetapkan. Dibandingkan dengan capaian tahun 2014 yang mencapai 235.496 ton GKG (ekuivalen 147.727 ton beras), capaian produksi padi (beras) tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 13.225 ton GKG (8.296 ton beras) atau 5,62 %. Penurunan sebesar 5,62 % tersebut disebabkan oleh berkurangnya luas panen dari 42.604 ha pada tahun 2014 menjadi 42.442 ha pada tahun 2015 (berkurang 0,38 %). Terjadinya musim kemarau yang sangat kering dan lama juga berpengaruh
pada
produktifitas
tanaman,
sehingga
mengalami penurunan dari 55,28 kw/ha menjadi 52,37 kw/ha.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
284
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Meskipun terjadi penurunan produksi padi (beras) namun secara riil masyarakat Kabupaten Pekalongan tidak mengalami kekurangan pangan dan masih mencapai surplus
beras
sebesar 99.735 ton GKG (ekuivalen 62.564 ton beras). Produksi jagung pada tahun 2015 juga mengalami penurunan dibanding tahun 2014. Capaian produksi jagung tahun 2015 sebesar 6.879 ton (berkurang 1.712 ton atau 19,93%). Dibandingkan dengan target produksi Kabupaten Pekalongan yang ditetapkan oleh propinsi Jawa Tengah sebesar 19.855 ton, maka capaian produksi Kabupaten Pekalongan hanya mencapai 65,36 %. Seperti halnya produksi padi, penurunan produksi jagung juga disebabkan oleh penurunan luas panen dan produktifitas akibat terjadinya musim kemarau yang berlangsung pada jangka waktu yang lama dan suhu yang sangat panas. Produksi kedelai pada tahun 2015 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2014. Produksi kedelai pada tahun 2015 mencapai 70 ton, meningkat 83,25 % dari 38,2 ton pada tahun 2014. Salah satu faktor yang mempengaruhi kenaikan produksi tersebut adalah adanya kenaikan luas panen dari 33 ha pada tahun 2014 menjadi 64 ha pada tahun 2015. b. Kebutuhan Pangan Tahun 2014 – 2015 Tabel 4.81 Kebutuhan Pangan Kabupaten Pekalongan Tahun 2014 – 2015 NO. 1 2 3
URAIAN Beras (ton) Jagung (ton ) Kedelai (ton)
TAHUN 2014 72.815 2.846 9.110
2015 76.867 2.846 17.143
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2016
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
285
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Jumlah kebutuhan / konsumsi pangan dihitung dengan menggunakan angka jumlah penduduk dikalikan dengan dengan konsumsi per kapita penduduk. Dalam
rangka
penyeragaman penggunaan data, pada awal tahun 2015 BKP Provinsi Jawa Tengah mengeluarkan data untuk konsumsi per kapita beras dan kedelai yaitu 88,6 kg/kap/thn untuk beras dan 19,76 kg/kap/tahun untuk kedelai. Dengan
menggunakan
angka
kesepakatan
tersebut,
kebutuhan untuk beras selama tahun 2015 adalah sebesar 76.867 ton, jagung 2.846 ton dan kedele 17.143 ton. Sebagai dasar
perhitungan
digunakan
data
kebutuhan
jumlah
bahan
penduduk
pangan
akhir
tersebut
tahun
2014
sebagaimana dalam Daerah Dalam Angka Tahun 2014 yang dipublikasikan websitenya
oleh
BPS
Kabupaten
pekalongankab.bps.go.id
Pekalongan karena
data
melalui jumlah
penduduk tengah tahun 2015 belum di publikasikan oleh BPS Kab. Pekalongan. c.
Surplus / Defisit Pangan Tahun 2011 – 2015
Tabel 4.82 Surplus / Defisit Pangan Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 – 2015 NO. 1
URAIAN Beras (ton)
TAHUN 2014
2015
74.911
62.564
2
Jagung (ton )
5.745
4.033
3
Kedelai (ton)
-9.071
-17.073
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2016
Dari tiga tabel diatas, untuk tiga komoditas meskipun produksi padi dang jagung mengalami penurunan produksi namun secara keseluruhan masih mampu memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Kabupaten Pekalongan. Untuk komoditas
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
286
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
kedelai meskipun mengalami kenaikan produksi namun belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Surplus beras tahun 2015 mencapai 62.564 ton beras (81% dari kebutuhan konsumsi tahun 2015), menurun 16,5% dibanding surplus tahun 2014. Jagung surplus 4.033 ton (142% kebutuhan konsumsi) namun menurun 29,8% dibanding tahun
2014
dan
untuk
komoditas
kedelai
meskipun
produksinya meningkat namun konsumsi per kapitanya juga meningkat dari 10,5 kg/kapita menjadi 19,76 per kapita (naik 88,19 %) sehingga defisitnya bertambah dari -9.071 menjadi 17.073 (bertambah 88,2%). d. Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2015 Kabupaten Pekalongan hanya mendapat alokasi kegiatan LDPM sebanyak 4 kelompok, yaitu : Tabel 4.83 Lokasi Gapoktan Penerima LDPM di Kabupaten Pekalongan NAMA GAPOKTAN 1 Tani Makmur
NO
ALAMAT Ds. Klunjukan Kec. Sragi
KETUA Sutisno, SH.
2009 2010 2010 2011 2011
2 Makmur
Ds. Jagung Kec. Kesesi
H. Sayan Riyanto
3 Lancar Tani
Ds. Purwodadi Kec. Sragi
Mulyono
Ds. Sengare Kec. Talun
H. Suhud Sutanto
4 Kartika Sari
KET. *)
2012 2012 2013
*) Bantuan diberikan dalam dua tahap.
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2016
Sejak tahun 2013, Kabupaten Pekalongan tidak mendapat alokasi kegiatan LDPM baru karena alokasi kegiatan yang dikelola oleh BKP Propinsi untuk kegiatan LDPM juga
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
287
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
mengalami pengurangan. Pada tahun 2015, salah satu kelompok pelaksana LDPM, yaitu Gapoktan Lancar Tani Desa Purwodadi Kecamatan Sragi berhasil meraih peringkat kesatu pada Adhikarya Pangan Nusantara tingkat Propinsi Jawa Tengah
sebagaimana
dalam
Keputusan
Gubernur
Jawa
Tengah nomor 002.5/59 tahun 2015 tentang Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat Propinsi Jawa Tengah Tahun 2015 kategori Pelaku Ketahanan Pangan sub kategori Kelompok Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat. Penyerahan hadiah berupa piagam penghargaan dan uang pembinaan disampaikan pada tanggal 25 Nopember 2015 saat peringatan Hari Pangan Sedunia ke-35 dan Hari Nusantara ke16 tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan di Kabupaten Banyumas. e. Desa Mandiri Pangan Kegiatan Desa Mandiri Pangan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat desa dalam pengembangan usaha produktif berbasis sumber daya lokal, peningkatan ketersediaan pangan, peningkatan daya beli dan akses pangan rumah tangga. Kabupaten Pekalongan mendapat alokasi kegiatan Desa Mandiri Pangan sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Jumlah Desa yang mendapat alokasi kegiatan Desa Mandiri Pangan dari Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Tengah sebanyak 5 desa dengan jumlah kelompok afinitas sebanyak 16 kelompok. Disamping 5 desa tersebut, pada tahun 2012 juga mendapat alokasi satu desa replika desa mandiri pangan dari Badan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Tengah yang ditempatkan
di
Desa
Sampih
Kecamatan
Wonopringgo.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
288
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Bantuan yang diberikan berupa Kambing sebanyak 100 ekor dengan perincian 10 ekor kambing jantan dan 90 ekor kambing betina. Tabel 4.84 Lokasi Desa Mandiri Pangan Kabupaten Pekalongan NO
ALAMAT
TAHUN
1
Ds. Werdi, Kec. Wonokerto
2009
2
Ds. Lumeneng kec. Paninggaran
2009
3
Ds. Timbangsari Kec. Lebakbarang
2010
4
Ds. Pait Kec. Siwalan
2011
5
Ds. Karanganyar Kec. Tirto
2012
JML KELP. AFINITAS -
Sangkuriang Bangkit Sejati Makmur Sentosa Ternak Kambing Kerajinan Perikanan Nilam Berkah Sari Rasa Sari Langgeng Sari Maju Makmur Tani Makmur Tani Mulyo Mulyo Makmur Maju Jaya Mekar
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2016
Kegiatan
Desa
Mandiri
Pangan
di
Wilayah
Kabupaten
Pekalongan tersebut secara umum kurang bisa berkembang, dikarenakan bantuan yang diterima masing-masing kelompok afinitas tersebut secara umum kurang berkembang. Hal tersebut disebabkan karena bantuan yang seharusnya digunakan untuk kegiatan produktif “ terpaksa “ terpakai untuk kegiatan yang lebih bersifat konsumtif. Sesuai dengan Surat Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian tanggal 22 November 2014 nomor : 584/HM.120/K/11/1012 perihal Dukungan Fasilitasi Kegiatan Desa Mapan, PDRP dan Kegiatan SKPG tahun 2013, alokasi kegiatan Desa Mandiri pangan (DMP) dari Badan Ketahanan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
289
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Pangan Kementrian Pertanian RI sejak tahun 2013 difokuskan untuk daerah-daerah di wilayah Papua, Papua Barat, dan daerah-daerah perbatasan antar negara, sehingga tidak ada alokasi kegiatan Desa Mandiri Pangan di wilayah lainnya. Di wilayah-wilayah selain Papua, Papua Barat dan wilayah perbatasan
dialokasikan
kemandirian
pangan
kegiatan
masyarakat
untuk
mendukung
berupa
optimalisasi
pemanfaatan pekarangan. f.
Lumbung Pangan Masyarakat Desa Kegiatan lumbung merupakan kegiatan yang dikelola oleh kelompok yang merupakan bagian dari kegiatan Gabungan Kelompok Tani (gapoktan). Lumbung pangan dikelola sebagai lembaga sosial untuk simpan pinjam dalam bentuk natura (gabah/beras) dan juga kegiatan tunda jual. Untuk menunjang kegiatan lumbung, pemerintah mengalokasikan anggaran melalui
dana
alokasi
khusus
bidang
pertanian
untuk
pembangunan fisik Lumbung Pangan dan lantai jemur. Fokus pembinaan keompok-kelompok lumbung di wilayah Kabupaten
Pekalongan
lebih
diarahkan
pada
upaya
mempertahankan kelompok-kelompok lumbung yang ada. Langkah tersebut diambil karena adanya kecenderungan menurunnya
minat
dan
kesadaran
masyarakat
untuk
mengelola lumbung pangan masyarakat. Upaya-upaya untuk mengaktifkan kembali kelompok lumbung yang sudah tidak aktif
juga
telah
dan
akan
terus
dilaksanakan
melalui
pembinaan-pembinaan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Tabel 4.85
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
290
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Data Gudang/Lumbung pangan yang dibangun melalui DAK NO
LOKASI
TAHUN
NAMA KELOMPOK
1
Desa Paninggaran Kec. Paninggaran
2010
Tani Jaya
2
Desa Werdi Kec. Wonokerto
2010
Sido Makmur
3
Desa Tengeng Wetan Kec. Siwalan
2011
Sidodadi
4
Desa Sidosari Kec. Kesesi
2011
Karya Makmur
5
Desa Sumub Lor kec. Sragi
2011
Sumber Rejeki
6
Desa Pantirejo Kec. Kesesi
2013
Makmur Sejahtera
7
Desa Blimbing Wuluh Kec. Siwalan
2013
Srikandi
8
Desa Krandon Kec. Kesesi
2014
Sri Rejeki
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2016
Pada tahun 2014, kelompok lumbung pangan “Karya Makmur” Desa Sidosari berhasil meraih penghargaan dalam Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2014 tingkat Propinsi Jawa Tengah dan Tingkat Nasional. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah 2014 tingkat Propinsi Jawa tengah Nomor 526 / 61 Tahun 2014 tentang Penerimaan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 tanggal 11 September 2014, LPMD Karya Makmur ditetapkan sebagai peringkat kesatu untuk Katagori Pelaku Ketahanan pangan sub katagori Kelompok Lumbung Pangan Masyarakat. Sebagai peraih Penghargaan peringkat kesatu tingkat propinsi, LDMP Karya Makmur mewakili Provinsi Jawa Tengah untuk mengikuti verifikasi calon penerimaan penghargaan tingkat nasional. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertaniaan selaku ketua
Harian
Dewan
Ketahanan
pangan
nomor
1289/Kpts/Kp.450/12/2014 tanggal 15 Desember 2014, LPMD
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
291
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Karya
Makmur
ditetapkan
sebagai
peraih
penghargaan
Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2014 tingkat nasional peringkat
kesatu
untuk
katagori
pelaku
pembangunan
Ketahanan Pangan sub katagori Pelaku Pemberdayaan. g. Pola Pangan Harapan (PPH) Pola konsumsi dalam rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, sosial dan budaya setempat. Untuk itu penanaman kesadaran pola konsumsi yang sehat perlu dilakukan sejak dini melalui pendidikan formal dan non formal. Kesadaran yang baik akan lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi
masing-masing
anggota
keluarga
sesuai
dengan tingkat usia dan aktivitasnya. Sebagai acuan kualitatif untuk konsumsi pangan adalah Angka Kecukupan Gizi (AKG), rata-rata per kapita perhari untuk energi 2.000 kilo kalori dan protein 52 gram, sedangkan acuan untuk menilai tingkat keragaman konsumsi pangan adalah Pola Pangan Harapan (PPH) dengan skor 100 sebagai pola yang ideal. Tabel 4.86 Pola Pangan Harapan NO.
TAHUN
KONSUMSI ENERGI KKAL/KAP./TH
KONSUMSI PROTEIN GR/KAP/HARI
SKOR PPH
1
2014
2003
60,7
89,4
2
2015
2027,5
60,9
90
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2016
Hasil survey konsumsi pangan masyarakat di Kabupaten Pekalongan tahun tahun 2014 rata – rata konsumsi penduduk meningkat menjadi 2003. kkal/kap/hari dengan skor PPH
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
292
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
meningkat menjadi 89,4. Sedangkan rata-rata konsumsi energi tahun 2015 sebesar 2027,5 kkal/kap/hari dengan skor PPH 90. h. Produk Pangan Segar Bersertifikat Sesuai dengan Undang–Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan PP Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, Pemerintah menetapkan persyaratan mutu dan keamanan pangan produk pertanian diserahkan tanggung jawabnya kepada Kementerian Teknis termasuk
Kementerian
Pertanian.
Untuk
memantau
persyaratan teknis, dan sekaligus memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan perlu ada satu instintusi resmi yang menangani keamanan pangan segar, terutama terkait dengan sertifikasi
dan
pelabelan
terhadap
produk
yang
telah
memenuhi persyaratan teknis. Untuk meneliti persyaratan teknis produk-produk pangan segar yang aman, di Provinsi Jawa Tengah telah dibentuk Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) yang berada di bawah koordinasi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah. Sampai dengan tahun 2013, produk pangan segar di Kabupaten Pekalongan yang telah mendapat sertifikat aman adalah :
Tabel 4.87
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
293
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Daftar Produk Pangan Segar Bersertifikat NAMA KELOMPOK / NAMA DAGANG, NAMA PEMILIK, ALAMAT
PRODUK PANGAN BERSERTIFIKAT ASAL TUMBUHAN
NO
TAHUN
1.
2009
Buah Melon
2.
2011
Beras
Tani Manunggal Desa Pekiringan Alit Kec. Kajen SRI KANDI, Rianah Desa Wonorejo Kec. Kajen
NO. SERTIFIKAT DAN JENIS SERTIFIKASI KEMTAN RI PD : 33/27-3/36-00111/2009 Prima – 3 KEMTAN RI PD : 33/26-I-I.01-0300001-12/11 Tanggal 16 Des 2011
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2016
Prima tiga (P-3) adalah peringkat penilaian yang diberikan terhadap pelakasanaan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi. Sertifikasi produk pangan hanya dilakukan selama 2 (dua) tahun karena hal-hal sebagai berikut: Kurangnya respon petani
dan
kelompok
tani
terhadap
pentingnya sertifikat pangan segar Banyaknya
persyaratan
pengurusan
sertifikat
yang membuat
harus petani
dipenuhi
untuk
enggan
untuk
mendaftarkan produk pangan segar Petani
memproduksi
dan
memasarkan
hanya
di
pasar
tradisional dan sekitarnya sehingga beranggapan bahwa adanya sertifikat kurang bermanfaat karena membuat harga di pasar menjadi mahal Belum terbentuknya harga yang lebih baik untuk produk yang sudah bersertifikat. i.
Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan Keamanan Pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk
mencegah
pangan
dari
kemungkinan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
294
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang menganggu, merugikan, dan membahayakan manusia. Pengawasan keamanan pangan segar juga dilakukan mulai dari on farm sampai pangan siap diedarkan. Upaya
pengawasan
keamanan
pangan
segar
dilakukan
berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait lainnya, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM. Tabel 4.89 Hasil Uji Sampel Pangan Segar NO TAHUN 1
2014
2.
2015
SAMPEL
PARAMETER UJI
1. Jeruk Lokal
Organophosphat,
2. Sawi Hijau
E-Coli, Pb dan Hg.
3. Tomat 4. Wortel 5. Kecambah Kacang Hijau
E-Coli, Pb dan Hg. E-Coli, Pb dan Hg. Organophosphat & E-Coli
1.Tomat
LOKASI HASIL UJI PENGUJIAN LPPT-UGM Teridentifikasi cemaran E-Coli Yogyakarta
Organophosphat dan Logam Berat, nihil.
Organophosphat, EColi, Pb dan Hg.
LPPT-UGM Yogyakarta
Semua sampel teridentifikasi cemaran Logam Berat Pb dan Hg.
2. Cabe Merah
Organophosphat, EColi, Pb dan Hg.
LPPT-UGM Yogyakarta
3. Kacang Panjang
Organophosphat, EColi, Pb dan Hg.
LPPT-UGM Yogyakarta
4. Melon Hijau
Organophosphat, EColi, Pb dan Hg.
LPPT-UGM Yogyakarta
5. Mentimun
Organophosphat, EColi, Pb dan Hg.
LPPT-UGM Yogyakarta
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2016
Tahun 2014 melaksanakan uji laboratorium di LPPT UGM Yogyakarta dengan sampel Jeruk Lokal, Sawi Hijau, Tomat, Wortel
dan
Kecambah
Kacang
Hijau
dengan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
hasil
295
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
teridentifikasi
adanya
cemaran
e-coli,
sedangkan
organophosphat dan logam berat nihil. Untuk tahun 2015, sampel yang diambil adalah komoditas yang
biasa
dikonsumsi
oleh
masyarakat
di
Kabupaten
Pekalongan dan sekitarnya, namun produk ini sebagian besar tidak/bukan diproduksi oleh petani dari Kabupaten Pekalongan sendiri. Parameter uji yang digunakan adalah standar acuan uji lab pangan segar dari pusat yaitu organophospat/cemaran persisida, mikroba/e-coli dan logam berat yang diujikan disini adalah Pb dan Hg. Pengujian dilaksanakan di LPPT UGM Yogyakarta sebagai salah
satu
laboratorium
yang
telah
teregristrasi
oleh
pemerintah pusat. Hasil dari uji lab tahun 2015 didapati bahwa semua sampel negatif dari cemaran pestisida, namun semua terdeteksi mengandung logam berat yaitu Pb dan Hg. Diperkirakan bahwa Hg didapatkan dari pemakaian pupuk yang tidak sesuai dosis, dan Pb (timbal) berasal dari asapasap kendaraan bermotor karena produk tersebut dijual tanpa ada kemasan tertutup. Tabel 4.90 Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2014-2015 NO.
INDIKATOR
1
Regulasi Ketahan Pangan
2.
Ketersediaan energi dan protein per Kapita a. Energi (%)
CAPAIAN TAHUN 2014
TARGET
REALISASI
Ada
Ada
Ada
120,96
90
115,45
-4,56%
93,39
60
68
-27,19%
TAHUN 2015
NAIK TURUN (%)
b. Protein (%) 3.
Penguatan cadangan pangan (%)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
296
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
NO.
INDIKATOR
CAPAIAN TAHUN 2014
TARGET
REALISASI
NAIK TURUN (%)
TAHUN 2015
4.
Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah
98,7
90
98,93
0,23%
5.
Stabilitas harga dan pasokan pangan (fluktuasi harga) (%) Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
100
90
100
0,00%
89,4
90
90
0,67%
5. 6.
Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan (%)
100
70
100
0,00%
7.
Penanganan daerah rawan pangan (%)
100
80
100
0,00%
8.
Penanganan Daerah Rawan Pangan Konsumsi energi dan protein per kapita
56,25
60
60
6,67%
60,7
60
60,9
0,33%
9.
Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan, 2016
a. Regulasi Ketahanan Pangan Regulasi Ketahanan Pangan dimaksudkan sebagai acuan bagi pemangku
kepentingan
khususnya
di
bidang
peningkatan
Ketahanan pangan di Kabupaten Pekalongan. Produk hukum yang pernah dikeluarkan oleh Bupati Pekalongan berkaitan dengan regulasi Ketahanan Pangan adalah : 1) Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 60 Tahun 2010 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal di Kabupaten Pekalongan. 2) Keputusan Bupati Pekalongan nomor : 526 / 49 Tahun 2012 tentang Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Pekalongan. Kedua jenis regulasi tersebut berlaku pada saat diundangkan dan masih tetap menjadi regulasi ketahanan pangan yang mempunyai kekuatan hukum tetap yang berlaku pada tahun-tahun berikutnya
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
297
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
sebelum adanya peraturan baru yang menyatakan bahwa kedua peraturan tersebut tidak berlaku lagi. b. Ketersediaan energi dan protein per Kapita Berdasarkan perhitungan neraca bahan makanan tahun 2015 yang menggunakan data-data produksi pertanian (tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan dan perkebunan) dari masingmasing
SKPD
yang
menangani,
diperoleh
bahwa
angka
ketersediaan energi per kapita sebesar 2.346 kkal/kapita/hari dan ketersediaan protein sebesar 67,02 gr/kapita/hari. Berdasarkan data Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) ke VIII Tahun 2004 yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan standar
pelayanan
ditetapkan
standar
minimum
bidang
ketersediaan
ketahanan
pangan,
energi
sebesar
2.200kkal/kapita/hari dan protein 57 gr/kapita/hari. Sehingga capaian Kabupaten Pekalongan untuk ketersediaan energi adalah sebesar 106,64% (=2.346/2.200 x 100%) dan ketersediaan protein sebesar 117,60 % (=67,03/57 x 100%). Dari data capaian ketersediaan energi dan protein per kapita tersebut dirata-rata sehingga diperoleh angka 112,12 %. c. Penguatan Cadangan Pangan Data capaian cadangan pangan dihitung dengan menggunakan aplikasi
pengukuran
pencapaian
SPM.
Aplikasi
tersebut
mendasarkan hitungan pada data produksi gabah dan jumlah penduduk. Data produksi diambilkan dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pekalongan. Produksi padi selama tahun 2015 mencapai 222.271 ton GKG dan untuk
menghitung
tingkat
kebutuhan
dihitung
dengan
menggunakan jumlah penduduk yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pekalongan dalam DDA (Daerah Dalam Angka) Tahun 2014, karena BPS belum mempublikasikan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
298
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
data jumlah penduduk tengah tahun 2015 yaitu sebesar 867.573 jiwa. Capaian indikator ketersediaan energi dan protein per kapita dan indikator penguatan cadangan pangan tahun 2015 lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2014. Hal tersebut disebabkan oleh capaian produksi komoditas pertanian (dalam arti luas) tahun 2015 yang secara umum lebih rendah dibandingkan tahun 2014. Dari komoditas pangan utama seperti, padi, jagung dan kedelai hanya kedelai yang capaiannya meningkat dari 38,2 ton pada tahun 2014 menjadi 70 ton pada tahun 2015, sementara capaian produksi padi menurun dari 235.496 ton pada tahun 2014 menjadi 222.271 ton pada tahun 2015 (sampai dengan November) dan jagung menurun dari 8591 ton pada tahun 2014 menjadi 6.879 ton pada tahun 2015. (data sampai dengan November 2015). Capaian produksi yang lebih rendah tersebut disebabkan oleh terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan pada tahun 2015 sehingga berpengaruh pada penurunan produktifitas tanaman. Banyak tanaman yang mengalami kekeringan sehingga tidak dapat
berproduksi
secara
optimal.
Jika
dari
sisi
produksi
mengalami penurunan, dari sisi kebutuhan / konsumsi justru mengalami
kenaikan
karena
adanya
pertambahan
jumlah
penduduk. d. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah Pengukuran ketersediaan informasi harga juga dilakukan dengan menggunakan aplikasi pengukuran pencapaian SPM. Dari target informasi harga sebanyak 52 minggu dalam setahun hanya diperoleh data sebanyak 51 minggu. e. Stabilitas harga dan pasokan pangan (fluktuasi harga) Berdasar pada data perkembangan harga bahan pangan pokok yang dihimpun dari Dinperindagkop UMKM Kabupaten Pekalongan,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
299
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
perkembangan harga selama tahun 2015 setelah dianalisa dengan aplikasi pengukuran SPM diperoleh angka tingkat kestabilan harga 100%.
Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
di
Kabupaten
Pekalongan selama tahun 2015 tingkat harga di tingkat konsumen relatif stabil. Meskipun sempat terjadi lonjakan harga pada waktu tertentu seperti ketika menjelang hari raya, namun secara umum tidak cukup signifikan untuk mempengaruhi tingkat stabilitas harga di Kabupaten Pekalongan. f.
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Berdasarkan hasil survei yang telah dilaksanakan di 9 kecamatan terpilih, yaitu kecamatan Wiradesa, Sragi, Bojong, Kajen, Tirto, Wonokerto, Paninggaran, Doro, dan Lebakbarang, pola konsumsi masyarakat di daerah tersebut cukup baik dan beragam dilihat dari
komposisi
pangan
pokok/karbohidrat/padi-padian
masih
cukup tinggi dan didominasi oleh beras. Konsumsi buah dan sayur juga sudah cukup bagus, begitu pula untuk konsumsi protein nabati dan hewani, hanya untuk protein hewani ada penurunan dibanding tahun lalu, sehingga peningkatan skor PPH tidak begitu banyak dari tahun sebelumnya. g. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan Untuk tahun 2015, sampel yang diambil adalah komoditas yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat di Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya,
namun
produk
ini
sebagian
besar
tidak/bukan
diproduksi oleh petani dari Kabupaten Pekalongan sendiri. Parameter uji yang digunakan adalah standar acuan uji lab pangan segar dari pusat yaitu organophospat/cemaran persisida, mikroba/e-coli dan logam berat yang diujikan disini adalah Pb dan Hg. Pengujian dilaksanakan di LPPT UGM Yogyakarta sebagai salah satu laboratorium yang telah teregristrasi oleh pemerintah pusat. Hasil dari uji lab tahun 2015 didapati bahwa semua sampel negatif
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
300
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
dari cemaran pestisida, namun semua terdeteksi mengandung logam berat yaitu Pb dan Hg. Diperkirakan bahwa Hg didapatkan dari pemakaian pupuk yang tidak sesuai dosis, dan Pb (timbal) berasal dari asap-asap kendaraan bermotor karena produk tersebut dijual tanpa ada kemasan tertutup. h. Penanganan daerah rawan pangan Peningkatan kinerja tahun 2015 naik dengan tertanganinya jumlah sampel desa rawan pangan dibandingkan tahun sebelumnya sehingga jumlah desa rawan pangan menjadi berkurang. i.
Konsumsi energi dan protein per kapita Konsumsi energi dan protein per kapita pada tahun 2015 naik dari 60,7 di tahun 2014 menjadi 60,9. Berdasarkan hasil survei adalah, recall dari petugas kepada para responden, bahwa konsumsi protein, dalam hal ini adalah protein hewani yaitu daging sapi, kerbau, dan kambing memang mengalami penurunan karena kecenderungan masyarakat memang mengurangi konsumsinya dengan alasan kesehatan dan juga tingginya harga daging-daging tersebut yang menyebabkan masyarakat berkurang daya belinya. Hal ini juga bisa dilihat pada data dari DDA tahun 2014 bahwa pemotongan ternak, dalam hal ini adalah sapi, di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2013 sebanyak 7.742 ekor menjadi 7.584 ekor di tahun 2014.
21.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pekalongan antara lain : 1) Belum optimalnya perkembangan diversifikasi produk pangan sehingga nilai tambah hasil produksi pertanian belum optimal;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
301
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
2) Relatif
belum
ketrampilan
berkembangnya
masyarakat
untuk
pemahaman menerapkan
dan menu
makanan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA); 3) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk pengembangan lumbung pangan; 4) Terbatasnya sarana dan prasarana penyuluhan berupa Gedung Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) dan prasarana penyuluhan lainnya; 5) Masih terbatasnya jumlah penyuluh Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; 6) Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan sebagai sumber bahan pangan yang aman. b. Solusi 1) Pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan diversifikasi dan penganekaragaman produk pangan; 2) Sosialisasi, penyuluhan dan pembinaan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) melalui lomba cipta menu pangan olahan berbahan baku lokal; 3) Pembinaan
kelompok
pemasyarakatan
arti
lumbung pentingnya
pangan lumbung
dan pangan
masyarakat; 4) Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang sudah ada dan
mengupayakan
dengan
penambahan
memanfaatkan
peluang
sarana yang
prasarana ada,
agar
pelaksanaan kegiatan penyuluhan lebih optimal; 5) Mengoptimalkan Penyuluh yang ada dan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) dan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
302
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
mengusulkan rekruitmen penyuluh serta memanfaatkan penyuluh swadaya; 6) Melaksanakan
sosialisasi
dan
pembinaan
kepada
masyarakat tentang pemanfaatan pekarangan.
22. URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Desa secara empiris memiliki peran penting dan strategis dalam menunjang
pembangunan.
Ditinjau
dari
segi
kewilayahan,
desa
merupakan wilayah pemerintahan yang menyelenggarakan fungsi-fungsi pengaturan dan pelayanan publik secara langsung kepada masyarakat. Secara sosiologis desa berperan strategis sebagai unit sosial dan budaya yang menjadi wadah berlangsungnya sosialisasi, internalisasi dan institusional nilai-nilai sosial dan budaya yang akan membangun mentalitas penduduk desa pada khususnya. Keberhasilan pembangunan desa akan menjadi faktor kuat untuk mencegah
meningkatnya
urbanisasi
yang
pada
gilirannya
akan
menimbulkan potensi munculnya berbagai masalah sosial. Namun pembangunan dan dinamika perkembangan desa dalam kenyataannya masih tersendat dan banyak kendala yang dihadapinya, meskipun sudah banyak kebijakan yang dibuat untuk memberdayakan masyarakat desa. Faktor lembaga, sosial, politik dan ekonomi masyarakat yang ada tampaknya belum kondusif, sehingga diperlukan upaya kongkrit yang dilakukan pemerintah untuk memberdayakan desa. Pemberdayaan
masyarakat
berkenaan
dengan
upaya
meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial budaya,
politik
dan
lingkungan,
yang
dalam
pelaksanaannya
menggunakan strategi “pembangunan yang berpusat pada manusia (people centre development)”. Pola implementasinya menempatkan masyarakat
sebagai
subyek
atau
pelaku
utama
dalam
proses
pengelolaan pembangunan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
303
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Dalam kebijakan pemberdayaan masyarakat senantiasa melekat kebijakan
pemberdayaan
masyarakat
miskin.
Menurunkan
jumlah
penduduk miskin bukanlah pekerjaan mudah karena masalah kemiskinan senantiasa berkenaan dengan rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya kualitas gizi dan kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan, kerentanan menghadapi situasi sosial ekonomi, ketidakberdayaan menghadapi situasi sosial politik serta aspek terkait lainnya yang berkenaan dengan pembangunan sumber daya manusia. Karena itu, setiap Pemerintah Daerah harus memiliki target penurunan jumlah penduduk miskin per tahun serta memiliki program - program pemberdayaan masyarakat miskin secara komprehensif agar dapat berkontribusi secara simultan terhadap pencapaian target penurunan jumlah penduduk miskin secara nasional. Tujuan
pemberdayaan
masyarakat
adalah
meningkatkan
keberdayaan masyarakat (sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan)
melalui
upaya
penanggulangan
kemiskinan
dan
perlindungan sosial masyarakat, penguatan kelembagaan dan modal sosial masyarakat serta peningkatan keswadayaan masyarakat luas guna membantu masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan politik. 22.1. Program dan Kegiatan Program Masyarakat
dan
dan
kegiatan
Desa
pada
yang
urusan
Pemberdayaan
dilaksanakan
oleh
Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Pekalongan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : a. Program
Peningkatan
Keberdayaan
Masyarakat
Perdesaan, dengan kegiatan : 1) Pemberdayaan
Lembaga
dan
Organisasi
Masyarakat
Pedesaan; 2) Pendampingan PNPM Mandiri Perdesaan; 3) Pelatihan Kelompok Pengelola Sarana Air;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
304
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
4) Pembinaan Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BPSPAMS); 5) Pengembangan kapasitas kader PKK; 6) Fasilitasi penguatan kelembagaan PKK; 7) Pendampingan
Program
Pengembangan
Infrastruktur
Ekonomi (PIE). b. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa, dengan kegiatan : 1) Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa; 2) Fasilitasi kelembagaan posyandu; 3) Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat
Dalam
Rangka
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga; 4) Rapat konsultasi Dewan Pembina Tim Penggerak PKK; 5) Belanja Operasional Bantuan Keuangan Desa Pemula Dan Desa Prakarsa. 22.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan
Wajib
Pemberdayaan
Masyarakat
dan
Desa
dilaksanakan dengan anggaran Belanja Langsung (tidak termasuk Belanja Langsung rutin SKPD) sebesar Rp1.189.353.500,00 dan terealisasi sebesar Rp1.147.671.000,00 atau 96,50%. (Rincian Realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Dalam rangka memfasilitasi dan menstimulasi kegiatan pemberdayaan masyarakat pedesaan di 272 desa, Pemerintah Kabupaten Pekalongan pada tahun 2015 mengalokasikan dana desa (ADD) sebesar Rp89.000.000.000,00. Penggunaan dana Alokasi Dana Desa sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah desa dengan ketentuan maksimal 60% digunakan untuk belanja aparatur pemerintah desa dan 40% digunakan untuk belanja pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
305
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Pelaksanaan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa di Kabupaten Pekalongan didukung oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd). Pada tahun 2015 kegiatan PNPM MPd tidak lagi mendapat alokasi BLM dari Pemerintah Pusat sesuai dengan surat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia nomor 134/DPPMD/VII/2015 tanggal 13 Juli 2015 tentang Panduan Pengakhiran serta Penataan dan Pengalihan Kepemilikan Aset Hasil Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd). Namun pengelolaan dana PNPM MPd berupa dana SPP (Simpan Pinjam untuk Perempuan) masih tetap bergulir dan menstimulasi ekonomi masyarakat pedesaan. Dana bergulir tersebut menjadi milik masyarakat dalam satu wilayah kecamatan masing-masing dan pengelolaannya diwakili oleh Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Berdasarkan neraca UPK (Unit Pengelola Kegiatan) PNPM MPd periode laporan September 2015, dana bergulir yang dikelola PNPM
MPd
di
Kabupaten
Pekalongan
sebesar
Rp38.811.368.850,00 dengan rincian sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.91 Data sebaran Dana SPP (Simpan Pinjam untuk Perempuan) Program PNPM MPd Tahun 2015
NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
KECAMATAN Kandangserang Paninggaran Lebakbarang Petungkriyono Talun Doro Karanganyar
JUMLAH KELOMPOK YANG DILAYANI 224 235 123 88 186 216 255
PINJAMAN SPP (Rp.)
KET
4.372.164.000 4.738.040.000 1.848.223.000 1.754.431.100 2.364.701.000 3.258.788.300 4.732.400.000
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
306
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
NO. 8. 9. 10. 11.
KECAMATAN Kajen Kesesi Sragi Siwalan
JUMLAH KELOMPOK YANG DILAYANI 243 327 206 209
JUMLAH
2.312
PINJAMAN SPP (Rp.)
KET
3.814.502.000 4.766.072.250 3.685.136.200 3.476.911.000 38.811.368.850
Sumber : BPMP-KB Kab. Pekalongan, 2015 Dari tabel di atas diketahui bahwa pinjaman dana SPP PNPM
MPd
tertinggi
di
Kecamatan
Kesesi
sebesar
Rp4.766.072.250,00 dan terendah di Kecamatan Petungkriyono sebesar Rp1.754.431.100,00,00. Total kelompok pemanfaat dana PNPM MPd sebanyak 2.312 kelompok, tersebar di 11 kecamatan (166 desa/kelurahan). Pada tahun 2015, berdasarkan surat Deputi Bidang Kemiskinan,
Ketenagakerjaan
dan
UKM
Bappenas
nomor
2676/DIII/4/2015 tanggal 30 April 2015 perihal Daftar lokasi kegiatan
Peningkatan
Pemberdayaan
Kesejahteraan
Masyarakat
(PKKPM)
Keluarga dan
Berbasis
Pengembangan
Infrastruktur Ekonomi (PIE) tahun anggaran 2015 serta pedoman pelaksanaannya, Kabupaten Pekalongan menjadi pilot project Program PKKPM di 4 (empat) kecamatan yaitu Petungkriyono, Paninggaran,
Kandangserang
dan
Lebakbarang.
Total
dana
PKKPM dan PIE sebesar Rp10.000.000.000,00 digunakan untuk pelatihan, modal usaha, Pengembangan Infrastruktur Ekonomi (PIE), DOK desa dan DOK kecamatan. Dana tersebut terserap sebesar Rp9.987.912.800,00 (99,88%).
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
307
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Capaian
realisasi
program
dan
kegiatan
Urusan
Pemberdayaan Masyarakar dan Desa terlihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.92 Capaian Indikator Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa NO.
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
1.
Jumlah kelembagaan masyarakat / organisasi masyarakat pedesaan yang dibina Persentase PKK aktif Jumlah LSM aktif Persentase Posyandu aktif Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat Jumlah peserta pendidikan dan pelatihan pengurus lembaga-lembaga desa/kelurahan bagi peningkatan partisipasi dan penguatan kelembagaan di tingkat desa/kelurahan Jumlah lembaga ekonomi di desa / kelurahan (LKM, simpan pinjam, BUMDes dan lain-lain) dan kesejahteraan rakyat yang telah mendapatkan bantuan pembinaan
Unit
2. 3. 4. 5. 6.
7.
TAHUN 2015 CAPAIAN NAIK/ 2014 TARGET REALISASI TURUN 350 381 855 144,29
% unit % %
100 26 100 95,03
95 20 95 98
100 26,00 100,00 17,29
0,00 0,00 0,00 -81,81
orang
430
519
33,00
-92,33
kelompok
2.441
246
9
-99.63
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan & Keluarga Berencana Kab. Pekalongan, 2016
a. Jumlah kelembagaan masyarakat / organisasi masyarakat pedesaan
yang dibina
tahun
2015 sebanyak
855 unit
meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 350 unit. Capaian tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 sebanyak 381 unit. Peningkatan jumlah lembaga yang dibina disebabkan adanya kegiatan penguatan kelembagaan desa melalui dana ADD.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
308
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
b. Persentase PKK aktif mencapai 100% sama seperti tahun 2014. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 sebesar 95%. Peningkatan tersebut disebabkan adanya dana penunjang operasional PKK desa yang bersumber dari dana ADD. c. Jumlah LSM aktif tahun 2015 sebanyak 26 unit sama dengan capaian
tahun
2014.
Capaian
tersebut
lebih
tinggi
dibandingkan dengan target tahun 2015 sebanyak 20 unit. d. Persentase Posyandu aktif tahun 2015 sebesar 100% sama dengan capaian tahun 2014. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 sebesar 95%. Peningkatan capaian persentase posyandu aktif disebabkan oleh
antusiasme
masyarakat
pada
kegiatan
posyandu.
Masyarakat merasakan manfaat nyata posyandu sebagai pintu pertama pelayanan kesehatan di masyarakat khususnya bagi ibu dan anak. Antusiasme masyarakat desa mengaktifkan posyandu juga distimulasi adanya kegiatan lomba posyandu secara berjenjang dari tingkat desa hingga pusat. e. Swadaya
masyarakat
masyarakat
tahun
terhadap
2015
program
sebesar
pemberdayaan
17,29%,
mengalami
penurunan cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar
95,03%.
Capaian
tersebut
juga
lebih
rendah
dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 sebesar 96%. Penurunan capaian swadaya masyarakat disebabkan banyak dana pembangunan yang dialokasikan ke desa dan tidak menuntut adanya swadaya masyarakat. f. Jumlah peserta pendidikan dan pelatihan pengurus lembagalembaga desa/kelurahan bagi peningkatan partisipasi dan penguatan kelembagaan di tingkat desa / kelurahan tahun 2015 sebanyak 33 orang lebih rendah dibandingkan tahun 2014 sebanyak 430 orang. Capaian tersebut juga lebih rendah
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
309
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
dibandingkan target RPJMD tahun 2015 sebanyak 519 orang. Penurunan ini disebabkan kurangnya dukungan dana pelatihan bagi pengurus lembaga desa/kelurahan. Pada saat bersamaan, alokasi
peserta
pelatihan
bagi
pengurus
lembaga
desa/kelurahan dari instansi terkait di tingkat propinsi dan pusat makin terbatas jumlahnya. g. jumlah lembaga ekonomi di desa/kelurahan (LKM, simpan pinjam, BUMDes dan lain-lain) dan kesejahteraan rakyat yang mendapatkan bantuan pembinaan tahun 2015 sebanyak 9 kelompok, lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 2.441 lembaga / kelompok. Capaian tersebut juga lebih rendah dibandingkan target RPJMD tahun 2015 sebanyak 246
kelompok.
Penurunan
tersebut
disebabkan
adanya
ketentuan bahwa penerima bantuan harus memiliki badan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Banyak kelompok masyarakat tidak mengurus badan hukum sehingga tidak bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah. 22.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa adalah sebagai berikut : 1) Adanya
perubahan
peraturan
perundang-undangan
tentang desa. 2) SDM pembangunan di perdesaan belum sepenuhnya memahami pendekatan pemberdayaan. 3) Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pedesaan belum optimal. 4) Kelembagaan masyarakat di desa belum berperan secara maksimal.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
310
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
5) Pembangunan
di
pedesaan
belum
sepenuhnya
menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat. 6) Lembaga ekonomi di pedesaan relatif masih lemah. 7) Pemanfaatan sumber daya alam pedesaan belum ramah lingkungan. 8) Adanya
ketergantungan
masyarakat
pada
bantuan
pemerintah. b. Solusi Langkah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas antara lain : 1) Melakukan
sosialisasi
peraturan
perundang-undangan
tentang desa. 2) Melakukan pembinaan secara intensif dan berkelanjutan terhadap aparatur pemerintah desa dan masyarakat desa. 3) Memfasilitasi
dan
menstimulasi
masyarakat
dalam
kegiatan pembangunan pedesaan. 4) Meningkatkan
kapasitas
lembaga
kemasyarakatan
di
desa/kelurahan 5) Mengadvokasi pendekatan pemberdayan masyarakat pada semua stakeholder pembangunan perdesaan. 6) Memfasilitasi dan stimulasi penguatan usaha ekonomi masyarakat pedesaan. 7) Mengembangkan penerapan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan untuk pemanfaatan sumber daya alam pedesaan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
311
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
23. URUSAN STATISTIK Data yang dikumpulkan secara sistematik dan diolah sesuai dengan kaidah umum statistika akan memiliki nilai informasi yang memadai, sehingga kebijakan yang diambil pemerintah akan lebih efektif dan tepat sasaran karena didukung data yang lengkap dan akurat. Di sinilah peran statistik menjadi sangat vital. Jika data yang dikumpulkan tidak akurat dan serampangan, serta diolah tanpa mengindahkan kaidahkaidah statistika, maka kebijakan yang dirumuskan tidak efektif, bahkan bisa kontraproduktif. Urusan Statistik di Kabupaten Pekalongan berkaitan dengan pengelolaan
data
analisis
penanggulangan
kemiskinan.
Analisis
penanggulangan kemiskinan bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat (sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan) melalui upaya penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat, penguatan kelembagaan dan modal sosial masyarakat serta peningkatan keswadayaan masyarakat luas guna membantu masyarakat dalam
memperoleh
dan
memanfaatkan
hak
masyarakat
untuk
meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Analisis
penanggulangan
kemiskinan
diharapkan
memiliki
kontribusi signifkan bagi upaya menurunkan jumlah masyarakat miskin. Menurunkan jumlah penduduk miskin bukanlah pekerjaan mudah karena masalah kemiskinan senantiasa berkenaan dengan rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya kualitas gizi dan kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan,
kerentanan
menghadapi
situasi
sosial
ekonomi,
ketidakberdayaan menghadapi situasi sosial politik serta aspek terkait lainnya yang berkenaan dengan pembangunan sumber daya manusia. Karena itu, setiap Pemerintah Daerah harus memiliki target penurunan jumlah penduduk miskin per tahun serta memiliki program - program pemberdayaan masyarakat miskin secara komprehensif agar dapat berkontribusi secara simultan terhadap pencapaian target penurunan jumlah penduduk miskin secara nasional.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
312
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
23.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan urusan statistik yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah pada tahun 2015 adalah : Badan
Pemberdayaan
Masyarakat,
Perempuan
dan
Keluarga Berencana a. Program kegiatan
Pengembangan Pengumpulan,
Up
Data/Informasi
Dating
dan
dengan
Analisis
Data
Kemiskinan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Pengembangan Data/Informasi, dengan kegiatan : a. Penyediaan dan Penyusunan Buku Kestatistikan; b. Peningkatan Kualitas Pelayanan Data Kestatistikan c.
Identifikasi Potensi Indikasi Geografis Kabupaten Pekalongan
d. Penyusunan Profil Daerah 23.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan statistik dilaksanakan dengan anggaran Belanja Langsung sebesar Rp540.000.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp479.697.000,00 atau 88,83%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Berkaitan
dengan
pengelolaan
data
analisis
penanggulangan kemiskinan dan database profil desa. Analisis penanggulangan
kemiskinan
bertujuan
untuk
meningkatkan
keberdayaan masyarakat (sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan) melalui upaya penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat, penguatan kelembagaan dan modal
sosial
masyarakat
serta
peningkatan
keswadayaan
masyarakat luas guna membantu masyarakat dalam memperoleh
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
313
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
dan
memanfaatkan
hak
masyarakat
untuk
meningkatkan
kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Analisis penanggulangan kemiskinan diharapkan memiliki kontribusi signifkan bagi upaya menurunkan jumlah masyarakat miskin. Menurunkan jumlah penduduk miskin bukanlah pekerjaan mudah karena masalah kemiskinan senantiasa berkenaan dengan rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya kualitas gizi dan kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan, kerentanan menghadapi situasi sosial ekonomi, ketidakberdayaan menghadapi situasi sosial politik serta aspek terkait lainnya yang berkenaan dengan pembangunan
sumber
daya
manusia.
Karena
itu,
setiap
Pemerintah Daerah harus memiliki target penurunan jumlah penduduk miskin per tahun serta memiliki program - program pemberdayaan masyarakat miskin secara komprehensif agar dapat berkontribusi secara simultan terhadap pencapaian target penurunan jumlah penduduk miskin secara nasional. Analisis
pelaksanaan
penanggulangan
kemiskinan
dilakukan pada 5 (lima) aspek yaitu pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar, kesejahteraan sosial dan ketahanan pangan. Berdasarkan hasil analisis tahun 2014 diketahui bahwa dari aspek anggaran, pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Pekalongan cukup fluktuatif. Angka kemiskinan Kabupaten Pekalongan mengalami penurunan secara signifikan. Tahun 2013 sebesar 13,51% dan tahun 2014 sebesar 12,57%. Sedangkan angka kemiskinan tahun 2015 belum dipublikasikan oleh BPS. Analisis
pelaksanaan
penanggulangan
kemiskinan
dilakukan pada 5 (lima) aspek yaitu pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar, kesejahteraan sosial dan ketahanan pangan. Berdasarkan hasil analisis tahun 2015 diketahui bahwa dari aspek anggaran, pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
314
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Pekalongan cukup fluktuatif. Pada tahun 2014 anggaran yang diediakan sebesar Rp97.254.188.240. Sedangkan pada tahun 2015 meningkat sebesar Rp161.453.641.348,23.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang terkait dengan Urusan Statistik pada tahun 2015 antara lain : 1) Sulit memperoleh data yang valid dan tepat waktu dalam pengumpulannya; 2) Kesulitan memperoleh data pada tingkat desa; 3) Tidak semua SKPD mempunyai data yang dibutuhkan; 4) Pengolah data yang sering berganti-ganti; 5) Data tidak terdokumen dengan baik sehingga menyebabkan data yang keluar dari sumber berbeda. SDM terbatas 6) Koordinasi antar stakeholder kurang maksimal. b. Solusi Beberapa upaya perbaikan yang perlu dilakukan adalah: 1) Sangat penting meningkatkan kerjasama dengan BPS, sehingga akan memperoleh data yang akurat, dan valid; 2) Monografi desa perlu digerakkan dan ada koordinasi dengan SKPD terkait yang membidangi masalah pemberdayaan perdesaan; 3) Koordinasi lintas sektor secara kontinyu dan intens antara SKPD dengan instansi terkait dan SDM di kecamatan; 4) Adanya legalitas petugas data yang didukung dengan kebijakan. 5) Melakukan pembinaan secara intensif dan berkelanjutan terhadap aparatur pelaksana 6) Mengintensifkan koordinasi antar stakeholder.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
315
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
24. URUSAN KEARSIPAN Arsip mempunyai nilai dan arti penting karena merupakan bahan bukti resmi mengenai penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan kehidupan kebangsaan bangsa Indonesia. Dalam usaha menyelamatkan bahan bukti pertanggungjawaban nasional serta untuk mewujudkan tertib pengelolaan arsip Khususnya di instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan
dan
lembaga-lembaga
swasta,
maka
kantor
Perpustakaan & Arsip daerah Kabupaten Pekalongan telah melakukan berbagai
upaya agar- arsip arsip inaktif yang ada di berbagai SKPD
dapat terawat dan terpelihara dengan sebaik-baiknya. Dari waktu ke waktu Volume arsip yang tercipta dari berbagai SKPD akan terus mengalami pertambahan, dengan pertambahan volume arsip ini akan mengakibatkan berbagai permasalahan apabila tidak dikelola, secara baik dan benar sesuai dengan perturan yang berlaku atau kaidah-kaidah kearsipan, antara lain
jatuhnya rahasia informasi
arsip kepada yang tidak berhak, inefisiensi dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan
sehari-hari,
serta
mempersulit
kita
dalam
membuat
perencanaan atau pengawasan. Berpijak dari kenyataan itu, maka pengelolaan arsip tidak dapat dilepaskan dari setiap komponen yang ada di dalam organisasi, khususnya organisasi pemerintah. Adapun
komponen yang sangat
menentukan dalam keberhasilan pengelolaan arsip ada beberapa faktor antara lain
”Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana yang
memadai, tempat penyinpanan yang nyaman atau representatif, serta dukungan dari pejabat yang lebih tinggi”. Berkenaan
dengan
dua
bidang
tersebut,
maka
Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pekalongan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya telah merintis pelaksanaan berbagai program dan kegiatan untuk meningkatkan minat budaya baca masayarakat dan mendukung tertib pengelolaan arsip guna menyelamatkan bahan bukti
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
316
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
pertanggung jawaban nasional sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dewasa ini. 24.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan pada Urusan Kearsipan yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah dan Bagian Umum Setda Kabupaten Pekalongan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah a. Program Perbaikan sistem Administrasi Kearsipan, dengan Kegiatan Penyusunan Raperda Kearsipan. b. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan, dengan Kegiatan pembangunan gedung depot arsip tahap II. c. Program
Penyelamatan
Dokumen/Arsip
Daerah,
dan
dengan
Pelestarian
kegiatan-kegiatan
sebagai berikut : 1) Kegiatan Pendataan Dan Penatan Dokumen/Arsip Daerah; 2) Kegiatan Pembenahan Arsip Desa. d. Program
Pemeliharaan
Prasarana
Rutin/Berkala
Kearsipan,
dengan
Kegiatan
Sarana
dan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala Sarana Pengolahan Dan Penyimpanan Arsip. Bagian Umum Setda Program Prasarana
Pemeliharaan Kearsipan,
Rutin/berkala dengan
kegiatan
Sarana
dan
Pemeliharaan
Rutin/berkala Sarana Pengolahan dan Penyimpanan Arsip. 24.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan wajib Kearsipan dilaksanakan dengan anggaran Belanja Langsung (tidak termasuk Belanja Langsung rutin SKPD) sebesar
Rp2.515.569.400,00
dan
terealisasi
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
sebesar
317
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Rp2.495.468.000,00 atau 99,20% (Rincian Realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Untuk kearsipan ada 3 indikator kinerja yang menjadi target yaitu pengelolaan arsip secara baku, peningkatan SDM pengelola kearsipan dan jumlah penyelamatan arsip tekstual. Pada prinsipnya ketiga indikator kinerja tersebut mengalami kenaikan dari target yang direncanakan, untuk pengelolaan arsip secara baku tahun 2014 yaitu 86,95% dari seluruh jumlah SKPD dan pada tahun 2015 yaitu 95,65% dari seluruh jumlah SKPD sehingga ada kenaikan 1,27%. Sedangkan untuk peningkatan SDM pengelola kearsipan tahun 2014 yang mengikuti pelatihan dan ketrampilan sebanyak 23 orang, tahun 2015 sebanyak 24 orang yang diberangkatkan untuk mengikuti pelatihan dan ketrampilan pengelolaan kearsipan naik
4,35%. Kenaikan
keterbatasan
anggaran
memberangkatkan
hanya 4,35% yang
ada
tersebut dikarenakan
sehingga
tidak
dapat
untuk mengikuti Bimbingan Teknis (Bintek)
bagi pengelola kearsipan ataupun Arsiparis, baik itu yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun Pemerintah Pusat dalam hal ini Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Sementara
itu,
jumlah
penyelamatan
arsip
tekstual
mengalami kenaikan bahkan melebihi dari target yang telah direncanakan
yaitu
pada
tahun
2014
jumlah
arsip
yang
diselamatkan sejumlah 92.733 berkas, tahun 2015 arsip yang diselamatkan sejumlah 103.233 berkas atau naik 11,32% akan tetapi walaupun target tercapai namun masih banyak arsip yang belum diselesaikan/diolah karena banyaknya arsip dari unit kerja lain atau SKPD yang arsipnya diserahkan ke unit kearsipan Kabupaten Pekalongan dalam hal ini Kanperpus Arsipda.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
318
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Tabel 4.93 Indikator Kinerja Utama Urusan Kearsipan NO. 1. 2. 3.
INDIKATOR KINERJA Pengelolaan arsip secara baku Peningkatan SDM pengelola kearsipan Jumlah penyelamatan arsip tekstual
TAHUN 2015 REALISASI 95,65
SKPD
CAPAIAN 2014 86,95
TARGET 79
orang
23
22
24
109
berkas
92.733
92.233
103.233
111
SATUAN
% 121
Sumber : Kanperpus-Arsipda Kab. Pekalongan, 2016
24.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan 1) Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan Koleksi perpustakaan yang memiliki nilai sejarah sehingga penyelamatan dan pelestarian koleksi perpustakaan belum optimal; 2) Belum munculnya kesadaran secara penuh dari Satuan Kerja
Perangkat
Daerah
(SKPD)
dalam
kegiatan
pengelolaan dan akuisisi arsip/dokumen; 3) Masih adanya arsip-arsip yang mempunyai nilai sejarah, dimiliki oleh perorangan
atau masyarakat dan belum
diserahkan ke Lembaga Kearsipan daerah; 4) Terbatasnya
Sarana
prasarana
tehnis
pengelolaan
maupun tehnis penyimpanan arsip; 5) Belum optimalnya kwalitas SDM pengelola kearsipan pada SKPD atau Unit Kerja Sekolah Maupun Desa; 6) Minimnya kegiatan apresiasi arsip maupun perpustakaan bagi
Pejabat
Pemerintah
dan
minimnya
kegiatan
sosialisasi kearsipan bagi masyarakat.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
319
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
b. Solusi 1) Melaksanakan
sosialisasi
pengelolaan
kearsipan
bagi
pengambil kebijakan di unit kerja/SKPD se-Kabupaten Pekalongan; 2) Perlu adanya sosialisasi guna bisa menyadarkan kepada masyarakat arti pentingnya arsip; 3) Perlunya meningkatkan penyediaan sarana prasarana teknis pengelolaan dan penyimpanan arsip secara rutin; 4) Perlu
seringnya
pembinaan
guna
meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan arsip.
25. URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Selain itu ada faktor yang tidak kalah penting dalam rangka membangun sebuah daerah yaitu, tingginya tuntutan pelayanan di bidang komunikasi dan informasi. Semakin meningkatnya kemampuan masyarakat luas dalam penguasaan teknologi komunikasi dan informasi, maka harus diimbangi pula campur tangan oleh pemerintah daerah sebagai aktor utama pelaksana pembangunan. Dalam rangka mencapai target Standar Pelayanan Minimal bidang komunikasi dan informatika di Kabupaten/kota, maka di setiap pemda harus melaksanakan kegiatan Diseminasi Informasi Nasional. Pelayanan komunikasi dan informasi antara lain melalui pelayanan pos (PT. Pos Indonesia) dan telepon (PT. Telkom, provider melalui mobile phone – dengan menara BTS). Selain itu Kabupaten Pekalongan juga mempunya LPSE yaitu unit kerja yang dibentuk diberbagai instansi dan pemerintah daerah untuk melayani Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) atau panitia/pokja ULP Pengadaan yang akan melaksanakan pengadaan secara elektronik. Untuk mempermudah informasi maka pemerintah memberikan fasilitas hotspot di 25 titik dalam area Pemda Kabupaten Pekalongan. Sedangkan untuk pendirian menara / tower seluler sampai akhir 2015 tercatat ada 127 Menara.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
320
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
25.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Komunikasi dan Informatika dilaksanakan
oleh
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika; Sekretariat DPRD serta Bagian Humas Setda melalui program dan kegiatan pada tahun 2015 sebagai berikut : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika a.
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Masa, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Pembinaan dan pengembangan jaringan komunikasi dan informasi; 2) Pengembangan
Infrastruktur
Jaringan
Internet
dan
Hotspot Area di Ruang Publik Terpilih; 3) Penyediaan Jasa Komunikasi, Informasi dan Media Massa; 4) Pemeliharaan Jaringan, Aplikasi dan Operasional LPSE; 5) Penguatan Kelembagaan PPID. b.
Program
Pengkajian
dan
Penelitian
Bidang
Komunikasi dan Informasi, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Pengadaan CCTV dan Peralatan Survey 2) Penyusunan sistem Informasi Terhadap Layanan Publik Sekretariat DPRD Program
Pengembangan
Media Masa,
Komunikasi,
Informasi
dan
dengan kegiatan Pemeliharaan Rutin/berkala
Website DPRD. Bagian Humas Setda a.
Program Informasi,
Optimalisasi dengan
Pemanfaatan
kegiatan
Teknologi
Pengembangan
Sistem
Informasi (Website Bagian Humas);
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
321
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
b.
Program Informasi,
Optimalisasi dengan
Pemanfaatan
kegiatan
Teknologi
Pengembangan
Sistem
Informasi (Website Bagian Humas); c.
Program Penyelamatan dan Pelestarian Doumen/ Arsip Daerah dengan kegiatan Pengelolaan dan Penataan Dokumentasi Kehumasan;
d.
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa dengan kegiatan : 1) Penerbitan Majalah Gema Kota Santri 2) Kegiatan Penyelenggaraan Penyiaran Station Radio FM
e.
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa, dengan kegiatan : 1) kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Informasi dan Media Massa; 2) Kegiatan Penyusunan Buku Himpunan Sambutan Bupati; 3) Kegiatan Pengadaan Kalender Pemerintah Kabupaten Pekalongan; 4) Kegiatan Pengadaan Buku Agenda Kerja; 5) Kegiatan Pembuatan Leaflet, Baliho dan Spanduk
f.
Program Kerjasama Informasi dan Media Massa, dengan kegiatan Penyelenggaraan Iklan Layanan Masyarakat.
g.
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi, denga kegiatan : 1) Kegiatan Pembinaan Bagi Pengelola Arsip SKPD; 2) Kegiatan Lomba Tertib Arsip Desa.
25.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Urusan wajib Komunikasi dan Informatika dilaksanakan dengan anggaran Belanja Langsung (tidak termasuk Belanja Langsung rutin SKPD) sebesar Rp2.352.203.000,00 dan terealisasi
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
322
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
sebesar Rp2.194.300.651,00 atau 93,29% (Rincian Realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Capaian
indikator
kinerja
Urusan
Komunikasi
dan
Informasi adalah sebagai berikut : Tabel 4.94 Capaian Indikator Urusan Komunikasi dan Informatika NO 1
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
Jumlah jaringan komunikasi (Wi Fi aktif) Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
buah
3
Jumlah surat kabar nasional/lokal (media)
4 5
2
6 7
8
9
10
11
REALISASI CAPAIAN 2014 42
TAHUN 2015 TARGET
REALISASI
20
49
0,01
0,01
0,1
buah
7
36
7
Jumlah penyiaran radio/TV lokal
unit
7
10
6
Web site milik pemerintah daerah Pameran/expo
buah
ada
ada
ada
kali/tahun
1
2
1
Kegiatan diseminasi Informasi Nasional melalui media massa seperti majalah, radio, dan televisi Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media baru seperti website (media online) Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media tradisional seperti pertunjukan rakyat Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media interpersonal seperti sarasehan, ceramah/ diskusi, dan lokakarya
kali/tahun
375
12
376
kali/tahun
setiap hari
setiap hari
setiap hari
pertahun
13
12
13
kali/tahun
13
12
13
Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho
kali/tahun
12
12
12
%
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
323
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
NO
INDIKATOR KINERJA
12
Kelompok Informasi Masyarakat di tingkat kecamatan
REALISASI CAPAIAN 2014 31,58
SATUAN %
TAHUN 2015 TARGET
REALISASI
62,5
31,58
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pekalongan, 2016
25.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015 adalah 1) Masih kurangnya Sumber daya manusia (SDM) di bidang , komunikasi
dan
informatika.Berdasarkan
komposisi
dukungan SDM yang dimiliki Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika saat ini tingkat kemampuan SDM dalam hal manajemen
bidang kominfo selain kemampuan, jumlah
personel juga mengalami kekurangan. 2) Kurangnya
pemahaman
aparatur
akan
peraturan
perundangan. UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
UU
Telekomunikasi,
Nomor UU
36
Nomor
Tahun 14
Tahun
1999 2008
tentang tentang
Keterbukaan Komunikasi Publik dan UU Nomor 38 Tahun 2009 tentang POS mutlak diperlukan sebagai tindak lanjut pelaksanaan
konkrit
Peraturan.
Saat
ini
pemahaman
aparatur mengenai perundang undangan dan peraturan lainnya masih kurang, sehingga menghambat pelaksanaan penegakan hukum kepada masyarakat. 3) Terbatasnya anggaran kegiatan. Minimnya alokasi dana kegiatan setiap tahun anggaran yang berdampak kegiatan
menghambat
dinas
dimana
pencapaian masih
banyak
target
sasaran
kegiatan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
yang
324
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
berdasarkan permendagri 13 Tahun 2006 yang belum dapat dilaksanakan secara optimal. 4) Sarana dan Prasarana Sarana mobilitas sebagian kurang layak, karena sudah melampaui umur ekonomis yang berakibat pada tingginya biaya perawatan, terbatasnya ruangan kerja sesuai dengan kebutuhan, masih kurangnya penyajian database dalam rangka
menunjang
pembangunan ketersediaan
perencanaan
sarana sarana
dan dan
teknis
dan
prasarana, prasarana
program
terbatasnya perhubungan,
komunikasi dan informatika 5) Keadaan
topografi
dan
geografi
wilayah
Kabupaten
Pekalongan, berdampak pada besarnya integrasi untuk menghubungkan seluruh Kecamatan dan Kelurahan dalam jaringan internet/LAN 6) Belum adanya komitmen dan kesatuan tindak dalam pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), sehingga pengembangan TIK berjalan sendiri – sendiri antar SKPD 7) Belum adanya regulasi yang mengatur tentang master plan tata kelola TIK, rekomendasi/perijinan tata kelola, aturan penerapan perangkat lunak legal di daerah, standar teknis penggunaan peralatan berbasis TIK, Standar Operasional Prosedur, standar pelayanan bidang TIK (LPSE, Warnet, radio komunitas) dan sebagainya 8) Kurangnya tenaga SDM pengelola TIK di masing – masing SKPD. b. Solusi Dengan adanya permasalahan yang ada maka solusi untuk menyelesaikannya adalah :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
325
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
1) Peningkatan SDM Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dengan mengirimkan personel untuk mengikuti diklat-diklat
baik
yang
diselenggarakan
Departemen
Perhubungan , Departemen Kominfo maupun instansi lain. Serta mengusulkan adanya penambahan personel yang sesuai dengan kompetensinya lewat pengadaan calon pegawai negeri sipil daerah; 2) Penambahan intensitas sosialisasi peraturan –peraturan dan penegakan hukum; 3) Mengusulkan adanya penambahan anggaran kegiatan setiap tahun anggaran dan perubahan anggaran.
26. URUSAN PERPUSTAKAAN Pembangunan di bidang perpustakaan memiliki fungsi strategis dalam menjembatani kebutuhan informasi masyarakat perlu diarahkan untuk membangun masyarakat membaca, masyarakat belajar sebagai garis pengembangan budaya keilmuan, berbudaya ilmiah dan kritis menuju masyarakat yang terinformasi/well-informed, kritis, inovatif, produktif melalui pengembangan budaya baca, pelestarian hasil budaya intelektual,
pengembangan
dan
pembinaan
perpustakaan
sebagai
infrastruktur dan aksesibilitas layanan informasi iptek. Sebagai upaya akselerasi agenda pembangunan untuk mendukung upaya proses reformasi, perbaikan kesejahteraan rakyat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, perpustakaan sesuai tugas pokok dan fungsinya harus mengarahkan sektor program kepada dua bidang utama pembangunan yaitu pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan. Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan sumber daya manusia perlu adanya suatu media, salah satu media yang bisa dipergunakan adalah perpustakaan, perpustakaan merupakan salah satu
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
326
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
pusat informasi, pengetahuan, penelitian, rekreasi dan pelestarian budaya. Perpustakaan bisa juga disebut sebagai pusat penyebaran ilmu pengetahuan
karena mempunyai peranan penting sebagai wahana
mencerdaskan bangsa guna tercapainya masyarakat yang terdidik dan berwawasan luas. Guna tercapainya tujuan tersebut perlu adanya kebijakan di bidang
perpustakaan
melalui
penyelenggaraan
perpustakaan,
pengembangan jaringan perpustakaan, pengembangan SDM, pembinaan teknis perpustakaan, pengembangan jabatan fungsional perpustakaan, dan pelestarian koleksi daerah/nasional
serta pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan teknis di bidang perpustakaan. 26.1. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Urusan Perpustakaan dilaksanakan oleh
Kantor
Perpustakaan
dan
Arsip
Daerah
Kabupaten
Pekalongan tahun 2015 adalah : a. Program
Pengembangan
Budaya
Baca
dan
Perpustakaan, dengan kegiatan : 1) Publikasi Dan Sosialisasi Minat Dan Budaya Baca; 2) Penyediaan Bahan Pustakaan Perpustakaan Umum Daerah; 3) Operasional Layanan Perpustakaan Keliling; 4) Peningkatan Pelayanan Perpustakaan Keliling; 5) Pameran Buku Dan Arsip Daerah; 6) Pengembangan Sistem Digitalisasi Layanan Perpustakaan, Dokumentasi Dan Informasi; 7) Opersaional Sistem Digitalisasi Layanan Perpustakaan, Dokumentasi Dan Informasi; 8) Lomba Perpustakaan Desa; 9) Pemeliharaan Buku-Buku Perpustakaan.
26.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
327
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Urusan Perpustakaan dilaksanakan dengan
anggaran
Belanja Langsung Urusan (tidak termasuk Belanja Langsung rutin SKPD)
sebesar
Rp785.292.300,00
dan
terealisasi
sebesar
Rp747.792.239,00 atau 85,22%. (Rincian realisasi program dan kegiatan terlampir). Target jumlah perpustakaan tahun 2015 sejumlah 191 perpustakaan realisasinya sejumlah 174 perpustakaan target tidak tercapai dan jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 yaitu sejumlah 186 sedangkan tahun tahun 2015 sejumlah 174 perpustakaan turun 6,5% hal tersebut karena berdasarkan hasil pendataan
ulang/validasi
menyelenggarakan yang
sudah
data
ada
perpustakaan.
tidak
yang
sudah
tidak
Perpustakaan-perpustakaan
menyelenggarakan
dikarenakan
sarana
prasarana yang tidak ada/belum siap dan tidak ada petugas pengelola perpustakaan. Jumlah pengunjung perpustakaan tahun 2014 sebanyak 45.562 orang dan tahun 2015 sebanyak 48.598 orang meningkat 6,66%,
peningkatan
tidak
terlalu
signifikan
dikarenakan
kurangnya sosialisasi dan publikasi perpustakaan ke seluruh pelosok daerah dan juga karena adanya internet sehingga dengan mudahnya mengakses informasi apa saja yang dibutuhkan. Demikian juga dengan jumlah buku yang tersedia di perpustakaan mengalami
penurunan
pada
tahun
2014
sejumlah
ekesemplar dan tahun 2015 sejumlah 37.088 eksemplar
40.542 turun
8,52%, hal ini dikarenakan buku yang dipinjam para pengguna perpustakaan tidak kembali dan sebagian lagi dibantukan kepada perpustakaan sekolah/desa yang membutuhkan bahan pustaka guna menambah bahan pustaka yang sudah ada atau untuk menambah variasi buku-buku perpustakaan sekolah/desa. Tabel 4.95
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
328
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB IV
Indikator Kiinerja Utama Urusan Perpustakaan NO.
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
CAPAIAN 2014
1.
Jumlah perpustakaan desa
buah
171
2.
Jumlah pengunjung perpustakan per tahun Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
orang
43.917
Buku
35.756
3.
TAHUN 2015 TARGET REALISASI 191 174
% 91,10
48.296
48.712
100,86
37.088
83,16
44.596
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016
26.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan 1) Koleksi Minat baca masyarakat masih rendah, hal ini terbentuk
dikarenakan
rendahnya
budaya
baca
masyarakat; 2) Penyelenggaraan dan pelayanan perpustakaan belum memenuhi
harapan
dari
masyarakat
pengguna
perpustakaan; 3) Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan Koleksi perpustakaan yang memiliki nilai sejarah sehingga penyelamatan dan pelestarian koleksi perpustakaan belum optimal. b. Solusi 1) Publikasi dan sosialisasi minat budaya baca masyarakat lebih
digalakan
guna
memotivasi
masyarakat
untuk
berkunjung ke perpustakaan; 2) Meningkatkan
layanan
perpustakaan
umum
maupun
perpustakaan keliling dengan mengedepankan keramahan dalam pelayanan; 3) Mendorong masyarakat untuk bisa menyerahkan koleksi bahan pustaka yang bernilai sejarah ke perpustakaan umum.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
329