02 Desember 2015
DAILY REPORT
NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
• ADHI catat kontrak baru Rp 11,1 triliun hingga November 2015 • WSKT butuh dana Rp 15 triliun, akan terbitkan obligasi dan pinjam bank • WSKT targetkan laba 2016 tumbuh 112%, pendapatan naik 100% YoY • Rajawali dan Felda kaji bentuk JV • SSMS bidik perkebunan di Kalteng • ELSA bidik proyek di luar negeri, optimis laba Rp 325 miliar di 2015 • GDST siapkan USD50 juta untuk capex • TELE targetkan pendapatan tahun 2016 tumbuh 20%, laba naik 20,4% • UNIC akan bangun dermaga pada kuartal II 2016 di Merak, Banten • APOL hentikan operasi di 3 anak usaha di Panama • SIDO perpanjang masa buy back saham hingga 29 Februari 2016 • UNIC bidik pertumbuhan 5% pada 2016 • SMSM peroleh dividen interim MYR 3 juta dari Bradke Synergies • SMMA negosiasi penjualan saham Rp 3,1 triliun • WOMF catat rugi sebelum pajak Rp 22 miliar per 9M 2015 • Pembiayaan WOMF tumbuh 0,2% per September • BSIM kaji rights issue pada tahun depan • BNII akan revaluasi tanah & bangunan dan terbitkan subdebt Rp 1-1,5 T • BBTN akan revaluasi aset (tanah) sebelum akhir tahun 2015 • WINS prediksi kinerja turun hingga akhir 2015, tapi positif di 2016 • WINS akan tambah armada kapa 30% • MDLN realisasikan 55,6% capex • Anak usaha PNSE sertakan modal di PT. Hotel Jaya Bali • Kemperin prediksi produksi rokok 2016 naik 5,7% • BI turunkan GWM primer IDR jadi 7,5% dari 8% per 1 Desember 2015
Sinyal teknikal masih mengkonfirmasikan positif bagi pergerakan IHSG Support Level dalam pekan ini. Indikasi positif 4522/4486/4469 bagi IHSG tercermin dari indikator MACD Resistance Level Selain itu 4575/4593/4629 dan Stochastics. dari lagging indikator juga masih Major Trend mengkonfirmasikan positif bagiDown IHSG, tercermin dari MA5 dan MA20. Minor Trend Down Resistance level IHSG di 4695 dan support level di 4452.
JAKARTA INDICES STATISTICS IHSG LQ-45
CLOSE
CHANGE
VOLUME (Mn)
VALUE (Rp Bn)
4557.668 785.639
+111.210 +30.177
4,311.67 1,191.48
5,794.01 4,316.98
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan hari Selasa (1/12), IHSG berhasil rebound dengan menguat 111.21 (2,50%) ke level 4446.46. Dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi bulan November 2015 mencapai 0,21 persen MoM dibanding deflasi selama dua bulan berturut-turut yakni 0,08 persen di Oktober dan 0,05 persen di September lalu. Inflasi tahun kalender (Januari-November) 2015 sebesar 2,37% dan ini merupakan level terendahnya selama lima tahun terakhir. Inflasi November secara tahunan dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY) sebesar 4,89% atau terendah sepanjang 2015. Untuk inflasi inti pada November 2015 ini sebesar 0,16% MoM dan 4,77% YoY atau terendah sepanjang 2015. Inflasi year on year itu masih dialami kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang sebesar 0,44 persen. Ini lebih dikarenakan kenaikan harga rokok. Badan Pusat Statistik (BPS) menilai ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) terbuka, dengan tekanan inflasi yang relatif rendah ini. Dari pasar global, indeks Wall Street melemah pada perdagangan hari Senin (30/11) ditekan oleh kekhawatiran mengenai lemahnya musim belanja liburan kali ini. Sebagian besar emiten pengecer terkemuka ditutup di zona merah, dengan raksasa global Wal-Mart Stores kehilangan 1,8 persen dan Target jatuh 1,3 persen. Perusahaan lain yang mencatatkan penurunan antara lain Macy`s, Gap dan Williams-Sonoma. Raksasa belanja online, Amazon, menyusut 1,3 persen. Sementara, Best Buy masuk dalam jajaran yang membukukan kenaikan, setelah naik 1,0 persen. Dari pasar regional, indeks Shanghai Composite menguat 10.90 poin (0,32%) ke level 3456.31. Penguatan didukung oleh masuknya Yuan kedalam SDR IMF, yang mengalahkan sentimen negatif dari aktivitas pabrik China yang melemah. Yuan skrng masuk dalem kategori mata uang elit SDR IMF bersama Euro, USD, GBP, dan Yen. Di sisi lain, indeks Nikkei 225 menguat 264.93 poin (1,34%) ke level 20,012.40 didukung oleh kenaikan data belanja modal korporasi yang bertumbuh 11,2% pada 3Q15, lebih tinggi signifikan dari pertumbuhan 5,6% pada 2Q15, dan 7,3% pada 3Q15. Adapun, indeks Hang Seng menguat 384.94 poin (1,75%) ke level 22,381.35 mengikuti rally dari indeks saham regional. Dari eropa, saham-saham eropa tentatif menguat, dengan pelaku pasar menunggu hasil pertemuan kebijakan ECB pada minggu ini yang diekspektasikan akan memberi tambahan stimulus ekonomi.
Dana Moneter Internasional (IMF) akhirnya mengakui keberadaan Yuan sebagai bagian special drawing rights (SDR) dipakai untuk simpanan di kas lembaga ini. Direktur IMF, Christine Lagarde, mengatakan bahwa Keputusan Dewan Eksekutif untuk menjadikan Yuan sebagai bagian SDR sebagai langkah penting yang menandai masuknya Cina ke dalam sistem keuangan global. Yuan resmi masuk ke dalam keranjang SDR, dan memantapkan statusnya sebagai satuan pembayaran transaksi internasional. Pemerintah Cina sebelumnya sudah melakukan berbagai cara untuk mendorong Yuan supaya bisa diakui oleh dunia internasional. Di satu sisi, masuknya Yuan ke dalam keranjang SDR bisa mengurangi beban terhadap dolar AS, termasuk Indonesia, punya alternatif mata uang selain dolar AS sebagai alat transaksi dan cadangan devisa. Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengingatkan masuknya Yuan ke dalam SDR perlu dicermati secara hati-hati. Kemungkinan Cina tidak akan membiarkan mata uangnya menguat terlalu tinggi karena bisa mengurangi daya saingnya dibandingkan Yen dan Won. Kalau Yuan kembali didevaluasi, maka akan berdampak besar terhadap Indonesia. Sementara itu, dari sisi perdagangan penguatan Yuan bisa menekan impor barang-barang Cina.. Dari sisi rupiah, masukkannya yuan ke dalam SDR tidak akan memengaruhi fundamental rupiah, terkecuali jika dilakukan sangat berarti dimana PBoC melepas Yuan yang overvalued ke pasar, maka dapat berdampak bagi rupiah yang berpotensi melemah. Dampaknya jika terjadi gejolak pada rupiah, dikhawatirkan bisa berpengaruh terhadap pasar modal Indonesia, seperti ketika Cina mendevaluasi Yuan, IHSG mendapat tekanan kuat saat itu. Namun, berkenaan dengan masuknya Yuan ke dalam mata uang elit dunia, pelaku pasar lebih menyikapi dugaan Cina akan melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut pasca hasil survey resmi sektor manufaktur. PMI manufaktur yang turun ke 49,6 pada bulan November, terendah dalam lebih dari 3 tahun, dari 49,8 pada bulan Oktober. Sementara itu bursa AS naik pada Selasa, seiring penurunan data manufaktur yang menjadi sinyal pendukung spekulasi The Fed tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga di bulan ini. Namun Sentimen data manufaktur AS justru disikapi negatif pelaku bursa Eropa. Saham-saham Eropa di tutup melemah. Sedangkan bursa utama Asia pada pembukaan perdagangan hari ini, untuk sementara di buka di zona negatif. Jika trend bursa Asia berlanjut melemah sepanjang perdagangan, sentimen ini dapat menjadi tekanan bagi IHSG hari ini.
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
1
2 December 2015
2 December 2015 Adhi Karya (ADHI) mencatatkan kontrak baru hingga November 2015 mencapai Rp 11,1 triliun. Pencapaian realisasi kontrak baru itu melampaui realisasi perolehan kontrak baru ADHI sepanjang tahun 2014 sebesar Rp 9,2 yaitu triliun. Lini bisnis konstruksi mendominasi perolehan kontrak baru hingga Oktober 2015 sebesar 90,1%. Realisasi kontrak baru itu terdisi dari swasta/lainnya sebanyak 34,7%, BUMN 21,9% dan APBN/APBD 43,4%. Berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari gedung sebanyak 50,8%, jalan dan jembatan 33,6% serta demaga dan infrastruktur lainnya sebesar 15,6%. Hingga November 2015, ADHI telah mengikuti total tender Rp 57,4 triliun dan sepanjang bulan November 2015, selain realisasi perolehan kontrak baru sebesar Rp 11,1 triliun, terdapat Rp 856,9 miliar yang sudah pada proses penetapan pemenang dan Rp 1,9 triliun merupakan penawar terendah. Realisasi kontrak baru di bulan November 2015 antara lain proyek Gayanti City di Gatot Subroto, Jakarta Selatan senilai Rp 354 miliar dan Pembangunan Pengaman Pantai tahap II senilai Rp 137 miliar. Waskita Karya (WSKT) akan mendorong anak usaha, yaitu PT Waskita Beton Precast (WBP) untuk melaksanakan penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO) pada tahun 2016. Perseroan akan melepas saham melalui IPO Waskita Beton Precast sebesar 35%40% ke pasar modal sekitar kuartal II 2016. Perseroan menargetkan dapat menyerap dana dari pasar modal sebesar Rp 3,5 triliun-Rp 4 triliun. Perolehan dana IPO tersebut akan digunakan WBP untuk ekspansi di bisnis beton. WSKT menargetkan WBP dapat memproduksi beton hingga 2,4 juta ton per tahun di tahun 2016 atau naik 33,33% dibandingkan produksi beton sebesar 1,8 juta per tahun di tahun 2015. Perusahaan juga akan menggunakan dana IPO untuk pembangunan pabrik beton baru di beberapa wilayah Indonesia, seperti pembangunan pabrik di Palembang, Sumatera Selatan. Waskita Karya (WSKT) membutuhkan dana segar sebesar Rp 15 triliun pada tahun 2016. Kebutuhan dana itu mayoritas untuk akuisisi tol. Rencananya WSKT akan mencari pendanaan tersebut di pasar modal melalui penerbitan obligasi atau mencari pinjaman dari perbankan. Perseroan akan mencari dana sebesar Rp 15 triliun secara bertahap. Perseroan akan membagi kebutuhan dana tersebut di dalam setiap kuartal. Waskita Karya (WSKT) menargetkan laba tahun 2016 tumbuh 112% menjadi Rp 1,7 triliun dari target tahun 2015 sebesar laba Rp 850 miliar. Pendapatan tahun 2016 ditargetkan sebesar Rp 30 triliun atau naik 100% YoY dibandingkan target pendapatan Rp 15 triliun pada tahun 2015. Elnusa (ELSA) optimistis laba bersih dan profitabilitas perseroan akhir tahun ini mampu mencapai minimal Rp 325 miliar, lebih baik dibandingkan tahun lalu. Marjin laba operasi dan marjin EBITDA diperkirakan juga akan tumbuh dari tahun sebelumnya. Proyeksi tersebut optimis tercapai karena semua proyek seismik yang perseroan dapatkan sudah mulai berjalan akhir tahun ini. ELSA memenangkan proyek seismik senilai USD 86 juta pada 2015. Elnusa (ELSA) saat ini dikabarkan tengah membidik beberapa proyek di Iran, Uni Emirate Arab (UEA), Myanmar dan Nigeria. Perseroan saat ini masih mengikuti tender proyek di negara-negara tersebut. Tahun depan, ELSA menargetkan mampu meraih kontrak sebesar USD 400500 juta. Rajawali Corpora dan Felda Global Ventures Holdings Bhd menargetkan penetapan hasil negosiasi ulang terkait investasi Eagle High Plantations (BWPT) tahun depan. Salah satu skema kerja sama yang dikaji adalah pendirian perusahaan patungan (JV). Felda dikabarkan membutuhkan waktu lebih dari satu bulan untuk negosiasi
ulang dengan Rajawali. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) kembali menjajaki akuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Tengah tahun depan. Pendanaan bersumber dari pinjaman bank. Tahun depan, perseroan memilih untuk memperkuat pertumbuhan non organik dengan akuisisi perusahaan perkebunan, dibandingkan penanaman baru. Penanaman baru dinilai lebih mahal akibat kenaikan harga tanah yang terus naik dan biaya pemeliharaan kebun dari awal penanaman hingga siap dipanen. Tiphone Mobile Indonesia (TELE) menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun 2016 sebesar Rp 24 triliun atau naik 20% YoY dari target tahun 2015 yang sebesar Rp 20 triliun. Pendapatan terbesar Tiphone di tahun 2016 tetap akan berasal dari bisnis voucher isi ulang pulsa dan kartu perdana. Tiphone juga akan tetap mendorong bisnis telepon seluler. Hingga kuartal III 2015, TELE membukukan pendapatan sebesar Rp 14,7 triliun atau mencapai 73,5% dari target tahun 2015. Sementara laba bersih tumbuh 20,4% YoY menjadi Rp 289,8 miliar. Pada tahun 2016, TELE akan fokus pada ekspansi pembukaan jalur distribusi. TELE melalui anak usahanya yaitu PT Adi Reka Mandiri juga akan segera membangun riset dan pengembangan (R&D) teknologi smartphone dengan perusahaan elektronik asal Taiwan, Arima Communications Corp. Kerja sama ini untuk memenuhi aturan kandungan komponen lokal di produk ponsel 4G. Perseroan memiliki 55% saham di perusahaan patungan, sedangkan sisanya dimiliki Arima. Arima berpengalaman memproduksi ponsel Android, seperti Motorola, Acer, LG atau NTT DoCoMo. Investasi untuk perusahaan patungan ini mencapai USD 50 juta. Rencananya perusahaan patungan tersebut akan membangun pabrik di Delta Silikon, Cikarang Jawa Barat di lahan 7.000 m². Untuk pembangunan tahap I, Tiphone akan mengeluarkan dana USD 5 juta–USD 6 juta dan akan selesai akhir Desember 2015. Pabrik akan beroperasi mulai Januari 2016 dengan kapasitas awal 300.000 unit per bulan pada enam bulan pertama. Kapasitas akan terus meningkat hingga mencapai 1 juta unit per bulan. Pada tahun pertama kandungan komponen lokal produk ponsel di pabrik ini berkisar 20%. Anak usaha Pudjiadi & Sons (PNSE), yaitu PT Hotel Juwara Warga, telah melakukan penyertaan modal pada PT Hotel Jaya Bali yang berdomisili di sebanyak 90% dari modal dasar sebesar Rp 40 miliar dan modal disetor Rp 30 miliar. Penyertaan saham ini merupakan usaha anak perusahaan untuk melakukan pengembangan dalam meningkatkan pendapatan. PT Hotel Jaya Bali adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa perhotelan dan pariwisata serta jasa terkait. Unggul Indah Cahaya (UNIC) akan membangun dermaga pada kuartal II 2016 untuk membantu logistik perseroan sehingga dapat mengurangi beban biaya logistik. Pembangunan dermaga diperkirakan sekitar 6-9 bulan. Dana pembangunan dermaga itu telah dialokasikan dalam belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2016 USD sekitar 4-5 juta. Nantinya dermaga itu akan dibangun di sekitar pabrik milik perseroan yang terletak di Merak, Banten. Sido Muncul (SIDO) memperpanjang masa buyback sahamnya selama tiga bulan ke depan terhitung 1 Desember 2015 hingga 29 Februari 2016. Perpanjangan dilakukan karena rencana pembelian saham sebesar paling banyak 2,2% pada periode sebelumnya belum terpenuhi dan dana yang dicadangkan Rp 198 miliar masih tersisa. Wintermar Offshore Marine (WINS) memprediksi kinerja pendapatan akhir tahun 2015 masih akan turun. Penurunan pendapatan tersebut dikarenakan harga minyak dunia yang masih melemah sepanjang tahun 2015. Pada tahun 2016 perseroan memperkirakan kinerja bisnis akan mengalami perubahan yang cukup positif, karena kegiatan
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
2
2 December 2015
2 December 2015 pengeboran rig yang sudah mulai perseroan kerjakan kembali. Wintermar Offshore Marine (WINS) meyakini kinerja bisnis akan kembali membaik pada tahun 2017, sebab tender pada kuartal IV 2015 akan dikerjakan pada tahun 2016. Untuk itu perseroan akan menambah armada kapal sebanyak 30%. Langkah itu dilakukan guna meningkatkan pertumbuhan pendapatan di tahun 2016. Arpeni Pratama Oceanline (APOL) melakukan penghentian aktivitas operasional di beberapa anak perusahaan tidak langsungnya, yaitu Ever Joy Navigation, Ever Win Maritime Incorporation dan Rafflesia Marine. Ketiga perusahaan itu berdomisili di Panama dimana penghentian operasional Rafflesia Marine sejak 24 November dan dua lainnya sejak 25 November 2015. Penghentian aktivitas operasional dilakukan karena ketiganya tidak memiliki kegiatan operasional kapal sejak tahun 2009. Kepemilikan tidak langsung perseroan melalui anak usahanya sebesar 100% di ketiga perusahaan tersebut. Selamat Sempurna (SMSM) kembali memperoleh dividen interim dari salah satu anak usahanya, yaitu Bradke Synergies Sdn Bhd. untuk tahun buku 2015. Nilai dividen yang diterima sebesar 3.000.000 ringgit Malaysia atau setara dengan USD 705.952,02. Gunawan Dianjaya Steel (GDST) menyiapkan belanja modal untuk 2 tahun ke depan sebesar USD50 juta yang akan digunakan untuk menambah mesin pelat baja di pabrik Plate Mill 2 yang akan beroperasi pada akhir 2017 itu. Dengan adanya pabrik tersebut perseroan akan meningkatkan porsi ekspor, untuk itu perseroan akan bersinergi dengan Nippon Steel Group Japan. Unggul Indah Cahaya (UNIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 3-5% pada tahun depan. Perseroan telah menyiapkan strategi, salah satunya efisiensi biaya produksi. Ke depan, UNIC berusaha untuk meminimalisasi kerugian, salah satunya dengan melakukan lindung nilai sebesar 50% dari penjualan dan lainnya. Sinarmas Multiartha (SMMA) akan mengeksekusi rencana penambahan modal tanpa HMETD paling cepat kuartal I-2016. Perseroan siap menerbitkan sebanyak 623,78 juta saham baru atau setara 10% dari modal disetor. Nilai transaksi mencapai Rp 3,12 triliun dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 5.006 per saham. SMMA berencana mengalokasikan sebagian dana hasil non-HMETD untuk sejumlah anak usaha, terutama di sektor perbankan. Bank Sinarmas (BSIM) tengah mengkaji rencana penambahan modal dengan HMETD atau rights issue tahun depan. Hal ini bertujuan meningkatkan struktur permodalan menjadi BUKU III dari saat ini BUKU II. Bank Tabungan Negara (BBTN) akan merevaluasi aset sebelum akhir tahun 2015 agar dapat menikmati tarif PPh atas selisih revaluasi aktiva tetap (revaluasi aset) hingga 3% dari sebelumnya dikenakan sebesar 10%. Perhitungan atas revaluasi aset ini hanya memperhitungkan aset berupa tanah saja, tidak memperhitungkan bangunan sebagai tambahan aset. Hal ini karena untuk memperhitungkan bangunan harus didepresiasi dari sisa umur bangunan. Perseroan memperkirakan akan mendapat penambahan aset sebesar Rp 1,3 triliun dari hasil revaluasi aset. Nominal tersebut dapat meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) perseroan sebesar 1,6%. Nantinya penambahan dari revaluasi aset akan masuk dalam perhitungan modal inti Tier 1 BTN, sehingga modal Tier 1 BTN akan meningkat menjadi 15,1% dari posisi Tier 1 saat ini di level 13,5%. Bank Maybank Indonesia (BNII) memperkuat permodalan agar bisa meningkatkan kinerja dan penyaluran kredit. Untuk itu BNII menyiapkan dua strategi, yaitu memanfaatkan revaluasi aset untuk
meningkatkan modal dan menerbitkan obligasi subordinasi atau subdebt pada kuartal II 2016. BNII akan melakukan revaluasi dari aspek tanah dan gedung. Revaluasi aset ini bisa meningkatkan nilai buku perseroan sebesar 1,5 kali. Total nilai aset tetap dan inventaris Maybank Indonesia sampai September 2015 tercatat sebesar Rp 2,18 triliun. Sedangkan aset non produktif dalam bentuk properti terbengkalai tercatat sebesar Rp 38,4 miliar. Selain melakukan revaluasi aset, Maybank Indonesia juga akan menerbitkan obligasi subordinasi sebesar Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun pada tahun 2016. Surat utang atau subdebt ini akan diterbitkan perseroan pada kuartal II 2016. Dari revaluasi aset dan penerbitan obligasi subordinasi ini, Maybank Indonesia memprediksi rasio permodalan (CAR) perseroan bisa meningkat dibanding posisi per September 2015 sebesar 14,64%. Per Kuartal III 2015, Wahana Otho Muliartha/WOM Finance (WOMF), anak usaha Bank Maybank Indonesia (BNII), mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar Rp 22 miliar dibandingkan sebelumnya mencatatkan laba sebesar Rp 54 miliar. Hingga September 2015, beban perseroan naik 13,2% menjadi Rp 1 triliun. Di sisi lain pembentukan cadangan penurunan nilai kerugian meningkat 52,1% menjadi Rp 235 miliar. Pendapatan naik 11,1% menjadi Rp 1,2 triliun. Namun perseroan optimis masih bisa membukukan laba Rp 10 miliar di akhir tahun 2015. Untuk mencapainya, penjualan produk bermargin lebih tinggi seperti pembiayaan multiguna dijadikan andalan. Peningkatan kualitas pembiayaan akan terus dilakukan untuk menekan beban. Di tengah lesunya aktivitas perekonomian, pembiayaan Wahana Ottomitra Multiartha (WOMF) pada September 2015 mampu tumbuh 0,2%, dengan volume penjualan pembiayaan sepeda motor baru dan bekas mencapai 439 ribu unit dibandingkan periode yang sama pada 2014 sebanyak 438 ribu unit. Sedangkan pembiayaan sampai dengan September 2015 mencapai Rp4,87 triliun, naik dibandingkan periode sama tahun lalu Rp4,5 triliun. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap layanan ATM, Bank Central Asia (BBCA) berencana mengkonversi layanan mesin ATM dari setor atau tarik tunai saja menjadi mesin ATM setor tarik tunai atau ATM multifungsi. Hal ini sekaligus menjadi strategi perseroan untuk mengurangi transaksi tarik tunai. Saat ini jumlah mesin ATM BCA sudah mencapai lebih dari 16.000 unit dan dinilai sudah memenuhi kebutuhan layanan ATM nasabah. Saat ini ada sekitar 100 mesin ATM yang usia operasionalnya sudah 7 tahun atau lebih dan akan diutamakan untuk diganti. Garuda Indonesia (GIAA) tengah mematangkan rencana penerbitan obligasi global senilai USD 500 juta pada kuartal I atau II tahun depan. Dengan adanya penerbitan global bond, perseroan berharap dapat menata ulang sumber pendanaan ekspansi pesawat baru. Porsi operating lease diharapkan turun dari 95% menjadi 85-90% pada tahun depan. Tahun depan, GIAA menyiapkan dana ekspansi sekitar USD 500 juta. Modernland Realty (MDLN) diperkirakan hanya merealisasikan belanja modal (capex) sebesar Rp1 trilun hingga akhir 2015, atau setara 55,6% dari alokasi capex tahun ini sekitar Rp1,8 triliun. Rendahnya serapan capex tersebut akibat lesunya daya beli masyarakat dan seiring dengan penurunan target prapenjualan unit properti sebesar 24% menjadi Rp4,1 triliun dari sebelumnya Rp5,4 triliun. Kementerian Perindustrian (Kemperin) mencatat kebutuhan konsumsi rokok dari tahun ke tahun terus meningkat. Produksi rokok tumbuh di kisaran 5% - 7,4% per tahun. Kemperin memprediksi produksi rokok pada tahun 2015 mencapai 398,6 miliar batang, dan pada tahun 2016 diperkirakan naik sekitar 5,7% menjadi 421,1 miliar batang. Pada
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
3
2 December 2015
2 December 2015 tahun 2020 diproyeksikan mencapai 524,2 miliar batang. Sekitar 97% produksi tembakau digunakan untuk industri rokok dan sangat sedikit yang digunakan untuk kebutuhan lain. Saat ini ada 700 unit usaha pabrik rokok yang tercatat, dan diprediksi 200-300 unit saja pabrik rokok yang benar-benar aktif dan membayar cukai. Pada tahun 2015, produksi rokok diberi ruang untuk memproduksi rokok hingga 338 miliar batang. Meski demikian Kemperin yakin target ini tidak mungkin tercapai karena kenaikan cukai menjadi 11% dan PPn dari 8,3% menjadi 8,7%. Di tengah proyeksi naiknya produksi rokok hingga 5 tahun ke depan, pemerintah masih dihadapkan pada proyeksi naiknya impor tembakau dari tahun 2015 sebesar 434.000 ton menjadi 599.000 ton pada 2020. Meski impor tembakau tinggi, Indonesia masih bisa ekspor rokok putih dalam jumlah besar. Ekspor rokok putih mencapai 1 miliar batang per tahun untuk tujuan 39 negara. Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.17/21/PBI/2015 tanggal 26 November 2015 tentang Perubahan Kedua Atas PBI No. 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional berlaku efektif pada Selasa, 1 Desember 2015. Ketentuan itu mengenai penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dalam Rupiah dari 8% menjadi 7,5% mulai. Dalam PBI No.17/21/PBI/2015 juga dilakukan penyesuaian persentase GWM Primer dalam Rupiah yang mendapat jasa giro dari Bank Indonesia, yaitu dari semula 3% dari DPK dalam Rupiah, turun menjadi sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah. Sementara tingkat bunga jasa giro untuk GWM tersebut tetap sebesar 2,5% per tahun (tingkat bunga efektif tahunan). Bagi bank yang melakukan merger atau konsolidasi, BI masih memberikan kelonggaran atas kewajiban pemenuhan GWM Primer dalam Rupiah sebesar 1% untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak merger atau konsolidasi berlaku efektif. Dengan pemberian kelonggaran tersebut, maka GWM Primer dalam Rupiah yang wajib dipenuhi oleh bank yang melakukan merger atau konsolidasi berubah dari semula sebesar 7,5% menjadi sebesar 6,5% dari DPK Rupiah. PT. PLN menaikkan tarif listrik bagi pelanggan listrik 1.300 dan 2.200 volt ampere (VA) mengikuti mekanisme penyesuaian tarif menggunakan Tariff Adjustment per 1 Desember 2015, setelah ditunda dari bulan Mei 2015. Dengan penyesuaian tarif ini, maka tidak ada lagi subsidi bagi pelanggan listrik dengan daya 1.300 dan 2.200 VA. Pelanggan listrik berdaya 1.300 dan 2.200 VA harus membayar tarif sebesar Rp 1.509 per kilo Watt hour (kWh). Tarif tersebut lebih rendah atau turun dari bulan November 2015, yaitu Rp 1.533 per kWh. Sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 09/2015, tariff adjustment akan diberlakukan setiap bulan dan disesuaikan dengan tiga indikator, yaitu perubahan nilai tukar mata uang dollar AS terhadap rupiah, harga minyak dan inflasi bulanan. PT PLN (Persero) akan menerapkan penyesuaian tarif kepada dua golongan pelanggan PLN, yaitu tarif dasar listrik (TDL) rumah tangga dengan daya 1.300 Volt Ampere (VA) dan 2.200 VA dengan kenaikan tarif dari Rp 1.352 per kWh menjadi Rp 1.509 per kWh. Kenaikan TDL sebesar 11% tersebut disebabkan oleh 3 unsur, yaitu inflasi, Indonesia Crude Price (ICP), dan pergerakan mata uang rupiah. Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo, menilai kenaikan tarif listrik tersebut tak akan mendorong inflasi Desember 2015 karena tagihan listrik terdapat dua jenis, yakni prabayar dan pascabayar. Bobot inflasi sebesar 3% yang disebabkan oleh kenaikan TDL akan terbagi ke dalam dua bulan, yakni Desember 2015 dan Januari 2016.
sama dengan tahun sebelumnya. Tahun 2015 ini lebih banyak bakal calon pemimpin daerah berkampanye menggunakan media sosial. Namun masih ada dampak inflasi dari Pilkada di kota-kota kecil, mengingat aktivitas kampanye di kota kecil biasanya lebih besar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada November 2015 inflasi komponen inti mencapai sebesar 0,16% dan inflasi inti tahun ke tahun sebesar 4,77% YoY. Kondisi ini membuat inflasi November 2015 sebesar 0,21% MoM dan yang terendah selama lima tahun terakhir. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, mengatakan kondisi inflasi yang rendah tersebut memberi peluang bagi otoritas moneter melonggarkan kebijakannya. Bank Indonesia (BI) berpeluang menurunkan suku bunga acuan atau BI rate. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2015 mengalami inflasi 0,21% MoM dibandingkan Oktober 2015 deflasi 0,08% dan September 2015 deflasi 0,05%. Salah satu penyebab inflasi yang terjadi pada bulan November 2015 adalah kenaikan harga rokok kretek filter sebesar 1,16%. Kenaikan Rokok memiliki andil 0,02% dan bobot dalam IHK sebesar 1,85%. Hal ini karena dampak Peraturan Menteri Keuangan (PMK) mengenai pungutan cukai 2016 yang seharusnya dibayar Januari sampai Februari 2016 dimajukan dan dibayar pada Desember 2015, serta adanya rencana pemerintah menaikkan target cukai 2016. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahun kalender 2,37% YTD, dan inflasi tahun ke tahun 4,89% YoY. Sementara inflasi komponen inti 0,16% MtM dan inflasi inti 4,77% YoY. Inflasi inti YoY merupakan yang terendah sepanjang tahun 2015. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, menyatakan inflasi YTD yang mencapai 2,37% merupakan yang terendah selama lima tahun terakhir. Sedangkan inflasi YoY yang menurun dari sebelumnya pada Oktober sebesar 6,25% menjadi 4,89%. Inflasi saat ini tertinggi MtM masih dialami oleh kelompok makanan jadi, rokok, dan tembakau sebesar 0,47%, dengan andil inflasinya sebesar 0,08%. Selanjutnya pada kesehatan sebesar 0,44% dengan andil 0,02% akibat kenaikan tarif rumah sakit, dan yang ketiga kelompok bahan makanan jadi 0,33% dengan andil 0,07% karena kenaikan harga beras, ayam ras, telur, dan sayur-sayuran Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, meyakini inflasi Indonesia akan di kisaran target BI dan bahkan bahkan lebih rendah dari target yang di canangkan 4 plus minus 1%. BI memperkirakan inflasi bisa berada di bawah 3% hingga akhir tahun 2015. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju kenaikan harga atau inflasi pada November 2015 sebesar 0,21% MtM. Dengan kondisi itu, maka sepanjang tahun 2015 dari Januari-November 2015 tercatat inflasi sebesar 2,37% YTD. Realiasasi inflasi ini jauh lebih rendah dibandingkan target laju inflasi 2015 yang sebesar 4%. Bank Indonesia (BI) yakin laju inflasi hingga akhir tahun 2015 paling tidak akan menyentuh level 3%, jika diasumsikan inflasi bulan Desember 0,6%-0,7%. Tren inflasi tersebut menunjukkan kondisi fundamental Indonesia baik. Apalagi perbaikan juga terjadi pada sisi defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit yang sudah di bawah 2%. Bank Indonesia memiliki ruang untuk mengeluarkan kebijakan moneter yang lebih longgar atau menurunkan suku bunga acuan BI rate. Namun Bank Indonesia menyatakan tidak hanya melihat kedua hal tersebut. Ada faktor lain yang menjadi perhatian bank sentral dalam mengeluarkan kebijakan moneternya, d antaranya adalah isu kenaikan suku bunga The Fed, serta pelambatan ekonomi di China.
Pada 9 Desember 2015 Indonesia akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2015. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik, Sasmito Hadi Wibowo, menyatakan Pilkada tersebut diyakini tidak memberikan dampak signifikan terhadap laju inflasi Desember 2015, karena kampanye Pilkada tahun 2015 tidak DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
4
2 December 2015 COMMODITIES
DUAL LISTING
Description
Price (USD)
Crude Oil (US$)/Barrel Natural Gas (US$)/mmBtu Gold (US$)/Ounce Nickel (US$)/MT Tin (US$)/MT Coal (NEWC) (US$)/MT* Coal (RB) (US$)/MT* CPO (ROTH) (US$)/MT CPO (MYR)/MT Rubber (MYR/Kg) Pulp (BHKP) (US$)/per ton
Change
41,67 2,22 1070,49 8980,00 15125,00 53,20 53,00 625,00 2091,00 600,00 801,42
-0,18 -0,02 1,19 80,00 75,00 -9,20 -10,36 -2,50 -4,00 0,50 -0,19
Description
Price (USD)
TLKM (US) ANTM (GR)
Price (IDR)
42 0,01
14.563 176
Change (IDR) -124 -73
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION Country USA USA ENGLAND CHINA CHINA HONG KONG INDONESIA JAPAN MALAYSIA SINGAPORE
Indices DOW JONES INDUS. NASDAQ COMPOSITE FTSE 100 INDEX SHANGHAI SE A SH SHENZHEN SE A SH HANG SENG INDEX JAKARTA COMPOSITE NIKKEI 225 KLCI STRAITS TIMES INDEX
Price 17888,35 5156,31 6395,65 3618,81 2300,07 22381,35 4557,67 20012,40 1682,37 2870,26
Change %Day %YTD 0,95 0,37 0,93 8,87 0,62 -2,60 0,32 6,77 -0,25 55,57 1,75 -5,18 2,50 -12,80 1,34 14,68 0,61 -4,48 0,50 -14,71
FOREIGN EXCHANGE Description USD/IDR EUR/IDR JPY/IDR SGD/IDR AUD/IDR GBP/IDR CNY/IDR MYR/IDR KRW/IDR
PBV (X) 2015E 2016F 3,09 2,95 3,71 3,41 1,79 1,73 1,70 1,56 3,53 3,16 1,18 1,10 2,45 2,21 1,71 1,60 1,81 1,72 1,11 1,07
Market Cap (USD Bn) 5.343,6 8.027,4 1.674,3 4.455,0 2.773,0 1.780,4 350,5 2.946,0 236,7 280,0
FOREIGN EXCHANGE Rate (IDR) 13.784,13 14.647,43 112,14 9.803,09 10.096,88 20.779,99 2.154,16 3.261,36 11,94
Change -62,87 20,61 0,08 25,30 44,58 -64,39 -0,01 4,82 0,04
CENTRAL BANK RATE Description FED Rate (%) BI Rate (%) ECB Rate (%) BOJ Rate (%) BOE Rate (%) PBOC Rate (%)
PER (X) 2015E 2016F 16,27 15,25 23,31 20,01 16,07 15,15 14,73 13,33 31,47 22,76 11,20 10,62 16,78 14,60 19,44 17,54 16,57 15,21 12,55 11,94
Description 1000 IDR/ USD EUR / USD JPY / USD SGD / USD AUD / USD GBP / USD CNY / USD MYR / USD 100 KRW / USD
Rate (USD) 0,07 1,06 0,01 0,71 0,73 1,51 0,16 0,24 0,09
Change 0,0003 -0,0007 0,0000 0,0001 0,0002 -0,0007 0,0000 0,0003 0,0003
INTERBANK LENDING RATE Country US Indonesia Euro Japan England China
Rate (%) 0.25 7.50 0.05 0.10 0.50 4.35
Description JIBOR (IDR) LIBOR (GBP) SIBOR (USD) D TIBOR (YEN) Z TIBOR (YEN) SHIBOR (RENMINBI)
Country Indonesia England Singapore Japan Japan China
Rate (%) 8.23 0.50 0.17 0.13 0.13 2.70
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
5
2 December 2015 INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
November-15
Description Inflation YTD % Inflation YOY % Inflation MOM % Foreign Reserve (USD) GDP (IDR Bn)
Description SBI (9M) SBIS (9M) SBI (12M) SBIS (12M)
October-15
2.37 4.89 0.21 100.71 Bn 2,982,562.00
2.16 6.25 -0.08 101.72 Bn 2,865,246.00
Rate (%) 7.10 7.10 7.15 7.15
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date 02 Des 03 Des 03 Des 03 Des 03 Des 04 Des 04 Des 04 Des 04 Des 04 Des
Agenda US Unit Labor Costs US Initial Jobless Claims US Continuing Claims US Factory Orders US Durable Goods Orders US Unemployment Rate US Underemployment Rate US Trade Balance Indonesia Foreign Reserves Indonesia Net Foreign Assets
Expectation Turun menjadi 1.0% dari 1.4% Naik menjadi 270 ribu dari 260 ribu Turun menjadi 2188 ribu dari 2207 ribu Naik menjadi 1.4% dari -1.0% -Tetap 5.0% Turun menjadi 9.7% dari 9.8% Defisit turun menjadi $40.50 Bn dari $40.81 Naik menjadi $100.71 Bn dari $100.70 Bn --
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS Stock
LAGGING MOVERS Price
BBCA IJ ASII IJ BBRI IJ BMRI IJ INTP IJ UNVR IJ GGRM IJ BBNI IJ CPIN IJ INDF IJ
Change (%)
13250 6375 11250 8900 20425 37400 51000 4970 3390 5225
Index pt
7.07 7.59 4.41 4.71 9.22 1.77 4.29 4.19 7.11 7.18
Stock
21.26 18.14 11.55 9.20 6.32 4.94 4.02 3.68 3.67 3.06
Price
HMSP MIKA SMCB AMRT BTPN JKON ITMG PWON BIRD INCO
IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ
Change (%)
100200 2350 1065 570 2550 790 6475 455 6850 1620
Index pt
-1.67 -2.69 -6.58 -1.72 -2.49 -2.47 -4.07 -1.30 -1.44 -1.52
-3.94 -0.94 -0.57 -0.41 -0.37 -0.33 -0.31 -0.29 -0.25 -0.25
UPCOMING IPO'S Company
Business
PT Dua Putra Utama Makmur PT Indonesia Pondasi Raya ( Indopora) PT Kino Indonesia
Agriculture Fishery Infrastructure & Construction Consumer
PT Ateliers Mecaniques D'Indonesis (Atmindo)
Manufacture & Industries Consumer
PT Buyung Poetra Sembada
IPO Price (IDR) 550.00
Issued Shares (Mn) 1675.00
Offering Date
Listing
Underwriter
24-25 Nov 2015
08 Dec 2015
1280.00
303.00
02-03 Dec 2015
09 Dec 2015
3750-5225
228.57
02-04 Dec 2015
09 Dec 2015
120-140
240.00
01-03 Dec 2015
09 Dec 2015
DBS Vickers, BNI Securities Sucorinvest Central Gani Yuanta Securities Indonesia Minna Padi Investama Tbk Indo Premier, Credit Suisse Deutsche Securities Panin Sekuritas Tbk
420-500
710.00
10-11 Dec 2015
16 Dec 2015
Bahana Securities
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
6
2 December 2015 2 December 2015 DIVIDEND Stock
DPS (IDR) 7.00 342.00 10.00 50.00 55.00
MPPA UNVR SOBI TOTO SCMA
Status Cash Dividend Cash Dividend Cash Dividend Cash Dividend Cash Dividend
CUM Date 01 Dec-15 01 Dec-15 01 Dec-15 03 Dec-15 03 Dec-15
Ratio 100:154 81:8 1000:256 32:15 TBA 1:10 1:10 5:1
EXC. Price (IDR) 100.00 102.00 200-225 100.00 100.00 ----
EX Date 02 Dec-15 02 Dec-15 02 Dec-15 04 Dec-15 04 Dec-15
Recording 04 Dec-15 04 Dec-15 04 Dec-15 08 Dec-15 08 Dec-15
Payment 23 Dec-15 17 Dec-15 23 Dec-15 29 Dec-15 22 Dec-15
CORPORATE ACTIONS Stock MCOR BACA BEKS GSMF AGRS DEFI TIRA TRAM
Action Rights Issue Rights Issue Rights Issue Rights Issue Rights Issue Stock Split Stock Split Reverse Stock
CUM Date 20 Nov-15 24 Nov-15 07 Dec’15 15 Dec’15 15 Dec’15 ----
EX Date 23 Nov-15 25 Nov-15 08 Dec’15 16 Dec’15 16 Dec’15 23 Nov-15 TBA TBA
Trading Period 27 Nov – 03 Dec’15 01 Dec – 07 Dec’15 14 Dec – 21 Dec’15 22 Dec – 30 Dec’15 22 Dec – 30 Dec’15 23 Nov-15 TBA TBA
GENERAL MEETING Emiten SAFE BBRI ARGO AISA TBLA BSWD GMCW INTP BAJA AGRS MAGP GSMF BACA SIMA BBRI PSKT UNVR TMPI AKSI BKSL
AGM/EGM RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB
Date
Agenda
02-Dec-15 02-Dec-15 03-Dec-15 03-Dec-15 03-Dec-15 03-Dec-15 04-Dec-15 04-Dec-15 04-Dec-15 08-Dec-15 08-Dec-15 08-Dec-15 09-Dec-15 09-Dec-15 14-Dec-15 15-Dec-15 15-Dec-15 16-Dec-15 16-Dec-15 17-Dec-15
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
7
2 December 2 December2015 2015
ASII S1
TRADING BUY 6150
R1
6500
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up
ASII Downward Sloping Channel
S2
5800
Closing Price
R2
6850
8,400
6375
7,800 6,850 6,834.09 7,200 6,834.09 6,381.25 6,375 6,600 6,375 6,375 6,215.63 6,000 6,185
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
• RSI berada dalam area netral
6,175 5,925 5,400
• Harga berada dalam area netral
Prediksi
• Trading range Rp 6150-Rp 6500
May Jun Jul August September October ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 27.68, Stochastic %K = 45.45, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 6375, take Profit Rp 6500
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 9.65 10.07 -12.59 6381 6185
GGRM
TRADING BUY
S1
R1
50000
November
Sinyal Positif Positif Positif Negatif Positif
51500
ASII - MACD (5,3) = -10.81, Signal() = 14.39
ASII - TSI(3,5,3) = -12.59, Volume() = 51,791,000.00
ASII - William's % R(14) = -47.06, Volume() = 51,791,000.00
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up 55,720.6 56,000 55,720.6
GGRM Broadening Wedge
S2
48500
Closing Price
R2
53000
54,000 51,600 51,000 51,000 52,000 51,000 50,380 50,000 50,256.3 49,126.3 48,000 48,975
51000 • MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif
Ulasan
Prediksi
5,037.5 5,037.5 December 80 100.0 45.4545 80.0 45.4545 60.0 40.0 27.6768 20.0 0.0 27.6768 180.0 14.3922 120.0 20 60.0 0.0 -10.811 -60.0 -120.0 -180.0 51,791,000 80.0 60.0 0.00000 40.0 20.0 0.0 -12.5901 -20.0 -40.0 -60.0 51,791,000 -80.0 -30.4746 -47.0588
• Candle chart indikasi sinyal positif
46,000
• RSI berada dalam area netral
44,000 43,708
• Harga berada dalam area netral
42,162.5 42,000 42,162.5
• Trading range Rp 50000-Rp 51500
May Jun Jul August September October GGRM - Stochastic %D(6,3,3) = 48.19, Stochastic %K = 38.94, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 51000, take Profit Rp 51500
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 62.54 201.82 3.63 49126 50380
Sinyal Positif Negatif Positif Positif Positif
GGRM - MACD (5,3) = -99.99, Signal() = -46.12
GGRM - TSI(3,5,3) = 3.63, Volume() = 1,527,900.00
GGRM - William's % R(14) = -27.73, Volume() = 1,527,900.00
November
40,000 December 80 48.1885 100.0 80.0 48.1885 60.0 40.0 38.9418 20.0 38.9418 0.0 20800 -46.123 400 0 -99.9921 -400 -800 1,527,900 -1,200 80.0 5.63323 60.0 40.0 20.0 3.62605 0.0 -20.0 -40.0 -60.0 1,527,900 0.00000 -80.0 -27.7311
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
2 December 2 December2015 2015
ADHI
TRADING BUY
S1
2190
R1
2260
S2
2120
R2
2330
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up
ADHI Downward Sloping Channel 3,400
Closing Price
2235
3,200 3,000
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
• RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi
• Trading range Rp 2190-Rp 2260
May Jun Jul August September October ADHI - Stochastic %D(6,3,3) = 32.24, Stochastic %K = 27.75, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 2235, take Profit Rp 2260
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 55.16 -1.74 -14.99 2233 2235
LPKR
TRADING BUY
S1
R1
1315
Sinyal Positif Negatif Positif Positif Negatif
1395
November
ADHI - MACD (5,3) = 3.71, Signal() = 3.99
ADHI - TSI(3,5,3) = -14.99, Volume() = 18,837,800.00
ADHI - William's % R(14) = -52.78, Volume() = 18,837,800.00
2,323.08 2,800 2,323.08 2,305 2,600 2,248.13 2,235 2,400 2,235 2,235 2,200 2,235 2,233 2,000 2,150 2,094.39 1,800 1,997.86 December 1,997.86 80 100.0 32.2437 90.0 80.0 70.0 32.2437 60.0 50.0 40.0 30.0 27.7512 20.0 10.0 0.0 27.7512 80.0 3.99448 60.0 20 40.0 20.0 3.71206 0.0 -20.0 -40.0 -60.0 -80.0 18,837,800 80.0 0.00000 60.0 40.0 20.0 0.0 -8.5678 -20.0 -40.0 -60.0 18,837,800 -80.0 -14.9918 -100.0 -52.7778
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up
LPKR Downward Sloping Channel
S2
1250
Closing Price
R2
1,360 1,360 1,400 1,360 1,324 1,315 1,309.38 1,300 1,280 1,280 1,236.75 1,200
1460
1360 • MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif
Ulasan
• Candle chart indikasi sinyal positif
1,134.06 1,110 1,100
• RSI berada dalam area overbought
1,023.33 1,000 1,023.33
• Harga berada dalam area upper band
Prediksi
• Trading range Rp 1310-Rp 1395
May Jun Jul August September October LPKR - Stochastic %D(6,3,3) = 84.04, Stochastic %K = 79.89, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 1360, take Profit Rp 1395
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 92.06 17.27 34.72 1237 1324
Sinyal
LPKR - MACD (5,3) = -12.28, Signal() = -11.75
Positif Positif Positif Positif Positif
LPKR - TSI(3,5,3) = 34.72, Volume() = 96,334,704.00
LPKR - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 96,334,704.00
November
December
84.0393 84.0393 900 80 90.0 80.0 79.8889 70.0 60.0 50.0 79.8889 40.0 30.0 20.0 20 10.0 30.0 20.0 10.0 -11.7486 0.0 -10.0 96,334,704 -12.2763 -20.0 40.563 80.0 60.0 40.0 34.7186 20.0 0.0 -20.0 -40.0 0.00000 -60.0 96,334,704 -80.0 0.00000
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
2 December 2 December2015 2015
BDMN
TRADING BUY
S1
2950
R1
3200
S2
2700
R2
3450
Closing Price
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up
BDMN Downward Sloping Channel Bullish Breakout 5,000
3110 4,500
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif
4,000
• Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
• RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi
• Trading range Rp 2940-Rp 3200
May Jun Jul August September October BDMN - Stochastic %D(6,3,3) = 36.90, Stochastic %K = 43.68, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 3110, take Profit Rp 3200
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 59.90 21.47 28.87 2870 2898
CPIN
TRADING BUY
S1
3260
R1
3455
S2
3065
R2
3650
November
Sinyal Positif Positif Positif Positif Positif
BDMN - MACD (5,3) = -41.51, Signal() = -19.98
BDMN - TSI(3,5,3) = 28.87, Volume() = 4,934,500.00
BDMN - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 4,934,500.00
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up
CPIN Upward Sloping Channel
Closing Price
3,637 3,390 3,600 3,390 3,390 3,254 3,200 3,190 3,110 3,110 2,800 2,893 2,820 2,560 2,400
3390 • MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif
Ulasan
3,121.51 3,110 3,500 3,110 3,110 2,980 2,901.54 3,000 2,901.54 2,898 2,895.63 December 80 2,869.5 43.6772 100.0 90.0 2,805 80.0 70.0 43.6772 60.0 2,626.5 50.0 40.0 36.904 30.0 20.0 2,626.5 10.0 36.904 0.0 150.0 20 100.0 -19.9795 50.0 0.0 4,934,500 -41.506 -50.0 28.8719 80.0 60.0 40.0 20.0 15.8379 0.0 -20.0 -40.0 -60.0 0.00000 4,934,500 -80.0 0.00000
• Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought
2,139.15 2,000
• Harga berada dalam area upper band 1,600
Prediksi
• Trading range Rp 3260-Rp 3455 May Jun Jul August September October CPIN - Stochastic %D(6,3,3) = 77.83, Stochastic %K = 71.77, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 3390, take Profit Rp 3455
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 92.73 69.55 48.92 2893 3254
Sinyal Positif Positif Positif Positif Positif
CPIN - MACD (5,3) = -48.91, Signal() = -44.73
CPIN - TSI(3,5,3) = 48.92, Volume() = 7,695,100.00
CPIN - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 7,695,100.00
November
80 December 77.8324 77.8324 100.0 90.0 80.0 70.0 71.7695 60.0 50.0 40.0 71.7695 30.0 20.0 10.0 200.0 100.0 80.0 60.0 40.0 -44.7347 20.0 0.0 7,695,100 -20.0 -40.0 -48.9128 -60.0 54.9715 80.0 60.0 48.9212 40.0 20.0 0.0 -20.0 0.00000 -40.0 -60.0 7,695,100 -80.0 0.00000
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
2 December 2015 2 December 2015 THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Price Entry
Exit
Indicators Stoc*
MA5*
17900 1250 1445
17900 1250 1445
18125 1270 1465
16725 1180 1365
17425 1225 1415
18125 1270 1465
18825 1315 1515
Positif Positif Positif
Positif Positif Positif
Negatif Negatif Positif
22100 1585 1480
16950 1200 1010
5725 545 1030 1620 318 530
5725 545 1030 1620 318 530
5500 535 975 1595 314 515
5150 515 870 1540 305 490
5500 535 975 1595 314 515
5850 555 1080 1650 323 540
6200 575 1185 1705 332 565
Positif Negatif Negatif Positif Negatif Positif
Positif Positif Negatif Negatif Negatif Positif
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
7825 695 1450 2515 436 715
5600 525 1000 1645 306 520
Basic Industry and Chemicals Trading Buy 910 WTON Trading Sell 11025 SMGR Trading Buy 20425 INTP Trading Sell 1065 SMCB
910 11025 20425 1065
935 10925 20800 1035
875 10700 18550 950
895 10925 19675 1035
915 11150 20800 1120
935 11375 21925 1205
Positif Negatif Positif Negatif
Positif Negatif Positif Negatif
Negatif Positif Positif Negatif
1090 11775 21400 1140
885 9625 17700 995
6375 550
6375 550
6500 535
5800 510
6150 535
6500 560
6850 585
Positif Negatif
Positif Positif
Positif Negatif
6850 645
5725 535
5225 51000 37400 1390
5225 51000 37400 1390
5350 51500 36850 1405
4750 48500 35825 1325
5050 50000 36850 1365
5350 51500 37875 1405
5650 53000 38900 1445
Positif Positif Negatif Positif
Positif Positif Negatif Positif
Negatif Positif Negatif Positif
6425 52650 39200 1490
4875 42300 34500 1305
Property, Real Estate and Building Construction Trading Buy 1740 1740 BSDE Trading Buy 3670 3670 PTPP Trading Buy 2865 2865 WIKA Trading Buy 2235 2235 ADHI Trading Buy 1675 1675 WSKT
1790 3715 2900 2260 1735
1685 3625 2825 2120 1600
1720 3655 2850 2190 1645
1755 3685 2875 2260 1690
1790 3715 2900 2330 1735
Positif Positif Positif Positif Positif
Positif Positif Positif Positif Positif
Positif Negatif Positif Negatif Negatif
1795 3930 3150 2410 1770
1550 3595 2690 2050 1605
Infrastructure, Utilities and Transportation Trading Buy 2725 PGAS Trading Buy 4770 JSMR Trading Sell 5600 ISAT Trading Buy 2940 TLKM
2725 4770 5600 2940
2765 4820 5550 2980
2605 4530 5450 2850
2685 4675 5550 2915
2765 4820 5650 2980
2845 4965 5750 3045
Positif Positif Negatif Positif
Positif Positif Positif Positif
Negatif Negatif Positif Positif
3095 5625 5700 2980
2560 4500 3955 2660
8900 11250 4970 13250 1285
8900 11250 4970 13250 1285
9000 11350 5025 13475 1305
8550 10800 4750 12225 1225
8775 11075 4885 12850 1265
9000 11350 5025 13475 1305
9225 11625 5150 14100 1345
Positif Positif Positif Positif Positif
Positif Positif Positif Positif Negatif
Negatif Negatif Negatif Positif Positif
9650 11700 5375 13775 1290
8150 10200 4650 12375 1085
Trade, Services and Investment Trading Sell 16300 UNTR Trading Buy 1915 MPPA
16300 1915
15975 1940
15300 1840
15975 1890
16650 1940
17325 1990
Negatif Positif
Positif Positif
Negatif Negatif
21200 2750
16050 1855
Ticker
Rec
Agriculture Trading Buy AALI Trading Buy LSIP Trading Buy SGRO Mining PTBA ADRO MEDC INCO ANTM TINS
Trading Sell Trading Sell Trading Sell Trading Sell Trading Sell Trading Sell
Miscellaneous Industry Trading Buy ASII Trading Sell GJTL Consumer Goods Industry Trading Buy INDF Trading Buy GGRM Trading Sell UNVR Trading Buy KLBF
Finance BMRI BBRI BBNI BBCA BBTN
Trading Buy Trading Buy Trading Buy Trading Buy Trading Buy
01-12-15
Support S2 S1
Resistance R1 R2
MACD
1 Month High Low
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.