Edisi 219 • 6 Februari 2011 Tahun XXVI/No. 8631
36 Halaman www.bisnis.com
Eceran: Rp5.900
TEL EPON: 021 57901023 (Hunt ing) TOLL FR EE: 0800 1 247647 REDAKSI E-MAIL:
[email protected] HOTLINE/SMS: 021 70642362 IKLAN E-MAIL:
[email protected] HOTLINE/SMS: 021 70643688 SIRKULASI E-MAIL:
[email protected] HOTLINE/SMS: 0811887123
3
INSIGHT Dari Twitter ke card reader
Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
M
eski tidak lagi berstatus sebagai The Twitter guy, bukan berarti Jack Dorsey berhenti membuat fenomena. Di bawah bendera Square, dia kini asyik menggolkan terobosan baru yang tidak kalah ‘heboh’ dibandingkan dengan jejaring sosial yang dibidaninya tersebut. Idenya adalah menerima pembayaran dari kartu kredit semudah layaknya orang ber-Twitter. Modalnya tidak mahal, konsumen cukup memiliki ‘telepon pintar’ (smart phone) yang harganya kian terjangkau. Pesawat telepon itu yang kemudian berfungsi sebagai ‘pembaca kartu kredit’ (credit card reader). Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Dorsey bercita-cita sistem pembayaran model baru tersebut bisa menggantikan peran ‘uang plastik’ alias kartu kredit. Belum terlalu jelas apakah langkah yang dilakukan pria kelahiran 19 Sebagaimana layaknya November 1976 itu terkait perusahaan baru, Square dengan masuknya JP Morkerap bergumul dengan gan, salah satu bank di AS, sebagai pekonflik internal. terbesar modal utama di Square. Yang pasti, perusahaan yang dirintis Dorsey dua tahun lalu itu, menurut Fortune 7 Februari, berhasil menggaet rata-rata 50.000 pengusaha skala kecil setiap bulan sebagai konsumen card reader, termasuk pelaku usaha lainnya yang tidak memiliki lokasi kerja secara tetap. “Square sangat sederhana, keren, dan langsung menuju sasaran,” ujar Josh Levine, pemilik kedai makanan cepat saji Pepples Donuts. Belum genap seumur jagung mengomandani Square, apa yang diusung Dorsey masuk kategori 50 inovasi terbaik 2010 versi majalah mingguan terkemuka Time. Pengakuan tersebut membuatnya tidak terlalu sulit mencari penyandang dana noninstitusi. Lalu munculah nama-nama seperti Marissa Meyer, Ron Conway, dan Khosla Ventures yang siap mendukung proyek Dorsey. Dari ketiganya terhimpun US$10 juta. Bulan lalu, modal tambahan sebesar US$27,5 juta dikucurkan lagi. Mengapa begitu mudah Square menggalang dana? Itu semua berkat sosok Dorsey. Kalangan analis berpendapat ‘bapak’ Twitter tersebut merupakan magnet kuat bagi kalangan investor untuk mengembangkan bisnis mereka. Para pemodal optimistis Dorsey mampu membuat terobosan bisnis yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. “Jika mereka [pemodal] tidak memiliki Jack Dorsey di pucuk pimpinan [Square], kiprah mereka tidak akan menjadi berita-berita utama
INRIA ZULFIKAR Bisnis Indonesia
surat kabar,” ujar Nick Holland, analis senior Yankee Group. Runtuhnya pasar keuangan global membawa berkah tersendiri bagi Dorsey. “Ini adalah akhir 2008 dan industri keuangan dunia sedang ambruk. Kondisi ini merupakan peluang untuk melahirkan inovasi.” Demikian Dorsey mengomentari langkah awalnya bersama Square. Dan Twitter, tentu saja, merupakan kenangan manis yang tidak mudah dilupakan pria yang lebih suka berpenampilan casual itu. Di usianya yang masih amat muda (34 tahun), dia sudah masuk dalam jajaran pengusaha sukses dan kaya. Pada era digital saat ini, mereka yang mampu berinovasi dan menghasilkan proses bisnis yang mempermudah cara hidup orang tampaknya tidak membutuhkan waktu lama untuk menggapai kesuksesan. Lihat saja duet pendiri Google, Sergey Brin dan Larry Page, Mark Zuckerberg (Facebook), dan kini Dorsey yang kembali menghentak lewat Square. Sejak belia Dorsey sudah menyimpan ketertarikan terhadap komputer dan komunikasi. Dia mulai menekuni dunia programming saat masih menjadi siswa di Bishop DuBourg High School. Dorsey terpesona oleh tantangan teknologi untuk mengatur sopir taksi, mengirimkan pesanan, dan semacamnya yang memerlukan komunikasi real time secara terus-menerus satu sama lain. Dorsey kemudian merancang sebuah peranti lunak pengiriman yang masih digunakan oleh sejumlah perusahaan taksi hingga kini. Mau dipandang dari sudut apa pun, Twitter memang fenomenal. Berawal dari ide Dorsey yang menginginkan sebuah situs yang menggabungkan cakupan luas peranti lunak pengirim dan keasyikan bertukar pesan pendek. Twitter sebenarnya didirikan dengan pembiayaan dari perintis Obvious, Evan Williams. Twitter memberikan pertanyaan kepada pengguna setiap kali hendak memperbarui profilnya: “What are you doing?” Sejak musim
panas pertengahan 2006, ada lebih dari 80.000 orang pengguna Amerika telah menjawab pertanyaan tersebut, selalu menyiarkan pemutakhiran singkat sepanjang maksimal 140 karakter mengenai kegiatan sehari-hari mereka. Para pengguna mengirimkan informasi ke Twitter dengan berbagai cara, melalui laman Twitter, Twitter versi bergerak di ponsel, peranti lunak khusus pesan instan, dan sebagainya. “Tujuannya adalah sebisa mungkin menjauhkan Anda dari komputer,” ujar Dorsey mengenai ’mainan’ barunya saat itu. Dia dengan berani melepaskan status sebagai mahasiswa New York University dan meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang programmer di sebuah layanan pengiriman kurir dan taksi pada 1999 demi untuk pindah ke San Fransisco. Dari Dorsey, kita bisa memetik pelajaran berharga yaitu ’ ’tetaplah terbuka’. Saat Twitter diluncurkan, peranti lunak tersebut membutuhkan sebuah nomor ponsel sebagai syarat untuk bergabung. Setelah memperbolehkan pengguna untuk mendaftar dengan menggunakan alamat e-mail, dia mulai memperluas layanan Twitter dengan memasukkan pesan singkat dan menambahkan sebuah antarmuka program untuk para pengembang, jumlah pengguna dan jumlah posting yang disiarkan. lhasil, Twitter kini menjadi semacam kebutuhan tersendiri bagi para pengguna web. Banyak jumlah informasi yang didapatkan dari Twitter yang diberikan oleh masing-masing pengguna dengan sudut pandang masing-masing tentu sangat unik dan adiktif. Twitter seakan menjadi sumber informasi di samping media massa konvensional, blog atau bahkan situs resmi kantor berita. Sanggupkah Dorsey menyalip Twitter? Waktu jua yang akan membuktikannya. Sebagaimana layaknya perusahaan baru, Square kerap bergumul dengan konflik internal. Robert Morley, pengajar di Washington University, St. Louis yang ditugaskan untuk mengembangkan card reader, ternyata secara sepihak mendaftarkan paten untuk temuannya. Merasa gerah, Square bulan lalu mengajukan gugatan terhadap Morley dan menyatakan bahwa McKelvey, rekan Dorsey di Square, juga harus dicantumkan sebagai penemu card reader tersebut. Berbagai kalangan juga mengingatkan kelemahan Dorsey yang cenderung menerapkan pendekatan minimalis terhadap teknologi meski dalam hal manajerial cukup bertangan dingin.(
[email protected])
A
FEEDBACK Nasib pereli Indonesia di Reli Dakar Pada edisi 19 Desember, saya membaca di rubrik Driving ada orang Indonesia yang akan ambil bagian dalam Reli Dakar. Reli itu sendiri sudah usai pada 16 Januari dan dimulai pada awal tahun ini, persis pada 1 Januari. Disebutkan bahwa pereli dari dalam negeri itu bernama Kasih Hanggoro, Ketua Badan Pelaksana Harian Universitas Budi Luhur yang memiliki klub otomotif, yaitu Budi Luhur Racing Team. Dalam tulisan di edisi tersebut berjudul Penantang neraka Dakar, disebutkan pula bahwa reli Dakar tahun ini merupakan kedua lainya yang diikuti Hanggoro. Sebagai orang Indonesia, saya tentunya bangga bila ada saudara sebangsa yang berprestasi di ajang dunia, tak terkecuali di kegiatan reli paling akbar sejagat, Reli Dakar yang melintasi dua negara yakni Argentina dan Chile. Dari pemantauan yang sempat saya lakukan di layar kaca televisi berlangganan, reli tersebut sungguh berat karena melalui rute yang sulit dibayangkan. Ibarat melibas negeri entah berantah.
Hal yang menjadi pertanyaan, bagaimana prestasi terakhir Hanggoro di reli tersebut yang kabarnya bergabung di tim Epsilon, salah satu tim elite asal Spanyol. Terus terang, sejauh pemantauan saya, tidak ada media yang mengulas rencana keterlibatan Hanggoro kecuali di edisi Minggu Bisnis Indonesia. Namun bagaimana kelanjutan kiprahnya, tidak ada kabar lebih lanjut. Adakah pembaca yang mengetahui mengenai kiprah pereli Indonesia tersebut? Terima kasih atas perhatiannya. RONALD G. TAMPUBOLON
[email protected] Bandung
Pertanyaan, saran, kritik, dan komentar dapat disampaikan ke redaksi melalui:
[email protected] dan www.bisnis.com
Bukan Kate Walsh Koreksi: Dalam keterangan foto di edisi Minggu Bisnis Indonesia 30 Januari Hal. 19 tertulis aktris Kate Walsh, seharusnya Kepala Program Budaya Japan Foundation Nurul Komari Moefti dan Patricia. Adapun yang tertulis Kepala Program Budaya Japan Foundation Nurul Komari Moefti dan Patricia, seharusnya Chief Representative Toshiba Asia Pacific Taro Umemiya dan istri. Maaf atas kesalahan tersebut. Redaksi
2 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
LOUNGE
Pemimpin Umum: Dr. H. Sukamdani S. Gitosardjono. Wakil Pemimpin Umum: Ahmad Djauhar. Pemimpin Perusahaan: Soebronto Laras. Wakil Pemimpin Perusahaan: Haryadi B. Sukamdani. Pemimpin Redaksi: Arief Budisusilo. Wakil Pemimpin Redaksi: Linda Tangdialla. Sekretaris Redaksi: M. Syahran W. Lubis. Redaktur Pelaksana: Abraham Runga Mali, Chamdan Purwoko, Gung Panggodo Supryanto, Inria Zulfikar, Neneng Herbawati. Redaktur: Aprilian Hermawan, Budi Prakarsa, Djony Edward, Eries Adlin, Firman Hidranto, Firman Wibowo, Hery Lazuardi, Hery Trianto, Ismail Fahmi, Lahyanto Nadie, Martin Sihombing, M. Rochmad Purboyo, M. Sarwani, M. Yunan Hilmi, Nono Budiono, Rustam Agus, Setyardi Widodo, Sutarno, Suwantin Oemar, Wisnu Wijaya, Zufrizal. Tim Pengembangan Redaksi: Adhitya Noviardi, Y. Bayu Widagdo. Manajer Sekretariat Redaksi: Indyah Sutriningrum. Asisten Redaktur: Algooth Putranto, Andry T. Kurniady, Aprika Rani Hernanda, Arif Pitoyo, Bambang Supriyanto, Bastanul Siregar, Elsya Refianti, Erna Sari Ulina Girsang, Fahmi Achmad, Gajah Kusumo, Hendra Wibawa, Junaidi Halik, Lutfi Zaenudin, Moh. Fatkhul Maskur, Muhammad Munir Haikal, Nana Oktavia Musliana, Rahayuningsih, Sylviana Pravita R.K.N., Taufik Wisastra, Tomy Sasangka, Tri Dirgantara Pamenan, Yayan Indrayana, Yeni H. Simanjuntak, Yusran Yunus. Staf Redaksi: Achmad Aris, Afriyanto, Agust Supriadi, Anugerah Perkasa, Arif Gunawan Sulistiyono, Asep Dadan Muhanda, Bambang P. Jatmiko, Berliana Elisabeth, Dewi Astuti, Diena Lestari, Elvani Harifaningsih, Erwin Tambunan, Fajar Sidik, Fita Indah Maulani, Hendri T. Asworo, Herry Suhendra, Hilda Sabri Sulistyo, Irsad, Irvin Avriano, John A. Oktaveri, Linda Teti Silitonga, Maria Yuliana B., Mia Chitra Dinisari, M. Tahir Saleh, Mulia Ginting Munthe, Nurbaiti, Nurudin Abdullah, Rahmayulis Saleh, Ratna Ariyanti, Raydion, Reni Efita Hendry, R. Fitriana, Roni Yunianto, Rudi Ariffianto, Sepudin, Theresia Diyah Wulandari, Tularji, Yusuf Waluyo Jati. Perwakilan: Bandung: Asep Mh. Mulyana (Manajer), Hilman Hidayat (Asisten Redaktur), Muhammad Sufyan. Makassar: M. Noor Korompot (Manajer), Kwan Men Yon (Asisten Redaktur), Siti Munawaroh (Koordinator Balikpapan). Medan: Melvin A. Sebayang (Manajer), Master Sihotang. Semarang: Edy Barlianto (Manajer), Endot Brilliantono, Rahmat Sujianto. Surabaya: Galih Prakoso (Manajer), Samantha Ardiansyah (Asisten Manajer Pemasaran), Marlina A. Jobs (Asisten Redaktur), Bambang Sutedjo (Koordinator Malang), Dwi Wahyuni, Wahyu Darmawan. Batam & Pekanbaru: Suyono Saputra (Manajer). Foto: Dedi Gunawan, Endang Muchtar, Kelik Taryono, Yayus Yuswoprihanto. Artistik: Adi Purdiyanto, Tutun Purnama. Ekonom/ Kepala Bisnis Indonesia Intelligence Unit: Rofikoh Rokhim. Manajer Produksi: Andri Trisuda. Manajer Media Digital: Deriz Syahpatria Syarief. Penerbit: PT Jurnalindo Aksara Grafika, Direksi: Lulu Terianto (Direktur Utama), Ahmad Djauhar, Endy Subiantoro, Alamat Kantor: Wisma Bisnis Indonesia, Lt. 5-8, Jl. KH Mas Mansyur No. 12A, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat 10220. Telepon: (021) 57901023 (hunting). Faks. redaksi: (021) 57901025, Pemasaran: (021) 57901024. Perusahaan: (021) 57901028. Rekening bank: PT Jurnalindo Aksara Grafika, BCA cab. Wisma Asia 084-303.757-4; PT Jurnalindo Aksara Grafika, Bank Mandiri cab. Wisma Bisnis Indonesia 121-009.009999-9; PT Jurnalindo Aksara Grafika, Bank BNI ($) cab. Kramat 10528868. Kantor Perwakilan: Jawa Timur, Jl. Opak No. 01 Surabaya, Tel. (031) 5670748, Fax. (031) 5675853. Malang, Pertokoan Sarangan Jl. Sarangan No. 1 a Malang, Telp. (0341) 402727, (0341) 480630, Fax (0341) 402728. Denpasar Jl. Suli No. 119 Blok B-3 Denpasar 80233 Telp. 0361-7446604, Fax. (0361) 261067. Jawa Tengah, Jl. Sompok Baru No. 79 Semarang, Telp. (024) 8442852, Fax. (024) 8454527. Jawa Barat, Jl. Buah Batu No. 46B, Bandung 40261 Telp. (022) 7321627, 7321637, 7321698, Fax (022) 7321680. Sumatra Utara, Kompleks Istana Bisnis Center, Medan Maimun Jl. Brigjend. Katamso No. 6, Medan, Telp. (061) 4554121/4553035 Fax: (061) 4553042. Riau, Jl. Pepaya No. 42, P. Karam Sukajadi, Pekanbaru 28127. Telp. (0761) 7048307, Fax (0761) 40335. Batam, Kompleks Ruko Mahkota Raya Blok C No.8 Batam Centre - Batam Telp: (0778) 748 3156 / Fax (0778) 748 3154, Indonesia Timur, Jl. Metro Tanjung Bunga Mall GTC Makassar GA-9 No. 16, Telp: (0411) 8114203 Fax: (0411) 8114253. Balikpapan, Balikpapan Superblock, Jl. Jend. Sudirman Stal Kuda Blok A/18, Balikpapan Telp. (0542) 7213507, Fax. (0542) 7213508. Harga langganan: P. Jawa Rp117.000/bulan, luar Jawa Rp117.000/bulan. Tarif iklan: Display Rp35.000/mm kolom, berwarna Rp52.000/mm kolom, iklan laporan keuangan Rp21.000/mm kolom, berwarna Rp34.000/mm kolom, baris Rp19.000/minimum 3 baris. ISSN 0215-2045. Surat izin: SK Menpen No; 017/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985, 4 Desember 1985, Anggota SPS No. 116/1985/11/A/2002, terbit 7 kali seminggu.
Jurus ramah terhadap lingkungan Tak selalu mudah menyadari sebab-sebab pencemaran lingkungan. Lebih sulit lagi upaya menjaga lingkungan di tengah pertumbuhan industri yang makin jauh merambah sudut-sudut kehidupan. Bagaimana korporasi besar berupaya kian ramah lingkungan? Program semacam CSR dianggap tak lagi memadai.
Foto cover: Andry T. Kurniady Olah digital: Nizar Usman
21
TREN Menyatu dengan kuda
Berkuda itu ibarat menyatukan dua jiwa dan itu tidak mudah. Aktivitas itu menuntut konsetrasi penuh dengan memerhatikan posisi badan, dada, paha, betis, dan tumit. Olahraga ini membuat badan lebih sehat sekaligus melatih keseimbangan.
24
DIGIT@L Kala Internet menemani aktivis
4
Mesir bergolak. Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah setempat dalam mencegah pergolakan meluas adalah dengan mematikan jaringan Internet. Agaknya, Internet telah dianggap sebagai salah satu senjata ampuh para aktivis antipemerintah.
BISNIS/YAYUS YUSWOPRIHANTO
PENALTI
DRIVING
26
Serbasuper Satu mobil super premium menarik yang ditunggu kehadirannya di jalanan Ibu Kota Indonesia adalah Maybach Exelero yang dikenal sebagai mobil supermewah sekaligus supermahal.
PESIAR
32
Bisa santai juga di Wall Street Wall Street merupakan bagian dari kawasan kota tua New York. Dia mempunyai reputasi sebagai pusat keuangan dunia dan kerap digambarkan dengan seabrek kesibukan tanpa henti dari para pelakunya yang ‘mencari makan’ di kawasan tersebut.
Wartawan Bisnis Indonesia selalu dibekali tanda pengenal dan tidak diperkenankan menerima atau meminta imbalan apa pun dari nara sumber berkaitan dengan pemberitaan.
Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke redaksi hendaknya ditulis dengan spasi ganda maksimal 5.000 karakter, disertai daftar riwayat hidup (curriculum vitae) singkat tentang diri penulis. Artikel atau tulisan yang masuk merupakan hak grup Bisnis Indonesia dan dapat diterbitkan di media lain yang tergabung dalam Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI). Apabila lebih dari dua minggu sejak diterima artikel atau tulisan tersebut belum diterbitkan tanpa pemberitahuan lain dari Bisnis Indonesia, maka penulis berhak untuk mengirimkannya ke media lain. Setiap tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis.
SKETSA: EDI T.
Harus serius dong atasi macet... “Belum cukup alasan.” Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo soal membangun jalur khusus sepeda di seluruh kota. BISNIS/INRIA ZULFIKAR
4 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
TOPIK
Jurus ramah terhadap lingkungan
BISNIS/YAYUS YUSWOPRIHANTO
FITA INDAH MAULANI & HERRY SUHENDRA Bisnis Indonesia
A
da langkah baru yang ditempuh vendor jaringan dan layanan telekomunikasi dalam memperlakukan produk bekas pakainya. Nokia, produsen ponsel terbesar dunia dan berpuat di Finlandia, misalnya, kini menyediakan kotak khusus untuk menaruh ponsel bekas konsumen di setiap lokasi layanan pelanggannya. Adapun, Huawei dan PT Bakrie Telecom Tbk menggelar Rasa nyaman ini yang program pengumpulmembuat kita lupa bahwa an ponsel yang sudah kenyamanan bisa memberikan tidak terpakai dalam apa pun yang dampak yang kurang baik bagi kondisi meliputi charger, batlingkungan. erai ponsel, cangkang kartu ruim bekas, kartu perdana bekas, maupun kartu isi ulang bekas beserta plastiknya. Irfandi Firmansyah, Executive Vice President PT Bakrie Telecom Tbk, mengatakan masyarakat yang berpartisipasi dalam mengurangi limbah ini ditawarkan potongan harga hingga Rp50.000 untuk pembelian Hape Esia dan USB Modem AHA. “Mereka tinggal memasukan ponsel ke dalam drop box, potongan harga diberikan langsung saat dia menyerahkan ponsel dan menyatakan akan membeli Hape Esia atau Modem AHA di Jakarta dan Bogor,” ujarnya. Dia menambahkan ponsel bekas akan didaurulang melalui kerja sama dengan Dian Graha Elektrika sebagai representative service center Huawei di Indonesia. Program ini menar-
BLOOMBERG
getkan 50.000 handset bekas untuk digunakan kembali atau didaur ulang hingga 2012. Pihaknya juga menetapkan serangkaian target lingkungan, di antaranya menggunakan ulang (reuse) atau mendaur ulang (recycle) sebanyak 75% dari limbah elektronik yang dihasilkan network dan TI selama tahun 2011. Seiring dengan kemajuan teknologi, sampah yang dihasilkan industri pun beragam. Kadang benar-benar berupa sampah, kadang pula tidak mirip-mirip amat dengan sampah yang dikenal masyarakat tradisional. Sampah elektronik seperti ponsel hanyalah salah satu soal yang sering disorot. Greenpeace memperkirakan jumlah sampah elektronik se-
cara global berkisar antara 20 juta ton dan 50 juta ton per tahun. Besarnya sampah elektronik ini terus meningkat karena pengguna cenderung berganti komputer, ponsel, serta printer lebih cepat daripada masa-masa sebelumnya. Beberapa negara menetapkan aturan tegas mengenai sampah elektronik seperti ponsel, televisi, dan video game. Mereka tidak boleh dibuang begitu saja bersama sampah dari rumah tangga. Sebenarnya dalam peralatan elektronik ada juga kandungan yang bisa menguntungkan secara bisnis seperti emas, perak, dan tembaga. Salah satu contohnya pada sim card ponsel yang ternyata memiliki kandungan emas
TOPIK
BLOOMBERG
cukup tinggi. Di China, banyak usaha kecil menengah yang mengolah sim card untuk mencari emas di dalamnya. Sayangnya, sisa produk elektronik yang lain tidak diolah, hanya diletakkan begitu saja sehingga mencemari tanah. Sektor telematika hanyalah salah satu elemen. Lain lagi dengan sektor otomotif. Produsen otomotif telah merilis produk mobil hybrid di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sayangnya,masalah harga jual di sini membuat konsumen kurang berminat membelinya. “Harga mobil hybrid memang masih mahal, sekitar setengahnya merupakan komponen pajak karena belum ada insentif mobil ramah lingkungan dari pemerintah,” ujar Rouli H Sijabat, Public Relations Manager PT Toyota Astra Motor. Prius, mobil hybrid keluaran Toyota, di Indonesia dijual dengan harga Rp599 juta per unit. Rouli menduga produk ini baru bisa menarik konsumen jika dipasarkan pada level harga sama dengan Corolla Altis, sekitar Rp350 juta hingga Rp400 juta per unit. Masalah lingkungan adalah soal kompleks. Ada hal-hal yang terkait dengan gaya hidup masyarakat dan ada pula yang terkait dengan langkah industrialisasi. Deputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Arief Yuwono, menyatakan upaya memahami dampak industri terhadap lingkungan tidak selalu mudah. Dia memberikan contoh penipisan lapisan ozon dan pemanasan global yang timbul akibat terganggunya keseimbangan alam akibat kegiatan manusia. “Kita sering tidak sadar bahwa sebenarnya kita juga berperan dalam
merusak lapisan ozon tersebut,” jelasnya. Dia juga mengingatkan masyarakat lebih suka minum air es yang tentu saja membutuhkan lemari pendingin, atau mungkin merasa lebih nyaman kalau berada dalam ruangan yang ber-AC, tetapi lupa atau tidak tahu bahwa bahan pendingin yang digunakan di kulkas atau AC bisa merusak ozon CFC 12 atau HCFC 22. Perubahan pola hidup menuju ketersediaan rasa nyaman ini yang membuat orang lupa bahwa kenyamanan bisa memberikan dampak yang kurang baik bagi lingkungan. “Kita mungkin pernah mendengar istilah ‘lubang ozon’, dengan peningkatan kebutuhan rasa nyaman dengan penggunaan bahan perusak ozon akan membuat lubang ozon menjadi tambah lebar,” jelasnya.
Insentif dan sanksi Director of Policy & Governance WWF Indonesia Nazir Foead mengungkapkan masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat perkotaan mencakup beragam polusi termasuk polusi udara, polusi air, serta polusi suara. Salah satu langkah yang sering ditonjolkan perusahaan dalam soal lingkungan adalah kebijakan corporate social responsibility atau CSR. Menurut Nazir, perusahaan yang hendak melakukan CSR lingkungan harus lebih dulu memperhatikan dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan. “Harus diperhatikan kondisi internal dulu sebelum melakukan CSR. Sudah ramah lingkungan belum? Jika tidak, bisa dijadikan olok-olok oleh LSM lingkungan yang tahu realitas di lapangan,” ujar Nazir. Nazir menyarankan pemerintah memberi reward kepada perusahaan yang mendukung program di bidang lingkungan. Jika ada industri yang mampu menekan tingkat emisi seminimal mungkin, pemerintah bisa memberikan reward berupa kemudahan mengurus perizinan atau mengurangi pajaknya. Sebaliknya, jika ada industri yang ‘nakal’ diberi beban pajak lebih besar. “Menurut saya, CSR itu sifatnya tidak wajib melainkan penuh suka rela. Kalau amdal [analisis mengenai dampak lingkungan] baru itu wajib dijalankan industri,” kata Nazir. Triarko Nurlambang dari Pusat Penelitian Geografi Terapan Universitas Indonesia mengatakan industri menghasilkan dampak sangat beragam.
5 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
Industri yang paling terpengaruh dengan kerusakan lingkungan, menurut dia, umumnya bergerak di bidang sumber daya air, industri berbasis hasil pertanian, kehutanan, perikanan, seperti industri makanan atau bahan makanan, industri minuman, ekstraksi seperti minyak nabati dan hewani, serta bahan dasar kosmetik dan obat-obatan. Pemerintah, kata Triarko, perlu memberikan pagar sebagai upaya pencegahan pencemaran lingkungan oleh industri. Hal itu perlu diikuti dengan memperkuat sistem kebijakan yang konsisten. “Gamblangnya, [susah kalau] sistem izin bisa dibeli dan kemudian dimasukkan dalam pembukuan perusahaan. Oleh karena itu, sebelum kebijakan diputuskan maka studi eksploratif sangat dibutuhkan untuk dapat memahami perilaku riil industri yang bersangkutan,” kata Triarko. Dia juga mengingatkan bahwa konsep CSR lingkungan sudah mulai ditinggalkan karena tidak banyak memberikan manfaat, baik bagi perusahaan yang bersangkutan maupun kepada target sosial yang menerima program. Umumnya, kata dia, program CSR ini hanya bersifat parsial, tidak terus-menerus apalagi sampai ikut berperan menumbuh-kembangkan perusahaan atau industri tersebut. “Dari sejumlah penelitian, konsep CSR ini justru lebih banyak menjadi beban biaya bagi kalangan perusahaan walaupun kegiatan ini oleh beberapa pihak dikategorikan sebagai kegiatan filantropis.” Menurut Triarko, dalam beberapa tahun belakangan ini mulai banyak perusahaan yang menerapkan konsep CC (corporate citizen) yang memosisikan publik sebagai bagian positif dari proses industri perusahaan yang bersangkutan. Konsep CC ini merupakan pengembangan konsep CSR yang dinilai sudah kurang tepat dengan tuntutan masyarakat yang lebih demokratis dan paham nilai penting aset negara atau masyarakat. (15/19/SETYARDI WIDODO) (
[email protected]/
[email protected])
Amplop bekas pun dipakai kembali "K
ami menganggap program ramah lingkungan merupakan investasi yang hasilnya diperoleh kemudian. Anggarannya tidak dimasukkan ke dalam biaya,” kata Rika Anggraini, Social & Enviromental Values Manager The Body Shop Indonesia. Menurut dia, perusahaan ritel kosmetik dan kecantikan berbahan alami The Body Shop Indonesia yang berbasis di Inggris itu sejak awal peduli masalah lingkungan. Begitu juga dengan perusahaan ritelnya di seluruh negara termasuk di Indonesia. Rika mengatakan pelaksanaan program ramah lingkungan itu lebih mahal dibandingkan dengan yang tidak ramah lingkungan, tetapi penambahan anggaran itu dimasukkan untuk investasi. Program ramah lingkungan itu diterapkan pada semua karyawan, lingkungan kantor, konsumen serta lingkungan
luas. Sebagai contoh, mengurangi penggunaan kertas dengan menggunakan kembali sampul/amplop yang diterima dari luar untuk keperluan komunikasi internal. “Kami mengajarkan kepada sekretaris untuk menggunting amplop dengan rapi, sehingga dapat digunakan kembali,” kata Rika. Pihaknya juga melakukan penghematan energi listrik dengan mengganti lampu biasa dengan jenis LED yang harganya bisa tiga kali lipat harga lampu biasa, tetapi konsumsi energinyanya rendah. Perusahaan itu tahun ini berencana melapisi dinding gedung kantor itu dengan bahan alucarbon yang melindungi dinding kantor dari sinar matahari, sehingga tidak banyak sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan. Dengan demikian, konsumsi listrik untuk
pendingin ruangan dapat dikurangi. Harganya memang lebih mahal dibandingkan dengan harga cat biasa. Anggaran untuk melapisi dinding gedung itu diperkirakan mencapai sekitar Rp1,5 miliar. Kepeduliannya terhadap lingkungan juga diwujudkannya dengan menanam pohon untuk kompensasi energi yang digunakannya. Setiap pembukaan toko baru, katanya, pihaknya menanam 50 pohon. Adapun untuk konsumen, pihaknya juga memotivasi konsumennya untuk mengumpulkan bekas botol kemasan produknya, sehingga tidak dibuang ke bumi. “Botol itu kami sumbangkan satu yayasan yang bisa mendaur ulang,” katanya. Pada tahun ini, The Body Shop berencana menghimpun 1.000 perempuan yang melakukan gaya hidup ramah
REPRO
lingkungan. Para perempuan itu akan dibantu dalam mengukur seberapa ramah lingkungankah gaya hidupnya. Parameter yang digunakan antara lain pergi ke kantor dengan naik kendaraan umum, belanja di supermarket dengan memilih produk ramah lingkungan, atau mengurangi pemakaian kantong plastik dengan membawa tas kain dari rumah. (RENI EFITA HENDRY)
6 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
FUND Di AS pada periode 2001 dan 2002 saat investasi terasa diam di tempat, tetapi investasi sosial tetap bagus. juan yang baik juga.
People, planet, profit
BISNIS/YAYUS YUSWOPRIHANTO
Investasi sosial terus
bertumbuh "G
MIKE R. SUTIKNO Mike Rini & AssociatesFinancial Counselling & Education
reed is Good”, kalimat singkat ini menjadi begitu fenomenal setelah diucapkan oleh Gordon Gekko si pialang saham kelas kakap di film Wall Street pada 1980 an. Kalimat itu tepat sekali menggambarkan resep sempurna bencana ekonomi, yaitu kombinasi ketakutan dan keserakahan. Tiap terjadi krisis ekonomi, segelintir orang dalam hitungan semalam bisa berada di daftar 100 orang terkaya di dunia, dan membiarkan ratusan juta manusia lain menanggung ruginya. Teganya! Ini bukan omong kosong ala Hollywood kok. Kenyataannya, Wall Street bahkan sudah sejak lama menceramahi orang bahwa mempertimbangkan aspek sosial dalam proses investasi tidak banyak memberikan dampak bagi perusahaan. Malah bagi investor tentunya justru membatasi potensi keuntungan. Kebaikan dan keuntungan walaupun tidak selalu akur dalam investasi namun bukan sesuatu yang mustahil kita raih. Saatnya kita lebih selektif, membedakan dan memilih yang baik dari yang buruk saat berinvestasi dengan mempertimbangkan aspek sosial, etika, dan lingkungan.
Good & Evil
Pertanyaan, saran, kritik, dan komentar dapat disampaikan ke redaksi melalui:
[email protected], www.bisnis.com, dan www.mr-edu.net
Kita tampaknya sulit memercayai bahwa keuntungan bisa diraih tanpa harus menyakiti sesama dan mengeksploitasi lingkungan. Padahal dengan menggunakan kekuatan uang kita dengan benar akan membuat investasi yang kita lakukan membawa keadilan dan kesejahteraan. Yang terjadi sekarang adalah bahwa kesejahteraan hanya terjadi pada sangat sedikit orang, sisanya menanggung sengsara. Contohnya ketika ekonomi dunia melemah, emas naik, dolar di dalam negeri pun naik, investor yang telah membeli keduanya kemudian meraup keuntungan berlipat ganda. Investor yang tidak memiliki keduanya emas,
merasa bodoh karena tidak membelinya sebelum harganya meroket. Ironisnya kebanyakan orang bahkan tak tahu persis ke mana harga dolar dan emas akan naik atau turun. Perilaku spekulasi dianggap investasi, membuat orang senang ketika orang lain merugi. Dampaknya, para pelaku bisnis terutama importir merugi karena kewajiban pembayaran membengkak, sebaliknya eksportir makin untung. Untung rugi adalah biasa dalam berbisnis dan berinvestasi. Mendapat untung tidaklah salah, tinggal mengapa dan caranya saja kan? Investasi bertanggung jawab sosial atau social responsibility investment di singkat SRI adalah suatu bentuk strategi investasi yang menggabungkan antara perolehan keuntungan yang sebesar-besarnya dan kebijakan sosial. Investor sosial berinvestasi dengan menghargai praktik tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan hidup, tidak ada diskriminasi, aman, dan berkualitas. Namun, SRI disini bukanlah berbicara sekadar objek investasinya saja, melainkan subyek atau perilaku si investornya juga. Siapakah investor sosial? Mereka bisa mewakili diri sendiri (individu) atau institusi yang memilih untuk menerapkan pendekatan nonfinansial dalam pengambilan keputusan investasi. Ciri-ciri nonfinansial sering berhubungan dengan aspirasi pribadi atau nilai-nilai yang dianut para investor ‘atau misi sosial, antara lain kepedulian terhadap lingkungan hidup, tata organisasi/manajemen yang kuat (Good Corporate Governance), dan keinginan mewujudkan situasi ekonomi dunia yang lebih stabil. Investor sosial percaya bahwa investasi harus menyediakan baik keuntungan sosial dan keuangan. Jadi semisalnya kita membeli suatu produk, maka kita yakin betul bahwa telah membeli barang yang baik lagi bermanfaat, diperoleh dengan cara yang baik untuk tu-
Tak sedikit pihak yang menyindir bahwa SRI tak lain sebagai feel good investment semata. Bahkan saking terancamnya dengan SRI, sekurang-kurangnya terdapat satu reksa dana yaitu Vice Fund (VICEX), yang dibuat khusus untuk menentang tren atas investasi sosial ini. Dimana portofolio VICEX khusus berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri persenjataan , alkohol, tembakau, dan perjudian. Bisakah kita berbuat baik kepada sesama juga kepada lingkungan dan disaat yang bersamaan juga mendapat untung? Kinerja SRI di berbagai belahan dunia tidak bisa diremehkan. Di pasar Amerika pada periode 2001 dan 2002 di mana investasi di sebahagian besar dunia terasa diam di tempat, tetapi investasi sosial ini tetap bagus. Total aset investasi sosial ini pada 2003 mencapai nilai US$ 2,15 triliun naik dari nilai US$2,01 triliun pada 2001. Portofolio menunjukkan pertumbuhan sebesar 7% sejak tahun 2001 sedangkan pada periode yang sama, keseluruhan portofolio dunia yang dikelola mengalami penurunan sebesar 4%. Menurut Forum Investasi Sosial pada tahun 2003, laporan menunjukkan bahwa SRI ini menjadi kecenderungan di Amerika. Penelitian yang dilakukan oleh konsultan keuangan Celent dari Inggris memperkirakan bahwa pada 2011 pasar investasi sosial ini di Amerika akan mencapai nilai sebesar US$3 triliun. Pasar investasi sosial di Eropa tumbuh dari 1 triliun euro menjadi 1,6 triliun euro pada 2007 (sumber: wikipedia). Penelitian mulai menunjukkan bahwa perusahaan dengan catatan sosial yang baik secara keseluruhan mengungguli perusahaan dengan catatan sosial yang buruk. Pada gilirannya, portofolio investasi yang disusun dengan mempertimbangkan aspek sosial, etika dan lingkungan memberikan reward kepada investor lebih baik daripada portofolio yang disusun tanpa penyaringan ke tiga hal tadi. Dengan kata lain, investor dan pengusaha bisa berbuat baik secara sosial dan tetap mendapatkan manfaat sangat baik secara finansial. adi apakah harus merubah dunia dengan modal besara-besaran untuk menjadi investor sosial? Tentu saja tidak, tiga saran sederhana ini bisa menjadi langkah awal anda menjadi investor yang sosial: pertama adalah pertimbangkan aspek baik dan buruk melalui proses selection, yaitu seleksi atau penyaringan dengan mempertimbangkan kriteria sosial dan lingkungan. Contoh, investor melakukan penyaringan atas sekuriti yang dibeli dengan menghindari investasi pada jenis industri yang tidak termasuk dalam kriteria etis atau yang dianggapnya dapat merusak masyarakat, merusak lingkungan misalnya pornografi, minuman keras, praktik riba, rokok, dan lainnya. Kedua adalah aspek perencanaan portfolio & asset allocation, yaitu penetapan kebijakan investasi. Contoh Investor menghindari aktivitas spekulasi dan berinvestasi melalui sebuah perencanaan yang tersusun dalam kebijakan portofolio investasi pribadi sebagai panduan dalam melakukan alokasi aset dan diversifikasi. Ketiga adalah aspek fundamental melalui proses fundamental analysis, yaitu analisis kelayakan instrument yang akan dibeli. Contoh investor menghindari instrumen finansial berisiko tinggi. Jadi selain harus di-cover dengan jaminan yang cukup juga proses due diligence atau analisis kelayakan harus menjadi dasar keputusan pembelian.
J
FUND D
BISNIS/ENDANG MUCHTAR
Menabung sejak dini CANDRA SETYA SANTOSO Kontributor Bisnis Indonesia
Hingga kini jumlah rekening BII Superkidz telah mencapai lebih dari 70.000 nasabah.
Tip mengajarkan anak mengatur keuangan
1 2
3
Ajarkan konsep uang Yaitu menjelaskan apa arti dan nilai uang saat dia mulai belajar berhitung. Jelaskan bahwa tidak mudah mendapatkan uang Orangtua dapat memberikan tugas rumah kepada si kecil dan memberikan insentif apabila pekerjaan rumah diselesaikan dengan baik. Dengan demikian, anak akan menyadari bahwa mendapatkan uang dibutuhkan kerja keras, oleh karena itu mereka harus bijak membelanjakannya. Motivasi anak untuk membuat tabungan Ajarkan serta dorong anak untuk menyisihkan
sebagian uang jajan mereka untuk ditabung. Orangtua bisa memotivasi anak-anak dengan memberikan hadiah kepada anak dengan jumlah tabungan terbanyak. Orangtua juga harus menerapkan budaya menabung di depan anak dengan membuat celengan sendiri atau mengajak anak untuk menemani orangtua menabung di bank.
Sumber: Diolah BISNIS/YAYAN INDRAYANA
alam situs US News & World Report disebutkan salah satu penyebab krisis finansial yang melanda Amerika Serikat adalah pola konsumtif masyarakatnya. Untuk mengantisipasi hal serupa terjadi di masa yang akan datang salah satunya adalah dengan mengajarkan anak tentang arti penting uang. Pengenalan uang dapat dilakukan sejak usia pada bawah 5 tahun. Selain orangtua, guru hingga lembaga keuangan dapat berperan membantu anak mengelola uang. Bagi bank, mengajarkan anak mengatur uang tidak hanya bertujuan agar anak paham arti pentingnya uang, tetapi juga sebagai aset nasabah secara kesinambungan. Beragam metode dilakukan bank misalnya dengan menciptakan tokohtokoh yang diwujudkan dalam media komik atau dimainkan di atas panggung teater. Salah satunya dilakukan oleh Citi Indonesia dengan program petualangan Agen Penny. “Teater musikal dan komik Petualangan Agen Penny bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan mengelola keuangan secara mendasar bagi anak-anak,” ujar Hotman Simbolon, Vice President Customer Care Center Head, Citi Indonesia. Dengan variasi cerita yang menarik dan pesan keuangan yang sederhana, Citi berharap anak-anak termotivasi untuk mulai mengelola uang yang mereka miliki. Program Agen Penny merupakan bagian dari dukungan Citi Indonesia terhadap kampanye pendidikan keuangan Ayo ke Bank yang terus digalakkan oleh Bank Indonesia. Hal ini dilakukan Citi sebagai komitmen untuk membangun masyarakat terdidik dan mengembangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui program pembelajaran untuk generasi mendatang. Para relawan Citi Indonesia juga ikut berpartisipasi dalam program ini sekalian berbagi pengalamannya pada anak-anak. Memasuki tahun keempat penyelenggaraannya, Agen Penny telah menampilkan sekitar 190 pertunjukan yang disaksikan oleh lebih dari 16.000 siswa dan 900 guru di seluruh kawasan DKI Jakarta. Cerita komik, buku panduan guru dan pertunjukan musikal dirancang sedemikian rupa agar anak-anak dapat lebih mudah memahami pesan pengelolaan keuangan dengan lebih baik. Oleh karena itu, Citi menggandeng kelompok teater ternama Indonesia, Teater Koma, untuk menyadur cerita komik ke dalam sebuah pertunjukan musikal. Sementara itu, PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) pertengahan tahun lalu meluncurkan BII Superkidz Center untuk mendukung kegiatan positif menabung sejak dini kepada anak-anak. Direktur Perbankan Konsumer Stephen Liestyo BII menjelaskan SuperKidz Center adalah bus banking atau mobil keliling yang merupakan layanan pertama yang didesain khusus untuk memfasilitasi komunikasi antara BII dengan anak-anak. Tujuan layanan ini adalah untuk mengedukasi anak-anak dalam memahami manfaat dan pentingnya menabung. Di amping itu, keberadaannya juga untuk mendukung sosialisasi tabungan yang dirancang khusus untuk anak-anak agar membuat kegiatan menabung menjadi
7 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
mudah dan menyenangkan. “Untuk lebih mendekatkan diri dengan anak-anak serta mendukung upaya orangtua dalam mengedukasi manfaat tabungan, kami harus proaktif mengunjungi anak-anak,” kata Stephen Liestyo. Sejak diluncurkan pada 2009, BII Superkidz telah memperoleh sambutan yang positif dari masyarakat. Hingga kini jumlah rekening BII Superkidz telah mencapai lebih dari 70.000 nasabah dan turut memberikan kontribusi positif bagi pencapaian dana simpanan nasabah sebesar Rp52 triliun (per 30 Juni 2010).
Konsep pengenalan uang Coorporate Affair Citi Indonesia mengatakan ada beberapa langkah mengajarkan anak mengelola uangnya. Pertama konsep mengelola uang dengan baik, yakni cara mengatur uang bagi anak adalah dengan menjelaskan apa arti uang. “Ajarkan anak tentang nilai uang saat dia mulai belajar berhitung,” ujar Jasmine Zenobia, Coorporate Affair Citi Indonesia. Kedua, menjelaskan bahwa tidak mudah untuk mendapatkan uang. Anak juga harus diberi pemahaman bahwa memperoleh uang bukanlah sesuatu yang mudah. Orangtua dapat memberikan tugas rumah kepada si kecil dan memberikan insentif apabila pekerjaan rumah diselesaikan dengan baik. engan demikian, anak akan menyadari bahwa untuk mendapatkan uang dibutuhkan kerja keras, oleh karena itu mereka harus bijak dalam membelanjakannya. Ketiga, motivasi anak untuk membuat tabungan. Ajarkan serta dorong anak untuk menyisihkan sebagian uang jajan mereka untuk ditabung. Orangtua bisa memotivasi anak-anak dengan memberikan hadiah kepada anak dengan jumlah tabungan terbanyak. Psikolog International Brain Gym Instructor mengatakan mengajarkan anak mengelola uang dilakukan bertahap dengan pola yang berbeda mengikuti usia. Untuk anak di bawah 5 tahun tidak bijaksana jika orangtua memberikan uang. Cara pengenalan uang yang dapat dilakukan orangtua adalah dengan menemaninya membayar makanan atau belanja di kasir. Untuk anak-anak yang sudah memasuki SD, orangtua dapat memberikan uang saku dan mengenalkannya pada jajan dan menabung. Selain itu, orangtua juga dapat mengajarkan manfaat menabung dengan menanyakan barang apa yang dia inginkan kemudian membantu memberitahu cara menabung agar ia dapat memiliki barang tersebut dengan memilih bentuk celengan dengan hewan atau tokoh kesukaannya. Orangtua juga harus memberikan teladan atau contoh dalam menabung. Dengan mengajak anak ke bank atau memasukkan uang ke dalam celengan. Hal lain yang harus diingat adalah karena masih anak-anak, maka buat agar menabung sebagai sesuatu yang menyenangkan. Tidak berarti bahwa semua uang mereka harus ditabung, tetapi biarkan sebagian uang dapat mereka gunakan untuk kesenangan mereka sehingga mereka tidak merasa terbebani. (RA-
D
HAYUNINGSIH) (
[email protected])
8 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
INVESTASI
Menggapai prospek lewat
outbond M. SOFII Kontributor Bisnis Indonesia
Rata-rata per bulan omzet Boenga Batoe dari outbond mencapai Rp25 juta—Rp30 juta. BISNIS/M. SOFII
B
ermodal nekat karena lama berkecimpung di dunia pecinta alam, mengilhami Fauzy Veri Sandy, mendirikan Boenga Batoe Outbond Training dan Event Organizer Kota Batu. Siapa sangka, bisnis yang digeluti hanya bermodal tekad ini sekarang cukup dikenal dan banyak kebanjiran order. Dibilang bondo nekat alias bonek, karena pada awalnya dia hanya bermodal uang Rp1 juta-Rp2 juta-an dan boleh dikata minim fasilitas saat mengawali mendirikan Boenga Batoe. Namun, karena disokong oleh banyak teman yang notabene adik kelas maupun relasi saat bekecimpung di dunia pencinta alam sejak SMA hingga tamat kuliah, membuat Boenga Batoe mampu bersaing dengan usaha sejenis. Fauzy Veri Sandy, pemilik Boenga Batoe, mengakui awal mendirikan bisnis outbond, pihaknya sempat patah arang dan tidak percaya diri. Karena penawaran yang dibuat banyak ditolak. “Salah satunya, karena kami belum memiliki peralatan dan bisa dikata kami berangkat dari nol, bermodal tekad dan pengalaman saat menjadi pencinta alam,” kata Ojie` panggilan akrab Fauzy Veri Sandy. Namun, karena dorongan teman-teman dan relasi yang sebagian besar berangkat dari hobi yang sama sebagai pencinta alam, akhirnya penawaran tetap terus dilakukan dengan memanfaatkan jaringan yang ada. Pada awal berdiri, tim yang ada, bahkan rela tidak dibayar dan hanya sekadar makan-makan. Namun setelah hampir beroperasi lebih dari 5 tahun, akhirnya relasi pun mulai digapai. Perlahan tetapi pasti, Ojie` juga menyisihkan uangnya untuk investasi peralatan. “Dan saat ini kami mempunyai peralatan yang relatif lengkap bahkan untuk kegiatan air softgun, donat challenge, trail hingga paralayang kami punya.” Kini, anggota tim Boenga Batoe sudah mencapai 30 orang, dan sebagian besar dari mereka
adalah mahasiswa. Minimal, anggota tim bisa membiayai kuliah dari hasil outbond. Maklum, rata-rata per bulan omzet Boenga Batoe dari outbond bisa mencapai angka minimal Rp25 juta hingga Rp30 juta yang berasal dari 300 klien korporat. “Fasilitas maupun layanan yang kami berikan, mungkin lebih komplit dan bukan hanya sekadar outbond. Karena untuk paralayang, kami juga ada dan saat ini sudah didukung tiga unit parasut untuk paralayang,” tambah Bayu Krisna salah satu instruktur yang pada PON di Samarinda lalu mengantongi medali perak dan perunggu. Harga yang dipatok Boenga Batoe pun variatif sesuai dengan tingkat usia. Untuk anakanak mulai Rp50.000-Rp75.000 per pack, pelajar/mahasiswa Rp100.000-Rp150.000 per pack, dan korporat Rp150.000-Rp350.000 per pack. Sedangkan khusus untuk tandem paralayang Rp350.000 per pack. “Kami lebih menekankan pada motivasi dan learning by doing.”
Tujuan wisata
paket wisata di Bendungan Selorejo, Bendungan Karangkates Kabupaten Malang, dan Bendungan Wonorejo Kabupaten Tulungagung yang dilengkapi hotel dan vila. Kepala Divisi Jasa Umum II PJT 1, Harry M. Sungguh, mengatakan fasilitas outbond yang dimiliki PJT 1 hanya sebagai pelengkap dari keberadaan hotel maupun cottage. “Tidak bisa dimungkiri, tamu yang menginap maupun pengunjung yang datang kerap menggelar kegiatan outbond. Dalam hal ini kami sudah memiliki lokasi berikut sarana prasarananya, sedangkan untuk instruktur kami menggandeng pihak luar,” jelas Harry. Pendapatan dari divisi jasa umum yang didalamnya juga terdapat sektor pariwisata, pada 2011 dipatok mencapai Rp13,5 miliarRp14 miliar. Target tersebut mengalami kenaikan dari realisasi pada 2010 sebesar Rp10,05 miliar. ari realisasi target tersebut, sekitar Rp6,5 miliar atau 45% di antaranya disumbang oleh Bendungan Selorejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Sisanya disumbang oleh Bendungan Karangkates Rp3 miliar, serta Bendungan Wonorejo maupun sayap bisnis lain seperti jasa konsultasi (pendidikan latihan), hingga Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) merek ASA. “Dari Rp6,5 miliar yang disumbang Bendungan Selorejo berasal dari sektor pariwisata yakni tiket pengunjung, hotel dan cottage, dimana outbond menjadi fasilitas pendukung di dalamnya.” Sales & Marketing Pariwisata PJT 1, Gadis Anindita KD, mengatakan Resort Wonorejo Kabupaten Tulungagung misalnya, menawarkan berbagai fasilitas dan pelayanan yang prima dan memberikan warna baru tidak hanya dalam tujuan berlibur tetapi juga tempat yang nyaman untuk penyelenggaraan berbagai event.
D
Order pun terus masuk. Bisnis outbond di Kota Batu, lanjut dia, akan terus berkembang menyusul keberadaannya sebagai daerah tujuan wisata. Apalagi, sejumlah lokasi baik di Kota Batu maupun Kabupaten Malang banyak terdapat lokasi untuk kegiatan outbond dengan sarana maupun fasilitas yang relatif komplet termasuk high rope dan flying fox. “Kondisi ini juga kian memudahkan kami sebagai pelaku di bidang outbond dan training event organizer,” jelasnya. Menyadari besarnya potensi yang dimiliki di bidang pariwisata, Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta 1 misalnya, menjadikan outbond sebagai menu pelengkap dari paket wisata jualan perusahaan itu. Di bawah Divisi Jasa Umum, PJT 1 menjual
(
[email protected])
10 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
KORPORASI Cipaganti Group Perkembangan Cipaganti Group
Ekspansi
Unit bisnis
jalan terus
Otojasa, properti, penyewaan alat-alat berat, pengelolaan sumber daya alam, bank syariah
7 subdivisi otojasa shuttle, travel, tours & ticketing, rental, (sistem transportasi terpadu) kargo, bus pariwisata, dan taksi Total armada (2010)
2.000 unit (travel, taksi, dan bus)
Jumlah cabang (2010)
70 cabang (Jawa dan Bali)
Rute travel
Bandung-Jakarta,Bandung-Bogor, Bandung-BandaraSoekarno-Hatta, Bandung-Cirebon, Bandung-Tasikmalaya
HERDIYAN & YANTO RACHMAT ISKANDAR Kontributor Bisnis Indonesia
Sumber: PT Cipaganti Citra Graha, 2011
E
ksistensi PT Cipaganti Citra Graha (Cipaganti Group) asal Bandung, atau yang lebih dikenal Cipaganti ini di dunia bisnis Tanah Air semakin berkibar beberapa tahun belakangan ini, sejalan dengan gencarnya ekspansi bisnis yang dilakukan perusahaan tersebut. Usaha perusahaan yang lebih terkenal dengan otojasanya itu bermula dari bisnis yang amat sederhana, yaitu usaha jual beli mobil bekas dengan nama Cipaganti Motor pada 1985 di Jalan Cipaganti No.84 Bandung. Melalui kerja keras dan insting bisnis yang kuat dari Andianto Setiabudi —kini Presdir Cipaganti Group— perusahaan mampu memiliki sejumlah showroom mobil bekas di sejumlah tempat di Bandung. Selama beberapa tahun, bisnis perusahaan berjalan lancar dan mampu menikmati keuntungan. Namun, bisnis jual mobil bekas dirasakan kurang greget. Bahkan pada 1991 bisnis perusahaan bahkan mengalami stagnasi akibat kebijakan pemerintah yang memberlakukan kebijakan uang ketat (tight money policy). Kebijakan pemerintah tersebut Perusahaan berencana menyebabkan harga mobil jatuh. Kredit melakukan IPO yang kepemilikan mobil sulit ditargetkan bisa terealisasi dan suku bunga bank pada semester I/2011. yang tinggi. Akhirnya, perusahaan memutuskan beralih haluan ke bisnis rental kendaraan, dengan target awal korporasi. ”Saya berpikir lebih baik direntalkan saja, daripada dijual harganya akan jatuh,” kata Andianto, mengenang masa-masa awalnya dalam merintis usaha. Seiring dengan perkembangan perekonomian nasional saat itu, banyak perusahaan besar yang melakukan outsource untuk kebutuhan kendaraan operasional. Apalagi pada masa itu, penyewaan mobil masih terbilang langka di Bandung sehingga pengalihan usaha tersebut membuka peluang besar bagi Cipaganti. Dalam perjalanannya, usaha rental mobil ini cukup untuk menutup biaya overhead serta membayar kredit dan bunganya. ”Boleh dikatakan kami adalah perintis rental mobil di Bandung,” tegasnya. Bermula dari itu pula, sejumlah peluang usaha terbuka makin lebar. Andianto terus mengembangkan sayap bisnis sewa kendaraan ke berbagai jenis kendaraan mulai dari angkutan barang, penumpang, pernikahan, hingga wisata. Menurut pria kelahiran Banjarmasin, 5
Desember 1962 ini, perusahaan mengusung jargon mobil sewa ’serba ada’ sebagai strategi bisnis perusahaan yang memang dirasakan mampu menyedot konsumen dan sekaligus mengangkat citra perusahaan. ”Dengan adanya beragam jenis dan merek mobil itu, konsumen akan merasa termudahkan. Mereka tak perlu susah-susah untuk mencari dan menyewa mobil yang diinginkan, cukup di Cipaganti,” ujar ayah dua anak ini. Pada 2002, Cipaganti semakin memperluas usahanya dengan merambah angkutan travel masif dan pengiriman paket layanan door to door dengan rute perdana Bandung--Bogor. Kemudian berkembang lebih jauh dengan jurusan-jurusan a.l Bandung—Jakarta, Bandung—Bandara Soekarno-Hatta, Bandung— Tasikmalaya, dan Bandung—Cirebon. Empat tahun berikutnya, dengan beroperasinya tol Cileunyi, Purwakarta, dan Padalarang (Cipularang), terbukalah peluang usaha baru. Cipaganti melalui divisi otojasanya mengembangkan layanan shuttle point to point Bandung—Jabodetabek yang terus dikembangkan hingga sekarang. Pada 2007, Cipaganti Group membuka dua usaha otojasa baru, yakni Cipaganti Tours & Airlines Ticketing dan Cipaganti Express (berupa layanan pengiriman dokumen, paket, dan kargo) yang memberikan keuntungan bersama antara Cipaganti Group dan pihak yang bekerja sama dengannya. Setahun berikutnya, bisnis Cipaganti semakin lengkap dengan dibukanya layanan bus pariwisata. Perkembangan pesat divisi ini terlihat pada 2009 dengan menghubungkan Pulau Jawa dan Bali dengan gencar membuka cabang di dua pulau itu. Pada pertengahan 2010 ini, bahkan, bisnis otojasa perusahaan ini melakukan ekspansi dengan meluncurkan program Taksi Max, yakni taksi yang memiliki fasilitas GPS dengan tarif mengacu pada batas atas. Cipaganti telah meluncurkan armada taksinya di dua kota, yakni Jakarta dan Bandung dengan total 186 unit. Pada tahun depan, Cipaganti menargetkan penambahan armada sebanyak 814 unit lagi yang beroperasi di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Bali dan Jawa Tommy Teguh Susetio, Direktur Cipaganti Group, mengungkapkan seluruh armada Cipaganti saat ini sebanyak 1.700 unit yang terdiri dari taksi, bus, dan travel, dengan 62
BISNIS/YAYAN INDRAYANA
outlet yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali. ”Kami menargetkan jumlah armada pada akhir tahun ini sebanyak 2.000 unit. Pada tahun depan jumlahnya ditargetkan bisa mencapai dua kali lipat dari angka akhir tahun ini dengan penambahan outlet hingga 100 unit melalui under manage atau waralaba,” ujarnya. Dia mengungkapkan penerapan sistem pelayanan transportasi terpadu merupakan salah satu strategi yang dilakukan Cipaganti dalam pengembangan bisnisnya. Saat ini perusahaan memiliki tujuh subdivisi otojasa yang dikenal sebagai sistem transportasi terpadu, antara lain shuttle, travel, tours & ticketing, rental, kargo, bus pariwisata, dan taksi. ”Semua yang diinginkan konsumen bisa didapat di sini [Cipaganti],” ungkapnya. Selain konsentrasi di bidang otojasa, bisnis Cipaganti juga merambah sektor non-otojasa seperti properti, penyewaan alat-alat berat (heavy equipment), pengelolaan sumber daya alam (resources), hingga bank syariah. Untuk divisi properti, Cipaganti telah mendirikan properti ternama di Bandung seperti Cipaganti Graha I pada 1994, Cipaganti Graha II (1999), Cipaganti Dream Land (2002), dan Cipaganti Rahayu Regency (2005). Sejak 6 tahun lalu hingga sekarang, Cipaganti melalui divisi heavy equipment-nya juga membuka outlet penyewaan alat-alat berat di beberapa daerah, seperti Banjarmasin dan Batu Licin (Kalimantan Selatan), Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Pekanbaru (Riau), Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Ciamis (Jawa Barat). Peluang lain yang dilirik Cipaganti adalah pengelolaan sumber daya alam dalam negeri yang berlimpah, terutama pada sektor pertambangan. Pada 2008, divisi ini telah memulai pertambangan batubara di Kalimantan Timur. Masuk dalam bisnis pertambangan batu bara bukanlah hal yang baru bagi Cipaganti, keberadaan divisi heavy equipment yang hampir 80% pasarnya di bidang pertambangan menjadi keunggulan aset dan pengalaman yang sangat berarti dalam pengembangan divisi resources ini. Peluang bisnis terakhir yang dijalani Cipaganti adalah bank syariah. Pada tahun lalu, Cipaganti mengakuisisi BPR Dana Tijarah yang berlokasi di Cimahi, Jawa Barat menjadi Bank Cipaganti-BPR Syariah. Perusahaan berencana melakukan initial public offering (IPO) atau penawaran saham pertama di pasar modal yang ditargetkan bisa terealisasi pada semester I/2011. (redaksi@bisnis. co.id)
KORPORASI
11 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
BISNIS/ARMIN ABDUL JABBAR
Merambah banyak lini LISA NURYANTI Master Trainer & Direktur Expands Consulting
B
elum 10 tahun berdiri, tetapi perusahaan yang satu ini sudah berkembang pesat. Tidak kalah dengan perusahaan besar yang sudah puluhan tahun berdiri. Awalnya PT Cipaganti Citra Graha ini adalah perusahaan yang yang bergerak di bidang rental mobil. Seiring dengan naik turunnya perkembangan bisnis rental kendaraan, maka perusahaan ini juga mengalami masa-masa sulit. Namun, masa sulit dan hambatan bisnis ternyata bukan menjadi hambatan untuk berkembang, malah menjadi motivasi untuk berinovasi lebih lagi. Pada akhir 2010, Cipaganti Group menerima penghargaan Outstanding Entrepreneurship Award 2010 dari Enterprise Asia. Penghargaan ini diberikan atas dasar penilaian dedikasi, inovasi, keberanian yang bertanggung jawab untuk meraih harapan dalam membangun pilarpilar kewirausahaan terkait dengan pengelolaan bisnis dan investasi SDM. Selain itu, didasarkan pada kontribusi bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia maupun regional Asia yang secara keseluruhan tecermin dari kinerja perusahaan.
Perkembangan bisnis
Pertanyaan, saran, kritik, dan komentar dapat disampaikan ke redaksi melalui:
[email protected], www.bisnis.com, dan
[email protected]
Dalam kurun waktu beberapa tahun, Cipaganti Group telah menjadi grup perusahaan yang telah merambah ke berbagai bidang bisnis. Dari rental kendaraan yang meliputi sewa kendaraan pribadi, korporat, sewa mobil mewah untuk perkawinan, pariwisata, hingga kendaraan shuttle (menghubungkan dua titik lokasi), bahkan hingga paket pengiriman barang. Bisnis taksi yang sudah beroperasional selama beberapa bulan di Jakarta dan Bandung, merupakan bentuk layanan terbaru di bidang transportasi. Di samping pengembangan di bidang kendaraan atau transportasi, perkembangan berlanjut ke bidang bisnis lain seperti heavy equipment berupa rental alat berat dan jasa pembangunan di bidang infrastruktur, misalnya pembukaan lahan (land clearing) atau pengembangan lahan (land improvement). Bidang properti juga dicoba yaitu pengembang perumahan di Bandung, Jawa
Barat. Bahkan bidang lain seperti perbankan juga telah mulai dirambah hingga ke bisnis pertambangan. Rencana bisnis 2011 mencantumkan target Otojasa sejumlah 4.000 unit dengan 100 cabang, heavy equipment sejumlah 1.000 unit dengan 12 cabang, resources coal mining lima konsesi dengan reserve sekitar 220 juta metrik ton, properti yang akan mencakup tiga perumahan, serta pembukaan dua buah bank. Pengembangan bisnis memang menarik dan menggirurkan. Banyak bidang bisnis yang menjanjikan keuntungan yang tidak kecil. Namun, pertimbangan memilih bidang bisnis yang akan digeluti memerlukan insting bisnis yang kuat. Terlalu banyak bidang bisnis bisa membuat perusahaan kurang fokus. Banyak perusahaan besar yang kemudian kembali ke bidang yang paling dikuasai agar lebi fokus. Seberapa jauh Cipaganti Group akan mengembangkan bisnisnya? Jangan sampai terlalu banyak bidang dan lahan sehingga fokus berkurang.
Strategi pelayanan Sebagaimana perusahaan jasa lainnya, maka pelayanan memegang peran penting. Salah satu strateginya adalah kerja sama dengan PT Telkom Tbk. Kerja sama ini memberikan pelayanan total solusi bagi seluruh pengguna jasa Cipaganti dan pengguna Telkom Flexi. Layanan tersebut berupa informasi ketersediaan kursi secara online, penyediaan layanan call center, SMS notifikasi pada saat melakukan reservasi dan sebagainya. Strategi pelayanan inilah yang nantinya akan memegang peran penting. Apakah setelah cabang dibuka di berbagai tempat, maka profesionalisme dan kualitas pelayanan bisa sama? Perusahaan perlu memperhatikan adanya control system yang kuat dan diterapkan secara disiplin di seluruh cabang. Kelemahan utama yang biasa terjadi di berbagai perusahaan adalah tidak adanya sistem kontrol, sehingga akhirnya kontrol tidak dilakukan dengan ketat dan kontinu.
Seberapa jauh Cipaganti akan mengembangkan bisnis? Jangan sampai terlalu banyak bidang dan lahan sehingga fokus berkurang. Pelayanan 24 jam sudah cukup baik, namun ketika ada keluhan pelanggan, apa yang terjadi kemudian? Apa tindak lanjutnya? Bagaimana solusinya? Biasanya barisan terdepan yang langsung berhadapan dengan pelanggan memegang kunci terhadap kepuasan pelanggan. Pelanggan tidak pernah bertemu dengan pihak manajemen, tetapi pelanggan berkomunikasi dengan barisan terdepan ini seperti sopir dan bagian ticketing.
Modal dan keuntungan Salah satu strategi yang dinilai berhasil adalah kerja sama proyek yaitu strategi kerja sama yang seluas-luasnya kepada mitra usaha di dalam pelaksanaan suatu kegiatan proyek. Mitra usaha ini tidak dibatasi sehingga siapa pun bisa menjalin kerja sama. Kerja sama tersebut bisa berupa penempatan modal, kerja sama operasional atau bentuk lainnya dengan sistem bagi hasil ataupun pembebanan biaya atau pembagian komisi/fee dengan berpegang pada prinsip kerja sama yang saling menguntungkan. Sistem kerja sama proyek ini memungkinkan penambahan modal yang tidak sedikit sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Pembagian keuntungan cukup menarik perhatian para mitra karena mereka tidak perlu ikut repot mengelola, tidak perlu ikut lelah bekerja, bahkan tidak perlu pusing, cukup menyerahkan modal kerja saja dan nantinya akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Cara ini cukup berhasil. Hingga kini telah banyak mitra kerja yang menyerahkan tambahan modal. Apalagi rencana perusahaan untuk terjun ke bursa saham. Apa bedanya pemegang saham dengan mitra kerja yang juga menyerahkan modal dalam bentuk kerja sama?
12 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
SPIRITUAL LEADERSHIP
Sumbatan komunikasi dua arah BENNY WENNAS Pebisnis & CEO Barly Group
B
eberapa waktu lalu, seorang pemimpin negeri ini lagi-lagi menjadi topik hangat. Pasalnya, sang CEO Republik Indonesia Inc tersebut dalam sebuah pidato resminya secara tidak sadar curhat tentang gajinya yang enggan naik. Curhat atau curahan hati, bukan hal yang salah. Proses mengutarakan pendapat atau mendengar keluhan, uneg-uneg, ide, gagasan bahkan kritik secara terbuka justru menjadi salah satu hal yang dikatakan Jack Welch, bos General Electric sebagai sebuah proses mengikat jiwa. Sayangnya, sang pemimpin tersebut justru yang melontarkan curhat pada kesempatan dimana seharusnya dia menjadi pendengar yang baik bagi bawahannya. Bawahan yang mungkin ingin didengar justru terpaksa menjadi pendengar yang baik bagi sang atasan yang tidak mungkin disela atau dibantah. Dalam dunia manajemen, tersumbatnya komunikasi dua arah antara bawahan dan atasan berpeluang memunculkan kondisi unspoken issues, karena bawahan takut bicara pada atasan dan undiscussable karena Imbas dari kondisi unspoken pimpinan lebih meminta untuk didengar. issues dan undiscussable Dalam sebuah negara adalah dominasi orang-orang kondisi unspoken issues yang tidak produktif. Mereka dan undiscussable hanya menjadi beban bagi mendorong terjadinya keresahan sosial yang sebuah manajemen. jika dibiarkan berlarut akan menjadi gejolak sosial. Jika membesar? Indonesia sudah mengalami beberapa kali. Pada tingkat manajemen, kedua kondisi tersebut jika dibiarkan berlarut akan memicu timbulnya kondisi kerja yang tidak sehat. Desasdesus kerap terjadi di antara bawahan menggunjingkan atasan. Dalam kondisi terburuk adalah hilangnya sumber daya manusia terbaik yang mencari tempat baru dengan kondisi lebih menyenangkan. Pada kondisi sebuah negara, perginya orangorang terbaik dikenal sebagai fenomena brain drain dimana orang-orang terbaik di sebuah negara memilih untuk membaktikan diri di luar negaranya karena merasa tidak puas dengan kondisi yang ada di negara asalnya. Alhasil imbas dari kondisi unspoken issues dan undiscussable adalah dominasi orang-orang yang tidak produktif. Mereka hanya menjadi beban bagi sebuah manajemen. Dalam skala besar adalah negara, dalam sekal kecil adalah manajemen. Jika dibiarkan berlarut, gerak perusahaan justru melambat bahkan stagnan. Dinamika yang menggerakkan gerbong menuju kemajuan akan berhenti dan akibatnya entitas besar terkubur oleh waktu dan cepatnya pesaing baru. Welch yang sukses membangkitkan raksasa Pertanyaan, saran, tidur General Electric kembali menjadi entitas kritik, dan komentar bisnis yang inovatif dan lincah dikenal memiliki dapat disampaikan ke prinsip yang menarik: ’Setiap perusahaan yang redaksi melalui:
[email protected], berusaha memenangkan persaingan harus www.bisnis.com, memikirkan cara untuk mengikat jiwa setiap karyawannya.’
Sementara itu, penulis J. Donald BISNIS/ADI PURDIYANTO Walters dalam bukunya The Art of Supportive Leadership menyatakan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, ia harus terlebih dulu menjadi pengikut yang baik pula. Namun, begitu banyak pengikut yang baik tidak bisa menjadi pemimpin yang baik, hanya diakibatkan karena mereka tidak mempunyai keberanian memikul tanggung jawab pribadi atas kegagalan sebuah proyek. Maka, lebih tepat lagi jika dikatakan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah juga seorang pendengar yang baik. Dia harus termotivasi untuk mencari hal yang benar dan tepat, dan dengan demikian mau mendengar serta jika memang meyakinkan mengadopsi sudut pandang orang lain, kendati pada mulanya terkesan bertentangan dengan sudut pandangnya sendiri. Penulis buku lainnya, Stephanie BarratGodefroy, menguraikan bahwa salah satu persyaratan untuk menjadi seorang pemimpin sejati adalah harus mampu memengaruhi orang lain. Kemampuan untuk memengaruhi orang lain ini, senjata ampuhnya tidak lain tidak bukan adalah harus memiliki seni mendengarkan. Mengapa harus mendengarkan? Memang, pada umumnya orang senang berbicara mengenai diri sendiri, baik mengenai keberhasilan maupun masalah mereka. Padahal, jika ingin menjadi seorang pemimpin sejati dia justru harus pandai mendengarkan. Jika seorang bawahan ingin menyampaikan masalah yang dihadapinya, pergunakanlah telinga dengan penuh simpati dan perhatian. Jika dia minta nasihat, berikan beberapa anjuran. Jangan sekali-kali membicarakan masalah Anda sendiri. Orang tersebut tidak ingin mendengarkan apa yang Anda katakan. Tetapi jika Anda ingin memengaruhi orang itu supaya melakukan sesuatu untuk Anda, maka dengarkanlah apa yang mereka sampaikan.
Keuntungan mendengarkan Ram Charan salah seorang penasihat paling berpengaruh pada tim manajemen puncak
berbagai perusahaan terkemuka di seluruh dunia seperti General Electric, DuPont, Verizon, The Home Depot, KLM, Thomson Corporation dalam buku Know-How yang mengidentifikasi delapan lini kepemimpinan yang mutlak diperlukan agar sukses, salah satunya adalah kemampuan untuk membentuk cara orang bekerja sama dengan memimpin sistem sosial perusahaan. Bagaiman memiliki kemampuan untuk membentuk cara orang bekerja sama dengan memimpin sistem sosial perusahaan? Satu-satunya cara adalah kemampuan untuk mendengarkan! Sebab dengan membuka telinga baikbaik dengan empati penuh dan menekan ego sebagai pemimpin, Anda akan mendapatkan banyak hal dari proses mendengarkan tersebut. Penulis John C Maxwell secara teliti membagikan beberapa manfaat mendengar, sebagai berikut: Mendengarkan menunjukkan penghormatan, dengan berfokus kepada: ”Apa yang orang lain ingin katakan.” Mendengarkan membangun hubungan. Dengan menjadi pendengar yang baik, Anda mampu menarik simpati sesama pada lebih banyak tingkatan, dan mengembangkan hubungan yang lebih kuat dan mendalam, karena Anda telah memenuhi suatu kebutuhan. Mendengarkan meningkatkan pengetahuan, karena semakin Anda jauh dari barisan depan, Anda akan semakin mengandalkan orang lain untuk mendapatkan informasi. Mendengarkan akan menghasilkan ide-ide. Ketika Anda secara konsisten mendengarkan bawahan, Anda tidak akan kekurangan ide. Kalau Anda memberikan peluang untuk bawahan Anda untuk mengemukakan pemikiran mereka, dan Anda mendengarkan dengan pikiran terbuka, niscaya ide bahkan inovasi yang baru akan terus mengalir. Mendengarkan membangun loyalitas. Dengan melatih keterampilan mendengarkan, berarti Anda menarik orang lain dating. Jika Anda konsisten mendengar dan menghargai mereka, bisa jadi mereka akan mengembangkan loyalitas dan juga profesionalitas yang kuat kepada kepemimpinan Anda. Mendengarkan merupakan cara yang paling baik untuk menolong diri sendiri dan orang lain. Ketika Anda memosisikan diri sebagai pendengar yang baik, otomatis Anda menolong diri sendiri. Melihat manfaatnya, ada baiknya Anda sebagai pemimpin mulai belajar untuk mendengar dan meluangkan waktu berdiskusi dengan bawahan Anda. Satu-satunya hal yang hilang adalah waktu, tetapi detik, menit, hingga jam yang Anda buang tersebut akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Nah, mulai saat ini maukah Anda mulai meluangkan waktu, membuka pintu ruang kerja Anda dan mendengar bawahan Anda? Unspoken issues dan undiscussable tidak seharusnya mengganjal gerak langkah perusahaan Anda.
MARKETING SYAFIQ BASRI ASSEGAFF Dosen Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana Universitas Paramadina Lulusan MA in Journalism UTS, Australia
T
idak ada urusannya dengan Gayus kalau tulisan ini dimulai dengan pembahasan mengenai trust. Kita bukan hendak bicara pemalsuan foto dan paspor atau kongkalikong urusan pajak, melainkan mengenai kepercayaan (trust) yang belakangan menjadi amat penting dalam kaitannya dengan jejaring media sosial. Nyata bahwa kini urusan kepercayaan menjadi faktor amat penting dalam era digital. Sebenarnya, sejak dulu. Siapa tidak tahu bahwa urusan kepercayaan terhadap orang atau perusahaan sejak zaman kakek moyang kita selalu jadi kunci dalam menjalin hubungan dengan khalayak (audience). Sehingga muncullah istilah reputasi, nama baik atau bonafiditas. Dalam marketing, kepercayaan konsumen terhadap perusahaan atau produk menjadi dasar munculnya brand yang selalu moncer. Bila Anda praktisi Public Relations, kepercayaan yang tinggi —yang diperoleh karena persepsi positif— mendorong munculnya attitude untuk kemudian orang bertindak, melakukan sesuatu sesuai ’pesan’ yang Anda inginkan. Dari situlah muncul reputasi —gambaran citra dalam jangka panjang di mata berbagai pemangku kepentingan (stakeholders)— sehingga mereka pun akan membeli produk yang dijual orang marketing dan sales tanpa terlalu memedulikan harga (alias tidak price sensitive). Sekarang ini, trust makin diperlukan bukan saja bagi pemain baru di dunia usaha, melainkan juga oleh brand besar sekali pun. Survei di Amerika Serikat pada 2010 menunjukkan kaum ibu yang mencari produk secara online 12 kali lebih percaya pada ulasan (review) konsumen lain ketimbang keterangan dari produsen atau manufaktur. Saluran tradisional seperti promosi di dalam mal atau toko (misalnya ketika produk sedang diobral) dan sisipan dalam koran memang masih punya pengaruh pada keputusan membeli secara online. Namun getok-tular lewat mulut, word-of-mouth dan word-of-mouse, serta situs informasi konsumen berperan sangat tinggi. Peran kepercayaan itu lebih kentara bila produsen hendak meraih potensi pasar anak muda di dunia. Dalam diskusi yang diadakan Youth Laboratory Indonesia pada Desember 2010 di Jakarta mengemuka sebuah hasil penelitian di banyak negara bahwa kepercayaan amat penting bagi perusahaan, khususnya bila mereka hendak meraih target pasar orang muda.
Pertanyaan, saran, kritik, dan komentar dapat disampaikan ke redaksi melalui:
[email protected], dan www.bisnis.com
Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
Media sosial dan pentingnya trust dapat digunakan oleh situs Internet untuk memfasilitasi perbincangan (diskusi) dan jejaring (networks). Pada jejaring media sosial itulah saat ini anak muda lebih sering ’nongkrong’ ketimbang di depan radio, televisi atau koran, dengan gaya dan keunikan mereka. Di jejaring media sosial itulah acap kali terjadi berbagai perbincangan atau diskusi (conversation) dan menganyam jejaring (network) yang menjadi ’nyawa’ kehidupan cyberspace saat ini. Web-sosial terbukti berhasil menyebarkan pengaruh yang melewati batasan konsumen, menyediakan ’kekuasaan’ antarpemangku kepentingan, para calon klien (prospek), pengambil keputusan, advocates, dan sesama kawan satu kelompok (peer). Kalaupun tidak merekomendasikan sesuatu kepada orang lain (sebagai advocates) mengenai sebuah produk, jasa atau ide, umpamanya, setidaknya mereka yang terhubung di websosial itu dapat membuat pernyataan secara publik sehingga diketahui banyak orang dalam jejaringnya. Meminjam sinyalemen Faisal, kaum muda Indonesia memiliki ratusan teman di sosial media, seperti Twitter dan Facebook dan jejaring sosial lain. Ketika mereka menyukai
Pasar milik anak muda Direktur Eksekutif Youth Laboratory Indonesia Muhammad Faisal mengemukakan dalam diskusi itu bahwa, sekarang ini hanya mereka yang mampu memahami anak muda sajalah yang bisa membaca masa depan. Nah, setiap kita bicara mengenai anak muda sekarang ini, maka itu tak lepas dari jaringan media sosial seperti Facebook, Twitter, Foursquare, Flikr, Plurk, dan jejaring Linkedin yang banyak dipakai profesional muda. Semua itu, ya, benar, ”jejaring media sosial” maksudnya, adalah segala alat atau jasa yang
13
BISNIS/ADI PURDIYANTO
Kaum muda-mudi… dari kacamata marketing dan PR…adalah harapan penjual. Pergaulan mereka yang amat lekat dengan media sosial menjadikan kelompok ini kian menarik untuk digarap. sesuatu, mereka akan berbagi hal tersebut dengan ratusan temannya. Sebaliknya, bila mereka membenci sesuatu, mereka juga akan men-share hal itu juga. Tidak cukup begitu. Para kawan di web tadi pun demikian pula: sering kali meneruskan lagi pesan-pesan tersebut kepada ratusan kawan lainnya. Itu sebabnya penggagas kegiatan marketing muda seperti Faisal melakukan kampanye gerakan antikorupsi dan berhasil menarik ribuan kaum muda di negeri ini melalui blognya. Melalui blog dan berbagai situs jejaring media itulah hendaknya para produsen dan penjual mesti ’membaca’ tren yang ada secara serius, bila mereka ingin membangun trust. Memang boleh jadi saat ini generasi Y (yang lahir mulai penghujung 80-an dan tahun 90-an) belum menjadi pasar Anda, tetapi suatu saat mereka yang berusia 14-35 tahun itu kelak akan menjadi potensi pasar yang luar biasa. Lebih lagi bila mengingat jumlah pasar anak muda berusia itu di negeri kita kini diperkirakan mencapai 70an juta jiwa. Apa boleh buat. Berkat perkembangan teknologi komunikasi yang demikian cepat belakangan ini, memang pangsa pasar ’kaum muda’ ini menjadi kian menarik. Sehingga muncullah paradigma baru, Youth Marketing, yang antara lain menekankan pendekatan bahwa semua konsumen adalah brand manager Anda. Dengan kata lain, perusahaan mesti bisa menjadikan para konsumen— ya, mereka yang sudah menjadi pembeli, client, pengguna dan pelanggan produk atau jasa perusahaan— sebagai manager bagi brand itu sendiri. Alhasil, kaum muda-mudi itu bukan saja menjadi harapan bangsa, melainkan juga, dari kaca mata marketing dan PR, mereka adalah harapan penjual. Pergaulan mereka yang amat lekat dengan media sosial menjadikan kelompok ini kian menarik untuk digarap sebagai duta perusahaan atau brand manager yang bisa meningkatkan citra dan profit perusahaan secara sangkil (efisien) dan mangkus (efektif).
STRATEGI
15 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
Mendesain semangat usaha DEWA GDE SATRYA Dosen Tourism & Hotel Management, Universitas Ciputra
W
apres Boediono saat menyampaikan arahan dalam Sidang Dewan Pleno II dan Munas Khusus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Istana Wapres, Rabu (19 Januari), menyatakan kualitas dan kuantitas wirausahawan nasional masih tertinggal sehingga diperlukan program bersama untuk mengembangkannya. Menurut Wapres, jumlah wirausahawan nasional ketinggalan dibandingkan dengan dengan negara lain sehingga harus ada program bersama masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah yang dilakukan secara sadar dengan program yang jelas (Antara, 19/1). Entrepreneurship by design yang dimaksud wapres telah menyebar dan dirasakan keampuhannya melawan kemiskinan di beberapa kalangan masyarakat. Umumnya menjadi entrepreneur tidak by design melainkan by accident, karena ter-PHK misalnya. Namun, idealnya entrepreneurship harus disebarkan sistematis dan terukur sehingga hasilnya pun jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan melalui proses alami. Terkait dengan itu, pada 15 - 20 November Dominasi pengusaha 2010 lalu, pekan dunia Indonesia dari kalangan entrepreneurship (global entrepreneurship masyarakat Tionghoa tidak week) digelar di 112 melepaskan sisi pendidikan di negara termasuk dalam keluarga mereka. Indonesia. Negeri kita mendapat kehormatan karena acara GEW ini dibuka langsung oleh penggagasnya, Carl Schramm (President dan CEO Kauffmann Foundation). GEW di gagas oleh Gordon Brown, mantan Perdana Menteri Inggris, bersama Carl Schramm sejak 3 tahun terakhir. Pada tahun pertama GEW diikuti 77 negara, lalu pada 2009 diikuti 88 negara dan tahun ini mencapai 112 negara. Di Indonesia, Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) adalah organisasi resmi yang ditunjuk oleh panitia global GEW untuk menjadi tuan rumah GEW di Indonesia. Even entrepreneur ini menghubungkan orang-orang yang berasal dari seluruh dunia melalui kegiatan lokal, nasional, dan global yang dirancang untuk membantu mereka mengeksplorasi potensi yang mereka miliki sebagai orang yang pertama kali memulai dan inovator. Para murid dan pendidik, entrepreneur, pemimpin usaha, pejabat pemerintahan, media dan masih banyak lainnya berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan untuk memanfaatkan jaringan sosial, untuk berhubungan dengan masyarakat yang melakukan tindakan-tindakan dalam komunitas lokal dan global, dan untuk merayakan entrepreneurship di seluruh dunia. Dalam 1 minggu itu, jutaan anak-anak muda dari seluruh dunia bergabung dalam sebuah gerakan mendunia untuk melahirkan gagasangagasan baru dan untuk menemukan cara-cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu.
Kaum muda Pertanyaan, saran, kritik, dan komentar dapat disampaikan ke redaksi melalui:
[email protected], dan www.bisnis.com
Penempatan kaum muda sebagai sentral entrepreneurship dalam event GEW ini tidak semata-mata menyangkut isu kewirausahaan. Tahun 2010-2011 secara khusus didedikasikan oleh PBB sebagai tahun kaum muda sedunia. Bahkan pada 21 September 2010 yang diperingati sebagai hari perdamaian
internasional, PBB mengangkat tema Peace, Youth and Development untuk perayaan tahun ini. Ketiga aspek tersebut (perdamaian, kaum muda, dan pembangunan) terangkai dalam satu asumsi sederhana, perdamaian dapat ditegakkan manakala kemiskinan dan pengangguran dapat ditanggulangi. Kaum muda memegang andil penting untuk berkontribusi di dalamnya. Uniknya, PBB mengintegrasikan peran dan eksistensi kaum muda sebagai salah satu unsur vital dalam menciptakan perdamaian dunia. Lebih-lebih keterkaitan kaum muda tidak sekadar objek, melainkan pelaku sejarah yang akan menuntaskan Millennium Development Goals dengan mereduksi secara signifikan kemiskinan di muka bumi ini. Di Indonesia, elan vital kaum muda berimpitan dengan problematika kaum muda itu sendiri dalam melepaskan diri dari ancaman pengangguran dan kemiskinan. Di sinilah pentingnya semangat dan praktik entrepreneurship untuk semakin dibumikan dan diterapkan di kalangan kaum muda maupun pihak-pihak yang terkait erat dengannya, khususnya institusi pendidikan tinggi. Di sini pulalah celah peningkatan kuantitas entrepreneur di Indonesia berada. Namun, pembangunan kewirausahaan di Indonesia tidaklah mudah. Berdasarkan penelitian dari Entrepreneurship Working Group dari APEC (2004) terlihat bahwa hanya sedikit wirausaha yang berhasil menjadi pengusaha besar dalam siklus pola kewirausahaan. Fenomena ini juga banyak terjadi di Indonesia.
Hambatan dan upaya Rendahnya entrepreneur dari kalangan sarjana (fresh graduate) misalnya, juga disebabkan oleh ketidakmampuan mengatasi
tantangan dan kesulitan yang ada. Sebagai contoh, keterbatasan jumlah bisnis orang tua yang dapat diwariskan, tidak adanya pengalaman berusaha selama masa pendidikan, masih minimnya jaringan untuk membangun usaha, baik itu rekan berbisnis, pelanggan, supplier, distributor, lembaga perbankan, dan jaringan lainnya. Keterbatasan ini berdampak besar menurunkan tekad serta motivasi para sarjana untuk berusaha. Pandangan tentang ketatnya persaingan pasar, asumsi kalau pasar penuh distorsi dan merasa diri tidak mampu menghadapinya, hingga bayangan tentang persoalan-persoalan teknis yang melelahkan pikiran dan tenaga, membuang jauh-jauh profesi sebagai pengusaha (Kasali, 2010). Demikian pula, lama terjadi ketidaksesuaian performa pendidikan di perguruan tinggi kita, ditambah dengan performa dosen yang sama tidak relevannya dengan tantangan-tantangan dan kesulitan-kesulitan jaman sekarang, menjadikan kewirausahaan di negeri kita kurang diminati. Selain rekaan-rekaan itu, pendidikan kewirausahaan kita memiliki banyak kelemahan lainnya. Beberapa kelemahan yang mendasar adalah kurangnya minat wirausaha sukses untuk mau mengajar, kurikulum kewirausahaan kurang menarik, mental pengajar formal yang masih birokrat, dan BISNIS/ADI PURDIYANTO masih minimnya pusat-pusat pelatihan kewirausahaan baik secara formal maupun informal (ILO, 2003). Lalu, apakah perguruan tinggi satu-satunya pihak yang menyebabkannya? Ternyata tidak. Pendidikan dalam keluarga sebagai institusi paling dasar dalam kehidupan berbangsa turut menanamkan nilai-nilai antikewirausahaan. Dominasi pengusaha Indonesia dari kalangan masyarakat Tionghoa tidak melepaskan sisi pendidikan di dalam keluarga mereka. Kita semua kagum dan perlu meneladani mentalitas bekerja mandiri yang sudah ditanamkan dan dipraktikkan pada anak-anak Tionghoa sejak kecil. Kesuksesan masyarakat Tionghoa dalam berwirausaha bukan hanya fenomena di Indonesia, tetapi juga di Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura. Economist.com (2004) menulis bahwa cikal bakal wirausaha dari masyarakat Tionghoa di Asia Tenggara berasal dari imigran China Tenggara yang mulai bermigrasi pada abad ke-19. Dampak ketika keluarga dan pendidikan tinggi tidak pro-entrepreneurship adalah, selepas berkuliah sebagian besar sarjana berebut lapangan pekerjaan. Minimnya penyediaan (supply) lapangan pekerjaan diperebutkan oleh semakin besarnya jumlah pencari kerja (demand) yang sebagian besar berlatar belakang pendidikan tinggi. Realitas itu adalah ironi tersendiri di negeri kita. Sarjana yang sedianya adalah harapan masyarakat untuk menciptakan perubahanperubahan, terutama memberantas kemiskinan dalam kapasitasnya membuka lapangan pekerjaan, justru memperpanjang rantai kemiskinan itu dengan kemungkinan yang terburuk juga menjadi pengangguran (terdidik).
16
WIRAUSAHA
Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
RAHMAYULIS SALEH Bisnis Indonesia
FOTO-FOTO: BISNIS/RAHMAYULIS SALEH
Membesarkan pernak-pernik
dengan waralaba F
rom zero to hero. Itukah moto yang diusung Dewi Tanjung dalam memulai bisnis handiraft yang diberi label De Tanjung. Ketika baru menjalani usahanya, perempuan muda ini benar-benar bisa dibilang modal dengkul, hanya Rp50.000. Itu pun diperoleh dari pemberian pamannya untuk membeli baju baru saat Lebaran. ”Saya ini orang biasa, bisa dibilang sangat sederhana. Ayah sudah wafat ketika saya masih bayi, dan ibu hanya lulusan sekolah dasar. Dia bekerja sebagai buruh pabrik dan pembantu rumah tangga, serta buka warung kecil-kecilan,” ujar perempuan kelahiran 17 Mei 1978 ini. Walau hidup dalam kesederhanaan, semangat Dewi untuk sekolah tetap tinggi. Bahkan dia bisa lulus kuliah D3 Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Brawijaya, Malang. Dan saat ini melanjutkan S1 di IKIP Budi Utomo, Malang. Saat berkuliah di Unibraw itu, Dewi mengalami kesulitan dalam membayar uang SPP. Suatu ketika dia diberi seorang pamannya uang Rp50.000 untuk beli baju Lebaran, tetapi Dewi tidak membeli baju baru. Otaknya malah
berpikir untuk menjadikan uang tersebut sebagai modal awalnya dalam berusaha. Ketika itu, katanya, yang terpikirkan dalam benaknya adalah membuat kreasi pernak-pernik dari daun kering. Kebetulan di sekitar kampusnya banyak daun-daun dan bunga kering yang terbuang begitu saja. Dewi pun memungutinya dan membersihkannya. Helai demi helai daun dan bunga dicobanya untuk membuat sesuatu yang menarik dan berfungsi. Kebetulan saat itu juga lagi tren membuat sesuatu dari produk daur ulang. Dewi pun membeli kertas dan karton serta lem. Dia berkreasi membuat buku catatan, buku telepon, pigura foto, dan pernak-pernik lainnya. Semula dia membuat lima macam produk saja, dan masing-masing sebanyak sepuluh buah. Pernak-pernik itu saya tawarkan ke teman-teman di kampus. ”Ada yang membeli, ada juga yang meledek saya ini sales. Tapi, saya acuh saja. Saya tetap percaya diri dan terus menjualnya,” ujar Dewi yang saat ini sudah punya anak satu orang.
Berkembang pesat Dari modal awal Rp50.000 itu, bisnis pernakpernik De Tanjung terus berkembang. Produk berbahan baku sampah kering seperti dedaunan dan bunga tersebut, di tangannya menjadi benda yang bagus serta punya nilai jual. Awalnya Dewi mengerjakan sendiri proses produksi produknya, sampai pemasarannya. Tapi sekarang dia sudah memiliki 54 pegawai, 11 orang di antaranya membantunya dalam manajemen, lainnya adalah kaum ibu di sekitar tempat tinggalnya yang dilatih membuat pernak-pernik. Darimana Dewi punya ide membuat pernak-
Untuk mempercepat perluasan pasar, Dewi menciptakan sistem waralaba. pernik tersebut? ”Saya belajar seraca otodidak, seperti buat undangan, dan suvenir lainnya. Sejak kecil saya suka membaca, melukis, dan jalan-jalan di pinggir sawah. Tapi khusus untuk produk daun, saya memperdalamnya dari Pak Heri Daun di Surabaya.” Kalau semula produknya cuma 10 buah saja per macam produk, kini dia sudah memproduksi sampai ribuan buah per bulan. ”Saya kini fokus memproduksi untuk pernakpernik pernikahan dengan empat macam produk saja yaitu undangan, suvenir, mahar, dan seserahan,” katanya. Bahan baku produk itu khas Indonesia, seperti daun kering, batik, lidi, bambu dan lainnya. Dia juga juga mengkombinasikannya dengan bahan impor yang lebih modern sebagai variasi dan pelengkap. Bahan-bahan baku tersebut disuplai dari sekitar Malang, Yogyakarta, Banyuwangi, dan Lombok. Sedangkan bahan import dari China dan Hong Kong. Menurut dia, proses pembuatan produk kerajinan tersebut tidak rumit, tetapi perlu ketelatenan dan kesabaran. Semua karyawan bisa mengikutinya karena dia memberi training dulu selama 1 minggu. Dewi mengaku penjualan produknya meningkat signifikan dibandingkan dengan awal buka dulu. ”Dulu penjualan hanya sekitar Rp15 juta per tahun. Kini bisa mencapai di atas Rp1 miliar per tahun.” (
[email protected],.id)
14 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
MOTIVASI
Gosip, informasi atau ilmu? ANTHONY DIO MARTIN Managing Director HR Excellency
P
ara pembaca berhati-hatilah! ”Hati-hati kalau baca koran. Ada seorang bapak yang baru saja mengalami kebutaan. Dokter sempat bingung dengan penyebab kebutaannya. Setelah diperiksa ulang, ternyata di matanya ditemukan banyak sekali serbuk-serbuk karbon hitam. Ketika dilacak dari mana asal serbuk karbon itu, ternyata berasal dari koran-koran yang dibaca bapak. Dia sudah memulai kebiasaan itu selama 10 tahun lebih. Tanpa sadar, ketika membuka koran, serbukserbuk itu beterbangan. Akhirnya, asosiasi dokter mata di Inggris mengingatkan hati-hati dengan koran karena ternyata mengandung karbon yang mudah berpindah ke mata dan itu berbahaya. Jadi, hati-hati membuka dan membaca koran. Itu bisa membuatmu buta. Karena itu, waspadailah. Kirimkan berita ini kepada orang yang Anda sayangi, kalau Anda tak ingin mereka juga mengalami apa yang terjadi dengan bapak itu. Ini bukan hoax (cerita bohongan). Kasus ini baru saja dibahas di CNN minggu lalu”. Saat ini berapa sering Anda menerima informasi yang seperti itu? Informasi yang dimulai dengan berita yang menghebohkan, lalu Anda diminta melakukan ini dan itu, lantas ditutup dengan beberapa baris terakhir untuk meyakinkan Anda bahwa berita itu bukan bohongan. Kadang, Anda begitu bingungnya di antara percaya atau tidak. Masalahnya, kisah-kisah tersebut memang dibuat dengan begitu meyakinkannya. Bahkan, ada beberapa kalimat seperti ”Kalau tidak percaya, bacalah di link website berikut ini!”. Padahal, link di website itu pun belum tentu akurat informasinya. Terus terang, buat Anda, berita di paragraf pertama yang Anda baca, adalah karangan saya yang hanya saya asal bikin! Jadi sudah jelas-jelas bohong. Namun, bayangkan bila saya mulai kirim via SMS ataupun messages lainnya. Berita ini dengan mudah akan menyebar ke masyarakat!
di Indonesia, Kecerdasan Emosional. Banyak yang mendukung, tetapi saya pun bisa menunjukkan begitu banyaknya informasi yang bernada miring bahkan menganggap Kecerdasan Emosional itu hanya isapan jempol belaka. Akibatnya, dengan semakin banyaknya informasi yang kita miliki, bukan kita semakin terang tetapi justru makin bingung.
Belajar tetapi hati-hati Memang, salah satu guru manajemen Peter Drrucker mengingatkan bahwa sekarang adalah era di mana setiap orang harus ”learn, re-learn serta un-learn”, sebuah era di mana kita harus belajar, belajar lagi serta melupakan hal-hal yang kita pelajari (khususnya yang sudah usang). Melihat perkembangan informasi yang begitu luar biasanya saat ini, maka seyogianya sekarang, kita tambahkan lagi pemahaman bahwa bukan hanya belajar, tetapi juga belajar dari informasi yang tepat. Masalahnya, dengan mencermati situasi di atas, kita melihat bahwa kita bisa belajar begitu banyak hal, dengan sumber dari mana saja tetapi bukannya kita semakin jelas malah kita dibuat semakin membingungkan. Itulah sebabnya, saya merasa bahwa pada masa depan nanti, tantangannya bukan lagi orang disuruh untuk belajar tetapi mencari informasi yang tepat serta mampu memilah-milah mana informasi yang berguna dan mana yang sebenarnya hanyalah isapan
Makin membingungkan
Pertanyaan, saran, kritik, dan komentar dapat disampaikan ke redaksi melalui:
[email protected], www.bisnis.com, dan www.hrexcellency. com
Saat ini memang ada bergitu banyak informasi yang bisa kita peroleh. Berita apa saja. Apalagi di Internet. Nyaris semua informasi, mulai dari yang benar sampai dengan yang menyesatkan, semua ada di dalamnya. Hampir untuk setiap informasi, mulai dari yang mendukung hingga ke informasi yang menolak semua bisa Anda dapatkan. Misalkan saja, kontroversi antara perlunya minum suplemen vitamin atau tidak. Anda bisa mendapatkan di Internet, ratusan website yang menyebutkan perlunya minum suplemen vitamin itu. Namun, saya bisa juga menunjukkan begitu banyak website yang menyatakan percuma minum vitamin karena yang penting adalah melalui makanan sayur dan buah, sudah cukup. Nah, kalau kita kaitkan dengan topik utama artikel ini yang berhubungan dengan pengembangan diri, begitu pula informasi yang kita peroleh. Melalui berbagai artikel dan tulisan yang kita baca, maka kita pun bisa mendapatkan berbagai topik yang kontroversi. Misalkan saja topik mengenai pentingnya goal. Namun, ada banyak juga website yang bisa saya tunjukkan, yang mengatakan betapa goal itu tidak berguna karena ternyata rata-rata orang yang membuat goal dan berhasil mencapainya hanya sekitar 10%. Bahkan, termasuk topik yang saya bawakan
jempol belaka. Salah satu cara untuk memilah dan membedabedakan mana informasi yang berharga dan mana yang tidak dengan menggunakan saringan informasi yang dikembangan oleh Russel Ackoff. Menurutnya, ada lima proses informasi yang bisa kita lewati untuk memilah dan menentukan apakah suatu informasi bisa menjadi suatu pembelajaran yang penting buat kita ataupun tidak. Pertama-tama dimulai dengan sebuah data. Menurut BISNIS/ADI PURDIYANTO
Semestinya kita bukan lagi hanya menjadi seorang pembelajar, melainkan juga menjadi pembelajar yang cermat. Ackoff, data hanyalah sebuah keterangan dan berita. Jadi sifatnya netral. Isinya bisa benar atau bisa bohong, bergantung pada bagaimana kita menyikapi data tersebut. Berikutnya, jika kita tertarik, data akan bergerak menjadi informasi. Di sinilah kita mulai mencari tahu dan mendapatkan gambaran lebih detil soal data itu misalkan kapan, di mana, bagaimana. Jadi, informasi itu sifatnya lebih detail dari data. Selanjutnya, dari informasi, akan menjadi suatu pengetahuan (Knowledge) apabila informasi itu terus kita kumpulkan dan kita tanamkan dalam benak kita. Lantas, berikutnya dengan pengatahuan yang begitu banyak, ia pun akan menjadi suatu pemahaman (understanding). Pada level ini, seseorang mlai bisa menjadi konsultan dan pengajar atas suatu pengetahuan, sebab ia memiliki pemahaman. Selanjutnya, level tertinggi adalah kebijaksanaan (wisdom). Disinilah levelnya bukan sekadar mengerti, tetapi ia bisa mengaitkan, memprediksi bahkan membuat kesimpulan penting dari apa yang dipahaminya. Nah, untuk melewati tahapan-tahapan tersebut, ujian atas sebuah data sangatlah penting. Di sinilah, ada beberapa saringan ujian yang perlu kita lakukan. Minimal ada empat saringan utama yang perlu dilakukan. Pertama, uji kredibilitas sumber asli. Pertama-tama, sumber informasi akan menentukan kualitasnya. Siapa yang mengatakan, bagaimana orang yang mengatakan, apakah memang dia ahlinya, apakah dia sendiri membuktikannya. Kedua, uji isi informasinya. Apakah informasinya masuk akal, adakah infomasinya sendiri saling bertentangan, apakah ada informasi pihak lain yang menentang informasi itu, apakah ada pembandingnya? Ketiga, uji manfaat. Apakah informasi itu layak untuk disimpan ataukah hanya untuk sekedar pengetahuan saja, apakah akan berguna untuk masa depan ataukah bisa menjadi sesuatu yang penting disimpan untuk suatu ketika dibutuhkan? Dan akhirnya, keempat adalah uji dampak. Pertanyaannya adalah kalau Anda melakukan sesuatu dengan informasi itu, dampaknya apa buat diri Anda dan mungkin juga orang di sekeliling Anda. Dengan segala pemahaman ini, semestinya kita bukan lagi hanya menjadi seorang pembelajar saja, tetapi juga menjadi pembelajar yang cermat. Tidak asal terima informasi, merespon setiap informasi ataupun lebih parah lagi tertipu mentah-mentah oleh suatu informasi.
Eksekutif
17
Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
Anta Winarta
Bersedia turun
ke jalan Algooth Putranto Bisnis Indonesia
Sketsa: Edi T
”A
nto!” demikian Anta Winarta melafalkan namanya. Bagi orang-orang terdekatnya, pria kelahiran Solo, 12 Maret 1960 ini lebih dikenal sebagai putra sipir penjara Solo, Atmo Sutardi. Sejak kecil, putra kedua dari lima anak pasangan berdarah Tionghoa, Sunarto dan Kinawati tersebut diangkat putra oleh pasangan Atmo Sutardi. ”Kalau orang masih membahas pembauran [pribumi-non pribumi], bagi saya sudah tidak ada lagi.” Ditemui di kantornya di bilangan Sunter, Jakarta Utara, dengan menghela napas dan mata sedikit meredup menerawang, Anta mengisahkan masa lalunya yang tidak mudah, cenderung keras namun indah dikenang. Hidup Anta keras karena dibesarkan dalam keluarga yang kurang beruntung di wilayah di Serengan, di selatan kota Solo. Ayah Anta bekerja sebagai pedagang keliling sementara sang ibu bekerja keras mengerjakan apa saja yang bisa dilakukan untuk membantu ekonomi keluarga. Masa ketika Anta dilahirkan dan Hidup Anta keras karena tumbuh kembang masa sulit dibesarkan dalam keluarga yang adalah Indonesia. Gema kurang beruntung di wilayah di revolusi yang Serengan, di selatan kota Solo. digelorakan Soekarno membawa dampak resesi ekonomi hingga berujung pada tragedi di sebuah subuh Oktober 1965. ”Itu masa-masa berat. Dimana-mana orang mati [dibunuh], digeletakkan begitu saja di jalanan, di jembatan. Antri minyak, makan beras bulgur. Sungguh berat kehidupan kami masa itu,” kenang Anta. Sejak kelas empat sekolah dasar Anta sudah harus membantu orangtuanya bekerja sekaligus mengerjakan tugas rumah. Mengemas merica dan ketumbar dalam plastik berukuran kecil, membantu sang ibu menjahit, mengawasi kue buatan sang ibu agar tak gosong hingga mengasuh adik-adiknya. Meski demikian, bagi Anta kecil kerja keras di masa bermain membuatnya terlatih bekerja apa saja, cepat dan tepat. Alasannya, semakin tugas cepat selesai, lekas pula dia bisa bermain. Hal yang kemudian ternyata membawa nilai positif bagi masa depannya.
Kondisi ekonomi yang berada di level bawah justru membuat Anta tangguh. Lecutan cambuk sais delman yang ditumpanginya untuk ke sekolah secara gratis bukan hal besar, minum air mentah langsung dari kran pompa air untuk meredakan haus hal biasa. Lulus bangku sekolah menengah atas, pada usia 18 tahun, Anta ngenger pada sang budhe, Hartati di bilangan Lemah Gempal, Semarang. Dalam tradisi Jawa, ngenger adalah proses belajar sembari mengabdikan diri. Berbekal Suzuki RC 2 tak pemberian sang budhe, Anta resmi berstatus mahasiswa kelas sore di Universitas Diponegoro sembari bekerja di SPBU Tanah Mas. ”Kerjanya 365 hari. Jam tujuh pagi ngukur stok, nerima setoran, setor ke bank, bikin DO ke Pertamina, nunggu kiriman datang, naik tangki, turun tangki, pasang selang,” kenang Anta yang kerap menjadi tukang pijit teknisi pompa SPBU. Bermodalkan pekerjaan ini, Anta percaya diri melamar dambaan hatinya, Constance Yudith, yang dikenalnya sejak di bangku sekolah menegah pertama. Dia menikah muda dengan alasan ingin segera mandiri. Bicara soal teman hidupnya, Anta terkenang masa pacarannya. Untuk absen akhir pekan ke Solo, selalu menginap di rumah orang tua angkatnya, Pak Atmo. Untuk menuju rumah sang pacar, seorang karib menjemput dan mengantar Anta. ”Senin pukul 4 pagi, Pak Atmo dan simbok [ibu] membangunkan untuk pulang ke Semarang. Lalu keduanya menggandeng dan mengantar saya menunggu bus antar kota Apolo menuju Semarang. Itu kenangan sangat indah.” Turun ke lapangan Dikaruniai putri pertama, Sherly Christianty, Anta mulai berpikir untuk memperbaiki nasib dan tertambat di Bank Tamara hingga kemudian pindah ke Bank Dagang Negara Indonesia di Gang Pinggir. Keluarnya Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (Pakto 88) yang membebaskan bank membuka cabang membuat kebutuhan tenaga bagi dunia perbankan menjadi rebutan, Anta mendapat kesempatan mengasah diri. Berkat kesungguhannya, penempatan di sejumlah cabang membuat karirnya berjalan cepat hingga menjadi pimpinan cabang BDNI Cirebon yang saat itu merupakan cabang yang merugi. ”Mungkin karena saya sudah dikenal sebagai pasukan gerak cepat saya ditempatkan di Cirebon. Dari cabang yang rugi, bisa saya buat untung bahkan menjadi juara se-Indonesia,” ujarnya. Menurut Anta, kunci keberhasilannya saat itu adalah kemauan untuk memberikan motivasi bagi rekan kerja dan bersedia turun ke jalan. ”Biar status pimpinan, tiap hari saya bawa map, ketok pintu orang agar mau menjadi nasabah.” Berstatus pimpinan tidak membuat Anta dan keluarganya memanjakan diri dalam kemewahan. Keluarga Anta dikenal tidak pernah memanfaatkan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi.
Gara-gara keras kepala ini Anta bahkan pernah didatangi nasabah yang murka melihat istri Anta, menjemput anak mereka menggunakan sepeda motor. ”Buat saya seseorang tidak dinilai dari kepemilikan benda. Ini prinsip!” Keberhasilan di Cirebon membuat Anta ditarik menjadi kepala di kantor regional Jawa Tengah. Sayang, BDNI menjadi salah satu bank yang ditutup. ”Saya juga nggak ngerti kenapa kok demikian karena regional Jateng bagus. Sempat shock juga!” Sebentar menyandang status pengangguran, Anta diminta bos Gajah Tunggal, Syamsu Nursalim, untuk mengurus proyek tambak raksasa PT Dipasena Citra Darmaja di Lampung. Sayang, pemaknaan yang keliru tentang reformasi dan lemahnya penegakan hukum membuat proyek Dipasena amburadul. Dengan hati remuk Anta harus merelakan harta bendanya habis terbakar dalam kerusuhan itu. Hanya beberapa bulan bekerja di pabrik pakan ternak di PT Bestari Indo Prima, Anta kembali dipercaya menangani tambak raksasa milik PT Wahyuni Mandira hingga kemudian diminta Nursalim mengurus perkebunan kelapa sawit di Pulau Bangka. Namun nasib berkata lain, perkawanan dengan Benny Wennas, pendiri PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk membuatnya kembali ke Jakarta hingga membentuk entitas baru PT Bentara Sinergies Multifinance. Dengan seluruh kisah perjalanan hidupnya, kakek dari satu cucu mengaku memiliki target menjaga integritas dirinya hingga masa pensiunnya datang. ”Apalagi yang mau dicari. Saya tidak muluk-muluk. Rasanya semua sudah tercapai. Sekarang status saya MC HSBC, momong [mengasuh] cucu, hati senang bersama cucu.” (algooth.putranto.bisnis.co.id)
BIO
data
Nama : Anta Winarta Tempat/tgl lahir : Solo, 12 Maret 1960 Pendidikan : Universitas Diponegoro Administrasi Perusahaan (1984) Pengalaman kerja : • PT Bentara Sinergies Multifinance Direktur Utama (Okt 2001-sekarang) • PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk GM Collection (2005-2007) • PT Bintang Perkasa Abadi Direktur (2004-2005) • PT Mesuji Pratama Lines Direktur (2004-2005) • PT Wahyuni Mandira GM Umum & Administrasi (2000-2004) • PT Bestari Indo Prima Company Head (1999) • PT Dipasena Citra Darmaja Satuan Tugas Pimpinan (1999) Organisasi : • Ketua Perbanas Jateng (1996-1998) • Wakil Ketua Perbanas Jateng & DIY (1995-1996) • Ketua Bidang-BMPD Cirebon (1991-1993)
18
Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
Fiesta
Kepedulian
Harry P
Harry Darsono, Ketua Yayasan Harry Darsono
Managing Director PT Sunrise Steel T. Ficky Maurya dan isteri
usat perbelanjaan terbaru di kawasan Jakarta Barat, Central Park, tidak hanya menghadirkan produk fashion bermerek internasional. Benda-benda seni juga turut menghiasi tempat belanja dengan konsep modern ini. Lukisan berukuran besar terlihat mendominasi satu ruangan. Kehadiran benda seni itu diusung oleh Yayasan Harry Darsono yang berkolaborasi dengan Medaprada Art Gallery. Tujuannya selain bisnis, juga untuk keperluan penggalangan dana bagi kegiatan yayasan itu yang membina anak-anak spesial. Pembukaan pameran tersebut dilakukan oleh Harry Darsono, Ketua Yayasan Harry Darsono, yang juga perancang busana dengan sentuhan eksklusif. Pada kesempatan itu, Dia memperlihatkan kepiawainnya memainkan piano. Beberapa lagu dibawakan dengan penuh semangat yang diiringi oleh dua penyanyi perempuan. Penampilan Harry belum lama itu selain berhubungan dengan pembukaan pameran seni yang diadakan oleh Medaprada Art Gallery, juga peluncuran buku perupa Dadan Gandara yang waktu kecil sudah menjadi pelukis nasional. Pada kesempatan itu, Harry boleh dikatakan sebagai pemberi semangat kepada para tamu undangan yang terdiri dari berbagai kalangan pencinta seni. Dia juga didaulat untuk meresmikan pembukaan pameran seni yang menampilkan lukisan karya Dadan dan 11 pelukis lainnya. Selain lukisan, ditampilkan juga perabot antik dan karpet. ”Saya melakukan kegiatan ini untuk membantuk anak-anak spesial yang orangtuanya sudah jatuh. Saya pernah satu tahun pindah sekolah empat kali. Saya diterima di Sekolah Bisu Tuli. Saya bersyukur dibesarkan dikeluarga yang tidak memukul,” kata Harry yang bersemangat mau jualan apa saja untuk membantu anak-anak spesial itu. Dadan, alumni Jurusan Seni Grafis Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, memamerkan 16 lukisan yang mengusung tema tentang alam tropis dan manusia. ”Saya melukis tidak dari fotografi, tapi dari hasil pengalaman dan imajinasi saya,” ujar Dadan yang pernah menggelar pameran di luar negeri. Pada saat pembukaan pameran tersebut, dua di antara lukisannya laku terjual. Harga lukisan yang dijual pada pameran tersebut minimal Rp25 jura. (Reni Efita Hendry)
Perancang perhiasan Flawlees Jewellery Wanda Ponika, dan model Linda Krisna (kiri)
Mien R. Uno Pendiri Yayasan Mien Uno (kanan), dan Direktur Medaprada Art Gallery Yanny Mursalim
Foto-foto: Bisnis/Reni Efita Hendry
Chairman Medaprada Art Gallery Sutanto S (kanan), dan perupa Dadan Gandara
20
Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
Karier B
Jayanta K. Roy
Suka
masakan Padang Candra Setya Santoso
Kontributor Bisnis Indonesia
ekerja keras dengan tulus, kreatif dan inovatif. Itulah salah satu yang patut diteladani dari pria kewarganegaraan India yang sukses berkarier di Indonesia, Jayanta K Roy. Dia seperti tidak kenal lelah. Sepanjang hari bekerja keras dengan kreatif bahkan sampai melebihi panggilan tugasnya. Dia juga dikenal seorang yang terbuka, bersahaja dan teguh pada prinsip. Tak ayal, jika dalam 5 tahun terakhir dia bekerja di posisi yang disegani pada dua bank terkemuka di Indonesia. Kendati campuran bahasa Inggris dan Indianya terasa kental dalam berkomunikasi, namun dirinya menjelaskan kepada bawahannya dengan nada bicara yang ramah dan murah senyum. Kerja keras sudah menjadi filosofi hidup pria kelahiran Durgapur, India, ini. Dia meraih gelar master in business management dari Indian Institute of Management, Bangalore. Dia percaya bahwa dengan kerja keras, apa yang dicita-citakan, suatu ketika, akan menghasilkan buah. “Sejak kecil saya biasa bekerja keras,” kata Jayanta dalam wawancara khusus dengan Bisnis. Kariernya berawal dari 1990 yang menempati beberapa posisi marketing untuk Mitsubishi Motor Corporation untuk kantor India. “Saat itu, pekerjaan sebagai lulusan teknik sangat mudah memperoleh pekerjaan. Apalagi latar belakang pendidikan saya mendukung,” ujarnya. Dirinya kemudian menjelajah ke perusahaan lain yang bertaraf internasional. Usahanya tak sia-sia pada 1995 dirinya berasil masuk dan menempati posisi strategis menjadi regional Sales Head for Leasing and Equipment Finance di GE Capital Finance, India. Hanya bertahan selama 2 tahun, dia berpikir makin banyak pengalaman kerja pun makin membutuhkan penghasilan yang cukup mumpuni. Tak pelak pada 1997, dia ditawari posisi di Citibank. Jayanta sempat menempati beberapa posisi di divisi Business and Credit serta posisi Head of SME, Citibank, India. Indonesia menjadi pelabuhan selanjutnya untuk berkarya. Sebelumnya dia sama sekali belum pernah menginjakkan kaki ke Indonesia. Jayanta beserta keluarga mau menerima pinangan dari salah satu bank swasta terkemuka pada 2005 guna menempati Credit & Risk Head for SME, Bank Danamon, Indonesia. Selang 5 tahun bergelut di sana, kini dia menempati jabatan sebagai Senior Vice
Yang tak lupa dirinya dan keluarganya lakukan adalah mencicipi masakan khas Indonesia, terutama masakan padang dan nasi goreng. President Institutional Banking Group, Enterprise Banking Head, Bank DBS Indonesia Jayanta berharap banyak ketika menerima posisi di bank asing ini, jika pasar usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia dapat tumbuh baik pada Tahun Kelinci mendatang. Target pertumbuhan 15%-18% pada 2011 yang didukung ketahanan perekonomian yang kuat dan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan, menjadi peluang bagi Jayanta dan stafnya untuk meraih pasar tersebut. ia mengatakan untuk merespons pesatnya pertumbuhan pasar UKM di Indonesia ini, wajar jika pihaknya berencana melipatgandakan pinjaman di sektor itu hingga Rp8 triliun, atau naik dibandingkan tahun ini yang hanya Rp4 triliun. DBS yakin mampu memperoleh target tersebut, karena kelebihan dan nilai komprehensif fasilitas SME Bank DBS Indonesia kepada nasabah adalah kedekatan hubungan yang diikuti tiga aspek utama yang DBS anggap penting. “Tiga faktor yang menjadi penentu kita yakni kecepatan, kemudahan dan proses. Kami berharap, masyarakat Indonesia dapat menerima ini dengan baik,” pungkasnya.
D
Ke pelosok negeri Kesibukkan sebagai senior vice president Institutional Banking Group Enterprise Banking Head Bank DBS Indonesia, tak berarti mempersempit ruang untuk menyalurkan hobi. Stres bisa dihindari, pikiran rileks. Hobi memang mengasyikkan, apalagi dirinya selalu disibukkan dengan kegiatan dan aktivitas kantor di kawasan Jakarta. Ayah dari dua orang anak ini menyempatkan waktunya untuk melakukan tamasya keluarga ke beberapa tempat yang menarik, seperti Bali. Namun, yang tak lupa dirinya dan keluarganya lakukan adalah mencicipi masakan khas Indo nesia, terutama masakan padang dan nasi goreng. “Saya menyukai masakan yang agak pedas dan enak, seperti nasi padang dan rendang. Tetapi nasi goreng juga suka. Waktu ke Bali saya sempat mencarinya di sana,” paparnya. Tanpa dukungan dari keluarga, dirinya kadang enggan melakukan perjalanan jauh ke luar kota. Wajar saja, rutinitas kesehariannya terfokus di kota besar seperti di Jakarta. (
[email protected])
BIO
data
Nama : Jayanta K. Roy Tempat tgl lahir : Durgapur, 28 Desember 1961 Pendidikan : • Bachelor in Mechanical Engineering, Jaydapur University, Kolkata • MBA in Business Management, Indian Institute of Management, Bangalore Riwayat pekerjaan : • Mitsubishi Motor Corporation, India (1990-1995) • Regional Sales Head for Leasing and Equipment Finance, GE Capital Finance, India (1995-1997) • Divisi Business and Credit serta posisi Head of SME, Citibank, India (1997-2005) • Senior Vice President Institutional Banking Group, Enterprise Banking Head, Bank DBS Indonesia (2010-kini)
Fiesta
19
Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
Ciputra & Fauzi Bowo Foto-foto: Bisnis/Rahmatullah
Dari kiri ke kanan: Andonowati, Rina Ciputra, dan Melanie Setiawan
K
etika musik berdendang, sejumlah penari berlenggak-lenggok menampilkan tarian “Betawi” menyambut kedatangan para tamu. Acara peresmian Jakarta Contemporary Art bertema 1001 Doors: Reinterpreting Traditions di Ciputra World Marketing Gallery Jakarta pada 26 Januari-6 Februari 2011 berlangsung meriah. Pameran yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo ini merupakan hasil kolaborasi Ciputra Artpreunership, Jakarta Convention & Exhibition Bureau dan Art Sociates. Ciputra Artpreneurship digagas oleh tokoh properti dan pencinta seni Ciputra dan putri sulungnya, Rina Ciputra, dengan misi mengangkat harkat dan martabat dunia seni Indonesia. Mereka yang hadir terlihat dari berbagai kalangan seperti sejumlah diplomat, pengusaha, pencinta seni dan seniman. Di antaranya tampak hadir Duta Besar Finlandia untuk Indonesia Kai Sauer dan istri, Duta Besar Swedia untuk Indonesia Ewa Polano, pencinta seni Andonowati, Indra Sukirno, Martha Gunawan, Edwin Rahardjo, Melanie Setiawan, Ray Aryaputra Singgih, kurator Merwan Yusuf, Jean Couteau dan puluhan seniman. Tema yang mengangkat pintu tampak sederhana, tetapi memiliki makna yang begitu luas. Kurator pameran ini Asmudjo Jono Irianto mengatakan bahwa pintu adalah metafora yang sempurna untuk perubahan. Pintu memang akrab dalam kehidupan semua orang sehari-hari. Mulai dari rumah
di kampung sampai gedung di perkotaan, pintu menghiasi di berbagi tempat. Keluar-masuk dari satu ruang ke ruang lainnya melalui pintu, inilah pintu dalam arti yang sebenarnya. Namun, pintu juga mempunyai banyak arti simbolik. Pameran “1001 Pintu” adalah alami sebuah metafora untuk orang banyak gaya pintu diturunkan kepada kita oleh masyarakat tradisional di Indonesia. Bentuk fisik (tradisional) pintu tidak dapat dipisahkan dari standar estetika lokal (nilai-nilai estetika) dan keahlian yang dibutuhkan untuk menciptakannya. Karya-karya yang ditampilkan adalah karya yang telah berhasil menembus masyarakat pencinta seni dunia. Itulah sebabnya, kata Rina, pihaknya berharap pameran bisa menginspirasikan seniman lain untuk bisa mendapatkan pintu yang sama bagi karya-karya mereka. "Kami juga berharap agar kegiatan ini akan membantu terwujudnya cita-cita untuk menjadikan Jakarta sebagai salah satu hot spot dunia seni internasional,” ujarnya. Perupa kondang seperti Sunaryo menampilkan karyanya, selain perupa muda dan terkemuka lainnya. Dua desainer terkenal Obin dan Harry Darsono turut meramaikan pameran ini lewat karya mereka. Begitu juga dengan arsitek Eko Prawoto dan Andra Martin ambil bagian dalam pameran ini. Selain karya ‘kreator’ terkemuka, dalam pameran ini juga dipajang sejumlah pintu tradisional milik kolektor. (Herry Suhendra)
Pintu
menuju seni dunia
Dari kiri ke kanan: Erwin T., Rosiana E. Agustina, Putri Mariani, dan Elly
Duta Besar Finlandia Kai Sauer dan istri
Hans Ulrich Fuhrke dan istri
Ray Aryaputra Singgih dan istri
Candra Ciputra dan Indra Sukirno
TREN
Menyatu dengan FOTO-FOTO:BLOOMBERG
21 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
kuda MARDIYANAH NUGRAHANI & EDWINA Kontributor Bisnis Indonesia
O
lla Ramlan memiliki cara tersendiri untuk menjaga kebugaran dan kelangsingan tubuhnya salah satunya adalah dengan olahraga berkuda. Awal kegemaran perempuan dengan nama lengkap Fabiolla Ramlan pada olahraga itu bermula saat dia iseng menemani seorang teman yang tengah latihan berkuda. Penasaran dengan keasyikan temannya mengendalikan kuda, Olla pun ikut mencoba hingga akhirnya jatuh cinta dengan olahraga itu. Sekarang, Olla telah memiliki seekor kuda yang diberi nama Gumarang. ”Kudanya hitam dan gagah, Gumarang selalu setia menemani.” Baginya, saat yang paling menyenangkan adalah ketika mengendalikan jalannya kuda karena dibutuhkan chemistry antara si penunggang dengan kuda yang ditungganginya. ”Tidak mudah menjalin chemistry antara penunggang dengan kudanya.” Olla mengaku tidak memiliki jadwal rutin untuk melakukan hobinya ini. Namun dia selalu meluangkan waktu untuk berkuda dalam seminggu. Untuk perawatan mengurus Gumarang, Olla memercayakan kepada orang yang bisa merawatnya. Selain Olla, penyuka olahraga berkuda lainnya adalah Firina Arifin, wanita berusia 27 tahun ini begitu bersemangat ketika menunggangi kuda bernama Jaka milik salah satu pengelola di Pulomas Stable. Menurutnya olahraga berkuda bukan merupakan olahraga yang asing bagi dirinya karena dari kecil sudah menyukai hewan itu. Rina menekankan meski olahraga itu cenderung maskulin tidak menghalanginya untuk terus berlatih.
AP
Berkuda itu ibarat menyatukan dua jiwa dan itu tidak mudah.
Dalam satu minggu Rina menyempatkan diri 1-2 kali untuk latihan berkuda. Biaya yang dikeluarkannya sebesar Rp250.000, untuk sekali pertemuan. Biaya tersebut sudah termasuk dengan sewa kuda serta si pelatih khususnya. ”Untuk biaya berkuda memang tergolong mahal, tetapi karena saya menyenangi olahraga ini ketimbang olahraga lainnya jadi tidak masalah” tuturnya.
Otot pinggang Rina pun mengaku selain dapat melatih seluruh tubuhnya olahraga berkuda pun memiliki segudang manfaat. Salah satu yang dirasakan bagi kesehatannya yakni dapat menguatkan Otot tubuh bagian pinggang. Hal ini dijelaskannya karena berkuda mendominasi gerakan pinggang, sehingga pinggang menjadi kuat. Besarnya minat masyarakat terhadap olahraga berkuda mendorong munculnya sekolah yang memberikan pelatihan salah satunya adalah sekolah berkuda Pulo Mas Horse Owner Club (PHOC). Pada awalnya, klub ini hanya menawarkan jasa penyewaan kandang bagi pemilik kuda yang ingin menitipkan kuda peliharaannya. Namun kini, klub ini juga membuka program sekolah berkuda untuk para penggemar olahraga berkuda. Sejak mengalami renovasi pada 2009, peminat olahraga berkuda meningkat. Program sekolah berkuda PHOC terbagi menjadi empat macam antara lain riding school untuk anggota dan bukan anggota PHOC yang ingin berlatih kuda. Lesson private diprioritaskan untuk anggota PHOC yang menekuni olahraga berkuda secara profesional, untuk grup ditujukan kepada sekolah yang menjadikan berkuda sebagai kegiatan ekstrakurikuler, dan horse riding for special needs untuk anggota maupun nonanggota berkebutuhan khusus yang tertarik menekuni olahraga berkuda. Saat ini tercatat 30 anggota PHOC dan 25 bukan anggota PHOC yang mengikuti sekolah berkuda. Peserta pelatihan berkuda yang tidak memiliki kuda sendiri (nonanggota PHOC) membayar biaya sebesar Rp250.000 untuk 45 menit latihan. Biaya ini sudah termasuk pelatih-
an oleh instruktur. Seseorang bisa dikatakan mahir berkuda jika telah menjalani minimal sepuluh kali latihan. Namun, ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama. “Berkuda itu ibarat menyatukan dua jiwa dan itu tidak mudah. Ada yang butuh waktu lama beradaptasi dengan kuda tunggangannya, ada juga yang sebentar saja sudah menguasai kudanya,” ujar Stable Manager PHOC Amin Kurniallah. Amin mengatakan olahraga berkuda menuntut konsetrasi penuh dengan memperhatikan posisi badan, dada, paha, betis, dan tumit. Olahraga ini membuat badan lebih sehat sekaligus melatih keseimbangan. Selain itu, berkuda sebagai terapi mampu melatih syaraf-syaraf tulang belakang untuk beberapa peserta berkuda berkebutuhan khusus. Salah seorang anggota PHOC, Anggunesia menekuni olahraga berkuda sejak 2009 karena merasa olahraga ini berbeda daripada olahraga pada umumnya dan sedikit yang meminatinya. Anggun, sapaan akrabnya, memiliki satu kuda tunggang, dua kuda pacu, satu kuda breeding, dan dua anak kuda. erempuan berdarah Minang ini menitipkan satu ekor kuda di PHOC, dua ekor di Sentul, dan induk kuda beserta anaknya dirawat di Payakumbuh, Sumatra Barat. Menurut Anggun, olahraga ini unik karena melibatkan hewan. Sensasi deg-degan yang dia rasakan sungguh berbeda dibandingkan dengan olahraga lain. Anggun menggeluti olahraga berkuda semata demi hobi dan bukan menjadi profesional. Dia pun rutin berkuda minimal dua kali dalam seminggu. “Awalnya, saya butuh waktu 3 bulan untuk menjinakkan kuda tunggangan. Selama 3 bulan, latihannya dituntun pelatih. Setelah itu, baru saya dilepas menunggangi kuda sendirian. Ketika berkuda, ada dua hal yang harus difokuskan, yaitu menguasai teknik berkuda dan kudanya sendiri,” ujar lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti ini. Meskipun mengeluarkan biaya sekitar Rp1.560.000 per bulan untuk perawatan kuda tunggangannya, Anggun konsisten menjalani hobi ini karena memberikan manfaat bagi tubuhnya. Dia tidak malu-malu mengakui jika mengalami penurunan berat badan selama berkuda, bagian paha dan pinggul pun terasa kencang. Olahraga berkuda juga menjadi ajang sosialisasi dan memperluas pergaulan bagi Anggun.
P
(RAHAYUNINGSIH) (
[email protected])
22 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
KELUARGA
FOTO-FOTO: BISNIS/ANDRY T. KURNIADY
Pola asuh dan perkembangan anak RAHAYUNINGSIH Bisnis Indonesia
A
my Chua mendadak terkenal ketika tulisannya yang berjudul Why Chinese Mothers Are Superior terbit di The Wall Street Journal pada 8 Januari 2011. Pro dan kontra bermunculan menanggapi tulisan tersebut. Dalam artikel yang merupakan bagian dari buku berjudul Battle Hymn of the Tiger Mother, Amy menjelaskan bagaimana ‘kesuksesannya’ mendidik dua putrinya yaitu Sophia dan Louisa. Pola pengasuhan yang diterapkan oleh Amy Chua bagi sebagian Akibat dari pola asuh otoriter besar orang dianggap anak menjadi tidak bebas, otoriter karena memaksa mudah stres, pemurung, dan anak mengikuti apa yang diinginkannya. tidak bersahabat. Misalnya dua putrinya itu tidak dibolehkan bermain, dilarang menonton televisi atau bermain games di komputer, harus mendapatkan nilai A tidak boleh lebih rendah dan harus menempati posisi pertama untuk seluruh kegiatan sekolah kecuali senam dan drama. Di dalam artikel itu dijelaskan juga perbedaan pola pengasuhan ibu-ibu di barat dan Asia khususnya China. Bagaimana, di Negeri Tirai Bambu itu, orangtua dengan gampangnya mengeluarkan kata-kata kasar kepada anakanaknya. ”Saya pernah dipanggil sampah oleh ayah. Bagiku, itu bukan berarti saya tidak bernilai tetapi kebalikannya saya harus terpacu untuk melakukan yang lebih baik lagi, dan kini hal yang sama juga saya terapkan kepada anakanak saya,” ujarnya seperti tertulis dalam artikel tersebut. Amy Chua yang juga profesor di Yale Law School menganggap pola didikan tiger mom berhasil melahirkan anak-anak yang tidak mudah menyerah. Sebaliknya pola asuh barat membuat anak-anak cengeng karena orangtua
terlalu peduli dengan apa yang dirasakan oleh anak mereka hingga tak berani memaksa untuk menjadi yang lebih baik. Pola pengasuhan tiger parenting itu mungkin masih diterapkan oleh sebagian besar orangtua di negeri ini tanpa memperhatikan kondisi anak. Lantas pola pengasuhan seperti apa yang ideal itu? Tiap pasang orangtua pasti memiliki cara jitu mendidik anak-anaknya seperti yang dilakukan oleh pasangan Erwin Parengkuan dan Jana Gunawan. Pasangan artis Mathias Muchus dan Mira Lesmana meniru pola asuh warisan orangtuanya, Jack dan Nien Lesmana dalam mendidik anaknya, Galih Galinggis (20) dan Kafka Kiandra (12). Bersama suami, Mathias Muchus, Mira menerapkan prinsip keterbukaan dan pertemanan. Dia mencoba menjadi teman bagi kedua putranya. “Kami membiasakan berdiskusi karena anak-anak punya hak untuk bersuara. Mereka diperbolehkan berdebat jika ada yang tidak disepakati. Kalau saya menang debat, mereka harus menurut. Jika saya yang kalah, mereka harus punya alasan kuat,” jelas Mira. Dia mengakui dirinya bukan tipe orangtua yang strict dan jarang sekali mengucapkan “tidak boleh” serta memilih berdebat dengan anak-anak. Ketika anak-anak semakin besar, Mira dan Muchus mengendorkan batasanbatasan yang berlaku. Mira berpendapat setiap keluarga punya ukuran ideal yang berbeda-beda dalam mengasuh anak. Bagi Mira dan Muchus, pola asuh ideal adalah yang mereka terapkan sekarang, yaitu tidak pernah memaksakan apapun kepada anak-anak. Jangan sampai membuat anak tertekan karena keinginan orangtua, bukan keinginan mereka. Jika pasangan Mira Lesmana dan Mathias Muchus cenderung mengikuti keinginan anak, Pongky Jikustik dan Sophie Navita sejak awal
sepakat untuk menerapkan disiplin sejak dini dan memberikan pendidikan terbaik. Pendidikan terbaik yang diberikan kepada anak tidak membuatnya menuntut si anak selalu menjadi juara kelas. Poin terpenting adalah ilmu yang diperoleh si anak terus berkembang dan seimbang.
Pola pengasuhan ideal Pola pengasuhan orangtua sangat menentukan perkembangan anak. Hal tersebut diungkapkan oleh psikolog keluarga Anna Surti Ariani. Dia menjelaskan setiap orangtua pasti ingin memiliki ikatan emosional yang kuat dengan buah hatinya, sehingga itu orangtua selalu berusaha untuk mengembangkan gaya pengasuhan anak yang tentunya sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut. Anna Surti Ariani yang akab disapa Nani ini menjelaskan ada empat macam pola asuh orangtua yang dapat diterapkan kepada anaknya, keempat macam pola tersebut dirujuk berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Diana Baumrind yaitu: otoriter, permisif, penelantar dan demokratis, yang masing–masing jenis pola asuh tersebut memiliki cara berbeda dalam mengasuh anaknya. Untuk pola asuh keluarga secara otoriter cenderung memiliki banyak peraturan dan umumnya orangtua sangat membatasi anakanak mereka dalam segala hal. ”Jadi orang tua banyak aturan yang bersifat memaksa serta larangan-larangan yang cenderung negatif atau bahkan yang bersifat positif pun dibatasi, pokoknya sesuai apa keinginan si orangtua” tuturnya. Dalam pola asuh seperti ini, komunikasi yang terjadi hanyalah komunikasi satu arah, yaitu dari orangtua pada anak, sedangkan si anak tidak diperkenankan bicara atau mengeluarkan pendapat.
24 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
DIGIT@L GOMBANG NAN CENGKA Kontributor Bisnis Indonesia
M
esir bergolak. Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah setempat dalam mencegah pergolakan meluas adalah dengan mamatikan jaringan Internet. Agaknya, Internet telah dianggap sebagai salah satu senjata ampuh para aktivis antipemerintah. Sejatinya, Internet memang merupakan berkah bagi banyak aktivitas sosial maupun politik. Jaringan komputer dan informasi raksasa ini sangat membantu mereka untuk bekerja mencapai tujuan yang diinginkan. Aktivis tidak hanya menggunakan Internet sebagai sarana Layanan proxy ini juga bisa publikasi, tetapi juga digunakan untuk memelihara untuk berorganisasi, keanoniman pengguna komunikasi, dan mencari serta Internet. mengolah informasi. Kegiatan mencari dan mengolah informasi dapat terhalangi antara lain oleh pemblokiran dan penyensoran yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Meskipun pada awalnya penyensoran ini bermula dari media cetak dan televisi, akhirakhir ini media daring pun tidak luput dari upaya penyensoran dan pemblokiran. Terlepas dari alasan yang dikemukakan oleh pemerintah, pada umumnya pemblokiran ini mengganggu, baik karena false positive (informasi yang diblokir sebenarnya tidak patut dilarang menurut kriteria pemblokiran itu sendiri), ataupun karena memang terlarang dalam alasan pemblokiran. Seorang aktivis mau tidak mau harus menembus penyensoran untuk mendapatkan informasi yang didapatkannya dari Internet. Untungnya Internet menyediakan begitu banyak celah yang bisa digunakan untuk memperoleh informasi terlarang ini. Kecuali bila koneksi Internet terputus sama sekali, para aktivis biasanya dapat menembus penyensoran ini. Komunikasi melalui jaringan Internet dapat dilakukan menggunakan berbagai cara: mulai dari pesan instan, surat elektronik, sampai komunikasi audiovisual. Ketika bertukar informasi para aktivis kadangkadang tidak hanya perlu memastikan bahwa komunikasi akan berjalan dengan lancar, tetapi juga bahwa tidak ada pihak ketiga yang “menguping” pembicaraan yang sedang berjalan. Enkripsi merupakan andalan yang digunakan buat mengamankan komunikasi internal atau dengan mitra. Teknik ini dapat diterapkan pada semua saluran, mulai dari pengamanan dokumen sampai komunikasi audiovisual. Ketika bergerak di dalam jejaring Internet, seorang aktivis mungkin tidak ingin jejaknya diketahui dengan alasan keamanan. Hal ini menuntut alat-alat untuk menjamin privasi dan keanoniman. Ini paling sukar. Meskipun banyak inisiatif untuk menjamin hak-hak pribadi dan keanoniman, secara umum akses anonim dan privasi di Internet dan dunia digital makin menghilang.
AP
Kala Internet menemani
@ktivis sama dengan WikiLeaks para wartawan menggunakan berbagai cara untuk mengamankan komunikasi mereka. Untuk mengirimkan data lewat web mereka menggunakan koneksi terenkripsi. Pertukaran catatan dilakukan menggunakan Skype, yang diperkirakan tahan terhadap penyadapan. Reputasi pengamanan data oleh Skype cukup baik, dan karena itu telah membuat sakit kepala lembaga pemerintah di Eropa. India bahkan mengancam melarang penggunaan Skype karena lembaga intelijennya tidak dapat menyadap lalu lintas percakapan di jaringan telepon VoIP tersebut. engamanan yang dimiliki Skype sebenarnya tidaklah unik. Pada prinsipnya setiap komunikasi audio yang menggunakan teknologi digital dapat diamankan dengan enkripsi. Enkripsi sudah menjadi bagian standari dari GSM (global system for mobile communications), meskipun pada saat ini enkripsi GSM sudah dapat dibongkar dengan peranti berharga murah. Selain komunikasi suara, enkripsi juga dapat diterapkan pada surat elektronik (surel). Pengamanan data lewat surat elektronik ini cukup beragam. Standar S/MIME merupakan yang paling populer dan didukung oleh banyak aplikasi surel. Namun, agar dapat digunakan pengguna harus sudah memiliki identitas digital yang hanya dapat diperoleh dari otoritas sertifikat (CA). Alternatif standar lain adalah PGP(Pretty Good Privacy)/GPG (GNU Privacy Guard), yang tidak memerlukan identitas digital dari pihak lain. Namun, PGP/GPG bukanlah fitur bawaan buat sebagian besar aplikasi surel. Enkripsi seperti PGP/GPG atau S/MIME juga dapat digunakan untuk mengamankan percakapan pesan instan (instant messaging). Namun, alternatif yang lebih menarik mungkin adalah OTR (off the record
P
Data dan komunikasi Bill Keller, redaktur pelaksana koran Amerika Serikat The New York Times, dalam ceritanya berjudul The Times’ Dealing with WikiLeaks menyebutkan bahwa saat bekerja
messaging) yang menggabungkan fitur pengacakan data dengan kemampuan untuk mengingkari bahwa percakapan pernah terjadi (deniability).
Sensor dan keanoniman Ada berbagai macam aplikasi dan layanan web yang dapat digunakan sebagai alat mengakali sensor (circumvention tools). Pada umumnya layanan ini menjadi perantara antara penggunanya dan konten yang hendak diakses, atau sering disebut juga sebagai proxy. Layanan proxy ini juga bisa digunakan untuk memelihara keanoniman pengguna Internet. Semua situs web selalu mencatat alamat IP pengunjungnya, yang bisa digunakan untuk melacak lebih jauh identitas si pengunjung tersebut. Namun, bila situs web tersebut diakses melalui pihak ketiga, server web hanya akan mencatat alamat IP perantara ini. Meskipun layanan proxy bisa saja meneruskan informasi pengguna awal ke server web yang dituju, layanan proxy yang bertujuan memelihara keanoniman biasanya menghapus informasi ini. Layanan proxy seperti ini disebut sebagai proxy anonim. Meskipun server web mungkin tidak bisa menemukan alamat IP pengguna awal, informasi tersebut bisa saja diperoleh dari proxy anonim. Jaringan Tor mengambil langkah lebih jauh, dengan merangkaikan beberapa perantara sekaligus. Pengguna jaringan Tor harus melalui berlapis-lapis perantara sebelum akhirnya mencapai tujuan situs web akhir. Data seorang pengguna yang menjelajahi web menggunakan jaringan Tor bisa jadi berkeliling ke berbagai lokasi di dunia sebelum mencapai tujuannya. Simpul masuk (entry node), jembatan (bridge) dan simpul keluar (exit node) yang digunakan selalu diubah-ubah secara berkala, sehingga penggunanya tidak bisa dilacak. (
[email protected])
KELUARGA
Pola asuh ini sangat tidak efektif dan cenderung berdampak negatif untuk tumbuh kembang anak. Akibat dari pola asuh seperti ini adalah anak menjadi tidak bebas, mudah stres, pemurung, dan tidak bersahabat. Pola itu akan lebih berisiko ketika anak memiliki karakter yang pembangkang maka bukan tidak mungkin ia akan menjadi pemberontak dan puncaknya si anak akan memiliki kepribadian yang negatif. Tipe pola asuh keluarga permisif atau yang lebih dikenal dengan tipe liberal ini justru berbanding terbalik dengan pola asuh otoritarian, hal tersebut karena tipe anak-anak diberi kebebasan untuk melakukan apa saja dan orangtua hampir tidak melakukan pengawasan terhadap mereka. Pola asuh ini lebih menekankan pada keinginan dan kehendak si anak yang harus dituruti oleh orangtua. ”Untuk tipe pengasuhan seperti ini jelas tidak terlalu baik untuk membentuk pribadi seorang anak, karena anak umumnya masih sangat labil dan butuh tuntunan orangtua. Bila terlalu dibebaskan, mereka akan tumbuh menjadi anak manja, tidak suka bekerja keras, dan tidak akan sukses di tengahtengah masyarakat karena terlalu bergantung pada orangtuanya” ujarnya. Demikian pula untuk pola asuh jenis
23
Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
FOTO-FOTO: BISNIS/ANDRY T. KURNIADY
penelantar, pola asuh jenis ini cenderung lebih membahayakan daripada tipe permisif. Nina menekankan untuk tipe penelantar tersebut cenderung dianut oleh para orangtua yang memiliki kesibukan ekstra. Dampak dari pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, dan bermasalah dengan teman. Nina menegaskan untuk pola pengasuhan yang ideal adalah tipe pengasuhan demokratis. Pola asuh keluarga secara demokratis agak lebih
longgar dari otoriter, dan ini sangat bagus untuk membentuk pribadi seorang anak agar tumbuh menjadi orang yang baik. Nina mengungkapkan jenis pola asuh ini sangat memperhatikan kepentingan atau kebutuhan si anak. ”Mereka diberi kebebasan tetapi tidak bersifat mutlak, peran orangtua masih sangat tinggi sehingga anak-anak pun tidak akan kebablasan dalam bertindak” tuturnya. Tidak seperti tipe otoriter, komunikasi yang terjadi adalah komunikasi dua arah. Hal ini menyebabkan tidak terjadinya kesalahpahaman antara orangtua dan anak. Anak mengerti apa keinginan orangtua, orangtua pun mengerti tentang sejauh mana kebutuhan dan kemampuan anaknya. Untuk pola asuh demokratis tersebut akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal baru, dan koperatif terhadap orangorang lain. (K19/19/FITA INDAH MAULANI) (
[email protected])
Kombinasi keras dan kompromi P
asangan Erwin Parengkuan dan Jana Gunawan memadukan warisan pola asuh orangtua dengan gaya hidup masa kini. Erwin yang berdarah Manado memilah poin-poin hasil serapan asuhan orangtuanya dengan warisan pola didik Jana yang berlatar budaya Barat. Mereka begitu kuat menerapkan kedisiplinan kepada empat anak mereka, Giulio,12, Marcio,8, Abielo,4,5, dan Matacha,2. “Anak-anak harus diajarkan disiplin, kalau tidak, tentu hidup saya akan susah. Kami tidak menggunakan baby sitter sejak anak-anak lahir karena ingin mengurus sendiri. Saya dan Jana ingin mereka mandiri. Dibilang mendidiknya keras, iya tetapi kompromistis,” jelas Erwin. Kompromistis, menurut Erwin, adalah ketika putra pertama, Giulio
BISNIS/ANDRY T. KURNIADY
ingin belajar piano karena terinspirasi penyanyi Jamie Cullum. Giulio hanya bertahan 2 tahun bermain piano dan merengek minta berhenti karena tidak mengalami perkembangan. Erwin terus memotivasi sang anak untuk melanjutkan latihannya. Namun, akhirnya Erwin menyerah ketika Giulio menegaskan tidak berniat berlatih piano. “Ketika saya memotivasi anak dengan menyuguhkan alternatif hobi demi menunjang kehidupan saat besar nanti, tetapi jiwanya tidak di situ, saya harus berkompromi untuk hal-hal yang bisa dinegosiasikan. Namun, untuk hal yang berhubungan dengan belajar, harus disiplin,” tutur mantan penyiar radio ini. Managing Director Talk-inc ini mengungkapkan betapa tingginya
tekanan yang harus dipikul anak-anak masa kini, mulai dari sekolah hingga ikut bermacam les. Oleh karena itu, para orangtua harus sadar tekanan yang dihadapi anak dan tidak lantas mendidik mereka dengan keras melainkan berkompromi. “Saya ingin pola hubungannya vertikal, anak-anak dekat dan terbuka bercerita apa saja. Hal-hal yang bersifat mendidik demi jadi orang besar nanti, kami keras.” Selebihnya bisa dinegosiasikan. Anak-anak juga dididik mandiri, mengerjakan sesuatu yang bisa dikerjakan sendiri, tanpa harus mengandalkan pembantu. “Apa yang kita tanam, itu yang kita tuai. Saya mau anak-anak terbuka, mengetahui mana yang boleh dan tidak, serta batasannya sangat jelas,” ujar Erwin. (19)
26
DRIVING
Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
Maybach Exelero
Serbasuper I
ndonesia tidak pernah kekurangan orang kaya yang gila mobil. Faktanya, setiap kali mobil baru dirilis hanya dalam hitungan bulan, jika Anda teliti mobil dengan harga melangit itu sudah beredar di jalanan Ibu Kota. Satu mobil superpremium menarik yang ditunggu kehadirannya di jalanan Ibu Kota Indonesia adalah Maybach Exelero yang dikenal sebagai mobil supermewah sekaligus supermahal. Sebuah Maybach Exelero sebagai kendaraan super mewah, karena diproduksi berdasarkan pesanan, sebijinya diperkirakan dibanderol hingga US$8 juta atau sekitar Rp74 miliar, itu belum termasuk pajak yang jika dikenakan berarti bisa lebih dari Rp80 miliar. Maybach Exelero diperlihatkan pertama kali ke mata publik pada Mei 2005 di Berlin, Jerman. Mengusung desain coupe two seater yang mengabungkan desain retro-modern, Maybach Exelero diperkuat oleh mesin V12, Twin-turbo berkapasitas 5.908cc. Dengan jantung berkapasitas besar tersebut, Maybach Exelero ketika dites di high-speed track di Nardo, Italia, mampu melaju hingga 351 km/jam dan menyemburkan tenaga hingga 700 hp di putaran 5.000 rpm dengan torsi di putaran bawah 1.020 Nm di putaran 2.500 rpm. Untuk desain Maybach Exelero, produsen mobil mewah Jerman tersebut dibantu oleh mahasiswa dari Pforzheim College untuk merancang desain yang mengambil basis dari Maybach 57 limousine. Tampilan luar mobil yang memiliki dimensi
FOTO-FOTO: REPRO
Dari sebuah limo empat pintu menjadi dua pintu, para mahasiswa juga memotong pilar A termasuk merelokasi seluruh pedal... 5.890 mm, 2.140 mm dan 1.390 mm ini terlihat eksotis dengan garis desain retro tetapi mengusung spesifikasi modern. Untuk bentuknya, Exelero mewarisi garisgaris ganas warisan Maybach SW38 langsiran 1930. Alasannya? Karena ada sejarah yang sama dalam penciptaan kendaraan ini. Kendaraan ini lahir dari sebuah tantangan tes ban. Awalnya, produsen ban legendaries Fulda Reifen GmbH & Co ingin menciptakan ban berteknologi tinggi yang sanggup dipacu hingga kecepatan di atas 300 km/jam, ban yang telah jadi tentu saja butuh mobil yang mampu melaju dengan kecepatan tersebut. Pilihan pabrikan yang berdiri sejak 1900 di tepi sungai Fulda tersebut tentu saja bukan mobil sembarangan, dipilihlah MaybachMotorenbau GmbH yang berdiri pada 1909 dan berpusat di Stuttgart, Jerman.
Dioperasi mahasiswa Untuk platform dipilihlah Maybach 57 limousine empat pintu. Sisanya ditangani para mahasiswa dari Pforzheim College yang separuh sinting nan jenius yang mengobrak-abrik Maybach 57.
Dari sebuah limo empat pintu menjadi dua pintu, para mahasiswa juga memotong pilar A termasuk merelokasi seluruh pedal dan kolom setir hingga mengubah bentuk perwajahan manis Maybach 57 menjadi sebuah tampilan bengis berkat bemper serupa topeng Darth Vader. Bentuk gril Exelero memang mewarisi gril tinggi milik SW38 lansiran 1930 yang digunakan Fulda untuk menjajal ban kencang mereka pada masa itu. Pada masa itu, Maybach SW38 sanggup ngebut hingga kecepatan 240 kilometer per jam. Sebuah legendaris karena SW38 tertelan Perang Dunia II sehingga gagal menunjukkan kemampuannya kepada publik. Untuk Exelero, Fulda menyediakan ban standar Fulda Carat Exelero ukuran 315/25ZR23 yang sanggup dipacu hingga kecepatan 350 kilometer per jam. Tidak heran dengan kemampuan ban ini, Maybach pun mendongkrak kapasitas mesin standar Maybach 57 yang hanya 5.700cc menjadi 5.900cc. Selain itu ditransplantasikan pula twin turbo sehingga menghasilkan daya maksimal 700 tenaga kuda dengan torsi mencapai 1.000 Nm. (
[email protected])
DESAIN
25 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 30 Januari 2011
Tengara di kampung Si Pitung
FOTOFOTO: FERNANDO GOMULYA/ARCHDAILY
ALGOOTH PUTRANTO Bisnis Indonesia
M
arunda di utara Jakarta, bagi warga Betawi adalah kawasan legendaris karena menjadi tempat tinggal Si Pitung. Lokasi di Kecamatan Cilincing tersebut ada di bibir Laut Jawa, menyebabkan wilayah ini akrab dengan genangan air pasang maupun banjir kiriman dari hulu sungai. Bagi pencinta arsitektur, kawasan Marunda adalah museum arsitektur rumah panggung Betawi yang menyerap budaya Nusantara. Sejumlah aristek menyebut rumah panggung Marunda identik dengan rumah panggung Bugis. Rumah tradisional berupa rumah panggung yang ditopang oleh tiang-tiang setinggi 2 meter tersebut umumnya diperkuat dengan bentuk perahu Marunda menyerupai perahu jegong (berisi 10 orang) dan perahu jabing (berisi tiga orang), yang diperkaya oleh bentuk-bentuk perahu Bugis. Meski demikian, arsitek Raymond Djohan
dari rumah desain Atelier Cosmas Gozali (Arya Cipta Graha) tentu punya alas an lain ketika menerima permintaan perancangan bangunan kantor milik PT Karya Citra Nusantara (KCN) di wilayah tersebut. Untuk proyek di lahan seluas 5.000 meter persegi di lahan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) tersebut Djohan justru tidak menyerap unsur-unsur bangunan tradisional rumah panggung. Secara konsisten, sang arsitek yang ikut merancang Stadion BMW di Jakarta Utara tersebut kembali bermain-main dengan lengkung dan bentuk oval yang dinamis sehingga menjadikan gedung kantor KCN menjadi satu tengara. Kali ini, Djohan merancang gedung kantor KCN bagaikan sebuah atol atau suatu pulau koral yang mengelilingi sebuah laguna sebagian atau seluruhnya. Pendek kata gedung ini merupakan suar bagi lingkungan. Kita tahu KCN adalah perusahaan hasil perkawinan antara PT Karya Teknik Utama (KTU) dan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) untuk pengembangan Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara.
Eksplorasi pemandangan Dari bentuk atap, jelas terlihat sang arsitek sangat terinspirasi oleh bentuk vernakular yang kaya di Tanah Air. Bentuk independen bangunan beratap lengkung oval yang diadopsi penduduk tropis tersebut sering kali memberi inspirasi bagi sejumlah arsitek besar, mulai dari Frank Lloyd Wright, penggagas “estetika mesin” Walter Gropius hingga arsitek tenar Prancis Le Corbusier.
Dengan bentuk dan lokasi di sebuah semenanjung buatan, banyak ruang yang mendapatkan pemandangan seluas-luasnya ke arah laut lepas. Frank Lloyd Wright mendefinisikan arsitektur vernakular sebagai bangunan yang dibuat oleh mereka yang benar-benar tahu bahwa tidak ada yang lebih bijak daripada menyelaraskan karya rancang bangun dengan lingkungan dan kebutuhan. Meski demikian, sang arsitek lagi-lagi tidak menyerap seluruh bentuk vernakular tradisional, lekuk-lekuk tajam dan tegas menjadi strategi sang arsitek membuat aura modern bangunan ini semakin kental. Sebagai sebuah tengara, sang arsitek sengaja hanya mengambil sedikit keluasan tanah bagi proyek ini. Total hanya 300 meter persegi saja yang diambil oleh bangunan, sisanya adalah taman dan ruang terbuka selaras dengan keluasan biru langit dan Laut Jawa. Taman dengan bentuk oval dirancang selaras dengan wilayah sekitar yang merupakan pasir berbatu, khusus untuk tepi taman ditumbuhkan pohon keras sebagai penghalang terpaan angin laut yang kencang. Dengan mengambil gaya vernakular, kesan entitas sebagai perusahaan perkapalan yang siap membelah ombak dan menantang badai gedung ini menciptakan berbagai terbuka pandangan ke arah laut, taman, dan pantai berbatu. Dengan bentuk dan lokasi di sebuah semenanjung buatan, banyak ruang yang mendapatkan pemandangan seluas-luasnya ke arah laut lepas dengan kapal-kapal raksasa hilir mudik. Desain interior bangunan sendiri dirancang modern, memanfaatkan ruang dan permainan warna-warna segar hijau terang, biru cerah berpadu dengan peranti furnitur berkelir hitam atau abu-abu. Sang arsitek juga mengeksplorasi bentuk atap yang penuh lekuk untuk memperkental nyawa modern dari setiap ruangan. Dengan memanfaatkan setiap celah, pesan sebuah entitas modern dan profesional diwujudkan. (
[email protected])
27
DRIVING Melepas dahaga dengan aman
Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
ALGOOTH PUTRANTO Bisnis Indonesia
D
ehidrasi atau kondisi tubuh yang kekurangan cairan bisa menimpa siapa saja, termasuk para pengendara, karena harus mengerahkan seluruh panca indra dan mengeluarkan tenaga untuk mengoperasikan serta mengendalikan mobil di jalan raya. Dehidrasi terbagi atas dua kategori. Pertama, Tempat minum yang tidak kategori ringan-sedang yang ditandai dengan perlu dibuka-tutup akan jauh mulut kering dan lengket, lebih membantu pengendara mengantuk dan lelah, bila ingin minum. haus, volume urine sedikit, air mata kurang/kering, otot lemah, sakit kepala serta pusing/silau jika melihat sinar. Kedua, kategori berat ditandai dengan haus berat, sangat mengantuk dan kebingungan, tidak berkeringat, urine sedikit dan berwarna kuning gelap atau bahkan tidak ada, mata cekung, menggigil dan kulit kering, elastisitas hilang, tekanan darah rendah, nadi cepat, panas, dan kesadaran menurun. Itu sebabnya mobil-mobil sekarang juga dilengkapi dengan cup holder atau dudukan tempat pengendara meletakkan tempat minum di dalam kabin. Dengan dudukan itu, air minum tidak mudah tumpah serta pengendara tidak kesulitan jika ingin menjangkaunya. Namun, meskipun merasa haus, jangan asal minum. Sama seperti penggunaan telepon genggam, aktivitas pengendara saat menuangkan air ke dalam mulut juga
berpotensi memecah konsentrasi. Bila lengah, sangat mungkin memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Para pemikir AstraWorld memberikan beberapa poin yang sebaiknya kita perhatikan seputar masalah minum saat menyetir mobil: • Minumlah pada saat kondisi benar-benar aman. Akan lebih baik lagi bila aktivitas menuangkan air ke dalam mulut dilakukan saat mobil tidak berjalan (diam). Misalnya, saat lampu merah, di tengahtengah kemacetan atau saat berada di antrean pintu jalan tol. Bila memang sangat haus, menepilah agar dapat minum dengan santai dan konsentrasi berkendara tidak terganggu. • Tempat minum yang tidak perlu dibukatutup akan jauh lebih membantu pengendara bila ingin minum (dengan bantuan sedotan). Cari dan pilihlah wadah yang seperti ini dan tempatkan di dalam kabin. • Letakkan tempat minum di lokasi yang tepat, yaitu di lokasi yang mudah dijangkau, tidak menghalangi pengemudi dalam memantau
BISNIS/YAYUS YUSWOPRIHANTO
jalan maupun dasbor, dan yang tidak kalah penting adalah tidak di lokasi yang terkena paparan sinar matahari untuk mencegah perubahan fisik maupun kimia larutan dalam tempat minum. Satu hal yang perlu dipikirkan adalah hendaknya menghindari minuman berkarbonasi atau bersoda. Efek konsumsi minuman berkarbonasi adalah mengurangi penyerapan air dalam tubuh, sehingga justru membuat rasa haus dan kering di tenggorokan. (
[email protected])
Bela tim Samurai ewi Fortuna tampaknya masih menaungi pereli senior Rifat Sungkar. Ketika sejumlah pebalap nasional yang berlaga di ajang internasional mulai membatasi diri karena minimnya dana, Rifat justru makin bersinar. Prestasi menjuarai seri APRC (Asian Pacific Rally Championship) Kaledonia Baru pada Agustus silam dan runner up di beberapa seri membuat tim APRC asal Jepang, Cusco Team, pun meminang Rifat untuk jadi pebalap utama mereka pada enam seri APRC 2011 yang akan digelar di enam negara. Jelas saja Rifat yang kini disponsori Pertamina Prima XP tak lagi pikir panjang. Apalagi, dalam tim Cusco itu ada empat pebalap Jepang lain yang harus dia bawahi. Ketiganya adalah Yuya Sumiyama, Takahashi, Saturo Ito, dan Atsushi Masmura. Keempat pereli ini adalah pereli muda yang masih minim pengalaman. Itu sebabnya, kehadiran Rifat sebagai pebalap utama tim
D
BISNIS/ALGOOTH PUTRANTO
menggantikan Yanagisawa yang pensiun diharapkan bisa membawa angin segar bagi tim ini. Menurut Rifat, penawaran Cusco tim sebenarnya sudah diajukan sejak seri terakhir APRC di China, November silam. Namun, ketika itu Rifat belum menganggukkan kepala karena dia masih menunggu beberapa kepastian dari pihak sponsornya. Baru pada akhir pekan lalu ketika manajemen tim Cusco kembali mengontaknya dan menanyakan kesediaannya untuk menjadi pereli utama Cusco sepanjang 2011, Rifat pun langsung menyatakan kesediaannya. Apalagi, bagi putra sulung pasangan mantan pereli nasional Helmy dan Ria Sungkar ini pihak Cusco langsung bersedia menyediakan kendaraan Mitsubishi Evo X untuk Rifat pada musim 2011. Rifat dijadwalkan akan bertarung pada enam seri APRC yang akan dimulai di Malaysia pada 13 April, Australia (13-15 Mei), Kaledonia Baru (17-19 Juni), Selandia Baru (15-17 Juli),
Jepang (30 September-2 Oktober) dan China (4-6 November). “Ini sebuah kebanggaan buat saya bisa bergabung dengan tim reli asal Jepang yang sudah 10 tahun malang melintang di pentas reli dengan para pereli juara mereka,” ujarnya belum lama ini. Posisi Rifat pada tim Cusco ada di tempat terhormat karena selain dirinya akan menjadi pebalap utama, Rifat akan membawahi empat pereli muda Jepang dan satu pereli Australia. Harapan saya, ini akan menjadi awal kebangkitan saya untuk menjadi juara APRC,” tuturnya. Bersama manajemennya, RFT Management, Rifat kini tengah menata semua jadwalnya agar tak sampai mengganggu keenam seri APRC itu. Pasalnya, selain tampil di ajang reli, Rifat juga kini menjajal arena drifting Asia yang juga akan memainkan enam serinya sepanjang 2011 ini. “Reli tetap akan jadi pertaruhan. Ini kebanggaan sekaligus misi mewujudkan juara APRC 2011,” tegasnya. (ALGOOTH PUTRANTO)
MODIS
FOTO-FOTO:BISNIS/DEDI GUNAWAN
Tampil chic dengan busana muslim RAHMAYULIS SALEH Bisnis Indonesia
sia muda tak membuatnya takut untuk berkarya. Justru sebaliknya memicu dirinya memunculkan sesuatu yang lain dan beda serta terkadang menentang arus tren yang tengah berkembang. Rancangan desainer muda Dian Pelangi, kelahiran Palembang, 14 Januari 1991, dan anggota termuda dari Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) selalu dinantikan oleh pelanggannya. “Saya selalu berupaya menampilkan sesuatu yang berbeda. Menggali kebudayaan dari berbagai daerah Indonesia, terutama batik dan tenun, serta songket. Lalu menggabungkan semua material tersebut dalam sebuah rancangan busana,” ujar perempuan yang bernama lengkap Dian Wahyu Utami. Sesuai dengan label koleksinya Dian Pelangi, setiap rancangannya selalu ada ciri khas pelangi, baik itu berupa bahan gradasi warna, dan padu-padan warna-warna pelangi yang cerah, serta berani. Untuk tren 2011 ini, gadis yang mengakhiri masa lajangnya 16 Januari lalu bersama Tito Prasetyo ini, mengangkat kembali keindahan tenun jumputan dan songket dari Palembang, yang dipadunya dengan batik Pekalongan, sesuai dengan asal orangtuanya. Ayahnya, Djamaloedin dari Pekalongan dan ibunya Nani Djamal dari Palembang. Anak kedua dari empat bersaudara ini, sejak terjun ke kancah bisnis busana muslim dalam usia 17 tahun, selalu menggali ide-ide rancangan yang segar dan dinamis. “Dengan memakai baju muslim, bukan berarti seseorang harus tampil begitu-begitu saja. Namun, mereka bisa berelaborasi dengan busananya tampil lain dari yang lain, dengan memberi sedikit aksen, baik pada cara pakai kerudung, padu padan atasan dan bawahan, maupun lainnya,” ungkap Dian bersemangat.
U
Dalam koleksinya untuk tahun ini, Dian menampilkan beragam warna dan desain. Misalnya dia menggali pakaian dari suku Badui yang diangkatnya kepermukaan, tanpa menghilangkan kesan tradisional. Koleksi tersebut tanpak modern dan chic. Desainnya banyak modifikasi kaftan dengan siluet yang edgy, detail drapery, manik-manik besar, fringe, selendang, dan lipit. “Koleksi ini inspirasinya dari suku Badui yang bernuansa Arab. Mereka seperti orang asing di tengah gurun pasir. Saya menampilkannya tetap modis dengan siluet yang beda dan dipermanis dengan perhiasan dan aksesori,” ujar Dian. Warna-warna yang muncul dalam koleksinya kali ini adalah gradasi dari warna gelap, seperti warna tanah, cokelat, abu-abu dan hitam. Alumni sekolah mode ESMOD ini, mengatakan warna-warna tersebut untuk menyeimbangkan dari koleksi sebelumnya yang lebih cerah dengan warna-warna berani. Dalam perkembangannya, koleksi Dian makin dicari oleh pelanggannya yang dominan kalangan remaja dan ibu-ibu muda edengan usia 17-25 tahun. Saat ini dia sudah memiliki sedikitnya lima butik Dian Pelangi di Jakarta, Medan, Palembang, dan Pekalongan, serta Malaysia. Rencananya dalam tahun ini akan membuka beberapa butik lagi di Pekanbaru, Banjarmasin, dan Surabaya. (
[email protected])
29 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
30 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
RESENSI
Pasar modal yang S
menantang
epanjang pengalaman saya mengajar bidang kuangan dan investasi baik sebagai dosen pada level sarjana maupun pascasarjana, serta sebagai instruktur dan fasilitator dalam berbagai bentuk pelatihan profesi terkait, belum saya jumpai suatu buku yang membahas tentang konsep dan aplikasi investasi dan portofolio secara komprehensif dan integratif. Namun, setelah mempelajari dan menelaah buku Investasi dan Portofolio, ada sesuatu yang “menarik dan menantang” yang ditawarkan penulis (Eduardus Tandelilin) bagi para pembacanya. “Menarik” dalam hal ini Buku ini memberikan memiliki bebeberbagai kajian investasi rapa makna. pemadilengkapi contoh yang Pertama, paran konsep sangat sederhana hingga investasi dan kompleks. portofolio dikupas dengan cara yang elegan dan mudah dimengerti oleh para pembaca pada tingkat pendidikan yang berbeda. Penulis mampu mendeskripsikan konsep dan teori yang sulit ke dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca awam. Setiap penjelasan konsep dilengkapi dengan contoh-contoh konkret dan kekinian data, sehingga pembaca akan terasa berada dalam situasi bisnis dan investasi yang nyata. Kedua, pemaparan ide dan gagasan di setiap bab disajikan secara terstruktur dan konsisten. Setiap bab diawali dengan tujuan pembahasan, pengantar isu bab, dan kajian konsep teori yang dilengkapi dengan contoh aplikasi. Pada bagian akhir ditutup dengan latihan soal. Pada bab-bab tertentu, penulis juga melengkapi
K MUNAWAR KASAN
Praktisi Manajemen Risiko dan pengajar di STMA Trisakti
REPRO
Rindu Purnama Pemain
Produksi Sutradara Penulis naskah
: Tengku Firmansyah, Ririn Ekawati, Titi Sjuman, Salma Paramitha, Ratna Riantiarno, Landung Simatupang, Pietrajaya Burnama : Mizan Productions 2011 : Mathias Muchus : Ifa Isfansyah
HERMEINDITO KAARO Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
pembahasan dengan soal kasus mini (mini case). Judul buku : Portofolio dan InvesKetiga, buku ini tasi: Teori dan Aplikasi merupakan buku yang Penulis : Eduardus Tandelilin membahas tentang investasi Penerbit : Kanisius dan portofolio di Indonesia Cetakan : Ke-1, 2010 Tebal : 621 Halaman secara komprehensif dan integratif. Disusun dalam 23 bab, buku ini terbagi menjadi empat bagian utama yang meliputi: konsep dasar investasi dan portofolio, perkembangan pasar modal di Indonesia beserta instrumen-instrumennya, penilaian aset, analisis sekuritas baik fundamental maupun teknikal, manajemen risiko melalui instrumen derivatif, serta analisis dan evaluasi kinerja portofolio. Buku ini juga dilengkapi dengan beberapa topik khusus seperti isu tentang investasi internasional, estimasi beta, metodologi studi peristiwa, dan manajemen kekayaan (wealth management). “Menantang” dalam hal ini juga memiliki beberapa makna. Pertama, REPRO syarat utama dalam mempelajari kan pembaca yang merasa “penainvestasi dan portofolio adalah saran” dan ingin memperdalam pemahaman dasar bidang matepemahaman investasi dan portofolio matika dan statistik. Pembaca yang dapat menjelajahi buku ini pada telah memenuhi syarat tersebut tingkat yang lebih tinggi. akan mendapat benefit lebih besar Dengan kata lain, buku ini akan bila ingin memperdalam pengetasangat membantu bagi mahasiswa huan investasi dan portofolio. yang sedang melakukan penelitian Buku ini memberikan berbagai untuk tugas akhir baik skripsi kajian investasi dan portofolio yang maupun tesis. Sebagai contoh, dilengkapi dengan contoh aplikasi kuantitatif dan kualitatif, mulai dari pengalaman saya dalam membimbing mahasiswa menyusun skripsi contoh yang sangat sederhana maupun tesis di bidang investasi hingga kompleks. dan portofolio, kendala utama Kedua, penulis memberikan mahasiswa adalah pemahaman keleluasaan pembaca untuk yang belum memadai terutama menggali lebih dalam buku ini. dalam definisi operasional dan Kedalaman analisis sangat jelas pengukuran variabel. terutama pada topik-topik khusus Dalam beberapa kasus penedan penyajian apendiks dalam bablitian, buku ini juga mengungbab tertentu. Hal ini memungkin-
kapkan beberapa teknik statistik untuk pengujian hipotesis dengan cara konvensional melalui alat bantu peranti lunak statistik seperti EVIES, SPSS, AMOS/LISREL atau STATISTICA tidak dapat secara efektif digunakan. Buku ini memberikan contoh dengan alur yang baik serta mengungkapkan keunggulan dan kelemahan masing-masing teknik analisis. Ketiga, setelah membaca buku ini, ketertarikan dalam mempelajari konsep dan aplikasi investasi dan portofolio akan semakin meningkat. Buku ini dilengkapi dengan referensi yang memadai untuk setiap isu dan pembahasan sehingga. Buku ini mendorong pembaca yang tertartik untuk memperdalam pemahaman investasi dan portofolio agar mempelajari jurnal-jurnal rujukan yang memuat berbagai hasil penelitian empiris di pasar modal baik di negara-negara sedang berkembang termasuk di Indonesia maupun negara-negara maju. Hal menarik lainnya adalah tersedia power point setiap bab sehingga memudahkan bagi dosen dalam proses-belajar-mengajar. Suatu fasilitas yang jarang saya jumpai dalam buku teks cetakan dalam negeri. Namun demikian, mengingat keluasan dan kedalaman buku, dibutuhkan kemampuan dosen untuk memilah porsi yang tepat untuk diberikan pada mahasiswa level S1 dan mahasiswa pascasarjana. Terutama tentang topik yang membahas teknik-teknik pengestimasian beta, metodologi event study, serta apendiks yang terdapat pada bab-bab tertentu mengupas isu yang ada dengan sangat dalam dan tuntas.
Sisi lain Ibu Kota
isah anak jalanan kembali diangkat ke layar lebar. Namun, kisahnya terasa berbeda ketika digarap oleh aktor yang merintis debut menjadi sutradara, Mathias Muchus. Bermodal pengalaman di dunia akting selama tiga dekade, Muchus mantap menelurkan film pertama yang diproduksi Mizan Productions. Film dibuka dengan aktivitas anak-anak jalanan dari suatu perkampungan kumuh di Jakarta. Lorong-lorong sempit tidak beraturan, anak-anak mengamen di perempatan lampu merah, dikejar petugas kamtib hingga terpaksa menceburkan diri di kali penuh limbah. Penonton diajak mengenal wajah lain Ibu Kota. Purnama (Salma Paramitha) adalah bagian dari kehidupan tersebut. Gadis cilik ini tinggal bersama adiknya di rumah singgah yang dikelola
Sarah (Ririn Ekawati) karena kehilangan ibunya. Sambil mengamen, Purnama mencari ibunya hingga suatu hari, dia tertabrak mobil yang dikendarai Surya (Tengku Firmansyah), seorang eksekutif muda. Purnama pun dirawat di rumah Surya tetapi mengalami amnesia ringan. Surya yang tinggal sendirian ditemani pembantu, pasangan Pak Pur (Landung Simatupang) dan Bu Pur (Ratna Riantiarno) tidak suka Purnama berlama-lama tinggal di rumahnya. Oleh karena merawat Purnama, Surya pun bertemu dengan Sarah. Hubungan keduanya awalnya dipicu oleh perselisihan dalam mengasuh Purnama. Surya yang awalnya tidak menyukai Purnama, perlahan menyayangi dan ingin mengasuh dia sedangkan Sarah ingin Purnama kembali ke rumah singgah. Tidak disangka, keduanya lantas akrab.
Keakraban Surya dan Sarah membuat Monik (Titi Sjuman) cemburu. Monik adalah teman kerja Surya yang telah lama menaruh hati kepadanya. Monik juga anak Roy (Pietrajaya Burnama), pemilik perusahaan tempat Surya bekerja. Konflik muncul ketika Monik memimpin proyek penggusuran perkampungan kumuh di mana rumah singgah berada. Batin Surya bergejolak antara memilih tunduk pada kebijakan perusahaan atau memihak Sarah dan warga kampung yang terancam tergusur. Kekuatan film ini terletak pada gambar-gambar alami yang menampilkan sudut kumuh Jakarta. Muchus membiarkan gambar yang berbicara daripada pemain film sendiri. Pria kelahiran Pagaralam ini mengakui film ini minim dialog karena ingin mengembalikan esensi film, yakni kekuatan bahasa gambar. (19)
RENDEZVOUS
31 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
Komposisi isinya berbeda dengan sup biasa. Ukuran porsinya pun ditambah dan isinya juga bervariasi, sehingga mengenyangkan. FOTO-FOTO:BISNIS/RENI EFITA HENDRY
Kala sup jadi menu
utama
RENI EFITA HENDRY Bisnis Indonesia
S
etelah makanan selingan pancake diterima pasar sebagai menu utama, kini ada lagi makanan pembuka diposisikan sebagai makanan utama yang mengenyangkan sehingga tidak diperlukan lagi makanan tambahan. Biasanya sup hanya berfungsi sebagai makanan pembuka yang hangat dan dicocol dengan beberapa potongan roti. Namun, yang satu ini berbeda dengan yang biasa. Sebagai pilihan baru bagi penduduk perkotaan yang sibuk dengan pekerjaan dan ingin menikmati makanan yang cepat dan memperhatikan manfaat terhadap kesehatan, perlu mempertimbangkan tawaran dari The Soup Spoon yang menghadirkan sup sebagai menu utama. Bagi orang asing makan sup memang sudah biasa sebagai makanan pembuka, sedangkan sebagian besar penduduk Indonesia belum terbiasa memakan sup tanpa nasi, sehingga diperlukan penyesuaian. Bahkan ada pula penduduk Indonesia masih menganggap kalau belum makan nasi berarti belum makan, karena tidak ‘nendang’. Ahli masak terus mencari ide untuk menghadirkan makanan yang berbeda. Begitulah yang dilakukan oleh PT Bumi Langit Sejahtera dengan menghadirkan menu sup dari The Soup Spoon asal Singapura. Mereka menyasar segelintir orang yang memperhatikan asupan gizi atau masyarakat pada umumnya yang ingin menikmati hidangan sup sebagai menu utama. Di negara asalnya, makanan itu sudah dipasarkan sejak 2001. Peminatnya cukup banyak dan kini menu itu dapat dinikmati di 11 outlet yang tersebar di berbagai tempat di Kota Singa itu. Sup itu dilengkapi dengan isi yang beragam. Pilihannya ada yang vegetarian, daging, ayam, atau seafood. Komposisi isinya berbeda dengan sup biasa. Ukuran porsinya pun ditambah dan isinya juga bervariasi, sehingga mengenyangkan. Marketing and Promotion PT Bumi Langit Sejahtera Reiza Sahabuddin mengatakan pihaknya optimistis atas kehadiran Soup Spoon yang menyajikan berbagai pilihan sup sebagai alternatif baru dalam bidang kuliner, seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. “Kami menawarkan makanan yang
tidak memakai MSG dan sedikit garam. Target pasar kami adalah anak muda dan eksekutif yang peduli akan kesehatan,” kata Reiza saat berkunjung ke gerai keduanya di Grand Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tester Sebelum memilih menu yang dipesan, Anda bisa mencoba tester yang disediakan. Ada rasa sedikit gurih, asam, atau pedas, sehingga menu yang dipesan sesuai dengan selera waktu itu, karena mood bisa berubah-ubah. Terdapat delapan pilihan yang penampilan dan rasa berbeda dengan sup lokal. Kuahnya ada yang mirip dengan kare, agak kental, tetapi tidak menggunakan kelapa. Kekentalan itu berasal dari sebagian bahan yang dihaluskan. Bagi yang suka sayur-sayuran atau vegetarian dapat memilih velvety mushroom stroganoff dengan kuah agak kental dan isi terdapat rajangan dari enam macam jamur. Kuahnya berwarna agak keabu-abuan, seperti sup jamur yang terdapat di hotel. Rasanya agak gurih. Lalu bagi yang suka sedikit asamasam, Anda bisa memilih tangy tomato with basil yang sebagian tomatnya dihaluskan . Pilihan lain untuk menu vegetarian dapat berupa meatless minestrone, atau reasted pumpkin (sup
labu) yang mengandung 130 kalori. Yang lebih unik yaitu sup Tokyo chiecken stew, sup ayam yang bening dan mirip dengan soto. Selain itu tersedia simon & garfunkel chicken ragout yang merupakan campuran ayam, jamu, kentang, dan tomat. Beda lagi dengan boston clam cheoder yang dilengkapi dengan kerang, serta beef goulash yang merupakan sup daging yang menggunakan kaldu sapi. Setiap menu mempunyai tiga ukuran. Masing-masing porsi itu juga dilengkapi informasi tentang kandungan jumlah kalori untuk memudahkan orang memperhitungkan asupan kalori makanan yang dikonsumsinya. Memang menyantap sup itu terasa nikmat kalau lagi kondisi panas-panas, sehingga kuahnya tidak terlalu kental. Sup itu juga dilengkapi dengan tambahan roti sebagai sumber karbohidrat dan tidak menyediakan nasi sebagai sumber karbohidrat. “Kami benar-benar menghadirkan sup yang otentik dari Singapura,” kata Reiza yang menambahkan bumbu-bumbunya dari Singapura. Harganya mulai dari Rp23.000 (ukuran reguler)-Rp39.000 untuk ukuran besar. Selain dapat dinikmati di tempat, pihaknya juga menawarkan sup siap saji yang dapat dinikmati di rumah. (
[email protected])
28 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
MODIS Merek lokal rasa
global RENI EFITA HENDRY Bisnis Indonesia
agi pencinta sepatu, merek sepatu Andre Valentino mungkin sudah sangat akrab menemani perjalanan aktivitas harian. Tak hanya konsumen Indonesia yang mengenal merek sepatu dengan bahan dasar kulit itu, tetapi masyarakat negeri jiran Malaysia dan Singapura bahkan lebih dulu kenal. Untuk menjaga eksistensi produknya di pasaran baik lokal maupun mancanegara, pada awal tahun ini Andre Valentino kembali mengeluarkan lima desain baru dengan dua pilihan warna. General Manager PT Saga Machie Marga Singgih, perusahaan yang memasarkan alas kaki brand Andre Valentino termasuk merek Studio Nine dan Elle lisensi dari Paris, mengatakan desain sepatu mayoritas konvensional, hanya sebagain kecil yang meluncurkan desain yang fesyen. Salah satu seri yang terkenal dari merek ini adalah
B
molcassin yang mengambil inspirasi dari sepatu suku Indian. Sepatu seri tersebut sangat lentur, mudah ditekuk sehingga nyaman dipakai khususnya untuk mengendarai mobil. “Pengerjaan sepatu molcassin lebih sulit dibandingkan dengan sepatu biasa. Semuanya dibuat dengan pengerjaan tangan. Kita menggunakan kulit anak sapi,” ujar Marga. Warnanya pun bermacam terutama warna klasik hitam, cokelat tua, cokelat muda, putih kombinasi dengan hitam. Sementara desain terbaru untuk sepatu pesta masih fokus pada pilihan dengan high heel berbahan dasar kulit ular. Untuk warna, produsen alas kaki buatan dalam negeri yang sudah berusia 17 tahun ini mengutamakan warna-warna klasik seperti hitam, cokelat tua, cokelat muda, merah, dan putih, sedangkan untuk warna fesyen terdapat beberapa pilihan warna seperti pink, gradasi dua warna. Brand Andre Valentino ditargetkan untuk perempuan dan pria usia 25-35 tahun. Seiring dengan perjalanan usahanya yang sudah berusia 17 tahun, Andre Valentino menghadirkan produk Andre Confort yang desain alasnya lebih empuk dengan penambahan teknologi tertentu, sehingga lebih nyaman dipakai bagi usia yang lebih dari 40 tahun ke atas. (RAHAYUNINGSIH)
(
[email protected])
FOTO-FOTO:REPRO
sepatu
32 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
PESIAR
Bisa santai juga di
Wall Street
INRIA ZULFIKAR Bisnis Indonesia
I
New York KANADA
Philadelphia Washington DC
Wes t St
AMERIKA SERIKAT
Newyork stock exchange
Hampton
Wa ll S tre et
St ter Wa
MEKSIKO
BISNIS/ILHAM NESABANA
a mempunyai reputasi sebagai pusat keuangan dunia dan kerap digambarkan dengan seabrek kesibukan tanpa henti dari para pelakunya yang ‘mencari makan’ di kawasan tersebut. Raut wajah supersibuk sudah tampak ketika para eksekutif tersebut melangkahkan kaki menuju perkantoran yang berada di deretan gedung-gedung tinggi. Busana yang dikenakan hampir seragam. Setelan jas hitam berikut aksesorinya. Menjinjing tas warna hitam pula atau paling tidak tas pundak dengan kelir serupa. Urusan sepatu juga demikian. Sebuah pemandangan yang monoton, memang, di distrik pusat finansial sekaliber Wall Street, New York. Memang begitulah gaya hidup sehari-hari orang-orang keuangan di sana. Berpacu dengan waktu untuk meraup untung sebesar-besarnya. Pas sekali karena bursa New York (New York Stock Exchange/NYSE) bercokol di kawasan itu dan sekaligus merupakan jangkar pasar finansial global. Setelah beberapa saat mengamati medan dari seberang Gereja Trinity, saya berjalan melewati gedung NYSE yang dijaga ketat. Pertengahan November lalu cuaca belum terlalu dingin untuk menyusuri Wall Street pada pagi hari. Begitu berada di dekat pos pemeriksaan pintu masuk NYSE, wajah Wall Street yang supersibuk perlahan mulai sirna. Begitu banyak wisatawan bertampang Asia maupun bule yang asyik berfoto. Mereka hilir mudik di depan patung George Washington yang berdiri megah dan menjadi ikon Federal Hall untuk mencari sudut ideal pemotretan. Lokasi tersebut memang kental dengan nilai sejarah karena di situlah pada 1789 dia mengucapkan sumpahnya sebagai presiden pertama AS. Tak heran bila turis berduyun-duyun ingin melihat langsung sosok patung tersebut saat berada di
Dinding pertahanan tersebut terus diperkuat dari masa ke masa sebagai suatu benteng perlindungan terhadap serangan para musuh. New York. Selain patung, atribut bernada serba-Wall Street tidak luput dari perhatian pelancong dan tampaknya menjadi objek yang wajib diabadikan, mulai dari pelang nama jalan, pintu masuk dan keluar NYSE hingga sisi gedung yang saat itu dipasangi spanduk besar bertuliskan NAREIT Celebrates 50 Years of REITs. Secara keseluruhan Wall Street merupakan bagian dari kawasan kota tua New York. Sejarahnya bergulir mulai dari abad ke-17 yang diwarnai perseteruan berdarah antara imigran dari Belanda dan Inggris. Saat itu wilayah tersebut digunakan sebagai perbatasan wilayah utara dari kesepakatan New Amsterdam. Pada 1640 didirikan tiang pancang dan papan untuk menandai wilayah perbatasan dan permukiman. Komunitas Belanda akhirnya memutuskan untuk membangun tembok pertahanan yang kokoh setinggi 12 kaki. Dinding pertahanan tersebut terus diperkuat dari masa ke masa sebagai suatu benteng perlindungan terhadap serangan para musuh. Pada 1685 dirancang sebuah jalan di sisi tembok (wall street) sepanjang sisi dari benteng pertahanan meski kemudian dibongkar oleh Inggris pada 1699. Itu sekeping sejarah dari aspek lokasi. Mozaik lainnya yang menjadikan Wall Street sebagai kampiun bursa dunia juga tak kalah dramatis.
PESIAR
Patung George Washington
FOTO-FOTO:BISNIS/INRIA ZULFIKAR
Gereja Trinity
Pada akhir abad ke-18 terdapat sebuah pohon American sycamore atau di Amerika disebut buttonwood yang tumbuh di kaki sisi tembok. Di bawah pohon tersebut para pedagang dan spekulator saling bertemu untuk melakukan perdagangan secara tidak resmi. Pada 1792, para pedagang meresmikan sebuah asosiasi dan membuat kesepakatan dengan nama Perjanjian Buttonwood. Inilah yang kemudian dikenal sebagai fase awal kelahiran bursa New York. Lanskap Wall Street masih kuat menggoreskan warisan lama tersebut. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah landmark yang tetap berdiri kokoh seperti Federal Hall, 14 Wall Street (Bankers Trust Company Building), 40 Wall Street (The Trump Building), dan tentu saja gedung NYSE. Karena masih ada cukup waktu sebelum siang
33 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
Turis antre tiket feri menuju Patung Liberty
harinya menghadiri acara resmi di NYSE, saya melanjutkan perjalanan ke dermaga yang berada di ujung Battery Park, sekitar 300 meter dari Wall Street. Dari kejauhan tampak patung Liberty, seolah menyapa para turis yang harus rela mengantre membeli tiket feri yang akan membawa mereka ke Pulau Liberty. Sebelum memasuki dermaga yang memiliki benteng kokoh berwarna coklat (Castle Clinton), kami dihadang banteng raksasa di alun-alun Bowling Green. Ia tak lain adalah Charging Bull alias Wall Street Bull alias Bowling Green Bull, patung banteng berbahan perunggu berbobot 3,2 ton karya Arturo Di Modica yang bertengger sejak 1989. Si Kekar ini melambangkan pasar keuangan
yang makmur atau semacam pengharapan bursa setelah pada 1987 dilanda crash. Tidak jelas apakah Di Modica berniat membuat perlambang baru setelah Wall Street kelimpungan akibat krisis keuangan AS tiga tahun lalu yang dampaknya masih terasa hingga sekarang. Yang pasti, turis tampaknya sayang benar kepada sang banteng. Jadwal pemotretan tak pernah sepi, terutama dari sudut depan yang memperlihatkan wajah utuh banteng, lengkap dengan tanduknya yang perkasa. Sepasang pelancong bule sampai gigit jari karena tidak pernah mendapat kesempatan berfoto di depan moncongnya. Harap maklum saat itu sebuah grup wisatawan berwajah Asia sedang asyik berpose dengan berbagai gaya. (
[email protected])
pick up point weekend edition STARBUCKS COFFEE JAKARTA Plaza Indonesia Pondok Indah Mall Jakarta Stock Exchange Plaza Senayan Mall Taman Anggrek Setiabudi Building 1 Kelapa Gading Mall Cilandak Town Square Duty Free Shop J-1 Mal Puri Indah Wisma BNI 46 Plaza Kampung Kemang Kamome Supermarke Kemang Square Plaza Semanggi Skyline Building Plaza Indonesia Ent. Center Kinokuniya Plaza Senayan Pasaraya Grande TIS Square La Piazza Wisma Metropolitan Mal Ciputra PIM 2 Cibubur Junction Rest Area KM 19, Bekasi Timur Wisma Sudirman Supermall Karawaci GKBI Margo City Shopping Centre Senayan City 1 Senayan City 2 Dunia Fantasi Formule 1 Wisma Mulia Grand Indonesia Oakwood Residance Duty Free Shop J-1 Gedung Ratu Prabu 2 Ruas Jalan Tol karang tengah JL. Pangeran Antasari No. 36 JL. KH Mas Mansyur Pacific Bay Building Lt.4 Pluit Junction Ground Floor Jln. Raya Perjuangan Kav. 8
cafe
SURABAYA Tunjungan Plaza 4 Galaxy Mall 2 Pakuwon Supermall Tunjungan Plaza 3 Jl. Adityawarman No.55 BOGOR Botani Square Bogor BEKASI Jl Cibarusah, persimpangan EJIP, Westlake TANGERANG Supermall Karawaci Bouleverd Gading Serpong Jln. Siloam no 6 Lippo Karawaci DEPOK Margo City BANDUNG Bandung Indah Plaza Bandung Supermal Chi-Walk Bandung Paris Van Java MEDAN Sun Plaza Medan BALI Hard Rock Hotel Bali Discovery Mall Legian (facing Paddy’s Club) SOGO Dept. Store Bali Collection YOGYAKARTA Plaza Ambarukmo
J.CO DONUTS & COFEE
Hotline Langganan: 57901023 ext 515 Hotline Iklan: 021 7064 3688, 5790 1023 ext 520 Toll Free: 0800 1 247647
JAKARTA Mal Kelapa Gading II Plaza Semanggi Margo City, Depok Senayan City Mal Taman Anggrek Mangga Dua Square Mal Artha Gading Bintaro Plaza Metropolitan Mal Pondok Indah Mal 1 Plaza Kalibata Sumarecon Mal Serpong BOGOR Botani Square Bogor
BANDUNG Cihampelas Walk Istana Plaza Paris Van Java Bandung Supermal MAKASSAR Mal Panakkukang PALEMBANG Palembang Indah Mal PEKAN BARU Mal SKA BATAM Mega Mal Batam Center MEDAN Sun Plaza SURABAYA Plaza Surabaya Mal Galaxy Supermal Pakuwon Indah
Wisma Mulia Wisma GKBI SURABAYA Tunjungan Plaza 3 Galaxy Mall BANTEN Lippo Benton Juntion
CAFÉ OH LA LA BANDUNG Bandung SuperMall
EXCELSO JAKARTA Blok M Plaza Plaza Indonesia Kelapa Gading Mall 2 Wisma Dharmala Sakti Mega Mall Pluit Town Square Cilandak Kelapa Gading Mall 3 Senayan City
F: BAR & BISTRO Plaza Indonesia Dairy Queen Plaza Indonesia
BREW & CO
GELARE CAFÉ
Cilandak Town Square Menara DEA, Mega Kuningan Menara Kebon Sirih Menteng Formule 1 Menara Arcadia, TB Simatupang
DAPOER POETRI DELIFRANCE Cilandak Town Square The Cream & Fudge Factory Senayan City, LG
MOTHER’S COOK Cilandak Town Square
BRAKE CAFÉ Cilandak Town Square
2ND KITCHEN Cilandak Town Square
TARTINE CAFÉ BANDUNG Setiabudi Building Bandung Supermal Istana Plaza Plaza Dago
Cilandak Town Square
SURABAYA Tunjungan Plaza II Tunjungan Plaza III Tunjungan Plaza IV Plaza Surabaya Galaxy Mal Supermal Pakuwon Indah Pakuwon Trade Center
DOME
MEDAN Sun Plaza Mega Mal Batam Center
Cilandak Town Square Mall Artha Gading Plaza Indonesia Cilandak Town Square TIS Square
TAKIGAWA RESTO La Prisma@ La Piazza the lifestyle center Gedung Setiabudi One Senayan City Cilandak Town Square
KRISPY KREME DOUGHNUTS
KEmang Melawai Kelapa Gading Hayam Wuruk Tomang BSD Plaza Plaza Bintaro Jaya Dago, Bandung
MIDORI
BALIKPAPAN Mal FantasI Plaza Balikpapan
Mayestik Pondok Indah Kelapa Gading Puri Kencana Menteng Sahid Hotel Bintaro Bandung Anyer
THE COFFEE BEAN & TEA LEAF
WARUNG DAUN
PEKAN BARU Mal SKA
JAKARTA Plaza Senayan Cilandak Town Square Mall Kelapa Gading 3 Plaza Indonesia Mall Taman Anggrek Plaza Kemang 88 Pondok Indah Mall 2 & PI Mall Metro Senayan City TIS Square Trans TV Building Sudirman Plaza RS. Royal Taruma MID Plaza
BAKERZIN Plaza Indonesia
HARD ROCK CAFÉ Plaza Indonesia
GRAND MARIO Ratu Plaza
SOHO MUSIC Plaza Semanggi
CUP & CINO Plaza Semanggi
VERTIGO & X-LOUNGE Plaza Semanggi
EL JOHN EXECUTIVE LOUNGE
ZHUMA | JAPANESE
COFFEE TREE
SOLO Solo Square
Plaza Indonesia
TAMANI CAFE
Cilandak Town Square Jl. Jend Sudirman Kav.1 Jakarta La Piazza Jl. Bulevar Kelapa Gading
MALANG Plaza Araya
MAKASSAR Mal Ratu Indah Mal Panakkukang
BEPPU
Gedung Setiabudi One
CHATTER BOX CAFÉ
DOUBLE DECKER
BALI Bali Mall Mal Bali Galeria Int’l Departure, Bandara Ngurah Rai
Plaza Indonesia
Bandara Soekarno-Hatta Terminal 1B Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Bandara Soekarno Hatta, Terminal 2 F (Parai Smoking Lounge) Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin Bandara Hang Nadim, Batam Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang, Terminal Domestik (EL JOHN Exc. Lounge) Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang, Terminal Domestik Lounge Atas (EL JOHN Exc. Lounge) Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Terminal Internasional (Sriwijaya Lounge) Bandara Selaparang, Lombok Mataram Bandara Supadio, Pontianak Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang Bangka Bandara H.AS Hanandjoeddin, Tanjung Pandan-Belitung Bandara Ngurah Rai, Internasional Terminal, Bali (Parai Cyber Lounge) Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya, Kalimantan Tengah (ISEN MULANG LOUNGE)
SEMARANG Mal Ciputra DP Mall
YOGYAKARTA Malioboro Mall Galeria Mal
Grand Indonesia
BALI Discovery Shopping Mall Kuta Square
Cibubur Junction BALI Mal Bali Galeria Bali International Airport
Prisma Sports Club, Kedoya Mal Galaxy, Surabaya Istana Kota Galeria, Bali Grand Indonesia Mal Artha Gading Cyber Park, Bekasi Mal Ciputra Seraya, Pekanbaru Kuta Square, Bali
Senayan City, Crystal Lagoo.
AVORIO RISTORANTE & BAR Plaza Senayan
GRAND MARIO CAFÉ & LOUNGE Ratu Plaza
TORAJA CAFÉ Pasaraya Grande
WAROENG PODJOK Pondok Indah Mall The Plaza Semanggi
MARIO’S PLACE Menteng Huis
MEZZO CAFÉ @TIMEBREAK The Plaza Semanggi
Kebayoran Lama & Menteng
TATOR CAFÉ
DANTE CAFÉ
Darmawangsa City Walk Menteng Huis
Mall Kelapa Gading Mal Ciputra Sumarecon Mall Serpong Supermal Karwaci
GLORIA JEAN’S COFFEE Plaza Indonesia Wisma 46 Kota BNI Ratu Plaza Plaza Semanggi Gajah Mada Plaza Palaza Adoram Kemang
BAKMI TOP 17 The Plaza Semanggi Pasar Festival Mall Metropolitan Bekasi
CAFÉ D AMOR Jl. Kemang Raya No.67
CREMA CAFÉ Oakwood Apartments, Jl. Mega Kuningan
HEALTH
35 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 6 Februari 2011
KLINIK
YUL ISKANDAR Psikiater
Obat antikebohongan Tanya: Dr Yul yth Pada saat ini masalah bohong-kebohongan menjadi santapan berita di surat kabar, di media elektronik dan menjadi pembicaraan ramai di kedai kopi. Bagaimana pendapat psikiater apakah kebohongan merupakan masalah, dan apakah ada kelainan kejiwaan seorang pembohong. Apakah benar ada obat yang bisa membuat orang bicara yang sebenarnya. Lindan, Jakarta
Jawab: Terima kasih atas pertanyaannya. Di bagian psikofarmakologi, memang dikenal obat antikebohongan (truth drugs). Obat itu dipakai untuk mendapat informasi yang benar dari seorang subjek, yang pada dasarnya subjek itu tidak ingin memberikan keterangan yang benar itu secara sukarela, disebabkan oleh berbagai alasan. Bohong dalam arti tidak benar, harus dibedakan dengan tidak tahu tetapi asal jawab. Misalnya, seseorang ditanyakan di manakah letak Medan, jawabnya di sebelah Timur Pulau Jawa. Itu tidak betul, tetapi bukan bohong mungkin dia memang tak tahu. Namun, seseorang yang mengambil kepunyaan orang lain, dan ditanyakan apakah dia mengambil barang itu, bila dia menjawab tidak, maka itu adalah suatu kebohongan. Pembohong adalah salah satu sifat manusia yang buruk. Berbohong tidak selalu suatu perbuatan jahat. Adakalanya dokter tidak menjawab jujur keadaan pasiennya, dia berbohong tetapi demi kebaikan pasiennya sendiri. Untuk mendapat keterangan yang benar dari individu dapat dipakai cara kekerasan akan tetapi kini sudah ditinggalkan oleh berbagai negara sejak 2000. Pemakaian poligrafik dan obat (truth drugs) masih merupakan perdebatan. Truth drugs adalah obat yang mengubah fungsi kognitif, dan kesadaran, di antaranya yang kini masih dipakai adalah scopolamine, atau derivate quinuclidinyl, derivate barbiturate, dan derivate benzodiazepine. Hukum internasional PBB untuk pemakaian truth drugs dinyatakan sama dengan cara-cara kekerasan, bila dilakukan tanpa persetujuan individu. Namun, pada beberapa gangguan psikiatri pemakaian yang benar dari obat itu bisa membantu pasien, menyelesaikan masalahnya yang kurang dia mengerti. Pemakaian poligrafik, yang mengukur detak jantung, tekanan darah, gerakan bola mata, fungsi saraf simpatis (keluarnya keringat), adalah berdasarkan pada umumnya orang berbohong akan memengaruhi organ tubuh. Misalnya adanya percepatan pernapasan, bola mata yang bergerak ke kiri atau ke kanan, peninggian tekanan darah atau keluarnya keringat dan sebagainya, yang semuanya dapat diukur dengan alat poligrafik yang tepat.
BISNIS/YAYUS YUSWOPRIHANTO
Jangan sepelekan kelancaran
ASI
FITA INDAH MAULANI & RAHMAYULIS SALEH Bisnis Indonesia
P
engalaman menyusui, khususnya ibu yang baru melahirkan anak pertama beragam, dimulai dari rasa sakit karena pecah puting hingga berdarah ketika air susu ibu (ASI) diberikan pertama kali. N. Putri, ibu rumah tangga bertempat tinggal di Pamulang, Jakarta mengatakan pertama kali memberikan ASI terasa sakit dan masih belum lancar keluar, padahal produksi air susu sudah banyak. “Puting payudara kanan mengalami penyumbatan kotoran ditambah luka ketika pertama kali menyusui menghambat keluarnya ASI hingga akhirnya harus dioperasi,” ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini. Pengalamannya diawali ketika kedua payudara bengkak karena ASI tidak bisa keluar dengan lancar. Dia memanggil tukang pijat untuk memerah dan mengeluarkan kotoran yang tersumbat, sehingga ASI bisa keluar lancar. Inisiatif tersebut ternyata tidak berjalan lancar, payudara kanan semakin membengkak. Hal tersebut membuat dirinya malas menyusui bagian tersebut kepada anak, apalagi masih terasa perih akibat lecet. Berbagai pengobatan dilakukan mengikuti saran orangtua, mulai dari menggunakan daun tradisional hingga cuka dicampur kapur kemudian dioleskan ke payudara. Konsultasi ke dokter pun dilakukan, dia memperoleh antibiotik. “Pengobatan tradisional dicampur medis sukses membuat pecah payudara kanan di bagian atas puting hingga terbentuk dua buah lubang yang terus mengeluarkan nanah sehingga akhirnya harus dioperasi karena sudah menjadi abces,” ujarnya. Sutjipto, Ahli Bedah Onkologi dari Rumah Sakit Tebet dan Rumah Sakit Dharmais menjelaskan kasus tidak lancarnya ASI selama 6 bulan pertama menyusui sering dijumpai pada perempuan sedang menyusui. Penyebabnya secara umum karena adanya penyumbatan pada saluran susu yang bisa disebabkan antara lain oleh infeksi. “Penyumbatan tersebut seakan
membentuk benjolan yang sebenarnya adalah gumpalan dari air susu yang tidak keluar. Gumpalan ini disebut galaktocele. Sering kali benjolan kemudian terinfeksi hingga menyebabkan abces,” ujarnya.
Operasi Tindakan operasi yang biasa dilakukan merupakan usaha untuk mengeluarkan abces, tetapi perlu diwaspadai apabila benjolan lebih mengeras, atau tidak menjadi abces. Jika hal tersebut yang terjadi maka gumpalan harus dikeluarkan dan melakukan pemeriksaan patologi. Sutjipto menambahkan biasanya dokter akan memberikan antibiotik dan anti inflamasi untuk galaktocele. Pembedahan baru dilakukan jika cara ini tidak berhasil menyembuhkan. Penyumbatan hingga terjadi infeksi tidak dapat disembuhkan begitu saja dengan memaksakan pemberian ASI pada bayi atau breast care. Nanah yang ada harus dikeluarkan, jalannya melalui operasi. Tindakan operasi secara umum tidak menyebabkan komplikasi apapun apabila dilakukan dengan benar. Payudara sebelah yang tidak bermasalah bisa tetap diberikan kepada bayi selama proses pengobatan berlangsung. Sayangnya, kebanyakan ibu merasa tertekan sehingga produksi air susu menurun drastis atau berhenti total. Menurut Dokter Frizar Irmansyah, Spesialis Kandungan dari RS Pusat Pertamina, menyarankan ibu memberi kompres air dingin atau air panas apabila terjadi pembengkakan payudara saat ibu menyusui dengan tujuan agar ASI tidak menggumpal dan menumpuk hingga mengeras. Tujuannya dikompres agar ASI mencair, kemudian dikeluarkan lewat dipompa atau disusui. Kalau tidak, bisa menyebababkan timbulnya pembengkakan. “Bila daerah yang bengkak karena ASI itu terkena kuman, maka akan terjadi infeksi yang bisa menimbulkan nanah atau rasa sakit pada payudara si Ibu. Untuk itu
Penyebabnya karena terjadi infeksi pada saluran susu. tindakannya bisa dengan operasi kecil,” ujarnya. Namun, lanjut Frizer, pembengkakan karena kelenjar susu itu tidak membahayakan si ibu, kecuali ada komplikasi penyakit lainnya. Sofie Navita, Duta ASI Sentra Laktasi Indonesia mengatakan masalah ini bermula dari payudara penuh. Setelah bayi lahir, proses manajemen laktasi harus segera dilakukan untuk mencegah ini terjadi. “Masalah ini sebenarnya bisa dicegah jika ibu menyusui atau orang sekitarnya mengetahui posisi pelekatan bayi pada saat menyusui,” ujarnya. Kebanyakan ibu mengeluhkan sakitnya pertama kali menyusui. Pecah puting hingga berdarah banyak terjadi. Ibu sebaiknya tetap menyusui hingga air liur anak menyembuhkan luka tersebut, tetapi tidak sedikit yang merasa takut dan menunggu luka sembuh. erita puting sakit hingga luka pada saat pertama kali menyusui yang akhirnya menimbulkan penyumbatan sebenarnya bisa dicegah dengan posisi pelekatan bayi pada saat menyusui. Masalahnya, edukasi mengenai hal ini masih sangat minim. Ibu beranak dua ini menjelaskan posisi menyusui yang benar bisa dilakukan meskipun puting sudah terluka. Saat ini kesadaran rumah sakit dan petugas medis mengenai pentingkan memberikan ASI sejak dini sudah tumbuh. Mereka memberikan keleluasaan ibu untuk menyusui dan membekali pengetahuan breast care. Sayangnya, belum edukasi mengenai laktasi lebih jauh sehingga jarang sekali ada petugas medis yang mengajarkan posisi pelekatan bayi pada saat menyusui, seperti posisi kepala bayi di tangan ibu, hingga posisi dagu bayi di payudara ibu. (
[email protected]/yu-
C
[email protected])