Weekly Report 13 September 2016
REFORMASI PAJAK AMERIKA Pasar Amerika Serikat memberikan respon positif yang sangat cepat ketika Trump dengan pongahnya mengumumkan akan memberikan informasi terkait reformasi pajak secara besar-besaran di negeri Paman Sam. Para pelaku pasar pun berspekulasi bahwa Trump akan memenuhi janji kampanyenya untuk menurunkan pajak korporasi dan kalangan menengah keatas sehingga pasar saham pun bergerak mendahului pemotongan pajak tersebut. Dari Indonesia minggu ini kita akan berhadapan dengan event pilkada serentak di seluruh wilayah Indonesia dengan kestabilan politik menjadi kata kunci yang ditunggu oleh para investor. Masih dari dalam negeri kami juga melihat kemungkinan pemerintah akan melakukan perubahan pada asumsi APBN tahun 2017 sehubungan dengan beberapa fakta dilapangan yang relatif jauh dari perkiraan semula. Beberapa fakta yang relatif berbeda diantaranya adalah harga komoditas dunia yang relatif lebih baik dari perkiraan serta kemenangan Trump.
KEBIJAKAN PAJAK TRUMP
Laporan dari Moody sekitar tahun 2014 memperlihatkan ada sekitar USD 1,3 Trilyun cash yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan Amerika diluar sektor finansial yang ditaruh di negara-negara surga pajak. Adapun kondisi ini terjadi karena pendapatan dari perusahaan-perusahaan tersebut diluar negeri jika ingin dimasukkan ke dalam negeri harus dikenai pajak hingga 35%. Sebuah nilai yang relatif terlalu besar bahkan bagi kita ukuran Indonesia.
Kami mencatat dari sekitar USD 1,3 Trilyun tersebut ada sekitar USD 500 Milyar dimiliki oleh 5 perusahaan teknologi Amerika yaitu peringkat pertama Apple, diikuti oleh Microsoft, Google, Cico, dan Oracle. Kepemilikan dana cash hingga USD 500 milyar, atau hampir setara dengan GDP Indonesia selama setahun ini, tentu mengundang pertanyaan tersendiri yaitu mengapa sedemikian senangnya mereka menyimpan uang? Pertanyaan ini menjadi penting diluar dari kebijakan Trump yang akan ditempuh terkait penurunan pajak bagi korporat di Amerika Serikat.
Kami sendiri berpandangan besarnya nilai cash yang dimiliki oleh kelima perusahaan sektor teknologi tersebut terjadi tidak lain karena dunia teknologi dihadapkan pada situasi minim inovasi. Hilangnya inovasi yang sejatinya adalah bahan bakar dari sistem ekonomi kapitalisme dapat kita lihat dari peralatan sehari-hari yang kita gunakan seperti Handphone. Disadari maupun tidak dunia rupanya fitur, kelengkapan, ataupun tampilan dari peralatan handphone yang kita miliki saat ini relatif tidak terlalu mengalami perubahan selama 5 tahun terakhir. Memang beberapa fitur relatiff lebih cepat tetapi tidak menjadi sebuah terobosan sebagaimana kemunculan Blackberry di masa lalu yang mengubur kedigdayaan Nokia, atau kisah Apple yang memperkenalkan Ipad di masa lalu.
Ketiadaan inovasi ini sendiri kami nilai tidak lepas dari ketidakpastian kondisi ekonomi dunia pasca krisis tahun 2008 lalu sehingga perusahaan lebih suka untuk menyimpan cash daripada menghabiskan uangnya untuk riset ataupun pengembangan produk baru. Kondisi diatas masih lebih diperparah dengan kecenderungan penguatan nilai tukar USD.
Weekly Report
Kami melihat keadaan diatas akan relatif berbalik pasca pengumuman Trump untuk penurunan pajak. Dalam jangka menengah panjang nilai USD kami perkirakan akan cenderung melemah sehingga mengundang mereka yang memegang USD untuk membelanjakan uangnya. Indikasi pelemahan dari USD kami nilai akan didominasi oleh berita inflasi yang cenderung naik, pertumbuhan ekonomi yang membaik, serta neraca perdagangan yang tetap akan negatif bagi Amerika Serikat. Dengan berbaliknya pandangan pelaku industri terutama sektor teknologi yang saat ini menyimpan uang cash untuk beralih pada pengembangan produk serta inovasi maka kapitalisme dunia dapat menjadi tumbuh.
Amerika Serikat sendiri bukan kali pertama melakukan pemotongan pajak untuk mengundang uang masuk kembali ke negaranya. DI tahun 2004 presiden Bush pernah melakukannya dan berhasil membawa masuk sekitar USD 312 Milyar. Kita ketahui bersama setelah keberhasilan program tersebut ekonomi dunia relatif berakselerasi terutama dengan didukung oleh beberapa inovasi dari dunia teknologi informasi. Dalam jangka pendek kembalinya dana ke Amerika Serikat tidak akan berpengaruh secara besar mengingat uang cash yang disimpan oleh perusahaan-perusahaan tersebut sudah dalam bentuk USD.
Pasar saham sendiri khususnya di Amerika Serikat akan relatif diuntungkan dengan kebijakan pengurangan pajak apalagi jika diterapkan pada pengurangan pajak repatriasi dana. Dari pengalaman tahun 2004 nilai uang yang direpatriasi sekitar 80% digunakan untuk melakukan buyback saham ataupun untuk peningkatan opsi saham bagi para eksekutif. Sisanya baru digunakan untuk penambahan kapasitas produksi. Meskipun terlihat buruk tetapi pembelian kembali saham oleh perusahaan akan menyediakan likuiditas di pasar keuangan dan meningkatkan daya beli baik di Amerika Serikat maupun dunia. Inilah sisi positifnya walaupun jika kita belajar dari kejadian tahun 2004 lalu dimana kemudian uang yang datang menjadi bomerang karena digunakan untuk pembiayaan berlebihan pada masyarakat yang tidak mampu secara finansial sehingga tercipta krisis subprime mortgage.
PERUBAHAN ASUMSI
Akhir minggu lalu Presiden Jokowi melakukan rapat dengan kabinetnya untuk membahas terkait beberapa asumsi yang mungkin saja berubah mengikuti fakta di lapangan. Beberapa perubahan yang mengemuka diantaranya adalah harga komoditas dunia yang cenderung diatas perkiraan APBN 2017. Kami melakukan skenario dengan asumsi harga saat ini dikurangi 15% dan kami dapati pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2017 bisa tumbuh diatas perkiraan setidaknya hingga 5,5% pada tahun 2017. Perbaikan ini terjadi jika harga komoditas dunia berfluktuasi tidak lebih dari 15% sehingga menjadi indikasi positif bagi daya beli masyarakat khususnya di daerah-daerah penghasil komoditas.
Dari sisi kepastian investasi Indonesia besar kemungkinan akan meraih investment grade pada semester kedua tahun 2017 dari S&P. Tentu saja keamanan dan kestabilan politik pada pilkada di medio Februari ini akan menjadi salah satu penentu. Kami sebagai pihak yang mengikuti perkembangan situasi terakhir dari dalam negeri melihat dengan sangat optimis bahwa pilkada 2017 akan berlangsung dengan aman dan damai sebagaimana harapan kita bersama.
Untuk pasar saham minggu ini kami melihat saham-saham sektor konstruksi yang masih undervalue dari level wajarnya. PTPP, WIKA, dan WSKT adalah pilihan kami. IHSG sendiri kami prediksi akan bergerak dalam suasana menguat sepanjang minggu ini. Demikian beberapa ulasan kami dan selamat bertransaksi.
Weekly Report
IHSG IHSG sepekan lalu menguat 10 point membentuk candle dengan body turun tipisdan shadow di atas dan bawah indikasi konsolidasi. Pada Candle harian IHSG melemah 0.4 point membentuk candle dengan body turun dan shadow di atas indikasi konsolidasi. Volume relative sedang di rata-rata 20 hari terakhir. IHSG telah bergerak dalam trend naik jangka panjang sejak 29 September 2015, harga menguat dari channel bawah. Dalam jangka menegah IHSG dalam periode turun sejak 9 Agustus 2016, harga konsolidasi menguat test channel atas. Sedangkan jangka pendek membentuk tren naik sejak 23 Januari 2017. Harga berpeluang konsolidasi test channel bawah.
Indikator MACD terjadi golden cross pada 26 Januari 2017 dan garis MACD diatas garis 0, harga berpeluang konsolidasi menguat di jangka menegah. Indicator Stochastic oscillator (SO) terjadi dead cross dan tembus garis 0 berpeluang konsolidasi melemah di jangka pendek. Money flow mengindikasikan aliran dana cenderung masuk. Harga test garis Bollinger band atas, berpeluang konsoldasi melemah di jangka pendek.
IHSG minggu ini di perkirakan berpeluang menguat dengan Support di level 5449 sampai 5228 dan resistance 5396 sampai 5491. Cenderung SOS.
Weekly Report
USD Rupiah USDIDR selama sepekan kemarin melemah 25 poin dengan membentuk candle dengan body tipis dan shadow di atas dan bawah indikasi konsolidasi. Candle harian USDIDR menguat 15 point membentuk candle dengan body tetap dan shadow di atas dan bawah indikasi konsolidasi. USDIDR dalam pola trend turun di jangka panjang ditunjukan trend channel turun sejak 28 September 2015. Jangka menegah dalam trend naik sejak 28 September 2016 dimana harga mendekati channel bawah, berpeluang konsolidasi. Sedangkan jangka pendek dalam trend turun sejak 20 Januari 2017, harga test channel bawah berpeluang konsolidasi di jangka pendek.
Terjadi dead cross pada indicator MACD dan garis MACD masih di bawah garis 0, berpeluang konsolidsai melemah di jangka menegah. Indicator Stochastic oscillator (SO) terjadi golden cross dan tembus area oversold ke atas peluang konsolidasi menguat dalam beberapa hari kedepan. Money flow mengindikasikan aliran dana cenderung keluar. Harga mental dari garis bollinger band bawah, potensi konsolidasi menguat di jangka pendek.
Pekan ini kami perkirakaan USDIDR kembali berpeluang konsolidasi menguat (rupiah melemah) dengan level resistance di level 13340 sampai 13405 dan support di level 13280 sampai 13200.
Weekly Report
Surya Citra Media
(SCMA) Sumber : Riset Investa Saran
21,70% 36,30% 33,80% 37,10% 33,30% 33,10% 33,50% 34,60%
REVENUE * EBITDA * NET INCOME * EARNINGS PER SHARE DIVIDEND PER SHARE ROA ROE
2010
2011
Aktual 2012
2013
2014
2015
Prediksi 2016
2017
1.928 874,9 530,13 54,74 34 36,80% 21,70%
2.307 1.278 912,71 93,94 41 61,00%% 36,30%
2.240 1.264 913,01 93,98 48 49,50% 33,80%
3.695 1.861 1.280 87,52 66 52,00% 37,10%
4.056 2.026 1.454 99,42 70 47,00% 33,30%
4.252 2.074 1.502 101,97 68,07 42,70% 33,10%
4.681 2.308 1.682 114,34 77 42,60% 33,50%
5.273 2.657 1.950 131,95 85,71 42,60% 34,60%
* dalam miliar rupiah Dari laporan keuangan SCMA, terlihat pendapatan dan net profitnya hampir selalu naik terus dari tahun ke tahun. Dan prediksi kami untuk tahun 2015 masih akan tetap naik karena kami melihat bahwa SCMA berhasil menjaga pertumbuhan laba dan pendapatannya. Kami melihat SCMA yang memiliki ROE diatas 35% sebagai pertanda SCMA merupakan perusahaan yang sehat dan layak untuk investasi.
Revenue*
3.206
Terlihat dari gambar disamping adalah ringkasan dari laporan keuangan
Net Income *
1147
kuartal 3 tahun 2015. Dimana dari prediksi pendapatan SCMA di tahun 2015 kami sudah tercapai sebesar 75,3%. Sedangkan dari Net Income dan EPS
EPS
nya sudah tercapai 78%.
SCMA sebagai saham media memiliki porsi pendapatan dan net profit yang seimbang dari kuartal ke kuartal. Pendapatan dan net profit SCMA tidak membesar di kuartal tertentu saja. Terlihat di kuartal 3 tahun 2015 pendapatan dan net profitnya sudah mencapai level 75% dari target kami.
Terlihat sejak 5 tahun terakhir kenaikan IHSG hanya sebesar 36%. Sedangkan kenaikan harga saham SCMA sebesar 265%. Terlihat jika kenaikan harga saham SCMA selalu lebih tinggi daripada kenaikan IHSG, sehingga saham SCMA menarik untuk dibeli dan dipegang dalam wakktu lama. Di masa IHSG sedang menuju kembali ke trend naiknya kami merekomendasikan beli untuk saham SCMA.
Weekly Report
SCMA adalah saham media yang menarik untuk dibeli. Karena SCMA menjadi saham di sektor media yang ROE nya paling tinggi di area atas 35. Net profit marginnya juga menjadi paling besar di sektor media sebesar 30% an. Dimana kami melihat adanya peluang profit pada harga saham SCMA saat ini sebesar 31%. Dengan melihat banyak hal yang dijelaskan di dalam riset ini maka kami melihat harga wajar SCMA akan berada di level 4.300. Sehingga kami menyarankan BUY SCMA
Disclaimer We have based this document on information obtained from sources we believe to be reliable, but we do not make any representation or warranty nor accept any responsibility or liability as to its accuracy, completeness or correctness. Expressions of opinion contained herein are those of PT Danpac Sekuritas only a nd are subject to change without notice. Any recommendation contained in this document does not have regard to the specific investment objectives, financial situation and the particular needs of any specific addressee. This document is for the information of the addressee only and is not to be taken as substitution for the exercise of judgment by the addressee. This document is not and should not be construed as an offer or a solicitation of an offer to purchase or subscribe or sell any securities.