PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE DAN SPESIALISASI AUDITOR DENGAN KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh : Kristina Tri Lestari NIM : 122114033 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rry Maridjo, M.Si.
“Courage is not the absence of the fear but rather the judgement that something is more important than fear. The brave may not live forever but the cautions do not live at all.” Meg Cabot – The Princess Diaries #1
Kupersembahkan untuk:
Bapak dan Ibu tersayang, Kakak-Kakak dan keponakanku, Serta teman-temanku.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: HUBUNGAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE DAN SPESIALISASI AUDITOR DENGAN KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014) Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 19 Juli 2016 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universtias batal saya terima. Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,
Kristina Tri Lestari
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Kristina Tri Lestari
Nomor Mahasiswa
: 122114033
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: HUBUNGAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE DAN SPESIALISASI AUDITOR DENGAN KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014) Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Agustus 2016 Yang menyatakan,
Kristina Tri Lestari
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melipahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang
telah
memberikan
kesempatan
untuk
belajar
dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. 4.
Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing yang sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Nicko Kornelius Putra, M.Si. yang telah memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu yang selalu sabar dan memberikan yang terbaik untuk saya. 7. Teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan masukan dan berbagai macam dukungan yang bermanfaat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Kristina Tri Lestari
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .................................v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vi HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................... ix HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................... xii HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xiv ABSTRAK .............................................................................................................xv BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................1 A. Latar Belakang ................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...........................................................................5 C. Tujuan Penelitian.............................................................................6 D. Manfaat Penelitian...........................................................................6 E. Sistematika Penulisan ......................................................................7
BAB II
LANDASAN TEORI ............................................................................9 A. Landasan Teori ................................................................................9 1. Teori Agensi ..............................................................................9 2. Konservatisme Akuntansi .......................................................10 3. Konservatisme Akuntansi di Indonesia ...................................13 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konservatisme Akuntansi ......................................................17 5. Dewan Komisaris dan Konservatisme Akuntansi ...................23 6. Kepemilikan Institusional dan
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konservatisme Akuntansi .......................................................25 7. Leverage dan Konservatisme Akuntansi .................................25 8. Spesialisasi Auditor dan Konservatisme Akuntansi .................................................26 B. Kerangka Konseptual ....................................................................27 BAB III
METODE PENELITIAN ....................................................................28 A. Jenis dan Desain Penelitian ...........................................................28 B. Populasi Sasaran ............................................................................28 C. Teknik Pengambilan Data .............................................................29 D. Variabel Penelitian ........................................................................30 E. Teknik Analisis Data .....................................................................33
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................39
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................41 A. Deskripsi dan Klasifikasi Data ......................................................41 1. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Konservatisme Akuntansi .......................................................41 2. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Dewan Komisaris ....................................................................46 3. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Kepemilikan Institusional .......................................................52 4. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Leverage ..................................................................................55 5. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Spesialisasi Auditor .................................................................59 B. Hasil Penelitian .............................................................................61 1. Analisis Hubungan Dewan Komisaris dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................62 2. Analisis Hubungan Kepemilikan Institusional dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................64 x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Analisis Hubungan Leverage dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................66 4. Analisis Hubungan Spesialisais Auditor dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................69 C. Pembahasan ...................................................................................71 1. Hubungan Dewan Komisaris Dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................71 2. Hubungan Kepemilikan Institusional Dengan Konservatisme Akuntansi ..........................................73 3. Hubungan Leverage Dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................74 4. Hubungan Spesialisasi Auditor Dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................76 BAB V
PENUTUP ...........................................................................................78 A. Kesimpulan....................................................................................78 B. Keterbatasan Penelitian .................................................................79 C. Saran ..............................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................82 DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................86
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Nilai Koefisien Korelasi dan Makna Hubungan ....................................38 Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ......................................................39 Tabel 4.1.1 Statistik Deskriptif Konservatisme Akuntansi ....................................41 Tabel 4.1.2 Persebaran Data Konservatisme Akuntansi ........................................42 Tabel 4.1.3 Statistik Deskriptif Konservatisme Akuntansi (Tanpa Nilai Ekstrim)..........................................................................44 Tabel 4.1.4 Persebaran Data Konservatisme Akuntansi (Tanpa Nilai Ekstrim)..........................................................................44 Tabel 4.1.5 Klasifikasi Konservatisme Akuntansi .................................................45 Tabel 4.1.6 Klasifikasi Konservatisme Akuntansi (Tanpa Nilai Ekstrim)..........................................................................46 Tabel 4.2.1 Frekuensi Rapat Dewan Komisaris .....................................................46 Tabel 4.2.2 Klasifikasi Frekuensi Rapat Dewan Komisaris ..................................48 Tabel 4.2.3 Frekuensi Rapat Dewan Komisaris (Tanpa Nilai Ekstrim)..........................................................................50 Tabel 4.2.4 Klasifikasi Frekuensi Rapat Dewan Komisaris (Tanpa Nilai Ekstrim)..........................................................................51 Tabel 4.3.1 Kepemilikan Institusional ...................................................................52 Tabel 4.3.2 Klasifikasi Kepemilikan Institusional .................................................54 Tabel 4.4.1 Statistik Deskriptif Leverage ..............................................................55 Tabel 4.4.2 Klasifikasi Leverage ...........................................................................57
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.4.3 Statistik Deskriptif Leverage (Tanpa Nilai Ekstrim)..........................................................................57 Tabel 4.4.2 Klasifikasi Leverage (Tanpa Nilai Ekstrim)..........................................................................58 Tabel 4.5.1 Daftar KAP dengan Market Share Terbesar .......................................60 Tabel 4.5.2 Daftar KAP dengan Market Share Terkecil ........................................60 Tabel 4.6.1 Crosstab Dewan Komisaris dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................62 Tabel 4.6.2 Korelasi Dewan Komisaris dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................63 Tabel 4.7.1 Crosstab Kepemilikan Institusional dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................64 Tabel 4.7.2 Korelasi Kepemilikan Institusional dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................66 Tabel 4.8.1 Crosstab Leverage dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................66 Tabel 4.8.2 Korelasi Leverage dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................68 Tabel 4.9.1 Crosstab Spesialisasi Industri Auditor dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................69 Tabel 4.9.2 Hubungan Spesialisasi Industri Auditor dengan Konservatisme Akuntansi .......................................................71
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual .........................................................................27 Gambar 4.1.1 Histogram Konservatisme Akuntansi..............................................42 Gambar 4.2.1 Histogram Frekuensi Rapat Dewan Komisaris ...............................48 Gambar 4.3.1 Histogram Kepemilikan Institusional..............................................53 Gambar 4.4.1 Histogram Leverage ........................................................................56
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK HUBUNGAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE DAN SPESIALISASI AUDITOR DENGAN KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014) Kristina Tri Lestari NIM : 122114033 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dewan komisaris, kepemilikan institusional, leverage dan spesialisasi industri auditor dengan konservatisme akuntansi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi konservatisme, namun hasil penelitian yang telah dilakukan masih tidak konsisten. Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris. Data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan laporan tahunan perusahaan. Teknik analisa data yang digunakan adalah statistik deskriptif menggunakan tabulasi silang (crosstab) dan melihat nilai gamma (γ) dan Eta. Hasil penelitian ini menunjukkan: (i) terdapat hubungan negatif yang sangat lemah antara dewan komisaris dengan konservatisme akuntansi (γ= -0,056); (ii) terapat hubungan negatif yang sangat lemah antara leverage dengan konservatisme akuntansi dan hubungan positif yang sangat lemah antara leverage dengan konservatisme akuntansi (γ= 0,177). Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan positif yang lemah antara kepemilikan institusional dan spesialisasi auditor dengan konservatisme akuntansi (γ= 0,233 dan Eta = 0,240). Kata kunci: konservatisme, dewan komisaris, kepemilikan institusional, leverage, spesialisasi industri auditor.
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE RELATIONSHIP BETWEEN BOARD OF COMMISSIONER, INSTITUTIONAL OWNERSHIP, LEVERAGE AND AUDITOR’S SPECIALIZATION WITH ACCOUNTING CONSERVATISM (Empirical Study of Manufacturing Companies in Indonesia Stock Exchange Market for the year 2012-2014) Kristina Tri Lestari NIM : 122114033 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016 The purpose of this study is to find out whether there are relationship between the board of commissioners, institutional ownership, leverage and auditor’s industry specialization with accounting conservatism. There are many factors that affect conservatism, but the results from previous studies are inconsistent. This type of research is empirical study. Data was obtained from the Indonesian Stock Exchange and the company's annual report. Data analysis technique that used is descriptive statistics using cross tabulation (crosstab) and gamma (γ) or Eta correlation analysis. The results showed: (i) a very weak negative relationship between commissioners and accounting conservatism (γ= -0.086); (ii) a very weak positive relationship between leverage and accounting conservatism (γ= 0.177). Furthermore the result showed a weak positif relationship between institutional ownership and auditor’s industy specialization with accounting conservatism (γ= 0.233 and Eta= 0.240). Keywords: conservatism, board of commissioners, institutional ownership, leverage, auditor’s industry specialization.
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manajer dan stakeholder menggunakan laporan keuangan yang sama untuk mengambil keputusan namun untuk kepentingan yang berbeda. Perbedaan kepentingan ini memungkinkan terjadinya ketidakseimbangan informasi yang diterima antara agent dan principal mengingat laporan keuangan tersebut dibuat oleh manajer perusahaan. Hal ini memungkinkan manajer memiliki kendali penuh atas laporan keuangan sehingga manajer bisa saja menyembunyikan beberapa informasi yang seharusnya dipublikasikan. Salah satu cara untuk meminimalisir terjadinya ketidakseimbangan informasi tersebut adalah dengan menerapkan prinsip konservatisme. Menurut Basu (1997), konservatisme merupakan sebuah tendensi yang dimiliki akuntan dengan mensyaratkan tingkat verifikasi yang lebih tinggi dalam mengakui laba dari pada mengakui kerugian. Akibatnya, laba yang ada dalam laporan keuangan cenderung understated atau terlalu rendah dalam periode sekarang dan overstated terhadap laba pada periode-periode berikutnya. Godfrey, et al. (2010) yang menyebutkan, konservatisme berarti mengakui biaya secepat mungkin sementara revenue tidak diakui sampai ada kemungkinan besar akan diterima. Dengan kata lain, ada potensi biaya atau revenue akan diakui dengan cepat atau ditunda. Ini berarti dengan menerapkan konservatisme akuntansi maka manajer akan semakin berhati-hati dalam 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
mengakui laba sehingga laporan keuangan bisa terhindar dari ketidakpastian. Di sisi lain, ada pihak yang menganggap konservatisme dapat mengurangi tingkat relevansi dan keandalan dari laporan keuangan karena tidak semua informasi diungkapkan dalam laporan keuangan tersebut. Menurut Wild (2010), konservatisme terkait dengan melaporkan pandangan yang paling tidak optimis saat menghadapi ketidakpastian pengukuran. Hal yang paling sering terjadi sehubungan dengan konsep ini adalah keuntungan tidak diakui sampai benarbenar terjadi (misalnya apresiasi nilai tanah). Ini berarti konservatisme dapat mengurangi tingkat relevansi dan keandalan dari laporan keuangan karena tidak semua informasi diungkapkan dalam laporan keuangan tersebut. Konservatisme sampai saat ini masih menjadi prinsip yang diperdebatkan dalam dunia akuntansi. Dalam International Financial Reporting Standards (IFRS) konservatisme sudah tidak diperbolehkan lagi untuk digunakan karena tidak sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan yakni harus tidak bias (Hellman,2007). Sebagai gantinya, maka muncullah prudence dalam IFRS. Prudence berarti tingkat kehati-hatian yang tinggi dalam menilai aset dan pendapatan agar tidak terlalu tinggi dan dalam kondisi yang tidak pasti. Brilianti (2013) menyebutkan bahwa dalam konsep konservatisme, laba dan pendapatan akan diakui jika benar-benar telah terealisasi, tetapi biaya akan segera diakui meskipun belum direalisasi tetapi sudah ada potensi. Dalam konsep prudence ketika terjadi laba dan pendapatan atau menurunnya kewajiban dan beban,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
walaupun belum terealisasi tetapi akan diakui jika memang kriteria dalam pengakuan tersebut sudah terpenuhi. Meskipun sudah tidak disebutkan lagi dalam IFRS, bukan berarti konservatisme sudah tidak diterapkan lagi (Hellman, 2007). Hal ini dikarenakan pengguna IFRS tetap harus menghadapi ketidakpastian yang selama ini banyak diatasi
oleh
manajemen
dengan
menerapkan
prinsip
konservatisme.
Konservatisme dianggap sebagai cara untuk menjaga nilai perusahaan dengan “mencari aman”. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi adalah mekanisme corporate governance (Lara, et al., 2005). Corporate governance merupakan seperangkat aturan yang mendefinisikan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan stakeholder berkaitan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka, atau sistem dimana perusahaan diarahkan dan dikendalikan (Forum for Corporate Governance in Indonesia). Corporate governance diterapkan dengan adanya dewan yang mengelola dan mengawasi kinerja perusahaan seperti dewan komisaris dan pemegang saham institusional. Lara et al.(2005) menyebutkan bahwa mekanisme corporate governance mempengaruhi pelaksanaan konservatisme akuntansi. Hal ini dikarenakan corporate governance dianggap mampu menjamin pengelolaan aset perusahaan yang efisien. Di sisi lain penelitian Indrayati (2010) tidak dapat membuktikan pengaruh karakteristik dewan terhadap konservatisme akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Peterson dan Whitworth (2013) juga menyatakan ada hubungan positif antara kepemilikan institusional dan konservatisme akuntansi. Sedangkan Brilianti (2013) menemukan adanya hubungan negatif antara kepemilikan institusional dan konservatisme akuntansi. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat konservatisme adalah leverage. Leverage menunjukkan besarnya aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang dan merupakan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman. Sari dan Adhariani (2009) membuktikan tidak terdapat pengaruh leverage terhadap konservatisme akuntansi. Di sisi lain, Salama dan Putnam (2015) membuktikan pengaruh positif leverage terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh dewan komisaris, kepemilikan institusional, dan leverage terhadap konservatisme akuntansi masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti kembali dengan melihat apakah memang terdapat hubungan antara dewan komisaris, kepemilikan institusional dan leverage dengan konservatisme akuntansi. Selain itu peneliti juga akan meneliti mengenai hubungan spesialiasi auditor independen dengan tingkat konservatisme akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan klien. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Brilianti (2013) yang menggunakan variabel independen kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, dan leverage serta mengukur konservatisme dengan menggunakan Market to Book Ratio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Metode yang digunakan untuk mengukur konservatisme akuntansi adalah metode akrual. Penelitian ini akan menggunakan populasi sasaran yakni perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014 yang melaporkan laporan keuangan lengkap dan dipublikasikan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul penelitian,
“Hubungan
Dewan
Komisaris,
Kepemilikan
Institusional,
Leverage dan Spesialiasi Auditor dengan Konservatisme Akuntansi”.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan antara dewan komisaris dengan konservatisme akuntansi? 2. Apakah
terdapat
hubungan
antara
kepemilikan institusional
dengan
konservatisme akuntansi? 3. Apakah terdapat hubungan antara leverage dengan konservatisme akuntansi? 4. Apakah terdapat hubungan antara spesialiasi auditor independen dengan konservatisme akuntansi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui hubungan dewan komisaris dengan konservatisme akuntansi 2. Mengetahui hubungan kepemilikan institusional dengan konservatisme akuntansi 3. Mengetahui hubungan leverage dengan konservatisme akuntansi 4. Mengetahui hubungan spesialisasi auditor independen dengan konservatisme akuntansi
D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para akademisi dalam mengembangkan penelitian dimasa yang akan datang, serta penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi khususnya di bidang akuntansi mengenai penerapan konservatisme akuntansi.
b. Manfaat Praktis 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak yang berkepentingan dalam perusahaan dalam mengatasi masalah keagenan yang salah satunya dapat diatasi dengan menerapkan prinsip konservatisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
2. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan investasi pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia dengan melihat tingkat konservatisme yang diterapkan perusahaan tersebut. 3. Bagi Kreditor Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan pemberian kredit pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia dengan melihat tingkat konservatisme yang diterapkan perusahaan tersebut.
E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima bab. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I
Berisi pendahuluan yang berupa uraian latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
Berisi tinjauan pustaka yang menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini dan beberapa penelitian terdahulu. Bab ini juga menjelaskan kerangka pemikiran yang melandasi hipotesis penelitian dan hubungan antar variabel penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
BAB III Berisi metode penelitian yang menguraikan tentang variabel penelitian dan definisi operasionalnya, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan. BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang diteliti. BAB V Berisi tentang hasil dan pembahasan. Dalam bab ini diuraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data dan pembahasan yang didasarkan atas hasil analisis data. BAB VI Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh dari pembahasan sebelumnya. Dalam bab ini juga disebutkan tentang keterbatasan penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori 1. Teori Agensi (Agency Theory) Dalam teori agensi, terdapat dua pihak yang berkepentingan yakni agent dan principal. Agent adalah manajer perusahaan, sedangkan principal adalah para stakeholder yakni pemegang saham, kreditor dan investor. Menurut Jensen dan Meckling (1976), apabila terdapat pemisahan antara pemilik sebagai principal dan manajer sebagai agent yang menjalankan perusahaan maka akan muncul permasalahan agensi. Hal ini karena masingmasing pihak akan selalu berusaha untuk memaksimalkan fungsi utilitasnya. Para stakeholder mengharapkan informasi yang berguna dalam memantau dana mereka yang ada dalam perusahaan tersebut atau mendapat informasi yang mendukung keputusan untuk berinvestasi atau memberikan pinjaman. Di sisi lain, manajer cenderung akan memilih untuk fokus mencapai laba yang tinggi. Hal ini dikarenakan dari laba yang tinggi tersebut maka perusahaan akan dinilai telah beroperasi dengan baik dan kinerja para manajer juga dinilai baik. Selain itu manajer juga memiliki motivasi untuk mendapatkan bonus yang tinggi sehingga laba menjadi orientasi utamanya. Menurut Anthony dan Govindarajan (1995) dalam Widyaningdyah (2001) teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Kontrak dibuat dan dilakukan untuk mengatasi masalah asimetri informasi. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agent mereka. Pemegang saham mempekerjakan CEO untuk bertindak sesuai dengan kepentingan principal, namun kadang principal juga mengalami kesulitan untuk selalu memonitor CEO secara terus menerus (Widyaningdyah, 2001). Dengan demikian agent tetap memiliki peluang untuk melakukan tindakan-tindakan
sesuai
dengan
keinginan
dan
kepentingan
untuk
memaksimalkan fungsi dan mencapai tujuannya. Salah satu tindakan yang dilakukan principal untuk mencapai fungsi dan tujuannya adalah melaporkan laba dengan tujuan memaksimalkan kepentingan pribadi atau perusahaan dengan metode akuntansi. Salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan prinsip konservatisme akuntansi (accounting conservatism). Ahmed dan Duellman (2007) menyebutkan bahwa konservatisme akuntansi dapat membantu mengurangi biaya agensi. Konservatisme akuntansi juga dianggap dapat mengurangi masalah yang timbul akibat adanya asimetri informasi (Lara, et al. (2005a).
2.
Konservatisme Akuntansi (Accounting Conservatism) Konservatisme merupakan prinsip yang digunakan manajer dalam menyusun
laporan
keuangan.
Menurut
Basu
(1997),
konservatisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
merupakan sebuah tendensi yang dimiliki akuntan dengan mensyaratkan tingkat verifikasi yang lebih tinggi dalam mengakui laba dari pada mengakui kerugian.. Ghozali dan Chariri (2007) dalam Indrayati (2010), juga menegaskan konservatisme berarti harus segera mengakui kerugian, biaya atau hutang yang mungkin akan terjadi dan tidak boleh mengakui laba, pendapatan atau aktiva sebelum benar-benar terjadi. Dengan kata lain mengakui rugi dianggap sebagai cara yang lebih aman dari pada mengakui laba yang masih belum diterima karena adanya unsur ketidakpastian. Lara, et al. (2005a), menyebutkan konservatisme sebagai reaksi kehati-hatian terhadap ketidakpastian, ditujukan untuk melindungi hak-hak dan kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemberi pinjaman (debtholders) yang menentukan sebuah verifikasi standar yang lebih tinggi untuk mengakui goodnews daripada badnews. Penerapan konservatisme bisa mencegah tindakan manipulasi laporan keuangan oleh manajer karena hakhak stakeholders harus dipertimbangkan oleh manajer. Dengan konservatisme manajer tidak dapat melaporkan laba yang overstated sehingga laba yang dilaporkan tidak terlalu tinggi dan informasi tersebut dapat berguna bagi para stakeholder seperti investor maupun calon investor dalam pengambilan keputusannya. Konservatisme masih menjadi perdebatan dalam dunia akuntansi. Masih banyak pihak yang berdebat mengenai perlu atau tidaknya diterapkan prinsip konservatisme dalam menyusun laporan keuangan. Manfaat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
konsekuensi penerapan konservatisme juga masih menjadi hal yang dipertimbangkan. Di satu sisi ada pihak yang menganggap bahwa konservatisme perlu diterapkan, di sisi lain ada pihak yang menganggap bahwa konservatisme mengurangi relevansi laporan keuangan. Menurut penelitian Ahmed et al. (2000), konservatisme berperan dalam mengatasi konflik yang terjadi antara manajemen dan pemegang saham. Konservatisme juga dinilai dapat mengurangi manajemen laba oleh pihak manajemen. Dengan penerapan konservatisme berarti stakeholder akan terhindar dari laba yang overstated dan ketidakpastian menjadi berkurang. Konservatisme akuntansi juga mengindikasikan bahwa manajemen tidak mengutamakan kepentingannya saat membuat laporan keuangan (Watts, 2003). Selain itu, konservatisme akuntansi menggambarkan kredibilitas informasi akuntansi karena perusahaan akan sangat berhati-hati untuk menginformasikan kinerja perusahaan (Hellman, 2007). Menurut Juanda (2007), penolakan terhadap konservatisme disebabkan oleh beberapa aspek yaitu: (1) Ketidakkonsistenan. Ketika laba yang dilaporkan terlalu rendah pada periode sekarang, maka pada periode berikutnya laba akan dilaporkan terlalu tinggi; (2) Ketidakteraturan. Kebijakan perusahaan akan mempengaruhi tingkat konservatisme dalam laporan keuangan. Pemilihan metoda akuntansi yang lebih konservatif adalah salah satu cara yang dapat mengurangi risiko kepada kreditor yakni menghindari pembayaran dividen secara berlebihan; (3) Penyembunyian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Investor mengalami kesulitan menentukan dan menemukan jumlah aset yang dilaporkan terlalu rendah; (4) Kontradiktif. Konservatisme akuntansi bertentangan dengan prinsip akuntansi lainnya antara lain prinsip kos, prinsip penandingan,
prinsip
konsistensi,
dan
prinsip
pengungkapan;
(5)
Konservatisme akuntansi tidak sesuai dengan karakteritik kualitatif laporan keuangan antara lain, relevan, reliabilitas, dan komparabilitas. Penerapan konservatisme yang berlebihan akan menyebabkan laba menjadi terlalu rendah, hal ini juga berarti para investor, kreditor dan pihak lainnya juga mendapatkan informasi yang kurang relevan untuk pengambilan keputusan. Selain itu pengukuran dari tingkat konservatisme akuntansi juga masih beragam dan hasil penelitian dengan metode pengukuran konservatisme akuntansi yang berbeda juga dapat memberikan hasil yang berbeda.
3.
Konservatisme Akuntansi di Indonesia Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia sudah mengadopsi IFRS dan sudah dilakukan konvergensi sejak tahun 2012. Konsep konservatisme akuntansi sudah bukan lagi merupakan karakteristik kualitatif dalam kerangka konseptual yang baru. Konservatisme dianggap tidak sesuai dengan kerangka teori IFRS dimana laporan keuangan berdasarkan IFRS harus bersifat dapat dimengerti, relevan, dapat diandalkan dan sebanding, tetapi tanpa bias konservatif. Sebagai ganti konservatisme maka dimunculkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
konsep prudence. Prudence merupakan inklusi dari tingkat kehati-hatian yang dibutuhkan dalam membuat estimasi yang diperlukan saat kondisi yang tidak pasti, seperti aset atau income tidak overstated dan liabilitas atau biaya tidak understated (IAS dalam Godfrey et al., 2010). Dalam konsep konservatisme, laba dan pendapatan akan diakui jika benar-benar telah terealisasi, tetapi jika rugi akan segera diakui. Sementara itu, dalam konsep prudence ketika terjadi laba dan pendapatan atau menurunnya kewajiban dan beban, walaupun belum terealisasi tetapi akan diakui jika memang kriteria dalam pengakuan tersebut sudah terpenuhi. Selain mengganti koservatisme akuntansi dengan prudence, IFRS juga memungkinkan perusahaan untuk menggunakan fair value. Fair value (nilai wajar) adalah harga yang akan diterima untuk menjual aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 23.07). Pengukuran dengan fair value dapat memunculkan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi (unrealized gain or loss) akibat berubahnya fair value. Unrealized gain or loss akan akan dicatat sebagai bagian dari net income (Kieso, et al., 2014). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia juga mengatur mengenai pengakuan laba atau rugi karena perubahan nilai wajar seperti pada aset tidak lancar dan investasi. Entitas harus mengakui rugi penurunan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
ke nilai wajar dan juga mengakui laba atas peningkatan nilai wajar aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan (PSAK 58 revisi 2014) dan juga harus mengakui laba atau kerugian terkait instrumen keuangan atau komponen yang merupakan liabilitas keuangan (PSAK 50 revisi 2014). Namun, pendapatan hanya diakui jika kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan transaksi mengalir ke entitas (PSAK 23.18). Oleh karena itu, perusahaan harus berhati-hati dalam mengakui laba atau kerugian. Prinsip akuntansi konservatif masih dipertahankan meskipun sudah tidak disebutkan lagi dalam IFRS (Hellman, 2007). Hasil penelitian Balsari (2010) dalam Aristiya dan Harta (2014)
juga menyebutkan bahwa
konservatisme justru meningkat setelah adanya konvergensi IFRS di Turki. Penelitian Aristiya dan Harta (2014) memberikan hasil sebaliknya di Indonesia, konservatisme cenderung lebih rendah setelah konvergensi IFRS namun konservatisme itu sendiri masih diterapkan. Meskipun Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sudah mengadopsi IFRS, masih ada kemungkinan perusahaan untuk menerapkan konservatisme akuntansi diantaranya dengan: a. PSAK No. 14 Tentang Persediaan. PSAK No.14 (revisi 2008) memperbolehkan perhitungan biaya menggunakan metode First In First Out (FIFO), Last In First Out (LIFO)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
dan metode rata-rata tertimbang (Average Cost Method). Dari ketiga metode tersebut, metode LIFO menghasilkan Harga Pokok Penjualan (Cost of Good Sold) lebih besar sehingga laba menjadi lebih sedikit dan bisa digunakan jika perusahaan ingin lebih konservatif. Sementara itu, PSAK No.14 (revisi 2014) tidak lagi memperbolehkan metode LIFO. Dari kedua metode yang diperbolehkan (FIFO dan metode rata-rata) yang menghasilkan Harga Pokok Penjualan (HPP) lebih besar adalah metode rata-rata dan HPP yang lebih besar akan mengurangi laba. b. PSAK No. 16 Tentang Aset Tetap PSAK No.16 (revisi 2011 dan 2014) memberikan pilihan menghitung biaya depresiasi atau penyusutan dengan metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun (diminishing balancing method), dan metode jumlah unit (sum of the unit method). Metode garis lurus dan saldo menurun memperhitungkan umur ekonomis aset dalam perhitungan. Semakin pendek umur ekonomis aset maka biaya penyusutan akan semakin tinggi dan perusahaan bisa semakin konservatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
4.
Faktor yang Mempengaruhi Konservatisme Akuntansi Ada banyak faktor yang mempengaruhi konservatisme akuntansi, diantaranya adalah: a. Corporate Governance Corporate governance adalah konsep pengawasan perusahaan dengan monitoring kinerja manajemen dan memberikan jaminan bagi stakeholder terkait kualitas laporan keuangan dan meningkatkan kinerja perusahaan itu sendiri. Mekanisme corporate governance dapat menjamin bahwa aset yang ada dalam perusahaan dikelola secara efisien (Lara, et al., 2005). Mekanisme tersebut dapat diwujudkan dengan: 1) Dewan komisaris Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi (UndangUndang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas). Dewan komisaris dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan karena dewan komisaris harus memantau praktek pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan mengesahkan laporan keuangan. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mengemukakan bahwa tugas-tugas utama dewan komisaris antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
a) Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis-garis besar rencana kerja, kebijakan pengendalian risiko, anggaran tahunan dan rencana usaha; menetapkan sasaran kerja; mengawasi pelaksanaan
dan
kinerja
perusahaan;
serta
memonitor
penggunaan modal perusahaan, investasi dan penjualan asset. b) Menilai sistem penetapan penggajian pejabat pada posisi kunci dan penggajian anggota dewan direksi, serta menjamin suatu proses pencalonan anggota dewan direksi yang transparan dan adil. c) Memonitor dan mengatasi masalah benturan kepentingan pada tingkat manajemen, anggota dewan direksi dan anggota dewan komisaris, termasuk penyalahgunaan aset perusahaan dan manipulasi transaksi perusahaan. d) Memonitor pelaksanaan Governance, dan mengadakan perubahan dimana perlu. e) Memantau proses keterbukaan dan efektifitas komunikasi dalam perusahaan. Dewan komisaris kadang masih diragukan kemampuan dan integritasnya sehingga perlu ada dewan komisaris yang independen. Komisaris independen merupakan pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain, dan perusahaan itu sendiri baik dalam bentuk hubungan bisnis maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
kekeluargaan (Forum Corporate Governance Indonesia). Dengan adanya dewan komisaris yang independen, diharapkan tetap ada pihak yang dapat menjamin kualitas laporan keuangan dan memiliki sifat netral. Dewan komisaris independen diharapkan dapat menyeimbangkan kekuatan pihak manajemen dalam pengelolaan perusahaan. Dewan komisaris yang independen secara umum mempunyai pengawasan yang lebih baik terhadap manajemen, sehingga dapat mengurangi kemungkinan kecurangan dalam menyajikan laporan keuangan yang dilakukan oleh manajer (Chtourou et al.,2001). Komisaris Independen memiliki tanggung jawab pokok untuk mendorong diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan pemberian nasihat kepada direksi secara efektif. Dengan demikian dewan komisaris independen akan mempengaruhi perusahaan untuk menjadi lebih konservatif. Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan bahwa rasio komisaris independen sekurang kurangnya 30% (tigapuluh persen) dari seluruh jumlah anggota komisaris. Hal ini dilakukan agar pengawasan terhadap manajemen semakin meningkat demi menghasilkan laporan keuangan yang terhindar dari manipulasi. Di sisi lain, peraturan BEI tersebut memberi dampak yakni jumlah komisaris independen bagi perusahaan go public hanyalah pada batas minimal saja. Hal ini menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
beberapa penelitian yang dilakukan dengan menggunakan rasio atau proporsi dewan komisaris independen sebagai variabel independen mendapatkan hasil yang tidak signifikan. Oleh karena itu penelitian ini akan menggunakan pengukuran lain yaitu dengan melihat jumlah rapat dewan komisaris. Seringnya pertemuan yang dilakukan dewan komisaris dapat mendukung terciptanya corporate governance karena dewan komisaris bisa melakukan pengawasan dengan rapat (Cety dan Suhardjanto,2010). Dewan komisaris juga membentuk komite yang bertugas membantu dewan komisaris untuk memenuhi tanggung jawab pengawasan menyeluruh atas perusahaan. Salah satu komite tersebut adalah komite audit. Komite audit beranggotakan dewan komisaris independen yang terlepas dari kegiatan manajemen sehari-hari dan bertanggung jawab membantu dewan komisaris untuk memenuhi tanggung jawabnya terkait masalah kebijakan akuntansi, pengawasan internal dan pelaporan keuangan (Forum Corporate Governance Indonesia).
Dengan
demikian
dewan
komisaris
juga
bisa
mempengaruhi kebijakan akuntansi perusahaan untuk menjamin kualitas laporan keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
2) Kepemilikan institusional Investor institusional merupakan kepemilikan perusahaan oleh institusi seperti bank, perusahaan asuransi, dan lembaga keuangan lainnya. Kepemilikan institusional dihitung dengan persentase saham yang dimiliki oleh investor institusional terhadap total jumlah lembar saham yang beredar. Peterson dan Whitworth (2013) menyebutkan bahwa investor institusional akan menekan manajemen untuk lebih bersikap konservatif. Suatu perusahaan dapat dimiliki pula oleh institusi atau lembaga. Dalam hal ini ada divisi khusus dibuat untuk mengolah investasi pada perusahaan tersebut. Institusi dapat memantau secara profesional perkembangan investasinya melalui kontrol atas tindakan manajemen sehingga potensi kecurangan dapat ditekan. Institusi yang menjadi pemilik perusahaan dapat memantau perusahaan dengan lebih intens bahkan kebanyakan institusi sudah memiliki analis khusus untuk investasi. Dana institusi juga bisa berasal dari kumpulan investor individu yang mempercayakan dana mereka untuk dikelola oleh institusi. Oleh karena itu, pemilik institusi harus bisa menyediakan informasi yang berkualitas bagi para pemilik dana tersebut. Di sisi lain, kepemilikan institusi biasanya cukup besar, maka mereka akan memiliki hak untuk pengajuan suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
b. Leverage Leverage merupakan salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumber-sumber pendanaan (hutang) terhadap ekuitas perusahaan. Jika perusahaan telah mendapat pinjaman dari kreditor, maka kreditor tentu ingin selalu memastikan keamanan dana yang ia pinjamkan. Salah satu cara yang dilakukan adalah melihat angka leverage. Leverage dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Debt to Asset Ratio (DAR) yang menunjukkan besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang. Tingkat leverage yang tinggi berarti dalam membiayai asetnya, perusahaan sangat bergantung pada pinjaman luar. Kreditor juga mempunyai kapasitas untuk meminta manajer agar lebih konservatif dalam melaporkan laba agar kemampuan perusahaan untuk membayar hutang tetap bisa dipantau oleh kreditor. Menurut Lo (2006), perusahaan dengan hutang yang tinggi berarti kreditor juga mempunyai
hak
untuk
mengetahui
dan
mengawasi
operasional
perusahaan. Hal tersebut mengindikasikan semakin besar hutang perusahaan berarti kreditor akan semakin ketat dalam memntau perusahaan. Dengan demikian, leverage yang semakin tinggi akan mempengaruhi
permintaan
kontraktual
konservatif (Ahmed dan Duellman, 2007).
terhadap
akuntansi
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
c. Spesialisasi Auditor Auditor khususnya auditor independen sering dianggap sebagai pihak yang mampu mencegah manajer perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan auditor independen yang berkualitas. Salah satu cara melihat bahwa auditor independen berkualitas adalah dengan melihat spesialisasi bidang auditnya (Souza, et al., 2012). Auditor dengan spesialisasi industri tentunya akan memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mengaudit perusahaan dalam industri yang sama. Spesialisasi auditor dalam industri klien akan membentuk kualitas audit yang lebih baik yang kemudian menyebabkan peningkatan kualitas laporan keuangan, yang akhirnya meningkatkan tingkat konservatisme akuntansi di perusahaan terkait (Reyad, 2012).
Di sisi lain, penelitian Souza et al. (2013) justru
menemukan hal sebaliknya, spesialisasi auditor independen tidak berpengaruh terhadap konservatisme klien.
5.
Dewan Komisaris dan Tingkat Konservatisme Akuntansi Salah satu mekanisme corporate governance yang diterapkan perusahaan untuk menciptakan Good Corporate Governance adalah dengan adanya dewan komisaris. Dewan komisaris merupakan pihak yang dapat mempengaruhi
kualitas
laporan
keuangan.
Dewan
komisaris
akan
mendorong manajer untuk lebih berhati-hati dalam mengakui laba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
(konservatif). Corporate governance yang kuat akan mendorong permintaan informasi berkala yang semakin tinggi (Lara, et al., 2005a). Salah satu partisipasi dewan komisaris dalam mengawasi dan mendapat informasi berkala adalah dengan rapat dewan komisaris. Frekuensi rapat menunjukkan peran dewan komisaris dalam melakukan monitoring, semakin tinggi frekuensi rapat mengindikasikan kualitas corporate governance yang lebih baik (Blunck, 2007). Rapat dewan komisaris juga membantu mengatasi masalah yang muncul karena terbatasnya interaksi dewan (Ho, 2009). Blunck (2007) dan Ho (2009) mengungkapkan bahwa semakin tinggi frekuensi rapat dewan komisaris maka perusahaan juga semakin konservatif.
Dewan komisaris harus memastikan laba yang
dilaporkan perusahaan berkualitas dan konservatisme akuntansi dapat meningkatkan kualitas laba dengan menekan manajemen laba (Chen, et al., 2007). Sementara itu, hasil penelitian Indrayati (2010) tidak dapat membuktikan pengaruh karakteristik dewan terhadap konservatisme akuntansi.
UU Nomor 40 tahun 2007 menyebutkan bahwa perusahaan
publik wajib mengungkapkan pelaksanaan tata kelola perusahaan dalam laporan tahunan, diantaranya adalah frekuensi rapat anggota dewan komisaris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
6.
Kepemilikan Institusional dan Tingkat Konservatisme Akuntansi Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen laba dan cenderung meminta manajemen untuk menerapkan akuntansi yang konservatif (Wardhani, 2008). Selain itu, institusi pemilik biasanya memiliki tim khusus yang mengawasi investasinya. Wardhani (2008) dan Indrayanti (2010) membuktikan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh secara positif terhadap konservatisme akuntansi. Peterson dan
Whitworth (2013) juga
membuktikan hal tersebut dan menyatakan konservatisme diterapkan untuk melindungi investor. Investor lebih menyukai laba yang berkualitas dan konservatisme akuntansi bisa meningkatkan kualitas laba dengan menekan manajemen laba (Chen, et al., 2007). Hasil penelitian Brilianti (2013) dan Deviyanti (2012) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi karena pemilik juga mengharapkan return atas investasinya.
7.
Leverage dan Tingkat Konservatisme akuntansi Leverage yang tinggi menunjukkan besarnya modal pinjaman yang digunakan untuk pembiayaan aktiva perusahaan. Semakin tinggi hasil dari rasio ini maka cenderung semakin besar risiko keuangan bagi kreditur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
maupun pemegang saham. Perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi dapat menyebabkan kreditor mempunyai hak untuk mengetahui dan mengawasi jalannya kegiatan operasional perusahaan (Lo, 2006). Kreditor tentu tidak ingin salah dalam mengambil keputusan terkait dana yang dipinjamkan dan akan selalu memantau perusahaan tersebut untuk memastikan perusahaan dapat melunasi hutangnya. Hal tersebut mendorong perusahaan untuk lebih konservatif. Penelitian Deviyanti (2012) serta Salama dan Putnam (2015) membuktikan pengaruh positif leverage dan konservatisme. Sementara itu hasil penelitian Sari dan Adharini (2009) serta Brilianti (2013) tidak dapat membuktikan pengaruh positif leverage terhadap konservatisme akuntansi.
8.
Spesialisasi Auditor dan Tingkat Konservatisme Akuntansi Semakin khusus perusahaan audit di sektor ekonomi tertentu, harus semakin besar pengetahuan tentang kegiatan klien dan pelayanannya. Dengan demikian, semakin khusus perusahaan audit di sektor tertentu, semakin tinggi kualitas jasa audit dan semakin baik kualitas informasi akuntansi yang dilaporkan (Sun dan Liu, 2011 dalam Souza et al., 2013). Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang berkualitas juga akan mencegah
terjadinya laba yang overstated agar pengguna laporan keuangan tidak salah dalam mengambil keputusan. Hal ini akan menyebabkan perusahaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
merupakan klien auditor dengan spesialisasi industri yang sama menjadi lebih konservatif. Hasil penelitian Reyad (2012) menunjukkan pengaruh positif spesialisasi industri auditor terhadap konservatisme akuntansi klien, sementara hasil penelitian Souza (2013) menunjukkan hal sebaliknya.
B. Kerangka Konseptual Gambar 2.1
Dewan Komisaris Kepemilikan Institusional Konservatisme Akuntansi Leverage Spesialisasi Auditor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian empiris. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan statistika. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melaporkan laporan keuangan dan dipublikasikan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan tiga periode yaitu tahun 2012-2014. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tersedia di Pojok BEI Universitas Sanata Dharma.
B. Populasi Sasaran Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melaporkan laporan keuangan yang lengkap dan dipublikasikan pada Indonesian Capital Market Directory(ICMD) dengan sampel perusahaan manufaktur. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan
keuangan
perusahaan
manufaktur
tahun
2012-2014.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Populasi sasaran dalam penelitian ini diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, yaitu: 1. Terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012-2014. 2. Perusahaan bergerak pada industri manufaktur. Alasan diambilnya perusahaan manufaktur adalah untuk memperoleh karakteristik perusahaan yang sama dan perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mayoritas ada di BEI sehingga dianggap dapat mewakili. 3. Terdapat kelengkapan data yang dibutuhkan berturut-turut dari tahun 20122014. 4. Laporan keuangan dinyatakan dalam Rupiah.
C. Teknik Pengambilan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun data yang diperlukan meliputi dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, leverage dan spesialisasi auditor. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory tahun 2012-2014 dan www.idx.co.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
D. Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi (Accounting Conservatism). Ukuran konservatisme akuntasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran akrual yang merupakan variabel terikat dalam model penelitian. Ukuran konservatisme dengan menggunakan akrual, sesuai dengan yang digunakan oleh Givoly dan Hayn (2000) dalam Ahmed dan Duellman (2007). Rumus untuk mengukur konservatisme, yaitu: 𝐶𝑂𝑁𝐴𝐶𝐶 = [
𝑁𝐼 + 𝐷𝐸𝑃 − 𝐶𝐹 ] × −1 𝑅𝑇𝐴
Keterangan: CONACC
= Konservatisme akuntansi yang diukur secara akrual
NI
= Net Income sebelum extra ordinary items
CF
= Cash flow from operation
DEP
= Depresiasi
TA
= Rata-Rata Total aktiva Givoly dan Hayn (2000) menyatakan bahwa apabila akrual bernilai
negatif, maka laba digolongkan konservatif, yang disebabkan karena laba lebih rendah dari cash flow yang diperoleh oleh perusahaan pada perioda tertentu. Semakin negatif tingkat akrual rata-rata selama periode tertentu, maka prinsip akuntansi yang digunakan semakin konservatif. Sementara itu, apabila terjadi akrual positif berarti mengindikasikan perusahaan cenderung menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
prinsip akuntansi agresif. Dalam penelitian ini, hasil perhitungan total akrual kemudian di kalikan dengan -1 agar memudahkan dalam pengelompokan dan pengolahan data (Ahmed dan Duellman, 2007) sehingga angka yang positif akan menunjukkan tingkat konservatisme yang semakin tinggi.
2. Variabel Independen a. Dewan Komisaris Variabel dewan komisaris dihitung dengan frekuensi rapat dewan komisaris yang terdapat pada laporan keuangan tahunan perusahaan. 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 = 𝑀𝐸𝐸𝑇𝐾𝑂𝑀 Keterangan: MEETKOM = frekuensi rapat dewan komisaris per tahun b. Kepemilikan Institusional Kepemilikan
institusional
(institutional
ownership)
dalam
penelitian ini diukur dengan rasio jumlah saham yang dimiliki institusi, badan atau lembaga termasuk juga pemerintah kemudian dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar keseluruhan. 𝐼𝑁𝑆𝑇 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
Keterangan: INST = Kepemilikan Institusional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
c. Leverage Leverage dalam penelitian ini menggunakan proksi Debt to Asset Ratio (DAR) yang menunjukkan seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang Leverage dihitung dengan: 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
d. Spesialisasi Auditor Auditor dikatakan memiliki spesialisasi jika memiliki market share lebih dari 8% (Zuo dan Guan, 2014). Dalam penelitian ini, auditor yang memiliki market share di atas 8% berarti auditor tersebut memiliki spesialisasi dalam industri manufaktur. Sementara itu, jika market share kurang dari 8% berarti auditor tersebut tidak memiliki spesialisasi pada industri manufaktur. Market share di hitung dengan: 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 =
𝑀 × 100% 𝑁
Keterangan: M = jumlah perusahaan yang diaudit oleh KAP yang sama N = jumlah perusahaan dalam populasi sasaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
3.
Teknik Analisis Data 1. Melakukan Pengukuran Data Variabel Pengukuran data variabel dilakukan sebelum proses statistik deskriptif. Datadata yang sudah terkumpul sesuai dengan kriteria pada populasi sasaran kemudian dihitung dengan menggunakan rumus yang ada pada subbab pengukuran variabel sesuai dengan masing-masing variabel yang ada. Setelah data diukur per variabel, maka data siap diolah menggunakan statistik deskriptif.
2. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2007). Yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan
modus,
perhitungan
desil,
median, persentil,
mean
(pengukuran
perhitungan
tendensi
penyebaran
data
sentral), melalui
perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase dan juga mencari kuatnya hubungan antara variabel (Sugiyono,2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
3. Klasifikasi Data Variabel 1. Klasifikasi Data Konservatisme Akuntansi Klasifikasi data ini bertujuan untuk memberikan ukuran data menjadi kategori. Untuk mengklasifikasikan data konservatisme akuntansi langkah yang dilakukan adalah: 1) Memisahkan data dengan nilai positif dan negatif. Semakin negatif tingkat akrual maka menunjukkan perusahaan semakin konservatif (Givoly dan Hayn, 2000). Pada penelitia ini data dengan nilai positif berarti perusahaan menerapkan akuntansi konservatif sedangkan nilai negatif berarti perusahaan cenderung kurang konservatif atau agresif (sebelumnya sudah dikalikan dengan -1). 2) Dari masing masing data dengan nilai positif dan negatif dibagi menjadi dua kelas dengan melihat distribusi frekuensi dan menggunakan median untuk masing-masing data positif dan negatif sehingga ada empat kategori atau kelas. Dengan demikian klasifikasi akan seperti berikut: X ≤ M1 M1 < X ≤ 0,0000 0,0000 < X ≤ M2 M2 < X
= Sangat kurang konservatif (cenderung agresif) = Kurang konservatif = Konservatif = Sangat konservatif
M1 adalah median untuk data dengan nilai negatif dan M2 adalah median untuk data dengan nilai positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
b. Klasifikasi Data Jumlah Rapat Pengukuran yang digunakan untuk variabel dewan komisaris adalah frekuensi rapat. Peraturan Bapepam LK tahun 2010 menyebutkan bahwa jumlah rapat minimal dewan komisaris adalah 1 kali setiap bulan (Septiana dan Tarmizi, 2015). Berdasar ketentuan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data jumlah rapat menjadi sebagai berikut: X≤6 6 < X < 12 12 ≤ X
= Sangat Kurang dari Ketentuan = Kurang dari Ketentuan = Memenuhi Ketentuan
c. Klasifikasi Data Kepemilikan Institusional Klasifikasi untuk data kepemilikan institusional dilakukan dengan mengacu pada buku Baker, et al. (2013) yang mengklasifikasikan kepemilikan institusional berdasarkan pengaruh yang diberikan terhadap perusahaan. Adapun pengklasifikasian tersebut adalah sebagai berikut: X ≤ 20%
= Pengaruh tidak signifikan
20% < X ≤ 50%
= Pengaruh signifikan
50% < X
= Pengendalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
d. Klasifikasi Data Leverage Data Leverage yang diperoleh setelah perhitungan dengan menggunakan Debt to Assets ratio (DAR) kemudian diklasifikasikan ke dalam tiga kategori jenjang (ordinal). Ross (2016), dalam artikelnya menyebutkan bahwa rasio hutang yang lebih kecil (kurang dari 0,4) berarti rasio tersebut lebih baik, sementara rasio hutang yang lebih besar (lebih dari 0,6) akan menyebabkan perusahaan sulit mendapatkan pinjaman. Oleh karena itu, peneliti akan mengklasifikasikan leverage sebagai berikut: X < 0,4
= Rendah
0,4 ≤ X < 0,6
= Sedang
0,6 ≤ X
= Tinggi
e. Klasifikasi Data Spesialisasi Auditor Untuk mengklasifikasi data spesialisasi auditor langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Mengumpulkan data berupa nama Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit perusahaan manufaktur yang menjadi populasi sasaran pada tahun 2012-2014 2) Menghitung market share masing-masing KAP. Market share dihitung dengan cara:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝐾𝐴𝑃 × 100% 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
3) Mengklasifikasikan KAP berdasarkan market share, untuk market share lebih dari 8% berarti “auditor dengan spesialisasi industri” dan untuk sebaliknya adalah “auditor tanpa spesialisasi industri” (Zuo dan Guan, 2014).
4.
Melakukan Analisis Hubungan denegan Tabulasi Silang (Crosstab) Analisis tabulasi silang (crosstab) menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstab adalah data dengan skala nominal atau kategori (Ghozali, 2011). Analisis tabulasi silang (crosstab) menggunakan aplikasi SPSS 21.
5. Menarik Kesimpulan Kesimpulan diambil dari hasil analisis pada tabel tabulasi silang (crosstab) antar variabel serta dengan melihat keeratan hubungan antar variabel dengan melihat nilai Goodman dan Kruskal’s Gamma dan Eta.
Hasan (2006)
memberikan patokan nilai koefisien korelasi (KK) sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Tabel 3.1. Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan Kekuatan Hubungan No Interval Nilai 1 2 3 4 5 6 7
KK = 0 0,00 < KK ≤ 0,20 0,20 < KK ≤ 0,40 0,40 < KK ≤ 0,70 0,70 < KK ≤ 0,90 0,90 < KK ≤ 1,00 KK = 1,00
Tidak ada hubungan Sangat lemah Lemah Cukup kuat Kuat Sangat kuat Sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data penelitian diperoleh dari BEI Universitas Sanata Dharma dan Universitas Kristen Duta Wacana dan Laporan Tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara konsisten pada 2012 – 2014. Setelah itu peneliti melakukan seleksi terhadap populasi untuk memperoleh populasi sasaran sesuai kriteria yang telah ditentukan sehingga peneliti memperoleh data populasi sasaran sebagai berikut: Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran Kriteria Populasi Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014 Perusahaan manufaktur yang tidak konsisten terdaftar di BEI tahun 2012-2014 Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang selain Rupiah Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan keuangan auditan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014 berturut-turut Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki kelengkapan data Jumlah Perusahaan Anggota Populasi Sasaran (2012-2014)
Jumlah 143 (12) (24) (11) (23) 73 219
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa terdapat 143 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2012-2014, namun ada 12 perusahaan yang tidak secara konsisten terdaftar selama tahun 2012-2014. Ada perusahaan yang baru listing pada tahun selama pengamatan dan juga ada yang mengalami delisting
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
atau sahamnya ditarik dari pasar modal. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan yang menggunakan mata uang rupiah dan setelah diseleksi, terdapat 24 perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan yang diterbitkan sehingga jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria menjadi 107. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan auditan selama tiga tahun berturut-turut selama periode tahun 2012-2014. Di dalam penelitian ini peneliti menemukan 11 perusahaan yang tidak secara berturut-turut melaporkan laporan keuangan karena sebanyak 2 perusahaan baru listing pada tahun 2012, kemudian 4 perusahaan pada tahun
2013, dan 5
perusahaan pada tahun 2014. Dengan demikian setelah dikurangi dengan jumlah perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode tahun 2012-2014 menjadi 96 perusahaan. Kriteria yang terakhir adalah perusahaan yang memiliki kelengkapan data agar bisa diolah sesuai pengukuran yang diperlukan, adapun data tersebut adalah : total aset, total lliabilitas, arus kas dari operasional, depresiasi, jumlah rapat dewan komisaris, persentase pemilik institusi, dan identitas KAP yang mengaudit. Peneliti menemukan ada 23 perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data sehingga jumlah akhir perusahaan dalam penelitian ini adalah 73 perusahaan. Penelitian dilakukan untuk periode 2012-2014 sehingga jumlah anggota populasis sasaran adalah 219. Kesimpulan dari hasil pengujian maupun analisis pada bab berikutnya berlaku kepada populasi sasaran, bukan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2012-2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data dan Klasifikasi Data 1. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Konservatisme Akuntansi Tabel 4.1.1. Statistik Deskriptif Konservatisme Akuntansi CONS
N
Minimal
219
-26,25347
Maksimal 0,25210
Rata-Rata -0,2322270
Std. Deviasi 1,88971609
Range 26,5055
Sumber: Data yang Diolah 2016 Berdasarkan statistik deskriptif pada tabel 4.1.1 diketahui bahwa jumlah observasi (N) sebanyak 219. Variabel konservatisme akuntansi mempunyai nilai terendah sebesar -26,25347 yang dimiliki oleh PT Trisula International Tbk. (TRIS) pada tahun 2013, sedangkan nilai tertinggi 0,25210 dimiliki oleh PT Gunawan Diamjaya Steel Tbk. (GDST) pada tahun 2012. Nilai rata-rata konservatisme akuntansi sebesar -0,2322270 ini berarti rata-rata anggota populasi sasaran cenderung kurang konservatif. Persebaran data konservatisme akuntansi dapat dilihat pada histogram berikut:
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Gambar 4.1 Histogram Konservatisme Akuntansi
Sumber: Data yang Diolah 2016 Dari gambar 4.1 terlihat bahwa data konservatisme akuntansi yang bernilai positif jauh lebih sedikit daripada data dengan nilai negatif. Pada data dengan nilai negatif juga terlihat bahwa terdapat data yang nilainya jauh dari data yang lainnya atau dengan kata lain distribusi data konservatisme akuntansi tidak normal. Persebaran data lebih detail dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1.2. Persebaran Data Konservatisme Akuntansi Akrual Positif Negatif
Jumlah 64 155
Maksimum 0,25210 -0,00051
Minimum 0,00047 -26,25347
Range 0,25163 26,25296
Median 0,034935 -0,057510
Sumber: Data yang diolah 2016 Berdasarkan data yang telah diolah, selama tahun pengamatan yakni 2012-2014, 64 anggota populasi sasaran menerapkan prinsip akuntansi yang konservatif dan 155 anggota populasi sasaran cenderung kurang konservatif. Pada tahun 2012-2014 lebih banyak anggota populasi sasaran yang kurang konservatif. Salah satu penyebabnya adalah adanya konvergensi IFRS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
yang dimulai tahun 2012. Dalam IFRS sendiri konservatisme sudah tidak disebutkan lagi dan diganti menjadi prudence. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Aristya dan Harta (2014) yang membuktikan bahwa meskipun konservatisme sudah tidak dimunculkan lagi dalam standar laporan keuangan, standar tersebut tetap harus berhadapan dengan ketidakpastian seperti yang dihadapi oleh perusahaan dan untuk menghadapi ketidakpastian tersebut sering kali konservatisme tetap digunakan. Range atau selisih nilai tertinggi dan terendah dari data dengan akrual positif adalah 0,25163 dan range pada data akrual negatif adalah 26,25296. Range pada data dengan akrual negatif jauh lebih besar daripada data dengan akrual positif. Hal ini disebabkan adanya data akrual negatif yang nilainya jauh lebih kecil dari data yang lain (ekstrim). Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat empat data dengan nilai ekstrim pada data dengan akrual negatif yakni sebesar -4,97146 (BTON tahun 2012), -5,23184 (BTON tahun 2013), -6,81932 (BTON tahun 2014), dan -26,25347 (TRIS tahun 2013). Keempat data tersebut memiliki nilai dibawah -1 sementara data akrual negatif yang lainnya lebih besar dari -1. Dari keempat data konservatisme akuntansi yang ekstrim tersebut, satu perusahaan yakni PT Trisula Internasional (TRIS) pada tahun 2013 menyelenggarakan rapat dewan komisaris sebanyak 11 kali dalam satu tahun. Sementara itu, sisanya menyelenggarakan rapat dewan komisaris sebanyak 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
kali dalam satu tahun. Keseluruhan perusahaan dengan nilai konservatisme yang ekstrim merupakan perusahaan dengan kepemilikan institusional lebih dari 50% dan memiliki leverage kurang dari 0,4 (leverage rendah). Selain itu, keseluruhan perusahaan tersebut juga diaudit oleh auditor atau KAP tanpa spesialisasi industri. Klasifikasi Konservatisme Akuntansi Untuk menentukan klasifikasi atau jenjang kategori untuk konservatisme akuntansi, data dengan nilai ekstrim akan dihilangkan terlebih dahulu. Berikut adalah data statistik konservatisme akuntansi setelah nilai ekstrim dihapus: Tabel 4.1.3 Statistik Deskriptif Konservatisme Akuntansi (Tanpa Nilai Ekstrim)
CONS
N 215
Minimal -0,74030
Maksimal 0,25210
Rata-Rata -0,0352634
Std. Deviasi 0,10120007
Sumber: Data yang Diolah 2016
Setelah nilai ekstrim dihapus, nilai terendah atau minimal untuk data konservatisme akuntansi menjadi -0,74030 (sebelumnya -2650557) dan ratarata menjadi -0,0352634 (sebelumnya -0,232227). Standar deviasi juga berubah menjadi 0,10120007 (sebelumnya 1,88971609). Persebaran data konservatisme akuntansi setelah nilai ekstrim dihapus adalah sebagai berikut: Tabel 4.1.4. Persebaran Data Konservatisme Akuntansi (Tanpa Nilai Ekstrim) Akrual Jumlah Maksimum Positif 64 0,25210 Negatif 151 -0,00051 Sumber: Data yang diolah 2016
Minimum 0,00047 -0,74030
Range 0,25163 0,73979
Median 0,034935 -0,056560
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Berdasarkan tabel 4.1.4 diketahui bahwa setelah data dengan nilai ekstrim dihapus, data dengan nilai akrual positif tidak mengalami perubahan. Sementara itu, pada data dengan akrual negatif terdapat 151 anggota populasi sasaran (sebelumnya 155). Nilai tertinggi -0,00051 (tetap sama) nilai terendah menjadi -0,74030 dan range menjadi 0,73979 (sebelumya 26,25296). Sementara itu median untuk data dengan nilai negatif menjadi -0,056560 (sebelumnya -0,575100). Nilai median untuk data positif dan negatif digunakan untuk menentukan klasifikasi atau kategori untuk konservatisme akuntansi sehingga klasifikasi untuk konservatisme akuntansi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.1.5. Klasifikasi Konservatisme Akuntansi Kelas Keterangan Sangat kurang X ≤ -0,056560 konservatif -0,56560 < X ≤ 0,00000 Kurang konservatif 0,00000 < X ≤ 0,034935 Konservatif 0,034935 < X Sangat konservatif Total Sumber: Data yang diolah 2016
Jumlah
Persentase
80
36,53%
75 32 32 219
34,25% 14,61% 14,61% 100%
Berdasarkan hasil klasifikasi data konservatisme akuntansi pada tabel 4.1.5 diketahui bahwa dari keseluruhan perusahaan dalam populasi sasaran paling banyak yakni 80 anggota populasi sasaran (36,53%) sangat kurang konservatif (cenderung agresif). Sementara itu 75 anggota populasi sasaran (34,25%) kurang konservatif dan sisanya adalah anggota populasi sasaran yang konservatif dan sangat konservatif
dengan jumlah masing-masing 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
perusahaan (14,61%). Setelah data dengan nilai ekstrim dihapus, maka klasifikasi konservatisme akuntansi menjadi sebagai berikut: Tabel 4.1.6. Klasifikasi Konservatisme Akuntansi (Tanpa Nilai Ekstrim) Kelas Keterangan Jumlah Persentase Sangat kurang X ≤ -0,056560 76 35,35% konservatif -0,56560 < X ≤ 0,000000 Kurang konservatif 75 34,88% 0,00000 < X ≤ 0,034935 Konservatif 32 14,88% 0,034935 < X Sangat konservatif 32 14,88% Total 215 100% Sumber: Data yang diolah 2016 Dari tabel 4.1.6 diketahui bahwa hanya jumlah perusahaan yang sangat konservatif yang berubah yakni menjadi 76 anggota populasi sasaran (sebelumnya 80). Sementara itu untuk kategori yang lain tidak mengalami perubahan. Hal ini disebabkan nilai ekstrim pada data konservatisme akuntansi merupakan data dengan nilai akrual negatif dan semuanya termasuk dalam kategori perusahaan yang sangat kurang konservatif atau cenderung agresif.
2. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Dewan Komisaris Data yang digunakan untuk mengukur variabel dewan komisaris adalah frekuensi rapat, berikut adalah hasil data yang telah diolah peneliti:
Tabel 4.2.1. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Setiap Tahun N RAPAT
219
Minimal
Maksimal
Modus
1
42
4
Sumber: Data yang Diolah 2016
RataRata 6,251
Std. Deviasi 6,5080
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Berdasarkan statistik deskriptif pada tabel 4.2.1 diketahui bahwa frekuensi rapat dewan komisaris tertinggi adalah 42 kali dalam satu tahun. Ada dua anggota populasi sasaran yang menyelenggarakan rapat atau pertemuan dewan komisaris paling banyak yaitu PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. (ALMI) dan PT Indal Aluminium Industry Tbk. (INAI). Anggota populasi sasaran paling sedikit menyelenggarakan rapat dewan komisaris 1 kali dalam satu tahun yakni PT Delta Djakarta Tbk. (DLTA), PT Darya Varia Laboratoria Tbk. (DVLA), PT Sekawan Intripratama Tbk. (SIAP) dan PT Mandom Indonesia Tbk. (TCID). Keempat anggota populasi sasaran tersebut mengadakan rapat dewan komisaris 1 kali dalam satu tahun selama tiga tahun berturut-turut. Selain itu, PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. (KIAS) juga menyelenggarakan rapat atau pertemuan dewan komisaris 1 kali dalam satu tahun pada tahun 2013 dan 2014. Modus atau nilai yang paling sering muncul adalah 4 yang berarti anggota populasi sasaran kebanyakan memilih untuk mengadakan rapat dewan komisaris sebanyak 4 kali dalam satu tahun. Nilai rata-rata rapat dewan komisaris adalah 6,251 atau 6 yang berarti rata-rata anggota populasi sasaran mengadakan 6 kali rapat atau pertemuan dewan komisaris dalam satu tahun dengan standar deviasi sebesar 6,5080. Persebaran data frekuensi rapat dewan komisaris dapat terlihat pada tabel histogram berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Gambar 4.2.1. Histogram Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
Sumber : Data yang diolah 2016
Berdasarkan histogram pada gambar 4.2.1. dapat terlihat bahwa sebaran data frekuensi rapat paling banyak ada pada angka 0 sampai 10. Peraturan Bapepam LK tahun 2010 menyebutkan bahwa jumlah minimal rapat dewan komisaris adalah 1 kali dalam satu tahun. Berikut adalah data jumlah rapat dewan komisaris yang diselenggarakan perusahaan sesuai dengan klasifikasi yang sudah ditentukan. Tabel 4.2.2 Klasifikasi Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Setiap Tahun Interval
Keterangan Sangat kurang dari X≤6 ketentuan 6 < X < 12 Kurang dari ketentuan 12 ≤ X Memenuhi ketentuan Total Sumber : Data yang diolah 2016
Jumlah
Persentase
176
80,4%
9 34 219
4,1% 15,5% 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Dari tabel 4.2.2 diketahui bahwa 80,37% (176 anggota populasi sasaran) mengadakan rapat dewan komisaris dengan jumlah yang sangat kurang dari ketentuan (1-6 kali dalam satu tahun). Pada kategori tersebut anggota populasi sasaran yang mengadakan rapat dewan komisaris sesuai dengan ketentuan ( 1 kali dalam satu tahun) sangat sedikit yakni 6,05% (13 anggota populasi sasaran). Selain itu terdapat 89 anggota populasi sasaran (40,64%) yang mengadakan rapat dewan komisaris 4 kali dalam satu tahun. Anggota populasi sasaran banyak yang memilih mengadakan rapat dewan komisaris 4 kali dalam satu tahun yang pada umumnya diselenggarakan setiap triwulan. Jumlah tersebut tidak terlalu jarang dan juga tidak terlalu sering untuk kurun waktu satu tahun. Jumlah rapat yang sangat jarang dapat menyebabkan pengawasan dewan komisaris menjadi terbatas dan kurang efektif, namun rapat yang terlalu sering juga menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan rapat dewan komisaris menjadi lebih besar. Dari tabel 4.2.2 juga diketahui 4,1% (9 anggota populasi sasaran) mengadakan rapat dewan komisaris sebanyak 7-11 kali dalam satu tahun. Selain itu hanya 15,5% (34 anggota populasi sasaran) yang mengadakan rapat dewan komisaris dengan jumlah yang memenuhi ketentuan. Sangat sedikitnya anggota populasi sasaran yang mengadakan rapat dewan komisaris lebih dari 11 kali dikarenakan frekuensi rapat dewan komisaris yang terlalu sering dapat menimbulkan anggapan bahwa perusahaan sedang menghadapi masalah (Jensen, 1993 dalam Ho, 2009). Apabila perusahaan mengadakan rapat dewan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
komisaris 2 kali setiap bulan (24 kali dalam setahun) bisa dikatakan frekuensi rapat dewan komisaris perusahaan tersebut sangat sering. Dari 20 anggota populasi sasaran yang mengadakan rapat dewan komisaris lebih dari 12 kali dalam satu tahun terdapat 7 anggota populasi sasaran (3,20%) yang mengadakan rapat dewan komisaris lebih dari 24 kali dalam satu tahun. Apabila data frekuensi rapat dewan komisaris yang lebih dari 24 kali dalam satu tahun dihapus atau dihilangkan maka statistik deskriptif untuk rapat dewan komisaris menjadi sebagai berikut: Tabel 4.2.3 Frekuensi Rapat Dewan Komisaris (Tanpa Nilai Ekstrim) N RAPAT
212
Minimal
Maksimal
1
24
RataRata 5,37
Std. Deviasi 4,179
Range 23
Sumber: Data yang Diolah 2016 Dari tabel 4.2.3 diketahui bahwa setelah nilai ekstrim pada rapat dewan komisaris dihapus maka nilai terendah tidak berubah (tetap 1) tetapi nilai tertinggi berubah menjadi 24. Rata-rata jumlah rapat dewan komisaris menjadi 4,99 atau 5 kali dalam satu tahun dengan standar deviasi sebesar 3,385. Nilai ekstrim yang dihilangkan tidak akan mempengaruhi klasifikasi rapat dewan komisaris tetapi jumlah data pada masing-masing kategori berubah seperti pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Tabel 4.2.4. Klasifikasi Frekuensi Rapat Dewan Komisaris (Tanpa Nilai Ekstrim)
Interval X≤6 6 < X < 12 12 ≤ X
Keterangan Sangat kurang dari ketentuan Kurang dari ketentuan Memenuhi ketentuan Total
Jumlah
Persentase
176
83,0%
9
4,2%
27
12,7%
212
100%
Sumber : Data yang diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.2.4 diketahui bahwa setelah nilai ekstrim dihapus, jumlah perusahaan yang berubah hanya pada kategori perusahaan yang mengadakan rapat dewan komisaris lebih dari atau sama dengan 12 kali dalam satu tahun (dari 34 menjadi 27 anggota populasi sasaran). Anggota populasi sasaran dengan jumlah rapat dewan komisaris yang lebih dari 24 kali dalam satu tahun adalah PT Indal Aluminium Industry Tbk. (ALMI), PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. (INAI) dan PT Indofarma Tbk. (INAF). ALMI dan INAI merupakan perusahaan yang dimiliki satu grup yang sama yakni Maspion Group. Kedua perusahaan ini selama tiga tahun berturut-turut mengadakan rapat dewan komisaris sebanyak 42, 30, dan 32 kali. Dewan komisaris pada kedua perusahaan tersebut juga merupakan orang yang sama. Pada laporan tahunan, kedua perusahaan tersebut menyebutkan bahwa rapat dewan komisaris yang dilaksanakan membahas diantaranya mengenai evaluasi kinerja direksi dan kinerja perusahaan periode tertentu. Namun perusahaan tersebut tidak mencantumkan informasi mengenai risalah rapat dewan komisaris secara rinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Sementara itu, INAF mengadakan rapat dewan komisaris sebanyak 25 kali pada tahun 2014. Pada laporan tahunan disebutkan bahwa perusahaan tersebut mengadakan rapat dewan komisaris dengan agenda paling banyak membahas mengenai kinerja perseroan dan pada bulan Juli tahun 2014 perusahaan juga membahas mengenai perubahan struktur organisasi.
3. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Kepemilikan Institusional Dalam penelitian ini, kepemilikan institusional yang dimaksud adalah kepemilikan oleh lembaga, perusahaan atau badan termasuk pemerintah. Berikut adalah data kepemilikan institusional yang diperoleh dan diolah peneliti: Tabel 4.3.1. Kepemilikan Institusional N
Minimal
Maksimal
0,9896 CONS 219 0,2851 Sumber: Data yang Diolah 2016
RataRata 0,7251
Std. Deviasi 0,16509
Range 0,7045
Berdasarkan data pada tabel 4.3.1 diketahui bahwa nilai tertinggi untuk kepemilikan institusional adalah 0,9896 atau 98,96% yakni PT Bentoel International Investama Tbk. (RMBA). Saham RMBA dimiliki oleh British American Tobacco (PA 2009) Ltd. (85,55%), United Bank of Switzerland AG (13,41%) dan sisanya dimiliki oleh publik (1,04%). Sementara itu, kepemilikan institusional terendah adalah 0,2851 atau 28,51% yakni PT Kertas Basuki Rachmat Ind Tbk. (KBRI). Saham KBRI dimiliki oleh Suisse Charter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Investment Ltd (24,00%), PT Danatama Perkasa (9,83%) sedangkan sisanya dimiliki oleh publik (60,69%) dan Ferry Sudjono (5,48%). Rata-rata kepemilikan institusional perusahan adalah 0,725123 atau 72,51 % dengan standar deviasi 0,1650924 dan range 0,7045 atau 70,45%. Persebaran data kepemilikan institusional dapat dilihat pada histogram berikut: Gambar 4.3.1. Histogram Kepemilikan Institusional
Sumber: Data yang diolah 2016
Dari gambar 4.3.1 dapat diketahui bahwa pada penelitian ini tidak ada anggota populasi sasaran dengan kepemilikan institusional kurang dari 20%. Persebaran data yang lebih detail dapat dilihat pada tabel klasifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
kepemilikan institusional berdasarkan tingkat pengaruhnya (Baker, et al., 2013) berikut: Tabel 4.3.2. Klasifikasi Kepemilikan Institusional Interval Keterangan Jumlah data X ≤ 20% Pengaruh tidak signifikan 0 20% < X ≤ 50% Pengaruh signifikan 21 50% < X Pengendalian 198 Total 219 Sumber: Data yang diolah 2016 Berdasarkan
tabel
4.3.2,
setelah
data
kepemilikan
Persentase 0,00% 9,58% 90,42% 100%
institusional
diklasifikasikan diketahui bahwa 90,42% anggota populasi sasaran dimiliki oleh institusi yang memiliki pengaruh pengendalian atas perusahaan. Biasanya perusahaan
ini
merupakan
perusahaan
anak
dan
pemiliknya
yang
mengendalikan adalah perusahaan induk (Baker, et al., 2013). Dari tabel 4.3.2 juga diketahui bahwa 9,58% anggota populasi sasaran dimiliki oleh institusi yang memiliki pengaruh signifikan atas perusahaan. Ini berarti institusi pemilik memiliki pengaruh yang signifikan dalam kebijakan operasi dan keuangan investee (Baker, et al., 2013). Tidak ada anggota populasi sasaran yang dimiliki oleh institusi yang memiliki pengaruh tidak signifikan atas perusahaan. Dalam penelitian ini, terdapat 3 anggota populasi sasaran yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Indofarma Tbk. (80,66%), PT Kimia Farma Tbk. (90,03%) dan PT Semen Gresik (Persero) Tbk. (51,01%). Ketiga perusahaan BUMN tersebut dimiliki oleh institusi pemerintah dengan kepemilikan lebih dari 50%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
4. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Leverage Data yang digunakan untuk menghitung leverage adalah total liabilitas dibagi dengan total aset perusahaan. Berikut adalah hasil data yang telah diolah peneliti: Tabel 4.4.1. Statistik Deskriptif Leverage CONS
N 219
Minimal 0,037232
Maksimal 2,87629
Rata-Rata 0,46714499
Std. Deviasi 0,34184736
Range 2,839059
Sumber: Data yang Diolah 2016 Berdasarkan tabel 4.4.1, diketahui bahwa leverage tertinggi adalah 2,876290 dimiliki oleh PT Primarindo Asia Infrastructur Tbk. (BIMA) pada tahun 2012. Sementara itu, leverage terendah adalah 0,037232 yang dimiliki oleh PT Jaya Pari Steel Corp Ltd. Tbk. (JPRS) pada tahun 2013. Rata-rata leverage selama tahun 2012 – 2014 adalah 0,46714499 dengan standar deviasi 0,341847362. Persebaran data leverage dapat dilihat pada histogram berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Gambar 4.4.1. Histogram Leverage
Sumber: Data yang Diolah 2016 Dari gambar 4.4.1 dapat diketahui bahwa terdapat anggota populasi sasaran yang memiliki leverage mendekati 1 berjumlah lebih sedikit. Selain itu juga terdapat perusahaan dengan leverage lebih dari 1. Semakin tinggi angka leverage berarti semakin besar pula aset yang dibiayai dengan hutang. Jika perusahaan tidak dapat membayar hutang, maka perusahaan bisa dipaksa untuk menjual asetnya untuk membayar hutang (Ross,2016). Leverage dengan nilai lebih dari 1 akan mengindikasikan bahwa apabila perusahaan tidak dapat membayar hutang, aset perusahaan yag dijual tetap tidak akan cukup untuk membayar. Persebaran data lebih detail dapat diihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Tabel 4.4.2. Klasifikasi Leverage Interval
Keterangan
X < 0,4
Leverage rendah
Jumlah data 98
0,4 ≤ X < 0,6
Leverage sedang
70
31,96%
0,6 ≤ X
Leverage tinggi
51
23,29%
219
100%
Total
Persentase 44,75%
Sumber: Data yang diolah 2016 Berdasarkan tabel 4.4.2, diketahui bahwa 44,75% (98 anggota populasi sasaran) memiliki leverage rendah. Dari tabel 4.4.2 juga diketahui bahwa 31,96% (70 anggota populasi sasaran) memiliki leverage sedang dan 23,29% (51 anggota populasi sasaran) perusahaan yang memiliki leverage tinggi. Pada kategori tersebut terdapat 4 perusahaan dengan angka leverage lebih dari 1. Apabila data dengan nilai lebih dari 1 dihapus atau dihilangkan maka statistik deskriptif untuk leverage menjadi sebagai berikut: Tabel 4.4.3. Statistik Deskriptif Leverage (Tanpa Nilai Ekstrim) CONS
N
Minimal
Maksimal
Rata-Rata
215
0,03723
0,90448
0,4311637
Std. Deviasi 0,19442146
Range 0,86725
Sumber: Data yang Diolah 2016 Dari tabel 4.4.3 diketahui bahwa nilai terendah dan nilai tertinggi untuk leverage adalah 0,03723 dan 0,90448.
Sementara itu, rata-rata leverage
berubah menjadi 0,4311637 dan standar deviasi sebesar 0,19442146. Klasifikasi untuk leverage tidak berubah namun frekuensi untuk masingmasing kategori menjadi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Tabel 4.4.4 Klasifikasi Leverage Tanpa Nilai Ekstrim Interval X < 0,4
Keterangan Leverage rendah
Jumlah data Persentase 98 45,58%
0,4 ≤ X < 0,6
Leverage sedang
70
32,56%
0,6 ≤ X
Leverage tinggi
47
21,86%
Total
215
100%
Sumber: Data yang diolah 2016 Berdasarkan tabel 4.4.4 diketahui bahwa setelah data dengan nilai ekstrim dihapus, jumlah perusahaan dengan leverage rendah dan sedang tetap sama yakni 98 dan 70 anggota populasi sasaran. anggota populasi sasaran dengan leverage tinggi berubah menjadi 47 perusahaan (21,86%). Anggota populasi sasaran dengan nilai leverage ekstrim pada penelitian ini adalah PT Primarindo Asia Infrastructur Tbk. (BIMA) pada tahun 2012 (2,87629), 2013 (2,86356) dan 2014 (2,72844) dan PT Bentoel International Investama Tbk. (RMBA) pada tahun 2014 (1,13627). Selama tiga periode, saldo liabilitas BIMA jauh lebih besar daripada total aset yang dimiliki. Selama periode tersebut, BIMA hanya mengalami kerugian pada tahun 2013 (Rp16.149.760.144) dan BIMA sudah memiliki angka leverage lebih besar dari 1 sejak tahun 2005. Pada tahun 2013 BIMA mengungkapkan bahwa peningkatan nilai hutang pada tahun tersebut terjadi karena menguatnya nilai Dollar. Sementara itu, pada 2014 BIMA mengungkapkan bahwa leverage meningkat
karena penurunan nilai
aset
perseroan sebagai
dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
menurunnya penjualan ekspor. Hal-hal tersebut mungkin merupakan beberapa alasan saldo ekuitas atau modal menjadi negatif. Pada tahun 2014, RMBA juga memiliki saldo liabilitas lebih besar daripada
aset.
Pada
periode
tersebut
RMBA
mengalami
kerugian
(Rp2.278.718.000.000) yang menyebabkan pengurangan modal.
5. Statistik Deskriptif dan Klasifikasi Spesialisasi Industri Auditor Variabel spesialisasi industri auditor diperoleh dengan melihat market share
Kantor
Akuntan
Publik
(KAP).
Market
share
yang
tinggi
mengindikasikan bahwa KAP tersebut semakin banyak melakukan audit pada perusahaan dalam industri yang sama. Semakin sering KAP mengaudit perusahaan dalam industri yang sama berarti semakin bertambah pula kemampuan dan pengalaman dalam mengaudit perusahaan dalam industri tersebut. Dari proses pengumpulan data yang telah dilakukan, ada 32 KAP yang mengaudit laporan keuangan anggota populasi sasaran selama tahun 20122014. Dari 32 KAP tersebut 4 diantaranya merupakan KAP yang terafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA). Selain itu ada 16 KAP yang terafiliasi dengan Organisasi Audit Asing (OAA) dan sisanya 12 KAP tidak termasuk dalam KAP yang terafilisasi dengan KAPA ataupun OAA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Peneliti telah menghitung market share masing-masing KAP dan telah memperoleh data 5 KAP dengan market share terbesar. Berikut adalah daftar 5 KAP dengan market share terbesar selama 2012 – 2014 : Tabel 4.5.1. Daftar Kantor Akuntan Publik dengan Market Share Terbesar
No
KAP
Jumlah audit
Market share (%)
1
Purwantono, Suherman & Surja
43
19,63
2
Osman Bing Satrio & Eny
29
13,24
3
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan
15
6,85
4
Aryanto, Amir Jusuf , Mawar & Saptopo
14
6,39
5
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
13
5,94
Sumber : Data yang Diolah 2016 Berdasarkan tabel 4.5.1 diketahui bahwa 5 KAP dengan market share terbesar semuanya merupakan KAP yang terafiliasi dengan OAA. KAP dengan market share paling besar adalah KAP Purwantono, Suherman & Surja yang terafiliasi dengan OAA Ernst & Young Global Limited dengan market share sebesar 19,63%. Sementara itu, KAP dengan market share terbesar ke dua adalah KAP Osman Bing Satrio & Eny yang terafiliasi dengan OAA Deloitte Touche Tohmatsu Limited dengan market share 13,24%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Tabel 4.5.2. Daftar Kantor Akuntan Publik dengan Market Share Terkecil KAP
No
Jumlah audit
Market share (%)
1
Ahmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry
1
0,46
2
Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan
1
0,46
3
Bambang Budi Tresno
1
0,46
4
Joachim Sulistyo & Rekan
1
0,46
5
Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih
1
0,46
Sumber : Data yang diolah 2016 Berdasarkan tabel 4.5.2 diketahui bahwa 5 KAP dengan market share terendah adalah KAP
Ahmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry, KAP Budiman,
Wawan, Pamudji & Rekan, Bambang Budi Tresno, KAP Joachim Sulistyo & Rekan, dan KAP Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih. Kelima KAP tersebut memiliki market share terendah daripada KAP yang lain yakni 0,46%. Berdasarkah data yang diolah hanya ada 2 KAP yang memiliki market share lebih dari 8% yakni KAP Purwantono, Suherman & Surja dan KAP Osman Bing Satrio dan Eny. Perusashaan yang laporan keuangannya diaudit oleh salah satu KAP tersebut berarti telah diaudit oleh auditor (KAP) yang memiliki spesialisasi industri di industri manufaktur. Perusahaan yang diaudit selain oleh kedua KAP tersebut adalah perusahaan yang diaudit oleh auditor (KAP) yang tidak memiliki spesialisasi industri di industri manufaktur. Berdasarkan data yang telah diolah, dari 219 anggota populasi sasaran terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
72 anggota populasi sasaran yang diaudit oleh KAP dengan spesialisasi industri dan 147 anggota populasi sasaran diaudit oleh KAP tanpa spesialisasi industri. B. Hasil Penelitian Data konservatisme akuntansi, rapat dewan komisaris, kepemilikan insitusional, leverage dan spesialisasi industri KAP yang diperoleh kemudian diklasifikasikan dan diberi lanel sesuai dengan kelas atau kategori masingmasing. Untuk melihat apakah ada kecenderungan hubungan antara variabel dewan komisaris, kepemilikan institusional, leverage dan spesialisasi industri KAP dengan konservatisme akuntansi dilakukan analisis menggunakan tabulasi silang (crosstab).
1. Analisis Hubungan Dewan Komisaris dengan Konservatisme Akuntansi a. Crosstab Untuk melihat pola hubungan
antara dewan komisaris dan
konservatisme akuntansi, peneliti menggunakan tabulasi silang. Berikut adalah hasil yang diperoleh peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
bel 4.6.1 Crosstab Dewan Komisaris dengan Konservatisme Akuntansi Konservatisme Akuntansi
Rapat
Sangat Kurang dari Ketentuan Kurang dari Ketentuan Memenuhi Ketentuan
Total
Sangat Kurang Konservatif
Kurang Konservatif
Konservatif
Sangat Konservatif
Total
61 (27,9%)
62 (28,3%)
29 (13,2%)
24 (11%)
176 (80,4%)
6 (2,7%) 13 (5,9%) 80 (36,5%)
2 (0,9%) 11 (5%) 75 (34,2%)
0 (0%) 3 (1,4%) 32 (14,6%)
1 (0,5%) 7 (3,2%) 32 (14,6%)
9 (4,1%) 34 (15,5%) 219 (100%)
Sumber : Data yang diolah 2016 Berdasarkan hasil crosstab dewan komisaris dengan konservatisme akuntansi pada tabel 4.6.1, pada kategori rapat dewan komisaris sangat kurang dari ketentuan yakni 1-6 kali dalam satu tahun mayoritas adalah anggota populasi sasaran yang kurang konservatif yakni 62 anggota populasi sasaran. Pada kategori tersebut, anggota populasi sasaran yang sangat konservatif adalah yang paling sedikit yakni 24 anggota populasi sasaran. Pada kategori rapat dewan komisaris kurang dari ketentuan yakni 7-11 kali dalam satu tahun mayoritas adalah anggota populasi sasaran yang sangat kurang konservatif yakni 6 anggota populasi sasaran. Tidak anggota populasi sasaran yang konservatif pada kategori ini. Pada kategori rapat dewan komisaris memenuhi ketentuan yakni lebih dari atau sama dengan 12 kali dalam satu tahun mayoritas adalah anggota populasi sasaran yang sangat kurang konservatif yakni 13 anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
populasi sasaran. Sementara itu, anggota populasi sasaran yang konservatif adalah yang paling sedikit yakni 3 anggota populasi.
b. Korelasi Dewan Komisaris dengan Konservatisme Akuntansi Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dewan komisaris dan konservatisme akuntansi, peneliti akan melihat dari nilai Goodman and Kruskal’s Gamma. Berikut adalah tabel korelasi dewan komisaris dengan konservatisme akuntansi: Tabel 4.6.2 Korelasi Dewan Komisaris Dan Konservatisme Akuntansi Value
Asymp. Std. Errora
Approx. Tb
Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Gamma
-0,086
0,135
-0,643
0,520
N of Valid Cases
219
Sumber: Data yang diolah 2016 Berdasarkan tabel 4.6.2 diketahui bahwa nilai Gamma adalah -0,086 dan apabila data frekuensi rapat ekstrim dihapus nilai Gamma menjadi -0,134. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan negatif (berlawanan arah) yang sangat lemah antara dewan komisaris dengan konservatisme akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
2. Analisis Hubungan Kepemilikan Institusional dengan Konservatisme Akuntansi a. Crosstab Untuk melihat pola hubungan antara kepemilikan institusional dan konservatisme akuntansi, peneliti menggunakan tabulasi silang (crosstab). Berikut adalah hasil yang diperoleh peneliti: Tabel 4.7.1 Crosstab Kepemilikan Institusional dan Konservatisme Akuntansi Konservatisme Akuntansi
Kepemilikan Institusional
Total
Pengaruh Signifikan Pengendalian
Sangat Kurang Konservatif 10 (4,6%) 70 (32%) 80 (36,5%)
Kurang Konservatif
Konservatif
Sangat Konservatif
Total
6 (2,7%) 69 (31,5%) 75 (34,2%)
5 (2,3%) 27 (12,3%) 32 (14,6%)
0 (0%) 32 (14,6%) 32 (14,6%)
21 (9,6%) 198 (90,4%) 219 (100%)
Sumber : Data yang diolah 2016 Berdasarkan hasil
crosstab kepemilikan institusional
dengan
konservatisme akuntansi pada tabel 4.6.1, tidak ada anggota populasi sasaran dengan kepemilikan institusional kurang dari 20% (memiliki pengaruh tidak signifikan). Pada kategori kepemilikan institusional diantara 20% hingga 50% (memiliki pengaruh signifikan) mayoritas adalah anggota populasi sasaran yang sangat kurang konservatif yakni 10 anggota populasi sasaran (4,6%). Tidak ada anggota populasi sasaran yang sangat konservatif pada kategori tersebut. Pada kategori kepemilikan institusional lebih dari 50% (memiliki pengendalian) mayoritas adalah anggota populasi sasaran yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
kurang konservatif yakni 70 anggota populasi sasaran (32%). anggota populasi sasaran yang konservatif adalah yang paling sedikit yakni 27 anggota populasi sasaran (12,3%). Selain itu, seluruh anggota populasi sasaran yang sangat konservatif berada pada kategori tersebut yakni 32 anggota populasi sasaran (14,6%).
b. Korelasi Kepemilikan Institusional dan Konservatisme Akuntansi Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kepemilikan institusional dan konservatisme akuntansi, peneliti akan melihat dari nilai Gamma. Berikut adalah tabel korelasi kepemilikan institusional dengan konservatisme akuntansi: Tabel 4.7.2 Korelasi Kepemilikan Institusional dengan Konservatisme Akuntansi Value
Asymp. Std. Errora
Approx. Tb
Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Gamma
0,233
0,168
1,373
0,170
N of Valid Cases
219
Sumber: Data yang diolah 2016 Berdasarkan tabel 4.7.2 diketahui bahwa nilai Gamma adalah 0,233 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif (searah) yang lemah antara kepemilikan institusional dengan konservatisme akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
3. Analisis Hubungan Leverage dengan Konservatisme Akuntansi a. Crosstab Untuk melihat pola hubungan antara leverage dan konservatisme akuntansi, peneliti menggunakan tabulasi silang. Berikut adalah hasil yang diperoleh peneliti: Tabel 4.8.1 Crosstab Leverage dan Konservatisme Akuntansi Konservatisme Akuntansi
Leverage
Rendah Sedang Tinggi
Total
Sangat Kurang Konservatif 41 (18,7%) 24 (11,0%) 15 (6,8%) 80 (36,5%)
Kurang Konservatif
Konservatif
Sangat Konservatif
Total
33 (15,1%) 24 (11,0%) 18 (8,2%) 75 (34,2%)
14 (6,4%) 14 (6,4%) 4 (1,8%) 32 (14,6%)
10 (4,6%) 8 (3,7%) 14 (6,4%) 32 (14,6%)
98 (44,7%) 70 (32,0%) 20 (9,1%) 219 (100%)
Sumber : Data yang diolah 2016 Berdasarkan hasil crosstab leverage dengan konservatisme akuntansi pada tabel 4.8.1, pada kategori leverage rendah (kurang dari 0,4) mayoritas adalah anggota populasi sasaran yang sangat kurang konservatif yakni 41 anggota populasi sasaran (18,7%). Jumlah tersebut juga merupakan yang paling banyak dari seluruh populasi sasaran. Anggota populasi sasaran yang sangat konservatif adalah yang paling sedikit yakni 10 anggota populasi sasaran (4,6%). Pada kategori leverage sedang (antara 0,4 sampai 0,6) terdapat jumlah yang sama pada anggota populasi sasaran yang sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
konservatif dan kurang konservatif yakni 24 anggota populasi sasaran (11,0%). Anggota populasi sasaran yang sangat konservatif adalah yang paling sedikit pada kategori leverage sedang yakni 8 anggota populasi sasaran (3,7%). Jumlah tersebut juga merupakan yang paling sedikit dari seluruh anggota populasi sasaran yang sangat konservatif. Pada kategori leverage tinggi mayoritas adalah anggota populasi sasaran yang kurang konservatif
yakni 18 anggota populasi sasaran
(8,2%). Jumlah tersebut juga merupakan yang paling sedikit dari seluruh anggota populasi sasaran yang kurang konservatif. Sementara itu, pada kategori leverage tinggi, anggota populasi sasaran yang konservatif adalah yang paling sedikit yakni 4 anggota populasi sasaran (1,8%). Jumlah tersebut merupakan jumlah yang paling sedikit dari seluruh anggota populasi sasaran yang konservatif dan juga paling sedikit dari seluruh anggota populasi sasaran.
b. Korelasi Leverage dan Konservatisme akuntansi Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
leverage dan
konservatisme akuntansi, peneliti akan melihat dari nilai Gamma. Berikut adalah tabel korelasi kepemilikan institusional dengan konservatisme akuntansi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Tabel 4.8.2 Korelasi Leverage dengan Konservatisme Akuntansi Value
Asymp. Std. Errora
Approx. Tb
Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Gamma
0,177
0,087
2,008
0,45
N of Valid Cases
219
Sumber: Data yang diolah 2016 Berdasarkan tabel 4.8.2 diketahui bahwa nilai Gamma adalah 0,177 dan apabila data leverage dengan nilai lebih dari 1 dihapus maka nilai Gamma menjadi 0,142. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif (searah) yang sangat lemah antara leverage dengan konservatisme akuntansi.
4. Analisis Hubungan Spesialisasi Industri Auditor dengan Konservatisme Akuntansi a. Crosstab Untuk melihat pola hubungan antara spesialisasi industri auditor dan konservatisme akuntansi, peneliti menggunakan tabulasi silang. Berikut adalah hasil yang diperoleh peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Tabel 4.9.1 Crosstab Spesialisasi Industri dan Konservatisme Akuntansi Konservatisme Akuntansi
Spesialisas i Auditor
Tanpa spesialisasi Dengan spesialisasi
Total
Sangat Kurang Konservati f 62 (28,3%) 18 (8,2%) 80 (36,5%)
Kurang Konservati f
Konservati f
Sangat Konservati f
51 (23,3%) 24 (11,0%) 75 (34,2%)
21 (9,6%) 11 (5,0%) 32 (14,6%)
13 (5,9%) 19 (8,7%) 32 (14,6%)
Total
147 (67,1%) 72 (32,9%) 219 (100%)
Sumber : Data yang diolah 2016 Berdasarkan hasil crosstab spesialisasi industri auditor atau KAP dengan konservatisme akuntansi pada tabel 4.9.1, diketahui bahwa auditor tanpa spesialisasi industri paling banyak mengaudit anggota populasi sasaran yang sangat kurang konservatif yakni 62 anggota populasi sasaran (28,3%). Jumlah tersebut merupakan yang paling banyak dari seluruh populasi sasaran. Sementara itu, auditor tanpa spesialisasi industri paling sedikit mengaudit anggota populasi sasaran yang sangat konservatif yakni 13 perusahaan (5,9%). Auditor dengan spesialisasi industri paling banyak mengaudit anggota populasi sasaran yang kurang konservatif yakni 24 perusahaan (11,0%). Sementara itu, auditor dengan spesialisasi industri juga telah mengaudit paling sedikit anggota populasi sasaran yang konservatif yakni 11 anggota populasi sasaran (5%). Jumlah tersebut juga merupakan yang paling sedikit dari seluruh populasi sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Berdasarkan hasil tersebut juga terlihat bahwa auditor tanpa spesialisasi mengaudit anggota populasi sasaran yang sangat kurang konservatif, kurang konservatif dan konservatif lebih banyak daripada auditor dengan spesialisasi industri. Sementara itu, auditor dengan spesialisasi industri mengaudit anggota populasi sasaran yang sangat konservatif lebih banyak daripada auditor tanpa spesialisasi industri.
b. Korelasi Spesialisasi Industri Auditor dan Konservatisme Akuntansi Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara spesialisasi industri auditor dan konservatisme akuntansi, peneliti akan melihat dari nilai Eta. Berikut adalah tabel korelasi kepemilikan institusional dengan konservatisme akuntansi:
Tabel 4.9.2 Korelasi Spesialisasi Auditor dengan Konservatisme Akuntansi Value Nominal by Interval Eta
Spesialisasi Auditor Dependen Konservatisme Akuntansi Dependen
0,254 0,240
Sumber: Data yang diolah 2016 Berdasarkan tabel 4.9.2 diketahui bahwa nilai Eta adalah 0,240 saat konservatisme akuntansi menjadi variabel dependen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara spesialisasi industri dengan konservatisme akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
C. Pembahasan 1. Hubungan Dewan Komisaris dengan Konservatisme Akuntansi Hasil analisis tabulasi silang (crosstab) serta nilai Gamma untuk variabel dewan komisaris dan konservatisme akuntansi menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat lemah antara dewan komisaris dengan konservatisme akuntansi. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Lara, et al. (2005) yang menyatakan bahwa corporate governance yang kuat juga akan menyebabkan tingkat konservatisme akuntansi yang semakin tinggi. Hasil ini juga tidak mendukung penelitian Blunck (2007) dan Ho (2009) yang menyatakan bahwa semakin tinggi frekuensi rapat dewan komisaris maka perusahaan akan semakin konservatif. Namun, hasil penelitian ini mendukung penelitian Indrayati (2010) yang tidak dapat membuktikan pengaruh positif karakteristik dewan terhadap konservatisme akuntansi. Salah satu cara yang dilakukan dewan komisaris untuk melakukan pengawasan adalah dengan menyelenggarakan rapat dewan komisaris. Frekuensi rapat dewan komisaris yang tinggi dalam satu tahun tidak menjamin bahwa dewan komisaris bisa menekan perusahaan untuk lebih konservatif. Kuatnya kendali pendiri perusahaan dan pemilik saham mayoritas bisa menyebabkan dewan komisaris kurang efektif dalam melakukan pengawasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
(hasil survei Asian Development Bank dalam Boediono, 2005). Selain itu, mulai tahun 2012 Indonesia mulai melakukan konvergensi IFRS dan dewan komisaris sebagai pengawas perusahaan juga ambil bagian ketika perusahaan mulai memutuskan untuk menggunakan IFRS yang sudah tidak menyebutkan lagi mengenai konservatisme akuntansi. IFRS memperbolehkan perusahaan mengakui unrealized gain or loss sehingga laba atau kerugian yang belum terealisasi dapat segera diakui. Hal ini menyebabkan dewan komisaris juga perlahan mulai meninggalkan prinsip konservatisme akuntansi sehingga dewan komisaris tidak lagi mendorong perusahaan untuk lebih konservatif.
2. Hubungan Kepemilikan Institusional dengan Konservatisme Akuntansi Hasil analisis tabulasi silang (crosstab) serta nilai Gamma untuk variabel kepemilikan institusional dan konservatisme akuntansi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang lemah antara kepemilikan institusional dengan konservatisme akuntansi. Hasil ini tidak mendukung penelitian Peterson dan Whitworth (2013), Indrayati (2010) dan Wardhani (2008) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Namun, hasil ini mendukung penelitian Brilianti (2013) dan Deviyanti (2012) yang tidak dapat membuktikan pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap konservatisme akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Kepemilikan institusional bertujuan untuk mengurangi konflik agensi yang terjadi (Fama dan Jensen, 1983 dalam Peterson dan Whitworth, 2013). Kepemilikan institusional menjadi salah satu mekanisme penerapan Good Corporate Governance (GCG). Dengan adanya pemilik yang merupakan institusi, pengawasan yang dilakukan atas perusahaan diharapkan semakin efektif. Selain itu, investor atau pemilik institusi bisa memiliki tim khusus untuk mengawasi perusahaan. Hubungan antara kepemilikan institusional dan konservatisme akuntansi menjadi lemah karena akses yang dimiliki institusi pemilik atas perusahaan terbatas. Intitusi pemilik tentu ingin agar dana yang diinvestasikan bisa memberikan return yang tinggi dan menguntungkan bagi institusi, dengan demikian institusi pemilik akan mendorong perusahaan untuk menghasilkan laba yang cenderung tinggi (Deviyanti,2012). Apabila laba perusahaan tinggi tentu dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham juga akan semakin tinggi. Laba juga bisa digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan sehingga laba yang tinggi atau meningkat akan mensyaratkan kinerja yang baik oleh perusahaan. Perusahaan dengan laba yang tinggi dan kinerja yang baik tentu akan menarik perhatian investor sehingga permintaan saham perusahaan bisa semakin tinggi dengan demikian harga saham juga bisa naik dan institusi pemilik juga bisa mendapat gain dari naiknya harga saham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Selain itu, mulai tahun 2012 Indonesia mulai melakukan konvergensi IFRS dan sebagai pemegang saham tentunya pemilik yang merupakan institusi akan diberitahu mengenai konvergensi tersebut. IFRS sudah tidak menyebutkan lagi mengenai konservatisme akuntansi dan memperbolehkan perusahaan mengakui unrealized gain or loss sehingga laba atau kerugian yang belum terealisasi tetap dapat segera diakui.
3. Hubungan Leverage dengan Konservatisme Akuntansi Hasil analisis tabulasi silang (crosstab) serta nilai Gamma untuk variabel leverage dan konservatisme akuntansi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara leverage dengan konservatisme akuntansi. Hasil ini tidak mendukung hasil penelitian Salama dan Putnam (2015) dan Deviyanti (2012) yang membuktikan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Namun, hasil ini mendukung penelitian Sari dan Adhariani (2009) dan Brilianti (2013) yang tidak dapat membuktikan pengaruh positif leverage terhadap konservatisme akuntansi. Leverage yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan juga memiliki hutang yang tinggi. Saat perusahaan tidak dapat membayar pinjamannya, maka perusahaan dapat mengambil pilihan untuk menjual aset untuk membayar hutang. Kreditur tentu tidak ingin mengambil risiko akan keamanan dananya, sehingga kreditur akan meningkatkan pengawasan atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
perusahaan. Hal tersebut dapat mendorong
perusahaan menjadi lebih
konservatif dalam menyusun laporan keuangan Hubungan antara leverage dan konservatisme akuntansi menjadi sangat lemah karena sebagai pihak eksternal perusahaan, kreditor memiliki akses yang sangat terbatas atas perusahaan. Hal tersebut menyebabkan kreditur tidak dapat melakukan pengawasan yang ketat pada perusahaan dan kurang dapat menekan manajemen untuk lebih konservatif. Di sisi lain, perusahaan tentu ingin tetap menjaga kepercayaan kreditur dan pemegang saham. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan berusaha meningkatkan laba perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan cenderung kurang konservatif (cenderung agresif). IFRS juga memperbolehkan perusahaan untuk mengakui unrealized gain sejauh memang itu sudah pasti akan memberikan manfaat ekonomis untuk perusahaan. Dengan demikian perusahaan tetap memiliki cara untuk meningkatkan laba dan menjaga kepercayaan para stakeholder.
4. Hubungan
Spesialisasi
Industri
Auditor
dengan
Konservatisme
Akuntansi Hasil analisis tabulasi silang (crosstab) serta nilai Eta untuk variabel spesialisasi industri auditor atau KAP dan konservatisme akuntansi terdapat hubungan positif yang lemah antara spesialisasi industri auditor dengan konservatisme akuntansi. Hasil ini tidak mendukung penelitian Reyad (2012) yang menunjukkan bahwa spesialisasi auditor berpengaruh signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
terhadap konservatisme akuntansi. Namun, hasil ini mendukung penelitian Souza, et al. (2013) yang menunjukkan bahwa spesialisasi industri auditor tidak mempengaruhi konservatisme akuntansi klien. Semakin terspesialisasi (lebih banyak pengetahuan) auditor dalam suatu sektor ekonomi mensyaratkan kualitas audit yang lebih baik dan laporan keuangan yang diaudit juga lebih berkualitas (Reyad, 2012). Auditor dengan spesialisasi industri akan lebih mudah menemukan kesalahan atau kecurangan dalam laporan keuangan karena sudah memiliki banyak pengalaman sehingga perusahaan akan lebih berhati-hati atau lebih konservatif. Namun ada faktor lain yang berpengaruh langsung terhadap konservatisme perusahaan yakni ukuran auditor atau KAP (Souza, et al, 2013). Hal ini menyebabkan hubungan antara spesialisasi auditor dan konservatisme akuntansi menjadi lemah. Selain itu, dalam melaksanakan audit, auditor harus mengacu pada standar keuangan yang berlaku. Indonesia sudah melakukan konvergensi IFRS sejak tahun 2012 sehingga standar keuangan yang digunakan auditor juga sudah mengacu pada IFRS. IFRS sudah tidak menyebutkan lagi konservatisme akuntansi dan mengganti dengan prudence. Selain itu, IFRS juga memperbolehkan perusahaan mengakui unrealized gain or loss sebagai bagian dari net income selama gain atau loss tersebut sudah pasti akan memberikan manfaat ekonomik bagi perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh
dewan
komisaris,
kepemilikan
institusional,
leverage
dan
spesialisasi industri auditor terhadap konservatisme akuntansi. Populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode tahun 2012-2014. Analisis data dilakukan dengan analisis tabulasi silang (crosstab) menggunakan SPSS 21. Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan pada variabelvariabel diatas terhadap konservatisme akuntansi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan negatif yang sangat lemah antara dewan komisaris dengan konservatisme akuntansi yang disebabkan adanya konvergensi IFRS yang membuat dewan komisaris juga perlahan meninggalkan konservatisme akuntansi. 2. Terdapat hubungan positif yang lemah antara kepemilikan institusional dengan
konservatisme
akuntansi
karena
institusi
pemilik
ingin
mendapatkan return dari investasinya dan konvergensi IFRS yang memperbolehkan perusahaan mengakui unrealized gain or loss.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
3. Terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara leverage dengan konservatisme akuntansi karena kreditur memiliki pengawasan yang terbatas atas perusahaan dan adanya konvergensi IFRS yang dimulai tahun 2012. 4. Terdapat hubungan positif yang lemah antara spesialisasi industri auditor dengan konservatisme akuntansi karena auditor mengaudit laporan keuangan dengan mengacu pada standar akuntansi keuangan yang sudah mengacu pada IFRS yang sudah tidak menyebutkan lagi mengenai konservatisme akuntansi.
B. Keterbatasan Penelitian Setelah melakukan penelitian dan pengolahan data, peneliti menemukan beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu: 1. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan populasi sasaran sehingga kesimpulan hanya berlaku untuk perusahaan pada populasi sasaran. 2. Ada beberapa perusahaan yang tidak menginformasikan jumlah rapat dewan komisaris sehingga populasi sasaran menjadi berkurang. 3. Pengukuran variabel dewan komisaris dengan melihat frekuensi rapat dewan komisaris bisa jadi kurang mewakili karena hanya melihat jumlah saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
4. Pengukuran variabel spesialisasi industri dengan market share hanya melihat jumlah klien dalam satu industri sehingga perlu pengukuran lain yang lebih akurat.
C. Saran 1. Untuk stakeholder atau pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan: a. Sebaiknya pihak yang berkepentingan mempertimbangkan apakah perusahaan
menerapkan
prinsip
akuntansi
yang
konservatif.
Perusahaan yang konservatif cenderung lebih berhati-hati dalam mengakui laba sehingga kemungkinan manajemen menyajikan laba yang overstated lebih kecil. b. Sebaiknya pihak yang berkepentingan dengan perusahaan juga tetap melihat frekuensi rapat dewan komisaris sebagai pertimbangan dalam menilai apakah pengawasan oleh dewan komisaris sudah dilakukan. Selain itu sebaiknya juga melihat risalah rapat dan tingkat kehadiran dalam rapat. c. Sebaiknya pihak yang berkepentingan dengan perusahaan terutama investor dan kreditur memperhatikan angka leverage perusahaan sebagai pertimbangan untuk melakukan investasi atau memberikan pinjaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
2. Saran bagi pengguna hasil penelitian ini atau akan melakukan tindak lanjut dari penelitian ini: a. Apabila penelitian selanjutnya ingin menggunakan variabel dewan komisaris sebaiknya juga menggunakan pengukuran lain yang mungkin lebih mewakili karakteristik dewan komisaris, seperti tingkat kehadiran dalam rapat. b. Apabila
penelitian
selanjutnya
ingin
menggunakan
variabel
spesialisasi industri KAP sebaiknya menggunakan pengukuran lain yang lebih mewakili KAP, seperti melihat apakah KAP memiliki tim auditor khusus untuk industri tertentu. 3. Saran bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia: Sebaiknya perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan dan laporan tahunan yang menyebutkan jumlah rapat dan risalah rapat dewan komisaris selama periode terkait agar informasi yang diberikan lebih lengkap dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, A. and S. Duellman. 2007. Accounting conservatism and board of director characteristics: An empirical analysis, Journal of Accounting and Economics. www.ssrn.com Aristiya, Maria Maya. 2014. Analisis Perbedaan Tingkat Konservatisme Akuntansi Laporan Keuangan Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS. Jurnal Akuntansi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Baker, Richard E., Valdean C.L., Thomas E. King, Cynthia G., Jeffrey, Amir Abadi J., Sylvia Veronica, Etty Retno W., dan Dwi Martani. 2013. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia). Jakarta: Salemba Empat. Basu, S., 1997. The conservatism principle and the asymmetric timeliness of earnings. Journal of Accounting and Economics 24, 3–37. Blunck, Ryan. 2007. Evidence on the Contracting Explanation of Conservatism. Journal of Finance and Accountancy. Georgia State University. www.aabri.com Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Jurnal SNA VIII Solo. Brilianti, Dinny P. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage dan Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Cety T. dan D. Suhardjanto. 2010. Pengaruh Corporate terhadap Environmental Performance di Indonesia. Call for Paper Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3 November 2010. Chen, Q., Hemmer and Zhang. 2007. On the relation between conservatism in accounting standards and incentives for earnings management. Journal of Accounting Research, Vol.45 (3), pp.541-565. Chtourou, Sonda Marrakchi, Jean Bedard and Lucie Courteau. 2001. Corporate Governance and Earnings Management. www.ssrn.com
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Givoly, D., dan Carla Hayn. 2000. The Changing Time-Series Properties of Earnings, Cash Flows and Accruals: Has Financial Reporting Become More Conservative?. Journal of Accounting and Economics 29. www.researchgate.net Godfrey, Jane, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton and Scott Holmes. 2010. Accounting Theory. John Wiley & Sons Australia, Ltd. Deviyanti, Dyahayu Artika. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme dalam Akuntansi. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Forum Corporate Governance Indonesia. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). www.knkg-indonesia.com Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM. SPSS 19 (edisi kelima). Semarang: Universitas Diponegoro. Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ho, Joo Ahn. 2009. Association between Board Characteristics and Accounting Conservatism: Empirical Evidence from Malaysia. www.ssrn.com Hellman, Niclas. 2007. Accounting conservatism under IFRS. Stockholm School of Economics. www.diblokdcma.wordpress.com Indrayati, Matha R. 2010. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris terhadap Konservatisme Akuntansi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Jensen, Michael, and William Meckling, 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost, and ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3, 305-360 Juanda, Ahmad. 2007. Pengaruh Risiko Litigasi dan Tipe Strategi terhadap Hubungan antara Konflik Kepentingan dan Konservatisme Akuntansi. Makalah Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2014. Intermediate Accounting: IFRS Edition. Jonh Wiley & Sons, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Lafond, Ryan and Sugata Roychowdhury. 2006. Managerial Ownership and Accounting Conservatism. www.ssrn.com Lara, Juan M. Garcia, Beatriz Garcia Osma and Penalva Fernando. 2005a. Board of Directors Characteristics and Conditional Accounting Conservatism: Spanish Evidence. www.ssrn.com Lara, Juan M. Garcia, Beatriz Garcia Osma and Penalva Fernando. 2005. Accounting Conservatism and Corporate Governance. www.ssrn.com Lo, Eko Widodo. 2005. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi. Makalah Simposium Nasional Akuntanti VIII, Solo. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan : revisi 2014 Peterson, Ryan dan James D. Whitworth. 2013. Institutional Ownership and Conservatism. Academy of Bussines Research Journal, Vol. IV. www.ssrn.com Reyad, Sameh M.R. 2012. Accounting Conservatism and Auditing Quality: an Applied Study On Egyptian Corporations. European Jurnal of Business and Management Vol. 4 No.21. ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 222-2830 (Online). www.iiste.org Ross, Sean. 2016. “What is A Goog Debt Ratio, and What is A Bad Debt Ratio?”. Investopedia. Http://www.investopedia.com/ask/answers/021215/what-gooddebt-ratio-and-what-bad-debt-ratio.asp. Diakses tanggal 22 Mei 2016. Salama, Feras M. and Karl Putnam. 2015. Accounting conservatism, capital structure, and global Diversification. Pacific Accounting Review, Vol. 27 Iss 1 pp. 119 – 138. www.emeraldinsight.com Sari, Cynthia dan Desi Adhariani. 2009. Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya .Makalah Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang. Septiana, Indah Putri dan M. Irfan Tarmizi. 2015. Konservatisme Akuntansi, Efektivitas Komite Audit, Konsep Amanah Dan Manajemen Laba. Makalah SNA XVIII Medan. Shintawati, Vidya Ria. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Karakteristi Dewan dan Debt Covenant terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi. Tesis. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Souza, Iana I., Lapa de M. Paulo, Paulo Roberto, and Edilson Paulo. 2013. The Relationship Between Auditing Quality and Accounting Conservatism in Brazilian Companies. Journal of Education and Research in Accounting, REPeC Brasilia, Vol.7,n.3,art,6, page 293-314. www.repec.org.br Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Penerbit Alfabeta. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Wardhani, Ratna. 2008. Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan Hubungannya Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance. Makalah Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak. Watts, R.L., 2003. Conservatism in accounting part I: explanations and implications. Accounting Horizons. Simon School of Business Working Paper No. FR 03-16. www.ssrn.com Widyaningdyah, Agnes. 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Go Publik di Indonesia. Jurnal Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Wild, John J. 2010. Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis). Diterjemahkan oleh K. R. Subramanyam. Jakarta : Salemba Empat. Zuo, Lingyan and Xiaomeng Guan. 2014. The Association of Audit Firm Size and Industry Specialization on Earnings Management: Evidence in China. The Macrotheme Review 3(7), SI 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data BEI Tahun
KODE
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
ADES AISA AKPI ALKA ALMI AMFG APLI ARNA ASII AUTO BATA BIMA BTON CPIN DLTA DPNS DVLA EKAD ETWA FASW GDST GGRM GJTL
Total_Assets
Total_Liabilities
Net_Income
389.094.000,00 179.972.000,00 83.376.000,00 3.867.576.000,00 1.834.123.000,00 211.197.000,00 1.714.834.430,00 871.567.714,00 31.135.678,00 147.882.362,00 93.056.183,00 5.122.929,00 1.881.568.513,92 1.293.685.492,90 13.949.141,06 3.115.421.000,00 658.332.000,00 346.609.000,00 333.867.300,45 115.231.507,06 4.203.700,81 937.359.770,28 332.551.590,87 156.462.317,61 182.274.000.000,00 92.460.000.000,00 19.421.000.000,00 8.881.642.000,00 3.396.543.000,00 1.053.246.000,00 574.107.994,00 186.619.508,00 69.343.398,00 100.100.820,53 287.919.026,43 2.623.173,81 145.100.528,07 31.921.571,82 24.761.627,15 12.348.627.000,00 4.172.163.000,00 2.680.872.000,00 745.306.835,00 147.095.322,00 208.120.871,00 184.636.344,56 28.939.822,49 21.235.777,64 1.074.961.476,00 233.144.997,00 148.909.089,00 273.893.467,43 81.915.660,39 35.970.304,66 960.956.808,38 523.207.574,54 29.614.576,71 5.578.334.207,46 3.771.344.290,71 5.292.462,87 1.163.971.056,84 371.046.594,38 46.591.042,72 41.509.325.000,00 14.903.612.000,00 4.013.758.000,00 12.869.793.000,00 7.391.409.000,00 1.132.247.000,00
Cf_From_ Operating_ Activities 87.274.000,00 109.316.000,00 12.203.424,00 -4.757.106,00 -28.929.201,50 411.135.000,00 -14.311.946,16 237.695.889,06 8.932.000.000,00 537.785.000,00 46.373.022,00 14.230.524,18 26.137.526,28 1.689.376.000,00 248.441.252,00 6.530.804,86 119.207.439,00 28.582.923,17 70.129.844,35 422.204.679,85 370.214.801,68 3.953.574.000,00 1.707.135,00
Depresiasi 18.628.000,00 81.960.000,00 48.710.539,00 847.941,00 47.375.637,74 162.857.000,00 14.866.941,69 53.233.577,80 5.933.000.000,00 237.538.000,00 16.182.610,00 2.774.313,08 822.320.430,00 253.142.000,00 18.380.775,00 1.994.574,73 29.097.265,00 7.499.962,23 8.756.926,23 209.731.854,19 11.853.167,00 1.023.844.000,00 439.651.000,00
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahun
KODE
2012 HDTX 2012 HMSP
Total_Assets
Cf_From_ Operating_ Activities
Total_Liabilities
Net_Income
Depresiasi
1.362.546.557,86 26.247.527.000,00
726.954.645,51 12.939.107.000,00
6.006.766,73 9.945.296.000,00
48.588.918,89 4.087.495.000,00
46.137.814,81 462.552.000,00
2012
IGAR
312.342.760,28
70.313.908,04
27.373.408,66
32.191.725,19
10.052.526,65
2012
IKAI
507.425.275,15
258.539.671,31
-39.675.848,69
4.586.061,34
21.887.903,16
2012
INAF
1.188.618.790,41
538.516.613,42
42.384.956,91
-40.914.557,26
11.660.638,38
2012
INAI
612.224.219,84
483.005.957,44
23.155.488,54
-99.406.551,08
8.736.338,65
2012
INDF
59.324.207.000,00
25.181.533.000,00
3.261.176.000,00
7.407.134.000,00
1.690.051.000,00
2012
INTP
22.755.160.000,00
3.336.422.000,00
4.760.382.000,00
5.674.822.000,00
773.481.000,00
2012
JPRS
398.606.524,65
51.097.519,44
9.610.155,24
-10.271.380,07
1.403.446,61
2012
KAEF
2.076.347.580,79
634.813.891,12
205.133.316,64
230.612.654,49
30.696.489,12
2012
KBLI
1.161.698.219,23
316.557.195,20
125.181.635,83
9.504.674,80
19.791.599,12
2012
KBLM
722.941.339,25
458.195.274,79
23.801.337,27
-79.515.260,57
13.499.331,02
2012
KBRI
740.753.171,39
29.296.076,63
36.596.330,30
-31.490.748,50
2.320.130,21
2012
KIAS
2.143.814.884,44
168.491.645,79
69.162.140,61
131.131.527,92
68.173.126,64
2012
KLBF
9.417.957.180,96
2.046.313.566,06
1.733.928.105,60
1.376.343.990,03
219.128.911,31
2012
LION
433.497.042,14
61.667.655,11
85.373.721,65
66.606.219,11
4.237.000,00
2012
LMPI
815.153.025,34
405.692.420,52
2.340.674,02
-14.434.800,24
22.274.714,25
2012
LPIN
172.268.827,99
37.413.214,49
16.599.848,71
6.624.356,96
650.208,79
2012
MAIN
1.799.881.575,00
1.118.011.031,00
302.754.994,00
293.046.848,00
64.308.070,00
2012
MBTO
609.494.013,94
174.931.100,59
45.522.940,01
-13.923.794,27
14.763.895,80
2012
MERK
569.430.951,00
152.689.086,00
107.808.155,00
88.404.562,00
12.699.333,00
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.471.374.000,00
836.312.000,00
305.209.000,00
Cf_From_ Operating_Activities 315.738.000,00
MRAT
455.472.778,21
69.586.067,04
30.751.407,88
12.708.802,34
12.022.360,08
2012
NIPS
525.628.737,29
310.716.227,61
21.553.186,95
10.135.112,12
11.977.708,00
2012
PICO
594.616.098,27
395.503.093,29
11.137.571,66
-25.484.273,30
14.505.874,78
2012
PRAS
577.349.886,07
297.056.156,25
15.565.386,87
47.968.405,05
18.528.823,06
2012
PSDN
682.611.125,99
273.033.834,16
14.088.411,81
10.746.296,48
24.055.000,00
2012
PYFA
135.849.510,06
48.144.037,18
5.308.221,36
-448.715,09
6.208.804,37
2012
RICY
842.498.674,32
475.541.284,70
16.631.233,00
43.323.124,96
20.808.835,71
2012
RMBA
6.935.601.000,00
5.011.668.000,00
-323.351.000,00
-344.108.000,00
131.365.000,00
2012
ROTI
1.204.944.681,22
538.337.083,67
149.149.548,03
189.081.795,47
41.130.086,06
2012
SCCO
1.486.921.371,36
832.876.706,63
169.468.090,18
137.153.872,39
19.340.463,74
2012
SIAP
184.367.259,03
78.573.961,10
2.175.862,90
20.310.121,50
638.561.000,00
2012
SIPD
3.298.123.574,77
2.021.380.807,62
22.320.717,24
-142.720.644,79
29.911.240,38
2012
SKBM
288.961.557,63
161.281.794,39
12.501.299,35
-22.965.556,72
1.804.126,94
2012
SMCB
12.168.517.000,00
3.750.461.000,00
1.350.250.000,00
1.692.112.000,00
571.215.000,00
2012
SMGR
26.579.083.786,00
8.414.229.138,00
4.847.251.843,00
5.591.864.816,00
760.062.856,00
2012
SMSM
1.441.204.473,59
620.875.870,08
233.209.607,91
353.110.841,98
119.129.648,60
2012
SPMA
1.664.353.264,55
884.860.701,24
39.967.353,73
27.880.708,97
75.351.378,31
2012
SRSN
402.108.960,00
132.904.817,00
16.963.915,00
-7.454.188,00
10.139.764,00
2012
SSTM
810.275.583,97
525.337.311,07
-14.137.186,80
63.993.542,15
34.636.169,71
2012
STAR
751.720.620,16
262.465.727,18
858.705,83
-26.247.899,65
15.822.834,99
Tahun
KODE
2012
MLBI
2012
Total_Assets
Total_Liabilities
Net_Income
Depresiasi 87.813.000,00
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2012
TCID
1.261.572.952,46
164.751.376,55
150.373.851,97
Cf_From_ Operating_Activities 250.453.743,26
2012
TOTO
1.522.663.914,39
624.499.013,87
235.945.643,36
188.137.480,79
54.300.210,22
2012
TRIS
366.248.271,96
123.691.800,81
30.221.366,17
3.685.573,50
8.600.672,48
2012
ULTJ
2.420.793.382,03
744.274.268,61
352.965.099,99
491.603.153,60
121.072.465,19
2012
UNIT
379.900.742,39
139.475.335,81
352.726,68
10.862.219,65
15.825.841,70
2012
UNVR
11.984.979.000,00
8.016.614.000,00
4.839.277.000,00
5.191.646.000,00
390.059.000,00
2012
VOKS
1.698.078.355,47
1.095.012.302,72
146.894.619,62
104.783.511,30
36.414.965,00
2012
YPAS
349.438.243,28
184.848.566,68
16.472.534,25
-28.152.127,35
9.950.120,57
441.064.000,00 5.020.824.000,00 2.084.567.189,00 241.912.806,00 2.752.078.229,71 3.539.393.000,00 303.594.490,55 1.135.244.802,06 213.994.000.000,00 12.617.678.000,00 680.685.060,00 118.007.059,09 176.136.296,41 15.722.197.000,00 867.040.802,00 256.372.669,05
176.286.000,00 2.664.051.000,00 1.055.230.963,00 182.253.663,00 2.094.736.673,25 778.666.000,00 85.871.301,62 366.754.918,53 107.806.000.000,00 3.058.924.000,00 283.831.895,00 321.975.025,14 37.318.882,61 5.771.297.000,00 190.482.809,00 32.944.704,26
55.656.000,00 310.394.000,00 34.660.293,00 315.174,00 26.118.732,31 338.358.000,00 1.881.586,26 235.163.537,46 19.417.000.000,00 1.058.015.000,00 44.373.679,00 -16.149.760,14 25.882.922,99 2.530.909.000,00 264.450.662,00 57.886.539,19
Tahun
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
KODE
ADES AISA AKPI ALKA ALMI AMFG APLI ARNA ASII AUTO BATA BIMA BTON CPIN DLTA DPNS
Total_Assets
Total_Liabilities
Net_Income
40.102.000,00 78.729.000,00 -24.262.141,00 -507.543,00 -713.749.446,28 551.871.000,00 62.415.415,88 278.878.036,50 21.250.000.000,00 551.756.000,00 44.680.921,00 10.671.695,45 11.077.976,31 2.061.273.000,00 348.712.041,00 -660.730,80
Depresiasi 69.363.472,89
20.574.000,00 108.187.000,00 54.425.061,00 872.928,00 48.887.711,99 180.396.000,00 15.317.678,16 59.114.977,67 6.497.000.000,00 327.525.000,00 18.780.625,00 2.400.708,00 849.135.893,00 331.689.000,00 17.108.289,00 2.116.989,00
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahun
KODE
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
DVLA EKAD ETWA FASW GDST GGRM GJTL HDTX HMSP IGAR IKAI INAF INAI INDF INTP JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KIAS KLBF LION LMPI
Total_Assets 1.190.054.288,00 343.601.504,09 1.291.711.270,38 5.692.060.407,68 1.191.496.619,15 50.770.251.000,00 15.350.754.000,00 2.378.728.273,72 27.404.594.000,00 314.746.644,50 482.057.048,87 1.294.510.669,20 765.881.409,38 78.092.789.000,00 26.607.241.000,00 376.540.741,94 2.471.939.548,89 1.337.022.291,95 654.296.256,94 788.749.190,75 2.270.904.910,52 11.315.061.275,03 498.567.897,16 822.189.506,88
Total_Liabilities 275.351.336,00 105.893.942,73 846.050.835,53 4.134.128.366,50 307.084.100,13 21.353.980.000,00 9.626.411.000,00 1.658.609.326,64 13.249.559.000,00 89.003.869,71 276.648.973,24 703.717.301,31 639.563.606,25 39.719.660.000,00 3.629.554.000,00 14.019.207,79 847.584.859,91 450.372.591,22 384.632.097,12 95.512.957,71 223.804.349,61 2.815.103.309,45 82.783.559,32 424.769.313,26
Net_Income 125.796.473,00 38.853.310,47 7.858.944,89 -249.057.875,56 91.488.056,55 4.328.736.000,00 120.330.000,00 -215.285.607,09 10.818.486.000,00 19.718.348,66 -43.088.205,69 -54.222.344,14 5.019.540,73 2.503.841.000,00 5.010.240.000,00 15.045.492,57 214.549.154,26 75.530.280,78 7.686.668,25 -18.220.904,12 70.106.785,43 1.919.508.370,31 64.761.350,82 -12.040.411,19
Cf_From_ Operating_Activities 106.931.180,00 23.212.236,95 -226.069.588,98 209.910.765,04 192.924.779,20 2.472.971.000,00 1.299.132.000,00 393.542.745,55 10.802.179.000,00 31.571.765,59 -11.911.956,77 -141.616.973,09 77.754.740,23 6.928.790.000,00 5.419.268.000,00 78.622.516,79 253.783.664,73 -27.123.241,06 -106.551.188,95 -26.374.624,72 202.177.490,84 927.163.654,21 52.556.704,62 -28.721.183,89
Depresiasi 32.411.420,00 8.906.892,72 21.571.903,03 227.285.973,80 14.311.599,71 1.108.052.000,00 505.040.000,00 41.355.971,45 494.714.000,00 8.758.423,54 20.190.488,24 11.685.847,80 10.504.536,65 2.077.900.000,00 809.560.000,00 1.309.226,39 30.963.082,14 24.454.408,51 16.300.564,29 1.799.532,04 79.616.623,23 255.399.203,26 4.453.000,00 21.437.863,32
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahun
KODE
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
LPIN MAIN MBTO MERK MLBI MRAT NIPS PICO PRAS PSDN PYFA RICY RMBA ROTI SCCO SIAP SIPD SKBM SMCB SMGR SMSM SPMA SRSN SSTM
Total_Assets 196.390.816,22 2.214.398.692,00 611.769.745,33 696.946.318,00 1.782.148.000,00 439.583.727,20 798.407.625,00 621.400.236,63 795.630.254,21 681.832.333,14 175.118.921,41 1.109.865.329,76 9.232.016.000,00 1.822.689.047,11 1.762.032.300,12 272.597.818,16 3.155.680.394,48 497.652.557,67 14.894.990.000,00 30.792.884.092,00 1.701.103.245,18 1.767.105.818,95 420.782.548,00 801.866.397,04
Total_Liabilities 52.980.206,37 1.351.915.503,00 160.451.280,61 184.727.696,00 794.615.000,00 61.792.400,16 562.461.853,00 406.368.304,33 389.182.140,91 264.232.599,98 81.217.648,19 728.675.060,83 8.350.151.000,00 1.035.351.397,44 1.054.421.170,97 172.583.639,41 1.870.560.118,67 296.528.343,16 6.122.043.000,00 8.988.908.217,00 694.304.234,87 1.011.571.248,74 106.406.914,00 530.156.259,86
Net_Income 8.554.996,36 241.247.017,00 16.162.834,11 175.444.757,00 1.170.988.000,00 -6.700.373,08 33.872.112,00 15.921.927,30 13.196.739,42 7.891.849,72 6.195.800,34 7.336.563,82 -1.042.068.000,00 158.015.270,92 104.638.718,17 -3.749.955,14 9.640.599,36 58.723.983,90 952.113.000,00 5.370.247.117,00 307.886.742,46 -23.856.512,66 15.994.295,00 -13.228.135,72
Cf_From_ Operating_Activities -7.926.543,67 109.333.001,00 -2.863.783,37 133.099.062,00 1.181.049.000,00 8.221.522,96 -75.416.394,00 -5.967.845,18 10.729.054,39 81.549.809,65 -5.856.771,78 -84.879.758,27 -1.119.248.000,00 314.587.624,90 20.804.645,85 -37.056.724,12 88.982.040,67 19.715.658,81 2.262.247.000,00 6.047.147.495,00 449.576.533,10 73.269.743,17 37.888.934,00 83.498.266,99
Depresiasi 765.967,78 90.426.586,00 17.151.885,26 12.529.976,00 152.679.000,00 10.119.110,42 16.345.518,00 14.204.213,16 25.856.696,25 20.925.000,00 7.999.090,52 28.238.576,54 164.271.000,00 63.287.067,26 21.389.861,72 849.809.000,00 32.020.487,85 1.857.145,91 599.135.000,00 1.126.657.275,00 112.821.075,42 78.156.811,38 10.381.370,00 36.618.822,77
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahun
KODE
Total_Assets
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
STAR TCID TOTO TRIS ULTJ UNIT UNVR VOKS YPAS ADES AISA AKPI ALKA ALMI AMFG APLI ARNA ASII AUTO BATA BIMA BTON CPIN DLTA
749.402.740,23 1.465.952.460,75 1.746.177.682,57 449.008.821,26 2.811.620.982,14 459.118.935,53 13.348.188.000,00 1.955.830.321,07 613.878.797,68 504.865.000,00 7.371.846.000,00 2.227.042.590,00 244.879.397,00 3.212.438.981,22 3.918.391.000,00 273.126.657,79 1.259.175.442,88 236.029.000.000,00 14.380.926.000,00 774.891.087,00 104.058.578,35 174.157.547,02 20.862.439.000,00 991.947.134,00
Total_Liabilities 259.578.391,40 282.961.770,80 710.527.268,89 166.702.353,37 796.474.448,06 217.861.673,23 9.093.518.000,00 1.354.581.302,11 443.067.408,29 209.066.000,00 3.779.017.000,00 1.191.196.937,00 181.643.493,00 2.571.403.202,98 733.749.000,00 47.868.731,69 346.944.901,74 115.705.000.000,00 4.244.369.000,00 345.775.482,00 297.977.547,61 27.517.328,11 9.919.150.000,00 227.473.881,00
Net_Income 438.246,08 160.148.465,83 236.557.513,16 32.172.591,20 325.246.112,44 431.733,12 5.352.625.000,00 39.092.753,17 6.221.712,80 31.021.000,00 331.812.000,00 34.708.938,00 2.662.995,00 1.948.963,06 458.635.000,00 10.031.081,90 259.297.016,92 19.181.000.000,00 871.659.000,00 70.781.440,00 10.048.996,79 7.630.330,09 1.746.795.000,00 282.174.327,00
Cf_From_ Operating_Activities 5.562.378,09 253.851.906,57 320.627.072,83 22.942.969,22 195.989.263,65 2.050.933,57 6.241.679.000,00 308.725.401,69 -14.058.689,87 101.377.000,00 353.530.000,00 374.349.492,00 -18.833.943,00 -935.671.862,18 564.250.000,00 22.314.328,34 238.937.995,92 14.963.000.000,00 264.565.000,00 62.179.864,00 11.928.906,96 7.643.755,01 239.221.000,00 164.246.813,00
Depresiasi 12.866.929,83 73.122.308,26 57.369.332,33 11.709.949.418,00 125.359.512,41 20.779.409,00 515.845.000,00 41.630.633,00 13.925.684,83 27.395.000,00 112.666.000,00 61.712.518,00 1.351.865,00 50.203.542,14 201.139.000,00 15.168.182,95 72.306.578,61 6.540.000.000,00 405.111.000,00 29.941.281,00 2.047.149,26 1.126.097.450,00 461.125.000,00 17.452.936,00
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahun
KODE
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
DPNS DVLA EKAD ETWA FASW GDST GGRM GJTL HDTX HMSP IGAR IKAI INAF INAI INDF INTP JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KIAS KLBF LION
Total_Assets 268.877.322,94 310.953.804,00 411.348.790,57 1.331.049.053,22 5.581.000.723,35 1.354.622.569,95 58.220.600.000,00 16.042.897.000,00 4.221.696.886,91 28.380.630.000,00 349.894.783,58 518.546.655,13 1.248.343.275,41 897.281.657,71 85.938.885.000,00 28.884.973.000,00 370.967.708,75 2.968.184.626,30 1.337.351.473,76 647.696.854,30 1.299.315.036,74 2.352.542.603,07 12.425.032.367,73 600.102.716,32
Total_Liabilities 32.794.800,67 273.816.042,00 138.149.558,61 1.029.096.728,62 3.936.322.827,21 484.174.854,65 24.991.880.000,00 10.059.605.000,00 3.607.059.196,61 14.882.516.000,00 86.443.556,43 339.889.432,97 656.380.082,91 751.439.555,83 44.710.509.000,00 4.100.172.000,00 15.334.844,45 1.157.040.676,38 396.594.755,31 357.408.981,16 622.269.749,16 235.745.580,00 2.607.556.689,28 156.123.759,27
Net_Income 15.430.409,47 80.929.476,00 40.042.934,79 141.808.568,50 86.745.854,95 -13.938.294,98 5.368.568.000,00 269.868.000,00 -95.550.049,87 10.181.083.000,00 32.593.885,51 -26.245.960,76 1.166.073,49 22.058.700,76 3.885.375.000,00 5.270.872.000,00 -6.930.478,88 234.625.679,21 70.080.135,74 20.686.529,92 -17.526.280,77 87.596.104,00 2.064.686.665,44 49.001.630,10
Cf_From_ Operating_Activities 5.877.779,66 104.436.317,00 4.641.305,87 176.214.206,58 1.327.852.701,21 220.244.499,81 1.657.776.000,00 152.146.000,00 -121.347.343,24 11.103.195.000,00 25.762.820,84 -15.834.747,54 148.726.901,61 81.915.088,11 9.269.318.000,00 5.344.607.000,00 -76.997.875,47 286.309.255,38 170.079.674,60 5.994.209,47 -51.115.372,76 53.807.189,89 2.316.125.821,05 61.833.303,34
Depresiasi 2.141.967,83 35.752.925,00 9.684.241,54 14.514.161,67 241.458.728,84 13.535.930,07 1.493.333.000,00 574.371.000,00 61.302.237,79 566.789.000,00 9.745.481,10 20.871.785,60 13.839.522,87 10.758.896,98 2.467.179.000,00 878.223.000,00 1.155.255,37 39.333.026,19 24.415.653,62 17.922.733,97 1.314.561,26 89.823.089,50 308.233.791,16 10.290.000,00
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahun
KODE
Total_Assets
Total_Liabilities
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
LMPI LPIN MAIN MBTO MERK MLBI MRAT NIPS PICO PRAS PSDN PYFA RICY RMBA ROTI SCCO SIAP
808.892.238,34 185.595.748,33 3.531.219.815,00 619.383.082,06 716.599.526,00 2.231.051.000,00 498.786.376,75 916.195.838,00 626.626.507,16 1.286.827.899,81 620.928.440,33 172.736.624,69 1.170.752.424,11 10.250.546.000,00 1.722.577.887,68 1.656.007.190,01 4.979.635.925,00
409.761.454,15 46.315.786,93 2.453.334.659,00 165.633.948,16 162.908.670,00 1.677.254.000,00 114.841.797,86 436.164.126,00 395.525.304,55 601.006.310,35 242.353.749,50 76.177.686,07 774.439.342,86 11.647.399.000,00 1.182.771.921,47 841.614.670,13 221.617.172,00
2014 2014 2014 2014 2014 2014
SIPD SKBM SMCB SMGR SMSM SPMA
2.800.914.553,87 649.534.031,11 17.195.352.000,00 34.314.666.027,00 1.749.395.000,00 2.091.957.078,67
1.513.908.338,48 331.624.254,75 8.436.760.000,00 9.312.214.091,00 602.558.000,00 1.287.357.023,67
1.710.590,58 -4.130.648,47 -84.778.033,00 2.925.070,19 181.472.234,00 794.708.000,00 7.371.973,84 14.085.941,00 16.153.616,37 11.340.527,61 -30.626.008,05 2.657.665,41 13.513.091,00 -2.278.718.000,00 188.577.521,07 136.761.606,52 4.598.102,00
Cf_From_ Operating_Activities 7.786.642,39 -19.166.579,99 -301.780.493,00 2.367.299,12 232.826.497,00 913.005.000,00 -22.679.473,94 -26.414.814,00 24.408.903,22 11.556.006,43 21.202.281,25 1.472.541,37 47.145.296,49 -1.221.283.000,00 364.975.619,11 62.171.128,82 113.985.737,00
21.257.001,17 837.826,44 127.472.821,00 19.491.501,47 3.170.460,00 159.018.000,00 9.787.233,76 23.336.746,00 13.814.070,85 31.705.946,71 22.608.000,00 10.849.370,82 34.220.915,66 201.711.000,00 96.392.554,53 21.908.542,67 1.450.955.,00
24.584.782,82 75.136.313,29 668.355.000,00 5.565.857.595,00 390.124.000,00 48.602.721,40
26.515.915,10 48.342.031,99 1.709.438.000,00 6.721.170.878,00 449.864.000,00 32.968.578,09
43.185.867,31 1.845.888,10 696.943.000,00 1.340.965.627,0 108.158.000,00 81.792.399,25
Net_Income
Depresiasi
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahun
KODE
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
SRSN SSTM STAR TCID TOTO TRIS ULTJ UNIT UNVR VOKS YPAS
Total_Assets 463.347.124,00 773.663.346,93 775.917.827,93 1.853.235.343,64 2.027.288.693,68 523.900.642,61 2.917.083.567,35 440.727.374,15 14.280.670.000,00 1.553.904.599,14 320.494.592,96
Total_Liabilities 134.510.685,00 514.784.494,25 285.744.500,91 569.730.901,37 796.096.371,05 214.390.227,22 651.985.807,62 199.073.815,55 9.681.888.000,00 1.038.049.413,76 158.615.180,28
Net_Income 14.456.260,00 -12.840.297,83 208.580,34 174.314.394,10 293.803.908,95 24.426.657,39 283.360.914,21 205.677,78 5.738.523.000,00 -85.393.833,59 -8.931.976,72
Cf_From_ Operating_Activities 9.622.985,00 39.556.169,95 -31.499.865,70 123.551.162,07 307.708.638,19 51.371,39 128.022.639,23 23.058.031,78 6.462.722.000,00 -72.598.588,77 52.054.364,50
Depresiasi 10.704.257,00 35.547.069,99 12.565.278,89 75.266.665,98 65.743.455,68 16.930.590,71 142.395.079,29 19.955.935,34 374.840.000,00 40.136.676,00 14.284.214,71
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 Daftar Perusahaan dalam Populasi Sasaran
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Kode ADES AISA AKPI ALKA ALMI AMFG APLI ARNA ASII AUTO BATA BIMA BTON CPIN DLTA DPNS DVLA EKAD ETWA FASW GDST GGRM GJTL HDTX HMSP IGAR IKAI INAF INAI INDF INTP JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KIAS KLBF
Nama Perusahaan Akasha Wira International Tbk Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Argha Karya Prima Ind Tbk Alaska In donesia Assosiasi Tbk Alumindo Light Metal Industry Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Asiaplast Industries Tbk Arwana Citramulia Tbk Astra International Tbk Astra Otoprats Tbk Sepatu Bata Tbk Primarindo Asia Infrastructur Tbk Betonjaya Manunggal Tbk Charoen Pokphand Indonesia Tbk Delta Djakarta Tbk Duta Pertiwi Nusantara Tbk Darya Varia Laboratoria Tbk Ekadharma Tape Industry Tbk Eterindo Wahanatama Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gunawan Diamjaya Steel tbk Gudang garam Tbk Gajah Tunggal Tbk Panasia Indo Resources HM Sampoerna Tbk Champion Pasific Indonesia Tbk Intikeramik Almasari Industri Tbk Indofarma Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Jaya Pari Steel Corp Ltd. Tbl Kimia Farma Tbk KMI Wire and Cable Tbk Kabelindo Murni Tbk Kertas Basuki Rachmat Ind Tbk Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Kalbe Farma Tbk
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Perusahaan dalam Populasi Sasaran (Lanjutan)
No 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
Kode LION LMPI LPIN MAIN MBTO MERK MLBI MRAT NIPS PICO PRAS PSDN PYFA RICY RMBA ROTI SCCO SIAP SIPD SKBM SMCB SMGR SMSM SPMA SRSN SSTM STAR TCID TOTO TRIS ULTJ UNIT UNVR VOKS YPAS
Nama Perusahaan Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Industri Multi Primas Sejahtera Tbk Malindo Feedmill Tbk Martina Berto Tbk Merck Indonesia Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mustika Ratu Tbk Nipress Tbk Pelangi Indah Canindo Prima Alloy Steel Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Pyridam Farma Tbk Ricy Putra Globalindo Tbk Bentoel International Investama Tbk Nippon Indosari Corporindo Tbk Sucaco Tbk Sekawan Intripratama Tbk Sierad Produce Tbk Sekar Bumi Holcim Indonesia Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Selamat Sempurna Tbk Suparma Tbk Indo Acidatama Tbk Sunson Textile Manufacture Tbk Star Petrochem Tbk Mandom Indonesia Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Trisula Internasional Ultra Jaya Milk Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Unilever Indonesia Tbk Voksel Electric Tbk Yanaprima Hastapersada Tbk
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 Tingkat Konservatisme Akuntansi Perusahaan No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ADES AISA AKPI ALKA ALMI AMFG APLI ARNA ASII AUTO BATA BIMA BTON CPIN DLTA DPNS DVLA EKAD ETWA FASW GDST GGRM GJTL HDTX HMSP IGAR IKAI INAF INAI INDF INTP JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KIAS KLBF
2012 -0,0331 -0,03392 -0,03367 -0,05071 -0,03451 -0,0279 -0,10998 0,02521 -0,07792 -0,06296 -0,05787 0,08225 -4,97146 -0,07631 0,02527 -0,07057 -0,06848 -0,04341 0,02659 0,03688 0,2521 -0,02161 -0,10642 -0,00134 -0,23114 -0,01607 0,04451 -0,07635 -0,17311 0,03299 0,0054 -0,05571 -0,00208 -0,10594 -0,17307 -0,07467 -0,00275 -0,05218
Tahun 2013 -0,08119 -0,0627 -0,05643 -0,00802 -0,30159 0,0094 0,14897 -0,01387 -0,02213 -0,06971 -0,0273 0,2274 -5,23184 -0,04913 0,07736 -0,25637 -0,05972 -0,07158 -0,21388 0,04125 0,07045 -0,05908 0,04566 0,21379 -0,01869 0,0095 0,02185 -0,07966 0,08205 0,03152 -0,01536 0,16299 0,0033 -0,0994 -0,1934 -0,01056 0,02325 -0,11289
2014 0,09654 -0,01678 0,13835 -0,108 -0,3777 -0,0271 -0,0095 -0,08344 -0,05104 -0,08463 -0,05697 -0,00156 -6,81932 -0,1207 -0,15595 -0,04942 -0,01426 -0,13147 0,01665 0,17796 0,17842 -0,10374 -0,04691 -0,03281 0,01299 -0,0509 -0,02081 0,10751 0,06473 0,03918 -0,03084 -0,18643 0,00493 0,05911 -0,04832 -0,03702 -0,0548 -0,00514
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 Tingkat Konservatisme Akuntansi Perusahaan (Lanjutan)
No
Kode
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
LION LMPI LPIN MAIN MBTO MERK MLBI MRAT NIPS PICO PRAS PSDN PYFA RICY RMBA ROTI SCCO SIAP SIPD SKBM SMCB SMGR SMSM SPMA SRSN SSTM STAR TCID TOTO TRIS ULTJ UNIT UNVR VOKS YPAS
2012 -0,04504 -0,04789 -0,05751 -0,02943 -0,12095 -0,04857 -0,04227 -0,06471 -0,03133 -0,08324 0,01565 -0,0414 -0,07421 0,00565 -0,01727 -0,00076 -0,03159 -0,34236 -0,0632 -0,07786 -0,01555 -0,00051 0,00047 -0,04749 -0,0806 0,05469 -0,05656 0,02012 -0,05784 -0,07871 0,00647 -0,01246 -0,00285 -0,04524 -0,12753
Tahun 2013 -0,03262 -0,04675 -0,09336 -0,0884 -0,05897 -0,08302 -0,07801 0,01034 -0,16824 -0,05876 -0,03195 0,07968 -0,12436 -0,11571 -0,02742 0,05891 -0,06436 -0,48732 0,01534 -0,08536 0,04819 -0,01472 0,0177 0,0103 0,02685 0,07558 -0,0102 0,01348 0,01512 -26,2535 -0,09373 -0,04492 0,02826 0,13134 -0,07993
2014 0,00498 -0,01862 -0,08592 -0,13696 -0,03268 0,0729 -0,02227 -0,08575 -0,08549 -0,00905 -0,03552 0,04415 -0,07464 -0,00057 0,09717 0,05053 -0,05902 -0,7403 -0,01337 -0,05983 0,02333 -0,00607 -0,02969 -0,05292 -0,03624 0,02119 -0,05833 -0,08254 -0,02936 -0,09253 -0,1096 0,00679 0,02646 -0,01575 0,10913
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Klasifikasi Tingkat Konservatisme Akuntansi Perusahaan No
Kode
Tahun 2013
2012 2014 1 ADES 2 1 4 2 1 2 2 AISA 2 2 4 3 AKPI 2 2 1 4 ALKA 2 1 1 5 ALMI 2 3 2 6 AMFG 1 4 2 7 APLI 3 2 1 8 ARNA 1 2 2 9 ASII 1 1 1 10 AUTO 1 2 1 11 BATA 4 4 2 12 BIMA 1 1 1 13 BTON 14 CPIN 1 2 1 3 4 1 15 DLTA 1 1 2 16 DPNS 1 1 2 17 DVLA 2 1 1 18 EKAD 3 1 3 19 ETWA 20 FASW 4 4 4 4 4 4 21 GDST 2 1 1 22 GGRM 1 4 2 23 GJTL 2 4 2 24 HDTX 1 2 3 25 HMSP 2 3 2 26 IGAR 4 3 2 27 IKAI 1 1 4 28 INAF 1 4 4 29 INAI 3 3 4 30 INDF 3 2 2 31 INTP 2 4 1 32 JPRS 33 KAEF 2 3 3 1 1 4 34 KBLI 1 1 2 35 KBLM 1 2 2 36 KBRI 2 3 2 37 KIAS 2 1 2 38 KLBF Keterangan: 1= sangat kurang konservatif, 2= kurang konservatif, 3= konservatif, 4 = sangat konservatif 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Klasifikasi Tingkat Konservatisme Akuntansi Perusahaan (Lanjutan) No
Kode
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
LION LMPI LPIN MAIN MBTO MERK MLBI MRAT NIPS PICO PRAS PSDN PYFA RICY RMBA ROTI SCCO SIAP SIPD SKBM SMCB SMGR SMSM SPMA SRSN SSTM STAR TCID TOTO TRIS ULTJ UNIT UNVR VOKS YPAS
2012
Tahun 2013
2014
2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 3 2 1 3 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 1 4 1 3 1 1 3 2 2 2 1
2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2 4 1 1 2 4 1 1 3 1 4 2 3 3 3 4 2 3 3 1 1 2 3 4 1
3 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 4 1 2 4 4 1 1 2 1 3 2 2 2 2 3 1 1 2 1 1 3 3 2 4
Keterangan: 1= sangat kurang konservatif, 2= kurang konservatif, 3= konservatif, 4 = sangat konservatif
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Jumlah Rapat Dewan Komisaris Perusahaan No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ADES AISA AKPI ALKA ALMI AMFG APLI ARNA ASII AUTO BATA BIMA BTON CPIN DLTA DPNS DVLA EKAD ETWA FASW GDST GGRM GJTL HDTX HMSP IGAR IKAI INAF INAI INDF INTP JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KIAS KLBF
2012 5 4 4 4 42 2 12 12 4 4 4 4 5 9 1 4 1 5 4 4 4 4 3 19 5 4 12 20 42 2 2 6 14 8 6 4 6 4
Tahun 2013 4 4 3 4 30 2 4 12 4 4 4 4 5 10 1 4 1 3 5 4 5 4 4 21 4 4 4 21 30 2 2 4 17 8 6 2 6 1
2014 3 5 2 6 32 2 4 6 4 4 4 4 5 10 1 4 1 6 6 6 5 4 4 13 4 4 4 25 32 2 2 6 13 9 6 2 5 4
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Jumlah Rapat Dewan Komisaris Perusahaan (Lanjutan) No
Kode
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
LION LMPI LPIN MAIN MBTO MERK MLBI MRAT NIPS PICO PRAS PSDN PYFA RICY RMBA ROTI SCCO SIAP SIPD SKBM SMCB SMGR SMSM SPMA SRSN SSTM STAR TCID TOTO TRIS ULTJ UNIT UNVR VOKS YPAS
2012 2 4 3 4 4 4 2 4 6 6 4 12 3 4 4 2 12 1 2 12 4 24 4 5 4 3 4 1 3 3 2 4 4 5 4
Tahun 2013 3 4 3 4 4 4 4 4 7 12 4 12 4 4 4 3 12 1 2 17 6 16 4 4 4 4 5 1 2 11 3 5 4 6 5
2014 4 10 3 4 4 4 3 4 4 12 4 12 4 4 4 3 12 1 2 16 4 21 4 6 5 4 5 1 2 12 3 5 4 6 6
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Klasifikasi Rapat Dewan Komisaris Perusahaan Tahun No Kode 2012 2013 2014 1 ADES 1 1 1 2 AISA 1 1 1 3 AKPI 1 1 1 4 ALKA 1 1 1 5 ALMI 3 3 3 6 AMFG 1 1 1 7 APLI 3 1 1 8 ARNA 3 3 1 9 ASII 1 1 1 10 AUTO 1 1 1 11 BATA 1 1 1 12 BIMA 1 1 1 13 BTON 1 1 1 14 CPIN 2 2 2 15 DLTA 1 1 1 16 DPNS 1 1 1 17 DVLA 1 1 1 18 EKAD 1 1 1 19 ETWA 1 1 1 20 FASW 1 1 1 21 GDST 1 1 1 22 GGRM 1 1 1 23 GJTL 1 1 1 24 HDTX 3 3 3 25 HMSP 1 1 1 26 IGAR 1 1 1 27 IKAI 3 1 1 28 INAF 3 3 3 29 INAI 3 3 3 30 INDF 1 1 1 31 INTP 1 1 1 32 JPRS 1 1 1 33 KAEF 3 3 3 34 KBLI 2 2 2 35 KBLM 1 1 1 36 KBRI 1 1 1 37 KIAS 1 1 1 38 KLBF 1 1 1 Keterangan: 1 = sesuai ketentuan (1-3), 2 = sedikit melebihi ketentuan (4-6), 3= melebihi ketentuan (7-12), 4= sangat melebihi ketentuan (lebih dari 12)
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Klasifikasi Rapat Dewan Komisaris Perusahaan (Lanjutan)
No
Kode
2012
Tahun 2013
2014
39 LION 1 1 1 40 LMPI 1 1 2 41 LPIN 1 1 1 42 MAIN 1 1 1 43 MBTO 1 1 1 44 MERK 1 1 1 45 MLBI 1 1 1 46 MRAT 1 1 1 47 NIPS 1 2 1 48 PICO 1 3 3 49 PRAS 1 1 1 50 PSDN 3 3 3 51 PYFA 1 1 1 52 RICY 1 1 1 53 RMBA 1 1 1 54 ROTI 1 1 1 55 SCCO 3 3 3 56 SIAP 1 1 1 57 SIPD 1 1 1 58 SKBM 3 3 3 59 SMCB 1 1 1 60 SMGR 3 3 3 61 SMSM 1 1 1 62 SPMA 1 1 1 63 SRSN 1 1 1 64 SSTM 1 1 1 65 STAR 1 1 1 66 TCID 1 1 1 67 TOTO 1 1 1 68 TRIS 1 2 3 69 ULTJ 1 1 1 70 UNIT 1 1 1 71 UNVR 1 1 1 72 VOKS 1 1 1 73 YPAS 1 1 1 Keterangan: 1 = sesuai ketentuan (1-3), 2 = sedikit melebihi ketentuan (4-6), 3= melebihi ketentuan (7-12), 4= sangat melebihi ketentuan (lebih dari 12)
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Kepemilikan Institusional Perusahaan No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ADES AISA AKPI ALKA ALMI AMFG APLI ARNA ASII AUTO BATA BIMA BTON CPIN DLTA DPNS DVLA EKAD ETWA FASW GDST GGRM GJTL HDTX HMSP IGAR IKAI INAF INAI INDF INTP JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KIAS KLBF
2012 91,94% 48,48% 75,10% 94,91% 83,83% 84,70% 80,65% 69,16% 50,11% 95,65% 87,70% 88,96% 81,54% 55,53% 69,71% 66,48% 92,66% 75,45% 48,15% 75,70% 97,96% 75,55% 59,70% 89,91% 98,18% 84,82% 78,74% 81,00% 65,86% 50,07% 64,03% 68,40% 90,03% 73,74% 74,72% 38,98% 75,70% 98,24%
Tahun 2013 91,94% 61,17% 75,10% 94,91% 75,97% 84,70% 80,65% 61,37% 50,11% 95,65% 87,70% 89,05% 81,83% 55,53% 73,74% 66,42% 92,66% 75,45% 48,15% 75,70% 97,98% 75,55% 59,70% 89,91% 98,18% 84,82% 78,74% 81,00% 67,21% 50,07% 64,03% 68,42% 90,03% 73,72% 80,32% 28,51% 75,68% 98,24%
2014 91,94% 62,10% 75,10% 94,91% 76,48% 84,73% 84,65% 50,46% 50,11% 80,00% 87,15% 88,96% 81,83% 55,53% 73,74% 65,35% 92,66% 75,45% 54,15% 74,70% 97,99% 75,55% 59,50% 89,91% 98,18% 84,82% 77,45% 81,00% 67,26% 50,07% 64,03% 68,42% 90,03% 54,30% 80,35% 75,00% 75,68% 98,24%
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Kepemilikan Institusional Perusahaan (Lanjutan)
No
Kode
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
LION LMPI LPIN MAIN MBTO MERK MLBI MRAT NIPS PICO PRAS PSDN PYFA RICY RMBA ROTI SCCO SIAP SIPD SKBM SMCB SMGR SMSM SPMA SRSN SSTM STAR TCID TOTO TRIS ULTJ UNIT UNVR VOKS YPAS
2012 57,70% 83,27% 39,45% 59,10% 67,75% 94,00% 82,53% 80,22% 37,11% 94,01% 45,24% 72,10% 53,85% 48,04% 98,96% 75,75% 67,26% 72,83% 41,23% 82,32% 80,65% 51,01% 58,13% 85,30% 77,99% 55,52% 64,63% 73,78% 96,20% 69,88% 46,62% 54,79% 85,00% 48,65% 89,47%
Tahun 2013 57,70% 83,27% 39,45% 59,10% 67,75% 92,70% 83,67% 80,22% 58,89% 94,10% 54,06% 72,10% 53,85% 48,04% 98,96% 70,75% 67,26% 72,83% 41,23% 80,92% 80,65% 51,01% 58,13% 74,20% 77,99% 70,00% 62,75% 73,78% 96,20% 69,80% 46,60% 54,79% 85,00% 53,46% 89,47%
2014 71,11% 83,27% 44,27% 51,48% 67,75% 94,24% 81,78% 80,17% 44,40% 94,10% 54,07% 72,10% 53,85% 48,04% 98,96% 97,07% 67,26% 82,40% 41,23% 88,35% 80,65% 51,01% 83,74% 74,20% 78,00% 69,53% 54,42% 73,78% 96,20% 69,80% 46,60% 54,79% 85,00% 53,46% 89,47%
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Klasifikasi Kepemilikan Institusional Perusahaan No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ADES AISA AKPI ALKA ALMI AMFG APLI ARNA ASII AUTO BATA BIMA BTON CPIN DLTA DPNS DVLA EKAD ETWA FASW GDST GGRM GJTL HDTX HMSP IGAR IKAI INAF INAI INDF INTP JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KIAS KLBF
2012 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
Tahun 2013 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
2014 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Keterangan: 1 = pengaruh tidak signifikan 2 = pengaruh signifikan 3 = pengendalian
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Klasifikasi Kepemilikan Institusional Perusahaan (Lanjutan)
No
Kode
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
LION LMPI LPIN MAIN MBTO MERK MLBI MRAT NIPS PICO PRAS PSDN PYFA RICY RMBA ROTI SCCO SIAP SIPD SKBM SMCB SMGR SMSM SPMA SRSN SSTM STAR TCID TOTO TRIS ULTJ UNIT UNVR VOKS YPAS
2012 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3
Tahun 2013 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
2014 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
Keterangan: 1 = pengaruh tidak signifikan 2 = pengaruh signifikan 3 = pengendalian
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8 Leverage Perusahaan No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ADES AISA AKPI ALKA ALMI AMFG APLI ARNA ASII AUTO BATA BIMA BTON CPIN DLTA DPNS DVLA EKAD ETWA FASW GDST GGRM GJTL HDTX HMSP IGAR IKAI INAF INAI INDF INTP JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KIAS KLBF
2012 0,46254 0,47423 0,50825 0,62926 0,68756 0,21131 0,34514 0,35477 0,50726 0,38242 0,32506 2,87629 0,22000 0,33786 0,19736 0,15674 0,21689 0,29908 0,54447 0,67607 0,31878 0,35904 0,57432 0,53353 0,49296 0,22512 0,50951 0,45306 0,78894 0,42447 0,14662 0,12819 0,30574 0,27250 0,63379 0,03955 0,05911 0,07859
Tahun 2013 0,39968 0,53060 0,50621 0,75339 0,76115 0,22000 0,28285 0,32306 0,50378 0,24243 0,41698 2,72844 0,21188 0,36708 0,21969 0,12850 0,23138 0,30819 0,65498 0,72630 0,25773 0,42060 0,62710 0,69727 0,48348 0,28278 0,57389 0,54362 0,83507 0,50862 0,13641 0,03723 0,34288 0,33685 0,58786 0,12109 0,58599 0,09855
2014 0,41410 0,51263 0,53488 0,74177 0,80045 0,18726 0,17526 0,27553 0,49022 0,29514 0,44622 2,86356 0,15800 0,47545 0,22932 0,12197 0,88057 0,33585 0,77315 0,70531 0,35742 0,42926 0,62704 0,85441 0,52439 0,24706 0,65547 0,52580 0,83746 0,52026 0,14195 0,04134 0,38981 0,29655 0,55182 0,47892 0,58359 0,10021
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8 Leverage Perusahaan (Lanjutan)
No
Kode
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
LION LMPI LPIN MAIN MBTO MERK MLBI MRAT NIPS PICO PRAS PSDN PYFA RICY RMBA ROTI SCCO SIAP SIPD SKBM SMCB SMGR SMSM SPMA SRSN SSTM STAR TCID TOTO TRIS ULTJ UNIT UNVR VOKS YPAS
2012 0,14226 0,49769 0,21718 0,62116 0,28701 0,26814 0,56839 0,15278 0,59113 0,66514 0,51452 0,39998 0,35439 0,56444 0,72260 0,44677 0,56014 0,42618 0,61289 0,55814 0,30821 0,31657 0,43080 0,53165 0,33052 0,64834 0,34915 0,13059 0,41014 0,33773 0,30745 0,36714 0,66889 0,64485 0,52899
Tahun 2013 0,16604 0,51663 0,26977 0,61051 0,26227 0,26505 0,44587 0,14057 0,70448 0,65396 0,48915 0,38753 0,46379 0,65654 0,90448 0,56804 0,59841 0,63311 0,59276 0,59585 0,41101 0,29192 0,40815 0,57245 0,25288 0,66115 0,34638 0,19302 0,40690 0,37127 0,28328 0,47452 0,68125 0,69259 0,72175
2014 0,26016 0,50657 0,24955 0,69476 0,26742 0,22734 0,75178 0,23024 0,47606 0,63120 0,46704 0,39031 0,44100 0,66149 1,13627 0,68663 0,50822 0,04450 0,54051 0,51056 0,49064 0,27138 0,34444 0,61538 0,29030 0,66539 0,36827 0,30743 0,39269 0,40922 0,22351 0,45169 0,67797 0,66803 0,49491
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9 Klasifikasi Leverage Perusahaan No
Kode
Tahun 2013 1 2 2 3 3 1 1 1 2 1 2 3 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 1 2 2 3 2 1 1 1 1 2 1 1 1
2012 2014 1 ADES 2 2 2 AISA 2 2 3 AKPI 2 2 4 ALKA 3 3 5 ALMI 3 3 6 AMFG 1 1 7 APLI 1 1 8 ARNA 1 1 9 ASII 2 2 10 AUTO 1 1 11 BATA 1 2 12 BIMA 3 3 13 BTON 1 1 14 CPIN 1 2 15 DLTA 1 1 16 DPNS 1 1 17 DVLA 1 3 18 EKAD 1 1 19 ETWA 2 3 20 FASW 3 3 21 GDST 1 1 22 GGRM 1 2 23 GJTL 2 3 24 HDTX 2 3 25 HMSP 2 2 26 IGAR 1 1 27 IKAI 2 3 28 INAF 2 2 29 INAI 3 3 30 INDF 2 2 31 INTP 1 1 32 JPRS 1 1 33 KAEF 1 1 34 KBLI 1 1 35 KBLM 3 2 36 KBRI 1 2 37 KIAS 1 1 38 KLBF 1 1 Keterangan: 1 = leverage rendah; 2 = leverage sedang; 3 = leverage tinggi 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9 Klasifikasi Leverage Perusahaan (Lanjutan)
No
Kode
Tahun 2013 1 2 1 3 1 1 2 1 3 3 2 1 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 2 1 1 2 3 3 3
2012 2014 39 LION 1 1 40 LMPI 2 2 41 LPIN 1 1 42 MAIN 3 3 43 MBTO 1 1 44 MERK 1 1 45 MLBI 2 3 46 MRAT 1 1 47 NIPS 2 2 48 PICO 3 3 49 PRAS 2 2 50 PSDN 1 1 51 PYFA 1 2 52 RICY 2 3 53 RMBA 3 3 54 ROTI 2 3 55 SCCO 2 2 56 SIAP 2 1 57 SIPD 3 2 58 SKBM 2 2 59 SMCB 1 2 60 SMGR 1 1 61 SMSM 2 1 62 SPMA 2 3 63 SRSN 1 1 64 SSTM 3 3 65 STAR 1 1 66 TCID 1 1 67 TOTO 2 1 68 TRIS 1 2 69 ULTJ 1 1 70 UNIT 1 2 71 UNVR 3 3 72 VOKS 3 3 73 YPAS 2 2 Keterangan: 1 = leverage rendah; 2 = leverage sedang; 3 = leverage tinggi
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10 Daftar Nama KAP Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama KAP Af. Rachman &Soetjipto Ws Ahmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Anwar & Rekan Aryanto, Amir Jusuf , Mawar &Saptopo Bambang Budi Tresno Basri Hardjisumarto & Rekan Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang &Ali Drs. Imam Syafei &Rekan Gani Sigiro & Handayani Griselda, Wisnu & Arum Hadori Sugiarto Adi &Rekan Hananta Budianto & Rekan Hendrawinata, Eddy,Siddharta & Tanzil Hertanto, Sidik &Indra Jamaludin, Ardi, Sukimto & Rekan Joachim Poltak Lian Michell & Rekan Joachim Sulistyo & Rekan Johan Malonda, Mustika & Rekan Johannes Juara & Rekan Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih Kosasih Nurdiyaman, Tjahjo &Rekan Krisnawan, Busroni, Achsin & Alamsyah Noor Salim, Nursehan & Sinarahardja Osman Bing Satrio & Eny Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma &Rekan Purwantono,Suherman &Surja Siddharta &Widjaja Supoyo, Sutjahjo, Subyantoro & Rekan Tanubrata Sutanto Fahmi &Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Teramihardja, Pradhono &Chandra
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11 Auditor Eksternal (KAP) yang Mengaudit No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
ADES AISA AKPI ALKA ALMI AMFG APLI ARNA ASII AUTO BATA BIMA BTON CPIN DLTA DPNS DVLA EKAD ETWA FASW GDST GGRM GJTL HDTX HMSP IGAR IKAI INAF INAI INDF INTP JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KIAS KLBF
2012 19 4 27 20 26 28 27 27 31 31 27 1 4 27 25 26 27 32 10 25 25 25 25 25 25 4 27 14 26 27 27 4 14 25 22 13 16 27
Tahun 2013 19 4 27 20 26 28 27 27 31 31 27 1 4 27 25 26 27 32 22 25 25 25 25 25 25 15 1 14 26 27 27 4 14 25 8 13 16 27
2014 30 4 27 20 26 28 27 27 31 31 27 1 4 27 25 26 27 32 22 25 25 25 25 25 25 15 8 14 26 27 27 4 14 25 8 30 16 27
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11 Auditor Eksternal (KAP) yang Mengaudit (Lanjutan)
No
Kode
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
LION LMPI LPIN MAIN MBTO MERK MLBI MRAT NIPS PICO PRAS PSDN PYFA RICY RMBA ROTI SCCO SIAP SIPD SKBM SMCB SMGR SMSM SPMA SRSN SSTM STAR TCID TOTO TRIS ULTJ UNIT UNVR VOKS YPAS
2012 22 12 26 3 30 28 31 22 29 11 26 27 30 18 31 27 22 6 30 29 27 27 32 12 4 21 24 25 27 3 5 9 31 10 32
Tahun 2013 22 12 26 3 30 28 28 22 29 11 23 27 30 17 31 27 8 6 30 29 27 25 27 12 4 8 24 25 27 26 30 9 31 10 32
2014 22 12 26 3 30 28 28 22 29 11 23 27 30 17 31 27 8 6 30 4 27 25 27 12 4 8 24 25 27 26 30 2 28 10 7
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12 Market Share KAP dan Afiliasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Laporan Keuangan yang Diaudit 4 1 4 14 1 3 1 7 2
10
4
1,83%
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
3 6 2 6 2 3 2 1 2 3 1 10 2 3 29 15 43
1,37% 2,74% 0,91% 2,74% 0,91% 1,37% 0,91% 0,46% 0,91% 1,37% 0,46% 4,57% 0,91% 1,37% 13,24% 6,85% 19,63%
28
9
4,11%
29 30
5 13
2,28% 5,94%
31
12
5,48%
32
6
2,74%
Kode
Market Share 1,83% 0,46% 1,83% 6,39% 0,46% 1,37% 0,46% 3,20% 0,91%
Afiliasi
Jenis (KAPA/OAA)
Nozaka Japan CPA Firm DFK International RSM International Limited
KAPA OAA OAA
EuraAudit International BKR International
OAA OAA
Grant Thornton International Ltd Audit Alliance HLB International UHY Iternational Kreston International
KAPA OAA OAA OAA
The Leading Edge alliance Ltd
OAA
Baker Tilly International Ltd INAA I.N.P.A
OAA OAA
Crowe Howarth International
OAA
Deloitte Touche Tohmatsu Ltd PKF International Limited Ernst & Young Global Limited KPMG International Cooperative
OAA OAA OAA
BDO International Limited PricewaterhouseCooper International Ltd Rodl International Gmbh Wirtschaftspufungsgesellschaft
OAA
OAA
OAA
KAPA KAPA
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Spesialisasi Industri KAP Kode Nama KAP 1 Af. Rachman &Soetjipto Ws 2 Ahmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 3 Anwar & Rekan Aryanto, Amir Jusuf , Mawar 4 &Saptopo 5 Bambang Budi Tresno 6 Basri Hardjisumarto & Rekan 7 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang 8 &Ali 9 Drs. Imam Syafei &Rekan 10 Gani Sigiro & Handayani 11 Griselda, Wisnu & Arum 12 Hadori Sugiarto Adi &Rekan 13 Hananta Budianto & Rekan Hendrawinata, Eddy,Siddharta & 14 Tanzil 15 Hertanto, Sidik &Indra 16 Jamaludin, Ardi, Sukimto & Rekan 17 Joachim Poltak Lian Michell & Rekan 18 Joachim Sulistyo & Rekan 19 Johan Malonda, Mustika & Rekan 20 Johannes Juara & Rekan 21 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 22 Kosasih Nurdiyaman, Tjahjo &Rekan Krisnawan, Busroni, Achsin & 23 Alamsyah 24 Noor Salim, Nursehan & Sinarahardja 25 Osman Bing Satrio & Eny Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade 26 Fatma &Rekan 27 Purwantono,Suherman &Surja 28 Siddharta &Widjaja 29 Supoyo, Sutjahjo, Subyantoro & Rekan 30 Tanubrata Sutanto Fahmi &Rekan 31 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 32 Teramihardja, Pradhono &Chandra Keterangan: 1 = KAP dengan spesialisasi industri 2 = KAP tanpa spesialisasi Industri
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14 Statistik Deskriptif Konservatisme Akuntansi
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 15 Statistik Deskriptif Konservatisme Akuntansi (Tanpa Nilai Ekstrim)
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 16 Daftar Perusahaan dengan Nilai Konservatisme Ekstrim
No
Tahun
Kode
Keterangan
Konservatisme
Rapat Dekom
Leverage
Kepemilikan Institusional
1
2013
TRIS
Trisula Internasional
-26,25347
11
0,37127
0,698
2
2014
BTON
Betonjaya Manunggal Tbk
-6,81932
5
0,158
0,8183
3
2013
BTON
Betonjaya Manunggal Tbk
-5,23184
5
0,21188
0,8183
4
2012
BTON
Betonjaya Manunggal Tbk
-4,97146
5
0,22
0,8154
Auditor tanpa spesialisasi tanpa spesialisasi tanpa spesialisasi tanpa spesialisasi
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17 Statistik Deskriptif Dewan Komisaris
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 18 Statistik Deskriptif Dewan Komisaris (Tanpa Nilai Ekstrim)
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19 Daftar Perusahaan dengan Jumlah Rapat Dewan Komisaris Ekstrim Rapat Dekom
Konservatisme
Leverage
Kepemilikan Institusional
Indofarma Tbk
25
0,10751
0,5258
0,81
Indal Aluminium Industry Tbk
30
0,08205
0,83507
0,6721
30
-0,30159
0,76115
0,7597
32
-0,3777
0,80045
0,7648
Indal Aluminium Industry Tbk
32
0,06473
0,83746
0,6726
INAI
Indal Aluminium Industry Tbk
42
-0,17311
0,78894
0,6586
ALMI
Alumindo Light Metal Industry Tbk
42
-0,03451
0,68756
0,8383
No
Tahun
Kode
1
2014
INAF
2
2013
INAI
3
2013
ALMI
4
2014
ALMI
5
2014
INAI
6
2012
7
2012
Keterangan
Alumindo Light Metal Industry Tbk Alumindo Light Metal Industry Tbk
Auditor tanpa spesialisasi tanpa spesialisasi tanpa spesialisasi tanpa spesialisasi tanpa spesialisasi tanpa spesialisasi tanpa spesialisasi
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 20 Tabulasi Silang Dewan Komisaris dan Konservatisme Akuntansi
Lampiran 21 Tabulasi Silang Dewan Komisaris dan Konservatisme Akuntansi (Tanpa Nilai Ekstrim)
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 22 Statistik Deskriptif Kepemilikan Institusional
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 23 Tabulasi Silang Kepemilikan Institusional dan Konservatisme Akuntansi
Lampiran 24 Statistik Deskriptif Leverage
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 25 Statistik Deskriptif Leverage (Tanpa Nilai Ekstrim)
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 26 Daftar Perusahaan dengan Nilai Leverage Ekstrim
No
Tahun
Kode
1
2012
BIMA
2
2014
BIMA
3
2013
BIMA
Keterangan Primarindo Asia Infrastructur Tbk Primarindo Asia Infrastructur Tbk Primarindo Asia Infrastructur Tbk
Konservatisme
Rapat Dekom
Leverage
Kepemilikan Institusional
0,08225
4
2,87629
0,8896
-0,00156
4
2,86356
0,8896
0,2274
4
2,72844
0,8905
Auditor tanpa spesialisasi tanpa spesialisasi tanpa spesialisasi
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 27 Tabulasi Silang Leverage dengan Konservatisme Akuntansi
Lampiran 28 Tabulasi Silang Leverage dengan Konservatisme Akuntansi (Tanpa Nilai Ekstrim)
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 29 Tabulasi Silang Spesialisasi Auditor dengan Konservatisme Akuntansi
133