PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM BELAJAR EKONOMI.
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Maria Magdalena Eno NIM: 061334047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Dengan sepenuh hati kupersembahkan skripsiku ini dalam rasa syukur yang terdalam kepada Allah Bapaku dan Bundaku Maria yang mencintaiku tanpa batas dan yang selalu setia mendampingi setiap langkah hidupku melalui : Kongregasi FdCC (Figlia Della Carita Canossiana) yang telah menjadi tanah dimana aku tumbuh dan berkembang dalam kasih persaudaraan, Para susterku yang terkasih di dalam Provinsi Divine Mercy, Keluargaku yang memberi perhatian, dukungan dan mencintaiku, serta semua sahabat, teman dan para dosen yang mendukungku melalui doa dan perhatian mereka.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“ Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya“ (1 Tesalonika 5 : 24) The love of God Consecrates us Unites us And Sends us forth (Constitutions, Canossian Daughters of Charity)
“Permata tak akan diasah tanpa gesekan, begitu pula manusia, tak ada yang sempurna tanpa cobaan“ (Confucius)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,14 April 2011 Penulis
Maria Magdalena Eno
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Maria Magdalena Eno
Nomor Mahasiswa : 061334047 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN
STUDENT
TEAMS
COOPERATIVE
ACHIEVEMENT
LEARNING
DIVISION
(STAD)
TIPE UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM BELAJAR EKONOMI. Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 14 April 2011 Yang menyatakan
Maria Magdalena Eno
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM BELAJAR EKONOMI Studi Kasus pada siswa-siswi kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem
Maria Magdalena Eno Universitas Sanata Dharma 2011
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi, dan prestasi belajar siswa dengan mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada peningkatan motivasi dan hasil belajar Ekonomi siswa. Penerapan model pembelajaran ini dilakukan pada mata pelajaran Ekonomi. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII Program studi Penjualan SMK Sanjaya Pakem dengan jumlah siswa 23 orang. Untuk mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD digunakan analisis statistik yaitu Uji t (T-Test). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian pada siklus pertama menunjukkan bahwa (1) tidak ada perbedaan/peningkatan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil thitung sebesar -1,521, dan ttabel 2,074 dengan taraf signifikasi sebesar 0,05; dan (2) ada perbedaan/peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil thitung -3,433, dan ttabel 2,080 dengan taraf signifikasi sebesar 0,05. Pada siklus kedua (1) ada perbedaan/peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus pertama dan siklus kedua sesudah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil thitung 2,208, dan ttabel 2,080 dengan taraf signifikasi sebesar 0,05; dan (2) tidak ada perbedaan/peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus pertama dan siklus kedua sesudah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil thitung -.420, dan ttabel 2,080 dengan taraf signifikasi sebesar 0,05. Perbedaan yang terjadi tidak secara signifikan karena jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar pada siklus pertama sebanyak 19 siswa (82,60%) sedangkan pada siklus kedua jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 20 siswa (90,90%).
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD OF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE TO IMPROVE STUDENTS' LEARNING MOTIVATION AND RESULT IN STUDYING ECONOMICS A Case Study of the students of the twelfth grade of Sanjaya Vocational School in Pakem
Maria Magdalena Eno Sanata Dharma University 2011 The aim of this classroom action research is to find out whether there are any different motivations and achievements of the students using STAD cooperative learning in improving students' motivation and result in studying Economics. This learning model is implemented in Economics. The subjects of this research are 23 students of the twelfth grade majoring in trading in Sanjaya vocational school Pakem. To identify the difference between students’ motivation and the studying result before and after the implementation of STAD cooperative learning model statistic analysis, which is called as T-Test, is used. This research was done in two stages. The result of the research shows that in the first stage (1) there is no difference/improvement of the learning motivation of the students before and after using the STAD cooperative learning method with the result of Tcount -1,521,and Ttable 2,074 and the significant point is 0,05; and (2) there is a difference/an improvement of the result of the students before and after using the STAD cooperative learning method with the result of Tcount 3,433 and Ttable 2,080 and the significant point is 0,05. In the second stage (1) there is a difference/an improvement of the learning motivation of the students between the first stage and the second stage after using the STAD cooperative learning method with the result of Tcount 2,208 and Ttable 2,080 and the significant point is 0,05; and (2) there is no difference/improvement of the result of the students between the first stage and the second stage after using the STAD cooperative learning method with the result of Tcount -.420,and Ttable 2,080 and the significant point is 0,05. The significant difference does not really exist because of the different amount of the students who finished learning. In the first stage, the amount of the students who finished learning are 19 students (82,60%) while 20 students are 90,90% in the second stage.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan atas semua rahmat dan kasih-Nya yang senantiasa penulis rasakan lewat perhatian, dukungan, cinta dan kebaikan banyak orang terlebih mereka yang telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga, materi untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini dari lubuk hati yang terdalam penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada mereka yang secara langsung maupun tidak langsung dan dengan caranya masing-masing telah membantu penulis: 1.
Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3.
Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah mendidik, membimbing sekaligus mendukung penulis selama belajar sampai tersusunnya skripsi ini.
4.
Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang memahami situasi penulis dan telah berkenan mendampingi, meluangkan waktu, tenaga, dan dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih pak semoga Tuhan senantiasa memberkati usaha dan karya bapak.
5.
Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, memberi kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
6.
Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, memberi kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
7.
Bapak S. Widanarto, S.Pd., M.Si. yang juga mencoba mengerti situasi penulis dan memberikan dukungan dan telah rela memberikan waktu untuk bersharing dengan penulis.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8.
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Akuntansi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang tentunya telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
9.
Bapak Wawik dan Ibu Aris selaku staf sekretariat PAK yang siap sedia melayani dan membantu urusan administrasi selama penulis kuliah hingga penyusunan skripsi ini.
10. Ibu Dra. S. Sri Utami selaku Kepala Sekolah SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SMK Sanjaya Pakem. 11. Ibu Y. Rini Kusuma, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Ekonomi yang telah berkorban menyediakan waktu dan membantu penulis dalam penelitian skripsi ini. 12. Para siswa-siswi SMK Sanjaya Pakem yang telah bersedia bekerja sama dalam penelitian skripsi ini. 13. Madre Iolanda Vezzoli, pemimpin Provinsial Divine Mercy, Indonesia yang telah memberi dukungan, perhatian, doa-doa, dan cinta selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma hingga penyelesaian skripsi ini. 14. Sr. Laurentina Ferreira, FdCC beserta para suster Canossian di komunitas Yogyakarta yang telah mendukung dengan sepenuh hati melalui cinta, perhatian, pengorbanan, doa-doa dan dengan masing-masing cara telah mendukung dan membantu penulis selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini, khususnya disaat-saat sulit yang dialami penulis. 15. Para suster Canossian di Provinsi Indonesia, dan Provinsi lain yang mendukung dengan doa dan perhatian demi selesainya skripsi ini. 16.
Bapa dan mama tercinta, saudara-saudariku (Ka‘Pater Ferdi, SVD, Ka‘Floren (+) & Ka‘Eman, Ka‘Sila & Ka‘Pit, Ka‘Valen & Ka‘Aje, Adik Minggas & Ka‘ Navi, Adik Roman, Adik Ela, serta keponakankeponakanku, atas cinta, perhatian dan dukungan serta canda tawa dalam kehangatan memberi semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17.
Semua teman-teman Prodi PAK angkatan 2006, Deta, Eris, Suci, Pristi, Wati, Rara, Mela, Dwi Setyawati, Siska, Tio, Wahyu, Yosafat, Johan, Beni, Iren, Galih, Agil, dan semua teman lain yang tak bisa disebutkan namanya satu persatu, yang telah bersama-sama berjuang dalam persaudaraan dan persahabatan yang menyenangkan untuk mendukung dan maju bersama hingga terselesaikannya skripsi ini.
18.
Untuk semua sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang mendukungku dari jauh dengan perhatian, cinta dan doa-doa mereka.
Tulisan dalam karya ini disadari penulis masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik terhadap karya ini sangat disyukuri dan dihargai demi membantu perkembangan penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT .........................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................
1
B. Batasan Masalah .....................................................................................
6
C. Rumusan Masalah ..................................................................................
7
D. Tujuan Penelitian....................................................................................
7
E. Manfaat Penelitian..................................................................................
7
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Tindakan Kelas ......................................................................
9
B. Model Pembelajaran cooperatif Learning..............................................
18
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.........................................
29
D. Motivasi Belajar .....................................................................................
34
E. Prestasi Belajar .......................................................................................
39
F. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................
43
G. Kerangka Berpikir ..................................................................................
44
H. Hipotesis Penelitian ................................................................................
46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian .......................................................................................
47
B. Waktu dan Lokasi Penelitian..................................................................
48
C. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................
48
D. Operasional Variabel .............................................................................
49
E. Prosedur Penelitian .................................................................................
52
F. Instrumen Penelitian ...............................................................................
58
G. Pembagian Peran Guru dan Peneliti .......................................................
59
H. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ................................................
60
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah Berdirinya SMK Sanjaya Pakem...............................................
66
B. Visi dan Misi SMP SMK Sanjaya Pakem ..............................................
67
C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMK Sanjaya Pakem ............................
69
D. Struktur Organisasi SMK Sanjaya Pakem .............................................
73
E. Sumber Daya Manusia SMK Sanjaya Pakem ........................................
74
F. Siswa SMK Sanjaya Pakem ...................................................................
79
G. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK Sanjaya Pakem ............................
80
H. Fasilitas Pendidikan dan Latihan............................................................
81
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian................................................................................
84
1. Siklus I ...............................................................................................
96
2. Siklus II.............................................................................................. 122 B. Analisis Data .......................................................................................... 141 1. Uji Normalitas Data ........................................................................... 141 a. Motivasi ......................................................................................... 141 b. Hasil Belajar .................................................................................. 141 2. Uji Homogenitas Data ........................................................................ 143 a. Motivasi ......................................................................................... 143 b. Hasil Belajar .................................................................................. 143 C. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 145 1. Motivasi ............................................................................................. 145 2. Hasil Belajar ...................................................................................... 147 D. Pembahasan 1. Siklus I............................................................................................... 151 2. Siklus II ............................................................................................. 157
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan............................................................................................. 164 B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 165 C. Saran ....................................................................................................... 166
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 169 LAMPIRAN ....................................................................................................... 171
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1
Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif .......................................
25
Tabel 2.2
Tabel Pembagian Kelompok ...........................................................
32
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner Motivasi ..........................................................
50
Tabel 3.2
Pemberian Skor pada Kuesioner .....................................................
51
Tabel 3.3
Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II) ......................................
52
Tabel 3.4
Pembagian Peran Guru dan Peneliti................................................
59
Tabel 4.1
Nama ketua Program Studi SMK Sanjaya Pakem ..........................
75
Tabel 4.2
Daftar Guru tetap SMK Sanjaya Pakem .........................................
75
Tabel 4.3
Daftar Guru tidak tetap SMK Sanjaya Pakem ................................
76
Tabel 4.4
Daftar Pegawai SMK Sanjaya Pakem .............................................
77
Tabel 4.5
Daftar nama wali kelas SMK Sanjaya Pakem ................................
77
Tabel 4.6
Jumlah Siswa SMK Sanjaya Pakem ...............................................
79
Tabel 5.1
Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran..........
86
Tabel 5.2
Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran ........
88
Tabel 5.3
Tabel Analisis Motivasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan ............
89
Tabel 5.4
Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran ..........
91
Tabel 5.5
Hasil Belajar Siswa Sebelum Implentasi Tindakan ........................
95
Tabel 5.6
Daftar Pembagian Kelompok ..........................................................
98
Tabel 5.7
Tabel Lembar Penilaian Kelompok ................................................
99
Tabel 5.8
Hasil observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran (Siklus I) .......................................................................................... 105
Tabel 5.9
Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran Hasil (Siklus I) .......................................................................................... 108
Tabel 5.10 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Hasil (Siklus I) .......................................................................................... 110 Tabel 5.11 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus 1 ............................ 112 Tabel 5.12 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Implementasi Tindakan ................................................................... 114
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.13 Hasil Tes Belajar Siswa Sesudah Implementas Tindakan ............. 115 Tabel 5.14 Rekap Hasil Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Implementasi Tindakan ................................................................... 116 Tabel 5.15 Kesan Guru terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.................................................................... 117 Tabel 5.16 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ............................................. 120 Tabel 5.17 Hasil observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran (Siklus II) ........................................................................................ 128 Tabel 5.18 Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran Hasil (Siklus II) ........................................................................................ 130 Tabel 5.19 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran (Siklus II) ........................................................................................ 132 Tabel 5.20 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus 1I ........................... 135 Tabel 5.21 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Siklus I dan siklus II .................. 136 Tabel 5.22 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II .................................................. 136 Tabel 5.23 Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ........................... 137 Tabel 5.24 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ............................................ 139 Tabel 5.25 Hasil Pengujian Normalitas Data Motivasi dan Prestasi Belajar (Siklus I) ......................................................... 141 Tabel 5.26 Hasil Pengujian Normalitas Data Motivasi dan Prestasi Belajar (Siklus II)....................................................... 143 Tabel 5.27 Hasil Pengujian Homogenitas Data Motivasi dan Prestasi Belajar (Siklus I) ............................................................................. 144 Tabel 5.28 Hasil Pengujian Homogenitas Data Motivasi dan Prestasi Belajar (Siklus II) ............................................................................ 145 Tabel 5.29 Analisis Komparatif Tingkat Motivasi Belajar Siswa (Siklus I) .... 153 Tabel 5.30 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I .......................... 156
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.31 Analisis Komparatif Tingkat Motivasi Belajar Siswa (Siklus I dan Siklus II) .................................................................... 159 Tabel 5.32 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ........................ 161 Tabel 5.33 Hasil Analisis Motivasi dan hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .................................... 162
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Gambar Siklus Penelitian Tindakan Kelas……………………..15 Gambar 4.1
: Struktur Organisasi SMK Sanjaya Pakem………………........73
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ..................................................................................... 171 Lampiran 2 Lembar Observasi ....................................................................... 180 Lampiran 3 Pedoman Wawancara .................................................................. 192 Lampiran 4
Format Lembar Nilai Kelompok ................................................. 195
Lampiran 5
Daftar Pembagian Kelompok ...................................................... 198
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) ..................................... 200
Lampiran 7
Handout ....................................................................................... 219
Lampiran 8
Soal Evaluasi Siklus I,Siklus II dan Kunci Jawaban ................... 234
Lampiran 9
Tabulasi data Motivasi dan Prestasi ............................................ 242
Lampiran 10 Deskripsi, Motivasi, Homogenitas, dan Pengujian Hipotesisi T-Test Siklus I dan Siklus ......................................... 251 Lampiran 11 Perhitungan PAP II Pembelajaran ............................................. 266 Lampiran 12 Nilai Mid Semester, Siklus I dan Siklus II ................................. 271 Lampiran 13 Surat-surat................................................................................... 275
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar di sekolah dituntut mampu berperan aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan Indonesia. Dalam menjalankan
tugasnya
tersebut,
sayangnya
banyak
guru
belum
menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan metode dan media pembelajaran
yang
tepat
untuk
mendukung
kegiatan
proses
pembelajaran. Cara-cara tersebut juga menyebabkan siswa memiliki motivasi yang rendah dalam belajar sehingga berpengaruh juga terhadap hasil belajar siswa. Menurut Uno (2007:1), motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai kekuatan atau daya penggerak yang mendorong diri seorang siswa untuk belajar. Dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan salah satu faktor yang diduga besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Siswa yang motivasinya tinggi diduga akan memperoleh hasil belajar yang baik. Pentingnya motivasi belajar siswa terbentuk antara lain agar terjadi perubahan belajar ke arah yang lebih positif.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Pandangan ini sesuai dengan pendapat Hawley (Prayitno, 1989:3): “Siswa yang termotivasi dengan baik dalam belajar melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat, dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Prestasi yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai motivasi yang tinggi”. A1 Muchtar (1991) dalam penelitiannya menemukan bahwa proses belajar mengajar yang berlangsung dewasa ini tidak merangsang siswa untuk terlibat secara aktif dan belum menumbuhkan budaya belajar di kalangan siswa. Masih banyak guru yang belum memiliki kemampuan dan keterampilan memadai dalam memilih serta menggunakan berbagai metode pembelajaran yang dapat mengembangkan iklim pembelajaran yang kondusif bagi siswa. Bahkan banyak dari antara guru yang tidak memiliki kurikulum tertulis yang akan menjadi pedoman dasar dalam pemilihan metode pembelajaran (http://steventumiwa.blog.com/2009/04/2 3/ptk-stad/). Metode mengajar guru masih secara konvensional. Proses belajar mengajar ekonomi masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada siswa. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan lebih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Peran serta siswa belum menyeluruh sehingga menyebabkan diskriminasi dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) cenderung lebih aktif dalam bertanya dan menggali informasi dari guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
maupun sumber belajar yang lain sehingga cenderung memiliki pencapaian kompetensi belajar yang lebih tinggi. Siswa yang kurang aktif cenderung pasif dalam KBM, mereka hanya menerima pengetahuan yang datang padanya sehingga memiliki pencapaian kompetensi yang lebih rendah. Berdasarkan hasil observasi penulis pada tanggal 14 September 2009 di kelas X dan XI IPS SMA Stella Duce I Yogyakarta, dan observasi penulis pada tanggal 28 Januari 2010 di kelas X dan XI Penjualan SMK Sanjaya Pakem sebagai subyek penelitian penulis, pada umumnya guru belum menggunakan metode dan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan keterlibatan dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Metode yang dipakai guru adalah metode ceramah dan tanya jawab sehingga siswa cepat bosan dan kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran, hal ini dapat dilihat bahwa selama pembelajaran ada siswa yang tidur-tiduran, berbicara dengan teman semeja selama kegiatan pembelajaran. Siswa hanya menjawab pertanyaan kalau diajukan oleh guru terhadap mereka secara pribadi. Dengan semikian dapat disimpulkan bahwa metode dan media pembelajaran yang guru pakai selama ini kurang memberikan perubahan pada diri siswa. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu metode pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Selain itu, melalui pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
guru melainkan juga dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama mata pelajaran ekonomi. Ada beberapa metode pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa adalah metode pembelajaran kooperatif, misalnya: Role Play, Jigsaw, STAD, dan TGT. Dalam metode pembelajaran kooperatif lebih menitikberatkan proses belajar pada kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok. Para siswa dalam kelompok kooperatif belajar bersama-sama dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar-benar menguasai konsep yang telah dipelajari, karena keberhasilan mereka sebagai kelompok bergantung dari pemahaman masing-masing anggota. Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari penggunaan metode pembelajaran kooperatif ini, yaitu: siswa dapat mencapai prestasi belajar yang bagus, menerima pelajaran dengan senang hati atau sebagai hiburan, karena adanya kontak fisik antara mereka, serta dapat mengembangkan kemampuan siswa. Penulis menduga bahwa motivasi dan hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang kurang tepat dan tidak variatif, yang ditemukan penulis dalam pengamatan di Kelas X dan XI Penjualan SMK Sanjaya Pakem dan pengamatan di kelas X dan XI IPS SMA Stella Duce I Yogyakarta, guru cenderung memakai metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
ceramah dan presentasi dalam mengajar sehingga para siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran di kelas. Meskipun tidak ada yang salah dengan penggunaan metode tersebut, akan tetapi metode tersebut dalam situasi tertentu tidak tepat. Dari uraian di atas, permasalahan pokoknya adalah bagaimana guru memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Guru mungkin sudah merasa bahwa cara mengajarnya sudah baik, namun dari pihak siswa, kurang ada pengertian dan pemahaman yang lebih sehingga terjadi kesalahan konsep antara pemahaman guru yang mengajar berdasarkan target dengan misi pendidikan yang mengacu pada pembekalan pengetahuan serta keterampilan kepada siswa sebagai bekal dalam menjalani kehidupan bermasyarakat (Somantri, 2000). Berdasarkan permasalahan tersebut maka upaya peningkatan motivasi belajar serta kualitas proses belajar mengajar merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk dilakukan. Ada berbagai metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, namun penulis memilih strategi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD (Student Teams Achievement Division) karena akan memberdayakan para siswa untuk meningkatkan motivasi belajar dan terlibat aktif dalam proses belajar mengajar di kelas. Adapun proses pembelajaran menggunakan tipe STAD yaitu setelah guru menjelaskan materi pokok, siswa dalam kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
anggota 4-5 orang, setiap kelompok harus heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Setelah itu guru akan memberikan pertanyaan untuk di diskusikan dalam kelompok dan anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Berdasarkan pada uraian latar belakang maka penulis mengambil judul "Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Belajar Ekonomi”.
B. Batasan Masalah Metode yang dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa cukup bervariasi jumlahnya. Akan tetapi tidak semua metode pembelajaran tersebut diteliti pada penelitian ini. Peneliti hanya akan membahas tentang penggunaan
metode
pembelajaran
kooperatif
tipe
Student
Teams
Achievement Division (STAD).
C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang dan batasan masalah maka rumusan masalah yang akan diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa? 2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
D. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu: 1.
Mengetahui apakah ada peningkatkan motivasi belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
2.
Mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam usaha meningkatkan keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar, dan dapat memberikan gambaran kepada sekolah bahwa penggunaan berbagai model pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan motivasi belajar sisw
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
2. Bagi Siswa Peningkatan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan berpengaruh pada motivasi belajar serta kualitas dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. Selain itu siswa juga lebih berkembang dalam sikap kepedulian dan tanggung jawab sosialnya. 3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengetahuan dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah dalam kehidupan praktek belajar mengajar yang sesungguhnya dan sebagai bekal untuk terjun di dunia pendidikan serta untuk mencapai pemecahan masalah yang ada pada perumusan masalah. 4. Bagi Universitas Sanata Dharma Memberikan sumbangan bagi pengembangan khasanah ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dan dapat dijadikan referensi pada penelitian yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian Tindakan Kelas 1. Pengertian (PTK) penelitian tindakan kelas Penelitian tindakan kelas (PTK), berasal dari terjemahan bahasa inggris Classroom Action Research (CSR). Menurut Suharsimi Arikunto (2006:3) PTK merupakan gabungan definisi dari tiga kata "penelitian, tindakan dan kelas". a.
b. c.
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti untuk meningkatkan suatu mutu atau minat pada suatu bidang tertentu. Tindakan adalah suatu kegiatan yang sengaja di lakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanannya berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu sama, tempat sama, menerima pelajaran yang sama, dari seorang guru yang sama. Menurut Bogdan dan Biklen (1996), (dalam T. Sarkim, 2008:2)
merumuskan penelitian
tindakan
pengumpulan informasi secara
kelas
sebagai
suatu
aktivitas
sistematis yang; dirancang untuk
membawa perubahan. Dari pengertian ketiga isi dalam PTK tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap suatu kegiatan pembelajaran berupa tindakan yang sengaja diadakan dan terjadi di dalam suatu kelas yang sama.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Di dalam buku Action Research Principles and practice menurut Mc. Niff (1992:1) memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya. Menurut buku pedoman penelitian tindakan kelas yang dikeluarkan oleh Diknas mengutip pandangan Kemmis (dalam buku Pedoman Penelitian Tindakan Kelas: 6) menyatakan bahwa: Action research is a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices ore carried out. Ungkapan di atas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan sebuah bentuk inkuiri yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh partisipan dalam situasi sosial termasuk pendidikan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasionalitas dari (a) praktek-praktek sosial maupun kependidikan, (b) pemahaman terhadap praktek-praktek tersebut, dan (c) situasi pelaksanaan praktek-praktek pembelajaran. Sedangkan
menurut Raka (1998:5) mendefinisikan PTK sebagai
bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman tindakan-tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki kondisi di mana praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Menurut Wijaya (2009:9) pengertian Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan,
melaksanakan,
dan
merefleksikan
tindakan
secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Sedangkan menurut Susilo (2007:16) PTK merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar, dengan memberikan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses belajar mengajar. Dari beberapa pengertian PTK tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan yang dimaksud dengan PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru secara kolaboratif di kelas tempatnya mengajar untuk meningkatkan kinerja dan memperbaiki proses belajar mengajar. 2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian tindakan kelas memiliki perbedaan dengan jenis penelitian yang lain. Beberapa karakteristik umum yang membedakan penelitian tindakan kelas dengan penelitian lain menurut Raka (1998:6) adalah: a. An inquiry on practice within Kegiatan PTK ditimbulkan oleh masalah-masalah praktis yang terjadi pada pelaksanaan tugas sehari-hari. Permasalahan yang menjadi fokus PTK adalah permasalahan yang kontekstual dan spesifik dengan tujuan untuk memperbaiki masalah-masalah yang dihadapi pada proses pembelajaran sekarang. b. A collaborative effect between school teacher and techer educator PTK merupakan upaya bersama antara guru dan peneliti. Kolaborasi ini tidak hanya bersifat sementara tetapi harus nampak kerja sama mereka di dalam proses perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
c. A reflective practice Refleksi yang berkelanjutan ini merupakan ciri khusus dari penelitian tindakan kelas. Proses penelitian dan hasil penelitian akan direfleksikan secara terus menerus guna melihat apakah ada kemunduran, peningkatan, kekurangefektifan dan sebagainya yang dapat digunakan untuk perbaikan siklus kegiatan berikutnya. 3. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas Menurut Hopkins dalam buku pedoman penelitian tindakan kelas yang dikeluarkan oleh Diknas ada enam dasar prinsip penelitian tindakan kelas (Hopkins, 1993: 57-61): a. Tugas guru dan dosen yang utama adalah menyelenggarakan pembela jaran yang baik dan berkualitas. Upaya penelitian tindakan yang dilakukan guru dan dosen bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang ada. Ketika penerapan penelitian tindakan dilakukan kemungkinan tidak ditemukannnya pemecahan masalah akan muncul namun guru tidak boleh berhenti. Pemecahan masalah harus tetap dicari dengan menggunakan alternatif lain. b. Meneliti
merupakan
bagian
integral
dari
pembelajaran,
yang
tidak menuntun kekhususan waktu maupun penggunaan metode penelitian. Penelitian tindakan tidak boleh mengganggu proses pembelajaran, sehingga pelaksanaanya menyesuaikan dengan pembelajaran. Tahap-tahap
penelitian
dilakukan
pembelajaran yang sedang berlangsung.
bersamaan
dengan
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
1) Penelitian harus diselengggarakan dengan bersandar pada alur dan kaidah
ilmiah. Penelitian
dimulai
dengan
menganalisis
permasalahan yang ada di dalam kelas. Dari permasalahan yang tersebut
dicari
penyebabnya
dan
kemungkinan
cara-cara
pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur penelitian yang berlaku. 2) Masalah penelitian adalah masalah-masalah yang riil. Pokok permasalahan yang diangkat dalam penelitian tindakan adalah masalah–masalah yang timbul dalam proses pembelajaran secara nyata. 3) Konsistensi sikap dan kepedulian untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Motivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sangatlah diperlukan, sehingga penelitian tindakan tidak boleh dijalankan sambil lalu. Perencanaan dan pelaksanaan yang sungguh-sungguh harus diperhatikan. 4) Masalah penelitian tidak hanya dibatasi di ruang kelas tetapi dapat dilakukan diluar kelas. Masalah yang diangkat dalam penelitian tindakan tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat masalah diluar kelas misalnya mengenai masalah sistem pendidikan. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan kualitas pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
4. Tahap Penelitian Tindakan Kelas Secara garis besar penelitian tindakan kelas memiliki beberapa alur atau tahap yaitu, menyusun rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi, (Arikunto, 2008:17-20) a.
b.
c.
d.
Planning Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal dilakukan berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang melakukan pengamatan proses jalannya tindakan. Acting Tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan rencana yang telah dirancang. Hal yang perlu diingat adalah guru harus menaati apa yang telah direncanakan, berlaku wajar, dan tidak boleh dibuat-buat. Observing Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. Reflecting Pada tahap ini dikemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan ketika guru sudah selesai melakukan tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Berikut ini merupakan gambar mengenai tahap-tahap penelitian tindakan kelas. Gambar 2.1
5. Syarat Penelitian Tindakan Kelas Menurut Arikunto (2008:23-24) ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam penelitian tindakan kelas: a. b.
Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi dalam pembelajaran, dengan demikian dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan terus menerus, objektif, dan sistematis, sehingga diketahui secara pasti tingkat keberhasilan dan penyimpangan yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
c. d. e.
f.
Penelitian tindakan harus dilaksanakan sekurang-kurangnya dalam dua siklus. Hal ini bertujuan agar kekurangan-kekurangan pada siklus pertama dapat diperbaiki dalam siklus kedua, begitu pula seterusnya. Penelitian tindakan terjadi secara wajar. Dalam hal ini PTK tidak dilakukan dengan mengubah aturan dan jadwal yang sudah ada, dan tidak merugikan siswa. Penelitian harus benar-benar disadari oleh peneliti maupun pihak yang menjadi pelaku. Hal ini bertujuan agar pihak-pihak yang terkait dapat mengungkapkan kelebihan dan kekurangan yang telah dilakukan dibandingkan dengan rencana yang ada. Penelitian tindakan harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan. Jadi, dalam PTK siswa benarbenar ikut berperan dalam penelitian bukan hanya guru.
6. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas memberikan manfaat bagi peneliti, dalam hal ini khususnya adalah guru selaku pelaku penelitian. Menurut Wijaya (http://informasismpn9cimahi.wordpress.com/2010/05/22/pen elitian-tindakan-kelas/) secara umum manfaat PTK adalah: a.
b.
c.
d.
Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas Masalah-masalah yang ada di kelas seperti kondisi kelas yang kurang kondusif untuk pembelajaran, menurunnya minat siswa dalam pembelajaran, dan sebagainya dapat diatasi dengan penelitian tindakan kelas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Menumbuhkan kebiasaan menulis Melalui PTK guru akan terbiasa untuk menulis. Hal ini penting karena guru-guru sekarang ini lebih dituntut untuk membuat banyak karya tulis. Menumbuhkan budaya meneliti Budaya meneliti dari pihak guru pada waktu-waktu yang lalu dirasakan masih minim. Dengan adanya PTK ini diharapkan guru termotivasi untuk meneliti dari hal yang paling sederhana yaitu kelas di mana mereka mengajar. Menggali ide baru Masalah-masalah yang dihadapi guru di dalam kelas tentunya sangatlah banyak dan sering terjadi. Masalah-masalah tersebut sebenarnya dapat diatasi melalui PTK. Dengan demikian ada pemecahan baru atau ide baru yang muncul dari adanya penelitian tindakan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
e.
f.
Melatih pemikiran ilmiah Guru diharapkan dapat berpikir secara ilmiah untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Dalam hal ini masalah yang diangkat haruslah masalah yang berkaitan dengan pembelajaran bukan masalah yang lain. Langkah untuk menemukan masalah dengan melakukan pengamatan. Setelah melakukan pengamatan dilanjutkan dengan menganalisis, dan merumuskan masalah, merencanakan PTK dalam bentuk perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Mengembangkan keterampilan Tujuan utama PTK adalah mengubah perilaku guru, peserta didik, peningkatan atau perbaikan kualitas pembelajaran, dan mengubah kerangka pelaksanaan pembelajaran guru di kelas. Jadi, dapat disimpulkan PTK bermaksud untuk mengembangkan keterampilan guru mengenai pendekatan dalam pembelajaran.
7. Instrumen Penelitian Tindakan Kelas Menurut Reed dan Bergemen (1992) seperti dikutip dalam buku Pedoman Penelitian Tindakan Kelas (22), instrumen yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas sejalan adalah: a.
b.
c.
d.
Pengamatan terhadap perilaku guru (observing teacher) Instrumen observasi terhadap perilaku guru salah satunya adalah catatan anekdotal. Catatan anekdotal memfokuskan hal-hal spesifik yang terjadi dalam kelas. Catatan anekdotal terhadap perilaku guru ini berisikan bagaimana guru menjalankan proses pembelajaran di dalam kelas. Pengamatan terhadap kelas (observing classrooms) Observasi terhadap kelas dapat menggunakan instrumen observasi anekdotal kelas yang meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya dan manajemen kelas. Pengamatan Perilaku siswa (observing students) Observasi terhadap siswa dapat menggunakan instrumen observasi anekdotal perilaku siswa. Masing-masing individu dapat diamati secara individual maupun kelompok pada saat sebelum, saat berlangsung dan sesudah penelitian tindakan kelas. Wawancara Wawancara digunakan untuk melengkapi data hasil observasi. Wawancara dapat dilakukan kepada guru dan siswa. Metode wawancara ini membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data yang jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
B. Model Pembelajaran Cooperative Learning 1. Pengertian Cooperative Learning Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik,
penerimaan
terhadap
keragaman,
dan
pengembangan
keterampilan sosial (Ibrahim,dkk 2000:7). Pembelajaran cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau strategi pembelajaran di mana siswa belajar bersama dengan kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Solihatin (2005:4-5): Cooperatif learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja karena belajar dalam model cooperative learning harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka yang bisa menimbulkan persepsi yang positif tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk mencapai keberhasilan berdasarkan kemampuan dirinya secara individual dan sumbangsih dari anggota lainnya selama mereka belajar secara bersama-sama dalam kelompok. Definisi lain: Cooperatif learning is a succejirl teaching strategy in wich small team, each with students of different levels of ability, use a variety of learning activitiesto improve the understanding of the subject. Each members of a team is responsible not only for learning what is taught but also for helping team mates learn, an atmosphere of achievement. (http: llwvw. ed.gov). Pada definisi tersebut terkandung pengertian bahwa belajar kooperatif merupakan strategi belajar dengan kelompok-kelompok kecil di mana para siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan beragam aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu pelajaran. Setiap anggota kelompok tidak hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
bertanggung jawab pada diri sendiri melainkan membantu teman satu team yang lain dalam belajar, sehingga tercipta keberhasilan bersama. Definisi lain dikemukakan oleh Roger T. Johnson dan David W. Johnson (http://www.co_operation.org), bahwa: Cooperative learning is a relationship in a group of students that requires positive interdependence (a sense of sink or swim together), individual accountability (each of its has to contribute and learn), interpersonal skills (communication, fruit, leadership, decision making, and conflict resolution), face to .face promotive interaction and processing (reflection on how well the team is fiznctioning and how to fiznction even better. (http.llwww.co operation.org) Dalam definisi ini terkandung pemahaman bahwa pembelajaran kooperatif merupakan relasi-kerjasama dalam satu kelompok siswa yang menuntut suatu kesalingtergantungan yang positif (rasa kebersamaan) antar anggota. Masing-masing anggota merasa bertanggung jawab terhadap kelompok sehingga harus belajar dan menyumbangkan gagasan. Selain itu diperlukan keterampilan hubungan antar pribadi (komunikasi, keberhasilan, kepemimpinan, pembuatan keputusan, dan penyelesaian konflik) dan tatap muka langsung dalam berinteraksi serta kesediaan untuk terus mengupayakan agar interaksi dan aktivitas kelompok menjadi lebih baik lagi. 2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak tidaknya tiga
tujuan
pembelajaran yang disarikan dalam
Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
a. b. c.
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain. mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
3. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif Menurut Muslimin Ibrahim (dalam Widanarto, 2006:17) unsur-unsur pembelajaran kooperatif yaitu: a. b. c. d. e. f.
siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bawa mereka "sehidup sepenanggungan bersama". siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri. siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. siswa haruslah membagi tugas dan tanggungjawab yang sama di antara anggota kelompoknya. siswa belajar sebagai pemimpin dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
4. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Wina Sanjaya (2006:242-244) mengungkapkan ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan model kooperatif : a.
Pembelajaran secara team. Pembelajaran secara team diharapkan agar semua anggota kelompok mampu bekerja sama Dan saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok harus terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademis, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota dapat bertukar pengalaman, dapat saling membantu dan menerima, sehingga setiap anggota dapat memberikan kontribusi untuk keberhasilan kelompok. b.
Didasarkan pada manajemen kooperatif Empat fungsi pokok manajemen kooperatif : 1) Fungsi perencanaan Pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang baik, agar proses belajar dapat berjalan secara efektif. 2) Fungsi pelaksanaan. Dalam fungsi ini, pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. 3) Fungsi organisasi Pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama, oleh sebab itu perlu adanya pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. 4) Fungsi control. Dalam fungsi ini, pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilannya.
c.
Kemauan untuk bekerja sama. Pembelajaran kooperatif memerlukan adanya kemauan untuk bekerja sama, bukan saja dalam pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok, tetapi
juga diperlukan adanya sikap saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
membantu. Misalnya: anggota kelompok yang pintar membantu yang kurang pintar. d.
Keterampilan bekerja sama. Setelah memiliki kemampuan untuk mau dan mampu berinteraksi kelompoknya.
Sehingga
setiap
siswa
dapat
menyampaikan
mengemukakan pendapat dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok bekerja sama, siswa perlu didorong dan berkomunikasi dengan anggota ide. 5. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif Menurut Stahl (1994) ada beberapa prinsip dasar yang harus dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif: a.
Ketergantungan yang bersifat positif Untuk mengondisikan terjadinya interdependensi di antara siswa dalam kelompok belajar, maka guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas pelajaran sehingga siswa memahami dan mungkin untuk melakukan hal itu dalam kelompoknya. Guru harus merancang struktur kelompok dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar dan mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami materi pelajaran. Kondisi belajar ini memungkinkan siswa untuk merasa tergantung secara positif pada anggota kelompok lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
b. Interaksi yang bersifat terbuka Interaksi yang terjadi bersifat langsung dan terbuka dalam mendiskusikan materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Suasana belajar seperti ini akan membantu menumbuhkan sikap ketergantungan yang positif di kalangan siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajarnya. c. Tanggung jawab individu Salah
satu
dasar
penggunaan
cooperative learning
dalam
pembelajaran adalah bahwa keberhasilan belajar akan lebih mungkin dicapai secara
lebih baik apabila dilakukan secara
bersama-sama. Keberhasilan dalam belajar im dipengaruhi oleh kemampuan individu siswa dalam menerima dan memberi apa yang telah dipelajari kepada siswa lainnya. d.
Kelompok bersifat heterogen Keanggotaan dalam kelompok harus bersifat heterogen sehingga interaksi kerjasama yang terjadi merupakan akumulasi dari berbagai karakter siswa yang berbeda. Dalam suasana belajar seperti itu akan tumbuh dan berkembang nilai, sikap, moral, bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan dan melatih keterampilan dirinya dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.
e.
Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif . Dalam interaksi dengan siswa lainnya dalam kelompok tidak begitu saja menerapkan dan memaksakan sikap dan pendiriannya kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
anggota lainnya. Dalam kelompok siswa harus belajar bagaimana meningkatkan
kemampuan
interaksinya
dengan
memimpin,
berdiskusi, bernegosiasi, dan mengklarifikasi berbagai masalah dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok. f.
Tindak lanjut Setelah
masing-masing
kelompok
menyelesaikan
tugas
dan
pekerjaannya, selanjutnya perlu dianalisa bagaimana penampilan dan hasil kerja siswa dalam kelompok belajarnya. Setiap siswa dalam kelompok harus memperoleh waktu yang cukup untuk belajar dalam mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilannya. (http://mutadi.files.wordpress.com/2010/02/model-pembelajaran. doc). 6. Sintaks Pembelajaran Model Kooperatif (http://www.ed.gov). Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan motivasi siswa belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, selanjutnya siswa dikelompokkan dalam tim-tim belajar. Pada tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir dari pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau mengevaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usahausaha kelompok maupun individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Ada enam tahapan pada pembelajaran kooperatif. Namun ada sedikit perbedaan pada langkah-langkahnya tergantung dari pendekatan yang dipergunakan dalam proses kegiatan pembelajarannya. Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Fase-Fase Tingkah Laku Guru Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang Fase 1 Menyampaikan tujuan dan ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar motivasi siswa. Fase 2 Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar clan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi l:asil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil berjanya
Guru mencari cara-cara untuk Fase 6 Memberikan penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok 7. Manfaat pembelajaraan kooperatif Widanarto
(2006:17)
mengemukakan
manfaat
pembelajaran
kooperatif: a. Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi. b. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku selama bekerjasama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
c. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku yang positif, sehingga siswa tahu kedudukannya dan belajar untuk menghargai satu sama lain. d. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik, sehingga membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. 8. Model Pembelajaran Kooperatif Slavin pembelajaran a.
(1995;71-144)
memperkenalkan
lima
variasi
model
cooperatif learning sebagai berikut:
Student Teams Achievment Division (STAD) Merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dimana siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen. Guru menyajikan pelajaran sementara siswa bekerja didalam tim untuk memastikan bahwa semua anggota telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian pengajar mengadakan kuis.
b.
Teams Games Turnamen (TGT) Dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan point pada skor tim mereka. Skor tersebut diperoleh dari sumbangan setiap siswa untuk diakumulasikan. Permainan disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan pelajaran yang dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap pelajaran di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
c.
Jigsaw Siswa dibagi berkelompok dengan jumlah anggota 5-6 orang secara heterogen. Setiap anggota kelompok masing-masing ditugaskan untuk membaca sub bab yang berbeda-beda sesuai dengan yang ditugaskan oleh guru dan bertanggung jawab untuk mempelajari bagian
yang
diberikan
itu.
Kelompok
siswa
yang
sedang
mempelajari sub bab ini disebut sebagai kelompok ahli. Setelah itu para
siswa
kembali
ke
kelompok
asal
mereka
bergantian
mengajarkan kepada teman sekelompoknya tentang hasil diskusinya di kelompok ahli. Demikian dilakukan oleh semua anggota kelompok atas kajian di kelompok ahli. Satu-satunya cara siswa dapat belajar sub bab lain selain sub bab yang sudah dipelajari adalah mendengarkan secara sungguh-sungguh terhadap penjelasan teman satu kelompok mereka. Setelah selesai pertemuan dan diskusi dikelompok asal siswa diberikan kuis secara individu tentang materi ajar. d. Think Pair Share Tipe ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih dicirikan oleh kooperatif daripada individu. TP II) ada tiga tahap:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
1) Tahap 1: Thinking (berpikir) Guru memberikan pertanyaan dan siswa memikirkan jawaban secara mandiri untuk beberapa saat. 2) Tahap 2 : Pairing (berpasangan) Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang dibahas pada tahap 1. 3) Tahap 3: Sharing Pada tahap ini guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang
telah
mereka bicarakan. e. Numbered Head Together Numbered
Head
Together
merupakan model pembelajaran
kooperatif yang sejenis dengan Think Pair Share. Sebagai ganti dalam struktur bertanya guru melakukan 4 tahap sebagai berikut: 1) Tahap Penomoran: Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok memilki anggota 3-5 orang. Masing-masing anggota diberi momor 1 sampai 5. 2) Tahap Mengajukan Pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan pada siswa. 3) Tahap Berpikir Bersama: Siswa menyatukaii pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan dan meyakinkan tiap anggota dalam kelompoknya untuk menjawabnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
4) Tahap Menjawab: Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangan dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
C. Model Pembelajaran cooperative Learning Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) 1. Pengertian Student Teams Achievment Division (STAD) Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah namun terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang akan diteliti pada penelitian ini adalah Student Teams Achievement Division (STAD). STAD terdiri dari lima komponen utama (Slavin, 1995:71) yaitu presentasi oleh guru, kerja tim, kuis, perbaikan skor individual, dan penghargaan kerja tim. STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya dari Universitas Jhon Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana (http:www.damandiri.or.id/detail.php?id =238). Peneliti tertarik untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD karena selain ini adalah tipe pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
kooperatif yang paling sederhana dan juga karena tipe pembelajaran ini merupakan sebuah model yang baik bagi seorang guru yang baru mengetahui dan mengenal pendekatan kooperatif (Slavin, 1995:71) Adapun proses pembelajaran menggunakan tipe STAD yaitu setelah guru menjelaskan materi pokok, siswa dalam kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok harus heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pembelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis atau melakukan diskusi. Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini tidak berdasarkan kepada skor mutlak siswa tetapi berdasarkan kepada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang lain. Setiap Minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi. Siswa yang mendapat skor perkembangan tinggi atau siswa yang mendapat skor sempurna pada kuiskuis itu bahkan seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dapat dicantumkan dalam lembar itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
2. Teknik Pembagian tim/kelompok STAD Slavin (1995:74-75) memberikan cara untuk membentuk kelompok STAD (Student Teams Achievment Division) sebagai berikut: a. Bagilah selembar kertas yang akan diisi oleh siswa sebagai hasil rangkuman kerja kelompok. b. Berilah ranking terhadap kertas kerja tim, kertas kerja siswa secara individual atau raport tersebut. Ranking tersebut harus dari ranking yang terbaik sampai ranking yang terendah. Pemberian ranking berdasarkan nilai tes/ulangan adalah cara yang terbaik, berdasarkan angka (grade) juga cara yang baik, namun pemberian ranking berdasarkan pendapat dan penilaian guru secara pribadi adalah merupakan cara yang paling baik. c. Bagilah kelas kedalam kelompok-kelompok. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Jika jumlah siswa tidak bisa dibagi 4 maka akan terdapat tim yang jumlah anggotanya 5 orang. Misalnya disuatu kelas terdapat 32 siswa maka guru harus membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Jika disuatu kelas terdapat 30 siswa maka akan terbentuk 7 kelompok. 5 kelompok yang masing-masing anggotanya berjumlah 5 orang. d. Anggota kelompok harus seimbang antara siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan sedang, dan berkemampuan rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Jika jumlah siswa 24 maka akan terdapat 6 kelompok maka guru dapat menggunakan huruf A-F untuk membagi siswa yang berkemauan tinggi, sedang dan rendah agar seimbang dalam setiap kelompoknya. Tabel 2.2 Pembagian Kelompok Kelompok Siswa
Siswa berkemampuan tinggi
Ranking 1 2 3 4 5 6
Tim A B C D E F
7 A 8 B 9 C 10 D 11 E 12 F Siswa berkemampuan 13 A sedang 14 B 15 C 16 D 17 E 18 F 19 A 20 B Siswa berkemampuan 21 C rendah 22 D 23 E 24 F Sumber: Cooperatif Learning; Theory Reseach & Practise, 1995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
3. Langkah langkah pelaksanaan Model Pembelajaran (STAD) Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan kepada anggota lain sampai mengerti. Langkah-langkah: a.
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku,dll.).
b.
Guru menyajikan pelajaran.
c.
Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya, sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d.
Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
e.
Memberi evaluasi.
f.
Penutup.
4. Kelebihan dan kelemahan model Pembelajaran STAD Kelebihan: a.
seluruh siswa menjadi lebih siap.
b.
melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan: a.
anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
b.
membedakan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
D. Motivasi Belajar 1. Motivasi Motivasi berasal dari kata motif yang berarti segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Seperti yang dikatakan Sartain dalam bukunya psycchologi understanding of human behavior: Motif adalah suatu pernyataan yang kompleks dalam suatu organism yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang (Purwanto, 1984:64). Dalam bahasa Latin, kata motivum menunjukkan bahwa ada alasan tentang mengapa sesuatu itu bergerak. Motivasi adalah sesuatu yang paling penting dalam belajar. Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa mencapai tujuan belajar. Thomas L. Good dan Jere B. Brophy yang dikutip oleh Prayitno (1989:10) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku. Menurut Mc Donald yang dikutip oleh Sardiman (2007:73) motivasi adalah merupakan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” yang didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Dari pengertian yang dikemukakan Mc Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu: a)
b)
c)
Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan mengalami beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. Motivasi akan dirancang karena adanya tujuan.
2. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2007:75) motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, sehingga siswa merasa senang dan semangat dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar Motivasi dalam belajar sangat diperlukan. Hasil belajar akan menjadi optimal apabila didukung oleh motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan maka akan semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. 4. Jenis-jenis Motivasi Menurut Uno (2007:4) dari sudut sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan menjadi dua macam yaitu: a.
b.
Motif intrinsik Motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan ransangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, atau sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Motif intrinsik dapat ditimbulkan dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran. Motif ekstrinsik Motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya. Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain (Uno, 2007:4): 1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya, maupun keyakinannya. 2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan dalam pendidikannya. 3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun yang akademis. 4) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya. 5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada profesinya sebagai pendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Hakekat motivasi belajar adalah dorongan internal dan ekternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Uno, 2007:10): (a) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (b) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (c) adanya harapan dan citacita masa depan; (d) adanya penghargaan dalam belajar; (e) adanya kegiatan menarik dalam belajar; dan (f) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik. 5. Ciri-ciri Orang yang Termotivasi Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat walaupun seringkali
mengalami
kegagalan
akan
terus
berusaha
dengan
meningkatkan motivasi belajarnya sehingga tidak akan mengalami kegagalan untuk kesekian kalinya. Siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Imron, 1998:88): (a) tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama; (b) ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
(c) tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh; (d) menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar; (e) lebih suka bekerja sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain; (f) tidak cepat bosan denga tugas-tugas rutin; (g) tidak mudah melepaskan apa yang diyakini; (h) senang mencari dan memecahkan masalah. 6. Usaha untuk Meningkatkan Motivasi Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa (Irawan, 1995:82) adalah: (a) setiap proses belajar harus dibuat aktif; (b) terapkan modifikasi tingkah laku untuk membantu siswa bekerja keras; (c) siswa harus tahu apa yang dikerjakan dan bagaimana mereka harus mengetahui bagaimana tujuan telah tercapai; (d) memperhatikan kondisi fisik siswa; (e) memberi rasa aman; (f) menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka; (g) mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga siswa merasa senang. 7. Nilai Motivasi dalam Pembelajaran Widanarto (2006:27) mengungkapkan nilai-nilai motivasi dalam pembelajaran: a) motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya suatu proses pembelajaran. b) pembelajaran yang bermotivasi pada hakekatnya adalah pembelajaran yang di sesuaikan dengan kebutuhan, dan minat yang ada pada siswa. c) membelajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinasi guru untuk berusaha sungguh-sungguh mencari cara yang relevan guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
E. Prestasi Belajar 1. Pengertian Menurut Dewa Ketut (1988:51), Prestasi adalah merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai, sedangkan tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi (achievement test) yang dimaksudkan sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar (learning). Menurut Muhibbin Syah (1997:141), Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Suryabrata (1989:142), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua yaitu : a.
Faktor dari dalam Kondisi psikologi yaitu beberapa faktor psikologi yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah : 1) Kecerdasan Semakin individu itu mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi maka belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan cepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Sebaliknya bila individu itu mempunyai kecerdasan yang rendah maka belajarnya akan lambat dan mengalami kesulitan belajar. 2) Bakat Bakat individu satu dengan yang lain itu tidak sama, sehingga menimbulkan
belajarnyapun
berbeda.
Bakat
merupakan
kemampuan anak yang dibawa sejak lahir. 3) Minat Minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu. Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan cepat. 4) Motivasi belajar Motivasi belajar antara siswa satu dengan yang lainnya akan berbeda. 5) Emosi Merupakan kondisi psikologi individu untuk melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah belajar. Kondisi psikologi siswa yang mempengaruhi belajar antara lain: perasaan senang, kemarahan, kecemasan,dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
b.
Faktor dari luar 1) Lingkungan alami yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar, misalnya : (a) Keadaan udara itu mempengaruhi proses belajar siswa. Apabila udara terlalu lembab atau kering kurang membantu siswa dalam belajar. (b) Waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa, misalnya pembagian waktu siswa untuk belajar dalam satu hari. (c) Cuaca yang nyaman bagi siswa membantu siswa untuk lebih nyaman dalam belajar. 2) Lingkungan sosial Kehadiran orang lain pada saat sedang belajar akan menganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibagi menjadi 3 yaitu : (a) lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga, (b) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah, serta karyawan lainnya, (c) lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu : 1) Keterampilan dan kebiasaan 2) Pengetahuan dan pengertian 3) Sikap dan cita-cita Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : 1) Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar). Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi,
perhatian,
pengamatan,
tanggapan
dan
lain
sebagainya. 2) Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar). Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap. (http://techonly13. wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar/).
F. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang terdahulu yang dijadikan acuan oleh peneliti dalam penelitian yang berjudul “Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Dalam Meningkatkan Partisipasi, Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Ekonomi siswa kelas VII B SMP Taman Siswa Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta 2007/2008. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan partisipasi belajar dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive dalam beberapa siklus. Hasil dari penelitian ini adalah siklus I, 60% siswa ikut berpartisipasi dalam belajar, 60% siswa memiliki tingkat motivasi yang tinggi, 60% siswa mengalami ketuntasan belajar. Siklus II tidak diterapkan karena target partisipasi, motivasi dan prestasi belajar sudah tercapai pada siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Sunaryanto (1998:252-262), dalam penelitiannya bekerja sama dengan 15 guru SD di Victoria-Australia, menemukan bahwa para guru menyadari bahwa pembelajaraan kooperatif melibatkan siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas akademik dan mereka menyadari hahwa ketergantungan positif di antara siswa adalah penting. Dengan bekerja sebagai kelompok maka siswa akan memperoleh hasil yang optimal dari implementasi pembelajaraan kooperatif.
G. Kerangka Berpikir Motivasi adalah dorongan yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan
sesuatu
sesuai
dengan
dorongan
dalam
dirinya
(Uno,
2007:1). Menurut Uno (2007:34), ada beberapa teknik untuk meningkatkan motivasi dalam pembelajaran yaitu menggunakan permainan dan membuat suasana persaingan yang sehati diantara siswa. Salah satu indikator dalam motivasi belajar adalah adanya penghargaan yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Dalam metode pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 siswa yang merupakan campuran siswa menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Saat bekerja dalam kelompok, siswa ditugaskan untuk menyelesaikan materi yang diberikan oleh guru. Pada proses ini siswa saling mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang diberikan. Siswa dituntut untuk dapat bekerja dalam kelompok (sesuai dengan kemampuan yang dimiliki) dan memberikan kontribusi untuk kemajuan kelompok, sehingga siswa menjadi terlatih untuk dapat menghargai pendapat dan keberadaan team, sifat egois dan dominasi siswa “pintar” dalam kelompok mulai berkurang. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan sedang mendapatkan tempat untuk lebih dihargai karena sesuai dengan kapasitasnya ia dapat memberikan kontribusi bagi kelompoknya. Dengan demikian siswa yang memiliki kemampuan pas-pasan menjadi lebih percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya. Metode kooperatif tipe STAD akan diterapkan pada mata pelajaran Ekonomi. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di tempat penelitian, menunjukkan bahwa motivasi siswa masih rendah dalam mengikuti pembelajaran Ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Terbukti masih dijumpai dalam kelas terdapat beberapa siswa yang bersifat acuh tak acuh, tidur-tiduran, sisiran, ataupun asyik membicarakan hal-hal lain dengan teman di luar materi pelajaran pada saat guru menjelaskan materi pelajaran. Hal tersebut dapat terjadi karena guru belum menggunakan metode dan media pembelajaran yang menyenangkan, hanya memakai metode ceramah dan latihan soal saja. Dengan kondisi seperti ini, metode kooperatif tipe STAD dapat diterapkan dalam kelas sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD siswa secara kooperatif dapat menyelesaikan pokok-pokok materi yang diberikan oleh guru dari berbagai sumber guru atau pengalaman yang dimiliki masing-masing anggota kelompok. Melalui kerjasama semua unsur dalam kelas, terjadi peningkatan motivasi dan mutu atau hasil dari kegiatan belajar mengajar.
H. Hipotesis Penelitian 1.
Ha : Ada perbedaan/peningkatan motivasi belajar siswa kelas XII Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Ha:
Ada perbedaan/peningkatan hasil belajar siswa kelas XII Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mengkaji dan merefleksikan secara mendalam beberapa aspek dalam kegiatan belajar mengajar yaitu performance guru, interaksi guru-siswa, interaksi antar siswa. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu aktivitas pengumpulan informasi secara sistematis yang dirancang untuk membawa perubahan (Bogdan dan Biklen, 1996:223). Dalam penelitian ini peneliti juga mengunakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitafif. Dikatakan deskriptif kualitatif karena bertujuan untuk menjelaskan seberapa besar motivasi belajar siswa baik sebelum dan sesudah digunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Data yang bersifat kualitatif dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara dan kuesioner. Dikatakan penelitian deskriptif kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa baik sebelum dan sesudah digunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Data kuantitatif diperoleh dari perhitungan data secara statistik mengenai peningkatan penggunaan metode pembelajaran model STAD (Student Teams Achievement Division) terhadap hasil belajar. Data yang bersifat kuantitatif dengan cara memberikan tes sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD.
B. Waktu dan lokasi Penelitian 1. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September - November 2010 2. Tempat penelitian dilaksanakan di SMK Sanjaya Pakem, Jl. Kaliurang km. 17, Pakem
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian dan yang terkait dalam penelitian. Dalam hal ini subyek penelitian adalah siswa kelas XII Program studi Penjualan SMK Sanjaya Pakem. 2. Objek Penelitian Obyek penelitian adalah semua yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi pokok pembicaraan adalah penggunaan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD
untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
D. Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang
hal
tersebut,
kemudian
ditarik
kesimpulannya
(Sugiyono, 2009:2). Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan hasil belajar. a.
Motivasi Belajar Motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Uno, 2007:10): (a) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (b) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (c) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (d) adanya penghargaan dalam belajar; (e) adanya kegiatan menarik dalam belajar; dan (f) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik. Untuk mengukur motivasi, peneliti menggunakan kuesioner tertutup
dimana
peneliti
membagikan
sebelum dan
sesudah
pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe STAD sesuai dengan indikator motivasi dengan lima alternatif jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Berikut kisi-kisi motivasi yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner motivasi Variabel
Indikator
Nomor Pertanyaan (+)
Nomor Pertanyaan (-)
Motivasi
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
1, 7,10
4,8,11
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar
b.
2,12,13
3,6 14, 16,17
e. Adanya kegiatan menarik dalam belajar
5,20
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik
9,18
15
19
Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
2. Pengukuran Variabel Penelitian Penskoran item motivasi dibagi dua, yaitu item positif (favorable) dan item negatif (unfavorable). Dalam pemberian skor, setiap respons positif (selalu dan sering) akan diberi bobot yang lebih tinggi daripada respons negatif (jarang/kadang-kadang dan tidak pernah). Sebaliknya untuk item unfavorable, respons positif akan diberi skor yang bobotnya lebih rendah daripada respons negatif (Azwar, 1999:26-27). Jumlah pernyataan positif dan negatif dibuat seimbang. Dalam hal ini, peneliti mengacu pada Skala Likert, yang mensyaratkan pernyataaan positif dan negatif harus seimbang. Tabel 3.2 Pemberian skor pada Kuesioner Kategori
Favorable
Unfavorable
Selalu
4
1
Sering
3
2
Jarang
2
3
Tidak pernah
1
4
Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa diukur dengan membandingkan nilai ulangan harian/kuis sebelum pelaksanaan tindakan dan sesudah pelaksanaan tindakan. Peningkatan hasil belajar dengan membandingkan hasil belajar sebelum pelaksanaan tindakan dan hasil belajar sesudah pelaksanaan tindakan siklus pertama dan siklus kedua. Hasil belajar siswa dikatakan tuntas jika mencapai nilai 7,00 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum yang sudah ditetapkan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
3. Kategori Kecenderungan Variabel Kategori Kecenderungan Variabel dinilai dengan menggunakan penilaian acuan patokan tipe II (PAP II), sebagai berikut (Masidjo, 1995:157-160). Tabel 3.3 Penilaian Acuan Patokan Tipe II (PAP II) Tingkat Penguasaan Nilai Huruf Kompetensi
Kategori Kecenderungan Variabel
81% - 100%
A
Sangat tinggi
66% - 80%
B
Tinggi
56% - 65%
C
Sedang
46% - 55%
D
Rendah
Dibawah 46%
E
Sangat rendah
E. Prosedur Penelitian Secara operasional, penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini ada tiga tahapan yaitu kegiatan pra penelitian (observasi kegiatan guru, observasi kelas dan observasi siswa), siklus satu dan siklus dua jika diperlukan. Setiap siklus penelitian pada dasarnya sama dan menggunakan instrumen yang sama, hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Adapun kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan diuraikan sebagai berikut: 1.
Kegiatan pra penelitian Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan pra penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Kegiatan pra penelitian ini meliputi: a.
Observasi terhadap guru Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi terhadap
keterampilan
guru
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran. Lembar observasi meliputi kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal (melakukan apersepsi dan mengemukakan tujuan pembelajaran), kegiatan inti (penggunaan bahasa, penguasaan materi, penggunaan media dan penilaian pembelajaran) dan kegiatan penutup (evaluasi dan refleksi) yang dilaksanakan oleh guru selama pembelajaran berlangsung. b.
Observasi terhadap siswa Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi terhadap perilaku dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi terhadap siswa meliputi kegiatan awal (kesiapan siswa mengikuti pembelajaran), kegiatan inti (sikap siswa pada saat pembelajaran, aktivitas siswa dan partisipasi siswa), kegiatan penutup (evaluasi proses pembelajaran, siswa mengerjakan tugas dengan baik, refleksi). Pada kegiatan pra penelitian ini, peneliti akan
membagikan
mengungkapkan
kuesioner
motivasi
yang
belajar
dimaksudkan
siswa
terhadap
untuk proses
pembelajaran Ekonomi sebelum diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
c.
Observasi terhadap kelas Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi terhadap kondisi kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkapkan kondisi kelas secara keseluruhan yang meliputi interaksi antar siswa dalam kelas, tata letak, lingkungan fisik kelas,
2.
Siklus Pertama Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam dua kali pertemuan/tatap muka di kelas. Kegiatan yang dilakukan meliputi: a.
Perencanaan Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan
berupa
penyiapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), yaitu meliputi: 1) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa yang tergolong berkemampuan rendah, sedang atau tinggi, dan membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4 orang. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, lembar kerja siswa, kuis dan lembar observasi. 2) Peneliti rnenyusun instrumen pengumpulan data, meliputi: (a) Kriteria keberhasilan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap
motivasi dan hasil belajar siswa
berdasarkan pelaksanaan tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Kriteria keberhasilan PTK dapat ditetapkan antara lain dengan menggunakan prinsip belajar tuntas, misalnya 65%. Apabila peningkatan yang diharapkan dalam hal ini motivasi dan hasil belajar tercapai minimal 65%, maka pencapaian tersebut dikatakan memenuhi kriteria. (b) Instrumen untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dan setelah pembelajaran, yang memuat ke lima indikator: (a) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (b) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (c) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (d) adanya penghargaan dalam belajar; (e) adanya kegiatan menarik dalam belajar; dan (f) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik. (c) Lembar penilaian kemampuan siswa mengerjakan kuis individu yang dilakukan pada setiap akhir siklus untuk melihat seberapa besar peningkatan yang dialami setiap siswa selama pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. (d) Lembar
observasi
guru
dalam
menerapkan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (lampiran 2 hal 185) (e) Lembar observasi aktivitas siswa di kelas selama penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe STAD (lampiran 2 hal 189)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
(f) Lembar penilaian kemampuan kelompok dalam bekerja sama (lampiran 4 hal 196) b. Tindakan Pada tahap ini dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai rencana tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas. 2) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen beranggotakan empat orang, dan membagikan lembar kerja untuk masing-masing kelompok. Siswa dalam kelompok mengerjakan lembar kerja, sementara peneliti berkeliling memantau kegiatan tersebut. 3) Guru dan siswa mengoreksi hasil kerja kelompok secara bersama. 4) Guru memberi soal kuis (secara lisan dan tertulis), dan siswa mengerjakannya secara individual. c. Observasi Tahap ini akan dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi: interaksi siswa dalam kelompok, partisipasi siswa dalam membagikan pemahamannya tentang sub bab yang dibaca kepada kelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Pengamatan dilakukan dengan bantuan instrumen observasi dan dilengkapi perekaman dengan video cam corder dengan tujuan untuk memperoleh data yang lebih akurat. d. Refleksi Untuk mengawali refleksi, siswa akan dibagikan kuesioner motivasi belajar siswa. Hal ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran ekonomi. Pada tahap ini dilaksanakan peneliti akan melakukan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap motivasi, kualitas proses dan hasil pembelajaran. Ada dua macam refleksi yang dilakukan, yaitu: 1)
Refleksi segera pada saat pertemuan berakhir, dengan tujuan untuk
mengidentifikasi
kekurangan-kekurangan
dalam
pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya (penyesuaian rencana pembelajaran dan atau instrumen yang diperlukan. 2) Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan telah tercapai. Secara teknis peneliti melakukan selfreflection dahulu terkait dengan keterampilan kooperatif siswa dalam kegiatan pada masing-masing fase, hasil kegiatan kelompok, hasil kuis dan kaitannya dengan kegiatan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
dan kemudian dilakukan refleksi dan diskusi bersama guru untuk penyempurnaan tindakan dalam siklus kedua. 3.
Siklus kedua Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan
siklus
pertama,
hanya
tindakan
yang
berbeda.
Yang
membedakan siklus pertama dan kedua adalah tindakan yang dilakukan, dimana siklus yang kedua tindakannya berasal dari refleksi siklus pertama dan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan/tatap muka.
F.
Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan yaitu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dan pengumpulan data: 1. Instrumen untuk melakukan kegiatan belajar mengajar a. Rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran tipe STAD. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini memuat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka implementasi tindakan. b. Lembar pembagian kelompok Lembar pembagian kelompok berisi nama-nama anggota kelompok. Dalam melaksanakan PTK siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Dalam penelitian ini siswa dibagi dalam empat kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
2. Instrumen untuk mengumpulkan data a. Format daftar nilai siswa kelas XII (lampiran 12 hal 272) b. Lembar observasi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (lampiran 2 hal 185) c. Lembar observasi aktivitas siswa dalam kelompok (lampiran 2 hal 189) d. Lembar refleksi siswa (lampiran 2 hal 191) e. Lembar kerja siswa secara individu untuk kuis (lampiran 8 hal 235)
G. Pembagian Peran Peneliti dan Guru Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran Ekonomi untuk menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dengan tujuan meningkatkan motivasi dan pada akhirnya dapat pula meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu ada pembagian peran antara guru dengan peneliti. Pembagian peranan peneliti dan guru tampak pada tabel ini. Tabel 3.4 Pembagian Peran Peneliti dan Guru No
Kegiatan
Output
Petugas
1
Penyusunan perangkat Rencana pembelajaran dengan model Peneliti & pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe STAD guru
2
Pemetaan kemampuan Kelompok heterogen beranggota 4-5 Peneliti & siswa siswa guru
3
Penyusunan instrumen Instrumen pengumpulan data kerja
observasi
dan lembar Peneliti & guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Kegiatan diskusi, membagikan hasil Peneliti & diskusi kepada kelompok asal, kuis guru
4
Pelajaran ekonomi dengan model kooperatif tipe STAD
5
Observasi kegiatan Aktivitas siswa dalam kelas, aktivitas Peneliti belajar mengajar guru dalam menerapkan metode pembelajaran STAD
6
Analisis data
Motivasi dan hasil belajar siswa
7
Refleksi
Dampak tindakan pada motivasi dan Peneliti hasil belajar siswa
8
Implementasi siklus
& Tindakan perbaikan dan dampaknya Guru pada peningkatan motivasi dan hasil peneliti belajar siswa
Peneliti
H. Teknik Pengumpulan dan analisis data 1. Pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa cara diantaranya: a.
Observasi Menurut Margono dalam Zuriah (2005:173) mengartikan observasi sebagai pencatatan dan pengamatan secara sistematis mengenai objek yang diamati. Observasi dilakukan sendiri oleh peneliti sebagai mitra guru untuk mengetahui secara langsung kondisi kelas dan proses belajar mengajar. Observasi dilakukan secara langsung pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
b.
Wawancara Menurut Black dan Champion dalam Zuriah (2005:179) wawancara adalah teknik penelitian yang dilakukan dalam bentuk komunikasi verbal antara peneliti dan responden. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai pendapat siswa dan pendapat guru tentang penerapan metode Student Teams Achievement Division (STAD). Digunakan untuk mengetahui hal-hal terjadi dalam kelas dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada responden. Wawancara ini dilakukan dalam situasi yang tidak formal.
c.
Dokumentasi Dokumentasi menurut Sarwono (2006:225) adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari surat-surat kabar, pengumuman, dan pernyataan tertulis lainnya. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan datadata yang diperlukan seperti data siswa dan hasil belajar siswa. Selain dokumentasi dalam bentuk seperti diatas kegiatan pembelajaran juga didokumentasikan dalam video recorder.
2. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data diperlukan suatu cara atau metode analisis data hasil penelitian agar dapat diinterprestasikan sehingga laporan yang dihasilkan mudah dipahami. Dalam penelitian ini, digunakan analisis data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
a.
Uji Validitas Validitas atau kesahihan menunjukkan pada kemampuan suatu instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur. Pengukuran kesahihan instrumen dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan
pengujian validitas empirik untuk variabel motivasi
belajar, tetapi pengujian validitas terhadap instrumen penelitian tersebut didasarkan pada validitas isinya. Yang dimaksud dengan validitas isi adalah penilaian tentang isi butir-butir atau indikatorindikator dalam definisi operasional dan kesesuaiannya dengan yang ada dalam definisi konseptual (Walizer dan Wienir, 1987:112). b.
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif yaitu pemaparan data/informasi tentang suatu gejala yang diamati. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan informasi tentang: 1) Kegiatan pra penelitian yang meliputi kegiatan guru, kegiatan siswa, dan kondisi kelas pada saat proses pembelajaran. 2) Kegiatan siklus pertama yang meliputi tahap perencanaan, tahap tindakan atau kegiatan dilakukan, hasil observasi, refleksi dari kegiatan pembelajaran yang berlangsung, hasil wawancara, dan tingkat keberhasilan dari penerapan metode STAD pada materi ajar Ekonomi. Analisis dekriptif ini akan disajikan dalam bentuk naratif maupun dalam bentuk tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
c.
Analisis Statistik 1) Uji Normalitas Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik statistik parametris. Oleh karena itu peneliti harus membuktikan terlebih dahulu data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan rumus KolmogorovSmirnov (Sugiyono, 2003: 150) yang dinyatakan dengan rumus : D = maksimum [ Fo (xi) – Fn (xi)] Keterangan: D
= Deviasi maksimum
Fo (xi)
= Distribusi kumulatif yang ditentukan
Fn (xi)
= Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: -
Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi populasi normal
-
Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi populasi tidak normal Proses perhitungan uji normalitas data menggunakan program SPSS for windows versi 17.
2) Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varian yang homogen atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Pengujian homogenitas menggunakan uji F dengan taraf signifikansi
5%
dengan
rumus
sebagai
berikut
(Sudjana, 1995:250):
Kriterian Pengujian adalah sebagai berikut:
Ha
= Jika F hitung
F tabel : ½
(v1,v2) berarti data tersebut
F tabel : ½
(v1,v2) berarti data tersebut
homogen Ho
= Jika F hitung
tidak homogeny Dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17 maka dapat digunakan uji Levene tes (Hair, Joseph F Jr et all, 1998:74). Jika tidak terdapat perbedaan variansi diantara kelompok sampel, maka
dapat
dikatakan
bahwa
sampel
tersebut
homogen
(probabilitas > taraf taraf signifikan 5%), sedangkan apabila ada perbedaan variansi diantara kelompok sampel, maka dapat dikatakan bahwa sampel tersebut tidak homogeny (probabilitas < taraf signifikan 5%). 3)
Uji T (paired sample T-test) Setelah diketahui data berdistribusi normal dan homogen, langkah selanjutnya adalah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t atau sering dikenal dengan sebutan T-tes (Sugiyono, 2009:122)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Keterangan: = Rata-rata sampel 1 = Rata-rata sampel 2 = Simpangan baku sampel 1
x1 x2
= Simpangan baku sampel 2 = Varians sampel 1 = Varians sampel 2 r
= Korelasi antara dua sampel
Besarnya derajat kebebasan diketahui dengan rumus:
dk = (n1 + n2 – 2) Keterangan : dk
= jumlah derajat kebebasan
n
= jumlah sampel
Kriteria Pengujian adalah sebagai berikut:
Ho
= jika t hitung
Ha
= jika t hitung > t tabel, berarti ada perbedaan.
t tabel, berarti tidak ada perbedaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah Berdirinya SMK Sanjaya Pakem SMK Sanjaya Pakem berlokasi di jalan Kaliurang Km 17 Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMK Sanjaya Pakem didirikan pada
tanggal 1 Januari 1966 dengan nama Sekolah
Menengah Ekonomi Atas Sugiyo Pranoto. Awalnya SMK Sanjaya Pakem belum memiliki gedung, sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung di gedung SMP Kanisius Pakem pada waktu sore hari. SMK Sanjaya Pakem
didirikan oleh Yayasan Sanjaya, Keuskupan
Agung Semarang, dengan dibentuk suatu panitia yang diketuai oleh FX. Dirdjo Widarsono yang beranggotakan: 1. FX. Ramijo Sutanto 2. Drs. Y. Sukidjo 3. Y. Susmadi, B. A. SMK yang dulu bernama SMEA Soegijopranoto ini kemudian diubah menjadi SMK Sanjaya, karena berdiri di bawah Yayasan Sanjaya. Sekolah ini didirikan dengan akte No. 43 tahun 1979 yang disahkan Notaris S. Siswandi Aswin, S.H. Pada tahun 1983 SMK Sanjaya Pakem telah memiliki gedung sendiri yang dibangun di atas tanah seluas 3200 meter persegi.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Yang menjadi latar belakang didirikannya Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi di daerah Pakem ini adalah: 1. Pada saat itu daerah Pakem sudah SMA dan SPG 2. Keadaan ekonomi masyarakat di Pakem banyak terlihat anak-anak berumur kurang lebih 20 tahun sudah dituntut untuk bekerja Dari keadaan itulah maka dirasa tepat apabila didirikan Sekolah Menengah Kejuruan. Sebagai bukti bahwa keberadaan sekolah ini diperlukan adalah bahwa pada tahun 1986 SMEA Sanjaya Pakem mendapat status DISAMAKAN oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusan No. 0292/H/1986, yang kemudian disahkan tanggal 8 Mei 1986. Sejak tahun 1966 sampai dengan 1970 dalam melaksanakan ujian SMK Sanjaya Pakem wajib mengikuti Ujian Negara. Tahun 1971 setelah SMK Sanjaya Pakem diijinkan untuk melaksanakan ujian sendiri dengan tingkat kelulusan berkisar 80% sampai dengan 90%, SMK Sanjaya Pakem di dalam daftar Direktorat Jendral Swasta dengan nomor : DNS 214202 (Nomor Daftar Sekolah) sedangkan di Departemen Kebudayaan terdaftar nomor : 344021007 (Nomor Statistik Sekolah).
B. Tujuan, Visi dan Misi SMK Sanjaya Pakem Tujuan SMK Sanjaya Pakem: 1.
Memajukan pendidikan dan pengajaran, dengan demikian turut mengembangkan kepada pendidikan sosial, kultural dan spiritual manusia, berdasarkan Pancasila sesuai dengan ajaran Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
2.
Yayasan
sosial
dan
tidak
komersial
maka
sekolah
berusaha
menyelenggarakan pendidikan yang mampu dijangkau oleh kalangan bawah
dengan
tidak
memberatkan
semua
pihak
sehingga
penyelenggaraan sekolah dapat terwujud. 3.
Mampu menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai dapat mencapai tingkat kelulusan. SMK Sanjaya Pakem dalam upaya mengembangkan bidang keahlian
bisnis dan manajemen sebagai bagian dari pendidikan menengah dalam sistem pendidikan nasional tetap berpegang pada tujuan pendidikan SMK yang telah ditetapkan oleh Depdiknas memiliki tujuan yang tertuang dalam visi dan misi SMK Sanjaya Pakem yaitu: 1. Visi SMK Sanjaya Pakem Menyiapkan siswa yang cerdas, terampil mandiri yang berkepribadian cinta kasih. 2. Misi SMK Sanjaya Pakem a. Disiplin dalam belajar dan bekerja b. Tertib dalam belajar dan bekerja c. Jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas d. Menumbuhkan sikap dan semangat kekeluargaan, kebersamaan serta aktif dan kreatif e. Menumbuhkan rasa kepedulian/rasa memiliki terhadap seluruh warga sekolah sesuai dengan ciri khas sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
f. Melayani dalam segala aspek kehidupan sekolah dengan rasa cinta kasih g. Mendorong siswa untuk belajar keterampilan yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya Selain itu, SMK Sanjaya Pakem dalam upaya mengembangkan bidang keahlian bisnis dan manajemen sebagai bagian dari pendidikan menengah dalam sistem pendidikan bertujuan: 1.
Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesionalisme dalam bidang bisnis dan manajemen,
2.
Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetisi, dan mampu mengembangkan diri dalam bidang bisnis dan manajemen.
3.
Menyiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja yang mandiri dan mengisi kebutuhan dunia kerja bidang bisnis dan manajemen.
4.
Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang produktif, adaptif, dan kreatif khususnya di bidang bisnis dan manajemen.
C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMK Sanjaya Pakem Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Kurikulum dimaksudkan sebagai untuk memperlancar proses belajarmengajar dan membina pengembangan program studi untuk mempersiapkan lulusan yang cakap, terampil, sesuai dengan tuntutan kurikulum. Selain itu dikenal adanya PSS (Pengembangan Sekolah Kejuruan Seutuhnya) di SMK menjadi unit produksi dan dapat bekerjasama dengan dunia usaha. Garis-garis besar program pengajaran (GBPP) memuat tentang materi yang harus dipelajari siswa. Buku GBPP tentang kurikulum SMK yang disebut buku II berisi tentang kerangka dasar program pembelajaran yang terdiri dari tujuan yang hendak dicapai, susunan program kurikulum berupa mata pelajaran yang harus dicapai, susunan program kurikulum berupa mata pelajaran yang harus dipelajari,
serta
deskripsi
singkat
setiap
materi
pelajaran.
Untuk
melaksanakan kurikulum, SMK menganut program pedoman pelaksanan proses belajar-mengajar dan GBPP sebagai dasar penyusunan penyusunan petunjuk pelaksanaan yang meliputi: 1. Pedoman proses belajar-mengajar 2. Pedoman penilaian 3. Pedoman bimbingan 4. Pedoman pembinaan guru 5. Pedoman sistem kredit 6. Pedoman pelaksanaan penataran 7. Pedoman kerja lapangan untuk sekolah lanjutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Struktur program mata pelajaran dikelompokkan dalam program pengajaran dasar umum dan mata pelajaran dasar kejuruan. Dalam hal ini dikenal dengan istilah: 1. Program studi yaitu program pendidikan pada sekolah menengah kejuruan 2. Jurusan adalah kumpulan program studi yang memiliki mata pelajaran dasar kejuruan yang sama 3. Kelompok merupakan pengelompokkan pendidikan di SMK yang terdiri dari: a.
Kelompok pertanian dan kehutanan
b.
Kelompok rekayasa
c.
Kelompok bisnis dan managemen
d.
Kelompok budaya
e.
Kelompok kerumahtanggaan
Kurikulum yang dipakai sekarang adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) edisi 2006 dan 2008. Kekhususan kurikulum SMK adalah: 1. Mengacu pada upaya menyiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang lebih sesuai dengan tuntuntan kebutuhan pembangunan nasional. 2. Memuat kerangka umum program pembelajaran berdasarkan kompetensi standar minimal yang harus dikuasai oleh tamatan. 3. Memberi peluang kepada guru-guru SMK untuk mengembangkan strategi dan pola pembelajaran secara inovatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Kekhususan kurikulum ini diharapkan akan memberikan peluang tumbuhnya potensi SMK untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam mengembangkan program pembelajaran yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setempat dengan tetap mengikuti standar yang telah ditempatkan secara nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
E. Sumber Daya Manusia SMK Sanjaya Pakem 1.
Kepala Sekolah Sejak berdiri sampai dengan sekarang, sudah tercatat enam orang yang pernah dan sedang menjabat sebagai kepala sekolah di SMK Sanjaya Pakem: a. Periode 1996-1969
: Bapak Drs. J. Sukidjo
b. Periode 1969-1975
: Bapak St. Teguh Setiadi, BA
c. Periode 1975-1977
: Bapak Drs. V. Sumarno
d. Periode 1977-1999
: Bapak F. Sutoyo, BA
e. Periode 1999-2001
: Bapak Drs. Ig. Suryadi S.W, S.E
f. Periode 2001-2010
: Bapak Y. Supriyadi, Bc.Hk., S.Pd
g. Periode 2010- sekarang
: Ibu Dra. S. Sri Utami
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Sekolah dibantu langsung oleh tiga wakil kepala sekolah dan sarana prasarana yaitu: a. Wakasek kurikulum
: Dra. F.Heny Prihasworo
b. Sekretaris
: Ch. Dwi Sabtiningsih, S. Pd
c. Wakasek Humas
: Y. Supriyadi, Bc.Hk., S.Pd
d. Wakasek Kesiswaan
: A. Ibud Sudarmanto,B. A. : Dra. L. Suci Puji Astuti
e. Wakasek Sarana Prasarana dan keuangan : Dra. Suwarti : Yc.Agus Budiyanto,S.Pd. : Setiyo Budi K., S. Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, Kepala Sekolah juga mengangkat beberapa guru menjadi Ketua Program Studi, yaitu: Akuntansi
Kaprodi Sekretaris
Administrasi Perkantoran
Kaprodi Sekretaris
1. B. Endah Wahyuningsih, S.Pd. NIP. 19710510 200604 2 015 2. E. Triswinarti., S.Pd. 1. Dra. Suwarti NIP. 19620205 198703 2 004 2. Dra. L. Suci Puji Astuti NIP: 19630426 198903 2 007
Penjualan
Kaprodi Sekretaris
1. Budi Rahayu, B.A. NIP. 19560406 198103 2 005 2. Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd.
2. Guru Dalam melaksanakan proses belajar-mengajar SMK Sanjaya Pakem mempunyai 29 orang guru yang terdiri dari: a.
Guru Tetap sebanyak 11 orang, yang terdiri dari 5 orang guru tetap yayasan dan 6 orang guru DPK. Adapun nama-nama guru tersebut adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Guru Tetap Yayasan 1. Y. Supriyadi, Bc.Hk., S.Pd 2. A. Ibud Sudarmanto, B.A
Guru Tetap (DPK) 1. Budi Rahayu, B.A NIP 19560406 198403 2 005 2. Dra. F. Heny Prihasworo
3. M. Murniyati, S. E 4. C. Dwi Sabtiningsih, S. Pd.
NIP 19610416 198703 2 004 3. Dra. Suwarti
5. Dra. S. Sri Utami
NIP 19620205 198703 2 004 4. YB. Anjar Sugiyanto, S. Pd. NIP. 19590624 198603 1 006 5. Dra. L. Suci Puji Astuti NIP. 19630426 198903 2 007 6. B. Endah Wahyuningsih, S.Pd NIP. 19710510 200604 2 015
b. Guru Tidak Tetap Guru Tidak Tetap 1. Dra. Rini Kusparwati
11. Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd
2. Yc. Agus Budiyanto, S.Pd
12. G. Sarwitri, S. Pd.
3. E. Triswinarti, S.Pd
13. M. Priwantoro
4. M. Peniati, S.Pd
14. Dra. Rosalia Endang Widiastuti
5. Bambang Murwanto,S. Pd.
15. Veronica Yenny Endrayanti, S. H.
6. Lusia Endang Ratnawati, 16. Anastasia Aty Istiyati, S. Si. 17. Bani Gantantyo, A.Md.
S.Pd 7. Setiyo
Budi
Kriswanto, 18. Paulus Warsito, S. Ag.
S.Pd 8. Drs. Harsono 9. Ig. Setiawan 10. B.Agus Yuwono,S.AN.Ag.
19. Frater
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Dilihat
dari
fungsinya,
guru
SMK
Sanjaya
Pakem
dapat
dikategorikan sebagai: guru kelas biasa, guru kelas merangkap guru bimbingan dan wali kelas. Jumlah wali kelas sebanyak 10 orang, seperti yang tertera pada tabel: No
Kelas
Nama Wali Kelas
1
X AK
B. Endah Wahyuningsih, S.Pd
2
X AP
Dra. Suci Puji Astuti
3
X PJ
Dra. S.Sri Utami
4
XI AK
Setiyo Budi Kriswanto, S.Pd
5
XI AP
C. Dwi Sabtiningsih, A.Md
6
XI PJ
M. Murniyati, B.Sc
7
XII AK 1
Yc. Agus Budiyanto, S.Pd
8
XII AK 2
Marsia Peniati, S.Pd
9
XII AP
Dra. F. Heny Prihasworo
10
XII PJ
Budi Rahayu, B.A
Adapun tugas dan tanggung jawab seorang wali kelas adalah sebagai berikut: 1) Melakukan pengawasan yang lebih mendalam dan terperinci kepada anak didik dimana menjadi wali kelas 2) Menjadi petunjuk dan konselor bagi anak-anak dalam menghadapi kesulitan pribadi dan bekerja sama dengan guru BP 3) Selalu meneliti dan memeriksa keadaan kelas dan mengambil tindakan preventif dan progresif saat diperlukan, sedangkan daftar guru yang mengajar di SMK Sanjaya serta mata pelajaran yang diajarkan terlampir. Selain mengajar para guru juga mendapatkan tugas untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
piket untuk harian. Pegawai Tata Usaha, Kesehatan Sekolah, dan Perpustakaan Tugas umum pegawai tata usaha adalah memberi pelayanan kepada guru-guru dan siswa-siswi yang berhubungan dengan surat-menyurat dan urusan administratif lainnya. Rincian tugas pegawai tata usaha adalah sebagai berikut: a. Mengurus daftar gaji b. Mengurus subsidi c. Mengurus kenaikan pangkat d. Mengurus kenaikan berkala e. Mengurus uang sekolah f. Mengurus persediaan barang kebutuhan sekolah dan kantor g. Mengurus perpustakaan h. Mengurus foto copy 3. Perekrutan Guru Proses perekrutan guru dilakukan oleh SMK Sanjaya adalah sebagai berikut : a.
Membuka lowongan berdasarkan bidang studi yang dibutuhkan.
b.
Mengadakan tes tertulis.
c.
Mengadakan tes wawancara.
4. Pengembangan Guru Sejauh ini usaha yang ditempuh sebagai upaya pengembangan guru untuk meningkatkan keprofesionalismenya, antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
a.
Memberikan kesempatan kepada guru yang belum menempuh S1 untuk melanjutkan studinya.
b.
Melalui penataran.
c.
Melalui lokakarya.
d.
Melalui seminar.
F. Siswa SMK Sanjaya Siswa adalah warga negara yang terdidik, oleh sebab itu harus dapat menjadi warga negara yang baik dan memiliki sikap hidup; takwa, jujur, bertanggung jawab, kebersamaan dan menghargai. Untuk itu perlu peraturan tata tertib siswa. Berdasarkan kurikulum yang berlaku di SMK Sanjaya Pakem, pembagian program keahlian dilakukan di kelas satu pada saat penerimaan siswa baru. Adapun program keahlian yang terdapat di SMK Sanjaya yaitu: 1. Program Keahlian Akuntansi. 2. Program Keahlian Administrasi Perkantoran. 3. Program Keahlian Penjualan (Manajemen Bisnis). Adapun data siswa tiap kelas tahun pelajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Data Siswa/siswa SMK Sanjaya Pakem Tahun Ajaran 2010/2011 Kelas
Jumlah Siswa
X AK
32
X AP
25
X PJ
18
XI AK
30
XI AP
32
XI PJ
23
XII AK
31
XII AP
32
XII PJ
23
Jumlah
246
G. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK Sanjaya Pakem 1. Gedung Pada tahun 1983 SMK Sanjaya Pakem mengadakan pembangunan gedung sekolah di atas tanah seluas 3200 meter persegi, dengan menggunakan biaya Rp. 80.000.000,00 sebagai hasil tabungan sekolah sejak berdiri. Adapun pembagian gedung sekolah itu adalah sebagai berikut : a.
10 ruang kelas
b.
1 ruang guru
c.
1 ruang kepala sekolah
d.
1 ruang kaprodi
e.
1 ruang yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
f.
1 ruang OSIS
g.
1 ruang tata usaha
h.
1 ruang perpustakaan
i.
1 ruang rapat
j.
1 ruang koperasi
k.
1 ruang komputer
l.
1 ruang BK/BP
m. 1 ruang praktik siswa (penjualan) n.
1 ruang praktik penjualan mini
o.
1 ruang praktik mengetik
p.
1 ruang praktik akun manual
q.
1 ruang UKS
r.
1 ruang gudang
s.
4 kamar mandi guru dan siswa
t.
3 kantin
u.
4 gudang
v.
Tempat parkir guru dan siswa
w. Jumlah meja dan kursi disesuaikan dengan kapasitas setiap ruangan 2. Halaman Sekolah Halaman sekolah terdiri dari 2 bagian, yaitu halaman yang terletak di depan gedung sekolah yang berfungsi sebagai lapangan olah raga dan halaman bagian tengah yang berfungsi sebagai tempat upacara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
H. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMK Sanjaya memiliki 10 ruang kelas yang memiliki barang inventaris, masing-masing sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar. Adapun barang-barang yang ada di setiap kelas adalah sebagai berikut : 1.
Meja dan kursi guru
2.
Meja dan kursi siswa yang disesuaikan dengan jumlah siswa tiap kelas
3.
Papan tulis
4.
Papan observasi kehadiran siswa (presensi)
5.
Salib
6.
Jam dinding
7.
Papan informasi kelas
8.
Gambar lambang Negara
9.
Gambar Presiden dan Wakil Presiden
10. Gambar Pahlawan 11. Kalender akademik 12. Jadwal mata pelajaran 13. Daftar Pengurus Kelas 14. Sapu 15. Serok Sampah 16. Taplak meja 17. Alat pel 18. Ember 19. Tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Selain inventaris kelas, ada juga inventaris sekolah yang dipergunakan oleh semua siswa dan semua anggota sekolah berupa fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar yang berupa : 1.
40 buah mesin ketik manual dan 2 buah mesin ketik elektrik untuk mendukung program keahlian administrasi perkantoran yaitu sebagai keperluan praktek pelajaran mengetik
2.
6 buah mesin hitung manual
3.
40 buah mesin hitung elektrik/ listrik yang merupakan bantuan paket dari dinas pendidikan
4.
2 set OHP
5.
2 buah cash register
6.
1 buah timbangan harga
7.
1 buah pres kabeling
8.
1 buah viewer
9.
2 laptop
10. 2 set komputer di ruang guru dan 1 set printer 11. 1 set komputer di ruang kepala sekolah 12. Laboratorium komputer lengkap dengan komputernya, dengan jumlah komputernya 32 unit untuk keperluan praktik siswa semua program keahlian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaraan kooperatif tipe STAD ini dilaksanakan di kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dengan jumlah siswa 23 orang. Sebelum dilaksanakan penelitian ini, peneliti telah melakukan observasi dan wawancara lisan dengan guru mata pelajaran Ekonomi untuk mengetahui
kondisi awal
kegiatan pembelajaran di kelas XII Penjualan tersebut. Untuk observasi pendahuluan dan pelaksanaan masing-masing siklus membutuhkan waktu 2 x 45 menit atau dua jam pelajaran. Berikut ini adalah uraian hasil observasi pendahuluan penerapan metode pembelajaran kooperatif
pada masing-
masing siklus. 1. Observasi Pendahuluan Observasi pendahuluan dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Oktober 2010 pada jam kedelapan sampai kesembilan (pukul 12.15-13.20). Guru mitra dalam penelitian ini adalah Ibu Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd sebagai guru bidang studi Ekonomi. Jumlah siswa kelas XII Penjualan pada tahun 2010 - 2011 sebanyak 23 siswa.
84
jurusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Materi yang dipelajari pada saat observasi pendahuluan ini adalah Faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan Bentuk Badan Usaha, dengan standar kompetensi kemampuan menentukan Bentuk Badan Usaha dan Manfaat Lembaga Keuangan. Berikut adalah uraian hasil observasi terhadap guru, kelas, dan siswa: a.
Observasi Guru (observising teacher) Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam, dan memeriksa kesiapan siswa. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga akan menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran. Kemudian guru melakukan kegiatan apersepsi atau mengulang kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Hal ini dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk merangsang perhatian siswa dalam memasuki materi yang akan dipelajari. Guru juga selalu memberikan contoh yang kontekstual dalam pembelajaran. Guru menyampaikan metode pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab. Pertanyaan yang diberikan oleh guru, kadang ditanggapi oleh beberapa siswa tetapi pada umumnya siswa kurang aktif, sibuk dengan diri sendiri, berbicara dengan teman sebangku maupun teman yang ada di depan dan di belakangnya, bermain HP, bahkan ada yang tidur ketika guru sedang mengajar. Hal ini dikarenakan guru kurang menggunakan metode belajar yang bervariasi, hanya sebatas menggunakan metode ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
dan tanya jawab, guru tidak menggunakan simulasi atau permainan untuk menyampaikan materi pelajaran. Selanjutnya pada akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan dan memberi motivasi serta tugas untuk dikerjakan di rumah. Menurut guru mata pelajaran Ekonomi motivasi belajar siswa sangat kurang. Rangkaian kegiatan guru tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12
Deskripsi Ya 9 Guru membuka pelajaran Guru memeriksa kesiapan 9 siswa Guru menyampaikan 9 tujuan pembelajaran Guru melakukan apersepsi 9 Guru menggunakan metode belajar yang bervariasi Guru memberikan tugas 9 Guru menggunakan media Guru menegur siswa Guru memberikan penghargaan kepada siswa Guru memunculkan rasa 9 ingin tahu
Tidak
9
Keterangan Mengucapkan salam
Metode ceramah dan Tanya jawab
9 Papan tulis 9 9 Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi 9
Guru menggunakan simulasi dan permainan Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas di depan kelas
9
13
Guru berinteraksi dengan siswa
9
14
Guru menutup pelajaran
9
Mengarahkan siswa apabila siswa menjawa b pertanyaan Mengucapkan salam penutup dan memberi motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
b.
Observasi Siswa (observing student) Sebelum
memulai
pembelajaran
siswa
terlebih
dahulu
mempersiapkan diri dan alat-alat yang digunakan untuk mengikuti pembelajaran. Setelah semua siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran, guru memulai membuka pembelajaran dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada hari itu. Pada awal pelajaran, semua siswa terlihat antusias, namun pelajaran sempat tertunda karena ada seorang siswa yang mengalami masalah pribadi di kelas, sehingga guru harus memberikan peneguhan kepada siswa tersebut. Pada pertengahan pembelajaran guru memberikan pertanyaan kepada siswa, ada siswa yang antusias untuk menjawab pertanyaan tetapi ada juga yang bersifat pasif sehingga terpaksa guru harus menunjuk siswa. Dalam proses pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri, ngobrol dengan teman, tidur-tiduran dan bermain HP. Peneliti menduga kondisi seperti ini dikarenakan siswa merasa bosan dengan rutinitas mereka, juga kondisi yang tidak memungkinkan karena pelajaran dilaksanakan pada siang hari. Dengan keadaan dan kondisi yang seperti ini akan mengganggu teman-teman lain yang berniat dan serius untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Rangkaian kegiatan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Tabel 5.2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran
No
Deskripsi
Ya
Tidak Keterangan
1
Siswa siap mengikuti 9 proses pembelajaran
Buku tulis dan alat tulis
2
Siswa memperhatikan 9 penjelasan guru
Hanya pada pembelajaran
3
Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran
Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
4 5 6
7 8
9 10
9
Siswa mencatat hal-hal 9 penting Siswa mengerjakan tugas/latihan soal dengan baik Siswa mendapat teguran dari guru
Ada persaingan yang 9 sehat dari diri siswa Siswa aktif dalam proses pembelajaran
Siswa menjawab 9 pertanyaan guru Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal
awal
9 9
Siswa mendapat teguran dari guru pada saat siswa mengobrol dan mengganggu teman yang lainnya
9
Hanya ada beberapa siswa yang bertanya tentang materi yang dipelajari.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Selain wawancara peneliti menggunakan instrumen kuesioner untuk mengukur tingkat motivasi siswa pra-implementasi tindakan (basedline), dan melihat hasil ulangan atau ujian tengah semester siswa untuk mengetahui tingkat prestasi siswa pra-implementasi tindakan (basedline). Untuk mengetahui tingkat motivasi siswa pra-implementasi tindakan
(based-line),
peneliti
menggunakan
kuesioner
untuk
mengetahui tercapai tidaknya indikator yang terdiri dari 20 pernyataan. Hasil kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
No 1 2 3 4 5
Tabel 5.3 Analisis Motivasi Belajar Siswa Pra-Implementasi (Based- Line) Interval Frek. Frek. Relatif Interpretasi (0%) 69 – 80 0 0% Sangat Tinggi 60 – 68 11 47,82% Tinggi 54 – 59 4 17,40% Sedang 47 – 53 8 34,78% Rendah 0 0% Sangat Rendah ≤ 46 Total 23 100%
Hasil perhitungan pengkategorian dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 268. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi adalah 0%, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah 47,82%, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sedang adalah 17,40%,
persentase
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah adalah 34,78%,
dan
persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat rendah adalah 0%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi yaitu sebanyak 11 orang atau 47,82%. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 57,74; median = 59; dan modus = 60,47 c. Observasi Kelas (observising class) Secara fisik ruang kelas sudah cukup memadai dan nyaman untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam kelas terdapat 1 papan tulis, 1 daftar absensi siswa, 1 buku untuk mengetahui proses kemajuan setiap mata pelajaran, 1 meja dan 1 kursi guru, meja dan kursi yang digunakan untuk 23 orang, majalah dinding, ventilasi yang cukup dan lingkungan
yang
cukup
bersih
sehingga
mendukung
proses
pembelajaran. Pada saat itu jumlah siswa yang hadir sebanyak 23 orang siswa. Suasana kelas pada awal pembelajaran masih cukup kondusif, terlihat hampir semua siswa siap untuk mengikuti pelajaran. Namun pada pertengahan pembelajaran ada beberapa siswa yang malah asyik dengan kegiatannya sendiri, ngobrol dengan teman, main HP dan tidurtiduran. Hal ini dapat disebabkan karena suasana yang panas dan siswa mulai bosan dan mengantuk. Tidak ada kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Walaupun demikian guru tetap bijaksana dengan memberikan teguran apabila sikap siswa melampaui batas. Pada akhir pelajaran guru memberikan tugas dan kesimpulan, guru memberikan motivasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
mengucapkan salam. Rangkaian keadaan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.4 Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran No 1 2 3
4 5
7 8
Deskripsi Ya Fasilitas di dalam kelas 9 mendukung proses pembelajaran Kondisi kelas 9 mendukung proses pembelajaran 9 Siswa membuat keributan/kegaduhan
Siswa mengerjakan latihan soal Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran
Tidak Keterangan Papan tulis, meja bangku dan almari Hanya pada awal pelajaran Pada awal pembelajaran ada siswa yang menertawai temannya yang sedang mengalami masalah 9
9
Hanya ada beberapa siswa yang bertanya tentang materi yang dipelajari. 9 9
Sumber belajar tidak ada di kelas, tetapi ada di perpustakaan.
Berdasarkan hasil observasi terhadap guru, siswa dan kelas, berikut ini akan disajikan analisis situasi pembelajaran dari hasil observasi pendahuluan.
Selama
proses
pembelajaran
berlangsung
menggunakan metode ceramah dan metode tanya jawab.
guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan oleh guru untuk menyampaikan dan menjelaskan materi pembelajaran. Selain dipandang mudah diterapkan, metode ceramah juga menghemat waktu dan tenaga. Sedangkan metode tanya jawab digunakan oleh guru untuk merangsang pengetahuan siswa, biasanya digunakan pada saat menjelaskan materi yang berkaitan dengan kehidupan nyata yang terjadi di masyarakat. Kedua metode tersebut memang sudah baik apabila diterapkan dalam proses pembelajaran, akan tetapi penggunaan metode tersebut secara rutin dan tidak adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran tentunya akan menimbulkan kebosanan pada diri siswa. Pada saat observasi awal dalam pembelajaran guru tidak memberikan latihan
soal
untuk
dikerjakan
di
dalam
kelas,
tetapi
guru
sering memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa khususnya yang berkaitan dengan situasi yang terjadi saat ini. Terlihat bahwa ketika siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru ada satu atau dua orang siswa yang menjawab, namun ada beberapa siswa yang masih bersikap acuh tak acuh, asyik berbicara dengan teman-temannya di luar materi pembelajaran dan main HP dan tidur-tiduran. Kurangnya penghargaan oleh guru yang diberikan kepada siswa menyebabkan tidak adanya semangat dan hasrat untuk berkompetisi antar siswa dan kurangnya pengawasan menyebabkan ada beberapa siswa yang tidur-tiduran di dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan beberapa permasalahan pembelajaran salah satunya yaitu rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga akan berdampak juga pada hasil belajar siswa. Hal ini tampak pada kurangnya hasrat dan keinginan berhasil pada diri siswa, siswa kurang memiliki sikap terhadap harapan dan cita-cita masa depan, tidak adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan kondisi lingkungan yang kurang kondusif untuk belajar. Peneliti menduga akar dari permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya kebosanan siswa terhadap metode yang diterapkan oleh guru yang dirasa masih kurang bervariasi. Dari
permasalahan
tersebut,
menurut
peneliti
alternatif
pemecahannya yaitu perlunya menciptakan suatu proses pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk belajar, misalnya dengan menggunakan metode dan media yang bervariasi sehingga proses pembelajaran menjadi harmonis dan suasana kelas menjadi lebih kondusif. Ada berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dimana masing-masing model memiliki langkah-langkah yang bervariasi. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti bekerja sama dengan guru mitra bermaksud menerapkan suatu metode pembelajaran alternatif disamping metode ceramah dan tanya jawab, yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Dalam metode ini ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan yaitu presentasi materi pembelajaran, pembentukan kelompok, dan pemberian penghargaan kepada kelompok. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu, dapat dilakukan dengan metode ceramah maupun tanya jawab. Setelah itu, guru akan mernbentuk siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil sebagai tempat untuk berdiskusi. Di dalam kelompok tersebut diharapkan siswa akan saling berinteraksi dalam memecahkan soal-soal latihan yang nantinya akan diberikan oleh guru dalam diskusi antar kelompok. Dengan adanya model pembelajaran ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk lebih bersemangat lagi dalam belajar. Dan pemberian penghargaan kepada kelompok yang aktif dan mengumpulkan nilai yang banyak akan mendorong
siswa
untuk
berkompetensi
secara
sehat
dengan
kelompok lain. Dengan metode ini pembelajaran terpusat kepada siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pengawas selama proses pembelajaran. Hasil Belajar siswa pra-implementasi tindakan dilihat dari nilai Mid semester. Nilai Mid semester disajikan dalam bentuk tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Tabel 5.5 Nilai Mid Semester IPS Ekonomi (Based- Line) Hasil Belajar Siswa sebelum Implementasi Tindakan Ketuntasan belajar No
Nama Siswa
Nilai
1 Agus Suryanto 51 2 Agustina Rinti.B 67 3 Anastasia Dewi.W 75 4 Candra Febriantoro 60 5 Disa Tunjung Sari 40 6 Eka Tias Noviyanti 88 7 Eni Sulastri 50 8 Eni Yuli Astuti 97 9 Eva Tari 76 10 Fitri Purwaningsih 84 11 Ika Beti Astuti 69 12 Irna Faradillah 70 13 Luvi Novitasari 76 14 Maria Lena Astuti 68 15 Monika Dyaztika G.C.D 95 16 Pepen Feta Very 89 17 Rani Wijayanti 50 18 Rida Soraya 84 19 Rini Asih Nugroho 70 20 Rochmat Setyo A. 50 21 Sri Rahayu 82 22 Yunita Astari 69 23 Brigita Rohayani 65 Sumber: Dokumen SMK Sanjaya Pakem 2010
Ya
Tidak 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
KKM yang ditetapkan dari SMK Sanjaya Pakem adalah 7,00 dan kriteria keberhasilan PTK 65%. Apabila jumlah siswa yang mendapat nilai 7.00 tercapai minimal 65%, maka pencapaian tersebut dikatakan memenuhi kriteria dan tuntas. Karena jumlah siswa yang mencapai KKM lebih kecil dari 65% maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa rendah dan belum tuntas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Berdasarkan ide awal peneliti membuat hipotesis bahwa (1) ada peningkatan motivasi belajar siswa kelas XII Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (2) Ada peningkatan
prestasi
belajar siswa kelas XII Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peneliti tertarik untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD karena selain metode ini adalah metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana juga karena metode pembelajaran ini merupakan sebuah model yang baik bagi seorang guru yang baru mengenal pembelajaran kooperatif. 2.
Siklus Pertama Siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 03 November 2010 pada jam pelajaran kedelapan sampai kesembilan (pukul 12.15-13.30). Materi pembelajarannya adalah Bentuk Badan Usaha dan Kelebihan serta Kekurangan dari masing-masing Badan Usaha. Peserta pembelajaran adalah siswa kelas XII jurusan Penjualan. Siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran adalah sebanyak 23 orang. Adapun metode pembelajaran yang diterapkan adalah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berikut ini disajikan uraian/deskripsi tahap-tahap penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
a. Perencanaan Pada bagian perencanaan tindakan, peneliti melakukan beberapa hal yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP), membagi siswa ke dalam kelompok, dan membuat lembar nilai kelompok. 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) sesuai dengan materi yang telah disepakati oleh peneliti dan guru mitra. Setelah RPP selesai dibuat maka RPP di serahkan kepada guru pamong untuk dipelajari. Materinya adalah tentang Bentuk Badan Usaha dan Kelebihan serta Kekurangan dari masing-masing Bentuk Badan Usaha. Penyampaian
materi ini akan dilakukan 2 kali
pertemuan (2 x 45 menit). Waktu tersebut sudah termasuk penyampaian materi dan pelaksanaan kuis. Selain membuat RPP peneliti juga mempersiapkan segala media pembelajaran seperti membuat handout, membuat tanda ”love” dan membuat lembar kerja penilaian kelompok dari kertas asturo. 2) Membagi siswa ke dalam kelompok Selain menyusun RPP, peneliti meminta guru pamong untuk membagi siswa ke dalam kelompok berdasarkan nilai ulangan yang diperoleh siswa. Pemetaan bertujuan untuk membagi siswa dalam kelompok yang heterogen berdasarkan jenis kelamin dan hasil belajar sehingga setiap anggota kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan
tinggi,
berkemampuan
sedang
dan
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
berkemampuan rendah. Jika jumlah siswa sebanyak 23 siswa maka kelompok akan dibagi dalam 6 kelompok sebagai berikut: Tabel 5.6 Daftar Pembagian Kelompok
No 1
4
Nama Siswa Anastasia Dewi Wulandari Eva Tari Monika Dyaztika Gustin C.D Brigita Rohayani
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Eka Tyas Noviyanti Fitri Purwaningsih Agustina Rinti B. Rochmat.S.Atmojo Eni Yuli astute Ika Beti Astuti Candra Febriantoro Rini Asih . N. Irna Faradillah Eni Sulastri Yunita Astari Luvi Novitasari Pepen Feta Very Maria Lena Astuti Disa Tunjung Sari Sri Rahayu Rani Wijayanti Rida Soraya Agus Suryanto
2 3
3)
Kelompok
Keterangan
I
Persero
II
Perseorangan
III
Firma
IV
CV
V
PT
VI
Koperasi
Membuat lembar nilai kelompok Setelah peneliti membagi siswa ke dalam kelompok maka peneliti membuat lembar nilai kelompok sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Tabel 5.7 Lembar Penilaian Kelompok Nama Tim Anggota Tim
Kelompok... 1
2
3
Eni Yuli Astuti Ika Beti Astuti Candra Febriantoro Rini Asih . N. Total Skor Rata-rata Penghargaan
4) Peneliti menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpulan data, yang meliputi: (a) Instrumen (kuesioner) untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Kuesioner akan diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 1 hal.172 (b) Instrumen observasi terhadap kegiatan guru di kelas pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal.185 (c) Instrumen observasi terhadap kegiatan siswa di kelas pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal. 189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
(d) Instrumen observasi terhadap keadaan kelas pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal. 187 (e) Instrumen refleksi terhadap kegiatan guru selama mengikuti proses pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal. 190 (f) Instrumen refleksi terhadap kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 2 hal. 191 b. Tindakan 1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 03 November 2010 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit, pukul 12.30 -13.45 atau 2 jam pelajaran. Jumlah siswa yang hadir 22 orang. Seorang siswa tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran karena sakit. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD guru dibantu oleh peneliti. Pada kegiatan awal, sebelum
memulai
pelajaran guru menyapa siswa dan memeriksa kesiapan siswa. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan secara singkat tentang metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan materi pelajaran yang akan dipelajari,
mengemukakan
alur
pembelajarannya.
Sebelum
pembelajaran tipe STAD dimulai, guru membacakan nama-nama kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Pembagian kelompok sudah dilakukan sebelumnya. Jumlah kelompok sebanyak 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa yang memiliki prestasi belajar yang sangat bervariasi (sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah). Sebelum siswa masuk dalam kelompok guru mereview kembali materi yang telah dipelajari pada Minggu yang lalu secara singkat. Setelah itu guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan. Setiap kelompok mendapatkan pertanyaan yang sama tetapi menjawabnya sesuai dengan kelompok masing-masing yakni
kelompok: PT,
Firma,
CV,
Koperasi,
Perusahaan
Perseorangan, dan Persero. Setelah guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan nama badan usaha, guru selanjutnya meminta siswa untuk menempati tempat duduk yang sudah diatur sebelumnya sehingga memungkinkan proses pembelajaran berjalan lancar. Saat pembelajaran kooperatif tipe STAD dimulai, guru mengawasi jalannya proses pembelajaran. Pada awalnya, siswa terlihat bingung saat metode
STAD
diterapkan. Hal ini terlihat ada beberapa kelompok yang masih sibuk dan memberikan pertanyaan kepada guru. Suasana kelas pada awalnya sedikit ramai namun pada saat diskusi dalam kelompok, situasi kelas menjadi tenang karena masing-masing siswa berusaha menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru dan mulai menjelaskannya kepada anggota yang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
dalam kelompok. Di kelompok satu, dua dan lima, ada siswa yang berani mengemukakan pendapatnya, tentang jawaban yang telah ditemukan dan berani menjelaskan kepada teman-temannya khususnya kalau ada kata atau kalimat yang tidak mereka pahami dalam kelompok. Mereka yang berani mengemukakan pendapat di kelompok pada umumnya adalah yang tergolong berprestasi tinggi. Guru dan peneliti menekankan agar setiap siswa benar-benar memahami pertanyaan yang menjadi tanggungjawabnya agar bisa membagikan kepada anggota kelompoknya. Dalam proses pembelajaran guru mendekati beberapa kelompok untuk melihat tingkat kesulitan siswa dan memberi solusi tentang materi yang didiskusikan dalam kelompok. Diskusi dalam kelompok menghabiskan waktu 20 menit. Setelah berdiskusi dalam kelompok,
masing-masing
kelompok
diberi
waktu
untuk
mempresentasikannya di depan kelas dan berusaha untuk mempertanggungjawabkan
hasil
diskusi
kelompok
kepada
kelompok lain. Pada pertemuan pertama ini yang mendapat kesempatan
untuk
mempresentasikan
hasil
diskusi
adalah
kelompok dua. Setelah laporan setiap kelompok dilanjutkan dengan tanya jawab antara kelompok. Pada saat siswa diberi kesempatan untuk bertanya, ada banyak siswa yang berinisiatif untuk bertanya. Karena ada banyak yang ingin bertanya maka guru hanya membatasi pertanyaan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
beberapa orang siswa saja. Bagi siswa yang memberi pertanyaan dan menjawab pertanyaan atau sanggahan akan mendapat tanda love
dimana akan menambah point dalam kelompok, bagi
kelompok yang mendapat tanda love paling banyak akan mendapat hadiah pada akhir pertemuan. Pada kesempatan ini guru tidak memberikan kuis kepada siswa, kuis akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Sebelum pelajaran berakhir, guru memberi motivasi kepada siswa dan menutupnya dengan doa. 2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada tangggal 24 November 2010. Sebenarnya pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 14 November 2010, tetapi tertunda karena bencana merapi sehingga penelitian tidak bisa dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Jumlah siswa yang hadir 23 orang. Pertemuan kedua digunakan untuk
melanjutkan presentasi bagi kelompok yang
belum presentasi. Pada pertemuan kedua ini siswa tidak dianjurkan untuk masuk dalam kelompok, karena hanya ada dua kelompok yang maju untuk presentasi. Setelah presentasi siswa di minta untuk bertanya maupun menyanggah kepada kelompok yang presentasi. Bagi siswa yang memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menyanggah mendapatkan tanda love di mana akan menambah point dalam kelompok itu. Setelah presentasi guru memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
kuis kepada siswa. Namun sebelum kuis guru merangkum materi yang dipelajari pada hari ini. Suasana kelas saat kuis tenang. Masing-masing mengerjakan lembar kerjanya. Sementara siswa mengerjakan lembar kerja, guru
dan peneliti berkeliling
memantau, mengamati bahwa siswa benar-benar bekerja dengan jujur. Setelah selesai mengerjakan kuis, peneliti meminta waktu lima menit untuk mengisi lembar refleksi siswa terhadap perangkat dan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan mengisi kuesioner
motivasi
belajar
siswa
setelah
menggunakan
menggunakan metode STAD. Proses pembelajaran ditutup dengan doa penutup oleh Peneliti. c. Observasi Observasi pembelajaran dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Observasi mencakup observasi terhadap kegiatan guru, observasi terhadap kegiatan siswa, dan observasi terhadap kelas. Hasil observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 1) Observasi terhadap kegiatan guru. Observasi terhadap kegiatan guru dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan guru dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Tabel 5.8 Aktivitas Guru selama Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Siklus I)
No 1 2
Deskripsi Guru membuka pelajaran Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas Guru mengorganisasikan pokok bahasan untuk membantu siswa memahami materi. Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk lebih aktif berperan dalam metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
Ya 9 9
7
Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk bekerja sama dengan baik dalam kelompok.
9
9
Guru memberikan pengembangan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik Guru mengamati kegiatan kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Guru berinteraksi dengan siswa di depan kelas untuk menjelaskan prosedur metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Guru berinteraksi dengan
9
3
4
5
6
11 12
13
Tidak
Catatan
9
9
9
9
9 9
9
Membantu kelompok yang mengalami kesulitan Pada saat siswa kurang terlibat aktif dalam kelompok
Memantau jalannya diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
14
15 16 17 18 19 20
21 Tabel
siswa di dalam kelompok untuk menjelaskan prosedur metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Guru berinteraksi dengan siswa untuk menumbuhkan motivasi dan semangat melaksanakan pembelajaran dalam mencapai tujuan Guru kurang berinteraksi dengan siswa. Guru tidak membantu siswa yang kesulitan menentukan peran dalam kelompok. Guru hanya berinteraksi dalam kelompok tertentu. Guru membiarkan siswa yang membuat kegaduhan di dalam kelas. Guru hanya mengamati kelas selama pembelajaran berlangsung. Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar melalui ulangan pada akhir pokok bahasan Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi. 5.8
adalah
deskripsi
9
aktivitas
9 9 9 9 9 9
9 guru
dalam
proses
pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Pada kegiatan pra pembelajaran guru telah melaksanakan pemeriksaan kelas, media pembelajaran, dan memeriksa kesiapan siswa. Hal ini dilakukan guru agar dalam proses pembelajaran berlangsung dengan baik tanpa adanya hambatan. Pada kegiatan awal, guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan melakukan apersepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Sebelum siswa masuk dalam kelompok, guru menjelaskan tentang alur pembelajaran berdasarkan metode STAD. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melaksanakan pembelajaran secara runtut, terkoordinasi, dan bersifat kontekstual sehingga proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. Guru juga dapat menumbuhkan partisipasi siswa dan menunjukkan respons positif terhadap partisipasi siswa tersebut sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Selama diskusi kelompok berlangsung, guru selalu berinteraksi dengan siswa dari
satu kelompok ke kelompok lain, dan
memberikan dorongan bagi siswa untuk bekerja sama dengan baik dalam kelompok. Pada kegiatan akhir, guru mengajak siswa melakukan refleksi melalui lembar refleksi dan menyimpulkan proses pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam siklus pertama ini guru mampu
mengorganisasikan
proses
pembelajaran
dengan
menerapkan metode STAD secara baik. 2)
Observasi terhadap kondisi kelas Observasi terhadap kegiatan di kelas dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan di kelas dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Tabel 5.9 Lembar Observasi Kelas selama Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Siklus I)
No 1 2 3 4
5 6 7
8 9
10 11
12 13
Deskripsi Kelas terdiri dari beberapa individu yang berbeda dalam hal kemampuan belajar. Siswa menaati aturan-aturan yang ada di dalam pembelajaran. Siswa membentuk kelompokkelompok tertentu di dalam kelas. Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan dalam lingkungan siswa. Ruang kelas tertata dengan bersih dan rapi. Lingkungan kelas kondusif untuk pembelajaran. Aktifitas di kelompok kurang baik karena ada siswa yang tidak memainkan perannya dengan baik. Siswa kurang mampu untuk membagi peran di dalam kelompok. Siswa tidak mampu memanfaatkan waktu dengan baik di dalam kegiatan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe STAD Siswa kurang mengenal teman satu kelasnya. Kondisi kelas berjalan dengan baik selama pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan baik. Beberapa siswa menolak untuk bergabung dengan siswa yang lain di kelas itu Siswa-siswa tertentu
Ya
Tidak 9
9 9 9
9 9 9
9 9
9 9
9 9
Catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
14 15 16 17 18
19 20
Tabel
nampaknya tidak menghargai siswa-siswa lainnya Beberapa siswa dalam kelas lebih diandalkan daripada yang lainnya Hampir semua siswa menganggap materi pelajaran mudah Kerja sama dalam kelas sering macet karena ada siswa yang malas Kelas ini terorganisasi dengan baik dan efisien Para siswa memperlihatkan kepedulian yang sama untuk keberhasilan kelas Setiap anggota kelas diberi keistimewaan yang sama Para siswa bersaing untuk menunjukkkan siapa yang melakukan pekerjaan yang paling baik 5.9
menunjukkan
9 9 9 9 9
kondisi
9 9
kelas
selama
proses
pembelajaran dengan menggunakan metode STAD berlangsung. Dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa fasilitas yang ada di dalam kelas dapat mendukung proses pembelajaran, ruangan tertata rapi dan bersih, kondisi kelas berjalan dengan baik selama pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD . 3) Observasi terhadap kegiatan siswa Observasi terhadap kegiatan siswa dilakukan bersamaan dengan dilaksanakan tindakannya. Adapun kegiatan siswa dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Tabel 5.10 Lembar Observasi Siswa selama Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Siklus I)
No
Elemen yang dinilai
Ya
1
Siap mengikuti pelajaran
9
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan baik. Siswa berinteraksi dengan baik selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD berlangsung. Perhatian di arahkan pada materi diskusi Siswa membagikan materi yang di pelajari kepada anggota kelompok Mendengarkan penjelasan teman Mencatat hal-hal yang penting Antusias Mengajukan pertanyaan kepada guru/teman Menjawab pertanyaan
9
2
3
4 5.
6 7 8 9 10
Tidak Catatan Siswa menyiapkan tulis.
alat
9
9 9
9 9 9 9 9
Tabel 5.10 menunjukkan deskripsi aktivitas/kegiatan siswa pada siklus
pertama
yang
menunjukkan
bahwa
siswa
mampu
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan STAD secara runtut dan baik. Walaupun ada beberapa siswa yang kelihatan tidak memiliki semangat untuk mengikuti pelajaran ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
karena situasi dari dalam pribadi dan lingkungan sekolah yang kurang
kondusif.
Sebelum
memulai
pembelajaran
siswa
menyiapkan alat tulis yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan inti, sebelum siswa masuk dalam kelompok
yang
sudah
di
tentukan
sebelumnya,
siswa
mendengarkan penjelasan guru tentang tugas dan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Siswa pun mempraktikkan alur pembelajaran dengan menggunakan metode STAD dengan baik. Pada awal penerapan metode STAD, siswa mengalami kebingungan terhadap alur metode STAD sehingga masih ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru maupun bertanya kepada teman satu kelompok sehingga suasana kelas menjadi agak gaduh. Tetapi keadaan tersebut tidak berlangsung lama karena guru memberi arahan dan waktu kepada siswa untuk memahami alur kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
siswa
telah
mampu
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD, mulai dari diskusi dalam kelompok, presentasi, melakukan evaluasi secara tertulis, dan membuat refleksi secara tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar merupakan kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi belajar tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang permanen yang dilandasi dengan tujuan tertentu. Salah satu bentuk yang menunjukkan seorang siswa termotivasi adalah adanya keinginan untuk berhasil. Berikut ini disajikan deskripsi motivasi belajar siswa setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran STAD. Deskripsi motivasi belajar disajikan berdasarkan PAP II: Tabel 5.11 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I No
Interval
Frek.
Frek. Relatif (0%) 1 69 - 80 2 8,70 % 2 60 - 68 8 34,79% 3 54 - 59 8 34,79% 4 47 - 53 5 21,74% 5 1 4,34% ≤ 46 Total 23 100% Catatan: lihat lampiran 10, hal. 269
Interpretasi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Tabel 5.11 adalah tabel yang menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa pada siklus 1. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar kriteria sangat tinggi adalah 8,70 %, dengan jumlah siswa sebanyak 2 orang. Persentase siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi adalah 34,79%, dengan jumlah siswa sebanyak 8 orang, siswa yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
tingkat motivasi belajar sedang adalah 34,79%, dengan jumlah siswa 8 orang, siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah 21,74% dengan jumlah siswa sebanyak 5 orang,
dan siswa yang memiliki
tingkat motivasi belajar sangat rendah adalah 4,34%, dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang. Hasil perhitungan nilai mean = 58,91; median = 57; modus = 61,59 dan standar deviasi 6,193. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa sesudah penerapan metode STAD adalah dalam kriteria tinggi dan sedang yaitu sebanyak 8 orang siswa atau 34,79%. Hal ini berbanding terbalik dengan motivasi siswa sebelum penerapan metode STAD, dengan presentase siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi yaitu 47,82% dengan jumlah siswa sebanyak 11 orang. Motivasi belajar siswa mengalami penurunan, hal ini terjadi karena bencana merapi sehingga kegiatan belajar mengajar tidak berjalan seperti biasanya. Namun jumlah kehadiran siswa di kelas tetap banyak sesuai dengan jumlah siswa di kelas XII Penjualan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Tabel 5.12 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar praImplementasi Tindakan dan Sesudah Implementasi Tindakan Frekuensi No
Interval
1 2 3 4 5
69 - 80 60 - 68 54 - 59 47 - 53 ≤ 46 Total
PraImplementasi 0 11 4 8 0 23
Sesudah Implementasi 2 8 8 5 1 23
Interpretasi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Pada saat pra-implementasi tindakan jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi sebanyak 11 siswa (47,82%), sedangkan jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi setelah implementasi tindakan 8 siswa (34,79%). Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa target motivasi belajar belum tercapai. Pada akhir pertemuan pelajaran kedua (24 November 2010) peneliti bersama guru mata pelajaran mengadakan tes untuk mengetahui ketercapain indikator. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.13 Hasil Tes Belajar Siswa Sesudah Implementasi Tindakan (Siklus I) Ketuntasan belajar No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Siswa Agus Suryanto Agustina Rinti Budiyanti Anastasia Dewi Wulandari Candra Febriantoro Disa Tunjung Sari Eka Tias Noviyanti Eni Sulastri
Nilai 70 72 80 75 50 90 70
Ya
Tidak 9 9 9 9 9 9 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Eni Yuli Astuti Eva Tari Fitri Purwaningsih Ika Beti Astuti Irna Faradillah Luvi Novitasari Maria Lena Astuti Monika Dyaztika G.C.D Pepen Feta Very Rani Wijayanti Rida Soraya Rini Asih Nugroho Rochmat Setyo.A Sri Rahayu Yunita Astari Brigita Rohayani
95 75 85 70 80 78 70 95 90 65 85 70 65 80 70 65
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
Sumber : Hasil tes siswa, 2010 Tabel 5.13 menunjukkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam bentuk kuis. Dari tabel di atas tampak bahwa ada 19 siswa (82,60%) yang memperoleh nilai 7,00 ke atas, dan ada 4 siswa (17,40%) yang memperoleh nilai ≤ 7,00. Jumlah siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM sudah memenuhi target
(65%) yang ditentukan, maka dapat
dikatakan bahwa hasil belajar siswa siklus pertama sudah tuntas. Berikut ini adalah rekap hasil belajar siswa pra-implementasi dan sesudah implementasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Tabel 5.14 Rekap Hasil Belajar Siswa Pra-Implementasi dan Sesudah Implementasi Tindakan Pra-Implementasi Sesudah Implementasi Ketuntasan Belajar Ketuntasan Nilai Belajar Nila i Ya Tidak Ya Tidak 9 9 1 51 70 9 9 2 67 72 9 9 3 75 80 9 9 4 60 75 9 9 5 40 50 9 9 6 88 90 9 9 7 50 70 9 9 8 97 95 9 9 9 76 75 9 9 10 84 85 9 9 11 69 70 9 9 12 70 80 9 9 13 76 78 9 9 14 68 70 9 9 15 95 95 9 9 16 89 90 9 9 17 50 65 9 9 18 84 85 9 9 19 70 70 9 9 20 50 65 9 9 21 82 80 9 9 22 69 70 9 9 23 65 65 Sumber: Dokumen SMK Sanjaya Pakem dan Hasil tes siswa 2010 No
Target keberhasilan prestasi yaitu 65% siswa mengalami ketuntasan belajar. Pada saat pra-implementasi tindakan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar hanya 12 orang (52,17%) sedangkan sesudah implementasi tindakan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 19 orang siswa ( 82,60%) dari tabel di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa target keberhasilan prestasi sudah tercapai karena 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
siswa (82,60%) sudah mengalami ketuntasan belajar. e. Refleksi 1)
Guru Tabel 5.15 Instrumen Refleksi Kesan Guru terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
No
Uraian
Komentar
1
Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Kesan guru terhadap motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Hambatan yang dihadapi apabila nanti guru hendak melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Hal-hal yang mendukung apabila guru nanti akan menggunakan metode pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Manfaat yang diperoleh dengan merencanakan rencana pembelajaran dan membuat perangkat pembelajaran dengan
Lebih variatif karena metode ini membuat siswa menjadi lebih aktif sedangkan guru menjadi fasilitator dalam kelas
2
3
4
5
Anak lebih aktif dalam didkuasi maupun presentasi kelompok karena termotivasi dengan adanya point tambahan. Keterbatasan waktu antara jam yang ada di kurikulum dengan materi yang akan diberikan.
- Media Siswa yang cukup antusias - Lebih variatif dalam penggunaan metode - Motivasi siswa meningkat - Anak lebih aktif - Materi bisa diterima dengan lebih baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
6
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Hal-hal apa saja yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
- Peningkatan nilai Harus ada pembagian waktu yang lebih banyak untuk metode STAD antara waktu yang ada di kurikulum dengan RPP guru supaya metode ini dapat dilaksanakan dengan lebih akurat.
Catatan: lihat lampiran 2, hal. 190. Tabel
5.15
melaksanakan
menunjukkan serangkaian
deskripsi proses
refleksi
guru
pembelajaran
setelah dengan
menggunakan metode STAD melalui lembar refleksi dan wawancara (lampiran 2 hal. 193). Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah lebih variatif karena metode ini membuat siswa menjadi lebih aktif sedangkan guru menjadi fasilitator dalam kelas. Adapun hambatan yang dihadapi selama perencanaan dan tindakan pembelajaran dengan
menggunakan
metode
STAD
berlangsung,
yakni
keterbatasan waktu antara jam yang ada di kurikulum dengan materi yang akan diberikan, Sedangkan manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan serangkaian proses pembelajaran, antara lain: (1) motivasi siswa meningkat; (2) anak lebih aktif; (3) materi bisa diterima dengan lebih baik; dan (4) ada peningkatan nilai. Adapun hal-hal yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
adalah
harus
ada pembagian waktu yang lebih banyak untuk
metode STAD antara waktu yang ada di kurikulum dengan RPP guru supaya metode ini dapat dilaksanakan dengan lebih akurat. Selama proses pembelajaran, siswapun
aktif
dan berminat
mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran. Namun, dalam pelaksanaannya, ada kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki yakni pada akhir pelajaran, siswa dan guru kurang menyimpulkan dan merefleksikan pembelajaran. Setelah adanya PTK ini, diharapkan guru akan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran siswa di kelas terutama dalam hal motivasi dan pemahaman siswa terhadap materi Ekonomi. 2)
Siswa Pada akhir pertemuan kedua diadakan kuis, dan setelah kuis berakhir, peneliti meminta waktu siswa untuk bertanya tentang kesan terhadap pembelajaran. Pada umumnya siswa mengatakan senang dengan metode yang pembelajaran yang dipakai, namun ada juga yang mengatakan materi terlalu banyak, dan waktunya tidak
mencukupi.
Metode
menarik
karena
masing-masing
kelompok bertanggungjawab untuk kelompoknya dan siswa yang aktif bertanya, menyanggah akan di beri kartu love dimana akan menambah point mereka di dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Selain itu juga peneliti membagikan lembar kuesioner motivasi belajar siswa guna mengetahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan yang ditargetkan dan mengisi lembar refleksi siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Tabel 5.16 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD No 1
Uraian Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD (topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas,dll)
2
Apakah anda berminat dan termotivasi mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD
3
Apakah anda lebih paham tentang materi pelajaran ekonomi dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD
Komentar • Sangat menarik karena memotivasi siswa untuk belajar lebih giat • Senang, lebih bersemangat dan tidak membosankan • Lingkungan kelas mendukung dan menjadi lebih enak • Menyenangkan, kreatif, seru dan mudah dimengerti • Sangat bagus karena untuk mengasah kemampuan siswa • Belajar menjadi lebih menyenangkan • Sangat bagus, memacu siswa untuk selalu aktif dalam mengajukan pertanyaan • Ya, karena lebih seru dan ada timbal baliknya. • Ya, karena akan meningkatkan motivasi untuk bertanya dan menjawab • Lebih paham dan temanteman lebih aktif bertany • Cukup paham dengan materi yang diberikan • Ya, karena mudah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
4
Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD
5
Manfaat apa yang anda peroleh pada pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD
dipahami • Kurang paham karena waktu untuk belajar menggunakan metode STAD tidak mendukung • Kurang begitu jelas • Kelas suka ramai sendiri Suara kecil pada saat presentasi • Kalau ada pertanyaan susah untuk dijawab • Waktu terasa begitu cepat • Situasi tidak mendukung • Kondisi tubuh yang tidak sehat • Kurang konsentrasi karena ada yang bicara sendiri • Lebih mengerti isi dari pelajaran ekonomi • Tidak menimbulkan rasa bosan • Selalu aktif bertanya Lebih termotivasi untuk belajar • Belajar lebih mudah Pelajaran dapat diterima secara efektif
Catatan: lihat lampiran 2, hal. 191 Tabel 5.16 adalah deskripsi refleksi siswa terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan refleksi siswa ada banyak siswa yang merasa senang dengan metode pembelajaran STAD, ada banyak manfaat yang diperoleh dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD
antara lain: (1) lebih memahami
pelajaran yang diberikan; (2) lebih mengerti isi dari pelajaran ekonomi; (3) tidak menimbulkan rasa bosan; (4) selalu aktif bertanya; (5) lebih termotivasi untuk belajar; (6) belajar lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
mudah; (7) pelajaran dapat diterima secara efektif; (8) bisa belajar lebih giat, dan (9) belajar untuk berdiskusi. Sedangkan hambatan yang dihadapi selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD adalah kelas suka ramai sendiri, waktu yang kurang untuk proses pembelajaran, kalau ada pertanyaan susah untuk dijawab, waktu terasa begitu cepat, kurang adanya konsentrasi, dan situasi tidak mendukung. Setelah melaksanakan PTK ini, siswa diharapkan berminat dan termotivasi kembali untuk melaksanakan metode pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Siswa merasakan bahwa metode STAD ini menyenangkan dan lebih mudah memahami materi pelajaran Ekonomi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya siswa menilai pada siklus pertama ini menunjukkan bahwa keseluruhan perangkat dan proses pembelajaran sudah cukup baik dan berjalan dengan lancar. 3.
Siklus Kedua Tujuan dari siklus kedua ini adalah untuk memantapkan kesimpulan pada siklus pertama, sekaligus sebagai pembanding hasil yang dicapai pada siklus pertama. Jadwal yang ditetapkan untuk penelitian siklus kedua adalah tanggal 15 dan 22 Desember 2010, tetapi karena terbentur dengan kegiatan yang diadakan di sekolah maka penelitian ditunda lagi. Kegiatan yang dilakukan di sekolah meliputi ujian akhir semester, liburan Natal dan tahun baru. Karena ada beberapa kegiatan yang dilakukan di sekolah maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
siklus kedua direncanakan akan dimulai pada tanggal 04 dan 05 Januari 2011, tetapi penelitian tidak bisa dilakukan karena ada kegiatan sekolah yakni perayaan pesta nama sekolah, dan reuni sekolah sehingga kegiatan pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. a. Perencanaan Pertemuan pertama dan kedua untuk siklus kedua direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal tanggal 04 dan 05 Januari 2011, namun tidak dapat dilaksanakan karena ada kegiatan sekolah yakni perayaan pesta nama sekolah, dan reuni sekolah sehingga kegiatan pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Guru dan peneliti mencari alternatif hari lain untuk mengisi kekosongan yang ada yakni tanggal 18 dan 19 Januari 2011. Namun ternyata gagal lagi karena ada kegiatan rekoleksi di sekolah, Pertemuan untuk siklus kedua akan dilaksanakan pada tanggal 25 dan 26 Januari 2011. Materi yang dipelajari pada siklus kedua adalah
bentuk-bentuk penggabungan
badan usaha dan bentuk khusus penggabungan badan usaha. Penyampaian materi akan dilakukan dua kali pertemuan (2 x 45 menit). Berdasarkan hasil refleksi, dan wawancara dengan guru Pamong bahwa ada anak yang ribut dengan diri sendiri pada saat diskusi dalam kelompok maupun pada saat presentasi maka ada perubahan yang dilakukan. Pada siklus pertama, semua kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Namun pada siklus kedua hanya ada satu kelompok yang mempresentasikan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
diskusi di depan kelas, dan kelompok lain menanggapi, menyanggah maupun bertanya. Selain itu kelompok diberi kesempatan untuk lebih mendalami pertanyaan yang diberikan dalam masing-masing kelompok. Peneliti menyediakan perangkat yang diperlukan berhubungan dengan proses pembelajaran pada siklus kedua ini yakni satu lembar instrumen observasi guru, satu lembar instrumen observasi aktivitas siswa, satu lembar instrumen observasi kelas, RPP, lembar refleksi siswa dan guru terhadap perangkat dan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. b. Tindakan 1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Januari 2011, dengan alokasi waktu 2 x 45 menit, pukul 7.00 - 8.30 atau 2 jam pelajaran. Jumlah siswa yang hadir 22 orang. Seorang siswa tidak bisa mengikuti pelajaran karena sakit. Pada kegiatan awal, sebelum memulai pelajaran guru menyapa siswa dan memeriksa kesiapan siswa. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan
secara
singkat
tentang
metode
pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan materi pelajaran yang akan dipelajari. Setelah guru menjelaskan materi secara singkat guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok untuk didiskusikan dalam kelompok dan selanjutnya meminta siswa untuk menempati tempat duduk yang sudah diatur sebelumnya sehingga memungkinkan proses pembelajaran berjalan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
Saat pembelajaran kooperatif tipe STAD dimulai, guru mengawasi jalannya proses pembelajaran. Pada siklus kedua ini siswa tidak terlihat bingung lagi saat metode STAD diterapkan. Suasana kelas pada awalnya sedikit ramai namun pada saat diskusi dalam kelompok, situasi kelas menjadi tenang karena masing-masing siswa berusaha menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru dan mulai menjelaskannya kepada anggota yang lain dalam kelompok. Di kelompok tiga, dua dan empat, ada siswa yang berani mengemukakan
pendapatnya,
tentang
jawaban
yang
telah
ditemukan dan berani menjelaskan kepada teman-temannya khususnya kalau ada kata atau kalimat yang tidak mereka pahami dalam kelompok. Mereka yang berani mengemukakan pendapat di kelompok pada umumnya adalah yang tergolong berprestasi tinggi, namun pada siklus kedua ini ada beberapa siswa yang awalnya kurang berpartisipasi berani mengemukakan pendapatnya walaupun apa yang dijelaskan kurang sesuai dengan pertanyaan yang diberikan. Dalam proses pembelajaran guru mendekati beberapa kelompok untuk melihat tingkat kesulitan siswa dan memberi solusi tentang materi yang didiskusikan dalam kelompok. Diskusi dalam kelompok menghabiskan waktu 30 menit. Setelah berdiskusi dalam kelompok,
salah
satu
kelompok
yang
ditunjuk
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
memperesentasikan
hasil
diskusi
kelompok
maju
untuk
mempresentasikannya di depan kelas. Setelah laporan setiap kelompok dilanjutkan dengan tanya jawab antara kelompok. Pada saat siswa diberi kesempatan untuk bertanya, ada banyak siswa yang berinisiatif untuk bertanya. Bagi siswa yang memberi pertanyaan dan menjawab pertanyaan atau sanggahan akan mendapat tanda love dimana akan menambah point dalam kelompok, bagi kelompok yang mendapat tanda love paling banyak akan mendapat hadiah pada akhir pertemuan. Pada pertemuan, guru tidak memberikan kuis kepada siswa, kuis akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Pertemuan pertama ditutup dengan refleksi segera dengan bertanya kepada
siswa
mengenai
kesan
mereka
terhadap
proses
pembelajaran. Kesan siswa terhadap proses pembelajaran pada pertemuan pertama siklus kedua beragam. Ada yang mengatakan senang karena pada umumnya terlibat, masing-masing siswa bertanggung
jawab
dalam
kelompoknya.
Ada
juga
yang
mengatakan tidak senang, pusing, bosan, situasi kelas yang panas. Sebelum pelajaran berakhir, guru memberi motivasi kepada siswa dan bersama-sama siswa melakukan refleksi mengenai apa yang sudah dipelajari sepanjang hari ini, dan menutupnya dengan doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada tangggal 26 Januari 2011. Jumlah siswa yang hadir 22 orang. Dan yang tidak hadir 1 orang siswa dengan alasan sakit. Pertemuan kedua dipergunakan untuk kuis. Namun sebelum kuis, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca kemudian tanya jawab secara acak dengan siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah siap untuk kuis atau belum. Suasana kelas saat kuis tenang. Masing-masing mengerjakan lembar kerjanya. Sementara siswa mengerjakan lembar kerja, guru dan peneliti berkeliling memantau, mengamati bahwa siswa benarbenar bekerja dengan jujur. Setelah selesai mengerjakan kuis, peneliti meminta waktu lima menit untuk mengisi lembar refleksi siswa terhadap perangkat dan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan mengisi kuesioner motivasi belajar siswa setelah menggunakan metode STAD. Proses pembelajaran ditutup doa penutup oleh Peneliti. c. Observasi Observasi yang dilakukan meliputi observasi terhadap kegiatan guru saat menerapkan proses pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kegiatan siswa di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Tabel 5.17 dan Tabel 5.18 dan tabel 5.19 menunjukkan hasil observasi kegiatan guru dan siswa di kelas serta kondisi kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Tabel 5.17 Aktivitas guru selama menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Siklus II) No 1 2 3
4
5
6 7
9
11 12
13
Deskripsi Guru membuka pelajaran Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas Guru mengorganisasikan pokok bahasan untuk membantu siswa memahami materi. Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk lebih aktif berperan dalam metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk bekerja sama dengan baik dalam kelompok. Guru memberikan pengembangan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik Guru mengamati kegiatan kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Guru berinteraksi dengan siswa di depan kelas untuk menjelaskan prosedur metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Guru berinteraksi dengan siswa di dalam kelompok untuk menjelaskan prosedur metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
Ya 9 9
Tidak
9
9
9
9 9
9
9 9
9
Catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
14
15 16 17 18 19 20
21
Guru berinteraksi dengan siswa untuk menumbuhkan motivasi dan semangat melaksanakan pembelajaran dalam mencapai tujuan Guru kurang berinteraksi dengan siswa. Guru tidak membantu siswa yang kesulitan menentukan peran dalam kelompok. Guru hanya berinteraksi dalam kelompok tertentu. Guru membiarkan siswa yang membuat kegaduhan di dalam kelas. Guru hanya mengamati kelas selama pembelajaran berlangsung. Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar melalui ulangan pada akhir pokok bahasan Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi.
9
9 9 9 9 9 9
9
Tabel 5.17 adalah deskripsi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Pada kegiatan pra pembelajaran guru telah melaksanakan pemeriksaan kelas, dan memeriksa kesiapan siswa. Hal ini dilakukan guru agar dalam proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada kegiatan awal, guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang alur pembelajaran berdasarkan metode STAD dan materi pelajarannya dengan menggunakan metode ceramah. Guru juga dapat menumbuhkan partisipasi siswa dan menunjukkan respons positif terhadap partisipasi siswa tersebut sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Selama proses pembelajaran berlangsung, khususnya pada saat siswa melakukan diskusi guru selalu berjalan keliling setiap kelompok untuk melihat perkembangan setiap siswa dalam kelompok masing-masing serta membantu kelompok yang mengalami kesulitan. Pada kegiatan akhir, guru mengajak siswa melakukan refleksi melalui lembar refleksi dan menyimpulkan proses pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam siklus kedua ini guru mampu mengorganisasikan proses pembelajaran dengan menerapkan metode STAD secara baik. Tabel 5.18 Lembar Observasi Kelas selama Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Siklus II) No 1 2 3 4 5 6 7
8
Deskripsi Kelas terdiri dari beberapa individu yang berbeda dalam hal kemampuan belajar. Siswa menaati aturan-aturan yang ada di dalam pembelajaran. Siswa membentuk kelompokkelompok tertentu di dalam kelas. Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan dalam lingkungan siswa. Ruang kelas tertata dengan bersih dan rapi. Lingkungan kelas kondusif untuk pembelajaran. Aktifitas di kelompok kurang baik karena ada siswa yang tidak memainkan perannya dengan baik. Siswa kurang mampu untuk membagi peran di dalam kelompok.
Ya
Tidak 9
9 9 9 9 9 9
9
Catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
9
10 11
12 13 14
15 16 17 18
19 20
Tabel
Siswa tidak mampu memanfaatkan waktu dengan baik di dalam kegiatan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe STAD Siswa kurang mengenal teman satu kelasnya. Kondisi kelas berjalan dengan 9 baik selama pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan baik. Beberapa siswa menolak untuk bergabung dengan siswa yang lain di kelas itu Siswa-siswa tertentu nampaknya tidak menghargai siswa-siswa lainnya Beberapa siswa dalam kelas lebih 9 diandalkan daripada yang lainnya
Hampir semua siswa menganggap materi pelajaran mudah Kerja sama dalam kelas sering 9 macet karena ada siswa yang malas Kelas ini terorganisasi dengan 9 baik dan efisien Para siswa memperlihatkan 9 kepedulian yang sama untuk keberhasilan kelas Setiap anggota kelas diberi keistimewaan yang sama Para siswa bersaing untuk menunjukkkan siapa yang melakukan pekerjaan yang paling baik 5.18
menunjukkan
kondisi
9
9
9 9
9
9 9
kelas
selama
proses
pembelajaran dengan menggunakan metode STAD berlangsung. Dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa fasilitas yang ada di dalam kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
dapat mendukung proses pembelajaran, ruangan tertata rapi dan bersih, kerjasama dalam kelompok berjalan dengan baik, setiap siswa terlihat antusias untuk keberhasilan dalam kelompoknya. Kondisi kelas berjalan dengan baik selama pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD . Tabel 5.19 Lembar Observasi Siswa selama Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Siklus II) No 1 2
3
4 5. 6 7 8 9 10
Deskripsi
Ya 9 Siap mengikuti pelajaran Siswa mengerjakan tugas yang 9 diberikan selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan baik. Siswa berinteraksi dengan baik 9 selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD berlangsung. Perhatian di arahkan pada materi 9 diskusi Siswa membagikan materi yang 9 di pelajari kepada anggota kelompok Mendengarkan penjelasan teman 9 Mencatat hal-hal yang penting 9 Antusias Mengajukan pertanyaan kepada 9 guru/teman 9 Menjawab pertanyaan
Tidak Catatan
9
Tabel 5.19 menunjukkan deskripsi aktivitas/kegiatan siswa pada siklus dua yang menujukkan bahwa siswa mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan STAD secara runtut dan baik. Sebelum memulai pembelajaran siswa menyiapkan alat tulis yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
digunakan dalam proses pembelajaran. Sebelum siswa berdiskusi dalam kelompok yang sudah di tentukan sebelumnya, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tugas dan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Pada awal penerapan metode STAD, siswa tidak lagi mengalami kebingungan terhadap alur metode STAD karena sudah merasa terbiasa dengan metode ini. Siswa terlihat antusias dan sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa juga terlihat menghargai pendapat dari teman-teman dalam kelompok. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa telah mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD, mulai dari diskusi dalam kelompok, presentasi, melakukan evaluasi secara tertulis, dan membuat refleksi secara tertulis. Selain pengamatan pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara dan perekaman data. Wawancara dilakukan terhadap dua siswa dengan kemampuan intelektual yang berbeda dengan mengajukan satu pertanyaan yaitu mengenai kesan mereka terhadap pembelajaran dengan metode STAD. Dari hasil wawancara tersebut satu orang siswa mengatakan senang karena
masing-masing
siswa
dituntut
untuk
mengemukakan
pendapatnya, diajak kerja sama dan memberikan kesempatan kepada teman-teman yang kurang aktif. Siswa yang satu mengatakan senang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
tapi waktu yang sangat kurang selama diskusi dalam kelompok. Wawancara juga dilakukan dengan guru partner. Guru mengatakan metode STAD memang bagus dan bisa meningkatkan minat, perhatian, serta tanggung jawab masing-masing siswa untuk membagikan pemahaman mereka kepada teman-temannya. Namun untuk memotivasi agar siswa terlibat sepenuhnya agak sulit. Guru juga mengatakan bahwa di setiap akhir pelajaran guru selalu memberi dorongan dan motivasi kepada siswa tetapi hasilnya sama saja. signifikan, ada beberapa siswa yang memang sangat sulit untuk diajak belajar lebih giat. d. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar merupakan kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi belajar tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang permanen yang dilandasi dengan tujuan tertentu. Salah satu bentuk yang menunjukkan seorang siswa termotivasi adalah adanya keinginan untuk berhasil. Berikut ini disajikan deskripsi motivasi belajar siswa setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran STAD. Deskripsi motivasi belajar disajikan berdasarkan PAP II:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Tabel 5.20 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus II No
Interval
Frek.
Frek. Relatif (0%) 1 69 – 80 1 4,55 % 2 60 – 68 15 68,18% 3 54 – 59 5 22,72% 4 47 – 53 1 4,55 % 5 0 0% ≤ 46 Total 22 100% Catatan: lihat lampiran 10, hal. 265
Interpretasi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Tabel 5.20 adalah tabel yang menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa pada siklus kedua. Dari data tersebut tampak bahwa 1 orang siswa memiliki tingkat motivasi belajar sangat tinggi (4,55%), 15 siswa
memiliki tingkat motivasi belajar tinggi
memiliki tingat motivasi belajar sedang
(68,18%), 5 siswa
(22,72%), dan 1 siswa
memiliki tingkat motivasi belajar rendah (4,55%). Hasil perhitungan nilai mean = 61,73 median = 61,50; dan modus = 64,07. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa sesudah penerapan metode STAD dalam siklus kedua ini berada dalam kriteria tingkat tinggi 68,18%, dengan jumlah siswa 15 orang, motivasi siswa mengalami peningkatan dari 8 siswa menjadi 15 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
Tabel 5.21 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siklus I dan Siklus II No 1 2 3 4 5
Interval 69 - 80 60 - 68 54 - 59 47 - 53 ≤ 46 Total
Frekuensi Interpretasi Siklus I Siklus II 2 1 Sangat Tinggi 8 15 Tinggi 8 5 Sedang 5 1 Rendah 1 0 Sangat Rendah 23 22
Pada saat penerapan metode STAD siklus pertama jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi hanya 8 siswa (34,78%), sedangkan jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi pada siklus kedua sebanyak 15 siswa (68,18%,). Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi siswa pada siklus kedua mengalami peningkatan maka motivasi belajar dikatakan sudah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Pada akhir pertemuan pelajaran kedua (26 Januari 2011) peneliti bersama guru mata pelajaran mengadakan tes untuk mengetahui ketercapain indikator. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.22 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II Ketuntasan belajar No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8
Agus Suryanto Agustina Rinti Budiyanti Anastasia D.Wulandari Candra Febriantoro Disa Tunjung Sari Eka Tias Noviyanti Eni Sulastri Eni Yuli Astuti
Nilai 75 80 85 75 50 90 70 85
Ya
Tidak 9 9 9 9 9 9 9 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
9 Eva Tari 10 Fitri Purwaningsih 11 Ika Beti Astuti 12 Irna Faradillah 13 Luvi Novitasari 14 Maria Lena Astuti 15 Monika Dyaztika G.C.D 16 Pepen Feta Very 17 Rani Wijayanti 18 Rida Soraya 19 Rini Asih Nugroho 20 Rochmat Setyo Atmojo 21 Sri Rahayu 22 Yunita Astari 23 Brigita Rohayani Sumber : Hasil tes siswa, 2011
95 90 90 90 65 80 80 70 70 65 70 75 75 75
9 9 9 9 9 9 9 9 9
-
9 9 9 9 9
Tabel 5.22 menunjukkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam bentuk kuis. Dari tabel di atas tampak bahwa ada 20 siswa (90,90%) yang memperoleh nilai 7,00 ke atas dan 2 siswa (9,10%) yang memperoleh nilai
≤ 7,00. Jumlah siswa yang
hasil belajarnya
mencapai KKM sudah memenuhi target (65%) yang ditentukan, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa siklus kedua sudah tuntas. Berikut ini adalah rekap hasil belajar siswa siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.23 Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
No Nilai 1 2 3 4
70 70 80 75
Siklus I Ketuntasan Belajar Ya Tidak 9 9 9 9
Nilai 75 80 85 75
Siklus II Ketuntasan Belajar Ya Tidak 9 9 9 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
50 90 70 95 75 85 70 80 70 70 95 90 65 85 70 65 80 70 65
Sumber: Dokumen siswa, 2011
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 SMK
Sanjaya
50 90 70 85 95 90 90 90 65 80 80 70 70 65 70 75 75 75
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
Pakem
dan
Hasil
tes
Target keberhasilan prestasi yaitu 65% siswa mengalami ketuntasan belajar. Pada saat pra-implementasi tindakan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar hanya 12 orang (52,17%) sedangkan sesudah implementasi tindakan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 19 orang siswa ( 82,60%) dari tabel di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa target keberhasilan prestasi sudah tercapai karena 19 siswa (82,60%) sudah mengalami ketuntasan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
e. Refleksi 1)
Guru Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong, secara keseluruhan
metode
pembelajaran STAD dapat
membantu
memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih rajin. Selain itu materi yang disampaikan juga bisa diterima dengan baik oleh siswa dan siswa menjadi lebih kreatif. Namun ada hambatan apabila menggunakan metode STAD yakni keterbatasan waktu antara jam yang ada di kurikulum dengan materi yang akan diberikan. Keterbatasan ini tidak akan menghambat guru untuk tidak menggunakan metode STAD dalam pembelajaran ekonomi, tetapi guru akan mengatur waktu yang tepat untuk dapat menggunakan metode STAD ini, agar semakin banyak siswa termotivasi untuk belajar dengan baik dan akan meningkatkan prestasi belajar siswa. 2) Siswa Tabel 5.24 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD No Uraian 1 Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD (topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas,dll)
•
• • •
Komentar Sangat menarik karena siswa dituntut untuk bekerjasama dalam kelompok (tidak egois) Bagus karena lebih menarik dan melatih untuk menjadi lebih kreatif Senang, lebih bersemangat dan tidak membosankan Menyenangkan, kreatif, seru dan mudah dimengerti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
2
3
Apakah anda berminat dan termotivasi mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD Apakah anda lebih paham tentang materi pelajaran ekonomi dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD
4
Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD
5
Manfaat apa yang anda peroleh pada pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD
• Belajar menjadi lebih menyenangkan, materi mudah ditangkap dan dimengerti • Ya, karena lebih seru dan ada timbal balik. • Ya, karena akan meningkatkan motivasi untuk bertanya dan menjawab • Lebih paham dan temanteman lebih aktif bertanya • Cukup paham dengan materi yang diberikan • Ya, karena mudah untuk dipahami • Kurang paham karena waktu untuk belajar menggunakan metode STAD tidak mendukung • Kadang teman-teman yang menjelasakan kurang paham sehingga materi yang disampaikan tidak maksimal. • Pada saat diskusi kelompok, ada teman yang menjelaskan terlalu cepat. • Mengantuk dan agak bosan • Kurang konsentrasi karena ada yang bicara sendiri • Lebih memahami pelajaran yang diberikan • Lebih termotivasi untuk berkompetensi dengan teman • Selalu aktif bertanya • Lebih termotivasi untuk belajar • Pelajaran dapat diterima secara efektif • Pelajaran ekonomi menjadi lebih mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
Tabel di atas mendeskripsikan tentang hasil refleksi siswa setelah menggunakan model pembelajaran tipe STAD. Pada umumnya siswa merasa senang dan dan tertarik dengan metode STAD karena semakin memberi motivasi kepada mereka untuk belajar dengan baik, lebih menarik dan melatih untuk menjadi lebih kreatif, lebih bersemangat dan tidak membosankan, belajar menjadi lebih menyenangkan, materi mudah ditangkap dan dimengerti. Namun ada
hambatan
yang
dihadapi
siswa
dalam
pembelajaran
menggunakan metode STAD adalah: sebagian besar siswa mengatakan bahwa kurang konsentrasi karena ada siswa yang berbicara sendiri pada saat siswa yang lain presentasi atau mengemukan pendapat mereka. Meskipun demikian di siklus kedua ini pada umumnya siswa bertanggung jawab
serta menguasai
materi yang telah mereka cari dan mencoba menjelaskannya kepada teman-temannya didalam kelompok. Jumlah siswa yang bertanya menjadi lebih banyak.
B. Analisis Data 1. Uji Normalitas Data Syarat pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah data yang akan di uji berdistribusi normal. Pengujian normalitas menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov dengan rumus :
(Sugiyono 2003:150) yang dinyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
D = maksimum [ Fo (xi) – Fn (xi)] Keterangan: D
= Deviasi maksimum
Fo (xi) = Distribusi kumulatif yang ditentukan Fn (xi) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Proses perhitungan uji normalitas data menggunakan program SPSS for windows versi 17. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: - Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi populasi normal - Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi populasi tidak normal Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
Tabel 5.25 Hasil Pengujian Normalitas Data Motivasi dan Prestasi Belajar (Siklus I) No
Variabel
1
Motivasi Belajar siswa kelas XII Penjualan (sebelum menggunakan metode STAD) Motivasi Belajar siswa kelas XII Penjualan (sesudah menggunakan metode STAD) Hasil Belajar siswa kelas XII Penjualan (sebelum menggunakan metode STAD) Hasil Belajar siswa kelas XII Penjualan (sesudah menggunakan metode STAD)
2
3
4
Asymp.Sig 2- tailed
Alpha ( )
Kesimpulan
0,200
0,05
Normal
0,135
0,05
Normal
0,200
0,05
Normal
0,200
0,05
Normal
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data diatas pada siklus pertama tampak bahwa distribusi data tentang motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas XII Penjualan (sebelum menggunakan metode STAD dan sesudah menggunakan metode STAD) secara keseluruhan adalah normal. Tabel 5.26 Hasil Pengujian Normalitas Data Motivasi dan Prestasi Belajar (Siklus II) No
Variabel
1
Motivasi Belajar siswa kelas XII 0,200 Penjualan (Siklus II) Hasil Belajar siswa kelas XII Penjualan 0,200 (Siklus II)
2
Asymp.Sig 2- tailed
Alpha ( )
Kesimpulan
0,05
Normal
0,05
Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data diatas pada siklus kedua tampak bahwa distribusi data tentang motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas XII Penjualan (sesudah menggunakan metode STAD siklus pertama dan siklus kedua) secara keseluruhan adalah normal. 2. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok perlakuan berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Adapun langkah perhitungannya pada Lampiran 10.
Tabel 5.27 Hasil Pengujian Homogenitas data Motivasi dan Prestasi belajar (Siklus I) No 1
2
3
4
Variabel Motivasi Belajar siswa kelas XII Penjualan (sebelum menggunakan metode STAD) Motivasi Belajar siswa kelas XII Penjualan (sesudah menggunakan metode STAD) Hasil Belajar siswa kelas XII Penjualan (sebelum menggunakan metode STAD) Hasil Belajar siswa kelas XII Penjualan (sesudah menggunakan metode STAD)
Probabilitas
Alpha ( )
Kesimpulan
0,139
0,05
Homogen
0,140
0,05
Homogen
0,243
0,05
Homogen
0,103
0,05
Homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Tabel 5.18 menunjukkan bahwa distribusi data variabel motivasi dan prestasi belajar siswa (siklus I) terkategorikan homogen, hal ini disebabkan karena nilai probabilitas masing-masing variabel lebih besar dari nilai taraf signifikansi
= 0,05
Tabel 5.28 Hasil Pengujian Homogenitas Data Motivasi dan Prestasi Belajar (Siklus II) No
Variabel
1
Motivasi Belajar siswa kelas XII Penjualan sesudah menggunakan metode STAD (Siklus II) Hasil Belajar siswa kelas XII Penjualan sesudah menggunakan metode STAD (Siklus II)
2
Probabilitas
Alpha ( )
Kesimpulan
0,250
0,05
Homogen
0,187
0,05
Homogen
Tabel 5.18 menunjukkan bahwa distribusi data variabel motivasi dan prestasi belajar siswa (siklus II) terkategorikam homogen, hal ini disebabkan karena nilai probabilitas masing-masing variabel lebih besar dari nilai taraf signifikansi = 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
C. Pengujian Hipotesis 1.
Motivasi Belajar Siswa (Siklus I) Ho : Tidak ada perbedaan/peningkatan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Ha : Ada Perbedaan/peningkatan jurusan
motivasi belajar siswa kelas XII
Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran
Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil Analisis: Data yang digunakan dalam analisis pengujian hipotesis adalah data motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji t atau yang sering dikenal dengan istilah T-Tes (Sugiyono, 2009:122). Uji t ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan motivasi belajar siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan data pada lampiran 10 halaman 256, dan diproses dengan bantuan SPSS for windows versi 17 diperoleh hasil bahwa selisih mean motivasi belajar siswa kelas XII Penjualan SMK Sanjaya (sebelum menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD) adalah 57,74 dengan deviasi standar 6,312 dan selisih mean motivasi belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
kelas XII penjualan (sesudah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD) adalah 58,91 dengan deviasi standar 6,193. Rata-rata perbedaan selisih motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah (-1,174), dengan deviasi standar 3,701. Hasil perhitungan nilai t hitung (-1,521) lebih kecil daripada t
tabel
(2,074) pada taraf signifikasi dengan
(0,142 > 0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya bahwa tidak ada perbedaan/peningkatan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sebelum dan sesudah implementasi tindakan. 2.
Hasil Belajar Siswa (Siklus I) Ho :
Tidak ada perbedaan/peningkatan hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
Ha :
Ada perbedaan/peningkatan hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Hasil Analisis: Data yang digunakan dalam analisis pengujian hipotesis adalah data prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
STAD. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji t atau yang sering dikenal dengan istilah T-Tes (Sugiyono, 2009:122).
Uji t ini
digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan data pada lampiran 10 halaman 259, dan diproses dengan bantuan SPSS for windows versi 17 diperoleh hasil bahwa selisih mean hasil belajar siswa kelas XII Penjualan SMK Sanjaya (sebelum menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD) adalah 70,65 dengan deviasi standar 15,45 dan selisih mean hasil belajar siswa kelas XII penjualan (sesudah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD) adalah 75,96 dengan deviasi standar 10,90. Rata-rata perbedaan selisih hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah (- 5.30), dengan deviasi standar 7.00. Hasil perhitungan nilai t hitung (-3,336) lebih besar daripada t
tabel
(2,080) pada taraf signifikasi dengan
(0,002 < 0,05) maka bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya bahwa ada perbedaan/peningkatan prestasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sebelum dan sesudah implementasi tindakan. 3.
Motivasi Belajar Siswa (Siklus II) Ho :
Tidak ada perbedaan/peningkatan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Ha : Ada perbedaan/peningkatan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Hasil Analisis: Data yang digunakan dalam analisis pengujian hipotesis adalah data motivasi belajar siswa
siklus pertama
dan siklus kedua sesudah
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji t atau yang sering dikenal dengan istilah T-Tes (Sugiyono, 2009:122). Uji t ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan motivasi belajar siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe STAD siklus pertama dan siklus kedua. Berdasarkan data pada lampiran 10 halaman 263, dan diproses dengan bantuan SPSS for windows versi 17 diperoleh hasil bahwa selisih mean motivasi
belajar siswa kelas XII Penjualan SMK Sanjaya setelah
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus pertama adalah 58,32, dengan deviasi standar 5,626 dan selisih mean motivasi
belajar siswa kelas XII penjualan sesudah menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus kedua adalah 61,73, dengan deviasi standar 5,275. Rata-rata perbedaan selisih motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
belajar siswa pada siklus pertama dan siklus kedua sesudah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD adalah
(3,409), dengan deviasi standar 7,242. Hasil perhitungan nilai t
hitung
(2,208) lebih besar daripada t tabel (2,080) pada taraf signifikasi dengan (0,038 < 0,05) maka bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya bahwa ada perbedaan/peningkatan motivasi
belajar siswa kelas XII jurusan
Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus pertama dan siklus kedua. 4.
Hasil Belajar Siswa (Siklus II) Ho :
Tidak ada perbedaan/peningkatan hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
Ha :
Ada perbedaan/peningkatan hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Hasil Analisis: Data yang digunakan dalam analisis pengujian hipotesis adalah data prestasi belajar siswa siklus pertama dan siklus kedua sesudah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Selisih mean motivasi belajar siswa kelas XII Penjualan SMK Sanjaya setelah menggunakan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus pertama sebesar 76,27 dengan deviasi standar 10,907, dan pada siklus kedua selisih mean hasil belajar siswa sebesar 77,27 dengan deviasi standar 10,660. Rata-rata perbedaan selisih hasil belajar siswa pada siklus pertama dan siklus kedua sesudah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah (-,82), dengan deviasi standar 11,23. Hasil perhitungan nilai t
hitung
(-.342) lebih kecil daripada t
tabel
(2,080)
pada taraf signifikasi dengan (0,679 < 0,05) maka bahwa Ho diterima dan Ha ditolak artinya bahwa tidak ada perbedaan/peningkatan hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus pertama dan siklus kedua.
D. Analisis dan Pembahasan Penerapan Metode Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Belajar Ekonomi 1.
Siklus Pertama a. Motivasi Belajar Deskripsi menggunakan
mengenai metode
motivasi
pembelajaran
belajar
siswa
kooperatif
tipe
sebelum STAD,
menunjukkan bahwa ada 11 siswa (47,82%) yang memiliki motivasi belajar yang terkategorikan tinggi. Hal ini didukung oleh hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
perhitungan nilai mean motivasi belajar siswa = 57,74; median = 59; dan modus = 60,47 Deskripsi motivasi belajar siswa pada saat penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, menunjukkan bahwa ada 8 siswa (34,79%) yang memiliki motivasi belajar yang terkategorikan tinggi. Motivasi
belajar
siswa
mengalami
penurunan
sesudah
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini di dukung oleh hasil perhitungan nilai mean motivasi belajar siswa = 58,91; median motivasi belajar siswa = 57; modus motivasi belajar siswa = 61,59 dan deviasi standar = 6,193. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
tidak
ada
perbedaan/peningkatan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sebelum dan sesudah implementasi tindakan. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan t-test yang menunjukkan t
hitung
sebesar -1,521 dan t
tabel
(df = 22) = 2,074 pada taraf signifikasi sebesar 0,05 sehingga t hitung = - 1,521 < t tabel = 2,074. Hal ini dikarenakan pada saat implementasi tindakan siklus pertama kondisi kelas tidak mendukung dan proses pembelajaran tidak berjalan seperti biasanya karena bencana yang melanda kota DIY. Keadaan ini tetap akan
membawa dampak psikologis, moril dan
materiil. Walaupun pada kenyataannya jumlah siswa yang hadir tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
berkurang. Tetapi dengan melihat kondisi seperti ini
akan
mempengaruhi proses belajar mengajar dan siswa terlihat kurang aktif dalam berdiskusi dalam kelompok. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode STAD pada mata pelajaran Ekonomi belum memberi dampak meningkatnya motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem. Berikut ini disajikan deskripsi motivasi belajar siswa setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran STAD. Tabel 5.29 Analisis Komparatif Tingkat Motivasi Belajar Siswa (Siklus I) Skala Motivasi Belajar Siswa 69 - 80
Sangat Tinggi
0%
8,70 %
60 - 68
Tinggi
47,82%
34,79%
54 - 59
Sedang
17,40%
34,79%
47 - 53
Rendah
34,78%
21,74%
≤ 46
Sangat Rendah
0%
4,34%
Total
-
100%
100%
Kriteria Motivasi
Pra Penelitian
Siklus I
Perubahan Ada peningkatan sebesar 8,70% Ada penurunan sebesar 13,03% Ada peningkatan sebesar 17,39% Ada penurunan sebesar 13,04% Ada peningkatan sebesar 11% -
Tabel 5.13 menunjukkan analisis motivasi belajar siswa pada masa pra penelitian dan siklus pertama kemudian dilihat perubahannya. Dari data tersebut tampak bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan pada tingkat motivasi dengan kriteria tinggi dari 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
meningkat menjadi 8,70 %. Walaupun demikian tetap dikatakan bahwa motivasi siswa pada siklus pertama tetap mengalami penurunan. Pada masa pra penelitian atau sebelum penerapan metode pembelajaran STAD persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria tinggi adalah 47,82%, setelah menggunakan metode pembelajaran STAD persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria tinggi menurun sebesar 34,79%. Persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sedang mengalami peningkatan sebesar 17,39%, setelah menggunakan metode pembelajaran STAD. Persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria rendah mengalami penurunan sebesar 13,04%
setelah
menggunakan
metode
pembelajaran
STAD.
Persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat rendah meningkat menjadi 11%, setelah menggunakan metode pembelajaran STAD. b. Hasil Belajar Deskripsi mengenai hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, menunjukkan bahwa ada 11 siswa (47,82%) yang belum mengalami ketuntasan belajar sesuai dengan kriteria keberhasilan PTK 65%. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean hasil belajar siswa = 70,65; median hasil belajar siswa = 7,00; modus hasil belajar siswa = 77,34; dan deviasi standar = 15,47.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
Deskripsi
hasil
belajar
siswa
pada
saat
penerapan
metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD, menunjukkan bahwa ada 19 siswa (82,60%) yang mengalami ketuntasan belajar melebihi kriteria keberhasilan PTK. Walaupun pada saat implementasi tindakan motivasi siswa mengalami penurunan tetapi hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini di dukung oleh hasil perhitungan nilai mean hasil belajar siswa = 75,96; median hasil belajar siswa = 75,00; modus hasil belajar siswa = 80,67; dan deviasi standar = 10,90. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
ada
perbedaan/peningkatan hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sebelum dan sesudah implementasi tindakan. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan t-test yang menunjukkan t
hitung
sebesar -3,336 dan t
tabel
(df = 21) = 2,080 pada taraf signifikasi sebesar 0,05 sehingga t hitung = - 3.336 > t tabel = 2,080. Hal ini dikarenakan bahwa pada pertemuan kedua implementasi tindakan siswa terlihat aktif dalam berdiskusi dalam kelompok, siswa juga bebas dalam mengemukakan pendapatnya di dalam kelompok dan berusaha untuk memahami dan mendalami materi yang diberikan. Adanya kerja sama antar anggota kelompok untuk saling bertukar pendapat dan bimbingan dari siswa yang lebih mampu, maka daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
ingat siswa lebih kuat. Selain itu tidak menutup kemungkinan bahwa ada faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Misalnya siswa telah memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi sehingga dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode STAD pada mata pelajaran Ekonomi sudah memberi dampak meningkatnya hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem. Tabel 5.30 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Ketuntasan belajar Nama Nilai Tuntas 9 Agus Suryanto 70 9 Agustina Rinti. B 72 9 Anastasia Dewi.W 80 9 Candra Febriantoro 75 Disa Tunjung Sari 50 9 Eka Tias Noviyanti 90 9 Eni Sulastri 70 9 Eni Yuli Astuti 95 9 Eva Tari 75 9 Fitri Purwaningsih 85 9 Ika Beti Astuti 70 9 Irna Faradillah 80 9 Luvi Novitasari 78 9 Maria Lena Astuti 70 9 Monika Dyaztika 95 G.C.D 9 Pepen Feta Very 90 Rani Wijayanti 65 9 Rida Soraya 85 9 Rini Asih Nugroho 70 Rochmat Setyo A. 65 9 Sri Rahayu 80 9 Yunita Astari 70 Brigita Rohayani 65
Belum
9
9
9
9
Standar ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
Jumlah Siswa Jumlah siswa yang tuntas Persentase Kriteria ketuntasan
23 19 82,60% Tuntas
Tabel 5.31 menunjukkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam bentuk kuis. Dari tabel di atas tampak bahwa ada 19 siswa (82,60%) yang memperoleh nilai 7,00
dan ada
4 siswa (17.40%) yang
memperoleh nilai ≤ 7,00. Jumlah siswa yang
hasil belajarnya
mencapai KKM sudah memenuhi target (65%) yang ditentukan, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa siklus pertama sudah tuntas. 2.
Siklus Kedua a. Motivasi belajar Deskripsi mengenai motivasi belajar siswa pada siklus kedua setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, menunjukkan bahwa ada 15 siswa (68,18%) yang memiliki motivasi belajar yang terkategorikan tinggi. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean motivasi belajar siswa = 61,73; median motivasi belajar siswa = 61,50;
modus motivasi belajar siswa =
64,07; dan deviasi standar = 5,275. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
ada
perbedaan/peningkatan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
pertama dan siklus kedua. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan t-test yang menunjukkan t hitung sebesar -2,208 dan t tabel (df = 21) = 2,080 pada taraf signifikasi sebesar 0,05 sehingga t
hitung
= -2,208 > t
tabel
=
2,080. Hal ini dikarenakan pada saat implementasi tindakan siklus kedua siswa termotivasi dengan ungkapan “di mana ada kemauan di situ ada jalan”, segala masalah dan persoalan pasti ada jalan keluar, asal muncul kemauan dan semangat untuk belajar. Dengan adanya ungkapan ini dan juga hasil refleksi dari siswa maupun guru pada siklus pertama,
proses pembelajaran berjalan
dengan baik, guru lebih banyak melibatkan siswa dalam diskusi kelompok, bertukar pikiran dengan teman sesama kelompok, beda kelompok dan juga guru sehingga membangkitkan motivasi belajar. Siswa terlihat aktif dan tidak bosan dalam belajar. Penerapan metode STAD pada siklus pertama dan siklus kedua terdapat rentang waktu yang cukup jauh karena ada berbagai kegiatan yang dilakukan di sekolah sehingga proses belajar mengajar di sekolah tidak berjalan secara normal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode STAD pada mata pelajaran Ekonomi pada siklus kedua memberi dampak meningkatnya motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem. Berikut ini disajikan deskripsi motivasi belajar siswa setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran STAD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
Tabel 5.31 Analisis Komparatif Tingkat Motivasi Belajar Siswa (Siklus I dan Siklus II) Skala Motivasi Belajar Siswa 69 - 80
Kriteria Motivasi
Siklus I
Siklus II
Sangat Tinggi
8,70 %
4,55 %
60 - 68
Tinggi
34,79%
68,18%
54 - 59
Sedang
34,79%
22,72%
47 - 53
Rendah
21,74%
4,55%
≤ 46
Sangat Rendah
4,34%
0%
Total
-
100%
100%
Perubahan Ada penurunan sebesar 4,15% Ada peningkatan sebesar 33,39% Ada penurunan sebesar 12,07% Ada penurunan sebesar 17,19% Ada penurunan sebesar 0% -
Pada tabel 5.32 tampak bahwa pada siklus kedua 1 siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi (4,55%), 15 siswa memiliki tingkat motivasi belajar dengan kriteria tinggi (68,18%), 5 siswa memiliki tingkat motivasi belajar dengan kriteria sedang (22,72%), 1 siswa memiliki tingkat motivasi belajar dengan kriteria rendah (4,55%). Pada siklus kedua jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar dengan kriteria tinggi sebanyak 15 siswa (68,18%). Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
ada
perbedaan/peningkatan motivasi belajar siswa setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Jika dibandingkan dengan siklus pertama jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
kriteria tinggi (34,79%) dengan jumlah siswa 8 orang sedangkan pada siklus
kedua siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar
dengan kriteria tinggi meningkat menjadi (68,18%) dengan jumlah siswa 15 orang. b. Hasil Belajar Deskripsi mengenai hasil belajar siswa pada siklus kedua dalam menggunakan
metode
pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD,
menunjukkan bahwa ada 20 siswa (90,90%) yang sudah mengalami ketuntasan belajar sesuai dengan kriteria keberhasilan PTK 65%. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean hasil belajar siswa = 77,27; median hasil belajar siswa = 75,00; modus hasil belajar siswa = 82,00; dan deviasi standar = 10,660. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
tidak
ada
perbedaan/peningkatan hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus pertama dan siklus kedua. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan t-test yang menunjukkan t
hitung
sebesar -.342 dan t
pada taraf signifikasi sebesar 0,05 sehingga t
tabel
(df = 21) = 2,080
hitung
= -.342 < t
tabel
=
2,080. Hal ini dikarenakan pada saat berdiskusi dalam kelompok, ada siswa yang kurang serius dalam mendengarkan pendapat dari teman sekelompoknya dan juga dikarenakan soal kuis yang diberikan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
siswa memiliki tingkat kesukaran yang tinggi sehingga sulit bagi beberapa orang siswa. Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara dari guru mata pelajaran Ekonomi, ada juga faktor lain di luar individu yang mempengaruhi hasil belajar siswa yakni tingkat kecerdasan siswa, penanaman konsep dan keterampilan, pembentukan siswa, juga kondisi ekonomi keluarga. Tingkat kecerdasan dan pemahaman siswa kelas XII penjualan SMK Sanjaya Pakem dibawah rata-rata. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus pertama dan siklus kedua tidak ada perbedaan, walaupun perbedaan yang terjadi tidak signifikan. Tabel 5.32 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Ketuntasan belajar Nama Nilai Tuntas 9 Agus Suryanto 75 9 Agustina R. Budiyanti 80 9 Anastasia Dewi.W 85 9 Candra Febriantoro 75 Disa Tunjung Sari 50 9 Eka Tias Noviyanti 90 9 Eni Sulastri 70 9 Eni Yuli Astuti 85 9 Eva Tari 95 Fitri Purwaningsih 9 Ika Beti Astuti 90 9 Irna Faradillah 90 9 Luvi Novitasari 90 9 Maria Lena Astuti 65 9 Monika Dyaztika 80 G.C.D 9 Pepen Feta Very 80 9 Rani Wijayanti 70 9 Rida Soraya 70 Rini Asih Nugroho 65
Belum
9
-
9
Standar ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
20 Rochmat Setyo A. 21 Sri Rahayu 22 Yunita Astari 23 Brigita Rohayani Jumlah Siswa Jumlah siswa yang tuntas Persentase Kriteria ketuntasan
70 75 75 75
9 9 9 9
³7,00 ³7,00 ³7,00 ³7,00 22 20 90,90% Tuntas
Tabel 5.33 menunjukkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam bentuk kuis. Dari tabel di atas tampak bahwa ada 20 siswa (90,90%) yang memperoleh nilai 7,00 ke atas dan 2 siswa (9,10%) yang memperoleh nilai ≤ 7,00. Jumlah siswa yang
hasil belajarnya
mencapai KKM sudah memenuhi target (65%) yang ditentukan, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada siklus kedua sudah tuntas. Berdasarkan hasil analisis pada masing-masing siklus di atas maka secara ringkas analisis tingkat motivasi dan hasil belajar siswa disajikan dalam tabel berikut Tabel 5. 33 Hasil Analisis Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Komponen Motivasi
Hasil Analisis Siklus I Siklus II 34,79% 68,18%
Hasil Belajar
82,60%
90,90%
Keterangan Jumlah siswa yang termotivasi Persentase ketuntasan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
Tabel 5.33
menunjukkan hasil analisis motivasi dan hasil belajar
siswa pada masing-masing siklus. Tingkat motivasi belajar berada pada kategori tinggi. Hal ini dibuktikan berdasarkan capaian skor pada siklus pertama sebesar 34,79%, dan siklus kedua sebesar 68,18%. Meskipun mengalami penurunan pada siklus pertama, namun tingkat motivasi tersebut masih berada dalam golongan tinggi. Capaian skor pada tingkat hasil belajar siklus pertama 82,60%, sedangkan siklus kedua 90,90%. Berdasarkan uraian tentang motivasi dan hasil belajar di atas, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Proses membosankan
pembelajaran jika
akan
dikemas
menjadi dengan
menarik menarik
dan
tidak
pula
serta
memperhatikan kondisi subjek. Maka dapat dikatakan bahwa termotivasi tidaknya siswa untuk belajar juga tergantung dari cara guru mengemas proses pembelajaran sedemikian rupa tanpa mengesampingkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Sedangkan aspek yang diamati untuk mengukur hasil belajar adalah kemampuan siswa mengerjakan kuis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya
dan
mengacu
pada perumusan
masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XII SMK Sanjaya Pakem tahun pelajaran 2010/2011 maka hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1.
Siklus I a.
Tidak ada perbedaan/peningkatan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sebelum dan sesudah implementasi tindakan dengan hasil t hitung sebesar -1,521, dan t tabel 2,074 dengan taraf signifikasi sebesar 0,05.
b.
Ada perbedaan/peningkatan hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sebelum dan sesudah implementasi tindakan dengan hasil t hitung -3,433, dan t tabel 2,080 dengan taraf signifikasi sebesar 0,05.
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
2.
Siklus II a.
Ada perbedaan/peningkatan motivasi
belajar siswa kelas XII
jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus pertama dan siklus kedua dengan hasil t hitung 2,208, dan t tabel 2,080 dengan taraf signifikasi sebesar 0,05. b.
Tidak ada perbedaan/peningkatan hasil belajar siswa kelas XII jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem dalam pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus pertama dan siklus kedua dengan hasil nilai t hitung -.420, dan t tabel 2,080 dengan taraf signifikasi sebesar 0,05.
B.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini masih jauh dari sempurna. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan peneliti antara lain: 1.
Peneliti terpaku pada teori tentang sistematika penerapan metode STAD, tidak diselingi dengan permainan sehingga suasana kelas siklus pertama kurang kondusif dan hal ini berpengaruh pada motivasi belajar siswa.
2.
Dalam penelitian, peneliti sudah melakukan pengamatan pada setiap kelompok namun pengamatan tersebut tidak secara mendetail dari awal hingga akhir proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
3.
Beberapa
data
siswa
yang
diperoleh
oleh
peneliti
tidak
berkesinambungan dari awal sampai ahkir penelitian karena disebabkan beberapa siswa tersebut tidak masuk sekolah. C.
Saran Dalam rangka menyumbang pemikiran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar ekonomi siswa maka disampaikan saran-saran sebagai berikut: 1.
Bagi Guru a.
Bagi guru, khususnya guru mata pelajaran ekonomi, hendaknya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Pendekatan STAD sebagai alternatif pembelajaran diperlukan agar siswa tidak jenuh dalam pelajaran serta berguna untuk melatih siswa bekerja sama dan berdiskusi sehingga pemahaman siswa terhadap materi menjadi lebih baik.
b.
Metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat digunakan dalam pembelajaran IPS Ekonomi. Namun pada saat menggunakan metode STAD dalam pembelajaran, guru hendaknya melakukan pengamatan dan kemudian direfleksikan. Hasil refleksi tersebut dapat diambil kesimpulan apakah metode ini masih relevan atau tidak, dan kalau ada kekurangan maka pada pertemuan berikutnya perlu diperbaiki agar prose pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
2.
Bagi Siswa a.
Para siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran agar dapat memperoleh manfaat berupa pengetahuan dan pemahaman yang lebih meningkat. Siswa harus dapat memanfaatkan kesempatan belajar dengan lebih tekun dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, siswa diharapkan tidak ramai dan berbicara sendiri. Akan lebih baik jika siswa aktif berdiskusi dengan teman kelompok. 3.
Bagi Penelitian selanjutnya a.
Peneliti perlu melakukan pengamatan secara mendetail pada setiap kelompok dari awal pembelajaran sampai akhir. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui keterlibatan masing-masing siswa dalam kelompok secara lebih mendalam.
b.
Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat motivasi siswa, akan lebih baik lagi pada saat mengukur motivasi selain menggunakan kuesioner juga melalui pengamatan (observasi).
c.
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu melihat juga faktorfaktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa yakni faktor internal dan eksternal.
d.
Disarankan bagi peneliti di masa mendatang untuk menggunakan metode simulasi dalam menyampaikan materi pelajaran Ekonomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
khususnya materi pembelajaran tentang penggabungan badan usaha dan bentuk khusus penggabungan badan usaha, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar ekonomi dan akan membawa dampak yang positif terhadap hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1991. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.bumi aksara Azwar, Saifuddin. 2004. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bahri Djamarah, Drs.Syaiful dan Drs. Aswan zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Dwi Retno Sari, Maria. 2008 Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Dalam Meningkatkan Partisipasi, Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Ekonomi: Sebuah Penelitian Tindakan Kelas. Skripsi. Yogyakarta: FKIP USD Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya Irawan, Prasetyo. 1995. Teori belajar, motivasi, Ketrampilan Mengajar, dan model-model pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ketut, Dewa. 1988. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Bina Aksara. Muslimin Ibrahim (Widanarto, 2006:17); Pendekatan pembelajaran. Modul Kegiatan Penataran Guru-guru Kabupaten Belu Masidjo, Ignatius. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta. Kanisius Prayitno. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Pustaka book publisher. Yogyakarta Sanjaya Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grasindo Persada
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning. Theory Research and Practise. Massachuseus: Allyn & Bacon
Solihatin, Etin. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara Sthal, R.J (1994). Cooperatif Learning in Social Student: Handbook for teacher. USA: Kane PublishingService, inc Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sudjana. 1995. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Wina .2006. Stategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar/ (online) diakses tanggal 13 Oktober 2009 http:www.damandiri.or.id/detail.php?id=238 (online) diakses tanggal 25 Mei 2009 http://www.ed.gov. (online) diakses tanggal 20 Oktober 2009 http://www.naskahakademik.net, 23 April 2006/ (online) diakses tanggal 20 Mei 2010 (http://mutadi.files.word press.com/2010/02/model-pembelajaran.doc) Diakses tanggal 26 April 2011 (http://steventumiwa.blog.com/2009/04/23/ptk-stad/). Diakses tanggal 26 April 2011 (http://informasismpn9cimahi.wordpress.com/2010/05/22/penelitiantindakan-kelas/) Diakses tanggal 26 April 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
KUESIONER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Variabel
Motivasi
Indikator
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Nomor Pertanyaan (+)
Nomor Pertanyaan (-)
1, 7,10
4,8,11
2,12,13
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
3,6
d. Adanya penghargaan dalam belajar
14,16,17
e. Adanya kegiatan menarik dalam belajar
5,20
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif,sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik
9,18
15
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
(Kuesioner sebelum tindakan) Yogyakarta, 13 Oktober 2010 Kepada, Yth. Siswa-siswi SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta Dengan hormat, Saya bemaksud ingin melakukan penelitian di SMK Sanjaya Pakem dengan judul penelitian adalah “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Belajar Ekonomi” Dalam rangka kegiatan penelitian tersebut, saya sangat mengharapkan partisipasi anda untuk mengisi kuesioner yang telah saya susun. Kuesioner ini saya mohon diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Jawaban Anda dalam kuesioner ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai akademik Anda. Sebelum mengisi kuesioner, harap untuk membaca petunjuk pengisian terlebih dahulu. Manfaat penelitian ini yaitu untuk memotivasi siswa dalam belajar dengan menggunakan metode pembelajaran baru dan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang nantinya dapat meningkatkan mutu sekolah. Atas waktu dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
KUESIONER MOTIVASI BELAJAR Petunjuk Pengisisan: 1. Pada lembar penilaian diri tentang motivasi belajar ini terdapat 20 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran dan tentukan kebenarannya sesuai dengan situasi yang anda alami! 2. Pilihlah satu jawaban dari empat kemungkinan jawaban yakni: Selalu (S) Sering (Ss) Jarang/kadang-kadang(J) Tidak pernah (TP) 3. Berilah tanda check (9) pada kolom jawaban yang ada pilih 4. Apbila anda keliru menjawab berilah tanda silang (X) pada jawaban yang keliru, dan pilihlah jawaban baru yang anda anggap tepat! 5. Jawablah semua pernyataan berikut tanpa melewati nomor pernyataan yang tersedia dan periksalah kembali jawaban sebelum dikumpulkan! S No
Ss
J/KK
TP
PERNYATAAN Selalu Sering Jarang/kadang- Tidak Pernah kadang
1.
2. 3.
4.
5.
6. 7.
Anda belajar tanpa disuruh oleh orang tua atau guru Anda merasa senang dalam belajar Anda belajar dengan tekun setiap hari untuk meningkatkan prestasi Anda puas dengan nilai yang anda dapatkan selama ini sehingga anda tidak perlu belajar lagi Anda tertarik untuk mempelajari materi pembelajaran Anda belajar ketika besok ada ujian Anda kecewa jika mendapat nilai jelek pada saat ulangan atau ujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14. 15.
16.
17.
18.
Anda tidak merasa tersaingi bila teman anda mendapat nilai yang lebih baik dari anda Ada keinginan untuk berdiskusi dengan teman-teman kelas, jika menemukan kesulitan dalam mempelajari materi Tugas yang diberikan oleh guru dikerjakan dengan sungguhsungguh Anda meminta bantuan teman untuk mengerjakan tugas tanpa anda berusaha lebih dahulu untuk mengerjakan sendiri Anda mempelajari kembali materi yang diberikan oleh guru, ketika belajar mandiri Jika anda mendapat nilai yang lebih rendah dari teman anda, anda akan berusaha memperbaiki cara belajar dan lebih giat belajar. Anda rajin belajar untuk meraih prestasi Anda termotivasi untuk belajar karena ada hadiah Anda rajin belajar untuk mendapat simpati dari orangtua Anda rajin belajar untuk mendapat simpati dari guru dan teman-teman Anda mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
sebelum pelajaran dimulai 19. Anda senang bila ada jam pelajaran yang kosong 20. Ada keinginan mendapat rasa aman bila mengikuti dan menguasai pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
(Kuesioner sesudah tindakan) Yogyakarta, ………..2010 Kepada, Yth. Siswa-siswi SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta Dengan hormat, Saya bemaksud ingin melakukan penelitian di SMK Sanjaya Pakem dengan judul penelitian adalah “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Belajar Ekonomi” Dalam rangka kegiatan penelitian tersebut, saya sangat mengharapkan partisipasi anda untuk mengisi kuesioner yang telah saya susun. Kuesioner ini saya mohon diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Jawaban Anda dalam kuesioner ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai akademik Anda. Sebelum mengisi kuesioner, harap untuk membaca petunjuk pengisian terlebih dahulu. Manfaat penelitian ini yaitu untuk memotivasi siswa dalam belajar dengan menggunakan metode pembelajaran baru dan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang nantinya dapat meningkatkan mutu sekolah. Atas waktu dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
KUESIONER MOTIVASI BELAJAR Petunjuk Pengisisan: 1. Pada lembar penilaian diri tentang motivasi belajar ini terdapat 20 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran dan tentukan kebenarannya sesuai dengan situasi yang anda alami! 2. Pilihlah satu jawaban dari empat kemungkinan jawaban yakni: Selalu (S) Sering (Ss) Jarang/kadang-kadang(J) Tidak pernah (TP) 3. Berilah tanda check (9) pada kolom jawaban yang ada pilih 4. Apbila anda keliru menjawab berilah tanda silang (X) pada jawaban yang keliru, dan pilihlah jawaban baru yang anda anggap tepat! 5. Jawablah semua pernyataan berikut tanpa melewati nomor pernyataan yang tersedia dan periksalah kembali jawaban sebelum dikumpulkan! S No
PERNYATAAN Selalu
1.
2.
3.
4.
5.
J/KK Jarang/kadangkadang Sering Ss
TP Tidak Pernah
Ada kesadaran diri untuk belajar setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD Ada rasa senang dalam belajar setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD Anda belajar dengan tekun setiap hari untuk meningkatkan prestasi setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD Anda puas dengan nilai yang anda dapatkan selama ini sehingga anda tidak perlu belajar lagi setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD Anda tertarik untuk mempel ajari materi pembelajaran setelah menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
metode kooperatif tipe STAD 6. Anda belajar ketika besok ada ujian setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 7. Anda kecewa atau malu jika mendapat nilai jelek pada saat ulangan atau ujian setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 8. Anda tidak merasa tersaingi bila teman anda mendapat nilai yang lebih baik dari anda setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 9. Ada keinginan untuk berdiskusi dengan temanteman kelas, jika menemukan kesulitan dalam mempelajari materi setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 10. Tugas yang diberikan oleh guru dikerjakan dengan sungguh-sungguh setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 11. Anda selalu meminta bantuan teman untuk mengerjakan tugas tanpa anda berusaha lebih dahulu untuk mengerjakan sendiri setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 12. Anda mempelajari kembali materi yang diberikan oleh guru, ketika belajar mandiri setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 13. Jika anda mendapat nilai yang lebih rendah dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
teman anda, anda akan berusaha memperbaiki cara belajar dan lebih giat belajar setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 14. Anda rajin belajar untuk meraih prestasi setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 15. Anda termotivasi dalam belajar karena ada hadiah setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 16. Anda rajin belajar untuk mendapat simpati dari orangtua setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 17. Anda rajin belajar untuk mendapat simpati dari guru dan teman-teman setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 18. Anda mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung pelajaran sebelum pelajaran dimulai setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 19. Anda senang bila ada jam pelajaran yang kosong setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD 20. Ada keinginan mendapat rasa aman bila mengikuti dan menguasai pelajaran setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
LEMBAR OBSERVASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
Hasil Obervasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 14
Deskripsi Ya Guru membuka pelajaran Guru memeriksa kesiapan siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru melakukan apersepsi Guru menggunakan metode belajar yang bervariasi Guru memberikan tugas Guru menggunakan media Guru menegur siswa Guru memberikan penghargaan kepada siswa Guru memunculkan rasa ingin tahu Guru menggunakan simulasi dan permainan Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas di depan kelas Guru berinteraksi dengan siswa Guru menutup pelajaran
Tidak Keterangan
Yogyakarta, 20 Oktober 2010 Guru Mata Pelajaran
(Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd)
Observer
(Maria Magdalena Eno)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
Hasil Observasi Kegiatan/Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Butir-Butir Sasaran
Ya
Tidak
Keterangan
Siswa siap mengikuti proses pembelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran Siswa mencatat hah-hal penting Siswa mengerjakan tugas/latihan soal dengan baik Siswa mendapat teguran dari guru Ada persaingan yang sehat dari diri siswa Siswa aktif dalam proses pembelajaran Siswa menjawab pertanyaan guru Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal
Guru Mata Pelajaran
(Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd)
Yogyakarta, 20 Oktober 2010 Observer
(Maria Magdalena Eno)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran No 1
2 3 4 5 6 7 8
Deskripsi
Ya
Tidak
Keterangan
Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran Siswa membuat keributan/kegaduhan Siswa mengerjakan latihan soal Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan Guru memberikan penghargaan verbal dan non verbal Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran
Guru Mata Pelajaran
(Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd)
Yogyakarta, 20 Oktober 2010 Observer
(Maria Magdalena Eno)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
Hasil Observasi Aktivitas Guru selama Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Hari / tanggal
:
Mata pelajaran
:
Kelas
:
Observer
:
No 1 2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Deskripsi Ya Guru membuka pelajaran Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD Guru memberikan materi yang aka dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas Guru mengorganisasikan pokok bahasan untuk membantu siswa memahami materi. Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk lebih aktif berperan dalam metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Guru memotivasi siswa agar terliba aktif dalam kegiatan diskusi kelompok Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk bekerja sama dengan baik dalam kelompok. Guru memberikan pengembangan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan peran masing-masing anggota dalam kelompok.
Tidak Catatan
Guru mengamati kegiatan kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Guru berinteraksi dengan siswa di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
13
14
15 16
17 18 19 20
21
depan kelas untuk menjelaskan prosedur metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Guru berinteraksi dengan siswa di dalam kelompok untuk menjelaskan prosedur metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Guru berinteraksi dengan siswa untuk menumbuhkan motivasi dan semangat melaksanakan pembelajaran dalam mencapai tujuan Guru kurang berinteraksi dengan siswa. Guru tidak membantu siswa yang kesulitan menentukan peran dalam kelompok. Guru hanya berinteraksi dalam kelompok tertentu. Guru membiarkan siswa yang membuat kegaduhan di dalam kelas. Guru hanya mengamati kelas selama pembelajaran berlangsung. Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar melalui ulangan pada akhir pokok bahasan Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi. Yogyakarta, 3 November 2010
Guru mata pelajaran,
Praktikan
(Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd)
(Maria Magdalena Eno)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
Lembar Observasi Kelas selama Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Nama pengamat
:
Tanggal dan waktu observasi : Objek yang diamati
:
Kelas
:
Tujuan observasi
:
No 1 2 3 4
5 6 7
8 9
10 11
12
Deskripsi Ya Kelas terdiri dari beberapa individu yang berbeda dalam hal kemampuan belajar. Siswa menaati aturan-aturan yang ada di dalam pembelajaran. Siswa membentuk kelompok-kelompok tertentu di dalam kelas. Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan dalam lingkungan siswa. Ruang kelas tertata dengan bersih dan rapi. Lingkungan kelas kondusif untuk pembelajaran. Aktifitas di kelompok kurang baik karena ada siswa yang tidak memainkan perannya dengan baik. Siswa kurang mampu untuk membagi peran di dalam kelompok. Siswa tidak mampu memanfaatkan waktu dengan baik di dalam kegiatan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe STAD Siswa kurang mengenal teman satu kelasnya. Kondisi kelas berjalan dengan baik selama pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan baik. Beberapa siswa menolak untuk bergabung dengan siswa yang lain di kelas itu
Tidak
Catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188
13 14 15 16 17 18 19 20
Siswa-siswa tertentu nampaknya tidak menghargai siswa-siswa lainnya Beberapa siswa dalam kelas lebih diandalkan daripada yang lainnya Hampir semua siswa menganggap materi pelajaran mudah Kerja sama dalam kelas sering macet karena ada siswa yang malas Kelas ini terorganisasi dengan baik dan efisien Para siswa memperlihatkan kepedulian yang sama untuk keberhasilan kelas Setiap anggota kelas diberi keistimewaan yang sama Para siswa bersaing untuk menunjukkkan siapa yang melakukan pekerjaan yang paling baik Yogyakarta,03 November 2010
Guru
(Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd)
Praktikan
(Maria Magdalena Eno)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189
Lembar Observasi Siswa selama Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Nama pengamat
:
Tanggal dan waktu observasi : Objek yang diamati
:
Kelas
:
Tujuan observasi
:
No
Elemen yang dinilai
1 2
Siap mengikuti pelajaran Siswa mengerjakan tugas yang diberikan selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD dengan baik. Siswa berinteraksi dengan baik selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD berlangsung. Perhatian di arahkan pada materi diskusi Siswa membagikan materi yang di pelajari kepada anggota kelompok Mendengarkan penjelasan teman Mencatat hal-hal yang penting Antusias Mengajukan pertanyaan kepada guru/teman Menjawab pertanyaan
3
4 5.
6 7 8 9 10
Ya
Tidak
Catatan
Yogyakarta, 3 November 2010 Guru Pamong
Praktikan
(Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd)
(Maria Magdalena Eno)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190
Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra terhadap Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD No 1
2
3
4
5
6
Uraian Komentar Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Kesan guru terhadap motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Hambatan yang dihadapi apabila nanti guru hendak melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Hal-hal yang mendukung apabila guru nanti akan menggunakan metode pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Manfaat yang diperoleh dengan merencanakan rencana pembelajaran dan membuat perangkat pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Hal-hal apa saja yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Yogyakarta,24 November 2010
Guru Pamong,
Praktikan,
(Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd)
(Maria Magdalena Eno)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191
Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Nama
:
Kegiatan kelompok
:
Hari,tanggal
:
Kelas
:
No 1
2
3
4
5
Uraian Komentar Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD (topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas,dll)? Apakah anda berminat dan termotivasi mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD Apakah anda lebih paham tentang materi pelajaran ekonomi dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD Manfaat apa yang anda peroleh pada pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192
PEDOMAN WAWANCARA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193
Pedoman Wawancara Kepada Guru Nama Guru
:………………………………………
Tanggal Wawancara :……………………………………… Kisi-kisi Wawancara: 1.
Metode Pembelajaran a. Metode pembelajaran apa saja yang diketahui oleh guru? b. Metode pembelajaran apa saja yang selama ini digunakan oleh guru? c. Apa saja keuntungan dari penggunaan metode pembelajaran di atas? d. Apa saja kelemahan dari penggunaan metode pembelajaran di atas? e. Apakah guru selalu memvariasi metode pembelajaran di dalam menyampaikan materi ajar atau hanya terpaku dengan satu metode pembelajaran saja? f. Apakah guru mengetahui metode pembelajaran kooperatif? g. Apakah guru mengetahui STAD dan pernah menerapkannya?
2.
Proses Pembelajaran a. Bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru? b. Apakah guru selalu mempersiapkan terlebih dahulu sebelum melakukan proses pembelajaran?
3. Motivasi Siswa a. Bagaimana tingkat motivasi siswa di dalam proses pembelajaran? b. Apakah tingkat motivasi tersebut sudah dirasa “cukup” oleh guru? c. Apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan motivasi siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194
4. Prestasi siswa a.
Bagaimana hasil prestasi siswa?
b.
Berapa nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata-rata satu kelas?
c.
Apakah nilai siswa tersebut sudah dirasa “cukup” oleh guru?
d.
Apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195
LEMBAR NILAI KELOMPOK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196
Format Lembar Nilai kelompok Nama Tim: Anggota Tim
1
2
3
4
5
Total Skor Tim Rata-rata Penghargaan
Rata-rata tim: 15-20
: Baik
21-25
: Hebat
Lebih dari 25 : Super
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199
Daftar Pembagian Kelompok NO
NAMA SISWA
1
Anastasia Wulandari
2
Eva Tari
3
Monika Dyaztika Gustin C.D
4
Brigita Rohayani
5
Eka Tyas Noviyanti
6
Fitri Purwaningsih
7
Agustina Rinti B.
8
Rochmat.S.Atmojo
9
Eni Yuli astuti
10
Ika Beti Astuti
11
Candra Febriantoro
12
Rini Asih . N.
13
Irna Faradillah
14
Eni Sulastri
15
Yunita Astari
16
Luvi Novitasari
17
Pepen Feta Very
18
Maria Lena Astuti
19
Disa Tunjung Sari
20
Sri Rahayu
21
Rani Wijayanti
22
Rida Soraya
23
Agus Suryanto
KELOMPOK
KETERANGAN
Dewi
I
II
III
IV
V
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200
RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN (RPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I
Sekolah
: SMK Sanjaya Pakem
Mata Pelajaran
: Ekonomi
Kelas/Semester
: XII/I
Pertemuan ke
: 1-2
Alokasi Waktu
: 2JP x 40 menit
Standar Kompetensi : Menentukan bentuk badan usaha dan manfaat lembaga
keuangan
Kode Kompetensi
: EKO-B2
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi bentuk-bentuk badan usaha
Indikator
: Bentuk badan usaha dipilih secara tepat
A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu menjelaskan bentuk-bentuk Badan Usaha (Perseorangan, Firma, CV dan PT) B.
Materi Pembelajaran (Handout Terlampir) 1. Bentuk-bentuk badan usaha (Perseorangan, Firma, CV dan PT) 2. Kebaikan dan keburukan dari masing-masing bentuk badan usaha tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202
C.
Metode Pembelajaran Model pembelajaran yang diterapkan: Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (03 November 2010) a. Kegiatan Pendahuluan
b.
1.
Guru memeriksa kesiapan kelas dan siswa
2.
Guru memberikan Pretest
Kegiatan Inti 1.
Guru menjelaskan langkah pembelajaran koperatif tipe STAD sebagai berikut: a)
Siswa dibagi dalam kelompok yang telah ditentukan oleh guru
b) Siswa dalam kelompok diberi tugas yang berbeda antar satu anggota dengan anggota lainnya. Siswa yang berkemampuan relatif rendah diberi tugas yang lebih rendah c)
Kelompok yang paling aktif selama proses diskusi (bertanya, menjawab pertanyaan, menyanggah jawaban) akan mendapat hadiah dari guru diakhir pelajaran. Keaktifan kelompok dihitung dari banyaknya tanda ”love” yang mereka kumpulkan
d) Guru membagikan kertas asturo kepada kelompok. Kertas asturo mempunyai fungsi untuk menempelkan kata ”love” yang telah dikumpulkan oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203
e)
Guru
membagikan
handout
dan
menjelaskan
cara
penggunaannya. Siswa membaca handout yang telah dibagikan Setelah siswa membaca handout maka siswa harus mengerjakan tugas yang telah ditentukan oleh guru 2.
Guru menjelaskan materi tentang bentuk-bentuk Badan Usaha secara singkat
3.
Guru membagi siswa dalam kelompok yang sebelumnya sudah ditentukan
4.
Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya, sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
5.
Setelah semua anggota kelompok mendapat penjelasan dari masingmasing anggota kelompoknya sendiri maka kelompok harus mempresentasikan hasil tugasnya didepan kelas. Pada sesi ini kelompok yang lain boleh mengajukan pertanyaan, menyanggah jawaban dan mengeluarkan pendapat.
6.
Setiap siswa yang mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyanggah
jawaban akan memperoleh tanda ”love” dari guru
untuk kemudian ditempel pada kertas asturo yang telah disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204
c. Kegiatan penutup 1.
Guru menarik kesimpulan atas materi yang telah dipelajari hari ini.
2.
Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi atas apa yang baru saja dilaksanakan.
3.
Guru memberikan salam penutup.
Pertemuan Kedua ( 24 November 2010) a. Kegiatan pembuka 1. Guru memeriksa kesiapan kelas dan siswa 2. Guru mengucapkan salam pembuka 3. Guru mereview kembali materi yang telah disampaikan minggu yang lalu. b. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan langkah pembelajaran sebagai berikut: a) Siswa dibagi dalam kelompok yang telah ditentukan oleh guru b) Siswa dalam kelompok diberi tugas yang berbeda antar satu anggota dengan anggota lainnya. Siswa yang berkemampuan relatif rendah diberi tugas yang lebih rendah c) Kelompok yang paling aktif selama proses diskusi (bertanya, menjawab pertanyaan, menyanggah jawaban) akan mendapat hadiah dari guru diakhir pelajaran. Keaktifan kelompok dihitung dari banyaknya tanda ”love” yang mereka kumpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205
d) Guru membagikan kertas asturo kepada kelompok. Kertas asturo mempunyai fungsi untuk menempelkan kata ”love” yang telah dikumpulkan oleh siswa. 2. Kelompok yang belum mendapatkan giliran untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dipersilahkan untuk mempresentasikannya 3. Kelompok lain mendengarkan presentasi dari kelompok lain dan menyiapkan sejumlah pertanyaan. 4. Setiap siswa yang mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyanggah jawaban akan memperoleh tanda ”love” dari guru untuk kemudian ditempel pada kertas asturo yang telah disediakan 5. Guru bersama siswa menghitung setiap tanda “love” yang telah dikumpulkan oleh setiap kelompok. Kelompok yang paling banyak mengumpulkan tanda “love” mendapat hadiah dari guru. c. Kegiatan penutup 1.
Guru menarik kesimpulan atas materi yang telah dipelajari hari ini.
2.
Guru memberikan ulangan atau tes tentang materi yang telah dipelajari minggu yang lalu dan materi hari ini.
3.
Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi atas apa yang baru saja dilaksanakan
4.
Guru memberikan salam penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206
E. Sumber Bahan dan Media 1. Buku Pegangan Guru Pelajaran Ekonomi, Armico Modul Ekonomi Yudistira Internet 2. Buku pegangan siswa Buku yang relevan dengan materi pokok pembelajaran Media:
I.
1.
Handout materi
2.
Kertas Asturo
3.
Tanda love
4.
Whiteboard
5.
Lembar ulangan (lembar soal dan jawaban)
Evaluasi 1. Teknik 2. Bentuk Instrumen
: Tes Uraian singkat : Tertulis
Soal Tes / ulangan 1. Sebutkan bentuk-bentuk badan usaha yang ada di Indonesia! (Skor 10) 2. Sebutkan ciri-ciri bentuk usaha BUMN (Skor 10) 3. Sebutkan dan jelaskan secara singkat jenis-jenis koperasi (Skor 40) 4. Sebutkan kelemahan dan kelebihan dari Perusahaan Perseorangan (Skor 20) 5. Sebutkan dan jelaskan 2 macam anggota yang di miliki dalam perserikatan Komanditer (Skor 10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207
6. Sebutkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Badan Usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (Skor 10) Kunci Jawaban 1. Bentuk-bentuk badan usaha yang ada di Indonesia: BadanUsaha Milik Negara (BUMN); Koperasi dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) 2. Ciri-ciri bentuk usaha BUMN : Modalnya disetor oleh Pemerintah melalui Anggaran Penerimaan dan Belanja
Negara/Daerah/APBD)
Pemerintah
Pusat atau Daerah
yang (BPD);
disalurkan seluruh
melalui
modalnya
Bank adalah
merupakan milik negara dan bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menciptakan kemakmuran rakyat. 3. Jenis-jenis Koperasi: a.
Koperasi Konsumsi Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bergerak dalam usaha untuk memenuhi kehidupan hidup sehari – hari bagi para anggotanya.
b.
Koperasi Kredit Koperasi Kredit berusaha untuk mengumpulkan uang simpanan dari
para anggota dan kemudian meminjamkannya lagi kepada
anggota lain yang membutuhkan modal untuk keperluan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208
c.
Koperasi Produksi Koperasi Produksi berusaha bersama dalam pengadaan alatalat perlengkapan produksi, bahan baku, bangunan gudang penyimpanan hasil produksi dari para anggotanya.
d.
Koperasi Jasa Koperasi Jasa bergerak dibidang jasa pelayanan umum yang diperlukan para anggota.
e.
Koperasi Serba Usaha Koperasi Serba Usaha adalah berusaha untuk mengelola berbagai jenis kebutuhan yang diperlukan bagi para anggotanya.
4. Kelemahan dan kelebihan dari Perusahaan Perseorangan: a.
Kekurangan–kekurangan
atau
kelemahan
dari
bentuk
Perseorangan ini adalah : Mengandung tanggung jawab keuangan tak terbatas; keterbatasan kemampuan keuangan; keterbatasan manajerial; dan kontinuitas kerja karyawan terbatas. b.
Keuntungan – keuntungan/ kelebihan dari bentuk Perseorangan ini adalah : Penguasaan sepenuhnya terhadap keuntungan yang diperoleh;
motivasi
usaha
yang
tinggi;
dan
penanganan aspek hukum yang minimal. 5.
2 macam anggota yang di miliki dalam perserikatan Komanditer (CV) a.
Anggota aktif (Komanditer Aktif) adalah anggota yang aktif menjalankan usaha bisnisnya dan menanggung segala utang – utang perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209
b.
Anggota tidak aktif (Komanditer Diam) adalah anggota yang hanya menyertakan modalnya saja.
6.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Badan Usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas: memiliki masa hidup yang terbatas; pemisahan kekayaan dan utang – utang pemilik dengan kekayaan dan utang– utang perusahaan; kemampuan memperoleh modal yang sangat luas dan penggunaan manajer yang profesional.
Jumlah skor maksimu :100 Nilai = Skor Perolehan Yogyakarta, 27 Oktober 2010 Peneliti
Maria Magdalena Eno
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus II
Sekolah
: SMK Sanjaya Pakem
Mata Pelajaran
: Ekonomi
Kelas/Semester
: XII/I
Pertemuan ke
: 1-2
Alokasi Waktu
: 2 JP x 40 menit
Standar Kompetensi : Menentukan bentuk badan usaha dan manfaat lembaga
keuangan
Kode Kompetensi
: EKO-B2
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi bentuk-bentuk badan usaha
Indikator
: 1. Bentuk
penggabungan
diidentifikasi
badan
usaha
secara tepat
2. Bentuk khusus penggabungan badan usaha diidentifikasi secara tepat A. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu menjelaskan pengertian penggabungan badan usaha dan sifat penggabungan usaha
2.
Siswa mampu mengidentifikasi bentuk – bentuk penggabungan badan usaha, tujuan , alasan penggabungan usaha dan cara-cara penggabungan badan usaha
3.
Siswa mampu menjelaskan pengertian pengkhususan perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211
4.
Siswa mampu mengidentifikasi bentuk khusus penggabungan badan usaha secara tepat
5.
Siswa mampu menjelaskan masing-masing bentuk khusus penggabungan usaha
B. Materi Pembelajaran 1. Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha 2. Bentuk khusus penggabungan badan usaha C. Metode Pembelajaran Model pembelajaran yang diterapkan: Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). D.
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (25 Januari 2011) a. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru memeriksa kesiapan kelas dan siswa 2. Guru mengucapkan salam pembuka 3. Menyampaikan
kompetensi
yang
akan
dicapai
dan
rencana
kegiatannya b. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan langkah pembelajaran koperatif tipe STAD sebagai berikut: a) Siswa dibagi dalam kelompok yang telah ditentukan oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212
b) Siswa dalam kelompok diberi tugas yang berbeda antar satu anggota dengan anggota lainnya. Siswa yang berkemampuan relatif rendah diberi tugas yang lebih rendah c) Kelompok yang paling aktif selama proses diskusi (bertanya, menjawab pertanyaan, menyanggah jawaban) akan mendapat hadiah dari guru diakhir pelajaran. Keaktifan kelompok dihitung dari banyaknya tanda ”love” yang mereka kumpulkan d) Guru membagikan kertas asturo kepada kelompok. Kertas asturo mempunyai fungsi untuk menempelkan kata ”love” yang telah dikumpulkan oleh siswa. 2. Guru menjelaskan materi bentuk penggabungan badan usaha dan bentuk khusus penggabungan badan usaha secara singkat 3. Guru membagi siswa dalam kelompok yang sebelumnya sudah ditentukan 4. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok.
Anggota
yang
tahu
menjelaskan
kepada
anggota lainnya, sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 5. Setelah semua anggota kelompok mendapat penjelasan dari masingmasing anggota kelompoknya sendiri maka kelompok harus mempresentasikan hasil tugasnya didepan kelas. Pada sesi ini kelompok yang lain boleh mengajukan pertanyaan, menyanggah jawaban dan mengeluarkan pendapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 213
6. Setiap siswa yang mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyanggah jawaban akan memperoleh tanda ”love” dari guru untuk kemudian ditempel pada kertas asturo yang telah disediakan. c. Kegiatan penutup 1. Guru menarik kesimpulan atas materi yang telah dipelajari hari ini. 2. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi tentang materi yang baru saja dijelaskan 3. Guru memberikan salam penutup. Pertemuan Kedua (26 Januari 2011) a. Kegiatan pembuka 1. Guru memeriksa kesiapan kelas dan siswa 2. Guru mengucapkan salam pembuka 3. Guru mereview kembali materi yang telah disampaikan minggu yang lalu. b.
Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan langkah pembelajaran sebagai berikut: a) Siswa dibagi dalam kelompok yang telah ditentukan oleh guru b) Siswa dalam kelompok diberi tugas yang berbeda antar satu anggota dengan anggota lainnya. Siswa yang berkemampuan relatif rendah diberi tugas yang lebih rendah c) Kelompok yang paling aktif selama proses diskusi (bertanya, menjawab pertanyaan, menyanggah jawaban) akan mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 214
hadiah dari guru diakhir pelajaran. Keaktifan kelompok dihitung dari banyaknya tanda ”love” yang mereka kumpulkan. d) Guru membagikan kertas asturo kepada kelompok. Kertas asturo mempunyai fungsi untuk menempelkan kata ”love” yang telah dikumpulkan oleh siswa. e) Kelompok
yang
mempresentasikan
belum hasil
mendapatkan pekerjaannya
giliran
dipersilahkan
untuk untuk
mempresentasikannya f) Setiap siswa yang mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyanggah jawaban akan memperoleh tanda ”love” dari guru untuk kemudian ditempel pada kertas asturo yang telah disediakan g) Guru bersama siswa menghitung setiap tanda “love” yang telah dikumpulkan oleh setiap kelompok. Kelompok yang paling banyak mengumpulkan tanda “love” mendapat hadiah dari guru. c.
Kegiatan penutup 1. Guru menarik kesimpulan atas materi yang telah dipelajari hari ini. 2. Guru memberikan ulangan atau tes tentang materi yang telah dipelajari minggu yang lalu dan materi hari ini. 3. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi atas apa yang baru saja dilaksanakan 4. Guru memberikan salam penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 215
E.
Sumber Bahan dan Media 1. Buku Pegangan Guru
Pelajaran Ekonomi, Armico
Modul Ekonomi Yudistira
Internet
2. Buku pegangan siswa Buku yang relevan dengan materi pokok pembelajaran Media: 1. Handout materi 2. Kertas Asturo 3. Tanda love 4. Whiteboard 5. Lembar ulangan (lembar soal dan jawaban) I.
Evaluasi 1. Teknik
: Tes Uraian singkat
2. Bentuk Instrumen
: Tertulis
Soal Tes / ulangan 1. Kombinasi dari beberapa badan usaha apada tingkat yang sama dalam proses produksi yang menghasilkan produk yang berbeda tetapi mempunyai pangsa pasar yang hampir sama disebut dengan.....(skor 5) 2. Istilah penggabungan dari beberapa badan usaha yang bekerja pada tingkat yang berbeda dalam proses produksi yang saling berurutan misalnya perkebunan kapas, pemintalana benang, perusahaan tekstil, dan toko tekstil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 216
disebut...(skor 5) 3. Penggabungan antara beberapa badan usaha yang sejenis dimana hasil penggabungan itu membentuk perusahaan baru dan namanyapun cenderung baru disebut...(skor 10) 4. Tindakan mengambil alih kepemilikan perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruhnya disebut...(skor 5) 5. Kerjasama atas dasar sukarela dari beberapa badan usaha sejenis untuk memproduksi atau menjual barang hasil produksinya yang diikat dalam suatu perjanjian disebut...(skor 5) 6. Kerjasama beberapa badan usaha yang bertujuan untuk membuat suatu perjanjian atau kesepakatan tentang harga minimum produk yang dihasilkan disebut kartel...(skor 10) 7. Perusahaan biasanya berbentuk PT atau Persero yang memiliki saham beberapa perusahaan lain disebut...(skor 10) 8. Contoh dari kartel yang cukup terkenal adalah...(skor 10) 9. Penggabungan atau pemusatan beberapa badan usaha yang sejenis maupun berlainan menjadi badan usaha baru yang lebih besar dan kuat dan bertujuan mendapatkan kedudukan monopoli disebut...(skor 10) 10. Sebutkan salah satu perbedaan kartel dan trust...(skor 30) Kunci Jawaban 1.
Paralelisasi
2.
Integrasi
3.
Merger
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 217
4.
Akuisisi
5.
Kartel
6.
Kartel produksi
7.
Holding company
8.
OPEC
9.
Trust
10.
a. Dilihat dari tujuannya: Kartel bertujuan mengatur pasar/menghindari persaingan b. Dilihat dari sifatnya: kartel bersifat sementara dan trust bersifat sementara c. Dilihat dari jenis penggabungan: Kartel penggabungan badan usaha yang sejenis, Trust penggabungan badan usaha baik yang sejenis maupun yang berlainan. d. Dilihat dari statusnya: Badan usaha yang bergabung dalam kartel masih berdiri sendiri, sedangkan pada trust badan usaha yang bergabung meleburkan diri. e. Dilihat dari pengaruhnya dari masyarakat: Pengaruh kartel dalam masyarakat tidak terlalu kuat, pengaruh trust dalam masyarakat cukup kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 218
Jumlah skor maksimum :100 Nilai = Skor Perolehan
Yogyakarta, … Januari 2011 Peneliti
Maria Magdalena Eno
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 219
HANDOUT BENTUK-BENTUK BADAN USAHA (PERSEORANGAN, FIRMA, CV DAN PT)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 220
Bentuk-bentuk Badan Usaha 1. Bentuk Yuridis perusahaan Beberapa bentuk perusahaan yang dikenal di Indonesia diantaranya perusahaan perseorangan, firma, perusahanan komanditer, perseroan terbatas, BUMN, koperasi. Masing-masing bentuk badan usaha tersebut mempunyai ciri-ciri tersendiri dengan kelemahan dan kelebihannya masing-masing. a. Perusahaan Perseorangan Perusahaan perseorangan adalah badan usaha kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja /buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Ciri dan sifat perusahaan perseorangan : relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan; tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi; tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi; seluruh keuntungan dinikmati sendiri; sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri; keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar; jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup dan sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan. Kelebihan Perusahaan Perseorangan : •
Perseorangan tidak dikenakan pajak perusahaan seperti halnya PT atau Partnership (Firma).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 221
•
dalam melakukan pengelolaan perusahaan, pemilik juga menjadi bagian dari manajemen sehingga pengendalian internal tidak terlalu kompleks dan mudah diawasi oleh pemilik langsung.
•
Biaya yang rendah dalam pengelolaan, karena karyawan yang bekerja didalam perseorangan adalah si pemilik usaha.
•
Tidak memalui proses administrasi hukum yang terlalu kompleks, biasanya hanya sampai akte notaris, dan surat keterangan domisili dari kelurahan saja, tidak perlu melalui proses pembuatan SIUP, atau TDP ataupun hingga membutuhkan surat keputusan dari Menkeh dan HAM.
•
Proses pembentukan yang sangat cepat.
•
Apabila dalam bisnis perseorangan terjadi kerugian maka kompensasi kerugian dapat dimasukan dalam perhitungan pajak penghasilan pemilik.
Kekurangan atau kelemahan Perusahaan perseorangan: •
Perseorangan dengan pemilik memiliki tanggung jawab yang sama atas setiap tindakan yang dilakukan oleh perseorangan tersebut. Jadi kalo ada tuntuan hukum maka yang menanggung tuntuan tersebut adalah si pemilik.
•
Karena si pemilik menjadi satu kesatuan dengan perseorangan maka, pemilik diwajibkan memiliki NPWP. Dimana apabila ada penghasilan dari perseorangan (perusahaan) maka pajak penghasilan dari penghasilan tersebut di tanggung oleh sipemilik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 222
b. Firma Firma adalah suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan nama bersama yang tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada setiap pemiliknya. ciri dan sifat firma : •
Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta pribadi.
•
Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin
•
Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya.
•
keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup
•
seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma
•
pendiriannya tidak memelukan akte pendirian
•
mudah memperoleh kredit usaha
c. Perusahaan Komanditer/CV/ Commanditaire Vennotschaap CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif yang melibatkan harta pribadi dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus perusahaan CV disebut sekutu aktif, dan yang hanya menyetor modal disebut sekutu pasif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 223
Ciri dan sifat CV : Sulit untuk menarik modal yang telah disetor; modal besar karena didirikan banyak pihak; mudah mendapatkan kredit pinjaman; ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan; relatif mudah untuk didirikan dan kelangsungan hidup perusahaan CV tidak menentu. d. Perseroan Terbatas/ PT Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Ciri dan sifat PT: •
kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi
•
modal dan ukuran perusahaan besar
•
kelangsungan hidup perusahaan pt ada di tangan pemilik saham
•
dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham
•
kepemilikan mudah berpindah tangan
•
mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai
•
keuntungan dibagikan kepada pemilik modal/saham dalam bentuk dividen
•
kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 224
•
sulit untuk membubarkan PT
•
pajak berganda pada pajak penghasilan/pph dan pajak deviden
e. BUMN (Badan Usaha Milik Negara) BUMN adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun dan bergerak dalam bidang usaha apapun yang sebagian atau seluruh modalnya merupakan kekayaan negara, kecuali ditentukan lain berdasarkan undangundang. Modal BUMN ada 2 kemungkinan: 1. Seluruh modal persero dimiliki oleh negara 2. Sebagian modal persero (paling sedikit 51%) dimiliki oleh negara dan sebagian modal lainnya dimiliki oleh swasta. Ciri-ciri utama BUMN adalah: •
Tujuan utama usaha adalah melayani kepentingan umum sekaligus untuk mencari keuntungan.
•
Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan undang-undang
•
Pada umumnya bergerak pada bidang jasa-jasa vital.
•
Mempunyai nama dan kekayaan sendiri serta bebas bergerak untuk mengikat suatu perjanjian, kontrak serta hubungan-hubungan dengan pihak lain.
•
Dapat dituntut dan menuntut, sesuai dengan ayat dan pasal dalam hukum
perdata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 225
•
Seluruh atau sebagian modalnya dimiliki negara serta dapat memperoleh pinjaman dalam dan luar negeri atau dari masyarakat dalam bentuk obligasi.
•
Pada prinsipnya secara finansial harus dapat berdiri sendiri.
•
Setiap tahun perusahaan menyusun laporan tahunan yang memuat neraca dan laporan rugi-laba untuk disampaikan kepada yang berkepentingan (pemerintah dan swasta).
f. Koperasi Koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum. Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Kinerja koperasi khusus
mengenai perhimpunan,
koperasi harus bekerja
berdasarkan ketentuan undang-undang umum mengenai organisasi usaha, serta hukum dagang dan hukum pajak. Fungsi dan peran koperasi Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut: •
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
•
Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 226
•
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
•
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
•
Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelajar bangsa.
Jenis-jenis koperasi Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya. •
Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman
•
Koperasi Konsumen Koperasi
Konsumen
adalah
koperasi
beranggotakan
para
konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi. •
Koperasi Produsen Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil menengah (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 227
•
Koperasi Pemasaran Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya.
•
Koperasi Jasa Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 228
Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha
& Bentuk khusus
penggabungan badan usaha
Penggabungan badan usaha Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan
satu
atau
lebih
perusahaan
lain
ke
dalam
satu
kesatuan
ekonomi, sebagai kesatuan untuk memperluas usaha. A. Sifat penggabungan usaha • Integrasi horisontal adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama. • Integrasi vertikal adalah dua atau lebih perusahaan dengan operasi berbeda, secara berturut-turut , tahapan produksi atau distribusi. • Konglomerasi adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk atau jasa yang tidak saling berhubungan dan bermacam-macam. B. Bentuk penggabungan badan usaha 1. Penggabungan Vertikal-Integral Penggabungan Vertikal-Integral disebut juga Integrasi ke Hulu dan Hilir
adalah
suatu
bentuk
penggabungan
antara
perusahaan
yang
dalam kegiatannya memiliki tahapan produksi berbeda, biasanya menurut urut-urutan produksi atau sebaliknya. Tujuan dari penggabungan Vertikal-Integral adalah : Untuk kesinambungan perolehan pasokan bahan baku dengan kuantitas dan kualitas serta harga yang terjamin; dan untuk mengendalikan pasar barang jadi dalam hal pasokan, kualitas dan harga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 229
2. Penggabungan Horisontal-Paralelisasi Penggabungan Horisontal-Paralelisasi adalah bentuk penggabungan antara dua atau lebih perusahaan yang bekerja pada jalur/tingkat yang sama, misalnya dalam pengolahan bahan baku, dengan tujuan menekan persaingan.Tujuan
penggabungan
Horisontal-Paralelisasi
adalah: Mengurangi kelebihan kapasitas; menekan biaya distribusi dan memperluas pasar C. Pengkhususan Perusahaan Pengkhususan Perusahaan adalah kegiatan perusahaan yang mengkhususkan diri pada fase atau aktivitas tertentu saja, sedangkan aktivitas lainnya diserahkan kepada perusahaan luar. Pengkhususan perusahaan dapat dibedakan menjadi: • Spesialisasi yaitu perusahaan yang mengkhususkan diri pada kegiatan
menghasilkan satu jenis produk saja. • Diferensiasi yaitu pengkhususan pada fase produksi tertentu, misalnya
perusahaan penanaman, dan perusahaan penjual beras. D. Pengkonsentrasian Perusahaan 1. Trust Trust merupakan suatu bentuk penggabungan/kerjasama perusahaan secara horisontal untuk membatasi persaingan, maupun rasionalisasi dalam bidang produksi dan penjualan. Perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan trust menyerahkan saham-sahamnya kepada Trustee (orang kepercayaan) untuk menerbitkan sertifikat sahamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 230
2.
Holding Company Holding Company/Perusahaan Induk yaitu perusahaan yang berbentuk Corporation yang menguasai sebagian besar saham dari beberapa perusahaan lain. Dalam hal ini status perusahaan lain akan menjadi perusahaan anak dan kebijakan perusahaan anak akan ditentukan oleh Holding (Induk) .
3.
Kartel Kartel adalah bentuk kerjasama perusahaan-perusahaan dengan produksi barang
dan
jasa
sejenis
yang
didasarkan
perjanjian
bersama untuk mengurangi persaingan. Kartel dibagi dalam beberapa bentuk : - Kartel Kondisi / syarat Perjanjian dalam kartel jenis ini menekankan pada syarat-syarat penyerahan barang dan pembayaran ‐ Kartel Harga Perjanjian dalam kartel ini menekankan pada pembatasan harga jual untuk produk yang sama/sejenis. ‐ Kartel produksi Perjanjian dalam kartel ini menekankan pada pembatasan produksi masing-masing anggota, biasanya ditetapkan atas dasar jumlah tertentu atau persentase tertentu dari total produksi. Tujuan pembatasan produksi adalah mengatur jumlah produksi yang beredar di pasar sehingga harga bisa dipertahankan pada suatu tingkat tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 231
‐ Kartel Daerah Kartel daerah berkaitan dengan perjanjian antara para anggota kartel untuk membagi daerah pemasarannya. ‐ Kartel pembagian laba Perjanjian dalam kartel ini menyangkut cara pembagian laba untuk masing-masing anggota. 4. Sindikasi Adalah bentuk perjanjian kerjasama antara beberapa orang untuk melaksanakan suatu proyek. Sindikasi juga dapat melakukan perjanjian sindikasi untuk memusatkan penjualan pada satu lokasi tertentu , disebut sindikasi penjualan. 5. Concern Concern adalah suatu bentuk penggabungan yang dilakukan baik secara horisontal maupun vertikal dari sekumpulan perusahaan Holding. Concern dapat muncul sebagai akibat dari satu perusahaan yang melakukan perluasan
usaha
secara
horisontal
ataupun vertical melalui pendirian perusahaan baru. 6. Joint Venture Merupakan perusahaan baru yang didirikan atas dasar kerjasama antara beberapa perusahaan yang berdiri sendiri. Ciri-ciri Joint Venture : merupakan perusahaan baru yang didirikan bersama beberapa perusahaan; modal terdiri dari pengetahuan dan modal yang
disediakan
para pendiri;
dan
Joint
venture
antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 232
perusahaan asing dengan modal nasional harus berbentuk Perseroan terbatas. 7. Trade Association yaitu persekutuan beberapa perusahaan dari suatu cabang perusahaan yang sama dengan tujuan memajukan para anggotanya dan bukan mencari laba. 8. Gentlement’s Agreement Persetujuan beberapa produsen dalam daerah penjualan dengan maksud mengurangi persaingan diantara mereka. E.
Cara-Cara Penggabungan / Penyatuan Usaha 1. Consolidation / Konsolidasi adalah penggabungan beberapa perusahaan yang semula berdiri sendirisendiri menjadi satu perusahaan baru dan perusahaan lama ditutup 2. Merger Dengan melakukan merger, suatu perusahaan mengambil alih satu atau beberapa PT lainnya. PT yang diambil alih tersebut dibubarkan dan modalnya menjadi modal PT yang mengambil alih. Para pemegang saham PT yang dibubarkan menjadi pemegang saham PT yang mengambil alih. Jenis-jenis merger : 1)
Merger Vertikal Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat operasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 233
2) Merger Horisontal Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi yang sama. Contoh : pabrik komputer gabung dengan pabrik komputer., Bank Mandiri adalah hasil merger dari Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, Bapindo; Bank Danamon (merger of Bank Jaya, Bank Tiara Asia, Bank Pos Nusantara, Bank Rama, Bank Tamara, Bank Nusa Nasional, Bank Duta dan Bank Risjad Salim Internasional 3) Merger Konglomerasi Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis 4) Akuisisi adalah pengambil alihan sebagian saham perusahaan oleh perusahaan lain dan perusahaan yang mengambil alih menjadi holding sedangkan perusahaan yang diambil alih menjadi anak perusahaan dan tetap beroperasi seperti sendiri tanpa penggantian nama dan kegiatan. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. 3. Aliansi Strategi adalah kerja sama antara dua atau lebih perusahaan dalam rangka menyatukan keunggulan yang mereka miliki untuk menghadapi tantangan pasar dengan catatan kedua perusahaan tetap berdiri sendiri-sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 234
SOAL EVALUASI SIKLUS I DAN SIKLUS II SERTA KUNCI JAWABAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235
Kelas/No. Absen
:
EVALUASI SIKLUS I Kompetensi; Mengidentifikasi bentuk-bentuk badan usaha ………………….. Desember 2010 Waktu : 30 Menit
1. Sebutkan bentuk-bentuk badan usaha yang ada di Indonesia!(skor 10) 2. Sebutkan ciri-ciri bentuk usaha BUMN! (skor 10) 3. Sebutkan dan jelaskan secara singkat jenis-jenis koperasi! (skor 40) 4. Sebutkan kelemahan dan kelebihan dari Perusahaan Perseorangan! (skor 20) 5. Sebutkan dan jelaskan 2 macam anggota yang di miliki dalam perserikatan Komanditer (CV)! (skor 10) 6. Sebutkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Badan Usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas! (skor 10) SELAMAT MENGERJAKAN “Kita mungkin tidak dapat melakukan hal yang besar, namun kita dapat melakukan hal yang kecil dengan cinta yang besar, dengan ketulusan dan kejujuran” Lakukanlah sekarang dan jadikanlah itu milikmu…. .karena kebiasaan yang baik akan menjadikan anda orang yang lebih berpribadi. GOD BLESS YOU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 236
Kunci Jawaban Siklus I 1. Bentuk-bentuk badan usaha yang ada di Indonesia: BadanUsaha Milik Negara (BUMN); Koperasi dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). 2.
Ciri-ciri bentuk usaha BUMN : Modalnya disetor oleh Pemerintah melalui Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara/Daerah/APBD
yang
disalurkan
melalui
Bank
Pemerintah
Pusat atau Daerah (BPD); seluruh modalnya adalah merupakan milik
negara dan bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menciptakan kemakmuran rakyat. 3.
Jenis-jenis Koperasi: a.
Koperasi Konsumsi Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bergerak dalam usaha untuk
memenuhi
kehidupan
hidup
sehari-hari
bagi
para
anggotanya. b.
Koperasi Kredit
Koperasi Kredit berusaha untuk mengumpulkan uang simpanan dari
para anggota dan kemudian meminjamkannya lagi kepada
anggota lain yang membutuhkan modal untuk keperluan hidup. c.
Koperasi Produksi Koperasi Produksi berusaha bersama dalam pengadaan alat alat perlengkapan produksi, bahan baku, bangunan gudang penyimpanan hasil produksi dari para anggotanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 237
d.
Koperasi Jasa Koperasi Jasa bergerak dibidang jasa pelayanan umum yang diperlukan para anggota.
e.
Koperasi Serba Usaha Koperasi Serba Usaha adalah berusaha untuk mengelola berbagai jenis kebutuhan yang diperlukan bagi para anggotanya.
4.
Kelemahan dan kelebihan dari Perusahaan Perseorangan: a.
Kekurangan–kekurangan
atau
kelemahan
dari
bentuk
Perseorangan ini adalah : mengandung tanggung jawab keuangan tak terbatas; keterbatasan kemampuan keuangan; keterbatasan manajerial; dan kontinuitas kerja karyawan terbatas b.
Keuntungan – keuntungan/ kelebihan dari bentuk Perseorangan ini adalah : penguasaan sepenuhnya terhadap keuntungan yang diperoleh;
motivasi
usaha
yang
tinggi;
dan
penanganan aspek hukum yang minimal. 5.
2 macam anggota yang di miliki dalam perserikatan Komanditer (CV) Anggota aktif (Komanditer Aktif) adalah anggota yang aktif menjalankan usaha bisnisnya dan menanggung segala utang–utang perusahaan dan anggota tidak aktif (Komanditer Diam) adalah anggota yang hanya menyertakan modalnya saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 238
6.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Badan Usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas: memiliki masa hidup yang terbatas; pemisahan kekayaan dan utang–utang pemilik dengan kekayaan dan utang– utang perusahaan; kemampuan memperoleh modal yang sangat luas dan penggunaan manajer yang profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 239
Kelas/No. Absen
:
EVALUASI SIKLUS II Kompetensi: Mengidentifikasi bentuk-bentuk badan usaha ………………….. Januari 2011 Waktu : 30 Menit
1.
Kombinasi dari beberapa badan usaha apada tingkat yang sama dalam proses produksi yang menghasilkan produk yang berbeda tetapi mempunyai pangsa pasar yang hampir sama disebut dengan ---------------
2.
Istilah penggabungan dari beberapa badan usaha yang bekerja pada tingkat yang berbeda dalam proses produksi yang saling berurutan misalnya perkebunan kapas, pemintalana benang, perusahaan tekstil, dan toko tekstil disebut----------------------------------------------------------
3.
Penggabungan antara beberapa badan usaha yang sejenis dimana hasil penggabungan itu membentuk perusahaan baru dan namanyapun cenderung baru disebut----------------------------------------------------------
4.
Tindakan mengambil alih kepemilikan perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruhnya disebut--------------------
5.
Kerjasama atas dasar sukarela dari beberapa badan usaha sejenis untuk memproduksi atau menjual barang hasil produksinya yang diikat dalam suatu perjanjian disebut------------------------------------------------------
6.
Kerjsama beberapa badan usaha yang bertujuan untuk membuat suatu perjanjian atau kesepakatan tentang harga minimum produk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 240
dihasilkan disebut kartel--------------------------------------------------------7.
Perusahaan biasanya berbentuk PT atau Persero yang memiliki saham beberapa perusahaan lain disebut-----------------------------------------------
8.
Contoh dari kartel yang cukup terkenal adalah-------------------------------
9.
Penggabungan atau pemusatan beberapa badan usaha yang sejenis maupun berlainan menjadi badan usaha baru yang lebih besar dan kuat dan bertujuan mendapatkan kedudukan monopoli disebut------------------
10. ... Sebutkan salah satu perbedaan kartel dan trust---------------------------
SELAMAT MENGERJAKAN “Kita mungkin tidak dapat melakukan hal yang besar, namun kita dapat melakukan hal yang kecil dengan cinta yang besar, dengan ketulusan dan kejujuran” Lakukanlah sekarang dan jadikanlah itu milikmu…. .karena kebiasaan yang baik akan menjadikan anda orang yang lebih berpribadi.
GOD BLESS YOU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 241
Kunci Jawaban Siklus II 1. Paralelisasi 2.
Integrasi
3.
Merger
4.
Akuisisi
5.
Kartel
6.
Kartel produksi
7.
Holding company
8.
OPEC
9.
Trust
10.
a. Dilihat dari tujuannya: Kartel bertujuan mengatur pasar/menghindari persaingan b. Dilihat dari sifatnya: kartel bersifat sementara dan trust bersifat sementara c. Dilihat dari jenis penggabungan: Kartel penggabungan badan usaha yang sejenis, Trust penggabungan badan usaha baik yang sejenis maupun yang berlainan. d. Dilihat dari statusnya: Badan usaha yang bergabung dalam kartel masih berdiri sendiri, sedangkan pada trust badan usaha yang bergabung meleburkan diri. e. Dilihat dari pengaruhnya dari masyarakat: Pengaruh kartel dalam masyarakat tidak terlalu kuat, pengaruh trust dalam masyarakat cukup kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 242
TABULASI DATA MOTIVASI BELAJAR & PRESTASI BELAJAR
Tabulasi Variabel Motivasi Belajar Pra Implementasi Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
Tabulasi Variabel Motivasi Belajar Pra Implementasi Tindakan
NO
1
2
3
4
5
6
7
ITEM PERNYATAAN 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1
4
4
4
2
4
3
3
3
2
2
3
3
4
4
3
2
2
2
4
4
2
4
3
2
3
1
4
4
3
2
3
4
4
1
3
4
3
2
3
3
4
2
2
3
2
3
2
3
2
2
4
2
2
2
4
2
4
4
4
4
2
3
2
3
2
5
2
2
2
3
3
4
4
1
2
2
3
2
4
6
2
3
2
4
2
2
4
3
2
2
3
2
7
4
4
3
3
4
4
2
3
3
3
3
8
2
2
2
3
4
2
2
4
4
2
9
2
4
4
4
4
2
4
3
3
10
2
2
2
4
2
3
3
3
11
2
3
3
4
3
2
3
12
1
4
4
4
4
4
13
4
3
4
4
2
14
2
3
3
4
15
4
4
3
4
19
20
TOTAL SKOR
3
4
3
62
1
2
1
3
55
1
2
3
1
4
51
4
1
1
3
2
2
53
3
1
4
1
2
1
4
50
3
2
4
1
1
2
3
2
49
3
2
2
3
2
2
4
3
4
61
3
4
4
4
4
1
1
2
3
2
55
4
4
4
4
4
4
1
1
3
3
4
66
3
2
4
2
3
2
3
1
1
3
1
2
48
3
3
4
3
3
4
4
4
1
1
4
3
3
60
4
2
2
4
4
2
2
4
4
1
1
4
3
3
61
1
3
3
3
4
4
4
4
4
3
1
1
3
1
3
59
3
4
4
1
4
3
2
1
3
3
1
3
1
3
2
3
53
4
2
3
1
4
4
4
4
4
4
4
1
1
4
1
3
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
16
2
4
4
4
4
1
4
3
4
4
4
4
4
4
4
1
1
3
3
4
66
17
2
4
3
3
4
2
2
3
4
2
3
3
4
3
3
1
1
2
1
2
52
18
2
2
2
3
2
2
4
2
2
2
3
2
4
3
4
1
2
2
1
4
49
19 10
4
4
3
4
4
1
4
2
4
4
3
4
4
4
4
2
1
4
3
4
1
3
2
4
3
1
4
4
4
3
2
3
4
4
4
1
1
2
3
4
67 57
21
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
3
4
4
4
3
1
2
4
3
3
68
22
4
4
3
4
3
1
4
2
3
4
4
3
3
4
4
1
1
3
3
3
61
23
4
2
4
3
4
2
4
1
4
4
3
4
4
4
3
1
1
3
3
4
64
75
81
85
79
71
93
62 1328
70 87 80
modus
60,47
median
59 57.74
Rata-rata
61
85 66 84
94 92 92 47 45 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
Tabulasi Variabel Motivasi Belajar Sesudah Implementasi Tindakan Siklus I
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
ITEM PERNYATAAN 9 10 11 12 13 14
1
3
3
4
4
4
1
1
2
3
4
4
4
4
4
3
2
2
3
4
3
62
2
4
4
3
3
4
1
2
1
4
4
2
3
3
4
4
1
1
2
3
4
57
3
3
4
2
4
4
4
3
3
4
2
3
2
3
3
1
2
2
2
1
2
54
4
3
3
3
4
2
3
1
4
3
3
3
2
3
2
4
1
2
2
2
2
52
5
4
4
2
4
3
2
1
2
3
2
2
2
3
3
2
4
3
3
4
3
56
6
2
4
3
4
3
2
2
3
3
2
4
2
2
3
4
1
1
2
2
2
51
7
3
3
3
3
4
3
2
3
2
3
3
3
3
4
3
2
2
4
2
4
59
8
2
3
2
4
2
1
2
2
3
3
4
2
3
4
4
1
1
2
3
4
52
9
2
3
3
4
3
2
4
3
4
4
4
3
4
3
3
1
1
4
4
4
63
10
3
3
2
4
3
2
4
2
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
55
11
4
4
4
3
3
1
2
2
4
4
4
3
4
4
3
1
2
4
3
4
63
12
4
4
2
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
1
1
4
3
3
66
13
4
4
3
4
3
2
2
2
3
3
4
3
3
3
4
3
3
2
3
4
62
14
3
3
2
2
3
2
2
2
4
4
2
3
3
3
2
2
2
2
2
3
51
15
4
4
3
4
4
2
4
2
4
4
4
3
4
4
4
1
1
4
1
3
64
16
4
4
3
4
4
2
3
1
4
3
3
4
4
4
4
2
2
3
3
4
65
15
16
17
18
19
20
TOTAL SKOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
17
3
4
2
3
2
2
2
4
3
4
4
3
3
3
3
1
1
2
1
2
52
18
3
4
2
3
2
2
4
3
2
2
3
2
4
4
4
1
2
2
1
4
54
19 20
4
4
3
4
3
2
3
3
4
3
3
3
4
4
4
2
1
4
3
4
4
4
2
4
4
1
1
4
4
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
4
65 55
21
4
4
4
4
4
1
4
3
4
4
4
4
4
4
3
1
2
4
3
4
69
22
3
3
4
4
2
1
1
2
3
2
4
4
3
4
4
1
1
3
3
4
56
4
4
4
1
4
72 1355
23
4
4
4
4
4
3
4
4
4
1
4
4
4
3
4
77
86
68
89 79 53 65 64 88 84
87
77
91
94
88
55
58
85
78
98
modus median Rata-rata
61,59 57 58,91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
Tabulasi Variabel Motivasi Belajar Sesudah Implementasi Tindakan Siklus II
NO
1
2
3
4
5
6
7
ITEM PERNYATAAN 8 9 10 11 12 13
1 2
4
4
4
2
4
2
4
3
3
3
3
4
3
4
3
2
2
4
2
4
64
3
4
3
4
4
1
2
1
4
4
3
4
4
4
3
1
1
4
3
4
61
3
3
4
3
3
4
2
3
3
4
2
3
2
3
3
3
2
1
2
3
3
56
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
3
2
2
4
2
3
68
5
3
3
3
4
2
2
3
2
2
2
1
4
4
3
2
3
4
4
3
3
57
6
3
2
2
4
2
2
4
3
4
3
4
2
2
3
4
1
2
2
4
3
56
7
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
60
8
2
2
2
4
3
1
2
3
4
3
4
2
3
4
4
1
1
2
3
4
54
9
3
4
4
4
3
2
3
1
4
4
4
3
4
4
4
1
1
4
3
4
64
10 11
4
4
4
4
4
1
3
3
4
4
4
4
4
4
4
1
1
4
4
2
67
4
4
4
4
4
2
4
4
2
4
4
2
4
4
3
1
1
4
3
4
66
12 13
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
3
4
4
3
1
1
3
1
2
62
2
2
3
3
3
4
4
1
4
3
2
3
3
3
2
2
2
3
2
3
54
14 15
4
4
3
3
3
2
4
3
4
4
3
2
4
4
4
2
1
4
1
4
63
4
4
4
4
4
2
4
3
4
4
3
4
4
4
3
1
2
4
2
4
68
16
2
4
2
3
4
3
3
2
4
3
3
3
4
4
3
2
3
3
1
4
60
14 15 16 17 18
19
20
TOTAL SKOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
52
17
2
2
2
3
2
2
4
1
4
2
3
2
4
4
3
2
3
2
1
4
18
4
4
4
3
4
2
4
2
4
4
3
4
4
4
3
3
2
3
2
4
67
19
2
2
3
4
3
3
4
3
4
3
4
2
4
3
4
1
1
3
3
4
60
20
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
4
2
4
70
21 22
4
2
4
4
4
1
4
1
4
2
4
2
4
4
4
1
1
4
3
4
61
4 73
4 77
4 3 4 2 3 3 4 77 80 80 54 84 64 91
4 82
2 81
3 77
4 94
4 4 3 3 96 88 52 55
4 92
2 72
4 98
68 1358
modus
64,07
median
61,5 62
Rata‐rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 249
Data Prestasi Belajar (Siklus I) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Siswa Agus Suryanto Agustina Rinti.B Anastasia Dewi.W Candra Febriantoro Disa Tunjung Sari Eka Tias Noviyanti Eni Sulastri Eni Yuli Astuti Eva Tari Fitri Purwaningsih Ika Beti Astuti Irna Faradillah Luvi Novitasari Maria Lena Astuti Monika Dyaztika G.C.D Pepen Feta Very Rani Wijayanti Rida Soraya Rini Asih Nugroho Rochmat Setyo A. Sri Rahayu Yunita Astari Brigita Rohayani
Sebelum STAD 51 67 75 60 40 88 50 97 76 84 69 70 76 68 95 89 50 84 70 50 82 69 65
Sesudah STAD 70 72 80 75 50 90 70 95 75 85 70 80 80 70 95 90 65 85 70 65 80 70 65
0 = 45 – kebawah, 1 = 45 - 54, 2 = 55 – 64, 3 = 65 – 79, 4 = 80 – keatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 250
Data Prestasi Siklus I dan siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Siswa Agus Suryanto Agustina Rinti.B Anastasia Dewi.W Candra Febriantoro Disa Tunjung Sari Eka Tias Noviyanti Eni Sulastri Eni Yuli Astuti Eva Tari Fitri Purwaningsih Ika Beti Astuti Irna Faradillah Luvi Novitasari Maria Lena Astuti Monika Dyaztika G.C.D Pepen Feta Very Rani Wijayanti Rida Soraya Rini Asih Nugroho Rochmat Setyo A. Sri Rahayu Yunita Astari Brigita Rohayani
Siklus I 70 72 80 75 50 90 70 95 75 85 70 80 78 70 95 90 65 85 70 65 80 70 65
Siklus II 75 80 85 75 50 90 70 85 95 90 90 90 65 80 80 70 70 65 70 75 75 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 251
DESKRIPSI, NORMALITAS,HOMOGENITAS Dan PENGUJIAN HIPOTESIS T-TEST Siklus I dan Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 252
Deskripsi 1. Variabel Motivasi Belajar Siswa kelas X-II (Sebelum dan sesudah implementasi tindakan)
Descriptives Statistic Sebelum
Mean
57.74
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
55.01
5% Trimmed Mean
57.71
Median
59.00
Variance Std. Deviation
39.838 6.312 48
Maximum
68
Range
20
Interquartile Range
10
Kurtosis Sesudah
1.316
60.47
Minimum
Skewness
Std. Error
-.010
.481
-1.271
.935
Mean
58.91
1.291
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
56.23
5% Trimmed Mean
58.65
Median
57.00
Variance Std. Deviation
61.59
38.356 6.193
Minimum
51
Maximum
72
Range
21
Interquartile Range
10
Skewness Kurtosis
.420
.481
-.905
.935
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 253
2. Variabel Prestasi Belajar Siswa kelas XII (Sebelum dan sesudah Implementasi tindakan) Descriptives Statistic Sebelum
Mean
70.65
95% Confidence Interval for Lower Bound
63.96
Mean
Upper Bound
5% Trimmed Mean
3.23
77.34 70.83
Median
7.00
Variance
239.237
Std. Deviation
Sesudah
Std. Error
15.47
Minimum
40
Maximum
97
Range
57
Interquartile Range
24
Skewness
-.182
.481
Kurtosis
-.627
.935
Mean
75.96
2.27
95% Confidence Interval for Lower Bound
71.24
Mean
80.67
Upper Bound
5% Trimmed Mean
76.23
Median
75.00
Variance Std. Deviation
118.771 10.90
Minimum
50
Maximum
95
Range
45
Interquartile Range
15
Skewness Kurtosis
-.0,64
.481
.186
.935
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 254
Normalitas dan Homogenitas Motivasi Belajar (Siklus I) 1. Variabel Motivasi Belajar Siswa kelas X-II (Sebelum dan Sesudah Implementasi Tindakan) Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Sebelum
.132
23
.200
*
.940
23
.181
Sesudah
.159
23
.135
.929
23
.105
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
2. Variabel Motivasi Belajar Siswa kelas X-II (Sebelum dan Sesudah Implementasi Tindakan) Homogenitas
Sebelum Oneway Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic 2.178
S
df1
df2 2
Sig. 20
.139
ANOVA
e s
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups u
759.014
2
379.507
Within Groups d
117.420
20
5.871
Total a
876.435
22
F 64.641
Sig. .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 255
Sesudah Oneway
Test of Homogeneity of Variances Motivasi Levene Statistic 2.186
df1
df2 2
Sig. 19
.140
ANOVA Motivasi Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
783.126
3
261.042
60.700
19
3.195
843.826
22
F 81.710
Sig. .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
3. Uji T-Test variabel Motivasi Belajar (Sebelum dan sesudah Implementasi tindakan) Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
SebelumSTAD
57.74
23
6.312
1.316
SesudahSTAD
58.91
23
6.193
1.291
Paired Samples Correlations N Pair 1
SebelumSTAD&
Correlation 23
Sig.
.825
.000
SesudahSTAD
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
Std. Error Mean Pair 1
SebelumSTAD SesudahSTAD
-
-1.174
Std. Deviation 3.701
Mean
Lower .772
-2.774
Upper
t .426
-1.521
df
Sig. (2-tailed) 22
.142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 257
Normalitas dan Homogenitas Prestasi Belajar (Siklus I) 1. Variabel Prestasi Belajar Siswa kelas X-II (Sebelum dan Sesudah Implementasi Tindakan) Siklus I Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Sebelum
.128
22
.200
*
.960
22
.491
Sesudah
.195
22
.200
.951
22
.365
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
2. Variabel Prestasi Belajar Siswa kelas X-II (Sebelum dan Sesudah Implementasi Tindakan) Homogenitas
Sebelum OneWay
Test of Homogeneity of Variances PRESTASI Levene Statistic 1,513
df1
df2 3
Sig. ,243
19
ANOVA PRESTASI
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 4216,426 1046,791 5263,217
df 3 19 22
Mean Square 1405,475 55,094
F 25,510
Sig. ,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 258
Sesudah Oneway Test of Homogeneity of Variances PRESTASI Levene Statistic 2,548
df1
df2 2
Sig. ,103
20
ANOVA PRESTASI
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 2045,156 555,453 2600,609
df 2 20 22
Mean Square 1022,578 27,773
F 36,820
Sig. ,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
3. Uji T-Test variabel Prestasi Belajar (Sebelum dan sesudah Implementasi tindakan)
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
SebelumSTAD
70.65
22
15.47
3.23
SesudahSTAD
75.96
22
10.90
2.27
Paired Samples Correlations N Pair 1
SebelumSTAD
Correlation
&
22
Sig.
.917
.000
SesudahSTAD
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the Difference
Mean
Pair 1 SebelumSTAD SesudahSTAD
-
-5.30
Std. Deviation 7.00
Std. Error Mean 1.46
Lower
Upper -8.33
-2.28
t -3.336
df
Sig. (2-tailed) 22
.001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 260
Deskripsi 1. Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-II (Siklus II) Descriptives Statistic Motivasisiklus II
Mean
61.73
95% Confidence Interval for Lower Bound
59.39
Mean
Upper Bound
61.81
Median
61.50
Std. Deviation
27.827 5.275
Minimum
52
Maximum
70
Range
18
Interquartile Range
10
Skewness Kurtosis
1.125
64.07
5% Trimmed Mean
Variance
Std. Error
-.227
.491
-1.023
.953
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 261
2. Variabel Prestasi Belajar Siswa Kelas XII (Siklus II)
Descriptives Statistic Norma prestasi
Mean
77.27
95% Confidence Interval for Lower Bound
72.55
Mean
Upper Bound
77.75
Median
75.00
Std. Deviation
113.636 10.660
Minimum
50
Maximum
95
Range
45
Interquartile Range
16
Skewness Kurtosis
2.273
82.00
5% Trimmed Mean
Variance
Std. Error
-.466
.491
.550
.953
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 262
Normalitas dan Homogenitas Motivasi Belajar (Siklus II) 1. Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-II (Siklus II) Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov Statistic Motivasi siklus II
df
.114
a
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
.200*
22
df
.952
Sig. 22
.339
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
2. Variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X-II (Siklus II) Homogenitas Test of Homogeneity of Variances MotivasisiklusII Levene Statistic 6.003
df1
df2 1
Sig. 18
.250
ANOVA Motivasi siklus II Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
436.230
3
145.410
Within Groups
148.133
18
8.230
Total
584.364
21
F
Sig.
17.669
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
3. Uji T-Test variabel Motivasi Belajar (Siklus I dan siklus II) Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Motivasi siklus I
58.32
22
5.626
1.200
Motivasi siklus II
61.73
22
5.275
1.125
Paired Samples Correlations N Pair 1
Motivasi siklus I & Motivasi
Correlation 22
Sig.
.119
.599
siklus II
Paired Samples Test
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
Std. Error Mean Pair 1
Motivasi siklus I – Motivasi siklus II
-3.409
Std. Deviation 7.242
Mean 1.544
Lower
Upper .198
t 6.620
-2.208
df
Sig. (2-tailed) 21
.038
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 264
Normalitas dan Homogenitas Prestasi Belajar (Siklus II) 1. Variabel Prestasi Belajar Siswa kelas X-II (Siklus II) Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Prestasi
df
.130
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic *
22
.200
df
.948
Sig. 22
.292
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
2. Variabel Prestasi Belajar Siswa kelas X-II (Siklus II) Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Prestasi Levene Statistic 1.875
df1
df2 1
Sig. 19
.187
ANOVA Prestasi Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
1733.864
2
866.932
652.500
19
34.342
2386.364
21
F 25.244
Sig. .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
3. Uji T-Test variabel Prestasi Belajar (Siklus I dan siklus II) Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Prestasi siklus I
76.27
22
10.88
2.32
Prestasi siklus II
77.27
22
10.660
2.273
Paired Samples Correlations N Pair 1 Prestasi siklus I & prestasi siklus II
Correlation 22
Sig.
.457
.033
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
Std. Mean Pair 1
Prestasi siklus I – prestasi siklus II
Deviation -,82
11.23
Std. Error Mean 2.39
Lower -5.80
Upper
t 4.16
-.342
df
Sig. (2-tailed) 21
.736
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 266
PERHITUNGAN PAP II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 267
Perhitungan PAP II Siklus I dan Siklus II
1.
Motivasi Belajar Siswa Pra-Implementasi Pengkategorian tinggi rendahnya motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: Pedoman :
81% - 100% dari Total Skor
= Sangat Tinggi
66% - 80% dari Total Skor
= Tinggi
56% - 65% dari Total Skor
= Sedang
46% - 55% dari Total Skor
= Rendah
Dibawah 46% dari Total Skor
= Sangat Rendah
Sumber : PAP Tipe II (Masidjo, 1995: 157-160) Diketahui bahwa item soal untuk kuesioner motivasi belajar siswa kelas XIIPenjualan pra-implementasi tindakan adalah 20, dengan 4 option/ pilihan dalam setiap itemnya. Dengan: a. Skor tertinggi yang dapat dicapai : 4 x 20
= 80
b. Skor terendah yang dapat dicapai : 1 x 20 = 20 Rumus Penentuan Skor (Penilaian) dengan PAP Tipe II : SKOR = Skor Terendah + %-tase Kategori (Skor tertinggi – Skor Terendah) Tabel Perhitungan PAP tipe II Perhitungan
Skor
Kategori
20 + 81% (80 – 20) = 69
69 - 80
Sangat Tinggi
20 + 66% (80 – 20) = 60
60 - 68
Tinggi
20 + 56% (80 – 20) = 54
54 - 59
Sedang
20 + 45% (80 – 20) = 47
47 - 53
Rendah
Dibawah 46%
≤ 46
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 268
Tabel Deskripsi variabel motivasi belajar siswa kelas XII Penjualan praimplementasi: No Interval
Frek.
Interpretasi
1
69 – 80
0
0%
Sangat Tinggi
2
60 – 68
11
47,82%
Tinggi
3
54 – 59
4
17,40%
Sedang
4
47 – 53
8
34,78%
Rendah
5
≤ 46
0
0%
Sangat Rendah
23
100%
Total
2.
Frek. Relatif (0%)
Motivasi Belajar Siswa Sesudah Implementasi (Siklus I) Pengkategorian tinggi rendahnya motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: Pedoman :
81% - 100% dari Total Skor
= Sangat Tinggi
66% - 80% dari Total Skor
= Tinggi
56% - 65% dari Total Skor
= Sedang
46% - 55% dari Total Skor
= Rendah
Dibawah 46% dari Total Skor
= Sangat Rendah
Sumber : PAP Tipe II (Masidjo, 1995: 157-160) Diketahui bahwa item soal untuk kuesioner motivasi belajar siswa kelas XIIPenjualan pra-implementasi tindakan adalah 20, dengan 4 option/ pilihan dalam setiap itemnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 269
Dengan: a. Skor tertinggi yang dapat dicapai : 4 x 20
= 80
b. Skor terendah yang dapat dicapai : 1 x 20 = 20
Rumus Penentuan Skor (Penilaian) dengan PAP Tipe II : SKOR = Skor Terendah + %-tase Kategori (Skor tertinggi – Skor Terendah) Tabel Perhitungan PAP tipe II Perhitungan
Skor
Kategori
20 + 81% (80 – 20) = 69
69 - 80
Sangat Tinggi
20 + 66% (80 – 20) = 60
60 - 68
Tinggi
20 + 56% (80 – 20) = 54
54 - 59
Sedang
20 + 45% (80 – 20) = 47
47 - 53
Rendah
Dibawah 46%
≤ 46
Sangat Rendah
Tabel Deskripsi variabel motivasi belajar siswa kelas XII Penjualan Sesudah implementasi: No
Interval
Frek.
1
69 – 80
2
2
60 – 68
8
Frek. Relatif (0%) 8,70 %
Interpretasi Sangat Tinggi Tinggi
34,79% 3
54 – 59
8
Sedang 34,79%
4
47 – 53
5
21,74%
Rendah
5
≤ 46
1
4,34%
Sangat Rendah
23
100%
Total
3.
Motivasi Belajar siswa Sesudah Implementasi Tindakan (Siklus II) Pengkategorian tinggi rendahnya motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 270
Pedoman :
81% - 100% dari Total Skor
= Sangat Tinggi
66% - 80% dari Total Skor
= Tinggi
56% - 65% dari Total Skor
= Sedang
46% - 55% dari Total Skor
= Rendah
Dibawah 46% dari Total Skor
= Sangat Rendah
Sumber : PAP Tipe II (Masidjo, 1995: 157-160) Diketahui bahwa item soal untuk kuesioner motivasi belajar siswa kelas XIIPenjualan pra-implementasi tindakan adalah 20, dengan 4 option/pilihan dalam setiap itemnya. Dengan: a. Skor tertinggi yang dapat dicapai : 4 x 20
= 80
b. Skor terendah yang dapat dicapai : 1 x 20 = 20 No 1 2 3 4 5
Interval 69 - 80 60 - 68 54 - 59 47 - 53 ≤ 46 Total
Frek.
Frek. Relatif (0%)
Interpretasi
1 15 5 1 0 22
4,55 % 68,18% 22,72% 4,55% 0% 100%
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 271
Nilai Mid Semester, Siklus I dan Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 272
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 273
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 274
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 275
Surat-Surat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 276
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 277