PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI PEDAGANG KAKI LIMA TENTANG KONSEP BUSINESS ENTITY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, BESARNYA MODAL USAHA, DAN PENGALAMAN BERWIRAUSAHA Survei : Pedagang Kaki Lima dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Sella Windya Nugraheni 041334016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI PEDAGANG KAKI LIMA TENTANG KONSEP BUSINESS ENTITY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, BESARNYA MODAL USAHA, DAN PENGALAMAN BERWIRAUSAHA Survei : Pedagang Kaki Lima dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Sella Windya Nugraheni 041334016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
“Tuhan adalah penuntun hidupku”
Skripsi ini kupersembahkan kepada: Yesus Kristus & Bunda Maria, Juru Slamatku Bapak dan Ibuku tercinta Dek Iko Seluruh keluarga besarku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO Dalam hidup ini, semua ada waktunya… Tuhan takkan terlambat, juga takkan lebih cepat.. Dia jadikan indah tepat pada waktunya…
“Hidup terlalu indah untuk dilewatkan tanpa mencoba”
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 Februari 2009
Sella Windya Nugraheni
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma: Nama
: Sella Windya Nugraheni
Nomor Mahasiswa
: 041334016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PERSEPSI PEDAGANG KAKI LIMA TENTANG KONSEP BUSINESS ENTITY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, BESARNYA MODAL USAHA, DAN PENGALAMAN BERWIRAUSAHA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan
Universitas
Sanata
Dharma
hak
untuk
menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 20 Februari 2009 Yang menyatakan
(Sella Windya Nugraheni)
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PERSEPSI PEDAGANG KAKI LIMA TENTANG KONSEP BUSINESS ENTITY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, BESARNYA MODAL USAHA DAN PENGALAMAN BERWIRAUSAHA Survei : Pedagang Kaki Lima dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.
Sella Windya Nugraheni Universitas Sanata Dharma 2009
Penelitian ini bertujuan mengetahui : (1) perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan ; (2) perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha ; (3) perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha. Penelitian ini merupakan peneliian survei. Populasi dalam penelitian ini adalah Pedagang Kaki Lima di Resto PKL dan Taman Kuliner yang berjumlah 72 orang. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Tekhnik analisis data menggunakan Analysis of Variance.(ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. (sign. value tingkat pendidikan = 0,095 > a = 0,05 ) ; (2) tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. (sign. value besarnya modal usaha = 0,739 > a = 0,05 ) ; (3) ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha. (sign. value pengalaman berwirausaha = 0,012 < a = 0,05).
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE SMALL BUSINESS OWNER’S PERCEPTION ON BUSINESS ENTITY CONCEPTS PERCEIVED FROM LEVEL OF EDUCATION, CAPITAL SIZE, AND ENTREPRENERSHIP EXPERIENCES A survei done on Small Business Owner’s in the group of Resto PKL in Depok District Sleman Regency Yogyakarta
Sella Windya Nugraheni Sanata Dharma University 2009
The research aims to find out the differences of small business owner’s perception on Business Entity concepts perceived from (1) level of education, (2) capital size, (3) entreprenership experiences. The study is a kind of an observation research. The sourses of population in this reseach are 72 small business owner’s in Resto PKL and Taman Kuliner in Depok District, Sleman Regency Yogyakarta. The techniques of collecting data is questionnaire. The technique of analysing the data is Analysis if Variance (ANOVA). The results of the research show that : (1) there isn’t any different perception on Business Entity concepts perceived from level of education (sign. value = 0,095 > a = 0,05 ) ; (2) there isn’t any different perception on Business Entity concepts perceived from capital size (sign. value = 0,739 > a = 0,05 ) ; (3) there is any different perception on Business Entity concepts perceived from entreprenership experiences (sign. value = 0,012 < a = 0,05).
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada : a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S. J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. b. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakulas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma c. Bapak
Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma d. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dhama
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah besedia meluangkan waktu memberikan saran dan kritik yang sangat berarti dalam membimbing penyelesaian skripsi ini. f. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. dan Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. g. Segenap staff pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi atas ilmu yang telah diberikan melalui perkuliahan. h. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu proses kelancaran dalam proses belajar selama ini. i. Seluruh pedagang di Resto Pedagang Kaki Lima Mrican dan Taman Kuliner Condongcatur, khususnya Bapak Totok selaku Kepala Resto PKL Mrican dan Bapak Sugiharto S.Pd., S.Sos., M.P. selaku Kepala UPTD Taman Kuliner Condongcatur yang telah membantu kelancaran penelitian. j. Seluruh keluargaku : Bapak terkasih, DS Tjihno Windryanto atas dukungan, nasihat, dan doanya, Ibu tersayang, N Nugri Mulyanti atas segala dukungan, doa, kesabaran dan perhatiannya, (terimakasih ya pak, buk, atas dukungan moril, materiil, dan spiritual yang diberikan sampai akhirnya aku lulus jadi sarjana), Dek Iko Pris H atas hiburan, semangat dan gamenya yang seru, seluruh keluarga besarku, terimakasih atas Eyang Uti, Mbah Uti, Pakde, Budhe, Om, Tante, Mas, Mbak dan Adik berikan begitu berarti untukku.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
k. Sahabat-sahabat terbaikku: Pascalia Vincentia M (atas segala bantuanmu, kesabaran, pinjaman bukumu yang sangat membantuku), C Rini W (atas semangat dan keceriaan yang selalu menemaniku) , Alfonsa Ika (atas semangatmu yang membara menjadi penyemangatku) , Febriantari Eka (terimakasih kamu selalu mau membantuku dengan sabar), Astri Tumanggor, Anastasia Swastika, Putri Kurnia J, Margaretha Novita, Yanita M, Barbarigo, Babbel, terimakasih atas semua dukungan, bantuan, hiburan, omelan, keceriaan dan kenangan terindah selama kuliah ini yang membuat hidupku lebih bermakna serta nasihat supaya aku segera lulus. Kalian adalah teman-teman yang hebat, terimakasih atas persahabatan yang kalian berikan selama 5 tahun ini. Walaupun nanti kita akan terpisah jarak dan waktu untuk mencari masa depan, kalian akan selalu dan tetap di hati tak akan terganti. l. Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2004 atas segala kebersamaan selama kuliah di Sanata Dharma yang tak akan pernah telupakan (aku sangat bahagia dan beruntung pernah mengenal kalian dalam hidupku) m. Mas Andreas Triatmojo atas segala perhatian, semangat, nasihat, keceriaan yang telah diberikan selama 2 tahun 8 bulan ini sebagai pelengkap hidupku sehingga semua terlihat lebih indah. n. Motor Astrea Grand ijoku yang selalu mengantar kemanapun aku pergi. Terimakasih atas jasamu... o. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………..................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………....................................
iii
PERSEMBAHAN……………………………………………………………..
iv
MOTTO………………………………………………………...…………. …
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………
vi
ABSTRAK…………………………………………………………………….
vii
ABSTRACT…………………………………………………………………...
viii
KATA PENGANTAR………………………………………………………...
ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….
xvi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….
xviii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….............
1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................
1
B. Batasan Masalah…………………........................................................
5
C. Rumusan Masalah……………………….............................................
5
D. Tujuan Penelitian…………………........................................................
5
E. Manfaat Penelitian………………………………..................................
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………..............................
7
A. Tinjauan Teoritik………………………………....................................
7
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Persepsi……………………………………......................................
7
2. Business Entity……...........................................................................
9
3. Pedagang Kaki Lima…......................................................................
12
4. Pendidikan.........................................................................................
17
5. Modal Usaha.....................................................................................
21
6. Pengalaman Berwirausaha................................................................
25
B. Kerangka Berfikir.................................................................................
30
C. Perumusan Hipotesis............................................................................
33
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................
34
A. Jenis Penelitian.................................................................................. .
34
B. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................
34
C. Subjek dan Objek Penelitian..............................................................
34
D. Populasi..............................................................................................
35
E. Tekhnik Pengumpulan Data..............................................................
36
F. Operasionalisasi Variabel…..............................................................
36
G. Uji Instrumen Penelitian....................................................................
40
1. Uji Validitas……………………………………...........................
40
2. Uji Reliabilitas…….......................................................................
43
I. Tekhnik Analisis Data…......................................................................
45
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN......................................
51
A. Deskripsi Responden dan Deskripsi Data...........................................
51
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Analisis Data.......................................................................................
60
C. Pembahasan........................................................................................
69
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN.......................
76
A. Kesimpulan..........................................................................................
76
B. Keterbatasan.........................................................................................
77
C. Saran..................................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
1. Tabel
III.1
Operasionalisasi Varibel Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity........................................................
2. Tabel
III.2 Skor Pernyataan Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity.....................................................................
3. Tabel
37
38
III.3 Rangkuman Uji Validitas untuk Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity.........................................
41
4. Tabel III.4 Tabel Batas Kelompok Dengan Menggunakan PAP II.......
45
5. Tabel
III.5
Tabel Batas Skala Perhitungan PAP II................................
46
6. Tabel
IV.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Resto....................
52
7. Tabel
IV.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan......
52
8. Tabel IV.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Besarnya Modal Usaha
53
9. Tabel IV.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Berwirausaha 54 10. Tabel
IV.5
Deskripsi Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsp Business Entity...................................................................................
11. Tabel
IV.6 Deskripsi Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan.............................
12. Tabel
55
56
IV.7 Deskripsi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity Ditinjau Dari Besarnya Modal Usaha………………..
xvii
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Tabel IV.8
Deskripsi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity Ditinjau Dari Pengalaman Berwirausaha…….....
14. Tabel IV.9
59
Hasil Pengujian Normalitas Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep
Business
Entity
ditinju
dari
Pendidikan......................................................................
Tingkat 60
15. Tabel IV.10 Hasil Pengujian Normalitas Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep
Business
Entity
ditinju
dari
Besarnya
Usaha...............................................................................
Modal 61
16. Tabel IV.11 Hasil Pengujian Normalitas Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity ditinju dari Pengalaman Berwirausaha....................................................................
62
17. Tabel IV.12 Hasil Pengujian Homogenitas..........................................
63
18. Tabel IV.13 Tabel Anova Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan…………….....
65
19. Tabel IV.14 Tabel Anova Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity Ditinjau Dari Besarnya Modal Usaha……………
67
20. Tabel IV.14 Tabel Anova Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity Ditinjau Dari Pengalaman Berwirausaha………
xviii
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Data Validitas dan Reliabilitas Lampiran 3 Data Induk Penelitian Lampiran 4 Anaisis Data Lampiran 5 Tabel r Lampiran 6 Tabel f Lampiran 7 Surat Izin Penelitian
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak kita jumpai pedagang kaki lima yang menggunakan gerobak dan tenda untuk menjajakan dagangannya. Mereka memilih tempat dan menghiasnya dengan tulisan nama dan jenis makanan yang unik untuk dijual dengan tujuan menarik perhatian masyarakat untuk membeli. Mereka biasa berada di tempat yang strategis untuk menjajakan dagangannya, misalnya di sekitar sekolah dan kampus, di dekat pertokoan, di pinggir jalan dalam pusat kota, dan di tempat lain yang dianggap mudah untuk dilihat banyak orang. Pada dasarnya pedagang harus memilih suatu lokasi yang tepat agar memperoleh keuntungan yang lebih banyak, suatu kegiatan harus seefisien mungkin. Keputusan penentuan lokasi yang tepat biasanya diambil bila memenuhi kriteria: tempat yang memberikan kemungkinan pertumbuhan jangka panjang yang menghasilkan keuntungan yang layak ; tempat yang luas lingkupnya untuk kemungkinan perluasan unit produksi. Beberapa waktu lalu pemerintah melakukan penertiban terhadap pedagang kaki lima yang berbentuk tenda dan menjadikan kawasan bebas dari pedagang kaki lima. Hal tersebut membuat banyak pedagang kehilangan lokasi usaha dan memiliki pendapatan menurun. Sehingga dibentukklah kumpulan pedagang kaki lima yang menjajakan beraneka macam makanan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
dalam suatu tempat. Lokasi yang dipilih juga tidak kalah strategis dengan lokasi usaha mereka sebelumnya. Dengan bermodalkan pendidikan dan uang yang cukup, para pedagang kaki lima memulai usaha dan memiliki harapan akan berkembang lebih besar menjadi sebuah warung makan yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidupnya di masa yang akan datang. Mereka mencari modal untuk memulai usaha dengan banyak cara, misalnya dengan meninjam uang pada kerabat dan sanak saudara, menjual barang-barang berharga, dan cara lainnya. Banyak pedagang kaki lima yang menjadikan usahanya sebagai pekerjaan sampingan dan hanya mencari kesibukan saja. Tetapi tidak sedikit pula yang menjadikan usahanya sebagai pekerjaan pokok untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Walaupun demikian, banyak dari pedagang kaki lima tersebut yang berjualan akibat keterbatasan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang mereka miliki. Seiring dengan berkembangnya jaman, ilmu pengetahuan semakin penting dan dibutuhkan sebagai bekal seseorang dalam pekerjaannya. Tak terkecuali bagi pedagang kaki lima, penerapan konsep-konsep ekonomi sangatlah dibutuhkan. Ilmu pengetahuan memberikan pengaruh yang cukup berarti bagi kelancaran usaha para pedagang tersebut. Dengan sedikitnya ilmu pengetahuan yang dimiliki, mereka kurang bisa memahami konsep dan strategi ekonomi yang benar. Khususnya konsep Business Entity yang mengatakan bahwa usaha berdiri sendiri terlepas dari modal pribadi. Konsep tersebut sangatlah penting karena out put akuntansi adalah informasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
pengambilan keputusan. Jika tidak ada pemisahan yang jelas, maka pedagang kaki lima tidak akan tahu secara tepat prestasi dan kinerja unit bisnis yang tercermin dalam laporan keuangan yang biasanya dibuat dalam bentuk Laporan Laba Rugi. Bila tidak dipertimbangkan, hal ini akan membawa dampak yang cukup buruk karena mengakibatkan usaha tidak mampu berkembang secara pesat. Contoh penerapan konsep Business Entity adalah dengan melakukan pencatatan pada setiap transaksi yang terjadi. Baik itu merupakan penerimaan uang, pengeluaran, hutang dan sebagainya. Dan hal ini dirasa akan mempengaruhi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity. Namun pada kenyataannya, banyak para pedagang kaki lima tidak melakukan pencatatan terhadap pengeluaran yang digunakan dalam usaha dan pendapatan yang didapatkan dari usaha. Mereka membiarkan semua berjalan apa adanya, tanpa memprediksikan laba dan rugi usaha. Akibatnya tidak sedikit dari para pedagang kaki lima tersebut yang mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut. Kebanyakan dari mereka yang tidak melakukan pencatatan dikarenakan kurang memahami akan pentingnya pencatatan tersebut. Sehingga tidak sedikit pula para pedagang kaki lima yang menggunakan kekayaan pribadi untuk menambah pemasukan usaha dan dijadikan modal berdagang selanjutnya. Selain itu, mereka juga menggunakan barang dagangan tanpa ada pencatatan dan pemisahan yang jelas. Di lain pihak, pedagang kaki lima adalah pedagang yang menjalankan usaha kecil dengan modal terbatas. Sehingga sangat besar kemungkinannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
mereka akan menggabungkan kekayaan
pribadi dengan modal usahanya.
Maka nantinya mereka akan sulit untuk mengidentifikasi laba usaha dan berkembang lebih besar. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti, para pedagang kaki lima di Kelurahan Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta juga mengalami hal demikian. Oleh karena itu peneliti ingin membuat penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. Pedagang kaki lima di Kelurahan Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta memiliki kesempatan yang lebih besar untuk bertemu dengan konsumen karena arena berjualan mereka teletak di daerah sekitar kampus dan sekolah di Yogyakarta. Tentu saja mereka memerlukan modal yang
lebih
besar
untuk
dapat
dagangangannya di tempat tersebut.
menambah
keanekaragaman
jenis
Hal ini dapat mempengaruhi persepsi
pegagang kaki lima tentang konsep Business Entity. Selain itu dalam hal pengalaman berwirausaha. Biasanya pedagang yang sudah memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih memahami seluk beluk dunia usaha. Dan hal ini dirasa akan mempengaruhi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity. Berdasarkan uraian dan fakta tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Besarnya Modal Usaha, dan Pengalaman Berwirausaha.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
B. Batasan Masalah Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui bagaimana persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity. Penelitian ini memfokuskan pada tiga faktor yang diduga kuat mempengaruhi persepsi pedagang kaki lima, yaitu tingkat pendidikan, besarnya modal usaha, dan pengalaman berwirausaha.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan persepsi pada pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan? 2. Apakah ada perbedaan persepsi pada pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha? 3. Apakah ada perbedaan persepsi pada pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha?
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. 2. Untuk mengetahui persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
3. Untuk mengetahui persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak pengelola Universitas Sanata Dharma. 2. Bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi Sejak dilahirkan, individu secara langsung dengan dunia luar. Sejak itu pula seseorang akan menerima stimulus atau rangsangan dari luar. Menurut Linda Davidoff (1981: 232) persepsi diartikan sebagai proses pemahaman yang terorganisir dan menggabungkan data-data indera untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita. Sedangkan menurut Thoha (1983:138), persepsi adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat pendengaran, penglihatan, pengkhayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi. Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pemahaman, menerima, pengorganisasian, dan mengimpretasikan rangsangan dari lingkungan melalui panca indra sehingga individu mengerti tentang yang diinderakan. Menurut Thoha (1988: 1945), faktor yang mempengaruhi persepsi dibagi menjadi dua, yaitu faktor dari dalam dan luar, yaitu: 1. Faktor dari luar a. Intensitas
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Prinsip intensitas dari perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal itu dipahami. b. Ukuran Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar untuk obyek semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami. c. Pengulangan (Repetition) Dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberi perhatian yang lebih besar dibanding dalam sekali lihat. d. Gerakan (Moving) Prinsip gerakan ini antara lain menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangnya dibandingkan dari obyek yang diam. e. Baru dan Familiar Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi ekternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian. 2. Faktor dari dalam a. Proses belajar (learning) Semua faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada suatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekompleksan kejiwaan. Kekompleksan kejiwaan ini selaras dengan proses pemahaman atau belajar dari motivasi yang dimiliki masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
b. Motivasi Selain proses belajar dapat membentuk persepsi dari dalam lainnya yang juga menentukan terjadinyapersepsi antara lain motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi. c. Kepribadian Dalam membentuk persepsi unsur ini sangat erat hubungannya dengan proses belajar dan motivasi mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.
B. Business Entity Business Entity atau yang lebih dikenal dengan istilah kesatuan usaha adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa dalam akuntansi, perusahaan dipandang sebagai suatu kesatuan usaha atau badan usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan. Dengan konsep ini perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan menjadi pusat pertanggungjawaban. Dalam pelaporannya akuntansi mengambil sudut pandang bahwa perusahaan merupakan pihak yang harus melaporkan informasi keuangan kepada pemilik dan bukannya pemilik yang melaporkan pada pihak luar lainnya. Misalnya, akuntan yang bekerja pada perusahaan perorangan hanya akan melakukan pembukuan terhadap kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
perusahaan tersebut dan bukan terhadap kegiatan, aktiva, atau hutang. (Ahmed Riahi, Belkaovi,2000: 176) Akuntansi memandang pemilik sebagai pihak luar perusahaan dan karenanya transaksi pemilik dan pihak luar lainnya bukan merupakan transaksi yang menjadi objek akuntansi perusahaan yang bersangkutan. Konsep entitas usaha ini penting karena membatasi data ekonomi dalam sistem akuntansi terhadap data yang berhubungan langsung terhadap usaha. Dari segi akuntansi, konsep kesatuan usaha tetap harus diterapkan dalam perusahaan berbentuk perseroan ataupun tidak. Dari segi administrasi yang baik, adalah hal yang sangat penting untuk memisahkan transaksi perusahaan dengan transaksi pemilik. Meskipun perusahaan tidak berbadan hukum, dan oleh karenanya perusahaan itu tidak memiliki hak milik atas kekayaan, akuntansi tetap memandang bahwa kekayaan yang digunakan untuk tujuan perusahaan adalah kekayaan milik perusahaan dan memandang pemilik sebagai sumber adanya kekayaan tersebut (penyedia dana). Dengan pandangan ini maka sebenarnya dapat dianggap bahwa perusahaan utang kepada pemilik dan oleh karena itu harus mempertanggungjawabkan penggunaan dana tersebut kepada pemilik. Anggapan adanya pemisahan fungsi pengelolaan dan pemilikan dalam perusahaan yang bukan perseroan menghendaki agar pemilik sebagai manajer dan pemilik sebagai pemilik dianggap
orang
yang
berbeda
dan
berkedudukan
terpisah.
Dalam
kenyataannya, hal ini sukar untuk dilaksanakan tetapi secara konsepsional memanglah harus demikian agar kerangka akuntansi menjadi jelas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
operasional.
Kalau
pemisahan
semacam
itu
dapat
diterima
secara
konsepsional, maka laba perusahaan harus dianggap sebagai kenaikan kekayaan perusahaan. Kenaikan kekayaan tersebut baru menjadi laba pemilik setelah kekayaan tersebut dialihkan kepada pemilik berupa pengambilan oleh pemilik untuk kepentingan pribadi. Perbedaannya dengan badan hukum adalah bahwa dalam perusahaan perseorangan pengambilan kenaikan kekayaan tersebut tidak memerlukan tindakan yuridis resmi seperti pengumuman pengambilan deviden. Batasan Kesatuan Usaha Dengan konsep dasar kesatuan usaha persoalan yang timbul dalam akuntansi adalah menentukan batasan kesatuan usaha. Pada umumnya, yang disebut perusahaan adalah setiap usaha tertentu dengan satu pengelola (management). Konsep kesatuan usaha dalam akuntansi lebih menekankan pada kesatuan usaha ekonomik, daripada kesatuan yuridis. Karena itu untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjawaban keuangan, pertimbangannya adalah secara ekonomik suatu kegiatan usaha dapat dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan. Secara ekonomik, seluruh perusahaan adalah merupakan satu kesatuan usaha dan karenanya standar akuntansi menghendaki agar laporan keuangan konsolidasi harus disusun. (Suwardjono,1989: 51)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
C. Pedagang Kaki Lima Sektor informal pedagang kaki lima merupakan fenomena yang sangat menarik perhatian. Sebenarnya istilah kaki lima yang terkenal sekarang ini merupakan warisan sejarah. Sebab istilah tersebut muncul pertama kali saat pemerintahan jajahan Inggris manguasai Indonesia. Pada saat itu Raffles telah mengeluarkan peraturan penggunaan jalan, yakni mengharuskan agar tepi kiri dan kanan jalan selebar lima feet bagi pejalan kaki itu digunakan oleh pedagang untuk menggelar jualannya. Karena mereka berjualan di area lima feet tadi, kemudian dikenal sebagai pedagang kaki lima. (Hernawi, 1996: 50) Pada ukuran lebar trotoar yang waktu itu dihitung dengan memakai dasar ukuran feet, dalam istilah Bahasa Inggris diterjemahkan kaki yang berukuran 31 sentimeter lebih. Pada saat itu lebar trotoar adalah lima kaki, untuk selanjutnya orang yang berjualan di atas trotoar disebut pedagang kaki lima (Hidayat, 1978:31) Selain dari aspek kesejarahan, menurut Eridian (1993: 4) memberikan pengertian pedagang kaki lima adalah orang-orang dengan modal relatif kecil / sedikit berusaha untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu dalam masyarakat. Usaha itu dilakukan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana informal. Dalam perkembangan selanjutnya, pedagang kaki lima tidak lagi terbatas pada berjualan di atas trotoar, tetapi juga pedagang yang mengambil tempat atau lokasi di daerah keramaian umum seperti pertokoan, pasar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
terminal, dan sebagainya. Jenis barang yang diperdagangkan digolongkan dalam jenis makanan, non makanan dan jasa. Alat yang digunakan dalam bejualan dapat berupa pikulan, gerobak, tenda, dan sebagainya. Jadi dengan demikian pedagang kaki lima adalah orang yang dengan modal relatif kecil berusaha di bidang produksi dan pengumpulan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu di dalam masyarakat dengan mengambil lokasi yang dianggap strategis. Ada beberapa pendapat tentang karakteristik pedagang kaki lima, yang pada dasarnya hampir sama. Seperti halnya menurut Julisar An-naf yang dikutip oleh Hidayat (1978:31-32), pedagang kaki lima memiliki ciri-ciri khusus antara lain: 1. Bergang kaki lima umumnya merupakan mata pencaharian pokok. 2. Para pedagang kaki lima pada umumnya tergolong angkatan kerja produktif. 3. Tingkat pendapatan yang diperoleh relatif rendah. 4. Sebagian besar merupakan pendatang dari daerah dan belum memiliki status kependudukan. 5. Mereka mulai berdagang antara 5-10 tahun yang lalu. 6. Sebelum menjadi pedagang kaki lima umumnya mereka tani dan buruh. 7. Permodalan lemah dan omset penjualannya relatif kecil. 8. Belum berhubungan dengan bank dalam permodalan. 9. Umumnya mereka mempergunakan bahan pangan, sandang dan kebutuhan-kebutuhan sekunder. 10. Pada hakekatnya mereka telah kena pajak dengan adanya retribusi meupun pungutan tidak resmi. Penjelasan tentang sosok pedagang kaki lima berdasarkan karakteristik menurut Hernawi (1996:53) adalah : 1. Berusaha di kaki lima pada umumnya bukan pekerjaan yang dicitacitakan. 2. Pedagang kaki lima tersebut pada umumnya tergolong tingkat kerja produktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
3. Tingkat pendidikan mereka relaif rendah. 4. Sebagian besar dari mereka adalah pedagang dari luar kota dan belum mendapat status sebagai penduduk parlemen. 5. Sebelum terjun di kaki lima mereka pada umumnya berprofesi sebagai petani atau buruh rendah. 6. Modal diusahakan sendiri dan tidak punya hubungan dengan lembaga keuangan perbankan. 7. Modal yang dimiliki sangat terbatasdemikian pula dengan omset usaha serta profit yang diperoleh. 8. Kemampuan kewirausahaan relatif rendah demikian pula kemampuan dalam pemupukan modal. 9. Jenis dagangannya sangat variatif , namun yang cukup dominan adalah jenis pangan, sandang dan jenis kebutuhan sekunder lainnya. 10. Pada dasarnya mereka ikut terkena pajak dengan adanya retribusi dan berbagai jenis pungutan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kota Bandung Peneliti Fisipol UNPAR Bandung yang dikutip oleh Eridian (1993:28-29) memberikan ciri/karakteristik pedagang kaki lima sebagai berikut: 1. Sesuai dengan istilah pedagang, walaupun dalam hal ini istilah pedagang kadang-kadang juga produsen, sekaligus pedagang. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa pedagan kaki lima berkecimpung apa yang dinamakan sektor informal. 2. Perkataan “kaki lima” memberikan konotasi bahwa umumnya menjajakan barang-barang dagangan pada gelaran tikar di pinggir jalan atau depan toko-toko yang dianggap strategis. Kelompok pedagang yang menggunakan meja untuk berdagang, kereta dorong, dan kios-kios kecil masih kita golongkan pada kelompok pedagang kaki lima. 3. Para pedagang umumnya menjajakan bahan mekanan, barangbarang konsumsi secara eceran. 4. Para pedagang kaki lima umumnya bermodal kecil. 5. Pada umumnya kualitas barang-barang yang diperdagangkan oleh para pedagang kaki lima relatif rendah. 6. Volume omset pedagang pedagang kaki lima relatif tidak begitu besar. 7. Para pembeli umumnya adalah merupakan pembeli berdaya beli rendah. 8. Pada umumnya usaha pedagang kaki lima merupakan “family enterprise” dimana istri dan anak-anak turut membentu dalam usaha tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
9. Kalau pedagang kaki lima kita golongkan pada “enterprise” maka usaha-usaha tersebut menunjukkan sifat-sifat khusus “one man enterprise” atau dalam bahasa Belanda “ummanzal.” 10. Tawar menawar (bargaining) antara penjual dan pembeli merupakan relasi ciri usaha pedagang kaki lima. 11. Sebagian dari pedagang kaki lima melaksanakan pekerjaannya secara penuh, yaitu secara full job, sebagian lagi setengah jam kerja atau waktu senggang dalam rangka mencapai pendapatan nasional. 12. Ada pedagang kaki lima yang melaksanakan pekerjaannya secara musiman dan kerap kali jenis harganya berubah-ubah. 13. Barang yang umumnya dijual pedagang kaki lima merupakan apa yang dalam ilmu marketing dinamakan “convenience goods” jarang sekali mereka memperdagangkan “specially goods” 14. Pedagang kaki lima pada umumnya ada dalam suasana perasaan tidak tenang. Seringkali mereka diliputi perasaan takut kalau-kalau usaha mereka diberhentikan oleh TIBUM (Tim Penertib Umum) sehingga mereka bermain kucing-kucingan dengan pihak yang berwajib. 15. Masyarakat umum beranggapan, bahwa pedagang kaki lima adalah kelompok yang menduduki status sosial yang rendah dalam tangga kemasyarakatan, walaupun hati kecil mereka mengakui bahwa kelompok ini memenuhi kebutuhan tertentu. 16. Mengingat faktor yang bertentangan dengan kepentingan, maka kelompok pedagang kaki lima merupakan kelompok yang sulit bersatu dalam bidang ekonomi walaupun perasaan setia kawan cukup kuat. 17. Jam dan waktu kerja pedagang kaki lima tidak menujukkan pola yang yang tetap yang mana merupakan salah satu ciri perusahaan perseorangan. 18. Pada pedagang kaki lima terdapat jiwa enterprenurship yang kuat, walaupun faktor saling mengintimidasi usaha pedagang yang lain berhasil cukup dilakukan secara intensif. Walaupun pedagang kaki lima merupakan sektor pinggiran namun eksistensi sektor ini memberikan banyak kesempatan kerja yang umumnya sulit didapat di negara-negara berkembang. Dipandang dari segi keamanan, sektor ini bisa berfungsi sebagai katup pengaman yaitu memberikan kesempatan kesibukan kerja usaha kecil-kecilan dengan usaha dagang atau jual beli (Tadjudin, 1995:23). Tanpa katup pengaman tersebut kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
akan timbul banyak kekerasan dan rasa tidak puas. Dengan demikian dunia pedagang kaki lima menduduki fungsi ekonomi kota sekaligus turut membantu menciptakan kehidupan sosial ekonomi kota yang selaras dan serasi. 1. Kekuatan-kekuatan yang dimiliki pedagang kaki lima: •
Pedagang kaki lima memberikan kesempatan kerja yang umumnya sulit didapat pada negara-negara sedang berkembang. Merupakam mata rantai terakhir, mengingat sifatnya sebagai pedagang eceran dalam jaringan distribusi produsen ke konsumen akhir. • Dalam prakteknya mereka biasa menawarkan barang dan jasa dengan harga bersaing mengingat mereka tidak dibebani masalah pajak. • Sebagian besar masyarakat kita lebih senang berbelanja pada pedagang kaki lima mengingat faktor kemudahan dan barangbarang yang ditawarkan relatif murah (terlepas dari perkembangan kualitas) Selain itu juga dimungkinkan pembelian secara kredit jika sudah terjalin hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli. 2.Kelemahan-kelemahan yang dimiliki pedagang kaki lima: •
•
• •
Mereka dapat dimasukan ke dalam kelompok marginal dan sub marginal dengan modal kecil, sehingga laba yang dihasilkan juga kecil. Padahal banyak anggota keluarga yang tergantung pada hasil dan laba tersebut. Oleh karena itu terciptalah keadaan dimensi hasil yang mereka capai pas-pasan untuk sekedar hidup. Disebabkan oleh kurangnya pendidikan dan tekhnikal training maka unsur efisiensi kurang mendapat perhatian seperti masalah populasi dan faktor higienis sebagai produk sampingan yang negatif. Di kalangan pedagang kaki lima sering terdapat faktor imidasi yang berlebihan, menyebabkan suatu jenis usaha tertentu menjadi terlampau padat. Seringkali terdapat unsur penipuan dan penawaran dengan harga tinggi yang berlebih-lebihan, sehingga menyebabkan citra/image masyarakat tentang keberadaan pedagang kaki lima kurang begitu positif. (Adi Sasono,1980:62-64)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
D. Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan Pada umumnya sementara orang beranggapan bahwa bila berbicara masalah pendidikan maka orientasinya ke dunia sekolah. Mereka kurang menyadari bahwa pendidikan seseorang diperoleh tidak hanya melalui pendidikan sekolah saja, tetapi dari luar sekolah seperti keluarga, kelompok belajar dan masyarakat. Hal ini membawa konsekuensi yang lebih luas yakni proses pendidikan bukan berarti hanya belajar di sekolah, tetapi dapat berlangsung satiap saat dan dimanapun. Pengertian pendidikan menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang
(1995:5)
adalah
aktifitas
dan
usaha
manusia
untuk
meningkatkan kepribabdiannya dengan jalan membina potensi pribadinya. Yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (panca indera serta ketrampilan). Pendidikan mempunyai arti yang berbeda-beda, karena itu semua tergantung dengan deinisi yang dikemukakan oleh para ahli. Akan tetapi pengertian dari definisi tersebut mempunyai arti yang hampir sama. •
Menurut Heidjrachman et al (2000:77) Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan.
•
Menurut Siagian (1996:175)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Pendidikan adalah keseluruhan proses teknik dan metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai standar yang telah ditetapkan. Dari beberapa definisi tentang pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pada hakekatnya adalah penyiapan seseorang untuk memasuki kehidupan di masa yang akan datang yang dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. 2. Pendidikan Sekolah dan Luar Sekolah Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan merupakan bersama antar keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dalam masyarakat industri, dunia kerja menuntut tenaga kerja yang terlatih profesional dan memiliki keahlian serta ketrampilan tertentu. Untuk memenuhi tuntutan dunia kerja tersebut, lembaga-lembaga pendidikan baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal merupakan tempat latihan dan pengembangan bagi tenaga kerja yang kompeten. (Wuraji, 1988:37) Tim
Pengembangan
MKDK
IKIP
Semarang
(1995:7)
mengemukakan tetang pembagian pendidikan adalah sebagai berikut: • • •
Pendidikan informal, ialah pendidikan yang diperoleh seseorang dirumah dalam lingkungan keluarga. Pendidikan formal, ialah pendidikan yang mempunyai bentuk atau organisasi tertentu. Pendidikan non formal, ialah pendidikan di luar sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Menurut Sistem Pendidikan Nasional (UU no 2 tahun 2003 pasal 10) mengemukakan bahwa pendidikan terbagi atas : • •
Pendidikan persekolahan, mencakup berbagai jenjang pendidikan, dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan Luar Sekolah, terbagi menjadi pendidikan non formal yang mencakup lembaga pendidikan di luar sekolah, misalnya ; kursus, seminar,kejar paket A. Dan pendidikan informal yang mencakup pendidikan keluarga, masyarakat dan program-program sekolah, misalnya ceramah di radio/tv dan informasi yang mendidik dalam surat kabar atau majalah. Kemudian didukung oleh Tadjudin Noer Efendi dan Chris
Manning (1991:45) menyimpulkan bahwa (usaha di sektor informal dalam hal pendidikan) tingkat pendidikan merupakan pendidikan terakhir yang ditempuh oleh seorang pedagang yang melalui pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Tingkat pendidikan sekolah adalah pendidikan terakhir yang ditempuh oleh seorang pedagang, sedangkan untuk luar sekolah pengetahuan dan ketrampilan sebelum dan sedang berlangsungnya usaha tersebut. Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku, mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi. (Umar Tirtarahardja dan La Sulo,1994:78). Dalam UU no 2 tahun 2003 pasal 16 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional, dijelaskan bahwa dalam jalur pendidikan formal ada berbagai jenjang pendidikan, yang meliputi: • •
Pendidikan dasar, yang biasa dikenal dengan pendidikan dasar sembilan tahun, yaitu pendidikan SD enam tahun ditambah SMP tiga tahun. Pendidikan Menengah, adalah pendidikan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
•
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan memiliki hubungan timbal balik dengan lingkungan, dunia kerja, dan dapat melanjutkan di Perguruan Tinggi. Pendidikan Tinggi, merupakan lanjutan pendidikan menengah untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis/profesional, yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan kesenian. Dari uraian mengenai jenjang persekolahan atau tingkat-tingkat
yang ada pada pendidikan formal, dapat dimengerti bahwa pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan. Oleh karena itu setiap tingkat atau jenjang pendidikan itu harus dilaksanakan secara tertib, dalam arti tidak bisa terbalik letak penempatannya. Setiap jenjang atau tingkatan mempunyai tujuan dan Mteri pelajaran yang berbeda-beda. Pendidikan luar sekolah dibagi menjadi dua yaitu pendidikan non formal dan in formal. Pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah menurut Ary H Gunawan (1995:63) adalah : Semua usaha sadar yang dilakukan untuk membantu perkembangan kepribadian sera kemampuan anak dan orang dewasa diluar sistem persekolahan melalui pengaruh yang sengaja dilakukan melalui beberapa sistem dan metode penyampaian seperti kursus, bahan bacaan, radio,televisi, penyuluhan dan medi komunikasi lainnya. Dari ketiga pendidikan tersebut, pendidikan informal adalah yang paling dahulu dikenal dan paling penting peranannya. Hal ini disebabkan dalam masyarakat sederhana satu-satunya bentuk pendidikan yang dikenal adalah pendidikan informal. Pendidikan
informal
mengemukakan bahwa:
menurut
Zahara
Idris
(1990:58)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Pendididkan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar atau di dalam pergaulan sehari-hari. Walaupun demikian pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap manusia. Seseorang lebih banyak berada dalam rumah tangga dibandingkan dengan tempat-tempat lain, sampai umur tiga tahun seseorang akan berada di rumah tangga. Pada masa itulah diletakkan dasar-dasar kepribadian. Pendidikan informal bagi pedagang kaki lima sangat erat dalam kehidupan sehari-hari karena mereka terbiasa menghadapi berbagai konsumen dan harus dapat memahami perkembangan masyarakat untuk suatu usahanya dan dapat menambah profit/laba.
E. Modal Usaha Faktor produksi modal merupakan faktor yang penting dan mempunyai arti yang lebih menonjol dalam kegiatan usaha, karena modal usaha merupakan urat nadi bagi suatu kegiatan usaha. Sehingga masalah modal usaha merupakan persoalan yang tak pernah berakhir mengingat hal ini mengandung banyk aspek. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menurut Poerwodarminto (1976:595), modal diartikan sebagai uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang dan sebagainya, harta benda (uang, barang dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk mengasilkan sesuatu yang dapat menambah kekayaan. Selanjutnya pengertian dari Poerwodarminto (1976: 506 ) adalah : 1. Kegiatan dengan menggerakan tenaga kerja, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud; Pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar) untuk mencapai sesuatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
2. Pengertian di bidang perdagangan perdagangan; perusahaan.
(bertujuan
mencari
laba);
Untuk selanjutnya pembicaraan mengenai modal ini sudah termasuk di dalamnya modal usaha, karena menurut pengertian modal seperti di atas pengertian dari usaha sudah terkandung di dalamnya. Kemudian Bambang Priyanto (1990:11-12) mengungkapkan bahwa modal merupakan ikhtisar neraca suatu perusahaan yang menggambarkan selain adanya modal kongkrit (setelah debet) dan modal abstrak (sebelah kredit), juga menunjukkan suatu bentuk modal lain yang disebut modal aktif (debet) dan modal pasif (kredit). Jadi pengertian modal usaha dapat dikatakan merupakan ikhtisar dari neraca perusahaan yang terletak di sebelah debet dan kredit dimana sebelah debet disebut modal aktif dan di sebelah kredit disebut modal pasif. Berdasarkan cara dan lamanya, modal aktif dibedakan sebagai berikut: 1. Modal Lancar Menurut Bambang Priyanto (1990:10) modal lancar diartikan sebagai aktiva yang habis dalam satu kali perputaran proses produksi dan proses perputarannya dalam jangka waktu pendek. Engan kata lain aktiva lain merupakan aktiva yang dapat diuangkan dalam jangka waktu pendek. Selanjutnya menurut pandangan Munawir (1990:16) dikatakan: Modal lancar adalah kekayaan perusahaan dalam bentuk uang tunai dan komponen-komponen lain yang mudah menjadi uang dalam waktu kurang dari satu tahun serta beredar dalam lingkungan perusahaan, diantaranya adalah uang tunai, simpanan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
bank, piutang dagang, surat-surat berharga, persediaan barang dan sebagainya. 2. Modal tetap Ada beberapa pendapat yang menyatakan pengertian dari modal tetap diantaranya juga Bambang Priyanto (1990:10) yang mengatakan bahwa modal tetap merupakan aktiva yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur habis turut serta dalam proses produksi. Dan ditinjau dari lamanya perputaran, aktiva tetap adalah aktiva yang mengalami proses perputaran dalam jangka waktu panjang atau lebih dari satu tahun. Kemudian sejalan dengan hal tersebut menurut Abas Kartadinata (1983:3) menyatakan: “Aktiva tetap adalah alat-alat produksi than lama yang tidak terpakai habis dalam satu kali proses produksi dan oleh sebab itu baru dalam jangka waktu lama perlu diganti.” Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya aktiva tetap adalah aktiva yang digunakan dalam jangka panjang (lebih dari 1 tahun) dan tidak habis dalam satu kali proses produksi. Kemudian mengenai modal pasif Abas kartadinata (1983:3-4) juga mengatakan bahwa: “Modal pasif merupakan modal yang memperhatikan dengan cara bagaimana perusahaan-perusahaan memperoleh dana-dana yang diperlukan untuk membiayai modal aktifnya. Modal pasif terbagi menjadi tiga bagian, yaitu modal sendiri, pinjaman jangka panjang, dan pinjaman jangka pendek.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Dengan demikian secara umum modal merupakan ikhtisar dari neraca perusahaan yang tertera di sebelah debet sebagai modal aktif yang menggambarkan bentuk-bentuk seluruh dana yang diperoleh dan ditanamkan perusahaan sehingga dapat menunjukkan struktur keuangan perusahaan.
Sedangkan
di
sebelah
kredit
sebagai
modal
pasif
menggambarkan sumber-sumber dana, sehingga dapat menunjukkan struktur financial dan struktur modal perusahaan. Kembali ditegaskan lagi menurut Abas Kartadinata (1983:8) dengan menytakan lebih terinci bahwa: Modal aktif dibedakan menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar dibedakan lagi menjadi modal kerja dan alat-alat lancar. Alat-alat lancar terdiri dari uang kas, piutang yang dapat ditagih, seketika dan suratsurat berharga yang seketika dapat diuangkan. Sementara aktiva tetap terdiri dari bangunan/gedung, mesin-mesin, peralatan kantor, dan sebagainya. Kemudian Abas kartadinata (1983:10) menyimpulkan bahwa modal usaha adalah sejumlah nilai pokok modal aktif dan pasif yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya setiap hari, baik berupa total nilai uang, barang-barang maupun peralatanperalatan yang dapat dihitung dalam satuan rupiah. Oleh karena itu tersedianya modal usaha yang cukup akan sangat mempengaruhi kelancaran usaha para pedagang kaki lima. Hal ini didukung oleh pendapat Munawir (1986:114), bahwa : Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin dan perusahaan tak akan mengalami kesulitan karena adanya krisis keuangan. Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, karena adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Sebaliknya adanya ketidak cukupan modal kerja atau mismanajemen merupakan sebab utama gagalnya perusahaan.
F. Pengalaman Berwirausaha F. 1. Pengalaman Pengalaman menurut Kamus Bahasa Indonesia dapat diartikan apa yang sudah dialami. (Muhammad Ali :301) Sedangkan Manullang (1987:54) berpendapat bahwa orang yang berpengalaman selalu akan lebih pandai dari mereka yang sama sekali tidak didukung mempunyai pengalaman. Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa seseorang yang sering mengulangi suatu pekerjaan dikatakan sebagai orang yang berpengalaman dalam bidang tersebut. Bila pengalaman dikaitkan dengan pekerja, maka dapat diartikan bahwa pengalaman adalah sesuatu atau hal-hal yang telah dirasakan
,
diketahui,
dilakukan/dikerjakan
sehubungan
dengan
penyelesaian suatu pekerjaan atau aktivitas usaha tertentu. Adapun pengalaman tersebut tidak terlepas dari intensitas pengulangan dan dimanifestasikan dalam sejumlah masa kerja.
E. 2. Wirausaha 1. Pengertian Wirausaha Kata wirausaha sudah sering kali didengar di lingkungan akademisi, bisnis atau di lingkungan masyarakat secara umum atau di dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi sebagian dari masyarakat menilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
wirausaha sama dengan pengusaha yang mendirikan usaha sendiri kemudian memimpin pengelolaan usahanya tersebut. Tetapi beberapa ahli ekonomi mengartikan seorang wirausaha berbeda dengan pengusaha. Seperti pendapat ahli di bawah ini, yang berpendapat wirausaha bukanlah sekedar pengusaha melainkan pengusaha yang sukses karena memiliki ciri-ciri serta kemampuan tertentu untuk menciptakan sesuatu yang baru (Subanar, 2001:11) berikut ini adalah pendapat beberapa ahli tentang wirausaha: a. Scumpeter, 1930 Wirausaha adalah orang yang memutuskan atau mengambil alih resiko dalam memperkenalkan produk atau jasa yang baru untuk memajukan perekonomian dan mencapai tujuannya. b. Webster Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola, serta menanggung resiko atas keputusan bisnisnya tersebut. c. Fillion, 1998 Wirausaha adalah orang yang imajinatif, yang ditandai oleh kemampuannya dalam menetapkan sasaran-sasaran itu. Juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang, membuat keputusan dengan menerapkan inovasi yang memiliki resiko moderat. d. Kamus Besar bahasa Indonesia Balai Pustaka 1989 Wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya. Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa wirausaha adalah orang yang mampu mengoptimalkan potensi ekonomis yang ada pada dirinya atau di sekitarnya dengan resiko yang moderat dan mampu mengembangkan dengan mandiri serta mampu mengelola usahanya tersebut mulai dari perencanaan, operasi, kontrol menjadi bisnis yang disadari pembuatan keputusan bisnis yang tepat sesuai dengan perkembangan pasar. 2. Karakteristik Wirausaha Menurut Mc Clelland wirausaha memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Keinginan untuk berprestasi Keinginan atau dorongan dalam diri untuk memotivasi perilaku ke arah pencapaian tujuan. Dimana pencapaian tujuan merupakan tantangan bagi kompetensi individu. b. Keinginan untuk bertanggungjawab Seorang wirausaha seharusnya memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dengan tanggungjawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. c. Preferensi pada resiko-resiko menengah Wirausaha bukan penjudi, maka dari itu mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
tinggi. suatu tingkatan yang memerlukan usaha keras dan dipercaya dapat mereka penuhi. d. Persepsi pada kemungkinan berhasil Keyakinan atas kemampuan untuk berhasil dengan berdasarkan fakta-fakta yang dipelajari dengan penilaian yang obyektif. e. Rasa ingin tahu terhadap rangsangan oleh umpan balik Wirausaha selalu ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka. f. Aktifitas yang energik Wirausahawan menunjukan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang mereka bersifat aktif dan memiliki proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. g. Orientasi ke masa depan Seorang wirausaha melakukan perencanaan dan berfikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan. h. Ketrampilan dalam pengorganisasian Wirausaha akan menunjukkan ketrampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam pencapaian tujuan. i.
Sikap terhadap uang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Keuntungan
finansial
adalah
menjadi
nomor
dua
jika
dibandingkan dengan arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambang konkret dari tercapainya tujuan dan sebagai kompetensi mereka. 3. Penentuan potensi wirausaha Potensi menjadi wirausaha yang sukses dapat diketahui bila seseorang memiliki kemampuan dalam beberapa hal di bawah ini: (Wiratmo, 1995:5) a. Kemampuan inovatif Inovasi sangat penting karena hal tersebut berarti perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa yang baru, atau mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan caracara baru. b. Toleransi terhadap kemenduaan Yaitu kemampuan untuk berhubungan dengan hal-hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. c. Keinginan untuk berprestasi Keinginan untuk berprestasi menandakan seseorang tidak kenal menyerah di dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri. d. Kemampuan perencanaan realistis mampu menetapkan tujuan yang menantang tapi tidak bisa untuk diterapkan. e. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Kepemimpinan yang mengarahkan semua usaha dalam organisasi dipusatkan untuk mencapai tujuan utama organisasi tersebut. f. Objektivitas Kemampuan berfikir dan bertindak secara obyektif di dalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas kewirausahaan dengan cara pragmatis. g. Tanggung jawab pribadi Wirausaha harus mampu memikul tanggung jawab pribadi. Mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri. h. Kemampuan beradaptasi Seorang wirausaha hendaknya dibekali kemampuan unutuk beradaptasi dengan lingkungan. Sehingga mampu menilai situasi secara obyektif dan merumuskan rencana-rencana baru untuk menghadapinya. i.
Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator Wirausaha diharuskan memiliki kemampuan untuk mengorganisasi dan administrasi di dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan.
F. Kerangka Berfikir 1. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Pendidikan
adalah
suatu
kegiatan
untuk
meningkatkan
pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan. Sedangkan Business Entity atau yang lebih dikenal dengan istilah kesatuan usaha adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa dalam akuntansi, perusahaan dipandang sebagai suatu kesatuan usaha atau badan usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan. Jika tingkat pendidikan pedagang kaki lima relatif tinggi, maka akan semakin besar pula pengetahuannya, khususnya ilmu ekonomi yang dapat menunjang usahanya. Dan dapat ia terapkan dalam kegiatan usahanya. Seorang pengusaha yang memiliki pendidikan tinggi cenderung akan berfikir lebih rasional dalam melaksanakan kegiatan usahanya. 2. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. Modal diartikan sebagai uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang dan sebagainya, harta benda (uang, barang dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk mengasilkan sesuatu yang dapat menambah kekayaan. Jika seorang pedagang kaki lima memiliki modal yang cukup besar, maka ia akan mengelola keuangannya dengan sebaik-baiknya sehingga nantinya dapat menhasilkan laba yang lebih besar dari pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
modal awalnya.. Sehingga selalu melakukan pencatatan setiap terjadinya transaksi untuk mempermudah penghitungan laba usaha. 3. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha. Pengalaman dapat diartikan apa yang sudah dialami. Sedangkan orang yang berpengalaman selalu akan lebih pandai dari mereka yang sama sekali tidak didukung mempunyai pengalaman. Dengan pengalaman berwirausaha yang cukup lama, seorang pedagang akan lebih memahami tentang usaha, persaingan, pencatatan dan sebagainya dibandingkan dengan seseorang yang baru saja menjalani usahanya tanpa pengalaman. Gambar kerangka berfikir:
Tingkat Pendidikan Variabel X1
Besarnya Modal Usaha Variabel X2
Persepsi Pedagang Kaki Lima tentng Konsep Business Entity Variabel Y
Pengalaman Berwirausaha Variabel X2
Dari gambar di atas maka dapat diketahui kerangka berfikir adalah untuk mencari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
1. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. 2. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. 3. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha.
G. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian yang biasa dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji secara empirik. Berdasarkan landasan di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai dasar pengumpulan data, yaitu: 1. Tingkat pendidikan mempengaruhi perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity. 2. Besarnya modal usaha mempengaruhi perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity. 3. Pengalaman berwirausaha mempengaruhi perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Yang mempelajari secara intensif tentang latar belakang sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Penelitian ini akan melihat dan membandingkan tingkat perbedaan pemahaman Business Entity pada pedagang kaki lima ditinjau dari tingkat pendidikan, besarnya modal usaha dan pengalaman berwirausaha.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada pedagang kaki lima yang tergabung dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta. (Taman Kuliner Condong Catur dan Resto PKL Mrican) 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2008.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Subyek Penelitian bagian yang terlibat dalam penelitian dan yang terkait dalam penelitian. Subyek penelitian ini adalah Pedagang Kaki Lima yang tergabung dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman Yogykarta. 2. Obyek Penelitian Obyek Penelitian merupakan suatu yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Obyek penelitian ini adalah tingkat pemahaman Business Entity pada pedagang kaki lima, tingkat pendidikan, besarnya modal usaha, dan pengalaman berwirausaha.
D. Populasi 1. Populasi Populasi adalah totalitas semua nilai mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Arikunto, 1996:5). Populasi penelitian ini adalah pedagang kaki lima yang tergabung dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta yang berjumlah kurang lebih 72 orang. Yaitu Resto PKL Mrican dan Taman Kuliner Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta. Tetapi ada berbagai macam hal yang mengakibatkan banyak pedagang kaki lima di tempat tersebut tidak berdagang lagi. Sehingga jumlah yang tersebar adalah 60 angket. Dan hanya dapat kembali sebanyak 50 angket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
E. Tekhnik Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini tekhnik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1. Kuesioner Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan dalam bentuk tertulis mengenai tingkat pemahaman Business Entity pada pedagang kaki lima, tingkat pendidikan pedagang kaki lima, besarnya modal usaha yang dimiliki pedagang kaki lima, dan pengalaman berwirausaha sebagai pedagang kaki lima. Dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisikan dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya.
F. Operasionalisasi Variabel 1. Business Entity Business Entity adalah suatu konsep yang sebaiknya dimiliki dan diterapkan oleh para pedagang kaki lima dalam menjalankan usahanya. Karena konsep ini mengatakan bahwa dalam akuntansi, usaha dipandang sebagai suatu kesatuan yang berdiri sendiri. Maka dalam menjalankan usahanya, para pedagang kaki lima harus bisa memisahkan antara laba dan modal usahanya dengan kekayaan pribadinya. Berikut adalah tabel operasionalisasinya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Variabel 1. pencatatan usaha
2. pemisahan kekayaan
Indikator 1.
Mencatat pengeluaran belanja sebagai beban usaha. 2. Mencatat pengeluaran sehari-hari dalam keluarga 3. Mencatat pengeluaran belanja usaha dengan pengeluaran seharihari keluarga menjadi satu. 4. Mencocokan catatan dengan untung setelah selesai berdagang. 5. Pemasukan usaha merupakan pendapatan. 6. Pengeluaran penerangan berdagang merupakan beban usaha. 7. Mencatat pengeluaran listrik yang digunakan dalam keluarga. 8. Mencatat pengeluaran bensin yang digunakan untuk keluarga. 9. Pengeluaran bensin untuk berdagang merupakan beban usaha. 10. Sewa tempat usaha merupakan beban usaha. 11. Mencatat pengeluaran untuk retribusi sebagai beban usaha. 12. Pengeluaran pinjaman merupakan beban usaha. 13.Membutuhkan bantuan orang lain untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan yang terjadi dalam usaha. 14. Harta usaha dan harta pribadi 15. Memisahkan harta usaha dengan harta pribadi. 16. Harta pribadi dicatat sebagai modal jika dipakai dalam operasi usaha. 17. Mencatat harta pribadi yang digunakan dalam usaha.
No Butir Positif Negatif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
18. Menggunakan harta pribadi untuk keperluan usaha 19. Setiap anggota keluarga apabila membeli dagangan sediri, dicatat sebagai pendapatan usaha 20 Setiap anggota keluarga apabila membeli dagangan sendiri, dianggap gratis.
18 19 20
Indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan setiap pernyataan dalam kuesioner akan dinyatakan dalam bentuk Skala Likert. Peberian skor dalam setiap pernyataan adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Skor Pernyataan Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Pernyataan positif
Pernyataan Negatif
4 3 2 1
1 2 3 4
2. Tingkat Pendidikan Pendidikan yang dimaksudkan ialah pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh pedagang kaki lima. Dalam hal ini pendidikan formal adalah tingkat pendidikan tertinggi
yang berhasil diselesaikan oleh
pedagang kaki lima yang dikelompokan sebagai berikut: 1 Lulus Diploma atau Perguruan Tinggi skor 5 2 Lulus SMA skor 4 3 Lulus SMP skor 3 4 Lulus SD skor 2 5 Tidak sekolah skor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
3. Modal Usaha Modal usaha yaitu sejumlah nilai pokok yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan (pedagang kaki lima) untuk membiayai kegiatan usaha dagangnya setiap hari, baik berupa total nilai uang, barang dagangan maupun peralatan yang dapat dihitung dalam satuan rupiah yang dikelompokkan sebagai berikut: a. > Rp3.000.000 skor 5 b. Rp2.250.001 – Rp3.000.000 skor 4 c. Rp1.500.001 – Rp2.250.000 skor 3 d. Rp750.001 – Rp1500.000 skor 2 e. < Rp 750.000 skor 1 4. Pengalaman berwirausaha Pengalaman menurut Kamus Bahasa Indonesia dapat diartikan apa yang sudah dialami. Sedangkan berwirausaha adalah orang yang mampu mengoptimalkan potensi ekonomis yang ada pada dirinya atau di sekitarnya dengan resiko yang moderat dan mampu mengembangkan dengan mandiri serta mampu mengelola usahanya tersebut mulai dari perencanaan, operasi, kontrol menjadi bisnis yang disadari pembuatan keputusan bisnis yang tepat sesuai dengan perkembangan pasar. Pengalaman berwirausaha dikelompokkan sebagai berikut: a. > 20 tahun skor 5 b. 15,1 s/d 20 tahun skor 4 c. 10,1 s/d 15 tahun skor 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
d. 5,1 s/d 10 tahun skor 2 e.
< 5 tahun skor 1
G. Uji Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas kuesioner Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat atau teliti. Pengujian kevalidan alat ukur dapat menggunakan metode analisis butir dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin diselidiki. a. Tekhnik Pengujian Validitas Arikunto (1996:170) menyatakan perhitungan korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus R xy =
{N ∑ x
N ∑ xy − (∑ x )(∑ y ) 2
2 2 − (∑ x ) }{N ∑ y 2 − (∑ y ) }
,
Dengan:
N
= total responden
∑y
= nilai dari total butir jawaban responden
∑x
= nilai dari item atau jawaban responden
besarnya nilai koefisien r didasarkan pada taraf signifikansi 5%. Apabila nilai r lebih besar dari nilai r tabel mka item tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya jika nilai r kurang dari r tabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
b. Hasil Uji Validitas Syarat suatu instrumen penelitian adalah harus dapat diukur derajat ketepatan tentang isi atau arti sebenarnya dari apa yang diukur (validitas) dan taraf kepercayaan yang ditujukan oleh instrumen (reliabilitas). Untuk mengukur tingkat validitasnya digunakan korelasi product moment Coefficient of Correlation. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS for Windows versi 12.00. Dalam menentukan butir instrumen valid atau tidak, r tabel terlebih dahulu dibandingkan dengan r hitung. Apabila r hitung > r tabel maka butir pertanyaan dinyatakan valid dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka butir instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dari hasil perhitungan dk = n – 2 dan α = 0.05 ( dk = 50 – 2 = 48, α = 0.05 ) diperoleh r tabel sebesar 0,187. Berdasarkan uji tingkat validitas butir pada variabel persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Bussines Entity dapat dilihat pada tabel III.I di bawah ini: Tabel III.3 Rangkuman Uji Validitas untuk Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang konsep Business Entity No Butir
r tabel
r hitung
Kesimpulan
1
0.187
0.290
valid
2
0.187
0.602
valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
3
0.187
0.462
valid
4
0.187
0.582
valid
5
0.187
0.759
valid
6
0.187
0.647
valid
7
0.187
0.697
valid
8
0.187
0.585
valid
9
0.187
0.401
valid
10
0.187
0.741
valid
11
0.187
0.733
valid
12
0.187
- 0.037
Tidak valid
13
0.187
0.462
valid
14
0.187
0.339
valid
15
0.187
0.324
valid
16
0.187
0.620
valid
17
0.187
0.574
valid
18
0.187
0.368
valid
19
0.187
0.447
valid
20
0.187
0.614
valid
21
0.187
0.716
valid
Sumber : Hasil olahan data Reliabilitas Business Entity, 2008
Dari hasil III.3 diketahui bahwa item pertanyaan pada variabel persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity menunjukkan bahwa dari dua puluh satu butir pertanyaan terdapat satu butir pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
yang tidak valid. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien r hitung masing – masing butir dengan nilai koefisien r tabel. Dengan jumlah data sebanyak 50 responden dan derajad keyakinan 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0.187. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa nilai koefisien r hitung lebih besar dari pada r tabel (r hitung > 0.187) kecuali pada butir nomor dua belas dimana r hitung (- 0.037 < 0.187). maka nomor soal tersebut untuk selanjutnya tidak dapat dipakai.
2. Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa satu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga Arikunto (1998:110). a. Tekhnik Pengujian Reliabilitas Arikunto menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:
⎡ k ⎤ ⎡ ∑αb2 ⎤ rn = ⎢ ⎢1 − ⎥ α12 ⎥⎦ ⎣ k − 1⎥⎦ ⎢⎣ Keterangan :
rn
= reliabilitas instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
k
= jumlah butir pertanyaaan
αt2
= varian total
∑αb2 = jumlah varian butir Dibantu dengan menggunakan program SPSS, langkah menguji reliabilitas adalah: Berdasarkan pengujian validitas ulangan (dimana nilai r hitung untuk semua butir yang valid pada pengujian sebelumnya > dari nilai r tabel 0,187 dan semua nilai r juga sudah positif), analisis dapat dilanjutkan dengan pengujian reliabilitas. a. Perumusan Hipotesis Ho : Skor butir berkorelasi positif dengan komposit faktornya. H1 : Skor butir tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya. b. Tentukan nilai r tabel Dari tabel r untuk df = dk-2 dan taraf signifikan = 5%, di dapat angka r tabel 0,187 c. Mencari r hitung Nilai r hitung adalah angka ALPHA ( di akhir out put ) d. Pengambilan kesimpulan Jika r alpha positif dan r alpha > r tabel (0,187) maka variabel tersebut reliabel. Tapi jika alpha positif dan r alpha < r tabel (0,187) , maka variabel tersebut tidak reliabel. b. Hasil Uji Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Hasil uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui taraf kapercayaan dari suatu instrumen pengukuran terhadap reliabilitas. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan SPSS for Windows versi 12.00 dari dua puluh satu butir pertanyaan pada variabel persepsi pedagamg kaki lima tentang konsep Business Entity diperoleh nilai koefisien alpha sebesar 0.900. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0.187. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien alpha 0,900 lebih besar dari pada 0.187. Hal ini berarti bahwa instrumen persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity dikatakan reliabel.
I.
TEKNIK ANALISIS DATA 1. Statistik Deskriptif Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini mencakup perhitungan PAP II. Cara menentukan batas-batas kelompok: Tabel III.4 Tabel Batas Kelompok Dengan Menggunakan PAP II Skor
Kriteria
A
81% - 100%
B
66% - 80%
C
56% - 65%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
D
45% - 55%
E
< 45%
Berikut ini disajikan tabel cara penghitungan dengan menggunakan PAP II: Tabel III.5 Tabel Batas Skala Perhitungan PAP II No
Batas skala
Kategori
interval1 Skor terendah + 81% (skor tertinggi – terendah)
Sangat baik
interval2 Skor terendah + 66% (skor tertinggi – terendah)
Baik
interval3 Skor terendah + 56% (skor tertinggi – terendah)
Cukup baik
interval4 Skor terendah + 46% (skor tertinggi – terendah)
Kurang baik
interval5 < kategori kurang baik
Tidak baik
2. Pengujian prasyarat analisis a.
Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apalah data yang terjaring dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisi untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui hal tersebut one sample Kolmogorov-Smirnov yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: D = Maksimum [Fo (x)-Sn(x)] Keterangan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
D
= deviasi atau penyimpangan
Fo (x)
= distribusi frekuensi kumulatif teoritis
Sn(x)
= distribusi frekuensi yang diobservasi
Apabila probabilitas (α) yang diperoleh melalui perhitungan relatif kecil dari taraf signifikansi maka signifikan, artinya ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data Variabel adalah tidak normal pada taraf signifikansi 5%. Sedangkan probabilitas (α) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikansi 5% maka data tidak signifikan, artinya tidak ada beda antara distribusi data yang dianalis dengan data teoritis sehingga sebaran data variabel adalah normal pada taraf signifikansi 5%. b.
Uji Homogenitas Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varians sample yang akan dikomparasikan tersebut homogen atau tidak. Varians adalah standar deviasi yang dikuadratkan. Uji homogenitas varians digunakan uji F. F= Varians terbesar/Varians terkecil
Harga F besar terhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang na-1 dan dk penyebut nc-1. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga F hitung lebih kecil atau = F tabel (Fh≤Ff), maka dapat disimpulkan bahwa Varians
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
data yang akan dianalisi homogen sehingga perhitungan ANOVA dapat dilanjutkan perhitungan homogenitas dengan menggunakan metode SPSS. 3. Pengujian Hipotesis a.
Perumusan Hipotesis Ho = μ1 = μ2 tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pendidikan. H1= μ1 ≠ μ2 ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pendidikan.
b. Pengujian hipotesis Analysis of Varians (ANOVA) 1. Menentukan daerah penerimaan Ho dan penolakan Ha : Pengujian dengan ANOVA menggunakan distribusi F, titik kritis diperoleh dengan bantuan table F dimana titik kritis ditentukan oleh : a. Taraf nyata atau signifikan (α) = 5% b. Derajat bebas atau degree of freedom (df) yang terdiri dari : numenator = k – 1 denominator = N - k 2. Menentukan nilai statistik uji :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Nilai statistik uji atau yang disebut uji F ditentukan dengan cara menghitung : a. JKtotal =
∑Xtotal2
⎛ ∑ X total -⎜ ⎜ N ⎝
2
(∑ X ) (∑ X ) (∑ X ) (∑ X ) + + − 2
b. JKantar =
⎞ ⎟ ⎟ ⎠ 2
1
n1
2
2
n2
m
nm
2
total
N
c. Jkdalam = JKtotal – JKantar d. MKantar =
e. MKdalam =
f. Fhitung =
JK antar m −1 JK dalam N −m
MK antar MK dalam
3. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, yaitu : Ho diterima jika F hitung < F tabel Ha diterima jika F hitung > F tabel 4. Menarik kesimpulan : Jika Ho diterima menyatakan bahwa tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pendidikan. Jika Ha diterima menyatakan bahwa ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Catatan: Pengujian Hipotesis kedua dan ketiga sama dengan pengujian hipotesis pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh, maka bab ini akan disajikan analisis data dan pembahasannya. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu akan disajikan deskripsi responden dan deskripsi data setiap variabel. Untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity sebagai variabel terikat, pendidikan, modal usaha serta pengalaman berwirausaha sebagai variabel bebas. Dalam melakukan analisis digunakan bantuan komputer program SPSS (Statistical Program for Social
Sciense) versi 12.00 for windows. Sampel pada penelitian ini adalah pedagang kaki lima yang tergabung dalam resto di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.
A. Deskripsi Responden dan Deskripsi Data Populasi penelitian ini adalah pedagang kaki lima yang tergabung dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta yang berjumlah kurang lebih
72 orang. Yaitu Resto PKL Mrican dan Taman
Kuliner Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta. Tetapi ada berbagai macam hal yang mengakibatkan banyak pedagang kaki lima di tempat tersebut tidak berdagang lagi. Sehingga jumlah responden yang mengisi angket adalah 60 orang. Dan hanya dapat kembali sebanyak 50 angket. (response rate = 83,33% ) berikut ini disajikan deskripsi data penelitiannya. 1. Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Resto
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasalkan asal Resto Tabel IV.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Resto No Asal Resto Frekuensi Frekuensi Relatif (responden) (%) 1 Resto PKL Mrican 22 44 2
Taman Kuliner Condong
28
56
50
100
Catur JUMLAH Sumber : Data Primer
2. Deskripsi data Variabel Tingkat Pendidikan Berikut ini disajikan tabel deskripsi data tingkat pendidikan:
No
Tabel IV.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Interval Kelas Freku Frekuensi Kategori ensi
Relatif (%)
1
Diploma/Perguruan Tinggi
11
22
Sangat tinggi
2
SMA / SMK
26
52
Tinggi
3
SMP
9
18
Cukup
4
SD
3
6
Rendah
5
Tidak Sekolah
1
2
Sangat Rendah
JUMLAH
50
100
Sumber : Data Primer
Dari tabel di atas tampak bahwa dari 50 responden, 11 responden (22%) diantaranya memiliki pendidikan terakhir diploma atau perguruan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
tinggi, 26 responden (52%) mmiliki pendidikan terakhir SMA / SMK, 9 responden (18%) memiliki pendidikan terakhir SMP, 3 responden (6%) memiliki pendidikan terakhir SD dan 1 responden (2%) tidak memiliki pendidikan formal (tidak sekolah). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini memiliki tingkat pendidikan SMA / SMK. 3. Deskripsi data Variabel Modal Usaha Berikut ini disajikan tabel data besarnya modal usaha:
No
Tabel IV.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Besarnya Modal Usaha Interval Kelas Frekuen Frekuensi Kategori si
Relatif (%)
1
> Rp3.000.000
9
18
Sangat besar
2
Rp2.250.001 – Rp3.000.000
22
44
Besar
3
Rp1.500.001 – Rp2.250.000
15
30
Cukup
4
Rp750.001 – Rp1500.000
4
8
Kecil
< Rp 750.000
-
-
Sangat Kecil
JUMLAH
50
100
5
Sumber : Data Primer
Dari tabel di atas tampak bahwa dari 50 responden, 9 responden (18%) diantaranya memiliki modal usaha yang sangat besar, 22 responden (44%) memiliki modal usaha yang besar, 15 responden (30%) memiliki modal usaha cukup , 4 responden (8%) memiliki modal usaha yang kecil, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
tidak ada responden yang memiliki modal usaha sangat kecil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini memiliki memiliki modal usaha yang cukup. 4. Deskripsi data variabel Pengalaman Berwirausaha Berikut ini disajikan tabel deskripsi data pengalaman berwirausaha: Tabel IV.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Berwirausaha No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Kategori Relatif (%) 1
> 20 tahun
5
10
Sangat lama
2
15,1 s/d 20 tahun
15
30
lama
3
10,1 s/d 15 tahun
14
28
Cukup
4
5,1 s/d 10 tahun
13
26
Singkat
< 5 tahun
3
12
Sangat singkat
JUMLAH
50
100
5
Sumber : Data Primer
Dari tabel di atas tampak bahwa dari 50 responden, 5 responden (10%) diantaranya memiliki pengalaman berwirausaha yang sangat lama, 15 responden (30%) memiliki pengalaman berwirausaha yang lama, 14 responden (28%) memiliki pengalaman berwirausaha yang cukup, 13 responden (26%) memiliki pengalaman berwirausaha yang singkat dan 3 responden (6%) memiliki pengalaman berwirausaha yang sangat singkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini memiliki pengalaman berwirausaha yang lama. 5. Deskripsi data variabel Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity. Pesepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity dijelaskan dengan menggunakan perhitungan PAP II. Cara menentukan batas-batas kelompok sudah dibahas pada BAB III dan ditemukan interval: Interval 1, batas bawah = 20 + 81% (80 – 20 ) = 68,6 = 69 Interval 2, batas bawah = 20 + 66% (80 – 20) = 59,6 = 60 Interval 3, batas bawah = 20 + 56% (80 – 20) = 53,6 = 54 Interval 4, batas bawah = 20 + 46% (80 – 20) = 47,6 = 48 Tabel IV.5 Deskripsi Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity No Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Kategori Relatif (%) 1
69 - 80
12
24
Sangat baik
2
60 - 68
15
30
Baik
3
54 - 59
6
12
Cukup
4
48 - 53
8
16
Kurang baik
5
< 48
9
18
Tidak baik
JUMLAH
50
100
Sumber : data primer, data diolah berdasarkan pedoman PAP tipe II
Dari tabel di atas tampak bahwa persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity dikategorikan sangat baik sebanyak 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
responden atau 24%, baik sebanyak 15 responden atau 30%, cukup baik sebanyak 6 responden atau 12%, kurang bik sebanyak 8 responden atau 16%, dan tidak baik sebanyak 9 responden atau 18%. Dengan demikian bahwa dari 50 responden, sebagian besar berpersepsi baik. 6. Deskripsi data variabel persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. Berikut ini disajikan tabel deskripsi data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan: Tabel IV.6 Deskripsi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan Persepsi/ Sangat Baik Cukup Kurang Tidak Total Tingkat pendidikan baik baik baik baik Diploma/sarjana jml 4 4 2 1 11 SMA / SMK SMP SD Tidak sekolah Total
%
36%
36%
-
18%
10%
100%
jml
6
9
4
5
2
26
%
23%
35%
15%
19%
8%
100%
jml
3
2
2
2
-
9
%
34%
22%
22%
22%
-
100%
jml
-
-
-
2
1
3
%
-
-
-
67%
33%
100%
jml
-
1
-
-
-
1
%
-
100%
-
-
-
100%
jml
13
16
6
11
3
50
%
26%
32%
12%
22%
6%
100%
Tabel IV. 6 di atas menunjukkan bahwa persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Diploma/sarjana, 4 (36%) responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
memiliki persepsi sangat baik, 4 (36%) responden memiliki persepsi baik, 2 (18%) responden memiliki persepsi kurang baik, 1 (10%) responden memiliki persepsi tidak baik
; 2) SMA/ SMK, 6 (23%) responden
memiliki persepsi sangat baik, 9 (35%) responden memiliki persepsi baik, 4 (15%) responden memiliki persepsi cukup baik, 5 (19%) responden memiliki persepsi kurang baik, 2 (8%) responden memiliki persepsi tidak baik ; 3) SMP, 3 (34%) responden memiliki persepsi sangat baik, 2 (22%) responden memiliki persepsi baik, 2 (22%) responden memiliki persepsi cukup baik, 2 (22%) responden memiliki persepsi kurang baik ; 4) SD, 2 (67%) responden memiliki persepsi kurang baik, 1 (33%) responden memiliki persepsi tidak baik ; 5) tidak sekolah, 1 (100%) responden memiliki persepsi baik. 7. Deskripsi data variabel persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. Berikut ini disajikan tabel deskripsi data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha: Tabel IV.7 Deskripsi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Persepsi/ Besarnya Modal Usaha >Rp3.000.000 jml % Rp2.250.001 – Jml
Sangat baik
Baik
Cukup Kurang Tidak baik baik baik
Total
4
4
1
-
-
9
44%
44%
12%
-
-
100%
6
7
4
5
-
22
Rp3.000.000
%
27%
32%
18%
23%
-
100%
Rp1.500.001 –
jml
2
6
2
4
1
15
Rp2.250.000
%
13%
40%
13%
27%
7%
100%
Rp750.001 –
jml
1
2
-
-
1
4
Rp1500.000
%
25%
50%
-
-
25%
100%
< Rp 750.000
jml
-
-
-
-
-
-
%
-
-
-
-
-
-
jml
13
19
7
9
2
50
%
26%
38%
14%
18%
4%
100%
Total
Tabel IV. 7 di atas menunjukkan bahwa persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha dapat diuraikan sebagai berikut: 1) >Rp3.000.000, 4 (44%) responden memiliki persepsi sangat baik, 4 (44%) responden memiliki persepsi baik, 1 (12%) responden memiliki persepsi cukup baik ; 2) Rp2.250.001 – Rp3.000.000, 6 (27%) responden memiliki persepsi sangat baik, 7 (32%) responden memiliki persepsi baik, 4 (18%) responden memiliki persepsi cukup baik, 5 (23%) responden memiliki persepsi kurang baik; 3) Rp1.500.001 – Rp2.250.000, 2 (13%) responden memiliki persepsi sangat baik, 6 (40%) responden memiliki persepsi baik, 2 (13%) responden memiliki persepsi cukup baik, 4 (27%) responden memiliki persepsi kurang baik, 1 (7%) responden memiliki persepsi tidak baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
8. Deskripsi data variabel persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha. Berikut ini disajikan tabel deskripsi data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha: Tabel IV.8 Deskripsi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha Persepsi/ Sangat Baik Cukup Kurang Tidak Total Tingkat baik baik baik baik pendidikan > 20 tahun jml 4 1 5 %
80%
20%
-
-
-
100%
15,1 s/d 20
jml
2
3
4
4
2
15
tahun
%
13%
20%
27%
27%
13%
100%
10,1 s/d 15
jml
5
4
2
3
-
14
tahun
%
36%
29%
14%
21%
-
100%
5,1 s/d 10
jml
1
7
-
3
2
13
tahun
%
8%
53%
-
23%
15%
100%
< 5 tahun
jml
1
1
-
1
-
3
%
33,4%
33,4%
-
33,4%
-
100%
jml
13
16
6
11
4
50
%
26%
32%
12%
8%
100%
Total
22%
Tabel IV. 8 di atas menunjukkan bahwa persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman bewirausaha dapat diuraikan sebagai berikut: 1) > 20 tahun, 4 (80%) responden memiliki persepsi sangat baik, 1 (20%) responden memiliki persepsi baik, ; 2) 15,1 s/d 20 tahun, 2 (13%) responden memiliki persepsi sangat baik, 3 (20%) responden memiliki persepsi baik, 4 (27%) responden memiliki persepsi cukup baik, 4 (27%) responden memiliki persepsi kurang baik, 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
(13%) responden memiliki persepsi tidak baik ; 3) 10,1 s/d 15 tahun, 5 (36%) responden memiliki persepsi sangat baik, 4 (29%) responden memiliki persepsi baik, 2 (14%) responden memiliki persepsi cukup baik, 3 (21%) responden memiliki persepsi kurang baik ; 4) 5,1 s/d 10 tahun, 1 (8%) responden memiliki persepsi sangat baik, 7 (53%) responden memiliki persepsi baik, 3 (23%) responden memiliki persepsi kurang baik, 2 (15%) responden memiliki persepsi tidak baik ; 5) < 5 tahun, 1 (33,4%) responden memiliki persepsi sangat baik, 1 (33,4%) responden memiliki persepsi baik, 1 (33,4%) responden memiliki persepsi kurang baik.
B. Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Pengujian Normalitas Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi variabel tingkat pendidikan, besarnya modal usaha, dan pengalama berwirausaha. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan dikerjakan dengan bantuan SPSS
12.00 for Windows. Berikut ini
disajikan tabel hasil pengujian normalitas sebaran data penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Tabel IV. 9 Hasil Pengujian Normalitas Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SD 3
SMP 9
SMA/ SMK 26
Diploma/ Sarjana 11
46.33
62.11
61.15
64.27
7.371
10.337
9.515
10.130
.308
.167
.088
.256
N Normal Parameters(a,b)
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute Positive
.221
.167
.088
.160
Negative
-.308
-.133
-.086
-.256
Kolmogorov-Smirnov Z
.533
.502
.448
.849
Asymp. Sig. (2-tailed)
.939
.963
.988
.467
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Hasil
pengujian
menunjukkan
sebagaimana
tersaji
dalam
tabel
IV.9
bahwa nilai probabilitas untuk variabel persepsi
pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan SD adalah 0,939 ; tingkat pendidikan SMP adalah 0,963 ; tingkat pendidikan SMA/SMK adalah 0,988; tingkat pendidikan
Diploma/Sarjana
adalah
0,457.
Keseluruhan
nilai
asymptotic significance (asymp. Sig) tersebut lebih besar dari 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan adalah normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Tabel IV.10 Hasil Pengujian Normalitas Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Ditinjau Dari Besarnya Modal Usaha One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Cukup 11
Besar 22
Sangat Besar 16
Mean
62.36
63.44
57.82
Std. Deviation
8.894
10.942
9.053
.086
.208
.194
Positive
.081
.118
.194
Negative
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Absolute
-.086
-.208
-.150
Kolmogorov-Smirnov Z
.644
.405
.832
Asymp. Sig. (2-tailed)
.800
.997
.493
tersaji
dalam
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Hasil
pengujian
menunjukkan
sebagaimana
tabel
IV.10
bahwa nilai probabilitas untuk variabel persepsi
pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha cukup adalah 0,800 ; modal usaha yang besar adalah 0,997 ; modal usaha yang sangat besar adalah 0,493. Keseluruhan nilai asymptotic significance (asymp. Sig) tersebut lebih besar dari 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha adalah normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Tabel IV.11 Hasil Pengujian Normalitas Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Ditinjau Dari Pengalaman Berwirausaha One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sangat Singkat 2
Singkat 13
Cukup Lama 14
Lama 15
Sangat Lama 6
59.08
63.86
56.40
71.67
61.50
11.161
9.306
7.818
5.465
16.263
.209
.120
.120
.263
.260
Positive
.135
.113
.120
.183
.260
Negative
N Normal Parameters(a,b)
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute
-.209
-.120
-.112
-.263
-.260
Kolmogorov-Smirnov Z
.368
.753
.450
.466
.644
Asymp. Sig. (2-tailed)
.999
.622
.987
.982
.801
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Hasil
pengujian
menunjukkan
sebagaimana
tersaji
dalam
tabel
IV.11
bahwa nilai probabilitas untuk variabel persepsi
pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha sangat singkat adalah 0,999 ; pengalaman berwirausaha singkat adalah 0,622 ; pengalaman berwirausaha cukup lama adalah 0,987; pengalaman berwirausaha lama adalah 0,982; pengalaman berwirausaha sangat lama adalah 0,801. Keseluruhan nilai asymptotic significance (asymp. Sig) tersebut lebih besar dari 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha adalah normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
b. Pengujian Homogenitas Pengujian homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians populasi. Pengujian didasarkan pada uji Levene Statistic dan dikerjakan dengan bantuan SPSS 12,0 for Windows. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian homogenitas.
No
Tabel IV.12 Hasil Pengujian Homogenitas Variabel Levene df1
df2
sig
Statistic 1
Tingkat Pendidikan
0,305
3
45
0,821
2
Besarnya Modal Usaha
1,475
3
46
0,234
3
Pengalaman Berwirausaha
1,753
4
45
0,155
Dari tabel IV.10 diketahui bahwa persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan didapat dari nilai levene statistic adalah 0,305 dengan nilai signifikansi 0,821 > 0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat kesamaan varians populasi. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha didapat dari nilai levene statistic adalah 1,475 dengan nilai signifikansi 0,234 > 0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat kesamaan varians populasi. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha didapat dari nilai levene statistic adalah 1,753 dengan nilai signifikansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
0,155 > 0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat kesamaan varians populasi. 2. Analisis Data dan Pembahasan Pengujian hipotesis penelitian ini meggunakan Analysis of
Variance ( ANOVA ). Hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. 1) Rumusan Hipotesis Ho = Tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. Ha = Ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. 2) Pegujian Hipotesis Hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 2,109 dengan nilai signifikansi 0,095. Sedangkan untuk F tabel pada taraf signifikansi 0,05 (95%) dengan numerator (jumlah variabel – 1) = 4 dan denumerator (jumlah cacah/kasus – jumlah variabel) = 45 adalah 2,575. Berikut ini disajikan tabel pengujian hipotesis persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Tabel IV.13 Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. ANOVA Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
2.109
.095
Between Groups Within Groups
797.458
4
199.365
4253.122
45
94.514
Total
5050.580
49
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima. Artinya tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan yang disusun peneliti di awal penelitian. b. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. 1) Rumusan Hipotesis Ho = Tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. H1 = Ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. 2) Pegujian Hipotesis Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 0,421 dengan nilai signifikansi 0,739. Sedangkan untuk F tabel pada taraf signifikansi 0,05 (95%) dengan numerator (jumlah variabel – 1) = 4 dan denumerator (jumlah cacah/kasus – jumlah variabel) = 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
adalah 2,575. Berikut ini disajikan tabel pengujian hipotesis persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha: Tabel IV.14 Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha ANOVA Sum of Squares 134.892
df 3
Mean Square 44.964
Within Groups
4915.688
46
106.863
Total
5050.580
49
Between Groups
F .421
Sig. .739
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima. Artinya tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan yang disusun peneliti di awal penelitian. c. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha. 1) Rumusan Hipotesis Ho = Tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep
Business
Entity
ditinjau
dari
pengalaman
berwirausaha. H1 = Ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha. 2) Pegujian Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 3,610 dengan nilai signifikansi 0,012. Sedangkan untuk F tabel pada taraf signifikansi 0,05 (95%) dengan numerator (jumlah variabel – 1) = 4 dan denumerator (jumlah cacah/kasus – jumlah variabel) = 45 adalah 2,575. Berikut ini disajikan tabel pengujian hipotesis persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha: Tabel IV.15 Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha ANOVA
Between Groups
Sum of Squares 1226.876
df 4
Mean Square 306.719
Within Groups
3823.704
45
84.971
Total
5050.580
49
F 3.610
Sig. .012
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak. Artinya ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha. Hasil penelitian ini sejalan dengan dugaan yang disusun peneliti di awal penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
C. Pembahasan 1. Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity ditinjau dari Pendidikan Dari perhitungan hasil analisis data menggunakan One Way Anova diketahui bahwa tidak ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. Kesimpulan ini didukung oleh hasil perhitungan nilai F hitung = 2,109 lebih kecil dari F tabel =
2,575
atau nilai probabilitas 0,095 lebih besar dari taraf
sigifikansi (a = 5% atau 0,05) Berdasarkan deskripsi data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan diperoleh data sebagai berikut: dari 50 responden ; 1) Diploma/sarjana, 4 (36%) responden memiliki persepsi sangat baik, 4 (36%) responden memiliki persepsi baik, 2 (18%) responden memiliki persepsi kurang baik, 1 (10%) responden memiliki persepsi tidak baik
; 2) SMA/ SMK, 6 (23%)
responden memiliki persepsi sangat baik, 9 (35%) responden memiliki persepsi baik, 4 (15%) responden memiliki persepsi cukup baik, 5 (19%) responden memiliki persepsi kurang baik, 2 (8%) responden memiliki persepsi tidak baik ; 3) SMP, 3 (34%) responden memiliki persepsi sangat baik, 2 (22%) responden memiliki persepsi baik, 2 (22%) responden memiliki persepsi cukup baik, 2 (22%) responden memiliki persepsi kurang baik ; 4) SD, 2 (67%) responden memiliki persepsi kurang baik, 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
(33%) responden memiliki persepsi tidak baik ; 5) tidak sekolah, 1 (100%) responden memiliki persepsi baik. Dengan
pendidikan
yang
tinggi,
seorang
pedagang
akan
mendapatkan lebih banyak pengetahuan. Bila seseorang memiliki pendidikan yang tinggi, maka ia akan lebih banyak mendapatkan dan memahami konsep – konsep yang diajarkan selama belajar. Oleh sebab itu diduga bahwa tingkat pendidikan yang tinggi akan memandang baik terhadap persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity. Dan sebaliknya jika seorang pedagang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka ia akan memandang baik terhadap persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity. Namun pada kenyataannya dalam penelitian ini ditemukan ada persamaan persepsi antara pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity antara pedagang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi maupun tingkat pendidikan yang rendah. Menurut penulis adanya kesamaan persepsi tersebut disebabkan adanya kesamaan memahami informasi tentang konsep Business Entity sehingga membentuk persepsi yang sama. Pola pikir seseorang tidak hanya berkembang melalui pendidikan formal yang melekat pada dirinya saja tapi bisa didapat dari informasi media yang lainnya. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maupun rendah, pedagang kaki lima memiliki persepsi yang baik tentang konsep Business Entity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Dalam hal ini faktor tingkat pendidikan tidak dapat digunakan untuk memprediksi perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity. Maka semakin tinggi tingkat pendidikan yang diperoleh pedagang kaki lima belum tentu membawa persepsi baik tentang konsep
Business Entity. Dan sebaliknya tingkat pendidikan pedagang kaki lima yang rendah belum tentu membawa persepsi yang buruk tentang konsep
Business Entity. 2. Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity ditinjau dari Besarnya Modal Usaha Dari perhitungan analisis data dengan One Way Anova diketahui bahwa tidak ada perbedaan persepsi Pedagang Kaki Lima tentang konsep
Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. Kesimpulan ini didukung oleh hasil perhitungan nilai F hitung = 0,421 lebih kecil dari F tabel = 2,575 . Nilai probabilitas asymp.sig adalah 0,739 lebih besar dari taraf signifikansi 5% atau 0,05. Berdasarkan deskripsi data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha diperoleh data sebagai berikut: dari 50 responden ; 1) >Rp3.000.000, 4 (44%) responden memiliki persepsi sangat baik, 4 (44%) responden memiliki persepsi baik, 1 (12%) responden memiliki persepsi cukup baik ; 2) Rp2.250.001 – Rp3.000.000, 6 (27%) responden memiliki persepsi sangat baik, 7 (32%) responden memiliki persepsi baik, 4 (18%) responden memiliki persepsi cukup baik, 5 (23%) responden memiliki persepsi kurang baik; 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Rp1.500.001 – Rp2.250.000, 2 (13%) responden memiliki persepsi sangat baik, 6 (40%) responden memiliki persepsi baik, 2 (13%) responden memiliki persepsi cukup baik, 4 (27%) responden memiliki persepsi kurang baik, 1 (7%) responden memiliki persepsi tidak baik Peneliti menduga bahwa pedagang kaki lima dengan modal usaha yang tinggi akan memandang baik terhadap konsep Busines Entity dan sebaliknya persepsi pedagang kaki lima dengan modal usaha yang rendah dan buruk akan memandang buruk terhadap konsep Business Entity. Namun kenyataannya dalam penelitian ini ditemukan adanya kesamaan persepsi antara pedagang kaki lima yang memiliki modal usaha besar dengan pedagang kaki lima yang memiliki modal usaha kecil, yaitu kesamaan persepsi tentang konsep Business Entity. Hasil penelitian ini ternyata tidak sejalan dengan hipotesis awal yang menduga bahwa ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. Menurut peneliti adanya kesamaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha karena modal usaha yang dimiliki oleh sebagian besar pedagang kaki lima untuk membiayai usaha tidak terlalu besar. Pedagang kaki lima sebagai bagian dari usaha kecil di sektor informal yang memiliki kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil. Dalam UU no 9 Tahun 1995 juga ditetapkan beberapa kriteria usaha kecil yang salah satunya adalah memiliki kekayaan bersih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
paling banyak 200 juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bagunan tempat usaha. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa dengan modal usaha
yang besar maupun kecil, pedagang kaki lima memiliki persepsi yang baik tentang konsep Business Entity. Dan itu semua tidak memberikan pengaruh terhadap persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity. 3. Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity ditinjau dari Pengalaman Berwirausaha Dari perhitungan analisis data dengan menggunakan One Way Anova diketahui bahwa ada perbedaan persepsi Pedagang Kaki Lima ditinjau dari Pengalaman Berwirausaha. Kesimpulan ini didukung oleh hasil perhitungan nilai F hitung = 3,610 lebih besar dari F tabel = 2,575 . Nilai probabilitas asymp.sig adalah 0,012 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (95%). Berdasarkan deskripsi data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha diperoleh data sebagai berikut: dari 50 responden , : 1) > 20 tahun, 4 (80%) responden memiliki persepsi sangat baik, 1 (20%) responden memiliki persepsi baik, ; 2) 15,1 s/d 20 tahun, 2 (13%) responden memiliki persepsi sangat baik, 3 (20%) responden memiliki persepsi baik, 4 (27%) responden memiliki persepsi cukup baik, 4 (27%) responden memiliki persepsi kurang baik, 2 (13%) responden memiliki persepsi tidak baik ; 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
10,1 s/d 15 tahun, 5 (36%) responden memiliki persepsi sangat baik, 4 (29%) responden memiliki persepsi baik, 2 (14%) responden memiliki persepsi cukup baik, 3 (21%) responden memiliki persepsi kurang baik ; 4) 5,1 s/d 10 tahun, 1 (8%) responden memiliki persepsi sangat baik, 7 (53%) responden memiliki persepsi baik, 3 (23%) responden memiliki persepsi kurang baik, 2 (15%) responden memiliki persepsi tidak baik ; 5) < 5 tahun, 1 (33,4%) responden memiliki persepsi sangat baik, 1 (33,4%) responden memiliki persepsi baik, 1 (33,4%) responden memiliki persepsi kurang baik. Dalam hal ini faktor pengalaman berwirausaha dapat digunakan untuk memprediksi perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep
Business Entity. Maka dapat disimpulkan semakin lama pengalaman berwirausaha pedagang kaki lima akan membuat persepsi yang baik tentang konsep Business Entity. Dan sebaliknya semakin singkat pengalaman berwirausaha pedagang kaki lima akan membuat persepsi yang buruk tentang konsep Business Entity. Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis awal yang menduga ada perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekalipun stimulus yang diterima oleh pedagang sama tapi pengalaman berbeda maka ada kemungkinan hasil persepsi akan tidak sama. Menurut peneliti adanya perbedaan persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
disebabkan pedagang kaki lima yang memiliki pengalaman berwirausaha relatif lama pernah menjalankan usaha dengan jenis yang sama, baik bekerja di tempat milik orang lain maupun mengelola sendiri usahanya. Hal ini akan membuat pedagang kaki lima mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang pentingnya penerapan konsep Business Entity bagi usaha perdagangangan yang didapatkan dari kebiasaan. Dan itu semua dapat memberikan pengaruh terhadap persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Setelah mengadakan penelitian dan analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1. Tidak ada perbedaan pesepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan
nilai F hitung 2,109 lebih kecil dari F tabel = 2,575 . Dan
nilai probabilitas atau assymp.sig adalah 0,095 lebih besar dari pada taraf signifikansi α = 0,05. ( 0,095 > 0,05) 2. Tidak ada perbedaan pesepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business
Entity ditiinjau dari besarnya modal usaha. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan nilai F hitung = 0,421 lebih kecil dari F tabel = 2,575 . Dan nilai probabilitas atau assymp.sig adalah 0,739 lebih besar dari pada taraf signifikansi α = 0,05. ( 0,739 > 0,05) 3. Ada perbedaan pesepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan
nilai F hitung = 3,610 lebih besar dari F tabel = 2,575 .
Dan nilai probabilitas atau assymp.sig adalah 0,012 lebih kecil dari pada taraf signifikansi α = 0,05. ( 0,012 < 0,05)
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
B. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin namun masih terdapat pula keterbatasan. Keterbatasan yang menjadi kendala bagi penulis antara lain: 1. Penulis menyadari adanya kemungkinan ketidakjujuran responden dalam menjawab kuesioner. Jika ternyata responden menjawab tidak jujur, maka hasil penelitian ini tentu saja tidak memberikan gambaran yang obyektif. 2. Keterbatasan penelitian ini menyangkut biaya, kemampuan dan waktu sehingga peneliti hanya dapat meneliti persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan, besarnya modal usaha dan pengalaman berwirausaha , padahal mungkin masih banyak faktor yang mempengaruhi persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity.
C. Saran – saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mencoba mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Sejalan dengan hasil penelitian pertama yang menunjukan bahwa tidak ada perbedaan pesepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan. Dalam penelitian ini baik pedagang kaki lima yang memiliki tingkat pendidikan Diploma atau Sarjana maupun yang tidak mengalami pendidikan memiliki persepsi yang sama tentang konsep Business Entity. Konsep Business Entity memberikan pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
yang besar dalam pelaksanaan usaha karena dalam realisasinya memisahkan harta pribadi dengan harta usaha sehingga pedagang akan mudah dalam mengidentifikasi segala pengeluaran dan pemasukan dalam usaha. Hal tersebut tentu saja akan mempermudah pedagang dalam mengidentifikasi laba usaha sehingga usaha akan lebih mudah berkembang. Maka diharapkan pihak pengelola pedagang kaki lima memberikan fasilitas pengetahuan yang menunjang usaha. Misalnya dengan memberikan kesempatan bagi pedagang kaki lima untuk mengikuti bimbingan dan pelatihan yang menunjang profesinya sebagai pedagang. 2. Sejalan dengan hasil penelitian pertama yang menunjukan bahwa tidak ada perbedaan pesepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha. Dalam penelitian ini baik pedagang kaki lima yang memiliki modal usaha besar maupun kecil memiliki persepsi yang sama tentang konsep Business Entity. Maka modal usaha bukan menjadi persoalan bagi pedagang kaki lima. Dengan modal yang kecilpun, tidak mempengaruhi mereka dalam menjalankan kegiatan berdagang. Maka diharapkan pihak pengelola dapat bekerjasama dengan pihak lain untuk memberikan dana tambahan kepada pedagang kaki lima. 3. Sejalan dengan hasil penelitian pertama yang menunjukan bahwa ada perbedaan pesepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha. Maka disarankan supaya pedagang kaki lima lebih banyak berlatih dan selalu berani mencoba hal – hal baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
sehubungan dengan usahaya. Sehingga dapat memberikan pengalaman baru dan ilmu dari kebiasaan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Abas Kartadinata. 1983. Pembelajaran, Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Bina Aksara Adi Sasono. 1980. Pembangunan Sektor Informal. Jakarta: PT Gramedia Ahmed Riahi, Belkaovi. 2000. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat Ary H. Gunawan. 1995. Kebijakan-Kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Bambang Priyanto. 1990. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada Eridian. 1993.(Tidak dipublikasikan) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Sektor Informal (Studi Kasus pedagang kaki lima di Daerah banjarsari Pasar kotamadya Surakarta). Yogyakarta: Skripsi, program Sarjana IKIP Hirahman dan Suad Husnan. 2000. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE Hernawi F. Taslim. 1993 Pengusaha Kaki Lima sebagai Pelaku Ekonomi di Perkotaan. Jakarta: Buletin Ekonomi Bapindo Hidayat. 1978. Masalah dan Prospek Pengembangan Sektor Informal dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Penelitian dan Pengembangan Fakultas Ekonomi UNPAD Idris Zahara, Prof.M.A. 1984. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE Jakoeb Hidayat dan Koesdjono. 1988. Hubungan Ketenaga Kerjaan. Jakarta: Karunika Manullang. 1987. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia Muhammad Ali. 1989. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Amani Munawir. 1990. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberti Poerwodarminto. 1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sondang Siagian. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Bina Aksara Sugiyono, Dr. 1998. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta Suharsimi Arikunto., Prof. Dr. 1996. Manajemen Penelitian. Jakarta. PT. Rineke Cipta Suharsimi Arikunto., Prof. Dr. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta. PT. Rineke Cipta Suharsimi Arikunto., Prof. Dr. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta. PT. Rineke Cipta Suwardjono. 1989. Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPFE Tadjudin Noer Efendi dan Chris Manning. 1991. Urbanisasi dan Pengangguran, Sektor Informal. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1995. Dasar-Dasar Pendidikan. IKIP; Semarang Press Umar Tirtahardja dan La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayan. UU No2 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional Wuradji. 1988. Sosiologi Pendidikan Sebuah Pendekatan Sosio Antropologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan http://www.sentrakukm.com/inde2.php?option=com_doman&task=docview&gid=24&Itemid=58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1 Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA Mrican, Tromol Pos 29 (515352, 513301) YOGYAKARTA
KUESIONER PENELITIAN Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Besarnya Modal Usaha, dan Pengalaman Berwirausaha
Oleh: Sella Windya Nugraheni
Pendidikan Akuntansi - FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Hal
: Pengisian Kuesioner
Kepada Yth Bapak/Ibu/Sdra/i Pengusaha Resto Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta
Dengan hormat, Penulis adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kami bermaksud mengadakan kegiatan penelitian dengan judul “Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Besarnya Modal Usaha dan Pengalaman Berwirausaha.”
Kegiatan penelitian ini merupakan
kegiatan ilmiah wajib bagi mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir atau skripsi yang merupakan prasyarat kelulusan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, JPIPS, FKIP. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon kesediaan Saudara menjadi responden penelitian ini. Penulis berharap Saudara berkenan untuk menjawab keseluruhan pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Sejalan dengan etika penelitian, penulis akan menjamin kerahasiaan jawaban Saudara dan memastikan bahwa jawaban Saudara hanyalah semata-mata untuk mencapai tujuan penelitian ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa pengisian kuesioner ini sedikit banyak mengganggu akivitas Saudara. Oleh sebab itu, penulis mohon maaf sebelumnya. Demikian permohonan kami. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Juli 2008 Hormat Saya, Sella Windya N Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
KUESIONER BAGIAN I IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama
: ......................................................
2. Usia
: .......................................................
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Beri tanda silang untuk alternatif yang sesuai Tingkat Pendidikan 1. Pendidikan terakhir anda a. Diploma atau Perguruan Tinggi b. SMA / SMK c. SMP d. SD e. Tidak Sekolah Modal Usaha 1. Besarnya uang awal yang dipakai untuk membiayai usaha di tempat ini a. > Rp3.000.000 b. Rp2.250.001 – Rp3.000.000 c. Rp1.500.001 – Rp2.250.000 d. Rp750.001 – Rp1500.000 e. < Rp 750.000 Pengalaman Berwirausaha 1. Lama anda menjalankan profesi sebagai pedagang kaki lima a. Di atas 20 tahun b. 15,1 s/d 20 tahun c. 10,1 s/d 15 tahun d. 5,1 s/d 10 tahun e. Kurang dari 5 tahun PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Berilah tanda silang ( X ) untuk jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan pada kotak yang disediakan di sebelah kanan setiap pernyataan. SS SS TS STS
: Jika jawaban Anda sangat setuju : Jika jawaban Anda setuju : Jika jawaban Anda tidak setuju : Jika jawaban Anda sangat tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
BAGIAN II Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity No 1 2 3
4
5 6
7 8
9
10 11
12
13
14 15
PERNYATAAN Pengeluaran belanja yang dipakai berdagang dicatat sebagai beban usaha. Perlu mencatat pengeluaran sehari-hari yang digunakan dalam keluarga. Mencatat pengeluaran belanja yang dipakai berdagang dengan pengeluaran sehari-hari yang digunakan dalam keluarga menjadi satu. Perlu mencocokan antara catatan yang telah anda buat dengan untung yang anda dapatkan setelah selesai berdagang. Pemasukan sehari-hari dalam usaha merupakan pendapatan. Pengeluaran untuk penerangan yang digunakan dalam berdagang merupakan beban usaha. Perlu mencatat pengeluaran listrik yang digunakan dalam keluarga. Perlu mencatat pengeluaran bensin yang digunakan untuk keluarga (mengantar anak ke sekolah, acara keluarga, dll) Pengeluaran bensin yang digunakan untuk berdagang (belanja kebutuhan untuk berdagang) merupakan beban usaha. Pengeluaran untuk sewa tempat usaha merupakan beban usaha. Tidak perlu mencatat pengeluaran untuk retribusi (sampah) sebagai beban usaha. Pengeluaran uang untuk membayar cicilan pinjaman kepada bank, merupakan beban usaha. Anda tidak membutuhkan bantuan orang lain untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan yang terjadi dalam usaha. Harta usaha bukan merupakan harta pribadi. Tidak perlu memisahkan harta usaha dengan harta pribadi.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
No
PERNYATAAN
16
Harta pribadi dicatat sebagai modal jika dipakai dalam usaha. Tidak perlu mencatat harta pribadi yang digunakan dalam usaha. Menggunakan harta pribadi untuk keperluan usaha Setiap anggota keluarga apabila membeli dagangan sediri, dicatat sebagai pendapatan usaha Setiap anggota keluarga apabila membeli dagangan sendiri, dianggap gratis.
17 18 19
20
- TERIMA KASIH -
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
LAMPIRAN 2
Data Validitas dan Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
DATA MENTAH VALIDITAS DAN RELIABILITAS Persepsi Pedagang Kaki Lima Tentang Konsep Business Entity NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
1
2
3
4
5
6
7
NO PERTANYAAN 8 9 10 11 12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4
1 2 4 3 3 3 4 1 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2
3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2
3 3 4 4 3 4 4 1 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
4 2 3 1 4 4 4 2 4 3 1 3 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2
1 2 4 1 4 4 4 1 4 3 3 1 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 1 3 4 3 3 4 3 4 1 4 3 4 4 2 3 2 4 4 4 1 2
4 2 4 1 4 3 4 2 4 3 2 3 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2
2 1 4 1 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 1
4 3 4 4 1 4 4 3 4 4 2 3 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3
3 2 4 3 4 3 3 4 4 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
1 1 1 1 1 3 4 1 3 1 1 1 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4
4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 3 4 4 1 4 4 3 4 4 2 3 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3
4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
4 2 4 1 4 4 4 2 4 4 2 3 3 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2
3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3
4 2 3 1 4 4 4 2 4 3 1 3 4 1 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2
1 2 4 1 4 4 4 1 4 3 1 1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 1 3 4 3 3 3 3 4 1 3 3 4 4 2 4 2 4 4 4 1 2
4 4 3 4 1 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 1 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 1 4 3
total
64 53 80 56 67 80 84 48 83 69 42 63 82 57 71 84 84 84 82 86 78 80 84 76 70 56 73 78 77 79 76 73 83 70 77 74 81 80 67 78 72 82 82 78 65 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
47 48 49 50
3 4 4 4
4 3 3 3
4 4 3 3
4 3 4 3
3 1 3 3
4 1 4 4
4 1 4 4
4 1 4 4
4 4 3 3
3 1 3 4
4 1 4 4
4 4 4 2
4 4 4 3
4 4 3 4
3 4 3 4
4 3 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
3 4 4 4
3 4 4 4
3 1 4 4
77 60 77 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Reliability Warnings The covariance matrix is calculated and used in the analysis. The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values. Case Processing Summary N Cases
Valid
50
% 100.0
0
.0
Excluded (a) Total
50 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .900
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .899
N of Items 21
Item Statistics
no1
Mean 3.66
Std. Deviation .519
N 50
no2
3.58
1.012
50
no3
3.58
.609
50
no4
3.58
.642
50
no5
3.28
.991
50
no6
3.08
1.104
50
no7
3.42
.883
50
no8
3.32
.913
50
no9
3.90
.886
50
no10
3.30
.995
50
no11
3.08
1.158
50
no12
3.36
.964
50
no13
3.50
.814
50
no14
3.58
.702
50
no15
3.70
.505
50
no16
3.18
1.240
50
no17
3.60
.728
50
no18
3.58
.731
50
no19
3.66
.519
50
no20
3.76
.687
50
no21
3.46
.885
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
The covariance matrix is calculated and used in the analysis. Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted 104.786
Corrected Item-Total Correlation .290
Squared Multiple Correlation .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .900
no1
Scale Mean if Item Deleted 69.50
no2
69.58
95.228
.602
.
.893
no3
69.58
102.085
.462
.
.897
no4
69.58
100.249
.582
.
.894
no5
69.88
92.679
.759
.
.888
no6
70.08
93.136
.647
.
.891
no7
69.74
95.339
.697
.
.890
no8
69.84
96.790
.585
.
.893
no9
69.26
100.237
.401
.
.898
no10
69.86
92.939
.741
.
.889
no11
70.08
90.647
.733
.
.888
no12
69.80
107.959
-.037
.
.911
no13
69.66
99.943
.462
.
.897
no14
69.58
102.820
.339
.
.899
no15
69.46
104.539
.324
.
.899
no16
69.98
91.857
.620
.
.893
no17
69.56
99.272
.574
.
.894
no18
69.58
102.167
.368
.
.899
no19
69.50
103.153
.447
.
.897
no20
69.40
99.265
.614
.
.894
no21
69.70
94.990
.716
.
.890
Scale Statistics Mean 73.16
Variance 108.137
Std. Deviation 10.399
N of Items 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
LAMPIRAN 3
Data Induk Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
DATA MENTAH PENELITIAN Data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity No. pertanyaan/ responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 1 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 1 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 1 4
2 1 2 4 3 3 3 4 1 4 3 2 3 4 3 4 3 3 1 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 1 2 4 3 3 3
3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 1 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 1 4 3 4 4 1 4 4 1 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 3 3
4 3 3 4 4 3 4 4 1 4 4 2 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3
5 4 2 3 1 4 4 4 2 4 3 1 3 3 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 1 1 2
6 1 2 4 1 4 4 4 1 4 3 3 1 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 1 3 3 2 3 4 3 4 1 4 3 4 3 2 3 2 1 4 4 1 2 4 1 3 1
7 4 2 4 1 4 3 4 2 4 3 2 3 4 1 4 4 1 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 1 2 3 3 4 4 1 4 4 4 3 4 3 1 4 3 4 2 4 1 4 1
8 2 1 4 1 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 2 3 3 4 2 3 4 3 1 4 4 2 1 4 1 2 1
9 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 2 2 3 3 3 3 1 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 1 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 2
10 4 2 3 1 4 4 3 2 4 3 1 3 4 1 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 1 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 1 2 4 4 3 4 4 4 2 3 1 3 1
11 1 2 4 1 4 4 4 1 4 3 1 1 3 4 4 2 1 1 4 2 3 2 4 4 3 1 3 3 1 3 3 3 4 1 3 3 4 2 2 4 2 4 4 4 1 2 4 1 4 4
12 4 3 4 4 1 4 1 3 2 4 2 3 4 1 1 3 2 4 1 2 2 1 2 4 4 3 3 3 2 4 4 4 1 4 1 3 4 3 3 3 3 1 4 4 3 3 4 4 2 3
13 3 2 4 3 4 3 3 4 4 1 2 3 4 4 4 2 3 3 2 4 1 3 4 4 4 2 3 2 4 3 3 4 1 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 1 1
14 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 1 2 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2
15 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 4 1 1 3 3 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 1 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4
16 4 3 2 3 3 4 3 3 2 4 2 3 4 1 3 3 3 1 1 2 1 2 3 4 3 1 3 1 2 3 4 3 3 4 3 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2
17 4 3 1 4 1 4 1 3 3 4 2 3 4 4 1 3 1 2 2 3 2 2 1 4 4 3 3 3 1 1 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 1 1
18 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4 3 2 3 1 3 3 3 4 1 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4
19 3 3 1 1 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 4 4 3 4 1 1 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 1
20 4 2 4 1 4 4 4 2 1 4 2 3 3 1 4 4 3 3 2 2 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 1 4 4 4 2 3 1 2 1
total 60 49 68 50 66 76 66 46 67 66 38 56 75 51 65 67 50 50 60 64 58 59 65 73 66 52 69 53 45 49 72 70 63 66 51 72 77 51 64 74 70 54 78 77 61 57 73 56 52 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Data tingkat pendidikan pedagang kaki lima responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
pendidikan 3 2 5 3 5 3 3 5 5 1 2 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 5 4 4 4 3 5 3 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Data modal usaha pedagang kaki lima : responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
modal 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 5 2 4 4 5 5 4 2 3 4 3 4 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 5 2 4 4 3 4 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Data pengalaman berwirausaha pedagang kaki lima : responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
pengalaman 4 3 2 1 5 3 2 4 2 3 2 4 5 2 3 4 4 3 2 1 4 3 2 1 3 3 4 2 4 2 3 4 3 2 4 3 2 4 2 5 3 4 5 3 4 3 5 4 4 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
LAMPIRAN 4
Analisis Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Uji normalitas Persepsi Pedagang kaki Lima Tentang Konsep Business Entity ditinjau dari Tingkat Pendidikan Descriptive Statistics N Persepsi
Mean 64.27
11
Std. Deviation 10.130
Minimum 46
Maximum 78
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Diploma/ Sarjana N
11
Normal Parameters(a,b)
Mean
64.27
Std. Deviation Most Extreme Differences
10.130
Absolute
.256
Positive
.160
Negative
-.256
Kolmogorov-Smirnov Z
.849
Asymp. Sig. (2-tailed)
.467
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Descriptive Statistics N Persepsi
Mean 61.15
26
Std. Deviation 9.515
Minimum 44
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SMA/SMK 26
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean
61.15
Std. Deviation
9.515
Absolute
.088
Positive
.088
Negative
-.086
Kolmogorov-Smirnov Z
.448
Asymp. Sig. (2-tailed)
.988
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Maximum 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Descriptive Statistics N Persepsi
Mean 62.11
9
Std. Deviation 10.337
Minimum 50
Maximum 77
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SMP N
9 Mean
Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
62.11
Std. Deviation Absolute
10.337 .167
Positive
.167
Negative
-.133
Kolmogorov-Smirnov Z
.502
Asymp. Sig. (2-tailed)
.963
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Descriptive Statistics N Persepsi
Mean 46.33
3
Std. Deviation 7.371
Minimum 38
Maximum 52
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SD N
3
Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean
46.33
Std. Deviation
7.371
Absolute
.308
Positive
.221
Negative
-.308
Kolmogorov-Smirnov Z
.533
Asymp. Sig. (2-tailed)
.939
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Warnings There are not enough valid cases for processing. No statistics are computed. Descriptive Statistics N Persepsi
1
Mean 66.00
Std. Deviation .
Minimum 66
Maximum 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Persepsi Pedagang kaki Lima Tentang Konsep Business Entity ditinjau dari Besarnya Modal Usaha Warnings There are not enough valid cases for processing. No statistics are computed. Descriptive Statistics N Persepsi
Mean 57.82
11
Std. Deviation 9.053
Minimum 46
Maximum 73
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Cukup 11
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean
57.82
Std. Deviation
9.053
Absolute
.194
Positive
.194
Negative
-.150
Kolmogorov-Smirnov Z
.644
Asymp. Sig. (2-tailed)
.800
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Persepsi
Mean 62.36
22
Std. Deviation 8.894
Minimum 49
Maximum 77
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Besar N
22
Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean
62.36
Std. Deviation
8.894
Absolute
.086
Positive
.081
Negative
-.086
Kolmogorov-Smirnov Z
.405
Asymp. Sig. (2-tailed)
.997
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Persepsi
16
Mean 63.44
Std. Deviation 10.942
Minimum 44
Maximum 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sangat Besar 16
N Mean Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
63.44
Std. Deviation Absolute
10.942 .208
Positive
.118
Negative
-.208
Kolmogorov-Smirnov Z
.832
Asymp. Sig. (2-tailed)
.493
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Persepsi Pedagang kaki Lima Tentang Konsep Business Entity ditinjau dari Pengalaman Berwirausaha Descriptive Statistics N Persepsi
Mean 61.50
2
Std. Deviation 16.263
Minimum 50
Maximum 73
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sangat Singkat N
2 Mean
Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
61.50
Std. Deviation Absolute
16.263 .260
Positive
.260
Negative
-.260
Kolmogorov-Smirnov Z
.368
Asymp. Sig. (2-tailed)
.999
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Persepsi
13
Mean 59.08
Std. Deviation 11.161
Minimum 38
Maximum 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Singkat 13
N Mean Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
59.08
Std. Deviation
11.161
Absolute
.209
Positive
.135
Negative
-.209
Kolmogorov-Smirnov Z
.753
Asymp. Sig. (2-tailed)
.622
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Persepsi
Mean 63.86
14
Std. Deviation 9.306
Minimum 49
Maximum 77
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Cukup Lama 14
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean
63.86
Std. Deviation
9.306
Absolute
.120
Positive
.113
Negative
-.120
Kolmogorov-Smirnov Z
.450
Asymp. Sig. (2-tailed)
.987
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Persepsi
15
Mean 56.40
Std. Deviation 7.818
Minimum 45
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Lama N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
15 Mean
56.40
Std. Deviation
7.818
Absolute
.120
Positive
.120
Negative
-.112
Kolmogorov-Smirnov Z
.466
Asymp. Sig. (2-tailed)
.982
Maximum 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Descriptive Statistics N Persepsi
Mean 71.67
6
Std. Deviation 5.465
Minimum 64
Maximum 78
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sangat Lama N
6
Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean
71.67
Std. Deviation
5.465
Absolute
.263
Positive
.183
Negative
-.263
Kolmogorov-Smirnov Z
.644
Asymp. Sig. (2-tailed)
.801
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Uji hipotesis 1.
Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan
Oneway Descriptives Std. Deviation
Std. Error
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound . .
N
Mean
1
1
66.00
.
.
2
3
46.33
7.371
4.256
28.02
64.64
3
9
62.11
10.337
3.446
54.17
4
26
61.15
9.515
1.866
57.31
5
11
64.27
10.130
3.054
Total
50
61.22
10.152
1.436
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic .305(a)
df1 3
df2 45
Sig. .821
Minimum
Maximum
66
66
38
52
70.06
50
77
65.00
44
77
57.47
71.08
46
78
58.33
64.11
38
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
a Groups with only one case are ignored in computing the test of homogeneity of variance for persepsi. ANOVA
Between Groups
Sum of Squares 797.458
df 4
Mean Square 199.365
Within Groups
4253.122
45
94.514
Total
5050.580
49
2.
F 2.109
Sig. .095
Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha
Oneway Descriptives
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound
2
4
57.50
17.059
8.529
30.36
3
15
59.87
9.643
2.490
54.53
4
22
61.95
9.509
2.027
5
9
63.33
10.259
3.420
Total
50
61.22
10.152
1.436
Minimum
Maximum
84.64
38
77
65.21
46
73
57.74
66.17
44
77
55.45
71.22
45
78
58.33
64.11
38
78
Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic 1.475
df1 3
df2 46
Sig. .234 ANOVA
Between Groups
Sum of Squares 134.892
df 3
Mean Square 44.964
Within Groups
4915.688
46
106.863
Total
5050.580
49
3.
F .421
Sig. .739
Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Oneway Descriptives
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
1
3
62.33
11.590
6.692
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound 33.54 91.13
2
13
59.08
11.161
3.096
52.33
65.82
3
14
63.86
9.306
2.487
58.48
4
15
56.40
7.818
2.018
52.07
5
5
73.20
4.438
1.985
Total
50
61.22
10.152
1.436
Minimum
Maximum
50
73
38
77
69.23
49
77
60.73
45
70
67.69
78.71
66
78
58.33
64.11
38
78
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic 1.753
df1
df2 4
Sig. .155
45
ANOVA
Between Groups
Sum of Squares 1226.876
Within Groups Total
df 4
Mean Square 306.719
3823.704
45
84.971
5050.580
49
F 3.610
Sig. .012
Deskripsi data 1. Data responden berdasarkan asal resto Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Resto No
Asal Resto
1
Resto PKL Mrican
2
Taman Kuliner Condong
Frekuensi (responden) 22
Frekuensi Relatif (%) 44
28
56
50
100
Catur JUMLAH Sumber : Data Primer
2. Data Variabel Pendidikan Berikut ini disajikan tabel deskripsi data tingkat pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
No 1
Interval Kelas
Frekuensi
Diploma/Perguruan Tinggi
Frekuensi Relatif (%)
Kategori
11
22
Sangat tinggi
2
SMA / SMK
26
52
Tinggi
3
SMP
9
18
Cukup
4
SD
3
6
Rendah
5
Tidak Sekolah
1
2
Sangat Rendah
50
100
JUMLAH Sumber : Data Primer
3. Data modal usaha No 1
Frekuensi
Interval Kelas
Frekuensi
> Rp3.000.000
9
18
Sangat besar
Relatif (%)
Kategori
2
Rp2.250.001 – Rp3.000.000
22
44
Besar
3
Rp1.500.001 – Rp2.250.000
15
30
Cukup
4
Rp750.001 – Rp1500.000
4
8
Kecil
-
-
Sangat Kecil
50
100
5
< Rp 750.000
JUMLAH Sumber : Data Primer
4. Data pengalaman berwirausaha No.
Frekuensi
Interval Kelas
Frekuensi
1
> 20 tahun
5
10
Sangat lama
2
15,1 s/d 20 tahun
15
30
Lama
3
10,1 s/d 15 tahun
14
28
Cukup
4
5,1 s/d 10 tahun
13
26
Singkat
Relatif (%)
Kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
5
< 5 tahun
JUMLAH
3
12
50
100
Sangat singkat
Sumber : Data Primer
5. Data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity Pesepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity dijelaskan dengan menggunakan perhitungan PAP II : Skor
Kriteria
A
81% - 100%
B
66% - 80%
C
56% - 65%
D
45% - 55%
E
< 45%
No
Batas skala
Kategori
interval1 Skor terendah + 81% (skor tertinggi – terendah)
Sangat baik
interval2 Skor terendah + 66% (skor tertinggi – terendah)
Baik
interval3 Skor terendah + 56% (skor tertinggi – terendah)
Cukup baik
interval4 Skor terendah + 46% (skor tertinggi – terendah)
Kurang baik
interval5 < kategori kurang baik
Tidak baik
dan ditemukan interval: Interval 1, batas bawah = 20 + 81% (80 – 20 ) = 68,6 = 69 Interval 2, batas bawah = 20 + 66% (80 – 20) = 59,6 = 60 Interval 3, batas bawah = 20 + 56% (80 – 20) = 53,6 = 54 Interval 4, batas bawah = 20 + 46% (80 – 20) = 47,6 = 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Deskripsi Persepsi Pedagang Kaki Lima tentang Konsep Business Entity Frekuensi No. Interval Kelas Frekuensi Kategori Relatif (%) 1
69 - 80
12
24
Sangat baik
2
60 - 68
15
30
Baik
3
54 - 59
6
12
Cukup
4
48 - 53
8
16
Kurang baik
5
< 48
9
18
Tidak baik
JUMLAH
50
100
Sumber : data primer, data diolah berdasarkan pedoman PAP tipe II
6. Data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan Persepsi/ Sangat Tingkat pendidikan Baik Diploma/sarjana jml 4
SMA / SMK
SMP
SD
Tidak sekolah
Total
Baik 4
Cukup Kurang Tidak Total Baik Baik Baik 2 1 11 -
%
36%
36%
-
18%
10%
100%
jml
6
9
4
5
2
26
%
23%
35%
15%
19%
8%
100%
jml
3
2
2
2
-
9
%
34%
22%
22%
22%
-
100%
jml
-
-
-
2
1
3
%
-
-
-
67%
33%
100%
jml
-
1
-
-
-
1
%
-
100%
-
-
-
100%
jml
13
16
6
11
3
50
%
26%
32%
12%
22%
6%
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
7. Data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari besarnya modal usaha Persepsi/ Sangat Besarnya Modal baik Usaha >Rp3.000.000 jml 4 %
Baik
Cukup Kurang Tidak baik baik baik
Total
4
1
-
-
9
44%
44%
12%
-
-
100%
6
7
4
5
-
22
Rp2.250.001 – Jml Rp3.000.000
%
27%
32%
18%
23%
-
100%
Rp1.500.001 –
jml
2
6
2
4
1
15
Rp2.250.000
%
13%
40%
13%
27%
7%
100%
Rp750.001 –
jml
1
2
-
-
1
4
Rp1500.000
%
25%
50%
-
-
25%
100%
< Rp 750.000
jml
-
-
-
-
-
-
%
-
-
-
-
-
-
jml
13
19
7
9
2
50
%
26%
38%
14%
18%
4%
100%
Total
8. Data persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha Persepsi/ Sangat Tingkat baik Pendidikan > 20 tahun jml 4
Baik
Cukup Kurang Tidak baik baik baik
Total
1
-
-
-
5
%
80%
20%
-
-
-
100%
15,1 s/d
jml
2
3
4
4
2
15
20 tahun
%
13%
20%
27%
27%
13%
100%
10,1 s/d
jml
5
4
2
3
-
14
15 tahun
%
36%
29%
14%
21%
-
100%
5,1 s/d 10
jml
1
7
-
3
2
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
tahun
%
8%
53%
-
23%
15%
100%
< 5 tahun
jml
1
1
-
1
-
3
%
33,4%
33,4%
-
33,4%
-
100%
jml
13
16
6
11
4
50
%
26%
32%
12%
8%
100%
Total
22%
9. Data identitas responden Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Pendidikan SMP SD dip/sar SMP dip/sar SMP SMP dip/sar dip/sar tidak sekolah SD SMP SMA dip/sar dip/sar SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SD SMP SMA SMA SMA dip/sar SMA SMA SMA SMP
Modal cukup cukup cukup cukup cukup besar sangat besar cukup besar besar kecil cukup besar cukup cukup sangat besar besar besar besar sangat besar besar besar besar cukup besar cukup besar besar sangat besar besar sangat besar sangat besar besar sangat besar besar
Pengalaman lama cukup singkat sangat singkat sangat lama cukup singkat lama singkat cukup singkat lama sangat lama singkat cukup lama lama cukup singkat sangat singkat lama cukup singkat sangat singkat cukup cukup lama singkat lama singkat cukup lama cukup singkat lama
Persepsi baik kurang baik baik kurang baik baik sangat baik baik tidak baik baik baik tidak baik cukup sangat baik kurang baik baik baik kurang baik kurang baik baik baik cukup cukup baik sangat baik baik kurang baik sangat baik kurang baik tidak baik kurang baik sangat baik sangat baik baik baik kurang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
dip/sar SMP SMA SMA SMA dip/sar SMP dip/sar SMA SMA SMA SMA SMA dip/sar SMA
sangat besar besar sangat besar sangat besar besar besar sangat besar sangat besar sangat besar besar besar sangat besar besar sangat besar sangat besar
cukup singkat lama singkat sangat lama cukup lama sangat lama cukup lama cukup sangat lama lama lama singkat
sangat baik sangat baik kurang baik baik sangat baik sangat baik cukup sangat baik sangat baik baik cukup sangat baik cukup kurang baik tidak baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Menghitung F tabel dengan cara interpolasi: 44
=
2,58
45
=
?
46
=
2,57
2,58 – 2,57 46 – 44
=
0,01 2
= 0,005 x (45 – 44) = 0,005 = 2,58 – 0,005 = 2,575
= 0,005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Tabel r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Tabel f
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI