PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAS DAN PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS PASIEN RAWAT INAP NON BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Bernardus Unggul Nugroho NIM : 112114017
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAS DAN PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS PASIEN RAWAT INAP NON BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Bernardus Unggul Nugroho NIM: 112114017
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Kita mungkin dilahirkan untuk kalah, tapi kita tidak dilahirkan untuk menyerah” -Suckseed-
“Manusia takkan tau kekuatan maksimalnya sampai ia berada dalam kondisi dimana ia dipaksa kuat untuk bisa bertahan” -Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar-
Kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Bapak A. Eko Edy Santoso dan Ibu Yohana Murniati Mas Bayu dan Mbak Via Keluarga Besar Akuntansi 2011 Terimakasih atas perhatian, doa, dan dukungannya.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI ─ PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Kas dan Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) (Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta) dan diajukan untuk diuji pada tanggal 19 Juli 2016 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak, dengan ini saya menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulis saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar ijazah yang telah diberikan universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 29 Juli 2016 Yang membuat pernyataan,
(Bernardus Unggul Nugroho)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Bernardus Unggul Nugroho NIM : 112114017 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Kas dan Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) (Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta) Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan yang sebenarnya.
Yogyakarta, 29 Juli 2016 Yang membuat pernyataan,
(Bernardus Unggul Nugroho)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Kas dan Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) (Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta)”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Ilsa Haruti Suryandari, SE., S.IP., M.Sc., Ak., CA selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. dr. Y. Agus Wjanarka, M.Kes selaku manajer Rumah Sakit Panti Rini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 7. Bapak A. Eko Edy Santoso dan Ibu Yohana Murniati tercinta yang telah memberikan banyak dukungan, doa, dan motivasi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. 8. Kakakku Andreas Bayu Wicaksono telah banyak memberikan semangat dan dorongan untuk menatap masa depan. 9. Sahabat seperjuangan selama masa perkuliahan: Monica, Timus, Galang, Galih, Brenda, Arum, Septin, Yeti, Anis, Dicky, Friska, Meta, Rima, dan Tresia, yang selalu mendukung saya selama proses perkuliahan dan selalu ada dalam suka dan duka. 10. Sahabat tipis: Dimas, Thea, Galang, Ade, Ega, Wawan, dan Patrick. 11. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, dan keterbatasan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Yogyakarta, 29 Juli 2016
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS........................ v HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.................... vi HALAMAN KATA PENGANTAR............................................................... vii HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. ix HALAMAN DAFTAR TABEL ..................................................................... xi HALAMAN DAFTAR GAMBAR ................................................................ xv ABSTRAK...................................................................................................... xvii ABSTRACT...................................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1 B. Rumusan Masalah..................................................................... 3 C. Batasan Masalah....................................................................... 3 D. Tujuan Penelitian...................................................................... 4 E. Manfaat Penelitian.................................................................... 4 F. Sistematika Penulisan............................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 7 A. Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi........................ 7 B. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas........................................... 18 C. Sistem Teknik Dokumentasi..................................................... 25 D. Model Sampel Statistik............................................................. 28 E. Deskripsi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)…… 32 BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 34 A. Jenis Penelitian......................................................................... 34 B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 34 C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 35 D. Populasi dan Sampel................................................................. 35 E. Data Penelitian.......................................................................... 36 F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 36 G. Teknik Analisis Data................................................................. 37 BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PANTI RINI................. 52 A. Sejarah Umum Rumah Sakit Panti Rini.................................... 52 B. Visi dan Misi Rumah Sakit Panti Rini...................................... 53 C. Falsafah dan Nilai Rumah Sakit Panti Rini.............................. 54 D. Motto dan Tujuan Rumah Sakit Panti Rini............................... 54 E. Fasilitas Rumah Sakit Panti Rini.............................................. 54 F. Deskripsi................................................................................... 55 G. Struktur Organisasi................................................................... 58
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. A. Deskripsi Data ......................................................................... B. Evaluasi Kesesuaian Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan Kajian Teori ........................................ C. Evaluasi Kesesuaian Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan Kajian Teori ........................................ D. Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini menggunakan Metode Fixed Sample Size Attribute Sampling..…………………………………………...……….. E. Pembahasan terhadap Hasil Penelitian .................................... BAB VI PENUTUP...................................................................................... A. Kesimpulan .............................................................................. B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ C. Saran ........................................................................................ DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... LAMPIRAN ...................................................................................................
x
59 59
94
101
114 127 132 132 134 134 136 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1
Simbol Diagram Arus Data ........................................................
25
Tabel 2.2
Simbol Bagan Alir Dokumen......................................................
26
Tabel 2.3
Indikator untuk menilai kualitas manajemen risiko transaksi ….
30
Tabel 3.1
Perbandingan antara teori dan praktik terkait Fungsi yang dijalankan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ..............
39
Perbandingan antara teori dan praktik terkait Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ..............
40
Perbandingan antara teori dan praktik terkait Catatan yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ..............
40
Perbandingan antara teori dan praktik terkait Jaringan Prosedur yang dijalankan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ....................................................................................
41
Perbandingan antara teori dan praktik terkait otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini .............................................
42
Perbandingan antara teori dan praktik terkait pemisahan tugas dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ..........................
42
Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini .............................................
42
Perbandingan antara teori dan praktik terkait mengubah pengendalian manajemen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ...........................................................................
43
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Tabel 3.9
Perbandingan antara Teori dan Praktik terkait penggunaan dokumen dan catatan dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ....................................................................................
43
Tabel 3.10 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengamanan aset, catatan, dan data dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini.....................................................................................
44
Tabel 3.11 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengecekan kinerja yang independen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ...........................................................................
44
Tabel 3.12 Indikator Menilai Kualitas Manajemen Risiko Transaksi...........
47
Tabel 3.13 Penentuan Jumlah Kesalahan yang Terjadi pada Attribute Sample .........................................................................................
50
Tabel 3.14 Kriteria Tingkat Efektivitas dalam Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal .................................................................
51
Tabel 5.1
Jurnal Transaksi saat Pasien Pulang............................................
72
Tabel 5.2
Jurnal Pendapatan Rawat Inap ....................................................
73
Tabel 5.3
Jurnal Pendapatan melalui Bank .................................................
73
Tabel 5.4
Perbandingan antara teori dan praktik terkait Fungsi yang ada dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ..........................
94
Perbandingan antara teori dan praktik terkait Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ..............
95
Perbandingan antara teori dan praktik terkait Catatan yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ..............
97
Tabel 5.5
Tabel 5.6
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Tabel 5.7
Perbandingan antara teori dan praktik terkait Jaringan Prosedur yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ....................................................................................
99
Perbandingan antara teori dan praktik terkait otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini .............................................
101
Perbandingan antara teori dan praktik terkait pemisahan tugas dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ..........................
103
Tabel 5.10 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini .............................................
106
Tabel 5.11 Perbandingan antara teori dan praktik terkait mengubah pengendalian manajemen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini ...........................................................................
106
Tabel 5.12 Perbandingan antara teori dan praktik terkait penggunaan dokumen dan catatan dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini.....................................................................................
108
Tabel 5.13 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengamanan aset, catatan, dan data dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini.....................................................................................
111
Tabel 5.14 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengecekan kinerja yang independen dalam Prosedur Pengendalian Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini.....................................................................................
113
Tabel 5.15 Indikator Untuk Menilai Kualitas Manajemen Risiko Transaksi......................................................................................
115
Tabel 5.16 Daftar Seluruh Kuitansi Selama Tahun 2014..............................
117
Tabel 5.8
Tabel 5.9
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Tabel 5.17 Pembagian Kelompok Populasi Menggunakan Median .............
118
Tabel 5.18 Daftar Nomor Kuitansi yang Mendapat Fungsi Random ...........
119
Tabel 5.19 Daftar Sampel Setelah Diurutkan Berdasarkan Fungsi Random ......................................................................................
120
Tabel 5.20 Daftar Kuitansi yang dijadikan Sampel ......................................
121
Tabel 5.21 Keterangan Simbol dalam Pemeriksaan Attribute Sample Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal ..............................
122
Tabel 5.22 Penentuan Jumlah Kesalahan yang Terjadi pada Attribute Kelengkapan................................................................................
123
Tabel 5.23 Penentuan Jumlah Kesalahan yang Terjadi pada Attribute Ketepatan ....................................................................................
124
Tabel 5.24 Penentuan Jumlah Kesalahan yang Terjadi pada Attribute Pelaporan.....................................................................................
125
Tabel 5.25 Ringkasan Pemeriksaan terhadap Attribute Sample ...................
126
Tabel 5.26 Kriteria Tingkat Efektivitas dalam Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal .................................................................
126
Tabel 7.1
139
Pemeriksaan Nomor Kuitansi berdasarkan Attribute ..................
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1
Struktur Organisasi ................................................................
58
Gambar 5.1
Tracer .....................................................................................
60
Gambar 5.2
Data Pasien Rawat Inap .........................................................
61
Gambar 5.3
Kartu Piutang Pasien ..............................................................
62
Gambar 5.4
Rekening Pemeriksaan Poli ...................................................
62
Gambar 5.5
Rekening Laboratorium ..........................................................
63
Gambar 5.6
Kartu Laboratorium ................................................................
63
Gambar 5.7
Rekening Radiologi ................................................................
64
Gambar 5.8
Perasat Harian Rawat Inap ....................................................
64
Gambar 5.9
Bukti Penitipan Uang Muka ...................................................
65
Gambar 5.10 Rekap Kuitansi Pasien Rawat Inap ........................................
66
Gambar 5.11 Kuitansi Pulang.......................................................................
66
Gambar 5.12 Tanda Ijin Pulang ...................................................................
67
Gambar 5.13 Pendapatan Uang Muka ........................................................
67
Gambar 5.14 Pendapatan Rawat Inap ..........................................................
68
Gambar 5.15 Pendapatan Elektronik Debit Card ........................................
69
Gambar 5.16 Pendapatan Macam-Macam ....................................................
69
Gambar 5.17 Bukti Kas Masuk K01 ............................................................
70
Gambar 5.18 Laporan Kas Harian K01 ........................................................
71
Gambar 5.19 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 1) ..............................................................
75
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Gambar 5.20 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 2) .....................................................
76
Gambar 5.21 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 3) .....................................................
76
Gambar 5.22 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 4) .....................................................
77
Gambar 5.23 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 5) .....................................................
77
Gambar 5.24 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 1) ...............................................................................
78
Gambar 5.25 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 2) ...............................................................................
79
Gambar 5.26 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 3)................................................................................
80
Gambar 5.27 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 4) ...............................................................................
81
Gambar 5.28 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 5) ...............................................................................
82
Gambar 5.29 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 6) ...............................................................................
83
Gambar 5.30 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 7) ...............................................................................
84
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAS DAN PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS PASIEN RAWAT INAP NON BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Bernardus Unggul Nugroho NIM : 112114017 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal terhadap penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS berdasarkan kajian teori serta melakukan pengujian efektivitas terhadap pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS. Penelitian ini berfokus pada penerimaan kas rumah sakit tanpa terkait dengan asuransi kesehatan dari pemerintah. Pentingnya penelitian ini dilakukan karena aktivitas penerimaan kas memiliki risiko kecurangan yang cukup tinggi jika tidak memiliki sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal penerimaan kas yang tepat. Populasi penelitian ini menggunakan seluruh kuitansi penerimaan kas pasien rawat inap pada tahun 2014. Sampel yang digunakan adalah 344 sampel kuitansi penerimaan kas pasien rawat inap. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan perbandingan kesesuaian sistem informasi akuntansi dan prosedur pengendalian internal penerimaan kas berdasarkan kajian teori. Serta melakukan pengujian efektivitas pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap. Hasil penelitian terhadap kesesuaian sistem informasi akuntansi berdasarkan kajian teori dinyatakan telah sesuai meskipun terdapat sedikit penyesuaian penggunaan dokumen dan pencatatan berdasarkan kebutuhan rumah sakit. Selanjutnya penelitian terhadap kesesuaian prosedur pengendalian internal berdasarkan kajian teori dinyatakan terdapat beberapa perbedaan pengendalian internal namun perbedaan tersebut tidak memberikan dampak kecurangan atau manipulasi pada rumah sakit. Pada hasil pengujian efektivitas pengendalian internal dinyatakan sudah efektif karena bebas dari manipulasi data dan kecurangan berdasarkan hasil attribute ketepatan dan attribute pelaporan walaupun terdapat kelemahan pada attribute kelengkapan. Kata Kunci: penerimaan kas rumah sakit, non BPJS xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE EVALUATION OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM AND INTERNAL CONTROL OF INPATIENTS CASH RECEIPTS FOR NON-BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) Case of Study on Panti Rini Hospital, Yogyakarta Bernardus Unggul Nugroho NIM : 112114017 Sanata Dharma University Yogyakarta 2016 The aim of this research is to find out about the conformity between the accounting information system and internal control on inpatient cash receipts for non BPJS. This research is according to the theory and some effectiveness tests of the internal control on inpatient cash receipts for non-BPJS. This research focuses on the hospital cash receipt without any relation to health insurance from the government. The accuracy and necessity of this research is based on high risks of dishonesty if there is no appropriate accounting information and internal control system. The quantity of population of this research is based on the medical inpatient cash receipt in 2014. Samples are about 344 medical inpatient cash receipts. This research use comparison method and effectiveness internal control on inpatient cash receipts. The result show the conformity of implemented system and the theory. Even though, there was a decision to use documents and records based on the needs of the hospital. While there were some differences in the internal controls. It did not cause any fraud or manipulation towards the hospital itself. The result show the effectiveness of the internal control. Its effectiveness was proven by free manipulation and dishonesty based on the result of its attribute of accuracy and attribute of reporting even though there was weakness towards the attribute of completeness. Keyword: hospital cash receipts, non-BPJS
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan faktor utama masyarakat dalam meningkatkan mutu kehidupan. Tanpa adanya kesehatan yang baik, setiap individu akan sangat kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Maka perlu adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai bagi setiap individu dalam rangka mencegah maupun mengobati. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia pelayanan kesehatan rujukan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang Perizinan
Rumah
Sakit
mengelompokkan
rumah
sakit
berdasarkan
kepemilikan, yaitu rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik adalah adalah rumah sakit yang dikelola pemerintah, pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero. Rumah Sakit Panti Rini merupakan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
rumah sakit publik swasta non profit yang dimiliki oleh yayasan Panti Rapih yang diprakarsai oleh suster-suster anggota Kongregasi Carolus Boromeus. Undang-Undang
No.
44
Tahun
2009
tentang
Rumah
Sakit
mengelompokkan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Sedangkan Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu. Berdasarkan jenisnya Rumah Sakit Panti Rini merupakan rumah sakit umum yang telah memberikan pelayanan kesehatan yang cukup memadai. Rumah Sakit Panti Rini termasuk rumah sakit yang berada di pinggir kota Yogyakarta. Dengan masih sedikitnya rumah sakit di kawasan tersebut maka aktivitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Panti Rini cukup tinggi. Dengan tingginya aktivitas pelayanan kesehatan maka aktivitas transaksi penerimaan kas juga akan meningkat. Dengan tingginya aktivitas transaksi, risiko kemungkinan terjadinya kesalahan pencatatan atau adanya kecurangan juga cukup tinggi. Penerimaan kas menjadi fokus utama dalam kegiatan operasional rumah sakit karena risiko yang cukup besar jika terdapat kesalahan. Menurut Romney (2014:11) Pengendalian internal merupakan komponen dari sistem informasi akuntansi. Pengendalian internal dapat menjadi faktor penting agar suatu sistem dapat berjalan dengan efektif. Hal ini karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
pengendalian internal dapat memenuhi fungsi sistem informasi akuntansi menyangkut adanya pengendalian yang memadai untuk pengamanan aset dan data organisasi. Dengan demikian jika pengendalian internal di Rumah Sakit Panti Rini dinyatakan kurang efektif, maka sistem informasi akuntansi yang dijalankan Rumah Sakit Panti Rini tidak aman dan kemungkinan adanya kecurangan cukup besar terjadi. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan melakukan evaluasi kesesuaian sistem informasi akuntansi kas dan prosedur pengendalian internal penerimaan kas yang dijalankan Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan kajian teori. Serta melakukan evaluasi terhadap efektivitas pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini menggunakan metode Fixed Sample Size Attribute Sampling.
B. Rumusan Masalah Apakah sistem informasi akuntansi akuntansi kas dan pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS di Rumah Sakit Panti rini telah berjalan efektif?
C. Batasan Masalah 1. Penelitian ini hanya membahas mengenai kesesuaian praktik dengan teori berdasarkan komponen pada sistem informasi akuntansi dan prosedur pengendalian
internal
yang
berkaitan
dengan
aktivitas
transaksi
penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS rumah sakit. Pada pengujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
efektivitas pengendalian internal peneliti memfokuskan pengujian terhadap attribute kelengkapan, attribute ketepatan, dan attribute pelaporan. 2. Penelitian ini dilaksanakan pada Bagian Kassa, Bagian Akuntansi dan Bagian Keuangan.
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sistem informasi akuntansi kas dan pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS di Rumah Sakit Panti Rini.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Panti Rini Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak rumah sakit mengenai informasi kesesuaian sistem informasi akuntansi berdasarkan kajian teori dan tingkat efektivitas sistem pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS. Sehingga dalam pengambilan keputusan di masa mendatang kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Panti Rini dapat berjalan lebih baik. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kelengkapan kepustakaan Universitas Sanata Dharma dan dapat dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
3. Bagi Penulis Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan mengenai praktik akuntansi yang terjadi di lapangan dengan menerapkan ilmu yang telah diterima dari selama mengikuti kegiatan perkuliahan.
F. Sistematika Penulisan Penulis penelitian ini dikelompokkan menjadi enam bab, yaitu bab pendahuluan, bab landasan teori, bab metode penelitian, bab gambaran umum Rumah Sakit Panti Rini, bab pembahasan, serta bab penutup. Bab I
: Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II
: Landasan Teori Bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian yang terdiri atas: deskripsi sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal, deskripsi diagram arus data dan bagan alir, serta deskripsi pengujian efektivitas pengendalian internal.
Bab III
: Metode Penelitian Bab ini terdiri atas: jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, data penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Bab IV
: Gambaran Umum Rumah Sakit Panti Rini Bab ini menjelaskan secara garis besar Rumah Sakit Panti Rini seperti: sejarah umum, visi dan misi, falsafah dan nilai, motto dan tujuan, deskripsi jabatan, serta struktur organisasi.
Bab V
: Analisis Data dan Pembahasan Bab ini terdiri atas: deskripsi data, evaluasi kesesuaian sistem informasi akuntansi penerimaan kas Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan
kajian
teori,
evaluasi
kesesuaian
prosedur
pengendalian internal berdasarkan kajian teori, pengujian efektivitas pengendalian, dan pembahasan. Bab VI
: Penutup Bab ini terdiri atas: kesimpulan, keterbatasan penelitian, serta saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi Semua organisasi membutuhkan informasi untuk membuat keputusan yang efektif dan efisien. Maka perlu adanya rangkaian aktivitas yang saling terkait, terkoordinasi, dan terstruktur agar tujuan yang telah dibuat dapat tercapai. Agar Semuanya dapat berjalan dengan lancar maka perlu adanya sistem informasi akuntansi sebagai patokan atau arahan dari semua aktivitas dijalankan. Perlu juga adanya pengendalian sebagai alat kontrol terhadap seluruh aktivitas sistem informasi akuntansi yang telah berjalan. Berikut ini penjelasan sistem informasi akuntansi dan pengendalian secara lebih rinci. 1. Pengertian Sistem Menurut Romney (2014: 3), “Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen-komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar”. Dengan demikian subsistem menjadi bagian yang penting dalam suatu sistem karena jika tidak memiliki pengaturan dan pengawasan yang baik terhadap tiap subsistem maka rencana yang sudah diatur tidak akan berjalan dengan semestinya.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
2. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem
informasi
akuntansi
menjadi
bagian
penting
dalam
menjalankan suatu aktivitas usaha. Maka perlu adanya sistem informasi akuntansi yang tepat dan jelas. Tentang Sistem Informasi Akuntansi, Romney (2014: 10) menyatakan sebagai berikut: Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpukan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem ini meliputi orang, prosedur dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi, serta pengendalian inernal dan ukuran keamanan. Dengan pernyataan demikian maka sebuah sistem informasi akuntansi merupakan sebuah struktur yang saling berkaitan antar setiap subsistem yang berkaitan dengan akuntansi. Sehingga perlu tanggung jawab dan koordinasi yang jelas antar subsistem agar tercipta keteraturan dalam suatu sistem. 3. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal dalam suatu instansi atau perusahaan merupakan bagian dari sistem yang penting. Hal ini karena sistem informasi akuntansi membutuhkan alat kontrol untuk mengetahui aktivitas yang dijalankan. Tentang Pengendalian Internal, Romney (2014: 10) menyatakan sebagai berikut: Pengendalian internal adalah proses dan prosedur yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan pengendalian telah tercapai. Perlu adanya pengendalian yang terstruktur dan berkelanjutan agar prosedur yang dijalankan terhindar dari segala bentuk penyimpangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Berdasarkan pernyataan tersebut dengan adanya pengendalian atas sistem informasi akuntansi dapat memberikan kemungkinan bahwa hasil atas target yang telah dibuat dapat terlaksana secara efektif dan efisien karena karyawan mendapat tanggung jawab untuk mengerjakan tugas berdasarkan tanggung jawab yang telah diberikan. 4. Tujuan Pengendalian Internal Menurut Romney (2014: 226), “pengendalian internal menyiapkan proses untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian telah tercapai”. Tujuan pengendalian internal yang harus dicapai adalah sebagai berikut ini: a. Mengamankan aset. Kecurangan yang sering terjadi biasanya adalah pencurian asset yang mungkin dilakukan oleh karyawan sehingga perlu pengawasan yang tepat untuk mencegah tindakan kecurangan tersebut. Perusahaan dapat mencegah dan mendeteksi perolehan, penggunaan, atau penempatan yang tidak sah. b. Mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan aset perusahaan secara akurat dan wajar. Setiap transaksi yang dilakukan harus dicatat sesuai prosedur yang telah ada, hal ini untuk menjamin kesesuaian aset yang terdapat dalam laporan dengan aset riil. c. Memberikan informasi yang akurat dan reliabel. Setiap informasi harus memberikan informasi yang dapat dimengerti semua orang yang terlibat, hal ini agar informasi bebas dari kesalahan atau bias.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
d. Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. e. Mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional. Setiap kegiatan operasional membutuhkan perencanaan yang matang agar biaya operasional yang harus dikeluarkan tidak terlalu besar. f. Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditentukan. Prosedur yang telah dibuat harus selalu dipatuhi oleh semua karyawan, selain untuk meningkatkan kinerja dari setiap karyawan hal ini dapat mencegah kecurangan yang mungkin dilakukan oleh karyawan. g. Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Aturan dalam perusahaan dibuat untuk meningkatkan ketertiban karyawan. Hal ini juga untuk menjaga hubungan baik antar karyawan maupun antar karyawan dan atasan. 5. Lingkungan Pengendalian Internal Menurut
Romney
(2014:
232),
“Lingkungan
pengendalian
mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian internal perusahaan”. Lingkungan pengendalian harus diberi perhatian khusus karena berdasarkan kenyataannya justru lingkungan pengendalian ini yang mempunyai dampak besar terhadap keseriusan pengendalian internal yang diterapkan di dalam perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Sebuah lingkungan pengendalian mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Filosofi manajemen, gaya pengoperasian, dan selera risiko Kesadaran manajemen terhadap pentingnya pengendalian internal, sehingga manajemen akan menetapkan kebijakan dan prosedur yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. Perusahaan memiliki sebuah filosofi atau kepercayaan dan sikap yang dianut bersama, tentang risiko yang mempengaruhi kebijakan, prosedur, komunikasi lisan dan tertulis, serta keputusan. Selera risiko merupakan jumlah risiko yang bersedia diterima perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasarannya. b. Komitmen terhadap integritas, nilai etis, dan kompetensi Perusahaan membutuhkan karyawan yang berkompeten dalam bidangnya dan memiliki nilai-nilai kejujuran untuk menciptakan keamanan dalam setiap kegiatan organisasi perusahaan. Hal ini untuk melindungi data dari campur tangan yang tidak diotorisasi. c. Pengawasan pengendalian internal oleh dewan direksi Dewan direksi yang terlibat mewakili pemangku kepentingan dan memberikan tinjauan independen manajemen yang bertindak seperti sebuah pengecekan dan penyeimbang atas tindakan tersebut. d. Struktur organisasi Pola otorisasi dan tanggung jawab yang terdapat dalam perusahaan. Sebuah struktur organisasi perusahaan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
sebuah
kerangka
untuk
operasi
perencanaan,
pelaksanaan,
pengendalian, dan pengawasan. e. Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab Wewenang dan tanggung jawab ditetapkan dan dikomunikasikan menggunakan deskripsi pekerjaan formal, pelatihan pegawai, jadwal pengoperasian anggaran, kode etik, serta kebijakan dan prosedur tertulis. f. Standar sumber daya manusia yang menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten Kebijakan sumber daya manusia (SDM) dan praktik yang mengatur kondisi kerja, insentif pekerja, dan kemajuan karier dapat menjadi kekuatan dalam mendorong kejujuran, efisiensi, dan layanan yang loyal. Kebijakan SDM harus berisi tingkat keahlian yang diperlukan, perilaku etis, dan integritas yang diperlukan. g. Pengaruh eksternal Pengaruh eksternal meliputi persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh bursa efek dan Financial Accounting Standards Board (FASB). Mereka juga menyertakan persyaratan yang dipaksakan oleh badan regulasi, seperti bank, utilitas, dan perusahaan asuransi. 6. Aktivitas Pengendalian Menurut Romney (2014: 241), “Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan, prosedur, dan aturan yang memberikan jaminan memadai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
bahwa tujuan pengendalian telah dicapai dan respons risiko dilakukan”. Manajemen harus memastikan bahwa: a. Pengendalian dipilih dan dikembangkan untuk membantu mengurangi risiko hingga tingkat yang dapat diterima. b. Pengendalian umum yang sesuai dipilih dan dikembangkan memlalui teknologi. c. Aktivitas pengendalian diimplementasikan dan dijalankan sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan yang telah ditentukan. 7. Prosedur Pengendalian Internal Menurut Romney (2014: 242), “Prosedur Pengendalian Internal menjalankan aktivitas pengendalian pengelolaan suatu sistem berjalan tanpa terdapat tindakan penyimpangan”. Prosedur pengendalian internal dijelaskan sebagai berikut: a. Otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat Penetapan kebijakan bagi para pegawai untuk diikuti dan kemudian memberdayakan mereka guna melakukan fungsi organisasi tertentu. Para pegawai yang memproses transaksi harus memverifikasi adanya otorisasi yang sesuai. Para auditor meninjau transaksi untik memverifikasi otorisasi yang tepat, seperti ketiadaan transaski yang mengindikasikan sebuah masalah pengendalian yang mungkin terjadi. b. Pemisahan tugas Pengendalian internal yang baik mensyaratkan tidak ada satu pegawai pun yang diberi terlalu banyak tanggung jawab atas transaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
atau proses bisnis. Hal ini untuk menghindari kecurangan yang mungkin terjadi jika seorang pegawai mendapat tugas rangkap. Terdapat tiga Pemisahan fungsi akuntansi yaitu pemisahan fungsi otorisasi,
penyimpanan,
dan
pencatatan
guna
meminimalkan
kemampuan pegawai untuk melakukan penipuan. Masing-masing fungsi telah memiliki tugas yaitu: 1) Fungsi akuntansi otorisasi yaitu menyetujui transasksi dan keputusan. 2) Fungsi akuntansi pencatatan yaitu mempersiapkan dokumen sumber atau memasukkan data ke dalam sistem komputer; memelihara jurnal, buku besar, file, atau database; dan menyiapkan rekonsiliasi dan laporan kinerja. 3) Fungsi akuntansi penyimpanan yaitu menangani kas, peralatan, persediaan, atau aktiva tetap; menerima cek pelanggan yang datang; dan menulis cek. c. Pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi (perolehan) Pengendalian pengembangan sistem yang penting meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Sebuah komite pengarah memandu dan mengawasi pengembangan dan akuisisi (perolehan) sistem informasi. 2) Sebuah rencana induk strategis dikembangan dan diperbaharui setiap tahun untuk menyelaraskan sistem informasi organisasi dengan strategi bisnisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
3) Sebuah rencana pengembangan proyek menunjukkan tugas yang dijalankan, orang yang akan menjalankannya, biaya proyek, tanggal penyelesaian, dan tonggak proyek yaitu poin signifikansi ketika kemajuan ditinjau dan waktu penyelesaian aktual serta perkiraan dibandingkan. 4) Sebuah jadwal pengolahan data menunjukkan kapan setiap tugas seharusnya dijalankan. 5) Pengukuran kinerja sistem meliputi troughput yaitu jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh sebuah sistem selama periode waktu tertentu, utilization yaitu persentase waktu penggunaan sistem, dan response time yaitu lamanya waktu yang diperlukan sistem untuk merespon. 6) Sebuah tinjauan pasca-implementasi dijalankan setelah sebuah proyek pengembangan diselesaikan untuk menentukan apakah manfaat antisipasi tercapai. d. Mengubah pengendalian manajemen Sebuah
rencana
pengembangkan
dan
perbaharuan
dalam
menyelaraskan sistem informasi organisasi dengan strategi bisnisnya secara berkala. Hal ini digunakan untuk meningkatkan pengawasan terhadap karyawan seiring meningkatnya kemajuan teknologi. e. Menggunakan dokumen dan catatan Desain dan penggunaan dokumen elektronik dan kertas yang sesuai dapat membantu memastikan pencatatan yang akurat serta lengkap dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
seluruh data transaksi yang relevan. Dokumen yang mengawali sebuah transaksi harus menyediakan sebuah ruang untuk otorisasi. Dokumen harus dinomori secara urut, sehingga masing-masing dapat dibukukan. f. Pengamanan aset, catatan dan data Kecurangan terhadap aset, catatan dan data sangat mungkin terjadi dalam perusahaan. Untuk menghindari kejahatan yang mungkin terjadi terhadap aset perusahaan perlu dilakukan beberapa pengamanan yaitu: 7) Menciptakan dan menegakkan kebijakan dan prosedur yang tepat. 8) Memelihara catatan akurat dari seluruh aset. 9) Membatasi akses terhadap aset. 10) Melindungi catatan dan dokumen. g. Pengecekan kinerja yang independen Pengecekan kinerja yang independen, dilakukan oleh seseorang tetapi bukan merupakan orang yang melakukan operasi aslinya. Tugasnya membantu memastikan bahwa transaksi diproses dengan tepat. 8. Pihak yang Bertanggung Jawab atas Pengendalian Internal Menurut Mulyadi (2016: 139), “Jika pengendalian internal akuntansi dirancang dan diterapkan dengan baik oleh manajemen di dalam pengelolaan maka informasi yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan terjamin ketelitian dan keandalannya.” Pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pengendalian internal suatu entitas adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
a. Manajemen Puncak Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menyelenggarakan secara efektif pengedalian internal organisasinya. Dalam hal ini manajer puncak bertanggung jawab untuk mencipatakan atmosfer pengendalian di tingkat puncak, agar kesadaran terhadap pengendalian internal menjadi tumbuh diseluruh organisasi. b. Dewan Komisaris dan Komite Audit Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen
memenuhi
mengembangkan
dan
tanggung
jawab
nenyelenggarakan
mereka
pengendalian
dalam internal.
Sedangkan fungsi dari komite audit berdampak terhadap auditor diantaranya ialah menunjuk auditor, membicarakan lingkup audit dengan auditor, meminta audit melaporkan hasil auditnya, dan mereview laporan keuangan dan hasil audit yang telah dilakukan auditor. c. Personel lain entitas Personel ini memiliki peran dan tanggung jawab menyediakan dan menggunakan informasi yang dihasilkan pengendalian internal dan harus mengkomunikasikannya dengan baik agar tidak timbul masalah karena ketidakpatuhan terhadap pengendalian internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
d. Auditor Independen Auditor independen sebagai bagian dari prosedur audit namun tidak dapat diharapkan dapat menyatakan pendapat atas efektifitas pengendalian internal kliennya. e. Pihak Eksternal Lain Pihak luar lain yang bertanggung jawab atas pengendalian internal entitas adalah badan pengatur (regulatory body), seperti bank Indonesia dan bapepam. Badan ini yang mengatur persyaratan minimum pengendalian internal yang harus dipenuhi oleh suatu entitas dan memantau kepatuhan entitas terhadap persyaratan tersebut.
B. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Penerimaan kas merupakan aktivitas yang terdapat dalam seluruh kegiatan usaha. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas menjadi aktivitas yang cukup menjadi sorotan karena memungkinkan terjadinya kecurangan jika terdapat sistem informasi akuntansi yang tidak jelas dan terkoordinasi dengan baik. Berikut penjelasan mengenai sistem informasi akuntansi atas penerimaan kas sebagai upaya untuk mengurangi risiko terjadinya kecurangan. 1. Fungsi atas Penerimaan Kas Menurut Mulyadi (2016: 407) Fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
a. Fungsi Penerimaan Kas Fungsi ini berkaitan dengan penerimaan kas baik secara tunai maupun kredit. Fungsi Penerimaan Pembayaran dilakukan oleh Bagian Kassa yang selanjutnya diserakan Ke Fungsi Kas untuk di-input ke dalam komputer dan dicatat ke dalam dokumen sebagai bukti penerimaan kas. Penerimaan kas berupa uang muka dicatat oleh Fungsi Piutang sebagai bukti atas piutang yang belum tertagih. Fungsi Piutang ini bertanggung jawab atas penerimaan dan pencatatan piutang yang dilakukan oleh Bagian Kassa. b. Fungsi Kas Fungsi ini berkaitan dengan penerimaan kas baik secara tunai maupun transfer melalui bank. Selain itu memiliki tanggung jawab atas penerimaan kas dari piutang. Fungsi kas berada di tangan Bagian Kassa. c. Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat pembukuan transaksi penerimaan kas dan pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. Fungsi ini berada di Bagian Jurnal. d. Fungsi Pemeriksaan Intern Fungsi Pemeriksa Internal bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di tangan Fungsi Kas secara periodik dan melakukan pengecekan ketelitian catatan kas yang diselenggarakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
oleh Fungsi Akuntansi. Dalam struktur organisasi Fungsi Pemeriksa Internal berada di tangan Bagian Pemeriksa Intern. 2. Dokumen atas Penerimaan Kas Menurut Mulyadi (2016: 407) Dokumen yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut: a. Kuitansi Dokumen ini merupakan bukti penerimaan sejumlah uang yang ditandatangani oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut untuk kemudian dijadikan bukti transaksi. b. Pita register kas (cash register tape) Dokumen
ini
dihasilkan
oleh
fungsi
kas
dengan
cara
mengoperasikan mesin register kas (cash register). Pita register ini merupakan dokumen pendukung atas penerimaan kas. c. Bukti Setor Bank Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk mencatat transaksi penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas. 3. Catatan Akuntansi Menurut Mulyadi (2016: 391) Catatan akuntansi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
a. Jurnal Umum Dalam transaksi penerimaan kas jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat segala penerimaan kas yang terjadi dan meringkas data keuangannya. b. Jurnal Penerimaan Kas Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat jurnal khusus penerimaan kas dari berbagai sumber. c. Buku Pembantu Piutang Buku pembantu ini terdiri dari kartu piutang yang digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada tiap debitur. Buku pembantu
ini
merupakan
rincian
akun
piutang
usaha
yang
diselenggarakan dalam buku besar. d. Buku Besar Buku besar merupakan tempat untuk menampung informasiinformasi rekening yang dicatat dalam jurnal yang akan disajikan dalam laporan keuangan. 4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Menurut Mulyadi (2016: 392) jaringan prosedur yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut: a. Prosedur Penerimaan Kas Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap lunas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
pada bukti pembayaran) yang berarti telah diselesaikannya transaksi pembayaran. b. Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran atas piutang. Bagian kassa selanjutnya memberikan bukti transaksi atas pembayaran piutang tersebut. Pembayaran atas piutang tersebut selanjutnya dicatat dan dibukukan. c. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank Sistem pengendalian internal terhadap kas mengharuskan dengan segera menyetorkan kas ke bank pada hari yang bersangkutan. Uang yang diterima disetorkan ke bank dalam jumlah penuh. d. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang diterima dari bank. 5. Unsur Pokok Sistem Pengendalian Internal Menurut Mulyadi (2016: 130) unsur pokok sistem pengendalian internal atas penerimaan kas yaitu: a. Oganisasi Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini: 1) Fungsi Penerimaan Kas harus terpisah dari Fungsi Akuntansi Fungsi Penerimaan Kas yang memiliki tugas untuk menerima pembayaran dan menyimpan uang harus terpisah dari Fungsi Akuntansi
yang
bertugas
mencatat
pembukuan
keuangan
perusahaan. Hal ini untuk menghindari kecurangan dalam manipulasi penerimaan dan pencatatan. 2) Transaksi penerimaan kas harus dilaksanakan oleh Fungsi Penerimaan Kas, Fungsi Kas, dan Fungsi Akuntansi Tidak ada transaksi penerimaan kas yang dilakukan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut, maka perlu adanya beberapa
fungsi
yang
memiliki
tugas
terpisah.
Dengan
dilaksanakannya setiap transaksi oleh berbagai fungsi tersebut akan tercipta adanya pengecekan internal pekerja setiap fungsi tersebut oleh fungsi lainnya. b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan 1) Penerimaan Kas diotorisasi oleh fungsi Kas dengan cara membubuhkan cap “Lunas”. 2) Penerimaan kas dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit. 3) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada bukti pembayaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
4) Pencatatan dalam jurnal penerimaan kas harus didasarkan pada Bukti Kas Masuk yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang yang dilampiri dengan dokumen pendukung. c. Praktik yang Sehat 1) Jumlah kas yang diterima dari penerimaan kas disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi atau hari kerja berikutnya. 2) Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa keuangan. 3) Saldo kas yang disimpan di perusahaan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya. 4) Penggunaan rekening Koran (bank statement), yang merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa internal (internal audit function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas. 5) Kas yang ada di perusahaan (cash in safe) dan kas yang ada dalam perjalanan (cash in transit) diasuransikan dari kerugian. 6) Kasir dilengkapi dengn alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang disimpan di perusahaan. (misalnya lemari besi atau brankas. 7) Semua nomor kuitansi harus dipertanggungjawabkan oleh bagian Kassa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
C. Sistem Teknik Dokumentasi Menurut Romney (2014: 59), “Dokumentasi merupakan narasi, bagan alir, diagram, tabel dan representasi grafis lainnya dari data dan informasi yang menjelaskan cara sistem bekerja”. Ada beberapa alat dokumentasi yang ada yaitu bagan alir data (data flow chart) dan bagan alir dokumen (document flowchart).Secara rinci dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagan Alir Data Menurut Mulyadi (2016: 45), “Bagan alir data adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem”. Berikut simbol diagram arus data: Tabel 2.1 Simbol Diagram Arus Data
Sumber: Mulyadi (2016: 45)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
2. Bagan Alir Dokumen Menurut Romney (2014: 67), “Bagan alir dokumen dikembangkan untuk
mengilustrasikan
arus
dokumen
dan
data
antar-area
pertanggungjawaban dalam organisasi”. Bagan ini menelusuri dokumen dari awal hingga akhir, menunjukkan setiap dokumen dimulai, didistribusikan, tujuan, disposisi, dan semua hal yang terjadi saat mengalir melewati sistem. Berikut simbol bagan alir dokumen: Tabel 2.2 Simbol Bagan Alir Dokumen Simbol Simbol Input/ Output
Nama
Penjelasan
Dokumen
Dokumen atau laporan elektronik atau kertas.
Berbagai salinan dokumen kertas
Diilustrasikan dengan melebihi simbol dokumen dan mencetak nomor dokumen pada muka dokumen di sudut kana atas.
Output elektronik
Informasi ditampikan oleh alat output elektronik seperti terminal, monitor, atau layar.
Entri data elektronik
Alat entri data elektronik seperti komputer, terminal, tablet atau telepon.
Alat input dan output elektronik
Entri data elektronik dan simbol output digunakan bersama untuk menunjukkan alat yang digunakan untuk keduanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Tabel 2.2 (Lanjutan) Simbol Bagan Alir Dokumen Simbol Simbol Pemrosesan
Nama
Penjelasan
Pemrosesan komputer
Fungsi pemrosesan yang dilakukan oleh komputer; biasanya menghasilkan perubahan dalam data atau informasi.
Operasi manual
Operasi pemrosesan yang dilakukan secara manual.
Database
Data yang disimpan secara elektronik dalam database.
Pita Magnetis
Data yang disimpan dalam pita magnetis; pita yang merupakan media penyimpanan backup data yang populer.
File dokumen kertas
File dokumen kertas; huruf mengidentifikasi file urutan pemesanan, N = secara numerik, A = secara alfabet, D = berdasarkan tanggal.
Jurnal/ buku besar
Jurnal atau buku besar akuntansi berbasis kertas.
Simbol Arus dan Lain- Lain Arus dokumen atau pemrosesan
Mengarahkan arus pemrosesan atau dokumen; arus normal ke bawah dan ke kanan.
Hubungan komunikasi
Transmisi data dari satu lokasi geografis ke lokasi lainnya via garis komunikasi.
Konektor dalamhalaman
Menghubungkan arus pemrosesan pada halaman yang sama; penggunaannya menghindari garis yang melintasi halaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Tabel 2.2 (Lanjutan) Simbol Bagan Alir Dokumen Simbol Nama Simbol Arus dan Lain- Lain
Penjelasan
Konektor luarhalaman
Entri dari, atau keluar ke, halaman lain.
Terminal
Awal, akhir, atau titik interupsi dalam proses; juga digunakan untuk mengindikasikan pihak luar.
Keputusan
Langkah pembuatan keputusan.
Anotasi (Catatan tambahan)
Penambahan komentar deskripsi atau catatan penjelasan sebagai klarifikasi.
Sumber: Marshall B. Romney (2014: 67)
D. Model Sampel Statistik Menurut Mulyadi (2002: 253), “Statistical sampling adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan sampel yang akan diperiksa”. Statistical sampling dibagi menjadi dua yaitu attribute sampling dan variable sampling. Attribute sampling atau disebut pula proportional sampling digunakan terutama untuk menguji efektivitas pengendalian internal (dalam pengujian pengujian), sedangkan variabel sampling digunakan terutama untuk menguji nilai rupiah yang tercantum dalam akun (dalam pengujian substantif). Ada tiga model attribute sampling:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
1. Fixed-sample-size attribute sampling Menurut Mulyadi (2002: 253), “Model Fixed-sample-size attribute sampling digunakan jika auditor melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur pengendalian internal, dan auditor tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan atau kesalahan”. Model pengambilan sampel ini adalah model yang paling banyak digunakan dalam audit. Pengambilan sampel dengan model ini ditujukan untuk memperkirakan persentase terjadinya kualitas tertentu dalam suatu populasi. Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut: a. Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian internal. Attribute adalah karakteristik yang bersifat kualitatif suatu unsur yang membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain. Dalam hubungannya dengan pengujian pengendalian, attribute adalah penyimpangan dari atau tidak adanya unsur tertentu dalam suatu pengendalian internal yang seharusnya ada. b. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya. Apabila attribute telah ditentukan, auditor harus menentukan populasi yang akan diambil, misalnya kelompok dokumen apa yang akan diambil. c. Penentuan besarnya sampel. Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari populasi tersebut secara statistik, maka auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: 1) Penentuan tingkat keandalan (realibility level) atau confidence level (R%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Tingkat keandalan ditentukan berdasarkan indikator risiko transaksi, yang dijabarkan pada tabel berikut. Tabel 2.3 Indikator untuk menilai kualitas manajemen risiko transaksi Memuaskan Indikator Kuat (strong) Lemah (weak) (satisfactory) Efektivitas Manajemen Proses operasi, Terdapat proses telah sistem kekurangan operasi, mengimplemen informasi, yang signifikan sistem -tasikan proses pengendalian dalam proses informasi, operasi, sistem intern, dan operasi, sistem pengendalian informasi, cakupan audit informasi, intern, dan pengendalian yang ada cukup pengendalian cakupan audit. intern, dan memuaskan intern, dan cakupan audit walaupun cakupan audit. yang baik. terdapat sedikit kelemahan. Sumber: Robert (2005: 270)
2) Rumus Slovin dalam perhitungan jumlah sampel Menurut Husein (2003: 102), “Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat menggunakan rumus Slovin”. Setelah mengetahui besarnya risiko kesalahan maka sudah dapat dihitung banyaknya sampel menggunakan rumus Slovin. Berikut ini perhitungannya:
Keterangan: n
= ukuran sampel
N = ukuran populasi e
= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
3) Penentuan Desired Upper Precision Limit (DUPL) Desired Upper Precision Limit merupakan batas ketepatan atas yang diharapkan. DUPL nantinya digunakan sebagai patokan penentu tingkat efektivitas pengendalian internal. d. Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi. Setelah ditentukan besarnya sampel, langkah selanjutnya adalah menentukan anggota populasi yang akan menjadi sampel. Agar setiap anggota populasi dapat menjadi sampel, maka auditor dapat menggunakan tabel acak. e. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas unsur pengendalian internal. Langkah selanjutnya adalah memeriksa attribute yang telah ditentukan sebelumnya pada sampel yang akan diambil. Auditor harus mencatat berapa kali menemukan attribute yang tidak sesuai dengan pengendalian internal yang telah dilakukan. f. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel. Apabila auditor telah mendapatkan jumlah tingkat kesalahan dalam attribute, maka auditor dapat membandingkan tingkat kesalahan dalam sampel tersebut dengan menggunakan tabel Achieved Upper Precision Limit (AUPL). AUPL akan dibandingkan dengan DUPL. Jika AUPL lebih rendah dari DUPL, kesimpulan yang dapat diambil adalah unsur pengendalian internal yang diperiksa merupakan unsur sistem yang efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
2. Stop or Go Sampling Menurut Mulyadi (2002: 261), “Dalam stop or go sampling ini, jika audior tidak menemukan adanya penyimpangan atau menemukan jumlah penyimpangan tertentu yang telah ditetapkan, ia dapat menghentikan pengambilan sampelnya”. Jika auditor menggunakan fixed sample size attribute sampling, kemungkinan ia akan terlalu banyak mengambil sampel. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan model attribute sampling yaitu stop or go sampling. 3. Discovery Sampling Menurut Mulyadi (2002: 270), “Penggunaan discovery sampling digunakan jika auditor memperkirakan tingkat kesalahan dalam populasi sebesar nol atau mendekati nol persen”. Discovery sampling digunakan pula oleh auditor dalam pengujian substantif. Jika tujuan audit untuk menemukan paling tidak satu kesalahan yang mempunyai dampak potensial terhadap suatu akun, discovery sampling umumnya dipakai untuk tujuan tersebut.
E. Deskripsi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) 1. Pengertian BPJS Pada dasarnya asuransi kesehatan di Indonesia dianggap kurang begitu penting. Masyarakat cenderung untuk mengeluarkan uang saat memang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
mengalami kecelakaan atau sakit. Dengan fakta demikian pemerintah membentuk Badan Jaminan Sosial Kesehatan. Menurut UU no. 24 tahun 2011 tentang BPJS pasal 7 ayat (1) dan Ayat (2), pasal 9 ayat (1) dan UU. No. 40 Tahun 2011 Tentang SJSN, Pasal 1 Angka 8, Pasal 4 Dan Pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa sebagai berikut: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) Bulan di Indonesia. 2. Fungsi BPJS Fungsi dibentuknya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dijelaskan sebagai berikut: Berdasarkan Undang-Undang BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Berdasarkan Fungsi tersebut setiap masyarakat mendapat jaminan kesehatan oleh pemerintah. Sehingga kebutuhan individu akan tingginya biaya kesehatan dapat teratasi. Hal ini karena setiap warga negara berhak untuk mendapatkan kesehatan yang layak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus dan deskripsi analitis yaitu dengan menggunakan objek tertentu dan mengambil kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan yang diteliti. Hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada perusahaan tertentu. Studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung pada subjek dan objek penelitian dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan Deskriptif analitis adalah penelitian dengan membandingkan antara teori yang telah dikemukakan sebelumnya dengan hasil penelitian yang telah dikumpulkan, yang kemudian hasilnya akan dianalisa untuk mengetahui apakah pihak organisasi yang bersangkutan telah menerapkan teori-teori tersebut secara memadai atau tidak.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Menurut Amirin (2009) subjek penelitian merupakan sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya akan diteliti. Subjek dari penelitian ini adalah Rumah Sakit Panti Rini. 2. Objek Penelitian Menurut Amirin (2009) objek penelitian merupakan sifat keadaan dari suatu benda, orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang menjadi 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
pusat perhatian atau sasaran penelitian. Objek penelitian Rumah Sakit Panti Rini yaitu: a. Fungsi, Dokumen, Catatan, Jaringan Prosedur, Diagram Arus Data dan Bagan Alir penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS di Rumah Sakit Panti Rini yang digunakan sebagai deskrispi data serta dasar evaluasi kesesuaian sistem informasi akuntansi berdasarkan kajian teori. b. Prosedur pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini yang digunakan sebagai dasar evaluasi kesesuaian prosedur pengendalian internal berdasarkan kajian teori. c. Pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini dalam pengujian efektivitas Rumah Sakit Panti Rini dengan menggunakan Fixed sample size attribute sampling.
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Penelitian dilaksanakan pada Rumah Sakit Panti Rini Jalan Solo, Tirtomartani Kalasan, Sleman, Yogyakarta. 2. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – Agustus 2015.
D. Populasi Dan Sampel 1. Menurut Moh Nazir (2014) populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kuitansi dari transaksi tunai tahun 2014. Hal yang mendasari pemilihan atas populasi ini karena kuitansi merupakan bukti keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
transaksi dari setiap pasien. Sehingga jika akan melakukan pelacakan penerimaan kas dari tiap pasien dapat dilihat melalui kuitansi. 2. Menurut Moh Nazir (2014) Sampel adalah bagian dari populasi. Hanya sebagian dari keseluruhan populasi yang akan diteliti sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 344 kuitansi dari transaksi tunai selama tahun 2014.
E. Data Penelitian Data yang diambil dari penelitian ini adalah 1. Deskripsi dan fasilitas Rumah Sakit Panti Rini. 2. Struktur organisasi dan deskripsi jabatan. 3. Prosedur pencatatan akuntansi. 4. Kuitansi pembayaran selama tahun 2014. 5. Dokumen pendukung atas transaksi yang terjadi selama tahun 2014. 6. Bukti Kas Masuk selama tahun 2014. 7. Laporan Kas Harian selama tahun 2014.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara dilakukan pada Bagian Kassa, Bagian Akuntansi, dan Bagian Keuangan untuk mengetahui gambaran umum rumah sakit, struktur organisasi, deskripsi jabatan, sistem informasi akuntansi kas, dan prosedur pengendalian internal penerimaan kas pada Rumah Sakit Panti Rini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
2. Observasi Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung terhadap praktik sistem informasi akuntansi dan prosedur pengendalian internal penerimaan kas dari pasien rawat inap non BPJS yang telah dijalankan Rumah Sakit Panti Rini. 3. Dokumentasi Teknik ini dilakukan dengan cara mempelajari data yang sudah ada. Data yang dipakai peneliti adalah dokumen berupa kuitansi, dokumen pendukung atas kuitansi, Bukti Kas Masuk, dan Laporan Kas Harian.
G. Teknik Analisis Data 1. Mendeskripsikan data tentang penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Data ini didapat dengan cara wawancara dan observasi terhadap penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS yang terdiri dari dua komponen utama yaitu: a. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Mendeskripsikan data penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berkaitan dengan beberapa komponen berikut ini: 1) Fungsi yang ada pada penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
2) Dokumen yang digunakan atas penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS 3) Catatan yang digunakan atas penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS 4) Jaringan prosedur sistem informasi akuntansi atas penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS 5) Diagram arus data penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS 6) Bagan alir penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS b. Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Medeskripsikan data Rumah Sakit Panti Rini yang berkaitan dengan prosedur pengendalian internal yang menyangkut beberapa komponen: 1) Otorisasi Transaksi dan Aktivitas Yang Tepat 2) Pemisahan Tugas 3) Pengembangan Proyek dan Pengendalian Akuisisi (Perolehan) 4) Mengubah Pengendalian Manajemen 5) Menggunakan Dokumen dan Catatan 6) Pengamanan Aset, Catatan, dan Data 7) Pengecekan Kinerja yang Independen 2. Evaluasi kesesuaian sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan kajian teori Teknik analisis yang dilakukan adalah melakukan wawancara dan observasi terhadap sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
dijalankan oleh pihak Rumah Sakit Panti Rini. Ada beberapa komponen yang menjadi bahan penelitian dalam pengambilan keputusan evaluasi. a. Komponen pertama adalah fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas Mendeskripsikan fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini. Fungsi yang diteliti dan dibandingkan berdasarkan kajian teori dengan praktik di lapangan meliputi Fungsi Kas, Fungsi Akuntansi, dan Fungsi Pemeriksaan Intern. Tabel perbandingan Fungsi ditampilkan sebagai berikut. Tabel 3.1 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Fungsi yang dijalankan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai 1) Fungsi Kas 2) Fungsi Akuntansi 3) Fungsi Pemeriksaan Intern Sumber: Mulyadi (2016: 407)
b. Komponen kedua adalah dokumen yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas Mendeskripsikan dokumen yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini. Fungsi yang diteliti dan dibandingkan berdasarkan kajian teori dengan praktik di lapangan meliputi Dokumen Kuitansi, Pita Register Kas, dan Bukti Setor Bank. Berikut tabel perbandingan dokumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Tabel 3.2 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai 1) Kuitansi 2) Pita Register Kas 3) Bukti Setor Bank Sumber: Mulyadi (2016: 407)
c. Komponen ketiga adalah catatan yang terkait dalam Sistem informasi akuntansi Penerimaan Kas Mendeskripsikan catatan yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini. Catatan yang diteliti dan dibandingkan berdasarkan kajian teori dengan praktik di lapangan meliputi Jurnal Umum, Jurnal Penerimaan Kas, Buku Pembantu Piutang, dan Buku Besar. Tabel perbandingan catatan ditampilkan seperti berikut. Tabel 3.3 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Catatan yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai 1) Jurnal Umum 2) Jurnal Penerimaan Kas 3) Buku Pembantu Piutang 4) Buku Besar Sumber: Mulyadi (2016: 391)
d. Komponen keempat adalah jaringan prosedur yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas Mendeskripsikan jaringan prosedur yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Rumah Sakit Panti Rini. Jaringan prosedur yang diteliti dan dibandingkan berdasarkan kajian teori dengan praktik di lapangan meliputi Prosedur Penerimaan Kas, Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang, Prosedur Penyetoran Kas Ke Bank, dan Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas. Tabel perbandingan jaringan prosedur ditampilkan seperti berikut. Tabel 3.4 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Jaringan Prosedur yang dijalankan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai 1) Prosedur Penerimaan Kas Prosedur Penerimaan Kas dari 2) Piutang 3) Prosedur Penyetoran Kas ke Bank Prosedur Pencatatan Penerimaan 4) Kas Sumber: Mulyadi (2016: 392)
3. Evaluasi kesesuaian prosedur pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan kajian teori Mendeskripsikan pengendalian yang terkait dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini. Pengendalian internal yang diteliti dan dibandingkan berdasarkan kajian teori dengan praktik di lapangan, hal ini untuk menentukan efektivitas dari sistem pengendalian internal penerimaan kas. Tabel perbandingan Fungsi ditampilkan seperti berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
a. Otorisasi Transaksi dan Aktivitas Yang Tepat Tabel 3.5 Perbandingan antara teori dan praktik terkait otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini No.
Teori
1)
Adanya penginisialisasian, dan pemasukan sebuah kode otorisasi pada sebuah dokumen atau catatan.
2)
Adanya penandatangan pada semua dokumen atau catatan.
Praktik
Sesuai
Tidak Sesuai
Terdapat struktur organiasi yang jelas dalam fungsi penerimaan kas. Sumber: Marshall B. Romney (2014: 242) 3)
b. Pemisahan Tugas Tabel 3.6 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pemisahan tugas dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai 1)
Fungsi pencatatan terpisah dari fungsi penyimpanan.
2)
Fungsi penyimpanan terpisah dari fungsi otorisasi.
3)
Fungsi otorisasi terpisah dari fungsi pencatatan.
Sumber: Marshall B. Romney (2014: 242)
c. Pengembangan Proyek dan Pengendalian Akuisisi (Perolehan) Tabel 3.7 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini No.
Teori
1)
Adanya komite pengarahan, rencana induk strategi, rencana pengembangan proyek, jadwal pengolahan data, pengukuran kinerja sistem, dan tinjauan pasca-implementasi.
Sumber: Marshall B. Romney (2014: 246)
Praktik
Sesuai
Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
d. Mengubah Pengendalian Manajemen Tabel 3.8 Perbandingan antara teori dan praktik terkait mengubah pengendalian manajemen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai Adanya pembaharuan sistem 1) mengikuti perkembangan teknologi. Karyawan pada bagian penerimaan 2) kas mampu menguasai teknologi informasi. Sumber: Marshall B. Romney (2014: 242)
e. Penggunaan Dokumen dan Catatan Tabel 3.9 Perbandingan antara teori dan praktik terkait penggunaan dokumen dan catatan dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai 1) 2) 3)
4)
5)
Pencatatan dilakukan secara terkomputerisasi. Tiap dokumen menyediakan ruang untuk otorisasi. Dalam dokumen terdapat sebuah ruang untuk tanda tangan pihak penerima. Dokumen dinomori secara urut, sehingga masing-masing dapat dibukukan. Jejak audit dalam penelusuran transaksi individu melalui sistem, memperbaiki kesalahan, dan memverifikasi output sistem.
Sumber: Marshall B. Romney (2014: 242)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
f. Pengamanan Aset, Catatan, dan Data Tabel 3.10 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengamanan aset, catatan, dan data dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai Menciptakan dan menegakkan 1) kebijakan dan prosedur yang tepat. Memelihara catatan akurat dari 2) seluruh aset. 3) 4)
Membatasi akses terhadap aset. Akses atas cek dan dokumen bank dibatasi ke personel berwenang.
Sumber: Marshall B. Romney (2014: 242)
g. Pengecekan Kinerja yang Independen Tabel 3.11 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengecekan kinerja yang independen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai 1)
Manajer melakukan pengawasan terhadap kinerja karyawan secara periodik.
2)
Rekonsiliasi catatan yang dikelola secara independen.
3)
Terdapat orang kedua yang bertugas meninjau pekerjaan orang pertama terhadap transaksi yang diproses.
Sumber: Marshall B. Romney (2014: 242)
4. Pengujian efektivitas pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Dalam memahami tingkat efektivitas terhadap pengendalian internal Rumah Sakit Panti Rini, perlu dilakukan pengujian menggunakan attribute sampling. Dengan melihat bahwa telah ditemukan adanya dokumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
pendukung yang tidak lengkap atas biaya kuitansi dari pasien rawat inap non BPJS maka peneliti menggunakan teknik Sample Size Attribute Sampling sebagai teknik untuk meneliti tingkat efektivitas terhadap pengendalian internal. Prosedur yang digunakan yaitu: a. Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk pengujian efektivitas pengendalian internal Attribute adalah karakteristik kualitatif dari suatu unsur yang membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain. Teknik ini digunakan dalam pengujian pengendalian. Kegunaanya adalah untuk memperkirakan
tingkat
penyimpangan
dari
pengendalian
yang
ditentukan dalam populasi. Attribute yang ditentukan adalah: 1) Kelengkapan dokumen transaksi. Dengan melihat adanya dokumen pendukung kuitansi yang tidak lengkap selama menjalani observasi maka penting untuk mengetahui kelengkapan Kuitansi, dokumen pendukung kuitansi, Pendapatan Uang Muka, Pendapatan Rawat Inap, Pendapatan Elektronik Debit Card, Pendapatan MacamMacam, Rekap Kuitansi Pasien Rawat Inap, Bukti Bank Masuk, Bukti Kas Masuk, dan Laporan Kas Harian pasien rawat inap. 2) Ketepatan atau ketelitian dalam pencatatan nominal transaksi. Menurut Laura (2014), “Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang
diperlukan
agar
dipertanggungjawabkan.”
kesimpulan
Sehingga
agar
cukup seluruh
dapat dokumen
penerimaan kas dapat dipercaya kebenarannya maka perlu diteliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
jumlah nominal atas pencatatan biaya tiap pasien dari dokumen pendukung kuitansi sampai dengan Laporan Kas Harian. 3) Adanya laporan pertanggungjawaban untuk pencatatan transaksi. Laporan Kas Harian penting untuk diteliti karena sebagai bentuk pertanggung jawaban bagian kassa, bagian keuangan, dan bagian akuntansi kepada manajer dan kepala bagian sebagai bukti kesesuaian antara pencatatan dengan kas fisik yang ada. b. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya Saat melakukan pengujian atas tiga attribute tersebut, penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas penerimaan kas selama periode tahun fiskal yaitu pada tanggal 1 Januari sampai 31 Desember. Maka populasi yang akan diambil sampelnya adalah seluruh kuitansi pasien rawat inap non BPJS pada periode tahun 2014. Penentuan kuitansi sebagai populasi yang akan diambil sampelnya karena penggunaan kuitansi pada Rumah Sakit Panti Rini merupakan ringkasan dari seluruh biaya perawatan pasien dan dokumen utama dalam pembuatan bukti kas masuk dan laporan kas harian. Dengan melakukan penelitian menggunakan populasi ini maka penerimaan kas dari seluruh pasien rawat inap non BPJS pada tahun 2014 dapat dijamin kebenarannya. c. Penentuan besarnya sampel 1) Penentuan tingkat keandalan (realibility level) atau confidence level (R%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Menurut Haryono (2001, 403), “Untuk dapat menentukan suatu ukuran sampel bagian setiap atribut atau pengendalian yang akan diuji, auditor harus merumuskan suatu nilai pada penetapan risiko pengendalian terlalu rendah”. Auditor bebas untuk menentukan risiko pengendalian namun umumnya batasan kesalahan tidak melebihi dari 10%. Tingkat keandalan ditentukan berdasarkan indikator risiko transaksi, yang dijabarkan pada tabel berikut. Tabel 3.12 Indikator Menilai Kualitas Manajemen Risiko Transaksi Indikator Efektivitas proses operasi, sistem informasi, pengendalian intern, dan cakupan audit.
Kuat (strong)
Manajemen telah mengimplementasikan proses operasi, sistem informasi, pengendalian intern, dan cakupan audit yang baik. Sumber: Robert (2005: 270)
Memuaskan (satisfactory) Proses operasi, sistem informasi, pengendalian intern, dan cakupan audit yang ada cukup memuaskan walaupun terdapat sedikit kelemahan.
Lemah (weak) Terdapat kekurangan yang signifikan dalam proses operasi, sistem informasi, pengendalian intern, dan cakupan audit.
Berdasarkan indikator tersebut peneliti menentukan risiko kesalahan 1% sebagai indikator kuat, 5% sebagai indikator memuaskan, dan 10% sebagai indikator lemah. Berdasarkan indikator tersebut peneliti menentukan risiko kesalahan sebesar 5% sebagai indikator memuaskan. Hal ini karena pada saat observasi peneliti menemukan adanya dokumen yang tidak lengkap tapi belum menemukan kesalahan pada pencatatan dokumen transaksi. Dengan demikian peneliti memilih confidence level (R%) sebesar 95% mempercayai pengendalian internal yang efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
2) Rumus Slovin dalam perhitungan jumlah sampel Setelah mengetahui besarnya risiko kesalahan maka sudah dapat dihitung banyaknya sampel menggunakan rumus Slovin. Berikut ini perhitungannya:
Keterangan: n
= ukuran sampel
N
= ukuran populasi
e
= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir
3) Penentuan Desired Upper Precision Limit (DUPL) Desired Upper Precision Limit merupakan batas ketepatan atas yang diharapkan. DUPL nantinya digunakan sebagai patokan penentu tingkat efektivitas pengendalian internal. d. Penentuan sampel dari seluruh anggota populasi Sampel yang telah terpilih dari populasi selanjutnya dipilih secara acak. Sampel yang diambil adalah 344 kuitansi selama tahun 2014. Berdasarkan Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER17/PJ/2009 tentang Prosedur Penerapan Teknik Sampling dalam Rangka Pelaksanaan Pemeriksaan Bagi Pengusaha Kena Pajak dengan Risiko Sangat Rendah. Maka penentuan sampel dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
1) Sortir data populasi berdasarkan nomor kuitansi secara ascending (dari kecil ke besar). 2) Ambil Median dari data yang ada dan dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang berada di atas median dan kelompok yang kedua adalah kelompok yang berada di bawah median. Dengan menggunakan Microsoft Excel kita bisa menggunakan formula "=MEDIAN(cell:cell)" 3) Dengan menggunakan Microsoft Excel tambahkan kolom disamping kolom Nomor Kuitansi untuk memasukkan formula "=RAND()", kemudian copy formula tersebut
ke seluruh cell. Setelah
menggunakan Random Sampling, seluruh Nomor Kuitansi telah mempunyai nilai random masing-masing. 4) Agar nilai random tersebut tidak berubah-ubah pada masing-masing kelompok, maka setelah meng-copy nilai
random
tersebut
selanjutnya dilakukan paste special dan pilih values. 5) Lakukan sort ascending pada kolom nilai random masing-masing kelompok. Jumlah sampel yang diambil dari masing-masing kelompok ditentukan secara proporsional dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
e. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas unsur pengendalian internal Melakukan pengujian jumlah kesalahan terhadap ketiga attribute sample yang telah ditentukan sebelumnya menggunakan tabel Number of Observed Occurrence, Upper Precision Limit: Percent Rate of Occurrence sebesar 95%. Setelah mengetahui Achieved Upper Precision Level (AUPL) pada tiap attribute sample maka dapat dibandingkan dengan Desired Upper Precision Limit (DUPL) sebagai batasan terhadap tingkat efektivitas dari tiap attribute sample. Berikut ini tabel penentu persentase jumlah kesalahan yang terjadi: Tabel 3.13 Penentuan Jumlah Kesalahan yang Terjadi pada Attribute Sample Number of Observed Occurrence Upper Precision Limit: Percent Rate of Occurrence SS 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
14
16
18
20
25
30
35
2 3 5 6 8 9 11 13 17 21 25 28 32 35 39 43 46 50 54 58 61 65 69
1 3 5 7 9 11 13 15 17 23 27 32 27 41 46 50 55 60 64 69 74 79 83 88
0 2 4 6 9 11 14 16 19 22 29 34 40 45 51 56 62 68 73 79 85 90 96 102 107
3 5 8 11 14 17 20 23 26 34 41 47 54 60 67 74 80 87 93 100 107 113 120 127
0 0 0
1
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 4
1 1 2 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7
1 2 2 3 4 4 5 5 6 7 7 8 9 9 10
1 1 1
1 2 3 4 4 5 6 7 8 8 9 10 11 12 13 14
1 1
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Sumber: Mulyadi (1992: 170)
2 2
2 2 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 16 17 18 19 21
3 5 6 8 9 10 12 13 14 16 17 18 20 21 23 24
3 4 6 7 9 10 12 13 15 17 18 20 21 23 25 26 28
3 4 7 9 10 12 14 15 17 19 21 22 24 26 28 30 31
2 3 4 5 6 9 11 13 15 17 19 21 24 26 28 30 32 34 37 39
2 3 4 5 6 8 11 13 16 18 21 23 26 28 31 33 36 38 41 44 46
1 2 3 4 5 7 8 9 13 16 19 22 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54
4 5 7 8 9 11 15 18 22 25 28 31 35 38 41 45 48 51 55 58 61
40 1 7 10 13 17 20 24 27 31 40 48 55 63 70 78 85 93 101 108 116 123 131 139 146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
f. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute sample Dalam menyimpulkan efektivitas dari pengendalian sistem yang telah dijalankan terdapat kriteria yang menjadi dasar penilaian atas attribute sample yang telah ditentukan sebelumnya. Kriteria penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.14 Kriteria Tingkat Efektivitas dalam Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal Perbandingan AUPL dengan DUPL Kesimpulan AUPL lebih kecil daripada DUPL (AUPL < DUPL) Efektif AUPL sama dengan DUPL (AUPL = DUPL) Efektif AUPL lebih besar daripada DUPL (AUPL > DUPL) Tidak Efektif Sumber: Mulyadi (2002: 172)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PANTI RINI
A. Sejarah Umum Rumah Sakit Panti Rini Awal berdirinya RS Panti Rini berupa Balai Pengobatan (BP) yang diprakarsai oleh Dewan Paroki Gereja Marganingsih Kalasan. Untuk memperlancar pengurusan izin Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan diserahkan kepada Yayasan Panti Rapih Perizinan diperoleh pada tanggal 22 November 1968. Pada tahun 1969 Yayasan Panti Rapih membeli tanah di sebelah gereja Kalasan untuk memindahkan Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan dari Pastoran. Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan (RBBP) diresmikan pada 10 Agustus 1972. Rumah Sakit Panti Rini diresmikan pada tanggal 10 Juni 1993 oleh Bupati Sleman didamping Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY. RS Panti Rini terakreditasi pada tanggal 3 Januari 2012. RS Panti Rini telah mendapatkan Izin Penyelenggaraan Perpanjangan (IV) Rumah Sakit dari Pemerintah Kabupaten Sleman tertanggal 21 Desember 2009 – 21 Desember 2014 dengan Nomor : 503 / 4691 / DKS / 2009 Ide pendirian RS. Panti Rini pada mulanya berasal dari Dewan Paroki Kalasan, dan selanjutnya berjalan sampai dengan tahun 1967. Guna memperlancar pengurusan izin Poliklinik, maka diserahkan kepada Yayasan Panti Rapih, sebab menurut keterangan Sr. Alexia CB, Dewan Paroki tidak mampu mengurus perizinan tersebut terutama masalah ketenagaan dan pembiayaan yang dirasa selalu rugi. Dan akhirnya dengan susah payah, 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
perizinan Poliklinik dapat diperoleh pada tanggal 22 November 1968. Penanggungjawab awal pendirian tanggungjawab pada Dewan Paroki. Namun pada tahun 1967 Sr. Alexia CB dengan staf mengambil alih tanggung jawab dari Dewan Paroki, didampingi oleh Sr. Julia CB yang merangkap tugas di Pakem. Lokasi Poliklinik merupakan sebuah gedung baru yang didirikan oleh Pengurus Paroki dengan maksud untuk Pastoran, dan sementara boleh dipakai untuk Klinik Bersalin atau Poliklinik. Pastor Paroki sementara tinggal di rumah seberang milik Bp. Prawirosewaya yang berjiwa sosial telah disewa sampai tahun 1972.
B. Visi dan Misi Rumah Sakit Panti Rini 1. Visi Terwujudnya pelayanan kesehatan holistik yang optimal sebagai tanggapan atas panggilan untuk meneruskan karya Allah. 2. Misi a. Mengupayakan pelayanan kesehatan holistik yang profesional dengan semangat cinta kasih. b. Memberikan pelayanan kesehatan tanpa membedakan latar belakang ekonomi, politik agama, sosial dan budaya (Epolagsosbud) serta peduli kepada mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel (KLMTD) dan berkesesakan hidup. c. Mengupayakan kesejahteraan dan kualitas hidup bagi semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
C. Falsafah dan Nilai Rumah Sakit Panti Rini 1. Falsafah Melayani dengan cinta kasih dan belarasa dalam ketekunan dan kerjasama tim. 2. Nilai a. Hormat pada kehidupan b. Ramah c. Tulus d. Tanggap
D. Motto dan Tujuan Rumah Sakit Panti Rini 1. Motto Pendamping setia anda dikala sehat dan sakit. 2. Tujuan Rumah Sakit Panti Rini a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang holistik. b. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. c. Mengembangkan budaya kerja berlandaskan nilai-nilai yang diyakini. d. Mengembangkan
kesejahteraan
karyawan
perkembangan kemampuan rumah sakit.
E. Fasilitas Rumah Sakit Panti Rini 1. Pelayanan Spesialisasi Rumah Sakit Panti Rini a. Kebidanan
sesuai
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
b. Bedah Umum c. Poli Gigi d. Anak e. Penyakit Dalam f. Bedah Tulang g. THT h. Bedah Mulut i. Kulit dan Kelamin j. Saraf k. Jiwa l. Bedah Urologi m. Bedah Onkologi 2. Pelayanan Lain di Rumah Sakit Panti Rini a. Imunisasi b. Senam Hamil c. Pijat Bayi d. PIDD (Pusat Informasi Diabetes dan Disiplidemia) e. Pelatihan dan Pelayanan Pramurukti f. Perawatan dan Formalin Jenazah
F. Deskripsi Jabatan 1. Kasi Administrasi Umum dan Keuangan a. Bertanggung jawab kepada Kepala Sub Seksi Keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
b. Memiliki tugas utama menyiapkan dan merencanakan administrasi keuangan baik harian. c. Membantu kepala Sub Seksi Keuangan dalam mengelola administrasi keuangan Rumah Sakit Panti Rini. d. Memantau dan menilai dan mengendalikan segala permasalahan yang timbul baik internal maupun eksternal. 2. Kasubsi Keuangan a. Bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Administrasi b. Menyiapkan anggaran bersama dengan tim dan seksi terkait. c. Membantu Kepala Seksi Administrasi dalam menyusun laporan tahunan serta Rencana Kegiatan dan Anggaran Rumah Sakit. d. Bertanggung jawab terhadap aliran dana (cash flow) Rumah Sakit. e. Mengadakan evaluasi bersama karyawan secara harian (report morning). f. Mengatur sistem keuangan, pencatatan, pembukuan, dan pengarsipan keuangan yang dibutuhkan. 3. Kasubsi Akuntansi a. Bertanggung jawab kepada Kepala Sub Seksi Keuangan b. Menyiapkan dan merencanakan pembukuan keuangan perbulan dan harian. c. Membuat dan merekap pembukuan harian tiap bulan. d. Membantu Kepala Seksi Keuangan dalam menyusun laporan tahunan serta Rencana Kegiatan dan Anggaran Rumah Sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
e. Memantau, menilai dan mengendalikan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan pemberkasan cash flow keuangan Rumah Sakit. f. Mengadakan evaluasi bersama karyawan secara harian (report morning). 1. Bagian Piutang Instansi a. Bertanggung jawab kepada Kepala Sub Seksi Keuangan b. Menyiapkan dan merencanakan pengelolaan piutang instansi baik harian atau bulanan. c. Membantu Kepala Sub Seksi Keuangan dalam mengelola piutang instansi Rumah Sakit d. Memantau, menilai dan mengendalikan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan segala permasalahan piutang baik internal maupun eksternal. e. Mengadakan evaluasi bersama karyawan secara harian (report morning).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
G. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskrispi Data 1. Sistem Informasi Akuntansi pada Rumah Sakit Panti Rini a. Fungsi Penerimaan Kas pada Rumah Sakit Panti Rini Rumah Sakit Panti Rini memiliki beberapa fungsi yang terkait dengan sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS. Fungsi tersebut meliputi: 1) Fungsi Kas Fungsi ini memiliki tugas menerima pembayaran dari pasien baik tunai maupun melalui perantara pihak bank. Selain itu penerimaan pembayaran dari pasien dapat dilakukan secara penuh berdasarkan keseluruhan biaya maupun dengan pembayar secara berkala. Khusus untuk pembayaran secara berkala terdapat karyawan yang secara khusus mengurus piutang dari setiap pasien. Fungsi kas juga memiliki tanggung jawab membuat bukti transaksi serta laporan harian dari seluruh transaksi. Fungsi kas dikerjakan oleh Bagian Kassa dan Bagian Piutang. 2) Fungsi Pemeriksaan Internal Fungsi ini memiliki tugas untuk melakukan verifikasi dan otorisasi atas catatan saldo penerimaan kas dengan kas fisik yang ada di brankas. Setelah terdapat kesesuaian maka kas fisik selanjutnya disetorkan ke bank. Fungsi pemeriksaan internal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
juga membuat catatan penerimaan atas hasil verifikasi saldo kas yang diterima dengan membuat dokumen Bukti Kas Masuk K02 dan Laporan Kas Harian K02. Fungsi pemeriksaan internal ini dikerjakan oleh Bagian Keuangan. 3) Fungsi Akuntansi Fungsi ini memiliki tugas untuk membuat pembukuan atas seluruh transaksi yang telah dibuat oleh Bagian Kassa. Selain itu membuat rekonsiliasi bank dan melakukan pengarsipan atas seluruh bukti dan laporan penerimaan kas. Fungsi ini dikerjakan oleh Bagian Akuntansi. b. Dokumen Penerimaan Kas pada Rumah Sakit Panti Rini Rumah Sakit Panti Rini menggunakan beberapa dokumen yang terkait dengan sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS. Dokumen tersebut meliputi: 1) Tracer Tracer merupakan nomor antrian saat pasien datang. Dokumen ini berisi nama pasien, tanggal penanganan awal pasien serta dokter yang menangani pasien saat berada di poli.
Gambar 5.1. Tracer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
2) Data Pasien Rawat Inap Data Pasien Rawat Inap terdiri dari dua lembar pada lembar pertama dan kedua berisi mengenai data lengkap pasien serta data mengenai tanggal masuk pasien, bangsal tempat pasien dirawat, dokter yang menangani, petugas bangsal yang berjaga, tarif kamar tempat pasien dirawat serta prosedur bagaimana pasien masuk. Data Pasien Rawat Inap lembar pertama diserahkan kepada keluarga pasien sebagai bukti jika keluarga pasien ingin melakukan pencicilan pembayaran. Pada lembar kedua diserahkan kepada bagian kassa untuk dilakukan pencatatan registrasi pasien baru. Data Pasien Rawat Inap dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 5.2 Data Pasien Rawat Inap 3) Kartu Piutang Pasien Merupakan lanjutan mengenai penanganan pasien dari Kartu Rawat Inap lembar pertama yang menjelaskan mengenai nominal biaya dalam tindakan perawatan pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Gambar 5.3 Kartu Piutang Pasien 4) Rekening Pemeriksaan Poli Dokumen ini merupakan nominal biaya administrasi selama pasien berada di Poli seperti pemberian suntik, infus, oksigen dan biaya dokter yang menangani pasien tersebut. Dokumen ini digunakan sebagai bukti pendukung dalam kuitansi.
Gambar 5.4 Rekening Pemeriksaan Poli 5) Rekening Laboratorium Dokumen transaksi ini merupakan bukti bahwa pasien telah melakukan pemeriksaan laboratorium guna mengetahui kondisi kesehatan pasien terkini. Nantinya setiap kali ada tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
laboratorium maka rekening ini akan dijadikan satu dengan kartu Laboratorium.
Gambar 5.5 Rekening Laboratorium 6) Kartu Laboratorium Dokumen ini merupakan hasil rekap dari rekening laboratorium yang telah digabungkan sebelumnya. Saat pasien akan pulang dokumen ini diserahkan ke Bagian Kassa sebagai bukti transaksi pendukung.
Gambar 5.6 Kartu Laboratorium 7) Rekening Radiologi Dokumen ini digunakan sebagai bukti bahwa pasien telah melakukan tindakan pemeriksaan radiologi. Setiap kali pasien melakukan
pemeriksaan
radiologi,
dokumen
ini
langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
diserahkan ke Bagian Kassa untuk segera dicatat sebagai bukti transaksi pendukung.
Gambar 5.7 Rekening Radiologi 8) Bukti Permintaan Obat Apotek Dokumen ini dibuat oleh Bagian Farmasi digunakan sebagai bukti pencatatan atas resep obat yang telah diberikan kepada pasien yang bersangkutan. Saat pasien pulang dokumen ini diserahkan ke Bagian Kassa untuk dicatat sebagai bukti pendukung atas kuitansi yang dibuat. 9) Perasat Harian Rawat Inap Dokumen ini adalah riwayat tindakan pasien selama pasien dirawat. Bagian Bangsal bertugas mencatat dokumen ini untuk nantinya diserahkan kepada bagian kassa saat pasien telah diijinkan pulang.
Gambar 5.8 Perasat Harian Rawat Inap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
10) Bukti Penitipan Uang Muka Saat pasien masih dalam masa perawatan di rumah sakit dan ingin mengangsur pembayaran maka pihak rumah sakit membuat dokumen pencatatan yaitu Bukti Penitipan Uang Muka. Dokumen ini terdiri dari dua lembar. Lembar pertama dibawa oleh pasien untuk nantinya diserahkan kembali saat pasien akan pulang untuk ditukarkan dengan kuitansi yang lebih terperinci. Lembar kedua dibawa oleh bagian kassa untuk nantinya diserahkan ke bagian akuntansi. Dokumen ini digunakan sebagai bukti pendukung dalam kuitansi.
Gambar 5.9 Bukti Penitipan Uang Muka 11) Rekap Kuitansi Pasien Rawat Inap Merupakan dokumen rekap atas pencatatan penerimaan kas atas pembayaran secara tunai dan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit maupun kartu debit dalam kurun waktu satu hari atau tiga shift.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Gambar 5.10 Rekap Kuitansi Pasien Rawat Inap 12) Kuitansi Pulang Bukti pembayaran dari seluruh transaksi mulai dari transaksi saat pasien melakukan pemeriksaan awal sampai pasien pulang dicatat dalam kuitansi pulang. Seluruh bukti transaksi pendukung nantinya menjadi rincian atas suatu nominal yang dicatat dalam kuitansi Pulang. Kuitansi ini digunakan sebagai dokumen sumber atas pembuatan Bukti Kas Masuk.
Gambar 5.11 Kuitansi Pulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
13) Tanda Ijin Pulang Tanda Ijin Pulang digunakan sebagai bukti dari Bagian Kassa kepada Bagian Bangsal, Bagian Akuntansi dan satpam bahwa pasien yang bersangkutan telah diperbolehkan pulang.
Gambar 5.12 Tanda Ijin Pulang 14) Pendapatan Uang Muka Dokumen
ini
mencatat
pasien
yang
telah
melakukan
pembayaran di awal terlebih dahulu. Dalam dokumen ini terdapat penjelasan mengenai nama pasien, nomor kuitansi, nomor registrasi rawat inap dan jumlah nominal biaya pasien. Pendapatan Uang Muka dicatat dalam 3 shift yaitu pagi, siang, dan malam oleh Bagian Kassa.
Gambar 5.13 Pendapatan Uang Muka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
15) Pendapatan Rawat Inap Dokumen ini merupakan bukti pendapatan pasien rawat inap non BPJS dalam satu shift. Dokumen ini bisa menjadi bukti pasien mana saja yang telah melakukan pembayaran. Karena menjelaskan secara detail nomor registrasi, nama pasien, nomor kuitansi dan nominal pendapatan dari tiap pasien tersebut. Dalam satu hari terdapat tiga dokumen Pendapatan Rawat Inap berdasarkan shift.
Gambar 5.14 Pendapatan Rawat Inap 16) Pendapatan Elektronik Debit Card Pendapatan Elektronik Debit Card adalah pendapatan yang berasal dari pembayaran melalui bank. Pencatatannya dilakukan oleh Bagian Kassa, dan dalam satu hari terdapat tiga dokumen Pendapatan Elektronik Debit Card berdasarkan shift.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Gambar 5.15 Pendapatan Elektronik Debit Card 17) Pendapatan Macam-Macam Dokumen ini mencatat pendapatan lain yang diterima pihak rumah sakit selain dari pendapatan pasien rawat inap non BPJS dan pasien rawat jalan non BPJS. Contoh pendapatan lain yang diterima oleh pihak rumah sakit adalah pendapatan dari sewa lahan parkir.
Gambar 5.16 Pendapatan Macam-Macam 18) Bukti Kas Masuk K01 Bukti Kas Masuk K01 merupakan ringkasan pendapatan yang diterima pihak rumah sakit dari tiap shift yang dibuat oleh Bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Kassa. Dalam satu shift terdapat satu Bukti Kas Masuk K01. Dokumen ini terdiri dari dua rangkap, lembar pertama untuk Bagian Akuntansi dan lembar kedua untuk Bagian Keuangan.
Gambar 5.17 Bukti Kas Masuk K01 19) Bukti Kas Masuk K02 Bukti Kas Masuk K02 merupakan ringkasan pendapatan yang diterima pihak rumah sakit dari tiap shift yang dibuat oleh Bagian Keuangan. Dalam satu shift terdapat satu Bukti Kas Masuk K02. Dokumen ini terdiri dari dua rangkap, lembar pertama untuk Bagian Akuntansi dan lembar kedua untuk Bagian Kassa. 20) Laporan Kas Harian K01 Dokumen ini merupakan rangkuman dari Bukti Kas Masuk dan Bukti Kas Keluar dari 3 shift yaitu shift pagi, siang dan malam yang dibuat oleh Bagian Kassa. Laporan ini menjadi bukti dari pendapatan dan pengeluaran rumah sakit setiap harinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Gambar 5.18 Laporan Kas Harian K01 21) Laporan Kas Harian K02 Dokumen ini merupakan rangkuman dari Bukti Kas Masuk dan Bukti Kas Keluar dari 3 shift yaitu shift pagi, siang dan malam secara lebih ringkas yang dibuat oleh Bagian Keuangan. Laporan ini menjadi bukti dari pendapatan dan pengeluaran rumah sakit setiap harinya telah diteliti oleh Bagian Keuangan. 22) Surat Setor Bank Dokumen ini merupakan dokumen yang dibuat oleh Bagian Keuangan, digunakan sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
23) Bukti Bank Masuk Dokumen ini dibuat oleh pihak bank digunakan sebagai bukti bahwa terdapat penyetoran kas ke bank. Dokumen ini selanjutnya dipakai untuk pencatatan ke dalam Buku Bank. 24) Buku Bank Merupakan dokumen yang dibuat oleh pihak internal Rumah Sakit sebagai data riwayat penyetoran ke bank. Sumber data dari pengisian dokumen ini didapat dari rincian Slip Setor Bank dan Bukti Bank Masuk. c. Catatan Penerimaan Kas pada Rumah Sakit Panti Rini Berikut ini beberapa catatan yang digunakan untuk mencatat beberapa aktivitas yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi penerimaan kas Rumah Sakit Panti Rini: 1) Pencatatan jurnal saat pasien pulang Tabel 5.1 Jurnal Transaksi saat Pasien Pulang. No.
Aktivitas
1)
Pembayaran secara penuh.
2)
Sudah ada titipan.
3)
Kelebihan titipan.
4)
Pembayaran setengah cash dan setengah melalui bank.
Kode Akuntansi
Jurnal
07.11.000 07.01.000 07.11.000 36.51.000 07.01.000 36.51.000 07.01.000 70.01.001 07.11.000
Kas (D) Piutang (K) Kas (D) Titipan (D) Piutang (K) Titipan (D) Piutang (K) Retur (K) Kas (D)
07.11.000
Kas (D)
07.01.000 Sumber: Wawancara dan Observasi
Piutang (K)
Keterangan
Pembayaran tunai. Pembayaran bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
2) Pencatatan Pendapatan Rawat Inap Tabel 5.2 Jurnal Pendapatan Rawat Inap No.
Aktivitas
Kode Akuntansi
01.02.000 1) 07.11.000 36.51.000 70.01.001 Bukti Kas Keluar 2) K02 (Khusus Retur) 01.01.000 Sumber: Wawancara dan Observasi Bukti Kas Masuk K01
Jurnal
Keterangan
Kas Masuk (D) Kas (K) Titipan (K) Retur (D) Kas Keluar (K)
3) Pencatatan Pendapatan melalui bank BCA dan Niaga
Tabel 5.3 Jurnal Pendapatan melalui Bank No.
1)
Aktivitas Pencatatan pendapatan via bank BCA dan Niaga.
Kode Akuntansi
Jurnal
02.08.000 02.05.000 07.11.000
Bank BCA (D) Bank Niaga (D) Kas (K)
07.11.000
Kas (K)
Keterangan
Melalui Bank BCA. Melalui Bank Niaga.
Sumber: Wawancara dan Observasi
d. Jaringan Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas pada Rumah Sakit Panti Rini Berikut ini merupakan Jaringan prosedur yang dijalankan Rumah Sakit Panti Rini atas sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS: 1) Prosedur Penerimaan Kas atas Pembayaran Biaya Pasien secara Berkala Biaya perawatan pasien rawat inap non BPJS di Rumah Sakit terhitung tidak sedikit. Pihak rumah sakit menyarankan pasien untuk melakukan pembayaran secara berkala dengan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
dokumen Data Pasien Rawat inap sebagai dokumen pengantar untuk melakukan pembayaran. Saat pasien telah melakukan pembayaran maka dibuat dokumen Bukti Penitipan Uang Muka oleh Bagian Kassa sebagai bukti pasien telah melakukan pembayaran secara berkala. 2) Prosedur Penerimaan Kas atas Pasien Rawat Inap Non BPJS Saat pasien akan pulang dan melakukan pembayaran maka Bagian Kassa mengumpulkan seluruh bukti transaksi pendukung untuk kemudian mengabungkan seluruh biaya atas pasien yang bersangkutan. Setelah pasien melakukan pembayaran maka pasien mendapatkan kuitansi dan Tanda Ijin Pulang sebagai bukti bahwa pasien telah melunasi seluruh pembayaran. Bagian Kassa kemudian
membuat
Bukti
Kas
Masuk
sebagai
dokumen
penerimaan atas semua transaksi yang diterima pada satu kali shift dan membuat Laporan Kas Harian sebagai dokumen penerimaan atas semua transaksi yang diterima pada satu hari penuh atau tiga shift. 3) Prosedur Verifikasi dan Penyetoran Kas ke Bank Saat Bagian Kassa menyerahkan seluruh dokumen kepada Bagian Keuangan. Bagian Keuangan selanjutnya melakukan verifikasi atau pengecekan terhadap kas fisik yang ada di brankas dengan saldo kas yang telah dibuat oleh Bagian Kassa. Setelah terdapat kesesuaian antara saldo kas dengan catatan selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
seluruh kas fisik yang ada di brankas disetorkan ke Bank dengan membuat Slip Setor Bank. Saat bank menerima kas yang telah disetor, pihak bank memberikan Bukti Bank Masuk sebagai bukti bahwa kas tersebut sudah diserahkan kepada pihak bank. Bagian Keuangan selanjutnya membuat laporan penerimaan atas verifikasi dokumen yang dibuat Bagian Kassa dan membuat Buku Bank sebagai catatan internal penyetoran kas ke bank. 4) Prosedur Pencatatan atas Penerimaan Kas Saat Bagian akuntansi menerima seluruh bukti penerimaan kas selanjutnya Bagian Akuntansi membuat jurnal atas seluruh transaksi yang telah diterima, membuat rekonsiliasi bank dan membuat buku besar atas keseluruhan penerimaan kas yang ada. e. Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
Gambar 5.19 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Gambar 5.20 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 2)
Gambar 5.21 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Gambar 5.22 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 4)
Gambar 5.23 Diagram Arus Data Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
f. Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
Gambar 5.24 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Gambar 5.25 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Gambar 5.26 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Gambar 5.27 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Gambar 5.28 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Gambar 5.29 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Gambar 5.30 Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini (Bagian 7) Permulaan dari sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini dimulai pada Bagian Pendaftaran dimana pasien yang baru saja datang diberi tracer sebagai nomor urut pendaftaran periksa. Karyawan Bagian Pendaftaran selanjutnya meng-input data pasien ke dalam sistem pencatatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
telah terkomputerisasi sebagai prosedur pendaftaran jumlah pasien yang baru. Pasien selanjutnya diarahkan ke Bagian Poli untuk dilakukan pemeriksaan, pasien menyerahkan tracer tersebut kepada bagian poli. Setelah dokter mendiagnosa dan memutuskan pasien untuk dirawat inap maka dokter memberikan Surat Pengantar Rawat Inap dan mengembalikan tracer yang dibawa oleh pasien. Keluarga pasien yang bersangkutan selanjutnya mendatangi Bagian Pendaftaran untuk melakukan pendaftaran kamar. Atas biaya pemeriksaan tersebut dokter membuat dokumen Rekening Pemeriksaan Poli untuk selanjutnya diserahkan ke bagian Kassa untuk dilakukan pencatatan. Pasien menyerahkan tracer dan Surat Pengantar Rawat Inap untuk diproses oleh Bagian Pendaftaran. Bagian Pendaftaran selanjutnya menyiapkan Data Pasien Rawat Inap yang terdiri dari dua lembar dan Kartu Rawat Inap. Selanjutnya dokumen Surat Pengantar Rawat Inap diserahkan ke Bagian Bangsal untuk pendataan pasien baru; Dokumen Tracer, Kartu Piutang Pasien, dan Data Pasien Rawat Inap lembar kedua diserahkan ke Bagian Kassa untuk dilakukan pencatatan registrasi pasien baru; dan Data Pasien Rawat Inap lembar pertama diserahkan ke keluarga pasien sebagai bukti jika keluarga pasien ingin melakukan pencicilan pembayaran. Bagian Bangsal menerima Surat Pengantar Rawat Inap kemudian melakukan tindakan perawatan kepada pasien. Setiap tindakan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
pasien ditulis pada dokumen Prasat, saat pasien akan meninggalkan Rumah Sakit dan melakukan pembayaran administrasi maka dokumen Prasat diserahkan ke Bagian Kassa untuk dicatat. Jika pasien memerlukan pemeriksaan laboratorium berdasarkan saran dokter maka Bagian Bangsal membuat Surat Pengantar Laboratorium untuk pasien yang bersangkutan. Bagian Laboratorium yang menerima dokumen Surat Pengantar Laboratorium selanjutnya melakukan pemeriksaan terhadap pasien. Bagian Laboratorium menginput biaya pemeriksaan laboratorium dan selanjutnya membuat dokumen Kartu Laboratorium dan mencetak rekening Laboratorium. Saat pasien akan meninggalkan Rumah Sakit dan melakukan pembayaran administrasi maka dokumen Kartu Laboratorium dan Rekening Laboratorium diserahkan ke Bagian Kassa untuk dicatat. Jika pasien memerlukan pemeriksaan radiologi berdasarkan saran dokter maka Bagian Bangsal membuat Surat Pengantar Radiologi untuk pasien yang bersangkutan. Bagian Radiologi yang menerima dokumen
Surat
Pengantar
Radiologi
selanjutnya
pemeriksaan terhadap pasien. Setiap kali
melakukan
pasien melakukan
pemeriksaan radiologi maka Rekening Radiologi akan langsung diserahkan ke Bagian Kassa untuk dicatat. Jika pasien memerlukan obat maka dokter memberikan resep obat yang dicatat di komputer untuk dikirimkan ke Bagian Farmasi. Bagian Farmasi yang menerima pesanan obat kemudian menyiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
obat atas pasien yang bersangkutan. Bagian Farmasi selanjutnya meng-input ke dalam komputer dan mencatat obat yang digunakan oleh pasien ke dalam Berkas Permintaan Obat Apotek. Selanjutnya Bagian Bangsal mengambil pesanan obat ke Bagian Farmasi untuk diberikan kepada pasien. Saat pasien akan meninggalkan Rumah Sakit dan melakukan pembayaran administrasi maka dokumen Berkas Permintaan Obat Apotek diserahkan ke Bagian Kassa untuk dicatat. Jika keluarga pasien akan melakukan pembayaran uang muka maka keluarga pasien menyerahkan dokumen Data Pasien Rawat Inap lembar pertama. Dokumen ini selanjutnya diproses oleh Bagian Kassa untuk dibuatkan bukti pembayaran berupa dokumen Bukti Penitipan Uang Muka. Dokumen ini terdiri dari 3 lembar, lembar pertama untuk pasien, lembar kedua dibawa oleh Bagian Kassa untuk dibuat laporan penerimaan. Lembar ketiga untuk pihak Bank. Saat pasien meninggalkan Rumah Sakit dan akan melakukan pembayaran maka Bagian Kassa mengumpulkan semua dokumen pendukung yang terkait dengan biaya administrasi pasien. Bagian Pendaftaran menyerahkan Tacer, Kartu Piutang Pasien, dan Data Pasien Rawat Inap lembar kedua. Bagian Laboratorium menyerahkan Kartu Laboratorium dan Rekening Laboratorium. Bagian Radiologi menyerahkan Rekening Radiologi. Bagian Bangsal menyerahkan Prasat, Bagian Farmasi menyerahkan Berkas Permintaan Obat Apotek, Bagian Poli menyerahkan Rekening Pemeriksaan Poli, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
jika pasien telah melakukan pembayaran uang muka maka dokumen Bukti Penitipan Uang Muka juga disertakan. Semua biaya berdasarkan dokumen bukti transaksi tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam komputer oleh Bagian Kassa dan dibuatkan laporan. Dokumen pertama adalah dokumen Pendapatan Uang Muka yang dibuat oleh Bagian Kassa terdiri dari dua lembar, lembar pertama untuk Bagian Akuntansi dan lembar kedua untuk Bagian Keuangan. Dokumen kedua adalah dokumen Pendapatan Rawat Inap dibuat oleh Bagian Kassa terdiri dari dua lembar, lembar pertama untuk Bagian Akuntansi dan lembar kedua untuk Bagian Keuangan. Dokumen ketiga adalah Pendapatan EDC yang dibuat oleh Bagian Kassa terdiri dari dua lembar, lembar pertama untuk Bagian Akuntansi dan lembar kedua untuk Bagian Keuangan. Dokumen keempat adalah Pendapatan Macam-Macam yang dibuat oleh Bagian Kassa terdiri dari dua lembar, lembar pertama untuk Bagian Akuntansi dan lembar kedua untuk Bagian Keuangan. Dokumen kelima adalah Rekap Kuitansi Pasien Rawat Inap yang dibuat oleh Kepala Kassa yang nantinya akan dicek oleh Bagian Keuangan dan diserahkan untuk Bagian Akuntansi. Semua dokumen pendapatan ini selanjutnya direkap menjadi satu dalam satu shift. Dokumen yang digunakan atas seluruh pendapatan dalam satu shift adalah Bukti Kas Masuk (K01). Dokumen ini dibuat oleh Bagian Kassa terdiri dari dua lembar, lembar pertama untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Bagian Akuntansi dan lembar kedua untuk Bagian Keuangan. Selanjutnya dibuat rekap pendapatan selama satu hari yang terdiri dari tiga shift. Dokumen yang digunakan atas seluruh pendapatan dalam tiga shift adalah Laporan Kas Harian (K01). Dokumen ini dibuat oleh Bagian Kassa terdiri dari dua lembar, lembar pertama untuk Bagian Akuntansi dan lembar kedua untuk Bagian Keuangan. Semua Laporan tersebut selanjutnya dibawa ke Bagian Keuangan untuk diperiksa antara kas yang dicatat dengan kas yang ada di brankas. Laporan yang diperiksa oleh Bagian Keuangan terdiri dari Pendapatan Uang Muka, Pendapatan Rawat Inap, Pendapatan Eletronik Debit Card, Pendapatan Macam-Macam, Rekap Kuitansi Pasien Rawat Inap, Bukti Kas Masuk (K01), dan Laporan Kas Harian (K01). Bagian Keuangan selanjutnya membuat laporan atas kesesuaian dokumen tersebut dengan membuat dokumen Bukti Kas Masuk (K02) dan Laporan Kas Harian (K02). Dua dokumen ini dibuat oleh Kasubsi Keuangan. Selain itu Bagian Keuangan juga mengurus penyetoran kas ke bank dimana Bagian Keuangan membuat Surat Setor Bank. Setelah pihak bank menerima uang maka bank membuat dokumen Bukti Bank Masuk yang merupakan bukti informasi kas yang disetorkan Bagian Keuangan ke pihak bank. Kepala Keuangan kemudian membuat catatan internal penyetoran tersebut ke dalam dokumen Buku Bank. Pendapatan Uang Muka, Pendapatan Rawat Inap, Pendapatan Elektronik Debit Card,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Pendapatan Macam-Macam, Rekap Kuitansi Pasien Rawat Inap, Bukti Kas Masuk (K01), Laporan Kas Harian (K01), Bukti Kas Masuk (K02), Laporan Kas Harian (K02), dan Bukti Bank Masuk selanjutnya diserahkan ke Bagian Akuntansi. Bagian Akuntansi yang menerima semua dokumen dari Bagian Keuangan selanjutnya membuat jurnal atas semua transaksi Penerimaan Kas. Setelah semua tercatat maka semua dokumen lembar pertama diarsipkan dan lembar kedua diserahkan ke Bagian Keuangan untuk diarsipkan oleh pihak Keuangan. 2. Pengendalian Internal Penerimaan Kas pada Rumah Sakit Panti Rini a. Otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat 1) Memberikan tanda centang pada dokumen kuitansi, rekening pemeriksaan poli, rekening laboratorium, kartu laboratorium, dan rekening radiologi saat biaya telah di-input di komputer oleh bagian kassa. 2) Mengerjakan tanggung jawab berdasarkan deskripsi jabatan yang telah diatur. b. Pemisahan tugas Terdapat pemisahan tugas yang jelas atas tiap bagian seperti berikut ini: 1) Bagian Kassa melakukan tugas penerimaan pembayaran, menginput biaya ke dalam komputer dan membuat laporan atas penerimaan kas yang telah diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
2) Bagian Keuangan bertugas melakukan verifikasi kesesuaian saldo penerimaan kas dengan kas fisik yang ada di brankas. Menyetor kas fisik yang ada di brankas ke bank. Membuat laporan atas penerimaan hari hari yang bersangkutan. 3) Bagian Akuntansi bertugas melakukan pembukuan dan rekonsiliasi bank atas seluruh penerimaan kas Rumah Sakit Panti Rini. c. Pengembangan Proyek dan Pengendalian Akuisisi (Perolehan) 1) Terdapat komite pengarah untuk memandu dan mengawasi pengembangan dan akuisisi (perolehan) sistem informasi. 2) Terdapat
rencana
induk strategis
yang dikembangan dan
diperbaharui dalam penyelarasan sistem informasi Rumah Sakit dengan strategi bisnisnya. 3) Terdapat rencana pengembangan proyek untuk menunjukkan tugas yang dijalankan, orang yang akan menjalankannya, biaya proyek, tanggal penyelesaian, dan tonggak proyek yaitu poin signifikansi ketika kemajuan ditinjau dan waktu penyelesaian aktual. 4) Terdapat jadwal pengolahan data yang menunjukkan kapan setiap tugas seharusnya dijalankan. 5) Terdapat pengukuran kinerja sistem meliputi jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh sebuah sistem selama periode waktu tertentu, persentase waktu penggunaan sistem, dan lamanya waktu yang diperlukan sistem untuk merespons.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
6) Sebuah tinjauan pasca-implementasi dijalankan setelah sebuah proyek pengembangan diselesaikan dalam menentukan manfaat antisipasi telah tercapai. d. Mengubah Pengendalian Manajemen Adanya pembaharuan teknologi secara berkala guna menciptakan efisiensi dalam menjalankan sistem informasi akuntansi penerimaan kas. e. Penggunaan dokumen dan catatan 1) Membuat bukti transaksi sesuai dengan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Dijelaskan sebagai berikut: a) Bagian Poli membuat Rekening Pemeriksaan Poli atas biaya pemeriksaan pasien rawat inap saat di poli. b) Bagian Laboratorium membuat Kartu Laboratorium dan Rekening Laboratorium atas biaya pemeriksaan laboratorium pasien. c) Bagian Radiologi membuat Rekening Radiologi atas biaya pemeriksaan radiologi pasien. d) Bagian Farmasi membuat Bukti Permintaan Obat Apotek atas biaya obat yang digunakan pasien. e) Bagian Bangsal membuat Prasat atas biaya perawatan saat pasien menginap di ruang perawatan. 2) Kolom tanda tangan diisi oleh bagian yang terkait dengan tanggung jawab yang telah diberikan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
a) Dokumen Pendapatan Uang Muka, Pendapatan Rawat Inap, Pendapatan Elektronik Debit Card, Pendapatan Macam-Macam diisi tanda tangan oleh bagian kassa sebagai pihak yang membuat laporan. b) Pada dokumen bukti Kas Masuk K01 terdapat empat kolom yang terdiri dari kolom “Dibuat oleh” yang harus diisi oleh Bagian Kassa, kolom “Diketahui oleh” diisi oleh Kasubsi Keuangan, dan kolom “Dibukukan oleh” dan “Diserahkan oleh” diisi oleh Bagian Akuntansi. c) Pada dokumen Laporan Kas Harian K01 terdapat lima kolom, yang terdiri dari kolom “Dibukukan” diisi oleh Bagian Akuntansi, “Diperiksa oleh” diisi oleh Kepala Kasir, dan tiga kolom “Dibuat oleh” diisi oleh Bagian Kassa. 3) Pembukuan yang dibuat oleh bagian akuntansi dicatat berdasarkan biaya yang telah tertera pada kuitansi dan bukti kas masuk. f. Pengamanan aset, catatan, dan data Kas fisik yang diterima dari pembayaran biaya rawat inap langsung di masukkan ke dalam brankas pada akhir shift. Dan pada akhir shift ke dua atau akhir shift pagi pada jam 13.00 WIB, seluruh uang yang ada di brankas disetorkan ke bank oleh Bagian Keuangan. g. Pengecekan kinerja yang independen Pengecekan kinerja karyawan dilakukan oleh manajer dan kepala bagian secara berkala setiap pagi atau mendadak tergantung situasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Setiap kepala bagian selalu melakukan pengecekan pada bukti transaksi maupun laporan yang dibuat oleh karyawan.
B. Evaluasi Kesesuaian Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan Kajian Teori 1. Fungsi atas Penerimaan Kas Tabel 5.4 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Fungsi yang ada dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai a.
Fungsi Kas
b.
Fungsi Akuntansi
c.
Fungsi Pemeriksaan Intern
Fungsi ini dilakukan oleh Bagian Kassa. Fungsi ini dilakukan oleh Bagian Akuntansi.
√
Fungsi ini dilaksanakan oleh Bagian Keuangan.
√
√
Sumber: Wawancara dan Observasi
a. Fungsi Kas yang dilakukan Rumah Sakit Panti Rini sudah sesuai dengan teori. Fungsi Penerimaan Kas dilakukan oleh Bagian Kassa yang memiliki tugas untuk melakukan penerimaan kas baik secara tunai maupun pembayaran melalui transfer bank. Bagian Kassa juga memiliki karyawan yang bertugas mengurus penerimaan piutang terhadap pengelolaan uang muka pasien. Seluruh penerimaan tersebut selanjutnya dicatat pada Bukti Kas Masuk dan Laporan Kas Harian. Dengan demikian Fungsi Kas yang ada pada Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
b. Fungsi Akuntansi yang dilakukan Rumah Sakit Panti Rini sudah sesuai dengan teori. Fungsi Akuntansi yang dilakukan oleh Bagian Akuntansi memiliki tugas untuk melakukan pencatatan pembukuan atas semua transaksi penerimaan kas. Dengan demikian Fungsi Akuntansi yang ada pada Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori. c. Fungsi Pemeriksaan Intern yang dilakukan Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori karena terdapat Bagian Keuangan yang memiliki tugas untuk melaksanakan perhitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi. Dengan demikian Fungsi Pemeriksaan Intern yang ada pada Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori. 2. Dokumen atas Penerimaan Kas Tabel 5.5 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai a.
Menggunakan kuitansi dan bukti Kuitansi transaksi pendukung sebagai bukti penerimaan kas.
√
b.
Pita Pita Register Kas digunakan untuk Register mencatat Rekening Laboratorium Kas dan Rekening Radiologi.
√
c.
Bukti Setor Bank
√
Bukti Bank Masuk digunakan sebagai bukti pencatatan penyetoran dari pihak bank.
Sumber: Wawancara dan Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
a. Secara teori penggunaan Kuitansi dipakai sebagai bukti pembayaran atas suatu transaksi, Rumah Sakit Panti Rini menggunakan dokumen kuitansi sebagai bukti pembayaran pasien dan bukti atas penerimaan kas. Selain kuitansi terdapat bukti pembayaran pendukung lain yang berkaitan dengan hasil total kuitansi. Dokumen pendukung tersebut seperti Tacer, Kartu Piutang Pasien, Data Pasien Rawat Inap, Kartu Laboratorium, Rekening Laboratorium, Rekening Radiologi, Prasat, Berkas Permintaan Obat Apotek, dan Bukti Penitipan Uang Muka. Dengan demikian praktik atas penggunaan dokumen Kuitansi yang dilakukan Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori. b. Secara teori penggunaan Pita Register Kas dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas (cash register). Pita register ini merupakan dokumen pendukung atas penerimaan kas. Dalam praktiknya Pita Register Kas digunakan saat adanya pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Biaya atas pemeriksaan tersebut selanjutnya dicetak pada Rekening Laboratorium atau Rekening Radiologi. Dokumen ini nantinya digunakan sebagai dokumen pendukung atas Kuitansi pasien yang bersangkutan. Dengan demikian praktik atas penggunaan Pita Register Kas yang dilakukan Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori. c. Secara teori penggunaan Bukti Setor Bank dipakai sebagai bukti catatan atas penyetoran perusahaan terhadap pihak bank. Dalam praktiknya Rumah Sakit Panti Rini menerima Bukti Bank Masuk dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
pihak bank atas penyetoran kas. Bagian Keuangan selanjutnya membuat Buku Bank sebagai catatan internal atas saldo kas yang telah disetorkan. Penggunaan Bukti Bank Masuk memiliki fungsi yang sama dengan Bukti Setor Bank, dengan demikian praktik atas penggunaan Bukti Setor Bank yang dilakukan Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori. 3. Catatan Akuntansi Tabel 5.6 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Catatan yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai a.
Jurnal Umum
b.
Jurnal Penerimaan Kas
c.
Buku Pembantu Piutang
d.
Buku Besar
Terdapat Jurnal Umum sebagai catatan atas transaksi data keuangan. Rumah Sakit Panti Rini menggunakan Jurnal Harian Bukti Kas Masuk dan Bukti Kas Keluar. Rumah Sakit Panti Rini menggunakan Rekap Piutang Rawat Inap. Terdapat Buku Besar sebagai ringkasan atas jurnal yang ada.
√
√
√
√
Sumber: Wawancara dan Observasi
a. Secara teori pencatatan transaksi atas penerimaan kas mengharuskan adanya Jurnal Umum atas transaksi yang dicatat oleh Bagian Akuntansi. Dalam praktiknya Rumah Sakit Panti Rini menggunakan Jurnal Umum dalam mencatat setiap transaksi yang berkaitan dengan penerimaan kas. Dengan demikian penggunaan catatan Jurnal Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
yang dipakai dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori. b. Secara teori pencatatan transaksi atas penerimaan kas mengharuskan adanya Jurnal Penerimaan Kas atas transaksi yang dicatat oleh Bagian Akuntansi. Dalam praktiknya Rumah Sakit Panti Rini tidak menggunakan
jurnal
penerimaan
kas
namun
secara
spesifik
menggunakan Jurnal Harian Bukti Kas Masuk dan Bukti Kas Keluar sebagai pengganti Jurnal Penerimaan Kas. Hal ini digunakan agar memudahkan pihak rumah sakit dalam pencatatan jurnal penerimaan terhadap kas. Dengan demikian penggunaan catatan Jurnal Penerimaan Kas yang dipakai dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas Rumah Sakit Panti Rini tidak sesuai dengan teori. c. Secara teori pencatatan transaksi atas penerimaan kas mengharuskan adanya Buku Pembantu Piutang atas transaksi yang dicatat oleh Bagian Akuntansi. Buku pembantu ini digunakan sebagai rincian lanjutan dari Buku Besar. Dalam praktiknya Rumah Sakit Panti Rini tidak menggunakan Buku Pembantu Piutang namun secara spesifik menggunakan Rekap Piutang Rawat Inap sebagai pengganti Buku Pembantu Piutang. Dan untuk piutang dari instansi lain menggunakan dokumen Rekap Piutang Asli sebagai pencatatan untuk mengetahui piutang tersebut telah dibayar atau belum. Dengan demikian penggunaan catatan Buku Pembantu Piutang yang dipakai dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
sistem informasi akuntansi penerimaan kas Rumah Sakit Panti Rini tidak sesuai dengan teori. d. Secara teori pencatatan transaksi atas penerimaan kas mengharuskan adanya Buku Besar atas transaksi yang dicatat oleh Bagian Akuntansi. Buku Besar terdiri dari akun-akun yang digunakan untuk meringkas jurnal yang telah dicatat sebelumnya. Dalam praktiknya Rumah Sakit Panti Rini menggunakan Buku Besar sebagai ringkasan catatan atas jurnal dari setiap transaksi yang berkaitan dengan penerimaan kas. Dengan demikian penggunaan catatan Buku Besar yang dipakai dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori. 4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Tabel 5.7 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Jaringan Prosedur yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai a.
b.
c.
d.
Prosedur Penerimaan Kas Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Prosedur ini dilakukan oleh Bagian Kassa
√
Prosedur ini dilakukan oleh Bagian Kassa.
√
Penyetoran Kas ke bank dilakukan oleh Bagian Keuangan.
√
Prosedur ini dilakukan oleh Bagian Akuntansi.
√
Sumber: Wawancara dan Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
a. Secara teori prosedur penerimaan kas mengharuskan
adanya
pemberian bukti transaksi beserta cap lunas saat pembayaran telah dilunasi. Dalam praktiknya saat pasien telah menyelesaikan seluruh biaya pemeriksaan dan perawatan selama menjalani rawat inap maka pasien akan diberikan kuitansi dan cap lunas sebagai bukti bahwa pasien telah melunasi seluruh biaya administrasi. Dengan demikian praktik atas prosedur penerimaan kas yang dilakukan Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori. b. Secara teori prosedur penerimaan kas dari Piutang mengharuskan bagian kassa untuk memberikan bukti transaksi atas pembayaran piutang tersebut dan selanjutnya dicatat. Pada praktiknya Setelah bagian kassa menerima pembayaran piutang pasien maka selanjutnya dibuatkan Bukti Penitipan Uang Muka kepada pasien. Bukti ini selanjutnya dicatat ke dalam Pendapatan Uang Muka. Dengan demikian praktik atas prosedur penerimaan kas dari piutang yang dilakukan Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori. c. Secara teori prosedur penyetoran kas ke bank mengharuskan Fungsi Kas untuk segera menyetorkan kas yang ada di brankas ke bank guna mengamankan aset yang sudah masuk. Kas yang masuk ke bank disetorkan secara penuh oleh Fungsi Kas. Dalam praktiknya setelah kas yang ada di brankas dicek kesesuaian antara catatan dengan kas fisik maka dilakukan penyetoran kas ke bank. Bagian Keuangan yang secara teratur melakukan penyetoran kas ke bank dan nantinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
membuat Buku Bank atas penyetoran kas tersebut. Dengan demikian praktik atas prosedur penyetoran kas ke bank yang dilakukan Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori. d. Secara teori prosedur pencatatan penerimaan kas mengharuskan adanya pencatatan penerimaan kas dengan meng-input ke dalam komputer untuk selanjutnya dilakukan pencatatan jurnal penerimaan kas oleh Bagian Akuntansi. Dalam praktiknya prosedur pencatatan penerimaan kas Rumah Sakit Panti Rini dilakukan oleh Bagian Akuntansi atas bukti pembayaran yang telah dibuat oleh Bagian Kassa. Sebelum pencatatan jurnal penerimaan kas, Bagian Keuangan melakukan pengecekan terhadap kas yang ada di brankas dengan saldo kas yang dicatat. Dengan demikian prosedur pencatatan penerimaan kas yang dilakukan Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori.
C. Evaluasi Kesesuaian Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan Kajian Teori 1. Otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat Tabel 5.8 Perbandingan antara teori dan praktik terkait otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai Adanya Terdapat tanda penginisialisasian, dan centang pada nominal a. pemasukan sebuah kode tertentu dalam √ otorisasi pada sebuah kuitansi maupun dokumen atau catatan. dokumen pendukung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Tabel 5.8 (Lanjutan) Perbandingan antara teori dan praktik terkait otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai Tidak semua Bukti Adanya Kas Masuk pada penandatangan pada kolom “Diserahkan b. √ semua dokumen atau oleh” ditandatangani catatan. oleh bagian Akuntansi. Struktur organisasi Terdapat struktur telah dibentuk untuk organiasi yang jelas mengatur karyawan c. √ dalam fungsi bekerja sesuai dengan penerimaan kas. tanggung jawab pekerjaannya. Sumber: Wawancara dan Observasi
a. Semua bukti pendukung maupun kuitansi telah mendapat tanda centang dan tanda benar pada samping nominal angka. Bukti transaksi yang telah diberi tanda oleh staff kassa menunjukan bahwa nominal tersebut telah dimasukkan ke dalam komputer. Selanjutnya bukti tersebut diserahkan kepada kepala kassa untuk diteliti kembali dan nantinya diserahkan ke bagian akuntansi. Dengan demikian terdapat kesesuaian antara teori dan praktik yang dijalankan Rumah Sakit Panti Rini. b. Terdapat sedikit ketidaksesuaian antara teori dan praktik yang dijalankan dimana kolom yang seharusnya diotorisasi oleh staff akuntansi yaitu Bukti Kas Masuk dan Laporan Kas Harian terdapat beberapa dokumen yang tidak dicantumkan tanda tangan dalam dokumen tersebut. Walaupun transaksi yang terdapat dalam BKM maupun LKH sudah di jurnal dan di-input namun dan dokumen yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
tidak dicantumkan otorisasi oleh pihak yang terkait dianggap tidak sah. Dengan demikian terdapat ketidaksesuaian antara teori dengan praktik yang dijalankan Rumah Sakit Panti Rini. c. Struktur organisasi yang dibentuk oleh pihak Rumah Sakit Panti Rini sudah diatur dengan jelas dan telah dijalankan dengan baik oleh semua karyawan. Pembagian tugas telah berjalan sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing
karyawan.
Dengan
demikian
terdapat
ketidaksesuaian antara teori dengan praktik yang dijalankan Rumah Sakit Panti Rini. 2. Pemisahan Tugas Tabel 5.9 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pemisahan tugas dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai Fungsi Fungsi Pencatatan dilakukan oleh pencatatan Bagian Kassa dan Bagian Akuntansi a. terpisah dari sedangkan Fungsi Penyimpanan √ fungsi dilakukan oleh Bagian Kassa dan penyimpanan. Bagian Keuangan.
b.
Fungsi penyimpanan terpisah dari fungsi otorisasi.
Fungsi Penyimpanan dilakukan oleh Bagian Kassa dan Bagian Keuangan sedangkan Fungsi Otorisasi dilakukan oleh Bagian Keuangan dan Bagian Akuntansi.
√
c.
Fungsi otorisasi terpisah dari fungsi pencatatan.
Fungsi Otorisasi dilakukan oleh Bagian Keuangan dan Bagian Akuntansi sedangkan Fungsi Pencatatan dilakukan Bagian Kassa dan oleh Bagian Akuntansi.
√
Sumber: Wawancara dan Observasi
Dalam praktiknya Fungsi Pencatatan dilakukan oleh dua bagian yaitu Bagian Kassa dan Bagian Akuntansi. Bagian Kassa memiliki tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
menyiapkan dokumen sumber dan memasukkan data secara online. Bagian Akuntansi memiliki tugas memelihara jurnal, buku besar, file, dan database; menyiapkan rekonsiliasi dan menyiapkan laporan. Fungsi Penyimpanan dilakukan oleh dua bagian yaitu Bagian Kassa dan Bagian Keuangan. Bagian Kassa bertugas menangani kas dalam hal penerimaan dan pencatatan bukti transaksi yang memiliki tugas menangani kas fisik serta menyimpan sementara ke brankas; menangani persediaan, peralatan, dan aktiva tetap; dan menerima cek dari pasien. Bagian Keuangan memiliki tugas menangani kas dengan menyimpan kas fisik ke bank; menangani persediaan, peralatan, atau aktiva tetap; dan menulis cek. Fungsi Otorisasi dilakukan oleh Bagian Keuangan dan Bagian Akuntansi. Bagian Keuangan memiliki tugas melakukan otorisasi atas catatan transaksi atas Bukti Kas Masuk dan laporan Kas Harian yang dibuat oleh Bagian Kassa. Bagian Akuntansi juga memiliki tugas melakukan otorisasi atas catatan transaksi atas Bukti Kas Masuk dan laporan Kas Harian yang dibuat oleh bagian Kassa dan membuat pembukuan atas transaksi yang telah diperiksa. Dengan demikian dapat disimpulkan: a. Berdasarkan praktik yang telah dilakukan Rumah Sakit Panti Rini dapat disimpukan bahwa terdapat ketidaksesuaian pemisahan tugas antara Fungsi Pencatatan dengan Fungsi Penyimpanan karena Bagian Kassa memiliki tugas yang berada dalam kedua fungsi tersebut. Namun demikian prosedur tersebut dapat berjalan tanpa adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
kecurangan karena Fungsi Pencatatan juga dikerjakan oleh Bagian Akuntansi sedangkan Fungsi Penyimpanan juga dikerjakan oleh Bagian Keuangan sehingga masih terdapat pengawasan antar bagian. b.
Berdasarkan praktik yang telah dilakukan Rumah Sakit Panti Rini dapat disimpukan bahwa terdapat ketidaksesuaian pemisahan tugas antara Fungsi Penyimpanan dengan Fungsi Otorisasi karena Bagian Keuangan memiliki tugas yang berada dalam kedua fungsi tersebut. Namun demikian prosedur tersebut dapat berjalan tanpa adanya kecurangan karena Fungsi Penyimpanan juga dikerjakan oleh Bagian Kassa sedangkan Fungsi Otorisasi juga dilakukan oleh Bagian Akuntansi sehingga masih terdapat pengawasan antar tiap bagian.
c. Berdasarkan praktik yang telah dilakukan Rumah Sakit Panti Rini dapat disimpukan bahwa terdapat ketidaksesuaian pemisahan tugas antara Fungsi Otorisasi dengan Fungsi Pencatatan karena Bagian Akuntansi memiliki tugas yang berada dalam kedua fungsi tersebut. Namun demikian prosedur tersebut dapat berjalan tanpa adanya kecurangan karena Fungsi Otorisasi juga dilakukan oleh Bagian Keuangan sedangkan Fungsi Pencatatan juga dikerjakan oleh Bagian Kassa sehingga masih terdapat pengawasan antar tiap bagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
3. Pengembangan Proyek dan Pengendalian Akuisisi (Perolehan) Tabel 5.10 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai Terdapat komite Adanya komite pengarahan, rencana pengarahan, rencana induk strategis, rencana induk strategis, rencana pengembangan proyek, pengembangan proyek, a. jadwal pengolahan data, √ jadwal pengolahan data, pengukuran kinerja pengukuran kinerja sistem, dan tinjauan sistem, dan tinjauan pasca-implementasi pada pasca-implementasi. Rumah Sakit Panti Rini. Sumber: Wawancara dan Observasi
e. Pada Rumah Sakit Panti Rini terdapat komite pengarahan, rencana induk strategis, rencana pengembangan proyek, jadwal pengolahan data, pengukuran kinerja sistem, dan tinjauan pasca-implementasi. Namun terdapat kendala dimana peneliti tidak dapat memperoleh informasi tersebut secara lebih rinci dikarenakan informasi tersebut cukup pribadi dan hanya diperuntukan untuk pihak internal Rumah Sakit Panti Rini. 4. Mengubah Pengendalian Manajemen Tabel 5.11 Perbandingan antara teori dan praktik terkait mengubah pengendalian manajemen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai Rumah Sakit Panti Rini Adanya pembaharuan menggunakan Program a. sistem mengikuti √ Sistem dari Budi perkembangan teknologi. Darmojo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Tabel 5.11 (Lanjutan) Perbandingan antara teori dan praktik terkait mengubah pengendalian manajemen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai Setiap karyawan Karyawan pada bagian menguasai teknologi penerimaan kas mampu b. informasi yang √ menguasai teknologi dijalankan Rumah Sakit informasi. Panti Rini. Sumber: Wawancara dan Observasi
a. Pada tahun 2014 program sistem yang dijalankan oleh Rumah Sakit Panti Rini adalah Program Sistem oleh Budi Darmojo. Program ini digunakan sebagai sistem pencatatan dan pembukuan dalam aktivitas penerimaan kas Rumah Sakit Panti Rini. Selama tahun 2014 tidak ada perubahan sistem yang terjadi pada pihak rumah sakit. Ada sedikit kendala pada program ini karena data yang ada belum dapat terintegrasi ke seluruh bagian yang terkait. b. Karyawan bagian kassa, bagian keuangan, dan bagian akuntansi telah menggunakan teknologi informasi pada setiap kegiatan pencatatan transaksi. Seluruh data transaksi atas biaya pasien telah tersimpan di dalam komputer. Sehingga penguasaan karyawan terhadap teknologi dalam
upaya
meningkatkan
dilaksanakan dengan baik.
keamanan
penerimaan
kas
telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
5. Penggunaan dokumen dan catatan Tabel 5.12 Perbandingan antara teori dan praktik terkait menggunakan dokumen dan catatan dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai Penggunaan program Pencatatan Sistem Informasi a. dilakukan secara Manajemen Rumah Sakit √ terkomputerisasi. Panti Rini sebagai sistem pencatatan. Tiap dokumen Terdapat ruang otorisasi b. menyediakan ruang dalam dokumen BKM dan √ untuk otorisasi. LKH. Dalam dokumen terdapat sebuah Terdapat ruang untuk c. ruang untuk tanda tanda tangan bagi pihak √ tangan pihak penerima kuitansi. penerima. Tiap dokumen kuitansi Dokumen dinomori dan dokumen secara urut, pendukungnya sudah d. sehingga masingterdapat nomor urut √ masing dapat tercetak sedangkan BKM dibukukan. nomor urutnya ditulis secara manual. Jejak audit dalam penelusuran Program Sistem oleh transaksi individu Darmojo dapat melakukan melalui sistem, e. pencarian data √ memperbaiki berdasarkan nomor kesalahan, dan register rawat inap. memverifikasi output sistem. Sumber: Wawancara dan Observasi
a. Dalam praktiknya Rumah Sakit Panti Rini telah memiliki program khusus yaitu Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Panti Rini, program ini telah didesain untuk sistem pencatatan penerimaan kas yang dikhususkan untuk rumah sakit Panti Rini sehingga kebutuhan pencatatan yang belum ada di sistem sebelumnya dapat teratasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Namun demikian masih terdapat kelemahan dalam program ini yaitu masih kurang mampunya program dalam mencari data pasien berdasarkan nomor kuitansi. Hal ini sedikit menyulitkan peneliti dalam mencari
data
yang
dibutuhkan
dalam
penelitian
efektivitas
pengendalian internal. Dengan demikian pencatatan yang dilakukan secara terkomputerisasi telah dijalankan oleh pihak Rumah Sakit Panti Rini. b. Dalam dokumen Bukti Kas Masuk terdapat empat ruang untuk otorisasi; ruang pertama ditandatangani oleh Kasir sebagai orang yang mencatat Bukti Kas Masuk, ruang kedua ditandatangani oleh bagian Akuntansi ditandatangi
yang oleh
telah
melakukan
KaSubsi
pembukuan,
Keuangan
yang
ruang
telah
ketiga
melakukan
pengecekan pencatatan transaksi dengan kas yang ada di brankas, dan untuk ruang terakhir diisi oleh bagian Akuntansi untuk selanjutnya dokumen diarsipkan. Sedangkan untuk Laporan Kas Harian terdapat lima ruang untuk otorisasi; ruang pertama ditandatangani oleh bagian Akuntansi ditandatangi
yang oleh
telah
melakukan
KaSubsi
pembukuan,
Keuangan
yang
ruang
telah
kedua
melakukan
pengecekan pencatatan transaksi dengan kas yang telah diterima, ruang ketiga, keempat, dan kelima ditandatangi oleh Kasir sehingga jika terjadi kesalahan penulisan dapat langsung dikonfirmasi dengan Kasir yang terkait. Dengan demikian praktik yang dilakukan oleh Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori karena terdapat ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
otorisasi untuk pihak yang berkaitan dengan otorisasi sebuah bukti transaksi. c. Pihak pasien yang telah dinyatakan sembuh dan sudah menyelesaikan administrasi diberi kuitansi atas semua biaya selama masa perawatan. Dokumen yang telah ditandatangani oleh pihak keluarga ini sebagai bukti bahwa keluarga pasien telah melakukan kewajibannya. Dengan demikian praktik yang dilakukan oleh Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori karena terdapat ruang otorisasi untuk pihak penerima. d. Setiap kuitansi dan dokumen pendukung yang lain sudah terdapat nomor urut tercetak untuk memastikan tidak adanya kuitansi yang memiliki nomor kuitansi ganda. Namun untuk BKM, nomor urut dokumennya tidak tercetak, sehingga bagian yang bertugas mengisi BKM menulis secara manual nomor urutnya dan tanggal dokumen tersebut dibuat. Untuk dokumen LKH tidak ada nomor urutnya namun digantikan dengan tanggal dokumen tersebut dibuat. Dengan demikian praktik yang dilakukan oleh Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai dengan teori karena terdapat jejak audit di setiap dokumen bukti transaksi. e. Sebagai auditor sangat penting mengetahui arus kas yang dijalankan suatu instansi maka auditor akan mengecek bagaimana program sistem yang telah dijalankan. Dengan menggunakan program sistem oleh Darmojo dapat melakukan pencarian data berdasarkan nomor register
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
rawat inap. Namun ada sedikit kelemahan dimana pencariannya belum dapat melakukan pencarian berdasarkan nomor kuitansi sehingga sedikit memakan waktu dalam melakukan pencarian dokumen berdasarkan nomor kuitansi. 6. Pengamanan Aset, Catatan, dan Data Tabel 5.13 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengamanan aset, catatan, dan data dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai
a.
Menciptakan dan menegakkan kebijakan dan prosedur yang tepat.
Kasi Administrasi Umum dan Keuangan melakukan pengawasi terhadap setiap kegiatan yang dilakukan oleh karyawan.
√
b.
Memelihara catatan akurat dari seluruh aset.
Bagian akuntansi telah merekonsiliasi jumlah yang tercatat atas aset perusahaan ke perhitungan fisik dari aset tersebut.
√
c.
Membatasi akses terhadap aset.
Adanya brankas untuk penyimpanan sementara sebelum di setor ke bank.
√
d.
Akses atas cek dan dokumen bank dibatasi ke personel berwenang.
Akses terhadap cek dan dokumen bank dilakukan oleh KaSubsi Keuangan dan Kasi Administrasi Umum dan Keuangan.
√
Sumber: Wawancara dan Observasi
a. Segala kegiatan operasional yang dilakukan oleh semua yang terkait dengan bagian keuangan telah dilaksanakan dengan baik dan runtut. Hal ini tidak lepas dari peran Manajer dan Kasi Administrasi Umum dan Keuangan dalam melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
harus dilakukan oleh setiap karyawan dalam melakukan setiap pekerjaan yang telah ditugaskan. b. Pencatatan rekonsiliasi ini dilakukan secara periodik selama 1 bulan sekali. Pencatatan rekonsiliasi ini dilakukan oleh KaSubsi Akuntansi. Rekonsiliasi ini membandingkan apakah jumlah kas yang dicatat telah sama dengan perhitungan fisik dari semua aset. Dengan demikian praktik pemeliharaan terhadap catatan akuntansi yang akurat telah sesuai dengan teori. c. Terdapat brankas dalam kantor bagian keuangan untuk menjamin keamanan dari aset yang dimiliki rumah sakit Panti Rini. Dengan adanya tempat penyimpanan yang aman dapat mengurangi tindakan seorang karyawan dalam mengakses kas dan aset kertas seperti cek. Dengan demikian praktik terhadap adanya pembatasan akses terhadap kas telah sesuai dengan teori. d. Untuk menjaga surat berharga berupa cek dan dokumen bank agar tidak disalahgunakan maka akses terhadap cek hanya dibatasi oleh KaSubsi Keuangan dan Kasi Administrasi Umum dan Keuangan sehingga perpindahan aset dapat selalu terkontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
7. Pengecekan kinerja yang independen Tabel 5.14 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengecekan kinerja yang independen dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Tidak No. Teori Praktik Sesuai Sesuai
a.
Manajer melakukan pengawasan terhadap kinerja karyawan secara periodik.
b.
Rekonsiliasi catatan yang dikelola secara independen.
c.
Terdapat orang kedua yang bertugas meninjau pekerjaan orang pertama terhadap transaksi yang diproses.
Secara periodik manajer melakukan pengawasan terhadap hasil yang telah dicapai dengan kinerja karyawan. Bagian akuntansi membuat laporan rekonsiliasi bank. Pada bagian kassa terdapat Kepala Kassa yang bertugas meninjau pekerjaan karyawan kassa terhadap dokumen kuitansi dan pendukungnya.
√
√
√
Sumber: Wawancara dan Observasi
a. Manajer selalu melakukan pengawasan secara periodik yaitu satu bulan sekali dengan cara membandingkan kinerja karyawan Rumah Sakit Panti Rini dengan kinerja yang direncanakan seperti yang ditunjukkan di dalam anggaran, target, perkiraan. Kinerja karyawan juga dibandingkan dengan kinerja periode sebelumnya. Dengan demikian pengawasan kinerja karyawan oleh manajemen telah dijalankan sesuai dengan teori. b. Rekonsiliasi bank dibuat oleh KaSubsi Akuntansi sebagai bukti verifikasi bahwa saldo rekening yang dibuat pihak Panti Rini yaitu Buku Bank telah sesuai dengan saldo Rekening Koran (salinan rekening bank untuk tiap nasabah) dari Bank. Dengan adanya laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
ini dapat diketahui kesesuaian saldo kas dan bank yang ada di Laporan Keuangan benar-benar ada dan dimiliki perusahaan. Dengan demikian rekonsiliasi yang dibuat secara independen telah dijalankan oleh pihak Rumah Sakit sesuai dengan teori. c. Dalam praktiknya transaksi yang telah dicatat dan dibuat laporan oleh karyawan kassa selanjutnya diserahkan kepada kepala Kassa untuk dicek kesesuaian antara kas fisik yang ada di brankas dengan saldo kas yang dicatat. Dengan demikian adanya orang kedua yang bertugas meninjau pekerjaan orang pertama terhadap transaksi yang diproses telah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
D. Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini menggunakan Metode Fixed Sample Size Attribute Sampling 1. Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk pengujian efektivitas pengendalian internal. Attribute yang telah ditentukan adalah: a. Kelengkapan dokumen transaksi yang terdiri dari Kuitansi, Dokumen pendukung Kuitansi, Bukti Kas Masuk, Laporan Kas Harian. b. Ketelitian dalam pencatatan nominal transaksi. c. Adanya laporan pertanggungjawaban untuk pencatatan transaksi yang dilakukan yaitu dengan adanya Laporan Kas Harian yang mewakili setiap transaksi yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
2. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya Populasi yang akan diambil sampelnya adalah kuitansi dari seluruh transaksi tunai penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS yang ada selama tahun 2014 yang saling terkait dengan dokumen pendukung, Bukti Kas Masuk, dan Laporan Kas Harian. Besarnya populasi selama tahun 2014 yaitu sebesar 2.438 kuitansi. 3. Penentuan besarnya sampel a. Penentuan tingkat keandalan (realibility level) atau confidence level (R%) Tingkat keandalan ditentukan berdasarkan indikator risiko transaksi, yang dijabarkan pada tabel berikut. Tabel 5.15 Indikator untuk Menilai Kualitas Manajemen Risiko Transaksi Memuaskan Indikator Kuat (strong) Lemah (weak) (satisfactory) Efektivitas Manajemen Proses operasi, Terdapat proses telah sistem kekurangan operasi, mengimplemen informasi, yang signifikan sistem -tasikan proses pengendalian dalam proses informasi, operasi, sistem intern, dan operasi, sistem pengendalian informasi, cakupan audit informasi, intern, dan pengendalian yang ada cukup pengendalian cakupan audit. intern, dan memuaskan intern, dan cakupan audit walaupun cakupan audit. yang baik. terdapat sedikit kelemahan. Sumber: Robert (2005: 270)
Berdasarkan
indikator
tersebut
peneliti
menentukan
risiko
kesalahan 1% sebagai indikator kuat, 5% sebagai indikator memuaskan, dan 10% sebagai indikator lemah. Berdasarkan indikator tersebut peneliti menentukan risiko kesalahan sebesar 5% sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
indikator memuaskan. Hal ini karena pada saat observasi peneliti menemukan adanya dokumen yang tidak lengkap tapi belum menemukan kesalahan pada pencatatan dokumen transaksi. Dengan demikian peneliti memilih confidence level (R%) sebesar 95% mempercayai pengendalian internal yang efektif. b. Rumus Slovin dalam perhitungan jumlah sampel Setelah mengetahui besarnya risiko kesalahan maka sudah dapat dihitung banyaknya sampel menggunakan rumus Slovin. Berikut ini perhitungannya:
Keterangan: n
= ukuran sampel
N = ukuran populasi e
= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir
c. Penentuan Desired Upper Precision Limit (DUPL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Dalam menentukan patokan efektivitas pengendalian internal, peneliti menggunakan DUPL sebesar 5%. 4. Penentuan sampel dari seluruh anggota populasi Sampel yang akan diambil adalah sejumlah 344 kuitansi dari 2.438 kuitansi yang ada. Sampel sejumlah 344 lembar tersebut akan diambil secara acak dengan cara sebagai berikut berikut: a. Sortir data populasi berdasarkan nomor kuitansi secara ascending (dari kecil ke besar). Perhatikan pada tabel 5.16. Tabel 5.16 Daftar Seluruh Kuitansi Selama Tahun 2014 No. Sampel
No. Kuitansi
1 2 3
057927 057928 057929 … … 2436 060362 2437 060363 2438 060364 Sumber: Wawancara dan Observasi
b. Ambil Median dari data yang ada dan dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang berada di atas median dan kelompok yang kedua adalah kelompok yang berada di bawah median. Dengan menggunakan Microsoft Excel kita bisa menggunakan formula "=MEDIAN(cell:cell)" Didapat nilai median dari keseluruhan populasi tersebut sebesar 1.219,5. Sehingga jumlah populasi dari tiap kelompok sebanyak 1.219 kuitansi. Perhatikan pada tabel 5.17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Tabel 5.17 Pembagian Kelompok Populasi Menggunakan Median No. Sampel
No. Kuitansi
1 2 3
057927 057928 057929 … … 059143 059144 059145
1217 1218 1219
059146 059147 059148 … … 2436 060362 2437 060363 2438 060364 Sumber: Wawancara dan Observasi
Kelompok 1 (1.219 sampel)
1220 1221 1222
Kelompok 2 (1.219 sampel)
c. Dengan menggunakan Microsoft Excel tambahkan kolom disamping kolom Nomor Kuitansi untuk memasukkan formula "=RAND()", kemudian copy formula tersebut ke seluruh cell. Setelah menggunakan Random Sampling, seluruh Nomor Kuitansi telah mempunyai nilai random masing-masing. Perhatikan tabel 5.18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
Tabel 5.18 Daftar Nomor Kuitansi yang Mendapat Fungsi Random No. Sampel
No. Kuitansi
Fungsi Random
1 2 3
057927 057928 057929 … … 059143 059144 059145
0.26684 0.956883 0.438317
1217 1218 1219
Kelompok 1 (1.219 sampel) 0.545754 0.776491 0.261638
1220 1221 1222
059146 0.631124 059147 0.349881 059148 0.993119 … … 2436 060362 0.440012 2437 060363 0.144961 2438 060364 0.207706 Sumber: Wawancara dan Observasi
Kelompok 2 (1.219 sampel)
d. Agar nilai random tersebut tidak berubah-ubah pada masing-masing kelompok, maka setelah meng-copy nilai random tersebut selanjutnya dilakukan paste special dan pilih values. e. Lakukan sort ascending pada kolom fungsi random masing-masing kelompok. Perhatikan pada tabel 5.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Tabel 5.19 Daftar Sampel Setelah Diurutkan Berdasarkan Fungsi Random No. Sampel
No. Kuitansi
Fungsi Random
1212 32 18
059138 057958 057944 … … 058059 058135 058891
0.000339 0.000706 0.000855
133 209 965
Kelompok 1 (1.219 sampel) 0.998119 0.999042 0.999619
1389 1335 1606
059315 0.001789 059261 0.003698 059532 0.009555 … Kelompok 2 (1.219 sampel) … 1457 059383 0.997607 1926 059852 0.999075 1843 059769 0.999774 Sumber: Wawancara dan Observasi
f. Jumlah sampel yang diambil dari masing-masing kelompok ditentukan secara proporsional dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
g. Langkah terakhir ambil 172 sampel pada masing-masing kelompok yang telah teracak tersebut dan lakukan penelitian atas attribute yang telah ditentukan sebelumnya. Perhatikan tabel 5.20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Tabel 5.20 Daftar Kuitansi yang dijadikan Sampel No. Sampel
No. Kuitansi
Fungsi Random
1212 32 18
059138 057958 057944 … … 058742 058750 058356
0.000339 0.000706 0.000855
816 824 430
Kelompok 1 (172 sampel) 0.151381 0.151436 0.153449
1389 1335 1606
059315 0.001789 059261 0.003698 059532 0.009555 … … 2175 060101 0.140619 1374 059300 0.141337 2400 060326 0.141473 Sumber: Wawancara dan Observasi
Kelompok 2 (172 sampel)
5. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas unsur pengendalian internal Pada tahap ini seluruh sampel yang telah terpilih selanjutnya diteliti satu demi satu berdasarkan masing-masing attribute sample. Pemeriksaan sejumlah 344 sampel tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.1. Dalam menyimpulkan efektivitas dari pengendalian sistem yang telah dijalankan terdapat kriteria yang menjadi dasar penilaian atas attribute sample yang telah ditentukan sebelumnya. Kriteria penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel 5.21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Tabel 5.21 Keterangan Simbol dalam Pemeriksaan Attribute Sample Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal Simbol Keterangan √ Sampel yang terpilih telah diperiksa. + a. Kuitansi telah dilengkapi dengan dokumen pendukung atau telah sesuai dengan kelengkapan dokumen dari sistem yang telah disediakan. b. Kuitansi telah menampilkan jumlah nominal yang tepat sesuai dengan dokumen pendukung. c. Kuitansi telah dilaporkan dalam Bukti Kas Masuk dan Laporan Kas Harian. Kuitansi tidak dilengkapi dengan dokumen pendukung a. atau tidak sesuai dengan kelengkapan dokumen dari sistem yang telah disediakan. -
b.
Kuitansi tidak menampilkan jumlah nominal yang tepat sesuai dengan dokumen pendukungnya.
c.
Kuitansi tidak dilaporkan dalam Bukti Kas Masuk dan Laporan Kas Harian.
Sumber: Wawancara dan Observasi.
6. Evaluasi hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap attribute sample Data yang telah terpilih dan telah diteliti tingkat keandalannya selanjutnya akan diperiksa berdasarkan attribute masing-masing. Guna mengetahui efektivitas dari tiap attribute dapat dilakukan dengan cara membandingkan Desired Upper Precision Level (DUPL) yang telah ditentukan tingkat keandalannya sebesar 95% dibandingkan Achieved Upper Precision Level (AUPL) yang diperoleh dari tingkat kesalahan yang terdapat dalam setiap attribute yang diteliti. Langkah-langkah dalam melihat tabel evaluasi hasil keandalan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
a. Attribute Pertama (Kelengkapan) 1) Lihat kolom paling kiri yang menunjukkan jumlah sampel yang diteliti. Sampel yang diambil adalah 344 maka pilih pada kolom Sample Size tersebut. Perhatikan pada tabel 5.22 2) Telah ditemukan adanya 14 bukti pendukung kuitansi yang tidak lengkap sehingga pada Tabel 5.22 pada baris yang sejajar dengan jumlah sampel yang diteliti (angka 344) ditarik garis lurus ke kanan sampai menemukan angka 14. 3) Langkah terakhir adalah menentukan tingkat AUPL berdasarkan tingkat kesalahan yang ada. Hal ini dilakukan dengan cara menarik garis lurus ke atas yang sejajar dengan angka 14. Sehingga telah ditemukan besarnya AUPL dari attribute kelengkapan sebesar 6%. Lihat Tabel 5.22 Tabel 5.22 Penentuan Jumlah Kesalahan yang Terjadi pada Attribute Kelengkapan Number of Observed Occurrence Upper Precision Limit: Percent Rate of Occurrence ss 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Langkah (3) 50 0 1 100 0 1 2 3 4 200 0 1 2 4 5 7 8 10 12 14 300 0 2 4 7 9 12 14 17 20 22 340 0 2 5 8 11 14 17 20 23 26 344 0 2 5 8 11 14 17 20 23 26 360 0 3 6 9 12 15 18 21 25 28 Langkah (2) Langkah (1) 400 1 4 7 10 14 17 21 24 28 31 Sumber: Mulyadi (1992: 170)
12
6 17 28 32 32 34 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
b. Attribute Kedua (Ketepatan) 1) Lihat kolom paling kiri yang menunjukkan jumlah sampel yang diteliti. Cari angka 344 pada kolom Sample Size tersebut. Perhatikan pada tabel 5.23 2) Tidak ditemukan adanya kesalahan yang terjadi pada attribute ketepatan sehingga pada tabel 5.23 pada baris yang sejajar dengan jumlah sampel yang diteliti (angka 344) ditarik garis lurus ke kanan sampai menemukan angka 0. 3) Langkah terakhir adalah menentukan tingkat AUPL berdasarkan tingkat kesalahan yang ada. Hal ini dilakukan dengan cara menarik garis lurus ke atas yang sejajar dengan angka 0. Sehingga telah ditemukan besarnya AUPL dari attribute kelengkapan sebesar 1 %. Perhatikan pada tabel 5.23. Tabel 5.23 Penentuan Jumlah Kesalahan yang Terjadi pada Attribute Ketepatan
ss
Number of Observed Occurrence Upper Precision Limit: Percent Rate of Occurrence 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Langkah (3) 50 100 0 1 200 0 1 2 4 5 300 0 2 4 7 9 340 0 2 5 8 11 344 0 2 5 8 11 360 0 3 Langkah 6 9 (2)12 Langkah (1) 400 1 4 7 10 14 Sumber: Mulyadi (1992: 170)
0 7 12 14 14 15 17
12
1 2 8 14 17 17 18 21
3 10 17 20 20 21 24
4 12 20 23 23 25 28
14 22 26 26 28 31
6 17 28 32 32 34 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
c. Attribute Ketiga (Pelaporan) 1) Lihat kolom paling kiri yang menunjukkan jumlah sampel yang diteliti. Cari angka 344 pada kolom Sample Size tersebut. Perhatikan pada tabel 5.24. 2) Tidak ditemukan adanya kesalahan yang terjadi pada attribute Pelaporan sehingga pada Tabel 5.24 pada baris yang sejajar dengan jumlah sampel yang diteliti (angka 344) ditarik garis lurus ke kanan sampai menemukan angka 0. 3) Langkah terakhir adalah menentukan tingkat AUPL berdasarkan tingkat kesalahan yang ada. Hal ini dilakukan dengan cara menarik garis lurus ke atas yang sejajar dengan angka 0. Sehingga telah ditemukan besarnya AUPL dari attribute Pelaporan sebesar 1 %. Lihat pada Tabel 5.24 sebagai berikut. Tabel 5.24 Penentuan Jumlah Kesalahan yang Terjadi pada Attribute Pelaporan
ss
Number of Observed Occurrence Upper Precision Limit: Percent Rate of Occurrence 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Langkah (3) 50 100 0 1 200 0 1 2 4 5 300 0 2 4 7 9 340 0 2 5 8 11 344 0 2 5 8 11 360 0 3 Langkah 6 9 (2)12 Langkah (1) 400 1 4 7 10 14 Sumber: Mulyadi (1992: 170)
0 7 12 14 14 15 17
12
1 2 8 14 17 17 18 21
3 10 17 20 20 21 24
4 12 20 23 23 25 28
14 22 26 26 28 31
6 17 28 32 32 34 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Tabel 5.25 Ringkasan Pemeriksaan terhadap Attribute Sample Tingkat Jumlah Jumlah Attribute DUPL AUPL Keandalan Sampel Kesalahan Kelengkapan 95 % 5% 344 14 6% Ketepatan 95 % 5% 344 0 1% Pelaporan 95 % 5% 344 0 1% Sumber: Wawancara dan Observasi.
Besarnya DUPL telah ditentukan sebelumnya sebesar 5% sebagai patokan penentu batasan besarnya tingkat kesalahan yang masih dapat ditoleransi dari tiap attribute sample yang diteliti. Besar kecilnya AUPL dapat berpengaruh terhadap tingkat efektivitas kinerja karyawan terhadap sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang telah ditetapkan. Tabel 5.26 Kriteria Tingkat Efektivitas dalam Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal Perbandingan AUPL dengan DUPL Kesimpulan AUPL lebih kecil daripada DUPL (AUPL < DUPL) Efektif AUPL sama dengan DUPL (AUPL = DUPL) Efektif AUPL lebih besar daripada DUPL (AUPL > DUPL) Tidak Efektif Sumber: Mulyadi (1992: 172)
a. Evaluasi terhadap attribute pertama yaitu kelengkapan, ditemukan bukti bahwa tingkat DUPL lebih kecil daripada AUPL. DUPL sebesar 5% dan AUPL sebesar 6%. Dengan demikian berdasarkan kriteria tingkat efektivitas dalam pengujian efektivitas pengendalian internal dapat disimpulkan bahwa pengarsipan terhadap kelengkapan dokumen setiap transaksi selama tahun 2014 tidak efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
b. Evaluasi terhadap attribute kedua yaitu ketepatan, ditemukan bukti bahwa tingkat DUPL lebih besar daripada AUPL. DUPL sebesar 5% dan AUPL sebesar 1%. Dengan demikian berdasarkan kriteria tingkat efektivitas dalam pengujian efektivitas pengendalian internal dapat disimpulkan ketepatan dalam pencatatan setiap transaksi selama tahun 2014 telah berjalan efektif. c. Evaluasi terhadap attribute ketiga yaitu dilaporkan, ditemukan bukti bahwa tingkat DUPL lebih besar daripada AUPL. DUPL sebesar 5% dan AUPL sebesar 1%. Dengan demikian berdasarkan kriteria tingkat efektivitas dalam pengujian efektivitas pengendalian internal dapat disimpulkan bahwa pembuatan laporan dan bukti kas masuk dalam pencatatan setiap transaksi yang ada selama tahun 2014 telah berjalan efektif.
E. Pembahasan terhadap Hasil Penelitian 1. Kesesuaian sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan kajian teori Berdasarkan hasil penelitian kesesuaian sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini secara garis besar dinyatakan telah sesuai berdasarkan kajian teori. Hal ini karena sebagian besar kriteria berdasarkan fungsi, dokumen, catatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
jaringan prosedur pada sistem penerimaan kas yang dijalankan rumah sakit telah sesuai dengan kajian teori. Namun demikian karena kajian teori menurut Mulyadi tidak mendeskripsikan secara rinci aktivitas sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang dijalankan pada instansi rumah sakit maka terdapat tambahan dokumen lain yang berkaitan dengan biaya pemeriksaan dan perawatan selama menjalani rawat inap. Sebagai contoh ada dokumen rekening radiologi, rekening laboratorium, dan dokumen lain atas biaya perawatan dan pemeriksaan selama menjalani rawat inap. Selain itu ada sedikit perbedaan format laporan berkaitan dengan pencatatan karena saat Bagian Akuntansi melakukan pembukuan maka harus menyesuaikan kebutuhan pelaporan untuk rumah sakit. Sebagai contoh Rumah Sakit Panti Rini tidak menggunakan Buku Pembantu Piutang namun menggunakan Rekap Piutang Rawat Inap, walaupun sedikit berbeda namun kedua catatan ini memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mencatat piutang. Dengan demikian sistem informasi akuntansi penerimaan kas Rumah Sakit Panti Rini dianggap masih aman dan terhindar dari bahaya tindakan kecurangan yang mungkin dilakukan pihak internal maupun eksternal. 2. Kesesuaian Prosedur Pengendalian Internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan kajian teori Pengendalian internal sangat penting untuk menjaga aktivitas sistem informasi akuntansi penerimaan kas, terdapat beberapa komponen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
pengendalian internal agar sistem informasi akuntansi dapat berjalan lebih terkoordinasi dan efektif tanpa adanya kecurangan. Berdasarkan penelitian mengenai kesesuaian prosedur pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS berdasarkan kajian teori ditemukan bukti bahwa seluruh komponen telah berjalan sesuai dengan teori walaupun tidak sepenuhnya dilaksanakan sama seperti pada teori. Pada komponen pengendalian internal seluruh aktivitas kegiatan sebenarnya telah sesuai berdasarkan teori namun terdapat sedikit kekurangan pada saat penandatangan Bagian Akuntansi pada kolom “Diserahkan oleh” karena ditemukan beberapa dokumen yang tidak terdapat tanda tangan. Pada komponen pemisahan tugas, terdapat perbedaan prosedur pengendalian karena satu bagian mengerjakan dua fungsi. Fungsi yang terkait adalah fungsi pencatatan, fungsi penyimpanan, dan fungsi otorisasi. Walaupun demikian fungsi lain tetap memberikan andil dalam melakukakan tugas dan pengawasan sehingga dari tiap bagian selalu dapat melakukan verifikasi
atas
aktivitas
pengendalian
internal.
Pada
komponen
pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi (perolehan), peneliti tidak mendapatkan informasi secara rinci mengenai aktivitas komponen tersebut karena informasi yang ada hanya diperuntukan untuk pihak internal Rumah Sakit Panti Rini. Peneliti hanya sebatas mengetahui bahwa terdapat aktivitas tersebut ada dan sedang dijalankan. Pada komponen mengubah pengendalian manajemen, program sistem yang dijalankan untuk melakukan pencatatan transaksi secara terkomputerisasi tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Pada komponen prosedur penggunaan dokumen dan catatan telah sesuai dengan aktivitas pengendalian internal penerimaan kas berdasarkan kajian teori. Pada komponen pengamanan aset, catatan, dan data. Aktivitas pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS yang dilakukan Rumah Sakit Panti Rini tidak ditemukan perbedaan berdasarkan kajian teori. Dan untuk komponen pengecekan kinerja yang independen pada aktivitas pengendalian internal penerimaan kas juga tidak ditemukan perbedaan berdasarkan kajian teori. Dengan mempertimbangkan komponen lain yang sesuai berdasarkan teori dan tidak adanya kecurangan yang terjadi selama pengendalian internal atas seluruh aktivitas penerimaan kas. Maka dapat disimpulkan bahwa adanya sedikit perbedaan berdasarkan kajian teori, tetapi tidak memberikan dampak kecurangan terhadap aktivitas penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini. 3. Pengujian Efektivitas pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Terdapat tiga attribute sample yang akan diteliti untuk mengetahui aktivitas penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS, ketiga sampel tersebut adalah attribute kelengkapan, attribute ketepatan, dan attribute pelaporan. Ketiga attribute tersebut dianggap dapat mewakili tingkat efektivitas pengedalian internal terhadap aktivitas penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS. Jika dari salah satu attribute tersebut memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
tingkat efektivitas yang rendah atau dianggap tidak efektif maka terdapat kelemahan pada sistem informasi akuntansi yang dijalankan pihak rumah sakit. Pada attribute ketepatan dan attribute pelaporan hasil atas pengujian tersebut diperoleh hasil telah efektif sehingga kemungkinan terjadinya kecurangan tidak ada. Dengan tidak ditemukan sama sekali kesalahan pada sampel acak membuktikan tidak adanya kesalahan pencatatan nominal maupun kesalahan dalam pembuatan laporan penerimaan kas. Namun ada permasalahan pada attribute kelengkapan karena memperoleh hasil yang tidak efektif karena ditemukan 14 sampel yang tidak lengkap. Dengan demikian karena adanya salah satu attribute yang memiliki hasil yang tidak efektif maka sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini dianggap masih terdapat kelemahan yaitu dalam melakukan pendistribusian dokumen transaksi. Namun karena pada attribute ketepatan dan attribute pelaporan tidak menemukan kesalahan dalam hal pencatatan nominal penerimaan serta pembuatan laporan atas penerimaan kas, maka dapat disimpukan bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS yang dijalankan rumah sakit Panti Rini bebas dari manipulasi data maupun kecurangan dalam menjalankan sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan observasi dan wawancara kepada pihak Rumah Sakit Panti Rini, peneliti telah menyimpulkan hasil temuan di lapangan terkait evaluasi sistem informasi akuntansi dan sistem penengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini. Pada hasil kesesuaian sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan kajian teori dinyatakan telah sesuai karena memiliki kesamaan baik fungsi, dokumen, catatan, dan jaringan prosedur. Namun terdapat perbedaan pada penggunaan dokumen dan pencatatan atas transaksi penerimaan kas karena adanya pencatatan biaya yang berkaitan dengan aktivitas pemeriksaan dan perawatan pasien. Pada hasil kesesuaian prosedur pengendalian internal Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan kajian teori dinyatakan telah sesuai namun tidak sepenuhnya sama. Perbedaan ini berkaitan dengan pembagian tugas pada fungsi yang dijalankan karena terdapat dua bagian yang menjalankan satu fungsi secara bersamaan. Secara keseluruhan pengendalian internal yang dijalankan Rumah Sakit Panti Rini telah sesuai berdasarkan kajian teori. Walaupun terdapat perbedaan aktivitas pengendalian internal, namun penerapan pengendalian internal atas penerimaan kas Rumah Sakit Panti Rini tetap berjalan aman tanpa adanya kecurangan maupun manipulasi data. Hal ini karena tiap bagian 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
saling melakukan pengecekan antara bukti transaksi penerimaan kas dengan kas fisik yang ada di brankas. Pada hasil pengujian efektivitas pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini dinyatakan telah efektif berdasarkan pada pengujian attribute ketepatan dan attribute pelaporan walaupun terdapat kelemahan pada attribute kelengkapan. Beberapa dokumen ditemukan lengkap namun transaksi tersebut telah di-input ke komputer dan telah dicatat ke dalam bukti kas masuk dan laporan kas harian. Dengan demikian terdapat kelemahan pada pendistribusian dokumen penerimaan kas walaupun tidak terdapat kecurangan serta manipulasi data pada penerimaan kas. Dengan melihat hasil kesesuaian sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian internal serta pengujian efektivitas pengendalian internal maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS di Rumah Sakit Panti Rini telah berjalan efektif karena terdapat prosedur pengendalian internal yang mampu mengkoordinasi agar karyawan dapat melakukan aktivitas pekerjaannya sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Dengan aktivitas sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal penerimaan kas yang telah dilakukan secara berkelanjutan, peneliti tidak menemukan adanya kecurangan baik pencurian aset maupun manipulasi data atas penerimaan kas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
B. Keterbatasan Penelitian 1. Peneliti tidak mendapatkan informasi secara rinci berkaitan komponen pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi dalam prosedur pengendalian internal. Hal ini karena informasi tersebut hanya dapat diketahui oleh bagian yang terkait dalam lingkungan internal Rumah Sakit. Peneliti hanya sebatas mengetahui bahwa komponen tersebut ada dan sedang dijalankan. 2. Kesalahan karyawan dalam melakukan pengambilan kuitansi berdasarkan nomor urut tercetak tidak masuk ke dalam daftar sampel acak yang diteliti. Sehingga terdapat nomor kuitansi yang terbalik walaupun tidak mempengaruhi pencatatan pelaporan Bukti Kas Masuk dan Laporan Kas Harian.
C. Saran 1. Penggunaan nomor urut tercetak sebagai bentuk efisiensi dan keamanan diharapkan dapat diterapkan pada semua dokumen. Untuk kedepannya diharapkan Bukti Kas Masuk sudah dapat menggunakan nomor urut tercetak agar tidak memungkinkan terjadinya kecurangan. 2. Karyawan yang bertugas sebagai pencatat kuitansi diharapkan mengambil dokumen secara urut berdasarkan nomor urut tercetak. Hal ini agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan transaksi harian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
3. Sebaiknya Fungsi Penyimpanan, Fungsi Pencatatan, dan Fungsi Otorisasi dikerjakan oleh satu bagian saja sehingga tidak terjadi peran ganda pada suatu sistem. 4. Program sistem yang digunakan Panti Rini dalam melakukan pencarian data pasien berdasarkan nomor urut kuitansi tidak tersedia dalam kategori pencarian. Sehingga untuk melacak data pasien berdasarkan nomor kuitansi yang ingin dicari cukup memakan waktu lama. Diharapkan adanya pembaharuan program dalam kategori pencarian, sehingga memudahkan karyawan dalam melakukan pencarian data pasien berdasarkan nomor kuitansi. 5. Penyimpanan atau pengarsipan dokumen bukti transaksi yang berada di gudang memang sudah disimpan dalam kardus yang disortir sesuai dengan bulan
dan
jenis
dokumen.
Namun
masih
ditemukan
beberapa
permasalahan dalam melakukan pengarsipan yaitu isi kardus yang berisi dokumen transaksi tidak tertata rapi berdasarkan urutan tanggalnya. Selain itu ada beberapa kardus yang tidak diletakkan pada satu tempat sesuai jenis dokumennya. Dengan dua permasalahan tersebut, akan sedikit menyulitkan seseorang dalam pencarian dokumen. Akan lebih baik jika bukti transaksi yang tersimpan di gudang telah tertata rapi sesuai dengan jenis dan waktu transaksi, sehingga untuk kedepannya dalam mencarian arsip yang dibutuhkan tidak terlalu kesulitan dalam melakukan pencarian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Amirin, Tatang M. 2009. “Subjek Penelitian, Responden Penelitian, dan Informan (Narasumber) Penelitian”. https://tatangmanguny.wordpress.com/2009/04/21/subjek-responden-daninforman-penelitian/ Diakses tanggal 10 Mei 2016. Direktur Jenderal Pajak, Peraturan No. PER-17/PJ/2009 tentang Prosedur Penerapan Teknik Sampling dalam Rangka Pelaksanaan Pemeriksaan bagi Pengusaha Kena Pajak dengan Risiko Sangat Rendah. Jamsostek Indonesia. 2016. http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/268/ Diakses tanggal 25 Juli 2016. Jusup, Haryono. 2001. Auditing. Cetakan Pertama. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Kementerian Kesehatan, Peraturan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit. Kementerian Kesehatan, Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Kementerian Kesehatan, Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Marshall, B. Romney dan Paul John Steinbart. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ketiga belas. Salemba Empat, Jakarta Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Edisi Keempat. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi. 1992. Pemeriksaan Akuntan. Edisi Keempat. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Cetakan Kesembilan. Ghalia Indonesia, Bogor. Rahayu, Srikandi. 2015. Seputar Pengertian BPJS Kesehatan http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/09/seputar-pengertian-bpjskesehatan.html/ Diakses tanggal 25 Juli 2016. Tampubolon, Robert. 2005. Risk and Systems-Based Internal Audit. Edisi Pertama. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan. Edisi Pertama. Ghalia Indonesia, Jakarta. Wardani, Laura Era. 2014. “Populasi dan Sampel”. lauraerawardani.blogspot.co.id/2014/05/populasi-dansampel.html?m=1/ Diakses tanggal 5 Juni 2016.
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
Tabel 7.1 Pemeriksaan Nomor Kuitansi berdasarkan Attribute No. Sampel
No. Kuitansi
Dicek
Lengkap
Tepat
Dilaporkan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
057934 057944 057949 057958 058000 058003 058011 058018 058020 058036 058044 058048 058049 058053 058100 058128 058145 058146 058147 058153 058160 058170 058172 058174 058176 058185 058196 058197 058200 058218 058238 058246 058251 058255 058258 058261
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
Tabel 7.1 (Lanjutan) Pemeriksaan Nomor Kuitansi berdasarkan Attribute No. Sampel
No. Kuitansi
Dicek
Lengkap
Tepat
Dilaporkan
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
058270 058271 058273 058279 058292 058293 058294 058295 058296 058304 058311 058312 058315 058323 058328 058333 058349 058356 058357 058372 058373 058382 058383 058387 058391 058398 058404 058406 058408 058421 058423 058426 058430 058438 058441 058444
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
Tabel 7.1 (Lanjutan) Pemeriksaan Nomor Kuitansi berdasarkan Attribute No. Sampel
No. Kuitansi
Dicek
Lengkap
Tepat
Dilaporkan
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108
058446 058454 058459 058466 058474 058483 058484 058485 058496 058498 058502 058513 058518 058522 058523 058524 058529 058539 058549 058552 058555 058562 058565 058569 058572 058578 058596 058613 058629 058635 058639 058646 058648 058655 058661 058663
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
Tabel 7.1 (Lanjutan) Pemeriksaan Nomor Kuitansi berdasarkan Attribute No. Sampel
No. Kuitansi
Dicek
Lengkap
Tepat
Dilaporkan
109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144
058664 058679 058685 058691 058704 058707 058709 058722 058732 058736 058737 058740 058742 058750 058761 058763 058772 058776 058783 058802 058805 058814 058815 058823 058824 058835 058841 058843 058854 058860 058877 058881 058897 058903 058905 058907
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
Tabel 7.1 (Lanjutan) Pemeriksaan Nomor Kuitansi berdasarkan Attribute No. Sampel
No. Kuitansi
Dicek
Lengkap
Tepat
Dilaporkan
145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180
058908 058914 058955 058965 058971 058983 058987 058989 058994 058996 059006 059017 059019 059025 059029 059051 059058 059060 059063 059069 059071 059089 059093 059107 059110 059134 059136 059138 059153 059155 059157 059158 059160 059167 059168 059176
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
Tabel 7.1 (Lanjutan) Pemeriksaan Nomor Kuitansi berdasarkan Attribute No. Sampel
No. Kuitansi
Dicek
Lengkap
Tepat
Dilaporkan
181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216
059177 059181 059186 059188 059202 059204 059213 059219 059225 059228 059232 059235 059236 059248 059253 059261 059263 059264 059275 059276 059296 059300 059307 059310 059315 059319 059320 059329 059331 059334 059350 059352 059356 059365 059366 059388
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + -
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Tabel 7.4 (Lanjutan) Pemeriksaan Nomor Kuitansi berdasarkan Attribute No. Sampel
No. Kuitansi
Dicek
Lengkap
Tepat
Dilaporkan
217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252
059395 059411 059420 059469 059504 059506 059508 059532 059537 059541 059542 059544 059545 059546 059549 059553 059558 059561 059572 059577 059580 059581 059596 059606 059621 059623 059629 059642 059644 059675 059676 059678 059684 059701 059704 059721
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
Tabel 7.4 (Lanjutan) Pemeriksaan Nomor Kuitansi berdasarkan Attribute No. Sampel
No. Kuitansi
Dicek
Lengkap
Tepat
Dilaporkan
253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288
059723 059745 059746 059748 059753 059758 059770 059782 059794 059801 059808 059821 059827 059830 059834 059835 059838 059849 059858 059877 059878 059886 059893 059898 059902 059905 059913 059930 059953 059958 059969 059970 059971 059975 059979 059981
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Tabel 7.4 (Lanjutan) Pemeriksaan Nomor Kuitansi berdasarkan Attribute No. Sampel
No. Kuitansi
Dicek
Lengkap
Tepat
Dilaporkan
289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324
059982 059983 059998 060001 060017 060020 060023 060024 060026 060037 060042 060044 060046 060053 060058 060067 060079 060084 060085 060087 060093 060101 060104 060105 060106 060108 060114 060133 060139 060143 060149 060154 060159 060173 060196 060204
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Tabel 7.4 (Lanjutan) Pemeriksaan Nomor Kuitansi berdasarkan Attribute No. Sampel
No. Kuitansi
Dicek
Lengkap
√ 325 060210 √ 326 060212 √ 327 060229 √ 328 060236 √ 329 060240 √ 330 060245 √ 331 060246 √ 332 060249 √ 333 060274 √ 334 060276 √ 335 060279 √ 336 060290 √ 337 060293 √ 338 060298 √ 339 060299 √ 340 060300 √ 341 060326 √ 342 060351 √ 343 060356 √ 344 060358 Sumber: Wawancara dan Observasi
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
Tepat
Dilaporkan
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149