PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DENGAN PERSEPSI PENCAPAIAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Fabiola Desylita Christanti NIM: 122114035
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DENGAN PERSEPSI PENCAPAIAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Fabiola Desylita Christanti NIM: 122114035
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak! (Mazmur 37:5) “Usaha yang kamu lakukan tidak akan dikecewakan-Nya”
~Fabiola Desylita Christanti~
In Nomine Jesu
Kupersembahkan Skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda-Nya Bapak FX. Suwarli dan Mama Anastasia Warjiyah Mba Justina Septiani Wulandari, S.Kom Bulik Theodora Suwarni FX. Reza Yunanto, S.E Franz Himawan Ardianto, S.Mn., S.Ak Keluarga Besar Akuntansi 2012 Keluarga Besar Akuntansi 2012 Kelas A iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Hubungan Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan dengan Persepsi Pencapaian Akuntabilitas Pelayanan Publik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama (Studi Kasus di KPP Pratama Sleman). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan mengembangkan kepribadian. 2. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A
selaku
Pembimbing
yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Segenap dosen Fakultas Ekonomi yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis. 4. Segenap staf Sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah memberikan pelayanan terbaik. 5. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………….………. . i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………… . ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iii HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. . iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ………….. v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …………. vi HALAMAN KATA PENGANTAR ……………………………………... . vii HALAMAN DAFTAR ISI ………………………………………………. . ix HALAMAN DAFTAR TABEL …………………………………………. . xi HALAMAN DAFTAR GAMBAR ……………………………………… . xii ABSTRAK ……………………………………………………………….. . xiii ABSTRACT ………………………………………………………………… xiv BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. . 1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………. . 1 B. Rumusan Masalah …………………………………….. . 4 C. Tujuan Penelitian ……………………………………… . 4 D. Manfaat Penelitian ……………………………………. . 5 E. Sistematika Penulisan …………………………………. . 6 BAB II LANDASAN TEORI ……………..……………………….. . 7 A. Pajak …………....……………………………………... . 7 1. Pengertian Pajak ……………………………………. . 7 2. Fungsi Pajak ………………………………………... . 8 3. Sistem Pemungutan Pajak …………………………. . 9 B. Reformasi Perpajakan dan Modernisasi Administrasi Perpajakan …………………………...……………….. . 11 1. Reformasi Perpajakan ……………………………… . 11 2. Modernisasi Administrasi Perpajakan ……………... . 12 a. Restrukturisasi Organisasi ………………….…. . 15 b. Proses Bisnis dan Teknologi Informasi dan Komunikasi …………………………………..... . 20 c. Manajemen Sumber Daya Manusia ………....… . 21 d. Penerapan Kode Etik sebagai Pelaksanaan Good Governance ……………………………... . 22 C. Good Governance ……………………………………... . 24 1. Pengertian Good Governance ……………………… . 24 2. Karakteristik Good Governance …………………… . 25 D. Akuntabilitas ………………………………………….. . 26 ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Persepsi …………………………………………........... . F. Penelitian Terdahulu ………………………………...... . G. Kerangka Pemikiran …………………………………... . BAB III METODE PENELITIAN ………………………………........ A. Jenis Penelitian ………………………………………... . B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………… . C. Subjek dan Objek Penelitian ………………………….. . D. Desain Penelitian ……………………………………… . E. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................... . F. Data dan Teknik Pengumpulan Data …………………. . G. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ........... . H. Pengukuran Data ……………………………………… . I. Teknik Pengujian Instrumen ………………………….. . 1. Uji Validitas …………………………………… . 2. Uji Reabilitas ………………………………….. . J. Teknik Analisis Data ………………………………….. . 1. Analisis Deskriptif …………………………….. . 2. Analisis Korelasi Spearman …………………… . BAB IV GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA SLEMAN ……… . A. Sejarah ………………………………………………… . B. Visi, Misi, dan Motto Pelayanan ……………………… . C. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Sleman ……………… . 1. Tugas KPP Pratama Sleman …………………... . 2. Fungsi KPP Pratama Sleman ………………….. . 3. Fungsi Organisasi ……………………………... . D. Struktur Organisasi ……………………………………. . BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………………... . A. Deskripsi Data ………………………………………… . B. Pengujian Inatrumen ………………………………….. . 1. Uji Validitas …………………………………… . 2. Uji Reliabilitas ………………………………… . C. Analisis Data …………………………………………... . 1. Analisis Deskriptif …………………………….. . 2. Analisis Korelasi ………………………………. . D. Pembahasan …………………………………………… . BAB VI PENUTUP………………………………………………….. . A. Kesimpulan ……………………………………………. . B. Keterbatasan Penelitian ……………………………….. . C. Saran…………………………………………………… . DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. . LAMPIRAN ……………………………………………………………… .
x
30 32 33 35 35 35 35 36 37 39 41 48 48 48 49 50 50 50 52 52 53 53 53 54 55 57 60 60 63 63 65 66 66 67 70 79 79 79 80 81 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Operasional Variabel ………………………………………….. . 46 Tabel 2 Pengukuran Terhadap Pertanyaan Kuesioner …………………. .
48
Tabel 3 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... .
51
Tabel 4 Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Sleman ………... .
58
Tabel 5 Persentase Hasil Pendistribusian Kuesioner ………………...... .
60
Tabel 6 Persentase Responden Berdasarkan Seksi …………………….. .
61
Tabel 7 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………… .
62
Tabel 8 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ……... .
62
Tabel 9 Hasil Uji Validitas …………………………………………….. .
64
Tabel 10 Hasil Uji Reliabilitas Modernisasi Administrasi Perpajakan …. .
65
Tabel 11 Hasil Uji Reliabilitas Pencapaian Akuntabilitas KPP Pratama .. .
65
Tabel 12 Hasil Uji Deskriptif ……………………………………………..
66
Tabel 13 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... .
68
Tabel 14 Hasil Uji Korelasi Spearman Modernisasi Administrasi Perpajakan Dengan Pencapaian Akuntabilitas KPP Pratama ……………... . 68
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar I
Kerangka Pemikiran ………….……………………………. .
34
Gambar II
Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman ………………… .
57
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DENGAN PERSEPSI PENCAPAIAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA (Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman)
Fabiola Desylita Christanti NIM: 122114035 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016 Modernisasi administrasi perpajakan merupakan kelanjutan dari reformasi perpajakan yang diterapkan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di bidang administrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik di KPP Pratama Sleman. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan cara mendistribusikan kuesioner kepada semua pegawai KPP Pratama Sleman. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik di KPP Pratama Sleman. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar +0,638 menunjukkan hubungan positif kuat. Hubungan positif kuat artinya hubungan kedua variabel bersifat searah, yaitu semakin baik pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan maka semakin baik pencapaian akuntabilitas pelayanan publik di KPP Pratama Sleman. Kata kunci: modernisasi administrasi perpajakan, akuntabilitas pelayanan publik.
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PERCEPTION OF MODERNIZATION OF TAXATION ADMINISTRATION AND THE PERCEPTION OF PUBLIC SERVICE ACCOUNTABILITY ACHIEVEMENT AT TAX OFFICE A Case Study in Sleman Tax Office Fabiola Desylita Christanti Student Number : 122114035 Sanata Dharma University Yogyakarta Modernization of tax administration is the next step of tax reform applied by Directorate General of Taxation (DGT). This research aims to grasp the relationship between the perception of modernization of taxation administration and the perception of public service accountability achievement at tax office. This is a case study research. The data were collected by distributing the questionnaire to all employees at Sleman Tax Office. Spearman Correlation Test was used to analyze the data. The result of this research shows that there is a relationship between the perception of modernization of taxation administration and the perception of public service accountability achievement in Sleman Tax Office. The correlation coefficient value is +0,638, which means a strong positive relationship. It indicates that a better the implementation of tax administration modernization, the public service accountability achievement in Sleman Tax Office tend to be better also. Keywords: modernization accountability achievement
of
taxation
xiv
administration,
public
service
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU No. 28 Tahun 2007). Berdasarkan pengertian tersebut, pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara sekaligus menjadi sektor yang potensial dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional. Peran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan merupakan hal yang penting untuk menunjang pembangunan nasional. Peran masyarakat khususnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan melalui pemenuhan kewajiban perpajakan masih tergolong rendah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, salah satunya adalah persepsi masyarakat terhadap pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Tingginya angka korupsi, kegaduhan sejumlah elit politik di ruang publik, dan amburadulnya kualitas pelayanan publik merupakan sejumlah fenomena yang dianggap paling bertanggung jawab dalam pembentukan
persepsi
publik
yang
1
negatif
terhadap
pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
(Wijaya,2016). Salah satu persepsi publik yang negatif adalah hilangnya rasa percaya terhadap instansi perpajakan. Persepsi negatif publik perlu dihilangkan. Hal ini membuat perbaikan dan perubahan dalam segala aspek perpajakan perlu dilakukan melalui pengeluaran kebijakan-kebijakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Salah satu perubahan yang ingin dicapai dalam perpajakan adalah terciptanya good governance di instasi perpajakan. Hal ini diwujudkan dengan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke waktu. Reformasi perpajakan yang dilakukan mencakup dua bidang yaitu reformasi di bidang kebijakan perpajakan dan reformasi di bidang administrasi perpajakan (DJP,2007). Reformasi perpajakan dilakukan supaya basis pajak dapat semakin diperluas sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak. Reformasi kebijakan sudah dilakukan sejak tahun 1983, yaitu dengan mengadopsi sistem perpajakan modern yang memberikan kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri
kewajiban
perpajakannya atau yang disebut dengan self assessment system (DJP,2007). Pada tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) meluncurkan program perubahan atau reformasi administrasi perpajakan yang biasa disebut dengan modernisasi administrasi perpajakan (DJP, 2007). Modernisasi administrasi perpajakan memiliki ciri khusus antara lain: struktur organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan bagi setiap Wajib Pajak melalui pembentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
account representative dan complaint center untuk menampung keberatan Wajib Pajak, penyempurnaan sumber daya manusia di setiap kantor pajak. Modernisasi administrasi perpajakan juga merangkul kemajuan teknologi dengan berbagai modul otomatisasi kantor serta berbagai pelayanan berbasis e-system seperti e-SPT, e-Filling, e-Payment, Taxpayer’s Account, eRegistration, dan e-Counceling. Melalui modernisasi ini diharapkan kontrol menjadi lebih efektif ditunjang dengan adanya penerapan kode etik pegawai DJP yang mengatur pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan diharapkan mampu menciptakan good governance. Menciptakan good governance adalah mengubah cara kerja state, membuat pemerintah accountable, dan membangun pelaku-pelaku di luar negara cakap untuk ikut berperan membuat sistem baru yang bermanfaat secara umum. Salah satu prinsip yang sangat penting dan merupakan kunci tercapainya good governance adalah prinsip akuntabilitas (BPPN,2003). Akuntabilitas ditandai oleh adanya akses yang mudah terhadap informasi, standar profesional dan integritas personal yang tinggi dari badan publik dan mekanisme umpan balik dari masyarakat. Prinsip akuntabilitas harus dilaksanakan dalam kegiatan pelayanan publik. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 26 tahun 2004, akuntabilitas dalam pelayanan publik utamanya diwujudkan pada aspek-aspek pembiayaan, waktu, persyaratan, prosedur, informasi, pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab, mekanisme pengaduan masyarakat, standar, dan lokasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
pelayanan. Pelayanan publik dalam perpajakan utamanya dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP). KPP merupakan instansi vertikal DJP yang berada di bawah dan tanggung jawab langsung kepala Kantor Wilayah (PMK 01). KPP Pratama merupakan salah satu instansi perpajakan yang berhubungan
langsung
dengan
masyarakat
atau
Wajib
Pajak.
Terselenggaranya akuntabilitas di lingkungan KPP Pratama diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan dan kesadaran masyarakat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Persepsi Modernisasai Administrasi Perpajakan dengan Persepsi Pencapaian Akuntabilitas Pelayanan Publik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama”. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
D. Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) maupun Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) maupun Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
berkaitan
dengan
pelaksanaan
modernisasi
administrasi
perpajakan dan pencapaian akuntabilitas KPP Pratama, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan akuntabilitas Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. 2. Bagi Penulis Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis. 3. Bagi Peneliti Lain Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai literatur atau bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian dan menjadi dasar dalam pembahasan. Bab III : Metode Penelitian Bab ini terdiri atas: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan operasional variabel, pengukuran data, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis data. Bab IV : Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman Bab ini menjelaskan secara garis besar KPP Pratama Sleman seperti: sejarah, visi, misi, dan motto pelayanan, tugas dan fungsi KPP Pratama Sleman, fungsi organisasi, dan struktur organisasi di KPP Pratama Sleman. Bab V : Analisis Data dan Pembahasan Bab ini menjelaskan tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. Bab VI : Penutup Bab ini terdiri atas: kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pajak 1. Pengertian Pajak Banyak pihak mengemukakan pendapatnya tentang definisi atau pengertian pajak, diantaranya para tokoh pendidikan dan negara (melalui peraturan perundang-undangan). Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH yang dikutip dari buku karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1), “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur: a) Iuran dari rakyat kepada negara b) Berdasarkan undang-undang c) Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. d) Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaranpengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Menurut Prof. Dr. PJA Adriani dalam Rahayu (2010:22), sebagai berikut: Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturanperaturan, dengan tidak mendapat prestasi-kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Pengertian pajak yang dikemukakan oleh dua tokoh tersebut tidak jauh berbeda dengan pengertian pajak yang ada dalam peraturan perundangundangan perpajakan. Menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007, “Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
2. Fungsi Pajak Menurut Madiasmo (2011:1) terdapat dua fungsi pajak, yaitu : a) Fungsi Budgetair Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Terdapat beberapa faktor yang berperan penting
dalam
mempengaruhi
dan
menentukan
optimalisasi
pemasukan dana ke kas Negara melalui pemungutan pajak kepada warga Negara, yaitu : 1) Kejelasan, kepastian dan kesederhanaan peraturan perundangundangan perpajakan. 2) Kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikan undangundang perpajakan. 3) Sistem administrasi perpajakan yang tepat. 4) Pelayanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
5) Kesadaran dan pemahaan warga Negara. 6) Kualitas petugas pajak (intelektual, keterampilan, integritas, moral tinggi). b) Fungsi Mengatur (regulerend) Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Berdasarkan
pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa fungsi utama
pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah, sehingga pemerintah melakukan upaya pemungutan pajak dari warga negaranya.
3. Sistem Pemungutan Pajak Negara memerlukan sistem pemungutan yang baik supaya pemungutan yang dilakukan dapat berjalan secara optimal. Menurut Mardiasmo (2011:7), sistem pemungutan pajak dibagi menjadi tiga: a) Official
Assesment
System,
yaitu
sistem
pemungutan
yang
memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Cirri-cirinya: 1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. 2) Wajib Pajak bersifat pasif. 3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
b) Self Assesment System, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri pajak yang terutang. Cirri-cirinya: 1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri. 2) Wajib Pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. 3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. c) With Holding System, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
B. Reformasi Perpajakan dan Modernisasi Administrasi Perpajakan 1. Reformasi Perpajakan Menurut Gunadi (2010), pajak mengikuti fonemena kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Kehidupan sosial perekonomian masyarakat selalu mengalami perubahan. Hal ini membuat perbaikan dan perubahan dalam segala aspek perpajakan perlu dilakukan. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan reformasi perpajakan dari waktu ke waktu untuk melakukan perbaikan dan perubahan di bidang perpajakan. Reformasi perpajakan merupakan perubahan mendasar yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dari segala aspek. Reformasi perpajakan dilakukan agar sistem perpajakan dapat lebih efektif dan efisien sehingga dapat memberikan kesadaran dan kepercayaan yang lebih tinggi kepada Wajib Pajak. Reformasi perpajakan juga dilakukan supaya basis pajak dapat semakin diperluas sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak. Indonesia melaksanakan reformasi perpajakan sejak tahun 1983, yaitu berubahnya sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self Assesment System. Peningkatan penerimaan menjadi tuntutan pemerintah, akan tetapi perbaikan dalam aspek perpajakan menjadi alasan mengapa reformasi perpajakan dilakukan dari waktu ke waktu, baik itu penyempurnaan dalam kebijakan maupun dalam administrasinya, (DJP, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Reformasi di bidang kebijakan adalah penyempurnaan kebijakan perpajakan untuk menciptakan suatu sistem perpajakan yang sehat dan kompetitif dalam mendorong kegiatan investasi di Indonesia, menciptakan keseimbangan hak dan kewajiban antara Wajib Pajak dan aparat pajak, memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak untuk melakukan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan, serta memberikan keadilan dan kepastian hukum. Reformasi kebijakan telah ditempuh melalui amandemen UndangUndang Perpajakan yang meliputi Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (UU PPN dan PPnBM), serta menyempurnakan peraturan pelaksanaannya.
2. Modernisasi Administrasi Perpajakan Tidak hanya reformasi pada aspek kebijakan, reformasi perpajakan juga mencakup aspek administrasi yang biasa disebut sebagai modernisasi administrasi perpajakan. Pandiangan (2008) mengemukakan modernisasi administrasi perpajakan sebagai bagian dari reformasi perpajakan menjadi hal yang menarik dan trend di lingkungan DJP. Modernisasi administrasi perpajakan memiliki nuansa tersendiri yang membuatnya menjadi lebih teknis, fokus, dan dinamis sejalan reformasi perpajakan itu sendiri. Sejak tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah meluncurkan program perubahan atau reformasi administrasi perpajakan yang biasa disebut modernisasi. Jiwa dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
good governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi yang handal dan terkini. Tujuan modernisasi yang ingin dicapai adalah meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan meningkatkan produktivitas serta integritas aparat pajak. Untuk mewujudkan itu semua, maka program reformasi administrasi perpajakan perlu dirancang dan dilaksanakan secara menyeluruh dan komprehensif. Perubahan-perubahan yang dilakukan meliputi bidang-bidang: struktur organisasi, proses bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi, manajemen sumber daya manusia, pelaksanaan good governance dalam hal penerapan kode etik (DJP,2007). Menurut Purwono (2010:17), reformasi perpajakan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2002 dengan menerapkan sistem administrasi perpajakan modern di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar (Large Tax Office). Beberapa sasaran dari penerapan sistem administrasi perpajakan modern adalah tercapainya tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi, tercapainya tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap administrasi perpajakan, dan tercapainya produktivitas aparat perpajakan yang tinggi. Hal mendasar dalam modernisasi perpajakan adalah terjadinya perubahan paradigma perpajakan, yaitu dari semula berbasis jenis pajak menjadi berbasis fungsi, dan lebih mengedepankan aspek pelayanan kepada masyarakat. Sistem modernisasi perpajakan juga didukung oleh fungsi pengawasan, pemeriksaan, maupun penagihan pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Menurut Pandiangan (2008), konsep umum modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan pada dasarnya terdiri dari: a) Restrukturisasi organisasi, dengan konsep: debirokratisasi, struktur organisasi berbasis fungsi terkait dengan perpajakan, dilakukan pemisahan antara fungsi pemeriksaan dengan fungsi keberatan, adanya segmentasi Wajib Pajak yang dikelola KPP, adanya internal audit, dan lebih efisien dan customer oriented. b) Penyempurnaan
proses
bisnis
melalui
pemanfaatan
teknologi
komunikasi dan informasi, dengan konsep: berbasis teknologi komunikasi dan informasi, efisien dan customer oriented, sederhana dan mudah dimengerti dan adanya built-in control. c) Penyempurnaan Sumber Daya Manusia (SDM), dengan konsep: berbasis
kompetensi,
optimalisasi
teknologi
komunikasi
dan
informasi, customer driven dan continous improvement. Menurut Pandiangan (2008), berdasarkan konsep umum modernisasi perpajakan tersebut, sebagai outcome yang diharapkan adalah: a) Terjadinya perubahan paradigma, pola pikir dan nilai organisasi yang tercermin pada perilaku setiap pegawai. b) Terciptanya proses bisnis dari setiap jenis pekerjaan yang lebih efisien, dan c) Mampu menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik dan benar (good governance).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Berikut ini dijelaskan secara lebih mendalam mengenai perbaikan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam hal modernisasi administrasi perpajakan: a) Restrukturisasi Organisasi Salah satu tujuan reformasi perpajakan adalah memperbaiki sistem administrasi perpajakan sejalan dengan sistem administrasi perpajakan nasional. Konsekuensi logis dari tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai instasi pemungut pajak adalah DJP harus memiliki
kecakapan
untuk
mengelola
atau
melakukan
pengadministrasian pemungutan pajak daerah secara efektif dan efisien. Sebagai langkah pertama, ketiga jenis kantor pajak yang ada, yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa), dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Hal ini dilakukan untuk memudahkan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan atau menyelesaikan permasalahan perpajakan dengan datang ke satu kantor saja, DJP (2007). Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 202.2/PMK.01/2014, Kantor Pelayanan Pajak yang selanjutnya dalam Peraturan Menteri Keuangan ini disebut KPP adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
menjadi 3 jenis, yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. Penelitian ini akan membahas Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama.
Dalam
202.2/PMK.01/2014 mempunyai
tugas
Peraturan Kantor
Menteri
Pelayanan
melaksanakan
Keuangan Pajak
penyuluhan,
(KPP)
Nomor Pratama
pelayanan,
dan
pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 202.2/PMK.01/2014 (Pasal 60). Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama terdiri dari : 1) Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal memiliki tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga, dan pengelolaan kinerja pegawai, pemantauan pengendalian intern, pemantauan pengelolaan risiko, pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta penyusunan rekomendasi perbaikan proses bisnis. 2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi. Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan potensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan,
urusan
tata
usaha
penerimaan
perpajakan,
pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta pengelolaan kinerja organisasi. 3) Seksi Pelayanan. Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, serta pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak. 4) Seksi Penagihan. Seksi
Penagihan
mempunyai
tugas
melakukan
urusan
penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. 5) Seksi Pemeriksaan. Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan, penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak dan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya, serta pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
pemeriksaan oleh petugas pemeriksa pajak yang ditunjuk oleh kantor. 6) Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi, bimbingan dan pengawasan Wajib Pajak baru, serta penyuluhan perpajakan. 7) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I mempunyai tugas melakukan proses penyelesaian permohonan Wajib Pajak, usulan pembetulan ketetapan pajak, bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak, serta usulan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan. 8) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III, dan IV. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III dan IV masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan himbauan kepada Wajib Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
9) Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai
dengan
jabatan
fungsional
masing-masing
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sebagai langkah kedua struktur organisasi berbasis fungsi diterapkan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan sistem administrasi modern untuk merealisasikan debirokratisasi pelayanan sekaligus melaksanakan pengawasan terhadap Wajib Pajak secara lebih sistematis berdasarkan analisis risiko. Unit vertikal dibedakan berdasarkan segmentasi Wajib Pajak, yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar (LTO – Large Taxpayers Office), Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Madya (MTO- Medium Taxpayers Office) dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama (STO – Small Taxpayers Office). Dengan pembagian seperti ini, diharapkan strategi dan pendekatan terhadap Wajib Pajak dapat disesuaikan dengan karakteristik Wajib Pajak yang ditangani, sehingga berjalan lebih optimal. Langkah ketiga dan hanya ada khusus di kantor operasional, adalah posisi baru yang disebut Account Representative, yang mempunyai tugas antara lain memberikan bantuan konsultasi perpajakan
kepada
Wajib
Pajak,
menginformasikan
peraturan
perpajakan yang baru serta mengawasi kepatuhan Wajib Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
b) Proses Bisnis dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Perbaikan proses bisnis yang mencakup metode, sistem, dan prosedur kerja merupakan kunci perbaikan birokrasi. Perbaikan proses bisnis merupakan pilar penting terlaksananya program modernisasi administrasi perpajakan. Proses bisnis diarahkan pada penerapan full automation komunikasi,
dengan
memanfaatkan
terutama
untuk
teknologi pekerjaan
informasi yang
dan
bersifat
administratif/kerikal. Pelaksanaan full automation diharapkan akan menciptakan suatu proses bisnis yang efisien dan efektif karena proses administrasi menjadi lebih cepat, mudah, akurat, dan paperless, sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak baik dari segi kualitas maupun waktu. Proses bisnis yang dilakukan dalam modernisasi administrasi perpajakan dirancang sedemikan rupa sehingga dapat mengurangi kontak langsung antara pegawai DJP dengan Wajib Pajak untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN). Langkah awal perbaikan proses bisnis adalah penulisan dan dokumentasi Sandard Operating Procedures (SOP) untuk setiap kegiatan di seluruh unit DJP. Selain itu, DJP telah meluncurkan 8 layanan unggulan bagi masyarakat yang di dalamnya terdapat janji waktu pelayanan, kejelasan persyaratan dan prosedur. Perbaikan proses bisnis yang juga dilakukan dalam modernisasi administrasi perpajakan antara lain melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Pemanfaatan teknologi informasi dilakukan untuk mempermudah Wajib Pajak dan administrasi perpajakan bagi aparatur pajak itu sendiri. Pemanfaatan ini terlihat dengan dibukanya fasilitas e-filling (pengiriman SPT secara online melalui internet), e-payment (Modul Penerimaan Negara), dan e-registration (pendaftaran NPWP secara online melalui internet), (DJP, 2007).
c) Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) DJP menjelaskan bahwa untuk mendukung struktur, sistem, teknologi informasi, metode, alur kerja suatu organisasi harus didukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki integritas dan profesionalisme. Hal ini juga sangat mempengaruhi keberhasilan modernisasi administrasi perpajakan. Sejalan dengan keinginan untuk melakukan perubahan serta memperbaiki citra dan meningkatkan kinerja, reformasi di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan langkah yang sangat penting untuk dilakukan DJP. Reformasi di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dilakukan untuk mendukung sistem administrasi perpajakan modern melalui SDM berbasis kompetensi dan kinerja. Sebelum melakukan langkah perbaikan di bidang SDM, DJP melakukan pemetaan kompetensi (competency mapping) terhadap seluruh pegawai DJP guna mengetahui distribusi kuantitas dan kualitas kompetensi pegawai. Meskipun program mapping ini masih terbatas mengidentifikasikan “soft competency”, tetapi hasil program tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
menjadi informasi yang membantu DJP dalam merumuskan kebijakan kepegawaian yang lebih tepat. Unsur SDM di DJP mempunyai nilai strategis sebagai faktor penentu organisasi. Dalam Rencana Strategis DJP, pengelolaan SDM yang berbasis kompetensi merupakan salah satu sasaran yang ingin dicapai DJP. Langkah-langkah atau strategi akan dilakukan oleh DJP untuk mensinkronkan antara kebutuhan organisasi dengan kemampuan dan kompetensi pegawai. Sistem dan manajemen sumber daya manusia yang lebih baik dan terbuka akan menghasilkan sumber daya manusia yang juga lebih baik, khususnya dalam hal produktifitas dan profesionalisme. Untuk mendukung sumber daya manusia yang semakin baik, DJP memberikan pelatihan dan pengembangan kepada pegawai. Menurut DJP, pelatihan dan pengembangan pegawai merupakan hal yang sangat penting bagi peningkatan mutu pegawai dan kantor. Pelaksanaan
kegiatan
pelatihan
dan
pengembangan
tersebut
diwujudkan dalam bentuk pengadaan berbagai macam diklat, training, short course, seminar, pengiriman pegawai tugas belajar baik dalam maupun luar negeri.
d) Penerapan Kode Etik sebagai Pelaksanaan Good Governance Sejalan dengan reformasi perpajakan yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Pajak (DJP), perubahan nilai organisasi juga ditandai dengan diterapkannya Kode Etik pegawai DJP. Bagi pegawai DJP, kode etik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
memberikan panduan bagaimana mereka mengelola situasi dan mengambil sikap atau pilihan yang tepat dalam melaksanakan tugasnya. Keberhasilan penerapan kode etik dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya pemahaman pegawai terhadap kode etik, keteladanan atasan dan pengawasan. Pelaksanaan kode etik akan lebih efektif dan bermanfaat apabila didukung dengan komitmen untuk menanamkan,
menyebarluaskan,
melaksanakan
dan
mengawasi
pelaksanaan kode etik pada semua tingkatan sehingga akan mempengaruhi perilaku organisasi secara keseluruhan. Visi dan misi DJP secara jelas menjadi pijakan bagi DJP dalam menjadikan kode etik sebagai instrumen untuk mendorong dan mempertahankan terwujudnya kepatuhan pegawai, (DJP,2007). Untuk mempermudah pegawai dalam memahami ketentuan kode etik, telah disusun buku panduan Kode Etik Pegawai DJP yang berisi penjelasan yang lebih nyata tentang kode etik dan dilengkapi dengan contoh-contoh situasi atau kasus yang sering dihadapi pegawai beserta panduan sikap atau tindakan untuk menyikapi situasi atau kasus tersebut. Pemahaman pegawai terhadap kode etik juga dilakukan DJP dengan cara penyampaian informasi melalui website, rapat, program internalisasi,
dll.
mensosialisasikan
Kegiatan kode
etik
internalisasi sekaligus
bertujuan
untuk
untuk
membangkitkan
kesadaran dan memotivasi pegawai untuk menjadi aparatur DJP yang bersih, profesional serta menjunjung nilai-nilai moral dan etika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
C. Good Governance 1. Pengertian Good Governance Sumarto (2004:1) Governance diartikan sebagai mekanisme, praktek dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-masalah publik. Implikasinya merupakan peran pemerintah sebagai pembangun maupun penyedia jasa pelayanan dan infrastruktur akan bergeser menjadi badan pendorong terciptanya lingkungan yang mampu memfasilitasi pihak lain di komunitas dan sektor swasta untuk ikut aktif melakukan upaya tersebut. Governance yang baik hanya dapat tercipta apabila dua kekuatan yakni warga negara dan pemerintah saling mendukung: warga yang bertanggung jawab, aktif dan memiliki kesadaran, bersama dengan pemerintah yang terbuka, tanggap, mau mendengar, dan mau melibatkan (inklusif). Selain kekuatan yang saling mendukung, governance juga dikatakan baik apabila sumber daya dan masalah-masalah publik dikelola secara efektif, efisien, yang merupakan respon terhadap kebutuhan masyarakat. Berdasarkan pedoman Good Public Governance 2010 yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Good Public Governance (GPG) merupakan sistem atau aturan perilaku terkait dengan pengelolaan
kewenangan
oleh
para
penyelenggara
negara
dalam
menjalankan tugasnya secara bertanggungjawab dan akuntabel. GPG pada dasarnya mengatur pola hubungan antara penyelenggara negara dengan lembaga negara serta antar lembaga negara. Penerapan GPG mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
pengaruh yang sangat besar terhadap perwujudan Good Corporate Governance oleh dunia usaha dan penyelenggara negara. Sinergi di antaranya diharapkan keduanya dapat menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, yang pada gilirannya mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat.
2. Karakteristik Good Governance Menurut (United Nations Development Programme) UNDP dalam buku karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2009:18) Good Governance memiliki 8 karakteristik, yaitu : a) Participation Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Aspek partisipasi dalam governance menuntut adanya hubungan langsung antara pemerintah dengan warganya, tidak semata-mata melalui perantara, wakil dalam dewan perwakilan rakyat, atau partai politik saja. b) Rule of Law Kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu. c) Transparancy Transparancy dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dan dapat diperoleh mereka yang membutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
d) Responsiveness Lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam melayani stakeholder. e) Consensus orientation Berorientasi pada kepentingan masyarakat luas. f) Equity Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesetaraan dan keadilan. g) Efficiency and Effectiveness Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif). h) Accountability Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.
D. Akuntabilitas Banyak pihak berpendapat tentang definisi atau pengertian akuntabilitas. Menurut Turner and Hulme,1997 yang dikutip dari buku karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2002:17), Akuntabilitas merupakan konsep yang kompleks yang lebih sulit mewujudkannya daripada memberantas korupsi. Terwujudnya akuntabilitas merupakan tujuan utama dari reformasi sektor publik. Tuntutan akuntabilitas publik mengharuskan lembaga-lembaga sektor publik untuk lebih
menekankan
pada
pertanggungjawaban
horizontal
(horizontal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
accountability)
bukan
hanya
pertanggungjawaban
vertikal
(vertical
accountability). Deklarasi Tokyo dalam Khabibi, 2011 juga berpendapat mengenai pengertian dari akuntabilitas, yakni kewajiban-kewajiban dari individuindividu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawaban fiskal, manajerial, dan program. Berdasarkan pedoman Good Public Governance 2010 yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), akuntabilitas mengandung unsur kejelasan fungsi dan organisasi dan cara mewujudkannya. Akuntabilitas diperlukan
agar
setiap
melaksanakan tugasnya
lembaga secara
negara
dan
penyelenggara
negara
bertanggungjawab. Untuk itu, setiap
penyelenggaran negara harus melaksanakan tugasnya secara jujur dan terukur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan kebijakan publik yang berlaku serta menghindarkan penyalahgunaan wewenang. Menurut Anti Corruption Clearing House (ACCH:2014), ciri-ciri pemerintah yang accountable dalam akuntabilitas publik adalah yang mampu menyajikan informasi penyelenggaraan pemerintah secara terbuka, cepat, dan tepat kepada masyarakat, mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik, mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan publik secara proporsional, mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan dan pemerintahan, dan adanya sarana publik untuk menilai kinerja pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Pengertian akuntabilitas berbeda dengan responsibilitas, akuntabilitas merupakan suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan visi, misi, strategi organisasi. Sedangkan responsibilitas menyangkut pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi baik secara eksplisit maupun implisit. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan akuntabilitas merupakan kewajiban-kewajiban dari individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawabannya. Selain pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, negara juga mengemukakan pendapatnya yang berkaitan dengan akuntabilitas dalam Keputusan
Menteri
KEP/26/M.PAN/2/2004.
Pendayagunaan Keputusan
Aparatur tersebut
Negara menyatakan
Nomor: bahwa
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada publik maupun kepada atasan/pimpinan unit pelayanan instansi pemerintah
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Pertanggungjawaban pelayanan publik yang dimaksud meliputi : 1. Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik a) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik dapat dilihat berdasarkan proses yang antara lain meliputi: tingkat ketelitian (akurasi), profesionalitas petugas, kelengkapan sarana dan prasarana, kejelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
aturan (termasuk kejelasan kebijakan atau peraturan perundangundangan) dan kedisiplinan. b) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik harus sesuai dengan standar atau Akta/Janji Pelayanan Publik yang telah ditetapkan. c) Standar pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka, baik kepada publik maupun kepada atasan atau pimpinan unit pelayanan instansi pemerintah. Apabila terjadi penyimpangan dalam hal pencapaian standar, harus dilakukan upaya perbaikan. d) Penyimpangan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja pelayanan publik harus diberikan kompensasi kepada penerima pelayanan. e) Masyarakat dapat melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan secara berkala sesuai mekanisme yang berlaku. f)
Disediakan mekanisme pertanggungjawaban bila terjadi kerugian dalam pelayanan publik, atau jika pengaduan masyarakat tidak mendapat tanggapan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik a) Biaya pelayanan dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. b) Pengaduan masyarakat yang terkait dengan penyimpangan biaya pelayanan publik, harus ditangani oleh Petugas/Pejabat yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan/Surat Penugasan dari Pejabat yang berwenang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
3.
Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik a) Persyaratan
teknis
dan
administratif
harus
jelas
dan
dapat
dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan keabsahan produk pelayanan. b) Prosedur dan mekanisme kerja harus sederhana dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. c) Produk pelayanan diterima dengan benar, tepat dan sah.
E. Persepsi Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008:1061) persepsi adalah; 1. Tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu: serapan. 2. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya. Menurut Slameto (2010:109) menyatakan bahwa, “Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia”. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut sensoris stimulus. Stimulus merupakan faktor yang berperan dalam persepsi. Menurut Walgito (2010:101), faktor-faktor yang berperan dalam persepsi yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
1. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang berkerja sebagai reseptor. 2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syarat sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. 3. Perhatian Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
F. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Dianasari dan Rima Rachmawati (2008) dengan judul “Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Pencapaian Akuntabilitas pada KPP Modern”. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Modern Bandung. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan modernisasi administrasi perpajakan berpengaruh terhadap pencapaian akuntabilitas. Hal ini dikarenakan penerapan modernisasi sudah memadai. Penelitian lain yang serupa juga dilakukan oleh Depi Detiyani (2014) dengan judul “Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Pencapaian Akuntabilitas Kantor Pelayanan Pajak Pratama”. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Muara Teweh. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa modernisasi administrasi perpajakan memiliki pengaruh positif terhadap pencapaian akuntabilitas Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Muara Teweh. Kedua penelitian ini membuktikan bahwa modernisasi administrasi perpajakan memiliki pengaruh terhadap pencapaian akuntabilitas Kantor Pelayanan Paajak (KPP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
G. Kerangka Pemikiran Modernisasi administrasi perpajakan merupakan kelanjutan dari reformasi perpajakan yang ditetapkan DJP di bidang administrasi. Modernisasi administrasi perpajakan memiliki ciri-ciri khusus antara lain restrukturisasi organisasi, proses bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sumber daya manusia dan penerapan kode etik pegawai di lingkungan DJP. KPP Pratama merupakan salah satu instansi perpajakan yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau Wajib Pajak. Akuntabilitas dalam penelitian ini menggunakan akuntabilitas pelayanan publik yang ditandai oleh adanya akses yang mudah terhadap informasi, standar profesional dan integritas profesional yang tinggi dari badan publik dan mekanisme umpan balik. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.26 tahun 2004, akuntabilitas dalam pelayanan publik utamanya diwujudkan dalam hal akuntabilitas kinerja pelayanan publik, akuntabilitas biaya pelayanan publik dan akuntabilitas produk pelayanan publik. Pecapaian akuntabilitas pelayanan publik yang baik di KPP Pratama diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan dan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan persepsi pegawai di KPP Pratama Sleman. Untuk mengetahui bagaimana hubungan persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama dilakukan pengujian statistik menggunakan uji korelasi spearman. Penjelasan di atas dituangkan dalam kerangka pemikiran pada gambar 2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
G. Kerangka Pemikiran
Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan
Analisis
Persepsi Pencapaian Akuntabilitas
Korelasi
Pelayanan Publik KPP Pratama
Restrukturisasi Organisasi
Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik
Proses Bisnis dan Teknologi Informasi dan
Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik
Komunikasi Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik Penyempurnaan Sumber Daya Manusia
Kode Etik Pegawai Gambar I Kerangka Konseptual Hubungan Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan dengan Persepsi Pencapaian Akuntabilitas Pelayanan Publik KPP Pratama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan pada satu subjek penelitian untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan masalah yang dirumuskan, (Sugiyono 2013). Tujuan dari studi kasus adalah untuk melakukan pengamatan mendalam mengenai subjek tertentu untuk memberikan informasi dan gambaran yang berkaitan dengan subjek yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman yang terletak di Jalan Ringroad Utara No. 10 Maguwoharjo, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – April 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun lembaga (organisasi), yang sifat keadaannya akan diteliti
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
(Amirin, 2009). Subjek dari penelitian ini adalah pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. 2. Objek penelitian Objek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang ataupun lembaga (organisasi), yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian (Amirin, 2009). Objek dari penelitian ini adalah modernisasi administrasi perpajakan dan pencapaian akuntabilitas pelayanan publik di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
D. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah gambaran modernisasi administrasi perpajakan dan gambaran akuntabilitas KPP Pratama Sleman. Akuntabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan petunjuk teknis transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Data tersebut dikumpulkan dengan cara mendistribusikan kuesioner. Langkah pertama yang dilakukan adalah menganalisis indikator-indikator yang dimiliki oleh variabel persepsi modernisasi administrasi perpajakan dan variabel persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. Peneliti melakukan analisis terhadap indikator yang sudah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada awal mulainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
modernisasi administrasi perpajakan yang merupakan kelanjutan dari reformasi perpajakan. Peneliti juga melakukan analisis terhadap indikator akuntabilitas dalam penyelenggaraan publik yang diterapkan di instansi perpajakan, khususnya KPP Pratama Sleman. Indikator-indikator variabel dirumuskan
dalam
bentuk
pernyataan-pernyatan
kuesioner
yang
didistribusikan kepada pegawai di KPP Pratama Sleman. Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis bagaimana hubungan
antara modernisasi administrasi perpajakan dengan pencapaian
akuntabilitas pelayanan publik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. Hubungan dianalisis menggunakan pengujian statistik yaitu Uji Korelasi Spearman Rank. Kesimpulan diambil dengan melihat nilai koefisien korelasi yang dihasilkan dari pengujian korelasi Spearman.
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk diteliti, (Hermawan 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Jumlah sampel yang semakin banyak semakin baik karena akan mewakili populasi yang diteliti, (Suparno,2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Sampel dari penelitian ini diambil menggunakan metode nonprobality sampling dengan teknik purposive sampling. “Sampling purposive atau purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono:2010). Adapun pertimbangan atau kriteria sampel dalam penelitian ini adalah : a) Pegawai KPP Pratama Sleman yang terdaftar aktif bekerja di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman sampai April 2016. b) Pegawai bekerja di seksi yang berhubungan dengan modernisasi administrasi perpajakan di KPP Pratama Sleman. Jumlah minimum sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Slovin , sebagai berikut:
(dibulatkan menjadi 93) Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Batas Toleransi Kesalahan (error tolelance) = 5%
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100% jumlah populasi yaitu 120 pegawai KPP Pratama Sleman. Sampling yang dilakukan menghasilkan 120 sampel. Hal ini dikarenakan semua pegawai memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
kriteria yang telah ditetapkan. Jumlah minimum sampel ditentukan berdasarkan jumlah perhitungan menggunakan rumus Slovin yang dibulatkan dan `menghasilkan jumlah 93 sampel. Jumlah minimum sampel digunakan karena data penelitian diperoleh dari distribusi kuesioner. Ada kemungkinan kuesioner tidak kembali atau dianggap cacat.
F. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei ataupun observasi, (Hermawan, 2009). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendistribusikan kuesioner kepada pegawai di KPP Pratama Sleman sebagai responden. Kuesioner yang didistribusikan berisi pernyataanpernyataan
mengenai
modernisasi
administrasi
perpajakan
dan
akuntabilitas di KPP Pratama. Pernyataan dalam kuesioner yang didistribusikan bersifat tertutup.
2. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara mendistribusikan kuesioner. Kuesioner merupakan pengumpulan data yang sering tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
memerlukan kehadiran peneliti, namun cukup diwakili oleh daftar pertanyaan yang sudah disusun secara cermat terlebih dahulu, (Sanusi, 2011). Kuesioner didistribusikan kepada pegawai yang ada di KPP Pratama Sleman.
Kuesioner
tersebut
berisi
pernyataan-pernyataan
yang
berhubungan dengan modernisasi administrasi perpajakan dan akuntabilitas Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman yang sifatnya tertutup. Sebelum dilakukan pendistribusian kuesioner kepada responden yang sebenarnya peneliti melakukan uji coba (pilot testing) terlebih dahulu. Pilot testing ini dilakukan dengan cara mendistribusikan kuesioner kepada 15 pegawai yang berasal dari KPP Madya Tangerang dan KPP Pratama Wates. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana responden dapat mengerti dan memahami komponen-komponen yang terdapat didalam kuesioner. Hasil dari pilot testing ini menyatakan bahwa semua pernyataan dalam kuesioner sudah valid dan reliabel. Responden dapat memahami pernyataan-pernyataan yang ada di dalam kuesioner, sehingga kuesioner dapat didistribusikan kepada responden yang sebenarnya. Kuesioner yang didistribusikan pada penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : a) Bagian pertama, berisi tentang pernyataan yang berkaitan dengan identitas pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. b) Bagian kedua, berisi tentang pernyataan yang berhubungan dengan modernisasi administrasi perpajakan dan pencapaian akuntabilitas pelayanan publik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
1) Modernisasi Administrasi Perpajakan yang meliputi: (a) Restrukturasi organisasi. (b) Proses bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi. (c) Penyempurnaan sistem manajemen sumber daya manusia. (d) Kode etik pegawai 2) Akuntabilitas di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama yang meliputi : (a) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik. (b) Akuntabilitas biaya pelayanan publik. (c) Akuntabilitas produk pelayanan publik.
G. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono 2010). Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: a) Variabel independen atau variabel bebas (X) adalah persepsi modernisasi administrasi perpajakan. Indikator variabel ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
1) Aspek Restrukturasi Organisasi. Perubahan struktur organisasi dan sistem kerja KPP Pratama berkaitan dengan tingkat profesionalitas, efektifitas, dan efisiensi organisasi di KPP Pratama dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasaran strategis untuk dapat membantu Wajib Pajak dengan cepat dan memudahkan tugas pegawai pajak. Restrukturasi juga berkaitan dengan pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang sesuai dengan struktur organisasi serta penugasan pekerjaan sesuai dengan tingkat pendidikan pegawai. Restrukturisasi organisasi juga dilakukan melalui pembentukan Account Representatif (AR) yang mempunyai tugas antara lain memberikan bantuan konsultasi perpajakan kepada Wajib Pajak, menginformasikan peraturan perpajakan yang baru serta mengawasi kepatuhan Wajib Pajak.
2) Aspek Proses Bisnis dan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Perbaikan proses bisnis dilakukan dengan cara penulisan dan dokumentasi Standard Operating Procedures (SOP) untuk setiap kegiatan di seluruh unit Direktorat Jenderal Pakal (DJP). Fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi merupakan pemanfaatan teknologi informasi terutama dalam pekerjaan yang bersifat administratif. Fasilitas yang digunakan bertujuan untuk memudahkan Wajib Pajak dan proses administrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
bagi aparatur pajak sehingga dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Penerapan modernisasi dilakukan melalui penyempurnaan proses bisnis dengan tersedianya fasilitas e-system.
3) Aspek Penyempurnaan Sumber Daya Manusia. Perubahan implementasi pelayanan kepada Wajib Pajak mengarah pada aspek penyempurnaan sumber daya manusia dengan melakukan pemetaan kompetensi (competency maaping) terhadap semua pegawai guna mengetahui distribusi dan kualitas kompetensi pegawai. Penyempurnaan sumber daya manusia juga dilakukan dengan pelatihan dan pengembangan pegawai demi meningkatnya mutu pegawai.
4) Aspek Kode Etik Pegawai Kode etik memberikan panduan tentang bagaimana pegawai mengelola situasi dan mengambil sikap atau pilihan yang tepat dalam melaksanakan tugasnya. Kode etik pegawai berisikan larangan yang harus dihindari oleh pegawai pajak, seperti: ucapan, tulisan, atau perbuatan yang bertentangan dengan kode etik dan diharapkan tidak membebani pegawai di KPP Pratama karena kode etik yang diterapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
b) Variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publikKantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. Indikator variabel ini adalah : 1) Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik (a) Akuntabilitas
kinerja
pelayanan
publik
dapat
dilihat
berdasarkan proses yang antara lain meliputi: tingkat ketelitian (akurasi), profesionalitas petugas, kelengkapan sarana dan prasarana, kejelasan aturan (termasuk kejelasan kebijakan atau peraturan perundang-undangan) dan kedisiplinan. (b) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik harus sesuai dengan standar
atau
Akta/Janji
Pelayanan
Publik
yang telah
ditetapkan. (c) Standar pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka, baik kepada publik maupun kepada atasan atau pimpinan unit pelayanan instansi pemerintah. Apabila terjadi penyimpangan dalam hal pencapaian standar, harus dilakukan upaya perbaikan. (d) Masyarakat dapat melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan secara berkala sesuai mekanisme yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
2) Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik (a) Biaya pelayanan dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. (b) Pengaduan masyarakat yang terkait dengan penyimpangan biaya pelayanan publik, harus ditangani oleh Petugas/Pejabat yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan/Surat Penugasan dari Pejabat yang berwenang.
3) Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik (a) Persyaratan teknis dan administratif harus jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan keabsahan produk pelayanan. (b) Prosedur
dan
mekanisme
kerja
harus
sederhana
dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
2. Operasional Variabel Definisi operasional suatu concept atau construct merupakan suatu definisi yang menyatakan secara jelas dan akurat mengenai bagaimana suatu concept atau construct tersebut diukur (Hermawan, 2009). Operasional variabel dalam penelitian ini dijelaskan pada tabel 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Tabel 1 : Operasional Variabel Variabel Indikator Penelitian
Skala Nomor Pengukuran Kuesioner
Item 1. Struktur organisasi disesuaikan berdasarkan fungsi.
1. Restrukturisasi organisasi.
1 s/d 3
2. Sistem pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan struktur organisasi. 3. Pembentukan Account Representatif (AR). 4. Standard Operating Procedures (SOP) menjadi acuan bagi pegawai.
2. Proses bisnis dan teknologi Persepsi informasi dan Modernisasi komunikasi. Administrasi Perpajakan (X) 3. Penyempurnaan SDM.
4 s/d 7 Likert
5. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi memudahkan pekerjaan pegawai. 6. Fasilitas e-system memudahkan Wajib Pajak. 7. E-system memudahkan manajemen pemeriksaan. 8. Sistem pemetaan kompetensi (competency mapping).
8 s/d 9
9. Pelatihan dan pengembangan kepada pegawai KPP Pratama. 10. Pegawai memahami tata cara kode etik.
4. Kode etik pegawai
10 s/d 12
11. Kode etik mampu meningkatkan kinerja pegawai. 12. Pegawai tidak terbebani dengan adanya kode etik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
13. Pegawai memberikan pelayanan maksimal kepada Wajib Pajak. 14. KPP Pratama menyediakan sarana dan prasarana serta menyusun kebijakan-kebijakan untuk membuat Wajib Pajak mendapatkan pelayanan yang maksimal.
1. Akuntabilitas kinerja pelayanan publik. Persepsi Pencapaian Akuntabilitas Pelayanan Publik KPP 2. Akuntabilitas Pratama (Y) biaya pelayanan publik.
3. Akuntabilitas produk pelayanan publik. Sumber: Data diolah,2016
13 s/d 17
15. Pelaksanaan pelayanan sesuai dengan standar atau Akta/Janji Pelayanan Publik. 16. Standar pelayanan publik dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka. 17. KPP Pratama menyediakan sarana yang dapat digunakan Wajib Pajak untuj memberikan penilaian terhadap pelayanan KPP.
Likert 18. Biaya pelayanan dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 18 s/d 19
20 s/d 21
19. Pengaduan masyarakat terkait penyimpangan biaya pelayanan ditangani oleh petugas yang telah ditunjuk berdasarkan peraturan. 20. Persyaratan teknis dan administrasi yang diterapkan di KPP Pratama dirumuskan dengan jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. 21. Prosedur dan mekanisme kerja yang diterapkan di KPP Pratama dilaksanakan dengan sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
H. Pengukuran Data Kuesioner yang didistribusikan diukur menggunakan skala likert. Skala Likert yang digunakan adalah skala likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun itemitem instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Responden diminta
untuk
menyatakan
tingkat
kesetujuan
atau
ketidaksetujuan
berdasarkan persepsi responden. Pengukuran pada masing-masing pernyataan yang terdapat di dalam kuesioner dilakukan menggunakan skala yang memiliki nilai pada masing-masing jawaban sebagai berikut:
Tabel 2 : Pengukuran Terhadap Pernyataan Kuesioner Alternatif Jawaban Skor Penilaian Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Netral (N) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Data diolah,2016.
I.
Teknik Pengujian Istrumen 1. Uji Validitas Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data, (Sanusi, 2011). Data yang diperoleh harus mempunyai tingkat akurasi dan konsistensi yang tinggi sehingga instrumen penelitian yang digunakan harus valid dan realibel. Validitas instrumen ditentukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
mengorelasikan antara skor yang diperoleh setiap butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total. Skor total adalah jumlah dari semua skor pertanyaan dan pernyataan. Jika skor tiap butir pertanyaan berkolerasi secara signifikan dengan skor total pada tingkat alfa tertentu (misalnya 1%) maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur itu valid, (Sanusi 2011). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS Versi 16.0. Berikut ini rumus dengan teknik korelasi pearson product moment:
Keterangan : r = koefisien korelasi X = skor butir Y = skor total butir N = jumlah sampel (responden)
2. Uji Reabilitas Perhitungan reliabilitas dilakukan terhadap butir pertanyaan atau pernyataan yang sudah valid, dimana sudah dilakukan uji validitas sebelumnya. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel reliable jika memberikan
Alpha
Cronbach’s > 0,60 Ghozali (2005:42). Uji reabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat Koefisien Alpha. Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
J.
Teknik Analisis Data Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis Deskriptif Deskripsi data dalam penelitian ini menggambarkan tentang variabel yang digunakan berkaitan dengan data statistik dasar berupa rata-rata (mean), simpangan baku (standard deviation), dan skor minimum serta skor maksimum.
2. Analisis Korelasi Spearman Teknik analisis data yang digunakan untuk menyelesaikan rumusan masalah adalah analisis asosiatif atau korelasi. Analisis ini digunakan untuk mengukur variabel bebas (X) persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan variabel terikat (Y) persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama. Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif dan kualitatif (Departemen Birostatistik FKM UI, 2009). Pengujian korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Spearman Rank. Pengujian korelasi menggunakan korelasi Spearman Rank karena data yang digunakan merupakan data ordinal. Korelasi Spearman Rank digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang berbentuk ordinal (Sugiyono,2007:356). Pedoman yang digunakan untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Tabel 3 : Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,000 Sangat Kuat Sumber: (Sugiyono,2007:250)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA SLEMAN
A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007. Sesuai Keputusan Direktur Jendereal Pajak Nomor KEP-141/PJ/2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II, dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta, ditetapkan bahwa Sistem Administrasi Modern pada KPP Pratama Sleman dimulai sejak tanggal 30 Oktober 2007. KPP Pratama Sleman bersama KPP Pratama Wates dan KPP Pratama Wonosari merupakan pemecahan dari KPP Pratama Yogyakarta Dua. Selain itu, KPP Pratama Sleman juga merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai fungsi Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Yogyakarta. KPP Pratama Sleman menempati lantai I, lantai IV, dan lantai V Gedung Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Istimewa Yogyakarta yang diresmikan oleh Ibu Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 5 November 2007. Wilayah kerja KPP Pratama Sleman mencakup seluruh wilayah Kabupaten Sleman yang terdiri dari 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1212 Dusun.
B. Visi, Misi, dan Motto Pelayanan 1. Visi Menjadi Kantor Pelayanan Pajak terbaik dalam memberikan pelayanan di bidang perpajakan. 2. Misi Memberikan pelayanan prima di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 3. Motto Simpatik: siap melayani dengan tepat dan ikhlas
C. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Sleman 1. Tugas KPP Pratama Sleman KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
2. Fungsi KPP Pratama Sleman, yaitu: a) Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan. b) Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan. c) Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemeberitahuan, serta penerimaan surat lainnya. d) Penyuluhan perpajakan. e) Pelaksanaan regristrasi Wajib Pajak. f) Pelaksanaan ekstensifikasi. g) Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak. h) Pelaksanaan pemeriksaan pajak. i) Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. j) Pelaksanaan konsultasi perpajakan. k) Pelaksanaan Intensifikasi. l) Pembetulan ketetapan pajak. m) Pelaksanaan administrasi kantor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
D. Fungsi Organisasi KPP Pratama Sleman memiliki beberapa seksi dengan tugasnya masingmasing, yaitu: 1. Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal Bertugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga, serta pemantauan pengendalian intern, pengelolaan risiko, pengelolaan kinerja, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis. 2. Seksi Pelayanan Bertugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan. 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Bertugas melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta penyiapan laporan kinerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
4. Seksi Penagihan Bertugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. 5. Seksi Pemeriksaan Bertugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, melakukan pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya. 6. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan Bertugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi serta melaksanakan bimbingan dan pemantauan penyuluhan perpajakan. 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi Bertugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, membimbing/menghimbau kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis
perpajakan,
melakukan
penyusunan
profil
Wajib
Pajak,
menganalisis kinerja Wajib Pajak, merekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, melakukan usulan pembetulan ketetapan pajak, serta melakukan evaluasi hasil banding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Struktur Organisasi
Kepala Kantor
Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal
Seksi Pelayanan Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
Seksi Pemeriksaan
Seksi Penagihan Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV
Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak
Gambar II Struktur Organisasi KPP Pratama Sleman Sumber: Sub Bagian Umum KPP Pratama Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Tabel 4 : Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Sleman No Seksi Jumlah 1 Kepala Kantor 1 2
Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal
11
3
Seksi Pelayanan
18
4
Seksi Penagihan
6
5
Seksi Pengolahan Data dan Informasi
7
6
Seksi Pemeriksaan
4
7
Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
8
8
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
9
9
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
15
10
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
14
11
Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV
13
12
Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak
14
JUMLAH
120
Sumber: Sub Bagian Umum KPP Pratama Sleman
Berikut jumlah Sumber Daya Manusia berdasarkan penggolongannya: 1. Berdasarkan Jenis Kelamin a) Laki-laki
: 68 orang
b) Perempuan
: 52 orang
2. Berdasarkan Pendidikan a) SMP
: 2 orang
b) SMU dan sederajat
: 13 orang
c) Diploma 1
: 12 orang
d) Diploma 3
: 17 orang
e) S1/Diploma IV
: 62 orang
f) S2
: 14 orang
3. Berdasarkan Tingkat Golongan a) Golongan II A
: 2 orang
b) Golongan II B
: 1 orang
c) Golongan II C
: 14 orang
d) Golongan II D
: 7 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
e) Golongan III A
: 16 orang
f) Golongan III B
: 45 orang
g) Golongan III C
: 16 orang
h) Golongan III D
: 11 orang
i) Golongan IV A
: 7 orang
j) Golongan IV B
: 1 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil penelitian yang diperoleh dari distribusi kuesioner kepada pegawai KPP Pratama Sleman. Jumlah kuesioner yang didistribusikan sesuai dengan jumlah sampling yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu 120 kuesioner. Dari 120 kuesioner yang didistribusikan, hanya 119 yang kembali kepada peneliti dan hanya 98 kuesioner yang dapat digunakan untuk dilakukan analisis. Kuesioner yang dianggap cacat sebanyak 21 kuesioner dikarenakan responden tidak menjawab semua butir pertanyaan dengan lengkap. Persentase hasil pendistribusian kuesioner adalah sebagai berikut : Tabel 5 : Persentase Hasil Pendistribusian Kuesioner Keterangan Jumlah Persentase Kuesioner yang didistribusikan 120 100% Kuesioner yang kembali 119 99,17% Kuesioner yang cacat 21 17,5% Kuesioner yang dapat diolah 98 81,67% Sumber : Data diolah, 2016
Hasil kuesioner dalam penelitian ini dideskripsikan berdasarkan karakteristik responden. Deskripsi karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari seksi, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Ringkasan hasil analisis karakteristik responden adalah sebagai berikut:
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
1. Karakteristik Responden berdasarkan Seksi Persentase responden berdasarkan seksi di KPP Pratama Sleman dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 6 : Persentase Responden Berdasarkan Seksi Valid Cumulative Percent Percent
Frequency
Percent
6
6.1
6.1
6.1
Fungsional
14
14.3
14.3
20.4
PDI
5
5.1
5.1
25.5
Pelayanan
18
18.4
18.4
43.9
Pemeriksaan
3
3.1
3.1
46.9
Penagihan
3
3.1
3.1
50.0
44
44.9
44.9
94.9
Sub Bagian Umum dan Kepatuhan
5
5.1
5.1
100.0
Total
98
100.0
100.0
Valid Ektensifikasi Penyuluhan
Pengawasan Konsultasi
dan
dan
Sumber: data diolah, 2016
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini terdiri dari 8 seksi kerja, yaitu: 3 atau 3,1% berasal dari seksi pemeriksaan, 3 atau 3,1% berasal dari seksi penagihan, 5 atau 5,1% berasal dari seksi pengolahan data dan informasi, 5 atau 5,1% berasal dari seksi sub bagian umum dan kepatuhan internal, 14 atau 14,3% berasal dari seksi fungsional, 18 atau 18,4% berasal dari seksi pelayanan, dan 44 atau 44,9% berasal dari seksi pengawasan dan konsultasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Persentase responden berdasarkan jenis kelamin di KPP Pratama Sleman dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 7 : Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Valid Laki-laki
Cumulative Percent
53
54.1
54.1
54.1
Perempuan
45
45.9
45.9
100.0
Total
98
100.0
100.0
Sumber: data diolah,2016
Tabel 7 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini terdiri dari 45 atau 45,9% perempuan dan 53 atau 54,1% laki-laki.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan di KPP Pratama Sleman dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 8 : Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Valid
Cumulative Percent
D1
8
8.2
8.2
8.2
D3
13
13.3
13.3
21.4
S1
55
56.1
56.1
77.6
S2
10
10.2
10.2
87.8
SMP
2
2.0
2.0
89.8
SMU
10
10.2
10.2
100.0
Total
98
100.0
100.0
Sumber: data diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Tabel 8 menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini terdiri dari 6 tingkat pendidikan, yaitu: 2 atau 2% lulusan SMP, 8 atau 8,2% lulusan D1, 10 atau 10,2% lulusan S2, 10 atau 10,2% lulusan SMU, 13 atau 13,3% lulusan D3, dan 55 atau 56,1% lulusan S1.
B. Pengujian Instrumen Pengujian dilakukan berdasarkan pada data yang telah diperoleh. Data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti. Data memegang peranan penting dalam penelitian ini. Sebelum melakukan olah data, instrumen diuji terlebih dahulu dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas agar memperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. 1. Uji Validitas Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program Pearson Correlation SPSS versi 16,0. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian ini adalah jika nilai rhitung > nilai rtabel pada taraf 0,05 atau 5% maka dikatakan valid, sebaliknya jika nilai rhitung < nilai rtabel pada taraf 0,05 atau 5% maka instrumen dikatakan tidak valid. Nilai rtabel dengan taraf nyata 5% dan df = 98 – 2 = 96 adalah 0.1986. Hasil uji validitas variabel persepsi modernisasi administrasi perpajakan dan variabel persepsi perncapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama dapat dilihat pada tabel 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Tabel 9 : Hasil Uji Validitas Variabel
Butir Pertanyaan
r Hitung
r Tabel
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
0.588 0.659 0.593 0.661 0.514 0.598 0.611 0.645 0.448 0.517 0.582 0.604 0.554 0.676 0.660 0.615 0.617 0.598 0.636 0.428 0.426
0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986 0.1986
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan
Persepsi Pencapaian Akuntabilitas Pelayanan Publik KPP Pratama
Sumber: data diolah, 2016
Hasil dari uji validitas pada tabel 9 menunjukkan bahwa indikatorindikator pernyataan dalam kuesioner baik variabel persepsi modernisasi administrasi perpajakan maupun variabel persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama adalah valid. Hal ini ditunjukkan dari nilainya r hitung lebih besar dari nilai r tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sunjoyo, 2013). Uji reliabilitas diukur dengan menggunakan Cronbach’s Alpha (α) dimana hasil yang ditunjukkan lebih besar dari 0,60, maka dapat dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas yang dilakukan sebagai berikut: Tabel 10 : Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.824
.826
12
Sumber: data diolah, 2016 Hasil uji reliabilitas persepsi modernisasi administrasi perpajakan pada tabel 10 menunjukkan bahwa nilai alpha cronbach sebesar 0,824 lebih besar dari 0,60. Berdasarkan hasil tersebut, maka 12 butir pernyataan terkait dengan persepsi modernisasi administrasi perpajakan adalah reliabel. Tabel 11 : Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Pencapaian Akuntabilitas Pelayanan Publik KPP Pratama Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based N of Items on Standardized Items
.727 Sumber: data diolah,2016
.762
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Hasil uji reliabilitas persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama pada tabel 11 menunjukkan bahwa nilai alpha cronbach sebesar 0,727 lebih besar dari 0,60. Berdasarkan hasil tersebut, maka 9 butir pernyataan terkait persepsi pencapaian akuntabilitas KPP Pratama adalah reliabel. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel.
C.
Analisis Data Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Analisis Deskriptif Deskripsi data dalam penelitian ini menggambarkan tentang variabel yang digunakan berkaitan dengan data statistik dasar berupa rata-rata (mean), simpangan baku (standard deviation), dan skor minimum serta skor maksimum. Hasil analisis deskriptif disajikan pada tabel 12 di bawah ini:
Tabel 12 : Hasil Uji Deskriptif Descriptive Statistics N Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan Persepsi Pencapaian Akuntabilitas Valid N (listwise) Sumber: data diolah, 2016
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
98
38.00
60.00
50.7857
4.57751
98
28.00
45.00
37.2245
3.75961
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
a) Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan Tabel 12 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap persepsi modernisasi administrasi perpajakan memiliki total nilai rata-rata sebesar 50,7857 dengan total nilai tertinggi sebesar 60,00 dan total nilai terendah sebesar 38,00. Nilai rata-rata sebesar 50,7857 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap 12 butir pernyataan yang berkaitan dengan persepsi modernisasi administrasi perpajakan yang diterapkan di KPP Pratama Sleman adalah setuju (skor 4).
b) Persepsi Pencapaian Akuntabilitas Pelayanan Publik KPP Pratama Tabel 12 menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama memiliki total nilai rata-rata sebesar 37,2245 dengan total nilai tertinggi sebesar 45,00 dan total nilai terendah sebesar 28,00. Nilai rata-rata
sebesar
37,2245
menunjukkan
bahwa
tanggapan
responden terhadap 9 butir pernyataan yang berkaitan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas KPP Pratama Sleman adalah setuju (skor 4).
2.
Analisis Korelasi Analisis korelasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat bagaimana hubungan variabel bebas (X) persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan variabel terikat (Y) persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama. Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Spearman’s Rank Order Correlation. Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 13 : Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, 2007
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 14 : Hasil Uji Korelasi Spearman Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan dengan Persepsi Pencapaian Akuntabilitas Pelayanan Publik KPP Pratama Correlations Persepsi Persepsi Pencapaian Modernisasi Akuntabilitas Administrasi Pelayanan Perpajakan Publik Correlation Coefficient Spearman's Persepsi Modernisasi rho Sig. (2-tailed) Administrasi Perpajakan N
1.000
.638**
.
.000
Persepsi Correlation Coefficient Pencapaian Sig. (2-tailed) Akuntabilitas N Pelayanan Publik KPP Pratama
**
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: data diolah, 2016
98
98
.638
1.000
.000
.
98
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 14, menunjukkan bahwa adanya hubungan antara persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas KPP Pratama Sleman. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar +0,638. Bertanda positif menunjukkan bahwa hubungan antara persepsi modernisasi administrasi perpajakan (X) dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama (Y) adalah positif. Hal ini berarti jika modernisasi administrasi perpajakan yang mencakup aspek restrukturisasi organisasi, aspek proses bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi, aspek penyempurnaan sumber daya manusia, aspek kode etik pegawai dilaksanakan dengan baik, maka pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama yang mencakup akuntabilitas kinerja pelayanan publik, akuntabilitas biaya pelayanan publik, dan akuntabilitas produk pelayanan publik juga baik. Nilai 0,638 berarti kekuatan hubungan antara persepsi modernisasi administrasi perpajakan (X) dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama (Y) memiliki korelasi yang kuat karena berada pada rentang 0,60-0,799.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
D.
Pembahasan Berdasarkan hasil analisis korelasi yang telah dilakukan menunjukkan adanya hubungan antara persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama Sleman. Nilai koefisien korelasi antara kedua variabel adalah +0,638. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif yang kuat antara kedua variabel. Pelaksanaan
modernisasi
administrasi
perpajakan
akan
mendukung
pencapaian akuntabilitas pelayanan publik yang baik di KPP Pratama Sleman. Semakin baik pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan di KPP Pratama Sleman maka semakin baik pula pencapaian akuntabilitas KPP Pratama Sleman. Hasil pengujian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Dianasari di KPP Modern Bandung dan Depi Detiani di KPP Pratama Muara Teweh yang menyimpulkan modernisasi administrasi perpajakan memiliki pengaruh terhadap pencapaian akuntabilitas di KPP. Berdasarkan persepsi pegawai KPP Pratama Sleman, modernisasi administrasi perpajakan yang dilaksanakan memberikan dampak yang baik terhadap pencapaian akuntabilitas pelayanan publik semua pegawai pajak dalam hal pelayanan kepada Wajib Pajak (WP) yang berbasis fungsi seperti pengawasan, pemeriksaan, dan penagihan. Hasil pengujian hubungan positif yang kuat menunjukkan bahwa persepsi pegawai KPP Pratama Sleman terhadap pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan dapat mendukung pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama Sleman yang baik. Akuntabilitas merupakan kunci dari tercapainya good governance. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
berarti modernisasi administrasi perpajakan dapat mewujudkan good governance. Persepsi modernisasi administrasi perpajakan yang dapat menciptakan akuntabilitas pelayanan public yang dimaksud adalah: 1. Restrukturisasi Organisasi Perubahan struktur organisasi dan sistem kerja KPP Pratama Sleman berkaitan dengan tingkat profesionalitas, efektifitas, dan efisiensi organisasi. Berdasarkan persepsi pegawai di KPP Pratama Sleman, perubahan ini dilakukan dalam pelaksanaan fungsi dan tugas pokoknya. Sistem pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang diterapkan di KPP Pratama Sleman telah sesuai dengan struktur organisasi. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran-sasaran strategisnya untuk bergerak cepat merespon dinamika Wajib Pajak dan memudahkan pekerjaan pegawai. Rektrukturisasi organisasi berbasis fungsi yang juga diterapkan adalah pembentukan Account Representative yang memiliki tugas antara lain memberikan bantuan konsultasi perpajakan kepada Wajib Pajak, menginformasikan peraturan perpajakan yang baru serta
mengawasi
kepatuhan
Wajib Pajak.
Pembentukan
Account
Representative yang diterapkan di KPP Pratama Sleman mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada Wajib Pajak. Hal ini dikarenakan Wajib Pajak menjadi lebih mudah untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
2. Perbaikan Proses Bisnis dan Fasilitas Pelayanan yang Memanfaatkan Teknologi Informasi Perbaikan
proses
bisnis
dilakukan
melalui
penulisan
dan
pendokumentasian Standard Operating Procedures (SOP) untuk setiap kegiatan di seluruh unit Direktorat Jenderal Pajak (DJP). DJP juga meluncurkan 8 layanan unggulan bagi masyarakat yang di dalamnya mencakup janji waktu pelayanan, kejelasan persyaratan dan prosedur. Berdasarkan persepsi pegawai, SOP dan layanan unggulan telah ditetapkan dan diterapkan di KPP Pratama Sleman. SOP dan layanan unggulan yang ditetapkan dan diterapkan di KPP Pratama Sleman sangat membantu pekerjaan pegawai pajak. Hal ini dikarenakan tugas dan tanggungjawab pegawai
menjadi
lebih terarah dan terkontrol
sehingga
mampu
meningkatkan kinerja pegawai di KPP Pratama Sleman. Perbaikan proses bisnis juga dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
informasi
dalam
modernisasi
administrasi
perpajakan.
Pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan di KPP Pratama Sleman dilakukan melalui perbaikan proses bisnis yang mengutamakan fasilitas pelayanan
yang efektif
dan efisien.
Fasilitas
pelayananan
yang
memanfaatkan teknologi informasi dilakukan untuk mempermudah Wajib Pajak dan proses administrasi perpajakan bagi pegawai pajak itu sendiri dengan menggunakan fasilitas e-system. Fasilitas e-system yang digunakan di KPP Pratama Sleman juga membuat manajemen pemeriksaan menjadi lebih mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
3. Penyempurnaan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia di lingkungan kantor DJP harus memiliki integritas dan profesionalitas yang tinggi. Oleh sebab itu, DJP mengutamakan adanya penyempurnaan sumber daya manusia sehingga mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada Wajib Pajak. Berdasarkan persepsi pegawai, penyempurnaan sumber daya manusia juga sudah dilakukan di KPP Pratama Sleman. Penyempurnaan SDM dilakukan melalui pemetaan kompetensi (competency mapping). Pemetaan kompetensi telah dilakukan di KPP Pratama Sleman dan bertujuan untuk mengetahui sebaran kuantitas dan kualitas kompetensi pegawai. Selain itu, KPP Pratama Sleman juga selalu memberikan pendidikan dengan cara pelatihan dan pengembangan bagi pegawainya guna meningkatkan kualitas SDM yang ada.
4. Kode Etik Pegawai Kode etik pegawai yang diterapkan di lingkungan DJP, khususnya di KPP Pratama Sleman memberikan panduan bagaimana pegawai mengelola situasi dan mengambil sikap atau pilihan yang tepat dalam melaksanakan tugasnya. Kode etik diharapkan tidak membebani pegawai dan dapat diterapkan dengan baik oleh pegawai. Pegawai di KPP Pratama Sleman memahami dan tidak merasa terbebani dengan adanya kode etik di KPP Pratama Sleman. Kode etik yang diterapkan justru dapat meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
kinerja pegawai sehingga mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada Wajib Pajak. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individuindividu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawabannya. Akuntabilitas juga merupakan suatu perwujudan dan kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi yang diberikan oleh pegawai pajak terhadap modernisasi administrasi perpajakan memiliki hubungan positif yang kuat dengan pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama Sleman. Artinya, pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan di KPP Pratama Sleman telah berjalan dengan baik dan mendukung pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama Sleman. Modernisasi administrasi perpajakan yang dilaksanakan dengan baik membuat pencapaian akuntabilitas pelayanan publik di KPP Pratama Sleman juga baik. KPP Pratama merupakan instansi pemerintah di bidang pelayanan publik. Akuntabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pedoman pelaksanaan akuntabilitas pelayanan publik. Persepsi akuntabilitas pelayanan publik yang dimaksud dalam hal ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
1. Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik Akuntabilitas kinerja pelayanan publik dapat dilihat dari proses kinerja pegawai di KPP Pratama Sleman. Berdasarkan persepsi pegawai, proses kinerja yang dilakukan di KPP Pratama Sleman sudah baik. Proses kinerja yang dimaksud antara lain: pegawai selalu mengedepankan ketelitian, profesionalitas dan kedisiplinan guna memberikan pelayanan yang optimal kepada Wajib Pajak. Akuntabilitas kinerja pelayanan publik juga harus sesuai dengan standar atau akta/janji pelayanan publik yang ditetapkan dan dapat
dipertanggungjawabkan
secara
terbuka.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa standar pelayanan publik tercermin di dalam SOP yang menjadi salah satu program pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan di KPP Pratama Sleman. SOP yang ditetapkan dalam modernisasi administrasi perpajakan di KPP Pratama Sleman memicu kinerja pegawai menjadi lebih terstruktur. Di dalam SOP juga terdapat janji pelayanan kepada Wajib Pajak. Akuntabilitas kinerja pelayanan publik ditandai dengan tersedianya sarana bagi Wajib Pajak untuk dapat melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan secara berkala sesuai mekanisme yang berlaku. Sesuai dengan hal tersebut, KPP Pratama Sleman memiliki sarana yang dapat digunakan Wajib Pajak untuk melakukan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan. Sarana tersebut antara lain adalah kotak saran yang diletakkan di ruang pelayanan terpadu yang langsung berhubungan dengan Wajib Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Selain itu, Wajib Pajak juga dapat memberikan masukan, menyampaikan pendapat maupun pengaduan melalui kring pajak.
2. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik Akuntabilitas biaya pelayanan publik dapat dinyatakan baik jika biaya pelayanan dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang telah ditetapkan. Berdasarkan persepsi pegawai, biaya pelayanan yang ada di KPP Pratama Sleman adalah gratis atau tidak dipungut biaya sesuai yang tertulis dalam SOP maupun peraturan perundang-undangan. Tidak dipungut biaya dikarenakan pajak merupakan iuran wajib kepada negara dan KPP Pratama Sleman mempunyai tugas memberikan pelayanan yang optimal kepada Wajib Pajak. Jika terjadi penyimpangan yang terkait dengan biaya pelayanan publik di KPP Pratama Sleman akan ditangani oleh petugas/pejabat yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan/Surat Penugasan dari pejabat yang berwenang.
3. Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik Akuntabilitas produk pelayanan publik harus memiliki persyaratan teknis dan administratif yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan keabsahan produk pelayanan. Selain itu, prosedur dan mekanisme kerja harus sederhana dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Produk pelayanan yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak antara lain permohonan penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), permohonan Surat Keterangan Fiskal (SKF). Produk pelayanan yang dikeluarkan oleh KPP Pratama harus sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ada di SOP sehingga menghasilkan akuntabilitas produk yang baik. Berdasarkan persepsi pegawai di KPP Pratama Sleman, persyaratan teknis dan administrasi yang diterapkan di KPP Pratama Sleman sudah dirumuskan secara jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan keabsahan produk pelayanan. Selain itu, prosedur dan mekanisme kerja yang diterapkan di KPP Pratama Sleman juga telah dilaksanakan dengan sederhana dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif kuat antara persepsi modernisasi administrasi perpajakan dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama Sleman. Hal ini berarti pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan yang baik akan mendukung pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama yang baik. Akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama yang baik juga akan menghilangkan persepsi negatif masyarakat terhadap instansi perpajakan. Kepercayaan masyarakat khususnya Wajib Pajak akan semakin membaik jika instansi perpajakan terutama KPP Pratama yang berhubungan langsung dengan Wajib Pajak melaksanakan prinsip-prinsip akuntabilitas pelayanan publik. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
demikian, kesadaran masyarakat khususnya Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya akan menjadi lebih tinggi. Modernisasi administrasi perpajakan yang merupakan kelanjutan dari reformasi perpajakan perlu selalu dikembangkan dan dilaksanakan dengan baik oleh KPP Pratama Sleman dan seluruh kantor atau instansi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak supaya pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama dapat lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa persepsi modernisasi administrasi perpajakan memiliki hubungan positif kuat dengan persepsi pencapaian akuntabilitas pelayanan publik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. Hal ini didukung dengan hasil analisis data pada pengujian korelasi Spearman yang menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar +0,638. Hubungan positif kuat artinya hubungan kedua variabel bersifat searah, yaitu semakin baik pelaksanaan modernisasi administrasi perpajakan maka semakin baik pencapaian akuntabilitas pelayanan publik di KPP Pratama Sleman.
B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini meneliti mengenai modernisasi administrasi perpajakan dan akuntabilitas pelayanan publik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama dengan pegawai pajak sebagai responden. Beberapa pernyataan dalam kuesioner akan lebih objektif jika diambil dari persepsi Wajib Pajak. Karena responden dalam penelitian ini adalah pegawai pajak, ada kemungkinan persepsi yang diberikan terhadap pernyataan-pernyataan tersebut akan berbeda jika diisi oleh Wajib Pajak.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk waktu yang akan datang sebagai berikut: 1. Bagi DJP dan KPP Pratama Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modernisasi administrasi perpajakan telah dilaksanakan dengan baik dan mampu memberikan pencapaian akuntabilitas pelayanan publik KPP Pratama yang baik. Direktorat Jenderal Pajak disarankan untuk terus mengembangkan kebijakan dan program yang berkaitan dengan modernisasi administrasi perpajakan sehingga iklim perpajakan di Idonesia akan terus semakin baik. KPP Pratama disarankan untuk mengimplementasikan setiap kebijakan dan program yang diterapkan secara maksimal. 2. Bagi Wajib Pajak Wajib Pajak disarankan untuk berperan aktif dalam mensukseskan modernisasi administrasi perpajakan, salah satunya dengan memanfaatkan fasilitas e-system. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya disarankan juga menggunakan Wajib Pajak sebagai responden untuk mengetahui persepsi Wajib Pajak mengenai pelayanan publik yang diberikan oleh KPP.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Amirin, Tatang M.2009. “Subjek Penelitian, Responden Penelitian, dan Informan (Narasumber) Penelitian.” https://tatangmanguny.wordpress.com/2009/04/21/subjek-responden-daninforman-penelitian/ Diakses tanggal 10 Mei 2016. Anti Corruption Clearing House. 2014. Transparansi dan Akuntabilitas Melalui EGovernance. http://acch.kpk.go.id/penyidikan//blogs/28068;jsessionid=4AA65B200FB4 C584514E58D79C3023BB. Diakses tanggal 15 Mei 2016. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2003. Indikator & Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi & Partisipasi. Bungin, Burhan. 2011. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Edisi Kedua. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Departemen Birostatistik FKM UI. 2009. Statistik Non Parametrik. http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/7263bdba0cd59d61cd2ced60b c3c4cf035dd81ae.pdf. Diakses tanggal 20 Februari 2016. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Detiyani, Depi 2014. “Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Pencapaian Akuntabilitas pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama”, Skripsi. Universtas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dianasari, Rima Rachmawati 2010. “Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Pencapaian Akuntabilitas pada KPP Modern”, Jurnal. Universtas Widyatama, Bandung. Direktorat Jenderal Pajak. 2007. Laporan Tahunan 2007. Departemen Keuangan Republik Indonesia, Jakarta. Direktorat Jenderal Pajak. 2015. Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: KEP – 167/PJ/2015 tentang Standar Operasional Prosedur Baru, Revisi, dan Hapus Semester I Tahun 2015 di Ligkungan Direktorat Jenderal Pajak. Ghozali, Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang. Gunadi. 2004. Reformasi Administrasi Perpajakan dalam Rangka Kontribusi Menuju Good Governance, Pidato Pengukuhan Guru Besar Perpajakan, FISIP, Universitas Indonesia, Jakarta. 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Hermawan, Asep. 2009. Penelitian Bisnis: Paradigma Kuantitatif. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman. Edisi 2007. BPFE, Yogyakarta. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman, Profil Tahun 2013. Khabibi, Fuad Setiawan. 2011. Konsep Akuntabilitas (Accountability Theory). https://id.scribd.com/doc/91725005/Konsep-Akuntabilitas. Diakses tanggal 5 Juni 2016. KNKG. (2010). Pedoman Umum Good Public Governance. Jakarta: KNKG . Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. CV. Andi Offsett, Yogyakarta. Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi. CV. Andi Offset, Yogyakarta. Menteri Keuangan Republik Indonesia, Peraturan Nomor: 206.2/PMK.01/20142014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Keputusan Nomor: KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi Administrasi Perpajakan. Elex Media Komputindo, Jakarta. Priyatno, Dwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. ANDI, Yogyakarta. Purwono, Herry. 2010. Dasar-Dasar ERLANGGA, Jakarta.
Perpajakan
&
Akuntansi
Pajak:
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business: Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4. Buku 1. Salemba Empat, Jakarta. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business: Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4. Buku 2. Salemba Empat, Jakarta. Sumarto, SJ Hetifah. 2004. Inovasi Partisipasi dan Good Governance. 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Edisi Kedua: Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Graha Ilmu, Yogyakarta. Sanusi, Anwar. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta. Slameto.2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Edisi Revisian. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono 2007. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Alfabeta, Bandung. Sugiyono 2010. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Alfabeta, Bandung. Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2006. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 14. Salemba Infotek, Jakarta. Trihendradi 2009. 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik menggunakan SPSS 17. ANDI, Yogyakarta. Umar Husein. 1996. Metode Penelitian : Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Grafindo Persada, Jakarta. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan ketiga atas UndangUndang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Walgito, Bimo. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Edisi Kelima. C.V. Andi Offset, Yogyakarta. Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia. Buku I Edisi 9. Salemba Empat, Jakarta. Wijaya, Erikson. 2016. “Ada Pajak dalam Hubungan Antara Masyarakat dan Pemerintah”. Klinik Pajak. http://www.klinikpajak.co.id/artikel+detail/?id=artikel+pajak++ada+pajak+dalam+hubungan+antara+masyarakat+dan+pemerintah. Diakses tanggal 20 April 2016. Wikipedia. 2013. Akuntabilitas. http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntabilitas. Diakses tanggal 20 Maret 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Responden
Seksi
Jenis Kelamin
Pendidikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Pemeriksaan PDI Penagihan Penagihan Ektensifikasi dan Penyuluhan Ektensifikasi dan Penyuluhan Ektensifikasi dan Penyuluhan Ektensifikasi dan Penyuluhan Ektensifikasi dan Penyuluhan Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi
Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
D3 S1 D3 SMU SMU S1 S2 D3 D3 S1 D3 D3 S2 SMP S1 SMU D1 D1 S2 S2 S2 S1 D3 D3 S1 D3 D1 D3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Responden 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
Seksi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pengawasan dan Konsultasi Pemeriksaan PDI PDI PDI PDI Penagihan Ektensifikasi dan Penyuluhan Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Fungsional Fungsional Fungsional
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Pendidikan S1 S1 S1 S1 D3 S1 D3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 SMU SMU D1 D3 D1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 SMU D1 S1 D1 S1 S1 S1 S1 S1 SMU SMU SMU S1 S1 S1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Responden 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98
Seksi Fungsional Fungsional Fungsional Fungsional Fungsional Fungsional Fungsional Fungsional Fungsional Fungsional Fungsional Pemeriksaan Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Pendidikan S1 S2 S1 S1 S2 S1 SMP S1 SMU D1 S1 S2 S1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Responden
Butir Pertanyaan Modernisasi Administrasi Perpajakan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
1
2
2
4
3
4
4
3
2
4
4
3
3
38
2
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
56
3
4
3
5
4
3
4
3
4
5
4
4
3
46
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
5
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
3
43
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
60
7
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
58
8
3
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
47
9
4
4
5
4
4
3
4
4
4
4
4
4
48
10
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
50
11
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
12
4
4
4
4
4
5
5
4
5
5
4
4
52
13
5
5
5
5
5
5
5
3
3
4
4
4
53
14
4
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
57
15
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
16
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
2
44
17
5
5
5
4
2
3
4
4
2
5
4
5
48
18
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
5
52
19
4
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
55
20
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
47
21
5
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
5
56
22
4
5
5
4
5
5
4
4
4
3
4
4
51
23
5
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
47
24
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
46
25
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
43
26
4
4
5
4
4
5
5
4
5
5
4
5
54
27
3
3
4
4
4
4
4
3
5
4
4
3
45
28
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
47
29
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Responden
Butir Pertanyaan Modernisasi Administrasi Perpajakan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
30
3
3
4
4
4
4
4
2
4
3
4
4
43
31
5
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
46
32
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
57
33
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
34
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
47
35
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
53
36
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
43
37
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
49
38
5
5
5
5
5
3
3
5
5
5
5
5
56
39
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
40
3
2
4
3
5
4
3
2
2
4
3
4
39
41
4
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
55
42
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
43
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
60
44
4
4
5
4
4
4
4
4
3
5
5
5
51
45
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
46
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
47
47
3
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
54
48
5
5
5
5
5
5
3
5
4
4
5
5
56
49
3
4
5
5
4
3
4
3
4
5
4
4
48
50
5
4
4
4
5
4
5
4
4
3
4
4
50
51
4
4
5
5
5
5
4
4
5
4
5
5
55
52
3
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
3
54
53
4
4
5
4
4
5
5
4
5
4
5
5
54
54
4
5
5
4
4
5
4
4
3
4
5
5
52
55
4
3
3
4
5
4
3
4
3
4
5
3
45
56
4
4
4
4
5
5
3
3
3
4
4
4
47
57
5
5
5
4
5
5
3
4
4
4
3
4
51
58
4
4
3
5
5
5
3
4
3
5
5
4
50
59
4
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Butir Pertanyaan Modernisasi Administrasi Perpajakan Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
60
4
4
4
5
5
5
5
3
5
4
5
5
54
61
4
3
3
3
4
5
5
5
5
4
5
3
49
62
4
3
4
4
4
5
4
4
3
3
4
4
46
63
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
51
64
5
4
2
3
4
4
3
4
5
4
3
4
45
65
4
3
3
4
3
4
4
5
5
4
4
5
48
66
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
57
67
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
3
4
53
68
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
4
56
69
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
52
70
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
3
50
71
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
72
5
5
3
5
5
4
4
5
4
5
5
5
55
73
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
60
74
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
49
75
4
4
5
5
4
5
4
4
5
5
5
5
55
76
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
54
77
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
54
78
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
56
79
5
4
5
4
4
5
4
5
4
5
5
5
55
80
5
5
5
5
4
4
4
4
4
3
3
5
51
81
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
50
82
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
52
83
4
4
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
53
84
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
51
85
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
51
86
5
5
5
4
5
5
5
4
4
5
4
4
55
87
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
54
88
4
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
4
52
89
5
5
5
4
5
5
5
4
4
5
4
4
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Butir Pertanyaan Modernisasi Administrasi Perpajakan Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
90
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
3
3
49
91
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
5
5
53
92
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
4
3
53
93
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
51
94
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
52
95
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
5
55
96
4
4
5
4
4
5
4
5
5
5
4
5
54
97
5
5
5
5
5
4
4
3
4
5
5
4
54
98
3
4
3
4
5
1
3
3
5
4
2
3
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Responden
Butir Pertanyaan Variabel Pencapaian Akuntabilitas KPP Pratama 13
14
15
16
17
18
19
20
21
Jumlah
1
4
4
2
3
4
2
3
3
3
28
2
5
4
4
5
5
4
4
5
5
41
3
4
5
4
4
4
3
3
4
4
35
4
5
4
4
4
2
5
5
4
4
37
5
4
3
3
4
4
1
4
3
4
30
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
7
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
8
4
4
4
4
5
3
4
4
3
35
9
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
10
4
4
4
5
4
4
4
4
5
38
11
3
4
4
4
4
3
3
3
4
32
12
4
4
5
5
5
4
4
4
5
40
13
4
4
4
4
4
3
4
4
4
35
14
5
5
5
5
5
3
5
5
5
43
15
5
4
4
4
4
1
4
5
4
35
16
4
4
4
3
4
3
3
4
4
33
17
5
4
3
2
5
1
4
5
5
34
18
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
19
5
4
4
4
4
1
3
5
5
35
20
4
4
4
4
4
1
4
3
3
31
21
4
5
5
4
4
1
1
5
5
34
22
4
4
4
4
5
4
4
4
4
37
23
4
4
4
4
4
4
4
3
3
34
24
3
3
4
4
4
4
4
3
3
32
25
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
26
5
4
4
4
4
3
3
5
4
36
27
5
3
4
4
3
3
3
4
4
33
28
4
4
4
4
4
3
4
4
4
35
29
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Butir Pertanyaan Variabel Pencapaian Akuntabilitas KPP Pratama Responden
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Jumlah
30
4
4
4
4
2
3
3
4
4
32
31
4
4
4
4
4
4
4
3
3
34
32
5
4
4
4
5
5
5
4
5
41
33
4
4
4
4
4
1
1
4
4
30
34
4
4
4
4
4
1
3
4
4
32
35
4
4
4
4
4
1
2
4
4
31
36
4
4
4
4
4
3
4
4
4
35
37
4
4
4
4
4
3
4
4
4
35
38
5
5
5
5
5
5
5
1
1
37
39
4
4
4
4
4
3
4
4
4
35
40
4
4
4
4
4
4
3
4
4
35
41
5
4
4
4
4
4
4
5
5
39
42
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
43
5
5
5
5
5
1
5
5
5
41
44
5
4
4
4
3
1
4
4
4
33
45
4
4
4
4
4
2
4
4
4
34
46
3
4
4
4
3
4
4
4
4
34
47
4
4
5
4
5
4
5
5
4
40
48
4
4
4
4
5
5
5
4
5
40
49
3
4
5
4
3
3
4
5
4
35
50
4
4
5
4
4
4
3
5
5
38
51
5
5
4
5
5
5
5
4
4
42
52
4
4
4
4
3
5
4
4
5
37
53
4
4
4
4
5
5
5
3
3
37
54
4
5
4
5
4
4
5
4
3
38
55
5
3
4
4
4
4
3
3
4
34
56
5
5
4
4
4
5
4
4
4
39
57
5
5
5
5
5
5
5
4
4
43
58
4
5
4
3
5
5
4
5
4
39
59
4
5
4
5
4
4
4
3
3
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Butir Pertanyaan Variabel Pencapaian Akuntabilitas KPP Pratama Responden
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Jumlah
60
4
4
3
3
5
5
5
4
4
37
61
4
4
5
5
4
4
5
4
4
39
62
4
3
4
5
4
4
3
4
3
34
63
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
64
4
5
4
4
3
3
4
4
4
35
65
4
5
4
4
3
5
5
4
5
39
66
4
4
3
4
5
4
5
4
3
36
67
3
3
4
3
5
5
3
4
5
35
68
5
5
5
4
5
4
4
5
5
42
69
5
5
5
5
5
4
4
4
4
41
70
5
4
4
4
3
4
4
4
3
35
71
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
72
5
4
5
4
4
3
3
3
3
34
73
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
74
4
5
5
5
5
4
4
4
4
40
75
4
4
4
4
5
4
4
5
4
38
76
5
5
4
5
5
4
5
4
4
41
77
4
4
4
4
4
5
5
5
5
40
78
4
4
5
5
4
5
4
5
4
40
79
5
5
5
4
5
5
5
5
5
44
80
5
5
5
5
5
4
4
4
4
41
81
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
82
5
5
5
5
5
4
4
4
4
41
83
4
4
5
4
4
5
5
4
5
40
84
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
85
3
3
3
3
3
4
4
4
4
31
86
5
5
5
5
5
5
5
4
4
43
87
5
5
5
5
5
5
4
4
4
42
88
5
5
5
5
5
4
4
4
4
41
89
5
5
5
5
5
4
4
4
5
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Butir Pertanyaan Variabel Pencapaian Akuntabilitas KPP Pratama Responden
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Jumlah
90
4
5
5
4
5
4
4
5
5
41
91
5
5
5
5
5
4
4
4
4
41
92
5
5
5
5
5
5
5
4
4
43
93
5
5
5
5
5
4
4
4
4
41
94
5
5
5
5
5
4
5
4
4
42
95
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
96
5
5
4
5
5
3
5
5
4
41
97
4
4
3
4
5
5
5
4
4
38
98
5
5
4
5
4
1
4
4
4
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Uji Validitas Variabel X Correlations
Correlations Pernyataan_1 Pernyataan_2 Pernyataan_3 Pernyataan_4 Pernyataan_5 Pernyataan_6 Pernyataan_7 Pernyataan_8 Pernyataan_9 Pernyataan_10 Pernyataan_11 Pernyataan_12 Pernyataan_1 Pearson
total
.693**
.294**
.368**
.216*
.200*
.175
.408**
.012
.197
.191
.291**
.588**
.000
.003
.000
.032
.048
.084
.000
.904
.052
.059
.004
.000
98.000
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
.693**
1.000
.482**
.488**
.311**
.158
.269**
.360**
.107
.220*
.157
.289**
.659**
.000
.000
.002
.120
.007
.000
.296
.030
.122
.004
.000
1.000 Correlation Sig. (2-tailed) N Pernyataan_2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pernyataan_3 Pearson
.000 98
98.000
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
.294**
.482**
1.000
.371**
.196
.290**
.300**
.179
.163
.311**
.211*
.328**
.593**
.003
.000
.000
.053
.004
.003
.077
.110
.002
.037
.001
.000
98
98
98.000
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
.368**
.488**
.371**
1.000
.508**
.222*
.287**
.271**
.239*
.243*
.402**
.315**
.661**
.000
.000
.000
.000
.028
.004
.007
.018
.016
.000
.002
.000
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
Correlation Sig. (2-tailed) N Pernyataan_4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
98.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Pernyataan_5 Pearson
.216*
.311**
.196
.508**
.388**
.263**
.093
.187
.191
.220*
.091
.514**
.032
.002
.053
.000
.000
.009
.363
.065
.059
.030
.374
.000
98
98
98
98
98.000
98
98
98
98
98
98
98
98
.200*
.158
.290**
.222*
.388**
1.000
.537**
.316**
.162
.160
.371**
.376**
.598**
.048
.120
.004
.028
.000
.000
.002
.110
.114
.000
.000
.000
98
98
98
98
98
98.000
98
98
98
98
98
98
98
.175
.269**
.300**
.287**
.263**
.537**
1.000
.338**
.333**
.178
.263**
.335**
.611**
.084
.007
.003
.004
.009
.000
.001
.001
.080
.009
.001
.000
98
98
98
98
98
98
98.000
98
98
98
98
98
98
.408**
.360**
.179
.271**
.093
.316**
.338**
1.000
.457**
.319**
.408**
.357**
.645**
.000
.000
.077
.007
.363
.002
.001
.000
.001
.000
.000
.000
98
98
98
98
98
98
98
98.000
98
98
98
98
98
.012
.107
.163
.239*
.187
.162
.333**
.457**
1.000
.199
.146
.127
.448**
.904
.296
.110
.018
.065
.110
.001
.000
.050
.150
.214
.000
98
98
98
98
98
98
98
98
98.000
98
98
98
98
.197
.220*
.311**
.243*
.191
.160
.178
.319**
.199
1.000
.392**
.318**
.517**
.052
.030
.002
.016
.059
.114
.080
.001
.050
.000
.001
.000
1.000
Correlation Sig. (2-tailed) N Pernyataan_6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pernyataan_7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pernyataan_8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pernyataan_9 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pernyataan_10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
N
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98.000
98
98
98
.191
.157
.211*
.402**
.220*
.371**
.263**
.408**
.146
.392**
1.000
.418**
.582**
.059
.122
.037
.000
.030
.000
.009
.000
.150
.000
.000
.000
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98.000
98
98
.291**
.289**
.328**
.315**
.091
.376**
.335**
.357**
.127
.318**
.418**
1.000
.604**
.004
.004
.001
.002
.374
.000
.001
.000
.214
.001
.000
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98.000
98
.588**
.659**
.593**
.661**
.514**
.598**
.611**
.645**
.448**
.517**
.582**
.604**
1.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
Pernyataan_11 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pernyataan_12 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N total
Pearson
.000
Correlation Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
98 98.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Uji Validitas Variabel Y Correlations Correlations Pernyataan_13 Pernyataan_13
Pearson Correlation
Pernyataan_14
Pernyataan_14
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pernyataan_15
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pernyataan_16
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pernyataan_17
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pernyataan_18
Pearson Correlation
Pernyataan_16
Pernyataan_17
Pernyataan_18
Pernyataan_19
Pernyataan_20
Pernyataan_21
total
.512**
.361**
.448**
.348**
.025
.253*
.188
.138
.554**
.000
.000
.000
.000
.804
.012
.064
.175
.000
98.000
98
98
98
98
98
98
98
98
98
.512**
1.000
.540**
.540**
.431**
.173
.322**
.200*
.123
.676**
.000
.000
.000
.089
.001
.048
.228
.000
1.000
Sig. (2-tailed) N
Pernyataan_15
.000 98
98.000
98
98
98
98
98
98
98
98
.361**
.540**
1.000
.635**
.325**
.246*
.148
.229*
.227*
.660**
.000
.000
.000
.001
.015
.146
.023
.025
.000
98
98
98.000
98
98
98
98
98
98
98
.448**
.540**
.635**
1.000
.325**
.218*
.316**
-.003
-.022
.615**
.000
.000
.000
.001
.031
.002
.977
.831
.000
98
98
98
98.000
98
98
98
98
98
98
.348**
.431**
.325**
.325**
1.000
.248*
.336**
.143
.122
.617**
.000
.000
.001
.001
.014
.001
.161
.230
.000
98
98
98
98
98.000
98
98
98
98
98
.025
.173
.246*
.218*
.248*
1.000
.542**
-.038
.045
.598**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Sig. (2-tailed)
.804
.089
.015
.031
.014
.000
.711
.657
.000
98
98
98
98
98
98.000
98
98
98
98
.253*
.322**
.148
.316**
.336**
.542**
1.000
.051
.031
.636**
.012
.001
.146
.002
.001
.000
.620
.761
.000
98
98
98
98
98
98
98.000
98
98
98
Pearson Correlation
.188
.200*
.229*
-.003
.143
-.038
.051
1.000
.715**
.428**
Sig. (2-tailed)
.064
.048
.023
.977
.161
.711
.620
.000
.000
98
98
98
98
98
98
98
98.000
98
98
Pearson Correlation
.138
.123
.227*
-.022
.122
.045
.031
.715**
1.000
.426**
Sig. (2-tailed)
.175
.228
.025
.831
.230
.657
.761
.000
98
98
98
98
98
98
98
98
98.000
98
.554**
.676**
.660**
.615**
.617**
.598**
.636**
.428**
.426**
1.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
98
98
98
98
98
98
98
98
98
N Pernyataan_19
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pernyataan_20
N Pernyataan_21
N total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed).
.000
98.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Uji Reliability Variabel X Reliability
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
Cases
N
%
Valid
98
100.0
Excludeda
0
.0
Total
98
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.824
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted
Corrected Item- Cronbach's Total Alpha if Item Correlation Deleted
Pernyataan_1
46.54
17.715
.476
.812
Pernyataan_2
46.59
17.028
.552
.805
Pernyataan_3
46.38
17.763
.484
.811
Pernyataan_4
46.58
17.813
.581
.804
Pernyataan_5
46.41
18.430
.404
.817
Pernyataan_6
46.46
17.674
.488
.811
Pernyataan_7
46.60
17.747
.511
.809
Pernyataan_8
46.78
17.537
.550
.805
Pernyataan_9
46.64
18.603
.316
.825
Pernyataan_10
46.48
18.541
.414
.816
Pernyataan_11
46.57
18.062
.482
.811
Pernyataan_12
46.61
17.745
.500
.809
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Uji Reliability Variabel Y Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
Cases
N
%
Valid
98
100.0
Excludeda
0
.0
Total
98
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.727
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted
Corrected Item- Cronbach's Total Alpha if Item Correlation Deleted
Pernyataan_13
32.90
12.031
.431
.701
Pernyataan_14
32.95
11.492
.576
.680
Pernyataan_15
32.99
11.495
.553
.682
Pernyataan_16
32.99
11.701
.499
.690
Pernyataan_17
32.95
11.327
.477
.690
Pernyataan_18
33.56
10.125
.321
.748
Pernyataan_19
33.18
10.914
.478
.688
Pernyataan_20
33.13
12.446
.269
.724
Pernyataan_21
33.14
12.412
.260
.725
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Hasil Uji Analisis Karakteristik Responden
Frequencies Statistics
N
Bidang
Jenis Kelamin
Pendidikan
Valid
98
98
98
Missing
0
0
0
Frequency Table Bidang
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
6
6.1
6.1
6.1
Fungsional
14
14.3
14.3
20.4
PDI
5
5.1
5.1
25.5
Pelayanan
18
18.4
18.4
43.9
Pemeriksaan
3
3.1
3.1
46.9
Penagihan
3
3.1
3.1
50.0
44
44.9
44.9
94.9
Sub Bagian Umum dan Kepatuhan
5
5.1
5.1
100.0
Total
98
100.0
100.0
Ektensifikasi Penyuluhan
Pengawasan Konsultasi
dan
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Jenis Kelamin
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Laki-laki
53
54.1
54.1
54.1
Perempuan
45
45.9
45.9
100.0
Total
98
100.0
100.0
Pendidikan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
D1
8
8.2
8.2
8.2
D3
13
13.3
13.3
21.4
S1
55
56.1
56.1
77.6
S2
10
10.2
10.2
87.8
SMP
2
2.0
2.0
89.8
SMU
10
10.2
10.2
100.0
Total
98
100.0
100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Descriptives Staistics Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan dan Persepsi Pencapaian Akuntabilitas
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan
98
38.00
60.00
50.7857
4.57751
Persepsi Pencapaian Akuntabilitas
98
28.00
45.00
37.2245
3.75961
Valid N (listwise)
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Uji Korelasi Spearman’s rho
Nonparametric Correlations Correlations Pencapaian Modernisasi Akuntabilitas Administrasi KPP Pratama Perpajakan Sleman Spearman's rho
Persepsi Modernisasi Administrasi Perpajakan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Persepsi Correlation Pencapaian Coefficient Akuntabilitas Sig. (2-tailed) KPP Pratama N Sleman **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
1.000
.638**
.
.000
98
98
.638**
1.000
.000
.
98
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116