PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) (Studi Kasus Pada UMKM Pengrajin Batik Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh : Damaris Indah Nugraheni NIM : 132114184
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) (Studi Kasus Pada UMKM Pengrajin Batik Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh : Damaris Indah Nugraheni NIM : 132114184
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11)
“With great power, comes great responsibility” (Spiderman)
Ku persembahkan skripsi ini untuk: Sahabat sejatiku: Tuhan Yesus Kristus Ayah dan Bunda tercinta Adikku Fiska dan David yang kusayangi Teman-teman yang kukasihi
Terima kasih atas doa, dukungan, motivasi, dan cinta yang susah diberikan selama mengerjakan skripsiku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang
telah
memberikan
kesempatan
belajar
dan
mengembangkan diri penulis. 2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu membimbing dan memberikan motivasi serta dukungan dalam menyelesaikan studi.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Ayah dan bundaku: Ayah Leksono Wibowo dan Bunda Trimisayom, kedua adikku Fiska: Paseksi Paskah dan David Adi Pracoyo yang menjadi motivasi terbesarku untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 7. Keluarga keduaku Om Sugeng Prasetya, Tante Sundari, Renata Ajeng Prasetya, Renada Anjas Prasetya, Rafida Azzahra Prasetya yang selalu memberikan semangat dan setia mendengarkan keluh kesahku selama ini. 8. Maria Rosa Ayu Diarista dan Theodosia Dhinar Krisma Alfidiya yang menjadi teman untuk belajar mandiri di kota perantauan Yogyakarta. 9. Teman-teman wanita kuat, Tata, Putri, Mami, dan Wulan yang menjadi penghiburku dikala sedih dan pemberi semangat dikala lesu. 10. Teman-teman alumni BEM FE 2015/2016, teman-teman kelas D dan teman-teman Skripsi Defence 2017 bimbingan Ibu Ninik yang telah memberikanku dukungan doa dan semangat selama menjalani kuliah ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Walaupun skripsi ini jauh dari sempurna dan terdapat kekurangan karena keterbatasan penulis, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat pagi UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, pemerintah, dan pihak lainnya. Semoga Tuhan Yesus senantiasa melimpahkan berkat, anugerah, dan cinta kasih karunia kepada semua pihak yang telah mengambil bagian dan membantu penulis, Amin. Yogyakarta,
Damaris Indah Nugraheni
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................
vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ..............................................................
vii
HALAMAN DAFTAR ISI .......... .................................................................
ix
HALAMAN DAFTAR TABEL .....................................................................
xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................
xiii
ABSTRAK
xiv
.............. ....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
..........................................................................
1
A.
Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B.
Batasan Masalah ......................................................................
3
C.
Rumusan Masalah ....................................................................
4
D.
Tujuan Penelitian ....................................................................
4
E.
Manfaat Penelitian ....................................................................
5
F.
Sitematika Penulisan ................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI . ....................................................................
7
A.
B.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ........................
7
1.
Definisi UMKM .............................................................
7
2.
Kriteria UMKM ..............................................................
8
Informasi Akuntansi ................................................................
9
1.
9
Definisi Informasi Akuntansi .........................................
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Tujuan Informasi Akuntansi ..........................................
10
3.
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi ................
10
4
Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM .............
13
Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................
16
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................
17
C.
A.
Jenis Penelitian .........................................................................
17
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................
17
C.
Subjek dan Objek Penelitian ....................................................
18
D.
Populasi Sasaran .....................................................................
18
E.
Variabel Penelitian ..................................................................
20
F.
Jenis dan Sumber Data ............................................................
21
G.
Instrumen Pengumpulan Data .................................................
22
H.
Pengujian Instrumen ................................................................
22
F.
Teknik Analisis Data ...............................................................
23
BAB IV GAMBARAN UMUM .................................................................. ...
26
A. Kondisi Geografis ................................................................... ....
26
B. Pemerintahan Kecamatan Pandak.............................................. ..
28
1.
Visi dan Misi Kecamatan Pandak ..................................
28
2.
Struktur Organisasi Kecamatan Pandak .........................
29
C. Kependudukan ................................................................... .........
31
1.
Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .............
31
2.
Struktur Penduduk Menurut Tingkat Umur ...................
32
3.
Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian .............
33
4.
Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ..........
34
D. UMKM Batik di Kecamatan Pandak ...................................... ....
35
1.
Sejarah UMKM Batik ....................................................
x
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Ciri Khas Batik ...............................................................
36
3.
Teknik Pembuatan Batik ................................................
39
4.
Pemasaran Batik .............................................................
45
5.
Kelemahan dan Kelebihan UMKM Batik ......................
46
6.
Tantangan UMKM Batik ...............................................
48
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................... .........
49
A. Analisis Data ................................................................... ............
49
1.
Uji Validitas dan Reliabilitas .........................................
49
2.
Karakteristik Responden ................................................
51
3.
Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi ....................
55
B. Pembahasan .................................................................................
74
1.
Penggunaan Informasi Akuntansi Operasi .....................
74
2.
Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen ..............
81
3.
Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan .................
89
4.
Penggunaan Informasi Akuntansi Per Ukuran Usaha .....
95
4.
Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan .. 101
BAB VI PENUTUP ......................................... ............................................... 106 A. Kesimpulan ................................................................... .............. 106 B. Keterbatasan Penelitian .......................................................... ..... 106 C. Saran ........................................................................... ................ 107 DAFTAR PUSTAKA ......................................... ............................................ 108 LAMPIRAN ......................................... ........................................................... 111
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Luas Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015 ................... ...........
27
Tabel 4.2 Banyak Padukuhan dan RT di Kecamatan Pandak Tahun 2015....
31
Tabel 4.3 Banyak Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015................
32
Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2015 ...................
33
Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2015
34
Tabel 4.6 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2015 .......
35
Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas .........................................................................
49
Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas ................... ..................................................
50
Tabel 5.3 Populasi Sasaran Penelitian ................... .......................................
51
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Penelitian ................... ...........................
52
Tabel 5.5 Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Operasi................... ........................................................................ 56 Tabel 5.6 Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen ................... ............................................... 59 Tabel 5.7 Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan................... ................................................... 62 Tabel 5.8 Hasil Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan ..................................................................................
65
Tabel 5.9 Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi Per Responden....
67
Tabel 5.10 Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Mikro..............................................
70
Tabel 5.11 Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Kecil.... ...........................................
72
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Jenis Informasi yang Harus Disediakan Suatu Usaha................
14
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian................ ..................................
16
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Pandak ................ ..............................
26
Gambar 4.2 Contoh Batik Kelurahan Wijirejo................ ..............................
36
Gambar 4.3 Contoh Batik Kelurahan Triharjo................ ...............................
37
Gambar 4.4 Contoh Batik Kelurahan Gilangharjo................ .........................
37
Gambar 5.1 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi . Operasi............... ........................................................................
56
Gambar 5.1 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi . Akuntansi Manajemen ............... ...............................................
60
Gambar 5.3 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi . Akuntansi Keuangan ............... ..................................................
63
Gambar 5.4 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan................ ..................................
65
Gambar 5.5 Rata-rata Penggunaan Informasi Akuntansi Per Responden......
68
Gambar 5.6 Rata-rata Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden ... yang Tergolong dalam Usaha Mikro..........................................
71
Gambar 5.7 Rata-rata Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden ... yang Tergolong dalam Usaha Kecil ...........................................
73
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) (Studi Kasus Pada UMKM Pengrajin Batik Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul) Damaris Indah Nugraheni NIM: 132114184 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017 Informasi akuntansi dapat membantu UMKM dalam pengambilan keputusan ekonomi demi tercapainya keberhasilan usaha tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan pada UMKM batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan teknik kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa UMKM batik mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. Hal tersebut terjadi karena skala usaha yang kecil, sehingga pemilik UMKM batik merasa tidak memerlukan informasi akuntansi yang sebenarnya dapat membantu pengambilan keputusan dalam usahanya. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia juga menyebabkan UMKM batik tidak menggunakan informasi akuntansi. Kata Kunci: Informasi Akuntansi, UMKM, industri batik
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ANALYSIS OF ACCOUNTING INFORMATION USAGE IN MICRO, SMALL, AND MEDIUM ENTERPRISES (MSME) (Case Study At MSMEs Batik Industries Pandak District, Bantul) Damaris Indah Nugraheni NIM: 132114184 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017 Accounting information can help MSMEs to make economical decisions in order to achieve a successfull business. This study aims to determine the application level of operational information, management accounting information, and financial accounting information at MSMEs batik industry in Pandak District, Bantul. The type of this research is a case study. Data were obtained by questionnaire technique and interview. Data analysis technique used was descriptive analysis method with quantitative approach. The results showed that the MSMEs batik industry have known about accounting information in general, but they didn’t apply it in business activities. This due to the small scale of business, so that the owners was felt they didn’t need accounting information that actually can improve their decision making in the business. In addition, the limitation of human resources also causes MSMEs batik didn’t use accounting information. Keywords: accounting information, MSMEs, batik industry
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini menghasilkan berbagai jenis bentuk usaha, salah satunya yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, UMKM mengambil peranan penting, khususnya untuk menyumbangkan jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup tinggi. Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, kontribusi UMKM terhadap PDB menurut harga konstan pada tahun 2013 mencapai 57,56 persen dibandingkan dengan kontribusi PDB dari Usaha Besar. Namun, fakta lain disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UMKM dalam Renstra Kementerian Koperasi dan UMKM RI (2015-2019) bahwa kinerja UMKM secara umum cukup bervariasi dari tahun ke tahun. Kontribusi PDB UMKM mengalami tren penurunan dari 58,6 persen pada tahun 2008 menjadi 57,5 persen pada tahun 2012. Kondisi tersebut diakibatkan tingkat pertumbuhan output UMKM yang cenderung berfluktuasi. UMKM dituntut untuk terus melakukan perubahan atau inovasi dan melakukan manajemen dengan baik pada usahanya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan persaingan. Hal ini perlu menjadi perhatian karena sebagian UMKM berangkat dari industri rumahan atau keluarga. Mengingat peran UMKM yang begitu besar dalam perekonomian nasional, maka upaya peningkatan kinerja UMKM mutlak untuk dilakukan supaya terjaga stabilitas
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
perekonomian nasional, salah satunya melalui penerapan dan penggunaan informasi akuntansi (Endiana dan Sudiartana, 2016). Menurut Pinasti (2007), informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain. Pengambilan keputusan yang tepat dapat menentukan keberhasilan dari sebuah usaha. Oleh karena itu, informasi akuntansi memiliki peran yang penting bagi pelaku bisnis dalam mencapai keberhasilan usahanya, termasuk bagi Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM). Informasi akuntansi dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan dalam hal pengelolaan usaha, antara lain untuk keputusan penetapan harga, pengembangan pasar, termasuk untuk keputusan investasi (Suhairi dkk, 2004). Kenyataannya, kebanyakan pengusaha kecil
di
Indonesia tidak
menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya. Idrus (2000) menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak di antara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat penggunaan informasi akuntansi dalam menjalankan usaha. Sudah semestinya UMKM memanfaatkan informasi akuntansi dalam menjalankan usahanya termasuk UMKM pengrajin batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Sejak tahun 2009, batik telah resmi diakui oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
UNESCO dan dimasukan dalam daftar 76 Budaya Tak-Benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity). Oleh karena itu, batik sebagai salah satu aset budaya Indonesia perlu dilestarikan. Pengrajin batik tentu mengambil peranan penting dalam kelestarian batik. Wilayah Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul merupakan salah satu sentra industri kerajinan batik di DIY. Sudah semestinya para pengrajin batik lebih memperhatikan keberlangsungan usahanya agar produksi dan pemasaran batik tidak mati, melainkan meluas hingga ke mancanegara. Penggunaan informasi akuntansi pada UMKM batik di wilayah ini diharapkan dapat membantu pengelolanya untuk menilai kinerja usahanya pada setiap periode, sehingga ketika terjadi krisis mereka dapat segera mencari solusi yang tepat untuk menanggulanginya. Berdasarkan pengamatan pendahuluan yang dilakukan dapat diketahui bahwa masih banyak UMKM pengrajin batik di Kecamatan Pandak yang masih kesulitan untuk menerapkan akuntansi dalam bisnisnya sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dijadikan pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha mereka. Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penggunaan informasi akuntansi pada UMKM. Penelitian ini pun penting dilakukan untuk melihat tingkat penggunaan informasi akuntansi pada UMKM pengrajin batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Oleh karena itu, judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah “ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA UMKM” dengan studi kasus pada UMKM pengrajin batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
B. Batasan Masalah Pada penelitian ini, penulis menggunakan pengelompokan informasi akuntansi
berdasarkan
fungsi
pengawasan
operasional,
pengawasan
manajemen, dan pengawasan strategik menurut Anthony dan Reece (1995) dalam Wibowo dan Kurniawati (2015), yakni berupa informasi operasi, informasi akuntansi manajemen dan informasi akuntansi keuangan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan informasi operasi pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul? 2. Bagaimana penggunaan informasi akuntansi manajemen pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul? 3. Bagaimana penggunaan informasi akuntansi keuangan pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul?
D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui penggunaan informasi akuntansi berupa informasi operasi pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
2. Mengetahui penggunaan informasi akuntansi berupa informasi akuntansi manajemen pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. 3. Mengetahui penggunaan informasi akuntansi berupa informasi akuntansi keuangan pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.
E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam kajian akuntansi mengenai penggunaan informasi akuntansi pada UMKM. 2. Bagi UMKM Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan untuk lebih mengetahui besarnya manfaat informasi akuntansi bagi UMKM. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sarana pembelajaran bagi penulis untuk meningkatkan kemampuan di bidang penelitian ilmiah dalam mengungkap permasalahan tertentu secara sistematis serta berusaha
memecahkan
permasalahan
yang
menunjang pengembangan ilmu pengetahuan.
ada
sehingga
dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
E. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan Teori Bab ini menguraikan tentang landasan teori, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran penelitian.
BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi sasaran, variabel penelitian, jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data, pengujian instrumen, dan teknik analisis data. BAB IV Gambaran Umum UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian meliputi keadaan geografis, penduduk.
struktur
organisasi
pemerintahan,
dan
keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
BAB V
Analisis Data dan Pembahasan Bab ini menguraikan tentang deskripsi responden, deskripsi variabel, pengujian instrumen penelitian, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.
BAB VI Penutup Bab ini menguraikan tentang kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) 1. Definisi Menurut UU RI No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada bab I pasal 1, definisi UMKM adalah sebagai berikut: a. Usaha Mikro Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. b. Usaha Kecil Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. c. Usaha Menengah Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini. 2. Kriteria UMKM memiliki beberapa kriteria untuk masing-masing usaha yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada bab IV pasal 6, yaitu: a. Kriteria Usaha Mikro 1) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). b. Kriteria Usaha Kecil 1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). c. Kriteria Usaha Menengah 1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
B. Informasi Akuntansi 1. Definisi Informasi Akuntansi Belkaoui (2000) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bersifat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Informasi akuntansi digunakan untuk pengawasan strategik, pengawasan manajemen, dan pengawasan operasional. Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan, dan implementasi keputusan-keputusan perusahaan. Agar data keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, maka data tersebut harus disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai.
2. Tujuan Informasi Akuntansi Ikhsan dan Ishak (2008: 3) menyatakan bahwa sistem informasi dimanfaatkan
untuk
membantu
dalam
proses
perencanaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
pengkoordinasian, dan pengendalian yang kompleks. Selanjutnya Ikhsan dan Ishak (2008: 6) menyatakan bahwa informasi akuntansi melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan memiliki tujuan yaitu: a. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit. b. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan
menggunakan
sumber-sumber
ekonomi
(kekayaan)
perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut. c. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. d. Menyediakan
informasi
keuangan
yang
dapat
menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya. e. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumbersumber pendanaan perusahaan. f. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan.
3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Mc Leod dan George (2007: 86) dalam Syaifullah (2010) menyatakan bahwa: “Information should be available for problem solving before crisis situations develop or opportunities are lost. The user should be able to
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
obtain information that describes what is happening now, in addition to what happened in the past. Information that arrives after the decision is made has no value.” Informasi harus tersedia untuk menyelesaikan masalah sebelum situasi krisis berkembang atau peluang hilang. Pengguna informasi harus mampu memperoleh informasi yang menggambarkan situasi yang terjadi saat ini, selain apa yang terjadi di masa lalu. Informasi yang tersedia setelah keputusan dibuat, tidak memiliki nilai. Agar bermanfaat, informasi akuntansi yang dihasilkan oleh pihak manajemen perusahaan harus memenuhi karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Menurut Statement of Financial Accounting (SFAC) No.2 yang diterjemahkan oleh Soemarso (2004), karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi adalah sebagai berikut: a. Relevan, maksudnya adalah kapabilitas informasi yang dapat mendorong suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai untuk kepentingan memprediksi hasil di masa depan yang berdasarkan kejadian waktu lalu dan sekarang. Pada aspek ini, terdapat tiga karakteristik utama, yaitu: 1) Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan para pemakai sebelum kehilangan makna dan kapasitas dalam pengambilan keputusan; 2) Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu pemakai dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu, sekarang, dan masa depan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
3) Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang memungkinkan pemakai dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya yang telah terjadi di masa lalu. b. Reliabel, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebas dari kesalahan dan penyimpangan atau bias serta dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan tujuannya. reliabel mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu: 1) Dapat diperiksa (verifiability), yaitu konsensus dalam pilihan pengukuran akuntansi yang dapat dinilai melalui kemampuannya untuk meyakinkan apakah informasi yang disajikan berdasarkan merode tertentu memberikan hasil yang sama apabila diverifikasi dengan metode yang sama dengan pihak independen. 2) Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya kecocokan antara angka dan diskripsi akuntansi serta sumbersumbernya. 3) Netralitas
(neutrality),
informasi
akuntansi
yang
netral
diperuntukkan bagi kebutuhan umum para pemakai dan terlepas dari anggapan mengenai kebutuhan tertentu dan keinginan tertentu para pemakai khusus informasi. c. Daya Banding (comparability) informasi akuntansi yang dapat dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari kesamaan dasar dan perbedaan dasar dalam perusahaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
transaksinya serta tidak semata-mata dari perbedaan perlakuan akuntansinya. d. Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan kebijaksanaan dan prosedur akuntansi yang tidak berubah dari periode ke periode.
4. Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM Penggunaan informasi akuntansi pada UMKM membawa pengaruh positif terhadap keberhasilan UMKM. Hal tersebut diungkapkan oleh Arlianto (2014), penelitiannya pada UMKM Konveksi di Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat penggunaan informasi akuntansi pada suatu usaha, maka tingkat keberhasilan UMKM juga akan semakin meningkat. Penggunaan informasi akuntansi yang berupa informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan dapat digunakan oleh pelaku UMKM untuk perencanaan usaha, mengontrol kegiatan usaha, mengambil keputusan dalam pengelolaan usaha, serta untuk melakukan evaluasi, sehingga hal tersebut nantinya dapat menunjang keberhasilan usaha. Haswell dan Holmes (1989) dalam Solovida (2003) menjelaskan bahwa kekurangan informasi akuntansi dalam manajemen perusahaan dapat membahayakan perusahaan kecil. Kondisi keuangan yang memburuk dan kekurangan catatan akuntansi akan membatasi akses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
untuk memperoleh informasi yang diperlukan, sehingga berpotensi menyebabkan sulit berkembangnya perusahaan bahkan hingga terjadi kegagalan perusahaan. Jenis informasi yang diperlukan dan harus disediakan oleh sebuah suatu usaha diringkas oleh Anthony dan Reece (1989) dalam Suwardjono (2013: 14) sebagai berikut: Informasi
Informasi Kualitatif
Informasi Kuantitatif
Informasi Akuntansi
Informasi Operasi
Informasi Keuangan
Informasi Non Akuntansi
Informasi Manajemen
Gambar 2.1 Jenis Informasi yang Harus Disediakan Suatu Usaha
Akuntansi tidak menghasilkan laporan tentang jumlah pegawai, adanya pemogokan, keadaan kesehatan direktur atau pemilik dan informasi lain yang bersifat kualitatif. Walaupun demikian, laporan keuangan kuantitatif memberi petunjuk tentang hal-hal yang bersifat kualitatif. Informasi akuntansi berguna bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi di lingkungan yang dinamis dan kompetitif karena informasi akuntansi membantu para manajer dalam mengintegrasikan inisiatif operasional dalam perencanaan strategi jangka panjang (Ismail and King,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
2005). Agar data keuangan dapat dimanfaatkan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan, maka data tersebut harus disusun dengan baik. Anthony dan Reece (1995) dalam Wibowo dan Kurniawati (2015) menggolongkan informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga, yaitu: a.
Informasi Operasi Informasi ini menyediakan data mentah bagi informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi ini dapat berfungsi sebagai alat pengawasan operasional perusahaan. Informasi operasi pada perusahaan manufaktur adalah informasi pembelian dan pemakaian bahan baku, informasi produksi, informasi penjualan, dan lain-lain.
b.
Informasi Akuntansi Manajemen Informasi akuntansi manajemen ditujukan kepada pihak internal perusahaan, dan merupakan informasi saat ini dan masa yang akan datang yang tidak memiliki sifat historikal. Informasi ini digunakan untuk tiga fungsi manajemen, yaitu perencanaan, implementasi dan pengendalian. Informasi akuntansi manajemen disajikan kepada manajemen perusahaan dalam bentuk laporan, seperti anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban, laporan biaya menurut aktivitas, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
c.
Informasi Akuntansi Keuangan Informasi akuntansi keuangan digunakan oleh manajer maupun pihak eksternal perusahaan, bertujuan untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam hal pengambilan keputusan ekonomi. Wujud nyata dari informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Informasi ini bersifat historikal dan harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
C. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini berusaha menjelaskan penggunaan informasi akuntansi pada suatu UMKM yang terdiri dari informasi operasi, informasi akuntansi manajemen dan informasi akuntansi keuangan. Berdasarkan pemaparan diatas, gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Penggunaan Informasi Akuntansi UMKM
Informasi Operasi
Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi Akuntansi Keuangan
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Studi kasus dilakukan untuk meneliti suatu objek tertentu. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis, serta kesimpulan hanya berlaku pada objek yang diteliti saja. Penelitian ini hanya terfokus pada UMKM batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2004) metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam bentuk angka-angka yang bermakna.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2016 – Februari 2017
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah orang yang akan menjadi responden penelitian dan diberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner guna memberikan data-data kepada peneliti yang dapat digunakan untuk penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM pengrajin batik di Kecamatan Pandak, Bantul, DIY. UMKM pengrajin batik yang dimaksud dalam hal ini adalah UMKM yang melakukan proses produksi baik batik cap, tulis, maupun kombinasi. 2. Objek Penelitian Objek penelitian adalah informasi yang dibutuhkan untuk menjawab masalah penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah tingkat penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.
D. Populasi Sasaran Penelitian ini menggunakan populasi sasaran yaitu UMKM pengrajin batik yang berada di wilayah Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Penulis menetapkan kriteria untuk pengambilan sampel, yaitu UMKM melakukan proses produksi batik kain, baik teknik cap, tulis, maupun kombinasi. Penetapan kriteria tersebut dilakukan dengan alasan bahwa UMKM yang melakukan proses produksi diharapkan menggunakan informasi akuntansi dengan intensitas tinggi karena pemilik tentu membutuhkan informasi akuntansi mulai dari tahap produksi hingga tahap penjualan batik kain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
E. Variabel Penelitian Definisi
operasional,
pengukuran,
dan
klasifikasi
variabel
penelitian
dipaparkan sebagai berikut: 1. Penggunaan Informasi Akuntansi Penggunaan informasi akuntansi adalah penggunaan informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan dan alternatif-alternatif tindakan.yang dimaksudkan untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan operasional Informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga, yaitu Anthony dan Reece (1995) dalam Wibowo dan Kurniawati (2015): a.
Informasi Operasi Informasi operasi pada perusahaan manufaktur adalah informasi pembelian dan pemakaian bahan baku, informasi produksi, informasi penjualan, dan lain-lain.
b.
Informasi Akuntansi Manajemen Informasi akuntansi manajemen disajikan kepada manajemen perusahaan dalam bentuk laporan, seperti anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban, laporan biaya menurut aktivitas, dan lain-lain.
‘
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
c.
Informasi Akuntansi Keuangan Wujud nyata dari informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Kemudian dari ketiga indikator di atas dibuat beberapa pertanyaan
yang terdiri atas 17 item menurut Aufar (2014) yaitu 8 item untuk kategori informasi operasi, 4 item untuk kategori informasi akuntansi manajemen, dan 5 item untuk kategori informasi akuntansi keuangan. Pengukuran setiap dimensi variabel informasi akuntansi dalam penelitian ini menggunakan skala likert lima poin menurut Nurmala (2014) sebagai berikut: Skor 5
= Sangat Tinggi (secara teratur menggunakan informasi akuntansi)
Skor 4
= Tinggi (sering menggunakan informasi akuntansi)
Skor 3
= Sedang (kadang-kadang menggunakan informasi akuntansi)
Skor 2
= Rendah (tahu, tetapi tidak pernah menggunakan informasi akuntansi)
Skor 1
= Sangat Rendah (tidak pernah menggunakan informasi akuntansi karena sama sekali tidak tahu)
F. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yang dimaksud adalah data tentang penggunaan informasi akuntansi pada UMKM dengan menggunakan instrumen utama yakni kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
G. Instrumen Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei lapangan dengan melakukan teknik kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner dibentuk sedemikian rupa, sehingga responden hanya diminta untuk memilih salah satu jawaban
yang
mencerminkan
karakteristik
dirinya
sendiri
dengan
memberikan tanda checklist (√). Kuesioner dalam penelitian ini merupakan instrumen penelitian utama dan didistribusikan langsung kepada responden yakni pemilik UMKM pengrajin batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.
H. Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2013). Sunyoto (2010: 89) menyatakan bahwa pengujian validitas bisa dilakukan dengan mengorelasi skor butir pertanyaan dengan total skor konstruknya. Pengujian bisa dilakukan secara statistik, baik secara manual maupun bantuan komputer. Perhitungan validitas instrumen didasarkan pada perbandingan antara r hitung dan r tabel. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel pada signifikan 5% maka data bisa dikatakan valid. Sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka data tidak valid. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran diulang (Priyatno, 2012). Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode Cronbach’s Alpha. Instrumen penelitian dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Dalam penelitian ini, pengujian instrumen akan dihitung menggunakan alat bantu SPSS.
I. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dipakai untuk menjawab setiap rumusan masalah dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif. Adapun tahapan dalam menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan Karakteristik Responden Analisis deskripsi responden digunakan untuk memisahkan atau mengelompokkan responden agar diperoleh gambaran mengenai jenis kelamin, usia, jenjang pendidikan, latar belakang pendidikan pemilik UMKM, lama usaha, kepemilikan izin, jenis usaha, omzet usaha, jumlah karyawan, dan wilayah pemasaran dalam frekuensi (%). 2. Melakukan Pengukuran Data Variabel Pada tahap ini, data berupa jawaban responden tentang penggunaan informasi akuntansi yang sudah terkumpul dari kuesioner kemudian diukur atau diberi skor sesuai dengan skala pengukuran yakni menggunakan skala likert 5 poin yang telah ditetapkan pada subbab variabel penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui total skor dan nilai rata-rata yang diperoleh dari masing-masing responden. 3. Melakukan Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi Setelah mengetahui nilai skor rata-rata masing-masing responden, selanjutnya menyusun tabel analisis data yang dibagi menjadi 5 sub bab, yaitu analisis penggunaan informasi operasi, penggunaan informasi akuntansi manajemen, penggunaan informasi akuntansi keuangan, penggunaan informasi akuntansi secara menyeluruh, dan penggunaan informasi akuntansi per responden. Tabel tersebut berisikan data frekuensi penggunaan informasi akuntansi pada masing-masing skala, total skor, dan nilai skor rata-rata. 4. Melakukan Klasifikasi Tingkat Penggunaan Informasi Akuntansi Pada tahapan ini, penulis akan membagi masing-masing data variabel ke dalam kategori yang telah ditetapkan. Pengklasifikasian variabel ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penggunaan informasi akuntansi pada suatu UMKM. Klasifikasi didasarkan pada nilai skor ratarata yang diperoleh masing-masing kategori. Klasifikasi tersebut dibagi menjadi 5 kategori sesuai dengan kuisioner yang telah disebarkan, yaitu: Skor 5
= Sangat Tinggi (secara teratur menggunakan informasi akuntansi)
Skor 4
= Tinggi (sering menggunakan informasi akuntansi)
Skor 3
= Sedang (kadang-kadang menggunakan informasi akuntansi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Skor 2
= Rendah (tahu, tetapi tidak pernah menggunakan informasi akuntansi)
Skor 1
= Sangat Rendah (tidak pernah menggunakan informasi akuntansi karena sama sekali tidak tahu)
(Nurmala, 2014) 5. Melakukan Pembahasan atas Hasil Klasifikasi Tingkat Penggunaan Informasi Akuntansi Setelah penulis mengklasifikasikan tingkat penggunaan informasi akuntansi pada UMKM batik di Kecamatan Pandak, selanjutnya penulis melakukan pembahasan atas hasil klasifikasi tersebut sesuai dengan sub bab yang telah ditentukan pada tahap ketiga. 6. Menarik Kesimpulan Kesimpulan diambil dari tabel analisis data, hasil klasifikasi tingkat penggunaan informasi akuntansi UMKM pengrajin batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, dan pembahasannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
BAB IV GAMBARAN UMUM UMKM PENGRAJIN BATIK KECAMATAN PANDAK
A. Kondisi Geografis Kecamatan Pandak Kecamatan Pandak merupakan kecamatan yang terletak di sebelah barat daya Kabupaten Bantul dengan jarak 5 km dari ibukota Kabupaten Bantul. Peta wilayah Kecamatan Pandak dapat terlihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Pandak Sumber Gambar: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Kecamatan Pandak mempunyai luas wilayah 2.430 Ha atau sebesar 4,79 persen dari total luas Kabupaten Bantul. Luas wilayah tersebut dibagi ke dalam 4 desa yang merupakan bagian dari Kecamatan Pandak yakni Desa Caturharjo, Desa Triharjo, Desa Gilangharjo, dan Desa Wijirejo. Tabel 4.1 menerangkan tentang luas desa di Kecamatan Pandak. Tabel 4.1 Luas Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015 No 1. 2. 3. 4.
Luas (km2)
Desa Caturharjo Triharjo Gilangharjo Wijirejo Kecamatan
593 643 726 468 2.430
Persentase terhadap Luas Kecamatan Pandak 24,40 26,46 29,88 19,26 100
Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
Wilayah Kecamatan Pandak berbatasan dengan 5 kecamatan yaitu: 1.
Batas Utara
: Kecamatan Pajangan dan Kecamatan Bantul
2.
Batas Timur
: Kecamatan Bambanglipuro dan Bantul
3.
Batas Selatan : Kecamatan Sanden
4.
Batas Barat
: Kecamatan Srandakan
Kecamatan Pandak berada di dataran rendah. Ibukota kecamatannya berada pada ketinggian 27 meter di atas permukaan laut. Jarak ibukota kecamatan ke pusat pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 5 Km. Kecamatan Pandak beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Pandak adalah 32ºC dengan suhu terendah 20ºC. Bentangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
wilayah di Kecamatan Pandak cukup bervariasi, 90 % wilayahnya berupa daerah yang datar sampai berombak dan 10 % lainnya adalah daerah yang berombak sampai berbukit. B. Pemerintahan Kecamatan Pandak 1. Visi dan Misi Kecamatan Pandak
Dalam rangka mewujudkan kegiatan pembangunan untuk mendukung Visi Kabupaten Bantul Projo Taman Sari sejahtera, demokrasi, dan agamis, maka Kecamatan Pandak telah merumuskan visi pembangunan yaitu : “Pandak Berwira Intan, Berbudaya dan Agamis” Visi tersebut mengandung pengertian :
a. Berwira Intan
Mengandung makna pada upaya peningkatan kesejahteraan lewat usaha meningkatkan bidang pariwisata, kerajinan, industri, rumah tangga dan pertanian.
b. Berbudaya dan Agamis
Dimaksudkan agar upaya peningkatan kesejahteraan selaras dengan pengembangan budaya dan dalam lingkungan kehidupan yang agamis menuju masyarakat yang sejahtera lahir dan batin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Misi merupakan perwujudan tujuan operasi organisasi pemerintahan dalam melayani masyarakat, sehingga setiap saat perlu dilakukan perubahan sesuai dengan perubahan jaman. Sebagai penjabaran dari visi yang telah ditetapkan di atas, misi merupakan uraian kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari pencanangan visi tersebut.
Adapun misi Kecamatan Pandak adalah sebagai berikut :
1. Tercapainya peningkatan kehidupan beragama masyarakat 2. Tercapainya peningkatan mutu pendidikan masyarakat 3. Tercapainya pembangunan serta pemberdayaan masyarakat 4. Terlaksananya tata kelola pemerintahan yang baik 5. Tercapainya pelayanan prima 6. Terfasilitasinya usaha pengembangan wisata 7. Tercukupinya kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan 8. Tercapainya ketersediaan pangan masyarakat dan kelestarian lingkungan 9. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha 10. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban wilayah
2. Struktur Organisasi Kecamatan Pandak
Berdasarkan PERDA No. 18 Tahun 2007 struktur organisasi Kecamatan Pandak sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Struktur Organisasi Kecamatan Pandak
Camat Sekretaris Camat Ka. Sub. Bag. Umum
: Drs. Agus Sulistiyana, MM : Sujarwo, SE : Purwanti, S.Ip Fitri Mulyani, S.Ip Murtijo Ka. Sub. Program. Keuangan : Surani, BA Bardiman Nur Hayati Jabatan fungsional : Hari Jumarwati Ks. T. Pemerintahan : Sarwanto, S.Ip, MM Jumanta Suharsyati. P Kasiran Fauzi Afnan Ks. Ketentraman. Ketertiban : Sarwadi Junianto, SH Muhidin Sumaryono Ks. Pelayanan : Subaryata, SH Sukesi Heruwanti Ks. Ek. Bang dan L. H : Sri Sudewi, S.T, M. Ph Sudarmo K. Kemasyarakatan : Subiyanto, S. Ip, M.Ap Bonirah, S. Ip Kardi
Kecamatan Pandak terdiri 49 pedukuhan dan 292 Rukun Tetangga (RT) yang tersebar di empat desa. Sebaran pedukuhan dan RT antar desa satu dengan yang lainnya tidak sama. Desa Gilangharjo yang merupakan desa terluas mempunyai jumlah pedukuhan dan jumlah RT yang paling banyak yakni sebanyak 15 pedukuhan dan 91 RT. Pada tabel 4.2 dijelaskan banyaknya pedukuhan dan Rukun Tetangga (RT) per desa di Kecamatan Pandak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Tabel 4.2 Banyaknya Pedukuhan dan Rukun Tetangga (RT) Per Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015 No 1. 2. 3. 4.
Desa Caturharjo Triharjo Gilangharjo Wijirejo Kecamatan
Jumlah Pedukuhan Rukun Tetangga 14 77 10 63 15 91 10 61 49 292
Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
C. Kependudukan Kecamatan Pandak Dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah, data mengenai kependudukan sangat diperlukan. Semakin lengkap dan semakin akurat data kependudukan, maka rencana pembangunan wilayah akan semakin terbantu. Adapun data mengenai keadaan penduduk yang tersedia di Kecamatan Pandak meliputi struktur penduduk dilihat dari jenis kelamin, usia, mata pencaharian, dan pendidikan. 1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan estimasi data hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bantul, pada tahun 2015 jumlah penduduk Kecamatan Pandak adalah 48.950 jiwa yang terdiri dari 24.384 laki-laki dan 24.566 perempuan. Sex ratio Kecamatan Pandak adalah 99,26 persen yang berarti perbandingan penduduk laki-laki terhadap perempuan relatif sama. Tabel 4.3 menjelaskan tentang banyaknya penduduk menurut jenis kelamin dan sex ratio per desa di Kecamatan Pandak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Tabel 4.3 Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Per Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015 No 1. 2. 3. 4.
Desa Caturharjo Triharjo Gilangharjo Wijirejo Kecamatan
Laki-laki 5.401 6.175 7.541 5.267 24.384
Perempuan 5.526 6.113 7.505 5.422 24.566
Sex Ratio 97.74 101,01 100,48 97,14 99,26
Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
Dengan luas wilayah 2.430 Ha maka kepadatan penduduk di Kecamatan Pandak adalah 2.014 jiwa per kilometer persegi. Dari empat desa yang ada, kepadatan tertinggi ada di Desa Wijirejo dengan 2.284 jiwa per kilometer persegi, sementara desa yang paling sedikit kepadatannya adalah Desa Caturharjo dengan jumlah penduduk 1.843 jiwa per kilometer persegi. 2. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Umur Penggolongan
penduduk
berdasarkan
umur
bertujuan
untuk
mengetahui jumlah penduduk yang belum produktif, penduduk produktif, dan penduduk yang sudah tidak produktif. Golongan penduduk yang belum produktif yaitu penduduk berumur kurang dari 15 tahun. Golongan penduduk yang produktif yaitu penduduk berumur antara 15 tahun sampai dengan 65 tahun. Golongan penduduk yang sudah tidak produktif yaitu penduduk berumur lebih dari 65 tahun. Komposisi penduduk berdasarkan usia di Kecamatan Pandak tahun 2015 di jelaskan dalam tabel 4.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia di Kecamatan Pandak Tahun 2015 No 1. 2. 3.
Umur (Th) <15 15-65 >65 Jumlah
Jumlah 10.599 32.938 5.413 48.950
Persentase (%) 21,65 67,29 11,06 100
Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
Dari tabel tersebut terlihat bahwa penduduk wilayah Kecamatan Pandak didominasi oleh penduduk usia produktif yaitu sebesar 32.938 jiwa atau 67,29%. Hal ini menunjukan bahwa secara usia, sebagian besar masyarakat yang berada di Kecamatan Pandak sudah mampu untuk melakukan pekerjaan.
3. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian menjadi sumber pendapatan yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari anggota keluarga. Penduduk dapat dikatakan sejahtera, apabila segala kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi baik material maupun spiritual. Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian berguna untuk menggambarkan peluang mengenai jenis lapangan pekerjaan yang tersedia di wilayah tersebut. Dalam tabel 4.5 dijelaskan mengenai komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Pandak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kecamatan Pandak Tahun 2015 No
Mata Pencaharian
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Petani Pengusaha Sedang/Kecil Pengrajin/Industri Kecil Buruh Industri Buruh Bangunan Buruh Pertambangan Pedangang PNS ABRI Pensiunan (Pegawai Negeri Sipil) Peternak Jumlah
Jumlah (orang) 16.914 74 597 787 1.105 930 276 325 95 75 6.424 27.602
Persentase (%) 61,28 0,27 2,16 2,85 4,00 3,37 1,00 1,18 0,34 0,27 23,27 100
Sumber Data: Monografi Kecamatan Pandak 2016
Berdasarkan tabel tersebut, mayoritas penduduk Kecamatan Pandak bermata pencaharian utama sebagai petani dengan persentase 61,28%, sedangkan penduduk yang bermata pencaharian utama sebagai pengrajin atau industri kecil sebesar 2,16%. 4. Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia karena tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir seseorang. Gambaran tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Pandak disajikan dalam tabel 4.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Tabel 4.6 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2015 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tingkat Pendidikan Buta Huruf Belum Sekolah Tidak Tamat SD/Sederajat Tamat SD/Sederajat Tamat SMP/Sederajat Tamat SMA/Sederajat Tamat Diploma dan Perguruan Tinggi Jumlah
Jumlah (Jiwa) 6 5.126 4.223 6.574 779 8.913
Persentase (%) 0,01 12,79 10,54 16,40 1,94 22,34
14.457
36,07
40.078
100
Sumber Data: Monografi Kecamatan Pandak 2016
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Pandak mayoritas adalah tamatan diploma dan perguruan tinggi yakni sebesar 36,07%. Hal tersebut menunjukan bahwa penduduk di wilayah ini memilik kesadaran akan pentingnya pendidikan. Dengan semakin banyaknya
penduduk
yang berpendidikan tinggi
diharapkan mampu meningkatkan pembangunan di daerah tersebut, karena memiliki kualitas sumber daya manusia yang memadai. Tingkat pendidikan tersebut juga mempengaruhi sikap dan pola pikir penduduk, termasuk inovasi dalam melakukan usaha kerajinan di wilayah tersebut.
D. UMKM Batik di Kecamatan Pandak 1. Sejarah UMKM Batik Munculnya UMKM Batik di Kecamatan Pandak bermula dari profesi masyarakat sebagai buruh batik di Yogyakarta. Awalnya buruh batik dari Kecamatan Pandak tidak mempunyai kemampuan yang mencukupi untuk membuat batik, namun pemilik usaha di tempat mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
bekerja sering memberikan pelatihan informal terhadap para buruh batik tersebut. Dari situlah mereka mampu membuat batik dengan berbagai motif. Kemudian, sebagian besar buruh batik tersebut pulang ke kampungnya untuk merintis usaha batiknya sendiri. Dengan bermodalkan pengalaman semasa bekerja pada industri batik di Kota Yogyakarta, ternyata batik yang mereka produksi disukai oleh pasar dan bisa berkembang. Saat ini UMKM Batik di Kecamatan Pandak sudah membudaya
dan
menjadi
mata
pencaharian
utama
sebagian
masyarakatnya. Data dari DISPERINDAGKOP Kabupaten Bantul menyebutkan bahwa total UMKM Batik yang masih aktif di Kecamatan Pandak ada sekitar 40 UMKM. UMKM Batik tersebut tersebar pada 3 (tiga) kelurahan yakni di Kelurahan Wijirejo, Kelurahan Triharjo, dan Kelurahan Gilangharjo.
2. Ciri Khas Batik Setiap kelurahan mempunyai ciri khas masing-masing, sehingga persaingan batik di wilayah tersebut tidak terlalu ketat. Kelurahan Wijirejo kini sudah menjadi salah satu sentra batik di Yogyakarta. Batik di kelurahan tersebut terkenal dengan teknik cap, perwarnaan sogan (hitam, coklat, biru, dan putih), dan motif tradisional, sedangkan Kelurahan Gilangharjo telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai Desa Budaya Batik karena sebagian besar pembatik disana memproduksi batik klasik dan kental akan makna. Batik di wilayah tersebut lebih dikenal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
dengan batik lukis dan tulis dengan motif tradisional, modern dan kontemporer, serta menggunakan pewarna buatan. Pada dasarnya batik di Kelurahan Triharjo tidak jauh berbeda dengan batik di Kelurahan Gilangharjo, namun keunggulannya adalah mereka sudah menggunakan perwarna alami yang memiliki warna tahan lama dan ramah lingkungan. Berikut ini merupakan contoh gambaran ciri khas batik pada masing-masing kelurahan di Kecamatan Pandak:
Gambar 4.2 Contoh Batik Kelurahan Wijirejo Sumber: dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Gambar 4.3 Contoh Batik Kelurahan Triharjo Sumber: dokumentasi
Gambar 4.4 Contoh Batik Kelurahan Gilangharjo Sumber: dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Setiap wilayah mematok harga jual batik yang berbeda-beda. UMKM Batik di Kelurahan Wijirejo mematok harga yang lebih rendah dari wilayah lainnya
yaitu berkisar antara Rp30.000,00 hingga
Rp750.000,00 per lembar, hal tersebut dikarenakan mereka menggunakan teknik batik cap, sedangkan di Kelurahan Gilangharjo dan Triharjo, pemilik UMKM Batik mematok harga lebih mahal karena mereka menggunakan teknik batik tulis dengan motif tradisional. Motif tradisional lebih mahal karena motif tersebut jarang ditemukan dan memiliki makna atau filosofi yang mendalam. Di sisi lain, saat ini tenaga pembatik tradisonal pun tergolong sangat minim. UMKM Batik di wilayah ini memproduksi batik motif tradisional dengan tujuan untuk melestarikan budaya atau “Nguri-uri Kabudayan”. Harga batik yang dijual di di Kelurahan Gilangharjo dan Triharjo dipatok dengan harga terendah Rp50.000,00 hingga harga tertinggi Rp2.000.000,00 per lembar.
3. Teknik Pembuatan Batik Terdapat empat jenis batik yang diproduksi oleh UMKM Batik di Kecamatan Pandak yaitu batik tulis, batik lukis, batik cap, dan batik kombinasi batik tulis dan batik cap. Teknik pembuatan batik tulis dan lukis hampir sama, yang membedakan adalah pola gambarnya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai alat dan bahan serta tahapan pembuatan batik menurut jenisnya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
a. Batik Tulis dan Batik Lukis 1) Alat dan Bahan Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah batik tulis dan batik lukis diantaranya: a) Canting, digunakan sebagai alat tulis lilin untuk menutupi pola dan motif batik. b) Pensil pola, alat ini digunakan untuk menggambar pola atau motif dasar yang diinginkan pada kain mori. c) Kain mori, merupakan kain utama dalam pembuatan batik. Saat ini, kain mori dapat digantikan dengan kain katun maupun kain sutra. Pemilihan kain disesuaikan dengan kebutuhan atau pesanan. d) Lilin malam, digunakan untuk menutup pola tertentu agar tidak terkena warna dalam proses pewarnaan. e) Soda abu, berfungsi untuk mengunci warna pada batik agar tidak mudah luntur. f) Wajan dan Kompor, wajan digunakan untuk menampung lilin ketika
dicairkan,
sedangkan
kompor
berfungsi
untuk
memanaskan lilin padat agar berubah menjadi lilin cair. Wajan dan kompor yang digunakan biasanya berukuran kecil. g) Bahan pewarna kain, seperti namanya, bahan ini digunakan untuk mewarnai kain agar motif yang sudah dibuat dapat terlihat dengan jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
h) Gawangan, merupakan tempat untuk meletakkan kain yang akan dibatik. Alat ini terbuat dari kayu atau bambu. 2) Tahap Pembuatan a) Menyiapkan kain mori, kemudian membuat motif diatas kain tersebut dengan menggunakan pensil pola. b) Melukis pola dengan lilin malam menggunakan canting, tahap ini dilakukan untuk menutupi pola agar dalam tahap pewarnaan bagian yang ditutupi tidak terkena pewarna. Pada tahap ini, kain yang akan diberi lilin diletakkan di gawangan. c) Menyelupkan kain yang telah diberi lilin ke dalam pewarna. d) Mengeringkan kain yang telah diberi pewarna dengan cara menjemurnya di bawah sinar matahari. e) Merendam kain yang telah dijemur guna menghilangkan lilin malam yang melekat pada kain dengan air panas Setelah lilin malam hilang, kain dijemur kembali. f) Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali
proses
pembatikan
dengan
penutupan
lilin
(menggunakan canting) untuk menahan warna pertama. Proses membuka dan menutup lilin ini dapat dilakukan berulang kali sesuai jumlah warna dan kompleksitas motif yang diinginkan. g) Mengerik lilin dengan pisau, kemudian merebus kain yang telah berubah warna atau biasa dikenal dengan istilah “Pelorodan”. Tahap ini dilakukan untuk menghilangkan lapisan lilin. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
umumnya air yang digunakan untuk merebus kain yang terakhir kali, diberi soda abu guna mengunci warna yang menempel pada kain, sehingga motif batik tidak mudah luntur. h) Mencuci kain batik dan mengeringkannya dengan cara menjemur di bawah sinar matahari. b. Batik Cap 1) Alat dan Bahan Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah batik cap diantaranya: a) Meja, terbuat dari kayu yang berfungsi untuk melakukan pengecapan batik. b) Kasur (bantalan), terbuat dari kapas yang dibungkus dengan kain, berfungsi sebagai lapisan bantalan kain mori yang akan dicap. c) Taplak, terbuat dari kain katun yang berfungsi sebagai lapisan bantalan. d) Wajan dan Kompor, wajan digunakan untuk menampung lilin ketika
dicairkan,
sedangkan
kompor
berfungsi
untuk
memanaskan lilin padat agar berubah menjadi lilin cair. Wajan dan kompor yang digunakan biasanya berukuran kecil. e) Alat cap, alat ini digunakan untuk memberikan motif batik pada kain. Motif batik sudah tertera permanen pada alat cap, sehingga pembatik tidak perlu mencanting lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
f) Kain mori, merupakan kain utama dalam pembuatan batik. Saat ini, kain mori dapat digantikan dengan kain katun maupun kain sutra. Pemilihan kain disesuaikan dengan kebutuhan atau pesanan. g) Lilin malam, digunakan untuk menutup pola tertentu agar tidak terkena warna dalam proses pewarnaan. h) Soda abu, berfungsi untuk mengunci warna pada batik agar tidak mudah luntur. i) Kain kecil, kain ini dimasukkan ke dalam wajan yang berfungsi untuk menyaring cairan lilin malam agar tidak ada kotoran dari lilin tersebut yang melekat pada cetakan batik cap. 2) Tahap Pembuatan a) Meletakkan kain katun di atas meja yang telah dilapisi bantalan. b) Mencelupkan alat cap ke dalam cairan lilin secara merata. c) Menempelkan cap pada kain dengan cara ditekan, tahapan ini dilakukan berulang-ulang hingga kain dipenuhi dengan motif pada alat cap. d) Memasukkan kain yang sudah diberi motif ke dalam cairan pewarrna. e) Merebus kain batik tersebut agar sisa-sisa lilin malam yang melekat hilang. f) Mencuci kain batik yang sudah jadi dan menjemurnya di bawah sinar matahari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
c. Batik Kombinasi Tulis dan Cap Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan batik kombinasi merupakan perpaduan alat dan bahan yang digunakan pada proses membuat batik cap dan batik tulis atau lukis. Adapun tahapan dalam membuat batik kombinasi yaitu: 1) Memberi motif pada kain menggunakan alat cap. 2) Menutupi pola dari batik cap dengan lilin malam menggunakan canting. Tahapan ini dilakukan agar pada saat pewarnaan, bagian yang ditutup lilin tidak terkena pewarna. Selain itu, pencantingan juga dapat dilakukan untuk menambah motif-motif yang tidak ada pada alat cap. 3) Menyelupkan kain yang telah diberi lilin ke dalam pewarna. 4) Mengeringkan kain yang telah diberi pewarna dengan cara menjemurnya di bawah sinar matahari. 5) Merendam kain yang telah dijemur guna menghilangkan lilin malam yang melekat pada kain dengan air panas Setelah lilin malam hilang, kain dijemur kembali. 6) Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan canting) untuk menahan warna pertama. Proses membuka dan menutup lilin ini dapat dilakukan berulang kali sesuai jumlah warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
7) Mengerik lilin dengan pisau, kemudian merebus kain yang telah berubah warna atau biasa dikenal dengan istilah “Pelorodan”. Tahap ini dilakukan untuk menghilangkan lapisan lilin. Pada umumnya air yang digunakan untuk merebus kain yang terakhir kali, diberi soda abu guna mengunci warna yang menempel pada kain, sehingga motif batik tidak mudah luntur. 8) Mencuci kain batik dan mengeringkannya dengan cara menjemur di bawah sinar matahari.
4. Pemasaran Batik Pada mulanya pengusaha batik yang ada di wilayah Kecamatan Pandak hanya memasarkan hasil produksinya ke Pasar Beringharjo Yogyakarta. Namun berkat pembangunan jaringan usaha yang cukup luas, pemasaran batik di kecamatan Pandak saat ini telah merambah ke pasar nasional bahkan pasar internasional walaupun secara tidak langsung. Sebagian besar dari UMKM Batik pun telah memiliki pelanggan tetap. Mereka memasok ke beberapa galeri dan toko batik di Kota Yogyakarta. selain itu para pengusaha batik juga bekerja sama dengan pihak travel agent dan hotel untuk membawa wisatawan lokal maupun asing untuk berwisata batik di tempat produksi batiknya. Pemerintah setempat juga memberikan dukungan terhadap perkembangan industri batik di wilayah ini terutama untuk bidang pemasaran. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya showroom milik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
pemerintah di Kelurahan Wijirejo dan Kelurahan Triharjo. Showroom yang dikelola secara swadaya oleh pemilik UMKM Batik di wilayah tersebut difungsikan sebagai sebuah galeri yang memamerkan sekaligus menjual batik hasil produksi UMKM Batik setempat. Setiap UMKM Batik yang menitipkan hasil produksinya pada showroom tersebut tidak dikenakan biaya sedikit pun. Hasil penjualannya pun 100% merupakan hak pemilik UMKM Batik yang menitipkan barang dagangan tersebut. Selain menyediakan sarana pemasaran berupa showroom, pemerintah juga sering mengadakan pameran batik yang diadakan di sekitar Yogyakarta dan bertujuan untuk memperkenalkan hasil karya UMKM Batik Kecamatan Pandak kepada calon konsumen. Peran pemerintah tidak berhenti sampai disitu, mereka juga memberikan pelatihan pengelolaan usaha dan memberikan peralatan membatik, serta membuat kolam penampungan limbah di beberapa UMKM.
5. Kelemahan dan Kelebihan UMKM Batik Kesuksesan UMKM Batik Kecamatan Pandak belum merata, hal ini disebabkan oleh beberapa kelemahan pengusaha batik. Kelemahan tersebut diantaranya pengusaha batik kurang inovatif dan masih terkesan monoton dalam berbisnis. Mereka belum memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk mengembangkan usaha batik supaya bisa bersaing dengan UMKM Batik lainnya. Sebagian besar dari pengusaha masih enggan untuk hadir dalam pelatihan dan pameran yang sudah disediakan oleh pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
setiap tahunnya, alasannya karena mereka lebih fokus pada produksi batik ketimbang pemasaran dan pengembangan usahanya. Kecamatan Triharjo dan Gilangharjo memiliki kelemahan tersendiri yakni akses menuju wilayah tersebut masih sulit dijangkau oleh konsumen, sehingga pengusaha disana harus inisiatif memasarkan produknya keluar dari wilayah tersebut. Berbeda dengan Kelurahan Wijirejo yang berada di pinggir jalan utama sehingga akses ke wilayah tersebut lebih dijangkau oleh konsumen. Dibalik kelemahan itu, ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh UMKM Batik di Kecamatan Pandak, yakni persaingan batik di wilayah ini tidak terlalu ketat karena memiliki ciri khas masing-masing, serta wilayah ini memiliki potensi untuk maju yang didukung oleh pangsa pasar yang luas. Keunggulan lainnya yakni terjalinnya kemitraan yang baik antar UMKM Batik di wilayah tersebut. Setiap UMKM Batik di wilayah tersebut menjalin kemitraan satu sama lain dalam bentuk kerjasama produksi batik jika pengusaha batik tidak mampu memproduksi batik pesanan pelanggannya. Perkembangan UMKM Batik di Kecamatan Pandak pun tidak lepas dari peran masyarakat masyarakat sekitarnya. Sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat, sebagian besar UMKM Batik mempekerjakan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar industri tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
6. Tantangan UMKM Batik Tantangan ke depan yang harus dihadapi oleh pelaku UMKM Batik di wilayah ini adalah bersaing dengan pengusaha batik printing yang lebih efisien dan lebih murah, melakukan inovasi bahan ataupun bentuk produksi tanpa menghilangkan ciri khas, mengembangkan motif baru yang disukai oleh masyarakat, lebih memperkenalkan ciri khas batik Kecamatan Pandak pada pasar nasional dan internasional, mengelola limbah dengan lebih baik tanpa merusak lingkungan sekitar. Dengan adanya tantangan tersebut,
UMKM
Batik
diharapkan
melakukan
beberapa
upaya
pengembangan seperti menghidupkan showroom yang sudah disediakan oleh pemerintah, mengaktifkan kegiatan di paguyuban agar pelaku UMKM Batik bisa berbagi ilmu dan informasi untuk meratakan kesuksesan UMKM Batik di wilayah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Instrumen Penelitian Uji validitas bertujuan untuk menunjukkan tingkat kesahihan atau validitas item pada kuisioner. Item dikatakan valid jika skor tersebut mempunyai kesejajaran dengan skor totalnya (Arikunto, 2002 : 61). Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasi antara skor yang diperoleh untuk masing-masing pertanyaan dengan skor total. Pengujian
validitas
dilakukan
dengan
bantuan
komputer
menggunakan program SPSS. Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai r hitung (Corrected Item-Total Correlation) > r tabel sebesar 0,361, untuk N = 30 dan α = 0,05 maka item/ pertanyaan tersebut valid dan sebaliknya. Untuk lebih lengkapnya uji validitas kuisoner dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut: Tabel 5.1. Hasil Uji Validitas Penggunaan Informasi Operasi
Pertanyaan P1 P2 P3 P4 P5 P6
49
R Hitung (Corrected Item-Total Correlation) 0,854* 0,831* 0,825* 0,847* 0,770* 0,784*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas (lanjutan) Penggunaan Informasi
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Keuangan
Pertanyaan P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17
R Hitung (Corrected ItemTotal Correlation) 0,859* 0,704* 0,817* 0,758* 0,881* 0,840* 0,855* 0,868* 0,866* 0,901* 0,870*
Sumber: data primer, 2017 Keterangan: * butir pernyataan valid karena R hitung > R tabel
Berdasarkan Tabel 5.1 di atas, secara keseluruhan menunjukkan bahwa semua item pernyataan pada kuesioner memiliki r hitung > r tabel sehingga dinyatakan bahwa validitas telah terpenuhi. Itu artinya variabelvariabel dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi validitas dan layak dilakukan pengujian selanjutnya yakni uji reliabilitas. b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode Cronbach’s Alpha dengan program SPSS versi 20. Hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 5.2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Operasi Akuntansi Manajemen Akuntansi Keuangan Sumber: data primer, 2017
Koef. Alpha 0,917 0,955 0,795
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Hasil analisis yang ditampilkan pada Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa masing-masing variabel telah mempunyai nilai yang memuaskan yaitu di atas nilai minimal 0,6. Berdasarkan nilai-nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa pernyataan-pernyataan dalam kuesioner dinyatakan reliabel yang berarti bahwa pernyataanpernyataan dalam kuesioner tersebut akan memberikan hasil yang sama meskipun ditujukan kepada orang yang berbeda.
2. Karakteristik Responden Jumlah populasi sasaran dalam penelitian ini hanya diperoleh 30 responden dari 46 pemilik UMKM Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul (lihat tabel 5.3). Hal ini disebabkan karena ada beberapa UMKM yang bergabung menjadi satu sebagai usaha keluarga dan ada pula UMKM yang telah tutup dan tidak beroperasi. Tabel 5.3. Populasi Sasaran Penelitian Jumlah UMKM
46
Pengurangan: UMKM gabungan
7
UMKM telah tutup
9
Jumlah Pengurangan
16
Jumlah Populasi Sasaran
30
Sumber : data primer, 2017
Hasil analisis data karakteristik 30 UMKM batik yang menjadi responden penelitian adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Tabel 5.4. Karakteristik Responden Penelitian Karakteristik Responden Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan ≤ 30 tahun 31-40 tahun Usia 41-50 tahun > 50 tahun SD SMP Pendidikan SMA D3 S1 Akuntansi Latar Belakang Pendidikan Non Akuntansi ≤ 10 tahun Lama Usaha > 10 tahun Memiliki Izin Kepemilikan Izin Tidak Memiliki Izin Batik Cap Jenis Usaha Batik Tulis Batik Kombinasi ≤ 100 juta/tahun Omzet 101 - 500 juta /tahun > 500 juta/tahun ≤ 20 orang Jumlah Karyawan > 20 orang Lokal Pemasaran Nasional Internasional Mikro Ukuran Usaha Kecil Menengah
Jumlah 18 12 3 7 13 7 8 6 9 2 5 0 30 8 22 16 14 2 7 21 4 23 3 27 3 14 15 1 18 12 0
% 60,0 40,0 10,0 23,3 43,3 23,3 26,7 20,0 30,0 6,7 16,7 0,0 100,0 26,7 73,3 53,3 46,7 6,7 23,3 70,0 13,3 76,7 10,0 90,0 10,0 46,7 50,0 3,3 60,0 40,0 0
Sumber: data primer, 2017
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden penelitian berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 18 orang atau 60,0 %, sisanya berjenis kelamin perempuan sebanyak 12 orang atau 40%. Seluruh responden pada penelitian ini merupakan pemilik UMKM. Hal ini berarti UMKM batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul dominan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
dikelola oleh laki-laki. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa pemilik UMKM batik di wilayah tersebut lebih banyak yang berusia 41-50 tahun yaitu sebanyak 13 orang atau 43,3%, sedangkan sisanya berusia 31-40 tahun dan lebih dari 50 tahun yaitu sebanyak 7 orang atau 23,3%, dan yang berusia kurang dari 30 tahun sebanyak 3 orang atau 10%. Pada umumnya responden mulai menjalankan usaha batik setelah lulus di bangku SMA baik untuk meneruskan usaha orangtua maupun merintisnya dari nol. Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebesar 30% responden memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA, sedangkan 20% berpendidikan SMP, 26,7% berpendidikan SD. Adapula responden yang berpendidikan S1 sebesar 16,7%, dan berpendidikan D3 sebesar 6,7%. Seluruh responden yaitu sebanyak 30 orang berlatar belakang pendidikan non akuntansi. Artinya tidak ada pemilik UMKM yang menekuni pendidikan yang terkonsentrasi pada bidang akuntansi. Sebagian besar UMKM batik di wilayah ini merupakan usaha turun temurun dari orangtua, sehingga usia usahanya sudah cukup tua. Sebanyak 22 UMKM atau 73,3% telah beroperasi lebih dari 10 tahun, sedangkan sisanya sebanyak 8 UMKM atau 26,7% telah beroperasi kurang dari 10 tahun. Sebanyak 16 dari 30 pemilik UMKM batik telah memperhatikan legalitas usahanya dengan membuat Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK), sedangkan 14 UMKM lainnya tidak memiliki IUMK. Pemilik UMKM yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
tidak memiliki IUMK mengaku belum sempat mengurus pembuatan izin tersebut. UMKM batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul ini lebih banyak memproduksi batik kombinasi tulis dan cetak yaitu sebanyak 21 UMKM atau 70%, sedangkan 7 UMKM atau 23,3% hanya memproduksi batik tulis dan 2 UMKM atau 6,7% hanya memprodiksi batik cap. Batik motif kombinasi cap dan tulis memang populer di kalangan konsumen batik Pandak ini. Tabel 5.4 juga menjelaskan bahwa sebagian besar responden penelitian memiliki omzet usaha sebesar 101 - 500 juta rupiah per tahun, yaitu sebanyak 23 orang atau 76,7%, sedangkan responden penelitian yang memiliki omzet usaha sebesar ≤ 100 juta rupiah per tahun sebanyak 4 orang atau 13,3%, dan sisanya memiliki omzet usaha sebesar lebih dari 500 juta rupiah per tahun sebanyak 3 orang atau 10%. Jika ditinjau dari hasil penjualan, sebesar 60% ukuran UMKM yang ditetapkan sebagai responden penelitian tergolong dalam Usaha Mikro, sebesar 40% tergolong Usaha Kecil, dan tidak ada UMKM batik yang tergolong Usaha Menengah. Pada umumnya pemilik UMKM mempekerjakan karyawan sesuai dengan kebutuhan usahanya. Responden penelitian yang memiliki lebih dari 20 orang karyawan hanya sebanyak 3 responden atau 10%, sedangkan sisanya mempekerjakan kurang dari 20 orang karyawan. Sebaran pemasaran batik dari UMKM di wilayah ini cukup beragam. Sebesar 50% responden memiliki skala usaha tingkat nasional, artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
responden telah memasarkan hasil produksinya sampai ke luar Yogyakarta namun masih dalam wilayah negara Indonesia. Sebesar 46,7% responden hanya memasarkan hasil produksinya di wilayah Yogyakarta dan hanya terdapat 3,3% atau 1 responden yang telah menjangkau konsumen yang berada di luar negeri secara langsung.
3. Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui perolehan nilai skor rata-rata penggunaan informasi akuntansi berdasarkan hasil kuesioner. Analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang yang berisikan frekuensi, total skor, dan nilai skor rata-rata. Analisis data dibagi menjadi 6 sub bab yaitu penggunaan informasi operasi, penggunaan informasi akuntansi manajemen, penggunaan informasi akuntansi keuangan, penggunaan informasi akuntansi secara menyeluruh, penggunaan informasi akuntansi per responden, dan penggunaan informasi akuntansi per ukuran usaha. Berikut analisis penggunaan informasi pada UMKM batik di Kecamatan Pandak: a. Analisis Penggunaan Informasi Operasi Analisis yang pertama yakni tentang penggunaan informasi operasi pada keseluruhan responden yang berjumlah 30 orang. Penggunaan informasi operasi pada UMKM batik di Kecamatan Pandak dapat digambarkan dalam bentuk tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Tabel 5.5. Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Operasi Penggunaan Informasi Operasi Buku kas masuk Buku kas keluar Buku hutang Buku piutang Buku inventaris kekayaan Buku persediaan barang Buku penjualan Buku pembelian
1 2 3 4 5
6 7 8
1 Sangat Rendah f %
2
Tingkat Penggunaan 3 4
Rendah
Sedang
f
%
f
%
5 Sangat Tinggi f %
Tinggi f
%
Skor Total
RataRata
0
0,00
10
33,33
13
43,33 6 20,00 1
3,33
88
2,93
0
0,00
10
33,33
13
43,33 6 20,00 1
3,33
88
2,93
0
0,00
17
56,67
12
40,00 1
3,33
0
0,00
74
2,47
0
0,00
17
56,67
12
40,00 1
3,33
0
0,00
74
2,47
3
10,00
23
76,67
4
13,33 0
0,00
0
0,00
61
2,03
4
13,33
16
53,33
6
20,00 3 10,00 1
3,33
79
2,37
16 53,33
10
33,33
3
10,00 1
3,33
0
0,00
49
1,63
16 53,33
10
33,33
3
10,00 1
3,33
0
0,00
49
1,63
Rerata
2,31
Sumber: data primer, 2017
Tabel yang menggambarkan penggunaan informasi operasi di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Jumlah UMKM
30 25 20 15 10 5 0 =2,93
=2,93
(1) Sangat Rendah
=2,47
(2) Rendah
=2,47
(3) Sedang
=2,03
=2,37
(4) Tinggi
=1,63
=1,63
(5) Sangat Tinggi
Sumber: data primer, 2017
Gambar 5.1 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi Operasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Tabel 5.5 dan gambar 5.1 menunjukkan bahwa secara keseluruhan penggunaan informasi operasi pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong dalam kategori rendah dengan nilai rata-rata sebesar 2,31. Artinya secara rata-rata, responden mengetahui tentang informasi operasi secara umum, namun tidak menggunakan informasi tersebut dalam kegiatan usahanya sehari-hari. Pada tabel 5.5, dapat dilihat bahwa hanya terdapat 1 UMKM yang tergolong sangat tinggi dalam penggunaan buku kas masuk, buku kas keluar, dan buku persediaan barang. Artinya, hanya terdapat 1 UMKM yang telah menggunakan informasi-informasi tersebut secara teratur. UMKM tersebut adalah Batik Budi Harjono. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa tidak ada satupun UMKM yang tergolong sangat tinggi dalam penggunaan buku hutang, buku piutang, buku inventaris kekayaan, buku penjualan, dan buku pembelian. Artinya, tidak ada UMKM yang telah menggunakan informasi-informasi tersebut secara teratur. Jika dilakukan analisis terhadap masing-masing item informasi operasi, maka nilai rata-rata yang tertinggi dalam penggunaan informasi operasi terdapat pada penggunaan buku kas masuk dan buku kas keluar, sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada penggunaan buku penjualan dan buku pembelian. Penggunaan buku kas masuk dan buku kas keluar memiliki nilai rata-rata yang sama yakni sebesar 2,93. Nilai ratarata tertinggi dalam kategori informasi operasi tersebut menunjukkan bahwa penggunaan buku kas masuk dan buku kas keluar tergolong dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
kategori sedang. Artinya secara rata-rata, responden kadang-kadang menggunakan buku kas masuk dan buku kas keluar. Berbeda dengan kedua informasi tersebut, penggunaan buku penjualan dan buku pembelian memperoleh nilai rata-rata yang terendah dari semua item informasi operasi. Penggunaan buku penjualan dan pembelian memiliki nilai rata-rata yang sama yakni sebesar 1,63. Nilai rata-rata tersebut tergolong dalam kategori rendah. Artinya secara ratarata, responden mengetahui tentang buku penjualan dan buku pembelian secara umum, tetapi tidak pernah menggunakannya. Selanjutnya, penggunaan buku hutang dan buku piutang tergolong dalam kategori rendah. Terlihat pada tabel 5.2 dan gambar 5.1 di atas, keduanya memperoleh nilai rata-rata yang sama yaitu sebesar 2,47. Hal tersebut dapat diartikan bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui tentang buku hutang dan buku piutang secara umum, tetapi tidak pernah menggunakannya. Serupa dengan penggunaan buku hutang dan buku piutang, tingkat penggunaan buku inventaris kekayaan juga tergolong dalam kategori rendah. Penggunaan buku inventaris kekayaan pada UMKM batik di wilayah ini memiliki nilai rata-rata 2,03. Nilai rata-rata yang mendekati angka 2 tersebut menunjukkan bahwa penggunaan buku inventaris kekayaan pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong dalam kategori rendah. Artinya, secara rata-rata responden mengetahui tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
buku inventaris kekayaan secara umum, namun tidak pernah menggunakan informasi tersebut. Nilai rata-rata yang diperoleh pada perhitungan tingkat penggunaan buku persediaan barang adalah 2,37. Nilai rata-rata tersebut tergolong dalam kategori rendah. Kategori rendah dalam penggunaan buku persediaan barang dagang pada UMKM batik di Kecamatan Pandak menunjukkan bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui tentang buku persediaan barang secara umum, tetapi mereka tidak pernah menggunakan informasi tersebut.
b. Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen Berikut adalah sebaran jawaban responden penelitian pada pernyataan penggunaan informasi akuntansi manajemen: Tabel 5.6. Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen Tingkat Penggunaan Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen
1 2 3 4
Laporan gaji karyawan Laporan biaya produksi Anggaran biaya produksi Laporan persediaan
Skor
1
2
3
4
5
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
f
f
%
f
%
f
%
%
Total
RataRata
f
%
5
16,67
24 80,00
0
0,00
0
0,00
1
3,33
58
1,93
4
13,33
23 76,67
2
6,67
0
0,00
1
3,33
61
2,03
4
13,33
24 80,00
1
3,33
0
0,00
1
3,33
60
2,00
2
6,67
18 60,00
9
30,00 0
0,00
1
3,33
70
2,33
Rerata Sumber: data primer, 2017
2,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Tabel yang menggambarkan sebaran jawaban responden penelitian pada penggunaan informasi akuntansi manajemen di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
30
Jumlah UMKM
25 20 15 10 5 0
=1,93
Laporan gaji karyawan (1) Sangat Rendah
=2,03
=2,00
Laporan biaya Anggaran biaya produksi produksi (2) Rendah
(3) Sedang
(4) Tinggi
=2,33
Laporan persediaan (5) Sangat Tinggi
Gambar 5.2 Rata-rata Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen Sumber: data primer, 2017
Penggunaan informasi akuntansi manajemen dapat dilihat pada tabel 5.6 maupun gambar 5.2. Secara keseluruhan penggunaan informasi akuntansi manajemen pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah dengan nilai rata-rata 2,08, artinya secara rata-rata responden telah mengetahui tentang informasi akuntansi manajemen, namun tidak menggunakan informasi tersebut sebagai alat bantu pengambilan keputusan dalam usahanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Tabel dan gambar di atas juga menunjukkan nilai rata-rata yang diperoleh masing-masing item informasi akuntansi manajemen. Nilai ratarata tertinggi yaitu sebesar 2,33 terdapat pada penggunaan laporan persediaan, sedangkan nilai rata-rata terendah yaitu sebesar 1,93 terdapat pada penggunaan laporan gaji karyawan. Akan tetapi, nilai rata-rata tertinggi dan terendah tersebut masih tergolong dalam satu kategori penggunaan informasi akuntansi manajemen yang sama yaitu kategori rendah karena keduanya mendekati angka 2. Kategori rendah tersebut memiliki makna bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui baik tentang laporan persediaan maupun laporan gaji karyawan secara umum, tetapi tidak menggunakannya dalam untuk membantu kegiatan manajerial UMKM. Berikutnya, penggunaan informasi akuntansi manajemen berupa anggaran biaya produksi juga tergolong dalam kategori rendah dengan nilai rata-rata sebesar 2,00. Artinya secara rata-rata, responden telah mengetahui tentang anggaran biaya produksi secara umum, tetapi tidak menggunakannya
dalam
kegiatan
usaha.
Demikian
pula
dengan
penggunaan laporan biaya produksi pada UMKM batik di wilayah ini. Penggunaan laporan biaya produksi juga tergolong rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata untuk laporan biaya produksi sebesar 2,03. Kategori rendah tersebut memiliki makna bahwa secara ratarata responden telah mengetahui tentang laporan biaya produksi secara umum, tetapi tidak menggunakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
c. Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Tabel 5.7 di bawah ini menggambarkan sebaran jawaban responden penelitian pada pernyataan penggunaan informasi akuntansi keuangan: Tabel 5.7. Sebaran Jawaban Responden Penelitian untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Tingkat Penggunaan Skor Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan
1 Neraca Laporan Laba Rugi Laporan 3 Perubahan Ekuitas Laporan Arus 4 Kas Catatan Atas 5 Laporan Keuangan 2
1
2
3
Sangat Rendah
Rendah Sedang
f
f
%
%
f
%
4 Tinggi f
%
5 Sangat RataTotal Tinggi Rata f
%
1
3,33 28 93,33 1 3,33 0
0,00
0 0,00
60
2,00
0
0,00 29 96,67 1 3,33 0
0,00
0 0,00
61
2,03
10 30,00 20 70,00 0 0,00 0
0,00
0 0,00
50
1,67
10 33,33 20 63,33 0 3,33 0
0,00
0 0,00
50
1,67
17 53,33 13 46,67 0 0,00 0
0,00
0 0,00
43
1,43
Rerata
1,76
Sumber: data primer, 2017
Untuk mempermudah dalam melakukan analisis data, sebaran jawaban responden penelitian pada penggunaan informasi akuntansi keuangan juga dapat digambarkan melalui diagram batang. Diagram batang di bawah ini yang merupakan hasil ringkasan dari tabel yang disajikan di atas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Frekuensi UMKM
30 25 20 15 10 5 0 =2,00
=2,03
=1,67
=1,67
=1,43
Neraca
Laporan Laba Rugi
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Arus Kas
Catatan Atas Laporan Keuangan
(2) Rendah
(3) Sedang
(1) Sangat Rendah
(4) Tinggi
(5) Sangat Tinggi
Gambar 5.3 Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Sumber: data primer, 2017
Tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan, penggunaan informasi akuntansi keuangan pada UMKM batik di Kecamatan Pandak memperoleh nilai rata-rata sebesar 1,76. Nilai rata-rata yang mendekati angka 2 tersebut tergolong dalam kategori tingkat penggunaan rendah. Kategori rendah tersebut dapat diartikan bahwa secara rata-rata, responden telah mengetahui adanya informasi akuntansi keuangan secara umum, namun belum menggunakannya untuk membantu penilaian kinerja UMKM. Berdasarkan tabel 5.7 juga dapat diketahui bahwa tidak ada UMKM batik yang tergolong dalam kategori tinggi maupun sangat tinggi pada
penggunaan
informasi
akuntansi
keuangan.
Hal
tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada responden yang sering bahkan teratur dalam menggunakan informasi akuntansi keuangan pada kegiatan usahanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Dari hasil analisis masing-masing item penggunaan informasi akuntansi keuangan, nilai rata-rata penggunaan informasi akuntansi keuangan yang tertinggi terdapat pada laporan laba rugi yaitu sebesar 2,03, sedangkan nilai rata-rata yang terendah terdapat pada catatan atas laporan keuangan yaitu sebesar 1,43. Nilai rata-rata penggunaan laporan laba rugi sebesar 2,03 dapat diklasifikasikan dalam kategori rendah. Artinya secara rata-rata, responden telah mengetahui tentang laporan laba rugi secara umum, tetapi tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. Berbeda dengan hal tersebut, nilai rata-rata penggunaan catatan atas laporan keuangan sebesar 1,43 dapat diklasifikasikan dalam kategori sangat rendah. Artinya secara rata-rata, responden tidak pernah menggunakan informasi tersebut karena sama sekali tidak tahu tentang catatan atas laporan keuangan. Penggunaan neraca pada UMKM batik di Kecamatan Pandak memperoleh nilai rata-rata sebesar 2,00. Nilai rata-rata tersebut termasuk dalam kategori rendah. Hal ini berarti secara rata-rata, responden telah mengetahui tentang neraca secara umum, tetapi tidak menggunakannya untuk pengelolaan usaha. Hal serupa terjadi pula pada penggunaan laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas pada UMKM batik di Kecamatan Pandak. Gambar 5.3 menunjukkan bahwa penggunaan laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas memiliki nilai rata-rata yang sama, yaitu sebesar 1,63. Nilai rata-rata yang termasuk dalam kategori rendah tersebut memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
makna bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui tentang laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas secara umum, tetapi tidak menggunakannya dalam pengelolaan keuangan usaha. d. Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan Hasil analisis yang telah dipaparkan pada sub bab sebelumnya dapat menggambarkan penggunaan informasi akuntansi secara keseluruhan. Berikut adalah hasil analisis penggunaan informasi akuntansi secara keseluruhan: Tabel 5.8 Hasil Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan Penggunaan Informasi Akuntansi Rata-rata Penggunaan Informasi Operasi 2,31 Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen 2,08 Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Rerata
1,76 2,05
Sumber: data primer, 2017
Hasil analisis data mengenai penggunaan informasi akuntansi secara komprehensif dapat disajikan dalam sebuah diagram batang berikut ini:
Nilai Rata-rata (max=5)
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 Operasi
Manajemen Keuangan Penggunaan Informasi Akuntansi
Gambar 5.4. Rata-rata Jawaban Responden untuk Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan Sumber: data primer, 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan, penggunaan informasi akuntansi memiliki nilai rata-rata mendekati 2 (kategori rendah) yaitu 2,05. Hal tersebut berarti secara rata-rata responden mengetahui adanya informasi akuntansi, namun tidak menggunakannya sebagai informasi yang membantu UMKM batik yang dikelola. Nilai rata-rata penggunaan informasi akuntansi yang tertinggi terdapat pada penggunaan informasi operasi dengan nilai rata-rata 2,31, sedangkan nilai rata-rata penggunaan informasi akuntansi yang terendah terdapat pada penggunaan informasi akuntansi keuangan dengan nilai ratarata sebesar 1,76. Di antara keduanya, penggunaan informasi akuntansi manajemen memiliki nilai rata-rata sebesar 2,08. Ketiga nilai rata-rata tersebut tergolong dalam kategori rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa secara rata-rata, responden telah mengetahui baik tentang informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, maupun informasi akuntansi keuangan secara umum, namun mereka tidak menggunakan informasiinformasi tersebut pada kegiatan usaha.
e. Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Per Responden Analisis penggunaan informasi akuntansi per responden bertujuan untuk menelusuri responden yang memiliki rata-rata tertinggi dan rata-rata terendah. Penggunaan informasi akuntansi untuk 30 responden penelitian secara detail ditampilkan dalam tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Tabel 5.9. Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi Per Responden Tingkat Penggunaan Informasi Akuntansi Operasi Manajemen Keuangan Rata-rata Rata-rata Rata-rata 1.75 1 1.75 1.60 1.88 2 2.25 2.00 2.25 3 2.00 1.60 1.75 4 1.00 1.80 1.75 5 2.00 1.80 2.25 6 2.00 2.00 1.63 7 2.00 1.60 1.88 8 2.00 2.00 3.25 9 2.25 2.00 2.13 10 2.25 2.00 2.38 11 2.00 1.40 3.13 12 2.25 2.00 1.88 13 1.75 1.40 2.88 14 2.00 2.00 1.63 15 2.00 1.40 3.38 16 2.75 2.00 2.88 17 2.50 2.00 1.75 18 2.25 1.60 2.25 19 1.00 1.40 1.75 20 1.25 1.40 4.00 21 5.00 2.40 2.00 22 2.00 2.00 2.63 23 2.25 1.40 1.75 24 2.00 1.40 2.38 25 2.00 2.00 1.75 26 1.50 1.20 2.88 27 2.25 2.00 1.75 28 2.00 1.80 3.13 29 2.00 1.80 2.63 30 2.00 1.80 2.31 Rata-rata 2.08 1.76 Sumber: data primer, 2017 No Responden
Rata-rata Keseluruhan 1.70 2.04 1.95 1.52 1.85 2.08 1.74 1.96 2.50 2.13 1.93 2.46 1.68 2.29 1.68 2.71 2.46 1.87 1.55 1.47 3.80 2.00 2.09 1.72 2.13 1.48 2.38 1.85 2.31 2.14 2.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Hasil analisis data tentang penggunaan informasi akuntansi per responden dapat disajikan dalam bentuk yang lebih ringkas yaitu bentuk diagram batang berikut ini: 5.00 4.50
Nilai rata-rata
4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930
Nomor Responden
Gambar 5.5 Rata-rata Penggunaan Informasi Akuntansi Per Responden Sumber: data primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.9 dan gambar 5.5 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan informasi akuntansi dengan nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,8 dari skala maksimum 5 terdapat pada responden nomor 21 yaitu Bapak Budi (Batik Budi Harjono) yang mendirikan usahanya sejak tahun 2005. Batik Budi Harjono merupakan UMKM batik terbesar di wilayah penelitian dengan omzet Rp 1.200.000.000,00 per tahun dan jumlah karyawan sebanyak 32 orang. Nilai rata-rata yang diperoleh Batik Budi Harjono tersebut tergolong dalam kategori tinggi. Artinya UMKM tersebut sering menggunakan informasi akuntansi pada kegiatan usahanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Penggunaan informasi akuntansi dengan nilai rata-rata terendah sebesar 1,47 dari skala maksimum 5 terdapat pada responden nomor 20 yaitu Bapak Panji (Batik Pasindra) yang telah mendirikan usahanya sejak tahun 1989. Batik Pasindra sebenarnya bukan merupakan UMKM batik terkecil di wilayah penelitian karena memiliki omzet Rp 180.000.000,00 per tahun dan jumlah karyawan sebanyak 7 orang. Nilai rata-rata yang diperoleh Batik Pasindra tersebut tergolong pada kategori sangat rendah. Kategori
rendah
dapat
diartikan
bahwa
UMKM
tersebut
tidak
menggunakan informasi akuntansi karena tidak mengetahuinya.
f. Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Per Ukuran Usaha Menurut UU RI No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada bab IV pasal 6, klasifikasi ukuran usaha dapat dilakukan berdasarkan hasil penjualan per tahun yang diperoleh suatu usaha. Hasil analisis data mengenai karakteristik responden pada penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 UMKM yang menjadi responden, 18 UMKM tergolong dalam Usaha Mikro, 12 UMKM tergolong dalam Usaha Kecil, dan tidak ada UMKM atau responden yang tergolong dalam Usaha Menengah. Artinya, tidak ada responden yang memperoleh hasil penjualan lebih dari Rp2.500.000.000,00 per tahun. Berdasarkan klasifikasi ukuran usaha di atas, selanjutnya dilakukan analisis penggunaan informasi akuntansi per ukuran usaha yang bertujuan untuk mengetahui nilai rata-rata penggunaan informasi akuntansi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
masing-masing ukuran usaha. Pada penelitian ini tidak ada responden yang tergolong dalam Usaha Menengah, sehingga analisis data penggunaan informasi akuntansi per ukuran usaha hanya dilakukan untuk responden yang tergolong dalam Usaha Mikro dan Usaha Kecil. Berikut adalah sebaran jawaban responden yang tergolong dalam Usaha Mikro tentang penggunaan informasi akuntansi yang disajikan dalam tabel 5.10: Tabel 5.10 Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Mikro Penggunaan Informasi Akuntansi No
No Responden
Operasi
Manajemen
Keuangan
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata Keseluruhan
1
1
1.75
1.75
1.60
1.70
2
3
2.25
2.00
1.60
1.95
3
4
1.75
1.00
1.80
1.52
4
6
2.25
2.00
2.00
2.08
5
7
1.63
2.00
1.60
1.74
6
8
1.88
2.00
2.00
1.96
7
10
2.13
2.25
2.00
2.13
8
11
2.38
2.00
1.40
1.93
9
12
3.13
2.25
2.00
2.46
10
13
1.88
1.75
1.40
1.68
11
15
1.63
2.00
1.40
1.68
12
18
1.75
2.25
1.60
1.87
13
20
1.75
1.25
1.40
1.47
14
22
2.00
2.00
2.00
2.00
15
24
1.75
2.00
1.40
1.72
16
26
1.75
1.50
1.20
1.48
17
28
1.75
2.00
1.80
1.85
18
30
2.63
2.00
1.80
2.14
Rata-rata
2.00
1.89
1.67
1.85
Sumber: data primer, 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Hasil analisis data tentang penggunaan informasi akuntansi pada responden yang tergolong dalam Usaha Mikro dapat disajikan dalam bentuk yang lebih ringkas yaitu bentuk diagram batang berikut ini: 5.00 4.50
Nilai rata-rata
4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 1
3
4
6
7
8 10 11 12 13 15 18 20 22 24 26 28 30 Nomor Responden
Gambar 5.6 Rata-rata Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Mikro Sumber: data primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.10 dan gambar 5.6 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan informasi akuntansi pada reponden yang tergolong dalam Usaha Mikro memiliki nilai rata-rata keseluruhan sebesar 1,85. Nilai ratarata tersebut termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa secara rata-rata responden yang tergolong dalam Usaha Mikro telah mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. Responden
yang
memperoleh
nilai
rata-rata
terendah
dari
keseluruhan 30 responden yang telah dianalisis pada sub bab sebelumnya ternyata termasuk dalam responden dengan skala Usaha Mikro. Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
tersebut adalah responden nomor 20 yang memiliki nilai rata-rata sebesar 1,47. Nilai rata-rata yang tergolong sangat rendah tersebut menunjukkan bahwa responden tersebut tidak menggunakan informasi akuntansi pada kegiatan usahanya karena sama sekali tidak mengetahui tentang informasi akuntansi. Setelah dilakukan analisis data pada responden yang tergolong dalam Usaha Mikro, selanjutnya dilakukan analisis data untuk penggunaan informasi akuntansi pada responden yang tergolong dalam Usaha Kecil. Berikut adalah sebaran jawaban responden yang tergolong dalam Usaha Kecil tentang penggunaan informasi akuntansi yang disajikan dalam tabel 5.11: Tabel 5.11 Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Kecil Penggunaan Informasi Akuntansi No
No Responden
Operasi
Manajemen
Keuangan
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata Keseluruhan
1
2
1.88
2.25
2.00
2.04
2
5
1.75
2.00
1.80
1.85
3
9
3.25
2.25
2.00
2.50
4
14
2.88
2.00
2.00
2.29
5
16
3.38
2.75
2.00
2.71
6
17
2.88
2.50
2.00
2.46
7
19
2.25
1.00
1.40
1.55
8
21
4.00
5.00
2.40
3.80
9
23
2.63
2.25
1.40
2.09
10
25
2.38
2.00
2.00
2.13
11
27
2.88
2.25
2.00
2.38
12
29
3.13
2.00
1.80
2.31
2.77
2.35
1.90
2.34
Rata-rata
Sumber: data primer, 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Hasil analisis data tentang penggunaan informasi akuntansi pada responden yang tergolong dalam Usaha Kecil dapat disajikan dalam bentuk yang lebih ringkas yaitu bentuk diagram batang berikut ini: 5.00 4.50
Nilai Rata-rata
4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 2
5
9
14
16
17
19
21
23
25
27
29
Nomor Responden
Gambar 5.7
Rata-rata Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Kecil
Sumber: data primer, 2017
Berdasarkan tabel 5.11 dan gambar 5.7 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan informasi akuntansi pada reponden yang tergolong dalam Usaha Kecil memiliki nilai rata-rata keseluruhan sebesar 2,34. Nilai ratarata tersebut termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa secara rata-rata responden yang tergolong dalam Usaha Kecil telah mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. Responden
yang
memperoleh
nilai
rata-rata
tertinggi
dari
keseluruhan 30 responden yang telah dianalisis pada sub bab sebelumnya ternyata termasuk dalam responden dengan skala Usaha Kecil. Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
tersebut adalah responden nomor 21 yang memiliki nilai rata-rata sebesar 3,8. Nilai rata-rata yang tergolong tinggi tersebut menunjukkan bahwa responden tersebut telah sering menggunakan informasi akuntansi pada kegiatan usahanya. B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data pada sub bab sebelumnya, pembahasan mengenai penggunaan informasi akuntansi pada UMKM Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Penggunaan Informasi Operasi Informasi operasi berisikan informasi mengenai operasi perusahaan secara terinci. Informasi operasi dapat dijadikan sebagai informasi dasar yang nantinya dapat digunakan pihak manajemen untuk menghasilkan dua jenis informasi akuntansi lainnya yaitu informasi akuntansi manajemen dan informasi
akuntansi
keuangan.
Informasi
akuntansi
manajemen
diperuntukkan bagi pihak-pihak internal perusahaan, sedangkan informasi akuntansi keuangan diperuntukkan bagi pihak-pihak eksternal perusahaan. lnformasi akuntansi yang terdiri dari tiga bentuk informasi tersebut akan menggambarkan semua kegiatan dalam perusahaan yang berhubungan dengan akuntansi. Informasi yang diterima suatu perusahaan seperti pesanan pelanggan, jumlah produksi, jumlah persediaan barang, jumlah upah karyawan, jumlah utang dan piutang, harga beli dan harga jual, jumlah mesin dan peralatan, jumlah modal, besarnya laba yang diperoleh atau rugi yang ditanggung perusahaan, dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, penggunaan informasi operasi pada responden penelitian tergolong rendah yaitu dengan nilai rata-rata 2,31. Hal ini berarti secara rata-rata responden tidak menggunakan buku kas masuk, buku kas keluar, buku hutang, buku piutang, buku inventaris kekayaan, buku persediaan barang, buku pembelian, dan buku penjualan pada kegiatan usahanya, namun mereka telah mengetahui adanya informasi operasi tersebut secara umum. Pembahasan mengenai penggunaan masing-masing item informasi operasi dapat dipaparkan sebagai berikut: a. Buku Kas Masuk dan Buku Kas Keluar Tingkat penggunaan informasi operasi pada UMKM batik di Kecamatan Pandak yang tertinggi adalah buku kas masuk dan buku kas keluar dengan nilai rata-rata yang sama yakni sebesar 2,93. Nilai ratarata yang mendekati angka 3 tersebut menunjukkan bahwa tingkat penggunaan buku kas masuk dan buku kas keluar pada UMKM batik di wilayah ini tergolong sedang. Hal tersebut memiliki makna bahwa secara rata-rata, responden kadang-kadang menggunakan kedua informasi operasi tersebut. Informasi yang diperoleh dari buku kas masuk dan buku kas keluar digunakan pemilik UMKM untuk mengetahui besarnya uang kas yang diperoleh dan yang dikeluarkan. Responden sebagai pemilik UMKM batik setidaknya telah memiliki perhatian dan orientasi terhadap besarnya pengeluaran dan pemasukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
dalam kegiatan usahanya, walaupun penggunaan informasi kas masuk dan kas keluar tersebut belum dilakukan secara rutin. b. Buku Hutang dan Buku Piutang Buku
hutang
dapat
membantu
pemilik
UMKM
untuk
mendapatkan informasi mengenai rincian utang dagang UMKM kepada masing-masing kreditur. Buku piutang juga dapat membantu pemilik UMKM untuk mendapatkan informasi mengenai rincian piutang dagang menurut masing-masing pelanggannya. Pemilik UMKM batik di Kecamatan Pandak juga melakukan transaksi hutang dan piutang, namun mereka tidak menggunakan buku hutang dan piutang untuk mendapatkan informasi rincian kedua jenis transaksi tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan buku hutang dan piutang pada UMKM batik di Kecamatan Pandak memiliki nilai ratarata yang sama yakni 2,47. Nilai rata-rata yang tergolong rendah tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata responden mengetahui tentang buku hutang dan piutang secara umum, namun tidak menggunakan kedua informasi tersebut. Responden mengaku bahwa pada dasarnya transaksi hutang dan piutang tersebut diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak ada ketentuan-ketentuan khusus terkait hutang dan piutang seperti termin pelunasan, mereka mengandalkan asas kepercayaan bahwa hutang dan piutangnya pasti akan dilunasi. Responden yang merupakan pemilik UMKM batik di wilayah ini pun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
cenderung menggunakan ingatan untuk merekam informasi terkait hutang dan piutang, sehingga mereka merasa tidak memerlukan buku hutang dan piutang sebagai penyedia informasi mengenai hutang yang masih ditanggung ataupun piutang yang masih menjadi hak UMKM batik. Saya emang gak pakai buku utang atau piutang, soalnya biasanya yang ngutang sudah pada kenal, jadi gak perlu ditulis, pakai asas kepercayaan saja, pasti nanti dibayar. Saya inget-inget aja utangutangnya. Pernyataan di atas merupakan pernyataan salah satu responden yakni Ibu Jumiati sebagai pemilik UMKM Batik Jumiati yang memperkuat temuan penelitian bahwa terdapat responden yang menggunakan ingatan untuk merekam informasi hutang dan piutangnya. c. Buku Inventaris Kekayaan Nilai rata-rata penggunaan buku inventaris kekayaan pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah yakni sebesar 2,03. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata responden mengetahui tentang buku inventaris secara umum, namun tidak menggunakannya pada kegiatan operasional usaha. Responden sebagai pemilik UMKM batik di Kecamatan Pandak tidak menggunakan buku inventaris kekayaan sebagai alat bantu yang menyediakan informasi mengenai inventaris kekayaan yang dimiliki UMKM. Mereka mengaku belum memerlukan informasi mengenai inventaris kekayaan karena inventaris kekayaan yang dimiliki UMKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
tidak begitu banyak sehingga tidak membutuhkan pengelolaan khusus. Inventaris kekayaan yang umum dimiliki oleh UMKM batik di wilayah ini berupa sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses membatik. d. Buku Persediaan Barang Buku persediaan barang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai rincian berbagai persediaan barang yang dimiliki oleh UMKM. Buku persediaan barang berisikan mutasi persediaan dan saldo tipe jenis persediaan. Informasi yang tertera dalam buku persediaan barang ini akan seharusnya dapat membantu pemilik UMKM untuk mengontrol persediaan barang yang dimilik oleh UMKM. Tetapi penggunaan buku persediaan barang pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah dengan nilai rata-rata sebesar 2,37. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa walaupun secara rata-rata responden mengetahui tentang buku persediaan barang dagang secara umum, namun mereka tidak menggunakannya sebagai penyedia informasi mengenai persediaan barang dalam usahanya. Responden cenderung mengandalkan ingatan mereka untuk merekam sekaligus memberikan informasi tentang persediaan barang daripada membuang waktu untuk membuat buku persediaan barang. Bagi mereka bukanlah hal yang sulit untuk mengingat-ingat persediaan yang tidak begitu banyak. Mereka pun sudah terbiasa untuk mengingat persediaan barang yang dimiliki. Persediaan barang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
seperti bahan mentah, bahan penolong, maupun barang jadi yang dimiliki UMKM tersebut pada umumnya segera diolah dan didistribusikan, sehingga pemilik UMKM merasa tidak perlu untuk membuat buku persediaan barang. Hal ini tentunya memiliki dampak kurang baik apabila suatu saat pemiliknya harus berganti secara tibatiba tentu dibutuhkan informasi tertulis mengenai persediaan barang. e. Buku Pembelian dan Buku Penjualan Buku pembelian dan buku penjualan dapat membantu penggunanya untuk mengetahui informasi pembelian barang maupun penjualan barang secara kredit. Pada buku pembelian tertera lajur tanggal, nama penjual, nama barang, harga satuan, jumlah harga, utang dagang, dan keterangan. Sedangkan pada buku penjualan tertera lajur tanggal, nama debitur, tempat tinggal, dan jumlah harga faktur. Pada buku pembelian dan buku penjualan ini hanya dicatat pembelianpembelian dan penjualan-penjualan yang tidak dibayar secara tunai. Buku pembelian dan buku penjualan dibuat berdasarkan faktur pembelian yang diterima oleh suatu usaha. Kedua informasi seharusnya dapat dijadikan sebagai fungsi pengawasan terhadap transaksi penjualan dan pembelian secara kredit yang dilakukan oleh UMKM. Secara rata-rata, responden telah mengetahui tentang buku pembelian dan buku penjualan secara umum, namun mereka tidak menggunakannya sebagai alat penyedia informasi pembelian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
penjualan barang secara kredit. Penggunaan buku pembelian dan buku penjualan memiliki nilai rata-rata yang sama dan tergolong rendah, yakni sebesar 1,63. Sama halnya dengan penggunaan buku hutang dan buku piutang, responden sebagai pemilik UMKM batik mengandalkan daya ingatnya untuk mengingat transaksi pembelian dan penjualan tersebut. Berhubung mayoritas UMKM batik di wilayah ini berskala mikro, transaksi pembelian dan penjualan pun tidak begitu banyak atau kompleks sehingga masih mampu untuk diingat oleh pemiliknya. Hal ini menunjukkan kurangnya pengawasan secara khusus dari pemilik UMKM batik selaku pengelola atas transaksi penjualan maupun pembelian secara kredit.
Pemaparan mengenai penggunaan masing-masing item informasi operasi di atas menunjukkan bahwa secara rata-rata, responden sudah mengetahui tentang informasi operasi secara umum, namun mereka belum menggunakan informasi-informasi tersebut dalam kegiatan usahanya. Hal ini
pada
umumnya
disebabkan
karena
responden
merasa
belum
memerlukannya dan mereka cenderung mengandalkan daya ingatnya untuk merekam dan memberikan informasi-informasi operasi. Sebagian besar usaha milik mereka masih berskala mikro sehingga transaksi belum begitu kompleks dan daya ingat mereka masih mampu menampung informasi operasi tersebut. Ada pula responden yang menganggap pembukuan hanya membuang-buang waktu saja. Padahal jika digunakan dengan baik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
informasi operasi digunakan sebagai sumber akurat untuk pengawasan kegiatan operasional UMKM.
2. Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen Informasi yang digunakan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi manajemen dan merupakan informasi yang utama yang dimiliki perusahaan. Informasi tersebut memang ditujukan kepada pihak internal perusahaan, dan merupakan informasi saat ini dan masa yang akan datang yang tidak memiliki sifat historikal. Informasi akuntansi manajemen terutama digunakan oleh pimpinan perusahaan di dalam menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen khususnya fungsi perencanaan dan pengawasan. Selain
itu,
informasi
akuntansi
manajemen
UMKM
dapat
dihubungkan dengan tiga hal objek informasi, altematif yang akan dipilih, dan wewenang pemilik UMKM yang merangkap sebagai manajer. Informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan objek informasi, seperti produk, departemen, dan aktivitas perusahaan maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi penuh. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh manajer, maka akan dihasilkan
konsep
informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
yang
bermanfaat untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi. Oleh sebab itu, apabila perusahaan dalam hal ini UMKM batik menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
informasi akuntansi manajemen tentu akan membantu dalam melakukan perencanaan dan pengawasan pada usahanya. Sayangnya, pemilik UMKM batik di Kecamatan Pandak belum merasakan manfaat informasi akuntansi manajemen karena mereka tidak menggunakan
informasi-informasi
tersebut.
Hasil
analisis
data
menunjukkan bahwa penggunaan informasi akuntansi manajemen pada responden penelitian secara keseluruhan tergolong rendah dengan rata-rata 2,08. Hal ini berarti secara rata-rata, responden tidak menggunakan informasi-informasi akuntansi manajemen seperti laporan gaji karyawan, laporan biaya produksi, anggaran biaya produksi, dan laporan persediaan sebagai alat penyedia informasi yang diperlukan bagi pihak internal UMKM, namun mereka telah mengetahui tentang informasi akuntansi manajemen tersebut secara umum. Berikut
analisis
penggunaan
masing-masing
item
informasi
akuntansi manajemen: a. Laporan Persediaan Laporaan persediaan menyajikan informasi mengenai kondisi persediaan barang, baik barang yang masuk, yang keluar, maupun barang yang tersedia atau tersisa (stok barang) beserta harga pokoknya. Laporan persediaan seharusnya dapat mempermudah pemilik UMKM untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan penjualan barang dan melakukan pengawasan barang. Hal tersebut belum dirasakan manfaatnya oleh responden yang merupakan pemilik UMKM batik di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Kecamatan
Pandak.
Tingkat
penggunaan
informasi
akuntansi
manajemen yang tertinggi pada UMKM batik di wilayah ini adalah laporan persediaan dengan nilai rata-rata 2,33. Tetapi nilai rata-rata tersebut masih tergolong rendah. Artinya, secara rata-rata responden tidak menggunakan laporan persediaan barang sebagai penyedia informasi mengenai persediaan barang dagang yang dimiliki walaupun mereka sebenarnya telah mengetahui tentang laporan persediaan secara umum beserta manfaatnya. Hal tersebut terjadi karena responden masih merasa kerepotan untuk membuat laporan persediaan barang yang telah diproduksi setiap harinya. Terdapat beberapa UMKM batik yang melakukan produksi sesuai
pesanan,
sehingga
merasa
tidak
perlu
membuat
dan
menggunakan laporan persediaan barang karena produk yang dibuat akan segera didistribusikan kepada pemesan. Adapula UMKM yang menggunakan daya ingatnya untuk merekam dan memberikan informasi mengenai arus persediaan barang yang dimiliki. Arus persediaan barang yang dialami UMKM batik di wilayah ini belum begitu kompleks, sehingga pemiliknya masih mampu mengingat-ingat persediaan barangnya. b. Laporan Gaji Karyawan Penggunaan laporan gaji karyawan pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah dengan rata-rata 1,93. Hal ini berarti bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui perihal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
laporan gaji karyawan, tetapi tidak menggunakan informasi akuntansi manajemen berupa laporan gaji karyawan tersebut. Laporan gaji karyawan memberikan informasi kepada manajemen mengenai besarnya gaji kotor dan potongan-potongan, serta gaji bersih setiap karyawan. Melalui dokumen ini, manajemen dapat menghitung besarnya gaji yang diberikan kepada karyawan pada setiap periode. Pada umumnya responden yang merupakan pemilik UMKM batik di
Kecamatan
berdasarkan
Pandak
kesepakatan
memberikan awal.
gaji
Mereka
kepada
karyawannya
menggunakan
sistem
penggajian harian dan borongan. Karyawan harian mendapatkan perhitungan upah atau gaji berdasarkan hari kerjanya. Karyawan semacam ini biasanya tidak memiliki target dalam mengerjakan produksi. Berapapun hasil yang didapatkan pada hari itu, asalkan karyawan hadir, maka gaji yang diperoleh akan tetap sama. Dengan menggunakan sistem ini, kualitas hasil produksi akan lebih baik. Namun, diperlukan pengawasan lebih terhadap efektivitas kinerja karyawan agar waktu pelaksanaan produksi tidak terlalu lama sehingga menyebabkan peningkatan biaya gaji. Selain itu, kuantitas hasil produksi juga belum tentu memenuhi target, karena karyawan akan cenderung memperlambat produksi agar upah atau gaji yang diperoleh semakin banyak. Lain halnya dengan sistem penggajian borongan. Karyawan sistem borongan akan mendapatkan gaji berdasarkan kesepakatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
bersama dengan pemilik UMKM. Biasanya pemilik UMKM akan memberikan besaran gaji tertentu dengan target kuantitas dan waktu penyelesaian tertentu. Dengan menggunakan sistem ini, proses produksi akan lebih cepat selesai. Namun, diperlukan pengawasan lebih terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh karyawan sistem borongan, karena mereka
akan
cenderung
mempercepat
proses
produksi
tanpa
memperhatikan kualitas hasil produksi. Responden sebagai pemilik UMKM batik tidak menggunakan laporan gaji karyawan untuk mengetahui informasi mengenai besarnya pengeluaran yang dikeluarkan untuk pembayaran gaji karyawan. Beberapa pemilik UMKM batik mengaku tidak melakukan perhitungan khusus untuk pemberian gaji karyawan sistem borongan karena besaran gaji yang disesuaikan berdasarkan kesepakatan awal. Namun, pemilik UMKM batik juga tidak melakukan perhitungan khusus untuk karyawan sistem harian, karena perhitungannya hanya berdasarkan jumlah hari kerja dan gaji per harinya. Dengan demikian, rata-rata responden tidak melakukan evaluasi terhadap jumlah biaya gaji yang dikeluarkannya setiap periode melalui penggunaan laporan gaji karyawan. Hal ini menunjukkan kurangnya perhatian responden terhadap pengeluaran biaya gaji pada usahanya. c. Anggaran Biaya Produksi Mulyadi (2000:14) menyatakan anggaran biaya produksi adalah rencana-rencana biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Informasi yang diperoleh dari anggaran biaya produksi dapat mengendalikan dan mengarahkan kegiatan produksi menjadi lebih efisien untuk mencapai tujuan bersama. Menurut hasil analisis data, tingkat penggunaan anggaran biaya produksi pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah dengan nilai rata-rata 2,00. Secara rata-rata responden telah mengetahui tentang dokumen tersebut secara umum, namun tidak menggunakannya sebagai alat bantu pengendalian kegiatan produksi. Responden mengaku tidak ada perencanaan dan pengawasan khusus dalam melakukan kegiatan produksi. Beberapa UMKM batik yang memiliki showroom memang memproduksi batik untuk stok toko, namun mereka tidak melakukan perencanaan khusus dalam proses produksi. Responden hanya memperkirakan jumlah stok yang harus diproduksi setiap harinya. Pada umumnya kegiatan produksi dilakukan berdasarkan pesanan pelanggan dan dilakukan setiap hari kerja. Responden juga belum memerlukan rancangan anggaran untuk produksi karena skala produksinya masih terbilang kecil dan tidak kompleks. d. Laporan Biaya Produksi Menurut Muhadi dan Siswanto (2001) istilah laporan biaya produksi sering disebut pula dengan laporan harga pokok produksi. Laporan biaya produksi memuat tiga bagian pokok, yaitu data produksi, biaya yang dibebankan, dan perhitungan harga pokok. Informasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
dihasilkan dari laporan biaya produksi memiliki beragam manfaat, salah satunya adalah sebagai penentu harga jual suatu barang. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat penggunaan laporan biaya produksi pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah dengan nilai ratarata sebesar 2,03. Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui tentang laporan biaya produksi beserta manfaatnya secara umum, tetapi tidak menggunakan laporan biaya produksi tersebut. Responden merasa kerepotan dan kesulitan apabila harus membuat laporan biaya produksi, mengingat keseluruhan responden berlatar belakang pendidikan non akuntansi dan hampir seluruh UMKM tidak mempekerjakan karyawan untuk bagian akuntansi, melainkan mereka mengelola keseluruhan aspek usahanya secara mandiri termasuk bagian produksi. Dalam penentuan harga jual, sebagian besar responden cenderung untuk menetapkan harga sesuai dengan harga pasar (market based-pricing). Ada beberapa barang yang ditetapkan dengan harga sama dengan tingkat harga di pasar atau ditetapkan lebih tinggi bahkan lebih rendah dari harga di pasar. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil wawancara bersama Ibu Jaikem selaku pemilik UMKM Batik Candra yang mengeluhkan bahwa laba yang diperoleh usahanya saat ini tidak sebesar dahulu, hal ini disebabkan karena bahan baku yang dibeli dari pemasok mengalami kenaikan harga. Ibu Jaikem tidak berani untuk menjual batik di atas harga pasar karena takut hasil produksinya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
laku di pasaran. Oleh sebab itu, beliau lebih memilih untuk merelakan adanya penurunan laba. Beliau berharap kepada pemerintah agar bisa menstabilkan harga bahan baku di pasar.
Pemaparan mengenai penggunaan masing-masing item informasi akuntansi manajemen di atas menunjukkan bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui tentang informasi akuntansi manajemen secara umum, namun mereka tidak menggunakan informasi-informasi tersebut dalam usaha mereka. Keadaan tersebut pada umumnya disebabkan karena mereka merasa UMKM yang dikelola belum perlu menggunakan dokumendokumen tersebut untuk mendapatkan informasi akuntansi manajemen. Hal ini pun terjadi karena kegiatan manajerial pada UMKM di wilayah ini belum begitu kompleks terlihat dari skala UMKM batik yang masih tergolong dalam skala mikro. Karena kegiatan manajerialnya pun masih sederhana, pemilik UMKM batik sebagai pengelola hanya mengandalkan ingatan dan perkiraan untuk mendapatkan informasi terkait usahanya. Selain tidak ada urgensi, latar belakang pendidikan responden yang seluruhnya berasal dari bidang non akuntansi juga juga menjadi salah satu penyebab responden tidak menggunakan informasi akuntansi manajemen. Mereka kerepotan dan kesulitan untuk mengadministrasikan informasiinformasi tersebut secara mandiri. Mereka pun berpendapat bahwa untuk melakukannya dibutuhkan bantuan tenaga ahli yang berasal dari bidang akuntansi, sedangkan UMKM batik di Kecamatan Pandak pada umumnya belum mempekerjakan karyawan yang memiliki keahlian akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
3. Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan Informasi akuntansi keuangan digunakan oleh manajer maupun pihak eksternal perusahaan, bertujuan untuk menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam hal pengambilan keputusan ekonomi. Bagi perusahaan berskala besar, informasi akuntansi keuangan menjadi hal yang sangat penting sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak eksternal perusahaan. Bagi UMKM, informasi akuntansi keuangan seharusnya juga berguna untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan pertanggungjawaban
kepada
pihak
eksternal
seperti
kreditur
dan
pemerintah. Dari hasil analisis data pada sub bab sebelumnya, penggunaan informasi akuntansi keuangan pada responden penelitian secara keseluruhan item tergolong rendah dengan nilai rata-rata 1,76. Hal ini berarti secara ratarata responden mengetahui secara umum tentang neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, namun mereka tidak menggunakan informasi akuntansi keuangan dalam kegiatan usahanya. Dari keseluruhan penggunaan informasi akuntansi keuangan, laporan laba rugi memiliki nilai rata-rata penggunaan tertinggi yakni sebesar 2,03, artinya secara rata-rata responden mengetahui tentang laporan laba rugi secara umum, namun tidak menggunakannya. Penggunaan informasi akuntansi keuangan terendah adalah catatan atas laporan keuangan dengan nilai rata-rata sebesar 1,43. Nilai tersebut dapat diartikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
bahwa secara rata-rata responden tidak mengetahui dan tidak menggunakan catatan atas laporan keuangan pada usahanya. Berikut ini pemaparan mengenai penggunaan masing-masing item informasi akuntansi keuangan pada UMKM batik di Kecamatan Pandak: a. Laporan Laba Rugi Walaupun responden sebagai pemilik UMKM batik di Kecamatan Pandak telah mengetahui perihal laporan laba rugi secara umum, namun mereka tidak menggunakan laporan laba rugi untuk mengetahui laba yang diperoleh maupun rugi yang ditanggung oleh usahanya. Hal tersebut ditunjukkan dari perolehan nilai rata-rata penggunaan laporan laba rugi yang tergolong rendah yakni sebesar 2,03. Keadaan tersebut secara umum disebabkan karena responden merasa kesulitan dan kerepotan untuk membuat laporan laba rugi sesuai dengan format yang berlaku. Selain itu, responden belum melakukan pemisahan hak pemilik dan perusahaan atau yang biasa dikenal dengan teori entitas, sehingga mereka cenderung tidak menghitung besarnya laba dan rugi usaha karena uang hasil penjualan akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Hal tersebut sangat disayangkan karena pemilik UMKM batik sebagai manajer akan kesulitan untuk mengevaluasi histori perolehan laba dari waktu ke waktu serta mengevaluasi efektivitas dan efisiensi usaha berdasarkan nilai biaya usaha. Seharusnya pemilik UMKM batik juga mampu mengetahui kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
perusahaan dalam menghasilkan laba melalui penggunaan laporan laba rugi. b. Neraca Selain laporan laba rugi, salah satu komponen dari laporan keuangan lainnya adalah neraca. Neraca dapat menunjukkan informasi posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu tutup buku dan ditentukan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender. Neraca dimaksudkan membantu pihak eksternal untuk menganalisis likuiditas perusahaan, fleksibilitas keuangan, kemampuan operasional, dan kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu (Hanafi, 2003:50). Semestinya manfaat tersebut dapat dirasakan oleh UMKM batik di Kecamatan Pandak. Tetapi responden sebagai pemilik UMKM batik di wilayah ini tidak menggunakan neraca sebagai alat penyedia informasi posisi keuangan, padahal mereka telah mengetahui perihal neraca secara umum. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata penggunaan neraca pada UMKM batik di wilayah ini yang masih tergolong rendah yakni sebesar 2,00. Responden belum memperhitungkan dampak keuangan dari transaksitransaksi atau kejadian ekonomi yang terjadi selama periode yang bersangkutan terhadap stabilitas usaha secara keseluruhan sekaligus membuat strategi yang akan dipakai demi menjaga kelangsungan usaha tersebut melalui penggunaan neraca. Di sisi lain, responden merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
kesulitan untuk menyusun laporan neraca tanpa bantuan ahli akuntansi, sehingga mereka belum menggunakan laporan neraca. c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas (modal) memberikan informasi tentang penyebab bertambah atau berkurangnya modal selama kurun waktu tertentu. Tingkat penggunaan laporan perubahan ekuitas pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah dengan nilai ratarata sebesar 1,67. Secara rata-rata responden tidak menggunakan laporan perubahan ekuitas untuk menilai pergerakan modal yang dimilikinya walaupun responden telah mengetahui tentang laporan tersebut secara umum. Menurut penuturan beberapa responden melalui wawancara menyebutkan bahwa mereka sebagai pemilik sekaligus pengelola UMKM batik merasa kesulitan untuk menyusun laporan tersebut sesuai dengan format yang berlaku. Lagipula, tidak pemisahan antara hak pemilik modal dan hak perusahaan, sehingga mereka merasa tidak perlu membuat laporan tersebut. d. Laporan Arus Kas Sama halnya dengan laporan perubahan ekuitas, penggunaan laporan arus kas pada UMKM batik di Kecamatan Pandak juga tergolong rendah dengan nilai rata-rata sebesar 1,67. Hal itu berarti bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui tentang laporan arus kas secara umum, namun mereka tidak menggunakannya. Informasi yang tertera dalam laporan arus kas dapat membantu para investor,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
kreditur, dan pihak lainnya untuk menilai kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan serta kemampuan entitas membayar dividen dan memenuhi kewajibannya. Mayoritas UMKM batik di Kecamatan Pandak berskala mikro, oleh sebab itu responden sebagai pemilik UMKM beranggapan bahwa laporan arus kas belum begitu diperlukan mengingat kegiatan pendanaan dilakukan oleh pemilik UMKM sendiri, tidak ada pemisahan antara hak pemilik dan hak perusahaan, serta aliran arus kas belum begitu kompleks. Selain itu, responden juga beranggapan bahwa membuat laporan arus kas akan menyita banyak waktu, demikian penuturan Bapak Mugiyo selaku pemilik Batik ADB: Nggak sempat saya ngurus laporan-laporan kayak gitu mbak, pasti ribet. Saya juga pendapatannya nggak banyak jadi malah rugi kalau buang-buang waktu untuk bikin laporan, mendingan waktunya dipakai untuk mbatik aja.
Penuturan tersebut menunjukkan bahwa terdapat pemilik UMKM batik yang masih kesulitan dan merasa bahwa laporan arus kas tidak memiliki banyak manfaat bagi usahanya. Padahal informasi mengenai arus kas dapat membantu pemilik UMKM untuk menilai atau memprediksi kemampuan usahanya dalam menghasilkan kas pada masa mendatang. e. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) digunakan untuk memberi keterangan detail atas apa yang tertuang dalam laporan keuangan. Baik itu mengenai metode yang dipakai, adanya perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
sistem dalam perusahaan, maupun informasi lainnya yang berfungsi untuk meminimalisir potensi kesalahpahaman atas laporan keuangan. Nilai rata-rata penggunaan catatan atas laporan akuntansi pada UMKM batik di Kecamatan Pandak tergolong rendah yakni sebesar 1,43. Hal tersebut memiliki makna bahwa secara rata-rata responden tidak mengetahui tentang catatan atas laporan keuangan secara umum, sehingga penggunaan catatan atas laporan keuangan pada UMKM batik di wilayah ini tergolong rendah. Hal ini wajar saja terjadi karena mayoritas responden tidak menggunakan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas, sehingga mereka juga tidak menggunakan catatan atas laporan keuangan yang berfungsi untuk menjelaskan laporan-laporan keuangan tersebut.
Analisis dan pembahasan penggunaan masing-masing item informasi akuntansi keuangan di atas menunjukkan bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui tentang informasi akuntansi keuangan secara umum, namun tidak menggunakannya sebagai alat penyedia informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi. Hal tersebut secara umum disebabkan oleh skala usaha yang tidak besar, sehingga belum memerlukan informasiinformasi dalam akuntansi keuangan untuk alat pembantu pengambilan keputusan ekonomi maupun sebagai bentuk pertanggungjawaban UMKM pada pihak eksternal. Selain itu, keterbatasan kemampuan responden yang berlatar belakang pendidikan non akuntansi serta tidak adanya karyawan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
bidang akuntansi juga menjadi penyebab lain responden tidak menggunakan informasi akuntansi keuangan.
4. Penggunaan Informasi Akuntansi Per Ukuran Usaha Setiap jenis usaha pasti memiliki keterbatasan serta kelemahan tersendiri, begitu pula pada UMKM. Dari beberapa keterbatasan serta kelemahan yang ada pada UMKM terdapat satu kelemahan yang dapat dijadikan perhatian bagi pelaku UMKM yaitu penggunaan informasi akuntansi. Menurut Theng dan Jasmine (1996) dalam Wahyudi (2009), ketidakmampuan menyediakan dan menggunakan informasi akuntansi merupakan salah satu kelemahan dari sisi manajemen perusahaan. Pada usaha berskala besar, informasi akuntansi digunakan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan dalam persaingan bisnis sekaligus sebagai bukti pertanggungjawaban kepada pihak ketiga. Sedangkan pada UMKM, informasi akuntansi juga sangat diperlukan bila memang pemilik usaha menginginkan agar usaha yang dikelola terus berkembang dan memiliki strategi serta arah yang jelas. Sub bab ini memaparkan pembahasan mengenai penggunaan informasi akuntansi pada respoden yang tergolong dalam Usaha Mikro dan Usaha Menengah berdasarkan hasil analisis data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
a. Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Mikro Hasil analisis data pada sub bab sebelumnya menunjukkan bahwa secara rata-rata responden yang tergolong dalam Usaha Mikro telah mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 1,85 yang tergolong dalam kategori rendah. Nilai rata-rata tertinggi yang diperoleh dalam kelompok Usaha Mikro ini adalah sebesar 2,46. Nilai rata-rata tertinggi tersebut masih termasuk dalam kategori rendah. Artinya, secara rata-rata responden yang memiliki nilai rata-rata tertinggi tersebut telah mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. Sedangkan nilai rata-rata terendah yang diperoleh dalam kelompok Usaha Mikro adalah sebesar 1,47. Nilai rata-rata ini juga menjadi nilai rata-rata terendah dari keseluruhan 30 responden. Nilai yang tergolong dalam kategori sangat rendah tersebut dapat diartikan bahwa responden tidak meggunakan informasi akuntansi karena sama sekali tidak tahu tentang informasi akuntansi. Pada penelitian ini, responden yang tergolong dalam Usaha Mikro kurang memiliki urgensi atas penggunaan informasi akuntansi. Walaupun secara rata-rata responden dalam kelompok ini telah mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun mereka tidak menggunakannya dalam
kegiatan
usahanya
dengan
berbagai
alasan.
Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
beranggapan bahwa unit usahanya masih terlalu kecil, transaksi yang dilakukan pun tidak banyak, sehingga tidak memerlukan perhatian dan pengelolaan khusus atas keuangan usahanya apalagi menggunakan informasi akuntansi. Responden sebagai pelaku home industry cenderung untuk menggunakan daya ingatnya untuk menampung dan memberikan semua informasi yang berkaitan tentang seluruh aspek usahanya. Pada umumnya, responden lebih fokus pada pemenuhan pesanan pelanggan (proses produksi) daripada pengelolaan keuangan usahanya. Bagi mereka, pengelolaan keuangan dalam usahanya tidak memerlukan sistem, kebijakan, dan aturan yang khusus karena semuanya dilakukan secara fleksibel tergantung pada kondisi yang sedang dialami usahanya pada suatu waktu. Lagipula, mereka tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk menyediakan dan menggunakan informasi akuntansi sehingga mereka juga kesulitan untuk menerapkannya. b. Penggunaan Informasi Akuntansi pada Responden yang Tergolong dalam Usaha Kecil Perolehan nilai rata-rata tingkat penggunaan informasi akuntansi tertinggi pada responden yang tergolong dalam Usaha Kecil termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 3,8. Artinya secara rata-rata responden tersebut sering menggunakan informasi akuntansi pada kegiatan usahanya. Nilai rata-rata tertinggi ini juga menjadi nilai rata-rata tertinggi dari keseluruhan 30 responden. Sedangkan, nilai rata-rata terendah dalam kelompok Usaha Kecil termasuk dalam kategori rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
yaitu sebesar 1,55. Artinya, secara rata-rata responden tersebut telah mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usahanya. Jika ditinjau dari nilai rata-rata per responden, mayoritas responden dalam kelompok Usaha Kecil memiliki nilai rata-rata yang lebih besar dibandingkan dengan responden dalam kelompok Usaha Mikro. Meskipun demikian, jika ditinjau dari perolehan nilai rata-rata secara keseluruhan, kedua kelompok tersebut termasuk dalam kategori tingkat penggunaan rendah yaitu sebesar 1,85 untuk Usaha Mikro dan sebesar 2,34 untuk Usaha Kecil. Artinya, secara rata-rata keduanya telah mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. Responden dalam kelompok Usaha Kecil memiliki tingkat penggunaan informasi akuntansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden dalam kelompok Usaha Mikro walaupun perbedaannya tidak terpaut jauh. Hal ini dapat menunjukkan bahwa secara rata-rata, responden dalam kelompok Usaha Kecil setidaknya lebih memiliki perhatian dan urgensi terhadap penggunaan informasi akuntansi pada kegiatan usahanya. Pada beberapa responden dalam kelompok Usaha Kecil, informasi akuntansi memang digunakan sebagai acuan untuk membantu perkembangan usahanya. Seperti yang dilakukan oleh pemilik Batik Budi Harjono yang menggunakan informasi akuntansi seperti laporan laba rugi untuk mengetahui secara pasti besarnya laba atau rugi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
yang diterima oleh usahanya. Informasi tersebut digunakan oleh pemiliknya selaku pihak manajemen untuk mengevaluasi kinerja usahanya lalu menetapkan strategi demi terwujudnya peningkatan laba pada periode mendatang. Responden lain menganggap bahwa informasi akuntansi dapat membantu pengelola untuk mengetahui rekam jejak kegiatan usahanya. Seperti yang dilakukan oleh pemilik Batik MS yang sudah menggunakan informasi akuntansi berupa laporan persediaan untuk mengetahui stok bahan baku, barang setengah jadi (dalam proses), dan barang jadi. Sama halnya dengan responden dalam kelompok Usaha Mikro, beberapa responden dalam kelompok Usaha Kecil mengaku masih kerepotan untuk menggunakan informasi akuntansi secara keseluruhan karena tidak memiliki dasar pengetahuan akuntansi yang memadai. Seperti yang diungkapkan oleh pemilik Batik Cipto yang merupakan responden dengan nilai rata-rata terendah di kelompok Usaha Kecil bahwa untuk menyediakan dan menggunakan informasi akuntansi secara utuh dibutuhkan pengetahuan, keahlian, dan keuletan agar informasi yang dihasilkan dapat berguna bagi keberhasilan suatu usaha.
Dari hasil pemaparan di atas, secara rata-rata baik responden pada kelompok Usaha Mikro maupun Usaha Kecil sudah mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum. Akan tetapi pada umumnya mereka merasa belum perlu atau tidak memiliki urgensi terhadap penggunaan informasi akuntansi pada kegiatan usahanya. Hal ini terjadi karena mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
tidak memiliki kewajiban untuk menggunakan informasi akuntansi sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak ketiga. Selain itu unit usaha yang terlalu kecil dengan tingkat kompleksitas transaksi yang tidak begitu rumit menyebabkan responden masih mampu menggunakan daya ingatnya. Kegiatan pengelolaan keuangannya masih dilakukan secara fleksibel atau tergantung pada situasi usahanya. Meskipun demikian, ada beberapa responden dalam kelompok Usaha Kecil yang sudah merasa memerlukan atau memiliki urgensi atas penggunaan informasi akuntansi, sehingga mereka melakukan upaya agar dapat menggunakan informasi tersebut dalam kegiatan usahanya. Mereka menggunakan informasi akuntansi untuk berbagai macam hal, seperti mengawasi dan mengontrol persediaan barang yang dimiliki, arus transaksi hutang-piutang, transaksi pembelian dan penjualan, serta kinerja karyawan harian maupun borongan, menyusun rencana penjualan, rencana produksi, dan rencana pembiayaan, mengetahui jumlah persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi (dalam proses), dan persediaan barang jadi. Oleh sebab itu, keuntungan bagi responden yang telah menggunakan informasi akuntansi adalah pengawasan terhadap kinerja usaha lebih mudah dilakukan, perencanaan strategi lebih jelas dan mudah dirancang, rekam jejak kegiatan operasional dalam usaha lebih mudah dilacak dan akurat. Ada pula responden yang mengungkapkan bahwa penggunaan informasi akuntansi yang baik pada unit usahanya secara tidak langsung dapat meningkatkan kepercayaan pihak luar khususnya pihak pemasok kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
pihak UMKM. Misalnya, dengan penggunaan buku hutang, pemilik UMKM sebagai manajer lebih mudah memantau waktu jatuh tempo hutang yang ditanggung dan membayarnya tepat waktu kepada pemasok, sehingga pemasok sebagai kreditur lebih mempercayai usahanya untuk diberikan kredit. Sebaliknya, responden yang tidak menggunakan informasi akuntansi cenderung sulit untuk melakukan pengawasan atas kinerja usahanya, mereka juga tidak memiliki dasar pertimbangan yang jelas untuk menetapkan strategi, serta tidak ada rekam jejak kegiatan operasional yang akurat.
5. Penggunaan Informasi Akuntansi Secara Keseluruhan Belkaoui
(2000)
mendefinisikan
informasi
akuntansi
sebagai
informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bersifat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif perencanaan
tindakan.
strategis,
Informasi
pengawasan
akuntansi
manajemen,
digunakan dan
untuk
pengawasan
operasional. Ikhsan dan Ishak (2008: 3) menyatakan bahwa sistem informasi dimanfaatkan
untuk
membantu
dalam
proses
perencanaan,
pengkoordinasian, dan pengendalian yang kompleks. Dengan demikian, penggunaan informasi akuntansi bermanfaat jika diterapkan pada berbagai skala usaha, termasuk usaha berskala menengah, kecil, bahkan mikro. Penggunaan informasi akuntansi secara keseluruhan pada responden tergolong rendah dengan nilai rata-rata 2,05. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa secara rata-rata responden telah mengetahui tentang informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
akuntansi secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. Pada umumnya responden sebagai pemilik UMKM mengaku belum memerlukan dokumen-dokumen penyedia informasi akuntansi tersebut karena skala usahanya masih tergolong dalam skala usaha mikro, sehingga transaksi-transaksi yang terjadi dalam UMKM tidak begitu rumit atau kompleks. Selain itu, responden juga belum menyadari manfaat nyata dari penggunaan informasi akuntansi bagi usahanya. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan, memang tidak ada responden yang berlatar belakang akuntansi, sehingga wajar jika kebermanfaatan penggunaan informasi akuntansi tidak dipahami dan disadari oleh mereka. Minat responden untuk mengikuti kegiatan pelatihan sebagai alternatif sumber pengetahuan pengelolaan UMKM yang diadakan oleh pemerintah juga masih kurang, sehingga mereka kesulitan untuk menggunakan informasi akuntansi pada usahanya. Selain itu, adapula responden yang menyatakan bahwa pengadministrasian tersebut sangat menyita waktu dan sulit dilakukan, sehingga mereka enggan untuk menyelenggarakan administrasi pembukuan dan pelaporan keuangan yang menghasilkan informasi-informasi akuntansi. Penelitian ini menemukan bahwa informasi akuntansi lebih dibutuhkan oleh UMKM yang telah memiliki kegiatan transaksi yang lebih kompleks dengan skala yang lebih besar, daripada UMKM yang tergolong mikro dengan kegiatan transaksi sederhana. Hal tersebut dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata penggunaan informasi akuntansi secara keseluruhan tertinggi yaitu 3,8 diperoleh Batik Budi Harjono yang dikelola oleh Bapak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Budi Harjono. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa Batik Budi Harjono telah sering menggunakan informasi akuntansi. UMKM ini memiliki omzet sebesar 1,2 milyar dengan 32 karyawan serta pemasaran yang sudah mencapai pasar internasional. Batik Budi Harjono juga telah membuka beberapa cabang di Jakarta dan di Yogyakarta. Bapak Budi Harjono juga aktif mengikuti kegiatan pelatihan yang diadakan oleh pemerintah. Oleh karena itu, pemilik UMKM ini telah memiliki urgensi atau memerlukan serta menyadari kebutuhan atas penggunaan informasi akuntansi demi kelancaran usahanya. Beliau juga mempekerjakan karyawan yang ahli akuntansi untuk membantunya mengelola kegiatan akuntansi usahanya. Sesekali beliau juga mengikuti kegiatan pelatihan dari pemerintah atau instansi swasta. Berikut ini merupakan pengakuan Bapak Budi Harjono: Saya pernah mendapatkan pelatihan dari pemerintah mengenai pentingnya pembukuan sehingga saya sadar itu semua penting. Lagipula kalau gak dicatat kan bikin bingung, apalagi kalau barang ada yang hilang. Lha kalau dicatat kan jadi tahu hilangnya berapa dan kapan. Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa, diantara UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul terdapat UMKM yang memiliki urgensi dan kesadaran atas pentingnya penggunaan dan pemanfaatan informasi akuntansi. Keadaan tersebut bertolak belakang dengan UMKM yang dimiliki oleh Bapak Panji dengan nama Batik Pasindra yang telah mendirikan usahanya sejak tahun 1989. Batik Pasindra sebenarnya bukan merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
UMKM batik terkecil di wilayah penelitian karena memiliki omzet Rp 180.000.000,00 per tahun dan jumlah karyawan sebanyak 7 orang, namun UMKM ini masih tergolong dalam usaha mikro. Batik Pasindra memperoleh nilai rata-rata tingkat penggunaan informasi akuntansi terendah yakni hanya sebesar 1,47. Hal ini menunjukkan bahwa ada pemilik UMKM batik yang tidak mengetahui tentang informasi akuntansi secara umum. Sebagaimana wawancara dengan Bapak Pasindra sebagai berikut: Saya nggak pernah mencatat berapa berapanya, buang-buang waktu menurut saya Lagian pendapatan mbatik saya gak banyak. Jadi ini uang muter. Pokoknya kalau sudah laku dan sudah dibelikan bahan serta bayar karyawan ya sisanya baru untuk rumah tangga saya. Hasil wawancara di atas memperkuat temuan kuisioner penelitian bahwa ada pemilik UMKM batik yang belum memiliki kesadaran atas manfaat informasi akuntansi serta merasa tidak memerlukan atau tidak ada urgensi untuk menggunakan informasi akuntansi dalam kegiatan usahanya. Pemilik UMKM batik tersebut menganggap bahwa penyelenggaraan informasi pada suatu usaha hanya membuang-buang waktu. Ketika responden sebagai pemilik UMKM batik di Kecamatan Pandak tidak menggunakan dokumen untuk menghasilkan informasi akuntansi, mereka memilih untuk menggunakan daya ingat untuk merekam informasi akuntansi dasar terkait usahanya seperti informasi utang, piutang, persediaan, dan lain sebagainya. Selain karena terbiasa, transaksi yang perlu diingat juga tidak banyak. Hampir keseluruhan informasi mengenai transaksi usaha tersimpan dengan baik dalam ingatan pemilik UMKM batik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Akan tetapi, hal tersebut bisa berdampak kurang baik ketika suatu waktu diharuskan berganti kepemilikan, UMKM tersebut tidak memiliki rekam jejak informasi yang dapat dipakai pemilik baru untuk membantu dalam mengelola UMKM. Temuan hasil penelitian ini serupa dengan fenomena yang terjadi pada UMKM di Indonesia tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya. Sebagian besar pemilik UMKM berpendapat bahwa usahanya masih kecil dan belum perlu menggunakan informasi akuntansi. Pernyataan tersebut kurang tepat karena informasi akuntansi sebenarnya dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan usaha. Informasi akuntansi dapat digunakan sebagai fungsi pengawasan operasional, pengawasan manajemen, serta pengawasan strategik. Selain itu, informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain (Suhairi dkk, 2004). Pengambilan keputusan yang tepat dapat menentukan keberhasilan dari sebuah usaha (Pinasti, 2007). Oleh karena itu, informasi akuntansi memiliki peran yang penting bagi pelaku bisnis dalam mencapai keberhasilan usahanya, termasuk bagi Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Penggunaan informasi operasi pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul tergolong rendah yaitu dengan nilai rata-rata 2,31. Artinya secara rata-rata pemilik UMKM Pengrajin batik di wilayah tersebut sudah mengetahui tentang informasi operasi secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. 2. Penggunaan informasi akuntansi manajemen pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul tergolong rendah yaitu dengan nilai rata-rata 2,08. Artinya secara rata-rata pemilik UMKM Pengrajin batik di wilayah tersebut sudah mengetahui tentang informasi akuntansi manajemen secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha. 3. Penggunaan informasi akuntansi keuangan pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul tergolong rendah yaitu dengan nilai rata-rata 1,76. Artinya pemilik UMKM Pengrajin batik di wilayah tersebut sudah mengetahui tentang informasi akuntansi keuangan secara umum, namun tidak menggunakannya dalam kegiatan usaha.
B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dari penelitian ini adalah terdapat beberapa UMKM yang bergabung sebagai bisnis keluarga dan beberapa UMKM yang sudah tutup
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
atau tidak beroperasi sehingga mengurangi jumlah populasi sasaran yang dapat diambil oleh penulis.
C. Saran 1. Bagi UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul Perlunya peningkatan kesadaran penggunaan informasi akuntansi agar dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dalam hal pengelolaan usaha. 2. Bagi Pemerintah Pemerintah perlu membuat rancangan sistem akuntansi yang sederhana dan sesuai dengan keadaan UMKM. Hal tersebut dilakukan agar pengelola UMKM dapat dengan mudah melaksanakan dan menggunakan informasi akuntansi untuk membantu keberhasilan usahanya. Tahap selanjutnya, pemerintah sebaiknya lebih menggencarkan sosialisasi tentang akuntansi pada pengelola UMKM. 3. Bagi Penelitian Berikutnya Penelitian ini dapat dikembangkan untuk karateristik UMKM yang berbeda di Bantul ataupun di daerah lain. Penelitian ini juga dapat dikembangkan analisisnya tentang pengaruh penggunaan informasi akuntansi terhadap perkembangan usaha UMKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arlianto, Tenny, 2014. “Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap Keberhasilan UMKM (Studi Kasus pada Industri Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus)”. Program Studi Akuntansi FEB-UKSW Aufar, Arizali. 2014. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM”. Jurnal Universitas Widyatama. Bandung Azwar, S. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Belkaoui, Riahi Ahmed. 2000. Teori Akuntansi Buku I. Edisi kelima. Jakarta: Salemba Empat Endiana, I Dewa Made I Made Sudiartana, 2016. “Pengaruh Pemahaman Dan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individu Dan Kinerja UMKM Pengrajin Perak”. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mahasaraswati Denpasar, Senin – Selasa / 29 – 30 Agustus 2016 Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-umkm/ . Diunduh pada tanggal 7 September 2016 http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2014/09/16/117841/ikm-batikserap-ribuan-tenaga-pembatik/ Diakses tanggal: 14 Oktober 2016 http://www.unesco.org/culture/ich/en/RL/indonesian-batik-00170. Inscribed in 2009 (4.COM) on the Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity. Diakses pada 27 Oktober 2016. http://kec-pandak.bantulkab.go.id/hal/visi-dan-misi Diakses tanggal: 20 Januari 2017 https://www.bantulkab.go.id/kecamatan/Pandak.html Diakses tanggal: 20 Januari 2017 Idrus. 2000. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyiapan Dan Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM di Jawa Tengah”. Thesis UNDIP. Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2008. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat Ismail, N.A. and King, M. (2005) ‘Firm performance and AIS alignment in Malaysian SMEs’, International Journal of Accounting Information Systems, vol. 6, no. 4, pp. 241-259 Mamduh. M. Hanafi. 2003. Analisis Laporan keuangan. Yogyakarta: Penerbit UPP AMK YKPN. Muhadi dan Joko Siswanto. 2001. Akuntansi Biaya 2. Yogyakarta: Kanisius Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta: Aditya Media Nurmala, Putri. 2014. “Analisis Pendidikan Pemilik, Pemahaman Akuntansi, Budaya Perusahaan, Modal Usaha, dan Umur Usaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi pada Usaha Menengah di Kabupaten Banyumas”. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Jendral Soedirman. Pinasti, M. 2007. “Pengaruh penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi: suatu riset eksperimen”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.10 No.3 (September):321-331. Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik dengan SPSS. Yogyakarta: GAVA MEDIA. Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar Jilid I. Jakarta: Salemba Empat Solovida, Grace Tiana. 2003. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi pada Perusahaan Kecil dan Menengah di Jawa Tengah”. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Diponegoro. Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suhairi, Sofri Yahya, dan Hasnah Haron. 2004. “Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Kepribadian Wirausaha Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi dalam Pengambilan Keputusan Investasi”. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar. Sunyoto, Danang. 2010. Uji KHI Kuadrat dan Regresi Untuk Penelitian. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Caps.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Suwardjono. 2013. Akuntansi Pengantar. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Syaifullah, Muhammad. 2010. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi. Program Doktor Ilmu Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Wahyudi, Muhamad. 2009. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM di Yogyakarta”. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Diponegoro. Wibowo, Alex dan Elisabeth Penti Kurniawati. 2015. “Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil Menengah (Studi Pada Sentra Konveksi di Kecamatan Tingkir Kota Salatiga). Jurnal FEB Universitas Kristen Satya Wacana. Volume XVIII, Nomor 2, Tahun 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran A: Surat Izin Penelitian
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran B: KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI “ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA UMKM” (Studi Kasus Pada UMKM Pengrajin Batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul) Responden Yth. Saya Damaris Indah Nugraheni, mahasiswa Program Studi Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sedang melakukan penelitian skripsi sebagai tugas akhir studi saya di universitas tersebut. Skripsi saya berjudul “Analisis Penggunaan Informasi Akuntansi Pada UMKM” dengan studi kasus pada UMKM pengrajin batik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan benar. Apabila Bapak/Ibu menginginkan informasi lebih lanjut mengenai proses akuntansi, laporan keuangan, SAK ETAP, ataupun hasil penelitian ini, maka silakan mencatat dan menghubungi saya di alamat e-mail yang tersedia di akhir kuesioner ini. Atas kerjasama dan partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Tanggal Penelitian
:
Bagian I: Demografi Responden 1. Nama
: _______________________________________
2. Jenis Kelamin
: (Laki-laki / Perempuan)*coret yang tidak dipilih
3. Usia
: _____________ Tahun
4. Jenjang Pendidikan Terakhir: (SD / SMP / SMA / D3 / S1)*coret yang tidak dipilih 5. Latar Belakang Pendidikan:
Akuntansi
113
Non Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagian II: Gambaran Umum UMKM 6. Nama Usaha
: _________________________________________
7. Alamat Usaha
: _________________________________________
8. Tahun Berdiri Usaha
: _________________________________________
9. Izin Usaha Mikro dan Kecil : 10. Jenis Usaha
:
Memiliki Batik Cap
Tidak Memiliki Batik Tulis
Kombinasi
11. Hasil Penjualan Pertahun : Rp _____________________________________ 12. Jumlah Karyawan
: _________________ orang
13. Wilayah Pemasaran
:
Lokal
Nasional
Internasional
Bagian III: Penggunaan Informasi Akuntansi Silakan beri tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu yang sebenarnya. Keterangan: 5 = Sangat Tinggi (secara teratur menggunakan informasi akuntansi) 4 = Tinggi (sering menggunakan informasi akuntansi) 3 = Sedang (kadang-kadang menggunakan informasi akuntansi) 2 = Rendah (tahu, tetapi tidak pernah menggunakan informasi akuntansi) 1 = Sangat Rendah (tidak pernah menggunakan informasi akuntansi karena sama sekali tidak tahu) Sejauh mana informasi akuntansi berikut digunakan oleh UMKM Bapak/Ibu?
1 2 3 4 5 6 7 8
9
1 Sangat Rendah
Informasi Operasi Buku kas masuk Buku kas keluar Buku hutang Buku piutang Buku inventaris kekayaan Buku persediaan barang Buku penjualan Buku pembelian Informasi Akuntansi Manajemen Laporan gaji karyawan
114
Tingkat Penggunaan 2 3 4 Rendah Sedang Tinggi
5 Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 11 12
13 14 15 16 17
Laporan biaya produksi Anggaran biaya produksi Laporan persediaan Informasi Akuntansi Keuangan Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan
Sumber : Aufar (2014)
Email:
[email protected]
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran C: No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Giyat Tumilan Ida Jumiati Tugiran Fendi Mugiyo Siti Topo Tri Maryanto Rohmat Fakhrudin Supriyono Menik Mujiman Ika Herly Hardilah Jiyono Panji Budi Adhinata
JK Usia 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1
45 40 37 47 57 27 47 47 68 40 34 30 46 55 62 37 36 55 46 46 50 25
Karakteristik Responden PendiLB Jenis Nama UMKM Alamat Berdiri Izin dikan Akuntansi Usaha 2 2 Desi Gunting 2000 2 2 5 2 Lanthing Gunting 2004 1 3 4 2 Ida Lestari Pedak 2007 2 3 1 2 Jumiati Gunting 1990 2 2 1 2 Tugiran Bergan 1986 2 3 5 2 Wongso Pijenan 2010 1 3 2 2 ADB Pandak 1999 2 2 3 2 Rekso Pandak 2014 2 3 1 2 Topo Pijenan 1976 1 3 4 2 Erisa Pedak 2000 1 3 2 2 Atha Gunting 2014 1 2 3 2 Arji SM Tirto 1992 1 3 2 2 Krisna Gunting 1987 2 3 1 2 Menik Bergan 1976 1 3 3 2 Mujiman Gesikan 2016 2 1 5 2 Dirjo Pijenan 1968 1 3 5 2 Prawesty Ngeblak 2011 1 3 2 2 Mawar Tirto 1993 2 2 1 2 Cipto Tirto 1980 2 3 1 2 Pasindra Gunting 1989 2 2 3 2 Budi Tirto 2005 1 3 5 2 Adhinata Bergan 2015 1 3
122
Penjualan 100.000.000 500.000.000 250.000.000 100.000.000 350.000.000 100.000.000 120.000.000 120.000.000 380.000.000 156.000.000 250.000.000 120.000.000 180.000.000 360.000.000 250.000.000 350.000.000 360.000.000 100.000.000 420.000.000 180.000.000 1.200.000.000 240.000.000
Kar- Pemayawan saran 5 1 20 2 8 1 2 1 9 2 2 2 5 1 7 1 7 2 10 1 10 1 3 2 4 1 22 3 4 1 12 2 3 1 2 1 4 2 7 1 32 2 5 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karakteristik Responden (Lanjutan)
No
Nama
23 24 25 26 27 28 29 30
Biyat Tugiyo Sri Marsni Indah Githo Jaikem Tri S Joko M
JK Usia 1 1 2 2 1 2 1 1
47 46 53 41 52 46 39 44
PendiLB Nama dikan Akuntansi 1 2 MS 3 2 Alfita 3 2 Nining 1 2 Gunawan 3 2 Pragitha 2 2 Candra 3 2 Ayu 3 2 Ramadhani
Alamat Berdiri Izin Tirto Tirto Ngeblak Ngeblak Gunting Gunting Pedak Pijenan
123
1995 1994 2000 2010 1987 1991 2005 2001
1 2 1 1 1 2 1 2
Jenis Usaha 3 3 1 3 3 2 3 3
Penjualan 350.000.000 120.000.000 320.000.000 250.000.000 650.000.000 120.000.000 600.000.000 300.000.000
Kar- Pemayawan saran 4 2 4 2 6 1 10 2 25 2 4 1 20 2 5 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran D: Hasil Statistik Deskriptif Responden
Frekuensi Responden
JK N
N
Valid Missing
Valid
30 0
Statistics Usia Pendidikan Akuntansi Berdiri 30 30 30 30 0 0 0 0
Jenis_Usaha 30
Statistics Penjualan 30
Karyawan 30
0
0
0
Missing
Frequenc y Laki-laki Valid Perempuan Total
18 12 30
Valid Percent
60,0 40,0 100,0
30 0
Cumulative Percent
60,0 40,0 100,0
60,0 100,0
Usia Usia Frequency Percent ≤ 30 tahun 31-40 tahun
3 7
10,0 23,3
Valid Percent 10,0 23,3
Valid 41-50 tahun > 50 tahun Total
13 7 30
43,3 23,3 100,0
43,3 23,3 100,0
124
30 0
Pemasaran
Jenis Kelamin JK Percent
Izin
Cumulative Percent 10,0 33,3 76,7 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jenjang Pendidikan Pendidikan Frequency Percent SD SMP SMA Valid D3 S1 Total
8 6 9 2 5 30
Valid Percent 26,7 20,0 30,0 6,7 16,7 100,0
26,7 20,0 30,0 6,7 16,7 100,0
Latar Belakang Pendidikan Akuntansi Akuntansi Frequency Percent
Valid
Non Akuntansi
30
Cumulative Percent 26,7 46,7 76,7 83,3 100,0
Valid Percent
100,0
Cumulative Percent
100,0
100,0
Lama Usaha Berdiri Frequency Percent ≤ 10 tahun Valid > 10 tahun Total
8 22 30
26,7 73,3 100,0
Valid Percent 26,7 73,3 100,0
Cumulative Percent 26,7 100,0
Izin Usaha Izin Frequency Percent Memiliki Izin
16
53,3
Valid Percent 53,3
Valid Tidak Memiliki Izin Total
14 30
46,7 100,0
46,7 100,0
125
Cumulative Percent 53,3 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jenis Usaha Jenis_Usaha Frequency Percent Batik Cap Batik Tulis Valid Batik Kombinasi Total
2 7 21 30
6,7 23,3 70,0 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 6,7 6,7 23,3 30,0 70,0 100,0 100,0
Hasil Penjualan Pertahun Penjualan Frequency Percent ≤ 100 juta/tahun 101 - 500 juta /tahun Valid > 500 juta/tahun Total
4 23 3 30
13,3 76,7 10,0 100,0
Valid Percent 13,3 76,7 10,0 100,0
Cumulative Percent 13,3 90,0 100,0
Karyawan Karyawan Frequency ≤ 20 orang Valid > 20 orang Total
27 3 30
Percent 90,0 10,0 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 90,0 90,0 10,0 100,0 100,0
Wilayah Pemasaran Pemasaran Frequency Percent Lokal Nasional Valid Internasional Total
14 15 1 30
46,7 50,0 3,3 100,0
126
Valid Percent 46,7 50,0 3,3 100,0
Cumulative Percent 46,7 96,7 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran E Rekapitulasi Jawaban Responden Tingkat Penggunaan Nama Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
Rata2
9
10
11
12
Rata2
13
14
15
16
17
Rata2
Ratarata Keselur uhan
1
Giyat
2
2
2
2
2
2
1
1
1.75
1
2
2
2
1.75
2
2
2
1
1
1.60
1.70
2
Tumilan
3
3
2
2
2
1
1
1
1.88
2
2
2
3
2.25
2
2
2
2
2
2.00
2.04
3
Ida
3
3
2
2
2
2
2
2
2.25
2
2
2
2
2.00
2
2
2
1
1
1.60
1.95
4
Jumiati
2
2
2
2
2
2
1
1
1.75
1
1
1
1
1.00
2
2
2
2
1
1.80
1.52
5
Tugiran
2
2
2
2
2
2
1
1
1.75
2
2
2
2
2.00
2
2
2
2
1
1.80
1.85
6
Fendi
3
3
3
3
2
2
1
1
2.25
2
2
2
2
2.00
2
2
2
2
2
2.00
2.08
7
Mugiyo
2
2
2
2
1
2
1
1
1.63
2
2
2
2
2.00
2
2
1
2
1
1.60
1.74
8
Siti
3
3
2
2
1
2
1
1
1.88
2
2
2
2
2.00
2
2
2
2
2
2.00
1.96
9
Topo
4
4
3
3
2
4
3
3
3.25
2
2
2
3
2.25
2
2
2
2
2
2.00
2.50
10
T Maryanto
3
3
2
2
2
1
2
2
2.13
2
2
2
3
2.25
2
2
2
2
2
2.00
2.13
11
Rohmat
3
3
2
2
2
3
2
2
2.38
2
2
2
2
2.00
2
2
1
1
1
1.40
1.93
12
Fakhrudin
3
3
3
3
3
4
3
3
3.13
2
2
2
3
2.25
2
2
2
2
2
2.00
2.46
13
Supriyono
3
3
2
2
2
1
1
1
1.88
1
2
2
2
1.75
2
2
1
1
1
1.40
1.68
14
Menik
4
4
3
3
2
3
2
2
2.88
2
2
2
2
2.00
2
2
2
2
2
2.00
2.29
15
Mujiman
2
2
2
2
1
2
1
1
1.63
2
2
2
2
2.00
2
2
1
1
1
1.40
1.68
16
Ika
4
4
3
3
3
4
3
3
3.38
2
3
3
3
2.75
2
2
2
2
2
2.00
2.71
17
Herly
4
4
3
3
2
3
2
2
2.88
2
3
2
3
2.50
2
2
2
2
2
2.00
2.46
18
Hardilah
2
2
2
2
2
2
1
1
1.75
2
2
2
3
2.25
2
2
1
2
1
1.60
1.87
No
Operasi
Manajemen
127
Keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tingkat Penggunaan Operasi
Manajemen
Keuangan
Ratarata Keselur uhan
No
Nama Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
Rata2
9
10
11
12
Rata2
13
14
15
16
17
Rata2
19
Jiyono
3
3
3
3
2
2
1
1
2.25
1
1
1
1
1.00
2
2
1
1
1
1.40
1.55
20
Panji
2
2
2
2
2
2
1
1
1.75
1
1
1
2
1.25
2
2
1
1
1
1.40
1.47
21
Budi
5
5
3
3
3
5
4
4
4.00
5
5
5
5
5.00
3
3
2
2
2
2.40
3.80
22
Adhinata
3
3
2
2
2
2
1
1
2.00
2
2
2
2
2.00
2
2
2
2
2
2.00
2.00
23
Biyat
3
3
3
3
2
3
2
2
2.63
2
2
2
3
2.25
2
2
1
1
1
1.40
2.09
24
Tugiyo
2
2
2
2
2
2
1
1
1.75
2
2
2
2
2.00
2
2
1
1
1
1.40
1.72
25
Sri Marsni
3
3
3
3
2
1
2
2
2.38
2
2
2
2
2.00
2
2
2
2
2
2.00
2.13
26
Indah
2
2
2
2
2
2
1
1
1.75
2
1
1
2
1.50
1
2
1
1
1
1.20
1.48
27
Githo
4
4
3
3
2
3
2
2
2.88
2
2
2
3
2.25
2
2
2
2
2
2.00
2.38
28
Jaikem
2
2
2
2
2
2
1
1
1.75
2
2
2
2
2.00
2
2
2
2
1
1.80
1.85
29
Tri S
4
4
4
4
3
2
2
2
3.13
2
2
2
2
2.00
2
2
2
2
1
1.80
2.31
30
Joko M
3
3
3
3
2
3
2
2
2.63
2
2
2
2
2.00
2
2
2
2
1
1.80
2.14
2.93
2.93
2.47
2.47
2.03
2.37
1.63
1.63
2.31
1.93
2.03
2.00
2.33
2.08
2.00
2.03
1.67
1.67
1.43
1.76
2.05
Rata-rata
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran F: Statistik Deskriptif Variabel
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Operasi Akuntansi_Manajemen Akuntansi_Keuangan Valid N (listwise)
30 30 30 30
1,63 1,00 1,20
129
4,00 5,00 2,40
Mean
Std. Deviation 2,311 ,58270 2,075 ,67268 1,760 ,30783
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran G: Hasil Uji Validitas
Penggunaan Informasi Operasi
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Keuangan
R Hitung (Corrected R Keterangan Item-Total Tabel Correlation) 0,854 0,361 valid 0,831 0,361 valid 0,825 0,361 valid 0,847 0,361 valid 0,77 0,361 valid
Pertanyaan P1 P2 P3 P4 P5 P6
0,784
0,361 valid
P7 P8 P9 P10 P11 P12
0,859 0,704 0,817 0,758 0,881 0,84
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
P13
0,855
0,361 valid
0,868 0,866 0,901 0,87
0,361 0,361 0,361 0,361
P14 P15 P16 P17 Sumber: Data primer (diolah)
130
valid valid valid valid valid valid
valid valid valid valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran H: Hasil Uji Reliabilitas Informasi Operasi Case Processing Summary N % Valid 30 100,0 a Cases Excluded 0 ,0 Total 30 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
100,0
Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items ,917 8 Item-Total Statistics Scale Mean Scale Corrected if Item Variance if Item-Total Deleted Item Correlation Deleted VAR00001 9,9000 4,645 ,885 VAR00002 9,9000 4,645 ,885 VAR00003 10,3667 5,826 ,847 VAR00004 10,3667 5,826 ,847 VAR00005 10,8000 6,786 ,573 VAR00006 13.5667 16.047 .843 VAR00007 13.5667 15.909 .868 VAR00008 13.5667 15.909 .868
131
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,880 ,880 ,890 ,890 ,936 .949 .947 .947
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Informasi Akuntansi Manajemen
Case Processing Summary N
% Cases Valid 30 100.0 a Excluded 0 0.0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics N of Items
Cronbach's Alpha .955
VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012
4 Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance Item if Item Deleted Deleted 14.2667 17.168 14.1667 16.626 14.2000 16.786 13.8667 16.395
Corrected Item-Total Correlation .789 .857 .860 .846
Informasi Akuntansi Keuangan
Case Processing Summary N
% Cases Valid 30 100.0 a Excluded 0 0.0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
132
Cronbach' s Alpha if Item Deleted .953 .948 .948 .948
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Statistics N of Items
Cronbach's Alpha .795
VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017
5 Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance Item if Item Deleted Deleted 6.9000 1.955 6.8667 2.120 7.2000 1.407 7.2000 1.131 7.4333 1.357
133
Corrected Item-Total Correlation .470 .406 .674 .836 .638
Cronbach's Alpha if Item Deleted .792 .811 .721 .653 .738
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran I: Dokumentasi
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135