Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PROGRAM PEMBUATAN ELEKTRONIK KARTU TANDA PENDUDUK (E-KTP) STUDI DI DESA TASIK MALAYA KECAMATAN BATU AMPAR KABUPATEN KUBU RAYA OLEH: SADIKIN NIM. E11109022 Program Studi Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, Tahun 2015 E-Mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan: pertama, Untuk mendeskripsikanpelaksanaan sosialisasi dari pihak Desa kepada masyarakat di Desa Tasik Malaya dalam program pembuatan E-KTP. Kedua, untuk menjelaskan hambatanhambatan dalam pelaksanaan pelayanan program pembuatan E-KTP di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya.Ketiga,Untuk Mengungkapkan Persepsi Masyarakat Di Desa Tasik Malaya terhadap pelaksanaan pelayanan program pembuatan E-KTP Di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya. Adapun metode penelitian yang digunakan kualitatif dengan tipe penilitian deskriptif induktif dengan mengambil data primer dan sekunder.Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, bahwa pelaksanaan program pembuatan E-KTP di Kecamatan Batu Ampar masih tidak efektif dan belum optimal, dikarenakan masih kurangnya sosialisasi dari pihak desa kepada masyarakat di Desa Tasik Malaya dalam program E-KTP, selain itu pihak pemerintah Kecamatan tidak menyediakan fasilitas listrik untuk perekaman E-KTP, dimana Kecamatan Batu Ampar listrik hidupnya pada malam hari saja sehingga proses pembuatan E-KTP sedikit terhambat dikarenakan pembuatan EKTP hanya dapat dilakukan dimalam hari dengan waktu yang terbatas, apalagi tempat tinggal masyarakat yang sangat jauh dari kecamatan sehingga mereka kurang peduli untuk membuat E-KTP.Saran: Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat memberikan saran yang berupa masukan yaitu: pertama, Hendaknya Pemerintah desa lebih meningkatkan sosialisasi terhadap program E-KTP kepada masyarakat di Desa Tasik Malaya. Kedua, Hendaknya Pemerintah Kecamatan Batu Amparmenyediakan fasiliti listrik untuk perekaman E-KTP, dimana fasilitas listrik tersebut sangat diperlukan untuk melakukan perekaman E-KTP. Kata-Kata Kunci : Persepsi Masyarakat,Pelayanan Program E-KTP.
1 SADIKIN, NIM. E11109022 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PUBLIC PERCEPTION OF SERVICE CREATION PROGRAM ELECTRONIC IDENTITY CARD (E-ID) DESATASIK MALAYA STUDY IN DISTRICT OF KUBU RAYA BATU AMPAR Abstract The aim of this study: First, todescribe the implementation ofthe socializationofthevillageto the communityinDesaTasikMalayainthe manufacture ofE-ID card program. Second, toexplain theobstaclesin the implementation ofthe programserviceof makingE-ID card in DistrictKubuRayaBatuAmpar. Third, ToRevealPublic PerceptionIn DesaTasikMalayaof the implementation ofthe programserviceof makingE-KTP In DistrictKubuRayaBatuAmpar. The research methoduseddescriptivequalitativepenilitianinductivetypeby taking theprimary and secondary data. The results obtainedin this study, that theimplementation ofthe E-ID cardmaking programin the district ofBatuAmparstillnoteffectiveandis not optimal, due tothe lackof socializationofthevillageto the communityinDesaTasikMalayainthe E-ID card program, besidesthesubdistrictgovernmentdoes not provideelectricityforrecordingE-KTP, District ofBatuAmparwhereelectricallifeat nightjustso thatthe process of makingE-KTP slightly delayeddue tothe manufacture ofE-ID card can only be doneat nightwithlimited time, especiallywherepeopleliveveryfar awayfrom the districtso thatthey areless concernedtomakethe E-ID card. Suggestion: Based on the descriptionabove, the writercan giveadvicein the form ofinput, namely: First,the GovernmentShouldvillagesfurther improvesocialization ofe-ID card programto the communityinDesaTasikMalaya. Second, the DistrictGovernmentShouldBatuAmparprovideelectricityfor thefacilities forrecordingE-KTP, whereelectric facilitiesareindispensableforrecordingE-ID card.
Keywords: Public Perception, Program ServicesE-ID card.
kemampuan
A. PENDAHULUAN
aparat
pemerintah
melaksanakan tugas dan fungsinya. Salah Keberhasilan
meningkatkan
satu
tantangan
besar
yang
efektivitas pelayanan Program Pembuatan
pemerintah
E-KTP ditentukan oleh faktor kemampuan
melaksanakan kegiatan secara efektif dan
pemerintah
efisien. Seiring dengan pembuatan E-KTP
dalam
kualitaskemampuan
meningkatkan
di
proses
pemerintah kecamatan serta pihak Desa
pelayanan Umum terutama pengurusan E-
sangatlah penting untuk mensukseskan
KTP,
program E-KTP tersebut.
Masalah
dirasakan
nyata
masih
berbelit-belit,
sehingga wilayah aspirasi dan kepentingan
Kecamatan
kemampuan
aparat
pelayanan.
kerja
adalah
dihadapi
Ada
Batu
banyak
Ampar, peran
hal
yang
bisa
umum masih kurang tersentuh. Eksistensi
memperlambat proses pembuatan E-KTP
efektivitas Pelayanan Program Pembuatan
salah satunya seperti sosialisasi, dimana
E-KTP ini diasumsikan karena pengaruh
sosialisasi sangatlah penting dilaksanakan
tingkat
kemampuan
pemerintah.Peran
kerja
aparat
sebelum
proses
pembuatan
E-KTP.
pemerintah
yang
Sebelum
proses
pembuatan
E-KTP
strategis, akan banyak ditopang oleh
sosialisasi
sudah
dilaksanakan
oleh 2
SADIKIN, NIM. E11109022 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pemerintah
Kecamatan
dengan
cara
fasilitas
listrik
untuk
perekaman
mengundang Kepala Desa agar dapat hadir
KTP,dimana
di
berikan surat
listrik hidupnya pada malam hari saja
undangan untuk masyarakat agar Kepala
sehingga proses pembuatan E-KTP sedikit
Desa memberikan surat undangan tersebut
terhambat dikarenakan pembuatan E-KTP
kepada
melakukan
hanya dapat dilakukan dimalam hari
Kurangnya
dengan waktu yang terbatas, apalagi
pelaksanaan sosialisasi dari pihak Desa
tempat tinggal masyarakat yang sangat
kepadamasyarakat
Tasik
jauh dari kecamatan sehingga mereka
Malayadalam program pembuatanE-KTP
kurang peduli untuk membuat E-KTP.
ini membuat masyarakatdi Desa Tasik
sehingga
Malaya menjadi binggung dalam waktu
masyarakat terhadap program E-KTP di
pengambilan E-KTP tersebut, karena ada
Kecamatan Batu Ampar.
Kecamatan dan di
masyarakat
pembuatan
prosedur
untuk
E-KTP.
yang
di
Desa
harusdipenuhi
Kecamatan
muncul
Batu
E-
berbagai
Ampar
persepsi
dalam
pengambilannya,adapun prosedur untuk mengambil
E-KTP
tersebut
B. TINJAUAN PUSTAKA
denganmenggunakan KTP (SIAK), kalau tidak mempunyai KTP (SIAK) cukup
1. Definisi Persepsi
dengan menggunakan Kartu Keluagra
Menurut Desiderato 1976 (dalam
(KK) dan pasfoto ukuran 3x4 sebanyak
Rahmat 2007:51) mengatakan bahwa:
dua
banyak
Persepsi adalah pengalaman tentang objek,
masyarakat yang belum mengambil E-KTP
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
dikarenakan belum mempunyai prosedur
diperoleh dengan menyimpulkan informasi
yang ditentukan oleh pihak pemerintah
dan
Kecamatan. Selain itu adapun masyarakat
merupakan proses pemberian makna pada
yang tidak membuat E-KTP dikarenakan
stimuli
masyarakat tidak memahami dan mengerti
Hubungan sensasi dengan persepsi sudah
E-KTP dan fungsi dari E-KTP tersebut
jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi.
bagi mereka, karena masih kurangnya
Walaupun begitu, menafsirkan makna
sosialisasi
lembar,
sehingga
pihak
menafsirkan
inderawi
pesan.
(
sensory
Persepsi
stimuli).
Desa
kepada
informasi inderawi tidak hanya melibatkan
program
E-KTP
sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi,
tersebut. Adapun yang menjadi hambatan
motivasi, dan memori Walgito (2002:22)
dalam program E-KTP yang ada di Kantor
menyatakan bahwa terjadinya persepsi
masyarakat
dari
masih
terhadap
Camat Batu Ampar yaitu tidak tersedianya 3 SADIKIN, NIM. E11109022 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-
untuk
tahap berikut ini:
manusia yang harus ada. Akan tetapi
1)
2)
3)
berapa
jumlah
Tahap pertama, merupakan tahap
secara teoritis, angka minimumnya ada
yang dikenal dengan nama proses
dua orang atau yang hidup bersama.
kealaman
atau
merupakan
proses
proses
fisik,
2.
ditangkapnya
bercampur untuk waktu yang cukup lama.
Kumpulan
manusia.
benda-benda mati seperti umpamanya
Tahap kedua, merupakan tahap yang
kursi, meja dan sebagainya. Oleh
dikenal dengan proses fisiologis,
karena
merupakan
diteruskannya
manusia, maka akan timbul manusia-
stimulus yang diterima oleh reseptor
manusia baru. Manusia itu juga dapat
(alat
bercakap-cakap, merasa dan mengerti,
indera)
melalui
saraf-saraf
dengan
manusia
tidaklah
proses
sama
dari
suatu stimulus oleh alat indera
dengan
kumpulan
berkumpulnya
sensoris.
mereka juga mempunyai keinginan-
Tahap ketiga, merupakan tahap yang
keinginan
dikenal
dengan
psikologik, timbulnya tentang
4)
menentukan
untuk
menyampaikan
nama
proses
kesan-kesan
merupakan
proses
Sebagai akibat hidup bersama itu,
kesadaran stimulus
yang
atau
sistem
perasaannya.
individu
timbullah
komunikasi
diterima
timbullah peraturan-peraturan
dan yang
reseptor.
mengatur hubungan antara manusia
Tahap ke empat, merupakan hasil
dalam kelompok tersebut.
yang diperoleh dari proses persepsi
3.
yaitu berupa tanggapan dan perilaku.
sadar
bahwa
mereka
merupakan satu kesatuan. 4.
Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama.
2. Defenisi Masyarakat
dalam
Mereka
Menurut
Soerjono
syani,
2002:32),
Soekanto
(
kehidupan
bersama
menimbulkan
kebudayaan,
masyarakat adalah sebagai suatu pergaulan
karena
anggota
hidup
merasa dirinya terikat dengan yang
atau
suatu
menyatakan
Sistem
bentuk
kehidupan
bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok yaitu: 1.
Manusia
yang
hidup
setiap
oleh
kelompok
lainnya. Menurut Jefkins, ( 1992:40), “
bersama.
masyarakat adalah suatu kelompok orang
Didalam ilmu sosial tak ada ukuran
tergantung kepada tipe organisasi yang
yang mutlak ataupun angka yang pasti
berbeda-beda dimana tempat ia berada. 4
SADIKIN, NIM. E11109022 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Misalnya ada kelompok orang yang berada
(fingerprint), retina mata, DNA, bentuk
dilembaga pendidikan, di laboraturium
wajah, dan bentuk gigi. Pada E-KTP, yang
riset
sebagaianya,
digunakan adalah sidik jari.Sidik jari yang
walaupunorganisasi itu berada dilokasi
direkam dari setiap wajib KTP adalah
yang
dan
lain
sama,
tetapi
masing-masing
seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi
kelompok mempunyai
kebutuhan dan
yang dimasukkan datanya dalam chip
masalah komunikas sendiri-sendiri”.
hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk E-KTP karena alasan berikut:
3. Defenisi E-KTP Pengertian
E-KTP
/
KTP
1.
Elektronikadalah dokumen kependudukan yang
memuat
sistem
keamanan
/
Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain.
2.
Bentuk dapat dijaga tidak berubah
pengendalian baik dari sisi administrasi
karena gurat-gurat sidik jari akan ke
ataupun
bentuk
teknologi
berbasis
pada
informasi
dengan
databasekependudukan
nasional.Penduduk hanya diperbolehkan
3.
penduduk
dan
tunggal
setiap
berlaku
seumur
kulit
Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar.
Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK identitas
walaupun
tergores.
memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum
merupakan
semula
Proyek E-KTP dilatar belakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di
indonesia
yang
memungkinkan
hidup.Nomor NIK yang ada di E-KTP
seseorang dapat memiliki lebih dari satu
nantinya akan dijadikan dasar dalam
KTP. Hal ini disebabkan belum adanya
penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi
basis data terpadu yang menghimpun data
(SIM),
Pajak
penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta
(NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas
tersebut memberi peluang penduduk yang
HakTanah
dokumen
ingin berbuat curang terhadap negara
identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23
dengan menduplikasi KTP-nya. Untuk
Tahun 2006 tentang Adminduk).
mengatasi duplikasi tersebut sekaligus
Nomor
Pokok
Wajib
danpenerbitan
Kartu Identitas (E-ID) biasanya
menciptakan kartu identitas multi fungsi,
menggunakan biometrik yaitu verifikasi
digagaslah E-KTP yang menggunakan
dan validasi sistem melalui pengenalan
pengamananberbasis
karakteristik
laku
Penggunaan sidik jari E-KTP lebih canggih
manusia. Ada banyak jenis pengamanan
dari yang selama ini telah diterapkan untuk
dengan cara ini, antara lain sidik jari
SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari
fisik
atau
tingkah
biometrik.
5 SADIKIN, NIM. E11109022 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tidak sekedar dicetak dalam bentuk gambar
pengertian-e-ktp-
(formatjpeg) seperti di SIM, tetapi juga
ktpelektronik.html. di akses pada
dapat dikenali melalui chip yang terpasang
tanggal 23 januari, 2014.
di kartu. Data yang disimpan di kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu.
C. PEMBAHASAN
Struktur E-KTP sendiri terdiri dari sembilan layer yang akan meningkatkan
1. Kurang nya Pelaksanaan Sosialisasi
pengamanan dari E-KTP konvensional.
Dari Pihak Desa Kepada Masyarakat
Chip ditanam di antara plastik putih dan
Dalam Pelaksanaan Pembuatan E-
transparan pada dua layer teratas (dilihat
KTP
dari depan). Chip ini memiliki antena didalamnya
yang
akan
mengeluarkan
Sosialisasi
E-KTPmerupakan
kegiatan komunikasi yang berisi proses
gelombang jika digesek. Gelombang inilah
penyampaian
yang akan dikenali oleh alat pendeteksi E-
KTPkepada masyarakat, yang mencakup
KTP sehingga dapat diketahui apakah E-
usaha-usaha
KTP tersebut berada di tangan orang yang
mencapai tujuandan hasil yang telah
benar atau tidak. Untuk menciptakan E-
ditetapkan sebelumnya. Di Kecamatan
KTP
Batu Ampar
dengan
sembilan
layer,
tahap
pembuatannya cukup banyak, diantaranya: 1. Hole punching, yaitu melubangi
informasi
mengenai
E-
yangdiharapkanmampu
sosialisasi pelaksanaan
program E-KTP sudah dilakukan oleh pihak
kecamatan
dengan
cara
kartu sebagai tempat meletakkan
mengundang seluruh kepala Desa agar
chip.
dapat hadir di Kecamatan untuk diberikan
2. Pick
and
pressure,
yaitu
menempatkan chip di kartu 3. Implanter,
yaitu
informasi mengenai program E-KTP dan setiap Kepala Desa di berikan surat
pemasangan
antenna
undangan agar di berikan kepada warganya untuk mengikuti proses perekaman E-KTP
4. Printing,yaitu pencetakan kartu
di Kecamatan.
5. Spot welding, yaitu pengepresan kartu
dengan
aliran
listrik
Sebelum proses pembuatan E-KTP dari
pihak
Desa
tidak
melakukan
laminiting, yaitu penutupan kartu
sosialisasi tentang prosedur pembuatan E-
dengan plastik pengaman. Dalam
KTP
(http://be-es-
atau pun prosedur dalam pengambilan E-
i.blongspot.com/com/2012/01/
KTP dan memberi penjelasan kepada
baik dari prosedur pembuatannya
6 SADIKIN, NIM. E11109022 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
masyarakat tentang kegunaan E-KTP, yang
2. Faktor-Faktor Penghambat
dilakukan dari pemerintah Desa hanya
Pembuatan E-KTP Di Kecamatan Batu
memberikan
Ampar
surat
undangan
kepada
masyarakat agar masyarakat mengikuti perekaman Sehingga
E-KTP
di
masyarakat
Kecamatan,
hambatan
dalam
perekaman E-KTP di Kecamatan Batu
belum
Ampar yaitu, pemerintah Kecamatan tidak
memahami tentang prosedur atau pun
menyediakan genset sebagi tenaga listrik
pentingnya
disaat
yang mana dalam proses pembuatan E-
masyarakat sudah melakukan perekaman
KTP menggunakan alat perekaman. Untuk
sudah
itu,
E-KTP
beberapa
masyarakat
ingin
masih
Adapun
tersebut,
minggu
kemudian
mengambil
proses
perekaman
E-KTP
di
E-KTP
Kecamatan Batu Ampar dilakukan pada
ternyata ada beberapa prosedur yang
malam hari yaitu pada pukul 18.00 WIB
ditentukan oleh pihak Pemerintah untuk
sampai
menerbitkan
untuk
melakukan perekaman E-KTP ini yang
mengambil E-KTP harus membawa KTP
menggunakan fasilitas listrik yaitu alat
(SIAK), Kartu Keluarga (KK) dan faspoto
perekam seperti computer, alat iris mata
ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar , jika yang
dan tempat tanda tangan. Hal ini lah yang
tidak mempunyai KTP( SIAK) cukup
menjadi pelaksanaan pembuatan E-KTP di
dengan membawa KK dan pasfoto ukuran
Kecamatan Batu Ampar sedikit terlambat
3x4 sebanyak 2 lembar untuk menerbitkan
oleh karena perekaman hanya dapat di
E-KTP nya, bagi masyarakat yang tidak
lakukan di malam hari dengan waktu yang
mempunyai
tidak
sangat terbatas. Di Kecamatan Batu Ampar
mempunyai Kartu Keluarga (KK) maka
listrik PLN tidak hidup disiang hari,
belum bisa untuk mengambil E-KTP
adapun hidup listrik pada hari-hari tertentu
tersebut, sehingga masih ada masyarakat
saja seperti pada hari jumat dan minggu,
yang belum mengambil E-KTP nya,
dikarenakan pada hari itu listrik sangat
Apalagi dengan tempat tinggal masyarakat
digunakan untuk ummat yang beragama,
tersebut jauh dari Kantor Camat, danjuga
seperti sholat jumat dan sembahyang di
masyarakat belum memahami penting nya
Gereja.
E-KTP
tersebut,
KTP(SIAK)
atau
pukul
22.00
WIB,
dalam
E-KTP itu. Sehingga masyarakat menjadi kurang peduli untuk mengambilnya dan juga tidak melakukan pembuatanE-KTP.
7 SADIKIN, NIM. E11109022 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
untuk merbitkan E-KTP nya, meskipun
3. Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Program Pembuatan E-
sudah
melakukan
KTP Di Kecamatan Batu Ampar
KTP,Tanggapan
perekaman
sebagian
E-
masyarakat
Dalam pelaksanaan program E-
dalam hal ini seakan dipersulit untuk
KTP yang harus dilaksanakan terlebih
mendapatkan E-KTP nya, , sehingga
dahulu
muncul
ialah
sosialisasinya
kepada
berbagai
persepsi
masyarakat
masyarakat, yang mana dalam hal ini
terhadap program E-KTP di Kecamatan
sosialisasi bagian yang terpenting untuk
Batu Ampar, adapun persepsi masyarakat
mensukseskan program E-KTP. Peran aktif
di Desa Tasik Malaya terhadap program E-
pemerintah setempat mulai dari Camat,
KTP di Kecamatan Batu Ampar masih
Kepala Desa, sampai kepada ketua RT
belum efektif mengenai fasilitas listrik
sangat
mencapai
yang tidak tersedia di Kecamatan dan juga
keberhasilan dari program E-KTP tersebut,
dari pihak Desa masih kurang melakukan
melihat dari kondisi yang ada dilapangan
sosialisasi kepada masyarakat sehingga
hal ini telah dilakukan oleh pemerintah
masyarakat
kecamatan dengan mengundang Kepala
tentang
Desa bahwa setiap masyarakat harus
pentingnya E-KTP tersebut.
diharapkan
untuk
masih prosedur
belum E-KTP
memahami ataupun
melakukan perekaman E-KTP, sebagai kartu tanda penduduk yang resmi. Dalam pembuatan E-KTP setiap masyarakat
dibagikan
surat
D. PENUTUP
undangan
untuk mengikuti perekaman E-KTP di
a) Kesimpulan
pemerintah Kecamatan dan penerbitan E-
Bedasarkan hasil penelitian baik
KTP tersebut memiliki prosedur yang telah
pengamatan secara
langsung, maupun
ditentukan oleh pemerintah kecamatan.
melalui
Ketentuan prosedur untuk mendapatkan E-
informan
KTP yaitu harus memiliki KTP (SIAK),
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
jika tidak memiliki KTP (SIAK) cukup
1.
wawancara
dengan
beberapa
maka
dapatlah
penulis
Kurangnya Sosialisasi dari pihak Desa
dengan membawa Kartu Keluarga (KK)
mengenai program pembuatan E-KTP
dan faspoto ukura 3x4 sebanyak dua
sehingga masyarakat ada yang belum
lembar. Namun hal ini menimbulkan
mendapatkan E-KTP nya dan sebagian
permasalahan
masyarakat
dilapangan
yang
mana
masyarakat tidak memiliki KTP SIAK atau
ada
yang
tidak
ikut
perekaman E-KTP karena masyarakat
Kartu Keluarga (KK) maka belum bisa 8 SADIKIN, NIM. E11109022 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
2.
3.
belum mengerti fungsi dan tujuan dari
Adapun
E-KTP tersebut.
kemukakan adalah sebagai berikut:
Hambatan-hambatan
dalam
saran-saran
yang
penulis
a. Hendaknya Pemerintah desa lebih
pelaksanaan program pembuatan E-
meningkatkan
KTP di Kecamatan Batu Ampar yaitu
program E-KTP kepada masyarakat di
belum tersedianya fasilitas listrik di
Desa
Kecamatan
untuk
memperjelas
perekaman E-KTP, dimana fasilitas
memberikan
listrik
masyarakat tentang E-KTP tersebut.
seperti
tersebut
genset
sangat
dibutuhkan
Tasik
sosialisasi
Malaya,
terhadapa
dan
prosedur
lebih
E-KTP
pemahaman
dan
kepada
untuk perekaman E-KTP dan juga
b. Hendaknya Pemerintah Kecamatan Batu
kursi para antrian untuk melakukan
Amparmenyediakan fasiliti listrik untuk
perekaman.
perekaman E-KTP, dimana fasilitas
Persepsi program
masyarakat Pembuatan
mengenai E-KTP
di
Kecamatan Batu Ampar masih belum efektif
seperti
listrik tersebut sangat diperlukan untuk melakukan perekaman E-KTP. c. -
masih kurangnya
Hendaknya masyarakat yang tidak mempunyai KTP (SIAK) atau pun
sosialisasi dari pihak Desa mengenai
Kartu
prosedur E-KTP dan memberikan
prosedur untuk pengambilan E-KTP
pemahaman
agar segera membuat Kartu Keluarga
kepada
masyarakat
Keluarga
tentang pentingnya E-KTP, selain itu
(KK)
juga pemerintah Kecamatan tidak
mengambil E-KTP nya.
menyediakan fasilitas listrik untuk
-
perekaman E-KTP.
Bagi
di
(KK)
Kelurahan
masyarakat
melakukan
agar
yang
perekaman
sebagai
dapat
belum E-KTP
hendaknya segera ikut perekaman EKTP, karena E-KTP itu sebagai bukti
b) Saran Berdasarkan uraian diatas, setelah
identitas diri sebagai masyarakat di
penulis melakukan pengamatan secara
Desa Tasik Malaya.
langsung ditempat penelitian maka disini penulis mencoba sedikit memberikan saran yang berupa masukan, setidaknya saran
E. DAFTAR REFERENSI
yang disampaikan ini ada manfaatnya
1.
dalam pelaksanaan program E-KTP
Jalaludin,Rahmat.(2007).Psikologi komunikasi,Bandung : PT, Remja Rosdakarya. Jefkins, Frank. 1992.
Dikecamatan Batu Ampar.
Buku-Buku
9 SADIKIN, NIM. E11109022 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Hubungan Intermasa.
Masyarakat.Jakarta
:
PT.
Syani , Abdul. (2002). Sosiologi Sistematika,Teori dan Terapan.Jakarta: PT BumiAksara. Walgito,Bimo. (2002). Psikologi (SuatuPengantar)Yogyakarta:ANDI OFFSET.
2.
Literatur Websit
Dalam (http://be-esi.blongspot.com//2012/01/ pengertian-ektp-ktpelektronik.html. di akses pada tanggal 23 januari, 2014).
10 SADIKIN, NIM. E11109022 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN