Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
KEGIATAN GOTONG ROYONG DALAM PEMBUKAAN LAHAN LADANG BERPINDAH: Studi Pada Masyarakat Dayak Kanayan’t Di Dusun Enggang Raya, Desa Teluk Bakung, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kuburaya Oleh: KARMANSAH MIDIN NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, 2015 E-mail:
[email protected]
ABSTRAK
Mata pencarian dengan mengusahakan ladang berpindah memiliki beberapa tahap pengerjaan, diantaranya adalah pembukaan lahan ladang berpindah yang dikerjakan secara bersama-sama atau secara bergotong royong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses gotong royong, aturan-aturan yang berlaku pada gotong royong, dan dampak kegiatan gotong royong pembukaan lahan ladang berpindah. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Peneliti ingin mengambarkan dan menjelaskan proses gotong royong, aturan-aturan yang berlaku pada gotong royong, dan dampak kegiatan gotong royong pembukaan lahan ladang berpindah. Peneliti juga mengunakan teori solidaritas Emile Durkheim yang lebih fokus pada solidaritas mekanik untuk menghantar pemahaman tentang gotong royong pembukaan lahan. Hasil penelitian ini diperoleh masyarakat Dayak Kanayan’t melakukan proses gotong royong, membuat aturan gotong royong yang berlaku pada gotong royong, serta gotng royong tersebut berdampak pada masyarakat Dayak Kanayan’t seperti membuat pekerjaan tidak membosankan, mempercepat pekerjaan, mempererat rasa kekeluargaan, namun memiliki dampak negatif juga seperti waktu kerja yang tidak pasti. Kegiatan gotong royong pembukaan lahan yang dilakukan masyarakat yang dikerjakan secara bersama-sama tersebut senada dengan teori solidaritas yang dikemukakan oleh Durkheim terutama teori solidaritas mekanik yang menyatakan masyarakat yang masih tradisional masih belum memiliki pembagaian kerja yang jelas dan rasa kekeluargaanya masih kuat.Begitu pula yang terjadi pada masyarakat Dayak Kanayan”t dalam pembukaan lahan belum melakukan pembagian kerja secara jelas dan ikatan kekeluargaan diantara mereka masih kuat dan masih bersifat tradisional. Kata-kata Kunci: Kegiatan Gotong Royong,Proses, Aturan dan Dampak Gotong Royong
1 KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
THE ACTIVITY OF COMMUNITY SELF-HELP IN LAND OPENING OF MOVING-FIELD: Study On Dayak Kanayan’t Society In Enggang Raya, Teluk Bakung Village, Sungai Ambawang District, Kubu Raya Regency By: KARMANSAH MIDIN NIM. E51110069 E-mail:
[email protected]
ABSTRACT The occupation by trading the moving-field has several steps of working, such as the opening of moving-field that be done collectively or community self-help. The purpose of this research is to know about the process of community self-helf the rules which valid in community self-help and the effect of community self-help in land opening of moving field. This research is using the qualitative method with descriptive research sort. The researcher is going to describe and explain the process of community self-help, the rules which valid in community self-helf and the effect of community self-help in land opening of moving-field. The researcher also use solidarity theory of Emile Durkheim which focused in mechanics solidarity to bring the comprehension about the community self-help of land ofening. This research result is found in the society of Dayak Kanayan’t who done the community self-help, making the rules which valid in community self-help and the impacts of community self-help for themself likes make the works funnier, faster, and improve the gahthersness sense but also gives the bad impact likes uncertain of working time. The activity community self-help in land opening that be done collectively by the society is in line with the solidarity theory that described by Emile Durkehim especially the mechanics solidarity theory which declares that the traditional society doesn’t know yet the job description clearly and they have the strong sense of relationship along with the traditional characteristics. Keywords : The Activity of community Self-Help, Process, Rules and Impact of Community Self-help
2 KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
orang, sisanya 32 orang tidak berkerja atau
PENDAHULUAN
belum berkerja. Ladang
berpindah
menurut
Kendala dalam proses pembukaan
sistem
lahan seperti musim hujan Pembukaan lahan
pertanian yang memiliki karakteristik teknis
harus dikerjakan dengan segera agar tidak
tebas, bakar, dilakukan di daerah tanah
menganggu tahap pembakaran. Masyarakat
kering, tidak ada pengairan intensif dan
Dayak Kanayant
ditanam dengan jenis tanaman yang berumur
lahan
pendek.
menjalanakan proses gotong royong pada
Koetjaraningrat
adalah
sebuah
dengan
melakukan cepat
pembukaan
yaitu
dengan
Fenomena ladang berpindah masih
pembukaan lahan seperti penentuan giliran,
eksis di Kalimantan Barat, masih banyak
tenaga kerja, waktu, maupaun teknik dalam
masyarakatnya yang melakukan pertanian
gotong royong. Proses kegiatan gotong
jenis
Berdasarkan
royong ini agar pembukaan lahan berjalan
pada tahun
secara sistematis dan terarah, baik pada
3.945.300 orang penduduk
tahap menebas, tahap menebang maupun
ladang
berpindah.
proyeksi Biro Pusat Statistik 2002, tercatat Kalimantan
Barat,
dan
76,44%
masih
mengusahakan ladang berpindah.
tahap membakar lahan. Selanjutnya
Termasuk didalamnya suku Dayak
aturan-aturan
masyarakat
tertentu
yang
membuat menggatur
Kanayan’t yang tinggal di Dusun Enggang
keggiatan gotong royong dan berlaku bagi
Raya, Desa Teluk Bakung, Kecamatan
semua anggota gotong royong sehingga
Sungai Ambawang. Dari data yang diperoleh
kegiatan gotong royong dapat berjalan
dari
penduduk
dengan baik.
DusunEnggang Raya sebanyak 416 orang,
Jenis
aparatur
Desa
jumlah
pertanian
dengan
ladang
memiliki Kepala Keluarga sebanyak 159 KK
berpindah, yang menarik bagi peneliti adalah
dengan 243 orang penduduk laki-laki dan
pola kerja mereka dalam mengusahakan
174 orang penduduk perempuan denggan
ladang berpindah yaitu bersifat gotong
pencarian
mayoritas
royong atau tolong-menolong. Sifat kerja
masyrakat sebagai petani yaitu berjumlah
gotong royong ini biasanya tidak dinilai
332 orang, selebihnya sebagai buruh 30
dengan uang tapi lebih pada solidaritas atau
orang, sebagai wiraswasta 20 orang, sebagai
beban moral mereka kepada yang lain.
atau
pekerjaan
tenaga honorer 1 orang, dan aparatur desa 2 3 KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Mungkin selama ini sebagian orang
sedikit
sedangakan
untuk
masyarakat
telah mengetahui bahwa dalam ladang
industri pembagian kerja semakin beragam.
berpindah terdapat pola kerja bersifat gotong
Faktor utama yang menyebabkan perubahan
royong. Namun Pertanyannya sejauh mana
tersebut
Durkheim
adalah
kita mengetahui cara kerja gotong royong ini
pertambahan jumlah penduduk.
Teori
dalam ladang berpindah? Sehingga menurut
Solidaritas
peneliti, inilah mengapa penelitian ini
(1964:130),
penting yaitu bertujuan untuk mengetahui
“kesetiakawanan yang menunjuk pada satu
lebih jauh tentang gotong royong secara
keadaan hubungan antara individu dan atau
khusus dalam tahap pembukaan lahan ladang
kelompok yang didasarkan pada perasaan
berpindah Dayak Kanayan’t di lokasi yang
moral dan kepercayaan yang dianut bersama
akan diteliti.
yang diperkuat oleh pengalaman emosional
menurut
Menurut
Emile
solidaritas
Durkheim
sosial
adalah
bersama”. Solidaritas sosial dibagi menjadi dua, yaitu:
TINJAUAN LITERATUR
1. Solidaritas 1. Teori
Solidaritas
Mekanik
dan
Solidaritas
mekanik yang
muncul
adalah pada
masyarakat yang masih sederhana
Organis Semakin
berkembang
sebuah
dan diikat oleh kesadaran kolektif,
masyarakat, maka tingkat interaksi semakin
serta
berkembang juga. Ini terlihat dari semakin
pembagian
sedikitnya interaksi masyarakat dikarenakan
anggota kelompok.
semakin kompleks kesibukan masyarakat
belum
2. Solidaritas
mengenal
kerja
diantara
organis
adalah
Solidaritas
Teori yang dicetuskan tokoh Soiologi yaitu
ketergantungan antara individu atau
Emile Durkheim dalam Nanang (2012:43)
kelompok yang satu dengan yang
mengatakan bahwa pada pembagian kerja
lainnya akibat spesialisasi jabatan
ada
(pembagian kerja).
(dua)
tipe
masyarakat
yaitu dan
masyarakat
primitif
(tradisional)
masyarakat
industri.
Pada
masyarakat
muncul
para
yang menjadkan mereka semakin individual.
2
yang
adanya
dari
2. Gotong Royong
primitif pembagian kerja masih terbilang 4 KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Gotong royong adalah suatu
(2) Dengan demikian, manusia pada
bentuk kerja yang dilakukan secara bersama-
hakekatnya tergantung dalam segala
sama antar sesama masyarakat, sehingga
aspek
dapat meringankan pekerjaan. Seperti yang
sesamanya.
dikemukakan Tashadi dkk, (1982) gotong
kehidupannya
kepada
(3) Karena itu, ia harus selalu berusaha
royong adalah :
untuk sedapat mungkin memelihara
Dalam setiap kegiatan gotong-royong tolong
hubungan baik dengan sesamanya
menolong atau sambatan ini, setiap orang
terdorong oleh jiwa sama rata sama
dapat mengikutinya. Bahkan kalau hal ini
rasa, dan
dianggap sebagai suatu kewajiban sosial
(4) selalu
berusaha
untuk
sedapat
bagi warga masyarakat itu semuanya akan
mungkin bersifat konform, berbuat
terlibat.
sama
Gotong-royong sebagai
ciri
dari
dapat masyarakat
dikatakan
dengan
sesamanya
dalam
komuniti, terdorong oleh jiwa sama
bangsa
tinggi sama rendah.
Indonesia terutama masyarakat di daerah
Cara kerja yang bersifat gotong
pedesaan.Cara kerja seperti ini telah berlaku
royong atau bersama-sama memang lebih
secara turun temurun, sehingga membentuk
kental dalam masyarakat perdesaan, karena
perilaku sosial yang nyata. Seperti dalam
biasanya mereka saling mengenal dengan
Bintarto, (1980) mengemukakan :
baik satu sama lain dan tinggal dikawasan
Nilai itu dalam sistem budaya orang Indonesia
mengandung
empat
yang sama.
konsep,
diantaranya :
3. Dayak Kanayan’t
(1) Manusia itu tidak sendiri di dunia ini
Pengertian konsep Dayak Kanayan’t
tetapi dilingkungi oleh komunitinya,
ini
masyarakatnya dan alam semesta
diantaranya adalah pengertian dari Institut
sekitarnya.
Dayakologi
Di
dalam
sistem
ditinjau
dari
dalam
berbagai
wikipedia
literatur,
(2013)
makrokosmos tersebut ia merasakan
menyatakan bahwa Dayak Kanayan’t adalah
dirinya hanya sebagai unsur kecil
sebuah istilah Kanayan’t atau Kendayan
saja, yang ikut terbawa oleh proses
untuk menyebut orang-orang Dayak yang
peredaran alam semesta yang maha
menuturkan bahasa Banana' atau Ba’ahe.
besar itu.
yang yang menyebar di beberapa kecamatan 5
KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
diantaranya Kecamatan Anjungan, Toho’,
yang dikatakan Bolears dalam Martin,(2012)
Mandor,
sebagai berikut :
Menjalin,
Karangan,
Banyuke
(Menyuke), Sengah Temila, Ngabang, Air
Perbedaan itu berakar dalam dua
Besar, dan Ambawang sebagai kecamatan-
kenyataan, yaitu bahwa petani ladang
kecamatan masyarakat Kanayan’t
berdiam
Pendapat lain dari Ari dalam bloger to baget etnic
secara
tetap
didaerah
my
tertentu, dan bahwa petani ladang
Dayak Kanayan’t
hidup dari hasil pertanian mereka.
(2013) menyatakan bahwa Dayak Kanayan’t
Dunia
adalah salah satu dari sekian ratus sub suku
bahwa dunia orang pengembara yang
Dayak yang mendiami pulau Kalimantan,
konsumtif ; sedangkan dunia petani
tepatnya
ladang
di
Kabupaten
daerah kabupaten Pontianak,
Landak,
Serta Kabupaten
merupakan
Menurut
Dari beberapa pendapat ini peneliti bahwa
Dayak
dapat
dikatakan
dunia
orang
sedenter produktif
Bengkayang
menyimpulkan
peramu
Arman
(1994,
dalam
Arkanudin, 2010), mengemukakan bahwa
kanayatn
ladang berpindah merupakan salah satu
adalah bagian dari sub suku Dayak yang
teknik untuk bertahan hidup yang dianut
mengunakan bahasa Banana' atau Ba’ahe
oleh
yang tersebar di beberapa daerah diantaranya
sebagai prosedur praktis, disetiap waktu,
kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak,
disegala tempat.
Serta Kabupaten Bengkayang.
orang-orang
yang
memandangnya
Prosedur itu tidak memungkinkan dipandang sebagai sistem yang tunggal atau sifat bawaan yang yang dapat diubah dengan
4. Ladang Berpindah Perladangan sebagai salah satu cara manusia
memmanfaatkan
alam
dalam
rangsangan sederhana. Bagi mereka yang memperaktekkan
perladangan
selalu
rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya
memiliki motivasi, faktor-faktor, sasaran,
menurut (Koetjanigrat 1977) ladang sangat
ciri kebudayaan kebiasaan, tekanan politik
berbeda dengan berburu dan meramu karna
dan kekuatan penyebab yang multikompleks
pada
perladangan
mengandalkan menyediakan
manusia
lingkungan makanan
tidak dalam
melainkan
mengusahakannya sendiri. Senada dengan 6 KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
cara penentuan giliran gotong royong akan
PEMBAHASAN
dibahas lebih lanjut dibawah ini : A. Proses Gotong Royong Pembukaan Lahan Ladang Berpindah
mempersiapkan
Cara Penetuan Giliran Gotong Royong Menebas
Proses pembukaan lahan dalah usaha untuk
a.
yang
kelompok gotong royong pembukaan
sebelumnya hutan atau semak belukar
lahan memiliki kesempatan untuk lahan
diubah menjadi lahan yang siap untuk
ladangnya dikerjakan secara gotong
ditanami padi. Pada awalnya lahan tersebut
royong oleh anggota kelompok gotong
penuh dengan semak belukar atau hutan dan
royong. Namun sebelum pengerjaan
tidak mungkin untuk ditanami dengan
ladang secara bersama-sama tersebut
tanaman pertanian seperti padi atau palawija,
dilakukan
namun masyarakat Dayak Kanayan’t di
adalah penentuan giliran ladang yang
Dusun
mengadaptasi
akan ditebas terlebih dahulu. Hal ini
linkungan yang semula tidak bisa ditanami
bertujuan agar segera diketahui ladang
tanaman pertaninan menjadi bisa ditanam
siapa yang akan dikerjakan lebih dulu.
Enggang
lahan
Setiap orang yang terlibat dalam
Raya
dengan padi.
yang
pertama
dilakukan
Penentuan giliran menebas ini juga bermanfaat untuk pemilik ladang
1.
Cara
Penentuan
Giliran
Gotong
mempersiapkan segala keperluan dalam
Royong Pembukaan Lahan Proses penetuan giliran pembukaan lahan
tersebut
dengan
melihat
itu sendiri agar punya waktu untuk
menebas
nantinya.
Adapaun
cara
atau
penentuan giliran menebas akan di
mempertimbangkan beberapa aspek yang
jelaskan oleh TD 29 tahun seorang
dijadikan patokan sehingga mengahasilkan
petani di Dusun Enggang Raya dalam
penentuan giliran yang tepat. Tujuan dari
pernyataan sebagai berikut :
penentuan giliran gotong royong ini, selain
“Biasa kita kalau mau nebas siapa
untuk keadilan agar semua anggota gotong
yang duluan biasanya ditanya siapa
royong mendapat giliran lahanya dibuka
yang
secara bersama, tujuan lainya juga agar
ladangnya udah ada pokoknya siapa
pembukaan
yang siap itu lah yang duluan kita
lahan
jadi
teratur
tidak
siap
dulu
seperti
lahan
bertabrakan atau tumpang tindih. Adapun 7 KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tebas”.(Kutipan
wawancara
Informan). Dari
ladangnya ditebang, dan kondisi ladang telah selesai tahap pertama yaitu tahap
pernyataan
di
atas
menjelaskan bahwa dalam penentuan
menebas. c. Cara Penentuan Giliran Gotong
giliran siapa yang lebih dulu yang ingin
Royong Membakar Lahan
lahannya ditebas secara bersama-sama
Pembakaran
Lahan
adalah
ketika pemilik ladangnya telah siap.
tahapan penting dari pembukaan lahan
b. Cara Penentuan Giliran Gotong
yang bisa menentukan kesuburan tanah berikutnya.
Royong Menebang Giliran
menebang
biasanya
Penentuan
membakar lahan,
giliraan
dilakukan untuk
dilakukan setelah semua ladang dalam
memastikan lahan dibakar pada waktu
satu kelompok gotong royong selesai
yang tepat sehingga hasilnya dapat
ditebas, namun prinsipnya penetuan
memuaskan. Dalam penentuan giliran
giliran menebang hampir sama dengan
membakar lahan ada beberapa hal yang
penetuan giliran menebas yaitu ketika
menjadi pertimbangan oleh masyarakat
ladang
.
siap
untuk
ditebas
dengan
beberapa aspek pertimbangan. Berikut
Adapun
hal-hal oleh
yang
perlu
penjelasan dari AG 37 tahun seorang
dipertimbangkan
masyarakat
petani di Dusun Enggang Raya, dalam
sebelum melakukan pembakaran ladang
pernyataan :
akan lebih jelas seperti uraian berikut.
“Untuk nebang tunggu semua udah
Seperti yang diungkapakan oleh TD 29
nebas Kalau nentukan giliran nebang
tahun seorang petani di Dusun Enggang
tunggu pemilik ladang udah siap
Raya dalam pernyataan sebagai berikut:
dengan ladangnya udah ditebas baru
“Sebelum
ditebang”.(Kutipan
nunggu rumput atau kayu mati baru
Wawancara
Informan ).
bakar
ladang
harus
biasanya dibakar cara nentukan
Dari pernyataan informan diatas
giliran bakar ladang pasti nunggu
dapat dilihat bahwa proses penentuan
ladang dan pemilik ladang udah
giliran
siap”.(Kutipan
beberapa pemilik
menebang
adalah
pertimbangan ladang
telah
dengan
diantaranya siap
Wawancara
Inforaman).
untuk 8
KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Seperti yang diungkapkan TD
royong. Seperti yang diungkapakan AN
diatas menjelaskan bagai mana tahap
23 Tahun seorang petani di Dusun
penentuan dalam memilih orang yang
Enggang
mendapat giliran gotong royong dalam
sebagai berikut :
pembakaran lahan
ladangnya.
harus
kesiapan
lahan
pernyataan
“Yang ikut nebas ya semua orang
mempertimbangkan
yang punya ladanglah yang ikut
dan
kesiapan
dari
semuanya siap maka pembakaran lahan dilakukan
dalam
Membakar
pemilik ladang itu sendiri, setelah
boleh
Raya,
secara
bergotong
royong.
dalam
kelompok
kita”.(Kutipan
Wawancara Informan). Tenaga
kerja
dalam
gotong
royong menebas inipun tidak dibatasi hanya pada kaum laki-laki saja karena menebas bukan merupakan pekerjaan
2.
Dalam
yang terlalu berat untuk masyarakat
Kegiatan Gotong Royong Pembukaan
Dayak kanayan’t di Dusun Enggang
Lahan
Raya, bahkan wanita mampu juga
Pemilihan
Tenaga
Kerja
Tenaga kerja yang dipilih dengan mempertimbangkan
beberapa
hal
yang
bertujuan supaya tenaga kerja bisa berkerja dengan
baik
dan
memperhatikan
melakukanya yang penting telah dewasa dan mengerti berkerja menebas. b. Pemilihan Tenaga Kerja Dalam Gotong Royong Menebang
keselamatan kerjanya. Tenaga kerja gotong
Tahap menebang adalah tahap
royong pembukaan lahan dibagi kedalam
pembukaan lahan yang cukup berat dan
tiga tahap, yaitu tahap menebas, tahap
berbahaya, maka dari itu masyarakat
menebang, dan tahap membakar lahan.
Dayak kanayan’t dalam memilih atau
Untuk lebih jelasnya pemilihan tenaga kerja
menentukan tenaga kerja
akan dipaparkan di bawah ini :
gotong royong menebang ini lebih
a. Pemilihan Tenaga Kerja Dalam Gotong Royong Menebas
kegiatan
cermat. Tenaga kerja yang ikut dalam kegiatan gotong royong sedikit berbeda
Tahap menebas yang menjadi
dari menebas, hal ini mengingat proses
tenaga kerja utama dalam gotong
menebang adalah pekerjaan yang berat
royong menebas adalah orang-orang
dan berbahaya. Berikut penjelasan lebih
yang tergabung dalam kelompok gotong
lanjut dari SP 54 tahun seorang tetua 9
KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
adat sekaligus petani di Dusun Enggang
3.
Waktu Kegiatan Gotong Royong
Raya, dalam pernyataan : “Kalau
nebang
Pembukaan Lahan anggota
Waktu kegiatan gotong royong
kelompok gotong royong yang ikut
pembukaan lahan biasanya memakan cukup
nebang tapi yang laki-laki jak kan
waktu, sehingga diperlukan pengaturan agar
nebang kerja berat kalau laki-laki
waktu kegiatan gotong royong pembukaan
lebih
pohon
lahan dapat berjalan dengan baik. . Waktu
Wawancara
pembukaan lahan tidaklah sama pada semua
cepat
tetap
lari
kalau
rebah”.(Kutipan Informan)
tahap seperti waktu membakar lahan berbeda
c. Pemilihan Tenaga Kerja Dalam Gotong Royong membakar lahan Tenaga kerja dalam melakukan gotong
royong
membakar
ladang
hampir sama dengan menebas, karena
dengan waktu menebas atau menebang. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dibawah ini : a. Waktu Kegiatan Gotong Royong Menebas
laki-laki atau perempuan boleh ikut dalam
pembakaran lahan
berikut
peryataan dari AN 23 Tahun :
Proses waktu yang dipakai untuk menebas tidak bisa diperdiksikan karena tergantung berapa luas lahan yang akan
“Bakar ladang yang ikut boleh laki-
dibuka, semakin luas lahan yang dibuka
laki atau perempuan yang kerja berat
maka
biasanya laki-laki kayak ngangkut
dibutuhakan
air perempuan paling jaga”.(Kutipan
sebaliknya.
Wawancara Informan).
semakin untuk
lama
waktu
menebas
begitu
Namun patokan waktu untuk
Dari pernyataan AN di atas menjelaskan
akan
tentang
selesai tidaknya sebuah ladang tapi
membakar ladang,walaupun laki-laki
berdasarkan waktu yang telah disepakati
dan
perempuan
mengapa
selesai menebas bukan tergantung pada
bisa
ikut
namun
bersama. Hal ini dikatakan SP 54 tahun
yang
berat
seperti
seorang tetua adat sekaligus petani di
mengakut air adalah laki-laki sedangkan
Dusun Enggang Raya, dalam pernyataan
perempuan membantu para laki-laki
sebagai berikut:
biasanya
kerja
menjaga dan memadamkan api agar
“Kerja nebas waktu mulai atau
jangan sampai keluar dari area ladang.
berhenti satu hari sesuai dengan 10
KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
waktu yang kita sepakati misal
adalah pada waktu yang telah ditentukan
kalau jam 9 mulai sampai jam 4
bukan pada selesai atau tidaknya kayu
selesai udah jam 4 kita berenti
yang harus ditebang.
nebas kecuali kalau tinggal sedikit
c. Waktu Kegiatan Gotong Royong
lagi ya sampai habis”(Kutipan
Membakar Lahan
Wawancara informan).
Tahap Membakar lahan seperti
b. Waktu Kegiatan Gotong Royong
potensi berbahaya sehingga lamanya
Menebang Adapun lamanya waktu gotong royong
yang dikatakan sebelumnya memiliki
sama
dengan
pada
tahap
menebas, yaitu tergantung pada waktu
waktu pembakaran lahan berbeda dari waktu menebas maupun lamanya waktu pada tahap menebang.
yang telah disepakati bukan pada selesai atau
belumnya
pohon
yang
Patokan waktu yang dipakai
harus
untuk gotong royong membakar lahan
ditebang di ladang tersebut. Seperti
bukan lagi tergantung pada waktu yang
yang diungkapkan oleh SP 54 tahun
telah
seorang tetua adat sekaligus petani di
selesainya proses pembakaran lahan.
Dusun Enggang Raya, dalam pernyataan
Seperti yang diungkapkan AG dalam
sebagai berikut :
pernyataan sebagai berikut :
disepakati
melainkan
setelah
“Lama waktu nebang ya samalah
“waktu membakar ladang beda lah
dengan
nunggu
dengan nebas nebang kalau nebas
sampai waktu yang telah disepakati
nebang kita berenti jam 4 kalau
kalau jam 4 berenti nebang udah
udah jam 4 berenti kalau bakar
smapai jam jam berenti wlaupun
harus nunggu apinya padam biar
masih
sampai malam takut nanti apinya
nebas
ada
ditebang”.
berenti
kayu
yang
(Kutipan
belum
Wawancara
Informan).
merambat bahaya”.(Kutipan
Dari pernyataan SP di atas
kelain
kan Wawancara
Informan).
terlihat lamanya waktu menebang tidak jauh berbeda dengan lamanya waktu kerja nebas dalam sehari. Penentuan patokan selesai
aktivitas
menebang 11
KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
4. Teknik Kegiatan Gotong Royong
waktu makan juga sama”(Kutipan Wawancara Informan).
Pembukaan Lahan Kegiatan gotong royong pembukaan lahan memiliki beberapa teknik sesuai dengan tahapan pembukaan lahanya. Teknik
b. Teknik Gotong Royong Menebang
ini menjadi acuan bagi masyarakat Dusun
Teknik atau cara menebang
Enggang Raya dan dilakukan secara terus
tersebut adalah mulai dari menebang
menerus dalam melakukam kegiatan gotong
dari kayu yang lebih kecil terlebih
royong pembukaan lahan sehingga hasil
dahulu setelah itu baru dilanjutkan
kerjanya bisa maksimal. Adapun untuk lebih
untuk menebang kayu yang lebih besar.
jelasnya teknik pembukaan lahan akan
Berikut penjelasan lebih lanjut oleh TD
dipaparkan di bawah ini :
29 tahun seorang petani di Dusun
a. Teknik Kegiatan Gotong Royong
Enggang
Raya
dalam
pernyataan
sebagai berikut :
Menebas Teknik atau cara gotong royong
“Kalau nebang kita nebang kayu
menebas terbilang sederhana karena
yang kecil dulu udah itu yang besar
tidak ada hal yang terbilang rumit untuk
kan kalau yang besar dahannya
dikejakan. Teknik atau cara dari gotong
banyak takut nimpak kayu yang
royong
harus
kecil bahaya udah itu kalau nebang
diperhatiakan adalah setiap orang yang
kayu yang lebih kecil dulu lebih
ikut menebas harus ikut arahan dari
cepat
pemilik ladang. Hal ini seperti yang
Wawancara Informan).
menebas
yang
dikatakan oleh SP 54 tahun seorang tetua adat sekaligus petani di Dusun Enggang
Raya,
dalam
c. Teknik
Gotong
Royong
Membakar Lahan
pernyataan
sebagai berikut :
nebangnya”.(Kutipan
Pembakaran
lahan
memiliki
beberapa teknik atau cara agar hasil
“Kalau nebas kita harus ikut apa
pembakaran lahan memuaskan dan
yang disuruh dari pemilik ladang
apinya
mulai nebas dari mana kemana kita
Diungkapkan oleh TD 29 tahun dalam
ikut, waktu istirahat minum kopi
pernyataan sebagai berikut:
dapat
dikendalikan.
nunggu pemilik ladang nyuruh 12 KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
“Yang pertama ngakut air dibawa
tahapan
ketepi ladang yang jauh dari air
membakar. Untuk lebih jelas mengetahui
untuk persiapan jak dah itu baru
tentang
bagi penjatuh api keempat penjuru
pembukaan lahan maka akan dijelaskan di
angin bakarnya harus sama-sama
bawah ini:
biar
1. Aturan Dalam Balas Jasa Gotong
apinya
ketemu
tengah”.(Kutipan
di
Wawancara
aturan
menebang,
gotong
maupun
royong
dalam
Royong
Informan).
Sistem gotong royong pembukaan
Dari pernyataan TD diatas maka
menebas,
metode
royong
Dusun Enggang Raya adalah bersifat balas
dibagi
membalas yang dikenal dengan belalek.
kedalam beberapa tahap, yang pertama
Semua anggota gotong royong memiliki hak
adalah tahap mengangkut air yaitu
untuk ladangnya dikerjakan secara bersama
tahapan yang dilakukan oleh anggota
selain itu semua anggota gotong royong juga
gotong royong untuk persediaan jika
memiliki
air habis untuk memadamkan api.
anggota lain yang telah ikut mengerjakan
Tahap kedua adalah membagi penjatuh
ladangnya secara bergiliran.
pembakaran
gotong
lahan pada masyarakat Dayak Kanayan’t di
lahan
dapat
api keempat penjuru angin agar bisa
kewajiban
Sistem
untuk
dari
membalas
gotong
royong
membakar ladang secara bersamaan
pembukaan lahan pada masyarakat Dayak
yang memungkinkan apinya bertemu
Kanayan’t
ditengah, tahap ini juga merupakan
bergiliran dalam hal balas membalas, namun
cara alami untuk memutus jalan api
kadang-kadang
dari penjuru mata angin seberang dan
menyebabkan anggota yang telah dikerjakan
memudahakan proses penjagaan api.
ladangnya tidak sempat membalas anggota
memang
dilakukan
beberapa
kondisi
secara
yang
lain. B. Aturan Kegiatan Gotong Royong
Aturan dari sistem gotong royong atau alternative lain jika tidak tidak sempat
Pembukaan Lahan Aturan dalam proses pembukaan
membalas
maka
orang
tersebut
harus
lahan pada masyarkat Dayak Kanayan’t di
membalas dilain waktu kepada pemilik
Dusun
secara
ladang yang sama. Pilihan terakhirnya jika
menyeluruh untuk setiap tahapan seperti
sampai pada akhir pengerjaan buka lahan
Enggang
Raya
berlaku
13 KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
selesai tetap tidak bisa membalas maka
Pernyataan SN di atas dapat kita lihat
orang tersebut harus membayar kepada
bahwa pemilik ladanglah yang memiliki
anggota
otoritas tentang mengatur waktu kerja
yang
tak
sempat
dibalasnya
tersebut.
gotong
2. Aturan Untuk Pemilik Ladang
ladangnya.
Pemilik ladang biasanya menyiapkan
royong
sewaktu
mengerjakan
3. Aturan Untuk Pekerja Gotong Royong
makanan namun pada tahap pembukaan
Pembukaan Lahan
lahan pada masyarakat Dayak Kanayan’t
Kewajiban
dari
pekerja
gotong
Dusun Enggang Raya, pemilik ladang hanya
royong harus memperhatikan aspek waktu,
menyediakan kopi, teh atau makanan ringan
atau lamanya masa kerja gotong royong
lainya karena makanan sudah dibawa oleh
dalam sehari tersebut. Ketepatan waktu
masing-masing pekerja. Hal ini seperti yang
sangat penting dalam kegiatan gotong
dijelaskan oleh SP 54 tahun seorang tetua
royong karena itu akan menjadi ukuran
adat sekaligus petani di Dusun Enggang
penilaian bagi anggota itu sendiri dimata
Raya, dalam pernyataan sebagai berikut :
anggota lainnya. Hal ini senada dengan apa
“Pemilik ladang hanya nyiapakan
yang diungkapkan AG 37 tahun seorang
kopi atau air minum aja kalau makan
petani dalam pernyataan sebagai berikut :
kan udah dibawa masing-masing”.
“Kalau kerja gotong royong harus
(Kutipan WawancaraInforman).
pas waktu kan ndak enak sama
Setelah penyiapan minum untuk para
pemilik
ladang
kalau
datang
pekerja, pemilik ladang juga berkewajiban
lambat tak ada negur tapi ndak
untuk mengatur waktu secara bijak baik itu
enak
waktu untuk istirahat maupun waktu untuk
Informan).
jak”.(Kutipan
Wawancara
berkerja. Seperti yang diungkapkan oleh SN 48 tahun seorang petani di Dusun Enggang Raya, dalam pernyataan sebagai berikut :
Selain
dari
pentingnya
memperhatikan aspek waktu para pekerja
“Gotong Royong pemilik ladang
gotong royong juga harus memperhatikan
harus tau-tau lah ngatur waktu kerja
perlengkapan yang akan digunakan dalam
waktu istirahat waktu makan waktu
kerja gotong royong yang harus disiapkan
pulang”.(Kutipan
oleh pekerja itu sendiri.
Wawancara
Informan). 14 KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
C. Dampak Kegiatan Gotong Royong Pembukaan Lahan Pada Masyarakat Dayak Kanayan’tDi Dusun Enggang
jangkauan
kerjanya
tentu
lebih
banyak pula. c. Mempermudah kegiatan pembukaan lahan
Raya Kegiatan gotong royong pembukaan
Selain
sudah jelas tidak dilakukan secara
pengerjaan pembukaan lahan, gotong
sendiri-sendiri melainkan lebih dari satu
royong juga mempermudah atau
orang sehingga jenis kerja semacam ini bisa
meringankan
dikategorikan sebagai jenis kerja gotong
pembukaan lahan karena kegiatan
royong. Dari jenis kerja gotong royong ini
tersebut dilakukan secara bersama-
sudah tentu berbeda dengan kerja secara
sama maka kalau ada pekerjaan yang
sendiri-sendiri dan memiliki dampak atau
berat dan sulit akan diselesaikan
akibat yang berbeda pula. Jenis kerja gotong
Secara bersama pula.
lahan
royong
ini
memiliki
dampak
positif
diantaranya :
mempercepat
proses
proses
kegiatan
d. Mempererat rasa kekeluargaan Kegiatan gotong royong para pekerja
a. Menjadikan
kegiatan
pembukaan
saling
berinteraksi
dan
berkerja
lahan tidak membosankan
secara bersama-sama secara terus
Pekerjaan pembukaan lahan yang
menerus maka secara tidak sadar rasa
dikerjakan
kekeluargaan itu terbentuk dengan
secara
bersama-sama
dapat mengurangi rasa kebosanan
sendirinya.
karena banyak orang yang berkerja
Namun selain dampak positif diatas
menjadikan
suasana
kerja
lebih
ramai.
gotong royong ini dalam pembukaan lahan,
b. Mempercepat
Proses
pekerjaan
pembukaan lahan Proses
ada pula dampak negative dari kerjajenis
pembukaan
diantaranya waktu kerja yang tidak pasti atau dalam artian waktu kerja yang tidak
lahan
yang
merata. Dalam kegiatan gotong royong
dikerjakan secara bersama-sama atau
biasanya
gotong royong akan lebih cepat
menyebabkan waktu kerja tidak merata
prosesnya
karena sumber daya
misal ada kejadian yang tak diinginkan
pekerjanya
lebih
diladang seperti kecelakaan sehingga proses
banyak
dan
ada
beberapa
kondisi
yang
pekerjaan harus terhenti walau belum sampai 15 KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pada waktu selesai yang telah disepakati,
berkumpul
atau kondisi alam seperti hujan sehingga
kekeluargaan diantara masyarakat tersebut.
kegiatan
gotong
royong
tak
sehingga
mempererat
rasa
bisa
dilaksanakan yang menyebabkan waktu
SARAN
berkerja tidak maksimal.
Berdasarkan penulis
kesimpulan
memberikan
diatas,
maka
beberapa
saran
sebagaimana berikut: 1.
PENUTUP
Masyarakat dusun Enggang Raya harus tetap mempertahankan nilai-nilai gotong
kegiatan gotong royong pembukaan
royong sebagai bentuk solidaritas dan
lahan ada beberapa bagian diantaranya
kerukunan serta keharmonisan dalam
masyarakat
lingkungan
Dayak
Kanayant
bertetangga
dan
mempertimbangakan beberapa hal sebelum
bermasyarakat yang kondisinya semakin
melakukakan kegiatan gotng royong.
kompleks.
Selanjutnya agar kegiatan gotong royong
dapat
berjalan
dengan
2.
baik
Perangkat
Rt
dan
Kepala
Dusun
Enggang Raya seyogyanya lebih aktif
masyarakat menyepakati beberapa aturan
dan
aturan yang disepakati semua anggota
menggerakkan masyarakat untuk tetap
gotong royong seperti aturan dalam balas
saling peduli serta mau berpartisipasi
jasa, serta hal-hal yang menjadi tanggung
langsung
jawab pemilik ladang atau pekerja sehingga
warga
dengan memperhatikan beberapa aturan ini,
membutuhkan pertolongan baik berupa
kegiatan gotong royong pembukaan lahan
bantuan tenaga, materi maupun pikiran.
dapat berjalan secara teratur.
3.
Peneliti juga melihat kegiatan gotong royong
memiliki
dampak
terhadap
berinisiatif
tinggi
untuk
atau
Pemerintah sebaiknya
dalam
membantu
tetangga
Desa
kepada
yang
Teluk
memberikan
sedang
Bakung himbauan
kepada masyarakat Desa Teluk Bakung
masyarakat Dayak Kanyant diantaranya
terutama
dalam
mempermudah dan meringankan kegiatan
royong yang menyangkut kepentingan
pembukaan lahan, serta dengan kegiatan
bersama
gotong royong ini pula dapat menjadi tempat
memperbaiki
seperti
merenovasi
perilaku
bergotong
membangun
jalan
atau
tempat
serta
jembatan, ibadah, 16
KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
membersihkan selokan atau got dan lain sebagainya sehingga denggan kegiatan ini rasa gotong royong tetap terjaga bahkan bukan hanya pada pembukaan lahan tapi pada aktivitas lainnya seperti yang dikemukakan di atas.
Ritzer, G. 2012. Teori Sosiologi Edisi keVIII, Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Sardana, A. 2010.Potret Hutan Kalimantan Barat.Pontianak : BPKH Wilayah III Pontianak
DAFTAR PUSTAKA
Saparadi.1991. Pengaruh Perkebunan Inti Rakyat Terhadap Rumah Tangga Petani di Kecamatan Parindu. Tesis Program Pascasarjana Universitas Indonesia
Sumber Buku
Soekanto, S. 2004. Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat. Jakarta : CV. Rajawali
Arkanudin. 2011. Masyarakat Berpindah. Pontianak : Pontianak Press
Ladang STAIN
Dove, R, M. 1988. Sistem Perladangan di Indonesia, Suatu Studi-Kasus dari Kalimantan Barat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Koetajaningrat, 1997.Beberapa PokokPokok Antropologi.Jakarta : Dian Rakyat Maliki, Z. 2003. Narasi Agung. Surabaya : LPAM Martin, M. 2012. Sosial Budaya Perladanagan Dayak Kerabat di Desa Tapang Perodah Kecamatan Sekadau Hulu-Kabupaten Sekadau. Tesis Program Magister Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjung Pura Pontianak Martono, N. 2012.Sosiologi Perubahan Sosial.Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada. Narwoko, J D dan Bagong S. 2004. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soekanto, S. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soehartono, I. 2008. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R dan D. Bandung : CV Alfabeta. Suprihatin,
I.
2014.
Perubahan
Perilaku
Bergotong Royong Masyarakat Sekitar Perusahaan Tambang Batubara Di Desa Mulawarman Kecamatan Tenggarong Seberang. Skripsi Universita Mulawarman Samarinda.
Rujukan Elektrobik Haryanto, A, A. (2013). Suku Dayak Kanayatn Diterima 9 April 2014 dari file:///d:/gudang%20judul/my%20blo ger%20to%20baget%20etnic%20%2 0dayak%20kanayatn.htm Wikipedia (2013).Dayak Kanayatn. Diterima 9 April 2014 dari http://www.kebudayaandayak.org/index.php?title=Dayak_Ka nayatn 17
KARMANSAH MIDIN, NIM. E51110069 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN