Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ABSENSI SIDIK JARI (FINGERPRINT) DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK Oleh : KUSWAHYUDI NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, 2015 Email :
[email protected]
ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah : a).Masih adanya diskriminasi pejabat dengan pegawai (staf),b). masih adanya pegawai yang hadir diatas jam mulai masuk kerja dan pulang masih dalam jam kerja, c). masih adanya pegawai yang hanya mementingkan kehadiran namun mengesampingkan tugas pokoknya atau beranggapan “yang penting absensi terpenuhi dikarenakan kurangnya tanggungjawab dari pegawai, d). jauhnya jarak tempuh beberapa pegawai untuk melakukan absensi karena unit-nit kerja yang lokasinya berjauhan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis implementasi kebijakan absensi sidik jari (fingerprint) melalui variabel isi kebijakan yang mencakup aspek-aspek isi kebijakan yang terdiri dari : kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan, jenis manfaat yang akan dihasilkan, derajat perubahan yang diinginkan, kedudukan pembuat kebijakan, pelaksana program, dan dukungan sumber daya. pendekatan teori yang digunakan oleh Merilee S. Grindle menunjukkan kondisi proses implementasi kebijakan tersebut sudah dan sedang berjalan dengan sangat baik dan lancer dengan aspek isi kebijakan (content of policy ) yaitu : a) kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan, b) jenis manfaat yang akan dihasilkan, c) derajat perubahan yang diinginkan, d) kedudukan pembuat kebijakan, e) pelaksana program, dan f) dukungan sumber daya yang ada Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Adapun hasil penelitian ditinjau dari aspek isi kebijakan (content of policy ) yaitu pertama kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan, kepentingan target groups (pegawai) secara formal sudah dapat terpenuhi (tercapai) dengan penggunaan mesin absensi sidik jari elektronik tersebut. Kondisi ini dibuktikan dengan terpenuhinya laporan rekapitulasi laporan jam masuk dan pulang kerja dapat diketahui secara jelas dan lebih akurat. kedua jenis manfaat yang akan dihasilkan, Kebijakan yang sudah diterapkan sudah sangat banyak manfaatnya bagi para pegawai terutama untuk melatih mereka untuk lebih disiplin terutama disiplin waktu. ketiga derajat perubahan yang diinginkan, hal ini terlihat pada saat jam hadir dan pulang kantor dimana mereka yang sebelumnya jarang atau hadir terlambat pada saat jam absen masuk dan pulang kerja sudah berkumpul untuk melakukan absen keempat, kedudukan pembuat kebijakan, dalam pengambilan keputusan program kebijakan absensi sidik jari sudah tepat karena sudah sesuai dengan keinginan dari target group (sasaran). Dengan surat edaran Rektor Unkiversitas Tanjungpura sebagai pimpinan tertinggi universitas. Kelima pelaksana program, Berdasarkan struktur organisasi di lingkungan Universitas Tanjungpura sudah ada unit yang secara khusus menangani dan bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan absensi pegawai, keenam, dukungan sumber daya yang ada, Dalam hal sumber daya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sudah memiliki sumber daya yang mencukupi untuk mendukung kelancaran dalam menjalankan system absensi sidik jari sedangkan untuk perlengkapan berupa alat yang diperlukan pihak fakultas sudah bisa mengatasinya sesuai dengan kebutuhan.selanjutnya. Rekomendasi yang diberikan kepada pihak penyelanggara kebijakan agar secara rutin melakukan evaluasi terhadap proses implementasi agar dapat mengatasi berbagai macam hambatan yang ditemui demi kelancaran proses implementasi dimasa mendatang. Kata-kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Absensi, Sidik Jari.
1 KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Abstract The problems of this research are : a). discrimination between superior and staff at the office,b). employee habitual tardiness (comes late and leaves early) c). lack of responsibility (some employee only comes for the sake of attendance instead of working d). the mileage employee takes to do fingerprint scanning. the purpose of this research is to describe and analyze fingerprint attendance policy implementation through content policy variable including its aspects which are; interest affected, type of benefits, extent of change envision, site of decision making, program implementer, and resources committed. theoretical approach used by Merilee S. Grindle shows the condition of the policy implementation process has been running very well in accordance with content of policy aspects. The research results in terms of aspects of policy content are as follow ;, First, interest affected policy By the use of electronic fingerprints attendance system, target groups interests has been formally achieved.. this is proven by the fulfillment of recapitulation report of in and out working hours report which now can be seen clearly and more accurately., second is the type of benefit,. this policy has produced good benefit for the employees, especially to train them to be more discipline., third is the extent of change envision it can be seen from the attendance data that there are no more tardy employee. the forth, site of decision making In term of decision making, fingerprint attendance policy program was appropriate because it is in conformity with the wish of the target group (target).. With circular letter of Rector tanjungpura university as supreme leader of the university, fifth is the program implementer, Based on the organizational structure of the University Tanjongpur, there are special unit who will fully responsible for the employee attendance. the last, resources committed , In terms of resources, Social political science faculty already has sufficient resource to support fingerprint attendance system, and for the equipment itself, the faculty can provide it based on the needs. The policy implementer has to evaluate the implementation process regularly, in order to overcome various obstacles encountered for the sake of continuity implementation process in the future. Keywords: policy implementation, attendance, fingerprint.
pulang ada sebagian dari pegawai tersebut
A. PENDAHULUAN
setelah melakukan absensi mereka tidak Penggunaan mesin absensi sidik jari (fingerprint)
pada
menggantikan
system
dasarnya
hanya
absensi
manual
dengan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan suatu kegiatan yang bermuara untuk meningkatkan efektifitas kerja suatu organisasi sehingga dapat menghasilkan suatu output kerja yang maksimal serta dapat lebih jauh menjaga aktifitas yang efesien bagi organisasi tersebut. Dari hasil observasi lakukan
pendahuluan dilokasi
yang
penulis
penelitian,
selama
diberlakukannya absensi finger print di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, semua
langsung melakukan aktivitasnya sebagai pegawai melainkan melakukan aktivitas diluar dari tupoksinya sebagai pegawai FISIP Untan seperti pulang kerumah dan mengantar anak sekolah. Kondisi demikian memang sangat disayangkan dikarenakan pegawai
hari baik itu waktu masuk istirahat maupun
seharusnya
langsung
melakukan aktivitas pekerjaannya justru melakukan
kegiatan
diluar
tugas
dan
tanggungjawabnya, ini tidak terlepas dari kurang sadarnya sebagian pegawai tersebut terhadap
kedisiplinan
serta
rasa
tanggungjawab dimana yang seharusnya kepentingan-kepentingan tersebut haruslah dikalahkan.
PNS (Pegawai Negeri Sipil) maupun tenaga honorer untuk melakukan absensi setiap
yang
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP)
Untan
menetapkan
pemberlakuan kebijakan absensi sidik jari 2
KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
(fingerprint)
ini
setahun
setelah
tanggungjawab dari pegawai, jauhnya jarak
diberlakukannya kebijakan tersebut yakni
tempuh beberapa pegawai untuk melakukan
sejak awal tahun 2014.
absensi karena unit-nit kerja yang lokasinya
Berdasarkan
penjelasan yang diperoleh bahwa, pada
berjauhan.
awal pelaksanaannya terlihat kondisi kantor agak
berbeda
dari
diberlakukannya
hari-hari
absensi
sebelum
sidik
jari
Berdasarkan
uraian
pada
latar
belakang masalah maka, fokus penelitian adalah
deskripsi
aspek-aspek
proses
(fingerprint). Setiap hari kondisi kantor
implementasi kebijakan absensi sidik jari
FISIP Untan terlihat lebih ramai dengan
(fingerprint)
begitu banyak PNS dan Honorer yang hadir
dikemukakan oleh Merilee S. Grindle yang
awal
mengemukakan
(jam
07.00-07.30
wib)
untuk
berdasarkan
pada
teori
dasarnya
yang
untuk
melakukan absensi masuk kerja dan pulang
menjelaskan bahwa proses implementasi
kerja (jam 16.00 wib) selama hari kerja
kebijakan dipengaruhi oleh dua variabel
(Senin s/d Kamis) sedangkan untuk hari
besar yakni isi kebijakan (content of policy)
Jum’at pulang jam 17.00 wib, oleh karena
dan lingkungan implementasi (context of
itu penggunaan absensi ini sebenarnya
implementation).
dapat meminimalisir masalah yang terkait
Adapun rumusan masalah yang
dengan kurangnya disiplin kerja pegawai.
dikemukakan sebagai berikut : “Bagaimana
Sejak diterapkannya absensi ini maka,
implementasi kebijakan absensi sidik jari
absensi secara manual tidak diberlakukan
(fingerprint) di Fakultas Ilmu Sosial dan
lagi yang berakibat terjadinya beberapa
Ilmu
perubahan sikap dan kebiasaan dari para
Pontianak dilihat dari isi kebijakan yang
pegawai.
terdiri dari : kepentingan yang terpengaruh
Berdasarkan hasil observasi penulis terhadap
objek
penelitian
didapatkan
Politik
Universitas
Tanjungpura
oleh kebijakan, jenis manfaat yang akan dihasilkan,
derajat
perubahan
yang
beberapa indikasi permasalahan seperti :
diinginkan, kedudukan pembuat kebijakan,
Masih adanya diskriminasi pejabat dengan
pelaksana program, dan dukungan sumber
pegawai (staf), masih adanya pegawai yang
daya pada Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu
hadir diatas jam mulai masuk kerja dan
Politik Universitas Tanjungpura Pontianak?
pulang masih dalam jam kerja, masih adanya pegawai yang hanya mementingkan
B. KERANGKA TEORITIS
kehadiran namun mengesampingkan tugas Salah satu tahapan penting dalam
pokoknya atau beranggapan “yang penting absensi terpenuhi dikarenakan kurangnya
siklus
kebijakan
publik
adalah 3
KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
implementasi sering
kebijakan.
dianggap
Implementasi
hanya
merupakan
implement
dimaksudkan
“menyediakan
sarana (alat) untuk melaksanakan sesuatu”.
pelaksanaan dari apa yang telah diputuskan
Ketiga,
oleh
pengambil
menyediakan atau melengkapi dengan alat”.
keputusan, seolah-olah tahapan ini kurang
Tachjan (2006:25) menyimpulkan
legislatif
atau
berpengaruh.
Akan
kenyataannya, menjadi
para
tetapi
tahapan
begitu
dalam
implementasi
penting
bahwa
implement
implementasi
dimaksudkan
kebijakan
publik
merupakan proses kegiatan adminsitratif
suatu
yang dilakukan setelah kebijakan ditetapkan
kebijakan tidak akan berarti apa-apa jika
dan disetujui. Kegiatan ini terletak di antara
tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan
perumusan
benar. Dengan kata lain implementasi
kebijakan.
merupakan tahap dimana suatu kebijakan
mengandung logika top-down, maksudnya
dilaksanakan secara maksimal dan dapat
menurunkan atau menafsirkan alternatif-
mencapai tujuan kebijakan itu sendiri.
alternatif yang masih abstrak atau makro
Implementasi merupakan terjemahan dari
menjadi alternatif yang bersifat konkrit atau
kata “implementation”, berasal dari kata
mikro. Selajutnya Pressman dan Wildavsky
kerja “to implement”. Menurut Webster’s
(dalam Tachan, 2008: 29) mengemukakan
Dictionary (dalam Tachjan, 2008: 29), kata
bahwa, ímplementation as to carry out,
to implement berasal dari bahasa Latin
accomplish
“implementum” dari asal kata “impere” dan
Maksudnya:
“plere”. Kata “implore” dimaksudkan “to
mengisi, menghasilkan, melengkapi. Jadi
fill up”,”to fill in”, yang artinya mengisi
secara etimologis implementasi itu dapat
penuh; melengkapi, sedangkan “plere”
dimaksudkasn sebagai suatu aktivitas yang
maksudnya “to fill”, yaitu mengisi. Dalam
bertalian
Webster’s Dictionary (dalam Tachan, 2008:
pekerjaan dengan penggunaan sarana (alat)
29)
untuk memperoleh hasil.
selanjutnya
kata
karena
to
“to
implement”
kebijakan
dan
Implementasi
fulfill
dengan
kebijakan
produce,
membawa,
evaluasi
complete”.
menyelesaikan,
penyelesaian
suatu
dimaksudkan sebagai: “(1) to carry into
Adapun model implementasi yang
effect; accomplish. (2) to provide with the
dikemukakan oleh Merilee S. Grindle
means for carrying out into effect or
(dalam
fulfilling; to give practical effect to. (3) to
menyatakan
provide or equip with implements” .
implementasi kebijakan ditentukan oleh isi
Pertama,
kebijakan dan konteks kebijakan.
“membawa
to
implement ke
suatu
dimaksudkan hasil
(akibat);
melengkapi dan menyelesaikan”. Kedua, to
Nogroho, bahwa
2004:174-175) keberhasilan
Ide
dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan,
maka
implementasi 4
KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kebijakan implementasi
dilakukan. ditentukan
Keberhasilan oleh
derajat
Berkenaan dengan aspek teoritis yang dipergunakan dalam penelitian ini,
implementability dari kebijakan tersebut, isi
teori
kebijakan mencakup : a) kepentingan yang
merupakan
terpengaruh
jenis
sebagai pisau analisis penelitian yang dalam
manfaat yang akan dihasilkan, c) derajat
konsep pemahamannya dapat dijelaskan
perubahan yang diinginkan, d) (siapa)
bahwa ada 6 (enam) aspek isi kebijakan
pelaksana program e) sumber daya yang
(content of policy) yang menentukan tingkat
dikerahkan.
keberhasilan
oleh
kebijakan,
b)
Sedangkan
konteks
yang
dikemukakan
teori
yang
Grindle
dipergunakan
implementasi
kebijakan
implementasinya adalah : a) kekuasaan,
absensi sidik jari di Fakultas Ilmu Sosial
kepentingan dan strategi actor yang terlibat,
dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura,
b) karakteristik lembaga dan penguasa dan
yaitu:
c) kepatuhan dan daya tanggap.
Lebih
1. Sejauh mana kepentingan kelompok
lanjut Grindle
menjelaskan bahwa, yang
sasaran atau target groups termuat
dimaksud
dengan
dalam isi kebijakan
keberhasilan
dan bagaimana
implementasi dipengaruhi oleh dua variabel
sifat kepentingan yang dipengaruhi,
besar yakni isi kebijakan (content of policy)
apakah implementasi satu kebijakan
dan lingkungan implementasi (context of
absensi sidik jari di Fakultas Ilmu
implementation) dapat dijelaskan sebagai
Sosial dan Ilmu Politik Universitas
berikut :
Tanjungpura.
Penjelasan secara rinci mengenai
2. Type of benefits (tipe manfaat) atau jenis
alur proses aspek-aspek yang dominan
manfaat yang diterima oleh pegawai
dalam “implementability” suatu kebijakan
Fakulltas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
public sebagaimana dikemukakan diatas
universitas tanjungpura .
dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1 Model Implementasi Kebijakan Menurut Grindle
3. Extent of change envision (derajat perubahan
yang ingin dicapai dari
sebuah kebijakan) dari implementasi implementasi
absensi
sidik
jari
di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas perubahan
Tanjungpura perilaku
terhadap kelompok
sasarannya. 4. Site Sumber : Riant Nugroho, 2004:176
of
decision
making
(letak
pengambilan keputusan), maksudnya 5
KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
apakah letak sebuah program sudah
6. Resources committed (sumber-sumber
tepat diimplementasikan di Fakultas
daya yang digunakan) apakah sebuah
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
program didukung sumber daya yang
Tanjungpura
memadai. Dukungan Sumber Daya,
terhadap
perubahan
perilaku kelompok sasarannya. 5. Program
implementer
yaitu bagaimana kondisi sumber daya
(pelaksana
yang
ada
seperti
dana,
peralatan
program) apakah sebuah kebijakan telah
teknologi, dan sarana serta prasarana
menyebutkan
lainnya sehingga implementasi absensi
implementornya/pelaksananya rinci.
Aparat
dengan
sidik jari di Fakultas Ilmu Sosial dan
yaitu
Ilmu Politik Universitas Tanjungpura
pelaksana,
bagaimana komitmen untuk berperilaku
akan dapat berjalan dengan baik.
sesuai tujuan kebijakan harus dimiliki
Penulis menggunakan teori yang
oleh aparat pelaksana. Aparat pelaksana
dikemukakan oleh
(Implementing
(dalam Nogroho, 2004:174-175)
organization),
yaitu
badan-badan pelaksana atau unit-unit
menyatakan
birokrasi
kebijakan
pemerintahan
yang
bahwa yang
Merilee S. Grindle
ada
6
yang
aspek
menentukan
isi
tingkat
bertanggungjawab dalam implementasi
implementabilitas kebijakan publik, yaitu:
kebijakan, dalam hal ini pihak UNTAN
a) kepentingan yang terpengaruh oleh
memberikan surat edaran kepada FISIP
kebijakan, b) jenis manfaat yang akan
UNTAN untuk melaksanakan surat
dihasilkan, c) derajat perubahan yang
edaran tersebut untuk disosialiasikan
diinginkan, d) (siapa) pelaksana program e)
dan
sumber daya yang dikerahkan.
dijalankan
pelaksanaanya
serta
memantau
sehingga
dapat
Teori ini
merupakan teori yang menganut aliran top
memberikan sangsi kepada pegawai
down.
yang melanggar kebijakan tersebut.
tersebut, menurut hemat penulis teori ini
Tiga hal yang mempegaruhi factor ini
lebih sesuai dengan jenis kebijakan yang
yaitu a). Struktur dan pesonil (The
diteliti berupa implementasi absensi sidik
structure and personel), b). Pimpinan
jari (finger print) pada Fakultas Ilmu Sosial
dari
dan Ilmu Politik. Disamping itu jenis
bidang/bagian
organisasi
(The
administrative
(administrasi)
leadership
of
organization),
the
kebijakan
c).
kelompok pendekatan yang bersifat Top
Pelaksanaan program dan kapasitas (The
implementing
program
capacity).
Berdasasarkan atas pemikiran
and
tersebut
termasuk
dalam
Down. Berdasarkan atas pemikiran bahwa pendekatan yang digunakan oleh Grindle 6
KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dalam untuk mengetahui secara mendalam
C. METODE PENELITIAN
melalui aspek-aspek seperti tersebut diatas, maka kita akan dapat melihat aspek-aspek
Metode
yang
digunakan
dalam
yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan
penelitian ini yaitu metode deskriptif.
keberhasilan proses implementasi absensi
“Metode deskriptif adalah suatu metode
sidik jari di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
dalam meneliti status kelompok manusia,
Politik Universitas Tanjungpura Pontianak.
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
Aspek teoiritis ini dimaksudkan agar lebih
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa
mudah
arah
pada masa sekarang. Lokasi penelitian ini
penelitian ini. Kerangka pikir tersebut
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
penulis gambarkan sebagai berikut :
Universitas Tanjungpura yang terletak di
dimengerti
maksud
dan
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Kebijakan Rektor Univ. Tanjungpura (Surat Edaran Rektor No. 8386/UN22/KP/2013, tentang ketentuan jam masuk, istirahat dan pulang kerja dengan menggunakan aplikasi absensi finger print.
Kota Pontianak. Adapun yang menjadi alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah adanya permasalahan yang diteliti dan
kemudahan-kemudahan
dalam
memperoleh data dan observasi serta a) adanya keluhan-keluhan dan kritik dari beberapa pegawai; b) masih adanya pegawai yang hadir diatas jam mulai masuk kerja dan pulang masih dalam jam kerja; c) masih adanya pegawai yang hanya mementingkan kehadiran namun mengesampingkan tugas pokoknya atau beranggapan “yang penting absensi terpenuhi”. d) jauhnya jarak tempuh beberapa pegawai untuk melakukan absensi karena unit-nit kerja yang lokasinya berjauhan.
kelayakan data penelitian yang menurut hemat saya akan dapat memperlancar dalam melaksanakan penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai pada Sekretariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas
Tanjungpura
Pontianak dengan nara sumber yang Aspek implementabilitas kebijakan (content of policy) menurut Grindle (dalam Nogroho, 2004:175) a) kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan, b) jenis manfaat yang akan dihasilkan, c) kedudukan pembuat kebijakan d) derajat perubahan yang diinginkan, e) (siapa) pelaksana program f) fsumber daya yang dikerahkan.
dipilih adalah para pimpinan unit kerja di lingkungan
kantor
Fisip
diantaranya Dekan, Pembantu Dekan II, Kepala Tata Usaha, Kepala Sub bagian Kepegawaian serta staf
Deskripsi implementasi kebijakan absensi sidik jari (finggerfrint) di FISIP UNTAN
Untan
Sosial
dan
Ilmu
Fakultas Ilmu
Politik
Universitas
Tanjungpura Pontianak. Teknik
ini
bertujuan
menggambarkan fenomena-fenomena yang ditemui
secara
memilah
atau
rinci
dimulai
mengelompokkan
dengan data 7
KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menurut ketegorinya, kemudian diberikan
Sebagaimana kerangka teoritis yang telah
penafsiran berupa kalimat-kalimat atau
berdasarkan pendapat Merilee S. Grindle
ungkapan-ungkapan untuk dipaparkan atau
yang menjelaskan bahwa, yang dimaksud
interpretasi data dan selanjutnya dianalisis
dengan keberhasilan proses implementasi
sesuai dengan tujuan penelitian secara
dipengaruhi variabel isi kebijakan (content
sistematis mengenai teknik analisa data
of policy).
yang dipergunakan dalam penelitian ini
Aspek-aspek proses implementasi
adalah teknik analisis “Model Interaktif”
dengan
menggunakan
yang terdiri dari triangulasi data, reduksi,
dikemukakan oleh
display dan diakhiri dengan verifikasi data.
dapat penulis deskripsikan dan berikan analisis
dalam
teori
yang
Merilee S. Grindle
penelitian
ini
sebagai
berikut: D. HASIL PENELITIAN a. Kepentingan Yang Terpengaruh Oleh Berdasarkan
teori
yang
Kebijakan
dikemukakan oleh Merilee S. Grindle yang
Penulis dapat menjelaskan bahwa,
dijadikan sebagai grand theory (teori
adanya kebijakan absensi sidik jari yang
utama) pada penelitian, pada bagian ini
dilaksanakan hampir diseluruh insttitusi
akan dideskripsikan secara sistematis dan
pemerintah merupakan tindakan apresiatif
diberikan analisis mengenai kondisi aktual
oleh
berdasarkan data hasil wawancara dan
menginterpretasikan
observasi berdasarkan variabel isi kebijakan
sebelumnya sudah ada seperti kebijakan-
(content of policy ) dan yang terdiri dari
kebijakan
aspek-aspek :
dengan upaya untuk meningkatkan disiplin
a)
kepentingan
terpengaruh oleh kebijakan,
yang
b) jenis
lembaga
kerja
(organisasi) kebijakan
pemerintah
pegawai
dalam
dan
yang
yang
berkaitan
efektifitas
serta
manfaat yang akan dihasilkan, c) derajat
efensiensi kerja. Semua tindakan yang ada
perubahan yang diinginkan, d) kedudukan
tersebut bermuara pada kebijakan yang
pembuat kebijakan, e) pelaksana program,
termuat
dan e) dukungan sumber daya yang ada
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Universitas
Tanjungpura
Pontianak.
pada
Peraturan
Pemerintah
Apabila kita analisis lebih dalam
Pendekatan Meriee S. Grindle ini dikenal
bahwa,
dengan
A
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Political and Administrative Procces”.
Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin
istilah
“Implementation
as
latar
belakang
dikeluarkannya
8 KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Pegawai Negeri Sipil disebabkan adanya
kelompok sasaran atau target groups yang
kebutuhan untuk mengatur secara lebih baik
termuat dalam isi kebijakan dan bagaimana
hal-hal yang menyangkur disiplin Pegawai
sifat kepentingan yang dipengaruhi oleh
Negeri Sipil. Latar belakang ini dapat kita
kebijakan absensi sidik jari di Fakultas Ilmu
analogikan
Sosial
dengan
latar
belakang
dan
Ilmu
Politik
Universitas
diterapkannya media atau sarana penunjang
Tanjungpura secara jelas pada Surat Edaran
untuk melaksanakan kebijakan teersebut
Rektor No. 8386/UN22/KP/2013 tanggal 18
melalui penerapan aplikasi absensi sidik jari
Juni
bagi
Keputusan Rektor Universitas Tanjungpura
setiap
Berdasarkan
institusi
memperhatikan
No. 762/TU/2011 tanggal 25 Juni 2011
dengan jelas bahwa ada keterkaitan yang
tentang penetapan pelaksanaan 5 (lima) hari
erat mengenai alasan-alasan dilakukannya
kerja
hal-hal tersebut, semuanya pada akhirnya
Tanjungpura serta berdasarkan Keputusan
bermuara pada upaya pencapaian kondisi
Presiden No. 58 tahun 1964 sebagaimana
disiplin Pegawai Negeri Sipil. Sebagaimana
telah diubah dengan No. 68 tahun 1995
tertera pada Bab I yang mengatur tentang
tentang hari kerja di lingkungan lembaga
ketentuan Umum pada Pasal 1 bahwa,
pemerintah, dimana ditentukan bekerja
yang dimaksud dengan disiplin Pegawai
selama 37,5 jam perminggu sesuai dengan
Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai
jumlah jam kerja efektif 5 (lima) hari kerja.
Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan
Beerbagai alasan lain juga menjadi sebab
menghindari
ditentukan
diberlakukannya sistem ini diantaranya
perundang-undangan
adalah untuk meminimalisir pegawai yang
dan/atau peraturan kedinasan yang apabila
datang tidak tepat waktu, dan pulang
tidak
bekerja sebelum waktu yang ditentukan,
larangan
peraturan
ditaati
tersebut
dengan
terlihat
dalam
analogi
pemerintah.
2013
atau
yang
dilanggar
dijatuhi
hukuman disiplin.
namun
di
lingkungan
kenyataan
bahwa
Universitas
sebelum
Berdasarkan keterangan-keterangan
diterapkannnya aturan ini memang sering
yang diberikan oleh beberapa informan
terjadi pelanggaran terhadap disiplin waktu
penelitian sehubungan dengan sejauh mana
kerja.
kepentingan
kelompok
diimplmentasikannya peraturan ini adalah
sasaran atau target groups termuat dalam isi
untuk memenuhi kepentingan pegawai atau
kebijakan dan bagaimana sifat kepentingan
kelompok sasaran atau target groups yang
yang dipengaruhi oleh kebijakan absensi
dimuatkan pada kebijakan absensi sidik jari
sidik jari dapat penulis berikan interpretasi
yang diatur oleh Surat Edaran Rektor
bahwa,
tersebut.
pegawai
kepentingan
atau
pegawai
atau
Namun
pada
intinya
9 KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kebijakan
absensi
sidik
jari
efektif fan efesien serta data yang diperoleh
(finggerfrint) yang dilakukan di lingkungan
dapat
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
dipertanggungjawabkan
Universitas Tanjungpura walaupun masih
kontroling yang lebih mudah terhadap
mendapat tantangan dari sebagian pihak
keberadaan pegawai pada saat jam kerja.
kebijakan ini tetap harus dilakukan supaya
Sedangkan
apa
Peraturan
diantaranya dapat meningkatkan membantu
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
peningkatan kepribadian pegawai FISIP
disiplin pegawai bisa dapat dirasakan.
Untan
yang
tertuang
dalam
lebih
manfaat
kearah
terukur
dan
serta
system
terhadap
yang
lebih
pegawai
baik
dari
sebelumnya dalam disiplin penggunaan waktu kerja, kesesuai memperoleh Uang
b. Jenis Manfaat Yang Dihasilkan Berdasarkan keterangan-keterangan
Tunjangan Kinerja (TUKIN) dan Uang
yang diberikan oleh informan penelitian
Lauk Pauk (ULP) serta dapat memberikan
sehubungan dengan Type of benefits (tipe
ukuran
manfaat) atau jenis manfaat yang diterima
lakukan
oleh pegawai
peningkatan karier / jenjang jabwan yang
Ilmu
Politik
Fakulltas Ilmu Sosial dan universitas
sebagai target groups
capaian
kinerja
sehubungan
yang
mereka
dengan
upaya
Tanjungpura
sesuai dengan laporan yang dikeluarkan
dapat penulis
dari rekapitulasi mesin absensi sidik jari
berikan interpretasi bahwa, berbagai aspek
tersebut,
manfaat dapat diperoleh dengan adanya
dipertanggungjawabkan sesuai kebutuhan
penerapan mesin absensi sidik jari ini,
dalam
khususnya dalam
meningkatkan
pegawai. Interpretasi ini sejalan dengan
disiplin pegawai terhadap jam hadir dan
keterangan yang disampaikan oleh para
pulang kantor.
informan
upaya
Aspek manfaat ang
artinya
menunjang
yang
lebih
jabatan
dan
menyatakan
dapat
karier
bahwa,
diperoleh dari penerapan absensi dengan
banyak manfaat yang diperoleh sejak
menggunakan media elektronik (finger
diterapkannya system absensi sidik jari ini,
print) cukup banyak dalam menunjang
terutama secara pribadi akan dapat melatih
kinerja
Aspek
mereka untuk lebih disiplin dalam mentaati
kemanfaatan yang diperoleh terdiri dari dua
jam masuk dan pulang kerja. Sejak
sisi yaitu kemanfaatan bagi kelembagaan
diterapakannya kebijakan lembaga berupa
dan kemanfaatan bagi pegawai itu sendiri.
absensi sidik jari ini sangat bermanfaat bagi
Secara kelembagaan aspek kemanfaatan
kepada kepentingan kelembagaan maupun
yang diperoleh adalah dalam pelaksanaan
bagi pagawai itu sendiri. Kebijakan yang
pekerjaan absnesi pegawai yang lebih
sudah diterapkan sudah sangat banyak
organisasi
khususnya.
10 KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
manfaatnya bagi para pegawai terutama
dan juga dapat menunjang kinerja lembaga.
untuk melatih mereka untuk lebih disiplin
Perubahan-perubahan yang ada tersebut
terutama disiplin waktu. Bagi pegawai dan
walaupun
tenaga honorer kebijakan absensi sidik jari
mendalam namun diyakini telah membawa
ini memang harus dilakukan dan sipatnya
kearah
memaksa dikarenakan lebih memudahkan
mendukung kinerja kelembagaan FISIP
memonitoring
Untan.
laporan
yang
berkaitan
belum
diukur
perubahan
secara
yang
Berdasarkan
baik
kondisi
lebih
dalam
demikian
dengan absensi pegawai supaya tidak
dengan adanya berbagai macam perubahan
adanya kecemburuan apabilan medapat
seputar masalah disiplin kerja pegawai akan
tunjangan kinerja (TUKIN) dan uang lauk
membawa dampak yang sangat positif
pauk (ULP).
terhadap peningkatan disiplin kerja pegawai sehingga pelayanan terhadap mahasiswa
c. Derajat Perubahan Yang Diinginkan.
dapat lebih mekasimal dari sebelumnya.
Berdasarkan keterangan-keterangan
Derajat perubahan yang ada dapat
yang diberikan oleh informan penelitian
dilihat dari dua sisi perubahan yaitu
sehubungan dengan pengertian dan kondisi
perubahan
pada
dari perubahan yang diinginkan dari adanya
perubahan
pada pegawai itu sendiri.
kebijakan absensi sidik jari pada Fakulltas
Berdaarkan
pengakuan
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik universitas
informan
Tanjungpura sebagai target groups dapat
jawabannya
penulis berikan interpretasi bahwa, berbagai
perubahan yang ada telah dapat tercapai
kondisi
dengan lebih disiplinnya
perubahan-perubahan
diinginkan
telah
terjadi
yang dengan
sepeerti diatas
kelembagaan dan
salah
seorang
dikemukakan bahwa,
pada derajat
pegawai dalam
mentaati jam masuk dan pulang kantor,
diterapakannya kebijakan absensi sidik jari
kondisi
di lingungan FISIP Untan. Perubahan-
menimbulkan dampak yang positif terhadap
perubahan yang diinginkan tersebut sangat
terjadinya peningkatan pelayanan terhadap
signifikan atau berpengaruh baik terhadap
mahasiswa dan juga dapat menunjang
kelembagaan FISIP untan maupun terhadap
kinerja lembaga.
pegawai-pegawainya. Aspek perubahan-
perubahan yang ada walaupun belum
perubahan yang terjadi ini dapat dilihat dari
diukur secara lebih mendalam saya yakin
kondisi sebagaimana yang diuraikan dari
telah terjadi derajat perubahan yang cukup
jawaban para informan bahwa, dampak
baik dan telah mendukung kelembagaan
yang
FISIP Untan dalam peningkatan kinerjanya.
positif
terhadap
terjadinya
ini
memungkinkan
Namun,
akan
perubahan-
peningkatan pelayanan terhadap mahasiswa 11 KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Interpretasi
yang
dikemukakan
padakenyataannya lingkungan FISIP Untan
tersebut sejalan sejalan dengan keterangan
merupakan unit yang terakhir menerapkan
yang disampaikan oleh para informan yang
kebijakan absensi sidik jari namun langkah
menyatakan bahwa,
kebijakan
banyak perubahan-
yang dilakukan oleh pihak
perubahan yang telah terjadi tertama pada
pimpinan Fakults merupakan langkah yang
para pagawai (staff), hal ini terlihat pada
sangat
saat jam hadir dan pulang kantor dimana
kebutuhan-kebutuhan tersebut. Selanjutnya
mereka yang sebelumnya jarang atau hadir
berdasarkan
terlambat pada saat jam absen masuk dan
bahwa pada lingkungan unit kerja FISIP
pulang
Untan
kerja
sudah
berkumpul
untuk
tepat
untuk
menjawab
hasil
terdiri
observasi
dari
3
semua
diketahui
unit
melakukan absen. Hal ini menunjukkan
keberadaannya
adanya perubahan-perubahan yang cukup
berjauhan
berpengaruh bagi pegawai (staff) untuk
digunakan terletak di kampus FISIP (S1)
selalu
telah
sehingga tidak jarang cukup menyulitkan
ditetapkan oleh pihak pimpinan lembaga
pegawai pada unit lain untuk melakukan
FISIP Untan. Sanksi-sanksi berupa teguran
absen karena jarak tempuh yang cukup jauh
atau surat peringatan dari pihak pimpinan
dengan
fakultas
sehingga kondisi demikian tidak efektif.
mentaati
juga
peraturan
yang
memberikan
pengaruh
terhadap pegawai-pegawai tersebut.
masing-masing
yang
namun
alat
menggunakan
saling
absensi
sepeda
yang
motor
Kondisi demikian sudah berlangsung cukup lama sejak diterapkannya kebijakan ini dan
d.
Site of Decision Making (Letak
Pengambilan Keputusan)
ini
menunjukkan
pelaksanaan
kurang
keputusan
tepatnya
yang
telah
Berdasarkan keterangan-keterangan
dilakukan sehubungan dengan penempatan
yang diberikan oleh informan penelitian
alat absensi tersebut, bisa jadi masing-
sehubungan dengan
masing unit
keputusan
dalam
memegang
peranan
konsep pengambilan
kondisi
kebijakan
berjauhan memiliki alat sendiri-sendiri
dalam
namun laporan absensi tersebut dapat
pelaksanaan suatu kebijakan maka dapat
dimonior pada satu unit kerja setiap
penulis berikan interpretasi bahwa, letak
bulannya.
pengambilan keputusan program kebijakan
kurang menguntungkan sebagian pegawai
absnesi sidik jari ini sudah tepat karena
yang harus melakukan absen rutin ke
sesuai dengan upaya pemenuhan kebutuhan
fakultas (S1) namun mau tidak mau mereka
pegawai sebagai target group (sasaran) di
tetap menjalankan kegiatan tersebut.
lingkungan
FISIP
suatu
walaupun dalam
penting
Untan.
Walaupun
kondisi
demikian
Walaupun 12
KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Keputusan yang diambil oleh pihak
kerja. Hal ini berbeda sekali dengan
Fakultas berdasarkan Surat Edaran Rektor
pelaksanaan system manual, dimana bukti
Untan pada dasarnya merupakan tindakan
absensi tersebut tidak dapat dirincikan
yang
secara
sangat
tepat
untuk
menjawab
jelas
dan
kebutuhan yang ada sehubungan dengan
dilakukan
pelaksanaan system absensi pegawai agar
memerlukan waktu dan cukup menyulitkan
dapat
petugas
berjalan
Selanjutnya
efektif
dan
efesieni.
masing-masing
unit
secara
perhitungannyapun
dalam
(rekapitulasi)
manual
memberikan
setiap
akhir
sehingga
laporan bulannya.
menginterpretasikan surat edaran tersebut
Berdaasarkan pengakuan para staf yang
dan selanjutnya melaksanakannya, dalam
menangani hal ini diperoleh penjelasan
hal
bahwa, mereka justeru sangat terbantu
ini
sebagai
(implementor
agen
teknis)
pelaksananya adalah
unit
kepegawaian FISIP Untan.
dengan penggunaan mesin abasensi sidik jari ini, sebab dengan penggunaan system
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompuetrisasi ini data-data absensi pegawai
terlibat sebagai pelaksana kebijakan absensi
tersebut sudah diolah secara otomatis dan
sidik jari di lingkungan FISIP Untan
laporan
sebelumnya memang sudah teredia yakni
langsung di cetak (print out) sesuai dengan
para staf pada bagian kepegawaian yang
kebutuhan yang diinginkan.
akhir
yang
diperlukan
bisa
sebelumnya diberikan pengarahan oleh
Berdasarkan struktur organisasi di
insruktur penyedia perlengkapan tersebut
lingkungan Universitas Tanjungpura sudah
untuk menguasai beberapa hal-hal teknis
ada unit yang secara khusus menangani dan
pada perlengkapan mesin absensi elektronik
bertanggungjawab
tersebut. Pada dasasnya kegiatan rutinitas
pelaksanaan absensi pegawai di masing-
yang mereka lakukan hanya merupakan
masing fakultas termasuk juga di FISIP
peralihan
yang
Untan yang sudah secara sruktur organisasi
sebelumnya dilakukan dengan cara manual
akan melaksanakan program absensi sidik
(tanda tangan / paraf kehadiran) menjadi
jari ini. Faktor
system
program implementer (pelaksana program)
dari
system
elektronik
seperangkat
alat
absensi
yang
menggunakan
(mesin)
penuh
terhadap
sumber daya manusia
yang
yang tersedia sangatlah berpengaruh dalam
disambungkan ke system computer dan
menunjang keberhasilan implementasi atau
kemudian diolah secara otomatis sehingga
penerapan suatu kebijakan ataupun program
didapatkan lapora
kegiatan pada suatu lembaga, termasuk juga
yang merekapitulasi
semua jumah kehadiran secara lebih rinci
dilingkungan
FISIP
Untan
dalam
berikut jam hadir, istirahat dan pulang
menerapkan kebijakan absensi sidik jari 13
KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
bagi para pegawainya. Dengan demikian
pegawai tersebut pada jam pulang kantor
dapat diartikan apabila ketidaktersediaan
dan
sumber daya yang cukup sebagai pelaksana
sedangkan arah rumahnya berlawanan arah
program atau kebijakan maka akan sangat
sehingga menyebabkan mereka bolak-balik
menyulitkan dalam keberhasilan proses
dan banyak sekali pemborosan waktu dan
implementasinya.
tenaga, kondisi demikian menurut penulis
harus
melakukan
absen
pulang
sangatlah kurang efesien dan efektif. Dengan demikian dapat diartikan
f. Dukungan Sumber Daya (Resources
apabila ketidaktersediaan sumber daya yang
Committed) Berdasarkan keterangan-keterangan
meliputi dana, sarana dan prasarana melalui
yang diberikan oleh informan penelitian
kemudahan-kemudahan
tindakan
sehubungan dengan
pengertian dan
pengadaan
konsep dukungan sumber daya merupakan
pendukung
pengerrtian dari apakah sebuah program
pembiayaan
didukung oleh sumber daya yang memadai,
dianggap perlu tidak atau kurang dapat
maka dapat penulis berikan interpretasi,
terpenuhi maka akan sangat menyulitkan
bahwa peralatan teknologi, dan sarana serta
dalam
prasarana lain yang berkaitan dengan proses
implementasinya.
barang-barang tersebut
serta
lainnya
dalam
kebutuhan pembiayaan-
yang
memang
keberhasilan
proses
implementasi absensi sidik jari di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
2. Kajian Analisis Teoritis
Tanjungpura secara teknis sudah tersedia
Digunakannya
dengan
sangat
absensi
namun
elektronik di setiap unit kerja pemerintahan,
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
termasuk juga Universitas Tanjungpura dan
sesuai dengan jawaban informan IV bahwa,
tidak terkecuali pada Fakultas Ilmu Sosial
penulis sangat membenarkan apabila lokasi
dan Ilmu Politik juga pada dasarnya
yang cukup berjauhan antar unit yang ada
demikian.
di FISIP untan (unit Ilmu Pemerintahan dan
mesin absensi elektronik ini adalah hanya
Program Magister Ilmu Sosial) dirasakan
sebagai upaya untuk penertiban pegawai
cukup
Ilmu
sesuai maksud dan tujuan dari Peraturan
Pemerintahan yang memiliki jarak tempuh
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
hampir 30 menit apabila kondisi jalan
disiplin PNS untuk mewujudkan birokrasi
macet pada jam-jam sibuk untuk menuju ke
pemerintah
unit S1 dalam melakukan absensi kususnya
absensi ini tentunya juga akan sangat
pada saat jam istirahat, belum lagi apabila
berpengaruh dalam
jauh
memadai,
peralatan
terutama
unit
Dimana tujuan penggunaan
yang
profesional.
upaya
Sistem
peningkatan 14
KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kinerja yang akan dicapai organisasi, selain
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama
itu sistem absensi ini juga berpengaruh
1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak
terhadap kevalidan data absensi dan diri
masuk kerja tanpa alasan yang sah
pribadi
selama 16 (enam belas) sampai dengan
pegawai
yang
sebelumnya
cenderung malas untuk lebih bertanggung
20 (dua puluh) hari kerja;
jawab atas pekerjaannya. Diakui bahwa,
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1
penggunaan teknologi seperti ini telah
(satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk
banyak memberikan manfaat atau dampak
kerja tanpa alasan yang sah selama 21
positif
(dua puluh satu) sampai dengan 25 (dua
bagi
berlangsungnya
kegiatan
organisasi dalam rangka mengantisipasi dan memininimalisir
terjadinya
pelanggaran
kedisiplinan karyawan.
puluh lima) hari kerja; dan c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang
Upaya untuk meningkatkan disiplin
tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
pegawai terutama PNS merupakan suatu hal
selama 26 (dua puluh enam) sampai
yang
dengan 30 (tiga puluh) hari kerja. (Pasal
sangat
sulit
untuk
diwujudkan
walaupun telah ditetapkan dengan aturan
9 Ayat 11)
berupa sanksi yang cukup tegas, hal ini terpulang
ke
masing-masing
Adapun yang dimaksud dengan
pribadi
kewajiban untuk “masuk kerja dan menaati
pegawai itu sendiri dalam memaknai arti
ketentuan jam kerja” adalah setiap PNS
pekerjaan yang merupakan kewajibannya.
wajib datang, melaksanakan tugas, dan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53
pulang sesuai ketentuan jam kerja serta
Tahun
2010 tentang disiplin PNS yang
tidak berada di tempat umum bukan karena
telah mengatur secara jelas mengenai
dinas. Apabila berhalangan hadir wajib
bentuk disiplin pegawai, disiplin Pegawai
memberitahukan
Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai
berwenang. Keterlambatan masuk kerja
Negeri
melaksanakan
dan/atau pulang cepat dihitung secara
kewajibannya dan menghindari larangan
kumulatif dan dikonversi 7 ½ (tujuh
yang
Sipil
untuk
ditentukan
perundang-undangan
kepada
pejabat
yang
dalam
peraturan
setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari
dan/atau
peraturan
tidak masuk kerja.
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
Sehubungan
dengan
salah
satu
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin (Pasal
upaya untuk meningkatkan disiplin kerja
1). Ancaman sanksi yang diberikan apabila
PNS
terjadi pelanggaran terhadap ketentuan jam
Tanjungpura maka dikeluarkan surat edaran
kerja berupa :
Rektor No. 8386/UN22/KP/2013 tanggal 18
di
lingkungan
Universitas
15 KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Juni
2013
dengan
memperhatikan
universitas (rektorat) dan fakultas yang
Keputusan Rektor Universitas Tanjungpura
memang
No. 762/TU/2011 tanggal 25 Juni 2011
melaksanakannya.
tentang penetapan pelaksanaan 5 (lima) hari kerja
di
lingkungan
Universitas
dianggap
sudah
siap
untuk
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP)
Untan
menetapkan
Tanjungpura serta berdasarkan Keputusan
pemberlakuan kebijakan absensi sidik jari
Presiden No. 58 tahun 1964 sebagaimana
(fingerprint)
telah diubah dengan No. 68 tahun 1995
diberlakukannya kebijakan tersebut yakni
tentang hari kerja di lingkungan lembaga
sejak awal tahun 2014.
pemerintah, dimana ditentukan bekerja
penjelasan yang diperoleh bahwa, pada
selama 37,5 jam perminggu sesuai dengan
awal pelaksanaannya terlihat kondisi kantor
jumlah jam kerja efektif 5 (lima) hari kerja.
agak
Berbagai alasan lain juga menjadi sebab
diberlakukannya
diberlakukannya sistem ini diantaranya
(fingerprint). Setiap hari kondisi kantor
adalah untuk meminimalisir pegawai yang
FISIP Untan terlihat lebih ramai dengan
datang tidak tepat waktu, dan pulang
begitu banyak PNS dan Honorer yang hadir
bekerja sebelum waktu yang ditentukan,
awal
namun
sebelum
melakukan absensi masuk kerja dan pulang
diterapkannnya aturan ini memang sering
kerja (jam 16.00 wib) selama hari kerja
terjadi pelanggaran terhadap disiplin waktu
(Senin s/d Kamis) sedangkan untuk hari
kerja.
Jum’at pulang jam 17.00 wib, oleh karena
kenyataan
bahwa
Berdasarkan
ini
berbeda
(jam
setahun
dari
Berdasarkan
hari-hari
absensi
07.00-07.30
setelah
sebelum
sidik
wib)
jari
untuk
hasil
observasi
itu penggunaan absensi ini sebenarnya
wacana
penggunaan
dapat meminimalisir masalah yang terkait
mesin absensi sidik jari di lingkungan
dengan kurangnya disiplin kerja pegawai.
Universitas Tanjungpura telah terdengar di
Sejak diterapkannya absensi ini maka,
pertengahan
untuk
absensi secara manual tidak diberlakukan
menindaklanjuti hal tersebut dikelurakan
lagi yang berakibat terjadinya beberapa
surat Edaran Rektor Untan dan dilakukan
perubahan sikap dan kebiasaan dari para
pendataan, serta database sidik jari bagi
pegawai.
diketahui
semua
bahwa,
tahun
2012,
pegawai. Akhirnya
dan
penggunaan
Sejak diterapkannya absensi sidik
mesin absensi ini bisa dilaksanakan pada
jari (fingerprint) tersebut tentunya membuat
akhir Januari 2013 dan efektif pada tanggal
banyak perubahan terhadap pegawai untuk
1 bulan Februari tahun 2013 yang terbatas
selalu hadir tepat waktu sebab jika tidak
pada
akan berdampak pada pendapatan pegawai
beberapa
unit
kerja
di
tingkat
16 KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
itu sendiri dimana berdasarkan absensi sidik
yang sangat positif dan bukan respon
jari (fingerprint) ini penghitungan untuk
dari kepentingan target group yang
ULP
Tukin
bertentangan dengan kebijakan yang ada
(Tunjangan Kinerja) pegawai dihitung.
terkait dengan peraturan disiplin PNS
Data absensi tersebut untuk setiap bulannya
dalam
akan direkap oleh bagian keuangan dan
dibandingkan
kepegawaian tergantung dari kebijakan
system manual.
(Uang
Lauk
Pauk)
pemakai, dan dengan
dan
menunjang
keberhasilannya
dengan
menggunakan
penerapan absensi
b. Banyak sekali aspek manfaat yang
sidik jari dapat juga dilihat pegawai yang
diperoleh dari penerapan absensi dengan
tidak disiplin atau tidak tepat waktu
menggunakan media elektronik (finger
sehingga tidak ada celah bagi setiap
print)
pegawai untuk memanipulasi kehadirannya.
kinerja organisasi. Aspek kemanfaatan
Berdasarkan kondisi aktual dari
yang diperoleh terdiri dari dua sisi yaitu
beberapa
informasi
dalam
menunjang
observasi
kemanfaatan bagi
belakangi
kemanfaatan bagi pegawai itu sendiri.
ketertarikan penulis untuk mengadakan
Secara kelembagaan aspek kemanfaatan
suatu penelitian, penulis bermaksud untuk
yang
mendeskripsikan secara lebih mendalam
pelaksanaan pekerjaan absnesi pegawai
mengenai implementasi absensi sidik jari
yang lebih efektif dan efesien serta data
(fingerprint) di lingkungan Fakultas Ilmu
yang diperoleh dapat lebih terukur dan
Sosial
dipertanggungjawabkan
pendahuluan
yang
dan
Ilmu
dan
khususnya
melatar
Politik
Universitas
Tanjungpura.
kelembagaan dan
diperoleh
adalah
serta
dalam
system
controlling yang lebih mudah terhadap keberadaan pegawai pada saat jam kerja. Sedangkan manfaat terhadap pegawai
E. PENUTUP
diantaranya
dapat
membantu
peningkatan
meningkatkan kepribadian
1. Kesimpulan
pegawai FISIP Untan kearah yang lebih
a. Ada beberapa kepentingan target group
baik dari sebelumnya dalam disiplin
(pegawai) yang dipengaruhi sehubungan dengan
berlangsung
implementasi
absensi
adanya
jari
c. Banyak kondisi perubahan-perubahan
di
yang telah terjadi dengan diterapakannya
lingkungan FISIP Untan. Kepentingan-
kebijakan absensi sidik jari di lingungan
kepentingan
yang
FISIP Untan. Perubahan-perubahan yang
terpengaruh tersebut merupakan hal
diinginkan tersebut sangat signifikan
target
sidik
proses
penggunaan waktu kerja.
group
17 KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
atau
berpengaruh
baik
terhadap
dan
untan
maupun
Tanjungpura secara teknis sudah tersedia
terhadap pegawai-pegawainya. Aspek
dengan sangat memadai, namun kiranya
perubahan-perubahan
terjadi
perlu adanya kebijakan penambahan
memiliki dampak yang positif terhadap
peralatan pada 2 (dua) unit kerja yang
terjadinya
belum
kelembagaan
FISIP
yang
peningkatan
pelayanan
Politik
dilengkapi
Universitas
dengan dukungan
terhadap mahasiswa dan juga dapat
peralatan absensi sidik jari
menunjang kinerja lembaga.
benar-benar dapat berjalan dengan lebih
d. Letak pengambilan keputusan kebijakan absensi sidik jari ini sudah tepat karena sesuai
dengan
upaya
sehingga
baik menuju kearah efektifitas dan efesiensi pegawai dalam bekerja.
pemenuhan
kebutuhan pegawai sebagai target group
2. Saran
(sasaran) di lingkungan FISIP Untan.
a. Sehubungan dengan upaya peningkatan
Walaupun
pada
kenyataannya
disiplin kerja pegawai yang mengarah
lingkungan FISIP Untan merupakan unit
kepada
yang terakhir menerapkan kebijakan
kepada mahasiswa hendaknya pihak
absensi
langkah
pimpinan di lingkungan FISIP Untan
kebijakan yang dilakukan oleh pihak
menyelenggarakan sosialisasi dan dan
pimpinan Fakults merupakan langkah
pengawasan yang lebih maksimal lagi
yang sangat tepat untuk menjawab
sehingga disiplin kerja para pegawai
semua kebutuhan-kebutuhan tersebut.
benar-benar dapat terwujudkan
sidik
jari
namun
e. Kondisi aspek program implementer (pelaksana program)
pada proses
implementasi kebijakan sidik jari di lingkungan FISIP Untan sudah sangat
f.
Ilmu
pelayanan
yang
maksimal
b. Perlu adanya koordinasi tiap pimpinan unit sehingga pelayanan yang maksimal dapat dilaksanakan dengan baik. c. Sarana dan prasarana perlu diperhatikan
memadai karena telah ditangani oleh
lebih
unit khusus di unit bagian kepegawaian
sehingga benar-benar dapat mendukung
FISIP Untan yang memiliki kompetensi
kelancaran
dalam hal atau urusan absensi pegawai.
Sehubungan dengan masih kurangnya
Dukungan
sumber
daya
berupa
baik
dukungan
oleh
pimpinan
kerja
sumber
para
daya
fakultas
pegawai.
berupa
penyediaan dana, peralatan teknologi,
penyediaan peralatan absensi pada 2
dan sarana serta prasarana lain yang
(dua) unit kerja maka pihak pimpinan
berkaitan dengan proses
FISIP
implementasi
absensi sidik jari di Fakultas Ilmu Sosial
Untan
mempertimbangkan
hendaknya kondisi
tersebut 18
KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sehingga proses implementasi benarbenar dapat berjalan dengan lebih baik menuju kearah efektifitas dan efesiensi pegawai dalam bekerja.
Ripley, Rendal B. and Grace A. Franklin. 1986. Policy Implementation and Bureaucracy, second edition, the Dorsey Press, Chicago-Illionis. Rusdiono. 2007. Kebijakan Anti Kemiskinan Berorientasi Pemberdayaan, dalam Proyeksi Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora. Volume 11 No. 1. Pontianak: Fisipol Untan.
F. DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku: Davis, B. Gordon. 1992. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian II: Struktur dan Pengembangannya. Jakarta : PT. Pustaka BinamanPressindo Guntur, Ietje S. 1996 . Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Jakarta : Airlangga
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung. ………….., 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta. Bandung. Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: AIPI
Hasibuan, Melayu, S, P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta: PT Toko Gunung Agung.
Wahab, Solichin Abdul. 2007. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara.
Islamy, M. Irfan. 2006. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Jakarta: Bumi Aksara.
Widodo, Joko. (2007). Analisa Kebijakan Publik. Malang:Bayu Media Publishing
Jones, Charles O. 2006 Kebijakan Publik. Jakarta: Grafindo Persada.
Pengantar PT. Raja
Moleong, Lexy, J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ..............., Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Nugroho,Riant. 2006. Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang (Model - model Perumusan Implementasi dan Evaluasi ). PT.Elex Media Komputindo: Jakarta ………………..., 2004. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi, PT.Elex Media Komputindo: Jakarta
Wibawa, Samodra. 1994. Kebijakan Publik, Intermedia Jakarta. Winarno, Budi. 2004. Teori Kebijaksanaan Publik. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Studi Sosial UGM. Lakip 2014, Pontianak
Universitas
Tanjungpura
Dokumen Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Krops dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Daerah Bagian Organisasi dan Tatalaksana Kabupaten Lebak Tahun2010 19
KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Surat Edaran Rektor No. 8386/UN22/KP/2013 tanggal 18 Juni 2013 dengan memperhatikan Keputusan Rektor Universitas Tanjungpura No. 762/TU/2011 tanggal 25 Juni 2011 tentang penetapan pelaksanaan 5 (lima) hari kerja di lingkungan Universitas Tanjungpura.
http://ulfadewihasnita.wordpress.com/2012/ 11/06/hubungan-penerapan-absensi-sidikjari-finger-print/ http://elib.unikom.ac.id/.../jbptunikomppgdl-muhamadalf-2
Undang-Undang No. 43 Tahun 1999, tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Skripsi dengan judul “Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi Finger Print Terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, oleh Erna Maeyasari, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Tahun 2012. Skripsi dengan judul “ Implementasi peraturan pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil di Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak dimana didalam skripsi ini mengambarkan implementasi peraturan pemerintah Nomor 53 tahun 2010 di kantor Camat Toho Kabupaten Pontianak. Skripsi, dengan judul “Hubungan Penerapan Absensi Sidik Jari (Finger Print) DenganMotivasi Dan Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Fakultas Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian. Bogor, Bogor - JawaBarat). Bogor : Program Sarjana Ekstensi Manajemen AgribisnisFakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Oleh Faisal. 2006.
Web : http://www.academia.edu/3252594/Pengaru h_Efektivitas_Penerapan_Absensi_Finger_ Print_Terhadap_Disiplin_Pegawai_Negeri_ Sipil_Di_Sekretariat_Daerah_Kabupaten_L ebak
20 KUSWAHYUDI , NIM. E21111082 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN