Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
MAKNA PEMAKAIAN JILBAB DIKALANGAN MAHASISWI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK Oleh: NURUL FADILAH NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016
Abstrak Tujuan penelitian adalah (1) untuk mengetahui pemahaman mahasiswi FISIP UNTAN terhadap jilbab dan (2) mendeskripsikan makna pemakaian jilbab dikalangan mahasiswi FISIP UNTAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menekankan pada makna jilbab yang sesuai dengan fakta dilapangan berdasarkan realita yang tampak melalui ungkapan, perasaan, pengalaman dan pengetahuan mahasiswi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Data dikumpulkan berdasarkan catatan lapangan dan observasi, kemudian data dikumpulkan menjadi data yang lengkap. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman dan makna jilbab dikalangan mahasiswi FISIP beragam, perbedaan pemahaman dan makna jilbab tersebut karena pengetahuan mahasiswi tentang jilbab terkontruksi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sosial budaya, serta pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beragamnya pemahaman dan makna terhadap jilbab yang dipakai berpengaruh pada praktek dan cara dalam pemakaian jilbab sehingga di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ada mahasiswi yang memakai jilbab syar’i jilbab biasa dan jilbab modis . Kata-kata Kunci : Pemahaman, Makna, Jilbab, Mahasiswi.
THE MEANING OF USING JILBAB FOR UNIVERSITY STUDENTS IN SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE FACULTY TANJUNGPURA UNIVERSITY Abstract The purpose of the research (1) to get information about the understanding of students in Social Science and Political Science Faculty, Tanjungpura University about jilbab. (2) To describe the meaning of using jilbab for university students in Social Science and Political Science Faculty, Tanjungpura University. The method that is used in this research is qualitative method. It this pressed in The meaning of jilbab it self that suitable with facts in field of this study based on reality that can be seen trough expressing, feeling, experience and knowledge of the university students. The technique of collecting data uses interview, observation and documentation. then the data colected to be a complete data. The results of this research shows that the understanding and the meaning of the using Jilbab is vary for university students in Social Science and Political Science Faculty Tanjungpura University is vary, the differences of the understanding of using jilbab it self because of the knowledge about jilbab was constructed by family environment social culture and the influence of the development of knowledge and technology. The varying of students understanding and the meaning of using jilbab is influenced to the practice and the way they wear jilbab. So the are some styles in Social Science and Political Science Faculty Tanjungpura University in wearing their jilbab these are jilbab syar’i, common jilbab and stylish jilbab. Keywords: Understanding, Meaning, Jilbab and University Students.
1 NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
perempuan Islam berfungsi sebagai oposisi
A. PENDAHULUAN
atas modernitas Barat, yakni antara religius Jilbab merupakan kata yang tidak
dan sekuler, ruang publik dan privat, serta
asing lagi saat ini, suatu kain yang berfungsi
tentu
sebagai penutup aurat perempuan sedang
menunjukkan
ramai
sebagai trend dunia
terhadap cara hidup Islami dan pada saat
fashion. Banyak terdapat model dan tipe-tipe
yang sama merupakan penolakan terhadap
jilbab
perempuan
tradisi yang ada. Hal ini menunjukkan
muslimah untuk mempercantik diri, bahkan
bahwa jilbab tidak lagi dapat diasosiasikan
sampai diadakan suatu pameran untuk
dengan
mengenalkan produk jilbab dengan berbagai
merupakan
model.
(Arimbi, 2002:2).
dipergunakan
disugguhkan
Hal
ketertarikan
ini
kepada
membuktikan
dan
Islam.
komitmen
tradisionalisme, signifikasi
Jilbab
perempuan
tetapi dari
justru
modernitas,
Jilbab adalah pemandangan biasa di
mengembangkan fashionnya melalui jilbab
kalangan kaum muslim yang taat beragama,
semakin meningkat. Dari keanekaragaman
tidak
model-model jilbab yang selalu berkembang
dikenal
ini berpengaruh pada niat dan motivasi para
mengenakan jilbab, masalahnya berkisar
muslimah dalam menjalankan perintah Allah
pada munculnya jilbab itu sendiri sebagai
untuk memakai jilbab.
simbol. Selama ini, jilbab dikenal sebagai
tahun
muslim
Barat
untuk
Pada
perempuan
bahwa
saja
1990-an
busana
semua
simbol
perempuan
dengan
ketaatan
muslim
sebutan
beragama
yang
muslimah
bagi
yang
muslimah khususnya jilbab penggunaannya
memakainya dan sebagai simbol untuk
masih terbatas, hanya dikalangan orang yang
menunjukan identitas seorang muslimah,
religius dan
namun
hanya dipakai oleh santri
berbeda
dikalangan
mahasiswi
perempuan di kalangan pondok pesantren
seakan-akan jilbab memiliki makna sendiri
saja. Jilbab dimasa itu sebagai simbol
bagi mereka. Mahasiswi yang mengenakan
ketagwaan dan identitas seorang muslimah
jilbab memiliki keinginan yang sifatnya
tetapi sekarang busana muslimah telah
sangat subyektif, dimana hal ini bergantung
populer di dunia publik dan menjadi oposisi
pada bagaimana individu atau mahasiswi
atas modernitas. Hal ini seperti yang
memberikan makna terhadap jilbab yang
dikemukakan oleh Surya (2004:7) yang
mereka pakai. Makna yang mereka berikan
menyatakan bahwa secara politis jilbab bagi
terhadap
jilbab
yang
mereka
kenakan 2
NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
menunjukan kesubyektifan atas diri pribadi
B. TINJAUAN PUSTAKA
mereka. Penulis
tertarik
untuk
meneliti
1.
Pengertian Jilbab
tentang makna pemakaian jilbab dikalangan
Zami (2014 : 3) menjelaskan bahwa
Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
jilbab
Politik Universitas Tanjungpura Pontianak.
jamaknya ‘’jalaabiib’’ artinya pakaian yang
Peneliti
lapang
melihat
sendiri
banyak
sekali
berasal
atau
dari
bahasa
luas.
arab
Pengertiannya
yang
yaitu
mahasiswi FISIP UNTAN yang memakai
pakaian yang lapang dan dapat menutup
jilbab,
pun
aurat wanita, kecuali muka dan kedua
bermacam-macam, ada yang memakai jilbab
telapak tangan. Dalam kamus bahasa Arab
panjang, ada yang memakai jilbab bermodel-
pengertian jilbab adalah sebagai selendang
model disesuaikan dengan pakaiannya, ada
atau pakaian lebar yang dipakai wanita
yang memakai jilbab tebal, ada yang
untuk menutupi kepala, dada dan bagian
memakai jilbab dengan baju kaos dan
belakang tubuh. Imam Al-Qurthuby pun
celanan jeans, ada juga yang memakai jilbab
menyimpulkan jika jilbab adalah pakaian
dengan dengan rok panjang serta ada juga
yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah
yang memakai jilbab panjang (jilbab syar’i)
dan telapak tangan.
cara
pemakaian
jilbabnya
serta banyak mahasiswi yang pada awal
Hasan
(2013:14)
menyebutkan
masuk kuliah tidak memakai jilbab sekarang
kewajiban berjilbab bukan hanya teruntuk
jadi
umat
memakai
jilbab.
Disini
pastinya
Islam. Kewajiban berjilbab
juga
Mahasiswi FISIP yang memakai jilbab
dikenal dalam ajaran Yahudi, Nasrani serta
punya pandangan sendiri dan pemahaman
Majusi.
sendiri terhadap jilbab yang mereka pakai.
dalam Code Bilalama (3.000 SM), kemudian
Inilah yang membuat penulis tertarik untuk
berlanjut di dalam Code Hammurabi (2.000
meneliti makna pemakaian jilbab dikalangan
SM)
Mahasiswi FISIP UNTAN.
Ketentuan penggunaan jilbab sudah dikenal
Jilbab
sudah
dan Code
menjadi
Asyiria (1.500
wacana
SM).
di beberapa kota tua seperti Mesopotamia, Babilonia,
dan
peradaban
silam
pengenaan jilbab bagi
Asyiria.
Peradaban-
yang
mewajibkan
wanita
tidak
bermaksud menjatuhkan kemanusiaannya 3 NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dan merendahkan martabatnya, akan tetapi
anaknya dan perempuan mukminat agar
semata
dan
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
memuliakannya, agar nilai-nilai dan norma-
tubuhnya. Dalam ayat ini juga menjelaskan
norma sosial dan agama mereka tidak
tujuan dari perintah-Nya tersebut yaitu
runtuh. Selain itu juga untuk menjaga
supaya mereka lebih mudah dikenal sebagai
peradaban dan kerajaan mereka agar tidak
perempuan baik-baik, merdeka dan telah
runtuh.
berkeluarga, supaya mereka tidak diganggu,
untuk
menghormati
Menurut Dahlan (1993:317) dalam
disakiti, atau diperlakukan tidak senonoh
penetapan syari'at tentang pemakaian jilbab
oleh laki-laki, untuk membendung terjadinya
ini bertahap, ketententuannya turun secara
perbuatan yang diharamkan.
berangsur-angsur sehingga manusia tidak
Dalam konteks tradisi keagamaan,
dikejutkan dengan perubahan ketentuan
seluruh
dalam masalah aurat. Yang pertama, dalam
perempuan adalah aurat yang merujuk pada
surah al-A'raf ayat 26 dijelaskan bahwa
suatu kata yaitu fitnah atau sumber fitnah.
Allah telah menurunkan (menyediakan)
Kata fitnah dalam hal ini hampir semuanya
pakaian
bernada negatif, rayuan seksual, sumber
bagi
manusia
untuk
menutup
perbincangan
kerusakan
30, Allah memberi petunjuk agar kaum
membahayakan. Al-Quran dan hadist tidak
mukminin menahan diri dari untuk tidak
menentukan secara rinci mengenai batas-
melihat wanita yang bukan mahramnya dan
batas aurat atau bagian badan yang tidak
memelihara kemaluannya. Sebaliknya pada
boleh kelihatan, sehingga banyak pendapat-
surah an-Nur ayat 31, para muslimah juga
pendapat yang berbeda. Pendapat-pendapat
diperintahkan agar tidak memandang kepada
yang berbeda didapatkan dari pengetahuan
laki-laki dan menjaga kemaluannya. Bahkan
dan pemahaman tentang ayat-ayat Al-qur’an
dalam kelanjutan ayat ini para wanita juga
dan
dianjurkan
perkembangan
tidak
menampakkan
perhisannya selain apa yang biasa nampak
kekacauan
tubuh
auratnya. Kedua, dalam surah an-Nur ayat
untuk
dan
tentang
hadist-hadist
sosial
serta
pengetahuan
serta
pengaruh budaya
masyarakat.
kecuali kepada laki-laki mahramnya. Ketiga, dalam surat al-Ahzab ayat 59, Allah memerintahkan mengatakan
kepada
kepada
Nabi
agar
istri-istrinya,
anak-
2.
Teori Kontruksi Sosial Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan teori konstruksi sosial atas 4
NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
realitas Peter Ludwing Berger. Peneliti
masyarakat
menganggap teori konstruksi sosial Peter L.
masyarakat. Maka pengalaman individu
Berger relevan untuk digunakan sebagai
tidak terpisahkan dengan masyarakatnya.
pisau analisis dalam mengkaji penelitian ini.
Berger
Berikut ini adalah penjelasan mengenai teori
pencipta kenyataan sosial yang objektif
yang peneliti jadikan pisau analisis dalam
melalui
penelitian
eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi.
ini.
menjelaskan
Poloma,
Teori
yang
memandang
tiga
membangun
manusia
momen
sebagai
dialektis
yaitu
yang
Jilbab adalah pakaian wajib dalam
dikembangkan oleh Berger berangkat dari
Islam untuk wanita muslimah yang sudah
paradigma konstruktivis yang memandang
baligh dan masyarakat meyakini jilbab
realitas sebagai konstruksi sosial yang
sebagai simbol Islam dan sebagai simbol
diciptakan oleh individu. Istilah konstruksi
ketagwaan beragama. Pada kenyataannya
sosial atas realitas didefinisikan sebagai
sekarang
proses sosial melalui tindakan dan interaksi
kewajiban agama atau simbol ketagwaan
dimana individu menciptakan secara terus
tetapi jilbab sudah menjadi trend dikalangan
menerus suatu realitas yang dimiliki dan
perempuan khususnya mahasiswi. Jilbab
dialami bersama secara subyektif. Individu
seringkali digunakan pada moment-moment
menjadi penentu dalam dunia sosial yang
tertentu
dikonstruksi
bermacam-macam,
Manusia
bahwa
(2010:301)
itulah
berdasarkan
dalam
banyak
kehendaknya.
dan
cara
bukan
lagi
sebagai
pemakaiannya fenomena
pun jilbab
memiliki
sekarang ini nampaknya perlu dipahami tak
kebebasan untuk bertindak di luar batas
lagi sekedar dari pemahaman agama tapi
control
struktur
sosialnya
pada sebuah realitas kalau jilbab memiliki
dimana
individu
respon-respon
banyak makna berdasarkan pemahaman
dan
hal
jilbab
pranata
melalui
terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya.
pemakainya.
Dalam proses sosial, individu manusia
Teori
konstruksi
sosial
melihat
dipandang sebagai pencipta realitas sosial
realitas sosial diciptakan oleh individu yang
yang
merupakan manusia bebas. Individu menjadi
relative
bebas
di
dalam
dunia
sosialnya. Berger (1991 : 5 ) menyatakan
penentu
dalam
dikonstruksi
dunia
berdasarkan
sosial
yang
kehendaknya.
bahwa kenyataan itu dibangun secara sosial,
Dalam hal ini mahasiswi yang memakai
dalam pengertian individu-individu dalam
jilbab mengkontruksikan jilbab yang mereka 5
NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pakai sesuai dengan tujuan dan pemahaman
Politik, Perpustakaan UNTAN, Perpustakaan
mereka tentang jilbab sehingga timbul
IAIN, Perpustakaan Daerah dan dari media
makna jilbab menurut mereka.
sosial. b. Penelitian Lapangan Suatu langkah untuk mengumpulkan data, fakta serta keterangan yang diperlukan
C. METODE PENELITIAN
untuk melakukan penelitian adalah dengan 1.
cara meneliti langsung ke Fakultas Ilmu
Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian
Sosial dan Ilmu Politik.
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah sebagai prosedur
3.
pemecahan masalah yang diselidiki dengan
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
ini
dilaksanakan
di
menggambarkan atau melukiskan keadaan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
subyek atau obyek penelitian pada waktu
Umiversitas Tanjungpura. Peneliti memilih
atau saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
Fakultas ini sebagai lokasi penelitian, karena
yang
adanya.
peneliti merupakan mahasiswi FISIP dan
Penelitian ini bermaksud untuk memahami
peneliti melihat sendiri banyak mahasiswa
fenomena tentang apa yang dialami oleh
yang memakai jilbab.
subjek
tampak
penelitian,
sebagaimana
misalnya
perilaku,
persepsi, pemahaman ,motivasi, tindakan,
4.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
tujuan dan makna pemakaian jilbab.
a.
Observasi Observasi adalah suatu pengamatan
2.
Langkah - Langkah Penelitian
yang khusus serta pencatatan yang ditujukan
a.
pada satu atau beberapa masalah
dalam
penelitian,
untuk
Penelitian Kepustakaan Pada langkah ini, peneliti melakukan
telaah di berbagai
dengan
maksud
sumber bacaan yang
mendapatkan data yang diperlukan. Hal ini
mendukung pembahasan masalah, konsep-
dimaksudkan agar peneliti dapat membaca
konsep, teori dan definisi-definisi yang
situasi dan kondisi, baik yang berkaitan
sejalan dengan permasalahan yang di teliti.
dengan lapangan atau lokasi penelitian
Adapun sumber bacaan penulis adalah di
maupun
Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
melakukan
subjek
penelitian.
observasi
atau
Peneliti
pengamatan 6
NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
terhadap mahasiswi yang memakai jilbab
d.
Metode Analisis Data
untuk melihat tingkah laku, sikap, dan gaya berjilbab mahasiswi.
Dalam
melakukan
Proses analisis data mulai dilakukan ketika peneliti terjun langsung ke lapangan,
pengamatan peneliti cenderung terbuka dan
peneliti
tidak formal agar dapat yang diperoleh
wawancara dengan beberapa informan baik
sesuai dengan fakta dilapangan. Dalam
informan utama serta melakukan wawancara
proses observasi peneliti menjalin hubungan
dengan informan pendukung jika diperlukan.
baik
dengan
informan,
peneliti
melakukan
observasi
dan
juga
Mengumpulkan dan mentranskipkan
melakukan kunjungan ke tempat informan,
hasil wawancara dan mengolah data yang
ke kost, dan mengikuti sebagian aktifitas
ada.
informan.
Penyajian
data
setelah
data
direduksi, maka selanjutnya semua data dan
b. Wawancara Wawancara yaitu percakapan dengan
informasi yang didapat dilapangan dari hasil
maksud tertentu atau proses tanya jawab
observasi, wawancara
secara langsung dengan informan yang
yang telah disusun, di klasifikasikan ke
dilakukan
dalam bentuk tulisan yang bersifat naratif.
secara
seksama
guna
mendapatkan informasi data selengkap-
Verifikasi
lengkapnya. Wawancara tersebut dilakukan
kesimpulan
dari
oleh dua belah pihak yaitu, pewawancara
dikumpulkan.
dan dokumentasi
dengan data
cara
menarik
yang
telah
(interviewer) yang memberikan pertanyaanpertanyaan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran tentang
informasi
dan
pengalaman
seseorang. c.
Mahasiswa FISIP UNTAN berasal dari berbagai daerah, kebanyakan datang
Dokumentasi Dokumentasi
D. HASIL PENELITIAN
yaitu
pengambilan
dari daerah-daerah luar kota Pontianak,
sebuah data melalui tulisan dan kamera.
namun ada juga yang datang dari luar
Dokumentasi digunakan untuk menggali
provinsi Kalimantan Barat dan ada juga dari
data terkait dengan profil, bentuk dan lain
kampung
sebagainya yang dianggap penting oleh
Mereka datang dari berbagai latar belakang
peneliti.
sosial, budaya dan ekonomi yang berbeda.
atau
dusun-dusun
terpencil.
7 NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Dalam lingkungan pergaulan dikampus Fisip
sampai menutupi dada, ada yang hanya
menurut pengamatan peneliti selama peneliti
menutupi kepala dan leher dan ada juga yang
kuliah dan melakukan penelitian dikampus,
menjulurkan jilbab hingga menutupi bagian
menunjukan pergaulan atau interaksi sosial
tubuhnya. Informasi tentang jilbab dikampus
yang terjalin antar mahasiswa dan mahasiswi
Fisip
berjalan seperti anak muda pada umumnya,
keagamaan
ada yang berkelompok, ada yang berteman
Mahasiswa Islam Nuruddin yang sering
dengan
mengadakan kajian-kajian muslimah. Jika
orang-orang
walaupun
begitu
tertentu, hubungan
tetapi sesama
biasanya
didapat
yaitu
dibandingkan
dari
Forum
mahasiswi
organisasi Komunikasi
yang
tidak
mahasiswa tetap baik walaupun mahasiswi
memakai jilbab dengan memakai jilbab
Fisip terdiri dari beberapa etnik, beberapa
maka jumlah
agama dan berasal dari daerah yang berbeda-
jilbab di Fisip memang lebih banyak yang
beda hubungan sesama mahasiswa tetap
memakai jilbab, ini berdasarkan pengamatan
terjalin dengan harmonis.
peneliti dilapangan, ada yang memang
Dalam
segi
berpakaian
berpenampilan
pula
tentunya
mahasiswi yang memakai
dan
memakai jilbab dari sebelum kuliah dan ada
adanya
yang merubah penampilan dengan memakai
perbedaan antara masing-masing mahasiswa,
jilbab
karena setiap mahasiswa pasti punya gaya
pengamatan peneliti, peneliti mengelompok
hidupnya
Dikalangan
kan 3 jenis atau kriteria jilbab yang dipakai
mahasiswi yang memakai jilbabpun tentunya
mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
memiliki cara pemakaian yang beragam dan
Politik yaitu :
model-model jilbab yang beragam pula, ada
1.
Kelompok mahasiswi berjilbab lebar
yang memakai jilbab polos, ada yang
2.
Kelompok mahasiswi yang berjilbab
masing-masing.
memakai jilbab bermotif-motif, bahannya pun berbeda ada yang memakai jilbab berbahan tipis dan ada yang memakai jilbab
ketika
kuliah.
Berdasarkan
modis 3.
Kelompok mahasiswi yang memakai jilbab biasa
berbahan tebal. Tidak hanya bahan atau jenis jilbabnya yang berbeda cara pemakaianya pun berbeda-beda ada yang hanya dikaitkan dileher, ada yang ditambah dengan aksesoris seperti bros, ada yang memakai jilbab 8 NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
mahasiswi yang memakai jilbab modis yang
E. PEMBAHASAN
dijadikan informan yaitu Cinta, Barby, Putri, 1.
Jilbab
Mila dan Rina (bukan nama sebenarnya).
Mahasiswi
Jenis jilbab yang dipakai antara kelima
Dikelompokkan Berdasarkan Jenis
informan ini sama yaitu memakai jilbab
Jilbab yang Dipakai
modis atau gaul tetapi pemahaman dan
a.
Pemahaman dan Makna jilbab
makna jilbab ada berbeda. Menurut Cinta,
dikalangan
Barby dan Rina jilbab adalah pakaian wanita
Pemahaman
dan
Makna
Dikalangan
mahasiswi
yang
muslimah
memakai jilbab syar’i
yang
lagi
trend,
mereka
Berdasarkan pengamatan dilapangan
memahami bahwa jilbab itu sebagai pakaian
dan dari hasil wawancara mendalam dengan
modern bukan pakaian yang ketinggalan
mahasiswi yang memakai jilbab syar’i yang
zaman. Berbeda dengan Putri dan Mila
dijadikan informan yaitu Bunga dan Anggun
mereka memahami kalau jilbab itu sebagai
(bukan nama sebenarnya) memahami jilbab
penutup
sebagai
wanita
pemahaman yang berbeda tersebut maka
yang
makna jilbab menurut mahasiswi yang
berjilbab syar’i pada dasarnya mereka
memakai jilbab modis ini juga berbeda,
memahami jilbab adalah perintah dari Allah
makna yang diberikan terhadap jilbab yang
sehingga penggunaan jilbabnya pun sesuai
dipakai didasari pada pemahaman dan fungsi
dengan syariat Islam, tetapi tidak semua
jilbab berdasarkan individu masing-masing.
mahasiswi yang memakai jilbab syar’i
Makna jilbab dikalangan mahasiswi Fisip
memaknai jilbab yang dipakai sebagai
yang
bentuk ketaatannya, ada yang memakai
mengarah pada perkembangan zaman yaitu
jilbab syar’i untuk memperbaiki diri dan
mengikuti trend tetapi tidak semua yang
mengontrol
berjilbab modis menganggap jilbab sebagai
pakaian
muslimah.
wajib
Dikalangan
setiap
bagi
mahasiswi
tingkahlaku
dan
menghindari dari fitnah.
berjilbab
yaitu
modis
rambut.
ini
Dari
kebanyakan
pakaian modern, ada yang berjilbab modis
b. Pemahaman dan makna jilbab dikalangan
aurat
mahasiswi
yang
karena ingin berproses memperbaiki diri dan ada juga yang hanya ingin menutupi
memakai jilbab modis atau gaul
kekurangan dengan memakai jilbab supaya
Berdasarkan pengamatan dilapangan
dinilai baik oleh orang. Jadi mahasiswi yang
dan hasil wawancara mendalam dengan
berjilbab
modis
sebenarnya
memahami 9
NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
jilbab sebagai pakaian penutup untuk wanita
perbedaan
muslimah tetapi mereka juga menganggap
karena
jilbab adalah trend.
pengertian jilbab, hukum jilbab, batas-batas
c.
pemahaman
pengetahuan
tersebut
terjadi
mahasiswi
tentang
Pemahaman dan makna jilbab
aurat wanita berbeda. Menurut Suhartono
dikalangan
(2008:52) ada beberapa sumber-sumber
mahasiswi
yang
pengetahuan di antaranya adalah sebagai
memakai jilbab biasa Berdasarkan pengamatan dilapangan dan hasil wawancara mendalam dengan
berikut: a.
Kepercayaan berdasarkan tradisi adat
mahasiswi yang memakai jilbab biasa yang
dan agama, adalah berupa nilai-nilai
dijadikan informan yaitu Meera, Indah,
warisan nenek moyang. Sumber ini
Mekar, Sofia dan Amel (bukan nama
biasanya berbentuk norma-norma atau
sebenarnya). Pemahaman dan makna jilbab
kaidah baku yang berlaku di dalam
dikalangan mahasiswi yang memakai jilbab
kehidupan sehari-hari.
biasa
juga
memakai
berbeda,
mahasiswi
yang
jilbab biasa mengetahui
b.
dan
Otoritas kesaksian orang lain, juga masih
mewarnai
oleh
kepercayaan.
mengerti jilbab itu sebagai pakaian penutup
Pihak-pihak
aurat, tetapi mereka belum memakai jilbab
kebenaran
sesuai dengan syar’iat Islam dikarenakan
dipercayai adalah orang tua, guru,
mereka takut apa yang diapakai tidak sesuai
ulama,
dengan
sebagainya.
tingkahlaku.
Mahasiswi
yang
pemegang pengetahuan
orang
yang
Apapun
otoritas yang
dapat
dituakan yang
dan
mereka
memakai jilbab biasa ingin berproses dalam
katakan benar atau salah, baik atau
memakai jilbab, jadi dikalangan mahasiswi
buruk, dan indah atau jelek, pada
yang memakai jilbab biasa ini memaknai
umumnya diikuti dan dijalankan dengan
jilbab sebagai proses untuk memperbaiki diri
patuh tanpa kritik. Karena, kebanyakkan
dan mengontrol tingkah laku.
orang
telah
sebagai 2.
Pemahaman
Mahasiswi
orang-orang
yang
mereka cukup
berpengalaman dan berpengetahuan luas
Tentang
dan benar.
Jilbab Berdasarkan pemahaman mahasiswi tentang
mempercayai
jilbab
pemahaman
terdapat
tentang
jilbab.
perbedaan Melihat
c.
Pengalaman indrawi adalah alat vital penyelenggaraan sehari-hari.
kebutuhan
Dengan
mata,
hidup telinga, 10
NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
hidung lidah, dan kulit, orang biasanya
motif atau tujuan utama yang ingi dicapai
menyaksikan langsung kebenaran sutu
dalam proses pemakaian jilbab, yang bersifat
objek, dan secara langsung pula bisa
internal yaitu mahasiswi memakai jilbab
melakukan kegiatan hidup.
karena
Ungkapan
mahasiswi
faktor
kesadaran
diri
dalam
mengenai
menjalankan perintah Allah, sehingga ada
pemahaman tentang jilbab dapat dipahami
perasaan yang timbul yang mendorong
bahwa sumber-sumber pengetahuan tentang
mahasiswi untuk memakai jilbab. Bisa juga
jilbab dikalangan mahasiswi itu berbeda dan
karena faktor eksternal yaitu alasan memakai
pengetahuan tentang jilbab itu didapat dari
jilbab karena dipengaruhi faktor lingkungan
antara lain yaitu ada keinginan atau kemauan
atau
yang tumbuh dari dalam diri sendiri untuk
mendorong
memahami jilbab, sehingga sering mencari
jilbab,
informasi-informasi
dari
komunitas yang banyak memakai jilbab
buku-buku yang dibaca sehingga hatinya
sehingga ada keinginan untuk merubah
tersentuh untuk memakai jilbab dan karena
penampilan untuk memakai jilbab juga serta
bentuk
keingintaatannya,
alasan memakai jilbab juga karena estetika,
didasari
oleh
tentang
keinginan
jilbab
ini
biasanya
pribadi
untuk
keadaan
memperbaiki diri menjadi wanita sholehah
interaksi
tanpa paksaan dari siapapun atau bukan juga
mahasiswi
mencari sensasi.
Makna Jilbab Dikalangan Mahasiswi Keputusan
berada
mahasiswi
dalam
untuk
dengan
serta
dikalangan dilatarbelangi
memakai
tentang
alasan
mahasiswi
disekitar
jilbab
memakai Fisip
banyak
atau
mode dan
orang-orang
oleh
yang
dilingkungan
untuk mengikuti
Pemahaman beragam
3.
mahasiswi
jika
keindahan
lingkungannya
hal
yang jilbab yang akan
memakai jilbab pada hakekatnya merupakan
mempengaruhi dengan tujuan penggunaan
bagian dari perilaku atau perbuatan Makna
jilbab,sehingga timbul adanya makna jilbab
jilbab dikalangan mahasiswi berbeda karena
yang tidak hanya menjadi bagian dari
menurut peneliti para mahasiswi memakai
kewajiban sebagai seorang wanita muslimah
jilbab dikontruksi oleh berbagai hal yang
tetapi juga bagian dari gaya hidup untuk
berbeda. Ketika sesorang memutuskan untuk
memperindah penampilan dan juga sebagai
memakai
yang
simbol identitas, simbol kesholehaan. Dalam
melatarbelakangi alasan tersebut serta ada
hal ini memakai jilbab dikalangan mahasiswi
jilbab
pasti
ada
hal
11 NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
juga
terkait
dengan
kebutuhan
dalam
Pengetahuan
mahasiswi
tentang
jilbab
mengekpresikan apa yang ingin dicapai oleh
berbeda-beda, pengetahuan tentang jilbab
mahasiswi dengan memakai jilbab, sehingga
tersebut
ada nilai agama yang ingin dicapai serta
keluarga (orang tua), lingkungan sosialnya
keduniaan.
(teman,guru) dan bahan bacaan (buku dan
bisa
didapat
dari
lingkungan
media sosial). Seiring perkembangan zaman 4.
Teori
Kontruksi
Sosial
Dalam
dan kemajuan teknologi, mahasiswi mulai mendapat pengetahuan-pengetahuan yang
Memahami Makna Jilbab Perbedaan pemahaman dan makna
lebih luas dan mahasiswi terus menerus
jilbab karena perbedaan pengetahuan tentang
mengekpresikan apa yang mereka ketahui
jilbab, Pembentukan pengetahuan munurut
kedalam kehidupannya, artinya mahasiswi
Berger mempunyai 3 proses dialektika yaitu
tidak
eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi.
mencurahkan apa yang mereka ketahui
Penulis
dalam kesehariannya. Dikalangan mahasiswi
mencoba
menggambarkan
lepas
dari
yang
dan
memahami bahwa jilbab adalah pakaian
objektif, dimana mahasiswi dipengaruhi
wajib bagi wanita muslimah untuk menutup
lingkungannya
aurat dan hanya telapak tangan dan wajah
subjektif
dan
mempengaruhi
lingkungannya. Dalam
yang proses
boleh
syar’i
terus
yang
dimensi
jilbab
untuk
bagaimana realitas kehidupan mahasiswi memiliki
memakai
upaya
kelihatan,
mereka
dan
mereka
eksternalisasi
mengekpresikan apa yang mereka pahami
mahasiswi mengekpresikan dirinya ke dalam
kedunianya dengan memakai jilbab sesuai
dunianya, seorang mahasiswi yang benar-
dengan syariat Islam. Mahasiswi yang
benar
berjilbab,
memakai jilbab modis juga mengekspresikan
menerimanya dan mengamalkannya dalam
cara berjilbabnya mengikuti gaya hidup
kehidupan
masa kini, berdasarkan trend-trend yang ada.
memahami
tindakan,
kewajiban
sehari-hari perbuatan
dalam
dan
tingkah
bentuk laku.
Objektivasi
adalah
hasil
dari
Mahasiswi yang memahami jilbab hanya
ekternalisasi manusia, dimana pengetahuan
sekedar
mahasiswi tentang jilbab diterapkan dalam
mengikuti
trend
juga
akan
mengekpresikan apa yang diketahui dan
kehidupan
dipahami tentang jilbab kedalam dunianya
kebiasaan. Kebiasaan ini yang kemudian
ini
membentuk suatu nilai yang dianggap benar
merupakan
proses
Eksternalisasi.
sehari-hari
yang
menjadi
12 NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dan kemudian membentuk suatu kelompok
diketahui, apa yang mereka dilihat dan apa
atau komunitas. Dikalangan mahasiswi yang
yang mereka didengar, sehingga sekarang
berjilbab modis, mereka tertarik memakai
jilbab tidak lagi hanya sebagai ajaran agama
jilbab dari beragamnya model jilbab dengan
tetapi timbul makna-makna lain. Mahasiswi
motif-motif
Fisip
yang
Ketertarikan
menarik
dan
cantik.
mahasiswi
memaknai
jilbab
berdasarkan
untuk
pengetahuannya, pengalamannya, motivasi
mengembangkan fashionnya dalam berjilbab
dan tujuan dalam memakai jilbab sehingga
juga dipengaruhi oleh komunitas-komunitas
makna jilbab tidak hanya sebagai bentuk
hijabbers
ketaqwaan
yang
didalamnya
terkumpul
muslimah
yang
sebagai simbol identitas seorang muslimah
trend
tetapi seiring perkembangan zaman jilbab
wanita-wanita mengekpresikan
jilbab
mengikuti
terhadap
fashion dan tutorial pemakaian jilbab yang
mengalami
beranekaragam. Dikalangan mahasiswi yang
tujuan pemakainya.
berjilbab syar’i, mereka terus memperdalam pengetahuannya
tentang
jilbab
menurut
banyak
perintah-Nya
makna
dan
berdasarkan
Dalam proses Internalisasi mahasiswi menyerap
kembali
pemahaman
dan
syariat-syariat Islam yang didapat dari
pengetahuan tentang jilbab, pemahaman
kajian-kajian
biasanya
tentang jilbab yang beragam akan mengarah
Komunikasi
pada fungsi jilbab bagi penggunanya, dari
diadakan
Muslimah oleh
yang
Forum
Mahasiswa Islam Nuruddin Fisip Untan,
fungsi-fungsi
yang didalamnya ada bidang khusus untuk
menghasilkan
wanita yaitu bidang kemuslimahan yang
hanya sekedar perintah agama melainkan
anggotanya wanita dan kegiatannya pun
makna
tentang muslimah, dan banyak mengikuti
didasarkan pada keinginan berpenampilan
kajian-kajian khusus muslimah.
Islami yang memiliki banyak tujuan. Hal ini
Internalisasi
inilah
akan
makna jilbab yang bukan
jilbab
dikalangan
mahasiswi
penyerapan
terlihat dari jenis jilbab dan praktek jilbab
kembali tentang pemahaman jilbab kedalam
dikalangan mahasiswi yang beragam, yang
kesadaran subyektif mahasiswi. Jilbab yang
terkontruksi oleh berbagai aspek. Tujuan
pada awalnya hanya dianggap sebagai suatu
mahasiswi
ajaran atau kewajiban agama kini mulai
dipengaruhi oleh faktor religius, psikologis
mengalami
Mahasiswi
(rasa nyaman dan kesadaran diri), sosiologi
memahami jilbab berdasarkan apa yang
(lingkungan keluarga dan sosial ), etika
banyak
adalah
jilbab
makna.
yang
memakai
jilbab
juga
13 NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
(akhlak dan prilaku), estetika (keindahan dan
2.
Makna jilbab dikalangan mahasiswi
kecantikan) dan kultural (budaya), dari
fisip juga beragam yaitu jilbab sebagai
tujuan ini melibatkan beragamam penafsiran
simbol ketaqwaan terhadap Allah, jilbab
tentang
yang
sebagai pengontrol tingkahlaku, jilbab
berkembang dan mengalami pergeseran
untuk menutupi kekurangan pada diri,
makna.
jilbab sebagai simbol kecantikan dan
jilbab
yang
dipakai
Dikalangan mahasiswi Fisip jilbab
keanggunan, jilbab untuk mendapat
tidak hanya sebagai perintah agama tetapi
image baik, dan jilbab sebagai simbol
ada makna lain yang ingin dicapai dengan
modernisasi.
memakai jilbab. Beragamnya makna jilbab
terjadi karena perbedaan pemahaman,
ini juga berpengaruh pada ekspresi dan
pengetahuan tentang jilbab dan tujuan
praktek dalam pemakaian jilbab, ada yang
memakai
memaki jilbab syar’i, jilbab biasa, jilbab
Perbedaan
pemahaman
gaul mengikuti mode ini karena mereka
jilbab
dikalangan
mempunyai makna yang berbeda tentang
berpengaruh pada praktek dan cara
jilbab yang mereka pakai, sehingga cara
dalam
mahasiswi memakai jilbab juga berbeda.
dikalangan mahasiswi fisip ada yang
Perbedaan
jilbab
yang
pemakaian
makna
ini
terkontruksi. dan
makna
mahasiswi
jilbab,
sehingga
berjilbab syar’i (jilbab besar), ada yang berjilbab biasa dan ada juga yang berjilbab modis mengikuti trend.
F. KESIMPULAN
1.
Pemahaman
jilbab
dikalangan
mahasiswi fisip beragam yaitu jilbab
G.
SARAN
1.
Mahasiswi
sebagai pakaian wajib bagi wanita muslimah, sebagai kain penutup aurat, kain yang tidak tipis dan mahasiswi
Bagi mahasiswi yang memakai jilbab
Fisip ada yang memahami jilbab sebagai
agar
lebih
memahami
arti
berjilbab,
pakaian modern. Perbedaan pemahaman
hendaknya mahasiswi tidak hanya menilai
tentang pengertian jilbab dikarenakan
jilbab dari segi trend yang sedang mendunia
setiap mahasiswi memiliki pengetahuan
akan tetapi harus ada keinginan untuk lebih
yang berbeda mengenai jilbab.
memahami jilbab adalah kewajiban bagi 14
NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
wanita muslimah untuk menutup aurat dan dibarengi dengan proses memperbaiki diri agar lebih baik. Untuk mahasiswi yang belum memakai jilbab
semoga diberi
keinginan dan kesiapan lahir batin untuk memakai jilbab sebagai kewajiban bagi
(Judul Asli : The Social Construction Of Reality. Penerjemah : Hasan Basari. Pengantar : Frans M Parera.) Bungin, B. 2006. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradiqma Dan Diskursus Teknologi Komunikasi Di Masyarakat). Jakarta. Kencana : Prenada Media Group.
seorang wanita muslimah.
2.
Masyarakat Masyarakat juga harus menyadari
bahwa jilbab bukanlah salah satu tolak ukur tingkat regiulitas, seorang wanita yang memakai jilbab tidak selalu identik dengan
Hasan, F. A. 2013. Lebih Anggun dengan berhijab. Jakarta. Kompas Gramedia. Kahmad, Dadang. 2000. Sosiologi Agama. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Moleong, L. J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
alim atau taqwa dan jika seorang wanita yang memakai jilbab berahklak buruk itu juga bukan salah jilbabnya, itu tergantung pribadi masing-masing.
3.
Peneliti Selanjutnya
Martono, N.2012. Sosiologi Perubahan Sosial (Pespektif Klasik, Modern, Postmodern dan poskolonial). Jakarta. Rajawali Pers. Nazisir, N. 2009. Teori-teori Sosiologi. Yogyakarta. Widya Pajajaran.
Untuk yang akan mengambil judul penelitian tentang jilbab agar lebih memberi dorongan lebih membangun dan inovatif
Nurhayati, E. 2012. Psikologi Perempuan Dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
agar menambah pemahaman masyarakat tentang jilbab.
H. REFERENSI 1.
Buku-Buku:
Polomo, M. M. 2010. Sosiologi Kontemporer. Jakarta. Rajawali Pers. Rais, E.H. 2012. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Syahatah, H.1998. Ekonomi Rumah Tangga Muslim. Jakarta : Gema Insani Pres.
Berger, P & Luckmann T. 1990. Tafsir Sosial Atas Kenyataan. Jakarta. LP3ES. 15 NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Syuqqah, A. 1998. Busana dan Perhiasan Wanita Menurut al-Qur’an dan Hadis. Bandung : Mizan. Suhartono, Suparlan. 2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan: Persoalan Eksistensi dan Hakikat Ilmu Pengetahuan. Jogjakarta: ARRuzz Media. Sugiyono.2009.Memahami Kualitatif. Bandung:Alfabeta.
Penelitian
Surtiretna, N. 1996. Anggun Berjilbab. Bandung. Al-Bayan. Syafa, U. & Dkk. 2002. Panduan Wanita Shalihah. Jakarta : Eska Media. Sarwono, S. W. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers. Shihab, M.Q. 2004. Jilbab pakaian wanita muslimah. Jakarta. Lentera Hati. Walid, M & Uyun, F. 2011. Etika berpakaian bagi perempuan. Malang. UIN Maliki Press. Zami, E. 2014. Hijab. Jakarta : Pustaka Oasis
2.
Sumber Internet
Arimbi. 2002. Pemakaian Jilbab Di Kalangan Siswi Sma. Diakses pada 4 Desember 2014, Pukul 20.00 WIB. Dalam http://lib.unnes.ac.id/18373 /1/350140 9003 .pdf.
Berger, P. L. 1991. Langit Suci Agama Sebagai Realitas Sosial. Jakarta. LP3ES. Dalam Fashion Dan Jilbab Dalam Bingkai Analisis Konstruksi Sosial Atas Realitas Peter L. Berger, Oleh Sholichah 2014 diakses di http://digilib.uinsby.ac.id/348/5/Bab%202.p df pada 10 Maret, 2015. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kubu Raya, dalam http://database.kuburayakab.go.id/dokumen/ penduduk/penduduk_sungai_raya2012.pdf. diakses pada 4 februari 2015, Pukul 14.00 WIB. Farid. 2011. Islam Melarang Wanita Muslimah Untuk Memakai Pakaian Yang Tipis Dan Jarang. Diakses pada 24 Maret, 2015 pukul 09.00 WIB. Dalam http://faridhatake.blogspot.com/2011/06/isla m-melarang-wanita-muslimah-untuk.html. Mustyka. 2011. Makalah `jilbab dan Hijab. Diakses pada 8 Desember 2014, Pukul 11.00 WIB. Dalam http://mustykamustyka.blogspot .com/ 2011/12/ makalahjilbab-hijab.html. Nan d h i k a, T. 2011. Fen o men a K er u d u n g Di K a l a n g a n Rema j a d a n Pel a j a r . Diakses pada 8 Desember 2014, Pukul 11.00 WIB. Dal am http://talithanandhika.blogspot.com/2011/08/ fenomena-kerudung-di-kalanganremaja.html. Suyanto & A,K. 2010. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial. Yogyakarta. Aditya Media Publising. Dalam Fashion Dan Jilbab Dalam Bingkai Analisis Konstruksi Sosial Atas Realitas Peter L. 16
NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Berger, Oleh Sholichah 2014 diakses di http://digilib.uinsby.ac.id/348/5/Bab%202.p df pada 10 Maret, 2015. Surya. 2004. Pemakaian Jilbab Di Kalangan Siswi SMA. Diakses pada 4 Desember 2015, Pukul 20.00 WIB. Dalam http://lib.unnes.ac.id/18373/1/3501409 003.pdf. Dahlan. Abdul Aziz.(ed), Ensiklopedi Islam, cet. Ke-1, (Jakarta:PT.Ichtiar Baru Van Hoeve,1993), III:317.Dalam http://pendidikanhukum.blogspot.co.id/2010/10/jilbab-dalamlintasan-sejarah-islam_26.html Yanto, 2009. Fenomenologi Jilbab. Dalam http://masackee.blogspot.co.id/2009/06/ fenomenologi-jilbab-oleh-nasaruddin.html Ryansyah. A. 2015. Perjuangan Panjang Jilbab di Indonesia. Dalam http://jejakislam.net/?p=680
17 NURUL FADILAH, NIM. E51111052 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI
DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA ' FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POUTIK.
PENGELOLA JURNAL MAHASISWA Jalan Prof. Dr.lL Badari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124
LEMBARPERNYATAANPERSETUnJANUNGGAH/PUBUKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONlK. MAHASISWA Sebagai sivims akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah Uri, saya:
Nama Lengkap NIM / Periode tulus Tanggal Lalus Fakultasl Jurusan , E-mail addresI HP
:
: :
~.~~.~.It.9.~~.~~.... . ~?ml~~ .1 . ~?..D ~(2r&.:?'~~
: ISIP I
:
~~Q':Q.~L.; .. ..I..o.a~1~9kl.~
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan .syarat administratif kelulusan mabasiswa (SI), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jumal Mahasiswa 5tp..~}!).~,,\4.I1~ ...*) pada Program Studi ....~latO.~L ; Fakultas Dmu soslal dan lIma Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif(Non-exciusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul**) :
::::::::::G~~~~~;~~~~~!;~~~~~!:~!~~~ beserta perangkat yang diperlukan (hila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jumal berhak menyimpan, mengaJih.-mediai format-ken, mengelolanya dalam bentnk pangkalan data (database), mendistribusikannya,
.dan.menampilkanl mempublikasikannya
di Internet ataumedia lain):
~fitlllex q;zJ content mikel- sesuai dengan standar penulis jurnal yang berJaku. untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijm dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untUk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola JumaI, segala bentuk tuntutan hukum yang. timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiQh saya ini.
Dibuat di Pads tanggal
: Pontianak . .
.
~
......... ~ !~.~!~ .
NIM. ~~HQ~!.-
.
Catatan : *tulis nama jumal sesuai prodi masing-masing (pub/ikalGovemanceiAspirasilSocifJdev/SosioJogique) Setelab mendapat persetujuan dari pengelola Jumal, bCrkas ini hams di scan dalam format PDF dan dilampirkan pads step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)