Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
POLA PEMBINAAN MAJELIS TAKLIM DZIKIR NUR AL – MU’MIN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA DI KELURAHAN PARIT TOKAYA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN KOTA PONTIANAK Oleh: ADNI NIM. E51110011 Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2015 e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini mendeskripsikan pola pembinaan Majelis Taklim Dzikir Nur Al-Mu’min dalam pembentukan karakter remaja dan menganalisis metode pembinaan pada remaja serta mengetahui faktor penghambat dan faktor pendorong majlis taklim dan dzikir nur al-mu’min. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif deskriptif., sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipan, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penghambat dan pendukung dalam kegiatan pembinaan lebih besar pengaruhnya dalam kegiatan pembinaan yang dilakukan terhadap perkembangan pembinaan mental dan spiritual remaja, , besarnya peranan Majelis Taklim Dan Dzikir Nur Al-Mu’min dalam hal gerakan kepedulian untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan Ketauhidan dan meluruskan akhlak manusia. Teori yang digunakan adalah struktural fungsional yang mengarah pada bagaimana fungsi suatu majelis yang tersusun secara sistem yang dapat mempengaruhi anggota anggotanya. Hasil dari observasi dan wawancara penulis menemukan bahwa ada faktor yang membuat kurang maksimalnya pembinaan seperti tenaga pengajar dan kurang tanggapnya instansi pemerintah terkait dalam melihat perkembangan pendidikan non formal khususnya perkembangan pembinaan yang dilakukan Majelis Taklim dan Dzikir Nur Al-Mu’min yang sudah beberapa tahun berjalan, tanpa menyurutkan semangat sedikit pun untuk tetap menggenggam asa demi memperjuangkan nilai – nilai islam yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Kata-kata Kunci: Majelis, Remaja, Pola Pembinaan, Karakter
GUIDANCE PATTERN OF NAM ( NUR AL – MU’MIN ) DZIKIR COUNCIL IN GENERATING YOUTH CHARACTERS IN PARIT TOKAYA DISTRICT OF SOUTH PONTIANAK OF PONTIANAK CITY Abstract This research aims to describe Guidance pattern of NAM( Nur Al – Mu’min ) dzikir council in generating youth characters and analyze Guiding method and figure out the obstacles as well as supporting factors which encourage NAM dzikir council in generating youth characters generating youth characters. The method applied in this research is descriptive qualitative. Meanwhile, the methodology of data colleting is observationparticipation, documentation and interview.The researcher assumes that to describe fully and comprehensibly on Guidance pattern of NAM dzikir council and the way in generating youth characters. The result shows that obstacles and supporting factors are greater in influences in guiding to mentality development and spirituality of youth.Nevertheless, it does not mean that other factors do not significantly influence, as in methods and evaluation guiding program applied in guiding, the rate of roles of NAM dzikir Council in developing people care to continue the Prophet PBUH in conveying the one –most supreme belief and guiding man kind in straight way. The theory used is functional structural that leads to the function of a council which systematicallystructure that can influence is member.
1 ADNI, NIM. E51110011 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
The result of observation and interview, the writer found that there were factors which discourage the expected result of guiding like instructor and the low government’s institution care regarding to view the development of non-formal education, especially guiding development which has been done for years, without feeling discouraging any little to grasp a hope for the sake of struggling for the Islamic values which conveyed by The God Prophet PBUH. Key words: council, youth, guiding pattern, character
Taklim dan Dzikir telah menjamur di
A. PENDAHULUAN
tengah Di
Indonesia,
agama
dipertahankan sebagai landasan moralitas bagi
pelaksanaan
modernisasi
-
tengah
masyarakat
dengan
berbagai bentuk kegiatan yang bervariasi. Keberadaan majelis dzikir tentu tidak bisa
dengan
Pelaksanaan
pembinaan
terhadap
intensitas pengaruh modernisasi dan agama
jamaah terfokus pada satu wilayah yaitu di
terhadap perilaku keagamaan masyarakat
wilayah
Indonesia
Islam
bertempat di Masjid Nurul Hasanah. Tepat
merupakan agama yang universal dan
kediaman salah satu Pembina, Pembinaan
mempunyai
tentang
terhadap generasi muda merupakan salah
manusia. Dalam pandangan Islam setiap
satu yang tertuang dalam maksud dan
manusia yang lahir membawa fitrah Allah
tujuan
SWT. Manusia diciptakan Allah SWT
Fenomena Sufism di tengah masyarakat
disertai naluri beragama yaitu agama
yang terus beradaptasi terhadap nilai –
tauhid. Mengingat Allah SWT merupakan
nilai baru, seakan merupakan gerakan
suatu kewajiban yang harus dijalankan
melawan arus transformasi. Mereka masih
oleh
bertahan
(
Hasan,
konsep
tersendiri
hambaNYAdengan
ibadah serta
2000).
menjalankan
berdzik mengagungkan
namaNYA. Majelis
Purnama ( 2 ) Dua yang
Yayasan
dengan
dan
Al
–Mu’min.
kepercayaan
–
kepercayaan tradisional, dan sangat kuat mendambakan
Taklim
Nur
kepuasan
bathin.
Dzikir
Kesukaannya dengan berkumpul dengan
berpengaruh besar dalam perkembangan
sesama, secara rutin dan dengan atribut
pembentukan akhlak jamaahnya, seiring
khas
berjalannya modernisasi dalam kehidupan
kecenderungannya
masyarakat yang semakin berkembang
melawan segala hal yang menyangkut
serta persaingan hidup yang ketat. Majelis
sekulerisme, dengan bermujahadah dalam
Islam.
Komunitas yang
begitu
dengan kuat
2 ADNI, NIM. E51110011 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
membangun hubungan emosional kepada
Al-Mu’min setelah itu bersedia mengikuti
manusia dan Tuhan ( Anwar, 2007 : 11).
program – program pembinaan yang
Melihat dari fenomena sekarang di
diberikan oleh Pengurus dan Pembina
saat meluasnya pengaruh akan modernisasi
Yayasan Nur Al-Mu’min seperti halnya
dan budaya luar yang selalu menjanjikan
para santri yang dipondokkan di pesantren
kesenangan dan bersifat keduniaan tidak
dengan
sedikit remaja yang terpengaruh dengan
pendidikan islam yang difokuskan dalam
mengadopsi budaya luar yang tidak lagi
pondok
memfilter latar belakang budaya luar yang
pembinaan yang dilakukan Yayasan Nur
masuk seolah – olah mereka menganggap
Al-Mu’min adalah program pesantren
itu merupakan suatu gelombang budaya
berjalan yang tidak terfokus pada satu
yang sesuai jati diri mereka Padahal
tempat.
pembinaan
pesantren,
dan
program
sedangkan
sistem
gelombang itu akan mematikan karakter
Alasan dasar para remaja yang
mereka sendiri. Kegoncangan moral yang
bergabung dan mengikuti pembinaan oleh
menimpa generasi muda adalah suatu hal
majelis taklim dan dzikir Nur Al – Mu’min
yang mengerikan karena terlepasnya dari
satu diantaranya merupakan dari dalam diri
bimbingan orang tua yang kadang hanya
personalnya sendiri yang ingin suasana
memperhatikan
ketimbang
baru yang membawa ketenangan dan
memperhatikan perkembangan anaknya.
persaudaraan yang kuat dilingkungannya,
Mengingat banyaknya permasalahan yang
ingin memperdalam ilmu agama dan
menimpa generasi muda mendorong suatu
akhlak yang baik yang jelas bermanfaat
gerakan hati dan pikiran pada Majelis
baginya, selain itu pengaruh ajakan teman
Taklim Dzikir Nur Al-Mu’min untuk
merupakan salah satu faktor remaja ikut
berperan merangkum dan menghimpun
bergabung dalam pembinaan. Hambatan
para remaja mengajak secara persuasif dan
dalam pembinaan membuat para Pembina
edukatif mengarahkan ke jalan yang lurus
terkadang kurang semangat untuk terus
sesuai
mengembangkan pendidikan berbasis non
profesinya
Pola pembinaan di lapangan para
formal ini. Hasrat pertama dalam hal
Pembina Majelis Taklim Dzikir Nur Al-
pembinaan di antara anggota yang dibina
Mu’min dilakukan secara bertahap, mulai
ada yang masih
dari ikrar anggota remaja yang mengikuti
materi ilmu yang diberikan dan proses
pembinaan dengan melengkapi formulir
penarikan infak yang tidak termanajemen
pendaftaran anggota, dan sedia untuk
dengan baik. Kedua
dikukuhkan menjadi anggota binaan Nur
Pembina
berpresepsi lain akan
membuat
kurangnya tenaga kurang
lancarnya 3
ADNI, NIM. E51110011 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
proses
pembelajaran,
serta
masalah
mencakup hampir semua bentuk ibadah
keuangan atau finansial yang menjadi
dan perbuatan terpuji. Dalam artian
halangan terbesar dalam sebuah organisasi
yang lebih khusus, dzikrullah atau
dalam
zikir
menjalankan
administarasi
adalah
menyebut
nama-nama
pembinaan dengan visi dan misi yang akan
Allah
sebanyak-banyaknya
dengan
dicapai.
memenuhi tata tertib, metode, rukun, dan syaratnya. Zikir adalah perintah Allah
dan
ciptaan
B. KAJIAN PUSTAKA
Rasul-Nya, atau
dan
buatan
bukan manusia
(Bastaman, 1997:158). 1. Konsep Majelis Taklim Dan Dzikir Majelis Zikir, seperti
halnya
2. Konsep Remaja
majelis taklim juga terdiri dari dua
Definisi remaja menurut Kamus
akar kata Bahasa Arab yaitu majlis
Besar Bahasa Indonesia (2008 ) adalah,
yang artinya telah dikemukakan di
mulai dewasa sudah sampai umur untuk
atas, dan dzikir yang berarti menyebut
kawin. 65 Remaja menurut Mappiare,
atau
Yunus,
berlangsung antara umur 12 tahun sampai
secara
dengan 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun
terminologi zikir adalah mengingat
sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang
atau menyebut nama Allah SWT, baik
usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua
dengan lisan (ucapan), dengan hati
bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai
atau anggota badan. Zikir lisan yaitu
dengan 17/18 tahun adalah remaja awal,
memuji Allah dengan ucapan-ucapan
dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22
tasbih, tahmid, tahlil dan lain-lain.
tahun adalah remaja akhir Pada usia ini,
Zikir dengan hati yaitu memikirkan
umumnya anak sedang duduk di bangku
(bertafakur) mengenai zat dan sifat-
sekolah menengah.
sifat Allah. Sedangkan zikir dengan
tidak
anggota
disampaikan
mengingat
2001:134).
(Mahmud
Sedangkan
badan
yaitu
menjadikan
keseluruhan anggota badan tunduk dan patuh
kepada
Dalam
artian
Menurut
umum,
yang
oleh beberapa ahli yang
Undang-Undang
2009 pasal 1, bahwa “Pemuda adalah warga
Allah
memasuki
keagungan-Nya,
dengan
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
dzikrullah atau zikir adalah mengingat serta
jauh
lain.
Allah
(Poerdawarminta, 1982:250)
berbeda
Klasifikasi di atas
yang
negara
Indonesia periode
yang penting 4
ADNI, NIM. E51110011 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pertumbuhan dan perkembangan yang
mengusahakan
supaya
berusia 16 (enam belas) sampai 30
(maju, sempurna), sedangkan Pamudji
(tiga puluh) tahun”.
S
(1985:7)
lebih
baik
mengatakan
bahwa
pembinaan juga dapat mengandung makna
3. Konsep Karakter Pendidikan karakter dimaknai
sebagai
melakukan
pembaharuan,
usaha,
yaitu
yaitu melakukan
dengan suatu sistem penanaman nilai
usaha – usaha untuk membat lebih
nilai karakter kepada warga sekolah
sesuai
yang meliputi komponen pengetahuan,
menjadi lebih baik dan bermanfaat.
atau
cocok
dan
kebutuhan
kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut
5. Teori Struktural Fungsional
baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri,
sesama,
lingkungan,
Teori atau pendekatan strukturalfungsional merupakan teori sosiologi yang
maupun kebangsaan sehingga menjadi
diterapkan
manusia insan kamil (Samani dan
keagamaan secara rasional. Davis dalam
Hariyanto, 2011).
Muchlis, (1959 : 89 ) mengidentikkan
Berdasarkan pengertian di atas, pendidikan
karakter
adalah
system
dalam
analisis
melihat
sosiologi
fungsional
institusi
sebagai
sebagaimana
analisis
dikatakannya
penanaman nilai-nilai karakter kepada
yaitu pengujian atas peranan ( atau fungsi )
peserta
mereka
yang dijalankan oleh sebuah institusi atau
menerapkan dalam kehidupannya baik
perilaku tertentu dalam masyarakat serta
di keluarga, sekolah, masyarakat, dan
cara – cara peranan tadi berkaitan dengan
negara sehingga dapat memberikan
gejala
kontribusi
penjelasan mengenai makna sosial yang
didik
sehingga
yang
positif
kepada
lingkungannya.
–
gejala
merupakan
sosial
hakikat
lainnya
dari
dan
analisis
fungsional. Dalam pada itu, setiap muslim
4. Konsep Pola Pembinaan Pola
menurut
kamus
bahasa
terkait dengan keharusan moral untuk
Indonesia adalah bentuk
(struktur )
memandang
yang
pembinaan
masyarakat sebagai tujuan yang dicapai.
Bahasa
Teori ini berangkat dari asumsi bahwa
pengertian
suatu masyarakat terdiri atas beberapa
pembinaan berasal dari kata “bina”
bagian yang saling memengaruhi. Teori ini
yang berarti membangun, mendirikan,
mencari
tetap.
menurut Indonesia
Sedangkan
Kamus
Besar
(1989:117)
dan
unsur-unsur
memperlakukan
mendasar
yang 5
ADNI, NIM. E51110011 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
berpengaruh di dalam suatu masyarakat,
6. Teori Peranan
mengidentifikasi fungsi setiap unsur, dan
Teori
yang
digunakan
guna
permasalahan
yang
menerangkan bagaimana fungsi unsur -
menggambarkan
unsur tersebut dalam masyarakat. Banyak
diteliti yaitu teori peran (role theory).
sosiolog yang mengembangkan teori ini
Teori ini beranggapan bahwa orang dalam
dalam kehidupan keluarga pada abad ke-
hidup bermasyarakat senantiasa berusaha
20, di antaranya adalah William F. Ogburn
melakukan peran seperti yang dikehendaki
dan Talcott Parsons Megawangi dalam
orang lain. Dengan demikian, identitas
Muchlis,( 1999: 67).
seseorang adalah dibentuk dalam rangka
Teori
struktural-fungsional
memberi respons dari perlakuan dan
mengakui adanya segala keragaman dalam
harapan orang lain. Dengan kata lain,
kehidupan
ini
tindakan seseorang lahir sebagi produk
merupakan sumber utama dari adanya
dari bagaimana orang lain memperlakukan
struktur
dirinya,
sosial.
masyarakat
Keragaman
dan
menentukan
sekaligus
sebagai
hasil
dari
keragaman fungsi sesuai dengan posisi
keinginannya sendiri sebagai mana supaya
seseorang dalam struktur sebuah sistem.
dapat diterima oleh orang lain (Usman ,
Sebagai contoh, dalam sebuah organisasi
2012:12).
sosial pasti ada anggota yang mampu
Teori
ini
bahwa
sekretaris atau bendahara, dan ada yang
kesempatan
menjadi anggota biasa.
melakukan tindakan, tetapi lebih dari itu
teori
ini
menegaskan
bukan
menggambarkan
menjadi pemimpin, ada yang menjadi
Dalam
peran
juga
bagi
hanya
sekedar
seseorang
untuk
yakni cara bagaimana untuk melakukan
bahwa struktur masyarakat yang tercermin
hubungan
di dalam kehidupan sosial bermasyarakat
seharusnya dilakukan.
mengedepankan fungsi sebuah sistem,
seseorang
seperti halnya yang tergambar pada fungsi
berbagai ekspresi maupun emosi untuk
Majelis Taklim Dan Dzikir Nur Al-
memperlihatkan eksistensinya. Peran juga
Mu’min yang mempunyai fungsi di tiap
memungkinkan
posisi dalam proses pembinaan terhadap
membangun pola tingkah laku dan sikap.
remaja. Terdapat bagian – bagian yang
Strategi
mendapat tugas pokok fungsi misalnya
menguasai berbagai situasi juga menjadi
sebagai pembina, pengajar,
aspek yang termasuk dalam peran yang ada
dibina.
dan yang
ataupun
ingin
dalam
komunikasi Peran
yang
pada diri
ditunjukan
seseorang
memecahkan
melalui
dalam
dan
pada diri seseorang. 6
ADNI, NIM. E51110011 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Menzies menyebut
( dalam Usman, 2012),
tiga
langkah
yang
harus
dilakukan untuk membuat Teori
ini
profesional yang berfungsi sebagai gerakan pembinaan, pendidikan, dakwah, sosial ekonomi dan dapat menjadi salah satu
dimaksudkan
untuk
kekuatan mata rantai perjuangan ummat
memperjelas bagaimana peranan bagian
Islam dalam menegakkan risalah Nabi
dari kumpulan dalam majelis taklim dan
besar
dzikir itu bertindak atau bertugas, misalnya
membedakan ras, daerah, status sosial dan
Pembina dalam melakukan aktivitasnya
madzhab.
Muhammad
SAW,
tanpa
berdasarkan statusnya sebagai guru dan
Dalam rangka mewujudkan tujuan
pembimbing dalam melakukan pembinaan
Nur Al-Mu’min sebagai Wadah pemersatu
terhadap jamaahnya khususnya remaja
Islam dan untuk memenuhi harapan agar
yang dibimbingnya.
Nur Al-Mu’min dapat menjadi lembaga yang solid dan
profesional
dalam
menjalankan fungsinya seperti yang telah disebutkan di atas, maka Nur Al-Mu’min
C. PEMBAHASAN
merencanakan untuk membangun berbagai 1.
sarana dan prasarana pada lahan tersebut.
Hasil Penelitian
Berdasarkan
a) Pola Pembinaan Majelis Taklim
hasil
observasi
Dzikir Nur Al-Mu’min Dalam
peneliti yang sesuai diungkapkan Brooks
Pembentukan Karakter Remaja
dan Goole
Nur Al-Mu’min sebagai organisasi
penting
bahwa terdapat tiga elemen
yang harus diimplementasikan
masyarakat (ormas) Islam yang kini telah
dalam proses pendidikan atau pembinaan
berubah menjadi sebuah Yayasan Nur Al-
terhadap siswa atau remaja. Pada dasarnya
Mu’min
prinsip merupakan salah satu acuan dalam
yang
menjadi
induk
wadah
Majelis Taklim Dan Dzikir Nur Al –
meningkatkan
Mu’min yang memiliki tujuan untuk
remaja. Dalam Majelis Taklim Dan Dzikir
mewujudkan masyarakat yang beriman dan
Nur Al – Mu’min telah dikenalkan prinsip
bertaqwa, berilmu dan beramal saleh,
– prinsip yang menjadi landasan setiap
aman damai dan berakhlakul karimah.
anggota Nur Al- Mu’min dalam kehidupan
Sehat jasmani dan rohani di bawah
sehari – hari.
lindungan Allah SWT. Keberadaan
Selama Nur
semangat
ini
dan
bentuk
motivasi
pembinaan
Al-Mu’min
wadah Nur Al – Mu’min yaitu melalui
diharapkan menjadi wadah pemersatu,
Majelis Taklim Dan Dzikir Nur Al –
serta menjadi lembaga yang solid dan
Mu’min menerapkan konsep mirip Pondok 7
ADNI, NIM. E51110011 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Pesantren
yang
mengutamakan
pembelajaran dengan metode menjalankan
sehingga kegiatan pembinaan dan lain – lain akan diarahkan ke lokasi ini.
program hapalan, menghapal surah Al – quran dan hadist pada santri – santrinya,
b) Metode – Metode Pembinaan
selain itu juga memberikan pelajaran ilmu
Majelis Taklim Dzikir Nur Al-
pengetahuan
Mu’min
umum,
muhadharah,
pengontrolan belajar malam dan kegiatan ekstrakurikuler.
Sedangkan
bentuk
Dalam proses pendidikan agama Islam, metode mempunyai kedudukan
pembinaan di Majelis Taklim Nur Al –
yang
Mu’min
Pondok
pencapaian tujuan, karena ia menjadi
konsepnya
sarana dalam menyampaikan materi
adalah
Pesantren
mengadopsi
namun,
sangat
penting
pelajaran
Pondok Pesantren berjalan. Setiap anggota
kurikulum. Tanpa metode suatu materi
diberikan program amalan – amalan untuk
pelajaran tidak akan dapat berproses
dihapalkan di rumah.
secara dari
pembekalan
efesien
kegiatan
tersusun
upaya
mengutamakan program berjalan yaitu
Implementasi
yang
dalam
dan
belajar
efektif
mengajar
dalam
dalam menuju
pembinaan ini adalah menjadikan generasi
tujuan pendidikan Metode berasal dari
muda menjadi insan yang selalu beriman
bahasa Greek (Yunani), yaitu meta dan
dan
Swt,
hodos. Meta berarti “melalui”, dan
mempunyai akhlak yang baik, mental skil
hodos berarti “jalan atau cara”, jadi
yang kuat, sudah pandai menghadapi
metode artinya suatu jalan yang dilalui
masyarakat dengan belajar bermasyarakat,
untuk mencapai suatu tujuan (Arifin,
serta bimbingan menghadapi masa depan.
2009).
bertaqwa
kepada
Allah
Aktifitas pembinaan dan pendidikan agama
Dalam proses pendidikan Islam,
langsung yang bertanggung jawab di
metode
bawah pengawasan Pembina Yayasan Nur
mengandung nilai-nilai intrinsik dan
Al-Mu’min, berhubung belum ada gedung
ekstrinsik
yang
jadi
pelajaran yang secara fungsional dapat
kegiatan difokuskan di Masjid Nurul
dipakai untuk merealisasikan nilai-
Hasanah. Seiring waktu berjalan semoga
nilai ideal yang terkandung dalam
markas Islamic Center Yayasan Nur Al-
tujuan pendidikan Islam.
khusus
Mu’min
yang
untuk
pembinaan
berlokasi
di
wilayah
yang
tepat
sejalan
guna
dengan
apabila
materi
Adapun metode yang digunakan
Kabupaten Kubu Raya tepatnya di Parit
di dalam pelaksanaan
pembinaan di
Haji Mukhsin 2 ( dua ) perlahan dibangun
Majelis Taklim Nur Al-Mu’min adalah 8
ADNI, NIM. E51110011 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dialog, khalaqoh, ceramah dan tanya jawab.
Dalam
ini,
Berdasarkan hasil wawancara
kegiatan majelis taklim disampaikan
dengan Ustad Asmadi selaku salah satu
dengan
atau
pengurus Majelis Taklim dan Zikir Nur
diskusi terhadap permasalahan yang
Al-Mu’min di Kelurahan Parit Tokaya
telah
dibahas
pada tanggal 12 Maret 2015 bahwa
cara
metode
tukar
disepakati
dialog
1) Faktor Penghambat
pendapat
untuk
bersama.
Pada
metode
khalaqoh
yang menjadi faktor penghambat di
kegiatan
majelis
taklim
dilakukan
dalam pelaksanaan pembinaan agama
dengan posisi membentuk lingkaran
Islam bagi generasi muda pada Majelis
dimana
Taklim dan Zikir Nur Al-Mu’min di
seseorang
tokoh
agama
ataupun kalangan ustadz, mualim dan
Kelurahan Parit Tokaya
kiyai
yang
Pontianak Selatan adalah faktor dalam
sebagai
diri seseorang berupa kesadaran dan
membahas
dianggap
suatu
penting
kitab
ataupun
pedoman dalam beragama.
motivasi
yang
rendah
Kecamatan
dan
faktor
dukungan dari orang tua. Hal seperti c) Waktu
dan
Tempat
ini diungkapkanya :
Pelaksanaan
“dari
Waktu dan tempat pelaksanaan
menjadi
kegiatan
dilakukan
secara
berkala,
sekian
banyak
faktor
faktor
penghambat
yang adalah
faktor dari dalam diri seseorang untuk
artinya tidak setiap hari. Dilaksanakan
mengikuti
pada Kamis malam mulai pukul 17.00 -
kesadaran
selesai
Nurul
membuat anggota/jamaah termotivasi
Hasanah jalan Purnama Dua dan di di
terus mengikuti kegiatan kalau sarana
rumah anggota/jama’ah dan
dan prasarana merupakan pendukung”,
bertempat
Masjid
sabtu
malam dari pukul 18.00 – selesai, bertempat di rumah jamaah secara bergantian.
kegiatan diri
juga
pembinaan, penting
itu
2) Faktor Pendukung Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan Ustad Asmadi selaku pengurus Majelis Taklim dan Zikir Nur Al-
d) Faktor yang menghambat dan
Mu’min di Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan
Pontianak Selatan
pada
mendukung
dalam
pelaksanaan
program
tanggal 12 Maret 2015 bahwa yang
pendidikan agama Islam bagi
menjadi faktor pendukung di dalam
generasi
pelaksanaan pembinaan
pendidikan
agama Islam bagi generasi muda pada 9 ADNI, NIM. E51110011 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Majelis Taklim dan Zikir Nur Al-
dan
Mu’min di Kelurahan Parit Tokaya
berdasarkan hasil wawancara bersama
Kecamatan Pontianak Selatan
Ustad
adalah
dana
kegiatan
Asmadi,
Selanjutnya
Ustad
Urai
faktor dalam diri seseorang berupa
Hermansyah, Wahyudi, Rizma Azima,
kesadaran dan motivasi yang rendah
Ayu,Eka, Husain, Erwin Fajri dan
dan faktor dukungan dari orang tua.
Siswanto
Hal seperti ini diungkapkanya :
Zikir Nur Al-Mu’min juga terdapat
“yang
menjadi
adalah
faktor
seseorang
faktor dari
untuk
pendukung dalam
diri
mengikuti
kalau
sarana dan prasarana cukup memadai
pada Majelis Taklim dan
pendukung
dalam
program pendidikan agama Islam yang meliputi : 1. Dari aspek tenaga pengajarnya,
dan mendukung, selain itu faktor
Sarana
pendukungnya adanya kebersamaan
memadai.
para Pembina untuk menyukseskan
2. Masyarakat
kegiatan
dan
sekarang
Nur
Al-
melaksanakan
dan
Prasarana
sekitar
dan
yang
pihak
sekolah yang sangat mendukung.
Mu’min sudah mempunyai tempat sendiri yaitu Masjid Nur Al-M’min sehingga tidak terbatas lagi untuk
D. PENUTUP
melaksanakan kegiatan pembinaan”. Pada Majelis Taklim dan Zikir
a) Kesimpulan
Nur Al-Mu’min, berdasarkan hasil
Berdasarkan
uraian
hasil
wawancara bersama Ustad Asmadi,
penelitian yang penulis dapatkan di
Ustad Urai Hermansyah, Wahyudi,
lapangan
Rizma Azima, Ayu,Eka Husain, Erwin
dalam pembentukan karakter remaja
Fajri
yang
dan
Siswanto
terdapat
hambatan-hambatan melaksanakan
dalam
program
pendidikan
mengenai pola pembinaan
dilakukan
pendidikan mengutamakan
selama
ini,
pesantren pendidikan
mirip yang untuk
agama Islam yang meliputi :
menghapal dan memahami berbagai
1. Kesadaran dan motivasi,.
hadist, sedangkan bentuk pembinaan
2.Kurangnya dukungan orang tua,
yang dilakukan Majelis Taklim Nur Al
3.Minimnya sumber Biaya.
– Mu’min yaitu meliputi pembinaan
Pada Majelis Taklim dan Zikir
akhlak dan moral dengan kegiatan
Al-Mu’min,
biaya
majelis rutin setiap kamis malam atau
merupakan hasil dari infaq anggota
malam jum’at dengan diisi kegiatan
Nur
sumber
10 ADNI, NIM. E51110011 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tausiah, dzikir dan do’a yang langsung
E. REFERENSI
dipimpin oleh Pembina. Inti bentuk pembinaanya
menerapkan
sistem
1.
Buku-buku
Pondok Pesantren berjalan maksudnya setiap anggota yang dibina diharuskan
Arifin, (2009), Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara
menghapal juz amma, asmaul husna, sifat-
sifat
20,
dan
surah
yang
dianjurkan serta menjalankan program amalan
–
amalan
dzikir
yang
diberikan.
b) Saran 1. Bagi
Remaja
hendaknya
lebih
memahami arti pentingnya sebuah motivasi yang diberikan pemateri dan memahami menjadi
faktor
–
penghambat
faktor
yang
sehingga
ke
depan dapat diminimalisir 2. Bagi Tenaga Pengajar diharapkan
Anwar, M. (2007). Sufi Perkotaan.Jakarta: Balai Penelitian Dan Pengembangan Agama. Bastaman,H.D. (2001). Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Berkowitz, M.W, and Bier,Melinda, C, 2005, What Works In Character Education: A Research-driven guide for educators, Washington, DC: Univesity of Missouri-St Louis. Daradjat, Z. (1975). Problema Remaja Di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang. Efendi Sa’ad, Muhammad, (2003). Rahasia Perjalanan Menuju Allah. Singkawang: Sinar Surya
lebih mengefektifkan waktu 3. Bagi
Yayasan
sebaiknya menyusun
lebih
Nur peka
program
Al-Mu’min lagi –
dalam program
pendidikan 4. Terutama Pemerintah khususnya yang berkecimpung di dunia pembangunan pendidikan karakter dan moral anak
Hasan, C. B. & Rufaidah, E. (2002). Model Penelitian Agama Dan Dinamika Sosial. Bandung : Raja Grafindo Persada. Hariwijaya, M. & P.B. Triton. (2008). Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi. Yogyakarta: Tugu Publisher. Haryadi, S. dkk. (1999). Perkembangan Peserta Didik. Semarang : IKIP Semarang Press.
bangsa seharusnya lebih jeli melihat masalah generasi masa kini.
Moleong, L. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya. Muchlis, F.(2008). Komunikasi Dan Perubahan Sosial:Perspektif Teori Fungsional Struktural,Jakarta: Ikatan Keluarga Besar Universitas Jambi 11
ADNI, NIM. E51110011 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Muhsin, (2009), Manajemen Majelis Taklim, Jakarta: Pustaka Intermasa Narwoko, Dwi J. & B Suyanto. (2006). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarata: Kencana Prenada Media Group. Poerwadarminta, (1982), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Yunus, M. (1973), Kamus ArabIndonesia, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an. Wibowo, Agus, 2012, Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ridwan, Yayan (2011). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Sedaun 2. Rujukan Elektronik Ritzer, George. 1985. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali. Ritzer, G., & Goodman, D.J. (2004). Teori Sosiologi Moderen. Jakarta: Prenada Media. Samani, M. dkk.2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Satori, Djaman dan Komariah, Aan. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: CV. Alfabeta Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta. Sarwono, S. W. (2012). Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Solihin,2004.Terapi Sufistik: Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Perspektif Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia. Soejanto, A. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta : RINEKA CIPTA. Thoha,Miftah.1997.Pembinaan Organisasi : Proses Diagnosa dan Intervensi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Agustina, L. (2010). Lembaga Sosial. Diakses 28 Maret, 2015, dari http://luwesagustina.blogspot.com/2010/11 /materi-lembaga-sosial.html Pamudji, S.1985. Pengertian Pembinaan Menurut Psikologi diakses pada tanggal 24 februari 2015. Sumber : http//.onlinesyariah.com/pengertianpembinaan-menurut-psikologi. Sugianto, N. (2011). Peran Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dalam Mendukung Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (Study Analisis Majelis Dzikir sby Nurussalam Jakarta) Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Di unduh pada tanggal 12 mei 2014 dari http://skripsi.iain.ac.id/files/disk1/022/jiiai npp-gdl-s1-2008-nedysug-2141_Pendgma-n.pdf. Yusriana, RA. (2013). Perilaku Sosial Remaja Dalam Memanfaatkan Ruang Publik Perkotaan. Diakses 2 April, 2013, dari http://repository.unhas.ac.id/bitstream/han dle/123456789/7675/skripsi%20jadi.pdf?s equence=1
Usman, Uzer ( 2012). Menjadi Guru Profesional.Bandung:Rosdakarya 12 ADNI, NIM. E51110011 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SO SIAL DAN ILMU POLITIK
[
PENGELOLA JURNAL MAHASISW A Jalan Prof. Dr. ,H. Hadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124 Homepage: http://urmafis.untan.ac.id
LEMBAR PERNYAT AAN PERSETUJUAN UNGGAH I PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM I Peri ode lulus Tanggal Lulus Fakultasl Jurusan E-mail addres/ HP
: Adni : E511 1001 1II : 29 Juni 2015 : ISIP I Sosiologi :
[email protected]/08988217760
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratifkelulusan mahasiswa (S 1), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa Sosiologique*) pada Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudu1**) : POLA PEMBINAAN MAJELIS TAKLIM DZIKIR NUR AL-MU'MIN .DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA DI KELURAHAN PARIT TOKAYA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN KOTA PONTIANAK beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jumal berhak menyimpan, mengalih-medial format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkanl mempublikasikannya di Internet atau media lain):
c::=J Secarafulltex
u:zJ content
artikel sesuai dengan standar penulis jumal yang berlaku.
untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya se1ama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
Pfo: Dibuat di
yah, S.Sos, MA, MIR 007142005Q11004
: Pontianak 21 Oktober 2015
NIM. E511100 11
Catatan : *tulis nama jumal sesuai prodi masing-masing (Publika/Governance/AspirasiISociodev/Sosio[ogique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jumal, berkas ini harus di. scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)