Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PELAKSANAAN FUNGSI SOSIALISASI POLITIK KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 (Studi diKelurahan Darat Sekip Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat) Oleh EPARIA NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2015 email:
[email protected]
Abstrak Sosialisasi politik adalah suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang, dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapannya terhadap gejala politik. Adapun yang menjadi tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi sosialisasi politik Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianakterkait rendahnya penggunaan hak pilih masyarakat Di Kelurahan Darat Sekip pada Pemilu Legisltif 2014. Berdasarkan penelitian pelaksanaan fungsi sosialisasi politik yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak belum mampu mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya secara penuh khususnya di Kelurahan Darat Sekip.Meskipun Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak telah melakukan sosialisasi dengan menawarkan program-programnya, semua itu belum bisa mengambil hati dan simpati masyarakat Darat Sekip, terlihat dari jumlah penggunaan hak pilih yang di peroleh hanya 59%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak yaitu Pola Sosialialisasi, Sosial Ekonomi, Sistem Politik, dan Penyampaian Pesan. Kata-kata Kunci : Sosialisasi Politik, Pemilihan Umum Legislatif, Pola Sosialisasi, Sosial Ekonomi, Sistem Politik, Penyampaian pesan
Abstract Political socialization is a process of how the political system introduced to someone, and how the person determining its response to the political symptoms. As for the purpose of this study was to determine the factors that affect the implementation of political socialization function Pontianak City Election Commission related to the low use of suffrage societies in the Village Land Sekip the legislative election of 2014. Based on the study the implementation of political socialization function performed by the Election Commission Pontianak city has not been able to invite people to use their voting rights in full, especially in Sub Sekip Army. Although the Election Commission Pontianak City has the program by offering its programs, it has not been able to win the hearts and sympathy of society Sekip Army, seen from the amount of use of suffrage that was obtained only 59%. The results showed that there are four factors that affect the implementation of the socialization function performed Pontianak City Election Commission ie Sosialialisasi Patterns, Socioeconomic, Political System, and Delivery Messages. Keywords:
Political Socialization, Legislative Election, socialization patterns, Socio-Economic, Political System, Submission messages.
1 EPARIA, NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Anggota Dewan Perwakilan Daerah
A. PENDAHULUAN
dengan 1.
membuat
berita
acara
penghitungan suara dan sertifikat hasil
Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang
menganut sistem demokrasi yang mana
penghitungan suara; d.
MelaksanakanSosialisasiPenyelenggar
dalam negara demokrasi pemerintahan
aan Pemilu dan/atau yang berkaitan
dipegang
dengan tugas dan wewenang KPU
oleh
rakyat
melalui
sistem
perwakilan. Pemilu atau lebih dikenal dengan
Umum
merupakan
Adapun Sosialisasi yang dilakukan
mewujudkan
kedaulatan
KPU Kota Pontianak diKelurahan Darat
rakyat sebagai wujud keikutsertaan seluruh
Sekip yaitu Sosialisasi melalui media surat
rakyat Indonesia dalam penyelenggaraan
kabar, radio, spanduk, lefleat, stiker, baliho
Pemerintahan Negara berdasarkan Undang-
yang tersebar diKelurahan Darat Sekip,
undang Dasar 1945.
selain itu sosialisasi yang dilakukan melalui
sarana
Pemilihan
kepada masyarakat.
untuk
Berdasarkan Undang-Undang No.22
simulasi di TPS Kelurahan Darat Sekip,
Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan
serta
masyrakat
berkumpul
Pemilihan Umum pada pasal 8 dimana di
dibalai posyandu.Berdasarkan
data yang
sebutkan bahwa KPU mempunyai Tugas
ada , bahwa tingkat penggunaan hak pilih
dan wewenang dalam penyelenggaraan
terendah secara konsisten berada pada
Pemilu
Perwakilan
Kelurahan Darat Sekip, yaitu hanya sebesar
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
59%. Presentase tersebut dianggap peneliti
Dewan
rendah
Anggota
Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
Diantaranya: a.
mengajak
jika
dibandingkan
kelurahan
lainnyayang berada di Kota Pontianak.
Merencanakan program dan anggaran
Berdasarkan hal tersebut di atas,
serta menetapkan jadwal;
penulis
b.
Menetapkan peserta Pemilu;
penelitian
c.
Menetapkan dan mengumumkan hasil
Umum Kota Pontianak sehubungan dengan
rekapitulasi penghitungan suara tingkat
pelaksanaan fungsi sosialisasi politiknya
nasional berdasarkan hasil rekapitulasi
sebagai penyelenggara pemilu
penghitungan suara di KPU Provinsi
mengambil
untuk
Dewan
sosialisasi politik Komisi Pemilihan Umum
hasil
Kota Pontianak pada Pemilihan Umum
rekapitulasi penghitungan suara ditiap-
Legislatif 2014 (Studi Di Kelurahan Darat
Pemilu
Perwakilan
Anggota
Rakyat
dan
tertarik terhadap
judul
untuk
mengadakan
Komisi
Pemilihan
“Pelaksanaan
dengan fungsi
tiap KPU Provinsi untuk Pemilu 1 EPARIA, NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sekip Kota Pontianak Provinsi Kalimantan
B. TINJAUN PUSTAKA
Barat)” 1. 2.
Konsep Sosialisasi Politik Sosialisasi politik adalah proses di
Rumusan Permasalahan faktor-faktor
mempengaruhi
apa
saja
Pelaksanaan
yang
mana orang belajar tentang politik dan
Fungsi
mengembangkan orientasi pada politik.
Sosialisasi Politik KPU Kota Pontianak
Proses
tersebut
hakikatnya
terkait penggunaan hak pilih yang rendah
upaya mempelajari nilai-nilai atau budaya
pada Pileg 2014 diKelurahan Darat Sekip.
politik
masyarakat.Menurut
merupakan
Rush
dan
Althoff (2011:47) bahwa Sosialisasi Politik 3.
suatu proses bagaimana memperkenalkan
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian
sistem
politik
pada
seseorang,
dan
adalah untuk mengetaui faktor-faktoryang
bagaimana orang tersebut menentukan
mempengaruhi
Fungsi
tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap
Sosialisasi Politik KPU Kota Pontianak
gejala-gejala politik. Sosialisasi politik
terkait penggunaan hak pilih yang rendah
ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi
pada Pileg 2014 diKelurahan Darat Sekip.
dan kebudayaan di mana individu berada,
Pelaksanaan
selain itu juga ditentukan oleh interaksi 4.
pengalaman-pengalaman
Manfaat Penelitian
Berdasarkan
persoalan
dan
tujuan
serta
kepribadiannya.
penelitian yang telah ditetapkan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
2.
Proses dan Metode Sosialisasi Politik
adalah:
Easton dan Dennis (dalam Rush dan
a) Secara teoritis manfaat penelitian ini,
Althoff
2011:34)
mereka
berdua
diharapkan sebagai kontribusi terhadap
mendefinisikan sosialisasi politik secara
pengembangan ilmu politik.
sederhana
b) Secara
praktis
diharapkan
hasil
sebagai
perkembangan
suatu
seseorang
proses untuk
penelitian ini dapat dijadikan sebagai
mendapatkan orientasi-orientasi politik dan
bahan rekomendasi untuk KPU Kota
pola-pola tingkah lakunya. Bagaimana
Pontianak.
orientasi dan tingkah laku politik itu diperoleh, serta hasilnya tetap merupakan bahan permasalahan penyelidikan. Dari menulusuri
uraian proses
tersebut
mencoba
sosialisasi
melalaui 2
EPARIA, NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
berbagai tahap sejak dari awal kanak-kanak
kongres
sampai tingkat yang paling tinggi dalam
kepresidenan
usia
dewasa.
Hal
tersebut
3.
tidak
kepada
Pendidikan Politik
berubah-ubah) dan proses mutlak dari yang
dialihkan
tidak
menekankan satu proses sendiri (selalu
sosialisasi,
telah
MenurutAlmond
dalam
memungkinkan
Kantaprawira (1985:58) pendidikan politik
terdapatnya variasi dari sistem politik yang
yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
satu kepada sistem politik lain. Sosialisasi
politik rakyat dan agar mereka dapat
diartikan
berpartisipasi
sebagai
satu
proses
yang
secara Sesuai
maksimal
dalam
dengan
paham
berkesinambungan sepanjang hidup, dan
politiknya.
mempengaruhi anak, para remaja, dan
kedaulatan rakyat atau demokrasi, rakyat
orang dewasa.
harus
mampu
menjalankan
tugas
Easton dan Dennis (dalam Rush dan
partisipasi. Berikut, menurut paham politik
Althoff 2011:57) mengutarakan empat
yang totaliter, rakyat dididik, direkrut untuk
tahap dalam sosialisasi politik dari anak-
dijuruskan ke arah mobilisasi. Di lain
anak, yaitu:
pihak, di beberapa negara yang sedang
a)
Pengenalan otoritas melalui individu
berkembang, perpaduan antara partisipasi
tertentu,
dan
seperti
orang
tua
anak,
presiden, dan polisi; b) Perkembangan
c)
mobilisasi
sering
menjadi
ciri
utamanya, baik untuk waktu yang tak
pembedaan
antara
terbatas maupun temporer.
otoritas internal dan yang eksternal,
Tujuan diadakannya pendidikan
yaitu antara pejabat swasta dan pejabat
politik secara formal adalah memberikan
pemerintah;
pedoman kepada generasi muda Indonesia
Pengenalan mengenai institusi-institusi
guna meningkatkankesadaran kehidupan
politik
berbangsa
Kongres,
yang
impersonal,
Makamah
seperti
Agung,
dan
pemungutan suara (pemilihan umum) d) Perkembangan
pembedaan
antara
dan
bernegara.
Sedangkan
tujuan pendidikan politik lainnya ialah menciptakan generasi muda Indonesia yang sadar akan kehidupan berbangsa dan
institusi-institusi politik dan mereka
bernegara
yang terlibat dalam aktivitas yang
UUD 1945 sebagai salah satu usaha untuk
diasosiasikan dengan institusi-institusi
membangun
ini, sehingga gambaran yang diidealisir
seutuhnya.
mengenai
pribadi-pribadi
berdasarkan
manusia
Pancasila
dan
Indonesia
khusus
seperti presiden atau seorang anggota 3 EPARIA, NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Rekapitulasi Hasil Penggunaan hak pilih
C. METODE PENELITIAN
masyarakat di Kelurahan Darat Sekip yang 1.
diperoleh dari KPU Kota Pontianak.
Metode dan Jenis Penelitian Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian ini merupakan metode kualitatif
3.
Teknik Analisis
dan menggunakan jenis penelitian yang bersifat
deskriptif.
C.2.
Subyek
dan
dari
penelitian
analisis
data
kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
Obyek Penelitian Subjek
Dalam
terus
menerus
sampai
tuntas,
ini
sehingga datanya sudah jelas. Adapun
menggunakan teknik purposive, teknik
analisis data kualitatif secara interaktif
purposive nantinya mengambil sampel data
adalah sebagai berikut:
dengan pertimbangan tertentu, orang-orang
a)
Reduksi data yaitu membuat catatan
yang dijadikan informan adalah:
penting atau rangkuman inti dari data
a)
yang diperoleh melalui wawancara dan
Ketua KPU Kota Pontianak
b) Sekretaris KPU c)
telaah kepustakaan.
Kepala Bagian Sosialisasi
b) Penyajian data yaitu menyajikan semua
d) Lurah Darat Sekip
data dan informasi yang telah disusun
e)
Ketua PPS Kelurahan Darat Sekip
dan diklasifikasikan dalam bentuk
f)
Masyarakat diKelurahan Darat Sekip (
catatan dan tulisan.
8 orang)
c)
Verifikasi/kesimpulan
data
yaitu
Adapun objek dalam penelitian ini
membuat kesimpulan dari data yang
tertuju pada Pelaksanaan Fungsi Sosialisasi
telah dikumpulkan untuk menjawab
Politik Komisi Pemilihan Umum Kota
pertanyaan
Pontianak Pada Pemilihan Legislatif 2014
penelitian.
dari
permasalahan
diKelurahan Darat Sekip. D. PEMBAHASAN 2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Teknik Penelitian Penelitian ini menggunakan dua
teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan
dokumentasi.
Pertama,
ditentukan.
dokumentasi
untuk
Pontianak di Kelurahan Darat Sekip yaitu:
yaitu
wawancara terhadap subjek penelitian yang sudah
Pelaksanaan sosialisasi politik Kpu Kota
1.
Pola Sosialisasi Politik
Kedua,
yaitu
Sebagai agen sosialisasi Kpu Kota
mendapatkan
data
Pontianak diharapkan dapat mensosialisasikan
penunjang dalam penelitian ini seperti
Pemilu
melalui
mekanisme
yang
telah 4
EPARIA, NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ditentukan sehingga dapat diterima masyarakat
yang tepat ke masyarakat. dalam mereka
secara
Pola
tidak hanya melakukan sosialisasi dengan
sosialisasi politik merupakan tahapan-tahapan
sembarangan tentunya dengan melakukan
yang dilalui suatu lembaga KPU dalam
sosialisasi
baik
dan
mudah
dipahami.
pelaksanaan sosialisasi politik pada pemilu. Bagaimana pengurus sebagai agen sosialisasi dapat
mensosialisasikan
pemilu
melalui
masyarakat,
apabila
pola-pola
ini
tidak
yang
mengutamakan nilai-nilai atau perasaanperasaan mengenai politik secara tegas.” Komisi Pemilihan Umum Kota
mekanisme yang telah ditentukan sehingga dapat meningkatkan penggunaan hak pilih
kemasyarakat
Pontianak
telah
melaksanakan
sosialisasisesuai dengan mekanisme yang
terlaksana dengan baik maka yang terjadi
ada
agar masyarakat diKelurahan Darat
penggunaan hak pilih masyarakat akan turun.
Sekip menggunakan hak pilihnya pada
Dari data wawancara yang penulis
Pemilu Legislatif 2014. Maka dari itu
lakukan dengan informan ataupun orang
terdapat beberapa program yang dilakukan
yang penulis anggap mampu memberikan
oleh
informasi secara akurat, terkait pelaksanaan
mensosialisasikan
fungsi
Kota
sebagaimana yang dikatakan oleh Ira
melakukan
Listiani (selaku Kasubag teknis & humas)
sosialisasi
Pontianak
yaitu
wawancara
politik
KPU
penulis dengan
Bapak
Kpu
Kota
Pontianak Pemilu
dalam tersebut,
yaitu:
Sujadi,S.Ag.,M.Si (selaku Ketua Kpu Kota
“Sosialisasi yang kami lakukan
Pontianak) beliau mengatakan bahwa:
melalui sosialisasi secara langsung maupun
“kami telah melakukan Sosialisasi sesuai
tidak langsung sudah sangat sesuai aturan.
dengan tugas dan tanggungjawab Kpu
Namun disisi lain kami tidak dapat
sebagimana mestinya, dalam melakukan
langsung
sosialisasi
masyarakat
kami
telah
melibatkan
terjun
keseluruh
elemen
karena selain kekurangan
perwakilan masyarakat seperti melibatkan
tenaga sosialisasi kami juga memiliki
relawan
kendala keterbatasan waktu”
demokrasi
yang
tiap-tiap
elemennya hanya terdiri dari 5 (lima)
Hal yang sama dikatakan oleh Ibu
orang, kami rasa jumlah elemen yang
Ana
membantu kami sudah cukup hanya saja
Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak
kalau sampai ketingkat kelurahan kami
bahwa :
menyerahkan keKPPS Kelurahan masing-
Suardiana,SH
selaku
Sekretaris
“Kami selaku penyelenggara pemilu
masing, mereka yang melakukan sosialisasi
memiliki
di KPPS masing-masing sudah dibekali
memaksimalkan hasil pemilihan umum,
dengan bagaimana melakukan sosialisasi
agar
hasil
tanggungjawab
pemilihan
umum
untuk
tersebut 5
EPARIA, NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
maksimal
kami
menyampaikan
telah
bahwa
berusaha
sempurna karena Kesedian anggaran dana
adanya
yang besar menurunkan hal yang mutlak
akan
pemilihan umum Legislatif 2014 kepada
harus
dimiliki.Sosial
masyarakat melalui sosialisasi. Selain itu
lemahnya sumber-sumber keuangan dalam
kami juga telah mengundang seluruh
membangun
kelurahan dalam agenda kami seperti
menjadi kendala KPU Kota Pontianak
simulasi yang diadakan dikantor Kpu Kota
dalam mensosialisasikan pemilu.
suatu
ekonomi
organisasi
yakni
politik
Pontianak pada 20 Marte 2014. Namun
Masalah terbesar dalam mengelola
memang tidak dapat dipungkiri bahwa
sebuah sosialisasi politik adalah soal
memang kami keteteran dalam waktu
ekonomi, karena ekonomi yang tidak
karena dalam melakukan pemilihan umum
memadai akan memperlambat kerja suatu
butuh waktu yang maksimal.
lembaga baik itu Kpu Kota nya maupun
Sesungguhnya pola pemeliharaan hubungan
dengan
merupakan
bentuk
masyarakat
dan Rt.
Adapun dana yang dikeluarkan
pelaksanaan
untuk melakukan sosialisasi melalui media
mekanisme pola sosialisasi politik, dimana
massa dan elektronik dilansir dari rincian
Kpu Kota Pontianak sudah melakukan
kertas kerja satker t.a 2014 Komisi
sosialisasi dengan baik, namun minimnya
Pemilihan
waktu yang ada bisa menjadi komunikasi
berjumlah 66.350.000 yang mana setiap
tidak
Lurah mendapat dana sosialisasi sebesar
terjalin
dari
juga
tingkatan yang lebih rendah seperti lurah
dengan
baik
kepada
masyarakat, sehingga menjadi penghambat
Terkait
Pontianak
dana
yang
ada
sosialisasi pemilu legislatif 2014 dirasakan
2.
Kota
1juta/Lurah.
dalam pelaksanaan sosialisasi politik Kpu Kota Pontianak.
Umum
pemilu
Faktor Sosial Ekonomi Kondisi sosial ekonomi memainkan
peran yang menetukan dalam
sebuah
minim itu
bagi
sendiri
,
pada masih
penyelenggara Seperti
yang
diungkapkan oleh Bapak Sujadi (Ketua Kpu Kota Pontianak):
sosialisasi politik, karena tidak dapat
“ Dana yang ada saat Sosialisasi
dipungkiri bahwa memang kondisi sosial
Pemilu Legislatif 2014, bisa dikatakan
ekonomi mempunyai pengaruh langsung
masih minim, karena banyaknya program
pada
formal.
yang mesti kita jalankan untuk melakukan
Dalam melakukan sosialisasi Diperlukan
sosialisasi, karena selain program tersendiri
biaya yang cukup besar untuk mengelola
yang dilakukan Kpu Kota Pontianak dari
sebuah program yang ada agar terbentuk
Kelurahan
lembaga-lembaga
publik
juga
melakukan
sosialisasi 6
EPARIA, NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tersendiri
yang
mana
dananya
disumbangkan Kpu Kota Pontianak” Berdasarkan
wawancara
diungkapkan oleh seorang ahli sosiolog politik
penulis
M.Rush
1992
(dalam
Budiardjo,2008:407) menegaskan bahwa
terhadap Bapak Mulyono (selaku Ketua
melaluinya
PPS Kelurahan Darat Sekip) berpendapat
tertentu
bahwa:
politiknya. Disisi lain fungsi sosialisasi “Menurut
dalam
belajar
masyarakat
menegenali
sistem
kendala
sosial
politik partai adalah upaya menciptakan
mempengaruhi
dalam
citra (image) bahwa ia memperjuangkan
kepada
kepentingan umum. Dalam setiap sistem
masyarakat karena dibutuhkan dana yang
yang ada tentu terdapat tahapan mengenai
cukup agar dalam melakukan sosialisasi
bahasan masa demokrasi Pancasila, dan
tersebut dapat berjalan dengan lancar,
tidak lengkap jika tidak membahas masalah
karena cukupnya dana akan mempermudah
masyarakat yang tidak menggunakan hak
proses sosialisasi tersebut”
pilihnya pada pemilu.
ekonomi
saya
orang
cukup
melaksanakan
sosialisasi
Sama halnya yang diungkapkan
Berdasarkan
wawancara
penulis
oleh Bapak Fransiskus Xaperius Ijuk
terhadap Ibu Ana Suardiana,SH (selaku
(Lurah Darat Sekip)
Sekretaris Kpu Kota Pontianak) sebagai
“Kurang
mendukungnya
sumber
berikut :
daya keuangan yang memadai serta akses
“Dalam
kaitannya
dengan
yang terbatas terhadap sumber pendanaan
sosialisasi sistem politik yang ada sekarang
yang
yang
dibutuhkan,
Kurangnya
sumber
selalu
berubah-ubah
sehingga
pendanaan terlihat dari kondisi ekonomi
membuat masyarakat cenderung apatis
Kpu kota Pontianak. Kurangnya dana
karena memang terlalu banyak perubahan2
dalam pelaksanaan pemilu tersebut seperti
baik dari partai politiknya, maupun dari
Ketua PPS Darat Sekip menggunakan
sikap para kader dari partai politik tersebut
fasilitas yang ada diKelurahan
”.
untuk
melakukan sosialisasi.
Sama halnya dengan yang dikatakan oleh Ibu Ira Listiani (Kasubag teknis dan
3.
humas) bahwa:
Faktor Sistem Politik Berbicara mengenai sistem politik,
“ Cara berpolitik yang salah akan
yang mana organisasi melalui masyarakat
membuat masyarakat merasa tidak percaya
berusaha mencapai tujuan-tujuan bersama,
akan partai politik maupun perseorangan,
untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tentu
oleh sebab itu
dibutuhkan
diverifikasi dulu, apakah visi dan misi dari
sosialisasi
seperti
yang
partai politik harus 7
EPARIA, NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
parpol tersebut sudah tepat dan mengambil
pemberi dan penerima pesan. Namun
simpati
sosialisasi
masyarakat
mempengaruhi masyarakat
sehinga
penggunaan hal
dapat
hak
tersebut
pilih
mungkin
yang
dilakukan Kpu
Kota
Pontianak khususnya diKelurahan Darat Sekip melalui proses indoktrinasi.
dikarenakan kurangnya pendidikan politik
Proses
indoktrinasi
politik
yang berikan suatu partai tersebut terhadap
merupakan cara proses penurunan nilai-
kader-kadernya.
nilai/budaya politik yang dilakukan secara
Hal
yang
senada
diungkapkan oleh Bapak Mayuki (warga
sepihak.
Kelurahan Darat Sekip):
dilakukan penguasa/pemimpin dengan cara
“ Masyarakat sudah terlalu Capek dan
memanipulasi masyarakat agar bersedia
pusing dibuatkan partai yang para kadernya
menerima nilai, norma serta simbol yang
berperilaku berubah, bukan hanya perilaku
dianggap baik oleh penguasa. Berdasarkan
dari individu saja namun
wawancara penulis terhadap Bapak Sujadi
dengan sistem
Biasanya
yang ribet membuat masyarakat enggan
(selaku
ketua
untuk menggunakan hak pilihnya, selain
mengatakan bahwa :
indoktrinasi
Kpu
Kota
politik
Pontianak),
dari sistemnya yang ribet, masyarakat
“Dalam metode penyampaian pesan
sudah terlanjur kecewa dengan partai yang
Kpu Kota Pontianak selalu memberikan
ada, banyak bohongnya, kami berharap
yang terbaik untuk mendapatkan simpati
agar
dari masyarakat Dengan adanya upaya
penyelenggara
pemilu
dapat
menyeleksi partai dan calon yang sesuai
sosialisasi politik yang intensif
dengan kriteria tidak sembarangan, agar
diberikan Kpu Kota Pontianak sangat
masyarakat tidak merasa dirugikan”
berkesinambungan
dalam
masyarakat,diharapkan
dapat
4.
Faktor
Metode
Penyampaian
menumbuhkan
kesadaran
yang
politik
yang
tinggi. Baik masyarakat yang tinggal di
Pesan Metode penyampaian pesan juga berkaitan
dengan
identitas
Pemilihan
Umum
yang
Komisi
pusat perkotaan maupun daerah pedesaan yang
terpencil
sekalipun.
Minimal
berdasarkan
masyarakat dapat mengetahui apa, siapa,
peraturan Undang-undang No.22 tahun
dan bagaimana struktur politik di negara
2007. Dilihat dari metode penyampaian
mereka”.
pesan, sosialisasi politik dibagi menjadi dua,
yaitu
pendidikan
politik
Akan tetapi sosialisasi dalam bentuk
dan
indoktrinasi politik yang telah diberikan
indoktrinasi politik. Dimana pendidikan
oleh Kpu Kota Pontianak ini tidak semata-
politik adalah proses biologis diantara
mata
langsung
dapat
diterima
oleh 8
EPARIA, NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
masyarakat, terdapat kendala-kendala yang
Terkait bagaimana menjadi warga
telah digaris bawahi yang akan dihadapi
negara yang baik dengan ikut memberian
oleh Kpu Kota Pontianak dalam upaya
suaranya
mensosialisasikan
Kota
dibutuhkan penyampaian pesan yang tepat
Pontianak. Sebagaimana yang dipaparkan
dan jelas. Penyampaian pesan yang kerap
langsung oleh Ibu Ana Suardiana (selaku
dikumandang para elit politk hanya sebuah
Sekretaris Kpu Kota Pontianak), bahwa :
slogan tak bermakna. Begitu juga yang
“Kendala
politik
di
dalam
upaya
penyampaian pesan yang dilakukan Kpu Kota
Pontianak,
masyarakat
yang
masih
dikatakan
pemilu
oleh
Bapak
Pontianak
memang
dengan turunnya Kpu ke masyarakat maka
sosialisasi
dengan
akan
masyarakat
aktifitas
mereka.
Andi
(warga
“Komisi Pemilihan Umum Kota
bahwa
menggangu
berlngsung
Kelurahan Darat Sekip), mengatakan:
banyaknya
beranggapan
saat
telah baik,
mengetahui
melakukan saya
selaku
bahwa
akan
Masyarakat disini (Kelurahan darat sekip)
dilaksanakannya pemilu legislatif 2014,
waktu kami datang kerumahnya mereka
saya
hanya mengintip dari dalam dan tidak mau
baliho yang tersebar dikelurahan tempat
keluar rumah saat kami datang untuk
saya tinggal. Hanya saja saya tidak puas
melakukan sosialisasi secara langsung.
karena saya rasa tidak cukup hanya dengan
Walaupun ada masyarakat disini tingkat
sosialisasi
kesadaran politiknya kurang namun tidak
masyarakat juga perlu diperjelas akan
semuanya begitu sebagian dari mereka
makna pemilu itu sendiri”
menggunakan hak pilihnya saat Pemilu Legislatif 2014.”
mengetahuinya
tidak
melalui
langsung
spanduk,
karena
Memang masyarakat tidak puas dan tentu kurang mengerti jika sosialisasi hanya
Kurangnyakesadaran
masyarakat
dilakukan melalui spanduk, baliho, dan
terhadap pemilu membuat penyelenggara
sejenisnya,
pemilu khususnya Kpu kesulitan dalam
penyelenggara pemilu untuk melakukan
mengajak masyarakat untuk menggunakan
sosialisasi secara langsung kemasyarakat.
hak pilihnya. Banyaknya masyarakat yang
Pendapat
masyarakat
butuh
yang dipaparkan oleh
tidak menggunakan hak pilihnya saat
Bapak Tugiman (warga Kelurahan Darat
pemilu legislatif 2014 berlangsung menjadi
Sekip), mengatakan: “ Saya mengetahui
tugas
tentang
akan diadakannya pemilu lihat dispanduk,
bagaimana menjadi warga negara yang baik
menurut saya kurang maksimal karena
dengan ikut menggunakan hak pilihnya saat
masyarakat kan ingin tau lebih dalam
pemilu berlangsung.
bagaimana caranya memilih yang baik,
Kpu
Kota
Pontianak
9 EPARIA, NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
apalagikan
pemilu
legislatif
seperti
perlu adanya pendekatan secara khusus
sekarang banyak mengusung partai dan
karena masyarakat cenderung banyak tidak
calonnya jg banyak, jadi membingungkan.
tahunya dibandingkan tahu atau pura-pura
Beda dengan pemilu presiden yang hanya 2
tidak tau dan tidak mau tahu seperti yang
calon saja jadi mudah mengingatnya”.
dinyatakan oleh Bapak Tugino (Warga
Kondisi ini menuntut penyelenggara pemilu
untuk
mengoreksi
Kelurahan Darat Sekip):
sejauhmana
orientasi dan implementasi visi dan misi parpol secara konsisten dan terus-menerus.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Hal tersebut sangat penting dilakukan, agar partai-partai politik memerankan dirinya
a) Kesimpulan
sebagai masyarakat politik yang mampu
Kpu
mengatasi segala permasalahan bangsa,
Mensosialisasikan
khususnya tentang pembangunan karakter
mekanisme yang ada baik melalui spanduk,
bangsa
politik.
baliho, pamflet, dan stiker, maupun melalui
Pendidikan politik tidak hanya dilakukan
simulasi di TPS, berbagai kegiatan lainnya
ditempat formal saja, tetapi bisa saja
telah dilakukan seperti KPPS Kelurahan
dilakukan di Rt/Rw agar masyarakat lebih
Darat Sekip memberikan sosialisasi kepada
menghayati makna dari pemilu tersebut.
masyarakat dengan mengumpulkan mereka
seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri
dibalai posyandu.
melalui
pendidikan
Maryati (Warga Kelurahan Darat Sekip): “ Tidak adanya pendidikan politik secara
khusus,
Pemilu
telah melalui
Dalam mensosialisasikan pemilu yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak tentunya membutuhkan
selembaran dikasih oleh Rt seperti kartu,
ekonomi yang cukup, maka dari itu per
selain itu penyelenggaraan pemilu saya
Rt/Rw dibiayai 1juta oleh Pemkot. Selain
lihat di Tv TVRI. Bagi saya belum
dari segi eonomi agar lancarnya sosialisasi
maksimalnya sosialisasi yang dilakukan
maka adanya sistem politik yang statis
oleh
bukan dinamis.
yang
memang
Pontianak
ada
lembaga
hanya
Kota
menyelenggarakan
pemilu tersebut, karena masyarakat disini banyak
yang
tidak
mengetahui
akan
diadakannya pemilu”
Terakhir yang dapat melancarkan pelaksanaan
sosialisasi
politik
Komisi
Pemilihan Umum Kota Pontianak , seperti
Memang penyampain pesan yang
metode penyampaian pesan yang lebih
baik, akan mempengaruhi penerima pesan
kearah Indoktrinisasi Politik merupakan
yang baik pula, namun masyarakat merasa
proses sosialisasi yang dilakukan untuk 10
EPARIA, NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai, norma,
Budiarjo, Miriam.2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Firmanzah.2011.Mengelola Partai Politik.Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
dan simbol politik.
b) Saran 1.
Perlu adanya Pelaksanaan sosialisasi politik ke masyarakat dengan lebih maksimal terkait cara evaluasi dan tahapan-tahapan yang dilalui Kpu Kota Pontianak
dalam
pelaksanaan
sosialisasi politiknya. 2.
Perlu biaya yang cukup untuk agar sosialisasi
dapat
berjalan
perkelurahan hanya dibiayai satu juta oleh Pemkot. Perlu
adanya
masyarakat
keikutsertaan dalam
tokoh
membantu
pelaksanaan sosialisasi politik. 4.
Gaffer, Janedjri M. 2013. Demokrasi Dan Pemilu Di Indonesia. Jakarta:Konstitusi Press (Konpress). Mas’oed,MohtardanColinMacAndrews.199 7.PerbandinganSistemPolitik.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
dengan
lancar, karena sangat minim jika
3.
Gaffar,Afan.2006. Politik Indonesia transisi menuju demokrasi. Yogyakarta: pustaka belajar.
perlu ditingkatkan lagi terutama dalam
Michael Rush And Phillip .2002.Pengantar Sosiologi Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.
Althoff Politik.
Michael Rush And Phillip Althoff .2011.Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. Moleong, Lexy Z. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Rosda Karya.
bidang sosialisasi secara langsung, karena masyarakat butuh pendekatan
Sanit, Arbi.1985.Perwakilan Politik Di Indonesia. Jakarta :Rajawali.
dari penyelenggara pemilu tersebut. Winarno, Budi. 2007. Sistem Politik Indonesia Era Reformasi. Jakarta:PT.Buku Kita F. DAFTAR PUSTAKA
1.
Buku-Buku:
Aan Komariah dan Djam’an Satori. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta Alfian. 2010. Sosiologi Politik. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Penerbit CV Alfabeta. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012.Memahami Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Penelitian 11
EPARIA, NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
2.
Sumber Lainnya:
Undang-undang No 8 Tahun 2014, tentang Pemilu Legislatif Pasal 8 Undang-Undang No.22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum Koran Pontianak Post
https://www.academia.edu. Pengertian Sosialisasi Politik .Diakses tanggal 15 Mei 2015 dengan alamat: http://www.pengertianahli.com/2013/12/.ht ml Muhammadchoirulrosiqin. Budaya politik .Diakses tanggal 5 April 2015 dengan alamat:
Koran Harian Equator Koran Borneo tribune
3.
Sumber dari Skripsi:
Hijriyah Y (2013) dengan judul “Fungsi sosialisasi politik DPD partai Nasdem Kabupaten Gowa” Yeny Wahyunny (2015) dengan Judul “Pelaksanaan Fungsi Sosialisasi Politik Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Di Kabupaten Kubu Raya“ Suaidi A.Kadir dengan judul “Fungsi Komisi Pemilihan Umum Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah Secara Langsung Tahun 2010 Di Kabupaten Melawi 4.
Sumber Internet:
Heri, Hirawan.2013.Pendidikan Politik di Indonesia. Diakses pada tanggal 18 Mei 2015 dengan alamat: Mashuri.2011.Pendidikan Politik. Diakses tanggal 15 Mei 2015 dengan alamat: http://uungmashuri.blogspot.com/2011/01/p endidikan-politik.html. Pemilu Legislatif . Diakses tanggal 20 April 2015 dengan alamat: http://Pemilu2014.kpu.go.id. Pentingnya_pendidikan_politik_untuk_me nciptakan_demokrasi_yang_berkualitas. Diakses tanggal 4 September 2015 dengan alamat : 12 EPARIA, NIM. E02111003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN