PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN MODEL CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III B SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Paulus Yuli Suseno NIM: 131134064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN MODEL CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III B SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Paulus Yuli Suseno NIM: 131134064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya tulis berupa skripsi ini dengan tulus kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, Santo Yosef, Santo Yulius, Santa Theresia, Santo Yohanes, dan Santo Michael yang senantiasa menyertai dan memberkati seluruh keluargaku. Kedua Orangtuaku, Bapak Yulius Tulus dan Ibu Theresia Sukartinah yang senantiasa tidak kenal lelah untuk berjuang membesarkan, mendidik dengan penuh cinta kasih, dan selalu memberi doa restu kepadaku. Almh. Kakak perempuanku, Ignasia Meta Budi Lustinawati. Adikku, Brigadir Dua Polisi Yohanes Krisnanto, Michael Bowo Cahyo Wicaksono, dan Tomy Oktavianto yang senantiasa menerima kehadiran kakakmu ini dengan segala keterbatasanku. Mega Elvira Putri, sumber inspirasi, motivasi, dan penyemangatku untuk terus berkarya agar menjadi lebih baik. Alm. Kakek dan Almh. Nenekku tercinta yang senantiasa memberi doa restu dan menjadi lantaran berkah dari Tuhan, inilah karya dari cucu kalian. Keluarga Besarku
yang
senantiasa
mendidik,
memberi
semangat,
dan
doa
restu,
kupersembahkan juga kepada kalian. Sahabat-sahabatku yang senantiasa memberi dukungan, semangat, dan pengorbanan sehingga karyaku ini dapat terselesaikan dengan baik, teman-temanku PBI USD angkatan 2012 dan PGSD USD angkatan 2013 yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan doa selama aku menempuh studi di PBI dan di PGSD Universitas Sanata Dharma. Almamaterku tercinta Universitas Sanata DharmaYogyakarta, terimakasih banyak sudah mendidikku hingga menjadi seperti sekarang, karya ini adalah sumbangsih yang sungguh-sungguh kukerjakan dengan sepenuh hati.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” *Lukas 22: 37-39* “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” *Surat Paulus yang Pertama Kepada Jemaat di Korintus ( 1 Korintus 13: 4-7) “Ecce Ancilla Domini, fiat mihi secundum Verbum tuum” *Lukas 1: 38* “Belajar memahami walaupun tak sehati” “Belajar ikhlas walaupun tak rela” “Belajar bersabar walaupun terbebani” “Belajar memaafkan walaupun dilukai” “Belajar tersenyum walaupun tersakiti” “Belajar menerima walaupun semua berbeda” “Belajar mengucap syukur selalu dalam setiap perkara” *Y. Tulus dan Th. Sukartinah* “Muda, Dewasa, Matang, dan Bijaksana” *P.Y. Suseno* v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Februari 2017 Penulis
Paulus Yuli Suseno
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama
: Paulus Yuli Suseno
Nomor Mahasiswa
: 131134064
menyetujui dan bersedia memberikan karya ilmiah saya kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul: PENGEMBANGAN KEPEDULIAN
MATERI
PENDIDIKAN
LINGKUNGAN
KESADARAN
MENGGUNAKAN
DAN MODEL
CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III B SD N JETIS 1 YOGYAKARTA demi pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau pun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 16 Februari 2017
Yang menyatakan
Paulus Yuli Suseno
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout untuk Siswa Kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta Paulus Yuli Suseno Universitas Sanata Dharma 2017 Peneliti termotivasi untuk mengobservasi sikap dan perilaku siswa kelas III B terhadap lingkungan, selama melaksanakan kegiatan PPL di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Wawancara juga dilakukan untuk menganalisis kebutuhan siswa, hasil wawancara terhadap 5 siswa, guru, dan kepala sekolah menunjukkan adanya kebutuhan akan materi eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan materi berupa Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan, hasil penggabungan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari Pertama dan Hari Kedua, Materi Eksperimen, dan Panduan Eksperimen karya peneliti dan rekan. Materi bertujuan untuk memberikan pendidikan lingkungan bagi siswa kelas III, dengan harapan siswa semakin sadar dan peduli terhadap lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D), dengan melaksanakan 5 langkah pengembangan materi menurut Tomlinson (Harsono, 2015). Materi dievaluasi oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III sebelum diimplementasikan. Dari hasil evaluasi didapatkan skor rata-rata 3,54 sehingga materi masuk dalam kategori “sangat layak” untuk diimplementasikan lebih lanjut. Panduan eksperimen juga dievaluasi oleh 4 siswa kelas III B melalui kegiatan wawancara, mereka merasa senang dikarenakan dapat membaca dan melaksanakan langkah kegiatan dalam panduan. Materi diimplementasikan sekali dalam skala terbatas yakni di kelas III B selama 2 hari dengan melibatkan 24 siswa. Panduan eksperimen dapat dikategorikan layak digunakan, dikarenakan sebanyak 22 siswa menyatakan bisa melakukan eksperimen berdasarkan panduan. Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan demonstrasi. Senyum serta tawa yang mereka hadirkan memberikan kesan bahwa siswa merasa nyaman, senang, dan bahagia. Keberhasilan 5 kelompok dalam bereksperimen membuktikan bahwa mereka mampu bekerja secara individu dan kelompok untuk melaksanakan eskperimen “Penyebab Banjir” dan “Fungsi Akar” berdasarkan panduan. Kata kunci: pengembangan materi, pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan, Model Conservation Scout
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Development of Educational Materials of Awareness and Care about The Environment by Using Conservation Scout Model for Grade III B Students SD N Jetis 1 Yogyakarta Paulus Yuli Suseno Sanata Dharma University 2017 The researcher was motivated to observe attitudes and behaviors of Grade III B Students towards the environment, during implementing activities of PPL in SD N Jetis 1 Yogyakarta. Interviews were also held to analyze student’s need, the results of interviewing the 5 students, the teacher, and the headmaster indicated that there was a need of experiment materials. This research aimed to develop a material in the form of Educational Materials of Awareness and Care about The Environment, a merger of lesson plan day one and day two, Experiment Materials, and Experiment Guideliness written by the researcher et al. The materials aimed to provide environmental education for Grade III Students. Hopefully, the students are getting aware and care about the environment. Research methodology used was Research and Development (R&D), by implementing 5 steps of materials development according to Tomlinson (Harsono, 2015). The materials had been evaluated by Natural Science Expert, Linguist, and Teacher of Grade III before being implemented. The evaluation results obtained an average score 3.54, so that the materials included in the category of "very proper" to be implemented further. The Experiment Guideliness were also evaluated by 4 students of Grade III B through interviews, they felt happy because they could read and doing the steps of the acivities in the guidelines. The Material was implemented once on restricted scale that was in Grade III B for 2 days which involved 24 students. The Experiment Guideliness can be categorized very proper to used because 22 students explained that they did the experiment based on guideliness. The researcher also believed that 24 students were interested in the contents of the guidelines with evidence that they read the guideliness, paid attention, and actively participated in the demonstration activities. Smile and laughter that they showed, gave impressions that they feel comfortable, happy, and excited. The success of 5 groups in doing the experiment proved that they were able to work individually and as a group to implement the “Causes of Flood” and “The Functions of Root” experiment based on guideliness. Keywords: materials development, educational of awareness and care about the environment, Conservation Scout Model ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat kesehatan dan keselamatan yang senantiasa diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tanggungjawab untuk menyusun tugas akhir atau skripsi dengan judul: PENGEMBANGAN KEPEDULIAN
MATERI
PENDIDIKAN
LINGKUNGAN
KESADARAN
MENGGUNAKAN
DAN MODEL
CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III B SD N JETIS 1 YOGYAKARTA. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung atau pun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, Ibu Eny Winarti, Ph.D. dan Ibu Wahyu Wido Sari, M.Biotech. yang senantiasa membimbing, mendidik, memberi semangat dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtomo, SJ., M.Sc., Bapak Dr. Y. Karmin, M.Pd., Ibu Theresia Yunia Setyawan, M.Hum., dan Ibu Ika Wijayanti, S.Pd., yang telah memberikan saran kepada peneliti selama melaksanakan penelitian, Ibu Nunik Harini Lestari, S.Pd. serta para Guru kelas I hingga kelas VI SD N Jetis 1 Yogyakarta, yang senantiasa memberikan bantuan dan bimbingan selama penulis melaksanakan PPL dan penelitian, Ibu Indri Prasetyaningsih, S.Pd. yang senantiasa memberikan ijin, x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bimbingan, dan arahan selama peneliti melaksanakan kegiatan penelitian di kelas III B bersama seluruh siswa kelas III B sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada seluruh siswa kelas III B tahun ajaran 2016/2017 yang senantiasa penulis cintai dan banggakan, yang telah mendukung dan berpartisipasi aktif dalam melaksanakan setiap kegiatan yang diharapkan oleh penulis, Bapak dan Ibu Dosen PGSD USD yang senantiasa mendidik dan membimbing penulis selama menempuh ilmu di PGSD, serta seluruh karyawan dan karyawati Sekretariat PGSD USD yang telah memberikan bantuan dan bimbingan baik dalam hal administrasi dan teknis pelaksanaan setiap hal yang menjadi kebutuhan penulis. Terakhir kali tanpa mengurangi rasa hormat dan terimakasih, ucapan terimakasih diberikan kepada sahabat-sahabatku yaitu Adelia Surya Putri, Desy Riska Martyassanti, dan Adiktia Kurniawati yang saling melengkapi, mendukung, memberi perhatian, waktu, tenaga, dan pikiran, dalam proses perjuangan menuntaskan tanggungjawab sebagai Mahasiswa PGSD USD, kakak seperjuangan semasa menjadi mahasiswa PBI dan PGSD USD yakni Yustinus Cahyadi Tresnantyo yang senantiasa memberikan semangat dan selalu mengingatkanku untuk tetap bersikap rendah hati, teman-teman Payung Emansipatoris yang senantiasa memberikan semangat dan kepercayaan padaku, teman-teman SMA N 1 Seyegan yang menjadi sumber motivasi untuk terus berkarya, dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam karya ini, oleh karena, itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga karya ini dapat menjadi berkah dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
Paulus Yuli Suseno
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv HALAMAN MOTTO ................................................................................................. v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................ vii ABSTRAK ................................................................................................................ viii ABSTRACT ................................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii DAFTAR BAGAN ..................................................................................................... xv DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1
Latar Belakang Permasalahan ......................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ........................................................................................... 9
1.3
Batasan Masalah ............................................................................................. 9
1.4
Tujuan Penelitian .......................................................................................... 10
1.5
Manfaat Penelitian ........................................................................................ 10
1.6
Definisi Operasional ..................................................................................... 11
1.7
Spesifikasi materi yang dikembangkan ........................................................ 12
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 13 2.1
Kajian Pustaka .............................................................................................. 13
2.1.1
Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D) ..... 13 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2
Pengembangan Materi ........................................................................... 15
2.1.3
Pendidikan ............................................................................................. 17
2.1.4
Kesadaran dan Kepedulian .................................................................... 21
2.1.5
Lingkungan ........................................................................................... 24
2.1.6
Model Conservation Scout .................................................................... 26
2.2
Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................................................... 31
2.2.1
Penelitian Tentang Model Conservation Scout ..................................... 31
2.2.2
Penelitian Tentang Kesadaran Lingkungan .......................................... 34
2.2.3
Penelitian Tentang Kepedulian Lingkungan ......................................... 35
2.3
Kerangka Berpikir ......................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 39 3.1
Jenis Penelitian.............................................................................................. 39
3.2
Setting Penelitian .......................................................................................... 42
3.2.1
Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 42
3.2.2
Subjek Penelitian................................................................................... 42
3.2.3
Objek Penelitian .................................................................................... 42
3.3
Prosedur Pengembangan ............................................................................... 42
3.3.1
Analisis Kebutuhan Siswa..................................................................... 44
3.3.2
Desain .................................................................................................... 44
3.3.3
Implementasi ......................................................................................... 46
3.3.4
Evaluasi ................................................................................................. 47
3.3.5
Revisi .................................................................................................... 47
3.4
Evaluasi Materi ............................................................................................. 47
3.4.1
Desain Evaluasi ..................................................................................... 47
3.4.2
Subjek Implementasi ............................................................................. 48
3.5
Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 48
3.5.1
Observasi ............................................................................................... 48
3.5.2
Wawancara ............................................................................................ 49
3.5.3
Kuesioner .............................................................................................. 50 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.4
Dokumentasi ......................................................................................... 50
3.6
Instrumen Penelitian ..................................................................................... 50
3.7
Teknik Analisis Data..................................................................................... 54
3.7.1
Teknik Analisis Data Kualitatif ............................................................ 54
3.7.2
Teknik Analisis Data Kuantitatif .......................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 58 4.1
Hasil Penelitian ............................................................................................. 58
4.1.1
Proses Pengembangan Materi ............................................................... 58
4.1.2
Deskripsi Kualitas Materi ................................................................... 113
4.2
Pembahasan................................................................................................. 115
4.2.1
Materi Dikembangkan Berdasar Pada 5 Langkah dan 10 Prinsip Pengembangan Materi Menurut Tomlinson........................................ 116
4.2.2
Kelebihan dan Keterbatasan Materi .................................................... 117
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ............................... 121 5.1
Kesimpulan ................................................................................................. 121
5.2
Keterbatasan dan Saran ............................................................................... 121
DAFTAR REFERENSI .......................................................................................... 123 LAMPIRAN ............................................................................................................. 128
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1. Penelitian terdahulu yang relevan ............................................................. 37 Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Materi ............................................................... 43
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget........................................ 29 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ..................... 51 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas ............................ 51 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa kelas III B ................... 52 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Validasi Materi Eksperimen oleh Siswa................ 52 Tabel 3.5 Komponen penilaian validasi instrumen wawancara ................................ 53 Tabel 3.6 Pedoman Kelayakan Instrumen ................................................................ 53 Tabel 3.7 Hasil Validasi Instrumen Wawancara dari Ahli IPA dan Ahli Bahasa..... 53 Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Ideal ............................................................................. 55 Tabel 3.9 Kriteria Skor Skala Empat ........................................................................ 57 Tabel 4.1 Hasil Validasi Materi oleh Ahli IPA ......................................................... 82 Tabel 4.2 Komentar dan Saran dari Ahli IPA serta Revisi ....................................... 82 Tabel 4.3 Hasil Validasi Materi oleh Ahli Bahasa .................................................... 85 Tabel 4.4 Hasil Validasi Materi oleh Guru Kelas III B ............................................ 87 Tabel 4.5 Komentar dan Saran dari Guru kelas III B serta Revisi ............................ 87 Tabel 4.6 Hasil Validasi Materi oleh Guru Kelas III A ............................................ 89 Tabel 4.7 Rekapitulasi Penilaian Materi oleh Ahli IPA dan Bahasa, serta Guru ..... 89 Tabel 4.8 Hasil Wawancara Kualitas Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir” .... 114 Tabel 4.9 Kualitas Panduan Eksperimen Berdasarkan Lembar Refleksi Siswa ..... 114 Tabel 4.10 Hasil Wawancara Validasi Panduan Eksperimen “Fungsi Akar”oleh Siswa Kelas III B .............................................................................................. 115
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Sampul Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan ..... 75 Gambar 4.2 Isi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan ............. 80 Gambar 4.3 Poin F Pada RPP H1 dan H2 Sebelum Direvisi ..................................... 83 Gambar 4.4 Poin F Pada RPP H1 dan H2 Setelah Direvisi ....................................... 83 Gambar 4.5 Poin g Pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1 Sebelum Direvisi .. 83 Gambar 4.6 Poin g Pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1 Setelah Direvisi ..... 84 Gambar 4.7 Gambar Kebun Pada RPP H2 Sebelum Direvisi .................................... 84 Gambar 4.8 Gambar Kebun Pada RPP H2 Setelah Direvisi ...................................... 84 Gambar 4.9 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 9 Sebelum Direvisi ................................................................................................ 85 Gambar 4.10 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 9 Setelah Direvisi ................................................................................................ 86 Gambar 4.11 Layout Lampiran Materi dan Lagu Sebelum Direvisi .......................... 86 Gambar 4.12 Layout Lampiran Materi dan Lagu Setelah Direvisi ............................. 86 Gambar 4.13 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 4 Sebelum Direvisi ................................................................................................ 88 Gambar 4.14 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 4 Setelah Direvisi ................................................................................................ 88 Gambar 4.15 Pelaksanaan Penelitian Hari Pertama .................................................... 98 Gambar 4.16 Pelaksanaan Penelitian Hari Kedua..................................................... 105 Gambar 4.17 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Sebelum Direvisi ... 109 Gambar 4.18 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Setelah Direvisi ...... 109 Gambar 4.19 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Sebelum Direvisi . 110 Gambar 4.20 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Setelah Direvisi .... 110 Gambar 4.21 Langkah Kegiatan dalam Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir” Nomor 8 Sebelum Direvisi ................................................................ 111
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.22 Langkah Kegiatan dalam Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir” Nomor 8 Setelah Direvisi .................................................................. 111 Gambar 4.23 Rincian Kegiatan Inti RPP H 2 Nomor 14 dan 15 Sebelum Direvisi . 112 Gambar 4.24 Rincian Kegiatan Inti RPP H 2 Nomor 14 dan 15 Setelah Direvisi .... 112 Gambar 4.25 Langkah Kegiatan dalam Panduan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 6 Sebelum Direvisi ................................................................ 113 Gambar 4.26 Langkah Kegiatan dalam Panduan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 6 Setelah Direvisi .................................................................. 113
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ............................................................................ 129 Lampiran 2. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ................................. 130 Lampiran 3. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru .................................. 131 Lampiran 4. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ................. 133 Lampiran 5. Lembar Wawancara Validasi Materi oleh Siswa ............................... 134 Lampiran 6. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ..................................... 135 Lampiran 7. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ...................................... 140 Lampiran 8. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ..................... 142 Lampiran 9. Hasil Wawancara Validasi Materi oleh Siswa ................................... 145 Lampiran 10. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ...................................... 148 Lampiran 11. Instrumen Validasi Materi Eksperimen .............................................. 151 Lampiran 12. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli IPA ........ 154 Lampiran 13. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Ahli IPA ................ 155 Lampiran 14. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Bahasa ... 156 Lampiran 15. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Ahli Bahasa ........... 157 Lampiran 16. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas III B ......................................................................................... 158 Lampiran 17. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III B ... 159 Lampiran 18. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas Kelas III A ......................................................................................... 160 Lampiran 19. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III A ... 161 Lampiran 20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 162 Lampiran 21. Curriculum Vitae ................................................................................ 163
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab I ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi materi yang dikembangkan. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pengalaman yang didapatkan peneliti selama melaksanakan mata kuliah wajib untuk Mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Semester 7 yakni kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD N Jetis 1 Yogyakarta begitu beragam. Peneliti melaksanakan kegiatan PPL selama 4 bulan yakni dari hari Senin tanggal 18 Juli 2016 hingga hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2016. SD N Jetis 1 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah dasar yang dapat dikatakan cukup tua di Indonesia. Sekolah beralamatkan di Jalan Pasiraman No. 02, Cokrokusuman, Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta, tepat berada di sebelah selatan perempatan Jalan A.M Sangaji Yogyakarta. Tidak jauh dari sekolah, berdiri juga sekolah lain yaitu SMP 6 Yogyakarta, SMK 2 dan 3 Yogyakarta, SD Tumbuh (Sekolah Inklusi), dan sekolah menengah atas yakni SMA 11 Yogyakarta. SD N Jetis 1 dikatakan sekolah tua dengan dasar bahwa sudah ada kegiatan kegiatan belajar mengajar sejak tahun 1905. Sejarah mengenai keberadaan SD N Jetis 1 dapat diketahui berkat ditemukannya buku “STAMBOEK” yang berisikan informasi tentang data peserta didik di SD N Jetis 1 yang disahkan oleh Kepala Sekolah SD N Jetis 1 pada waktu itu dengan alamat “Djetis”. Buku tersebut tersimpan di almari khusus yang berisikan data administrasi sekolah. Buku “STAMBOEK” tersebut menggunakan bahasa Belanda dan bahasa yang digunakan oleh Kepala Sekolah dalam menuliskan datadata sekolah menggunakan bahasa Indonesia dalam ejaan lama dan tulisan dengan gaya “Italic”. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu S selaku Karyawan Tata Usaha yang mendampingi peneliti dalam mengamati buku “STAMBOEK, hasil wawancara bersama para guru dan karyawan senior di SD N Jetis 1, serta hasil 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
observasi sekolah, semakin menguatkan keyakinan peneliti bahwa sekolah tersebut dibangun pada saat pemerintahan Belanda. SD N Jetis 1 berdiri jauh sebelum Raden Mas Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara) selaku Bapak Pendidikan Nasional mendirikan “Perguruan Taman Siswa” pada tanggal 3 Juli 1922. SD N Jetis 1 termasuk salah satu sekolah yang sudah memenuhi kriteria sekolah sehat sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 79 tentang Kesehatan. Sarana dan prasarana sekolah cukup terawat dengan bukti tersedianya UKS, bersihnya kamar mandi, tersedianya tempat sampah untuk tiga jenis sampah yakni tempat sampah untuk sampah basah, plastik, dan kertas, tersedia kantin sekolah yang bersih, tersedia sabun cuci tangan, pengukur berat badan dan tinggi badan siswa, dan banyak tumbuhan di sekitar kelas I hingga kelas VI. Tumbuhan yang hidup di SD N Jetis 1 pun beragam, ada tanaman Srikaya, Pucuk merah, Kuping Gajah, Cemara, Ketapang, dan masih banyak lagi. Sebagian besar tanaman yang ada di sekitar kelas terlihat segar dengan warna daun hijau dan terlihat terawat dengan bukti sering ada luapan air dari pot serta tanah berwarna cokelat gelap dan basah. Satu warung angkringan sederhana dan satu warung nasi sayur serta penjual jajanan makanan anak seperti penjual batagor, cilok, cireng, mie ayam, dan penjual mainan anak-anak, meramaikan suasana di depan pintu gerbang sekolah. Peneliti kemudian memfokuskan kegiatan observasi pada siswa kelas III B SD N Jetis 1 dengan jumlah siswa sebanyak 25 yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Data awal yang memotivasi peneliti untuk terus melakukan kegiatan observasi adalah saat peneliti melakukan kegiatan observasi pembelajaran di kelas III B SD N Jetis 1 pada hari Selasa, 26 Juli 2016. Suasana pembelajaran di kelas terlihat gaduh dikarenakan lebih dari 6 siswa tidak memperhatikan pembelajaran. Mata pelajaran yang diajarkan waktu itu adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan materi “Lingkungan Alami dan Buatan”. Keenam siswa tersebut ada yang bermain dengan teman sebangkunya dan bermain dengan teman lain bangku. Guru kelas III B pun juga menerapkan sistem hukuman dengan harapan kelas menjadi lebih kondusif. Hukuman yang diberikan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh guru adalah mencatat siswa yang sudah ditegur sebanyak tiga kali akan tetapi tetap gaduh. Beliau menuliskan nama-nama siswa yang gaduh di papan tulis dengan tujuan untuk selalu mengingatkan siswa bahwa mereka sudah melanggar peraturan. Sebagian siswa pun tetap tidak memperhatikan guru mereka meskipun hukuman sudah diterima. Penilaian terhadap kemampuan akademik siswa belum dapat dilakukan dengan lebih detail oleh guru. Berdasarkan wawancara dengan Guru kelas III B tanggal 12 Agustus 2016, beliau menjelaskan bahwa terlalu cepat untuk melakukan penilaian secara menyeluruh, baik itu penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik. Guru merasa belum mampu untuk sepenuhnya mengenal dan memahami kemampuan seluruh siswanya. Dalam pandangan Guru kelas III B setelah mendidik mereka selama 3 minggu, kemampuan mereka untuk memahami informasi-informasi yang bersifat konkret sudah dapat dikatakan cukup tinggi. Informasi-informasi konkret tersebut antara lain materi-materi yang diajarkan melalu mata pelajaran IPA dan IPS. Salah satu materi yang bersifat konkret tersebut adalah materi tentang lingkungan alami dan buatan. Motivasi belajar mereka juga tinggi ketika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Siswa kelas III B antusias ketika diminta untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan tumbuhan. Mereka pernah diminta untuk menanam biji kacang hijau dalam sebuah wadah kecil pada saat pembelajaran IPA. Sebagian besar siswa mengikuti arahan dari guru untuk menanam dan menyirami biji kacang hijau yang ditanam. Biji kacang hijau yang sudah ditanam pun disimpan di dalam kelas. Dari hari ke hari, siswa mulai terlihat tidak menyirami kembali tanaman kacang hijau yang sudah tumbuh tersebut. Tanaman-tanaman yang berada di dekat kelas III B memang terlihat segar dan terawat, akan tetapi bukan karena dirawat oleh siswa kelas III B melainkan dirawat oleh istri penjaga sekolah. Pengalaman lain yang menjadi bahan kajian observasi adalah saat siswa kelas III B mengikuti kegiatan “SEMUTLIS”. Program ini mengarahkan siswa untuk meluangkan waktu selama 10 menit untuk merawat tanaman. Hari Jumat tanggal 7 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Oktober 2016 siswa kelas III B mengikuti kegiatan untuk merawat lingkungan SD N Jetis 1 dengan cara memunguti sampah, dengan panduan dari Bapak K selaku Guru kelas VI. Mereka bersemangat untuk mencari sampah sebanyak-banyaknya untuk dibuang ke tempat sampah dikarenakan arahan dan instruksi dari Bapak K, yang kemudian diminta untuk melaporkannya kepada guru kelasnya masing-masing. Di kelas III B sendiri, selembar kertas berisikan tulisan “SEMUTLIS” juga sudah menempel di dinding kelas. Selembar kertas bertuliskan “SEMUTLIS” pun sudah menempel di dinding kelas jauh sebelum siswa kelas III B melaksanakan kegiatan menanam biji kacang hijau. Siswa tetap tidak kembali untuk merawat tanaman kacang hijau mereka meskipun sudah ada program “SEMUTLIS” dan perintah dari guru. Perilaku baik siswa kelas III B terhadap lingkungan sekolah setelah kegiatan “SEMUTLIS” selesai, ternyata tidak terlihat kembali oleh mata dan perasaan peneliti hingga kegiatan PPL selesai dilaksanakan. Berdasarkan observasi dan wawancara yang sudah dilakukan, peneliti menilai bahwa siswa kelas III B kurang memiliki kesadaran dan kepedulian akan lingkungan sekitarnya khususnya terhadap sampah dan tumbuhan. Sebagian besar siswa kelas III B tumbuh dan besar di daerah sekitar Jetis. Latar belakang yang dimiliki oleh siswa juga beragam, baik latar belakang ekonomi, sosial, dan tempat tinggalnya. Sebagian besar orangtua siswa bekerja sebagai wiraswasta dan karyawan swasta. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang tumbuh dan besar di dusun, akan tetapi dusun yang berada di lingkungan perkotaan. Dusun-dusun yang berada di lingkungan perkotaan Jetis terlihat kumuh dan kurang tertata, tanah yang dimiliki setiap keluarga tidak terlalu luas dan jarak antara bangunan satu dengan yang lain rata-tata kurang dari 1 meter. Peneliti meyakini bahwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari, setiap siswa kelas III B sangat membutuhkan peran lingkungan sekitarnya. Lingkungan Jetis sendiri menurut Nila Ardhanie selaku Direktur Amrta Institue for Water Literacy, masuk dalam lima kecamatan paling potensial mengalami krisis air (Lathiva, dalam Harian bernas.com, 2016). Eko Teguh Paripurno selaku Peneliti Penanggulangan 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bencana Universitas Pembangunan (UPN) Yogyakarta juga menyatakan bahwa permukaan air di Kota Yogyakarta terus menurun sebanyak 15-50 cm sejak tahun 2006 akibat maraknya pembangunan hotel dan berkurangnya lahan hijau (Mawa dalam tirto.id, 2016). Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si’ (2015: 22) menyampaikan pandangannya bahwa keberadaan air minum segar merupakan topik yang paling penting. Air sangat dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan untuk mendukung ekosistem di darat dan perairan. Bencana banjir di sekitar Sungai Winongo dan Bedog Kabupaten Bantul bulan Maret 2016, serta banjir di daerah sekitar MM UGM, Jalan Solo, Jalan Kaliurang, Kalasan, dan Jalan Godean, terjadi dikarenakan banyaknya sampah yang menumpuk dan akhirnya menyumbat pintu air dan saluran drainase. Sampah yang menyumbat saluran air tersebut diyakini adalah sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan oleh manusia (Apriyadi dalam Tribun Jogja, 2016, Razak dalam Harian Jogja, 2016). Sampah yang dibuang oleh manusia ke sungai juga membuat sungai menjadi kotor dan keruh. Berita terjadinya bencana banjir tersebut menjadi perhatian lain bagi peneliti, sebab daerah Jetis menjadi salah satu daerah yang dilewati Sungai Code. Data-data awal yang didapatkan selama melakukan kegiatan observasi kemudian diperkuat melalui kegiatan wawancara bersama siswa, guru, dan kepala sekolah untuk melakukan analisis kebutuhan. Kegiatan wawancara bersama guru kelas III B yang kedua dilakukan pada hari Rabu, 23 November 2016 pukul 08.00 WIB. Guru menceritakan pengalamannya ketika mengajarkan materi yang bersifat praktik ternyata dapat membuat siswa bersemangat dan senang. Perasaan sulit juga dirasakan selama melaksanakan kegiatan pratikum. Faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan pratikum, antara lain yaitu tidak tersedianya sumber dan media belajar yang memadai. Kegiatan pratikum diyakini oleh guru dapat mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran. Ketersediaan materi pratikum juga diyakini dapat memudahkan siswa untuk melakukan pratikum.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada hari yang sama, yakni hari Rabu, 23 November 2016 pukul 08.40 WIB, peneliti melakukan wawancara kepada lima Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta yang dipilih sendiri oleh guru kelas. Kelima siswa yang diwawancarai peneliti terdiri dari tiga siswa perempuan dan dua siswa laki-laki. Kemampuan akademik yang dimiliki oleh kelima siswa tersebut berbeda, mulai dari yang tinggi hingga rendah. Kelima siswa yang diwawancarai menyatakan bahwa selama mengikuti pembelajaran IPA, mereka kadang mengalami kesulitan untuk memahami materi yang diajarkan dikarenakan kurang jelas. Ketersediaan panduan pratikum juga dibutuhkan oleh kelima siswa dikarenakan dapat membuat mereka pintar dan dapat memahami materi pembelajaran dengan lebih mudah. Panduan pratikum yang berisi penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami dan disertai gambar-gambar menjadi keinginan mereka. Kegiatan wawancara yang dilakukan bersama dengan Kepala SD N Jetis 1 Yogyakarta pada hari Kamis, 01 Desember 2016 pukul 08.00 WIB juga menunjukkan hal yang sama. Guru-guru setidaknya melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bersifat praktik atau eksperimen IPA dua kali dalam satu semester. Pelaksanaan kegiatan pratikum oleh guru-guru dipastikan menggunakan panduan oleh Kepala Sekolah. Buku paket yang dimiliki oleh guru dan siswa dijadikan sebagai buku pegangan pada saat pratikum, sebab di dalam buku paket sudah terdapat panduanpanduan pratikum untuk setiap materi yang dapat dipraktikkan. Namun demikian, tidak semua materi dalam buku paket sudah didesain beserta dengan kegiatan pratikum sehingga guru perlu menyusun dan mempersiapkan kebutuhan pratikum sendiri. Dalam pandangan Kepala Sekolah, keberadaan panduan eksperimen itu penting baik bagi guru dan bagi siswa. Guru-guru bisa saja merasa kerepotan ketika panduan eksperimen tidak tersedia. Penggunaan media pembelajaran tersebut diharapkan dapat membuat anak-anak merasa bahagia pada saat belajar. Rasa bahagia yang hadir dalam diri anak dapat membantu anak untuk lebih mudah memahami pembelajaran.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keprihatinan terhadap cara berpikir dan perilaku yang dimiliki siswa kelas III B terhadap lingkungan, mendorong peneliti untuk berusaha mengembangkan pola pikir siswa terhadap lingkungan sekitar melalui pendidikan lingkungan. Beberapa ahli pendidikan, Davis (1998: 148), Stapp (1997: 34), NEEAC (dalam Thomson dan Hoffman, 2002: 6) memaparkan bahwa pendidikan lingkungan merupakan sebuah proses untuk membentuk kesadaran, pemahaman, sikap, dan kebiasaan manusia agar lebih bertanggungjawab terhadap hubungan mereka dengan lingkungan. Pendidikan lingkungan sendiri dapat menjadi sarana penyampaian pengetahuan lingkungan serta untuk mengupayakan peningkatan kesadaran dan kepedulian manusia terhadap kondisi lingkungan (Hamzah, 2013: 35-36). Kesadaran lingkungan menurut Neolaka (2008) dipahami sebagai keadaan tergugahnya jiwa sehingga mendorong seseorang mampu untuk menentukan mana yang baik dan yang buruk bagi lingkungan. Kepedulian lingkungan dalam pandangan Narwanti (dalam dalam Handayani, 2013: 25) dipahami sebagai sikap atau tindakan dengan tujuan untuk mencegah kerusakan pada lingkungan di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk mencegah kerusakan pada lingkungan alam. Data-data yang didapatkan dari kegiatan observasi dan wawancara menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Metode yang dapat digunakan untuk memberikan pendidikan lingkungan salah satu diantaranya adalah dengan menyediakan suatu setting atau layanan pembelajaran yang dapat mengarahkan dan menguatkan terwujudnya tindakan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan pada diri siswa (Hungerford dan Volk dalam Hamzah, 2013: 36, Clayton dan Myers, 2014: 360). Prosedur pengembangan materi dan prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015) akan digunakan untuk menyusun sebuah materi pembelajaran dikarenakan peneliti akan memfokuskan pengembangan materi pada isinya. Tomlinson merupakan salah satu ahli terkemuka di dunia pada pengembangan materi untuk pembelajaran bahasa (Aneheim University, 2016). Pengembangan materi menurut Tomlinson dimaksudkan untuk mengembangkan bahan-bahan apapun yang 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Materi tersebut dapat berbentuk seperti buku teks, buku kerja (LKS), kaset, CD-ROM, DVD, video, handout (Tomlinson, 2005). Penelitian ini berusaha untuk mengembangkan sebuah materi pembelajaran dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”. Materi tersebut ditawarkan kepada guru dan seluruh Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
Peneliti melandaskan diri pada pandangan beberapa tokoh ternama
yakni (1) pandangan Maria Montesori mengenai anak, bahwa melalui permainan anak-anak dapat mengaktualisasikan dirinya (Montesori, 2002), (2) pandangan Jean Piaget (dalam Crain, 2007: 167-224) bahwa kemampuan berpikir anak usia 7-11 tahun dapat berkembang dengan baik jika dihadirkan aktivitas konkret, dan (3) pandangan Lev Semionovich Vygotsky (dalam Slavin, 2011: 59) bahwa seorang anak bisa berkembang menjadi lebih baik berkat kehadiran orang lain di sekitarnya atau justru menjadi scaffolder bagi orang lain. Model Conservation Scout (CS) digunakan peneliti sebagai bagian dari Materi pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk memberikan kenyamanan belajar pada anak dengan harapan akan menumbuhkan kebahagiaan dalam diri anak. Model CS merupakan salah satu model pembelajaran inovatif untuk memberikan pendidikan konservasi sederhana kepada anak melalui 4 metode. Metode dalam CS antara lain kebun konservasi, minitrip, area konservasi dalam ruangan, dan eksperimen sederhana (Suseno, 2016: 4). Metode eksperimen sederhana, teknik peer tutoring dan kampanye digunakan oleh peneliti dalam penyusunan materi. Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan merupakan penggabungan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari 1 (RPP H1), Silabus H1, dan Materi Eksperimen “Penyebab Banjir” karya Adelia Surya Putri serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari 2 (RPP H2), Silabus H2, dan Materi Eksperimen “Fungsi Akar” karya Paulus Yuli Suseno. Kedua perangkat pembelajaran dan materi eksperimen tersebut berkaitan dan saling melengkapi satu sama lain. Materi
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan ini dapat diberikan bagi Siswa Sekolah Dasar Kelas III. Implementasi materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan dapat dilakukan secara terintegrasi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan materi “Kerusakan Alam dan Cara Menjaga Kelestarian Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan”. Penyusunan materi ini didasarkan pada latar belakang, tujuan, serta harapan yang sama yakni memberikan pendidikan lingkungan kepada anak-anak Kelas III SD N Jetis 1 agar lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1.2.1
Bagaimana proses pengembangan “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta ?
1.2.2
Bagaimana kualitas
“Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta?
1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan supaya penelitian tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1.3.1
Materi yang dikembangkan berupa “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” menggunakan Model Conservation Scout pada
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan. 1.3.2
Materi yang dikembangkan bertujuan untuk memberikan pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan bagi Siswa kelas IIIB SD N Jetis 1.
1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan dalam pelaksanaannya. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut: 1.4.1 Mengetahui proses pengembangan “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” ” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. 1.4.2 Mengetahui kualitas “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, diantaranya yaitu: 1.5.1
Bagi Peneliti Peneliti memperoleh pengalaman baru dalam hal pengembangan materi pembelajaran berbasis pendidikan lingkungan sebagai sumber belajar baru bagi siswa kelas III sekolah dasar dan berkesempatan untuk membantu membentuk cara pandang siswa sekolah dasar agar lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.5.2
Bagi Guru Guru mendapatkan sumber dan media belajar berupa materi pembelajaran berbasis pendidikan lingkungan yang dapat digunakan untuk membantu siswa sekolah dasar agar lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan.
1.5.3
Bagi Siswa Siswa memperoleh sumber belajar berupa Materi Eksperimen Penyebab Banjir dan Fungsi Akar yang dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami pentingnya lingkungan bagi kehidupan mereka dan pengalaman yang dapat memotivasi siswa untuk berani menjadi duta lingkungan, dan berkarya dengan positif melalui poster, kampanye, dan peer tutoring.
1.5.4
Bagi Sekolah Memberi informasi mengenai efektivitas penggunaan materi pembelajaran dengan model Conservation Scout, sehingga dapat menjadi bahan refleksi dalam mengarahkan guru-guru kelas dalam memilih model pembelajaran.
1.6 Definisi Operasional 1.6.1
Pengembangan materi adalah usaha untuk mengembangkan bahan-bahan ajar yang dapat digunakan sebagai sarana dan media pembelajaran dengan harapan akan membantu siswa lebih mudah memahami pembelajaran.
1.6.2
Pendidikan adalah usaha untuk membimbing, memberdayakan, dan memerdekakan manusia menjadi manusia yang dewasa, bijak, dan berbudaya.
1.6.3
Kesadaran lingkungan adalah bentuk kendali atas diri kita terhadap respon dari dalam diri, benda-benda di sekitar, dan peristiwa alam dalam kehidupan sehari-hari yang kemudian mendorong kita untuk menentukan pilihan mana yang bermanfaat dan yang kurang bermanfaat bagi lingkungan.
1.6.4
Kepedulian lingkungan adalah ungkapan perasaan yang kemudian diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk menjalin hubungan yang selaras dengan lingkungan.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6.5
Lingkungan adalah segala benda yang ada di sekitar manusia baik benda hidup dan tak hidup.
1.6.6
Model Conservation Scout adalah pembelajaran inovatif yang membimbing siswa untuk memahami alam dan berkarya untuk alam dimulai dari hal yang sederhana.
1.7 Spesifikasi materi yang dikembangkan Spesifikasi materi yang dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah: 1.7.1
Materi berupa materi pembelajaran berjudul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”.
1.7.2
Materi yang dikembangkan disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan menggunakan Model Conservation Scout (CS).
1.7.3
Materi terdiri dari sampul, pengantar materi, pengertian Pendekatan PPR, pengertian Model Conservation Scout yang disusun peneliti dan rekan, serta penggabungan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari 1 (RPP H1), Silabus H1, dan Materi Eksperimen “Penyebab Banjir” karya rekan peneliti yaitu Adelia Surya Putri serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari 2 (RPP H2), Silabus H2, dan Materi Eksperimen “Fungsi Akar” karya peneliti. Berdasarkan analisis kebutuhan siswa kelas III yang sama, maka peneliti dan rekan peneliti sepakat untuk menggabungkan karya menjadi saru dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”.
1.7.4
Materi berisi materi eksperimen dan panduan eksperimen untuk guru dan siswa kelas III Semester II dengan materi pembelajaran “Kerusakan Alam dan Cara Menjaga Kelestarian Alam serta Perilaku Manusia yang Peduli Lingkungan” yang disertai dengan foto dan penjelasan agar siswa lebih mudah memahami isi materi.
1.7.5
Materi dikembangkan dengan menggunakan prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Pengalaman bermakna bagi peneliti selama melaksanakan kegiatan PPL di SD N Jetis 1 Yogyakarta, berawal dari hasil pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas III B. Materi pembelajaran yang diajarkan pada waktu itu berkaitan dengan lingkungan. Namun demikian, peneliti meyakini bahwa materi pembelajaran masih diajarkan sebatas pada ilmu lingkungan dan belum sepenuhnya menjadi pendidikan lingkungan. Peneliti kemudian termotivasi untuk terus mengamati sikap dan perilaku siswa kelas III B khususnya terhadap lingkungan. Hasil dari pengamatan terhadap siswa kelas III B selama 4 bulan dan berdasarkan analisis kebutuhan siswa serta guru, memotivasi peneliti untuk memberikan sumbangsih berupa pengembangan materi pembelajaran yang dapat mengupayakan terwujudnya pendidikan lingkungan dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” melalui penelitian dan pengembangan.
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1
Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D) Penggunaan metode R&D dalam dunia pendidikan dapat dikatakan terlambat.
Keterlambatan penggunaan metode R&D dapat terjadi karena metode ini pertama kali muncul dan berkembang di dunia militer/pertahanan. Godin (dalam Putra, 2015) menjelaskan bahwa metode R&D pertama kali digunakan di Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Penggunaan terhadap metode R&D yang semakin tinggi, akhirnya membuat metode ini terus berkembang dan dimanfaatkan dalam bidang pendidikan. Robert M. Gagne, seorang ahli pendidikan yang terkemuka terkait karyanya yakni Instructional System Design (ISD) dan The Condition of Learning (TCL), akhirnya mencatatkan dirinya sebagai orang yang pertama kali menggunakan metode R&D di bidang pendidikan (Putra, 2015: 27). Gagne mengembangkan ISD dan TCL sewaktu masih bekerja sebagai ahli di Military Research and Development. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Proses terbentuknya metode R&D yang cukup panjang dan menyangkut beberapa bidang kehidupan, menjadikan pemahaman tentang pengertian metode R&D menjadi beragam. Beberapa ahli pendidikan, Borg and Gall (1983), Sukmadinata (2011: 164), Sanjaya (2013: 129-133), Putra (2015: 67) mendefinisikan metode penelitian dan pengembangan sebagai sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk mencaritemukan, memperbaiki/mengembangkan produk yang telah ada, atau justru menghasilkan produk baru dan kemudian menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang dikembangkan atau yang dihasilkan dapat berupa suatu buku, modul, alat, metode, prosedur, kurikulum, program komputer, atau model pembelajaran dengan harapan semakin unggul, efektif, efisien, dan bermakna. Terdapat beberapa macam desain metode penelitian dan pengembangan dari beberapa ahli seperti Borg & Gall (1983) dan Dick & Carey (2003). Peneliti pun memutuskan untuk menggunakan desain penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson. Tomlinson dianggap sebagai salah satu ahli terkemuka dunia pada pengembangan materi untuk pembelajaran bahasa (Aneheim University, 2016). Penelitian ini menggunakan metode pengembangan menurut Tomlinson dikarenakan lebih memfokuskan pada pengembangan materi pembelajaran. Terdapat 5 langkah kegiatan yang dapat dilakukan dalam desain pengembangan materi menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015). Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah analisis kebutuhan siswa (Students’s need analysis). Pengembangan materi dilakukan dengan dasar pada analisis kebutuhan siswa. Identifikasi kebutuhan siswa terlebih dahulu dilakukan untuk mengetahui apa yang akan dan seharusnya diterima atau dipelajari dan apa yang tidak. Materi yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan siswa, tentunya akan memiliki pengaruh positif bagi perkembangan dan kemajuan diri siswa serta lebih bermakna. Desain (Design) merupakah langkah kedua yang dapat dilakukan setelah menganalisis kebutuhan siswa. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengawali desain pengembangan materi adalah dengan menyusun garis besar materi
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran. Garis besar pembelajaran sebaiknya disusun dan dipertimbangkan dengan silabus, kebutuhan siswa, dan prinsip-prinsip pengembangan materi. Langkah ketiga yang perlu dilakukan adalah implementasi (Implementation). Garis-garis besar pembelajaran yang sudah disusun oleh guru, kemudian dilaksanakan/diimplementasikan kepada siswa dalam suasana belajar mengajar yang nyata. Hasil implementasi materi dalam suasana belajar mengajar yang nyata perlu untuk di analisis kelemahan dan kelebihannya. Proses analisis kelemahan dan kelebihan materi yang dilakukan merupakan bentuk langkah kegiatan keempat yakni evaluasi (Evaluation). Langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan revisi (Revision). Hasil dari evaluasi terhadap implementasi materi yang dikembangkan, dapat dijadikan sebagai bahan refleksi dan referensi untuk memperbaiki atau mengubah dan merevisi suatu materi. Kegiatan ini memungkinkan terbentuk dan berkembangnya suatu materi yang semakin berkualitas. 2.1.2
Pengembangan Materi Tomlinson
(2005)
menyampaikan
bahwa
yang
dimaksud
dengan
pengembangan materi adalah pengembangan terhadap bahan-bahan apapun yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Materi tersebut dapat berbentuk seperti buku teks, buku kerja (LKS), kaset, CD-ROM, DVD, video, handout, dan dari internet. Pengembangan material pembelajaran perlu memenuhi setidaknya 16 prinsip sesuai dengan apa yang diringkas oleh Tomlinson. Prinsipprinsip yang disampaikan oleh Tomlinson tersebut lebih dikhususkan kepada pengembangan material pembelajaran bahasa. Peneliti kemudian menentukan sepuluh (10) prinsip dari enam belas (16) prinsip yang diyakini relevan dengan penelitian ini. Penelitian ini mengupayakan tercapainya ke sepuluh prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (2005: 1-24). Prinsip yang pertama yaitu memiliki pengaruh bagi pembelajar. Materi yang disusun diharapkan dapat memancing rasa keingintahuan, ketertarikan, dan perhatian pembelajar. Pengaruh dapat tercapai ketika suatu materi itu dipegang dan kemudian dibaca oleh pembelajar. Pembelajar pun akan 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperoleh kesempatan untuk menerima informasi-informasi yang dihadirkan dalam suatu materi yang nantinya akan diproses sebagai bentuk kegiatan berpikir. Materi yang disusun juga perlu mengupayakan prinsip kedua yakni diharapkan dapat membuat pembelajar merasa nyaman, senang, dan bahagia. Materi diharapkan dapat menumbuhkan rasa nyaman dan kemerdekaan hati sehingga nantinya akan muncul perasaan senang dan bahagia dalam diri pembelajar. Materi dapat membantu pembelajar untuk merasakan kenyamanan dan kebahagiaan jika memenuhi setidaknya beberapa kriteria antara lain berisikan teks dan ilustrasi/gambar, bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh pembelajar, dan berisikan contoh-contoh atau petunjuk. Prinsip ketiga yang sebaiknya dipenuhi adalah dapat mengembangkan kepercayaan diri pembelajar. Dulay, Burt, dan Krashen (dalam Harsono, 2015: 171) menyampaikan bahwa kenyamanan dan kepercayaan diri berkembang lebih cepat. Pembelajar dapat dengan lebih mudah mengembangkan kepercayaan diri mereka jika materi yang diterima tidak terlalu rumit akan tetapi berpotensi untuk mengembangkan kemampuan mereka. Materi juga diharapkan relevan untuk pembelajar sehingga dapat memenuhi prinsip keempat. Materi yang diberikan sebaiknya disesuaikan dan memperhatikan latar belakang tingkat kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, sosial, dan ekonomi pembelajar. Materi tersebut juga diharapkan dapat berguna bagi kehidupan pembelajar sehari-hari. Prinsip kelima yang sebaiknya dipenuhi yaitu dapat membuat pembelajar tertarik. Pembelajar akan tertarik untuk mempelajari materi dengan diri mereka sendiri. Ketertarikan dari pembelajar terhadap materi dapat terjadi jika materi dapat memberikan penjelasan atau dengan kata lain dapat memenuhi prinsip keenam. Materi sebaiknya memberikan pencerahan bagi pembelajar dengan menghadirkan petunjuk
atau
nasihat
kegiatan
sehingga
memudahkan
pembelajar
untuk
memahaminya. Prinsip selanjutnya yang perlu dipenuhi adalah prinsip ketujuh yakni memperhatikan gaya belajar yang berbeda dalam diri masing-masing pembelajar. Tidak semua pembelajar memiliki gaya belajar yang sama. Materi sebaiknya 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengupayakan untuk menyediakan bentuk-bentuk kegiatan yang mengupayakan perkembangan seluruh kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan memanfaatkan sarana berpikir seperti panca indera pembelajar. Materi
juga
diharapkan
dapat
memenuhi
prinsip
kedelapan
yakni
memperhatikan sikap afektif yang berbeda dalam diri masing-masing pembelajar. Materi perlu memperhatikan sikap afektif yang dimiliki oleh beragam pembelajar, oleh karena itu sebaiknya suatu materi dapat menyediakan bentuk kegiatan secara individual atau pun kelompok. Prinsip kesembilan yang sebaiknya dipenuhi adalah dapat memberdayakan kemampuan intelektual, estetika, emosional, dan menstimulasi otak kanan dan kiri. Materi dapat membantu pembelajar mengembangkan kemampuan berpikir, pengolahan emosi, estetika seni, dan menyediakan kegiatan yang melatih otak kanan dan kiri pembelajar. Prinsip terakhir atau prinsip kesepuluh yang sebaiknya dipenuhi adalah terwujudnya feedback. Materi mendorong siswa untuk memberikan respon positif atas informasi/kegiatan yang sudah diterima oleh pembelajar. Suatu materi yang dikembangkan berdasarkan 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson, diharapkan dapat membantu pelaksanaan pembelajaran sehingga memungkinkan terwujudnya proses pendidikan yang efektif dan bermakna. 2.1.3
Pendidikan Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta, yakni Prof. J.
Sudarminto, SJ., pernah menyampaikan pandangannya mengenai konsep pendidikan yang baik untuk diterapkan di Indonesia dalam Seminar Peringatan Dies Natalies Universitas Sanata Dharma (USD) ke-58 dengan tema “Konsep Pendidikan Driyarkara: Esensi, Sosial-Histori, dan Aktualisasi” yang diselenggarakan hari Kamis tanggal 12 Desember 2013. Sudarminto berpendapat bahwa salah satu konsep pendidikan yang dinilai relevan dengan kondisi Indonesia saat ini adalah konsep pendidikan menurut Prof. Driyarkara, SJ (Universitas Sanata Dharma, 2013, Wardhana dalam Solopos.com, 2013).
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Eidos” atau ide pokok dari pendidikan dalam pandangan Driyarkara (1980: 78) dimaknai sebagai sebuah proses memanusiakan manusia muda dan mengangkat manusia muda ke taraf yang insani. Manusia muda dapat diartikan sebagai seorang anak kecil yang baru memasuki sebuah dunia dan belum mampu untuk menempatkan diri. Anak tersebut sedang berusaha untuk melakukan perjalanan ke arah kemanusiaannya, namun dipandang sebagai manusia yang belum mampu mencapai kemanusiannya. Pandangan ini didasarkan pada gambaran konkrit manusia seperti yang diharuskan sesuai kebudayaan yang ada menurut pendidik. Pendidik pun bertanggungjawab untuk membantu anak dalam usaha untuk berbuat/bertindak sesuai kodratnya sebagai manusia sesuai dengan umur dan kemampuannya. Tindakan dari pendidik dan anak, akan menyatu dan menjelma menjadi sebuah perbuatan baru dalam diri anak sesuai ukuran mereka. Tindakan tersebut memungkinkan anak menjadi human atau sesuai dengan taraf insani. Dinamika yang terjalin antara pribadi pendidik dan pribadi anak didik, akan menyatukan mereka dalam pertemuan yang mendalam. Aku dari pendidik dan aku dari anak didik akan bersatu menjadi “kita”, dan mengangkat aku anak didik menjadi aku pendidik. Pengangkatan terhadap aku anak didik menjadi aku pendidik ini disebut sebagai proses hominisasi dan humanisasi. Hominisasi dan humanisasi merupakan satu kesatuan dan tidak ada sekat/batasnya.
Hominisasi
dapat
dimaknai
sebagai
sebuah
usaha
untuk
memanusiakan manusia muda agar mampu berdiri, bergerak, bersikap, atau bertindak sebagai manusia dalam taraf yang minimal/sederhana. Namun demikian, manusia diharapkan tidak hanya menjadi homo (manusia), melainkan juga harus menjadi homo yang human (dalam artian berkebudayaan tinggi). Proses ini disebut sebagai humanisasi, yang artinya bahwa manusia muda diarahkan untuk mencapai taraf yang lebih sempurna. Tingkat humanisasi adalah tingkat kebudayaan yang lebih tinggi yang memungkinkan manusia mampu mengangkat alam menjadi alam manusiawi (Driyarkara, 1980: 74-90).
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
M.Heidegger seorang filsuf dari Jerman berpendapat bahwa pendidikan seyogyanya perlu untuk diperbaharui (membutuhkan renaissance) agar manusia dapat berkembang dengan lebih baik. Konsep pendidikan yang ditawarkan oleh Driyarkara, dipandang sebagai pilihan tepat untuk memperbaharui pendidikan di Indonesia, dikarenakan sangat mendukung dan menerapkan konsep pendidikan dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila (Sastrapratedja, 2013: 325). Paidea sebagai konsep pendidikan yang termasuk tua dari Yunani, dapat dipahami sebagai proses pembangunan manusia. Orang Romawi menganggap bahwa pembangunan manusia dapat dilakukan melalui model pendidikan yang menerapkan prinsip humanitas. Prinsip pendidikan yang digagas oleh Driyarkara tentu selaras dengan
model
pendidikan
humanitas,
khususnya
humanisme
renaissance.
Humanisme renaissance dapat diartikan sebagai sebuah proses pendidikan yang menekankan kebebasan manusia untuk membentuk dirinya sendiri (Sastrapratedja, 2013: iii-iv) Prinsip humanisasi dalam pendidikan dapat kita temukan juga dalam konsep pendidikan menurut Paulo Freire, Ira Shor, Henry Giroux, dan Peter McLaren. Pendidikan yang ditawarkan oleh para ahli pendidikan tersebut dikenal dengan nama Pendidikan Emansipatoris. Mengutip pendapat Freire (Nouri dan Sajjadi, 2014), humanisasi dapat dipahami sebagai pemberdayaan kesadaran kritis yang dimiliki guru dan murid terhadap relasi mereka dengan dunia. Pembentukan dunia yang humanis menurut Freire, dapat dilakukan dengan dialog yang mengutamakan cinta, kerendahan hati, iman, keyakinan, harapan, dan pemikiran kritis. Pendidikan Emansipatoris memungkinkan siswa dan guru saling belajar satu sama lain. Budaya baru yang ditawarkan oleh pendidikan emansipatoris adalah menjadikan guru dan murid sebagai pembelajar atau subjek yang sama-sama mempelajari objek yaitu materi pembelajaran. Dialog yang dibangun antara guru dan murid akan menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman baru serta menjadikan guru dan murid bersama-sama saling memberdayakan satu sama lain. Dialog dalam pendidikan emansipatoris sebaiknya mengambil tema nyata dalam kehidupan sehari19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hari dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (Sastrapratedja, 2013, Nouri dan Sajjadi, 2014, Winarti dan Anggadewi, 2015). Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) atau Pedagogi Ignasian dianggap sebagai salah satu model pendidikan emansipatoris (Winarti dan Anggadewi, 2015: 54). Pendekatan ini merupakan bentuk Latihan Rohani yang diajarkan oleh Santo Ignatius dari Loyola. Terdapat lima bentuk kegiatan yang saling berkaitan sebagai siklus dalam PPR, antara lain yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi (Suparno, 2015: 11, 21-41, Peterson dan Nielsen dalam Winarti dan Anggadewi, 2015: 55). Dalam tahapan konteks, pembelajar akan berusaha untuk mengidentifikasi sebuah konteks yang dihadirkan oleh pendidik. Pembelajar akan didorong untuk mengidentifikasi tentang keberadaan pribadi pembelajar dalam konteks dunia yang lebih luas. Pembelajar kemudian dihadapkan pada sebuah kegiatan yang berkaitan dengan konteks dengan tujuan untuk mendapatkan pengalaman. Pengalaman yang dihadirkan oleh guru, sebaiknya dilakukan dan dialami sendiri oleh pembelajar dengan harapan dapat menyentuh hati, pikiran, kehendak, dan perasaan pembelajar. Pembelajar akan terbantu untuk mendalami bahan dan mengambil makna yang mendalam dari bahan yang telah dipelajari melalui pengalaman tersebut. Proses pengambilan makna yang mendalam dalam tahapan pengalaman, memungkinkan pembelajar untuk semakin menyadari pengalaman pribadinya hingga mencapai tahapan refleksi. Tahapan refleksi ini akan mendorong pembelajar untuk semakin menggali pengalaman mereka sedalam dan seluas-luasnya dan mengambil makna bagi hidup pribadi, hidup bersama, dan hidup bermasyarakat. Fakta lain dari kegiatan refleksi adalah membuat pembelajar semakin mampu dan berani menentukan pilihan-pilihan hidup serta menanggapi konsekuensinya. Mengutip pendapat Mezirow (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015: 55), bahwa melalui refleksi kritis yang dilakukan terus menerus akan membantu pembelajar untuk menemukan cara pandang baru hingga mengidentifikasi berbagai pilihan hidup. Tahapan aksi menjadi kegiatan lanjut setelah pembelajar menentukan 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pilihannya. Aksi nyata yang dapat dilakukan oleh pembelajar antara lain bersikap untuk merubah hidup/kepribadian menjadi lebih baik atau berkarya bagi orang lain. Seluruh proses PPR termasuk dalam proses pendidikan, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi untuk mengupayakan kebaikan leih bagi pendidik dan pembelajar. Melalui evaluasi, proses PPR yang belum berjalan baik akan diperbaiki dan bila sudah berjalan dengan baik maka akan dikembangkan. Pendekatan PPR diyakini dapat mengembangkan kesadaran dan memotivasi seorang pembelajar untuk berkarya bagi dirinya, bagi orang lain, dan lingkungan di sekitarnya. 2.1.4
Kesadaran dan Kepedulian Dalam pandangannya mengenai kesadaran, Ginintasasi (2011) mendefinisikan
kesadaran pada dasarnya adalah kegiatan berpikir. Seseorang dikatakan sadar jika memiliki kendali penuh atas dirinya terhadap stimulus-stimulus yang membentuk dirinya, baik stimulus internal dan eksternal (Solso & Maclin, 2008: 240). Bloom (dalam Jamanti, 2014: 24) membagi 3 ranah untuk menilai kesadaran seseorang, antara lain kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah dari Bloom ini dimodifikasi menjadi pengetahuan, sikap, dan perilaku seiring perkembangannya (Notoatmodjo dalam Jamanti, 2014). Pengetahuan merupakan ranah pertama yang dapat digunakan untuk menilai kesadaran seseorang. Pengetahuan didapatkan seseorang ketika orang tersebut telah melakukan pengindraan terhadap objek di sekitar mereka. Dalam ranah ini, terdapat 6 tingkatan aspek untuk menilai kesadaran, yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation). Sikap merupakan ranah kedua yang dapat digunakan untuk menilai kesadaran seseorang. Bentuk kesiapan dan kesediaan diri untuk bertindak adalah pengertian sederhana dari sikap (Newcomb dalam Jamanti, 2014: 25). Dalam ranah ini, terdapat 4 tingkatan aspek untuk menilai kesadaran, aspek pertama yang dapat digunakan adalah menerima (receiving). Aspek ini dikatakan tercapai ketika seseorang (subjek) 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bersedia dan memperhatikan stimulus yang ada dalam dirinya atau pun yang diberikan oleh lingkungan. Merespon (responding) merupakan aspek kedua yang dapat digunakan. Contoh dari pencapaian atas aspek ini misalnya seseorang menjawab pertanyaan dari orang lain, menerima atau menolak gagasan dari orang lain, mengerjakan dan menyelesaikan tugas (tanpa memperhatikan kebenaran dari isi pekerjaannya). Aspek selanjutnya atau aspek ketiga adalah menghargai (valuing). Aspek ini dikatakan tercapai ketika seseorang mampu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah bersama. Bertanggungjawab (responsible) merupakan aspek terakhir yang dapat digunakan untuk menilai kesadaran. Seseorang yang bersedia untuk melaksanakan konsekuensi atas segala sesuatu yang terjadi dari pilihan yang sudah ditentukan menunjukkan bahwa dirinya sudah mencapai aspek keempat. Ranah ketiga yang digunakan untuk menilai kesadaran adalah perilaku (tindakan). Dalam ranah ini terdapat 4 tingkatan aspek untuk menilai kesadaran, aspek pertama yaitu persepsi (perception). Seseorang yang mampu untuk mengenal, memilah, dan memilih berbagai objek yang berkaitan dengan keputusan yang akan diambil maka diyakini sudah mencapai aspek pertama. Aspek kedua yaitu respon terbimbing (guided response), seseorang diharapkan mampu untuk melakukan kegiatan secara urut dan sesuai dengan contoh. Aspek keempat adalah mekanisme (mechanism), seseorang yang mampu untuk melakukan kegiatan dengan benar dengan sendirinya dikarenakan sudah menjadi kebiasaan maka diyakini sudah mencapai aspek keempat. Adopsi (adoption) merupakan aspek terakhir atau aspek keempat yang dapat digunakan. Seseorang diharapkan mampu untuk mencontoh tindakan baik yang dilihat, didengar, dan dirasakannya serta mengembangkannya menjadi lebih baik. Pendapat dari beberapa ahli pendidikan, Leininger, May, Swanson, Noddings, Bender, Boyatzis dan McKee (dalam Sihombing, 2015) mengenai kepedulian, dapat kita maknai bahwa kepedulian merupakan sebuah perasaan yang muncul dalam diri 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
manusia yang kemudian ditunjukkan dengan sikap dan perbuatan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Kepedulian berawal dari perasaan, namun demikian tidak berarti bahwa hanya berhenti pada perasaan. Kepedulian mendorong adanya perilaku sebagai bentuk dari hadirnya perasaan tersebut. Terdapat 5 poin penting dalam kepedulian yang digagas oleh Swanson (Sihombing, 2015: 27). Poin pertama dari kepedulian adalah mengetahui. Pada aspek ini, seseorang berusaha untuk memahami kejadian yang bermakna dalam kehidupan orang lain, menilai lebih dalam dengan melihat isyarat verbal dan non-verbal. Poin edua dari kepedulian adalah turut hadir. Kita menunjukkan kehadiran diri kita dalam kehidupan orang lain dengan memberikan perhatian dan melakukan refleksi apakah kehadiran kita mengganggu orang tersebut atau tidak. Poin selanjutnya yakni poin ketiga yaitu melakukan. Kita diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih seperti menghibur, melindungi, menjadikan pribadi orang lain tersebut sebagai bagian dari kepentingan pribadi kita. Poin keempat dari kepedulian adalah memungkinkan. Kita dimungkinkan untuk bisa menjadi pendengar dan pembicara yang baik, dengan mendengarkan segala keluh kesah dan cerita yang disampaikan, memberikan nasihat, dukungan, dan memberikan solusi kepada orang yang dipedulikan. Poin terakhir atau poin kelima dari kepedulian adalah mempertahankan keyakinan. Kita diharapkan dapat meneguhkan keyakinan dan keputusan yang diambil seseorang yang dipedulikan, agar orang tersebut selalu kuat dan memiliki harapan. Orang yang telah memiliki kepedulian, maka dapat memberikan respon positif terhadap kehadiran orang lain, mampu memahami apa yang dibutuhkan orang di sekitarnya dan kemudian mengekspresikannya dalam sebuah tindakan. Tindakan yang diekspresikan antara lain seperti rela mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan yang terbaik bagi orang yang dipedulikan, mengutamakan kebutuhan dan perasaan orang lain, menghargai, rela memberi, membantu, dan berbelas kasih baik kepada orang lain dan lingkungan sekitarnya.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.5
Lingkungan Lingkungan adalah segala hal yang ada di sekitar manusia, mulai dari alam
sampai manusia lainnya (Reksadjaja, 1979). Sejalan dengan pendapat di atas, Sarwono (1992: 6), Keraf (2014: 41-43) menambahkan bahwa lingkungan adalah sebuah ekosistem dan alam semesta yang dipahami sebagai oikos, dalam bahasa Yunani dipahami sebagai tempat tinggal atau rumah tempat tinggal. Oikos tidak hanya dipahami sebagai lingkungan di mana manusia hidup, melainkan sebagai keseluruhan alam semesta dan yang menunjang interaksi antara makhluk hidup yang terjalin di dalamnya. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia dipandang sebagai makhluk yang tidak bisa hidup tanpa kehadiran lingkungan sekitarnya (Winarti dan Anggadewi, 2015: 50-51). Lingkungan menyediakan seluruh kebutuhan hidup manusia, oleh karena itu manusia akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi yang dibangun oleh manusia dengan lingkungan akan berlangsung secara terus menerus. Manusia dapat belajar dari lingkungan dan kemudian dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi dapat pula mempengaruhi lingkungan. Pengaruh yang dibuat oleh manusia terhadap lingkungan dapat berlangsung dengan baik, tetapi dapat juga berlangsung dengan buruk. Dampak dari perlakuan manusia terhadap lingkungan tentu akan berpengaruh juga terhadap kualitas kehidupan manusia itu sendiri (Iskandar, 2013: v, Hamzah, 2013: 1). Prof. Mawardi dalam Seminar Nasional: Symposium on Biologi Education (Symbion) 2016, berpendapat bahwa membangun perilaku manusia dapat dilakukan melalui proses pendidikan dan tidak bisa dilakukan secara singkat. Pendidikan memungkinkan untuk membentuk mental dan perilaku individu selaku manusia seperti yang diharapkan. Manusia dapat bersikap dan berperilaku yang selaras dengan alam ketika “Pendidikan Lingkungan” telah diberikan dan diberikan sepanjang hayat (Hamzah, 2013: 37,44). Beberapa ahli pendidikan lingkungan, Davis (1998: 148), Stapp (1997: 34), NEEAC (dalam Thomson dan Hoffman, 2002: 6) memaparkan bahwa pendidikan 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lingkungan merupakan sebuah proses untuk membentuk kesadaran, pemahaman, sikap, dan kebiasaan manusia agar lebih bertanggungjawab terhadap hubungan mereka dengan lingkungan. Individu maupun kelompok yang telah memperoleh pendidikan lingkungan tentunya akan mampu memahami bagaimana alam bekerja, bagaimana mengapresiasi kehadiran alam, dan bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan (Davis, 1998: 146-147). Pendidikan lingkungan (environmental education) itu berbeda dengan ilmu lingkungan (ecology). Perbedaan yang dapat kita pahami secara sederhana adalah materi yang diberikan dalam ilmu lingkungan itu terbatas pada pengetahuan tentang lingkungan. Pendidikan lingkungan sendiri dapat menjadi sarana penyampaian pengetahuan lingkungan serta untuk mengupayakan peningkatan kesadaran dan kepedulian manusia terhadap kondisi lingkungan (Hamzah, 2013: 35-36). Neolaka (2008) mendefinisikan kesadaran lingkungan sebagai sebuah keadaan tergugahnya jiwa terhadap lingkungan dan dapat terlihat pada perilaku dan tindakan masingmasing individu. Keadaan tergugahnya jiwa inilah yang akan mendorong seseorang untuk menentukan pilihan mana yang baik dan yang buruk bagi lingkungan. Kepedulian lingkungan adalah sikap atau tindakan dengan tujuan untuk mencegah kerusakan pada lingkungan di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk mencegah kerusakan pada lingkungan alam (Narwanti, dalam Handayani, 2013: 25). Metode yang dapat digunakan untuk memberikan pendidikan lingkungan salah satu diantaranya adalah dengan menyediakan suatu setting atau layanan pembelajaran yang dapat mengarahkan dan menguatkan terwujudnya tindakan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan pada diri siswa (Hungerford dan Volk dalam Hamzah, 2013: 36), (Clayton dan Myers, 2014: 360). Pembelajaran yang didesain untuk memberikan pendidikan konservasi pun dapat diberikan kepada anak. Bentukbentuk kegiatan pembelajaran yang dapat diberikan kepada anak antara lain kunjungan (field-trip) ke komunitas atau lokasi alam tertentu seperti kebun binatang, pusat-pusat belajar lingkungan hidup, taman nasional, atau pun kegiatan-kegiatan kelompok sebaya (scout). 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.6
Model Conservation Scout Model Conservation Scout merupakan salah satu model pembelajaran inovatif
untuk memberikan pendidikan lingkungan kepada anak khususnya tentang konservasi secara sederhana melalui kegiatan-kegiatan kelompok yang menyenangkan. Kegiatan ini dapat dikembangkan dengan empat macam metode, namun demikian dalam pemilihan metode dari model CS perlu memperhatikan kondisi dan kebutuhan sasaran karena setiap metode tersebut juga memiliki kekurangan dan kelebihan pada pelaksanaannya. Metode dari model CS tersebut antara lain kebun konservasi, area konservasi di dalam ruangan, minitrip (perjalanan ke alam terbuka), dan eksperimen sederhana (Suseno, 2016: 4). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen sederhana dengan teknik kampanye dan peer tutoring. Melalui metode ini, Siswa kelas III SD N Jetis 1 akan diajak untuk melakukan eksperimen sederhana tentang “Penyebab Banjir” dan “Fungsi Akar”. Setiap siswa akan melakukan kegiatan eksperimen “Penyebab Banjir” di dalam kelompok untuk membuktikan benar atau tidak bahwa perilaku membuang sampah di sembarang tempat khususnya membuang sampah di sungai dapat membuat sungai menjadi kotor dan banjir. Siswa juga diajak untuk membuktikan pentingnya tumbuhan bagi kehidupan manusia dan lingkungan melalui eksperimen “Fungsi Akar”. Untuk mengoptimalkan tercapainya tujuan dari metode ini, setiap siswa juga diajak untuk membuat sebuah karya seni yang bersifat persuasif, baik berupa puisi, gambar, poster, atau pun karya lain sesuai keinginan dan kehendak anak sesuai dengan prinsip Pendidikan Emansipatoris. Siswa berkesempatan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan cara menceritakan pengalaman belajar yang sudah didapat melalui kegiatan kampanye dan peer tutoring. Karya seni yang dibuat siswa dapat digunakan sebagai media dalam pelaksanaan kampanye dan peer tutoring pada orang lain dengan tujuan untuk mengajak dan membantu teman yang lain agar sadar dan peduli terhadap lingkungan. Penggunaan model Conservation Scout dalam penelitian ini, didasarkan pada pandangan dari beberapa tokoh pendidikan terkemuka di dunia, diantaranya yaitu 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Maria Montessori. Maria Montessori merupakan salah satu tokoh pendidikan perempuan yang termahsyur namanya di dunia terkait karyanya yakni sebuah metode bernama “Metode Montessori”. Perempuan kelahiran Chiaravalle, Provinsi Ancona, Italia Utara tanggal 31 Agustus 1870 ini menjadi begitu terkenal dikarenakan dedikasinya yang begitu tinggi dalam mengajar anak-anak dengan sungguh-sungguh. (Zaman, 2012) menjelaskan bahwa Montessori tercatat sebagai doktor wanita pertama dalam sejarah Italia pada usia 26 tahun dengan gelar Doctor of Medicine. Dalam pandangannya tentang anak, Montessori (Montessori, 2002, dalam Crain, 2007) berpendapat bahwa anak-anak itu ternyata juga belajar dengan cara mereka sendiri untuk menjadi dewasa, maka dari itu kita dianggap salah ketika mengasumsikan anak-anak sebagai individu yang kita buat “demikian” (Crain, 2007: 99). Sejalan dengan pendapat Rousseau, beliau meyakini bahwa anak-anak sering berpikir dan belajar dengan cara yang cukup berbeda dari orang dewasa. Anak-anak diyakini sangat menyukai permainan, karena melalui permainan mereka dapat mengaktualisasikan dirinya. Anak-anak diyakini sedang memasuki periode sensitif/kepekaan (sensitive period), periode di mana anak mudah menerima stimulusstimulus tertentu atau informasi-informasi baru, sehingga mudah untuk membentuk cara berpikir anak. Montessori juga meyakini bahwa jiwa anak belum terbentuk seutuhnya. Dengan pengetahuan awal yang dimiliki anak, orang dewasa dapat membantu anak untuk mengembangkan pengetahuan lainnya. Tahapan ini dikenal dengan konsep ingatan yang meresap (absorbent minds). Dalam tahapan ini, anak-anak akan menyerap pengalaman-pengalaman bersama lingkungannya secara tak sadar, mencontohnya, dan kemudian melaksanakannya dalam kehidupan pribadinya (beradaptasi). Proses tak sadar tersebut nantinya akan berkembang dan menjadi aktivitas jiwa yang sadar dalam diri anak. Konsep lain yang diyakini juga oleh Montessori adalah “lingkungan yang dipersiapkan” (the prepared environment). Menurut Montessori, perkembangan dari para balita, anak-anak, dan remaja itu di stimulasi oleh interaksi mereka dengan lingkungan. Apa yang telah diberikan di 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam lingkungan, sebagian besar menentukan bagaimana anak berkembang dalam hal intelektual, emosional, dan spiritual. Pandangan dari Jean Piaget juga digunakan dalam penelitian ini. Jean Piaget merupakan tokoh pendidikan yang mencapai posisi penting di dalam seluruh sejarah Psikologi, berkat hasil pemikirannya yang luar biasa mengenai teori perkembangan intelektual
paling
komprehensif
dan
banyak
mendekati
kebenaran.
Teori
perkembangan yang beliau gagaskan dikenal dengan nama “Teori Perkembangan Konstruktivisme”. Jean Piaget atau lebih dikenal Piaget lahir tanggal 09 Agustus 1896 di Neuchatel, sebuah kota universitas kecil di Swiss. Kemampuan yang dimiliki Piaget sejak kecil, menjadikan dirinya dipandang sebagai ilmuwan yang sangat menjanjikan di masa depan. Ayah Piaget adalah seorang ahli sejarah dengan spesialisasi abad pertengahan, sedangkan Ibunya adalah seorang yang inteligen, dinamis, takwa, namun juga emosional. Piaget meneruskan cara-cara belajar Sang Ayah dan akhirnya memfokuskan diri pada penelitian biologi dan filsafat. Piaget sudah menerbitkan karangannya yang pertama tentang Burung Pipit Albino dalam majalah Ilmu Pengetahuan Alam pada usia 10 tahun. Tawaran menjadi kurator koleksi moluska di Museum Ilmu Pengetahuan Alam Geneva juga beliau terima pada waktu berusia 15 tahun, akan tetapi ditolak dikarenakan hendak meneruskan sekolah menengah terlebih dahulu. Gelar doktor filsafat dengan disertasi tentang moluska pun beliau sandang pada usia 21 tahun (Suparno, 2001: 11-12), Crain, 2007: 167). Piaget mulai mempelajari secara lebih dalam tentang anak setelah bekerja bersama Dr. Theophile Simon di Laboratorium Binet di Paris dengan tugas mengembangkan tes penalaran tahun 1920 dan saat menjadi Direktur Penelitian institut Jean-Jacques Rousseau di Geneva tahun 1921. Beliau meyakini bahwa ada perbedaan antara proses pemikiran anak dan orang dewasa. Anak diyakini bukan merupakan suatu tiruan (replika) dari orang dewasa melainkan memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Piaget juga meyakini bahwa ada tahap perkembangan kognitif yang berbeda dari anak sampai dewasa. Keyakinannya ini 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendorongnya untuk meneliti ketiga anaknya sendiri yang lahir tahun 1925,1927, dan 1931 (Suparno, 2001: 13-19). Pandangan tentang anak menurut Piaget dianggap sangat penting, sebab dijadikan acuan utama untuk melakukan studi tentang cara berpikir anak. Piaget (dalam Suparno, 2001, Crain, 2007: 167-224) membagi tahaptahap perkembangan kognitif anak menjadi 4 tahap, antara lain yaitu: Tabel 2.1. Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
1.
Tahap Sensorimotor
Usia Lahir-2 tahun
2.
Pra-Operasional
2-7 tahun
3.
Operasional Konkret Operasional Formal
8-11 tahun
4.
11 tahun sampai dewasa
Karakteristik Sudah mampu menghisap, menggenggam, memukul, dan beraktivitas selangkah demi selangkah Belajar berpikir menggunakan simbol-simbol batiniah, namun pemikiran mereka masih belum sistematis dan belum logis Mengembangkan kemampuan berpikir berdasarkan aktivitas konkret, dengan peraturan yang jelas Mampu berpikir asbtrak, berpikir sistemats, berpikir deduktif dan induktif, berpikir logis, dan mampu berhipotesis
Pandangan tentang anak dari Lev Semionovich Vygotsky juga digunakan dalam penelitian ini. Lev Semionovich Vygotsky adalah seorang Psikolog Rusia yang sezaman dengan Piaget, akan tetapi meninggal dunia lebih dahulu yakni tahun 1934. Vygotsky sendiri lahir di Rusia tahun 1896. Latar belakang pendidikan beliau cukup beragam, dikarenakan mempelajari bidang studi seperti psikologi, filsafat, sastra, dan hukum. Gelar hukum beliau terima di Moscow Imperial University pada tahun 1917. Beliau bekerja di institusi pelatihan guru dan kemudian mendirikan sebuah laboratorium psikologi dan menulis sebuah buku psikologi pendidikan. Perjalanan hidup Vygotsky cukup beragam, dan akhirnya salah satu peristiwa penting dalam hidupnya terjadi tahun 1924 pada saat Kongres Psikoneurologi AllRusian kedua di Leningrad. Vygotsky mempresentasikan karya ilmiahnya dengan judul “The Methods of Reflexological and Psychological Investigation”. Karyanya tersebut mengkritik pandangan tentang psikologi yang dominan waktu itu, yakni pandangan
tentang
refleks-relfeks
terkondisi
dari
Pavlov.
Vygotsky
juga
menyampaikan pandangannya tentang hubungan refleks-refleks terkondisi dengan pikiran sadar dan perilaku manusia. 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Vygotsky berpendapat bahwa manusia memiliki kapasitas untuk mengubah lingkungan sesuai dengan keperluan mereka, tidak seperti hewan yang hanya bereaksi terhadap lingkungan. Pandangannya ini meninggalkan kesan pada seorang peserta kongres bernama Alexander Luria. Vygotsky pun diundang oleh Luria untuk bergabung dalam Institut of Defektology yang tujuannya mempelajari cara-cara membantu orang cacat. Perjalanan hidupnya berakhir tahun 1934 akibat menderita penyakit Tuberculosis (Slavin, 2011), (Schunk, 2012). Dalam pandangannya mengenai anak, Vygotsky menyatakan bahwa anak dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial (Schunk, 2012). Dalam analisisnya, perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial secara aktif. Terdapat dua gagasan utama dari gagasan Vytgotsky yang menjadi landasan penelitian ini (Slavin, 2009, 2011) yaitu (1) pendekatan sosial, yakni anak belajar dan berpendapat melalui interaksi bersama dengan orang dewasa atau teman yang lebih mampu dan (2) pembelajaran termediasi, yakni penerapan sistem scaffolding (pentanggaan) atau bentuk bantuan yang diberikan/disediakan oleh teman yang lebih kompeten atau orang dewasa untuk memahami suatu informasi. Steg, Berg, dan Groot (2013: 223-229) menyampaikan bahwa untuk membangun kesadaran manusia salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan strategi informasi (informational strategies). Dua metode dari Steg.dkk juga digunakan dalam penelitian ini yang diintegrasikan dalam Model Conservation Scout yakni goal setting yaitu mendorong siswa untuk melakukan aksi dari tujuan pembelajaran dan feedback yaitu memberikan respon positif terhadap perilaku baik siswa terhadap lingkungan. Teknik peertutoring dan kampanye yang digunakan merupakan bentuk perwujudan metode tersebut. Chawla dan Chusing (2007) menyampaikan bahwa pendidik lingkungan bisa membentuk sikap positif seseorang, meningkatkan pemahaman, dan melakukan praktik langsung bersama individu atau pun kelompok terhadap lingkungan. Beberapa jenis kegiatan seperti kelompok atau pun organisasi lingkungan, dapat 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai lingkungan dan bagaimana belajar untuk melakukan aksi terhadap lingkungan. Berdasarkan penelitian dari Chawla dan Chusing tersebut, menunjukkan bahwa adanya sebuah kegiatan kepanduan (scout) itu penting untuk diberikan kepada anakanak.
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan 2.2.1
Penelitian Tentang Model Conservation Scout Sari (2014) melakukan penelitian tentang persepsi Guru dan Siswa SD di
Yogyakarta terhadap program Conservation Scout (CS) dengan melibatkan 38 SD di Yogyakarta. Peserta yang mengikuti kegiatan Conservation Scout terdiri dari 32 guru dan 70 siswa SD. Kegiatan penelitian bertempat di Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas Sanata Dharma dengan tujuan untuk melihat respon sekolah, persepsi guru, persepsi siswa, dan keberhasilan sekolah dalam mendukung program Conservation Scout. Program Conservation Scout dilakukan sebanyak 3 kali dan diakhiri dengan kegiatan peertutoring dan kampanye di SD masing-masing peserta. Pertemuan tahap pertama dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2014 dengan kegiatan eksperimen berbasis lingkungan hidup dan minitrip di PSL. Peserta diminta untuk melakukan presentasi spontan mengenai kegiatan eksperimen yang sudah dilakukan. Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2014 dengan kegiatan praktik membuat awetan bioplastik dan mengenal konservasi reptil. Pertemuan terakhir yaitu tanggal 23 Oktober 2014, peserta diajak untuk melakukan studi kasus mengenai pencemaran kemudian mereka diminta untuk membuat poster untuk dipresentasikan. Keberhasilan kegiatan CS dicapai pada saat siswa berani melakukan kampanye dan peertutoring di sekolah masing-masing dalam rentang 2 minggu. Metode penelitian yang digunakan adalah action research, survey, dan deskripsi kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang divalidasi oleh ahli penelitian pendidikan dengan hasil sangat baik. Kuesioner disebarkan kepada 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru dan siswa peserta Conservation Scout setelah kegiatan CS selesai berlangsung. Lembar kuesioner diisi secara mandiri oleh guru dan siswa (tanpa bantuan dari peneliti) kemudian dikembalikan pada hari yang sama. Sekolah memberikan respon sangat positif (84%) terhadap program Conservation Scout, dari 38 sekolah yang diundang sebanyak 32 sekolah yang mengikuti program tersebut. Guru memberikan persepsi negatif (2,50) bukan dikarenakan esensi dari program melainkan pada teknis pelaksanaan program. Siswa yang memberikan persepsi positif (3,51) dan 36 dari 70 siswa berhasil melakukan peertutoring dan kampanye mengenai konservasi. Kegiatan CS dirasa bisa menjadi sarana penanaman karakter cinta lingkungan dan peduli konservasi pada siswa SD dikarenakan terdapat 53,12% SD yang siswanya menjadi duta konservasi lingkungan. Widodo (2014) meneliti penerapan eksperimen untuk mengupayakan anak mencintai lingkungan hidup dan sains dengan melibatkan 34 sekolah, diikuti lebih dari 70 siswa sekolah dasar dan 32 guru pendamping di Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas Sanata Dharma yang beralamatkan di Dusun Soropadan, Condongcatur, Depok, Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk pribadi anak yang mencintai lingkungan seperti dirinya sendiri dengan menggunakan metode Conservation Scout dan peer tutoring. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, pertemuan pertama siswa diajak untuk bereksperimen, mengawetkan makhluk hidup dan membuat poster, dan mendengarkan penjelasan mengenai konservasi reptile dan aksi konservasi tanaman obat pada tanggal 2, 16 dan 23 Oktober 2014. Hasil pelaksanaan kegiatan Conservation Scout I yang dilaksanakan hari Kamis 2 Oktober 2014, siswa melakukan permainan sederhana, mengikuti kegiatan eksperimen pada pos-pos eksperimen seperti mozaik daun, pengaruh bau pada jangkrik, tempat pensil dari botol bekas, dan aqua ponik. Siswa juga diajak untuk melakukan minitrip mengelilingi area PSL. Pada setiap lokasi yang dikunjungi, siswa mendengarkan penjelasan dari narasumber sekaligus pemandu trip. Pada akhir kegiatan
CS
1
ini,
mereka
merefleksikan
pengalaman
belajar
dengan 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bercerita/sharing di depan teman-temannya. Hasil kegiatan CS II yang dilaksanakan hari Kamis 16 Oktober 2016, siswa mengawetkan spesimen dan membuat poster tentang peduli dan cinta lingkungan. Pada akhir kegiatan, siswa mempresentasikan poster yang telah dibuat kepada siswa lain. Hasil CS III yang dilaksanakan Kamis 23 Oktober 2014, siswa mengenal konservasi reptil dan membuat mini garden conservation dengan menanam pada botol bekas air mineral, dan peer tutoring. Hasil pelaksanaan minitrip dan konservasi sederhana yang telah dilakukan mampu memberikan pemahaman kepada siswa dengan baik mengenai lingkungan serta menjadikan anak-anak sebagai duta lingkungan. Kesempatan ini menjadikan mereka seseorang yang penuh dengan rasa peduli dengan lingkungan, mereka dapat bereksperimen dan kemudian melakukan peer tutoring serta mengkampanyekan poster untuk peduli terhadap lingkungan. Ritmawanti (2014) meneliti Conservation Scout: pengenalan mini konservasi di sekolah dasar untuk pembelajaran berbasis lingkungan dengan melibatkan 34 sekolah dasar sebagai mitra yang melibatkan kurang lebih 66 siswa dan 31 guru pendamping di Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas Sanata Dharma yang beralamatkan di Dusun Soropadan, Condongcatur, Depok, Sleman. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Conservation Scout. Penelitian ini bertujuan untuk mencetak banyak siswa sebagai duta lingkungan yang memiliki sikap peduli lingkungan dan mau mengajak sesama untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, pertemuan pertama siswa diajak untuk bereksperimen, mengawetkan makhluk hidup dan membuat poster, dan mendengarkan penjelasan mengenai konservasi reptil dan aksi konservasi tanaman obat pada tanggal 2, 16 dan 23 Oktober 2014. Hasil pelaksanaan kegiatan Conservation Scout I yang dilaksanakan hari Kamis 2 Oktober 2014, siswa melakukan permainan sederhana, mengikuti kegiatan eksperimen pada pos-pos eksperimen seperti mozaik daun, pengaruh bau pada jangkrik, tempat pensil dari botol bekas, dan aqua ponik. Siswa juga diajak untuk melakukan minitrip mengelilingi area PSL. Pada setiap lokasi yang dikunjungi, siswa 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendengarkan penjelasan dari narasumber sekaligus pemandu trip. Pada akhir kegiatan
CS
1
ini,
mereka
merefleksikan
pengalaman
belajar
dengan
bercerita/sharing di depan teman-temannya. Hasil kegiatan CS II yang dilaksanakan hari Kamis 16 Oktober 2016, siswa mengawetkan spesimen dan membuat poster tentang peduli dan cinta lingkungan. Pada akhir kegiatan, siswa mempresentasikan poster yang telah dibuat kepada siswa lain. Hasil CS III yang dilaksanakan Kamis 23 Oktober 2014, siswa bermain games sederhana, kemudian mengenal konservasi reptile dan membuat mini garden conservation dengan menanam pada botol bekas air mineral, dan peer tutoring. Hasil pelaksanaan minitrip dan konservasi sederhana mampu menjadikan anak-anak sebagai duta konservasi (duta lingkungan) yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Kepedulian terhadap lingkungan ditunjukkan oleh anak-anak melalui kegiatan peer tutoring (berupa eksperimen) dan kampanye peduli lingkungan (menggunakan poster) yang dilakukan di sekolah masing-masing.
2.2.2
Penelitian Tentang Kesadaran Lingkungan Jamanti (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh berita banjir di
koran kaltim terhadap kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berita banjir di Koran Kaltim terhadap kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda. Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif asosiatif. Populasi penelitian adalah pelanggan Koran Kaltim yang gemar membaca berita banjir yang bertempat tinggal di Kelurahan Temindung Permai Samarinda yang berjumlah 93 orang hingga Bulan Oktober Tahun 2013 (Sumber: Data Koran Kaltim). Pelanggan yang gemar membaca berita banjir berjumlah 77 orang. Peneliti menggunakan teknik Probability Sampling (Random Sampling) dalam menentukan sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hipotesis dari skripsi ini adalah Ho: Tidak ada pengaruh antara berita banjir di koran Kaltim terhadap kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda. Ha: Ada pengaruh antara berita banjir di Koran Kaltim terhadap kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda. Adapun hasil dalam penelitian ini adalah, pertama, terdapat hubungan (korelasi) yang positif dan signifikan antara berita banjir di Koran Kaltim terhadap kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda, dengan korelasi 0,644. Kedua, hubungan tersebut bersifat pengaruh dilihat dari F test > F tabel. Harga b dalam penelitian ini yaitu 0,607. Hasil penelitian t test > t tabel , berarti harga b sebesar 0,607 tersebut adalah signifikan. Hal ini berarti perubahan sebesar satu satuan pada variabel berita banjir di Koran Kaltim akan menyebabkan perubahan sebesar 0,607 pada variabel kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda. 2.2.3
Penelitian Tentang Kepedulian Lingkungan Ningsih, Marhaeni, Lasmawan (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh
implementasi pendekatan proses berbasis lingkungan terhadap hasil belajar menulis dan sikap peduli lingkungan Siswa kelas V MIN Banyubiru Negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh pendekatan proses berbasis lingkungan terhadap hasil belajar menulis dan sikap peduli lingkungan Siswa di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Banyubiru Negara. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian post test only group design, variabel terikat. Populasi penelitian ini adalah seluruh Siswa kelas V, yaitu kelas VA dan VB tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 60 siswa, yang terdiri dari 28 siswa laki-laki dan 32 siswa perempuan. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi kemampuan menulis, dan kuesioner sikap. Data dianalisis dengan statistik Manova satu jalur. Hasil analisis menunjukkan: (1) terdapat pengaruh pendekatan proses berbasis lingkungan terhadap hasil belajar menulis (F = 144,267, signifikan pada 0,000), (2) terdapat pengaruh pendekatan proses berbasis lingkungan terhadap sikap peduli lingkungan (F= 13.077, 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
signifikan pada 0,001), (3) terdapat pengaruh pendekatan proses berbasis lingkungan terhadap hasil belajar menulis dan sikap peduli lingkungan (F = 75.931, signifikan pada 0.000). Handayani (2013) melakukan penelitian tentang peningkatan sikap peduli lingkungan melalui implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA kelas IV di SD N Keputran A. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah implementasi pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan Siswa kelas IV SD N Keputran A. Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK kolaboratif dengan subjek penelitian Siswa kelas IV A sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi sikap peduli lingkungan siswa, lembar observasi aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan STM, lembar observasi peran guru dalam menanamkan sikap peduli lingkungan. Validitas instrumen dilakukan berdasarkan pendapat ahli (expert judgement). Indikator keberhasilan penelitian yang digunakan adalah meningkatkan sikap peduli lingkungan yaitu sebanyak 70% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai kategori tinggi. Lembar observasi siklus I menunjukkan bahwa sikap peduli lingkungan sebesar 75% siswa pada kategori sedang dan hasil angket menunjukkan sebesar 25% siswa berada pada kategori tinggi. Hasil siklus I belum mencapai kriteria sehingga tindakan dilanjutkan melalui siklus II. Langkah-langkah pendekatan STM yang dilakukan antara lain yaitu tahap invitasi, solusi, dan aplikasi. Pendekatan STM dengan melaksanakan ketiga tahapan tersebut dapat meningkatkan sikap peduli siswa terhadap lingkungan dengan bukti telah mencapai kriteria keberhasilan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil observasi siklus II sebanyak 27 siswa (96,43%) berada pada kategori tinggi dan sebanyak 1 siswa (3,57%) berada pada kategori sedang. Hasil yang diperoleh pada siklus II telah mencapai kriteria keberhasilan sehingga tindakan dihentikan pada siklus tersebut. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil kajian tentang penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, belum ada satupun penelitian yang mengkhususkan mengenai pengembangan materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan Model Conservation Scout. Maka dari itu, peneliti hendak meneliti Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diperjelas dengan bagan (literature map) 2.1 Bagan 2.1. Penelitian terdahulu yang relevan dan penelitian yang akan dikembangkan
Sari (2014)
Jamanti (2014)
Conservation Scout, Persepsi Guru dan Siswa
Berita banjir dan Kesadaran Lingkungan
Widodo (2014)
Ningsih, Marhaeni, Lasmawan (2013)
Metode Conservation Scout dan Cinta Lingkungan
Pendekatan Proses Berbasis Lingkungan dan Sikap Peduli Lingkungan
Ritmawanti (2014)
Handayani (2013)
Metode Conservation Scout dan Peduli Lingkungan
Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan Sikap Peduli Lingkungan
Yang perlu diteliti: Pengembangan Materi, Model Conservation Scout, Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3 Kerangka Berpikir Pengalaman mengobservasi pembelajaran di kelas III B, memotivasi peneliti untuk terus mengobservasi sikap dan perilaku siswa terhadap lingkungan hingga peneliti menyelesaikan kegiatan PPL di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Materi ajar yang berkaitan dengan lingkungan pada waktu pembelajaran berlangsung diyakini peneliti masih diajarkan sebatas pada ilmu lingkungan dan belum mengupayakan pendidikan lingkungan. Sikap dan perilaku siswa terhadap lingkungan terlihat baik dikarenakan perintah dari guru untuk melaksanakan program “SEMUTLIS”. Namun demikian, tidak terlihat lagi setelah program tersebut selesai dilaksanakan. Lokasi sekolah dan sebagian besar siswa berasal dari daerah Jetis, daerah yang berdekatan dengan Sungai Code dan masuk dalam salah satu kecamatan berpotensi mengalami kekeringan. Kelima siswa kelas III B menyatakan bahwa mereka terkadang masih merasa sulit
memahami
materi
dikarenakan
kurang
jelas
penyampaiannya.
Guru
mengusahakan pembelajaran yang bersifat praktik-praktik dikarenakan siswa menyukainya dan dianggap membantu siswa dalam memahami pembelajaran. Guru dipastikan menggunakan buku paket selama melaksanakan pratikum dikarenakan sudah terdapat rincian kegiatan pratikum dan panduannya. Tidak semua materi dalam buku paket sudah didesain dengan kegiatan pratikum serta panduan, sehingga guru perlu menyusun dan mempersiapkannya sendiri. Keterbatasan sumber dan media pembelajaran menjadi kendala pelaksanaan pembelajaran khususnya IPA. Guru kelas dan Kelima siswa sebagai wakil kelas III B, serta kepala sekolah mengharapkan sebuah materi eksperimen dan panduan berdasarkan wawancara analisis kebutuhan. Hasil dari analisis kebutuhan siswa, guru, dan kepala sekolah memotivasi peneliti untuk mengembangkan sebuah materi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan pendidikan lingkungan. Materi berjudul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” dikembangkan oleh peneliti sebagai bentuk sumbangsih untuk mendidik siswa kelas III B dengan harapan akan semakin sadar dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab III ini dijelaskan jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan atau lebih dikenal dengan istilah Research and Development (R&D). Terdapat beberapa macam desain metode penelitian dan pengembangan dari beberapa ahli seperti Borg & Gall (1983) dan Dick & Carey (2003). Penelitipun memutuskan untuk menggunakan desain penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan menurut Tomlinson dikarenakan lebih memfokuskan pada pengembangan materi pembelajaran. Tomlinson (2005) menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan pengembangan materi adalah pengembangan terhadap bahan-bahan apapun yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran seperti buku teks, buku kerja (LKS), kaset, CD-ROM, DVD, video, handout, dan dari internet. Penelitian ini mengembangkan materi berupa “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan menggunakan Model Conservation Scout” untuk memberikan pendidikan lingkungan kepada Siswa kelas III B SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta. Pelaksanaan pengembangan materi disesuaikan dengan lima langkah pengembangan materi menurut Tomlinson. Kelima langkah pengembangan materi menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015), yaitu: (1) Analisis kebutuhan siswa (Students’s need analysis), (2) Desain (Design), (3) Implementasi (Implementation), (4) Evaluasi (Evaluation), dan (5) Revisi (Revision). Terdapat satu hal yang sebaiknya diperhatikan dalam penelitian ini. Instrumen dan materi yang sudah disusun sebaiknya dilakukan evaluasi materi oleh ahli, validasi dalam penelitian ini termasuk dalam bagian evaluasi materi. Penyusunan materi yang dikembangkan oleh 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peneliti juga didasarkan pada 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (2005). Kesepuluh prinsip yang dikemukakan oleh Tomlinson antara lain (1) memiliki pengaruh bagi pembelajar, (2) membuat pembelajar merasa nyaman dan bahagia, (3) mengembangkan kepercayaan diri, (4) relevan untuk pembelajar, (5) membuat pembelajar tertarik, (6) memberikan penjelasan, (7) memperhatikan gaya belajar siswa, (8) memperhatikan sikap afektif yang berbeda, (9) memberdayakan kemampuan intelektual, emosional, dan menstimulasi otak kanan dan otak kiri, dan (10) terwujudnya feedback. Penggunaan berbagai macam metode dalam penelitian ini diharapkan dapat membangun sebuah penelitian yang dapat memberikan pengaruh baik. Pengaruh baik dari penelitian ini diharapkan dapat diterima oleh peneliti, partisipan atau orang yang terlibat dalam penelitian, dan orang-orang lain yang mempelajari penelitian ini. Peneliti berusaha melandaskan diri pada etika-etika atau kaidah-kaidah pokok dalam proses penelitian. Pertimbangan terhadap etika penelitian dalam pelaksanaan penelitian ini diharapkan agar tidak ada pihak yang dirugikan, oleh karena itu peneliti menggunakan prinsip pelaksanaan penelitian sesuai dengan yang diharapkan Institutional Review Board (IRB). James Bell Associates (2008) menjelaskan bahwa Institutional Review Board (IRB) merupakan sebuah komite yang didirikan untuk meninjau, menyetujui, dan mengatur etika penelitian. The National Research Act yang diadakan oleh Congress tahun 1974, seluruh institusi secara langsung menerima dukungan dari pemerintah pusat untuk meneliti dan mengevaluasi pembelajaran, termasuk universitas, sekolah negeri, ataupun rumah sakit untuk membentuk IRB. Tanggungjawab dasar dari IRB adalah untuk memastikan dan menjamin bahwa resiko yang dihadapi oleh partisipan dalam sebuah penelitian itu minimal. IRB dapat memutuskan tingkat resiko yang akan diterima oleh partisipan pada sebuah penelitian, jika resiko yang akan diterima partisipan tersebut terlalu tinggi maka IRB dapat memberikan rekomendasi kepada seorang peneliti untuk merevisi desain penelitiannya.
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IRB juga mempunyai kewenangan untuk tidak memberikan ijin atau tidak menyetujui
suatu
studi
atau
penelitian.
Suatu
penelitian
yang
dianggap
membahayakan partisipan, kurang bertanggungjawab, atau tidak etis bisa saja tidak diberikan ijin. Namun demikian, diharapkan suatu penelitian dapat direncanakan agar semakin wajar dan layak, dengan cara menjaga privasi dari subjek dan kerahasiaan data. IRB terdiri dari setidaknya 5 anggota dengan latar belakang yang berbeda untuk menghormati ras, gender, latar belakang budaya, dan profesi. Anggota IRB harus mempunyai keahlian dalam bidang penelitian yang mereka evaluasi dan setidaknya satu dari anggota IRB merupakan perwakilan dari suatu kelompok, golongan, komunitas, atau masyarakat yang besar. Sieber (dalam Creswell, 2014) menjelaskan hal yang sama bahwa komite IRB dibentuk untuk mencegah adanya pelanggaran HAM dikarenakan keterlibatan seseorang pada suatu penelitian. IRB dibutuhkan bagi peneliti untuk meninjau kemungkinan terjadinya resiko penelitian, seperti resiko fisik, psikologis, sosial, ekonomi, atau hukum. Anak-anak dibawah usia 19 tahun juga termasuk dalam individu yang penting untuk dijaga kehormatan hak-haknya. Peneliti juga mengusahakan untuk menerapkan etika-etika yang sebaiknya dibangun dalam proses penelitian sesuai dengan apa yang diharapkan IRB. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini antara lain adalah siswa, validator, kepala sekolah, dan guru kelas. Nama dari masing-masing partisipan yang terlibat dalam penelitian ini akan diusahakan untuk dijaga rahasia dan privasinya, sehingga peneliti cukup menggunakan kode berupa nama samaran demi mengantisipasi resiko yang akan diterima atas keterlibatannya dalam penelitian ini dan untuk menghormati hak-hak dari setiap partisipan. Peneliti berusaha untuk menjaga privasi dan kehormatan dari setiap individu dan tidak ada maksud untuk memperoleh keuntungan pribadi, akan tetapi berusaha untuk berkarya bersama-sama partisipan melalui penelitian ini demi kepentingan dan kebaikan bersama. Kehormatan hak dan kapasitas dari setiap individu yang dilibatkan dalam penelitian ini juga akan diusahakan untuk dijunjung tinggi dengan cara tidak 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengarahkan bahasa-bahasa penelitian yang mengidentifikasi ras, etnis, atau pun jenis kelamin (gender).
3.2 Setting Penelitian 3.2.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta yang
beralamatkan di Jalan Pasiraman No. 02, Dusun Cokrokusuman, Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai pada bulan Juli 2016 sampai dengan bulan Desember 2016. Lokasi sekolah tepat berada di sebelah selatan perempatan Jalan A.M Sangaji Yogyakarta, dekat dengan Sungai Code yang berjarak kurang lebih sekitar 500 meter dari sekolah.
3.2.2
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta
tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 24 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 10 dan siswa perempuan sebanyak 14.
3.2.3
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain materi berupa Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan. Peneliti mengembangkan materi ini dengan melandaskan diri pada langkah-langkah prosedur penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015). Prosedur pengembangan dalam penelitian ini melalui 5 langkah, yaitu (1) analisis kebutuhan 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa, (2) desain, (3) implementasi, (4) evaluasi, dan (5) revisi. Kelima langkah prosedur pengembangan materi dijelaskan secara umum pada bagan 3.1. Bagan 3.1. Prosedur Pengembangan Materi Langkah I Analisis Kebutuhan Siswa Analisis Kebutuhan Siswa
1. 2.
Validasi Instrumen Wawancara
Observasi Wawancara
Langkah II Desain Kajian Prinsip Pengembangan Materi MenurutTomlinson
Desain
Revisi
Validasi: 1. Ahli 2. Guru 3. Siswa
Pengembangan Materi
Evaluasi Ahli
Garis-Garis Besar Pembelajaran: 1. Standar Kompetensi 2. Kompetensi Dasar 3. Indikator 4. Gambaran umum pembelajaran
Langkah III Implementasi
Implementasi
Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari Pertama Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari Kedua
Langkah IV Evaluasi Evaluasi
Pembelajaran Hari Pertama dan Hari Kedua
Analisis Kelemahan dan Kelebihan Materi
Langkah V Revisi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penjelasan untuk setiap langkah penelitian dan pengembangan (Research and Development) menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.3.1
Analisis Kebutuhan Siswa Peneliti melakukan kegiatan observasi pembelajaran di kelas III B SD N Jetis
1 Yogyakarta untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung dan untuk menganalisis kebutuhan siswa terhadap materi ajar yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan. Kegiatan observasi pun dikhususkan kepada pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan yakni Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau pun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Kegiatan lain seperti wawancara dengan Guru kelas, Siswa, dan Kepala Sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta, juga dilakukan oleh peneliti untuk memperluas dan memperjelas informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran IPA dan kebutuhan akan bahan ajar tentang lingkungan. Hasil dari kegiatan observasi dan wawancara terhadap analisis kebutuhan siswa khususnya, dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan materi sesuai dengan apa yang diharapkan siswa sehingga diharapkan dapat memiliki pengaruh positif bagi perkembangan dan kemajuan Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. 3.3.2
Desain Peneliti mengawali kegiatan desain dengan mempelajari terlebih dahulu
prinsip-prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson. Terdapat setidaknya 16 prinsip yang harus dipenuhi dalam proses pengembangan materi untuk pembelajaran bahasa menurut Tomlinson (2005). Peneliti kemudian memutuskan untuk berusaha memenuhi 10 prinsip pengembangan materi yang diyakini relevan dengan penelitian ini, dikarenakan materi yang dikembangkan adalah materi pembelajaran IPA. Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah menyusun garis-garis besar materi pembelajaran. Garis-garis besar pembelajaran disusun berdasarkan panduan
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lembar students’ need analysis pemberian dosen pembimbing skripsi, antara lain yaitu poin C yang berisikan standar kompetensi (SK), poin D berisikan kompetensi dasar (KD), poin E berisikan indikator, dan poin F yang berisikan poin-poin inti kegiatan pembelajaran. Penyusunan garis-garis besar pembelajaran ini disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan yang didapatkan dari kegiatan observasi dan wawancara serta kesepuluh prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson. Garisgaris besar pembelajaran yang sudah tersusun kemudian dievaluasi terlebih dahulu oleh Dosen Pembimbing Skripsi I dan II. Garis-garis besar pembelajaran yang sudah dievaluasi oleh dosen pembimbing kemudian dikembangkan ke dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 serta Silabus. Peneliti kemudian menyusun Materi Eksperimen Fungsi Akar sebagai bahan ajar pendukung dan sarana terlaksananya Model Conservation Scout. Pembelajaran yang direncanakan juga mengupayakan partisipasi aktif dari setiap siswa sebagai bentuk pelaksanaan Pendidikan Emansipatoris, oleh karena itu peneliti juga menyusun Panduan Eksperimen Fungsi Akar untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Materi Eksperimen Fungsi Akar kemudian digabung sebagai satu kesatuan untuk guru kelas. Bahan ajar tersebut kemudian dikembangkan kembali oleh peneliti menjadi sebuah buku pegangan guru dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” beserta sampulnya. Upaya untuk memberi kemudahan guru kelas dalam memahami materi tersebut, diwujudkan oleh peneliti dengan menyusun sebuah pengantar singkat mengenai “Apa itu materi pendidikan dan kesadaran lingkungan”. Materi yang sudah selesai disusun kemudian dievaluasi oleh ahli untuk mengetahui kualitas isi materi serta untuk mendapatkan kritik dan saran dari para ahli sebagai landasan perbaikan materi agar semakin layak digunakan. Validasi materi dilakukan oleh satu dosen ahli IPA, satu dosen ahli bahasa, Guru kelas III A dan B. Guru kelas III A menjadi validator juga dalam penelitian ini dikarenakan materi yang akan digunakan oleh peneliti, merupakan hasil gabungan dari karya rekan peneliti 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bersama peneliti. Rekan peneliti akan melaksanakan kegiatan penelitian di kelas III A, sehingga materi yang dikembangkan juga divalidasi oleh Guru kelas III A. Hasil validasi materi dari Guru kelas III A pun digunakan sebagai masukan untuk mengembangkan kualitas materi. Validasi materi dilakukan dengan cara menyerahkan materi untuk guru dan instrumen penilaian kepada ahli IPA, ahli bahasa, Guru kelas III. Materi yang divalidasi oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III adalah materi yang disusun khusus untuk guru, sedangkan panduan eksperimen untuk siswa divalidasi oleh siswa kelas III B sendiri melalui kegiatan wawancara menggunakan instrumen validasi materi eksperimen oleh siswa. Siswa yang ditunjuk untuk membaca dan mempelajari materi eksperimen sebanyak lima siswa. Tingkat kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dari kelima anak yang ditunjuk juga berbeda-beda, dimulai dari kategori tinggi hingga rendah berdasarkan rekomendasi dari guru kelas III B. Hasil validasi dari ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III, termasuk kritik dan saran, kemudian digunakan oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki materi yang akan digunakan oleh guru. Perbaikan untuk panduan eksperimen untuk siswa juga dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan kelima siswa yang sudah mempelajari panduan eksperimen.
3.3.3
Implementasi Desain materi yang sudah dilakukan validasi oleh ahli serta guru kelas dan
sudah direvisi, kemudian dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan melibatkan siswa sebanyak 24 setelah mendapatkan ijin dari guru kelas. Dalam proses implementasi Materi pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan, peneliti juga mengumpulkan data-data empiris tambahan untuk mengetahui kualitas materi khususnya panduan eksperimen untuk siswa. Peneliti melakukan kegiatan wawancara singkat kembali bersama Siswa kelas III B SD N Jetis 1 pada waktu pelaksanaan eksperimen di luar kelas. Kegiatan observasi
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
juga dilakukan oleh peneliti selama mengimplementasikan materi untuk mengetahui seluruh rangkaian proses implementasi materi dan hasil implementasinya.
3.3.4
Evaluasi Seluruh rangkaian proses implementasi materi, termasuk juga hasil kegiatan
observasi dan wawancara singkat dengan siswa kemudian dianalisis kembali untuk mengumpulkan data-data empiris. Data-data empiris yang didapatkan selama mengimplementasikan materi kemudian dianalisis kembali untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan. 3.3.5
Revisi Revisi materi akhir kemudian dilakukan setelah peneliti melakukan analisis
kelemahan dan kelebihan dari materi sesuai dengan hasil evaluasi. Kegiatan revisi akhir ini dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas isi materi agar semakin berkualitas, layak, dan berguna sebagai tahap akhir penelitian. 3.4 Evaluasi Materi Evaluasi materi dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan untuk memperoleh penilaian mengenai kualitas Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan. 3.4.1
Desain Evaluasi Evaluasi materi dilakukan untuk mengetahui materi yang dikembangkan layak
atau tidak untuk digunakan. Evaluasi materi dilakukan melalui dua tahap, tahap pertama adalah tahap validasi yang dilakukan oleh ahli IPA, ahli bahasa, Guru kelas III, dan siswa kelas III B. Kedua ahli dan guru menggunakan instrumen kuesioner yang diberikan oleh peneliti untuk memberikan penilaian, kritik, dan saran terhadap materi. Siswa melakukan validasi khusus terhadap panduan eksperimen melalui kegiatan wawancara bersama peneliti. Hasil dari penilaian kedua ahli, guru, dan siswa
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan untuk memperbaiki Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan. Evaluasi tahap kedua adalah evaluasi materi, yakni implementasi terhadap materi sesudah dilakukan revisi berdasarkan penilaian, kritik, dan saran dari ahli, guru kelas, dan siswa. Implementasi akan dilakukan di kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta, untuk mengetahui kualitas, kelayakan, dan keefektifan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan. Hasil evaluasi dari implementasi materi di lapangan akan digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki materi. 3.4.2
Subjek Implementasi Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 24
yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan, menjadi subjek implementasi materi dalam penelitian dan pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dimaksudkan untuk mendapatkan bahan-bahan, fakta, keterangan, dan informasi yang dapat dipercaya (Widoyoko, 2015: 33). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. 3.5.1
Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui proses
pengamatan terhadap perilaku manusia, proses kerja, ataupun gejala-gejala alam yang melibatkan juga proses mengingat (Sugiyono, 2015: 203-205). Penelitian ini menggunakan teknik observasi non-pastisipan, sehingga peneliti tidak ikut terlibat langsung dalam aktivitas pembelajaran di kelas ataupun aktivitas yang dilakukan siswa kelas III B di sekolah. Peneliti cukup mencatat data yang didapatkan kemudian menganalisisnya untuk dibuat kesimpulan.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Observasi dilakukan untuk mengetahui kebutuhan akan materi ajar yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan. Peneliti melakukan observasi di kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta pada saat pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan seperti Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau pun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sedang berlangsung. Observasi juga dilakukan selama peneliti melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) selama 4 bulan untuk mengetahui sikap serta perilaku siswa terhadap lingkungan sekitarnya. Hasil dari pengamatan pelaksanaan pembelajaran di kelas III B kemudian dicatat oleh peneliti sebagai data awal dan terus dikembangkan melalui proses observasi lanjutan hingga kegiatan PPL berakhir. 3.5.2
Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
percakapan dan tanya jawab antara pewawancara dan terwawancara, baik langsung ataupun tidak langsung dengan maksud atau tujuan tertentu (Sugiyono, 2015: 194, Moleong, 2015: 186). Teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Kegiatan wawancara dilakukan oleh peneliti menggunakan pedoman wawancara yang berupa garis-garis besar suatu topik yang akan dipertanyakan. Kegiatan wawancara dilakukan menggunakan instrumen wawancara dan kemudian dikembangkan sendiri oleh peneliti. Wawancara ditujukan kepada narasumber yaitu siswa kelas III B, Guru kelas III B, dan Kepala SD N Jetis 1 Yogyakarta. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan wawancara dengan kepala sekolah adalah informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah, ketersediaan dan penggunaan sumber serta media pembelajaran seperti materi ajar di sekolah. Wawancara kepada guru kelas III B dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas, penggunaan sumber dan media pembelajaran, kendala yang dihadapi ketika mengajarkan IPA, dan usaha yang dilakukan. Wawancara kepada siswa kelas III B juga dilakukan untuk mengetahui perasaan, kesulitan, dan harapan-harapan siswa selama mengikuti pembelajaran IPA. 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.3
Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015). Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dikatakan tertutup karena peneliti sudah menyiapkan alternatif jawaban bagi responden. Peneliti menggunakan kuesioner dalam penelitian ini untuk memvalidasi materi yang dikembangkan. Lembar kuesioner diberikan kepada ahli IPA dan ahli bahasa serta Guru kelas III A dan III B sebagai instrumen untuk memvalidasi materi. 3.5.4
Dokumentasi Kegiatan pembelajaran sebagai bentuk kegiatan penelitian secara umum
dilakukan melalui aktivitas eksperimen. Pengambilan data melalui dokumentasi selama kegiatan berlangsung, memudahkan peneliti dalam mengambil gambar dan mengabadikan proses pelaksanaan penelitian. Hasil dari dokumentasi digunakan sebagai data empiris untuk memperkuat hasil penelitian dan diharapkan dapat membuat deskripsi tentang hasil penelitian menjadi lebih konkret. 3.6 Instrumen Penelitian Meneliti pada dasarnya adalah kegiatan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek. Penelitian terhadap objek ini tentunya membutuhkan sebuah alat ukur. Alat ukur dalam penelitian disebut dengan instrumen penelitian, oleh karena itu instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu fenomena sosial maupun alam yang diamati (Sugiyono, 2015: 148). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan Siswa dan Guru kelas III B serta kepala sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta terhadap materi eksperimen. Kuesioner digunakan untuk mengetahui kualitas instrumen, perangkat pembelajaran, dan materi eksperimen yang disusun serta dikembangkan oleh peneliti.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar kuesioner digunakan oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III. Nilai akhir kuesioner dari ahli dan guru digunakan oleh peneliti sebagai masukan untuk mengembangkan materi. Kisi-Kisi wawancara analisis kebutuhan kepala sekolah, guru, dan siswa serta kisi-kisi validasi materi eksperimen oleh siswa dapat dilihat pada tabel 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah No 1 2 3 4
Topik Pertanyaan Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan eksperimen pada pembelajaran IPA Kesulitan yang dialami guru terkait pelaksanaan kegiatan eksperimen pada pembelajaran IPA Penggunaan panduan eksperimen IPA dalam pembelajaran Pendapat Bapak/Ibu kepala sekolah mengenai panduan/materi eksperimen yang layak digunakan
No Pertanyaan 1 2, 3, 4 5, 6, 7 8
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas No 1 2 3 4 5 6
Topik Pertanyaan Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran IPA Kesulitan yang dialami guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan eksperimen pada pembelajaran IPA Kesulitan yang dialami guru terkait pelaksanaan kegiatan eksperimen pada pembelajaran IPA Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam eksperimen pada pembelajaran IPA Pendapat Bapak/Ibu guru dalam penggunaan panduan/materi eksperimen sebagai media pembelajaran
No Pertanyaan 1 2, 3 4, 5 6 7 8, 9, 10
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa kelas III B No 1 2 3 4 5 6
Topik Pertanyaan Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA di kelas Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan eksperimen pada pembelajaran IPA Pemahaman siswa terhadap materi IPA yang diajarkan guru Penggunaan panduan/materi eksperimen IPA dalam pembelajaran di kelas Pendapat siswa tentang panduan/materi eksperimen yang menarik dan layak digunakan
No Pertanyaan 1 2, 3 4 5 6, 7, 8 9
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Validasi Materi Eksperimen oleh Siswa No 1 2
3
Topik Pertanyaan Minat siswa dalam membaca Prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (1998:7-21) antara lain: a. Materi dapat menumbuhkan ketertarikan bagi siswa b. Materi dapat menumbuhkan rasa senang dan bahagia bagi siswa c. Materi dapat mengembangkan kepercayaan diri siswa Pendapat siswa tentang panduan/materi eksperimen
No Pertanyaan 1 2,5,6
3,4
Instrumen wawancara yang sudah disusun kemudian dilakukan validasi terlebih dahulu kepada ahli sebelum digunakan. Validasi instrumen wawancara dilakukan oleh ahli IPA dan ahli bahasa menggunakan lembar kuesioner. Ahli dapat memberikan tanda centang pada skor 1,2,3, atau 4 untuk setiap masing-masing komponen penilaian sesuai dengan pendapat ahli. Komponen penilaian validasi instrumen wawancara dapat dirinci pada tabel 3.5.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5 Komponen penilaian validasi instrumen wawancara No 1. 2. 3.
4.
Komponen Penilaian
Skor 1
2
3
Komentar/Saran
4
Kelengkapan unsur-unsur pedoman wawancara. Kesesuaian antara kisi-kisi dengan pertanyaan yang akan diajukan. Ketepatan pemilihan kata untuk menggambarkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis dalam pedoman. Total Skor Keseluruhan
Skor terbobot =
x 10
Ahli yang melakukan validasi kemudian akan memberikan skor penilaian kepada masing-masing instrumen. Hasil validasi dari ahli kemudian disimpulkan dengan mengkonversikan skor terbobot ke dalam tabel tabel 3.6. Tabel 3.6 Pedoman Kelayakan Instrumen Bobot Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan akan tetapi perlu perbaikan Keseluruhan instrumen belum layak digunakan Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan
Skor Terbobot 31-40 21-30 11-20 1-10
Hasil penghitungan validasi instrumen wawancara yang didapatkan dari ahli IPA dan ahli bahasa dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Hasil Validasi Instrumen Wawancara dari Ahli IPA dan Ahli Bahasa No Nama Instrumen 1 Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah 2 Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru 3 Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa 4 Lembar Wawancara Validasi Materi oleh Siswa Skor Total Rata-Rata
Ahli IPA 37,5 37,5 37,5 35 147,5 36,8
Ahli Bahasa 35 37,5 35 37,5 145 36,25
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen wawancara yang disusun peneliti sebanyak empat buah. Keempat instrumen wawancara yang sudah divalidasi oleh ahli IPA mendapat skor rata-rata 36,8 dan mendapat skor rata-rata 36,25 dari ahli bahasa. Keseluruhan instrumen dinyatakan sudah layak digunakan berdasarkan hasil validasi dari dua ahli, akan tetapi tetap perlu diperbaiki sesuai saran dari validator. 3.7 Teknik Analisis Data Data yang terkumpul tidak akan bermakna tanpa dianalisis, untuk menganalisis maka diperlukan suatu teknik agar lebih mudah dalam mengolah dan menginterpretasikannya. Menganalisis data merupakan suatu proses untuk mengolah dan menafsirkan data dengan tujuan untuk menempatkan berbagai macam informasi sesuai dengan fungsinya sehingga menjadi bermakna dan sesuai dengan tujuan penelitian (Sanjaya, 2013). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan saran ahli serta data kuantitatif yang diperoleh dari hasil validasi instrumen wawancara.
3.7.1
Teknik Analisis Data Kualitatif Data kualitatif di dapat dari hasil kegiatan observasi pembelajaran di kelas.
Hasil dari kegiatan wawancara yang dilakukan bersama dengan kepala sekolah, guru, serta siswa juga dijadikan sebagai data kualitatif untuk dianalsis. Hasil validasi dari ahli IPA dan bahasa yang berupa kritik, komentar, dan saran juga digunakan untuk memperbaiki kualitas Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan dengan harapan semakin baik dan layak untuk digunakan. Ahli IPA memberikan kritik dan saran mengenai kualitas isi materi yaitu tentang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, sedangkan ahli bahasa memberikan kritik dan saran dengan fokus utama mengenai pengejaan, penulisan, dan tata bahasa yang digunakan dalam materi.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.7.2
Teknik Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif pada penelitian ini berupa skor penilaian dari hasil validasi
materi oleh seorang ahli IPA, seorang ahli bahasa, dan guru kelas. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan kriteria penilaian menurut Sukardjo (2006). Skala yang digunakan peneliti memiliki empat pilihan, dengan pilihan skor tertinggi tiap butir yaitu 4 dan terendah yakni 1. Keempat pilihan tersebut digunakan untuk memperjelas pendapat validator mengenai kelayakan materi. Kategori untuk masingmasing pilihan antara lain yaitu kategori sangat layak untuk angka 4, layak untuk angka 3, cukup untuk angka 2, dan kurang layak untuk angka 1. Skor yang didapatkan kemudian dikonversikan ke dalam tabel kriteria penilaian ideal menurut Sukardjo (2006: 53). Berikut adalah tabel kriteria penilaian ideal yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Ideal No. 1 2 3 4
Interval Skor X > Xi + 1,80 x Sbi Xi + 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 1,80 x Sbi Xi – 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 0,60 x Sbi Xi – 1,80 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x Sbi
Kategori Sangat layak Layak Cukup layak Kurang layak
Keterangan untuk masing-masing simbol dapat diperinci sebagai berikut: X
= Skor akhir rata-rata
Xi
= Rerata ideal (dapat dicari dengan rumus: (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
Sbi
= Simpangan baku ideal (dapat dicari dengan rumus: (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal) Berdasarkan rumus konversi pada tabel 3.8, maka perlu dilakukan
penghitungan data-data kuantitatif untuk memperoleh data kualitatif. Berikut adalah penghitungan untuk menetapkan rentang skor:
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Diketahui: Skor tertinggi ideal
=4
Skor terendah ideal
=1
Rerata ideal (Xi)
=
(4 + 1)
= 2,5 Simpangan Baku Ideal (Sbi) =
(4-1)
= 0,5
Ditanyakan: Rentang skor= sangat layak, layak, cukup layak, dan kurang layak Jawab: a. Kategori Sangat Layak X > Xi + 1,80 x Sbi X > 2,5 + (1,80 x 0,5) X > 2,5 + 0,9 X > 3,4
b. Kategori Layak Xi + 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 1,80 x Sbi 2,5 + (0,60 x 0,5) < X ≤ 2,5 + (1,80 x 0,5) 2,5 + 0,3 < X ≤ 3,4 2,8 < X ≤ 3,4
c. Kategori Cukup Layak Xi – 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 0,60 x Sbi 2,5 – (0,60 x 0,5) < X ≤ 2,5 + (0,60 x 0,5) 2,5 – 0,3 < X ≤ 2,8 2,2 < X ≤ 2,8 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Kategori Kurang Layak Xi – 1,80 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x Sbi 2,5 – (1,80 x 0,5) < X ≤ 2,5 – (0,60 x 0,5) 2,5 – 0,9 < X ≤ 2,2 1,6 < X ≤ 2,2
Berdasarkan penghitungan skor yang telah dilakukan peneliti, maka didapatkan rentang kriteria skor skala empat dan kategorinya untuk menilai kualitas kelayakan materi. Kriteria skor skala empat menurut Sukardjo (2006) dapat dilihat pada tabel 3.9, tabel tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat kategori penilaian yang didapatkan atas hasil validasi dari ahli IPA, ahli bahasa, dan guru.
Tabel 3.9 Kriteria Skor Skala Empat No. 1 2 3 4
Rentang Skor X > 3,4 2,8 < X ≤ 3,4 2,2 < X ≤ 2,8 1,6 < X ≤ 2,2
Kategori Sangat layak Layak Cukup layak Kurang layak
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas dua hal utama yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian. Pertama, membahas proses pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Kedua, membahas deskripsi kualitas materi dalam membantu Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta agar semakin sadar dan peduli terhadap lingkungan. Peneliti akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut: 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Proses Pengembangan Materi Materi yang dikembangkan oleh peneliti berjudul “Materi Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”. Proses pengembangan materi pada penelitian ini menggunakan lima langkah pengembangan materi menurut Tomlinson, kelima langkah tersebut antara lain sebagai berikut: 4.1.1.1 Analisis Kebutuhan Penelitian pengembangan ini diawali dengan melakukan kegiatan analisis kebutuhan melalui kegiatan observasi dan wawancara. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan seperti IPS atau pun IPA di kelas. Kegiatan wawancara dilakukan pada kepala sekolah, guru kelas, dan siswa.
4.1.1.1.1
Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Peneliti melaksanakan kegiatan PPL selama 4 bulan yakni dari hari Senin tanggal 18 Juli 2016 hingga hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2016. Data awal yang mendorong peneliti untuk terus melakukan kegiatan observasi adalah saat peneliti melakukan kegiatan 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
observasi pembelajaran di kelas III B SD N Jetis 1 pada hari Selasa, 26 Juli 2016. siswa kelas III B berjumlah 25, dengan siswa laki-laki sebanyak 11 dan 14 siswa perempuan. Pembelajaran dimulai setelah istirahat pertama yakni pukul 09.45 WIB. Guru mengawali pembelajaran dengan mengkondisikan siswa terlebih dahulu dengan mengajak bermain tepuk tunggal dan ganda. Kegiatan bermain tepuk tangan bersama siswa juga termasuk sebagai kegiatan motivasi. Pertanyaan mengenai pembelajaran apa saja yang sudah dipelajari hari kemarin, diajukan oleh guru sebagai kegiatan apersepsi. Materi yang dipelajari pada hari itu yaitu tentang lingkungan alami dan buatan. Materi disampaikan dengan cara tanya jawab terlebih dahulu, salah satu pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah “apa yang dimaksud dengan lingkungan”. Pembentukan kelompok menjadi aktivitas berikutnya, setiap siswa kemudian berhitung dan membentuk kelompok sesuai hitungan yang diucapkan. Proses pembentukan kelompok menggunakan hitungan tersebut membuat kelas menjadi gaduh. Ada siswa laki-laki dan perempuan yang berteriak mengucapkan angka kelompoknya dan ada pula siswa laki-laki yang berteriak mengucapkan angka kelompoknya sambil berlarian. Guru selalu menegur siswa yang ramai agar siap mengikuti pembelajaran. Setiap siswa kemudian mengerjakan latihan soal di dalam kelompoknya masing-masing. Latihan soal yang diberikan berupa potongan beberapa gambar tentang lingkungan alam dan buatan, kemudian siswa menempelkan gambar-gambar tersebut sesuai dengan jawaban. Seorang siswa yang duduk di depan peneliti, lebih tepatnya di bangku paling belakang, baik sebelah kanan mau pun kiri, mengajak teman kelompoknya untuk mencontek hasil jawaban kelompok lain. Ada siswa yang duduk di bawah lantai, ada yang bermain-main dengan teman sebangkunya, dan ada siswa yang tidak bersemangat mengikuti pembelajaran dengan hanya menyandarkan kepala ke meja. Guru kelas III B selalu menegur siswa secara personal. Guru menegur siswa yang gaduh agar tenang dan siap mengikuti pembelajaran. Kelima siswa yang ramai 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pun dicatat oleh guru di papan tulis. Sistem hukuman juga digunakan oleh guru yakni menggunakan sistem pemotongan waktu istirahat. Siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan tertib pun ditulis dan dikenakan poin negatif oleh guru, semakin banyak poin yang didapatkan oleh siswa yang ramai, maka waktu istirahat yang didapatkan oleh siswa tersebut semakin sedikit. Sistem hukuman yang diterapkan oleh guru kelas, ternyata tidak diindahkan oleh sebagian siswa. Mereka tetap tidak memperhatikan guru mereka ketika menjelaskan materi pembelajaran. Bunyi bel istirahat terdengar, akan tetapi pembelajaran belum ditutup. Sekitar 15-an siswa pun berlarian menuju pintu keluar. Guru kemudian menghentikan siswa dan meminta mereka duduk kembali. Siswa diminta untuk membuat rangkuman pembelajaran terlebih dahulu dan kemudian siswa dipersilahkan untuk beristirahat. Pengalaman lain yang menjadi bahan kajian observasi adalah saat siswa kelas III B mengikuti kegiatan “SEMUTLIS”. Program ini mengarahkan siswa untuk meluangkan waktu selama 10 menit untuk merawat tanaman. Hari Jumat tanggal 7 Oktober 2016 siswa kelas III B mengikuti kegiatan untuk merawat lingkungan SD N Jetis 1 dengan cara memunguti sampah, sesuai panduan dari Bapak K selaku Guru kelas VI. Mereka bersemangat untuk mencari sampah sebanyak-banyaknya untuk dibuang ke tempat sampah dikarenakan arahan dan instruksi dari Bapak K, yang kemudian diminta untuk melaporkannya kepada guru kelasnya masing-masing. Perilaku baik siswa kelas III B terhadap lingkungan sekolah setelah kegiatan “SEMUTLIS” selesai, ternyata tidak terlihat kembali oleh mata dan perasaan peneliti hingga kegiatan PPL selesai dilaksanakan. Peneliti meyakini bahwa berdasarkan data awal dari hasil observasi pembelajaran di kelas III B dan hasil observasi yang dilakukan selama peneliti melaksanakan kegiatan PPL, pembelajaran IPA yang berlangsung di kelas III B belum mengupayakan pendidikan lingkungan sepenuhnya. Materi yang berkaitan tentang keberagaman lingkungan alami dan buatan disampaikan sebatas ilmu pengetahuan atau dapat dikatakan sebagai ilmu lingkungan. Siswa belum diajak untuk memahami pentingnya lingkungan serta bagaimana hubungan manusia dengan 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keberagaman lingkungan alami dan buatan. Perilaku siswa kelas III B juga diyakini belum mencapai pada tahap sadar dan peduli lingkungan sepenuhnya, berdasar pada hasil kajian dan refleksi antara teori kesadaran menurut Bloom dan pengalaman yang dimiliki peneliti selama melaksanakan kegiatan PPL kurang lebih 4 bulan. 4.1.1.1.2
Wawancara
Peneliti melakukan kegiatan wawancara sebanyak dua kali. Wawancara pertama dilakukan dengan tujuan untuk memperluas, memperjelas, dan mempertajam hasil observasi, sedangkan wawancara yang kedua dilakukan untuk menganalisis kebutuhan guru. Wawancara pertama dilakukan pada hari Jumat, 12 Agustus 2016 pukul 11.00 WIB. Wawancara dilakukan kepada Guru kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Kegiatan wawancara dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara langsung dan hasilnya dicatat di buku tulis peneliti. Peneliti menggunakan pedoman wawancara yang diberikan oleh Dosen Pembimbing Skripsi I dan II. Pedoman wawancara yang digunakan berjudul “Students’ need analysis”. Topik-topik pertanyaan dalam instrumen wawancara tersebut antara lain (A) students personal background yang kemudian dikembangkan menjadi 2 topik yaitu (1) academic background dan (2) social and economic background. Topik selanjutnya adalah (B) curriculum documents yang kemudian dikembangkan menjadi 4 topik yaitu (1) type of curriculum, (2) vision and mission, (3) profile of graduates, dan (4) profile of the course. Topik lain yang dijadikan sebagai bahan pertanyaan yakni berkaitan dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan keterlibatan siswa khususnya dalam pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan. Garis-garis besar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kemudian dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penilaian terhadap kemampuan akademik siswa belum dapat dilakukan dengan lebih detail oleh guru, hal ini dikarenakan guru belum terlalu lama mengenal kepribadian setiap siswa. Dalam pandangan guru setelah mendidik siswa kelas III B selama 3 minggu, kemampuan mereka untuk memahami informasi-informasi yang bersifat konkret dapat dikatakan cukup tinggi. Informasi-informasi konkret tersebut 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antara lain tentang materi yang diajarkan melalui mata pelajaran IPA dan IPS, sebagai contoh adalah materi tentang lingkungan alami dan buatan. Minat belajar siswa juga tinggi pada mata pelajaran SBK, melalui mata pelajaran ini mereka dapat beraktivitas dan berkreativitas dengan lebih bebas. Motivasi belajar mereka juga tinggi ketika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Namun demikian, sebagian siswa kelas III B merasa kesulitan untuk memahami materimateri yang bersifat abstrak dan bersifat hafalan seperti materi dalam mata pelajaran PKn yakni sumpah pemuda. Keberagaman yang dimiliki siswa kelas III B tidak hanya dalam konteks kemampuan akademik, melainkan juga dalam konteks sosial-ekonomi. Berdasarkan latar belakang ekonominya, orangtua dari siswa kelas III B ada yang mengabdikan dirinya untuk negara yakni menjadi anggota TNI, dosen, pegawai negeri sipil sebanyak 3 orang, pedagang, menjadi buruh di tempat laundry, ibu rumah tangga, pensiunan, wiraswasta, dan karyawan swasta. Sebagian besar dari orangtua siswa kelas III B bekerja sebagai seorang wiraswasta dan karyawan swasta. Tempat tinggal dari masing-masing siswa juga beragam. Ada yang berasal dari luar Jetis dan ada yang berasal dari daerah sekitar Jetis. Mayoritas tempat tinggal dari siswa kelas III B berasal dari daerah sekitar Jetis. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang tumbuh besar di dusun, akan tetapi dusun yang berada pada lingkungan perkotaan. Dusun yang berada di lingkungan perkotaan Jetis, rata-rata tidak memiliki tanah yang cukup luas. Bangunan rumah yang satu dengan yang lain cukup berdekatan dan tidak terlalu besar. Kondisi lingkungan sekitar rumah terlihat kumuh dan kurang tertata, selain itu suasana daerah sekitar Jetis dirasa ramai dikarenakan lalu lintas kendaraan yang cukup padat. Siswa kelas III B terlihat bersemangat ketika diminta untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan tumbuhan. Semangat dari setiap siswa terlihat dari senyum dan gerakan tubuh mereka seperti saat mendapatkan hal yang mereka sukai. Pada saat pembelajaran IPA, mereka pernah diminta untuk menanam biji kacang hijau dalam sebuah wadah kecil. Hampir semua siswa kelas III B mengikuti 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
arahan dari guru untuk menanam dan menyirami biji kacang hijau yang ditanam. Biji kacang hijau yang sudah ditanampun disimpan di dalam kelas. Dari hari ke hari, siswa kelas III B mulai terlihat tidak menyirami kembali tanaman kacang hijau yang sudah tumbuh tersebut. Tanaman-tanaman yang berada di dekat kelas III B memang terlihat segar dan terawat, akan tetapi bukan karena dirawat oleh siswa kelas III B melainkan dirawat oleh istri penjaga SD N Jetis 1 Yogyakarta. Sekolah juga sudah menerapkan sebuah program bernama “SEMUTLIS”. Di kelas III B sendiri, selembar kertas berisikan tulisan “SEMUTLIS” juga sudah menempel di dinding kelas. Selembar kertas bertuliskan “SEMUTLIS”pun sudah menempel di dinding kelas jauh sebelum siswa kelas III B melaksanakan kegiatan menanam biji kacang hijau. Dengan adanya program “SEMUTLIS” dan perintah dari guru, siswa kelas III B tetap tidak kembali untuk merawat tanaman kacang hijau mereka. Kegiatan wawancara bersama guru kelas III B yang kedua dilakukan pada hari Rabu, 23 November 2016 pukul 08.00 WIB dengan tujuan untuk menganalisis kebutuhan guru. Wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung dan saling berbagi pengalaman melalui 8 pertanyaan utama yang diajukan oleh peneliti. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti juga dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Proses wawancara dilaksanakan dengan cara direkam menggunakan aplikasi perekam suara dan juga dicatat. Pertanyaan pertama diawali dengan tujuan untuk mengetahui perasaan guru selama mengajarkan materi IPA di kelas. Beliau mengungkapkan kebahagiaannya dengan tersenyum dan tertawa, sebab beliau merasa bahwa siswa itu bersemangat ketika pembelajaran berlangsung dengan kegiatan praktik. Siswa merasa senang jika praktik-praktik tersebut dilakukan sendiri oleh mereka. Perasaan lain yang dirasakan oleh Guru kelas III B adalah sulit dalam mengelola siswa ketika pembelajaran berlangsung. Satu pengalaman yang diceritakan oleh beliau yakni ketika melakukan kegiatan pratikum. Pembentukan kelompok menjadi kegiatan awal sebelum pratikum dimulai. Suasana kelas seketika menjadi gaduh ketika pembagian kelompok berlangsung, hal ini dikarenakan beberapa siswa 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menolak untuk bergabung dalam kelompoknya masing-masing meskipun sudah disepakati bersama. Kesulitan lain yang dihadapi ketika hendak melaksanakan kegiatan pratikum adalah, beberapa siswa baik siswa laki-laki dan perempuan, sering lupa membawa alat-alat atau pun bahan untuk pratikum. Ketersediaan sumber dan media pembelajaran juga menjadi salah satu kesulitan lain yang dihadapi guru. Salah satu pengalaman yang diceritakan guru yaitu ketika hendak menunjukkan video atau gambar kepada siswa dengan harapan pembelajaran bisa lebih menarik. Guru harus bekerjasama dengan guru kelas lain untuk bertukar kelas agar pembelajaran dengan video bisa berlangsung. Usaha tersebut dilakukan guru dengan harapan agar siswa dapat belajar dengan lebih nyaman dan lebih baik. Pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru juga menggunakan metode praktik langsung atau lebih dikenal dengan pratikum. Guru menyampaikan bahwa pernah melakukan pratikum bersama siswa yakni waktu menanam biji kacang hijau dan pratikum tentang sifat-sifat benda padat, cair, serta gas. Kegiatan pratikum yang dilakukan guru tidak dilakukan dalam satu hari. Guru sudah meminta siswa untuk menyiapkan peralatan pratikum jauh-jauh hari. Pembelajaran di kelas diyakini sebagai kegiatan praktik dan pratikumnya berkelanjutan setelah mereka menanam. Aktivitas siswa pada saat pratikum berlangsung bersifat individu dan kelompok. Setiap siswa diminta untuk mengamati dan mengukur tinggi tanaman masing-masing dengan harapan dapat melatih sikap tanggungjawab. Sikap tanggungjawab yang hendak ditanamkan oleh guru pada diri setiap siswa dirasa cukup sulit. Guru pun berusaha untuk menanamkan sikap tersebut dengan mengajak siswa membaca panduan di buku paket masing-masing. Setiap siswa diminta untuk membaca petunjuk terlebih dahulu sebelum melakukan pratikum. Namun demikian, meskipun sudah diminta untuk membaca panduan, pasti masih ada beberapa siswa yang merasa bingung kemudian bertanya-tanya. Guru berusaha untuk menjelaskan kembali dengan membaca pelan-pelan sambil mencontohkan di depan kelas.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan pratikum diyakini oleh guru dapat mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran. Pratikum akan dilakukan oleh guru di kelas jika memungkingkan, dalam artian bahwa materi pembelajaran dapat dipraktikkan. Ketersediaan materi pratikum juga diyakini dapat memudahkan siswa untuk melakukan pratikum. Suatu materi pratikum atau dalam penelitian ini disebut materi eksperimen, dalam penyusunannya perlu memenuhi beberapa kriteria yaitu disesuaikan dengan standar kompetensi (SK), kompetesi dasar (KD), dan tidak membahayakan bagi siswa. Materi yang bagus dan menarik akan tetapi jika membahayakan bagi siswa itu juga kurang berguna. Pandangan lain menurut guru tentang kriteria dalam membuat materi eksperimen adalah dibuat berwarna agar siswa lebih tertarik. Materi berisikan langkah-langkah kegiatan beserta gambarnya. Tulisan langkah-langkah kegiatannya harus bisa dibaca oleh siswa atau bisa juga dibuat berwarna-warni, tentunya akan lebih menarik bagi siswa untuk dibaca. Pada hari yang sama, yakni hari Rabu, 23 November 2016 pukul 08.40 WIB, peneliti melakukan wawancara kepada lima siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta berdasarkan rekomendasi dari guru kelas. Kelima siswa yang diwawancarai terdiri dari tiga siswa perempuan dan dua siswa laki-laki. Kemampuan akademik yang dimiliki oleh kelima siswa tersebut berbeda, mulai dari yang tinggi hingga rendah. Dasar penentuan kemampuan yang dimiliki oleh kelima siswa tersebut diyakini guru berdasar pada data rapor dari masing-masing siswa. Wawancara dilakukan secara langsung dan bergantian. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sebanyak 9 pertanyaan utama yang kemudian dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan hasilnya dicatat oleh peneliti. Siswa pertama yang diwawancarai peneliti berinisial R. Pertanyaan awal yang diajukan peneliti yaitu mengenai perasaan R selama mengikuti pembelajaran IPA. Menurut R, perasaan yang muncul dalam dirinya baik-baik saja. Peneliti mencoba untuk mendalami maksud perasaan baik-baik saja yang dirasakan R, akan tetapi dia tetap menjawab “pokoknya baik-baik saja”. Perasaan lain yang muncul yaitu pernah
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merasa sulit untuk mengikuti pembelajaran IPA. Materi yang diajarkan selama pembelajaran dirasa kurang jelas olehnya. Kegiatan pratikum juga pernah diikuti oleh R, khususnya pratikum IPA. Materi yang diajarkan oleh guru melalui pratikum tersebut, dapat dipahami olehnya. Panduan pratikum IPA juga digunakan oleh guru pada saat pratikum berlangsung. Ketersediaan panduan pratikum atau dalam penelitian ini disebut panduan eksperimen dibutuhkan olehnya. Menurut R, adanya panduan eksperimen dapat membuatnya lebih pintar. Kriteria panduan eksperimen yang diinginkannya itu yang jelas, kemudian peneliti menginterpretasikan maksud kata jelas ini adalah dari segi bahasanya mudah dibaca dan dipahami. Interpretasi dari peneliti pun disetujui oleh R dengan menganggukkan kepala, kemudian menambahkan jawabannya dengan berkata “yang terpenting bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia bukan Bahasa Jawa”. Narasumber berikutnya adalah siswa yang berinisial T. Perasaan T selama mengikuti pembelajaran IPA itu biasa saja. Peneliti mencoba untuk mendalami maksud perasaan biasa saja yang dirasakan T, akan tetapi dia tetap menjawab “ya biasa saja”. Perasaan lain yang muncul dalam diri T adalah pernah merasa sulit untuk mengikuti pembelajaran IPA, dapat dikatakan juga kadang-kadang. Materi yang diajarkan oleh guru selama pembelajaran dirasa sulit olehnya sehingga membuatnya bingung. T mengakui bahwa dirinya pernah mengikuti kegiatan pratikum IPA. Materimateri yang diajarkan selama pembelajaran oleh guru dirasa kurang jelas. T juga menjawab bahwa gurunya ketika mengajar IPA di kelas menggunakan panduan eksperimen. Pertanyaan mengenai kebutuhan akan panduan eksperimen IPA dijawab olehnya dengan jawaban lantang “sangat butuh”. Menurut T, dengan membaca panduan eksperimen dapat membantu memudahkan dalam memahami materi yang diajarkan. Panduan eksperimen yang diinginkan yaitu panduan yang berisikan penjelasan di setiap langkah-langkahnya. Langkah-langkah kegiatan dalam panduan itu harus jelas dan tidak singkat. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D adalah inisial siswa ketiga yang diwawancarai oleh peneliti. D merasa senang selama mengikuti pembelajaran IPA. Tidak hanya merasa senang, akan tetapi D juga merasa kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran IPA. Kesulitan yang dialami oleh D yaitu saat memahami materi pembelajaran dikarenakan kurang jelas. Selama mengikuti pembelajaran, D juga pernah mengikuti kegiatan pratikum. Materi yang diajarkan oleh gurunya dapat dipahami olehnya. Menurut D, Guru kelasnya menggunakan panduan pratikum IPA pada saat mengajar di kelas. Jawaban singkat yang D berikan dengan berkata “iya, sangat butuh”, tentulah menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti tentang kebutuhan panduan eksperimen. Panduan eksperimen menurut D, dapat membantu untuk memahami materi yang diajarkan menjadi lebih jelas. Panduan esperimen dengan bahasa yang mudah dimengerti adalah panduan yang diinginkan oleh D. Siswa ke empat yang diwawancarai oleh peneliti berinisial J. Jawaban dari J tentang perasaannya selama mengikuti pembelajaran IPA sama seperti T yakni “biasa saja”. J juga mengakui bahwa dirinya pernah menemui kesulitan pada saat mengikui pembelajaran IPA. Materi yang kurang jelas menjadi alasan bagi J ketika dihadapkan pada pertanyaan tentang kesulitan. J juga berpendapat bahwa guru kelas III B menggunakan panduan ketika pratikum IPA berlangsung. Pertanyaan tentang kebutuhan panduan eksperimen IPA juga dijawab dengan lantang oleh J, “iya, sangat butuh”. Berkat membaca panduan eksperimen, menurutnya bisa memperjelas materi yang diajarkan oleh guru. Panduan yang berisi gambar-gambar beserta keterangan yang mudah dipahami, menjadi panduan eksperimen yang diinginkan oleh J. Seorang siswa berinisial D adalah siswa terakhir yang diwawancarai oleh peneliti. Kesempatan yang diberikan peneliti untuk mengungkapkan perasaannya selama mengikuti pembelajaran IPA, ditanggapi singkat dengan menjawab baik-baik saja. Berbeda dengan keempat temannya yang lain, D merasa bahwa dirinya sering menemui kesulitan waktu mengikuti pembelajaran IPA. Materi yang dia terima selama pembelajaran belum dapat dia pahami, sehingga sering membuat dia bingung.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jawaban ragu juga dia berikan ketika ditanya oleh peneliti mengenai keikutsertaan dalam kegiatan pratikum di kelas, dia menjawab pernah tetapi sedikit lupa. Berbeda dengan jawabannya tentang keikutsertaannya dalam kegiatan pratikum yang sedikit lupa, ketika ditanya tentang panduan yang digunakan oleh guru pada saat mengajar juga dibenarkan olehnya dengan berkata “iya, Bu Guru menggunakan”. Pertanyaan akan kebutuhan panduan eksperimen juga ditanggapi oleh D dengan menjawab “iya, sangat butuh”. Menurutnya, dengan membaca panduan eksperimen dapat membuat dirinya pintar. Dalam pandangan D, panduan eksperimen yang diinginkannya adalah panduan yang berisikan tulisan-tulisan yang jelas dengan huruf yang besar. Keinginan D untuk membaca panduan eksperimen yang berbentuk kotak atau persegi panjang, menjadi suatu ungkapan perasaan yang dijadikan masukan bagi peneliti. Peneliti kemudian melakukan kegiatan wawancara lain yakni wawancara analisis kebutuhan kepala sekolah. Kegiatan wawancara dilakukan pada hari Kamis, 01 Desember 2016 pukul 08.00 WIB bersama dengan Kepala SD N Jetis 1 Yogyakarta. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara langsung di Ruang Kepala SD N Jetis 1 dengan jumlah pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sebanyak 8 pertanyaan utama. Proses wawancara yang berlangsung tidak direkam oleh peneliti, dikarenakan Kepala Sekolah menghendaki diskusi dengan santai dan cukup dicatat saja. Namun demikian, apabila jawaban dari beliau kurang memuaskan, peneliti diminta untuk langsung bertanya kepada kepala sekolah kembali supaya terjalin juga tali silaturahmi. Kegiatan wawancara diawali dengan pertanyaan awal mengenai pelaksanaan kegiatan pratikum atau eksperimen IPA di SD N Jetis 1. Kuantitas sering atau tidaknya pelaksanaan kegiatan tersebut dijawab dengan pendapat subjektif dan objektif. Jawaban subjektif beliau sampaikan dengan dasar perkiraan beliau selama mengamati guru-guru SD N Jetis 1 saat mengajar. Guru-guru diyakini sering melakukan kegiatan pratikum dengan menggunakan alat peraga. Jawaban objektif yang disampaikan oleh beliau didasarkan pada aturan pelaksanaan supervisi guru. 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Beliau menambahkan bahwa dalam satu semester itu wajib dilaksanakan supervisi sebanyak dua kali. Dalam pengamatannya saat melakukan supervisi, guru-guru sering menggunakan kegiatan praktik pada saat pembelajaran. Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar khususnya pratikum diyakini juga oleh kepala sekolah tidak bisa lepas dari namanya kesulitan, baik dari faktor siswa, sumber belajar, atau pun media pembelajarannya. Keterbatasan media pembelajaran yang ada di sekolah menjadi penghambat terwujudnya pembelajaran yang efektif. Media pembelajaran khususnya alat peraga yang ada di SD N Jetis 1 dirasa kurang mendukung dan tidak lengkap. Alat-alat peraga yang ada di sekolah kebanyakan sudah rusak karena dimakan usia, dalam hal ini dapat ditafsirkan dengan sederhana yakni dikarenakan sudah lama, sudah tua, sehingga rusak dimakan rayap. Sekolah selalu berusaha untuk menjaga dan menyelamatkan seluruh asset-aset sekolah yang berharga termasuk alat peraga. Keterbatasan dana menjadi alasan bagi sekolah sehingga sekolah tidak mampu menyelamatkan seluruh asset-aset sekolah yang berharga dan sudah berumur tua tersebut. Beberapa media pembelajaran dan alat peraga yang bisa diselamatkan sekolah, disimpan dan dirawat dalam almari di laboratorium IPA. Guru-guru di SD N Jetis 1 selalu berusaha untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan cara memperbaiki alat peraga yang bisa diperbaiki dengan menggunakan
dana
bantuan
Bantuan
Operasional
Sekolah
(BOS)/Bantuan
Operasional Sekolah Daerah (BOSDA). Guru dituntut agar kreatif mempersiapkan media pembelajaran lain apabila media yang rusak tidak bisa diperbaiki. Guru-guru di SD N Jetis 1 selama melaksanakan kegiatan pratikum dipastikan menggunakan panduan oleh kepala sekolah. Buku paket yang dimiliki oleh guru dan siswa dijadikan sebagai buku pegangan pada saat pratikum, sebab di dalam buku paket sudah terdapat panduan-panduan pratikum untuk setiap materi yang dapat dipraktikkan. Guru bertugas untuk menjalankan dan membimbing siswa untuk melaksanakan kegiatan pratikum berdasarkan panduan. Tanggungjawab lain yang perlu dilaksanakan oleh guru adalah mencari referensi-referensi lain untuk
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengembangkan materi yang sudah ada atau mempersiapkan panduan pratikum sendiri apabila dalam buku paket tidak ada . Dalam pandangan Kepala Sekolah, keberadaan panduan eksperimen itu penting baik bagi guru dan bagi siswa. Guru-guru bisa saja merasa kerepotan ketika panduan eksperimen tidak tersedia. Antisipasi yang dilakukan oleh beberapa guru terkait kebutuhan panduan eksperimen yakni dengan membuat panduannya sendiri. Ibu P selaku guru kelas I A contohnya, beliau selalu mempersiapkan dan menggunakan media pembelajaran hampir setiap hari. Penggunaan media pembelajaran tersebut diharapkan dapat membuat anak-anak merasa bahagia pada saat belajar. Rasa bahagia yang hadir dalam diri anak tentunya dapat membantu anak untuk lebih mudah memahami pembelajaran. Kepala Sekolah berharap bahwa ketersediaan panduan dan pelaksanaan pratikum atau dalam penelitian ini disebut eksperimen, tidak hanya berbentuk verbalisme. Perkembangan kemampuan psikomotorik anak seperti audio-visual, dapat berkembang pula dengan adanya kegiatan eksperimen. Anak-anak diharapkan dapat melihat, membaca, mendengar, dan melakukan praktik langsung. Kegiatan praktik langsung yang dilakukan anak-anak nantinya diharapkan menjadi pengalaman baru dan anak bisa belajar hal-hal baru (learning by doing). Penyusunan
panduan
eksperimen
menurut
kepala
sekolah
perlu
memperhatikan berbagai macam kriteria. Beberapa kriteria yang perlu dipenuhi agar materi eksperimen dikatakan layak digunakan antara lain adalah sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), sesuai dengan kurikulum yang digunakan sekolah, alat peraga harus sinkron dengan materi, terdapat petunjuk penggunaannya, dan terdapat gambar-gambar. Kriteria lain yang disampaikan oleh beliau antara lain adalah suatu materi eksperimen tidak membahayakan anak-anak, bisa bermanfaat bagi sekolah, dan tidak terlalu mahal. Beliau juga menyampaikan saran, bahwa seorang penyusun materi perlu kreatif mencari berbagai macam referensi dan mempraktikkannya terlebih dahulu sebelum diajarkan kepada anakanak. 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti meyakini bahwa berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan dengan Kepala Sekolah, Guru Kelas, dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1, dapat dikatakan bahwa ketersediaan sumber dan media pembelajaran bagi guru dan siswa khususnya untuk pembelajaran IPA itu terbatas. Guru mengalami kesulitan untuk mengajarkan materi sedangkan siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi pembelajaran IPA ketika dipelajari secara tekstual. Materi dan panduan eksperimen IPA dibutuhkan oleh guru, siswa, dan sekolah untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran IPA. Berdasarkan kegiatan observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan, peneliti menarik kesimpulan bahwa sekolah, guru, dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta membutuhkan materi dan panduan eksperimen IPA untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA yang berlangsung masih sebatas pada konsep ilmu lingkungan dan belum mengupayakan pendidikan lingkungan sepenuhnya. Materi dan panduan yang diharapkan oleh sekolah, guru, dan siswa kelas III B antara lain sesuai dengan kurikulum, SK dan KD, berisikan langkah-langkah kegiatan yang jelas beserta gambar-gambarnya, bentuk hurufnya dapat dibaca dengan mudah, berbentuk kotak atau persegi panjang, tidak membahayakan, tidak terlalu mahal ketika dibuat kembali, berwarna-warni, dan bermanfaat atau berguna bagi pembaca khususnya dapat membimbing anak agar peduli terhadap lingkungan. 4.1.1.2 Desain Desain merupakan langkah lanjutan setelah peneliti melakukan analisis kebutuhan khususnya kebutuhan siswa. Peneliti mengawali kegiatan desain dengan mempelajari terlebih dahulu prinsip-prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson. Sepuluh (10) prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (2005) yang diyakini relevan dengan penelitian ini, digunakan oleh peneliti untuk mendesain materi pembelajaran. Proses pendesainan materi dalam penelitian ini sebagai berikut:
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.1.2.1
Desain Materi Sebelum Divalidasi
Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan dilakukan berdasarkan data analisis kebutuhan dan prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson. Pengembangan materi dilakukan sebagai usaha untuk memberikan pendidikan lingkungan bagi Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Peneliti memilih mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai sarana untuk memberikan pendidikan lingkungan kepada siswa kelas III B. Materi pembelajaran pada “Bab XIII. Cara Manusia Dalam Memelihara dan Melestarikan Alam” digunakan peneliti sebagai dasar penyusunan isi materi. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah menyusun garisgaris besar pembelajaran. Garis-garis besar pembelajaran disusun berdasarkan panduan lembar students’ need analysis pemberian dosen pembimbing. Panduan tersebut berisikan beberapa poin, antara lain yakni poin C yang berisikan standar kompetensi (SK),
poin D berisikan kompetensi dasar (KD), poin E berisikan
indikator, dan poin F yang berisikan poin-poin inti kegiatan pembelajaran. Poin-poin utama dalam panduanpun sebelumnya dikembangkan menjadi Silabus pembelajaran, sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
garis-garis
besar
pembelajaran
juga
dikembangkan berdasarkan Silabus. Materi pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah “Perilaku Manusia yang Peduli Lingkungan”. Garis-garis besar pembelajaran yang sudah tersusun kemudian dikoreksi terlebih dahulu oleh Dosen Pembimbing Skripsi I dan II. Garis-garis besar pembelajaran yang sudah dikoreksi oleh dosen pembimbing kemudian dikembangkan ke dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Penggunaan model RPP berdasarkan Kurikulum 2006 didasarkan pada kebutuhan kurikulum yang digunakan di kelas III SD N Jetis 1 Yogyakarta yakni menggunakan Kurikulum KTSP 2006 Tematik. Namun demikian, dikarenakan keterbatasan waktu dan demi terwujudnya pendidikan lingkungan yang efektif melalui pembelajaran di
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekolah, maka peneliti memutuskan untuk menyusun RPP sesuai dengan KTSP 2006 dan tidak dibuat secara tematik. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), Model Conservation Scout, Metode tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, dan eksperimen sederhana, serta Teknik pembelajaran kampanye dan peer tutoring. Peneliti kemudian menyusun dan mengembangkan sebuah Materi Eksperimen yang berjudul “Fungsi Akar” sebagai bahan ajar pendukung dan sarana terlaksananya Model Conservation Scout. Materi eksperimen tersebut merupakan hasil tugas akhir Mata Kuliah Pembelajaran Inovatif IPA 1 karya pribadi dari peneliti dengan bimbingan dari dosen pembimbing. Pembelajaran yang direncanakan juga mengupayakan terwujudnya Pendidikan Emansipatoris, oleh karena itu peneliti juga menyusun sebuah Panduan Eksperimen “Fungsi Akar” untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Materi Eksperimen “Fungsi Akar” kemudian digabung sebagai satu kesatuan untuk guru kelas. Bahan ajar tersebut dikembangkan peneliti menjadi sebuah buku pegangan guru dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” beserta sampulnya. Pengantar singkat mengenai materi kemudian ditambahkan oleh peneliti untuk menambah isi dari materi. Materi tersebut dikembangkan peneliti menggunakan program komputer Microsoft Word 2010 dan Microsoft Publisher 2010. Sharing yang dilakukan peneliti dengan rekan peneliti yakni Adelia Surya Putri sebelum melakukan validasi materi, mendorong peneliti untuk membuat keputusan lain. Materi yang disusun oleh peneliti berupa RPP, Silabus, dan Materi Eksperimen pada awalnya didesain untuk satu kali pertemuan pembelajaran. Hasil dari kegiatan observasi pembelajaran di kelas III A yang disampaikan rekan peneliti ternyata memiliki kesimpulan yang sama dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti. Analisis kebutuhan yang sama dari kelas III A dan B mendorong peneliti dan rekan untuk menyatukan karya masing-masing, yakni RPP, Silabus, dan Materi Eksperimen menjadi satu kesatuan. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bentuk akhir dari desain materi yang dikembangkan oleh peneliti bersama rekan peneliti menjadi dua buah RPP, dua buah Silabus, dan dua buah Materi Eksperimen, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan selama dua hari. RPP H 1 dan H2 menggunakan aspek memahami dan menganalisis untuk ranah pengetahuan, aspek merespon dan bertanggungjawab dalam RPP H 2 sedangkan aspek menghargai dalam RPP H 1 untuk ranah sikap, aspek respon terpimpin dalam RPP H 1 dan H2, aspek persepsi, dan aspek adopsi dalam RPP H 2 untuk ranah perilaku menurut Bloom (Notoatmodjo dalam Jamanti, 2014). Aplikasi Microsoft Word 2010 digunakan peneliti untuk menyusun materi. Jenis font yang digunakan dalam materi antara lain Times New Roman, Comic Sans MS, dan Segoe Print. Penggunaan setiap jenis font disesuaikan kebutuhan materi sehingga bentuk tulisan dalam materi terlihat bervariasi. Aplikasi Microsoft Publisher 2010 digunakan untuk menyusun sampul depan dari materi. Komponen dari materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan antara lain, pertama yakni sampul, kedua yakni isi, dan ketiga yakni penutup. Komponen pertama dari Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan adalah sampul. Sampul didesain sendiri oleh peneliti bersama rekan dengan menggunakan program komputer Microsoft Publisher 2010. Isi dalam sampul materi antara lain Logo Universitas Sanata Dharma berwarna orange yang berada pada bagian tengah atas dan judul dari materi yang menggunakan WordArt style berwarna Hijau. Bagian bawah dari judul materi terdapat gambar kedua buah tangan sedang memegang tumbuhan yang hidup dengan tanah sebanyak dua buah tangan. Gambar yang ada pada sampul di dapat dari (http://www.canstockphoto.com/plant-inhands-1242008.html). Makna yang terkandung pada gambar adalah mengajak siapa saja yang melihat atau pun yang membaca materi untuk merawat tumbuhan. Nama lengkap dari peneliti yakni “Paulus Yuli Suseno” dan rekan “Adelia Surya Putri” juga menghiasi sampul materi. Identitas peneliti ditulis dengan jenis font Harlow Solid Italic berwarna putih dan berada pada bagian bawah gambar. Isi terakhir dari sampul materi adalah nama institusi pendidikan di mana peneliti 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibimbing yakni “PGSD Universitas Sanata Dharma”. Background dari sampul materi berwarna hitam, akan tetapi seluruh isi materi dapat dilihat dan dibaca dikarenakan warna pada setiap tulisan dan gambar sudah disesuaikan. Gambar desain sampul materi yang dikembangkan peneliti dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Sampul Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
Komponen kedua dari materi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan adalah isi. Isi materi yang dikembangkan peneliti dan rekan peneliti terbagi atas pengantar materi, daftar isi, Silabus hari pertama dan hari kedua, RPP hari pertama dan hari kedua, Materi Eksperimen “Penyebab Banjir, dan Materi Eksperimen “Fungsi akar. Materi dalam RPP hari pertama dan hari kedua saling berhubungan, sehingga seluruh isi materi merupakan satu kesatuan dan saling melengkapi. Pengantar materi yang disusun oleh peneliti dapat dibaca terlebih dahulu sebagai gambaran awal untuk memahami isi materi. Pengantar materi yang disusun terdiri dari tiga halaman. Pembuatan pengantar materi bertujuan tujuan untuk memberikan penjelasan singkat mengenai latar belakang, proses, isi, dan kelebihan materi sebagai kerangka berpikir memahami materi. Silabus pembelajaran hari pertama dan kedua menjadi isi selanjutnya. Standar 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Pengalaman belajar, alokasi waktu, penilaian, sumber dan media pembelajaran menjadi isi dari Silabus hari pertama dan kedua. Pada kolom penilaian, terdapat penjabaran menjadi jenis tagihan, teknik, dan instrumen penilaian. Isi dari Silabus menjadi pedoman dalam mengembangkan RPP H 1 dan RPP H 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hari pertama menjadi isi selanjutnya setelah Silabus. Format penyusunan RPP yang digunakan rekan peneliti yakni berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Proses penyusunan RPP juga melandaskan diri pada kaidah-kaidah dalam Standar Isi, Proses, dan Penilaian. Komponen-komponen yang ada dalam RPP H 1 antara lain identitas RPP, Standar Kompetensi, Indikator kognitif, afektif, dan psikomotorik serta tujuan pembelajaran. Indikator kognitif sebagai kerangka utama pembelajaran terdiri dari dua indikator, yakni mengidentifikasi kerusakan alam dan faktor penyebab kerusakan alam. Indikator afektif dan psikomotor yang disusun masing-masing sebanyak satu indikator, dengan harapan dapat memberikan pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan. Alokasi waktu pembelajaran yang direncanakan yaitu selama 2x35 menit. “Kerusakan alam dan cara menjaga kelestarian alam” menjadi materi pembelajaran yang dipelajari bersama-sama. Dalam usaha memahami materi pembelajaran,
rekan
Consercation Scout
peneliti
mengkombinasikan
Pendekatan
PPR,
Model
(CS), metode ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab,
penugasan, dan eksperimen. Terdapat juga media, alat, dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran khususnya untuk melaksanakan kegiatan eksperimen “Penyebab Banjir”. Sumber belajar yang digunakan didapatkan dari buku teks dan juga internet. Kegiatan pembelajaran disusun dengan mengaplikasikan Pendekatan PPR, Model CS, dan Eksplorasi, Elaborasi, serta Konfirmasi (EEK). Lagu “Kerusakan Alam” dengan nada Lagu Becak, dinyanyikan bersama-sama untuk mengawali pembelajaran. Siswa kemudian diajak untuk melihat kerusakan alam yakni banjir. 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konteks banjir menjadi fokus utama pembelajaran hari pertama. Siswa bersama guru kemudian melakukan eksperimen bersama di dalam kelompok masing-masing menggunakan Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir”. Panduan eksperimen disusun berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan yang dilakukan kepada 4 siswa kelas III A. Panduan yang digunakan siswa dibuat dengan kertas berukuran A4. Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian, dilengkapi dengan gambar-gambar dokumentasi pribadi rekan peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” juga disertai dengan gambar-gambar dokumentasi pribadi. Materi eksperimen yang digunakan guru sedikit berbeda dengan panduan untuk siswa. Materi yang digunakan guru juga berisikan deskripsi singkat mengenai latar belakang penyusunan materi dan kelebihan materi eksperimen. Referensi-referensi yang digunakan dalam penyusunan materi juga dilampirkan sebagai daftar referensi. Gambar yang digunakan pada sampul panduan eksperimen “Penyebab Banjir” didapatkan rekan dari http://s-media-cache-ak0.pinimg.com. Background pada halaman isi panduan berupa gambar hutan didapatkan rekan dari http://pageborders.org/download/forest/border/. Setiap siswa mengerjakan LKS di dalam kelompok masing-masing setelah bereksperimen. Bersama dengan guru, siswa juga diajak untuk merangkum dan merefleksikan pembelajaran. Lembar refleksi dengan cara kerja wemarnai bagian tumbuhan pohon cemara, digunakan untuk mengetahui perasaan dan pemahaman siswa akan materi. Pembelajaran ditutup setelah setiap siswa menentukan aksi mereka masing-masing. Penilaian terhadap seluruh proses pembelajaran menggunakan jenis penilaian tes dan nontes dengan teknik tertulis untuk menilai kemampuan kognitif, unjuk kerja untuk psikomotorik, dan observasi untuk afektif. Rubrik penilaian dan pedoman penskoran juga disiapkan untuk menilai ketiga kemampuan inti tersebut. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hari kedua (RPP H 2) menjadi isi selanjutnya setelah RPP H 1. Proses penyusunan komponen-komponen yang ada dalam RPP H 2 juga didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2006 dan Standar Isi, Proses, serta Penilaian. Komponen tersebut antara lain identitas RPP, Standar Kompetensi, Indikator kognitif, afektif, dan psikomotorik serta tujuan pembelajaran. Indikator kognitif sebagai kerangka utama pembelajaran terdiri dari dua indikator yakni mengidentifikasi 4 cara memelihara lingkungan dan menganalisis 4 manfaat memelihara tumbuhan. Terdapat dua indikator afektif dan tiga indikator psikomotorik yang disusun oleh peneliti. Kedua indikator afektif disusun oleh peneliti dengan melandaskan teori tentang membangun kesadaran menurut Bloom (Notoatmodjo dalam Jamanti, 2014) dengan harapan dapat memberikan pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan. Alokasi
waktu
pembelajaran
yang
direncanakan yaitu selama 2x35 menit. “Perilaku manusia yang peduli lingkungan” menjadi materi pembelajaran yang dipelajari bersama-sama. Dalam usaha memahami materi pembelajaran, peneliti mengkombinasikan Pendekatan PPR, Model Consercation Scout
(CS), metode
diskusi, demonstrasi, tanya jawab, penugasan, dan eksperimen sederhana. Terdapat juga media, alat, dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran khususnya untuk melaksanakan kegiatan eksperimen “Fungsi Akar”. Sumber belajar yang digunakan didapatkan dari buku teks dan juga internet. Kegiatan pembelajaran disusun dengan mengaplikasikan Pendekatan PPR, Model CS, dan Eksplorasi, Elaborasi, serta Konfirmasi (EEK). Lagu “Lihat Kebunku” dinyanyikan bersama-sama untuk mengawali pembelajaran. Gambar sebuah kebun yang penuh dengan bunga dan kebun kosong menjadi penghantar agar siswa memahami konteks yang diajarkan yakni tentang tumbuhan. Pengalaman yang akan didapatkan siswa diawali dengan tugas untuk menuliskan 4 cara memelihara lingkungan. Siswa bersama guru kemudian melakukan eksperimen bersama di dalam kelompok masing-masing menggunakan Panduan Eksperimen “Fungsi Akar”. Panduan eksperimen disusun berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan yang dilakukan kepada 5 siswa kelas III B. Dialog menjadi kegiatan yang mendominasi pembelajaran, untuk mewujudkan Pendidikan Emansipatoris.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Panduan yang digunakan siswa dibuat dengan kertas berukuran A4. Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian, dilengkapi dengan gambar-gambar dokumentasi pribadi peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan eksperimen “Fungsi Akar” juga disertai dengan gambar-gambar dokumentasi pribadi. Materi eksperimen yang digunakan guru sedikit berbeda dengan panduan untuk siswa. Materi yang digunakan guru juga berisikan deskripsi singkat mengenai latar belakang penyusunan materi dan kelebihan materi eksperimen. Referensi-referensi yang digunakan dalam penyusunan materi juga dilampirkan sebagai daftar referensi. Gambar pohon berakar sebagai sampul panduan eksperimen “Fungsi Akar” didapatkan oleh peneliti dari http://elipart-library.com/cartoon-tree-roots.html yang kemudian dikombinasikan dengan gambar seorang perempuan yang sedang menyiram tanaman sebagai background dari isi panduan. Gambar background tersebut didapatkan peneliti dari http://pageborders.org/download/flower/border/. Setiap siswa mengerjakan LKS di dalam kelompok masing-masing setelah bereksperimen. Bersama dengan guru, siswa juga diajak untuk menyimpulkan kegiatan eksperimen dan merefleksikan pembelajaran. Bentuk akhir refleksi siswa itu berbeda dengan RPP H 1, pada RPP H 2 siswa akan merefleksikan pengalaman belajar melalui karya seni yang mereka buat sendiri. Karya seni yang dibuat dapat berupa poster ataupun puisi. Hasil dari karya seni siswa kemudian digunakan sebagai tindak lanjut untuk melakukan peer tutoring kepada 5 orang di sekitar mereka. Pembelajaran ditutup setelah setiap siswa sudah menentukan aksi mereka masingmasing. Penilaian terhadap seluruh proses pembelajaran menggunakan jenis penilaian tes dan nontes dengan teknik tertulis untuk menilai kemampuan kognitif, unjuk kerja untuk psikomotorik, dan observasi untuk afektif. Rubrik penilaian dan pedoman penskoran juga disiapkan untuk menilai ketiga kemampuan inti tersebut. Isi dari materi secara umum dapat dilihat pada gambar 4.2.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.2 Isi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komponen terakhir dari materi adalah penutup. Penutup pada bagian akhir materi berisikan biografi peneliti dan rekan. Biografi yang dijelaskan oleh peneliti antara lain nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pendidikan yang telah ditempuh dan sedang ditempuh, kegiatan yang pernah diikuti, dan foto.
4.1.1.2.2
Desain Materi Setelah Divalidasi
Desain materi yang telah disusun oleh peneliti dan rekan kemudian dilakukan validasi. Proses validasi materi dilakukan oleh dua orang ahli, yaitu ahli IPA dan ahli bahasa serta Guru Kelas III A dan III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Validasi oleh ahli dan guru dilakukan untuk mengetahui kualitas materi, apakah sudah layak digunakan atau belum. Validasi ahli tersebut menggunakan pedoman penskoran skala empat menurut Sukardjo (2006). Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian yang merupakan satu kesatuan kemudian dipisah menjadi dua bagian. Bagian pertama yakni RPP H 1 dan RPP H 2, divalidasi dengan menggunakan instrumen validasi perangkat pembelajaran. Bagian kedua yakni Materi Eksperimen “Penyebab Banjir dan “Fungsi Akar”, divalidasi dengan menggunakan instrumen validasi kualitas materi eksperimen. Instrumen yang digunakan oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru untuk memvalidasi materi yang dikembangkan peneliti adalah sama. Peneliti dan rekan meyakini bahwa meskipun latar belakang keahlian dari masing-masing ahli tidak sama, akan tetapi penilaian, komentar, dan saran dari masing-masing validator dirasa berharga bagi kemajuan karya dalam penelitian ini. Instrumen validasi perangkat pembelajaran terdiri dari 9 aspek penilaian. Kesembilan aspek tersebut antara lain (1) identitas RPP, (2) perumusan indikator keberhasilan belajar, (3) perumusan tujuan, (4) pemilihan dan pengorganisasian materi, (5) pemilihan sumber/media belajar, (6) kegiatan pembelajaran, (7) penilaian hasil belajar, (8) Lembar Kerja Siswa, dan (9) Penggunaan bahasa tulis. Instrumen validasi kualitas materi eksperimen terdiri dari 5 aspek penilaian. Kelima aspek penilaian tersebut antara lain (1) identitas, (2) isi, (3) tampilan, (4) bahasa, dan (5) penggunaan serta penyajian. 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validator pertama pada penelitian ini adalah ahli Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Materi diserahkan kepada ahli untuk divalidasi pada tanggal 21 November 2016. Hasil validasi yang diberikan oleh ahli IPA dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Materi oleh Ahli IPA Skor Validator
Ahli IPA
RPP 3,82
Materi Eksperimen 3,81
RataRata 3,81
Kategori
Sangat Layak
Skor total yang diberikan oleh ahli IPA untuk kualitas perangkat pembelajaran berdasarkan tabel 4.1 yaitu 3,82 dan skor total untuk kualitas materi eksperimen yaitu 3,81. Perangkat pembelajaran dan materi eksperimen yang dikembangkan peneliti masuk dalam kategori “layak” digunakan atau untuk diimplementasikan dengan revisi sesuai saran. Komentar dan saran yang diberikan oleh ahli IPA digunakan oleh peneliti untuk merevisi atau memperbaiki materi. Komentar, saran, dan revisi untuk materi yang dikembangkan peneliti dapat dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8. Tabel 4.2 Komentar dan Saran dari Ahli IPA serta Revisi No 1
2
3
Komentar dan Saran Perangkat pembelajaran secara umum sudah bagus, yang perlu dilengkapi yaitu penjelasan tentang pendekatan, metode, dan model pembelajaran. Materi eksperimen secara keseluruhan sudah bagus. Media sampah daun sebaiknya menggunakan daun yang sudah kering. Lebih baik dicarikan lampiran gambar kebun yang penuh dengan bunga dari Indonesia.
Revisi Melengkapi materi dengan menyusun penjelasan tentang Pendekatan PPR, metode, dan Model Pembelajaran Conservation Scout. Menambahkan keterangan sampah daun kering pada rincian media untuk poin (g). Mengganti gambar kebun yang penuh dengan bunga pada lampiran gambar dengan gambar taman PGSD USD hasil dokumentasi pribadi.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagian-bagian dari materi yang diperbaiki oleh peneliti atas saran dari ahli IPA dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.3 Poin F Pada RPP H1 dan H2 Sebelum Direvisi
Gambar 4.4 Poin F Pada RPP H1 dan H2 Setelah Direvisi
Gambar 4.5 Poin g Pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1 Sebelum Direvisi
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.6 Poin g Pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1 Setelah Direvisi
Gambar 4.7 Gambar Kebun Penuh dengan Bunga Pada RPP H2 Sebelum Direvisi
Gambar 4.8 Gambar Kebun Penuh dengan Bunga Pada RPP H2 Setelah Direvisi
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Materi yang dikembangkan peneliti juga divalidasi oleh ahli bahasa. Materi diserahkan kepada ahli bahasa untuk divalidasi pada tanggal 28 November 2016. Hasil validasi yang diberikan oleh ahli bahasa dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Validasi Materi oleh Ahli Bahasa Skor Validator
Ahli Bahasa
RPP 3,85
Materi Eksperimen 3,96
RataRata 3,90
Kategori
Sangat Layak
Skor total yang diberikan oleh ahli bahasa untuk kualitas perangkat pembelajaran berdasarkan tabel 4.3 yaitu 3,85 dan skor total untuk kualitas materi eksperimen yaitu 3,96. Perangkat pembelajaran dan materi eksperimen yang dikembangkan peneliti masuk dalam kategori “layak” digunakan atau untuk diimplementasikan dengan revisi sesuai saran. Komentar dari ahli bahasa terhadap penggunaan bahasa dalam materi yang disusun peneliti tidak ada. Ahli bahasa memberi saran untuk menambahkan kata “aplikasi” pada langkah kesembilan dalam materi eksperimen sehingga menjadi “siapkan aplikasi Stopwatch!”. Saran lain yang diberikan yaitu membuat layout pada lampiran materi dan lagu supaya lebih menarik. Gambar hasil revisi materi dari saran ahli bahasa dapat dilihat pada gambar 4.9, 4.10, 4.11, 4.12. Gambar 4.9 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 9 Sebelum Direvisi
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.10 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 9 Setelah Direvisi
Gambar 4.11 Layout Lampiran Materi dan Lagu Sebelum Direvisi
Gambar 4.12 Layout Lampiran Materi dan Lagu Setelah Direvisi
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan juga divalidasi oleh Guru kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Validasi yang dilakukan termasuk validasi kualitas perangkat pembelajaran dan kualitas materi eksperimen. Hasil validasi yang diberikan oleh guru kelas III B dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Validasi Materi oleh Guru Kelas III B Skor Validator
Guru Kelas III B
RPP 3,07
Materi Eksperimen 3,07
RataRata 3,07
Kategori
Layak
Skor total yang diberikan oleh Guru kelas III B untuk kualitas perangkat pembelajaran berdasarkan tabel 4.4 yaitu 3,07 dan skor total untuk kualitas materi eksperimen yaitu 3,07. Perangkat pembelajaran dan materi eksperimen yang dikembangkan peneliti masuk dalam kategori “layak” digunakan atau untuk diimplementasikan dengan revisi sesuai saran. Komentar dan saran yang diberikan oleh Guru kelas III B juga digunakan oleh peneliti untuk merevisi atau memperbaiki materi. Komentar, saran, dan revisi untuk materi yang dikembangkan peneliti dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Komentar dan Saran dari Guru kelas III B serta Revisi No 1
2
Komentar dan Saran Secara umum perangkat pembelajaran ini sudah baik, hanya saja perlu perbaikan pada contoh gambar kebun pada lampiran materi. Sesuaikan nama alat percobaan dengan gambarnya.
Revisi Mengganti gambar kebun yang penuh dengan bunga pada lampiran gambar dengan gambar taman PGSD USD hasil dokumentasi pribadi. Menyesuaikan nama alat percobaan dengan gambarnya.
Saran dari Guru kelas III B untuk memperbaiki gambar kebun penuh dengan bunga pada lampiran materi dalam RPP hari kedua, sama dengan saran yang diberikan oleh ahli IPA. Bagian lain dari materi yang diperbaiki sesuai saran dari guru adalah menambahkan gambar dua buah pot yang berisi tanah sebanyak empat
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cetok. Langkah yang diperbaiki adalah langkah kegiatan nomor 4 yang ada dalam materi eksperimen “Fungsi Akar”, hasil revisi ini dapat dilihat pada gambar 4.13 dan 4.14. Gambar 4.13 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 4 Sebelum Direvisi
Gambar 4.14 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 4 Setelah Direvisi
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan juga divalidasi oleh Guru kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta. Validasi yang dilakukan termasuk validasi kualitas perangkat pembelajaran dan kualitas materi eksperimen. Hasil validasi yang diberikan oleh guru kelas III A dapat dilihat pada tabel 4.6..
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.6 Hasil Validasi Materi oleh Guru Kelas III A Skor Validator
Guru Kelas III A
RPP
Materi Eksperimen
3,32
3,44
Rata-
Kategori
Rata 3,38
Layak
Skor total yang diberikan oleh Guru kelas III A untuk kualitas perangkat pembelajaran berdasarkan tabel 4.6 yaitu 3,32 dan skor total untuk kualitas materi eksperimen yaitu 3,44. Materi yang dikembangkan peneliti masuk dalam kategori “layak” digunakan atau untuk diimplementasikan dengan revisi sesuai saran. Komentar dan saran yang diberikan oleh Guru kelas III A juga digunakan oleh peneliti untuk merevisi atau memperbaiki materi. Bagian dari materi yang diperbaiki sesuai saran dari guru adalah menambahkan gambar dua buah pot yang berisi tanah sebanyak empat cetok, sama dengan saran dari Guru kelas III B. Langkah yang diperbaiki adalah langkah kegiatan nomor 4 yang ada dalam materi eksperimen “Fungsi Akar”, hasil revisi ini dapat dilihat pada gambar 4.13 dan 4.14. Rekapitulasi penilaian dari dua ahli dan guru kelas terhadap materi dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Rekapitulasi Penilaian Materi oleh Ahli IPA, Ahli Bahasa, dan Guru Kelas III Skor No
Validator
RPP
Materi Eksperimen
RataRata
Kategori
1
Ahli IPA
3,82
3,81
3,81
Sangat Layak
2
Ahli Bahasa
3,85
3,96
3,90
Sangat Layak
3
Guru Kelas III A
3,32
3,44
3,38
Layak
4
Guru Kelas III B
3,07
3,07
3,07
Layak
Total Skor
14,16
Rata-Rata
3,54
Sangat Layak
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data yang didapatkan dari hasil validasi materi oleh dua ahli dan dua orang guru kelas memperoleh skor rata-rata 3,54. Kualitas materi yang dikembangkan peneliti berdasarkan hasil validasi pada tabel 4.7 dapat dikategorikan “sangat layak”. Panduan eksperimen untuk siswa menjadi materi terakhir yang dikembangkan oleh peneliti. Tahap validasi juga dilakukan untuk mengetahui kualitas panduan eksperimen untuk siswa sebelum digunakan. Kelima Siswa kelas III B SD N Jetis 1 yang berinisial Rz, Ts, De, Jn, dan Di dipilih oleh peneliti menjadi validator setelah mendapat rekomendasi kembali dari Guru kelas III B. Teknik wawancara kembali digunakan peneliti untuk memperoleh komentar dan masukan dari kelima siswa yang sudah mempelajari materi eksperimen. Wawancara validasi materi eksperimen dilaksanakan pada hari Selasa, 29 November 2016 di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sebanyak 6 pertanyaan utama yang kemudian dikembangkan sesuai kebutuhan dan hasil dari wawancara dicatat oleh peneliti. Guru merekomendasikan kelima siswa kelas III B untuk menjadi validator materi, akan tetapi siswa berinisial Di belum dapat diwawancarai dikarenakan belum mempelajari kedua materi eksperimen. Peneliti sudah dua kali mengingatkan Di untuk mempelajari materi dalam pertemuan yang berbeda, akan tetapi belum juga dipelajari. Validator pertama yang diwawancarai oleh peneliti adalah siswa berinisial De. De menyatakan bahwa dirinya bisa melihat, membaca, dan memahami dengan mudah seluruh isi panduan eksperimen termasuk dari segi bahasa. Ungkapan perasaan pada materi eksperimen sampai membuat dia berkata “menarik banget”. Gambar-gambar, tulisan, dan penjelasan dalam materi eksperimen itulah yang membuat dirinya tertarik. Perasaan lain yang dia ungkapkan setelah membaca panduan eksperimen adalah senang, dikarenakan dia bisa memahaminya. Keyakinan dalam dirinya juga diungkapkan dengan berkata “bisa” ketika melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan eksperimen. Siswa berinisial Jn adalah siswa kedua yang menjadi validator. Jn menyatakan bahwa dirinya bisa melihat, membaca, dan memahami dengan mudah bahasanya 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hingga seluruh isi panduan eksperimen. Ketertarikan Jn pada materi yang disusun peneliti, melebihi ketertarikan siswa berinisial De dengan berkata “menarik banget, banget”. Panduan yang berisi gambar dengan isi yang mudah dipahami menjadi alasan Jn mengapa tertarik pada panduan eksperimen yang dikembangkan peneliti. Perasaan lain yang diungkapkan oleh Jn adalah senang. Jn juga merasa bahwa dirinya bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan eksperimen yang dikembangkan peneliti. Validator ketiga yang diwawancarai peneliti adalah siswa berinisial Ts. Seluruh isi panduan termasuk dari segi bahasa, dapat dilihat, dibaca, dan dipahami dengan mudah oleh Ts. Pengalaman pertama kali dalam dirinya bisa membaca panduan eksperimen seperti yang dikembangkan oleh peneliti, membuat dirinya tertarik. Perasaan yang diungkapkan oleh Ts setelah membaca panduan eksperimen adalah senang. Ts juga merasa bahwa dirinya bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan eksperimen. Rz adalah inisial siswa terakhir yang menjadi validator panduan eksperimen. Rz menyatakan bahwa dirinya bisa melihat, membaca, dan memahami seluruh isi panduan eksperimen termasuk dari segi bahasanya. Panduan dengan gambar yang bagus dan tulisan yang jelas adalah alasan bagi Rz mengapa tertarik akan panduan eksperimen yang dikembangkan peneliti. Perasaan yang diungkapkan oleh Rz setelah membaca panduan eksperimen adalah senang. Peneliti mengajukan pertanyaan terakhir kepada Rz dengan berkata, “apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan eskperimen?”, kemudian Rz pun menjawab “bisa, yakin”. Hasil validasi dari keempat siswa kelas III B yang menjadi validator untuk panduan eksperimen, dapat disimpulkan bahwa panduan eksperimen yang dikembangkan peneliti sudah memenuhi 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson.
Panduan
diyakini
“layak”
untuk
digunakan
atau
untuk
diimplementasikan.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.1.3 Implementasi Penelitian dilaksanakan selama dua hari, yakni hari Rabu tanggal 14 Desember 2016 dan Kamis tanggal 15 Desember 2016 di kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Siswa yang dilibatkan dalam penelitian dengan bentuk kegiatan pembelajaran di kelas sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Siswa berinisial Af telah pindah ke sekolah lain setelah peneliti melaksanakan kegiatan observasi pembelajaran di kelas III B, sehingga berkurang satu siswa menjadi 24. Satu hari sebelum pelaksanaan penelitian hari pertama yakni hari Selasa, peneliti sudah memohon ijin untuk masuk ke kelas III B sesuai dengan kegiatan dalam RPP H 1. Pertemuan yang dilakukan hari Selasa adalah membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa, sehingga kelompok yang terbentuk berjumlah lima. Siswa kemudian mencatat tugas yang diberikan peneliti untuk kebutuhan pembelajaran hari pertama atau penelitian hari pertama. Tugas pertama yang diberikan peneliti yaitu, setiap kelompok membawa sebuah gambar bencana banjir dengan sumber diperbolehkan dari koran, internet, ataupun buku. Setiap kelompok menentukan satu anggota kelompok yang bertugas membawa gambar bencana banjir. Tugas kedua yang diberikan yaitu, setiap siswa mendapatkan tiga kantong plastik yang diberi label dengan warna dan tulisan yang berbeda. Kantong plastik yang diberikan oleh peneliti berukuran 1 kg. Kantong plastik dengan label berwarna kuning, digunakan siswa untuk membawa tanah atau pasir. Kantong plastik dengan label berwarna merah muda digunakan siswa untuk membawa sampah plastik yang sudah dipotong kecil-kecil. Satu kantong terakhir dengan label berwarna hijau digunakan siswa untuk membawa sampah daun.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.1.3.1
Penelitian Hari Pertama
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran hari pertama pada tanggal 14 Desember 2016. Satu siswa tidak dapat hadir dikarenakan sakit, sehingga peneliti melaksanakan pembelajaran bersama 23 siswa. Siswa yang tidak berangkat berinisial Fr. Pembelajaran di kelas sebagai bentuk kegiatan penelitian dijadwalkan pada pukul 09.15 WIB. Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kelas. Suasana batin yang dirasakan peneliti menjadi begitu tertantang setelah mengetahui bahwa siswa kelas III B baru saja selesai mengikuti pembelajaran olahraga. Tubuh berkeringat, nafas yang terengah-engah, dan wajah yang memerah menjadi tanda bahwa siswa baru saja melakukan kegiatan ataupun aktivitas yang cukup berat. Pembelajaran pun belum dapat dilakukan dikarenakan siswa meminta waktu untuk istirahat lebih lama, sehingga pembelajaran baru dapat dilakukan pada pukul 09.25 WIB. Pengaturan tempat duduk dan sikap seluruh siswa dilakukan pertama kali untuk mempersiapkan pribadi siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Lagu berjudul “Kerusakan Alam” yang menggunakan nada lagu “Becak” kemudian dinyanyikan bersama-sama setelah peneliti melakukan kegiatan presensi kehadiran siswa. Siswa bersama peneliti menyanyikan lagu sebanyak dua kali sesuai dengan permintaan siswa dengan berdiri sambil bertepuk tangan. Bernyanyi lagu “Kerusakan Alam” sambil bertepuk tangan juga dijadikan peneliti sebagai usaha untuk membangkitkan semangat dan motivasi belajar siswa. Siswa kemudian melihat gambar bencana banjir yang ditunjukkan oleh peneliti. Gambar tentang bencana banjir juga menjadi tugas yang diberikan oleh peneliti kepada siswa satu hari sebelum pelaksanaan penelitian. Setiap kelompok kemudian menunjukkan gambar bencana banjir yang dibawa masing-masing kelompok. Kelompok 1, 3, 4, dan 5 membawa gambar bencana banjir dalam bentuk print out yang didapatkan dari internet. Siswa berinisial Rs sebagai ketua kelompok
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2, membawa gambar banjir dari sumber yang berbeda dengan teman kelompok yang lain yakni didapatkan dari koran. Gambar yang ditunjukkan peneliti dan yang dibawa oleh setiap kelompok kemudian dipelajari bersama untuk dicari faktor penyebab dan dampaknya. Pertanyaan mengenai perasaan yang dirasakan ketika melihat gambar banjir juga diajukan oleh peneliti. Perasaan yang diungkapkan oleh siswa kelas III B antara lain “takut”, “rusak”, dan “sedih”. Siswa berinisial Io memberikan jawaban lain yang berbeda dengan siswa lainnya. Io mengatakan bahwa dirinya justru “senang” dikarenakan bisa bermain air atau pun berenang. Peneliti kemudian mengajukan pernyataan dan pertanyaan, “Kalau banjir terjadi, rumah kita bisa terendam air. Kita tidak bisa bermain, tidak bisa bersekolah, dan bahkan bisa kehilangan pakaian dan rumah. Apakah kamu mau hal itu terjadi padamu?”. Io kemudian menjawab kembali pertanyaan peneliti sambil tersenyum dengan berkata “iya, tidak apa-apa”. Peneliti berusaha untuk memberikan masukan dan mengarahkan jalan pemikiran Io dengan terus merespon jawabannya dan pada akhirnya memberi penguatan pada Io untuk mengkoreksi jawabannya. Setiap siswa kemudian mempelajari panduan ekperimen “Penyebab Banjir” selama 10 menit setelah kegiatan orientasi dilakukan oleh peneliti. Tidak ada satupun siswa yang tidak membaca panduan eksperimen yang diberikan peneliti. Peneliti kemudian mengarahkan kegiatan yang dilakukan selanjutnya yakni melakukan eksperimen di luar kelas. Setiap kelompok kemudian pergi ke luar kelas secara bergantian, agar tertib dan mengurangi kegaduhan maka dimulai dari kelompok 1 dan disusul kelompok selanjutnya hingga kelompok 5. Dua orang siswa yang termasuk dalam kelompok 3 belum bersedia keluar kelas dikarenakan masih ingin membaca materi di dalam kelas. Eksperimen “Penyebab Banjir” dilakukan di luar ruang kelas yakni di halaman depan sekolah berdekatan dengan kelas III A. Alat dan bahan yang digunakan untuk melaksanakan eksperimen sudah disiapkan terlebih dahulu untuk 5 kelompok dengan bantuan rekan peneliti yang berinisial A, R, dan T. Setiap 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok mendapatkan alat dan bahan seperti kotak plastik berbentuk persegi panjang yang sudah dipasangkan dengan botol yang dilubangi bagian tengahnya dan botol air mineral bekas berisi air sebanyak dua buah. Alat dan bahan untuk setiap kelompok tersebut ditata dengan posisi membentuk lingkaran, sehingga peneliti dapat menjelaskan kegiatan di tengah-tengah siswa. Siswa yang berkumpul di depan halaman sekolah ternyata tidak hanya dari kelas III B. Suasana di depan halaman sekolah menjadi cukup ramai dikarenakan beberapa siswa dari kelas I A dan B serta kelas II A ikut berkumpul bersama siswa kelas III B. Keadaan tersebut di luar prediksi dari peneliti, sebab mereka pulang lebih awal sebelum jadwal pulang. Peneliti bersama rekan akhirnya mengatur siswa-siswa selain kelas III B, mereka diperbolehkan melihat akan tetapi tidak diperkenankan terlalu dekat. Siswa
bersama
peneliti
kemudian
melakukan
kegiatan
demonstrasi
eskperimen “Penyebab Banjir” bersama. Dua orang siswa kemudian menawarkan diri untuk membacakan panduan di tengah-tengah siswa yang lain, siswa tersebut berinisial Rs dan Vv. Langkah-langkah kegiatan dalam panduan yang dibacakan oleh siswa Rs dan Vv kemudian dilaksanakan oleh siswa berinisial Io. Siswa lain selain Io, baik siswa perempuan dan laki-laki, kemudian mendekat dan saling berpartisipasi melakukan demonstrasi. Demonstrasi yang dilakukan bersama siswa berhasil dilaksanakan sesuai dengan panduan eksperimen. Eksperimen “Penyebab Banjir” kemudian dilaksanakan oleh setiap siswa dalam kelompok masing-masing. Setiap kelompok melakukan eksperimen dengan menggunakan panduan eskperimen. Posisi tempat siswa berkegiatan berubah menjadi berjajar berurutan dimulai dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 5 di sepanjang parit di halaman depan sekolah dengan lebar kurang lebih 10 cm. Perubahan posisi tersebut dikarenakan untuk menjaga kebersihan halaman sekolah, sehingga air yang digunakan untuk melakukan eksperimen dapat dibuang langsung melalui lubang botol yang dihadapkan ke parit.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Waktu yang digunakan untuk melakukan eksperimen bersama siswa yaitu selama 30 menit. Setiap siswa dalam kelompok saling bekerjasama melakukan eksperimen dengan cara berbagi tugas, ada yang mendapatkan tugas membaca langkah-langkah terlebih dahulu dan ada yang melaksanakan langkah kegiatannya. Barang-barang yang dibawa oleh setiap siswa seperti tanah/pasir, potongan sampah plastik, dan sampah daun juga tidak lupa digunakan oleh setiap siswa dalam eksperimen. Kelompok 1 menjadi kelompok pertama yang berhasil melaksanakan eksperimen “Penyebab Banjir” berdasarkan panduan. Kelompok selanjutnya yang berhasil melaksanakan eksperimen adalah kelompok 2, kemudian dilanjutkan oleh kelompok 4, 3, dan kelompok 5. Aktivitas belajar yang dilakukan setiap siswa dalam kelompok diamati oleh peneliti. Validasi panduan eksperimen pun kembali dilakukan oleh peneliti pada saat eksperimen berlangsung. Peneliti melakukan kegiatan tanya jawab singkat kepada setiap siswa di dalam kelompok secara acak untuk mengetahui apakah panduan eksperimen “Penyebab Banjir” sudah layak digunakan oleh siswa. Setiap siswa mengatakan bahwa mereka melakukan eksperimen berdasarkan pada panduan. Panduan yang dikembangkan oleh rekan peneliti dinilai oleh mereka dapat dipahami dengan mudah, baik bahasanya dan maksud dari setiap langkah-langkahnya. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen kemudian dibersihkan oleh setiap kelompok. Kegiatan belajar selanjutnya dilakukan kembali di dalam kelas setelah siswa mencuci tangan. Peneliti kemudian melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa baik secara individu dan kelompok. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti adalah tentang pengalaman masing-masing kelompok selama melakukan eksperimen “Penyebab Banjir”. Kelompok 1,2,3,4, dan 5 menyampaikan hasil eksperimen yang sama yakni berhasil. Keberhasilan mereka dalam melakukan eksperimen dikarenakan membaca dan mengikuti panduan eksperimen “Penyebab Banjir”. Sebagian besar siswa kelas III B mengatakan bahwa mereka merasa senang dapat melakukan eksperimen “Penyebab Banjir”, mereka dapat melihat dan 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membuktikkan bahwa kegiatan membuang sampah sembarangan khususnya di sungai ternyata dapat mengakibatkan sungai menjadi kotor dan banjir. Terdapat 3 siswa saja yang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti. Siswa berinisial Hn, Di, dan Io kemudian diajak oleh peneliti untuk bersama-sama menyimpulkan hasil dari eksperimen yang sudah dilakukan. Lembar Kerja Siswa (LKS) kemudian dibagikan kepada setiap siswa untuk dikerjakan. Terdapat 2 siswa yang tidak mengerjakan LKS, peneliti pun terus membujuk dan memberikan nasihat kepada siswa tersebut untuk segera mengerjakan hingga pada akhirnya mereka mengerjakan. LKS yang sudah selesai dikerjakan kemudian dikumpulkan kepada peneliti. Siswa berinisial Ts dan Rs menunjukkan jari paling awal dari pada siswa yang lain untuk menjawab pertanyaan dari peneliti. Peneliti mengajukan pertanyaan dengan tujuan untuk merangkum dan menyimpulkan pembelajaran hari pertama. Jawaban kedua siswa tersebut kemudian ditambahkan oleh siswa berinisial Gs dan Vv. Kesimpulan pembelajaran hari pertama menurut siswa kelas III B adalah eksperimen “Penyebab Banjir” itu menyenangkan dikarenakan dapat bermain sambil belajar, bisa melihat dan membuktikan akibat dari membuang sampah sembarangan, dan mudah untuk dilakukan dikarenakan menggunakan panduan dengan bahasa yang mudah dipahami. Peneliti pun menambahkan kesimpulan yang disampaikan oleh siswa kelas III B dengan mengajak mereka untuk membuang sampah pada tempat sampah. Pengalaman yang didapatkan pada pembelajaran hari pertamapun juga direfleksikan oleh setiap siswa menggunakan lembar refleksi. Lembar refleksi yang diterima siswa berisikan gambar pohon cemara yang sudah dibagi menjadi 3 bagian utama. Setiap bagian dari pohon cemara juga berisi keterangan tentang tingkat pemahaman akan materi pembelajaran khususnya tentang eksperimen “Penyebab Banjir”. Siswa cukup mewarnai satu bagian dari tumbuhan cemara sesuai dengan apa yang mereka pahami dan rasakan. Pertanyaan yang kemudian diajukan adalah tentang aksi yang akan dilakukan setiap siswa setelah mendapatkan pembelajaran tentang kerusakan alam. Peneliti mendukung aksi yang akan dilakukan setiap siswa, serta mengingatkan tugas 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dimiliki siswa. Tugas yang perlu mereka lakukan adalah membiasakan bersikap baik terhadap lingkungan dan juga mengingatkan orang lain ketika membuang sampah di sembarang tempat. Tugas lain yang diberikan oleh peneliti adalah lembar peertutoring. Siswa ditugasi untuk mentutori setidaknya 4-5 orang lain di sekitar siswa. Orang-orang yang ditutori diperbolehkan orang-orang dekat seperti ayah, ibu, kakak, adik, kakek, atau nenek. Tetangga dekat rumah atau pun saudara yang tinggal di beda tempat pun diperbolehkan untuk ditutori. Siswa diminta untuk menyampaikan pengalaman yang didapatkan selama pembelajaran hari pertama khususnya pada saat melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” dan menyampaikan pesan kepada orang yang ditutori. Hasil dari kegiatan peertutoring mereka tuliskan pada lembar yang diberikan oleh peneliti. Terdapat beberapa kolom pada lembar peertutoring yang sebaiknya diisi oleh setiap siswa antara lain yaitu nama, usia, alamat tempat tinggal, dan pesan/kesan dari orang yang ditutori. Pembelajaran kemudian ditutup dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh siswa berinisial Hn. Proses pelaksanaan penelitian pada hari pertama dapat dilihat secara umum pada gambar 4.15.
Gambar 4.15 Pelaksanaan Penelitian Hari Pertama
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.1.3.2
Penelitian Hari Kedua
Penelitian hari kedua dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2016. Seluruh siswa kelas III B mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti. Pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.30 WIB. Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kelas. Posisi duduk dan sikap seluruh siswa kemudian diatur oleh peneliti agar pembelajaran dapat segera dilaksanakan. Lagu berjudul “Lihat Kebunku” karya Pak Kasur kemudian dinyanyikan bersama-sama setelah peneliti melakukan kegiatan presensi kehadiran siswa. Lagu dinyanyikan sebanyak dua kali sesuai dengan permintaan siswa dengan berdiri sambil bertepuk tangan. Bernyanyi lagu “Lihat Kebunku” sambil bertepuk tangan juga dijadikan peneliti sebagai kegiatan motivasi. Peneliti kemudian mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai isi lagu yang sudah dinyanyikan. Kegiatan tanya jawab dilakukan peneliti bersama siswa untuk membimbing siswa memahami konteks pembelajaran yakni mengenai tumbuhan. Siswa melihat gambar kebun penuh dengan tumbuhan dan bunga serta gambar kebun kosong. Perasaan dari siswa secara umum setelah melihat gambar kebun yang penuh dengan tumbuhan serta bunga antara lain “senang, sejuk, adem, dan indah”. Perasaan siswa secara umum setelah melihat gambar kebun kosong antara lain “panas, sedih, dan tidak indah”. Siswa bernama H adalah satu-satunya siswa yang menyatakan pertama kali bahwa dirinya merasa senang ketika melihat kebun kosong. Peneliti kemudian memberikan respon kepada H dengan bertanya, “mengapa kamu merasa senang ketika melihat kebun kosong dari pada kebun penuh dengan tumbuhan?”, kemudian H pun menjawab, “soalnya saya bisa bermain sepak bola di situ Pak. Kalau main di kebun yang banyak tumbuhannya nanti bisa rusak kena bola”, jawab H sambil tertawa. H pun menyatakan bahwa dirinya juga menginginkan kebun yang penuh dengan tumbuhan serta bunga, sebab akan terasa lebih sejuk dan tidak panas. Gambaran secara umum dan tujuan dari pembelajaran kemudian disampaikan oleh peneliti kepada siswa. Gambar kebun kosong yang dipegang peneliti, kembali 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperlihatkan kepada siswa. Kegiatan tanya jawab kemudian dilakukan peneliti untuk mengetahui apa yang akan dilakukan siswa setelah melihat kebun kosong. Siswa berinisial Gs menjadi siswa yang pertama memberikan pendapat dengan menjawab “menanam tumbuhan Pak”. Siswa lain baik perempuan dan laki-laki juga menyetujui jawaban dari Gs, kemudian siswa berinisial De, Vv, dan Rz menambahkan jawaban dengan berpendapat bahwa setelah ditanam sebaiknya diberi pupuk dan disirami agar tumbuh besar. Pertanyaan lain yang diajukan peneliti yaitu “apakah dalam berbuat baik cukup kepada tumbuhan saja?”, siswa kemudian menjawab, “tidak Pak, ke hewan juga misalnya kucing, ikan, sapi”. Peneliti memberi penguatan kepada siswa bahwa berbuat baik itu harus dilakukan kepada seluruh ciptaan Tuhan, baik pada hewan, tumbuhan, dan khususnya pada manusia. Cara yang dimiliki oleh setiap siswa kelas III B dalam memelihara lingkungan berbeda-beda, hal ini diketahui peneliti setelah melakukan tanya jawab bersama siswa. Selembar kertas putih berukuran 15cmx7cm kemudian diberikan kepada siswa untuk menuliskan 4 macam cara dalam memelihara lingkungan. Peneliti mengajak siswa untuk menuliskan 4 cara memelihara lingkungan yang benar-benar akan dilakukan, bukan sebatas pada keinginan semata. Siswa bersama peneliti membuat janji untuk melaksanakan apa yang sudah ditulis pada selembar kertas tersebut. Setiap siswa kemudian mempelajari panduan ekperimen “Fungsi Akar” selama 8 menit. Tidak ada satupun siswa yang tidak membaca panduan eksperimen yang diberikan peneliti. Peneliti kemudian mengarahkan kegiatan yang dilakukan selanjutnya yakni melakukan eksperimen di luar kelas. Setiap kelompok kemudian pergi ke luar kelas secara bergantian, agar tertib dan mengurangi kegaduhan maka dimulai dari kelompok 1 dan disusul kelompok selanjutnya hingga kelompok 5. Eksperimen “Fungsi Akar” dilakukan di luar ruang kelas yakni di halaman depan sekolah. Alat dan bahan yang digunakan untuk melaksanakan eksperimen sudah disiapkan terlebih dahulu untuk 5 kelompok dengan bantuan rekan peneliti yang berinisial A, R, dan T. Setiap kelompok mendapatkan dua buah pot berukuran sama, dua buah botol air mineral, dan dua buah kotak plastik berbentuk persegi panjang. 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tanah dan tanaman padi belum dibagikan kepada siswa dengan tujuan agar tidak digunakan sebagai bahan mainan. Alat dan bahan untuk setiap kelompok tersebut ditata dengan posisi membentuk lingkaran, sehingga peneliti dapat menjelaskan kegiatan di tengah-tengah siswa. Siswa berinisial De dan Jn meminta kesempatan kepada peneliti untuk membacakan panduan eksperimen “Fungsi Akar” selama kegiatan demonstrasi. Langkah-langkah kegiatan eksperimen yang dibacakan De dan Jn kemudian dilaksanakan oleh siswa berinisial Ik, Io, dan Hn. Siswa yang lain melihat demonstrasi yang dilakukan dengan berdiri dan membentuk lingkaran di sekitar tempat
demonstrasi.
Demonstrasi
yang dilakukan bersama siswa berhasil
dilaksanakan sesuai dengan panduan eksperimen. Eksperimen “Fungsi Akar” kemudian dilaksanakan oleh setiap siswa dalam kelompok masing-masing. Setiap kelompok melakukan eksperimen dengan menggunakan panduan eskperimen. Waktu yang digunakan untuk melakukan eksperimen bersama siswa yaitu selama 30 menit. Setiap siswa dalam kelompok saling bekerjasama melakukan eksperimen dengan cara berbagi tugas, ada yang mendapatkan tugas membaca langkah-langkah dalam panduan eksperimen dan ada yang melaksanakan langkah kegiatannya. Tanah yang dibutuhkan siswa sudah disiapkan dalam karung goni berukuran 25 kg, sedangkan padi yang disiapkan sebanyak 10 tangkai dan 8 rumpun. Kelompok diberi keleluasaan untuk memilih sendiri padi yang akan digunakan untuk melakukan eksperimen. Kelompok 3 dan 4 menjadi kelompok awal yang berhasil melaksanakan eksperimen “Fungsi Akar” berdasarkan panduan. Kelompok selanjutnya yang berhasil melaksanakan adalah kelompok 5 dan 1. Satu kelompok terakhir yakni kelompok 2 perlu menunggu cukup lama untuk bisa membuktikkan cepat dan lambatnya air yang turun dari kedua buah pot. Faktor yang menyebabkan kelompok 2 perlu menunggu lama adalah salah satu siswa menambahkan langkah kegiatan sendiri pada langkah kegiatan dalam panduan eksperimen nomor 6. Tanah yang berada dalam pot pun menjadi padat, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama agar 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
air bisa meresap dan turun ke bawah. Aktivitas belajar yang dilakukan setiap siswa dalam kelompok diamati oleh peneliti. Validasi panduan eksperimen pun kembali dilakukan oleh peneliti pada saat eksperimen berlangsung. Peneliti melakukan kegiatan tanya jawab singkat kepada setiap siswa di dalam kelompok secara acak untuk mengetahui apakah panduan eksperimen “Fungsi Akar” sudah layak digunakan oleh siswa. Setiap siswa mengatakan bahwa mereka melakukan eksperimen berdasarkan pada panduan. Panduan yang dikembangkan oleh peneliti dinilai oleh mereka dapat dipahami dengan mudah, baik bahasanya dan maksud dari setiap langkah-langkah kegiatannya. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen kemudian dibersihkan oleh setiap kelompok. Kegiatan belajar selanjutnya dilakukan kembali di dalam kelas setelah siswa mencuci tangan. Peneliti kemudian melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa baik secara individu dan kelompok. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti adalah tentang pengalaman masing-masing kelompok selama melakukan eksperimen “Fungsi Akar”. Kelompok 1,2,3,4, dan 5 menyampaikan hasil eksperimen yang sama yakni berhasil. Keberhasilan mereka dalam melakukan eksperimen dikarenakan membaca dan mengikuti panduan eksperimen “Fungsi Akar”. Siswa kelas III B mengatakan bahwa mereka merasa senang dapat melakukan eksperimen “Fungsi Akar”, mereka dapat melihat dan membuktikkan bahwa akar yang dimiliki tumbuhan ternyata dapat menahan tanah sehingga tidak mudah longsor serta menahan air di bawah tanah sehingga tidak akan mudah terjadi kekeringan. Pengalaman melakukan eksperimen “Fungsi Akar” merupakan pengalaman pertama kali yang dialami oleh mereka, sehingga mereka mengekspresikan perasaan mereka dengan berkata, “kok bisa ya?, berarti tumbuhan memang bermanfaat ya!”. Pertanyaan tentang ajakan untuk merawat tumbuhan yang disampaikan oleh peneliti pun juga dijawab oleh siswa dengan berkata, “bersedia”. Lembar Kerja Siswa (LKS) dibagikan kepada setiap siswa untuk dikerjakan. Siswa selanjutnya menuliskan minimal 4 manfaat yang akan didapatkan setelah merawat tumbuhan. Ada lebih dari 3 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa yang hendak menuliskan manfaat merawat tumbuhan lebih dari 4. Peneliti pun memperbolehkan siswa tersebut untuk mengungkapkan apa yang dia pikirkan sebagai bentuk perwujudan Pendidikan Emansipatoris. LKS yang sudah selesai dikerjakan kemudian dikumpulkan kepada peneliti. Peneliti kemudian mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mempertegas kembali pentingnya tumbuhan bagi kehidupan siswa, peneliti, dan manusia pada umumnya. Gambar poster hasil karya Siswa kelas IV SD Kanisius Eksperimental Mangunan, kemudian ditunjukkan kepada siswa kelas III B. Karya seni lain yang dilihat oleh siswa adalah puisi berjudul “Tumbuhan di Rumah”, karya pribadi dari peneliti. Peneliti mengajak siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka terhadap tumbuhan melalui karya seni. Siswa diberi kebebasan untuk memilih karya seni yang hendak mereka buat, akan tetapi pilihannya cukup dua dikarenakan rubrik penilaian yang disusun digunakan untuk menilai poster dan puisi. Seluruh siswa akhirnya memutuskan untuk membuat karya seni poster dan tidak ada satupun yang membuat puisi. Selembar kertas HVS putih berukuran A4 kemudian dibagikan kepada setiap siswa. Poster yang dibuat oleh siswa cukup beragam, ada yang dihiasi dengan pensil warna, ada yang meminta untuk tidak diberi warna sehingga cukup hitam putih saja, dan ada yang menghiasi dengan warna serta gambar-gambar. Waktu yang diberikan untuk membuat poster adalah 15 menit, akan tetapi baru setengah dari jumlah siswa yang sudah menyelesaikan poster mereka sesuai dengan waktu yang diberikan. Peneliti kemudian memutuskan untuk meminta poster yang sudah selesai dibuat dan bagi siswa yang belum dapat menyelesaikannya, peneliti memberi kesempatan untuk menyelesaikannya di rumah dan dikumpulkan hari Jumat. Peneliti kemudian mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan tujuan untuk merangkum dan menyimpulkan pembelajaran hari kedua. Kesimpulan pembelajaran hari kedua menurut siswa kelas III B adalah eksperimen “Fungsi Akar” itu menyenangkan dikarenakan baru pertama kali mengalaminya, dalam artian bahwa baru pertama kali mengetahui dan membuktikkan bahwa tumbuhan dapat menahan tanah dan menyerap 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
air. Eksperimen dirasa mudah untuk dilakukan dikarenakan menggunakan panduan dengan bahasa yang mudah dipahami. Peneliti pun menambahkan kesimpulan yang disampaikan oleh siswa kelas III B dengan mengajak mereka untuk merawat tumbuhan dan lingkungan sekitar. Caracara sederhana yang dapat dilakukan untuk merawat lingkungan yaitu menanam, memberi pupuk, dan menyirami tumbuhan. Perilaku yang baik terhadap lingkungan dapat dilakukan juga terhadap hewan sebagai contoh memberi makan ikan, kucing, atau sapi. Janji yang sudah dituliskan oleh siswa pun kembali diingatkan oleh peneliti agar dilakukan, sebab janji tersebut merupakan bentuk aksi yang akan mereka lakukan terhadap lingkungan. Peneliti mendukung aksi yang akan dilakukan setiap siswa, serta mengingatkan tugas yang dimiliki siswa. Tugas yang perlu mereka lakukan adalah membiasakan bersikap baik terhadap lingkungan dan juga mengingatkan orang lain untuk merawat lingkungan, baik terhadap tumbuhan dan hewan. Tugas lain yang diberikan oleh peneliti adalah lembar peertutoring. Siswa ditugasi untuk mentutori kembali setidaknya 4-5 orang lain di sekitar siswa, diperbolehkan orang yang sudah ditutori tentang pengalaman belajar hari pertama bersama peneliti atau lebih baik lagi jika orang baru. Orang-orang yang ditutori diperbolehkan orang-orang dekat seperti ayah, ibu, kakak, adik, kakek, atau nenek. Tetangga dekat rumah ataupun saudara yang tinggal di beda tempatpun diperbolehkan untuk ditutori. Siswa diminta untuk menyampaikan pengalaman yang didapatkan selama pembelajaran hari kedua khususnya pada saat melakukan eksperimen “Fungsi Akar” dan menyampaikan pesan kepada orang yang ditutori. Pelaksanaan penelitian pada hari kedua dapat dilihat secara umum pada gambar 4.16.
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.16 Pelaksanaan Penelitian Hari Kedua
4.1.1.4 Evaluasi Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan data-data empiris dari pelaksanaan penelitian pada hari pertama dan kedua di kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Data-data empiris yang didapatkan selama implementasi materi bersama dengan siswa kelas III B kemudian dianalisis untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan. Pembelajaran hari pertama atau penelitian hari pertama secara umum berjalan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama. Salah satu faktor yang menjadi penentu kelancaran pembelajaran hari pertama adalah pertemuan antara peneliti dengan siswa kelas III B pada hari Selasa. Pertemuan yang dilakukan satu hari sebelum pembelajaran hari pertama menjadi penting dikarenakan terdapat 2 tugas pokok yang harus dikerjakan oleh siswa sebelum belajar bersama peneliti pada hari Rabu. Partisipasi aktif dari siswa kelas III B dengan bersedia dibentuk menjadi 5 kelompok besar dan bersedia membawa tanah/pasir, sampah daun kering, dan sampah plastik yang dipotong kecil-kecil menjadikan kegiatan eksperimen “Penyebab Banjir” dapat terlaksana”. Setiap kelompok juga bersedia membawa gambar banjir dari 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sumber yang berbeda sehingga dapat mempermudah dalam mempelajari konteks pembelajaran yakni tentang kerusakan alam khususnya banjir. Penyusunan lagu “Kerusakan Alam” yang merupakan gubahan dari lagu “Becak” dapat membuat siswa menjadi gembira dan bersemangat. Langkah-langkah kegiatan yang disusun oleh rekan peneliti, dimulai dari kegiatan awal hingga kegiatan penutup dapat dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Namun demikian, terdapat beberapa langkah kegiatan yang perlu dievaluasi. Rincian kegiatan yang perlu dievaluasi adalah rincian kegiatan yang ada pada kegiatan inti. Langkah kegiatan nomor 12 dan 13 sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sebelum siswa menyimak penjelasan dari guru tentang eksperimen “Penyebab Banjir”, atau menjadi poin kegiatan nomor 9 dan 10. Siswa perlu diberikan gambaran awal tentang kegiatan eksperimen dengan cara diberikan panduan eksperimen untuk dibaca dan dipahami terlebih dahulu sebelum keluar kelas. Setiap siswa diharapkan sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan setelah berada di luar kelas. Langkah kegiatan nomor 18 dan 19 sebaiknya juga dilakukan terlebih dahulu setelah siswa melakukan eksperimen “Penyebab Banjir”, sedangkan langkah nomor 17 bisa dilakukan jika waktu memungkinkan. Keterangan untuk menaruh potonganpotongan sampah daun dan plastik hingga menyumbat lubang pada ujung botol juga perlu ditambahkan untuk langkah kegiatan nomor 8 dalam panduan eksperimen “Penyebab Banjir”. Lembar refleksi yang disusun juga memudahkan siswa dalam mengungkapkan perasaan mereka selama mengikuti pembelajaran hari pertama, dikarenakan cara pengerjaan lembar refleksi yang mudah yakni cukup dengan mewarnai pada bagian tumbuhan cemara. Pembelajaran hari kedua atau penelitian hari kedua secara umum juga berjalan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari kedua. Langkahlangkah kegiatan yang direncanakan, dimulai dari kegiatan awal hingga kegiatan penutup dapat dilaksanakan oleh peneliti di kelas III B sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Kegiatan motivasi yang direncanakan dengan menyanyikan lagu “Lihat Kebunku” karya Pak Kasur dapat membuat siswa menjadi gembira dan 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bersemangat. Rincian pertanyaan-pertanyaan yang disusun sebagai bagian dari kerangka pembelajaran memudahkan peneliti dan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Poin-poin penting pertanyaan yang disediakan mengupayakan terwujudnya salah satu prinsip pendidikan emansipatoris yakni dialog yang kritis. Gambar kebun penuh dengan tumbuhan dan bunga hasil dokumentasi pribadi yang dihadirkan oleh peneliti dapat mempermudah siswa dalam memahami konteks pembelajaran
yakni
tentang
tumbuhan.
Siswa
menjadi
terbantu
dalam
mengungkapkan perasaan mereka terhadap keberadaan tumbuhan. Partisipasi aktif dari siswa kelas III B dengan tetap bersedia untuk bekerja dalam kelompok besar yang sama menjadikan pembelajaran berjalan lancar. Namun demikian, terdapat beberapa langkah kegiatan yang perlu dievaluasi. Rincian kegiatan yang perlu dievaluasi adalah rincian kegiatan yang ada pada kegiatan inti. Langkah kegiatan nomor 17 dan 18 sebaiknya dilakukan terlebih dahulu atau diubah menjadi langkah nomor 14 dan 15. Siswa perlu diberikan gambaran awal tentang kegiatan eksperimen “Fungsi Akar” dengan cara diberikan panduan eksperimen untuk dibaca dan dipahami terlebih dahulu sebelum keluar kelas. Setiap siswa diharapkan sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan setelah berada di luar kelas. Eksperimen “Fungsi Akar” yang dilakukan oleh siswa kelas III B berjalan sesuai dengan panduan eksperimen. Namun demikian, terdapat satu kelompok yang mengalami kendala dikarenakan menambahkan langkah kegiatan sendiri yang tidak sesuai dengan panduan. Kelompok 2 menekan tanah yang sudah dimasukkan ke dalam pot sehingga tanah menjadi lebih padat. Langkah tersebut tidak tertulis pada panduan eksperimen, sehingga mengakibatkan air yang dituang oleh kelompok 2 ke dalam pot meresap lebih lama dari pada kelompok 1,3,4, dan 5. Peneliti akan menambahkan keterangan pada langkah nomor 6 yakni “tanah tidak perlu ditekan”. Keterangan tambahan ini diharapkan dapat mengantisipasi kesalahan yang akan dilakukan oleh siswa. Penugasan yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk membuat karya seni berupa poster atau puisi dapat mengembangkan kreativitas dari siswa. Karya seni 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut dapat menjadi sarana untuk mengembangkan semangat dan motivasi untuk merawat tumbuhan, tidak hanya pada diri sendiri melainkan juga orang di sekitar siswa melalui kegiatan peertutoring. Langkah kegiatan nomor 29 dapat dilakukan oleh guru jika waktu memungkingkan, namun jika tidak memungkinkan, guru cukup melakukan tanya jawab bersama kelima kelompok. Pengalaman yang didapatkan oleh peneliti selama menjalin wawancara bersama D mengubah pandangan dan penilaian terhadap pribadi D. Penilaian dengan kemampuan rendah yang disampaikan oleh guru kelas III B ternyata tidak sepenuhnya benar. Data rapor yang dijadikan landasan penentuan kemampuan terhadap D ternyata tidak sepenuhnya mewakili. Dialog bersama D dapat mengubah pandangan peneliti bahwa sebenarnya D memiliki kehebatan lain yang tidak dimiliki oleh siswa lain. Kemampuan dalam mengidentifikasi dan menganalisis gagasangagasan inovatif dan kreatif ternyata dimiliki oleh D. Pendapatnya mengenai panduan yang menarik, sangat membantu peneliti dalam mengembangkan panduan eksperimen. 4.1.1.5 Revisi Langkah kelima dari prosedur pengembangan materi menurut Tomlinson adalah revisi. Proses revisi sebagai langkah kelima dalam penelitian ini, merupakan usaha terakhir untuk memperbaiki isi materi agar kualitasnya semakin baik. Hasil evaluasi terhadap implementasi materi pada Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta menjadi dasar dari proses revisi. Bagian dari Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan yang perlu diperbaiki secara umum adalah rincian kegiatan inti pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama dan hari kedua. Rincian kegiatan inti dalam RPP hari pertama dilakukan perbaikan pada langkah kegiatan nomor 12 dan 13. Langkah kegiatan tersebut diubah menjadi langkah kesembilan dan kesepuluh atau menjadi langkah awal dari rincian kegiatan inti. Proses revisi untuk langkah kegiatan nomor 12 dan 13 dapat dilihat pada gambar 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.17 dan 4.18. Kegiatan yang dilakukan pada langkah nomor 18 dan 19 dalam rincian kegiatan inti juga dilakukan perbaikan. Langkah nomor 18 dan 19 diubah menjadi langkah 15 dan 16 atau dilakukan setelah langkah ke 14. Proses revisi untuk langkah kegiatan nomor 18 dan 19 dapat dilihat pada gambar 4.19 dan 4.20. Gambar 4.17 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Sebelum Direvisi
Gambar 4.18 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Setelah Direvisi
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.19 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Sebelum Direvisi
Gambar 4.20 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Setelah Direvisi
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Langkah kegiatan nomor 8 dalam panduan eksperimen Penyebab Banjir” untuk siswa juga dilakukan perbaikan. Keterangan untuk menaruh sampah hingga menyumbat lubang pada ujung botol ditambahkan sebagai keterangan penjelas. Proses revisi untuk langkah kegiatan nomor 8 dalam panduan eksperimen “Penyebab Banjir” untuk siswa dapat dilihat pada gambar 4.21 dan 4.22. Gambar 4.21 Langkah Kegiatan Nomor 8 (Sebelum Direvisi)
Gambar 4.22 Langkah Kegiatan Nomor 8 (Setelah Direvisi)
Rincian kegiatan inti dalam RPP hari kedua dilakukan perbaikan pada langkah kegiatan nomor 17 dan 18. Langkah kegiatan tersebut diubah menjadi langkah ke 14 dan ke 15. Proses revisi untuk langkah kegiatan nomor 17 dan 18 dapat dilihat pada 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gambar 4.23 dan 4.24. Langkah kegiatan nomor 6 dalam panduan eksperimen “Fungsi Akar” untuk siswa juga dilakukan perbaikan. Keterangan untuk tidak perlu menekan tanah yang sudah dimasukkan ke dalam pot ditambahkan sebagai keterangan penjelas agar siswa tidak menekan tanah di dalam pot. Proses revisi untuk langkah kegiatan nomor 6 dalam panduan eksperimen “Fungsi Akar” untuk siswa dapat dilihat pada gambar 4.25 dan 4.26. Gambar 4.23 Rincian Kegiatan Inti RPP H 2 Nomor 14 dan 15 Sebelum Direvisi
Gambar 4.24 Rincian Kegiatan Inti RPP H 2 Nomor 14 dan 15 Setelah Direvisi
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.25 Langkah Kegiatan Nomor 6 Sebelum Direvisi
Gambar 4.26 Langkah Kegiatan Nomor 6 Setelah Direvisi
4.1.2
Deskripsi Kualitas Materi Deskripsi kualitas panduan eksperimen “Penyebab Banjir” didapatkan oleh
peneliti dengan cara yang pertama yaitu mengajukan pertanyaan kepada setiap siswa di dalam kelompoknya masing-masing pada saaat pelaksanaan eksperimen, berdasarkan pada 6 poin utama pertanyaan dalam instrumen wawancara validasi
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi oleh siswa. Cara kedua yang dilakukan adalah melihat hasil refleksi siswa pada lembar refleksi. Hasil wawancara kepada 23 siswa yang mengikuti pembelajaran hari pertama, khususnya eksperimen “Penyebab Banjir” dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Wawancara Kualitas Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir” No 1 2 3 4 5 6
Kriteria Bisa melihat dan membaca seluruh isi panduan Tertarik pada panduan Dapat memahami maksud dari panduan Bahasa mudah dipahami Merasa senang setelah membaca panduan Bisa melakukan eksperimen dengan bantuan panduan
Jumlah Siswa 21 23 21 21 23 21
Panduan eksperimen “Penyebab Banjir” dapat dikatakan layak digunakan oleh siswa kelas III B, dengan dasar hasil wawancara kualitas panduan eksperimen bersama Siswa, dikarenakan lebih dari 20 siswa dapat bereksperimen dengan menggunakan panduan. Lembar refleksi yang diberikan kepada setiap siswa juga digunakan sebagai evaluasi untuk mengetahui kualitas dari panduan eksperimen “Penyebab Banjir”. Terdapat 2 kriteria yang digunakan dalam lembar refleksi untuk mengetahui kualitas dari panduan eksperimen. Kualitas panduan eksperimen berdasarkan pengerjaan lembar refleksi dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Kualitas Panduan Eksperimen Berdasarkan Lembar Refleksi Siswa No 1 2
Kriteria Bisa melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” berdasarkan panduan Belum bisa melakukan eksperimen “Penyebab Banjir”
Jumlah Siswa 21 2
Panduan eksperimen “Penyebab Banjir” dapat dikatakan layak digunakan oleh siswa kelas III B dikarenakan 21 siswa sudah menyatakan bahwa mereka dapat bereksperimen dengan menggunakan panduan dan dua siswa mengatakan belum bisa. Deskripsi kualitas panduan eksperimen “Fungsi Akar” didapatkan oleh peneliti dengan cara mengajukan pertanyaan kepada setiap siswa di dalam kelompoknya masing-masing pada saaat pelaksanaan eksperimen, berdasarkan pada 6
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
poin utama pertanyaan dalam instrumen wawancara validasi materi oleh siswa. Hasil wawancara kepada 24 siswa yang mengikuti pembelajaran hari kedua khususnya eksperimen “Fungsi Akar” dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil Wawancara Validasi Panduan Eksperimen “Fungsi Akar” Siswa kelas III B No 1 2 3 4 5 6
Kriteria Bisa melihat dan membaca seluruh isi panduan Tertarik pada panduan Dapat memahami maksud dari panduan Bahasa mudah dipahami Merasa senang setelah membaca panduan Bisa melakukan eksperimen dengan bantuan panduan
Jumlah Siswa 23 24 22 23 24 24
Panduan eksperimen “Fungsi Akar” dapat dikatakan layak digunakan oleh siswa kelas III B, dengan dasar yaitu hasil wawancara kualitas panduan eksperimen bersama Siswa, dikarenakan lebih dari 20 siswa dapat bereksperimen dengan menggunakan panduan.
4.2 Pembahasan Materi
Pendidikan
Kesadaran
dan
Kepedulian
Lingkungan
yang
dikembangkan oleh peneliti mendapat tanggapan yang baik dari Validator, Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Kualitas materi dinilai sangat layak digunakan berdasarkan hasil wawancara bersama siswa tentang kualitas panduan eksperimen dan kuesioner yang diberikan kepada ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas. Hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas terhadap Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan memperoleh skor rata-rata 3,54. Kualitas materi yang dikembangkan peneliti berdasarkan hasil validasi dapat dikategorikan “sangat layak”. Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan dapat dikatakan “sangat layak” untuk digunakan oleh Guru dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Hal tersebut
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat terjadi dikarenakan dalam penyusunan materi, peneliti memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut: 4.2.1
Materi Dikembangkan Berdasar Pada 5 Langkah dan 10 Prinsip Pengembangan Materi Menurut Tomlinson Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh peneliti
merupakan gagasan dari Tomlinson. Pengembangan materi yang dimaksud menurut Tomlinson (2005) adalah pengembangan terhadap bahan-bahan apapun yang dapat berupa buku teks, buku kerja (LKS), kaset, atau pun video yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Isi materi menjadi fokus utama yang perlu diperhatikan dalam proses pengembangan materi. Pengembangan materi yang dilaksanakan dalam penelitian ini melalui 5 langkah kegiatan yaitu analisis kebutuhan siswa, desain, implementasi, evaluasi, dan revisi. Kegiatan observasi pembelajaran yang dilakukan di kelas III B menjadi pengalaman awal yang terus memotivasi peneliti untuk mengobservasi sikap serta perilaku siswa terhadap lingkungan. Wawancara juga dilakukan kepada siswa, guru, dan kepala sekolah untuk melakukan analisis kebutuhan terhadap materi eskperimen. Hasil dari kegiatan observasi dan wawancara memotivasi peneliti untuk fokus dalam mengembangkan
materi
pembelajaran
yang
dapat
memberikan
pendidikan
lingkungan. Materi yang disusun berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama dan hari kedua, materi eksperimen “Penyebab Banjir” dan “Fungsi Akar” dengan menggunakan Model Pembelajaran Conservation Scout untuk Guru serta panduan eksperimen untuk siswa kelas III B. Keseluruhan materi kemudian disusun menjadi sebuah buku dengan judul Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan, dengan melandaskan diri pada 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (2005). Materi yang dikembangkan dalam bentuk buku dapat digunakan oleh Guru dan siswa kelas III B dikarenakan sudah mendapat penilaian “sangat layak” dari dua ahli dan guru kelas. Guru dan siswa dapat mempelajari bersama tentang penyebab 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
banjir dan fungsi tumbuhan melalui kegiatan eksperimen dengan membaca isi materi terlebih dahulu. Materi yang dikembangkan oleh peneliti merupakan sumbangsih yang diberikan untuk memberikan pendidikan lingkungan, karena lokasi sekolah serta sebagian besar siswa berasal dari daerah Jetis. Daerah Jetis merupakan salah satu kecamatan yang masuk dalam 5 kecamatan berpotensi mengalami kekeringan serta berdekatan dengan Sungai Code. Materi yang disusun dengan memenuhi 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson tentunya dapat membuat rasa keingintahuan, ketertarikan, dan perhatian siswa menjadi terpancing untuk terus membaca dan mempelajari materi. Siswa dan guru yang sudah membaca materi akan diajak untuk melakukan kegiatan berpikir berpikir. Kegiatan berpikir yang dilakukan dengan disertai rasa nyaman, senang, dan bahagia setelah membaca materi yang berisikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami, contoh-contoh, dan gambar yang relevan akan semakin mengembangkan kepercayaan diri dalam diri siswa. Kepercayaan diri yang tumbuh dalam diri siswa untuk melakukan eksperimen sendiri dengan bantuan panduan juga dapat mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kegiatan eksperimen yang dilakukan juga mengupayakan berkembangnya kemampuan intelektual, estetika, emosional, dan menstimulasi otak kanan serta otak kiri dikarenakan dilakukan melalui aktivitas individu serta kelompok. Siswa dan guru akan termotivasi untuk memberikan respon positif atas informasi atau kegiatan yang sudah dipelajari atau dilakukan untuk kemudian dapat melakukan suatu karya bagi dirinya, orang lain, dan lingkungan sekitarnya. 4.2.2
Kelebihan dan Kelemahan Materi Peneliti mendapatkan komentar dan masukan yang membangun kualitas
materi yang dikembangkan oleh peneliti. Data yang didapatkan dapat membantu peneliti untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari materi yang dikembangkan dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”.
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.2.1 Kelebihan Materi Penyusunan materi bertujuan untuk mendidik Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang berdasar pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama dan RPP hari kedua. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dijadikan sebagai perantara tersampaikannya pendidikan lingkungan. Kompetensi Dasar 6.4 yang akan dicapai pada RPP hari pertama dan kedua, diajarkan sebagai bentuk pendidikan lingkungan dan bukan sebatas pada ilmu lingkungan, sehingga diharapkan siswa menjadi lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan. Sebagian besar siswa berasal dari daerah Kecamatan Jetis. Wilayah Kecamatan Jetis merupakah salah satu wilayah yang dilewati oleh aliran Sungai Code serta termasuk dalam 5 kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan dikarenakan semakin sedikitnya lahan hijau. Materi yang dikembangkan peneliti bertujuan untuk memberikan pendidikan yang mampu menyadarkan siswa sehingga pada akhirnya diharapkan dapat semakin peduli terhadap pentingnya kebersihan sungai dan terhadap keberadaan tumbuhan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan juga menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif. Penggunaan Pendekatan PPR akan membantu siswa lebih mudah dalam memahami konteks pembelajaran melalui pengalaman belajar yang nyata. Siswa juga diajak untuk merefleksikan pengalaman belajar yang didapat untuk kemudian menentukan aksi nyata yang akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa terus dibangun dalam proses pembelajaran untuk mengupayakan terwujudnya Pendidikan Emansipatoris. Dialog yang terjalin antara guru dan siswa diharapkan dapat membangun kesadaran kritis diantara keduanya khususnya terhadap terhadap permasalahan lingkungan. Penggunaan dialog dan wawancara selama proses pelaksanaan pembelajaran menjadi usaha dalam menghormati hak-hak dari setiap siswa. Siswa diperbolehkan untuk bertanya jika mereka merasa belum dapat memahami maksud dari materi yang disampaikan oleh guru, mereka berhak untuk menjawab pertanyaan 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang diajukan oleh guru serta memberikan pendapat atau tanggapan atas pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran yang berlangsung menggunakan materi ini selalu mengingatkan guru untuk tidak membatasi kehendak siswa yang positif melainkan mendorong siswa untuk mengekspresikan dirinya sebagai bentuk pemberdayaan diri siswa (empowering) khususnya dalam pengembangan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Jawaban ataupun pendapat yang disampaikan oleh siswa tidak boleh dikatakan “salah” pada waktu yang bersamaan ketika siswa menjawab atau berpendapat. Guru diharapkan dapat menggali lebih dalam apa maksud dari jawaban siswa tersebut. Pengalaman menjalin dialog bersama dengan siswa dapat digunakan pula sebagai sarana untuk mengetahui karakteristik siswa yang tidak terlihat oleh mata, yakni dengan merasakan dan memahami apa yang sebenarnya dipikirkan dan dirasakan oleh siswa. Hal yang abstrak bagi siswa ketika diminta untuk memahami faktor penyebab banjir dan pentingnya tumbuhan bagi kehidupan manusia. Eksperimen digunakan sebagai sarana untuk membantu anak dalam memahami hal yang abstrak melalui pengalaman yang nyata/konkret sesuai dengan pandangan dari Jean Piaget. Penggunaan
eksperimen
dalam
pembelajaran
merupakan
perwujudan
dari
penggunaan Model Conservation Scout (CS). Eksperimen “Penyebab Banjir” diberikan untuk menyadarkan siswa terhadap faktor penyebab banjir sedangkan eksperimen “Fungsi Akar” diberikan untuk menyadarkan siswa agar memahami pentingnya tumbuhan bagi kehidupan mereka dan manusia. Pelaksanaan kegiatan eksperimen dilakukan secara berkelompok, dengan harapan bahwa siswa akan saling belajar dan saling membantu, untuk bersama-sama memahami materi pembelajaran sesuai dengan pandangan dari Lev Semionovich Vygotsky. Pengalaman yang didapatkan siswa melalui kegiatan eksperimen diharapkan akan menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa, mereka dapat bermain sambil belajar sesuai dengan pandangan Maria Montessori tentang anak. Panduan eksperimen yang dipersiapkan diharapkan juga dapat membantu siswa agar lebih 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mudah melakukan eksperimen. Penyusunan panduan eksperimen didasarkan analisis kebutuhan siswa kelas III B dan juga berdasar pada 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson. Tomlinson merupakan salah satu ahli terkemuka dunia pada bidang pengembangan materi untuk pembelajaran bahasa. Pengalaman yang sudah direfleksikan diharapkan akan mendorong siswa untuk menentukan aksi nyata bagi lingkungan. Teknik peertutoring yang digunakan dalam
proses
pembelajaran
diharapkan
dapat
membantu
siswa
dalam
mewujudnyatakan aksi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang ditawarkan merupakan cerminan dari pendidikan yang humanis. Siswa akan terbimbing untuk berkembang dari “aku anak didik” kemudian berubah menjadi “aku pendidik”, melalui penugasan untuk mentutori orang-orang lain di sekitarnya berdasarkan pada pengalaman belajar yang didapatkan. 4.2.2.2 Keterbatasan Materi Materi
Pendidikan
Kesadaran
dan
Kepedulian
Lingkungan
yang
dikembangkan oleh peneliti tentunya memiliki keterbatasan baik dalam segi isi atau cakupan dan teknis implementasi materi. Tujuan dari penyusunan materi adalah untuk memberikan pendidikan lingkungan agar siswa semakin sadar dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Proses pendidikan lingkungan tidak cukup dilakukan secara singkat, akan tetapi perlu dilaksanakan secara berlanjut. Isi materi yang dikembangkan
belum
dapat
mengupayakan
pendidikan
lingkungan
yang
berkelanjutan panjang akan tetapi sudah diusahakan untuk berlanjut yakni selama dua hari melalui implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama dan kedua. Permasalahan mengenai lingkungan dapat dikatakan termasuk hal yang abstrak sehingga siswa membutuhkan suatu pengalaman konkret agar dapat memahaminya. Materi eksperimen yang disusun dalam materi masih terbatas pada konteks penyebab banjir dan fungsi akar, sehingga guru perlu menyusun materi eksperimen sendiri untuk konteks permasalahan lingkungan yang berbeda. 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, serta saran bagi penelitian selanjutnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1
Proses pengembangan “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta dilakukan berdasarkan 5 langkah pengembangan materi menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015) yaitu (1) menganalisis kebutuhan siswa melalui kegiatan observasi dan wawancara bersama siswa kelas III B serta dengan guru dan kepala sekolah (2) mendesain materi berdasarkan 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (2005), (3) mengimplementasikan materi di kelas III B SD N Jetis Yogyakarta, (4) mengevaluasi implementasi materi untuk mengetahui kelebihan dan keterbatasan materi, dan (5) revisi materi sebagai usaha akhir dalam memperbaiki dan mengembangkan kualitas materi.
5.1.2
Kualitas Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan dapat dikategorikan sangat layak digunakan oleh Guru dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta, berdasarkan pada hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru dengan mendapat skor rata-rata yakni 3,54 yang kemudian disesuaikan dengan kriteria skor skala empat menurut Sukardjo (2006). Hasil validasi dari ahli digunakan untuk merevisi materi sebelum diimplementasikan. Panduan eksperimen “Penyebab Banjir” dan “Fungsi Akar” untuk siswa juga dapat dikategorikan layak digunakan berdasarkan hasil wawancara kepada 24 siswa kelas III B dengan hasil secara umum 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebanyak 22 siswa dapat melakukan eksperimen berdasarkan panduan secara mandiri. Hasil observasi yang dilakukan selama implementasi materi menunjukkan bahwa materi sudah memenuhi 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson sehingga kualitasnya “sangat layak”. Peneliti meyakini tercapainya 10 prinsip tersebut dengan bukti bahwa (1) siswa sudah memegang dan membaca panduan, (2) siswa merasa nyaman dan bahagia sebab panduan berisikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami serta berisikan gambar, (3) siswa bereksperimen dengan menggunakan panduan sehingga berkembang kepercayaan dirinya, (4) siswa bersedia dibentuk menjadi beberapa kelompok secara acak sehingga memperhatikan latar belakang sosial, kognitif, afektif, dan psikomotorik, (5) siswa merasa jelas terhadap maksud panduan, (6) siswa dapat melakukan eksperimen sebab terdapat langkah-langkah kegiatan/petunjuk kegiatan, (7) pembelajaran di desain dengan berbagai macam metode yang memberdayakan panca indera, (8) siswa bersedia bekerja secara individu serta kelompok dan berhasil bereksperimen berdasarkan panduan, (9) siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan demonstrasi dan eksperimen, serta (10) siswa mendapat respon positif melalui aksi peer tutoring. 5.2
Keterbatasan dan Saran Keterbatasan dari penelitian ini adalah belum seimbangnya penerapan 10
prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson khususnya prinsip feedback, maka dari itu, untuk penelitian selanjutnya materi dapat disusun dengan menyeimbangkan kesepuluh prinsip. Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah implementasi materi dilakukan oleh peneliti dan masih sebatas pada satu sekolah yakni di SD N Jetis 1 Yogyakarta, maka dari itu untuk penelitian selanjutnya, materi dapat diberikan kepada guru di sekolah yang berbeda atau guru kelas yang sama di sekolah yang sama dalam artian kelas pararel untuk diimplementasikan sebelum diproduksi secara masal sehingga kualitasnya semakin baik. 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI
Aneheim University. (2016). Brian Tomlinson, Ph.D., (Online), (www.anaheim.edu) diakses 01 September 2016. Apriyadi, A. (2016). 1500 meter kubik sampah sumbat pintu air di Bantul, (Online), (www.jogja.tribunnews.com), diakses 3 Juli 2016. Borg, W.R., dan Meredith D. Gall. (1983). Educational research: an introduction. USA: Longman. Chawla, L., dan Debra F. Chusing. (2007). Education for Strategic Environmental Behavior. Journal of Environmental Education Research, 13 (4), pp. 437452, (Online), (www.colorado.edu), diakses 18 Juli 2016. Clayton, S. dan Gene Myers. (2014). Psikologi konservasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Crain, W. (2007). Teori perkembangan, konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Creswell, J.W. (2014). Research Design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Davis, J. (1998). Young children, environmental education and the future, (Online), (http://eprints.qut.edu.au/1309/1/davis.pdf), diakses 18 Juli 2016. Driyarkara, N. (1980). Driyarkara tentang pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Ginintasasi, R. (2011). Kesadaran, (Online), (http://file.upi.edu), diakses 7 Mei 2016. Hamzah, S. (2013). Pendidikan lingkungan: sekelumit wawasan pengantar. Bandung: Refika Aditama. Handayani, A. (2013). Peningkatan sikap peduli lingkungan melalui implementasi pendekatan STM dalam pembelajaran IPA Kelas IV di SD N Keputran “A”, (Online), (http://eprints.uny.ac.id.) diakses 7 Mei 2016. Harsono, Y.M. (2015). Developing learning materials for specific purposes, (Online). (http://journal.teflin.org), diakses 18 Juli 2016. 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Iskandar, Tb.Z. (2013). Psikologi lingkungan: Metode dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Jamanti, R. (2014). Pengaruh berita banjir di koran KALTIM terhadap kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda. E-Journal ilmu komunikasi, 2 (1), 17-33, (Online), (http://ejournal.ilkom.fisipunmul.ac.id) diakses 7 Mei 2016. James Bell Associates. (2008). Understanding the Institutional Review Board (IRB), (Online),(http://www.jbassoc.com/ReportsPublications/Understanding%20the %20IRB.pdf), diakses 23 Januari 2016). Keraf, S. (2014). Filsafat lingkungan hidup. Yogyakarta: Kanisius. Kresna, M. (2016). Risiko dan nasib buruk pembangunan hotel di Yogyakarta, (Online), (www.tirto.id), 3 Juli 2016. Lathiva dan Thia Destiani. (2016). Jogja darurat air jadi film gambarkan kekeringan 5 kecamatan di Kota Yogyakarta, (Online),(www.buton.harianbernas.com) diakses 20 September 2016. Moleong, L.J. (2015). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York: Dover Publications. Neolaka, A. (2008). Kesadaran lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Ningsih, W.I., dkk. (2013). Pengaruh implementasi pendekatan proses berbasis lingkungan terhadap hasil belajar menulis dan sikap peduli lingkungan Siswa kelas V MIN Banyubiru Negara. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 1-10, (Online), (http://download.portalgaruda.org) diakses 7 Mei 2016. Nouri, A., dan Seyed M. Sajjadi. (2014). Emancipatory pedagogy in practice: aims, principles, and curriculum orientation, (Online), (http://libjournal.uncg.edu/ijcp/article/view/228), diakses 18 Juli 2016. Paus Fransiskus. (2015). Ensiklik Laudato Si’, tentang perawatan rumah kita bersama. Penerjemah: Martin Harun, Jakarta: Obor. 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Putra, N. (2015). Research & Development: Penelitian dan pengembangan, suatu pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Reksadjaja, B.S. (1979). Manusia dalam lingkungan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Untuk Normalisasi Kehidupan Kampus. Ritmawanti, D.F. (2014). Conservation scout: pengenalan mini konservasi di sekolah dasar untuk pembelajaran berbasis lingkungan. USD: PGSD. Sanjaya, H.W. (2013). Penelitian pendidikan: jenis, metode, dan prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sari, W.W. (2014). Persepsi guru dan siswa SD di Yogyakarta terhadap program Conservation
Scout,
(Online),
(http://bioedukatika.uad.ac.id/wp-
content/uploads/2015/08/7.-Jurnal-Bioedukatika-Wahyu-Wido-Sari-34-37vol.2-No.2-Desember-2014.pdf), diakses 18 Juli 2016. Sastrapratedja, M. (2013). Pendidikan sebagai humanisasi. Jakarta: Pusat Kajian Filsafat dan Pancasila. Schunk, D.H. (2012). Teori-teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan. Penerjemah: Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sihombing. (2015). Hubungan perilaku Martarombo dengan kepedulian Suku Batak Toba terhadap sesama Suku Batak Toba (Online), (http://repository.usu.ac.id) diakses 7 Mei 2016. Steg, L., Agnes E. van den Berg, dan Judith L. M. de Groot. (2013). Environmental psychology. Oxford: John Wiley and Sons. Slavin, R.E. (2009). Psikologi pendidikan: teori dan praktik. Jakarta Indeks. Slavin, R.E. (2011). Psikologi pendidikan: teori dan praktik. Jakarta: Indeks. Solso, R., Otto H. Maclin, dan M. Kimberly Maclin. (2008). Psikologi kognitif. Jakarta: Erlangga. Stapp, W.B. (1997). The concept of environmental education, (Online), (www.tandfonline.com), diakses 18 Juli 2016. 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardjo. (2006). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Prodi Teknologi Pembelajaran: PPs UNY. Sukmadinata, N.S. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suparno, P. (2001). Teori perkembangan Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Suparno, P. (2015). Pembelajaran di Perguruan Tinggi Bergaya Paradigma Pedagogi Refleksi (PPR). Yogyakarta: USD. Suseno, P.Y. (2016). Pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan pada anak melalui Model Conservation Scout. Yogyakarta: Symposium on Biology Education, Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Ahmad Dahlan. Thomson, G. dan Jenn Hoffman. (2002). Measuring the success environmental education programs, (Online), (http://www.peecworks.org/peec/peec_inst/I01795F64.0/ee-success.pdf), diakses 18 Juli 2016. Tomlinson. (2005). Materials development in language teaching. United Kingdom: Cambridge University Press. Universitas Sanata Dharma. (2013). Seminar Hari Ilmiah Dies Natalis ke-58 Sanata Dharma, (Online), (www.usd.ac.id) diakses 21 November 2016. Wardhana, W. (2013). Konsep pendidikan Driyarkara perlu dijabarkan, (Online), (www.Solopos.com) diakses 21 November 2016. Widodo, H.D.C. (2014). Mengupayakan anak mencintai lingkungan hidup dan sains melalui eksperimen. USD: PGSD. Widoyoko, E.P. (2015). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Winarti, E., dan Brigita E.T. Anggadewi. (2015). Manusia pembelajar di dunia tarik ulur, Bab 3: Pedagogi Ignasian sebagai pendidikan emansipatoris. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press. Zaman, B. (2012) Pendidikan ala Montessori, (Online), (http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FIP/JUR._PGTK/197408062001 121-BADRU_ZAMAN/) diakses 18 Juli 2016.
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa
LEMBAR WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN SISWA Nama Kelas Hari/Tanggal Waktu
: : : :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara dimungkinkan berkembang. 1. Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti pembelajaran IPA? 2. Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran IPA? 3. Kesulitan apa saja yang kamu temui? 4. Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen IPA di kelas? 5. Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan oleh Bapak/Ibu gurumu? 6. Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas? 7. Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen IPA sedang berlangsung? 8. Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan? 9. Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan? Yogyakarta,…………………… Pewawancara ………………………………… 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru
LEMBAR WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN GURU KELAS
Nama
:
Sekolah
:
Hari/Tanggal : Waktu
:
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara dimungkinkan berkembang.
1. Bagaimana kesan Bapak/Ibu selama mengajar materi IPA di kelas? 2. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pada saat mengajarkan materi IPA di kelas? 3. Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi kendala yang dihadapi saat mengajar materi IPA di kelas? 4. Apakah Bapak/Ibu biasa melakukan kegiatan pratikum/eksperimen IPA bersama anak-anak? 5. Sejauh Bapak/Ibu mengamati, bagaimana aktivitas belajar siswa pada saat melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen? 6. Kesulitan apa saja yang Bapak/Ibu jumpai selama melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen bersama anak-anak? 7. Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika anak-anak mengalami kesulitan pada saat mengikuti kegiatan pratikum/eskperimen? 8. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu, jika materi pratikum/eksperimen digunakan sebagai media pembelajaran di kelas?
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Apakah Bapak/Ibu membutuhkan materi pratikum/eksperimen IPA sebagai media pembelajaran di kelas? 10. Dalam pandangan Bapak/Ibu Guru tentang materi eksperimen, kriteria apa saja yang harus dipenuhi agar suatu materi eksperimen dapat dikatakan layak digunakan? Yogyakarta,…………………… Pewawancara
………………………………….
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
LEMBAR WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN KEPALA SEKOLAH Nama Sekolah Hari/Tanggal Waktu
: : : :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara dimungkinkan berkembang. 1. Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 sering melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen pada saat mengajar IPA di kelas? 2. Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengalami kesulitan pada saat melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen tentang materi IPA? 3. Kesulitan apa saja yang dialami oleh Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 pada saat melakukan kegiatan pratikum/eksperimen? 4. Bagaimana Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengatasi kesulitan tersebut? 5. Apakah
Bapak/Ibu
Guru
di
SD
N
Jetis
1
menggunakan
panduan
pratikum/eksperimen pada saat melakukan kegiatan pratikum/eksperimen? 6. Apakah sekolah membutuhkan materi eksperimen IPA sebagai media pembelajaran di kelas? 7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika materi eksperimen IPA digunakan dalam pembelajaran? 8. Dalam pandangan Bapak/Ibu Kepala Sekolah tentang materi eksperimen, kriteria apa saja yang harus dipenuhi agar materi eksperimen tersebut dapat dikatakan layak digunakan? Yogyakarta,…………………… Pewawancara …………………………………. 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5. Lembar Wawancara Validasi Materi oleh Siswa
LEMBAR WAWANCARA VALIDASI MATERI EKSPERIMEN OLEH SISWA
Nama
:
Kelas
:
Hari/Tanggal : Waktu
:
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara, dimungkinkan berkembang.
1. Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh isi panduan/materi eksperimen? 2. Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu? 3. Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen ini? 4. Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini mudah dipahami? 5. Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini? 6. Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan eksperimen ini?
Yogyakarta,…………………… Pewawancara
…………………………………. 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa
1. Dialog Wawancara Siswa 1 dengan Kemampuan Tinggi Peneliti
:
Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti pembelajaran IPA?
Siswa Peneliti
: :
Siswa Peneliti
: :
Biasa saja Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran IPA? Pernah. Kadang-kadang Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa Peneliti
: :
Materinya kurang jelas Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen IPA di kelas?
Siswa Peneliti
: :
Pernah Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan oleh Ibu gurumu?
Siswa Peneliti
: :
Bisa Apakah
Bapak/Ibu
gurumu
menggunakan
panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas? Siswa Peneliti
: :
Iya, Bu Guru menggunakan. Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen IPA sedang berlangsung?
Siswa Peneliti
: :
Iya, sangat butuh. Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?
Siswa Peneliti
: :
Iya, supaya lebih jelas Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?
Siswa
:
Ada penjelasan setiap langkah-langkahnya.
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Dialog Wawancara Siswa 2 dengan Kemampuan Tinggi Peneliti
:
Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti pembelajaran IPA?
Siswa Peneliti
: :
Siswa Peneliti
: :
Baik-baik saja. Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran IPA? Pernah. Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa Peneliti
: :
Materinya kurang jelas Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen IPA di kelas?
Siswa Peneliti
: :
Pernah. Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan oleh Ibu gurumu?
Siswa Peneliti
: :
Bisa. Apakah
Bapak/Ibu
gurumu
menggunakan
panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas? Siswa Peneliti
: :
Iya, Bu Guru menggunakan. Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen IPA sedang berlangsung?
Siswa Peneliti
: :
Iya, sangat butuh. Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?
Siswa Peneliti
: :
Iya, supaya lebih lebih pinter. Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?
Siswa
:
Yang jelas pokoknya, menggunakan Bahasa Indonesia bukan Bahasa Jawa.
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Dialog Wawancara Siswa 3 dengan Kemampuan Sedang Peneliti
:
Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti pembelajaran IPA?
Siswa Peneliti
: :
Siswa Peneliti
: :
Senang. Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran IPA? Pernah. Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa Peneliti
: :
Materinya kurang jelas Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen IPA di kelas?
Siswa Peneliti
: :
Pernah. Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan oleh Ibu gurumu?
Siswa Peneliti
: :
Bisa. Apakah
Bapak/Ibu
gurumu
menggunakan
panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas? Siswa Peneliti
: :
Iya, Bu Guru menggunakan. Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen IPA sedang berlangsung?
Siswa Peneliti
: :
Iya, sangat butuh. Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?
Siswa Peneliti
: :
Iya, bisa lebih jelas Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?
Siswa
:
Ada penjelasannya, terus bahasanya mudah dimengerti.
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Dialog Wawancara Siswa 4 dengan Kemampuan Sedang Peneliti
:
Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti pembelajaran IPA?
Siswa Peneliti
: :
Siswa Peneliti
: :
Biasa saja. Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran IPA? Pernah. Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa Peneliti
: :
Materinya kurang jelas Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen IPA di kelas?
Siswa Peneliti
: :
Pernah. Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan oleh Ibu gurumu?
Siswa Peneliti
: :
Bisa. Apakah
Bapak/Ibu
gurumu
menggunakan
panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas? Siswa Peneliti
: :
Iya, Bu Guru menggunakan. Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen IPA sedang berlangsung?
Siswa Peneliti
: :
Iya, sangat butuh. Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?
Siswa Peneliti
: :
Iya, bisa lebih jelas Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?
Siswa
:
Yang ada gambar-gambarnya sama bahasanya bisa dimengerti.
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Dialog Wawancara Siswa 5 dengan Kemampuan Rendah Peneliti
:
Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti pembelajaran IPA?
Siswa Peneliti
: :
Siswa Peneliti
: :
Baik-baik saja. Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran IPA? Sering Kesulitan apa saja yang kamu temui?
Siswa Peneliti
: :
Bingung sama materinya. Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen IPA di kelas?
Siswa Peneliti
: :
Pernah tapi sedikit lupa. Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan oleh Ibu gurumu?
Siswa Peneliti
: :
Belum. Apakah
Bapak/Ibu
gurumu
menggunakan
panduan
pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas? Siswa Peneliti
: :
Iya, Bu Guru menggunakan. Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen IPA sedang berlangsung?
Siswa Peneliti
: :
Iya, sangat butuh. Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?
Siswa Peneliti
: :
Iya, supaya pinter. Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?
Siswa
:
Yang cetha tulisannya sama yang besar hurufnya. Bentuknya kotak atau persegi panjang.
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru
Peneliti
: Bagaimana kesan Ibu selama mengajar materi IPA di kelas?
Guru
: Saya senang karena anak-anak sangat antusias apalagi kalau pembelajarannya praktik-praktik. Anak-anak sangat senang kalau mereka yang praktik sendiri.
Peneliti
: Apakah Ibu mengalami kesulitan pada saat mengajarkan materi IPA di kelas?
Guru
: Saya mengalami kesulitan dalam mengelola anak-anak. Pada saat pratikum contohnya, meskipun sudah dibagi kelompok, tapi ada beberapa anak yang menolak untuk bergabung dalam kelompok itu. Beberapa anak juga sering lupa kalau diminta membawa alatalat atau bahan untuk pratikum. Kemudian dari segi media, di sini medianya tidak ada. Contohnya itu LCD, saya sampai harus bertukar kelas kalau mau menunjukkan video atau gambar.
Peneliti
: Apakah Ibu biasa melakukan kegiatan pratikum/eksperimen IPA bersama anak-anak?
Guru
: Sudah pernah, ya yang waktu itu tentang tanam menanam mas sama waktu pratikum tentang sifat benda padat, cair, dan gas.
Peneliti
: Sejauh Ibu mengamati, bagaimana aktivitas belajar siswa pada saat melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen?
Guru
: Pratikumnya kan sebenarnya nggak cuman sehari. Jauh-jauh hari sebenarnya saya sudah meminta mereka untuk menyiapkan peralatan untuk pratikum. Baru praktiknya pada saat hari H tapi kan pratikumnya berkelanjutan setelah mereka menanam. Saya minta mereka untuk mengukur tinggi tanaman masing-masing yang sudah tumbuh. Saya buat tugas secara individu agar setiap siswa berlatih untuk bertanggungjawab.
Peneliti
: Kesulitan apa saja yang Ibu jumpai selama melaksanakan kegiatan 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pratikum/eksperimen bersama anak-anak? Guru
: Nglatih anak tanggungjawab itu mas
Peneliti
: Usaha apa yang Ibu lakukan ketika anak-anak mengalami kesulitan pada saat mengikuti kegiatan pratikum/eskperimen?
Guru
: Saya menggunakan panduan di buku paket. Waktu pratikum yang menanam tanaman itu kan sudah ada petunjuknya di buku paket. Saya minta mereka untuk membaca petunjuk dulu sebelum pratikum. Walaupun sudah saya minta untuk membaca, tapi pasti masih ada beberapa siswa yang masih bingung kemudian bertanya-tanya. Saya ya berusaha untuk menjelaskan kembali, membacakan pelan-pelan sambil mencontohkan.
Peneliti
: Bagaimana pendapat Bapak/Ibu, jika materi pratikum/eksperimen digunakan sebagai media pembelajaran di kelas?
Guru
: Saya akan melakukan eksperimen di kelas jika memungkinkan.
Peneliti
: Apakah Bapak/Ibu membutuhkan materi pratikum/eksperimen IPA sebagai media pembelajaran di kelas?
Guru
: Iya dong mas, sangat penting untuk diberikan. Siswa akan lebih dimudahkan untuk pratikum dan dalam memahami pembelajaran. Anak-anak juga bisa belajar dengan lebih nyaman dan lebih baik.
Peneliti
: Dalam pandangan Ibu Guru tentang materi eksperimen, kriteria apa saja yang harus dipenuhi agar suatu materi eksperimen dapat dikatakan layak digunakan?
Guru
: Menurut saya itu yang sesuai dengan SK KD, lalu tidak membahayakan siswa. Walaupun bagus dan menarik tapi kalau membahayakan untuk siswa ya sama saja. Kemudian sesuai dengan buku pegangan guru. Anak-anak juga jauh lebih tertarik kalau berwarna, ada langkah-langkah kegiatan sama gambarnya. Tentu jauh akan lebih menarik dan anak pasti mau membacanya. 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
Peneliti
: Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 sering melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen pada saat mengajar IPA di kelas?
Guru
: Kalau dibilang sering ya sering, mereka menggunakan alat peraga. Kita juga ada supervisi, dalam 1 semester itu wajib dilaksanakan 2 kali. Saat melakukan supervisi, guru-guru itu sering menggunakan kegiatan praktik pada saat pembelajaran.
Peneliti
: Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengalami kesulitan pada saat melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen tentang materi IPA?
Guru
: Iya kalau yang namanya kesulitan itu pasti ada, baik dari siswanya, sumber belajarnya, dan media pembelajarannya. Anak-anak yang kelas bawah pasti suka ramai, jadi ada kesulitan dalam hal mengelola kelas juga.
Peneliti
: Kesulitan apa saja yang dialami oleh Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 pada saat melakukan kegiatan pratikum/eksperimen?
Guru
: Kalau dari segi media pembelajarannya, kesulitannya ada karena alat peraganya kurang mendukung dan tidak lengkap. Kalau pun ada alat peraga, itu juga sudah rusak karena dimakan usia. Karena sudah lama, sudah tua, jadi ada yang dimakan rayap. Kita mencoba menyelamatkan tetapi tidak bisa semua karena keterbatasan dana, yang bisa kita selamatkan kita rawat lalu kita simpan dalam almari di laboratorium IPA.
Peneliti
: Bagaimana Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengatasi kesulitan tersebut?
Guru
: Kalau alat peraganya bisa diperbaiki ya diperbaiki dengan menggunakan dana bantuan BOS/BOSDA. Kalau tidak bisa ya menggunakan alat peraga seadanya, guru harus kreatif 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempersiapkannya. Peneliti
: Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 menggunakan panduan pratikum/eksperimen
pada
saat
melakukan
kegiatan
pratikum/eksperimen? Guru
: Iya, Bapak/Ibu guru pasti menggunakan panduan pada saat melakukan pratikum. Di buku paket kan sudah ada, tinggal menjalankannya saja. Kalau semisal panduannya tidak ada, guru harus mempersiapkannya sendiri atau pun kalau dirasa kurang lengkap guru bisa mencari referensi-referensi lain. Namun untuk kelas IV dan V ada panduannya sendiri.
Peneliti
: Apakah sekolah membutuhkan materi eksperimen IPA sebagai media pembelajaran di kelas?
Guru
: Kalau tanpa panduan bisa kerepotan. Semua hampir ada panduannya. Namun ada beberapa guru yang membuat sendiri. Bu P (Guru Kelas I A) itu setiap hari menggunakan media. Ya harapannya anak-anak kan bisa selalu bahagia saat belajar. Kalau perasaannya bahagia kan akan lebih mudah menerima pembelajaran, itu harapannya.
Peneliti
: Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika materi eksperimen IPA digunakan dalam pembelajaran?
Guru
: Harapannya penggunaan pratikum dalam pembelajaran tidak hanya berbentuk verbalisme, tetapi juga mengupayakan perkembangan kemampuan psikomotorik seperti audio-visual. Anak-anak bisa melihat, membaca, mendengar, dan melakukan praktik langsung. Melalui kegiatan praktik secara langsung, anakanak bisa mendapat pengalaman baru dan belajar hal-hal baru atau learning by doing.
Peneliti
: Dalam pandangan Bapak/Ibu Kepala Sekolah tentang materi 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
eksperimen, kriteria apa saja yang harus dipenuhi agar materi eksperimen tersebut dapat dikatakan layak digunakan? Guru
: Banyak yang harus dipertimbangkan tapi yang jelas ya harus sesuai dengan SK/KD, sesuai dengan kurikulum, alat peraga harus sinkron dengan materi, ada petunjuk penggunaannya, harus kreatif, mencari berbagai macam referensi, ada gambarnya, dipraktikkan sendiri terlebih dahulu. Kalau sudah dipraktikkan dulu kan bisa tahu kelemahannya dan nantinya bisa diantisipasi. Selain itu juga tidak membahayakan, bisa bermanfaat dan bisa membantu sekolah, tidak terlalu mahal sehingga kalau sekolah mau membuat bisa terjangkau. Kalau hubungannya dengan penelitian ini, ya diharapkan anak-anak bisa peduli terhadap lingkungan. Anak-anak kan tinggal dengan lingkungan maka perilaku anak agar peduli terhadap lingkungan perlu dikembangkan.
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9. Hasil Wawancara Validasi Materi oleh Siswa
1. Dialog Wawancara Siswa 1 dengan Kemampuan Tinggi Peneliti
:
Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh isi panduan/materi eksperimen?
Siswa
:
Bisa
Peneliti
:
Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
Siswa
:
Iya menarik, karena belum pernah baca panduan kayak ini.
Peneliti
:
Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen ini?
Siswa
:
Bisa.
Peneliti
:
Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini mudah dipahami?
Siswa
:
Bisa
Peneliti
:
Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?
Siswa
:
Senang
Peneliti
:
Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan eksperimen ini?
Siswa
:
Bisa
2. Dialog Wawancara Siswa 2 dengan Kemampuan Tinggi Peneliti
:
Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh isi panduan/materi eksperimen?
Siswa
:
Bisa
Peneliti
:
Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
Siswa
:
Menarik, gambarnya bagus, tulisannya jelas.
Peneliti
:
Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen ini?
Siswa
:
Bisa 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti
:
Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini mudah dipahami?
Siswa
:
Bisa, mudah.
Peneliti
:
Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?
Siswa
:
Senang.
Peneliti
:
Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan eksperimen ini?
Siswa
:
Bisa, yakin.
3. Dialog Wawancara Siswa 3 dengan Kemampuan Sedang Peneliti
:
Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh isi panduan/materi eksperimen?
Siswa
:
Bisa
Peneliti
:
Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
Siswa
:
Menarik banget, ada gambarnya, ada tulisannya, ada penjelasannya juga.
Peneliti
:
Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen ini?
Siswa
:
Bisa
Peneliti
:
Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini mudah dipahami?
Siswa
:
Mudah
Peneliti
:
Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?
Siswa
:
Senang soalnya bisa paham
Peneliti
:
Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan eksperimen ini?
Siswa
:
Bisa 146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Dialog Wawancara Siswa 4 dengan Kemampuan Sedang Peneliti
:
Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh isi panduan/materi eksperimen?
Siswa
:
Bisa
Peneliti
:
Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?
Siswa
:
Menarik banget, banget. Soalnya ada panduan dan gambarnya
Peneliti
:
Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen ini?
Siswa
:
Bisa.
Peneliti
:
Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini mudah dipahami?
Siswa
:
Bisa
Peneliti
:
Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?
Siswa
:
Senang
Peneliti
:
Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan eksperimen ini?
Siswa
:
Bisa
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran
INSTRUMEN VALIDASI KUALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU PADA KURIKULUM KTSP UNTUK SISWA KELAS III SD N JETIS 1 YOGYAKARTA Nomor dan Nama Mahasiswa
: 1. Paulus Yuli Suseno (131134064) 2. Adelia Surya Putri (131134084)
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Petunjuk: Mohon untuk melingkari angka dalam kolom skor sesuai dengan kemampuan mahasiswa dengan memperhatikan rambu-rambu penskoran sebagai berikut: Rentang skor 1-4 dengan kualifikasi sebagai berikut: 4= sangat baik, 3= baik, 2= cukup, 1= kurang No A. 1.
B. 1.
2. 3. 4. C. 1. 2.
KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN Identitas RPP Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran, semester, alokasi waktu) Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada setiap kompetensi dasar Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi Perumusan Tujuan Pembelajaran Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam rumusan
SKOR
CATATAN
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tujuan pembelajaran D. 1. 2. 3. 4. E. 1. 2. 3. F. 1. 2. 3. 4.
G. 1. 2. 3. H. 1. 2. 3.
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 1 2 3 4 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4 Keruntutan dengan sistematika materi 1 2 3 4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 1 2 3 4 Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran 1 2 3 4 dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran 1 2 3 4 dengan materi pembelajaran Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran 1 2 3 4 dengan karakteristik peserta didik Skenario/Kegiatan Pembelajaran Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran 1 2 3 4 dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran Kompetensi strategi dan metode pembelajaran 1 2 3 4 dengan materi pembelajaran Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran 1 2 3 4 dengan karakteristik peserta didik Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian dengan 1 2 3 4 alokasi waktu Penilaian Hasil Belajar Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi 1 2 3 4 yang ingin dicapai Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, 1 2 3 4 tindak lanjut) Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci 1 2 3 4 jawaban) Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, 1 2 3 4 petunjuk dan soal) Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan 1 2 3 4 mudah dipahami Tampilan LKS indah dan menarik 1 2 3 4
I. Penggunaan Bahasa Tulis 1. Ketepatan ejaan 2. Ketepatan pilihan kata 3. Kebakuan struktur kalimat 4. Kebakuan bentuk huruf dan angka SKOR TOTAL
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
Rata-rata =
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komentar umum dan saran perbaikan:
Kesimpulan (mohon dilingkari salah satu) Secara umum, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan: 1. Layak digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi 2. Layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan Yogyakarta,………………… Validator
………………………………
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11. Instrumen Validasi Materi Eksperimen
INSTRUMEN VALIDASI KUALITAS MATERI EKSPERIMEN MENGACU PADA KURIKULUM KTSP UNTUK SISWA KELAS III SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
PETUNJUK: Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai kualitas materi eksperimen yang mengacu pada kurikulum KTSP untuk Siswa kelas III di SD N Jetis 1 dengan cara memberi tanda cek (√) pada kolom di bawah bilangan 1, 2, 3, atau 4 serta memberi komentar sesuai pendapat Bapak/Ibu pada kolom yang telah disediakan! KETERANGAN: 1= kurang baik, 2= cukup baik, 3= baik , 4= sangat baik.
No A. 1.
B. 1.
2. 3. 4. 5.
6.
7.
Aspek yang Dinilai
Hasil Penelaahan dan Skor 1 2 3 4
Catatan
Identitas Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan, langkah kerja, referensi) Konten atau Isi Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum eksperimen Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8.
Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 9. Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 10. Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback C Tampilan 1. Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 2. Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan eskperimen 3. Ketepatan pemilihan jenis huruf 4. Ketepatan pemilihan ukuran huruf 5. Ketepatan penempatan teks 6. Kesesuaian gambar dengan konteks materi 7. Kejelasan gambar 8. Ketepatan penempatan gambar 9. Keterbacaan teks D. Bahasa 1. Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 2. Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3. Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4. Penggunaan kalimat efektif 5. Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istikah asing E. Penggunaan dan Penyajian 1. Materi eksperimen disajikan secara sistematis 2. Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama Skor Total Rata-rata =
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komentar umum dan saran perbaikan:
Kesimpulan (mohon dilingkari salah satu) Secara umum, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan: 1. Layak digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi 2. Layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran 3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan
Yogyakarta,………………… Validator
………………………………
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli IPA No Aspek A. Identitas RPP 1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran, semester, alokasi waktu) B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar 1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada setiap kompetensi dasar 2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi C. Perumusan Tujuan Pembelajaran 1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran 1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3 Keruntutan dengan sistematika materi 4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu E. Pemilihan Sumber/Media Belajar 1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai 2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik F. Kegiatan Pembelajaran 1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran 2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu G. Penilaian Hasil Belajar 1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) H. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 3 Tampilan LKS indah dan menarik I. Penggunaan Bahasa Tulis 1 Ketepatan ejaan 2 Ketepataan pilihan kata 3 kebakuan struktur kalimat 4 Kebakuan bentuk huruf dan angka Total Skor Rata-rata
Skor 3
4 4 4 4 4 3
4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 107 3,82
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Ahli IPA No Aspek A. Identitas 1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan, langkah kerja, referensi) B. Konten atau Isi 1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum eksperimen 2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback C. Tampilan 1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan eskperimen 3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 5 Ketepatan penempatan teks 6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 7 Kejelasan gambar 8 Ketepatan penempatan gambar 9 Keterbacaan teks D. Bahasa 1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4 Penggunaan kalimat efektif 5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing E. Penggunaan dan Penyajian 1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama Total Skor Rata-rata
Skor 3
4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 103 3,81
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Bahasa No Aspek A. Identitas RPP 1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran, semester, alokasi waktu) B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar 1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada setiap kompetensi dasar 2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi C. Perumusan Tujuan Pembelajaran 1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran 1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3 Keruntutan dengan sistematika materi 4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu E. Pemilihan Sumber/Media Belajar 1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai 2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik F. Kegiatan Pembelajaran 1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran 2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu G. Penilaian Hasil Belajar 1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) H. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 3 Tampilan LKS indah dan menarik I. Penggunaan Bahasa Tulis 1 Ketepatan ejaan 2 Ketepataan pilihan kata 3 kebakuan struktur kalimat 4 Kebakuan bentuk huruf dan angka Total Skor Rata-rata
Skor 4
3 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 108 3,85
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 15. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Ahli Bahasa No Aspek A. Identitas 1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan, langkah kerja, referensi) B. Konten atau Isi 1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum eksperimen 2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback C. Tampilan 1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan eskperimen 3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 5 Ketepatan penempatan teks 6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 7 Kejelasan gambar 8 Ketepatan penempatan gambar 9 Keterbacaan teks D. Bahasa 1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4 Penggunaan kalimat efektif 5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing E. Penggunaan dan Penyajian 1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama Total Skor Rata-rata
Skor 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 107 3,96
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 16. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas III B No Aspek A. Identitas RPP 1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran, semester, alokasi waktu) B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar 1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada setiap kompetensi dasar 2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi C. Perumusan Tujuan Pembelajaran 1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran 1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3 Keruntutan dengan sistematika materi 4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu E. Pemilihan Sumber/Media Belajar 1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai 2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik F. Kegiatan Pembelajaran 1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran 2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu G. Penilaian Hasil Belajar 1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) H. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 3 Tampilan LKS indah dan menarik I. Penggunaan Bahasa Tulis 1 Ketepatan ejaan 2 Ketepataan pilihan kata 3 kebakuan struktur kalimat 4 Kebakuan bentuk huruf dan angka Total Skor Rata-rata
Skor 3
3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4
3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 86 3,07
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III B No Aspek A. Identitas 1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan, langkah kerja, referensi) B. Isi 1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum eksperimen 2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback C. Tampilan 1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan eskperimen 3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 5 Ketepatan penempatan teks 6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 7 Kejelasan gambar 8 Ketepatan penempatan gambar 9 Keterbacaan teks D. Bahasa 1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4 Penggunaan kalimat efektif 5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing E. Penggunaan dan Penyajian 1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama Skor Total Rata-rata
Skor 3
4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 83 3,07
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 18. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas III A Aspek No A. Identitas RPP 1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran, semester, alokasi waktu) B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar 1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada setiap kompetensi dasar 2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi C. Perumusan Tujuan Pembelajaran 1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran 1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3 Keruntutan dengan sistematika materi 4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu E. Pemilihan Sumber/Media Belajar 1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai 2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik F. Kegiatan Pembelajaran 1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran 2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu G. Penilaian Hasil Belajar 1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) H. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 3 Tampilan LKS indah dan menarik I. Penggunaan Bahasa Tulis 1 Ketepatan ejaan 2 Ketepataan pilihan kata 3 kebakuan struktur kalimat 4 Kebakuan bentuk huruf dan angka Total Skor Rata-rata
Skor
4
3 4 3 3 3 3
3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4
3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 93 3,32
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III A No Aspek A. Identitas 1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan, langkah kerja, referensi) B. Isi 1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum eksperimen 2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback C. Tampilan 1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan eskperimen 3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 5 Ketepatan penempatan teks 6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 7 Kejelasan gambar 8 Ketepatan penempatan gambar 9 Keterbacaan teks D. Bahasa 1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4 Penggunaan kalimat efektif 5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing E. Penggunaan dan Penyajian 1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama Skor Total Rata-rata
Skor 4
4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 93 3,44
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Gambar 1. Kegiatan demonstrasi
Gambar 2. Kegiatan Demonstrasi
Gambar 3. Eksperimen “Penyebab Banjir”
Gambar 4. Eksperimen “Fungsi Akar”
Gambar 5. Mendampingi Siswa
Gambar 6. Siswa bekerja di dalam kelompok
Gambar 7. Siswa membuat poster
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 21. Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE Paulus Yuli Suseno merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang lahir di Sleman, 03 Juli 1994. Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri Gentan dan lulus pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 1 Seyegan dan lulus pada tahun 2009. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri 1 Seyegan dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Peneliti kemudian memutuskan untuk menekuni program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada tahun 2013, setelah mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru PGSD USD tahun 2013 dan dinyatakan diterima. Selama menempuh proses pendidikan di bangku perkuliahan, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan baik akademik dan non-akademik. Beberapa macam kegiatan yang pernah diikuti peneliti antara lain: 1. Pemakalah pada acara National Conference: Symposium on Biologi Education (Symbion)
2016
dengan
tema
Education
and
Biology
Conservation
(Edubioconservation) for Sustainable Living 2. Wakil Ketua Umum Organisasi Karang Taruna (OKT) Padukuhan Kregolan RW.13 Periode 2014-2015 3. Anggota Seleksi Internal Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2015 4. Pak’e PGSD (Duta Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Universitas Sanata Dharma tahun 2015 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Anggota Tim Program Kreativitas Mahasiswa yang dinyatakan lolos seleksi dan didanai Hibah Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) tahun 2014 dengan judul “Cosmic Education Sebagai Media untuk Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air pada Anak” 6. Wakil Ketua Umum Malam Kreativitas Mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma tahun 2015 7. Sekretaris Umum Parade Gamelan Anak ke-8 Se-Yogyakarta dan Jawa Tengah Universitas Sanata Dharma tahun 2015 8. Tim Penerima Tamu dalam Wisuda Program Sarjana, Profesi dan Magister Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Periode II tahun 2015 9. Peserta lomba debat dalam kegiatan Pekan Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan tahun 2015 10. Seksi Publikasi dan Dokumentasi Seminar “Reinventing Childhood Education” tahun 2015 11. Seksi Dokumentasi dalam kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II (PPKM II) PGSD Universitas Sanata Dharma tahun 2015 12. Seksi Keamanan dalam kepanitiaan Pelepasan Calon Wisudawan/Wisudawati Program Studi PGSD Periode Oktober 2015 13. Seksi Keamanan Pekan Kreativitas dan Malam Kreativitas Mahasiswa PGSD tahun 2014 14. Pelatih/Instruktur dalam pelatihan penggunaan media “Cosmic Education” di SD Negeri Nanggulan tahun 2014 15. Peserta Workshop dan Sosialisasi Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2013 16. Kegiatan wajib Prodi Pendidikan Bahasa Inggris yakni “English Welcoming Days” 2012, kegiatan wajib Prodi PGSD Inisiasi Prodi (Insipro) PGSD 2013, kursus mahir tingkat dasar (KMD) 2014, English Club, kegiatan wajib Fakultas
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yakni INFISA 2012, dan kegiatan wajib Universitas yakni INSADHA 2012, PPKM I (2013), PPKM II (2014), dan Week-End Moral (2014) Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout untuk Siswa kelas III B SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta”.
165