PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA KELAS III A PADA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PEMBELAJARAN PBL DI SD NEGERI DENGGUNG SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Casula Ambar Winanti NIM: 121134138
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA KELAS III A PADA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PEMBELAJARAN PBL DI SD NEGERI DENGGUNG SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Casula Ambar Winanti NIM: 121134138
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Dengan segala cinta dan syukur skripsi ini dipersembahkan kepada : Tuhan Yesus Sumber Pengharapan Bapak Sumulyo dan Ibu Th. Sunarti yang selalu memotivasi dan memberikan dukungan Keluarga besar Selowisastro Kakak-kakakku M.M. Atik Widiasih, Anastasia Wahyu Dwi Mulyani, Carolina Wahyu Tri Astuti dan Fransiska Setyowati Keponakanku Veronica Eggy Larasati, Abiel Wahyu Sayudha, Samuel Danu Ega Saputra, Lucia Ari Natania, Albin Dharma Yoga dan Gavriele Arnan Rajendra Sahabatku Dewi Utari, Lusia Desti Riyanatalia, Yashinta Piji Lestari, Elisabeth Astin Vega R, Margareta Asti Utami, Veronica Kristiani Larasati, Eryka Novrianta, Parmaditya Surya Hadikusuma, Solihin, dan Yosafat Dwi Widi Hutomo Seluruh teman-teman kelas D 2012 Almamaterku terkasih PGSD Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Mintalah, maka kamu akan diberi, carilah, maka kamu akan mendapat, ketuklah, maka kamu akan dibukakan pintu Lukas 11: 9
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya Matius 21: 22
Tak ada kesedihan yang sia-sia, waktu akan mengumpulkan pecahan-pecahannya untuk menyusun kebahagiaanmu suatu ketika Joko Pinurbo
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Februari 2016 Penulis,
Casula Ambar Winanti
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Casula Ambar Winanti
Nomor Mahasiswa
: 121134138
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA KELAS III A PADA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PEMBELAJARAN PBL DI SD NEGERI DENGGUNG beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk
media
lain,
mengelolanya
dalam
bentuk
pangkalan
data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 11 Februari 2016 Yang menyatakan,
Casula Ambar Winanti
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas III A pada Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran PBL di SD Negeri Denggung Casula Ambar Winanti (121134138) Universitas Sanata Dharma 2016 Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui dan memaparkan penerapan PBL untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis, (2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar, dan (3) mengetahui dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan dilakukan dengan dua siklus Subjek penelitian adalah siswa kelas III A SD Negeri Denggung 28 siswa. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, tes, dan kuesioner. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar pengamatan, tes soal uraian, dan lembar kuesioner. Analisis data menggunakan statistika deskriptif. Langkah-langkah pembelajaran PBL yang meliputi: 1) orientasi siswa pada masalah, 2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, 3) membantu penelitian mandiri dan kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Rata-rata kondisi awal 71,92 meningkat pada siklus I sebesar 77,89 dan pada siklus II sebesar 90,82. Pencapaian KKM juga mengalami peningkatan kondisi awal 64,28% dengan KKM 70, meningkat siklus I sebesar 85,18% dengan KKM 75, dan siklus II menjadi 82,14% dengan KKM 80. Peningkatan kemampuan berpikir kritis, kondisi awal dengan nilai 50,35 kriteria sangat tidak kritis dan meningkat pada kondisi akhir sebesar 71,62 dengan kriteria cukup kritis dengan rentang nilai 1-100.
Kata kunci: hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, PBL
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT The Improving of Learning Outcome and Critical Thinking in Mathematics for III A Grade Students in Multiplication and Division Material through Problem Based Learning in Denggung State Elementary School. Casula Ambar Winanti (121134138) PGSD Sanata Dharma University 2016
The background of the study was concern about the low learning outcome and critical thinking in multiplication and division of III A grade students in Denggung State Elementary School bach 2015/2016. The purpose of this study are: (1) to implement Problem Based Learning (PBL) for improving the learning outcome and critical thinking; (2) to improve students’ learning outcome, (3) to improve students’ critical thinking. This study was Implement Action Research that was conducted in two cycles in which each cycle consisted of two meetings. The participants of this study were III A grade students in Denggung State Elementary School. The data collection techniques were observation, tests and questionaires. The instrument utilized in this study were observation sheet, tests, and questionaire sheet. The data analysis technique was descriptive statistics. The steps of this study were: 1) students’ orientation in the problem, 2) to organize students to study, 3) to help independent and group observation, 4) to develop and to serve the students’ work, 5) to analyze and to evaluate the process of problem solving, 6) can increase learning outcome and critical thinking skills. The result of the study showed that PBL could improve the learning outcome and critical thinking. The average score of students’ learning outcome was improving started from initiate condition as 71.92 became 77.89 in cycle I and increased more in cycle II as 90.82. The students’ achievement of class average score was also increasing started from 64.28% in the initiate condition with 70 as the class average score to 85.18% in cycle I with 75 as the average score. In addition, in cycle II, it was also improved by reaching 82.14% with 80 as class average score. The students’ critical thinking skills also improved as seen in the value as 50,35 categorized as very uncritical became 71,62 categorized as critical enoughat the final conditionwith range value1-100.
Keywords: learning outcome, critical thinking ,Problem Based Learning.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasihNya sehingga penulis telah menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas III A Pada Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran PBL Di SD Negeri Denggung”.Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dalam program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis mengalami banyak hambatan, cobaan, dan kesulitan, namun berkat bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak dengan caranya sendiri, penulis mampu termotivasi untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Ibu Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma 3. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma 4. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum., dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, memberikan perhatian, membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian. 5. Ibu Maria Agustina Amelia, S.Si, M.Pd., dosen pembimbing II yang selalu memberikan masukan, membantu dan mendorong penulis menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir bimbingan. 6. Ibu Kepala SD Negeri Denggung, Dra. Sri Susilowati, M.Pd, yang telah memberikan ijin penelitian, Ibu Suratmini, selaku wali kelas III A yang membantu memberikan masukan selama penelitian serta seluruh karyawan, guru dan murid-murid tercinta SD Negeri Denggung.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Seluruh staf dosen dan karyawan Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing selama penulis belajar di kampus PGSD, USD. 8. Bapak Sumulyo, Ibu Th.Sunarti dan seluruh kakak-kakakku yang selalu memberikan motivasi dan doa untuk peneliti. 9. Teman-teman satu kelompok payung Yashinta, Asti, Riza, Upik, Eva, Tesa, Wulan, Adit, Ardian, Ulil, Frengky, Ibnu, Husein, Janu dan Faisal yang berjuang bersama membantu dalam pelaksanaan ujian pendadaran, dari awal bimbingan hingga akhirnya perjuangan kita telah selesai. 10. Teman-teman angkatan 2012 PGSD yang selalu memberikan keceriaan dan tawa setiap harinya terlebih kelas D terima kasih atas kerja samanya selama kuliah di sini. 11. Kampus PGSD, tempatku berkembang dalam segala hal, tempat menimba ilmu, banyak cerita suka-duka, tawa dan tangis yang mampu mendewasakan penulis. Tidak ada kampus yang lebih baik selain kampus PGSD yang memberikan banyak kisah di tiap sudut dan lorong yang ada. Akhirnya penulis menyadari masih banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini oleh karena itu penulis membutuhkan saran dan kritik yang membangun penulis di masa depan. Dan akhirnya semoga penulisan tugas akhir ini bermanfaat bagi siapa saja yang berkepentingan. Yogyakarta, 11 Februari 2016 Penulis,
Casula Ambar Winanti
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv HALAMAN MOTTO .................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................................ viii ABSTRACT .................................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xviii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. Latar Belakang.................................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah............................................................................................ 4 C. Pembatasan Masalah ........................................................................................... 5 D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5 E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6 F. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 6 G. Definisi Operasional ........................................................................................... 8 BAB. II LANDASAN TEORI ................................................................................... 10 A. Kajian Pustaka .................................................................................................. 10
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Hasil Belajar ................................................................................................. 10 2. Kemampuan Berpikir Kritis ......................................................................... 12 3. PBL (Problem Based Learning) ................................................................... 14 4. Pembelajaran Matematika ............................................................................ 21 B. Penelitian yang Relevan ................................................................................... 23 C. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 26 D. Hipotesis Tindakan ........................................................................................... 28 BAB. III METODE PENELITIAN............................................................................ 30 A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 30 B. Setting Penelitian .............................................................................................. 32 C. Persiapan ........................................................................................................... 32 D. Tindakan Penelitian Setiap Siklus .................................................................... 33 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 39 F. Instrumen Penelitian.......................................................................................... 42 G. Teknik Pengujian Instrumen............................................................................. 47 H. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 50 I. Indikator Keberhasilan ..................................................................................... 60 J. Jadwal Penelitian ............................................................................................. 61 BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 62 A. Hasil Penelitian ................................................................................................. 62 1. Pelaksanaan................................................................................................... 62 2. Hasil Belajar ................................................................................................. 69 3. Kemampuan Berpikir Kritis ......................................................................... 74 B. Pembahasan ...................................................................................................... 95 BAB. V PENUTUP .................................................................................................... 97 A. Kesimpulan ....................................................................................................... 97
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 98 C. Saran ................................................................................................................. 99 DAFTAR REFERENSI ........................................................................................... 100 LAMPIRAN ............................................................................................................. 102
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ................................................................................. 43 Tabel 3.2 Indikator Berpikir Kritis............................................................................. 45 Tabel 3.3 Kisi – kisi soal Evaluasi Siklus I................................................................ 45 Tabel 3.4 Kisi – kisi soal Evaluasi Akhir ................................................................... 46 Tabel 3.5 Kisi – kisi Lembar Kuesioner .................................................................... 46 Tabel 3.6 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ..................................................... 48 Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Instrumen .................................................................... 49 Tabel 3.8 Hasil Validasi Kuesioner Berpikir Kritis .................................................. 49 Tabel 3.9 Kriteria Kelayakan Instrumen Berpikir Kritis ........................................... 50 Tabel 3.10 Kriteria PAP Tipe I .................................................................................. 51 Tabel 3.11Rentang Skor Indikator 1 .......................................................................... 52 Tabel 3.12 Rentang Skor Indikator 2 ........................................................................ 53 Tabel 3.13 Rentang Skor Indikator 3 ........................................................................ 54 Tabel 3.14 Rentang Skor Indikator 4 ........................................................................ 55 Tabel 3.15 Rentang Skor Indikator 5 ........................................................................ 56 Tabel 3.16 Rentang Skor Indikator 6 ........................................................................ 57 Tabel 3.17 Rentang Skor Seluruh Indiktor ............................................................... 57 Tabel 3.18 Tabel Rentang Skor Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis ................... 58 Tabel3.19 Kriteria Observasi ..................................................................................... 58 Tabel 3.20Tabel Kriteria Rata-rata Observasi Keseluruhan ..................................... 59 Tabel 3.21 Indikator Keberhasilan ............................................................................. 60 Tabel 2.22 Jadwal Penelitian ..................................................................................... 61 Tabel 4.1Data KondisiAwal Nilai Ulangan Matematika ........................................... 69 Tabel 4.2 Hasil Nilai Evaluasi Siklus 1 ..................................................................... 69
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3 Hasil Nilai Evaluasi Siklus 2 ..................................................................... 70 Tabel 4.4 Data Hasil Belajar ...................................................................................... 71 Tabel 4.5 Skor Indikator 1 KemampuanBerpikir Kritis Setiap Siswa ....................... 74 Tabel 4.6 Skor Indikator 2 KemampuanBerpikir Kritis Setiap Siswa ....................... 75 Tabel 4.7 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa ...................... 76 Tabel 4.8 Skor Indikator 4 KemampuanBerpikir Kritis Setiap Siswa ....................... 77 Tabel 4.9 Skor Indikator 5 KemampuanBerpikir Kritis Setiap Siswa ....................... 78 Tabel 4.10 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa .................... 79 Tabel 4.11 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal .............................................. 80 Tabel 4.12 Nilai Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis .................................... 81 Tabel 4.13 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa .................... 82 Tabel 4.14 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa .................... 83 Tabel 4.15 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa .................... 84 Tabel 4.16 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa .................... 85 Tabel 4.17 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa .................... 86 Tabel 4.18Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa ..................... 87 Tabel 4.19 Skor Keseluruhan Kemampuan Berpikir Kritis ....................................... 88 Tabel 4.20 Nilai Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis .................................... 89 Tabel 4.21 Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa .......................... 90 Tabel 4.22 Hasil Observasi Siklus I ........................................................................... 91 Tabel 4.23 Hasil Observasi Siklus II.......................................................................... 92 Tabel 4.24Perbandingan Pencapaian Penelitian ....................................................... 95
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman 2.1 Bagan Literature Map Penelitian ......................................................................... 25 3.1 Model PTK Kemmis dengan MC. Taggart .......................................................... 30 4.1 Nilai Rata-rata Hasil Blajar ................................................................................. 71 4.2 Persentase Pencapaian KKM ............................................................................... 72 4.3 Peningkatan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis ................................................... 90
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Surat Penelitian ..................................................................................... 102 Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ................................................................. 103 Lampiran 3 Silabus .................................................................................................. 104 Lampiran 4 RPP ....................................................................................................... 111 Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus 1 .......................................................................... 159 Lampiran 6 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa .............................................................. 164 Lampiran 7 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I................................................................. 168 Lampiran 8 Soal Evaluasi Akhir .............................................................................. 169 Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa .............................................................. 175 Lampiran 10 Hasil Nilai Evaluasi Akhir .................................................................. 181 Lampiran 11 Daftar Nilai Ulangan Matematika TA 2014/2015 .............................. 182 Lampiran 12 Validitas Perangkat Pembelajaran ...................................................... 183 Lampiran 13 Kisi – kisi Kuesioner ......................................................................... 192 Lampiran 14 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis .............................................. 193 Lampiran 15 Validasi Kuesioner Berpikir Kritis .................................................... 197 Lampiran 16 Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis ........................................ 201 Lampiran 17 Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis ....................................... 202 Lampiran 18 Pedoman Observasi ............................................................................ 203 Lampiran 19 Hasil Observasi .................................................................................. 204 Lampiran 20 Hasil Wawancara ................................................................................ 205 Lampiran 21 Foto Kegiatan ..................................................................................... 210 Lampiran 22 Daftar Riwayat Hidup……………………………………………….211
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Belajar matematika merupakan syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, karena dengan belajar matematika, siswa akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif. Pembelajaran di dalam kelas seharusnya guru mampu memfasilitasi dan menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, dalam proses pembelajaran ini berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran adalah menghadirkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari, secara tidak langsung melatih siswa untuk berpikir menghadapi masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menghadapkan anak pada masalah matematis sehari-hari dengan demikian belajar matematika anak merasa terbantu untuk menyelesaikan masalah matematis sehingga anak tertarik untuk belajar. Apalagi matematika adalah salah satu mata pelajaran yang penting dan berguna bagi siswa. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kelas III, pada tanggal 8 Agustus 2015 peneliti mendapatkan informasi bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran dengan hasil belajar yang rendah pada materi perkalian
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
dan pembagian, guru belum maksimal mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak untuk menyelesaikan soal cerita maupun soal matematika yang lainnya. Ennis (dalam Fisher 2008), bahwa berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Dalam konsep Ennis pengambilan keputusan adalah bagian dari berpikir kritis, diharapkan dengan menghadapkan masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari kemampuan berpikir kritis siswa meningkat. SD Negeri Denggung memiliki KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk pelajaran matematikan adalah 70. Berdasarkan batas Kriteria Ketuntasan Minimal maka dapat dilihat siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 18 siswa dan 10 siswa yang belum mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada 35% siswa yang belum mencapai KKM untuk materi perkalian dan pembagian. Berdasarkan hasil wawancara dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas III SD Negeri Denggung rendah pada materi perkalian dan pembagian. Data kondisi awal hasil belajar tahun pelajaran 2014/2015 dapat dilihat di lampiran 11. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan (Purwanto, 2009 : 44), siswa seringkali mengeluh ketidakpuasannya terhadap perolehan hasil belajar. Proses pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada guru, menjadikan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar, seharuanya pembelajaran di dalam kelas berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Karakteristik siswa kelas III dengan masa peralihan dari kelas II, masih mengalami kesulitan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
menyelesaikan soal cerita mengubahnya ke dalam bentuk matematika.Kuncinya adalah penanaman konsep matematika yang mantang, guru harus menghadirkan model pembelajarn yang membantu siswa untuk memahami materi. Pada kenyataannya anak tidak dilatih untuk berpikir menghadapi masalah matematis dalam kehidupan nyata.Apalagi kemampuan berpikir ini menjadi salah satu bekal utama untuk menyelesaikan soal matematika, termasuk soal cerita. Siswa tidak dilatih berpikir kritis untuk menghadapi masalah matematis yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Padahal pembelajaran matematika yang ideal bertujuan untuk menghadapkan siswa dengan realita kehidupan sehari-hari yang memuat permasalahan matematika dan perhitungan matematika.untuk dipikir dan diselesaikan. Salah satu pembelajaran inovatif yang membantu siswa untuk memahami materi dan meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya adalah pembelajaran model Problem Based Learning (PBL), yaitu pembelajaran yang menekankan pada masalah kehidupan sehari-hari. PBL ini bertujuan untuk membantu siswa menghadapi dan menyelesaikan permasalahan matematika, serta membantu siswa berpikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan matematika, dengan demikian diharapakn dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dikembangkan suatu pembelajaran inovatif matematika, untuk meningkatkan hasil belajar matematika serta untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan tujuan mempersiapkan siswa agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
matang dan orang yang tidak pernah berhenti belajar. Peneliti mencoba menerapkan pembelajaran Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah. Arends (dalam Trianto 2007), Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Agar siswa dapat mencapai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis yang sesuai dengan yang diharapkan maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematikan Pada Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran Problem Based Learning Siswa Kelas III SD Negeri Denggung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Pemahaman siswa tentang konsep perkalian dan pembagian masih rendah 2. Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal masih kurang 3. Pembelajaran siswa berpusat pada guru 4. Pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran kurang menarik bagi siswa, sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan 5. Tujuan pembelajaran belum tercapai secara maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk memfokuskan suatu permasalahan yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penulis hanya meneliti siswa kelas III A SD Negeri Denggung, semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. 2. Objek yang diteliti adalah peningkatan hasil belajar matematika dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa. 3. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah. 4. Mata pelajaran yang diteliti adalah matematika dengan materi perkalian dan pembagian. D. Rumusan Masalah Hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas III SD Negeri Denggung harus ditingkatkan. Berdasarkan uraian latar belakangmasalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan PBL dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran 2015/2016? 2. Apakah penerapan pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi perkalian dan pembagian kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran 2015/2016?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
3. Apakah penerapan pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi perkalian dan pembagian kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memaparkan bagaimana penerapan PBL untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran 2015/ 2016. 2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian siswa kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran 2015/ 2016 lewat penggunaan pendekatanProblem Based Learning. 3. Meningkatkan
dan
mengetahui
peningkatan
kemampuan
berpikir
kritis
matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian siswa kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran 2015/ 2016 melalui model pendekatanProblem Based Learning.
F. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung, maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Manfaat Teorits a. Sebagai gambaran dan bahan pengembangan untuk menentukan langkahlangkah yang perlu dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi perkalian dan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
siswa kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran 2015/2016 melalui pendekatan Problem Based Learning. b. Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya, mengenai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Meningkatkan hasil belajar siswa materi perkalian dan pembagian, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran 2015/ 2016. b. Bagi peneliti 1) Mendapatkan pengalaman baru tentang penggunaan model Problem Based Learning (PBL). 2) Penelitian ini sebagai sarana untuk belajar, berlatih, menerapkan dan mengembangkan pengetahuan peneliti yang telah berproses selama penelitian. 3) Menambah wawasan atau pengetahuan baru tentang kemampuan berpikir kritis. c. Bagi Guru Penggunaan metode pembelajaran inovatif PBL sebagai salah satu metode mengajar yang dapat digunakan pada pembelajaran matematika khususnya untuk meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis matematika siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
d. Bagi sekolah Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif dalam penggunaan pembelajaran inovatif PBL. G. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan beberapa istilah yang dijelaskan sebagai berikut. 1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan pembelajaran, peneliti memfokuskan pada aspek kognitif. 2. Berpikir kritis
Berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan reflektif, yang mencontohkan kesempurnaan berpikir, dengan terlebih dahulu menganalisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan. 3. Problem Based Learning
PBL merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari untuk diselesaikan dengan langkahlangkah tertentu. 4. Matematika
Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan angka dan bilangan serta menggunakan simbol matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
5. Perkalian dan Pembagian Konsep perkalian adalah penjumlahan berulang, sedangkan konsep pembagian adalah pengurangan berulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas tentang kajian teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan A. Kajian Pustaka 1.
Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik (Majid,2014: 27).Hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.Andersond dan Krathwohl (dalam Rusmono, 2012:8) menyebut ranah kognitif dari taksonomi Bloom merevisi menjadi dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi proses kognitif terdiri atas enam tingkatan: (1) ingatan, (2) pemahaman, (3) pengetahuan terdiri atas empat tingkatan, yaitu (1) pengetahuan faktual, (2) pengetahuan konseptual, (3) pengetahuan prosedural, dan (4) pengetahuan meta-kognitif. Sedangkan Snelbeker (dalam Rusmono, 2012: 8) perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan pembelajaran, peneliti memfokuskan pada aspek kognitif. b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Susanto (2013 : 12), hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku, motivasi, minat, dan kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani.Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (dalam Susanto 2012:12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal, maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut: 1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. 2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar, yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
2. Kemampuan Berpikir Kritis a. Model Berpikir Kritis Richard Paul Berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri yang mencontohkan kesempurnaan berpikir sesuai dengan mode tertentu atau ranah berpikir (Richard Paul dalam Kuswana 2012: 205). Standar berpikir kritis bagi pendidikan dasar dalam model Paul adalah upaya untuk mengidentifikasi komponen berpikir kritis, berikut adalah daftar standar berpikir kritis: kejelasan (clarity), presisi (precision), spesial (specificity), akurasi (accuracy), relevan (relevance), konsisten (consistency),
logis
(logic),
mendalam
(dept),
kelengkapan
(completeness), signifikan (significance), kecukupan (adequacy), dan keadilan (fairness). Kuswana (2011 : 19) berpendapat berpikir kritis merupakan analisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan. Sedangkan menurut Norris dan Ennis (dalam Alec Fisher, 2008 : 4) berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan reflektif, yang mencontohkan kesempurnaan berpikir, dengan terlebih dahulu menganalisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
b. Indikator Berpikir Kritis Menurut Glaser (dalam Fisher, 2008 :7), ciri-ciri berpikir kritis yaitu: (a) mengenal masalah, (b) menemukan cara-cara untuk menyelesaikan masalah, (c) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (d) mengenal ide dan nilai yang tidak dinyatakan, (e) memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, (f) menganalisis data, (g) menilai fakta dan menilai pernyataan-pernyataan, (h) mengenal sebab akibat suatu masalah, (i) menarik kesimpulan, (j) menguji kebenaran pendapat orang lain, (k) menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas; dan (l) membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan 12 indikator tersebut, peneliti memilih enam indikator yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: (a) mengenal masalah, (b) menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu, (c) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (d) menganalisis data, (e) menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulankesimpulan yang seorang ambil, dan (f) membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan seharihari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
c. Keterampilan Penting dalam Pemikiran Kritis Beberapa keterampilan berpikir kritis yang sangat penting menurut Fisher (2008 : 8), khususnya bagaimana: 1) mengidentifikasi elemen-elemen dalam kasus yang dipikirkan, khususnya alasan-alasan dan kesimpulan-kesimpulan; 2) mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi; 3) mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataanpernyataan dan gagasan-gagasan; 4) menilai akseptabilitas, khususnya kredibilitas, klaim-klaim; 5) mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya; 6) menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan penjelasan-penjelasan; 7) menganalisis, mengevaluasi dan membuat keputusan-keputusan; 8) menarik inferensi-inferensi; 9) menghasilkan argumen-argumen. 3. Problem Based Learning (PBL) a. Pengertian Problem Based Learning (PBL) Triyanto (2009 : 90) mengemukakan pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya masalah yang membutuhkan penyelidikan dan penyelesaian secara nyata. Ratumanan (dalam Triyanto, 2009 : 92), menyatakan bahwa pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran cara berproses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam diri siswa, dan menyusun pengetahuannya tentang dunia sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
dan sekitarnya. Peterson (dalam Amir, 2009 : 13) mengatakan bahwa yang mendapatkan fokus dalam pembelajaran berbasis masalah bukan hanya pada saat pembelajaran itu berlangsung tetapi juga kelak, yakni kecakapan yang diperoleh akibat proses tersebut. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran berbasis masalah atau PBL merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari untuk diselesaikan dengan langkah-langkah tertentu. b. Karakteristik Problem Based Learning (PBL) Karakteristik Problem Based Learning menurut Arends (dalam Trianto,2009 : 93) adalah sebagai berikut: 1) Pengajuan pertanyaan atau masalah Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran berdasarkan masalah dan pertanyaan yang terjadi dan masalah tersebut penting untuk dipecahkan dan bermakna bagi seseorang. 2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin Masalah yang akan dipecahkan adalah masalah yang nyata agar dalam pemecahannya siswa tidak hanya melihat dari satu sisi mata pelajaran tetapi siswa mampu melihat masalah itu dari berbagai mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
3) Penyelidikan autentik Pembelajaran
berdasarkan
masalah
mengharuskan
siswa
melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap
masalah
nyata.Mereka
harus
menganalisis
dan
mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan,
mengumpul
dan
menganalisa
informasi,
melakukan
eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. 4) Membuat produk dan memamerkannya Pembelajaran
berbasis
masalah
menuntut
siswa
untuk
menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya.Karya tersebut mampu mewakili atau menjelaskan penyelesaian masalah yang mereka temukan. 5) Kolaborasi Ciri dari pembelajaran berbasis masalah adalah dengan adanya siswa
yang
bekerjasama
dalam
menyelesaikan
masalahnya.Bekerjasama memberikan motivasi, mengembangkan keterampilan sosial, dan keterampilan berpikir. d. Tujuan Problem Based Learning (PBL) Berdasarkan ciri-ciri PBL yang telah disebutkan diatas, menurut Trianto (2009 : 94), tujuan PBL adalah untuk: 1) membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
pemecahan masalah, 2) belajar peranan orang dewasa yang autentik, 3) menjadi pembelajar yang mandiri. e.
Kelebihan dan Kekurangan PBL Kelebihan Problem Based Learning (PBL) sebagai suatu model pembelajaran menurut Trianto (2009 : 96) adalah : 1) realistik dengan kehidupan siswa, 2) konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, 3) memupuk sifat inkuiri siswa, 4) memupuk kemampuan Problem Solving
atau
pemecahan
masalah.
Selain
kelebihan
tersebut
pembelajaran berbasis masalah juga memiliki kekurangan yaitu : 1) persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks, 2) sulitnya mencari problem yang relevan, 3) memerlukan waktu yang panjang, dan 4) sering terjadi miss-konsepsi. f. Langkah–langkah Problem Based Learning (PBL) Proses PBL akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan. Menurut Amir (2009 : 24) ada 7 langkah PBL setelah membentuk kelompok kecil: 1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat setiap peserta berangkat dari cara memandang yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
2) Merumuskan masalah Fenomena atau kejadian yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi di antara fenomena itu. 3) Menganalisis masalah anggota menggeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimuliki anggota tentang masalah. Anggota kelompok mendapatkan kesempatan melatih bagaimana menjelaskan, melihat alternatif atau hipotesis yang terkait dengan masalah. 4) Menata gagasan dan secara sistematis menganalisisnya dengan dalam bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokkan;
mana
yang
saling
menunjang,
mana
yang
bertentangan, dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilahmemilah sesuatu menjadi bagian yang membentuknya. 5) Memformulasikan tujuan pembelajaran kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran kan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat. Tujuan pembelajaran ini juga yang dibuat menjadi dasar penugasan–penugasan individu disetiap kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
6) Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar diskusi kelompok) saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan dan menentukan di mana hendak dicarinya atau menentukan sumber informasi.Keaktifan setiap anggota harus terbukti dengan laporan yang harus disampaikan oleh setiap individu/kelompok yang bertanggung jawab atas setiap tujuan pembelajaran. 7) Mensintesa (menggabungkan dan menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk kelas dari laporan-laporan individu/kelompok, yang dipresentasikan di hadapan anggota kelompok lain, kelompok akan mendapatkan informasi-informasi baru. Kelompok sudah dapat membuat sistesis; menggabungkan dan mengkombinasikan hal-hal yang relevan. Arends (2013 : 115) menyatakan bahwa ada lima tahap dalam sintaksis untuk pembelajaran berbasis masalah, yaitu: Tahap 1: Mengarahkan siswa kepada masalah Guru meninjau ulang tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah Tahap 2: Mempersiapkan siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan menyusun tugas-tugas belajar yang terkait dengan permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Tahap 3: Membantu penelitian mandiri dan kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, mengadakan eksperimen, dan mencari penjelasan serta solusinya Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan mepersiapkan hasil karya Tahap 5:Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk merefleksikan penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan Sedangkan Pannen (dalam Ngalimun, 2012 : 94) langkahlangkah dalam pembelajaran PBL ada delapan tahapan, yaitu: (1) mengidentifikasi masalah, (2) mengumpulkan data, (3) menganalisis data, (4) memecahkan masalah berdasarkan data pada data yang ada dan analisisnya, (5) memilih cara untuk menyelesaikan masalah, (6) merencanakan penerapan pemecahan masalah, (7) melakukan ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan, dan (8) melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima fase dalam PBL sesuai dengan pendapat Arends (2013 : 115) yang meliputi: (1) orientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individu maupun kelompok,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
(4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 4. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika Johnson
dan
Myklebust
(dalam
Sundayana,
2003
:
252)
mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Dengan kata lain, matematika adalah bekal bagi peserta didik untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Sedangkan
menurut
Schoenfeld
(dalam
Hendriana
&
Soemarmo,2014 : 6) mengemukakan bahwa matematika adalah suatu disiplin ilmu yang hidup dan tumbuh di mana kebenaran dicapai secara individu dan melalui masyarakat matematis. Selanjutnya ia menyarankan agar: a) Pakar matematika mengembangkan pemahaman matematik yang dalam melalui latihan magang dalam masyarakat terutama untuk mahasiswa pascasarjana dan professional muda, b) Dalam standar pembelajaran untuk siswa menengah ke bawah siswa tidak didorong untuk magang seperti itu, oleh karena itu hendaknya siswa didorong untuk doing dan knowing mathematics. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan angka dan bilangan serta menggunakan simbol matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
b. Tujuan Pembelajaran Matematika Hendriana dan Soemarmo (2014:7) menyatakan bahwakurikulum KTSP yang disempurnakan pada kurikulum 2013 mencantumkan tujuan pembelajaran matematika sebagai berikut: 1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau matematika secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi
matematika
dalam
membuat
generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan peryataan matematika, 3) memecahkan masalah, 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. c. Materi Pembelajaran 1) Perkalian Konsep perkalian adalah penjumlahan berulang. Contoh: Banyak seluruh apel Bu Santi ada 9 buah. Kita dapat memperolehnya dengan cara menjumlahkan 3 + 3 + 3 = 9 Penjumlahan itu disebut penjumlahan berulang. Penjumlahan bilangan 3 dilakukan 3 kali.Penjumlahan berulang dapat dinyatakan dalam bentuk perkalian yaitu 3 x 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
2) Pembagian Konsep pembagian adalah pengurangan berulang. Contoh: Bu Sita memindahkan 12 butir telur itu ke keranjang kecil. Setiap kali ia memindahkan 4 butir telur ke masing-masing keranjang kecil. Ternyata, semua telur dapat menempati 3 keranjang kecil dan tidak ada telur yang tersisa. 12 - 4 - 4 - 4 = 0 Bentuk pengurangan di atas disebut pengurangan berulang. Pengurangan dengan 4 dilakukan sebanyak 3 kali. Jadi, 12 : 4 = 3. Pembagian dapat dinyatakan sebagai pengurangan berulang. B. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang hasil belajar pernah dilakukan oleh Pratiwi, Ni Wyn Wida Gian, dkk.(2013)dengan judul “Model Pembelajaran Problem Based Learning Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Materi Pecahan Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan”. Data mengenai hasil belajar materi pecahan dalam mata pelajaran matematika dikumpulkan dengan instrumen berupa tes objektif pilihan ganda. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan tehnik t-test dengan t-hitung= 2,8, t-tabel= 0,02 pada taraf signifikansi 5% dan dk = 34 n1 – 1atau n2 – 1 sehingga diperoleh t-hitung >ttabel. Rerata hasil belajar matematika siswa di kelompok eksperimen adalah 74,23 dan kelompok control adalah 67,14. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa
model
pembelajaran
Problem
Based
Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
berpengaruh terhadap hasil belajar materi pecahan dalam mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD Saraswati Tabanan. Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning, juga pernah dilakukan oleh Gunantar, Gd, dkk.(2014) dengan judul “Penerapan
Model
Pembelajaran
Problem
Based
Learning
Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yakni dari siklus I ke siklus II sebesar 16,42% dari kriteria sedang menjadi tinggi. Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Susila, Putu Budi, dkk.(2014) dengan
judul
“Pengaruh
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Gugus III Kecamatan Busungbiu”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen tergolong tinggi dengan rata-rata 16,56, sedangkan hasil belajar siswa kelompok kontrol tergolong sedang dengan rata-rata 11,43. Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV gugus III kecamatan Busungbiu ( thitung>ttabel, thitung = 4,77 dan ttabel =2,43).Dengan demikian, model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa. Penelitian yang sudah dilakukan di atas digunakan peneliti sebagai pendukung penelitian yang relevan, untuk meningkatkan hasil belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
dan kemampuan berpikir kritis matematika melalui pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Literatur Map penelitian yang relevan dapat dilihat pada gambar 2 berikut: Pratiwi, Ni Wayan Wida Gian, dkk. (2013). Model Pembelajaran Problem Based Learning Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Materi Pecahan Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan
Gunantar, Gd, dkk. (2014).Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V
Yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika III A Pada Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran PBL SD Negeri Denggung Tahun Pelajaran 2015/2016
Susila, Putu Budi, dkk. (2014). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Gugus III Kecamatan Busungbiu
Gambar 2.1Bagan Literature MapPenelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Penelitian ini memperkuat penelitian yang relevan, bahwa model pembelajaran PBL
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis siswa. Peneliti meneliti tentang peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika kelas III A pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran PBL SD Negeri Denggung. Unsur kesamaan dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran PBL pada pembelajaran matematika. C. Kerangka Berpikir Bidang studi matematika merupakan bidang studi yang berguna dan membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan seharihari yang berhubungan dengan hitung menghitung. Oleh sebab itu, siswa harus selalu dilatih dan dibiasakan berpikir mandiri untuk memecahkan masalah, karena pemecahan masalah selain menuntut siswa untuk berpikir juga merupakan alat utama untuk melakukan atau bekerja dalam matematika. Melalui pembelajaran matematika juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan-kemampuan yang lebih bermanfaat untuk mengatasi masalahmasalah yang diperkirakan akan dihadapi siswa di masa depan (Susanto, 2012 : 195). Oleh sebab itu, siswa harus dilatih dan dibiasakan berpikir kritis untuk memecahkan masalah. Guru harus menghadirkan pembelajaran yang membantu siswa untuk lebih memahami materi pembelajaran. Pada umumnya anak kelas III memiliki karakteristik masa peralihan dari kelas II, untuk menyelesaikan matematika siswa masih mengalami kesulitan apa lagi untuk menyelesaikan masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Salah satu model pembelajaran adalah menghadirkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari, secara tidak langsung melatih siswa untuk
berpikir
menghadapi
realitas
kehidupan
nyata,
karena
pada
kenyataannya anak tidak dilatih untuk berpikir menghadapi realitas kehidupan nyata. Apalagi kemampuan berpikir ini menjadi salah satu bekal utama untuk menyelesaikan soal matematika, termasuk soal cerita. Siswa tidak dilatih berpikir kritis untuk menghadapi masalah matematis yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Padahal pembelajaran matematika yang ideal bertujuan untuk menghadapkan siswa dengan realita kehidupan sehari-hari yang memuat permasalahan matematika dan perhitungan matematika. untuk dipikir dan diselesaikan. Pembelajaran Problem Based Learningjuga terkait dengan peran siswa dalam keikutsertaannya saat proses pembelajaran. Peran serta siswa saat proses pembelajaran dianggap penting karena didalam pembelajaran dibutuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan reflektif, yang mencontohkan kesempurnaan berpikir, dengan terlebih dahulu menganalisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan, ketika anak dihadapkan pada masalah anak akan terlatih untuk berpikir kritis. Model pembelajaran Problem Based Learningini menekankan penyelesaian masalah pada kehidupan sehari-hari, sehingga membantu anak untuk menyelesaikan masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Pernyataan diatas, membuat peneliti tertarik dengan model atau strategi pembelajaran Problem Based Learning. Pembelajaran Problem Based Learning merupakan konsep belajar yang menekankan masalah pada kehidupan sehari-hari. Di harapkan proses pembelajaran akan menjadi aktif, menyenangkan, dan mudah dipahami oleh siswa. Penerapan pembelajaran Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan teori-teori yang mendukung dan kerangka berpikir yang peneliti tulis di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2015/2016, dilaksanakan dengan lima fase yaitu : (1) orientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 2. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi perkalian dan pembagian kelas III A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
3. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatan kemampuan berpikir kritis matematika materi perkalian dan pembagian siswa kelas III A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2015/2016 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah
tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan, praktik dan proses pembelajaran (Susilo, 2007:16). Penelitian Tindakan Kelas memiliki berbagai model yang dapat digunakan dalam sebuah penelitian. Model penelitian yang diadaptasi peneliti dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc. Taggart.Model Kemmis dan Mc Taggart dapat digambarkan dalam bagan berikut. Perencanaan
SIKLUS I Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010 : 17)
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Berdasarkan gambar 3.1 model PTK Kemmis dan Mc Taggart terdapat empat langkah untuk setiap siklus yang meliputi: 1. Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh peneliti ketika akan memulai tindakannya. 2. Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. 3. Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang sudah disebutkan dalam pelaksanaan. 4. Refleksi atau dikenal dengan peristiwa perenungan adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti melakukan perencanaan mengenai langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan ketika akan memulai tindakannya, seperti menyusun perangkat pembelajaran dan berkonsultasi dengan guru kelas. Sehingga dalam proses pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan. Pengamatan dilakukan setiap kali pertemuan di kelas, peneliti membuat pedoman pengamatan (observasi) untuk mempermudah
melihat jalannya pelaksanaan
tindakan. Sedangkan dalam refleksi peneliti melihat kembali apakah langkahlangkah dalam penelitian tersebut sudah mencapai target yang sudah ditentutan atau belum, lalu pada siklus II dikembangkan dan ditingkatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
B. Setting Penelitian 1.
Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Denggung yang terletak di jalan Candi Gebang, Bangunrejo, Tridadi, Sleman ,Yogyakarta.
2.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2015/2016 kelas III A yang berjumlah 28 siswa.
3. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika kelas III A SD Negeri Denggung, melalui pembelajaran inovatif Problem Based Learning. C. Persiapan Persiapan dalam penelitian ini meliputi: 1. 2.
Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Denggung Melakukan wawancara dengan guru kelas III
untuk mengetahui
permasalahan yang dialami siswa 3.
Melakukan observasi pembelajaran siswa di kelas III guna memperoleh gambaran mengenai kegiatan pembelajaran serta karakteristik siswa.
4.
Peneliti menyebarkan kuesioner untuk mengetahui kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa kelas III.
5.
Meminta dokumen nilai siswa dari guru kelas III tahun sebelumnya
6.
Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang ada di kelas III yaitu perkalian dan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
7.
Merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis
8.
Menyusun rencana penelitian
9.
Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok dan menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, LKS, Soal Evaluasi Siklus I dan siklus II, kunci jawaban dan instrumen penelitian.
10.
Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Validasi perangkat pembelajaran dua dosen ahli dan guru kelas
11.
Mendata nama-nama siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah pada mata pelajaran matematika melalui wawancara dengan guru kelas.
D. Tindakan Penelitian Setiap Siklus Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga hahap sebagai berikut: 1. Siklus I a. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan pada siswa yaitu membuat perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, materi yang diajarkan, LKS dan soal evaluasi siklus I. Selanjutnya peneliti juga mempersiapkan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I. b. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan tindakan dalam siklus I akan dilakukan dalam 2 pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran, setiap jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
pelajaran terdiri dari 35 menit. Adapun tahapan proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan I a) Kegiatan Awal Guru membagikan kuesioner mengenai kemampuan berpikir kritis siswa, setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya tentang kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan perkalian untuk menggali pemahaman siswa(orientasi siswa pada masalah). b) Kegiatan Inti Guru membacakan soal cerita dalam kehidupan sehari-hari tentang perkalian lalu melakukan demonstrasi menggunakan media papan manik-manik untuk menjelaskan konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang
berdasarkan
soal
cerita
yang
sudah
dibacakan
tadi(mengorganisasi siswa untuk belajar). Beberapa siswa ke depan untuk membantu guru dalam menggunakan media, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan LKS yang dibantu dengan media sedotan(membimbing penyelidikan individu maupun kelompok). Setelah itu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka (mengembangkan dan menyajikan hasil karya). c) Kegiatan Penutup Kegiatan penutup diakhiri dengan tanya jawab seputar materi yang belum jelas dan guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran hari itu(menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
2) Pertemuan II a) Kegiatan Awal Guru melakukan apersepsi sebelum pembelajaran dengan cara bertanya kepada siswa bagaimana melalukan perkalian dengan dua angka?.Lalu guru menuliskan contoh soal supaya siswa mencoba mengerjakan(orientasi siswa pada masalah). b) Kegiatan Inti Guru membacakan soal cerita tentang kehidupan sehari-hari tetapi memuat materi perkalian dua angka(mengorganisasi siswa untuk belajar). Untuk menjelaskan materi perkalian dengan dua angka, guru menggunakan media papan angka.Media ini terbuat dari kertas karton yang diberi kantong-kantong untuk memasukkan angka-angka.Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dengan bantuan guru (membimbing penyelidikan individu maupun kelompok) c) Kegiatan Penutup Sebelum melakukan kegiatan penutup guru mengadakan sedikit permainan menggunakan papan angka yang diletakkan di papan tulis, setiap siswa mendapatkan angka-angka selanjutnya guru akan membacakan soal seperti mencongak, lalu siswa akan memasukkan angka-angka dengan cepat (mengembangkan dan menyajikan hasil karya) Setelah itu siswa melalukan evaluasi akhir siklus I(menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
c. Observasi Observasi dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung pada siklus I. Peneliti mengobservasi tentang kemampuan berpikir kritis sesuai dengan pedoman observasi kemampuan berpikir kritis yang peneliti buat. d. Refleksi Peneliti melakukan refleksi setelah melakukan tindakan pada siklus I. Refleksi
bertujuan
untuk
memberikan
penilaian
dan
mengetahui
kekurangan maupun kelebihan yang terjadi ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan refleksi pada siklus I ini akan digunakan peneliti sebagai pertimbangan merencanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II. 2. Siklus II a. Perencanaan Pada
siklus
II
peneliti
membuat
perencanaan
pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I . Pada siklus II peneliti memperbaiki kekurangan pada siklus I. Peneliti juga mempersiapkan RPP yang akan digunakan pada siklus II. Peneliti juga mempersiapkan LKS dan media yang akan digunakan pada siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II terdiri dari 2 pertemuan, masing-masing selama 2 jam pelajaran. Setiap jam pelajaran terdiri dari 35 menit. Adapun tahapan proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
1) Pertemuan I a) Kegiatan Awal Guru bertanya mengenai kegiatan sehari-hari siswa yang mungkin berhubungan dengan pembagian(orientasi siswa pada masalah). b) Kegiatan Inti Gurumembacakan soal cerita pembagian lalu meminta bantuan siswa
untuk
membantu
menggunakan papan
menyelesaikan
manik-manik untuk
soal
tersebutdengan
menjelaskan konsep
pembagian(mengorganisasi siswa untuk belajar). Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS dan guru membimbing untuk menyelesaikan soal-soal
tersebut(membimbing
penyelidikan
individu
maupun
kelompok), lalu salah satu perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka (mengembangkan dan menyajikan hasil karya). c) Kegiatan Penutup Secara bersama-sama guru dan murid melakukan refleksi tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan lalu menutupnya dengan memberikan
kesimpulan
tentang
materi
(menganalisis
dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah). 2) Pertemuan II a) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal peneliti mengulangi materi sebelumnya tentang pembagian, kemudian guru menyampaikan tujuan materi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
akan dipelajari, yaitu tentang pembagian dua angka(orientasi siswa pada masalah). b) Kegiatan Inti Guru membacakan soal cerita yang harus diselesaikan dengan pembagian
dua
angka,
kemudian
menjelaskan
tentang
materi(mengorganisasi siswa untuk belajar)lalu siswa mengerjakan LKS secara berkelompok (membimbing penyelidikan individu maupun kelompok). Setelah selesai mengerjakan LKS perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka (membimbing penyelidikan
individu
maupun
kelompok),
selanjutnya
siswa
mengerjakan soal evaluasi akhir siklus II sekaligus juga mengerjakan soal evaluasi akhir yaitu gabungan dari siklus I dan siklus II. c) Kegiatan Penutup Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru memberikan kuesioner tentang kemampuan berpikir kritis.Selanjutnya bersamasama melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang sudah dilaksanakan
lalu
membuat
kesimpulan(menganalisis
dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah).Guru meminta perwakilan beberapa siswa untuk memberikan kesan dan pesan selama peneliti masuk ke kelas mereka. c. Observasi Kegiatan observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Peneliti mengamati kemampuan berpikir kritis ketika proses pembelajaran berlangsung. Dari kegiatan observasi ini peneliti mampu mengamati secara langsung perkembangan siswa. d. Refleksi Ketika tindakan pada siklus II terlaksana, peneliti kemudian mengevaluasi kegiatan pada siklus II yang telah dilakukan. Kemudian peneliti menganalisis proses pembelajaran, hasil evaluasi dan kuesioner berpikir kritis yang telah dibagikan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes yang meliputi: 1. Wawancara Wawancara adalah suatu proses tanya jawab sepihak antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee), yang dilaksanakan sambil bertatap muka, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan maksud memperoleh jawaban dari interviewee (Masidjo, 1995:72). Peneliti melakukan kegiatan wawancara pada hari sabtu,8 Agustus, wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kondisi secara umum, karakteristik siswa kelas III, bagaimana proses pembelajaran dan masukan-masukan dari guru yang berguna untuk membantu proses penelitian. Dari kegiatan wawancara ini peneliti mendapatkan gambaran dan masukan untuk melalukan penelitiannya, karena kelas III A adalah kelas yang cukup aktif siswannya.Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
dibandingkan dengan kelas III B, kelas III A ini siswanya sangat ramai dengan beragam karakteristik. Misalnya saja ketika guru sedang menjelaskan ada siswa yang tiba-tiba menangis karena diganggu temanyang lain. Tidak heran guru kelas sering kewalahan untuk mengatasi kelas tersebut, karena harus bersuara lantang untuk mendapatkan perhatian siswa. Di dalam kelas ada beberapa anak yang mempunyai sifat sebagai provokator yang berpengaruh besar terhadap suasana kelas, dibutuhkan kesabaran dan tenaga yang ekstra. 2. Observasi Observasi dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan dan indra pendukung lainnya, seperti pendengaran, penciuman, dan lain-lainuntuk mencermati secara langsung fenomena atau objek yang sedang diteliti (Ghani, 2014:143). Observasi ini dilakukan disetiap pertemuan dan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada tanggal 21, 22, 28, dan 29 September 2015. Peneliti membuat lembar pengamatan berpikir kritis untuk mempermudah ketika melakukan pengamatan. 3. Tes Untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama aspek pengetahuan dan keterampilan (Jihad, 2008:67).Peneliti menggunakan tes dengan bentuk soal uraian untuk kelas III mata pelajaran matematika. Tes diberikan diakhir siklus I pertemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
kedua sebagai evaluasi akhir siklus I dan diakhir siklus II pertemuan kedua sebagai evaluasi siklus II dan evaluasi akhir dengan materi perkalian dan pembagian. 4. Pengumpulan Data Nontes Menggunakan Kuesioner Jenis penilaian tertulis nontes yang sangat lazim adalah kuesioner atau daftar pertanyaan.Kuesioerdiberikan di awal sebelum siklus dan di akhir siklus.Dari segi informasi yang dikumpulkan, kuesioner ini bertujuan untuk mengungkap fakta dan jika dilihat dari sifatnya termasuk kuesioner tertutup. Jawaban yang berisi kemungkinan fakta yang diharapkan sudah tersedia atau disajikan sehingga murid tinggal memilih dengan cara memberi tanda, pada salah
satu
jawaban
yang
paling
sesuai
dengan
keadaan
dirinya
(Supratiknya,2012:40). Sedangkan menurut Masidjo (1995:70), kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematika siswa.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner berpikir kritis skala likert. Prinsip pokok skala likert adalah menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat positif (Widoyoko, 2012 : 104). 5. Dokumentasi Foto Pengambilan data melalui dokumentasi foto ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti meminta bantuan rekan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
mengambil gambar, sehingga siswa tetap fokus dan tidak terjadi perubahan perilaku siswa pada saat pengambilan gambar. Dokumentasi ini akan memperkuat analisis hasil penelitian pada setiap siklus. Selain itu melalui dokumentasi foto dapat memperjelas data yang lain yang hanya dideskripsikan melalui pengamatan. Hasil dokumentasi ini, kemudian dideskripsikan sesuai dengan keadaan yang ada dan dipadukan dengan data lainnya. Foto kegiatan penelitian dapat dilihat dilampiran 21. F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara, lembar observasi, lembar kuesioner, dan soal tes. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran matematika, hasil belajar siswa kelas III, dan kemampuan berpikir kritis siswa. Lembar observasi dan lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran matematika.Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi perkalian dan pembagian. Peneliti akan menguraikan masingmasing instrumen pengumpulan data sebagai berikut. 1. Lembar Wawancara Peneliti akan melakukan wawancara kepada guru kelas III SD N Denggung. Berikut adalah garis besar pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan diajukan kepada narasumber.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
23 24 25
Pertanyaan Bagaimana karakteristik siswa kelas III dari tahun ke tahun? Bagaimana cara ibu mengajar dikelas? Bagaimana proses pembelajaran Matematika di kelas III? Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar matematika di kelas III ? Apabila ada kesulitan, pada materi apa? Menurut anda apakah penyebab dari kendala tersebut? Bagaimana usaha anda untuk mengatasi kendala tersebut? Apakah anda selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran Matematika? Media yang digunakan, dibuat sendiri oleh guru atau sudah tersedia disekolah? Apa contoh medianya? Digunakan untuk mengajar materi apa? Bagaimana peranserta siswa dalam penggunaan media ? Menurut anda bagaimana peran media pembelajaran itu sendiri? Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika? Menurut anda pada materi apa hasil belajar siswa rendah dan membutuhkan pemahaman yang lebih? Bagaimana strategi pembelajaran matematika yang anda gunakan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa? Menurut anda bagaimana dengan kemampuan siswa untuk mengenal masalah (kasus), misalnya dengan menggunakan soal cerita? Apakah siswa memahami jika guru memberikan masalah atau kasus sebagai pengantar sebuah materi? Bagaimana menurut anda cara atau metode yang tepat untuk memberikan materi kepada siswa? Apakah siswa pernah mengemukakan jawaban sendiri dengan alternatif cara penyelesaian yang lain? Bagaimana dengan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (mengerjakan soal) misalnya sudah bisa mandiri atau masih perlu bantuan dari guru? Bagaimana cara anda untuk memotivasi siswa untuk menyelesaikan suatu masalah? Ini kaitannya dengan mengerjakan soal ataupun mengantarkan sebuah materi dengan sebuah masalah atau kasus? Pernahkah anda dalam pelajaran matematika menggunakn kegiatan praktik? Misalnya dalam materi apa? Setelah melakukan suatu kegiatan dan memperoleh data, apakah murid-murid sudah mampu untuk menganalisis dan mengerjakan soalnya ? Diskripsikan tentang keadaan murid anda, ketika mengikuti pembelajaran Matematika dikelas
Tabel 3.1 menjelaskan mengenai pedoman wawancara yang digunakan peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran matematika dan hasil belajar siswa. Dari garis besar pedoman wawancara tersebut peneliti dapat mengembangkan sendiri pertanyaan-pertanyaan kepada guru kelas III saat proses wawancara berlangsung. Hasil wawancara dapat dilihat di lampiran 20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
2. Lembar Observasi Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematika siswa.Peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara memberikan tanda checklist(√) pada lembar observasi yang sudah dibuat. Glaser (dalam Fisher, 2008 : 7) menyatakan bahwa ada 12 indikator berpikir kritis yaitu : 1) mengenal masalah, 2) menemukan cara-cara yang dapat dipakai yang dapat dipakai menangani masalah-masalah, 3) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, 4) mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan, 5) memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan khas, 6) menganalisis data, 7) menilai fakta dan mengevaluasi pernyataanpernyataan, 8) mengenal adanya hubungan yang logis antara masalahmasalah, 9) menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan, 10) menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seorang ambil, 11) menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas; dan 12) membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan seharihari. Pada awalnya peneliti memilih tiga indikator dengan memperhatikan dari ke-12 indikator tersebut mana yang sesuai dengan karakteristik kelas III dan kemampuan siswa kelas III A. Setelah melakukan validasi kepada ahli peneliti mendapat masukan untuk menambahkan tiga indikator lagi, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
keseluruhan peneliti menetapkan enam indikator sebagai berikut: Tabel 3.2 Indikator Berpikir Kritis No Indikator Berpikir Kritis 1 Mengenal masalah 2 Menemukan cara–cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah3 4 5 6
masalah itu Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan Menganalisis data Menguji kesamaan–kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seorang ambil Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 3.2menunjukkan indikator-indikator berpikir kritis yang kemudian akan dikembangkan menjadi lembar pedoman observasi, dapat dilihat di lampiran 18. 3. Soal Tes Soal tes pada instrumen pengumpulan data ini dibuat dalam bentuk soal uraian.Tujuannya adalah untuk mengukur hasil belajar siswa setelah dilakukannta tindakan.Soal evaluasi diujikan sebanyak dua kali yakni pada saat akhir siklus I dan akhir siklus II. Tabel.3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Indikator Nomer Soal Jumlah Soal 1.3.1.Menggunakan konsep perkalian sebagai pejumlahan berulang untuk menyelesaikan soal perkalian 1.3.3 Menyelesaikan operasi hitung perkalian Jumlah
1,2.3.4.5
5
6,7,8,9,10
5
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Akhir Indikator Soal Jumlah Soal 1.3.1 Menggunakan konsep perkalian sebagai pejumlahan berulang untuk menyelesaikan soal perkalian 1.3.1 Menggunakan konsep pembagian sebagai pengurangan berulang untuk menyelesaikan soal pembagian Jumlah
1,2,3,4,5
5
6,7,8,9,10,11,12
7
12
4. Lembar Kuesioner Lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematika siswa.Kuesioner ini diisi sendiri oleh siswa dengan bentuk checklist(√).Berikut adalah kisi-kisi yang digunakan dalam pengamatan kemampuan berpikir kritis : Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Kuesioner No
Indikator Berpikir Kritis
Pernyataan
Favorabel
Jumlah
Unfavorabel
1
Mengenal masalah
3
3
6
2
Menemukan cara–cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah masalah itu Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan
3
3
6
2
2
4
4
Menganalisis data
3
3
6
5
Menguji kesamaan–kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seorang ambil Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan seharihari Total
2
2
4
2
2
4
3
6
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Tabel 3.5 menjelaskan tentang kisi-kisi lembar kuesioner berpikir kritis. Lembar kuesioner berpikir kritis dapat dilihat di lampiran 14. G. Teknik Pengujian Instrumen Perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, bahan ajar, dan soal evaluasi. Peneliti perlu gambaran kriteria yang tepat dalam sebuah penelitian, maka diperlukan validasi perangkat pembelajaran. Peneliti menggunakan validitas jenis Content Validity dan Face Validityuntuk memvalidasi instrumen penelitian kepada ahli. Suharsaputra (2014:98), menjelaskan tentang jenis validitas: 1. Validitas Isi (Content Validity) Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur.Validasi isi digunakan untuk soal evaluasi. 2. Validitas Rupa (Face Validity) Validitas rupa adalah validitas yang menunjukkan apakah instrumen penelitian dari segi rupanya tampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Ancok (dalam Suharsaputra 2014:99) validitas rupa amat penting dalam pengukuran kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran, kecerdasan, bakat dan keterampilan. Validasi rupa digunakan untuk kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa dan perangkat pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari silabus pembelajarn RPP, LKS dan soal evaluasi telah divalidasi oleh dua dosen Universitas Sanata Dharmadan guru mata pelajaran matematika.Adapun hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran sebagai berikut. Tabel 3.6Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran No
Aspek yang Dinilai
I
Format 1.Kejelasan materi 2.Pengaturan ruang/ tata letak 3.Jenis dan ukuran huruf yang sesuai Bahasa 1. Kebenaran tata bahasa 2.Kesederhanaan struktur kalimat 3. Kejelasan struktur kalimat 4.Bahasa yang digunakan bersifat komunikatif
II
III
Isi 1.Kebenaran materi/ isi 2.Pengelompokkan dalam materi-materi yang logis 3.Kesesuaian dengan standar isi KTSP 4.Kesesuaian dengan pembelajaran matematika melalui pendekatan Problem Based Learning 5.Metode penyajian yang digunakan 6.Kelayakan sebagai kelengkapan pembelajaran 7.Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan Skor rata-rata Rata-rata
Expert Jugment Dosen I Dosen II Guru 4 5 5
4 4 4
4 4 4
4 4 5 4
4 4 4 5
4 4 4 4
4 5
4 4
4 4
4 3
5 4
4 5
4 5
4 4
4 3
5
4
4
4,35
4,14 4,16
4
Hasil Penghitungan rata-rata validasi perangkat pembelajaran silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, dan soal evaluasi, memperoleh rata-rata 4,16 maka perangkat ini layak digunakan sebagai instrumen penelitian sesuai dengan kriteria PAP I (Masidjo,1995:153) dengan rentang skor 1-5. Berikut ini tabel 3.7 kriteria kelayakan instrumen:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Tabel 3.7Kriteria Kelayakan Instrumen Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100%
Skor
Kriteria
4,5 - 5
Sangat layak
80% - 89%
4 – 4,4
Layak
65% - 79%
3,25 – 3,99
Cukup layak
55% - 64%
2,75 – 3,24
Kurang layak
Di bawah 55%
1 – 2,74
Sangat kurang layak
Hasil validitas perangkat pembelajaran dapat dilihat di lampiran 12. Sedangkan hasil validasi kuesioner berpikir kritis siswa oleh dosen Universitas Sanata Dharma sebagai berikut: Tabel 3.8 Hasil Validasi Kuesioner Berpikir Kritis Indikator Berpikir Kritis
1. Mengenal masalah 2. Menemukan cara–cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu 3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan 4. Menganalisis data 5. Menguji kesamaan–kesamaan dan kesimpulankesimpulan yang seorang ambil 6. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari Jumlah Skor
Skor 24 24 16 24 16 16
120
Berdasarkan tabel 3.8 lembar kuesioner berpikir kritis memenuhi kriteria layak digunakan sebagai instrumen penelitian berdasarkan kriteria PAP I, dengan jumlah 30 item pernyataan dalam kuesioner berada pada kriteria layak dengan jumlah skor 120.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel 3.9 Kriteria Kelayakan Instrumen Berpikir Kritis Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100%
Skor
Kriteria
135– 150
Sangat layak
80% - 89%
120– 134
Layak
65% - 79%
97,5–119
Cukup layak
55% - 64%
82,5 –97,4
Kurang layak
Di bawah 55%
30 – 82,4
Sangat kurang layak
Lembar validitas kemampuan berpikir kritis dapat dilihat dilampiran 15. H.Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian, Sanjaya (2009:106). Peneliti menggunakan teknik analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk hasil tes/evaluasi siswa, sedangkan analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk hasil kuesioner. 1. Kuesioner Berpikir Kritis Untuk menghitung peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III A dari kondisi awal sampai setelah siklus ke-2 dilakukan setiap indikator dengan menggunakan tabel kriteria PAP tipe I (Masidjo, 1995 : 153); a. Menghitung jumlah skor berpikir kritis kelas Menghitung jumlah skor berpikir kritiskelas : Menjumlahkan skor setiap siswa dalam satu kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
b. Menghitung rata-rata skor kelas Menghitung rata-rata skor kelas :
c. Menghitung nilai berpikir kritis siswa Menghitung nilai berpikir kritis siswa Nilai =
d. Menentukan rentang skor kriteria cukup kritis (CK) berdasarkan kriteria PAP tipe I Tabel 3.10 Kriteria PAP tipe I Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 79% Di bawah 55%
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik
Dari tabel 3.10 diketahui bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir kritis jika berada pada rentang skor 65%-79% dengan kata lain siswa dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika berada pada rentang skor tersebut e. Jumlah siswa yang minimal cukup kritis (CK) Jumlah siswa yang minimal cukup kritis (CK) : Jumlah siswa – siswa yang tidak termasuk kriteria CK
f. Menghitung persentase jumlah siswa minimal cukup kritis (CK) Menghitung persentase jumlah siswa minimal cukup kritis (CK) Persentase =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Penentuan kriteria berpikir kritis pada setiap indikator: a. Indikator 1 (Mengenal Masalah) Dalam skala sikap terdapat 6 soal yang mewakili indikator 1 Skor maksimal
= 6 soal x 5 (sangat baik) = 30
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 1 adalah 30.Selanjutnya peneliti menentukan rentang nilai untuk menentukan kriteria tentang berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.11. Tabel 3.11 Rentang Skor Indikator 1 Tingkat Penguasaan Kompetensi
Rentang Skor
Keterangan
90% - 100%
27 – 30
Sangat Kritis
80% - 89%
24 – 26
Kritis
65% -79%
20 – 23
Cukup Kritis
55% - 64%
17 – 19
Tidak Kritis
Di bawah 55 %
Di bawah 14
Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.11 diketahui bahwa pada indikator 1 dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor 20.Pada kondisi awal terdapat 35,71% atau 10 dari 28 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
b. Indikator 2 ( Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu) Dalam skala sikap terdapat 6 soal yang mewakili indikator 2 Skor maksimal
= 6 soal x 5 (sangat baik) = 30
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 2 adalah 30.Selanjutnya peneliti menentukan rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis, berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.12. Tabel 3.12Rentang Skor Indikator 2 Tingkat Penguasaan Kompetensi
Rentang Skor
Keterangan
90% - 100%
27 – 30
Sangat Kritis
80% - 89%
24 – 26
Kritis
65% - 79%
20 – 23
Cukup Kritis
55% - 64%
17 – 19
Tidak Kritis
Di bawah 55 %
Di bawah 17
Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.12 diketahui untuk indikator 2 siswa dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor 20.Pada kondisi awal terdapat 17,85% atau 5 dari 28 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. c. Indikator
3
(Mengumpulkan
dan
menyusun
informasi
diperlukan) Dalam skala sikap terdapat 4 soal yang mewakili indikator 3
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Skor maksimal
= 4 soal x 5 (sangat baik) = 20
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 3 adalah 20.Selanjutnya peneliti menentukan rentang skor untuk penggolongan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.13. Tabel. 3.13 Rentang Skor Indikator 3 Tingkat Penguasaan Kompetensi
Rentang Skor
Keterangan
90% - 100%
18– 20
Sangat Kritis
80% - 89%
16 – 17
Kritis
65% - 79%
13– 15
Cukup Kritis
55% - 64%
11– 12
Tidak Kritis
Di bawah 55 %
Di bawah 11
Sangat Tidak Kritis
Tabel 3.13 diketahui untuk indikator 3 siswa dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor 13.Pada kondisi awal terdapat 25% atau 7 dari 28 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. d. Indikator 4 (Menganalisis data) Dalam skala sikap terdapat 6 soal yang mewakili indikator 4 Skor maksimal
= 6 soal x 5 (sangat baik) = 30
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 4 adalah 30.Selanjutnya peneliti menentukan rentang skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
untuk penggolongan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.14. Tabel 3.14 Rentang Skor Indikator 4 Tingkat Penguasaan Kompetensi
Rentang Skor
Keterangan
90% - 100%
27 – 30
Sangat Kritis
80% - 89%
24 – 26
Kritis
65% - 79%
20 – 23
Cukup Kritis
55% - 64%
17 – 19
Tidak Kritis
Di bawah 55 %
Di bawah 17
Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.14 diketahui untuk indikator 4 siswa dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor 20.Pada kondisi awal terdapat 17,85% atau 5 dari 28 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. e.
Indikator 5 (Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulankesimpulan yang seorang ambil) Dalam skala sikap terdapat 4 soal yang mewakili indikator 5 Skor maksimal
= 4 soal x 5 (sangat baik) = 20
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 5 adalah 20. Selanjutnya peneliti menentukan rentang skor untuk penggolongan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Tabel 3.15Rentang Skor Indikator 5 Tingkat Penguasaan Kompetensi
Rentang Skor
Keterangan
90% - 100%
18 – 20
Sangat Kritis
80% - 89%
16 – 17
Kritis
65% - 79%
13– 15
Cukup Kritis
55% - 64%
11– 12
Tidak Kritis
Di bawah 55 %
Di bawah 11
Sangat Tidak Kritis
Daritabel 3.15 diketahui untuk indikator 5 siswa dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor 13.Pada kondisi awal terdapat 35,71% atau 10 dari 28 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. f. Indikator 6 (Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari) Dalam skala sikap terdapat 4 soal yang mewakili indikator 5 Skor maksimal
= 4 soal x 5 (sangat baik) = 20
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 6 adalah 20.Selanjutnya peneliti menentukan rentang skor untuk penggolongan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Tabel 3.16Rentang Skor Indikator 6 Tingkat Penguasaan Kompetensi
Rentang Skor
Keterangan
90% - 100%
18 – 20
Sangat Kritis
80% - 89%
16 – 17
Kritis
65% - 79%
13– 15
Cukup Kritis
55% - 64%
11– 12
Tidak Kritis
Di bawah 55 %
Di bawah 11
Sangat Tidak Kritis
D
Dari tabel 3.16 diketahui untuk indikator 6 siswa dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor 13.Pada kondisi awal terdapat 35,71% atau 10 dari 28 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Keseluruhan indikator menggunakan kriteria sebagai berikut, dengan dasar PAP tipe I: Tabel 3.17 Rentang Skor Untuk Seluruh Indikator Tingkat Penguasaan Kompetensi
Rentang Skor
90% - 100%
135 – 150
Sangat Kritis
80% - 89%
120 – 134
Kritis
65% - 79%
97,5 – 119
Cukup Kritis
55% - 64%
82,5 – 97,4
Tidak Kritis
Di bawah 55 %
Di bawah 82,5
Keterangan
Sangat Tidak Kritis
Sedangkan untuk melihat nilai kemampuan berpikir kritis dan skor rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa secara keseluruhan: Nilai setiap indikator : Skor rata-rata keseluruhan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Tabel 3.18 RentangSkor Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Tingkat Penguasaan Kompetensi
Rentang Skor
Keterangan
90% - 100%
4,5 – 5
Sangat Kritis
80% - 89%
4 – 4,4
Kritis
65% - 79%
3,25 – 3,99
Cukup Kritis
55% - 64%
2,75 – 3,24
Tidak Kritis
Di bawah 55 %
Di bawah 2,75
Sangat Tidak Kritis
Skor rata-rata kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan dapat dilihat di lampiran 16 dan 17. 2. Observasi Peneliti membuat kriteria untuk kemampuan berpikir kritis berdasarkan hasil observasi menggunakan PAP I, sebagai berikut: Skor maksimal = 3 x n (jumlah siswa) 3 x 28 = 84 Tabel 3.19 Tabel Kriteria Observasi Tingkat Penguasaan Kompetensi
Rentang Skor
Keterangan Sangat Kritis (SK)
90% - 100%
75,6 – 84
80% - 89%
67,2 – 75,5
Kritis (K)
65% - 79%
54,6 – 67,1
Cukup Kritis (CK)
55% - 64%
46,2 – 54,5
Tidak Kritis (TK)
Di bawah 55 %
Di bawah 46,2
Sangat Tidak Kritis (STK)
Sedangkan untuk menghitung rata-rata observasi siswa secara keseluruhan dengan cara sebagai berikut: Rata- rata observasi keseluruhan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Tabel 3.20 Kriteria Observasi Secara Keseluruhan Tingkat Penguasaan Kompetensi
Rentang Skor
90% - 100%
2,7 – 3
80% - 89%
2,4 - 2,6
Kritis (K)
65% - 79%
1,95 – 2,3
Cukup Kritis (CK)
55% - 64%
1,65 – 1,94
Tidak Kritis (TK)
Di bawah 55 %
Di bawah 1,65
Keterangan Sangat Kritis (SK)
Sangat Tidak Kritis (STK)
Hasil observasi untuk setiap pertemuannya dapat dilihat di lampiran 19. 3. Hasil Belajar Penghitungan hasil belajar siswa dilakukan dengan membandingkan nilai pada kondisi awal dengan nilai-nilai pada setiap siklusnya. Tes yang digunakan yaitu tes tertulis. Penghitungan hasil belajar dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Menghitung nilai akhir yang diperoleh Nilai Akhir :
2) Menghitung nilai rata-rata kelas
Nilai Rata-rata Kelas :
3) Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa Persentase Ketuntasan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
I. Indikator Keberhasilan Berikut adalah tabel indikator keberhasilan Hasil Belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa: Tabel 3.21 Indikator Keberhasilan Penelitian No
Variable Kondisi Awal
Hasil Belajar 1 Rata-rata kelas
Persentase siswa yang mencapai KKM
Indikator Target Target Siklus I Siklus II
71,92
75
80
64,28%
70%
80%
Kondisi Awal 50,35
Target Kondisi Akhir 70
3,57%
70%
Deskriptor
Jumlah nilai seluruh kelas : jumlah seluruh siswa x 100 Jumlah siswa mencapai KKM : jumlah seluruh siswa x 100%
Kemampuan Berpikir Kritis
2
Nilai kemampuan berpikir kritis Persentase kemampuan berpikir kritis
Deskriptor
Jumlah rata-rata seluruh siswa : skor maksimal x 100 Jumlah siswa cukup kritis : jumlah seluruh siswa x 100%
Tabel 3.21 menunjukkan indikator keberhasilan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Peneliti menentukan target persentase indikator keberhasilan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan guru kelas. Guru kelas menentukan persentase tersebut berdasarkan kondisi awal dan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
J. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Berikut ini jadwal penelitian yang akan dilaksanakan: Tabel 3.22 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No 1.
2.
3.
4.
5. 6.
7.
8. 9. 10.
Kegiatan Perijinan observasi dan wawancara di SD Observasi dan wawancara Sebelum penelitian Penyusunan dan pengajuan Proposal Persiapan perangkat Pembelajaran Pelaksanaan tindakan Pengolahan data hasil Penelitian Penyelesaian kelengkapan Penelitian dan revisi Ujian skripsi Revisi akhir
Jul 2015
Agus 2015
Waktu (Bulan) Sep Okt Nov 2015 2015 2015
Des 2015
Jan 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini, peneliti membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. A. Hasil Penelitian 1. Proses Penelitian Penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika III A pada Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran PBL SD N Denggung” yang telah dilaksanakan pada tanggal 21, 22, 28 dan 29 September 2015 didapatkan hasil sebagai berikut : a) Kondisi Awal Sebelum Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pengamatan dan melihat daftar nilai siswa. Hal ini dilakukan untuk melihat kondisi awal yang dimiliki oleh siswa kelas III A SD N Denggung tahun pelajaran 2015/2016. Pengamatan dilakukan untuk melihat proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran dan untuk melihat tingkat keterampilan berpikir kritis matematika siswa. Daftar nilai diperoleh dari nilai tahun sebelumnya yaitu 2014/2015, nilai ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dimiliki siswa khususnya pada materi perkalian dan pembagian. Peneliti juga melakukan kegiatan wawancara dengan guru kelas III untuk mencari informasi tentang karakteristik siswa,
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
proses pembelajaran di kelas, dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa. Siswa di kelas III A tergolong siswa yang sangat aktif, jika dibandingkan siswa kelas III B, karena empat dari 28 siswa sangat berpengaruh terhadap suasana kelas, karena mereka sangat dominan. Ketika guru menjelaskan tiba-tiba saja ada siswa yang menangis karena diganggu teman lain, tidak heran guru membutuhkan kesabaran dan tenaga ekstra untuk bersuara lantang agar siswa memperhatikan penjelasan guru. Hasil observasi juga menunjukkan, masih rendahnya kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas III. Anak-anak kurang berminat untuk mengikuti pelajaran matematika, sehingga ketika mereka di kelas banyak melakukan aktivitas lain. Hanya beberapa anak yang sudah menunjukkan kemampuan berpikir kritis matematika sesuai dengan indikator yang sudah ditentutan peneliti. Lebih jelasnya hasil observasi dapat dilihat di lampiran 18. b) Proses Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan siklus I dimulai tanggal 21 dan 22 September di kelas III A SD N Denggung tahun pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 x 35 menit. 1) Perencanaan Perencanaan yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan dan dibutuhkan dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Persiapan tersebut meliputi penyusunan silabus, RPP, LKS, dan soal evaluasi. Selain itu peneliti juga menyusun kuesioner berpikir kritis matematika. 2) Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuannya 2 x 32 menit (2jp) menyesuaikan jam pelajaran di SD N Denggung bahwa setiap jamnya beralokasikan 35 menit. (a) Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 21 September 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2jp). Pertemuan pertama membahas tentang konsep perkalian. Sebelum kuesioner
melaksanakan berpikir
memperhatikan
kritis
demonstrasi
pembelajaran,
guru
matematika.
Selanjutnya
yang
dilakukan
membagikan
guru,
siswa yaitu
menggunakan papan manik-manik. Guru meminta bantuan kepada seorang siswa untuk menjelaskan konsep perkalian menggunakan papan manik-manik. Guru bertanya kepada siswa : Jika Faisal mempunyai 2 manik-manik lalu dikalikan 3, berapakah jumlah seluruh manik-manik Faisal? bagaimana cara menghitungnya?. Setelah itu siswa mengerjakan LKS dengan media sedotan, yang disusun sesuai dengan contoh demonstrasi guru, setiap kelompok yang terdiri dari 4-5 anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Di kegiatan akhir siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, kesulitan dan kendala yang dihadapi apa saja. Setelah itu siswa diminta menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut. (b) Pertemuan II Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 22 September 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2jp) sesuai dengan alokasi waktu yang ada di SD N Denggung. Pertemuan kedua membahas tentang perkalian satu angka dengan dua angka. Kegiatan awal guru melakukan apersepsi. Setelah itu guru melakukan tanya jawab seputar perkalian untuk memancing pengetahuan siswa. Kegiatan inti siswa mendengarkan penjelasan guru tentang perkalian satu angka dengan dua angka, menggunakan papan angka. Yaitu media yang dibuat dari kertas karton yang diberi tempattempat untuk memasukkan angka-angka, kemudian siswa mencoba mengerjakan LKS dan yang terakhir guru mengadakan sedikit permainan mencongak menggunakan papan angka. Setiap anak mendapatkan angka-angka, guru akan membacakan soal, dan siapa yang paling cepat akan memasukkan ke dalam papan angka tersebut. Siswa mengakhiri kegiatan pada hari itu dengan refleksi dan menyimpulkan materi bersama-sama. Selanjutnya mengerjakan soal evaluasi akhir siklus I secara Individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
3) Pengamatan Pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan peneliti dibantu teman sejawat untuk melakukan kegiatan observasi dan mendokumentasikan kegiatan proses belajar mengajar. 4) Refleksi Setelah melaksanakan siklus I, peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi yang dilakukan peneliti
mencakup
dua
aspek
yaitu
yaitu
refleksi
proses
pembelajaran dan refleksi hasil belajar. c) Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II dimulai pada hari Senin, 28 September 2015 dan Selasa 29 September 2015 di kelas III A SD N Denggung Tahun pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu di setiap pertemuannya 2 x 35 menit (2jp) sesuai dengan alokasi waktu yang sudah diterapkan di tempat penelitian. 1) Perencanaan Perencanaan yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan dan dibutuhkan dalam penelitian ini. Persiapan tersebut meliputi penyusunan silabus, RPP, LKS dan soal evaluasi. Selain itu peneliti akan memberikan kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa pada akhir pembelajaran siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
2) Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ada di SD N Denggung. (a) Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 28 September 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2jp). Materi yang dibahas adalah tentang konsep pembagian. Kegiatan awal diawali dengan apersepsi dari guru, setelah itu guru melakukan tanya jawab untuk menggali pengetahuan siswa tentang pembagian. Siswa melihat demonstrasi yang dilakukan guru menggunakan papan manik-manik yang dibantu oleh beberapa siswa. Setelah itu siswa mengerjakan soal dan LKS yang diberikan oleh guru. Kegiatan akhir siswa membuat refleksi pembelajaran dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari. (b) Pertemuan II Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 29 September 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2jp). Materi yang dibahas adalah pembagian dua bilangan dengan cara bersusun. Kegiatan diawali dengan apersepsi, setelah itu guru memberikan materi. Selanjutnya siswa mengerjakan soal diskusi tentang operasi hitung campuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Kegiatan akhir siswa membuat refleksi pembelajaran dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Sebelum ditutup dengan doa siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus II secara individu dan mengisi kuesioner kemampuan berpikir kritis matematika. 3) Pengamatan Selain melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti juga melakukan pengamatan.
Pengamatan
dilakukan
observasi
dan
dengan
memberikan kuesioner berpikir kritis kepada siswa setelah proses pembelajaran
siklus
II
selesai.
Berdasarkan
hasil
observasi
kemampuan berpikir kritis siswa kelas III A, sudah nampak hanya saja masih ada beberapa anak yang belum menunjukkan kemampuan berpikir kritis sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan peneliti. 4) Refleksi Setelah melaksanakan siklus II, peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi yang dilakukan peneliti mencakup dua aspek yaitu refleksi proses pembelajaran dan refleksi hasil belajar. 2.
Hasil Belajar Kondisi awal hasil belajar siswa didapatkan dari nilai ulangan siswa kelas III A satu tahun sebelumnya pada tahun pelajaran 2014/2015 dengan KKM 70. Hasil belajar siswa kelas III A dilihat rata-rata, nilai tertinggi, nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
terendah, presentase siswa tuntas dan presentase siswa tidak tuntas pada tahun 2014/2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Nilai Ulangan Matematika Kelas III A Tahun Pelajaran 2014/2015 Keterangan Rata – rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Presentase Siswa Tuntas Presentase Siswa Tidak Tuntas
Hasil 71,92 90 40 64,28% 35,71%
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan nilai rata-rata hasil ulangan matematika satu tahun terakhir pada materi perkalian dan pembagian diperoleh rata-rata pada tahun 2014/2015 sebesar 71,92 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Persentase siswa tuntas sebesar 64,28% dan persentase siswa tidak tuntas sebesar 35,71%. Tabel secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 11. Hasil belajar siswa didapatkan dari nilai evaluasi yang dilakukan di akhir siklus I dengan Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) 75 dengan mempertimbangkan masukan dari guru kelas. Data hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini Tabel 4.2 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I Jumlah siswa Jumlah nilai Rata –rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Persentase Siswa Tuntas Persentase Siswa Tidak Tuntas
28 2103 77,89 100 62 85,18 % (23 anak) 14,81% (3 anak)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Berdasarkan tabel 4.2 jumlah siswa sebanyak 28 siswa, tetapi pada saat dilaksanakan evaluasi akhir siklus I ada seorang siswa yang tidak berangkat, lalu didapatkan jumlah nilai 2103 dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas III A materi perkalian dan pembagian adalah sebesar 77,89 dari 27 siswa. Ada 23 siswa dari 27 siswa (85,18%) yang mendapatkan nilai di atas KKM . Data hasil nilai evaluasi siklus I secara lengkap dpat dilihat pada lampiran 7. Sedangkan hasil belajar siswa akhir siklus II dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 80, peneliti mencoba menaikkan KKM setelah berdiskusi dengan guru kelas. Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II Jumlah Siswa Jumlah Nilai Rata –rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Persentase Siswa Tuntas Persentase Siswa Tidak Tuntas
28 2543 90,82 100 60 82,14%(23 anak) 17,86% (5 anak)
Berdasarkan tabel 4.3 dari 28 siswa diketahui jumlah nilai keseluruhan 2543 dengan nilai rata-rata 90,82. Sebanyak 25 siswa dikatakan tuntas karena dapat mencapai nilai diatas KKM, sehingga siklus II dikatakan berhasil dan tidak melanjutkan ke siklus berikutnya. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10. Peneliti akan menyajikan data persentase hasil belajar dalam bentuk tabel, sedangkan pencapaian KKM menggunakan diagram agar mempermudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
peneliti untuk melihat adanya peningkatan dari kondisi awal siklus I dan siklus II, maka peneliti memaparkan dalam bentuk tabel seperti berikut: Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Kondisi awal 71,92 64,28%
Rata – rata Nilai Siklus I 77,89 Persentase Ketuntasan 85,18%
Siklus II 90,82 82,14%
Berdasarkan tabel 4.4 hasil belajar, siswa kelas III A mengalami kenaikan, hal ini lebih jelasnya akan dijabarkan melalui diagram. Diagram peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil soal evaluasi setiap akhir siklus I dan siklus II yang telah dikerjakan siswa apakah siswa dapat mencapai KKM atau tidak. Diagram nilai rata-rata hasil belajar siswa sebagai berikut :
Gambar 4.1. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Gambar 4.1 merupakan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal nilai rata-rata hasil belajar siswa 71,92. Setelah dilakukan penelitian dengan memberikan soal evaluasi nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
rata-rata yang didapat siswa pada siklus I menjadi 77,89 dengan target nilai rata-rata 75, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 90,82 dengan target nilai rata-rata 80. Penetapan target nilai rata-rata ini berdasarkan masukan dari guru dan dengan melihat kondisi hasil belajar siswa.
Gambar 4.2. Persentase Pencapaian KKM Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada setiap siklusnya dari nilai kondisi awal persentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 64,28% sedangkan rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 71,92. Pada siklus I setelah menerapkan pembelajaran PBL, nilai rata-rata yang diperoleh siswa mengalami peningkatan menjadi 77,89 dengan 23 siswa (82,14%) dari 28 siswa mencapai KKM dan 5 siswa (17,86%) dari 28 siswa yang tidak mencapai KKM. Perolehan hasil belajar pada siklus I dapat dikatakan berhasil karena telah melampaui kriteria ketuntasan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
diharapkan peneliti yaitu 70% dengan nilai KKM 75 siswa dapat mencapai KKM sebesar 85,18%. Namun karena peneliti ingin meningkatkan dan memantapkan hasil belajar siswa, maka peneliti melanjutkan pada siklus II. Pada siklus II setelah menerapkan pembelajaran PBL perolehan hasil belajar siswa mengalami penurunan, tetapi nilai KKM meningkat. Pada siklus I KKM 75 dan meningkat pada siklus II menjadi 80. Rata-rata yang didapatkan siswa sebesar 90,82 dengan 23 siswa (82,14%) dari 28 siswa mencapai KKM 80 dan 5 siswa (17,86%) dari 28 siswa belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Berdasarkan pencapaian yang telah didapatkan tersebut maka penelitian ini dihentikan sampai siklus II. 3. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kondisi
awal
keterampilan
berpikir
kritis
matematika
siswa
didapatkan dari kuesioner yang diberikan sebelum pembelajaran berlangsung, pada hari Senin, 21 September 2015. Hal ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa terhadap mata pelajaran matematika pada materi perkalian dan pembagian. Kriteria pada setiap indikator berdasarkan tabel kriteria setiap indikator pada bab III. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
menyajikan data kondisi awal kemampuan berpikir kritis setiap siswa untuk setiap indikatornya sebagai berikut: Tabel 4.5 Skor Rata-Rata Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama
Item
1 7 11 13 27 30 1 MN 5 5 5 1 3 1 2 AZ 4 5 5 2 3 1 3 AS 4 2 1 1 4 3 4 AH 2 1 1 1 2 1 5 AM 5 5 4 2 4 1 6 AG 3 1 1 1 2 2 7 BP 3 1 2 2 2 1 8 DW 2 1 1 1 2 2 9 FA 1 2 1 1 2 2 10 FM 2 1 1 2 1 1 11 FA 2 2 1 1 2 1 12 FN 4 3 4 4 1 1 13 GO 5 4 4 4 3 3 14 LW 4 3 4 4 5 2 15 MR 4 4 4 3 3 3 16 OG 2 2 1 2 1 1 17 RAS 5 4 3 3 2 3 18 RF 5 4 2 4 3 3 19 RE 4 1 1 1 1 1 20 RNN 2 1 1 2 1 1 21 RAF 2 1 1 1 1 1 22 RA 5 3 3 4 3 3 23 RAI 2 1 1 1 1 1 24 SN 2 1 1 2 1 2 25 SH 1 1 1 1 1 1 26 TA 1 1 1 1 1 1 27 VD 4 4 3 4 3 4 28 WO 2 1 1 2 4 1 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor
Kriteria
20 20 15 8 21 10 11 8 9 8 9 17 23 22 21 9 20 21 9 8 7 21 7 9 6 6 22 11 378 13,5 45
Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak ktitis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis 10 35,71%
Berdasarkan tabel 4.5 dengan dasar kriteria tabel 3.11 telah diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 10 siswa dengan persentase 35,71%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Tabel 4.6 Skor Rata-Rata Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama
Item
2 8 14 17 20 28 1 MN 4 4 4 3 3 2 2 AZ 3 4 2 1 2 1 3 AS 3 4 4 5 4 1 4 AH 1 2 2 2 3 2 5 AM 1 2 2 3 2 2 6 AG 2 1 2 2 2 2 7 BP 2 2 1 1 3 2 8 DW 1 2 2 2 3 2 9 FA 2 2 2 1 1 2 10 FM 3 3 4 3 4 3 11 FA 1 1 2 2 2 3 12 FN 3 3 3 4 4 4 13 GO 3 2 3 2 2 3 14 LW 1 2 4 2 4 2 15 MR 2 1 2 2 3 2 16 OG 1 2 3 2 2 2 17 RAS 2 2 2 2 2 2 18 RF 2 1 2 2 1 2 19 RE 1 1 2 2 2 2 20 RNN 1 1 1 2 2 2 21 RAF 4 4 3 2 3 4 22 RA 2 2 2 2 2 2 23 RAI 2 2 2 2 2 2 24 SN 2 2 2 2 2 2 25 SH 1 2 2 2 2 2 26 TA 2 2 2 2 1 2 27 VD 2 2 2 2 2 2 28 WO 1 1 2 1 2 2 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor
Kriteria
20 13 21 12 12 11 11 12 10 20 11 21 15 15 12 12 12 10 10 9 20 12 12 12 11 11 12 9 368 13,14 43,8
Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis 5 17,85%
Berdasarkan tabel 4.6 dengan dasar kriteria tabel 3.12 telah diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 5 siswa dengan persentase 17,85%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Tabel 4.7 Skor Rata-Rata Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama
Item
3 9 15 22 1 MN 4 2 4 3 2 AZ 4 2 4 1 3 AS 3 2 3 1 4 AH 3 2 3 2 5 AM 5 2 3 1 6 AG 4 2 4 2 7 BP 3 1 2 2 8 DW 4 3 2 1 9 FA 4 4 2 1 10 FM 4 3 4 2 11 FA 4 2 2 1 12 FN 4 4 4 3 13 GO 4 3 2 2 14 LW 2 3 4 2 15 MR 3 4 3 2 16 OG 4 3 4 1 17 RAS 4 3 2 2 18 RF 4 4 4 2 19 RE 3 3 4 1 20 RNN 4 4 3 2 21 RAF 4 3 3 2 22 RA 3 2 3 2 23 RAI 4 3 4 2 24 SN 3 4 4 2 25 SH 4 2 4 2 26 TA 3 2 2 2 27 VD 3 1 2 2 28 WO 4 2 3 2 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor 13 11 9 10 11 12 8 10 11 13 9 15 11 11 12 12 11 14 11 13 12 10 13 13 12 9 8 11 315 11,25 56,25
Kriteria Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis 7 25%
Berdasarkan tabel 4.7 dengan dasar kriteria tabel 3.13 telah diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 7 siswa dengan persentase 25%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Tabel 4.8 Skor Rata-Rata Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama
Item
4 10 16 19 21 1 MN 2 3 5 1 2 2 AZ 4 1 2 2 3 3 AS 2 2 4 1 3 4 AH 5 3 2 4 3 5 AM 5 3 5 3 2 6 AG 5 4 4 3 3 7 BP 4 1 4 1 2 8 DW 4 2 3 2 2 9 FA 3 1 2 4 1 10 FM 3 2 3 2 2 11 FA 4 4 3 3 3 12 FN 4 4 4 2 2 13 GO 3 1 3 3 1 14 LW 3 2 2 2 2 15 MR 2 2 2 2 2 16 OG 2 2 2 2 1 17 RAS 3 1 2 3 2 18 RF 3 3 2 1 2 19 RE 2 2 3 1 2 20 RNN 3 3 2 1 1 21 RAF 3 2 4 1 2 22 RA 4 1 2 2 2 23 RAI 4 2 2 4 1 24 SN 4 3 3 1 1 25 SH 3 3 2 1 2 26 TA 2 1 2 2 2 27 VD 2 2 2 2 2 28 WO 3 2 2 2 2 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
24 1 2 1 3 2 2 2 2 1 2 3 4 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Skor
Kriteria
14 14 13 20 20 21 14 15 12 14 20 20 12 12 12 11 12 12 12 11 12 12 14 13 12 10 11 12 387 13,82 46,06
Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis 5 17,85%
Berdasarkan tabel 4.8 dengan dasar kriteria tabel 3.14 telah diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 5 siswa dengan persentase 17,85%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Tabel 4.9 Skor Rata-Rata Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama
Item
5 23 26 29 1 MN 3 2 2 3 2 AZ 2 2 2 3 3 AS 4 3 2 4 4 AH 3 1 2 2 5 AM 3 2 3 3 6 AG 4 2 2 4 7 BP 3 3 4 4 8 DW 3 4 4 4 9 FA 4 2 3 4 10 FM 4 2 4 3 11 FA 4 2 3 4 12 FN 4 4 4 5 13 GO 4 2 2 4 14 LW 4 2 2 4 15 MR 4 2 4 4 16 OG 4 2 4 4 17 RAS 4 2 4 4 18 RF 3 2 4 4 19 RE 4 4 4 4 20 RNN 4 2 4 5 21 RAF 4 2 4 4 22 RA 2 2 2 3 23 RAI 4 2 3 3 24 SN 2 2 4 2 25 SH 2 2 2 2 26 TA 4 2 4 3 27 VD 3 2 4 4 28 WO 2 2 5 4 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor
Kriteria
10 9 13 8 11 12 14 15 13 13 13 17 12 12 14 14 14 13 16 15 14 9 12 10 8 13 13 13 350 12,5 62,5
Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis 17 60,71%
Berdasarkan tabel 4.9 dengan dasar kriteria tabel 3.15 telah diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 17 siswa dengan persentase 60,71%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Tabel 4.10 Skor Rata-Rata Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama
Item
6 12 18 25 1 MN 2 3 2 2 2 AZ 2 4 4 2 3 AS 3 4 4 2 4 AH 4 3 2 2 5 AM 3 3 2 2 6 AG 4 3 3 2 7 BP 3 4 2 2 8 DW 4 2 3 3 9 FA 2 2 5 4 10 FM 4 2 4 3 11 FA 2 2 2 2 12 FN 3 3 4 4 13 GO 3 3 2 3 14 LW 4 4 3 3 15 MR 4 2 2 2 16 OG 3 2 3 2 17 RAS 4 4 3 2 18 RF 2 4 2 2 19 RE 2 3 2 2 20 RNN 2 4 2 2 21 RAF 3 4 4 2 22 RA 4 2 2 2 23 RAI 3 2 2 2 24 SN 4 2 2 2 25 SH 3 2 4 2 26 TA 4 3 2 4 27 VD 4 3 3 3 28 WO 4 3 4 2 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor 9 12 13 11 10 12 11 12 13 13 8 14 11 14 10 10 13 10 9 10 13 10 9 10 11 13 13 13 317 11,32 56,6
Kriteria Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis 10 35,71%
Berdasarkan tabel 4.10 dengan dasar tabel 3.16 telah diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 10 siswa dengan persentase 35,71%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Skor yang diperoleh untuk keseluruhan indikator pada kondisi awal sebagai berikut: Tabel 4.11 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal Nama Siswa
Indikator 1 2 3 4 5 6 MN 20 20 13 14 10 9 AZ 20 13 11 14 9 12 AS 15 21 9 13 13 13 AH 8 12 10 20 8 11 AM 21 12 11 20 11 10 AG 10 11 12 21 12 12 BP 11 11 8 14 14 11 DW 8 12 10 15 15 12 FA 9 10 11 12 13 13 FM 8 20 13 14 13 13 FA 9 11 9 20 13 8 FN 17 21 15 20 17 14 GO 23 15 11 12 12 11 LW 22 15 11 12 12 14 MR 21 12 12 12 14 10 OG 9 12 12 11 14 10 RAS 20 12 11 12 14 13 RF 21 10 14 12 13 10 RE 9 10 11 12 16 9 RNN 8 9 13 11 15 10 RAF 7 20 12 12 14 13 RA 21 12 10 12 9 10 RAI 7 12 13 14 12 9 SN 9 12 13 13 10 10 SH 6 11 12 12 8 11 TA 6 11 9 10 13 13 VD 22 12 8 11 13 13 WO 11 9 11 12 13 13 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Jumlah 86 79 84 69 85 78 69 72 68 81 70 104 84 86 81 68 82 80 67 66 78 74 67 67 60 62 79 69 2115 75,53 50,35
Keterangan Tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis 1 3.57%
Berdasarkan tabel 4.11 dengan dasar kriteria tabel 3.17 telah diperoleh untuk keseluruhan indikator terdapat seorang siswa dengan kriteria cukup kritis dengan persentase 3,57% dan nilai rata-rata kelas 50,35 dengan kriteria sangat tidak kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Berdasarkan uraian tabel diatas peneliti merangkum skor rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa untuk kondisi awal sebagai berikut : Tabel 4.12 Nilai Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis No
Indikator Berpikir Kritis
1 2
Mengenal masalah Menemukan cara–cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah- masalah itu Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan Menganalisis data Menguji kesamaan–kesamaan dan kesimpulan–kesimpulan yang seorang ambil Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitaskualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari Keseluruhan
3 4 5
6
Skor Rata-rata Yang Di Capai 13,50 13,14
Nilai Kemampuan Berpikir Kritis 45 43,8
Persentase
11,25
56,25
25%
13,85 12,50
46,16 62,5
17,85% 60,71%
11,32
56,6
35,71%
75,53
50,35
3,57%
35,71% 17,85%
Berdasarkan tabel 4.12 data kondisi awal nilai kemampuan berpikir kritis untuk indikator mengenal masalah adalah 45 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 35,71%, menemukan cara–cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah sebesar 43,8 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 17,85%, mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan sebesar 56,25 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 25%, menganalisis data 46,16 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 17,85%,
menguji kesamaan–kesamaan dan kesimpulan–kesimpulan
yang seorang ambil sebesar 62,5 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 60,71% dan membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari sebesar 56,6 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
persentase siswa yang minimal cukup kritis 35,71%. Data kondisi awal kemampuan berpikir kritis lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16. Kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dari hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada siswa setelah pembelajaran disiklus II selesai. Skor rata-rata kondisi akhir untuk setiap indikator sebagai berikut: Tabel 4.13 Skor Rata-Rata Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama
Item
1 7 11 13 27 1 MN 3 2 2 3 2 2 AZ 3 2 2 5 2 3 AS 5 4 4 3 4 4 AH 3 2 2 3 3 5 AM 3 2 2 3 2 6 AG 5 5 4 3 4 7 BP 3 3 3 2 3 8 DW 4 4 5 3 4 9 FA 3 3 3 3 2 10 FM 3 3 3 2 2 11 FA 3 3 2 2 3 12 FN 3 3 3 3 2 13 GO 4 4 5 4 5 14 LW 3 3 3 3 2 15 MR 4 4 4 3 4 16 OG 3 3 2 2 3 17 RAS 5 4 3 4 4 18 RF 3 2 3 2 2 19 RE 4 4 4 4 4 20 RNN 3 2 2 2 3 21 RAF 3 3 2 2 3 22 RA 4 4 4 3 4 23 RAI 3 3 2 2 3 24 SN 4 4 4 4 4 25 SH 3 3 3 2 3 26 TA 4 4 4 3 4 27 VD 4 4 5 3 4 28 WO 4 4 4 3 4 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
30 2 2 3 3 3 4 2 4 2 3 3 2 4 2 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3
Skor
Kriteria
14 16 23 16 15 25 16 24 16 16 16 16 26 16 23 16 24 14 23 15 16 23 16 24 16 23 23 22 533 19,03 63,43
Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis 12 42,85%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Berdasarkan tabel 4.13 dengan dasar kriteria tabel 3.11 telah diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 12 siswa dengan persentase 42,85%. Tabel 4.14 Skor Rata-Rata Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama 2 3 3 3 2 5 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 5 3 3 3 3 2 3 3 4 3
8 4 3 3 3 4 3 3 3 5 3 2 2 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 4 5 4 4
14 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 4 2 4 2 4 3 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4
Item 17 4 3 2 2 5 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4
20 4 3 2 3 4 2 2 3 4 2 3 3 4 3 4 2 4 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4
1 MN 2 AZ 3 AS 4 AH 5 AM 6 AG 7 BP 8 DW 9 FA 10 FM 11 FA 12 FN 13 GO 14 LW 15 MR 16 OG 17 RAS 18 RF 19 RE 20 RNN 21 RAF 22 RA 23 RAI 24 SN 25 SH 26 TA 27 VD 28 WO Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
28 3 2 2 3 5 3 2 2 4 2 3 3 4 2 4 3 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4
Skor
Kriteria
21 16 15 15 26 16 16 16 25 16 16 16 24 16 24 15 24 16 24 16 16 21 23 16 22 23 24 23 541 19,32 64,4
Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Tidak kritis Tidak kritis 13 46,42%
Berdasarkan tabel 4.14 dengan dasar kriteria tabel 3.12 diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 13 siswa dengan persentase 46,42%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Tabel 4.15 Skor Rata-Rata Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama
Item
3 9 15 22 1 MN 3 3 2 3 2 AZ 2 3 2 3 3 AS 3 3 3 2 4 AH 5 4 4 5 5 AM 4 5 4 4 6 AG 5 5 4 4 7 BP 5 4 4 4 8 DW 5 5 4 4 9 FA 5 5 4 4 10 FM 5 5 4 3 11 FA 5 4 4 4 12 FN 2 3 3 3 13 GO 4 4 4 4 14 LW 5 5 4 4 15 MR 5 4 5 4 16 OG 5 5 4 4 17 RAS 5 4 4 4 18 RF 5 5 4 4 19 RE 5 4 5 4 20 RNN 5 5 3 4 21 RAF 3 3 3 2 22 RA 5 5 4 4 23 RAI 3 3 2 3 24 SN 5 4 4 3 25 SH 5 5 5 4 26 TA 5 4 4 4 27 VD 5 5 4 4 28 WO 5 5 4 4 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor 11 10 11 18 17 18 17 18 18 17 17 11 16 18 18 18 17 18 19 17 11 18 11 16 19 17 18 18 452 16,14 80,7
Kriteria Tidak kritis Sangat tidak kritis Tidak kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Kritis Tidak kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Tidak kritis Sangat kritis Tidak kritis Kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Kritis 22 70,57%
Berdasarkan tabel 4.15 dengan dasar kriteria tabel 3.13 telah diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 22 siswa dengan persentase 70,57%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Tabel 4.16 Skor Rata-Rata Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama
Item
4 10 16 19 21 1 MN 4 4 4 4 4 2 AZ 2 3 2 3 3 3 AS 3 2 3 3 2 4 AH 3 3 3 2 3 5 AM 2 3 2 3 3 6 AG 3 2 3 3 3 7 BP 4 4 4 4 4 8 DW 4 4 3 4 4 9 FA 4 3 4 4 4 10 FM 4 4 5 4 4 11 FA 4 5 4 4 5 12 FN 4 4 4 4 4 13 GO 4 3 5 4 4 14 LW 4 4 4 4 4 15 MR 3 5 5 4 4 16 OG 2 2 2 3 3 17 RAS 3 4 4 4 5 18 RF 4 3 4 4 4 19 RE 4 4 5 4 4 20 RNN 4 4 4 4 4 21 RAF 4 5 4 4 4 22 RA 4 3 2 3 4 23 RAI 4 4 4 4 4 24 SN 4 4 4 4 4 25 SH 4 4 4 4 4 26 TA 4 4 4 4 4 27 VD 3 2 3 2 3 28 WO 2 3 2 3 3 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor 24 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3
24 16 16 16 16 16 24 23 23 25 26 24 24 24 24 15 24 23 25 24 23 16 24 24 24 24 16 16 599 21,39 71,3
Kriteria Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Sangat tidak kritis Kritis Cukup kritis Kritis Kritis Cukup kritis Sangat tidak kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis 19 67,85%
Berdasarkan tabel 4.16 dengan dasar kriteria tabel 3.14 telah diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 19 siswa dengan persentase 67,85%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Tabel 4.17 Skor Rata-Rata Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama
Item
5 23 26 29 1 MN 5 4 4 4 2 AZ 5 4 4 2 3 AS 3 2 3 3 4 AH 4 4 4 5 5 AM 5 4 5 4 6 AG 4 5 4 5 7 BP 4 5 4 4 8 DW 5 4 4 4 9 FA 5 4 5 5 10 FM 4 4 4 4 11 FA 3 3 2 3 12 FN 4 4 4 4 13 GO 4 4 4 4 14 LW 4 5 4 5 15 MR 2 3 3 3 16 OG 4 4 5 4 17 RAS 2 3 3 3 18 RF 5 4 4 4 19 RE 5 4 4 4 20 RNN 4 5 4 5 21 RAF 4 4 5 4 22 RA 5 4 4 5 23 RAI 5 4 4 4 24 SN 5 4 4 5 25 SH 5 5 4 4 26 TA 4 4 5 5 27 VD 4 4 4 5 28 WO 4 4 5 4 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor 17 15 11 17 18 18 17 17 19 16 11 16 16 18 11 17 11 17 17 18 17 18 17 18 18 18 17 17 457 16,32 81,6
Kriteria Kritis Cukup kritis Tidak kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Kritis Sangat kritis Kritis Tidak kritis Kritis Kritis Sangat kritis Tidak kritis Kritis Tidak kritis Kritis Kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Kritis Kritis Kritis 24 85,71%
Berdasarkan tabel 4.17 dengan dasar kriteria tabel 3.15 telah diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 24 siswa dengan persentase 85,71%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Tabel 4.18 Skor Rata-Rata Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa No
Nama
Item
6 12 18 25 1 MN 4 4 3 4 2 AZ 3 3 2 2 3 AS 2 3 3 2 4 AH 5 4 4 4 5 AM 4 5 4 5 6 AG 5 5 4 4 7 BP 4 4 4 4 8 DW 3 3 2 3 9 FA 3 4 4 3 10 FM 4 4 4 5 11 FA 4 5 4 5 12 FN 4 4 4 4 13 GO 5 4 4 5 14 LW 4 4 4 4 15 MR 4 2 4 5 16 OG 4 4 4 4 17 RAS 4 4 4 5 18 RF 4 5 4 5 19 RE 2 2 3 3 20 RNN 4 4 4 4 21 RAF 4 4 4 4 22 RA 4 5 4 4 23 RAI 4 4 4 4 24 SN 4 5 4 4 25 SH 3 3 3 2 26 TA 4 4 4 4 27 VD 4 4 4 4 28 WO 2 3 3 3 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis
Skor 15 10 10 17 18 18 16 11 14 17 18 16 18 16 15 16 17 18 10 16 16 17 16 17 11 16 16 11 426 15,21 76,05
Kriteria Cukup kritis Sangat tidak kritis Sangat tidak kritis Kritis Sangat kritis Sangat kritis Kritis Tidak kritis Cukup kritis Kritis Sangat kritis Kritis Sangat kritis Kritis Cukup kritis Kritis Kritis Sangat kritis Sangat tidak kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Kritis Tidak kritis Kritis Kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis 22 78,57%
Berdasarkan tabel 4.18 dengan dasar kriteria tabel 3.16 telah diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 22 siswa dengan persentase 78,57% dan nilai rata-rata kelas 76,05 dengan kriteria cukup kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Skor yang diperoleh untuk keseluruhan indikator pada kondisi akhir sebagai berikut: Tabel 4.19 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir Indikator 1 2 3 4 5 6 MN 14 21 11 24 17 15 AZ 16 16 10 16 15 10 AS 23 15 11 16 11 10 AH 16 15 18 16 17 17 AM 15 26 17 16 18 18 AG 25 16 18 16 18 18 BP 16 16 17 24 17 16 DW 24 16 18 23 17 11 FA 16 25 18 23 19 14 FM 16 16 17 25 16 17 FA 16 16 17 26 11 18 FN 16 16 11 24 16 16 GO 26 24 16 24 16 18 LW 16 16 18 24 18 16 MR 23 24 18 24 11 15 OG 16 15 18 15 17 16 RAS 24 24 17 24 11 17 RF 14 16 18 23 17 18 RE 23 24 19 25 17 10 RNN 15 16 17 24 18 16 RAF 16 16 11 23 17 16 RA 23 21 18 16 18 17 RAI 16 23 11 24 17 16 SN 24 16 16 24 18 17 SH 16 22 19 24 18 11 TA 23 23 17 24 18 16 VD 23 24 18 16 17 16 WO 22 23 18 16 17 11 Jumlah Skor Kelas Rata-rata Skor Kelas Nilai Rata-rata Kelas Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis Nama Siswa
Jumlah 102 83 86 99 110 111 106 109 115 107 104 99 124 108 115 97 117 106 118 106 99 113 107 115 110 121 114 107 3008 107,43 71,62
Keterangan Cukup Kritis Tidak kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Tidak kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis Cukup kritis 25 89,28%
Berdasarkan tabel 4.19 dasar kriteria tabel 3.17 telah diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 25 siswa dengan persentase 89,28%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Berdasarkan uraian tabel diatas peneliti menghitung skor rata-rata dan niai kemampuan berpikir kritis siswa diakhir siklus II: Tabel 4.20 Nilai Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis
1
Mengenal masalah
19,03
Nilai Kemampuan Berpikir Kritis 63,43
2
Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan Menganalisis data Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seorang ambil Membuat penilain yang tepat tentang hal-hal dan kualitaskualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari Keseluruhan
19,32
64,4
46,42%
16,14
80,7
70,59%
21,39 16,32
71,3 81,6
67,85% 85,71%
15,21
76,05
78,57%
107,43
71,62
89,28%
No
3 4 5
6
Indikator
Skor Rata-rata Yang Di Capai
Persentase 42,85%
Berdasarkan tabel 4.20 nilai kemampuan berikir kritis untuk setiap indikator mengenal masalah 63,43 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 42,85%, menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalahmasalah itu 64,4 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 46,42%, mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan 80,7 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 70,59%, menganalisis data 71,3 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 67,85%, menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seorang ambil 81,6 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 85,71% dan membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kealitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari 76,05 dengan persentase siswa yang minimal cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
kritis 78,57%. Hasil kondisi akhir kemampuan berpikir kritis dapat dilihat di lampiran 17. Peneliti juga menyajikan kemampuan berpikir kritis, berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II ke dalam sebuah tabel seperti berikut: Tabel 4.21 Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa No 1 2 3 4 5
6
Indikator Mengenal masalah Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan Menganalisis data Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seorang ambil Membuat penilain yang tepat tentang halhal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari
Kondisi Awal 45 43,8
Kondisi Akhir 63,43 64,4
56,25
80,7
46,16 62,5
71,3 81,6
56,6
76,05
Berdasarkan tabel 4.21 perbandingan nilai kemampuan berpikir kritis siswa, peneliti juga menyajikan ke dalam bentuk diagram seperti berikut:
Gambar 4.2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Berdasarkan hasil yang diperoleh kemampuan berpikir kritis, dilihat dari nilai kemampuan berpikir kritis kondisi awal pada setiap indikator meningkat dari kondisi awal dibandingkan kondisi akhir. 4. Hasil Observasi Peneliti melakukan kegiatan observasi disetiap pertemuan, yaitu pada tanggal 21, 22, 28 dan 29 September 2015. Hasil observasi dapat dilihat ditabel 4.22. Tabel 4.22 Data Hasil Observasi Siklus I No
Indikator Kritis
1
Mengenal masalah
2
Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan Menganalisis data
47
TK
55
42
TK
43
Menguji kesamaankesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seorang ambil Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan seharihari
3 4 5
6
Berpikir
Siklus I P.1 P.2 Skor Kriteria Skor Kriteria 46 TK 57 CK
Ratarata
Kriteria
51,5
TK
CK
51
TK
53
TK
47,5
TK
TK
56
CK
49,5
TK
45
TK
59
CK
52
TK
46
TK
52
TK
49
TK
Berdasarkan tabel 4.20 indikator pertama memperoleh skor rata-rata 51,5 dengan kriteria tidak kritis (TK). Indikator kedua memperoleh skor rata-rata 51 dengan kriteria tidak kritis (TK). Indikator ketiga memperoleh skor rata 47,5 dengan kriteria tidak kritis (TK). Indikator keempat memperoleh skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
rata-rata 49,5 dengan kriteria tidak kritis (TK). Indikator kelima memperoleh skor rata-rata 52 dengan kriteria tidak kritis (TK) dan indikator ke enam memperoleh skor rata-rata 49 dengan kriteria tidak kritis (TK). Sedangkan pada siklus ke II hasil observasi dapat dilihat ditabel 21, sebagai berikut: Tabel 4.23 Data Hasil Observasi Siklus II No
Indikator Kritis
1
Mengenal masalah
2
Menemukan caracara yang dapat dipakai untuk menangani masalahmasalah itu Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan Menganalisis data
60
CK
64
66
CK
60
Menguji kesamaankesamaan dan kesimpulankesimpulan yang seorang ambil Membuat penilain yang tepat tentang hal-hal dan kualitaskualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari
3 4 5
6
Berpikir
Siklus II P.1 P.2 Skor Kriteria Skor Kriteria 59 CK 67 K
Ratarata
Kriteria
63
CK
CK
62
CK
69
K
67,5
K
CK
68
K
64
CK
60
CK
66
CK
63
CK
58
CK
63
CK
60,5
CK
Berdasarkan tabel 4.23 indikator pertama memperoleh skor rata-rata 63 dengan kriteria cukup kritis (CK). Indikator kedua memperoleh skor rata-rata 62 dengan kriteria cukup kritis (CK). Indikator ketiga memperoleh skor rata 67,5 dengan kriteria kritis (K). Indikator keempat memperoleh skor rata-rata 64 dengan kriteria cukup kritis (CK). Indikator kelima memperoleh skor rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
rata 60,5 dengan kriteria cukup kritis (CK) dan indikator ke enam memperoleh skor rata-rata 60,5 dengan kriteria cukup kritis (CK). Peneliti juga menghitung persentase siswa keseluruhan yang mencapai kriteria cukup kritis yaitu sebesar 78,57% dan siswa yang belum mencapai kriteria cukup kritis sebesar 21,43%. Hasil observasi ini sebagai sebagai penguat kemampuan berpikir kritis siswa, selain dari hasil kuesioner yang sudah dibagikan. Hasil observasi dapat dilihat di lampiran 19. B. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan untuk hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi perkalian dan pembagian melalui pembelajaran PBL (Problem Based Learning) siswa kelas III A SD Negeri Denggung Tahun Pelajaran 2015/2016 1. Proses Penerapan PBL Penelitian ini menggunakan model pembelajaran PBL di mana menekankan masalah pada kehidupan sehari-hari. Peneliti mencoba menerapkan ke dalam proses pembelajaran, menggunakan media yang menstimulus siswa untuk menemukan konsep perkalian dan pembagian. Pada setiap pertemuan peneliti mencoba untuk menerapkan sintaksis PBL yang meliputi 5 tahap (Arends, 2013: 115) : a) orientasi siswa pada masalah, b) mengorganisasi siswa untuk belajar, c) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Langkah-langkah tersebut dilaksanakan dalam siklus yang terdiri dari empat kali pertemuan. Berdasarkan langkah-langkah PBL tersebut mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, karena secara tidak langsung siswa dilatih untuk berpikir dalam menyelesaikan suatu soal dalam kehidupan sehari-hari. Awalnya peneliti mengalami kesulitan untuk merealisasikan langkahlangkah tersebut di kelas karena kurang berminat terhadap proses pembelajaran dan cenderung ramai di kelas, tetapi dengan sedikit pendekatan dengan ketua kelas kelas, peneliti sangat terbantu untuk mencapai tujuan penelitian. 2. Hasil Belajar Hasil belajar siswa kelas III A SD Negeri Denggung tahun 2015/2016 berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan khususnya pada materi perkalian dan pembagian. Data hasil belajar siswa diperoleh dari jumlah rata-rata hasil evaluasi yang dilakukan disetiap akhir siklus I dan II. Hal ini sejalan dengan pendapat Majid (2014) bahwa hasil belajar dalam pengertian luas, salah satunya mencakup bidang kognitif. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, Ni Wayan Wida Gian, dkk. (2013), karena memiliki variabel yang sama yaitu hasil belajar. 3. Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II maka didapatkan hasil bahwa adanya peningkatan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
berpikir kritis siswa kelas III A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2015/2016 ketika mengikuti pembelajaran matematika materi perkalian dan pembagian. Kemampuan berpikir kritis ini sejalan dengan pendapat Kuswana (2011 : 19) berpendapat bahwa berpikir kritis merupakan analisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan. Diharapkan dengan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Susila, Putu Budi, dkk.(2014) dengan variabel yang sama dengan penelitian ini yaitu tentang berpikir kritis matematika.
Setelah dipaparkan hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar menggunakan diagram, agar dapat mengetahui pencapaian dalam penelitian ini, peneliti menjabarkannya dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.24 Perbandingan Pencapaian Penelitian Peubah
Hasil Belajar
Kemampu an Berpikir Kritis
Indikator Nilai rata-rata siswa Persentase siswa yang mencapai KKM Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Persentase kemampuan Berpikir kritis
Kondisi Awal
Siklus I Target Capaian
Siklus II Target Capaian
71,92
75
77,89
80
90,82
64,28%
70%
85,18%
80%
82,14
Kondisi Awal 50,35 (sangat tidak kritis) 3,57%
Kondisi Akhir 71,62 (cukup kritis) 89,28%
Berdasarkan tabel 4.24, nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari perolehan saat kondisi awal adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
71,92 meningkat pada siklus I sebesar 77,89 dengan target pencapaian 75 dan pada siklus II sebesar 90,82 dengan target pencapaian sebesar 80. Selain itu persentase perolehan KKM juga mengalami peningkatan dan telah mencapai target yang ditentukan, hal ini dapat dilihat pada pemerolehan kondisi awal siswa yang mencapai KKM sebesar 64,28%, meningkat pada siklus I sebesar 85,18% dengan target pencapaian 70% KKM 75 dan siklus II sebesar 85,71% dengan target pencapaian 80% KKM 80. Sedangkan hasil pengamatan, untuk kemampuan berpikir kritis siswa kuesioner diberikan sebelum proses pembelajaran siklus I dan diakhir siklus II. Rata-rata skor pada kondisi awal 2,52 (sangat tidak kritis) dan meningkat menjadi 3,58 (cukup kritis). Dengan demikian, penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis tentang penerapan PBL dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa materi perkalian dan pembagian siswa kelas III A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada setiap siklus dapat disimpulkan bahwa : 1. Upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis materi perkalian dan pembagian kelas III A SD Negeri Denggung Tahun Pelajaran 2015/2016 ditempuh dengan menggunakan pembelajaran inovatif Problem Based
Learning.
Adapun
langkah-langkah
PBL
antara
lain:
1)
mengarahkan siswa kepada masalah, 2) mempersiapkan siswa untuk belajar,
3)
membantu
penelitiam
mandiri
dan
kelompok,
4)
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 2. Melalui
pembelajaran
inovatif
Problem
Based
Learning
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian kelas III A SD Negeri Denggung Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari perolehan rata-rata hasil belajar siswa sebelumnya pada kondisi awal sebesar 71,92 meningkat pada siklus I sebesar 77,89 dan pada siklus II meningkat lagi sebesar 90,82. Sedangkan pencapaian KKM yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal sebesar 62,28%, meningkat pada siklus I sebesar 85,18% dengan KKM 75 dan pada siklus II menjadi 82,14% dengan KKM 80. Walaupun persentase peningkatan
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
ketercapaian KKM mengalami penurunan pada siklus II, tetapi peneliti meningkatkan target dan nilai KKM disiklus II. 3. Melalui
pembelajaran
inovatif
Problem
Based
Learning
dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi perkalian dan pembagian kelas III A SD Negeri Denggung Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai kemampuan berpikir kritis kondisi awal 50,35 dengan kriteria sangat tidak kritis meningkat pada kondisi akhir menjadi 71,62 dengan kriteria cukup kritis. B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian dalam penelitian ini antara lain: 1. Sulitnya mendapatkan buku/ referensi mengenai berpikir kritis. 2. Terbatasnya alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran untuk lebih dapat menggali pemahaman siswa mengenai materi yang sedang dipelajari. 3. Target
pencapaian
dan
KKM
yang
disusun
peneliti
dengan
mempertimbangkan masukan guru terlalu tinggi, sehingga persentase pencapaian kurang terlihat perubahan yang menonjol. Pada siklus pertama peneliti menetapkan KKM sebesar 75 dengan target pencapaian KKM 70%, sedangkan pada siklus II peneliti menetapkan KKM sebesar 80 dengan target pencapaian KKM 80%. Hasil pada siklus I 85,18% dan pada siklus II menjadi 82,14%, walaupun tidak terjadi peningkatan tetapi hasil ini mencapai target dan dengan nilai KKM yang lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
C. Saran Berkaitan dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan peneliti beberapa saran yang dapat digunakan bagi peneliti selanjutnya antara lain: 1. Penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mencari sumber yang lebih banyak mengenai berpikir kritis. 2. Lebih
mempertimbangkan
waktu
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran di kelas agar siswa lebih mengeksplor materi yang dipelajari sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat. 3. Selain itu memperhatikan lagi kondisi awal terlebih dahulu sehingga dalam menentukan target pencapaian tidak terlalu tinggi karena kenyataan di lapangan kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
DAFTAR REFERENSI Amin, Sani.2006. Matematika SD di Sekitar Kita untuk Sekolah Dasar Kelas III Semester 1. Jakarta: Esis. Amir, M Taufiq.2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Arends,Richard I.2013.Belajar untuk Mengajar.Jakarta: Salemba Humanika Arikunto, A.2010. Penelitian Tindakan 2010. Yogyakarta: Aditya Media Ciptaningtyas, S.B. 2015. Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Belajar Materi Sumber Energi Melalui Pendekatan Saintifik Siswa Kelas IV SD Kanisius Ganjuran Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Fajariyah,Triratnawati. Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas 3. 2008. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Fisher,Alec. 2008. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga Ghani, Abd. Rahman A. 2014. Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers Gunantar, Gd, dkk. (2014).Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V. Diunduh pada 19 November 2015, dari http://ejournal.undiksha.ac.id Hendriana, dan Soemarmo, U. 2014. Penelitian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT. Refika Aditama Jihad, Asep. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo Kartika, D.L. 2015. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Teams Achievement Division Kelas IV SDN Ngapel Purworejo. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Kuswana. 2011. Taksonomi Berpikir Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya _______. 2012. Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Majid. 2014. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT. Rosdakarya Masidjo, I. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Pratiwi, Ni Wayan Wida Gian, dkk. (2013). Model Pembelajaran Problem Based Learning Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Materi Pecahan Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan. Diunduh pada 19 November 2015, dari http://ejournal.undiksha.ac.id Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta Siregar dan Nara, H. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Suharsaputra, U. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama Sundayana, R. 2015. Media Dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta Supratiknya, A. 2012. Penilaian Hasil Belajar Dengan Teknik NonTes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Susanto, A. 2012 Teori Belajar dan Pembelajaran di Dekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Susila, Putu Budi, dkk.(2014). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Gugus III Kecamatan Busungbiu.Diunduh pada 19 November 2015, dari http://ejournal.undiksha.ac.id Tim Bina Karya Guru. 2007. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas III. Jakarta : Erlangga Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Widoyono,S. Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Wiriaatmaja, R.2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Lampiran 1. Surat Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Lampiran 3. Silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Lampiran 4. RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
Lampiran 6. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
Lampiran 7. Nilai Hasil Evaluasi Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama MN AZ AS AH AM AG BP DW FA FM FA FN GO LW MR OG RAS RF RE RNN RAF RA RAI SN SH TA VD WO
Evalasi 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 100 75 67 75 S 75 65 100 62 75 75 67 75 100 100 92
Keterangan Tuntas Tidak tuntas v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
Lampiran 8. Soal Evaluasi Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
Lampiran 9. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
Lampiran 10. Nilai Evaluasi Akhir No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama MN AZ AS AH AM AG BP DW FA FM FA FN GO LW MR OG RAS RF RE RNN RAF RA RAI SN SH TA VD WO
Evalasi 87 100 100 80 90 80 75 100 100 60 100 75 100 100 100 100 100 70 80 100 100 80 100 66 100 100 100 100
Keterangan Tuntas Tidak tuntas v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
Lampiran 11. Daftar Nilai Ulangan Matematika Tahun Akademik 2014/2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
Lampiran 12. Validasi Perangkat Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192
Lampiran 13. Kisi-Kisi Kuesioner Berpikir Kritis Kisi – Kisi Lembar Kuesioner No
Indikator Berpikir Kritis
Pernyataan Favorabel
Jumlah
Unfavorabel
1
Mengenal masalah
3
3
6
2
Menemukan cara–cara yang dapat
3
3
6
2
2
4
3
3
6
2
2
4
2
2
4
dipakai untuk menangani masalahmasalah itu 3
Mengumpulkan
dan
menyusun
informasi yang diperlukan 4
Menganalisis data
5
Menguji
kesamaan–kesamaan
dan
kesimpulan–kesimpulan yang seorang ambil 6
Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari Total
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193
Lampiran 14. Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
Kuesioner Berpikir Kritis Nama
: …………………………….
Kelas
: …………………………….
Hari / tanggal : ……………………………. Petunjuk : Berikut ini akan disajikan sejumlah pernyataan, baca dan pahamilah baikbaik. Sebelumnya anak-anak diminta untuk mengisi identitas sesuai dengan diri anakanak. Jawablah dengan jujur, jawaban yang kalian berikan tidak berpengaruh terhadap nilai karena tidak ada jawaban benar dan salah. Selamat mengisi ! Keterangan pilihan jawaban : SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
B
= Biasa
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
No 1
Peryataan Saya mudah memahami maksud dari soal yang diberikan guru
2
Saya dapat dengan mudah menjawab berbagai macam soal yang diberikan oleh guru
SS
S
B
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194
3
Saya berdiskusi dengan teman-teman jika menemui kesulitan
4
Saya meneliti kesesuaiam jawaban dengan data yang diperoleh
5
Saya menghitung besama teman untuk meneliti jawaban
6
Saya
memerikan
masukan
pendapat
ketika
berdiskusi dengan teman 7
Saya mengalami kesulitan untuk memahami maksud dari soal yang diberikan guru
8
Saya menghindari soal – soal yang diberikan oleh guru
9
Saya malas untuk berdiskusi dengan teman-teman
10
Saya malas meneliti kesesuaian jawaban dengan data yang diperoleh
11
Saya menghindari soal operasi hitung campuran
12
Saya malas memberikan masukan pendapat ketika berdiskusi dengan teman
13
Saya senang mengerjakan soal yang memerlukan pemahaman lebih
14
Saya memiliki cara sendiri untuk menyelesaikan soal yang berbeda dengan guru
15
Saya membaca buku matematika, selain buku paket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195
dari sekolah untuk menambah pemahaman 16
Saya mengerjakan soal sesuai dengan langkahlangkah yang runtut
17
Saya malas mencoba mengerjakan soal dengan berbagai cara
18
Saya mengomentari jawaban teman yang ditulis di papan tulis
19
Saya malas mengerjakan soal menggunakan langkah-langkah
20
Saya melakukan pembuktian untuk menjawab soal perkalian dan pembagian
21.
Saya memahami konsep perkalian dan pembagian untuk mengerjakan soal cerita
22.
Saya malas membaca banyak buku matematika
23.
Saya malas meneliti jawaban bersama teman
24.
Saya menghindari mengerjakan soal cerita konsep perkalian dan pembagian
25.
Saya menghindari untuk berkomentar tentang jawaban teman di papan tulis
26.
Saya malas bertanya kepada guru tentang cara menyelesaikan soal
27.
Saya tahu cara penyelesaian untuk operasi hitung campuran (perkalian dan pembagian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196
28.
Saya malas untuk melakukan pembuktian ketika menjawab soal perkalian dan pembagian
29.
Saya bertanya kepada guru apakah cara menyelesaian soal sudah benar
30.
Saya menghindari soal yang memerlukan pemahaman lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197
Lampiran 15. Validasi Kuesioner Berpikir Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
14
siswa 12 13
15
16
17 18
19 20
21
22 23 24 25
26
27 28
Indikator 1 2 3 4 5 6 20 20 13 14 10 9
1 20 13 11 14 9 12
2 15 21 9 13 13 13
3 8 12 10 20 8 11
4 21 12 11 20 11 10
5 10 11 12 21 12 12
6 11 11 8 14 14 11
7 8 12 10 15 15 12
8 9 10 11 12 13 13
9 8 20 13 14 13 13
10
9 11 9 20 13 8
11
17 21 15 20 17 14
12
23 15 11 12 12 11
13
22 15 11 12 12 14
14
21 12 12 12 14 10
15
9 12 12 11 14 10
16
20 12 11 12 14 13
21 10 14 12 13 10
9 10 11 12 16 9
8 9 13 11 15 10
7 20 12 13 14 13
17 18 18 20 21
21 12 10 12 9 10
7 12 13 14 12 9
9 12 13 13 10 10
6 11 12 12 8 11
22 23 24 25
6 11 9 10 13 13
26
22 12 8 11 13 13
27
2.52 STK
11 9 11 12 13 13
13.5 13.14 11.25 13.86 12.5 11.32
28 RATA-RATA
1 5 4 4 2 5 3 3 2 1 2 2 4 5 4 4 2 5 5 4 2 2 5 2 2 1 1 4 2 2 4 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 3 3 1 2 1 2 2 1 1 4 2 2 2 1 2 2 1 3 4 4 3 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 2 5 5 5 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 2 2 3 5 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 2 4 3 2 6 2 2 3 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 4 4 3 4 2 2 2 3 4 3 4 3 4 4 4 7 5 5 2 1 5 1 1 1 2 1 2 3 4 3 4 2 4 4 1 1 1 3 1 1 1 1 4 1 8 4 4 4 2 2 1 2 2 2 3 1 3 2 2 1 2 2 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 1 9 2 2 2 2 2 2 1 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2 1 2 10 3 1 2 3 3 4 1 2 1 2 4 4 1 2 2 2 1 3 2 3 2 1 2 3 3 1 2 2 11 5 5 1 1 4 1 2 1 1 1 1 4 4 4 4 1 3 2 1 1 1 3 1 1 1 1 3 1 12 3 4 4 3 3 3 4 2 2 2 2 3 3 4 2 2 4 4 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 13 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 4 4 4 3 2 3 4 1 2 1 4 1 2 1 1 4 2 14 4 2 4 2 2 2 1 2 2 4 2 3 3 4 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 15 4 4 3 3 3 4 2 2 2 4 2 4 2 4 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 3 16 5 2 4 2 5 4 4 3 2 3 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 2 2 2 17 3 1 5 2 3 2 1 2 1 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 18 2 4 4 2 2 3 2 3 5 4 2 4 2 3 2 3 3 2 2 2 4 2 2 2 4 2 3 4 19 1 2 1 4 3 3 1 2 4 2 3 2 3 2 2 2 3 1 1 1 1 2 4 1 1 2 2 2 20 3 2 4 3 2 2 3 3 1 4 2 4 2 4 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 21 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 22 3 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 2 2 3 1 2 2 3 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 1 2 1 3 2 2 2 2 1 2 3 4 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 26 2 2 2 2 3 2 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 5 27 3 3 4 2 4 2 2 2 2 1 2 1 3 5 3 1 2 3 1 1 1 3 1 1 1 1 3 4 28 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 29 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 2 2 3 4 4 30 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 3 1 3 3 1 1 1 3 1 2 1 1 4 1 Rata-rata 2.9 3 3 2.3 2.8 2.6 2.3 2 2 2.7 2.3 3.47 2.8 2.9 2.7 2.3 2.7 3 2.2 2 2.6 2.5 2 2.2 2 2.1 2.6 2.3 Kriteria TK TK TK STK TK TK STK STK STK TK STK CK TK TK STK STK STK TK STK STK TK STK STK STK STK STK STK STK
Item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201
Lampiran 16. Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis
Indikator 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata-rata Kriteria
Item 5
6
7
8
9
10
11
12
13
14 15 16
Siswa 17
18
19
20
21
22
23
24 25 26
27
28
14 21 11 24 17 15
16 16 10 16 15 10
2 23 15 11 16 11 10
3 16 15 18 16 17 17
4 15 26 17 16 18 18
5 25 16 18 16 18 18
6 16 16 17 24 17 16
7 24 16 18 23 17 11
8 16 25 18 23 19 14
9
16 16 17 25 16 17
10
16 16 17 26 11 18
11
16 16 11 24 16 16
12
26 24 16 24 16 18
13
16 16 18 24 18 16
14
23 24 18 24 11 15
16 15 18 15 17 16
24 24 17 24 11 17
15 16 17
14 16 18 23 17 18
18
23 24 19 25 17 10
19
15 16 17 24 18 16
20
16 16 11 23 17 16
21
23 21 18 16 18 17
22
16 23 11 24 17 16
23
24 16 16 24 18 17
24
16 22 19 24 18 11
23 23 17 24 18 16
23 24 18 16 17 16
27
3.58 CK
22 23 18 16 17 11
19.04 19.32 16.14 21.39 16.32 15.21
28 RATA-RATA
25 26
4
1
3 3 4 4 4 3 3 4 3 5 5 5 5 4 4 3 2 5 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 2 3 3 4 5 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 3 3 4 4 3.8 3.6 K K CK CK
2
3 3 5 3 3 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 5 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 5 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 5 3 3 3 3 2 3 2 3 5 4 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 4 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 2 4 4 5 5 3 4 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 2 4 2 5 5 4 4 5 5 5 4 3 2 5 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 5 3 2 2 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 4 5 5 4 5 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 3 5 3 4 4 3 2 3 3 2 4 4 3 4 5 4 3 4 5 2 4 3 4 4 5 3 4 4 2 2 4 2 2 4 3 5 3 3 2 3 5 3 4 2 3 3 4 2 2 4 2 4 4 3 3 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4 2 4 4 5 2 4 4 5 4 5 3 5 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 2 4 2 4 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 4 2 4 2 4 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 3 3 4 2 4 4 2 3 3 2 3 4 3 4 5 4 4 5 4 3 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 3 2 2 5 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 2 2 3 4 2 3 3 4 3 4 2 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 2 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 5 4 4 3 3 5 5 4 5 4 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 3 5 3 4 4 4 5 4 4 4 2 2 4 3 2 4 3 4 2 2 3 2 5 2 4 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 2 2 3 5 3 2 2 4 2 3 3 4 2 4 3 4 2 4 2 3 4 4 3 4 2 3 5 4 5 4 4 5 4 3 4 4 5 3 4 3 4 4 5 4 5 4 5 2 2 3 3 3 4 2 4 2 3 3 2 4 2 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 3.4 2.8 2.9 3.3 3.7 3.7 3.5 3.6 3.8 3.6 3.5 3.3 4.1 3.6 4 3 3.9 3.5 3.9 3.5 3.3 3.8 3.6 3.8 CK TK TK TK K K K K CK K TK TK K CK K TK CK CK CK CK TK CK CK K
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202
Lampiran 17. Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis
: III A
Kelas
Menguji kesamaan–kesamaan dan kesimpulan–kesimpulan yang seorang ambil Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari
5
6
Menganalisis data
Menemukan cara–cara yang dapat dipakai untuk menangani masalahmasalah itu Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan
4
3
2
Nomor Indikator Berpikir Kritis Indikator 1 Mengenal masalah
: SD Negeri Denggung
Nama Sekolah
3 Langsung mengerjakan soal tanpa banyak bertanya Menemukan banyak cara (langkah-langkah) untuk alternatif jawaban Mempunyai inisiatif untuk membaca banyak buku matematika Mengerjakan soal dengan sistematis dan memahami konsep perkalian dan pembagian Berkontribusi menghitung bersama teman untuk meneliti jawaban Memberikan pendapat ketika berdiskusi dan berani untuk mengomentari jawaban teman
Mengerjakan soal tidak secara sistematis dan belum memahami konsep pekalian dan pembagian Menunggu hasil pekerjaan teman
Malas membawa buku matematika ke sekolah
1 Lambat dalam mengerjakan soal dan banyak banyak bertanya teman Hanya melihat pekerjaan teman
Memberikan pendapat Menerima begitu saja ketika berdiskusi dan pendapat teman tanpa menerima begitu saja mengkritisi jawaban teman tanpa mengkritisi
Membaca buku matematika yang dipinjami sekolah Mengerjakan soal dengan sistematis tetapi belum memahami konsep perkalian dan pembagian Melihat langkah-langkah menyelesaikan soal teman
Skala Skor 2 Sering bertanya kepada teman yang sedang mengerjakan Mengerjakan soal sesuai dengan contoh guru
Lembar Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203
Lampiran 18. Pedoman Observasi
MN AZ AS AH AM AG BP DW FA FM FA FN GO LW MR OG RAS RF RE RNN RAF RA RAI SN SH TA VD WO Jumlah Kriteria
1 2 3 4 5 6
Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
No. Nama
siklus 1 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Skor Kriteria Skor Kriteria 46 TK 57 CK 47 TK 55 CK 42 TK 53 TK 43 TK 56 CK 45 TK 59 CK 46 TK 52 TK
1 2 1 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 1 3 2 1 46 TK
1 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 67
6 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 3 3 2 2 3 58 CK K
Pertemuan 2 Indikator 2 3 4 5 6 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 64 69 68 66 63 CK K K CK CK
SIKLUS 2
siklus 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Skor Kriteria Skor Kriteria 59 CK 67 K 60 CK 64 CK 66 CK 69 K 60 CK 68 K 60 CK 66 CK 58 CK 63 CK
SIKLUS 1 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Indikator Indikator Indikator 1 2 3 4 5 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 1 1 1 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 1 3 1 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 1 2 1 1 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 2 1 3 3 2 1 2 2 3 3 1 2 2 1 3 3 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 1 2 1 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 3 3 3 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 3 1 2 1 1 3 2 1 2 1 2 3 3 2 2 3 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 1 1 2 3 2 2 3 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 47 42 43 45 46 57 55 53 56 59 52 59 60 66 60 60 TK TK TK TK TK CK CK TK CK CK TK CK CK CK CK CK Rata-rata 2 2.04 2 2.17 1.92 2.54 2.04 2.08 2 1.96 2.08 2.04 2 1.96 1.75 2.08 2.21 2.08 2.04 2.21 1.83 2.08 1.88 1.96 2.08 1.79 1.92 1.96
Kriteria CK CK CK CK TK K CK CK CK CK CK CK CK CK TK CK CK CK CK CK TK CK TK CK CK TK TK CK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204
Lampiran 19. Hasil Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205
Lampiran 20. Hasil Wawancara
Hasil Wawancara
Hari/ Tanggal : Sabtu, 8 Agustus 2015 Narasumber
No 1
2
: Guru kelas III
Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana proses pembelajaran
Siswa cenderung aktif, tetapi kurang
Matematika di kelas III?
terarah.
Apakah kendala yang dihadapi dalam
Siswa belum lancar berhitung.
mengajar matematika di kelas III ? 3
Apabila ada kesulitan, pada materi
Operasi hitung, seperti
apa?
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
4
Menurut anda apakah penyebab dari
Kurang latihan, kurang konsentrasi,
kendala tersebut?
karena kelas III adalah masa transisi dari kelas II.
5
6
Bagaimana usaha anda untuk
Banyak latiha, les tambahan di
mengatasi kendala tersebut?
sekolah, dan diberi tugas atau PR.
Apakah anda selalu menggunakan
Menggunakan jika di sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206
media sebagai sarana pembelajaran
tersedia, atau menggunakan benda
Matematika?
disekitar lingkunga sekolah sebagai media pembelajaran
7
Media yang digunakan, dibuat sendiri
Membuat sendiri, ada juga yang
oleh guru atau sudah tersedia
dari sekolah.
disekolah? 8
Apa contoh medianya?
Kertas karton, puzzle, kerikil dan lidi
9
10
Digunakan untuk mengajar materi
Kerikil dan lidi digunakan untuk
apa?
media perkalian dan pembagian.
Bagaimana peranserta siswa dalam
Siswa sangat antusias
penggunaan media ? 11
Menurut anda bagaimana peran media
Menambah pemahaman siswa,
pembelajaran itu sendiri?
karena kelas III untuk pemahaman dan penalaran masih kurang jari perlu ditingkatkan.
12
Bagaimana hasil belajar siswa pada
Kurang lebih sebanyak 35% belum
mata pelajaran matematika?
mencapai KKM, dengan nilai KKM 70.
13
Menurut anda pada materi apa hasil
Hampir pada seluruh materi, apa
belajar siswa rendah dan
lagi ketika bertemu dengan soal
membutuhkan pemahaman yang lebih? cerita siswa merasa kebingunggan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207
untuk menyelesaikan. 14
Bagaimana strategi pembelajaran
Sebanyak kurang lebih 15% anank
matematika yang anda gunakan untuk
disendirikan diberi tambahan
mengatasi rendahnya hasil belajar
latihan-latihan.
siswa?
15
16
17
18
19
Menurut anda bagaimana dengan
Siswa masih kurang dalam
kemampuan siswa untuk mengenal
pemahaman, karena dalam masa
masalah (kasus), misalnya dengan
peralihan kelas II, jadi masih harus
menggunakan soal cerita?
dituntun.
Apakah siswa memahami jika guru
Jika guru menggunakan angka
memberikan masalah atau kasus
dengan bilangan yang besar, siswa
sebagai pengantar sebuah materi?
mengalami kesulitan.
Bagaimana menurut anda cara atau
Memberikan penjelasan, lalu
metode yang tepat untuk memberikan
menggunakan media dan
materi kepada siswa?
memberikan contoh.
Apakah siswa pernah mengemukakan
Ada, pada umumnya siswa laki-laki
jawaban sendiri dengan alternatif cara
kreatif dan memiliki
penyelesaian yang lain?
pemahamannya lebih.
Bagaimana dengan kemampuan siswa
Siswa bisa mengerjakan secara
untuk memecahkan masalah
mandiri atau secara tutor sebaya.
(mengerjakan soal) misalnya sudah
Tetapi pada umumnya masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208
bisa mandiri atau masih perlu bantuan
memerlukan bimbingan.
dari guru? 20
Bagaimana cara anda untuk
Dengan cara memberikan pujian
memotivasi siswa untuk
dan diberi reward misalnya hadiah
menyelesaikan suatu masalah? Ini
atau poin.
kaitannya dengan mengerjakan soal ataupun mengantarkan sebuah materi dengan sebuah masalah atau kasus? 21
Pernahkah anda dalam pelajaran
Pernah, misalnya saja pada materi
matematika menggunakan kegiatan
penjumlahan menggunakan kerikil.
praktik? Misalnya dalam materi apa? 22
Setelah melakukan suatu kegiatan dan
Sudah mampu tetapi belum
memperoleh data, apakah murid-murid
maksimal, belum 100% kira-kira
sudah mampu untuk menganalisis dan
baru 70%.
mengerjakan soalnya ? 23
Diskripsikan tentang keadaan murid
Pada umumnya karakteristik siswa
anda, kelas III ketika mengikuti
kelas III memperhatikan ketika guru
pembelajaran Matematika dikelas
sedang menjelaskan didepan, jika ada yang bertanya ada pula yang menanggapi, tetapi masih saja beberapa anak nilainya dibawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209
KKM. Sebenarnya anak itu senang dengan pelajaran matematika tetapi masih binggung ketika menghadapi soal yang rumit, yang jelas anak kelas III tahap penanaman konsep harus kuat karena sebagai modal untuk materi-materi selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210
Lampiran 21. Foto Kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Casula Ambar Winanti anak kelima dari lima bersaudara pasangan Sumulyo dan Th.Sunarti yang lahir di Kulon Progo pada tanggal 3 April 1994. Pendidikan awal dimulai dari TK Santa Teresia Wates pada tahun 1999-2000. Dilanjutkan di SD Pengasih II pada tahun 2000-2006. Pada tahun 2006-2009 terdaftar sebagai siswi SMP Negeri I Wates. Pada tahun 2009-2012, peneliti terdaftar sebagai siswi SMA Negeri 1 Sentolo. Tahun 2012 peneliti meneruskan pendidikannya sebagai mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.