PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN RPP BERINTEGRASI PENDIDIKAN EMANSIPATORIS UNTUK PEMBELAJARAN IPA KELAS IV B SD FRATER DON BOSCO MANADO BERDASARKAN SEMANGAT SANTO YOHANES BOSCO
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: OKTOFIANUS LEKI TAEK NIM: 131134206
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya tulis sederhana ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan dan Bunda Maria yang telah menyertai saya selama menjalankan kuliah dan sampai menyelesaikan tulisan ini saya selalu diberi kesehatan yang baik. 2. Kedua orang tuaku, Kakak dan adik-adik. 3. Kongregasi Frater CMM 4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma
Salam Hormat dan Baktiku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “Pujilah Allh setiap waktu dan berdoalah kepada-Nya, supaya Ia membimbing jalanmu dan merestui segala rencanamu” (Tobit. 4:20 ) “Inilah diriku dengan segala kekurangan dan kelebihanku, namun jadikanlah aku sebagaimana yang Engkau kehendaki”.
“Kedisiplinan disertai, ketulusan, kesabaran, dan usaha adalah hal yang terbaik untuk meraih kesuksesan.” (Fr. Okto, CMM)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, selayaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Maret 2017 Penulis
Oktofianus Leki Taek
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Oktofianus Leki Taek
Nomor Mahasiswa
: 131134206
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENGEMBANGAN RPP BERINTEGRASI PENDIDIKAN EMANSIPATORIS UNTUK PEMBELAJARAN IPA KELAS IV B SD FRATER DON BOSCO MANADO BERDASARKAN SEMANGAT SANTO YOHANES BOSCO beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta pada tanggal, 23 Maret 2017
Yang menyatakan
Oktofianus Leki Taek
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGEMBANGAN RPP BERINTEGRASI PENDIDIKAN EMANSIPATORIS UNTUK PEMBELAJARAN IPA KELAS IV B SD FRATER DON BOSCO MANADO BERDASARKAN SEMANGAT SANTO YOHANES BOSCO Oktofianus Leki Taek 131134206 Universitas Sanata Dharma Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Produk yang diintegrasikan pada pendidikan emansipatoris ini, siswa diajak untuk mengetahui serta belajar dari dunia nyata serta mengalami suatu pengalaman yang bermakna dalam kehidupan siswa. Tujuan dari pembuatan produk tersebut adalah fokus pada siswa agar mereka mampu menjadi pribadi yang bertanggung jawab, peduli pada lingkungan, menjadi pribadi yang humanis, demokratis, dan mampu berpikir kritis, serta mampu menghadapi keadaan sosial di sekitar mereka. Penelitian pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris ini, menggunakan metode penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson dalam Harsono. Metode ini digunakan untuk mengetahui (1) prosedur pengembangan, (2) kualitas produk yang dihasilkan berdasarkan pengembangan RPP yang berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Pengembangan produk tersebut menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Kelebihan dari pengembangan ini adalah siswa belajar langsung dari lingkungan sekitar, meningkatkan sikap peduli lingkungan dengan cara mengajak siswa untuk mengamati lingkungan sekitar, mengajarkan sikap tanggung jawab serta berpikir kritis. Prosedur pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris ini melalui lima langkah (1) analisis kebutuhan, (2) desain produk, (3) revisi produk, (4) implementasi produk, (5) evaluasi dan refleksi. Hasil implementasi dalam penelitian menunjukkan bahwa produk RPP berintegrasi pendidikan pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco, menunjukkan memberikan hasil yang positif yaitu dari refleksi 22 siswa yang didapatkan umumnya semuanya mengatakan senang bisa belajar langsung di lingkungan atau di luar kelas dan siswa juga mampu mensimulasikan atau mempraktekan media yang disiapkan terkait proses terjadinya banjir, tanah longsor dan abrasi. Proses pembelajaran ini juga siswa aktif dalam mengikutinya. Dengan demikian, produk yang dihasilkan menunjukkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran IPA kelas IV. Di mana, nilai yang didapatkan dari validator pakar IPA dan guru IPA kelas IV B skor rerata adalah 3,08. Kata kunci: Pendidikan emansipatoris, pembelajaran IPA, semangat Santo Yohanes Bosco.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE DEVELOPMENT EMANCIPATORY EDUCATION INTEGRATE RPP SIENCE LEARNING CLASS IV B SD FRATER DON BOSCO MANADO BY SPIRIT OF SAINT JOHN BOSCO Oktofianus Leki Taek 131134206 Sanata Dharma University This research aims to develop products such as integrated RPP emancipatory education in science teaching class IV B grade Frater Don Bosco Manado based on the spirit of St. John Bosco. Products that are integrated on this emancipatory education, students are encouraged to know and learn from their real world and experience a meaningful experience in student life. The purpose of making these products were to focus on the students to be able to be individual capable of responsible care of the environment, being personally humanist, berdemokratis, and able to think critically and be able to face the social circumstances surrounding them. Research development of RPP integrated this emancipatory education, using the method of research and development by Tomlinson in Harsono. This method were used to determine (1) the development procedure, (2) the quality of the products produced by developing lesson plans that integrate emancipatory education in science teaching class IV B grade Frater Don Bosco Manado based on the spirit of St. John Bosco. The product development using contextual learning approach. The surplus of this development was that students learn directly from the surrounding environment, improve the attitude of caring for the environment by refering students to observe in the neighborhood, teaches the attitude of responsibility and critical thinking. RPP development procedures to integrated these emancipatory education through the five steps (1) analysis of needs, (2) design of the product, (3) the revision of the product, (4) implementation of the product, (5) evaluation and reflection. The results of the implementation of the research showed that the product RPP integrated an education emancipatory in science teaching kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado based on the spirit of St. John Bosco, showed positive results are a reflection of 22 students who be obtained generally all said they were delighted to learn directly in the neighborhood or outside the classroom, and students were are also able to simulate or practice prepared media related to the occurrence of floods, landslides and abrasion. The learning process are also an active student in the following study. Thus, the resulting product showed viable for used in science teaching fourth grade. Where, the value obtained from expert validator IPA and science teacher class IV grade and the average score is 3.08. Keywords: emancipatory education, science learning, the spirit of Saint John Bosco.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur yang berlimpah penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang maha belaskasih, atas berkat hidup, kesehatan yang telah diberikan kepada penulis, sehingga sampai saat ini penulis masih merasakan kasih dan kebaikan yang besar dari pada-Nya. Lebih dari itu penulis juga bersyukur sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya. Semuanya ini penulis menyadari bahwa ada berbagai pihak yang terlibat dalam menyelesaikan skripsi ini dengan harapan untuk terus berjuang dalam mencapai cita-cita. Untuk itu semua, pada kesempatan yang penuh kegembiraan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Rohandi., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Christiyanti Aprinastuti., S.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Apri Damai Sagita Krissandi., S.S., M.Pd selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4.
Eny Winarti, M.Hum, Ph.D selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan
waktu,
tenaga,
sumbangan
pikiran
untuk
memberikan
pengetahuan, kesabaran, memotivasi, untuk membimbing serta memberikan teladan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5.
Wahyu Wido Sari, M. Biotech selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memotivasi, menyumbangkan pikiran untuk memberikan pengetahuan, kesabaran serta teladan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6.
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang utuh.
7.
Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah menjadi wadah bagi penulis untuk menimba ilmu.
8.
Para Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah turut membimbing dan mengajarkan ilmu kepada penulis.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9.
Kepala sekolah SD Frater Don Bonsco Manado Fr. Yasintus Seran, S.Pd yang telah memberikan izin serta masukan-masukan kepada peneliti selama melakukan penelitian.
10. Pakar pembelajaran IPA “RM.W” yang telah bersedia untuk menjadi validator pengembangan produk. 11. Guru IPA kelas IV B “YS” dan guru IPA kelas VI “TF” SD Frater Don Bosco Manado yang telah menjadi validator pengembangan produk sekaligus telah membantu penulis selama melakukan penelitian. 12. Para siswa Kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado yang turut membantu penulis untuk melakukan penelitian baik di kelas maupun di luar kelas. 13. Kongregasi Frater CMM yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk studi serta peranan dalam perkembangan kepribadian menjadi dewasa. 14. Para Romo dan para Frater komunitas Provinsialat Frater CMM Yogyakarta yang selalu memberikan dukungan penuh dan semangat kepada penulis. 15. Para guru SD Frater Don Bosco Manado yang turut mendukung peneliti selama melakukan penelitian. 16. Para Frater Komunitas Manado yang telah mendukung dan memberi tempat kepada penulis selama melakukan penelitian. 17. Bapak Leonardus Taek dan Ibu Belandina Teu yang telah melahirkan, membesarkan, merawat dan selalu memanjatkan doa untuk penulis. 18. Kakak Lorens, Kakak Sinta, Adik Sela, Are, Emi, Adriana, Buik dan Erik yang memberikan penghiburan yang hangat kepada penulis. 19. Teman-teman seangkatan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang juga telah menjadi rekan, teman dengan cara masing-masing dalam mendukung penulis. 20. Semua pihak yang telah mendukung serta membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan. Semua itu bukanlah hal yang disengaja atau direkayasa melainkan kesadaran penulis sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Untuk itu, penulis masih sangat mengharapkan masukan, kritik
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan saran demi melengkapi dan membuat tulisan ini menjadi layak untuk dibagikan dan dipercaya. Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan informasi
yang
bermanfaat
bagi
semua
orang
yang
membaca
dan
membutuhkannya.
Penulis
Oktofianus Leki Taek
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix BAB I ............................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 6 1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 6 1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 7 1.5 Definisi Operasional ............................................................................. 8
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan .............................................. 9 BAB II .............................................................................................................. 10 LANDASAN TEORI ....................................................................................... 10 2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................... 10 2.1.1 Kilas Pandang Kota Manado ......................................................... 10 2.1.2 Letak dan Keadaan Geografis Kota Manado ................................ 11 2.1.3 Latar belakang pendidikan dan ekonomi masyarakat Manado ..... 12 2.1.4 Sejarah Singkat SD Frater Don Bosco Manado ............................ 14 2.1.5 Pelindung persekolahan Frater Don Bosco ................................... 15 2.1.6 Visi dan Misi SD Frater Don Bosco Manado ............................... 20 2.2 Pendidikan Emansipatoris ......................................................................... 21 2.2.1 Pengertian Pendidikan Emansipatoris ........................................... 21 2.2.2 Tujuan Pendidikan Emansipatoris................................................. 23 2.2.3 Tiga kata kunci Model Pendidikan Emansipatoris ........................ 23 2.2.3.1
Humanis ........................................................................ 23
2.2.3.2
Kesadaran Kritis ........................................................... 24
2.2.3.3
Demokratis .................................................................... 25
2.2.4 Hakikat pembelajaran IPA ............................................................ 26 2.2.5 Tujuan Pembelajaran IPA ............................................................ 27 2.2.6 Pembelajaran IPA di SD ............................................................... 28 2.3 Hasil Wawancara Penggiat PSL ............................................................... 29 2.4 Penelitian yang Relevan ............................................................................ 33 2.5 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 34
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6 Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 35 BAB III ............................................................................................................ 37 METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 37 3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................... 37 3.2 Setting Penelitian ...................................................................................... 38 3.2.1 Tempat dan waktu Penelitian ........................................................ 38 3.2.2 Subjek Penelitian ........................................................................... 38 3.3 Prosedur Pengembangan ........................................................................... 38 3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 42 3.4.1 Observasi ....................................................................................... 43 3.4.2 Wawancara .................................................................................... 44 3.4.3 Kuesioner ...................................................................................... 44 3.4.4 Dokumentasi.................................................................................. 45 3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................. 45 3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................. 46 3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif..................................................... 46 3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif................................................... 47 BAB IV ............................................................................................................ 49 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 49 4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 49 4.2 Hasil Pengembangan ................................................................................. 49 4.3 Data Hasil Penilaiaan Validator ................................................................ 70 4.4 Pembahasan ............................................................................................... 76
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.4.1
Proses Revisi Produk .................................................................... 76
4.4.2
Kualitas Kelayakan RPP ............................................................... 77
4.4.3 Keaktifaan Siswa dalam Pembelajaran IPA .................................. 77 4.4.4 Evaluasi dan Refleksi Siswa ......................................................... 78 BAB V.............................................................................................................. 80 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 80 5.1
Kesimpulan ............................................................................................. 80
5.2
Keterbatasan Pengembangan .................................................................. 81
5.3
Saran ....................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 83 LAMPIRAN ..................................................................................................... 85
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Langkah-langkah pengembangan Produk .................................... 39
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Konversi Nilai Kualitatif ke Nilai Kuantitatif Skala Empat ............... 47 Tabel 2 Acuan Pengubahan Nilai Skor Menjadi Nilai Kategori ...................... 48 Tabel 3 Perolehan Skor Validasi Produk ......................................................... 75
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Survei Kebutuhan ........................................... 86 Lampiran 2 Instrumen validasi kualitas produk untuk pakar ........................... 87 pembelajaran IPA dan guru
pembelajaran IPA
Lampiran 3 Pertanyaan Wawancara Untuk Siswa ........................................... 89 Lampiran 4 Hasil wawancara dengan guru kelas IV ....................................... 90 SD Frater Don Bosco Manado Lampiran 5 Silabus Pembelajaran .................................................................... 95 Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................. 100 Lampiran 7 Hasil Validasi Pakar Pembelajaran IPA ....................................... 119 Lampiran 8 Hasil Validasi Guru IPA) Kelas IV B .......................................... 121 Lampiran 9 Lembar Validasi Guru IPA Kelas VI ........................................... 123 Lampiran 10 Hasil Wawancara 10 Siswa Kelas IV B .................................... 125 SD Frater Don Bosco Manado Lampiran 11 Refleksi Siswa Kelas IV SD Frater Don Bosco Manado ........... 130 Lampiran 12 Instrumen Validasi Pengembangan RPP ................................... 135 untuk pakar pembelajaran IPA, dan guru IPA Lampiran 13 Surat IjinPenelitian ..................................................................... 141 LampIran 14 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................... 142 Lampiran 15 Dokumen Kegiatan ..................................................................... 143 Lampiran 16 Biodata Peneliti .......................................................................... 149
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan (1) Latar belakang masalah, (2) Rumusan masalah, (3) Tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Batasan istilah, dan (6) Spesifikasi Produk yang diharapkan. 1.1 Latar Belakang Masalah Sikap keserakahan manusia selama ini telah menjadi suatu permasalahan yang sangat serius dan tidak dapat dikendalikan. Hal ini nampak dalam tindakan manusia tertentu ketika berhadapan dengan lingkungan, yang selama ini menjadi sumber utama dalam pemenuhan kebutuhan baik bagi manusia maupun penghuni bumi lainnya. Kehadiran perusahaan-perusahaan, pertambangan, pembukaan lahan sawit dengan cara membakar hutan, pencemaran dengan bahan kimia, dapat merusak lingkungan dan ekologi lainnya. Keasrian dan keutuhan lingkungan hidup terancam punah oleh karena ulah manusia yang kurang bertanggung jawab. Kenyataan-kenyataan yang terjadi seperti inilah yang bisa mengakibatkan berbagai bencana alam di berbagai tempat. Sebagaimana yang kita sudah saksikan sendiri, bencana terjadi di mana-mana, seperti: banjir, tanah longsor, pencemaran lingkungan hidup, bahkan terjadinya kelangkaan air bersih, yang tentu mengancam kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya. Melihat kenyataan yang terjadi saat ini, tentu membutuhkan perhatian yang sangat serius dari semua pihak. Pemerintah atau instansi terkait hendaknya tidak begitu saja memberi izin bagi pihak tertentu atau pihak perusahaan untuk menggarap sebuah lahan demi kepentingan sekolompok orang tertentu saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Hendaknya pemerintah maupun pihak terkait lebih selektif dalam memberi izin, baik selektif atas lahan yang hendak digarap, maupun selektif dalam hal pihak yang akan menggarap. Jika salah dalam hal pemilihan lahan maupun pemilihan si penggarap maka hal ini bisa saja berakibat fatal terhadap lingkungan sekitar, yaitu terjadinya kerusakan lingkungan. Adanya perusahaan-perusahaan yang besar, belum tentu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat setempat tetapi sebaliknya masyarakat setempat bisa saja tetap mengalami penderitaan karena wilayah pemukiman dan tempat mencari nafkah dari masyarakat diambil alih oleh pihak perusahaan tanpa adanya ganti rugi ataupun tanpa adanya jaminan pemeliharaan serta pelestarian lingkungan dimaksud. Untuk menunjang kesejahteraan umum janganlah hanya melihat satu sudut pandang saja, tetapi harus melihat berbagai sudut pandang, antara lain kehidupan manusia sekitar, lingkungan alam, ekologi yang ada bahkan budaya setempat. Ketika sebuah lahan hendak digarap oleh pihak mana pun, hendaknya juga memperhitungkan kenyamanan bagi masyarakat setempat serta keseimbangan kehidupan dalam lingkungan itu sendiri. Dengan kata lain, benar-benar memberi perhatian terhadap keutuhan lingkungan dan sungguh bersahabat dengan lingkungan setempat. Sangat disayangkan, idealisme ini masih luput dari perhatian para penguasa. Maka tidak heran, jika masyarakat dan lingkungan serta ekologi menjadi korban dari keserakahan para pihak yang tidak bertanggung jawab. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan para guru kelas IV SD Frater Don Bosco Manado, Rabu, 23 November 2016, peneliti mendapatkan informasi bahwa kota Manado pada akhir-akhir ini selalu menjadi sasaran banjir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
yang sangat menakutkan. Misalnya, tahun 2014 terjadi banjir yang hampir menyeluruh di kota Manado termasuk persekolahan SD Frater Don Bosco Manado. Kota Manado merupakan sebuah kota yang sangat padat penduduk. Selain padat penduduk, kota ini juga dipadati dengan berbagai bangunan mall, pertokoan, restoran, hotel-hotel berbintang, dan juga bangunan-bangunan lainnya. Bencana banjir yang sering terjadi di kota Manado disebabkan oleh human error. Human error yang dimaksud di sini adalah kebiasaan buruk masyarakat kota Manado dalam berbagai hal, seperti: membuang sampah sembarangan, membangun rumah di sekitar aliran sungai, penimbunan laut atau reklamasi untuk membangun mall serta ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Banjir, tanah longsor, gunung meletus, angin puting beliung, tsunami, yang semuanya mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan ekologi, menjadi hal yang sangat menakutkan bagi manusia. Meskipun demikian, kita harus tetap bertanya pada diri sendiri. Apakah kita sebagai manusia penghuni alam semesta, yang berakal, memiliki rasa dan berkehendak, sungguh peduli terhadap alam semesta? Apakah kita manusia sudah berusaha untuk menjaga keutuhan dan kelestarian alam semesta ini? Ada banyak faktor penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup, baik itu human error maupun gejala alam murni. Pada kesempatan ini, penulis hendak menekankan agar kita memberi perhatian pada human error. Kita harus menyadari bersama bahwa kerusakan alam atau rusaknya ekologi bisa terjadi karena ulah manusia sendiri, misalnya: kehadiran pertambangan liar, perusahaan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
perusahaan yang besar, pembukaan lahan sawit, membuang sampah sembarangan, penebangan hutan secara liar dan eksploitasi yang besar-besaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan dan masyarakat setempat. Hal ini terjadi karena pihakpihak tersebut belum sepenuhnya mampu dan/atau mau memaknai arti lingkungan alam dalam kehidupannya. Ketidak-mampu-an dan/atau ketidak-mau-an pihak tertentu untuk memaknai arti lingkungan hidup bagi kehidupannya juga dipicu oleh faktor ekonomi. Dengan kemendesakan pemenuhan kebutuhan ekonomi tersebut, alam semesta menjadi sasaran eksploitasi manusia tanpa memikirkan akibat yang terjadi, baik sekarang maupun di kemudian hari. Berhadapan dengan permasalahan lingkungan hidup, penanaman nilai yang berkaitan dengan alam semesta lewat model pendidikan emansipatoris dipandang sangatlah penting. Pendidikan emansipatoris, merupakan salah satu pendidikan yang mampu menyadarkan siswa bahwa ia mampu untuk belajar dari lingkungan sekitar, menyadari keberadaannya, baik siswa maupun guru adalah sama-sama makhluk pembelajar serta mampu untuk berpikir kritis (Anggadewi dan Winarti, 2015). Harun (2015) dalam bukunya, memaparkan bahwa sudut pandang pembelajaran yang ditawarkan dan perlu diperhatikan dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan alam dan ekologis adalah (1) belajar untuk menghargai lingkungan, (2) belajar dari realitas yang ada, dan (3) mengajarkan kepada anak-anak sejak usia dini, dengan demikian (4) anak-anak itu juga akan belajar menghargai dan mencintai lingkungan itu sendiri. Salah satu cara untuk menanamkan kepedulian anak-anak sejak usia dini terhadap lingkungan hidup adalah melalui pendidikan di sekolah, di antaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
melalui Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Melalui mata pelajaran IPA ini, guru menanamkan cinta lingkungan hidup kepada anak-anak didik, sebab dengan mendalami Mata Pelajaran IPA, peserta didik mampu meningkatkan proses berpikirnya dalam usaha memahami fenomena-fenomena alam. Untuk mencapai tujuan ideal ini, maka hendaknya guru menerapkan model pendidikan emansipatoris. Dengan demikian guru tidak hanya menjelaskan dan memberi informasi di depan kelas dan murid hanya menerima dan mendengarkannya, melainkan kedua belah pihak (guru dan peserta didik) berperan secara aktif ketika mendalami suatu topik pembelajaran. Semangat Santo Yohanes Bosco, yang dirangkum dalam tiga kata kunci yaitu; fides, scientia, et fraternitas juga merupakan salah satu cara untuk menanamkan serta mengajarkan sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan. Perlu diketahui, bahwa fides adalah iman untuk itu siswa perlu diajarkan bahwa manusia adalah berasal dari Tuhan, maka perlu adanya menghargai alam ciptaan lainnya. Scientia adalah ilmu, melalui ilmu berarti siswa tidak sekedar belajar secara teori saja, tetapi yang terpenting adalah bagaimana mengajarkan kepada siswa dalam menggunakan ilmu tersebut untuk mampu berpikir kritis dalam bertindak baik terhadap manusia maupun terhadap alam. Fraternitas adalah persaudaraan melalui persaudaraaan, siswa tidak sekedar bersaudara dengan manusia saja, tetepi siswa diajarkan untuk mampu bersaudara dengan lingkungan sekitarnya karena manusia itu berkembang karena adanya bantuan dari lingkungan sekitar untuk itu siswa diarahkan untuk tetap menjaga lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Penelitian ini dibatasi pada Standar Kompetensi 10: Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan, dan Kompetensi Dasar 10.3: Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor), pada pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPP).
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris untuk pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco? 1.2.2 Bagaimana kualitas produk RPP yang terintegrasi dengan pendidikan emansipatoris untuk pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Untuk memaparkan pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris dalam pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. 1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk yang terintegrasi dengan pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang positif dalam konteks pendidikan dan lingkungan khususnya untuk anak SD Usia 8-11 tahun di lingkungan SD Frater Don Bosco Manado agar dapat menjaga lingkungan dan ekologi yang ada di sekitarnya.
1.4.2 Manfaat Praktis 1.
Bagi Peneliti Peneliti ingin mengembangkan model pendidikan emansipatoris ini, sehingga menjadi bekal dan sekaligus pengalaman baru bagi penulis ketika nantinya penulis menjadi seorang guru di salah satu sekolah.
2.
Bagi guru Dapat memberikan motivasi kepada guru SD untuk mengembangkan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris serta menanamkan sikap cinta siswa terhadap lingkungan berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco.
3.
Bagi siswa Membantu
siswa
dalam
memahami
materi
dan
membantu
perkembangan sikap siswa terhadap lingkungan melalui pendidikan emansipatoris berdasarkan semangat santo Yohanes Bosco.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
4.
Bagi sekolah Dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan RPP berdasarkan pendidikan emansipatoris untuk pembelajaran IPA kelas IV SD.
5.
Bagi prodi PGSD Menambah bahan pustaka prodi PGSD terkait dengan pendidikan emansipatoris berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco.
1.5 Definisi Operasional 1.5.1 Pengembangan RPP merupakan acuan bagi guru untuk mencapai kompetensi dasar dalam pembelajaran dan guru dapat mengembangkannya sehingga agar proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung dalam suasana aktif, kreatif, motivatif serta menyenangkan bagi siswa. 1.5.2 Pendidikan emansipatoris merupakan suatu pendidikan yang memberikan suatu peluang kepada manusia untuk menyadari keberadaan serta mampu menanggapi realitas hidupnya. 1.5.3 Pembelajaran IPA adalah suatu mata pelajaran yang mempelajari selukbeluk alam serta mempelajari gejala-gejala alam melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah. 1.5.4 Santo Yohanes don Bosco merupakan salah satu tokoh orang kudus yang perhatiannya adalah tertuju kepada kaum muda yang kurang mendapat perhatian, khususnya di bidang pendidikan agar kaum muda mampu mencapai cita-cita yang mereka harapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Produk yang dikembangkan peneliti adalah perangkat pembelajaran berupa RPP pada mata pelajaran IPA kelas IV semester II. RPP disusun berdasarkan kurikulum KTSP. Indikator pembelajaran pada RPP disusun dengan menggunakan kata kerja operasional. Tujuan penelitian yang memuat pembelajaran pada RPP ini adalah untuk mengembangkan produk berupa RPP dengan model-model pembelajaran IPA kelas IV. RPP disusun dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, saintifik, dan pendidikan karakter cinta lingkungan pada prosesnya. Produk yang dikembangkan memuat proses ilmiah 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan). Rubrik penilaian disusun dengan memuat diskriptor yang memudahkan guru dalam menilai sikap spritual, sosial, dan keterampilan. RPP menggunakan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL). RPP menggunakan Bahasa Indonesia sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan (1) Kajian Pustaka (2) Penelitian yang Relevan, dan (3) Kerangka Berpikir, serta (4) Pertanyaan Penelitian.
2.1 KAJIAN PUSTAKA 2.1.1
Kilas Pandang Kota Manado Pemberian suatu nama, apakah itu nama diri, nama pulau, nama sungai
atau pun nama suatu negara, biasanya memiliki latar historis. Berdasarkan asalusul kata (etimologi), Minahasa berasal dari kata dasar asa atau esa yang berarti satu, dengan awalan ma dan sisipan in yang berarti menjadi. Mina-esa dari bahasa Tombulu berarti menjadi satu atau kesatuan. Istilah Minahasa sendiri awalnya tidak ditunjuk sebagai suatu wilayah administrasi atau pun penduduk. Demikian juga dengan istilah Manado. Nama pulau Manado Tua mulanya disebut Manarow, berasal dari bahasa Tontembuan, yang berarti, "sesuatu yang terletak di seberang," yaitu pulau batu atau pulau gunung yang berhadapan langsung dengan tempat bernama Wenang. Nama wenang sendiri adalah nama jenis pohon yang dalam bahasa latin disebut: Macaranga Hispida (Kaunang, 2010). Manado kemudian menjadi daya tarik bagi kalangan masyarakat Cina hingga menjadi kota niaga. Masyarakat Cina dari daratan Cina Selatan mulai berdatangan, selain mendirikan pemukiman pecinaan, juga mendirikan gudang kofi (kini Pasar 45) di pusat kota yang membelakangi Benteng Fort Amsterdam. Pemukiman ini juga diikuti oleh masyarakat pedagang turunan Arab dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
mendirikan pemukiman Kampung Arab di pusat kota. Manado kemudian berkembang dengan masyarakat turunan Spanyol, Portugis, Belanda, dan Jerman, serta dengan kedatangan turunan Jawa, Banjar, Flores, Timor, Maluku hingga terbentuk masyarakat heterogen dengan bahasa Melayu pasar (dialek Manado) sebagai bahasa pengantar. Pada 1854, jumlah penduduk Manado berkisar 2.529 orang. Di antaranya terdapat 291 turunan Eropa, 630 turunan Cina dan 1.043 turunan Borgo (Indo-Eropa), selebihnya turunan Arab dan pribumi Minahasa. Hal ini terjadi karena Manado hanya berfungsi sebagai pusat niaga untuk berbelanja dan bukan tempat pemukiman bagi pribumi yang tetap tinggal di pedalaman.
2.1.2 Letak dan Keadaan Geografis Kota Manado Kota Manado terletak di ujung pulau Sulawesi dan merupakan kota terbesar di belahan Sulawesi Utara sekaligus sebagai Ibu kota Provinsi Sulawesi Utara. Secara geografis Kota Manado terletak di antara 1°25‟88”-1°39‟50” LU dan 124°47‟00” - 124°56”00” Bujur Timur. Luas wilayah Kota Manado berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1988 Tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Manado dan Kabupaten Daerah Tingkat II Minahasa, yang semula 2.369 hektar bertambah menjadi 15.726 hektar. Kota Manado berperan sebagai Ibu Kota Sulawesi Utara, dengan luas wilayah 157,26 km2, berpenduduk 372.887 jiwa. Kota Manado dilintasi oleh lima sungai besar, yaitu sungai Tondano, sungai Bailang, sungai Tikala, sungai Sario, dan sungai Malalayang. Sungai ini berhulu di Danau Tondano dan bergabung dengan sungai Tikala di tengah kota sebelum bermuara di Teluk Manado. (http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/timur/sulut/manado.pdf , 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
2.1.3 Latar Belakang Pendidikan dan Ekonomi Masyarakat Manado 2.1.3.1 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Manado Pada umumnya tingkat pendidikan di kota Manado boleh dikatakan cukup baik, karena tersedianya fasilitas pendidikan yang cukup memadai. Dengan adanya
pertumbuhan
sumber
daya
manusia
yang semakin
meningkat,
perkembangan pendidikan juga sekaligus mengalami peningkatan. Perkembangan pendidikan ini ditandai dengan meningkatnya pembangunan fisik sekolah, mulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi dalam usaha menunjang proses pembelajaran bagi para siswa dan mahasiswa. Peneliti juga mendapatkan informasi yang sama ketika melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas IV SD Frater Don Bosco Manado, tanggal 23 November 2016. Mereka mengatakan bahwa perkembangan pendidikan di kota Manado bertumbuh dengan sangat cepat, di mana perkembangan ini juga didorong oleh adanya oleh persaingan yang luar biasa antara sekolah negeri dan swasta. Kepala Sekolah SD Frater Don Bosco Manado juga memaparkan bahwa pada umumnya orang tua siswa-siswi memiliki pendidikan akhir menengah ke atas. http://disdiknas.sulutprov.go.id/html/index.php?id=profil&kode=52&profil=Profil %20Pendidikan%20Sulut
2.1.3.2 Tingkat Ekonomi Masyarakat Manado Dari aspek ekonomi, masyarakat Kota Manado digolongkan pada tingkat yang cukup menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai faktor seperti pemilikan sarana transportasi, sarana komunikasi, keadaan rumah tempat tinggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
dan tingkat pendapatan. Berdasarkan data statistik yang dipaparkan dalam http://www.fokusmanado.com/2012/10/perekonomian-manado-dalamstatistik.html, sebagian besar penduduk Kota Manado bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS), guru atau pegawai swasta 41,44%, wiraswasta 20,57%, pedagang 12,85%, petani/peternak/nelayan 9,17%, buruh 8,96%. Sisanya bergerak di sektor jasa dan lain-lain 7%. Jadi perekonomian kota Manado lebih pada sektor perdagangan, perhotelan, restoran, angkutan, komunikasi, dan jasa. Perekonomian kota Manado bertumbuh di atas 6% sepanjang 2015 dan berada di atas rata-rata Nasional membuat kota ini terpilih sebagai urutan pertama Top 10 Most Recommended Cities for Business 2015 oleh pengusaha nasional (survei
Best
Cities
for
Business
2015
oleh
Majalah
SWA,
http://www.antarasulut.com/berita/28341/manado-prospektif-sebagai-kota-bisnisterbaik-di-indonesia). Hal ini tentu sangat dipengaruhi peran pemerintah dalam memajukan Kota Manado. Pemerintah cukup gencar melakukan promosi dan menarik investor untuk menanamkan modal di daerah ini, pemerintah juga terus melakukan pembangunan infrastruktur dan pengembangan kawasan reklamasi boulevard yang saat ini menjadi pusat bisnis di Manado. Dengan mengunjungi kota Manado, pengunjung akan terkesan bahwa daya beli masyarakat Manado cukup tinggi dan sifat konsumerismenya juga tinggi. Hal ini dibuktikan oleh gaya hidup masyarakat Manado yang terkesan mewah. Selain penampilan fisik, penulis juga melihat bahwa pada kenyataannya orangtua siswa lebih dominan memilih sekolah yang berkualitas dan bermutu bagi anak-anak mereka. Sedangkan sekolah-sekolah yang dikatakan berkualitas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
bermutu di Manado sekaligus juga identik dengan sekolah mahal atau sekolah dengan biaya tinggi. Pada taraf ini, orang tua tidak terlalu mempermasalahkan soal besarnya biaya. Mereka lebih menitikberatkan faktor mutu pendidikan, sarana prasarana yang mendukung proses belajar mengajar, rasa aman dan nyaman bagi para siswa untuk belajar, dalam pemilihan sekolah untuk anak-anak mereka.
2.1.4 Sejarah Singkat SD Frater Don Bosco Manado Dalam sejarah Kongregasi Frater CMM, tanggal 4 September 1924 Frater Ernest Adriaanse dan Frater Radulf Bax menginjakkan kaki di kota Manado. Mereka diperhadapkan dengan hal-hal yang belum pernah diketahui sebelumnya. Di mana, pada awalnya telah direncanakan bahwa para frater akan memulai karya di Tomohon, yang terletak di pegunungan 25 KM dari kota Manado. Namun, di Tomohon belum ada persiapan yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi, para frater dimohon dengan sangat agar mereka tinggal di Manado dan mengambil alih pendidikan kepada anak Tionghoa di sekolah HCS. Selanjutnya, anggota komunitas Frater CMM di Manado bertambah, setelah Fr. Chromatius van Belkom dan Fr. Xaverius van de Gevel datang dan menetap di Manado. Kedua frater baru ini kemudian mengambil alih karya di Manado dan kedua frater yang pertama pergi ke Tomohon untuk mengajar di HIS (Hollands Inlandse School), semacam SD untuk anak-anak pribumi dengan Bahasa Belanda sebagai bahasa wajib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Pada tahun 1927 frateran Manado dipindahkan ke Jalan Kema, yang sekarang disebut Jalan Sudirman yang menjadi kompleks persekolahan SD Frater Don Bosco yang sudah selesai dibangun pada tahun 1929 termasuk komunitas dan asrama. Pada waktu itu, gedung-gedung tersebut digunakan oleh dua sekolah yaitu SD dan SMP Don Bosco. Namun gedung-gedung tersebut, sudah dibongkar dan dibangun secara terpisah antara SD, SMP dan SMA tetapi kompleksnya sangat berdekatan. SD satu gedung dengan TK yang dibangun menjadi tiga lantai sampai sekarang. SD Frater Don Bosco Manado merupakan salah satu sekolah yang sudah cukup lama berkiprah di Sulawesi Utara dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat kota Manado. SD Frater Don Bosco Manado terletak di Jl. Jenderal. Sudirman No. 10 Lawangirung Manado, Sulawesi Utara, 95123. Selain itu, SD Frater Bosco Manado terletak persis di jantung perkotaan yang dikelilingi oleh hotel-hotel berbintang, cukup ramai, dan suasana sangat panas.
2.1.5 Pelindung Persekolahan Frater Don Bosco Sejak Tahun 1924, Kongregasi Frater CMM “Congregatio Fratrum Beata Mariae Virginis, Matris Misericordiae” telah memulai karya pendidikannya di Sulawesi Utara, khususnya di Manado (1924) dan Tomohon (1929). Berawal dari karya pendidikan di Manado dan Tomohon, lalu mengikuti perkembangan masyarakat pada umumnya dan perkembangan pendidikan serta persekolahan, saat ini persekolahan Frater CMM telah tersebar di beberapa daerah atau provinsi lainnya di Indonesia, seperti Tarakan-Kalimantan Utara, Banjarmasin-Kalimantan
Selatan,
dan
Lembata-Nusa
Tenggara
Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Persekolahan Frater CMM saat ini yang berkedudukan di wilayah-wilayah provinsi tersebut dikelola oleh perwakilan tersendiri di bawah koordinasi Yayasan Don Bosco yang berpusat di Manado-Sulawesi Utara (YDB 2014). Sejak berdirinya sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan Frater CMM baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan Negara Republik Indonesia, sekolah-sekolah yang dikelola oleh para frater ini bernaung di bawah perlindungan St. Yohanes don Bosco. St. Yohanes don Bosco sebagai pelindung sekolah-sekolah, kini juga telah menjadi pelindung Yayasan persekolahan yang dikelola oleh para Frater CMM. Dengan demikian, baik sekolah, asrama maupun Yayasan yang mengelola semua unit sekolah dan asrama ini, dikenal dengan nama Yohanes don Bosco. Untuk yayasan, menjadi Yayasan Don Bosco Manado. Sedangkan unit sekolah-sekolah maupun, misalnya SD di Manado, dikenal dengan nama SD Frater Don Bosco Manado. Yohanes Bosco lahir pada tanggal 16 Agustus 1815 di sebuah dusun kecil bernama Becchi di Italia. Ia hidup dan berkarya di Italia (1815-1888). Don Bosco dikenal sebagai anak yang saleh dan sangat dekat dengan kaum muda. Bagi Don Bosco pendidikan merupakan “suatu perwujudan kasih dan pengawasan yang kontinu dengan sukarela” (YDB, 2014). Perlu diperhatikan bahwa semasa hidupnya, Don Bosco telah dipanggil oleh Tuhan untuk dipercayakan sebagai pemimpin, gembala dan imam. Ia berusaha keras untuk menyelamatkan kaum muda dengan cara melayani dan memberikan pendidikan kepada kaum muda. Bagi Don Bosco, kaum muda harus dimotivasi agar mereka mampu menemukan jati diri mereka yang sebenarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
(Jena 2010). Cara pendampingan Don Bosco kepada kaum muda: Pertama, sabar dalam melayani dan mendidik kaum muda untuk mengerti. Untuk itu, sebagai guru di sekolah, perlu belajar dari semangat Yohanes Bosco sebagai pelindung sekolah untuk tetap sabar dalam mendampingi para murid di sekolah; Kedua perlu adanya ketulusan dan cinta dalam menjalankan tugas sebagai pendidik di sekolah; Ketiga adalah sikap menghormati berbagai macam perbedaan dari peserta didik itu sendiri karena bagi Don Bosco setiap pribadi murid adalah unik yang perlu dihormati dan dihargai. Berdasarkan semangat hidup dan seluruh karya Don Bosco, persekolahan SD Frater Don Bosco di bawah naungan Yayasan Don Bosco mengambil tiga kata kunci yang sekaligus menjadi profil atau ciri khas dari Don Bosco, yaitu: fides (beriman), scientia (berilmu), et fraternitas (persaudaraan) (buku petunjuk YDB 2014). a. Fides atau iman Fides atau beriman, ditempatkan pada urutan pertama artinya bahwa ciri khas Yayasan Don Bosco sangat menekankan pada seluruh warga sekolah agar selalu bertumbuh dan berkembang dalam iman yang diyakini agar semakin kokoh dalam menghadapi berbagai macam tantangan dalam hidup di zaman ini. Penanaman iman kepada seluruh warga sekolah terutama kepada siswa sangat penting dari sejak usia dini, dengan demikian iman yang telah ditanamkan baik di sekolah maupun di rumah, mampu diamalkan dan diwujudkan lewat tindakan dan perbuatan yang sesuai dengan ajaran agamanya. Berbicara soal iman manusia perlu menyadari bahwa manusia berasal dari Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Yohanes Bosco dikenal sebagai sosok yang saleh dan takwa pada ajaran Gereja. Oleh sebab itu, seluruh warga sekolah tidak hanya menerima ilmu pengetahuan saja tetapi, pada saat tertentu seluruh warga sekolah juga mengambil waktu untuk tetap menimba dan menambah kekuatan spiritual lewat ibadat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, Perayaan Ekaristi, rekoleksi dan bahkan retret yang diprogramkan oleh sekolah, agar tetap mengalami keseimbangan hidup baik secara rohani maupun jasmani.
b. Scientia atau ilmu Kata scientia menekankan pada ilmu pengetahuan atau intelektual. Untuk itu, guru diharapkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan minat dan bakat yang sudah ada dalam diri siswa, yaitu melalui pendidikan di sekolah. Hal ini tentu sangat membantu siswa untuk mampu bersaing di dunia teknologi. Indikator dari scientia adalah sekolah turut melaksanakan kurikulum yang berlaku, pengembangan muatan lokal sesuai kebutuhan sekolah, pengembangan profesionalisme kepada tenaga pendidik dan kependidikan (studi lanjut/workshop, seminar, kursus-kursus, penataran-penataran), menciptakan manusia-manusia yang memiliki kemampuan dalam menguasai bidang ilmu, pengetahuan dan teknologi, pengembangan kegiatan ekstrakurikuler berdasar minat dan bakat siswa, serta seluruh siswa dilibatkan dalam mengikuti lomba baik akademik maupun non akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
c.
Fraternitas atau Persaudaraan Fraternitas atau persaudaraan merupakan salah satu ciri khas dari
kongregasi Frater CMM. Kongregasi ini sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan. Oleh karena itu, kongregasi Frater CMM, yang mengelola berbagai unit sekolah, menempatkan fraternitas ini sebagai nilai luhur yang harus ditanamkan di lingkungan persekolahan Don Bosco. Para frater dalam kerjasamanya dengan para guru dan pelaku pendidikan lainnya di persekolahan Don Bosco, menanamkan nilai-nilai persaudaraan baik di kalangan para siswa maupun guru. Dalam konteks ini, baik siswa maupun guru diajak secara bersama untuk mengenal diri sendiri, teman sebaya, guru dan pada akhirnya mampu bergaul dan bersaudara dengan sesama manusia dan juga dengan lingkungan sekitar, yang menjadi tempat bagi mereka untuk tinggal dan belajar. Melihat betapa pentingnya nilai persaudaraan ini, maka slah satu cara pendampingan oleh guru terhadap siswanya adalah memberi teladan persaudaraan kepada siswa. Dengan asumsi bahwa pada umumnya siswa sekolah dasar akan cenderung mengimitasi atau mengikuti apa yang dilakukan oleh guru di sekolah. Dengan demikian, guru, selain pendidik, juga harus bisa menjadi contoh dan teladan bagi para siswa. Fraternitas ini juga sangat berkaitan erat dengan kepribadian santo Yohanes Bosco. Sejak kecil, remaja hingga meninggal Yohanes Bosco dikenal sebagai sosok yang sangat dekat dengan teman-teman sebaya dan mampu bergaul dengan siapa saja tanpa memandang perbedaan. Teladan inilah yang menjadi hal penting bagi seorang pendidik. Pendidik haruslah mendidik anak-anak tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
membeda-bedakan atau pilih bulu. Mereka harus mampu mengayomi, para para mengajarkan siswa termasuk mendidik mereka yang dianggap kurang mampu. Dengan demikian, terciptalah dialog yang baik serta suasana kerjasama yang harmonis, saling melayani dengan sepenuh hati.
2.1.6 Visi dan Misi Persekolahan Frater Don Bosco Untuk mencapai tujuan dari sebuah pendidikan di sekolah, setiap unit sekolah haruslah memiliki visi dan misi yang jelas. Dalam hal ini, SD Katolik Frater Don Bosco memiliki visi sebagai berikut: mewujudkan semangat Santo Yohanes Bosco dalam pribadi warga SD Don Bosco yang beriman dan berprestasi dalam bidang akademik, olahraga, seni dan budaya serta mandiri dengan dilandaskan pada kasih persaudaraan. Untuk mencapai visi tersebut, persekolahan Frater Don Bosco juga sekaligus merumuskan misinya, yaitu: meningkatkan manajemen sekolah dalam rangka menumbuhkan keunggulan, meningkatkan kualitas belajar mengajar untuk mencapai kompetensi siswa, meningkatkan kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam rangka, mewujudkan dan mencapai standar pelayanan minimal yang dibutuhkan, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar dalam rangka menunjang penguasaan IPTEK berdasarkan standar yang dibutuhkan siswa, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dalam membina siswa dalam rangka mewujudkan sikap kritis, sistematis, cermat dan mandiri serta berbelas kasih, meningkatkan kualitas kemitraan dengan Pemerintah, Yayasan Don Bosco, orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
tua dan masyarakat di lingkungan sekolah, meningkatkan kualitas dan kreativitas siswa dalam berkompetisi, memberdayakan lingkungan sekolah dalam rangka mewujudkan wawasan Wiyata Mandala, meningkatkan semangat dan rasa persaudaraan antar warga sekolah, serta membentuk warga sekolah yang dapat menjadi panutan dalam keluarga dan masyarakat.
2.2 2.2.1
Pendidikan Emansipatoris Pengertian Pendidikan Emansipatoris Pendidikan emansipatoris menurut Giroux (2001) dipandang sebagai
pendidikan yang pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang adil dan demokratis. Masyarakat yang adil artinya bahwa di dalam kehidupan suatu masyarakat itu tidak ada kelompok yang lebih penting dari kelompok lain atau tidak memihak sebelah melainkan seimbang. Masyarakat demokratis artinya bentuk partisipasi dalam melaksanakan hak dan kewajiban di dalam suatu masyarakat dalam tugas dan tanggung jawabnya sebagai warga masyarakat. Dalam konteks lingkungan sekolah, adanya interaksi mutualis antara siswa dan guru, siswa dan siswa, serta siswa dan lingkungan sekolah itu sendiri. Koesoema (2012) menjelaskan bahwa kultur demokratis
dalam
lingkungan
sekolah
merupakan
salah
satu
strategi
pengembangan pendidikan karakter berbasis kultur sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan tentu berbeda dengan partai politik yang bertujuan memperoleh kekuasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Ada beberapa pengertian dan pemahaman Pendidikan emansipatoris menurut para ahli. Bagi Mangunsong, Pendidikan emansipatoris adalah pendidikan yang mampu memberdayakan dan memberi pencerahan bagi siswa. Dalam hal ini perlu diperhatikan bagaimana bentuk kurikulumnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa dan tujuan pemberdayaan siswa dapat tercapai (Mangunsong, 2005). Pengertian lain adalah, Pendidikan emansipatoris/emansipasi dalam pemahaman bahasa Indonesia sehari-hari mempunyai makna perbaikan nasib, peningkatan status, atau perjuangan kesetaraan (Wiraatmadja, 2005). Sedangkan Shor (1992) memberi pengertian yang lebih luas lagi. Shor menjelaskan bahwa pendidikan emansipatoris merupakan pendidikan yang mampu memberdayakan baik siswa mapun guru untuk aktif dalam diskusi dan aktivitas pembelajaran lainnya yang terkait dengan topik yang ditawarkan. Selanjutnya Shor menjelaskan bahwa model pendidikan emansipatoris bukan sebuah pendidikan yang mematikan kreatifitas siswa melainkan sebuah model pendidikan yang aktif dan mengajarkan siswa untuk berpikir kritis. Suprijono (2016) mengemukakan bahwa pendidikan emansipatoris merupakan model pendidikan yang mengarahkan siswa pada objek yang dipelajari, kemudian siswa memahami diri dan tindakan belajarnya dengan kesadaran reflektif. Dari penjelasan dan pengertian pendidikan emansipatoris di atas, menurut peneliti pendidikan emansipatoris merupakan model pendidikan yang mampu melibatkan baik siswa maupun guru untuk sama-sama mengambil bagian dalam proses belajar mengajar, serta adanya suatu pencerahan yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
kepada peserta didik dalam rangka berpikir kritis dan mampu berdemokrasi. Pendidikan emansipatoris juga dapat dikatakan sebagai suatu pendidikan yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mampu menemukan diri secara utuh serta menjadi pribadi yang otentik.
2.2.2 Tujuan pendidikan emansipatoris Pendidikan emansipatoris bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan pengalaman siswa tentang realitas, kesadaran emansipatoris, kesadaran politis, pemberdayaan dan berlangsungnya dialog murni (Nouri dan Sajjadi, 2014). Dalam pendidikan emansipatoris, baik guru maupun siswa adalah pembelajar. Ketika terjadi dialog di antara keduanya, maka pemahaman dan pengalaman akan realitas dari kedua belah pihak pun berkembang. Perlu menjadi catatan bahwa dialog dalam pendidikan emansipatoris ini mengambil tema nyata dalam kehidupan sehari-hari.
2.2.3 Tiga kata kunci dalam model pendidikan emansipatoris 2.2.3.1 Humanisasi Universitas Sanata Dharma sangat dikenal dengan kata cerdas dan humanis. Mahasiswa umumnya dituntut untuk cerdas secara intelektual, tetapi ada sisi humanisnya, hal ini tentu ada maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Banyak orang yang pandai secara intelektual tetapi belum tentu ia mampu menjadi orang yang humanis bagi yang lain. Humanis lebih ditekankan bagaimana manusia itu mampu berelasi dengan manusia yang lainnya. Salah satu contoh kekayaan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Universitas Sanata Dharma adalah warganya yang heterogen, yaitu berasal dari berbagai asal-usul, karakter, suku, budaya, ras, dan bahasa. Agar ciri keheterogen-an ini tidak menjadi pemicu perpecahan di antara para warga yang variatif, maka perlu ditanamkan sikap untuk saling menerima setiap perbedaan yang ada. Masing-masing dituntut untuk memiliki sikap keterbukaan untuk menerima satu dengan yang lain. Inilah yang menjadi ciri khas Universitas Sanata Dharma. Nouri dan Sajjadi (2014) serta Fereire (1970), menjelaskan bahwa humanisasi merupakan suatu upaya untuk memberdayakan pemahaman kritis antara kedua belah pihak yaitu guru dan murid, dan mengembangkan kesadaran kritis (critical awareness) relasi pribadi dengan dunia. Winarti dan Anggadewi (2015) menjelaskan bahwa untuk menciptakan manusia yang humanis diperlukan cinta, kerendahan hati, iman, kepercayaan, harapan, dan pemikiran kritis. Artinya manusia itu harus semakin sadar bahwa dia hidup di tengah dunia yang nyata, yang akan selalu baik berhubungan dengan baik lingkungan alam maupun manusia lainnya.
2.2.3.2 Kesadaran Kritis Kesadaran kritis mempunyai makna bahwa orang belajar untuk menerima keadaan sosial, ekonomi dan politik yang bertolak belakang, dan kemudian melawan arus penindasan realistis. Mampu menjadi pemikir yang kritis perlu ada dialog dalam bentuk mempertanyakan sistem untuk memahami sebuah realitas. Menurut Koesoema (2012), sikap kritis adalah kemampuan individu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
melihat kembali nilai-nilai yang diyakini selama ini. Artinya manusia itu perlu mempertimbangkan segala sesuatu dan memiliki sikap yang terbuka bagi orang lain, mendengarkan pendapat orang lain dan segera mempertimbangkan secara matang. Smith (2001:31) berpendapat bahwa kesadaran kritis terletak pada saat seseorang mampu menerima atau menolak realitas dalam hidupnya dan mampu mempertahankan. Pedagogik kritis menurut Hidayat (2013:6) adalah sebuah teori pendidikan dan praktis pembelajaran yang didesain untuk membangun kesadaran kritis sesuai kondisi sosial yang menindas.
2.2.3.3 Demokratis Rosyada (2007:15) mengemukakan bahwa sekolah demokratis adalah membawa semangat demokratis tersebut dalam perencanaan, pengelolaan dan evaluasi penyelengaraan pendidikan di sekolah. Ada beberapa keunggulan sekolah demokratis anatara lain: akuntabilitas artinya kebijakan-kebijakan sekolah dalam semua aspek dapat dipertanggungjawabkan pada publik yang meliputi pengangkatan guru sesuai kategori kebutuhan dan keahlian, yang kemudian teruji loyalitasnya terhadap proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pelaksanaan tugas guru senantiasa berorientasi pada siswa, guru akan memberikan pelayanan pada siswa secara menyeluruh dengan tujuan untuk menyelesaikan berbagai kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Keterlibatan masyarakat dalam lembaga pendidikan juga sangat dibutuhkan. Sebab, sebuah sekolah tidak terlepas dari lingkungan masyarakat. Dan oleh karena itu masyarakat memiliki rasa tanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
jawab serta berpartisipasi aktif dalam mendukung proses pendidikan di sekolah tersebut serta merespon setiap persoalan yang dihadapi oleh sekolah.
2.2.4 Hakikat Pembelajaran IPA Trianto (2010) mengatakan bahwa IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk sains. Dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan. Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Sebagai cabang ilmu dari IPA, tiga bidang ilmu dasar ini merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan
masalah,
penyusunan
hipotesis,
pengujian
hipotesis
melalui
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejalagejala alam melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. Iskandar (1996) berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk tidak dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk Ilmu Pengetahuan Alam adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Prosedur yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari alam ini adalah prosedur dan empirik. Dalam prosedur empirik, para ilmuwan mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi selanjutnya dianalisis. Prosedur empirik dalam Imu Pengetahuan Alam mencakup observasi (pengamatan), klasifikasi dan pengukuran. Sedangkan dalam prosedur analitik ilmuwan menginterpretasikan penemuan mereka dengan menggunakan proses-proses seperti hipotesa, eksperimentasi terkontrol, menarik kesimpulan, dan memprediksi.
2.2.5 Tujuan pembelajaran IPA Adapun tujuan pembelajaran Sains di sekolah dasar menurut Depdiknas (2003) adalah: 1.
Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi.
3.
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
4.
Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam
5.
Mengembangkan
kesadaran
tentang
adanya
hubungan
yang
saling
mempengaruhi antara Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, dan 6.
Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
2.2.6 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD didefinisikan oleh Paulo dan Marten (dalam Carin 1993:5) adalah mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang terjadi, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, dan menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Pembelajaran IPA di SD harus benarbenar menyenangkan siswa, anak-anak diharapkan untuk tertarik pada masalahmasalah kecil, baik itu masalah-masalah kecil yang merupakan masalah buatan maupun masalah kebetulan yang terjadi di alam sekitarnya. Bila pembelajaran dipusatkan pada masalah-masalah seperti itu, melakukan eksplorasi, menangkap apa yang diamati maka IPA akan sangat menyenangkan bagi siswa. Menurut hasil wawancara dengan guru IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado pada Rabu, 23 November 2016 mengemukakan bahwa pembelajaran IPA itu suatu ilmu yang mempelajari seluk-beluk kehidupan di alam. Untuk itu, agar siswa lebih tertarik atau berminat pada pelajaran IPA, maka cara yang dilakukan oleh seorang guru IPA adalah mengajar teori dan sekaligus melakukan sebuah praktek pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan saat itu. Selain itu, seseorang yang sudah belajar IPA haruslah mampu mengenal lingkungan secara baik, menghargai setiap komponen alam semesta, mampu berelasi secara baik dengan lingkungan sekitar dan tidak memiliki sifat yang destruktif terhadap alam. Oleh sebab itu, hal yang dituntut dari seorang guru terutama guru IPA adalah kreatifitas dalam mengajar sehingga siswa lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Menurut guru kelas VI SD Frater Don Bosco Manado pada Jumat, 25 November 2016, pengalaman selama mengajarkan IPA di SD, umumnya siswa sangat tertarik dengan pembelajaran IPA karena siswa belajar langsung dari lingkungan sekitar serta melakukan praktek di ruang Laboratorium IPA. Tujuannya adalah, agar siswa mudah mengingat materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru dan siswa pun tidak merasa cepat bosan pada saat proses pembelajaran.
2.3
Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara bersama berinisial “A” pada tanggal 5 April
2016, salah satu penggiat PSL Sanata Dharma mengatakan, kerusakan alam yang terjadi saat ini adalah hasil dari pergegerakan budaya manusia yang belum bisa berelasi dengan benar, belum memperdulikan sehingga dampaknya apa yang kita lihat
sekarang.
Seharusnya
pergerakan
kebudayaan
tersebut
semakin
memperadabkan manusia dengan lebih mengangkat harkat dan martabat manusia namun masih banyak komunitas-komunitas yang membentuk budaya dengan berburu. Saat ini banyak manusia yang membuka lahan tanpa berpikir panjang dan lebih memilih cara alternatif yang murah dan cepat daripada memilih cara yang memerlukan biaya yang besar dan tenaga yang banyak. Cara mudah yang dilakukan oleh manusia itu adalah dengan cara membakar lahan tersebut tanpa memikirkan sebab dan akibat yang kan ditimbulkan. Faktor yang paling besar/berperan dalam kerusakan alam adalah manusia, karena manusia itu adalah makhluk yang paling tinggi dan mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
„wewenang‟ untuk memanfaatkan dan mengelola alam semesta. Namun yang menjadi permasalahannya adalah cara pilihannya dalam memanfaatkan alam yang tidak sesuai, dengan demikian manusia itu tinggal memilih. Pilihan manusia itu yang mengadabkan manusia atau sebaliknya merusak. Dalam wawancara ini juga pak Andri mengatakan bahwa tidak ada faktor lain yang mempengaruhi kerusakan alam kalau faktor alam itu pun pergerakannya sangat kecil sekali, contoh seperti berevolusi tetapi sangat tidak terlalu signifikan. Tujuan pembukaan lahan dan pendirian pabrik adalah untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia tetapi hal itu tidak terjadi seperti yang diharapkan dan bahkan masyarakat yang ada di sekitar tidak mengalami hal itu karena semuanya itu ada faktor bisnis, ada faktor kepentingan, adanya nafsu manusia untuk mengusai lebih banyak. Ketika orang membuka lahan kelapa sawit itu tidak masalah karena itu untuk kepentingan manusia, tetapi dalam kenyataannya tidak seperti yang sebenarnya. Sifat manusia itu tidak melihat kelapa sawit namun yang dia lakukan adalah mengambil hasil bumi yang ada di bawahnya yaitu batu baranya jadi manusia itu menanamnya asal-asalan saja. Manusia itu tidak memikirkan ke depan itu apakah hasilnya akan berproduksi tidak pokoknya tanam kelapa sawitnya. Sikap ini merupakan sikap keserakahan manusia yang kurang memperhatikan harkat manusia yang lain. Dalam wawancara ini juga, sebenarnya ada manusia yang ingin memperjuangkan harkat manusia khususnya masyarakat kecil tetapi ada saja manusia yang selalu menghalangi perbuatan baik itu. Melihat kerusakan alam yang semakin mengkhawatirkan ini maka salah satu usaha yang dilakukan khususnya di Pusat Studi Lingkungan (PSL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Universitas Sanata Dharma adalah ingin mengembalikan apa yang menjadi hak tanaman karena tanaman juga mempunyai hak untuk hidup. Ketika manusia memakan buah-buahan apakah pohon itu tercipta tiap keinginan banyak biar dimakan manusia? Hal itu tentu tidak karena ketika buah itu ada untuk perkembagan dirinya, tetapi ketika manusia ambil lalu dimakan haknya untuk ditanam bijinya berkembang, manusia lupa. Maka yang perlu dilakukan oleh manusia adalah mengambil bijinya buah lalu ditanam. Bahkan sangat diharapkan kalau ada orang yang mempunyai program penghijauan ke Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas Sanata Dharma. Hal ini sudah sering diminta bahkan ditekankan kepada mahasiswa Universitas Sanata Dharma, sebenarnya sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang harus lebih aktif dalam melakukan penghijauan bahkan mengajak orang lain untuk melakukan penghijauan. Kegiatan yang dilakukan khususnya di Pusat Studi Lingkungan (PSL) ini adalah tujuannya untuk membangkitkan motivasi orang lain atau masyarakat setempat, agar memiliki jiwa yang menanam sekaligus rasa memiliki lingkungan itu sendiri. Semua yang dilakukan itu untuk mendampingi, memotivasi diri sendiri terutama kepada orang lain untuk menghargai tanaman dan mencegah kerusakan alam yang terjadi. Kerusakan alam juga sangat besar pengaruhnya yaitu berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan budaya setempat. Masalah ekonomi, sebenarnya yang penting adalah ketahanan pangan keluarga. Keluarga merupakan satu benteng terakhir di mana manusia dapat memperbaiki generasi selanjutnya, hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
dengan anak manusia tidak bisa mengandalkan sekolah, tapi mengharapkan pemerintah tetapi justru dari keluarga itu harus sadar untuk membentuk generasi selanjutnya (the nex generation). Maka ingin ditegaskan bahwa sebagai generasi muda merupakan salah satu kunci selain keluarga, karena sebagai generasi muda akan merubah generasi berikutnya agar lebih beradab daripada sekarang. Kalau ketahanan pangan keluarga terganggu, maka secara ekonomi itu akan berdampak/berimbas pada anak-anak, maka yang jelas konsentrasi orang tua mencari nafkah akan terganggu dan belum mapan dalam keluarga khususnya untuk anak-anak. Intinya adalah pada ketahanan pangan keluarga. Jadi masalah ekonomi itu pemikirannya hanya kecerdasan manusia karena manusia sudah dikaruniai akal budi untuk berpikir. Hidup itu sederhana tidak sekonsumtif (hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri). Maka yang diharapkan manusia itu adalah kreatif di rumah misalnya menanam terong, tomat, sayur mayur salah satunya adalah untuk mencegah terjadinya dampak negatif ekonomi akibat kerusakan alam. Solusi yang ditawarkan kepada manusia adalah mulai dari sekarang, manusia harus berelasi baik dengan lingkungan alam. Ketika manusia berelasi dengan baik dan benar dengan lingkungannya, alamnya maka alam akan semakin baik dan manusia akan lebih nyaman untuk tinggal di lingkungan itu. Berelasi dengan baik dan benar itu artinya manusia akan memikirkan sebab akibatnya ke depan serta bertindak tidak frontal atau merusak. Kerusakan alam terjadi yang dilakukan oleh manusia pada umumnya karena adanya desakan ekonomi sehingga ketika manusia itu butuh uang, maka yang menjadi sasarannya adalah ada yang menjual pohon. Tetapi manusia tidak memikirkan bahwa itu konservasi air di bawahnya dan manusia juga tidak memikirkan bahwa di atasnya banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
burung dan ekologi lain yang hidup di pihon itu, yang penting tebang dan dapat uang. Terpenting adalah harus berelasi dengan baik dan benar dengan lingkungan alam. Khususya di PSL, merupakan tempat untuk belajar berelasi termasuk seperti menanam dan merawat dengan baik dan terutama mengajarkan dan memotivasi orang lain untuk belajar menghargai alam yang telah diberikan Tuhan bagi mansuia. Kalau manusia tidak kreatif, sampah-sampah itu akan langsung dibuang akibatnya penghargaan terhadap sesama sangat kecil sekali.
2.4
Penelitian Yang Relevan Penelitian mengenai model pendidikan emansipatoris ini sudah dilakukan
oleh beberapa dosen Universitas Sanata Dharma. Namun, para peneliti terdahulu bukanlah melakukan penelitian dengan judul yang sama seperti yang peneliti lakukan. Pada kesempatan ini, peneliti melakukan sebuah penelitian di SD Frater Don Bosco dengan judul penelitian: Pengembangan RPP Berintegrasi Pendidikan Emansipatoris pada Pembelajaran IPA Kelas IV SD Frater Don Bosco Manado Berdasarkan Semangat Santo Yohanes Bosco. Dalam proses penelitian ini, peneliti menemukan tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada kesempatan ini. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Frieda Mangunsong. Frieda Mangunsong meneliti tentang “Mencapai Perkembangan Manusia Yang Utuh melalui Pendidikan Emansipatoris”. Alat yang digunakan untuk melakukan pengumpulan dan perolehan data adalah melakukan observasi di daerah-daerah yang terpencil. Kemudian, membandingkan pendidikan serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
kelulusan siswa ujian nasional yang terjadi di tahun 2004 antara sekolah yang ada di Indonesia bagian Timur dan yang ada di Jawa. Penelitian kedua dilakukan oleh Darmangtyas tentang “Ideologi Yang Mencekik Pedagogi Emansipatoris”. Penelitian membahas tentang bagaimana sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia masih bersifat murid duduk diam dan guru yang lebih aktif untuk memberikan ilmu atau mengisi. Hal ini masih banyak ditemukan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Penelitian ini, peneliti melakukan dengan cara melakukan survei lapangan khususnya di sekolahsekolah dan membandingkan proses pembelajaran yang ada di daerah Indonesia bagian Timur dan bagian barat. Penelitian ketiga dilakukan oleh Wahyu Wido Sari dosen PGSD Universitas Sanata Dharma dengan judul “Pendidikan Konservasi Lingkungan Pada Anak Mentawai sebagai Wujud Penanaman Sikap Cinta Tanah Air”. Alat yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah peneliti melakukan observasi, wawancara dan memberikan workshop kepada para guru di SD Xaverius Sikabaluan Mentawai. Hasil penelitiannya dipaparkan kembali dengan memberikan workshop. Dengan cara ini, hasil penelitiannya sekaligus memberikan inspirasi kepada para guru tentang pentingnya menanamkan cinta lingkungan kepada para siswa.
2.5
Kerangka Berpikir Model pendidikan emansipatoris dipandang sebagai pendidikan yang
pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang adil dan demokratis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Masyarakat yang adil artinya bahwa di dalam kehidupan suatu masyarakat tidak ada kelompok yang lebih penting dari kelompok lain atau tidak memihak sebelah dan harus seimbang. Dalam rangka mengembangkan pendidikan emansipatoris yang perlu diperhatikan baik oleh guru maupun siswa adalah sama-sama belajar, dengan demikian tidak hanya guru yang aktif dalam memberikan materi tetapi siswa juga dimotivasi untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Dengan cara ini, siswa diharapkan dapat berpikir kritis serta memberikan pandangan yang membangun diri siswa sendiri.
2.6
Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana prosedur pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA mampu membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar? 2. Bagaimana kualitas pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris untuk pembelajaran IPA mampu membuat siswa dan guru menjadi sama-sama manusia pembelajar berdasarkan para pakar pendidikan IPA? 3. Bagaimana kualitas pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA mampu menciptakan suasana yang menyenangkan menurut guru IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado? 4. Bagaimana kualitas penegembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA mampu membuat suasana yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
menyenangkan dan berciri partisipatif menurut para siswa kelas IV SD Frater Don Bosco Manado?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
BAB III METODE PENELITIAN Bab III ini membahas tentang (1) Jenis Penelitian, (2) Setting Penelitian, (3) Prosedur Pengembangan, (4) Teknik Pnegumpulan Data (5) Instrumen Penelitian dan (6) Teknik Analisis Data.
3.1 Jenis Penelitian Jenis
penelitian
yang
digunakan
adalah
R&D
(Research
and
Development). Tomlinson (1998) menjelaskan bahwa pengembangan yang menghasilkan suatu produk atau bahan yang berkualitas, digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Produk tersebut dirancang bagi peserta didik untuk menarik minat siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan, khususnya bagi para guru, peneliti, penulis bahan dan penerbit dalam usaha bersama, untuk merangsang dan mendukung dalam pembuatan bahan yang inovatif. Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan adalah Pengembangan RPP Berintegrasi Pendidikan Emansipatoris untuk Pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado Berdasarkan Semangat Santo Yohanes Bosco dan hasil akhirnya adalah berupa perangkat pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Frater Don Bosco Manado Jl. Jenderal. Sudirman No. 10 Lawangirung Manado, Sulawesi Utara-95123. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu terhitung mulai tanggal 16 November sampai 26 November 2016.
3.2.2
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian pengembangan ini adalah 22 siswa kelas IV B SD
Frater Don Bosco Manado.
3.3 Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan yang akan peneliti gunakan mengarah kepada produk pengembangan pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat santo Yohanes Bosco. Menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015). Prosedur pengembangan dalam penelitian ini melalui 5 langkah (1) analisis kebutuhan, (2) desain produk, (3) revisi, (4) implementasi, dan (5) evaluasi dan refleksi hingga menghasilkan produk final. Langkah-langkah pengembangan tersebut dapat dijelaskan melalui bagan 1.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Langkah 1
Analisis Kebutuhan
Observasi
Wawancara
Langkah 2
Desain Produk
Menentukan SKKD
Indikator
Menentukan Tema
Tujuan
Menentukan Materi
Langkah 3
Revisi Penilaian Produk
Desain Produk
Langkah 4
Penilaian Produk
Implementasi
Langkah 5 Evaluasi dan Refleksi Hasil akhir produk
Gambar. 1.1 Langkah-langkah pengembangan Produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Penjelasan untuk setiap langkah penelitian dan pengembangan (research and development) menurut Tomlison (dalam Harsono, 2015) adalah sebagai berikut:
3.3.1
Analisis Kebutuhan Dalam langkah yang pertama ini, peneliti melakukan kegiatan observasi
pembelajaran di kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado terkait proses pembelajaran di dalam kelas yaitu bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Selain itu, peneliti melakukan observasi di luar kelas dengan tujuan untuk melihat bagaimana sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar. Kegiatan lain yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan wawancara baik kepada siswa kelas IV B dan guru mata pelajaran IPA. Hal ini, bertujuan untuk mendapatkan informasi bagi peneliti untuk mebuat produk berupa RPP bagi siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado.
3.3.2
Desain Produk Tahap analisis yang dilakukan, peneliti jadikan sebagai pedoman untuk
membuat desain perangkat pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan pada tahap desain adalah menyusun silabus dengan menentukan SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran serta menyesuaikannya dengan kurikulum KTSP 2006 atau kurikulum yang digunakan di sekolah. Materi yang dipilih oleh peneliti adalah mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan tanah longsor). Produk berupa RPP tersebut didesain dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
mengintegrasikan maksud dan tujuan KTSP 2006 tersebut dengan nilai-niali fundamental yang terkandung dalam pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Setelah menyusun desain RPP, peneliti memberikannya kepada pakar pembelajaran IPA dan guru pelajaran IPA untuk mem-validasi produk RPP ini. Ada pun tujuan validasi ini adalah untuk menilai kelayakan produk yang dihasilkan. Melalui validasi ini juga, peneliti akan mendapatkan saran dan kritik dari ahli dan guru mata pelajaran IPA untuk lebih menyempurnakan RPP yang sudah dibuat sebelumnya. Dengan demikian, peneliti akan menghasilkan sebuah produk akhir, yaitu RPP yang layak dalam pembelajaran IPA bagi siswa Kelas IV SD.
3.3.3
Revisi Revisi yang dimaksudkan adalah merevisi atau memperbaiki serta
menyempurnakan produk yang dihasilkan. Revisi ini dilakukan berdasarkan masukan dan kritikan dari ahli dan guru mata pelajaran IPA. Revisi ini bisa dilakukan karena sudah mendapat saran dan kritik dari ahli dan guru mata pelajaran IPA terutama juga karena produk yang dihasilkan sudah mendapat validasi dari mereka. Sekali lagi, revisi ini sangatlah penting, sebab produk yang dihasilkan haruslah terlebih dahulu mendapat validasi dari pakar IPA maupun guru mata pelajaran IPA sebelum menjadikannya sebagai produk final dan sebelum mengimplementasikannya kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
3.3.4
Implementasi Implementasi peneliti lakukan di SD Frater Don Bosco Manado. Produk
yang berupa RPP ini, peneliti implementasikan terhadap siswa kelas IV SD Frater Don Bosco Manado yang berjumlah 22 siswa. Pelaksanaan implementasi tersebut peneliti lakukan sebanyak dua kali pertemuan. Peneliti menggunakan produk yang telah disiapkan terkait dengan pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA Kelas IV SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Dalam proses implementasi tersebut, peneliti mengalami suatu suasana pembelajaran yang sangat menarik dan menggembirakan. Di mana, dalam implementasi sebanyak dua kali pertemuan itu, peneliti mengalami sendiri keaktifan para siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakasanakan.
3.3.5
Evaluasi dan Refleksi Kegiatan evaluasi dan refleksi peneliti lakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kefektifan kegiatan pembelajaran yang telah diimplementasikan kepada siswa kelas IV SD Frater Don Bosco, sebelum membuat produk akhir.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Data penelitian yang dikumpulkan adalah merupakan hasil dari observasi dan wawancara dengan para siswa (Peneliti melakukan wawancara kepada 10 siswa kelas IV SD Frater Don Bosco Manado) dan juga guru IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado. Observasi dan wawancara ini bertujuan untuk survei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
kebutuhan. Wawancara yang dilakukan adalah berdasarkan pedoman pertanyaanpertanyaan yang telah disusun oleh peneliti. Data yang diperoleh disusun untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru terhadap pengembangan RPP untuk pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV berdasarkan semangat santo Yohanes Bosco. Validasi dilakukan oleh dua pihak, yaitu validasi oleh pakar dan validasi oleh guru. Validasi oleh pakar dilakukan oleh pakar IPA dan validasi oleh guru dilakukan oleh guru IPA, yang keduanya diminta untuk mengisi kuesioner kualitas RPP serta memberikan saran dalam kolom yang peneliti sudah siapkan. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
3.4.1 Observasi Menurut Sugiyono (2006) menjelaskan observasi sebagai pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Dalam kegiatan observasi ini, peneliti melakukan observasi di kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado terkait proses pembelajran IPA. Kegiatan observasi tersebut merupakan langkah awal bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajran, dengan tujuan agar peneliti membuat suatu produk yang mampu membuat aktif dan efektif dalam pembelajaran IPA. Peneliti juga melakukan observasi di luar kelas atau di lingkungan sekitar, dengan tujuan melihat bagaimana sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
3.4.2 Wawancara Teknik wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apbila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya lebih sedikit/kesil (Sugiyono, 2006). Kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti ini adalah melakukan wawancara denga siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado yang berjumlah 10 siswa dan guru pembelajran IPA Kelas IV B serta guru pembelajaran IPA kelas VI SD. Dalam melakukan wawancara ini juga peneliti menggunakan wawancara terstruktur yaitu peneliti telah menyiapkan pertanyaan kepada siswa dan guru. Dengan tujuan agar siswa mampu menjawab atau menuliskan jawaban sesuai dengan pertayaan yang telah disipakan oleh peneliti. Kegiatan wawancara dengan siswa kelas IV B, yang ditanyakan adalah terkait bagaimana pentingnya pembelajaran IPA dalam kehidupan mereka, bagaimana sikap siswa terhadap lingkungan dan bagaimana cara siswa menghidupi semangat Santo Yohanes Bosco dalam kehidupan mereka terutama dalam kegiatan pembelajaran.
3.4.3 Kuesioner Kuesioner merupkan suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden (Margono, 2007). Dalam pembuatan kuesioner ini, peneliti telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
menyiapkan pertanyaan secara tertulis kepada siswa kelas IV B dan kepda guru mata pelajran IPA kelas IV B dan guru mata pelajran IPA kelas VI.
3.4.4 Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan tujuan untuk mengambil gambar atau foto terkait proses penelitian dan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dilakasanakan oleh peneliti sendiri. Atau dengan kata lain, dokumentasi juga, sebagai bukti fisik dari kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan.
3.5 Instrumen Penelitian Dalam penelitian pengembangan ini, instrumen pengumpulan data berupa observasi, daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Observasi bertujuan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi atau yang dihadapi baik guru maupun siswa yang terkait dengan proses pembelajaran di sekolah. Daftar pertanyaan wawancara bertujuan untuk mengantisipasi agar pembicaraan dalam wawancara dengan guru dan siswa tidak membias. Dengan demikian, wawancara ini tetap berfokus pada pokok permasalahan, yaitu analisis kebutuhan guru terhadap pengembangan pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Kuesioner digunakan untuk validasi RPP kepada para pakar dan guru. Kuesioner disusun berdasarkan indikator-indikator yang dinilai oleh para pakar dan guru. Indikator penilaian dalam kuesioner adalah sama, baik dari para pakar maupun dari guru. Daftar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
kuesioner yang diberikan kepada para pakar dan guru bertujuan untuk menilai susunan dan isi dari RPP yang sudah disusun. Kemudian, pakar dan guru menyertakan saran dan masukan dalam kolom yang sudah peneliti sediakan dalam daftar kuesioner tersebut.
3.6 Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk mengetahui kualitas produk pengembangan RPP. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa komentar dan saran yang diberikan oleh pakar pembelajaran IPA dan guru pembelajaran IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado. Data kuantitatif yang diperoleh, berupa instrumen penelitian berupa lembar kuesioner pada saat validasi dan uji coba dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Data kuantitatif yang diperoleh melalui angket penilaian akan dianalisis dengan statistik kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala empat, seperti pada tabel 1 (Mardapi, 2008).
3.6.1
Teknik Analisis Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari observasi, wawancara yang dilakukan oleh
peneliti selama melakukan penelitian. Selain itu, data kualitatif diperoleh dari validasi yang dilakukan oleh pakar pembelajran IPA Biologi dan guru pembelajaran IPA kelas IV B, berupa kritik dan saran, dihimpun dan digunakan untuk membuat suatu produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Tabel 1 Konversi Nilai Kualitatif ke Nilai Kuantitatif Skala Empat Kategori
Interval
Sangat Baik
4
Baik
3
Kurang
2
Sangat Kurang
1
Menghitung skor total rata-rata dari setiap komponen menggunakan rumus: X= ΣX/ n Keterangan: X = skor rata-rata ΣX = jumlah skor n = jumlah nilai
3.6.2
Teknik Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif dieroleh dari hasil validasi yang dilakukan oleh pakar
pembelajaran IPA, guru mata pelajaran IPA kelas IV B dan guru pembelajaran IPA kelas VI SD Frater Don Bosco Manado. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk skala nilai antara satu sampai empat menurut Mardapi (2008) dengan kategori (4) sangat baik, (3) baik, (2) kurang baik, dan (1) sangat kurang baik. Sakla empat ini kemudian akan dikonversikan ke dalam tabel penilaian menurut (Mardapi, 2008) serperti yang terlihat di tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Tabel 2. Acuan Pengubahan Nilai Skor menjadi Nilai Kategori Interval Skor
Kategori
X ≥ 3.00
Sangat Baik
3.00 ˃ X ≥ 2,50
Baik
2,50 ˃X ≥ 2,50
Kurang
X < 2,00
Sangat Kurang
Keterangan: Rata-rata ideal X: 1/2 (skor maksimal + skor minimal) Simpangan baku skor keseluruhan SBx : 1/6 (skor maksimal – skor minimal) X : skor aktual Dalam penelitian ini kelayakan ditentukan dengan nilai minimal dengan kategori cukup baik. Apabila menurut ahli hasil penilaian aspek materi dan komponen-komponen yang terdapat dalam silabus dan RPP memberikan hasil akhir lebih atau sama dengan kategori cukup baik, maka RPP yang dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Penelitian menyangkut pengembangan RPP berintegrasi pendidikan
emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Peneliti melakukan beberapa kegiatan antara lain melakukan observasi di dalam kelas terkait proses belajar mengajar, observasi di luar kelas, melakukan wawancara dengan 10 siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado, guru IPA kelas IV B, dan guru IPA kela VI. Perangkat pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti, peneliti berikan kepada pakar pembelajaran IPA dan guru mata pelajaran untuk melakukan validasi, sekaligus peneliti gunakan untuk melakukan ujicoba produk kepada siswa dengan melakukan proses belajar mengajar.
4.2
Hasil Pengembangan Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Rencana
Pelakasanaan Pembelajaran (RPP). Model pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV SD Frater Don Bosco berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco adalah model pengembangan menurut Tomlinson yang terdiri dari analisis kebutuhan, desain produk, revisi, implementasi, evaluasi, dan refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
4.2.1 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan guru kelas IV SD Frater Don Bosco Manado terhadap proses pembelajaran IPA. Data ini diperlukan untuk memperoleh gambaran yang jelas khususnya yang berhubungan dengan pelajaran IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado. Wawancara peneliti laksanakan pada tanggal 23 November 2016. Hasil analisis kebutuhan yang didapatkan peneliti, selanjutnya akan peneliti gunakan sebagai bahan acuan dalam membuat RPP dengan model pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, peneliti melihat bahwa selama ini minat siswa terhadap pembelajaran IPA sangat baik namun belum sepenuhnya melaksanakan nilai-nilai emansipatoris dan semangat santo Yohanes Bosco itu sendiri pada siswa baik dalam teori maupun dalam praktek. Perlu diketahui bahwa salah satu ciri khas pendidikan emansipatoris adalah berpusat pada siswa. Dalam wawancara ini, peneliti menyiapkan enam pertanyaan yang berhubungan dengan pengembangan pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco.
4.2.1.1 Observasi Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti selama 2 minggu yaitu mulai tanggal 15-26 November 2016 di SD Frater Don Bosco Manado. Berdasarkan hasil observasi, proses pembelajaran yang dilaksanakan terkait pembelajaran IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
kelas IV SD Frater Don Bosco Manado sudah berjalan dengan baik. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, guru menyiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, dan sumber terkait mata pelajaran IPA yang sedang dipelajari. Ketika pelaksanaan pembelajaran berlangsung, peneliti melihat bahwa sebagian siswa aktif untuk bertanya, sebaliknya beberapa siswa masih kurang aktif. Pada prinsipnya, perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran sudah baik, tetapi guru yang bersangkutan belum memasukkan nilai-nilai pendidikan emansipatoris dan semangat Santo Yohanes Bosco dalam proses
pembelajaran.
Selain
pelaksanaan
observasi
terkait
pelaksanaan
pembelajaran, peneliti juga melakukan observasi di luar kelas dengan untuk tujuan melihat bagaimana sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar khususnya dalam hal menjaga kebersihan lingkungan baik di dalam maupun di luar kelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti baik di dalam kelas maupun di luar kelas, peneliti menemukan bahwa dalam proses belajar mengajar terkait pembelajaran IPA umumnya sudah berjalan dengan baik sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut dan mengajarkan sesuai RPP yang telah dibuat oleh guru. Namun, dalam pembuatan RPP belum sepenuhnya memasukkan model pembelajaran pendidikan emansipatoris dan semangat Santo Yohanes Don Bosco dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti, misalnya di luar kelas, sekolah ini menyediakan tempat sampah di berbagai tempat dan mengusahakan tanamantanaman hijau dalam pot. Pada kenyataannya, peneliti melihat bahwa sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
siswa sudah mulai memiliki kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup terutama lingkungan sekitarnya. mereka sudah mulai memahami peran mereka dalam menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya. Sehubungan dengan hal ini, peneliti menyaksikan sendiri bahwa sebagian siswa sudah membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan kelas, dan menanam tanaman di pot. Hal ini tentu merupakan hasil pembelajaran dan pendidikan dari para guru, di mana para guru mendidik dan mengajarkan kepada siswa tentang perlunya melestarikan lingkungan hidup dan belajar untuk menghargai setiap ciptaan Tuhan. Di samping hal positif ini, penulis juga melihat adanya masalah-masalah lingkungan hidup di lingkungan sekolah ini. Terutama pada bagian belakang sekolah, penulis menemukan lingkungan yang kurang sehat, seperti: kurang tertata dengan rapi, tumbuhnya rumput-rumput liar di sekitaran gedung sekolah, dan terutama masih ada sebagian siswa yang membuang sampah sembarangan, meskipun sekolah sudah menyediakan tempat sampah. Selain kegiatan mengajar di kelas, ada pengalaman yang menarik terkait dengan menjaga kebersihan lingkungan sekolah, di SD tersebut mengganti kegiatan Jumat bersih dengan kegiatan “BBM” (Bersih-Bersih 10 Menit). Kegiatan BBM dilaksanakan oleh kelas atas yaitu kelas III-VI yang dilaksanakan setiap hari yang didampingi oleh wali kelas. Setelah sepuluh menit, siswa akan mencuci tangan kemudian masuk kelas untuk melaksanakan kegiatan belajar. Adanya permasalahan ini mengindikasikan bahwa model pembelajaran yang sudah dilaksanakan di sekolah ini perlu dikaji kembali dan terutama perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
diadakan penyempurnaannya agar semakin kontekstual dan berdaya transformatif bagi para siswa. Berdasarkan hasil observasi ini pulalah peneliti mengembangkan model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Dengan demikian, kepedulian akan lingkungan hidup sungguh tertanam dalam diri semua siswa bukan hanya sebagian siswa sebagaimana yang peneliti dapatkan melalui observasi tetapi untuk semua siswa.
4.2.1.2 Wawancara Kegiatan wawancara peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran IPA kelas IV B, guru IPA kelas VI, dan 10 siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado. Dalam proses wawancara ini peneliti melakukan wawancara terpimpin, yaitu menyiapkan pedoman pertanyaan yang akan digunakan sebagai acuan dalam wawancara tersebut. Oleh karena responden memiliki perbedaan usia, peran, dan kemampuan yang berbeda (yaitu: guru dan siswa) maka peneliti menyiapkan pedoman wawancara dengan rumusan yang berbeda, namun tetap memiliki maksud dan tujuan yang sama yaitu, hendak memperoleh informasi terkait dengan pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini. Selain itu, juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar. Peneliti melakukan wawancara dengan 10 siswa kelas IV B Frater Don Bosco Manado pada Hari Selasa Pukul 10.00 WITA. Ada tujuh hal yang ditanyakan kepada responden terkait dengan kerusakan lingkungan alam, pembelajaran IPA, semangat Santo Yohanes Bosco dan tiga nilai dasar yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Don Bosco yaitu fides (beriman), scientia (berilmu) dan fraternitas (bersaudara) dalam kehidupan mereka. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah (1) apakah pembelajaran IPA penting bagi Anda? (2) mengapa pembelajaran IPA sangat penting bagi Anda? (3) apa yang akan Anda lakukan terhadap kerusakan lingkungan misalnya pencemaran air, pengrusakan hutan, tanah longsor, dan banjir? (4) lingkungan seperti apa yang Anda inginkan, yang rindang, sejuk, bersih, dan nyaman? Mengapa? (5) kegiatan-kegiatan apa saja yang Anda lakukan setelah pulang sekolah yang berkaitan dengan lingkungan di sekitar rumah Anda (6) apa yang menarik bagi Anda dari Santo Yohanes Bosco pelindung sekolah? (7) sejauh mana Anda tahu tentang: Fides, Scientia, Fraternitas, dan berikanlah contohnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 siswa kelas IV SD Frater Don Bosco Manado maka hasil yang didapatkan adalah umumnya siswa menjawab pembelajaran IPA sangat penting, karena IPA adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk dan kehidupan alam sekitar. Melihat kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini, maka siswa yang berinisial “A” menjawab “menanam/melakukan penghijauan, membuang sampah pada tempatnya, tidak menebang pohon secara sembarangan, dan membersihkan selokan dan sungai yang kotor”. Selanjutnya siswa yang berinisial “C” mengatakan lingkungan yang diharapkan adalah lingkungan yang “bersih, nyaman, sejuk, dan rindang. Karena ketika lingkungan bersih, nyaman, sejuk, dan rindang kita akan hidup sehat”. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah pulang sekolah untuk menjaga lingkungan sekitar rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
adalah membersihkan kamar, membersihkan halaman, membersihkan selokan yang kotor dan menanam tanaman di rumah. Hal-hal yang menarik dari santo Yohanes Bosco dari siswa yang berinisial “AL” adalah “Santo Yohanes Bosco sangat dekat dengan anak-anak muda, mengajarkan kebaikan kepada orang-orang muda, mendidik anak-anak muda dengan baik agar menjadi cerdas”. Cara menghidupi ketiga nilai: fides, scientia dan fraternitas adalah: fides: menurut siswa yang berinisial “R” adalah “rajin berdoa, ke gereja, berdoa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas; scientia: rajin belajar, rajin membuat PR dan rajin masuk sekolah; sedangkan fraternitas: bergaul dengan teman-teman, menyayangi teman-teman dan guru, tidak menyakiti orang lain, tidak mengejek orang lain”. Kegiatan wawancara dengan guru IPA kelas IV dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 12.00 WITA terkait permasalahan tentang kerusakan lingkungan yang terjadi dan cara mengatasi permasalahan kerusakan lingkungan. Ada enam pertanyaan yang peneliti siapkan, yaitu (1) bagaimana minat siswa terhadap pembelajaran IPA? (2) bagaimana sikap siswa terkait adanya banjir, tanah longsor yang sering terjadi di Manado akhir-akhir ini? (3) bagaimana cara bapak/ibu mengajak siswa untuk peduli terhadap lingkungan di sekitar rumah dan di sekolah sekolah? (4) bagaimana cara bapak/ibu menerapkan tiga nilai yaitu fides, scientia dan fraternitas dalam kehidupan siswa sehari-hari? (5) Sejauh mana pemahaman bapak/ibu tentang Santo Yohanes Bosco yang menjadi pelindung sekolah? (6), Bagaimana peran/partisipasi siswa, guru dan orangtua dalam rangka memajukan sekolah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan guru pembelajaran IPA di SD Frater Don Bosco Manado, umumnya siswa sangat berminat dalam pembelarajaran IPA yang diajarkan. Oleh sebab itu, peneliti mengutip pendapat dari guru mata pelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado yang mengatakan bahwa: “Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), selalu menarik karena berkaitan dengan kehidupan setiap hari. Belajar IPA tidak sebatas teori, tetapi siswa mengalami sendiri alam dan mempelajarinya tergantung topik pembelajaran”. Mata Pelajaran IPA juga, memotivasi siswa untuk mau belajar secara langsung dengan lingkungan. Melihat hasil yang sisampaikan oleh guru IPA di atas, maka sebagai seorang pendidik harus kreatif dalam mendesain langkah-langkah pembelajaran yang menarik agar siswa tidak cepat merasa bosan. Sikap siswa terkait adanya banjir, tanah longsor yang sering terjadi di Manado, menjadi sebuah refeleksi bagi semua warga di kota Manado, untuk menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan hidup terutama bagi siswa dan siswi diajarkan untuk menjaga mulai dari lingkungan rumah, sekolah dan lingkungan sekitarnya. Hal ini yang diungkapkan guru IPA kelas IV dalam wawancara. “Pengalaman selalu menjadi guru bagi semua orang. Ketika sudah terjadi banjir pada tahun 2014, menjadi pelajaran besar karena dengan kejadian banjir ini, kita mau mencari solusi untuk mengatasi banjir tersebut. Khusus untuk siswa terutama sebagai seorang guru IPA tentu mengajak, mengingatkan siswa untuk menjaga lingkungan sekitar, yaitu ketika melihat sampah mengambil dan membuang pada tempatnya. Selebihnya bagaimana seorang guru juga mengajak siswa untuk memanfaatkan sampah itu dengan baik. Hal ini tampaknya sederhana,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
namun jika kita tekun untuk melakukannya maka akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi orang banyak”. Untuk mengatasi banjir ini juga, tidak dengan katakata saja tetapi harus ada tindakan yang nyata. Melihat secara keseluruhan, para siswa telah menunjukkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar yaitu siswa sudah mulai membuang sampah pada tempatnya, walaupun masih terdapat bebarapa siswa yang masih kurang peduli terhadap lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, salah satu cara mengajak siswa untuk menjaga dan peduli terhadap lingkungan sekitar adalah melakukan kegiatan jumat bersih diganti dengan kegiatan BBM atau bersih-bersih sepuluh menit. Kegiatan tersebut dilakukan setelah istirahat, di mana masing-masing kelas sudah dibagi tugas setiap hari Senin-Sabtu yang didampingi oleh wali kelas. Setelah sepuluh menit, siswa mencuci tangan kemudian melanjutkan kegiatan belajar. Tiga kata kunci Fides, Scientia, dan et Fraternitas, merupakan ciri khas dalam persekolahan SD Frater Don Bosco manado yang selalu dihidupi dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah. Untuk pneliti mengutip hasil wawancara guru IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado yang mengungkapkan bahwa, “kurikulum apapun yang dikeluarkan oleh pendidikan nasional, tidak melupakan ketiga
kata
tersebut
yaitu
fides/beriman,
scientia/berilmu,
et
fraternitas/persaudaraan. Dalam dunia pendidikan, tentu kita tidak dapat hidup sendiri. Kita hidup karena Tuhan. Hal ini yang perlu disadari bahwa dari manakah kita berasal. Tuhan telah memberikan akal budi kepada manusia, maka kehidupan ini kita harus mengisi dengan ilmu pengetahuan. Jika ilmu itu tidak diisi, atau dikembangkan maka ilmu itu akan mati atau tidak ada gunanya. Manusia tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
bisa hidup sendiri karena manusia adalah makhluk sosial maka fraternitas ini sangat penting dalam perkembangan kepribadian seseorang. Untuk itu, ketiga kata ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia”. Dengan demikian bahwa manusia tidak hanya hidup dari dirinya sendiri, tetapi menyadari bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan, yang memiliki akal budi dan mampu untuk bersaudara dengan sesama dan terutama mampu bersaudara dengan lingkungan sekitar dengan baik. Semangat Santo Yohanes Bosco yang dihidupi oleh persekolahan SD Frater Don Bosco Manado, dipandang sbagai salah satu tokoh yang patut dihormati oleh semua warga sekolah. Salah satu ciri khas Yohanaes Bosco adalah mendidik orang-orang muda yang memiliki harapan masa depan yang tidak jelas khususnya di bidang pendidikan. Hal ini juga yang disampaikan oleh guru IPA dalam wawancara yang mengatakan bahwa, Santo Yohanes Bosco selalu memperhatikan atau memberi perhatian kepada anak-anak muda dan terutama bagi mereka yang kurang mampu dalam hal akademik. Dengan semangat ini, maka Yohanes Bosco menjadi tokoh yang patut diteladani. Salah satunya kongregasi Frater CMM yang mengambil nama Yohanes Bosco sebagai pelindung Yayasan dan persekolahan yang dikelola oleh para Frater CMM. Semangat Santo Yohanes Bosco ini juga, memiliki pengaruh yang besar antara lain (1) mendorong guru khususnya keluarga besar SD Frater Don Bosco Manado, melakukan kegiatan selalu berpedoman pada semangat Yohanes Bosco. (2) Guru dituntut untuk memperhatikan anak-anak yang kurang dalam akademik, guru tidak hanya mengajar tetapi semangat pelayanan yang tulus kepada anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
serta tulus menjalankan profesi sebagai seorang guru. Semangat pelayanan yang tulus inilah, terbukti lewat prestasi-prestasi yang diraih oleh siswa-siswi SD Frater Don Bosco Manado. Mengikuti perlombaan di tingkat kecamatan, kota, nasional maupun internasional bahkah pada bulan Agustus 2016 salah satu siswa SD Frater Don Bosco Manado meraih juara dua lomba pidato internasional di Jepang. Perlu disadari bahwa keberhasilan sekolah dan siswa tidak terlepas dari peran serta partisipasi dari orangtua siswa yang juga selalu memberi perhatian pada pendidikan khususnya di persekolahan SD Frater Don Bosco Manado. Seperti yang disampaikan oleh guru IPA kelas IV mengungkapkan bahwa, prestasi-prestasi yang diraih oleh sekolah ini juga, tidak terlepas adanya dukungan, peran dan perhatian orangtua pada pendidikan. Keberhasilan siswasiswi di sekolah, tidak saja dari guru dan siswa, tetapi motivasi dan dukungan dari dari orangtua. Peran guru di sekolah sangat mendukung kualitas pendidikan di sekolah. Di mana guru tidak sebatas mengajar, tetapi guru juga menjadi orangtua di sekolah yang mampu mengayomi semua siswa di sekolah serta mengajarkan siswa menjadi lebih tahu tanpa membeda-bedakan. Melihat
permasalahan
tentang
kerusakan
lingkungan
berdasarkan
observasi dan wawancara maka peneliti membuat suatu kesimpulan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam konteks ini, peneliti menawarkan suatu produk yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA, yang mampu membangkitkan semangat siswa serta mengajak siswa untuk berperan aktif dalam menjaga, dan melestarikan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Tiga kata kunci penting dalam pendidikan emansipatoris yaitu humanisasi, kesadaran kritis dan demokratis. Secara lebih spesifik yaitu di lingkungan sekolah, dengan memahami ketiga kata kunci: 1). fides maka manusia akan menyadari bahwa lingkungan ini merupakan ciptaan Tuhan yang patut dijaga dan dilestarikan. Hal ini harus diajarkan kepada siswa sejak usia dini dengan demikian akan tumbuh kesadaran bahwa merusak alam berarti kita merusak ciptaan Tuhan. 2). Scientia, melalui pendidikan di sekolah, para siswa memperoleh ilmu pengetahuan yang mendalam. Namun hendaknya ilmu pengetahuan yang didapatkan itu sungguh bermanfaat baik bagi dirinya, sesamanya, dan juga bagi alam semesta. Dengan ilmu yang diperoleh khususnya dalam pembelajaran IPA maka manusia disadarkan bahwa merusak lingkungan akan berakibat fatal bagi lingkungan bahkan nyawa manusia sendiri. 3). Fraternitas, melalui nilai ini, siswa diajarkan untuk mengembangkan sifat bersaudara bukan hanya dengan manusia saja melainkan juga dengan lingkungan alam. Dengan kesadaran ini, maka para siswa akan disadarkan untuk senantiasa menghindari sikap destruktif terhadap alam semesta. Wawancara selanjutnya, peneliti melakukan wawancara bersama guru IPA kelas VI SD Frater Don Bosco Manado pada tanggal 25 November 2016 pukul 13.00 WITA di LAB IPA. Dalam wawancara tersebut, guru IPA kelas VI mangatakan bahwa “selama menjadi guru IPA di SD Frater Don Bosco Manado, melihat bahwa umumnya siswa sangat berminat dan antusias dalam mengikuti mata pelajran IPA, karena siswa tidak saja belajar teori tetapi langsung praktek apa yang telah dipelajari dari teori tersebut”. Selain itu siswa-siswa itu berminat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
karena fasilitas yang tersedia cukup memadai untuk belajar salah satunya adalah ruang LAB IPA yang sangat lengkap sehingga memudahkan guru dan siswa dalam melakukan praktikum. Melihat fenomena kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini tentu menjadi prihatin bagi semua manusia terutama bagi masyarakat Manado. Melihat kerusakan alam yang terjadi maka, tentu sebagai guru harus memberikan pemahaman kepada siswa untuk menjaga, merawat lingkungan dengan cara yang sederhana adalah mengjarkan siswa untuk mebuang sampah pada tempatnya. Mengajar siswa untuk menanam tanaman hal ini yang dilakukan oleh siswa yaitu menanam tanaman di pot selain sebagai bahan untuk praktek tetapi lebih dari itu adalah bagaimana cara mengajarkan siswa untuk menanam dan merawat tanaman tersebut. Untuk menerapkan ketiga kata yaitu fides/beriman, scientia/berilmu, et fraternitas/persaudaraan kepada siswa adalah mengajarkan kepada siswa untuk bersyukur dengan melakukan doa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas baik di sekolah maupun di rumah. Selanjutnya terkait ilmu, guru tersebut mengatakan bahwa “ilmu yang didapatkan di sekolah tentu akan berguna bagi siswa untuk mencapai cita-cita yang diharapkan. Untuk itu yang perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah guru tidak sebatas mengajar teori tetapi juga keterampilanketerampilan yang dimilki oleh siswa dengan demikian antara pengetahuan dan skillnya akan seimbang”. Et fraternitas sangat penting untuk itu “guru harus benar-benar menanamkan nilai-nilai persaudaraan itu kepada siswa untuk mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
bersaudara dengan orang lain baik di sekolah, di rumah dan mengajarkan kepada siswa bahwa lingkungan sekitar juga merupakan sahabat yang patut dihargai”. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang didapatkan oleh peneliti, peneliti melihat bahwa proses kegiatan belajar sudah berjalan baik. Proses pembelajaran yang dilaksanakan tentu berdasarkan kurikulum yang berlaku atau yang digunakan di sekolah tersebut yaitu kurikulum KTSP, menyiapkan perangkat pembelajaran, mengajarkan sesuai kegiatan pembelajaran. Namun belum sepenuhnya memasukkan nilai-nilai dari pendidikan emansipatoris dan semangat santo Yohanes Bosco dalam perangkap pembelajran tersebut. Untuk itu, dalam pembuatan produk ini, peneliti akan mengembangkan produk tersebut dengan memasukan nilai-nilai pendidikan emansipatoris, agar siswa mampu menjadi pribadi yang bertanggung jawab, aktif, bebas menungkapkan pendapat, mampu belajar dari teman sebaya dan lingkungan serta menjadi pribadi yang berpikir kritis.
4.2.2 Desain Produk Tahap analisis yang dilakukan, peneliti jadikan sebagai pedoman untuk membuat desain perangkat pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan pada tahap desain adalah menyusun silabus dengan menentukan SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran serta menyesuaikannya dengan kurikulum KTSP 2006 atau kurikulum yang digunakan di sekolah. Materi yang dipilih oleh peneliti adalah mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan tanah longsor). Produk berupa RPP tersebut didesain dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
mengintegrasikan maksud dan tujuan KTSP 2006 tersebut dengan nilai-niali fundamental yang terkandang dalam pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Setelah menyusun desain RPP, peneliti memberikannya kepada pakar pembelajaran IPA dan guru pelajaran IPA untuk mem-validasi produk RPP ini. Ada pun tujuan validasi ini adalah untuk menilai kelayakan produk yang dihasilkan. Melalui validasi ini juga, peneliti akan mendapatkan saran dan kritik dari ahli dan guru mata pelajaran IPA untuk lebih menyempurnakan RPP yang sudah dibuat sebelumnya. Dengan demikian, peneliti akan menghasilkan sebuah produk akhir, yaitu RPP yang layak dalam pembelajaran IPA bagi siswa Kelas IV SD.
4.2.2.1 Silabus Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat seperangkat rencana dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaiannya. Silabus digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran ke dalam produk yang dikembangkan (Wayan, 2010). Pendekatan yang digunakan dalam silabus ini adalah Contextual Teaching Learning (CTL). Pendekatan Contextual teaching learning merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan untuk memotivasi siswa dan siswa mampu belajar dari realitas kehidupan yang nyata, dalam kehidupan mereka sehari-hari (pribadi, sosial, dan kultural) (Aqib, 2013). Oleh sebab itu, dalam proses belajar mengajar guru harus lebih kreatif dalam mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu siswa diajak untuk melihat langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
lingkungan sekitar agar siswa lebih tahu dan mengerti. Hal lain yang diharapkan adalah agar terjadi proses interaksi lebih banyak antara siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru. Silabus disusun secara sistematis untuk pencapaian kompetensi dasar 10.3: Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Komponen-komponen yang terdapat dalam silabus adalah identitas yang berisi: 1.
Nama sekolah
2.
Mata pelajaran atau tema pelajaran
3.
Kelas/semester
4.
Standar kompetensi
5.
Kompetensi dasar
6.
Materi pembelajaran
7.
Kegiatan pembelajaran
8.
Indikator pencapaiaan kompetensi (kognitif, afektif dan psikomotorik),
9.
Penilaiaan meliputi teknik penilaian, bentuk instrument, contoh instrument dan contoh soal penilaian,
10. Alokasi waktu, 11. Sumber belajar (media pembelajaran dan sumber buku)
4.2.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru di kelas dalam rangka untuk mencapai kompetensi dasar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
ditetapkan. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (Muslich, 2007). Selanjutnya Muslich (2007) menjelaskan bahwa, setiap pendidik berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik dan psikologis, serta lingkungan peserta didik. Komponenkomponen yang terdapat dalam RPP adalah identitas RPP yang berisi: 1.
Standar kompetensi
2.
Kompetensi dasar
3.
Indikator pencapaian kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik)
4.
Tujuan pembelajaran
5.
Materi ajar
6.
Alokasi waktu
7.
Pendekatan, metode pembelajaran, dan model pembelajaran
8.
Kegiatan pembelajaran meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
9.
Penilaian hasil belajar
10. Sumber belajar. Ada beberapa kelebihan RPP yang dikembangkan dengan pendekatan CTL pada pengembangan pendidikan emansipatoris. Kelebihan yang dimaksud adalah: 1). Siswa secara bersama-sama, belajar langsung dari lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
setempat. Contoh konkretnya adalah “peneliti mengajak siswa untuk mengamati langsung lingkungan terkait mata pelajaran yang diajarkan saat itu yaitu banjir, abrasi dan tanah longsor”. Inilah yang dinamakan konteks lingkungan; 2). Siswa mampu mengenal diri setelah mengamati. Untuk tujuan ini, peneliti mengajak siswa untuk lebih menyadari bahwa ternyata merusak lingkungan akan mengakibatkan banjir, abrasi dan tanah longsor; 3). Mampu belajar dari orang lain. Salah satu contoh kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah “mengajak siswa untuk saling belajar dari teman-temannya dalam kelompok atau siswa diajak untuk belajar dari pengalaman teman”; 4). Siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu ciri khas dari pendidikan emansipatoris adalah baik guru maupun siswa keduanya adalah pembelajar (Winanrti & Anggadewi, 2015); 5). Siswa diajak untuk bebas mengungkapkan pendapat terkait tema yang dipelajari, mis: berkaitan dengan perubahan lingkungan fisik yang berpengaruh pada daratan; 6). Siswa belajar untuk bertanggung jawab dalam setiap tugas yang diberikan oleh guru baik secara individu maupun secara berkelompok; dan akhirnya 7). Siswa dilatih untuk berpikir lebih kritis.
4.2.2.3 Pengembangan RPP Dalam pembuatan produk berupa RPP, peneliti membuat dengan mengembangkan
pada
kegiatan-kegiatan
pembelajaran
yang
berintegrasi
pendidikan emansipatoris. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan aktif dan efektif, kegiatan terjadi timbal balik antara guru dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
siswa. Dalam kegiatan itu, guru dapat memasukkan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan emansipatoris dan semangat Santo Yohanes Bosco. Produk berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), peneliti menyusun sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut yaitu kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Meskipun demikian, peneliti tetap mengacu pada proses 5 M, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Untuk itu, dalam pengembangan produk ini peneliti tetap berfokus pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Contoh konkret terkait 5 M (mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan) dalam RPP yang dibuat oleh peneliti adalah pada kegiatan inti eksplorasi guru. Mengamati (M1), guru mengajak siswa untuk mengamati lingkungan di sekitar sekolah terkait bagaimana proses terjadinya tanah longsor. Salah satu cara mencegah terjadinya tanah longsor adalah membuat terasering dan menanam banyak tanaman bambu serta pepohonan; Menanya (M2), Setelah mengamati banyak siswa yang bertanya mengapa terjadi tanah longsor; Menalar (M3), untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti bersama siswa berpikir (menalar) ternyata tanah yang tidak ditumbuhi pepohonan tingkat kerawanan terjadinya tanah longsor akan lebih tinggi; Mencoba (M4), untuk membuktikan hasil penalaran ini, peneliti bersama dengan siswa melakukan simulasi dengan menggunakan media yang sudah disiapkan. Lewat kegiatan simulasi tersebut siswa akan mendapatkan sendiri jawaban dari pertanyaan serta membuktikan sendiri kebenaran dari hasil penalarannya. Mengkomunikasikan (M5), sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
mengikuti langkah tersebut, siswa akan mengerjakan LKS yang dibagikan dalam kelompok terkait kegiatan yang telah dilakukan atau mengkomunikasikan, apakah siswa sudah paham terkait materi yang sudah diajarkan atau belum.
4.2.3 Deskripsi Produk Awal Fenomena banjir yang sering terjadi di kota Manado, menjadi suatu refleksi bagi masyarakat kota Manado pada umumnya. Kota Manado telah dipadati oleh berbagai bangunan mall, bangunan pertokoan dan bangunan rumah penduduk yang sangat padat serta adanya penimbunan atau reklamasi laut. Di sisi lain, daya beli masyarakat Manado pada umumnya cukup tinggi. Oleh karena itu, masyarakat kota Manado bisa dikategorikan sebagai “industri sampah”. Banyaknya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Manado ini berbanding terbalik kesadaran masyarakat Manado untuk membuang sampah pada tempatnya. Dengan kata lain, kota Manado menghasilkan begitu banyak sampah, tetapi masyarakatnya tidak memiliki kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sampah berserakan di lingkungan Manado, termasuk bertimbunnya sampah di selokan-selokan sepanjang jalan utama Manado bahkan di kali dan sungai-sungai. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab banjir yang sering terjadi di kota Manado. Melihat permasalahan yang terjadi saat ini, maka siswa diajak untuk melihat dan memahami fenomena yang terjadi, sehingga siswa sadar bahwa ketika tidak menjaga lingkungan, membuang sampah secara sembarangan akan mengakibatkan banjir. Mengapa permasalahan ini harus diperkenalkan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
siswa sejak usia dini? Hal ini dimaksudkan agar siswa semakin sadar akan perlunya menjaga lingkungan di sekitarnya. Oleh sebab itu, tiga kata kunci dalam pendidikan emansipatoris yaitu humanis, demokratis, dan kesadaran kritis harus benar-benar ditanamkan dalam diri siswa sehingga mereka pun termotivasi untuk ikut serta secara aktif dalam usaha menjawab dan sekaligus untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan sosial mereka. Lewat pendidikan emansipatoris ini, siswa diajak untuk kreatif dalam memanfaatkan dan mengolah sampah sehingga mampu memberikan suatu nilai yang tinggi bagi siswa dan pada masyarakat pada umumnya. Model pembelajaran ini juga dimaksudkan untuk serta mengajak orang lain untuk memanfaatkan sampah dan mengolahnya dengan baik sehingga berdampak positif bagi kehidupan sehari-hari. Dalam hubungannya dengan sampah, siswa didorong untuk menjadi aktivis pemanfaatan sampah dengan baik, misalnya melalui kerajinan tangan dengan pemanfaatan sampah dan pengeloaan sampah yang beanr, misalnya membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, maka penelitian pengembangan ini diawali dengan menentukan mata pelajaran, kompetensi dasar, dan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan emansipatoris serta semangat santo Yohanes Bosco yang akan dikembangkan. Mata pelajaran yang dipilih adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV semester dua dengan kompetensi dasar 10.3 Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Nilai-nilai yang dikembangkan dalam RPP ini adalah mengajarkan siswa untuk peduli terhadap lingkungan, bertanggung jawab, mampu berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
dengan sesama, mampu berpikir kritis, menjadi pribadi yang humanis, serta mampu bersaudara dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Selanjutnya dilakukan proses desain silabus, RPP, pemilihan materi dan pengembangan yang berbasis pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco.
4.3
Data Hasil Penilaian Validator
4.3.1 Deskripsi Data Validasi oleh Pakar Pembelajaran IPA Proses validasi oleh pakar pembelajaran IPA atas produk yang dikembangkan peneliti, dilakukan pada tanggal 07 November 2016. Aspek yang dinilai dari pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco adalah (1) perumusan indikator, (2) uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik, (3) pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran, (4) pemilihan media dan sumber pembelajaran, (5) skenario/kegiatan pembelajaran, dan (6) rancangan penilaian autentik. Dari hasil validasi tersebut nilai yang diperoleh adalah 2,65 dengan kategori “baik”. Beberapa komponen yang perlu diperbaiki adalah perumusan indikator lebih spesifik, dan pemilihan materi lebih spesifik yang sesuai dengan dunia nyata siswa. Menurut pakar pembelajaran IPA, produk berupa RPP tersebut sudah layak untuk diujicobakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
4.3.2 Deskripsi Data Validasi Guru IPA Kelas IV SD Produk yang dikembangkan ini juga divalidasi oleh guru IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado pada 24 November 2016. Aspek yang dinilai adalah (1) perumusan indikator, (2) uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik, (3) pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran, (4) pemilihan media dan sumber belajar, (5) skenario/kegiatan pembelajaran, dan (6) rancangan penilaian autentik. Dari hasil validasi tersebut nilai yang diperoleh adalah 3,25 dengan kategori “baik”. Beberapa komponen yang perlu diperbaiki adalah dalam pelaksanaan perlu diperhatikan waktu dan perumusan indikator lebih konkret lagi. Menurut guru pembelajaran IPA, produk berupa RPP ini sudah layak untuk diujicobakan. Berdasarkan hasil validasi pakar pembelajaran IPA dan guru IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado, dan uji coba kepada 22 siswa kelas IV SD Frater Don Bosco Manado dan revisi, dapat kesimpulan bahwa RPP yang dikembangkan berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco, produk tersebut memilki kriteria kelayakan yang baik.
4.3.3 Data deskripsi hasil Validasi Guru IPA Kelas VI SD Produk yang dikembangkan ini juga divalidasi oleh guru IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado pada 24 November 2016. Aspek yang dinilai adalah (1) perumusan indikator, (2) uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik, (3) pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran, (4) pemilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
media dan sumber belajar, (5) skenario/kegiatan pembelajaran, dan (6) rancangan penilaian autentik. Dari hasil validasi tersebut nilai yang diperoleh adalah 3,35 dengan kategori “baik”. Berdasarkan kritik dan masukan dari guru IPA kelas IV SD, persiapan materi ajar dan penyajian mulai dari pembuka, kegiatan inti dan penutup serta penguasaan materi sudah cukp baik. Hal ini dapat dilihat melalui kemampuan siswa untuk memahami materi dengan cepat. Dengan demikian, menurut guru pembelajaran IPA, produk berupa RPP ini sudah layak untuk diujicobakan.
4.3.4 Deskripsi Hasil Validasi Lapangan Setelah produk divalidasi tahap selanjutnya adalah ujicoba produk atau mengimplementasikannya untuk siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado. Pelaksanaan ujicoba produk ini peneliti laksanakan pada tanggal 21-22 November 2016, pukul 07-00-08.10 WITA (160 menit). Pengujian produk ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan dalam pelaksanakan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Peneliti melihat kegiatan tersebut sangat efektif dan siswa sangat antusias dengan kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan tersebut, peneliti mengajak siswa untuk mengamati langsung lingkungannya, sesuai dengan kompetensi dasar serta perbaikan dan masukkan-masukkan baik dari pakar pembelajaran IPA maupun guru IPA kelas IV. Dalam proses validasi lapangan ini, peneliti mengimplementasikan produk yang dihasilkan kepada 22 siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Dalam pelasaksanaan validasi lapangan inilah peneliti melakukan proses belajar mengajar di kelas sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ini pula, peneliti menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan terkait dengan kompetensi dasar dan materi yang dipilih dan disusun dalam RPP tersebut.
4.3.5 Implementasi Produk pada Siswa SD kelas IV B Setelah melakukan validasi produk kepada pakar pembelajaran IPA dan guru IPA kelas IV B SD, observasi, dan wawancara kepada guru dan siswa, selanjutnya peneliti melakukan uji coba produk yang telah didesain oleh peneliti kepada siswa kelas IV B SD Frateter Don Bosco Manado berjumlah 22 siswa. Dalam melakukan pembelajaran, pada pertemuan pertama peneliti mengajarkan materi terkait kompetensi dasar 10.3; Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengujian produk berupa RPP, peneliti lakukan lewat kegiatan proses belajar mengajar di kelas dan melakukan simulasi terkait dengan kerusakan lingkungan, yaitu banjir, tanah longsor, dan abrasi sebanyak dua kali. Pada pertemuan pertama, peneliti menyampaikan materi atau teori menggunakan power point dan menonton video tentang kerusakan lingkungan alam. Sedangkan pada pertemuan kedua, peneliti mengajak siswa untuk mensimulasikan proses terjadinya banjir, tanah longsor dan abrasi di luar kelas dengan menggunakan media yang sudah disiapkan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mensimulasikan proses terjadinya banjir, tanah longsor, dan abrasi adalah: 1.
3 buah kotak/nampan A, B dan C
2.
1 buah ember
3.
3 buah aqua gelas kosong
4.
Air secukupnya
5.
Lapisan tanah biasa
6.
Lapisan tanah berumput sedikit
7.
Lapisan tanah berumput banyak
8.
3 buah balok
Cara kerja: 1.
Sediakan tiga lapisan tanah, yaitu lapisan tanah biasa, tanah berumput sedikit, dan lapisan tanah berumput banyak.
2.
Peneliti membagi siswa ke dalam 3 kelompok yang terdiri dari 7 siswa
3.
Peneliti bersama siswa meletakkan masing-masing nampan yang sudah terisi tanah
4.
Letakkan ketiga kotak A, B, dan C tersebut di atas balok sehingga kotak menjadi miring
5.
Peneliti menjelaskan cara mensimulasikan proses terjadinya banjir, tanah longsor, dan abrasi.
6.
Peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok
7.
Masing-masing kelompok menuangkan air satu sampai dua kali menggunakan gelas aqua pada permukaan tanah A, B dan C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
8.
Masing-masing kelompok mengamati pada kotak yang disediakan.
9.
Peneliti membimbing siswa untuk menjawab LKS yang sudah dibagikan.
10.
Masing-masing kelompok mengumpulkan LKS terkait hasil pengamatan lewat simulasi yang sudah dilakukan. Untuk mengakhiri pertemuan kedua ini, peneliti bersama siswa masuk ke
kelas untuk melakukan refleksi serta menuliskan kesan dan pesan yang telah dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian di kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado. Kesan dan pesan siswa dapat dilihat di lampiran refleksi 13.
4.3.6 Data Keseluruhan Penilaian Produk Hasil validasi keseluruhan produk yang dilakukan oleh pakar pembelajran IPA dan guru IPA Kelas IV adalah dapat dilihat pada tabel 3. Tabel. 3 Perolehan Skor Validasi Produk NO
Penilaian
Produk RPP
1
Pakar Pembelajaran IPA
2,65
“Baik”
2
Guru IPA 1
3,25
“Baik”
3
Guru IPA 2
3,35
“Baik”
Total
9,25
Rata-rata
3,08
Kategori
“Baik”
Berdasarkan hasil validasi pada tabel 3, pakar pembelajaran IPA memberikan skor 2,65 dengan kategori “baik”. Guru IPA 1 SD Frater Don Bosco
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Manado memberikan skor 3,25 dan guru IPA 2 memberikan 3,35 dengan kategori “baik”. Dari hasil keseluruhan di atas maka dapat diperoleh nilai rerata skor 3,08 dengan kategori “baik”. Dengan demikian pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris untuk pembelajaran IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco dapat dikatakan memiliki kualitas baik dan layak digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA.
4.4
Pembahasan
4.4.1 Proses Revisi Produk Produk yang telah divalidasi oleh pakar pembelajaran IPA, selanjutnya diperbaiki sesuai dengan komentar, saran, dan kritik. Revisi yang dilakukan adalah perumusan indikator lebih spesifik, materi yang terlalu luas dibuat lebih spesifik, di mana materi sebaiknya sesuai dengan dunia nyata yang dialami oleh siswa sendiri. Contoh: masalah banjir, abrasi dan tanah longsor, dengan demikian siswa mudah memahami isi materi yang disampaikan. Produk yang telah divalidasi oleh guru pelajaran IPA kemudian direvisi sesuai dengan komentar pada pengembangan produk RPP. Revisi yang diperbaiki adalah perumusan indikator dan teknis pelaksanaan dalam mengujicobakan produk pada siswa dengan memperhatikan waktu yang telah ditentukan dalam RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
4.4.2 Kualitas kelayakan RPP Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh pakar pembelajran IPA dan guru mata pelajran IPA Kelas IV SD Frater Don Bosco menunjukkan kualitas termasuk kategori baik. Dimana, pakar pembelajran IPA memberikan skor 2,65 dengan kategori “baik”. Guru mata pelajran IPA Kelas IV SD memberikan skor 3,25 dengan kategori “baik” dan guru mata pelajaran IPA Kelas VI SD memberikan skor 3,35 dengan kategori “baik”. Dengan demikian, secara kualitas produk yang dihasilkan oleh peneliti dapat dikatakan kualitas baik dan layak untuk digunakan dalam mengimplementasikan kepada siswa.
4.4.3 Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPA Berdasarkan pengamatan peneliti, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan selama dua kali pertemuan, peneliti menemukan bahwa pada umumnya siswa sangat antusias, semangat, aktif selama mengikuti proses belajar mengajar baik yang dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas. Peneliti juga melihat bahwa dengan kegiatan proses belajar mengajar tersebut, peneliti menyaksikan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat nampak. Di samping itu, para siswa juga melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan baik secara individu maupun dalam kelompok dengan baik.
Dengan membuktikan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajran IPA yang dilaksanakan, peneliti mengutip hasil refleksi dari salah seorang siswa yang berinisial “T” mengatakan “saya merasa senang tentang pelajaran yang frater berikan dari awal sampai akhir. Saya sudah mempelajari pelajaran yang penting, yaitu untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat dengan cara:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
penghijauan/reboisasi, membuang sampah pada tempatnya, membuat terasering, dan pentingnya menjaga lingkungan dan juga aku senang dengan praktek, bisa mengetahui lebih banyak tentang abrasi, dan bisa belajar bersama teman-teman dalam kelompok”. Dari hasil refleksi dan proes kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan, peneliti menyimpulkan bahwa produk yang dihasilkan berupa RPP tersebut, memberikan efek yang positif kepada siswa, hal ini ditunjukkan bahwa umumnya siswa sangat aktif dalam proses pembelajaran yang diberikan, serta siswa mampu bertanggung jawab dalam setiap tugas yang diberikan serta siswa belajar langsung dari lingkungan setempat dan langsung mempraktekan tentang proses terjadinya banjir, tanah longsor dan abrasi. Keaktifan dan keefektifan siswa dalam proses pembelajaran ini, karena adanya saran dan kritik dari guru IPA kelas IV B kepada peneliti yang sungguh mengetahui betul karakter siswa itu sendiri. Masukkan dan kritik dari guru mata pelajaran lewat validasi produk inilah, yang peneliti pegang sebagai pedoman untuk mengadakan praktek pembelajaran. Hal ini terbukti, bahwa ternyata siswa sangat antusias dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
4.4.4 Evaluasi dan Refleksi Kegiatan evaluasi dan refleksi peneliti lakukan dengan tujuan untuk mengetahui kefektifan kegiatan pembelajaran yang telah diimplementasikan kepada siswa kelas IV SD Frater Don Bosco, sebelum membuat produk akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Hasil refleksi siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado, yang telah dilakukan, peneliti menemukan ternyata peneliti juga perlu berefleksi, terutama dalam membuat pertanyaan kepada siswa menggunakan bahasa yang sederhana, agar siswa dapat mengerti dengan baik. Hal ini terbukti bahwa tidak semua siswa yang mengerti dengan pertanyaan yang diberikan kepada siswa dalam refleksi. Ada beberapa tulisan siswa yang masih terbalik dalam penulisan refeleksi tersebut. Hal ini juga terbukti di mana, pertanyaan yang sama peneliti berikan kepada siswa 22 siswa ternyata jawaban yang berbeda-beda. Salah satu tulisan dari siswa yang berinisial “D” menulis “frater dikasih pelajaran” seolah-olah peneliti yang menerima pelajaran.
Hal serupa yang dituliskan oleh siswa yang berinisial “M” menuliskan “frater Okto mempelajari tentang perubahan lingkungan, frater Okto mempelajari yang ada di buku, frater Okto mempraktek yang ada di buku” berarti bukan siswa yang belajar tetapi peneliti yang belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 5.1.1 Prosedur pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat
Santo
Yohanes
Bosco
dikembangkan
melalui
prosedur
pengembangan Tomlinson dalam Harsono, dengan lima langkah, yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) desain produk, (3) revisi produk, (4) implementasi produk, (5) evaluasi dan refleksi, hingga menghasilkan produk final berupa RPP yang berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV SD. 5.1.2 Pengembangan produk RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco. Pengembangan kualitas dengan kategori baik dan layak digunakan dalam pengimplementasian pada pelajaran IPA berdasarkan hasil validasi, baik dari pakar pembelajaran IPA maupun guru pelajaran IPA kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado. Berdasarkan hasil validasi tersebut, produk diujicobakan kepada 22 siswa kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado dan terkesan baik, aktif dan efektif. Hal ini ditunjukkan dengan skor rerata 3,08 atau dengan kategori “baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
5.2 Keterbatasan Pengembangan Produk yang dikembangkan memiliki keterbatasan sebagai berikut: Pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco ini, masih sebatas pada lingkup sekolah SD Frater Don Bosco Manado. Untuk itu dalam pembuatan produk berupa prangkat pembelajaran berupa RPP ini hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi setempat. Dan jika produk yang peneliti hasilkan ini hendak diimplementasikan pada sekolah lain, maka perlu ada penyesuaian dengan sekolah yang bersangkutan, termasuk semangat yang dihidupi sekolah tersebut.
5.3 Saran Saran peneliti untuk penelitian berikut terkait pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris pada pembelajaran IPA berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco sebagai berikut:
5.3.1 Bagi Peneliti Selanjutnya Pengembangan RPP berintegrasi pendidikan emansipatoris dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk model pembelajaran yang transformatif dan inovatif pada semua mata pelajaran. Untuk itu, dalam pembelajaran IPA pada khususnya, peneliti menyarankan kepada peniliti selanjutnya, agar mengembangkan produk ini secara lebih mendalam, sehingga produk ini bisa diimplementasikan bukan hanya pada sekolah tertentu saja tetapi dapat digunakan pada sekolah-sekolah lain pada umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
5.3.2 Bagi Guru Perlu adanya keterampilan guru untuk menyusun serta mengembangkan RPP
berintegrasi
pada
pendidikan
emansipatoris,
serta
mampu
untuk
mengembangkan nilai-nilai dari semangat Santo Yohanes Bosco yaitu Fides, scientia, et Fraternitas dalam RPP.
5.3.3 Bagi Sekolah Perlu adanya sosialisasi bagi semua pendidik dalam menyusun model RPP yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif agar siswa tidak cepat merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
DAFTAR PUSTAKA
Achirul, Salam Rachmadi & Suyitno. (2009). IPA Ilmu Pengetahuan Alam. Yuddhi Tira:Bogor Aqib, Zainal. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: CV Irama Widya. Asep, Cahyo. ( 2015). Majalah Gita Sang Surya. Jakarta: JPIC-OFM. Darmodja, Hendro & Kaligis, Jenny. (1991). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. (2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas. Harun, Martin. (2015). Ensiklik Laudato Si’ Tentang Perawatan Rumah Kita Bersama. Jakarta: Obor Harsono. Y.M. (2015). Developing Learning Materials for Specific Purposes. (online). (htt://journal.org). diakses 18 Juli 2016. Hidayat, Rakhmat. (2013). Pedagogik Kritis Perkembangan dan Pemikiran Shor, Ira. (1992). Empowering Education Critical Teaching for Social Change. United States Of America: University of Chicago Press. Jena, Jeremias. (2010). Seri Kisah Kasih Santo-Santa Santo Yonahes Bosco Pelindung Kaum Muda. Jakarta: Obor. Kaunang, Ivan. (2010). Maengket; Kristalisasi Politik Identitas (ke) Minahasa (an). Yogyakarta: Intan Cendikia. Koesoema, Doni. (2012). Pendidikan Karakter Utuh Dan Menyeluruh. Yogyakarta: Kanisius. Mardapi, Djemari. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Maargono. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Muslich, Manur (2007). Seri Standar Nasional Pendidikan KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Buni Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Pemkot. (2008). Profil Kabupaten Kota Manado. Dalam http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/timur/sulut/manado.pdf . Diakses Februari 2008. Rosyada, Dede. (2007). Paradigm Pendidikan Demokratis Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sari, Wahyu Wido dkk. (2015). Pendidikan Cinta Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Smith, William. (2001). Conscientizacao Tujuan Pendidikan Paulo Freire. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2006). Metodologi Penelitian Pnedidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Tomlinson, Brian. (1998). Materials Development in Language Teaching -Second Edition. Cambride: Cambride University Press. Universitas Sanata Dharma. (2005). Mencapai Manusia Yang Utuh Melalui Pendidikan Emansipatoris. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Universitas Sanata Dharma. (2015). Manusia Pembelajar Di Dunia Tarik Ulur. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Van, Lierop. (1997). Frater-frater CMM di Indonesia Sebuah Sejarah. Tomohon: Komisi Spiritualitas Frater CMM. YDB. (2014). Fides, Scientia, et Fraternitas Buku Petunjuk Persekolahan Frater “Don Bosco Manado. Manado: YDB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Survei Kebutuhan No
Pertanyaan
1.
Bagaimana minat siswa terhadap pembelajaran IPA?
2.
Bagaimana sikap siswa terkait adanya banjir, tanah longsor yang sering terjadi di Manado akhir-akhir ini?
3.
Bagaimana cara bapak/ibu mengajak siswa untuk peduli terhadap lingkungan di sekitar rumah dan di sekolah?
4.
Bagaimana cara bapak/ibu menerapkan tiga nilai yaitu fidei, scientia dan fraternitas dalam kehidupan siswa sehari-hari?
5.
Sejauhmana pemahaman bapak/ibu tentang Santo Yohanes Bosco yang menjadi pelindung sekolah?
6.
Bagaimana peran/partisipasi siswa, guru dan orangtua dalam rangka untuk memajukan sekolah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Lampiran 2 Instrumen validasi kualitas produk untuk pakar pembelajaran IPA dan guru pembelajaran IPA No
Pertanyaan Perumusan Indikator
1.
Kesesuaian dengan standar kompetensi
2.
Kesesuaian dengan kompetensi dasar
3.
Kesesuaian dengan nilai competence/pengetahuan
4.
Kesesuaian dengan nilai conscience/afeksi
5.
Kesesuaian dengan nilai compassion/psikomotorik Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik
1.
Kesesuaian dengan indikator
2.
Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek Audience, Behaviour, Condition, dan Degree
3.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
3.
Keruntutan uraian materi ajar Pemilihan Media dan Sumber Belajar
1.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2.
Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3.
Kesesuaian dengan pendekatan kontekstual
4.
Keseuaian dengan karakteristik peserta didik Skenario / Kegiatan Pembelajaran
1.
Keruntutan kegiatan pembelajaran. Apersepsi, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi
2.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
3.
Kesesuaian pembelajaran
kegiatan
dengan
sistematika/keruntutan
materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
4.
Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan cakupan materi dan tingkat pemahaman siswa Rancangan Penilaian Autentik
1.
Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen pencapaian kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Lampiran 3 Pertanyaan Wawancara Untuk Siswa No
Pertanyaan
1.
Apakah pembelajaran IPA penting bagi Anda?
2.
Mengapa pembelajaran IPA sangat penting bagi Anda?
3.
Apa yang Anda akan lakukan terhadap kerusakan lingkungan misalnya pencemaran air, pengrusakan hutan, tanah longsor dan banjir?
4.
Lingkungan seperti apa yang Anda inginkan rindang, sejuk, bersih, dan nyaman, mengapa?
5.
Kegiatan-kegiatan apa saja yang Anda lakukan setelah pulang sekolah yang berkaitan dengan lingkungan di sekitar rumah Anda?
6.
Apa yang menarik bagi Anda dari Santo Yohanes Bosco pelindung sekolah?
7.
Sejauh mana Anda tahu tentang: Fides, Scientia, et Fraternitas beserta contohnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Lampiran 4 Hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Frater Don Bosco Manado No 1.
Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana minat siswa terhadap Berbicara tentang IPA berarti kita pembelajaran IPA?
berbicara
tetantang
kehidupan.
Secara menyeluruh, melihat minat siswa terkait pembelajaran IPA umumnya menarik. Karena IPA selalu menarik hal ini berkaitan dengan
kehidupan
setiap
hari.
Belajar IPA tidak sebatas teori tetapi siswa itu mengalami sendiri alam itu di mana siswa itu berada. IPA juga memotivasi siswa untuk mau belajar secara langsung dengan lingkungan. 2.
Bagaimana sikap siswa terkait Pengalaman selalu menjadi guru adanya banjir, tanah longsor
bagi semua orang. Ketika sudah terjadi banjir pada tahun 2014,
yang sering terjadi di Manado akhir-akhir ini?
merupakan pelajaran yang sangat berarti untuk seluruh warga atau masyrakat
di
kota
Manado
khususnya para siswa. Menjadi pelajaran
besar
karena
kejadian
banjir
ini,
dengan
kita
mau
mencari solusi untuk mengatasi banjir tersebut. Khusus untuk siswa terutama sebagai seorang guru IPA tentu
mengajak,
mengingatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
siswa untuk menjaga lingkungan sekitar yaitu ketika melihat sampah mengambil dan membuang pada tempatnya. Selebihnya bagaimana seorang guru juga mengajak siswa untuk memanfaatkan sampah itu dengan baik. Hal ini merupakan tindakan yang sederhana. Untuk mengatasi banjir ini juga, tidak dengan kata-kata saja tetapi harus lewat tindakan yang nyata bukan untuk menyelamatkan lingkungan saja
tetapi
harus
memberikan
keuntungan bagi orang lain yang ada di sekitar. 3.
Bagaimana
cara
bapak/ibu Melihat waktu dan kondisi yang
mengajak siswa untuk peduli
ada terutama letak sekolah di tengah keramaian, maka kegiatan
terhadap lingkungan di sekitar rumah dan di sekolah?
jumat bersih diganti dengan satu kegiatan yaitu kegiatan BBM atau bersih-bersih
sepuluh
menit.
Kegiatan BBM dilakukan setelah istirahat di mana masing-masing kelas sudah dibagi tugas setiap hari Senin-Sabtu yang didampingi oleh wali kelas. Setelah sepuluh menit siswa mencuci tangan kemudian melanjutkan kegiatan belajar 4.
Bagaimana
cara
bapak/ibu Yohanes Bosco sangat luar biasa di
menerapkan tiga nilai yaitu fidei,
mana
ketiga
kata
ini
sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
scientia dan fraternitas dalam fundamental di persekolahan SD kehidupan siswa sehari-hari?
Frater
Don
Kurikulum
Bosco
Manado.
apapun
dikeluarkan
oleh
yang pendidikan
nasional tetapi, tidak melupakan ketiga kata tersebut yaitu fides, scientia,
et
fraternitas.
Perlu
diketahui fides adalah beriman, scientia
adalah
fraternitas
berilmu
adalah
dan
persaudaraan.
Pertama, dalam dunia pendidikan tentu kita tidak dapat hidup sendiri kita hidup karena Tuhan, hal ini yang perlu disadari bahwa dari manakah kita. Kedua, Tuhan telah memberikan
akal
budi
maka,
kehidupan ini kita harus mengisi dengan ilmu pengetahuan jika ilmu itu tidak diisi atau dikembangkan maka akan mati. Manusia tidak bisa hidup adalah
sendiri
karena
makhluk
manusia
sosial
maka
fraternitas ini sangat penting dalam perkembangan
kepribadian
seseorang. Untuk itu, ketiga kata ini tidak
dapat
dipisahkan
dari
kehidupan manusia. 5.
Sejauhmana bapak/ibu
pemahaman Santo Yohanes Bosco merupakan tentang
Santo
salah satu tokoh pendidik, yang memiliki semangat yang luar biasa.
Yohanes Bosco yang menjadi
Di
mana
beliau
selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
pelindung sekolah?
memperhatikan
pada
anak-anak
muda dan terutama bagi mereka yang
kurang
mampu,
kurang
mampu dalam hal akademik dengan semangat ini, maka Yohanes Bosco menjadi tokoh yang patut diteladani oleh orang-orang salah satunya kongregasi
Frater
CMM
mengambil nama Yohanes Bosco sebagai pelindung yayasan dan persekolahan. Semangat Yohanes Bosco ini juga mendorong kami khususnya keluarga besar SD Frater Don
Bosco
Manado,
ketika
melakukan kegiatan tentu kami selalu berpedoman pada semangat Yohanes Bosco. Di mana guru dituntut
untuk
anak-anak
yang
memperhatikan kurang
dalam
akademik. Jadi guru tidak hanya mengajar
tetapi
semangat
pelayanan yang tulus kepada anakanak
serta
tulus
menjalankan
profesi sebagai seorang guru. 6.
Bagaimana
peran/partisipasi Banyak
peran
yang
sudah
siswa, guru dan orangtua dalam ditunjukkan oleh siswa. Di mana, rangka sekolah?
untuk
memajukan banyak siswa yang mengikuti eveneven atau perlombaan. Banyak keberhasilan yang diraih oleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
baik di tingkat kecamatan, kota, nasional bahkah
maupun pada
internasional
bulan
Agustus,
menjadi juara dua lomba pidato internasional di Jepang. Kedua peran orangtua pada umumnya sangat memberi perhatian pada pendidikan
anak-anak.
Keberhasilan tidak hanya dari siswa dan guru saja tetapi motivasi dan peran
dari
berpengaruh.
orangtua
sangat
Kedisiplinan
itu
sangat didukung oleh orangtua di mana orangtua sangat yakin karena peran
guru di
sekolah sangat
mendukung kualitas pendidikan di sekolah.
Guru
tidak
sebatas
mengajar, tetapi guru juga menjadi orangtua di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 Lampiran 5 Silabus Pembelajaran SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan
: SD Frater Don Bosco Manado
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: IV/II
Standar Kompetensi : 10. Kerusakan lingkungan alam, dan pengaruhnya pada erosi, abrasi, banjir dan longsor. 10.2 Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor)
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pengalama
Alokasi
n belajar
Waktu
4JP
Kognitif/Com
Penilaian Jenis
Bentuk
Contoh
Tagihan
instrumen
instrumen
Tes tertulis, Tes tertulis, Soal dan proyek.
petence Siswa
Sumber/ Bahan/ Alat
isian Sumber:
tes praktek, dan check list -
Sumantoro &
(unjuk
proyek
Dodo
kerja),
dan berkala/rubri
10.
10.2
10.1.1
Memahami
Mendeskripsik
Menyebutkan
bersama
performance
perubahan
an
kerusakan
guru
atau kinerja
lingkungan di
melihat
Pengetahuan
fisik
cara
dan pencegahan
k
Hermana. 2009.
Ayo
Belajar Ilmu
pengaruhnya
kerusakan
sekitar rumah
langsung
Alam
IPA
terhadap
lingkungan
dan sekolah
lingkunga
Kelas
IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 daratan
(erosi, banjir longsor)
abrasi,
n
dan 2.1.2
sekitar
Kanisius:
sekolah
Menjelaskan faktor-faktor
(Konteks) Siswa
Yogyakarta -
Salam, Rachmadi
penyebab
melihat
Achirul
kerusakan
video
Suyitno. 2009.
lingkungan
terkait
yang
faktor
disebabkan
terjadinya
oleh
banjir dan
manusia
dan alam.
longsor. (pengala man)
1.2.1
Siswa
Menjelaskan
diminta
cara-cara
untuk
pencegahan
mendemo
kerusakan
nstrasikan
lingkungan
terjadinya banjir dan longsor dengan
IPA
&
Ilmu
Pengetahuan Alam. Yuddhi Tira:Bogor
Alat : - Lapisan
tanah
biasa,
tanah
berumput sedikit,
tanah
berumput banyak,
3
balok, 3 kotak, air dan gayung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 mengguna Afektif
kan media
/Conscience
yang sudah
10.1.1
disiapkan.
Menunjukkan
(pengala
sikap
man)
jujur
yang
dalam Siswa
menyebutkan
memberik
faktor-faktor
an
penyebab
pendapat
terjadinya
terkait
kerusakan
akibat
lingkungan
terjadinya banjir dan
10.2.1
longsor
Menjaga
terhadap
lingkungan
kehidupan
sekitar rumah
lingkunga
dan sekolah
n sekitar
10.2.2
(refleksi)
Membantu
Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 teman
dalam
menanam
berdiskusi
sebuah
kelompok
pohon kesukaan
Psikomotorik
di pot atau
/Compassion
polibek sebagai
10.3.1
salah satu
Memberikan
bentuk
penjelasan
cara
faktor-faktor
menjaga
penyebab
kerusakan
terjadinya
lingkunga
kerusakan
n
lingkunga
(aksi)
sekitar
yang sibabkan Siswa oleh
manusia
dan
alam
mengerjak an
soal
dengan bahasa
latihan
yang baik dan
yang
benar.
dibagikan oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 (evaluasi) 10.3.2 Memperagaka n
proses
terjadinya abrasi,
erosi,
banjir
dan
longsor dengan menggunakan media.
R e f l e k s i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SD Frater Don Bosco Manado
Kelas/Semester
: IV/II
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (4jp)
A. Standar kompetensi 10 Kerusakan lingkungan alam, dan pengaruhnya pada erosi, abrasi, banjir dan longsor. B. Kompetensi Dasar 10.2 Mendiskripsikan Cara mencegah kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir dan longsor) C. Indikator Kognitif 10.2.1
Menyebutkan faktor-faktor terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan alam
10.2.2
Menjelaskan faktor-faktor terjadinya kerusakan lingkungan sekitar
10.2.3
Menjelaskan cara-cara pencegahan kerusakan lingkungan
Afektif 10.2.4
Menunjukkan sikap yang jujur dalam menyebutkan faktor-faktor terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan alam.
10.2.5
Menjaga lingkungan di sekitar rumah dan sekolah
Psikomotorik 10.2.6
Memberikan penjelasan tentang faktor-faktor terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia dengan bahasa yang baik dan benar.
10.2.7
Memperagakan proses terjadinya erosi, abrasi, tanah longsor dan banjir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
D. Tujuan Pembelajaran Kognitif 10.1.1 Siswa mampu menyebutkan minimal 2 faktor terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan alam 10.1.2 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan alam. 10.1.3 Siswa mampu menjelaskan cara-cara untuk mencegah kerusakan lingkungan
Afektif 10.1.4 Siswa mampu berkata jujur dalam menyebutkan minimal 2 faktor penyebab terjadinya kerusakan lingkungan.
10.1.5 Siswa mampu menjaga lingkungan sekitar rumah dansekolah Psikomotorik 10.1.6 Siswa mampu memberikan penjelasan terjadinya angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang air laut dengan bahasa yang baik dan benar. 10.1.7 Siswa mampu memperagakan proses terjadinya erosi, abrasi, tanah longsor dan banjir C.
Materi Pembelajaran Bumi dan alam semesta
D.
Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan
: CTL
2. Model
: Demonstrasi
3. Metode Pembelajaran : Ceramah,diskusi, tanya jawab, pengamatan, penugasan dan aksi E.
Media, Alat/Bahan, dan Sumber Pembelajaran Media
: Lingkungan sekitar anak, laptop, gambar kerusakan
lingkungan. Alat
: 3 buah nampan, lapisan tanah biasa, lapisan tanah
berumput sedikit, lapisan tanah berumput banyak, 3 buah balok, air secukupnya, aqua gelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Sumber Belajar : 1. Salam, Rachmadi Achirul & Suyitno. 2009. IPA Ilmu Pengetahuan Alam. Yuddhi Tira:Bogor 2. Sumantoro
&
Dodo
Hermana.
2009.
Ayo
Belajar
Pengetahuan Alam IPA Kelas IV. Kanisius: Yogyakarta.
Ilmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
F.
Kegiatan Pembelajaran 1
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi waktu
1. Guru membuka kegiatan belajar dengan salam, doa, dan absensi.
Pendahuluan
10 menit
2. Membuat kesepakatan belajar antara guru dan siswa di dalam kelas 3. Guru membuka pelajaran dengan bernyanyi Apersepsi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari.
Guru mengajak siswa untuk mengamati lingkungan di sekitar sekolah.
Tanya
jawab
lingkungan
tentang
yang
terjadi
kerusakan di
sekitar
lingkungan siswa. Bagaimana keadaan lingkungan di rumah kamu? Siswa menyebutkan kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar rumah dan sekolah. Eksplorasi 1. Guru menjelaskan faktor-faktor penyebab Kegiatan Inti
terjadinya
kerusakan
pengaruhnya
lingkungan
terhadap
dan
daratan
menggunakan PPT. 2. Guru menjelaskan pengaruh kerusakan lingkungan terhadap lingkungan sekitar 3. Guru
menjelaskan
cara
mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
terjadinya kerusakan lingkungan
130 menit
Elaborasi 4. Siswa mengerjakan LKS secara mandiri dengan cara mengamati gambar-gambar faktor keruakan lingkungan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan 5. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas 6. Siswa bersama guru memperhatikan dengan cermat dan memberi tanggapan. 7. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil kerja siswa 8. Siswa mengumpulkan hasil kerjanya di meja guru. 9. Guru
menjelaskan
cara-cara
untuk
mencegah kerusakan lingkungan. 10. Siswa dibagi dalam 3 kelompok, A, B dan C setiap kelompok terdiri atas 8 siswa. 11. Guru membagi lembar kerja dan media berupa nampan A, B dan C, tanah biasa, tanah berumput sedikit dan tanah berumput banyak, air, aqua gelas dan 3 buah balok penyangga
nampan
kepada
setiap
kelompok. Lihat pada lampiran kegiatan 12. Guru menjelaskan cara memperagakan proses terjadinya abrasi, erosi, banjir dan longsor dengan menggunakan media. 13. Siswa memperagakan proses terjadinya abrasi, erosi, tanah longsor dan banjir dengan menggunakan media di luar kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
14. Setelah
memperagakan,
masing-masing
kelompok mengerjakan LKS yang sudah dibagikan 15. Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi di depan kelas. 16. Siswa yang lain mendengarkan dengan cermat 17. Siswa dan guru membahas bersama hasil simulasi dari masing-masing kelompok terkait
terjadinya
erosi,
abrasi,
tanah
longsor dan banjir. Konfirmasi 18. Guru memberikan peneguhan dan apresiasi mengenai
proses
diskusi,
presentasi,
simulasi dan tanya jawab yang dilakukan oleh
siswa
dalam
kelompok
tentang
kerusakan lingkungan. 19. Tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami siswa 20. Siswa
dibimbing
untuk
membuat
kesimpulan mengenai hasil diskusi yang telah dilakukan dalam kelompok Kegiatan
1.
Guru
bersama
siswa
menyimpulkan
tentang materi yang sudah dipelajari.
Penutup 2.
Siswa
merangkum
kegiatan
materi
pelajaran melalui tanya jawab dengan guru. Refleksi 3.
Siswa merefleksikan hasil pembelajaran IPA hari ini tentang:
10 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
a. Bagaimana perasaan
kalian setelah
menerima pembelajaran hari ini? b. Apakah ada kesulitan yang kamu dapatkan? Aksi 1. Guru
memberikan
PR
kepada
siswa.
Sebagai aksinya adalah masing-masing siswa akan menanam 1 pohon kesukaan di pot atau polibek di rumah. 2. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam 3. Siswa beristirahat.
G.
Penilaian Teknik Penilaian : a. Penilaian proses b. Penilaian produk
Instrument penilaian a. Penilaian proses -
Lembar pengamatan
b. Penilaian hasil belajar -
Lembar Penilaian Produk
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Kelas IV
Fr. Yasintus Seran, CMM, S.Pd
Oktofianus Leki Taek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
LAMPIRAN MATERI
1.
Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Lingkungan
A. Faktor-faktor Alam 1. Perubahan Iklim: a. Hujan Indonesia mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Di musim penghujan curah hujan sangat tinggi sedangkan di musim kemarau curah hujan kecil bahkan tidak ada. Hujan sangat dibutuhkan oleh petani karena pada saat musim hujan para petani menanam sawahnya. Namun, jika hujan turun dengan lebat terusmenerus dapat mengakibatkan bencana banjir, tanah longsor. Banjir dapat merusak tanaman sehingga gagal panen.
b. Angin Daratan yang terkena angin topan maka lingkungan akan mengalami kerusakan seperti pohon-pohon yang tercabut atau tumbang dan banyak bangunan yang runtuh. Angin yang kencang dapat mengikis daratan yang dilaluinya. Tanah dan bebatuan dapat terkikis oleh angin. Batuan yang terkikis oleh angin dapat berubah menjadi batuan yang berlubang-lubang, sehingga batuan berbentuk seperti jamur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
c.
Cahaya Matahari Cahaya matahari pun dapat membakar pepohonan atau rerumputan yang
kering. Sehingga terjadilah kebakaran hutan. Daratan yang tadinya hijau ditumbuhi pepohonan yang rindang, kemudian berubah menjadi daratan yang gundul dan tandus.
d. Gelombang Air Laut Gelombang laut kadang-kadang berupa gelombang yang sangat besar. Gelombang besar dapat mengubah kenampakan daratan. Pengikisan pantai oleh ombak dan gelombang laut disebut abrasi.
B. Faktor-faktor Manusia 1.
Pengrusakan hutan/penebangan pohon-pohon
2.
Pembakaran lahan
3.
Pertambangan
4.
Pencemaran zat-zat kimia
5.
Praktek bertani yang salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
2.
Upaya Pencegahan Kerusakan Lingkungan
Lingkungan kita telah banyak mengalami kerusakan. Kerusakan lingkungan memberikan dampak negatif terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu, diperlukan cara-cara mengatasi kerusakan lingkungan sebagai berikut :
1. Reboisasi atau penghijauan
2. Mencegah penebangan liar
3. Membuat saluran air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
4. Membuang sampah pada tempatnya
5. Menjaga kebersihan sekitar aliran sungai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
LAMPIRAN PENILAIAN 1. Competence/Kognitif Indikator
10.2.1
Menyebutkan
faktor-faktor
terjadinya
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan alam 10.2.2
Menjelaskan
faktor-faktor
terjadinya
kerusakan lingkungan sekitar 10.2.3
Menjelaskan
cara-cara
pencegahan
kerusakan lingkungan Teknik Penilaian
Teknik tertulis
Instrumen
Mengamati gambar dan menjawab soal
1. Amatilah gambar-gambar di bawah ini !
Gambar 1.1 diambil dari:
https://www.google.com/search?q=membuang+sampah&client=firefoxb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjIsIP01sjSAhUKnZQKHTZyAXkQ_ AUICCgB&biw=1366&bih=657
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
2.
Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengalamanmu!
Pernahkah kamu melihat gambar-gambar tersebut?
Di manakah kamu melihat gambar-gambar tersebut?
Berikan tanggapan kamu terhadap gambar-gambar tersebut?
Apa yang akan kamu buat ketika melihat gambar-gambar tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Pedoman Penskoran
2. Afektif 10.2.4
Indikator
Menunjukkan sikap yang jujur dalam menyebutkan
faktor-faktor
terjadinya
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan alam. 10.2.5
Menjaga lingkungan di sekitar rumah dan sekolah
Teknik Penilaian
Observasi
Instrumen
Centangan
Lembar Pengamatan Sikap: Berilah tanda check list () pada kolom yang sesuai dengan sikap dalam mengerjakan
tugas
dalam
kelompok
selama
proses
pembelajaran
berlangsung, dengan skala 1-4.
Perilaku yang diamati
No.
Nama Peserta Didik
Tanggung Kerja sama dalam jawab dalam kelompok kelompok 1
1. 2.
2
3
4
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Dst.
3. Psikomotorik Indikator
10.2.6
Memberikan penjelasan tentang faktorfaktor terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia dengan bahasa yang baik dan benar.
10.2.7
Memperagakan proses terjadinya erosi, abrasi, tanah longsor dan banjir.
Teknik Penilaian
Performance atau kinerja
Instrumen
Tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
LKS KELOMPOK
Media, alat dan sumber belajar: 1. Lapisan tanah biasa 2. Lapisan tanah berumput sedikit 3. Lapisan tanah berumput banyak 4. 3 kotak (nampan) 5. 3 balok/bata 6. Air secukupnya 7. Gayung/gelas aqua
Ayo lakukan dalam kelompokmu!
1. Sediakan tiga jenis lapisan tanah, yaitu lapisan tanah tampa rumput kelompok A, lapisan tanah dengan rumput sedikit kelompok B, dan lapisan tanah dengan banyak rumput kelompok C. 2. Letakkan masing-masing lapisan tanah dengan nampan 3. Letakkan ketiga nampan tersebut di atas kayu/batu bata penyangga sehingga nampan menjadi miring. 4. Ketua kelompok mengutus 2 orang dari masing-masing kelompok A, mengamati kegiatan di kelompok B dan C, kelompok B mengamati kelompok A dan C dan kelompok C mengamati kelompok A dan B lalu mencatat hasil percobaannya. 5. Tuanglah air satu sampai dua kali menggunakan gelas aqua. Amati apa yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Diskusikan dalam kelompok!
Setelah melakukan percobaan proses terjadinya, erosi, tanah longsor, abrasi dan banjir dalam kelompokmu, sekarang isilah hasil pengamatan kelompokmu dalam tabel di bawah ini! No
Hal yang diamati
1
Kecepatan aliran air
2
Warna air tampungan
3
Jumlah air tampungan
4
Endapan lumpur
Keadaan masing-masing tanah A
B
C
Jawablah pertanyaan di bawah ini !
No
Pertanyaan
Di tanah mana air mengalir 1.
paling deras?
Di tanah mana air tampungan 2.
paling banyak?
Di mana lumpur yang 3.
diendapkan paling banyak?
Jawaban Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Apa yang dapat kamu simpulkan dari hasil kegiatan ini?
4.
Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai dengan kegiatan simulasi proses terjadinya erosi, abrasi, tanah longsor dan banjir pada tabel yang tersedia!
Nilai
No
Pernyataan
1.
Siswa sangat mampu memperagakan proses terjadinya
1
banjir
dengan
memperhatikan
petunjuk pada LKS dengan lengkap. 2.
Siswa mampu memperagakan proses terjadinya banjir dengan memperhatikan sebagian petunjuk pada LKS.
3.
Siswa cukup mampu mampu memperagakan proses terjadinya banjir dengan memperhatikan sebagian petunjuk pada LKS.
4.
Siswa tidak mampu memperagakan proses terjadinya banjir dengan tidak memperhatikan petunjuk pada LKS.
Pedoman Penskoran
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Jawaban LKS A.
Hasil pengamatan percobaan.
NO
Keadaan masing-masing tanah
Hal yang diamati
A
B
C
1
Kecepatan aliran air
Cepat
Sedang
Lambat
2
Warna air tampungan
Coklat tua
Coklat
Coklat muda
3
Jumlah air tampungan
Banyak
Sedang
Sedikit
4
Endapan lumpur
Banyak
Sedang
Sedikit
B.
Pertanyaan: 1.
Air mengalir paling deras adalah di tanah bagian A
2.
Air tampungan paling banyak dari hasil percobaan adalah bagian A
3.
Lumpur yang diendapkan lebih banyak adalah di tanah bagian A
4.
Kesimpulan dari hasil percobaan adalah: Semakin banyak pepohonan yang ditanam pada permukaan tanah, maka kemungkinan kecil akan menyebabkan tanah longsor, banjir dan abrasi hal ini yang ditunjukkan pada nampan bagian B dan C. sebaliknya ketikan permukaan tanah tidak ditumbuhi oleh pepohonan maka akan mengakibatkan banjir, tanah longsor dan abrasi serta airnya menjadi keruh atau kotor hal ini ditujukkan pada nampan tanah bagian A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
Lampiran 7 Hasil Validasi Pakar Pembelajaran IPA
RUBRIK PENILAIAN VALIDATOR Untuk menilai kelayakan modul, peneliti menggunakan skala 4 yang merupakan alternatif model dari skala Likert. Adapun rentang skala yang digunakan sebagai berikut : 4 sangat baik, 3 baik, 2 tidak baik, 1 sangat tidak baik.
No
Komponen yang dinilai
Skor
Perumusan Indikator
1
2
3
1.
Kesesuaian dengan standar kompetensi
1
2.
Kesesuaian dengan kompetensi dasar
1
3.
Kesesuaian
dengan
nilai
4
1
competence/pengetahuan 4.
Kesesuaian dengan nilai conscience/afeksi
5.
Kesesuaian
dengan
1 nilai
1
compassion/psikomotorik Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai 1
2
3
4
peserta didik 6.
Kesesuaian dengan indikator
7.
Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek
1 1
Audience, Behaviour, Condition, dan Degree 8.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
Pemilihan
dan
Pengorganisasian
1
Materi 1
2
3
4
3
4
Pembelajaran 9.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
1
10
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
1
11.
Keruntutan uraian materi ajar
1
Pemilihan Media dan Sumber Belajar
1
2
12.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
1
13.
Kesesuaian dengan materi pembelajaran
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
14.
Kesesuaian dengan pendekatan kontekstual
1
15.
Keseuaian dengan karakteristik peserta didik
1
Skenario / Kegiatan Pembelajaran 16.
1
2
Keruntutan kegiatan pembelajaran. Apersepsi,
3
4
1
eksplorasi, elaborasi, konfirmasi 17.
Kesesuaian
kegiatan
pembelajaran
dengan
1
dengan
1
pendekatan kontekstual 18.
Kesesuaian
kegiatan
sistematika/keruntutan materi pembelajaran 19.
Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan,
1
kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan cakupan materi dan tingkat pemahaman siswa Rancangan Penilaian Autentik 20.
1
2
Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen
3
4
1
pencapaian kompetensi Jumlah Jumlah x Skala Penilaian
0
9
9
2
18
27
8
Jumlah Total
53
Rerata (Jumlah total:jumlah item)
2,65
Kategori
“Baik”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Lampiran 8 Hasil Validasi Guru IPA Kelas IV INSTRUMEN VALIDASI KUALITAS RPP PENDIDIKAN EMANSIPATORIS PADA PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN SEMANGAT SANTO YOHANES BOSCO UNTUK SISWA SD KELAS IV PETUNJUK: Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai kualitas RPP pendidikan emansipatoris pada mata pelajaran IPA berdasarkan semangat Santo Yohanes Bosco untuk siswa SD kelas IV dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom di bawah bilangan 1, 2, 3, atau 4 serta memberikan komentar sesuai dengan pendapat Anda pada kolom yang telah tersedia! Keterangan: 1: Kurang baik, 2: Cukup baik, 3: Baik, 4: Sangat baik No
Komponen yang dinilai
Skor
Perumusan Indikator
1
2
3
4
1.
Kesesuaian dengan standar kompetensi
1
2.
Kesesuaian dengan kompetensi dasar
1
3.
Kesesuaian
dengan
nilai
1
competence/pengetahuan 4.
Kesesuaian dengan nilai conscience/afeksi
5.
Kesesuaian
dengan
1 nilai
1
compassion/psikomotorik Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai 1
2
3
4
peserta didik 6.
Kesesuaian dengan indikator
1
7.
Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek
1
Audience, Behaviour, Condition, dan Degree 8.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
Pemilihan Pembelajaran
dan
Pengorganisasian
Materi 1
1 2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
9.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
1
10
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
1
11.
Keruntutan uraian materi ajar
1
Pemilihan Media dan Sumber Belajar
1
2
3
4
12.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
1
13.
Kesesuaian dengan materi pembelajaran
1
14.
Kesesuaian dengan pendekatan kontekstual
1
15.
Keseuaian dengan karakteristik peserta didik
1
Skenario / Kegiatan Pembelajaran 16.
1
2
3
Keruntutan kegiatan pembelajaran. Apersepsi,
4
1
eksplorasi, elaborasi, konfirmasi 17.
Kesesuaian
kegiatan
pembelajaran
dengan
1
dengan
1
pendekatan kontekstual 18.
Kesesuaian
kegiatan
sistematika/keruntutan materi pembelajaran 19.
Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan,
1
kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan cakupan materi dan tingkat pemahaman siswa Rancangan Penilaian Autentik 20.
1
2
3
Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen
4
1
pencapaian kompetensi Jumlah
0
0
11
8
Jumlah x Skala Penilaian
0
0
33
32
Jumlah Total
65
Rerata (Jumlah total:jumlah item)
3,25
Kategori
“Baik”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Lampiran 9 Lembar Validasi Guru IPA Kelas VI
INSTRUMEN VALIDASI KUALITAS RPP PENDIDIKAN EMANSIPATORIS PADA PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN SEMANGAT SANTO YOHANES BOSCO UNTUK SISWA SD KELAS IV PETUNJUK: Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai kualitas RPP pendidikan emansipatoris pada mata pelajaran IPA berdasarkan semangat santo Yohanes Bosco untuk siswa SD kelas IV dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom di bawah bilanagan 1, 2, 3, atau 4 serta memberikan komentar sesuai dengan pendapat Anda pada kolom yang telah tersedia! Keterangan: 1: Kurang baik, 2: Cukup baik, 3: Baik, 4: Sangat baik No
Komponen yang dinilai
Skor
Perumusan Indikator
1
2
3
4
1.
Kesesuaian dengan standar kompetensi
1
2.
Kesesuaian dengan kompetensi dasar
1
3.
Kesesuaian
dengan
nilai
1
competence/pengetahuan 4.
Kesesuaian dengan nilai conscience/afeksi
5.
Kesesuaian
dengan
1 nilai
1
compassion/psikomotorik Uraian tujuan pembelajaran yang akan dicapai 1
2
3
4
peserta didik 6.
Kesesuaian dengan indikator
1
7.
Kesesuaian perumusan tujuan dengan aspek
1
Audience, Behaviour, Condition, dan Degree 8.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
Pemilihan Pembelajaran
dan
Pengorganisasian
Materi 1
1 2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
9.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
1
10
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
1
11.
Keruntutan uraian materi ajar
1
Pemilihan Media dan Sumber Belajar
1
2
3
4
12.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
1
13.
Kesesuaian dengan materi pembelajaran
1
14.
Kesesuaian dengan pendekatan kontekstual
1
15.
Keseuaian dengan karakteristik peserta didik
1
Skenario / Kegiatan Pembelajaran 16.
1
2
3
Keruntutan kegiatan pembelajaran. Apersepsi,
4
1
eksplorasi, elaborasi, konfirmasi 17.
Kesesuaian
kegiatan
pembelajaran
dengan
1
dengan
1
pendekatan kontekstual 18.
Kesesuaian
kegiatan
sistematika/keruntutan materi pembelajaran 19.
Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan,
1
kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan cakupan materi dan tingkat pemahaman siswa Rancangan Penilaian Autentik 20.
1
2
3
Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen
4 1
pencapaian kompetensi Jumlah
0
0
9
11
Jumlah x Skala Penilaian
0
0
27
44
Jumlah Total
67
Rerata (Jumlah total:jumlah item)
3,35
Kategori
“Baik”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
Lampiran 10 Hasil Wawancara 10 Siswa Kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pembelajaran IPA dan Guru Pelajran IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Lampiran 11 Refleksi Siswa Kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Lampiran 12 Instrumen Validasi Pengembangan RPP untuk pakar pembelajaran IPA, dan guru IPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
Lampran 14 Surat Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
LAMPIRAN DOKUMEN KEGIATAN BELAJAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
Observasi proses pembelajaran di kelas
Observasi di Luar Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan
Siswa mendengarkan penjelasan tentang cara mensimulasikan proses terjadinya banjir, longsor dan abrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
Siswa berdiskusi dalam kelompok tentang hasil simulasi yang telah dilakukan oleh kelompok
Siswa Menonton Video tentang Banjir yang terjadi di Manado tahun 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Siswa Mengisi Kuesioner Wawancara
Siswa Kelas IV B SD Frater Don Bosco Manado
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Lampiran 15: Biodata Penulis BIODATA PENULIS Oktofinaus Leki Taek merupakan anak ketiga dari pasangan Leonardus Taek dan Belandina Teu. Peneliti lahir di Lelowai (NTT) 07 Mei 1988. Peneliti menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Inpres Hedanfehan lulus pada tahun 2002. Peneliti melanjutkan pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama di SMP Katolik Diakui Minanga Tana Toraja-Sulawesi Selatan tamat pada tahun 2005. Pendidikan Sekolah Menengah Atas peneliti menempuh di SMAN 1 Mengkendek Tanah Toraja Sulawesi Selatan tamat pada tahun 2008. Selanjutnya tahun 2008, peneliti melanjutkan pendidikan untuk masuk sebagai Postulan Frater CMM di Manado-Sulawesi utara. Tahun 2009 masuk Novisit I di Tomohon dan tahun 2010 masuk di tahun novisiat II di Pematang SiantarSumatera Utara. Pada tahun 2011 peneliti bertugas di Balige Sumatera Utara untuk mendampingi anak asrama putera SMP, dan SMA. Tahun 2012 peneliti bertugas di pulau Nias-Sumatera Utara sebagai staf asrama putera SMP dan SMA, sekaligus peneliti diminta untuk mengajar musik di TK Cendrawasih yang dikelola oleh para suster SCMM selama satu tahun. Pada tahun 2013 peneliti melanjutkan kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama menjalankan tugas sebagai mahasiswa, banyak hal dan pengalaman yang telah peneliti peroleh, khususnya mengikuti kepanitian di kampus seperti mengikuti seminar, kegiatan PPKM 1 dan 2, menjadi anggota HMPS PGSD pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
tahun 2014 sebagai seksi kerohanian, sebagai ketua bidang umum INFISA 2015 dan masih banyak kegiatan yang diikuti oleh peneliti. Kegiatan di luar kampus seperti, pengurus KEVIN Yogyakarta 2014-2016, pengurus di lingkungan Maria Karmel sebagai ketua PSE tahun 2015-2017. Semua pengalaman ini merupakan penglaman yang sangat berharga bagi peneliti untuk selanjutnya khususnya sebagai guru di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar.