PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PENDIDIKAN EMANSIPATORIS UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS IIIB DI SDN PERUMNAS CONDONGCATUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Dedy Anggit Harjanto NIM : 131134216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PENDIDIKAN EMANSIPATORIS UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS IIIB DI SDN PERUMNAS CONDONGCATUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Dedy Anggit Harjanto NIM : 131134216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk: 1. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan kasih sayang dalam berbagai cara, perhatian yang tak pernah henti, dan didikannya sehingga penulis mampu menyandang gelar sarjana pendidikan. 2. Kakak dan adikku yang selalu memberi dukungan dan mendoakan penulis. 3. Teman-teman satu payung penelitian yang selalu membantuku dalam menyusun karya ini. 4. Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS PENDIDIKAN EMANSIPATORIS UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS IIIB DI SDN PERUMNAS CONDONGCATUR
Dedy Anggit Harjanto Universitas Sanata Dharma 2017 Pengajaran lingkungan sehat pada usia dini sangatlah penting, guna menanamkan sikap peduli lingkungan pada anak. Permasalahannya pengajaran lingkungan sehat di kelas IIIB SDN Perumnas Condongcatur masih sangat minim dilakukan, bahkan jika adapun hanya sebatas pelajaran biasa. Pendidikan emansipatoris adalah salah satu solusi untuk pengajaran lingkungan sehat pada anak karena pendidikan ini dapat memberdayakan siswa dan mampu memenuhi kebutuhan perkembangan siswa. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk mengembangka bahan pembelajaran yang berbasis pendidikan emansipatoris, yaitu modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (reseach and development). Penelitian ini menggunakan 5 langkah pengembangan bahan menurut Tomlinson yang diadaptasi dan telah dimodifikasi, yaitu meliputi: (1) analisis kebutuhan, (2) desain produk, (3) validasi, (4) revisi, (5) implementasi, dan (6) evaluasi. Pada modul yang dikembangkan oleh peneliti merupakan salah satu bahan ajar yang dikemas secara utuh dan didalamnya memuat tujuan pembelajaran, materi belajar, dan evaluasi. Modul ini disusun dan disesuaikan dengan sembilan prinsip pengembangan bahan menurut tomlinson, yaitu (1) Materials should achieve impact, (2) Materials should help learners to develop confidence, (3) What is being taught should be perceived by learners as relevant and useful, (4) Materials should require and facilitate learner self-investment, (5) Materials should take into account that learners differ in learning styles, (6) Materials should take into account that learners differ in affective attitudes, (7) Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual, aesthetic and emotional involvement which stimulates both right and left brain activities, (8) Materials should not rely too much on controlled practice, dan (9) Materials should provide opportunities for outcome feedback. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk berupa modul berdasarkan hasil validasi dari siswa diperoleh skor 4,3. Skor tersebut dikategorikan “sangat baik”, sehingga modul ini layak untuk digunakan. Serta dampak penggunaan produk berupa modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris ini dapat membuat siswa menjadi berani bertukar pendapat dengan guru maupun teman sekelas (mempertanyakan sistem), membuat siswa tertarik dan memacu rasa ingin tahu siswa dalam kegiatan pembelajaran (kesadaran kritis), membuat siswa belajar secara mandiri dan terlibat aktif dalam pembelajaran , dan dapat menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur (humanisasi).
Kata kunci : pengembangan, modul, pendidikan emansipatoris, sikap peduli lingkungan.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE DEVELOPMENT OF EMANCIPATORY EDUCATION-BASED NATURAL SCIENCES LEARNING MODULE TO CULTIVATE ENVIRONMENTAL CONCERN IN STUDENTS OF CLASS IIIB IN SDN PERUMNAS CONDONGCATUR
Dedy Anggit Harjanto Sanata Dharma University 2017 It’s important to teach healthy environment to young children to cultivate environmental care in them. The problem was healthy environment lesson in class IIIB of SDN Perumnas Condongcatur was lacking, only existing as normal lesson. Emancipatory education is one of the solutions to teach healthy environment to children because it empower students and can meet student’s developmental needs. Therefore, the researcher was motivated to develop emancipatory education-based lesson material, which was emancipatory education-based natural sciences learning module to developt environmental concern in students of class IIIB in SDN Perumnas Condongcatur. The research type was research and development. This study used adapted and modified five material development steps of Tomlinson, i.e.: (1) requirement analysis, (2) product design, (3) validation, (4) revision, (5) implementation, and (6) evaluation. The module developed by the researcher was one of the learning materials packaged comprehensively, containing learning purpose, learning material, and evaluation. This module was formulated and adjusted with nine principles of material development by Tomlinson, i.e. (1) Materials should achieve impact, (2) Materials should help learners to develop confidence, (3) What is being taught should be perceived by learners as relevant and useful, (4) Materials should require and facilitate learner self-investment, (5) Materials should take into account that learners differ in learning styles, (6) Materials should take into account that learners differ in affective attitudes, (7) Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual, aesthetic and emotional involvement which stimulates both right and left brain activities, (8) Materials should not rely too much on controlled practice, and (9) Materials should provide opportunities for outcome feedback. The research result showed that the quality of the module product based on the students’ validation was a score of 4,3. The score was categorized as “very good”, so the module could be applied. The impact of using the emancipatory education-based natural sciences learning module was encouraging the students to discuss with teacher and classmates (asking about system), making the students interested and encouraging student’s curiosity in learning activity (critical awareness), making students study independently and be actively involved in lesson, and cultivating environmental concern in the students of class IIIB in SDN Perumnas Condongcatur (humanization).
Keywords : development, module, emancipatory education, environmental concern.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan dan karunianya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: PENGEMBANGAN
MODUL
PEMBELAJARAN
IPA
BERBASIS
PENDIDIKAN EMANSIPATORIS UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN
PADA
SISWA
KELAS
IIIB
DI
SDN
PERUMNAS
CONDONGCATUR, skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik tak lepas dari dukungan berbagai pihak melalui berbagai cara. Atas peran tersebut, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.
Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2.
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD
3.
Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.
4.
Eny Winarti, M.Hum., Ph.D. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan skripsi ini.
5.
Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech. selaku dosen pembimbingan II yang telah membimbing dan mendampingi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Mukija, S.Pd.SD. selaku kepala SDN Perumnas Condongcatur yang telah memberikan ijin penelitian di SD tersebut.
7.
Ferry Setiawan, S.Pd. selaku guru kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur yang membantu serta membimbing peneliti selama proses penelitian berlangsung.
8.
Para dosen selaku ahli yang telah memberikan kontribusi dalam penelitian ini.
9.
Siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur yang telah bekerja sama dengan baik selama proses penelitian.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................ viii ABSTRACT ......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xv DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 5 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................. 6 1.5 Spesifikasi Produk ................................................................................................. 6 1.6 Definisi Operasional .............................................................................................. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ..................................................................................................... . 9
2.1.1 Sekolah Dasar Negeri Perumnas Condongcatur .................................... 9 2.1.1.1 Latar Belakang Sekolah Dasar Negeri Perumnas Condongcatur ............................................................................. 9
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.2 Karakteristik Siswa Kelas IIIB .................................................10 2.1.2 Pendidikan Emansipatoris .....................................................................11 2.1.2.1 Humanisasi ...............................................................................11 2.1.2.2 Kesadaran Kritis .......................................................................11 2.1.2.3 Mempertanyakan Sistem ..........................................................12 2.1.4 Modul ....................................................................................................13 2.1.4.1 Pengertian Modul .....................................................................13 2.1.4.2 Karakteristik Modul ..................................................................13 2.1.4.3 Prinsip Modul ................................................................................ 17
2.1.6 Pembelajaran IPA .................................................................................19 2.1.7
IPA .....................................................................................................20 2.1.7.1 Hakikat IPA ..............................................................................20 2.1.7.2 Materi IPA tentang Lingkungan Sehat dan Lingkungan Tidak Sehat .........................................................................................21
2.1.8 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan .................................................22 2.1.9 Sikap Peduli Lingkungan ......................................................................23 2.1.10 Indikator Sikap Peduli Lingkungan ....................................................24 2.1.11 Wawancara Penggiat PSL ...................................................................25 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................................28 2.2.1 Penelitian yang Relevan tentang Modul ...............................................28 2.2.2 Penelitian yang Relevan tentang Sikap Peduli Lingkungan .................29 2.3 Kerangka Berpikir ...........................................................................................31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................32 3.2 Setting Penelitian ............................................................................................32 3.2.1 Tempat Penelitian .................................................................................32 3.2.2 Subjek Penelitian ..................................................................................33 3.2.3 Objek Penelitian ....................................................................................33 3.2.4 Waktu Penelitian ...................................................................................33 3.3 Prosedur Pengembangan .................................................................................34 3.4 Validasi ...........................................................................................................36
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................................37 3.5.1 Instrumen Analisis Kebutuhan ................................................................37 3.5.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli ......................................................38 3.5.3 Instrumen Implementasi ..........................................................................39 3.6 Teknik Pengumpulan Data ..............................................................................40 3.7 Teknik Analisis Data .......................................................................................40 3.7.1 Kuesioner Validasi Ahli Modul ..............................................................40 3.7.2 Observasi .................................................................................................41 3.7.3 Kuesioner (Angket) Validasi Siswa ........................................................41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan .........................................................................................43 4.1.1 Hasil Observasi Dokumen Kurikulum dan Pembahasan ........................43 4.1.2 Hasil Wawancara Siswa Kelas IIIB dan Pembahasan .............................45 4.2 Desain Modul Pembelajaran IPA Berbasis Pendidikan Emansipatoris ..........46 4.3 Data Hasil Validasi Modul dan Revisi Produk ...............................................52 4.4 Revisi Modul ...................................................................................................54 4.5 Implementasi ...................................................................................................55 4.6 Evaluasi ...........................................................................................................55 4.6.1 Data Hasil Observasi ...............................................................................55 4.6.2 Pembagian Kuesioner ..............................................................................56 4.7 Pembahasan .....................................................................................................57 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan .....................................................................................................64 5.2 Keterbatasan Penelitian ...................................................................................65 5.3 Saran ................................................................................................................65 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................67 LAMPIRAN .........................................................................................................68
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Prosedur Pengembangan Menurut Tomlinson .....................................31
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Siswa .................................................................34 Tabel 3.2 Pedoman Observasi ................................................................................34 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Validasi Modul ......................................................................35 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Modul ...................................................................36 Tabel 3.5 Klasifikasi Skor .....................................................................................37 Tabel 3.6 Klasifikasi Skor .....................................................................................38 Tabel 4.3 Skor Penilaian Instrumen Modul oleh Dosen Ahli ...............................39 Tabel 4.4 Komentar Terhadap modul oleh Ahli ....................................................... 53 Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Siswa .......................................................................54 Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siswa terhadap Kualitas Modul ...................................56 Tabel 4.6 Rekapitulasi Validasi Modul ................................................................64
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Sampul Modul ...................................................................................46 Gambar 4.2 Petunjuk Penggunaan Modul ............................................................47 Gambar 4.3 Materi ................................................................................................48 Gambar 4.4 Eksperimen ........................................................................................48 Gambar 4.5 Aksi Lingkungan Sehat .....................................................................48 Gambar 4.6 Panduan berksperimen ......................................................................49 Gambar 4.7 Kegiatan bereksperimen ....................................................................49 Gambar 4.8 Evaluasi .............................................................................................49 Gambar 4.8 Konten Modul ...................................................................................50 Gambar 4.9 Kegiatan Pengamatan ........................................................................51 Gambar 4.9 Uji Kompetensi .................................................................................52
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ..........................................................................73 Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian .............................................................. 74 Lampiran 3. Silabus ...............................................................................................75 Lampiran 4. RPP ....................................................................................................78 Lampiran 5. Validasi Produk dari Ahli IPA.........................................................104 Lampiran 6. Validasi Produk dari Ahli Bahasa ...................................................110 Lampiran 7. Lembar Instrumen Validasi Siswa ...................................................113 Lampiran 8. Presensi Kehadiran Siswa saat Uji Coba Produk ............................117 Lampiran 9. Lembar Dokumentasi Uji Coba Produk .........................................118 Lampiran 10. Curriculum Vitae ..........................................................................119
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk, dan (6) definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Lingkungan adalah tempat dimana unsur biotik dan unsur abiotik berada (Devi dan Anggraeni, 2008: 74-75). Unsur biotik merupakan makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Unsur abiotik merupakan benda tak hidup seperti air, udara, dan tanah. Kedua unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain. Keterkaitan keduanya menimbulkan hubungan timbal balik yang menciptakan sebuah ekosistem, dimana masing-masing unsur berperan penting dalam menjaga keseimbangannya. Contohnya ekosistem di danau, ikan memerlukan air dan gas oksigen untuk bernapas. Oksigen dapat diperoleh dari tumbuhan. Tumbuhan memerlukan air dan sinar matahari untuk hidup (Devi dan Anggraeni, 2008). Sehingga keseimbangan ekosistem dipengaruhi masing-masing unsur tersebut. Setiap unsur yang ada di lingkungan memiliki peran dan fungsinya masingmasing. Apabila salah satu unsur tersebut hilang atau salah satunya meningkat pesat, maka keseimbangan ekosistem akan hilang, dan berlanjut pada kerusakan lingkungan. Di sisi lain, makhluk hidup seperti manusia kurang menguntungkan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
bagi unsur lainnya, mereka tidak dapat menciptakan makanan tanpa adanya unsur yang lain. Manusia hanya memanfaatkan makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan sebagai pemenuh kebutuhan dan populasinya sangat banyak, sehingga mereka dapat mengurangi jumlah populasi makhluk yang lain. Saat ini kerusakan lingkungan banyak terjadi di berbagai daerah. Sebagian besar kerusakan lingkungan itu disebabkan oleh ulah manusia. Mereka sangat rakus dan sering memanfaatkan komponen lain di alam secara berlebihan. Teknologi canggih dan pebangunan yang dilakukan manusia juga ikut andil dalam perusakan lingkungan. Menurut Sudjoko, dkk (2013:6.22), kerusakan lingkungan dapat disebabkan oleh banyak faktor, secara umum kerusakan lingkungan disebabkan oleh, (1)Jumlah penduduk, (2)Konsumsi perkapita, (3)Dampak kerusakan per unit penggunaan sumber daya alam, yang berwujud sebagai jenis bahan sumber daya yang digunakan (dipilih) oleh manusia. Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Pak Gatot selaku aktivis di PSL, kerusakan lingkungan sendiri terjadi karena campur tangan manusia. Hal itu karena pemikiran seseorang sejak kecil. Pola pikir yang terbentuk sejak kecil seperti membuang sampah sembarangan lama kelamaan akan tumbuh membesar, dan dari situlah manusia mulai merusak lingkungan. Selain itu kerusakan lingkungan juga dapat terjadi karena banyaknya kebutuhan pada manusia yang diperlukan maka akan semakin banyak pula hasil alam yang diambil sehingga lingkungan menjadi tidak seimbang dan rusak. Beberapa contoh kejadian yang masih hangat atau masih segar dalam ingatan kita adalah kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera Selatan dan Kalimantan yang membuat ekologi bahkan nyawa manusia menjadi terancaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menanamkan sikap peduli lingkungan pada anak sejak dini. Sikap peduli lingkungan dapat diartikan sebagai upaya-upaya untuk melestarikan, mencegah dan memperbaiki lingkungan alam (Handayani, 2013). Sikap ini dapat diajarkan melalui pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya menanamkan sikap peduli lingkungan sejak dini, dan cara penanamannya hendaknya
sesuai dengan
pemahaman siswa dan latar belakang siswa. Namun kondisi tersebut tidak sesuai dengan fakta yang ada di SD N Perumnas Condongcatur. Hal itu dapat dilihat pada pengajaran sikap peduli lingkungan yang diajarkan melalui materi IPA secara umum. Selain itu poster-poster mengenai cinta lingkungan juga tidak tersedia, sehingga pegajaran sikap peduli lingkungan masih minim dilakukan. Untuk kelas IIIB khususnya, kebanyakan mereka adalah siswa masih kurang dalam hal kebersihan terutama kebersihan di kelas. Kadang-kadang setiap pagi, orang tua siswa yang mengantar ikut membantu membersihkan kelas, kalau tidak guru harus marah-marah agar siswa membersihkan kelas. Di sisi lain, berdasarkan wawancara yang saya lakukan, semua siswa kelas IIIB sudah tahu cara menjaga lingkungan yang benar dan cara merawat tanaman, misalnya seperti menyiram bunga dan membuang sampah pada tempatnya. Akan tetapi, praktik kegiatan tersebut masih kurang dilakukan. Hal itu disebabkan karena mereka belum tahu secara nyata pentingnya menjaga kesehatan lingkungan. Sehingga perlu diajarkan pada siswa pentingnya lingkungan yang sehat bagi kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Mengajarkan pentingnya lingkungan sehat pada siswa kelas IIIB ini sangat perlu untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada siswa, karena sikap tersebut dapat mencegah terjadinya tindakan perusakan lingkungan. Selain itu, cara yang digunakan dalam mengajarkannya juga bagian terpenting. Untuk itu perlu digunakan sebuah pendidikan yang mampu mempengaruhi cara berpikir siswa sekaligus dapat menarik perhatian siswa dan memenuhi kebutuhan perkembangan siswa. Pendididikan
emansipatoris
merupakan
pendidikan
yang
dapat
memberdayakan siswa dan mampu memenuhi kebutuhan perkembangan siswa, sehingga pendidikan ini akan menjadikan manusia secara utuh. Utuh yang dimaksudkan adalah memuat 3C berikut: competence, conscience, dan compassion (Suparjo,
2015:18-19).
Competence
berarti
menguasai
ilmu
pengetahuan/keterampilan sesuai bidangnya, conscience berarti mempunyai hatinurani yang dapat membedakan baik dan tidak baik, dan compassion berarti siswa mempunyai kepekaan untuk berbuat baik bagi orang lain yang membutuhkan, punya kepedulian pada orang lain terutama yang miskin dan kecil. Pendidikan ini juga dapat diterapkan dalam berbagai kurikulum atau dipadukan dengan berbagai model pembelajara, karena pendidikan emansipatoris ini adalah sebuah gaya belajar. Untuk itu peneliti menyusun sebuah modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur. Materinya dibatasi pada Standar Kompetensi “2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan”,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
khususnya pada Kompetensi Dasar “2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana proses pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB tahun ajaran 2016/2017? 1.2.2 Bagaimana kualitas modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB tahun ajaran 2016/2017? 1.2.3 Bagaimana dampak penggunaan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan
emansipatoris
terhadap
proses
belajar
siswa
pada
implementasi?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Mengembangkan
modul
pembelajaran
IPA
berbasis
pendidikan
emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB tahun ajaran 2016/2017. 1.3.2
Mengembangkan
modul
pembelajaran
IPA
berbasis
pendidikan
emansipatoris yang berkualitas sebagai alat belajar pentingnya lingkungan sehat di kelas IIIB tahun ajaran 2016/2017. 1.3.3 Mengetahui dampak modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris terhadap proses pembelajaran siswa pada implementasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi sekolah Sebagai pengetahuan baru mengenai cara mengajarkan pentingnya lingkungan sehat pada siswa. 1.4.2 Bagi guru Sebagai pengalaman atas keterlibatannya dalam mengembangkan dan menguji modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris. 1.4.3 Bagi Siswa Siswa dapat mempelajari pentingnya lingkungan sehat melalui modul ayo cintai lingkungan berbasis pendidikan emansipatoris, dan siswa juga dapat belajar secara mandiri. 1.4.4 Bagi peneliti Penelitian ini mampu memberikan pengalaman langsung kepada peneliti tentang tahap pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk siswa kelas III SD. Selanjutnya, peneliti juga memperoleh
wawasan
mengenai
pembelajaran
berbasis
pendidikan
emansipatoris.
1.5 Spesifik Produk Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berkut. 1. Produk yang dikembangkan berupa modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
2. Modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris diterapkan pada SD yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 3. Unsur-unsur modul disusun lengkap yang terdiri dari: a) Kata pengantar b) Daftar isi c) Petunjuk penggunaan modul d) Pendahuluan yang terdiri dari: 1) Latar belakang 2) Standar kompetensi 3) Kompetensi dasar 4) Indikator 5) Tujuan pembelajaran e) Kegiatan belajar I yang terdiri dari: 1) Tujuan 2) Materi tentang lingkungan sehat dan tidak sehat f) Kegiatan belajar II yang terdiri dari: 1) Tujuan 2) Materi tentang dampak lingkungan tidak sehat bagi kesehatan g) Kegiatan belajar III yang terdiri dari: 1) Tujuan 2) Kegiatan aksi lingkungan sehat h) Uji kompetensi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
i) Kunci jawaban j) Daftar pustaka 4. Modul disusun untuk menanamkan pada siswa kelas IIIB pentingnya lingkungan sehat.
1.6 Definisi Operasional 1.6.1 Modul merupakan bahan pembelajaran yang digunakan sebagai panduan belajar di mana di dalamnya memuat materi dan latihan soal. 1.6.2 Pembelajaran
merupakan
kegiatan
membelajarkan
siswa
dengan
mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar. 1.6.3 IPA merupaka ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam. 1.6.4 Pendidikan emansipatoris adalah pendidikan demokratis yang mampu memberdayakan pemahaman siswa dimana di dalam pembelajarannya terdapat unsur humanis, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem. 1.6.5 Sikap peduli lingkungan merupakan sikap yang diwujudkan dalam tindakan sehari-hari untuk melestarikan, memperbaiki, dan mencegah kerusakan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab dua ini akan diuraikan (1) Kajian Pustaka, (2) Kerangka Berpikir, dan (3) Hipotesis Penelitian. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Sekolah Dasar Negeri Perumnas Condongcatur 2.1.1.1 Latar Belakang Sekolah Dasar Negeri Perumnas Condongcatur SD Perumnas Condongcatur merupakan SD Negeri yang beralamat di Jalan Flamboyan No. 11 Perumnas Condongcatur. SD dengan luas tanah 4235 m2 ini berdiri pada tahun 1978. SD Negeri ini merupakan gabungan dari tiga SD, yaitu SD N Perumnas I, SD N Perumnas II, dan SD N Perumnas IV. Tiap kelasnya terdiri dari tiga ruang, yaitu A, B, dan C atau biasa disebut paralel. Jumlah siswa seluruhnya sebanyak 449 anak, dan jumlah guru sebanyak 18 orang. Visi SDN Perumnas CC adalah “Terwujudnya Insan yang Berkualitas, Berbudaya, dan Bertaqwa”. Misinya adalah 1) Melaksanakan bimbingan secara efektif dalam proses pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan potensi diri sendiri secara optimal. 2) Menumbuhkembangkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 3) Menumbuhkembangkan penghayatan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. 4) Menumbuhkembangkan sikap apresiatif terhadap budaya bangsa. 5) Menumbuhkembangkan penghayatan ajaran agama yang dianut siswa dalam kehidupan sehari-hari.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
2.1.1.2 Karakteristik Siswa Kelas IIIB Siswa kelas IIIB berjumlah 23 siswa dengan 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Kebanyakan siswa kelas IIIB ini adalah siswa yang aktif, mereka sangat antusias ketika belajar dengan menggunakan sebuah media, apalagi jika menggunakan reward. Mereka juga suka bekerja secara kelompok, akan tetapi mereka masih kurang dalam hal kebersihan terutama kebersihan di kelas. Kadangkadang setiap pagi, orang tua siswa yang mengantar ikut membantu membersihkan kelas, kalau tidak guru harus marah-marah agar siswa membersihkan kelas. Di sisi lain, berdasarkan wawancara yang saya lakukan, semua siswa kelas IIIB sudah tahu cara menjaga lingkungan yang benar dan cara merawat tanaman, misalnya seperti menyiram bunga dan membuang sampah pada tempatnya. Akan tetapi, praktiknya masih kurang. Siswa kelas IIIB di SD N Perumnas rata-rata adalah anak orang mampu, yaitu kalangan menengah ke atas, dan mereka kebanyakan bertempat tinggal di perumahan. Jenis perumahan yang mereka tempati berbeda-beda. Ada yang tinggal di perumahan homogen (rata-rata penduduknya adalah orang kaya) dan ada yang tinggal di perumahan heterogen (penduduknya bervariasi, yaitu ada yang kaya dan ada yang pas-pasan). Selain itu, dari 26 siswa kelas IIIB, ada 6 siswa yang tinggal di pedesaan. Akan tetapi desa yang mereka tempati sudah mirip seperti perumahan. Sehingga, siswa di kelas ini rata-rata hanya mau berbaur dengan siswa yang sesuai dengan keadaan ekonominya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
2.1.2 Pendidikan Emansipatoris Pendidikan
emansipatoris
merupakan
pendidikan
yang
mampu
memberdayakan dan memberi pencerahan pada siswa (Mangunsong, 2005:15). Menurut Giroux (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015:53) pendidikan emansipatoris dipandang sebagai pendidikan yang pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang adil dan demokratis. Tiga kata kunci untuk model pendidikan emansipatoris, yaitu humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem (Winarti dan Anggadewi, 2015). 1.2.1.1 Humanisasi Humanisasi dalam KBBI diartikan sebagai penumbuhan rasa peri kemanusiaan. Menurut Nouri, Sajjadi, dan Freire (dalam Winarti dan Anggadewi ,2015) humanisasi dipahami sebagai memberdayakan pemahaman kritis antara kedua belah pihak guru dan murid, dan mengembangkan kesadaran kritis (critical awarness) relasi pribadi dengan dunia. Berdasarkan dua pernyataan di atas peneliti berpendapat bahwa humanisasi adalah penumbuhan rasa kemanusiaan melalui pemberdayaan pemahaman kritis antara guru dan siswa. 1.2.1.2 Kesadaran Kritis Kesadaran kritis memiliki makna belajar menerima keadaan sosial, ekonomi, dan politik yang bertolak belakang, dan kemudian melawan arus dan penindasan realitas (Winarti dan Anggadewi, 2015). Menurut Browne dan Keeley (2012:16) sebagai seorang pemikir kritis, anda akan mencari kesimpulan yang lebih baik, keyakinan yang lebih baik, dan keputusan yang lebih baik. Oleh karena hal tersebut, seseorang yang mempunyai kesadaran kritis akan memiliki sikap, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
kemandirian dalam membentuk kesimpulan, keingintahuan terhadap apa yang dijumpai, kerendahan hati bahwa pendapat pribadi belum tentu benar, dan menghargai pendapat orang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesadaran kritis adalah pemahaman terhadap berbagai kondisi dan kemudian melawan arus penindasan. 1.2.1.3 Mempertanyakan Sistem Winarti dan Anggadewi (2015:53-54) menyatakan bahwa untuk menjadi pemikir kritis, perlu ada dialog dalam bentuk mempertanyakan sistem untuk menentukan
realitas.
Dari pernyataan tersebut,
mempertanyakan
sistem
difungsikan untuk menentukan sebuah realitas. Salah satu cara yang dilakukan untuk mempertanyakan sistem yaitu dengan berdialog. Dialog dilakukan oleh guru dan siswa terhadap sistem pembelajaran yang dilakukan. Seperti pernyataan Winarty dan Anggadewi bahwa ketika terjadi dialog diantara keduanya, maka pemahaman dan pengalaman akan realitas dari kedua belah pihak pun berkembang. Sehingga ketika seorang guru mempertanyakan sistem kepada siswa mengenai sistem pembelajaran yang dianut, maka guru akan memperoleh timbal balik dari siswa. Hasil timbal balik tersebut akan digunakan untuk evaluasi sistem pembelajaran selanjutnya, sehingga sistem pembelajarannya akan berkembang dan pengalaman belajar siswa serta pemahamannya pun turut berkembang. Jadi pendidikan emansipatoris adalah pendidikan demokratis yang mampu memberdayakan pemahaman siswa dimana di dalam pembelajarannya terdapat unsur humanis, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
2.1.4 Modul 2.1.4.1 Pengertian Modul Pendidikan emansipatoris menuntut siswa agar belajar secara mandiri dan berkembang sesuai kemampuannya. Salah satu bahan pembelajaran yang dapat digunakan sebagai sarana belajar secara mandiri adalah modul. Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik (Daryanto, 2013:9). Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing. Penulisan modul bertujuan : a. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal. b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta diklat maupun guru/instruktur. c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti : d. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat; e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya, 2.1.4.2 Karakteristik Modul Modul yang baik menurut Daryanto (2013:9) adalah modul yang mampu meningkatkan
motivasi
belajar,
sehingga
pengembangan
modul
harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
memperhatikan karakteristik yang diperlukan, yaitu: a) Self instructional, b) Self Contained, c) Stand alone (berdiri sendiri), d) Adaptif dan e) User friendly. a. Self Instruction Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus: 1) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
2) Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas;
3) Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran;
4) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur penguasaan peserta didik;
5) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik;
6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif, 7) Terdapat rangkuman materi pembelajaran; 8) Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik melakukan penilaian mandiri (self assessment);
9) Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
10) Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.
b. Self Contained Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan standar kompetensi/kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.
c. Berdiri Sendiri (Stand Alone) Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri.
d. Adaptif Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat keras (hardware).
e. Bersahabat/Akrab (User Friendly)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly. Jadi dalam modul yang dikembangkan dalam penelitian ini mengandung unsurunsur, yaitu: a) Self Instruction Pada modul ini dapat digunakan siswa untuk kegiatan pembelajaran secara mandiri karena modul ini memuat tujuan pembelajaran yang jelas, memuat materi pembelajaran, tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung, terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya, kontekstual, menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif, dan terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik. b) Self Contained Pada modul pembelajaran IPA ini termuat seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan. c) Adaptif Modul pembelajaran IPA ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. d) Bersahabat/Akrab (User Friendly) Pada modul pembelajaran IPA ini disusun menggunakan bahasa yang komunikatif dan sederhana sehingga siswa dapat memahami materi yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
pada modul. Selain itu, modul ini juga dilengkapi dengan panduan penggunaan modul serta petunjuk kerja, sehinggan siswa kemungkinan besar tidak mengalami kebingungan saat menggunakannya. 2.1.4.3 Prinsip Modul
Ada enam belas prinsip milik Tomlinson (1998: 7-21) untuk mengembangkan bahan pembelajaran yaitu: 1.
Materials should achieve impact
2.
Materials should help learners to feel at ease
3.
Materials should help learners to develop confidence
4.
What is being taught should be perceived by learners as relevant and useful
5.
Materials should require and facilitate learner self-investment
6.
Learners must be ready to acquire the points being taught
7.
Materials should expose the learners to language in authentic
8.
The learners attention should be drawn to linguistic features of the input
9.
Materials should provide the learners with opportunities to use the target language to achieve communicative purposes
10. Materials should take into account that the positive effects of instruction are usually delayed 11. Materials should take into account that learners differ in learning styles 12. Materials should take into account that learners differ in affective attitudes 13. Materials should permit a silent period at the beginning of instruction 14. Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual, aesthetic and emotional involvement which stimulates both right and left brain activities
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
15. Materials should not rely too much on controlled practice 16. Materials should provide opportunities for outcome feedback Berdasarkan keenam belas prinsip pengembangan bahan milik Tomlinson, peneliti hanya menggunakan 9 prinsip untuk mengembangkan bahan berupa modul pembelajaran IPA. Berikut ini adalah kesembilan prinsip yang digunakan peneliti untuk mengembangkan modul: 1.
Materials should achieve impact Bahan harus mencapai dampak. Dampak dicapai ketika bahan memiliki efek yang nyata pada peserta didik, yaitu ketika rasa ingin tahu peserta didik, minat, dan perhatian tertarik. Lebih lanjut, dikatakan bahwa bahan dapat mencapai dampak ketika bahan yang dikembangkan itu baru, bervariasi, disajikan menarik, dan konten menarik.
2.
Materials should help learners to develop confidence Bahan harus membantu siswa untuk mengembangkan kepercayaan diri. Banyak peserta didik cepat merasa tenang dan percaya diri jika mereka berpikir bahwa bahan-bahan yang mereka pelajari tidak terlalu sulit tapi hanya satu langkah lebih jauh atau lebih sulit daripada yang mereka kuasai.
3.
What is being taught should be perceived by learners as relevant and useful Bahan yang diajarkan harus dirasa sebagai yang relevan dan berguna bagi siswa.
4.
Materials should require and facilitate learner self-investment Bahan semestinya diperlukan dan memfasilitasi peserta didik dalam belajar.
5.
Materials should take into account that learners differ in learning styles
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Bahan harus memperhitungkan bahwa peserta didik berbeda dalam gaya belajar. Tidak semua peserta didik memiliki gaya belajar yang sama. 6.
Materials should take into account that learners differ in affective attitudes Bahan harus memperhitungkan bahwa peserta didik berbeda dalam sikap afektif. Sikap peserta didik bervariasi. Idealnya siswa akan membutuhkan motivasi yang kuat dan konsisten, agar tumbuh perasaan positif terhadap guru mereka, sesama peserta didik mereka, dan bahan-bahan yang mereka pelajari. Untuk mencapai kenyataan ini, bahan harus menyediakan pilihan dari berbagai jenis kegiatan.
7.
Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual, aesthetic and emotional involvement which stimulates both right and left brain activities Bahan harus memaksimalkan potensi belajar dengan melibatkan kecerdasan, estetika (kepekaan terhadap seni dan keindahan) dan emosional yang dapat merangsang kegiatan otak kanan dan kiri.
8. Materials should not rely too much on controlled practice Bahan sebaiknya tidak bergantung terlalu banyak pada kebiasaan dikendalikan. 9. Materials should provide opportunities for outcome feedback Bahan harus memberikan kesempatan untuk umpan balik hasil. 2.1.6 Pembelajaran Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan (Trianto, 2010:17). Pembelajaran secara simpel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan. Disisi lai Sagala (61: 2009) berpendapat bahwa pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Berdasarkan kedua pendapat ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan membelajarkan siswa dengan mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar. 2.1.7 IPA 2.1.7.1 Hakikat IPA IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Kata-kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris Natural Science secara singkat sering disebut Science (Iskandar, 2001:2). Natural artinya alamiah, berhubungan, dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi menurut Iskandar, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1), IPA termasuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Kelompok mata pelajaran ini dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2007, mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di SD. Tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI menurut BSNP (2006:162) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1.
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2.
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat
4.
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
5.
Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam
6.
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7.
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
2.1.7.2 Materi IPA tentang Lingkungan Sehat dan Lingkungan Tidak Sehat Penelitian ini ditujukan pada siswa kelas IIIB semester gasal dengan Standar Kompetensi (SK) 2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan, dan dengan Kompetensi Dasar (KD) 2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan. Serta dibatasi pada materi lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat. 2.1.8 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oliva (dalam Sanjaya, 2010:8) menyatakan bahwa kurikulum pada dasarnya adalah suatu perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah. Dilain pihak dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dari dua pendapat diatas dapat diartikan bahwa kurikulum memiliki peran yang begitu penting dalam sebuah pembelajaran. Salah satu kurikulum yang dijadikan pedoman dalam kegiatan belajar di SDN Perumnas Condongcatur adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (Sanjaya, 2010: 128). Konsep kurikulum operasional menurut Sanjaya yakni, (1) Sebagai kurikulum yang bersifat operasional maka dalam pengembangannya, KTSP tidak akan lepas dari ketetapanketetapan yang telah disusun pemerintah secara nasional, (2) Sebagai kurikulum operasional, para pengembang KTSP, dituntut dan harus memperhatikan ciri khas kedaerahan, sesuai dengan bunyiUndang-Undang No. 20 Tahun 2003 ayat 2, yakni bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, (3) Sebagai kurikulum operasional, para pengembang kurikulum di daerah memiliki keleluasaan dalam mengembangkan kurikulum menjadi unit-unit pelajaran, misalnya dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran, dalam menentukan media pembelajaran, dalam menentukan evaluasi yang dilakukan termasuk dalam menentukan berapa kali pertemuan dan kapan suatu topik materi harus dipelajari siswa agar kompetensi dasar yang telah ditentukan dapat tercapai. Jadi dengan digunakannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini mampu mengembangkan potensi siswa, kecerdasan dan minat sesuai dengan perkembangan dan kemampuan peserta siswa, serta karakteristik daerah dan lingkungan tempat tinggal siswa. 2.1.9 Sikap Peduli Lingkungan Sikap peduli terdiri dari kata sikap dan peduli. Kata sikap diartikan perbuatan yang berdasarkan pada pendirian atau keyakinan, kata peduli diartikan mengindahkan, memperhatikan atau menghiraukan, dan kata lingkungan diartikan daerah atau kawasan yang termasuk di dalamnya (KBBI, 2009). Berdasarkan tiga arti kata tersebut, sikap peduli dapat diartikan sebagai perbuatan yang berdasarkan pada pendirian atau keyakinan untuk memperhatikan keadaan sekeliling. Narwanti (dalam Handayani, 2013:26) mengungkapkan bahwa sikap peduli
lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Sedangkan menurut Handayani sendiri, sikap
peduli lingkungan berarti sikap yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
untuk melestarikan, memperbaiki dan mencegah kerusakan dan pencemaran lingkungan. Kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap peduli lingkungan merupakan sikap yang diwujudkan dalam tindakan sehari-hari untuk melestarikan, memperbaiki, dan mencegah kerusakan lingkungan. 2.1.10 Indikator Sikap Peduli Lingkungan Emil Salim (dalam Handayani, 2013:30-31), menyebutkan hal-hal yang dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut. 1.
Peningkatan kesehatan lingkungan yang menyangkut usaha kebersihan selokan, tempat mandi-cuci-kakus, terpeliharanya sumur air minum.
2.
Kebersihan dalam rumah, termasuk jendela yang bisa memasukkan sinar matahari, kebersihan dapur.
3.
Usaha hemat energi, seperti: a. Menghemat pemakaian aliran listrik dengan memadamkan lampu- lampu yang tidak diperlukan pada waktu tidur, serta segera memadamkan lampu pada pagi hari b. Mengehmat pemakaian air, jangan sampai ada kran ataupun tempat air (bak) yang bocor, ataupun dibiarkan mengalir/menetes terus.
4. Pemanfaatan kebun atau pekarangan dengan tumbuh-tumbuhan yang berguna, penanaman bibit tumbuh-tumbuhan untuk penghijauan, rumah dan halaman diusahakan sebersih dan seindah mungkin sehingga merupakan lingkungan yang sehat dan menyenangkan bagi keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
5. Penanggulangan sampah, memanfaatkan kembali sampah organis, dan mendaur ulang (recycling) sampah anorganis (botol, kaleng, plastik, dan lainlainnya) melalui tukang loak atau yang serupa. 6. Mengembangkan teknik biogas, memanfaatkan sampah hewan, manusia dan kotoran dapur, untuk dibiogaskan sebagai sumber energi untuk dimasak 7. Meningkatkan keterampilan sehingga dapat memanfaatkan bahan tersedia, sisa bahan, atau bahan bekas, lalu turut mendaur-ulang berbagai bahan berkali-kali, seperti merangkai bunga dari bahan sisa, dan sebagainya. Berdasarkan tujuh indikator yang dipaparkan diatas, peneliti mengambil satu indikator yaitu peningkatan kesehatan lingkungan yang menyangkut usaha kebersihan selokan, tempat mandi-cuci-kakus, terpeliharanya sumur air minum.
2.1.11 Hasil Wawancara Penggiat PSL Pak Gatot adalah salah satu penggiat PSL, beliau mulai menekuni kegiatan pelestarian lingkungan sejak tahun 2004. Alasan pak Gatot menekuni kegiatan ini karena dari dulu sejak belum tegabung dalam PSL sudah dekat dengan lingkungan, dan motivasinya adalah menjaga lingkungan seperti menjaga dirinya sendiri. Kegiatan yang dilakukan pak Gatot di PSL ini sangat beragam, mulai dari menanam bibit pohon, ikut menangkarkan burung kakak tua, pasar legawa, kafe, dan yoga ketawa. Dari berbagai kegiatan yang dilakukan di PSL ini, ada keuntungan tersendiri bagi pak Gatot, yaitu menambah relasi sosial. Pak Gatot memandang bahwa kondisi lingkungan yang terjadi pada saat ini adalah baik, beliau tidak bisa menyimpulkan lingkungan ini rusak, karena cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
pandang setiap orang terhadap keadaan lingkungan berbeda-beda. Kerusakan lingkungan sendiri terjadi karena campur tangan manusia. Hal itu karena pemikiran seseorang sejak kecil. Pola pikir yang terbentuk sejak kecil seperti membuang sampah sembarangan lama kelamaan akan tumbuh membesar, dan dari situlah manusia mulai merusak lingkungan. Selain itu kerusakan lingkungan juga dapat terjadi karena banyaknya kebutuhan pada manusia, karena semakin banyak kebutuhan manusia yang diperlukan maka akan semakin banyak pula hasil alam yang diambil sehingga lingkungan menjadi tidak seimbang dan rusak. Bentuk keprihatinan pak Gatot untuk mengurangi perusakan lingkungan sendiri adalah dengan mencoba untuk menanam tanaman. Sebagai makhluk yang hidup di bumi sudah selayaknya manusia menjaga lingkungan, hal ini sesuai dengan perintah Tuhan. Pak Gatot berpendapat bahwa manusia sudah menjaga lingkungan dengan baik, karena jika tidak ada yang menjaga lingkungan maka manusia tidak akan hidup sampai saat ini. Memang di dunia ini tidak sepenuhnya manusia menjaga lingkungan. Sebagian ada yang merusak lingkungan dan sebagian lagi ada yang menjaga lingkungan. Perumpamaan semua manusia yang hidup di bumi merusak lingkungan maka keadaan lingkungan pasti akan berubah. Berkembangnya teknologi yang saat ini semakin maju dan meningkat pesat memberi juga dampak positif dan dampak negatif bagi lingkungan. Dampak positif teknologi bagi lingkungan misalnya media sosial seperti facebook. Facebook dapat digunakan untuk menginformasikan berita-berita tentang kerusakan lingkungan. Melalui facebook, informasi-informasi seperti kerusakan lingkungan disuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
tempat akan cepat tersebar luas dan berita tersebut akan mudah direspon oleh banyak pihak. Sementara dampak negatifnya facebook digunakan untuk hal-hal tidak berguna seperti curhat. Pak Gatot melihat bahwa segala tindakan manusia selalu berhubungan dengan lingkungan, karena manusia merupakan bagian dari lingkungan. Cara menjaga lingkungan agar tetap lestari menurut pak Gatot melalui PSL ini adalah dengan mengajarkan pada orang lain mengenai lingkungan. Misalnya seperti kegiatan yang pernah dilakukan beliau, yaitu menanam pohon, mengadakan pelatihan cara merawat tanaman, menyediakan lahan untuk berkebun, mengadakan pasar legawa yang bertujuan untuk mengundang masyarakat sekitar untuk datang ke PSL, dan melakukan penelitian pada kerusakan lingkungan. Selain itu, cara agar lingkungan tetap terjaga dan tidak dirusak oleh manusia maka pihak negara juga ikut andil dalam menjaga lingkungan, yaitu melalui peraturan perundangundangan. Sehingga melalui kegiatan tersebut secara sederhana dapat mengajak masyarakat untuk cinta terhadap lingkungan, karena di dalamnya dikenalkan tentang tumbuhan dan bagaimana cara merawatnya. Sehingga diibaratkan jika seseorang semasa kecilnya sudah mengenal lingkungan yang asri dan sejuk, maka ketika dewasa ia merasa bahwa lingkungan tidak seperti yang dulu lagi (asri dan sejuk), maka ia akan mencoba untuk menjaganya agar bisa merasakan seperti yang dulu lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan 2.2.1 Penelitian yang Relevan tentang Modul Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Theresia Dwi Kurniawati (2016). Tujuan utama penelitian tersebut adalah menghasilkan suatu produk berupa modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini adalah research and development (R&D) yang menggunakan prosedur pengembangan Borg & Gall dalam Sanjaya tetapi hanya sampai pada langkah 7. Hasil penelitian berdasarkan validasi produk oleh Guru kelas IV SD Kanisisus Ganjuran, 4 siswa kelas IV SDN 1 Bareng Lor Klaten, 19 siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran dari keseluruhan hasil validasi tersebut, diperoleh rata-rata skor 3,3 dengan kategori layak. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPA. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Rismawati Halawa (2016). Tujuan utama pada penelitian ini adalah mengembangkan produk berupa modul tanaman obat “Daun Ajaib” untuk kelas V sekolah dasar agar mereka dapat mengetahui pentingnya melestarikan tanaman obat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini menggunakan enam langkah dari Sugiyono yang meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk. Hasil penelitian berdasarkan uji coba modul pada 27 siswa kelas V di SDN No.075046
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Lolofitu Kabupaten Nias Barat, kualitas modul yang dikembangkan mendapat skor rata-rata 4,55 yang berarti sangat baik dan sangat layak digunakan. Berdasarkan kedua penelitian relevan diatas dapat dilihat bahwa modul yang dikembanga berupa modul praktikum IPA dan modul tanaman obat. Maka dari itu, peneliti mengembangkan modul Ayo Cintai Lingkungan berbasis pendidikan emansipatoris untuk siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur. 2.2.2 Penelitian yang Relevan tentang Sikap Peduli Lingkungan Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013). Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui langkah-langkah implementasi pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa kelas IV.1 di SD N Keputran “A”. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas IV yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus tindakan. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi sikap peduli lingkungan siswa, lembar observasi aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan STM, lembar observasi peran guru dalam menanamkan sikap peduli lingkungan, dan angket sikap peduli lingkungan siswa. Hasil penelitian pada siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan, karena berdasarkan lembar observasi siklus I menunjukkan bahwa sikap peduli lingkungan sebesar 75% siswa pada kategori sedang dan hasil angket menunjukkan sebesar 25% siswa berada pada kategori tinggi. Kemudian hasil penelitian pada siklus II sebanyak 27 siswa (96,43%) berada pada kategori tinggi dan sebanyak 1 siswa (3,57%) berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil angket siklus II, sebanyak 27 siswa (96,43%) berada pada kategori tinggi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
sebanyak 1 orang siswa (3,57%) berada pada kategori sedang. Hasil yang diperoleh pada siklus II telah mencapai kriteria keberhasilan sehingga tindakan dihentikan pada siklus tersebut. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Kresnawati (2013). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) korelasi kualitas pembelajaran Georafi dengan sikap peduli lingkungan, (2) korelasi hasil belajar dengan sikap peduli lingkungan, (3) korelasi kualitas pembelajaran Geografi dengan hasil belajar, (4) korelasi secara serempak kualitas pembelajaran Georafi dan hasil belajar dengan sikap peduli lingkungan. Data dikumpulkan melalui angket dan tes dari 72 siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Ponorogo, dianalisis dengan regresi. Hasil penelitian adalah (1) adanya korelasi positif kualitas pembelajaran Geografi terhadap sikap peduli lingkungan, (2) terdapat korelasi positif hasil belajar dengan sikap peduli lingkungan, (3) tidak ada korelasi yang signifikan kualitas pembelajaran Geografi dengan hasil belajar, (4) terdapat korelasi secara serempak kualitas pembelajaran Geografi dan hasil belajar terhadap sikap peduli lingkungan. Berdasarkan kedua penelitian relevan di atas dapat dilihat bahwa penanaman sikap peduli lingkungan dilakukan dengan pendekatan STM dan korelasi kualitas pembelajaran, sehingga belum ada penanaman sikap peduli lingkungan
dengan
modul
ayo
cintai
lingkungan
berbasis
pendidikan
emansipatoris. Maka dari itu, peneliti mengembangkan modul Ayo Cintai Lingkungan berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
2.3 Kerangka Berpikir Kerusakan lingkungan kini banyak terjadi di berbagai daerah, terutama diperkotaan. Sebagian besar kerusakan lingkungan itu disebabkan oleh ulah manusia. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya lingkungan sehat. Salah satu cara untuk mengatasi kerusakan lingkungan adalah dengan menanamkan sikap peduli lingkungan pada anak sejak dini. Sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya menanamkan sikap peduli lingkungan sejak dini yaitu dengan mengajarkan pentingnya lingkungan sehat. Mengajarkan pentingnya lingkungan sehat pada siswa sangat perlu untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada siswa, karena sikap tersebut dapat mencegah terjadinya tindakan perusakan lingkungan. Selain itu, cara yang digunakan dalam mengajarkannya juga bagian terpenting. Untuk itu perlu digunakan sebuah pendidikan yang mampu mempengaruhi cara berpikir siswa sekaligus dapat menarik perhatian siswa dan memenuhi kebutuhan perkembangan siswa. Pendididikan
emansipatoris
merupakan
pendidikan
yang
dapat
memberdayakan siswa dan mampu memenuhi kebutuhan perkembangan siswa, sehingga pendidikan ini akan menjadikan manusia secara utuh. Selain itu, pendidikan ini juga dapat diterapkan dalam berbagai kurikulum atau dipadukan dengan berbagai model pembelajara, karena pendidikan emansipatoris ini adalah sebuah gaya belajar. Untuk itu peneliti menyusun sebuah modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3) prosedur pengembangan, (3) validasi, (4) instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data, dan (6) teknik analisis data
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Reseach and Development). Penelitian dan pengembangan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan menguji validitas produk yang telah dihasilkan (Sugiyono, 2016:30). Produk yang dihasilkan berupa modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris pada materi Lingkungan Sehat dan Lingkungan Tidak Sehat kelas IIIB Sekolah Dasar. Untuk menghasilkan produk yang baik perlu digunakan prosedur yang baik pula, yaitu mulai dari analisis kebutuhan hingga implementasi dan evaluasi, sehingga produk yang dihasilkan dapat berguna sesuai dengan kebutuhan.
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Perumnas Condongcatur yang beralamat di Jalan Flamboyan No. 11 Perumnas, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. SD Negeri ini didirikan pada tahun 1982. Saat ini SDN Perumnas dipimpin oleh
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
kepala sekolah yang bernama Mukija, S.Pd.SD, dan jumlah murid keseluruhannya adalah 449 siswa. Alasan peneliti melakukan penelitian di SD N Perumnas 3, karena di sini masih kurang diajarkan mengenai sikap peduli lingkungan. Selain itu, pengajaran mengenai materi IPA masih minim menggunakan cara belajar yang menarik. Sehingga keadaan tersebut sangat cocok untuk kegiatan penelitian. 3.2.2 Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas III SD. Akan tetapi, kelas III SD yang digunakan sebagai penelitian terdapat 3 kelas, yaitu A, B, dan C sehingga peneliti memilih salah satu kelas yaitu III B. Siswa kelas III B total keseluruhan berjumlah 23 siswa dengan 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Peneliti memilih kelas III B karena kelas ini kurang suka dengan kegiatan pembelajaran yang hanya menggunakan LKS/buku paket dan tidak menggunakan media pembelajaran. Jadi peneliti merekomendasikan kelas ini sebagai subjek penelitian. 3.2.3 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2016 hingga Januari 2017. Secara keseluruhan, penelitian ini dilakukan melalui 15 tahap, antara lain: (1) observasi dokumen kurikulum, (2) wawancara dengan siswa kelas IIIB, (3) mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (4) membuat woorksheet analisis kebutuhan, (5) studi pustaka bab I sampai bab III, (6) membuat silabus, (7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
membuat RPP, (8) Membuat modul, (9) validasi modul, (10) revisi modul, (11) implementasi modul di SD, (12) mengolah data hasil penelitian, (13) penyusunan bab IV dan bab V, (14) persiapan ujian, (15) ujian skripsi. 3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian ini menghasilkan sebuah produk berupa modul Pembelajaran IPA. Produk dihasilkan dengan mengunakan prosedur pengembangan menurut Tomlinson yang sudah diadaptasi dan dimodifikasi. Langkah prosedurnya dimulai
Analisis Kebutuhan Dokumen kurikulum Analisis Kebutuhan
SK & KD
Latar belakang siswa
Desain Indikator
Menyusun RPP
Menyusun Modul
Validasi Modul
Revisi
Implementasi
Evaluasi
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Pendidikan Emansipatoris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
dari analisis kebutuhan, desain, revisi, implementasi, dan evaluasi. Berikut ini peneliti akan menjelaskan bagan prosedur pengembangan dari langkah kesatu hingga langkah kelima. Langkah 1, peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan sebagai acuan dalam pembuatan modul. Pertama peneliti melakukan pengumpulan data yaitu berupa latar belakang siswa kelas IIIB di SDN Perumnas CC, visi dan misi sekolah, dan kurikulum yang digunakan disekolah, serta gaya belajar yang digunakan. Latar belakang siswa diperoleh melalui observasi dan wawancara tertulis. Visi dan misi sekolah serta kurikulum yang digunakan diperoleh dengan observasi, dan gaya belajar yang digunakan guru diperoleh dengan wawancara. Setelah melakukan pengumpulan data, peneliti menganalisis data yang diperoleh, kemudian memilih Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Standar Kompetensi yang peneliti pilih yaitu SK. 2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan dengan Kompetensi Dasar 2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan. Langkah 2, peneliti melakukan desain. Proses desain diawali dengan membuat sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan desain dari modul. RPP ini digunakan sebagai dasar pembuatan modul pembelajaran IPA, dan
modul ini dikembangkan dengan mangadaptasi sembilan dari enambelas prinsip pengembangan bahan milik tomlinson, yaitu 1) Materials should achieve impact, 2) Materials should help learners to develop confidence, 3) What is being taught
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
should be perceived by learners as relevant and usefu, 4) Materials should require and facilitate learner self-investment, 5) Materials should take into account that learners differ in learning styles, 6) Materials should take into account that learners differ in affective attitudes, 7) Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual, aesthetic and emotional involvement which stimulates both right and left brain activities, 8) Materials should not rely too much on controlled practice, 9) Materials should provide opportunities for outcome feedback. Kemudian modul tersebut divalidasikan kepada dua ahli modul untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian modul yang dikernbangkan oleh peneliti. Langkah 3, peneliti melakukan revisi. Revisi diakukan pada bagian modul yang dikritik dan diberikan saran oleh dua validator. Langkah 4, peneliti melakukan implementasi. Setelah modul direvisi, modul diimplementasikan pada seluruh siswa kelas IIIB di SDN Perumnas CC. Modul tersebut digunakan sebagai acuan kegiatan belajar selama 2 kali pertemuan, dan setelahnya pembagian kuesioner. Langkah 5, peneliti melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan pada kegiatan belajar dan pembagian kuesioner. Hasil evaluasi kegiatan pembelajaran digunakan sebagai acuan untuk merevisi modul, dan hasil kuesioner digunakan sebagai penilaian terhadap kualitas modul.
3.4 Validasi Validasi dilakukan untuk menghasilkan produk yang layak. Pada modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
pembelajaran IPA berbasis emansipatoris dilakukan validasi pada dua ahli, yaitu ahli Bahasa dan ahli IPA. Validator Bahasa memberikan komentar dan saran pada penulisan atau bahasa pada modul, sedangkan validator IPA memberikan komentar dan saran pada materi IPA yang tercantum pada modul. Kemudian komentar dan saran tersebut dijadikan sebagai bahan acuan dalam melakukan revisi modul.
3.5 Instrumen Penelitian 3.6.1 Instrumen Analisis Kebutuhan Instrumen penelitian yang digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan adalah wawancara tertulis dan observasi. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data mengenai latar belakang siswa kelas IIIB di SD perumnas CC, sedangkan observasi digunakan untuk mengumpulkan data seperti kurikulum yang digunakan, visi dan misis sekolah, dan gaya belajar yang digunakan dikelas. Berikut ini adalah pedoman yang digunakan untuk wawancara tertulis dan observasi. Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Siswa No 1 2 3 4 5 6
Garis Besar Pertanyaan Pekerjaan orang tua Letak tempat tinggal Kebiasaan membuang sampah Kebiasaan buruk di kelas Cara merawat tanaman Cara menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat
Tabel 3.2 Pedoman Observasi No 1 2 3
Garis Besar Observasi Kurikulum yang digunakan Visi dan misi sekolah Gaya belajar yang digunakan dikelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
3.5.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli Instrumen validasi ahli digunakan sebagai alat ukur kualitas modul. Pada penelitian ini akan digunakan angket dengan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang berisi lima tingkat jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap statemen atau pernyataan yang dikemukakan mendahului opsi jawaban yang disediakan (Hadi, 1991:19). Menurut Sugiyono (2015: 93), jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Tingkatan gradasi jawanan pada angket ini antara lain adalah (1) sangat kurang, (2) kurang, (3) cukup, (4) baik, (5) sangat baik. Validasi produk menggunakan angket
ini dilakukan oleh ahli modul dan ahli pelajaran IPA.
Pernyataan dalam angket berjumlah 10 butir dan disusun berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Validasi Modul No
Aspek
Indikator
Kesesuaian materi dengan SK dan KD I.
II.
III.
Kelayakan isi
Kelayakan penyajian
Bahasa
Keakuratan materi
No Pernyataan 1, 2, 3 4, 5, 6, 7, 8, 9
Pendukung materi pelajaran
10, 11
Teknik penyajian
12, 13
Pendukung penyajian
14, 15, 16, 17
Lugas
18, 19
Komunikatif
20, 21
Dialogis dan interaktif
22, 23
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik Keruntutan
24 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
3.5.3 Instrumen Implementasi Instrumen uji coba lapangan digunakan lembar observasi kegiatan pembelajaran dan kuesioner validasi siswa. Lembar observasi digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian menarik saat kegiatan pembelajaran dilakukan. Sedangkan kuesioner tertutup yang akan diberikan kepada siswa setelah pembelajaran selesai. Jumlah aitem yang akan digunakan dalam kuesioner sebanyak 10 aitem. Pihak yang terlibat langsung dalam pengujian ini adalah seluruh siswa kelas IIIB sebanyak 26 orang.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Modul No 1
Skor
Pernyataan
1
Saya memahami bahasa yang digunakan pada modul ayo cintai lingkungan
2
Saya memahami dengan jelas langkahlangkah kegiatan pembelajaran yang ada di modul ayo cintai lingkungan.
3
Ukuran dan jenis huruf yang terdapat pada modul ayo cintai lingkungan dapat saya baca dengan jelas.
4
Gamabar yang terdapat pada modul ayo cintai lingkungan membuat saya tertarik dengan yang diajarkan.
5
Gamabar yang terdapat pada modul ayo cintai lingkungan membuat saya paham dengan yang diajarkan.
6
Isi yang terdapat pada modul ayo cintai lingkungan mudah saya pahami.
7
Modul
ayo
cintai
lingkungan
meningkatkan rasa ingin tahu saya
2
3
4
5
Komentar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
No
Pernyataan
8
Dengan modul ayo cintai lingkungan
Skor 1
2
3
4
5
Komentar
membuat saya lebih aktif dalam belajar. 9
Dengan modul ayo cintai lingkungan membuat saya lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan
10
Dengan modul ayo cintai lingkungan saya lebih mudah memahami materi pelajaran.
3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa observasi, wanacara, uji coba , dan modul pembagian kuesioner. Observasi dan wawancara dilakukan pada seluruh siswa kelas IIIB dengan tujuan untuk melakukan analisis kebutuhan. Data yang diperoleh kemudian diolah dan hasilnya dijadikan sebagai dasar penyusunan modul. Setelah itu, dilakukan uji coba modul dan pembagian kuesioner pada siswa kelas IIIB, dan hasilnya digunakan peneliti untuk membantu revisi atas produk yang telah dibuat.
3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Kuesioner Validasi Ahli Modul Jumlah pernyataan yang digunakan dalam angket validasi ahli modul adalah 25 aitem. Soal yang diberikan berupa tes uraian. Data pengisian angket akan diubah menjadi data interval. Kemudian data interval dianalisis dengan menghitung ratarata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban responden (Widoyoko, 2012:111).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Untuk menentukan rerata skor tersebut termasuk klasifikasi setuju atau tidak setuju terlebih dahulu disusun tabel klasifikasi sikap responden. Adapun aturan untuk menyusun tabel klasifikasi, yaitu dicari skor tertinggi, skor terendah, jumlah kelas, dan jarak dan interval. Skor tertinggi (ideal)
= 5 (sangat baik)
Skor terendah
= 1 (sangat kurang baik)
Jumlah kelas
= 5 (sangat kurang baik sampai sangat baik)
Jumlah interval
= (5-1)/5 = 0,8
Berdasarkan data tersebut dapat disusun tabel klasifikasi sikap responden sebagai berikut: Tabel 3.5 Klasifikasi Skor Rerata Skor Jawaban
Klasifikasi
> 4,2 s/d 5,0
Sangat Layak
> 3,4 s/d 4,2
Layak
> 2,6 s/d 3,4
Cukup Layak
> 1,8 s/d 2,6
Tidak Layak
1,0 s/d 1,8
Sangat Tidak Layak
3.7.2 Observasi Observasi dilakukan saat implementasi modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris. Hasil observasi dicatat pada lembar observasi. Kemudian data hasil observasi akan dirangkum dalam bentuk deskriptif. 3.7.3 Kuesioner (Angket) Validasi Siswa Jumlah pernyataan yang akan digunakan dalam kuesioner sebanyak 10. Pihak yang terlibat langsung dalam pengujian ini adalah seluruh siswa kelas IIIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
sebanyak 23 orang. Data pengisian kuesioner akan diubah menjadi data interval. Kemudian data interval dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban responden (Widoyoko, 2012:111). Untuk menentukan rerata skor tersebut termasuk klasifikasi setuju atau tidak setuju terlebih dahulu disusun tabel klasifikasi sikap responden. Adapun aturan untuk menyusun tabel klasifikasi, yaitu dicari skor tertinggi, skor terendah, jumlah kelas, dan jarak dan interval. Skor tertinggi (ideal)
= 5 (sangat baik)
Skor terendah
= 1 (sangat kurang baik)
Jumlah kelas
= 5 (sangat kurang baik sampai sangat baik)
Jumlah interval
= (5-1)/5 = 0,8
Berdasarkan data tersebut dapat disusun tabel klasifikasi sikap responden sebagai berikut: Tabel 3.6 Klasifikasi Skor Rerata Skor Jawaban
Klasifikasi
> 4,2 s/d 5,0
Sangat Baik
> 3,4 s/d 4,2
Baik
> 2,6 s/d 3,4
Cukup
> 1,8 s/d 2,6
Kurang Baik
1,0 s/d 1,8
Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini kan dibahas (1) analisis kebutuhan, (2) pembuatan modul pembelajaran ipa berbasis pendidikan emansipatoris, (3) data hasil validasi modul dan revisi produk, (4) uji coba lapangan, (5) pembahasan.
4.1 Analisis Kebutuhan Langkah awal peneliti dalam pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang telah dijabarkan pada bab III. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan observasi dokumen kurikulum dan wawancara siswa. Observasi dokumen kurikulum dilakukan untuk memperoleh data seperti visi dan misi sekolah, kurikulum yang digunakan disekolah, dan gaya belajar yang digunakan. Sedangkan wawancara siswa dilakukan untuk memperoleh data tentang latar belakang siswa. Dari kedua data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris. 4.1.1 Hasil Observasi Dokumen Kurikulum dan Pembahasan Observasi kurikulum yang dilakukan memperoleh tiga data yaitu berupa kurikulum yang digunakan, visi dan misi sekolah, dan gaya belajar yang digunakan di SDN Perumnas Condongcatur. Hasil data observasi tersebut akan dipaparkan berikut:
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Pertama, kurikulum yang diterapkan di SDN Perumnas Condongcatur ada 2 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013. Untuk kelas I dan IV menggunkan kurikulum 2013, sedangkan kelas II, III, V, dan Vmenggunakan KTSP. Jadi kurikulum yang digunakan dalam penelitian ini adalah KTSP karena kurikulum tersebut diterapkan di kelas IIIB. Kedua, visi SDN Perumnas Condongcatur ini adalah berkualitas, berbudaya, bertaqwa. Misinya, 1) Melaksanakan bimbingan secara efektif dalam proses pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan potensi diri sendiri secara optimal, 2) Menumbuh kembangkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah, 3) Menumbuh kembangkan penghayatan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat, 4) Menumbuh kembangkan sikap apresiatif terhadap budaya bangsa, 5) Menumbuh kembangkan penghayatan ajaran agama yang dianut siswa dalam kehidupan seharihari. Ketiga, gaya belajar yang digunakan di kelas IIIB SDN Perumnas Condongcatur ini adalah teacher center atau bisa disebut pembelajaran berpusat pada guru. Berdasarkan pemaparan hasil observasi dokumen kurikulum di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa kurikulum yang diterapkan di kelas IIIB SDN Perumnas Condongcatur adalah KTSP sehingga peneliti mengembangkan modul pembelajaran IPA untuk digunakan pada kurikulum ini. Kemudian gaya belajar yang digunakan dikelas IIIB adalah teacher center, sehingga gaya belajar ini masih kurang efektif untuk mengembangkan pribadi siswa, dan hal ini tidak sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
visi nomor 1. Jadi pengembangan modul pembelajaran IPA ini akan dibasiskan dengan pendidikan emansipatoris, sehinga dapat merubah gaya belajarnya menjadi student center dan akan disesuaikan dengan visi nomor 1. 4.1.2 Hasil Wawancara Siswa Kelas IIIB dan Pembahasan Wawancara yang dilakukan pada siswa kelas III SDN Perumnas Condongcatur adalah wawancara tertulis. Garis besar pertanyaan wawancara yaitu pekerjaan orang tua, letak tempat tinggal, kebiasaan membuang sampah, kebiasaan buruk dikelas, cara merawat tanaman, dan cara menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat. Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil wawancara 26 siswa kelas IIIB SDN Perumnas Condongcatur: Dari 26 siswa kelas IIIB, kebanyakan orangtuanya bekerja dibidang swasta. Tempat tinggal mereka kebanyakan di daerah perumahan. Jenis perumahan yang mereka tempati berbeda-beda. Ada yang tinggal di perumahan homogen (rata-rata penduduknya adalah orang kaya) dan ada yang tinggal di perumahan heterogen (penduduknya bervariasi, yaitu ada yang kaya dan ada yang pas-pasan). Siswa kelas IIIB adalah siswa yang aktif akan tetapi mereka masih kurang dalam hal kebersihan terutama kebersihan di kelas. Kadang-kadang setiap pagi, orang tua siswa yang mengantar ikut membantu membersihkan kelas, kalau tidak guru harus marah-marah agar siswa membersihkan kelas. Di sisi lain, semua siswa kelas IIIB sudah tahu cara menjaga lingkungan yang benar dan cara merawat tanaman, misalnya seperti menyiram bunga dan membuang sampah pada tempatnya. Akan tetapi, praktiknya masih kurang. Hal itu disebabkan karena mereka belum tahu secara nyata pentingnya menjaga kesehatan lingkungan. Jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
dari latar belakang tersebut peneliti akan mengembangkan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur.
4.2 Desain Modul Pembelajaran IPA Berbasis Pendidikan Emansipatoris Peneliti
melakukan
beberapa
langkah
dalam
pembuatan
modul
pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris. Pertama, peneliti melakukan observasi terhadap visi dan misi sekolah, dan kurikulum yang digunakan di SD. Kemudian peneliti melakukan observasi kegiatan belajar pada kelas yang peneliti pilih yaitu kelas IIIB SDN Perumnas Condongcatur, serta melakukan wawancara tertulis pada siswa terkait dengan pekerjaan orangtua siswa, letak tempat tinggal siswa, kebiasaan membuang sampah, kegiatan buruk di kelas, cara merawat tanaman, dan cara mejaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat. Hasil data yang terkumpul kemudian dianalisis, dan hasilnya digunakan untuk pengkajian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi yang peneliti pilih yaitu SK. 2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya
menjaga
kesehatan
lingkungan
dengan
Kompetensi
Dasar
2.2
Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan. Setelah itu, peneliti menyusun sebuah silabus dengan mempertimbangkan hasil analisi kebutuhan. Silabus tersebut kemudian digunakan sebagai acuan penyusunan RPP. RPP yang dihasilkan menjadi dasar untuk menyusun modul pembelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Penyusunan
modul
Ayo
Cintai
Lingkungan
dilakukan
dengan
menggunakan software microsoft office word 2010. Komponen-komponen modul yang dikembangkan peneliti yaitu 1) sampul modul, 2) kata pengantar, 3) daftar isi, 4) daftar gambar, 5) petunjuk penggunaan modul, 6) pendahuluan, 7) isi, dan 8) daftar pustaka. 1. Sampul Modul Sampul modul bergambarkan sebatang pohon yang dibuat menggunakan software corel draw X7, dan di depan gambar pohon terdapat tulisan ayo cintai lingkungan. Pada gambar 4.1 berikut ini adalah penampakan sampul modul.
Gambar 4.1 Sampul Modul 2. Kata Pengantar Halaman kata pengantar berisikan maksud, tujuan, dan harapan mengenai modul. 3. Daftar Isi dan daftar Gambar Daftar isi dan daftar gambar pada modul ini dibuat peneliti untuk memudahkan penggunanya dalam mencari halaman modul dan halaman gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
4. Petunjuk Penggunaan Modul Pada halaman ini berisikan petunjuk penggunaan modul bagi siswa dan bagi guru. Fungsi petunjuk penggunaan modul ini adalah sebagai panduan dalam menggunakan modul sehingga penggunanya tidak mengalami kebingungan.
Gambar 4.2 Petunjuk Penggunaan Modul
5. Pendahuluan Pendahuluan berisiskan latar belakang , standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian KD, dan tujuan. 6. Isi Modul Isi modul ini adalah materi mengenai lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat, dan materi mengenai dampak lingkungan tidak sehat bagi kesehatan. Materi tersebut juga dilengkapi gambar-gambar yang dapat menunjang materi. Selain itu, isi modul juga dilengkapi dengan serangkaian kegiatan yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Gambar 4.3 Materi
Gambar 4.4 Eksperimen
Gambar 4.5 Aksi Lingkungan Sehat
memberi pengalaman yang nyata bagi penggunanya, yaitu seperti pengamatan, eksperimen, aksi lingkungan sehat, dan latihan soal. 7. Daftar Pustaka Daftar pustaka berisi uraian referensi yang digunakan dalam penyusunan modul.
Modul pembelajaran IPA yang dikembangkan oleh peneliti juga disesuaikan dengan sembilan dari enam belas prinsip pengembangan bahan milik tomlinson. Prinsip pertama yakni bahan harus mencapai dampak. Jadi prinsip ini dapat dikatakan tercapai apabila modul pembelajaran IPA yang dikembangkan peneliti dapat menggugah rasa ingin tahu peserta didik, minat, dan perhatian. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
gambar 4.6 dan gambar 4.7 berikut ini adalah bukti bahwa modul pembelajara IPA memiliki dampak bagi siswa.
Gambar 4.6 Panduan berksperimen
Gambar 4.7 Kegiatan bereksperimen
Prinsip kedua yakni bahan harus membantu peserta didik untuk mengembangkan kepercayaan diri. Pada gambar 4.6 dan gambar 4.7 merupakan salah satu bukti jika modul pembelajaran IPA yang dikembangkan peneliti dapat menumbuhkan kepercayaan diri, karena siswa menjadi berpikir bahwa bahan-bahan yang mereka pelajari tidak terlalu sulit dan mereka bisa mengikuti langkah-langkah kegiatan bereksperimen dengan lancar. Prinsip ketiga yakni apa yang diajarkan bisa dirasakan oleh peserta didik sebagai yang relevan dan berguna. Gambar 4.8 berikut ini adalah bukti bahwa
Gambar 4.8 Evaluasi modul pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan bermanfaat bagi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Prinsip keempat yakni bahan harus diperlukan dan memfasilitasi peserta didik dalam belajar. Misalnya pada gambar 4.9 berikut.
Gambar 4.9 Konten Modul Pada modul pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan terdapat bagian-bagian yang dapat memfasilitasi siswa dalam belajar, misalnya materi, gambar, dan kegiatan eksperimen. Materi berfungsi sebagai sumber pengetahuan dalam modul, gambar berfungsi sebagai visualisasi dari materi yang diberikan, dan kegiatan eksperimen berfungsi sebagai pembuktian bahwa materi yang telah dipelajari itu benar. Prinsip kelima yakni bahan harus memperhitungkan bahwa peserta didik berbeda dalam gaya belajar. Pada modul pembelajaran IPA yang dikembangkan peneliti sudah disesuaikan dengan gaya belajar dan karakteristik siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2016/2017. Jadi apabila modul ini digunakan untuk belajar siswa dari SD yang lain akan tidak maksimal hasilnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Prinsip keenam yakni bahan harus memperhitungkan bahwa peserta didik memiliki sikap yang berbeda-beda. Siswa yang ideal membutuhkan motivasi yang kuat dan konsisten melalu berbagai kegiatan, agar tumbuh perasaan positif terhadap guru, sesama siswa, dan materi yang mereka pelajari. Pada modul pembelajaran IPA terdapat berbagai jenis kegiatan, yaitu pengamatan gambar, eksperimen, dan aksi lingkungan sehat. Jadi melalui beragam kegiatan tersebut akan tumbuh sikap positif pada diri siswa. Prinsip ketujuh yakni bahan harus memaksimalkan potensi belajar dengan melibatkan kecerdasan, estetika (kepekaan terhadap seni dan keindahan) dan emosional yang dapat merangsang kegiatan otak kanan dan kiri. Pada modul pembelajaran IPA terdapat kegiatan pengamatan dua gambar yang berbeda (lihat pada gambar). Kegiatan ini bertujuah melatih siswa bercerita dan berpendapat terhadap dua gambar yang mereka amati sehingga dengan kegiatan ini dapat memaksimalkan potensi belajar.
Gambar 4.10 Kegiatan Pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Prinsip kedelapan yakni bahan sebaiknya tidak terlalu bergantung banyak pada kebiasaan dikendalikan. Pada modul ini terdapat panduan penggunaan modul dan kalimat perintah disetiap kontennya, sehingga guru tidak terlau sering memandu siswa . Prinsip kesembilan yakni bahan harus memberikan kesempatan peserta didik untuk umpan balik hasil. Pada modul ini terdapat kegiatan aksi lingkungan
Gambar 4.11 Uji Kompetensi sehat, evaluasi, dan uji kompetensi siswa (lihat pada gambar 4.5, 4.10, dan 4.11). Rangkaian kegiatan tersebut digunakan untuk melihat perkembangan siswa (feedback), baik segi kognitif, afektif, dan psikomotor.
4.3 Data Hasil Validasi Modul Pengujian modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris dilakukan oleh dua dosen ahli, yaitu ahli IPA dan ahli Bahasa. Penilaian dilakukan pada tanggal 1 Desember 2016 oleh ahli IPA dan pada tanggal 16 Desember 2016 oleh ahli bahasa, dan kedua dosen menilai secara keseluruhan mengenai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
dimuat dalam modul, yaitu mulai dari aspek kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian, dan aspek bahasa. Hasil penilaian oleh kedua ahli dapat dilihat pada bagian Lampiran. Berikut ini peneliti sajikan tabel rekapitulasi skor penilaian instrumen modul yang dilakukan oleh kedua ahli. Tabel 4.3 Skor Penilaian Instrumen Modul oleh Dosen Ahli Nomor Item
Skor Item dari Ahli IPA
Skor Item dari Ahli Bahasa
1
4
5
2
4
5
3
5
5
4
5
4
5
3
5
6
4
5
7
4
4
8
5
4
9
5
5
10
5
5
11
5
3
12
5
5
13
5
5
14
5
5
15
5
5
16
5
4
17
5
3
18
4
2
19
5
4
20
5
4
21
4
3
22
5
5
23
5
4
24
4
5
25
5
5
Rerata Skor
4,44
4,36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Nilai =
4,44+4,36 2
= 4,4
Nilai modul yang diperoleh dari ahli IPA yaitu 4,44, dan nilai modul yang diperoleh dari ahli Bahasa yaitu 4,36. Bila kedua nilai tersebut dirata-rata hasilnya adalah 4,4, kemudian jika dibandingkan dengan Tabel 3.4 di halaman 38, instrumen ini berada pada kategori “sangat layak”. Oleh sebab itu, modul ini sudah layak digunakan untuk uji lapangan.
4.4 Revisi Modul Setelah divalidasi kedua ahli memberikan komentar terhadap modul yang telah disusun oleh peneliti. Komentar tersebut akan dijadikan peneliti sebagai acuan untuk melakukan revisi pada modul yang telah dibuat. Tabel 4.4 berikut ini menyajikan komentar kedua ahli dan keputusan peneliti menanggapi komentar tersebut. Tabel 4.4 Komentar Terhadap modul oleh Ahli Penilai Ahli IPA
Komentar Modul
Keputusan
masih
disempurnakan
bisa
lagi
walau
secara umum sudah baik.
Ahli Bahasa
Belum meminta
ada
bagian siswa
Peneliti
mencoba
mencari
kekurangan pada modul dan menyempurnakannya lagi.
yang
Peneliti menambahkan bagian
mencari
pada modul yang meminta siswa
informasi lebih lanjut
mencari informasi lebih lanjut.
Penulisan daftar pustaka belum
Peneliti memperbaiki penulisan
tepat
daftar pustaka.
Kalimat banyak yang tidak baku
Peneliti memperbaiki kalimat yang tidak baku dengan kalimat yang baku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
4.5 Implementasi Implementasi modul dilakukan pada seluruh siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur yang berjumlah 26 anak. Implementasi ini dilakukan selama 4 hari, dimana pada hari pertama digunakan untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan modul, dan hari kedua sampai ke empat digunakan untuk aksi lingkungan sehat. Kemudian setelah implementasi berakhir peneliti membagikan kuesioner validasi siswa untuk penilaian kualitas modul.
4.6 Evaluasi 4.6.1 Data Hasil Observasi Berdasarkan pengamatan selama implementasi, modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris dapat membuat siswa menjadi percaya diri dalam berpendapat. Hal ini terlihat ketika siswa mencoba berpendapat pada dua gambar yang berbeda, dimana ada yang berpendapa “itu lingkungan bersih dan lingkungan kotor”, ada yang berpendapat “itu kompleks perumahan dan pedesaan, dan ada juga yang berpendapat “itu lingkungan rapi dan tidak rapi”. Kemudian saat siswa melakukan kegiatan-kegiatan pada modul seperti mengamati, bereksperimen, dan aksi lingkungan sehat, mereka cenderung aktif dan terlibat langsung dengan kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat dikatakan modul ini dapat membuat siswa tertarik dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, modul ini juga membuat sikap peduli lingkungan siswa tumbuh. Hal ini dibuktikan ketika siswa melakukan aksi peduli lingkungan selama tiga hari. Siswa selalu melakuan kegiatan aksi berdasarkan aksi yang mereka pilih. Bahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
setelah aksi lingkungan sehat usai mereka juga masih melaksanakan kebersihan kelas dan merawat tanaman di halaman kelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris ini dapat membuat siswa menjadi percaya diri dalam berpendapat, membuat siswa tertarik dan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur. 4.6.2 Pembagian Kuesioner Pembagian kuesioner pada seluruh siswa kelas IIIB dilakukan setelah kegiatan pembelajaran sudah selesai. Jumlah aitem kuesioner sebanyak 10 aitem. Berikut ini adalah rekapitulasi penilaian siswa terhadap kualitas Modul. Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siswa terhadap Kualitas Modul Siswa
Penilaian Modul
Kriteria
1
4,2
Sangat Baik
2
3,8
Baik
3
4,2
Sangat Baik
4
4
Baik
5
4,9
Sangat Baik
6
4,8
Sangat Baik
7
5
Sangat Baik
8
4,8
Sangat Baik
9
4,7
Sangat Baik
10
4,4
Sangat Baik
11
3,9
Baik
12
3
Cukup
13
5
Sangat Baik
14
4,5
Sangat Baik
15
5
Sangat Baik
16
4
Baik
17
3,5
Baik
18
3,8
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Siswa
Penilaian Modul
Kriteria
19
4
Baik
20
4,5
Sangat Baik
21
4,4
Sangat Baik
22
4,6
Sangat Baik
23
4,5
Sangat Baik
Rerata Skor
4,3
Sangat Baik
Berdasarkan pada tabel 4.5 rerata skor yang diperoleh berjumlah 4,3. Bila dibandingkan dengan Tabel 3.5 di halaman 40, skor 4,3 masuk kategori “sangat baik”, sehingga menunjukkan bahwa instrumen ini layak untuk digunakan.
4.7 Pembahasan Produk yang dikembangkan oleh peneliti berupa pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur. Daryanto (2013:9) berpendapat bahwa modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul dikembangkan bertujuan untuk menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur. Narwanti (dalam Handayani,
2013:26) mendefinisikan sikap peduli lingkungan
merupakan sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Sedangkan menurut Handayani sendiri, sikap peduli
lingkungan berarti sikap yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari untuk melestarikan, memperbaiki dan mencegah kerusakan dan pencemaran lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Peneliti menyimpulkan bahwa sikap peduli lingkungan merupakan sikap yang diwujudkan dalam tindakan sehari-hari untuk melestarikan, memperbaiki, dan mencegah kerusakan lingkungan. Modul pembelajaran IPA ini dibasiskan dengan pendidikan emansipatoris. Pendidikan emansipatoris merupakan pendidikan yang mampu memberdayakan dan memberi pencerahan pada siswa (Mangunsong, 2005:15). Menurut Giroux (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015:53) pendidikan emansipatoris dipandang sebagai pendidikan yang pergerakannya menekankan perwujudan masyarakat yang adil dan demokratis. Tiga kata kunci untuk model pendidikan emansipatoris, yaitu humanisasi, kesadaran kritis, dan mempertanyakan sistem. Pada konten-konten yang terdapat pada modul pembelajaran IPA ini menunjukkan sisi emansipatoris, misalnya seperti latihan soal dibuat dalam bentuk uraian agar siswa dapat menjawan sesuai pemahamannya. Kemudian kegiatan eksperimen yang diberi petunjuk pelaksanaan dan panduan menulis hasil eksperimen. Serta aksi lingkungan sehat yang dilaksanakan selama 3 hari dengan memilih kegiatan sesuai pilihannya. Modul
pembelajaran
IPA
berbasis
pendidikan
emansipatoris
ini
dikembangkan oleh peneliti dengan menggunakan prosedur pengembangan bahan menurut Tomlinson yang sudah diadaptasi dan dimodifikasi, yaitu analisis kebutuhan, desain, revisi, implementasi, dan evaluasi. Berikut ini adalh pemaparannya: 1. Analisis Kebutuhan Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data yaitu berupa latar belakang siswa kelas IIIB di SDN Perumnas CC, visi dan misi sekolah, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
kurikulum yang digunakan disekolah, serta gaya belajar yang digunakan. Latar belakang siswa diperoleh melalui observasi dan wawancara tertulis. Visi dan misi sekolah serta kurikulum yang digunakan diperoleh dengan observasi, dan gaya belajar yang digunakan guru diperoleh dengan wawancara. Berdasarkan
hasil
observasi
dokumen
kurikulum,
peneliti
dapat
menyimpulkan bahwa kurikulum yang diterapkan di kelas IIIB SDN Perumnas Condongcatur adalah KTSP sehingga peneliti mengembangkan modul pembelajaran IPA untuk digunakan pada kurikulum ini. Kemudian gaya belajar yang digunakan dikelas IIIB adalah teacher center, sehingga gaya belajar ini masih kurang efektif untuk mengembangkan pribadi siswa, dan hal ini tidak sesuai dengan visi nomor 1. Jadi pengembangan modul pembelajaran IPA ini akan dibasiskan dengan pendidikan emansipatoris, sehinga dapat merubah gaya belajarnya menjadi student center dan akan disesuaikan dengan visi nomor 1. Berdasarkan hasil wawancara, siswa kelas IIIB adalah siswa yang aktif akan tetapi mereka masih kurang dalam hal kebersihan terutama kebersihan di kelas. Kadang-kadang setiap pagi, orang tua siswa yang mengantar ikut membantu membersihkan kelas, kalau tidak guru harus marah-marah agar siswa membersihkan kelas. Di sisi lain, semua siswa kelas IIIB sudah tahu cara menjaga lingkungan yang benar dan cara merawat tanaman, misalnya seperti menyiram bunga dan membuang sampah pada tempatnya. Akan tetapi, praktiknya masih kurang. Hal itu disebabkan karena mereka belum tahu secara nyata pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Kemudian dari data hasi observasi dan wawancara peneliti melakukan analisis data yang diperoleh, kemudian memilih Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Standar Kompetensi yang peneliti pilih yaitu SK. 2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan dengan Kompetensi Dasar 2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan. 2. Desain Proses desain diawali dengan membuat sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan desain dari modul. RPP ini digunakan sebagai dasar pembuatan
modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan
emansipatoris, dan modul ini dikembangkan dengan mangadaptasi sembilan dari enambelas prinsip pengembangan bahan milik Tomlinson, yaitu 1) Materials should achieve impact, 2) Materials should help learners to develop confidence, 3) What is being taught should be perceived by learners as relevant and usefu, 4) Materials should require and facilitate learner self-investment, 5) Materials should take into account that learners differ in learning styles, 6) Materials should take into account that learners differ in affective attitudes, 7) Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual, aesthetic and emotional involvement which stimulates both right and left brain activities, 8) Materials should not rely too much on controlled practice, 9) Materials should provide opportunities for outcome feedback. Pada prinsip pertama bahan harus mencapai dampak. Jadi prinsip ini dapat dikatakan tercapai apabila modul pembelajaran IPA yang dikembangkan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
dapat menggugah rasa ingin tahu peserta didik, minat, dan perhatian. Berdasarkan hasil observasi, siswa sangat antusias ketika melakukan kegiatan eksperimen dan mereka mampu melakukan eksperimen secara mandiri dengan panduan yang ada pada modul sehingga pada modul ini dapat dikatakan mencapai dampak. Prinsip kedua yakni bahan harus membantu peserta didik untuk mengembangkan
kepercayaan
diri.
Modul
pembelajaran
IPA
yang
dikembangkan peneliti dapat menumbuhkan kepercayaan diri, hal ini dibuktikan dengan kegiatan observasi pada dua gambar yang berbeda dimana siswa menjadi berani berpendapat mengenai dua gambar tersebut. Kemudian mereka bisa mengikuti langkah-langkah kegiatan eksperimen yang ada pada modul dengan lancar. Prinsip ketiga yakni apa yang diajarkan bisa dirasakan oleh peserta didik sebagai yang relevan dan berguna. Hal ini dibuktikan dari hasil evaluasi siswa, yaitu mereka berpendapat bahwa “kegiatan yang dilakukan menyenangkan karena bisa merawat lingkungan”, selain itu mereka juga merasa lingkungan kelas sebelum aksi itu kotor, dan setelah aksi jadi bersih. Jadi modul pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan bermanfaat bagi siswa. Prinsip keempat yakni bahan harus diperlukan dan memfasilitasi peserta didik dalam belajar. Pada modul pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan terdapat bagian-bagian yang dapat memfasilitasi siswa dalam belajar, misalnya materi, gambar, dan kegiatan eksperimen. Materi berfungsi sebagai sumber pengetahuan dalam modul, gambar berfungsi sebagai visualisasi dari materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
yang diberikan, dan kegiatan eksperimen berfungsi sebagai pembuktian bahwa materi yang telah dipelajari itu benar. Prinsip kelima yakni bahan harus memperhitungkan bahwa peserta didik berbeda dalam gaya belajar. Pada modul pembelajaran IPA yang dikembangkan peneliti sudah disesuaikan dengan gaya belajar dan karakteristik siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2016/2017. Jadi apabila modul ini digunakan untuk belajar siswa dari SD yang lain akan tidak maksimal hasilnya Prinsip keenam yakni bahan harus memperhitungkan bahwa peserta didik memiliki sikap yang berbeda-beda. Siswa yang ideal membutuhkan motivasi yang kuat dan konsisten melalu berbagai kegiatan, agar tumbuh perasaan positif terhadap guru, sesama siswa, dan materi yang mereka pelajari. Pada modul pembelajaran IPA terdapat berbagai jenis kegiatan, yaitu pengamatan gambar, eksperimen, dan aksi lingkungan sehat. Jadi melalui beragam kegiatan tersebut akan tumbuh sikap positif pada diri siswa. Prinsip ketujuh yakni bahan harus memaksimalkan potensi belajar dengan melibatkan kecerdasan, estetika (kepekaan terhadap seni dan keindahan) dan emosional yang dapat merangsang kegiatan otak kanan dan kiri. Pada modul pembelajaran IPA terdapat kegiatan pengamatan dua gambar yang berbeda (lihat pada gambar). Kegiatan ini bertujuah melatih siswa bercerita dan berpendapat terhadap dua gambar yang mereka amati sehingga dengan kegiatan ini dapat memaksimalkan potensi belajar. Prinsip kedelapan yakni bahan sebaiknya tidak terlalu bergantung banyak pada kebiasaan dikendalikan. Pada modul ini terdapat panduan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
penggunaan modul dan kalimat perintah disetiap kontennya, sehingga guru tidak terlau sering memandu siswa . Prinsip kesembilan yakni bahan harus memberikan kesempatan peserta didik untuk umpan balik hasil. Pada modul ini terdapat kegiatan aksi lingkungan sehat, evaluasi, dan uji kompetensi siswa (lihat pada gambar 4.5, 4.10, dan 4.11). Rangkaian kegiatan tersebut digunakan untuk melihat perkembangan siswa (feedback), baik segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian setelah selesai dibuat, modul divalidasi oleh dua dosen ahli, yaitu ahli IPA dan ahli Bahasa. Peneliti menggunakan skala likert. Skala Likert merupakan skala yang berisi lima tingkat jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap statemen atau pernyataan yang dikemukakan mendahului opsi jawaban yang disediakan (Hadi, 1991:19). Tingkatan gradasi jawanan pada angket ini antara lain adalah (1) sangat tidak layak, (2) tidak layak, (3) cukup layak, (4) layak, (5) sangat layak. Nilai modul yang diperoleh dari ahli IPA yaitu 4,44, dan nilai modul yang diperoleh dari ahli Bahasa yaitu 4,36. Bila kedua nilai tersebut dirata-rata hasilnya adalah 8,8, dan nilai tersebut berada pada kategori “sangat layak”. Tabel 4.6 Rekapitulasi Validasi Modul No Validator Skor Kategori 1 Ahli IPA 4,44 Sangat layak 2 Ahli Bahasa 4,36 Sangat layak Jumlah 8,8 Rerata Sangat layak 4,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
3. Revisi Revisi diakukan pada bagian modul yang dikritik dan diberikan saran oleh dua validator. Kritik dan saran yang diberikan oleh ahli IPA yaitu, modul masih bisa disempurnakan lagi walau secara umum sudah baik, dan tindakan peneliti untuk menindak lanjuti komentar tersebut adalah mencoba mencari kekurangan pada modul dan menyempurnakannya lagi. Kemudian komentar dan saran yang diberikan ahli bahasa ada tiga, yaitu 1) belum ada bagian yang meminta siswa mencari informasi lebih lanjut, 2) penulisan daftar pustaka belum tepat, 3) Kalimat banyak yang tidak baku. Tindakan peneliti untuk menindak lanjuti komentar tersebut adalah menambahkan bagian pada modul yang meminta siswa mencari informasi lebih lanjut, memperbaiki penulisan daftar pustaka, dan memperbaiki kalimat yang tidak baku dengan kalimat yang baku. 4. Implementasi Setelah modul direvisi, modul diimplementasikan pada seluruh siswa kelas IIIB di SDN Perumnas CC selama 2 kali pertemuan, dan setelahnya dilakukan pembagian kuesioner. Selain itu peneliti juga melakukan observasi terhadap kegiatan belajar siswa untuk mengetahui dampak penggunaan modul. 5. Evaluasi Evaluasi dilakukan pada kuesioner dan hasil observasi kegiatan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran IPA. Hasil kuesioner digunakan sebagai penilaian terhadap kualitas modul dan hasil observasi digunakan untuk melihat dampak penggunaan modul pada siswa. Berdasarkan data hasil pembagian kuesioner pada siswa, nilai yang diperoleh yaitu 4,3,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
dimana nilai tersebut berada pada kategori “sangat layak”, sehingga kualitas modul yang dikembangkan peneliti sudah sangat layak untuk digunakan. Sedangkan
berdasarkan
hasil
observasi,
dampak
penggunaan
modul
pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris dapat membuat siswa menjadi percaya diri dalam berpendapat. Hal ini terlihat ketika siswa mencoba berpendapat pada dua gambar yang berbeda, dimana ada yang berpendapa “itu lingkungan bersih dan lingkungan kotor”, ada yang berpendapat “itu kompleks perumahan dan pedesaan, dan ada juga yang berpendapat “itu lingkungan rapi dan tidak rapi”. Kemudian saat siswa melakukan kegiatan-kegiatan pada modul seperti mengamati, bereksperimen, dan aksi lingkungan sehat, mereka cenderung aktif dan terlibat langsung dengan kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat dikatakan modul ini dapat membuat siswa tertarik dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, modul ini juga membuat sikap peduli lingkungan siswa tumbuh. Hal ini dibuktikan ketika siswa melakukan aksi peduli lingkungan selama tiga hari. Siswa selalu melakuan kegiatan aksi berdasarkan aksi yang mereka pilih. Bahkan setelah aksi lingkungan sehat usai mereka juga masih melaksanakan kebersihan kelas dan merawat tanaman di halaman kelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris ini dapat membuat siswa menjadi percaya diri dalam berpendapat, membuat siswa tertarik dan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada bab ini peneliti akan menguraikan (1) kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, (2) keterbataan penelitian, dan (3) sasaran.
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 5.1.1
Proses penyusunan produk berupa modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris dilakukan dengan menggunakan 5 langkah prosedur pengembangan bahan yang meliputi: 1) analisis kebutuhan yaitu berupa dokumen kurikulum dan latar belakang siswa, kemudian menentukan SK dan KD, 2) mendesain modul yang diawali dengan membuat desain modul (menyusun RPP), dilanjutkan membuat modul, dan kemudian memvalidasi modul yang dilakukan oleh dua ahli modul, 4) merevisi bagian modul yang dikomentari dan diberi saran oleh validator, 5) implementasi modul pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur, 6) Melakukan evaluasi modul yang telah diimplementasikan dengan melihat hasil pretes dan postes serta melihat hasil penilaian siswa terhadap kualitas modul.
5.2.2 Kualitas produk berupa modul pembelajan IPA berbasisis emansipatoris berdasarkan hasil uji coba lapangan diperoleh skor 4,3. Skor tersebut
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
dikategorikan “sangat baik”, sehingga modul pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan ini layak untuk digunakan. 5.1.3 Dampak penggunaan produk berupa modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris ini dapat membuat siswa menjadi berani bertukar pendapat dengan guru maupun teman sekelas (mempertanyakan sistem), membuat siswa tertarik dan memacu rasa ingin tahu siswa dalam kegiatan pembelajaran (kesadaran kritis), membuat siswa belajar secara mandiri dan terlibat aktif dalam pembelajaran , dan dapat menanamkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IIIB di SDN Perumnas Condongcatur (humanisasi). 5.2 Keterbatasan Produk yang peneliti rancang mempunya beberapa keterbatasan, yaitu sebagai berikut: 5.2.2 Modul pembelajaran IPA yang peneliti kembangkan hanya terbatas pada materi lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat. 5.2.1 Pelaksanaan uji coba modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris hanya bisa dilakukan di kelas IIIB SDN Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2016/2017 karena modul yang dikembangkan sudah disesuaikan dengan analisis kebutuhan di kelas tersebut.
5.3 Saran Berikut ini beberapa saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
5.3.1 Sebaiknya isi materi lingkungan lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat pada modul pembelajaran IPA disesuaikan dengan analisis kebutuhan pada kelas yang dijadikan penelitian, sehingga siswa mudah memahaminya. 5.3.2 Sebaiknya pengembangan produk berupa modul pembelajaran IPA berbasis pendidikan emansipatoris disesuaikan dengan analisis kebutuhan pada kelas yang dijadikan penelitian, sehingga hasilnya akan tepat sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
DAFTAR PUSTAKA
Alya, Q. (2009). Kamus bahasa indonesia untuk pendidikan dasar. Jakarta: PT INDAHJAYA Adipratama.
Browne, M. N dan Keeley, S. M. (2012). Pemikiran kritis: Panduan untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan kritis. Jakarta: Indeks.
Carm, P. G. (1989). Etika lingkungan lidup. Malang: Dioma.
Daryanto. (2013). Menyusun modul bahan ajar untuk persiapan guru dalam mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
Fahruddin, M. M. (2008). Konsep pendidikan humanis dalam perspektif al-quran. Tidak diterbitkan.
Hadi, S. (1991). Analisis butir untuk instrumen angket, tes dan skala nilai dengan BASICA. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Halawa, R. (2016). Pengembangan modul tanaman obat untuk pendidikan konservasi lingkungan di kelas V SDN No 075046 Lolofitu kabupaten Nias Barat. Tidak diterbitkan.
Handayani, A. (2013). Peningkatan sikap peduli lingkungan melalui Implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA Kelas IV.1 di SD N Keputran “A”. Tidak diterbitkan.
Harsono. Y.M. 2007. Developing learning materials for specific purposes. Teflin Jurnal. Volume 18, No. 2, Agustus 2007.
Iskandar, S. M. (2001). Pendidikan ilmu pengetahuan alam. Bandung: CV. Maulana.
Joyo, P. (2013). Pemikiran pendidikan kritis Prof. H. A. R Tilaar dan relevansinya dalam pendidikan islam. Tidak diterbitkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Kresnawati, N. (2013). Korelasi kualitas pembelajaran geografi dan hasil belajar terhadap sikap peduli lingkungan siswa kelas XII IPS SMAN 1 Ponorogo. Jurnal, 1(3), 298-303.
Kurniawati, T.D. (2016). Pengembangan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong siswa kelas IV berpikir kritis. Tidak diterbitkan.
Mangunsong, F. (2005). Proceeding: mencapai perkembangan manusia yang utuh melalui pendidikan emansipatoris. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Sagala, S. (2010). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan pembelajaran: teori dan praktik pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Group.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian kunatitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung: Alfabeta.
Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana Tomlinson, B. (2005). Material development in language teaching. Cambridge : Univesity Press.
Winarti, E dan Anggadewi, B. E. T. (2015). Manusia pembelajar di dunia tarik ulur: pedagogi ignasian sebagai pendidikan emansipatoris. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Widoyoko, E. P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Lampiran 3 SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SD N Perumnas Condongcatur
Mata Pelajaran Kelas/Program Semester Standar Kompetensi
: IPA : III / SD-MI : 1 (satu) : 2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan
Kompetensi Dasar
2.2
Mendeskripsikan
kondisi lingkungan yang berpengaruh kesehatan
terhadap
Indikator Pencapaian Kompetensi
Materi Pokok dan Uraian Materi
Gagasan Kegiatan Pembelajaran
Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat o Ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak sehat o Dampak lingkungan tidak sehat terhadap kesehatan o Cara merawat lingkungan kelas agar stap bersih dan sehat
Kegiatan Belajar I o Mengidentifikasi ciri-ciri linkungan sehat dan tidak sehat melalui pengamatan gambar o Mencari tahu dampak lingkungan tidak sehat bagi kesehatan
Competence - Mengidentifikasi 3 ciri-ciri lingkungan yang sehat dan tidak sehat
Kegiatan Belajar II o Pembuktian pengaruh lingkungan tidak sehat terhadap
- Membuktikan
- Memcari dampak lingkungan sehat dan sehat kesehatan
Penilaian Bentuk Instrumen
Jenis Tagihan
tahu yang tidak bagi
bahwa lingkungan yang sehat dan tidak sehat dapat
Tugas Individu dan Kelompok
- soal -
uraian penilaian diri unjuk kerja
Contoh Instrumen
Alokasi Waktu
5jp
Sumber/ Bahan/ Alat Sumber: Buku IPA SD Kelas III Bahan: Modul Ayo Cintai Lingkungan Alat: Tangan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
kesehatan melalui ekperimen polusi udara dan eksperimen pencemaran air o Menjelaskan cara merawat lingkungan kelas agar stap bersih dan sehat o Merancang kegiatan aksi lingkungan sehat di sekolah Kegiatan Belajar III o Mengevaluasi kegiatan aksi yang telah dilakukan disekolah selama 1 minggu
mempengaruhi kesehatan Conscince - Menunjukkan sikap peduli lingkungan
- Menunjukkan sikap bertanggung jawab Compassion - Merancang kegiatan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu
- Melaksanakan kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah direncanakan
- Mengevaluasi kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Mengetahui,
.......................................... 20 .....
Kepala Sekolah ..........................
Wali kelas
( .............................................. )
( .............................................. )
NIP/NIK : ..............................
NIP/NIK : ..............................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Tingkat Pendidikan
: SD Perumnas Condongcatur
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester
: III / I
Alokasi Waktu
: 2 X 35 menit
A. Standar Kompetensi 3. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan
B. Kompetensi Dasar 3.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan
C. Indikator 1.
Competence 2.2.1 Mengidentifikasi 3 ciri-ciri lingkungan yang sehat dan tidak sehat 2.2.2 Memcari tahu dampak lingkungan yang sehat dan tidak sehat bagi kesehatan 2.2.3 Membuktikan bahwa lingkungan yang sehat dan tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan
2. Conscinence 2.2.4
Menunjukkan sikap peduli lingkungan
2.2.5
Menunjukkan sikap bertanggung jawab
3. Compassion 2.2.6 Merancang kegiatan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu 2.2.7 Melaksanakan kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah direncanakan 2.2.8 Mengevaluasi kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah dilaksanakan
D. Tujuan Pembelajaran 1. Competence
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
2.2.1.1 Siswa mampu mengidentifikasi 3 ciri-ciri lingkungan yang sehat dan tidak sehat melalui diskusi kelas dengan benar. 2.2.2.1 Siswa mampu memcari tahu dampak lingkungan yang sehat dan tidak sehat bagi kesehatan melalui buku bacaan dengan benar. 2.2.3.1 Siswa mampu membuktikan bahwa lingkungan yang sehat dan tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan melalui kegiatan eksperimen polusi udara dengan benar. 2. Conscience 2.2.4.1 Siswa mampu menunjukkan sikap peduli lingkungan melalui kegiatan aksi lingkungan sehat dengan benar. 2.2.5.1 Siswa mampu menunjukkan sikap bertanggung jawab melalui kegiatan pembelajaran dengan benar. 3. Compassion 2.2.6.1 Siswa mampu merancang kegiatan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu melalui bimbingan guru dengan benar. 2.2.7.1 Siswa mampu melaksanakan kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah direncanakan melalui bimbingan guru dengan benar. 2.2.8.1 Siswa mampu mengevaluasi kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah dilaksanakan melalui bimbingan guru dengan benar.
E. Materi Pembelajaran Lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat
F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Saintifik 2. Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi, demonstrasi, eksperimen, dan tanya jawab
G. Alat, Bahan, dan Sumber 1. Alat dan Bahan -
Bahan praktikum (2 pot berisi tanaman, pot 1 berisi banyak tanaman & pot 2 berisi satu tanaman, 2 toples bening, korek api, dan obat nyamuk bakar)
-
Gambar lingkungan sehat dan tidak sehat
-
LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
2. Sumber Belajar -
Buku paket IPA kelas III
-
Buku LKS IPA kelas III
H. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Belajar I Tahap
Rincian Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
- Guru mengawali pembelajaran dengan Doa
10 menit
- Guru melakukan presensi - Apersepsi : Siswa dan guru berdiskusi mengenai lingkungan - Motivasi : Siswa melakukan tepuk bit - Orientasi
:
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran Inti
Ekplorasi - Siswa mengamati gambar lingkungan yang sehat
dan tidak sehat pada modul (Mengamati) - Siswa dan guru berdiskusi mengenai perbedaan
lingkungan yang sehat dan tidak sehat - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika masih
ada yang bingung (Menanya) - Siswa menyebutkan contoh lain yang merupakan
lingkungan sehat dan tidak sehat Elaborasi - Siswa dibagi menjadi 6 kelomok diskusi - Siswa secara berkelompok mencari tahu penyebab
dan dampak lingkungan yang sehat dan tidak sehat bagi kesehatan melalui buku bacaan (Menalar dan Mencoba) - Siswa menuliskan hasil temuannya yang diperoleh
pada buku catatan masing-masing Konfirmasi
45 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 - Perwakilan kelompok siswa membacaka hasil
temuannya di depan kelas (Mengkomunikasikan) - Siswa dan guru merangkum pembelajaran yang
diperoleh Penutup
- Guru merangkum pembelajaran dari awal hingga
15 menit
akhir - Siswa melakukan refleksi atas pelajaran yang didapat hari ini dengan bimbingan guru - Guru memberikan tindak lanjut pada siswa berupa PR (mengerjakan latihan soal di buku paket) - Guru menutup kegiatan doa dan salam Kegiatan Belajar II Tahap
Rincian Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
- Guru mengawali pembelajaran dengan Doa
10 menit
- Guru melakukan presensi - Apersepsi : Guru mengulas pembelajaran yang telah dilakukan di pertemuan sebelumnya yaitu pemahaman
bahwa
lingkungan
yang
sehat
berpengaruh terhadap kesehatan - Motivasi : Siswa melakukan tepuk bit - Orientasi
:
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran Inti
Eksplorasi -
Siswa ditunjukkan dua buah pot berisi tanaman (pot 1 berisi banyak tanaman & pot 2 berisi satu tanaman) (Mengamati)
-
Guru mengajukan pertanyan pada siswa terkait dengan dua pot tanaman yang ditunjukkan. Apa perbedaan dari dua pot berisi tanaman ini? Apa yang terjadi jika kedua pot ini ditutup dengan toples dan saya beri asap? (Menanya)
45 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 -
Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan belajar yang akan dilakukan
Elaborasi - Siswa berkumpul kembali dengan kelompok yang
sebelumnya sudah dibentuk - Setiap kelompok siswa dibagiakan media untuk
melakukan eksperimen - Siswa diberi kesempatan bertanya jika masih
bingung
dengan
kegiatan
yang
dilakukan
(Menanya) - Siswa
bereksperimen
(pembuktian
bahwa
lingkungan yang sehat dan tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan) dengan media polusi udara, serta dilakukan sesuai urutan yang ada di modul (Menalar dan Mencoba) - Siswa mengamati hasil eksperimen dan mencatat
hasilnya di buku masing-masing Konfirmasi - Siswa membacakan hasil kegiatan eksperimen di
depan kelas (Mengkomunikasikan) - Siswa menyimpulkan dari kegiatan eksperimen
yang dilakukan bahwa kesehatan - Siswa secara individu diminta membuat rancangan
kegiatan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu Penutup
- Guru merangkum pembelajaran dari awal hingga akhir - Siswa melakukan refleksi atas pelajaran yang didapat hari ini dengan bimbingan guru - Siswa diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah direncanakan baik di lingkungan sekolah maupun dilingkungan rumah - Guru menutup kegiatan doa dan salam
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Kegiatan Belajar III Tahap
Rincian Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
- Guru mengawali pembelajaran dengan Doa
10 menit
- Guru melakukan presensi - Apersepsi
:
Guru
bercerita
mengenai
pengalamannya ketika melakukan aksi lingkungan sehat dirumah - Motivasi : Siswa melakukan tepuk lingkungan sehat - Orientasi
:
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran Inti
- Guru bertanya pada siswa terkait dengan kegiatan 45 menit
aksi lingkungan sehat yang dilakukan selama 1 minggu - Salah satu siswa menceritakan kegiatan aksi
lingkungan sehat yang telah dilakukannya - Siswa menuliskan perbedaan yang terjadi sebelum
dan sesuadah melakukan kegiatan aksi lingkungan sehat selama satu minggu - Dua siswa membacakan hasil pekerjaannya secara
bergantian di depan kelas - Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
pentingnya lingkungan sehat bagi kesehatan - Siswa melanjutkan kegiatan aksi lingkungan sehat
sebagai kebiasaan baik di rumah dan sekolah Penutup
- Guru merangkum pembelajaran dari awal hingga akhir - Siswa melakukan refleksi atas pelajaran yang didapat hari ini dengan bimbingan guru
15 enit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
- Guru memberikan tindak lanjut pada siswa berupa PR (mengerjakan latihan soal di buku paket) - Guru menutup kegiatan doa dan salam I. Penilaian 1. Jenis/ teknik penilaian Aspek Penilaian
Jenis
Teknik
Kognitif
Tes
Tertulis
Psikomotor
Non tes
Produk
Afektif
Non tes
Penilaian diri
2. Instrumen: LKS dan rubrik penilaian (terlampir) 3. Post Tes (terlampir) 4. Pedoman penskoran (terlampir)
Mengetahui,
Yogyakarta, 6 November 2016
Kepala Sekolah
Guru Kelas
(…………………..)
(…………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Lampiran Penilaian A. Penilaian Kognitif Indikator
2.2.1 Mengidentifikasi 3 ciri-ciri lingkungan yang sehat dan tidak sehat 2.2.2 Memcari tahu dampak lingkungan yang sehat dan tidak sehat bagi kesehatan 2.2.3 Membuktikan bahwa lingkungan yang sehat dan tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan
Teknik Penilaian Instrumen
Tes 5 soal uraian (terlampir)
Kunci Jawaban 1. Ciri-ciri lingkungan yang tidak sehat - Udara kotor dan banyak debu - Sumber air keruh dan tercemar - Sampah berserakan dimana-mana 2. Ciri-ciri lingkungan yang sehat - Udaranya bersih dan segar - Sumber air bersih - Sampah tidak berserakan 3. Dampak membuang sampah disungai - Air sungai menjadi tercemar - Jika airnya digunakan dapat menyebabkan penyakit - Dapat menyebabkan banjir 4. Cara mencegah pencemaran udara - Menanam banyak tanaman/pohon - Tidak membakar sampah - Tidak menebang pohon secara liar 5. Cara menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih dan sehat - Membuang sampah di tempat sampah - Membersihkan kelas setiap hari - Menanam tanaman di halaman kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Pedoman Penskoran Soal uraian Nilai =
= jumlah skor x 2
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 5
B. Penilaian Afektif Indikator
3.2.4 Menunjukkan sikap peduli lingkungan 3.2.5 Menunjukkan sikap bertanggung jawab
Teknik penilaian Instrumen
Non Tes Penilaian diri
Format Penilaian Diri Nama siswa: ……………..
Kelas/ No.Absen:…../……
Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirimu! No
Aspek Penilaian
Sikap Peduli Lingkungan 1
Saya selalu membuang sampah pada tempat sampah.
2
Saya tidak mencoret-coret meja, kursi, dan tembok di kelas.
3
Saya selalu piket membersihkan kelas sesuai jadwal.
4
Saya selalu merawat dan tidak merusak tanaman yang ada di depan kelas.
Sikap Tanggung Jawab 1
Saya selalu memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan di depan.
2
Saya berani berpendapat ketika sedang melakukan diskusi di kelas.
3
Saya selalu memperhatikan jika ada teman yang sedang presentasi di depan.
4
Saya dapat menerima pendapat orang lain ketika berada dalam kelompok diskusi.
Keterangan: Jawaban “ya” = skor 1,
jawaban “tidak” = skor 0
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Rubrik penilaian dan pedoman penskoran Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
4
3
2
1
Memenuhi 4
Memenuhi 3
Memenuhi 2
Memenuhi 1
aspek penilaian
aspek penilaian
aspek penilaian
aspek
Kriteria
Sikap menghargai
penilaian
C. Penilaian Psikomotor Indikator
2.2.6 Merancang kegiatan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu 2.2.7 Melaksanakan kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah direncanakan 2.2.8 Mengevaluasi kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah dilaksanakan
Teknik penilaian Instrumen
Non Tes Observasi
Lembar Pengamatan No.
Aspek yang Diamati
1
Siswa mampu membuat rancangan aksi lingkungan sehat.
2
Siswa mampu melaksanakan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu.
3
Siswa bisa mengevaluasi kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah dilaksanakannya Jumlah
Keterangan: 1 : Kurang 2 : Cukup 3 : Baik 4 : Sangat Baik
1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Lampiran Materi Lingkungan Sehat Dan Lingkungan Tidak Sehat Pernahkah kamu melihat tumpukan sampah di sekitarmu? Bersihkah sungai di lingkunganmu? Bersihkah udara di sekitar jalan raya kota atau desamu? Coba bandingkan kondisi lingkunganmu dengan kondisi lingkungan di suatu pegunungan atau desa terpencil yang jauh dari keramaian! Samakah kondisinya? Mengapa demikian? Awalnya, kondisi lingkungan di setiap tempat semuanya bersih, sehat, dan alami. Pohon-pohon masih rindang, air sungai masih mengalir jernih, udara belum terkena polusi, tanah pun masih bersih dari polusi. Namun, mengapa kondisi tersebut dapat berubah? A. Perbedaan antara Lingkungan Sehat dengan Lingkungan Tidak Sehat Agar dapat hidup dengan baik, maka setiap makhluk hidup memerlukan lingkungan yang sesuai dengan sifat dan kebutuhannya. Misalnya, manusia hanya dapat hidup di darat, sedangkan ikan hidup di lingkungan perairan, dan sebagainya.
(1)
(2)
Perhatikan Gambar 1 dan 2. Gambar tersebut memperlihatkan lingkungan dari dua daerah yang berbeda, yaitu daerah pegunungan dan daerah industri. Pernahkah kamu berada di kedua daerah tersebut? Apa yang kamu rasakan? Bila berada di daerah pegunungan, maka kamu akan merasakan sejuk. Udara yang dihirup terasa segar. Lain halnya apabila kamu berada di suatu daerah industri. Udara di daerah industri terasa panas, berdebu, dan menyesakkan pernapasan. Mengapa demikian? Kebersihan lingkungan rumah kita harus selalu diperhatikan. Setiap hari, lantai rumah sebaiknya disapu agar kotoran tidak menumpuk di lantai. 1. Lingkungan Sehat Perhatikan lingkungan di sekitarmu! Apakah lingkunganmu termasuk lingkungan sehat? Lingkungan sehat adalah lingkungan yang bersih. Lingkungan sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Udara bersih dan segar. b. Tanah yang subur. c. Sumber air yang bersih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
d. Air sungai yang mengalir terlihat bersih dan jernih. e. Sampah tidak berserakan. f. Banyak tumbuhan hijau yang tumbuh dengan subur. Kamu mempunyai kewajiban untuk mewujudkan lingkungan sehat. Lingkungan sehat akan membuat kesehatan kita terjaga dan betah menghuninya. 2. Lingkungan Tidak Sehat Keadaan lingkungan di sekitar manusia tinggal, ada yang memenuhi syarat kesehatan dan ada pula yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan lingkungan yang tidak sehat. Ciri-ciri lingkungan yang tidak sehat adalah sebagai berikut: a. Udara kotor karena banyak debu dan asap. b. Sampah banyak berterbaran. c. Sumber air tidak bersih. d. Saluran air tidak lancar sehingga air menggenang. e. Tumbuhan tidak bisa tumbuh dengan subur sehingga lingkungan menjadi gersang. Lingkungan yang tidak sehat mengakibatkan berjangkitnya berbagai penyakit, bau yang tidak sedap, dan pemandangan yang buruk. Beberapa faktor penyebab lingkungan tidak sehat, yaitu sebagai berikut. 1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh asap pabrik, asap kendaraan bermotor, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan sebagainya. 2. Pencemaran Air Pencemaran air disebabkan oleh adanya pembuangan limbah rumah tangga dan limbah pabrik ke dalam lingkungan, salah satu contohnya adalah membuang sampah di sungai. 3. Pencemaran Tanah Membuang sampah di sembarang tempat dapat mencemari lingkungan. Sampah harus dibuang di lokasi pembuangan sampah yang semestinya. Sampah tersebut akan diolah menjadi zat-zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Sampah antara lain berupa sampah organik yang berasal dari makhluk hidup. Contoh sampah organik, antara lain, daun-daun, sisasisa makanan, dan sebagainya. Selain sampah organik, ada pula sampah anorganik. Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda tak hidup. Contoh sampah anorganik, antara lain, kaleng, botol, plastik, dan sebagainya. Sampah organik dapat membusuk dan terurai oleh bakteri atau jamur menjadi zat-zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Zat-zat yang telah terurai ini dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Sementara itu, sampah anorganik tidak dapat terurai secara alamiah sehingga diperlukan campur tangan manusia untuk melakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Apakah yang terjadi jika sampah-sampah ini, terutama sampah anorganik, terus dibuang dan dibiarkan menggunung di lingkungan hidup kita? Coba diskusikan bersama! 4. Pencemaran Suara Kemajuan teknologi manusia selain menghasilkan kemakmuran juga menimbulkan pencemaran. Selain pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran tanah, pencemaran suara pun timbul dari kemajuan teknologi ini. Pencemaran suara terutama terjadi di daerah perkotaan maupun di daerah perindustrian. Mengapa demikian? Coba diskusikanlah bersama! B. Pengaruh Pencemaran Lingkungan terhadap Kesehatan Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara. Segala bentuk pencemaran ini dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup maupun lingkungan. i.
Pengaruh Pencemaran Udara terhadap Kesehatan Udara kotor mengandung zat-zat kimia, debu, dan bibit penyakit. Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran udara, antara lain sesak napas, asma, dan bahkan dapat menyebabkan kanker. Debu yang beterbangan dapat masuk ke dalam mata sehingga mata menjadi merah dan mengganggu penglihatan. Untuk menjaga agar mata tidak terkena debu atau kotoran, maka saat melakukan perjalanan,kamu sebaiknya memakai kacamata jalan dan mencuci muka setelah sampai di tempat tujuan. Apabila debu menempel pada kulit, maka kulit akan terasa gatal dan bersisik. Usahakan mandi secara teratur setiap hari agar kulit menjadi bersih dan sehat.
ii.
Pengaruh Pencemaran Air terhadap Kesehatan Pencemaran air dapat merugikan kesehatan makhluk hidup maupun lingkungan. Air yang telah tercemar membahayakan kesehatan. Mengapa? Air yang telah tercemar mengandung bibit-bibit penyakit dan zat-zat kimia beracun. Penyakit yang muncul karena pencemaran air, antara lain diare, muntaber, gatal-gatal, dan berbagai penyakit kulit lainnya. Gunakanlah air yang bersih dan sehat untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Ciri-ciri air yang menyehatkan, antara lain air tersebut bersih, tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna (jernih), dan tidak mengandung bibit penyakit. Sebelum dikonsumsi, air direbus sampai mendidih. Hal ini bertujuan agar bibit penyakit terdapat di dalam air dapat mati.
iii.
Pengaruh Pencemaran Tanah terhadap Kesehatan Tanah yang tercemar akan berkurang kesuburannya. Selain itu, zat-zat pencemar juga dapat terserap oleh tumbuhan. Tumbuhan tersebut kemudian dimakan oleh hewan atau manusia. Akibatnya, zat pencemar tersebut akan berpindah ke dalam tubuh hewan atau manusia. Apa yang terjadi jika zat pencemar yang masuk ke dalam tubuh hewan atau manusia itu bertambah banyak? Diskusikan bersama temanmu! Pengaruh Pencemaran Suara Makhluk hidup, terutama hewan dan manusia, diberikan indra pendengar yang memiliki kepekaan berbeda-beda. Mengapa demikian? Manusia hanya mampu
iv.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
menangkap suara yang mempunyai kisaran frekuensi tertentu. Tahukah kamu, berapakah kisaran frekuensi suara yang dapat ditangkap manusia? Hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terkena pengaruh polusi suara, antara lain: a) sebaiknya jangan membangun rumah di tepi jalan raya yang dilalui banyak kendaraan bermotor, b) memakai penutup telinga saat berada di lingkungan yang sangat bising. C. Cara Menciptakan Lingkungan yang Sehat Rumah yang bagus belum tentu sehat. Rumah sederhana dapat menjadi lingkungan yang sehat. Syarat-syarat rumah sehat antara lain sebagai berikut. 1. Terdapat ventilasi pertukaran cahaya matahari dan udara. 2. Ada kamar mandi dan WC yang bersih. 3. Ada saluran pembuangan limbah yang bersih. 4. Ada sumber air yang bersih. 5. Ada tempat pembuangan sampah bertutup dan bersih. 6. Ada halaman rumah yang bersih. Hal-hal yang diperhatikan untuk menciptakan halaman yang bersih adalah sebagai berikut. 1. Menanam tumbuhan rindang dan menghasilkan buah. Misalnya jambu, mangga, dan rambutan. Untuk mempercantik halaman dapat ditanam tumbuhan berbunga. Misalnya, mawar, anggrek, dan melati. 2. Membuat selokan air. Selokan air membuat air tidak menggenang. Air yang menggenang dapat menjadi sarang nyamuk. 3. Membersihkan sampah di halaman rumah secara teratur setiap hari. 4. Menjaga halaman rumah tidak lembap. Oleh karena itu, usahakan cukup cahaya matahari. Kita dapat menanam tumbuhan dalam pot. Tumbuhan dapat membuat udara bersih, sejuk, dan segar. Tumbuhan juga membuat lingkungan tampak lebih indah. Untuk lingkungan perumahan, perlu dibuat jalan atau gang. Hal ini bertujuan untuk memperlancar transportasi. Perlu diadakan kerja bakti antarwarga untuk membersihkan lingkungan sekitar. Jangan terlalu sering menggunakan bahan-bahan yang mengandung zat beracun. Misalnya, detergen dan racun pembasmi hama. Jangan pula membuat WC atau jamban di sungai. Di kota besar seperti Jakarta banyak terjadi pencemaran udara. Udara dikatakan tercemar jika sudah tercampur berbagai zat. Zat tersebut seperti debu, asap, dan bau yang tidak sedap. Hal-hal berikut dilakukan untuk menjaga udara agar tetap bersih. 1. Menanam tumbuhan untuk penghijauan. 2. Membuang sampah pada tempatnya. 3. Merawat kendaraan agar tidak mengeluarkan asap terlalu banyak. 4. Tidak merokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Lampiran Soal SOAL POSTES Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar! 1. Sebutkan 3 ciri-ciri lingkungan yang tidak sehat! Jawab : ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... 2. Sebutkan 3 ciri-ciri linkungan yang sehat! Jawab : ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... 3. Sebutkan 3 dampak yang diakibatkan karena membuang sampah di sungai! Jawab : ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... 4. Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi pencemaran udara? Jawab : ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... 5. Bagaimana cara menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih dan sehat? Jawab : ..................................................................................................................................... .....................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Lingkungan Sehat dan Lingkungan Tidak Sehat Tujuan
Siswa mampu mengidentifikasi 3 ciri-ciri lingkungan yang sehat dan tidak sehat melalui diskusi kelas dengan benar. Siswa mampu memcari tahu dampak lingkungan yang sehat dan tidak sehat bagi kesehatan melalui buku bacaan dengan benar.
Lingkungan adalah tempat tinggal bagi makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Lingkungan yang dijaga dengan baik akan menciptakan lingkungan sehat, sedangkan lingkungan yang tidak dijaga akan menciptakan lingkungan tidak sehat. Ayo Mengamati Perhatikan kedua gambar dibawah ini!
(a)
(b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
1. Ceritakan dengan bahasamu sendiri apa yang kamu lihat pada gambar A dan B di atas?
2. Apa perbedaan antara lingkungan gambar A dan lingkungan
gambar B? 3. Apa yang kamu rasakan jika kamu berada di lingkungan gambar
A?
4. Apa yang kamu rasakan jika kamu berada dilingkungan gambar B?
5. Manakah lingkungan yang sehat dan lingkungan yang tidak sehat pada gambar di atas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
6. Coba kamu sebutkan 3 ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat berdasarkan gambar di atas!
Pernahkah kamu berpikir bahwa lingkungan tidak sehat disebabkan karena ulah manusia? Manusia melakukan kegiatan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan tersebut sebagian besar dapat menyebabkan lingkungan menjadi tidak sehat. Salah satu contohnya adalah membuang air bekas cucian atau air sabun di sungai. Air sabun mengandung bahan kimia berbahaya. Apabila air sabun tersebut dibuang disungai, dapat menyebabkan air sungai tercemar, dan binatang air seperti ikan bisa keracunan dan mati. Diskusikan bersama teman-teman satu kelompok! Menurutmu apa saja kegiatan manusia yang dapat menyebabkan lingkungan menjadi tidak sehat? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
Apa dampak lingkungan tidak sehat bagi kesehatan? ..............................................................................................................................
.............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Dampak Lingkungan Tidak Sehat Bagi Kesehatan Tujuan Siswa mampu membuktikan bahwa lingkungan yang sehat dan tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan melalui kegiatan eksperimen polusi udara dengan benar. Siswa mampu merancang kegiatan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu melalui bimbingan guru dengan benar.
Pencemaran Udara Pernahkah kamu menghirup udara di daerah pegunungan? Bagaimana rasanya? Pasti rasanya
segarkan,
dan
jika
dirasakan tubuh kita menjadi lebih bugar. Kenapa demikian? Karena dipegunungan banyak
Pegunungan
terdapat tumbuhan. Tumbuhan dapat membersihkan udaran yang
kotor, sehingga dapat membuat udara menjadi bersih. Lain halnya dengan udara di daerah perkotaan. Di perkotaan jumlah tumbuhan lebih sedikit dibandingkan daerah pegunungan. Selain itu, udara didaerah perkotaan banyak tercemar oleh asap kendaraan bermotor dan yang lainnya, sehingga jika kita menghirup udara diperkotaan akan terasa sesak dan fungsi paru-paru akan terganggu karena banyaknya zat kimia yang masuk ke dalam tubuh. Nah maka dari itu, menanam banyak tumbuhan
Perkotaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
dilingkungan sekitar kita seperti dirumah atau disekolah akan mengurangi udara yang tercemar.
Ayo Bereksperimen!
Polusi Udara
Eksperimen 1
Tujuan : Membuktikan bahwa tumbuhan dapat mengurangi polusi atau pencemaran udara.
Alat dan Bahan : 2 pot berisi tanaman (pot A berisi 1 tanaman dan pot B berisi banyak tanaman)
2 toples bening (lebih besar dari pot)
Obat nyamuk bakar
Korek api
Langkah Kerja : 1. Siapkan 2 pot yang berisi tanaman. 2. Siapkan 2 buah toples. 3. Tutupkan dua toples pada masing-masing pot. 4. Bakar obat nyamuk, kemudian masukkan obat nyamuk pada kedua pot yang ditutup dengan toples. 5. Tunggu selama 15 menit, kemudian lihat perbedaan yang terjadi. Manakah asap yang lebih cepat berkurang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Kamu Perlu Tahu Tumbuhan dapat membuat udara lebih bersih, karena gas beracun yang terdapat pada udara, akan digunakan tumbuhan untuk berfotosintesis dan diubah menjadi oksigen, sehingga udara kembali menjadi bersih.
Pencemaran Air Coba kamu perhatikan parit dan sungai yang ada di sekitar rumahmu, bagaimana keadaannya? Apakah bersih? Pembuangan limbah sembarangan membuat parit, sungai, dan laut tercemar. Ikan-ikan banyak yang mati dan masyarakat di sekitar pun menanggung akibatnya. Pencemaran air dapat mengakibatkan aliran air Sungai yang tercemar sampah
terhambat. Jika hujan tiba, akan menimbulkan banjir. Ikan dan hewan lain yang ada di air tercemar akan mati. Masyarakat sulit mendapat air bersih, akibatnya penyakit menyerang masyarakat. Air yang kotor, jika diminum, dapat menyebabkan penyakit, seperti diare dan muntaber. Jika air yang kotor digunakan untuk mandi, akan menyebabkan penyakit kulit, seperti kudis dan gatal-gatal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Ayo Bereksperimen!
Pencemaran Air
Eksperimen 2
Tujuan : Membuktikan bahwa limbah rumah tangga seperti air bekas cucian dapat menyebabkan pencemaran air. Alat dan Bahan : 2 gelas berisi air bersih Air detergen Sampah plastik yang sudah dipotong-potong Langkah Kerja : 1. Tuangkan air detergen dan sampah ke salah satu gelas berisi air bersih. 2. Amati perbedaan yang terjadi antara gelas yang diberi air detegen dan sampah dengan air yangtidak dituangi apa-apa. Apa perbedaan yang kamu temukan?
Kamu Perlu Tahu Air yang bersih dan sehat memiliki 3 ciri-ciri yaitu jernih atau tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa jika dirasakan. Sedangkan air kotor dan tidak sehat mempunyai ciri-ciri yaitu keruh, berbau, dan memiliki rasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Pencemaran Tanah Selain udara dan air, pencemaran pun dapat terjadi di tanah. Tanah yang sudah tercemar kurang baik jika digunakan untuk bercocok tanam. Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh pembuangan sampah, pemakaian pupuk yang berlebihan, dan penggunaan pestisida yang berlebihan. a. Pembuangan Sampah Sampah ada yang berupa sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik, yaitu sampah sisa-sisa makhluk hidup seperti daundaun yang kering. Adapun sampah nonorganik, yaitu sampah plastik, kaca, dan logam. Termasuk sampah apakah sampah di rumahmu? Sampah organik, jika diolah dengan baik,
Sampah organik
akan menghasilkan kompos. Akan tetapi, jika tidak diolah dengan baik, sampah-sampah itu akan membusuk dan menghasilkan gas yang disebut metana. Sampah anorganik sampah yang tidak
adalah cepat
membusuk. Jika dibiarkan, sampahsampah itu mencemari tanah. Untuk menguranginya, sam pah-
Sampah anorganik
sampah ini harus didaur ulang menjadi barang baru. Kertas dapat didaur ulang dengan mudah. Adapun
plastik, kaca, dan logam didaur ulang melalui proses yang panjang dan biaya yang mahal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
b.
Pemakaian Pupuk Berlebihan
Pemberian pupuk tanah, jika tidak sesuai dengan ukuran yang tepat, akan mencemari tanah. Tanah menjadi asam dan mematikan tum buhan dan hewan yang ada di sekitarnya.
c.
Penggunaan
Pestisida
yang
berlebihan Pestisida juga akan mencemari tanah jika digunakan secara berlebihan. Pemberian pestisida yang berlebihan akan
membuat
hewan
yang
menguntungkan ikut mati. Jika terbawa aliran air sampai ke sungai, akan mencemari air sungai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Aksi Lingkungan Sehat Tujuan Siswa mampu merancang kegiatan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu melalui bimbingan guru dengan benar.
Siswa mampu melaksanakan kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah direncanakan melalui bimbingan guru dengan benar. Siswa mampu mengevaluasi kegiatan aksi lingkungan sehat yang telah dilaksanakan melalui bimbingan guru dengan benar.
Ayo kita lakukan aksi lingkungan sehat! Apa aksi lingkungan sehat yang ingin kamu lakukan? Beri tanda (√) pada aksi pilihanmu! Membuang sampah ditempat sampah dan mengantongi sampah jika tidak ada tempat sampah. Menyiram tanaman sesuai kebutuhan dan tidak merusaknya Menyapu lantai kelas dan menata meja, kursi setelah selesai pelajaran. Mengelap kaca jendela dengan kemoceng atau koran bekas. Tidak mencoret-coret benda yang ada di kelas seperti meja, kursi, dan tembok Mencabuti tanaman liar atau rumput liar yang tumbuh di halaman kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Nah, setelah kamu memilih salah satu aksi yang ada di atas, coba laksanakan kegiatan tersebut selama 1 minggu. Mintalah tanda tangan guru setiap hari setelah selesai melakukan aksi! Tanda Tangan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
Tanda Tangan
Wah hebat, kamu sudah melaksanakan aksi lingkungan sehat selama 1 minggu. Sekarang tulislkan pengalamanmu selama melakukan aksi lingkungan sehat dan apa perbedaan yang kamu rasakan sebelum dan sesudah melaksanakan aksi.
Apakah aksi yang kamu lakukan menyenangkan? Alasannya. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. Apa perbedaan yang kamu rasakan sebelum aksi dan sesudah aksi? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. Ceritakan pengalaman aksimu selama 1 minggu, dan bagaimana perasaan yang kamu rasakan selama aksi! .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Lampiran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Lampiran 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Lampiran 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Lampiran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Lampiran 9 Dokuentasi Penelitian di SDN Perumnas Condongcatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
Lampiran 10 CURRICULUM VITAE
Dedy Anggit Harjanto lahir di Pekalongan, 11 Maret 1994. Sebelum menempuh pendidikan dasar, masuk ke Taman Kanak-kanak Indriarini Pokoh selama dua tahun, yaitu tahun 2000-2001. Pendidikan dasar ditempuh di SDN Pokoh I pada tahun 2002-2007. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 2 Ngemplak terhitung dari tahun 2008 hingga 2010. Setamat pendidikan SMP, melanjutkan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Ngemplak tahun 2010 dan dinyatakan lulus tahun 2013. Peneliti mulai tercatat sebagai mahasiswa aktif Universitas Sanata Dharma sejak tahun 2013, khususnya pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti beberapa macam kegiatan sebagai pengembangan keterampilan di luar perkuliahan wajib. Tahun 2014, peneliti mengikuti week and moral di Santikara dan mengikuti kuliah umum PGSD acara Indonesia Mengajar. Tahun 2015, peneliti kembali mengikuti workshop pelatihan Metode Montessori. Pada tahun yang sama, peneliti tergabung dalam kepanitiaan Malam Kreatifitas PGSD 2015 sebagai divisi dekorasi.