PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD N PERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Nurmitasari NIM: 131134235
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD N PERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Nurmitasari NIM: 131134235
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada: 1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya. 2. Orang tuaku yang selalu mendoakan dan mendukungku sekaligus sebagai guru pertamaku. 3. Kakak-kakaku yang selalu memberikan dukungan dan membuatku tersenyum. 4. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi dan semangat. 5. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya untuk memotong, ia akan memotongmu (menggilasmu)” (H.R. Muslim) “Pikiran yang baik, perasaan yang indah, dan semangat yang kuat adalah tiga pembentuk keajaiban” (Mario Teguh)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Januari 2017 Peneliti,
Nurmitasari
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Nurmitasari
Nomor Mahasiswa
: 131134235
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI PERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya berikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 18 Januari 2017 Yang menyatakan,
Nurmitasari
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD N PERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA Nurmitasari Universitas Sanata Dharma 2017 Kata kunci: model Problem Based Learning, kemampuan interpretasi, kemampuan analisis, mata pelajaran IPA. Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya kemampuan IPA di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan PISA tahun 2012 dan 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan interpretasi dan analisis pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe nonequivalent control group design. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur sebanyak 82 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelas IV B sebagai kelompok eksperimen sebanyak 26 siswa dan kelas IV C sebagai kelompok kontrol sebanyak 30 siswa. Treatment dilakukan pada kelompok eksperimen menggunakan model PBL. Terdapat lima langkah dalam model PBL yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi. Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 1,167, SE =0,12) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,81, SE = 0,07). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t (54) = -2,47, p = 0,017 (p < 0,05); termasuk kategori efek menengah dengan r = 0,32. 2) Model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan analisis. Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 0,93, SE =0,09) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,50, SE = 0,11). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t (54) = -2,89, p = 0,005 (p < 0,05); termasuk kategori efek menengah dengan r = 0,36.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE EFFECTS OF THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL ON THE ABILITY TO INTERPRET AND ANALYZE IN SCIENCE SUBJECT FOR THE FOURTH GRADE IN PERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA ELEMENTARY SCHOOL Nurmitasari Sanata Dharma University 2017 Keywords: Problem Based Learning model, the ability to interpret, ability to analyze, natural science subject. The background of this study wes directed to the concern about the low of students science ability at Indonesia country according study to PISA 2012 and 2015. The aims of the study was to find out the effect of the implementation of Problem Based Learning model on the ability to interpret and analyze in subject for the fourth grade students in Perumnas Condongcatur Yogyakarta Elementary School in odd semester 2016/2017. This study used quasi experimental research with non-equivalent control group design. The population used of this study were 82 students of the fourth grade in Perumnas Condongcatur Elementary School. The samples in this study consist of 26 students of class IV B as a experimental group and 30 students of class IV C as a control group. The treatment for the experimental group was PBL model. There are five steps in Problem Based Learning model including orientatate students toward the problem, organize students to study, lead the individual or group inquiry, develop and present the result, and analyze and evaluate problem solving process. The result of this study showed that 1) Problem Based Learning models affects on the ability to interpret. The average score of the experimental group (M = 1,167, SE =0,12) was higher than the average score of the control group (M = 0,81, SE = 0,07). This difference was significant t (54) = -2,47, p = 0,017 (p < 0,05), however it did represent a medium-sized effect r = 0,32. 2) Problem Based Learning models affects on the ability to analyze. The average score of the experimental group (M = 0,93, SE =0,09) was higher than the average score of the control group (M = 0,50, SE = 0,11). This difference was significant t (54) = 2,89, p = 0,005 (p < 0,05), however it did represent a medium-sized effect r = 0,36.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dnegan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI PERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4.
Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh sabar dan bijaksana.
5.
Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dengan penuh perhatian dan kesabaran.
6.
Drs. Albertus Hartana, S.J., S.S., M.Pd. selaku Dosen Penguji 3 yang telah memberikan masukan pada penelitian ini.
7.
Mukija, S.Pd.SD. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.
8.
Cahyo Arif Nugroho, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
9.
Siswa kelas IV B dan IV C SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi. 11. Kedua orang tuaku, Partosuwito Tito dan Rubini yang selalu setia memberikan doa, dukungan, semangat, nasihat dan kasih sayang yang luar biasa. 12. Kakak-kakaku, Titik Setyowati dan Tiyono yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi serta semangat. 13. Marsum Jati Prasetya yang senantiasa memberikan semangat dan doa. 14. Teman-temanku penelitian kolaboratif payung Tami, Tita, Desy, Sita, Widi, Cahya, Wati, Cicil, Listy, Vero yang telah memberikan semangat dan bantuan selama menyelesaikan skripsi. 15. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi menyempurnakan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6 1.5 Definisi Operasional ....................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8 2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................ 8 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung..................................................................... 8 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak................................................................... 8 2.1.1.2 Model Pembelajaran .......................................................................... 11 2.1.1.3 Model Problem Based Learning (PBL) ............................................. 12 2.1.1.4 Kemampuan Berpikir Kritis ............................................................... 17 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.5 Kemampuan Interpretasi ................................................................... 18 2.1.1.6 Kemampuan Analisis ......................................................................... 18 2.1.1.7 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan IPA ................................... 19 2.1.1.8 Materi IPA ......................................................................................... 19 2.2 Penelitian-Penelitian yang Relevan .............................................................. 25 2.2.1 Penelitian tentang Problem Based Learning (PBL) ................................ 25 2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Berpikir Kritis ...................................... 26 2.2.3 Literature map ........................................................................................ 28 2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 28 2.4 Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 31 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 31 3.2 Setting Penelitian .......................................................................................... 33 3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................................... 33 3.2.2 Waktu Pengambilan Data ........................................................................ 34 3.3 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 34 3.3.1 Populasi ................................................................................................... 34 3.3.2 Sampel ..................................................................................................... 35 3.4 Variabel Penelitian........................................................................................ 35 3.4.1 Variabel Independen................................................................................ 36 3.4.2 Variabel Dependen .................................................................................. 36 3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 37 3.6 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 38 3.7 Teknik Pengujian Instrumen ......................................................................... 39 3.7.1 Uji Validitas ............................................................................................ 39 3.7.2 Uji Reliabilitas ......................................................................................... 42 3.8 Teknik Analisis Data .................................................................................... 42 3.8.1. Analisis Pengaruh Perlakuan .................................................................. 43 3.8.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data .......................................................... 43 3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ...................................................... 43 3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ................................................. 45
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ........................................................... 46 3.8.2 Analisis Lebih Lanjut .............................................................................. 47 3.8.2.1 Perhitungan Persentasi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I .......... 47 3.8.2.2 Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ....................... 49 3.8.2.3 Uji Korelasi Rerata Pretest dan Posttest I ......................................... 49 3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ........................................................ 50 3.8.3 Persepsi terhadap Perlakuan .................................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 54 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................. 54 4.1.1 Implementasi Penelitian .......................................................................... 54 4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 54 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ............................................... 55 1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol ..................... 56 2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen .............. 57 4.1.2 Deskripsi Sebaran Data ........................................................................... 61 4.1.2.1 Kemampuan Interpretasi .................................................................... 61 4.1.2.2 Kemampuan Analisis ......................................................................... 63 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data .......................................................... 66 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ...................................................... 67 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ................................................. 68 4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ........................................................... 71 4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ......................................................................... 71 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ........... 71 2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ........................ 73 3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I .................................... 74 4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .............................................................. 75 4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II .............................................................. 78 4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data .......................................................... 78 4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ...................................................... 80 4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ................................................. 81 4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ........................................................... 83
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.5 Analisis Lebih Lanjut .............................................................................. 84 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ........... 84 2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Rerata Pretest ke Posttest I ............. 86 3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest ke Posttest I ...................................... 87 4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .............................................................. 88 4.2 Pembahasan .................................................................................................. 90 4.2.1 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Interpretasi ...................... 94 4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Analisis ............................ 98 4.2.3 Persepsi terhadap Perlakuan .................................................................. 104 4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut ..................................................................... 108
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 111 5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 111 5.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 112 5.3 Saran ........................................................................................................... 112 DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 113 LAMPIRAN ....................................................................................................... 117 CURRICULUM VITAE ..................................................................................... 189
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Tahapan dalam Model PBL .................................................................. 16 Tabel 3.1. Jadwal Pengambilan Data .................................................................... 34 Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian ............................................................. 38 Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen........................................................ 39 Tabel 3.4 Hasil Validitas Instrumen Aspek Interpretasi dan Analisis .................. 41 Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 42 Tabel 3.6 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 46 Tabel 3.7 Pedoman Wawancara dengan Guru ...................................................... 52 Tabel 3.8 Pedoman Wawancara dengan Siswa ..................................................... 52 Tabel 4.1 Sebaran Data Kelompok Kontrol .......................................................... 61 Tabel 4.2 Sebaran Data Kelompok Eksperimen ................................................... 62 Tabel 4.3 Sebaran Data Kelompok Kontrol .......................................................... 63 Tabel 4.4 Sebaran Data Kelompok Eksperimen ................................................... 64 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data .................................................... 67 Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................... 68 Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest ....................................................... 68 Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................... 69 Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................... 70 Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size ............................................................................ 71 Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I ................................................................................................................ 71 Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .......... 74 Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ...................... 75 Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................ 76 Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikansi Skor Pretest ke Posttest II ............................... 77 Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data .................................................. 79 Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................. 80 Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest ..................................................... 81 Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................. 82 Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ......................................... 82 xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.21 Hasil Uji Effect Size ............................................................................ 84 Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I ................................................................................................................ 84 Tabel 4.23 Hasil Besar Efek Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I ................................................................................................................ 86 Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ...................... 87 Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................ 88 Tabel 4.26 Hasil Uji Signifikansi Skor Pretest ke Posttest II ............................... 90
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Sel surya mengubah energi matahari menjadi energi listrik ............. 20 Gambar 2.2 Kincir angin digerakkan menggunakan energi angin ........................ 21 Gambar 2.3 Kincir air digerakkan menggunakan energi air ................................. 21 Gambar 2.4 Stasiun pembangkit listrik tenaga uap ............................................... 22 Gambar 2.5 Bagan Penelitian yang Relevan ......................................................... 28 Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 32 Gambar 3.2 Pemetaan Variabel Penelitian............................................................ 37 Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal ............................................. 47 Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal ................................... 47 Gambar 3.5 Rumus Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I ............................... 48 Gambar 3.6 Rumus Gain Score ............................................................................ 48 Gambar 3.7 Rumus Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ........................................... 51 Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I ................................ 70 Gambar 4.2 Grafik Gain Score ............................................................................. 73 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Pretest, Posttest I, dan Posttest II ................... 77 Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I ................................ 83 Gambar 4.5 Grafik Gain Score ............................................................................. 85 Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Pretest, Posttest I, dan Posttest II ................... 89
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 118 Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal ................................................................ 119 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen .................................................... 120 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ........................................................... 123 Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ....... 126 Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol.............. 134 Lampiran 3.1 Soal Uraian ................................................................................... 145 Lampiran 3.2 Kunci Jawaban .............................................................................. 150 Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ........................................................................... 153 Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement............................................ 157 Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ................................................ 159 Lampiran 3.6 Hasil Analisi SPSS Uji Reliabilitas .............................................. 161 Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Interpretasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ........................................................................................ 162 Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Analisis Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ........................................................................................ 163 Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data .................................................. 164 Lampiran 4.4 Hasil SPSSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................... 165 Lampiran 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................. 166 Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan .......................... 168 Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I 169 Lampiran 4.8 Hasil Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .............................................................................................................. 173 Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest I ..... 175 Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan ........................................................ 177 Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara Siswa ...................................................... 181 Lampiran 4.12 Transkrip Wawancara Guru........................................................ 185 Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran ................................................. 186 Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ................................. 188
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses usaha sesorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2003: 2). Belajar adalah proses perubahan untuk memproleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan melalui hasil pengalamannya dan latihan-latihan. Jean Piaget menyatakan bahwa siswa usia 7 sampai 11 tahun masuk pada tahap operasional konkret yang ditandai dengan perkembangan pemikiran yang dijalankan secara terbalik, operasioperasi logis, konservasi, kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah konkret, pemikiran berbasis pengalaman (Suparno, 2001: 69). Anak-anak usia 711 tahun menempuh pendidikan formal di SD dan memasuki tahap operasional konkret. Perubahan perilaku siswa berkaitan dengan kemampuan siswa di usia tersebut, maka berpengaruh juga pada gaya mengajar dan model pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran IPA sebaiknya diajarkan dengan model yang tepat yang sesuai dengan perkembangan anak. Herawati (2000: 113) menyatakan bahwa pembelajaran IPA merupakan integrasi antara proses inkuiri dan pengetahuan sehingga pengembangan konsep IPA harus dikaitkan dengan pengembangan keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA disampaikan dengan menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar yang aktif dan melatih siswa untuk berpikir kritis dan objektif. Siswa yang terlatih untuk berpikir kritis dan objektif dapat membangun kembali pengalaman yang telah dialami menjadi pengalaman baru sehingga semakin tertarik untuk belajar. Ketertarikan belajar dapat memupuk rasa ingin tahu siswa sehingga pengalaman belajar yang telah dialami menjadi semakin bermakna (Samatowa, 2011: 2). Rasa ingin tahu yang dimiliki siswa dapat terfasilitasi karena mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang lahir dengan langkah-
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
langkah yaitu observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan serta penemuan teori dan kosep (Trianto, 2011: 141). Langkah-langkah tersebut dapat berjalan dengan lancar apabila siswa mempunyai keterampilan berpikir tingkat tinggi. Johnson (2010: 181) menyatakan bahwa berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi membidik anak berpikir kritis dan kreatif. Dimensi kognitif Facione (dalam Tawil & Liliasari, 2013: 9) mengungkapkan bahwa terdapat 6 kecakapan dalam berpikir tingkat tinggi yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SD hendaknya sesuai dengan langkah-langkah IPA, sehingga dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan objektif. Pembelajaran hendaknya dilaksanakan dengan melibatkan siswa secara aktif, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu kemampuan interpretasi dan analisis melalui materi pembelajaran. Interpretasi adalah mencoba memahami makna dari berbagai macam pengalaman, situasi, data, aturan-aturan, prosedur atau kriteria-kriteria. Analisis adalah mengidentifikasi hubungan sebab akibat yang dimaksud dan aktual diantara pernyataan-pernyataan, pertanyaan-pertanyaan, konsep-konsep, dan deskripsi-deskripsi. Dalam implementasinya, pembelajaran IPA di SD secara umum kurang mengembangkan rasa ingin tahu siswa dan kemampuan berpikir tingkat tinggi khususnya pada kemampuan interpretasi dan analisis. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA). Hasil PISA pada tahun 2012 menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke 64 dari 65 negara, dengan skor 382 untuk literasi sains (OECD, 2013: 232). Tiga tahun kemudian yaitu tahun 2015 PISA kembali melakukan penelitian. Adapun hasil PISA tahun 2015 menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat 62 dari 70 negara, dengan skor 403 pada mata pelajaran IPA (OECD, 2016: 5). Berdasarkan hasil PISA tersebut, Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2015. Akan tetapi Indonesia khususnya untuk literasi sains masih berada pada peringkat 10 besar terbawah. Hasil penelitian PISA tersebut memperlihatkan bahwa Indonesia mengalami permasalahan dalam bidang sains.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan fakta yang diungkapkan oleh PISA, pembelajaran IPA belum dilaksanakan sesuai dengan harapan yaitu rendahnya kemampuan interpretasi dan analisis. Aktivitas pembelajaran masih terfokus pada guru, siswa tidak dilibatkan beragumen dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak aktif dalam pembelajaran termasuk dalam mencari sumber pembelajaran dan kegiatan pembelajaran masih terasa menjemukan karena pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah. Metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan guru dalam mengajar. Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya (Rusman, 2011: 229). Model pembelajaran yang berfokus pada guru (teacher centered) cenderung digunakan karena guru hanya menekankan pada pengetahuan dan penyampaian materi di luar konteks aplikasinya, tidak penekanan pada penguasaan dan penggunaan pengetahuan yang merefleksikan isu baru dan lama serta menyelesaikan masalah konteks kehidupan nyata (Amir, 2009: 5). Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah model Problem Based Learning (PBL). Menurut teori konstruktivisme yang didasarkan atas teori perkembangan kognitif terutama berlandaskan teori Piaget dan Vygotsky, siswa belajar membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan (Sani, 2014: 127). Model PBL dapat membuat siswa belajar melalui upaya peneyelesaian permasalahan dunia nyata secara terstruktur untuk membangun pengetahuan siswa. Tan (dalam Rusman, 2011: 229) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena model PBL kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan,
mengasah,
menguji,
dan
mengembangkan
kemampuan
berpikirnya secara berkesinambungan. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelummnya juga menyatakan bahwa Problem Based Learning berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa dan sikap pada konsep pembelajaran mata pelajaran IPA (Akinoglu, O & Tandogan, R. O, 2006), Problem Based Learning memberikan pengaruh baik dalam hal kinerja mahasiswa terhadap konsep pembelajaran (Bilgin, I, Senocak, E, &
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sozbilir, M, 2008), serta Problem Based Learning berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika lanjutan (Fatade, A. O, Mgari, D, & Arigbabu, A. A, 2013). Berbagai jurnal diterbitkan untuk mendukung pengembangan kemampuan berpikir kritis seperti, Kalelioglu, F., & Gulbahar, Y (2014) melakukan penelitian tentang efek teknik instruksional pada berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis dalam diskusi online, pengaruh mengintegrasikan daya kreasi dan berpikir kritis pada pemikiran siswa di sekolah oleh Alghafri, A. S. R & Ismail, H. N. B (2014) dan pengaruh pembelajaran cooperative learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA oleh Nezami, N. R, Asgari, M, & Dinarvand, H (2013). Tiarawati (2014: 4) menegaskan bahwa model PBL dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan, memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa. Model PBL mendorong siswa dapat berpikir kreatif, imajinatif, refleksi, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat, mencoba gagasan baru, dan mendorong siswa untuk memperoleh kepercayaan diri. Dalam proses pembelajarannya, model PBL melibatkan permasalahan-permasalahan dalam dunia nyata yang harus dipecahkan oleh siswa yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal ini berarti bahwa, model PBL merupakan salah satu model yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan salah satu model yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu model PBL. Hosnan (2014: 302) mengemukakan lima langkah implementasi model PBL yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk
belajar,
membimbing
penyelidikan
individu
maupun
kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan interpretasi dan analisis siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017 khususnya pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar 3.5 memahami berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari dan 4.5 menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energi. Peneliti memilih SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena SD ini menggunakan Kurikulum 2013 serta memiliki kelas paralel yang tepat digunakan untuk penelitian eksperimen. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu kelas IV B sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 26 anak dan kelas IV C sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 30 anak. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi experimental design dengan tipe non-equivalent control group design.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah penerapan model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi mata pelajaran IPA materi energi siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017? 1.2.2 Apakah penerapan model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan analisis mata pelajaran IPA materi energi siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan interpretasi pada mata pelajaran IPA materi energi siswa kelas IV di SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017. 1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan analisis pada mata pelajaran IPA materi energi siswa kelas IV di SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Sekolah Sekolah dapat mengembangkan wawasan tentang pembelajaran dengan model pembelajaran PBL sehingga berguna sebagai bekal mengajar. 1.4.2 Bagi Guru Guru memahami model pembelajaran PBL dan dapat menerapkannya pada pembelajaran lain sehingga dapat menambah variasi mengajar. 1.4.3 Bagi Siswa Siswa memperoleh pengalaman belajar yang baru dengan menggunakan model pembelajaran PBL sehingga dapat mengembangkan kemampuan interpretasi dan analisis pada mata pelajaran IPA. 1.4.4 Bagi Peneliti Peneliti mendapat pengalaman baru tentang penerapan model pembelajaran PBL, sehingga dengan pengalaman tersebut peneliti dapat menguasai model pembelajaran PBL dan dapat menerapkannya ketika mengajar di kelas.
1.5 Definisi Operasional 1.5.1 Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang memberikan berbagai situasi permasalahan kepada peserta didik dan dapat berfungsi sebagai batu loncatan dalam penyelidikan dengan menggunakan lima langkah pembelajaran yaitu mengorientasikan siswa pada
masalah,
mengorganisasi
siswa
untuk
belajar,
membimbing
penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 1.5.2 Kemampuan berpikir kritis adalah sebuah proses yang terarah dan jelas, digunakan dengan menggunakan kegiatan mental untuk memecahkan suatu masalah,
menggambil
keputusan,
membujuk,
menganalisis
asumsi,
berpendapat, mengevaluasi bobot pendapat diri sendiri dan orang lain dan melakukan penelitian ilmiah yang terdiri dari enam unsur yaitu: interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.5.3 Kemampuan interpretasi adalah kemampuan mencoba mengerti dan mengungkapkan arti dari pengalaman, situasi, data kejadian, kesepakatan, aturan, prosedur, atau kriteria. 1.5.4 Kemampuan analisis adalah kemampuan mengidentifikasi relasi-relasi logis dari berbagai pernyataan, pertanyaan, atau konsep yang mengungkapkan keyakinan, penilaian, pengalaman, alasan, informasi, atau opini.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab II ini berisi kajian pustaka, penelitian
yang relevan,
kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka membahas teori-teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian dan hasil penelitian sebelumnya yang berisi pengalaman penelitian yang pernah ada dan dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian.
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung Teori-teori
yang
mendukung
dalam
penelitian
ini
adalah
teori
perkembangan anak, model pembelajaran, model pembelajaran berbasis masalah (PBL), kemampuan interpretasi, kemampuan analisis, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Teori perkembangan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah teori perkembangan kognitif Jean Peaget dan teori perkembangan Vygotsky. Kedua teori tersebut digunakan karena memiliki kesesuaian dengan variabel penelitian dan tahap mendasar perkembangan anak yaitu tahap perkembangan kognitif. Tahap perkembangan kognitif anak akan maksimal, salah satunya didukung proses pembelajaran optimal pada zona perkembangan proksimal (zone of proximal development – ZPD). Zona perkembangan proksimal adalah istilah Vygotsky untuk kisaran tugas-tugas yang terlalu sulit saat sang anak melakukannya sendiri, tetapi dapat dipelajari dengan bimbingan dan bantuan dari orang dewasa atau anak-anak yang terampil (Santrock, 2009: 62). Peneliti memilih teori perkembangan anak menurut Jean Piaget karena dalam teori perkembangan anak menurutnya tersebut sesuai dengan kondisi nyata anak. Selain itu, Piaget juga melihat bahwa anak yang berbeda umur menggunakan cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa (Suparno, 2001:
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13). Piaget
mendasarkan
teori-teorinya
pada pengamatan
yang
saksama
terhadap ketiga anaknya sendiri, sehingga teori yang dihasilkan sesuai dengan kehidupan nyata anak. Piaget (1954) menyatakan bahwa ketika anak berusaha membangun pemahaman mengenai dunia, otak berkembang membentuk skema. Skema dalam teori Piaget merupakan tindakan atau representasi mental yang mengatur pengetahuan (Santrock, 2009: 48). Piaget (dalam Santrock, 2009: 48-49) menjelaskan bahwa seorang anak akan mengalami proses kognitif melalui beberapa tahapan yaitu asimilasi, akomodasi, organisasi dan ekuilibrasi. Tahap asimilasi terjadi ketika anak-anak memasukkan informasi baru ke dalam skema mereka yang sudah ada sebelumnya, sedangkan konsep akomodasi menurut Piaget terjadi ketika anak-anak menyesuaikan skema mereka agar sesuai dengan informasi
dan
pengalaman
baru
mereka.
Tahap
organisasi
adalah
pengelompokkan perilaku yang terisolasi ke dalam sebuah sistem kognitif dengan susunan yang lebih tinggi yang berfungsi secara lebih lancar; pengelompokkan atau penyusunan hal-hal ke dalam kategori-kategori. Tahap ekuilibrasi merupakan mekanisme yang diajukan Piaget untuk menjelaskan bagaimana anak-anak beralih dari satu tingkat pemikiran ke tingkat yang berikutnya. Peralihan terjadi ketika anak-anak mengalami konflik kognitif atau disekuilibrium (Santrock, 2009: 49). Secara garis besar, Piaget (dalam Suparno, 2001: 24) mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap: tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal. Penjelasan dari tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tahap Sensorimotor Tahap sensorimotor terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar berumur 2 tahun. Pada tahap ini, inteligensi anak didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, mendengar, membau, dan lain-lain. Dalam tahap ini, anak belum dapat berbicara dengan bahasa, anak belum mempunyai bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada di dekatnya.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tahap Praoperasional Tahap ini terjadi pada anak usia 2 sampai 7 tahun. Pada tahap ini, dicirikan dengan adanya penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek yang saat itu tidak berada bersama subjek. 3. Tahap Operasional Konkret Tahap ini terjadi pada anak usia 7 sampai 11 tahun. Pada tahap ini dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Dalam tahap ini perkembangan pemikiran yang dijalankan secara terbalik, operasi-operasi logis, konservasi, kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah konkret, dan pemikiran berbasis pengalaman. 4. Tahap Operasional Formal Tahap ini terjadi pada anak usia 11 tahun sampai dengan dewasa. Pada tahap ini seorang individu dapat berpikir logis, berpikir dnegan pemikiran teoritis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang diamati. Teori
perkembangan
anak
yang
dimaksud
adalah
tahap-tahap
pertumbuhan atau perubahan yang terjadi pada seseorang selama hidup, dengan pertumbuhan tersebut seseorang dapat menciptakan sesuatu sesuai dengan tahap pertumbuhannya. Anak usia SD memiliki rentang usia 7-11 tahun sudah dapat bepikir dengan logis mengenai peristiwa disekitarnya maupun benda-benda konkret. Dalam teori Piaget anak usia 7-11 tahun termasuk dalam tahapan operasional konkret, sehingga diperlukan model pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembagannya. Pada tahap ini siswa usia 7-11 tahun mulai memandang “dunia” secara objektif dan berorientasi secara konseptual. Pada tahap operasional konkret siswa dapat mengembangkan pikiran secara logis. Selain itu, hal ini juga perlu diperhatikan bahwa adanya pembelajaran dan perkembangan yang maksimal pada zona perkembangan proksimal. Zona perkembangan proksimal Vygotsky mempunyai batas atas dan batas bawah. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat keterampilan yang dapat diraih anak yang dilakukan secara mandiri, sedangkan batas atasnya adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima anak dengan bantuan seorang pengajar yang
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kompeten. ZPD menangkap keterampilan kognitif anak yang sedang dalam proses kematangan dan hanya dapat dicapai dengan bantuan seseorang yang lebih terampil, terlebih didukung dengan adanya perancahan (scaffolding) (Santrock, 2009: 62). Scaffolding diartikan sebagai teknik yang melibatkan pengubahan tingkat dukungan untuk belajar (Santrock, 2009: 65). Horowitz dan lain-lain (2005) menyatakan bahwa scaffolding sering kali digunakan untuk membantu siswa mencapai batas atas dari zona perkembangan proksimal mereka (Santrock, 2009: 64). Scaffolding dapat dilakukan dengan melibatkan aktivitas sosial atau kelompok yang bervariasi, sehingga mendukung anak dalam perkembangannya. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Vygotsky yang menekankan pentingnya peran sosial dalam belajar. Vygotsky menyatakan bahwa guru, teman sebaya dan orang tua memberikan rangsangan kultural dan sosial bagi anak sehingga memungkinkan terjadinya perkembangan. Namun tak hanya itu, kerja sama dengan teman sebaya juga dapat mendorong anak untuk belajar secara efektif (Salkind, 2009: 381).
2.1.1.2 Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah cara atau gaya belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal oleh siswa. Alma (2008: 100) mengungkapkan bahwa model pembelajaran merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku peserta didik seperti yang diharapkan. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2011: 133). Ngalimun (2012: 8) mengungkan bahwa model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang membedakan dengan strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam praktiknya, tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri (Ngalimun, 2012: 161). Dari pendapat berbagai ahli maka peneliti berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas yang membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.
2.1.1.3 Model Problem Based Learning (PBL) 1. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL) Tan (dalam Rusman, 2011: 229) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena pembelajaran berbasis masalah kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Ibrahim dan Nur (2000: 2) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Boud dan Feletti (dalam Rusman, 2011: 230) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Margetson (Rusman, 2011: 230) mengemukakan bahwa kurikulum pembelajaran berbasis masalah membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Kurikulum pembelajaran berbasis masalah pembelajaran memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding pendekatan lain.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Delisle (dalam Abidin 2014: 159) menyatakan bahwa model PBL merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu guru dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah pada siswa selama mereka mempelajari materi pembelajaran. Model ini memfasilitasi siswa untuk berperan akif di dalam kelas melalui aktivitas memikirkan suatu masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, menemukan prosedur yang digunakan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, memikirkan situasi kontekstual, memecahkan masalah, dan menyajikan solusi terbaik dari masalah tersebut. Model PBL merupakan model pembelajaran yang difokuskan untuk menjebatani siswa agar memperoleh pengalaman belajar yang mengorganisasi, meneliti, dan memecahkan masalahmasalah kehidupan yang kompleks (Abidin, 2014: 160) Secara umum model PBL dimulai dengan adanya masalah (dapat dimunculkan
oleh
siswa
atau
guru),
kemudian
siswa
memperdalam
pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar.
2. Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL) Karakteristik pembelajaran berbasis masalah menurut Rusman (2011: 232) adalah sebagai berikut: a. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar. b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalah yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur. c. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perpective). d. Permasalahan, menentang pengetahuan yang dimilki oleh siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar. e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam pembelajaran berbasis masalah. g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi dan kooperatif. h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan. i. Keterbukaan proses dalam pembelajaran berbasis masalah meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar. j. Pembelajaran berbasis masalah melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar. Tan (dalam Amir, 2009: 22) merangkum karakteristik yang tercakup dalam proses PBL adalah sebagai berikut: a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran. b. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured). c. Masalah biasanya menuntut perpektif majemuk (multiple perspective). d. Masalah membuat pemelajar tetantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru. e. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning). f. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja. Pencarian, evaluasi serta penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci penting. g. Pembelajaran kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Pemelajar bekerja dalam kelompok, berinteraksi, slaing mengajarkan (peer teaching) dan melakukan presentasi. Abidin (2014: 161) menjelaskan bahwa model PBL memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Masalah menjadi titik awal pembelajaran. b. Masalah yang digunakan bersifat kontekstual dan otentik. c. Masalah mendorong lahirnya kemampuan siswa berpendapat secara multiperspektif.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Masalah yang digunakan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta kompetensi siswa. e. Model PBL berorientasi pada pengembangan belajar mandiri. f. Model PBL memanfaatkan berbagai sumber belajar. g. Model PBL dilakukan melalui pembelajaran yang menekankan aktivitas kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. h. Model PBL menekankan pentingnya pemerolehan keterampilan meneliti, memecahkan masalah, dan penguasaan pengetahuan. i. Model PBL mendorong siswa agar mampu berpikir tingkat tinggi: analisis, sintesis, dan evaluatif. j. Model PBL diakhiri dengan evaluasi, kajian pengalaman belajar,dan kajian proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik model PBL adalah berawal dari sebuah masalah yang nyata dan dekat dengan kehidupan
sehari-hari,
selanjutnya
berfokus
pada
bagaiamana
siswa
mengidentifikasi isu pembelajaran sendiri untuk memecahkan masalah. Materi dan konsep yang relevan ditemukan oleh siswa sendiri. Hasil analisis siswa nantinya digunakan sebagai solusi pemecahan masalah.
3. Langkah-langkah Model Problem Based Learning (PBL) Amir (2009: 24-26) berpendapat bahwa terdapat 7 langkah proses pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah sebagai berikut: a. Langkah 1: Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas. Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. b. Langkah 2: Merumuskan masalah. Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi di antara fenomena itu. c. Langkah 3: Menganalisis masalah. Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual dan informasi yang ada dalam pikiran anggota.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Langkah 4: Menata gagasan Anda dan secara sistematis menganalisisnya dengan dalam. Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokkan; mana yang saling menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya. e. Langkah 5: Memformulasikan tujuan pembelajaran. Merumuskan tujuan pembelajaran yang dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat. f. Langkah 6: Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (diluar diskusi kelompok). Mencari informasi tambahan dan menentukan dimana hendak dicarinya. Setiap anggota harus mampu belajar sendiri dengan efektif, agar mendapatkan informasi yang relevan. g. Langkah 7: Mensintesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk kelas. Dari laporan-laporan yang dipresentasikan di hadapan kelompok lain, kelompok akan mendapatkan informasi-informasi baru. Hosnan (2014: 302)
mengemukakan ada lima fase (tahap) yang perlu
dilakukan untuk mengiplementasikan PBL, dapat disajikan seperti berikut. Tabel 2.1 Tahapan dalam Model PBL Fase Fase 1: Mengorientasikan siswa pada masalah Fae 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar Fase 3: Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Aktivitas Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif apada aktivitas pemecahan masalah. Membantu siswa membatasi dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Membantu siswa merencakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan
langkah-langkah
PBL
dari
beberapa
ahli,
peneliti
menggunakan langkah-langkah PBL dari Hosnan (2014: 302) yang memiliki lima fase (tahap) yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk
belajar,
membimbing
penyelidikan
individu
maupun
kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Alasan peneliti memilih langkah tersebut karena langkah-langkah model PBL dari Hosnan sesuai dengan aktivitas-aktivitas dalam pendekatan saintifik yang ada dalam kurikulum 2013.
2.1.1.4 Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah (Johnson, 2010: 183). Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara terorganisasi. Johnson (2010: 185) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan penuh percaya diri. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain. Dimensi kognitif Facione (1990) dibagi menjadi 6 kecakapan yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Setiap kecakapan tersebut memiliki sub kecakapan sendiri. Interpretasi terdiri dari pembuatan kategori, memahami makna, dan menjelaskan makna. Analisis terdiri dari cara menguji gagasan, mengidentifikasi argumen, dan menganalisis argumen. Evaluasi yaitu menilai klaim, dan menilai argumen. Inferensi terdiri atas menguji bukti-bukti, menerka alternatif, dan menarik kesimpulan. Eksplanasi memuat cara menjelaskan hasil penalaran, menjustifikasi prosedur dan menjelaskan argumen. Adapun regulasi diri terdiri dari eksaminasi diri dan koreksi diri. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah proses mental seseorang untuk menganalisis dan mengevaluasi
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
informasi yang didapat. Informasi-informasi tersebut dapat berasal dari hasil pengamatan, pengalaman, atau komunikasi.
2.1.1.5 Kemampuan Interpretasi Kemampuan
interpretasi
adalah
kemampuan
pertama
pada
enam
kemampuan yang dicetuskan oleh Facione. Facione (1990) menjelaskan bahwa interpretasi adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk memahami dan mengekspresikan makna dari berbagai penglaman, situasi, data, kejadian, penilaian, kesepakantan, kepercayaan, aturan, prosedur datau kriteria. Kecakapan interpretasi dibagi menjadi tiga sub kecapakan, yaitu (1) membuat kategori, misalnya mengidentifikasi suatu permasalahan dan mendefinisikan ciri-cirinya, (2) memahami arti, misalnya mendeteksi maksud di balik pertanyaan yang diajukan, dan (3) menjelaskan makna, misalnya membahasakan ulang apa yang dikatakan orang lain dengan kata-kata yang berbeda tanpa menghilangkan arti semula.
2.1.1.6 Kemampuan Analisis Facione (1990) menyatakan bahwa analisis merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan logis dari pernyataan, pertanyaan, konsep, uraian, atau bentuk ungkapan yang lain yang dimaksudkan untuk mengemukakan kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran, informasi, atau opini. Kecakapan analisis dibagi menjadi tiga sub kecakapan, yaitu (1) menguji gagasan-gagasan, misalnya membandingkan gagasan, konsep, atau pernyataan yang berbeda-beda, (2) mendentifikasi argumen-argumen, misalnya menilai apakah suatu pernyataan (dari suatu artikel di koran atau suatu paagraf sebuah buku) mendukung atau berlawanan dengan pandangan
tertentu,
dan
(3)
menganalisis
argumen-argumen,
misalnya
menganalisis rangkaian argumen yang dikembangkan dan yang digunakan pengarang sebagai dasar untuk menarik kesimpulan tertentu.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.7 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan IPA IPA merupakan pengetahuan yang objektif dan rasional tentang alam semesta dengan segala isinya (Darmojo, dalam Samatowa 2011: 2). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Herawati (2000: 13) menyatakan bahwa pembelajaran IPA merupakan integrasi antara poses inkuiri dan pengetahuan sehingga pengembangan konsep IPA harus dikaitkan dengan pengembangan keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah. Siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan menjelajah lingkungan dan memecahkan masalah. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjad wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2011: 53). Samatowa (2011: 2) menyatakan bahwa IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara ilmiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis, IPA diajarkan dengan mengikuti metode “menemukan sendiri” serta dihadapkan pada suatu masalah (Samatowa, 2011: 4). IPA melatih anak berpikir kritis dan objektif yang diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka. Cullingford
(dalam
Samatowa,
2009:
9)
mengungkapkan
bahwa
pembelajaran sains dengan hafalan dan pemahaman konsep, anak harus diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan berbagai penjelasan logis. Anak juga didorong untuk mengembangkan cara berpikir logis dan kemampuan untuk membangkitkan penjelasan ilmiah untuk alasan yang bersifat hakiki dan praktis.
2.1.1.8 Materi IPA Energi alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantikan peranan minyak bumi (Susilawati, 2013: 80). Energi alternatif yang sedang dikembangkan
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah energi matahari, energi angin, energi air terjun, dan panas bumi (Rositawaty, 2008: 138-140).
1. Energi Matahari Matahari merupakan sumber energi utama bagi bumi. Jika tidak ada matahari, kehidupan akan musnah. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat manfaat Matahari. Padi yang baru dipanen dikeringkan menggunakan Matahari. Ibu mengeringkan pakaian dengan memanfaatkan matahari. Oleh karena itu, matahari suatu anugerah bagi manusia. Manfaat-manfaat yang telah disebutkan merupakan manfaat langsung dari matahari. Dengan menggunakan peralatan canggih, energi matahari dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Misalnya, sel surya yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik (Rositawaty, 2008: 139).
(Sumber: Rositawaty, 2008: 139) Gambar 2.1 Sel surya mengubah energi matahari menjadi energi listrik
Dengan menggunakan sel surya kebutuhan listrik di sebuah rumah dapat dicukupi. Penggunaan listrik melalui PLN dapat dikurangi. Teknologi baru tenaga matahari juga sedang dirintis. Energi matahari dapat juga digunakan untuk meng gerakkan kendaraan. Jika teknologi ini berhasil, lingkungan sangat diuntungkan, karena mobil tenaga surya tersebut bebas polusi udara dan polusi suara (Rositawaty, 2008: 139).
2. Energi Angin Angin juga merupakan sumber energi alternatif. Di negara Belanda, kincir sudah menjadi energi utama. Mereka memanfaatkan kincir untuk membangkitkan listrik. Demikian juga di Jepang, mereka memanfaatkan angin untuk berbagai keperluan. Di Belanda, bukan hanya fasilitas umum yang menggunakan energi
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
angin, secara perorangan mereka juga memanfaatkan kincir angin, misalnya untuk mengolah hasil ladang dan memompa air.
(Sumber: Rositawaty, 2008: 139) Gambar 2.2 Kincir angin digerakkan menggunakan energi angin
3. Energi Air Sebagian wilayah Indonesia merupakan daerah pegunungan. Oleh karena itu, di Indonesia air terjun banyak ditemukan. Air terjun merupakan dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit listrik tenaga air disebut PLTA. Jika tenaga air terjun terlalu kecil terlebih dahulu dibuat bendungan. Kemudian, air akan terkumpul di daerah bendungan. Setelah itu, air dari bendungan dialirkan untuk memutar turbin. Putaran turbin tersebut digunakan untuk memutar generator penghasil listrik.
(Sumber: Rositawaty, 2008: 140) Gambar 2.3 Kincir air digerakkan menggunakan energi air
Di daerah yang terpencil, untuk memenuhi energi listrik, dibuat generator listrik keciL. Generator ter sebut digerakkan oleh kincir-kincir air kecil. Satu generator listrik biasanya mampu mencukupi kebutuhan listrik satu keluarga.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Panas Bumi Panas bumi juga merupakan sumber energi. Panas bumi dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik tenaga panas bumi biasa disebut PLTU.
(Sumber: Rositawaty, 2008: 140) Gambar 2.4 Stasiun pembangkit listrik tenaga uap
Proses pengolahan panas bumi menjadi listrik adalah sebagai berikut. Uap panas dari dalam bumi dialirkan ke permukaan melalui pipa. Lalu, uap panas dialirkan ke turbin melalui pipa sehingga turbin berputar. Di Indonesia, pembangkit listrik tenaga uap terdapat di daerah Kamojang, Jawa Barat. Energi alternatif memiliki banyak sekali manfaat dalam kehidupan Devi dan Anggraeni (2008: 142). Keuntungan sumber energi alternatif yaitu antara lain : 1) Tidak akan habis walaupun dipakai terus-menerus. 2) Energi yang dihasilkan sangat besar. 3) Tidak mencemari lingkungan. Kerugian sumber energi alternatif yaitu antara lain : 1) Membutuhkan biaya yang besar untuk memperolehnya. 2) Membutuhkan teknologi yang tinggi untuk mengubah energi alternatif mejadi energi yang dapat digunakan. 3) Ketersediaan energi alternatif dipengaruhi oleh musim. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (Saptorini dkk, 2013: 31). Makhluk hidup dan benda membutuhkan energi dalam melangsungkan kehidupan dan kerja, sehingga energi dapat dilihat dan dirasakan pengaruhnya. Matahari menjadi sumber dari sebagian besar energi di bumi (Saptorini dkk, 2013: 31). Perubahan energi yang terjadi pada matahari diubah menjadi
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
energi lain oleh makhluk hidup. Misalnya energi panas dan cahaya dari matahari diubah menjadi energi kimia oleh tumbuhan, kemudian tumbuhan dimakan manusia yang akan diubah dari energi kimia menjadi energi kinetik atau gerak. Energi tidak dapat dibentuk dan dihilangkan, melainkan dapat diubah menjadi bentuk energi lain. Sumber energi adalah segala sesuatu yang dapat menghasilkan energi (Saptorini dkk, 2013: 41). Energi yang dihasilkan dari sumber energi dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sumber energi yaitu matahari, aliran air, aliran angin, listrik, minyak bumi dan gas, panas bumi, baterai, serta makanan. Pada penelitian ini akan membahas sumber energi aliran air, aliran angin, matahari, dan panas bumi sesuai dengan kompetensi dasar kurikulum 2013. Energi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu energi cahaya, energi panas, energi gerak, energi bunyi, energi listrik, dan energi kimia (Saptorini dkk, 2013: 39). Pada penelitian ini membahas energi gerak, energi panas, dan energi listrik. Energi gerak dihasilkan oleh aliran angin dan aliran listrik yang dapat menggerakkan benda-benda. Matahari merupakan sumber energi terbesar yang menghasilkan energi panas dan cahaya. Energi lsitrik merupakan energi yang dapat membuat benda-benda bekerja sehingga membantu manusia dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Energi listrik merupakan salah satu energi yang terpenting dalam kehidupan manusia yang dapat dirasakan dan dilihat pengaruhnya (Saptorini dkk, 2013: 88). Pengaruh energi listrik terlihat dari benda-benda di sekitar yang dapat bekerja seperti lampu, televisi, radio, mesin cuci, komputer, dan kipas angin. Listrik dihasilkan oleh generator di pembangkit listrik. Generator digerakkan dengan membakar bahan bakar untuk melepaskan energi yang dapat menghasilkan air dan uap. Uap-uap yang dihasilkan dapat menjaga turbin pada generator tetap berputar. Energi listrik memberi manfaat yang besar dalam kehidupan manusia (Saptorini dkk, 2013: 88). Hampir setiap orang menggunakan energi listrik untuk membantu pekerjaan sehari-hari. Peralatan disekitar yang menggunakan energi listrik misalnya lampu, lampu dapat menyala karena energi listrik mengalir ke lampu sehingga arus listrik diubah menjadi energi cahaya dan energi panas.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penggunaan energi listrik yang tidak semestinya dapat membahayakan keselamatan
manusia
(Saptorini
dkk,
2013:
89).
Contoh
yang
dapat
membahayakan manusia yaitu menggunakan peralatan listrik di sekitar air dan menyentuh sakelar atau stop kontak dengan tangan basah. Tubuh manusia mengandung banyak air sehingga dapat mengalirkan arus listrik (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015: 71). Benda yang basah dan mengandung air dapat mengalirkan arus listrik, sehingga manusia dapat tersetrum arus listrik. Energi sangat penting bagi kehidupan makhluk yang ada di Bumi. Kegiatan sehari-hari banyak menggunakan energi yang tidak dapat diperbarui, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Sumber energi ini semakin lama semakin berkurang jumlahnya di alam. Oleh karena itu, perlu dilakukan penghematan energi. Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan (Saptorini, 2013: 79). Penghematan energi dapat dilakukan mulai dari diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Penghematan energi tidak hanya dengan menghemat penggunaan listrik saja, tetapi pada semua energi di bumi. Sumber energi yang ada di bumi dapat berupa batu bara, minyak bumi, gas bumi, bahan makanan, dan air. Jumlah sumber energi ini terbatas, ada yang dapat diperbaharui dan ada yang tidak sehingga ketersediaannya tidak sesuai dengan pengguna energi (Oktoviani, 2008: 52). Oleh karena itu, perlu dibiasakan perilaku hemat energi. Berikut beberapa sikap atau perilaku yang termasuk dalam penghematan energi: a. Penghematan listrik: menggunakan lampu tidur pada malam hari atau mematikan lampu ketika tidur, mematikan lampu listrik di siang hari, mematikan TV jika sudah tidak ditonton, mematikan alat listrik lain jika sudah tidak digunakan, menggunakan cahaya matahari sebagai sumber cahaya ketika di pagi hari, dan menggunakan lampu hemat energi,
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Penghematan Air: mematikan keran jika bak mandi sudah penuh, menggunakan air bekas mencuci untuk menyiram halaman, dan menggunakan air seperlunya, c. Penghematan BBM (Bahan Bakar Minyak): menggunakan kompor minyak seperlunya, matikan kompor jika tidak digunakan, menggunakan kompor hemat energi,
mematikan mesin motor atau mobil jika tidak digunakan,
menggunakan sepeda atau berjalan kaki jika bepergian dalam jarak dekat, dan menggunakan kendaraan umum ketika bepergian (Saptorini, 2013: 80).
2.2 Penelitian-Penelitian yang Relevan 2.2.1 Penelitian tentang Problem Based Learning (PBL) Akinoglu dan Tandogan (2006) melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap prestasi belajar siswa dan sikap pada konsep pembelajaran IPA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari pembelajaran aktif berbasis masalah di pelajaran IPA pada prestasi akademik siswa dan konsep pembelajaran. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pretest, posttest, dan kelompok eksperimen dengan pembelajaran aktif berbasis masalah dan kelompok kontrol dengan metode tradisional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII tahun ajaran 2004/2005 di sekolah negeri di Istanbul sebanyak 50 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran aktif berbasis masalah memberikan dampak positif terhadap prestasi akademik siswa, sikap dan konsep pembelajaran. Fatade, Mgari dan Arigbabu (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh Problem Based Learning terhadap prestasi belajar siswa SMA pada mata pelajaran Matematika lanjutan. Penelitian bertujuan untuk menyelidiki pengaruh Problem Based Learning (PBL) pada siswa berprestasi di SMA pada mata pelajaran Matematika lanjutan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental dengan tipe non-equivalent control group dengan instrumen soal pretest dan posttest. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 96 siswa yang terdiri dari 42 siswa pada kelompok eksperimen dengan pembelajaran menggunakan PBL dan 54 pada kelompok kontrol dengan pembelajaran
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan metode tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan PBL dan kelompok kontrol dnegan metode tradisional. Bilgin, Senocak, dan Sozbilir (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran Problem Based Learning pada kinerja mahasiswa terhadap konsep dan masalah kuantitatif tetang konsep gas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Problem Based Learning terhadap konsep dan masalah kuantitatif tetang konsep gas. Sampel yang digunakan adalah 78 orang yang terdiri dari 40 orang kelompok eksperimen dengan pembelajaran Problem Based Learning dan 38 kelompok kontrol dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa pada kelompok eksperimen lebih baik dalam hal kinerja mahasiswa terhadap daripada mahasiswa pada kelompok kontrol dengan pembelajaran tradisional.
2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Berpikir Kritis Kalelioglu dan Gulbahar (2014) melakukan penelitian tentang efek teknik instruksional pada berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis dalam diskusi online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik instruksional pada berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis dalam diskusi online. Penelitian ini menggunakan quasi-experimental design dengan soal pretest dan posttest. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan anova. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada perbedaan antara skor pretest dan posttest pada teknik instruksional dan disposisi berpikir kritis. Alghafri dan Ismail (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh mengintegrasikan daya kreasi dan berpikir kritis pada pemikiran siswa di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan terhadap berpikir kritis siswa. Penelitian ini menggunakan quasi-experimental design dengan soal pretest dan posttest. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 68 siswa pada dua sekolah dasar di Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nezami, Asgari, dan Dinarvand (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran cooperative learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh pembelajaran cooperative learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA di Malayer. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 116 siswa yang terdiri dari 64 siswa pada kelompok eksperimen dan 52 siswa pada kelompok kontrol yang dipilih secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran cooperative learning berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA di Malayer. Penelitian-penelitian relevan di atas menggunakan populasi siswa SD, SMP, SMA, dan mahasiswa. Dari penelitian-penelitian sebelum sudah terdapat banyak model PBL yang digunakna sebagai variabel independen dalam penelitian. Dalam penggunaannya model PBL berpengaruh terhadap variabel dependen yang diteliti. Penelitian-penelitian sebelumnya belum ada yang meneliti menggunakan variabel dependen kemampuan berpikir kritis khususnya kemampuan interpretasi dan analisis. Maka dari itu, peneliti akan melakukan penelitian yang berbeda dari penelitian yang sudah dilakukan yaitu suatu penelitian eksperimen untuk melihat pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan interpretasi dan analisis pada mata IPA siswa kelas IV di SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.3 Literature map Problem Based Learning (PBL)
Akinoglu dan Tandogan (2006) Pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap prestasi belajar dan sikap pada konsep pembelajaran IPA
Berpikir Kritis
Kalelioglu dan Gulbahar (2014) Efek teknik instruksional pada berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis dalam diskusi online
Fatade, Mgari, dan Arigbabu (2013) Pengaruh Problem Based Learning terhadap prestasi belajar siswa SMA pada mata pelajaran Matematika lanjutan
Alghafri dan Ismail (2014) Pengaruh mengintegrasikan daya kreasi dan berpikir kritis pada pemikiran siswa di sekolah
Bilgin, Senocak, dan Sozbilir (2008) Pengaruh pembelajaran Problem Based Learning pada kinerja mahasiswa terhadap konsep dan masalah kuantitatif tetang konsep gas
Nezami, Asgari dan Dinarvand (2013) Pengaruh pembelajaran cooperative learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA
Yang akan diteliti : Pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan berpikir kritis khususnya kemampuan interpretasi dan analisis pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur Yogyakarta
Gambar 2.5 Bagan Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Berpikir Teori perkembangan kognitif Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif anak usia Sekolah Dasar (SD) masuk pada tahap operasional konkret. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan
pemikiran
yang dijalankan
secara
terbalik, operasi-operasi logis, konservasi, kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah konkret, pemikiran berbasis pengalaman. Untuk mendukung
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perkembangan kogitif anak, diperlukan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang diduga tepat digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak adalah model Problem Based Learning (PBL). Model PBL merupakan model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang siswa untuk belajar. Hal ini terjadi karena model pembelajaran berbasis masalah (PBL) menekankan pada pemberian masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam kepada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Langkahlangkah model PBL yang diimplementasikan di SD meliputi lima tahapan yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah karena siswa SD masih memerlukan bantuan dalam melaksanakan pembelajaran, misalnya untuk menemukan sendiri pemecahan masalah dengan menggunakan pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing dan bantuan (scaffolding). Model PBL membantu
siswa untuk
meningkatkan perkembangan
keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Model PBL membekali siswa untuk dapat berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran. Berpikir kritis merupakan proses terarah yang jelas yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah, mengambil
keputusan,
membujuk,
menganalisis
asumsi,
berpendapat,
mengevaluasi bobot pendapat diri sendiri dan orang lain, serta melakukan penelitian ilmiah secara sistematis. Melalui berpikir kritis, siswa mampu memiliki tingkat pemecahan masalah yang lebih baik. Model pembelajaran PBL dapat membantu siswa dalam memecahkan suatu masalah melalui kemampuan berpikir kritis khusunya kemampuan interpretasi dan analisis. Kemampuan interpretasi adalah
kemampuan
yang
dimiliki
seseorang
untuk
memahami
dan
mengekspresikan makna dari berbagai penglaman, situasi, data, kejadian, penilaian,
kesepakantan,
kepercayaan,
aturan,
prosedur
datau
kriteria.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kemampuan analisis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan logis dari pernyataan, pertanyaan, konsep, uraian, atau bentuk ungkapan yang lain yang dimaksudkan untuk mengemukakan kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran, informasi, atau opini. Penerapan Kurikulum 2013 perlu didukung dengan suatu model pembelajaran agar kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor siswa dapat berkembang dengan maksimal. Selain itu, model yang diterapkan diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk belajar pada tahap interpretasi dan analisis. Penerapan model PBL menjadi solusi yang tepat untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Model PBL juga tepat diterapkan melalui pembelajaran IPA. Hal ini dikarenakan mata pelajaran IPA membekali siswa untuk dapat berpikir kritis dan objektif serta mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam memecahkan masalah. Salah satu materi yang dipelajari dengan model PBL yaitu “Macam-macam sumber energi alternatif, bahaya dan perubahan energi serta sikap penghematan energi”. Jika model PBL diterapkan dalam pembelajaran IPA, maka penerapan model PBL akan berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi dan analisis sesuai dengan materi yang dipelajari.
2.4 Hipotesis Penelitian 2.4.1
Penerapan model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
2.4.2
Penerapan model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan analisis pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III ini peneliti membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, variabel penelitian, definisi operasional,
instrumen
penelitian,
uji
validitas
dan
reliabilitas,
teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design dengan tipe nonequivalent control group design. Penelitian Quasi Experimental Design merupakan pengembangan dari true experimental design, yang mana penelitian ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya
untuk
mengontrol
variabel-variabel
luar
yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010: 116). Model desain penelitian ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010: 116). Rancangan dalam penelitian ini menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi treatment (perlakuan) selama pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), sedangkan kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberi treatment (perlakuan) karena pembelajaran kelompok pada kelompok kontrol akan diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah). Kedua kelompok tersebut yaitu kelompok kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan diberi pretest dan posttest. Tujuan diberikan pretest yaitu untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok. Pemberian posttest bertujuan untuk mengetahui pengaruh treatment (perlakuan) yang sudah dilakukan pada kelompok eksperimen. Campbell dan Stanley (dalam Cohen, 2007: 276) mengatakan bahwa hasil penelitian dapat diketahui dari hasil pretest dan posttest atau pengaruh kausal dari intervensi yang sudah diberikan pada kelompok eksperimen ataupun kelompok
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kontrol. Pengaruh kausal dari intervensi tersebut dapat dihitung melalui tiga langkah yaitu: (1) skor posttest dikurangi skor pretest untuk kelompok eksperimen untuk menghasilkan skor 1; (2) skor posttest dikurangi skor pretest untuk kelompok kontrol untuk menghasilkan skor 2; dan (3) skor 1 dikurangi skor 2. Berdasarkan
Campbell
dan
terminologi
Stanley,
efek
dari
intervensi
eksperimental dapat dihitung dengan rumus (O2-O1) – (O4-O3). Jika hasilnya negatif maka efek kausal adalah negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya positif maka efek kausal adalah positif atau ada pengaruh. Jadi berdasarkan penjelasan di atas, rancangan penelitian dengan tipe non-equivalent control group design dapat dilihat pada gambar berikut: Experimental
O1
X
O2
------------------------Kontrol
O3
O4
(Sumber: Cohen, 2007: 283) Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan: X
= treatment atau perlakuan dengan model pembelajaran (PBL)
O1
= rerata skor pretest kelompok eksperimental
O2
= rerata skor posttest kelompok eksperimental
O3
= rerata skor pretest kelompok kontrol
O4
= rerata skor posttest kelompok kontrol Garis putus-putus pada gambar desain penelitian menggambarkan bahwa
cara penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak menggunakan cara random untuk mendapatkan dua kelompok dengan mengambil kelas klasikal yang sudah ada (Cohen, 2007: 283). Selain itu juga berfungsi sebagai pemisah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang disebut dengan nonequivalent control group design.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta yang terletak di Jalan Flamboyan Nomor 11 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta. Letak SD Negeri Perumnas Condongcatur ini sangat strategis karena berada di lingkungan perumahan. Di depan SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta terdapat lapangan dan berbagai warung jajanan sekolah dan warga sekitar sekolah. Status sekolah SD ini sebagai sekolah Negeri dengan akreditasi A. SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta mempunyai fasilitas yang sangat memadai dan mendukung pembelajaran diantaranya adalah mempunyai 18 ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, laboratorium IPA, laboratorium komputer, mushola, UKS, perpustakaan, ruang agama Hindhu, Kristen dan Katholik, ruang tari, ruang BK, ruang kegiatan, ruang komite sekolah, ruang olahraga, koperasi, kamar mandi, ruang tamu, halaman sekolah, kantin, dan tempat sampah. Peneliti memilih SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena SD ini menggunakan Kurikulum 2013. SD Negeri Perumnas Condongcatur merupakan SD yang mempunyai kelas paralel, dalam satu kelasnya terdapat tiga kelas yaitu kelas A, B dan kelas C untuk kelas I sampai V, tetapi untuk kelas VI hanya terdapat dua kelas yaitu kelas A dan B, sehingga jumlah keseluruhan kelas ada 17. Jumlah siswa di SD ini lumayan banyak, tiap kelasnya rata-rata terdapat 25-30 siswa. Pekerjaan setiap siswa sangat beragam yaitu pedagang, wiraswasta, PNS, pegawai swasta dan lain-lain. Selama tahn 2016, SD Negeri Perumnas Condongcatur mendapat 6 piala untuk kejuaraan yang telah dimenangkan yaitu juara II Bola Mini Se-Kabupaten Sleman, Juara III Lomba Keluwesan Putri untuk Memperingati Hari Kartini Tingkat Kelas IV-VI, Juara III Lomba Bernyanyi Solo Putra BKSN 2016, Juara III Karate Putri O2SN IX SD/MI, dan Juara II Voli Putri O2SN IX SD/MI.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.2 Waktu Pengambilan Data Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Pengambilan data penelitian disesuaikan dengan kalender akademik pendidikan SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta selama 23 hari yang dimulai pada tanggal 19 September 2016 sampai dengan tanggal 11 Oktober 2016. Jadwal pengambilan data yang dilakukan peneliti di SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1. Jadwal Pengambilan Data Kelompok
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Kegiatan Pretest Materi macam-macam energi dan pemanfaatannya Materi perubahan energi Materi hemat energi Posttest I
Alokasi Waktu 2 x 35 menit 3 x 35 menit
Hari, Tanggal Senin, 19 September 2016 Jumat, 23 September 2016
3 x 35 menit 3 x 35 menit 2 x 35 menit
Posttest II Pretest Materi macam-macam energi dan pemanfaatannya Materi perubahan energi
2 x 35 menit 2 x 35 menit 3 x 35 menit
Sabtu, 24 September 2016 Senin, 26 September 2016 Selasa, 27 September 2016 Jumat, 7 Oktober 2016 Senin, 19 September 2016 Rabu, 28 September 2016
Materi hemat energi Posttest I Posttest II
3 x 35 menit 2 x 35 menit 2 x 35 menit
3 x 35 menit
Kamis, 29 September 2016 Jumat, 30 September 2016 Sabtu, 1 Oktober 2016 Selasa, 11 Oktober 2016
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Sugiyono (2010: 117) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV di SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 82 siswa terdiri dari 45 siswa laki-laki dan 37 siswa perempuan.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2010: 118). Sampel dalam penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas IV B sebagai kelompok eksperimen sebanyak 26 siswa dan kelas IV C sebagai kelompok kontrol sebanyak 30 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan desain non probability sampling dengan tipe convenience sampling. Teknik convenience sampling merupakan pemilihan sampel yang biasa digunakan untuk penelitian pendidikan degan menggunakan kelas yang tersedia karena keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18-19). Siregar (2013: 60) mengungkapkan bahwa convenience sampling merupakan teknik pengumpulan data berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti, dan bersedia untuk menjadi responden untuk dijadikan sampel, atau peneliti memilih orang-orang terdekat saja. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV B dan IV C. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan dilaksanakan oleh guru yang sama. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi kesenjangan atau perbedaan kemampuan guru dalam mengajar masing-masing kelompok. Selain itu guru lebih mengenal karakteristik siswa yang digunakan sebagai penelitian sehingga akan lebih mudah dalam menerapkan penelitian. Selama pembelajaran peneliti berperan sebagai observer yang mengamati jalannya pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
3.4 Variabel Penelitian Sugiyono (2015: 6) menyatakan yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah segala sesuatu sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2015: 60) mendefinisikan variabel sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.
Sugiyono
(2015:
61)
mengemukakan bahwa terdapat dua macam variabel penelitian menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain yaitu variabel independen dan variabel dependen.
3.4.1 Variabel Independen Variabel independen atau disebut sebagai variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi perlakuan sehingga menimbulkan variabel dependen (Sugiyono, 2015: 61). Variabel independen dari penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBL). Model PBL yang digunakan menggunakan lima langkah implementasi model PBL dari Hosnan (2014: 302) yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
3.4.2 Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015: 61). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan interpretasi dan analisis. Kedua kemampuan tersebut mempunyai kedudukan yang sama dalam penelitian ini karena yang akan diteliti adalah pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dalam bagan sebagai berikut:
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Variabel Dependen Kemampuan Interpretasi
Variabel Independen Model Problem Based Learning (PBL) Kemampuan Analisis
Gambar 3.2 Pemetaan Variabel Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes essai. Nurkancana dan Sumartana (dalam Purwanto, 2008: 70) menyatakan bahwa tes essai suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang. Dibanding dengan tes objektif, tes essai memiliki kekuatan soal untuk mengukur hasil belajar yang kompleks dan melibatkan level kognitif yang tinggi, selain itu juga memberi kesempatan pada siswa untuk menyusun jawaban sesuai dengan jalan pikirannya sendiri (Purwanto, 2008: 71). Arikunto (2012: 67) menyatakan bahwa tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Kemampuan interpretasi dan analisis diukur dengan menggunakan dua soal uraian yaitu soal nomor 1 dan 2. Soal uraian tersebut diberikan kepada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes pretest dan posttest. Tes pertama yang dilakukan adalah tes pretest untuk mengetahui keadaan awal setiap kelompok sebelum diberi perlakuan. Kelompok eksperimen selama pembelajaran akan diberi perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), sedangkan pada kelompok kontrol akan diberikan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Setelah dilakukan pembelajaran berbeda di masingmasing kelompok kemudian dilakukan posttest untuk mengetahui perbedaan 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan sebelum dan sesudah pembelajaran. Dua minggu dilakukan penelitian, siswa kelompok kontrol dan siswa kelompok eksperimen diberikan soal untuk posstest II, pengerjaan soal posttest II ini bertujuan untuk lebih mengetahui retensi pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Pada penelitian ini diberikan posttest sebanyak dua kali dengan menggunakan soal yang sama dengan pretest untuk melihat dampak perlakuan dan sudut pandang subyek yang diteliti dan pengaruh perlakuan di kelas eksperimen. Proses pembelajaran yang diberikan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol langsung diberikan oleh guru kelas tersebut. Guru kelas melaksanakan pembelajaran dan peneliti bertugas sebagai observer di belakang. Semua instrumen maupun media pembelajaran disiapkan oleh peneliti. Proses pengambilan data dilaksanakan dalam dua minggu untuk menghindari bias (Krathwohl, 2004: 547). Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian No.
Kelompok
Variabel Interpretasi
1
Kontrol Analisis
Interpretasi 2
Eksperimen Analisis
Data Skor pretest Skor posttest I Skor posttest II Skor pretest Skor posttest I Skor posttest II Skor pretest Skor posttest I Skor posttest II Skor pretest Skor posttest I Skor posttest II
Instrumen Soal uraian nomor 1a, 1b, 1c Soal uraian nomor 2a, 2b, 2c Soal uraian nomor 1a, 1b, 1c Soal uraian nomor 2a, 2b, 2c
3.6 Instrumen Penelitian Sugiyono (2015: 148) berpendapat bahwa instrumen penelitian yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang akan diteliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes essay. Penelitian ini menggunakan kompetensi dasar khususnya pada mata pelajaran IPA yang digunakan adalah
3.5 Memahami berbagai bentuk sumber energi dan
sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari; 4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai bentuk energi.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen ini terdapat 6 soal essay yang masing-masing nomor mewakili tingkat pemahaman yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Instrumen ini digunakan oleh tiga peneliti yang masing-masing meneliti dua kemampuan. Tes essay yang digunakan oleh peneliti memuat dua kemampuan yaitu kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis. Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen No.
Variabel
Aspek Membuat kategori
1.
Interpretasi
Memahami arti Menjelaskan makna Menguji gagasan-gagasan
2.
Analisis
Mengidentifikasi argumen-argumen
Menganalisis argumenargumen
Indikator Menyebutkan macam-macam sumber energi alternatif Menjelaskan pemanfaatan pada setiap sumber energi alternatif Menjelaskan keuntungan dan kerugian sumber energi alternatif Membandingkan dua pernyataan yang berbeda Melontarkan pernyataan prinsip kerja model mainan yang membutuhkan energi angin kepada publik untuk melihat reaksi dengan maksud menyetujui gagasan Mengidentifikasi suatu permasalahan pada permainan yang membutuhkan energi angin
No Soal 1a 1b 1c 2a
2b
2c
3.7 Teknik Pengujian Instrumen Sebelum diberikan kepada responden yang akan digunakan untuk penelitian, instrumen penelitian ini perlu diujicobakan untuk menghindari isi pertanyaan yang kurang jelas, bahasa yang digunakan dalam pembuatan pertanyaan kurang tepat, serta pertanyaan-pertanyaan yang ambigu yang mengandung dua makna. Pengujian istrumen di dalamnya meliputi uji validitas dan uji reliabilitas, berikut ini adalah penjabarannya.
3.7.1 Uji Validitas Sugiyono (2015: 172) menyatakan bahwa hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sebenarnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validitas instrumen bentuk tes harus memenuhi content validity (validitas isi) dan construct validity (validitas konstruksi) (Sugiyono, 2015: 176). Penelitian ini menggunakan validitas isi, validitas konstruk, dan validitas muka untuk mengetahui validitas instrumen tes. Validitas isi dicapai dari penilaian para ahli atau expert judgement (Cohen, 2007: 162). Validitas isi dalam penelitian ini diperoleh dari pendapat tiga ahli materi yaitu dua dosen mata kuliah IPA Fisika dan guru kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Soal nomor 1 dari ketiga validator memberikan penilaian yang sangat baik dan instrumen layak untuk diimplementasikan dengan skor rerata 4; 3,67; 3,67 sedangkan untuk soal nomor 2 dengan skor rerata 4; 4; 3,67. Rerata skor dari validator 1 untuk semua variabel yaitu 3,94, rerata skor dari validator 2 untuk semua variabel yaitu 3,83, dan rerata skor dari validator 3 untuk semua variabel yaitu 3,83. Hal tersebut berarti bahwa validator 1 memberikan penilaian dalam kategori instrumen penelitian layak diimplemntasikan tanpa perbaikan, sedangkan validator 2 dan 3 memberikan
penilaian
dalam
kategori
instrumen
penelitian
layak
diimplemntasikan dengan perbaikan. Hasil dari expert judgement dapat dilhat pada lampiran 3.4. Validitas muka adalah kejelasan tampilan soal (Cohen, 2007: 163). Validitas permukaan diperoleh dengan cara mengujikan soal pada enam siswa kelas IV. Keenam siswa tersebut berasal dari kelas yang berbeda yaitu kelas IVA. Validitas permukaan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 Agustus 2016 dengan waktu 2 x 35 menit. Keenam siswa dipilih berdasarkan rekomendasi guru dan sesuai dengan kemampuan kognitif tinggi, sedang dan rendah. Keenam siswa dikumpulkan pada tempat dan waktu yang sama untuk mengerjakan soal, selanjutnya ditanya apakah mereka dapat memahami kalimat soal yang dikerjakan atau tidak. Ada beberapa kata yang belum dipahami siswa yaitu pada soal nomor 2 dengan kata “prinsip”. Selanjutnya peneliti mengubah kata “prinsip” menjadi “cara kerja”. Validitas konstruk dicapai dengan uji empiris untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas dari item tes (Cohen, 2007: 163). Validitas konstruk digunakan untuk mengukur kesesuaian setiap butir soal dengan indikator (Arikunto, 2012: 83). Validitas konstruk digunakan melalui uji empiris atau
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengalaman. Peneliti mengujikan soal tes kepada siswa kelas IV di SD Negeri Deresan untuk memperoleh validitas konstruk. SD Negeri Deresan beralamatkan di Jl. Colombo CT X, Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman. Peneliti memilih SD Negeri Deresan sebagai SD untuk uji validitas konstruk karena beberapa alasan yaitu (1) SD Negeri Deresan memiliki akreditasi A, sama seperti SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta, (2) SD Negeri Deresan memiliki kelas paralel, dan (3) SD Negeri Deresan menerapkan kurikulum 2013 sama seperti SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Pengerjaan soal dilaksanakan pada hari Selasa, 30 Agustus 2016 dengan waktu 2 x 35 menit. Jumlah responden adalah 30 siswa. Setelah diujikan data tersebut ditabulasi kemudian peneliti menghitung validitasnya menggunakan rumus korelasi dari Pearson. Validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan uji eksperimen empiris di lapangan dan korelasi Pearson. Uji validitas konstruk dilakukan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 22 for Windows untuk mempermudah dalam perhitungan. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka suatu item dinyatakan valid, sedangkan Sig. (2-tailed) > 0,05 maka suatu item dikatakan tidak valid (Field, 2009: 177-178). Hasil uji validitas instrumen dan hasil uji validitas dari variabel interpretasi dan analisis dapat dilihat pada tabel berikut. (Lihat lampiran 3.5). Tabel 3.4 Hasil Validitas Instrumen Aspek Interpretasi dan Analisis No.
Variabel
1.
Interpretasi
2.
Analisis
Aspek
r tabel
r hitung
Membuat kategori Memahami arti Menjelaskan makna Menguji gagasangagasan Mengidentifikasi argumen-argumen Menganalisis argumen-argumen
0,361 0,361 0,361
0,477 0,721 0,710
Sig.(2tailed) 0,008 0,000 0,000
0,361
0,518
0,003
Valid
0,361
0,478
0,003
Valid
0,361
0,624
0,000
Valid
Keterangan Valid Valid Valid
Berdasarkan hasil uji validitas di atas, peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel interpretasi dan analisis dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka semua soal dari variabel interpretasi dan analisis dinyatakan valid dengan taraf signifikansi 95% (Field, 2009: 177-178). Hasil uji validitas tersebut menunjukkan
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa semua item soal dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis.
3.7.2 Uji Reliabilitas Sugiyono (2015:172) menambahkan bahwa hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu, walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan (Sugiyono, 2015: 174). Pengujian reliabilitas yang digunakan adalah teknik Alpha Cronbach. Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60. Berikut ini adalah hasil dari uji reliabilitas instrumen. (Lihat lampiran 3.6). Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Uji Reliabilitas Instrumen
Cronbach's Alpha 0,720
N 6
Keterangan Reliabel
Tabel 3.6 menunjukkan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh reliabilitas dari keenam variabel yang valid nilai Alpha Cronbach > 0,60 yaitu sebesar 0,720 sehingga instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel atau konsisten dan layak ditetapkan dalam penelitian ini.
3.8 Teknik Analisis Data Sugiyono (2015: 207) analisis data merupakan kegitaan setelah seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data yaitu mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menstabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik (Sugiyono, 2015: 207). Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
analisis data dalam penelitian yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik yang digunakan peneliti adalah statistik inferensial, karena peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik non parametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel, sedangkan statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi melainkan menguji distribusi (Sugiyono, 2015: 210). Analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statististic 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Teknik analisis data meliputi beberapa langkah pengujian data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 3.8.1. Analisis Pengaruh Perlakuan 3.8.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak normal. Uji normalitas data menggunakan uji One Samples Kolmogorov-Smirnov. Penggunaan uji One Samples Kolmogorov-Smirnov bertujuan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan (Sarwono, 2010: 27). Hipotesis statistik untuk uji normalitas distribusi data adalah sebagai berikut. Hnull : Tidak ada deviasi (penyimpangan dari normalitas data) Hi
: Ada deviasi (penyimpangan penyimpangan dari normalitas data) (Priyatno, 2012: 136) menyatakan bahwa kriteria yang digunakan untuk
mengetahui apakah data yang ada normal atau tidak sebagai berikut: 1. Jika harga Sig (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini berarti tidak ada deviasi dari normalitas dengan kata lain data terdistribusi normal. 2. Jika harga Sig (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti ada deviasi dari normalitas dengan kata lain data terdistribusi normal.
3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau berbeda terhadap kemampuan interpretasi dan analisis, sehingga kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan. Uji ini dilakukan dengan menguji rerata
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
skor pretest pada kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengontrol ancaman terhadap validitas internal yaitu jenis pengujian (testing). Jika dalam pretest kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang tidak berbeda, bias yang mungkin terjadi dianggap tidak ada (Neuman, 2013: 238). Uji perbedaan kemampuan awal pada kelompok kontrol dan eksperimen terhadap kemampuan interpretasi dan analisis menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Independent samples t-test (Field, 2009: 326), jika data terdistribusi dengan normal dan jika data terdistribusi dengan tidak normal digunakan Mann-Whitney U-test (Field, 2009: 345). Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Apabila harga Sig. Levene’s test < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua kelompok yang dibandingkan dan apabila Sig. Levene’s test > 0,05 maka terdapat homogenitas varians dari kedua kelompok yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Analisis statistik dilakukan dengan progran komputer IBM SPSS statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data uji perbedaan kemampuan awal (pretest) menggunakan hipotesis statistik adalah sebagai berikut: Hnull
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Priyatno (2012: 24) menyatakan bahwa pengambilan keputusan yang
digunakan adalah: 1. Jika harga Sig (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan skor pretest yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 2. Jika harga Sig (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi di terima, artinya ada perbedaan skor pretest yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kondisi yang ideal adalah jika tidak ada perbedaan kemampuan awal yang signifikan dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan.
3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan dengan cara menghitung selisih skor pretest-posttest I. Uji signifikansi pengaruh perlakuan akan digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan model pembelajaran PBL terhadap pengaruh perlakuan kemampuan interpretasi dan analisis sesuai dengan rumus (O2-O1) – (O4-O3). Cara yang digunakan adalah dengan mengurangkan selisih skor posttest I-pretest pada kelompok eksperimen dengan skor posttest I-pretest pada kelompok kontrol. Jika hasil selish skor pretest-posttest i negatif atau di bawah 0 maka tidak ada pengaruh, sebaliknya jika hasil selish skor pretestposttest I positif atau di atas 0 maka tidak ada pengaruh Uji statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: (Field, 2009: 326) 1) Independen samples t-test jika data terdistribusi dengan normal. 2) Mann-Witney U-test jika data terdistribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posstest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran PBL tidak berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi dan analisis. Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran PBL berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi dan analisis.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan antara selisih skor pretest-posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran PBL tidak berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi dan analisis. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan antara selisih skor pretest-posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran PBL berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi dan analisis.
3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pegaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan interpretasi dan analisis. Uji besar pengaruh model PBL dapat dilihat dengan mencari effect size. Field (2009: 56) menyatakan bahwa effect size adalah suatu ukuran objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang dihasilkan. Field (2009: 57) mengemukakan bahwa kriteria untuk menentukan besarnya efek adalah sebagai berikut. Tabel 3.6 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan r effect size) 0,10 0,30 0,50
Kategori Kecil Menengah Besar
Persentase Setara dengan 1% pengaruh perlakuan Setara dengan 9% pengaruh perlakuan Setara dengan 25% pengaruh perlakuan
Persentase pengaruh perlakuan didapat dengan menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) kemudian dikalikan dengan 100%. Field (2009: 332) menyatakan bahwa jika data terdistribusi normal, uji besar pengaruh dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal
Keterangan: r
= besar pengaruh (effect size) perlakuan dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson
t
= harga uji t
df
= harga derajad kebebasan (degree of freedom) Jika data terdistribusi tidak normal, uji besar pengaruh dihitung dengan
menggunakan rumus effect size sebagai berikut (Field, 2009: 550).
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal
Keterangan: r
= besar pengaruh (effect size)
Z
= harga konversi dari standar deviasi (diperoleh dari perhitungan non parametrik program SPSS)
N
= jumlah total responden (dalam hal ini 2x jumlah siswa)
3.8.2 Analisis Lebih Lanjut 3.8.2.1 Perhitungan Persentasi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Uji peningkatan skor pretest ke posttest I ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Teknik statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal Wilcoxon signed ranks test jika data terdistribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hnull : Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan/atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. Hi
: Ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan/atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Jika harga Sig. (2-tailed ) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. Untuk mengetahui besar persentasi peningkatan skor pretest ke posttest I digunakan rumus sebagai berikut: Peningkatan =
x 100%
Gambar 3.5 Rumus Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I
Persentase selisih rerata skor pretest ke posttest I (gain score) digunakan perhitungan manual sebagai berikut.
Gambar 3.6 Rumus Gain Score
Frekuensi yang diambil pada gain score yaitu 50% dari skor tertinggi selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada gain score terdapat grafik poligon yang menunjukkan bahwa perbandingan yang tepat pada rerata antara kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen (Fraenkel, 2012: 250-251).
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.2.2 Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest
dilakukan untuk
mengetahui besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Teknik statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test jika data berdistribuasi normal, Wilcoxonsigned rank test jika data berdistribusi tidak normal (Field, 2009: 345). Analisis statistik dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hipotesis statistiknya: Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain bahwa tidak terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain bahwa terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.
3.8.2.3 Uji Korelasi Rerata Pretest dan Posttest I Uji korelasi rerata pretest dan posttest I bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rerata pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif berarti semakin tinggi pretest semakin tinggi pula posttest I, signifikan berarti hasil skor korelasi tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Uji ini dilakukan untuk memastikan apakah siswa yang memperoleh skor tinggi pada saat pretest juga memperoleh skor tinggi pada saat posttest I dan sebaliknya, uji korelasi dilakukan untuk memastikan sejauh mana validitas penelitian yang terkait karakteristik
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
subyek dapat terkontrol baik atau tidak. Uji korelasi skor pretest dan posttest I menggunakan rumus bivariate correlation yaitu untuk mengetahui korelasi antara dua variabel. Jika data berdistribusi normal maka uji korelasi menggunakan bivariate correlation coefficients yaitu Pearson’s correlation coefficients (Field, 2009: 179). Jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan analisis statistik non-parametrik yaitu rumus Spearman’s correlation coefficients (Field, 2009: 179). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut (Field, 2009: 181). Hnull : Tidak ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen Hi
: Ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini berarti ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih kuat sesudah dua minggu dilakukan treatment. Untuk itu digunakan data dari skor posttest I dan posttest II dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal. Uji statistik menggunakan Wilcoxon jika data terditribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: Hnull : Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan/atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terdapat penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Hi
: Ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan/atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antra skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Untuk mengetahui persentase kenaikan skor posttest I ke posttest II digunakan rumus sebagai berikut: Peningkatan =
x 100%
Gambar 3.7 Rumus Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
3.8.3 Persepsi terhadap Perlakuan Pada bagian ini akan disingkap terhadap persepsi terhadap perlakuan dengan melakukan triangulasi data yang terdiri dari
observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Hadi (dalam Sugiyono, 2015: 203) menjelaskan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Sugiyono (2015: 203) menambahkan bahwa teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dnegan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan jika responden yang diamati tidak terlalu besar. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data observasi dikarenakan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran di kelas baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sanjaya (2013: 263) mengemukakan bahwa wawancara adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara berdialog baik secara langsung maupun melalui saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data. Wawancara digunakan sebagi teknik pengumpulan data jika peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga jika peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2015: 194). Wawancara dilakukan kepada 3 siswa dari kelompok eksperimen dengan kemampuan kognitif tinggi, sedang, dan rendah dan guru mitra. Dokumen merupakan catatan suatu kejadian yang sudah berlalu yang dapat berupa tulisan atau gambar. Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa dokumen foto-foto siswa pada saat pembelajaran dan dokumen nilai siswa. Nilai siswa diperoleh dari nilai pretest, posttest I, dan posttest II. Pedoman wawancara guru dan siswa sebelum dan sesudah treatment dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.7 Pedoman Wawancara dengan Guru No 1 2 3 4 5 6 7
Pertanyaan Apakah Bapak model pembelajaran yang biasa digunakan oleh Bapak untuk mengajar mata pelajaran IPA? Mengapa memilih model pembelajaran tersebut? Apakah sebelumnya Bapak pernah menggunakan model PBL dalam mengajar mata pelajaran IPA? Apakah terdapat kesulitan yang Bapak temui ketika menggunakan model PBL? Bagaimana pendapat Bapak mengenai proses pembelajaran menggunakan model PBL? Apakah model PBL efektif jika diterapkan dalam pembelajaran IPA? Apakah ada perbedaan dalam hal keaktifan, minat, ataupun konsentrasi antara kelompok kontrol dan eksperimen saat pembelajaran berlangsung. Apa saran Bapak untuk pembelajaran menggunakan model PBL?
Tabel 3.8 Pedoman Wawancara dengan Siswa No Pertanyaan Sebelum Perlakuan 1 Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa? 2 Bagaimana biasanya cara gurumu mengajar IPA? 3 Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA dengan metode ceramah? Mengapa? 4 Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA dengan model/metode lain (selain ceramah)? 5 Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 1a, 1b, dan 1c? 6 Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 2a, 2b, dan 2c? 7 Dari soal 1 dan 2, manakah yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? Sesudah Perlakuan 1 Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA menggunakan model PBL? 2 Apakah kamu lebih memahami materi IPA dibandingkan sebelumnya?
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 4 5 6 7
Apakah belajar IPA dengan model PBL lebih menarik daripada metode ceramah? Apakah kamu merasa kesulitan ketika belajar IPA dengan model PBL? Mengapa? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1a, 1b, dan 1c? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2a, 2b, dan 2c? Apakah belajar IPA dengan model PBL mempermudah kamu untuk mengerjakan soal yang sulit?
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian dan hasil analisis data. Hasil penelitian berisi implementasi penelitian yang meliputi deskripsi populasi dan deskripsi implementasi pembelajaran. Hasil analisis data berisi uji hipotesis penelitian I dan II yang meliputi analisis pengaruh perlakuan dan analisis lebih lanjut. Pada pembahasan diuraikan pengaruh perlakuan beserta dampaknya.
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Implementasi Penelitian Penelitian ini menggunakan dua kelas yang digunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan cara undian yang disaksikan oleh kepala sekolah dan guru mitra. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain non probability sampling dengan tipe convenience sampling. Teknik convenience sampling merupakan pemilihan sampel yang biasa digunakan untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan kelas yang tersedia karena keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18-19). Hasil pengundian menunjukkan bahwa kelas IV B sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV C sebagai kelompok kontrol. Pendeskripsian populasi penelitian dan pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebagai berikut.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari tiga kelas yaitu kelas IV A, IV B, dan IV C. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IV B dan IV C. Kelas IV B sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 26 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan sedangkan kelas IV C sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa pada kelompok eksperimen rata-rata berasal dari latar belakang keluarga ekonomi menengah. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa antara lain wiraswatsa, PNS, karyawan swasta, dan buruh. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SD, SMP, SMA, D3, dan D4/S1. Pada saat treatment, semua siswa hadir di kelas, akan tetapi ada beberapa siswa yang tidak hadir saat pretest sebanyak 2 anak dan 1 anak saat posttest II. Peristiwa tersebut dalam menjadi ancaman terhadap validitas internal jenis mortalitas. Mortalitas adalah perbedaan jumlah responden pada waktu pretest dan posttest karena sejumlah alasan (Creswell, 2006: 596-597). Untuk mengatasi hal tersebut, solusi yang digunakan adalah data siswa yang tidak hadir tersebut tetap dimasukkan dengan menggunakan skor rata-rata semua siswa yang masuk berlaku untuk skor rata-rata siswa yang tidak masuk karena siswa-siswa tersebut sudah mendapat treatment. Sampel kedua dalam penelitian ini adalah kelas IV C sebagai kelompok kontrol. Siswa pada kelompok kontrol rata-rata berasal dari latar belakang keluarga ekonomi menengah. Pekerjaan orang tua pada kelompok anatara lain wiraswasta, PNS, karyawan swasta, buruh, pedagang kecil dan pensiunan. Latar pendidikan orang tua kelas IV C antara lain SMP, SMA, D4/S1, dan S2. Ketika dilakukan treatment, semua siswa hadir di kelas, namun ada beberapa siswa yang tidak hadir saat posttest I sebanyak 5 siswa dan 2 siswa saat posttest II. Peristiwa tersebut dalam menjadi ancaman terhadao validitas internal jenis mortalitas. Mortalitas adalah perbedaan jumlah responden pada waktu pretest dan posttest karena sejumlah alasan (Creswell, 2006: 596-597). Untuk mengatasi hal tersebut, solusi yang digunakan adalah data siswa yang tidak hadir tersebut tetap dimasukkan dengan menggunakan skor rata-rata semua siswa yang masuk berlaku untuk skor rata-rata siswa yang tidak masuk karena siswa-siswa tersebut sudah mendapat treatment.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Pelaksanaan penelitian dimulai pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest bertujuan untuk melihat kemampuan awal siswa. Pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen dilaksanakan pada hari Senin, 19
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
September 2016 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Siswa mendapat arahan dari guru mengenai cara pengerjaan siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk bertanya terkait soal-soal yang kurang dipahami. Guru mendampingi siswa selama mengerjakan soal pretest. Guru yang mendampingi siswa saat pretest dan pelaksanaan pembelajaran adalah guru yang sama. Peran peneliti dalam penelitian adalah sebagai pengamat serta membantu menyiapkan saat pelaksanaan pembelajaran serta mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. Deskripsi implementasi pembelajaran kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebagai berikut.
1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol Pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan metode tradisional yaitu metode ceramah. Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada Kurikulum 2013. Waktu yang dibutuhkan pada setiap pembelajaran adalah satu penggalan (3 x 35 menit). Pembelajaran dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan sub materi yang berbeda di setiap pertemuannya oleh guru mitra di dalam kelas. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 23 September 2016 pada pukul 07.35-08.45 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu macam-macam sumber energi alternatif. Kegiatan awal yaitu apersepsi oleh guru. Guru melakukan tanya jawab mengenai kelangkaan listrik. Kegiatan inti dilaksanakan dengan memberikan penjelasan kepada siswa tentang macam-macam sumber energi alternatif, pemanfaatan setiap sumber energi serta keuntungan dan kerugian sumber energi alternatif. Siswa menerima materi yang dijelaskan oleh guru mitra dan mencatat hal-hal penting di buku masing-masing. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan guru menyimpulkan dan memberikan umpan balik kepada siswa mengenai sumber-sumber energi alternatif. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 September 2016 pada pukul 07.00-08.45 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah perubahan energi. Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepi yaitu guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai perubahan energi pada lampu. Kegiatan dilanjutkan dengan guru menjelaskan penggunaan energi listrik yang benar, alat-alat yang menggunakan energi listrik dan perubahan energi serta bahaya penggunaan energi
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
listrik. Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting. Pembelajaran diakhiri dengan guru menyimpulkan dan memberikan umpan balik kepada siswa mengenai perubahan energi yang terjadi pada alat-alat listrik. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 26 September 2016 pada pukul 09.05-10.40 WIB. Materi utama yaitu tentang energi dengan sub materi tentang hemat energi. Kegiatan pembelajaran dibuka dengan doa dan absensi. Apersepsi dilakukan guru melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai energi yang digunakan di rumah dan penggunaan energi tersebut. Pada kegiatan inti, siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai alasan manusia harus berhemat energi dan kegiatan sehari-hari yang dapat dilakukan untuk menghemat energi. Siswa mencatat hal-hal penting berdasarkan penjelasan guru. Kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga diakhiri dengan menyimpulkan materi tentang hemat energi. Pada hari Selasa, 27 September 2016 siswa pada kelompok kontrol mengerjakan posttest I. Tujuan posttest I yaitu untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan metode ceramah. Dua minggu setelah posttest I dilakukan posttest II yaitu pada hari Jumat, 7 Oktober 2016 yang bertujuan untuk mengetahui kembali pemahaman siswa selama beberapa minggu setelah menerima pembelajaran dengan metode ceramah. Soal untuk posttest I dan posttest II yang dikerjakan oleh siswa sama seperti soal pretest yaitu 6 soal uraian. Soal nomor 1 digunakan untuk meneliti variabel interpretasi yang terdiri dari tiga sub soal yakni soal nomor 1a, 1b, dan 1c. Soal nomor 2 digunakan untuk meneliti variabel analisis yang terdiri dari tiga sub soal yakni soal nomor 2a, 2b, dan 2c.
2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada Kurikulum 2013. Pembelajaran dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan sub materi yang berbeda pada setiap pertemuannya. Waktu pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan adalah satu penggalan (3 x 35 menit). Pembelajaran dilaksanakan oleh guru mitra di dalam kelas.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen dilakukan dengan model PBL yang meliputi tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan pendahuluan berisi salam, doa, apersepsi, orientasi dan motivasi. Kegiatan inti berisi lima langkah model PBL yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 19 September 2016 dari pukul 07.00-08.45 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah sumber energi alternatif. Di kegiatan awal guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kegiatan-kegiatan yang menggunakan energi listrik (apersepsi), penyampaian tujuan pembelajaran (orientasi) dan memotivasi siswa untuk semangat mengikuti kegiatan pembelajaran (motivasi). Selanjutnya, kegiatan inti pertama adalah mengorientasikan siswa pada masalah. Guru memperlihatkan sebuah video berita tentang kelangkaan listrik. Siswa mengamati video berita tersebut. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai peristiwa kelangkaan listrik yang pernah terjadi di sekitar siswa. Kegiatan inti kedua adalah mengorganisasi siswa untuk belajar. Pada kegiatan ini, siswa dibagi dalam lima kelompok dan mendapat LKS dari guru. Siswa menuliskan data-data yang digunakan untuk menyelesaikan soal. Dengan bimbingan guru siswa menyususun rencana strategi untuk menyelesaikan soal. Kegiatan inti ketiga adalah membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Dalam kegiatan ini, guru menuntun siswa bersama dengan kelompoknya menyelesaikan soal. Siswa dapat mencari tahu dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti buku. Kegiatan inti keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Dalam kegiatan ini, siswa menuliskan hasil diskusi, membuat laporan hasil diskusi. Selanjutnya, secara bergantian setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dengan bimbingan guru. Kegiatan yang terkahir adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dalam kegiatan ini, siswa yang tidak presentasi memberikan tanggapan atas hasil presentasi dari kelompok lain. Kegiatan inti diakhiri dengan siswa dan guru menganalisis dan mengevaluasi hasil diskusi yang telah dipresentasikan. Pada kegiatan penutup, siswa bersama guru merangkum
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi yang telah dipelajari, memberikan penguatan, dan melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 29 September 2016 pukul 07.00-08.45 WIB dengan sub materi perubahan energi. Kegiatan pembelajaran dibuka dengan salam dan doa. Apersepsi dilakukan guru dengan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai perubahan energi yang terjadi pada lampu, memotivasi
siswa
untuk
semangat
belajar,
dan
menyampaikan
tujuan
pembelajaran. Kegiatan inti memuat lima langkah model PBL. Kegiatan inti pertama yaitu mengorientasi peserta didik terhadap masalah. Pada tahap ini guru menyajikan gambar dan menceritakan kegiatan manusia dalam menggunakan listrik. Siswa mendapat LKS berisi permasalahan dari cerita tersebut. Kegiatan inti kedua yaitu mengorganisasi peserta didik untuk belajar. Dalam kegiatan ini, siswa dibagi menjadi 5 kelompok dan guru menjelaskan cara kerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah. Kegiatan inti ketiga yaitu membimbing penyelidikan individual ataupun kelompok. Pada kegiatan ini, siswa mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan dari berbagai sumber yang telah disediakan guru. Siswa mendiskusikan hasil informasi yang telah didapatkan bersama kelompoknya untuk menarik kesimpulan. Kegiatan inti keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada kegiatan ini setiap kelompok menyusun laporan hasil pengamatan dan menyampaikan laporan pengamatan di depan kelas secara bergantian. Kegiatan inti kelima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dalam tahap ini siswa dengan bimbingan guru menganalisis dan mengevaluasi hasil diskusi siswa yang sudah dipresentasikan. Siswa mendapat masukkan atas temuan dan presentasi. Pada kegiatan penutup guru merangkum pembelajaran penggunaan dan perubahan energi, evaluasi, dan refleki. Kegiatan ditutup dengan salam. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat, 30 September 2016 pukul 09.05-10.40 WIB dengan sub materi mengenai hemat energi. Guru membuka pembelajaran dengan doa dan absensi. Guru melakukan apersepsi dengan menayangkan sebuah berita yang berisi tentang kelangkaan listrik dan air di Indonesia dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan selanjutnya, kegiatan inti yang pertama yaitu orientasi siswa pada masalah. Guru menunjukkan
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beberapa gambar pada siswa mengenai pemborosan listrik atau air yang terjadi di sekitar siswa. Guru menuntun siswa untuk berpikir mengenai masalah yang terjadi pada gambar tersebut. Kegiatan inti yang kedua yaitu mengorganisasi peserta didik untuk belajar. Dalam kegiatan ini, siswa dibagi dalam 5 kelompok kecil yang berisikan 5-6 anak setiap kelompoknya. Setiap kelompok mendapatkan satu gambar mengenai pemborosan listrik atau air dan lembar kerja. Kegiatan inti yang ketiga yaitu membimbing penyelidikan individual atau kelompok. Pada kegiatan ini, siswa bersama kelompoknya mengerjakan soal di lembar kerja yang membimbing siswa untuk menjawab masalah yang ada pada masing-masing gambar. Secara berkelompok siswa berdiskusi mencari berbagai informasi dari buku paket, artikel, alat-alat yang disediakan oleh guru. Kegiatan inti yang keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Dalam kegiatan ini, setiap kelompok menyusun berbagai informasi yang didapatkan dan hasil diskusi yang telah dilakukan untuk menjawab masalah yang ada pada gambar. Selanjutnya, setiap kelompok menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas secara bergantian. Kegiatan yang terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dalam kegiatan ini, siswa bersama guru mendengarkan dengan seksama hasil pekerjaan yang disampaikan di depan kelas. Siswa bersama guru menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan yang disampaikan masing-masing kelompok. Pada kegiatan penutup, guru menegaskan kesimpulan dari materi dan membimbing siswa untuk merefleksikannya pada kehidupan sehari-hari. Kegiatan refleksi kemudian dituangkan dalam kertas „AKSIKU‟ yang diisi oleh siswa. Kertas ini berisi 1 hal yang akan dilakukan siswa sebagai aksi untuk melakukan kegiatan hemat energi di rumah ataupun di sekolah. Pada hari Sabtu, 1 Oktober 2016 siswa pada kelompok eksperimen mengerjakan soal posttest I. Tujuan posttest I yaitu untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan model PBL. Dua minggu setelah posttest I dilakukan posttest II yaitu pada hari Selasa, 11 Oktober 2016 yang bertujuan untuk mengetahui kembali pemahaman siswa selama beberapa minggu setelah menerima pembelajaran dengan model PBL. Soal untuk posttest I dan posttest II yang dikerjakan oleh siswa sama seperti soal pretest yaitu 6 soal uraian.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soal nomor 1 digunakan untuk meneliti variabel interpretasi yang terdiri dari tiga sub soal yakni soal nomor 1a, 1b, dan 1c. Soal nomor 2 digunakan untuk meneliti variabel analisis yang terdiri dari tiga sub soal yakni soal nomor 2a, 2b, dan 2c.
4.1.2 Deskripsi Sebaran Data Pada deskripsi sebaran data, peneliti memperlihatkan perbedaan data yang diperoleh pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk setiap indikator. Hasil dari sebaran data dapat dilihat pada tabel berikut.
4.1.2.1 Kemampuan Interpretasi 1. Kelompok Kontrol Tabel 4.1 Sebaran Data Kelompok Kontrol No 1
2
3
Indikator Soal Menyebutkan macammacam sumber energi alternatif Menjelaskan pemanfaatan pada setiap sumber energi alternatif Menjelaskan keuntungan dan kerugian sumber energi alternatif Jumlah
Pretest
Posttes I
1
2
3
4
Total
1
2
3
4
Total
6
11
11
2
30
-
7
18
5
30
8
12
10
-
30
1
9
17
3
30
15
9
6
-
30
1
6
17
6
30
29
32
27
2
90
2
22
52
14
90
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil sebaran data soal pretest pada kelompok kontrol untuk ketiga indikator dari kemampuan interpretasi, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 29 anak, siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 32 anak, siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 27 anak, dan siswa yang mendapat nilai 4 sebanyak 2 anak. Nilai yang sering muncul dari 30 siswa yang mengerjakan soal pretest yaitu nilai 2 sebanyak 32 anak. Siswa yang mendapat nilai 1 paling banyak terdapat pada indikator ketiga yaitu sebanyak 15 anak, yang mendapat nilai 2 paling banyak terdapat pada indikator kedua yaitu sebanyak 12 anak, yang mendapat nilai 3 paling banyak terdapat pada indikator pertama yaitu sebanyak 11 anak dan yang mendapat nilai 4 hanya terdapat pada indikator pertama yaitu sebanyak 2 anak.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari hasil sebaran data soal posttest I pada kelompok kontrol untuk ketiga indikator dari kemampuan interpretasi, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 2 anak, siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 22 anak, siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 52 anak, dan siswa yang mendapat nilai 4 sebanyak 14 anak. Hasil posttest I menunjukkan bahwa siswa paling banyak mendapat nilai 3 yaitu sebanyak 52 anak, sedangkan pada pretest siswa paling banyak mendapat nilai 2 yaitu sebanyak 32 anak. Hal ini berarti terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest I. Selain itu, siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang, sedangkan siswa yang mendapat nilai 3 dan 4 bertambah saat posttest I.
2. Kelompok Eksperimen Tabel 4.2 Sebaran Data Kelompok Eksperimen No 1
2
3
Indikator Soal Menyebutkan macammacam sumber energi alternatif Menjelaskan pemanfaatan pada setiap sumber energi alternatif Menjelaskan keuntungan dan kerugian sumber energi alternatif Jumlah
Pretest
Posttes I
1
2
3
4
Total
1
2
3
4
Total
7
6
10
3
26
-
3
4
19
26
2
12
12
-
26
-
2
6
18
26
8
12
5
1
26
-
7
14
5
26
17
30
27
4
78
-
12
24
42
78
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil sebaran data soal pretest pada kelompok eksperimen untuk ketiga indikator dari kemampuan interpretasi, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 17 anak, siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 30 anak, siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 27 anak, dan siswa yang mendapat nilai 4 sebanyak 4 anak. Nilai yang sering muncul dari 30 siswa yang mengerjakan soal pretest yaitu nilai 2 sebanyak 30 anak. Siswa yang mendapat nilai 1 paling banyak terdapat pada indikator ketiga yaitu sebanyak 8 anak, yang mendapat nilai 2 paling banyak terdapat pada indikator kedua dan ketiga yaitu sebanyak 12 anak, yang mendapat nilai 3 paling banyak terdapat pada indikator kedua yaitu sebanyak 11 anak dan yang mendapat nilai 4 paling banyak terdapat pada indikator pertama yaitu sebanyak 3 anak.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari hasil sebaran data soal posttest I pada kelompok eksperimen untuk ketiga indikator dari kemampuan interpretasi, siswa tidak ada yang mendapat nilai 1, siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 12 anak, siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 54 anak, dan siswa yang mendapat nilai 4 sebanyak 42 anak. Hasil posttest I menunjukkan bahwa siswa paling banyak mendapat nilai 4 yaitu sebanyak 42 anak, sedangkan pada pretest siswa paling banyak mendapat nilai 2 yaitu sebanyak 30 anak. Hal ini berarti terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan penerapan model PBL. Selain itu, siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang, sedangkan siswa yang mendapat nilai 3 dan 4 bertambah saat posttest I.
4.1.2.2 Kemampuan Analisis 1. Kelompok Kontrol Tabel 4.3 Sebaran Data Kelompok Kontrol No 1
2
3
Indikator Soal Membandingkan dua pernyataan yang berbeda Melontarkan pernyataan prinsip kerja model mainan yang membutuhkan energi angin kepada publik untuk melihat reaksi dengan maksud menyetujui gagasan Mengidentifikasi suatu permasalahan pada permainan yang membutuhkan energi angin Jumlah
Pretest
Posttes I
1
2
3
4
Total
1
2
3
4
Total
11
10
8
1
30
2
8
18
2
30
8
15
6
1
30
1
15
12
2
30
9
13
7
1
30
6
10
9
5
30
28
38
21
3
90
9
33
39
9
90
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil sebaran data soal pretest pada kelompok kontrol untuk ketiga indikator dari kemampuan analisis, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 28 anak, siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 38 anak, siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 21 anak, dan siswa yang mendapat nilai 4 sebanyak 3 anak. Nilai yang sering muncul dari 30 siswa yang mengerjakan soal pretest yaitu nilai 2 sebanyak 38 anak. Siswa yang mendapat
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nilai 1 paling banyak terdapat pada indikator pertama yaitu sebanyak 11 anak, yang mendapat nilai 2 paling banyak terdapat pada indikator kedua yaitu sebanyak 15 anak, yang mendapat nilai 3 paling banyak terdapat pada indikator pertama yaitu sebanyak 8 anak dan yang mendapat nilai 4 terdapat pada indikator pertama, kedua dan ketiga yaitu sebanyak 3 anak. Dari hasil sebaran data soal posttest I pada kelompok kontrol untuk ketiga indikator dari kemampuan analisis, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 9 anak, siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 33 anak, siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 39 anak, dan siswa yang mendapat nilai 4 sebanyak 9 anak. Hasil posttest I menunjukkan bahwa siswa paling banyak mendapat nilai 3 yaitu sebanyak 39 anak, sedangkan pada pretest siswa paling banyak mendapat nilai 2 yaitu sebanyak 38 anak. Hal ini berarti terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest I. Selain itu, siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang, sedangkan siswa yang mendapat nilai 3 dan 4 bertambah saat posttest I.
2. Kelompok Eksperimen Tabel 4.4 Sebaran Data Kelompok Eksperimen No 1
2
3
Indikator Soal Membandingkan dua pernyataan yang berbeda Melontarkan pernyataan prinsip kerja model mainan yang membutuhkan energi angin kepada publik untuk melihat reaksi dengan maksud menyetujui gagasan Mengidentifikasi suatu permasalahan pada permainan yang membutuhkan energi angin Jumlah
Pretest
Posttes I
1
2
3
4
Total
1
2
3
4
Total
3
7
16
-
26
1
3
14
8
26
5
18
3
-
26
-
6
11
9
26
5
11
9
1
26
-
5
12
9
26
13
36
28
1
78
1
14
37
26
78
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil sebaran data soal pretest pada kelompok eksperimen untuk ketiga indikator dari kemampuan analisis, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 13 anak, siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 36 anak, siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 28 anak, dan siswa yang 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendapat nilai 4 sebanyak 1 anak. Nilai yang sering muncul dari 30 siswa yang mengerjakan soal pretest yaitu nilai 2 sebanyak 36 anak. Siswa yang mendapat nilai 1 paling banyak terdapat pada indikator kedua dan ketiga sebanyak 5 anak, yang mendapat nilai 2 paling banyak terdapat pada indikator kedua sebanyak 18 anak, yang mendapat nilai 3 paling banyak terdapat pada indikator pertama sebanyak 16 anak dan yang mendapat nilai 4 hanya terdapat pada indikator pertama sebanyak 1 anak. Dari hasil sebaran data soal posttest I pada kelompok eksperimen untuk ketiga indikator dari kemampuan analisis, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 1 anak, siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 14 anak, siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 37 anak, dan siswa yang mendapat nilai 4 sebanyak 26 anak. Hasil posttest I menunjukkan bahwa siswa paling banyak mendapat nilai 4 yaitu sebanyak 26 anak, sedangkan pada pretest siswa paling banyak mendapat nilai 2 yaitu sebanyak 36 anak. Hal ini berarti terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan penerapan model PBL. Selain itu, siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang, sedangkan siswa yang mendapat nilai 3 dan 4 bertambah saat posttest I.
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I Hipotesis penelitian I adalah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi pada mata pelajaran IPA dengan materi energi kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Variabel terikat pada hipotesis penelitian ini adalah kemampuan interpretasi, sedangkan variabel bebasnya adalah penerapan model PBL. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel terikat terdiri dari 2 soal uraian yaitu item soal nomor 1 yang mengandung indikator membuat kategori, memahami arti, dan menjelaskan makna dan item soal nomor 2 yang mengandung indikator menguji gagasan-gagasan, mengidentifikasi argumen-argumen, dan menganalisis argumen-argumen. Hasil analisis secara keseluruhan dihitung menggunakan program statistik IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan yaitu 1) uji normalitas distribusi data untuk
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat dilakukan analisis tahap selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik, 2) uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, 3) uji signifikansi pengaruh perlakuan, 4) uji besar pengaruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut yang terdiri dari 1) perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest, 2) uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest, 3) uji korelasi rerata pretest ke posttest, dan 4) uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak sehingga untuk menentukan jenis statistik yang digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Data dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diuji normalitasnya menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test dan Shapiro-Wilk. Pada uji normalitas distribusi data peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk karena pada penelitian ini sampel yang digunakan kecil yaitu 26 siswa dari kelompok eksperimen dan 30 siswa dari kelompok kontrol sehingga dengan uji Shapiro-Wilk lebih akurat, akan tetapi hanya 26 data yang mempunyai pasangan yang dipakai dalam uji normalitas. Adapun menggunakan uji KolmogorovSmirnov adalah dapat digunakan untuk jumlah sampel yang lumayan banyak serta tidak terbatas pada data yang berpasangan. Data yang diuji normalitasnya yaitu data pretest, posttest I, posttest II dan selisih pretest ke posttest I. Kritera yang digunakan untuk kesimpulan uji normalitas data yaitu 1) jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, distribusi data normal. Jika data terdistribusi normal, maka teknik statistik inferensial yang digunakan yaitu statistik parametrik uji t (independent-samples t-test dan paired-samples t-test). 2) Jika harga Sig. (2tailed) < 0,05, distribusi data tidak normal. Jika data terdistribusi tidak normal, maka teknik statistik yang digunakan yaitu statistik nonparametrik dalam hal ini yaitu Mann-Whitney atau Wilcoxon (Priyatno, 2012: 136). Hasil uji normalitas kemampuan interpretasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut. (Lihat lampiran 4.3.1)
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kelompok
Kontrol
Eksperimen
Aspek Pretest Posttest I Posttest II Selisih rerata skor pretest posttest I Pretest Posttest I Posttest II Selisih rerata skor pretest posttest I
Kolmogorov-Smirnova Sig. (2Kesimpulan tailed) 0,200 Normal 0,052 Normal 0,061 Normal
Shapiro-Wilk Sig. (2Kesimpulan tailed) 0,169 Normal 0,072 Normal 0,069 Normal
0,087
Normal
0,411
Normal
0,055 0,058 0,200
Normal Normal Normal
0,276 0,065 0,175
Normal Normal Normal
0,145
Normal
0,378
Normal
Tabel 4.5 menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 untuk semua aspek. Aspek yang dimaksud adalah pretest, posttest I, posttest II dan selisih pretest ke posttest I untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Semua aspek memiliki distribusi data normal sehingga analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik dengan Independent samples t-test digunakan untuk analisis data dari kelompok yang yang berbeda yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 326). Sedangkan statistik nonparametrik dengan menggunakan Paired samples t-test digunakan untuk analisis data dari kelompok yang sama, misalnya kelompok kontrol dengan kelompok kontrol atau kelompok eksperimen dengan kelompok eksperimen.
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau berbeda terhadap kemampuan interpretasi, sehingga kedua kelompok dapat dibandingkan. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengontrol ancaman terhadap validitas internal yaitu jenis pengujian (testing). Pretest pada awal penelitian bisa mempengaruhi hasil posttest sehingga hasil posttest menjadi lebih tinggi dari jika tanpa ada pretest (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 156). Uji perbedaan kemampuan awal skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Independent samples t-test. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sig. > 0,05 ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan sedangkan jika harga Sig. < 0,05 tidak ada hmogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Berikut adalah tabel hasil uji asumsi homogenitas varians. (Lihat lampiran 4.4.1) Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians Uji Statistik Levene’s Test for Equality of Variances
F 1,47
Sig. 0,23
Keputusan Homogen
Tingkat kepercayaan Levene’s test 95% menunjukkan harga F = 1,47 dan harga Sig. = 0,23, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians. Apabila variansnya homogen maka data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk melakukan uji perbedaan kemampuan awal adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebagai berikut. (Lihat lampiran 4.4.1) Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Uji Statistik Independent samples t-test
Sig. (2-tailed) 0,17
Kesimpulan Tidak ada perbedaan
Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 2,22, SE = 0,09 ) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 2,02, SE = 0,09). Perbedaan skor tersebut tidak signifikan dengan t (54) = -1,39, p = 0,17 (p > 0,05) maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan interpretasi.
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan interpretasi, dengan melihat rerata selisih skor pretest dan posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan menggunakan rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3) yaitu dengan mengurangi selisih skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277). Apabila hasil perhitungan lebih besar dari 0 maka ada pengaruh. Hasil perhitungan menunjukkan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen sebesar 1,167 dan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol sebesar 0,81. Hasil perhitungan diperoleh angka 0,35 atau positif (didapat dari selisih 1,167-0,81), sehingga ada pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan interpretasi. Untuk mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, akan dianalisis dengan statistik selanjutnya. Uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Analisis selanjutnya adalah menggunakan statistik parametrik dengan Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok yang berbeda yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 326). Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan, perlu dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan melihat harga Sig Levene’s test. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pda dua data yang dibandingkan (Field, 2009: 340). Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada dua data yang dibandingkan. Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut. (Lihat lampiran 4.5.1) Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians Uji Statistik Levene’s Test for Equality of Variances
F
Sig.
Keputusan
1,54
0,22
Homogen
Tingkat kepercayaan Levene’s test yang digunakan 95% menunjukkan bahwa F = 1,54 dan harga Sig. = 0,22 (Sig. > 0,05), hal ini berarti terdapat homogenitas varians data. Jika terdapat homogenitas varians, data uji statistik yang digunakan Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris beris pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Field (2009: 53) menyatakan bahwa kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah apabila 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sig. (2-tailed) < 0,05. Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan interpretasi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut. (Lihat lampiran 4.5.1) Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji Statistik Independent samples t-test
Sig. (2-tailed) 0,017
Kesimpulan Ada perbedaan
Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 1,167, SE =0,12) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,81, SE = 0,07). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t (54) = -2,47, p = 0,017 (p < 0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan interpretasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil signifikansi pengaruh perlakuan adalah penerapan model PBL berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kemampuan
interpretasi.
Hasil
perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan interpretasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada diagram berikut.
Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh penerapan model PBL terhapap kemampuan interpretasi. Data yang diperoleh berdistribusi normal sehingga menggunakan rumus koefisien Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57). Independent samples t-test digunakan untuk mengambil t dalam melakukan uji besar pengaruh perlakuan. Persentase pengaruh perlakuan didapat dengan menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r
(harga koefisien korelasi Pearson yang didapat)
selanjutnya dikalikan 100% (Field, 2009: 179). Besar pengaruh penerapan model PBL pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan interpretasi adalah r = 0,32 atau 10%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya efek, maka hasil perhitungan r setara dengan efek menengah. Berikut hasil perhitungan effect size terhadap kemampuan interpretasi. (Lihat lampiran 4.6). Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size Variabel
t
t2
df
Interpretasi
-2,47
6,11
54
r (effect size) 0,32
R2
%
0,10
10
Kategori Efek Menengah
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Perhitungan presentase peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui persentase peningkatan skor rerata dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis perhitungan persentse peningkatan rerata pretest ke posttest I dengan mengambil data rerata skor pretest ke posttest I
pada uji normalitas distribusi data menggunakan One Samples
Kolmogorov-Smirnov test. Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dihitung dengan cara membagi selisih rerata pretest-posttest I dengan rerata pretest, selanjutnya dikalikan 100%. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut. (Lihat lampiran 4.7) Tabel 4.11 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I No 1
Kelompok Kontrol
Rerata Pretest Posttest I 2,02 2,84
Peningkatan (%) 40
Sig. (2tailed) 0,000
Signifikansi Signifikan
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Eksperimen
2,22
3,38
52,25
0,000
Signifikan
Tabel 4.11 menunjukkan rerata pretest pada kelompok kontrol sebesar 2.02 dan rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 2,22, sedangkan rerata posttest I pada kelompok kontrol sebesar 2,84 dan rerata posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 3,38. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 40% sedangkan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 52,25%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan interpretasi. Hasil uji signifikansi rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05), sedangkan pada hasil uji signifikansi rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05). Kedua kelompok sama-sama memiliki Sig (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan interpretasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan interpretasi pada kelompok kontrol dan eksperimen. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu 52,25%, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 40%. Hasl ini diperjelas pada gambar 4.2 menggunakan grafik poligon untuk melihat perbedaan selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut adalah grafik yang menunjukkan frekuensi selisih pretest-posttest I (gain score) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 7
Frekuensi
6 5 4
Kontrol
3
Eksperimen
2 1 0 -1
0
1
2
3
Gain Score
Gambar 4.2 Grafik Gain Score
Berdasarkan gambar 4.2 gain score terendah pada kelompok kontrol sebesar -0,67, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 0,00. Gain score tertinggi pada kelompok kontrol sebesar 0,67, sedangkan gain score tertinggi pada kelompok eksperimen sebesar 1. Data tersebut berarti bahwa selisih pretestposttest I yang dominan pada kelompok eksperimen nilainya lebih besar daripada selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 0,67 pada kelompok kontrol ada 24 anak, sedangkan pada kelompok eksperimen ada 23 anak. Nilai 0,67 merupakan nilai tengah gain score yang didapat dengan menghitung 50% dari nilai tertinggi. Persentase gain score ≥ 0,67 pada kelompok kontrol sebesar 80% sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 88,46%. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen dengan model PBL memberi dampak pengaruh lebih besar daripada kelompok kontrol dengan metode ceramah.
2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui besar efek peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji yang digunakan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data berdistribusi normal dan berasal dari kelompok yang sama (Field,
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji ini adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I terdapat pada tabel 4.12 berikut ini. (Lihat lampiran 4.8.1). Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I No
Kelompok
t
t2
df
r
R2
%
1 2
Kontrol Eksperimen
-8,18 -9,81
66,97 84,36
29 25
0,83 0,87
0,69 0,77
69 77
Kategori Efek Besar Besar
Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 1,16, SE = 0,12) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,81, SE = 0,09). Persentase besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan interpretasi pada kelompok eksperimen lebih besar daripada persentase besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol. Besar pengaruh pada kelompok eksperimen sebesar 0,87 atau 77% sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 0,83 atau 69%. Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol keduanya menunjukkan efek besar.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui korelasi pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif artinya semakin tinggi pretest semakin tinggi pula posttest I, signifikan artinya hasil skor korelasi tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Uji korelasi ini juga dilakukan untuk mengontrol validitas internal penelitian regresi statistik. Regresi statistik terjadi jika siswa yang mendapat skor pretest tinggi juga mendapat skor posttest yang lebih rendah, sedangkan siswa yang mendapat skor pretest rendah akan mendapat skor posttest lebih tinggi. Data diambil dari rerata skor pretest dan rerata skor posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang berdistribusi normal, sehingga menggunakan rumus Pearson Correlation untuk data normal. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdapat pada tabel 4.13 berikut. (Lihat lampiran 4.9.1).
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I No
Kelompok
1
Kontrol
2
Eksperimen
Pearson Correlation 0,39
Sig. (2tailed) 0,03
Positif dan signifikan
0,12
0,57
Positif dan tidak signifikan
Kesimpulan
Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji korelasi antara pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol sebesar 0,03 (p < 0,05), artinya Hnull ditolak dan Hi diterima. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I pada kemampuan interpretasi kelompok kontrol. Hasil Pearson Correlation pada kelompok kontrol sebesar 0,39, berarti korelasi antara rerata pretest dan posttest I menunjukkan hasil yang positif. Hasil Pearson Correlation menunjukkan nilai positif artinya jika rerata skor siswa di pretest tinggi maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, begitu juga sebaliknya jika rerata siswa di skor pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I rendah pada kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,57 (p > 0,05). Data tersebut menunjukkan bahwa Hnull diterima dan Hi ditolak yang berarti bahwa tidak ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I pada kemampuan interpretasi kelompok eksperimen. Hasil Pearson Correlation pada kelompok eksperimen sebesar 0,12 berarti korelasi antara rerata pretest dan posttest I menunjukkan hasil yang positif. Hasil Pearson Correlation menunjukkan nilai positif artinya jika rerata skor siswa di pretest tinggi maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, begitu juga sebaliknya jika rerata siswa di skor pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I rendah pada kelompok eksperimen.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu. Uji retensi pengaruh dilakukan dengan memberikan posttest II pada kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, minimal dua minggu setelah pelaksanaan posttest I. Statistik parametrik yang digunakan 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam uji retensi pengaruh perlakuan adalah Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data berdistribusi normal dan dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini. (Lihat lampiran 4.10.1). Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan No 1 2
Kelompok Kontrol Eksperimen
Rerata Posttest I Posttest II 2,84 2,31 3,38 3,08
Peningkatan (%) -19,01 -9,17
Sig. (2tailed) 0,000 0,013
Kesimpulan Ada perbedaan Ada perbedaan
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan interpretasi menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor
posttest I dan posttest II kelompok kontrol
terhadap kemampuan interpretasi. Sedangkan pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,013 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I dan posttest II kelompok eksperimen terhadap kemampuan interpretasi. Persentase penurunan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan persentase peningkatan kelompok kontrol sebesar -19,01% sedangkan
pada
kelompok eksperimen sebesar -9,17%. Peningkatan skor pretest, posttest I, dan posttest II terhadap kemampuan interpretasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 3.5
3.38 3.07
3
2.84
Mean
2.5
2.22
2.3 Kontrol
2 2.02
Eksperimen
1.5 1 0.5 0 Pretest
Posttest 1
Posttest 2
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Pretest, Posttest I, dan Posttest II
Untuk memastikan apakah capaian skor rerata posttest II berbeda atau tidak dengan pretest maka dilakukan analisis terhadap perbedaan skor pretest dan posttest II dengan menggunakan Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data berdistribusi normal dan dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hasil uji signifikansi skor pretest ke posttest II yang dapat dilihat pada tabel 4.15. (Lihat lampiran 4.10.1). Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikansi Skor Pretest ke Posttest II No
Kelompok
1
Kontrol
2
Eksperimen
Rerata Pretest Posttest II 2,02 2,30 2,22
3,08
Sig. (2tailed) 0,040
Ada perbedaan
0,000
Ada perbedaan
Kesimpulan
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa hasil uji signifikansi skor pretest ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan interpretasi menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,40 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest II. Sedangkan pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest II. Hal ini berarti bahwa pada kelompok eksperimen dengan model PBL dan kelompok kontrol dengan model ceramah sama-sama efektif untuk meningkatkan kemampuan interpretasi.
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II Hipotesis penelitian II adalah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan analisis pada mata pelajaran IPA dengan materi energi kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan analisis, sedangkan variabel independen adalah penerapan model PBL. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 2 soal uraian yaitu item soal nomor yang mengandung indikator membuat kategori, memahami arti, dan menjelaskan makna dan item soal nomor 2 yang mengandung indikator menguji gagasan-gagasan, mengidentifikasi argumen-argumen, dan menganalisis argumen-argumen. Hasil analisis secara keseluruhan dihitung menggunakan program statistik IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan yaitu sebagai berikut. 1) Uji normalitas distribusi data untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat dilakukan analisis tahap selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan. 4) Uji besar pengaruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut yang terdiri dari 1) Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest, 2) Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest, 3) Uji korelasi rerata pretest ke posttest, dan 4) Uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak sehingga untuk menentukan jenis statistik yang
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Data dari kedua kelompok diuji normalitasnya menggunakan One Samples KolmogorovSmirnov test dan Shapiro-Wilk. Pada uji normalitas distribusi data peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk karena pada penelitian ini sampel yang digunakan kecil yaitu 26 siswa dari kelompok eksperimen dan 30 siswa dari kelompok kontrol sehingga dengan uji Shapiro-Wilk lebih akurat, akan tetapi hanya 26 data yang mempunyai pasangan yang dipakai dalam uji normalitas. Adapun menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov adalah dapat digunakan untuk jumlah sampel yang lumayan banyak serta tidak terbatas pada data yang berpasangan. Data yang diuji normalitasnya yaitu data pretest, posttest I, posttest II dan selisih pretest ke posttest I. Priyatno (2012: 136) menyatakan bahwa kritera yang digunakan untuk kesimpulan uji normalitas data adalah sebagai berikut: 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, distribusi data normal. Jika data terdistribusi normal, maka teknik statistik inferensial yang digunakan yaitu statistik parametrik uji t (independent-samples ttest dan paired-samples t-test). 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, distribusi data tidak normal. Jika data terdistribusi tidak normal, maka teknik statistik yang digunakan yaitu statistik nonparametrik dalam hal ini yaitu Mann-Whitney atau Wilcoxon. Hasil uji normalitas kemampuan analisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini. (Lihat lampiran 4.3.2) Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kelompok
Kontrol
Eksperimen
Aspek Pretest Posttest I Posttest II Selisih rerata skor pretest posttest I Pretest Posttest I Posttest II Selisih rerata skor pretest posttest I
Kolmogorov-Smirnova Sig. (2Kesimpulan tailed) 0,200 Normal 0,087 Normal 0,053 Normal
Shapiro-Wilk Sig. (2Kesimpulan tailed) 0,327 Normal 0,428 Normal 0,087 Normal
0,200
Normal
0,310
Normal
0,148 0,062 0,050
Normal Normal Normal
0,129 0,136 0,205
Normal Normal Normal
0,057
Normal
0,228
Normal
Tabel 4.16 menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 untuk semua aspek yaitu pretest, posttest I, posttest II dan selisih pretest ke posttest I untuk kelompok
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kontrol maupun kelompok eksperimen. Semua aspek tersebut memiliki distribusi data normal sehingga analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik Independent samples t-test digunakan untuk analisis data dari kelompok yang yang berbeda yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 326). Sedangkan statistik nonparametrik Paired samples t-test digunakan untuk analisis data dari kelompok yang sama, misalnya kelompok kontrol dengan kelompok kontrol atau kelompok eksperimen dengan kelompok eksperimen.
4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau berbeda terhadap kemampuan analisis, sehingga kedua kelompok dapat dibandingkan. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengontrol ancaman terhadap validitas internal yaitu jenis pengujian (testing). Pretest pada awal penelitian bisa mempengaruhi hasil posttest sehingga hasil posttest menjadi lebih tinggi dari jika tanpa ada pretest (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 156). Uji perbedaan kemampuan awal skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan uji statistik parametrik yaitu Independent samples t-test. Sebelum dilakukan analisis dilakukan uji asumsi terlebih dahulu untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga Sig. > 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan sedangkan jika harga Sig. < 0,05 maka tidak ada hmogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Berikut adalah tabel hasil uji asumsi homogenitas varians. (Lihat lampiran 4.4.2). Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians Uji Statistik Levene’s Test for Equality of Variances
F 0,66
Sig. 0,42
Keputusan Homogen
Tingkat kepercayaan Levene’s test 95% menunjukkan harga F = 0,66 dan harga Sig. = 0,42, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians. Apabila variansnya homogen maka data uji statistik Independent samples
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk melakukan uji perbedaan kemampuan awal adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebagai berikut. (Lihat lampiran 4.4.2). Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Uji Statistik Independent samples t-test
Sig. (2-tailed) 0,17
Kesimpulan Tidak ada perbedaan
Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 2,20, SE = 0,09 ) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 2,00, SE = 0,11). Perbedaan skor tersebut tidak signifikan dengan t (54) = -1,38, p = 0,17 (p > 0,05) maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji rerata pretest yaitu kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan analisis.
4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan analisis, dengan melihat rerata selisih skor pretest dan posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan menggunakan rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3) yaitu dengan mengurangi selisih skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol dengan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen (Cohen, 2007: 277). Apabila hasil perhitungan lebih besar dari 0 maka ada pengaruh. Hasil perhitungan menunjukkan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen sebesar 0,93 dan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol sebesar 0,51. Besar pengaruh perlakuan yang diperoleh adalah 0,42 (didapat dari selisih 0,93-0,51), maka ada pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan analisis. Untuk mengetahui apakah
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengaruhnya signifikan atau tidak maka akan dianalisis dengan statistik selanjutnya. Uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Analisis selanjutnya adalah menggunakan statistik parametrik dengan Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok yang berbeda yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 326). Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan, maka dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians terlebih dahulu dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada dua data yang dibandingkan sedangkan jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada dua data yang dibandingkan (Field, 2009: 340). Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini. (Lihat lampiran 4.5.2). Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians Uji Statistik Levene’s Test for Equality of Variances
F 2,35
Sig. 0,13
Keputusan Homogen
Tingkat kepercayaan Levene’s test yang digunakan 95% menunjukkan bahwa F = 2,35 dan harga Sig. = 0,13 (Sig. > 0,05), hal ini berarti terdapat homogenitas varians data. Jika terdapat homogenitas varians, data uji statistik yang digunakan Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris beris pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Field (2009: 53) menyatakan bahwa kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah apabila Sig. (2-tailed) < 0,05. Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan analisis dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut. (Lihat lampiran 4.5.2). Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji Statistik Independent samples t-test
Sig. (2-tailed) 0,005
Kesimpulan Ada perbedaan
Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 0,93, SE =0,09) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,50,
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SE = 0,11). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t (54) = -2,89, p = 0,005 (p < 0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan analisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil signifikansi pengaruh perlakuan adalah penerapan model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan analisis. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan analisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada diagram berikut.
Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I
4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model PBL terhapap kemampuan analisis. Data yang diperoleh berdistribusi normal sehingga menggunakan rumus koefisien Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57). Independent samples t-test digunakan untuk mengambil t dalam melakukan uji besar pengaruh perlakuan. Persentase pengaruh perlakuan didapat dengan menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) selanjutnya dikalikan 100% (Field, 2009: 179). Besar pengaruh penerapan model PBL pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan analisis adalah r = 0,36 atau 13%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
besarnya efek, maka hasil perhitungan r setara dengan efek menengah. Berikut hasil perhitungan effect size terhadap kemampuan analisis. (Lihat lampiran 4.6). Tabel 4.21 Hasil Uji Effect Size T
t2
df
-2,895
8,38
54
Variabel Analisis
r (effect size) 0,36
R2
%
0,13
13
Kategori Efek Menengah
4.1.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Perhitungan presentase peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui persentase peningkatan skor rerata dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis perhitungan persentse peningkatan rerata pretest ke posttest I dengan mengambil data rerata skor pretest ke posttest I
pada uji normalitas distribusi data menggunakan One Samples
Kolmogorov-Smirnov test. Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dihitung dengan cara membagi selisih rerata pretest-posttest I dengan rerata pretest, selanjutnya dikalikan 100%. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut. (Lihat lampiran 4.7). Tabel 4.22 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I No
Rerata
Kelompok
1
Kontrol
2
Eksperimen
Pretest 2,00
Posttest I 2,50
2,20
3,14
Peningkatan (%)
Sig (2tailed)
Signifikansi
25
0,000
Signifikan
42,72
0,000
Signifikan
Data pada tabel 4.21 menunjukkan rerata pretest pada kelompok kontrol sebesar 2,00 dan rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 2,20, sedangkan rerata posttest I pada kelompok kontrol sebesar 2,50 dan rerata posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 3,14. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 25% sedangkan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 42,72%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan analisis.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil uji signifikansi rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05), sedangkan pada hasil uji signifikansi rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05). Kedua kelompok sama-sama memiliki Sig (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan analisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan analisis pada kelompok kontrol dan eksperimen. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu 42,72%, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 25%. Hasl ini diperjelas melalui gambar 4.4 menggunakan grafik poligon untuk melihat perbedaan selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut adalah grafik yang menunjukkan frekuensi selisih pretest-posttest I (gain score) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 9 8 7 Frekuensi
6 5 4
Kontrol
3
Ekperimen
2 1 0 -1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
Gain Score
Gambar 4.5 Grafik Gain Score
Berdasarkan gambar 4.4 gain score terendah pada kelompok kontrol sebesar -0,5, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 0,13. Gain score tertinggi pada kelompok kontrol sebesar 0,33, sedangkan gain score tertinggi pada 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok eksperimen sebesar 0,67. Data tersebut berarti bahwa selisih pretestposttest I yang dominan pada kelompok eksperimen nilainya lebih besar daripada selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 0,75 pada kelompok kontrol ada 9 anak, sedangkan pada kelompok eksperimen ada 14 anak. Nilai 0,75 merupakan nilai tengah gain score yang didapat dengan menghitung 50% dari nilai tertinggi. Persentase gain score ≥ 0,67 pada kelompok kontrol sebesar 30% sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 53,84%. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen dengan model PBL memberi dampak pengaruh lebih besar daripada kelompok kontrol dengan metode ceramah.
2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Rerata Pretest ke Posttest I Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui besar efek peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji yang digunakan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data berdistribusi normal dan berasal dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji ini adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I terdapat pada tabel 4.23 berikut. (Lihat lampiran 4.8.2). Tabel 4.23 Hasil Besar Efek Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I No
Kelompok
t
t2
df
r
R2
%
1 2
Kontrol Eksperimen
-4,478 -10,409
20,05 108,34
29 25
0,63 0,9
0,40 0,81
40 81
Kategori Efek Besar Besar
Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 0,93, SE = 0,09) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,51, SE = 0,11). Persentase besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan analisis pada kelompok eksperimen lebih besar daripada persentase besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol. Besar pengaruh pada kelompok eksperimen sebesar 0,9 atau 81% yang setara dengan
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
efek besar sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 0,63 atau 40% yang setara dengan efek besar.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest ke Posttest I Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah korelasi pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif artinya semakin tinggi pretest semakin tinggi pula posttest I, signifikan artuinya hasil skor korelasi tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Uji korelasi ini juga dilakukan untuk mengontrol validitas internal penelitian regresi statistik. Regresi statistik terjadi jika siswa yang mendapat skor pretest tinggi juga mendapat skor posttest yang lebih rendah, sedangkan siswa yang mendapat skor pretest rendah akan mendapat skor posttest lebih tinggi. Data diambil dari rerata skor pretest dan rerata skor posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang berdistribusi normal, sehingga menggunakan rumus Pearson Correlation untuk data normal. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdapat pada tabel 4.24 berikut. (Lihat lampiran 4.9.2). Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I No 1
Kelompok Kontrol
Pearson Correlation 0,46
Sig. (2-tailed) 0,010
Kesimpulan Positif dan signifikan
2
Eksperimen
0,60
0,001
Positif dan signifikan
Tabel 4.24 menunjukkan hasil uji korelasi antara pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol sebesar 0,010 (p < 0,05), artinya Hnull ditolak dan Hi diterima. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I pada kemampuan analisis kelompok kontrol. Hasil Pearson Correlation pada kelompok kontrol sebesar 0,46, berarti korelasi antara rerata pretest dan posttest I menunjukkan hasil yang positif. Hasil Pearson Correlation menunjukkan nilai positif artinya jika rerata skor siswa di pretest tinggi maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, begitu juga
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebaliknya jika rerata siswa di skor pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I rendah pada kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 (p < 0,05). Data tersebut menunjukkan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti bahwa ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I pada kemampuan analisis kelompok eksperimen. Hasil Pearson Correlation pada kelompok eksperimen sebesar 0,60, berarti korelasi antara rerata pretest dan posttest I menunjukkan hasil yang positif. Hasil Pearson Correlation menunjukkan nilai positif artinya jika rerata skor siswa di pretest tinggi maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, begitu juga sebaliknya jika rerata siswa di skor pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I rendah pada kelompok eksperimen.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu. Uji retensi pengaruh dilakukan dengan memberikan posttest II pada kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, minimal dua minggu setelah pelaksanaan posttest I. Statistik parametrik yang digunakan dalam uji retensi pengaruh perlakuan adalah Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data berdistribusi normal dan dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.25 berikut. (Lihat lampiran 4.10.2). Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan No
Kelompok
1 2
Kontrol Eksperimen
Rerata Posttest I Posttest II 2,50 2,03 3,14 2,81
Peningkatan (%) -18,80 -10,50
Sig. (2tailed) 0,000 0,004
Kesimpulan Ada perbedaan Ada perbedaan
Berdasarkan tabel 4.25 diketahui bahwa hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan analisis menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor
posttest I dan posttest II kelompok kontrol terhadap
kemampuan analisis. Sedangkan pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,004 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor
posttest I dan posttest II kelompok eksperimen terhadap kemampuan
analisis. Persentase penurunan rerata posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan persentase peningkatan kelompok eksperimen sebesar -10,50%, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar -18,8%. Peningkatan skor pretest, posttest I, dan posttest II terhadap kemampuan analisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut. 3.5 3.14
3
2.81
Mean
2.5 2
2.2
2.5 2.03
2
Kontrol
1.5
Eksperimen
1 0.5 0 Pretest
Posttest 1
Posttest 2
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Pretest, Posttest I, dan Posttest II
Untuk memastikan apakah capaian skor rerata posttest II berbeda atau tidak dengan pretest maka dilakukan analisis terhadap perbedaan skor pretest dan posttest II dengan menggunakan Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data berdistribusi normal dan dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325).
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hasil uji signifikansi skor pretest ke posttest II yang dapat dilihat pada tabel 4.26. (Lihat lampiran 4.10.2). Tabel 4.26 Hasil Uji Signifikansi Skor Pretest ke Posttest II No
Kelompok
1
Kontrol
2
Eksperimen
Rerata Pretest Posttest II 2,00 2,03 2,20
Sig. (2tailed) 0,786
Tidak ada perbedaan
0,000
Ada perbedaan
2,81
Kesimpulan
Berdasarkan tabel 4.26 diketahui bahwa hasil uji signifikansi skor pretest ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan analisis menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,786 (p < 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest II. Sedangkan pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest II. Hal ini berarti bahwa pada kelompok eksperimen dengan model PBL dan kelompok kontrol dengan model ceramah sama-sama efektif untuk meningkatkan kemampuan analisis.
4.2 Pembahasan Peneliti eksperimen dalam menarik sebuah kesimpulan perlu diperhatikan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel bebas disebabkan karena variabel terikat yang digunakan sebagai treatment penelitian. Hal ini dapat terjadi karena ada variabel-variabel lain di luar treatment yang ikut berpengaruh terhadap hasil penelitian sehingga memunculkan keraguan terhadap hubungan sebab-akibat yang ditarik dalam kesimpulan penelitian yang bisa menjadi ancaman terhadap validitas penelitian. Campbell dan Stanley (1963), Bracht dan Glass (1968), dan LewisBeck (1993) menyatakan bahwa ancaman terjadi lebih besar pada penelitian kuasi-eksperimental
dibandingkan
eksperimental
murni
karena
dalam
eksperimental murni seleksi sampel dilakukan secara random dan lebih terkontrol. Terdapat 11 jenis ancaman penelitian kuasi-eksperimental antara lain:
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Sejarah (history) Setiap perlakuan terhadap kelompok yang sedang diteliti yang terjadi di antara pretest dan posttest di luar treatment penelitian bisa mempengaruhi hasil posttest pada variabel dependen (Johnson & Christensen, 2008: 260, Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 155). Solusinya adalah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen juga sama-sama mengikuti sebuah perlakuan, pengaruhnya terhadap hasil posttest akan seimbang sehingga tingkat ancaman terhadap validitas internal rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283). 2. Difusi treatment atau kontaminasi (diffusion of treatment or contamination) Difusi treatment atau kontaminasi terjadi ketika kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diam-diam saling berkomunikasi dan sama-sama mempelajari treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen. Solusinya yaitu kedua kelompok betul-betul dipisahkan dan berjanji untuk tidak saling mempelajari treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen (Neuman, 2013: 130). Jika diabaikan, ancaman terhadap validitas internal penelitian rendah sampai menengah. 3. Perilaku kompensatoris Ancaman ini terjadi jika kelompok kontrol mengetahui treatment yang diberikan di kelompok eksperimen dirasa sangat berharga. Solusinya yaitu kelompok kontrol diberi pengertian bahwa sesudah penelitian mereka juga akan mendapatkan treatment yang sama. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: rendah sampai menengah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283). 4. Maturasi (maturation) Perubahan biologis atau psikologis yang terjadi sepanjang waktu penelitian bisa berpengaruh terhadap posttest pada variabel dependen (Johnson & Christensen, 2008: 261). Solusinya waktu pretest dan posttest
sama pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Regresi statistik (statistical regression) Ancaman regresi statistik yaitu kecenderungan umum bahwa partisipan dengan hasil skor pretest yang tinggi biasanya memperoleh skor posttest yang lebih rendah dan sebaliknya hasil pretest yang sangat rendah biasanya memperoleh skor posttest yang lebih tinggi. Ancaman ini dapat dikontrol dengan menggunakan uji korelasi. Ancaman regresi statistik terjadi pada penelitian ini pada kemampuan interpretasi kelompok eksperimen yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara rerata skor pretest dan posttest I. Hal ini dikarenakan kurangnya kecermatan dalam melihat skor rerata pretest maupun posttest I. Solusinya adalah kecermatan dalam melihat skor pretest yang sangat tinggi atau sangat rendah dan membandingkannya dengan hasil posttest. Jika diabaikan, ancaman terhadap validitas internal penelitian rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283). 6. Mortalitas (mortality) Perbedaan jumlah partisipan pada waktu pretest dan posttest akibat mengundurkan diri dalam penelitian sehingga tidak ikut posttest dapat berpengaruh terhadap validitas penelitian. Ancaman mortalitas terjadi karena tidak hadirnya partisipan saat pretest atau posttest. Siswa yang tidak hadir saat pretest sebanyak 2 anak dan 1 anak saat posttest II pada kelompok eksperimen dan terdapat 5 siswa yang tidak hadir pada saat posttest I dan 2 siswa saat posttest II pada kelompok kontrol. Ancaman ini dapat diatasi dengan mengguanakan data siswa yang tidak hadir tersebut tetap dimasukkan dengan menggunakan skor ratarata semua siswa yang masuk berlaku untuk skor rata-rata siswa yang tidak masuk karena siswa-siswa tersebut sudah mendapat treatment (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282). 7. Pengujian (testing) Pretest pada awal penelitian bisa mempengaruhi hasil posttest sehingga hasil posttest menjadi lebih tinggi dari jika tanpa ada pretest (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 156). Ancaman ini dapat dikontrol dengan dilakukannya uji perbedaan kemampuan awal yaitu melalui pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Solusinya yaitu penggunaan kelompok kontrol yang
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sama-sama mengerjakan pretest akan mengurangi ancaman terhadap validitas internal ini karena kedua kelompok sama-sama mendapatkan pretest. 8. Instrumentasi (instrumentation) Instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel menjadi ancaman serius terhadap hasil penelitian. Ada tiga kategori terjadinya ancaman instrumentasi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283). a. Instrumen yang digunakan untuk mengukur mengalami kerusakan. Solusinya dilakukan pengecekan ulang dan perbaikan setiap ada perubahan sehingga antara pretest dan posttest sama. b. Karakteristik alat pengumpul data yang digunakan berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau untuk pretest dan posttest. Maka solusinya alat pengumpul data yang digunakan harus sama. c. Alat pengumpul data dapat bias apabila menggunakan teknik observasi. Solusinya yaitu dilakukan training yang sungguh-sungguh terhadap observer atau observer tidak diberi tahu sama sekali mana kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 9. Lokasi (location) Perbedaan lokasi (misalnya ukuran ruang, kenyamanan ruang, kebisingan ruang, dsb) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen saat dilakukannya treatment. Solusinya yaitu lokasi atau ruangan yang digunakan untuk treatment kurang lebih sama pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 10. Karakteristik subjek (subject characteristics) Karakteristik responden yang berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menjadi ancaman besar bagi validitas internal penelitian. Ada dua bagian dari ancaman ini (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282). a. Pengaruh pretest yang berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap hasil posttest. Solusinya yaitu pemilihan kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan dengan diacak. (Neuman, 2013: 238). b. Jumlah jenis kelamin yang berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
bisa
berpengaruh
terhadap
posttest.
Solusinya
yaitu
penyetaraan antara laki-laki dan perempuan pada kelompok kontrol dan kelompok ekpserimen.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Implementasi Perbedaan guru mitra pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat berpengaruh pada hasil posttest. Solusi untuk mengatasinya yaitu guru mitra yang digunakan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen harus sama (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 284).
4.2.1 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Interpretasi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi mata pelajaran IPA materi energi pada siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Pada sebaran data untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah dari pretest ke posttest I mengalami peningkatan. Pada indikator menyebutkan macammacam sumber energi alternatif dengan soal “Sebutkan 4 macam sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kelangkaan listrik!” menunjukkan bahwa nilai pretest siswa yang menjawab dengan nilai 1 ada 6 anak, pada saat posttest I mengalami penurunan dengan tidak ada siswa yang mendapat nilai 1. Pada posttest I siswa paling banyak mendapat nilai 3 sebanyak 18 anak. Pada indikator menjelaskan pemanfaatan pada setiap sumber energi alterntaif dengan soal “Jelaskan 4 pemanfaatan sumber energi alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber energi listrik!” menunjukkan bahwa pada pretest siswa mendapat nilai 1 sebanyak 8 anak dan pada posttest I mengalami penurunan hanya 1 anak yang mendapat nilai 1, siswa paling banyak menjawab mendapat nilai 2 sebanyak 12 anak saat pretest dan saat posttest I siswa paling banyak mendapat nilai 3 sebanyak 17 anak, nilai 4 didapat oleh 3 anak saat posttest I. Pada indikator menjelaskan keuntungan dan kerugian sumber energi alternatif dengan soal “Jelaskan 2 keuntungan dan 2 kerugian dari sumber energi alternatif!” menunjukkan bahwa pada pretest siswa paling banyak mendapat nilai 1 sebanyak 15 anak dan pada posttest I mengalami penurunan hanya 1 anak yang mendapat nilai 1, siswa mendapat nilai 2 sebanyak 9 anak saat pretest dan saat posttest I mengalami penurunan yaitu sebanyak 6 anak mendapat nilai 2, siswa paling banyak mendapat nilai 3 sebanyak 17 anak saat posttest I dari 6 anak saat pretest,
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan nilai 4 didapat oleh 6 anak saat posttest I. Pada kelompok kontrol siswa mendapat nilai pretest paling banyak pada nilai 2 sebanyak 32 anak, sedangkan pada posttest I siswa paling banyak mendapat nilai 3 sebanyak 52 anak yang sebelumnya yaitu saat pretest sebanyak 27 anak. Selain itu, siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang, sedangkan siswa yang mendapat nilai 3 dan 4 bertambah saat posttest I. Pada sebaran data untuk kelompok eksperimen dengan pembelajaran menggunakan model PBL dari pretest ke posttest I mengalami peningkatan. Pada indikator menyebutkan macam-macam sumber energi alternatif dengan soal “Sebutkan 4 macam sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kelangkaan listrik!” menunjukkan bahwa nilai pretest siswa yang menjawab dengan nilai 1 ada 7 anak dan pada saat posttest I tidak ada siswa yang mendapat nilai 1. Pada pretest siswa paling banyak mendapat nilai 3 sebanyak 10 anak sedangkan pada posttest I siswa paling banyak mendapat nilai 4 sebanyak 19 anak. Pada indikator menjelaskan pemanfaatan pada setiap sumber energi alterntaif dengan soal “Jelaskan 4 pemanfaatan sumber energi alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber energi listrik!” menunjukkan bahwa pada pretest siswa mendapat nilai 1 sebanyak 2 anak dan pada posttest I tidak ada yang mendapat nilai 1, siswa paling banyak menjawab mendapat nilai 2 dan 3 sebanyak 12 anak saat pretest dan saat posttest I siswa paling banyak mendapat nilai 4 sebanyak 18 anak. Pada indikator menjelaskan keuntungan dan kerugian sumber energi alternatif dengan soal “Jelaskan 2 keuntungan dan 2 kerugian dari sumber energi alternatif!” menunjukkan bahwa pada pretest siswa mendapat nilai 1 sebanyak 8 anak dan pada posttest I tidak ada anak yang mendapat nilai 1, siswa paling banyak mendapat nilai 2 sebanyak 12 anak saat pretest dan mengalami penurunan saat posttest I yaitu hanya ada 7 anak, siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 5 anak saat pretest dan mengalami peningkatan saat posttest I yaitu ada 14 anak, dan nilai 4 didapat oleh 5 anak. Pada kelompok eksperimen hasil saat pretest siswa paling banyak mendapat nilai 2 sebanyak 30 anak, sedangkan saat posttest I menunjukkan bahwa siswa paling banyak mendapat nilai 4 sebanyak 42 anak yang sebelumnya yaitu saat pretest sebanyak 4 anak. Siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang, sedangkan siswa yang mendapat nilai 3 dan 4 bertambah
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saat posttest I. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest I baik pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model PBL terhadap kemampuan interpretasi. Data hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan model PBL pada pembelajaran
IPA
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kemampuan
interpretasi. Hal ini dibuktikan melalui uji signifikansi pengaruh perlakuan yang menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,017 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat diambil adalah penerapan model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan interpretasi. Pada uji besar pengaruh perlakukan menunjukkan harga r = 0,32 (efek menengah) atau yang setara dengan 10% pengaruh yang diakibatkan oeh variabel dependen yaitu kemampuan interpretasi. Hal ini berarti bahwa model PBL memberikan efek menengah terhadap kemampuan interpretasi. Model PBL memberikan pengaruh 10% terhadap kemampuan interpretasi, sedangkan 90% lainnya merupakan pegaruh yang disebabkan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Variabel lain tersebut berasal dari diri siswa seperti konsentrasi, minat, inteligensi, kesehatan tubuh dan motivasi. Selain itu terdapat variabel yang berasal dari lingkungan seperti kondisi latar belakang keluarga dan lingkungan di sekitar yang ramai. Perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan interpretasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.1. Kelompok eksperimen mengalami peningkatan rerata skor pretest ke posttest I lebih besar daripada kelompok kontrol. Peningkatan rerata skor pada kelompok kelompok kontrol sebesar 0,82 sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 1,17. Selanjutnya persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 40% sedangkan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 52,2%. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan skor pretest
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ke posttest I pada kelompok kontrol dengan metode ceramah maupun pada kelompok eksperimen dengan model PBL terhadap kemampuan interpretasi. Pada uji besar efek peningkatan rerata skor pretest ke posttest I menunjukkan bahwa persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan penerapan model PBL lebih besar daripada kelompok kontrol dengan penerapan metode ceramah. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen memiliki besar pengaruh sebesar 0,87 atau 77% yang setara dengan efek besar, sedangkan persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol memiliki besar pengaruh sebesar 0,83 atau setara 69% yang setara dengan efek besar. Hasil uji signifikansi rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan interpretasi dengan sama-sama memiliki harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan interpretasi pada kelompok eskperimen sehingga kesimpulan yang dapat diambil bahwa terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan interpretasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji korelasi rerata skor pretest ke posttest I menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,035 (p < 0,05), artinya bahwa pada kelompok kontrol ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I pada kemampuan interpretasi dan hubungan menunjukkan hasil positif sedangkan pada kleompok eksperimen harga Sig. (2tailed) sebesar 0,574 (p > 0,05) artinya bahwa pada kelompok eksperimen tidak ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I pada kemampuan interpretasi dan hubungan menunjukkan hasil positif. Pengaruh model PBL tidak sekuat pada posttest I karena terjadi penurunan skor rereta posttest II terhadap kemampuan interpretasi. Penurunan terjadi secara signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok ekpserimen. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05) pada kelompok kontrol dan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,013 (p < 0,05) pada kelompok eksperimen. Persentase penurun rerata posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol lebih
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tinggi daripada kelompok eksperimen. Persentase penurunan kelompok kontrol sebesar 19,01% sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 9,17%. Kegiatan
pembelajaran
pada
kelompok
kontrol
dengan
kelompok
eksperimen berbeda. Pada kelompok kontrol kegiatan pembelajaran menggunakan metode tradisional yaitu ceramah sedangkan pada kelompok eksperimen menggunakan model PBL. Siswa pada kelompok kontrol menerima materi melalui penjelasan-penjelasan dari guru mitra. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan hanya duduk mendengarkan penjelasan materi dari guru. Pembelajaran pada kelompok kontrol didominasi komunikasi antara guru dengan siswa. Hasil posttest I pada kelompok kontrol juga tidak sebagus hasil posttest I pada kelompok eksperimen. Rerata skor posttest I pada kelompok kontrol sebesar 2,84 sedangkan rerata posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 3,38. Siswa pada kelompok eksperimen lebih aktif dalam menerima pembelajaran di kelas. Siswa pada kelompok eksperimen dapat mengembangkan kemampuan interpretasi dalam aspek membuat kategori, memahami arti, dan menjelaskan makna. Selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model PBL, siswa kelompok eksperimen mampu menyebutkan macam-macam sumber energi alternatif, menjelaskan pemanfaatan pada setiap sumber energi alternatif, serta menjelaskan keuntungan dan kerugian sumber energi alternatif. Siswa pada kelompok ini aktif mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang ingin mereka ketahui. Siswa mampu berdiskusi bersama teman sekelompoknya dengan baik ketika menyusun rencana strategi dalam menyelesaikan masalah. Adapun pada kelompok kontrol siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan interpretasi. Kegiatan pembelajaran pada siswa kelompok kontrol melakukan tanya jawab hanya mengenai materi yang dijelaskan oleh guru. Siswa menjawab pertanyaan dari guru berdasarkan materi yang telah di pelajari.
4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Analisis Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan analisis mata pelajaran IPA materi energi pada siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Pada sebaran data untuk kelompok
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kontrol dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah dari pretest ke posttest I mengalami peningkatan. Pada indikator membandingkan dua pernyataan yang berbeda dengan soal “Apa yang membedakan dari 2 pernyataan di atas? Sebutkan minimal 2?” menunjukkan bahwa nilai pretest siswa yang mendapat nilai 1 ada 11 anak dan saat posttest I mengalami penurunan hanya ada 2 anak. Pada indikator melontarkan pernyataan prinsip kerja model mainan yang membutuhkan energi angin kepada publik untuk melihat reaksi dengan maksud menyetujui gagasan dengan soal “Apakah kamu setuju jika parasut menggunakan cara kerja udara yang mengalir? Berikan 3 alasanmu!” menunjukkan bahwa pada pretest siswa mendapat nilai 1 sebanyak 8 anak dan pada posttest I hanya 1 anak yang mendapat nilai 1, siswa mendapat nilai 2 sebanyak 15 anak untuk pretest dan posttest I, siswa mendapat nilai 3 sebanyak 6 anak saat pretest dan mengalami peningkatan saat posttest I yaitu sebanyak 12 anak, dan nilai 4 didapat oleh 2 anak saat posttest I. Pada indikator mengidentifikasi suatu permasalahan pada permainan yang membutuhkan energi angin dengan soal “Pada sore hari angin bertiup ke arah utara. Denis menerbangkan layang-layangnya ke arah selatan. Apakah yang dilakukan Denis sudah memanfaatkan energi angin? Berikan 3 alasanmu!” menunjukkan bahwa pada pretest siswa mendapat nilai 1 sebanyak 9 anak dan pada posttest I mengalami penurunan ada 6 anak yang mendapat nilai 1, siswa paling banyak mendapat nilai 2 sebanyak 13 anak saat pretest dan saat posttest I sebanyak 6 anak, siswa mendapat nilai 3 sebanyak 7 anak saat pretest dan 9 anak saat posttest I, dan nilai 4 didapat oleh 5 anak saat posttest I. Pada kelompok kontrol siswa mendapat nilai pretest paling banyak pada nilai 2 sebanyak 38 anak, sedangkan pada posttest I siswa paling banyak mendapat nilai 3 sebanyak 39 anak yang sebelumnya yaitu saat pretest sebanyak 21 anak. Selain itu, siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang, sedangkan siswa yang mendapat nilai 3 dan 4 bertambah saat posttest I. Pada sebaran data untuk kelompok eksperimen dengan pembelajaran menggunakan model PBL dari pretest ke posttest I mengalami peningkatan. Pada indikator membandingkan dua pernyataan yang berbeda dengan soal “Apa yang membedakan dari 2 pernyataan di atas? Sebutkan minimal 2?” menunjukkan bahwa nilai pretest siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 3 anak, akan tetapi pada
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saat posttest I mengalami penurunan hanya ada 1 anak yang mendapat nilai 1, siswa mendapat nilai 2 sebanyak 7 anak saat pretest dan saat posttest I mengalami penurunan ada 3 anak yang mendapat nilai 2. Pada pretest siswa paling banyak mendapat nilai 3 sebanyak 16 anak sedangkan pada posttest I mengalami penurunan yaitu sebanyak 14 anak dan nilai 4 didapat oleh 8 anak pada posttest I. Pada indikator melontarkan pernyataan prinsip kerja model mainan yang membutuhkan energi angin kepada publik untuk melihat reaksi dengan maksud menyetujui gagasan dengan soal “Apakah kamu setuju jika parasut menggunakan cara kerja udara yang mengalir? Berikan 3 alasanmu!” menunjukkan bahwa pada pretest siswa mendapat nilai 1 sebanyak 5 anak dan pada posttest I tidak ada yang mendapat nilai 1, siswa paling banyak menjawab mendapat nilai 2 sebanyak 18 anak saat pretest dan saat posttest I siswa paling banyak mendapat nilai 3 sebanyak 18 anak. Pada indikator Pada indikator mengidentifikasi suatu permasalahan pada permainan yang membutuhkan energi angin dengan soal “Pada sore hari angin bertiup ke arah utara. Denis menerbangkan layanglayangnya ke arah selatan. Apakah yang dilakukan Denis sudah memanfaatkan energi angin? Berikan 3 alasanmu!” menunjukkan bahwa pada pretest siswa mendapat nilai 1 sebanyak 5 anak dan pada posttest I tidak ada anak yang mendapat nilai 1, siswa paling banyak mendapat nilai 2 sebanyak 11 anak saat pretest dan mengalami penurunan saat posttest I yaitu hanya ada 5 anak, siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 9 anak saat pretest dan mengalami peningkatan saat posttest I yaitu ada 12 anak, dan nilai 4 didapat oleh 5 anak. Sedangkan pada kelompok eksperimen hasil saat pretest siswa paling banyak mendapat nilai 2 sebanyak 36 anak, sedangkan saat posttest I menunjukkan bahwa siswa paling banyak mendapat nilai 3 sebanyak 37 anak yang sebelumnya yaitu saat pretest sebanyak 28 anak. Siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang, sedangkan siswa yang mendapat nilai 3 dan 4 bertambah saat posttest I. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest I baik pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model PBL terhadap kemampuan anaisis. Data hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan model PBL pada pembelajaran IPA berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan analisis. Hal ini dibuktikan melalui uji signifikansi pengaruh perlakuan yang menunjukkan
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,005 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat diambil adalah penerapan model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan analisis. Pada sebaran data kelompok kontrol dan kelompok eksperimen nilai pretest ke posttest I mengalami peningkatan. Pada kelompok kontrol siswa mendapat nilai pretest paling banyak pada nilai 2 sebanyak 38 anak, sedangkan pada posttest I siswa paling banyak mendapat nilai 3 sebanyak 39 anak yang sebelumnya yaitu saat pretest sebanyak 21 anak. Sedangkan pada kelompok eksperimen hasil saat pretest siswa paling banyak mendapat nilai 2 sebanyak 36 anak, sedangkan saat posttest I menunjukkan bahwa siswa paling banyak mendapat nilai 3 sebanyak 37 anak yang sebelumnya yaitu saat pretest sebanyak 28 anak. Siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang, sedangkan siswa yang mendapat nilai 3 dan 4 bertambah saat posttest I. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest I baik pada kelompok kontrol dengan menggunakan
metode
ceramah
maupun
kelompok
eksperimen
dengan
menggunakan model PBL terhadap kemampuan anaisis. Pada uji besar pengaruh perlakukan menunjukkan bahwa harga r = 0,36 (efek menengah) atau yang setara dengan 13% pengaruh yang diakibatkan oeh variabel dependen. Hal ini berarti bahwa model PBL memberikan efek menengah terhadap kemampuan analisis. Model PBL memberikan pengaruh 10% terhadap kemampuan analisis, sedangkan 90% lainnya merupakan pegaruh yang disebabkan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Variabel lain tersebut berasal dari diri siswa seperti konsentrasi, minat, inteligensi, kesehatan tubuh dan motivasi. Selain itu terdapat variabel yang berasal dari lingkungan seperti kondisi latar belakang keluarga dan lingkungan yang ramai di sekitar. Perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan analisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.3. Kelompok eksperimen peningkatan rerata skor pretest ke posttest I lebih besar daripada kelompok kontrol. Peningkatan rerata skor pada kelompok
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok kontrol sebesar 0,51 sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 0,93. Selanjutnya persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Selanjutnya persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 25% sedangkan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 42,72%. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dengan metode ceramah maupun pada kelompok eksperimen dengan model PBL terhadap kemampuan analisis. Pada uji besar efek peningkatan rerata skor pretest ke posttest I menunjukkan bahwa persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan penerapan model PBL lebih besar daripada kelompok kontrol dengan penerapan metode ceramah. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen memiliki besar pengaruh sebesar 0,9 atau 81% yang setara dengan efek besar, sedangkan persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol memiliki besar pengaruh sebesar 0,63 atau setara 40% yang setara dengan efek besar. Hasil uji signifikansi rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan analisis dengan sama-sama memiliki harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan analisis pada kelompok eskperimen sehingga kesimpulan yang dapat diambil bahwa terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan analisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji korelasi rerata skor pretest ke posttest I menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor yang positif dan signifikan. Hal ini dapat dilihat dari harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,010 (p < 0,05), artinya bahwa pada kelompok kontrol ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I pada kemampuan analisis dan hubungan menunjukkan hasil positif sedangkan pada kelompok eksperimen harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 (p > 0,05) artinya bahwa pada kelompok eksperimen tidak ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil rerata
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pretest dan posttest I pada kemampuan analisis dan hubungan menunjukkan hasil positif. Pengaruh model PBL tidak sekuat pada posttest I karena terjadi penurunan skor rereta posttest II terhadap kemampuan analisis. Penurunan terjadi secara signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok ekpserimen. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05) pada kelompok kontrol dan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,004 (p < 0,05) pada kelompok eksperimen. Pada uji retensi pengaruh perlakuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor
posttest I dan
posttest II terhadap kemampuan analisis. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05) pada kelompok kontrol dan Sig. (2-tailed) sebesar 0,004 (p < 0,05) pada kelompok eksperimen. Persentase penurunan rerata posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen. Persentase penurunan kelompok kontrol sebesar 18,80% sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 10,50%. Kegiatan
pembelajaran
pada
kelompok
kontrol
dengan
kelompok
eksperimen berbeda. Pada kelompok kontrol kegiatan pembelajaran menggunakan metode tradisional yaitu ceramah sedangkan pada kelompok eksperimen menggunakan model PBL. Siswa pada kelompok kontrol menerima materi melalui penjelasan-penjelasan dari guru mitra. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan hanya duduk mendengarkan penjelasan materi dari guru. Pembelajaran pada kelompok kontrol didominasi dengan komunikasi antara guru dengan siswa. Hasil posttest I pada kelompok kontrol juga tidak sebagus hasil posttest I pada kelompok eksperimen. Rerata skor posttest I pada kelompok kontrol sebesar 2,50 sedangkan rerata posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 3,14. Siswa pada kelompok eksperimen lebih aktif dalam menerima pembelajaran di kelas. Siswa pada kelompok eksperimen dapat mengembangkan kemampuan analisis dalam aspek menguji gagasan-gagasan, mengidentifikasi argumenargumen, dan menganalisis argumen-argumen. Selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model PBL, siswa kelompok eksperimen mampu membandingkan dua pernyataan yang berbeda, melontarkan pernyataan prinsip kerja model mainan yang membutuhkan energi angin kepada publik untuk melihat
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
reaksi dengan maksud menyetujui gagasan, serta mengidentifikasi suatu permasalahan pada permainan yang membutuhkan energi angin. Siswa pada kelompok ini aktif mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang ingin mereka ketahui. Siswa mampu berdiskusi bersama teman sekelompoknya dengan baik ketika menyusun rencana strategi dalam menyelesaikan masalah. Adapun pada kelompok kontrol siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan analisis. Kegiatan pembelajaran pada siswa kelompok kontrol melakukan tanya jawab hanya mengenai materi yang dijelaskan oleh guru. Siswa menjawab pertanyaan dari guru berdasarkan materi yang telah di pelajari.
4.2.3 Persepsi terhadap Perlakuan Krathwohl (2004: 546-547) menyatakan bahwa penelitian eksperimental mencakup unsur penelitian kualitatif yang bertujuan untuk membantu memahami sudut pandang subjek. Wawancara kepada siswa setelah penelitian dilakukan sebagai data untuk memperkuat setelah diberikan perlakuan atau treatment dan merujuk pada penjelasan yang lebih mendalam. Pada bagian ini dibahas persepsi terhadap perlakuan dengan melakukan triangulasi data yang terdiri dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas eksperimen selama tiga kali pertemuan. Observasi pertama diaksanakan pada hari Rabu, 28 September 2016 dari pukul 07.00-08.45 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah sumber energi alternatif. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa merasa sangat senang dan beberapa kali bertanya kepada guru mengenai langkah-langkah kegiatan selanjutnya. Diawal pembelajaran ditunjukkan sebuah video berita kelangkaan listrik, semua siswa tenang mendengarkan dan melihat berita tersebut. Setelah video selesai, ada salah satu siswa perempuan bertanya kepada guru, “Pak, terus bagaimana kalau tidak ada listrik, tidak bisa mandi pak?” (Komunikasi pribadi, 28 September 2016). Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan selanjutnya untuk bekerja dalam kelompok. Saat berdiskusi dalam kelompok, semua siswa dapat bekerjasama dengan baik, baik dalam hal menyelesaikan soal, melakukan percobaan, membuat laporan hingga maju ke depan menyampaikan hasil diskusi.
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Observasi kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 29 September 2016 pada pukul 07.00-08.45 WIB dengan sub materi perubahan energi. Siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, sesuai dengan arahan guru. Ketika belajar dalam kelompok untuk menyelesaikan soal, semua siswa dapat bekerjasama dengan baik antar teman, begitu juga antar kelompok saling membantu. Siswa terlihat antusias dan semangat ketika mengamati perubahan energi seperti lampu, kipas, setrika, dan lain-lain. Rasa ingin tahu siswa juga terlihat saat ada salah satu anak yang bertanya kepada guru, ”Pak, kalau AC perubahan listrik jadi energi apa pak?” (Komunikasi, 29 September 2015). Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa merasa antusias dan bersemangat mulai dari bekerja dalam kelompok, mencoba perubahan energi pada alat-alat, sampai menyampaikan hasil laporan di depan kelas. Observasi ketiga dilaksanakan pada hari Jumat, 30 September 2016 pukul 09.05-10.40 WIB dengan sub materi hemat energi. Guru menunjukkan gambar tentang pemborosan air atau listrik yang terjadi. Ketika guru menunjukkan gambar, siswa mulai aktif bertanya mengenai gambar tersebut. Siswa bertanya jawab dan bersama dengan kelompoknya berdiskusi menemukan pokok masalah dari gambar yang ditunjukkan guru. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa merasa antusias dan bersemangat mulai dari bekerja dalam kelompok, mencoba perubahan energi pada alat-alat, sampai menyampaikan hasil laporan di depan kelas. Di akhir pembelajaran, siswa sangat senang ketika membuat sebuah “AKSI” tentang hemat energi. Setiap kelompok mampu bekerjasama dengan baik dengan saling membantu. Wawancara dilakukan peneliti pada hari Senin, 3 Oktober 2016 kepada guru mitra sesudah dilakukannya perlakuan. Guru mitra mengungkapkan bahwa beliau biasanya dalam mengajar mata pelajaran IPA menggunakan eksperimen atau percobaan. Berikut adalah pemaparan dari guru mitra, “IPA itu akan mudah dipahami kalau menggunakan praktik. Biasanya saya kalau mengajar juga melakukan percobaan tetapi tergantung sama materinya juga.” (W G B4). Guru mitra juga mengungkapkan bahwa model PBL belum pernah diterapkan sebelumnya dalam pembelajaran IPA. Berikut adalah pernyataan guru, “Belum pernah kalau PBL, kalau eksperimen sudah.” (W G B9). Model PBL baik untuk
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di terapkan dalam pembelajaran IPA karena menarik dan mendorong anak untuk berpikir lebih mendalam, berpikir kreatif dan ada hubungan kerjasama yang baik dnegan teman-teman. Berikut adalah pemaparan guru mitra, “Menggunakan model PBL baik, menarik, model PBL dapat memicu anak untuk berpikir lebih mendalam, berpikir kreatif, ada kerjasama yang baik dengan teman-temannya.” (W G B18). Selain itu, guru mitra juga mengungkapkan bahwa model PBL efektif untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran khususnya IPA. Berikut penjelasan guru, “Iya, efektif untuk kegiatan pembelajaran apalagi IPA.” (W G B23). Guru mitra mengalami sedikit kesulitan ketika menggunakan model PBL. Kesulitannya yaitu bahwa anak masih susah dan bingung menemukan pokok masalah dari kasus karena baru pertama kali pembelajaran menggunakan model PBL. Berikut penjelasan beliau, “Kalau kemarin kesulitannya itu anak masih susah menemukan masalah dari kasus, inti dari masalah masih bingung. Karena mungkin ini baru pertama kali menggunakan model PBL di kelas.” W G B12). Mengenai hal tersebut, guru mitra memberikan saran kepada peneliti untuk menjelaskan dengan detail kepada siswa agar siswa tidak merasa bingung, seperti yang diungkapkan oleh beliau, “Sarannya untuk pembelajaran PBL itu mungkin perlunya mengkondisikan siswa dan disosialisasikan dengan jelas langkahlangkah PBL karena langkah-langkah PBL banyak sehingga banyak siswa yang mungkin ada yang bingung.” (W G B33). Peneliti juga melakukan wawancara kepada tiga siswa dengan tingkat kognitif tinggi, sedang, dan rendah. Hasil wawancara menyatakan bahwa siswa merasa senang belajar IPA. Berikut ungkapan siswa, “Senang karena bisa belajar sama kelompok.” (W2 SA B3), siswa lain juga mengungkapkan “Senang, kemarin juga ada percobaan, ada lampu-lampu juga, menarik dan saya lebih bisa mudeng.” (W2 SB B3), siswa lain menjawab, “Senang, soalnya praktik.” (W2 SC B3). Model PBL membantu siswa dalam memahami materi IPA tentang energi. Berikut ungkapan siswa, “Iya, lebih ngerti tentang materi.” (W2 SA B6), siswa lain juga menjawab, “Senang, kemarin juga ada percobaan, ada lampu-lampu juga, menarik dan saya lebih bisa mudeng.” (W2 SB B3), siswa lain menjawab, “Iya, lebih paham.” (W2 SC B6). Siswa tidak mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan model PBL. Berikut ungkapan dari salah satu siswa, “Tidak, soalnya
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajarnya praktik bareng sama teman.” (W2 SC B12). Siswa merasa senang karena menggunakan alat-alat sederhana dan langkah-langkah kegiatannya di arahakan oleh guru mitra dengan jelas. Berikut penjelasan dari salah satu anak, “Senang, karena ada alat-alat sederhana, kegiatannya dijelasin jelas, tidak bingung.” (W2 SB B16). Wawancara juga dilakukan peneliti untuk mengetahui kemampuan interpretasi siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil wawancara sebelum perlakuan menunjukkan bahwa salah satu siswa bisa mengerjakan, “Bisa, tidak merasa kesulitan.” (W1 SA B13). Namun, ada pula siswa yang bingung, “Itu bingung, belum pernah dijelaskan Bu guru soalnya.” (W1 SB B16). Akan tetapi, setelah diadakan perlakuan dengan model PBL siswa lebih bisa menjawab soal nomor 1a, 1b, dan 1c. Berikut ungkapan siswa, “Iya, lebih bisa ngerjakan.” (W2 SA B15), “Iya bisa, saya kemarin bisa mengisi semua yang nomor 1. Soalnya kan sudah dipelajari, saya juga masih ingat.” (W2 SB B20), “Bisa, semuanya saya kerjakan.” (W2 SC B15). Wawancara selanjutnya dilakukan peneliti untuk mengetahui kemampuan analisis siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil wawancara sebelum perlakuan menunjukkan bahwa ada siswa yang bisa mengerjakan soal nomor 2a, 2b, dan 2c, ada yang ragu-ragu dan ada yang mengalami kesulitan. Berikut adalah ungkapan dari siswa yang bisa mengerjakan, “Bisa, tidak merasa kesulitan.” (W1 SA B16), berikut ungkapan siswa yang menjawab ragu-ragu, “Bisa. Tapi tidak tahu benar apa tidak, tapi saya isi kemarin.” (W1 SB B18), dan berikut ungkapan siswa yang mengalami kesulitan, “Em agak, soalnya sulit.” (W1 SC B18). Akan tetapi, setelah diadakan perlakuan dengan model PBL ketiga siswa lebih bisa mengerjakan. Berikut ungkapan dari ketiga siswa, “Iya, jadi lebih bisa ngerjakan.” (W2 SA B18), “Yang kemarin nomor 2 saya juga bisa mengerjakan.” (W2 SB B24), “Bisa sedikit.” (W2 SC B18). Wawancara berikut untuk mengetahui soal yang dirasa sulit oleh siswa. dari ketiga siswa yang diwawancarai, ketiga mengatakan bahwa soal nomor 2 soal yang sulit. Berikut hasil wawancara tiga siswa, “Soal nomor 2 karena sulit waktu mencari alasan yang benar.” (W1 SA B19), “Emm nomor 2. Saya bingung.” (W1 SB B21), “Nomor 2. Karena sulit.” (W1 SC B21). Meskipun demikian,
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran menggunakan model PBL dapat membantu siswa mengerjakan soal yang sulit yaitu soal nomor 2. Siswa mengungkapkan bahwa model PBL juga lebih menarik dan dapat bekerja bersama teman-teman, “Menarik, karena menggunakan alat-alat sederhana, bekerja kelompok bareng-bareng. Terus maju juga dan dijelasin lagi sama Pak guru.” (W2 SB B11).
4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan interpretasi dan penerapan model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan analisis. Pada penelitian-penelitian sebelummnya juga menyatakan bahwa Problem Based Learning berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dan sikap pada konsep pembelajaran mata pelajaran IPA (Akinoglu & Tandogan, 2006). Data tersebut dibuktikan dengan hasil skor posttest pada kelompok eksperimen sebesar 12,76 sedangakan pada kelompok kontrol sebesar 10,12. Terdapat selisih skor antara kelompok eksperimen dan kelompok sebesar 2,64 dan nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan harga p < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan model pembelajaran tradisional dan kelompok eksperimen dengan model PBL terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu, PBL juga berpengaruh terhadap sikap pada konsep pembelajaran IPA di kelas. Hal ini dibuktikan dengan hasil skor posttest pada kelompok eksperimen sebesar 73,80 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 65,60. Terdapat selisih skor sebesar 8,2 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan dan nilai Sig. (2-tailed) menunjukkan harga p < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan model pembelajaran tradisional dan kelompok eksperimen dengan model PBL terhadap sikap pada konsep belajar siswa. Penelitian kedua yaitu Problem Based Learning memberikan pengaruh baik dalam hal kinerja mahasiswa terhadap konsep pembelajaran (Bilgin, Senocak, & Sozbilir, 2008). Hasil penelitian menunjuukan bahwa PBL berpengaruh terhadap konsep pembelajaran siswa. Selain itu, Fatade, Mgari, & Arigbabu (2013) juga menyatakan bahwa Problem Based Learning
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika lanjutan. Pada hasil Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012, Indonesia berada di peringkat ke 64 dari 65 negara, dengan skor 382 pada mata pelajaran IPA (OECD, 2013: 232). Adapun hasil PISA tahun 2015 menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat 62 dari 70 negara, dengan skor 403 pada mata pelajaran IPA (OECD, 2016: 5). Berdasarkan hasil PISA tersebut, Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2015. Akan tetapi Indonesia khususnya pada mata pelajaran IPA masih berada pada peringkat 10 besar terbawah. Salah satu usaha untuk memperbaiki pendidikan adalah dengan penggunaan model pembelajaran yang dapat membuat mendorong siswa dapat berpikir kreatif, imajinatif, refleksi, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat, mencoba gagasan baru, dan mendorong siswa untuk memperoleh kepercayaan diri (Tiarawati, 2014: 4-5). Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah model Problem Based Learning (PBL). Tan (dalam Rusman, 2011: 229) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena model PBL kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Model PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif dalam belajar, menumbuhkan motivasi internal untuk belajar dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok (Sani, 2014: 134). Model PBL merupakan pembelajaran dilakukan dengan cara menyajikan permasalahan, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan,
serta
memfasilitasi
penyelidikan.
Pembelajaran dengan model PBL akan dapat membentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi dan meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Tawil dan Liliasari (2013: 9) mengemukakan terdapat 6 kecakapan dalam berpikir tingkat tinggi menurut dimensi kognitif Facione yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Penelitian ini dikhususkan untuk meneliti pengaruh penerapan model Problem Based Learning
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(PBL) terhadap kemampuan interpretasi dan analisis pada mata pelajaran IPA materi energi siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PBL memberikan efek menengah terhadap kemampuan interpretasi dengan harga r = 0,32 atau setara dengan 10% dan r = 0,36 atau setara dengan 13% terhadap kemampuan analisis.
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Kesimpulan berisi hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian. Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada selama melakukan penelitian. Saran berisi masukan dari peneliti untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan 5.1.1 Penerapan model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi pada mata pelajaran IPA materi energi kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis terhadap data penelitian menjawab hipotesis penelitian. Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 1,167, SE =0,12) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,81, SE = 0,07). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t (54) = -2,47, p = 0,017 (p < 0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan interpretasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan interpretasi adalah r = 0,32 atau 10% yang setara dengan efek menengah. 5.1.2 Penerapan model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan analisis pada mata pelajaran IPA materi energi kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis terhadap data penelitian menjawab hipotesis penelitian. Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 0,93, SE =0,09) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,50, SE = 0,11). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t (54) = -2,89, p = 0,005 (p < 0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan analisis pada kelompok kontrol dan
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok eksperimen. Besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan analisis adalah r = 0,36 atau 13% yang setara dengan efek menengah.
5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1 Kurangnya koordinasi dengan guru mitra mengenai langkah-langkah model PBL secara detail sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa terlihat bingung. 5.2.2 Pengerjaan soal posttest II dilaksanakan setelah siswa senam pagi dengan kondisi siswa yang lelah dan bosan mengerjakan soal yang sama dari pretest, posttest I hingga posttest II. 5.2.3 Hasil penelitian terbatas pada siswa kelas IV di SD Negeri Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017 sehingga tidak bisa digeneralisasikan ke semua sekolah.
5.3 Saran 5.3.1 Perlunya koordinasi yang jelas dengan guru mitra mengenai langkahlangkah model PBL yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa tidak mengalami kebingungan dengan cara melakukan sosialisasi kepada guru mitra. 5.3.2 Peneliti sebaiknya melaksanakan posttest II saat pagi hari karena konsentrasi siswa yang masih baik dan keadaan yang segar agar diperoleh hasil posttest II yang maksimal. 5.3.3 Penelitian ini perlu diujicobakan ke sekolah lain dengan penelitian yang serupa dengan SD Negeri Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaram dalam konteks kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama. Akinoglu, O & Tandogan, R. O. (2006). The effect of Problem Based Actuve Learning in science education on students‟ academic achievement, attitude, and concept learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2007, 3(1), 71-81. Diakses pada 21 November 2016 dari http://ejmste.com/v3n1/EJMSTEv3n1_Akinoglu.pdf Alghafri, A. S. R & Ismail, H. N. B (2014). The effect of integrating and critical thinking on schools students‟ thinking. International Journal of Social Science and Humanity, 4 (6), 518-525. Diakses pada tanggal 15 Desember 2016 dari http://ijssh.org/papers/410-CH351 Alma, B. (2008). Guru menguasai metode dan terampil mengajar. Bandung: Alfabeta. Amir, T. (2009). Inovasi pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pembelajaran edisi 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston: Pearson Education Inc. Bilgin, I, Senocak, E, & Sozbilir, M. (2008). The effect of Problem Based Learning nstruction on university students‟ performance of conceptual and quantitative problems in gas concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2009, 5(2), 153-164. Diakses pada tanggal 21 November 2016 dari http://ejmste.com/v5n2/EURASIA_v5n2_Bilgin_etal.pdf Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education sixth edition. Canada: Routledge. Cresswell, J. (2015). Riset pendidikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi riset kualitatif & kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Devi, P., & Anggraeni, S. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Facione, P. A. (1990). Critical thinking: A statement of expert consensus for purposes of educational assessment and instruction. The complete American Philosophical Association Delphi Research Report is available as ERIC Doc. Fatade, A. O, Mgari, D, & Arigbabu, A. A. (2013). The effect of Problem Based Learning on senior secondary school students‟ achievements in further mathematics. Acta Didactica Nacopensia, 2013, 6(3). Diakses pada tanggal 22 November 2016 dari http://padi.psiedu.ubbcluj.ro/adn/article_6_3_4.pdf Field, A. (209). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage. Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate research in education (8th ed.). New York: McGraw Hill. Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Herawati, S. (2000). Pendidikan MIPA Tingkat Dasar dan Menengah Era Globalisasi di Filipina. Prosiding, Seminar Nasional. Yogyakarta: FMIPA UNY. Hosnan, M. (2014). Pembelajaran saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ibrahim, M., & Nur, M.,. (2000). Pengajaran berdasarkan masalah. Surabaya: University Press. Johnson, E. (2010). Contextual teaching and learning: Menjadikan kegiatan belajar-mengajar mengasyikan dan bermakna. Bandung: MLC. Kalelioglu, F., & Gulbahar, Y. (2014). The effect of instructional techniques on critical thinking and critical thinking dispositions in online discussion. Journal of Educational Technology and Society, 17 (1), 248-258. Diakses pada tanggal 21 November 2016 dari http://www.ifets.info/journals/17_1/21.pdf Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Selalu berhemat energi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Krathwohl, D.R. (2004). Methods of education and social science research, an integrated approach. (second edition). Illinois: Waveland Press. Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan kuantitatif (Ed. 7). Jakarta: PT Indeks.
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nezami, N. R, Asgari, M, & Dinarvand, H. (2013). The effect of cooperative learning on the critical thinking of high school students. Technical Journal of Engineering and Applied Sciences, 3(19). Diakses pada tanggal 15 Desember 2016 dari www.tjeas.com/uploads/2013/10/2508-2514.pdf Ngalimun. (2012). Strategi dan model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. OECD. (2013). PISA 2012 results: What students know and can do-student performance in athematics, reading and science. Diakses dari www.oecd.ord/pisa/keyfindings/PISA-2012-results-overview.pdf OECD. (2016). PISA 2015 result in focus. Diakses dari www.oecd.ord/pisa//pisa2015-results-in-focus.pdf Oktoviani, M. (2008). Cakrawala sains serba serbi energi. Jakarta: Nobel Edumedia. Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS & prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis. Yogyakarta: Gava Media. Purwanto. (2009). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Rositawaty. (2008). Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Rusman. (2011). Model-model pembelajaran mengembangkan professionalisme guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Salkind, N. J. (2009) Teori-teori perkembangan manusia: Sejarah kemunculan, konsepsi dasar, analisis komparatif, dan aplikasi. Yogyakarta: Nusa Media. Samatowa, H. S. (2011). Pembelajaran IPA di sekolah dasar. Jakarta: PT Indeks. Sani, R. A. (2014). Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, W. (2013). Penelitian pendidikan, jenis, metode, dan prosedur. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Santrock. (2009). Psikologi pendidikan book I, Rd. 3. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Saptorini, D. (2013). Seri tematik selalu berhemat energi. Jakarta: Yudhistira.
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sarwono. (2010). Belajar statistik menjadi mudah dan cepat. Yogyakarta: Andi Offset. Siregar, E. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group. Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitaif, kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta. Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Kanisius.
Piaget. Yogyakarta:
Susilawati, dkk. (2013). Tematik terpadu tema: Selalu berhemat energi. Jakarta: Erlangga. Tawil, M. & Liliasari. (2013). Berpikir kompleks dan implementasinya dalam pembelajaran. Makassar: Universitas Negeri Makassar. Tiarawati, N. (2014). Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Trianto. (2011). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana. Yusuf, S., & Sugandhi, N.M. (2011). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR KERJA SISWA
LKS PEMBELAJARAN I
Petunjuk:
Nama Kelompok
:
Kelas
:
1. Amati video dengan seksama! 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang tersedia, boleh mencari informasi darimana saja seperti wawancara, buku, perpustakaan, dan lain-lain! 3. Tuliskan temuanmu pada kotak yang tersedia! Pertanyaan: Berdasarkan video tersebut, a. Apa yang menjadi penyebab masalah dari berita tersebut? b. Bagaimana cara alternatif yang bisa kalian lakukan untuk mengatasi masalah tentang kelangkaan listrik? (Jawaban memuat: macam-macam sumber energi alternatif, pemanfaatan sumber energi alternatif dalam mengatasi kelangkaan listrik, kesimpulan). c. Buatlah sebuah percobaan dari pemanfaatan sumber energi alternatif air yaitu kincir air sederhana! Pembuatan Kincir Air Sederhana A. Alat dan bahan : 1. Botol plastik 1,5 liter 4. Lidi/ sumpit 2. Aqua gelas 5. Gunting 3. Gabus 6. Kertas origami B. Langkah kerja : 1. Gunting botol plastik menjadi 4 bentuk persegi untuk baling-baling. 2. Buatlah 4 sayatan sepanjang balng-baling plastik, atur agar jaraknya sama. 3. Masukkan baling-baling ke dalam setiap sayatan. 4. Pasang sumpit atau lidi di bagian tengah gabus. 5. Buatlah baling-baling menggunakan kertas origami dan pasang di ujung lidi atau sumpit. 6. Kincir air siap digunakan C. Tambahan Potong bagian dasar botol, buat dua lubang di sisi kanan dan kiri badan botol. Masukkan dan pasang baling-baling plastik di dalamnya.
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Laporkan hasil jawabanmu pada kotak di bawah ini!
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LKS PEMBELAJARAN III Nama Kelompok: _______________________________ _______________________________ _______________________________ _______________________________ Kasus
Di sore hari ada sebuah keluarga yang sedang melakukan aktivitas. Ibu sedang membuat jus jambu di dapur. Di halaman rumah, Dito sedang berenang sambil mendengarkan musik bersama Rito. Tidak jauh dari kolam, Deni, Rian, dan Pandu sedang berusaha menurunkan sebuah layang-layang yang tersangkut di kabel listrik. 1. Alat listrik apa saja yang digunakan pada gambar tersebut? Perubahan energi apa yang terjadi pada alat tersebut? ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. a. Jika Rino ingin mendengarkan musik sambil berenang, tuliskan minimal 3 cara yang dapat dilakukan supaya tetap aman! ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
b. Dari cara yang telah disebutkan, manakah cara yang paling tepat? Tuliskan alasanmu! __________________________________________________________________ __________________________________________________________________ __________________________________________________________________
Alasan: __________________________________________________________________ __________________________________________________________________
c. Berdasarkan gambar dan cerita, buatlah sebuah kesimpulan mengenai energi listrik! ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LKS PEMBELAJARAN IV
Lembar Kerja Kelompok Silahkan cari informasi sebanyak-banyaknya untuk menjawab soal di bawah ini : 1. Ceritakan isi dari gambar yang kelompokmu dapat ! 2. Masalah apa yang terjadi pada gambar yang kelompokmu dapat ? 3. Apakah kamu setuju dengan masalah tersebut? jelaskan alasanmu! ? (paling sedikit 3 cara) 4. Sikap apa yang seharusnya kamu perlihatkan terkait dengan permasalahan tersebut ? (paling sedikit 3 sikap) Tuliskan hasil diskusi kelompok pada kolom di bawah ini !
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.1 Soal Uraian Kasus Saat siang hari sepulang sekolah Riko melihat ayahnya sedang menonton berita tentang kelangkaan listrik di televisi. Isi berita di TV yaitu bahwa pemerintah menganjurkan masyarakat untuk melakukan penghematan dengan memanfatatkan berbagai sumber energi alternatif yang ada. 1. Berdasarkan kasus di atas, a. Sebutkan 4 macam sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kelangkaan listrik! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ b. Jelaskan 4 pemanfaatan sumber energi alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber energi listrik! (Masing-masing 1 pemanfaatan untuk setiap sumber energi alternatif) ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ c. Jelaskan 2 keuntungan dan 2 kerugian dari sumber energi alternatif! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! a. - Baling-baling kertas diletakkan di stang sepeda sambil sepedanya dijalankan. - Baling-baling kertas diletakkan di ruang tertutup. Apa yang membedakan dari 2 pernyataan di atas? Sebutkan minimal 2! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
........................................................................................................................ ........................................................................................................................ b. Apakah kamu setuju jika parasut menggunakan cara kerja udara yang mengalir? Berikan 3 alasanmu! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ c. Pada sore hari angin bertiup ke arah utara. Denis menerbangkan layanglayangnya ke arah selatan. Apakah yang dilakukan Denis sudah memanfaatkan energi angin? (Sudah atau belum). Berikan 3 alasanmu! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 3. Pilihlah jawaban yang tepat dari pernyataan di bawah ini dengan melingkari pilihan jawaban (Benar / Salah) kemudian tuliskan 2 alasannya! a. Lampu pijar menghasilkan cahaya dan panas
( Benar / Salah )
........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ b. Ayah meminta Rino untuk tidak menggunakan alat listrik di dekat air (Benar / Salah) Alasan: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c.
Pada sore hari Rino dan ayah sedang menonton berita di televisi. Diberitakan bahwa seorang anak meninggal saat benang layang-layang yang dimainkannya tersangkut di kabel listrik di sore yang gerimis. Ayah menasihati Roni untuk tidak bermain layang-layang di tempat yang terdapat kabel terutama saat gerimis. Benarkah nasihat ayah tersebut? ........................................................................................................................ Tuliskan 2 alasanmu: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
4.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat! a. Rino akan mengganti bola lampu belajar yang mati. Tuliskan 3 cara mengganti bola lampu dengan aman! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ b.
Dari ketiga cara yang telah kamu tuliskan, manakah cara yang paling tepat? ........................................................................................................................ Tuliskan 2 alasanmu: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
c.
Setiap hari keluarga Pak Rafi memanfaatkan energi listrik. Di rumahnya terdapat banyak alat yang menggunakan listrik seperti televisi, lampu, komputer, mesin cuci, kipas angin, kulkas, dan rice cooker. Keluarga Pak Rafi selalu hemat dan hati-hati dalam menggunakan alat listrik karena penggunaan yang salah dapat membahayakan. Dari cerita di atas, buatlah 3 kesimpulan mengenai energi listrik! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Coba perhatikan gambar di bawah ini!
a. Ceritakan isi gambar di atas dengan minimal 3 kalimat! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ b. Setujukah kamu dengan yang dilakukan Pak Budi seperti pada gambar? Jelaskan alasanmu!
........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ c. Sebutkan minimal 3 cara yang dapat kamu lakukan untuk menghemat energi di rumah! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 6.
Kamu dan adikmu sedang menonton TV di siang hari sambil menghidupkan kipas angin. Menonton TV terlalu lama membuatmu bosan, kemudian kamu masuk ke kamar untuk mendengarkan radio sambil menghidupkan AC dan lampu kamar tanpa mematikan TV.
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Apakah yang kamu lakukan sudah mencerminkan perilaku hemat energi? Jelaskan alasanmu! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ b. Sebutkan 3 hal yang tidak menunjukkan perilaku hemat energi pada cerita di atas! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ c. Sebutkan minimal 3 cara yang seharusnya kamu lakukan untuk menghemat energi sesuai dengan cerita di atas! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban 1. A. Macam-macam sumber energi alternatif 1) Energi matahari 2) Energi angin 3) Energi air 4) Panas bumi B. Pemanfaatan sumber energi alternatif 1) Energi matahari : melalui sel surya, energi matahari dapat diubah menjadi energi listrik. 2) Energi angin
: pemanfaatan kincir angin (PLTAngin)
untuk membangkitkan energi listrik. 3) Energi air
: melalui air terjun yang dapat digunakan untuk
menghasilkan energi listrik (PLTA) 4) Panas bumi
: melalui PLTU (Pembangkit Listrik tenaga
Uap). Uap panas dari dalam bumi dialirkan ke permukaan melalui pipa, lalu uap panas dialirkan ke turbin melalui pipa yang menyebabkan turbin berputar. C. Keuntungan dan kerugian sumber energi alternatif Keuntungan : 1) Tidak akan habis walaupun dipakai terus-menerus. 2) Energi yang dihasilkan sangat besar. 3) Tidak mencemari lingkungan. Kerugian : 1) Membutuhkan biaya yang besar untuk memperolehnya. 2) Membutuhkan teknologi yang tinggi untuk mengubah energi alternatif mejadi energi yang dapat digunakan. 3) Ketersediaan energi alternatif dipengaruhi oleh musim. 2. A. Perbedaan : 1) Baling-baling (1) diletakkan di stang sepeda sambil sepedanya dijalankan sedangkan Baling-baling (2) diletakkan di ruang tertutup.
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Baling-baling (1) akan berputar karena ada tertiup angin sedangkan baling-baling (2) tidak akan berputar karena tidak ada angin di ruang tertutup. B. Setuju, Alasan : 1) Prinsip parasut memanfaatkan udara yang mengalir. 2) Udara yang terkumpul di bawah parasut yang mengembang yang akan memberikan tekanan ke atas. 3) Dengan tekanan ke atas akan memperkecil kecepatan parasut untuk mendarat. C. Belum. Alasan : 1) Denis dalam menerbangkan layang-layang berlawanan dengan arah angin. 2) Layang-layang tidak akan bisa terbang lepas karena beralawanan arah. 3) Denis tidak memanfaatkan energi angin dengan baik seharusnya menerbangkan layang-layang searah dengan arah angin yang bertiup. 3. a. Benar Alasan: 1) Lampu pijar menggunakan energi listrik 2) Energi listrik diubah menjadi energi panas dan energi cahaya b. Benar Alasan: 1) Menggunakan energi listrik didekat air berbahaya 2) Air dapat menghantarkan energi listrik c. Benar Alasan: 1) Bermain layang-layang saat hujan di dekat kabel listrik berbahaya. 2) Benang dapat menghantarkan energi listrik karena mengandung air. 4. a. Tiga cara mengganti lampu dengan aman: 1) Pastikan tangan dan kaki kering atau menggunakan alas kaki 2) Pastikan lingkungan sekitar kering 3) Mencabut kabel atau mematikan aliran listrik
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Matikan atau putuskan arus listrik Alasan: Mencabut kabel telah memutuskan aliran listrik, sehingga tubuh tidak dapat menghantarkan arus listrik
5. a. Isi gambar: 1) Pak Budi sedang menggosol gigi di kamar mandi. 2) Pak Budi lupa mematikan keran di wastafel. 3) Air dari keran yang lupa dimatikan membanjiri kamar mandi Pak Budi. b. Tidak setuju dengan yang pak Budi lakukan karena Pak Budi tidak menggunakan air dengan hemat, Pak Budi tidak memiliki sikap hemat energi, Pak Budi boros air. c. Mematikan keran jika tidak digunakan, mematikan peralatan yang bersumber energi listrik jka tidak digunakan, menggunakan sepeda atau berjalan kaki jika bepergian jarak dekat 6. a. Hal-hal yang saya lakukan belum mencerminkan perilaku hemat energi, saya melakukan pemborosan energi dengan tidak mematikan alat elektronik ketika sudah tidak digunakan. b. Saya tidak mematikan TV ketika tidak ditonton, tidak mematikan kipas angin ketika tidak digunakan, dan menghidupkan lampu kamar di siang hari. c. Seharusnya saya mematikan TV jika sudah tidak ditonton, mematikan kipas angin ketika sudah tidak digunakan, dan tidak menghidupkan lampu kamar pada siang hari.
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian No Soal
Variabel
Indikator
Kriteria
Menyebutkan macam-macam sumber energi alternatif
Jika menyebutkan 4 macam sumber energi alternatif dengan benar Jika menyebutkan 3 macam sumber energi alternatif dengan benar Jika menyebutkan 2 macam sumber energi alternatif dengan benar Jika menyebutkan 1, menjawab salah dan tidak menjawab Jika menjelaskan 4 pemanfaatan pada macam-macam sumber energi alternatif dengan benar Jika menjelaskan 3 pemanfaatan pada macam-macam sumber energi alternatif dengan benar Jika menjelaskan 2 pemanfaatan pada macam-macam sumber energi alternatif dengan benar Jika menjelaskan 1 pemanfaatan dengan benar atau tidak menjawab sama sekali Jika menyebutkan minimal 4 keuntungan dan/atau kerugian sumber energi alternatif dengan benar Jika menyebutkan 3 keuntungan dan/atau kerugian sumber energi alternatif dengan benar Jika menyebutkan 2 keuntungan dan/atau kerugian sumber energi alternatif dengan benar Jika menyebutkan 1 keuntungan dan/atau kerugian sumber energi alternatif atau tidak menjawab dengan benar Jika menyebutkan 2 perbedaan dari pernyataan dengan benar Jika menyebutkan 1 perbedaan dari pernyataan dengan benar Jika menjawab salah Jika tidak menjawab sama sekali Jika menuliskan 3 alasan dengan benar Jika menuliskan 2 alasan dengan benar Jika menuliskan 1 alasan dengan benar Jika menjawab salah atau tidak menjawab sama sekali Jika menjawab dengan benar dan memberikan alasan yang tepat Jika menjawab dengan benar dan memberikan alasan yang kurang tepat Jika menjawab dengan benar tetapi
Menjelaskan pemanfaatan pada setiap sumber energi alternatif
1.
Interpretas i
Menjelaskan keuntungan sumber energi alterntaif
Membandingkan pernyataan yang berbeda-beda
2.
Analisis
Melontarkan pernyataan prinsip kerja parasut kepada publik untuk melihat reaksi dengan maksud menyetujui gagasan
Mengidentifikasi suatu permasalahan pada permainan yang membutuhkan energi angin
Skor 4 3 2 1 4
3
2
1
4
3
2
1
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Soal
Variabel
Indikator
Menilai kebenaran pernyataan perubahan energi listrik
Menilai kebenaran pendapat penggunaan energi listrik
3.
Evaluasi
Menilai kebenaran pernyataan mengenai bahaya energi listrik
Membuat alternatif pemecahan masalah tentang penggunaan energi listrik
4
Inferensi
Memperkirakan konsekuensi dari pemilihan alternatif penggunaan energi listrik
Kriteria memberikan alasan yang tidak tepat Jika menjawab salah dan memberikan alasan yang tidak tepat Jika memilih jawaban dengan benar dan memberikan 2 alasan tepat Jika memilih jawaban dengan benar dan memberikan 1 alasan tepat
Skor
1 4 3
Jika memilih jawaban dengan benar namun alasan tidak tepat
2
Jika memilih jawaban salah dan memberikan alasan yang tidak tepat
1
Jika memilih jawaban dengan benar dan memberikan 2 alasan tepat Jika memilih jawaban dengan benar dan memberikan 1 alasan tepat
4
Jika memilih jawaban dengan benar namun alasan tidak tepat
2
Jika memilih jawaban salah dan memberikan alasan yang tidak tepat
1
Jika menjawab benar dengan 2 alasan tepat
4
Jika menjawab benar dengan 1 alasan tepat
3
Jika menjawab namun alasan tidak tepat
2
Jika menjawab salah dengan alasan yang tidak tepat
1
Jika menuliskan 3 jawaban dengan benar Jika menuliskan 2 jawaban dengan benar
4
Jika menuliskan 1 jawaban benar
2
Tidak menuliskan jawaban dengan benar
1
Jika memilih cara benar dengan 2 alasan tepat
4
Jika memilih cara benar dengan 1 alasan tepat
3
Jika memilih cara benar dengan alasan tepat
2
Jika memilih cara yang salah dengan alasan tepat
1
3
3
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Soal
Variabel
Indikator
Kriteria
Skor
Membuat kesimpulan tentang energi listrik
Jika menuliskan 3 kesimpulan dengan benar
4
Jika menuliskan 2 kesimpulan dengan benar
3
Jika menuliskan 1 kesimpulan dengan benar
2
Jika menuliskan kesimpulan dengan salah
1
Jika mampu menuliskan 3 kalimat dengan tepat
4
Jika mampu menuliskan 2 kalimat dengan tepat
3
Jika mampu menuliskan 1 kalimat dengan tepat
2
Jika tidak menjawab sama sekali atau tidak menjawab dengan benar
1
Jika menjawab dengan benar dan memberikan alasan yang tepat
4
Jika menjawab dengan benar dan memberikan alasan yang kurang tepat
3
Jika menjawab dengan benar tanpa memberikan alasan
2
Jika menjawab salah atau tidak menjawab pertanyaan
1
Jika mampu menyebutkan 3 cara dengan benar
4
Jika mampu menyebutkan 2 cara dengan benar
3
Jika mampu menyebutkan 1 cara dengan benar
2
Jika menjawab dengan salah atau tidak menjawab pertanyaan
1
Jika menjawab benar dan memberikan alasan berupa bukti dengan tepat
4
Jika menjawab benar dan memberikan alasan berupa bukti namun belum tepat
3
Jika menjawab benar tanpa memberikan alasan
2
Jika menjawab salah atau tidak
1
Menjelaskan pernyataan yang tepat dari hasil analisis.
Menjelaskan alasan mengapa mengambil posisi tertentu
5.
Eksplanasi
Menjelaskan cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan
Membuat penilaian diri terhadap gagasan sendiri
6.
Regulasi Diri
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Soal
Variabel
Indikator
Kriteria
Skor
menjawab pertanyaan Menguji pandangan sendiri terhadap masalah mengenai penghematan energi
Berani mengoreksi data-data yang digunakan
Jika menuliskan 3 cara dengan benar
4
Jika menuliskan 2 cara dengan benar
3
Jika menuliskan 1 cara dengan benar
2
Jika menjawab dengan salah atau tidak menjawab pertanyaan
1
Jika berani mengoreksi data dengan memberikan alasan yang tepat
4
Jika berani mengoreksi data dengan memberikan alasan namun belum tepat
3
Jika berani mengoreksi data tanpa memberikan alasan
2
Jika tidak berani mengoreksi data
1
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement Variabel
Interpretasi
Indikator Menyebutkan macammacam sumber energi alternatif Menjelaskan pemanfaatan pada setiap sumber energi alternatif Menjelaskan keuntungan sumber energi alterntaif
Analisis
Evaluasi
Inferensi
Eksplanasi
Regulasi Diri
Membandingkan pernyataan yang berbeda-beda Melontarkan pernyataan prinsip kerja parasut kepada publik untuk melihat reaksi dengan maksud menyetujui gagasan Mengidentifikasi suatu permasalahan pada permainan yang membutuhkan energi angin Menilai kebenaran pernyataan perubahan energi listrik Menilai kebenaran pendapat penggunaan energi listrik Menilai kebenaran pernyataan mengenai bahaya energi listrik Membuat alternatif pemecahan masalah tentang penggunaan energi listrik Memperkirakan konsekuensi dari pemilihan alternatif penggunaan energi listrik Membuat kesimpulan tentang energi listrik Menjelaskan pernyataan yang tepat dari hasil analisis. Menjelaskan alasan mengapa mengambil posisi tertentu Menjelaskan cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan Membuat penilaian diri terhadap gagasan sendiri Menilai kembali data-data yang digunakan
1
2
4
4
Validator 3 4
Rerata 4
4
4
3
3,67
3
4
4
3,67
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3,67
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3,67
4
3
4
3,67
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3,67
4
4
4
4
4
4
3
3,67
Komentar (Saran Perbaikan) Soal 1a variabel interpretasi sudah baik. Soal diperjelas lagi “masing-masing 1 pemanfaatan tiap sumber energi” Rubrik penilaian sebaiknya disesuaikan dengan kunci dan soal. Variabel analisis soal 2a sudah baik. Soal sudah baik.
Rubrik penilaian sebaiknya disesuaikan dengan kunci dan soal. Instrumen baik.
soal
sudah
Instrumen baik. Instrumen baik.
soal
sudah
soal
sudah
Rubrik peniaian dilengkapi lagi sehingga dibedakan lagi skor 3 dan 4 Rubrik peniaian dilengkapi lagi sehingga dibedakan lagi skor 3 dan 4 Instrumen soal sudah baik. Instrumen nomor 5a sudah baik. Instrumen nomor 5b sudah baik. Rubrik penilaian sebaiknya disesuaikan dengan kunci dan soal. Instrumen nomor 6a sudah baik. Rubrik penilaian sebaiknya disesuaikan dengan kunci dan soal.
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menguji pandangan sendiri terhadap masalah mengenai penghematan energi
4
4
4
Total Skor
Rata-rata
71
69
69
3,94
3,83
3,83
4
Instrumen nomor sudah baik.
6b
Validator 1 Instrumen penelitian layak diimplementasikan tanpa perbaikan Validator 2 Instrumen penelitian layak diimplementasikan dengan perbaikan Validator 3 Instrumen penelitian layak diimplementasikan dengan perbaikan
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas 3.5.1 Hasil Uji Validitas Setiap Variabel Total Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 30 Interpretasi Pearson Correlation ,733** Sig. (2-tailed) ,000 N 30 Analisis Pearson Correlation ,568** Sig. (2-tailed) ,001 N 30 Evaluasi Pearson Correlation ,722** Sig. (2-tailed) ,000 N 30 Inferensi Pearson Correlation ,557** Sig. (2-tailed) ,001 N 30 Eksplanasi Pearson Correlation ,829** Sig. (2-tailed) ,000 N 30 Regulasi Diri Pearson Correlation ,483** Sig. (2-tailed) ,007 N 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Total
3.5.2 Hasil Uji Validitas Setiap Aspek 3.5.2.1 Validitas Aspek Interpretasi Total
Pearson Correlation
Total 1
Sig. (2-tailed) Membuat kategori
Memahami arti
N
30
Pearson Correlation
,477**
Sig. (2-tailed)
,008
N
30
Pearson Correlation
,721**
Sig. (2-tailed)
,000
N
30
Menjelaskan makna Pearson Correlation
,710**
Sig. (2-tailed)
,000
N
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.2.2 Validitas Aspek Analisis Total
Pearson Correlation
Total 1
Sig. (2-tailed) Menguji gagasangagasan
Mengidentifikasi argumen-argumen
Menganalisis argumen-argumen
N
30
Pearson Correlation
,518**
Sig. (2-tailed)
,003
N
30
Pearson Correlation
,478**
Sig. (2-tailed)
,008
N
30
Pearson Correlation
,624**
Sig. (2-tailed)
,000
N
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.6 Hasil Analisi SPSS Uji Reliabilitas Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0 Excludeda 0 ,0 Total 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,720
6
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Interpretasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen No Res p 1
PreIntK on
Post1Int Kon
SelIntK on
Post2Int Kon
PreInt Eks
Post1Int Eks
SelInt Eks
Post2Int Eks
1,67
2,67
1
2,33
1,67
3,67
2
3
2
2,67
2,67
0
3,33
3
3,33
0,33
3
3
3
3,33
0,33
2,33
2
3,33
1,33
3,33
4
3
2,67
-0,33
2,33
2,33
3
0,67
2
5
1
2,33
1,33
2
2,33
4
1,67
4
6
2
2,67
0,67
1,67
2,33
3,33
1
3,67
7
2,33
3
0,67
2,67
3
4
1
4
8
2,33
2,67
0,33
2,33
1,67
4
2,33
3,67
9
2,33
2,67
0,33
2
1,67
3,33
1,67
3,33
10
1,33
2
0,67
1,67
2
3,67
1,67
4
11
2
3
1
1,67
2,67
3,67
1
3,33
12
2,33
3
0,67
2,31
2
3
1
4
13
2,67
2,67
0
2,33
2,33
3
0,67
2,67
14
1
2,33
1,33
3
2,33
3,67
1,33
3,67
15
2
2,84
0,81
2
2,33
3
0,67
2,33
16
3
2,84
0,81
1,67
1,67
2,67
1
3,08
17
1,67
3,33
1,67
2,67
2,67
3,67
1
2,67
18
2,33
3,67
1,33
3
2
2,33
0,33
2,67
19
2
3
1
2,67
1,33
3,33
2
2,67
20
1,67
3,33
1,67
2
3,33
3,33
0
3
21
1,67
2,67
1
2,67
1,67
4
2,33
3,33
22
2,33
2,84
0,81
2,33
2,33
3,67
1,33
2,33
23
1,67
2,67
1
2,31
2
3
1
2,67
24
2
2,67
0,67
2,33
2,67
3,33
0,67
3,33
25
1,67
3
1,33
3
2,22
3
1,17
1,33
26
1,67
2,84
0,81
1,67
2,22
3,67
1,17
3
27
2,33
3
0,67
2,67
28
1,33
2,67
1,33
3
29
2,67
3,33
0,67
2
30
1
2,84
0,81
1,33
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Analisis Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen No Re sp 1
PreAna Kon
Post1An aKon
SelAna Kon
Post2An aKon
PreAna Eks
Post1An aEks
SelAna Eks
Post2An aEks
1
1,33
0,33
2
2
4
2
3,67
2
1,33
2,67
1,33
3
1,67
3
1,33
2,33
3
2
2,33
0,33
2,33
2,33
3,33
1
2
4
1,67
2,67
1
2
1,67
2,33
0,67
2
5
2
3,33
1,33
2
2,33
4
1,67
3,33
6
2,67
2,33
-0,33
1,67
2,67
3,33
0,67
3
7
1,67
3
1,33
2
2,33
3,33
1
3,33
8
1,67
1,67
0
1,67
2
3,33
1,33
3
9
1,67
2,67
1
2,33
2,67
3,33
0,67
3
10
2,33
2
-0,33
2
2,67
3,67
1
3
11
2,33
3
0,67
1,33
1
2,67
1,67
2,67
12
2,33
3,67
1,33
2,03
2,67
3,33
0,67
3
13
2,33
2,33
0
2,33
2,67
3,67
1
3,33
14
2
2,67
0,67
2
1,33
2
0,67
3,33
15
2
2,51
0,51
1,67
2
2,67
0,67
2,67
16
2
2,51
0,51
2
2,67
3,67
1
2,81
17
2,67
3,33
0,67
2,33
2
3
1
2,67
18
1
3
2
2,33
2,33
2,67
0,33
2,33
19
3
3,33
0,33
2,67
1,33
2,67
1,33
3
20
1,33
1,67
0,33
1,67
3
3,67
0,67
2,33
21
1,67
1,33
-0,33
2
2,33
3
0,67
3
22
3
2,51
-0,49
1,33
2,33
2,67
0,33
2,67
23
1,67
2
0,33
2,03
3
3,33
0,33
2,67
24
2,33
2,33
0
2
2
3,33
1,33
3
25
2,33
2,33
0
2,67
2,21
2,33
0,13
2,33
26
1,33
2,51
1,17
1,67
2,21
3,33
1,13
2,67
27
3,67
3,33
-0,33
2,67
28
1,67
2,33
0,67
2,67
29
1,67
2
0,33
1,67
30
1,67
2,51
0,84
1
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data 4.3.1 Kemampuan Interpretasi Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova PreIntKon
Statistic ,140
df 26
Shapiro-Wilk
Sig. Statistic ,200* ,944
df 26
Sig. ,169
Post1IntKon
,170
26
,052
,929
26
,072
SelIntKon
,160
26
,087
,961
26
,411
Post2IntKon
,162
26
,061
,928
26
,069
PreIntEks
,156
26
,055
,953
26
,276
Post1IntEks
,168
26
,058
,927
26
,065
SelIntEks
,149
26
,145
,959
26
,378
*
,945
26
,175
Post2IntEks
,112 26 ,200 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
4.3.2 Kemampuan Analisis Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova PreAnaKon Post1AnaKon
Statistic ,135
df
df 26
Sig. ,327
26
,087
,962
26
,428
,119
26
*
,955
26
,310
,168
26
,053
,932
26
,087
,148
26
,148
,939
26
,129
Post1AnaEks
,164
26
,062
,940
26
,136
SelAnaEks
,167
26
,057
,950
26
,228
Post2AnaEks ,171 26 ,050 *. This is a lower bound of the true significance.
,948
26
,205
SelAnaKon Post2AnaKon PreAnaEks
,159
26
Shapiro-Wilk
Sig. Statistic * ,200 ,956 ,200
a. Lilliefors Significance Correction
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.4 Hasil SPSSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal 4.4.1 Kemampuan Interpretasi Group Statistics Kelompok Kelompok Interpretasi PreIntKon Kontrol Eks Kelompok Interpretasi Eksperimen
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
30
2,0222
,58022
,10593
26
2,2222
,47765
,09367
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
Equal variances PreIntK assumed onEks Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means Std. Sig. Mean Error (2Differen Differen tailed) ce ce
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
F
Sig.
t
df
1,469
,231
-1,395
54
,169
-,20000
,14340
-,48750 ,08750
-1,414
53,874
,163
-,20000
,14141
-,48352 ,08352
4.4.2 Kemampuan Analisis Group Statistics Kelompok Kelompok Analisis PreAnaKon Kontrol Eks Kelompok Analisis Eksperimen
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
30
2,0000
,60648
,11073
26
2,2083
,50607
,09925
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means Variances 95% Confidence Std. Sig. Mean Interval of the Error F Sig. t df (2Differen Difference Differe tailed) ce nce Lower Upper Equal variances PreAna assumed KonEks Equal variances not assumed
,656
,422
-1,383
54
-1,401 53,934
,172
-,20833 ,15065 -,51036 ,09370
,167
-,20833 ,14870 -,50646 ,08980
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan 4.5.1 Kemampuan Interpretasi Group Statistics Kelompok Selisih Interpretasi SelIntK Kontrol onEks Selisih Interpretasi Eksperimen
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
30
,8133
,47205
,08618
26
1,1667
,59628
,11694
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
Equal variance s SelInt assumed KonEk Equal s variance s not assumed
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
df
1,539
,220
-2,473
54
-2,432 47,462
Std. Sig. Mean Error (2Differen Differe tailed) ce nce
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
,017
-,35333 ,14286 -,63976
-,06691
,019
-,35333 ,14527 -,64550
-,06117
4.5.2 Kemampuan Analisis Group Statistics Kelompok Selisih Analisis SelAna Kontrol KonEks Selisih Analisis Eksperimen
Std. Std. Error Deviatio Mean n
N
Mean
30
,5067
,61973
,11315
26
,9335
,45651
,08953
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
Sig.
t-test for Equality of Means
t
df
Std. Sig. Mean Error (2Differen Differe tailed) ce nce
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Equal variance s SelAn assumed aKonE Equal ks variance s not assumed
2,352
,131
-2,895
54
-2,958 52,712
,005
-,42679 ,14743 -,72237
-,13122
,005
-,42679 ,14428 -,71623
-,13736
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan Effect size kemampuan interpretasi:
Effect size kemampuan analisis:
Persentase pengaruh penggunaan model
Persentase pengaruh penggunaan model
PBL terhadap kemampuan interpretasi:
PBL terhadap kemampuan analisis:
2
R =r
2
R2 = r2
= (0,32)2
= (0,36)2
= 0,10
= 0,13
Persentase = R2 x 100%
Persentase = R2 x 100%
= 0,10 x 100%
= 0,13 x 100%
= 10%
= 13%
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I 4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Interpretasi Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Persentase
Persentase
=
=
=
=
=
=
=
=
= 40%
= 52,25%
Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Analisis Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Persentase
Persentase
=
=
=
=
=
=
=
=
= 25%
= 42,72%
2.2.1
Hasil SPSS Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
4.7.2.1 Kemampuan Interpretasi Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PreIntKon
2,0222
30
,58022
,10593
Post1IntKon
2,8400
30
,34039
,06215
PreIntEks
2,2222
26
,47765
,09367
Post1IntEks
3,3846
26
,42887
,08411
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
PreIntKon & Post1IntKon
30
,387
,035
Pair 2
PreIntEks & Post1IntEks
26
,116
,574
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Std. Interval of the Deviat Error Difference ion Mean Lower Upper
Mean
Pair 1
Pair 2
PreInt Kon Post1I ntKon PreInt Eks Post1I ntEks
t
df
Sig. (2tailed)
-,81778
,54733
,09993
-1,02215 -,61340
-8,184
29
,000
-1,16239
,60388
,11843
-1,40631 -,91848
-9,815
25
,000
4.7.2.2 Kemampuan Analisis Paired Samples Statistics
Pair 1
PreAnaKon Post1AnaKo n
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
30
,60648
,11073
2,5067
30
,58800
,10735
Mean
N
2,0000
Pair
PreAnaEks
2,2083
26
,50607
,09925
2
Post1AnaEks
3,1410
26
,51789
,10157
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
PreAnaKon & Post1AnaKon
30
,462
,010
Pair 2
PreAnaEks & Post1AnaEks
26
,602
,001
Mean
Pair 1
Pair 2
PreAnaKo nPost1Ana Kon PreAnaEks Post1AnaE ks
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Interval of the Std. Dev Difference Error iati Mean Lowe Uppe on r r
t
df
Sig. (2tailed )
-,50667 ,61973
,11315
-,73808
-,27526
-4,478
29
,000
-,93269 ,45690
,08961
-1,11724 -,74815
-10,409
25
,000
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.7.3 Perhitungan Persentase Gain Score 4.7.3.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Interpretasi Kelompok Kontrol Gain Score
f
1,67
2
1,33
5
1
5
0,81
5
0,67
7
0,33
3
0
2
-0,33
1
Kelompok Eksperimen Gain Score
f
2,33
2
2
2
1,67
3
1,33
3
1,17
2
1
7
0,67
4
0,33
2
0
1
4.7.3.2 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 0,67 Kemampuan Interpretasi Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Frekuensi gain score ≥ 0,67 sebanyak 24
Frekuensi gain score ≥ 0,67 sebanyak 23
siswa
siswa
Persentase
Persentase
=
=
=
=
=
=
= 80%
= 88,46%
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.7.3.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Analisis Kelompok Kontrol Gain Score
f
2
1
1,33
4
1,17
1
1
2
0,84
1
0,67
4
0,51
2
0,33
6
0
4
-0,33
4
-0,49
1
Kelompok Eksperimen Gain Score
f
2
1
1,67
2
1,33
4
1,13
1
1
6
0,67
8
0,33
3
0,13
1
4.7.3.4 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 0,75 Kemampuan Analisis Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Frekuensi gain score ≥ 0,75 sebanyak 9
Frekuensi gain score ≥ 0,67 sebanyak 14
siswa
siswa
Persentase
Persentase
=
=
=
=
=
=
= 30%
= 53,84%
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.8 Hasil Manual Besar Peningkataan Rerata Pretest ke Posttest I 4.8.1 Kemampuan Interpretasi 4.8.1.1 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kelompok Kontrol
R2 = r2
Kelompok Eksperimen
R2 = r2
= (0,83)2
= (0,87)2
= 0,69
= 0,77
Persentase = R2 x 100%
Persentase = R2 x 100%
= 0,69 x 100%
= 0,77 x 100%
= 69%
= 77%
4.8.2 Kemampuan Analisis 4.8.2.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R2 = r2
R2 = r2
= (0,63)2
= (0,9)2
= 0,40
= 0,81 2
Persentase = R x 100%
Persentase = R2 x 100%
= 0,40 x 100%
= 0,81 x 100%
= 40%
= 81%
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest I 4.9.1 Kemampuan Interpretasi 4.9.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol Correlations PreIntKon PreIntKon
Pearson Correlation
Post1IntKon
1
Sig. (2-tailed)
,035
N Post1IntKon
,387*
Pearson Correlation
30
30
*
1
,387
Sig. (2-tailed)
,035
N
30
30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
4.9.1.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen Correlations PreIntEks PreIntEks
Pearson Correlation
Post1IntEks
1
Sig. (2-tailed)
,574
N Post1IntEks
,116
26
26
Pearson Correlation
,116
1
Sig. (2-tailed)
,574
N
26
26
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
4.9.2 Kemampuan Analisis 4.9.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol Correlations PreAnaKon PreAnaKon
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N Post1AnaKon
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Post1AnaKon ,462* ,010
30
30
*
1
,462
,010 30
30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.9.2.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen Correlations PreAnaEks PreAnaEks
Pearson Correlation
Post1AnaEks 1
Sig. (2-tailed) N Post1AnaEks
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,602** ,001
26
26
**
1
,602
,001 26
26
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan 4.10.1 Kemampuan Interpretasi 4.10.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Pair 2
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post1IntKon
2,8400
30
,34039
,06215
Post2IntKon
2,3095
30
,49463
,09031
Post1IntEks
3,3846
26
,42887
,08411
Post2IntEks
3,0799
26
,66185
,12980
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
Post1IntKon & Post2IntKon
30
,157
,408
Pair 2
Post1IntEks & Post2IntEks
26
,494
,010
Mean Post1IntK on Pair 1 Post2IntK on Post1IntE ks Pair 2 Post2IntE ks
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Interval of the Std. Error Deviatio Difference Mean n Lower Upper
t
df
Sig. (2tailed)
,53048
,55478
,10129
,32332
,73764
5,237
29
,000
,30467
,58426
,11458
,06869
,54066
2,659
25
,013
4.10.1.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Posttest I ke Posttest II Persentase Peningkatan Rerata Posttest I ke Posttest II Kelompok Kontrol Persentase
Kelompok Eksperimen Persentase
=
=
=
=
=
=
=
=
= -19,01%
= -9,17%
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.10.1.3 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Pretest ke Posttest II Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Pair 2
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PreIntKon
2,0222
30
,58022
,10593
Post2IntKon
2,3095
30
,49463
,09031
PreIntEks
2,2222
26
,47765
,09367
Post2IntEks
3,0799
26
,66185
,12980
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
PreIntKon & Post2IntKon
30
,082
,667
Pair 2
PreIntEks & Post2IntEks
26
,004
,985
Mean PreIntKon Pair 1 Post2IntKo n PreIntEks Pair 2 Post2IntEks
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Std. Interval of the Deviatio Error Difference n Mean Lower Upper
t
df
Sig. (2tailed)
-,28730
,73092
,13345
-,56023
-,01437
-2,153
29
,040
-,85772
,81471
,15978
-1,18679
-,52865
-5,368
25
,000
4.10.2 Kemampuan Analisis 4.10.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest 1 ke Posttest II Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Pair 2
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post1AnaKon
2,5067
30
,58800
,10735
Post2AnaKon
2,0356
30
,44926
,08202
Post1AnaEks
3,1410
26
,51789
,10157
Post2AnaEks
2,8133
26
,42248
,08286
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
Post1AnaKon & Post2AnaKon
30
,247
,189
Pair 2
Post1AnaEks & Post2AnaEks
26
,407
,039
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Std. Interval of the Deviat Error Difference ion Mean Lower Upper
Mean Post1Ana Kon Pair 1 Post2Ana Kon Post1Ana Eks Pair 2 Post2Ana Eks
t
df
Sig. (2tailed)
,47103
,64598 ,11794
,22982
,71225
3,994
29
,000
,32769
,51823 ,10163
,11838
,53701
3,224
25
,004
4.10.2.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Posttest I ke Posttest II Persentase Peningkatan Rerata Posttest I ke Posttest II Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Persentase
Persentase
=
=
=
=
=
=
=
=
= -18,80%
= -10,50%
4.10.2.3 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Pretest ke Posttest II Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Pair 2
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PreAnaKon
2,0000
30
,60648
,11073
Post2AnaKon
2,0356
30
,44926
,08202
PreAnaEks
2,2083
26
,50607
,09925
Post2AnaEks
2,8133
26
,42248
,08286
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
PreAnaKon & Post2AnaKon
30
,112
,554
Pair 2
PreAnaEks & Post2AnaEks
26
,023
,911
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mean PreAnaKo nPair 1 Post2Ana Kon PreAnaEk sPair 2 Post2Ana Eks
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Std. Interval of the Deviatio Error Difference n Mean Lower Upper
t
df
Sig. (2tailed)
-,274
29
,786
-4,733 ,34175
25
,000
-,03563
,71298
,13017 -,30187 ,23060
-,60500
,65175
,12782 -,86825
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran4.11 Transkrip Wawancara Siswa 4.11.1 Wawancara I Siswa A Sebelum Perlakuan Hari/Tanggal : Rabu, 21 September 2016 Baris 1 2 3 4
P SA P SA
: : : :
5
P
:
7 8
SA P
: :
10
SA
:
11
P
:
13
SA
:
14
P
:
16
SA
:
17
P
:
19
SA
:
Wawancara I Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa? Suka, bisa tahu tentang alam Bagaimana biasanya cara gurumu mengajar IPA? Dijelaskan di depan kelas dan pakai buku Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA dengan metode ceramah? Mengapa? Senang tapi kadang-kadang bosan Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA dengan model/metode lain (selain ceramah)? Pernah, waktu pelajaran IPA percobaan
Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 1a, 1b, dan 1c? Bisa, tidak merasa kesulitan Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 2a, 2b, dan 2c? Bisa, tidak merasa kesulitan
Dari soal 1 dan 2, manakah yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? Soal nomor 2 karena sulit waktu mencari alasan yang benar.
Keterangan
Metode ceramah (W1 SA B4)
Metode Percobaan (W1 SA B10)
Bisa mengerjakan (W1 SA B13)
Tidak merasa kesulitan (W1 SA B16)
Sulit nomor 6 (W1 SA B19)
4.11.2 Wawancara II Siswa A Sesudah Perlakuan Hari/ Tanggal : Senin, 3 Oktober 2016 Baris 1
P
:
3
SA
:
4
P
:
6
SA
:
7
P
:
9
SA
:
10
P
:
12
SA
:
Wawancara II Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA menggunakan model PBL? Senang karena bisa belajar sama kelompok Apakah kamu lebih memahami materi IPA dibandingkan sebelumnya? Iya, lebih ngerti tentang materi.
Apakah belajar IPA dengan model PBL lebih menarik daripada metode ceramah? Iya, jadi tidak bosan
Keterangan
Senang (W1 SA B3)
Model PBL membantu memahami materi (W2 SA B6)
Model PBL lebih menarik (W2 SA B9)
Apakah kamu merasa kesulitan ketika belajar IPA dengan model PBL? Mengapa? Agak kesulitan ketika mencari jawaban dari masalah
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
P
:
15
SA
:
16
P
:
18
SA
:
19
P
:
21
SA
:
Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1a, 1b, dan 1c? Iya, lebih bisa ngerjakan. Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2a, 2b, dan 2c? Iya, jadi lebih bisa ngerjakan.
Apakah belajar IPA dengan model PBL mempermudah kamu untuk mengerjakan soal yang sulit? Iya jadi lebih ngerti materi jadi bisa ngerjakan soal
Bisa mengerjakan (W2 SA B15)
Lebih bisa mengerjakan (W2 SA B18)
PBL mempermudah mengerjakan soal (W2 SA B21)
4.11.3 Wawancara I Siswa B Sebelum Perlakuan Hari/Tanggal : Rabu, 21 September 2016 Baris 1 2
P SB
: :
4 5
P SB
: :
7
P
:
9
SB
:
12 13
P SB
: :
15 16
P SB
: :
Wawancara I Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa? Ya senang, karena IPA tidak susah seperti Matematika, tidak hitung-hitungan. IPA belajar tumbuhan. Biasanya bagaimana cara gurumu mengajar IPA? Biasanya itu dijelasin dulu, terus ditanya yang belum bisa, terus disuruh mengerjakan soal di buku. Apakah kamu merasa senang dengan gurumu mengajar IPA menggunakan metode ceramah? Mengapa? Ceramah itu menjelaskan di depan ya. Kalau Bu guru menjelaskan di depan ya senang, karena kan dijelaskan jadi saya tambah tau jadi bisa buat belajar di rumah. Apakah gurumu pernah mengajar IPA dengan metode lain? Metode lain dibuat kelompok-kelompok gitu, belajar bareng mengerjakan soal. Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 1a, 1b, dan 1c? Itu bingung, belum pernah dijelaskan Bu guru soalnya
17 18
P SB
: :
Apakah kamu bisa mengerjakan soal 2a, 2b, 2c? Bisa. Tapi tidak tahu benar apa tidak, tapi saya isi kemarin.
19
P
:
21
SB
:
Dari soal nomor 1 dan nomor 2, manakah yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? Emm nomor 2. Saya bingung
Keterangan Senang belajar IPA Ceramah, mengerjakan soal
Senang ceramah
Bingung (W1 SB B16) Ragu-ragu (W1 SB B18)
Bingung (W1 SB B21)
4.11.4 Wawancara II Siswa B Sesudah Perlakuan Hari/ Tanggal : Senin, 3 Oktober 2016 Baris 1
P
:
3
SB
:
5
P
:
Wawancara II Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA menggunakan model PBL? Senang, kemarin juga ada percobaan, ada lampu-lampu juga, menarik dan saya lebih bisa mudeng.
Keterangan
Model PBL membantu siswa (W2 SB B3)
Apakah kamu lebih memahami materi IPA dibandingkan
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
SB
:
9
P
:
11
SB
:
14
P
:
16
SB
:
18
P
:
20
SB
:
22
P
:
24
SB
:
25
P
:
27
SB
:
sebelumnya? Iya, karena kemarin belajarnya bareng-bareng, terus bukabuka buku, jelas. Apakah belajar IPA dengan model PBL lebih menarik daripada metode ceramah? Menarik, karena menggunakan alat-alat sederhana, bekerja kelompok bareng-bareng. Terus maju juga dan dijelasin lagi sama Pak guru. Apakah kamu merasa kesulitan ketika belajar IPA dengan model PBL? Mengapa? Senang, karena ada alat-alat sederhana, kegiatannya dijelasin jelas, tidak bingung. Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1a, 1b, dan 1c? Iya bisa, saya kemarin bisa mengisi semua yang nomor 1. Soalnya kan sudah dipelajari, saya juga masih ingat. Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2a, 2b, 2c? Yang kemarin nomor 2 saya juga bisa mengerjakan
Apakah belajar IPA dengan model PBL mempermudah kamu untuk mengerjakan soal yang sulit? Iya, soalnya jadi tahu beneran jadi bisa mengisi.
Tidak mengalami kesulitan (W2 SB B7)
Menarik (W2 SB B11)
Tidak bingung (W2 SB B16)
Bisa mengerjakan (W2 SB B20)
Bisa mengerjakan (W2 SB B24)
Model PBL memudahkan siswa (W2 SB B27)
4.11.5 Wawancara I Siswa C Sebelum Perlakuan Hari/Tanggal : Rabu, 21 September 2016 Baris 1
P
:
Wawancara Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
2 3
SC P
:
Senang Bagaimana biasanya cara gurumu mengajar IPA?
4 6
SC P
:
8 9
SC P
:
12 13 15
SC P SC
16 18
P SC
:
:
Menjelaskan materi, pernah membawa alat dari rumah Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA dengan metode ceramah? Mengapa? Agak senang Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA dengan model/metode lain (selain ceramah)? Pernah praktik Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 1a, 1b, dan 1c? Agak, tapi sulit
Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 2a, 2b, dan 2c? Em agak, soalnya sulit
Keterangan Senang Belajar IPA Menjelaskan materi (W1 SC B3) Senang metode ceramah (W1 SC B6)
Tidak bisa mengerjakan (W1 SC B15) Tidak bisa mengerjakan
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(W1 SC B18) 19
P
:
21
SC
:
Dari soal 1 dan 2, manakah yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? Nomor 2. Karena sulit.
Soal nomor 4 sulit (W1 SC B21)
4.11.6 Wawancara II Siswa C Sesudah Perlakuan Hari/ Tanggal : Senin, 3 Oktober 2016 Baris 1
P
3
SC
4
P
6
SC
7
P
9
SC
10
P
12
SC
13
P
15
SC
16
P
18
SC
19
P
:
22
SC
:
:
:
:
:
:
:
Wawancara Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA menggunakan model PBL? Senang, soalnya praktik Apakah kamu lebih memahami materi IPA dibandingkan sebelumnya? Iya, lebih paham
Apakah belajar IPA dengan model PBL lebih menarik daripada metode ceramah? Iya soalnya kemarin praktik Apakah kamu merasa kesulitan ketika belajar IPA dengan model PBL? Mengapa? Tidak, soalnya belajarnya praktik bareng sama teman Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1a, 1b, dan 1c? Bisa, semuanya saya kerjakan.
Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2a, 2b, dan 2c? Bisa sedikit.
Apakah belajar IPA dengan model PBL mempermudah kamu untuk mengerjakan soal yang sulit? Iya, soalnya sebelumnya sudah dipelajari
Keterangan
Perasaan senang (W2 SC B3)
Memahami materi (W2 SC B6)
PBL menarik (W2 SC B9)
Tidak kesulitan (W2 SC B12)
Bisa mengerjakan (W2 SC B15)
Bisa mengerjakan (W2 SC B18)
Lebih bisa mengerjakan (W2 SC B22)
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.12 Transkrip Wawancara Guru Hari/ Tanggal : Senin, 3 Oktober 2016 Baris 1
P
:
4
G
:
7
P
:
9
G
:
10
P
:
12
G
:
16
P
:
18
G
:
21
P
:
23
G
:
24
P
:
27
G
:
31
P
:
33
G
:
Wawancara I Apakah model pembelajaran yang biasa Bapak gunakan untuk mengajar mata pelajaran IPA? Mengapa memilih model pembelajaran tersebut? IPA itu akan mudah dipahami kalau menggunakan praktik. Biasanya saya kalau mengajar juga melakukan percobaan tetapi tergantung sama materinya juga. Apakah sebelumnya Bapak pernah menggunakan model PBL dalam mengajar mata pelajaran IPA? Belum pernah kalau PBL, kalau eksperimen sudah.
Apakah terdapat kesulitan yang Bapak temui ketika menggunakan model PBL? Kalau kemarin kesulitannya itu anak masih susah menemukan masalah dari kasus, inti dari masalah masih bingung. Karena mungkin ini baru pertama kali menggunakan model PBL di kelas.
Bagaimana pendapat Bapak mengenai proses pembelajaran menggunakan model PBL? Menggunakan model PBL baik, menarik, model PBL dapat memicu anak untuk berpikir lebih mendalam, berpikir kreatif, ada kerjasama yang baik dengan teman-temannya. Apakah model PBL efektif jika diterapkan dalam pembelajaran IPA? Iya, efektif untuk kegiatan pembelajaran apalagi IPA. Anak-anak juga masih ingat pada materi yang diajarkan
Apakah ada perbedaan dalam hal keaktifan, minat, ataupun konsentrasi antara kelompok kontrol dan eksperimen saat pembelajaran berlangsung. Kalau kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak ada perbedaannya, mungkin cara penyampaiannya yang berbeda. Kelas kontrol pakai penjelasan saja atau ceramah, sedangkan kelas eksperimen banyak kegiatan.
Apa saran Bapak untuk pembelajaran menggunakan model PBL? Sarannya untuk pembelajaran PBL itu mungkin perlunya mengkondisikan siswa dan disosialisasikan dengan jelas langkah-langkah PBL karena langkah-langkah PBL banyak sehingga banyak siswa yang mungkin ada yang bingung.
Keterangan
Menggunakan eksperimen (W G B4)
PBL belum pernah diterapkan (W G B9)
Mengalami kesulitan karena model PBL baru pertama digunakan (W G B12)
Model PBL mendorong anak berpikir kreatif (W G B18)
Efektif menggunakan model PBL (W G B23)
Tidak ada perbedaan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (W G B27)
Perlunya koordinasi dengan guru mitra (W G B33)
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran Kelompok Eksperimen
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembelajaran Kelompok Kontrol
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CURRICULUM VITAE
Nurmitasari merupakan anak ketiga dari pasangan Partosuwito Tito dan Rubini. Lahir di Purworejo tanggal 7 Agustus 1995. Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar Negeri Rejosari pada tahun 2001 sampai tahun 2007 kemudian pada tahun 2007-2010 melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Purworejo. Peneliti selanjutnya menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Purworejo pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013 kemudian melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2013 sampai sekarang. Semasa menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma, penulis pernah mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan di antaranya: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nama Kegiatan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Seminar “Reinventing Childhood Education” Kuliah Umum PGSD “Indonesia Mengajar” Week-End Moral Kolaborasi wayang kulit duo dalang dan tari “Pandawa Membangun Pura Kencana” Seminar Love Datting and Sex “Pacaran dengan Akal Sehat” PPKM I LDK “Aku Seorang Pemimpin,, Bukan Bos!” INFISA PPKM II Makrab FKM 2014 English Club for 4 semester Parade Gamelan Anak ke-8 se-Yogyakarta dan Jawa Tengah UKM Pengabdian Masyarakat Penguasaan Bahasa Inggris Aktif
Tahun 2014 2015 2014 2014 2014
Peran Peserta Peserta Peserta Peserta Anggota Seksi
2014
Peserta
2014 2013 2013 2014 2014 2013-2015 2015
Peserta Peserta Peserta Peserta Anggota Seksi Peserta Anggota Seksi
2013-2014 2016
Pengajar Aktif Peserta
189