PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDNPERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Tita Andriani NIM: 131134225
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN PERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Tita Andriani NIM: 131134225
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN Ⅳ10DEL PROBLEMB/4SED 4Z1//SIDAN AⅣ IPUAN Eレ う 二ν RAttσ TERHADAP KEⅣ 賃 コWRE′ Ⅵ野 PADA MATA PELAJARAN IPA KELASIV SD N PERUⅣ lNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA /
Oleh:
Tita Andriani NIⅣ I:131134225
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
_千注 π 」 グ く \
・
G.Ari Nugr2血 allta,S.J,S.S.,BST.,lvI.A.
Tanggal:13 Deselllbcr 2016
Pcmbilnbing II
Kintall Limial■ sih,S.Pd.,Nl.Pd.
Tanggal: 13 Desember 20i5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada: 1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya. 2. Orangtua yang selalu mendoakan dan mendukung. 3. Kakak dan adikku yang selalu memberi semangat dan dukungan. 4. Almamater kebanggaanku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberi semangat dan motivasi.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “The future depends on what we do today” Mahatma Gandhi Man jadda wajada, man shobaru zhafira, man yazro’ yahsud (Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil, Siapa yang bersabar akan beruntung, Siapa yang menanam akan menuai)
Hal yang paling penting untuk mencapai keberhasilan adalah berani memulainya
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Januari 2017
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEⅣ IBAR
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILDIIIAⅡ UNTUK ICEPENTINGAN AKADEⅣ
IIS
Yang bertanda tangan di bawah ini,saya mahasiswa Umversitas Sanata Dhanna:
Nalna:Tita Andriani
NIM
:131134225
E)cllni pengembangan ihu peIIlgetahuan,saya lnembenkan kepada peTustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang belJudul: Ⅳ10DEL PRθ B″ ″レ 4SED 2-σ PENERAPAN じИSJ DAN〃 Ⅵ剛ワuり嘔I PADA DIATA TERHADAP KEDIAMPUAN E馳 PELAJARAN IPA KELAS IV SDN PERUPINAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA",bese■ ap∝狙 gkat yang dゎ crlukan Oila ad→ “PENGARUH
.
Dengan demikian saya nlemberikan kepada pcrpustakaan Umversitas Sanata Dhttma unmk menyimpan,mcngalttkm dalaln bentulc media lain,mcngelolanya dalam
bel■ mk
pangkalan
data,
mendistnbusikan
secara
tcrbatas,
dan
melllpublikasikamya di intemd ttau media lain und kepentillgan akadu..is tanpa perlu meminta」 in dari saya mauplln memberi royalti kepada saya selama tetap FnenCantumkan llama saya sebagai penulis.
Delnikian pemyataan ini yang saya buat dengan sф enamya.
Dibuat di YogyakaЁ a Pada tanggal:18 Jalluan 2017
Yan&fi$gpyatakan,
Vll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN PERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA
Tita Andriani Universitas Sanata Dharma 2017 Kata kunci: model Problem Based Learning, kemampuan evaluasi, kemampuan inferensi, mata pelajaran IPA. Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya tingkat kemampuan IPA siswa Indonesia pada penelitian PISA tahun 2012 dan 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental tipe non-equivalent control group design. Sampel penelitian ini sebanyak 56 orang, terdiri dari 26 orang kelas IV B sebagai kelompok eksperimen dan 30 siswa kelas IV C sebagai kelompok kontrol. Treatment yang diterapkan di kelompok eksperimen adalah model PBL. Ada 5 langkah dalam model PBL yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, melakukan penyelidikan individual atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Model PBL berpengaruh terhadap terhadap kemampuan evaluasi. Skor rerata selisih kelompok eksperimen (M = 0,68, SE = 0,07) lebih tinggi daripada rerata selisih kelompok kontrol (M = 0,44, SE = 0,09). Perbedaan skor signifikan t(54) = -2,068, p = 0,043 (p < 0,05). Effect size model PBL terhadap kemampuan evaluasi adalah 0,26 atau setara dengan 7%. 2) Model PBL berpengaruh terhadap terhadap kemampuan inferensi. Skor rerata selisih kelompok eksperimen (M = 0,76, SE = 0,09) lebih tinggi daripada rerata selisih kelompok kontrol (M = 0,32, SE = 0,09). Perbedaan skor signifikan t(54) = -3,28, p = 0,002 (p < 0,05). Effect size model PBL terhadap kemampuan inferensi adalah 0,41 atau setara dengan 17%.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE EFFECTS OF THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL ON THE ABILITY TO EVALUATE AND INFERENCE IN SCIENCE SUBJECT FOR THE FOURTH GRADE STUDENTS IN PERUMNAS CONDONGCATUR YOGYAKARTA ELEMENTARY SCHOOL Tita Andriani Sanata Dharma University 2017 Keywords: PBL model, the ability to evaluate, the ability to analyze, natural science subject. The background of this study was directed to the concern about the low of students science ability at Indonesian country according to PISA 2012 and 2015 research. The aims of the study was to find out the effect of the implementation of inquiry method on the ability to apply and analyze in science subject for the fourth grade students in Perumnas Condongcatur Yogyakarta Elementary School. This study used quasi experimental research with nonequivalent control group design. The samples were 56 students, consist of 26 students class IVB as the experimental group and 30 students of class IV C as the control group. The treatment for the experimental group was PBL model. There are 5 steps including orientate students toward the problem, organize students to study, lead the individual or group inquiry, develop and present the result, and analyze and evaluate problem solving. The result of this study showed that 1) PBL model affects on the ability to evaluate. The average score of the experimental group (M = 0,68, SE = 0,07) was higher than control groups (M = 0,44, SE = 0,09). The difference was significant t(54) = -2,06, p = 0,043 (p < 0,05). The effect size on the ability to evaluate was 0,26, as same as 7%. 2) PBL model affects on the ability to inference. The average score of the experimental group (M = 0,76, SE = 0,09) was higher than control groups (M = 0,32, SE = 0,09). The difference was significant t(54) = 3,28, p = 0,002 (p < 0,05). The effect size on the ability to inference was 0,41, as same as 17%.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya seingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI PADA
MATA
PELAJARAN
IPA
KELAS
IV
SDN
PERUMNAS
CONDONGCATUR YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peniliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, peneliti mengucapkan terimakasi kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma
Yogyakarta. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil
Ketua
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan mendukung dengan sabar dan bijaksana. 5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mendukung dengan penuh kesabaran. 6. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. selaku Dosen Penguji III yang telah memberi masukan dengan bijaksana. 7. Mukija, S.Pd.SD. selaku kepala SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta yang telah memberi ijin melakukan penelitian. 8. Cahyo Arif Nugroho, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Siswa kelas IV B dan IV C SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 yang telah terlibat dalam penelitian. 10. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi. 11. Kedua orangtuaku, Timbul dan Fifi Sisterani yang dengan tulus selalu menyertaiku dengan doa, kasih sayang, perhatian, nasihat, semangat, dan materi. 12. Kakakku Tito Andriant yang selalu memberi semangat dan mendoakanku. 13. Sutikno dan Retno yang selalu memberi semangat dan mendoakanku. 14. Adikku Daffa Karim A yang selalu mendukung dan menghiburku. 15. Sahabatku penelitian kolaboratif payung Mita, Tami, Desy, Sita, Widi, Cahya, Wati, Vero, Listy, dan Cicil yang telah memberikan bantuan selama melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi. 16. Sahabat-sahabatku yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, namun selalu mendukung dan memberi semangat dalam penyelesaian skripsi. 17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, namun telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan peneliti. Segala kritik dan saran yang membangun akan peneliti terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.
Peneliti
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALADIIAN JUDUL.… ⅡALAⅣ 臥
・i …………………・…………………………………………………………・
N PERSETUJUAN PEDIBIPIBING.…
ⅡALADIAN
……………………………………… ii
PENGESAⅡ AN.… …….… ………・・……………………………………………… 五i
PERSEPIBAIIAN.… ¨………………………………………………■・……………………¨……………・・……………iV Ⅳ10TTO.… ………………………………………………………………………………………………・ ・V
PENYATAAN KEASLIAN KARYA.…
……………………………………………………・Vi
LEⅣIBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN.■
ABSTRAK.…
.… ……………………………………・Vii
………………………………………………………………………………………… Vi五
∠BSTRZCr.… …………………………………………………………………………………………・iX
KATA PENGANTAR。
………………………………………………………………………………・X
DAFTAR ISI.… ………………………………………………………………………………………l Xii
DAFTAR TABEL.…
………………………………………………………………………………・XVi
DAFTAR GAPIBAR.…
………………………………………………………………………… XVi五
DAFTAR LAⅣ IPIRAN.… ………………………………………………………………………・X破 BABIPENDAHULUAN.…
・1 ………………………………………………………………………・
1.l Latar Belakang Masalah.… …………………・………………………………・…………・ 1 1.2 Rumusan IIasalah.… ……………………………………………………………¨……………………………¨……¨ ・5 1.3 Tttuan PCnelitian.… ……………………………………………………………・ ・`… ………5 1.4 Manfaat Penelitian.… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 5 1.5 Dcfmisi Operasional.… …………………………………………………………………… 6
BABII LANDASAN TEORI..:.…
………………………………………………………………・7
2.l ICttian PuStaka._"… …… ・ ・ ・ ・………………………………………………… ・ ・………¨……………………7 ……………… 2.1.l Teo五 ― teo五 yang nlendulalng… … ・7 ……………………………………………………………………………
2.1.1.lTco五 Pcrkembangan Anak.… …………………………………………………… ・7 ……………………
21.1.2 Modcl Pcmbcttarall.… … … … … … … … … … … … … … … … …10 2 1 1 3 ModclPBL.… ……………………………………………………………………………… 10 2.1.1.4 Bcrpikir K●
tis.¨
¨¨…………………………………………………………………………………………… 15
Xll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.5 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ............................. 17 2.1.1.6 Materi Pembelajaran IPA Kelas IV ............................................ 18 2.2 Penelitian-Penelitian Relevan .................................................................. 23 2.2.1 Penelitian tentang Model PBL .......................................................... 23 2.2.2 Penelitian tentang Berpikir Kritis...................................................... 24 2.3 Kerangka Berpikir.................................................................................... 26 2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................28 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 28 3.2 Setting Penelitian ..................................................................................... 29 3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................................... 29 3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................... 30 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................ 31 3.3.1 Populasi ............................................................................................. 31 3.3.2 Sampel ............................................................................................... 31 3.4 Variabel Penelitian ................................................................................... 32 3.4.1 Variabel Independen ......................................................................... 32 3.4.2 Variabel Dependen ............................................................................ 32 3.5 Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 33 3.6 Instrumen Penelitian ................................................................................ 34 3.7 Teknik Pengujian Instrumen .................................................................... 35 3.7.1 Uji Validitas ...................................................................................... 36 3.7.1.1 Validitas Isi ................................................................................. 36 3.7.1.2 Validitas Muka ............................................................................ 36 3.7.1.3 Validitas Konstruk ...................................................................... 37 3.7.2 Uji Reliabilitas .................................................................................. 38 3.8 Teknik Analisis Data ............................................................................... 39 3.8.1 Analisis Pengaruh Perlakuan ............................................................ 40 3.8.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data ................................................... 40 3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................... 40 3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .......................................... 41
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .................................................... 42 3.8.2 Analisis Lebih Lanjut ........................................................................ 44 3.8.2.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .............................................................................................................. 44 3.8.2.2 Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ........... 44 3.8.2.3 Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest dan Posttest ................. 45 3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................. 46 3.8.3 Persepsi terhadap Perlakuan .............................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................50 4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 50 4.1.1 Implementasi Penelitian .................................................................... 50 4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian .................................. 50 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ........................................ 51 4.1.2 Deskripsi Sebaran Data ..................................................................... 57 4.1.2.1 Kemampuan Evaluasi ................................................................. 57 4.1.2.2 Kemampuan Inferensi ................................................................. 58 4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ......................................................... 60 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data ................................................... 60 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................... 62 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .......................................... 63 4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .................................................... 65 4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut .................................................................. 66 4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ........................................................... 72 4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data ................................................... 72 4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................... 73 4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .......................................... 75 4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .................................................... 77 4.1.4.5 Analisis Lebih Lanjut.................................................................. 78 4.2 Pembahasan ............................................................................................. 84 4.2.1 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Evaluasi ..................... 87 4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Inferensi .................... 89
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ............................................................ 92 4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut ................................................................. 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................99 5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 99 5.2 Keterbatasan Penelitian.......................................................................... 100 5.3 Saran ...................................................................................................... 100
DAFTAR REFERENSI .....................................................................................101 LAMPIRAN........................................................................................................105 CURRICULUM VITAE ......................................................................................182
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ......................................................................30 Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian ..............................................................34 Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen ........................................................35 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen ................................................................37 Tabel 3.5 Hasil Validitas Instrumen Kemampuan Evaluasi dan Inferensi ............38 Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Reliabilitas ...............................................................39 Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................39 Tabel 3.8 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ........................................................43 Tabel 3.9 Kriteria Korelasi ....................................................................................46 Tabel 3.10 Pedoman Wawancara dengan Guru Mitra ...........................................48 Tabel 3.11 Pedoman Wawancara dengan Siswa....................................................48 Tabel 4.2 Sebaran Data ..........................................................................................58 Tabel 4.3 Sebaran Data ..........................................................................................58 Tabel 4.4 Sebaran Data ..........................................................................................59 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data .....................................................61 Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ................................................62 Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest .......................................................62 Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ................................................64 Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ...........................................64 Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size .............................................................................66 Tabel 4.11 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I.....................................66 Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I ............................................................................................................................. 68 Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I .......................69 Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................70 Tabel 4.15 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................71 Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data ...................................................73 Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ..............................................74 Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest .....................................................74 xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ..............................................75 Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .........................................76 Tabel 4.21 Hasil Uji Effect Size .............................................................................77 Tabel 4.22 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I.....................................78 Tabel 4.23 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I ............................................................................................................................. 80 Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I .......................81 Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................82 Tabel 4.26 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................83
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Sel surya .............................................................................................19 Gambar 2.2 Kincir .................................................................................................19 Gambar 2.3 Kincir air ............................................................................................20 Gambar 2.4 Stasiun pembangkit listrik tenaga uap ...............................................20 Gambar 2.5 Bagan Penelitian Relevan ..................................................................26 Gambar 3.1 Desain Penelitian................................................................................29 Gambar 3.2 Pemetaan Variabel Penelitian ............................................................33 Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal ..............................................43 Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal ...................................43 Gambar 3.5 Rumus Besar Persentase Peningkatan Pretest-Posttest I ...................44 Gambar 3.6 Rumus Gain Score .............................................................................44 Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh ...........................................47 Gambar 3.8 Rumus Retensi Pengaruh Perlakuan ..................................................47 Gambar 4.1 Grafik Perbandingam Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I.............65 Gambar 4.2 Grafik Gain Score ..............................................................................67 Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Evaluasi ......71 Gambar 4.4 Grafik Perbandingam Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I.............77 Gambar 4.5 Grafik Gain Score ..............................................................................79 Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Inferensi ......83
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian .......................................................................106 Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Surat ...............................................................107 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol ............................................................108 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen .....................................................111 Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Kelompok Kontrol .....................................114 Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ....... 120 Lampiran 2.5 Lembar Kerja Siswa ......................................................................128 Lampiran 3.1 Soal Uraian ....................................................................................134 Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ..............................................................................139 Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ............................................................................142 Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment ..............................................146 Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas .................................................148 Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas .............................................150 Lampiran. 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ........................................................................................ 151 Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Inferensi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ........................................................................................ 152 Lampiran 4.3 Hasil Uji SPSS Uji Normalitas Data .............................................153 Lampiran 4.4 Hasil Uji SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................154 Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .........................156 Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan ...........................158 Lampiran 4.7 Perhitungan Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ..................159 Lampiran 4.8 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ............162 Lampiran 4.9 Hasil Uji SPSS Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I .......166 Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan ........................................................168 Lampiran 4.11 Hasil Retensi Pengaruh Perlakuan ..............................................171 Lampiran 4.12 Transkrip Wawancara Guru ........................................................173 Lampiran 4.13 Transkrip Wawancara Siswa .......................................................174 Lampiran 4.14 Foto Kegiatan Pembelajaran .......................................................179 Lampiran 4.15 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .....................................181
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab I berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Latar belakang masalah berisi alasanalasan melakukan penelitian. Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada latar belakang masalah. Manfaat penelitian berisi tentang manfaat dari penelitian ini bagi sekolah, guru, siswa, dan peneliti. Definisi operasional berisi pengertian kata-kata kunci dalam penelitian. Bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses yang dilakukan manusia secara sadar atau tanpa sadar untuk mencapai berbagai macam kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Rahyubi, 2014: 1). Belajar dilakukan oleh manusia sejak lahir, baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Sekolah menjadi tempat pendidikan formal yang mengembangkan kemampuan kognitif dan keterampilan siswa. Di sekolah siswa mempelajari berbagai mata pelajaran salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang sesuai antara pemikiran dengan kondisi alam semesta beserta isinya (Darmojo dalam Samatowa, 2011: 2). IPA tidak sekedar membahas tentang alam dan peristiwaperistiwa yang terjadi dalam lingkungan manusia, melainkan seluruh bagian dari alam baik itu yang hidup dan tidak hidup. Segala kejadian yang terjadi di alam semesta menjadi hal yang dapat dipelajari lebih dalam pada mata pelajaran IPA. Di Sekolah Dasar, mata pelajaran IPA dimasukkan dalam kurikulum yang harus diajarkan. Idealnya pelajaran IPA diajarkan dengan melibatkan siswa dengan melakukan pengamatan dan percobaan, namun kenyataannya siswa cenderung menghafalkan materi. Pembelajaran IPA pada anak memberikan manfaat salah satunya yaitu mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kegiatan pengamatan dan percobaan akan mendorong siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
serta memberi kesempatan untuk berpikir kritis (Samatowa, 2011: 4). Kegiatan pembelajaran yang disampaikan dengan menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar yang aktif diperlukan dalam pembelajaran IPA. Siswa yang terlibat dalam kegiatan pengamatan atau
percobaan
akan
menemukan
adanya
permasalahan yang mendorong rasa ingin tahu mereka. Hasil belajar IPA di Sekolah Dasar Indonesia masih dalam taraf rendah. Hal ini dibuktikan dengan data hasil studi oleh Programme for International Student Assessment (PISA). Hasil penelitian tahun 2012 menunjukkan bahwa pada mata pelajaran IPA, Indonesia berada dalam urutan ke-64 dari 65 negara di dunia dengan skor 382 dari mean score 501 (OECD, 2013: 232). Hasil PISA berikutnya pada tahun 2015 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara dengan skor 403 (OECD, 2016:8). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia mengalami peningkatan namun masih dalam peringkat 10 terbawah. Hal ini juga menunjukkan bahwa siswa Indonesia kesulitan dalam berpikir tingkat tinggi. Kemampuan evaluasi dan inferensi merupakan dua kemampuan berpikir tinggi khususnya berpikir kritis. Berpikir kritis adalah berpikir untuk menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu (Chaffe dalam Johnson, 2007: 187). Proses berpikir pada berpikir kritis tidak sebatas memikirkan dengan sengaja, melainkan meneliti menggunakan bukti dan logika. Kemampuan berpikir kritis membuat siswa mampu mempelajari masalah secara sistematis, menghadapi permasalahan yang ditemui, dan menemukan solusi dari permasalahan. Facione (1990) membagi berpikir kritis menjadi enam, yaitu interperetasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan, dan regulasi diri. Evaluasi adalah kemampuan untuk menilai kebenaran pernyataan atau opini yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, kepercayaan, atau opini seseorang (Facione, 1990). Kecakapan evaluasi dibagi dalam dua sub-kecakapan, yaitu menilai klaim dan menilai argumen.Inferensi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan memastikan elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal (Facione, 1990). Pada kecakapan ini merumuskan hipotesis, mempertimbangkan informasi, dan memperkirakan konsekuensi yang dapat timbul. Kecakapan inferensi dibagi
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjadi tiga sub-kecakapan, yaitu menguji bukti, merumuskan alternatif, dan menarik kesimpulan. Banyak model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan pada pembelajaran IPA di SD. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru, didapatkan hasil bahwa model pembelajaran inovatif cenderung kurang diterapkan dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru yaitu Problem Based Learning (PBL). Penggunaan model PBL diharapkan dapat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa, terutama kemampuan evaluasi dan inferensi. Model PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar (Ibrahim & Nur, 2000: 2). Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi, salah satunya yaitu berpikir kritis. Pembelajaran memberi pengalaman siswa untuk terlibat secara aktif dalam memecahkan masalah. Proses pemecahan masalah menjadi fokus dalam pembelajaran dengan melalui beberapa langkah. Hosnan (2014: 301) mengemukakan 5 langkah pelaksanaan pembelajaran model PBL yaitu (1) orientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) melakukan penyelidikan individual atau kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Anak kelas IV SD masuk dalam tahap operasionel konkret. Piaget (dalam Rahyubi, 2014: 127) mengungkapkan bahwa anak pada tahap ini mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian yang bersifat konkret di lingkungannya. Teori Vygotsky menyatakan bahwa anak belajar melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya baik dengan guru, teman sebaya, dan orangtua. Oleh karena itu, pembelajaran pada anak kelas IV sebaiknya menggunakan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Berdasarkan realitas yang terjadi, penelitian model inovatif perlu dilakukan untuk memfasilitasi siswa dalam berpikir kritis. Sebelumnya, beberapa penelitian pernah diterbitkan untuk mendukung kemampuan berpikir kritis dengan model pembelajaran tertentu. Penelitian tentang model PBL pernah diteliti oleh
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Araz dan Sungur, Padmavathy, dan Iji dkk. Araz dan Sungur (2007) membuktikan bahwa model PBL lebih efektif, hal ini ditunjukkan dengan prestasi akademik dan kinerja keterampilan kelompok eksperimen (M = 11,44 dan M = 2,67) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (M = 10,91 dan M = 2,20). Padmavathy (2013) membuktikan bahwa model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa dibuktikan dengan rerata posttest kelompok eksperimen sebesar 17,33 dan kelompok kontrol sebesar 15,46. Iji dkk (2015) membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada penerapan model PBL antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti lain meneliti tentang berpikir kritis, yaitu Nezami dkk, Shaarawy, dan Azizmalayeri dkk. Nezami dkk (2013) membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada penerapan cooperative learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dibuktikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,01. Shaarawy (2014) membuktikan bahwa menulis jurnal mingguan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa, dibuktikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,01. Azizmalayeri dkk (2012) membuktikan bahwa inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap model pembelajaran inovatif yaitu model PBL terhadap kemampuan berpikir kritis yaitu kemampuan evaluasi dan inferensi. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017 khususnya mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar 3.5 yaitu “Memahami berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari”. Peneliti memilih SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena pembelajaran IPA di kelas belum pernah menerapkan model PBL. Pembelajaran biasa menggunakan model konvensional dengan berpusat pada guru (teacher center).
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1
Apakah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017?
1.2.2
Apakah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan inferensi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
1.3.2
Mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan inferensi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Bagi Sekolah Sekolah dapat mengetahui bahwa penerapan model PBL khususnya pada mata pelajaran IPA dapat berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi siswa, sehingga dapat menjadi bahan referensi bagi sekolah dan guru-guru untuk meningkatkan mutu sekolah.
1.4.2
Bagi Guru Guru dapat mengetahui bahwa model PBL berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi siswa khususnya pada mata pelajaran IPA, sehingga model tersebut dapat menjadi bahan referensi bagi guru dalam mengajar.
1.4.3
Bagi Siswa Siswa
akan
mendapat
pengalaman
baru
dalam
belajar
dengan
menggunakan model PBL pada mata pelajaran IPA dengan materi struktur tubuh tumbuhan serta siswa akan dapat mengembangkan kemampuan evaluasi dan inferensi dengan baik.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.4.4
Bagi Peneliti Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian sebagai acuan untuk menerapkan model PBL pada pembelajaran IPA.
1.5 Definisi Operasional 1.5.1
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala dan peristiwa alam yang terdapat di lingkungan sekitar.
1.5.2
Model PBL adalah model pembelajaran inovatif yang mengembangkan kemampuan belajar dan berpikir siswa dengan melibatkannya secara langsung dalam memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitar. Langkah-langkah model PBL yaitu mengorientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, melakukan penyelidikan individual atau
kelompok,
mengembangkan
dan
menyajikan
hasil
karya,
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 1.5.3
Berpikir kritis adalah proses berpikir yang terarah untuk mencapai tujuan tertentu secara logis.
1.5.4
Kemampuan evaluasi adalah kemampuan untuk menilai kebenaran suatu pernyataan yang dibagi dalam dua sub-kecakapan, yaitu menilai klaim dan menilai argumen.
1.5.5
Kemampuan inferensi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan menguji bukti-bukti untuk menarik kesimpulan yang dibagi menjadi tiga sub kecakapan.
1.5.6
Siswa Sekolah Dasar adalah siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II ini berisi landasan teori yang berisi kajian pustaka, penelitian yang mendukung, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka membahas teoriteori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian terdahulu yang relevan. Selanjutnya dirumuskan kedalam kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian.
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang mendukung Teori yang mendukung merupakan teori yang melandasi penelitian ini. Teori tersebut terdiri dari teori perkembangan anak, model pembelajaran, model Problem Based Learnig (PBL), berpikir kritis, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan materi pembelajaran IPA kelas IV.
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perkembangan kognitif Jean Piaget dan teori perkembangan anak Lev Vygotsky. Teori ini dipilih karena sesuai dengan variabel penelitian yang membahas tentang perkembangan anak Sekolah Dasar. Piaget memandang anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa yang bukan tiruan dari orang dewasa (Rahyubi: 2014, 124). Anak membangun sendiri pengetahuan dengan diberi kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide mereka. Tahap perkembangan anak dapat maksimal jika didukung dengan proses pembelajaran pada zona perkembangan proksimal (zone of proximal development atau ZPD). ZPD adalah kondisi anak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya, namun dapat terselesaikan dengan adanya bimbingan (Santrock, 2009: 64). Perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh hubungan sosial anak dengan lingkungan sekitarnya. ZPD menjadi salah satu hal yang penting dalam teori perkembangan anak Vygotsky. Pembelajaran pada tahap ZPD dapat maksimal 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jika didukung dengan adanya scaffolding. Scaffolding adalah teknik yang digunakan pendidik untuk membangun jembatan antara yang sudah diketahui dengan yang sedang dipelajari anak (Salkind, 2009: 379-381). Pendidik dapat melakukannya dengan melibatkan anak pada aktivitas sosial. Kedua teori perkembangan tersebut menjadi acuan peneliti untuk menerapkan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan anak untuk mencapai tingkat kemampuan kognitif yang maksimal. Piaget menyatakan bahwa pengetahuan datang dari pengalaman dan interaksi anak (dalam Trianto 2009: 29). Oleh karena itu, pembelajaran sebaiknya dapat mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki anak melalui kegiatan yang memberi pengalaman langsung. Sejak lahir hingga dewasa kemampuan kognitif anak terus mengalami perkembangan. Tahapan proses kognitif anak yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (Santrock, 2009: 48-49). Tahap asimilasi adalah proses individu memasukkan pengalaman ke dalam struktur yang ada (Salkind, 2009: 317). Tahap asimilasi terjadi ketika anak manambahkan informasi baru kedalam informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Tahap akomodasi adalah terjadi ketika anak menyesuaikan informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Tahap ekuilibrasi adalah tahap perlaihan pemikiran anak ke tahap lain yang lebih tinggi. Hal ini terjadi ketika anak mengalami konflik kognitif atau disekuilibrium untuk mencapai keseimbangan. Piaget mengemukakan bahwa pemikiran anak-anak berkembang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan (dalam Desmita, 2007: 46). Pengetahuan yang dimiliki anak terbentuk secara aktif dalam menerima informasi dari pengalaman yang diperoleh. Setiap perkembangan pada anak berasal dari perbaikan pada tahap-tahap sebelumnya. Piaget (dalam Rahyubi, 2014: 126), membagi tahaptahap perkembangan kognitif anak menjadi empat, yaitu tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (usia 2-7 tahun), tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), tahap operasional formal (usia 11 tahun-dewasa ke atas). Perkembangan kognitif tersebut sebagai berikut. 1. Tahap sensorimotor Tahap sensorimotor adalah tahapan pertama pada anak yang dimulai sejak lahir hingga usia 2 tahun. Pada tahap ini anak belum memahami
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konsep dan simbol yang tetap. Anak mulai mengenal lingkungan dan membangun pengetahuannya dengan menggunakan alat indera yang dimiliki melalui kegiatan melihat, meraba, menjamah, mendengar, dll. 2. Tahap praoperasional Pada tahap praoperasional, anak mulai memiliki kemampuan kognitif dan motorik. Anak mampu menggunakan simbol atau bahasa untuk menyatakan suatu objek. Kemampuan anak pada tahap ini masih terbatas dengan yang dilihat di lingkungannya. 3. Tahap operasional konkret Pada tahap operasional konkret anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian yang bersifat konkret di lingkungannya. Anak sudah mampu menghadapi hal-hal dengan menggunakan logika pada
objek
yang
bersifat
nyata,
namun
belum
mampu
menggunakannya pada hal yang bersifat abstrak. 4. Tahap operasional formal Pada tahap ini anak memasuki masa remaja yang dapat menguasai sistem dan menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Sistem pemikiran anak lebih matang dan memungkinkan mereka untuk memikirkan hal
yang lebih sistematis. Anak sudah mampu
menghadapi hal-hal yang abstrak dengan menggunakan logika. Penelitian ini dilakukan pada anak kelas IV Sekolah Dasar. Anak kelas IV berusia sekitar 10 tahun, dalam teori Piaget masuk pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak mulai berpikir secara logis dan mampu menyelesaikan masalah yang bersifat konkret, sehingga diperlukan model pembelajaran yang tepat. Pembelajaran pada anak usia 10 tahun juga perlu memperhatikan zona perkembangan proksimal. Pembelajaran pada siswa dapat mencapai hasil maksimal jika didukung dengan adanya scaffolding. Scaffolding dapat dilakukan dengan melibatkan siswa pada interaksi dengan guru dan teman melalui kegiatan kelompok.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.2 Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang tersusun secara sistematis dan digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (Rahyubi, 2014: 251). Model pembelajaran menentukan kegiatan yang akan dilakukan antar guru dengan siswa dan menjadi petunjuk dalam kegiatan untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Lebih lanjut, Joyce (dalam Ngalimun, 2012: 7) menyatakan bahwa model pembelajaran yaitu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Model pembelajaran bertujuan membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yaitu prosedur sistematis yang digunakan guru dan dijadikan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.1.1.3 Model PBL 1. Pengertian Model PBL Model PBL adalah model pembelajaran inovatif yang melibatkan siswa secara aktif untuk memecahkan suatu permasalahan (Ngalimun, 2012: 89). Pembelajaran melibatkan siswa secara langsung dapat mengembangkan keterampilan berpikir. Model pembelajaran ini berpusat kepada siswa yang mengambangkan pengetahuannya sendiri, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator yang memantau perkembangan dan mendorong siswa untuk dapat belajar dengan baik. Masalah yang diangkat bersifat otentik yang dapat dipahami siswa, sehingga hasil pemecahan masalah tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Sependapat dengan itu Abidin (2014: 160) mengungkapkan bahwa model PBL adalah model pembelajaran yang memberikan siswa pengalaman nyata untuk mendorong kemampuan belajar, membangun pengetahuan, dan menggabungkan pengetahuan belajarnya di sekolah dan kehidupan nyata secara alamiah. Permasalahan menjadi pusat pembelajaran sehingga melibatkan siswa secara langsung dalam proses pemecahan masalah. Permasalahan yang diangkat dikaitkan dengan kehidupan nyata yang berhubungan dengan kehidupan siswa.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Model PBL melatih dan mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berasal dari kehidupan nyata untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi (Ngalimun, 2012: 163). Kegiatan penyelesaian masalah membantu mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Sependapat dengan itu Tan (dalam Rusman: 2011, 229) menyatakan bahwa model PBL adalah pembelajaran inovatif yang mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa melalui kegiatan
kelompok
yang
sistematis,
sehingga
kemampuan
berpikirnya
berkembang secara berkesinambungan. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk kelompok mengasah keterampilan berpikir siswa karena adanya interaksi dan tukar pemikiran antar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, PBL adalah model pembelajaran inovatif yang mengembangkan kemampuan berpikir siswa dengan melibatkan siswa secara langsung dalam penyelesaian permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.
2. Karakteristik Model PBL Hosnan (2014: 300) menjelaskan karakteristik dalam model PBL yaitu. 1. Mengutamakan pengajuan masalah atau pertanyaan memenuhi kriteria autentik, jelas, mudah dipahami, luas, dan bermanfaat. Jadi, masalah yang diangkat
berasal
dari
kehidupan
sekitar
siswa,
sehingga
tidak
menimbulkam masalah baru, sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, mencakup seluruh materi pelajaran, dan bermanfaat untuk kehidupan siswa. 2. Masalah yang diajukan dikaitkan dan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Permasalahan tidak berasal dari satu materi pelajaran, namun terdiri dari beberapa materi yang saling berkaitan. 3. Siswa melakukan penyelidikan masalah secara autentik. Penyelesaian masalah dilakukan melalui penyelidikan secara nyata dengan cara menganalisis
dan
merusmuskan
masalah,
mengembangkan
dan
meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, menarik kesimpulan, dan menggambarkan hasil akhir.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Siswa membuat dan memamerkan hasil penelitian. Penelitian yang telah dilakukan disusun dalam bentuk laporan. 5. Penyelesaian masalah dilakukan secara bersama-sama dengan siswa, dalam bentuk kelompok besar atau kecil dengan bantuan guru. Berbeda dengan itu, Abidin (2014: 161) menyatakan bahwa model PBL memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu (1) masalah menjadi titik awal pembelajaran; (2) masalah yang diangkat bersifat kontekstual dan otentik; (3) masalah mendorong siswa untuk berpikir secara multiperspektif; (4) masalah dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kompetensi siswa; (5) berorientasi pada pengembangan belajar mandiri siswa; (6) memanfaatkan sumber belajar; (7) pembelajaran menekankan pada aktivitas kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif; (8) menekankan pentingnya keterampilan meneliti, memecahkan masalah, dan penguasaan pengetahuan; (9) mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi; (10) diakhiri dengan evaluasi, kajian pengalaman belajar, dan kajian proses belajar. Berdasarkan uraian karakteristik tersebut, pembelajaran dimulai dengan adanya permasalahan yang dipilih guru atau dengan melibatkan siswa, masalah yang diangkat bersifat otentik, pembelajaran melibatkan siswa secara aktif, dan penyelesaian masalah dilakukan dengan teman atau kegiatan kelompok.
3. Keunggulan Model PBL Abidin (2014: 161) mengemukakan keunggulan model PBL, yaitu (1) Siswa memecahkan masalah dengan menerapkan pengetahuan yang dimiliki dan berusaha mengetahui pengetahuan yang dibutuhkan, sehingga pembelajaran menjadi bermakna; (2) Siswa mengaitkan pengetahuan dan keterampilan secara bersamaan dan menggunakannya dalam hal yang sesuai; (3) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, menambah motivasi belajar, dan mengembangkan kemampuan interpersonal siswa. Shoimin (2014: 132) mengemukakan kelebihan PBL, yaitu (1) memberi kesempatan siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata; (2) siswa membangun kemampuan pengetahuan sendiri melalui aktivitas belajar; (3)
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran berfokus pada masalah, sehingga yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan nyata siswa; (4) terjadi aktivitas ilmiah antar siswa melalui kerja kelompok; (5) membiasakan siswa menggunakan sumber informasi lain dari buku, intenet, wawancara, dan observasi; (6) siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya; (7) siswa memliki kemampuan melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan belajar; (8) kesulitan belajar siswa dapat dipecahkan melalui kerja kelompok. Berdasarkan uraian di atas, model PBL memiliki banyak kelebihan dan manfaat untuk siswa. Selain menambah pengetahuan siswa, model PBL mendorong
keterampilan
berpikir
dalam
memecahakan
masalah
yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
4. Langkah-langkah Model PBL Hosnan (2014: 301) menyatakan langkah model PBL dibagi menjadi lima langkah utama, yaitu. 1. Mengorientasi siswa pada masalah. Pada langkah ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, hal yang dibutuhkan, memotivasi siswa untuk aktif dalam pemecahan masalah. 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan permasalahan. 3. Guru membimbing penyelidikan individual dan kelompok. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen dalam pemecahan masalah. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Temuan dalam pemecahan masalah dibuat laporan. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses yang digunakan. Abidin (2013: 163) menyatakan bahwa pembelajaran yang menerpakan PBL dimulai dengan adanya permasalahan yang diangkat, kemudian membagi PBL menjadi beberapa tahapan, yaitu (1) prapembelajaran; (2) menemukan masalah; (3) membangun struktur kerja; (4) menetapkan masalah; (5)
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengumpulkan dan berbagi informasi; (6) merumuskan solusi; (7) menentukan solusi terbaik; (8) menyajikan solusi; dan (9) pasca pembelajaran. 1. Prapembelajaran Kegiatan dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Guru merancang mempersiapkan media dan sumber pembelajaran, mengorganisasikan siswa, dan menjelaskan prosedur pembelajaran. 2. Fase 1: Menemukan masalah Siswa membaca masalah yang telah disajikan, menuliskan informasi penting, menemukan hal yang dianggap masalah, dan menentukan pentingnya masalah untuk dirinya. Guru bertugas untuk memotivasi supaya anak dapat menemukan masalah. 3. Fase 2: Membangun struktur kerja Siswa membangun struktur kerja yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah, mengungkapkan masalah yang diketahui, dan ide yang digunakan untuk memecahkan masalah. 4. Fase 3: Menetapkan masalah Siswa menetapkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata. Masalah
kemudian
dikembangkan
menjadi
rumusan
masalah.
Rumusan masalah berisi masalah utama dan cara memecahkannya. 5. Fase 4: Mengumpulkan dan berbagi informasi Siswa mengumpulkan data melalui kegiatan penelitian, kemudian siswa membagikan informasi yang telah didapatkan kepada teman. 6. Fase 5: Merumuskan solusi Secara berkelompok siswa merumuskan solusi terbaik untuk memecahkan masalah. Di kelompok, siswa mengungkapkan solusi dan ditulis oleh anggota kelompok. Tugas guru adalah memastikan kegiatan kelompok berjalan secara kolaboratif, kooperatif, dan komunikatif. 7. Fase 6: Menentukan solusi terbaik Siswa menimbang kembali berbagai solusi yang dikemukakan dalam kelompok, kemudian memilih beberapa solusi yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah. Tugas guru meyakinkan siswa
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pentingnya meninjau ulang dan menimbang keefektifan solusi pada tahap sebelumnya. 8. Fase 7: Menyajikan solusi Perwakilan siswa memaparkan hasil kerjanya, kemudian dilakukan diskusi kelas yang difasilitasi guru. Selain itu, guru melakukan penilaian atas penampilan dan produk yang dihasilkan siswa. 9. Pasca pembelajaran Guru membahas kembali masalah dan solusi alternatif yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah. Guru membandingkan beberapa solusi yang ada. Penelitian ini menggunakan model PBL dengan lima tahap yaitu, (1) mengorientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) melakukan penyelidikan individual atau kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Peneliti menggunakan lima langkah dikarenakan inti pada kelima langkah tersebut telah mewakili dan berisi rangkuman dari langkah lain.
2.1.1.4 Berpikir Kritis 1. Pengertian Berpikir Kritis Dharma (dalam Tawil & Liliasari, 2013: 1) menyatakan bahwa berpikir adalah kegiatan memanipulasi data, fakta, dan informasi yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam mengambil keputusan. Berpikir digunakan untuk mengambil keputusan dari data dan informasi yang telah didapat. Berpikir kritis adalah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah (Johnson, 2007: 183). Hal ini memungkinkan untuk mendapat pemahaman yang mendalam dan menemukan kebenaran atas suatu persoalan. Sejalan dengan itu, Silverman dan Smith (dalam Tawil & Liliasari, 2013: 8) mengungkapkan bahwa berpikir kritis sebagai kegiatan berpikir yang memiliki maksud, masuk akal, dan berorientasi tujuan serta kecakapan untuk menganalisis suatu informasi dan ide-ide secara hati-hati dan logis dari berbagai macam perspektif. 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Facione (1990) membagi pemikiran kritis menjadi dua dimensi, yaitu dimensi kognitif dan dimensi afektif. Dimensi kognitif dibagi menjadi enam keterampilan berpikir kritis, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Setiap keterampilan memiliki indikator tersendiri. Interpretasi terdiri dari memahami, mengekspresikan, menyampaikan signifikansi, dan mengklasifikasi
makna. Analisis terdiri dari mengidentifikasi dan
menganalisis. Evaluasi yaitu menaksir pernyataan dan representasi. Inferensi terdiri atas menyimpulkan, merumuskan hipotesis dan mempertimbangkan. eksplanasi memuat cara menjustifikasi penalaran dan mempresentasikan penalaran. Sedangkan regulasi diri terdiri dari menganalisis dan mengevaluasi. a. Interpretasi Interpretasi
adalah
kemampuan
untuk
memahami
dan
mengekspresikan makna dari berbagai pengalaman (Facione, 1990). b. Analisis adalah kemampuan untuk mengidentifikasi hubungan yang logis dari pernyataan, pertanyaan konsep, uraian, atau bentuk ungkapan
lain
untuk
mengemukakan
kepercayaan,
penilaian,
pengalaman, penalaran, informasi atau opini (Facione, 1990). c. Evaluasi adalah kemampuan untuk menilai kebenaran pernyataan atau opini yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, kepercayaan, atau opini seseorang (Facione, 1990). Kecakapan evaluasi dibagi dalam dua sub-kecakapan, yaitu menilai klaim dan menilai argumen. d. Inferensi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan memastikan elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal (Facione,
1990).
Pada
kecakapan
ini
merumuskan
hipotesis,
mempertimbangkan informasi, dan memperkirakan konsekuensi yang dapat timbul. Kecakapan inferensi dibagi menjadi tiga sub kecakapan, yaitu menguji bukti, merumuskan alternatif, dan menarik kesimpulan. e. Eksplanasi adalah kemampuan untuk menjelaskan dan memberikan alasan dari bukti, konsep, metode, kriteria, dan konteks yang digunakan untuk menarik kesimpulan dan untuk mengemukakan argumen yang kuat (Facione, 1990). Kemampuan eksplanasi dibagi
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjadi 3-sub kecakapan, yaitu menjelaskan hasil penalaran, membenarkan prosedur yang digunakan, dan memaparkan argumen yang digunakan. f. Regulasi diri adalah keampuan untuk memonitor aktivitas kognitif secara sadar, unsur-unsur yang digunakan dalam aktivitas tersebut, kecakapan untuk memonitor aktivitasnya dalam menarik kesimpulan dengan menganalisis hasil dan mengevaluasi proses kognitifnya. Berdasarkan uraian di atas, berpikir kritis adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk mencapai tujuan tertentu yang didasari dengan pemikiran yang logis.
2.1.1.5 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2010: 136). IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang melalui kegiatan observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. IPA berasal dari kata natural science. Science yaitu pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Putra, 2013: 51). IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam yang terususun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan pada manusia (Samatowa, 2011: 3). Peristiwa yang terjadi di alam terjadi secara sistematis, hal ini berarti tersusun dalam suatu sistem yang tidak berdiri sendiri dan menjadi satu kesatuan yang utuh. Sejalan dengan hal tersebut, Trianto (2010: 136) menyatakan bahwa IPA merupakan kumpulan teori sistematis yang penerapannya bersifat umum dan berdasarkan pada observasi dan eksperimen. Teori dalam IPA berlaku secara umum yang berasal dari observasi dan eksperimen yang telah dilakukan. Berdasarkan uraian tersebut, IPA adalah
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ilmu yang mempelajari tentang gejala yang terjadi di alam yang bersifat sistematis dan umum yang didasarkan pada observasi dan eksperimen. IPA perlu diajarkan di Sekolah Dasar karena dapat melatih siswa untuk berpikir secara kritis serta mampu memecahkan masalah. Samatowa (2011: 4) ada empat alasan Ilmu Pengetahuan Alam perlu diajarkan di Sekolah Dasar yaitu: (a) Ilmu Pengetahuan Alam sangat bermanfaat bagi suatu bangsa, (b) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melatih siswa untuk berpikir kritis, apabila Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan dengan metode yang tepat misalnya “menemukan sendiri” saat siswa dihadapkan pada suatu masalah maka siswa akan berusaha menyelidiki untuk memecahkan masalah tersebut, (c) apabila Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan dengan percobaan maka siswa tidak sekedar menghafal akan tetapi memahami, dan (d) mata pelajaran ini berpotensi membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Berdasarkan uraian tersebut, IPA adalah kumpulan teori sistematis yang mempelajari tentang alam dan seisinya yang dapat melatih kemampuan berpikir kristis siswa apabila tepat dalam pelaksanaannya.
2.1.1.6 Materi Pembelajaran IPA Kelas IV Penelitian ini berdasarkan kompetensi dasar muatan pelajaran IPA kelas IV yaitu: 3.5 Memahami berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (Saptorini dkk, 2013: 31). Makhluk hidup dan benda membutuhkan energi dalam melangsungkan kehidupan dan kerja, sehingga energi dapat dilihat dan dirasakan pengaruhnya. Energi alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantikan peranan minyak bumi (Susilawati, 2013: 80). Energi alternatif yang sedang dikembangkan adalah energi matahari, energi angin, energi air terjun, dan panas bumi (Rositawaty, 2008: 138-140). 1. Energi Matahari Matahari merupakan sumber energi utama bagi bumi. Jika tidak ada matahari, kehidupan akan musnah. Kehidupan sehari-hari dapat kita lihat manfaat matahari. Padi yang baru dipanen dikeringkan menggunakan matahari. Ibu
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengeringkan pakaian dengan memanfaatkan matahari. Oleh karena itu, matahari suatu anugerah bagi manusia. Manfaat-manfaat yang telah disebutkan merupakan manfaat langsung dari matahari. Menggunakan peralatan yang canggih, energi matahari dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Misalnya, sel surya yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik (Rositawaty, 2008: 139).
(Sumber: Kemendikbud, 2008: 139) Gambar 2.1 Sel surya mengubah energi matahari menjadi energi listrik
2. Energi Angin Angin juga merupakan sumber energi alternatif. Di negara Belanda, kincir sudah menjadi energi utama. Angin dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Demikian juga di Jepang, mereka memanfaatkan angin untuk berbagai keperluan. Di Belanda, bukan hanya fasilitas umum yang menggunakan energi angin, secara perorangan mereka juga memanfaatkan kincir angin, misalnya untuk mengolah hasil ladang dan memompa air.
(Sumber: Kemendikbud, 2008: 139) Gambar 2.2 Kincir angin digerakkan menggunakan energi angin
3. Energi Air Sebagian wilayah Indonesia merupakan daerah pegunungan sehingga banyak air terjun ditemukan. Air terjun dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
energi listrik. Pembangkit listrik tenaga air disebut PLTA. Jika tenaga air terjun terlalu kecil terlebih dahulu dibuat bendungan kemudian air akan terkumpul di daerah bendungan. Setelah itu, air dari bendungan dialirkan untuk memutar turbin. Putaran turbin tersebut digunakan untuk memutar generator penghasil listrik. Generator ter sebut digerakkan oleh kincir-kincir air kecil. Satu generator listrik biasanya mampu mencukupi kebutuhan listrik satu keluarga.
(Sumber: Kemendikbud, 2008: 140) Gambar 2.3 Kincir air digerakkan menggunakan energi air
4. Panas Bumi Panas bumia dalah salah satu sumber energi. Panas bumi dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik tenaga panas bumi biasa disebut PLTU.
(Sumber: Kemendikbud, 2008: 140) Gambar 2.4 Stasiun pembangkit listrik tenaga uap
Proses pengolahan panas bumi menjadi listrik adalah sebagai berikut. Uap panas dari dalam bumi dialirkan ke permukaan melalui pipa. Lalu, uap panas dialirkan ke turbin melalui pipa sehingga turbin berputar. Di Indonesia, pembangkit listrik tenaga uap terdapat di daerah Kamojang, Jawa Barat. Energi alternatif memiliki banyak sekali manfaat dalam kehidupan Devi dan Anggraeni (2008: 142). Keuntungan sumber energi alternatif yaitu.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Tidak akan habis walaupun dipakai terus-menerus. 2) Energi yang dihasilkan sangat besar. 3) Tidak mencemari lingkungan. Kerugian sumber energi alternatif yaitu. 1) Membutuhkan biaya yang besar untuk memperolehnya. 2) Membutuhkan teknologi yang tinggi untuk mengubah energi alternatif mejadi energi yang dapat digunakan. 3) Ketersediaan energi alternatif dipengaruhi oleh musim. Matahari menjadi sumber dari sebagian besar energi di bumi (Saptorini dkk, 2013: 31). Perubahan energi yang terjadi pada matahari diubah menjadi energi lain oleh makhluk hidup. Misalnya energi panas dan cahaya dari matahari diubah menjadi energi kimia oleh tumbuhan, kemudian tumbuhan dimakan manusia yang akan diubah dari energi kimia menjadi energi kinetik atau gerak. Energi tidak dapat dibentuk dan dihilangkan, melainkan dapat diubah menjadi bentuk energi lain. Sumber energi adalah segala sesuatu yang dapat menghasilkan energi (Saptorini dkk, 2013: 41). Energi yang dihasilkan dari sumber energi dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sumber energi yaitu matahari, aliran air, aliran angin, listrik, minyak bumi dan gas, panas bumi, baterai, serta makanan. Pada penelitian ini akan membahas sumber energi aliran air, aliran angin, matahari, dan panas bumi sesuai dengan kompetensi dasar kurikulum 2013. Energi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu energi cahaya, energi panas, energi gerak, energi bunyi, energi listrik, dan energi kimia (Saptorini dkk, 2013: 39). Pada penelitian ini membahas energi gerak, energi panas, dan energi listrik. Energi gerak dihasilkan oleh aliran angin dan aliran listrik yang dapat menggerakkan benda-benda. Matahari merupakan sumber energi terbesar yang menghasilkan energi panas dan cahaya. Energi lsitrik merupakan energi yang dapat membuat benda-benda bekerja sehingga membantu manusia dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Energi listrik merupakan salah satu energi yang terpenting dalam kehidupan manusia yang dapat dirasakan dan dilihat pengaruhnya (Saptorini dkk, 2013: 88). Pengaruh energi listrik terlihat dari benda-benda di sekitar yang dapat
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bekerja seperti lampu, televisi, radio, mesin cuci, komputer, dan kipas angin. Listrik dihasilkan oleh generator di pembangkit listrik. Generator digerakkan dengan membakar bahan bakar untuk melepaskan energi yang dapat menghasilkan air dan uap. Uap-uap yang dihasilkan dapat menjaga turbin pada generator tetap berputar. Energi listrik memberi manfaat yang besar dalam kehidupan manusia (Saptorini dkk, 2013: 88). Hampir setiap orang menggunakan energi listrik untuk membantu pekerjaan sehari-hari. Peralatan disekitar yang menggunakan energi listrik misalnya lampu, lampu dapat menyala karena energi listrik mengalir ke lampu sehingga arus listrik diubah menjadi energi cahaya dan energi panas. Penggunaan energi listrik yang tidak semestinya dapat membahayakan keselamatan
manusia
(Saptorini
dkk,
2013:
89).
Contoh
yang
dapat
membahayakan manusia yaitu menggunakan peralatan listrik di sekitar air dan menyentuh sakelar atau stop kontak dengan tangan basah. Tubuh manusia mengandung banyak air sehingga dapat mengalirkan arus listrik (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016: 71). Benda yang basah dan mengandung air dapat mengalirkan arus listrik, sehingga manusia dapat tersetrum arus listrik. Energi sangat penting bagi kehidupan makhluk yang ada di Bumi. Kegiatan sehari-hari banyak menggunakan energi yang tidak dapat diperbarui, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Sumber energi ini semakin lama semakin berkurang jumlahnya di alam. Oleh karena itu, perlu dilakukan penghematan energi. Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan (Saptorini, 2013: 79). Penghematan energi dapat dilakukan mulai dari diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Penghematan energi tidak hanya dengan menghemat penggunaan listrik saja, tetapi pada semua energi di bumi. Sumber energi yang ada di bumi dapat berupa batu bara, minyak bumi, gas bumi, bahan makanan, dan
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
air. Jumlah sumber energi ini terbatas, ada yang dapat diperbaharui dan ada yang tidak sehingga ketersediaannya tidak sesuai dengan pengguna energi (Oktoviani, 2008: 52). Oleh karena itu, perlu dibiasakan perilaku hemat energi. Berikut beberapa sikap atau perilaku yang termasuk dalam penghematan energi: a. Penghematan listrik: menggunakan lampu tidur pada malam hari atau mematikan lampu ketika tidur, mematikan lampu listrik di siang hari, mematikan TV jika sudah tidak ditonton, mematikan alat listrik lain jika sudah tidak digunakan, menggunakan cahaya matahari sebagai sumber cahaya ketika di pagi hari, dan menggunakan lampu hemat energi, b. Penghematan air: mematikan keran jika bak mandi sudah penuh, menggunakan air bekas mencuci untuk menyiram halaman, dan menggunakan air seperlunya, Pengematan BBM (Bahan Bakar Minyak): menggunakan kompor minyak seperlunya, matikan kompor jika tidak digunakan, menggunakan kompor hemat energi, mematikan mesin motor atau mobil jika tidak digunakan, menggunakan sepeda atau berjalan kaki jika bepergian dalam jarak dekat, dan menggunakan kendaraan umum ketika bepergian (Saptorini, 2013: 80).
2.2 Penelitian-Penelitian Relevan 2.2.1 Penelitian tentang Model PBL Araz dan Sungur (2007) meneliti keefektifan model PBL terhadap prestasi akademik dan kinerja keterampilan siswa SD. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas model PBL dengan model tradisional. Terdapat dua kelompok yang digunakan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menerapkan model PBL, sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran tradisional. Jumlah siswa pada kelompok eksperimen sebanyak 126 orang, sedangkan kelompok kontrol berjumlah 91 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model PBL lebih efektif dibandingkan dengan model tradisional, dibuktikan dengan prestasi akademik dan kinerja keterampilan kelompok eksperimen (M = 11,44, M =2,67) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (M = 10,91 dan M = 2,20).
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melanjutkan penelitian di atas, Padmavathy (2013) meneliti keefektifan model PBL dan metode konvensional pada mata pelajaran Matematika siswa menengah. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan pretest dan posttest. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas VIII. Terdapat dua kelompok yang digunakan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan jumlah keduanya sebanyak 30 orang. Pembelajaran di kelompok eksperimen menerapkan model PBL, sedangkan di kelompok kontrol menggunakan metode konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model PBL memberi pengaruh signifikan, dibuktikan dengan kelompok eksperimen memperoleh rerata pretest (M = 14,86) dan posttest (M = 17,33), serta nilai t sebesar 5,20. Model PBL memiliki efek pada prestasi belajar mata pelajaran Matematika, dibuktikan dengan kelompok eksperimen memperoleh (M = 17,33, SD = 2,27) lebih besar daripada kelompok kontrol (M = 15,46, SD = 2,41). Iji dkk (2015) meneliti pengaruh PBL terhadap prestasi belajar siswa pada materi trigonometri SMA. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental dengan tipe non-equivalent group. Terdapat dua kelompok yang yang digunakan yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel penelitian ini berasal dari empat kelas dengan jumlah sebanyak 365 orang, terdiri dari 203 orang lakilaki dan 162 orang orang perempuan. Pada kelompok eksperimen menerapkan model PBL, sedangkan kelompok kontrol menerapkan model tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selain itu, tidak ada pengaruh antara interaksi metode mengajar dan jenis kelamin terhadap prestasi siswa pada materi trigonomeri.
2.2.2 Penelitian tentang Berpikir Kritis Nezami dkk (2013) meneliti tentang pengaruh Cooperative Learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental. Sampel penelitian sebanyak 116 orang, yang terbagi menjadi dua kelompok. Siswa di kelompok kontrol berjumlah 52 orang sedangkan di kelompok eksperimen berjumlah 64 orang. Kelompok eksperimen menerapkan metode pembelajaran kooperatif. Sebaliknya di kelompok kontrol menggunakan
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
metode pembelajaran biasa. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pada kemampuan berpikir kritis siswa ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,01 (p < 0,05). Shaarawy (2014) melakukan penelitian pengaruh menulis jurnal mingguan terhadap kemampuan kognitif berpikir kritis mahasiswa pada bahasa asing. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental. Sampel penelitian yaitu mahasiswa semester dua, yang dibagi menjadi kelompok kontrol berjumlah 7 orang dan kelompok eksperimen berjumlah 16 orang. Pada kelompok eksperimen mahasiswa diberi tugas tambahan untuk menulis jurnal mingguan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menulis jurnal mingguan berpengaruh terhadap kemampuan kognitif berpikir kritis mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 (p < 0,05). Azizmalayeri dkk (2012) meneliti pengaruh metode inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental. Sampel penelitian yaitu siswa kelas II SMA sebanyak 190 orang, terdiri dari 95 orang laki-laki dan 95 orang perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan tidak ada pengaruh yang signifikan padaperbedaan jenis kelamin siswa. Hal ini dibuktikan dengan F = 4,51 dan p < 0,05. Penelitian relevan di atas menggunakan sampel siswa SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Variabel dependen penelitian tersebut adalah berpikir kritis. Belum ada penelitian tentang variabel dalam berpikir kritis yaitu kemampuan evaluasi dan inferensi. Oleh karena itu, peneliti akan membuat penelitian untuk memperkaya dan memberi sumbangan dalam penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi siswa.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil penelitian sebelumnya dapat dibuat bagan sebagai berikut. Model PBL
Berpikir Kritis
Araz & Sungur (2007)
Nezami dkk (2013)
Model PBL – Prestasi Akademik dan Kinerja Keterampilan
Cooperative Learning – Kemampuan Berpikir Kritis
Padmavathy (2013)
Shaarawy (2014)
Model PBL – Prestasi Belajar
Menulis Jurnal – Kemampuan Kognitif Berpikir Kritis
Iji dkk (2015)
Azizmalayeri dkk (2012)
Model PB – Prestasi Belajar
Metode Inkuiri Terbimbing – Berpikir Kritis
Yang akan diteliti: Model PBL – Kemampuan Evaluasi dan Inferensi
Gambar 2.5 Bagan Penelitian Relevan
2.3 Kerangka Berpikir Pada teori kognitif Piaget menjelaskan bahwa anak usia Sekolah Dasar masuk pada tahap operasional konkret. Untuk mengoptimalkan perkembangan kognitif anak diperlukan pembelajaran yang tepat. Pembelajaran yang kontekstual dan melibatkan siswa secara aktif. Model pembelajaran yang diduga dapat digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan anak adalah model PBL. Model PBL merupakan pembelajaran inovatif yang dapat mendorong siswa untuk menyelesaikan permasalahan dan berpikir tingkat tinggi. Langkahlangkah dalam model PBL ada lima yaitu (1) mengorientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) melakukan penyelidikan individual
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Model PBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa, salah satunya adalah berpikir kritis. Berpikir kritis adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk mencapai tujuan tertentu yang didasari dengan pemikiran yang logis. Kemampuan berpikir kritis siswa dibagi menjadi 6 bagian, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Kemampuan evaluasi adalah kemampuan untuk menilai kebenaran dari suatu pernyataan. Kemampuan inferensi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi suatu alasan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang masuk akal. Beberapa sekolah di Yogyakarta telah menerapkan Kurikulum 2013 meskipun penerapannya masih kelas I dan IV. Implementasi Kurikulum 2013 perlu didukung dengan penerapan model pembelajaran inovatif yang tepat sehingga kemampuan siswa dapat berkembang dengan maksimal. Diperlukan model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah model PBL. Model PBL dapat diterapkan pada mata pelajaran IPA. Salah satu materi yang dapat diterapkan dengan model PBL adalah Energi. Permasalahan pada materi energi sering dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari. Jika model PBL diterapkan dalam pembelajaran IPA, maka akan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis terutama kemampuan evaluasi dan inferensi siswa.
2.4 Hipotesis Penelitian 2.4.1 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017. 2.4.2 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan inferensi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab III ini berisi metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian membahas jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi experimental design dengan tipe non-equivalent control group design. Quasi experimental design adalah metode penelitian untuk mencari pengaruh suatu perlakuan dalam kondisi yang terkontrol dan kelompok kontrol tidak berfungsi sepenuhnya terhadap variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2011: 116-118). Non-equivalent control group design dikarenakan partisipan penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara acak (Setyosari, 2010: 157-158). Peneliti tidak dimungkinkan untuk mengacak siswa dan mengatur kelas untuk dijadikan sebagai sampel. Meskipun partisipan tidak dipilih secara random, namun tujuan sudah dipenuhi melalui hasil pretest sehingga kemampuan awal kedua kelompoktidak berbeda Penelitian ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Perlakuan pada kedua kelompok yaitu pemberian soal pretest. Pemberian pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal sampel. Pretest dilaksanakan sebelum siswa mendapat materi pembelajaran. Setelah diketahui kemampuan awal setiap kelompok, pada kelompok kontrol tidak diberi perlakuan atau pembelajaran berlangsung seperti biasa menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Sedangkan pembelajaran di kelompok eksperimen menggunakan model PBL. Setelah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mendapat perlakuan, kedua kelompok diberi soal posttest I untuk mengetahui pemahaman siswa. Pengaruh perlakuan dihitung menggunakan langkah 1) skor posttest I dikurangi skor pretest pada kelompok eksperimen, maka
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghasilkan skor 1, 2) skor posttest I dikurangi skor pretest pada kelompok kontrol, maka menghasilkan skor 2, 3) skor 1 dikurangi skor 2 (Cohen, 2007: 276277). Pengaruh perlakuan dihitung menggunakan rumus (O2 - O1) – (O4-O3). Jika perhitungan menghasilkan nilai negatif, maka tidak ada pengaruh perlakuan. Sedangkan jika hasil perhitungan bernilai positif, maka ada pengaruh perlakuan. Berdasarkan penjelasan tersebut Setyosari (2010: 158) menggambarkan desain penelitian sebagai berikut. O1 X O2 ------------------------O3 O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan: O1
= Rerata skor pretest pada kelompok eksperimen
O2
= Rerata skor posttestpada kelompok eksperimen
X
= Penggunaan (treatment) penggunaan model PBL
O3
= Rerata skor pretest pada kelompok kontrol
O4
= Rerata skor posttest pada kelompok kontrol
Garis putus-putus pada gambar desain penelitian menunjukkan cara penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Penentuan kelompok tidak menggunakan cara random, tetapi menggunakan kelas yang sudah ada (Cohen, 2007: 283). Selain itu, garis putus-putus berfungsi sebagai pemisah antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang disebut dengan non-equivalent control group design.
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta, Sleman. SD Perumnas Condongcatur Yogyakarta berlamatkan di Jalan Flamboyan, Nomor 11 Perumnas Condongcatur Yogyakarta Depok, Sleman, Yogyakarta. SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta merupakan gabungan dari tiga sekolah, yaitu SDN Perumnas 1, SDN Perumnas 2, dan SDN
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perumnas 3. Jumlah guru dan karyawan sebanyak 34 orang. Jumlah seluruh siswa dari kelas I sampai kelas VI sebanyak 640 orang. Jumlah seluruh kelas di SDN Perumas Condongcatur yaitu 17 kelas, kelas I sampai kelas V terdapat tiga kelas paralel, sedangkan kelas VI terdapat dua kelas paralel. Peneliti memilih SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena guru belum pernah menerapkan pembelajaran inovatif pada mata pelajaran IPA terutama model PBL. Selama pembelajaran, guru menyampaikan materi dengan cara memberi penjelasan, sedangkan siswa tidak terlalu dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.
3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian di SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Krathwohl (2004: 547) mengungkapkan bahwa pengambilan data eksperimental sebaiknya dilaksanakan dalam waktu singkat untuk mengurangi kemungkinan bias. Pengambilan data penelitian dilaksanakan selama 25 hari dimulai pada tanggal 19 September 2016 sampai dengan tanggal 11 Oktober 2016. Berikut adalah jadwal pengambilan data yang dilakukan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Kelompok
Kegiatan
Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Materi macam-macam energi Kontrol dan pemanfaatannya Materi penggunaan dan bahaya penggunaan energi listrik Materi hemat energi Posttest I Posttest II Materi macam-macam energi Eksperimen dan pemanfaatannya Materi penggunaan dan bahaya penggunaan energi listrik Materi hemat energi Posttest I Posttest II
Alokasi Waktu 2 x 35 menit 3 x 35 menit
Hari, Tanggal Senin, 19 September 2016 Jumat, 23 September 2016
3 x 35 menit
Sabtu, 24 September 2016
3 x 35 menit 2 x 35 menit 2 x 35 menit 3 x 35 menit
Senin, 26 September 2016 Selasa, 27 September 2016 Jumat, 7 Oktober 2016 Rabu, 28 September 2016
3 x 35 menit
Kamis, 29 September 2016
3 x 35 menit 2 x 35 menit 2 x 35 menit
Jumat, 30 September 2016 Sabtu, 1 Oktober 2016 Selasa, 11 Oktober 2016
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Indrawan dan Yaniawati (2014: 93) menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen untuk ditarik kesimpulan. Elemen dalam populasi yaitu kelompok besar gabungan individu yang menjadi target dalam penelitian. Sugiyono (2010: 117) mengemukakan bahwa populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta dengan jumlah sebanyak 82 orang yang terdiri dari 45 siswa laki-laki dan 37 siswa perempuan.
3.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih melalui teknik tertentu sehingga dapat mewakili populasi (Purwanto dan Sulistyastuti, 2007: 37). Sampel menjadi kelompok kecil yang diamati dalam penelitian karena telah mewakili populasi. Sejalan dengan itu, Darmadi (2014: 57) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek atau subjek penelitin. Sampel dapat mewakili populasi sehingga kesimpulan penelitian dapat berlaku secara umum. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik non probability sampling dengan tipe convenience sampling. Creswell (2015: 294295) menyatakan bahwa convenience sampling adalah penggunaan sampel yang sudah tersedia bagi penelitian. Peneliti tidak memilih sampel secara acak, namun menggunakan kelas yang telah ada. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas IV B dan IV C yang dipilih dengan cara undian. Siswa IV B berjumlah 26 orang, dan IV C berjumlah 30 orang. Pengundian disaksikan oleh kepala sekolah dan guru kelas IV. Undian menghasilkan bahwa kelas IV B menjadi kelompok eksperimen dan IV C menjadi kelompok kontrol. Pembelajaran di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dilaksanakan oleh
guru
yang sama. Pengajaran
dilaksanakan oleh guru kelas yang sama bertujuan untuk mengurangi bias dalam penelitian.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah variasi objek, sifat, kegiatan yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan (Darmadi, 2014: 14). Sependapat dengan itu, Setyosari (2010: 139) mengungkapkan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut, variabel penelitian adalah hal yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti. Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Kedua variabel digunakan karena sesuai dengan jenis penelitian eksperimen.
3.4.1 Variabel Independen Variabel
independen
atau
variabel
bebas
adalah
variabel
yang
mempengaruhi atau penyebab adanya variabel dependen (Sugiyono, 2015: 61). Variabel ini mempengaruhi dan menyebabkan perubahan pada variabel terikat. Pendapat yang sama diungkapkan oleh Martono (2014: 61), variabel indipenden adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain sehingga menghasilkan akibat. Variabel independen menjadi variabel yang menjelaskan fokus atau topik penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut, variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi adanya variabel lain. Variabel indipenden dalam penelitian ini adalah model PBL. Model PBL yang digunakan terdapat lima tahap, yaitu (1) mengorientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) melakukan penyelidikan individual atau kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
3.4.2 Variabel Dependen Sugiyono (2015: 61) menjelaskan bahwa variabel dependen atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi dari adanya variabel bebas. Sejalan dengan itu, variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen (Sudaryono, 2013: 23). Variabel ini menjadi akibat dari adanya variabel
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah kemampuan evaluasidan kemampuan inferensi. Variabel penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Variabel Dependen Variabel Independen
Kemampuan Evaluasi
Model PBL(PBL) Kemampuan Inferensi Gambar 3.2 Pemetaan Variabel Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes. Tes adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat individu atau kelompok (Sudaryono, 2013: 40). Tes menjadi alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki individu. Penelitian ini menggunakan bentuk tes uraian atau esai. Sudjana (2009: 35) mengungkapkan bahwa tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa untuk menjawab dengan menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, dan memberikan alasan dengan menggunakan bahasanya sendiri. Soal tes uraian mampu membuat siswa mengungkapkan gagasannya secara lebih luas melalui bahasa tulisan. Sejalan dengan itu, Sudaryono (2013: 64) mengungkapkan bahwa tes uraian dapat membuat siswa mengingat dan dalam mengerjakannya memerlukan daya kreativitas yang tinggi. Soal bentuk uraian menuntut siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Penelitian ini menggunakan tes uraian karena sesuai untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pretest dan posttest terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan instrumen yang sama. Pada tahap awal, kedua kelompok diberikan soal pretest. Pretest dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa. Setelah pemberian
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pretest dilanjutkan dengan pemberian perlakuan. Terdapat perbedaan perlakuan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen materi diajarkan dengan model PBL, sedangkan kelompok kontrol materi diajarkan secara
konvensional. Setelah diberi perlakuan, siswa
mengerjakan soal posttest. Posttest dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu posttest I dan posttest II. Posttest I bertujuan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Setelah beberapa hari, siswa mengerjakan soal posttest II, hal ini bertujuan untuk mengetahui retensi pengaruh perlakuan. Selain menggunakan tes, penelitian ini mengumpulkan data dengan melakukan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan guru mitra dan tiga anak dari kelompok eksperimen. Jenis wawancara yang digunakan yaitu semi terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara. Observasi dilakukan selama pembelajaran di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selama pembelajaran, peneliti menjadi observer dan mendokumentasikan berupa foto-foto kegiatan pembelajaran dikedua kelompok. Wawancara dilaksanakan sebelum dan sesudah adanya perlakuan. Berikut adalah pemetaan pengumpulan data yang digunakan. Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian No. 1
Kelompok Kontrol (IV C)
Variabel Evaluasi
Inferensi
2
Eksperimen(IV B)
Evaluasi
Inferensi
Data Skor pretest Skor posttest I Skor posttest II Skor pretest Skor posttest I Skor posttest II Skor pretest Skor posttest I Skor posttest II Skor pretest Skor posttest I Skor posttest II
Instrumen Soal uraian nomor 3a, 3b, dan 3c Soal uraian nomor 4a, 4b, dan 4c Soal uraian nomor 3a, 3b, dan 3c Soal uraian nomor 4a, 4b, dan 4c
3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data atau informasi yang relevan dengan permasalahan penelitian (Indrawan & Yaniawati, 2014: 112). Instrumen disusun sesuai dengan 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penggunaan variabel penelitian. Sependapat dengan itu, Sugiyono (2012: 102) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Selama penelitian diperlukan instrumen yang tepat untuk dapat mengukur variabel penelitian yang akan diukur. Penelitian ini menggunakan jenis instrumen bentuk tes. Instrumen penelitian dalam bentuk tes uraian atau esai berjumlah enam butir untuk mengukur enam kemampuan berpikir kritis, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan, dan regulasi diri. Soal berisi materi IPA kelas IV dengan kompetensi dasar 3.5 Memahami berbagai bentuk sumber energi dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menggunakan dua soal bernomor 3 dan 4 untuk mengukur kemampuan evaluasi dan inferensi. Berikut adalah matriks pengembangan instrumen. Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen No.
1.
2.
Variabel
Evaluasi
Inferensi
Aspek Menilai sah tidaknya klaim Menilai sah tidaknya argumen Menilai sah tidaknya argumen Menguji bukti-bukti
Menerka alternatifalternatif Menarik kesimpulan
Indikator Menilai kebenaran pernyataan perubahan energi listrik Menilai kebenaran pendapat penggunaan energi listrik Menilai kebenaran pernyataan mengenai bahaya energi listrik Membuat alternatif pemecahan masalah tentang penggunaan energi listrik Memperkirakan konsekuensi dari pemilihan alternatif penggunaan energi listrik Membuat kesimpulan tentang energi listrik
No Soal 3a 3b 3c 4a
4b
4c
3.7 Teknik Pengujian Instrumen Sebelum digunakan untuk penelitian, sebelumnya instrumen telah diuji untuk menghindari pertanyaan atau kalimat yang sulit dipahami responden. Teknik pengujian instrumen yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Berikut adalah penjabaran uji validitas dan uji reliabilitas instrumen.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.7.1 Uji Validitas Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukur (Sudaryono, 2013: 103). Instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat mengukur dan mengungkapkan data pada variabel dengan tepat. Validitas instrumen tes harus memenuhi validitas konstruksi (construct validity) dan validitas isi (content valididty) (Sugiyono, 2012: 123). Penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity), validitas muka (face validity), dan validitas konstruk (construct validity).
3.7.1.1 Validitas Isi Tes memiliki validitas isi apabila mampu mencakup materi dan sesuai dengan tujuan pembelajaran (Cohen, 2007: 162). Validitas ini dilakukan untuk melihat kesesuaian antara instrumen dengan isi materi. Validitas isi dapat dilakukan oleh orang yang ahli atau professional judgement (Cohen, 2007: 162163). Tes yang telah disusun dapat dinilai oleh ahli bidang studi untuk mengetahui kelayakan tes terhadap konsep materi (Sudjana, 2009: 13-14). Validitas isi pada penelitian ini didapat dari tiga ahli materi IPA, yaitu dua orang dosen mata kuliah IPA Fisika dan satu orang guru kelas IV yang biasa mengajar IPA. Validator 1 memberi saran secara lisan untuk lebih memperinci dalam rubrik penilaian pada soal nomor 3 dan 4. Validator 2 memberi masukkan pada soal nomor 3 dan 4 untuk melengkapi soal, sehingga dapat dibedakan antara jawaban yang mendapat skor 3 dan 4. Validator 3 memberikan penilaian baik dan tidak memberi saran pada soal nomor 3 dan 4. Total skor penilaian dari ketiga validator yaitu 3,94, 3,88, dan 3,88 (lihat Lampiran 3.4) Berdasarkan penilaian tersebut diperoleh rerata skor 3,86, yang menunjukkan bahwa instrumen layak dengan perbaikan. Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian di SD, peneliti telah memperbaiki instrumen sesuai dengan masukkan dari validator.
3.7.1.2 Validitas Muka Validitas muka untuk melihat gambaran tes yang telah dibuat dari segi permukaan dalam kemampuan mengukur variabel (Cohen, 2007: 163). Instrumen
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian diujicobakan pada enam orang siswa kelas IVA di SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Siswa mengerjakan soal pada hari Kamis, 25 Agustus 2016 selama 2×35 menit. Keenam siswa dipilih guru berdasarkan kemampuan kognitif tinggi, sedang, dan rendah. Setelah mengerjakan, siswa ditanya tentang pemahamannya dalam mengerjakan soal. Beberapa siswa kesulitan memahami maksud soal. Pada soal nomor 1 siswa belum memahami kata kelangkaan. Secara keseluruhan pernyataan dan kalimat perintah pada soal sudah dapat dipahami oleh siswa.
3.7.1.3 Validitas Konstruk Validitas konstruk dilakukan melalui uji empiris. Instrumen penelitian diujikan kepada siswa kelas IV SDN Deresan. Sekolah ini beralamatkan di Jalan Cempaka CT X, Deresan. Peneliti memilih SDN Deresan dikarenakan (1) akreditasi sekolah sama seperti Perumnas Condongcatur Yogyakarta yaitu A, (2) memiliki kelas paralel, (3) menerapkan kurikukulum 2013 pada kelas I dan IV, (4) prestasi siswa kelas IV kurang lebih sama dengan SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Soal dikerjakan pada hari Selasa, 30 Agustus 2016 dengan waktu 2×35 menit. Jumlah siswa yang mengerjakan soal sebanyak 30 orang. Setelah dilakukan uji empiris, soal dihitung untuk mengetahui validitasnya menggunakan rumus korelasi Pearson. Uji validitas konstruk menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan yaitu 95%. Kriteria yang digunakan yaitu jika harga Sig. (2tailed) < 0,05, maka item termasuk valid, sedangkan jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka item termasuk tidak valid (Field, 2009: 177-178). Berikut adalah uji validitas instrumen pada variabel evaluasi dan inferensi (lihat Lampiran 3.5). Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen No 1 2 3 4 5 6
Variabel Interpretasi Analisis Evaluasi Inferensi Eksplanasi Regulasi Diri
r tabel 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36
r hitung 0,73 0,57 0,72 0,557 0,83 0,48
Sig. (2-tailed) 0,000 0,001 0,000 0,001 0,000 0,007
Keterangan Valid Valid Valid Vaalid Valid Valid
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5 Hasil Validitas Instrumen Kemampuan Evaluasi dan Inferensi No
Variabel
Aspek
1
Evaluasi
Menilai kebenaran pernyataan perubahan energi listrik Menilai kebenaran pendapat penggunaan energi listrik Menilai kebenaran pernyataan mengenai bahaya energi listrik Membuat alternatif pemecahan masalah tentang penggunaan energi listrik Memperkirakan konsekuensi dari pemilihan alternatif penggunaan energi listrik Membuat kesimpulan tentang energi listrik
2
Inferensi
r tabel
r hitung
Sig. (2tailed)
Keterangan
0,36
0,62
0,000
Valid
0,36
0,73
0,000
Valid
0,36
0,71
0,000
Valid
0,36
0,69
0,000
Valid
0,36
0,83
0,000
Valid
0,36
0,64
0,000
Valid
Tabel di atas menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 pada semua variabel, maka semua aspek termasuk valid. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif dengan enam kemampuan berpikir kritis. Enam kemampuan berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Penelitian ini berfokus pada dua variabel yaitu evaluasi dan inferensi. Pada variabel evaluasi dan inferensi menunjukkan harga Sig. 2-tailed < 0,05, sehingga soal dinyatakan valid. Hasil uji validitas instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.
3.7.2 Uji Reliabilitas Cohen (2007: 146) mengungkapkan bahwa instrumen dapat dikatakan memiliki reliabilitas jika hasilnya konsisten dari waktu ke waktu yang diujikan pada responden. Alat pengukur dikatakan memiliki reliabilitas dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berbeda akan menunjukkan hasil yang sama (Taniredja, 2011: 43). Berdasarkan pendapat tersebut, reliabilitas instrumen yaitu instrumen yang memiliki konsistensi dalam menunjukkan hasil.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini menggunakan instrumen soal tes berbentuk uraian dalam pengumpulan data. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan progran komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) menyatakan bahwa suatu konstruk termasuk reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60. Berikut adalah tabel kriteria koefisien reliabilitas. Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi 0,91-1,00 0,71-0,90 0,41-0,70 0,21-0,40 Negatif-0,20
Kualifikasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Berikut adalah hasil uji reliabilitas soal menggunakan program IBM SPSS statistics 22 dengan analisis Alpha Cronbach. Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Uji Reliabilitas Instrumen
Alpha Cronbach 0,72
Kualifikasi Tinggi
Berdasarkan perhitungan tersebut, hasil reliabilitas instrumen memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60 yaitu sebesar 0,720. Nilai Alpha Cronbach termasuk dalam kriteria tinggi, sehingga instrumen soal reliabel dan layak untuk diterapkan dalam penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menghitung data sehingga dapat disajikan secara sistematis dan memperoleh interpretasi data (Priyatno, 2012: 1). Data dianalisis menggunakan analisis non parametrik dengan mempertimbangkan distribusi data normal atau tidak (Priyatno, 2012: 11). Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Berikut adalah teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.1 Analisis Pengaruh Perlakuan 3.8.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data bertujuan untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan untuk menganalisis data selanjutnya. Uji normalitas dihitung menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji yang digunakan yaitu One Samples Kolmogorov Smirnov Test. Kriteria yang digunakan untuk kesimpulan uji normalitas yaitu. a. Jika hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka distribusi data tidak normal. b. Jika hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka distribusi data normal. Apabila
distribusi
data
normal,
maka
uji
statistik
selanjutnya
menggunakan statistik parametrik misalnya Independent samples t-test atau Paired samples t-test (Field, 2009: 326). Sebaliknya apabila distribusi data tidak normal, maka uji statistik selanjutnya mneggunakan statistik non parametrik misalnya Mann-Whitney U-test atau Wilcoxon (Field, 2009: 345). Hipotesis statistik untuk uji normalitas distribusi data adalah sebagai berikut. Hnull
: Tidak ada deviasi (penyimpangan dari normalitas data).
Hi
: Ada deviasi (penyimpangan dari normalitas data) Kriteria yang digunakan yaitu jika Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak
dan Hi diterima. Berarti data ada deviasi dari normalitas, dengan kata lain data terdistribusi tidak normal. Sedangkan jika Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak, berarti tidak ada deviasi dari normalitas, dengan kata lain ditribusi data normal.
3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menganalisis hasil pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok sehingga dapat dibandingkan. Selain itu, uji perbedaan kemampuan awal untuk 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengontrol ancaman validitas penelitian. Jika kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara, maka kemungkinan bias kecil (Neuman, 2013: 238). Jika data terdistribusi normal, maka menggunakan Independent samples ttest, sedangkan jika data tidak terdistribusi normal maka menggunakan MannWhitney U-test (Field, 2009: 345).Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians. Jika harga Sig. Levene’s test > 0,05, maka terdapat homogenitas varians data kedua kelompok (Field, 2009: 150). Analisis statistik menggunakan program komputer IBM SPSS statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data uji perbedaan kemampuan awal menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. Hnull
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dengan pretest kelompok eksperimen.
Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen.
Kriteria untuk menarik kesimpulan. a.
Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kemampuan awal kedua kelompok sama.
b.
Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada perbedaan yang signifikan antara pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kemampuan awal kedua kelompok tidak sama. Kondisi yang ideal untuk penelitian adalah kedua kelompok memiliki
kemampuan yang sama atau tidak memiliki perbedaan yang signifikan, sehigga keduanya dapat dibandingkan.
3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi, dengan menggunakan selisih rerata skor posttest I dan pretest. Cohen mengungkapkan bahwa signifikansi pengaruh perlakuan dapat diketahui dengan menghitung selisih rerata posttest I ke pretest pada kelompok kontrol dan selisih rerata posttest I ke
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pretest pada kelompok eksperimen (2007: 276-277). Uji signifikansi dihitung menggunakan rumus (O2 – O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya lebih dari nol, maka ada pengaruh. Data rerata selisih skor berasal dari dua kelompok yang berbeda, maka menggunakan uji statistik 1) jika data terdistribusi normal, maka uji kemampuan awal menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test, 2) jika data terdistribusi tidak normal, maka uji kemampuan awal menggunakan non parametrik Mann-Whitney U-test (Field, 2009: 345). Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. Levene’s < 0,05, maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua kelompok, sedangkan jika harga Sig. Levene’s > 0,05, maka terdapat homogenitas varians dari kedua kelompok (Field, 2009: 150). Tingkat kepercayaan dalam teknik analisis data adalah 95%. Analisis data uji signifikansi menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. Hnull
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen.
Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest - posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen.
Berikut adalah kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan: a. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest - posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga penerapan model PBL tidak berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi. b. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretes t -posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi.
3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi. Uji besar
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengaruh perlakuan dihitung menggunakan effect size. Berikut adalah kriteria dalam menentukan besar efek (Field, 2009: 57). Tabel 3.8 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan r(effect size) 0,10 0,30 0,50
Persentase
Kategori Kecil Menengah Besar
pengaruh
Persentase Setara dengan 1% pengaruh perlakuan Setara dengan 9% pengaruh perlakuan Setara dengan 25% pengaruh perlakuan
perlakuan
dihitung
menggunakan
koefisien
determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) kemudian dikalikan 100%. Jika distribusi data normal maka dihitung menggunakan rumus (Field, 2009: 332).
r=√
Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal Keterangan: r
= besar pengaruh perlakuan dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson
t
= harga uji t
df
= harga derajat kebebasan
Jika data tidak terdistribusi dengan normal maka dihitung menggunakan rumus. r=√
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal r
= besar pengaruh perlakuan
t
= harga konversi dari deviasi (dari perhitungan non parametrik program SPSS)
N
= jumlah total responden (2 x jumlah siswa)
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.2 Analisis Lebih Lanjut 3.8.2.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui besar persentase pengaruh penerapan model PBL yang dilihat dari peningkatan rerata dari skor pretest dan posttest I. Analisis perhitungan menggunakan data rerata skor pretest dan posttest I pada uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Berikut adalah rumus untuk menghitung persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I.
Peningkatan=
–
× 100%
Gambar 3.5 Rumus Besar Persentase Peningkatan Pretest-Posttest I
Berikut adalah cara untuk mengetahui peresentase selisih skor pretest posttest I (gain score).
Gain Score =
× 100%
Gambar 3.6 Rumus Gain Score
Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi selisih pretest - posttest I kedua kelompok. Grafik poligon pada gain score menunjukkan perbandingan yang tepat pada rerata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Fraenkel, 2012: 250-251).
3.8.2.2 Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika ada data dari dua kelompok yang sama, maka digunakan uji statistik sebagai berikut. Jika data terdistribusi normal, maka uji statistik menggunakan Paired samples t-test (Field, 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2009: 325). Sebaliknya jika data tidak terdistribusi normal, maka uji statistik menggunakan Wicolxon (Field, 2009: 345). Analisis statistik menggunakan komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hipotesis statistik yang digunakan. Hnull
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen.
Hi
: Ada perbedaan yang signifikan anatara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut adalah kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan.
a. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga tidak ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. b. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada perbedaan yang signifikan antara selisihs kor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.
3.8.2.3 Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest dan Posttest Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif dan signifikan. Jika hasil bernilai positif berarti semakin tinggi skor pretest, maka semakin tinggi pula posttest I, signifikan berarti hasil skor hasil korelasi dapat digeneralisasi pada populasi. Sebaliknya jika hasil bernilai negatif berarti semakin tinggi skor pretest, maka semakin rendah skor posttest I. Uji korelasi antara skor pretest dan posttest I menggunakan rumus bivariate correlations. Jika data terdistribusi normal, maka uji korelasi menggunakan bivariate correlation coefficients yaitu Pearson’s correlation coefficient (Field, 2009: 177). Jika data tidak terdistribusi normal, maka uji korelasi menggunakan analisis statistik non-parametrik yaitu Spearman’s correlation coefficient (Field,
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2009: 179). Berikut adalah interpretasi koefisien korelasi untuk menguji hipotesis (Fraenkel, 2012: 235). Tabel 3.9 Kriteria Korelasi Correlation Coefficient 0,00-0,40 0,41-0,60 0,61-0,80 0,81 atau lebih
Interpretasi Rendah Cukup besar Sangat Besar Kemungkinan kesalahan perhitungan
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Berikut adalah hipotesis statistik uji korelasi (Field, 2009: 181). Hnull
:
Tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen.
Hi
:
Ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Berikut ini adalah kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan. a.
Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Ini berarti ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
b.
Jika harga Sig. (2-tailed ) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Ini berarti tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui perlakuan yang telah diberikan masih memiliki efek setelah beberapa lama. Uji retensi perlakuan menggunakan hasil skor posttest II. Posttest II dapat dilaksanakan dua minggu setelah pelaksanaan posttest I. Hasil skor posttest II digunakan untuk uji normalitas dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov. Jika data terdistribusi normal, maka dilakukan menggunakan uji statistik Paired samples ttest. Jika data tidak terdistribusi dengan normal, maka diuji menggunakan Wilcoxon (Field, 2009: 345). Data hasil skor posttest II dibandingkan dengan data posttest I menggunakan program IBM SPSS statistics versi 22 Windows dengan
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tingkat kepercayaan 95%. Berikut adalah hipotesis statistik untuk menganalisis data. Hnull
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan eksperimen
Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut adalah kriteria yang digunakan untuk diambil kesimpulan
(Priyatno, 2010: 102). a. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal ini berarti ada penurunan skor yang signifikan dari hasil skor posttest I ke posttest II. b. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal ini berarti tidak ada penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Persentase kenaikan rerata posttest I ke posttest II dihitung menggunakan rumus.
Peningkatan = x 100% Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh Gambar 3.8 Rumus Retensi Pengaruh Perlakuan
3.8.3 Persepsi terhadap Perlakuan Pada bagian ini akan disingkap persepsi perlakuan dengan melakukan wawancara dan observasi. Persepsi terhadap perlakuan dilakukan untuk mengetahui pendapat subjek yang terlubat dalam penelitian terhadap proses pembelajaran. Penelitian ini menganalisis dampak perlakuan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu teknik tes dan nontes. Teknik pengumpulan data yang utama yaitu tes. Nontes digunakan untuk melengkapi hasil penelitian. Peneliti menggunakan teknik nontes dengan metode triangulasi yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Observasi adalah proses melihat, mengamati, dan mencermati perilaku secara sistematis untuk mencapai tujuan (Herdiansyah, 2013: 131). Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti membuat catatan hasil observasi yang berisi kegiatan dan aktivitas siswa selama melaksanakan pembelajaran. Wawancara adalah proses interaksi antara pewawancara dan sumber informasi melalui komunikasi langsung (Yusuf, 2014: 372). Sependapat dengan itu, Sutoyo (2012: 152) mengungkapkan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab lisan yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan uraian tersebut, wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Wawancara yang digunakan bersifat semi terstruktur. Peneliti melakukan wawancara pada guru mitra dan tiga orang siswa yang memiliki kemampuan kognitif tinggi, sedang (menengah), dan rendah. Wawancara dilaksanakan sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan panduan wawancara. Dokumen yang digunakan pada penelitian ini adalah dokumen nilai siswa dan foto-foto saat pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari hasil pretest, posttest I, dan posttest II. Berikut adalah pedoman wawancara guru mitra dan siswa, baik itu sebelum dan sesudah perlakuan.
Tabel 3.10 Pedoman Wawancara dengan Guru Mitra No 1 2 3 4 5 6 7
Pertanyaan Apa model pembelajaran yang biasa digunakan untuk mengajar mata pelajaran IPA? Mengapa memilih model pembelajaran tersebut? Apakah sebelumnya Bapak pernah menggunakan model PBL dalam mengajar mata pelajaran IPA? Apakah terdapat kesulitan yang Bapak temui ketika menggunakan model PBL? Bagaimana pendapat Bapak mengenai proses pembelajaran menggunakan model PBL? Apakah model PBL efektif jika diterapkan dalam pembelajaran IPA? Apakah ada perbedaan dalam hal keaktifan, minat, ataupun konsentrasiantara kelompok kontrol dan eksperimen saat pembelajaran berlangsung. Apa saran Bapak untuk pembelajaran menggunakan model PBL?
Tabel 3.11 Pedoman Wawancara dengan Siswa No Sebelum Perlakuan
Pertanyaan
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa? Bagaimana biasanya cara gurumu mengajar IPA? Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA dengan metode ceramah? Mengapa? 4 Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA dengan model/metode lain (selain ceramah)? 5 Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan 3c? 6 Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 4a, 4b, dan 4c? 7 Dari soal 3 dan 4, manakah yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? Sesudah Perlakuan 1 Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA menggunakan model PBL? 2 Apakah kamu lebih memahami materi IPA dibandingkan sebelumnya? 3 Apakah belajar IPA dengan model PBL lebih menarik daripada metode ceramah? 4 Apakah kamu merasa kesulitan ketika belajar IPA dengan model PBL? Mengapa? 5 Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan 3c? 6 Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4a, 4b, dan 4c? 7 Apakah belajar IPA dengan model PBL mempermudah kamu untuk mengerjakan soal yang sulit? 1 2 3
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil penelitian dan hasil analisis data. Hasil penelitian ini berisikan implementasi penelitian yang meliputi deskripsi populasi dan deskripsi implementasi pembelajaran. Hasil analisis data berisikan uji hipotesis penelitian I dan uji hipotesis penelitian II yang meliputi pengaruh perlakuan dan analisis lebih lanjut. Pada pembahasan diuraikan mengenai pengaruh perlakuan dan dampaknya.
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Implementasi Penelitian Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel yaitu desain non probability sampling dengan tipe convenience sampling. Implementasi pembelajaran dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan total 9 jam pelajaran. Pembelajaran di kelompok kontrol dan kelompok eksperminen dilaksanakan oleh guru mitra yang sama. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti. Kegiatan dalam RPP terdiri dari tiga bagian, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Guru berperan sebagai pengajar di kelas kontrol, sedangkan di kelas eksperimen berperan sebagai fasilitator. Peneliti bertindak sebagai observer dan membantu guru dalam mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Populasi terdiri dari tiga kelas yaitu kelas IV A, IV B, dan IV C. Ketiga kelas tersebut memiliki prestasi yang sama karena siswa dikelompokkan dalam kelas secara acak. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV B dan IV C. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan cara pengundian yang disaksikan oleh kepala sekolah dan guru kelas. Undian
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghasilkan kelas IV B sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV C sebagai kelompok kontrol. Sampel pertama dalam penelitian ini adalah kelas IV C sebagai kelompok kontrol. Jumlah siswa di kelompok kontrol adalah 30 orang, yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Siswa pada kelompok kontrol berasal dari berbagai latar belakang, sebagian besar berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi menengah dan berpendidikan. Berdasarkan data pribadi siswa, pekerjaan orangtua siswa antara lain wiraswasta, wirausaha, PNS, guru, dosen, dan pedagang. Pendidikan orangtua antara lain SMP, SMA, SMK, D3, S1, dan S3. Saat pelaksanaan perlakuan, semua siswa di kelompok kontrol berangkat. Pada saat pretest sebanyak 2 orang tidak berangkat dan saat posttest II 1 orang tidak berangkat. Peristiwa tersebut dapat menjadi ancaman terhadap validitas internal
jenis
mortalitas.
Mortalitas
adalah
perubahan
individu
yang
mempengaruhi skor rerata pretest dan posttest (Creswell, 2015: 596). Untuk mengatasi ancaman ini, peneliti memasukkan rerata skor pretest dan posttest II pada siswa yang tidak masuk. Sampel kedua dalam penelitian ini adalah kelas IV B sebagai kelompok eksperimen. Jumlah siswa di kelompok eksperimen adalah 26 orang, yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Siswa pada kelompok eksperimen berasal dari berbagai latar belakang, sebagian besar berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi menengah dan berpendidikan. Berdasarkan data pribadi siswa, pekerjaan orangtua siswa antara lain wiraswasta, wirausaha, PNS, guru, dosen, dan pedagang. Pendidikan orangtua antara lain SMP, SMA, SMK, D3, S1, dan S3. Saat pelaksanaan perlakuan, semua siswa di kelompok eksperimen berangkat. Sampel pada kelompok eksperimen berjumlah 26 orang.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Pretest dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dari kedua kelompok. Pretest pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada hari Senin, 19 September 2016. Soal dalam bentuk uraian yang berjumlah 6 butir, dengan waktu pengerjaan selama 2×35 menit. Sebelum mengerjakan soal, guru
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memberi pengarahan langkah-langkah pengerjaan dan maksud dari butir soal. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang soal yang kurang dipahami. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengerjakan soal pretest didampingi oleh guru mitra. Peneliti berperan sebagai pengamat, menyiapkan alat yang dibutuhkan, dan mendokumentasikan kegiatan di kedua kelompok tersebut. Berikut deskripsi implementasi kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
1.
Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol Implementasi pembelajaran di kelompok kontrol menggunakan model
pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembelajaran pada setiap pertemuan adalah satu penggalan (3×35 menit). Pembelajaran dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dengan sub materi yang berbeda. Materi pokok yang dipelajari yaitu energi. Pertemuan pertama dilaksanakan hari Jumat, 23 September 2016 pada pukul 07.00-08.45 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu macam-macam sumber energi alternatif. Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi dengan cara tanya jawab energi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan inti dilaksanakan dengan penjelasan materi macam-macam sumber energi alternatif, siswa mencatat penjelasan guru di buku masing-masing. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pertemuan kedua dilaksanakan hari Sabtu, 24 September 2016 pada pukul 07.00-08.45 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu penggunaan dan bahaya penggunaan energi listrik. Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan apersepsi melalui tanya jawab macam-macam benda di lingkungan sekolah yang menggunakan energi listrik. Kemudian guru menjelaskan tentang penggunaan listrik dalam kehidupan sehari-hari. setelah memberi penjelasan, siswa menulis penjelasan guru di buku catatan. Kemudian guru menjelaskan penggunaan energi listrik yang tidak tepat dan bahaya yang ditimbulkan. Siswa kembali mencatat penjelasan guru di buku catatan. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari secara bersama-sama.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 26 September 2016 pada pukul 09.05-10.40 WIB. Materi utama yaitu tentang energi dengan sub materi tentang hemat energi. Kegiatan pembelajaran dibuka dengan doa dan absensi. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan kegiatan tanya jawab kepada siswa mengenai energi yang digunakan di rumah dan penggunaan energi tersebut. Pada kegiatan inti, siswa mendengarkan ceramah dari guru mengenai alasan manusia harus berhemat energi dan kegiatan sehari-hari yang dapat dilakukan untuk menghemat energi. Guru menuliskan materi yang disampaikan di depan kelas kemudian siswa mencatat pada buku masing-masing. Kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga diakhiri dengan menyimpulkan materi tentang hemat energi.
2.
Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model PBL
(PBL). Waktu pelaksanaan pembelajaran adalah satu penggalan dimulai pukul 07.00-08.45 WIB. Materi pokok yang dipelajari yaitu Energi. Pembelajaran dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan sub bab materi yang berbeda di setiap pertemuan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh guru mitra sesuai dengan RPP yang telah disusun peneliti. Pembelajaran di kelompok eksperimen meliputi tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Pembelajaran dimulai dengan pendahuluan yang berisi doa, salam, apersepsi, motivasi, dan orientasi. Kegiatan inti berisi lima langkah model PBL yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kegiatan penutp berisi kesimpulan, refleksi, dan tindak lanjut. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 28 September 2016 dari pukul 07.00-08.45 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah sumber energi alternatif. Di kegiatan awal guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kegiatan-kegiatan yang menggunakan energi listrik (apersepsi), penyampaian tujuan pembelajaran (orientasi) dan memotivasi siswa untuk semangat mengikuti kegiatan pembelajaran (motivasi). Selanjutnya, kegiatan inti pertama adalah mengorientasikan siswa pada masalah. Guru memperlihatkan sebuah video berita
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tentang kelangkaan listrik. Siswa mengamati video berita tersebut. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai peristiwa kelangkaan listrik yang pernah terjadi di sekitar siswa. kegiatan inti kedua adalah mengorganisasi siswa untuk belajar. Pada kegiatan ini, siswa dibagi dalam lima kelompok dan mendapat LKS dari guru. Siswa menuliskan data-data yang digunakan untuk menyelesaikan soal. Siswa menyususun rencana strategi untuk menyelesaikan soal dengan bimbingan guru. Kegiatan inti ketiga adalah membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada kegiatan ini, guru menuntun siswa bersama dengan kelompoknya menyelesaikan soal. Siswa dapat mencari tahu dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti buku. Kegiatan inti keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada kegiatan ini, siswa menuliskan hasil diskusi, membuat laporan hasil diskusi. Selanjutnya, secara bergantian setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dengan bimbingan guru. Kegiatan yang terkahir adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Siswa yang tidak presentasi memberikan tanggapan atas hasil presentasi dari kelompok lain. Kegiatan inti diakhiri dengan siswa dan guru menganalisis dan mengevaluasi hasil diskusi yang telah dipresentasikan. Pada kegiatan penutup, siswa bersama guru merangkum materi yang telah dipelajari, memberikan penguatan, dan melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis, 29 September 2016 dimulai pukul 07.00-08.45 WIB. Sub meteri yang dipelajari yaitu penggunaan dan bahaya penggunaan energi listrik. Pada kegiatan awal, guru tanya jawab dengan siswa mengenai kegiatan yang menggunakan energi listrik (apersepsi), menyanyikan lagu untuk menambah semangat belajar (motivasi), dan guru menyampaikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti, yang pertama guru mengorientasi siswa pada masalah dengan menayangkan sebuah gambar dan cerita yang berkaitan dengan kegiatan dalam menggunakan energi listrik. Kegiatan inti yang kedua yaitu mengorganisasi peserta didik untuk belajar, siswa dibagi menjadi enam kelompok yang sebelumnya telah dipilih berdasarkan tempat duduk. Setiap kelompok terdiri dari empat dan lima orang siswa. Kemudian setiap kelompok mendapat LKS yang berisikan langkah-langkah dan pertanyaan
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkaitan dengan permasalahan. Guru menuntun siswa dengan memberi penjelasan dalam menyelesaikan LKS. Kegiatan inti yang ketiga yaitu guru membimbing penyelidikan kelompok. Pada tahap ini siswa mulai mencari informasi dari bacaan, buku, dan alat-alat yang telah disediakan. Kelompok secara bergantian mencoba menggunakan alat listrik dengan pengawasan guru. Temuan dari buku dan mencoba melalui alat tersebut didiskusikan siswa dalam kelompok dan ditulis dalam lembar kerja siswa. Kegiatan inti yang keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya, pada tahap ini kelompok mendapat lembar untuk menuliskan laporan hasil temuannya. Kelompok mendapat bimbingan guru dalam menuliskan laporan tentang penggunaan dan bahaya penggunaan energi listrik. Setelah selesai menulis laporan, kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil temuannya. Kegiatan inti yang kelima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap terakhir ini siswa dan guru menganalisis dan mengevaluasi presentasi hasil temuan siswa. Selain itu, guru memberi masukan atas presentasi siswa. Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil temuannya, guru memberi penguatan tentang penggunaan energi listrik dan bahaya penggunaan energi listrik yang tidak tepat. Pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup, siswa bersama guru merangkum pembelajaran penggunaan dan bahaya penggunaan energi listrik, dan melakukan refleksi dengan tanya jawab antara guru. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat, 30 September 2016 pukul 09.05 WIB-10.40 WIB dengan sub materi mengenai hemat energi. Guru membuka pembelajaran dengan doa dan absensi. Apersepsi dilakukan guru dengan menayangkan sebuah berita yang berisi tentang kelangkaan listrik dan air di Indonesia serta melakukan tanya jawab untuk menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya, kegiatan inti yang pertama yaitu orientasi siswa pada masalah. Guru memperlihatkan beberapa gambar pada siswa mengenai pemborosan listrik atau air yang terjadi di sekitar siswa. Guru menuntun siswa untuk berpikir mengenai masalah yang terjadi pada gambar tersebut. Kegiatan inti yang kedua yaitu mengorganisasi peserta didik untuk belajar. Pada kegiatan ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang berisikan 5-6 anak didalamnya. Setiap kelompok mendapatkan satu gambar mengenai pemborosan listrik atau air
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan lembar kerja. Kegiatan inti yang ketiga yaitu membimbing penyelidikan individual atau kelompok. Pada kegiatan ini, siswa secara berkelompok mengerjakan soal di lembar kerja yang membimbing siswa untuk menjawab masalah yang ada pada masing-masing gambar. Setiap kelompok mencari berbagai informasi dari buku paket, artikel, alat-alat yang disediakan oleh guru, dan dengan berdiskusi dalam kelompok. Kegiatan inti yang keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada kegiatan ini, setiap kelompok menyusun berbagai informasi yang didapatkan dan hasil diskusi yang telah dilakukan untuk menjawab masalah yang ada pada gambar. Selanjutnya, setiap kelompok menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas secara bergantian. Kegiatan yang terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru bersama siswa mendengarkan dengan seksama hasil pekerjaan yang disampaikan di depan kelas. Siswa bersama guru menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan yang disampaikan masing-masing kelompok. Pada kegiatan penutup, guru menegaskan kesimpulan dari materi dan membimbing siswa untuk merefleksikannya pada kehidupan sehari-hari. Kegiatan refleksi kemudian dituangkan dalam kertas. Kertas ini berisi 1 hal yang akan dilakukan siswa sebagai aksi untuk melakukan kegiatan hemat energi di rumah ataupun di sekolah Pada hari Selasa, 27 September 2016 kelompok kontrol mengerjakan soal posttest I, sedangkan kelompok eksperimen mengerjakan soal posttest I pada 1 Oktober 2016. Tujuan dilaksanakannya posttest I adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setelah belajar menggunakan metode ceramah dan model PBL. Sekitar dua minggu setelah mengerjakan posttest I, tepatnya pada hari Jumat, 7 Oktober 2016 siswa pada kelompok kontrol mengerjakan soal posttest II dan siswa kelompok eksperimen mengerjakan soal posttest II pada hari Jumat, 14 Oktober 2016. Siswa mengerjakan soal posttest II bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah beberapa hari belajar menggunakan metode ceramah dan model PBL. Soal yang dikerjakan siswa pada posttest I dan posttest II sama seperti soal pretest.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.2 Deskripsi Sebaran Data Pada deskripsi sebaran data, peneliti ingin memperlihatkan perbedaan data yang diperoleh pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk setiap indikator. Hasil dari sebaran data dapat dilihat pada tabel berikut. 4.1.2.1 Kemampuan Evaluasi 1. Kelompok Kontrol Tabel 4.1 Sebaran Data No
Indikator
1
Menilai kebenaran pernyataan perubahan energi listrik Menilai kebenaran pendapat penggunaan energi listrik Menilai kebenaran pernyataan mengenai bahaya energi listrik Jumlah
2
3
Pretest 3 4
1
2
2
12
14
2
7
4
8
Posttest I 3 4
Total
1
2
Total
2
30
1
7
17
5
30
19
2
30
-
2
23
5
30
9
13
4
30
2
1
18
9
30
28
46
8
90
3
10
58
19
90
Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok kontrol pada ketiga indikator, siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 8 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 28 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 46 anak, dan siswa yang mendapat skor 4 sebanyak 8 anak. Hasil pengerjaan posttest I kelompok kontrol pada ketiga indikator siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 3 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 10 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 58 anak, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 19 anak. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya jumlah siswa yang mendapat skor 3 dan 4. Sedangkan, siswa yang mendapat skor 1 dan 2 jumlahnya berkurang.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Kelompok Eksperimen Tabel 4.2 Sebaran Data No 1
2
3
Indikator Menilai kebenaran pernyataan perubahan energi listrik Menilai kebenaran pendapat penggunaan energi listrik Menilai kebenaran pernyataan mengenai bahaya energi listrik Jumlah
Pretest 3 4
1
2
2
11
9
1
6
3
6
Posttest I 3 4
Total
1
2
Total
4
26
2
4
10
10
26
18
1
26
-
3
12
11
26
9
13
1
26
-
1
13
12
26
26
40
6
2
8
35
33
Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok eksperimen pada ketiga indikator, siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 6 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 26 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 40 anak, dan siswa yang mendapat skor 4 sebanyak 6 anak. Hasil pengerjaan posttest I siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 2 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 8 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 35 anak, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 33 anak. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest I. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya jumlah yang mendapat skor 4 dari yang berjumlah 6 anak menjadi 33 anak.
4.1.2.2 Kemampuan Inferensi 1. Kelompok Kontrol Tabel 4.3 Sebaran Data No 1
2
Indikator Membuat alternatif pemecahan masalah tentang penggunaan energi listrik Memperkirakan
Pretest 3 4
1
2
4
14
10
4
14
10
Posttest I 3 4
Total
1
2
Total
2
30
1
10
15
4
30
2
30
3
7
16
4
30
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
konsekuensi dari pemilihan alternatif penggunaan energi listrik Membuat kesimpulan tentang energi listrik Jumlah
3
13
12
2
30
3
11
14
2
30
11
41
32
6
90
7
28
45
10
90
Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok kontrol pada ketiga indikator, siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 11 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 41 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 32 anak, dan siswa yang mendapat skor 4 sebanyak 6 anak. Hasil pengerjaan posttest I kelompok kontrol pada ketiga indikator siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 7 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 28 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 45 anak, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 10 anak. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest I. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya anak yang mendapat skor 3 dan 4.
2. Kelompok Eksperimen Tabel 4.4 Sebaran Data No
Indikator
1
Membuat alternatif pemecahan masalah tentang penggunaan energi listrik Memperkirakan konsekuensi dari pemilihan alternatif penggunaan energi listrik Membuat kesimpulan tentang energi listrik Jumlah
2
3
Pretest 3 4
1
2
3
12
10
4
9
4 11
Posttest I 3 4
Total
1
2
Total
1
26
-
4
15
7
26
10
3
26
-
2
9
15
26
8
12
2
26
1
5
14
6
26
29
32
6
1
11
38
28
Tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok eksperimen pada ketiga indikator, siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 11 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 29 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 32 anak, dan
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa yang mendapat skor 4 sebanyak 6 anak. Sedangkan hasil pengerjaan posttest I siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 1 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 11 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 38 anak, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 28 anak. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest I. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya jumlah yang mendapat skor 3 dan 4.
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I Hipotesis penelitian I adalah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi pada mata pelajaran IPA dengan materi energi kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Variabel dependen pada hipotesis tersebut yaitu kemampuan evaluasi, sedangkan variabel independen adalah penerapan model PBL. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan evaluasi yaitu satu soal uraian dengan aitem soal nomor 3, soal ini menggunakan indikator menilai kebenaran pernyataan perubahan energi listrik, menilai kebenaran pendapat penggunaan energi listrik, dan menilai kebenaran pernyataan mengenai bahaya energi listrik. Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung menggunakan program statistik yaitu IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayan 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan yaitu; 1) uji normalitas data untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak, dari hasil tersebut dapat ditentukan analisis menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik, 2) uji perbedaan kemampuan awal, untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan eksperimen, 3) uji signifikansi pengaruh perlakuan, 4) uji besar pengaruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut yang terdiri dari 1) perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I, 2) uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest, 3) uji korelasi rerata pretest ke posttest, 4) uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data, sehingga dapat ditentukan jenis statistik yang digunakan untuk
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menganalisis data tersebut (Field, 2009:144). Data pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diuji menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test. Data yang diuji normalitasnya yaitu skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih dari pretest ke posttest I. Kriteria yang digunakan untuk kesimpulan uji normalitas data yaitu sebagai berikut. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal, sehingga uji statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik misalnya dengan Independent samples t-test atau Paired samples t-test (Field, 2009: 326). Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal, sehingga uji statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik misalnya dengan Mann-Whitney U-test atau Wilcoxon (Field, 2009: 345). Berdasarkan kriteria tersebut, hasil uji normalistas kemampuan evaluasi sebagai berikut (lihat Lampiran 4.3.1). Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data No 1
Aspek Pretest evaluasi kelompok kontrol
Kolmogorov 0,20
Saphiro 0,41
Keterangan Normal
2
Pretest evaluasi kelompok eksperimen
0,20
0,44
Normal
3
Posttest I evaluasi kelompok kontrol
0,09
0,10
Normal
4
Posttest I evaluasi kelompok eksperimen
0,06
0,06
Normal
5
Posttest II evaluasi kelompok kontrol
0,19
0,06
Normal
6
Posttest II evaluasi kelompok eksperimen
0,07
0,17
Normal
7
Selisih prettest-posttest I evalusi kelompok kontrol Selisih pretest-posttest I evaluasi kelompok eksperimen
0,06
0,61
Normal
0,20
0,61
Normal
8
Tabel 4.5 menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 untuk semua aspek. Aspek tersebut adalah pretest, posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest–posttest I untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Semua aspek menunjukkan distribusi data normal, sehingga analisis data selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Statisitik parametrik yang digunakan yaitu Independent sample t-test, untuk menganalisis data dari dua kelompok yang berbeda, misalnya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 326). Statistik parametrik Paired samples t-test digunakan untuk analisis data dari
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok yang sama, misalnya kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen atau kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk memastikan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama pada kemampuan evaluasi. Uji kemampuan awal skor pretest menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal (Field, 2009: 326). Data yang digunakan yaitu rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sebelum dilakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga Sig. > 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Sedangkan jika harga Sig. < 0,05 maka tidak ada homogentitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Berikut ini adalah hasil uji asumsi homogenitas varians (lihat Lampiran 4.4.1). Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians Uji Statistik
F
Sig.
Keputusan
Levene's Test for Equality of Variances
1,5
0,226
Homogen
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 1,5 dan harga Sig. = 0,226, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas data. Apabila varians homogen, maka data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data baris pertama pada output SPSS (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan untuk melakukan uji perbedaan kemampuan awal adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.4.1). Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Uji Statistik Independent samples t-test
Sig. (2-tailed) 0,916
Keterangan Tidak ada perbedaan
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rerata kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol (M = 2,60, SE = 0,11) lebih tinggi daripada rerata kelompok eksperimen (M = 2,58, SE = 0,10). Perbedaan skor tersebut tidak signifikan dengan t(54) = 0,106, p = 0,92 (p > 0,05). Maka Hnull diterima dan Hi ditolak, ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan rerata skor pretest kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan evaluasi yang sama sehingga dapat dibandingkan.
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk untuk mengetahui pengaruh penerapan PBL terhadap kemampuan evaluasi. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan rerata selisih skor pretest dan prosttest I pada kedua kelompok. Pengaruh perlakuan dapat dihitung menggunakan rumus (O2 -O1) – (O4 -O3), yaitu dengan mengurangkan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih posttest I – pretest pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277). Jika hasil perhitungan bernilai lebih besar dari 0, maka ada pengaruh. Hasil perhitungan kemampuan evaluasi menunjukkan selisih skor rerata pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 0,68, sedangkan selisih pretest dan posttest I pada kelompok kontrol sebesar 0,44. Hasil perhitungan selisih dari 0,68 dan 0,44 diperoleh angka 0,24 atau positif, maka ada pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi. Berdasarkan uji normalitas data, rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kedua kelompok berdistribusi normal, maka analisis statistik selanjutnya yaitu statistik parametrik dengan Indipendent samples t-test (Field, 2009: 326). Hal ini dikarenakan data yang dimasukkan berasal dari kelompok yang berbeda. Sebelum melakukan uji statistik, dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’e test. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 340). Jika harga Sig. > 0,05, maka terdapat homogenitas pada kedua data yang dibandingkan. Berikut ini adalah tabel hasil uji asumsi homogenitas varians (lihat Lampiran 4.5.1).
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians Uji Statistik
F
Sig.
Keputusan
Levene's Test for Equality of Variances
1,001
0,322
Homogen
Hasil Levene’s test menununjukkan harga F = 1,001 dan harga Sig. = 0,322, (p > 0,05), sehingga terdapat homogenitas varians data. Jika terdapat homogenitas varians, maka data uji statistik Independent samples t-test yang digunakan yaitu data baris pertama pada output SPSS (Field, 2009: 340). Analisis selanjutnya menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut ini adalah hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan evaluasi (lihat Lampiran 4.5.1). Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji Statistik Independent samples t-test
Sig. (2-tailed) 0,043
Keterangan Ada perbedaan
Skor rerata kelompok eksperimen (M = 0,68, SE = 0,07) lebih tinggi daripada rerata kelompok kontrol yaitu (M = 0,44, SE = 0,09). Perbedaan skor tersebut signifikan t(54) = -2,068, p = 0,043 (p < 0,05). Maka Hnull ditolak dan Hi diterima, ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest - posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen, dengan kata lain penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. Berikut ini adalah diagaram hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol dan eksperimen.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4. 1 Grafik Perbandingam Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Grafik di atas menunjukkan perbedaan selisih antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Mean kelompok kontrol sebesar 0,44, sedangkan mean kelompok eksperimen sebesar 0,68. Data tersebut menunjukkan mean kelompok eksperimen lebih tinggi daripada mean kelompok eksperimen.
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi. Data terdistribusi dengan normal, sehingga menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson (Field, 2009: 57). Independent samples t-test digunakan untuk mengambil r dalam melakukan uji besar pengaruh perlakuan. Persentase pengaruh perlakuan didapat dengan menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) kemudian dikalikan 100% (Field, 2009: 179). Berikut adalah hasil perhitungan effect size terhadap kemampuan evaluasi (lihat Lampiran 4.6).
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size Variabel
t
t2
df
Evaluasi
-2,07
4,28
54
r (effect size) 0,26
R2
%
Kategori Efek
0,07
7%
Kecil
Berdasarkan tabel di atas, besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi adalah r = 0,26 atau 7%. Hal ini berarti besar pengaruh model PBL sebesar 7% atau kecil.
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Perhitungan persentase peningkatan rerata prestet ke posttest I bertujuan untuk mengetahui persentase peningkatan skor rerata dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada uji normalitas data menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test. Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dihitung dengan membagi selisih rerata pretest posttest I dengan rerata pretest, kemudian dikali 100%. Berikut adalah hasil perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I (lihat Lampiran 4.7.1).
Tabel 4.11 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I No
Kelompok
1 2
Kontrol Eksperimen
Rerata Pretest Posttest I 2,60 3,04 2,58 3,27
Peningkatan (%) 16 26
Sig. (2tailed) 0,00 0,00
Signifikansi Signifikan Signifikan
Data tersebut menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar 2,60 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,58. Sedangkan hasil skor posttest I kelompok kontrol sebesar 3,04 dan rerata skor posttest I kelompok eksperimen sebesar 3,27. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 16%, sedangkan hasil perhitungan persentase rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 26%.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan perhitungan tersebut, kedua kelompok mengalami peningkatan skor dari pretest ke posttest I. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu sebesar 26%, sedangkan kelompok kontrol sebesar 16%. Berikut adalah grafik yang menunjukkan frekuensi selisish pretest-posttest I (gain score) pada kedua kelompok.
12 10
Frekuensi
8 6
Kontrol
4
Eksperimen
2 0 -1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
Gain Score
Gambar 4.2 Grafik Gain Score
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa gain score terendah pada kelompok kontrol adalah -0,67, sedangkan gain score terendah pada kelompok eksperimen adalah 0,00. Gain score tertinggi kelompok kontrol adalah 1,71, sedangkan gain score tertinggi kelompok eksperimen adalah 1,33. Namun frekuensi siswa yang mendapat nilai ≥ 0,52 pada kelompok kontrol berjumlah 11 anak, sedangkan kelompok eksperimen berjumlah 17 anak. Nilai 0,52 merupakan nilai tengah gain score yang didapat dengan menghitung 50% dari nilai tertinggi. Persentase gain score ≥ 0,52 pada kelompok kontrol sebesar 36%, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 65% (lihat Lampiran 4.7.2). Ini berarti 36% siswa pada kelompok kontrol diuntungkan dengan penerapan metode ceramah, sedangkan 65% siswa pada kelompok eksperimen diuntungkan dengan model PBL.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan perhitungan tersebut, penerapan model PBL memiliki persentase lebih besar daripada metode ceramah.
2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Menggunakan uji statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji data normal dan berasal dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I (lihat Lampiran 4.8.1). Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I No 1 2
Kelompok Kontrol Eksperimen
t 4,86 9,34
t2 23,61 87,23
df 29 25
r 0,67 0,88
R2 0,45 0,77
% 45 77
Kategori Besar Besar
Skor rerata kelompok eksperimen (M = 0,44, SE = 0,09) lebih tinggi daripada rerata kelompok kontrol yaitu (M = 0,68, SE = 0,07). Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05). Sedangkan hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05). Kedua kelompok memiliki harga Sig. (2tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima, ini berarti ada perbedaan peningkatan skor yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Persentase besar pengaruh penerapan model PBL pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Besar pengaruh penerapan model pembelajaran pada kelompok eksperimen sebesar 0,88 atau 77% yang setara dengan efek besar. Sedangkan besar pengaruh pada kelompok kontrol adalah 0,67 atau 45% yang setara dengan efek besar.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif atau negatif. Hasil positif berarti semakin tinggi skor pretest maka semakin tinggi pula skor posttest I, signifikan berarti hasil skor korelasi tersebut dapat digeneralisasikan pada populasi. Selain itu, uji korelasi untuk memastikan kontrol terhadap anacaman validitas internal penelitian regresi statistik. Regresi statistik terjadi jika siswa yang mendapat skor pretest tinggi juga mendapat skor posttest yang lebih rendah, sedangkan siswa yang mendapat skor pretest rendah akan mendapat skor posttest lebih tinggi. Data yang digunakan adalah skor rerata pretest dan skor rerata posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data yang digunakan terdistribusi normal, sehingga menggunakan rumus Pearson Correlation. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.9.1). Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I No
Kelompok
1 2
Kontrol Eksperimen
Pearson Correlation 0,64 0,73
Sig. (2tailed) 0,000 0,000
Keterangan Positif dan Signifikan Positif dan Signifikan
Berdasarkan hasil uji korelasi antara pretest dan posttest I, harga Sig. (2tailed) pada kelompok kontrol sebesar 0,000 (p < 0,05) dan kelompok eksperimen sebesar 0,000 (p < 0,05), ini berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Maka ada korelasi yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata posttest I pada kedua kelompok. Hasil Pearson Correlation pada kelompok kontrol sebesar 0,64, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 0,73. Angka ini menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki korelasi yang sangat besar. Harga Pearson Correlation kedua kelompok menunjukkan nilai positif, ini berarti siswa yang mendapat rerata skor pretest rendah, pada posttest I juga mendapat rerata skor rendah. Sedangkan siswa yang mendapat rerata skor pretest tinggi, pada posttest I
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
juga mendapat rerata skor tinggi. Kondisi ini ideal sehingga ancaman pada regresi statistik tidak terjadi.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui efek perlakuan yang diberikan setelah beberapa waktu. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan dengan menggunakan hasil pekerjaan siswa pada soal posttest II. Jarak waktu mengerjakan posttest I dan posttest II kurang lebih dua minggu. Data yang diuji berasal dari kelompok yang sama dan normal, sehingga diuji menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, atau dapat dikatakan ada perbedaan skor yang signifikan. Berikut adalah hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan eksperimen (lihat Lampiran 4.10.1). Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan No
Kelompok
1 2
Kontrol Eksperimen
Rerata Posttest Posttest I II 3,04 2,55 3,26 2,80
Peningkatan (%)
Sig. (2tailed)
Keterangan
-16 -14
0,000 0,001
Signifikan Signifikan
Berdasarkan data di atas menjukkan menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Ini berarti ada perbedaan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol. Sedangkan harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar 0,001 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Ini berarti ada perbedaan yang signifikan pada hasil posttest I ke hasil posttest II. Jadi, terdapat penurunan yang signifikan dari hasil posttest I ke hasil posttest II pada kemampuan evaluasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Persentase penurunan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan persentase penurunan kelompok kontrol sebesar 16%, sedangkan pada kelompok
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
eksperimen sebesar 14%. Berikut adalah grafik skor pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II 3.5 3.26 3.04
3
2.58
2.5
2.8 2.55
2.6
2
Kontrol
1.5
Eksperimen
1 0.5 0 Pretest
Posttest I
Posttest 2
Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Evaluasi
Untuk memastikan pencapain skor pada posttest II berbeda dengan pretest maka dilakukan analisis terhadap perbedaan skor posttest II dan pretest. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, atau dapat dikatakan ada perbedaan skor yang signifikan. Berikut tabel hasil uji perbandingkan skor pretest dan posttest II (lihat Lampiran (4.11). Tabel 4.15 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan No
Kelompok
1 2
Kontrol Eksperimen
Pretest 2,60 2,58
Rerata Posttest II 2,55 2,80
Sig. (2tailed) 0,63 0,07
Keterangan Tidak Signifikan Tidak Signifikan
Data di atas menunjukkan harga Sig. (2-tailed) kelompok kontrol sebesar 0,63 (p > 0,05), sedangkan harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar 0,07 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Ini berarti pada kedua kelompok tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil pretest ke posttest II.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II Hipotesis penelitian II adalah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan inferensi pada mata pelajaran IPA dengan materi energi kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Variabel dependen pada hipotesis tersebut yaitu kemampuan inferensi, sedangkan variabel independen adalah penerapan model PBL. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan evaluasi yaitu satu soal uraian dengan aitem soal nomor 4, soal ini menggunakan indikator membuat alternatif pemecahan masalah tentang penggunaan energi listrik, memperkirakan konsekuensi dari pemilihan alternatif penggunaan energi listrik, dan membuat kesimpulan tentang energi listrik Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung menggunakan program statistik yaitu IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayan 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan yaitu; 1) uji normalitas data untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak, dari hasil tersebut dapat ditentukan analisis menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik, 2) uji perbedaan kemampuan awal, untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan eksperimen, 3) uji signifikansi pengaruh perlakuan, 4) uji besar pengaruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut yang terdiri dari 1) perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I, 2) uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest, 3) uji korelasi rerata pretest ke posttest, 4) uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data, sehingga dapat ditentukan jenis statistik yang digunakan untuk menganalisis data tersebut (Field, 2009:144). Data pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diuji menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test. Data yang diuji normalitasnya yaitu skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih dari pretest ke posttest I.
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kriteria untuk menerima Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal, sehingga uji statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik misalnya dengan Independent samples t-test atau Paired samples t-test (Field, 2009: 326). Berdasarkan kriteria tersebut, hasil uji normalistas kemampuan inferensi sebagai berikut (lihat Lampiran 4.3.2). Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data No 1
Aspek Pretest inferensi kelompok kontrol
Kolmogorov 0,20
Saphiro 0,32
Keterangan Normal
2
Pretest inferensi kelompok eksperimen
0,05
0,31
Normal
3
Posttest I inferensi kelompok kontrol
0,08
0,19
Normal
4
Posttest I inferensi kelompok eksperimen
0,08
0,30
Normal
5
Posttest II inferensi kelompok kontrol
0,07
0,08
Normal
6
Posttest II inferensi kelompok eksperimen
0,08
0,27
Normal
7
Selisih prettest - posttest I evalusi kelompok kontrol Selisih pretest - posttest Iinferensi kelompok eksperimen
0,07
0,15
Normal
0,16
0,06
Normal
8
Tabel 4.16 menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 untuk semua aspek. Aspek tersebut adalah pretest, posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest – posttest I untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Semua aspek menunjukkan distribusi data normal, sehingga analisis data selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Statisitik parametrik yang digunakan yaitu Independent sample t-test, untuk menganalisis data dari dua kelompok yang berbeda, misalnya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 326). Statistik parametrik Paired samples t-test digunakan untuk analisis data dari kelompok yang sama, misalnya kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk memastikan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama pada kemampuan inferensi. Uji kemampuan awal skor pretest menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan dari dua kelompok berbeda (Field, 2009: 326). Data yang digunakan yaitu
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sebelum dilakukan analsis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga sig. > 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Sedangkan jika harga sig. < 0,05 maka tidak ada homogentitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Berikut ini adalah hasil uji asumsi homogenitas varians (lihat Lampiran 4.4.2). Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians Uji Statistik
F
Sig.
Keputusan
Levene's Test for Equality of Variances
0,06
0,79
Homogen
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 0,06 dan harga Sig. = 0,79, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas data. Apabila varians homogen, maka data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data baris pertama pada output SPSS (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan untuk melakukan uji perbedaan kemampuan awal adalah 95%. Kriteria yang digunakan adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti ada perbedaan kemampuan awal. Sedangkan jika harga Sig, (2-tailed) > 0,05 tidak ada perbedaan kemampuan awal. Berikut adalah hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.4.2). Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Uji Statistik Independent samples t-test
Sig. (2-tailed) 0,593
Keterangan Tidak ada perbedaan
Rerata kemampuan inferensi pada kelompok kontrol (M = 2,60, SE = 0,11) lebih tinggi daripada rerata kelompok eksperimen (M = 2,58, SE = 0,10). Perbedaan skor tersebut tidak signifikan dengan t(54) = 0,106, p = 0,593 (p > 0,05). Maka Hnull diterima dan Hi ditolak, ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest kemampuan inferensi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan inferensi yang sama sehingga dapat dibandingkan.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk untuk mengetahui pengaruh penerapan PBL terhadap kemampuan inferensi. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan rerata selisih skor pretestdan prosttest I pada kedua kelompok. Pengaruh perlakuan dapat dihitung menggunakan rumus (O2 -O1) – (O4 -O3), yaitu dengan mengurangkan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih posttest I – pretest pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277). Jika hasil perhitungan bernilai lebih besar dari 0, maka ada pengaruh. Hasil perhitungan kemampuan inferensi menunjukkan selisih skor rerata pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 0,76, sedangkan selisih pretest dan posttest I pada kelompok kontrol sebesar 0,32. Hasil perhitungan selisih dari 0,76 dan 0,32 diperoleh hasil 0,44 atau positif, maka ada pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan inferensi. Berdasarkan uji normalitas data, rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kedua kelompok terdistribusi normal, maka analisis statistik selanjutnya yaitu statistik parametrik dengan Indipendent samples t-test (Field, 2009: 326). Hal ini dikarenakan data yang dimasukkan berasal dari kelompok yang berbeda. Sebelum melakukan uji statistik, dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’e test. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 340). Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas pada kedua data yang dibandingkan. Berikut ini adalah tabel hasil uji asumsi homogenitas varians (lihat Lampiran 4.5.2). Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians Uji Statistik
F
Sig.
Keputusan
Levene's Test for Equality of Variances
0,50
0,48
Homogen
Hasil Levene’s test menununjukkan harga F = 0,50 dan harga Sig.= 0,48, ini menunjukkan harga Sig. > 0,05, sehingga terdapat homogenitas varians data. Jika terdapat homogenitas varians, maka data uji statistik Independent samples t-
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
test yang digunakan yaitu data baris pertama pada output SPSS (Field, 2009: 340). Analisis selanjutnya menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut ini adalah hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan inferensi (lihat Lampiran 4.5.2). Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji Statistik Independent samples t-test
Sig. (2-tailed) 0,002
Keterangan Ada perbedaan
Skor rerata selisih kelompok eksperimen (M = 0,76, SE = 0,09) lebih tinggi daripada rerata selisih kelompok kontrol yaitu (M = 0,32, SE = 0,09). Perbedaan skor tersebut signifikan t(54) = -3,28, p = 0,002 (p < 0,05). Maka Hnull ditolak dan Hi diterima, ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest - posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen, dengan kata lain penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuang inferensi. Berikut ini adalah diagaram hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan inferensi pada kelompok kontrol dan eksperimen.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4. 4 Grafik Perbandingam Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I
4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan inferensi. Data terdistribusi dengan normal, sehingga menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson (Field, 2009: 57). Independent samples t-test digunakan untuk mengambil r dalam melakukan uji besar pengaruh perlakuan. Persentase pengaruh perlakuan didapat dengan menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) kemudian dikalikan 100% (Field, 2009: 179). Besar pengaruh penerapan model PBL pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan inferensi adalah r = 0,41 atau 17%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya efek, maka hasil perhitungan r setara dengan efek menengah. Berikut adalah hasil perhitungan effect size terhadap kemampuan inferensi (lihat Lampiran 4.6). Tabel 4.21 Hasil Uji Effect Size Variabel
t
t2
df
Inferensi
-3,28
10,75
54
r(effect size) 0,41
R2
%
0,17
17
Kategori Efek Menengah
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.4.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Perhitungan persentase peningkatan rerata prestet ke posttest bertujuan untuk mengetahui persentase peningkatan skor rerata dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada uji normalitas data menggunakan rerata One Samples Kolmogorov-Smirnov test. Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dihitung dengan membagi selisih rerata pretest - posttest I dengan rerata pretest, kemudian dikali 100%. Berikut adalah hasil perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I (lihat Lampiran 4.7.2). Tabel 4.22 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I No
Kelompok
1 2
Kontrol Eksperimen
Rerata Pretest Posttest I 2,34 2,66 2,43 3,20
Peningkatan (%) 13 32
Sig. (2tailed) 0,001 0,000
Signifikansi Signifikan Signifikan
Data tersebut menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar 2,34 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,43. Sedangkan hasil skor posttest I kelompok kontrol sebesar 2,66 dan rerata skor posttest I kelompok eksperimen sebesar 3,20. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest pada kelompok kontrol sebesar 13%, sedangkan hasil perhitungan persentase rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 32%. Berdasarkan perhitungan tersebut, terjadi peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan inferensi. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu sebesar 32%, sedangkan kelompok kontrol sebesar 13%. Berikut adalah grafik yang menunjukkan frekuensi selisish pretest - posttest I (gain score)pada kedua kelompok.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12 10
Frekuensi
8 6
Kontrol
4
Eksperimen
2 0 -1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
Gain Score
Gambar 4.5 Grafik Gain Score
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa gain terendah pada kelompok kontrol adalah -0,67, sedangkan gain terendah pada kelompok eksperimen adalah 0,00. Gain tertinggi kelompok kontrol adalah 1,33, sedangkan gain tertinggi kelompok eksperimen adalah 1,67. Namun frekuensi siswa yang mendapat nilai ≥ 0,33 pada kelompok kontrol berjumlah 19 anak, sedangkan kelompok eksperimen berjumlah 18 anak. Nilai 0,33 merupakan nilai tengah gain score yang didapat dengan menghitung 50% dari nilai tertinggi. Persentase gain score ≥ 0,52 pada kelompok kontrol sebesar 63,33%, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 69,30%. Ini berarti 63,33% siswa pada kelompok kontrol diuntungkan dengan penerapan metode ceramah, sedangkan 69,30% siswa pada kelompok eksperimen diuntungkan dengan model PBL. Berdasarkan perhitungan tersebut, penerapan model PBL memiliki persentase lebih besar daripada metode ceramah.
2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Menggunakan uji statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji data normal dan berasal
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I (lihat Lampiran 4.8.2). Tabel 4.23 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I No 1 2
Kelompok Kontrol Eksperimen
t 3,53 7,78
t2 12,46 60,52
df 29 25
r 0,54 0,83
R2 0,29 0,71
% 29 71
Kategori Efek Besar Besar
Skor rerata kelompok eksperimen (M = 0,32, SE = 0,09) lebih tinggi daripada rerata kelompok kontrol yaitu (M = 0,76, SE = 0,10). Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 (p < 0,05). Sedangkan hasil uji peningkatan rerata skor rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05). Kedua kelompok memiliki harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima, ini berarti ada perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Persentase besar pengaruh penerapan model PBL pada kelompok eksperimen lebih besar daripada pada kelompok kontrol. Besar pengaruh penerapan model pembelajaran pada kelompok eksperimen sebesar 0,84 atau 71% yang setara dengan efek besar. Sedangkan besar pengaruh pada kelompok kontrol adalah 0,54 atau 29% yang setara dengan efek besar.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif atau negatif. Hasil positif berarti semakin tinggi skor pretest maka semakin tinggi pula skor posttest I, signifikan berarti hasil skor korelasi tersebut dapat digeneralisasikan pada populasi. Selain itu, uji korelasi untuk memastikan kontrol terhadap anacaman validitas internal penelitian regresi statistik. Regresi statistik terjadi jika siswa yang mendapat skor pretest tinggi juga mendapat skor posttest yang lebih rendah, sedangkan siswa yang mendapat skor
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pretest rendah akan mendapat skor posttest lebih tinggi. Data yang digunakan adalah skor rerata pretest dan skor rerata posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data yang digunakan terdistribusi normal, sehingga menggunakan rumus Pearson Correlation. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.9.2). Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I No
Kelompok
1 2
Kontrol Eksperimen
Pearson Correlation 0,57 0,62
Sig. (2tailed) 0,001 0,001
Keterangan Positif dan Signifikan Positif dan Signifikan
Berdasarkan hasil uji korelasi antara pretest dan posttest I, harga Sig. (2tailed) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 0,001 < 0,05, ini berarti Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada korelasi yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata posttest I pada kedua kelompok. Hasil Pearson Correlation pada kelompok kontrol sebesar 0,57, sedangkan Pearson Correlation kelompok eksperimen sebesar 0,62. Harga Pearson Correlation menunjukkan nilai positif, ini berarti siswa yang mendapat rerata skor pretest rendah, pada posttest I mendapat rerata skor rendah. Sedangkan siswa yang mendapat rerata skor pretest tinggi, pada posttest I mendapat rerata skor tinggi. Kondisi ini ideal sehingga ancaman pada regresi statistik tidak terjadi.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui efek perlakuan yang diberikan setelah beberapa waktu. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan dengan menggunakan hasil pekerjaan siswa pada soal posttest II. Jarak waktu mengerjakan posttest I dan posttest II selama 10 hari. Data yang diuji berasal dari kelompok yang sama dan normal, sehingga diuji menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,000 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, atau dapat dikatakan ada perbedaan skor yang signifikan. Berikut adalah hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan eksperimen (lihat Lampiran 4.10.2). Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan No
Kelompok
1 2
Kontrol Eksperimen
Rerata Posttest Posttest I II 2,66 2,39 3,20 3,01
Peningkatan (%)
Sig. (2tailed)
Keterangan
-10 -5
0,03 0,07
Ada Perbedaan Tidak ada Perbedaan
Berdasarkan data di atas, kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,03 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Ini berarti ada perbedaan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol. Sedangkan harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar 0,07 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Ini berarti tidak penurunan skor yang signifikan pada hasil posttest I ke hasil posttest II kelompok eksperimen. Jadi pengaruh perlakuan model PBL lebih kuat dibandingkan dengan model konvensional. Persentase peningkatan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan persentase penurunan kelompok kontrol sebesar 10%, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 5%. Berikut adalah grafik skor pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan inferensi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5 3.2
3 2.5 2
3.01
2.66
2.43
2.39
2.34 Kontrol
1.5
Eksperimen
1 0.5 0 Pretest
Posttest 1
Posttest 2
Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Inferensi
Untuk memastikan pencapain skor pada posttest II berbeda dengan pretest maka dilakukan analisis terhadap perbedaan skor posttest II dan pretest. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05, atau dapat dikatakan ada perbedaan skor yang signifikan. Berikut tabel hasil uji perbandingkan skor pretest dan posttest II (lihat Lampiran 4.11.2). Tabel 4.26 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan No
Kelompok
1 2
Kontrol Eksperimen
Pretest 2,34 2,43
Rerata Posttest II 2,39 3,01
Sig. (2tailed) 0,63 0,00
Keterangan Tidak ada Perbedaan Ada Perbedaan
Berdasarkan data di atas menunjukkan harga Sig. (2-tailed) kelompok kontrolsebesar 0,63 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Ini berarti tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest II. Sedangkan harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar 0,00 (p > 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Ini berarti ada perbedaan yang signifikan pada hasil pretest ke posttest II.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2 Pembahasan Pada penelitian ini perlu kehati-hatian dalam menarik kesimpulan. Perlu adanya kontrol terhadap variabel di luar variabel penelitian. Mengontrol variabel berarti peneliti melakukan pengendalian, sehingga peneliti dapat menghilangkan pengaruh variabel di luar variabel yang diteliti. Tujuan mengontrol variabel tersebut adalah untuk menghilangkan bias yang kemungkinan muncul karena pengaruh variabel di luar variabel yang diteliti. 1. Sejarah Setiap perlakuan terhadap kelompok yang sedang diteliti terjadi antara pelaksanaan pretest dan posttest (Johnson & Christensen, 2008: 260, Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 155). Pengaruh sejarah bisa terjadi terhadap salah satu kelompok yang diteliti terutama jika penelitian dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Perubahan hasil yang terjadi pada salah satu kelompok tersebut tidak selalu disebabkan oleh perlakuan penelitian tetapi karena faktor lain, sehingga tidak bisa dikatakan murni sebagai pengaruh perlakuan penelitian. Hal tersebut misalnya pengaruh dari workshop, ekstrakurikuler, kursus, maupun acara TV. 2. Difusi perlakuan atau kontaminasi Ancaman ini terjadi ketika kelompok kontrol dan kelompok eksperimen saling berkomunikasi dan mempelajari perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen. Kontrol yang dapat dilakukan adalah dengan cara memisahkan kedua kelompok dan meminta kedua kelompok untuk tidak saling mempelajari perlakuan yang telah diberikan pada kelompok eksperimen (Neuman, 2013: 130). 3. Perilaku kompensatoris Ancaman ini terjadi ketika perlakuan yang diberikan di kelompok eksperimen diketahui oleh kelompok kontrol. Keuntungan yang diperoleh oleh kelompok eksperimen dirasa jauh lebih banyak dibanding kelompok kontrol. Akibatnya kelompok kontrol lebih berusaha belajar untuk menandingi kelompok eksperimen dan mengalami demoralisasi sehingga tidak kooperatif (Neuman, 2013: 330). Solusinya adalah kelompok kontrol diberi pengertian bahwa sesudah penelitian mereka akan mendapatkan perlakuan yang sama. 4. Maturasi (maturation)
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setiap perubahan biologis atau psikologis yang terjadi sepanjang waktu penelitian dapat berpengaruh terhadap posttest pada variabel dependen (Johnson & Christensen, 2008: 261). Misalnya perubahan yang terjadi karena penuaan, kebosanan, rasa lapar, rasa haus, kelelahan, atau tambahan pengalaman belajar di luar penelitian. Ancaman terhadap validitas internal penelitian ini menjadi semakin serius jika penelitian dilakukan dalam jangka waktu lama atau dalam waktu beberapa tahun. Solusi untuk ancaman ini adalah waktu pelaksanaan pretest dan posttest pada kedua kelompok sama dan waktu penelitian tidak terlalu lama. Krathwohl (2004: 547) menganjurkan untuk melakukan penelitian eksperimental dalam waktu yang relatif singkat untuk menghindari ancaman terhadap validitas internal penelitian akibat history, mortality, selection, and maturation. 5. Regresi statistik Regresi statistik adalah kecenderungan partisipan mendapat skor pretest rendah akan mendapat skor posttest lebih tinggi, sebaliknya partisipan yang mendapat skor pretest tinggi akan mendapat skor posttest lebih rendah. Ancaman ini akan lebih besar terjadi pada penelitian terhadap kelompok yang di dalamnya ada yang berkebutuhan khusus. Jika perubahan yang terjadi pada posttest diklaim sebagai hasil perlakuan penelitian, kesimpulan tersebut bisa diragukan karena efek regresi statistik ini. Hasilnya bisa diragukan karena hasil pretest dan posttest belum tentu memiliki korelasi yang sempurna (Johnson & Christensen, 2008: 263). Solusinya adalah cermat dalam mengamati partisipan dengan skor pretest yang sangat tinggi atau sangat rendah dan membandingkannya dengan hasil posttest. 6. Mortalitas (mortality) Perbedaan jumlah partisipan pada waktu pretest dan posttest akibat mengundurkan diri dalam penelitian sehingga tidak ikut posttest dapat berpengaruh terhadap validitas penelitian. Solusi untuk mengatasi ancaman ini adalah melaksanakan penelitian dengan jangka waktu yang tidak lama dan menggunakan skor rata-rata untuk siswa yang tidak berangkat. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: menengah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282).
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Pengujian (testing) Pretest pada awal penelitian bisa mempengaruhi hasil posttest sehingga hasil posttest menjadi lebih tinggi jika tanpa ada pretest (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 156). Jika penelitian dilakukan terhadap satu kelompok eksperimen, ancaman terhadap validitas internal akan lebih tinggi (Johnson & Christensen, 2008: 262). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kelompok kontrol yang sama-sama mengerjakan pretest sehingga mengurangi ancaman terhadap validitas internal, ini karena kedua kelompok sama-sama mendapatkan pretest. 8. Instrumentasi (instrumentation) Setiap perubahan atau perbedaan instrumen pretest dan posttest yang digunakan untuk mengukur variabel dependen akan meningkatkan ancaman terhadap validitas internal penelitian (Johnson & Christensen, 2008: 262). Instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel menjadi ancaman serius terhadap hasil penelitian. 9. Lokasi (location) Jika lokasi yang digunakan untuk pretest, posttest, maupun untuk perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terlalu berbeda (misalnya ukuran ruang, kenyamanan ruang, kebisingan ruang, dsb), lokasi yang berbeda bisa menghasilkan skor posttest yang berbeda. 10. Karakteristik subjek (subject characteristics) Karakteristik subjek yang berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menjadi ancaman besar bagi validitas internal penelitian (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282). Kemampuan awal yang berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen akan mempengaruhi hasil posttest. Solusinya yaitu dites dengan pretest, kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang setara. Jika dalam pretest kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang tidak berbeda, bias yang mungkin terjadi dianggap tidak ada (Neuman, 2013: 238). 11. Implementasi (implementation)
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perbedaan guru yang mengajar pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen bisa berpengaruh pada skor posttest. Solusinya adalah guru yang mengimplementasi pembelajaran di kedua kelompok tersebut sama.
4.2.1 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Evaluasi Sebaran data posttest padakemampuan evaluasi menunjukkan bahwa siswa pada kelompok eksperimen mendapat skor yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Indikator pertama yaitu menilai kebenaran pernyataan perubahan energi listrik, ada peningkatan pada skor 3 dan 4 dikedua kelompok. Kelompok kontrol ada peningkatan sebanyak 3 orang pada skor 3 dan 4. Kelompok eksperimen ada peningkatan pada skor 3 sebanyak 1 orang, sedangkan pada skor 4 sebanyak 6 orang. Indikator kedua yaitu menilai kebenaran pendapat penggunaan energi listrik, pada kelompok kontrol ada peningkatan pada skor 3 dan 4 sedangkan pada kelompok eksperimen ada peningkatan pada skor 4. Kelompok kontrol ada peningkatan pada skor 3 sebanyak 4 orang, sedangkan pada skor 4 ada peningkatan sebanyak 3 orang. Kelompok eksperimen ada peningkatan pada skor 4 sebanyak 10 orang. Indikator ketiga yaitu menilai kebenaran pernyataan mengenai bahaya energi listrik, pada kelompok kontrol ada peningkatan pada skor 3 dan 4 sedangkan pada kelompok eksperimen ada peningkatan pada skor 4. Kelompok kontrol ada peningkatan sebanyak 5 orang pada skor 3 dan sebanyak 5 orang pada skor 4. Pada kelompok eksperimen ada peningkatan sebanyak 11 orang pada skor 4. Hipotesis I pada penelitian ini adalah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi siswa kelas IV semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis data menunjukkan bahawa model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan evaluasi siswa. Pengaruh ini dapat dilihat pada uji signifikansi pengaruh perlakuan yang menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,043 (p < 0,05), ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kesimpulan hipotesis I adalah, model pembelejaran berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan evaluasi. Model PBL memberi pengaruh kemampuan evaluasi sebesar 7% atau dalam kategori kecil. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji besar pengaruh perlakuan sebesar r = 0,26 atau 7%. Ini berarti, model PBL memberi pengaruh sebesar 7%, sedangkan sisanya merupakan pengaruh dari varibel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Variabel lain dapat berasal dari yang dapat mempengaruhi yaitu motivasi, konsentrasi, intelegensi, minat, dan kondisi tubuh. Perhitungan persentase peningkatan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan ada perbedaan yang signifikan. Pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan yang lebih besar daripada kelompok kontrol. Terlihat dari persentase peningkatan skor rerata pretest ke posttest I kelompok eksperimen sebesar 26%, sedangkan peningkatan rerata skor pretest ke posttestI kelompok eksperimen sebesar 16%. Uji besar pengaruh peningkatan rerata skor pretest ke posttest I menunjukkan bahawa peningkatan pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen memiliki harga r sebesar 0,88 atau 77% (kategori besar), sedangkan pada kelompok eksperimen memiliki harga r sebesar 0,67 atau 45% (kategori besar). Pada kedua kelompok mengalami peningkatan skor yang positif dan signifikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji korelasi antara rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol, harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05). Hasil pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05). Harga Sig. (2-tailed) menunjukkan bahwa kedua kelompok mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil Pearson Correlation pada kelompok kontrol sebesar 0,64 dan kelompok eksperimen sebesar 0,73. Harga Pearson Correlation menunjukkan nilai positif, ini berarti siswa yang mendapat rerata skor pretest rendah, pada posttest I mendapat rerata skor rendah. Sedangkan siswa yang mendapat rerata skor pretest tinggi, pada posttest I mendapatrerata skor tinggi.
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami penurunan yang signifikan pada kemampuan evaluasi. Pada kelompok kontrol mengalami penurunan persentase rerata yang lebih besar daripada kelompok eksperimen. Dibuktikan dengan uji retensi pengaruh perlakuan kedua kelompok menunjukkan harga Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar 0,001 dan kelompok kontrol sebesar 0,000. Persentase penurunan kelompok kontrol sebesar 16%, sedangkan kelompok eksperimen mengalami penurunan sebesar 14%. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kedua kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest II. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. > 0,05. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar 0,07 (p > 0,05) dan pada kelompok kontrol sebesar 0,63 (p > 0,05). Kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berbeda. Perbedaan ini terletak pada model pembelajaran yang diterapkan. Pada kelompok kontrol menerapkan model konvesional dengan metode ceramah. Kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol, siswa mendengarkan dan menulis penjelasan dari guru. Di kelompok eksperimen, pembelajaran menerapkan model PBL. Siswa melakukan kegiatan untuk memecahkan permasalahan, sedangkan guru membimbing dan menjadi fasilitator. Kegiatan pembelajaran di kelompok eksperimen melibatkan siswa lebih banyak, sehingga siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan evaluasi. Siswa memecahkan masalah dengan cara diskusi kelompok dan mencari informasi dari sumber yang ada. Setelah menemukan jawaban dari permasalahan, siswa melaporkannya dalam bentuk laporan dan presentasi.
4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Inferensi Sebaran data posttest pada kemampuan inferensi menunjukkan bahwa siswa pada kelompok eksperimen mendapat skor yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Indikator pertama yaitu membuat alternatif pemecahan masalah tentang penggunaan energi listrik, ada peningkatan pada skor 3 dan 4 dikedua kelompok. Kelompok kontrol ada peningkatan sebanyak 5 orang pada
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
skor 3 dan 2 orang pada skor 4. Kelompok eksperimen ada peningkatan pada skor 3 sebanyak 5 orang, sedangkan pada skor 4 sebanyak 6 orang. Indikator kedua yaitu memperkirakan konsekuensi dari pemilihan alternatif penggunaan energi listrik, pada kelompok kontrol ada peningkatan pada skor 3 dan 4 sedangkan pada kelompok eksperimen ada peningkatan pada skor 4. Kelompok kontrol ada peningkatan pada skor 3 sebanyak 6 orang, sedangkan pada skor 4 ada peningkatan sebanyak 2 orang. Kelompok eksperimen ada peningkatan pada skor 4 sebanyak 12 orang. Indikator ketiga yaitu membuat kesimpulan tentang energi listrik, pada kelompok kontrol ada peningkatan pada skor 3 sedangkan pada kelompok eksperimen ada peningkatan pada skor 3 dan 4. Kelompok kontrol ada peningkatan sebanyak 2 orang pada skor 3. Pada kelompok eksperimen ada peningkatan sebanyak 2 orang pada skor 3 dan 4 orang pada skor 4. Hipotesis II pada penelitian ini adalah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan inferensi siswa kelas IV semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis data menunjukkan bahwa model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan inferensi siswa. Pengaruh ini dapat dilihat pada uji signifikansi pengaruh perlakuan yang menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,002 (p < 0,05), ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan hipotesis II adalah, model pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan inferensi. Sebaran data posttest padakemampuan inferensi menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mendapat skor yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Kedua kelompok mengalami peningkatan skor pada posttest, terlihat dari jumlah siswa yang mendapat skor 1 dan 2 semakin berkurang dan siswa yang mendapat skor 4 meningkat. Pada kelompok eksperimen lebih banyak siswa yang mendapat skor 4 yaitu sebanyak 28 orang sedangkan kelompok eksperimen berjumlah 10 orang. Model PBL memberi pengaruh kemampuan inferensi sebesar 17% atau dalam kategori menengah. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji besar pengaruh perlakuan r = 0,41 atau 17%. Ini berarti, model PBL memberi pengaruh sebesar
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17%, sedangkan sisanya merupakan pengaruh dari varibel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Variabel lain dapat berasal dari yang dapat mempengaruhi yaitu motivasi, konsentrasi, intelegensi, minat, dan kondisi tubuh. Perhitungan persentase peningkatan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan ada perbedaan yang signifikan. Pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan yang lebih besar daripada kelompok kontrol. Terlihat dari persentase peningkatan skor rerata pretest ke posttest I kelompok eksperimen sebesar 32%, sedangkan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I kelompok kontrol sebesar 13%. Uji besar efek peningkatan rerata skor pretest ke posttest I menunjukkan bahawa kedua kelompok mengalami peningkatan yang besar, namun peningkatan pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen memiliki harga r sebesar 0,83 atau 71% (kategori besar), sedangkan pada kelompok kontrol memiliki harga r sebesar 0,54 atau 29% (kategori besar). Pada kedua kelompok mengalami peningkatan skor yang positif dan signifikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji korelasi antara rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 (p < 0,05). Hasil pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 (p < 0,05). Harga Sig. (2-tailed) menunjukkan kedua kelompok mengalami peningkatan skor yang signifikan. Hasil Pearson Correlation pada kelompok kontrol sebesar 0,52 dan kelompok eksperimen sebesar 0,62. Harga Pearson Correlation menunjukkan nilai positif, ini berarti siswa yang mendapat rerata skor pretest rendah maka pada posttest I mendapat rerata skor rendah. Sedangkan siswa yang mendapat rerata skor pretest tinggi maka pada posttest I mendapat rerata skor tinggi. Kemampuan inferensi pada skor posttest I dan posttest II kelompok kontrol ada perbedaan yang signifikan, sedangkan kelompok eksperimen tidak ada perbedaan yang signifikan. Pada kelompok kontrol mengalami penurunan persentase rerata yang lebih besar daripada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,03 (p < 0,05), sedangkan harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar 0,07 sebesar (p > 0,05). Persentase penurunan kelompok kontrol (10%) lebih besar daripada penurunan pada kelompok eksperimen (5%). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh model PBL masih kuat karena tidak ada perbedaan skor yang signifikan pada skor posttest I dan posttet II. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest II. Sedangkan kelompok eksperimen menunjukkan ada perbedaan yang signifikan. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol sebesar 0,60 (p > 0,05). Sedangkan harga Sig. (2-tailed) kelompok eksperimen sebesar 0,00 (p < 0,05). Kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berbeda. Perbedaan ini terletak pada model pembelajaran yang diterapkan. Pada kelompok kontrol menerapkan model konvesional dengan metode ceramah. Kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol, siswa mendengarkan dan menulis penjelasan dari guru. Di kelompok eksperimen, pembelajaran menerapkan model PBL. Siswa melakukan kegiatan untuk memecahkan permasalahan, sedangkan guru membimbing dan menjadi fasilitator. Kegiatan pembelajaran di kelompok eksperimen melibatkan siswa lebih banyak, sehingga siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan inferensi. Siswa memecahkan masalah dengan cara diskusi kelompok dan mencari informasi dari sumber yang ada. Setelah menemukan jawaban dari permasalahan, siswa melaporkannya dalam bentuk laporan dan presentasi.
4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan Krathwohl (1998: 546) menyatakan bahwa perlu menggunakan elemen kualitatif untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif. Analisis dampak perlakuan bertujuan untuk mengetahui persepsi terhadap subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian. Dampak pengaruh perlakuan diketahui dari data yang telah dikumpulkan melalui dua teknik pengumpulan data yaitu tes dan nontes. Peneliti menggunakan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada guru dan tiga orang siswa dari kelompok
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
eksperimen. Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dokumentasi yang dilakukan peneliti berupa memfoto kegiatan selama pembelajaran. Pada bagian ini, peneliti memaparkan dampak perlakuan berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Kegiatan observasi dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Observasi pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 28 September 2016 pukul 07.00-08.45 WIB. Siswa terlihat semangat ketika guru menyampaikan bahwa siswa akan bekerja dalam kelompok. Pada tahap awal, guru mengajak siswa utuk mengamati permasalahan yang ditampilkan dalam bentuk video. Siswa memperhatikan video berita kelangkaan energi listrik sebanyak dua kali. Seorang siswa bertanya kepada guru “Pak, jawabannya didiskusikan kelompok?” (Komunikasi pribadi, 28 September 2016). Guru menjelaskan kembali, “diselesaikan dengan bekerja kelompok, bisa dicari di buku kemudian didiskusikan.” (Komunikasi pribadi, 28 September 2016). Siswa bekerja sama dan berdiskusi menyelesaikan masalah dengan mencarinya dari buku. Siswa tampak antusias ketika mempresentasikan pekerjaannya, terlihat ketika mereka berebut urutan presentasi. Observasi kedua dilaksanakan pada hari hari Kamis, 29 September 2016 pukul 07.00-08.45 WIB. Siswa mengamati sebuah gambar dan cerita yang dibacakan oleh guru mitra. Masalah berkaitan dengan penggunaan energi listrik. Setelah mengamati permasalahan tersebut, siswa berkumpul dalam kelompok yang beranggotakan 4 orang. Pembagian kelompok berdasarkan tempat duduk siswa. Langkah berikutnya, siswa mendapat LKS berisi permasalahan berkaitan dengan cerita penggunaan energi listrik untuk didiskusikan. Seorang siswa bertanya kepada guru “Pak, isinya dicari dibuku siswa?” (Komunikasi pribadi, 29 September 2016). Guru menjelaskan kembali cara menyelesaikan LKS, “Iya, kalian diskusikan yang ada di LKS dan cari di buku-buku. Nanti boleh melakukan praktik menggunakan alat listrik yang ada di depan.” Siswa memecahkan masalah pada LKS dengan mencari dari bacaan, buku, dan melakukan percobaan dengan pengawasan guru. Kemudian siswa melaporkannya dalam laporan dibantu oleh guru. Hasil pekerjaan kelompok dipresentasikan secara bergantian. Observasi ketiga dilaksanakan hari Jumat, 30 September 2016 pukul 09.05-10.40 WIB. Siswa mengamati sebuah video berita kelangkaan energi dan
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyebabnya. Setelah mengamati permasalahan tersebut, siswa berkumpul dalam kelompok yang beranggotakan 4 orang. Setiap kelompok mendapat gambar mengenai kegiatan pemborosan energi dan LKS. Seorang siswa bertanya kepada guru “Pak, gambarnya buat mengerjakan LKS?” (Komunikasi pribadi, 30 September 2016). Guru menjelaskan kembali kegunaan gambar, “LKS ini berisi permasalahan sesuai dengan gambar yang kalian dapatkan, nanti dicari jawabannya di buku dan didiskusikan.” Siswa memecahkan masalah pada LKS dengan mencari dari bacaan, buku, dan melakukan percobaan dengan pengawasan guru. Siswa melakukan percobaan dengan membuktikan bahwa lampu pijar lebih boros dalam menggunakan listrik. Kemudian siswa melaporkannya dalam laporan dibantu oleh guru. Hasil pekerjaan kelompok dipresentasikan secara bergantian. Peneliti melengkapi data dengan melakukan wawancara. Wawancara pertama dilakukan dengan guru mitra setelah perlakuan pada hari Senin, 3 Oktober 2016. Guru mengungkapkan bahwa belum pernah menerapkan model PBL pada mata pelajaran IPA. Berikut adalah pernyataan guru “Belum pernah kalau PBL, kalau eksperimen sudah.” (W G B9). Guru mengungkapkan bahwa kesulitan dalam menerapkan model PBL adalah anak bingug dalam menentukan permasalahan dari kasus yang diangkat, hal ini dimungkinkan karena anak belum pernah belajar menggunakan model PBL. Berikut adalah pernyataan guru “Kalau kemarin kesulitannya itu anak masih susah menemukan masalah dari kasus, inti dari masalah masih bingung. Karena mungkin ini baru pertama kali menggunakan model PBL di kelas”. (W G B12). Guru mengungkapkan bahwa model PBLbaik dan menarik untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA, karena mengajak siswa berpikir lebih dalam dan berpikir kritis melalui kerjasama dalam kelompok. Berikut ini pernyataan guru mitra “Menggunakan model PBL baik, menarik, model PBL dapat memicu anak untuk berpikir lebih mendalam, berpikir kreatif, ada kerjasama yang baik dengan teman-temannya.” (W G B18). Guru mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan keaktifan, minat, dan konsentrasi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut adalah pernyataan guru
“Kalau
kelompok
kontrol
dan
kelompok
eksperimen
tidak
ada
perbedaannya, mungkin cara penyampaiannya yang berbeda. Kelas kontrol pakai penjelasan saja atau ceramah, sedangkan kelas eksperimen banyak kegiatan”.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(W G B27). Guru memberi saran tentang penerapan model PBL dalam penelitian ini yaitu sebaiknya sebelum penerapan model PBL siswa dibiasakan dengan langkah-langkah model PBL melalui kegiatan sosialisasi sehingga siswa tidak kebingungan. Berikut adalah pernyataan guru “Sarannya untuk pembelajaran PBL itu mungkin perlunya mengkondisikan siswa dan disosialisasikan dengan jelas langkah-langkah PBL karena langkah-langkah PBL banyak sehingga banyak siswa yang mungkin ada yang bingung.(W G B33). Wawancara selanjutnya dilakukan pada tiga orang siswa pada kelompok eksperimen. Ketiga siswa tersebut memiliki kemampuan kognitif yang berbeda yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Wawacara dilakukan secara terpisah. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa lebih memahami pembelajaran dengan menggunakan model PBL. Berikut adalah ungkapan siswa, “Iya, lebih ngerti tentang materi. (W2 SB B6). Hal yang sama disampaikan siswa “Iya, karena kemarin belajarnya bareng-bareng, terus buka-buka buku, jelas.” (W2 SB B7). Siswa tidak mengalami kesulitan dalam ketika belajar menggunakan model PBL, berikut adalah pernyataan siswa “Tidak, soalnya belajarnya praktik bareng sama teman” (W2 SC B12). Hal serupa disampaikan oleh siswa lain, “Tidak, karena ada alat-alat sederhana, kegiatannya dijelasin jelas, tidak bingung.” (W2 SB B16). Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan evaluasi siswa. Hasil wawancara menunjukkan bahwa saat pretest siswa mengalami kesulitan mengerjakan. Berikut adalah pernyataan siswa, “Agak, tapi sulit”. (W1 SC B15). Pendapat serupa disampaikan oleh siswa lain, “Ada yang bisa ada yang tidak”. (W1 SB B16). Hal berbeda disampaikan siswa setelah mendapat perlakuan. Hasil wawancara menunjukkan siswa tidak mengalami kesulitan mengerjakan soal evaluasi. Berikut adalah pernyataan siswa, “Iya, lebih bisa ngerjakan.” (W2 SA B18). Pendapat serupa disampaikan siswa, “Bisa, tapi masih ada yang sulit.” (W2 SC B18).“Bisa”(W2 SB B20). Wawancara berikutnya dilakukan untuk mengetahui kemampuan inferensi siswa. Hasil wawancara menunjukkan bahwa saat pretest siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal inferensi. Berikut adalah pernyataan siswa, “Agak merasa kesulitan”. (W1 SA B16). Pendapat serupa disampaikan oleh siswa lain, “Bisa, agak kesulitan”. (W1 SB B18). “Agak, soalnya sulit.”(W1 SC B18). Hal
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbeda disampaikan siswa setelah mendapat perlakuan. Hasil wawancara menunjukkan siswa dapat mengerjakan soal inferensi. Berikut adalah pernyataan siswa, “Bisa mengerjakan.” (W2 SB B18). Pendapat serupa disampaikan siswa lain, “Iya, jadi lebih bisa ngerjakan.” (W2 SA B18). Wawancara lain digunakan untuk mengetahui soal yang dirasa sulit oleh siswa. Hasil wawancara sebelum perlakuan menunjukkan bahwa semua siswa mengalami kesulitan pada soal nomor 4. Soal nomor 4 menunjukkan kemampuan inferensi, kesulitan karena membuat kesimpulan dan memilih langkah dalam menggunakan energi listrik. Berikut adalah pernyataan siswa, “Soal nomor 4 karena harus membuat kesimpulan.” (W1 SA B21). “Soal nomor 4, soalnya bingung menulis langkahnya yang mana dulu.” (W1 SB B21). “Nomor 4 soalnya sulit.” (W1 SC B21). Meskipun mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal pretest, siswa mengungkapkan belajar dengan model PBL mempermudah dalam mengerjakan posttest. Siswa lebih memahami materi yang dipelajari. Berikut adalah pernyataan siswa, “Iya, soalnya sebelumnya sudah dipelajari.”(W2 SC B22). “Iya, soalnya pernah belajar bersama teman-teman”(W2 SB B26). “Iya jadi lebih ngerti materi jadi bisa ngerjakan soal” (W2 SA B19).
4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut Penelitian
ini
menunjukkan
dua
hasil,
yaitu
penerapan
model
PBLberpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan evaluasi dan penerapan model PBLberpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan inferensi. Pada penelitian terdahulumenunjukan hasil bahwa model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik dan kinerja keterampilan (Araz & Sungur: 2007), model PBL berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa (Padmavathy: 2013), model PBL berpengaruh terhadap prestasi belajar (Iji dkk: 2015). Piaget mengungkapkan bahwa pemikiran anak berkembang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan (dalam Desmita, 2007: 46). Siswa usia Sekolah Dasar dalam teori Piaget masuk dalam tahap operasional konkret. Pada usia ini anak mulai berpikir secara logis mengenai kejadian yang nyata di lingkungan sekitarnya. Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran pada tahap ZPD dapat optimal jika didukung dengan adanya scaffolding (Salkind, 2009: 379-381).
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembelajaran dapat melibatkan siswa secara langsung dengan melakukan interaksi dengan teman dan lingkungan sekitar. Penelitian ini melibatkan siswa untuk membangun pengetahuannya dengan menyelesaikan permasalahan yang bersifat nyata melalui kegiatan kelompok. Hasil penelitian oleh PISA tahun 2012 dalam bidang matematika, membaca, dan sains menunjukkan bahwa Indonesia berada pada urutan ke 64 dari 65 negara yang terlibat dengan skor 382 (OECD, 2013: 232). Sementara itu, pada tahun 2015 Indonesia mengalami peningkatan peringkat. Indonesia berada di urutan 62 dari 70 negara dengan skor 403 (OECD, 2016:8). Peningkatan skor tersebut masih menunjukkan bahwa Indonesia masih termasuk rendah karena berada di urutan 10 besar terbawah. Rendahnya peringkat tersebut menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari dan berpikir tingkat tinggi terhadap mata pelajaran. Salah satu penyebabnya adalah pembelajaran di sekolah yang masih menerapkan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi terutama dalam berpikir kritis. Model yang dapat diterapkan salah satunya yaitu model PBL. Abidin (2014: 160) mengungkapkan bahwa model PBL adalah model pembelajaran yang memberikan siswa pengalaman nyata untuk mendorong kemampuan belajar, membangun pengetahuan, dan menggabungkan pengetahuan belajarnya di sekolah dan kehidupan nyata secara alamiah. Kemampuan berpikir siswa berkembang melalui kegiatan memecahkan masalah dalam pembelajaran. Facione membagi berpikir kritis menjadi enam keterampilan yaitu interpretasi, analisi, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri (Facione: 1990). Penelitian ini fokus meneliti penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA materi energi siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model PBL memberi efek kecil pada kemampuan evaluasi dengan nilai r = 0,26 atau sebesar 7%. Penerapan model PBL memberikan efek menengah terhadap kemampuan inferensi dengan nilai r = 0,41 atau sebesar 17%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, model PBL dapat diujicobakan ke sekolah lain sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan evaluasi dan inferensi siswa kelas
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IV pada mata pelajaran IPA. Model PBL dapat diujicobakan pada mata pelajaran lain, kemampuan lain, dan kelas yang berbeda.
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V merupakan bab penutup membahas kesimpulan, keterbatasan, dan saran. Kesimpulan menunjukkan hasil penelitian dan menjawab hipotesis penelitian. keterbatasam penelitian berisi kekurangan yang ada selama pelaksanaan penelitian. Saran berisi masukkan dari peniliti untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan 5.1.1 Penerapan model PBL pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil dari uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik dengan Independent samples t-test menunjukkan skor rerata selisih kelompok eksperimen sebesar (M = 0,68, SE = 0,07) lebih tinggi daripada rerata selisih kelompok kontrol (M = 0,44, SE =
0,09). Perbedaan skor
signifikan t(54) = -2,068, p = 0,043 (p < 0,05). Besar pengaruh perlakuan (effect size) terhadap kemampuan evaluasi adalah r = 0,26 atau 7% yang setara dengan efek kecil. 5.1.2 Penerapan model PBL pada mata pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan inferensi siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil dari uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik dengan Independent samples t-test menunjukkan Model PBL berpengaruh terhadap terhadap kemampuan inferensi. Skor rerata selisih kelompok eksperimen (M = 0,76, SE = 0,09) lebih tinggi daripada rerata selisih kelompok kontrol (M = 0,32, SE = 0,09). Perbedaan skor signifikan t(54) = -3,28, p = 0,002 (p < 0,05). Besar pengaruh perlakuan (effect size) terhadap kemampuan inferensi adalah r = 0,41 atau 17% yang setara dengan efek sedang.
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2
Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Langkah-langkah PBL kurang disosialisasikan pada siswa, sehingga mengalami
kebingungan
ketika
menyelesaikan
permasalahan
dan
melakukan penyelidikan. 5.2.2 Hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan ke semua sekolah, karena penelitian ini terbatas pada siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
5.3 Saran 5.3.1 Siswa perlu diperkenalkan dengan model PBL dalam pembelajaran sebelum dilaksanakan peneltian, sehingga siswa tidak mengalamai kebingungan. 5.3.2 Penelitian
di
SDN
Perumnas
Condongcatur
Yogyakarta
dapat
diujicobakan di Sekolah Dasar lain.
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI
Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama. Araz, G & Sungur, S. (2007). Effectiveness of Problem-Based Learning on academic performance in genetics: The International Uhion of Biochemistry and Molecular Biology. 35 (6). 448-451.Diakses pada tanggal 17 Desember 2016 dari http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/bmb.97/epdf. Azizmalayeri, K. dkk. (2012). The impact of guided inquiry methods of teaching on critical thinking of high school students: International of Education and Practice. 3 (10). 42-47.Diakses pada tanggal 17 Desember 2016 dari http://www.iiste.org/Journals/index.php/JEP/article/view/2530/2546 Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education (6th ed.). London and New York: Routledge. Creswell, J. (2015). Riset pendidikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi riset kualitatif & kuantittif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Darmadi. (2014). Metode penelitian pendidikan dan sosial: teori konsep dasar dan implementasi. Bandung: Alfabeta. Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Facione, P. A. (1990). Critical thinking: A statement of expert consensus for purposes of educational assessment and instruction.The complete American Philosophical Association Delphi Research Report is available as ERIC Doc. Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: SAGE. Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate research in education (8th ed.). New York: McGraw Hill. Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, observasi, dan focus groups: Sebagai instrumen penggalian data kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Hosnan, M. (2014). Pembelajaran saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Jakarta: Ghalia Indonesia.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ibrahim, M & Nur, M. (2000). Pengajaran berdasarkan masalah. Surabaya: University Press. Iji, C. O. Dkk. (2015). Effect of Problem Based Learning on senior secondary school students achievement in trigonometry in Northern Educational Zone of Cross River State, Nigeria: IOSR Journal of Mathematics. 11. 1625. Diakses pada tanggal 17 Desember 2016 darihttp://iosrjournals.org/iosr-jm/papers/Vol11-issue1/Version5/C011151625.pdf. Indrawan, R & Yaniawati, P. (2014). Metodelogi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan campuran untuk manajemen pembangunan, dan pendidikan. Bandung: Refika Aditama. Johnson, E. (2010). Contextual teaching and learning: Menjadikan kegiatan belajar-mengajar mengasyikkan dan bermakna. Bandung: Kaifa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Selalu berhemat energi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research: An integrated approach (2nd ed.). Illinois: Waveland Press. Martono, N. (2014). Metode penelitian kuantitatif: Analisis isi dan analisis data sekunder. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan kuantitatif (Ed. 7). Jakarta: PT Indeks. Nezami, N, R dkk. (2013). The effect of Cooperative Learning on the critical thinking on high school students: Technical Journal of Enginerering and Applied Sciences. 3 (19). 2508-2514. Diakses pada tanggal 17 Desember 2016 dari www.tjeas.com/uploads/2013/10/2508-2514.pdf. Ngalimun. (2012). Strategi dan model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. OECD. (2013). PISA 2012 results: what students know and can do-student performance in athematics, reading, and science. Diakses dari www.oecd.ord.pisa/keyfindings/PISA-2012-results-overview.pdf. OECD. (2016). PISA 2015 result in focus. Diakses dari www.oecd.ord/pisa//pisa2015-results-infocus.pdf. Padmavathy, R. D. (2012). Effectiveness of Problem Based Learning: Intenational Multisciplinary e-Journal. 2 (1). 45-51. Diakses pada tanggal 17 Desember 2016 dari.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://www.shreeprakashan.com/Documents/2013128181315606.6.%20Pa dma%20Sasi.pdf. Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Purwanto, E. A. &Sulistyastuti, D.R. (2007). Metode penelitian kuantitatif: untuk administrasi publik dan masalah-masalah sosial. Yogyakarta: Gava Media. Putra, S, R. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis Sains. Yogyakarta: DIVA Press. Rahyubi. (2014). Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik: Deskripsi dan tinjauan kritis. Majalengka: Referens. Rusman. (2011). Model-model pembelajaran mengembangkan professionalisme guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Salkind, N, J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia: Sejarah kemunculan, konsep dasar, analisis komparatif, dan aplikasi. Bandung: Nusa Media. Samatowa, H. S. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Pt. Indeks. Santrock. (2009). Psikologi pendidikan book I, Rd. 3. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Saptorini, dkk. (2013). Seri tematik 4B selalu berhemat energi. Jakarta: Yudhistira. Setyosari, P. (2010). Metode penelitian dan pengembangan. Jakarta: Kencana. Shaarawy, H. Y. (2014). The effect of journal writing on students cognitive critical thinking skills: International Journal of Higher Education. 3 (4). 120-128. Diakses pada tanggal 17 Desember 2016 dari http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1067578.pdf. Shoimin, A. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sudaryono, dkk. (2013). Pengembangan instrumen penelitian pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudjana, N.(2009). Penilaian hasil belajar mengajar. Bandung: Remadja Rosdakarya. Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mix method). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sutoyo, A. (2012). Pemahaman individu: Observasi, checklist, interviu, kuesioner, dan sosiometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Taniredja, T & Mustafidah, H. (2011). Penelitian kuantitatif (sebuah pengantar). Bandung: Alfabeta. Tawil, M & Liliasari. (2013). Berpikir kompleks dan implementasinya dalam pembelajaran. Makassar: Universitas Negeri Makassar. Trianto. (2011). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana. Yusuf, M. (2014). Metode penelitian: Kuantitatif, kualitatif, dan penelitian gabungan.Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri.
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Surat
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Kelompok Kontrol
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.5 Lembar Kerja Siswa
Nama Kelompok
:
Kelas
:
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Petunjuk: 1. Lihatlah tayangan video dengan seksama! 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang tersedia, boleh mencari informasi darimana saja seperti wawancara, buku, perpustakaan, dan lain-lain! 3. Tuliskan temuanmu pada kotak yang tersedia! Pertanyaan: Berdasarkan video tersebut, a. Apa yang menjadi penyebab masalah dari berita tersebut? b. Bagaimana cara alternatif yang bisa kalian lakukan untuk mengatasi masalah tentang kelangkaan listrik?(Jawaban memuat: macam-macam sumber energi alternatif, pemanfaatan dalam mengatasi kelangkaan listrik, kesimpulan) c. Buatlah sebuah percobaan dari pemanfaatan sumber energi alternatif air yaitu membuat kincir air sederhana!
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembuatan Kincir Air Sederhana A. Alat dan bahan : 1. Gunting 6. Botol air mineral 1,5 liter 2. Pisau atau cutter 7. Botol air mineral kecil 2 buah 3. Lem 8. Spidol bekas 4. Spidol 9. Bilah kayu 5. Kaset CD bekas B. Langkah kerja : 1. Potong botol bekas air mineral 1,5 liter, ambil bagian yang rata kirakira panjangnya atau tingginya 5-10 cm. 2. Ambil CD bekas dan spidol bekas yang sudah dikosongkan dan dibuang tutup atas bawahnya. 3. Masukkan spidol kedalam lubang CD, dorong hingga tepi. 4. Masukkan botol yang sudah dipotong, dilanjutkan CD yang kedua di masukkan. 5. Lem pada bagian pertemuan potongan botol dan permukaan CD, usahakan lingkaran botol center dengan CD. 6. Botol 600 ml, potong menjadi tiga bagian ambil yang rata sepanjang dudukan kincir. Lalu dibelah menjadi 4 sama besar. 7. Pasangkan pada silinder kincir. 8. Lem bagian bawah dan samping tangga kincir. 9. Rapikan rupa kincir dengan cutter dan penghalus.
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LKS PERTEMUAN 2 Nama Kelompok: _______________________________ _______________________________ _______________________________ _______________________________ Kasus
Di sore hari ada sebuah keluarga yang sedang melakukan aktivitas. Ibu sedang membuat jus jambu di dapur. Di halaman rumah,
Dito
sedang
berenang
sambil
mendengarkan musik bersama Rito. Tidak jauh dari kolam, Deni, Rian, dan Pandu sedang berusaha menurunkan sebuah layanglayang yang tersangkut di kabel listrik. 1. Alat listrik apa saja yang digunakan pada gambar tersebut? Perubahan energi apa yang terjadi pada alat tersebut? _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________
2. a._______________________________________ Jika Rino ingin mendengarkan musik sambil berenang, tuliskan minimal 3 cara yang dapat dilakukan supaya tetap aman! _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________
130 _______________________________________________________________ _______________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Dari cara yang telah disebutkan, manakah cara yang paling tepat? Tuliskan alasanmu! _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
c. Berdasarkan gambar dan cerita, buatlah sebuah kesimpulan mengenai
_________________________________________________________________
energi listrik!
_________________________________________________________________ _________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________________________________________________ _________________________
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Kerja Kelompok Silahkan cari informasi sebanyak-banyaknya untuk menjawab soal di bawah ini : 1. Ceritakan isi dari gambar yang kelompokmu dapat ! 2. Masalah apa yang terjadi pada gambar yang kelompokmu dapat ? 3. Apakah kamu setuju dengan masalah tersebut? jelaskan alasanmu! ? (paling sedikit 3 cara) 4. Sikap apa yang seharusnya kamu perlihatkan terkait dengan permasalahan tersebut ? (paling sedikit 3 sikap) Tuliskan hasil diskusi kelompok pada kolom di bawah ini !
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKSIKU Tuliskan aksi yang akan kamu lakukan setelah memahami materi hari ini !
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.1 Soal Uraian Kasus Saat siang hari sepulang sekolah Riko melihat ayahnya sedang menonton berita tentang kelangkaan listrik di televisi. Isi berita di TV yaitu bahwa pemerintah menganjurkan masyarakat untuk melakukan penghematan dengan memanfatatkan berbagai sumber energi alternatif yang ada. 1. Berdasarkankasus di atas, a. Sebutkan 4 macam sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kelangkaan listrik!
(Skor:
4)
........................................................................................................................ ....................................................................................................................... ........................................................................................................................ b. Jelaskan 4 pemanfaatan sumber energi alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber energi listrik! (Masing-masing1 pemanfaatan untuk setiap sumber energi alternatif)
(Skor: 4)
....................................................................................................................... ........................................................................................................................ ....................................................................................................................... c. Jelaskan 2 keuntungan dan 2 kerugian dari sumber energi alternatif! (Skor: 4) ....................................................................................................................... ........................................................................................................................ .......................................................................................................................
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! a. - Baling-baling kertas diletakkan di stang sepeda sambil sepedanya dijalankan. - Baling-baling kertas diletakkan di ruang tertutup. Apa yang membedakan dari 2 pernyataan di atas? Sebutkan minimal 2! (Skor: 4) ....................................................................................................................... ........................................................................................................................ 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
....................................................................................................................... b. Apakah kamu setuju jika parasut menggunakan cara kerja udara yang mengalir? Berikan 3 alasanmu!
(Skor: 4)
....................................................................................................................... ........................................................................................................................ ....................................................................................................................... c. Pada sore hari angin bertiup ke arah utara. Denis menerbangkan layanglayangnya ke arah selatan. Apakah yang dilakukan Denis sudah memanfaatkan energi angin? (Sudah atau belum). Berikan 3 alasanmu! (Skor: 4) ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
3.
Pilihlah jawaban yang tepat dari pernyataan di bawah ini dengan melingkari pilihan jawaban (Benar / Salah) kemudian tuliskan 2 alasannya! a. Lampu pijar menghasilkan cahaya dan panas( Benar / Salah ) (Skor: 4) Alasan: ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... b.
Ayah meminta Rino untuk tidak menggunakan alat listrik di dekat air (Benar / Salah)
(Skor: 4)
Alasan: ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... c.
Pada sore hari Rino dan ayah sedang menonton berita di televisi. Diberitakan bahwa seorang anak meninggal saat benang layang-layang
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dimainkannya tersangkut di kabel listrik di sore yang gerimis.
Ayah menasihati Roni untuk tidak bermain layang-layang di tempat yang terdapat kabel terutama saat gerimis. Benarkah nasihat ayah tersebut? Tuliskan 2 alasanmu!
(Skor: 4)
Alasan: ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
4.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat! a.
Rino akan mengganti bola lampu belajar yang mati. Tuliskan 3 cara mengganti bola lampudengan aman! (Skor: 4) ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
b.
Dari ketiga cara yang telah kamu tuliskan, manakah cara yang paling tepat? (Skor: 4) Tuliskan 2 alasanmu: ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
c.
Setiap hari keluarga Pak Rafi memanfaatkan energi listrik. Di rumahnya terdapat banyak alat yang menggunakan listrik seperti televisi, lampu, komputer, mesin cuci, kipas angin, kulkas, dan rice cooker. Keluarga Pak Rafi selalu hemat dan hati-hati dalam menggunakan alat listrik karena penggunaan yang salah dapat membahayakan. Dari cerita di atas, buatlah 3 kesimpulan mengenai energi listrik!(Skor: 4) ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
5.
Coba perhatikan gambar di bawah ini!
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a.
Ceritakan isi gambar di atas dengan minimal 3 kalimat!
(Skor: 4)
....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... b.
Setujukah kamu dengan yang dilakukan Pak Budi seperti pada gambar? Jelaskan alasanmu!
(Skor: 4)
....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... c.
Sebutkan minimal 3 cara yang dapat kamu lakukan untuk menghemat energi di rumah!
(Skor: 4)
....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 6.
Kamu dan adikmu sedang menonton TV di siang hari sambil menghidupkan kipas angin. Menonton TV terlalu lama membuatmu bosan, kemudian kamu masuk ke kamar untuk mendengarkan radio sambil menghidupkan AC dan lampu kamar tanpa mematikan TV. a.
Apakah yang kamu lakukan sudah mencerminkan perilaku hemat energi? Jelaskan alasanmu!
(Skor: 4)
....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b.
Sebutkan 3 hal yang tidak menunjukkan perilaku hemat energi pada cerita di atas!
(Skor: 4)
....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... c.
Sebutkan minimal 3 cara yang seharusnya kamu lakukan untuk menghemat energi sesuai dengan cerita di atas!
(Skor: 4)
....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban 1. a. Macam-macam sumber energi alternatif 1) Energi matahari 2) Energi angin 3) Energi air 4) Panas bumi b. Pemanfaatan sumber energi alternatif 1) Energi matahari : melalui sel surya, energi matahari dapat diubah menjadi energi listrik. 2) Energi angin
: pemanfaatan kincir angin (PLTAngin) untuk
membangkitkan energi listrik. 3) Energi air
: melalui air terjun yang dapat digunakan untuk
menghasilkan energi listrik (PLTA) 4) Panas bumi
:melalui PLTU (Pembangkit Listrik tenaga Uap).
Uap panas dari dalam bumi dialirkan ke permukaan melalui pipa, lalu uap panas dialirkan ke turbin melalui pipa yang menyebabkan turbin berputar. c. Keuntungan dan kerugian sumber energi alternatif Keuntungan: 4) Tidak akan habis walaupun dipakai terus-menerus. 5) Energi yang dihasilkan sangat besar. 6) Tidak mencemari lingkungan. Kerugian : 4) Membutuhkan biaya yang besar untuk memperolehnya. 5) Membutuhkan teknologi yang tinggi untuk mengubah energi alternatif mejadi energi yang dapat digunakan. 6) Ketersediaan energi alternatif dipengaruhi oleh musim.
2. a. Perbedaan: 1) Baling-baling (1)diletakkan di stang sepeda sambil sepedanya dijalankan sedangkan Baling-baling (2) diletakkan di ruang tertutup.
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Baling-baling (1) akan berputar karena ada tertiup angin sedangkan baling-baling (2) tidak akan berputar karena tidak ada angin di ruang tertutup. b. Setuju, Alasan: 1) Prinsip parasut memanfaatkan udara yang mengalir. 2) Udara yang terkumpul di bawah parasut yang mengembang yang akan memberikan tekanan ke atas. 3) Dengan tekanan ke atas akan memperkecil kecepatan parasut untuk mendarat. c. Belum. Alasan : 1) Denis dalam menerbangkan layang-layang berlawanan dengan arah angin. 2) Layang-layang tidak akan bisa terbang lepas karena beralawanan arah. 3) Denis tidak memanfaatkan energi angin dengan baik seharusnya menerbangkan layang-layang searah dengan arah angin yang bertiup.
3. a. Benar Alasan: 1) Lampu pijar menggunakan energi listrik 2) Energi listrik diubah menjadi energi panas dan energi cahaya b. Benar Alasan: 1) Menggunakan energi listrik didekat air berbahaya 2) Air dapat menghantarkan energi listrik c. Benar Alasan: 1) Bermain layang-layang saat hujan di dekat kabel listrik berbahaya. 2) Benang dapat menghantarkan energi listrik karena mengandung air. 4. a. Tiga cara mengganti lampu dengan aman: 1) Pastikan tangan dan kaki kering atau menggunakan alas kaki 2) Pastikan lingkungan sekitar kering 3) Mencabut kabel atau mematikan aliran listrik b. Matikan atau putuskan arus listrik Alasan:
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mencabut kabel telah memutuskan aliran listrik, sehingga tubuh tidak dapat menghantarkan arus listrik 5. a. Isi gambar: 1) Pak Budi sedang menggosol gigi di kamar mandi. 2) Pak Budi lupa mematikan keran di wastafel. 3) Air dari keran yang lupa dimatikan membanjiri kamar mandi Pak Budi. b. Tidak setuju dengan yang pak Budi lakukan karena Pak Budi tidak menggunakan air dengan hemat, Pak Budi tidak memiliki sikap hemat energi, Pak Budi boros air. c. Mematikan keran jika tidak digunakan, mematikan peralatan yang bersumber energi listrik jka tidak digunakan, menggunakan sepeda atau berjalan kaki jika bepergian jarak dekat
6. a. Hal-hal yang saya lakukan belum mencerminkan perilaku hemat energi, saya melakukan pemborosan energi dengan tidak mematikan alat elektronik ketika sudah tidak digunakan. b. Saya tidak mematikan TV ketika tidak ditonton, tidak mematikan kipas angin ketika tidak digunakan, dan menghidupkan lampu kamar di siang hari. c. Seharusnya saya mematikan TV jika sudah tidak ditonton, mematikan kipas angin ketika sudah tidak digunakan, dan tidak menghidupkan lampu kamar pada siang hari.
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian RUBRIK PENILAIAN PRETEST-POSTTEST No Soal
Variabel
Indikator Menyebutkan macam-macam sumber energi alternatif
Menjelaskan pemanfaatan pada setiap sumber energi alternatif
1.
Interpretasi
Menjelaskan keuntungan sumber energi alterntaif
Membandingkan pernyataan yang berbeda-beda
2.
Analisis
Melontarkan pernyataan prinsip kerja parasut kepada publik untuk melihat reaksi dengan maksud menyetujui gagasan
Mengidentifikasi suatu permasalahan pada permainan yang membutuhkan energi
Kriteria Jika menyebutkan 4 macam sumber energi alternatif dengan benar Jika menyebutkan 3 macam sumber energi alternatif dengan benar Jika menyebutkan 2 macam sumber energi alternatif dengan benar Jika menyebutkan 1, menjawab salah dan tidak menjawab Jika menjelaskan 4 pemanfaatan pada macam-macam sumber energi alternatif dengan benar Jika menjelaskan 3 pemanfaatan pada macam-macam sumber energi alternatif dengan benar Jika menjelaskan 2 pemanfaatan pada macam-macam sumber energi alternatif dengan benar Jika menjelaskan 1 pemanfaatan dengan benar atau tidak menjawab sama sekali Jika menyebutkan minimal 4 keuntungan dan/atau kerugian sumber energi alternatif dengan benar Jika menyebutkan 3 keuntungan dan/atau kerugian sumber energi alternatif dengan benar Jika menyebutkan 2 keuntungan dan/atau kerugian sumber energi alternatif dengan benar Jika menyebutkan 1 keuntungan dan/atau kerugian sumber energi alternatif atau tidak menjawab dengan benar Jika menyebutkan 2 perbedaan dari pernyataan dengan benar Jika menyebutkan 1 perbedaan dari pernyataan dengan benar Jika menjawab salah Jika tidak menjawab sama sekali Jika menuliskan 3 alasan dengan benar Jika menuliskan 2 alasan dengan benar Jika menuliskan 1 alasan dengan benar Jika menjawab salah atau tidak menjawab sama sekali Jika menjawab dengan benar dan memberikan alasan yang tepat Jika menjawab dengan benar dan
142
Skor 4 3 2 1 4
3
2
1
4
3
2
1
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Soal
Variabel
Indikator angin
Menilai kebenaran pernyataan perubahan energi listrik
Menilai kebenaran pendapat penggunaan energi listrik
3.
Evaluasi
Menilai kebenaran pernyataan mengenai bahaya energi listrik
Membuat alternatif pemecahan masalah tentang penggunaan energi listrik
4
Inferensi
Memperkirakan konsekuensi dari pemilihan alternatif penggunaan energi listrik
Kriteria memberikan alasan yang kurang tepat Jika menjawab dengan benar tetapi memberikan alasan yang tidak tepat Jika menjawab salah dan memberikan alasan yang tidak tepat Jika memilih jawaban dengan benar dan memberikan 2 alasan tepat Jika memilih jawaban dengan benar dan memberikan 1 alasan tepat
Skor 2 1 4 3
Jika memilih jawaban dengan benar namun alasan tidak tepat
2
Jika memilih jawaban salah dan memberikan alasan yang tidak tepat
1
Jika memilih jawaban dengan benar dan memberikan 2 alasan tepat Jika memilih jawaban dengan benar dan memberikan 1 alasan tepat
4
Jika memilih jawaban dengan benar namun alasan tidak tepat
2
Jika memilih jawaban salah dan memberikan alasan yang tidak tepat
1
Jika menjawab benar dengan 2 alasan tepat
4
Jika menjawab benar dengan 1 alasan tepat
3
Jika menjawabnamun alasan tidak tepat
2
Jika menjawab salah dengan alasan yang tidak tepat
1
Jika menuliskan 3 jawaban dengan benar Jika menuliskan 2 jawaban dengan benar
4
Jika menuliskan 1 jawaban benar
2
Tidak menuliskan jawaban dengan benar
1
Jika memilih cara benar dengan 2 alasan tepat
4
Jika memilih cara benar dengan 1 alasan tepat
3
Jika memilih cara benar dengan alasan tepat
2
Jika memilih cara yang salah dengan alasan tepat
1
3
3
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Soal
Variabel
Indikator Membuat kesimpulan tentang energi listrik
Menjelaskan pernyataan yang tepat dari hasil analisis.
Menjelaskan alasan mengapa mengambil posisi tertentu
5.
Eksplanasi
Menjelaskan cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan
Membuat penilaian diri terhadap gagasan sendiri
6.
Regulasi Diri
Kriteria Jika menuliskan 3 kesimpulan dengan benar
Skor 4
Jika menuliskan 2 kesimpulan dengan benar
3
Jika menuliskan 1 kesimpulan dengan benar
2
Jika menuliskan kesimpulandengan salah
1
Jika mampu menuliskan 3 kalimat dengantepat
4
Jika mampu menuliskan 2 kalimat dengan tepat
3
Jika mampu menuliskan 1 kalimat dengan tepat
2
Jika tidak menjawab sama sekali atau tidak menjawab dengan benar
1
Jika menjawab dengan benar dan memberikan alasan yang tepat
4
Jika menjawab dengan benar dan memberikan alasan yang kurang tepat
3
Jika menjawab dengan benar tanpa memberikan alasan
2
Jika menjawab salah atau tidak menjawab pertanyaan
1
Jika mampu menyebutkan 3 cara dengan benar
4
Jika mampu menyebutkan 2 cara dengan benar
3
Jika mampu menyebutkan 1 cara dengan benar
2
Jika menjawab dengan salah atau tidak menjawab pertanyaan
1
Jika menjawab benar dan memberikan alasan berupa bukti dengan tepat
4
Jika menjawab benar dan memberikan alasan berupa bukti namun belum tepat
3
Jika menjawab benar tanpa memberikan alasan
2
Jika menjawab salah atau tidak menjawab pertanyaan
1
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Soal
Variabel
Indikator Menguji pandangan sendiri terhadap masalah mengenai penghematan energi
Berani mengoreksi data-data yang digunakan
Kriteria Jika menuliskan 3 cara dengan benar
Skor 4
Jika menuliskan 2 cara dengan benar
3
Jika menuliskan 1 cara dengan benar
2
Jika menjawab dengan salah atau tidak menjawab pertanyaan
1
Jika berani mengoreksi data dengan memberikan alasan yang tepat
4
Jika berani mengoreksi data dengan memberikan alasan namun belum tepat
3
Jika berani mengoreksi data tanpa memberikan alasan
2
Jika tidak berani mengoreksi data
1
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Indikator Menyebutkan macammacam sumber energi alternatif Menjelaskan pemanfaatan pada setiap sumber energi alternatif Menjelaskan keuntungan sumber energi alterntaif Membandingkan pernyataan yang berbeda-beda Melontarkan pernyataan prinsip kerja parasut kepada publik untuk melihat reaksi dengan maksud menyetujui gagasan Mengidentifikasi suatu permasalahan pada permainan yang membutuhkan energi angin Menilai kebenaran pernyataan perubahan energi listrik Menilai kebenaran pendapat penggunaan energi listrik Menilai kebenaran pernyataan mengenai bahaya energi listrik Membuat alternatif pemecahan masalah tentang penggunaan energi listrik Memperkirakan konsekuensi dari pemilihan alternatif penggunaan energi listrik Membuat kesimpulan tentang energi listrik Menjelaskan pernyataan yang tepat dari hasil analisis. Menjelaskan alasan mengapa mengambil posisi tertentu Menjelaskan cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan Membuat penilaian diri terhadap gagasan sendiri Menilai kembali data-data yang digunakan Menguji pandangan sendiri terhadap masalah mengenai penghematan energi
Total Skor
1 4
Validator 2 3 Rerata 4 4 4
Komentar (Saran Perbaikan)
4
4
3
3,67
Soal diperjelas lagi “masing-masing 1 pemanfaatan tiap sumber energi”
3
4
4
3,67
4
4
4
4
Rubrik penilaian sebaiknya disesuaikan dengan kunci dan soal. Variabel analisis soal sudah baik
4
4
4
4
Sudah baik
4
3
4
3,67
4
4
4
4
Instrumen soal sudah baik
4
4
4
4
Instrumen soal sudah baik
4
4
4
4
Instrumen soal sudah baik
4
4
3
3,67
4
3
4
3,67
4
4
4
4
Rubrik penilaian dilengkapi lagi, sehingga dapat dibedakan antara skor 3 dan skor 4 Rubrik penilaian dilengkapi lagi, sehingga dapat dibedakan antara skor 3 dan skor 4 Instrumen soal sudah baik
4
4
4
4
Instrumen no 5a sudah baik
4
4
4
4
Instrumen no 5b sudah baik
4
3
4
3,67
4
4
4
4
4
4
3
3,67
4
4
4
4
71
69
69
Soal 1a variabel interpretasi sudah baik
Rubrik penilaian sebaiknya disesuaikan dengan kunci dan soal
Rubrik penilaian sebaiknya disesuaikan dengan kunci dan soal
Instrumen no 6a sudah baik Rubrik penilaian sebaiknya disesuaikan dengan kunci dan soal Instrumen no 6c sudah baik
Validator 1
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen penelitian layak diimplementasikan tanpa perbaikan Validator 2 Instrumen penelitian layak diimplementasikan dengan perbaikan Validator 3 Instrumen penelitian layak diimplementasikan dengan perbaikan Rata-rata 3,94 Keterangan: 4 : sangat sesuai 3 : sesuai 2 : tidak sesuai 1 : sangat tidak sesuai
3,83
3,83
Kategori Kelayakan: Skor Keterangan 4 Layak tanpa perbaikan 2,1 – 3,9 Layak dengan perbaikan 1-2 Tidak Layak
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas 3.5.1 Hasil Uji Validitas Setiap Variabel Total Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N Analisis
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30 ,733** ,000
N Interpretasi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30 ,568** ,001
N Evaluasi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30 ,722** ,000
N Inferensi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30 ,557** ,001
N Eksplanasi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30 ,829** ,000
N Regulasi Diri
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30 ,483** ,007
N
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.2 Hasil Uji Validitas 3.5.2.1 Validitas Aspek Evaluasi Correlations Total Total
Pearson Correlation
1
Item3A
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30 ** ,624
,000 N 30 ** Item3B Pearson Correlation ,730 Sig. (2-tailed) ,000 N 30 ** Item3C Pearson Correlation ,714 Sig. (2-tailed) ,000 N 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
3.5.2.2 Validitas Aspek Inferensi Correlations Total Total
Item4A
Item4B
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Item4C
1 30 ,695** ,000 30 ,829** ,000 30 ,640** ,000 30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda
30
% 100,0
0
0,0
Total
30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha 0,72
N of Items 6
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran. 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen No. Resp
Pre Kon Eva
Post1 Kon Eva
Post2Kon Eva
Pre Eks Eva
Post1 Eks Eva
Post2 Eks Eva
SelPrePost1 EvaKon
SelPrePost2 EvaKon
1
1,33
2,67
2
2,67
3,33
2,33
1,33
0,67
2
1,67
2,67
1,67
2,33
2,67
1,67
1
0,33
3
3,33
3,33
2,67
2,33
3,33
2
0
1
4
3
3,33
2,33
1,67
2,33
3,33
0,33
0,67
5
2,33
2,67
2
3
3,33
3,33
0,33
0,33
6
2
2,33
2,56
3,33
4
2,67
0,33
0,67
7
2,33
2,67
2
3,67
4
3
0,33
0,33
8
2,67
2
2,33
3
3,33
3,33
-0,67
0,33
9
3
3,67
2,67
3,33
3,67
2,67
0,67
0,33
10
3
3,67
2,33
2,33
2,33
2,67
0,67
0
11
2,33
2,33
2,33
2,33
3,33
3
0
1
12
3,67
3,67
2,56
3
3,33
3,67
0
0,33
13
2,67
3
3
2,67
3,67
3
0,33
1
14
2,67
3
3,33
2,33
3
2,67
0,33
0,67
15
2
3,04
2,67
3
4
2,8
1,04
1
16
2,67
3,04
2,33
3
3,67
3
0,37
0,67
17
2
3
2,67
2,67
2,67
2,67
1
0
18
3,33
3,33
3,33
2,67
4
3
0
1,33
19
3,33
3,67
3
2
3
2,67
0,33
1
20
3
3,33
3
3
3,33
3
0,33
0,33
21
2,67
3
2,67
2
3,33
3
0,33
1,33
22
2,33
3,04
3
1,67
2,67
3
0,71
1
23
1,67
2,33
2,56
2
2,67
2,33
0,67
0,67
24
3
3,33
3
2
3
2
0,33
1
25
3,33
3,33
3
2,58
3,67
2,33
0
1,08
26
2
3,04
2
2,58
3,33
2,33
1,04
0,75
27
3,33
3
3
-0,33
28
3,33
4
2,67
0,67
29
2,67
2,67
2,33
0
30
1,33
3,04
1,67
1,71
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Inferensi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen No. Resp
Pre Kon Inf
Post1 Kon Inf
Post2Kon Inf
Pre Eks Inf
Post1 Eks Inf
Post2 Eks Inf
SelPrePost1 InfKon
SelPrePost2 InfKon
1
1
2,33
2
2,67
3,67
2,67
1,33
1
2
1,67
2
1,67
1,67
3
3,33
0,33
1,33
3
3
2,67
3,33
2
2,67
2,67
-0,33
0,67
4
2,67
3
3
1,33
2,67
2
0,33
1,33
5
2,33
2,67
2,33
3,33
4
4
0,33
0,67
6
1,67
2,33
2,4
2,33
3,67
3,67
0,67
1,33
7
2,67
2,33
2,33
3,33
3,67
3,33
-0,33
0,33
8
2,67
3
1,67
2,33
3,33
3,67
0,33
1
9
1,67
2,67
1,67
3,67
3,67
3,33
1
0
10
2,33
2
2
2,33
4
3
-0,33
1,67
11
2
3
2,33
1,33
2,67
2,33
1
1,33
12
3
3,67
2,4
2,67
3,67
3,67
0,67
1
13
2,33
2,33
2,67
2,33
3,33
3,33
0
1
14
2
2
3,33
3
3,33
2,67
0
0,33
15
2,33
2,67
2,67
2,67
3,33
2,33
0,33
0,67
16
3,33
2,67
2,33
1,67
3
3,01
-0,67
1,33
17
2
3,33
2
2,67
3,67
3
1,33
1
18
3
3,67
2,33
3
3
3
0,67
0
19
3
3
2,67
2,33
2,33
3
0
0
20
2
2,33
2,33
3
3
3
0,33
0
21
2
2,33
2,33
2,33
2,67
3,33
0,33
0,33
22
2,33
2,67
3
3
3,33
3
0,33
0,33
23
1,33
1,67
2,4
1,33
2,67
3,33
0,33
1,33
24
2,67
2,33
3
2
2,67
2,33
-0,33
0,67
25
3
3
2,67
2,43
3
2,33
0
0,57
26
2,67
2,67
2,33
2,43
3
3
0
0,57
27
2,33
2,33
2
0
28
2,67
3
2
0,33
29
3
3,67
2,67
0,67
30
1,67
2,67
2
1
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.3 Hasil Uji SPSS Uji Normalitas Data 4.3.1 Kemampuan Evaluasi Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic PreEvaKon Post1EvaKon SelEvaKon Post2EvaKon PreEvaEks Post1EvaEks SelEvaEks Post2EvaEks
df
,135 ,176 ,205 ,143 ,135 ,205 ,184 ,162
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic *
26 26 26 26 26 26 26 26
,200 ,091 ,062 ,186 ,200* ,060 ,200* ,077
df
,961 ,934 ,926 ,952 ,962 ,924 ,925 ,952
Sig. 26 26 26 26 26 26 26 26
,412 ,097 ,061 ,260 ,439 ,057 ,061 ,254
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
4.3.2 Kemampuan Inferensi Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
PreInfKon
,140
26
,200*
,956
26
,321
Post1InfKon
,161
26
,080
,946
26
,190
SelInfKon
,201
26
,080
,942
26
,153
Post2InfKon
,185
26
,072
,931
26
,083
PreInfEks
,169
26
,053
,955
26
,309
Post1InfEks
,161
26
,082
,930
26
,076
SelInfEks
,145
26
,169
,927
26
,067
Post2InfEks
,182
26
,072
,953
26
,272
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.4 Hasil Uji SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal 4.4.1 Kemampuan Evaluasi Group Statistics Kelompok PreEvaKonEks Pre Test Evaluasi Kontrol Pre Test Evaluasi Eksperimen
N
Std. Deviation
Mean
Std. Error Mean
30
2,6000
,63968
,11679
26
2,5833
,51854
,10170
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
PreEva KonEks
Equal variances assumed
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
1,500
,226
,106
,108
Equal variances not assumed
95% Confidence Interval of the Difference
Sig. (2tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
54
,916
,01667
,15721
-,29852
,33185
53,7 82
,915
,01667
,15486
-,29384
,32717
df
Lower
4.4.2 Kemampuan Inferensi Group Statistics
PreInfKonEks
Kelompok Pre Inferensi Kontrol Pre Inferensi Eksperimen
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
30
2,3444
0,57056
0,10417
26
2,4306
0,62878
0,12331
154
Upper
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
PreInfKonEks
Equal variances assumed Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
F
Sig.
t
,066
,798
,537
54
,593
-,08611
,533
51,016
,596
-,08611
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
,16029
-,40748
,23525
,16142
-,41018
,23796
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan 4.5.1 Kemampuan Evaluasi Group Statistics Kelompok SelEvaKonEks
N
Std. Deviation
Mean
Selisih Evaluasi Kontrol Selisih Evaluasi Eksperimen
Std. Error Mean
30
,4400
,49581
,09052
26
,6859
,37439
,07342
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
SelEva KonEks
Equal variances assumed
t-test for Equality of Means
Mean Differe nce
Std. Error Differe nce
F
Sig.
t
1,001
,322
2,068
54
,043
-,24590
2,110
53,067
,040
-,24590
Equal variances not assumed
df
Sig. (2tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
,11890
,48428
,00752
,11656
,47967
,01212
4.5.2 Kemampuan Inferensi Group Statistics Kelompok SelInfKonEks
N Selisih Inferensi Kelompok Kontrol Selisih Inferensi Kelompok Eksperimen
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
30
,3222
,49891
,09109
26
,7618
,49913
,09789
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
SelInf KonE ks
Equal variances assumed Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means
df
Sig. (2tailed)
Mean Differ ence
F
Sig.
T
,497
,484
3,287
54
,002
,43953
3,287
52,868
,002
,43953
Std. Error Differe nce
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
,13371
,70760
,17146
,13371
,70774
,17132
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Evaluasi
Kemampuan Inferensi
Effect size kemampuan evaluasi sebagai
Effect size kemampuan evaluasi sebagai
berikut:
berikut:
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r = 0,26
r = 0,41
Persentase pengaruh penggunaan model Persentase pengaruh penggunaan model Problem Based Learning pada
Problem Based Learning pada
kemampuan evaluasisebagai berikut:
kemampuan inferensi sebagai berikut:
R2 = r2
R2 = r2
R2 = (0,26)2
R2 = (0,41)2
R2 = 0,07
R2 = 0,17
Persentase = R2 × 100%
Persentase = R2 × 100%
= 0,07 × 100%
= 0,17 × 100%
= 7%
= 17%
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.7 Perhitungan Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I 4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest IKemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Persentase
Persentase
=(
) × 100%
=( =
) × 100% × 100%
=(
) × 100%
=( =
) × 100% × 100%
= 0,16 × 100%
= 0,26 × 100%
= 16%
= 26%
Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest IKemampuan Inferensi Kelompok Kontrol Persentase
Persentase
=(
) × 100%
=( =
Kelompok Eksperimen
) × 100% × 100%
=(
) × 100%
=( =
) × 100% × 100%
= 0,13 × 100%
= 0,32 × 100%
= 13%
= 32%
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.7.2 Perhitungan Persentase Gain Score 4.7.2.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol Gain Score 1,71 1,33 1,04 1 0,71 0,67 0,37 0,33 0 -0,33 -0,67
f 1 1 2 2 1 4 1 10 6 1 1
Kelompok Eksperimen Gain f Score 1,33 2 1,08 1 1 7 0,75 1 0,67 6 0,33 7 0 2
4.7.2.2 Perhitungan Persentase Gain Score Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Frekuensi gain score ≥ 0,52 adalah 11
Frekuensi gain score ≥ 0,52 adalah 17
anak
anak
Persentase
Persentase
=
=
=
100%
=
=0,36
=0,65
= 36%
= 65%
100%
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.7.2.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Inferensi
Gain Score 1,33
2
Kelompok Eksperimen Gain F Score 1,67 1
1
3
1,33
6
0,67
4
1
5
0,33
10
0,67
4
0
6
0,57
2
-0,33
4
0
4
-0,67
1
Kelompok Kontrol f
4.7.2.4 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 0,33 Kemampuan Inferensi Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Frekuensi gain score ≥ 0,52 adalah 11
Frekuensi gain score ≥ 0,52 adalah 17
anak
anak
Persentase
Persentase
=
=
=
100%
=
=0,63
=0,69
= 63%
= 69%
100%
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.8 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I 4.8.1 Kemampuan Evaluasi 4.8.1.1 Hasil SPSS Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Paired Samples Statistics Mean Pair 1
PreEvaKon Post1EvaKon
Pair 2
PreEvaEks Post1EvaEks
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
2,6000
30
,63968
,11679
3,0400
30
,46584
,08505
2,5833
26
,51854
,10170
3,2692
26
,49906
,09787
Paired Samples Correlations N Pair 1
Pair 2
Correlation
Sig.
PreEvaKon & Post1EvaKon 30
,638
,000
26
,730
,000
PreEvaEks & Post1EvaEks
Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair 1
Pair 2
Std. Deviation
Std. Error Mean
PreEvaKon Post1EvaKon
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
T
df
Sig. (2tailed)
-,44000
,49581
,09052
,62514
,25486
4,861
29
,000
-,68590
,37439
,07342
,83712
,53468
9,342
25
,000
PreEvaEks Post1EvaEks
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.8.1.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r = 0,67
r = 0,88
Persentase
Persentase
R2 = r2
R2 = r2
R2 = (0,67)2
R2 = (0,88)2
R2 = 0,45
R2 = 0,77
Persentase = R2 × 100%
Persentase = R2 × 100%
= 0,45 × 100%
= 0,77 × 100%
= 45%
= 77%
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.8.2 Kemampuan Inferensi 4.8.2.1 Hasil SPSS Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Paired Samples Statistics
Pair 1
PreInfKon Post1InfKon
Pair 2
PreInfEks Post1InfEks
30
Std. Deviation ,57056
Std. Error Mean ,10417
2,6667
30
,50287
,09181
2,4306
26
,62878
,12331
3,1923
26
,46354
,09091
Mean 2,3444
N
Paired Samples Correlations N Pair 1
PreInfKon & Post1InfKon
Pair 2
PreInfEks & Post1InfEks
Correlation
Sig.
30
,574
,001
26
,619
,001
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
Mean Pair 1
Pair 2
PreInfKo nPost1Inf Kon PreInfEk sPost1Inf Eks
Std. Deviation
Std. Error Mean
Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
-,32222
,49891
,09109
,50852
,13592
3,537
29
,001
-,76175
,49913
,09789
,96336
,56015
7,782
25
,000
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.8.2.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Inferensi Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r=√
r = 0,54
r = 0,84
Persentase
Persentase
R2 = r2
R2 = r2
R2 = (0,54)2
R2 = (0,84)2
R2 = 0,29
R2 = 0,71
Persentase = R2 × 100%
Persentase = R2 × 100%
= 0,29 × 100%
= 0,72 × 100%
= 29%
= 71%
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.9 Hasil Uji SPSS Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I 4.9.1 Kemampuan Evaluasi 4.9.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol Correlations PreEvaKon
Pearson Correlation
PreEvaKon 1
Sig. (2-tailed) N Post1EvaKon
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
30 ,638** ,000 30
Post1EvaKon ,638** ,000 30 1 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4.9.1.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen Correlations PreEvaEks Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 26 Post1EvaEks Pearson Correlation ,730** Sig. (2-tailed) ,000 N 26 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). PreEvaEks
Post1EvaEks ,730** ,000 26 1 26
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.9.2 Kemampuan Inferensi 4.9.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol Correlations PreInfKon PreInfKon
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed) N Post1InfKon Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
1 30 ,574** ,001 30
Post1InfKon ,574** ,001 30 1 30
Correlations PreInfEks PreInfEks
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed) N Post1InfEks Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
1 26 ,619** ,001 26
Post1InfEks ,619** ,001 26 1 26
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan 4.10.1 Kemampuan Evaluasi 4.10.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
Mean 3,0400 2,5558 3,2692 2,8000
Post1EvaKon Post2EvaKon Post1EvaEks Post2EvaEks
Std. Deviation ,46584 ,44636 ,49906 ,48990
N 30 30 26 26
Std. Error Mean ,08505 ,08149 ,09787 ,09608
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
Post1EvaKon & Post2EvaKon
30
,373
,042
Pair 2
Post1EvaEks & Post2EvaEks
26
,189
,355
Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair 1 Pair 2
Post1EvaKon Post2EvaKon Post1EvaEks Post2EvaEks
Std. Deviation
95% Confidence Interval of the Difference
Std. Error Mean
Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
,48420
,51096
,09329
,29340
,67499
5,190
29
,000
,46923
,62977
,12351
,21486
,72360
3,799
25
,001
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.10.1.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Posttest I ke Posttest II Persentase Peningkatan Rerata Posttest Ike Posttest II Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Persentase –
= =
Persentase
–
=
× 100%
–
=
× 100%
–
=
× 100%
=
× 100%
× 100% × 100%
= -0,16 × 100%
= -0,14 × 100%
= 16%
= 14%
4.10.2 Kemampuan Inferensi 4.10.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
Post1InfKon Post2InfKon Post1InfEks Post2InfEks
Mean 2,6667 2,3951 3,1923 3,0133
N 30 30 26 26
Std. Deviation ,50287 ,44667 ,46354 ,49423
Std. Error Mean ,09181 ,08155 ,09091 ,09693
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
Post1InfKon & Post2InfKon
30
,014
,942
Pair 2
Post1InfEks & Post2InfEks
26
,473
,015
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair 1
Pair 2
Std. Deviation
95% Confidence Interval of the Difference
Std. Error Mean
Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
Post1Inf Kon Post2Inf Kon
,27161
,66794
,12195
,02219
,52102
2,227
29
,034
Post1Inf Eks Post2Inf Eks
,17897
,49219
,09653
,01982
,37777
1,854
25
,076
4.10.2.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Posttest I ke Posttest II Persentase Peningkatan Rerata Posttest Ike Posttest II Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol Persentase
=
Persentase –
= –
=
Kelompok Eksperimen
× 100% × 100%
× 100%
–
= = =
–
× 100%
× 100% × 100%
= -0,10 × 100%
= -0,05× 100%
= 10%
= 5%
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.11 Hasil Retensi Pengaruh Perlakuan 4.11.1 Kemampuan Evaluasi Paired Samples Statistics
Pair 1
PreEvaKon
Pair 2
Post2EvaKon PreEvaEks
Mean 2,6000 2,5558 2,5833 2,8000
Post2EvaEks
Std. Deviation ,63968 ,44636 ,51854 ,48990
N 30 30 26 26
Std. Error Mean ,11679 ,08149 ,10170 ,09608
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2
PreEvaKon & Post2EvaKon PreEvaEks & Post2EvaEks
Correlation
Sig.
30
,613
,000
26
,311
,123
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1
PreEvaKon Post2EvaKon
,04420
,50850
,09284
Pair 2
PreEvaEks Post2EvaEks
-,21667
,59255
,11621
95% Confidence Interval of the Difference Lower ,14568 ,45600
Df
Sig. (2tailed)
Upper
t
,23407
,476
29
,638
,02267
-1,864
25
,074
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.11.2 Kemampuan Inferensi Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
30
Std. Deviation ,57056
Std. Error Mean ,10417
2,3951
30
,44667
,08155
2,4306 3,0133
26 26
,62878 ,49423
,12331 ,09693
Mean 2,3444
PreInfKon Post2InfKon PreInfEks Post2InfEks
N
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
PreInfKon & Post2InfKon
30
,365
,048
Pair 2
PreInfEks & Post2InfEks
26
,358
,073
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Mean Pair 1
Pair 2
PreInfKon Post2InfKon PreInfEks Post2InfEks
Std. Deviation
Error Mean
Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
,05062
,58238
,10633
-,26808
,16685
-,476
29
,638
,58278
,64585
,12666
-,84364
,32191
4,601
25
,000
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.12 Transkrip Wawancara Guru Hari/ Tanggal : Senin, 3 Oktober 2016 Baris 1
P
:
4
G
:
7
P
:
9
G
:
10
P
:
12
G
:
16
P
:
18
G
:
21
P
:
23
G
:
24
P
:
27
G
:
31
P
:
33
G
:
Wawancara I Apakah model pembelajaran yang biasa Bapak gunakan untuk mengajar mata pelajaran IPA? Mengapa memilih model pembelajaran tersebut? IPA itu akan mudah dipahami kalau menggunakan praktik. Biasanya saya kalau mengajar juga melakukan percobaan tetapi tergantung sama materinya juga. Apakah sebelumnya Bapak pernah menggunakan model PBL dalam mengajar mata pelajaran IPA? Belum pernah kalau PBL, kalau eksperimen sudah.
Apakah terdapat kesulitan yang Bapak temui ketika menggunakan model PBL? Kalau kemarin kesulitannya itu anak masih susah menemukan masalah dari kasus, inti dari masalah masih bingung. Karena mungkin ini baru pertama kali menggunakan model PBL di kelas.
Bagaimana pendapat Bapak mengenai proses pembelajaran menggunakan model PBL? Menggunakan model PBL baik, menarik, model PBL dapat memicu anak untuk berpikir lebih mendalam, berpikir kreatif, ada kerjasama yang baik dengan teman-temannya. Apakah model PBL efektif jika diterapkan dalam pembelajaran IPA? Iya, efektif untuk kegiatan pembelajaran apalagi IPA.
Apakah ada perbedaan dalam hal keaktifan, minat, ataupun konsentrasiantara kelompok kontrol dan eksperimen saat pembelajaran berlangsung. Kalau kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak ada perbedaannya, mungkin cara penyampaiannya yang berbeda. Kelas kontrol pakai penjelasan saja atau ceramah, sedangkan kelas eksperimen banyak kegiatan.
Apa saran Bapak untuk pembelajaran menggunakan model PBL? Sarannya untuk pembelajaran PBL itu mungkin perlunya mengkondisikan siswa dan disosialisasikan dengan jelas langkah-langkah PBL karena langkah-langkah PBL banyak sehingga banyak siswa yang mungkin ada yang bingung.
Keterangan
Menggunakan eksperimen (W G B4)
PBL belum pernah diterapkan (W G B9)
Mengalami kesulitan karena model PBL baru pertama digunakan (W G B12)
Model PBL mendorong anak berpikir kreatif (W G B18)
Efektif menggunakan model PBL (W G B23)
Tidak ada perbedaan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (W G B27)
Perlunya koordinasi dengan guru mitra (W G B33)
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.13 Transkrip Wawancara Siswa 4.13.1 Wawancara I Siswa A Sebelum Perlakuan Hari/Tanggal : Sabtu, 3 September 2016 Baris 1 2 3 4
P S P S
Wawancara I Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa? Suka, bisa tahu tentang alam Bagaimana biasanya cara gurumu mengajar IPA? Dijelaskan di depan kelas dan pakai buku
Keterangan
6
P
8 9
S P
11
S
Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA dengan metode ceramah? Mengapa? Senang tapi kadang-kadang bosan Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA dengan model/metode lain (selain ceramah)? Pernah, waktu pelajaran IPA percobaan
13 14 15 16
P S P S
Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan 3c? Bisa, tidak merasa kesulitan Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 4a, 4b, dan 4c? Agak merasa kesulitan
19
P
21
S
Dari soal 3 dan 4, manakah yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? Soal nomor 4 karena harus membuat kesimpulan
Metode ceramah W1 SA B4
Metode Percobaan W1 SA B11
Merasa kesulitan W1 SA B16
Sulit nomor 4 W1 SA B21
4.13.2 Wawancara II Siswa A Sesudah Perlakuan Hari/ Tanggal : Selasa, 1 Oktober 2016 Baris 1
P
3 4
S P
6
S
9
P
11
S
14
P
16 17
S P
18
S
19
P
20
S
Wawancara II Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA menggunakan model PBL? Senang karena bisa belajar sama kelompok Apakah kamu lebih memahami materi IPA dibandingkan sebelumnya? Iya, lebih ngerti tentang materi.
Apakah belajar IPA dengan model PBL lebih menarik daripada metode ceramah? Iya, jadi tidak bosan Apakah kamu merasa kesulitan ketika belajar IPA dengan model PBL? Mengapa? Agak kesulitan ketika mencari jawaban dari masalah Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan 3c Iya, lebih bisa ngerjakan. Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4a, 4b, dan 4c? Iya, jadi lebih bisa ngerjakan.
Keterangan
Model PBL membantu memahami materi (W2 SA B6)
Model PBL lebih menarik (W2 SA B11)
Kesulitan (W2 SA B16)
Lebih bisa mengerjakan (W2 SA B18)
Lebih bisa mengerjakan
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(W2 SA B20) 17
P
19
S
Apakah belajar IPA dengan model PBL mempermudah kamu untuk mengerjakan soal yang sulit? Iya jadi lebih ngerti materi jadi bisa ngerjakan soal
PBL mempermudah mengerjakan soal (W2 SA B19)
4.13.3 Wawancara I Siswa B Sebelum Perlakuan Hari
: Sabtu, 3 September 2016
Baris 1 2
P SB
: :
4 5
P SB
: :
7
P
:
9
SB
:
12 13
P SB
: :
15 16
P SB
:
17 18
P SB
: :
Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 4a, 4b, dan 4c? Bisa, agak kesulitan
19
P
:
21
SB
:
Dari soal 3 dan 4, manakah yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? Soal nomor 4, soalnya bingung menulis langkahnya yang mana dulu
Wawancara I Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa? Ya senang, karena IPA tidak susah seperti Matematika, tidak hitung-hitungan. IPA belajar tumbuhan. Biasanya bagaimana cara gurumu mengajar IPA? Biasanya itu dijelasin dulu, terus ditanya yang belum bisa, terus disuruh mengerjakan soal di buku. Apakah kamu merasa senang dengan gurumu mengajar IPA menggunakan metode ceramah? Mengapa? Ceramah itu menjelaskan di depan ya. Kalau Bu guru menjelaskan di depan ya senang, karena kan dijelaskan jadi saya tambah tau jadi bisa buat belajar di rumah. Apakah gurumu pernah mengajar IPA dengan metode lain? Metode lain dibuat kelompok-kelompok gitu, belajar bareng mengerjakan soal. Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan 3c? Ada yang bisa ada yang tidak
Keterangan Senang belajar IPA (W1 SB B2) Ceramah, mengerjakan soal (W1 SB B5)
Senang ceramah (W1 SB B9)
Berkelompok
Mengalami kesulitan (W1 SB B16) Mengalami kesulitan (W1 SB B18)
Soal nomor 4 (W1 SB B21)
Wawancara II Siswa B Sesudah Perlakuan 4.13.4 wawancara II Siswa B Sesudah Perlakuan Hari
: Sabtu, 3 September 2016
Baris 1
P
:
3
SB
:
5
P
:
7
SB
:
Wawancara II Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA menggunakan model PBL? Senang, kemarin juga ada percobaan, ada lampu-lampu juga, menarik dan saya lebih bisa mudeng. Apakah kamu lebih memahami materi IPA dibandingkan sebelumnya? Iya, karena kemarin belajarnya bareng-bareng, terus buka-
Keterangan
Model PBL membantu siswa (W2 SB B3)
Memahami (W2
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
P
:
11
SB
:
14
P
:
16
SB
:
18
P
:
20
SB
:
21
P
:
23
SB
:
24
P
:
26
SB
:
buka buku, jelas. Apakah belajar IPA dengan model PBL lebih menarik daripada metode ceramah? Menarik, karena menggunakan alat-alat sederhana, bekerja kelompok bareng-bareng. Terus maju juga dan dijelasin lagi sama Pak guru. Apakah kamu merasa kesulitan ketika belajar IPA dengan model PBL? Mengapa? Tidak, karena ada alat-alat sederhana, kegiatannya dijelasin jelas, tidak bingung. Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan 3c? Bisa
Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4a, 4b, dan 4c? Bisa mengerjakan
Apakah belajar IPA dengan model PBL mempermudah kamu untuk mengerjakan soal yang sulit? Iya, soalnya pernah belajar bersama teman-teman
SB B7)
Menarik (W2 SB B11)
Tidak kesulitan (W2 SB B16)
Lebih bisa mengerjakan (W2 SB B20)
Lebih bisa mengerjakan (W2 SB B21)
PBL mempermudah (W2 SB B26)
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.13.5 Wawancara I Siswa C Sebelum Perlakuan Hari
: Sabtu, 3 September 2016
Baris 1
P
:
2 3 4
SA P SA
:
6
P
:
8
SA
9
P
:
12 13
SA P
:
15
SA
16
P
18
SA
19
P
:
21
SA
:
:
Wawancara Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa? Senang soalnya belajar tentang hewan dan tumbuhan Bagaimana biasanya cara gurumu mengajar IPA? Menjelaskan materi, pernah membawa alat dari rumah Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA dengan metode ceramah? Mengapa? Agak senang
Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA dengan model/metode lain (selain ceramah)? Pernah praktik Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan 3c? Agak, tapi sulit
Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 4a, 4b, dan 4c? Em agak, soalnya sulit
Dari soal 3 dan 4, manakah yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? Nomor 4, soalnya sulit
Keterangan Senang Belajar IPA (W1 SC B1)
Menjelaskan materi (W1 SC B4)
Senang metode ceramah (W1 SC B8)
Praktik
Tidak bisa mengerjakan (W1 SC B15)
Tidak bisa mengerjakan (W1 SC B18)
Soal nomor 4 sulit (W1 SC B21)
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.13.6 Wawancara I Siswa C Sesudah Perlakuan Hari
: Sabtu, 3 September 2016
Baris 1
P
3
SC
4
P
6
SC
7
P
9
SC
10
P
12
SC
13
P
15
SC
16
P
18
SC
19
P
:
22
SC
:
:
:
:
:
:
:
Wawancara Bagaimana perasaanmu setelah menggunakan model PBL? Senang, soalnya praktik Apakah kamu lebih memahami dibandingkan sebelumnya? Iya, lebih paham
Keterangan belajar
IPA Perasaan senang (W2 SC B3)
materi
IPA
Apakah belajar IPA dengan model PBL lebih menarik daripada metode ceramah? Iya soalnya kemarin praktik Apakah kamu merasa kesulitan ketika belajar IPA dengan model PBL? Mengapa? Tidak, soalnya belajarnya praktik bareng sama teman Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan 3c? Bisa, semuanya saya kerjakan.
Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4a, 4b, dan 4c? Bisa, tapi masih ada yang sulit
Apakah belajar IPA dengan model PBL mempermudah kamu untuk mengerjakan soal yang sulit? Iya, soalnya sebelumnya sudah dipelajari
Memahami materi (W2 SC B6)
PBL menarik (W2 SC B7)
Tidak kesulitan (W2 SC B12)
Bisa mengerjakan (W2 SC B15)
Bisa mengerjakan (W2 SC B18)
Lebih bisa mengerjakan (W2 SC B22)
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.14 Foto Kegiatan Pembelajaran Kelompok Kontrol
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eksperimen
,,,,,,,,,,,,,,,,c
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.15 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CURRICULUM VITAE
Tita Andriani adalah anak kedua dari pasangan Timbul dan Fifi Sisterani. Lahir di Blora pada tanggal 13 September 1995. Pendidikan dimulai dari TK Panti Asih Banjarejo,
pada
tahun
2000-2001.
Melanjutkan
pendidikan di SDN Banjarejo I pada tahun 2001, namun saat kelas I di semester II pindah ke SDN Sedayu II. Peneliti melanjutkan pendidikan di SMP N 2 Muntilan pada tahun 2007-2009. Pendidikan peneliti dilanjutkan di SMA N 1 Dukun pada tahun 2010-2012. Pendidikan selanjutnya yaitu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2013.
No Nama Kegiatan 1 Inisiasi Universitas Sanata Dharma (Insadha) 2 Inisiasi Fakultas (Infisa) 3 Inisiasi Program Studi (Insipro) 4 Week-end Moral 5 Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I (PPKM I) 6 CSL (Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I/ PPKM I) 7 Makrab FKM Budi Mulia 8 Kursus Mahir Dasar (KMD) 9 English Club Program 10 Penguasaan Bahasa Inggris Aktif 11 Visualisasi Kisah Sengsara Yesus 12
Seminar Education
Reinventing
Childhood
Tahun 2014
Peran Peserta
2013 2013 2013 2013
Peserta Peserta Peserta Peserta
2014
Peserta
2013 2014 2013-2014 2015 2016
Peserta Peserta Peserta Peserta Sie Perlengkapan Peserta
2016
182