Jun 25, 2015
Embun Pagi Dang Maulida
+62-21-515-1140
[email protected]
For subscription of our Daily Focus, please contact us at
[email protected]
Rice business: Profitable in a potential oligopoly
Market Index JCI MSCI EM HANG SENG
Last Trade
Chg (%)
MoM
YoY
4,953.5
0.3
-6.6
2.0
993.3
0.3
-4.3
-4.9
27,405.0
0.3
-2.4
19.5
KOSPI
2,085.5
-0.2
-2.8
5.2
FTSE
6,844.8
0.1
-2.8
1.5
DJIA
17,966.1
-1.0
-0.5
7.6
NASDAQ
5,122.4
-0.7
1.4
17.8
Valuation 2015F
P/E (x)
P/B (x)
ROE (%)
15.6
2.5
18.4
JCI Key Rates
MoM
YoY
Policy Rate
Last Trade Chg (bps) 7.50
0
-25
-25
3yr
8.05
-3
26
52
10yr
8.21
-1
6
-1
Last Trade
Chg (%)
MoM
YoY
13,301.00
0.3
0.5
10.6
1,108.51 123.85 6.21
0.3 -0.1 0.0
0.9 1.9 0.1
8.6 21.6 -0.4
FX USD/IDR USD/KRW USD/JPY USD/CNY
Di Indonesia, beras merupakan makanan pokok sehari-hari untuk sekitar 250 juta penduduk. Konsumsi beras per kapita sebesar 139 kg per tahun mencerminkan permintaan tahunan kisaran 38,4 juta ton. Populasi Indonesia yang besar telah menciptakan pasar sehingga bisnis beras merupakan usaha yang menguntungkan di Indonesia. Sementara itu, Indonesia memproduksi kisaran 45 juta ton beras per tahun, sehingga menunjukkan posisi surplus pasokan. Di lain pihak, merujuk ke data BPS, Indonesia, selama empat tahun terakhir melaksanakan impor beras, pada ratarata 1,5 juta ton per tahun. Selain itu, kenaikan harga yang tiba-tiba (lihat grafik di bawah) telah menarik perhatian, seakan berlawanan dengan posisi surplus yang dialami. Posisi impor dan kenyataan kenaikan harga yang tiba-tiba menimbulkan beberapa pertanyaan dalam sektor strategis ini yang perlu di garis bawahi, yakni: 1) keabsahaan data konsumsi dan pasokan, 2) kemungkinan terjadinya struktur oligopoli yang bisa membentuk kartel di sektor ini. Sektor strategis ini, memerlukan lebih banyak perhatian dari pemerintah, menurut pandangan kami. Menyisihkan masalah di atas, kami berpendapat produsen beras dengan kapasitas tertentu bisa memetik manfaat dari iklim bisnis di sektor ini. Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA), satu-satunya emiten produsen beras yang tercatat di BEI sejak 1997, tahun lalu mendapatkan 64% dari total pendapatan dari divisi beras. Selama periode 2010-2014, pendapatan dari divisi beras tumbuh sebesar CAGR 149% menjadi IDR3,3tr, dengan total laba bersih tumbuh sebesar 57% CAGR pada periode yang sama. Kinerja kuartal I-2015 juga positif, dengan total penjualan tumbuh 39% YoY ke IDR1,6tr, dan laba bersih 26% YoY ke IDR124miliar. Tahun lalu, AISA meningkatkan kapasitas produksi beras dua kali lipat menjadi 480,000 ton per tahun. AISA berada dalam posisi yang tepat untuk mendapatkan manfaat dari permintaan beras di Indonesia.
Commodities Last Trade
Chg (%)
MoM
YoY
WTI
60.3
-1.2
0.2
-37.6
Gold
1,175.4
-0.3
-2.6
-10.9
Coal
61.8
-1.0
-0.6
670.0
0.0
2.3
-25.4 -24.0
Palm Oil Rubber
135.1
0.0
-1.5
-10.8
Nickel
12,770.0
-0.7
0.5
-31.3
Copper
5,739.0
-0.7
-6.9
-17.0
15,175.0
-1.3
-2.6
-31.9
Tin
Rice price trend
JCI Index VS MSCI Emerging Markets
(pt)
JCI
MSCI EM
(pt) 1,200
5,500
1,000
4,500 3,500 05/13
800 02/14
11/14
Source: Ministry of Trade, KDB Daewoo Securities Research
Jun 25, 2015 Embun Pagi
Local flashes TBIG: Kuartal kedua, tenant TBIG tumbuh 10%. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berusaha untuk terus meninggikan bisnis menaranya. Di kuartal kedua ini, jumlah tenant TBIG diperkirakan bertambah sekitar 385 unit. "Kuartal kedua lebih bagus. Kenaikannya di atas 10% dibanding kuartal pertama," ucap Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso. Pada kuartal pertama, TBIG memiliki 350 tenant. Dengan kenaikan di kuartal kedua, maka TBIG memiliki 735 tenant sampai akhir kuartal kedua. Dus, Helmy bilang TBIG menargetkan 2.000 tenant hingga penghujung tahun. (Kontan) KIJA: Jababeka Bagi Dividen Rp 140 Miliar. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) membagikan dividen senilai total Rp 140,28 miliar. Besaran tersebut terdiri dari dividen final saham sebesar Rp 112,28 miliar dan dividen interim tunai Rp 28 miliar. Sekretaris Perusahaan Jababeka Muljadi Suganda mengatakan rasio pembagian dividen final saham 237 banding lima. Dividen final saham tahun buku 2014 tersebut akan dibagikan pada 7 Agustus 2015. (Berita Satu) BMRI: Demi Efisiensi, Bank Mandiri Gencar Kembangkan Internet Banking. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk gencar mengembangkan fasilitas internet banking demi efisiensi biaya operasional. Director of Technology & Operation Bank Mandiri Ogi Prastomiyono menuturkan biaya yang dikeluarkan perseroan dalam menyediakan layanan internet banking relatif lebih murah dibandingkan apabila bank harus menyediakan layanan kantor cabang maupun mesin anjungan tunai mandiri (ATM). (Bisnis Indonesia) CSAP: Catur Sentosa Revisi Capex dan Target Pendapatan. Emiten distribusi bahan bangunan, kimia, dan consumer goods serta ritel modern, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) membidik pertumbuhan pendapatan pada tahun ini hanya 5 persen menjadi Rp 7,5 triliun. Target ini direvisi dari sebelumnya 18 persen kenaikan pendapatan. "Daya beli masyarakat menurun, itu terlihat dari pertumbuhan penjualan turun, jadi kita lebih hati-hati," kata Corporate Secretary CSAP Idrus H Widjajakusuma. (Berita Satu) SRIL: Sritex Incar Penjualan Hingga US$ 672 Juta pada 2016. Perusahaan tekstil asal Solo, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) memasang target nilai penjualan kotor di kisaran US$ 641-US$ 672 juta pada 2016. Pada tahun ini, perusahaan pembuat seragam pasukan North Atlantic Treaty Organization (NATO) tersebut membidik penjualan kotor senilai US$ 594 juta-US$ 611 juta. Sekretaris Perusahaan Sritex Welly Salam mengungkapkan, pada tahun ini perseroan membidik laba komprehensif bersih senilai US$ 49-US$ 52 juta. Sementara, pada 2016 Sritex menargetkan laba komprehensif bersih di kisaran US$ 55 juta-US$ 59 juta. (CNN Indonesia) ANJT: Austindo Nusantara Jaya Resmi Lebur dengan Pusaka Agro. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) remsi merger dengan anak usahanya, PT Pusaka Agro Makmur sejak 23 Juni 2015, sekaligus mengubah kegiatan usaha utama perseroan. Sekretaris Perusahaan Austindo Nusantara Jaya Naga Waskita mengatakan penggabungan kedua perusahaan itu telah mendapat restu dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 22 Juni 2015 dan mengantongi persetujuan perubahan anggaran dasar dari Kementerian Hukum dan Ham. (Bisnis Indonesia) BBRI: Jajaki Penambahan Anak Usaha, BRI Bidik Peningkatan Fee Based Income. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) membidik peningkatan pendapatan berbasis biaya (fee base income) terkait penjajakan akuisisi PT Asuransi Jiwa Bringin Sejahtera (BRIngin Life). Sampai saat ini perseroan masih memproses akusisi tersebut dari Dana Pensiun BRI. Terkait fee based income, pada kuartal I-2015 BRI membukukan pendapatan nonbunga sebesar Rp 1,7 triliun. Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan, ia belum dapat menguraikan secara terperinci mengenai proses akusisi BRIngin Life. Namun, secara jangka panjang ia menyakini, penambahan anak usaha berupa perusahaan asuransi jiwa dapat berpotensi meningkatkan perolehan fee based income perseroan. (Berita Satu)
2
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Jun 25, 2015 Embun Pagi
Technical analysis Recommendation
Trading
Close
4,954
Resistance Support Stop-Loss
5,005 4,935 4,825
View from the Charts Sepanjang perdagangan hari kemarin, IHSG bergerak datar ditengah minimnya sentiment positif lokal maupun global sekalipun berhasil membukukan 65.73mn saham diperdagangkan. Para pelaku pasar masih menantikan kepastian keputusan penyelesaian permasalahan utang Yunani. IHSG ditutup dengan mencatatkan kenaikan 0.4% di level 4,954, sedikit di atas retracement support 4,950. Akumulasi perburuan terhadap sejumlah saham property seperti BKSL, PWON, BEST, serta KIJA, mulai mewarnai pergerakan IHSG dalam rentang 4,938-4,973 dan mencoba menahan gejolak profit taking. Kondisi oversold stochastic yang cenderung lambat dari 27.4% pada perdagangan sebelumnya dan menjadi 31,2% serta pola doji candle yang terbentuk, mencerminkan bahwa pergerakan IHSG mulai dibayangi oleh aksi jual maupun ambil untung. Ditengah kondisi pasar dunia yang bervariasi, dimana bursa global tertekan akibat kebuntuan penyelesaian permasalahan Yuunani di Eropa, sementara regional relatif kondusif. Kami perkirakan IHSG akan kembali bergerak dalam kondisi yang serupa, dengan kecenderungan negatif selanjutnya mencoba dalam rentang 4,905-5,005.
Chart 1. IHSG Daily Chart
Chart 2. IHSG Intraday Chart
Source: HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Source: HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
3
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Jun 25, 2015 Embun Pagi
Stocks on our focus list Recommendation Target Price Close Resistance Support Stop-Loss
Trading 435 419 425 414 410
PT Bekasi Fajar Industrial Estate, Tbk (BEST) Akumulasi kenaikan sebesar 11.4% sejak melalui technical rebound 19 Juni lalu, telah membawa BEST mendekati target harga terdekat IDR435. 3 dari 5 indikator menunjukan BEST masih memiliki ruang untuk bergerak mencapai target harga tersebut, atau penetrasi resistensi IDR425, namun peluang tersebut akan diwarnai oleh tekanan pelemahan aksi ambil untung. Kami perkirakan BEST akan mencoba bergerak dalam rentang harga IDR410-430.
Chart 3. BEST
HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
4
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Jun 25, 2015 Embun Pagi
Recommendation
Trading
Target Price Close
275 269
Resistance
272
Support
265
Stop-Loss
260
PT Kawasan Industri Jababeka, Tbk (KIJA) KIJA yang juga merupakan salah satu dari saham pada sektor property yang membukukan peningkatan 11.2%, dan telah mendorong harga KIJA mendekati retracement IDR273 ataupun resistensi IDR272 dengan ditutup pada harga IDR269 di perdagangan kemarin. Pada kondisi overbought stochastic 86.1%, perketat stop loss harga IDR260 untuk mengantisipasi gejolak aksi ambil untung dengan target support IDR248. Meskipun demikian PSAR, MA maupun arus distribusi pada MACD menunjukkan KIJA masih berpeluang untung melanjutkan penguatan mencapai target harga IDR275. Kami perkirakan KIJA pada hari ini akan mencoba bergerak pada rentang harga IDR250275
Chart 4. KIJA
HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
5
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Jun 25, 2015 Embun Pagi
Recommendation Target Price Close Resistance Support Stop-Loss
Take Profit 470 455 468 450 440
PT Pakuwon Jati, Tbk (PWON) Setelah naik 16% sepanjang 7 candle termasuk penguatan 4.8% di IDR455 kemarin, animo serta power signal pada PWON mulai melemah. Kami melihat adanya potensi tekanan/koreksi pada saham tersebut dengan target support GAP bawah IDR405-410. Dengan demikian, apabila masih ada rally lanjutan pada perdagangan hari ini akan menjadi peluang untung akumulasi keuntungan. Kami perkirakan PWON akan bergerak mix negatif dalam rentang IDR435-460
Chart 5. PWON
HOTS, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
6
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Jun 25, 2015 Embun Pagi
Chart 6. JCI Vs. IDR/USD
Chart 7. JCI performance (absolute vs. relative)
(pt)
(IDR)
JCI Composite Index (L)
5,600
13,800
USD/IDR (R)
(%, %p)
Absolute
Relative 7.0
8
5,500 5,400
13,300
5,300 5,200
4
2.4
12,800
5,100
0.3 0.1
0.2
0
5,000
12,300
-1.4
4,900 4,800
11,800
-2.3
-4
4,700 4,600
11,300 3/25
4/8
4/22
5/6
5/20
6/3
-6.3
-8
6/17
1D
1W
1M
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Note: Relative to MSCI EM Index Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Chart 8. Foreigner’s net purchase (EM)
Chart 9. Energy price
(USDmn) 100
1 Day
38
24
0
-3
((USD/b)
5 Days
Brent (L)
1Y
(USD)
CPO(R)
70
2,400
30 -11
-6
-1
2,300 -49
-52
-100
60 2,200
-200
-187 2,100
-300
50 2,000
-357
-400
-433 -500
40 Korea
Taiwan Indonesia Thailand Philippines
India
1,900 3/15
4/15
4/15
5/15
5/15
6/15
6/15
th ;
Note: The latest figure for India is Jun, 23 Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Chart 10. Non-ferrous metal price
Chart 11. Precious metal price
(D-3M=100) 115
Copper
Nickel
Tin
Silver
Gold
Platinum
125
110
120
105
115
100 110
95
105
90
100
85 80
95
75
90
70
85 3/15
4/15
5/15
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
6/15
3/15
4/15
5/15
6/15
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research
7
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Jun 25, 2015 Embun Pagi
Table. Key valuation metrics Company Name
Ticker
Price
Market Cap
(IDR)
(IDRbn)
Price Performance (%)
1D
1W
P/E(X)*
P/B(X)*
ROE(%)*
1M
1Y
FY14
FY15
FY14
FY15
FY14
FY15
BANKING Bank Central Asia Tbk PT
BBCA
13,625
335,925
-0.4
-0.7
-5.1
24.4
19.6
18.1
4.2
3.7
23.3
21.8
Bank Mandiri Persero Tbk PT
BMRI
9,900
231,000
-1.5
0.8
-13.3
1.3
12.7
10.5
2.4
1.9
20.9
19.8
Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk PT
BBRI
10,300
254,092
-4.6
-6.4
-18.3
3.0
11.9
9.6
2.9
2.2
27.4
24.5
Bank Negara Indonesia Persero Tbk PT
BBNI
5,500
102,568
-1.3
-2.7
-22.3
15.1
10.6
8.7
1.9
1.5
20.2
18.3
Bank Danamon Indonesia Tbk PT
BDMN
4,390
42,077
5.0
8.0
1.2
4.0
16.7
12.3
1.3
1.2
8.1
9.6
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT
BTPN
3,660
21,375
0.0
-3.7
-6.2
-13.6
12.5
9.6
2.0
1.5
17.2
17.2
Surya Semesta Internusa Tbk PT
SSIA
1,035
4,870
1.5
-1.0
-12.3
56.8
12.0
10.2
1.9
1.6
16.7
16.5
Ciputra Property Tbk PT
CTRP
605
3,721
3.4
4.3
-11.7
-13.6
12.8
7.1
1.2
N/A
9.4
14.1
Pakuwon Jati Tbk PT
PWON
455
21,913
4.8
7.8
-3.4
31.9
9.9
11.0
4.0
3.0
50.1
29.3
Alam Sutera Realty Tbk PT
ASRI
570
11,200
3.6
7.5
-12.3
26.7
10.0
8.0
1.8
1.5
19.5
20.0
Bumi Serpong Damai PT
BSDE
1,805
34,740
2.6
2.3
-7.4
20.3
8.5
12.7
2.2
1.9
29.9
16.4
PROPERTY
CONSTRUCTION Total Bangun Persada Tbk PT
TOTL
865
2,950
0.6
-1.1
-7.5
15.3
23.3
15.6
4.8
3.3
21.1
20.7
Adhi Karya Persero Tbk PT
ADHI
2,150
3,873
-3.2
1.4
-23.2
-23.2
19.3
11.0
3.6
1.9
19.7
18.4
Wijaya Karya Persero Tbk PT
WIKA
2,700
16,603
-1.8
1.1
-19.4
21.6
36.7
23.0
5.7
3.7
17.7
15.9
Pembangunan Perumahan Persero Tbk PT
PTPP
3,550
17,191
-2.2
6.1
-12.9
95.6
32.5
24.1
7.2
5.5
24.3
25.2
Waskita Karya Persero Tbk PT
WSKT
1,625
22,737
-2.1
4.2
-5.5
148.8
28.3
26.8
5.0
4.9
19.2
16.6
Indofood Sukses Makmur Tbk PT
INDF
6,900
60,585
0.7
4.9
0.4
1.1
18.9
14.0
2.4
2.2
16.0
14.9
Kalbe Farma Tbk PT
KLBF
1,695
79,453
3.4
1.5
-7.9
2.1
41.6
33.4
9.1
7.4
23.6
22.6
Mitra Adiperkasa Tbk PT
MAPI
5,500
9,130
-2.2
-5.2
-0.9
13.2
112.8
31.8
3.3
3.2
3.0
10.8
Unilever Indonesia Tbk PT
UNVR
41,400
315,882
2.2
1.2
-5.4
39.4
43.0
50.5
53.6
63.3
129.6
129.7
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT
ICBP
12,850
74,928
-0.4
-0.4
-7.7
28.5
29.3
24.2
5.4
4.7
19.5
20.0
Ramayana Lestari Sentosa Tbk PT
RALS
710
5,038
0.7
1.4
-7.2
-39.3
15.8
15.8
1.7
1.5
10.8
9.3
Mayora Indah Tbk PT
MYOR
25,200
22,538
0.0
-1.2
-4.5
-14.1
46.3
27.8
4.7
4.5
10.3
18.5
Ace Hardware Indonesia Tbk PT
ACES
635
10,890
-1.6
-3.1
-7.3
-27.8
24.2
18.8
5.7
3.9
26.0
21.9
Gudang Garam Tbk PT
GGRM
45,300
87,161
-1.4
-0.7
-3.8
-15.3
21.8
15.0
3.5
2.4
17.2
16.1
Nippon Indosari Corpindo Tbk PT
ROTI
1,145
5,796
-1.7
-0.9
-8.0
-18.2
37.2
23.9
7.3
5.0
21.6
22.2
Astra International Tbk PT
ASII
6,950
281,361
1.8
-0.7
-8.3
-4.5
15.7
14.6
3.1
2.7
21.4
18.4
Indomobil Sukses Internasional Tbk PT
IMAS
3,510
9,706
-0.3
-3.8
-11.1
-24.8
N/A
21.5
1.9
1.6
-2.2
6.1
Astra Otoparts Tbk PT
AUTO
2,340
11,278
-0.2
-4.1
-21.6
-37.5
23.2
17.8
2.2
1.2
9.8
6.5
Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk PT
TLKM
2,880
290,304
1.1
0.2
0.3
17.5
19.1
17.1
4.1
3.8
22.8
22.4
XL Axiata Tbk PT
EXCL
3,850
32,884
0.0
-5.8
-5.2
-23.0
N/A
91.3
3.0
2.3
-6.1
2.3
Indosat Tbk PT
ISAT
4,005
21,763
0.3
1.1
5.0
3.2
20.2
37.8
1.6
1.5
-13.3
3.4
Jasa Marga Persero Tbk PT
JSMR
5,650
38,420
0.0
-4.6
-14.1
-5.4
34.2
23.5
4.9
3.5
14.9
15.1
Tower Bersama Infrastructure Tbk PT
TBIG
9,175
44,008
1.4
4.9
1.9
16.5
35.3
26.4
11.5
6.3
32.7
30.6 5.3
RETAIL & CONSUMER
AUTOMOTIVE
TELECOMMUNICATION
INFRASTRUCTURE
MINING Aneka Tambang Persero Tbk PT
ANTM
715
6,820
-0.7
-1.4
-11.2
-35.9
N/A
89.6
0.9
0.8
-6.3
Timah Persero Tbk PT
TINS
745
5,549
0.0
1.4
-15.8
-41.8
13.5
11.5
1.6
1.0
12.2
8.3
Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk
PTBA
9,025
20,795
0.8
-1.4
-14.5
-13.4
13.5
13.0
3.2
2.2
25.2
17.2
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk PT
INTP
21,000
77,306
-0.1
-0.1
-6.4
-8.3
17.5
14.8
3.7
2.9
22.1
20.0
Holcim Indonesia Tbk PT Semen Indonesia Persero Tbk PT
SMCB SMGR
1,525 12,300
11,686 72,958
0.7 0.4
2.3 -0.8
-6.2 -6.3
-41.2 -18.0
25.1 17.3
16.8 13.2
1.9 4.0
1.3 2.7
7.6 24.8
7.5 21.2
CEMENT
Source: Bloomberg, KDB Daewoo Securities Indonesia Research *Note: Valuation metrics based on Bloomberg consensus estimates
8
KDB Daewoo Securities Indonesia Research
Jun 25, 2015 Embun Pagi
Sector performance
Top 10 market cap performance
Name Agricultural Mining Basic-Industry Miscellaneous Industry Consumer Goods Property & Construction Infrastructure Finance Trade Composite
Index 2,088.5 1,137.7 435.5 1,199.3 2,222.3 517.8 1,041.6 703.0 916.7 4,953.5
Chg (%) 1.2 0.1 0.9 1.4 1.1 2.0 0.9 -1.3 0.2 0.3
Ticker DUTI IJ LPKR IJ MKPI IJ AKRA IJ BHIT IJ CPIN IJ SILO IJ BDMN IJ PWON IJ AALI IJ
Price 6500 1180 17000 5900 240 3040 14300 4390 455 22950
Market Cap (IDRbn) 12,025 27,232 16,119 23,244 9,336 49,850 16,532 42,077 21,913 36,140
Chg (%)
Chg (%)
Close
8.33 8.26 6.25 5.83 5.26 5.2 5.15 5.02 4.84 4.3
Source: Bloomberg
Top 5 leading movers
Top 5 lagging movers
Name
Chg (%)
UNVR ASII
IJ IJ
Close
Name
2.2
41,400
BBRI
IJ
-4.6
10,300
1.8
6,950
BMRI
IJ
-1.5
9,900 5,500
TLKM
IJ
1.1
2,880
BBNI
IJ
-1.4
KLBF
IJ
3.4
1,695
MDIA
IJ
-9.3
3,400
CPIN
IJ
5.2
3,040
GGRM
IJ
-1.4
45,300
Source: Bloomberg
Economic Calendar Time 2:00am 4:00am 6:00am Day 1 8:00am 8:30am 8:30am 8:30am 8:30am 9:45am 9:45am 10:30am 12:10pm 6:45pm 7:30pm 7:30pm 7:30pm 7:30pm
Currency EUR CHF GBP EUR USD USD USD USD USD USD USD USD CAD NZD JPY JPY JPY JPY
Detail GfK German Consumer Climate SNB Chairman Jordan Speaks CBI Realized Sales EU Economic Summit FOMC Member Tarullo Speaks Unemployment Claims Core PCE Price Index m/m Personal Spending m/m Personal Income m/m FOMC Member Powell Speaks Flash Services PMI Natural Gas Storage Gov Council Member Schembri Speaks Trade Balance Household Spending y/y Tokyo Core CPI y/y National Core CPI y/y Unemployment Rate
Forecast
Previous 10.1
10.2
32
51
271K 0.1% 0.7% 0.6%
267K 0.1% 0.0% 0.4%
56.5 79B
56.2 89B
-50M 3.5% 0.1% 0.0% 3.3%
123M -1.3% 0.2% 0.3% 3.3%
Note: Time is based on Indonesian local time Source: Forex Factory
Disclaimers This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Daewoo Securities Indonesia (DWS). It is purpo sed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sour ces which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of DWS an d/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or l iability (express or implied) of DWS, its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither DWS, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed. This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their office rs and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Daewoo Securities Indonesia 2015.
9
KDB Daewoo Securities Indonesia Research