ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, EARNING PER SHARE, CURRENT RATIO, QUICK RATIO, CURRENT EARNING, DAN GROWTH OPPORTUNITY TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 – 2013
Amilia Herda Novita Sari, Sisdjiatmo K. Widhaningrat Program Studi Ekstensi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Return on Equity, Earning Per Share, Current Ratio, Quick Ratio, Current Earning, dan Growth Opportunity Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2013. Variabel-variabel yang digunakan adalah ROE (Return on Equity), EPS (Earning Per Share), CR (Current Ratio), CE (Current Earning), QR (Quick Ratio), dan GO (Growth Opportunity) sebagai variabel bebas, serta DPO (Dividend Payout Ratio) sebagai variabel terikat. Sampel penelitian terdiri dari 28 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 hingga 2013. Model penelitian yang digunakan adalah Fixed Effect Model. Hasil pengujian data panel menunjukkan bahwa CR, QR, CE, dan GO memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPO, sementara ROE dan EPS memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap DPO. Kata kunci
: Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Current Earning (CE), Growth Opportunity (GO), Dividend Payout Ratio (DPO).
Analysis of Return on Equity, Earning Per Share, Current Ratio, Quick Ratio, Current Earning, and Growth Opportunity Effect On Dividend Payout Ratio in Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock Exchange Periode 2010-2013 ABSTRACT This study aim to analyze Return on Equity, Earning Per Share, Current Ratio, Quick Ratio, Current Earning, and Growth Opportunity Effect On Dividend Payout Ratio in Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock Exchange Periode 2010-2013. Variables used are ROE (Return on Equity), EPS (Earning Per Share), CR (Current Ratio), QR (Quick Ratio), CE (Current Earning), and GO (Growth Opportunity) as independent variables, and DPO (Dividend Payout Ratio) as dependent variable. Samples used in this study consist of 28 Manufacturing Company listed in Indonesia Stock Exchange period 2010 to 2013. Research model being used in this study is Fixed Effect Model. The result of this study shows that CR, QR, CE, and GO had significant and positive effect on DPO, meanwhile ROE and EPS had significant and negative effect on DPO. Kata kunci
: Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Current Earning (CE), Growth Opportunity (GO), Dividend Payout Ratio (DPO).
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
LATAR BELAKANG Ross, et al (2010) menyebutkan bahwa kata dividen biasanya merujuk pada pembayaran yang diberikan perusahaan kepada pemilik perusahaan, yang berasal dari pendapatan perusahaan, dalam bentuk kas atau saham. Kebijakan dividen terkait pertanyaan apakah perusahaan harus membayarkan dividen dalam jumlah besar atau kecil, serta apakah dividen harus dibayarkan saat ini atau nanti. Sementara Muhammad Adil, et al (2011) menyebutkan kebijakan dividen adalah kebijakan yang diikuti oleh manager dalam memutuskan ukuran dan pola distribusi profit kepada shareholder perusahaan. Ketika memutuskan pembayaran dividen, perusahaan akan mencari titik tengah keseimbangan antara ekspektasi shareholder dan kepentingan perusahaan (Muhammad Adil, et al : 2011). Guna mencari titik tengah keseimbangan antara ekspektasi shareholder dan kepentingan perusahaan, manager harus mampu untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan perusahaan namun juga untuk memenuhi keinginan shareholder. Oleh karena itu tugas utama dari manager suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan shareholder dengan membuat strategi investasi yang efisien, yang dibiayai dengan struktur modal yang optimal (Muhammad Adil, et al : 2011). Selain daripada itu, tujuan seorang manager adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang diukur melalui harga saham perusahaan (Sujata Kapoor, et al : 2010). Tujuan ini dapat tercapai dengan memberikan shareholder upah atas investasi mereka, yaitu dalam bentuk dividen. Karena dividen dapat dijadikan sebagai sinyal positif kepada pasar guna menarik investor agar tertarik untuk membeli saham perusahaan sehingga harga saham perusahaan menjadi naik (Maniagi, et al : 2013). Naiknya harga saham dapat menaikkan nilai perusahaan. Kebijakan dividen dapat meningkatkan value dari suatu perusahaan, namun kebijakan dividen dapat menimbulkan berkurangnya dana internal perusahaan. Sehingga perusahaan akan lebih membutuhkan dana eksternal untuk melakukan kegiatan ekspansi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dividen memiliki peranan penting dalam perusahaan. Pentingnya peran dividen bagi suatu perusahaan menjadikan kebijakan dividen adalah salah satu keputusan finansial terpenting yang harus diambil oleh manajer perusahaan. Hal ini disebabkan karena kebijakan dividen adalah dasar dari kebijakan perusahaan lainnya, seperti penilaian asset perusahaan, struktur modal dan penganggaran modal perusahaan (Muhammad Adil, et al : 2011).
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
Kebijakan dividen dipengaruhi oleh beberapa faktor yang hingga saat ini masih terus diteliti dan menjadi perdebatan (Maniagi, et al : 2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah profitabilitas perusahaan. Al Kuwari (2009) menyebutkan bahwa profitabilitas perusahaan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio perusahaan. Kenaikan pada profitabilitas perusahaan diikuti dengan kenaikan pada dividend payout ratio perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan adalah likuiditas perusahaan. Hal ini dikarenakan likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pembayaran dividen merupakan kewajiban yang harus
dikeluarkan
oleh
perusahaan.
Sehingga
kemampuan
perusahaan
untuk
membayarkan dividen bergantung pada ketersediaan likuiditas perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi cenderung membagikan dividen, bila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki masalah likuiditas (Maniagi, et al : 2013). Selain profitabilitas dan likuiditas, current earning dan growth opportunity perusahaan juga mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Current earning menggambarkan ketersediaan pendapatan perusahaan yang dapat didistribusikan, salah satunya kepada shareholder melalui dividen. Oleh karena itu current earning perusahaan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan (Eriotis : 2005). Growth opportunity juga mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Hal ini dikarenakan growth opportunity ditentukan dengan membagi market capitalization dengan net asset value perusahaan (Maniagi, et al : 2013). Sementara dividen dapat dijadikan sebagai sinyal positif kepada pasar guna meningkatkan apresiasi terhadap harga saham perusahaan. Meningkatnya apresiasi terhadap harga saham dapat meningkatkan market capitalization perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan growth opportunity perusahaan (Maniagi, et al (2013). Penelitian ini mencoba untuk menganalisis pengaruh return on equity, earning per share, current ratio, quick ratio, current earning, dan growth opportunity terhadap kebijakan dividen perusahaan yang ada di Indonesia, terutama yang bergerak di sektor manufaktur. Penelitian ini mengambil perusahaan manufaktur sebagai sample penelitian karena sektor industri manufaktur di Indonesia sedang mengalami kenaikan sejak tahun 2012 lalu. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) terdapat realisasi investasi pada 12 sektor industri manufaktur di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut,
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
1.
Apakah return on equity berpengaruh terhadap dividend payout ratio perusahaan?
2.
Apakah earning per share berpengaruh terhadap
dividend payout ratio
perusahaan? 3.
Apakah current ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio perusahaan?
4.
Apakah quick ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio perusahaan?
5.
Apakah current earning berpengaruh terhadap dividend payout ratio perusahaan?
6.
Apakah growth opportunity berpengaruh terhadap
dividend payout ratio
perusahaan?
TINJAUAN TEORITIS Ross, et al (2010) menyebutkan bahwa kebijakan dividen adalah pola waktu dari pembayaran dividen. Yaitu terkait pertanyaan apakah perusahaan harus membayarkan dividen dalam jumlah besar atau kecil, serta apakah dividen harus dibayarkan saat ini atau nanti. Muhammad Adil, et al (2011) menyebutkan kebijakan dividen adalah kebijakan yang diikuti oleh manager dalam memutuskan ukuran dan pola distribusi profit kepada shareholder perusahaan. Ketika memutuskan pembayaran dividen manajemen akan mencari titik tengah keseimbangan antara ekspektasi shareholder dan kepentingan perusahaan. Irrelevant Dividend Theory Modigliani dan Miller menyatakan bahwa nilai perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividen payout ratio, namun ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak dan kelas resiko perusahaan. Modigliani dan Miller menyatakan bahwa dividen tidaklah relevan. Pernyataan ini didasarkan kepada beberapa asumsi, yaitu adanya pasar modal sempurna dimana semua investor bersifat rasional. Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru, tidak ada pajak, dan kebijakan investasi perusahaan tidak berubah. Pada prakteknya, pasar modal sempurna sulit untuk ditemui. Biaya emisi saham baru dapat muncul, pajakpun tentu ada, dan kebijakan investasi perusahaan tentu akan berubahubah sesuai kondisi yang dialami perusahaan.
The Bird In The Hand Theory Gordon dan Lintner menyatakan bahwa satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Perumpaan tersebut mengungkapkan bahwa dividen sekarang (a bird
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
in the hand) lebih menguntungkan, jika dibandingkan dengan saldo laba (a bird in the bush). Hal ini dikarenakan terdapatnya kemungkinan bahwa saldo laba tersebut tidak akan menjadi dividen pada masa yang akan datang. Teori ini merupakan teori yang dilihat dari sudut pandang investor semata.
Tax Differential Theory Teori ini menyatakan bahwa pajak yang dikenakan terhadap dividen dan capital gain membuat investor lebih menyukai capital gain, karena capital gain dianggap dapat menunda pembayaran pajak. Hal ini dikarenakan pajak yang dikenakan atas dividen yang bersifat final harus dibayarkan pada saat pendapatan dividen diterima, sementara pajak atas capital gain dikenakan ketika saham terjual. Apabila pajak yang dikenakan atas dividen lebih besar dari yang dikenakan atas capital gain, tentu investor akan semakin memilih capital gain.
Signaling Theory Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan menggunakan dividen untuk memberikan sinyal kepada investor bahwa performa finansial perusahaan dalam kondisi yang baik,meskipun sebenarnya perusahaan mengalami kerugian. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengujian empiris bahwa kenaikan dividen seringkali diikuti dengan kenaikan harga saham.
Sementara penurunan dividen diikuti dengan penurunan harga saham. Teori ini
berusaha membuktikan bahwa investor lebih menyukai dividen dibandingkan dengan capital gain. Oleh karena itu teori ini berbanding terbalik dengan tax differential theory. Modigliani dan Miller berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas normal merupakan suatu sinyal yang diberikan perusahaan kepada investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan future earning yang baik di masa yang akan datang. Sebaliknya penurunan dividen atau kenaikan dividen yang berada di bawah normal dapat diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan akan menghadapi kesulitan di masa yang akan datang.
Clientele Effect Theory Teori ini menyatakan bahwa para pemegang saham perusahaan terbagi ke dalam beberapa kelompok, dimana masing-masing kelompok memiliki preferensi yang berbeda
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada masa sekarang lebih menyukai dividend payout ratio yang tinggi. Sementara itu kelompok pemegang saham yang tidak membutuhkan penghasilan pada masa sekarang, cenderung lebih memilih agar perusahaan menahan laba bersihnya.
Teori Residual Dividend Teori ini menyatakan bahwa perusahaan akan membayarkan dividen, apabila masih terdapat sisa laba setelah perusahaan melakukan semua investasi yang dianggap menguntungkan bagi perusahaan. Dasar dari kebijakan residual adalah investor lebih menginginkan
perusahaan
menahan
dan
menginvestasikan
kembali
laba
daripada
membagikannya dalam bentuk dividen. Investor berharap apabila laba tersebut diinvestasikan kembali, maka akan menghasilkan laba yang lebih tinggi daripada tingkat pengembalian yang dihasilkan sendiri oleh investor.
METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah conclusive research, yaitu penelitian yang menguji temuan yang berasal dari riset eksprorasi (Tony Wijaya : 2013). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kesimpulan dalam pengambilan keputusan. Jenis conclusive research yang akan dilakukan adalah penelitian kausalitas (causal research). Causal research adalah riset yang bertujuan untuk menentukan hubungan antara sebab akibat atau kausal dari suatu hal (Sekaran dan Bougie : 2009). Proses penelitian akan dilakukan secara formal dan terstruktur serta menggunakan sample yang dirasa peneliti cukup besar dan diharapkan bersifat representative. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dan referensi bagi pihak yang berkepentingan terhadap masalah tersebut. Populasi dan Sample Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing pada Bursa Efek Indonesia dalam periode tahun 2010 hingga 2013. Sementara sampel yang akan digunakan pada peneltian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang bergerak pada sektor manufaktur. Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian adalah teknik purposive sampling, yakni pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak, dan memenuhi kriteria tertentu (Cooper dan Schindler : 2006). Hal ini dilakukan agar informasi
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
yang diinginkan dapat diperoleh. Kriteria pengambilan sample pada penelitian ini adalah sebagai berikut, 1. Perusahaan yang menyediakan data harga saham dari tahun 2010 hingga 2013 pada situs-situs resmi yang dapat diakses oleh peneliti. 2. Perusahaan yang membagikan dividen secara berturut-turut dari tahun 2010 hingga 2013 (Maniagi, et al : 2013). 3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya sejak tahun 2010 hingga 2013 di situs-situs resmi yang dapat diakses oleh peneliti. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, didapatkan 28 perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini. Model Penelitian dan Hipotesis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian Maniagi, et al (2013) sebagai acuan model penelitian. Penelitian Maniagi mendefinisikan beberapa variable bebas, yaitu return on equity, earning per share, current ratio, current earning, dan growth opportunity perusahaan. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian Maniagi adalah dividend payout ratio perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kelima variabel bebas tersebut terhadap variable terikat, yaitu dividend payout ratio perusahaan sebagai model pertama penelitian. Model kedua penelitian ini menganalisa pengaruh return on equity, earning per share, quick ratio, current earning, dan growth opportunity sebagai variabel bebas terhadap dividend payout ratio sebagai variabel terikat. Model 1 DPO = α + β1ROE + β2EPS + β3CR + β4CE + β5GO + e Model 2 DPO = α + β1ROE + β2EPS - β3QR + β4CE + β5GO + e
Keterangan : DPO
: Dividend Payout Ratio
ROE
: Return on Equity
EPS
: Earning Per Share
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
CR
: Current Ratio
CE
: Current Earning
GO
: Growth Opportunity
QR
: Quick Ratio
Variabel Dependen Variabel dependen pada penelitian ini adalah dividend payout ratio, yang didapatkan dengan rumus sebagai berikut, !"#"$%&$ !"#$%& !"#$% =
!"#"$%&$ !"# !ℎ!"# !"#$%$& !"# !ℎ!"#
Variabel Independen a. Profitabilitas Profitabilitas pada penelitian ini menggunakan return on equity dan earning per share sebagai proxi. !"#$%& !" !"#$%& =
!"#$%$& !"# !ℎ!"# =
!"# !"#$%& !"#$% !"#$%&
!"# !"#$%& !"#$% !"#$#%&'(&) !ℎ!"#$
b. Likuiditas Likuiditas pada penelitian ini menggunakan current ratio dan quick ratio sebagai proxi. !"##$%& !"#$% =
!"#$% !"#$% =
!"##$%& !""#$ !"##$%& !"#$"%"&"'(
!"##$%& !""#$ − !"#$"%&'( !"##$%& !"#$"%"&"'(
c. Current Earning Current earning pada penelitian ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut,
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
!"##$%& !"#$%$& =
!"#$ !"#$% !""#$
d. Growth Opportunity Growth Opportunity pada penelitian ini menggunakan market to book ratio sebagai proxi. !"#$%& !" !""# !"#$% =
!"#$%& !"#$%"&$'"!"#$ !"# !""#$ !"#
%$Berdasarkan model penelitian di atas, didapatkan hipotesis penelitian sebagai berikut, H1
: Return on equity berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
H2
: Earning per share berpengaruh signifikan terhadap Dividend PayoutRatio
H3
: Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
H4
: Current Earning berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
H5
: Growth Opportunity berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
H6
: Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
Pemilihan Estimasi Model Penelitian Pemilihan estimasi model pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Chow dan uji Haussman. Uji Chow digunakan untuk menentukan apakah model penelitian yang digunakan adalah pool least square atau fixed effect model. Sementara uji haussman digunakan untuk menentukan apakah model penelitian yang digunaakan adalah fixed effect model atau random effect model. Fixed Effet Model atau Random Effect Model Pengujian pertama adalah pengujian apakah pendekatan model estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fixed Effect Model atau Random Effect Model. Pengujian ini dilakukan dengan uji Haussman. Hipotesis yang dihasilkan dari pengujian tersebut adalah sebagai berikut,
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
H0
: Estimasi model menggunakan pendekatan Random Effect Model
H1
: Estimasi model menggunakan pendekatan Fixed Effect Model.
Berikut ini adalah hasil dari pengujian estimasi pendekatan penelitian dengan menggunakan Haussman Test, Tabel 1. Uji Haussman Penelitian Model 2
Model 1 Probabilitas Cross Section Random
Keputusan Hipotesis
Model Regresi
0.0100
H0 ditolak
Fixed Effect Model
Probabilitas Cross Section Random
Keputusan Hipotesis
Model Regresi
0.0090
H0 ditolak
Fixed Effect Model
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari kedua model yang digunakan pada penelitian ini keduanya menggunakan pendekatan fixed effect model sebagai estimasi model penelitian.
Fixed Effet Model atau Pool Least Square Pengujian pertama yang harus dilakukan terkait pemilihan model pada data panel adalah uji chow. Uji chow digunakan untuk menentukan apakah estimasi data panel menggunakan pendekatan Pool Least Square atau Fixed Effect Model. Cara untuk menentukan keputusan dari hasil uji chow ini adalah dengan melihat probabilitas cross section Chi-square dari output uji chow. Dengan asumsi α = 5%. Berikut ini adalah hipotesis pada uji Chow, H0
: Pengujian menggunakan pendekatan Pool Least Square
H1
: Pengujian menggunakan pendekatan Fixed Effect Model
Berikut ini adalah hasil dari pengujian estimasi pendekatan penelitian dengan menggunakan Chow Test,
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
Tabel 2. Uji Chow Penelitian Model 2
Model 1 Probabilitas Cross Section Chi-Square
Keputusan Hipotesis
Model Regresi
0.0000
H0 ditolak
Fixed Effect Model
Probabilitas Cross Section Random
Keputusan Hipotesis
Model Regresi
0.0090
H0 ditolak
Fixed Effect Model
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model Penelitian Model regresi akhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah Generalized Least Square (GLS). Berikut ini adalah ikhtisar output penelitian dari pendekatan Fixed Effect Model dengan metode GLS yang digunakan dalam kedua model penelitian. Tabel 3. Koefisien Variabel Independen Penelitian Model 1
Model 2
Variabel Independen
Koefisien Variabel Independen
Koefisien Variabel Independen
Constant
0.577267
0.550602
ROE
-0.362086
-0.326087
EPS
-4.63E-05
-4.57E-05
CR
0.011683
-
CE
0.278248
0.214699
GO
0.003771
QR
-
0.003778 0.031870
Berdasarkan tabel 3 di atas didapatkan model penelitian sebagai berikut, Model 1 Y = 0.577267 - 0.362086ROE - 0.0000463EPS + 0.011683CR + 0.278248CE + 0.003771GO Model 2 Y = 0.550602 - 0.326087ROE- 0.0000457EPS + 0.031870QR + 0.214699CE + 0.003778GO
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
Uji Hipotesis Uji F dan Koefisien Determinasi Uji-f digunakan untuk mengukur apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama, sementara koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen dari suatu penelitian. Berikut ini adalah ringkasan dari uji F dan koefisien determinasi yang dilakukan terhadap kedua model penelitian. Tabel 4. Ringkasan Uji F dan Koefisien Penelitian Model 2
Model 1 Prob (F-statistic) R
0.000000
2
0.976876
Prob (F-statistic) R
2
0.000000 0.984211
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa probabilitas f statistik dari uji f yang dilakukan terhadap model 1 penelitian ini adalah 0.000000, lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%. Hal ini berarti variabel independen return on equity, earning per share, current ratio, current earning dan growth opportunity berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap dividend payout ratio. Sementara pada model ke 2 penelitian probabilitas f statistic adalah sebesar 0.000000, lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%. Hal ini berarti variabel independen return on equity, earning per share, quick ratio, current earning dan growth opportunity berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap dividend payout ratio. Pada model ke 1 penelitian ini R2 digunakan untuk melihat seberapa besar variabel bebas return on equity, earning per share, current ratio, current earning, dan growth opportunity mampu menjelaskan variabel dependen dividend payout. Pada model 1 nilai R2 adalah sebesar 0.976876 yang berarti kelima variabel bebas yang telah disebutkan sebelumnya mampu menjelaskan variabel dividen payout sebesar 97.6876%. Hal ini berarti terdapat faktor lain yang mempengaruhi variabel dividen payout sebesar 2.3124%. Pada model ke 2 penelitian ini R2 digunakan untuk melihat seberapa besar variabel bebas return on equity, earning per share, quick ratio, current earning, dan growth opportunity mampu menjelaskan variabel dependen dividend payout. Pada model 2 nilai R2 adalah sebesar 0.984211 yang berarti kelima variabel bebas yang telah disebutkan
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
sebelumnya mampu menjelaskan variabel dividen payout sebesar 98.4211%. Hal ini berarti terdapat faktor lain yang mempengaruhi variabel dividen payout sebesar 1.5789%.
Uji t penelitian dan Analisis Hasil Penelitian Uji-t dilakukan untuk menguji apakah koefisien regresi yang dihasilkan untuk masingmasing variabel bebas secara parsial telah bersifat signifikan. Berikut ini adalah hasil dari uji-t yang didapatkan dari hasil regresi dengan Fixed Effect Model dengan metode GLS. Tabel 5. Uji t penelitian Model 1
Model 2
Variabel
Koefisien
t-statistik
Probabilitas
Variabel
Koefisien
t-statistik
Probabilitas
ROE
-0.362086
-1.808249
0.0744
ROE
-0.326087
-2.014753
0.0473
EPS
-4.63E-05
-7.181150
0.0000
EPS
-4.57E-05
-9.541575
0.0000
CR
0.011683
2.388291
0.0193
QR
0.031870
3.328876
0.0013
CE
0.278248
2.743179
0.0075
CE
0.214699
2.036321
0.0451
GO
0.003771
10.83490
0.0000
GO
0.003778
11.52922
0.0000
Berdasarkan table 5 di atas variable independen return on equity memiliki koefisien sebesar -0.362086 pada model 1 dan -0.326087 pada model 2. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa return on equity berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio, baik pada model 1 maupun pada model 2. Kenaikan 1% pada return on equity akan berpengaruh terhadap penurunan dividend payout ratio sebesar 0.362086% pada model 1 dan 0.326087% pada model 2. Probabillitas return on equity berdasarkan uji t di atas adalah sebesar 0.0744 pada model 1 dan 0.0473 pada model 2. Probabilitas return on equity pada kedua model tersebut lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5% dan 10%, sehingga dapat diambil kesimpulan untuk menolak H0 dan menerima H1 H1
: Return on equity berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Hasil penelitian ini sesuai dengan tax differential theory. Teori ini menyatakan bahwa
perbedaan perlakuan pajak yang
diberikan terhadap dividen dan capital gain membuat
shareholder cenderung lebih memilih capital gain dibandingkan dividen. Hal ini dikarenakan pajak yang dikenakan terhadap dividen, yaitu sebesar 10%, lebih besar dari tarif pajak yang dikenakan terhadap capital gain, yaitu sebesar 0.1% untuk saham biasa dan 0.5% untuk saham pendiri.
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
Selain daripada itu, pajak yang dikenakan terhadap dividen bersifat final, sementara pajak yang dikenakan terhadap capital gain bersifat deffered. Atas kedua alasan itulah, shareholder cenderung lebih memilih untuk mendapatkan capital gain. Sehingga kenaikan pada profitabilitas perusahaan akan digunakan untuk diinvestasikan kembali pada investasi yang menguntungkan yang dapat meningkatkan harga saham perusahaan guna meningkatkan capital gain, bukan untuk diberikan dalam bentuk dividen. Sehingga kenaikan pada profitabilitas perusahaan akan mengakibatkan penurunan pada dividend payout ratio perusahaan. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan dengan Chirstopher Maladjian dan Rim El Khoury (2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio perusahaan dikarenakan perusahaan yang memiliki surplus earning mengalokasikan earning tersebut ke dalam retentionnya untuk meningkatkan growth perusahaan. Berdasarkan table 5 di atas variable independen earning per share memiliki koefisien sebesar -0.0000463 pada model 1 dan -0.0000457 pada model 2. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa earning per share berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio, baik pada model 1 maupun pada model 2. Kenaikan 1% pada earning per share akan berpengaruh terhadap penurunan dividend payout ratio sebesar 0.0000463% pada model 1 dan 0.0000457% pada model 2. Probabillitas earning per share berdasarkan uji t di atas adalah sebesar 0.0000 pada model 1 dan 0.0000 pada model 2. Probabilitas earning per share pada kedua model tersebut lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5% dan 10%, sehingga dapat diambil kesimpulan untuk menolak H0 dan menerima H2 H2
: Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Hasil penelitian ini sesuai dengan tax differential theory. Teori ini menyatakan bahwa
perbedaan perlakuan pajak yang
diberikan terhadap dividen dan capital gain membuat
shareholder cenderung lebih memilih capital gain dibandingkan dividen. Hal ini dikarenakan pajak yang dikenakan terhadap dividen, yaitu sebesar 10%, lebih besar dari tarif pajak yang dikenakan terhadap capital gain, yaitu sebesar 0.1% untuk saham biasa dan 0.5% untuk saham pendiri. Selain daripada itu, pajak yang dikenakan terhadap dividen bersifat final, sementara pajak yang dikenakan terhadap capital gain bersifat deffered. Atas kedua alasan itulah,
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
shareholder cenderung lebih memilih untuk mendapatkan capital gain. Sehingga kenaikan pada profitabilitas perusahaan akan digunakan untuk diinvestasikan kembali pada investasi yang menguntungkan yang dapat meningkatkan harga saham perusahaan guna meningkatkan capital gain, bukan untuk diberikan dalam bentuk dividen. Sehingga kenaikan pada profitabilitas perusahaan akan mengakibatkan penurunan pada dividend payout ratio perusahaan. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan dengan Sheikh Taher Abu (2012) yang menyatakan bahwa earning per share berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio perusahaan dikarenakan perusahaan yang menggunakan profitabilitas tersebut untuk tujuan investasi, bukan untuk dividen. Sehingga kenaikan pada profitabilitas akan menurunkan dividend payout ratio. Berdasarkan table 5 di atas variable independen current ratio memiliki koefisien sebesar 0.011683 pada model 1. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa current ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio pada model 1. Kenaikan 1% pada current ratio akan berpengaruh terhadap kenaikan dividend payout ratio sebesar 0.011683% pada model 1. Probabillitas current ratio berdasarkan uji t di atas adalah sebesar 0.0193 pada model 1. Probabilitas current ratio pada model tersebut lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5% dan 10%, sehingga dapat diambil kesimpulan untuk menolak H0 dan menerima H3 H3
: Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Christopher Maladjian
dan Rim El Khoury (2014) yang mengatakan bahwa perusahaan dengan likuiditas yang tinggi cenderung memiliki dividend payout yang tinggi. Hal ini disebabkan karena dividen digunakan untuk mengurangi agency conflict antara manager dan shareholder. Kelebihan likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan ditransfer kepada shareholder melalui dividen. Hal ini dilakukan guna mencegah agar manajemen tidak menggunakan likuiditas perusahaan tersebut untuk membiaya investasi yang tidak menguntungkan, atau bahkan untuk keperluan pribadi manager. Berdasarkan table 5 di atas variable independen current earning memiliki koefisien sebesar 0.278248 pada model 1 dan 0.214699 pada model 2. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa current earning berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, baik pada model 1 maupun pada model 2. Kenaikan 1% pada current earning akan
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
berpengaruh terhadap kenaikan dividend payout ratio sebesar 0.278248% pada model 1 dan 0.214699% pada model 2. Probabillitas current earning berdasarkan uji t di atas adalah sebesar 0.0075 pada model 1 dan 0.0451 pada model 2. Probabilitas current earning pada kedua model tersebut lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5% dan 10%, sehingga dapat diambil kesimpulan untuk menolak H0 dan menerima H4 H4
: Current Earning berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diajukan oleh Eriotis (2005) yang
menyatakan bahwa semakin besar pendapatan yang dapat didistribusikan semakin besar pula dividen perusahaan. Current earning menunjukkan pendapatan yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat didistribusikan, baik kepada shareholder maupun guna membiayai investasi perusahaan. Kenaikan pada current earning tentu menambah jumlah pendapatan yang dapat didistribusikan kepada shareholder, salah satunya dalam bentuk dividen. Sehingga kenaikan pada current earning akan diikuti dengan kenaikan pada dividend payout. Berdasarkan table 5 di atas variable independen growth opportunity memiliki koefisien sebesar 0.003771 pada model 1 dan 0.003778 pada model 2. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa growth opportunity berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, baik pada model 1 maupun pada model 2. Kenaikan 1% pada growth opportunity akan berpengaruh terhadap kenaikan dividend payout ratio sebesar 0.003771% pada model 1 dan 0.003778% pada model 2. Probabillitas growth opportunity berdasarkan uji t di atas adalah sebesar 0.0000 pada model 1 dan 0.0000 pada model 2. Probabilitas growth opportunity pada kedua model tersebut lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5% dan 10%, sehingga dapat diambil kesimpulan untuk menolak H0 dan menerima H5 H5
: Growth Opportunity berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diajukan oleh Maniagi (2013). Maniagi
menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki growth opportunity yang besar cenderung untuk meningkatkan dividend payout rationya. Hubungan positif ini dikarenakan dividen dijadikan sebagai sinyal positif yang diberikan kepada pasar guna menarik investor untuk membeli saham perusahaan. Peningkatan permintaan atas saham perusahaan mengarah pada peningkatan apresiasi harga saham perusahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan growth opportunity perusahaan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan signaling hypothesis. Signaling hypothesis menyebutkan bahwa perusahaan menggunakan dividen untuk
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
memberikan sinyal positif kepada investor. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa investor yang terdapat pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia mengikuti teori signaling hypothesis. Berdasarkan table 5 di atas variable independen quick ratio memiliki koefisien sebesar 0.031870 pada model 2. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa quick ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio pada model 2. Kenaikan 1% pada quick ratio akan berpengaruh terhadap kenaikan dividend payout ratio sebesar 0.031870% pada model 2. Probabillitas quick ratio berdasarkan uji t di atas adalah sebesar 0.0013 pada model 2. Probabilitas quick ratio pada model tersebut lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5% dan 10%, sehingga dapat diambil kesimpulan untuk menolak H0 dan menerima H6 H6
: Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Ahmad Sandy dan Nur
Fadjrih (2013) serta Christopher Maladjian dan Rim El Khoury (2014) yang mengatakan bahwa perusahaan dengan likuiditas yang tinggi cenderung memiliki dividend payout yang tinggi. Hal ini disebabkan karena dividen digunakan untuk mengurangi agency conflict antara manager dan shareholder. Kelebihan likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan ditransfer kepada shareholder melalui dividen. Hal ini dilakukan guna mencegah agar manajemen tidak menggunakan likuiditas perusahaan tersebut untuk membiaya investasi yang tidak menguntungkan, atau bahkan untuk keperluan pribadi manager.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut, 1. Return on equity berpengaruh negatif secara signifikan terhadap dividend payout ratio. 2. Earning per share berpengaruh negatif secara signifikan terhadap dividend payout ratio. 3. Current ratio berpengaruh positif secara signifikan terhadap dividend payout ratio. 4. Current earning berpengaruh positif secara signifikan terhadap dividend payout ratio. 5. Growth opportunity berpengaruh positif secara signifikan terhadap dividend payout ratio.
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
6. Quick ratio berpengaruh positif secara signifikan terhadap dividend payout ratio. Saran Dikarenakan kebatasan atas penelitian ini, maka penulis memiliki saran untuk penelitian selanjutnya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan lagi, yaitu dalam bentuk memasukkan variabel-variabel yang bersifat eksternal seperti tingkat inflasi, resiko pasar, maupun peraturan yang berlaku yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Adil, Ch. Muhammad, Zafar, Nousheen dan Yaseen Noman. 2011. Empirical Analysis of Determinants of Dividend Payout : Profitability and Liquidity. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business. Volume 3. Nomor 1. 289 – 300.
Al Kuwari, Duha. 2009. Determinants of the Dividend Policy in Emerging Stock Exchanges : The Case of GCC Country. Global Economy and Finance Journal. Volume 2. Nomor 2. 38 – 63. Alzomaia, Turki SF, dan Al-Khadhiri, Ahmed. 2013. Determination of Dividend Policy : The Evidence from Saudi Arabia. International Journal of Business and Social Science. Volume 4. Nomor 1. 181 – 191.
A. Ross, Stephen, W. Westerfield, Randolph, dan D. Jordan, Bradford. 2010. Fundamental of Corporate Finance. Edisi 9. McGraw Hill : New York.
Cooper, Donald R., Schindler, Pamela S. 2006. Metode Riset Bisnis. Edisi 9. PT Media Global Diponegoro : Jakarta . Damodaran, Aswath. 2004. Applied Corporate Finance. Edisi 2. John Wiley and Sons : West Sussex.
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
D. Nachrowi, Nachrowi dan Usman, Hardius. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta.
Ehrhardt, Michael dan Brigham, Eugene. 2008. Corporate Finance : A Focused Approach. Cencage Learning : Mason, Ohio.
Eriotis, Nikolaos. 2005. The Effect of Distributed Earning and Size of The Firm to Its Dividend Policy : Some Greek Data. International Business and Economics Journal. Volume 4. Nomor 1. 67 – 74. Gujarati, Damodar N., Porter, Dawn C. 2009. Basic Econometrics. Edisi 5. Mc Graw Hill : New York. G. Musiega, Maniagi, dkk. 2013. Determinants of Dividend Policy Among Non-Financial Firms on Nairobi Securities Exchange, Kenya. International Journal of Scientific and Technology Research. Volume 2. 253 – 266.
Harian Ekonomi Neraca. “Investasi Sektor Manufaktur Diarahkan ke Indonesia Timur. 9 Oktober 2012.http://www.kemenperin.go.id/artikel/4692/Investasi-Sektor-ManufakturDiarahkan-ke-Indonesia-Timur.
Kapoor, Sujata, Anil, Kanwal dan Misra, Anil. 2010. Dividend Policy Determinants of Indian FMCG Sector : A Factorial Analysis. Journal of Modern Accounting and Auditing. Volume 6. Nomor 9. 50 – 64. Keown, Arthur, Martin, J., Petty, William, Scott, D. 2002. Manajemen Keuangan : Prinsip dan Aplikasi. Jilid 1. PT Indeks Kelompok Gramedia : Jakarta. Lintner, John. 1956. Distribution of Income of Corporation Among Dividends, Retained Earning, and Taxes. The American Economic Review. Volume 46. Nomor 2. 97 – 113.
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014
Maladjian, Christopher dan El Khoury, Rim. 2014. Determinants of the Dividend Policy : An Empirical Study on the Lebanese Listed Bank. International Journal of Economics and Finance. Volume 6. Nomor 4. 240 – 256. Miller, M. dan F. Modigliani.1961. Dividend Policy, Growth, and Valuation of Shares. Journal of Business.34 : 411 – 433. Purchasing
Power
Parity.
“GDP
–
Purchasing
Power
Parity
–
Kenya”.
http://mecometer.com/whats/kenya/gdp-ppp/ Purchasing
Power
Parity.
“GDP
–
Purchasing
Power
Parity
–
Indonesia”.
http://mecometer.com/whats/indonesia/gdp-ppp/ Sandy, Ahmad dan Fadjrih, Nur. 2013. Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan Otomotif. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Volume 1. Nomor 1. 58 – 76.
Sekaran, Umar., Bougie, Rouger. 2011. Research Methods for Business. Edisi 5. John Wiley & Sons Ltd : United Kingdom.
Subramanyam, K. R. dan J. Wild, John. 2009. Financial Statement Analysis. Edisi 10. McGraw Hill : New York.
Verbeek, Marno. 2008. A Guide to Modern Econometrics. Edisi 3. John Wiley and Sons : West Sussex. Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Analisis Pengaruh..., Amilia Herda Novita Sari, FE UI, 2014