Analisis Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM) Terhadap Fleksibilitas Operasional ( External Flexibility dan Internal Robustness ) (Studi Kasus : RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo) Rini Yamasari Rizqiah Insanita S.T, MM Program Studi S1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Fokus dari penelitian ini adalah untuk menguji penerapan TQM dan hubungannya dengan fleksibilitas operasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak signifikan dari TQM pada fleksibilitas operasional adalah positif. Nilai utama dari hasil penelitian dapat menunjukkan pengaruh TQM terhadap fleksibilitas operasional pada rumah sakit di Jakarta dalam rangka meningkatkan kinerja rumah sakit dan efisiensi. Dalam pengolahan data menggunakan SEM dengan memakai software LISREL. Kata kunci : Total Quality Management, Operational Flexibility, Rumah Sakit, Jakarta Focus of this study is to examine the implementation of TQM and its relationship to operational flexibility. The result show that the significant impact of TQM on operational flexibility has been argued to be positive. The value of the paper is that it points out the influence of TQM on operational flexibility at hospital in Jakarta in order to improve hospital performance and efficiency. This research are tested by Structrual Equation Modelling (SEM) using software LISREL. Keywords : Total Quality Management, Operational Flexibility, Hospital, Jakarta
1.Latar Belakang Dunia bisnis kini semakin mengglobal, persaingan pun semakin tajam, kondisi semacam ini menjadi acuan sebuah organisasi untuk lebih meningkatkan kinerja dan mutu usahanya agar tujuan organisasi yang telah dirancang dapat tercapai karena hanya perusahaan yang mampu menghasilkan barang berkualitas yang dapat bertahan dan bersaing dalam pasar global. Dalam konteks ini kualitas
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
merupakan faktor fundamental yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya, karena hanya perusahaan yang menghasilkan produk bermutu prima yang memiliki kesesuaian dengan konsumen yang dapat memenangkan persaingan. Untuk menjamin dihasilkannya produk yang berkualitas maka manajemen mutu harus mewarnai proses kerja mulai dari perencanaan hingga produksi, bahkan sampai pelayanan purna jual. Pada organisasi jasa yaitu perusahaan yang memberikan jasa untuk menghasilkan pendapatan dan juga perusahaan yang menyediakan jasa untuk membantu penjualan produk, memiliki beberapa perbedaan dengan TQM pada perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa yang mengejar kualitas membiarkan pelanggannya menentukan kebutuhan mereka dan persyaratannya, kemudian menentukan standar kinerja yang konsisten dengan informasi ini. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah pada spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat lajunya pembangunan, semakin besar pula tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat. Rumah sakit yang dipilih dalam penelitian ini adalah rumah sakit yang memiliki sertifikat akreditasi dari Joint Commission International (JCI). JCI adalah suatu lembaga yang bekerja pada sektor kesehatan dan organisasi global di seluruh dunia sejak tahun 1994. JCI fokus pada peningkatan kinerja rumah sakit dalam hal keselamatan dan pelayanan perawatan pasien dengan pemberian jasa akreditasi dan sertifikasi. Adapun standar pada JCI terbagi atas dua hal yaitu: standar yang berfokus pasien dan standar manajemen organisasi pelayanan kesehatan. Dimana indikator pada standar manajemen organisasi pelayanan kesehatan terdiri atas Perbaikan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Arah (TKKA), Manajemen dan Keamanan Fasilitas (MKF), Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS), Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) (buk.depkes.go.id). Dalam penelitian ini lebih mengacu pada indikator PMKP, TTKA, MKF, KPS dan MKI yang mendekati pada dimensi TQM. Per tahun 2013, baru ada enam rumah sakit yang memiliki sertifikat JCI di Indonesia yaitu: RS Siloam Lippo Karawaci, RS Premier Bintaro, RS Premier Jatinegara, RS Eka Bandung, RS Sentosa Bandung dan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (buk.depkes.go.id). RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (selanjutnya disebut RSCM) merupakan rumah sakit pemerintah pertama yang mendapatkan akreditasi ini (www.rscm.co.id). Dengan pertimbangan kemampuan rumah sakit dalam menerapkan TQM, peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh penerapan TQM terhadap fleksibilitas operasional (external flexibility dan internal robustness) rumah sakit dari perspektif karyawan yang ada di rumah sakit tersebut
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
Permasalahan yang kemudian muncul dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh positif penerapan masing-masing dimensi TQM terhadap external flexibility rumah sakit? 2. Apakah ada pengaruh positif penerapan masing-masing dimensi TQM terhadap internal robustness rumah sakit? 3. Apakah ada pengaruh positif penerapan dimensi TQM secara bersamasama terhadap external flexibility rumah sakit? 4. Apakah ada pengaruh positif penerapan dimensi TQM secara bersamasama terhadap internal robustness rumah sakit? 2. Tinjauan Pustaka Pengertian Total Quality Management (TQM) TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam Pawitra, 1993, p.135:). Menurut Nursya‟bani Purnama(2006), TQM adalah sebagai suatu sistem yang dilaksanakan dalam jangka panjang dan terus-menerus untuk memuaskan konsumen dengan meningkatkan kualitas produk perusahaan. Sasaran yang ingin dicapai dari peningkatan kualitas produk adalah kepuasan konsumen. Prinsip TQM Sila & Ebrahimpour et.al. (2003) dalam penelitiannya mengungkapkan 18 konsepsi atau faktor kerangka dalam membangun TQM yaitu : komitmen manajemen puncak dan kepemimpinan, fokus pelanggan, informasi dan analisis, pelatihan, manajemen supplier, keterlibatan karyawan, perencanaan strategis, manajemen sumber daya manusia, manajemen proses, kerja tim, desain produk dan layanan, proses kontrol, pembandingan(tolak ukur), perbaikan terus menerus, pemberdayaan karyawan, jaminan kualitas, tanggung jawab sosial, dan kepuasan karyawan. Delapan Dimensi TQM Dalam penerapan TQM digunakan delapan dimensi, yaitu : leadership, training, employee management, information and analysis, supplier management, process management, focus consumer, dan continuos improvement, yang dianggap sebagai dasar yang paling tepat untuk mengukur dampak TQM terhadap kinerja suatu perusahaan, dalam hal ini kinerja rumah sakit. Sehingga sesuai untuk membahas tujuan penelitian dan menjawab dari pertanyaan penelitian (Main Naser alolayyan,2011). Leadership Menyediakan kepemimpinan yang baik berarti memiliki keterlibatan erat dalam proses implementasi untuk menjaga momentum karyawan terhadap kepuasan konsumen (Negri, 2003), seperti dikutip oleh Ahmad Mario (2013).
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
Ahmad Mario (2013), para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Sikap pemimpin akan menentukan perkembangan tim dalam organisasi perusahaan serta perkembangan yang dicapai pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian produktivitas kerja karyawan. Training Fandy Tjiptono et al (2003), unsur yang paling fundamental dari TQM adalah pengembangan personil secara terus-menerus. Hal ini membutuhkan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran. Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan dengan tujuan yang sama, yaitu pembelajaran. Di dalam pembelajaran terdapat pemahaman secara implisit. Melalui pemahaman karyawan dimungkinkan untuk menjadi seorang inovator, pengambil inisiatif, pemecah masalah yang kreatif serta menjadikan karyawan efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaan. Employee Management Pemberdayaan dapat diartikan sebagai pelibatan karyawan yang benarbenar berarti (signifikan). Dengan demikian pemberdayaan tidak sekedar hanya memiliki masukan, tapi juga memperhatikan, mempertimbangkan dan menindak lanjuti masukan tersebut apakah diterima atau tidak. Tanpa adanya pemberdayaan, pelibatan karyawan hanyalah merupakan alat manajemen yang tidak ada gunanya. Information and Analysis Dalam lingkungan kerja tidak pernah lepas dari masalah, oleh karena itu diperlukan pemahaman mengenai pemecahan suatu masalah. Ketika akan mengambil suatu keputusan untuk menyelesaikan masalah, diperlukan suatu informasi yang tepat. Fandy Tjiptono (2003), dikatakan Metode Perry Johnson (dalam Goestsh dan Davis, 1994, pp 232-240) meliputi langkah-langkah yang dilakukan dalam memecahkan masalah diantaranya adalah mengumpulkan informasi mengenai masalah yang dihadapi. Dengan dua jenis informasi yang dapat dikumpulkan yaitu informasi objektif dan subjektif. Supplier Management Suatu perusahaan perlu menjalin kemitraan dengan pemasoknya. Tujuan kemitraan ini adalah untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang loyal, saling percaya dan dapat diandalkan sehingga menguntungkan kedua belah pihak dan meningkatkan kualitas, produktivitas dan daya saing secara berkesinambungan (Fandy Tjiptono, 2003). Process Management Meliputi perencanaan, pengelolaan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi dalam suatu proses, serta mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kualitas dan kinerja operasional, yang pada akhirnya adalah memberikan kepuasan pelanggan. Hal yang dilakukan dalam proses
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
manajemen membantu untuk mencegah kerusakan dan kesalahan, menghilangkan sesuatu yang tidak diperlukan, agar menghasilkan kualitas yang lebih baik dengan proses yang lebih pendek (Evan, James 1999, p.339). Suatu proses yang menghasilkan barang dan jasa yang tujuan utamanya adalah kepuasan pelanggan merupakan sasaran dari strategi sebuah organisasi. Inilah yang dikatakan sebagai proses inti. Sedangkan proses pendukung nilainya juga sangat penting, tapi umumnya tidak menambah nilai secara langsung pada produk dan layanan. Proses pendukung diantaranya adalah proses control, dimana proses ini adalah mengevaluasi kinerja, membandingkan antara hasil dan tujuan, dan mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan. Focus Consumer Oliver (Engel,et al 1990, p.545-547) seperti dalam Fandy Tjiptono(2003), karena pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan seseorang atau suatu organisasi, maka hanya merekalah yang dapat menentukan kualitasnya seperti apa dan hanya mereka yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan mereka. Kunci untuk membentuk fokus pada pelanggan adalah menempatkan para karyawan untuk berhubungan dengan pelanggan dan memberdayakan mereka untuk mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka memuaskan pelanggan. Continuos Improvement Pendekatan ini hanya dapat berhasil dengan baik bila disertai dengan usaha sumber daya manusia yang tepat. Fandy Tjiptono (2003), pendekatan TQM terhadap perbaikan berbeda dengan pendekatan tradisional, perbedaan pokoknya adalah alasan, pendekatan, respon terhadap kesalahan, persepktif terhadap pengambilan keputusan, peranan manajerial, wewenang, fokus, pengendalian, alat. 3. Metodologi Penelitian Menurut Malhotra (2009), desain penelitian adalah sebuah kerangka yang digunakan untuk melakukan sebuah penelitian. Desain penelitian menjelaskan detail prosedur yang diperlukan untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menstruktur dan memecahkan permasalahan penelitian. Pada proses penelitian ini menggunakan desain penelitian konklusif-kausal. Dimana penelitian konklusif merupakan penelitian yang dirancang untuk menguji hipotesis tertentu dan mempelajari relasi antar variabel. Sedangkan, penelitian kausal merupakan salah satu jenis penelitian konklusif yang tujuan utamanya adalah mendapatkan bukti mengenai hubungan sebab-akibat (Malhotra, 2009). Penelitian ini dilakukan satu kali dalam satu periode (cross-sectional design). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik survey dengan menggunakan kuisioner kepada responden.
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
Populasi dan Sampel Populasi merupakan seluruh elemen yang memiliki karakteristik sama yang dapat disatukan untuk tujuan tertentu dalam penelitian, sedangkan sampel adalah subkelompok dari elemen dalam populasi yang dipilih untuk berpartisipasi dalam sebuah penelitian (Malhotra, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan di di unit rawat inap terpadu gedung A, karyawan di bagian SDM, dan karyawan di unit rawat jalan terpadu.
Teknik pengambilan sampel Jumlah responden yang akan diambil secara keseluruhan berjumlah 245 responden. Pemilihan responden menggunakan teknik nonprobability sampling yakni bahwa setiap unsur dalam populasi tidak mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik nonprobability sampling yang digunakan peneliti yakni convenience sampling (Malhotra,2009). Model penelitian Model penelitian mengadopsi dari jurnal Main Naser Alolayyan (2011) „‟ The influence of total quality management (TQM) on operasional flexibility in Jordanian hospitals medical workers‟ perspectives”. Main Naser Alolayyan meneliti bagaimana pengaruh Total Quality Management terhadap Fleksibilitas Operasional melalui variabel-variabel leadership, training, employee management karyawan, information and analysis, supplier management, process management, focus consumer, continous improvement, eksternal flexibity, dan internal robustness
leadership training employee management
external flexibility
information and analysis
supplier management process management consumer focus continous improvement
internal robustness
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
Variabel Leadership
LD
Pertanyaan
Skala
1. Semua kepala departemen di rumah sakit kami
Likert 1-5
melakukan semua tanggung jawabnya dalam peningkatan kualitas 2.
Manajemen
rumah
sakit
menempatkan
kepemimpinan secara khusus untuk peningkatan kualitas dan pelayanan 3.Semua kepala departemen di rumah sakit kami mengupayakan pada pelayanan yang cepat. 4. Manajemen puncak sangat melibatkan karyawan dalam proses pelayanan. 5.Manajemen rumah sakit memiliki visi utama dan fokuskannya pada peningkatan kualitas. 6.Manajemen rumah sakit secara khusus terlibat dalam proyek peningkatan kualitas. Training
TR
1. Rumah sakit memberikan kursus (pelatihan) untuk
Likert 1-5
pekerjaan-pekerjaan khusus. 2.Pelatihan yang berhubungan dengan kualitas medis diberikan kepada staf medis di rumah sakit. 3.Pelatihan yang berhubungan dengan kualitas manajemen
diberikan
kepada
manajer
dan
supervisor di rumah sakit. 4. Pelatihan terkait "Konsep total kualitas" diberikan di seluruh bagian rumah sakit. Imployee management
EM
1.Ketika akan memecahkan masalah, rumah sakit berusaha mengumpulkan pendapat dan ide dari semua tim. 2.Rumah sakit kami memiliki tim untuk menangani suatu masalah. 3.Dalam 3 tahun terakhir ini, banyak masalah yang berhasil diselesaikan dalam sebuah
tim kecil
rumah sakit. 4.Penyelesaian masalah yang dilakukan tim telah membantu meningkatkan proses pelayanan di rumah sakit. 5.Tim karyawan dimotivasi untuk berperan dalam menyelesaikan masalah sebanyak-banyaknya. 6. Pemikiran/ide dari staf medis selalu digunakan. 7. Di rumah sakit kami kerjasama tim merupakan hal yang biasa, hal ini merupakan yang diharapkan dalam melakukan pekerjaan. 8. Dalam organisasi kami, semua orang berpartisipasi
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
Likert 1-5
dalam peningkatan proses dan pelayanan. 9. Karyawan tidak ragu dalam menyuarakan opini, memberi saran dan menanyakan tentang salah satu kegiatan organisasi. Information and analysis
IA
1. Hasil data (data biaya,data kesalahan dll) digunakan
Likert 1-5
sebagai alat untuk mengetahui kualitas 2. Data
digunakan
untuk
mengevaluasi
secara
keseluruhan kinerja supervisor dan manajerial 3. Sebuah model pelayanan baru, akan ditinjau lebih dalam sebelum digunakan/dilakukan. 4. Prosedur dan pelayanan ( seperti; perawatan, prosedur administrasi dll) sangat jelas. 5. Pelaksanaan dan pelayanan medis berdasarkan pada model proses pelayanan. Supplier management
SM
1. Kualitas bahan medis yang baik, sangat ditekankan
Likert 1-5
dalam pemilihan supplier bukan terpaku hanya pada harga. 2. Dalam pemilihan supplier, komitmen terhadap kualitas sangat dipertimbangkan. 3. Supplier dipilih dengan sangat memperhatikan kemampuannya untuk mengirimkan barang-barang medis yang berkualitas dengan tepat waktu. 4. Komitmen terhadap perbaikan terus-menerus dalam pemilihan supplier juga dipertimbangkan. Process management
PM
1. Sebagian
besar
kualitas
peralatan
dan
Likert 1-5
proses/prosedur di rumah sakit ada dalam statistic control 2. Teknik statistik digunakan secara ekstensif untuk mengurangi varians dalam proses 3. Sebuah grafik digunakan untuk mengetahui apakah proses layanan kami berada dalam kendali 4. Proses yang kami lakukan sedang dipantau menggunakan proses statistic control 5. Pelatihan menggunakan
teknik statistik dasar
(seperti grafik histogram dan kontrol) diberikan di rumah sakit secara keseluruhan 6. Pelatihan teknik statistik lanjutan (seperti desain eksperimen dan analisis regresi) disediakan di rumah sakit Focus consumer
FC
1. Kebutuhan pelanggan dimengerti dan dilaksanakan. 2. Kami mengetahui kebutuhan pelanggan kami saat ini dan yang akan datang. 3. Kami sering berhubungan erat dengan pelanggan
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
Likert 1-5
kami. 4. Pelanggan kami sering mengunjungi rumah sakit kami. 5. Manajer dan supervisor mendorong kegiatan yang meningkatkan kepuasan pelanggan. 6. Memuaskan
pelanggan
kami
dan
memenuhi
harapan mereka adalah hal yang paling penting kami lakukan. 7. Eksekutif Senior mengusahakan cara-cara yang meningkatkan pentingnya pelanggan Contious improvement
CI
1. Banyak dari pelayanan kami yang buruk dimasa
Likert 1-5
lalu, telah diperbaiki saat ini. 2. Rumah sakit ini telah menerima penghargaan dan pengakuan baru-baru ini dalam meningkatkan proses pelayanan. 3. Kami langsung melakukan perbaikan memulihkan layanan kepada pelanggan ketika ada complain dari pelanggan. External Flexibility
EF
1. Kami telah mampu menawarkan layanan baru,
Likert 1-5
unik, dan inovatif untuk pelanggan kami. 2. Kami telah mampu menggabungkan beberapa pelayanan ke dalam paket alternatif seperti yang diharapkan oleh pelanggan. 3. Kami telah mampu menawarkan sejumlah besar fitur layanan yang beraneka ragam 4. Kami telah mampu melaksanakan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 5. Kami dapat memulihkan layanan kepada pelanggan setelah terjadi pelayanan yang tidak memuaskan Internal robustness
IB
1. Kami tetap mampu melakukan operasional yang efektif, meskipun beberapa elemen dari pelayanan bisa salah 2. Karyawan
sedikit
kebingungan
dalam
melaksanakan prosedur tanggung jawabnya, 3. Manajer tampaknya bertentangan dengan diri mereka sendiri ketika akan membuat keputusan penting 4. Terkadang ada sedikit gangguan dalam kegiatan bila gangguan pemeliharaan. 5. Karyawan mengerti apa yang harus dilakukan ketika terjadi kegagalan sistem seperti "blackout" atau kecelakaan.
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
Likert 1-5
4.Analisis Dan Pembahasan 8.96
LD1
8.80
LD2
8.67
LD3
9.08
LD4
10.09
LD5
10.21
TR1
9.77
TR2
8.90
TR3
10.52
TR4
11.34
EM2
11.33
EM3
11.02
EM4
11.35
EM5
11.34
EM6
11.08
EM7
7.16
IA2
9.14
IA3
6.80
IA4
9.03
SM1
8.63
SM2
8.52
SM3
8.62
SM4
10.64
P M1
10.83
P M2
10.75
P M3
8.35
P M4
9.42
P M5
7.05
P M6
9.15
FC1
9.64
FC2
9.25
FC3
9.07
FC4
10.13
FC5
10.72
FC6
10.15
FC7
8.14
CI 1
10.05
CI 2
7.82
C3
12.58 12.88 13.09 12.36 9.53 9.03 10.60 12.50 7.45
LD 10.97 12.26 14.83 11.16 11.00 3.00
TR
10.44 11.10 11.26 11.12 6.91 5.15 5.96 13.82 11.91 15.24
0.00
2.31
EM 12.37 10.09 12.66
-1.96
5.61 2.50
11.80
10.71
EF4
11.20
IR1
8.27
IR2
10.53
IR3
8.91
10.31
-1.99 1.89
IR 0.00
-2.46 -2.22
PM
11.15
EF3
-0.78 1.77 -2.11 1.78
SM
11.22
EF2
10.65
EF
-2.95 0.84
IA
EF1
6.68
2.07
10.12
3.70
FC
CI 12.47 11.28 12.27 12.64 9.59 6.16 9.54 13.89 9.83 14.25
Ch i- Squ ar e=2 30 8. 73,
d f=9 01 ,
P -v alu e= 0.0 00 00,
R MS EA= 0. 080
Gambar 1 T- Value model akhir Output GOF Dimensi Model Akhir Degrees of Freedom = 836 Minimum Fit Function Chi-Square = 1064.73 (P = 0.00) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 976.57 (P = 0.00052) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 140.57 90 Percent Confidence Interval for NCP = (66.93 ; 222.47) Minimum Fit Function Value = 4.36 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.58 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.27 ; 0.91) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.026 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.018 ; 0.033) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 1.00 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 5.63 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (5.33 ; 5.97) ECVI for Saturated Model = 8.48 ECVI for Independence Model = 54.42
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
Chi-Square for Independence Model with 990 Degrees of Freedom = 13188.46 Independence AIC = 13278.46 Model AIC = 1374.57 Saturated AIC = 2070.00 Independence CAIC = 13481.02 Model CAIC = 2270.32 Saturated CAIC = 6728.80 Normed Fit Index (NFI) = 0.92 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.98 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.78 Comparative Fit Index (CFI) = 0.98 Incremental Fit Index (IFI) = 0.98 Relative Fit Index (RFI) = 0.90 Critical N (CN) = 215.06 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.034 Standardized RMR = 0.058 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.85 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.81 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.69
Analisis Hubungan Kausal Model Struktural Model akhir Bagian ini berhubungan dengan evaluasi terhadap koefisien-koefisien atau parameter yang menunjukkan hubungan kausal atau pengaruh satu variabel laten terhadap variabel laten yang lain (Wijanto,2008).
Structural Equations EF =-0.0038*LD+0.19*TR +1.04*EM-0.041*IA+0.091*SM+0.100*PM-0.11*FC 0.15*CI, Errorvar.= -0.087 , R² = 1.09 =(0.068)(0.13)(0.10)(0.084)(0.090)(0.088)(0.081) (0.10),(0.031) -0.056 1.48 -1.47 -2.79
10.10
-0.49
1.01
1.13
-1.32
W_A_R_N_I_N_G : Error variance is negative. IR = 0.16*LD - 0.45*TR + 0.81*EM - 0.14*IA + 0.13*SM - 0.22*PM + 0.13*FC + 0.37*CI, Errorvar.= 0.29 , R² = 0.71 =(0.11) (0.13) 1.40 1.03
(0.21) (0.16)
(0.11) (0.11)
(0.11)
(0.13)
(0.14)
-2.15 2.26
7.54 2.72
-1.27
1.07
-1.56
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
Error Covariance for IR and EF = -0.03 (0.022) -1.17
Dari hasil output Lisrel diatas, didapat bahwa masing-masing konstruk secara bersama-sama membentuk variabel TQM sebanyak 1,09 terhadap External flexibility. Sedangkan konstruk yang secara bersama-sama membentuk TQM terhadap Internal Robustness adalah 0,71. Evaluasi terhadap Koefisien Model Struktural dan Kaitannya dengan Hipotesis Penelitian Hipotesis H01
Path Leadership berpengaruh positif terhadap External Flexibility
Estimasi
Nilai T
Kesimpulan
0,67
1,96
Signifikan
H02
Training berpengaruh positif terhadap External Flexibility
1,28
2,31
Signifikan
H03
Employee Management berpengaruh positif terhadap External Flexibility
1,7
5,61
Signifikan
H04
Informasi Analisis berpengaruh positif terhadap External Flexibility
0,14
0,84
Tidak Signifikan
H05
Supplier management berpengaruh positif terhadap External Flexibility
0,14
0,78
Tidak signifikan
H06
Process management berpengaruh positif terhadap External Flexibility
0,41
1,78
Tidak Signifikan
H07
Focus Consumer berpengaruh positif terhadap External Flexibility
0,47
1,99
Tidak signifikan
H08
Countinuos Improvement berpengaruh positif terhadap External Flexibility
1,23
2,46
Signifikan
H09
Leadership berpengaruh positif terhadap Internal Robustness
1
2,5
Signifikan
H010
Training berpengaruh positif terhadap Internal Robustness
1,83
2,95
Signifikan
H011
Employee Management berpengaruh positif terhadap Internal Robustness
0,3
1,77
Tidak signifikan
H012
Informasi Analisis berpengaruh positif terhadap Internal Robustness
0,5
2,11
Signifikan
H013
Supplier management berpengaruh positif terhadap Internal Robustness
0,47
1,89
Tidak signifikan
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
H014
Process management berpengaruh positif terhadap Internal Robustness
0,67
2,22
Signifikan
H015
Focus Consumer berpengaruh positif terhadap Internal Robustness
0,57
2,07
Signifikan
H016
Countinuos Improvement berpengaruh positif terhadap Internal Robustness
1,59
3,7
Signifikan
H017
TQM berpengaruh positif terhadap External Flexibility
1,09
Signifikan
H018
TQM berpengaruh positif terhadap Internal Robustness
0,71
Signifikan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
Leadership berpengaruh positif terhadap external flexibilty Training berpengaruh positif terhadap external flexibilty Employee Management berpengaruh positif terhadap external flexibilty Information and analysis tidak berpengaruh positif terhadap external flexibility 5. Supplier management tidak berpengaruh positif terhadap external flexibility 6. Process management tidak berpengaruh positif terhadap external flexibility 7. Focus Consumer tidak berpengaruh positif terhadap external flexibility 8. Countinuos Improvement berpengaruh positif terhadap external flexibility 9. Leadership berpengaruh positif terhadap internal robustness 10. Training berpengaruh positif terhadap internal robustness 11. Employee Management tidak berpengaruh positif terhadap internal robustness 12. Information and analysis berpengaruh positif terhadap internal robustness 13. Supplier management tidak berpengaruh positif terhadap internal robustness 14. Process management berpengaruh positif terhadap internal robustness 15. Focus Consumer berpengaruh positif terhadap internal robustness 16. Countinuos Improvement positif terhadap internal robustness 17. Seluruh variabel TQM secara bersama-sama berpengaruh postif terhadap External Flexibility. 18. Seluruh variabel TQM secara bersama-sama berpengaruh postif terhadap Internal Robustness.
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
5.Saran 1. RSCM lebih menggunakan informasi dan data ketika akan mengambil suatu keputusan daripada menggunakan dugaan. Baik itu untuk keputusan internal maupun keputusan yang langsung berhubungan dengan pelanggan (Information and Analysis tidak berpengaruh positif terhadap External Flexibility). 2. RSCM mengimplementasikan proses pemilihan supplier dengan baik, lalu menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan supplier, sehingga ketika RSCM berada pada keadaan darurat, supplier bisa menyediakan apa yang dibutuhkan RSCM dengan waktu yang cepat dan jumlah yang tepat (Supplier management tidak berpengaruh positif terhadap External Flexibility). 3. RSCM meningkatkan pengendalian terhadap proses yang berjalan di perusahaan sehingga dapat memenuhi keinginan konsumennya dan menghadapi persaingan (Process Management tidak berpengaruh positif terhadap External Flexibilityi). 4. RSCM bisa secara tepat menilai apa yang diharapkan oleh pelanggan, baik itu pelanggan dari dalam maupun dari luar. Sehingga terjadi antara kesesuaian harapan dan apa yang sudah diusahakan (Focus Consumer tidak berpengaruh positif terhadap External Flexibility). 5. RSCM menerapkan fungsi actuating, dimana kepemimpinan merupakan faktor yang sangat berpengaruh disini agar sifat otonomi masing-masing profesi tidak menjadi penghambat. Sehingga fungsi rumah sakit dapat dilihat dalam satu kesatuan kerja (Employee Management tidak berpengaruh positif terhadap Internal Robustness). 6. RSCM mengefektifkan manajemen suplier, mulai dari proses pemilihan supplier hingga evaluasi suplier (Supplier Management tidak berpengaruh positif dengan Internal Robustness).
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
Daftar Referensi Al-Assaf (2001). Mutu Pelayanan Perspektif Internasional. Alih bahasa , Munaya Fauziah, Andri Lukman, editor bahasa Indonesia, Fema Solekhah Belawati, Erita Agustin Hardiyanti-Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC (2009).
Cooper, Donald R & Pamela S. Schindler. (2006). Business Research Methods (9th ed.). Singapore: McGraw Hill. Evans, James R,. & William M. (1999). The Management and Control Of Quality, Fourth Edition. Ohio: South-Western College Publication. http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=181%3 Atujuh-rumah-sakit-tanda-tangani-komitmen-akreditasi-internasional&Itemid=141 http://www.investor.co.id/family/rs-berstandar-internasional-di-indonesia-barudua/1798 http://www.hukumonline.com UU No. 23 / 1992 tentang Kesehatan http://books.google.co.id/books?id=MOWRir6rn04C&pg=PA184&lpg=PA184&d q=tqm+pada+apotek&source=bl&ots=avVfAURZxC&sig=PwUMedd6kivQ8zE6 zqpaweMigyA&hl=en&sa=X&ei=6qcpUezMN4OMrgfJloGwBg#v=onepage&q= tqm%20pada%20apotek&f=false
Kevin Baird, Kristal Jia Hu and Robert Reeve “The relationships between organizational culture, total quality management practices and operational performance” International Journal of Operations & Production Management Vol. 31 No. 7, 2011 pp. 789-814 Main Naser Alolayyan, Khairul Anuar Mohd Ali, Fazli Idris “ The influence of total quality management (TQM) on operational flexibility in Jordanian hospitals Medical workers’ perspective” The Asian Journal on Quality- Volume 12 Number 2 (2011) Malhotra, N.K. (2009). Marketing Research: An Applied Orientation. New Jersey: Pearson Education International SK Menteri Kesehatan Nomor 1195 Tahun 2010 tentang Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Bertaraf Internasional. Tjiptono, Fandy & Diana, Anastasia (2003).Total Quality Management. Edisi 5, Yogyakarta : C.V Andi Offset
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013
Terziovski, Mile; Samson, Danny, “The link between total quality management practice and organisational performance” The International Journal of Quality & Reliability Management 16. 3 (1999): 226-237
Wijanto, Setyo Hari (2008). Structural Equation Modelling dengan LISREL 8.8. Yogyakarta: Graha ilmu
Analisis pengaruh..., Rini Yamasari, FE UI, 2013