ANALISIS PENGARUH KEHADIRAN BANK ASING TERHADAP TINGKAT KEMAKMURAN DAN RISIKO PORTOFOLIO PINJAMAN BANK DOMESTIK, STUDI KASUS : INDONESIA PERIODE 2002-2011
Ananda Friska Meidrawardani
Program Studi S1 Reguler Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
ABSTRAK Penelitian sebelumnya yang membahas mengenai permasalahan sejenis masih sangat terbatas dan berfokus pada pengaruhnya terhadap kinerja bank domestik. Penelitian ini meneliti pengaruh kehadiran bank asing terhadap tingkat kemakmuran dengan studi kasus Indonesia. Penelitian ini juga melihat perbandingan risiko portofolio pinjaman bank asing dan domestik, dengan mengacu pada cream-skimming theory. Data yang digunakan adalah data bank umum konvensional selama periode 2002-2011. Dengan menggunakan Fixed Effect Model dan Random Effect Model, didapat hasil bahwa kehadiran bank asing memiliki hubungan positif dengan tingkat kemakmuran. Bank asing juga memiliki risiko portofolio pinjaman yang lebih rendah dibandingkan bank domestik. Kata kunci : bank asing; cream-skimming; kemakmuran; risiko portofolio pinjaman
ABSTRACT The previous researches about this topic are still in limited amount and focusing on its impact on domestic banks performances. This research examines the impact of foreign bank presence on welfare with Indonesia as the case study. This research also compares the credit portfolio risk between foreign and domestic bank, regarding on cream-skimming theory. Data used here are conventional bank data within period 2002-2011. Using Fixed Effect Model and Random Effect Model, foreign bank presence has positive impact on welfare. Besides, foreign bank also has lower credit portfolio risk compared to domestic bank. Key word : foreign bank; cream-skimming; credit portfolio risk; welfare
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
1. Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, semua aspek dalam kehidupan kita, termasuk sektor ekonomi keuangan, mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kebutuhan masing-masing negara meningkat dan menuntut adanya perdagangan internasional, salah satunya dalam perpindahan modal antar negara yang diwujudkan dengan pembukaan cabang bank di berbagai negara atau pengambilalihan bank domestik di suatu negara. Hal ini didukung dengan adanya liberalisasi ekonomi dan perbankan. Di Indonesia sendiri, bank-bank asing mulai kembali marak meramaikan industri perbankan tanah air sejak diberlakukannya liberalisasi perbankan pada tahun 1999 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1999 Pasal 3 (Neraca, 2013), sebagai akibat dari krisis moneter tahun 1997. Pada saat itu Indonesia sangat membutuhkan bantuan dana dari luar dalam jumlah yang cukup besar untuk kembali memulihkan perekonomian negara. Relatif semakin membaiknya kinerja perekonomian dan perbankan Indonesia, yang tercermin dari indikator perbankan, diduga juga sebagai salah satu alasan kuat yang menyebabkan investor asing tertarik untuk menanamkan modalnya di sektor perbankan Indonesia (Statistik Perbankan Indonesia, 2002-2011). Selain itu, dukungan pemerintah juga semakin mendorong membaiknya kinerja perbankan tanah air melalui kebijakan yang ditetapkan (Kajian Stabilitas Keuangan, 2002-2011). Menurut Detragiache et al (2008), kehadiran bank asing di suatu negara tentu akan memberikan dampak bagi perekonomian negara tersebut, baik dalam cakupan perbankan maupun dalam cakupan negara. Dalam cakupan perbankan, bila dibandingkan, antara bank asing dan bank domestik masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Kekuatan bank asing akan menyebabkan semakin ketatnya persaingan di industri perbankan, yang pada akhirnya akan menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran negara. Sedangkan kelemahan bank asing akan menyebabkan kredit yang disalurkan pada sektor swasta mengalami penurunan, yang pada akhirnya berakibat pada menurunnya tingkat kemakmuran negara. Dengan demikian sebenarnya masih belum jelas bagaimana pengaruh hadirnya bank asing terhadap tingkat kemakmuran negara.
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
Bila dilihat dalam cakupan negara, kehadiran bank asing dapat membawa pengaruh yang beragam terhadap tingkat kemakmuran, bergantung pada reaksi dan posisi keseimbangan bank domestik. Secara teoritis, proses ini dijelaskan dalam teori cream-skimming, yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam Tinjauan Teoritis. Berdasarkan teori tersebut, dihasilkan 3 dampak hadirnya bank asing di suatu negara, yakni terhadap tingkat kemakmuran yang diukur melalui rasio kredit terhadap GDP, efisiensi biaya, dan tingkat risiko portofolio pinjaman. Masih terbatasnya penelitian terkait dengan fenomena di atas menarik minat penulis untuk melakukan penelitian sesuai dengan hasil prediksi teori cream-skimming tersebut. Namun dalam penelitian ini hanya 2 hasil yang digunakan, yaitu yang telah jelas dugaannya. Pertama, mengenai pengaruh kehadiran bank asing terhadap tingkat kemakmuran suatu negara. Kemudian mengenai perbandingan tingkat risiko portofolio pinjaman antara bank asing dengan bank domestik.
2. Tinjauan Teoritis Cream-skimming theory merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan perusahaan di saat perusahaan lebih mengutamakan untuk melayani high-value atau lowcost customers. Istilah ini muncul berdasarkan peristiwa pemisahan cream, yang bersifat lebih ringan, dengan raw milk sehingga menghasilkan skimmed cream. Cream diumpamakan sebagai high-value atau low-cost customers, yang dianggap lebih menguntungkan untuk dilayani. Perusahaan biasanya memberikan harga yang lebih murah pada customer tersebut, namun masih menguntungkan bagi perusahaan. Sayangnya pengurangan harga ini akan dibebankan kepada lower-value atau high-cost customers sehingga perusahaan akan tetap memperoleh target profitnya. Akibatnya, lower-value atau high-cost customers akan berada pada kondisi yang kurang menguntungkan dengan harus membayar lebih mahal. Masuknya bank asing ke suatu negara juga akan mempengaruhi tingkat kemakmuran negara tersebut. Bank asing dapat meningkatkan namun juga dapat justru menurunkan tingkat kemakmuran negara, bila dilihat dari segi keseimbangan kredit. Menurut teori cream-skimming dalam penelitian Detragiache et al (2008), dalam penyaluran kredit, bank asing memiliki teknologi yang lebih baik untuk mendeteksi hard information dibanding bank domestik. Namun dalam hal soft information, bank domestik lebih baik dibandingkan dengan bank asing. karena
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
bank asing kurang dapat dekat dengan masyarakat terkait kendala jarak antara manajemen dan pegawai bagian kredit. Pada awalnya, bank domestik akan menyalurkan kredit pada kedua jenis peminjam ini. Sedangkan bank asing memiliki kecenderungan untuk menyalurkan kreditnya kepada peminjam dengan hard information yang baik saja. Jika bank domestik tetap menyalurkan kredit pada kedua jenis peminjam, maka hadirnya bank asing justru akan meningkatkan kemakmuran negara. Soft information borrower akan memperoleh kredit dari bank domestik dan hard information borrower akan memperoleh kredit dari bank domestik dan bank asing, mengingat bank asing akan lebih dapat memenuhi kebutuhan dana dalam jumlah besar. Namun jika kehadiran bank asing menyebabkan kinerja bank domestik menurun atau bahkan keluar dari pasar, maka yang terjadi adalah cream-skimming effect, yaitu hard information borrower akan dipisahkan dengan peminjam lainnya sehingga berada pada kondisi yang menguntungkan. Akibatnya, soft information borrower-lah yang akan berada pada kelompok yang kurang menguntungkan, harus membayar bunga dalam jumlah yang lebih besar hingga akhirnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan kredit dari bank. Bila dilihat dari segi bank, adanya pembedaan kategori peminjam ini akan mempengaruhi tingkat risiko portofolio bank. Bank asing, yang memiliki kecenderungan untuk memberikan kredit pada hard information borrower saja, akan mempunyai tingkat risiko portofolio yang lebih rendah dibandingkan dengan bank domestik, yang menyalurkan kredit pada kedua kategori. Hal ini dikarenakan hard information borrower memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengembalikan pinjamannya sehingga loan-loss bank asing akan lebih rendah daripada bank domestik.
3. Metodologi Penelitian 3.1 Model Penelitian 3.1.1 Model 1
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
Pada model pertama ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kehadiran bank asing yang dilihat melalui share kepemilikan asing pada bank umum di Indonesia terhadap volume kredit yang disalurkan bank umum, baik asing maupun domestik. Sebagai variabel kontrol digunakan variabel-variabel spesifik bank dan variabel makroekonomi. Variabel kontrol spesifik bank yang digunakan mengacu pada penelitian Ji Wu et al (2011), sedangkan variabel makroekonomi mengacu pada penelitian Detragiache et al (2008), dengan menghilangkan variabel loan interest rate, transition to market economy, lack of corruption, dan enforcement speed dikarenakan terbatasnya data untuk variabel-variabel tersebut di Indonesia. Sehingga model ditunjukkan pada persamaan sebagai berikut : VOLit = α + βFSit + γ1LIQUIDit + γ2CAPit + γ3SIZEit + γ4INEFit + γ5RISKit + γ6GDPCAPit + γ7INFit + γ8INFOit + uit
(3.1)
Tabel 3.1 Deskripsi Variabel dalam Model 1 Variabel
Keterangan
Variabel Dependen VOLit
Volume kredit (rasio kredit bank terhadap GDP) bank i pada tahun t
Variabel Kepemilikan Asing FSit
Share aset bank i yang dimiliki oleh pihak asing pada tahun t
Variabel Spesifik Bank LIQUIDit
Likuiditas bank i pada tahun t
CAPit
Kapitalisasi bank i pada tahun t
SIZEit
Ukuran bank i pada tahun t
INEFit
Inefisiensi bank i pada tahun t
RISKit
Risiko kredit bank i pada tahun t
Variabel Makroekonomi GDPCAPit
GDP per kapita bank i pada tahun t
INFit
Inflasi bank i pada tahun t
INFOit
Biaya yang dikeluarkan bank i untuk memperoleh informasi mengenai debitur pada tahun t
Sumber : Hasil ringkasan penulis, 2013
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
3.1.2 Model 2 Pada model kedua ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan tingkat portofolio pinjaman bank asing dan bank domestik. Sebagai variabel kontrol digunakan variabel-variabel spesifik bank dengan mengacu pada penelitian milik Detragiache et al (2008). Model ditunjukkan pada persamaan sebagai berikut : LLPit = α + βFSit + γ1SIZEit + γ2LARit + γ3CAPit + γ4ROAAit + γ5COSTit + γ6STATEit + uit
(3.2) Tabel 3.2 Deskripsi Variabel dalam Model 2 Variabel
Keterangan
Variabel Dependen LLPit
Loan-loss provision (share dari net interest revenue) bank i pada tahun t
Variabel Kepemilikan Asing FSit
Dummy variable untuk bank yang dimiliki oleh pihak asing pada tahun t; 0 berarti bank i dimiliki oleh pihak domestik pada tahun t, 1 berarti bank i dimiliki oleh pihak asing pada tahun t
Variabel Spesifik Bank SIZEit
Ukuran bank i pada tahun t Variabel
Keterangan
Variabel Spesifik Bank LARit
Loan-to-asset ratio bank i pada tahun t
CAPit
Kapitalisasi bank i pada tahun t
ROAAit
Profitabilitas bank i pada tahun t
COSTit
Overhead cost bank i pada tahun t
STATEit
Dummy variable untuk bank yang dimiliki pemerintah pada tahun t; 0 berarti bank i tidak dimiliki pemerintah pada tahun t, 1 berarti bank i dimiliki pemerintah pada tahun t
Sumber : Hasil ringkasan penulis, 2013
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
3.2 Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder level individu bank umum di Indonesia. Bank umum yang menjadi objek pada penelitian ini adalah bank umum konvensional. Pemisahan jenis bank sesuai dengan yang tertera dalam Undang-Undang No.7 Tahun 1992 mengenai perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan dengan periode penelitian sepuluh tahun yang dimulai dari tahun 2002 hingga tahun 2011. Data spesifik bank diperoleh dari laporan keuangan bank yang bersumber dari Laporan Keuangan Publikasi Bank yang ada di website Bank Indonesia dan Direktori Perbankan Indonesia yang tersedia di perpustakaan Bank Indonesia, sedangkan data makroekonomi diperoleh dari website World Bank dan Datastream. Semua data dan metode pengujian akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan Stata11. Pemilihan sampel didasarkan pada kriteria : 1. Sampel merupakan bank umum konvensional di Indonesia pada periode tahun 2002-2011. 2. Untuk bank asing, sampel merupakan bank yang lebih dari 50% sahamnya selalu dimiliki oleh pihak asing selama periode tahun 2002-2011. 3. Untuk bank domestik, sampel merupakan bank yang lebih dari 50% sahamnya selalu tidak dimiliki oleh pihak asing selama periode 2002-2011. 4. Untuk bank domestik, jumlah sampelnya sama dengan jumlah sampel bank asing, termasuk proporsi listed dan non-listed-nya, dengan pemilihan didasarkan pada rata-rata jumlah aset terbesar selama periode tahun 2002-2011. 3.3 Operasionalisasi Variabel 3.3.1 Model 1 Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Model 1 Variabel
Rumus
Volume Kredit (VOL)
Total loans / GDP
Foreign Share (FS)
Share asing pada suatu bank (0% - 100%)
Likuiditas (LIQUID)
Cash / Total deposits (%)
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
Capitalization (CAP)
Equity / Total assets (%)
Ukuran Bank (SIZE)
Bank’s loans / Total commercial banks’ loans (%)
Inefisiensi (INEF)
Non-interest expenses / Total assets (%)
Tingkat Risiko (RISK)
Loan-loss provisions / Total loans (%)
GDP per Capita (GDPCAP)
GDP / Total penduduk
Inflasi (INF)
IHK periode sekarang – IHK periode sebelumnya
Creditor Information (INFO)
Indeks Worldbank “depth of credit’s information”
Sumber : Hasil ringkasan penulis, 2013
3.3.2 Model 2 Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Model 2 Variabel
Rumus
Loan-Loss Provision (LLP)
Loan-loss / Net interest revenue
Foreign Share (FS)
Dummy Variable (0 : domestik; 1 : asing; Termasuk bank asing jika saham yang dimiliki asing lebih dari 50%)
Ukuran Bank (SIZE)
ln Total assets / ln GDP
Loan-to-Asset Ratio (LAR)
Net loans / Total assets
Capitalization (CAP)
Equity / Total assets
Return Over Average Assets (ROAA)
Net income after tax / Average assets
Overhead Cost (COST)
Overhead costs / Total assets
State-Owned (STATE)
Dummy
Variable
(0
:
non-pemerintah;
1
:
pemerintah; Termasuk bank pemerintah jika saham yang dimiliki pemerintah lebih dari 50%) Sumber : Hasil ringkasan penulis, 2013
3.4 Hipotesis Penelitian Terdapat dua hipotesis untuk menjawab rumusan masalah di atas, yakni sebagai berikut : Hipotesis 1
: Kehadiran bank asing berpengaruh negatif terhadap tingkat kemakmuran negara.
Hipotesis 2
: Tingkat risiko portofolio pinjaman bank asing lebih rendah dibandingkan bank domestik.
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Analisis Model 1 Berdasarkan berbagai pengujian yang dilakukan, metode yang dipilih untuk model 1 adalah Random Effect Model (REM). Dengan R-squared sebesar 0.6463 (overall), berarti variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 64.63%. Dan tingkat signifikansi 5% (α), variabel yang signifikan adalah FS, RISK, INF, dan INFO, karena p-value < α. Variabel FS memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kemakmuran pada tingkat signifikansi 5%. Koefisien FS bernilai 0.0053737, yang berarti kenaikan kepemilikan asing dalam bank sebesar 1 poin akan meningkatkan rasio kredit terhadap GDP sebesar 0.0053737 poin dengan variabel independen lain diasumsikan tetap. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Detragiache et al (2008). Hasil yang bertolak belakang ini diduga dikarenakan fenomena cream-skimming theory tidak terjadi di Indonesia. Dugaan yang lain juga bisa disebabkan oleh adanya peraturan pemerintah Indonesia yang mengatur jumlah dan komposisi kredit yang harus disalurkan semua bank, yang pengaruhnya lebih besar daripada kehendak pemilik bank. Selain itu penelitian lain dengan menggunakan indikator lain juga mendukung hasil penelitian ini, salah satunya penelitian Nurhidayat (2011) dengan menggunakan indikator bank spread. Peningkatan partisipasi asing akan menyebabkan penurunan bank spread. Bank spread bank asing relatif lebih rendah dibanding bank spread bank domestik, sehingga memicu adanya persaingan perbankan dalam hal bank spread. Bila bank spread bank asing relatif rendah, maka biaya penyaluran kreditnya juga relatif rendah. Salah satu kondisi yang memungkinkan terjadinya hal tersebut adalah karena semakin banyaknya kredit yang disalurkan bank asing. Variabel LIQUID memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap tingkat kemakmuran pada tingkat signifikansi 5%. Diduga terdapat faktor lain yang lebih kuat yang lebih mempengaruhi tingkat kemakmuran dibanding likuiditas, seperti regulasi pemerintah (Demsetz dan Lehen, 1985; Elyasiani dan Jia, 2009) dan preferensi bank. Untuk mengetahui kevalidan dugaan tersebut, maka dibutuhkan penelitian lain terkait hal tersebut. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian pada jurnal pendukung yang dilakukan oleh Ji Wu et al (2011).
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
Variabel CAP memiliki pengaruh yang tidak signifikan dengan tingkat signifikansi 5%. Diduga dikarenakan adanya faktor lain yang lebih kuat mempengaruhi, seperti regulasi pemerintah (Demsetz dan Lehen, 1985; Elyasiani dan Jia, 2009), preferensi bank, maupun jumlah aset yang dimiliki tanpa memperhatikan proporsinya. Dugaan ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut guna memperoleh bukti yang konkrit. Hasil ini juga bertolak belakang dengan penelitian Ji Wu et al (2011) dan Degryse et al (2012). Variabel SIZE memiliki pengaruh tidak signifikan dengan tingkat signifikansi 5%. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Ji Wu et al (2011). Hasil yang tidak signifikan ini diduga dikarenakan adanya faktor lain yang lebih kuat mempengaruhi, seperti regulasi pemerintah (Demsetz dan Lehen, 1985; Elyasiani dan Jia, 2009), atau dikarenakan variabel ini hanya menunjukkan jumlah, bukan komposisinya, sehingga tidak menjamian kemakmuran. Tetapi dugaan ini perlu untuk diteliti lebih lanjut demi mengetahui hubungan yang sebenarnya. Variabel INEF memiliki nilai probabilita t-statistik sebesar 0.655 sehingga pengaruhnya tidak signifikan terhadap tingkat kemakmuran pada tingkat signifikansi 5%. Hal tersebut sesuai dengan jurnal pendukung, yakni penelitian Ji Wu et al (2011). Hubungan yang tidak signifikan ini diduga dikarenakan inefisiensi bukanlah suatu faktor utama yang mempengaruhi penyaluran kredit. Bila alokasi dana sebagian terserap untuk biaya operasional, sehingga dana yang tersisa untuk kredit menjadi berkurang, sebenarnya bank dapat meningkatkan dana yang dimilikinya dengan menerbitkan hutang, meningkatkan dana pihak ketiga, atau meningkatkan efisiensi. Tetapi untuk membuktikan kuat tidaknya dugaan ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Variabel RISK memiliki pengaruh signifikan dengan tingkat signifikansi 5%. Risiko kredit diduga erat kaitannya dengan kredit yang disalurkan bank. Sebelum menyalurkan kredit, bank pasti mempertimbangkan kondisi risiko kreditnya terlebih dahulu, karena peningkatan jumlah kredit memiliki potensi untuk meningkatkan risiko kredit. Tetapi dugaan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut, sehingga bagi para peneliti dan akademisi dapat menggunakan dugaan ini untuk penelitian berikutnya. Koefisien RISK bernilai -0.0001474, yang berarti kenaikan RISK sebesar 1% akan menurunkan rasio tingkat kemakmuran sebesar 0.01474% dengan variabel independen lain diasumsikan tetap. Dari segi arah koefisien, hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ji Wu et al (2011) dan Degryse et al (2012).
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
Ketika risiko kredit yang dihadapi oleh bank besar, maka bank akan menurunkan jumlah kredit yang disalurkannya agar risiko ini tidak semakin bertambah besar. Variabel makroekonomi, salah satunya adalah GDPCAP, berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat kemakmuran pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian pada jurnal utama yang dilakukan Detragiache et al (2008). Variabel berikutnya adalah INF atau inflasi, variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan dan memiliki hubungan searah dengan tingkat kemakmuran. Dengan nilai probabilita t-statistik sebesar 0.000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%. Nilai koefisien variabel ini adalah 0.0006233 yang artinya kenaikan 1% dari inflasi akan meningkatkan tingkat kemakmuran sebesar 0.06233% dengan faktor-faktor lain diasumsikan konstan. Masuknya variabel inflasi ini sesuai dengan hasil penelitian Boyd, Levine, dan Smith (2001), namun sayangnya hasilnya tidak sejalan dengan penelitian Detragiache et al (2008). Variabel INFO memiliki nilai probabilita t-statistik variabel ini adalah sebesar 0.000, lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%, sehingga memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kemakmuran. Nilai koefisiennya adalah sebesar 0.0044316, artinya kenaikan INFO sebesar 1 poin akan meningkatkan tingkat kemakmuran sebesar 0.0044316 poin dengan asumsi variabel lain konstan atau tetap. Hasil ini sejalan dengan penelitian Detragiache et al (2008), baik dari segi signifikansi maupun arah koefisien. Berbagai informasi mengenai debitur merupakan salah satu bahan penting bagi bank dalam melakukan proses seleksi pemberian kredit. Semakin besar nilai INFO berarti semakin besar biaya yang dikeluarkan bank untuk memperoleh informasi mengenai debitur, yang berarti semakin akurat pula informasi tersebut, sehingga bank menjadi lebih yakin untuk menyalurkan kreditnya, dan pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kemakmuran meningkat. Namun, berbagai dugaan di atas masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh bukti yang valid, oleh karena dapat dijadikan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya. 4.2 Analisis Model 2 Berdasarkan berbagai pengujian yang dilakukan, metode yang dipilih untuk model 2 adalah Fixed Effect Model (FEM) Generalized Least Square, dengan R-squared sebesar 0.0868 (within), berarti variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 8.68%.
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
Dengan tingkat signifikansi 5% (α), variabel yang signifikan adalah LAR, CAP, dan ROAA, karena p-value < α. Variabel FS memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap loan-loss provision pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Detragiache et al (2008). Hasil ini diduga dikarenakan adanya faktor lain yang berpengaruh lebih kuat, salah satunya adalah regulasi yang dibuat pemerintah (Demsetz dan Lehen, 1985; Elyasiani dan Jia, 2009). Akibatnya semua jenis bank menjadi lebih selektif dan loan-loss provision antara bank asing dan domestik tidak terlalu berbeda. Tetapi dugaan mengenai pengaruh faktor lain yang lebih kuat ini masih perlu dibuktikan di Indonesia dan dapat menjadi saran untuk penelitian selanjutnya. Variabel SIZE memiliki pengaruh tidak signifikan karena memiliki nilai probabilita tstatistik sebesar 0.077, lebih besar dari tingkat signifikansi 5%. Ketidaksignifikanan ini diduga dikarenakan bank yang memiliki ukuran lebih besar, yang diukur dari jumlah asetnya, tidak selalu menyalurkannya dalam bentuk kredit. Sehingga hubungan antara ukuran dan loan-loss provisions ini tidak terlalu kuat. Namun, belum adanya bukti mengenai hal ini menyebabkan dugaan ini perlu diteliti lebih lanjut, dan dapat menjadi saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil ini sejalan dengan penelitian jurnal utama milik Detragiache et al (2008). Variabel LAR memiliki pengaruh signifikan dengan probabilita t-statistik sebesar 0.0000, yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%. Nilai koefisien LAR adalah 2.234753. Artinya kenaikan LAR sebesar 1 poin akan meningkatkan loan-loss provision sebesar 2.234753 dengan variabel lainnya diasumsikan tetap. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Detragiache et al (2008) dalam penelitiannya. Variabel CAP memiliki pengaruh yang signifikan dengan probabilita t-statistik 0,001, lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%. Koefisien variabel ini adalah sebesar -5.762872, berarti setiap kenaikan CAP 1 poin akan menurunkan tingkat risiko portofolio pinjaman bank sebesar 5.762872 poin dengan asumsi variabel independen lain dianggap tetap. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Detragiache et al (2008) dan Shehzad (2010) dalam penelitiannya, yang mengatakan bahwa tingkat risiko portofolio pinjaman akan semakin tinggi pada bank yang memiliki proporsi modal lebih sedikit pada asetnya. Bila modal bank lebih banyak berasal dari hutang, maka bank memiliki kewajiban yang lebih besar untuk membayar hutang tersebut dan
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
memiliki risiko default yang lebih besar. Oleh karena itu, bank akan mengalokasikan loan-loss provision lebih besar untuk mengantisipasi kemungkinan gagal bayar, karena pembayaran kredit ini juga menjadi salah satu sumber untuk pembayaran hutang bank. Variabel ROAA memiliki hubungan positif dengan loan-loss provision dengan nilai koefisien sebesar 6.563787. ROAA dengan nilai probabilita t-statistik sebesar 0.001 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loan-loss provision karena nilai probabilita t-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%. Kenaikan sebesar 1 poin dari ROAA akan mengakibatkan kenaikan sebesar 6.563787 poin pada loan-loss provision ketika variabel lain dianggap konstan. Hasil arah koefisien ini bertolak belakang dengan jurnal utama, yakni penelitian Detragiache et al (2008). Hasil ini diduga dikarenakan faktor utama penyebab tingginya profitabilitas bank berasal dari bunga kredit, maka semakin tinggi profit bank semakin besar pula jumlah kredit yang disalurkan. Penambahan jumlah kredit tentu akan berakibat pada penambahan jumlah loan-loss provision yang dicadangkan, seiring dengan peningkatan risiko kredit. Namun, dugaan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh buktinya di Indonesia, oleh karena itu hal ini dapat menjadi bahan untuk penelitian berikutnya. Variabel COST memiliki pengaruh yang tidak signifikan karena memiliki probabilita tstatistik sebesar 0.598, lebih besar dari tingkat signifikansi 5%. Pengaruh yang tidak signifikan ini diduga disebabkan oleh adanya faktor-faktor lain yang lebih kuat mempengaruhi tingkat risiko portofolio pinjaman sehingga pengaruh variabel COST tertutup. Contoh faktor tersebut adalah regulasi pemerintah (BOPO) atau kondisi keuangan bank. Namun untuk mengetahui benar tidaknya dugaan ini perlu diadakan penelitian lebih lanjut yang berfokus pada permasalahan ini. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Detragiache et al (2008), Louzis et al (2012), dan Degryse et al (2012). Variabel STATE memiliki pengaruh tidak signifikan pada tingkat signifikansi 5%, sesuai dengan penelitian Detragiache et al (2008). Alasan untuk hasil ini pada dasarnya sama dengan penjelasan variabel FS (Demsetz dan Lehen, 1985; Elyasiani dan Jia, 2009). Akibatnya semua jenis bank menjadi lebih selektif dan loan-loss provision antara bank asing dan domestik, baik milik pemerintah maupun swasta, tidak terlalu berbeda. Tetapi dugaan mengenai pengaruh faktor lain yang lebih kuat ini masih perlu dibuktikan di Indonesia dan dapat menjadi saran untuk penelitian selanjutnya.
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Kehadiran Bank Asing Terhadap Tingkat Kemakmuran Kehadiran bank asing, yang diwakili oleh share kepemilikan asing di bank-bank asing di Indonesia, memiliki hubungan positif signifikan dengan tingkat kemakmuran, yang digambarkan dengan jumlah kredit yang disalurkan seluruh bank umum terhadap GDP. Berarti semakin besar kehadiran bank asing akan semakin meningkatkan kemakmuran negara, begitu pula sebaliknya. Hal ini tidak sesuai dengan dugaan di awal penelitian dan juga hasil dari jurnal utama milik Detragiache et al (2008). Hasil yang berbeda ini diduga dikarenakan fenomena cream-skimming theory tidak terjadi di Indonesia. Dugaan yang lain juga bisa disebabkan oleh adanya peraturan pemerintah Indonesia yang mengatur jumlah dan komposisi kredit yang harus disalurkan semua bank berpengaruh lebih besar daripada kehendak pemilik bank. Tingkat kemakmuran negara dipengaruhi oleh kondisi spesifik masing-masing bank dan juga kondisi makroekonomi negara tersebut. Pada penelitian yang dilakukan di Indonesia, variabel/faktor spesifik bank yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kredit yang disalurkan bank umum adalah foreign share dan tingkat risiko. Hal ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kondisi spesifik bank memiliki pengaruh terhadap tingkat kredit yang disalurkan bank umum (Ji Wu et al, 2011) serta (Claessens et al, 2001). Sedangkan untuk variabel/faktor makroekonomi yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kredit yang disalurkan bank umum adalah inflasi dan creditor information. Hal ini juga sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kondisi makroekonomi negara memiliki pengaruh terhadap tingkat kredit yang disalurkan bank umum (Detragiache et al, 2008; Claessens et al, 2001). 5.1.2 Perbandingan Tingkat Risiko Portofolio Pinjaman Bank Asing dan Domestik Pada sejumlah bank umum di Indonesia, sesuai dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, diketahui bahwa hubungan kepemilikan bank asing dengan tingkat risiko portofolio pinjaman bank adalah tidak signifikan. Artinya kepemilikan suatu bank, apakah itu milik asing ataupun bukan, tidak terlalu mempengaruhi loan-loss provision suatu bank. Sebenarnya kepemilikan ini memberikan pengaruh terhadap risiko kredit karena bank asing memiliki kecenderungan untuk lebih selektif dalam penyaluran kredit. Namun pengaruh yang
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
ternyata tidak signifikan ini diduga dikarenakan adanya faktor lain yang berpengaruh lebih kuat, salah satunya adalah regulasi yang dibuat pemerintah (Demsetz dan Lehen, 1985; Elyasiani dan Jia, 2009). Akibatnya semua jenis bank menjadi lebih selektif dan loan-loss provision antara bank asing dan domestik tidak terlalu berbeda. Tetapi dugaan mengenai pengaruh faktor lain yang lebih kuat ini masih perlu dibuktikan di Indonesia agar memperoleh hasil yang valid.. Risiko portofolio pinjaman bank digambarkan melalui loan-loss provision yang dicadangkan bank tersebut untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet, dipengaruhi oleh kondisi spesifik masing-masing bank tersebut. Pada penelitian yang dilakukan di Indonesia, variabel/faktor spesifik bank yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat risiko portofolio kredit adalah loan-to-asset ratio, kapitalisasi, dan tingkat profitabilitas (ROAA). Hal ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kondisi spesifik bank memiliki pengaruh terhadap risiko portofolio kredit yang disalurkan bank (Detragiache et al, 2008; Louzis, 2012; Shehzad et al, 2010). 5.2 Saran Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk penelitian mendatang : 1. Bagi akademisi dan peneliti, sebaiknya menggunakan variabel, sampel, dan metode lain di luar yang digunakan dalam penelitian ini, yang lebih akurat dalam menggambarkan tingkat kemakmuran dan tingkat risiko portofolio kredit bank. Para akademisi dan peneliti juga dapat mengembangkan penelitian ini dengan topik lain yang terkait, seperti mengenai dugaandugaan dalam Hasil Penelitian dan Pembahasan. 2. Bagi manajerial, sebagai pertimbangan dalam memberikan kredit kepada masyarakat, terkait jumlah maupun komposisinya, dengan mempertimbangkan risiko portofolio kreditnya dan juga tingkat kemakmuran negara, serta tidak lupa memperhatikan regulasi yang telah ditetapkan pemerintah. Masing-masing bank, baik asing maupun domestik, harus terus memperbaiki kelemahan-kelemahannya karena regulasi pemerintah mengarahkan kepada persaingan yang semakin ketat. Selain itu, pihak manajerial bank juga dapat mempertimbangkan untuk mempublikasikan data-data keuangannya sehingga masyarakat dapat lebih mengetahui kondisi bank yang sebenarnya dan juga dapat mempermudah penelitian-penelitian sejenis ini untuk memperoleh hasil yang lebih valid. 3. Bagi pemerintah/regulator, sebagai rujukan dalam mengambil kebijakan terkait penyaluran kredit bank kepada masyarakat, terkait jumlah dan komposisinya, sehingga dapat
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
meminimalisir risiko gagal bayar yang dialami bank, namun juga bank tetap dapat menjalankan fungsinya sebagai penjembatan antara kreditur dan debitur. Selain itu, juga sebagai referensi untuk mengkaji kehadiran bank-bank asing dengan mempertimbangkan dampak positif dan negatifnya. Pemerintah/regulator juga sebaiknya mendukung bank-bank di Indonesia untuk lebih mempublikasikan data-data keuangannya kepada masyarakat. 4. Bagi peminjam dana/debitur, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan bank kreditor mana yang akan dipilih untuk memperoleh jumlah kredit optimal. Hal ini terkait dengan karakteristik dan persyaratan yang ditetapkan tiap bank dalam pemberian kredit, serta kondisi keuangan dan kesehatan bank tersebut.
6. Kepustakaan Bank Indonesia. (2002-2011). Kajian stabilitas keuangan. http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Perbankan+dan+Stabilitas+Keuangan/Kajian+Stabilitas +Keuangan/ Bank Indonesia. (2002-2011). Laporan keuangan publikasi bank umum. http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Laporan+Keuangan+Publikasi+Bank/Bank/Bank+Umu m+Konvensional/ Bank Indonesia. (2002-2011). Laporan pengawasan perbankan. http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Stabilitas+Keuangan+Perbankan/Laporan+Pengawasan +Perbankan/ Bank Indonesia. (2002-2011). Statistik perbankan Indonesia. http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Perbankan/Statistik+Perbankan+Indonesia. Boyd, John H., Levine, Ross., & Smith, Bruce D. (2001). The impact of inflation on financial sector performances. Journal of Monetary Economics, 47, 221-248. Claessens, S., Demirguc-Kunt, A., & Huizinga, H. (2001). How does foreign entry affect the domestic banking market?. Journal of Banking and Finance, 25, 891-911.
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
Cooper, D.R., & Schindler, P.S. (2008). Business research methods. (10th Ed.). McGraw Hill : Singapore. Degryse, Hans., Havrylchyk, Olena., Jurzyk, Emilia., & Kozak, Sylwester. (2012). Foreign bank entry, credit allocation, and lending rates in emerging markets : Empirical evidence from Poland. Journal of Banking and Finance, 36, 2949-2959. Demsetz, H., & Lehen, K. (1985). The structure of corporate ownership : Causes and consequences. Journal of Political Economy, 93, 1155-1177. Detragiache, Enrica., Tressel, Thierry., & Gupta, Poonam. (2008). Foreign banks in poor countries : Theory and evidence. Journal of Finance, 63 (5), 2123-2160. Direktori Perbankan Indonesia. (2002-2011). Jakarta : Bank Indonesia. Elyasiani, E., & Jia, J.J. (2008). Institutional ownership stability and BHC performance. Journal of Banking, 32, 1767-1781. Ji Wu., Luca, Aluna C., & Jeon, Bang Nam. (2011). Foreign bank penetration and the lending channel in emerging economies : Evidence from bank-level data. Journal of International Money and Finance, 30, 1128-1156. Lab Ilmu Ekonomi. (2009). Modul ekonometrika. Depok : Lab Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Louzis, D.P., Vouldis, A.T., & Metaxas, V.L. (2012). Macroeconomic and bank-spesific determinants of non-performing loans in Greece : A comparative study of mortgage, business and consumer loan portfolios. Journal of Banking & Finance, 36, 1012-1027. Neraca. (23 Maret 2013). Menghadapi investor asing, jika tak kuat, perbankan kita akan terlibas. http://www.neraca.co.id/harian/article/26459/Jika.Tak.Kuat.Perbankan.Kita.akal.Terlibas#.U Won5ErQs48 Nurhidayat, A.A. (2011). Analisis Pengaruh Partisipasi Asing dan Konsentrasi Pasar Industri Perbankan Terhadap Bank Spread Bank Umum di Indonesia Tahun 2006-2010. Skripsi. Depok : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum. Shehzad, T.P., de Haan, Jakob., & Scholtens, Bert. (2010). The impact of bank ownership concentration on impaired loans and capital adequacy. Journal of Banking and Finance, 34, 399-408. Undang-Undang (UU) Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan UndangUndang (UU) Republik Indonesia No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Analisis pengaruh ..., Ananda Friska Meidrawardani, FE UI, 2013