PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI DAN KEDEKATAN HUBUNGAN TERHADAP PERBANDINGAN DIRI, SERTA IMPLIKASINYA PADA GAYA BERPAKAIAN IBU (Studi Kasus : Ibu dan Putri Remajanya) Laura Monica Kartika Program Studi S1 Reguler, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri ibu, kedekatan hubungan ibu dan putri remajanya, perbandingan diri ibu terhadap gaya berpakaian, serta aktivitas belanja bersama ibu dan putri remajanya. Responden dalam penelitian ini adalah para ibu yang mempunyai anak perempuan berusia 15-21 tahun. Sampel dipilih dengan menggunakan metode non-probability sampling dan diperoleh 170 responden. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri ibu, kedekatan hubungan ibu dan putri remajanya, dan perbandingan diri ibu berpengaruh pada gaya berpakaian ibu. Kata Kunci : Aktivitas Belanja Ibu, Kedekatan Hubungan Ibu, Kepercayaan Diri Ibu, Gaya Berpakaian Ibu, Perbandingan Diri Ibu Abstract: This aim of this research is empirically to find out the influence of mothers’ self esteem, mothers’ relational proximity with their adolescent daughter and mothers’ self comparison toward mother’s clothing style and mothers’ shopping activities with their adolescent daughter. The respondents of this research were mothers who had adolescent daughter with aged 15-21 years old. This research used the Structural Equation Modelling Analysis. The result showed that mothers’ self esteem and mothers’ relational proximity with their adolescent daughter and mothers’ self comparison significantly influence on mothers’ clothing style. Keywords : Mothers’ Clothing Style, Mothers’ Self Comparison, Mothers’ Self Esteem, Mothers’ Relational Proximity, Mothers’ Shopping Activities
1. Latar Belakang
Industri fashion di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat setiap tahunnya. Perkembangan ini dapat dilihat dari semakin bertambahnya pusat perbelanjaan, menurut (Wijanti, 2013) setiap tahunnya terjadi laju pembangunan pusat perbelanjaan sebesar 21% di Indonesia dan terhitung hingga tahun 2013 terdapat sekitar 240 pusat perbelanjaan di
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
Indonesia. Berdasarkan (Savitrie, 2008) fashion terutama pakaian merupakan salah satu hal penting bagi wanita. Pakaian bukan lagi hanya sekedar alat untuk melindungi dan menutupi tubuh tetapi merupakan bagian dari jati diri dan identitas yang dapat meningkatkan kepercayaan diri seorang wanita. Bagi wanita, keputusan dalam memilih barang yang dibeli termasuk pakaian dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya pengaruh dari anaknya yang sudah beranjak remaja karena remaja cenderung mengikuti perkembangan fashion sebagai tahap pencarian jati diri (Majalah Marketing, 2011). .Menurut Gentina et al., 2013, keberadaan putri remaja dapat membantu ibu untuk membuat keputusan dalam berbelanja dan memberikan kesempatan unik bagi para ibu untuk membuat perbandingan langsung dengan putri remaja mereka. Pasar ibu di Indonesia menurut Kartajaya (2005) dapat menguntungkan para pemasar,ibu dapat menjadi pengambil keputusan dominan dalam pembelian beragam produk dan apabila mereka merasa puas terhadap suatu produk, mereka akan terus kembali untuk membeli produk tersebut (repeat purchase) dan menceritakan produk tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.Seperti halnya pasar ibu, pasar remaja menurut Majalah Marketing (2013) merupakan peluang besar yang menguntungkan. Dari hasil riset yang dilakukan oleh Majalah Marketing (2011), pasar ini sudah mencapai angka Rp 200 trilliun pada tahun 2011 dan menurut Majalah Marketing (2013) sudah mencapai angka Rp 500 trilliun pada tahun 2013. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari jumlah remaja yang membelanjakan sendiri uangnya (primary market) dan jumlah remaja yang mempengaruhi orang tua mereka berbelanja (influencer market). Penelitian ini melihat peran putri remaja sebagai agen sosialisasi bagi ibu mereka dalam domain konsumsi. Dalam penelitian ini nantinya akan menunjukkan bagaimana perempuan remaja dapat memberikan pengaruh atau menjadi influencer pada praktik konsumsi ibu, seperti pembelian model suatu pakaian dan belanja sehari-hari. Selain itu para remaja juga dapat membantu ibu dalam praktik co-consumption (belanja bersama, pembelian bersama, dan pertukaran pakaian). Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi para pebisnis pakaian yang ingin memasarkan produknya di Indonesia dan menjadi masukan bagi pemasar untuk membuat strategi pemasaran yang lebih luas yaitu terhadap segmen pasar intergenerasi (segmen ibu dan putri remajanya). Dengan adanya segmen yang lebih luas tersebut diharapkan dapat meningkatkan keuntungan/profit bagi perusahaan.
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
2. Landasan Teori 2.1 Pokok Mekanisme Perbandingan Diri Ibu dengan Putri Remajanya Bisa dilihat bahwa masih sedikit perhatian terhadap mekanisme yang mendasari perbandingan diri ibu dengan remaja putri mereka untuk memahami lebih baik mengapa ibu terlibat dalam kegiatan berbelanja. Pemasar dapat memanfaatkan munculnya identitas ini untuk meningkatkan pemasaran produk mereka. Masa remaja adalah waktu untuk para putri bergaul dengan teman sebayanya dan cenderung untuk memisahkan diri dari keluarga mereka (Palan et al 2010). Pemisahan tersebut berpengaruh terhadap kepercayaan diri (self esteem) seorang ibu menjadi rendah dan lebih membandingakan diri dengan orang lain. Hal ini menyebabkan dampak kepada ibu untuk mendefinisikan identitas mereka sendiri dengan megubah cara perilaku dan pakaian mereka yang cenderung lebih feminin. Melihat bahwa anak perempuan sebagai model feminitas, para ibu dengan lebih mudah membuat perbandingan dengan remaja putri mereka. H1 : Semakin tinggi kepercayaan diri ibu maka semakin rendah perbandingan diri ibu Menurut Fisher (1981) saling membuka diri adalah faktor yang paling signifikan dari semua hubungan antargenerasi. Namun demikian, diakui bahwa ibu dapat memiliki derajat yang berbeda dari kedekatan relasional dengan putri remaja mereka. Oleh karena itu, kedekatan relasional ibu dengan remaja putri mereka akan meningkatkan perbandingan diri. H2 : Semakin erat kedekatan hubungan ibu dan putrinya maka semakin tinggi perbandingan diri ibu 2.2 Perbandingan Diri Ibu dengan Putri Remajanya Berpengaruh pada Pola Konsumsi Ibu Festinger (1954) merupakan orang pertama yang memperkenalkan teori perbandingan diri, Beliau berpendapat bahwa dengan tidak adanya informasi yang obyektif tentang diri seseorang, orang akan menilai diri mereka sendiri dan mengevaluasi pendapat serta kemampuan mereka berdasarkan membandingkan diri dengan orang lain. Teori perbandingan diri menunjukkan bahwa perbandingan terjadi pada saat tatap wajah (face to face) dengan orang lain. Peneliti menganggap remaja putri adalah lapisan yang cepat untuk perpanjangan diri ibu (Kimura dan Sakashita, 2010) maksudnya adalah secara sadar atau tidak sadar dalam
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
perspektif ini remaja putri merupakan cermin bagi ibu untuk melihat diri mereka sendiri, yang pada gilirinnya memperkenalkan proses perbandingan interpersonal (Cooley, 1992). Sebagai gambar ideal feminitas dan jiwa muda, remaja putri dapat membantu ibu mereka, yang mungkin memiliki keraguan tentang diri mereka sendiri. Untuk alasan ini, anak-anak perempuan dapat menjadi target perbandingan signifikan atau faktor motivasi yang signifikan untuk ibu. (Ruvio et al, 2012) . Ketika remaja putri masuk dalam kewanitaan, praktek konsumsi remaja putri tersebut akan menjadi jembatan untuk menghubungkan kehidupan baru ibu dan mengakibatkan terjadinya co-consumption seperti pergi belanja bersama-sama, pembelian kepemilikan bersama, dan pertukaran pakaian. Dengan adanya co- consumption tersebut membuat perbandingan langsung dengan remaja putri mereka. H3 : Semakin membandingkan diri maka semakin berubah gaya berpakaian ibu H4 : Semakin membandingkan diri maka semakin sering ibu beraktivitas belanja bersama putri remajanya.
Berikut ini adalah gambar model penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini:
Gambar 1.Model Penelitian Sumber : E. Gentina, et al.,2013
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
3. Metode Penelitian Responden penelitian ini adalah para ibu yang mempunyai anak remaja berusia 15-21 tahun. Pengambilan data dilakukan di wilayah Jabodetabek. Untuk melakukan pengambilan data, peneliti melakukan survei melalui penyebaran kuesioner terstruktur pada para responden. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian ke dalam bentuk angka-angka dengan menggunakan skala Likert 6 poin (6 point Likert Scale). Pada studi utama, peneliti menyebarkan 200 kuesioner pada 200 orang responden, namun dari hasil penyebaran kuesioner tersebut didapatkan 20 kuesioner yang tidak kembali dan 10 kuesioner yang tidak valid. Oleh karena itu, hanya 170 responden yang datanya dapat digunakan di dalam penelitian. Dari 170 responden, 64,70% merupakan para ibu yang berusia 40-44 tahun, 50% responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga, kemudian 45,88% merupakan tamatan sarjana 1 dan rata-rata responden mempunyai pengeluaran per bulan sebesar Rp 2.000.000,hingga Rp 3.000.000,- (44,70%). 4. Hasil Analisa dan Pembahasan Sebelum melakukan studi utama, peneliti terlebih dahulu melakukan pre-test kepada 30 orang responden untuk menguji realibilitas dan validitas kuesioner. Dari hasil realibilitas dan validitas ditemukan bahwa variabel dalam penelitian ini memiliki tingkat realibiltas dan validitas yang baik valid dengan nilai Cronbach’s Alpha >0,6 dan KMO >0,5. Sementara pada variabel laten aktivitas belanja ibu dan putrinya memiliki tingkat Cronbach’s Alpha dan KMO yang kecil. Peneliti berpendapat bahwa hal ini dapat terjadi dikarenakan jumlah responden yang masih cenderung sedikit. Oleh karena itu peneliti tetap memasukkan variabel pertanyaan tersebut ke dalam kuesioner. Hasil uji realibilitas dan validitas dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 dibawah ini Tabel 1. Hasil Uji Realibilitas Variabel Kepercayaan diri ibu Kedekatan hubungan ibu dan putrinya Perbandingan diri ibu Gaya berpakaian ibu Aktivitas belanja ibu dan putrinya
Nilai Cronbach’s Alpha 0,727 0,894
Nilai Minimal 0,6 0,6
Keterangan Realiable Realiable
0,922 0,809 0,462
0,6 0,6 0,6
Realiable Realiable Tidak Realiable
Sumber : Olahan Peneliti dengan SPSS 17 (2013)
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
Tabel 2. Hasil Uji Realibilitas Konstruk
Kepercayaan diri ibu
Kedekatan hubungan ibu dan putrinya
Perbandingan diri ibu
Gaya berpakaian ibu
Belanja Bersama IbuAnaknya
Dimensi Saya cenderung bahwa saya berhasil dalam segala hal Saya merasa bahwa saya berguna bagi orang lain Saya merasa banyak yang dapat saya banggakan dari diri saya Saya menghargai diri saya sendiri Saya merasa bahwa saya memiliki perilaku yang baik Saya sangat senang mengisi waktu beraktivitas bersama putri saya Saya senang beraktivitas bersama putri saya, karena hal tersebut merupakan momen yang indah Saya senang saling bercerita dengan putri remaja saya Saya senang berbelanja dengan putri remaja saya Saya membandingkan diri saya dengan putri remaja saya Saya membandingkan apa yang saya lakukan bersama teman-teman saya dengan apa yang putri saya lakukan bersama teman-temannya Saya membandingkan apa yang saya lakukan dengan apa yang putri remaja saya lakukan, jika saya ingin melakukan sesuatu Saya membandingkan diri bagaimana saya bersosialisasi bersama temen saya dengan putri remaja saya bersosialisasi bersama dengan temannya Sejak putri saya beranjak remaja, saya mempertimbangkan gaya berpakaian saya Sejak putri saya beranjak remaja, saya mendapat inspirasi baru mengenai gaya berpakaian Sejak putri saya beranjak remaja, saya menemukan merek baru (merek pakaian yang direkomendasikan putri remaja saya) Sejak putri saya beranjak remaja, saya membeli merek pakaian baru (merek pakaian yang direkomendasikan putri remaja saya) Saya dan putri remaja saya biasanya membeli pakaian dengan model yang sama Saya dan putri remaja saya biasanya saling bertukar pakaian Saya dan putri remaja saya biasanya pergi berbelanja bersama-sama
KMO
Kesimpulan
0.782
Valid
0.656
Valid
0.783
Valid
0.738
Valid
0.369
Tidak Valid
Sumber : Olahan Peneliti (2013)
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari responden, peneliti menggunakan metode structural equation modeling (SEM) di dalam penelitian ini. Terdapat dua tahapan penting dalam analisa SEM, yaitu measurement model (pengukuran) dan structural model (struktural). Measurement model (pengukuran) dapat dilakukan melalui confirmatory factor analysis untuk menguji validitas, realibilitas, dan kecocokan model pengukuran. Sebuah variabel dinyatakan valid apabila mempunyai standard loading factor (slf) 0,5 dan memiliki nilai t-value <-1.96 atau t-value 1.96. Dalam penelitian ini dilakukan tiga kali pengolahan data untuk mendapatkan data yang baik. Pada model pengukuran olah pertama variabel laten kepercayaan diri ibu, kedekatan hubungan ibu dan putrinya, perbandingan diri ibu, dan gaya berpakaian ibu dapat dinyatakan valid, kecuali variabel aktivitas belanja ibu bersama putri remajanya. Untuk itu variabel aktivitas belanja ibu bersama putrinya harus dieliminasi. (Lihat tabel 3) Tabel 3.Hasil Uji Validitas Olahan Pertama Variabel laten : Kepercayaan diri ibu (Mothers’ self esteem) Indikator SLF T-Value Validitas KDI1 0,45 5,93 Baik KDI2 0,96 14,35 Baik KDI3 0,71 9,91 Baik KDI4 0,37 4,82 Dapat dipertimbangkan KDI5 0,55 7,32 Baik Variabel laten : Kedekatan hubungan ibu dan putrinya ( Mothers’ relational proximity to their adolescent daughter) Indikator SLF T-Value Validitas KHI1 0.93 15.22 Baik KHI2 0.76 11.34 Baik KHI3 0.66 9.37 Baik KHI4 0.84 13.14 Baik Variabel laten : Perbandingan diri ibu Indikator SLF T-Value Validitas PDI1 0.82 12.93 Baik PDI2 0.77 11.79 Baik PDI3 0.97 17.02 Baik PDI4 0.88 14.31 Baik Variabel laten : Gaya berpakaian ibu (mothers’ clothing styles) Indikator SLF T-Value Validitas GBI1 0.8 12.13 Baik GBI2 0.95 15.91 Baik GBI3 0.59 8.16 Baik Dapat dipertimbangkan GBI4 0.33 4.32
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
Tabel 3.Hasil Uji Validitas (Lanjutan) Variabel laten : Aktivitas belanja ibu dan putrinya (mothers’ shopping activities with their adolescent daughter) Indikator SLF T-Value Validitas BIP1 0.72 8.28 Baik BIP2 0.5 6.1 Baik BIP3 -0.06 -0.75 Tidak Baik Sumber : Olahan Peneliti dengan LISREL 8.5
Setelah melakukan uji validitas, peneliti kemudian melakukan uji realibilitas model pengukuran di mana sebuah konstruk dinyatakan realiable jika construct realibiltynya 0,7 dan nilai variance extracted nya 0,5. Di dalam model pengukuran olah satu semua variabel dinyatakan realible kecuali variabel laten aktivitas belanja ibu dan putrinya. Oleh karena itu variabel tersebut harus dieliminasi. (Lihat tabel 4)
Tabel 4. Hasil Uji Realibilitas Olahan Pertama
Indikator
SLF
Error
KDI1 KDI2 KDI3 KDI4 KDI5 Total
0.45 0.96 0.71 0.37 0.55 3.04
0.79 0.08 0.49 0.86 0.7 2.92
Indikator
SLF
Error
KHI1 KHI2 KHI3 KHI4 Total Indikator
0.93 0.76 0.66 0.84 3.19 SLF
0.14 0.42 0.57 0.29 1.42 Error
PDI1 PDI2 PDI3 PDI4 Total
0.93 0.76 0.66 0.84 3.44
0.33 0.4 0.06 0.23 1.02
Construct Realiability (∑SLF)² CR> 0,7
9.24
0.76
Construct Realiability (∑SLF)² CR> 0,7
10.18
0.88
Construct Realiability (∑SLF)² CR> 0,7
11,83
0,88
Variance extracted SLF² VE >0,5 0.2025 0.9216 0.55 0.5041 0.1369 1.7651 3.5302 Variance extracted SLF² VE >0,5 0.8649 0.5776 0.65 0.4356 0.7056 2.5837 Variance extracted SLF² VE >0,5 0.6724 0.5929 0,64 0.9409 0.7744 2.9806
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
Tabel 4. Hasil Uji Realibilitas Olahan Pertama (Lanjutan)
Indikator
SLF
Error
GBI1 GBI2 GBI3 GBI4 Total Indikator
0.8 0.95 0.59 0.33 2.67 SLF
0.37 0.09 0.65 0.89 2 Error
BIP1 BIP2 BIP3 Total
0.72 0.5 -0.06 1.16
0.48 0.75 1 2.23
Construct Realiability (∑SLF)² CR> 0,7
7.1289
0,78
Construct Realiability (∑SLF)² CR> 0,7
1.3456
0.38
Variance extracted SLF² VE >0,5 0.64 0.9025 0,50 0.3481 0.1089 1.9995 Variance extracted SLF² VE >0,5 0.5184 0.25 0.26 0.0036 0.772
Selain uji realibilitas, pengujian Goodness of fit juga dilakukan seperti pada tabel 5.
Tabel 5. Indeks Kesusaian Model Olah Pertama UKURAN GOF RMSEA GFI
AGFI
TARGET TINGKAT KECOCOKAN < 0,05 Close Fit >0,90 Good Fit 0,80 – 0,90 Marginal Fit Incremental Fit Index >0,90 Good Fit
NNFI
0,80 – 0,90 Marginal Fit >0,90 Good Fit 0,80 – 0,90 Marginal Fit >0,90 Good Fit
CFI
0,80 – 0,90 Marginal Fit >0,90 Good Fit
NFI
IFI RFI
0,80 – 0,90 Marginal Fit >0,90 Good Fit 0,80 – 0,90 Marginal Fit >0,90 Good Fit
HASIL
KET
0,19 0,60
Poor fit Poor fit
0,48
Poor fit
0,56
Poor fit
0,51
Poor fit
0,59
Poor fit
0,59
Poor fit
0,48
Poor fit
0,80 – 0,90 Marginal Fit Sumber : Olahan Penulis (2013)
Tabel Olahan di atas menunjukkan bahwa GFI sebesar 0,60 menunjukkan tingkat kesesuaian model yang kurang baik. RMSEA sebesar 0,19 menunjukkan terjadi penyimpangan pada parameter model. Selanjutnya, dapat dilhat pula nilai AGFI, NFI, NNFI,
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
CFI, IFI, dan RFI memiliki nilai di bawah antara 0,80 – 0,90. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model masih kurang baik dan dilakukan represifikasi. Pada pengukuran olah kedua dilakukan uji validitas dan realibilitas dari data yang didapatkan seluruh varibel dalam olah kedua dinyatakan valid dan realible. Hasil oleh model pengukuran kedua menunjukkan respesifikasi sudah menunjukkan peningkatan. Namun peningkatan tersebut masih dalam kategori model yang kurang baik. Tingkat RMSEA sebesar 0,13 masih menunjukkan terjadinya penyimpangan pada parameter model. Selanjutnya, dapat dilihat pula nilai AGFI, NFI, NNFI, CFI, IFI, dan RFI memiliki nilai antara 0,80 dan 0,90. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model masih kurang baik maka dilakukan represifikasi.(Lihat tabel 6) Tabel 6. Indeks Kesesuaian Model Olah Kedua UKURAN GOF
RMSEA GFI
AGFI
NFI
NNFI
CFI
IFI
RFI
TARGET-TINGKAT KECOCOKAN
Hasil Olah Pertama
Absolute fit index ≤ 0.05 (Close Fit) 0.19 ≤0.08 (Good fit) ≥0.90 (Good fit) 0.60 0.80 – 0.90 (Marginal Fit) Incremental fit index ≥ 0.90 (Good fit) 0.48 0.80 – 0.90 (Marginal Fit) ≥ 0.90 (Good fit) 0.56 0.80 – 0.90 (Marginal Fit) ≥ 0.90 (Good fit) 0.51 0.80 – 0.90 (Marginal Fit) ≥ 0.90 (Good fit) 0.59 0.80 – 0.90 (Marginal Fit) ≥ 0.90 (Good fit) 0.59 0.80 – 0.90 (Marginal Fit) ≥ 0.90 (Good fit) 0.48 0.80 – 0.90 (Marginal Fit)
Hasil Olah Kedua
KETERANGAN
0.13
Poor fit
0.80
Marginal fit
0.70
Poor Fit
0.81
Marginal fit
0.79
Poor fit
0.84
Marginal Fit
0.84
Marginal fit
0.75
Poor fit
Sumber : Hasil Olahan Peneliti dengan LISREL 8.5 (2013)
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
Pada pengukuran olah ketiga dilakukan uji validitas dan realibilitas dari data yang didapatkan seluruh varibel dalam olah ketiga dinyatakan valid dan realible. Dari Tabel 7 Indeks Kesesuaian Model Olah Ketiga di bawah dapat dilihat bahwa setelah dilakukan represifikasi, nilai RMSEA berubah dari poor fit menjadi marginal fit. Menurut Brown dan Cudeck (1993) nilai RMSEA ≤ 0,05 menandakan close fit, sedangkan 0,05 < RMSEA ≤ 0,08 menunjukkan good fit. McCallum (1996) mengelaborasi lebih jauh berkaitan dengan cut point ini dengan menambahkan bahwa nilai RMSEA antara 0,08 sampai 0,10 menunjukkan mediocre (marginal fit), serta nilai RMSEA > 0,10 menunjukkan poor fit (Wijanto,2008). Selain itu, nilai kecocokan secara incremental seperti AGFI, NFI, NNFI, CFI, IFI, dan RFI juga mengalami perubahan menjadi good fit. Hal ini berarti, indeks kecocokan model sudah baik. Menurut Hair (2010), penggunaan 4-5 goodness of fit dianggap sudah mencukupi untuk menilai kelayakan suatu model asalkan masing-masing kriteria utama goodness of fit terwakili. Tabel 7 Indeks Kesesuaian Model Olah Ketiga UKURAN GOF RMSEA GFI
AGFI NFI NNFI CFI IFI RFI
TARGET-TINGKAT Hasil Olah KECOCOKAN Kedua ≤ 0.05 (Close Fit) 0.13 ≤0.08 (Good fit) ≥0.90 (Good fit) 0.80 0.80 – 0.90 (Marginal Fit) Incremental fit index ≥ 0.90 (Good fit) 0.70 0.80 – 0.90 (Marginal Fit) ≥ 0.90 (Good fit) 0.81 0.80 – 0.90 (Marginal Fit) ≥ 0.90 (Good fit) 0.79 0.80 – 0.90 (Marginal Fit) ≥ 0.90 (Good fit) 0.84 0.80 – 0.90 (Marginal Fit) ≥ 0.90 (Good fit) 0.84 0.80 – 0.90 (Marginal Fit) ≥ 0.90 (Good fit) 0.75
Hasil Olah Ketiga 0.088
KETERANGAN Marginal fit
0.92
Good fit
0.86
Marginal Fit
0.93
Good fit
0.93
Good fit
0.96
Good fit
0.96
Good fit
0.89
Marginal fit
0.80 – 0.90 (Marginal Fit) Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2013)
Selanjutnta peneliti melakukan analisis hubungan kausal antarvariabel di dalam penelitian ini. Untuk dinyatakan signifikan, suatu lintasan harus memiliki nilai t paling tidak 1,96. Setelah melakukan uji analisis hubungan kausal, langkah selanjutnya adalah
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
menguji hipotesis. Dari hasil pengujian kausal penelitian hipotesis 1-3 mempunyai nilai t diatas 1,96 dan H4 tidak dapat diukur. (Lihat tabel 8) Tabel 8 Hasil Pengaruh Kausal Penelitian Hipotesis H1
H2
H3
H4
Deskripsi Terdapat pengaruh kepercayaan diri ibu terhadap perbandingan diri ibu Terdapat pengaruh kedekatan hubungan ibu dan putrinya terhadap perbandingan diri ibu Terdapat pengaruh perbandingan diri ibu terhadap gaya berpakaian ibu Terdapat pengaruh perbandingan diri ibu terhadap aktivitas belanja ibu dan putrinya
Nilai-t 2,26>1,96
Kesimpulan Signifikan H1 diterima
4,69> 1,96
Signifikan H2 diterima
7,59 > 1,96
Signifikan H3 diterima
-
-
Sumber: Olahan penulis (2013)
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, dapat disimpulkan bahwa : Pengaruh antara kepercayaan diri ibu terhadap perbandingan diri ibu adalah signifikan dengan t-value 2,26 > 1,96 Pengaruh antara kedekatan hubungan ibu dan putrinya terhadap perbandingan diri ibu adalah signifikan terhadap t-value 4,69 > 1,96 Pengaruh antara perbandingan diri ibu terhadap gaya berpakaian ibu adalah signifikan dengan t-value 7,59 > 1,96 Hipotesis keempat tidak dapat diuji dikarenakan indikator-indikator dalam variabel aktivitas belanja ibu dan putrinya tidak dapat merepresentasikan variabel tersebut dengan baik sehingga harus di eliminasi.
5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepercayaan diri (self esteem) yang dimiliki oleh ibu dan faktor kedekatan hubungan ibu dan putrinya
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
berpengaruh terhadap perbandingan diri ibu yang menghasilkan pola perilaku gaya berpakaian ibu terhadap gaya berpakaian, merek baru, dan toko. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan, sebagai berikut: a. Kepercayaan diri (self esteem) ibu berpengaruh terhadap perbandingan diri ibu. Semakin tinggi kepercayaan diri ibu maka semakin rendah perbandingan diri ibu. Hal ini disebabkan karena ketika ibu tidak mempunyai tingkat kepercayaan diri yang tinggi mereka akan membandingkan dirinya dengan orang lain. Oleh karena itu para ibu membandingkan dirinya dengan putri remajanya dengan tujuan agar putri remajanya dapat memberikan masukan positif serta arahan bagi para ibu untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka. b. Kedekatan hubungan ibu dan putrinya berpengaruh terhadap perbandingan diri ibu. Semakin erat kedekatan hubungan ibu dan putrinya maka semakin tinggi perbandingan diri ibu. Hal ini dikarenakan para ibu senang untuk menghabiskan waktu bersama putri remajanya. Dengan meluangkan waktu bersama, ibu dan anak memiliki kesempatan untuk saling bercerita dan bertukar pikiran yang menciptakan kedekatan relasional di antara mereka. Kedekatan yang mereka miliki membuat putri remaja dapat memberikan pengaruh kepada ibunya dalam pemilihan pakaian. c. Perbandingan diri ibu berpengaruh terhadap gaya berpakaian ibu. Semakin membandingkan diri maka semakin berubah gaya berpakaian ibu. Hal ini dikarenakan para ibu tersebut membandingkan diri dengan putri remajanya dan melihat putri remaja mereka sebagai role model. Oleh karena itu ibu tersebut mengikuti gaya anaknya dan mengikuti saran dari anaknya. Hal ini membuat ibu tergerak untuk mencoba merek/brand baru, gaya berpakaian, dan toko baru yang dipakai oleh putri remajanya. Dari hasil penelitian ini juga dapat dilihat para ibu menjawab bahwa pada saat putrinya beranjak remaja mereka dapat menemukan merek baru seperti merek pakaian Zara, Manggo, Top Shop, dan lain-lain.
5.2 Saran Manajerial Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan para pemasar: a. Membuat kartu keanggotaan yang dapat digunakan oleh ibu dan putri remajanya dalam satu akun yang sama. Kartu keanggotaan tersebut dapat menjadi media customer
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
relationship management (CRM) antara perusahaan dengan pelanggannya. Kartu tersebut juga dapat di lengkapi dengan special discount yang dapat menstimulus penjualan. b. Menyelenggarakan program untuk aktivitas ibu dan putri remajanya daalam menghabiskan waktu bersama, seperti perancangan baju, pemilihan bahan, serta penjahitan baju bersama putri remaja. c. Menggunakan brand ambassador ibu dengan putri remajanya yang dapat mempengaruhi konsumen dalam pembelian merek tersebut. d. Menyelenggarakan acara yang berhubungan dengan ibu dengan putri remajanya. Sebagai contoh, pemasar dapat melakukan acara promosi pada saat hari ibu dimana dengan berbelanja bersama ibu bisa mendapatkan special discount.
5.3 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan peneliti selanjutnya:
a.
Mencari lebih banyak responden di luar wilayah Jakarta sehingga dapat melihat pengaruh dari masing-masing variabel dan karakteristik responden pada wilayah geografis lainnya.
b. Mengeksplorasi dari sisi putri remajanya. Dengan demikian, peneliti
dapat
mengetahui apakah hubungan kedekatan ibu dan putri remajanya dapat mempengaruhi pola perilaku konsumen dalam memilih pakaian.
c.
Mengelaborasi hubungan dari kelompok keluarga yang lain seperti ayah dengan putra remajanya, dan kakak dengan adik.
d. Meneliti objek lain seperti perilaku konsumsi dalam sepatu atau tas atau objek lainnya.
e.
Mendefinisikan variabel aktivitas belanja ibu dan putrinya dan bisa menjadi variabel moderasi.
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
Referensi
Adiwaluyo, I.G.N. Eko. 2011. Segmen Utama : Pasar Rp 200 Trilliun! Majalah Marketing edisi April 2011,56-59.
Banister, E.N., Hogg, M.K., Dixon, M., 2010. Becoming a mother: negotiating discourses within life-framing identity project of motherwood. In: Campbell, M.C., Inman, J., Pieters, R. (Eds.), Advances in Consumer Research, vol. 37.
Baron, R. C., Biener, L., Baruch, G.K. (1987). Gender and stress. New York : The Press
Borges, A., Chebat, J.C., Babin, B.j., 2010. Does a companion always enhance the shopping experience? Journal of Retailing and Consumer Services 17 (3). 294-299. Boyd, D. & Bee.H. (2005). Lifespan development (4th ed). New York: Pearson Education. Carlson, L., Grossbart, S., Walsh, A., 1990.Mothers’ communication orientation and consumer socialization tendencies. Journal of Advertising 19 (3), 27-38. Cooley, C.H., 1902. Human Nature and Social Order. Charles Scribner’s Sons New-York.
Curtis, A. (1991). Perceived similarity of mothers and their early adolescent daughter and relationships to behavior. Journal of Youth and Adolescence , 381-397.
Deecopman, I., Gentina, E., Fosse-Gomez, M.H., 2010. A confusion of generations?Identity issues around the exchange of clothing between mothers and their adolescent daughters. Recherche et Applications en Marketing 25 (3), 7-26 Decoopman, I., Gentina, E., Fosse-Gomez, M.H., 2010. A confusion of Marriage and the Family , 613-622.
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
Dusek, J.B. (1996). Adolescent development and behavior (3rd ed). New Jersey : PrenticeHill. Ekstrom, K.M., 2007. Parental consumer learning or “keeping up with the children”. Journal of Consumer Behavior 6 (4), 203-217 Eliacheff, C., Heinich, N., 2002. M!eres-Filles, une Relation !a Trois. Albin Michel, Paris.
Festinger, L. (1981). A theory of social comporisan processes. Human Relations , 117-140. Gavish, Y., Shoham, A.,Ruvio,A.,2010. A qualitative study of mother –adolescent daughterviracious role model consumption interactions. Journal of Consumer Marketing 27 (1), 43-56 Gentina.E., I. D. (2013). Social comparison motivation of mothers' with their
adolescent
daughters and its effects on the mothers' consumption behavior. Journal of retailing and consumer services , 94-101.
Ghozali,I., & Fuad, (2008), Strictural Equation Modelling : Teori, Konsep dan Aplikasi Dengan program Lisrel 8.0 (trans: Structural Equation Modelling: Theory, Concepts, and Application using LISREL 8.0), Semarang : Badan Penerbit UNDIP, ISBN 978.704.300.2
Ghozali, Imam (2011). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Aplikasi IBM SPSS versi 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunarsa, Yulia S, S.D. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: Libri.
G. W Stuart, S. S. (1991). Principles and Practi of Psychiatric Nursing . St Louis: Mosby Company.
Hair,
Joseph
F.JR.,
Rolph
E.Anderson,
Ronald
L.Tahtam
C.Black.(2010).Multivariate Data Analysis.New Jersey : Prentice Hall.
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
and
William
Henwood, K. (1993). Woman and later life: the discursive construction of identities within family relationships. Journal of Aging Studies , 303-319. Hogg, M.K., Curasi, C.F., Maclaran, P., 2004. The (re)configuration of production and consumption in empty nest households/families. Consumption, Markets and Culture 7 (3), 239–259.
Iacobucci, Dawn. (2009). Structural equation modeling : Fit Indices, sample size, and advanced topics.Vanderbilt University, USA. Journal of Consumer Psychology 20 (2010) 90-98
Kartajaya, H. (2005). Winning the moms market in Indonesia. Kompas
Gramedia
Kimura, J.,Sakashita. M.,2010. Daughter as mothers’ extended self. In: Bradshaw, A.,Hackley,C.,Maclaran,P. (Eds.), European Advances in Consumer Research,vol.9. Association for Consumer Research,London, UK, pp. 1-4. M Notar, S. M. (1986). Feminist attitudes and mother-daughter relationships in adolescence. 11-21.
Maholtra, Naresh K. (2007). Reserach Methods.7th Edition. New Jersey: Pearson-Prentice Hall. Majalah Marketing. (2013). Nasib produk ratusan triliunan rupiah di tangan anak & remaja. Gramedia. Michener, A.H. (2004). Social Psychology (5th ed). New York: Thomson Learning, inc. Mruk.C.J. (2006). Self-esteem research, theory, and practice (3rd ed.) New York : Springer Publishing Compan, Inc. Palan, K., Gentina, E., Muratore, I., 2010. Adolescent consumption autonomy: a crosscultural study. Journal of Business Research 63 (12), 1342–1348.
Ruvio, A., Gavish, Y., Shoham, A., 2012. Consumer doppelganger: a role model
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013
perspective on intentional consumer mimicry. Journal of Consumer Behaviour,in press.
S Andersen, S. C. (2002). The relational self : an interpersonal social-cognitive theory. Psychological Review 109 (4) , 619-645. Sarwono, S. W. (2012). Psikologi remaja. PT.Rajagrafinda Persada. Savitrie, D. (2008). Pola perilaku pembelian produk fashion pada konsumen wanita (sebuah studi kualitatif pada mahasiswi FEUI dan pengunjung butik N.y.L.a). Depok: Universitas Indonesia.
Sepryana, A. (2012). Pengaruh sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan terhadap niat, serta pengaruh niat terhadap kepatuhan memba -yar zakat . Depok: Universitas Indonesia.
Wijanti, S. (2013, Maret 13). merdeka.com.5 April, 2013, from Ada 240 mal dan pusat perbelanjaan di Indonesia : http://www.merdeka.com/uang/ada-240- mal-dan-pusatperbelanjaan-di-seluruh-indonesia.html
Wijanto, S. H. (2008). Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8 Konsep dan Tutorial. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wood, J.V., 1989. Theory and research concerning social comparisons of personal attributes. Psychological Bulletin 106 (2), 231–248.
Pengaruh kepercayaan..., Laura Monica Kartika, FE UI, 2013