20 November 2015
WEEKLY REPORT
NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
• BUMI harap keputusan restrukturisasi utang akhir bulan • PGAS belum terima pernyataan resmi merger dengan Pertagas • KRAS tunda IPO dua anak usaha • TLKM jajaki pinjaman Rp 3 triliun • EXCL dan ISAT bentuk konsorsium • WTON berencana bentuk anak usaha baru • BUMN semen optimis ada peningkatan penjualan di 2016 • SMRA bukukan penjualan 400 unit rumah di Bandung • SIDO targetkan pertumbuhan single digit tahun depan • ULTJ bukukan kinerja positif hingga 3Q15 • BBCA tambah mesin ATM recycle • BBRI akan luncurkan ATM bertenaga surya • BBNI & Construction Guarantee Cooperative Korea kerja sama • BSIM bukukan laba sebelum pajak Rp 206 miliar • BSIM sasar penyaluran kredit ke UMKM • BSIM bidik total kredit Rp 18 triliun hingga akhir 2015 • BFIN akan bagi dividen interim Rp 138 per saham • Laba GSMF per 9M15 naik jadi Rp 59,25 miliar • GIAA buka rute penerbangan Denpasar-Guangzhou PP • HITS akan beli satu kapal • INDR siapkan capex US$60 juta
Peluang IHGS untuk melaju keteritori positif dalam pekan ini cukup terbuka, pasalnya sinyal teknikal bagi IHSG ini masih mengkonfirmasikan positif. Leading dan lagging indikator mengkonfirmasikan positif bagi IHSG. Indikator MACD dan Stochastics menunjukan uptrend. IHSG akan menguji resistance di 4636 dan support di 4468
JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE
IHSG LQ-45
CHANGE
4561.334 787.448
VOLUME (Mn)
+42.394 +9.388
4,111.54 1,128.39
VALUE (Rp Bn)
4,313.37 3,037.71
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan pekan lalu IHSG ditutup pada level 4561.33. Dari domestik, BPS mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$1,01 miliar di Oktober 2015. Surplus tersebut menurun dibandingkan surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan September 2015 yang senilai US$1,03 miliar. Namun, mengalami peningkatan dibandingkan bulan Oktober 2014 yang neraca nilai perdagangan Indonesia surplus US$0,02 miliar. Secara kumulatif pada Januari-Oktober 2015, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$8,16 miliar. Angka ini meningkat dibanding periode Januari hingga Oktober 2014 yang mengalami defisit US$1,65 miliar. Angka surplus ini dinilai cukup besar dibandingkan dengan 2011 yang surplus sejumlah US$1,424 miliar, 2012 defisit US$1,89 miliar, 2013 surplus US$24,3 juta, dan 2014 defisit US$23,5 juta. Surplusnya neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2015 yang senilai US$1,01 miliar disebabkan oleh nilai ekspor yang tercatat senilai US$12,8 miliar dan impor yang senilai US$11,07 miliar. Secara kumulatif, surplusnya neraca nilai perdagangan Indonesia ditopang nilai ekspor yang senilai US$127,22 miliar dan nilai impor senilai US$119,05 miliar pada Januari hingga Oktober 2015. Dari berita lain, Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan tingkat suku bunga acuannya, atau BI rate tetap di level 7,5%. Hal itu seperti yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo usai Rapat dewan Gubernur (RDG) Selasa (17/11). Meskipun sejumlah data ekonomi menunjukan perbaikan seperti neraca perdagangan maupun laju inflasi. BI masih harus menunggu hasil FOMC. Ada kemungkinan BI harus mengubah kebijakan moneternya, setelah rapat FOMC yang digelar bank sentral AS Federal Reserve Desember nanti. Sebab, bisa saja pada saat itu The Fed mengubah kebijakan suku bunganya. BI tidak bisa tenang melihat kondisi saat ini, meskipun kondisi ekonomi nasional menunjukan perbaikan dibandingkan beberapa kuartal sebelumnya. Dari pasar global, notulen rapat FOMC Oktober 2015 menunjukkan sebagian besar anggota merasa bahwa kondisi ekonomi AS siap untuk kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya, yaitu pada bulan Desember. Kepercayaan ini dipegang oleh petinggipetinggi the Fed meskipun volatilitas terus terlihat di pasar global akibat masalah geopolitik, harga komoditas yang turun, dan perlambatan ekonomi di China.
Pernyataan Mario Dragi memberikan sinyalemen positif bagi pasar, karena menguatkan ekspektasi penambahan stimulus pada rapat moneter bulan depan. Presiden European Central Bank, Mario Draghi, mengatakan ECB sedang menyiapkan seluruh instrumen stimulus untuk menghadapi rendahnya inflasi. kebijakan saat ini tidak cukup untuk mencapai tujuan, maka bank sentral akan melakukan yang harus dilakukan untuk menaikkan inflasi secepat mungkin. Dragi menambahkan bahwa ECB juga bisa merubah suku bunga deposito untuk meningkatkan efek dari quantitaive easing (QE). Diduga ECB kemungkinan akan merunkan suku bunga deposito yang saat ini sebesar -0,2%. QE juga berpotensi ditambah setelah Draghi menyebut program pembelian aset bisa ditambah atau diperpanjang. Disisi lainnya, Draghi penambahan QE atau penurunan suku bunga tersebut baru akan dilakukan jika ECB menyimpulkan inflasi berisiko semakin turun menjauhi target 2%. Inflasi di zona euro sebesar 0,1% di bulan Oktober, bahkan sempat -0,1% di bulan September. Program pembelian aset ECB saat ini senilai 60 miliar Euro per bulan, dan akan berlangsung hingga bulan September 2016. Faktor lain dari eksternal, masuknya yuan ke dalam mata uang SDR dianggap sebagai pengakuan bobot politik dan ekonomi Cina dan persetujuan terhadap reformasi ekonominya. IMF di bulan Juli mengkalkulasikan yuan dapat memiliki bobot sekitar 14-16%. Cina, yang merupakan eksportir terbesar di dunia, tertinggal oleh negara lainnya dalam hal transaksi keuangan. Sementara ini, diperkirakan transaksi yuan masih bagian yang lebih rendah dibanding mata uang lainnya. Sedangkan sentimen dari Jepang, Bank of Japan (BoJ) akan merilis indikator harga untuk perhitungan baru pada bulan ini sebagai bukti tingkat inflasi yang masih jauh dari target bank sentral. Mengingat dampak dari harga-harga yang volatail, terutama energi. Core Consumer Price Index (CPI) akan menjadi pengukuran harga utama oleh BoJ sebagai landasar kebijakan moneter di Jepang. Indikator CPI yang baru akan mengeluarkan harga sektor energi, yang sampai sekarang masih terpuruk, dan memasukkan harga makanan olahan dan impor yang meningkat. Dari dalam negeri, pasar menantikan di gelontorkannya paket kebijkan ekonomi tahap VII yang pada pekan lalu di tunda. Jika peket tersebut rilsi di pekan ini, bisa menjadi katalis bagi IHSG di pekan ini, sementara itu dari eksternal penurunan harga minyak diperkirakan masih menjadi kendala laju indeks global. Kendati demikian potensi IHSG untuk menguat di pekan ini cukup terbuka, meski pola gerak akan mixed.
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
1
23 November 2015
23 November 2015 Bumi Resources (BUMI) berharap bisa segera mendapat keputusan dari kreditur tentang proposal restrukturisasi utang pada akhir bulan ini. Banyak pihak yang dilibatkan atas restrukturisasi utang senilai USD 3,98 miliar itu. Total estimasi bunga yang dikapitalisasi dan masuk usulan restrukturisasi mencapai USD 397 juta. Setidaknya ada 12 fasilitas utang yang harus direstrukturisasi BUMI. Saat ini kreditur dan perseroan masih dalam negosiasi. Dalam rencana restrukturisasi itu, utang sebesar USD 1,49 miliar akan dikonversi menjadi 32,5% saham BUMI berdasarkan valuasi ekuitas bersih tersirat sebesar USD 4,6 miliar. Utang itu sebagian besar berasal dari utang China Investment Corporation (CIC) dan China Development Bank Corporation (CDB). Selain itu ada sebagian surat utang senior BUMI dan pinjaman dari Castleford yang akan diubah menjadi saham. Serta senilai USD 1,2 miliar atau 42,3% dari pokok utang akan tetap menjadi utang di BUMI dalam bentuk Fasilitas Bergaransi Senior Baru. Fasilitas ini terbagi menjadi dua trance. Trance 1 senilai USD 600 juta dengan bunga 6% per tahun. Trance 2 bernilai USD 600 juta dengan bunga Payment in Kind (PIK) sebesar 9% per tahun akan dibayar atau dikapitalisasi sesuai dengan prinsip Cash Waterfall atau pada saat jatuh tempo. Bunga PIK merupakan bunga terutang yang dapat ditangguhkan pembayarannya dengan alasan likuiditas, konsekuensinya, bisa terhindar dari gagal bayar. Sebelumnya BUMI sudah tidak lagi memperpanjang status perlindungan utang (moratorium) yang berakhir pada 24 Oktober 2015. Perusahaan Gas Negara (PGAS) menyatakan belum menerima pernyataan resmi dari pemerintah terkait penggabungan perusahaan (merger) dengan anak usaha PT Pertamina (Persero) yaitu PT Pertagas. Menurut PGAS, pelaksanaan aksi korporasi tersebut juga akan dilaksanakan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Rencana penawaran umum perdana dua anak usaha Krakatau Steel (KRAS) yaitu Krakatau Bandar Samudera dan Krakatau Industrial Estate Cilegon akan ditunda. IPO kedua anak perusahaan tersebut masih belum dapat dipastikan waktunya karena situasi pasar yang bagus masih belum terlihat sampai saat ini. Telekomunikasi Indonesia (TLKM) melalui anak usahanya, Telkomsel, menjajaki pinjaman senilai Rp 3 triliun tahun depan. Pinjaman tersebut sebagai bagian dari pendanaan belanja modal 2016 Telkomsel dengan total Rp 12,9 triliun. Penjajakan pinjaman dengan sejumlah bank ditargetkan mulai kuartal I-2016. Sebanyak 85% dana capex akan dimanfaatkan untuk pengembangan jaringan. XL Axiata (EXCL) dan Indosat (ISAT) menggandeng Alita Praya Mita membentuk konsorsium terkait tender megaproyek Palapa Ring jilid II dengan estimasi nilai USD 230,64 juta. Wika Beton (WTON) menjajaki pembentukan anak usaha baru tahun depan. Anak usaha ini akan bertindak sebagai bisnis pendukung dan pelengkap kegiatan usaha utama perseroan. Anak usaha ini diharapkan memperkuat konsolidasi penyediaan beragam untuk memproduksi beton pracetak. Selain itu, WTON memiliki opsi untuk menggandeng investor asing untuk membentuk perusahaan patungan beton pracetak. Tahun 2016, perseroan menyiapkan belanja modal senilai Rp 528 miliar. Sebagian besar dana tersebut atau berkisar Rp 375-400 miliar akan digunakan sebagai investasi langsung dan sisanya diserap untuk penyertaan anak usaha.
Dua perusahaan semen milik negara, Semen Baturaja (SMBR) dan Semen Indonesia (SMGR) yakni dapat menjual semen lebih banyak pada 2016 dibandingkan dengan 2015. Pada 2016, SMBR menargetkan penjualan semen 1,75 juta ton atau meningkat sekitar 14,2% dibandingkan dengan 1,5 juta ton pada 2015. Salah satu dasar optimisme tersebut adalah pesatnya pembangunan di Sumatera Selatan. Pada saat ini, pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan dipicu salah satunya oleh perhelatan Asian Games yang akan berlangsung di Palembang dan Jakarta pada 2018. Sementara itu, SMGR memperkirakan volume penjualan tahun depan mencapai 30 juta ton atau meningkat 5% dibandingkan dengan perkiraan 28,6 juta ton pada tahun ini. Summarecon Agung (SMRA) melalui anak usahanya, Mahkota Permata Perdana, membukukan penjualan sebanyak 400 unit rumah di proyek Summarecon Bandung. Adapun, harga per unit ditetapkan Rp 1,3 miliar hingga Rp 4,75 miliar. Sebelumnya, perseroan menyatakan penjualan klaster baru di Summarecon Bandung dapat membukukan pendapatan prapenjualan hingga Rp 800 miliar. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba single digit tahun depan setelah melihat realisasi hingga September tahun ini yang naik sekitar 3%. Perseroan akan memadatkan cakupan distribusi karena beberapa produk herbal dan makanan serta minuman belum banyak dikonsumsi di wilayah Timur Indonesia. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company (ULTJ) mencatatkan kinerja yang positif hingga kuartal III tahun ini meskipun di tengah perlambatan ekonomi. Kinerja ini didorong oleh tiga faktor utama yaitu penjualan tahan krisis, harga susu tanpa lemak (skim milk) yang lebih rendah, dan penuruan utang. Hingga September 2015, perseroan mencatatkan penjualan Rp3,27 triliun, tumbuh 13,54% YoY, sedangkan laba bersih tercatat Rp393,55 miliar meningkat 90,9% YoY. Untuk meningkatkan efisiensi, Bank Central Asia (BBCA) akan fokus menambah ATM recycle atau mesin yang dapat melakukan transaksi setor dan tarik tunai. Harga ATM recycle mencapai USD 20.000 per unit atau 3 kali lipat dibandingkan mesin ATM biasa. Namun, biaya operasional ATM recycle tersebut jauh lebih murah dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk pengoperasian ATM biasa. Efisiensi dari operasional ATM recycle dapat mencapai 80%. Perseroan akan menambah jumlah mesin ATM recycle menjadi 5.000 unit pada tahun depan. Pada tahun depan, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) akan meluncurkan ATM bertenaga surya atau solar cell. Dalam RBB (rencana bisnis bank) 2016, perseroan memiliki 100 ATM tenaga surya. Bank Negara Indonesia (BBNI) menjalin kerja sama dengan non bank financial institution Korea, yaitu Construction Guarantee Cooperative Korea (CG). Melalui kerja sama ini, CG berencana menyalurkan transaksi Bank Garansi under counter guarantee ke BNI untuk melayani kebutuhan perusahaan konstruksi Korea yang memiliki proyek di Indonesia. BNI sedang menjajaki peluang bisnis untuk memberikan fasilitas semacam credit line kepada CG untuk dapat menyalurkan bank garansi berupa bid bond, performance bond, advance payment bond dan maintenance bond melalui BNI. Model bisnis yang dapat dijajaki adalah penerbitan bank garansi atas jaminan/counter guarantee dari CG. Saat ini terdapat sekitar 55 perusahaan konstruksi asal Korea yang bergerak di Indonesia dengan nilai proyek total sekitar USD 1,5 Miliar. CG merupakan
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
2
23 November 2015
23 November 2015 sebuah lembaga keuangan di bawah pengawasan Ministry of Land, Infrastructure and Transportation (MOLIT) Korea yang dahulu didirikan oleh Ministry of Construction (yang sekarang disebut MOLIT) pada tahun 1963 saat pemerintah Korea sedang menerapkan "the first 5year-economy development plan" untuk mendorong laju perekonomian Korea. CG didirikan untuk melayani kebutuhan perusahaan-perusahaan konstruksi Korea dalam hal penerbitan Bank Garansi, pembiayaan dan asuransi. Bank Sinarmas (BSIM) membukukan laba sebelum pajak per September 2015 sebesar Rp 206 miliar atau naik 35% YoY dari sebelumnya Rp 153 miliar. Pendapatan operasional sebesar Rp 3,3 triliun, sedang beban operasional perusahaan hanya Rp 3,1 triliun. Pendapatan operasional Rp 3,33 triliun dihimpun dari pendapatan non bunga perseroan sebesar Rp 3,02 triliun dan pendapatan operasional selain bunga sebesar Rp 306 miliar. Bank Sinarmas memiliki dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 22,8 triliun hingga kuartal III 2015. Penghimpunan DPK tersebut tumbuh 39% YoY dari sebelumnya Rp 16,4 triliun. Dana CASA Bank Sinarmas meningkat 25% YoY dari sebelumnya Rp 8,9 triliun menjadi Rp 11,1 triliun. Sedangkan rasio CASA turun 5% dari 54% menjadi 49%. Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat sebesar 13,81%, Return on Asset (ROA) sebesar 1,13%, Return on Equity (ROE) sebesar 7,69%, Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,72%, serta Cost to Income Ratio (BOPO) sebesar 94,08%. Bank Sinarmas (BSIM) dengan loan to deposit ratio (LDR) yang masih berkisar 77% akan menyasar penyaluran kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Saat ini porsi kredit UMKM di Bank Sinarmas baru mencapai sekitar 8% dan akan meningkatkan porsi kredit UMKM ke 10% di tahun 2016 dengan peluang ekspansi yang ada. Bank Sinarmas juga akan ikut serta dalam program Laku Pandai. Jika sudah dapat izin, Bank Sinarmas akan membuka program Laku Pandai di Magelang dan Temanggung. Perseoran menargetkan 500 agen dari dua kota itu. Saat ini program Laku Pandai Bank Sinarmas masih dalam tahap menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bank Sinarmas (BSIM) membukukan total kredit sebesar Rp 17,63 triliun pada kuartal III-2015, tumbuh 37,09% YoY. Hingga akhir 2015, perseroan membidik total kredit sebesar Rp 18 triliun. Komposisi kredit bank sebesar 80% didominasi oleh segmen korporasi, sedangkan sisanya berasal dari segmen ritel, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan kredit melalui koperasi BFI Finance (BFIN) akan membagikan dividen tunai interim sebesar Rp 138 per saham pada 16 Desember 2015. Cum dan ex dividen di pasar reguler/negosiasi pada 26-27 November 2015 dan di pasar tunai 1-2 Desember 2015 dengan DPS 1 Desember 2015. Equity Development Investment (GSMF) membukukan kenaikan laba menjadi Rp 59,25 miliar per September 2015 dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 58,25 miliar. Pendapatan turun menjadi Rp 803,04 miliar dari sebelumnya yang Rp 856,53 miliar. Garuda Indonesia (GIAA) membuka penerbangan rute DenpasarGuangzhou pergi pulang dengan pesawat Boeing 737-800 NG pada 22 November 2015. Penerbangan rute DenpasarGuangzhou dan rute Guangzhou-Denpasar akan dilayani tiga kali dalam setiap pekan. Humpuss Intermoda Transportasi (HITS) berencana membeli satu unit kapal LNG pada bulan depan. Kapal LNG yang akan dibeli perseroan tersebut memiliki kapasitas 20.000 M3. Kapalnya
merupakan small LNG untuk melayani independent power producer (IPP) PLN di Bali per 1 Januari 2016. Hingga saat ini, sejumlah tender pengadaan kapal yang biasanya diputuskan oleh Kementerian ESDM masih tersendat sehingga rencana penambahan kapal perseroan tertunda. Indorama Synthetics (INDR) menyiapkan belanja modal (Capex) tahun depan sebesar US$60 juta. Investasi tersebut akan dialokasikan untuk penambahan kapasitas produksi pabrik benang pintal di Indonesia dan Uzbekistan. Sumber pendanaan berasal dari kombinasi kas internal dan fasilitas pinjaman bank yang eksisting. Perseroan akan membeli line msih baru untuk memacu kapasitas produksi pabrik benang pintal agar naik 10%15% dari produksi tahun ini yang diestimasi mencapai 100 ribu ton per tahun. Perusahaan perikanan, Dua Putra Utama Makmur, mampu memperoleh dana maksimal dari pelepasan saham perdana sebesar 40,12% senilai Rp 921,25 miliar. Perseroan menetapkan harga IPO tersebut pada batas atas yakni Rp 550 per saham, dari kisaran awal Rp 400-550 per saham. Adapun target listing pada 8 Desember, mundur sepekan dari target awal 1 Desember 2015. Dua Putra Utama Makmur siap memajukan sektor perikanan Indonesia ke dunia internasional, menyusul kebijakan pemerintahan Jokowi-JK yang ingin memajukan sektor maritim Indonesia. Kebijakan yang diambil pemerintah saat ini mulai dirasakan oleh para pelaku industri perikanan di Indonesia, terutama mengenai illegal fishing yang selama ini menghambat pertumbuhan ekspor ikan Indonesia. Pemerintah akan membangun lebih dulu 8 ruas dari total 24 ruas tol Trans Sumatera. Pemerintah menetapkan 8 ruas tol itu siap dioperasikan paling lambat akhir tahun 2019. Target penyelesaian itu diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 117 tahun 2015 tentang perubahan terhadap Perpres nomor 100 tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera. Pada pasal 2A ayat 1 Perpres menyebutkan ada 8 ruas tol yang akan dibangun lebih dulu yaitu Medan-Binjai, Palembang-Simpang Indralaya, Pekanbaru-Dumai, Bakauheni-Terbanggi Besar, Terbanggi Besar-Pematang Panggang, Pematang PanggangKayu Agung, Palembang-Tanjung Api-api, dan Kisaran-Tebing Tinggi. Sedang pasal 2A ayat (2) Perpres menyebutkan pengoperasian dan pemeliharaan ruas Jalan Tol sebagaimana dimaksud ayat 1 dilaksanakan paling lambat akhir tahun 2019. Pada Perpres sebelumnya hanya 4 ruas tol yang akan dibangun pada tahap awal, yaitu ruas tol Medan-Binjai, Palembang-Simpang Indralaya, ruas tol Pekanbaru-Dumai, dan ruas tol BakauheniTerbanggi Besar. Secara total tol trans Sumatera mencakup 24 ruas dari Lampung hingga Aceh. Proyek 8 ruas tol tahap pertama ini akan digarap PT Hutama Karya (Persero). PT Hutama Karya mendapat penugasan khusus dari pemerintah untuk menggarap 24 ruas tol Trans Sumatera. Pemerintah memperkirakan indikasi awal pinjaman yang dapat ditarik dari Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) sebesar USD 1 miliar atau setara dengan Rp 13,7 triliun, dengan asumsi kurs Rp 13.739 per USD. Indikasi pinjaman dari Bank AIIB itu berdasarkan kebutuhan pendanaan proyek yang diinginkan pemerintah melalui skema "Results-Based Lending (RBL)" atau pencairan pinjaman setelah tahapan pembangunan proyek selesai. Bappenas mengharapkan pinjaman dari AIIB dapat disalurkan melalui skema RBL agar pemerintah memiliki keleluasaan dalam pelaksanaan proyek itu. Selain skema RBL, AIIB juga berencana untuk menyalurkan pendanaan melalui skema pinjaman langsung (direct
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
3
23 November 2015
23 November 2015 lending). Skema pinjaman langsung ini kerap dipakai untuk mendanai proyek BUMN atau swasta. Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang perubahan UU nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dipastikan mundur dari target penyelesaian tahun 2015. Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan kembali mengusulkan rancangan regulasi ini menjadi RUU prioritas tahun 2016. Mundurnya pembahasan RUU ini karena DPR perlu mengkaji dan mempelajari peraturan anti monopoli di negara lain. Hingga akhir triwulan III 2015 nilai utang luar negeri Indonesia gabungan pemerintah dan swasta mencapai USD 302,4 miliar, turun 0,6% atau sekitar USD 2,1 miliar dari posisi triwulan II 2015 sebesar USD 304,5 miliar. Utang luar negeri sektor swasta turun USD 1,7 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya utang luar negeri bank. Sementara posisi utang luar negeri sektor publik turun USD 0,4 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya utang luar negeri pemerintah. Bank Indonesia (BI) menilai posisi utang luar negeri Indonesia saat ini masih dalam batas aman dengan rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 34,9%, atau lebih rendah dari batas aman di posisi 51,5%. Sedang rasio utang luar negeri jangka pendek terhadap total utang mencapai 18,6% atau dalam batas aman dan dianggap bahaya jika melampau 18,9%. Rasio utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan 157,7% dengan batas 170,7%. Cadangan devisa terhadap utang luar negeri jangka pendek 181%, dari batasan 150%. Bank Indonesia masih akan terus memantau dan melihat kemungkinan penurunan tingkat suku bunga acuan (BI rate) yang masih bertahan di level 7,5% dalam sembilan bulan terakhir. Saat ini ketidakpastian di pasar keuangan global masih tinggi, terutama karena kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (Fed Fund Rate) dan keberagaman kebijakan moneter yang ditempuh oleh Bank Sentral Eropa, Jepang, dan Cina, maka Bank Indonesia akan tetap berhati-hati dalam menempuh langkah pelonggaran kebijakan moneter. Bank Indonesia (BI) belum bisa memastikan adanya penurunan tingkat suku bunga acuan atau BI rate pada Desember 2015. Kebijakan tersebut baru akan ditetapkan setelah melihat kondisi perekonomian dunia dan domestik. Kondisi domestik yang mulai membaik dengan inflasi yang menurun serta defisit transaksi berjalan yang menurun, maka BI lebih memilih untuk mengambil langkah menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dalam rupiah dari 8% menjadi 7,50 persen. Namun kondisi ekonomi global masih akan menunjukkan ketidakpastian, diantaranya kondisi Amerika Serikat yang akan menaikkan tingkat suku bunga, ekonomi Jepang yang mengalami resesi, dan kondisi di Eropa yang masih menunjukan perlambatan. Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W Martowardojo, mengatakan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2015 akan membaik dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2015 sebesar 4,7% - 4,8% atau di batas bawah proyeksi sebelumnya 4,7% - 5,1%.
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
4
23 November 2015 COMMODITIES
DUAL LISTING
Description
Price (USD)
Crude Oil (US$)/Barrel Natural Gas (US$)/mmBtu Gold (US$)/Ounce Nickel (US$)/MT Tin (US$)/MT Coal (NEWC) (US$)/MT* Coal (RB) (US$)/MT* CPO (ROTH) (US$)/MT CPO (MYR)/MT Rubber (MYR/Kg) Pulp (BHKP) (US$)/per ton
Change
41,56 2,09 1076,61 8730,00 14645,00 52,90 54,30 610,00 2080,00 620,50 802,99
-0,34 -0,05 -1,27 -220,00 -5,00 -9,50 -9,06 2,50 -12,00 -3,00 -3,33
Description
Price (USD)
TLKM (US) ANTM (GR)
Price (IDR)
42 0,01
14.426 246
Change (IDR) 395 72
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION Country USA USA ENGLAND CHINA CHINA HONG KONG INDONESIA JAPAN MALAYSIA SINGAPORE
Indices DOW JONES INDUS. NASDAQ COMPOSITE FTSE 100 INDEX SHANGHAI SE A SH SHENZHEN SE A SH HANG SENG INDEX JAKARTA COMPOSITE NIKKEI 225 KLCI STRAITS TIMES INDEX
Price 17823,81 5104,92 6334,63 3801,97 2392,10 22754,72 4561,33 19879,81 1661,89 2917,91
Change %Day %YTD 0,51 0,00 0,62 7,79 0,07 -3,53 0,37 12,17 1,27 61,80 1,13 -3,60 0,94 -12,73 0,10 13,92 0,11 -5,64 -0,07 -13,29
FOREIGN EXCHANGE Description USD/IDR EUR/IDR JPY/IDR SGD/IDR AUD/IDR GBP/IDR CNY/IDR MYR/IDR KRW/IDR
PBV (X) 2014E 2015F 3,07 2,94 3,65 3,36 1,79 1,74 1,79 1,63 3,71 3,32 1,21 1,13 2,45 2,21 1,69 1,58 1,79 1,69 1,13 1,08
Market Cap (USD Bn) 5.375,8 8.023,3 1.657,0 4.692,1 2.895,6 1.808,6 353,5 2.954,3 230,2 283,3
FOREIGN EXCHANGE Rate (IDR) 13.622,50 14.491,89 110,81 9.639,13 9.846,00 20.692,31 2.133,65 3.180,97 11,80
Change -152,50 -55,26 -0,08 -4,16 34,44 -98,84 0,00 2,23 0,00
CENTRAL BANK RATE Description FED Rate (%) BI Rate (%) ECB Rate (%) BOJ Rate (%) BOE Rate (%) PBOC Rate (%)
PER (X) 2014E 2015F 16,15 15,18 23,07 19,85 15,87 14,94 15,46 13,94 32,80 23,83 11,45 10,87 16,62 14,48 19,16 17,34 16,19 14,87 12,73 12,10
Description 1000 IDR/ USD EUR / USD JPY / USD SGD / USD AUD / USD GBP / USD CNY / USD MYR / USD 100 KRW / USD
Rate (USD) 0,07 1,06 0,01 0,71 0,72 1,52 0,16 0,23 0,09
Change 0,0008 -0,0008 0,0000 -0,0003 -0,0011 -0,0001 0,0000 0,0002 0,0000
INTERBANK LENDING RATE Country US Indonesia Euro Japan England China
Rate (%) 0.25 7.50 0.05 0.10 0.50 4.35
Description JIBOR (IDR) LIBOR (GBP) SIBOR (USD) D TIBOR (YEN) Z TIBOR (YEN) SHIBOR (RENMINBI)
Country Indonesia England Singapore Japan Japan China
Rate (%) 8.23 0.51 0.17 0.13 0.13 2.70
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
5
23 November 2015 INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
October-15
Description Inflation YTD % Inflation YOY % Inflation MOM % Foreign Reserve (USD) GDP (IDR Bn)
Description SBI (9M) SBIS (9M) SBI (12M) SBIS (12M)
September-15
2.16 6.25 -0.08 100.70 Bn 2,982,562.00
2.24 6.83 -0.05 101.72 Bn 2,865,246.00
Rate (%) 7.10 7.10 7.15 7.15
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date 23 Nov 23 Nov 24 Nov 24 Nov 24 Nov 24 Nov 24 Nov 25 Nov 25 Nov
Agenda US Existing Home Sales US Existing Home Sales MoM US Advance Goods Trade Balance US GDP Annualized QoQ US Personal Consumption US GDP Price Index US Consumer Confidence Index US Personal Income US Personal Spending
Expectation Turun menjadi 5.43 juta dari 5.55 juta Turun menjadi -2.3% dari 4.7% Turun menjadi -$61.95 Bn dari -$58.66 Bn Naik menjadi 2.0% dari 1.5% -Tetap 1.2% Naik menjadi 99.2 dari 97.6 Naik menjadi 0.4% dari 0.1% Naik menjadi 0.3% dari 0.1%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS Stock
LAGGING MOVERS Price
TLKM IJ BBCA IJ UNVR IJ GGRM IJ CPIN IJ ASII IJ ISAT IJ SCMA IJ ICBP IJ HMSP IJ
Change (%)
2915 13150 37250 51250 3075 6300 5225 3400 12900 93000
Index pt
3.55 1.54 1.50 3.90 6.40 0.80 6.09 3.34 2.18 0.68
Stock
10.04 4.86 4.18 3.69 3.02 2.02 1.62 1.60 1.60 1.45
Price
BMRI PGAS MYOR AMRT ANTM INCO ADRO UNTR MLBI KREN
IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ
Change (%)
8675 3000 25350 540 347 1775 585 17075 8500 2315
Index pt
-1.14 -2.44 -4.25 -2.70 -6.72 -3.27 -2.50 -0.73 -2.02 -3.94
-2.30 -1.81 -1.00 -0.62 -0.60 -0.59 -0.48 -0.46 -0.37 -0.34
UPCOMING IPO'S Company
Business
PT Dua Putra Utama Makmur PT Indonesia Pondasi Raya ( Indopora) PT Kino Indonesia
Agriculture Fishery Infrastructure & Construction Consumer
PT Ateliers Mecaniques D'Indonesis (Atmindo)
Manufacture & Industries Consumer
PT Buyung Poetra Sembada
IPO Price (IDR) 400-550
Issued Shares (Mn) 1675.00
Offering Date
Listing
Underwriter
24-25 Nov 2015
01 Dec 2015
1280-1920
303.00
02-03 Dec 2015
09 Dec 2015
3750-5225
228.57
02-04 Dec 2015
09 Dec 2015
120-140
240.00
01-03 Dec 2015
09 Dec 2015
DBS Vickers, BNI Securities Sucorinvest Central Gani Yuanta Securities Indonesia Minna Padi Investama Tbk Indo Premier, Credit Suisse Deutsche Securities Panin Sekuritas Tbk
420-500
710.00
10-11 Dec 2015
16 Dec 2015
Bahana Securities
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
6
23 November 2015 23 November 2015 DIVIDEND Stock
DPS (IDR) 4.00 50.25 138.00
TURI MBAP BFIN
Status Cash Dividend Cash Dividend Cash Dividend
CUM Date 18 Nov-15 20 Nov-15 26 Nov-15
Ratio 100:154 81:8 1000:256 32:15 TBA 1:10 1:10 5:1
EXC. Price (IDR) 100.00 102.00 200-225 100.00 100.00 ----
EX Date 19 Nov-15 23 Nov-15 27 Nov-15
Recording 23 Nov-15 25 Nov-15 01 Dec-15
Payment 11 Dec-15 16 Dec-15 16 Dec-15
CORPORATE ACTIONS Stock MCOR BACA BEKS GSMF AGRS DEFI TIRA TRAM
Action Rights Issue Rights Issue Rights Issue Rights Issue Rights Issue Stock Split Stock Split Reverse Stock
CUM Date 20 Nov-15 24 Nov-15 07 Dec’15 15 Dec’15 15 Dec’15 ----
EX Date 23 Nov-15 25 Nov-15 08 Dec’15 16 Dec’15 16 Dec’15 23 Nov-15 TBA TBA
Trading Period 27 Nov – 03 Dec’15 01 Dec – 07 Dec’15 14 Dec – 21 Dec’15 22 Dec – 30 Dec’15 22 Dec – 30 Dec’15 23 Nov-15 TBA TBA
GENERAL MEETING Emiten MDKA BBNP GDST JPRS BTON KREN MERK WINS SOBI MEDC RAJA SONA BEKS BBHI BNII SAFE BBRI AISA TBLA BSWD GMCW BAJA
AGM/EGM RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB
Date
Agenda
23-Nov-15 23-Nov-15 24-Nov-15 24-Nov-15 24-Nov-15 24-Nov-15 24-Nov-15 24-Nov-15 24-Nov-15 25-Nov-15 25-Nov-15 30-Nov-15 30-Nov-15 01-Dec-15 01-Dec-15 02-Dec-15 02-Dec-15 03-Dec-15 03-Dec-15 03-Dec-15 04-Dec-15 04-Dec-15
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
7
2323November November2015 2015
WIKA
TRADING BUY
S1
R1
2835
2960
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up
WIKA Broadening Wedge
S2
2760
Closing Price
R2
3035
3,600
2905
3,400 3,285.71 3,285.71 3,200 2,905 2,905 3,000 2,905 2,870.5 2,835 2,800 2,822 2,811.25 2,722.59 2,600 2,715 2,570 81.9444 2,400 2,570 81.9444 80 90.0 80.0 74.6246 70.0 60.0 50.0 40.0 74.6246 30.0 20.0 10.0 20 0.0 80.0 60.0 -10.9031 40.0 20.0 0.0 -20.0 -19.359 22,487,400 -40.0 -60.0 25.4954 80.0 60.0 40.0 20.0 11.5136 0.0 -20.0 -40.0 -60.0 0.00000 22,487,400 -80.0 -100.0 -6.52174
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
• RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi
• Trading range Rp 2835-Rp 2960
May Jun Jul August September October WIKA - Stochastic %D(6,3,3) = 74.62, Stochastic %K = 81.94, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 2905, take Profit Rp 2960
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 44.35 10.07 25.50 2871 2822
ADHI
TRADING BUY
S1
R1
2250
November
Sinyal Positif Positif Positif Positif Positif
2335
WIKA - MACD (5,3) = -19.36, Signal() = -10.90
WIKA - TSI(3,5,3) = 25.50, Volume() = 22,487,400.00
WIKA - William's % R(14) = -6.52, Volume() = 22,487,400.00
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up
ADHI Downward Sloping Channel
S2
2175
Closing Price
R2
3,600
2410
3,400
2290
3,200 3,000
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif Ulasan
• Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi
• Trading range Rp 2245-Rp 2335
May Jun Jul August September October ADHI - Stochastic %D(6,3,3) = 44.58, Stochastic %K = 56.55, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 2290, take Profit Rp 2335
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 38.88 3.79 15.63 2246 2215
Sinyal Positif Positif Positif Positif Positif
ADHI - MACD (5,3) = -14.93, Signal() = -6.14
ADHI - TSI(3,5,3) = 15.63, Volume() = 48,261,000.00
ADHI - William's % R(14) = -22.92, Volume() = 48,261,000.00
November
2,290 2,800 2,290 2,290 2,600 2,290 2,246.25 2,400 2,233.57 2,233.57 2,200 2,221.25 2,215 2,000 2,150 2,049.03 1,800 2,047.86 80 2,047.86 56.5476 100.0 90.0 80.0 56.5476 70.0 60.0 50.0 44.5785 40.0 30.0 20.0 10.0 44.5785 0.0 80.0 20 60.0 -6.13846 40.0 20.0 0.0 -14.9339 -20.0 -40.0 -60.0 48,261,000 -80.0 80.0 15.6299 60.0 40.0 20.0 0.673541 0.0 -20.0 -40.0 -60.0 48,261,000 -80.0 0.00000 -100.0 -22.9167
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
2323November November2015 2015
TLKM
TRADING BUY
S1
2840
R1
2955
S2
2725
R2
3070
Closing Price
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up
TLKM Wedge Bullish Breakout
2,915 2,915 2,915 2,900 2,823 2,817.69 2,817.69 2,800 2,781.25 2,765 2,756.5 2,700
2915 • MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
2,668.75 2,668.75 2,660 2,600 2,645.23
• RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi
• Trading range Rp 2840-Rp 2955
May Jun Jul August September October TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 80.61, Stochastic %K = 86.23, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 2915, take Profit Rp 2955
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 73.54 23.16 46.90 2757 2823
GGRM
TRADING BUY
S1
R1
50375
Sinyal Positif Positif Positif Positif Positif
51725
TLKM - MACD (5,3) = -28.72, Signal() = -23.01
TLKM - TSI(3,5,3) = 46.90, Volume() = 80,693,904.00
TLKM - William's % R(14) = -1.92, Volume() = 80,693,904.00
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up 56,000 53,332.4 53,332.4 54,000 52,650 51,250 51,250 52,000 51,250
GGRM Broadening Wedge
S2
49025
Closing Price
Ulasan
Prediksi
R2
86.2343 2,500 86.2343 80.6133 90.0 80.0 80.6133 70.0 60.0 50.0 80 40.0 30.0 20.0 20 10.0 0.0 40.0 30.0 20.0 10.0 -23.0078 0.0 80,693,904 -10.0 -20.0 -30.0 -28.7211 46.9021 60.0 40.0 39.7087 20.0 0.0 0.00000 -20.0 -40.0 80,693,904 -60.0 -1.92308
November
53075
51250 • MACD line dan signal line indikasi positif
50,000 50,005 49,190.6
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
48,000 47,157.5 46,700 46,000
• Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought
44,000
• Harga berada dalam area upper band
42,422.9 42,000 42,206.3 42,206.3 40,000 80 65.0229 100.0 65.0229 80.0 60.0 57.2534 40.0 20.0 57.2534 0.0 20 800 -393.471 400 0 -400 -450.279 -800 1,104,000 -1,200 28.2622 80.0 60.0 40.0 27.7896 20.0 0.0 -20.0 -40.0 0.00000 -60.0 1,104,000 -80.0 -15.6863
• Trading range Rp 50375-Rp 51725
May Jun Jul August September October GGRM - Stochastic %D(6,3,3) = 65.02, Stochastic %K = 57.25, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 51250, take Profit Rp 51725
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 80.26 556.04 28.26 47158 50005
Sinyal Positif Positif Positif Positif Positif
GGRM - MACD (5,3) = -450.28, Signal() = -393.47
GGRM - TSI(3,5,3) = 28.26, Volume() = 1,104,000.00
GGRM - William's % R(14) = -15.69, Volume() = 1,104,000.00
November
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
2323November November2015 2015
SMRA
TRADING BUY
S1
1520
R1
1600
S2
1445
R2
1675
Closing Price
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Up
SMRA Bullish Breakout
2,000
1565
1,565 1,800 1,565 1,565 1,520.71 1,600 1,520.71 1,510 1,469 1,460 1,400 1,458.13 1,325 1,325 1,200 1,325 1,201.55
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
• RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi
• Trading range Rp 1520-Rp 1600 • Entry Rp 1565, take Profit Rp 1600
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 62.66 13.71 40.09 1460 1469
ASRI
TRADING BUY
S1
325
R1
360
S2
300
R2
385
Closing Price
May Jun Jul August September October SMRA - Stochastic %D(6,3,3) = 63.59, Stochastic %K = 74.65, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
November
Sinyal Positif Positif Positif Positif Positif
SMRA - MACD (5,3) = -23.76, Signal() = -14.43
1,000 80 74.6528 100.0 74.6528 90.0 80.0 70.0 63.5917 60.0 50.0 40.0 63.5917 30.0 20.0 10.0 20 40.0 20.0 -14.4297 0.0 -20.0 -23.7648 42,692,000 -40.0 40.0869 80.0 60.0 40.0 20.0 26.0301 0.0 -20.0 -40.0 0.00000 42,692,000 -60.0 -80.0 0.00000
SMRA - TSI(3,5,3) = 40.09, Volume() = 42,692,000.00
SMRA - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 42,692,000.00
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Down
ASRI Downward Sloping Channel Bullish Breakout 660.0
343 600.0
• MACD line dan signal line indikasi positif 540.0
• Stochastics fast line & slow indikasi positif Ulasan
• Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi
• Trading range Rp 325-Rp 360 May Jun Jul August September October ASRI - Stochastic %D(6,3,3) = 16.82, Stochastic %K = 29.23, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Entry Rp 343, take Profit Rp 360
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 7.46 -4.88 -38.79 369 334.6
Sinyal Positif Positif Positif Negatif Positif
ASRI - MACD (5,3) = 0.85, Signal() = 2.86
ASRI - TSI(3,5,3) = -38.79, Volume() = 110,140,096.00
ASRI - William's % R(14) = -72.60, Volume() = 110,140,096.00
November
480.0 420.553 396 370 420.0 368.85 366.5 343 360.0 343 343 341.143 300.0 80 341.143 90.0 29.2276 341.143 80.0 70.0 60.0 29.2276 50.0 339.875 40.0 30.0 20.0 20 334.6 10.0 0.0 16.8189 18.0 2.85874 12.0 16.8189 6.0 0.854849 0.0 -6.0 -12.0 110,140,09 60.0 40.0 0.00000 20.0 0.0 -20.0 -40.0 -38.793 -60.0 110,140,09 -80.0 -100.0 -55.2387 -72.6027
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
23 November 2015 23 November 2015 THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Price Entry
Exit
18250 1250 1360
18250 1250 1360
18550 1265 1385
17650 1205 1255
18100 1235 1320
18550 1265 1385
19000 1295 1450
Positif Positif Positif
Positif Negatif Positif
Positif Positif Positif
6025 585 1135 1775 347 535
6025 585 1135 1775 347 535
5925 600 1150 1735 369 525
5750 560 1095 1640 301 493
5925 580 1120 1735 335 525
6100 600 1150 1830 369 555
6275 620 1175 1925 403 585
Positif Positif Positif Positif Positif Positif
Negatif Negatif Positif Negatif Positif Negatif
Basic Industry and Chemicals WTON Trading Buy 940 SMGR Trading Buy 11400 INTP Trading Buy 21000 SMCB Trading Buy 1080
940 11400 21000 1080
965 11700 21300 1095
900 10600 20250 1005
925 11150 20775 1050
965 11700 21300 1095
990 12250 21825 1140
Positif Positif Positif Positif
6300 585
6350 590
6200 580
6050 570
6200 580
6350 590
6500 600
5650 51250 37250 1360
5650 51250 37250 1360
5750 51725 37450 1375
5450 49025 36250 1330
5550 50375 36850 1350
5750 51725 37450 1375
Property, Real Estate and Building Construction BSDE Trading Buy 1675 1675 PTPP Trading Buy 3875 3875 WIKA Trading Buy 2905 2905 ADHI Trading Buy 2290 2290 WSKT Trading Buy 1735 1735
1695 3910 2960 2335 1760
1595 3760 2760 2175 1630
1645 3835 2835 2250 1695
Infrastructure, Utilities and Transportation PGAS Trading Buy 3000 JSMR Trading Buy 5025 ISAT Trading Buy 5225 TLKM Trading Buy 2915
3000 5025 5225 2915
3040 5075 5400 2955
2890 4900 4615 2725
8675 11000 5200 13150 1225
8675 11000 5200 13150 1225
8750 11175 5275 13275 1245
Trade, Services and Investment UNTR Trading Buy 17075 MPPA Trading Buy 2005
17075 2005
17225 2045
Ticker
Rec
Agriculture AALI Trading Buy LSIP Trading Buy SGRO Trading Buy Mining PTBA ADRO MEDC INCO ANTM TINS
Trading Sell Trading Buy Trading Buy Trading Sell Trading Buy Trading Sell
Miscellaneous Industry ASII Trading Sell GJTL Trading Sell Consumer Goods Industry INDF Trading Buy GGRM Trading Buy UNVR Trading Buy KLBF Trading Buy
Finance BMRI BBRI BBNI BBCA BBTN
Trading Buy Trading Buy Trading Buy Trading Buy Trading Buy
20-11-15
Support S2 S1
Resistance R1 R2
MACD
Indicators Stoc*
MA5*
1 Month High Low 22100 1585 1400
18000 1200 1010
Negatif Positif Positif Negatif Positif Negatif
7825 710 1315 2530 454 740
5875 555 1000 1780 306 520
Positif Negatif Negatif Positif
Positif Positif Positif Positif
1090 11675 21300 1160
895 9625 17525 995
Negatif Negatif
Positif Negatif
Negatif Negatif
6875 690
5725 555
5850 53075 38050 1395
Positif Positif Positif Positif
Positif Positif Positif Positif
Positif Positif Positif Positif
6425 52650 40000 1590
5050 42300 34500 1305
1695 3910 2960 2335 1760
1745 3985 3035 2410 1825
Positif Positif Positif Positif Positif
Positif Negatif Positif Positif Positif
Positif Positif Positif Positif Positif
1795 3930 3150 2410 1770
1550 3550 2690 1950 1590
2965 4985 5000 2840
3040 5075 5400 2955
3115 5150 5775 3070
Positif Positif Positif Positif
Positif Positif Negatif Positif
Positif Positif Positif Positif
3160 5625 4995 2880
2560 4795 3885 2635
8400 10175 4885 12675 1175
8575 10675 5075 12975 1210
8750 11175 5275 13275 1245
8925 11675 5475 13575 1280
Positif Positif Positif Positif Positif
Negatif Positif Positif Positif Negatif
Positif Positif Positif Positif Positif
9650 11700 5375 13775 1250
8150 9850 4650 12650 1060
16625 1905
16925 1975
17225 2045
17525 2115
Positif Positif
Positif Negatif
Negatif Positif
21200 2750
17050 1890
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.