PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS IV SDN DADAPAYAM 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013/2014
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: TRIMIS LEGOWOWATI 11509045
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013
i
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS IV SDN DADAPAYAM 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013/2014
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: TRIMIS LEGOWOWATI 11509045
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Trimis Legowowati
NIM
:115 09 045
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi
: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Siswa Kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 2 Desember 2013 Dosen Pembimbing
Miftachur Rif‟ah, M. Ag NIP. 19720308 199803 2 006
iv
SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS IV SDN DADAPAYAM 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013/2014
DISUSUN OLEH TRIMIS LEGOWOWATI NIM : 11509045
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24 Desember 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Drs. Miftahuddin, M.Ag
_________________
Sekretaris Penguji
: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
_________________
Penguji I
: Drs. Bahroni, M.Pd
_________________
Penguji II
: Rasimin, M.Pd
Penguji III
: Miftachur Rif‟ah, M.Ag
_________________ _________________
Salatiga, 24 Desember 2013 Ketua Stain Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Trimis Legowowati
NIM
: 115 09 045
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 2 Desember 2013 Yang menyatakan,
Trimis Legowowati
vi
MOTTO
ْر يُ ْسرً ا ِ اِ َّن َم َع ا ل ُعس “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. (Q.S Al-Insyirah: 6)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Bapak & Ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, doa dan dukungannya selama ini. 2. Kakak-kakak dan adik- adik tersayang yang selalu memberi nasehat dan dukungan. 3. Ibu Miftachur Rif‟ah, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Bapak Suwardi, M.Pd, Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 5. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd, Ketua Program Studi PGMI. 6. Para dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmunya. 7. Kepala Sekolah dan segenap guru SDN Dadapayam 02 yang telah memberikan izin dan membantu penulis melaksanakan penelitian. 8. Sahabat saya Ayu Afida Ilmi yang selalu setia menemani di manapun. 9. Semua teman-teman seperjuangan PGMI B 2009. 10. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan kalian.
vii
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan pada Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarga, sahabat serta umatnya. Merupakan kebahagiaan bagi penulis yang telah dapat menyelesaikan skripsi
dengan
judul
“Peningkatan
Hasil
Belajar
Matematika
Melalui
Penggunaaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Siswa Kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruah Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014”. Selanjutnya dengan penuh kerendahan hati penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini. Adapun ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis sampaikan kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd, Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida‟iyah STAIN Salatiga. 4. Miftachur Rif‟ah M. Ag. selaku pembimbing skripsi sekaligus pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Para dosen dan karyawan STAIN Salatiga. 6. Bapak dan Ibu serta keluarga yang telah memberikan do‟a restu serta dukungan kepada penulis.
viii
7. Kepala Sekolah dan segenap guru SDN Dadapayam 02 yang telah memberikan izin dan membantu penulis melaksanakan penelitian. 8. Siswa-siswi kelas IV SDN Dadapayam 02 yang telah membantu peneliti dalam pengumpulan data. 9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga segala amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT, mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 2 Desember 2013 Penulis
Trimis Legowowati
ix
ABSTRAK
Legowowati, Trimis. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Siswa Kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014. Skripsi, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Miftachur Rif‟ah, M. Ag. Kata kunci: Peningkatan hasil belajar, Alat peraga Kurangnya pengelolaan guru dalam pembelajaran menyebabkan sebagian besar siswa mengalami hambatan dalam menemukan konsep dasar mencari luas bangun datar dan kurangnya pemahaman dan kemampuan siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan observasi, proses pembelajaran matematika di SDN Dadapayam 02 masih menggunakan metode ceramah. Guru jarang menggunakan alat peraga sehingga siswa pasif dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Hal ini juga dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Maka dilaksanakan penelitian sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 Tahun pelajaran 2013/2014. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah apakah penggunaan alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar matematika? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga tiga dimensi mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 sebelum menggunakan alat peraga menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini dibuktikan siswa yang tuntas mencapai 24%. Pada siklus I ketuntasan mencapai 56%. Pada siklus II ketuntasan mencapai 88%. Dengan demikian hasil belajar siswa meningkat melalui penggunaan alat peraga tiga dimensi.
x
DAFTAR ISI SAMPUL..................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ................................................................................ ii JUDUL ........................................................................................................ iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii KATA PENGANTAR ................................................................................ viii ABSTRAK .................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................. 5 E. Kegunaan Penelitian........................................................................ 6 F. Definisi Operasional........................................................................ 7 G. Metode Penelitian............................................................................ 8 H. Sistematika Penulisan...................................................................... 14
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Hasil Belajar ............................................................... 16 1. Belajar .................................................................................... 16 2. Hasil Belajar ........................................................................... 27 B. Matematika...................................................................................... 31 1. Langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ............ 31 2. Fungsi dan Tujuan Matematika dalam Standar Kompetensi Kurikulum 2004 ................................................. 32 3. Ruang Lingkup Matematika di SD/MI..................................... 33 4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika di SD/ MI ................................................................................. 34 5. Luas Persegi Panjang Menentukan Rumus Bangun-Bangun Datar ............................................................. 34 C. Media dan Alat Peraga .................................................................... 38 1. Media Pembelajaran ............................................................... 34 2. Alat Peraga .............................................................................. 41 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 46 B. Subjek Penelitian ............................................................................ 51 C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................... 51 D. Penjelasan Pelaksanaan Pra Siklus.................................................. 51 E. Penjelasan Pelaksanaan Siklus I...................................................... 52 F. Penjelasan Pelaksanaan Siklus II .................................................... 56
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .............................................................................. 62 B. Pembahasan .................................................................................... 73 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 77 B. Saran ............................................................................................... 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiii
DAFTAR TABEL
3.1
Daftar Jumlah Siswa SDN Dadapayam 02 ................................... 48
3.2
Daftar Guru SDN Dadapayam 02 ................................................. 49
3.3
Daftar Siswa Kelas IV SDN Dadapayam 02 ................................. 51
4.1
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Pra Siklus ...................... 63
4.2
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pra Siklus ................................. 64
4.3
Hasil Tes Formatif Pra Siklus ........................................................ 65
4.4
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I .................................. 66
4.5
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II .................................. 67
4.6
Hasil Tes Formatif Siklus I ............................................................ 69
4.7
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II .................................. 70
4.8
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ................................... 71
4.9
Hasil Tes Formatif Siklus II ........................................................... 72
4.10
Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa ......................................... 73
4.11
Perbandingan Hasil Belajar Siswa ................................................. 74
xiv
DAFTAR GAMBAR
4.1
Rata-Rata Nilai Tes Formatif ........................................................ 76
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PRA SIKLUS
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Lampiran 4
LEMBAR SOAL TES FORMATIF PRA SIKLUS
Lampiran 5
LEMBAR SOAL TES FORMATIF SIKLUS I
Lampiran 6
LEMBAR SOAL TES FORMATIF SIKLUS II
Lampiran 7
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA PRA SIKLUS
Lampiran 8
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS I
Lampiran 9
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
Lampiran 10 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU PRA SIKLUS Lampiran 11 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU SIKLUS I Lampiran 12 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU SIKLUS II Lampiran 13 NILAI HASIL TES FORMATIF SISWA Lampiran 14 FOTO KEGIATAN Lampiran 15 LEMBAR TUGAS PEMBIMBING Lampiran 16 LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI Lampiran 17 SURAT PERMOHONAN IJIN PENELITIAN Lampiran 18 SURAT BALASAN IJIN PENELITIAN Lampiran 19 NILAI SKK MAHASISWA Lampiran 20 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bidang studi matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di tingkat sekolah dasar. Objek dari matematika adalah benda-benda pikiran yang sifatnya abstrak, yang tidak dapat ditangkap / diamati dengan panca indera. Russefendi (Heruman, 2010: 1) mengemukakan pendapatnya tentang matematika.
Matematika
terorganisir
dari
unsur-unsur
yang
tidak
didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana dalildalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut sebagai ilmu deduktif. Banyak orang memandang bahwa matematika itu adalah pelajaran yang sulit, menyeramkan, bahkan ada beberapa anak yang tidak suka sama sekali dengan matematika. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pendekatan guru dalam pengelolaan pembelajaran. Sehingga banyak yang berpendapat bahwa matematika adalah suatu momok yang harus dihindari. Tetapi mau tidak mau anak-anak
harus
mempelajarinya
karena
merupakan
sarana
untuk
memecahkan masalah sehari-hari, seperti membaca dan menulis. Kesulitan mempelajari matematika harus diatasi sejak dini, kalau tidak akan menghadapi banyak masalah di kemudian hari.
1
Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap operasional konkret masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika karena mereka belum mampu berpikir hanya dengan menggunakan lambang-lambang (Jarvis, 2009: 149-150). Berdasarkan fakta tersebut, diperlukan suatu pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang interaktif, menfasilitasi siswa dalam belajar, dan melibatkan peran aktif siswa saat mengikuti pelajaran matematika serta memantapkan penguasaan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika.
Dalam
pembelajaran
matematika
yang
abstrak,
siswa
memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan salah satu diantaranya adalah menggunakan alat peraga. Menurut Sudono (2006: 14) alat peraga adalah alat yang berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Media ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat digunakan sebagai alat bantu pengajaran maupun sebagai pendukung agar materi pembelajaran semakin jelas dan dapat dengan mudah dipahami siswa, karena dapat
2
dimanfaatkan siswa dengan mengotak-atik benda secara langsung di dalam proses pembelajaran. Peragaan bertujuan agar dalam proses belajar mengajar segenap panca indera murid turut serta menghayati pelajaran, tidak saja pendengarannya menangkap keterangan guru sebagaimana yang berlaku secara umum pada diri murid-murid tetapi juga penglihatannya serta alat-alat indera lainnya. Dengan kata lain, peragaan berusaha agar seluruh jiwa raga murid ikut di dalam proses belajar mengajar untuk membentuk pengertian yang mantap sekaligus menghindari verbalisme (Dja‟far, 1995: 46). Dalam mengajarkan bilangan misalnya, guru harus menggunakan bendabenda konkret. Sebagai contoh untuk mengajarkan 4 + 1, dapat dilakukan dengan menggunakan Alat yang digunakan dapat berupa benda nyata misalnya lidi, kelereng atau media lainnya yang digunakan untuk menanam konsep penjumlahan, pengurangan serta perkalian sehingga dapat diamati secara langsung oleh siswa. Selain tumbuhnya minat, siswa dapat di bangkitkan motivasinya. Melalui demonstrasi penggunaan alat peraga matematika, guru dapat merangsang munculnya motivasi dalam diri siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut. Sebagian besar siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 mengalami hambatan dalam menemukan konsep dasar mencari luas bangun datar, sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan pada pembelajaran keliling dan luas bangun datar. Dalam pembahasan ini peneliti menggunakan alat peraga bangun datar
3
persegi panjang untuk menurunkan rumus luas jajargenjang dan segitiga, sehingga siswa dapat menemukan konsep rumus mencari luas bangun datar. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Siswa Kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar matematika matematika siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui apakah penggunaan alat peraga tiga dimensi mampu meningkatkan hasil belajar matematika khususnya mengenai materi luas pada siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2013/2014. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi (Mulyasa, 2011: 63). Adapun hipotesis dalam penelitian ini
4
adalah “Penggunaan alat peraga tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2013/2014”. 2. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah sebagai berikut: a. Siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika. b. Ada perubahan hasil belajar (proses) secara berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus dua dan seterusnya. c. Rata-rata hasil belajar siswa meningkat yang diukur dengan nilai ulangan harian siswa. d. Siswa yang memperoleh nilai di atas Standar Ketuntasan Minimal meningkat. E. Kegunaaan Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara Teoritis a. Untuk menambah khasanah keilmuan dan sumbangan pendidikan. b. Sebagai bahan referensi berbagai alat peraga matematika yang digunakan di sekolah selama ini
5
2. Secara Praktis a. Bagi guru Untuk membantu dan membimbing siswa dalam mengerjakan soal dan meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika, meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar sebagai wujud inovasi dalam dunia pendidikan. b. Bagi siswa Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman berhitung siswa, serta meningkatkan perhatian dan keaktifan siswa sehingga tertarik untuk mempelajari matematika. c. Bagi sekolah Untuk meningkatkan kualitas sekolah. d. Bagi Penulis Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan media yang praktis dan menyenangkan bagi siswa. F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran atas maksud utama penulis dalam penggunaan judul, maka akan dijelaskan definisi istilah sabagai berikut : 1. Hasil Belajar Dalam kamus hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha (Poerwadarminta, 2006: 409). Menurut HC Witherington, belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatukan
6
diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian (Soetomo, 1993: 119). Suprijono (2011: 5) dalam bukunya menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi dan ketrampilan. Hasil belajar pada dasarnya adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang belajar, bukan saja perubahan yang mengenai pengetahuan, tetapi juga kemampuan untuk membentuk kecakapan dalam bersikap. Hasil belajar dapat ditandai dengan peningkatan nilai yang sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan serta melalui perubahan perilaku pada peserta didik. Indikator yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut: a. Perhatian siswa terhadap alat peraga model-model bangun datar. b. Keaktifan siswa dalam bertanya. c. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan. d. Keberanian siswa dalam menyampaikan gagasan atau pendapat. 2. Matematika Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa baik di tingkat dasar maupun di tingkat menengah. Untuk Skripsi ini difokuskan pada matematika tingkat dasar kelas IV pada pokok bahasan keliling dan luas bangun datar.
7
3. Alat Peraga Alat peraga adalah alat yang berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar (Sudono, 2006: 14). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat peraga bangun datar persegi panjang dalam menemukan rumus dan menyelesaikan soal-soal latihan pada pembelajaran keliling dan luas bangun datar jajargenjang dan segitiga. Alat peraga ini terbuat dari sterofom untuk diperagakan di depan kelas dan kertas untuk masingmasing siswa. G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian yang diterapkan berupa penelitian tindakan kelas. Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari Bahasa inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas (Suyadi, 2010: 1718). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus (Kunandar, 2011: 45).
8
Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas kolaboratif karena peneliti ikut berperan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menjadikan kelas sebagai objek penelitian.
a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014. b. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2013/2014. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2013/2014 yang berjumlah 25 siswa. 3. Langkah-langkah Penelitian Suyadi
(2011 :49) dalam bukunya memaparkan terdapat
empat
langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus, tiap siklus memuat empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masingmasing tahap adalah seperti yang terdapat pada gambar 1 mengenai bagian siklus.
9
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar 1.1 Tahap-tahapan pelaksanaan PTK menurut Suyadi (2011: 50)
Penjelasan alur gambar 1 a. Perencanaaan Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi
masalah,
merumuskan
masalah
dan
pemecahan
masalah.Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dan pembelajaran kita. Kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Mengadakan pertemuan, guru pelaksana tindakan dan guru pengamat berdiskusi tentang persiapan penelitian. 2) Menyiapkan materi.
10
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 4) Membuat lembar soal ulangan atau pos test untuk mengetahui hasil belajar siswa. 5) Memberi instrumen. a) Lembar observasi kegiatan siswa b) Lembar observasi kegiatan guru 6) Menyiapkan alat pembelajaran b. Pelaksanaan Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Perencanaan harus diwujudka dengan adanya tindakan dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti (Elaborasi, Eksplorasi dan Konfirmasi) dan penutup. c. Pengamatan Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus melakukan pengamatan terhadap peserta didik berminat atau motivasi mereka dalam penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan
11
pembelajaran. Pantauan guru saat pembelajaran berlangsung, kondisi siswa mampu menyerap konsentrasi secara maksimal atau tidak. d. Refleksi Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi dan dapat menyimpulkan apa yang terjadi dalam kelasnya. Kegiatan refleksi ini meliputi: 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi. 3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya. 4. Instrumen Penelitian a. Pedoman / lembar pengamatan digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran matematika kelas I.
12
b. Tes / soal Tes digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan alat peraga. 5. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa: a. Observasi Dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa untuk mengetahui sejauh mana keaktifan dan hasil belajar siswa terhadap materi operasi perhitungan bulat. b. Tes Tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran matematika. Pada setiap siklus guru memberikan
tes
tertulis
untuk
mengukur
kemampuan
dan
pemahaman siswa terhadap materi. c. Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa. d. Wawancara Dialog yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data-data dari sumber secara langsung tentang kegiatan belajar siswa.
13
6. Analisis Data Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka selanjutya adalah menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan. Teknik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P=
x 100%
Keterangan: P : jumlah nilai dalam persentase f : jumlah siswa n : jumlah seluruh siswa H. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut: 1. Bagian Awal Bagian awal skripsi memuat tentang sampul, lembar berlogo, halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. 2. Bagian Inti Bagian inti skripsi terdiri atas V bab. Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut:
14
Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data dan analisis data. Bab II Kajian Pustaka Bab ini berisi kajian tentang hasil belajar siswa meliputi: pengertian belajar, tujuan belajar,ciri-ciri belajar, bentuk belajar, tipe kegiatan belajar, prinsip-prinsip belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, hasil belajar, pembelajaran matematika di SD/MI, media dan alat peraga yang meliputi: pengertian media dan alat peraga, prisip penggunaan media, fungsi media pembelajaran, jenis-jenis alat peraga, faktor memilih alat peraga, syarat dan kriteria alat peraga dan manfaat alat peraga matematika. Bab III Pelaksanaan Penelitian Berisi gambaran umum lokasi penelitian, subyek penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian (siklus I dan siklus II). Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi
hasil
penelitian
dan
pembahasan,
yaitu
bab
yang
menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan serta perbandingan hasil belajar antar siklus.
15
Bab V Penutup Berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian. 3. Bagian Akhir Bagian akhir skripsi berisi tentang daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan, dan sikap (Gredler, 1994: 1). Belajar dapat diartikan sebagai suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Hamalik, 1990: 21). Sedangkan menurut
Hilgard
(Pasaribu
&
Simandjuntak,
1983:
59)
mendefinisikan belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan. Dengan demikian dapat disimpulkan Belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.
17
b. Tujuan Belajar Mengenai tujuan-tujuan belajar itu sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar menurut Sardiman (2009: 26-28) ada tiga jenis, yaitu: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tuuan inilah
yang
memiliki
kecenderungan
lebih
besar
perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol. Anak
didik/siswa
akan
diberikan
pengetahuan
sehingga
menambah pengetahuannya dan sekaligus akan mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka memperkaya pengetahuannya. 2) Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman
konsep
atau
merumuskan
konsep,
juga
memerlukan suatu ketrampilan. Jadi soal ketrampilan yang bersifat jasmani
maupun
rohani.
Ketrampilan
jasmaniah
adalah
ketrampilan-ketrampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan
18
menitik beratkan pada ketrampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan ketrampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalahmasalah ketrampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstark, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan ketrampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. 3) Pembentukan sikap Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Oleh karena itu, guru tidak sekedar pengajar,tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, anak didik/siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktikkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya. c. Ciri-Ciri Belajar Dalam bukunya Rusyan (1989: 12-13) Oemar Hamalik mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut: 1) Proses belajar ialah mengalami, berbuat, mereaksi dan melampui. 2) Proses itu berjalan melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
19
3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan tertentu. 4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan peserta didik
sendiri
yang
mendorong
motivasi
secara
berkesinambungan. 5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh heredi dan lingkungan. 6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan peserta didik. 7) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalamanpengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan peserta didik. 8) Proses belajar yang terbaik ialah apabila peserta didik mengetahui status dan kemajuannya. 9) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. 10) Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah. 11) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan. 12) Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap
keterampilan.
20
apresiasi,
abilitas
dan
13) Hasil-hasil belajar diterima oleh peserta didik apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. 14) Hasil-hasil
belajar
dilengkapi
dengan
jalan
serangkaian
pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik. 15) Hasil-hasil beajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda. 16) Hasil-hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis. d. Bentuk-Bentuk Belajar Pengelompokan hasil dan bentuk-bentuk belajar didasarkan pada kesamaan ciri. Berikut ini bentuk-bentuk belajar menurut Gagne (Sriyanti, 2003: 37-41) yaitu: 1) Belajar ketrampilan intelektual merupakan kemampuan bergaul dengan lingkungan dan dengan diri sendiri dengan menggunakan lambang dan simbol (huruf, angka, kata, gambar). 2) Belajar kognitif. Bentuk belajar ini menuntut kemampuan untuk mengatur aktivitas intelektualnya, mengatasi masalah yang dihadapi hingga sampai pemecahan masalah. 3) Belajar verbal yang meliputi kemampuan untuk menyerap informasi/pengetahuan melalui bahasa tulis/lisan dan kemampuan
21
untuk menyatakan isi pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain. 4) Belajar ketrampilan motorik (motor skill). Ketrampilan motorik ini menampilkan gerak jasmani yang meliputi gerak urat dan otot. 5) Belajar sikap merupakan kecenderungan untuk menolak atau menerima sesuatu berdasar penilaiannya sebagai sesuatu yang berharga atau kurang berharga. e. Tipe Kegiatan Belajar Menurut Gagne terdiri atas delapan tipe kegiatan belajar (Suprijono, 2011: 10-11), yaitu: 1) Signal learning atau kegiatan belajar mengenal tanda. Tipe kegiatan belajar ini menekankan belajar sebaga usaha merespons tanda-tanda yang dimanipulasi dalam situasi pembelajaran. 2) Stimulus-response learning atau kegiatan belajar tindak balas. Tipe ini berhubungan dengan perilaku peserta didik yang secara sadar
melkukan
respons
tepat
terhadap
stimulus
yang
dimanipulasi dalam situasi pembelajaran. 3) Chaining learning atau kegiatan belajar melalui rangkaian. Tipe ini berkaitan dengan kegiatan peserta didik menyusun hubungan antara dua stimulus atau lebih dengan berbagai respons yang berkaitan dengan stimulus tersebut.
22
4) Verbal association atau kegiatan belajar melalui asosiasi lisan. Tipe ini berkaitan dengan upaya peserta didik menghubungkan respons dengan stimulus yang disampaikan secara lisan. 5) Multiple discrimination learning atau kegiatan belajar dengan perbedaan ganda. Tipe ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik membuat berbagai perbedaan respons yang digunakan terhadap stimulus yang beragam, namun berbagai respons dan stimulus itu saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. 6) Concept learning atau kegiatan belajar konsep. Tipe ini berkaitan dengan berbagai respons dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah stimulus berupa konsep-konsep yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. 7) Principle learning atau kegiatan belajar prinsip-prinsip. Tipe ini digunakan peserta didik menghubungkan beberapa prinsip yang digunakan dalam merespons stimulus. 8) Problem solving learning atau kegiatan belajar pemecahan masalah. Tipe ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik menghadapi persoalan dan memecahkannya sehingga pada akhirnya peserta didik memiliki kecakapan dan keterampilan baru dalam pemecahan masalah.
23
f.
Prinsip-Prinsip Belajar Dalam kegiatan pembelajaran supaya belajar menjadi efektif dan menyenangkan maka perlulah memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Ahmadi (1991: 17) prinsip-prinsip belajar diantaranya: 1) Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya. 2) Belajar memerlukan bimbingan. Baik bimbingan dari guru atau buku pelajaran itu sendiri. 3) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian. 4) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasainya. 5) Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara murid dengan lingkungannya. 6) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan. 7) Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari.
g. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja seperti apa yang diutarakan oleh Slameto (1995: 54-72) bahwa faktor yang mempengaruhi belajar ada dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
24
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor intern dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Faktor jasmaniah a) Faktor kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta
bagian-bagiannya
bebasdari
penyakit.
Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh tehadap belajarnya. b) Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. 2) Faktor Psikologis Terdapat tujuh hal yang mempengaruhi belajar dalam faktor psikologis yaitu: tingkat inteligensi, minat, bakat, motivasi, kematangan, konsentrasi dan perhatian serta kepribadian. a) Intelligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi
yang
baru
mengetahui/menggunakan
dengan
cepat
konsep-konsep
dan
efektif,
yang
abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
25
b) Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. c) Minat
adalah
kecenderungan
yang
tetap
untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. d) Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. e) Motivasi merupakan tenaga penggerak bagi aktivitas belajar anak. Motif yang kuat sangatlah pelu di dalam belajar, di dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan/kebiasaan-kebiasaan. f) Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kacakapan baru. g) Kesiapan adalah kesediaaan untuk memberi reponse atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan. 3) Faktor kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
26
jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar antara lain: 1) Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. 2) Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3) Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Lingkungan yang mempengaruhi belajar antara lain, teman pergaulannnya, adat/kebiasaan masyarakatnya, kondisi alam
27
tempat tinggalnya, serta tata tertib yang berlaku di masyarakat. Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar antara lain kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. 2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari pelatihan atau pengalaman yang diperoleh. Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian, hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan
orang
berubah
dalam
perilaku,
sikap
dan
kemampuannya (Sam‟s, 2010: 34). Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil adalah porelehan akhir dari proses belajar. Menurut Sudjana (2005: 22) proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
28
b. Klasifikasi Hasil Belajar Menurut Erman S. dalam Taniredja, Pujiati dan Nyata ( 2010: 69) hasil belajar mencakup aspek yang berkenaan dengan perubahan dan kemampuan yang telah dimiliki siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan dan kemampuan yang telah dimiliki tersebut
bisa
berupa
komunikasi,
interaksi,
kreativitas,
dan
sebagainya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian serta sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan ketrampilan motoris (Sudjana, 2005: 22). Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. 1) Ranah kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
29
2) Ranah afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi dan pembetukan pola hidup. 3) Ranah psikomotoris Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan yang kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas (Winkel, 1996: 244-245). c. Penilaian Hasil Belajar 1) Pengertian Penilaian Dalam buku Sudjana (2005: 3) Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. 2) Fungsi dan Tujuan Penilaian Fungsi dari penilaian adalah: a) Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional. b) Sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. c) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya.
30
Sedangkan tujuan penilaian adalah untuk: a) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. b) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh kefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. c) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya. d) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah ke pihak-pihak yang berkepentingan (Sudjana, 2005: 3). 3) Jenis dan Sistem Penilaian Berdasakan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam tiga jenis penilaian (Djamarah, 2006: 106) sebagai berikut: a) Penilaian formatif Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
31
memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu. b) Penilaian subsumatif Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki
proses
belajar
mengajar
dan
diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor. c) Tes Sumatif Tes ini digunakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat atau sebagai ukuran mutu sekolah. B. Matematika 1. Langkah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Tujuan akhir pembelajaran matematika di sekolah tingkat dasar ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, untuk menuju tahap ketrampilan tersebut harus melalui langkah-langkah benar yang
32
sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Berikut ini adalah pemaparan
pembelajaran
yang
ditekankan
pada
konsep-konsep
matematika menurut Heruman (2010: 2-3). a. Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa. b. Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.
Pemahaman
konsep
merupakan
kelanjutan
dari
pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda. c. Pembinaan Ketrampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep
dan
pemahaman
konsep.
Pembelajaran
pembinaan
ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.
33
2. Fungsi dan Tujuan Matematika dalam Standar Kompetensi Kurikulum 2004 Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui metri bilangan, pengukuran, geometri, dan pengelolaan data. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel (Depag RI, 2004: 173). Sedangkan tujuan pembelajaran matematika adalah: a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi. b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. d. Mengembangkan
kemampuan
menyampaikan
informasi
atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
34
3. Ruang Lingkup Matematika di SD/MI Ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika ini adalah bilangan, pengukuran dan geometri, dan pengelolaan data. Kompetensi dalam
bilangan
ditekankan
pada
kemampuan
melakukan
dan
menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas dan volume dalam pemcahan masalah. Pengelolaan data ditekankan pada kemampuan mengumpulkan , menyajikan dan mengolah data (Depag RI, 2004: 174). 4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika di SD/MI Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh peserta didik pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika (Depag RI, 2004: 173). Kemampuan
matematika
yang
dipilih
dalam
buku
Standar
Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah (2004: 175) dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik agar dapat berkembang secara optimal, serta memperhatikan pula perkembangan pendidikan matematika sekarang. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara rinci, standar kompetensi dimaksud sebagai berikut:
35
a. Bilangan 1) Menggunakan bilangan dalam pemecahan masalah. 2) Menggunakan operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah. 3) Menggunakan konsep bilangan cacah dan pecahan dalam pemecahan masalah. 4) Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan bilangan bulat dan pecahan serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. 5) Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan bilangan bulat dan pecahan serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. b. Pengukuran dan Geometri 1) Melakukan pengukuran, mengenal bangun datar dan bangun ruang, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. 2) Melakukan pengukuran, menentukan unsur bangun datar, dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. 3) Melakukan pengukuran keliling dan luas bangun datar serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. 4) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang,
menetukan
kesimetrian
bangun
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
36
datar,
serta
5) Melakukan operasi hitung yang melibatkan satuan ukuran, mengenal
sistem
koordinat
pada
bidang
datar,
dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah. c. Pengelolaan data 1) Mengumpulkan,
menyajikan,
dan
mengolah
data
(ukuran
pemusatan data). 5. Luas Persegi Panjang Menentukan Rumus Bangun-Bangun Datar Bangun-bangun datar ialah: segitiga, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, dan lingkaran. Setiap bangun datar mempunyai keliling dan luas. Luas bangun datar dapat dicari dengan menggunakan rumus. Beberapa rumus luas bangun datar dapat diturunkankan dari model rumus luas persegi panjang. Rumus luas persegi panjang adalah: L = p x 1 L = Luas p = Panjang 1 = Lebar a. Rumus Jajargenjang Dari suatu persegi panjang dapat dibuat bangun jajargejang. Perhatikan gambar di bawah ini:
37
Persegi panjang A
D
l
B
p
C
Jajargenjang A
D
t
B
a
C
Jika persegi panjang itu di sebelah kirinya di potong miring, kemudian disambungkan ke tepi kanannya ternyata akan terbentuk bangun jajar genjang. Sehingga rumus luas jajargenjang dapat diturunkan dari rumus luas persegi panjang. Keliling ABCD = 2 x (sisi datar + sisi miring) Jika luas persegi panjang = p x l, maka Luas jajargenjang
= Luas persegi panjang =pxl = alas x tinggi
38
b. Rumus Luas Segitiga Dari suatu persegi dapat dibuat bangun segitiga. Perhatikan gambar di bawah ini: Persegi Panjang A
D
l
B
p
C
Segitiga A
D
t
B
a
C
Persegi panjang di atas di bagi menjadi dua bagian sama besar menurut garis diagonalnya. Dari pembagian itu terbentuk dua buah segitiga yang sama besar pula. Keliling segitiga = Jumlah ketiga sisinya Sedangkan rumus luas segitiga dapat diturunkan dari rumus luas persegi panjang, yaitu: L = p x 1 maka luas sebuah segitiga adalah setengah dari luas persegi panjang atau: L= ½ x p x 1 Pada bangun segitiga, panjang disebut juga alas (a) dan lebar disebut juga tinggi (t), oleh karena p = a dan 1= t maka rumus luas segitiga adalah:
39
L= ½ x a x t C. Media dan Alat Peraga 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Istilah media berasal dari bahasa latin medius yang merupakan bentuk jamak dari ”medium”. Sedangkan secara harfiah meda berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan (Rasimin, 2012: 135). Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya (Asnawir & Usman, 2002: 11). b. Prinsip Pemanfaatan Media Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena
itu
harus
diperhatikan
prinsip-prinsip
penggunaannya
(Asnawir & Usman, 2002: 19) 1) Penggunaaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktuwaktu dibutuhkan.
40
2) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. 3) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan. 4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran. 5) Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistimatis bukan sembarang menggunakannya. 6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multy media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar. c. Fungsi Media Pembelajaran Levie & Lentz (Azhar Arsyad, 2011: 16-17), mengemukakan terdapat empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif dan fungsi kompensatoris. 1) Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
41
Seringkali pada awal
pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran yang tidak disenangi sehingga mereka tidak memperhatikan. 2) Fungsi afektif, media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat mengubah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi menyangkut masalah sosial. 3) Fungsi kognitif, media dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4) Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca atau mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. 2. Alat Peraga a. Pengertian Alat Peraga Alat-alat peraga adalah alat-alat untuk membantu pengajar menyampaikan pengetahuan dan mengalihkan ketrampilan (Pasaribu & Simandjuntak, 1983: 35). Sedangkan menurut Dja‟far (1995: 46)
42
alat peraga sebagai alat bantu mengajar ialah segala sesuatu yang turut memberi pengaruh di dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajar. Menurut Sudono (2006: 14) alat peraga adalah alat yang berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada dasarnya anak belajar melalui benda kongkrit. Untuk memahami
konsep
matematika
yang
bersifat
abstrak
anak
memerlukan benda-benda kongkrit sebagai perantara atau media. Benda-benda tersebut biasanya disebut dengan alat peraga.. Penggunaan alat peraga tidak hanya pembentukan konsep anak, tetapi dapat pula digunakan utuk pemahaman konsep, latihan dan penguatan, pelayanan terhadap perbedaan individu, pemecahan masalah, dan lain sebagainya. b. Jenis-Jenis Alat Peraga Menurut klasifikasinya, Roestiyah (1986: 65) membagi alat peraga menjadi 4 jenis: 1) Alat-alat visual yang dilihat Misalnya: film strips, transparancies, microprojection, papan tulis, gambar chart, grafik, poster, dll. 2) Alat-alat auditif yang didengar Misalnya: record, radio, rekaman pada tape, dll. 3) Alat yang dilihat dan didengar
43
Misalnya: film, televisi, dll. 4) Benda-benda tiga dimensi Misalnya: bak pasir, koleksi diorama, model, dll c. Faktor-faktor Memilih Alat Peraga Adapun faktor yang dipakai dalam menentukan alat peraga (Pasaribu & Simandjuntak, 1983: 36-37) ialah: 1) Berdaya-guna (effectiveness). Alat peraga itu benar-benar berguna dan membantu siswa dalam menerima materi pelajaran. 2) Kesederhanaan. Alat-alat peraga yang kompleks membutuhkan banyak waktu bagi pengajar dan penggunaannya memakan biaya yang besar. Seandainya alat peraga yang sederhana dapat memberikan hasil yang optimum, maka alat peraga yang sederhana itu harus dipakai. 3) Jumlah waktu yang tersedia dalam menyiapkan alat peraga. Waktu yang peneliti butuhkan dalam menyiapkan alat peraga tersebut juga tidak terlalu lama, karena semua alat yang dibutuhkan mudah didapat. 4) Biaya. Harus dipertimbangkan besarnya biaya yang diperlukan dalam menggunakan hardware maupun software (alat kelengkapannya). 5) Panjangnya masalah.
44
6) Sifat masalah. 7) Fasilitas lingkungan yang mengharuskan digunakannya alat peraga. d. Syarat dan Kriteria Alat Peraga Untuk menggunakan alat peraga pembelajaran hendaknya memperhatikan persyaratan dalam penggunaan alat peraga. Menurut E.T Rusefensi beberapa persyaratan alat peraga antara lain : 1) Tahan Lama. 2) Bentuk dan warnanya menarik. 3) Sederhana dan mudah dikelola. 4) Ukurannya sesuai. 5) Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar, atau diagram. 6) Sesuai dengan konsep matematika. 7) Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya. 8) Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak bagi siswa. 9) Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga. 10) Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat (banyak) (http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/penggunaanalat-peraga-dalam-matematika.html, September 2013 pukul 09:50 WIB).
45
diakses
tanggal
10
e. Manfaat Alat Peraga Ada beberapa fungsi atau manfaat dari penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika, di antaranya: 1) Dengan adanya alat peraga, siswa akan lebih banyak mengikuti pelajaran dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari Matematika semakin besar. Siswa akan senang, terangsang, tertarik dan bersilap positif terhadap pengajaran Matematika. 2) Dengan disajikannya konsep abstrak Matematika dalam bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti. 3) Alat peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak membayangkan
bentuk-bentuk
geometri
terutama
bentuk
geometri ruang, sehingga dengan melalui gambar dan bendabenda nyatanya akan terbantu daya tiliknya sehingga lebih berhasil dalam belajarnya. 4) Siswa akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat. 5) Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model Matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.
46
6) Alat peraga dapat membantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif (http://aezacan.wordpress.com/2011/03/17/manfaat-penggunaanalat-peraga-dalam-pembelajaran-matematika/, diakses tanggal 10 September 2013 pukul 10:45 WIB).
47
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Dalam bagian ini, penulis ingin memaparkan lokasi dilaksanakannya penelitian ini. Hal ini penulis pandang perlu karena untuk menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya juga sangat berpengaruh pada analisa data yang akan dilakukan. Secara garis besar lokasi penelitian sebagai berikut: 1. Identitas Nama Sekolah
: SDN Dadapayam 02
NPSN
: 20320827
Alamat
: Dsn Krajan, Ds Dadapayam, Kec. Suruh, Kab. Semarang
Status Sekolah
: Negri
Tahun Berdiri
:1971
2. Visi dan Misi Sekolah Adapun visi dan misi dari SDN Dadapayam 02 adalah sebagai berikut: a. Visi Sekolah Unggul dalam prestasi, beriman dan bertakwa pada Allah SWT, berbudi pekerti luhur, berdaya saing berdasarkan tuntutan jaman, mandiri dengan tetap mengedepankan nilai-nilai luhur budaya bangsa dengan didasari rasa saling asah, asih, dan asuh.
48
b. Misi Sekolah 1) Mewujudkan siswa yang berprestasi serta menghayati terhadap agama yang dianut, agar anak lebih bertaqwa kepada Allah SWT. 2) Mewujudkan generasi yang berpotensi untuk meraih prestasi, siap bersaing memenuhi era globalisasi yang berlandaskan iman, taqwa dan berakhlak mulia. 3) Melaksanakan pembelajaran dan pelatihan yang efisien dan efektif serta bimbingan belajar dengan berbagai pendekatan yang berpusat pada siswa ( student centered learning) untuk mengoptimalkan potensi siswa menuju pencapaian prestasi yang optimal. 4) Menumbuhkan
suasana
sekolah
yang
kondusif,
dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dilandasi iman dan taqwa. 5) Memiliki kesadaran dan kesungguhan membimbing siswa dan membetuk kepribadian yang santun dan mandiri. 6) Mendorong dan membimbing kepada siswa untuk berkompetitif dalam meraih prestasi sesuai bakat, minat dan kemampuannya. 7) Meningkatkan kemampuan profesional tenaga guru dalam kegiatan pembelajaran dan bimbingan secara optimal. 8) Membiasakan siswa berlaku sopan dalam kehidupan sehari-hari. 9) Menjalin keharmonisan antara sekolah dengan masyarakat dan meningkatkan peran serta masyarakat.
49
10) Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa baik lewat olahraga, seni dan budaya. 11) Mewujudkan pola kerja yang efektif dan efisien yang tetap didasari rasa saling asah, asih dan asuh. 3. Letak dan Posisi SDN Dadapayam 02 Letak sekolah ini sangat strategis karena terletak di pinggir jalan jalur Dadapayam. Adapun batas wilayahnya sebagai berikut: a. Sebelah timur berbatasan dengan Dusun Pojok, Desa Dadapayam, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Jambe, Desa Dadapayam, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. c. Sebelah barat berbatasan dengan Dusun Rejosari, Desa Rejosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. d. Sebelah utara berbatasan dengan Dusun Pucung, Desa Pucung, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. 4. Keadaan Siswa dan Guru Jumlah siswa di SDN Dadapayam 02 pada tahun 2013/2014 adalah sebagai berikut:
50
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa SDN Dadapayam 02 Desa Dadapayam, Kec. Suruh, Kab. Semarang No.
Kelas
1.
Jumlah Siswa
Jumlah
L
P
I
11
11
22
2.
II
13
15
28
3.
III
9
9
18
4.
IV
13
12
25
5.
V
17
5
22
6.
VI
13
11
24
Jumlah
76
63
139
Keadaan guru SDN Dadapayam 02 sangat baik. Dalam sebuah lembaga pendidikan guna memiliki peranan yang sangat fital bagi kemajuan dan kualitas dilembaga tersebut guru yang mengajar harus memiliki kualifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan, ditambah pengalaman mengajar
yang sudah
bertahun-
tahun menangani
pendidikan di SD/MI Secara lengkap guru di SDN Dadapayam 02 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.2 Daftar nama guru SDN Dadapayam 02 Tahun 2013/2014 No
Nama Siti
NIP Supriyati,
Jabatan
Pend.
Ket..
Kep. Sekolah
S1
Aktif
Wali Kelas I
S1
Aktif
19610722
1. S.Pd.SD
198012 2 002
Susilaningsih, S.
19600813
Pd
198012 2 004
2.
51
3.
Nur Asih, S. Pd
Wali Kelas II
S1
Aktif
4.
Alfian
Wali Kelas III
S1
Aktif
Wali Kelas IV
S1
Aktif
Wali Kelas V
S1
Aktif
Wali Kelas VI
S1
Aktif
Guru Penjaskes
SLTA
Aktif
Harningsih,
S.
19680628
5. Pd Khafiq
200212 2 004 Andri 19680508
6.
Prasetyo, A. Ma. 200902 1 003 Pd Supriyono,
A.
19610411
7. Ma. Pd
198201 1 004 19641211
8.
Slamet Riyadi 200012 1 002
9.
Jadid
Guru Agama
S1
Aktif
10.
Gesang
Guru SBK
S1
Aktif
11.
Rurasih
S1
Aktif
Guru
Bahasa
Inggris
5. Keadaan Sarana Prasarana Dalam suatu lembaga pendidikan, sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer demi terlaksananya kegiatan operasional. Hal itu dapat mendukung keberhasilan dalam suatu lembaga, apalagi lembaga pendidikan. Sarana dan prasarana yang memadai adalah salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan pendidikan dan pengajaran. SDN Dadapayam 02 ditinjau dari kondisi fisik, secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut: a. Gedung yang terdiri dari 6 ruang kelas, ruang guru, ruang perpustakaan, kantin, gudang dan toilet.
52
b. Peralatan kantor, peralatan kelas, peralatan lain-lain. B. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, yang dijadikan subjek penelitian adalah semua siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari lakilaki 13 anak dan 12 anak perempuan. Adapun nama-nama siswa atau subyek penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Daftar nama siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 Tahun 2013/ 2014 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Nama M. ROHMADI ERMA FAJAR AGUTINA LULUK ILMAKNUNAH MUCHAMAD SHOLIKIN IMAM IKSANUDIN ADI PUTRA WICAKSONO KRISNA KUSUMA WARDANA ADI RIZAL PURNAMA DANU ZAQI MUBAROQ DAVID SURYA ARMANDA EVAGUS MALINDA FITRI NUR SETIA NINGSIH MUHAMMAD RIFKY MAULANA RINA SAFITRI RIZKY YUNIAR SANSA FITA RIZQY RAMADHAN
17.
SYIFA MUTI AULIDA 18. TRI AFIKA 19. UMI KHALIMATUL DZIKRIYAH 20. VEBRI AKMA RIFAI 21. YURID WILDAN TAGHSYA 22. SINDI LUXFIANA P 23. NIA 24. NANIK MISNAWATI 25. SUSIATI JUMLAH
53
Jenis Kelamin L P P L L L L L L L P L L P P L P P P L L P P P P 25
C. Deskripsi Pelaksanaan 1. Pra Siklus Sebelum pelaksanaan pembelajaran siklus I dan II dilakukan penilaian dalam proses pembelajaran. Hasil tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan awal peserta didik agar dapat memberikan gambaran ada dan tidak adanya kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran berikutnya. Pada tahap pra siklus ini, peneliti belum menggunakan alat peraga. Peneliti mengajar seperti biasa, yang hanya menggunakan metode ceramah dan media seadanya. Data yang didapatkan pada tahap ini akan digunakan sebagai acuan dalam menetukan tindakan yang akan dilakukan pada tahap siklus I. Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data keaktifan dan perhatian yang diperoleh melalui pengamatan. Selain itu, peneliti juga melakukan pre test untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa pada tingkat materi yang sama sebelum penggunaan alat peraga untuk nantinya akan dibandingkan dengan hasil sesudah menggunakan alat peraga. 2. Siklus I Siklus ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Oktober 2013. Siklus I ini dilakukan dalam empat tahap. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
54
a. Perencanaan 1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I. 2) Penyusunan RPP 3) Penyiapan perangkat Perangkat yang disiapkan dalam siklus I ini meliputi absensi dan soal. Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Soal untuk dikerjakan siswa dan merancang tes formatif untuk mengetahui kemampuan siswa sehingga hasil belajar pada siklus I dapat diketahui. 4) Merancang lembar observasi
siswa yang digunakan untuk
pengamatan terhadap semua siswa dan kegiatan yang terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung. Selanjutnya peneliti akan menemukan kelebihan dan kekurangan terhadap tindakan yang dilaksanakan. Hasil pengamatan tersebut merupakan data yang akurat dengan memperhatikan beberapa item atau indikator yang dicatat dan dinyatakan dalam lembar observasi. 5) Merancang lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan. 6) Membuat alat peraga model bangun datar.
55
Pada siklus I disiapkan alat peraga berupa bangun datar persegi panjang dan jajargenjang dari sterofom.
a. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Oktober 2013, dengan materi tentang keliling dan luas jajargenjang dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Memotivasi siswa untuk aktif mengikuti materi ajar dengan mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. 2) Siswa terlebih dahulu diingatkan tentang sifat dan unsur jajargenjang dan persegi panjang (misal : jajargenjang memiliki alas dan tinggi, sedangkan persegi panjang memiliki panjang dan lebar). 3) Guru menjelaskan materi dengan mendemonstrasikan alat peraga bangun persegi panjang dan jajargenjang yang terbuat dari sterofom dan menyebutkan sisi-sisinya dengan mengeksplorasi pendapat siswa. 4) Siswa diberi tugas untuk mengamati unsur-unsur jajargenjang dan persegi panjang yang terdapat pada alat peraga. Maka jawaban yang diharapkan adalah:
56
A
D
A
D t
l
B
p
C
B
a
C
Persegi panjang ABCD memiliki: Panjang = p =BC dan lebar = l = CD Jajargenjang ABCD memiliki: Alas = a =BC dan tinggi = t 5) Mengubah bangun jajargenjang menjadi persegi panjang yaitu dengan memindahkan garis tinggi jajargenjang yang di potong ke tepi kanannya sehingga terbentuk bangun persegi panjang.
57
6) Mendemonstrasikan menghitung keliling dan luas dengan satuan cm dalam bangun datar persegi panjang dan jajargenjang dengan mengelaborasi pengetahuan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 7) Siswa mendengarkan penjelasan guru, kemudian dituntun untuk menyimpulkan rumus keliling dan luas jajargenjang. Guru mengharapkan bahwa dengan membandingkan luas jajargenjang dan persegi panjang, siswa dapat menyimpulkan luas kedua bangun tersebut adalah sama, sehingga siswa dapat menemukan rumus luas jajargenjang. 8) Untuk memahami pemahaman tiap siswa, guru memberikan soal latihan dan menemukan jawabannya. 9) Siswa diminta untuk mengerjakan tes formatif secara individu yang nantinya dikumpulkan untuk mengetahui pemahaman siswa. 10) Guru menutup pertemuan dengan memberikan ulasan materi. b. Observasi Peneliti dibantu seorang rekan sejawat melakukan pengamatan terhadap jalannya pelajaran, yang mencakup: 1) Mengamati aktifitas siswa, situasi dan kondisi kelas saat pembelajaran menggunakan alat peraga. 2) Mengamati aktifitas guru saat menjelaskan materi.
58
3) Mengamati hasil belajar siswa setelah menggunakan alat peraga dengan melakukan penilaian. c. Refleksi Penelitian dinyatakan berhasil jika terdapat peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hasil tindakan akan dianalisis guna mengetahui seberapa jauh tingkat perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Bahan yang direfleksikan adalah hasil catatan pengamatan selama pelaksanaan tindakan baik dari peneliti maupun rekan sejawat yang kemudian akan didiskusikan bersama-sama. Dengan refleksi akan diperoleh masukan untuk menentukan langkah yang akan dilakukan dilakukan selanjutnya sehingga dapat memperbaiki tindakan berikutnya. 3. Siklus II Siklus ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Oktober 2013. Prosedur tindakan kelas pada siklus kedua diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus II ini, peneliti berupaya meningkatkan keaktifan siswa serta hasil dalam pembelajaran. Materi yang dibahas dalam siklus ini adalah keliling dan luas segitiga. Adapun perencanaan dalam siklus II ini, sebagai berikut:
59
1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I. 2) Penyusunan RPP 3) Merancang soal-soal untuk dikerjakan siswa dan merancang tes formatif untuk mengetahui kemampuan siswa. 4) Merancang
lembar
observasi
untuk
mengetahui
atau
mendapatkan data perubahan dan perkembangan siswa. 5) Merancang lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan. 6) Membuat alat peraga model bangun datar Pada siklus II disiapkan alat peraga berupa bangun datar persegi panjang dan segitiga dari sterofom. b. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari Senin 14 Oktober 2013, dengan materi tentang keliling dan luas jajar segitiga dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Memotivasi siswa untuk aktif mengikuti materi ajar dengan
mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
60
2) Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk
mengingatkan kembali tentang sifat-sifat bangun datar segitiga yaitu dan mengingat rumus luas persegi panjang (L = p x l ) 3) Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang terdiri dari 5
siswa dengan kemampuan yang heterogen. 4) Siswa akan diberikan masalah kepada tiap-tiap kelompok yang
akan mengarah siswa untuk menemukan rumus luas segitiga. 5) Guru menjelaskan materi dengan mendemonstrasikan alat peraga
bangun persegi panjang dan segitiga yang terbuat dari sterofom dan menyebutkan sisi-sisinya dengan mengeksplorasi pendapat siswa. 6) Siswa diberi tugas untuk mengamati unsur-unsur segitiga dan
persegi panjang yang terdapat pada alat peraga. Maka jawaban yang diharapkan adalah: A
D
A
l
B
t
p
C
B
Persegi panjang ABCD memiliki: Panjang = p = BC dan lebar = l = CD Segitiga ABC memiliki:
61
a
C
Alas = a = BC dan tinggi = t 7) Melakukan tanya jawab tentang bangun datar persegi panjang dan segitiga. 8) Guru memberikan masalah kepada tiap-tiap kelompok, yaitu dengan memberikan bangun datar segitiga dengan ukuran yang berbeda-beda. 9) Siswa diminta untuk mengubah bangun segitiga menjadi persegi panjang dengan arahan guru dan hasilnya sebagai berikut:
10) Guru meminta salah satu siswa untuk mendemonstrasikannya di depan kelas dengan menggunakan sterofom yang telah disediakan guru.
62
11) Guru bersama siswa menyimpulkan bahwa lebar persegi panjang = ½ tinggi segitiga. 12) Mendemonstrasikan menghitung luas dengan satuan cm dalam bangun datar persegi panjang dan segitiga dengan mengelaborasi pengetahuan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 13) Siswa mendengarkan penjelasan guru, kemudian dituntun untuk menyimpulkan rumus keliling dan luas jajargenjang. Guru mengharapkan bahwa dengan membandingkan luas segitiga dan persegi panjang, siswa dapat menyimpulkan luas kedua bangun tersebut adalah sama, sehingga siswa dapat menemukan rumus luas segitiga. 14) Untuk memahami pemahaman tiap siswa, guru memberikan soal latihan untuk dibahas secara bersama-sama. 15) Guru memberikan soal tes formatif
secara individu yang
nantinya dikumpulkan. 16) Guru menutup pertemuan dengan memberikan ulasan materi. c. Observasi 1) Mengamati aktivitas siswa, situasi dan kondisi kelas saat pembelajaran menggunakan alat peraga.
63
2) Mengamati hasil belajar siswa setelah menggunakan alat peraga dengan melakukan penilaian. d. Refleksi Peneliti melakukan penilaian terhadap hasil kerja subjek kemudian membandingkan dengan siklus pertama dan kondisi awal sebelum dilakukan penelitian.
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang berjumlah 25 siswa. Aspek yang diamati adalah hasil belajar dan keaktifan siswa. Indikator keberhasilan dari hasil belajar diukur dari nilai yang diperoleh pada saat proses pembelajaran. Sedangkan indikator keberhasilan dari keaktifan siswa diukur dari perhatian siswa terhadap alat peraga model-model bangun datar, keaktifan siswa dalam bertanya, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan, dan keberanian siswa dalam menyampaikan gagasan atau pendapat. Penelitian ini dilakukan dengan 3 siklus yaitu pra siklus yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara seorang guru SDN Dadapayam 02 dalam melakukan proses pembelajaran. Guru masih menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas serta belum menggunakan media pengajaran/alat bantu mengajar. Tahap ini juga bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik sebelum menggunakan alat peraga, tahap berikutnya siklus I dan siklus II dengan mempergunakan alat peraga. Dalam penelitian ini setiap pembelajaran digunakan lembar observasi dan soal tes untuk mengukur sejauh mana keaktifan siswa dan hasil belajar siswa
65
setelah mengikuti pembelajaran matematika. Adapun hasil penelitian yang telah penulis lakukan adalah sebagai berikut: 1. Pra Siklus Analisis keaktifan siswa dilakukan dengan cara mengukur dari perhatian siswa, keaktifan siswa dalam bertanya, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan, dan keberanian siswa dalam menyampaikan gagasan atau pendapat. Adapun pengamatan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran matematika sebelum digunakan alat peraga adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aktifitas Siswa Pra Siklus No
Aspek Penilaian Keaktifan
Tingkat
Poin
Jumlah
Keaktifan
Perhatian
Bertanya
Menjawab
Partisipasi
Poin
1.
Kurang
11
15
7
10
43
43
2.
Cukup
9
6
12
7
34
68
3.
Baik
4
3
6
4
17
51
4.
Sangat Baik
1
1
0
4
6
24
25
25
25
25
100
186
Dari analisis yang dilakukan diketahui persentase keaktifan siswa yang masih kurang sebanyak 43%, cukup sebanyak 34%, baik sebanyak 17% dan sangat baik sebanyak 6%. Sedangkan secara keseluruhan persentase keaktifan siswa sebesar 47%. Pada tahap awal penelitian keaktifan siswa belum baik.
66
Selain melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa, peneliti juga mengamati aktivitas guru saat mengajar. Berikut ini data hasil pengamatan guru:
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pra Siklus No.
Aspek yang diamati
B
Kemunculan C
1.
Memeriksa kesiapan siswa
2.
Melakukan kegiatan apersepsi
3.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
4.
Menyampaikan materi dengan jelas
5.
Menguasai kelas
6. 7. 8.
K
Menggunakan alat peraga secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat peraga
Evaluasi
Dari analisis pedoman observasi guru di atas terdapat 8 aspek pengamatan yang perlu dinilai. Data menunjukkan dari 8 aspek pengamatan yang dinilai, terdapat 2 aspek yang dinilai baik (pada poin 1 dan 8), 3 aspek yang dinilai cukup (pada poin 2, 3 dan 5) dan 3 aspek yang dinilai kurang (pada poin 4, 6 dan 7). Pada pra siklus ini guru masih menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas serta belum menggunakan media pengajaran/alat bantu mengajar. Sehingga siswa
67
masih mengalami kesulitan dalam memahami materi ketika pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi ketika pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut: a. Siswa belum fokus pada materi pembelajaran. b. Siswa masih cenderung pasif, melamun, mengantuk dan ramai sendiri tidak memperhatikannya gurunya sehingga siswa tidak bisa meguasai pelajaran dengan baik. c. Siswa merasa bosan, karena guru menyampaikan materi secara monoton tidak bervariasi, sehingga perhatian siswa terhadap guru kurang. d. Pada saat melakukan evaluasi tidak sesuai yang diharapkan, karena masih banyak siswa yang bingung dalam mengisi soalnya. Untuk mengetahui perolehan nilai hasil belajar siswa, peneliti menggunakan tes formatif. Adapun hasil tes formatif pada pra siklus didapatkan hasil sebagaimana pada tabel berikut: Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Pra Siklus No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Siswa M. Rohmadi Erma Fajar Agutina Luluk Ilmaknunah Muchamad Sholikin Imam Iksanudin Adi Putra Wicaksono Krisna Kusuma W Adi Rizal Purnama Danu Zaqi Mubaroq David Surya Armanda
KKM
Nilai
Keterangan
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
25 75 50 25 38 13 50 50 50 63
Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
68
11 Evagus Malinda 12 Fitri Nur Setia N 13 Muhammad Rifky M 14 Rina Safitri 15 Rizky Yuniar Sansa F 16 Rizqy Ramadhan 17 Syifa Muti Aulida 18 Tri Afika 19 Umi Kahlimatul D 20 Vebri Akma Rifai 21 Yurid Wildan T 22 Sindi Luxfiana P 23 Nia 24 Nanik Misnawati 25 Susiati Jumlah Nilai Rata-rata
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
50 0 63 63 38 0 50 50 50 63 25 50 75 0 50 1091 43,6
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Data diatas dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 60 sebanyak 6 siswa atau 24%. Dan yang belum tuntas sebanyak 19 siswa atau 76% dari jumlah siswa yang ada di kelas IV SDN Dadapayam 02. Nilai rata-rata kelas pada tahap ini adalah 43,6. 2. Siklus I Pada siklus I dicari data menggunakan tes formatif dan lembar observasi. Data pengamatan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran matematika setelah digunakan alat peraga pertama kalinya diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I No
Aspek Penilaian Keaktifan
Tingkat
Poin
Jumlah
Keaktifan
Perhatian
Bertanya
Menjawab
Partisipasi
1.
Kurang
6
10
1
7
24
24
2.
Cukup
7
9
8
5
29
58
3.
Baik
7
4
11
7
29
87
4.
Sangat Baik
5
2
5
6
18
72
25
25
25
25
100
241
69
Poin
Dari analisis yang dilakukan, prosentase keaktifan siswa yang masih kurang sebanyak 24%, cukup sebanyak 29%, baik sebanyak 29% dan sangat baik sebanyak 18%. Sedangkan secara keseluruhan persentase keaktifan siswa sebesar 60%. Sudah ada peningkatan keaktifan dari pra siklus yaitu sebesar 13%. Adapun hasil pengamatan aktifitas guru pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Aspek yang diamati
B
Kemunculan C
K
Memeriksa kesiapan siswa
Melakukan kegiatan apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran Menyampaikan materi dengan jelas
Menguasai kelas
Menggunakan alat peraga secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat peraga
Evaluasi
Dari analisis pedoman observasi guru di atas terdapat 8 aspek pengamatan yang perlu dinilai. Data menunjukkan dari 8 aspek pengamatan yang dinilai, terdapat 3 aspek yang dinilai baik (pada poin 1, 3 dan 8), 4 aspek yang dinilai cukup (pada poin 2, 4, 5 dan 6) dan 1 aspek
70
yang dinilai kurang (pada poin 7). Pada siklus I ini guru sudah menggunakan alat peraga bangun datar persegi panjang dan jajargenjang yang terbuat dari sterofom, namun dalam penyampaiannya masih sulit dipahami karena tidak melibatkan siswa dalam penggunaan alat peraga tersebut. Dari refleksi pengamatan yang dilakukan oleh rekan sejawat dan peneliti diperoleh data pembelajaran sebagai berikut: a. Pembelajaran yang dilakukan sudah berjalan sesuai waktu yang direncanakan. b. Pada saat pelaksanaan tes formatif belum sesuai yang diharapkannya, karena masih banyak siswa yang tidak memperhatikannya. c. Siswa masih ramai dan ngobrol sendiri tidak mau memperhatikan gurunya karena mereka belum fokus terhadap materi pembelajaran yang disampaikan. d. Harus memberi lebih banyak contoh latihan untuk membantu murid menyelesaikan soal. e. Berusaha mengulangi materi terhadap murid yang lemah dalam menangkap materi yang diajarkan. f.
Harus lebih meningkatkan penggunaan alat peraga serta persiapannya lebih ditingkatkan lagi. Untuk mengukur hasil belajar pada siklus ini, peneliti menggunakan
tes formatif. Hasil dari tes formatif pada siklus I diperoleh data nilai sebagai berikut:
71
Tabel 4.6 Hasil Tes Formatif Siklus I No
Nama Siswa
KKM
Nilai
Keterangan
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
50 75 63 63 50 50 50 63 50 88 75 50 63 75 63 25 63 75 50 88 50 63 75 38 50 1505 60,2
Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
1 M. Rohmadi 2 Erma Fajar Agutina 3 Luluk Ilmaknunah 4 Muchamad Sholikin 5 Imam Iksanudin 6 Adi Putra W 7 Krisna Kusuma W 8 Adi Rizal Purnama 9 Danu Zaqi Mubaroq 10 David Surya A 11 Evagus Malinda 12 Fitri Nur Setia N 13 Muhammad Rifky M 14 Rina Safitri 15 Rizky Yuniar Sansa F 16 Rizqy Ramadhan 17 Syifa Muti Aulida 18 Tri Afika 19 Umi Kahlimatul D 20 Vebri Akma Rifai 21 Yurid Wildan T 22 Sindi Luxfiana P 23 Nia 24 Nanik Misnawati 25 Susiati Jumlah Nilai Rata-rata
Dari data di atas, maka dapat dilihat pencapaian dan ketuntasan hasil belajar siswa yaitu sebanyak 14 siswa atau 56% sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 11 siswa atau 44% belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari tes yang dilakukan peneliti, diperoleh rata-rata 60,2.
72
3. Siklus II Data pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika setelah digunakan alat peraga kedua kalinya diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II No
Aspek Penilaian Keaktifan
Tingkat
Poin
Jumlah
Keaktifan
Perhatian
Bertanya
Menjawab
Partisipasi
Poin
1.
Kurang
2
1
0
0
3
3
2.
Cukup
6
8
4
7
25
50
3.
Baik
7
9
13
8
37
111
4.
Sangat Baik
10
7
8
10
35
140
25
25
25
25
100
304
Pada siklus II ini berdasarkan pengamatan rekan sejawat terhadap pembelajaran, penggunaan alat peraga bangun datar dirasa sudah cukup optimal, keaktifan siswa sudah terlihat cukup meningkat dibandingkan pada pembelajaran sebelum menggunakan alat peraga. Dari analisis yang dilakukan, persentase keaktifan siswa yang masih kurang sebanyak 3%, cukup sebanyak 25%, baik sebanyak 37% dan sangat baik sebanyak 35%. Sedangkan secara keseluruhan persentase keaktifan siswa sebesar 76%. Pada siklus II ini ada peningkatan keaktifan dari siklus I sebesar 16%. Sedangkan hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus II diperoleh data sebagai berikut:
73
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Aspek yang diamati
B
Memeriksa kesiapan siswa
Melakukan kegiatan apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menyampaikan materi dengan jelas
Menguasai kelas
Menggunakan alat peraga secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat peraga
Evaluasi
Kemunculan C
K
Dari analisis pedoman observasi guru di atas terdapat 8 aspek pengamatan yang perlu dinilai. Data menunjukkan dari 8 aspek pengamatan yang dinilai, terdapat 7 aspek yang dinilai baik dan 1 aspek yang dinilai cukup (pada poin 7). Itu berarti bahwa guru telah maksimal menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran. Dari siklus II ini perhatian siswa, motivasi dan keaktifan siswa sudah ada peningkatan. Berdasarkan pengamatan dari lembar observasi siswa dapat ditemukan perubahan-perubahan yang cukup baik sebagai berikut: a. Sebagian besar siswa sudah fokus memperhatikan penjelasan guru. b. Siswa lebih berani bertanya dan menjawab pertanyaan. c. Siswa lebih serius dalam memahami materi pembelajaran
74
d. Peneliti menggunakan waktu sebaik mungkin untuk memberikan pendekatan kepada siswa untuk lebih tenang dan konsentrasi dalam melaksanakan pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi nyaman. Sedangkan untuk mengukur hasil belajar pada siklus ini, peneliti menggunakan tes formatif. Dari tes formatif siklus II diperoleh data nilai sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Tes Formatif Siklus II No
Nama Siswa
1 M. Rohmadi 2 Erma Fajar Agutina 3 Luluk Ilmaknunah 4 Muchamad Sholikin 5 Imam Iksanudin 6 Adi Putra Wicaksono 7 Krisna Kusuma W 8 Adi Rizal Purnama 9 Danu Zaqi Mubaroq 10 David Surya Armanda 11 Evagus Malinda 12 Fitri Nur Setia Ningsih 13 Muhammad Rifky M 14 Rina Safitri 15 Rizky Yuniar Sansa Fita 16 Rizqy Ramadhan 17 Syifa Muti Aulida 18 Tri Afika 19 Umi Kahlimatul D 20 Vebri Akma Rifai 21 Yurid Wildan Taghsya 22 Sindi Luxfiana P 23 Nia 24 Nanik Misnawati 25 Susiati Jumlah Nilai Rata-rata
KKM
Nilai
Keterangan
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
75 100 75 63 63 63 75 88 63 88 75 50 88 75 63 63 75 63 75 100 50 88 100 50 88 1856 74,2
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
Dari data di atas diketahui 22 siswa atau 88% yang telah mampu mencapai ketuntasan dan 3 siswa atau 12% yang masih belum tuntas.
75
Pada tes pra siklus yang dilakukan sebelumnya didapati siswa yang memperoleh nilai tuntas masih sedikit. Rata-rata yang diperoleh dari siklus II ini sebanyak 74,2. Perolehan rata-rata pada pra siklus sebanyak 43,6. Sehingga rata-rata yang diperoleh pada siklus II meningkat sebanyak 30,6. Karena dirasa penelitian sudah cukup, maka peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan ke siklus berikutnya. B. Pembahasan Dari hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan data-data yang terkumpul, maka diketahui bahwa penggunaan alat peraga pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas tersebut, ternyata siswa dapat menerima materi dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Peneliti bersama guru mendiskusikan hasil pengamatan pada setiap siklus dan diperoleh data seperti pada tabel berikut: Tabel 4. 10 Perbandingan Keaktifan Siswa No.
Prosentase Nilai Keaktifan Siswa
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1
Kurang
48%
31%
4%
2
Cukup
26%
28%
26%
3
Baik
16%
24%
34%
4
Sangat Baik
10%
17%
36%
76
Tabel 4. 11 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pelaksanaan Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Tuntas
6 siswa ( 24% )
14 siswa ( 56%)
22 siswa ( 88%)
Tidak tuntas
19 siswa ( 76%)
11 siswa (44 %)
3 siswa ( 12% )
Rata – Rata Kelas
43,6
60,2
74,2
Ketuntasan
Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan peneliti menunjukkan adanya hasil belajar peserta didik meningkat dari sebelum dilaksanakan tindakan. Hasil belajar siswa tersebut meliputi hasil perolehan nilai yang mencakup perhatian, keberanian bertanya, menjawab pertanyaan, partisipasi siswa dan mengerjakan tes. 1. Hasil penelitian Pra Siklus Dari hasil tindakan pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada pra siklus 24% atau 6 siswa telah mencapai ketuntasan dan 76% atau 19 siswa belum mencapai ketuntasan. Nilai rata-rata kelas sebesar 43,6. Sebagian besar belum mencapai ketuntasan, hal ini dikarenakan antara lain: a. Siswa belum fokus pada materi pembelajaran.
77
b. Siswa masih cenderung pasif, melamun, mengantuk dan ramai sendiri tidak memperhatikannya gurunya sehingga siswa tidak bisa meguasai pelajaran dengan baik. c. Siswa merasa bosan, karena guru menyampaikan materi secara monoton tidak bervariasi, sehingga perhatian siswa terhadap guru kurang. d. Masih banyak siswa yang bingung dalam mengisi soalnya. 2. Hasil Penelitian Siklus I Pada siklus I ini siswa yang telah mencapai ketuntasan meningkat menjadi 56% atau 14 siswa dan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 44% atau 11 siswa. Rata-rata nilai kelas juga meningkat menjadi 60,2. Pada siklus I ini keaktifan siswa mulai meningkat, siswa mulai fokus pada pelajaran, lebih berani mengemukakan pendapatnya dan berani bertanya. Namun masih ada siswa yang belum memperhatikan, masih ramai, ngobrol sendiri dan mengantuk. 3. Hasil Penelitian Siklus II Pada siklus II siswa yang telah mencapai ketuntasan meningkat menjadi 88% atau 22 siswa dan siswa yang belum mencapai ketuntasan 12% atau 3 siswa. Rata-rata kelas meningkat menjadi 70,2. Pada siklus II ini sebagian besar siswa telah mencapai ketuntasan. Namun pada siklus ini masih ditemukan beberapa siswa yang belum memenuhi KKM. Dari hasil pengamatan hal ini dikarenakan siswa pasif, pendiam, malu bertanya, tidak mau memperhatikan dan asyik bermain sendiri. Dari
78
paparan hasil penelitian dari pra siklus sampai pada siklus di atas diperoleh
data
nilai
hasil
belajar
keseluruhan
di
Gambar 4.1. Rata-rata Nilai Tes Formatif
79
bawah
ini:
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan Alat Peraga Pada Siswa Kelas IV SDN Dadapayam 02” maka penulis memberikan kesimpulan bahwa penggunaan alat peraga tiga dimensi dalam pelajaran matematika mampu meningkatkan hasil belajar matematika dibuktikan dengan perolehan rata-rata hasil belajar siswa baik dari sebelum siklus, siklus I maupun siklus II. Pada tahap pra siklus memperoleh nilai rata-rata 43,6. Pada siklus I nilai rata-ratanya meningkat menjadi 60,2 dan pada siklus II meningkat menjadi 74,2. Serta bertambahnya jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada siklus I jumlah siswa yang telah memenuhi KKM meningkat 56% atau 8 siswa, yang semula hanya 24% atau 6 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan jumlah siswa yang telah mencapai KKM menjadi 88% atau 22 siswa. B. Saran 1. Para Guru agar selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran yang sesuai dengan karakter anak didik supaya kebutuhan pendidikan anak yang juga selalu berkembang dapat terpenuhi. 2. Sebagai guru hendaknya selalu melibatkan siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas bukan sebaliknya guru yang aktif, akan
80
tetapi guru sebagai fasilitator agar siswa merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan perilaku belajar yang baik. 3. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan baik itu metode ataupun media dengan sebaikbaiknya. 4. Guru pada tingkat Sekolah Dasar khususnya terhadap siswa kelas IV dapat menggunakan alat peraga persegi panjang dalam penyampaian materi luas bangun datar agar siswa mampu mengatasi kesulitan dalam pembelajaran dan mengoptimalkan hasil belajar.
81
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Teknik Belajar Yang Efektif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Asnawir & Basyirudin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. Departemen Agama. 2004. Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Dja‟far, Zainuddin. 1995. Didaktik Metodik. Pasuruan: PT Garoeda Buana Indah.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Gredler, Marget E Bell. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hamalik, Oemar. 1990. Metoda Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jarvis, Matt. 2009. Teori-Teori Psikologi (Pendekatan Modern untuk Memahami Perilaku, Perasaan dan Pikiran Manusia). Bandung: Penerbit Nusa Media.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pasaribu & Simandjuntak. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito. Poerwadarminta, W. J. S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi ke3. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, M Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. Rasimin. 2012. Pembelajaran IPS: Teori, Aplikasi dan Evaluasi. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Roestiyah. 1986. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: PT Bina Aksara. Rusyan, Tabrani; Atang Kusdinar, dan Zainal Arifin. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya Offset. Sam‟s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Teras. Sardiman. 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Slameto. 1995. Belajar dan faktor-Faktor yang Mempengaruhiya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha nasional.
Sriyanti, Lilik. 2003. Psikologi Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudono, Anggani. 2006. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: PT Gramedia.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press.
Taniredja, Tukiran, Irma dan Nyata. 2010 . Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. http://aezacan.wordpress.com/2011/03/17/manfaat-penggunaan-alatperaga-dalam-pembelajaran-matematika/, diakses tanggal September 2013 pukul 10:45 WIB.
10
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/penggunaan-alat-peragadalam-matematika.html, diakses tanggal 10 September 2013 pukul 09:50 WIB.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PRA SIKLUS
Satuan Pendidikan : SDN Dadapayam 02 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV/I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana Kompetensi Dasar Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga Indikator Dapat menemukan rumus keliling bangun datar jajargenjang dan segitiga Dapat menemukan rumus luas bangun datar jajargenjang dan segitiga I.
Tujuan Pembelajaran -
Siswa dapat menggambar bangun datar jajargenjang dengan benar
-
Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengenal dan menemukan rumus keliling bangun datar jajargenjang dan segitiga dengan benar
-
Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengenal dan menemukan rumus luas bangun datar jajargenjangdan segitiga dengan benar
-
Siswa dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
II. Materi Ajar Pengukuran luas jajargenjang dan segitiga III. Metode Pembelajaran Ceramah melalui alat peraga, tanya jawab, drill IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1. Guru memberikan salam dan berdoa bersama sebelum memulai pelajaran. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa dan mengondisikan kelas 3. Siswa menyiapkan bahan ajar. 4. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan siswa dengan materi yang akan diajarkan. 5. Guru menjelaskan secara singkat mengenai tujuan materi yang akan disampaikan. 6. Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. B. Kegiatan Inti. 1. Eksplorasi -
Guru menjelaskan materi dengan metode ceramah
-
Melakukan tanya jawab tentang bangun datar persegi panjang, jajargenjang dan segitiga
2. Elaborasi
-
Siswa menentukan rumus keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
-
Guru membimbing dan mengawasi aktifitas siswa
3. Konfirmasi -
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
-
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
C. Kegiatan Akhir 1. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 2. Guru memberikan evaluasi dari materi yang disampaikan 3. Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan bacaan hamdalah dan salam. V. Sumber Belajar dan Alat Belajar Buku Paket Matematika untuk Sekolah Dasar kelas 4 VI. Evaluasi Jenis Penilaian
: tertulis
Bentuk soal instrumen
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar! 1. Keliling jajargenjang di bawah ini . . . . cm A
D
15 cm
B
10 cm
C
2. Luas bangun jajargenjang pada nomor 1 adalah . . . . cm
3. Diketahui jajargenjang KLMN dengan keliling 52 cm. Jika panjang KL = 12 cm, maka panjang LM = . . . . cm 4. Luas bangun suatu jajargenjang adalah 240 cm 2 dan alasnya adalah 60 cm. Maka tinggi jajargenjang tersebut adalah . . . . cm 5.
A
20 cm
24 cm
B
18 cm
C
Keliling bangun di atas adalah . . . . cm 6. Luas bangun segitiga pada nomor 5 adalah . . . . cm2 7. Keliling segitiga PQR adalah 48 cm, panjang PQ = 12 cm dan PR = 20 cm. Maka panjang QR adalah . . . . cm 8. Luas segitiga adalah 120 cm2, dengan alas 10 cm. Maka tinggi segitiga tersebut adalah . . . . cm
Kunci Jawaban 1. K = 2 x ( 15 + 10) = 50 cm 2. L = 15 x 10 = 150 cm2 3. Panjang = ( 52 – 24 ) : 2 = 14 cm 4. Tinggi = 240 : 60 = 40 cm 5. K = 20 + 18 + 24 = 62 cm 6. L = ½ x 18 x 20 = 120 cm 7. Sisi = 48 – 20 – 12 = 16 cm 8. Tinggi = 120 : 10 = 12 cm
Dadapayam, 2 Oktober 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SDN Dadapayam 02 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV/I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana Kompetensi Dasar Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga Indikator Dapat menemukan rumus keliling bangun datar jajargenjang Dapat menemukan rumus luas bangun datar jajargenjang I.
Tujuan Pembelajaran -
Melalui demonstrasi alat peraga, siswa dapat menggambar bangun datar jajargenjang dengan benar
-
Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengenal dan menemukan rumus keliling bangun datar jajargenjang dengan benar
-
Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengenal dan menemukan rumus luas bangun datar jajargenjang dengan benar
-
Siswa dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan keliling dan luas jajargenjang
II. Materi Ajar Pengukuran luas jajargenjang III. Metode Pembelajaran Ceramah melalui alat peraga, tanya jawab, driil IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1. Guru memberikan salam dan berdoa bersama sebelum memulai pelajaran. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa dan mengondisikan kelas 3. Siswa menyiapkan bahan ajar. 4. Memotivasi siswa untuk aktif mengikuti materi ajar dengan
mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. 5. Siswa terlebih dahulu diingatkan tentang sifat dan unsur jajargenjang
dan persegi panjang (misal : jajargenjang memiliki alas dan tinggi, sedangkan persegi panjang memiliki panjang dan lebar). 6. Guru menjelaskan secara singkat mengenai tujuan materi yang akan disampaikan. 7. Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. B. Kegiatan Inti.
1. Eksplorasi -
Guru menjelaskan materi dengan mendemonstrasikan bangun persegi panjang dan jajargenjang yang terbuat dari karton/ sterofom dan menyebutkan sisi-sisinya dengan mengeksplorasi pendapat siswa.
-
Siswa diberi tugas untuk mengamati unsur-unsur jajargenjang dan persegi panjang yang terdapat pada alat peraga.
-
Melakukan tanya jawab tentang bangun datar persegi panjang dan jajargenjang
2.
Elaborasi -
Mendemonstrasikan menghitung luas dengan satuan cm dalam bangun datar persegi panjang dan jajargenjang dengan mengelaborasi pengetahuan siswa dalam kegiatan pembelajaran
-
Siswa mendengarkan penjelasan guru, kemudian dituntun untuk menyimpulkan rumus keliling dan luas jajargenjang.
-
Siswa menentukan rumus keliling dan luas jajargenjang
-
Guru memberikan contoh latihan soal untuk dibahas bersama.
3. Konfirmasi -
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
-
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
C. Kegiatan Akhir 1. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 2. Guru memberikan evaluasi dari materi yang disampaikan 3. Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan bacaan hamdalah dan salam. V. Sumber Belajar dan Alat Belajar Buku Paket Matematika untuk Sekolah Dasar kelas 4 Bangun datar persegi panjang dan jajargenjang yang terbuat dari sterofom Gunting Penggaris Lem VI. Evaluasi 1. Jenis Penilaian
: tertulis
2. Bentuk soal instrumen
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan benar! 1. Keliling jajargenjang di bawah ini . . . . . cm A
D 20 cm
25 cm
B
30 cm
C
2. Luas jajargenjang dari soal nomor 1 adalah . . . . cm2 3.
A
D 17 cm
B
15 cm
C
Keliling bangun jajargenjang di atas adalah . . . . cm 4. Jajargenjang PQRS panjang PQ = 40 cm dan panjang PS = 20 cm. Kelilingnya adalah . . . . cm 5. Diketahui jajargenjang KLMN dengan keliling 24 cm. Jika panjang KL = 5 cm, maka panjang LM = . . . . cm 6. Luas jajargenjang yang alasnya 18 cm dan tingginya 10 cm adalah . . . . cm2 7. Luas bangun suatu jajargenjang adalah 120 cm2 dan alasnya adalah 12 cm. Maka tinggi jajargenjang tersebut adalah . . . . cm 8. Jajargenjang mempunyai alas 20 cm dan tinggi 25 cm. Luas jajargenjang tersebut adalah . . . . cm2
Kunci Jawaban: 1. K = 2 x (30 + 25)
Panjang = (24 – 10) : 2
= 110 cm
= 7 cm
2. L = 30 x 20 = 600 cm 3. K = 2 x ( 15 + 17 ) = 64 cm 4. K = 2 x ( 40 + 20 ) = 120 cm 5. 24 = 2 x ( 5 + panjang )
6. L = 18 x 10 = 180 cm2 7. 120 = 12 x lebar Lebar = 120 : 12 = 10 8. L = 25 x 20 = 500 cm2
Dadapayam, 9 Oktober 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SDN Dadapayam 02 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV/I
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana Kompetensi Dasar Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga Indikator Dapat menemukan rumus keliling bangun datar segitiga Dapat menemukan rumus luas bangun datar segitiga I.
Tujuan Pembelajaran -
Melalui demonstrasi alat peraga, siswa dapat menggambar bangun datar segitiga dengan benar.
-
Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengenal dan menemukan rumus keliling bangun datar segitiga dengan benar.
-
Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengenal dan menemukan rumus luas bangun datar segitiga dengan benar.
-
Siswa dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan keliling dan luas segitiga.
II. Materi Ajar Pengukuran luas segitiga III. Metode Pembelajaran Ceramah melalui alat peraga, tanya jawab, driil IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1. Guru memberikan salam dan berdoa bersama sebelum memulai pelajaran. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa dan mengondisikan kelas. 3. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan siswa dengan materi yang akan diajarkan. 4. Guru menjelaskan secara singkat mengenai tujuan materi yang akan disampaikan. 5. Guru
melakukan
apersepsi
dengan
mengajak
siswa
untuk
mengingatkan kembali tentang sifat-sifat bangun datar segitiga yaitu dan mengingat rumus luas persegi panjang (L = p x l ). B. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi -
Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen.
-
Guru menjelaskan materi dengan mendemonstrasikan bangun persegi panjang dan segitiga yang terbuat dari karton/ sterefom
dan menyebutkan sisi-sisinya dengan mengeksplorasi pendapat siswa. -
Siswa diberi tugas untuk mengamati unsur-unsur segitiga dan persegi panjang yang terdapat pada alat peraga.
-
Guru memberikan bangun datar segitiga dengan ukuran yang berbeda-beda kepada tiap-tiap kelompok.
-
Siswa diminta untuk mengubah bangun segitiga menjadi persegi panjang dengan arahan guru.
2. Elaborasi -
Guru meminta salah satu siswa untuk mendemonstrasikannya di depan kelas dengan menggunakan sterofom yang telah disediakan guru.
-
Mendemonstrasikan menghitung luas dengan satuan cm dalam bangun
datar
mengelaborasi
persegi
panjang
pengetahuan
dan
siswa
segitiga dalam
dengan kegiatan
pembelajaran. -
Siswa menyimpulkan rumus keliling dan luas segitiga.
-
Guru memberi contoh latihan soal untuk dikerjakan bersamasama.
3. Konfirmasi -
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
-
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
C. Kegiatan Akhir 1. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan. 2. Guru memberikan evaluasi dari materi yang disampaikan. 3. Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan bacaan hamdalah dan salam. V. Sumber Belajar dan Alat Belajar Buku Paket matematika untuk Sekolah Dasar kelas 4 Bangun datar persegi panjang dan segitiga yang terbuat dari sterofom Kertas petak Gunting Penggaris Lem VI. Evaluasi Jenis Penilaian
: tertulis
Bentuk soal instrumen Kerjakan soal di bawah ini dengan benar! 1.
A
18 cm
B
18 cm
20 cm
C
Keliling bangun di atas adalah . . . . cm 2. Keliling bangun segitiga di bawah ini adalah . . . . cm A
20 cm
B
30 cm
15 cm
C
3. Luas segitiga dari soal nomor 1 adalah . . . . cm2 4. Keliling segitiga PQR dengan panjang PQ = 14 cm, QR = 12 cm dan PR = 16 cm adalah . . . . cm 5. Keliling segitiga GHI 64 cm dengan panjang HI 21 cm dan panjang GI = 28 cm. Maka panjang GH adalah . . . . cm 6. Luas segitiga dengan panjang alas 19 cm dan tinggi 14 cm adalah . . . . cm 2 7.
P
20 cm
Q
42 cm
R
Luas segitiga PQR adalah . . . . cm2
8. Luas segitiga adalah 72 cm2, dengan alas 9 cm. Maka tinggi segitiga tersebut adalah . . . . cm
Kunci Jawaban 1. K = 18 + 20 + 18 = 56 cm 2. K = 20 + 15 + 30 = 65 cm 3. L = ½ x 20 x 15 = 150 cm2 4. K = 14 + 12 + 16 = 42 cm 5. Sisi = 64 – 21 – 28 = 15 cm 6. L = ½ x 19 x 14 = 228 cm2 7. L = ½ x 20 x 42 = 420 cm2 8. Tinggi = 72 :18 x 2 = 8 cm
Dadapayam, 14 Oktober 2013
Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Pra Siklus
No
1 2
Nama M. Rohmadi Erma Fajar A
Perhatian 1 2 3 4
Aspek Penilaian Keaktifan Bertanya Menjawab 1 2 3 4 1 2 3 4
Partisipasi 1 2 3 4
Luluk I
4
M Sholikin
5
Imam I
Adi Putra W Krisna KusumaW Adi Rizal P Danu Zaqi M David Surya A Evagus Malinda Fitri Nur Setia N M Rifky Maulana Rina Safitri Rizky Yuniar S Rizqy Ramadhan Syifa Muti A Tri Afika
Umi
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
5
4 7
8
6
12
9
4
4
8
13
4
3
6
Jum lah
10
13
5
4
7
8 5
20 21 22 23 24 25
Kalimatul Vebri Akma R Yurid Wildan T Sindi LuxfianaP Nia Nanik Misnawati Susiati
Jumlah Poin Prosentase
9
1
1 5
6
3
1
8
7 47%
1 2
0
1 0
14 4
6
13 4
4
1 1
7
7 4
4
186
Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I
No
1 2
Nama M. Rohmadi Erma Fajar A
11 12 13 14 15 16 17 18 19
Imam I
Adi Putra W Krisna KusumaW Adi Rizal P Danu Zaqi M David Surya A Evagus Malinda Fitri Nur Setia N M Rifky Maulana Rina Safitri Rizky Yuniar S Rizqy Ramadhan Syifa Muti A Tri Afika
Umi
10
7
14
11
5
13
10
5
11
6
9
11 7
14 11
Jum lah 8
4
5
10
Partisipasi 1 2 3
M Sholikin
9
4
8
Luluk I
7
4
3
6
Perhatian 1 2 3
Aspek Penilaian Keaktifan Bertanya Menjawab 1 2 3 4 1 2 3 4
8
13 7
20 21 22 23 24 25
Kalimatul Vebri Akma R Yurid Wildan T Sindi LuxfianaP Nia Nanik Misnawati Susiati
Jumlah Poin Prosentase
7
7
5
1 0
4
2
1 60%
8
1 1
5
7
13 5
9
11
15 7
6
5
7
10 6
241
Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus II
Nama No
Aspek Penilaian Keaktifan Perhatian Bertanya 1 2 3 4 1 2 3
M. Rohmadi Erma Fajar A
3
Luluk I
4
M Sholikin
5
Imam I
Adi Putra W Krisna KusumaW Adi Rizal P Danu Zaqi M David Surya A Evagus Malinda Fitri Nur Setia N M Rifky Maulana Rina Safitri Rizky Yuniar S Rizqy Ramadhan Syifa Muti A Tri Afika
1 2
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Umi
4
Menjawab 1 2 3
9
15
12
12 13
14
13
9
11
11
13
12
12 10
15 12
Jum lah 12
4
4
Partisipasi 1 2 3
12
15
20 21 22 23 24 25
Kalimatul Vebri Akma R Yurid Wildan T Sindi LuxfianaP Nia Nanik Misnawati Susiati
Jumlah Poin Prosentase
2
6
1 0
1
8
9
7
76%
4
9
13
0
15
7
1 3
8
6
7
16
8
13 1 0
304
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU PRA SIKLUS
No.
Aspek yang diamati
B
Kemunculan C
√
1.
Memeriksa kesiapan siswa
2.
Melakukan kegiatan apersepsi
√
3.
Penyampaian tujuan pembelajaran
√
4.
Menyampaikana materi dengan jelas
5.
Menguasai kelas
6. 7. 8.
√ √
Menggunakan media / alat peraga secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/ alat peraga Evaluasi
K
√ √ √
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU SIKLUS I
No.
Aspek yang diamati
B
Kemunculan C
√
1.
Memeriksa kesiapan siswa
2.
Melakukan kegiatan apersepsi
3.
Penyampaian tujuan pembelajaran
4.
Menyampaikana materi dengan jelas
√
5.
Menguasai kelas
√
Menggunakan media / alat peraga secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/ alat peraga
√
6. 7. 8.
Evaluasi
K
√ √
√ √
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU SIKLUS II
No.
Aspek yang diamati
B
1.
Memeriksa kesiapan siswa
√
2.
Melakukan kegiatan apersepsi
√
3.
Penyampaian tujuan pembelajaran
√
4.
Menyampaikana materi dengan jelas
√
5.
Menguasai kelas
√
Menggunakan media / alat peraga secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media/ alat peraga
√
Evaluasi
√
6. 7. 8.
Kemunculan C
√
K
HASIL TES FORMATIF PRA SIKLUS – SIKLUS II
No.
Nama Siswa
1 M. Rohmadi 2 Erma Fajar Agutina 3 Luluk Ilmaknunah 4 Muchamad Sholikin 5 Imam Iksanudin 6 Adi Putra Wicaksono 7 Krisna Kusuma W 8 Adi Rizal Purnama 9 Danu Zaqi Mubaroq 10 David Surya Armanda 11 Evagus Malinda 12 Fitri Nur Setia N 13 Muhammad Rifky M 14 Rina Safitri 15 Rizky Yuniar Sansa F 16 Rizqy Ramadhan 17 Syifa Muti Aulida 18 Tri Afika 19 Umi Kahlimatul D 20 Vebri Akma Rifai 21 Yurid Wildan T 22 Sindi Luxfiana P 23 Nia 24 Nanik Misnawati 25 Susiati Jumlah Nilai Rata-rata
Lembar Tes Formatif Pra Siklus
Pra Siklus 25 75 50 25 38 13 50 50 50 63 50 0 63 63 38 0 50 50 50 63 25 50 75 0 50 1091 43,6
Nilai Siklus I 50 75 63 63 50 50 50 63 50 88 75 50 63 75 63 25 63 75 50 88 50 63 75 38 50 1505 60,2
Siklus II 75 100 75 63 63 63 75 88 63 88 75 50 88 75 63 63 75 63 75 100 50 88 100 50 88 1856 74,2
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar! 1. Keliling jajargenjang di bawah ini . . . . cm A
D
15 cm
B
10 cm
C
2. Luas bangun jajargenjang pada nomor 1 adalah . . . . cm 3. Diketahui jajargenjang KLMN dengan keliling 52 cm. Jika panjang KL = 12 cm, maka panjang LM = . . . . cm 4. Luas bangun suatu jajargenjang adalah 240 cm 2 dan alasnya adalah 60 cm. Maka tinggi jajargenjang tersebut adalah . . . . cm 5.
A
20 cm
24 cm
B
18 cm
C
Keliling bangun di atas adalah . . . . cm 6. Luas bangun segitiga pada nomor 5 adalah . . . . cm2 7. Keliling segitiga PQR adalah 48 cm, panjang PQ = 12 cm dan PR = 20 cm. Maka panjang QR adalah . . . . cm 8. Luas segitiga adalah 120 cm2, dengan alas 10 cm. Maka tinggi segitiga tersebut adalah . . . . cm
Lembar Tes Formatif Siklus I
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan benar! 1. Keliling jajargenjang di bawah ini . . . . . cm A
D 20 cm
25 cm
B
30 cm
C
2. Luas jajargenjang dari soal nomor 1 adalah . . . . cm2 3.
A
D 17 cm
B
15 cm
C
Keliling bangun jajargenjang di atas adalah . . . . cm 4. Jajargenjang PQRS panjang PQ = 40 cm dan panjang PS = 20 cm. Kelilingnya adalah . . . . cm 5. Diketahui jajargenjang KLMN dengan keliling 24 cm. Jika panjang KL = 5 cm, maka panjang LM = . . . . cm 6. Luas jajargenjang yang alasnya 18 cm dan tingginya 10 cm adalah . . . . cm 2 7. Luas bangun suatu jajargenjang adalah 120 cm 2 dan alasnya adalah 12 cm. Maka tinggi jajargenjang tersebut adalah . . . . cm 8. Jajargenjang mempunyai alas 20 cm dan tinggi 25 cm. Luas jajargenjang tersebut adalah . . . . cm2
Lembar Tes Formatif Siklus II Kerjakan soal di bawah ini dengan benar! 1.
A
18 cm
B
18 cm
20 cm
C
Keliling bangun di atas adalah . . . . cm 2. Keliling bangun segitiga di bawah ini adalah . . . . cm A
20 cm
B
30 cm
15 cm
C
3. Luas segitiga dari soal nomor 1 adalah . . . . cm2 4. Keliling segitiga PQR dengan panjang PQ = 14 cm, QR = 12 cm dan PR = 16 cm adalah . . . . cm 5. Keliling segitiga GHI 64 cm dengan panjang HI 21 cm dan panjang GI = 28 cm. Maka panjang GH adalah . . . . cm 6. Luas segitiga dengan panjang alas 19 cm dan tinggi 15 cm adalah . . . . cm 2 7.
P
20 cm
Q
42 cm
R
Luas segitiga PQR adalah . . . . cm2 8. Luas segitiga adalah 72 cm2, dengan alas 9 cm. Maka tinggi segitiga tersebut adalah . . . . cm
DAFTAR NILAI SKK Nama
: Trimis Legowowati
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PGMI
NIM
: 11509045
Dosen PA
NO.
NAMA KEGIATAN
: Miftachur Rif‟ah, M. Ag
PELAKSANAAN
STATUS
SKO R
1
Piagam Penghargaan OPAK STAIN Salatiga 2009
18 – 20 Agustus 2009
Peserta
3
2
Sertifikat Pelatihan ESIQ Mahasiswa Baru STAIN Salatiga
21 Agustus 2009
Peserta
3
3
Sertifikat UPT Perpustakaan STAIN Salatiga
25 – 29 Agustus 2009
Peserta
3
4
Sertifikat Mapaba PMII Joko Tingkir Kota Salatiga
22 November 2009
Peserta
3
5
Piagam Penghargaan Seminar Nasional Pendidikan DEMA 2 Juni 2010 STAIN Salatiga
Peserta
6
6
Sertifikat Ma‟had Mahasiswa STAIN Salatiga
26 Juli 2010
Peserta
3
26 Juli 2010
Panitia
3
1 Juni 2011
Peserta
3
22 Juni 2011
Peserta
6
18 November 2011
Peserta
3
7
8
9
10
Sertifikat Haflah Akhirussanah Ma‟had Mahasiswa STAIN Salatiga Sertifikat Seminar “radiklaisme Keagamaan di Indonesia” Piagam Pengargaan Seminar Nasional “Pilar-Pilar Penanggulangan Korupsi di Indonesia Perspektif Agama, Budaya dan Negara Piagam Diskusi HMI “Pebandingan Peran & Kedudukan Perempuan Indonesia dengan Australia”
11
Sertifikat Pratikum Pelatihan TOEFL
21 Januari – 4 Februari 2012
Peserta
3
12
Sertifikat Pratikum Pelatihan ILAIK
21 Januari – 4 Februari 2012
Peserta
3
13
Paigam Penghargaan Seminar Regional „Peran Mahasiswa 3 Mei 2012 dalam Mengawal BLSM Tepat Sasaran”
Peserta
6
14
Sertifikat Seminar KAMMI
6 Oktober 2012
Peserta
3
13 Maret 2013
Peserta
6
26 Maret 2013
Peserta
6
27 mei 2013
Peserta
6
13 Juni 2013
Peserta
6
15
16
17
18
Sertifikat Seminar Nasional „HIV/AIDS Bukan Kutukan dari Tuhan” Sertifikat Seminar Nasional “Ahlussunah Waljamaah dalam Perspektif Islam Indonesia” Sertifikat Seminar Nasional DEMA “Norma Hukum Serta Kebijakan Pemerintah” Piagam Seminar Nasional Politik „Peran Nyata Mahasiswa Dalam Menyikapi Perpolitikan Indonesia”
Jumlah
75
Salatiga, 4 Desember 2013 Mengetahui,
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut: Nama
: Trimis Legowowati
TTL
: Kab. Semarang, 21 Februari 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku / Bangsa
: Jawa / Indonesia
Alamat Semarang
: Plumbon Rt 16 / 04, Kecamatan Suruh Kabupaten
Riwayat Pendidikan a. TK Pertiwi Plumbon, lulus tahun 1997 b. SDN Plumbon 02, lulus tahun 2003 c. MTs N Salatiga, lulus tahun 2006 d. SMA N 3 Salatiga, lulus tahun 2009 e. S1 Tarbiyah PGMI STAIN Salatiga, lulus tahun 2013 Demikian daftar riwayat hidup saya, saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 4 Desember 2013 Penulis,
Trimis Legowowati