HUBUNGAN KETELADANAN ORANG TUA DAN PERILAKU IBADAH ANAK SEHARI-HARI DI MIM AL-HUDA BANJAREJO I KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh URIP MUYASAROH NIM. 11409053
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011 i
ii
HUBUNGAN KETELADANAN ORANG TUA DAN PERILAKU IBADAH ANAK SEHARI-HARI DI MIM AL-HUDA BANJAREJO I KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh URIP MUYASAROH NIM. 11409053
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
iii
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03, telp. (0293) 323706,323443, Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.id., E-mail :
[email protected].
Winarno, M.Pd. Dosen STAIN Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lampiran Hal
: 4 eksemplar : Naskah Skripsi Sdri. Urip Muyasaroh Kepada : Yth. Ketua STAIN SALATIGA di Tempat
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya maka skripsi saudari : Nama
: Urip Muyasaroh
NIM
: 11409053
Jurusan / Program : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam : Hubungan Keteladanan Orang Tua Dan Perilaku Ibadah
Judul
Anak Sehari-Hari di MIM Al-Huda Banjarejo I, Kaliangkrik, Magelang Tahun 2010/2011 Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqosyah. Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 16 Agustus 2011 Pembimbing
Winarno, S.Si,M,Pd NIP. 19730526 199903 1 004
001
iv
v
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03, telp. (0293) 323706,323443, Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.id., E-mail :
[email protected].
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Urip Muyasaroh
NIM
: 11409053
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah.
Salatiga , 10 Agustus 2011 Yang menyatakan,
Urip Muyasaroh
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
PERSEMBAHKAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Ibu ku tercinta Salamah 2. Untuk suami ku tercinta Dakir dan anakku tercinta Wulan dan Ana yang telah menjadi pendukung setia 3. Sahabatku dan teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan bantuan yang tiada terkira yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu 4. Dan semua teman dan karib yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu, terimakasih untuk semuanya.
vii
KATA PENGANTAR
Puji
syukur
kepada
Allah SWT, yang telah
melimpahkan, taufik,
hidayah serta innayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian guna penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan
Keteladanan Orang Tua Dan
Perilaku Ibadah Anak Sehari-Hari di MIM Al-Huda Banjarejo I, Kaliangkrik, Magelang Tahun 2010/2011” dengan baik dan lancar. Skripsi inidiajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setulusnya kepada semua pihak, khususnya kepada : 1. DR. Imam Sutomo, M.Ag., selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku pembantu ketua bidang akademik. 3. Winarno, S.Si, M.Pd,. selaku pembimbing penyusunan skripsi. 4. Joko Sutopo, Selaku ketua prodi ekstensi STAIN Salatiga 5. Lies Roziqoh, S.Pd.I, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Al Huda Banjarejo I Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang, yang telah memberikan motivasi dan ijin pelaksanaan penelitian. 6. Rekan-rekan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Al Huda Banjarejo I Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang, yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini. 7. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentunya hasil viii
penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karen itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Dengan segala keterbatasan, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Dan semoga amal baik semua pihak mendapat balasan pahala dari Allah SWT. Amien Ya Robbal Alamin.
Magelang,
Agustus 2011
Peneliti
ix
ABSTRAK
Urip Muyasaroh, 2011. Hubungan Keteladanan Orang Tua Dan Perilaku Ibadah Anak Sehari-Hari Di MIM Al-Huda Banjarejo I, Kaliangkrik, Magelang”Tahun 2010/2011 Kata kunci
: Keteladanan Orang Tua dan Perilaku Peribadatan Siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Keteladanan Orang Tua Dan Perilaku Ibadah Anak Sehari-Hari Di MIM Al-Huda Banjarejo I, Kaliangkrik, Magelang”Tahun 2010/2011. Karena masih banyak ditemukannya anak-anak yang kurang atau bahkan tidak melaksanakan ibadah tanpa disuruh ataupun diingatkan oleh bapak/ibu guru. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1). Bagaimanakah keteladanan orang tua di MIM ALHuda Banjarejo I Kaliangkrik Magelang? (2). Bagaimana perilaku ibadah anak sehari–hari di MIM AL-Huda Banjarejo I Kaliangkrik Magelang? (3). Bagaimana pengaruh keteladanan orang tua Dan perilaku ibadah anak sehari–di MIM ALHuda Banjarejo I Kaliangkrik Magelang? Sampel dalam penelitian in berjumlah 30 untuk menjawab pertanyaan tersebut teknik penentuan sampel, meneliti menggunakan teknik purposive sample, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan dengan jenis survey dengan subyek penelitian dengan penelitian deskriptif-korelatif. Pengolahan data dilakukan dengan rumus prosentase dan rumus product moment dengan uji r. Temuan peneliti ini menunjukkan bahwa keteladanan orang tua diketahui dalam kategori baik hal ini dapat diketahui dari nilai komulatif penyebaran angket 60, nilai minimal 57 dan nilai rata-rata 59,27. Sedangkan nilai minimal variabel peribadatan siswa diketahui nilai minimal 56, nilai maksimal 60 dan nilai rata-rata 58,67. Sedangkan pengaruh antar keduanya diketahui dari nilai hasil analisis koelasi nilai r hitung 0,596. Nilai korelasi yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan nilai r tabel.sedangkan nilai r tabel adalah 0,463 pada taraf signifikansi 1%. diketahui 0,596 tersebut apabila dikonsultasikan dengan tabel interpretasi terletak pada kategori agak rendah. Oleh karena itu dari pengolahan data tersebut diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, maka dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Keteladanan Orang Tua terhadap Perilaku Ibadah Siswa MIM Al Huda Banjarejo Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Tahun 2011.
x
DAFTAR ISI Sampul ........... ................................................................................................ Lembar Berlogo .............................................................................................. Judul .............. ................................................................................................ Persetujuan Pembimbing................................................................................. Pengesahan Kelulusan ..................................................................................... Pernyataan Keaslian Tulisan .......................................................................... Motto dan Persembahan .................................................................................. Kata Pengantar ................................................................................................ Abstract .......... ................................................................................................ Daftar Isi......... ................................................................................................ Daftar Tabel ... ................................................................................................ Daftar Lampiran .............................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ A. Latar Belakang Masalah ........................................................ B. Rumusan Masalah ................................................................. C. Tujuan Penelitian .................................................................. D. Hipotesis Penelitian ............................................................... E. Kegunaan Penelitian .............................................................. F. Definisi Operasional............................................................... G. Metode Penelitian................................................................... H. Sistematika Penulisan ............................................................ BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... A. Keteladanan ........................................................................... B. Perilaku ................................................................................. C. Ibadah .................................................................................... D. Hubungan Keteladanan Orang Tua Dan Perilaku Ibadah Siswa Sehari-hari. ....................................... BAB III HASIL PENELITIAN .................................................................. A. Gambaran Umum Lokasi ........................................................ B. Penyajian Data ................................................................... BAB IV ANALISIS DATA ....................................................................... A. Analisis Desktiptif ................................................................. B. Uji Hipotesis........................................................................... C. Pembahasan ........................................................................... BAB V PENUTUP .................................................................................... A. Kesimpulan .............................................................................. B. Saran ......................................................................................... Daftar Pustaka ................................................................................................. Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis
xi
i ii iii iv v vi vii viii x xi xii xiii 1 1 4 5 5 6 6 8 13 15 15 22 24 36 37 37 40 53 53 68 71 74 74 75 76
DAFTAR TABEL
Tabel.3.1. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Al Huda Banjarejo I .................................................................... Tabel. 3.2. Kondisi tenaga pendidik .............................................................. Tabel. 3.3. Kondisi siswa ............................................................................... Tabel .3.4. Kondisi ruang / sarana prasarana ................................................. Tabel .3.5. Hasil Jawaban Siswa Variabel Keteladanan Orang Tua .............. Tabel .3.6. Data Perhitungan Item Angket Keteladanan Orang Tua MIM AL-Huda Banjarejo I .......................................................... Tabel .3.7. Jawaban Responden Variabel Perilaku Beribadah Siswa Sehari-Hari ................................................................................... Tabel .3.8 Nilai Komulatif Penyebaran Angket Variabel Perilaku Ibadah Siswa Sehari-Hari MIM AL-Huda Banjarejo I ................ Tabel .4.1 Nilai Hasil Penyebarn Angket Variabel Keteladanan Orang Tua Tabel .4.2 Interval Nilai Hasil Penyebaran Angket Variabel Keteladanan Orang Tua ................................................. Tabel .4.3 Nilai Hasil Penyebarn Angket Variabel Perilaku Ibadah Anak Sehari-hari ................................. Tabel .4.4 Interval Nilai Hasil Penyebaran Angket Variabel Perilaku Ibadah Anak Sehari-hari.................................. Tabel .4.5 Tabel Komulatif Nilai Penyebaran Angket Keteladanan Orang Tua Perilaku Ibadah Anak Sehari-Hari ........ Tabel .4.6 Interpretasi Nilai r ........................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran.1.
Riwayat Hidup Penulis ............................................................
79
Lampiran.2.
Data Nama Responden ............................................................
80
Lampiran.3.
Angket Penelitian ...................................................................
81
Lampiran.4.
Lembar Observasi ....................................................................
84
Lampiran.5.
Jawaban Angket Variabel Keteladana Orang Tua...................
85
Lampiran.6.
Penilaian Hasil Penyebaran Angket Variabel Keteladanan orang tua ..............................................
Lampiran.7.
86
Jawaban Angket Variabel Perilaku Peribadatan Siswa Sehari-hari ...............................................................................
87
Lampiran .8. Penilaian Hasil Penyebaran Angket Variabel Peribadatan Siswa Sehari-hari .................................................
88
Lampiran .9. Data Perhitungan Korelasi .......................................................
89
Lampiran 10. Tabel r Product Moment ..........................................................
90
Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian .................................................................
91
Lampiran 12. Nota Pembimbing ....................................................................
92
Lampiran 13. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .............................
93
Lampiran 14. Lembar Konsultasi Skripsi
94
xiii
........................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak sebagai bagian dari pendidikan dalam Islam perlu mendapat perhatian yang serius, karena anak mempunyai kelemahan. Tapi justru karena anak mempunyai kelemahan tersebut maka harus lebih diperhatikan. Ini mengingat masa anak-anak merupakan saat yang paling tepat untuk menanamkan nilai-nilai agama, baik nilai keimanan maupun nilai akhlak sehingga nilai tersebut akan tertanam kuat kedalam jiwa anak sampai dewasa. Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan pusat pendidikan namun keluargalah yang memberikan pengaruh pertama kali, keluarga merupakan pusat pendidikan yang paling berpengaruh dibandingkan yang lain dan dalam keluargalah ditanamkan benih-benih dan nilai-nilai pendidikan. Demikian pula waktu yang dihabiskan seorang anak di rumah lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang ia habiskan ditempat lain, dan kedua orang tua merupakan figur yang paling berpengaruh terhadap anak Islam menganjurkan agar keluarga menjadi wahana pokok dalam mendidik anggota masyarakat dan menganjurkan agar keluarga menjadi penyeimbang yang tenang dan damai untuk menjadi tempat tinggal yang menyenangkan bagi semua anggota keluarga. Dengan demikian keluarga mempunyai tanggung jawab yang pertama dan utama dalam membina dan mendidik anggotanya yang di dalamnya adalah termasuk anak. seperti yang
1
disampaikan oleh Muhammad Nur Abdul Hafiz (2004 : 35 ) bahwa, menurut Islam anak dilahirkan dalam keadaan suci, bersih dan bebas dari segala dosa. Ia akan menjadi baik dan buruk tergantung kepada pendidik atau lingkungan yang membentuknya. bagi anak, ibu dan ayah merupakan guru di rumah, segala perbuatan mereka baik dan buruk akan ditiru oleh anak–anaknya. Maka sudah selayaknya kedua orang tua memberikan contoh teladan yang baik kepada anaknya. Upaya ini merupakan suatu bentuk perhatian orang tua dalam mewujudkan pendidikan anaknya. Anak tidak ubahnya selembar kertas putih, apa yang pertama kali ditorehkan disana, maka itulah yang akan membentuk karakter dirinya. Bila yang pertama ditanamkan adalah warna agama dan keluhuran budi pekerti, maka akan terbentuk antibody (obat kebal) awal pada anak akan pengaruh negatif, seperti benci kesombongan, rajin ibadah, tidak membangkang pada orang tua dan sebagainya. Di era globalisasi ini masih banyak orang tua yang beranggapan jika anaknya sudah disekolahkan di sekolah tertentu tahunya beres. Dalam pengertian orang tua percaya betul bahwa anaknya pasti berhasil di dalam belajar dan berperilaku baik tanpa memberi bimbingan dan contoh dirumah. Masa kanak-kanak bukan masa pembebanan atau menanggung kewajiban tetapi merupakan masa persiapan, latihan dan pembiasaan sebagai bekal ketika mereka mulai beranjak baligh dimana pada usia itu tersebut anak sudah mendapat kewajiban menjalankan ibadah .
2
Proses menjalankan ibadah bagi anak kecil terbagi pada pembiasaan sholat, pembinaan ibadah puasa, mengajarkan berwudlu, mengajarkan membaca Al-Qur’an dan mengajak anak untuk berjamaah. Pelaksanaan ibadah semisal sholat akan mendorong anak-anak untuk belajar disiplin dan tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hati nuraninya, sedangkan puasa mengajarkan anak untuk berlatih menahan diri dari rasa lapar dan haus, belajar berwudlu anak agar mengerti arti tentang kebersihan lahir, yang nantinya akan tertanam nilai-nilai agama dapat bersemi dengan suburnya di dalam jiwa anak. kepribadian yang luhur dan agamis yang membalut jiwa anak menjadikannya insan-insan yang penuh taqwa dan iman kepada Allah (Darajat, 2004 : 35 ). Karena menurut peneliti, dalam kenyataannya banyak ditemukan anakanak yang kurang atau bahkan tidak melaksanakan ibadah tanpa disuruh ataupun diingatkan oleh bapak ibu guru. Hal ini menurut penulis dikarenakan perhatian dan kepedulian kedua orang tua sudah melemah. Ini bisa dilihat dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari seperti sibuknya kedua orang tua dalam pekerjaannya, minimnya pengetahuan agama yang dimiliki orang tua sehingga dalam melaksanakan ajaran agama Islam masih kurang maksimal sehingga berdampak pada anak-anak. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mangadakan penelitian dengan latar belakang permasalahan tersebut di atas. Ditekankannya untuk memberikan pendidikan ibadah semenjak kecil anak–anak berlandaskan pada pemikiran bahwa masa anak-anak adalah masa pembentukan watak yang ideal, anak-anak pada masa itu mudah menerima
3
lukisan yang negatif, oleh sebab itu anak perlu didahului seuraian pendidikan dan pelaksanaan ibadah sejak dini agar tertanam dan bersemi dalam jiwanya kelak. Sebagaimana disampaikan oleh Syarifudin (2004 : 68) dijelaskan bahwa jika anak pada masa kanak-kanak ini ibadah terlambat dilakukan, kelak akan sulit bahkan dibutuhkan tenaga ekstra. Dari uraian di atas, maka peneliti mencoba mengetahui apa saja yang diberikan oleh kedua orang tua terhadap anaknya melalui sikap keteladanan orang tua, adakah hubungan keteladanan orang tua terhadap perilaku ibadah anak sehari-hari di MIM AL-Huda Banjarejo I Kaliangkrik Magelang. B. Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah keteladanan orang tua di MIM AL-Huda Banjarejo I Kaliangkrik Magelang Tahun Pelajaran 2011? 2. Bagaimana perilaku ibadah anak sehari–hari di MIM AL-Huda Banjarejo I Kaliangkrik Magelang Tahun Pelajaran 2011? 3. Bagaimana hubungan keteladanan orang tua dan perilaku ibadah anak sehari–hari di MIM AL-Huda Banjarejo I Kaliangkrik Magelang Tahun Pelajaran 2011?
4
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui keteladanan orang tua di MIM AL-Huda Banjarejo I Kaliangkrik Magelang Tahun Pelajaran 2011. 2. Untuk mengetahui perilaku ibadah anak sehari–hari di MIM AL-Huda Banjarejo I Kaliangkrik Magelang Tahun Pelajaran 2011. 3. Untuk mengetahui hubungan keteladanan orang tua dan perilaku ibadah anak sehari-hari di MIM AL-Huda Banjarejo I Kaliangkrik Magelang Tahun Pelajaran 2011. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002:67). Karena dalam penelitian perlu adanya hipotesis agar data relevan secara devinitif. Hipotesis dibuktikan melalui pengolahan data melalui angka-angka sebagai dasar pengambilan keputusan terhadap suatu hipotesis dinyatakan ditolak atau tidak ditolak (Sukardi, 2007:36). Hipotesis merupakan dugaan ataupun kesimpulan sementara yang masih perlu diuji kebenarannya melalui statistic atau pengambilan keputusan lainnya. Sebagai jawaban sementara dalam penelitian ini penulis menyatakan hipotesis sebagai berikut : Ha
: Ada pengaruh yang signifikan antara keteladanan orangtua
dengan
perilaku ibadah anak-anak sehari-hari di MIM Al-Huda Banjarejo I
5
Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011. Ho
: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara keteladanan orang tua dengan perilaku ibadah anak sehari-hari di MIM AL-Huda Banjarejo I Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011.
E. Kegunaan Penelitian 1. Memberi sumbangan pemikiran bagi para pendidik dalam hal ini keluarga pada umumnya dan orang tua di MIM AL-Huda Banjarejo I Kaliangkrik Magelang sebagai tempat penelitian, agar benar-benar memperhatikan cara atau metode pendidikan anak karena terkadang tanpa disadari perbuatan atau tingkah lakunya akan mudah ditiru oleh anaknya 2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi para praktisi pendidikan anak agar dalam proses pendidikan khususnya dalam memilih metode tentang keteladanan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan anak. 3. Penelitian ini diharapkan dapat sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan terutama pendidikan anak dan penelitian selanjutnya F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dari judul “Hubungan Keteladanan Orang Tua Dan Perilaku Ibadah Anak Sehari-hari di MIM AL-Huda Banjarejo I, Kaliangkrik, Magelang” merupakan studi penelitian lapangan yang membahas tentang keteladanan orang tua dalam menanamkan nilai–nilai pada
6
anak di MIM AL-Huda Banjarejo I Kaliangkrik Magelang yang kaitannya dengan perilaku ibadah anak sehari-hari 1. Pengaruh Keteladanan Orang Tua Keteladanan mempunyai arti perihal yang dapat (patut) ditiru (contoh). Sedangkan yang dimaksud dalam judul ini adalah usaha yang dilakukan orang tua yang dapat ditiru oleh anak dalam kehidupan seharihari. Dimana orang tua yang dimaksud dalam skripsi ini adalah ayah dan ibu sebagai pendidik utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut pendidik utama karena merekalah yang pertama mendidik anaknya. Dengan indikator tentang keteladanan orang tua : a. Memberikan motivasi b. Membimbing anak dalam ibadah c. Memberikan fasilitas 2. Perilaku Ibadah Anak Sehari-Hari Perilaku adalah perihal atau sifat atau keteladanan yang layak bagi manusia sedangkan “laku” berarti tingkah laku atau perbuatan yang layak. Kata “ibadah” menurut bahasa “taat, tunduk”, untuk merendahkan diri dan menghambakan diri. Adapun menurut istilah, ibadah berarti penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencari keridloan Allah dan mengharap pahala Allah di akhirat.
7
Anak yang peneliti maksud dalam skripsi ini adalah anak usia 6-12 tahun di MIM AL-Huda Banjarejo I, Kaliangkrik, Magelang untuk memberikan
batasan
yang
jelas
dan
mempermudah
penelitian
dilaksanakan. Dengan menggunakan indikator perilaku dibawah ini : a. Pengertian perilaku b. Fungsi perilaku G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pendekatan adalah cara yang digunakan penulis adalah dengan jenis pendekatan kuantitatif (Arikunto, 2006:100). Adapun jenis pendekatan yang
digunakan
adalah
mengumpulkan
data
sebanyak-banyaknya
mengenai usaha-usaha orang tua yang dilakukan terhadap perilaku ibadah anak sehari-hari. Adapun rancangan penelitian adalah bagian dari perencanaan yang menunjukkan usaha peneliti dalam melihat apakah model testing data yang dilakukan mmepunyai valitas yang komprehensif yang mencakup validitas internal maupun eksternal (Sukardi, 2003:69). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan dengan jenis survey dengan subyek penelitian adalah siswa MIM Al-Huda Banjarejo I Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang, adapun obyek penelitian adalah hubungan keteladanan orangtua dan perilaku ibadah anak seharihari di MIM AL-Huda Banjarejo I Kec. Kaliangkrik, Kab. Magelang.
8
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah MIM Al-Huda Banjarejo I Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang sedangkan waktu penelitian telah penulis laksanakan mulai bulan Mei sampai dengan akhir bulan Juni 2011. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti atau keseluruhan subyek penelitian (Sugiarto, 2001:2). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Al Huda Banjarejo I Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang, adapun jumlah siswa semua di Madrasah ini adalah 143 siswa. b. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya (Sugiarto, 2001:20) Dalam penelitian ini yang digunakan sampel adalah 30 siswa di Madrasah
Ibtidaiyah
Muhammadiyah
Al–Huda
Banjarejo
I
Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Alasan peneliti mengambil 30 siswa untuk dijadikan sampel adalah secara psikologis peneliti menganggap bahwa 30 siswa tersebut bisa dan sanggup
9
dijadikan responden untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dibandingkan dengan siswa yang lain. c. Teknik Penentuan Sampel Ukuran besarnya sampel dapat ditentukan dengan berbagai cara. Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih (Arikunto, 2006:134) atau dapat ditentukan dengan tabel bilangan sampel secara operasional. Tehnik yang ingin digunakan oleh penulis adalah ”purposive sample” artinya pengambilan sampel dilakukan dengan cara memngambil subyek bukan di dasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi di dasarkan atas adanya tujuan tertentu, karena melihat keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan peneliti. 4. Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian yaitu alat dan bahan yang akan digunakan oleh peneliti (Sukardi, 2003:75). Instrumen yang ingin digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Angket Angket ini digunakan untuk mengangket aspek keteladanan orangtua yang datanya dapat dimasukkan dalam rumus staistik untuk memudahkan analisa penulis.
10
b. Observasi Adalah pengamatan yang meliputi kegiatan penguatan perhatian terhadap duatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 20006:106). c. Lembar Dokumentasi Instrumen ini memuat data-data yang diambil secara tertulis mengenai data yang diambil secara tertulis mengenai data guru dan jumlah siswa di Madrasah MIM Al-Huda Banjarejo I Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. 5. Teknik Analisa Data a. Analisa data Analisis ini dimaksudkan untuk mencari variasi keteladanan dan ibadah anak sehari-hari pada siswa MIM AL-Huda Banjarejo I dengan rumusan sebagai berikut : P=
F X 100% N
Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi jawaban N : Jumlah responden yang menjawab soal ( Hamid, 2009 : 12 ) b. Analisa Korelatif Analisis ini dimaksudkan untuk mencari hubungan keteladanan orang tua dengan ibadah anak sehari-hari. Untuk keperluan ini diperlukan angka-angka yang diperoleh dari penyebaran angket yang 11
diajukan kepada responden. Setelah mengetahui angket yang diangkakan, kemudian dimasukkan kedalam rumus, sedang rumus yang digunakan adalah product moment sebagai berikut : rxy=
Nx
nxy (x)(y) 2
(x) 2 Ny 2 (y) 2
Keterangan : rxy = angka indeks “r” product momen x
= variabel keteladanan orang tua
y
= variabel perilaku ibadah anak sehari-hari
N = jumlah responden (Arikunto, 2006:183)
H. Sistematika Penulisan Untuk memperjelas pembahasan skripsi ini, maka penulis mengadakan pembahasan sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA Mencakup landasan teori, kerangka berfikir dan hipotesis
BAB III
: HASIL PENELITIAN Mencakup gambaran umum lokasi dan subyek penelittian, serta penyajian data.
12
BAB IV
: ANALISIS DATA Mencakup hasil penelitian dan pembahasan, analisis diskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan
BAB V
: PENUTUP Mencakup kesimpulan dan saran saran.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Keteladanan 1. Pengertian Keteladanan Keteladanan menurut bahasa adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh. Sistem pendidikan Islam sangat menentukan pada anak kecil, bahkan termasuk orang tua, agar memiliki kecenderungan sikap dengan menunjukkan pribadi Rasulullah SAW sebagai tokoh yang dikagumi dan panutan yang sangat ideal, karena beliau memiliki sifat-sifat yang sempurna yang tidak dimiliki oleh orang lain, sosok manusia yang paling baik dan rasul yang paling utama diantara para rosul Allah SWT (Hafiz, 2004 : 52). Menurut Ulwan (2004:3) mengatakan bahwa keteladanan adalah merupakan metode influentif yang paling menyakinkan keberhasilan dalam membentuk aspek moral, sosial dan spiritual anak. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Jaudah Muhammad Awwad (2004:13) bahwa keteladanan adalah teknik pendidikan yang paling baik, seorang anak harus memperoleh teladan dari keluarga khususnya kedua orang tua agar semenjak kecil sudah menerima nilai-nilai Islam dan berjalan sesuai dengan perkembangan jiwa dan agamanya Sebagai langkah awal pemberian keteladanan adalah dengan mengajarkan perilaku Rasulullah SAW dimana langkah perilaku beliau banyak yang bisa dijadikan suri tauladan dalam hidup, misalnya Rasulullah 14
SAW selalu bertaubat meskipun beliau tidak pernah berbuat dosa, ketika beliau berdagang beliau menjadi padagang yang jujur, baik pada pembeli maupun pada juragan pemilik dagangannya, serta masih banyak contohcontoh perilaku Rasulullah SAW yang dapat dijadikan suri tauladan. Sesuai dengan Al-Qur’an surat Al Ahzab:21 sebagai berikut :
Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(Al-Ahzab:21) Oleh karena pendidikan keteladanan merupakan contoh terbaik dalam pandangan anak, yang akan ditirunya dalam tindak tanduknya dan tata santunnya. Disadari atau tidak bahkan akan terpatri dalam jiwa dan perasaannya mengenai gambaran seorang pendidik dan tercermin dalam ucapan, dan perbuatan materiil dan spiritual karena metode ini merupakan metode yang paling unggul dan paling jitu dibandingkan dengan metode– metode lainnya. (Heri Jauhari Muctar, 2005:19). Dari berbagai pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa keteladanan merupakan suatu metode pendidikan Islam yang terbaik dalam keluarga oleh orang tua kepada anak-anaknya. Dengan demikian keteladanan yang baik harus dimulai dari dini, karena berpengaruh dalam pembentukan aspek spiritual, moral dan sosial anak. Setiap orang tua dituntut untuk memberikan keteladanan yang baik tatkala anak mulai tumbuh dan berkembang. Anak-
15
anak mulai selalu merekam seluruh tingkah laku maupun perkataan orang tua baik itu yang disengaja maupun yang tidak disengaja dan mereka senantiasa akan bertanya-tanya tentang sebab atau peristiwa. 2. Macam-Macam Keteladanan Edi
Suardi
sebagaimana
dikutip
oleh
Ramayulis
(1993:97)
menyebutkan bahwa keteladanan itu ada dua macam yaitu : a. Sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh si terdidik anak b. Berperilaku sesuai dengan norma yang akan kita tanamkan pada anak sehingga tanpa sengaja menjadi teladan bagi anak Kecenderungan untuk meniru perilaku orang tua sudah menjadi karakteristik manusia. Karena dalam usia anak, selalu melihat apa yang tengah dilakukan kedua orang tuanya dan secara perlahan mulai meniru dan berperilaku seperti kedua orang tuanya. Pengaruh dari orang tua, anggota keluarga dan lingkungan melalui keteladanan tersebut harus dimanfaatkan untuk pendidikan agama serta menampilkan pribadi yang baik secara wajar tanpa dibuat-buat atau memaksakan diri hidup yang selalu memasuki aturan-aturan agama dengan pribadi yang luhur akan memberikan pengaruh yang kuat terhadap anak 3. Tujuan Keteladanan Orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan keteladanan dalam keluarga, sebab orang tua akan menentukan berlangsung tidaknya suatu proses pendidikan keluarga.
16
Keteladanan juga merupakan salah satu metode pendidikan dalam Islam diantara metode-metode yang lain. Dalam proses pendidikan keteladanan itu tentunya memerlukan waktu yang tidak singkat dalam menanamkan nilai-nilai Islam. Makna pendidikan keteladanan tidaklah semata-mata memberikan contoh, akan tetapi lebih luas daripada itu. Seorang anak akan tumbuh dan berkembang baik manakala memperoleh keteladanan orang tua secara intensif dan komprehensif, agar kelak menjadi manusia yang berguna bagi agama dan masyarakat. Menurut
Dadang
Hawari
(1997:196)
menyebutkan
tujuan
keteladanan ada tiga aspek : a. Kognitif yaitu kemampuan anak untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diajarkan b. Afektif yaitu kemampuan untuk merasakan dan mengamati apa-apa yang diajarkan c. Psikomotorik yaitu kemampuan anak untuk merubah sikap dan perilaku sesuai dengan ilmu yang telah dihayati 4. Keteladanan Orang Tua Anak bukan milik kita, tetapi merupakan amanat dari Allah SWT yang harus dijaga, dipelihara, dibina, didik, dibimbing dan diarahkan supaya menjadi manusia yang berguna bagi dirinya keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Orang tua berkewajiban terhadap keberhasilan anak nantinya
17
akan dimintai pertanggungjawabnya oleh Allah SWT sebagaimana hadits Rasulullah dibawah ini :
) Artinya : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (bersih dan suci) kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak ini beragama Nasrani, Yahudi, atau Majusi (HR. Bukhari). Dalam membentuk pribadi atau perilaku seorang anak maka orangtua berfungsi sebagai : a. Pendidik yang harus memberikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan terhadap anaknya. b. Pimpinan keluarga yang harus mengatur kehidupan keluarganya dan pelindung keluarga. c. Contoh yang merupakan tipe ideal dalam kehidupan dunia. d. Tanggung jawab di dalam kehidupan baik yang bersifat fisik maupun mental spiritual keseluruhan anggota keluarga. Sebagai orang tua harus bisa menjadi teladan yang baik bagi anakanaknya kedua orang tua adalah orang yang pertama kali dikenalnya dan seorang anak paling banyak menghasilkan waktunya dirumah. Di bawah ini adalah contoh-contoh keteladanan orang tua : a. Memberi teladan yang baik kepada mereka tentang kekuatan iman kepada Allah dan berpegang pada ajaran agama.
18
b. Membiasakan menunaikan syiar-syiar agama sejak kecil (Sehingga penunaian itu sebagai kebiasaan yang mendarah daging dan melakukan dengan kemampuan sendiri ) c. Menyiapkan suasana agama dan spiritual di rumah dimana mereka berada d. Membimbingnya dalam membaca bacaan-bacaan agama yang berguna dan memikirkan ciptaan-ciptaan Allah SWT di atas wujud dan kegunaannya. 5. Pendidikan Dengan Teladan a. Kebutuhan Akan Keteladanan Menurut Abdurrahman An Nahlawi dalam bukunya (1996:363) menjelaskan tentang kebutuhan keteladanan sebagai berikut : 1) Kita mungkin saja dapat menemukan suatu sistim pendidikan yang sempurna,
menggariskan
tahapan-tahapan
yang
serasi
bagi
perkembangan manusia, menata kecenderungan dan kehidupan psikis, emosional, maupun cara-cara penuangannya dalam bentuk perilaku,
serta
strategi
pemanfaatan
potensinya
sesempurna
mungkin. Akan tetapi semua ini masih memerlukan realisasi edukatif yang dilaksanakan oleh seorang pendidik ataupun orang tua. Pelaksanaannya itu memerlukan seperangkat metode dan tindakan pendidikan, dalam rangka mewujudkan asas yang melandasinya, metode yang merupakan patokannya dalam bertindak serta tujuan pendidikannya yang diharapkan dapat dicapai. Ini semuanya
19
hendaknya ditata dalam suatu sistim pendidikan yang menyeluruh dan terbaca dalam perangkat tindakan dan perilaku yang konkrit. 2) Dengan kepribadian, sifat tingkah laku dan pergaulan bersama-sama manusia, Rasulullah SAW benar-benar merupakan intresprestasi praktis yang manusiawi yang menghidupkan hakekat, ajaran, adap dan tasyrik Al-Qur’an yang melandasi perbuatan pendidikan Islam serta penerapan metode pendidikan Qur’ani yang terdapat dalam ajaran tersebut. 3) Manusia telah diberi fitrah untuk mencari suri tauladan agar menjadi pedoman bagi mereka, yang menerangi jalan kebenaran dan menjadi contoh hidup yang menjelaskan pada mereka bagaimana seharusnya melaksanakan syariat Allah. 4) Fitrah ini tampak pada umat manusia dalam kondisi yang mungkin asing bagi mereka. b. Landasan Psikologis Pengambilan Teladan Kebutuhan manusia akan lahir dari ghorizah (naluri) yang bersemayam dalam jiwa manusia. Ghorizah dimaksud adalah hasrat yang mendorong anak, orang lemah, dan orang yang dipimpin untuk meniru perilaku orang
dewasa, orang kuat, dan pemimpin. Demikian juga
ghorizah untuk tunduk yang dimiliki suatu kelompok, mendorong seluruh anggota kelompok tersebut untuk mengikuti pemimpinnya dan meniru jejaknya.
20
6. Berbagai Tipe Pendidikan Dengan Teladan Diantara tipe-tipe peneladanan yang terpenting ialah : a. Pengaruh Langsung Yang Tak Disengaja Keberhasilan tipe peneladanan ini banyak bergantung pada kualitas kesungguhan realisasi karakteristik yang diteladankan, seperti : keilmuan, kepemimpinan, keikhlasan atau lain sebagainya. Dalam kondisi ini pengaruh teladan berjalan secara langsung tanpa disengaja. Ini berarti bahwa setiap orang yang diharapkan menjadi teladan hendaknya memelihara tingkah lakunya, disertai kesadaran bahwa ia bertanggung jawab di hadapan Allah dalam segala hal yang diikuti oleh orang lain. Khususnya pada pengagumnya. Kualitas kewaspadaan dan keikhlasannya bertambah, seiring sejalan dengan derajat kekaguman serta tingkat peneladanan orang lain terhadapnya. b. Pengaruh Yang Sengaja Kadangkala peneladanan diupayakan secara sengaja. Maka kita sebagai orang tua harus memberikan contoh yang baik agar anak-anak kita menirunya, orang tua mengajarkan shalat kepada anak-anaknya agar anak bisa melaksanakan shalat yang sempurna yang sesuai dengan ajaran yang telah diterima, diketahui dan dilihat oleh mereka. B. Perilaku a. Pengertian Perilaku Menurut W.J.S.Poerwodarminto (1982:738) memaknai perilaku terdiri dari dua kata yaitu “peri” dan “laku”, peri berarti hal atau sifat atau
21
keteladanan yang layak bagi manusia sedangkan “laku” berarti tingkah laku atau perbuatan yang layak. Tingkah laku dan sifat keadaan bagi manusia disini juga mempunyai makna kebiasaan, berarti perbuatan yang berulang-ulang sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang. Seseorang itu melakukan tindakan dengan perasaan senang atau suka (HA. Mustofa, 1997 : 96 ). Dari kedua pengertian di atas penulis rumuskan bahwa perilaku berarti hal-hal atau sifat manusia yang baik melekat pada dirinya sehingga menjadi sebuah kebiasaan yang layak berarti perbuatan-perbuatan dan yang baik dan sesuai dengan tugas dan kewajiban untuk selalu menjalankan ibadah kepada Allah dan manjauhi larangan-larangan Allah. b. Fungsi Perilaku Suatu kebiasaan manusia merasakan apa yang diperbuatnya sehingga setiap melakukan perbuatan itu dilakukan dengan rasa suka atau senang. Orang berbuat baik atau buruk karena adanya faktor yang menyebabkannya yaitu kesukaan hati terhadap sesuatu pekerjaan dan menerima kesukaan itu yang akhirnya menampilkan perbuatan yang baik pula. Adapun fungsi dari kebiasaan atau perilaku adalah : 1.
Memudahkan perbuatan
2.
Menghemat waktu dan perbuatan
22
C. Ibadah 1. Pengertian Ibadah Kata “ibadah” menurut bahasa “taat, tunduk”, untuk merendahkan diri dan menghambakan diri. Adapun menurut istilah, ibadah berarti penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencari keridloan Allah dan mengharap pahala Allah diakherat. (Sidik Trisno,dkk, 1998:2). Menurut T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy (1985:5) memaknai ibadah adalah dengan segala taat yang bersifat semata mata karena mencari keridhloan Allah dan tidak nyata kemuslihatannya yang terang. Dari dua pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa ibadah adalah segala perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang hanya mengharap ridhlo dari Allah semata. Karena pembinaan anak dalam beribadah dianggap sebagai penyempurna dari pembinaan ibadah. Pembinaan anak dalam ibadah dianggap sebagai penyempurna dari pembinaan akidah. Karena nilai ibadah yang didapat oleh anak akan dapat menambah keyakinan akan kebenaran ajarannya. Atau dalam istilah lain, semakin tinggi nilai ibadah yang ia miliki, akan semakin tinggi pula keimanannya. Maka bentuk ibadah yang dilakukan anak bisa dikatakan sebagai cerminan atau bukti nyata dari akidahnya. Apabila kita amati lebih dalam lagi arti ibadah dimata seorang manusia, akan kita temukan bahwa ternyata bentuk pengabdian ini sematamata merupakan fitrah setiap mansuia yang dihadirkan oleh Allah. Ketika
23
seorang hamba menghadapkan dirinya untuk mematuhi panggilan Allah SWT, serta menaati perintah-Nya. Artinya, dia berjalan dalam rangka memenuhi panggilan nuraninya yang paling dalam. Oleh karena itu, kewajiban orang tua atau pendidik adalah mengarahkan kembali fitrah pengabdian anak pada sang Khalik yang telah tertanam sejak ditiupkannya ruh Allah padanya ketika dia masih berada di dalam kandungan ibunya. Apabila fitrah tersebut dapat diarahkan dengan benar, anak akan terbentuk dengan memiliki akidah yang kukuh. Apabila pendidikan agama itu tidak diberikan kepada si anak sejak ia kecil, maka akan sukarlah baginya untuk menerimanya nanti kalau ia sudah dewasa, karena dalam kepribadiannya yang terbentuk sejak kecil itu, tidak terdapat unsur-unsur agama (Zakiyah Daradjat,1985:128). 2. Dasar Hukum Ibadah Allah menetapkan perintah ibadah sebenarnya merupakan suatu keutamaan yang besar kepada makhluknya, karena apabila direnungkan, hakekat perintah, ibadah itu berupa peringatan agar kita menunaikan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan karunianya. Dasar hukum ibadah itu antara lain firman Allah yang berbunyi :
Artinya : Wahai para manusia, beribadahlah kamu kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu dan telah menjadikan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa (Al-Baqarah : 2).
3. Syarat Diterima Ibadah 24
Ibadah-ibadah itu bersangkut penerimaannya kepada dua faktor yang penting, yang menjadi syarat bagi diterimanya. Syarat-syarat diterima suatu amal (ibadah), adalah terkumpul padanya dua syarat yaitu : a. Ikhlas yakni ibadah kita itu, dilaksanakan atas dasar ikhlas b. Ibadah kita itu dilakukan secara yang sah sesuai dengan petunjuk syara’ sendiri. Firman Allah SWT : 3. Jenis-Jenis Ibadah a. Ibadah-ibadah yang diterapkan Islam terbagi kepadanya kemaslahatan akherat b. Ibadah-ibadah yang berpaut dengan kemasllahatan dunia akhirat c. Ibadah-ibadah yang lebih keras terlihat padanya kemaslahatannya d. Ibadah-ibadah yang lebih keras terlihat padanya kemaslahatan akherat seperti sholat, puasa, dsb. 4. Prinsip-Prinsip Ibadah Apabila diteliti dan direnungkan, setiap ibadah dalam Islam pasti mengandung hikmah oleh karena itu, dalam memberikan gambaran ibadah yang bersifat fitrah Islam menggariskan prinsip-prinsip ibadah sebagai berikut : a. Yang berhak disembah hanya Allah b. Ibadah tanpa perantara c. Ikhlas sendi ibadah yang akan diterima
25
d. Ibadah sesuai dengan tuntunan e. Memelihara keseimbangan antara unsur rohani dan jasmani f. Mudah dan meringankan 5. Ibadah Anak Sehari-hari Orang tua memegang peranan penting dalam membentuk pribadi dan masa depan anak-anaknya, maka orang tualah yang harus memberikan perhatian kepada anak-anaknya untuk membentuk anak yang sholeh dan sukses dalam meraih cita-citanya dikarenakan sentuhan-sentuhan pola pendidikan dan pembinaan juga pembiasaan sejak kecil dalam hal ibadah sehari-hari yang dimulai dari pembinaan orang tua, agar anak memiliki mental spiritual yang kuat dan tidak mudah terjerumus kedalam jurang yang jauh dari norma agama dan nilai-nilai sosial yang telah digariskan oleh agama. Pendidikan ibadah terhadap anak kecil merupakan fase pendidikan dan pembinaan akidah juga keteladanan orang tua dalam mendidik anak dalam hal ibadah, bagaimana anak dalam beribadah yang tidak bisa lepas dari tanggung jawab keluarga yaitu orang tua. Oleh karena orang tua ataupun keluarga sekarang pada umumnya lebih banyak terperdaya oleh tipu daya duniawi (Syariful Bahri Djamarah, 2004 : 23). Kini sudah waktunya orang tua menyadari dan mengembalikan fungsi keluarga dibidang pendidikan agama anak-anak yang selama ini terabaikan yaitu tentang ibadah sholat, puasa, wudlu, juga mempelajari AlQur’an, disamping itu anak juga dalam membina ibadah dalam beribadah
26
perlu pembinaan. Untuk membina anak agar mempunyai sifat-sifat yang terpuji, tidaklah mungkin dengan penjelasan pengertian saja, akan tetapi perlu pembiasaan untuk melakukan yang baik (Zakiyah Darajat,1981 : 78). Agar anak dalam menjalankan ibadah sehari-hari dapat dilakukan dengan baik maka anak harus dapat melihat, menyaksikan dan menyakini, berbicara, bersikap, bertindak, mengerjakan sesuatu ibadah dan sebagainya (Heri Jayhari Muchtar, 2005 : 19). Lebih lanjut Zainudin dkk (1991:106) mengungkapkan bahwa apabila anak itu dibiasakan untuk mengamalkan apa-apa yang baik, diberi pendidikan ke arah itu, pastilah ia akan tumbuh di atas kebaikan tadi akibat positifnya akan selamat sentosa didunia dan di akhirat. Sebagai contoh ibadah sehari-hari antara lain : 1. Shalat a. Pengertian Shalat Arti shalat menurut Moh Rifai (2000:79) menurut syara’ berarti menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah karena taqwa hamba kepada Tuhannya mengagungkan kebesarannya dengan khusuk dan ikhlas dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan dikhiri dengan salam menurut cara dan syarat yang ditentukan. Zakiyah Daradjat (1984:198) memaknai shalat adalah perbuatan yang diajarkan oleh syara dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan memberi salam.
27
Oleh karena shalat merupakan rukun Islam yang kedua yang harus dilakukan oleh setiap umat Islam setiap harinya. Maka dalam hal ini cara pembinaan yang terbaik adalah dengan mengajak anakanak untuk melaksanakan shalat dengan berjamaah bersama orang tua maupun berjamaah di masjid. Generasi semacam ini telah dicontohkan oleh anak-anak para sahabat dengan senantiasa mengikuti shalat bersama rasulullah SAW di masjid dan beliau memberikan perhatian yang lebih pada mereka (M. Nur Abdul Hafiz , 2004:131). Orang tua sebagai pendidik yang utama yang seharusnya mengajarkan syarat syahnya shalat, rukun sholat, serta hal-hal yang membatalkan shalat. Selain Rasulullah SAW memberikan batasan bahwasanya usia 7 tahun sebagai awal yang paling baik bagi anak untuk diajarkan masalah yang berkaitan dengan shalat.
Ini
berdasarkan pada sabda Rasulullah SAW di bawah ini :
Artinya : Suruhlah anak-anak kamu shalat sejak berusia 7 th dan
pukullah mereka jika meninggalkan sholat ketika sudah memasuki usia 10 tahun. (HR. Abu Daud Al-Hakim).
b. Kedudukan Shalat Shalat merupakan suatu ibadah yang pokok, shalat merupakan salah satu sendi ibadah yang penting oleh karena itu
28
kita sebagai orang tua ataupun pendidik kita harus sudah menanamkan
kepada
mengajarkan
dan
anak
kita
mengetahui
untuk
syarat
mengenal
syahnya
dan
shalat, yang
membatalkan. Shalat merupakan amal ibadah yang paling awal akan diperhitungkan Allah pada hari kiamat. Jika salatnya baik maka perbuatan-perbuatan lainnya akan menjadi baik, jika salatnya tidak baik maka perbuatan-perbuatan lainnyapun akan menjadi tidak baik (tidak ternilai). 1) Shalat merupakan pintu menuju kebahagiaan Orang-orang
mukmin
yang
akan
memperoleh
kebahagiaan di dunia dan di akherat adalah orang yang khusus’ dalam mengerjakan shalat, menjauhi dan menghindarlan diri dari hal-hal yang tidak berguna bagi hidupnya 2) Shalat tidak memberatkan Allah memerintahkan agar kaum muslimin menjaga dengan baik kewajiban sholat, terutama shalat wustha yaitu sholat “Ashar” dan agar menjalankan sholat dengan khusyu’. Apabila dalam bahaya, shalat dapat dikerjakan meskipun sambil berjalan atau berkendaraan. c. Hal-hal yang membatalkan shalat Shalat itu batal (tidak sah) apabila salah satu syarat dan rukunnya tidak dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja.
29
Adapun hal-hal yang membatalkan shalat adalah : 1) Berhadas 2) Terkena najis yang tidak dimaafkan 3) Berkata-kata dengan snegaja walau dengan satu huruf yang memberikan pengertian kecuali mengucapkan“Subhanallah” ketika imam lupa dalam sholat 4) Terbukanya auratnya 5) Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan sholat 6) Makan atau minum meskipun sedikit 7) Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan 8) Membelakangi kiblat kecuali sholat dengan kendaraan 9) Menambah rukun yang berupa perbuatan seperti rukuk dan sujud 10) tertawa 11) Mendahului imamnya rukun (dalam jamaah) 2. Wudlu Setiap akan melaksanakan shalat harus suci dari hadas dan najis. Thoharoh merupakan salah satu syarat syahnya shalat, karena itu orang yang akan melaksanakan sholat harus suci dari hadas baik besar maupun kecil. Hal ini tidak lepas dari pembinaan dan pendidikan orang tua dalam hal ibadah tersebut. Sebagai orang tua harus mengajarkan
30
memberi contoh bagaimana cara wudlu yang benar menurut syaratsyaratnya. Inipun sudah dilakukan Rasulullah terhadap anak-anak beliau dibidang kebersihan diikuti oleh para sahabatnya dengan mengajarkan pada anak mereka tentang kerbersihan sebagaimana dilakukan oleh sahabat Ali bin Abi Tholib yang mengajarkan pada anaknya Hasan dan Husein cara berwudlu. Begitu juga orang tua diwajibkan
untuk
mengajarkan
kepada
anak-anaknya
tentang
berwudlu. Wudlu menurut loghat berarti bersih dan indah. Menurut syara’ berarti membersihkan anggota-anggota wudlu untuk menghilangkan hadats kecil. Wudlu adalah syarat untuk sahnya sholat yang harus dikerjakan sebelum seseorang mengerjakan sholat. 1. Syarat-syarat Wudlu Wudlu baru dikatakan sah apabila ada syarat -
syarat
sebagai berikut : a) Islam : orang yang tidak beragama Islam tidak sah b) Mumayyiz artinya orang yang sudah dapat membedakan antara baik dan buruk dari pekerjaan yang dikerjakannya c) Dikerjakan dengan air yang suci dan mensucikan untuk mengangkat hadats. d) Tidak ada sesuatu anggota wudlu itu yang dapat merubah air yang digunakan untuk berwudlu
31
e) Tidak ada sesuatu yang menghalangi sampainya air wudlu pada anggota wudlu. 2. Fardhu Wudlu a) Niat wudlu : hendaklah berniat menghilangkan hadats kecil dan cara melakukannya tepat pada waktu membasuh muka b) Membasuh muka yaitu mulai dari tempat tumbuh rambut kepala dan ujung dagu c) Membasuh dua belah tangan sampai siku d) Menyapu sebagian dari rambut kepala e) Membasuh dua belah kaki sampai kedua mata kaki Tertib artinya urut menurut urutan dari nomor satu sampai nomor lima 3. Yang membatalkan Wudlu Hal – hal yang membatalkan wudlu adalah : a) Keluar sesuatu dari qubul dan dubur meskipun hanya angin b) Orang yang kaget c) Berhubungan suami istri d) Tidur
3. Puasa a) Pengertian Puasa Fungsi dari ibadah puasa bagi anak kecil adalah untuk memberikan pengertian kepada mereka memahami nilai-nilai
32
keikhlasan yang sebenarnya, agar dalam melakukan amal kebaikan benar-benar ditujukan kepada Allah SWT sehingga mereka akan taat dalam menjalankan perintah agama dan menjauhi larangannya. Dalam hal ibadah puasa anak-anak akan berusaha menahan lapar dan haus dan tidak akan makan dan minum meskipun keadaan sangat sepi karena ia yakin bahwasanya Allah SWT selalu mengawasinya. agar semua itu dapat berhasil ini tidak lepas dari peringatan dan pemberian motivasi kepada anak-anak agar mereka senang
melaksanakan
ibadah
tersebut
karena
anak
juga
mendapatkan nasehat-nasehat tentang hikmah melakukan ibadah dan juga mauidhoh hasanah dalam mengajak seorang anak untuk mengikutinya (Abdul Majid, 2006 : 150). Puasa menurut Sidik Tono dkk (1998 : 68) secara etimologi atau kebahasaan puasa berarti menahan diri dari sesuatu atau meninggalkan sesuatu, seperti meninggalkan makan, minum, berbicara atau aktivitas apapun. Dari segi terminology agama istilah syara’ puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan berhubungan seks, sejak terbutnya fajar hingga tenggelamnya matahari dengan mengharap perhitungan Allah, mempersiapkan diri untuk bertakwa, dengan mendekatkan diri kepada Allah dan mendidik kehendak. b) Dasar Disyariatkannya Puasa
33
Puasa yang menurut penuturan para ahli merupakan salah satu bentuk peribadatan yang paling awal serta paling luas tersebar di kalangan umat manusia. Disyariatkannya oleh Islam dengan bentuk puasa Ramadhan sebagai kewajiban sekaligus rukun Islam pada tahun kedua Hijriyah atas dasar perintah Al-Qur’an maupun sunnah Rasulullah. 1) Dasar Al-Qur’an Allah berfirman : Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Q.S. Al Baqarah :183) 2) As sunnah c) Rukun Puasa Rukun atau unsur-unsur yang harus ada dalam puasa ramadhan adalah : 1. Niat berpuasa pada malam harinya Niat ini dipandang sebagai rukum karena mengingat sabda Nabi riwayat Abu Daud Nasil dari Hafsoh :
Artinya : “barang siapa tidak berniat puasa pada sebelum fajar, tidak ada puasa baginya.” (Asqalami, Ibnu Hajar, … ) 2. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa
34
D. Pengaruh Keteladanan Orang Tua Terhadap Peribadatan siswa Seharihari. Keluarga adalah tempat yang paling pertama bagi anak mendapatkan pendidikan, wawasan, bimbingan dan lain sebagainya. Hal tersebut dilaksanakan sebagai bentuk keinginan orang tua untuk menjadikan anak yang baik dalam segala aspek. Dengan pendidikan keluarga inilah, peran, tugas dan tanggung jawab orang menjadi pondasi awal akan perkembangan anak. Orang tua menjadi contoh atau teladan bagi anak dalam keluarga, selain itu apa yang dilaksanakan pula di luar lingkungan keluarga, anak akan mengikuti apa yang dilaksanakan oleh orang tua. Keteladanan merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial anak. Mengingat pendidik adalah seorang figure terbaik dalam pandangan anak yang tindak tanduk dan sopan-santunnya, disadari atau tidak, akan ditiru oleh mereka. Bahkan bentuk perkataan dan perbuatannya akan senantiasa tertanam dalam kepribadian anak. Dengan dasar tersebut, apabila orang tua mampu melaksanakan tugas, peran dan tanggung jawabnya dalam memberikan bimbingan, arahan, wawasan, pendidikan keteladanan dengan baik kepada anak maka akan berpengaruh pula terhadap peribadatan sehari-hari, selain itu juga akan berpengaruh pula terhadap sikap, perilaku dan perkembangan anak baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat.
35
BAB III HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Lokasi 1. Tinjauan Historis sekolah MIM Al-Huda Banjarejo I MIM Al-Huda Banjarejo I Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah, berdiri tahun 1943 LK/3c/1541/PYM/ MI 78 yang sudah berstandar dibawah Yayasan Muhammadiyah dan NPSM : 112330814197 / 20331159. Semenjak berdiri tahun 1943 sampai sekarang sudah terjadi beberapa pergantian kepala sekolah, kepala sekolah yang menjabat pada saat ini adalah Lies Roziqoh, S.Pd.I sistem pergantian kepala sekolah melalui mekanisme yang benar sesuai peraturan pada tahun 2008 MIM Al-Huda Banjarejo I terakreditasi B dengan adanya akreditasi memotivasi pihak sekolah selalu berusaha meningkatkan kinerja untuk meraih hasil yang lebih baik lagi. 2. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Banjarejo I Secara geografis MIM Al-Huda Banjarejo I berada diwilayah Banjarejo Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang tepatnya beralamat di dusun Cemangklek, Rt 07 Rw 09 berbatasan dengan :
35
Tabel 3.1. Geografis Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Al Huda Banjarejo I No
Arah
Batas
1.
Sebelah Barat
Jalan Kampung
2.
Sebelah Utara
Rumah Kampung
3.
Sebelah Timur
Persawaha
4.
Sebelah Selatan
Persawahan
3. Keadaan tenaga pendidik MIM Al-Huda Banjarejo I Kecamatan kaliangkrik Kabupaten Magelang dipimpin oleh seorang kepala Madrasah dan memiliki 7 orang guru yang terdiri dari 1 guru PNS, dan 6 orang guru wiyata bakti, semua personil senantiasa melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing, dilandasi rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang sangat kuat. Peran serta masyarakat diwujudkan dalam wadah paguyuban pamong siswa dan komite sekolah, keberhasilan Banjarejo I menjadi tanggungjawab masyarakat.
36
pendidikan di MIM Al-Huda sekolah, orang tua,
dan
Tabel 3.2. Kondisi tenaga pendidik No Nama
Pendidikan
Keterangan
TMT
1
Lies Roziqoh, S.Pd.I
S1
Kep. Madrasah 18/07/1998
2
A. Fadloil Muhlasin, S.Pd.I
S1
Guru kelas 6
1/06/2005
3
Urip Muyasaroh, A.Ma
D2
Guru kelas 4
23/07/2001
4
Siti Khoiriyah,A.Ma
D2
Guru kelas 5
23/ 07/2002
5
Isrowiyah
PGA
Guru kelas 1
1/07/2002
6
S. Setya Wahyuningtyas, S.Pd.I S1
Guru Mapel
3/03/2003
7
Slamet Rahmani
SMU
Guru Mapel
1/07/2006
8
Suhardi
SMU
Guru kelas 2
1/07/2009
4. Keadaan siswa MIM Al-Huda Banjarejo I Pada tahun 2010/2011 jumlah siswa di MIM Al-Huda Banjarejo I secara keseluruhan berjumlah 143 siswa yang terdiri dari 77 laki-laki dan 106 siswa perempuan Siswa MIM Al-Huda Banjarejo I, mayoritas beragama Islam. Berdasarkan data yang ada, pada umumnya berasal dari keluarga yang latar belakang ekonominya rendah dan pendidikan orang tua siswa sebagaian besar tamat Madrasah. Keadaan seperti ini menjadi tantangan bagi pihak sekolah untuk memberikan pendidikan dan pengajaran
semaksimal
mungkin
karena
orang
memperhatikan pada proses belajar anak di rumah.
37
tua
kruang
Tabel 3.3 Kondisi siswa Tahun 2008/2009
Tahun 2009 / 2010
Tahun 2010 / 2011
L
83
L
77
L
77
P
69
P
65
P
66
Jumlah
152
Jumlah
142
Jumlah
143
5. Keadaan sarana dan prasarana Bangunan gedung MIM Al-Huda Banjarejo I, berdiri di atas tanah seluas 836 m3 dengan luas bangunan 450 m3 bangunan yang ada adalah 6 ruang kelas, 1 ruang kantin, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang ibadah, 3 ruang WC Tabel 3.4 Kondisi ruang / sarana prasarana No
Nama
Jumlah
Rusak
Baik
1
Ruang kelas
6
-
6
2
Ruang guru
1
-
1
3
Ruang kepala sekolah
1
-
1
4
Ruang perpustakaan
-
-
-
5
Ruang musholla
-
-
-
6
Ruang UKS
1
-
1
7
Gedang
1
-
1
8
WC guru
1
-
1
9
WC siswa
2
-
2
10
Laborat
-
-`
-
38
B. Penyajian Data 1. Data Responden Tentang Pengaruh Keteladanan Orang Tua Untuk mengetahui adanya pengaruh keteladanan orang tua terhadap perilaku ibadah anak sehari-hari penulis menggunakan angket. Adapun angket penulis ambil dari jawaban-jawaban dari siswa kelas V, masing-masing item adalah alternatif jawaban a, b, c. Adapun lembar angket dapat di lihat pada lampiran . Berikut ini disajikan daftar nama nama siswa sebagai responden dengan jumlah 30 siswa dengan alasan karena kelas V sudah mampu untuk menjawab soal dari pertanyaan – pertanyaan sebagai penelitian. Tabel 3.5. Hasil Jawaban Siswa Variabel Keteladanan Orang Tua Jawaban Item No. Soal A
B
C
1
30
-
-
2
27
3
-
3
30
-
-
4
26
4
-
5
29
1
-
6
28
2
-
7
29
1
-
8
29
1
-
9
30
-
-
39
10
25
5
-
11
30
-
-
12
30
-
-
13
30
-
-
14
30
-
-
15
30
-
-
16
27
3
-
17
30
-
-
18
26
4
-
19
30
-
-
20
30
-
-
Jumlah
576
24
-
Dari hasil jumlah item yang diperoleh dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa : 1.
Untuk pertanyaan soal no 1 dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 30 dan menjawab B nol dan C nol
2.
Pertanyaan soal no 2 dari jumlah soal 20 diperoleh data yang menjawab A sejumlah 27 dan yang menjawab B sejumlah 3 dan yang menjawab C nol.
3.
Pertanyaan soal no 3 diperoleh data yang menjawab A sejumlah 30 menjawab B nol dan yang menjawab C nol.
40
4.
Pertanyaan soal no 4 dari jumlah soal 20 diperoleh data yang menjawab A sejumlah 26, yang menjawab B sejumlah 4 dan yang menjawab C adalah nol.
5.
Pertanyaan no 5 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden diperoleh data yang menjawab A sejumlah 29 yang menjawab B diperoleh 1 dan yang menjawab C npl.
6.
Pertanyaan no 6 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden diperoleh data yang menjawab A sejumlah 28, menjawab B sejumlah 2 dan menjawab C nol.
7.
Pertanyaan no 7 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden diperoleh data yang menjawab A diperoleh 29 menjawab B diperoleh 1 dan menjawab C nol.
8.
Pertanyaan no 8 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden diperoleh data yang menjawab A sejumlah 29 menjawab B sejumlah 21 dan menjawab C nol.
9.
Pertanyaan no 9 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden dipeorleh data yang menjawab A sejumlah 30, menjawab B nol dan menjawab C nol.
10. Pertanyaan no 10 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden diperoleh data yang menjawab A memperoleh 25 menjawab B memperoleh 5 dan yang menjawab C adalah nol.
41
11. Pertanyaan no 11 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden diperoleh data yang menjawab A memperoleh 30 dan menjawab B nol menjawab C nol. 12. Pertanyaan no 12 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden diperoleh data yang menjawab A memperoleh 30 dan menjawab B nol menjawab C nol. 13. Pertanyaan no 13 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden diperoleh data menjawab A memperoleh 30 dan menjawab B nol menjawab C nol. 14. Pertanyaan no 14 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden diperoleh data menjawab A memperoleh 30 dan menjawab B nol menjawab C nol. 15. Pertanyaan no 15 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden diperoleh data menjawab A memperoleh 30 dan menjawab B nol menjawab C nol. 16. Pertanyaan no 16 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden yang menjawab A memperoleh 27 menjawab B memperoleh 3 dan menjawab C nol. 17. Pertanyaan no 17 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden yang menjawab menjawab A memperoleh 30 dan menjawab B nol menjawab C nol.
42
18. Pertanyaan no 18 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden yang menjawab A memperoleh 26 menjawab B memperoleh 4 dan menjawab C nol. 19. Pertanyaan no 19 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden diperoleh data yang menjawab A memperoleh 30 menjawab B nol menjawab C nol. 20. Pertanyaan no 20 dari jumlah soal 20 yang dibagikan ke responden diperoleh menjawab A memperoleh 30 dan menjawab B nol menjawab C nol. Dari hasil tersebut kemudian dilakukan penilaian setiap item jawaban yang diberikan oleh responden, dengan pedoman pensekoran sebagai berikut : 1) Jawaban A diberi nilai 3 2) Jawaban B diberi nilai 2 3) Jawaban C diberi nilai 1 Dari hasil penilaian atas jawaban yang diberikan oleh responden, secara komulatif dapat dilihat pada tabel berikut :
43
Tabel 3.6. Data Perhitungan Item Dari Angket Keteladanan Orang Tua MIM AL-Huda Banjarejo I Responden
Jumlah
Responden
Jumlah
1
58
16
60
2
60
17
60
3
60
18
60
4
59
19
60
5
59
20
60
6
59
21
59
7
59
22
59
8
60
23
59
9
60
24
59
10
60
25
59
11
60
26
59
12
60
27
57
13
60
28
57
14
60
29
58
15
60
30
58
Nilai komulatif hasil penyebaran angket pada variabel keteladanan orang tua diketahui jumlah responden 30 siswa, nilai minimal 57, nilai maksimal 60 nilai rata-rata 59,2 dan jumlah nilai komulatif 1778.
44
2. Data Hasil Penyebaran Angket Variabel Perilaku Ibadah Sehari-Hari. Selanjutnya akan disajikan hasil jawaban dari angket yang dibagikan kepada 30 siswa yang bersisi 20 item soal dan masing-masing soal diberi alternatif jawaban angket tersebut telah dibagikan tanggal 25 Mei 2011 dan kembali tanggal 27 Mei 2011 dengan jumlah soal 20 angket, yang masing-masing alternativ jawaban diberi bobot nilai : a. Data hasil angket Variabel perilaku ibadah anak sehari-hari. Adapun hasil angket dari perilaku ibadah sehari sebagai berikut : Tabel.3.7. Jawaban Responden Variabel Perilaku Beribadah Siswa Sehari-Hari Jawaban Item No Soal A
B
C
1
30
-
-
2
30
-
-
3
27
3
-
4
24
4
2
5
27
3
-
6
24
5
1
7
30
-
-
8
30
-
-
9
30
-
-
10
26
3
1
11
30
-
-
45
12
30
-
-
13
30
-
-
14
30
-
-
15
24
3
3
16
30
-
-
17
30
-
-
18
27
3
-
19
30
-
-
20
28
2
-
Jumlah
567
26
7
Tabel hasil penyebaran angket variabel peribadatan siswa seharihari, dari hasil jumlah item jawaban yang diperoleh dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa : 1) Pertanyaan n0 satu dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A sejumlah 30 menjawab B nol dan menjawab C nol 2) Pertanyaan no dua dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 30 menjawab B nol dan C nol. 3) Pertanyaan no tiga dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 27 menjawab B memperoleh 3 dan C nol.
46
4) Pertanyaan no empat dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 24 menjawab B memperoleh 4 dan 2 responden menjawab C . 5) Pertanyaan no lima dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 27 menjawab B memperoleh 3 dan C nol. 6) Pertanyaan no enam dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 24 menjawab B memperoleh 5 dan C 1. 7) Pertanyaan no tujuh dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 30 menjawab B memperoleh nol dan C nol. 8) Pertanyaan no delapan dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 30 menjawab B memperoleh nol dan C nol. 9) Pertanyaan no sembilan dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 30 menjawab B memperoleh nol dan C nol. 10) Pertanyaan no sepuluh dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 26 menjawab B memperoleh 3 dan C memperoleh 1.
47
11) Pertanyaan no sebelas dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 30 menjawab B memperoleh nol dan C nol. 12) Pertanyaan no duabelas dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 30 menjawab B memperoleh nol dan C nol. 13) Pertanyaan no tigabelas dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 30 menjawab B memperoleh nol dan C nol. 14) Pertanyaan no empatbelas dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 30 menjawab B memperoleh nol dan C nol. 15) Pertanyaan no limabelas dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 24 menjawab B memperoleh 3 dan C memperoleh 3. 16) Pertanyaan no enambelas dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 30 menjawab B memperoleh nol dan C nol. 17) Pertanyaan no tujuhbelas dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 30 menjawab B memperoleh nol dan C nol.
48
18) Pertanyaan no delapanbelas dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 27 menjawab B memperoleh 3 dan C nol. 19) Pertanyaan no sembilanbelas dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 30 menjawab B memperoleh nol dan C nol. 20) Pertanyaan no duapuluh dari jumlah soal 20 yang dibagikan kepada responden yang menjawab A memperoleh 28 menjawab B memperoleh 2 dan C nol.
Dari hasil tersebut kemudian dilakukan penilaian setiap item jawaban yang diberikan oleh responden, dengan pedoman pensekoran sebagai berikut : 1) Jawaban A diberi nilai 3 2) Jawaban B diberi nilai 2 3) Jawaban C diberi nilai 1 Dari hasil penilaian atas jawaban yang diberikan oleh responden, secara komulatif dapat dilihat pada tabel berikut :
49
Tabel.3.8. Nilai Komulatif Penyebaran Angket Variabel Perilaku Peribadatan Siswa Sehari-Hari MIM AL-Huda Banjarejo I Responden
Jumlah
Responden
Jumlah
1
58
16
59
2
60
17
58
3
60
18
59
4
58
19
57
5
58
20
58
6
58
21
58
7
57
22
57
8
56
23
57
9
60
24
59
10
60
25
59
11
60
26
59
12
60
27
57
13
60
28
60
14
59
29
58
15
59
30
58
Nilai komulatif hasil penyebaran angket pada variabel keteladanan orang tua diketahui jumlah responden 30 siswa, nilai minimal 56, nilai maksimal 60 nilai rata-rata 58,6 dan jumlah nilai komulatif 1760.
50
BAB IV ANALISIS DATA
A. Diskripsi Data 1. Keteladanan Orang Tua Hasil penyebaran angket yang dilakukan, diketahui data tentang keteladanan orang tua sebagaimana pada tabel berikut : Tabel.4.1 Nilai Hasil Penyebaran Angket Variabel Keteladanan Orang Tua Frekuensi No
Soal A
1
Prosentase
Apakah orangtuamu
B
30
C
A
B
100
memberimu pengertian tentang pentingnya ibadah sholat 2
Apakah orangtuamu
27
3
90
menekankan padamu untuk biasa melaksanakan ibadah sholat 3
Apakah orangtuamu
30
menjalankan ibadah
52
100
10
C
sholat 4
Apakah orang tuamu
26
4
86,7
13,3
29
1
96,7
3,3
28
2
93,3
6,7
29
1
96,7
3,3
29
1
96,7
3,3
segera menjalankan ibadah sholat ketika waktu sholat telah tiba 5
Apakah orangtuamu mengajarkan tentang cara bersholat?
6
Apakah orangtuamu memberitahukan tentang hal-hal yang membatalkan sholat?
7
Apakah orang tuamu menyediakan tempat khusus untuk ibadah sholat
8
Apakah orang tuamu berwudlu sebelum menjalankan ibadah sholat
9
Apakah orang tuamu
30
mengajarkan tentang cara
53
100
berwudlu 10
Apakah orang tuamu
25
5
83,3
memberitahukan tentang hal-hal yang membatalkan wudlu 11
Apakah orang tuamu
30
100
30
100
30
100
30
100
30
100
menyediakan air untuk berwudlu di rumah 12
Apakah orang tuamu memberimu pengertian tentang pentingnya berwudlu
13
Apakah orang tuamu menegurmu jika melihatmu tidak berwudlu terlebih dahulu ketika akan menjalankan sholat
14
Apakah orang tuamu marah ketika mengingatkanmu untuk berwudlu dan kamu tidak mematuhinya
15
Apakah orang tuamu
54
16,7
menyediakan pasta gigi dan sabun mandi sebagai pelengkap kebersihan? 16
Apakah orang tuamu
27
3
90
10
menjalankan ibadah puasa romadhon 17
Apakah orang tuamu
30
100
memberikan pengertian tentang pentingnya berpuasa romadhon 18
Apakah orang tuamu
26
4
86,7
13,3
memberitahukan padamu tentang manfaat menjalankan ibadah puasa 19
Apakah orang tuamu
30
100
30
100
memberitahukan tentang hal-hal yang membatalkan puasa 20
Apakah orang tuamu menjalankan ibadah puasa sunat Senin kamis
Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 1 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil 55
tersebut menunjukkan bahwa orang tua responden selalu memberikan pengertian dan pemahaman akan pentingnya ibadah sholat. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 2 sebanyak 27 responden menjawab ya, dengan prosentase 90% dan 3 responden menjawa kadang-kadang dengan prosentase 10%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak orang tua responden dalam keseharian selalu menekankan kepada siswa untuk melaksanakan sholat berjamaah. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 3 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa orang tua responden melaksanakan ibadah lima waktu dalam sehari secara rutin. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 4 sebanyak 26 responden menjawab ya, dengan prosentase 86,7% dan 4 siswa menjawab kadang-kadang dengan prosentase jawaban 13,3%. Hasil tersebut menunjukkan dapat menjelaskan bahwa banyak orang tua dalam menjalankan ibadah sholat tepat waktu, akan tetapi masih terdapat beberapa orang tua responden menunggu-nunggu waktu. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 5 sebanyak 29 responden menjawab ya, dengan prosentase 96,7% dan 1 reponden menjawab kadang-kadang dengan prosentase 3,3%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa orang tua sebagian besar mengajarkan kepada siswa tentang tata cara pelaksanaan sholat.
56
Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 6 sebanyak 28 responden menjawab ya, dengan prosentase 93,3% dan 1 reponden menjawab kadang-kadang dengan prosentase 6,7%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa orang tua selalu memberikan pemahaman kepada responden tentang hal-hal yang membatalkan sholat. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 7 sebanyak 29 responden menjawab ya, dengan prosentase 96,7% dan 1 reponden menjawab kadang-kadang dengan prosentase 3,3%. Hasil tersebut dapat diartikan banyak orang tua siswa menyediakan tempat sholat pribadi di rumah masing-masing walaupun seadanya. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 8 sebanyak 29 responden menjawab ya, dengan prosentase 96,7% dan 1 reponden menjawab kadang-kadang dengan prosentase 3,3%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa orang tua responden memberikan penjelasan kepada siswa untuk melaksanakan wudlu sebelum sholat. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 9 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut dapat diartikan sebagian besar orang tua responden mengajarkan kepadanya tentang tata cara wudlu yang baik. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 10 sebanyak 25 responden menjawab ya, dengan prosentase 83,3% dan 5 reponden menjawab kadang-kadang dengan prosentase 16,7%. Hasil
57
tersebut dapat diartikan bahwa orang tua selalu mengajarkakn kepada siswa tentang hal-hal yang membatalkan wudlu. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 11 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa orang tua selalu menyediakan air untuk persiapan wudlu sebelum menjalankan ibadah sholat. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 12 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa orang tua selalu memberikan penjelasan tentang pentingnya wudlu sebelum menjalankan sholat dan manfaat air wudlu bagi seseorang nanti pada saat di yaumul akhir. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 13 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa orang tua selalu menegur dan bahkan memarahi responde apabila akan melaksanakan sholat, responden tidak melaksanakan wudlu. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 14 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan banyak orang tua dalam mengajarkan tentang wudlu dengan nada amarah, hal ini dikarenakan responden tidak mematuhi apa yang disampaikan orang tua. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 15 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil
58
tersebut menunjukkan bahwa orang tua selalu menyediakan pasta gigi dan perlengkapan mandi lainnya sebagai perlengkapan kebersihan sehari-hari. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 16 sebanyak 27 responden menjawab ya, dengan prosentase 90% dan 3 responden menjawa kadang-kadang dengan prosentase 10%. Hasil tersebut dapat diartikan sebagian besar orang tua responden melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh, tetapi juga terdapat orang tua responden tidak melaksanakan ibadah puasa ramadhan sebulan penuh karena sebagai pekerja berat. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 17 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan seluruh orang tua responden memberikan pengertian kepada responden untuk tentang pentingnya puasa ramadhan. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 18 sebanyak 26 responden menjawab ya, dengan prosentase 86,7% dan 4 siswa menjawab kadang-kadang dengan prosentase jawaban 13,3%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak orang tua menjelaskan pentingya dan manfaat ibadah puasa bagi yang mau mengerjakan. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 19 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa orang tua selalu memberitahukan hal-hal yang membatalkan puasa.
59
Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 20 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa orang tua responden orang tua siswa menjalankan ibadah puasa sunah senin dan kamis apabila tidak dalam kondisi sakit, bekerja berat dan bepergian jauh. Tabel. 4.2. Interval Nilai Hasil Penyebaran Angket Variabel Keteladanan Orang Tua No
Interval Nilai
1
59,1 – 60
2 3
Kategori
Frekuensi
Prosentase
Baik
14
46,7
58,1 – 59
Sedang
10
33,3
57 – 58
Kurang
6
20
30
100
Jumlah
Hasil tersebut dapat diketahui 14 siswa memiliki nilai antara 59,1 – 60 pada kategori baik, dengan prosentase 46,7 dari seluruh jumlah siswa, 10 siswa memiliki nilai komulatif antara 58,1 – 59 pada kategori jawaban sedang, dengan prosentase jawaban 20%. Hasil tersebut dapat diartikan orang tua memberikan keteladanan baik kepada anaknya. 2. Perilaku Ibadah Anak Sehari-hari
Tabel .4.3. Nilai Hasil Penyebaran Angket Variabel Perilaku Ibadah Anak Sehari-hari No 1
Frekuensi
Soal
A
Apakah kamu mengerti
30
60
B
C
Prosentase A 100
B
C
manfaat sholat lima waktu 2
Apakah kamu mengikuti
30
100
nasehat orang tuamu untuk menjalankan ibadah sholat 3
Apakah kamu mengerti
27
3
24
4
27
3
24
5
90
10
80
13,1
90
10
80
16,7
3,3
10
3,3
cara bersholat 4
Apakah kamu mengetahui
2
6,7
hal-hal yang membatalkan sholat 5
Apakah kamu melakukan sholat berjamaah
6
Apakah kamu
1
menjalankan ibadah sholat ketika waktu sholat telah tiba 7
Apakah kamu berwudlu
30
100
30
100
30
100
ketika akan menjalankan sholat 8
Apakah kamu tahu cara wudlu yang benar
9
Apakah kamu mengetahui tentang pentingnya berwudlu
10
Apakah kamu mengerti
26
3
1
86,7
hal-hal yang membatalkan wudlu 11
Apakah kamu berwudlu
30
ketika kamu berhadas setelah berwudlu
61
100
12
Apakah kamu
30
100
30
100
30
100
melaksanakan puasa romadhon 13
Apakah kamu mengetahui pentingnya puasa Romadhon
14
Apakah kamu mengetahui syarat-syarat puasa
15
Apakah kamu mengerti
24
3
3
80
10
10
hal-hal yang membatalkan puasa 16
Apakah kamu mengetahui
30
100
30
100
amalan-amalan yang menambah nilai puasa 17
Apakah kamu segera berbuka ketika waktu berbuka puasa tiba
18
Apakah kamu
27
3
90
10
melaksanakan puasa sunat 19
Apakah kamu
30
100
melaksanakan puasa sunat Senin dan Kamis 20
Apakah kamu beribadah puasa mengharap hadiah dari orang tua
28
2
93,3
6,7
Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 1 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa responden mengerti manfaat sholat lima waktu..
62
Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 2 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut
menunjukkan
bahwa
responden
mengikuti
nasehat
yang
disampaikan oleh orang tua. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 3 sebanyak 27 responden menjawab ya, dengan prosentase 90% dan 3 responden menjawa kadang-kadang dengan prosentase 10%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak respoden sudah memahami tata cara sholat sebagaimana yang telah diajarkan baik di sekolah maupun di rumah. Hasil penyebaran angket diketahui pada soal nomor : 4, sebanyak 24 responden menjawab ya dengan prosentase 80%, 4 responden menjawab kadang-kadang dengan prosentase 13,3% dan 2 responden menjawab tidak pernah dengan prosentase jawaban 6,7%. Dari hasil jawban tersebut dapat diketahui bahwa reponden mengetahui hal-hal yang membatalkan sholat. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 5 sebanyak 27 responden menjawab ya, dengan prosentase 90% dan 3 responden menjawa kadang-kadang dengan prosentase 10%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh responden melaksanakan sholat berjamaah baik di laksanakan di masjid, di sekolah pada saat belajar di sekolah dan di rumah bersama dengan orang tua. Hasil penyebaran angket diketahui pada soal nomor : 6, sebanyak 24 responden menjawab ya dengan prosentase 80%, 5 responden menjawab kadang-kadang dengan prosentase 16,7% dan 1 responden menjawab tidak
63
pernah dengan prosentase jawaban 3,3%. Dari hasil jawban tersebut dapat diketahui bahwa banyak siswa menjalankan sholat lima waktu pada saat tiba waktunya.. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 7 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh siswa melaksanakan wudlu sebelum menjalankan ibadah sholat.. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 8 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden mengetahui tata cara berwudlu dengan baik. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 9 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden mengetahui dan memahami akan arti pentingnya berwudlu, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat kelak. Hasil penyebaran angket diketahui pada soal nomor : 10, sebanyak 26 responden menjawab ya dengan prosentase 86,7%, 3 responden menjawab kadang-kadang dengan prosentase 10% dan 1 responden menjawab tidak pernah dengan prosentase jawaban 3,3%. Dari hasil jawban tersebut dapat diketahui responden mengetahui hal-hal yang membatalkan sholat. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 11 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil
64
tersebut menunjukkan bahwa responden melaksanakan wudlu kembali apabila sedang dalam keadaan berhadas. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 12 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh responden melaksanakan puasa ramadhan sebulan penuh tanpa paksaan, hal tersebut dilaksanakan dengan penuh ikhlas. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 13 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden mengetahu arti pentingnya puasa ramadhan bagi dirinya. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 14 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh responden mengetahui syarat-syarat dalam menjalankan puasa ramadhan. Hasil penyebaran angket diketahui pada soal nomor : 15, sebanyak 24 responden menjawab ya dengan prosentase 80%, 3 responden menjawab kadang-kadang dengan prosentase 10% dan 3 responden menjawab tidak pernah dengan prosentase jawaban 10%. Dari hasil jawban tersebut dapat diketahui bahwa reponden mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa, baik wajib maupun sunah. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 16 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil
65
tersebut menunjukkan bahwa seluruh siswa mengetahui amalan-amalan yang dapat menambah pahala puasa, sepertihalnya melaksanakan sholat tarowih, membaca al qur’an, berkata yang baik, bersodaqoh dan lain sebagainya. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 17 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seuruh responden melakukan berbuka puasa apabila sudah pada saatnya, selain perintah agama responden juga sudah memang terasa sangat lapar dan dahaga. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 18 sebanyak 27 responden menjawab ya, dengan prosentase 90% dan 3 responden menjawa kadang-kadang dengan prosentase 10%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian siswa selain melaksanakan puasa wajib, juga terdapat beberapa siswa yang menjalankan puasa sunah. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 19 sebanyak 30 responden menjawab ya, dengan prosentase 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden melaksanakan puasa senin dan kamis apabila dalam keadaan sehat, tidak bepergian atau sedang kegiatan berat. Data dari hasil penyebaran angket pada tabel diketahui soal nomor : 20 sebanyak 28 responden menjawab ya, dengan prosentase 93,3% dan 2 reponden menjawab kadang-kadang dengan prosentase 6,7%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam melaksanakan ibadah
66
puasa ramadhan dengan ikhlas dan tanpa paksaan, tatapi juga terdapat responden yang dalam melaksanakan ibadah puasa mengharapkan imbalan dari kedua orang tua, saudara maupun familinya. Tabel .4.4. Interval Nilai Hasil Penyebaran Angket Variabel Perilaku Ibadah Anak Sehari-hari No
Interval Nilai
1
59 - 60
2 3
Kategori
Frekuensi
Prosentase
Baik
18
60
57 -58
Sedang
11
36,7
55 – 56
Kurang
1
3,3
30
100
Jumlah
Hasil tersebut dapat diketahui 18 siswa memiliki nilai antara 59 – 60 pada kategori baik, dengan prosentase 60% dari seluruh jumlah siswa, 11 siswa memiliki nilai komulatif antara 57 – 58 pada kategori jawaban sedang, dengan prosentase jawaban 36,7% dan 1 responden memiliki nilai antara 55 – 56 dengan prosentase jawaban 33,3%. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa perilaku ibadah anak sehari-hari dalam kategori baik.
B. Uji Hipotesis
Dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program computer SPSS Ver. 12 diketahui nilai korelasi antara variabel keteladanan orang tua dengan perilaku peribadatan anak sebagaimana pada tabel berikut :
67
Tabel.4.5. Tabel Komulatif Nilai Penyebaran Angket Keteladanan Orang Tua Perilaku Ibadah Anak Sehari-Hari Responden
X
Y
X2
Y2
XY
1
58
58
3364
3364
3364
2
60
60
3600
3600
3600
3
60
60
3600
3600
3600
4
59
59
3481
3481
3481
5
59
59
3481
3481
3481
6
59
59
3481
3481
3481
7
59
59
3481
3481
3481
8
60
58
3600
3364
3480
9
60
60
3600
3600
3600
10
60
60
3600
3600
3600
11
60
60
3600
3600
3600
12
60
60
3600
3600
3600
13
60
60
3600
3600
3600
14
60
59
3600
3481
3540
15
60
59
3600
3481
3540
16
60
59
3600
3481
3540
17
60
58
3600
3364
3480
18
60
59
3600
3481
3540
19
60
59
3600
3481
3540
20
60
57
3600
3249
3420
21
59
58
3481
3364
3422
22
59
57
3481
3249
3363
23
59
57
3481
3249
3363
24
59
58
3481
3364
3422
68
25
59
59
3481
3481
3481
26
59
59
3481
3481
3481
27
57
56
3249
3136
3192
28
57
58
3249
3364
3306
29
58
58
3364
3364
3364
30
58
58
3364
3364
3364
Nilai Min
57
56
3249
3136
3192
Nilai Max
60
60
3600
3600
3600
58,67
3513,333
3442,87
3477,533
1760
105400
103286
104326
Rata-rata 59,26666667
1778
Dari tabel tersebut di atas diketahui nilai maksimal variabel X 60, nilai minimal 57 dan nilai rata-rata 59,27. Sedangkan nilai minimal variabel Y adalah 56, nilai maksimal 60 dan nilai rata-rata 58,67. Untuk mengetahui nilai korelasi maka dapat diketahui sebagaimana hasil analisis data dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut : Dari perhitungan pada tabel di atas diketahui : : 30
x
: 1778
xy :104326
y
: 1760
x2 : 105400
y2
: 103286
N
Dari hasil tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus berikut :
rxy =
=
Nx
nxy (x)(y) 2
(x) 2 Ny 2 (y) 2
30 .104326 (1779)(1760)
30 .105400 (1778) 30 . 103286 (1760) 2
2
69
=
=
=
3129780 3129280
3162000 3161284309850 3097600 500
716980 500 701680
=
500 837 ,6634169
rxy : 0,596 Dari hasil penghitungan tersebut diketahui nilai rxy adalah 0,596, dari hasil yang telah diketahui nilai r ob, kemudian dikosultasikan dengan nilai r tabel 0,463 pada taraf signifikansi 1%. C. Pembahasan 1. Keteladanan Orang Tua Hasil tersebut dapat diketahui 14 siswa memiliki nilai antara 59,1 – 60 pada kategori baik, dengan prosentase 46,7 dari seluruh jumlah siswa, 10 siswa memiliki nilai komulatif antara 58,1 – 59 pada kategori jawaban sedang, dengan prosentase jawaban 20%. Hasil tersebut dapat diartikan orang tua memberikan keteladanan baik kepada anaknya. Berdasarkan hasil tersebut dapat diartikan bahwa keteladanan orang tua dalam kategori baik. Hal ini dibuktikan bahwa banyak orang tua memberikan pengarahan dan teladan kepada anak akan pelaksanaan ibadah dalam setiap hari. 2. Hubungan Peribadatan
70
Dari analisis data yang di lakukan dapat diketahui 18 siswa memiliki nilai antara 59 – 60 pada kategori baik, dengan prosentase 60% dari seluruh jumlah siswa, 11 siswa memiliki nilai komulatif antara 57 – 58 pada kategori jawaban sedang, dengan prosentase jawaban 36,7% dan 1 responden memiliki nilai antara 55 – 56 dengan prosentase jawaban 33,3%. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa perilaku ibadah anak sehari-hari dalam kategori baik. Dengan kata lain sesuai dengan apa yang disampaikan dan diarahkan oleh kedua orang tua menjadikan anak dapat melaksanakan peribadatan yang baik dalam keseharian. 3. Hubungan Keteladanan Orang Tua Dengan Perilaku Ibadah Sehari-hari Analisis data yang dilakukan diketahui nilai r hitung 0,596. Nilai korelasi yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan nilai r tabel. Sedangkan nilai r tabel adalah 0,463 pada taraf signifikansi 1% Oleh karena itu dari pengolahan data tersebut diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, maka dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara variabel Keteladanan Orang Tua terhadap Perilaku Ibadah Siswa MIM Al Huda Banjarejo Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Tahun 2011. Tabel.4.6. Interpretasi Nilai r Besarnya nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak rendah
71
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
Antara 0,0000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah (tidak berkorelasi)
Dari nilai korelasi yang diperoleh dari hasil pengolahan data dengan rumus product moment diketahui 0,596 tersebut apabila dikonsultasikan dengan tabel interpretasi terletak pada kategori agak rendah.
72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Keteladanan orang tua diketahui nilai komulatif 14 siswa memiliki nilai antara 59,1 – 60 pada kategori baik, dengan prosentase 46,7 dari seluruh jumlah siswa, 10 siswa memiliki nilai komulatif antara 58,1 – 59 pada kategori jawaban sedang, dengan prosentase jawaban 20%. Hasil tersebut dapat diartikan keteladanan orang tua dalam kategori baik. 2. Perilaku ibadah anak diketahui diketahui 18 siswa memiliki nilai antara 59 – 60 pada kategori baik, dengan prosentase 60% dari seluruh jumlah siswa, 11 siswa memiliki nilai komulatif antara 57 – 58 pada kategori jawaban sedang, dengan prosentase jawaban 36,7% dan 1 responden memiliki nilai antara 55 – 56 dengan prosentase jawaban 33,3%. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa perilaku ibadah anak sehari-hari dalam kategori baik. Dengan kata lain sesuai dengan apa yang disampaikan dan diarahkan oleh kedua orang tua menjadikan anak dapat melaksanakan peribadatan yang baik dalam keseharian. 3. Analisis data yang dilakukan diketahui nilai
r hitung 0,596. Nilai korelasi
yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan nilai nilai r tabel adalah
r tabel.sedangkan
0,463 pada taraf signifikansi 1%. diketahui 0,596
tersebut apabila dikonsultasikan dengan tabel interpretasi terletak pada
73
kategori agak rendah. Oleh karena itu dari pengolahan data tersebut diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, maka dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel Keteladanan Orang Tua terhadap Perilaku Ibadah Siswa MIM Al Huda Banjarejo Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang Tahun 2011. B. Saran Dari hasil pengolahan data tersebut, penulis mencoba menyampaikan saran demi kemajuan peserta didik dan perhatiannya dari orang tua : 1. Diharapkan orang tua memberikan teladan yang lebih, yang dirasa anak dikemudian hari dapat bersikap mandiri. 2. Diharap orang tua dalam memberikan bimbingan kepada anak dilaksanakan secara totalitas. 3. Dalam memberikan keteladanan kepada anak didik, tidak hanya terpusat pada orang tua, akan tetapi guru dan lingkungan masyarakat juga berperan penting dalam memberikan keteladanan tersebut. 4. Diharap anak melaksanakan apa yang diperintahkan oleh orang tua, guru dengan mentaati peraturan yang ada. 5. Diharap anak dapat mengembangkan kemandirian untuk kelangsungan hidupnya kelak.
DAFTAR PUSTAKA
74
Arikunto, Suharsimi, (1986), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara Ash-Shiddieqy, Hasbi. (1954). Kuliah Ibadah, Jakarta : Bulan Bintang Abdul Nur, Hafiz. (1997). Mendidik Anak Bersama Rasulullah. Bandung : Al Bayan Abrasy Al Atiyah. (1970). Dasar-Dasar Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang Anahlawi Abdurrahman. (1996). Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Bandung : Diponegoro Daradjat, Zakiyah. (1985). Kesehatan Mental. Jakarta : Gunung Agung ________________, (2000), Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Bumi Aksara ________________, (1981), Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang ________________, (1984), Dasar-dasar Agama Islam, Jakarta : Bulan Bintang Djamarah Bahri Syaiful, (2004), Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Heri Zauhari, Muchtar, (2005), Fikih Pendidikan, bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Majid Abdul, (2006), Perencanaan Pembelajaran, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. ________________, (2006), Perencanaan Pembelajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Mustofa H.A, (1995), Akhlak Tasawuf, Jakarta : CV. Pustaka Setia Poerwodarminta, W.J.S. (1982), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka Ramayulis. (1990). Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Kalam Mulia Tono, Sidik, dkk. (1998), Ibadah dan Akhlak dalam Islam, Yogyakarta : UII Press. Ulwan Nafsih. (1992). Pendidikan Anak Menurut Islam Kaidah-Kaidah Dasar, Bandung : Remaja Rosdakarya Zainudin dkk, (1991), Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghozali, Bumi Aksara. Zuriah, Nuril, (2006), Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
75