PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN SURAT-SURAT PENDEK DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MI NURIL HUDA LOSARI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Disusun oleh : DWI SETIANINGSIH NIM : 11408212
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi saudari DWI SETIANINGSIH dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408212 yang berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN SURAT-SURAT PENDEK DENGAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MI NURIL HUDA LOSARI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010”, telah dimunaqosahkan dalam sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga, Pada hari Sabtu tanggal 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) 28 Agustus 2010 Salatiga, 18 Ramadhan 1431 Panitia Ujian : Ketua Sidang
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
H. Agus Waluyo, M.Ag NIP. 19750211 200003 1 001
Prof. Dr. H. M. Zuhri, M.A NIP. 19530326 197803 1 001
Pembimbing
Siti Rukhayati, M.Ag NIP. 1977040 200312 2 003
i
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
Nomor Lamp. Hal
: Sti.24/K-1/PP.00.9/I-1.1.107/2010 : Proposal Skripsi : Nota Pembimbing
17 Mei 2010
Yth. Siti Rukhayati, M.Ag Di – Tempat Assalamualaikum wr.wb. Dalam rangka penulisan Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S.1). Saudara ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa : Nama : Dwi Setianingsih NIM : 11408212 Jurusan : TARBIYAH Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menerjemahkan Surat-surat Pendek dengan Metode Index Card Match pada Siswa Kelas V MI Nuril Huda Losari Kec. Sumowono Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 Apabila dipandang Saudara diminta mengoreksi tema Skripsi di atas. Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan Wassalamualaikum wr.wb. a.n. Ketua, Pembantu Ketua Bidang Akademik
Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag NIP. 196660215 1 99103 1 001
Tembusan : Yth. Ketua STAIN Salatiga (sebagai laporan)
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari : Nama
: Dwi Setianingsih
NIM
: 11408212
Jurusan / Progdi : S 1 Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul
: “ Peningkatan Kemampuan Menerjemahkan Suratsurat Pendek dengan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semaran Tahun Pelajaran 2009/2010”
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga,
Juli 2010
Pembimbing,
SITI RUKHAYATI, M.Ag NIP. 19770403 200312 2003
iii
MOTTO
“ Sebagimana (kami telah menyempurnakan ni’mat kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rosul diantara kamu yang membacakan ayatayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah (As-Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah :151)
“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan bagi orang itu jalan menuju ke surga “ (H.R. Muslim)
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1. Bapak dan Ibu sebagai baktiku yang mendalam; 2. Suamiku tercinta, yang telah member semangat dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini; 3. Anakku tersayang; 4. Rekan-rekanku, yang telah memberikan dukungan
v
PERNYATAAN
Bismillaahirrahmaanirrohiim Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa Skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis / diterbitkan oleh orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pemikiran yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan keaslian skripsi ini dihadapan siding munaqasah. Demikian pernyataan ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 20 Juli 2010 Penulis,
Dwi Setianingsih
vi
ABSTRAK
Dwi Setianingsih,2010 : Peningkatan Kemampuan Menerjemahkan Suratsurat Pendek dengan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Kata Kunci : Peningkatan Kemampuan Menerjemahkan Surat-Surat Pendek dengan Metode Index Card Match. Pendidikan Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah merupakan landasan integral dari Pendidikan Agama. Pelajaran Al-Qur’an Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul Karimah dalam kehidupan sehari-hari. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, kemampuan, dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai perwujudan iman dan takwa kepada Allah SWT. Pemilihan strategi yang tepat dalam pembelajaran merupakan hal yang harus dipertimbangkan oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Berdasarkan kenyataan yang dihadapi penulis, bahwa tingkat kemampuan siswa terhadap materi menerjemahkan surat-surat pendek
vii
siswa kelas V MI Nuril Huda Losari masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Salah satu yang menyebabkannya adalah strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran belum tepat. Permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran menerjemahkan surat-surat pendek ini antara lain bagaimana penerapan metode index card match dapat meningkatkan kemampuan aktifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi tersebut peneliti melaksanakan PTK (Action Research), yang dilakukan dengan 3 siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan test formatif. Alat pengambilan data berupa test dan non test. Test alatnya berupa lembar soal, non test alatnya berupa lembar observasi, dan presensi siswa. Sedangkan analisa data menggunakan analisa diskriptif presentase. Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada pra siklus kemampuan siswa sebesar 21,74 %, pada siklus I sebesar 30,43%, siklus II sebesar 47,83%, dan siklus III sebesar 78,26%. Sedangkan dari segi aktifitas pada siklus I mencapai 73,91%, siklus II 85,22%, dan siklus III 92,17%. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah diterapkannya metode index card match pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari, maka aktifitas dan kemampuan siswa menjadi meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode
index card match dalam
pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa.
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesempatan, dan kasih sayang yang telah dicurahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan mengambil judul :”Peningkatan Kemampuan Menerjemahkan Surat-surat Pendek dengan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010”. Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan, partisipasi, serta bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga, 2. Bapak Drs. Djoko Sutopo, Selaku Ketua Program Ekstensi STAIN Salatiga; 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku dosen pembimbing; 4. Bapak Syamsul Muhajir, S.Ag, selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, yang telah memberikan ijin dan membantu penulis dalam melakukan penelitian; 5. Siswa kelas V MI Nuril Huda Losari Sumowono, selaku objek dalam penelitian;
x
6. Teman sejawat selaku pengamat dalam penelitian; 7. Para sahabat dan semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari sepenuhnya, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran yang membangun sangan penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 20 Juli 2010 Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
HALAMAN MOTTO
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
HALAMAN PERNYATAAN
vi
HALAMAN ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
x
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR TABEL
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Penelitian
5
D. Hipotesis Tindakan
6
E. Manfaat Penelitian
6
F. Definisi Istilah
7
G. Metode Penelitian
9
H. Sistematika Penulisan
15
KAJIAN PUSTAKA
18
BAB II
xii
A. Kemampuan Menerjemahkan Surat-surat Pendek
18
1. PengertianKemampuan Menerjemahkan Suratsurat Pendek
18
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Siswa dalam Menerjemahkan Surat-surat Pendek
23
3. Upaya Guru untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menerjemahkan Surat-surat Pendek B. Metode Index Card Match
25 27
1. Pengertian Metode Pembelajaran
27
2. Pengertian Metode Index Card Match
28
3. Langkah-langkah Dalam Metode Index Card Match
29
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card Match BAB III
BAB IV
32
PELAKSANAAN PENELITIAN
34
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
34
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
38
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
42
HASIL PENELITIAN DAB PEMBAHASAN
45
A. Deskripsi Per Siklus
45
1. Keaktifan Siswa Selama Penelitian Tindakan
45
2. Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa B. Pembahasan Per Siklus
xiii
48 51
BAB V
1. Pembahasan Siklus I
51
2. Pembahasan Siklus II
52
3. Pembahasan Siklus III
53
KESIMPULAN DAN SARAN
55
A. Kesimpulan
55
B. Saran
56
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel Indikator Kemampuan
Tabel 2
Keaktifan Siswa Selama Proses Penelitian
Tabel 3
Persentase Keaktifan Siswa Selama Proses Penelitian
Tabel 4
Kemampuan Siswa Dalam Menerjemahkan Surat-surat Pendek Setelah Diterapkan Metode Index Card Match
Tabel 5
Persentase Kemampuan Siswa Dalam Menerjemahkan SuratSurat Pendek
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Al-Qur’an –Hadits di Madrasah Ibtidaiyah sebagai landasan integral dari pendidikan Agama, memang bukan merupakan
satu-satunya
faktor
yang
menentukan
dalam
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik / Tetapi secara subtansial mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits memiliki kontribusi dalam
memberikan
motivasi
kepada
peserta
didik
untuk
mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan ahlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Al-qur’an-hadits adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai perwujudan iman dan takwa kepada Allah SWT. Menurut Ahmad Lutfi ( 2009:3), kurikulum Al-Qur’an dan Hadits Madrasah Ibtidaiyah (MI) dikembangkan dengan pendekatan sebagai berikut :
1
2
1. Lebih menitik beratkan target kompetensi dari penguasaan materi. 2. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia. 3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan
di
lapangan
untuk
mengembangkan
dan
melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits di Madrasah Ibtidaiyah menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dan Hadits dengan benar, menghafal surat-surat pendek dalam AlQur’an dan hadits-hadits pilihan, pengenalan arti atau makna secara sederhana tentang surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits pilihan. Dalam
hal
ini
peneliti
akan
mengangkat
materi
menerjemahkan surat-surat pendek. Hal ini disebabkan karena begitu rendahnya kemampuan siswa dalam menerjemahkan suratsurat pendek. Padahal menerjemahkan surat-surat pendek tersebut sangat penting dalam membantu siswa memahami isi yang terkandung dalam surat-surat pendek tersebut. Tanpa mengetahui arti atau terjemahannya siswa akan kesulitan untuk memahami isi yang terkandung dalam surat-surat pendek tersebut.
2
3
Akan tetapi pembelajaran Al-Qur’an-Hadits oleh madrasah sejauh ini masih didominasi oleh pembelajaran konvensional dengan paradigma mengajarnya. Siswa diposisikan sebagai objek, siswa dianggap tidak tahu dan belum tahu apa-apa, sementara guru memposisikan diri sebagai pihak yang paling tahu dan bisa sendiri. Maka sudah saatnya paradigma guru mengajar diganti dengan paradigma belajar. Dalam paradigma belajar siswa diposisikan sebagai subjek. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, tetapi suatu
proses
yang
harus
dipraktekkan,
dipikirkan,
dan
dikonstruksikan siswa, tidak bisa ditransfer kepada siswa yang hanya menerima dengan pasif. Salah satu metode pembelajaran yang sesuai dengan paradigma belajar dimana peserta didik memiliki potensi untuk belajar dan berkembang sehingga peserta didik dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran adalah dengan diterapkannya strategi index card match. Dengan demikian, setelah diterapkannya strategi index card match dalam pembelajaran, maka pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran akan lebih meningkat. Adapun keberhasilan dalam suatu pembelajaran dapat ditentukan oleh ketuntasan siswa dalam pembelajaran, sehingga tercapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, kemampuan
guru
dalam
merencanakan 3
dan
melaksanakan
4
pembelajaran memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang ditetapkan secara optimal. Disamping itu, pembelajaran yang efektif juga dipengaruhi
oleh lingkungan belajar, hubungan sosial
emosional antar siswa dan siswa dengan guru. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran biasanya ditandai dengan perolehan nilai pada setiap akhir pembelajaran dengan memperhatikan standar nilai yang telah ditentukan oleh guru. Dari hasil pengamatan tentang pembelajaran menerjemahkan surat-surat pendek pada kelas V semester I tahun pelajaran 2009/2010 MI Nuril
Huda
Losari
Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang, dari 23 siswa hanya terdapat 5 siswa yang mencapai tingkat pemahaman materi, atau sebesar 21,74% saja. Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Untuk itu penulis sebagai pelaku langsung yang berhadapan dengan peserta didik mencoba menerapkan strategi index card match dalam pembelajaran Al-Qur’an-Hadits khususnya
materi
menerjemahkan
surat-surat
pendek
guna
meningkatkan kemampuan peserta didik. Untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran tersebut peneliti melaksanakan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini, peneliti 4
5
mengangkat judul : “PENINGKATAN KEMAMPUAN DALAM MENERJEMAHKAN
SURAT-SURAT
PENDEK
DENGAN
METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS V MI NURIL
HUDA
LOSARI
KECAMATAN
SUMOWONO
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010”
B. RUMUSAN MASALAH Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah penggunaan metode index card match dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits dalam menerjemahkan surat-surat pendek pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010? 2. Apakah penggunaan metode index card match dapat meningkatkan kemampuan dalam menerjemahkan surat-surat pendek pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah metode index card match dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran Al-Qur’an Hadits dalam menerjemahkan surat-surat pendek pada siswa kelas V MI Nuril 5
6
Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010; 2. Untuk mengetahui apakah metode index card match dapat meningkatkan kemampuan menerjemahkan surat-surat pendek pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009 / 2010..
D. HIPOTESIS TINDAKAN Hipotesa tidak lain adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris ( Moh. Nazir, 1993:182). Adapun hipotesis yang diajukan peneliti yaitu : “ Pembelajaran dengan strategi index card match dapat meningkatkan kemampuan dan keaktifan siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek”.
E. MANFAAT PENELITIAN Setelah melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. 1. Manfaat bagi siswa, yaitu : a. Mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik, b. Memperoleh pembelajaran yang tidak membosankan,
6
7
c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menerjemahkan suratsurat pendek.
2. Manfaat bagi guru, yaitu : a. Korektif, yaitu memperbaiki cara mengajar khususnya dalam pembelajaran Al-Qur’an-Hadits, b. Memahami kekurangan dan kelemahan guru, c. Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa, d. Menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, e. Memperoleh umpan balik untuk kemajuan guru. 3. Manfaat bagi sekolah, yaitu : a. Mempunyai guru yang professional dan siswa yang aktif dan kreatif dalam pembelajaran, b. Memberikan sumbangan yang positif untuk perkembangan terhadap kemajuan pendidikan disekolah.
F. DEFINISI ISTILAH Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang terkandung dalam judul, yaitu : 1. Peningkatan Kemampuan Peningkatan adalah usaha menaikkan atau mempertinggi (Hasan Alwi, 2003:1198) 7
8
Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan (Hasan Alwi, 2003:707) 2. Menerjemahkan Surat-Surat Pendek Merupakan salah satu kompetensi dasar dalam pembelajaran Al-Qur’an-Hadits di madarasah ibtidaiyah, dimana menerjemahkan surat-surat pendek sangat diperlukan agar dapat memahami isi kandungan pada surat-surat tersebut. Sedangkan Al-Qur’an-Hadits merupakan pedoman hidup bagi orang islam.
3. Strategi Index Card Match Strategi atau yang sering disebut dengan metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu (Ismail SM, 2008:8) Index card match adalah adalah salah satu strategi yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara mencari jodoh kartu yang sesuai (Ismail SM, 2003:81) Dari beberapa pengertian diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa upaya meningkatkan kemampuan dalam menerjemahkan surat-surat pendek melalui strategi index card match adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kecakapan peserta didik dalam menerjemahkan
8
9
surat-surat pendek dengan menggunakan cara mencari jodoh kartu tentang kosakata dari surat-surat pendek tersebut.
G. METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang ditetapkan oleh peniliti adalah penelitian tindakan kelas, hal itu didasarkan karena masalah-masalah yang diamati muncul dari dalam kelas dan perlu adanya perbaikan secepat mungkin. Penelitian tindakan kelas lebih dikenal dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Menurut Zainal Aqib (2006:12), PTK terbentuk dari tiga kata, yaitu : a. Penelitian Yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. b. Tindakan Yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
9
10
c. Kelas Yaitu sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Berikut dipilihnya PTK sebagai bentuk penelitian, yaitu : a. Agar guru dapat memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian terhadap apa yang terjadi didalam kelas dan tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelas. b. Karena PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang integrasi dengan PBM, maka pelaksanaannya PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru. c. Dengan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
2. Subjek Penelitian Yang dijadikan subyek penelitian adalah kelas V MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 23 yang terdiri atas 10 laki-laki dan 13 perempuan.
10
11
3. Langkah-langkah Penelitian Tahapan-tahapan
dalam
melaksanakan
PTK
adalah
:
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi. a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyiapkan beberapa hal yang dapat mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya, yaitu : 1). Menetapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan bahan penelitian. 2). Mengidentifikasi masalah yang ada dalam materi. 3). Membuat perangkat pembelajaran. 4). Membuat lembar observasi. 5). Membuat alat evaluasi b. Pelaksanaan Tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran. c. Pengamatan Dalam tahap ini peneliti melakukan tindakan untuk mengamati proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi. Demi untuk menjaga keabsahan data yang akan diperoleh. Dalam melakukan pengamatan peneliti dibantu oleh teman sejawat.
11
12
d. Refleksi Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan prosentase. Dari observasi tersebut, guru melakukan refleksi diri tentang kegiatan yang telah dilakukan.Untuk selanjutnya, dari hasil refleksi itu peneliti akan mengetahui adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya. Untuk lebih detailnya mengenai tahapan pelaksanaan penelitian, dapat digambarkan sebagai berikut: Perencanaan Refleksi
Pelaksanaan Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II Pelaksanaan Refleksi Pengamatan Siklus III
Gambar 1.1 Empat langkah dalam PTK 12
13
4. Instrumen Penelitian “Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data “ (Nana Sudjana, 1988:58). Dalam hal ini instrumen yang dipakai oleh peneliti untuk memperoleh data adalah lembar soal-soal test, lembar observasi, lembar wawancara, dan presensi siswa. 5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah “prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan ” (Moh. Nazir, 1983: 211). Dalam penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu menggunakan metode sebagai berikut : a. Observasi/Pengamatan Observasi adalah “suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan
secara
teliti
serta
sistematis”
(Suharsini Arikunto, 1990:27). Metode ini peneliti gunakan untuk
mengetahui
sejauhmana
keaktifan
siswa
dalam
pembelajaran dengan diterapkannya strategi index card match. b. Interview/Wawancara “Wawancara
merupakan
pertanyaan-pertanyaan
yang
diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu” (Rochiati wiriaatmadja, 2008:117). Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan keterangan yang relevan mengenai 13
14
data yang diperlukan terutama berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek. c. Dokumentasi Adalah untuk mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen yang berupa catatan, transkrip nilai lager, dokumen hasil kerja siswa, presensi siswa, dan dokumen lain yang mendukung.
Dokumentasi
ini
peneliti
gunakan
untuk
mengetahui dan menggali informasi tentang kemampuan siswa yang implementasinya pada perolehan nilai sebagai dasar belajar. d. Tes Formatif Tes formatif peneliti gunakan berupa tes tertulis berkaitan dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran. Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan belajar siswa sekaligus mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran, siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan apabila telah memperoleh minimal 75% dari target pembelajaran. 6. Analisis Data Analisis
data
adalah
proses
penyusunan,
pengaturan,
pengolahan data agar dapat digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut pengolahan dan analisis data (Nana 14
15
Sudjana, 1991:76). Semua data yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada dasarnya untuk menguji atau membuktikan kebenaran hipotesis. Benar tidaknya dugaan itu akan dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari lapangan. oleh sebab itu pada tahap ini data sebagaimana adanya harus dianalisa, diolah dan disusun
sedemikian
rupa
sehingga
bisa
digunakan
untuk
membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan. Adapun analisis yang peneliti gunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah analisis diskriptif prosentase. Sehingga dengan analisa tersebut peneliti dapat mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan siswa terhadap materi menerjemahkan surat-surat pendek melalui strategi index card match.
H. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan PTK ini akan peneliti susun sebagai berikut : 1. Bagian muka, pada bagian ini memuat antara lain: judul, abstrak, nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel.
15
16
2. Bagian isi, meliputi materi yang memuat 5 bab, yaitu : Bab I
Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Rumusan
Masalah,
Tujuan
Penelitian,
Hipotesis
Tindakan,
Manfaat
Penelitian, Definisi Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II
Kajian Pustaka meliputi : A. Kemampuan Menerjemahkan Surat-Surat Pendek, yaitu : Pengertian Kemampuan Menerjemahkan Surat-Surat
Pendek
Mempengaruhi
;
Faktor-faktor
Kemampuan
Siswa
yang dalam
Menerjemahkan Surat-Surat Pendek ; Upaya Guru untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menerjemahkan Surat-Surat Pendek B. Metode Index Card Match, yaitu : Pengertian Metode Pembelajaran ; Pengertian Metode Index Card Match ; Langkah-langkah Metode Index Card Match ; Kelebihan Metode Index Card Match. Bab III
Pelaksanaan
Penelitian,
meliputi
:
Deskripsi
Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, Deskripsi Pelaksanaan Siklus III.
16
17
Bab IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi : Deskripsi
persiklus dan Pembahasan Bab V
Penutup, meliputi : Kesimpulan dan Saran
17
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN SURAT-SURAT PENDEK 1. Pengertian Kemampuan Menerjemahkan Surat-Surat Pendek Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan (Hasan Alwi, 2003:707). Kemampuan merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan, kesanggupan bawaan sejak lahir, atau hasil latihan (http/:digilib.petra.ac.id) Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya. Kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu : a. Kemampuan intelektual (intelektual ability) Merupakan kemampuan melakukan aktifitas secara mental. b. Kemampuan fisik (physical ability) Merupakan kemampuan melakukan aktifitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik.
18
19
Dari penjelasan diatas, penulis dapat memaparkan beberapa indikator kemampuan yang diamati selama proses penelitian, yaitu : a. Kemampuan siswa dalam mencari pasangan b. Kemampuan siswa dalam pembentukan kelompok c. Keaktifan siswa dalam diskusi d. Respon siswa dalam mengemukakan pertanyaan e. Respon siswa dalam menjawab pertanyaan Menerjemahkan didefinisikan sebagai pemindahalihan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima atau sasaran (Ahmad Lutfi, 2009:196) Terjemah adalah usaha memindahkan pesan dari teks berbahasa arab (teks sumber ) dengan padanannya ke dalam bahasa Indonesia (bahasa sasaran) (Ibnu Burdah, 2004:9) Tafsir bermakna suatu ilmu yang dapat mengantarkan seseorang kepada pemahaman isi kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, dan mengeluarkan hukum, serta hikmahnya (Aibdi Rahmat, 2007:2) Dari
penjelasan
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
menerjemahkan adalah usaha memindahkan amanat atau pesan dari bahasa sumber (bahasa arab) dengan padanannyake dalam bahasa sasaran (bahasa Indonesia) untuk dapat memahami isinya serta mengetahui hukum dan hikmah yang terkandung di dalamnya. 19
20
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia masing-masing memiliki tipe dan aturan gramatika yang berbeda. Setiap bahasa mempunyai adatnya sendiri-sendiri dan itulah salah satu hal yang menyebabkan pekerjaan menerjemahkan tidak semudah yang diperkirakan orang (http/:www.arief.arb.staff.ugm.ac.id.).
Anggapan
orang
menerjemahkan suatu bahasa ke bahasa lain seperti memadankan kata asal dengan kata penerimanya. Padahal menerjemahkan tidak harus sama dengan bahasa aslinya. Dalam menerjemahkan suatu bahasa ke bahasa lainya haruslah diketahui teknik menerjemahkan yang baik. Sebagaimana dikatakan Nida, “there is little agreement on what constitutes legimate translating and how the science of linguistics, or even the knowledge of language structures, can and should be applied (http/:www.arief.arb.staff.ugm.ac.id.) Pada dasarnya proses menerjemahkan melalui tiga tahap, yaitu: a.
Tahap pertama penerjemah berusaha memahami isi wacana secara
keseluruhan.
Pada
tahap
ini
diperlukan
modal
kemampuan bahasa sumber yang memadai baik dari segi gramatika maupun penguasaan kosakata. b.
Tahap
kedua
penerjemah
mulai
memusatkan
sasaran
perhatiannya pada tujuan mana yang akan diterjemahkan.
20
21
c.
Tahap ketiga penerjemah harus mengetahui materi yang akan diterjemahkan. Sarana yang dapat digunakan untuk memudahkan pekerjaan
menerjemahkan yaitu alat kebahasaan dan alat berfikir. Alat kebahasaan
meliputi
kamus,
(http/:www.arief.arb.staff.ugm.ac.id.).
takarir, Sedangkan
dan alat
istilah berfikir
adalah pengeluaran bahasa yang terlibat dalam proses terjemahan tersebut. Kendala yang sering dialami oleh penerjemah antara lain : a.
Tidak memahami hubungan unsur-unsur pembentuk teks
b.
Penguasaan terhadap struktur dan ejaan bahasa Indonesia masih kurang. Surat-surat pendek yang menjadi kompetensi dasar dalam
pembelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah merupakan bagian dari Al-Qur’an. Jadi dapat dikatakan bahwa menerjemahkan surat-surat pendek sama artinya dengan menerjemahkan Al-Qur’an. Penerjemahan Al-Qur’an adalah mengalihkan pesan Al-Qur’an ke bahasa asing selain Arab, dan terjemahan tersebut dicetak dengan tujuan agar dapat dikaji oleh mereka yang tidak menguasai Bahasa Arab sehingga dapat mengerti maksud dari Firman Allah tersebut dengan bantuan terjemahan tadi (http/:kampusislam.com)
21
22
Seorang penerjemah Al-Qur’an harus memenuhi syarat-syarat berikut : a.
Penerjemah haruslah orang muslim
b.
Penerjemah haruslah seorang yang adil dan tsiqoh
c.
Menguasai bahasa sasaran dengan teknik penyusunan kata
d.
Berpegang teguh pada prinsip-prinsip penafsiran Al-Qur’an dan memenuhi kriteria sebagai musafir. Menurut Moch. Syarif Hidayatullah (2010), pada saat
melakukan kerja penerjemahan Al-Qur’an, seseorang harus memenuhi syarat-syarat berikut : a.
Seorang penerjemah harus berpedoman pada syarat-syarat penafsiran rasional
b.
Penerjemah harus memperhatikan ketepatan terjemah dengan melihat tingkat penerjemah.
c.
Harus berkonsentrasi pada redaksi dan makna Al-Qur’an.
d.
Menerjemahkan makna Al-Qur’an dengan metode terjemah yang benar.
e.
Menjadikan tafsir sebagai rujukan dalam penerjemahan.
f.
Harus memberikan keterangan pendahuluan bahwa terjemah Al-Qur’an tersebut bukanlah Al-Qur’an, melainkan tafsir AlQur’an.
22
23
Teknik umum yang harus diketahui seorang yang hendak menerjemahkan Al-Qur’an, seperti berikut : a.
Penerjemahan ayat sebaiknya ditulis miring.
b.
Penerjemahan informasi ayat ditulis dengan kelaziman yang dipakai.
c.
Penerjemahan ayat sebaiknya diapit oleh tanda petik ganda.
d.
Penerjemahan harus mengacu pada penerjemahan lain yang telah disepakati keakuratannya oleh banyak kalangan.
e.
Menerjemahkan Al-Qur’an di dalam teks lain, biasanya didahului dengan klausa “Allah SWT berfirman” Dalam hal ini, kemampuan menerjemahkan surat-surat pendek
berarti kecakapan yang dimiliki siswa dalam memindahkan suatu amanat atau pesan dari bahasa sumber (bahasa Arab) dengan padanannya ke dalam bahasa sasaran (bahasa Indonesia) untuk mengetahui isi dan hikmah yang terkandung di dalam surat-surat pendek yang menjadi kompetensi dasar dalam pembelajaran AlQur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Siswa Dalam Menerjemahkan Surat-Surat Pendek Kemampuan siswa dalam menerima atau memahami setiap pembelajaran itu berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang 23
24
lain.
Hal
itu
disebabkan
adanya
beberapa
faktor
yang
mempengaruhinya. Secara garis besar faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan siswa terhadap materi ajar ada dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Depag RI, 2001:64) a. Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa itu sendiri. b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar atau faktor lingkungan. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek ada dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor Internal, antara lain : 1). Minat belajar 2). Perhatian siswa dalam pembelajaran 3). Kebiasaan dan ketekunan belajar siswa 4). Kondisi fisik dan psikis siswa 5). Kemampuan dasar siswa dalam berbahasa Arab
b. Faktor Eksternal, antara lain : 1). Perencanaan
yang
dilakukan
pembelajaran. 24
guru
dalam
proses
25
2). Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran 3). Media yang digunakan guru dalam pembelajaran
3. Upaya Guru Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menerjemahkan Surat-Surat Pendek Menurut E. Mulyasa (2007:21), guru yang efektif dan kompeten secara profesional memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif b. Kemampuan
mengembangkan
strategi
dan
menejemen
pembelajaran. c. Kemampuan memberikan umpan balik dan penguatan. d. Dan kemampuan untuk mengembangkan diri. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek adalah sebagai berikut : a. Menciptakan iklim belajar yang kondusif, antara lain : 1). Melibatkan peserta didik dalam mengorganisasikan dan merencanakan pembelajaran ; 2). Menunjukkan empati dan penghargaan kepada peserta didik; 3). Menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar; 4). Menciptakan iklim untuk tumbuhnya kerjasama; 25
26
5). Menerima dan memperhatikan peserta didik dengan tulus; 6). Dan menghargai peserta didik ketika berbicara. b. Mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran, antara lain : 1). Melakukan
perencanaan
sebelum
proses
belajar
berlangsung; 2). Pemilihan metode yang tepat untuk materi menerjemahkan surat-surat pendek; 3). Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi menerjemahkan surat-surat pendek. c. Memberikan umpan balik dan penguatan, antara lain : 1). Memberikan umpan balik yang positif terhadap respon peserta didik; 2). Memberikan respon yang bersifat membantu terhadap peserta didik yang lamban belajar; 3). Memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik yang kurang memuaskan.
d. Kemampuan untuk mengembangkan diri, antara lain : 1). Menambah pengetahuan dalam menerjemahkan surat-surat pendek; 2). Menerapkan kurikulum yang berlaku dengan tepat; 26
27
3). Menambah
perbendaharaan
kosakata
dari
surat-surat
pendek.
B. METODE INDEX CARD MATCH 1. Pengertian Metode Pembelajaran Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “methodos” yang terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan (Ismail SM, 2008:7). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2003:740), metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Pembelajaran merupakan perubahan istilah yang sebelumnya dikenal dengan istilah proses belajar mengajar
(PBM) atau
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) (Ismail SM, 2008:9). Proses pembelajaran yakni hubungan guru dengan peserta didik disemua tingkatan identik dengan watak bercerita (E. Mulyasa, 2007:76) Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang sistematis untuk memudahkan suatu proses pembelajaran dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. 27
28
2. Pengertian Metode Index Card Match Indeks adalah daftar kata atau istilah penting tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah tersebut (Hasan Alwi, 2003:429) Card artinya kartu yaitu kertas berbentuk persegi panjang yang digunakan untuk berbagai keperluan (Hasan Alwi, 2003:510) Match artinya menjodohkan adalah menjadikan dua hal sebagai pasangan (Hasan Alwi, 2003: 475) Index card match adalah salah satu strategi yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran yaitu dengan mencari jodoh kartu yang sesuai (Ismail SM, 2003:81) Metode Index Card Match merupakan kegiatan kolaborasi atau kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta tentang objek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam metode ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa yang mengalami hal negatif yang disebut jenuh belajar atau dalam istilah psikolog learning
plateau. Kejenuhan dalam belajar merupakan rentang
waktu tertentu yang digunakan untuk belajar tetapi hasilnya tidak memuaskan. Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar
28
29
merasa seakan-akan pengetahuan dan percakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Dari uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa metode index card match adalah rencana yang cermat untuk mencapai sasaran didalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan mengutamakan gerakan fisik yang membuat para siswa tidak jenuh dan bosan dalam proses KBM, sehingga pada kondisi tersebut proses pembelajaran terasa lebih menyenangkan .
3. Langkah-langkah Dalam Metode Index Card Match Adapun langkah-langkah metode index card match menurut Ismail SM (2008:81) adalah sebagai berikut : 1. Buatlah potongan-potamgan kertas sejumlah peserta didik dalam kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok. 2. Tulis
pertanyaan
tentang
materi
yang
telah
diajarkan
sebelumnya pada potongan kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas satu pertanyaan. 3. Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. 4. Kocoklah semua kertas tersebut sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
29
30
5. Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktifitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan mendapat soal dan sebagian mendapat jawaban. 6. Mintalah peserta untuk mencari pasangannya. Jika sudah ada yang menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk saling duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. 7. Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah setiap pasangan membacakan soal yang diperoleh dengan suara yang keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. 8. Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut. Dalam penerapan pembelajaran dengan metode index card match dapat dimodifikasi oleh guru itu sendiri sesuai dengan kebutuhan. Dalam penelitian ini model dan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan oleh peneliti tentang menerjemahkan surat-surat pendek dengan menggunakan metode index card match adalah sebagai berikut : 1. Guru membuat potongan-potongan kertas sesuai jumlah siswa. 2. Tulis kosakata tentang surat pendek yang menjadi materi pada sebagian potongan kertas dan sebagian lagi ditulis artinya. 30
31
3. Kocok semua kertas tersebut sehingga tercampur antara kosakata dan arti. 4. Bagikan kepada setiap siswa satu kertas. Sebagian mendapat kosakata dan sebagian lagi mendapat arti. Jelaskan bahwa ini aktifitas berpasangan. 5. Mintalah siswa untuk mencari pasangannya, kemudian mereka duduk berdekatan. 6. Setelah semua siswa menemukan pasangannya, mintalah semua pasangan untuk membacakan kosakata dan artinya secara bergantian. 7. Setelah semua pasangan selesai membaca, semua siswa diminta untuk melafalkan surat pendek yang menjadi materi mulai dari ayat pertama sampai terakhir. 8. Pasangan kosakata dan arti yang sesuai dengan ayat pertama berkumpul secara berurutan dan begitu seterusnya. 9. Setelah ayat pertama sampai terakhir berkumpul sesuai ayat masing-masing, mintalah siswa untuk menuliskan arti atau terjemahannya secara keseluruhan dari masing-masing ayat tersebut. 10. Setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
31
32
11. Guru melakukan koreksi pada saat setiap kelompok melakukan presentasi. 12. Guru melakukan kesimpulan dan tindal lanjut.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card Match Tujuan penerapan metode index card match adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok (Ismail SM, 2008:82) Berdasarkan tujuan penerapan metode index card match oleh Ismail SM (2008:82) tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode index card match tersebut mempunyai kelebihan sebagai berikut : a. Melatih siswa agar cermat dan teliti dalam melakukan suatu tindakan; b. Siswa tidak merasa bosan karena proses pembelajaran terasa menyenangkan; c. Pemahaman siswa terhadap materi akan cepat tercapai; d. Melatih siswa untuk bekerjasama; e. Siswa lebih mudah terespon dan menerima pelajaran yang disampaikan guru.
32
33
Selain terdapat kelebihan, metode index card match juga mempunyai beberapa kelemahan atau kekurangan diantaranya : a.
Pembelajaran membutuhkan waktu yang lama;
b.
Suasana kelas menjadi ramai, sehingga dapat mengganggu kelas lain.
33
34
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Siklus I pada penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 mei 2010, dengan tahapan-tahapan pelaksanaan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun pelaksanaanya adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Dalam tahapan perencanaan ini, peneliti akan melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang dapat
mendukung proses perbaikan
pembelajaran, yaitu : a.
Melaksanakan refleksi awal yang berupa perenungan terhadap hasil belajar siswa;
b.
Penentuan fokus permasalahan dan pengkajian teori untuk memilih solusi terhadap permasalahan;
c.
Mendiskusikan dengan teman sejawat untuk menentukan strategi index card match dalam pembelajaran;
d.
Merancang rencana pembelajaran;
e.
Merancanng lembar observasi;
f.
Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan sebagai media pembelajaran; 34
35
g.
Menyusun test formatif.
2. Pelaksanaan Aktivitas yang dilakukan oleh peneliti pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I meliputi kegiatan-kegiatan yang disusun secara runtut sesuai dengan langkah kegiatan pada rencana perbaikan pembelajaran, yaitu sebagai berikut : a.
Guru melakukan pre test;
b.
Guru menjelaskan tentang pentingnya menerjemahkan suratsurat pendek;
c.
Guru menjelaskan aturan-aturan yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran;
d.
Guru memberikan contoh cara-cara menerjemahkan surat-surat pendek dengan mencari pasangan antara kosakata dan artinya;
e.
Guru membagikan potongan kartu pada masing-masing siswa secara acak;
f.
Siswa mencari pasangan antara kosakata dan artinya yang sesuai;
g.
Setiap pasangan membacakan kosakata dan artinya secara bergantian;
h.
Siswa melafalkan surat pendek yang menjadi materi;
35
36
i.
Siswa membentuk kelompok sesuai dengan ayat pada surat pendek tersebut;
j.
Masing-masing kelompok menuliskan arti yang sesuai dengan ayat yang mereka dapatkan;
k.
Guru mengamati aktivitas siswa secara keseluruhan;
l.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya;
m. Guru melakukan evaluasi.
3. Pengamatan Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu difokuskan pada kemampuan dalam menerjemahkan surat-surat pendek, maka dalam observasi ini peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengamati aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Adapun hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut : a.
Aktivitas guru, meliputi : 1). Penyampaian appresepsi; 2). Penyampaian materi ajar; 3). Penggunaan metode; 4). Pemberian evaluasi; 5). Pendekatan terhadap siswa; 6). Interaksi guru dengan siswa;
36
37
b.
Aktivitas siswa, meliputi : 1). Keaktifan dalam mencari pasangan kartu; 2). Keaktifan dalam diskusi; 3). Perhatian siswa terhadap penjelasan guru; 4). Keaktifan dalam mengemukkan pertanyaan; 5). Keaktifan dalam menjawab pertanyaan.
4. Refleksi Setelah kegiatan pengamatan selesai, peneliti melaksanakan refleksi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil pengamatan dari proses pembelajaran tersebut, peneliti menemukan beberapa kelemahan sebagai berikut : a.
Siswa yang pemahamannya kurang cenderung pasif dan tidak berani mengemukakan pertanyaan;
b.
Siswa yang kurang aktif dalam diskusi kelompok cenderung bermain sendiri;
c.
Siswa kurang teliti dalam menyusun kosakata, sehingga hasil belajarnya masih kurang. Berdasarkan masalah tersebut, ada beberapa hal yang perlu
direfleksikan, yaitu : a.
Aktivitas guru dalam menyampaikan materi harus lebih komunikatif; 37
38
b.
Mengaktifkan diskusi kelompok dengan cara mengangkat tutor sebaya;
c.
Pemberian waktu yang lebih lama pada saat evaluasi. Meskipun dalam pelaksanaan siklus I masih ditemukannya
kelemahan, namun pembelajaran ini telah menunjukkan adanya peningkatan dalam hal : a.
Rasa semangat belajar siswa masih besar;
b.
Siswa termotivasi untuk bersaing dengan kelompok lain;
c.
Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Setelah melalui tahap refleksi dan menemukan adanya beberapa
kelemahan pada siklus I ini, maka peneliti merasa masih perlu adanya perbaikan pembelajaran, sehingga diputuskan untuk melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Siklus II dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 mei 2010. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan
peneliti
pada
tahap
perencanaan ini adalah sebagai berikut : a.
Merancang rencana perbaikan pembelajaran;
b.
Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam diskusi kelompok; 38
39
c.
Memotivasi
siswa
agar
lebih
berani
mengemukakan
pertanyaan; d.
Membuat lembar observasi untuk mencatat hasil pengamatan;
e.
Menyiapkan media pembalajarn, yaitu berupa kartu dan lembar kerja;
f.
Menyusun test formatif.
2. Pelaksanaan Karena hasil yang diperoleh pada siklus I belum maksimal, maka untuk pembelajaran pada siklus II ini peneliti menyiapkan skenario
pembelajaran
yang
lebih
efesien.
Namun
tidak
meninggalkan prosedur yang ada pada pada pembelajaran siklus I, yaitu : a.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran;
b.
Guru melakukan pre test;
c.
Guru menjelaskan tentang pentingnya menerjemahkan suratsurat pendek;
d.
Guru membagikan kartu kepada setiap siswa;
e.
Siswa mencari pasangan masing-masing;
f.
Setiap pasangan membacakan kosakata dan artinya;
g.
Siswa melafalkan surat pendek yang menjadi materi;
39
40
h.
Siswa membentuk kelompok sesuai dengan ayat masingmasing;
i.
Masing-masing kelompok berdiskusi dan menuliskan hasil diskusinya pada lembar kerja;
j.
Guru mengamati aktifitas siswa secara keseluruhan;
k.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya;
l.
Siswa mengerjakan tugas secara mandiri.
3. Pengamatan Pada saat guru dan siswa melakukan aktifitas pembelajaran, observator melakukan pengamatan. Adapun hal-hal yang diamati selama pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut : a.
Aktivitas guru, meliputi : 1). Penyampaian appresepsi; 2). Penyampaian materi ajar; 3). Penggunaan metode index card match; 4). Pemberian evaluasi; 5). Pendekatan terhadap siswa; 6). Interaksi guru dengan siswa.
b.
Aktivitas siswa, meliputi: 1). Keaktifan dalam mencari pasangan; 2). Keaktifan dalam diskusi; 40
41
3). Keaktifan dalam mengemukakan pertanyaan; 4). Perhatian siswa terhadap penjelasan guru; 5). Keaktifan dalam menjawab pertanyaan.
4. Refleksi Setelah
melaksanakan
pembelajaran
siklus
II,
peneliti
melakukan refleksi dan menemukan adanya beberapa kelemahan yang terjadi pada siklus II ini, yaitu terdapat empat orang siswa yang hasil belajarnya menurun dibanding dengan pembelajaran siklus I. setelah peneliti mencari sumber penyebab masalah tersebut, dapat diketahui bahwa masalah tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : a.
Adanya masalah keluarga sebelum anak berangkat sekolah;
b.
Kondisi kesehatan anak yang kurang baik;
c.
Kesiapan
anak
dalam
mengikuti
pembelajaran
kurang
maksimal; Namun meskipun demikian, secara keseluruhan hasil belajar pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Akan tetapi peneliti merasa bahwa hasil belajar pada siklus II belum optimal, sehingga peneliti bermaksud melaksanakan pembelajaran siklus III.
41
42
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Siklus III dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 mei 2010. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut : a.
Menyiapkan materi pembelajaran;
b.
Merancang pelaksanaan pembelajaran;
c.
Menyiapkan lembar observasi;
d.
Menyiapkan media pembelajaran, berupa kartu dan lembar kerja siswa;
e.
Menyusun test formatif.
2. Pelaksanaan Kemampuan siswa terhadap materi yang dibuktikan dengan hasil belajar pada siklus II belum begitu maksimal, untuk itu peneliti menyusun rencana pembelajaran pada siklus III, yaitu sebagai berikut : a.
Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran;
b.
Melakukan pre test;
c.
Menjelaskan aturan-aturan yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran; 42
43
d.
Membagikan kartu kepada setiap siswa secara acak;
e.
Siswa mencari pasangannya masing-masing;
f.
Setiap pasangan membacakan kosakata dan artinya secara bergantian;
g.
Siswa
melafalkan
surat
pendek
yang
menjadi
materi
pembelajaran; h.
Siswa membentuk kelompok sesuai dengan ayat-ayat masingmasing;
i.
Masing-masing kelompok berdiskusi dan menulis hasil diskusinya pada lembar kerja;
j.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya;
k.
Guru mengamati kegiatan presentasi tiap kelompok;
l.
Membuat kesimpulan.
3. Pengamatan Pada siklus III ini, meliputi menfokuskan observasi pada tingkat kemampuan siswa, yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar. Akan tetapi pembelajaran pada siklus III ini tidak meninggalkan aspek-aspek yang diamati pada menerjemahkan surat-surat pendek ini, dilakukan dengan cara mengadakan test formatif yang dilakukan pada akhir pembelajaran.
43
44
4. Refleksi Pada tahap refleksi siklus III ini, peneliti dapat menilai tingkat keberhasilan dari segi proses dan hasil. Dari segi proses yaitu meningkatnya
keaktifan
siswa
dalam
mencari
pasangan,
pembentukan kelompok, berdiskusi dan mempresentasikan hasil kerja. Sedangkan dari segi hasil, ditandai dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek, sehingga hasil yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Meskipun materi menerjemahkan surat-surat pendek pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits ini dianggap sulit, karena menuntut kemampuan siswa dalam menghafal, tetapi pada pembelajaran tersebut siswa merasa senang dan bersemangat untuk belajar. Berikut adalah tabel indikator kemampuan yang diamati oleh peniliti selama proses pembelajaran : Tabel 3.1 Tabel Indikator Kemampuan
No
Aspek yang diamati
Siklus I
Siklus II
Siklus III
(%)
(%)
(%)
1.
Mencari pasangan
100
100
100
2.
Pembentukan kelompok
100
100
100
3.
Keaktifan berdiskusi
61
83
91
4.
Respon mengemukakan pertanyaan
43
65
74
5.
Respon menjawab pertanyaan
65
78
96
44
45
45
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus Setelah melaksanakan penelitian perbaikan pembelajaran melalui tiga siklus perbaikan, berikut adalah data yang peneliti peroleh sebagai hasil penelitian, yaitu :
1.
Keaktifan Siswa Selama Penelitian Tindakan Diantara salah satu tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan materi menerjemahkan surat-surat pendek. Adapun metode
pembelajaran
yang
dipakai
oleh
peneliti
untuk
meningkatkan keaktifan siswa yaitu dengan menggunakan metode index card match (mencari jodoh kartu). Untuk mengumpulkan data mengenai keaktifan siswa, peneliti menggunakan lembar observasi. Adapun hasil pengamatan pada tiap-tiap siklus disajikan dalam tabel sebagai berikut :
45
46
Tabel 4.1 Keaktifan Siswa Selama Proses Penelitian
No
NAMA
Mencari pasangan
Pembentukan kelompok
Berdiskusi
Mengungkapkan pertanyaan
Menjawab pertanyaan
Mencari pasangan
Pembentukan kelompok
Berdiskusi
Mengungkapkan pertanyaan
Menjawab pertanyaan
Mencari pasangan
Pembentukan kelompok
Berdiskusi
Mengungkapkan pertanyaan
Menjawab pertanyaan
KEMUNCULAN KEAKTIFAN SISWA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
M. Hafid Alwi A. Fatakul Anwar Rohmad Nur H. Khoirul Umam Tri Setyakusumawati Mela Oktaviana Tri Maelani KH Atiqotuz Zulfa Affifudin Syahrul Ma'arif Fajar Ferdiawan Nur Afia Nuzulia Lia Maratus S Dwi Jian Sukmawati Candra Prayogo Raka Priambudi Cindy Widya P Alvin Khoirunisa Ayu Kurniarahman Nova Sara Sinta Wardianingsih Teguh Santoso Tafrika Nuril Islam
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
46
47
Dari tabel tersebut, apabila dinyatakan dalam bentuk prosentase maka keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Hal ini disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.2 Presentase keaktifan siswa selama proses penelitian No
Kemunculan Keaktifan siswa Siklus Frekuensi
Persentase (%)
1.
Pertama
85
79,91
2.
Kedua
98
85,22
3.
Ketiga
106
92,17
Berdasarkan tebel diatas, maka hipotesis yang peneliti ajukan adalah “ Pembelajaran dengan metode index card match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menerjemahkan suratsurat pendek “ dapat diterima kebenarannya. Adanya peningkatan terhadap keaktifan siswa selama pembelajaran dari siklus I sampai siklus III, tidak terlepas dari upaya
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan metode secara tepat. Sebagaimana dikemukakan oleh Ismail SM, “metode pembelajaran merupakan suatu cara / jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan 47
48
suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai yang diharapkan” (Ismail SM, 2008:8) 2.
Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam penelitian ini tujuan kedua yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan siswa
dalam
diterapkannya
menerjemahkan metode
index
surat-surat card
pendek
match.
Adapun
dengan untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap materi tersebut peneliti
mengadakan
evaluasi
berupa
test
tertulis
yang
dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran. Berikut adalah tabel hasil test formatif pada proses perbaikan pembelajaran dari siklus I sampai siklus III.
Tabel 4.3 Kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek setelah diterapkan metode index card match
NILAI POST TEST No
Nama SIKLUS I
SIKLUS II SIKLUS III
1.
M. Hafid Alwi
40
60
70
2.
A. Fatakul Anwar
50
70
70
3.
Rahmad Nur H.
60
70
70
48
49
4.
Khoirul Umam
50
60
80
5.
Tri Setya K
30
50
60
6.
Mela Oktiviana
60
50
70
7.
Tri Maelani Kh
40
60
60
8.
Atiqotuz Zulfa
70
80
90
9.
Affifudin
50
50
60
10.
Syahrul Ma’arif
70
80
90
11.
Fajar ferdiawan
70
60
80
12.
Nur Afia Nuzulia
60
60
60
13.
Lia Mar’atus S
30
50
70
14.
Dwi Jian S.
80
70
90
15.
Candra Prayogo
60
70
80
16.
Raka Priambudi
60
70
80
17.
Cindy Widya P.
70
80
90
18.
Alvin Khoirunisa
80
70
80
19.
Ayu Kurnia R
60
70
70
20.
Nova Sara Sinta
40
50
60
21.
Wardianingsih
60
60
80
22.
Teguh Santoso
50
60
80
23.
Tafrika Nuril I.
80
80
90
JUMLAH NILAI
1.320
1.480
1.730
NILAI RATA-RATA
57.39
64.35
75.22
49
50
Dari tabel diatas, apabila dinyatakan dalam bentuk presentase maka kemampuan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang ditunjukkan dengan hasil post test menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Hal ini disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.4 Presentase kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek
No
Siklus I
Rentang
Siklus II
Siklus III
Nilai
F
Tuntas
Belum
F
Tuntas
Belum
F
Tuntas
Belum
1.
90 - 100
-
-
-
-
-
-
5
5
-
2.
70 – 80
7
7
-
11
11
-
13
13
-
3.
50 – 60
11
-
11
12
-
12
5
-
5
4.
30 – 40
5
-
5
-
-
-
-
-
-
5.
10 – 20
-
-
-
-
-
-
-
-
-
23
7
16
23
11
12
23
18
5
Jumlah Presentase
30.34%
47,83%
78,26 %
Berdasarkan tabel diatas, maka hipotesis yang diajukan peneliti adalah “Pembelajaran dengan metode index card match dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek” dapat diterima kebenarannya. Adapun 50
51
kemampuan siswa terhadap materi ditandai dengan perolehan nilai sebagai hasil belajar.
B. Pembahasan per Siklus 1. Pembahasan Siklus I Berdasarkan tabel 4.1 tentang keaktifan siswa, maka dapat peneliti simpulkan bahwa keaktifan siswa pada siklus I ini belum begitu menonjol. Kebanyakan mereka hanya aktif dalam mencari pasangan dan pembentukan kelompok, sedangkan keaktifan diskusi, mengemukakan pertanyaan dan menjawab pertanyaan masih rendah. Sesuai dengan tabel 3.1 bahwa sifat aktif dalam mencari pasangan dan pembentukan kelompok sebesar 100 % sedangkan keaktifan berdiskusi sebesar 61 %, mengemukakan pertanyaan 43 % dan menjawab pertanyaan sebesar 65 %. Dari hasil pengamatan yang dilakukan observer, bagi siswa yang sudah paham terhadap materi pembelajaran mereka akan lebih cepat menemukan pasangannya dan pembentukan kelompok. Sedangkan bagi siswa yang belum begitu paham dengan materi pembelajaran, mereka sedikit bingung dan membutuhkan waktu yang lama dalam mencari kelompoknya. Dengan kondisi yang demikian maka memungkinkan terjadinya keramaian di dalam kelas yang disebabkan oleh 51
52
kelompok yang sudah selesai terlebih dahulu, sehingga hal ini akan mengganggu konsentrasi kelompok lain. Tetapi dari segi positifnya adalah bahwa masing-masing kelompok akan bersaing dengan kelompok lain untuk lebih cepat menerjemahkan masing-masing ayatnya. Oleh karena itu, siswa akan belajar dengan penuh semangat. Berkaitan dengan keaktifan siswa pada siklus I ini bila dinyatakan dengan bentuk persentase yaitu sebesar 73,91 % menunjukkan bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa dalam PBM dibandingkan dengan sebelum diterapkan metode index card match. Sedangkan dari segi kemampuan dapat dikatakan masih rendah. Pada siklus I ini hanya terdapat 7 siswa yang nilainya berada diatas batas tuntas, atau bila dinyatakan dengan persentase hanya sebesar 30,43 %. Tetapi hasil tersebut ternyata masih baik bila dibandingkan sebelum perbaikan.
2. Pembahasan Siklus II Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, keaktifan siswa yang tampak menonjol pada aspek mencari pasangan, pembentukan kelompok, dan keaktifan berdiskusi, sedangkan aspek mengemukakan pertanyaan dan menjawab pertanyaan masih tergolong rendah. 52
53
Dalam mencari pasangan sebesar 100 %, pembentukan kelompok 100 %, aktif berdiskusi 83 %, mengemukakan pertanyaan 65 % dan menjawab pertanyaan 78 %. Tetapi secara keseluruhan terdapat adanya peningkatan keaktifan dibandingkan dengan siklus sebelumnya, yaitu 73,91 % pada siklus I menjadi 85,22 % pada siklus II. Dari segi kemampuan juga terdapat adanya peningkatan dari siklus sebelumnya, yaitu pada siklus I hanya terdapat 7 siswa yang tuntas sedang pada siklus II terdapat 11 siswa yang telah tuntas. Atau bila dinyatakan dalam persentase dari 30,43 % menjadi 47,83%.
3. Pembahasan Siklus III Sesuai dengan tabel pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh teman sejawat selaku observer, maka pada siklus III ini dapat disimpulkan bahwa terjadi sebuah peningkatan yang signifikan terhadap proses pembelajaran baik dari segi keaktifan maupun kemampuan siswa. Dimana pada siklus III ini terdapat 92,17 % tingkat keaktifan siswa. Dilihat dari segi kemampuan juga mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada siklus II terdapat 11 siswa yang tuntas sedangkan pada siklus III terdapat 18 siswa 53
54
yang tuntas. Bila dinyatakan dalam persentase mengalami peningkatan dari 47,83 % menjadi 78,26 % siswa yang tuntas dalam pembelajaran.
54
55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari Tahun Pelajaran 2009/2010, yang dilakukan dengan tiga tahapan siklus yaitu siklus I, siklus II, siklus III, maka dapat peneliti sajikan kesimpulannya. Kesimpulan ini merupakan gambaran singkat mengenai “Peningkatan kemampuan dalam menerjemahkan surat-surat pendek dengan metode index card match pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.” Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Penerapan metode index card match dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan materi menerjemahkan surat-surat pendek. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin meningkatnya kaktifan siswa dari tiap siklusnya. Pada siklus I persentase keaktifan siswa sebesar 73,91 %, siklus II sebesar 85,22 % sedang pada siklus III terjadi peningkatan hingga mencapai 92,17 %. 55
56
2. Penerapan
metode
index
card
match
dapat
meningkatkan
kemampuan siswa dalam menerjemahkan surat-surat pendek. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya siswa yang nilai hasil belajarnya memenuhi dan mencapai standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yang ditentukan oleh guru, yaitu 65 dan prosentase ketuntasan siswa juga semakin meningkat. Pada siklus I terdapat 7 siswa yang mencapai standar ketuntasan atau sebesar 30,43 %. Pada siklus II terdapat 11 siswa yang mencapai standar ketuntasan atau sebesar 47,83 % dan siklus III terdapat 18 siswa yang mencapai stabdar ketuntasan atau sebesar 78,26 %. Adanya peningkatan keaktifan dan kemampuan siswa tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini dapat diterima dan dapat tercapai, yaitu pembelajaran dengan metode index
card
match
dapat
meningkatkan
kemampuan
dalam
menerjemahkan surat-surat pendek pada siswa kelas V MI Nuril Huda Losari Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
B. Saran Dari hasil pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan hasil yang telah diperoleh tersebut, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut : 56
57
1.
Hendaknya guru selalu mengembangkan inovasi-inovasi dalam menerapkan
metode
di
dalam
proses
pembelajaran,
agar
pembelajaran berjalan dengan suasana yang menyenangkan. 2.
Guru
hendaknya
mempunyai
keinginan
untuk
selalu
mengembangkan diri secara profesional guna meningkatkan mutu pendidikan melalui penelitian tindakan kelas.
57
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad lutfi.2009. Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits.Jakarta: Depag RI.
Moh. Nazir. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Hasan Alwi. 2003. Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka
Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang : Rasail Media Group
Zainal Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : YARMA WIDYA
Nana Sudjana. 1988. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung : Sinar Baru
Suharsini Arikunto. 1990. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Rochiati Wiriaatmadja. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Ibnu Burdah. 2004. Menjadi Penerjemah Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya
Aibdi Rahmat. 2007. Kesesatan dalam Prespektif Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Abdullah Abbas Nadwi. 1994. Belajar Mudah Bahasa Al-Qur’an. Bandung: Mizan
Jiunkpe. 2008. Digital Collection. http/:digilib.petra.ac.id.
Administrator.
2008.Sastra
Arab
FIB
Universitas
Gajahmada.
http:/www.arief_arb.staff.ugm.ac.id.
Moch. Syarif Hidayatullah. 2010. Cara Mudah Menerjemahkan Arab – Indonesia. http://kampusislam.com
Dirjend Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 2001. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Depag RI
E. Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Tim Bina Karya Guru. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadits Untuk MI Kelas V. Jakarta : Erlangga
Tim Rahmatika. 2005. Qur’an Hadits Untuk MI Kelas V. Semarang: Aneka Ilmu