HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII di SMP N 2 TUNTANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: UMI IFQAH NAFIAH NIM: 111 11 003 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
Berusahalah semampumu dan serahkanlah segalanya kepada Allah niscaya kamu akan menggapai suatu keberhasilan ”… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( Al Mujaadilah : 11 )
vi
PERSEMBAHAN Alhamdulillah, dengan izin Allah skripsi ini selesai. Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk selalu memperjuangkan mimpi saya: 1. Kepada ayahku Bapak Muhroni dan Ibu Arofah yang selalu memberikan semangat dan mendoakan setiap saat kepadaku agar menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi Agama dan Negara. Semoga segala amal ibadahnya mendapatkan balasan dari Allah Swt. 2. Semua saudaraku yang telah mendukungku dan menjadi penyemangat hidup untuk bisa jadi yang terbaik dan meraih hidup yang lebih baik. 3. Sahabat-sahabatku, Ayu, Saadah, Luluk yang telah setia menemani dan menjalin sahabat yang utuh.
vii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah Swt. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Salallahu alaihi wasallam, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam sebagai tugas akhir di IAIN Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada : 1. Allah Swt, yang selalu memberikan jalan kemudahan bagi hamba, sehingga hamba bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar. 2. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga. 3. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 4. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 5. Bapak. Dr. H. M. Zulfa, M.Ag. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini. 6. Bapak H. M. Farid Abdullah, S.Pd.I., M.Hum, selaku dosen pembimbing akademik.
viii
7. Dosen-dosen Jurusan PAI, terima kasih telah mengalirkan ilmu dan menjadi fasilitator serta mendorongku agar bisa berbuat yang terbaik untukku maupun bangsaku. Terima kasih jasa-jasamu takkan aku lupakan. 8. Kepala sekolah, guru dan karyawan SMP Negeri 2 Tuntang yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut. 9. Rekan-rekan seperjuangan PAI A, serta semua mahasiswa-mahasiswi PAI angkatan tahun 2011 semoga perjuangan kita selalu mendapat ridho Allah Swt. Harapan penulis, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Salatiga, 25 September 2015 Penulis
Umi Ifqah Nafiah
ix
ABSTRAK Ifqah Nafiah, Umi (111 11 003). Pengaruh Profesionalisme Guru dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII di SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015. Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam (IAIN) Salatiga, 2015. Kata kunci: Profesionalisme Guru, Kedisiplinan Belajar, Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) profesionalisme guru SMP N 2 Tuntang, 2) kedisiplinan belajar sisiwa kelas VIII SMP N 2 Tuntang, 3) prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang, 4) pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang, 5) pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang, 6) pengaruh profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di SMP N 2 Tuntang. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket untuk profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar, sedangkan prestasi belajar menggunakan teknik dokumentasi, yaitu mengambil data nilai ulangan harian. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik dan regresi. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan ada pengaruh profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015. Hal itu di buktikan dengan hasil penghitungan statistik pada taraf signifikansi 1% menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel yaitu : 0,778 > 0,463. Hasil tersebut diuji kebenarannya menggunakan uji F dan diperoleh Fh sebesar 21,57, F tabel = 3,32. Jadi F hitung > F tabel, yang berarti persamaan regresi tersebut signifikan.
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ................................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................... v HALAMAN MOTTO ................................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii ABSTRAK .................................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5 D. Hipotesis ................................................................................................ 6 E. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 7 F. Definisi Operasional ............................................................................... 7 G. Metode Penelitian .... ............................................................................ 13 H. Prosedur Pengumpulan Data.... ............................................................. 15 I. Instrumen Penelitian .... ........................................................................ 16 J. Analisis Data .... .................................................................................... 16 K. Sistematika Penulisan .......................................................................... 20 BAB II. LANDASAN TEORI A. Profesionalisme guru 1. Pengertian Profesionalisme Guru ......................................................... 23 2. Kriteria Guru Profesional .................................................................... 25 3. Peran Guru ............................................................................................. 27 B. Kedisiplinan belajar 1. Pengertian Kedisiplinan Belajar ............................................................ 29 2. Pentingnya Disiplin ............................................................................... 31 3. Pembentukan Disiplin ........................................................................... 34 C. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar .................................................................... 2. Prinsip-Prinsip Belajar .......................................................................... 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ............................ D. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................................... 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ..........................................................
xi
35 37 38 42 43
E. Hubungan Profesionalisme Guru dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa ...................................... 44 BAB III. LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP N 2 Tuntang ...................................................... 47 1. Profil Sekolah ..................................................................................... 47 2. Visi Misi Sekolah ................................................................................. 48 B. Penyajian Data .......................................................................................... 51 BAB IV. ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif ................................................................................... 61 B. Pengujian Hipotesis .................................................................................. 66 C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 75 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 77 B. Saran ................................................................................................. 78 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN - LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Tabel I Indikator Profesionalisme Guru ............................................................... 8 Tabel II Profil Sekolah ......................................................................................... 47 Tabel III Struktur Organisasi ................................................................................. 48 Tabel IV Fasilitas Gedung/ Ruang ........................................................................ 49 Tabel V Daftar Guru ............................................................................................. 49 Tabel VI Daftar Responden ................................................................................... 51 Tabel VII Bobot Penilaian Angket ........................................................................... 52 Tabel VIII Hasil Angket Tentang Profesionalisme Guru ......................................... 53 Tabel IX Hasil Angket Tentang Kedisiplinan Belajar ............................................ 55 Tabel X Daftar Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ................................... 58 Tabel XI Rekapitulasi Profesionalisme Guru ......................................................... 63 Tabel XII Rekapitulasi Kedisiplinan Belajar ........................................................... 64 Tabel XIII Rekapitulasi Prestasi Belajar Pendidikan Agama ................................... 66 Tabel XIV Tabel Kerja Koefisien Hubungan Profesionalisme Guru dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa ....... 67
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suwarno, 2006: 21-22). Guru adalah seorang pendidik yang berperan penting dalam lingkup sekolah yang mempunyai berbagai tugas dan tanggung jawab. Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar karena memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam menerima pelajaran. Bagaimana guru bisa membina, membimbing peserta didik agar berhasil dalam pembelajaran. Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan formal pada umumnya, karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh teladan, oleh karena itu guru seyogiyanya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh. Agar proses belajar mengajar yang dilaksanakan menjadi lebih efektif dan menghasilkan peserta didik yang kompeten, ada kompetensi minimal yang harus dimiliki guru yaitu menguasai materi pelajaran, metode dan sistem penilaian pendidikan. Namun jika kemampuan itu tidak dilandasi oleh penguasaan landasan
1
pendidikan, kepribadian keguruan dan kemampuan lainnya, maka guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional (Suparlan, 2005: 90). Latar belakang dalam pendidikan akan mempengaruhi keberhasilan guru dalam mengajar dan juga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru yang berlatar belakang pendidikan di sekolah keguruan, maka guru tersebut akan menguasai pembelajaran yang efektif. Dalam hubungannya dengan guru-guru di SMP N 2 Tuntang, guru sebagai pengajar yang masing-masing mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, ada yang berasal dari pendidikan keguruan dan ada yang berasal dari non keguruan. Pendidikan yang diampu adalah pendidikan formal, maka guru dituntut kemampuannya untuk membawa siswa ke arah yang sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Pekerjaan guru adalah profesional. Ciri khas profesi terlihat dengan adanya suatu peraturan yang mengikat jabatan itu (Roestiyah, 1986: 176). Guru harus bertanggung jawab sebagai orang yang tahu dibidang profesinya, sehingga guru dituntut untuk mengamalkan ilmunya. Guru yang profesional adalah guru yang mampu menguasai bahan ajar, mampu mengelola program belajar mengajar, mampu mengelola kelas, mampu menilai prestasi belajar siswa dan mengenal program pelayanan bimbingan dan penyuluhan. Dari kriteria tersebut guru dapat menciptakan suasana dalam belajar menjadi nyaman dan optimal sehingga menumbuhkan persepsi siswa yang positif. Dengan persepsi siswa yang positif maka akan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajarnya sehingga dapat mempengaruhi tindakan siswa dalam mencapai tujuannya.
2
Profesionalisme guru adalah guru yang berkualitas yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruannya yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik. Kehadiran
guru
profesional
tentunya
akan
berakibat
positif
terhadap
perkembangan siswa, baik dalam pengetahuan maupun keterampilan. Oleh sebab itu, siswa akan antusias dengan apa yang disampaikan oleh guru yang bertindak sebagai fasilitator dalam proses kegiatan belajar mengajar. Bila hal itu terlaksana dengan baik, maka apa yang disampaikan oleh guru akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa, sehingga siswa tertarik untuk lebih meningkatkan prestasi belajarnya. Kedisiplinan sangatlah penting ditanamkan pada anak-anak, karena dengan adanya penanaman sikap disiplin pada anak yang sedini mungkin akan dapat menampakkan tingkah laku yang disiplin pula. Dengan adannya sikap yang selalu disiplin baik pada diri anak didik atau pada guru, tentunya proses belajar mengajar yang berlangsung dikelas akan lebih berjalan lancar dan efektif sehingga akan dapat menciptakan hasil yang optimal. Seorang siswa dapat disebut disiplin apabila ia melakukan suatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan ketentuan, peraturan, norma yang berlaku dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari siapapun. Disiplin belajar siswa antara lain masuk kelas tepat waktu, selalu mengikuti pelajaran, memperhatikan penjelasan guru, segera menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, selalu
3
menyelesaikan tugas rumah tepat waktu, rutin belajar di rumah, bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dan sebagainya. Kedisiplinan belajar adalah ketekunan yang dilakukan oleh siswa baik dalam hal belajar maupun yang berkaitan dengan kewajiban sebagai siswa yang menimbulkan perubahan. Prestasi belajar pendidikan agama Islam adalah hasil yang dicapai dan ditunjukkan oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam rangka mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam Berangkat dari permasalahan di atas, profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar sangat mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian akan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan pengamatan penulis, di sekolah sering kali terdapat anak yang malas, suka membolos dan sebagainya. Dalam hal demikian berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya dan kurang profesional dalam mengajarnya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul
“PENGARUH
PROFESIONALISME
GURU
DAN
KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII SMP N 2 TUNTANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.
4
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana variasi profesionalisme guru kelas VIII di SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana variasi kedisiplinan belajar siswa kelas VIII di SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015? 3. Bagaimana variasi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII di SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015? 4. Adakah hubungan profesionalisme guru terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII di SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015? 5. Adakah hubungan kedisiplinan belajar siswa terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII di SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015? 6. Adakah hubungan secara bersama antara profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII di SMP N 2 Tuntang tahun ajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui variasi profesionalisme guru kelas VIII di SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui variasi kedisiplinan belajar siswa kelas VIII di SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui variasi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII di SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015.
5
4. Untuk mengetahui adakah hubungan profesionalisme guru terhadap pretasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII di SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015. 5. Untuk mengetahui adakah hubungan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII di SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015. 6. Untuk mengetahui adakah hubungan secara bersama antara profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII di SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/ 2015. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti. Tetapi masih harus dibuktikan, atau ditegaskan, atau diuji kebenaranya (Arikunto, 1997: 20). Mengacu pada masalah penelitian yang dikaitkan dengan tinjauan pustaka, maka dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah ada hubungan yang signifikan antara profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang. E. Kegunaan Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah: 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.
6
2. Manfaat Praktis a. Sebagai informasi bagi para guru agar meningkatkan profesionalisme keguruan. b. Sebagai bahan masukan bagi para guru bahwa profesionalisme harus dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mendorong terciptanya guru yang profesional. F. Definisi Operasional 1. Pengaruh Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu, seperti orang, benda yang turut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang ( Depdiknas, 2002: 849). 2. Profesionalisme Guru Profesionalisme yaitu kualitas, mutu dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi. Profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan dan keterampilan tertentu pula (Hamalik, 1991: 3). Guru merupakan pelaku yang bertanggung jawab membimbing dan membantu siswa dalam perkembangan jiwa dan pengetahuannya. Jadi yang dimaksud profesionalisme guru adalah mutu atau kualitas seorang guru dalam menyampaikan bahan pelajaran yang dapat menimbulkan proses belajar pada siswa.
7
Untuk mengukur profesionalisme guru, maka digunakan indikator variabel profesionalisme guru menurut Depdikbud dalam Samana (1994: 123) sebagai berikut: TABEL I Variabel Profesionalisme guru
Indikator
Sub Indikator
1. Menguasai bahan ajar
a. Seorang guru mampu menguasai materi pelajaran sesuai kurikulum b. menghubungkan materi dengan pengetahuan/pengalaman lain.
2. Mengelola proses belajar mengajar
a. Menggunakan metode pembelajaran b. Memilih sumber /media pembelajaran
3. Mengelola kelas
a. Mengatur tata ruang kelas untuk pembelajaran
4. Mampu menilai
a. memantau kemajuan belajar
proses belajar
setiap peserta didik
mengajar 5. mampu
a. membimbing peserta didik
menyelenggarakan
memecahkan masalah dalam
program bimbingan
pembelajaran
dan penyuluhan
8
6. Menggunakan media/ a. Berlatih menggunakan sumber
media pendidikan. b. Merawat alat bantu mengajar
7. Menguasai landasan-
a. Mempelajari konsep dan
landasan
masalah pendidikan atau
kependidikan
pengajaran
8. Menglola interaksi belajar-mengajar
a. Mempelajari cara memotivasi siswa untuk belajar b. Mempelajari cara berkomunikasi antar pribadi
9. Mengenal dan
a. Mempelajari struktur
menyelenggarakan
organisasi dan administrasi
administrasi sekolah
sekolah b. Mempelajari peraturanperaturan kepegawaian pada umumnya, dan peraturan kepegawaian guru pada khususnya
10. Memahami prinsip-
a. Mempelajari teknik dan
prinsip dan
prosedur penelitian
mentafsirkan hasil-
pendidikan terutama sebagai
hasil penelitian
konsumen hasil-hasil
pendidikan guna
penelitian pendidikan
keperluan pengajaran
b. Mentafsirkan hasil-hasil untuk perbaikan pengajaran
9
3. Kedisiplinan Belajar Disiplin belajar adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (Sutisna, 1987: 268). Merupakan perilaku yang terkontrol karena pelatihan, ia dapat menyelesaikan pekerjaan yang berat itu karena disiplin yang baik. Kedisiplinan belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban dalam belajar. Indikator variabel kedisiplinan belajar, meliputi: 1. Masuk kelas tepat waktu (Djamarah, 2002: 97). Sebagai siswa yang disiplin, ia akan berusaha masuk kelas tepat waktu yaitu sebelum tanda masuk berbunyi, dengan begitu siswa dapat mempersiapkan diri mengikuti pelajaran sebelum guru masuk kelas dengan keadaan tenang. 2. Mendengarkan dan memperhatikan keterangan guru (Djamarah, 2002: 98). Siswa yang memiliki kedisiplinan belajar akan berusaha selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Karena dengan memperhatikan maka materi yang disampaikan guru dapat dimengerti dengan baik dan mencatat hal-hal yang sekiranya belum paham. 3. Mengerjakan tugas dari guru (Djamarah, 2002: 90). Dalam proses belajar siswa tidak hanya bersikap pasif sebagai pendengar saja, tetapi siswa juga dituntut untuk aktif belajar mandiri dan
10
senantiasa mengerjakan tugas tepat waktu, baik tugas di sekolah maupun tugas rumah. 4. Membuat ringkasan dan melengkapi kembali catatan pelajaran (Djamarah, 2002: 81). Siswa yang disiplin, setelah sampai dirumah akan melengkapi dan meringkas kembali catatan yang baik. Karena akan memudahkan untuk mempelajarinya. 5. Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas (Djamarah, 2002: 103). Semua yang dijelaskan oleh guru belum tentu dapat dimengerti semua oleh siswa. Siswa harus sadar akan pentingnya pemahaman suatu pengetahuan yang sempurna, maka sebagai langkah yang tepat dia tidak segan untuk bertanya kepada guru untuk meminta keterangan yang lebih jelas dari materi penjelasan. Kedisiplinan belajar dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa. 4. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari sesuatu yang telah dilakukan atau dikerjakan (Depdiknas, 2002: 195). Prestasi yang dimaksud disini adalah nilai ulangan harian siswa, karena nilai ulangan harian merupakan benar-benar hasil belajar siswa, bukan ditambah dengan nilai sebelumnya atau katrolan.
11
nilai
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu, untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991: 2). Dengan adanya pengertian tentang prestasi belajar diatas, maka yang dimaksud prestasi adalah hasil yang dicapai dengan melalui proses perubahanperubahan pada diri seseorang, perubahan itu ke arah positif maju dan perbaikan. Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam (Ahmadi, 1992: 103). Pendidikan agama Islam adalah mata pelajaran yang dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Dari pengertian diatas maka yang dimaksud prestasi belajar pendidikan agama Islam adalah hasil yang dicapai dan ditunjukkan oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam rangka mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam berupa angka atau huruf serta tindakan yang mencerminkan hasil belajar siswa pada tahun ajaran 2014/2015.
12
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional, untuk mengetahui hubungan setiap variabel penelitian menggunakan analisis statistik prosentase dan teknik analisis regresi untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel. 2. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMP N 2 Tuntang yang beralamat: Jl. Mertokusumo RT 1 RW 11, Candirejo, Tuntang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai selesai yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi (Arikunto, 1997: 115). Dalam penelitian ini populasi seluruh siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 237 siswa. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1997: 117). Penulis akan melakukan penelitian di lapangan dalam menentukan sampel sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto, Bahwa apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua dan apabila subyeknya lebih dari 100 dapat
13
diambil 10% - 15% atau 20% - 25% (Arikunto, 1997: 120). Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel 10% -15% dari jumlah populasi. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 30 siswa dinilai atau dianggap dapat mewakili populasi yang ada. H. Prosedur Pengumpulan Data a. Metode Angket Angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006: 151). Adapun yang menerima angket dalam pengumpulan data ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang. Jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu atau jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal melingkari pilihan yang tersedia. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar. Adapun untuk alternatif jawaban dan skornya yaitu A (selalu) skor 4, B (sering) skor 3, C (kadang-kadang) skor 2, D (Jarang sekali) skor 1 (Erawati, 2015). b. Metode Observasi Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melalui pencatatan dan pengamatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1995: 136). Jadi observasi merupakan metode pengumpulan data dengan melalui pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang diselidiki baik
14
dalam situasi yang wajar maupun dalam situasi yang dibuat-buat. Metode ini digunakan untuk observasi awal untuk menemukan masalah penelitian c. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notula rapat, agenda dan lain sebagainya (Arikunto, 2006: 158). Dalam penelitian ini yang peneliti butuhkan adalah sejarah berdirinya SMP N 2 Tuntang, visi, misi dan struktur organisasi SMP N 2 Tuntang dan nilai ulangan harian tahun pelajaran 2014/2015. I. Instrumen Penelitian Dalam hal ini ada tiga variable yaitu: a. Variabel 𝑋1 yaitu berupa profesionalisme guru. b. Variabel X₂ yaitu kedisiplinan belajar. c. Variabel Y yaitu prestasi belajar siswa. Variabel Y merupakan variabel yang di dalamnya termuat tentang prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII yang diwujudkan dengan nilai ulangan harian tahun pelajaran 2014/2015. J. Analisis Data Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisis data yang diperoleh untuk mencari ada tidaknya pengaruh profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa.
15
Penulis menggunakan analisis persentase dengan rumus: 𝐹 × 100 % 𝑁 Keterangan: P=
P
: Angka persentase
F
: Frekuensi yang sedang di cari persentasenya
N
: Jumlah responden
100%: Bilangan konstan Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa dan pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa adalah menggunakan rumus product moment, sedangkan untuk mengetahui adakah pengaruh profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa digunakan rumus regresi ganda, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi dalam 2 kategori meliputi variabel terikat yaitu variabel pertama dan variabel kedua yakni profesionalisme guru (X1 ), kedisiplinan belajar (X2 ) sementara variabel ketiga prestasi belajar (Y) merupakan variabel bebas. Adapun rumus product moment, berdasar ini Sugiono (2010: 255) sebagai berikut: a)
Mencari pengaruh X1 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:
rX1Y=
N.∑x₁y− (∑x₁)(∑y) √{N ∑ x₁2 −(∑x₁)²}{N∑y²−(∑y)²}
Keterangan:
16
rX1 Y
=Angka indek korelasi “r“ Product moment
N
= Jumlah sampel obyek yang diteliti
∑ X1 Y = Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan Y ∑ X1
= Jumlah seluruh skor X1
∑Y
= Jumlah seluruh Y
b) Mencari pengaruh X2 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:
rX2Y=
N.∑x₂y− (∑x₂)(∑y) √{N∑x₂²−(∑x₂)²}{N∑y²−(∑y)²}
Keterangan: rX2 Y = Angka indek korelasi “r” Product Moment N
= Jumlah sampel objek yang diteliti
∑ X2 Y = Jumlah hasil perkalian antara skor X2 dan skor Y
c)
∑ X2
= Jumlah seluruh skor X2
∑Y
= Jumlah seluruh Y
Mencari korelasi X1 dan X2
rX1 X2=
N.∑x1 x₂− (∑x₁)(∑x₂) √{N∑x₁²−(∑x₁)²}{N∑x₂²−(∑x₂)²}
Keterangan:
rX1 X2 = Angka indek korelasi “r” product moment N
= Jumlah sampel objek yang diteliti
∑ X1 X2 = Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan skor X2 ∑ X1
= Jumlah seluruh skor X1
∑ X2
= Jumlah seluruh skor X2
d) Untuk menguji regresi ganda dengan mengkorelasikan ketiga variabel dengan rumus sebagai berikut:
17
RX₁X₂Y= √
r2 x1 y˖r2 x2 y−2rx1 y.rx2 y.rx₁x₂ 1−𝑟²𝑥₁𝑥₂
Keterangan: R X1 X2 Y = Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y rX1 Y
= Korelasi antara rX1 Y
rX2 Y
= Korelasi antara rX2 Y
r X1 X2 = Korelasi antara r X1 X2 Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya hipotesa yang telah diajukan berdasarkan analisa hipotesa. Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara X dan Y atau diperoleh nilai 𝐻𝑎 (hipotesis alternative)dikonsultasikan pada tabel pada taraf 5%. Apabila nilai 𝐻𝑜 diperoleh sama atau lebih besar dari nilai 𝐻𝑎 maka hasilnya tidak ada signifikan, dengan demikian hipotesis dapat ditolak. Korelasi yang dihasilkan baru berlaku untuk sampel yang diteliti. Apakah hubungan itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut: Fh =
𝑅 2 /𝑘 (1−𝑅 2)/(𝑛−𝑘−1)
Keterangan: R
: Koefisien korelasi ganda
k
: Jumlah variabel independent
n
: Jumlah anggota sampel
18
Hasil ini selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel (Ft), dengan dk pembilang = k dan dk penyebut (n-k-1) dan taraf kesalahan 5% dan 1%. Dalam hal ini berlaku ketentuan apabila Fh lebih besar dari Ft maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Atau bisa dikatakan Ho ditolak. K. Sistematika Penulisan 1. Bagian awal Berisi mengenai halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan skripsi, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, dan daftar isi. 2. Bagian isi Bagian ini terdiri dari beberapa bab: BAB I: PENDAHULUAN Pendahuluan yang memuat tentang pembahasan yang terdiri dari latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BABII : LANDASAN TEORI Dalam bab II Landasan teori ini memuat tentang teori dan konsep. Yaitu pengertian profesionalisme guru, kedisiplinan belajar, prestasi belajar Pendidikan Agama Islam. BAB III: LAPORAN HASIL PENELITIAN
19
Pada bab ini laporan hasil penelitian yang meliputi: penjelasan tentang gambaran umum mengenai sejarah berdirinya, visi misi, struktur organisasi, keadaan sekolah, daftar guru dan laporan angket data mengenai profesionalisme guru, kedisiplinan belajar dan prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang. BAB IV: ANALISIS DATA Pada bab VI analisis data, akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul secara pentahapan, penghitungan frekuensi, klarifikasi data dan prosentase serta regresi ganda untuk menjawab pokok-pokok masalah di atas. BAB V: PENUTUP Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari penelitian. 3. Bagian akhir Pada bagian akhir termuat: daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup
20
BAB II LANDASAN TEORI A. Profesionalisme Guru 1. Pengertian Keberadaan sekolah sebagai lembaga formal penyelenggaraan pendidikan memainkan peran strategis dalam keberhasilan sistem pendidikan nasional. Guru memiliki peran yang sangat besar dalam bertanggung jawab atas mutu pendidikan, untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan maka dari itu guru dituntut untuk mengembangkan dirinya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Maka dari itu profesionalitas guru sangat diperlukan. Menurut Webstar dalam Kunandar (2011: 49) profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh pendidikan akademis yang intensif. Profesionalisme adalah kualitas, mutu, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi (Hamalik, 1991: 3). Hal ini berarti profesionalisme merupakan suatu faham bahwa setiap pekerjaan itu harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang profesional adalah orang yang memiliki profesi. Dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian
21
diaplikasikan bagi kepentingan umum. Atas dasar pengertian ini, ternyata pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Sedangkan menurut Sudjana dalam Moh. Uzer Usman (2002: 14) Profesionalisme berasal dari kata profesional, kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat meperoleh pekerjaan lain. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru (Mahanani, 2011: 10). Bukan sembarang orang yang bisa menjadi seorang guru. Untuk dapat melaksanakan tugas sebagai seorang guru dengan baik, guru harus memiliki ilmu kecakapan keterampilan keguruan. Untuk mendapatkan ilmu dan kecakapan keterampilan keguruan itulah seorang calon guru harus menempuh pendidikan di lembaga pendidikan guru. Guru adalah pelaku yang bertanggung jawab membimbing dan membantu siswa dalam perkembangan jiwa dan pengetahuannya. Profesionalisme guru adalah guru yang berkualitas yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruannya yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik.
22
2. Kriteria Guru Profesional Guru yang profesional harus memiliki kriteria sebagai berikut: a. Guru dituntut menguasai bahan ajar Ciri khas jasa sekolah (guru) dalam mendidik siswanya adalah membantu siswa dalam memperkembangkan akalnya (bidang ilmu pengetahuan). Guru hendaknya menguasai bahan ajar wajib, bahan ajar pengayaan dan bahan ajar penunjang dengan baik untuk keperluan pengajarannya. b. Guru mampu mengelola program belajar-mengajar Guru diharap menguasai secara fungsional tentang pendekatan sistem pengajaran, metode dan teknik pengajaran, menguasai secara mendalam serta berstruktur bahan ajar serta berstruktur bahan ajar, dan mampu merancang penggunaan fasilitas pengajaran (guru diharap mampu membuat alat bantu atau media pengajaran). c. Guru mampu mengelola kelas Kelas sebagai kesatuan kelompok belajar hendaknya berkembang menjadi kelompok belajar yang penuh persahabatan serta kerjasama, yang bersemangat untuk belajar (bermotivasi, yang berkeinginan untuk mencapai prestasi, yang memiliki cita-cita dan yang menangkap makna belajar), yang berdisiplin dalam menyelesaikan tugas-tugas, yang efektif dan efisien dalam penggunaaan waktu belajar dan secara keseluruhan situasi kelas tersebut menyenangkan anggotanya (siswa dan guru).
23
Jadi inti dari pengelolaan kelas adalah usaha untuk menciptakan situasi sosial kelas yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin, tentu saja kondisi serta fasilitas kelas (prasarana dan sarana pengajaran, khususnya media dan sumber belajar) adalah hasil penting yang perlu didayagunakan sebaik mungkin oleh guru bersama siswa demi suksesnya pembelajaran siswa. d. Guru mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran Salah satu cara yang perlu dipahami guru secara fungsional adalah bahwa penilaian pengajaran merupakan bagian integral dari sistem pengajaran. Pembimbingan siswa untuk bersikap realistis terhadap diri sendiri beserta potensialitasnya, data penilaian yang akurat sangat membantu untuk menentukan arah perkembangan diri siswa. e. Guru mengenal program pelayanan bimbingan dan penyuluhan Guru mampu menjadi partisipan yang baik dalam pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Guru membantu siswa untuk mengenali serta menerima diri beserta potensinya, membantu siswa untuk menentukan pilihan-pilihan yang tepat dalam hidupnya, membantu siswa agar berani menghadapi masalah hidupnya secara bertanggung jawab (berani mengambil keputusan sehubungan dengan alternatif pemecahannya dan konsekuen melaksanakannya) dan secara keseluruhan membantu siswa agar menikmati kebahagiaan hidupnya (Samana, 1994: 61-68).
24
3. Peran Guru Adapun peran guru sebagai berikut (Usman, 2002: 9-11): 1) Sebagai Pengajar Guru hendak senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkan
serta
senantiasa
mengembangkannya
dalam
arti
meningkatkan kemampuanya dalam hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa, dan yang diperlu perhatikan lagi ialah bahwa guru sendiri adalah pelajar, ini berarti guru harus belajar terus menerus. 2) Sebagai Pengelola Kelas Guru hendaknya mampu mengelola kelas karena kelas merupakan lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan ini turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik, lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan mencapai tujuan. Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuan instruksional, sangat tergantung pada kemampuan mengatur kelas. Kelas yang baik dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Mengelola kelas secara baik dalam
25
rangka menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif merupakan salah satu kemampuan profesional yang harus dimiliki oleh guru. 3) Sebagai Mediator dan Fasilitator Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan merupakan alat komunikasi guru lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar dan guru sebagai fasilitator hendaknya mampu menguasahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar. 4) Sebagai Penilian Hasil Belajar Siswa Guru hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu-kewaktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan merupakan umpan balik (feed beck) terhadap proses belajar-mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian, proses belajar mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil/ prestasi belajar siswa yang optimal. Apabila diperhatikan dari kebiasaan guru mengajar sekarang ini, maka dapat dikatakan bahwa mereka melakukan kegiatan yang muatannya lebih besar ke arah kinerja yang sangat tekstual dalam segala hal, baik dalam membaca kurikulum, menghadapkan kurikulum kepada peserta didik
26
mereka, maupun dalam pembelajaran materi kepada peserta didik mereka. Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. B. Kedisiplinan Belajar 1. Pengertian Istilah “disiplin” mengandung banyak arti. Good’s Dictionary of Education menjelaskan “disiplin” sebagai berikut: a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan, atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif. b. Pencarian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif, dan di arahkan sendiri, sekalipun menghadapi rintangan. c. Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman dan hadiah. d. Pengekangan dorongan, sering melalui cara yang tak enak, menyakitkan (Sutisna, 1987: 97). Dari pengertian disiplin tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah keteraturan dan sikap tanggung jawab siswa untuk mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan demi mencapai suatu cita-cita.
27
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman. Kedisiplinan belajar adalah ketekunan yang dilakukan oleh siswa baik dalam hal belajar maupun yang berkaitan dengan kewajiban sebagai siswa yang menimbulkan perubahan. Disiplin merupakan sesuatu yang menyatu di dalam diri seseorang. Bahkan, disiplin itu sesuatu yang menjadi bagian dalam hidup seseorang, yang muncul dalam pola tingkah lakunya sehari-hari. Disiplin terjadi dan terbentuk sebagi hasil dan dampak proses pembinaan cukup panjang yang dilakukan sejak dari dalam keluarga dan berlanjut dalam pendidikan di sekolah. Keluarga dan sekolah menjadi tempat penting bagi pengembangan disiplin seseorang. Sebelum anak mengenal adanya tata tertib maupun aturan yang harus mereka taati, mereka belum mengenal adanya sikap kedisiplinan. Mereka tumbuh dan berkembang secara alamiah tanpa ada aturan yang mengikatnya. Setelah mereka mengenal adanya tata tertib maupun aturan, maka dengan sendirinya mereka dituntut untuk memiliki sikap disiplin tersebut. Disiplin timbul dari jiwa karena dorongan untuk mentaati tata tertib. Sehingga dapat dipahami bahwa disiplin merupakan sikap patuh terhadap tata tertib atau aturan. Disiplin belajar juga merupakan usaha untuk menanamkan kesadaran pada setiap personal tentang tugas dan tanggung jawabnya agar menjadi orang yang bersedia dan mampu memikul tanggung jawab atas semua pekerjaannya (Nawawi, 1984: 128).
28
Timbulnya sikap disiplin bukan peristiwa yang mendadak yang terjadi seketika. Kedisiplinan pada seorang siswa tidak dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari pendidik dan itupun dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit dan muncul karena kesadaran. Kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua dan orang-orang dewasa di dalam lingkungan keluarga akan terbawa oleh anak dan sekaligus akan memberikan warna terhadap perilaku kedisiplinan anak di mana dengan disiplin akan menciptakan kemauan dalam bekerja secara teratur. 2. Pentingnya Disiplin Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimana pun. Hal itu disebabkan di manapun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan atau tata tertib. Jadi, manusia mustahil hidup tanpa disiplin. Manusia memerlukan disiplin dalam hidupnya di mana pun berada. Apabila manusia mengabaikan disiplin, akan menghadapi banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perilaku hidupnya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di tempat manusia berada dan yang menjadi harapan. Tanpa adanya kedisiplinan maka akan kehilangan daya dorong untuk melakukan aktivitas belajar, sehingga akan sulit tumbuh dari hati anak semangat untuk maju dalam kegiatan belajar mengajar. Anak tidak lagi memiliki semangat yang kuat. Dengan tidak adanya semangat belajar tersebut maka sulit diharapkan siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik maka akan sulit pula mencapai tujuan pembelajaran yang baik.
29
Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri keunggulan. Berdasarkan pengalaman disiplin itu penting karena alasan berikut ini: 1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya. 2. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan normanorma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin. 4. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang (Tu’u, 2004: 37). Untuk dapat menegakkan kedisiplinan tidak selalu melibatkan orang lain, bahkan hanya melibatkan diri sendiri sebenarnya bisa dilakukan. Bahkan dengan melibatkan diri sendiri itulah yang lebih penting karena disiplin yang timbul tersebut berasal dari kesadaran. Hal ini tentu akan bersifat lebih permanen, mengingat pentingnya kedisiplinan tidak hanya bagi anak semasa mereka sekolah saja, namun kedisiplinan tersebut akan terus berguna bagi kehidupannya kelak.
30
Berdisiplin selain akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik pula (Gie, 1997: 51). Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, kehidupan aman dan teratur, mencegah hidup sembarangan, menghargai kepentingan orang lain, membiasakan hidup tertib di sekolah. Siswa juga dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak. Dalam hal kedisiplinan dalam belajar baik itu di sekolah atau di rumah yang terjadi diperlukan, akan tetapi anjuran yang terlalu banyak akan membuat anak bosan, perlu sekali adanya campur tangan dari orang dewasa terutama dari orang tua atau guru. Peran guru sebagai pembimbing dan pengasuh agar selalu mengarahkan anak didik pada sikap berbudi pekerti yang baik, berilmu, dan terampil. Sedang peran orang tua dalam menanamkan sikap disiplin belajar pada anaknya harus ditanamakan sejak kecil. Kita harus ingat bahwa tuntunan yang berupa contohcontoh dari orang tua kata-katanya akan lebih berkesan bila disertai dengan perbuatan. Namun bukan berarti anjuran tidak diperlukan, akan tetapi anjuran terlalu banyak akan membuat anak bosan. Untuk dapat mewujudkan harapan pada orang tua dalam mendidik anak, peran orang tua adalah mengarahkan anak untuk belajar dengan sungguh-sungguh
31
dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak, maka anak akan senang dan semangat dalam belajar. 3. Pembentukan Disiplin Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh pada pembentukan disiplin individu, antara lain teladan, lingkungan berdisiplin dan latihan berdisiplin (Tu’u, 2004: 49). 1. Teladan Perbuatan
dan
tindakan
kerap
kali
lebih
besar
pengaruhnya
dibandingkan dengan kata-kata. Karena itu, contoh dan teladan disiplin atasan, kepala sekolah dan guru-guru serta penata usaha sangat berpengaruh terhadap disiplin para siswa. Mereka lebih mudah meniru apa yang mereka lihat, dibanding apa yang mereka dengar. Lagi pula, hidup manusia banyak dipengaruhi peniruan-peniruan terhadap apa dianggap baik dan patut ditiru. Di sini faktor teladan disiplin sangat penting bagi disiplin siswa. 2. Lingkungan berdisiplin Seseorang dapat juga dipengaruhi oleh lingkungan. Bila berada di lingkungan berdisiplin, seseorang dapat terbawa oleh lingkungan tersebut. Salah satu ciri manusia adalah kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan. Dengan potensi adaptasi ini, ia dapat mempertahankan hidupnya. 3. Latihan berdisiplin Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui proses latihan dan kebiasaan.
Artinya,
melakukan
32
disiplin
secara
berulang-ulang
dan
membiasakannya dalam praktik-praktik disiplin sehari-hari. Dengan latihan dan membiasakan diri, disiplin akan terbentuk dalam diri siswa. Disiplin telah menjadi kebiasaannya. Pembiasaan disiplin di sekolah akan mempunyai pengaruh yang positif bagi kehidupan siswa di masa datang. Pada mulanya disiplin memang dirasakan sebagi sesuatu yang mengekang kebebasan. Akan tetapi, bila aturan ini dirasakan sebagai sesuatu yang memang seharusnya dipatuhi secara sadar untuk kebaikan dirinya dan sesama, lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang baik menuju arah disiplin diri. Disiplin tidak lagi merupakan aturan yang datang dari luar yang memberikan keterbatasan tertentu, tetapi disiplin merupakan aturan yang datang dari dirinya sendiri, suatu hal yang wajar dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. C. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu (Tu’u, 2004: 75). Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak pernah melakukan sesuatu kegiatan. Pencapaian prestasi tidaklah mudah, akan tetapi kita harus menghadapi berbagai rintangan dan hambatan hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya.
33
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu, untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya ( Slameto, 1991: 2). Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu, individu dan lingkungannya (Usman, 2002: 5). Pada umumnya belajar dapat diartikan kegiatan-kegiatan fisik dan psikis, kedua aspek itu saling melengkapi dan bertalian satu sama lain. Kegiatan manusia dalam pembuatannya selalu menuntut kegiatan jasmani dan rohani. Dengan kata lain bahwa belajar adalah proses perubahan dalam diri seseorang yang berupa tingkah laku baru, sebagai akibat dari pengalaman dan latihan yang diusahakan secara sadar. Belajar bukan hanya sekedar pengalaman melainkan proses dari belum tahu menjadi tahu, belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dimana belajar itu membawa perubahan dan dari perubahan tersebut mendapatkan suatu kecakapan dan keterampilan baru dengan usaha yang disengaja. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan pembelajaran di sekolah.
34
3. Prinsip-Prinsip Belajar Prinsip belajar dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individu. Adapun prinsip-prinsip belajar itu sebagai berikut: a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. c. Belajar harus tidak menimbulkan reinforcement dan inovasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. d. belajar itu proses kontinue, maka ia harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. e. Belajar adalah proses instruksional yang harus dicapai. f. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga anak dapat belajar dengan tenang. g. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya dan belajar dengan efektif. h. Belajar perlu ada interaksi anak dengan lingkungan. i. Belajar adalah kontinuitas. j. Repitisi dalam proses belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian itu mendalam pada anak (Rostiyah, 1986: 159).
35
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran (Syah, 2010: 145-146). 1. Faktor internal a. Faktor fisiologis Kondisi umum jasmani seseorang pada umumnya dapat dikatakan melatarbelakangi semangat dalam mengikuti pelajaran. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibandingkan jasmani yang kurang sehat. Hal ini akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar seseorang. Untuk itu agar tetap sehat, maka kondisi makanan harus diperhatikan pula dan didukung dengan kegiatan olahraga. Dalam hal ini panca indera juga berpengaruh dalam belajar, karena panca indera merupakan pintu masuk pertama, segala apa yang dilihat, didengar, dan diucapkan dari hasil indera, otak dan hati baru dapat menerima, memahami dan beraksi.
36
b. Faktor Psikologis Salah satu faktor psikologis yang berpengaruh dalam belajar seseorang adalah adanya motivasi, adapun motivasi itu sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah yaitu keadaan internal organisme, baik manusia atau hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu, dalam hal ini motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi disini dibedakan menjadi 2 macam yaitu: 1.
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Misalnya, perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
2.
Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Misalnya, pujian dan hadiah dapat menolong siswa untuk belajar.
2. Faktor eksternal a. Lingkungan sosial Faktor-faktor lingkungan sosial adalah faktor manusia itu sendiri, baik kedatangannya itu langsung maupun tidak langsung. Yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga dan juga temanteman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.
37
b. Lingkungan non sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 3. Faktor pendekatan belajar Faktor pendekatan belajar seperti yang telah diuraikan diatas, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Akibat terjadinya proses belajar pada diri seseorang adalah terjadinya perubahan perilaku yang dapat mencakup kawasan kognitif, afektif maupun psikomotorik. Perubahan perilaku sebagai akibat terjadinya proses belajar disebut hasil belajar atau prestasi belajar. Hasil belajar tidak hanya satu macam saja, akan tetapi ada bermacam-macam. Belajar akan membawa perubahan bila orang yang belajar bebas menentukan bahan pelajaran dan cara yang dipakai untuk mempelajarinya. Dengan demikian pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa
38
untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tentu saja kebebasan yang dimaksud tidak keluar dari kerangka belajar. D. Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Achmadi menjelaskan pendidikan agama Islam adalah usaha yang khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani lainnya agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam (Achmadi, 1992: 103). Dalam GBPP di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, mengahayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan /atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional (Muhaimin, 2008: 7576). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu: 1. Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
39
2. Peserta didik yang hendak disipakan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing, diajari dan latihan dalam peningkatan keyakinan pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam. 3. Pendidikan atau Guru Pendidikan Agama Islam (GPPAI) yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan/ latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam. 4. Kegiatan (pembelajaran) pendidikan agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam dari peserta didik, disamping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi, juga untuk membentuk kesalehan sosial (Muhaimin, 2002: 76). Dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu bidang studi yang berisi tentang ajaran Islam yang harus disampaikan guru pada murid dengan melalui bimbingan dan pembinaan dengan tujuan agar siswa dapat memahami, meyakini dan mengamalkan dalam kehidupan individu, bermasyarakat serta berbangsa dan bernegara. b. Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang ajaran Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara.
40
Penyempurnaan tujuan pendidikan agama Islam mengandung pengertian bahwa proses PAI yang dialami siswa mengalami beberapa tahap, antara lain: a. Tahap kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam. b. Tahap afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama dalam hati, dalam arti menghayati dan meyakini, tahap afeksi ini terkait erat dengan tahap kognisi, dalam arti penghayatan dan keyakinan siswa menjadi kokoh jika dilandasi oleh pengetahuan dan pemahamannya terhadap ajaran dan nilai ajaran agama Islam. c. Tahap psikomotorik, tahap ini siswa bergerak untuk mengamalkan ajaran yang telah diyakini, sehingga terbentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia (Muhaimin, 2008:79). E. Hubungan Profesionalisme guru dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Ada dua hal yang menjadi alasan bahwa ada hubungannya antara profesionalisme guru dan prestasi belajar pendidikan agama islam, yaitu pertama, keberadaan guru dalam kelas adalah sebagai manager bidang studi, yaitu orang yang merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil pembelajaran siswa di sekolah. Kedua, guru di sekolah menentukan keberhasilan siswa, oleh karena itu apabila siswa belum berhasil maka guru perlu mengadakan remedial atau bimbingan belajar. Guru yang mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil belajar siswa bisa disebut guru yang profesional.
41
Hubungan profesionalisme guru yang dilaksanakan dengan baik akan mendorong prestasi belajar siswa. Dengan semakin baiknya profesionalisme guru yang dimiliki oleh seorang guru, maka semakin tinggi pula tingkat prestasi siswa serta keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Pada hubungan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar yaitu, ada hubungan positif kedisiplinan belajar terhadap keteraturan siswa dalam belajar sehingga meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama Islam pada siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang tahun ajaran 2014/2015. Siswa yang disiplin dalam belajar akan lebih tertib dan kontinyu dalam belajar, sehingga memiliki intensitas belajar yang lebih banyak. Hal ini akan membantu siswa dalam memperkuat pemahamannya. Dalam disiplin belajar tidak dapat dipisahkan dari siswa, karena tanpa disiplin belajar yang kuat siswa tidak akan berhasil dalam studinya, atau dengan kata lain siswa yang memiliki disiplin belajar yang rendah maka prestasi belajar akan rendah pula. Dalam menumbuhkan disiplin belajar bagi para siswanya, seorang guru dapat berpegang dari beberapa peraturan, antara lain bahwa untuk menumbuhkan disiplin pada individu, terlebih dahulu harus diketahui latar belakang kehidupan kebiasaan individu. Dengan demikian diharapkan akan memberi hasil yang maksimum. Dengan adanya disiplin yang tinggi dari setiap siswa, baik itu datangnya dari luar maupun dari dalam siswa itu sendiri. Maka kemungkinan akan dapat meningkatkan prestasi belajar khususnya mata pelajaran pendidikan agama Islam di kelas VIII SMP N 2 Tuntang.
42
Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam hal ini adalah prestasi belajar pendidikan agama Islam. Dari ini dapat dijelaskan bahwa kedisiplinan belajar mempunyai hubungan yang kuat terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam, profesionalisme guru juga akan berhubungan terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam. Sehingga secara langsung maupun tidak langsung kedisiplinan belajar dan profesionalisme guru akan berhubungan terhadap pretasi belajar pendidikan agama Islam tahun pelajaran 2014/2015
43
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP N 2 Tuntang Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Tuntang berlokasi di Jalan Mertokusumo desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Sekolah ini didirikan pada tahun 1984 . Bangunan SMP didirikan di atas tanah pemerintah daerah seluas sekitar 17775 m². Adapun gambaran umum SMP N 2 Tuntang adalah sebagai berikut: TABEL II PROFIL SMP N 2 TUNTANG
Nama Sekolah NSS Jenjang Pendidikan Status Sekolah Alamat RT/ RW Nama Dusun Desa/ Kelurahan Kode Pos Kecamatan Kabupaten Tanggal Pendirian Status Kepemilikan Luas Tanah Milik Akreditasi Tanggal Akreditasi Email Website
Profil Sekolah SMP N 2 Tuntang 201032206002 SMP Negeri Jl. Mertokusumo 1/ 11 Candi Indah Candirejo 50773 Tuntang Semarang 20 November 1984 Pemerintah Daerah 17775 m2 A 18 Februari 2014
[email protected] http//www.smpnegeri2tuntang.com
44
VISI MISI SMP N 2 Tuntang VISI SMP N 2 Tuntang: “Luhur dalam budi pekerti, prestasi tiada henti” MISI SMP N 2 Tuntang: 1. Melaksanakan pembinaan iman dan taqwa serta meningkatkan penghayatan dan pengamalan agama yang dianut. 2. Mengefektifkan pelaksanaan proses pembelajaran, memberi pelayanan dan menyediakan sumber yang diperlukan. 3. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan secara efektif dalam peningkatan olahraga. 4. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan secara efektif dalam peningkatan kesenian. TABEL III STRUKTUR ORGANISASI SMP N 2 TUNTANG Nama Nur Salim Antonia Indarti Hari Latiana Yubaidi Catur Rusmiyanto Budiarti Edij K. Rochani
Jabatan Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Kurikulum Kesiswaan Kepala Tatau Usaha Kepala Perpustakaan Sarana Prasarana Humas
45
Adapun fasilitas gedung/ ruang yang tersedia di SMP N 2 Tuntang adalah sebagai berikut: TABEL IV FASILITAS GEDUNG/ RUANG SMP N 2 TUNTANG Ruang Kepala Sekolah Guru BP Kelas Perpustakaan UKS Mushola WC Guru WC Siswa
Jumlah 1 1 1 21 1 1 1 3 6
Adapun guru yang mengajar di SMP N 2 Tuntang dapat dilihat dari tabel berikut: TABEL V DAFTAR GURU SMP N 2 TUNTANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 No
NAMA
NIP
1
Nur Salim
19650328 198803 1 006
Ijazah Terakhir S1
2
Badri
19610927 198403 1 004
S2
PAI
3
Ch. Triningrum
19601202 198803 2 003
S1
Fisika
4
Retno Haryanti
19620517 198803 2 004
S1
Sejarah
5
Sakri Budi J.
19570208 197903 1 001
S1
Biologi
6
Ardina N.
19611106 198603 2 009
S1
Geografi
7
Antonia Indarti
19620705 198403 2 009
S1
Kesenian
8
As'adiyati
19640716 199012 2 001
S1
BK
46
Mengajar
9
Elly M.
19661004 198903 2 011
S1
BK
10
Didik Budi J.
19630207 198501 1 002
S1
B. Inggris
11
Suhartatie
19630530 198601 2 002
S1
PKn
12
Selamat P.
19631006 198803 1 009
S1
Matematika
13
Sutrisni
19610915 198501 2 001
S1
Ekonomi
14
Veronika Kunthi
19650125 198602 2 002
DIII
IPA
15
Dinar Efisanti
19661112 198803 2 007
S1
B. Indonesia
16
Sri Rahayu
19660721 199702 2 001
S1
PAI
17
Andri Irawati
19680929 199003 2 003
S1
Matematika
18
Siti Khaeroh
19581211 199003 2 001
S1
B. Indonesia
19
Hari Latiyana
19660107 199702 1 001
S1
Fisika
20
Pujiyati
19680731 199412 2 004
S1
B. Indonesia
21
Tri Muah
19670715 199403 2 012
S1
Matematika
22
Retno M.
19661006 199003 2 006
S1
PKn
23
Edij K.
19680911 200501 1 005
S1
Seni Rupa
24
Heny Ratna
19640712 200701 2 006
S1
B. Inggris
25
Iwan Erfani
19750106 200604 1 003
S1
Olahraga
26
Eny Budi R.
19710721 200801 2 003
S1
Geografi
27
L. Sulistyowati
19760522 200801 2 004
S1
Ekonomi
28
Yubaidi
19770105 201001 1 008
S1
Komputer
29
Anna K.
19830525 201001 2 033
S1
BK
30
Shafa Fitriyana
19830623 201001 2 026
S1
B. Inggris
31
Istirokhah
19880122 201101 2 005
S1
B. Jawa
32
Dwi Lestari
19750812 201406 2 003
S1
B. Inggris
33
Siti Maunah
S1
B. Indonesia
34
Eko Sulistanto
S1
Olahraga
35
Nugraheni C.
S1
Matematika
(TU SMP N 2 Tuntang, 2015)
47
B. Penyajian Data Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data observasi, dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu disajikan bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian. Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015: 1. Daftar Responden Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama orang yang dijadikan objek penelitian. Untuk itu lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: TABEL VI DAFTAR RESPONDEN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama
Kelas
Anisa Putri Doni Ahmad Guntur Prakoso Nani Supi Setyaningsih A. Usrukh Iqbal Adi Wildan Athobiq Yaumas Sabillah Jimy Serly Dwi L. Windi Ayu Septiana Deva Faisal Ahmad Laily Nurul M. Hariyanto
VIII A VIII A VIII A VIII A VIII A VIII B VIII B VIII B VIII B VIII C VIII C VIII C VIII D VIII D VIII D VIII D VIII D
48
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Putri Nur Isnaini Rizki Ari Fani Nur Indah M. Nur Huda M. Rofiq Nadya Sherina Nurhaeni Febri Aryani M. Bayhaki Nur Azizah Prihantika Supriyanto Vivi Luviana
VIII D VIII D VIII E VIII E VIII F VIII F VIII F VIII G VIII G VIII G VIII G VIII G VIII G
2. Data hasil angket a. Data hasil angket tentang profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa Untuk memperoleh data tentang pengaruh profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang menggunakan angket yang berisi indikator profesionalisme guru 10 pertanyaan,
kedisiplinan
belajar
10
pertanyaan
dan
prestasi
belajar
menggunakan nilai ulangan harian siswa tahun pelajaran 2014/2015. Adapun angket yang berisi indikator profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar dengan pilihan jawaban a, b, c, d kepada siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang yang setiap item pertanyaan terdapat 4 alternatif jawaban yaitu A, B, C dan D dengan bobot penilaian sebagai berikut:
49
TABEL VII BOBOT PENILAIAN ANGKET Alternatif Jawaban Bobot Penilaian A 4 B 3 C 2 D 1 Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL VIII HASIL ANGKET TENTANG PROFESIONALISME GURU SMP N 2 TUNTANG No Resp
Klasifikasi Jumlah Jawaban A B C D
Jumlah Skor Tiap Item Skor Nominasi 4
3
2
1
1
1
5
3
1
4
15
6
1
26
B
2
4
1
4
1
16
3
8
1
28
B
3
4
3
2
1
16
9
4
1
30
B
4
5
2
1
2
20
6
2
2
30
B
5
4
3
3
0
16
9
6
0
31
B
6
4
3
3
0
16
9
6
0
31
B
7
5
2
3
0
20
6
6
0
32
A
8
4
3
3
0
16
9
6
0
31
B
9
3
2
5
0
12
6
10
0
28
B
10
4
3
2
1
16
9
4
1
30
B
11
5
1
3
1
20
3
6
1
30
B
12
4
1
5
0
16
3
10
0
29
B
13
5
1
4
0
20
3
8
0
31
B
14
6
2
1
1
24
6
2
1
33
A
15
5
3
2
0
20
9
4
0
33
A
50
16
0
4
6
0
0
12
12
0
24
C
17
4
3
3
0
16
9
6
0
31
B
18
2
2
6
0
8
6
12
0
26
C
19
6
2
2
0
24
6
4
0
34
A
20
2
3
5
0
8
9
10
0
27
C
21
3
6
1
0
12
18
2
0
32
A
22
4
4
1
1
16
12
2
1
31
B
23
4
3
3
0
16
9
6
0
31
B
24
3
4
3
0
12
12
6
0
30
B
25
7
1
2
0
28
3
4
0
35
A
26
4
3
3
0
16
9
6
0
31
B
27
2
2
5
1
8
6
10
1
25
C
28
4
4
2
0
16
12
4
0
32
A
29
5
2
3
0
20
6
6
0
32
A
30
2
3
5
0
8
9
10
0
27
C
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masingmasing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
i=
(𝑋𝑡−𝑋𝑟)+ 1 𝐾𝑖
Keterangan: i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval
51
i=
(𝑋𝑡−𝑋𝑟)+ 1
= = =
𝐾𝑖 (35−24)+ 1 3 11+ 1 3 12 3
=4 Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1) Nominasi A adalah nilai 32 - 35 intensitas tinggi. 2) Nominasi B adalah nilai 28 - 31 intensitas sedang. 3) Nominasi C adalah nilai 24 - 27 intensitas rendah. Dari data tersebut di atas profesionalisme guru dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: 1) Profesionalisme guru tinggi ada 7 responden. 2) Profesionalisme guru sedang ada 17 responden. 3) Profesionalisme guru rendah ada 6 responden.
52
TABEL IX HASIL ANGKET KEDISIPILAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 2 TUNTANG No Resp
Klasisikasi Jumlah Jawaban
Jumlah Skor Tiap Item Skor Nominasi
A
B
C
D
4
3
2
1
1
3
5
1
1
12
15
2
1
30
B
2
2
1
6
1
8
3
12
1
24
C
3
5
2
3
0
20
6
6
0
32
B
4
3
1
5
1
12
3
10
1
26
C
5
3
4
2
1
12
12
4
1
29
B
6
6
1
3
0
24
3
6
0
33
A
7
5
1
4
0
20
3
8
0
31
B
8
4
2
4
0
16
6
8
0
30
B
9
3
2
4
1
12
6
8
1
27
C
10
6
0
3
1
24
0
6
1
31
B
11
3
1
5
1
12
3
10
1
26
C
12
6
0
3
1
24
0
6
1
31
B
13
5
2
3
0
20
6
6
0
32
B
14
9
0
0
1
36
0
0
1
37
A
15
5
3
1
1
20
9
2
1
32
B
16
3
3
3
1
12
9
6
1
28
B
17
6
0
3
1
24
0
6
1
31
B
18
2
1
6
1
8
3
12
1
24
C
19
3
6
1
0
12
18
2
0
32
B
20
2
1
5
2
8
3
10
2
23
C
21
3
2
5
0
12
6
10
0
28
B
53
22
3
1
5
1
12
3
10
1
26
C
23
2
3
4
1
8
9
8
1
26
C
24
4
1
4
1
16
3
8
1
28
B
25
7
0
2
1
28
0
4
1
33
A
26
6
1
2
1
24
3
4
1
32
B
27
3
5
1
1
12
15
2
1
30
B
28
2
3
4
1
8
9
8
1
26
C
29
7
0
3
0
28
0
6
0
34
A
30
5
0
4
1
20
0
8
1
29
B
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masingmasing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
i=
(𝑋𝑡−𝑋𝑟)+ 1 𝐾𝑖
Keterangan: i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval
i=
(𝑋𝑡−𝑋𝑟)+ 1 𝐾𝑖
54
= = =
(37−23)+ 1 3 14+ 1 3 15 3
=5 Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1) Nominasi A adalah nilai 33 - 37 intensitas tinggi. 2) Nominasi B adalah nilai 28 - 32 intensitas sedang. 3) Nominasi C adalah nilai 24 - 27 intensitas rendah. Dari data tersebut di atas kedisiplinan belajar dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: 1) Kedisiplinan belajar tinggi ada 4 responden. 2) Kedisiplinan belajar sedang ada 17 responden. 3) Kedisiplinan belajar rendah ada 9 responden. TABEL X DAFTAR PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII SMP N 2 TUNTANG TAHUN 2014/2015 NO Nama Nilai 1 2 3 4 5 6
Anisa Putri Doni Ahmad Guntur Prakoso Nani Supi Setyaningsih A. Usrukh
65 64 70 68 70 72
55
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Iqbal Adi Wildan Athobiq Yaumas Sabillah Jimy Serly Dwi L. Windi Ayu Septiana Deva Faisal Laily Nurul M. Hariyanto Putri Rizki Ari Fani Nur Indah M. Nur Huda M. Rofiq Nadya Sherina Nurhaeni Febri Aryani M. Bayhaki Nur Azizah Prihantika Supriyanto Vivi Luviana
70 70 65 68 68 70 68 78 72 63 69 60 70 60 70 68 70 70 80 72 65 70 72 70
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masingmasing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
i=
(𝑋𝑡−𝑋𝑟)+ 1 𝐾𝑖
Keterangan:
56
i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval
i=
(𝑋𝑡−𝑋𝑟)+ 1
= = =
𝐾𝑖 (80−60)+ 1 3 20+ 1 3 21 3
=7 Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1) Nominasi A adalah nilai 74 - 80 intensitas tinggi. 2) Nominasi B adalah nilai 67 - 73 intensitas sedang. 3) Nominasi C adalah nilai 60 - 66 intensitas rendah. Dari data tersebut di atas prestasi belajar pendidikan agama Islam dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: 1) Prestasi belajar pendidikan agama Islam tinggi ada 4 responden. 2) Prestasi belajar pendidikan agama Islam sedang ada 17 responden. 3) Prestasi belajar pendidikan agama Islam rendah ada 9 responden.
57
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui tujuan penelitian. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh profesionalsime guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa, maka data yang diperoleh akan dianalisis statistik dan analisa kuantitatif. Dalam menganalisa data tersebut penulis menggunakan teknik product moment dan regresi ganda sebagi berikut: A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap variabel) Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui profesionalisme guru, kedisiplinan belajar dan prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa dengan menggunakan rumus prosentase yaitu:
P=
𝐹 𝑁
x 100%
Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah responden
58
1. Profesionalisme guru Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang pengaruh profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa, diketahui rekapitulasi adalah sebagai berikut: a. Untuk kategori tinggi tentang profesionalisme guru antara skor 32-35 ada 7 responden:
P= =
𝐹 𝑁
x 100%
7
x 100%
30
= 23,3% b. Untuk kategori sedang tentang profesionalisme guru antara skor 28-31 ada 17 responden:
P= =
𝐹 𝑁
x 100%
17 30
x 100%
= 56,7% c. Untuk kategori rendah tentang profesionalisme guru antara skor 24-27 ada 6 responden:
P= =
𝐹 𝑁 6 30
x 100% x 100%
= 20%
59
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang profesionalisme guru. TABEL XI REKAPITULASI PROFESIONALISME GURU No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
32-35
7
23,3%
2
Sedang
28-31
17
56,7%
3
Rendah
24-27
6
20%
30
100%
Jumlah
Dari
perhitungan
prosentase
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
profesionalisme guru yang tinggi sebesar 23,3%, yang sedang sebesar 56,7% dan yang rendah sebesar 20%. Sehingga dengan demikian, profesionalisme guru SMP N 2 Tuntang tergolong kategori sedang yaitu sebesar 56,7%. 2. Kedisiplinan belajar a. Untuk kategori tinggi tentang kedisiplinan belajar antara skor 33-37 ada 4 responden:
P= =
𝐹 𝑁 4 30
x 100% x 100%
= 13,3% b. Untuk kategori sedang kedisiplinan belajar antara skor 28-32 ada 17 responden:
P=
𝐹 𝑁
x 100%
60
=
17 30
x 100%
= 56,7% c. Untuk kategori rendah kedisiplian belajar antara skor 23-27 ada 9 responden:
P= =
𝐹 𝑁 9 30
x 100% x 100%
= 30% Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang kedisiplinan belajar. TABEL XII REKAPITULASI KEDISIPLINAN BELAJAR No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
33-37
4
13,3%
2
Sedang
28-32
17
56,7%
3
Rendah
23-27
9
30%
30
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar yang tinggi sebesar 13,3%, yang sedang 56,7% dan yang rendah sebesar 30%. Sehingga dengan demikian, kedisiplinan belajar siswa SMP N 2 Tuntang tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 56,7%. 3. Prestasi belajar pendidikan agama Islam
61
a. Untuk kategori tinggi prestasi belajar pendidikan agama Islam antara skor 74-80 ada 2 responden:
P= =
𝐹
x 100%
𝑁 2
x 100%
30
= 6,7% b. Untuk kategori sedang prestasi belajar pendidikan agama Islam antara skor 6773 ada 21 responden:
P= =
𝐹 𝑁
x 100%
21
x 100%
30
= 70% c. Untuk kategori rendah prestasi belajar pendidikan agama Islam antara skor 6066 ada 7 responden:
P= =
𝐹 𝑁
x 100%
7 30
x 100%
= 23,3% Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang kprestasi belajar pendidikan agama Islam.
62
TABEL XIII REKAPITULASI PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
73-80
2
6,7%
2
Sedang
67-73
21
70%
3
Rendah
60-66
7
23,3%
30
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan prestasi belajar pendidikan agama Islam yang tinggi sebesar 6,7%, yang sedang sebesar 70% dan yang rendah sebesar 23,3%. Sehingga dengan demikian, prestasi belajar pendidika agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 70% sebanyak 21 siswa. B. Pengujian Hipotesis Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis diterima tidaknya hipotesis yang diajukan dalam skripsi ini, tentang pengaruh profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang. Maka dibuktikan dengan mencari nilai koefisien regresi ganda antara variabel profesionalisme guru (X1 ) dan kedisiplian belajar (X2 ) terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa (Y), yang dalam statistik lebih dikenal dengan sebuah uji regresi ganda. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi antara X1 dan X2 terhadap Y ditentukan dengan rumus F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel.
63
Adapun untuk mencari nilai koefisien regresi ganda tersebut, maka peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut: TABEL XIV TABEL KERJA KOEFISIEN HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA NO Y 𝐗𝟏 𝐗𝟐 𝐗 𝟏 .Y 𝐗 𝟐 .Y 𝐗𝟏 . 𝐗𝟐 𝐲𝟐 𝐱₂² 𝐱₁𝟐 1
26
30
65
1690
1950
676
900
4225
780
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
28 30 30 31 31 32 31 28 30 30 29 31 33 33 24 31 26 34 27 31
24 32 26 29 33 31 30 27 31 26 31 32 37 32 28 31 24 32 23 28
64 70 68 70 72 70 70 65 68 68 70 68 78 72 63 69 60 70 60 70
1792 2100 2040 2170 2232 2240 2170 1820 2040 2040 2030 2108 2574 2376 1512 2139 1560 2380 1620 2170
1536 2240 1768 2030 2376 2170 2100 1755 2108 1768 2170 2176 2886 2304 1764 2139 1440 2240 1380 1960
784 900 900 961 961 1024 961 784 900 900 841 961 1089 1089 576 961 676 1156 729 1024
576 1024 676 841 1089 961 900 729 961 676 961 1024 1369 1024 784 961 576 1024 529 784
4096 4900 4624 4900 5184 4900 4900 4225 4624 4624 4900 4624 6084 5184 3969 4761 3600 4900 3600 4900
672 960 780 899 1023 992 930 756 930 780 899 992 1221 1056 672 961 624 1088 621 896
22 23 24 25 26 27 28
31 31 30 35 31 25 32
26 26 28 33 32 30 26
68 70 70 80 72 65 70
2108 2170 2100 2800 2232 1625 2240
1768 1820 1960 2640 2304 1950 1820
961 961 900 1225 961 625 1024
676 676 784 1089 1024 900 676
4624 4900 4900 6400 5184 4225 4900
806 806 840 1155 992 750 832
64
29 30 Jumlah
32 27 901
34 29 881
72 2304 70 1890 2067 62272
2448 2030 61000
1024 729 27263
1156 841 26191
5184 4900 142941
1088 783 26584
Dari tabel di atas dapat menghitung nilai koefisien antara X1 Y (rX1 Y), X2 Y (rX2 Y) dan koefisien X1 X2 (rX1 X2 ) sebagai berikut: 1. Korelasi antara 𝐗 𝟏 dengan Y Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa, maka menggunakan rumus:
rX1Y=
N.∑x₁y− (∑x₁)(∑y) √{N ∑ x₁2 −(∑x₁)²} {N∑y²−(∑y)²}
Keterangan: r𝑋1 𝑌 = Angka indek korelasi “r“ Product moment N
= Jumlah sampel obyek yang diteliti
∑ X1 Y = Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan Y ∑ X1
= Jumlah seluruh skor X1
∑Y
= Jumlah seluruh Y
rX1Y = = = = =
30 x 62272 − (901)(2067) √{30 x 27263 − (901)²} {30 x 142941 − (2067)²} 1868160 − 1862367 √{817890 − 811801} {4288230 − 4272489} 5793 √{6089} {15741} 5793 √95846949 5793 9790,1
= 0,592
65
Jadi r = 0,592, selanjutnya dibandingkan dengan r tabel. Untuk df = N - nr, dengan N = 30 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel 𝑋1 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperoleh df-nya yaitu df = 30 - 2 = 28, pada taraf kesalahan 5% (0,361) dan 1% (0,463), sedangkan untuk r hitung adalah 0,592. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh
rt) maka
Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian hasil dari 0,592 itu signifikan. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa. 2. Korelasi antara 𝐗 𝟐 dengan Y Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan belajar dan prestasi belajar pendidikan Agama Islam, maka menggunakan rumus sebagai berikut:
rX2Y =
N.∑x₂y− (∑x₂)(∑y) √{N∑x₂²−(∑x₂)²} {N∑y²−(∑y)²}
Keterangan: r𝑋2Y = Angka indek korelasi “r” Product Moment N
= Jumlah sampel objek yang diteliti
∑ 𝑋2Y = Jumlah hasil perkalian antara skor 𝑋2 dan skor Y ∑ 𝑋2
= Jumlah seluruh skor 𝑋2
∑𝑌
= Jumlah seluruh Y
rX2Y =
N.∑x₂y− (∑x₂)(∑y) √{N∑x₂²−(∑x₂)²} {N∑y²−(∑y)²}
66
= = = = =
30 x 61000 − (881)(2067) √{30 x 26191 − (881)²} {30 x 142941 − (2067)²} 1830000 − 1821027 √{785730 − 776161} {4288230 − 4272489} 8973 √{9569} {15741} 8973 √150625629 8973 12272,96
= 0, 731 Jadi r = 0,731, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df = N - nr, dengan N = 30 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel 𝑋2 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperoleh df-nya yaitu df = 30 - 2 = 28, pada taraf kesalahan 5% (0,361) dan 1% (0,463), sedangkan untuk r hitung adalah 0,731. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh
rt) maka
Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian hasil dari 0,731 itu signifikan. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa. 3. Korelasi 𝐗 𝟏 dengan 𝐗 𝟐 Untuk mengetahui korelasi antara profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar, maka menggunakan rumus: rX1 X2 =
N.∑x1 x₂− (∑x₁)(∑x₂) √{N∑x₁²−(∑x₁)²}{N∑x₂²−(∑x₂)²}
67
Keterangan: rX1 X2 = Angka indek korelasi “r” product moment N
= Jumlah sampel objek yang diteliti
∑ 𝑋1 𝑋2= Jumlah hasil perkalian antara skor 𝑋1 dan skor 𝑋2 ∑ 𝑋1
= Jumlah seluruh skor 𝑋1
∑ 𝑋2
= Jumlah seluruh skor 𝑋2
rX1 X2 =
= = = = =
N.∑x1 x₂− (∑x₁)(∑x₂) √{N∑x₁²−(∑x₁)²} {N∑x₂²−(∑x₂)²} 30 x 26584 − (901)(881) √{30 x 27263 −(901)²} {30 x 26191 − (∑881)²} 797520 − 793781 √{817890 − 811801} {785730 − 776161} 3739 √(6089) (9569) 3739 √58265641 3739 7633,19
= 0,489 Jadi r = 0,489, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df = N nr, dengan N = 30 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel 𝑋1 dan 𝑋2, maka nr = 2. Sehingga diperoleh df-nya yaitu df = 30 - 2 = 28 pada taraf kesalahan 5% (0,361) dan 1% (0,463), sedangkan untuk r hitung adalah 0,731. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh
rt) maka
Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian hasil dari 0,731 itu signifikan.
68
4. Mencari koefisien korelasi ganda Untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa, maka menggunakan rumus: RX₁X₂Y = √
r2 x1 y˖r2 x2 y−2rx1 y.rx2 y.rx₁x₂ 1−𝑟²𝑥₁𝑥₂
Keterangan: R 𝑋1 𝑋2 𝑌 = Korelasi ganda antara 𝑋1 𝑋2 dan Y r𝑋1 Y
= Korelasi antara r𝑋1 Y
r𝑋2Y
= Korelasi antara r𝑋2Y
r 𝑋1 𝑋2
= Korelasi antara r 𝑋1 𝑋2
RX₁X₂Y = √ =√
r2 x1 y ˖ r2 x2 y −2rx1 y.rx2 y.rx₁x₂ 1− 𝑟²𝑥₁𝑥₂
0,5922 ˖ 0,7312 − 2 x 0,592 x 0,731 x 0,489 1−0,4892
=√
0,350 ˖ 0,534 −0,423
=√
0,461
1− 0,240
0,76
= √0,606 = 0,778 Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka didapat hasil bahwasanny terdapat pengaruh profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa sebesar 0,778 pengaruh ini secara kualitatif dapat dinyatakan sangat kuat, dan besarnya lebih dari korelasi
69
individual antara 𝑋1 dengan Y, maupun 𝑋2 dengan Y. Korelasi sebesar 0, 778 itu baru berlaku sampel yang diteliti. Apakah koefisien pengaruh itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut: 𝑅2 /𝑘
Fh =
(1−𝑅2 )/(𝑛−𝑘−1)
Keterangan: R
: Koefisien korelasi ganda
k
: Jumlah variabel independent
n
: Jumlah anggota sampel
Fh =
𝑅 2 /𝑘 (1−𝑅 2 )/(𝑛−𝑘−1)
= = = =
0,7782 /2 (1−0,7782 )/(30−2−1) 0,605/2 (1−0,605)/(27) 0,302 (0,395/27) 0,302 0,014
= 21,57 Setelah diuji nilai korelasi ganda (R) yang dihitung melalui uji F di atas adalah 21,57. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Ft, maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan. Jadi F hitung
F tabel atau 21,57
3,32 hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara profesionalisme guru
70
dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang. C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Setelah data berhasil diuji dengan menggunakan product moment dan regresi ganda, langkah awal kita mencari df (derajat bebas) dengan rumus df = N – nr. Responden (N) yang diteliti sebanyak 30 siswa. Variabel yang dicari pengaruhnya adalah variabel X dan Y, jadi nr = 2. Sehingga dapat diperoleh df-nya = 30 – 2 = 28. Setelah diketahui df-nya kemudian dilihat pada tabel “r” product moment pada taraf kesalahan 5% (0,361) dan 1% (0,463). Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara rX1 Y pada taraf 1% (0,592 > 0,463) maka dapat disimpulkan bahwasannya profesionalisme guru mempengaruhi prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang. Selanjutnya pengaruh antara rX2 Y merupakan pengaruh yang positif dan signifikan pada taraf 1% (0,731 > 0,463), maka dapat disimpulkan bahwasannya kedisiplinan belajar dapat memepengaruhi prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang. Demikian halnya pengaruh rX1 X2 diperoleh hasil 0,489 merupakan pengaruh positif dan signifikan pada taraf 1% (0,489 > 0,463). Maka dapat disimpulkan bahwasannya profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang.
71
Begitu pula dengan pengaruh RX1 X2 Y diperoleh hasil 0,778 merupakan pengaruh positif dan signifikan pada taraf 1% (0,778 > 0,463). Hal ini berarti hipotesa alternatif (Ha) diterima dan terbukti kebenarannya karena “rh” lebih besar dari “rt” dan hipotesa nol (Ho) ditolak kebenarannya. Maka dapat disimpulkan bahwasannya profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang. Selanjutnya untuk F hitung sebesar 21,57 sedangkan untuk F tabel yang diperoleh 3,32. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi berganda tersebut antara profesionalisme guru X1 dan kedisiplinan belajar X2 terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa (Y) terdapat korelasi yang signifikan. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima karena F hitung lebih besar dari F tabel (21,57 > 3,32) sedangkan hipotesis nol ditolak karena tidak terbukti kebenarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang.
72
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Variasi prosentase profesionalisme guru SMP N 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 23,3%, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 56,7% dan yang berada dalam kategori rendah sebesar 20% dengan demikian, profesionalisme guru SMP N 2 Tuntang tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 56,7%. 2. Variasi prosentase kedisiplinan belajar siswa SMP N 2 Tuntang tahun 2014/2015, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 13,3%, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 56,7%, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar 30% dengan demikian, kedisiplinan belajar siswa SMP N 2 Tuntang tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 56,7%. 3. Variasi prosentase prestasi belajar Pendidikan agama Islam siswa SMP N 2 Tuntang tahun 2014/2015, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 6,7%, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 70%, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar 23,3% dengan demikian, prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa SMP N 2 Tuntang tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 70%. 4. Ada hubungan profesionalisme guru terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa, hal ini dibuktikan dengan r = 0,592, kemudian dikonsultasikan
73
dengan harga r tabel pada taraf kesalahan 5% (0,361) dan 1% (0,463), dan hasilnya lebih besar r hitung. 5. Ada hubungan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa, hal ini dibuktikan dengan r = 0,731, kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel pada taraf kesalahan 5% (0,361) dan 1% (0,463), dan hasilnya lebih besar r hitung. 6. Dari data penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil bahwa ada pengaruh profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi regresi ganda dari hasil RX₁X₂Y hitung sebesar 0,778. Selanjutnya diuji signifikansinya dengan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 , dan diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau
21,57 > 3,32. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara profesionalisme guru dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang. B. Saran-Saran Sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini, penulis menaruh harapan terhadap semua pihak agar dapat mengambil manfaat dari pikiran-pikiran yang tertuang dalam skrips ini. Terlebih bagi guru dan siswa di SMP N 2 Tuntang pada khususnya dan di sekolah-sekolah lainnya.
74
1. Bagi guru, agar lebih meningkatkan profesionalisme guru sehingga siswa merasa nyaman dan antusias mengikuti pembelajaran dengan begitu materi yang diajarkan bisa diterima siswa dengan baik. 2. Bagi siswa, hendaknya semangat untuk mengikuti pembelajaran dalam kelas serta menggunakan jam di luar jam sekolah untuk belajar. C. Penutup Dengan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang atas terselesainya penulisan skripsi ini. Salawat serta salam kepada rasulullah SAW yang menjadi suri tauladan sekaligus mampu mengubah dan membentuk umat menuju akhlak mulia. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesainya penulisan skripsi ini. Atas perhatian dan partisipasinya saya ucpakan banyak terima kasih.
75
DAFTAR PUSTAKA Achmadi. 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media. Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. ---------------------------. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Erawati, Muna. 2015. “Pembelajaran ABK”. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. IAIN Salatiga. Hadi,Sutrisno. 1995. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. Kunandar. 2011. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mahanani, Ayusita. 2011. Buku Pintar PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). Yogyakarta: Araska. Muhaimin. 2008. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadari. 1984. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung. Oemar, Hamalik. 1991. Pendidikan Guru Konsep dan Strategi. Bandung: Mandar Maju. Roestiyah. 1986. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Bandung: Bina Aksara. Samana. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing. Sutisna, Oteng. 1987. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa. Suwarno, Wiji. 2006. Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar- Ruzz. Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. Usman, Moh Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
76
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Umi Ifqah Nafiah
Umur
: 22 th
Tempat, Tanggal lahir : Salatiga, 28 Maret 1993 Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Raya Salatiga Muncul Padaan RT 02/RW 07 Gedangan Tuntang
Menerangkan Dengan Sesungguhnya
PENDIDIKAN
1. Tamatan SD N Gedangan I tahun 2005 2. Tamatan SMP N 2 Tuntang tahun 2008 3. Tamatan MAN I Salatiga tahun 2011 4. Tamatan IAIN Salatiga tahun 2015
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
A. Kisi-Kisi Angket Profesionalisme Guru Variabel
Profesionalisme Guru
Indikator
Sub Indikator
Item Angket
1. Menguasai bahan a. Seorang guru mampu ajar
menguasai
materi
pelajaran
sesuai
1, 2, 3
kurikulum b. Menghubungkan materi dengan
pengetahuan/
pengalaman lain. 2. Mengelola proses a. Menggunakan metode belajar mengajar
pembelajaran
4, 5, 9
b. Memilih sumber /media pembelajaran 3. Mengelola kelas
a. Mengatur tata ruang kelas untuk pembelajaran
4. Mampu menilai a. proses
belajar
mengajar
memantau
belajar
kemajuan
setiap
peserta
membimbing
peserta
6, 7
10
didik
5.
mampu a. menyelenggaraka
didik
n
masalah
program
bimbingan penyuluhan
dan
memecahkan
pembelajaran
dalam
8
B. Kisi-Kisi Angket Kedisiplinan Belajar Variabel
Indikator
Item Angket
Kedisiplinan
1. Masuk kelas tepat waktu
belajar
2.
Mendengarkan
dan
1, 2 memperhatikan
4
keterangan huru 3. Mengerjakan tugas dari guru
3, 5, 8
4. Membuat ringkasan dan melengkapi kembali
6, 9
catatan pelajaran 5. Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas
7, 10
C. DAFTAR PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII SMP N 2 TUNTANG TAHUN 2014/2015 NO
NAMA
Nilai
1
Anisa Putri
65
2
Doni Ahmad
64
3
Guntur Prakoso
70
4
Nani Supi
68
5
Setyaningsih
70
6
A. Usrukh
72
7
Iqbal Adi
70
8
Wildan Athobiq
70
9
Yaumas Sabillah
65
10
Jimy
68
11
Serly Dwi L.
68
12
Windi
70
13
Ayu Septiana
68
14
Deva
78
15
Faisal
72
16
Laily Nurul
63
17
M. Hariyanto
69
18
Putri
60
19
Rizki Ari
70
20
Fani Nur Indah
60
21
M. Nur Huda
70
22
M. Rofiq
68
23
Nadya
70
24
Sherina Nurhaeni
70
25
Febri Aryani
80
26
M. Bayhaki
72
27
Nur Azizah
65
28
Prihantika
70
29
Supriyanto
72
30
Vivi Luviana
70
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Umi Ifqah Nafiah
Jurusan
: Tarbiyah
NIM
: 11111003
Progdi
: PAI
P.A.
: M. Farid Abdullah, S.PdI.
No.
Jenis Kegiatan
1
Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) STAIN Salatiga
2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
Achievement Motivation Training (AMT) oleh Ittaqo dan CEC STAIN Salatiga Orientasi Dasar Keislaman (ODK) oleh STAIN Salatiga Seminar Entrepreneurship dan Koprasi oleh Kopma dan KSEI STAIN Salatiga “User Education” oleh UPT Perpustakaan STAIN Salatiga Masa Ta’aruf “Merajut Ukhuwah dengan Ta’aruf untuk Membentuk Kader yang Berkarakter” oleh IMM Salatiga Piagam penghargaan “Pelatihan Legal Drafting” oleh SEMA STAIN Salatiga Seminar Regional “Meningkatkan Nasionalisme ditengah Goncangan Disintegrasi dan Pengikisan Ideologi Nasional” oleh Resimen Mahasiswa STAIN Salatiga
Pelaksanaan
Jabatan
Nilai
20-22 Agustus 2011
Peserta
3
2 23 Agustus 2011
Peserta
24 Agustus 2011
Peserta
2
25 Agustus 2011
Peserta
2
19 September 2011
Peserta
2
21 Oktober 2011
Peserta
2
24-25 Oktober 2011
Peserta
2
26 Oktober 2011
Peserta
4
9. 10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Piagam Hearing” Salatiga
Penghargaan oleh SEMA
“Public STAIN
27 Maret 2012
Peserta
2
30 April 2012
Peserta
4
Seminar Nasional “Berpolitik Untuk Kesejahteraan Indonesia, Reorientasi Gerakan Mahasiswa Pasca Reformasi ” oleh SEMA STAIN Salatiga
2 Mei 2012
Peserta
8
Pelatihan Advokasi “ Anggaran Percepatan Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Kota Salatiga” oleh DEMA dan HMJ Syariah STAIN Salatiga
16-17 Mei 2012
Peserta
2
20 Mei 2012
Peserta
8
Seminar Regional “Urgensi Media dalam Mencerahkan Umat” oleh LDK STAIN Salatiga
Seminar Nasional “Membangun Pemahaman Agama Menuju Khoirul Ummah” oleh MUI Salatiga Seminar Nasional “Penerapan Nilai Syariah dalam Praktik Perekonomian” oleh KASEI STAIN Salatiga Seminar Nasional “Mewaspadai Gerakan Islam Garis Keras di Perguruan Tinggi” oleh DEMA STAIN Salatiga Sarasehan Nasional Talk Show “Peran Mahasiswa dalam Realita dan Idealitas Bangsa” oleh DEMA STAIN Salatiga
2 Juni 2012
Peserta
8
23 Juni 2012
Peserta
8
1 Juli 2012
Peserta
8
Seminar Regional “Nikah Siri dalam perspektif Agama dan Hukum” oleh MUI Salatiga
23 Maret 2013
Peserta
4
18.
19.
20.
21. 22.
23.
24.
25.
26.
27.
Seminar Nasional “Ahlussunnah Waljamaah dalam Perspektif Islam Indonesia” oleh DEMA STAIN Salatiga Tafsir Tematik “Sihir dalam Prespektif Al-Qur’an dan Hukum Negara” oleh JQH STAIN Salatiga Seminar Festival Dakwah “Ya Allah, Aku Jatuh Cinta” oleh LDK STAIN Salatiga “MILAD LDK XI” oleh LDK STAIN Salatiga Seminar Nasional “Mengawal Pengendalian BBM Bersubsidi, Kebijakan BLSM yang Tepat Sasaran Serta Pengendalian Inflasi dalam Negeri Sebagai Dampak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi” oleh DEMA STAIN Salatiga Sarasehan Akbar “Komitmen Politik Islam dalam Menata Arah Masa Depan Bangsa Indonesia” oleh LDMI dan PB HMI Talk Show “How to be a Successfull Creative Preneur to Face ASEAN Economic Comunity 2015” oleh KOPMA STAIN Salatiga Tafsir Tematik “Konsep Pemimpin Ideal Menurut Al Qur’an” oleh JQH STAIN Salatiga Kajian Intensif Mahasiswa “Getarkan Ramadhan dengan Hati yang Suci” oleh LDK STAIN Salatiga “Diklat
Microteaching”
oleh
26 Maret 2013
Peserta
8
4 Mei 2013
Peserta
2
11 Juni 2013
Peserta
2
13 Juni 2013
Peserta
2
8 Juli 2013
Peserta
8
15 Maret 2014
Peserta
2
7 April 2014
Peserta
2
17 Mei 2014
Peserta
2
27 Juni 2014
Peserta
2
8 November 2014
Peserta
28.
29.
HMPS PAI STAIN Salatiga Seminar Nasional “Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Profesionalitas Pendidikan” oleh HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga International Seminar “ASEAN Economic Comunity 2015; Prospect and Challengs for Islamic Higher Education” oleh IAIN Salatiga
2
13 November 2014
Peserta
28 Februari 2015
Peserta
8
8