SKRIPSI MANAJEMEN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN (TPQ) AL KAROMAH DI DUSUN SEJAMBU, DESA KESONGO, KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh IRSAD FAISAL HASAN NIM : 121 06 007 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706 Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama
: Irsad Faisal Hasan
NIM
: 121 06 007
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: MANAJEMEN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR‟AN (TPQ) AL KAROMAH DI DUSUN SEJAMBU, DESA KESONGO, KECAMATAN TUNTANG,
KABUPATEN
SEMARANG
TAHUN 2008 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 25 Januari 2010 Pembimbing
Dra. MARYATIN NIP. 19690402 199803 2 001
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 http :// www.stainsalatiga.ac.id e-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara: Irsad Faisal Hasan dengan Nomor Induk Mahasiswa 12106007 yang berjudul Manajemen Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) Al Karomah di Dusun Sejambu, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2008 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu, 13 Maret 2010, dan telah di terima sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Salatiga,
13 Maret 2010 27 Rabiul Awal 1431H
Panitia Ujian
Ketua sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag NIP. 19660215 199103 1 001
Penguji I
Penguji II
Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, MA NIP. 19530326 197803 1 001
Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd NIP. 19570520 198601 1 001 Pembimbing
Dra. Maryatin NIP. 19690402 199803 2 001
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Irsad Faisal Hasan
NIM
: 121 06 007
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 25 Januari 2010 Yang menyatakan,
Irsad Faisal Hasan NIM :121 06 007
MOTTO
Jangan Mati Kecuali Islam Menjadi Agamamu & Dibalik Kesukaran Pasti ada Kemudahan
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : Bapak (alm) dan ibu tercinta yang telah membimbing dan mendidik penulis dengan penuh kesabaran dan kasih sayang Kakak, adik dan keponakan tersayang Sahabat-sahabatku di progdi PAI Transfer 2006 Sahabat-sahabat Racana dan Brigsus Naga Sandi Teman-teman seperjuanganku di SALATIGA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan semua Rahmat, Hidayah serta Inayah-Nya pada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa suatu halangan yang berarti. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyelamatkan kita dari kekufuran kepada agama Islam yang benar dengan penuh kedamaian. Laporan skripsi ini disusun guna memenuhi kewajiban dan sebagai pelengkap untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu tarbiyah. Adapun judul skripsi ini adalah “Manajemen Taman Pendidikan AlQur’an(TPQ) Al Karomah di Dusun Sejambu, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2008”. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
DR. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Faturahman, M.Pd selaku ketua progdi PAI STAIN Salatiga yang telah menyetujui penulisan skripsi ini. 3. Dra. Maryatin selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi petunjuk dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak Misbahul Munir selaku ketua TPQ Al Karomah yang telah memberikan ijin penelitian.
5. Segenap pengurus dan ustadz TPQ Al Karomah yang telah memberikan informasi penelitian. 6. Teman-teman Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandi dan Brigsus STAIN SALATIGA. 7. Semua teman-teman progdi PAI transfer angkatan 2006. 8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu yang telah membantu menyelesaikan tulisan ini. Dalam penulisan laporan skripsi ini, masih banyak kekeliruan dan kekurangan. Untuk itu penulis sangat berharap adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dalam penulisan mendatang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam manajemen TPQ di masa yang akan datang. Amin…..Amin….Ya Robbalalamiin.
Salatiga, 25 Januari 2010
Irsad Faisal Hasan
ABSTRAKSI Skripsi ini berjudul ”Manajemen Taman Pendidikan Al Qur‟an (TPQ) Al Karomah Di Dusun Sejambu, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2008. TPQ merupakan tempat untuk mendidik anak-anak untuk bermain sambil belajar baca tulis Al Qur‟an dan belajar materi-materi pelajaran agama Islam seperti doa harian, tarikh (sejarah Islam), fiqh, dan membimbing agar mereka menjadi muslim yang taat beragama. Penduduk di Dusun Sejambu yang hampir semua muslim rata-rata mereka bekerja dari pagi sampai sore hari dan ada yang menjadi TKI di luar negeri. Hal ini menyebabkan pertemuan antara orang tua dengan anak menjadi terbatas. Padahal orang tua adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan anak dan segenap aspeknya. Berdasarkan permasalahan di atas maka masalah dalam skripsi ini antara lain adalah 1) Bagaimana manajemen TPQ Al Karomah di Dusun Sejambu, 2) Bagaimana manajemen pembelajaran TPQ Al Karomah di Dusun Sejambu, dan 3) Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam pengelolaan TPQ Al Karomah di Dusun Sejambu. Dalam penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun dalam memperoleh data menggunakan metode 1) Observasi untuk mengetahui letak geografis dan sarana prasarana yang di miliki, 2) Wawancara untuk mengetahui sejarah berdiri, perkembangan, donatur, pelaksanaan belajar mengajar, dan faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan TPQ, dan 3) Dokumentasi untuk mengetahui struktur organisasi, jumlah ustadz, jumlah santri, dan kurikulum yang di terapkan. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan maka dapat di simpulkan 1) Manajemen TPQ Al Karomah di jalankan sesuai dengan teori manajemen TPQ, 2) Manajemen pembelajaran TPQ Al Karomah yang meliputi kurikulum, pelaksanaan belajar mengajar, materi, metode, dan sistem evaluasi telah sesuai dengan standar TPQ nasional, dan 3) Faktor-faktor yang mendukung adalah dukungan dari masyarakat, lingkungan yang mayoritas muslim, bantuan dari pondok pesantren, dan ustadz yang bertanggung jawab tinggi serta faktor-faktor yang menghambat adalah adanya santri yang sering tidak masuk, ustadz yang meninggalkan tugas mengajar, dan sarana prasarana yang kurang memadai.
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................................
iv
MOTTO .......................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...............................................................................................
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................
5
C. Tujuan Penelitian ............................................................
5
D. Manfaat Hasil Penelitian .................................................
4
E. Kajian Pustaka ................................................................
6
F. Metode Penelitian ..........................................................
7
G. Analisa Data ...................................................................
10
H. Penelitian Terdahulu .......................................................
10
I. Sistematika Penulisan Skripsi ..........................................
12
KAJIAN TEORI A. Pengertian Manajemen Secara Umum ............................
14
B. Pengertian Manajemen TPQ ...........................................
21
C. Manajemen Pembelajaran TPQ ......................................
26
D. Perangkat Pengelolaan TPQ ........................................... E. Faktor-faktor
yang
Mendukung
dan
Menghambat
Pengelolaan TPQ ............................................................ BAB III
A. Keadaan TPQ Al Karomah ..............................................
42
B. Manajemen TPQ Al Karomah .........................................
50
C. Manajemen Pembelajaran TPQ Al Karomah ...................
53
Pendukung
dan
Penghambat
dalam
Pengelolaan TPQ Al Karomah .......................................
A. Manajemen TPQ Al Karomah ...........................................
61
B. Manajemen Pembelajaran TPQ Al Karomah .....................
64
Pendukung
dan
Penghambat
dalam
Pengelolaan TPQ Al Karomah ........................................
66
PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................
67
B. Rekomendasi ....................................................................
68
C. Saran-saran .......................................................................
69
D. Kata Penutup ....................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
59
ANALISIS DATA
E. Faktor-faktor
BAB V
38
LAPORAN HASIL PENELITIAN
D. Faktor-faktor
BAB IV
31
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Orang tua sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya pada saat ini semakin disibukkan dengan kegiatan masing-masing terutama mengenai pekerjaan. Hal seperti ini tanpa disadari mengurangi waktu untuk bertemu keluarga di rumah, apalagi bagi yang berprofesi sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Tentunya waktu untuk keluarga dan perjumpaan dengan anak-anak sangat terbatas. Terbatasnya waktu bertemu dengan anak-anak sangat berpengaruh terhadap perilaku dan pendidikan mereka, dan yang lebih penting adalah tentang pendidikan agama. Pada dasarnya orang tua seharusnya mampu sebagai pendidik langsung dan bertanggung jawab terhadap pendidikan utama dan pertama pada anak-anaknya. Dengan kondisi yang demikian ini tentunya orang tua sulit mengharapkan untuk menjadikan anak-anak mereka menjadi generasi muda yang memahami, menghayati, mengamalkan dan patuh terhadap ajaran Islam. Pendidikan anak pada dasarnya tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua saja, melainkan juga merupakan tanggung jawab bagi seluruh umat muslim tanpa kecuali. Sebagaimana dalam Al Qur'an surat Ali Imran ayat 104 Allah SWT berfirman :
Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.1
Demikian pula di dalam surat An Nahl ayat 125 Allah berfirman:
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.2
Berdasar dua ayat di atas jelas bahwa tugas menyampaikan risalah Islam, menyeru kepada kebaikan, dan mencegah kemunkaran adalah tugas bagi semua umat Islam. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi 1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur'an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Qur'an, Jakarta, 1984/1985, hlm. 93 2 Ibid., hlm. 421
pendidikan anak adalah faktor lingkungan sekitar mereka. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap pendidikan anak. Pengaruh itu karena keberadaan si anak dalam masyarakat.3 Jadi secara tidak langsung masyarakat juga bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak di sekitar mereka dengan memberikan contoh perbuatan yang baik. Hubungan yang paling berpengaruh pada pola pikir anak adalah lingkungan tempat ia bermain sehari-hari (dalam hal ini teman bergaul seharihari). Sesuai dengan tingkah laku teman-temannya, anak akan meniru apa yang ia lihat, dengar dan rasakan. Jika teman-temannya berbudi pekerti buruk dan tidak mengetahui pendidikan agama Islam bisa-bisa anak akan tumbuh menjadi orang yang bersifat tercela dan terjerumus dalam dunia kegelapan. Sebaliknya jika teman-teman bergaulnya memiliki budi pekerti yang baik dan tahu akan pendidikan agama Islam, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang berbudi pekerti yang baik. Salah satu upaya anak memperoleh pendidikan agama Islam, mempunyai teman bermain, bergaul yang beriman, bertaqwa, berbudi pekerti yang baik, jujur dan agar anak bisa membaca Al Qur'an dan bisa melaksanakan sholat lima waktu dengan baik, maka seyogyanya anak diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan agama Islam bagi anakanak, yaitu Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) yang ada di sekitarnya. Berdasarkan uraian di atas bahwa pada masa anak-anak pendidikan agama seharusnya dapat dengan mudah ditanamkan dalam diri anak. Jika 3
hlm. 140
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005,
sejak kecilnya anak-anak telah memiliki iman yang mantap dan dalam pikirannya telah tertanam dalil-dalil tauhid secara mendalam, maka dia takkan mudah tergoda ke dalam ketidakbaikan dalam menjalani kehidupan kelak. 4 Anak akan tumbuh menjadi generasi Islam yang paham akan ajaran-ajaran agama Islam dan berguna bagi bangsa dan agama. Di Dusun Sejambu, Desa Kesongo yang hampir semua penduduknya muslim tidak jauh berbeda dengan daerah lainnya. Di dusun ini banyak penduduk yang bekerja di pabrik-pabrik dan pulang larut malam. Banyak juga yang menjadi TKI dan bekerja di luar negeri, yang menyebabkan mereka meninggalkan anak-anaknya. Padahal hubungan antara orang tua dengan anak terdapat hubungan yang sangat erat dibanding hubungan dengan pihak lain. orang tua adalah pihak yang paling berhak terhadap keberadaan sang anak dan yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan anak dan segenap aspeknya.
5
Berdasarkan permasalahan ini penulis yakin bahwa keberadaan
TPQ di Dusun Sejambu,Desa Kesongo sangat di perlukan guna mendidik anak-anak agar paham tentang ajaran agama Islam. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis menganggap penting untuk mengadakan penelitian tentang manajemen Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) Al Karomah. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul “MANAJEMEN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN (TPQ) AL KAROMAH DI DUSUN SEJAMBU, DESA KESONGO, KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008”. 4
Ibid., hlm. 87 Yasin Musthofa, EQ untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam, Sketsa, Yogyakarta, 2007, hlm. 73 5
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana manajemen TPQ Al Karomah ? 2. Bagaimana manajemen pembelajaran TPQ Al Karomah ? 3. Faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat pembelajaran TPQ Al Karomah ?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui manajemen TPQ Al Karomah. 2. Untuk mengetahui manajemen pembelajaran TPQ Al Karomah. 3. Faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat pembelajaran TPQ Al Karomah.
D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah wawasan bagi penulis tentang pengelolaan TPQ. b. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam khususnya dalam bidang TPQ. 2. Manfaat Praktis a. Untuk memberikan alternatif solusi perbaikan manajemen di TPQ Al karomah.
b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran tentang pembelajaran di TPQ Al Karomah. c. Untuk memberikan masukan guna meningkatkan kemampuan para ustadz dalam pengelolaan TPQ.
E. Kajian Pustaka 1. Pengertian Manajemen Menurut para ahli manajemen, ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen. Secara umum manajemen adalah kekuatan utama dalam organisasi mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan subsub sistem dan menghubungkannya dalam lingkungan. 6 Dalam pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumbersumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. 7 Di dalam lembaga pendidikan (sekolah, TPQ, pesantren dan lainnya) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan sumber daya pendidikan dengan maksud untuk mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan.8 Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen adalah pemanfaatan sumber daya pendidikan, perencanaan,
6
Oemar Hamalik, Perencanaan dan Manajemen Pendidikan, Mandar Maju, Bandung, 1991, hlm. 20 7 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1988, hlm. 4 8 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007, hlm. 72
pengorganisasian dan pengarahan secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang dimaksudkan.
2. Pengertian Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) Taman adalah tempat yang menyenangkan. 9 Pendidikan adalah perbuatan (hal, cara) mendidik, 10 dan Al Qur'an adalah kitab suci umat Islam. 11 Sedangkan arti dari Taman Pendidikan Al Qur'an adalah pendidikan untuk baca dan menulis Al Qur'an di kalangan anak-anak.12 Menurut Balai Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al Qur'an, Taman Pendidikan Al Qur'an adalah lembaga pendidikan Al Qur'an tingkat dasar untuk anak-anak usia sekolah dasar (7-12 tahun).13 Dari beberapa uraian teori di atas dapat disimpulkan bahwa Taman Pendidikan Al Qur'an adalah tempat mendidik bagi anak-anak untuk bermain dan belajar baca tulis Al Qur'an. Taman Pendidikan Al Qur'an bukan hanya sebagai tempat belajar saja, akan tetapi juga sebagai tempat bermain bagi anak-anak. Karena di dalam Taman Pendidikan Al Qur'an anak-anak tidak hanya diajar membaca dan menulis saja, melainkan materi-materi pelajaran agama Islam yang beragam seperti doa harian, tarikh (sejarah Islam), fiqih, dan bimbingan agar menjadi muslim yang taat beragama.
F. Metode Penelitian Penelitian pada skripsi ini menggunakan model penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah yang dilakukan secara cermat, mendalam dan rinci
9
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982,
hlm. 1000 10
Ibid., hlm. 250 Ibid., hlm. 786 12 Mansur, op. cit., hlm. 134 13 Budiyanto dkk., Panduan Praktis Pengelolaan TKA-TPA TK AL-TPAL dan TQA, Balai Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al Qur'an, Yogyakarta, 2008, hlm. 3 11
sehingga dapat mengumpulkan data yang sangat lengkap dan dapat menghasilkan informasi yang menunjukkan kualitas sesuatu. 14 Data yang dihasilkan berupa data diskriptif, yaitu data yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.15 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data yang lengkap dan jelas mengenai manajemen di Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) Al Karomah di Dusun Sejambu, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian skripsi ini dilakukan di Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) Al Karomah di Dusun Sejambu, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Penelitian ini penulis batasi pada tahun 2008. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah sumber tempat kita memperoleh keterangan penelitian. 16 Menurut Saifudin Azwar subyek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti. 17 Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah pengurus, ustadz, santri dan masyarakat.
14
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung, 2006, hlm. 15 Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 6 16 Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, Rajawali Pers, Jakarta, 1990 17 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007, hlm. 34-35 15
3. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode sebagai berikut : a. Metode Observasi Observasi adalah pengamatan atau pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. 18 Metode ini memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh metode lain. Peneliti bisa mengetahui dan merasakan secara langsung fenomena yang diteliti. Metode ini digunakan penulis untuk mendapatkan data tentang letak geografis dan sarana prasarana yang dimiliki. b. Metode Wawancara Wawancara adalah mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden.19 Wawancara ini penulis tujukan kepada pengurus TPQ, ustadz, santri dan masyarakat. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdiri dan perkembangannya, donatur, pelaksanaan belajar mengajar, faktor pendukung dan penghambat dalam mengelola TPQ. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah meneliti dokumen-dokumen yang telah ada untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumen terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian,
18
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2004, hlm. 69 19 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial), Jakarta, 1982, hlm. 145
surat-surat, dan dokumen resmi. 20 Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai struktur organisasi, jumlah ustadz, jumlah santri, dan kurikulum yang diterapkan.
G. Analisis Data Analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya. 21 Analisis data ini dimulai dengan menelaah data-data yang telah diperoleh dari metode-metode yang telah digunakan, kemudian mereduksi data (memilih data yang penting dan tidak penting) untuk dipilih hal-hal yang pokok yang akan disajikan dan penarikan kesimpulan.
H. Penelitian Terdahulu Pendidikan Agama Islam Program Pengajian Silaturrahmi Anak di Desa Sukorini Manisrenggo Klaten Jawa Tengah dengan masalah penelitian : Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Program Pengajian Silaturrahmi Anak mengenai materi, metode, media dan sistem evaluasinya. Apa faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan materi, metode, dan sistem evaluasi di Program Pengajian Silaturrahmi Anak serta cara mengatasinya. Bagaimana hasil yang dicapai dengan adanya Program Pengajian Silaturrahmi Anak di Desa Sukoini.
20
S. Nasution, M.A., Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung, 1988,
21
S. Nasution, M.A., op. cit., hlm. 142
hlm. 85
Materi yang diajarkan di Program Pengajian Silaturrahmi Anak adalah materi yang sesuai dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar yaitu materi Akhlak, Fiqh, Sejarah, Pelajaran Sholat, Kesenian, Materi Khotibah, dan rekreatif. Pelaksanaan materi tersebut disesuaikan dengan perkembangan anak didik dan didukung oleh kedisiplinan guru dalam mengajar. Adapun metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah kombinasi berbagai metode yaitu metode ceramah, metode resitasi, metode tanya jawab, metode demonstrasi yang pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain karena berkaitan. Sedangkan media pendidikan yang digunakan bermacam-macam baik alat pengajaran klasikal, individual maupun alat peraga, ketiganya tersebut untuk memperlancar
kegiatan
belajar
mengajar
dan
mempermudah
menyampaikan materi pelajaran. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pendidikan di dalam Program Pengajian Silaturrahmi Anak diselenggarakan evaluasi yang evaluasi program dan evaluasi anak. Evaluasi program dilaksanakan melalui rapat lapanan, sedangkan evaluasi anak meliputi penilaian formatif maupun sumatif. Selain itu guru juga mengevaluasi tingkah laku siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan Program Pengajian Silaturrahmi Anak adalah :
a. Faktor yang mendukung adalah fasilitas yang memadai, adanya dukungan dari masyarakat serta orang tua anak, tanggung jawab guru terhadap anak didik, serta letak geografis yang mendukung terlaksananya proses belajar mengajar. b. Faktor yang menghambat adalah adanya beberapa anak yang sering tidak masuk serta adanya guru yang meninggalkan tugas mengajar karena alasan pekerjaan. c. Cara mengatasinya dengan cara mendatangi orang tua serta mengganti guru yang meninggalkan tugas dengan guru lain. Berdasarkan prestasi hasil belajar anak di program pengajian silaturrahmi anak dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Program Pengajian Silaturrahmi Anak telah berhasil dengan baik.
I. Sistematika Pembahasan Bab I
Berisi pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II
Berisi tentang kajian teori, pada bab ini akan dipaparkan tentang pengertian manajemen secara umum, manajemen TPQ, manajemen pembelajaran TPQ, masa dan waktu pendidikan TPQ,pengelolaan kelas,materi pelajaran, ustadz, dana, perangkat pembelajaran, dan
faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengelolaan TPQ. Bab III
Berisi laporan hasil penelitian yang meliputi : keadaan TPQ Al Karomah, manajemen TPQ Al Karomah, manajemen pembelajaran TPQ Al Karomah, dan faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan TPQ Al Karomah.
Bab IV
Berisi analisis data tentang manajemen TPQ Al Karomah, manajemen pembelajaran TPQ Al Karomah, faktor pendukung dan penghambat
dalam
pengelolaan
rekomendasi. Bab V
Berisi Penutup dan kesimpulan.
TPQ
Al
Karomah
dan
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Secara Umum Pengertian manjemen secara umum adalah pemanfaatan sumber daya pendidikan, perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang dimaksudkan. Nanang Fatah dalam buku Landasan Manajemen Pendidikan menuturkanbahwa manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai salah satu bidang pengetahuan yang secara sitematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manjemen dilandasi oleh kelahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntut oleh suatu kode etik.22 Evolusi konsep, ide, pemikiran, tentang manajemen bermula pada tahun 5000 SM di Mesir. Pada masa itu, orang menggunakan cacatan tertulis untuk perdagangan dan pemerintahan. Pada 300 SM-300 M masyarakat Roma memanfaatkan komunikasi efektif dan pengendalian terpusat untuk efektivitas dan efisiensi. Tahun 1500 Machiaveli membuat pedoman pemanfaatan kekuasaan. Tahun 1776 Adam Smith manyatakan bahwa pembagian kerja titik 22
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan. Remaja Rosdakarya, Bandung , 1996, hlm. 1
kunci badan usaha. Kemudian 1841-1925 Henry Fayol mengemukakan pentingnya administrasi, Follet (1868-1933) dengan perilaku dinamikanya. Max Weber dengan birokrasinya, Elton Mayo, Maslow. MC. Gregor, dan Chris Argyris dengan studi perilakunya. 23 Manajemen sangat berkait dengan persoalan kepemimpinan. Karena manajemen sendiri jika dirunut dari etimologinya yang berasal dari sebuah kata manage atau manus (latin) yang berarti memimpin, menangani, mengatur, dan (atau) membimbing. 24 Suatu manajemen baik buruknya tergantung dari kemampuan memimpin seorang manajer. Di mana proses manajerial pada sebuah organisasi akan bergerak dan maju pesat jika para manajernya paham dan mengerti dengan benar apa yang dilakukannya. Kegiatan yang dilakukan oleh manajer disebut praktek manajerial. Proses manajemen terdiri dari beberapa unsur. Menurut Henry Fayol manajemen dianalisa ke dalam lima fungsi, yang secara luas dikenal sebagai unsur-unsur Fayol, yaitu : 1. Merencana adalah mempelajari masa yang akan datang dan menyusun rencana kerja. 2. Mengorganisasi adalah membuat organisasi usaha bahan dan manusia, pengorganisasian tenaga kerja dan bahan. 3. Memerintah adalah menjuruskan para pegawai untuk melaksanakan pekerjaan mereka. 4. Mengkoordinasi adalah menyatukan dan mengkorelasi semua kegiatan. 23 24
Ibid., hlm 2 Halim, Manajemen Pesantren, Pustaka Pesantren, Yogyakarta, 2005, hlm. 70-71
5. Mengawasi adalah memeriksa bahwa segala sesuatu dikerjakan sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan intruksi-intruksi yang telah diberikan. Yang paling lazim dipakai masa kini sebagai landasan pembahasan proses manajemen, hanya terdiri dari empat unsur (P4) atau lebih baik empat tahap, yaitu : 1. Perencanaan yang meliputi penciptaan, penyusunan program dan perumusan proyek. 2. Pengorganisasian yang meliputi perakitan sumber dan penetapan. 3. Pengarahan yang meliputi motivasi, supervisi dan koordinasi. 4. Pengawasan yang meliputi penganggaran, pelaporan dan evaluasi. 25 Manajemen yang bagus adalah manajemen yang sesuai dengan konsep dan sesuai dengan obyek di mana suatu organisasi itu berada. Namun jika di suatu tempat terdapat situasi dan kondisi yang berbeda-beda , maka diperlukan adanya variasi-variasi. Variasi-variasi ini biasa dilakukan akibat kreasi dan inovasi para manajer untuk mensiasati situasi dan kondisi yang ada. Manajemen yang mampu menyesuaikan dengan berbagai macam situasi dan kondisi adalah manajemen yang fleksibel. Di mana manajemen ini bersifat dinamis dan mampu beradaptasi dengan berbagai macam situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Manajemen yang fileksibel akan menjamin kelangsungan organisasi.
25
hlm. 14-15
Iwa Sukiswa, Dasar-dasar Umum Manajemen Pendidikan, Tarsito, Bandung, 1986,
Bagi seorang manajer penting memilih sumber daya yang berkualitas . Sumber daya manajemen dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan di antaranya adalah manusia, sarana dan prasarana, biaya, teknologi dan informasi. Yang paling penting bagi lembaga pendidikan adalah sumber daya manusia. Oleh karena itu seorang manajer harus teliti dalam menyeleksi, melatih, mengembangkan bakat dan menempatkan anggotanya. Seorang manajer harus mampu memberikan semangat bagi organisasi, menyediakan tenaga, dan bakat kreativitas. Seorang
manajer
adalah pemimpin dari kegitan yang telah
diprogramkan dalam sebuah organisasi. Pemimpin merupakan teladan bagi semua anak buahnya. Oleh karena ini, seorang pemimpin harus mampu memberikan contoh yang baik bagi anak buahnya. Dengan memberikan contoh yang baik, maka pola pergaulan dan pola kerja dapat diarahkan pemimpin pada arah kebijakan yang telah diprogramkan. Anak buah juga tidak akan merasa terkekang dan tersiksa saat melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan demikian maka hubungan pemimpin dan anak buah akan terjalin dengan baik. Satu aspek yang harus dimiliki oleh pemimpin dalam memimpin dalam suatu organisasi yaitu ketegasan. Aspek ini mempunyai aspek yang sangat penting bagi pemimpin dalam membuat suatu keputusan dan menentukan kebijakan. Hal ini mampu menunjukkan eksistensi seorang pemimpin dan selanjutnya dapat memberikan kontribusi positif bagi anak buahnya di dalam sebuah organisasi. Begitu juga ketika pemimpin
memutuskan suatu kebijakan. Seorang pemimpin haruslah tegas dan tidak mudah dipengaruhi pihak-pihak yang ada di sekitarnya. Karena ketegasan seorang pemimpin akan membuat anak buah merasa yakin bahwa sang pemimpin inilah yang akan membawa kebaikan sebuah organisasi dan pemimpin akan disegani oleh anak buahnya. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu melaksanakan tugas organisasi yang dipimpinnya. Namun, pada kenyataannya masih banyak pemimpin yang hanya memikirkan status saja, sementara segala kewajiban dari status tersebut malah tidak dilaksanakan. Mereka lebih memilih menyuruh anak buahnya menyelesaikan tugas tersebut dan hanya menunggu sampai selesai untuk ditanda tangani. Kepedulian dan penghargaan seorang pemimpin harus mampu ditunjukkan kepada anak buahnya atas segala tugas organisasi. Karena di dalam suatu organisasi keberadaan seorang pemimpin merupakan organisatoris yang mengatur perencanaan kerja, mengorganisir semua kegiatan, dan menggerakkan semua anak buah serta memberikan evaluasi pada hasil kegiatan organisasi. Ketegasan seorang pemimpin dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam organisasi menjadi kewenangan pimpinan organisasi. Dalam menentukan kebijakan suatu organisasi, ketegasan seorang pemimpin bukanlah hal yang bisa diremehkan. Tanpa ketegasan setiap anak buah akan bertindak sesuka hatinya dan tidak merasa takut pada pimpinan karena sang
pimpinan di dalam organisasinya tidak berani tegas dalam menindak setiap permasalahan yang dihadapi. Dalam hal manajemen yang diperlukan dan diperhatikan seorang manajer adalah tidak boleh terlalu sering mengoreksi kesalahan bawahannya. Jika kesalahan-kesalahan memang sering dilakukan oleh bawahan maka dalam mengoreksi kesalahan-kesalahan bawahannya adalah disesuaikan dengan watak masing-masing individu. Metode yang halus dan keras harus bisa disesaikan penggunaannya. Untuk individu-individu yang memiliki watak halus, peka, pemalu dan pemurung membutuhkan metode yang lebih halus dari pada individu-individu yang berwatak keras, kaku dan pemarah. 26 Dalam memberikan koreksi kekeliruan seorang bawahan, seorang manajer hendaklah memberikan secara empat mata di dalam ruang tersendiri. Hal demikian akan membuat seorang bawahan lebih mampu berpikir untuk dapat mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukannya sendiri. Dan yang paling penting adalah ia tidak merasa malu pada orang-orang yang kebetulan berlalu lalang di sekitarnya. Karena dengan merasa malu pada satu orang saja yang sudah memberikan maaf kepadanya, maka bawahan tersebut diharapkan bisa bangkit dan dapat memperbaiki kesalahannya. Bagaimana nasib suatu organisasi jika manajernya seorang yang tidak mempunyai ketegasan, tidak mempunyai hubungan baik dengan bawahannya, dan
tidak
disegani.
Tentunya
organisasi
tersebut
akan
mengalami
kemerosotan, sebab masing-masing lini akan bertindak sesuai dengan persepsi
26
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, hlm. 141
masing-masing. Kebersamaan merupakan hal terpenting dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan. Tanpa kebersamaan tujuan suatu organisasi mustahil akan tercapai. Sebab yang dicapai hanyalah kepentingan-kepentingan pribadi setiap orang yang terlibat dalam suatu organisasi yang bersangkutan bukan kepentingan bersama. Sebuah organisasi seperti sebuah bangunan. Agar dapat berdiri dengan kokoh haruslah ada kerjasama yang baik dari masing-masing bagian bangunan tersebut. Mulai dari pondasi bangunan yang berperan untuk mengokohkan bangunan dan tiang-tiang bangunan yang menyangga kekuatan bangunan sampai bagian atas yang harus saling bekerja sama. Jika salah satu bagian bangunan tersebut tidak berfungsi, maka bangunan tersebut akan roboh dan tidak akan bermanfaat bagi siapapun. Di dalam ajaran agama Islam persatuan dan kesatuan sangatlah dianjurkan. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al Qur'an surat Ali Imran 103 :
Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhmusuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.27 Hadits riwayat Imam Muslim :
)الوؤهي للوؤهي كبلبٌيبى يشذ بعضَ بعضب (رواٍ هسلن Artinya : orang mukmin dengan orang mukmin lainnya laksana suatu bangunan, sebagian memperkokoh pada bagian yang lain (HR. Muslim).28 Demikian pentingnya kerjasama dan persatuan yang diterapkan dalam suatu bangunan. Kita dapat memandang sebagai contoh bijak dalam kelangsungan suatu organisasi. Apa yang ditulis di atas hanya sebagian kecil saja dari berbagai macam cara dalam mengembangkan suatu organisasi. Akan tetapi hal yang harus diperhatikan dan dikembangkan oleh seorang manajer adalah pengetahuan, perilaku, dan kemampuan dalam mengelola suatu organisasi agar dapat menjawab berbagai tantangan dan mampu mencapai tujuan organisasi.
B. Pengertian Manajemen TPQ Manajemen TPQ adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan sumber daya pendidikan dengan maksud untuk mencapai tujuan pendidikan Al Qur‟an yang telah ditetapkan. 29 Keempat proses tersebut di dalamnya terdiri dari: 1. Perencanaan, yaitu: 27
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Qur‟an, Jakarta, 1984/1985, hlm. 93 28 M. Said, 101 Hadits Tentang Budi Luhur, Al Ma‟arif, Bandung, 1986, hlm. 22 29 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaandan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007, him.72
a. Menetapkan tentang apa yang harus di kerjakan, kapan dan bagaimana cara melakukannya b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target c. Mengumpulkan dan menganalisa informasi d. Mengembangkan alternatif-alternatif e. Mempersiapkan
dan
mengkomunikasikan
rencana-rencana
dan
keputusan-keputusan 2. Pengorganisasian, yaitu: a. Menyediakan fasilitas-fasilitas, perlengkapan , dan tenaga kerja yang di perlukan untuk penyusunan rangka kerja yang efisien dalam melaksanakan rencana-rencana melalui suatu proses penetapan kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan rencana-rencana tadi b. Mengelompokkan komponen-komponen kerja
kedalam struktur
organisasi secara teratur c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi d. Merumuskan dan menentukan metode dan prosedur e. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja serta mencari sumber-sumber lainnya yang di perlukan 3. Pengarahan, yaitu: a. Penyusunan rangka kerja, waktu dan biaya yang terperinci b. Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana-rencana dengan pengambilan keputusan-keputusan
c. Mengeluarkan intruksi-intruksi yang spesifik d. Membimbing, memotifasi dan mensupervisi 4. Pengawasan atau pengontrolan, yaitu: a. Mengevaluasi pekerjaan dibandingkan dengan rencana b. Melaporkan
penyimpangan-penyimpangan
dalam
waktu
untuk
tindakan koreksi dan mengajukan cara tindakan koreksi dengan membuat standar-standar dan sasaran-sasaran30 TPQ bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi Qur‟ani, yaitu generasi yang memiliki komitmen terhadap Al Qur'an sebagai sumber perilaku, pijakan hidup dan rujukan segala urusan. Hal ini ditandai dengan kecintaan yang mendalam terhadap Al Qur'an, mampu, dan rajin membacanya, terus-menerus mempelajari isi kandungannya, dan memiliki kemauan yang kuat untuk mengamalkannya secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari. 31 Generasi yang mampu menghayati pesan-pesan yang terkandung dalam Al Qur'an dan sanggup mengemban amanah. TPQ membawa misi dwi tunggal, yaitu misi pendidikan dan misi dakwah Islamiyah. Selaku pembawa
misi pendidikan, TPQ tampil
berdampingan dengan pendidikan formal, yaitu pendidikan TK/SD/MI yang segala sesuatunya diatur berdasarkan kebijaksanaan pemerintah. 32 Selaku pembawa misi dakwah TPQ merupakan bagian dari gerakan dakwah
30
Iwa Sukiswa, op. cit, hlm. 16-17 31 Budiyanto, dkk,Panduan Praktis Pengelolaan TKA-TPA TK AL-TPAL dan TQA ,Balai Penelitian dan Pengmbangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al Qur‟an, Yogyakarta, 2008, hlm. 3-4 32 Departemen Agama, Kurikulum Pada TPA/TPQ, Bidang Penamas Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah, 20007, hlm. 11
Islamiyah. 33 Menyampaikan risalah Islam bagi masyarakat dan siap mengabdi dengan ikhlas dengan mengharap ridha Allah. TPQ sebagai lembaga pendidikan yang bertugas mengajarkan agama Islam yang sesuai dengan Al Qur'an dan As Sunnah memikul beban dan tanggung jawab yang besar. Menyampaikan ajaran Islam merupakan suatu kewajiban bagi setiap umat Islam. Sesuai dengan perintah Allah di dalam Al Qur'an surat An Nahl ayat 125 dan Ali Imran ayat 104. Allah Swt juga berfirman dalan surat At Taubah ayat 122 :
Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.34 Dalam hadits Rasulullah bersabda :
ٍ (روا. الخن يوم القيبهَ بلجبم هي ًبر,َهي سئل عي علن فكتو )ابوداود Artinya : Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu lalu disembunyikannya (tidak mau memberi keterangan), maka orang itu dihari kiamat kelak akan dikekang dengan kekang api neraka. (HR. Abu Daud)35
Disebutkan juga dalam hadits lain :
رجل اهكٌَ طلب العلن فى الذًيبفلن,َاشذ الٌبس حسرة يوم القبه ٍ (روا.َ ور جل علن علوبفبًتفع بَ هي سوعَ هٌَ دوه.َيطلب )بوعسبكر Artinya : Orang yang paling menyesal di hari kiamat ialah orang yang ada kesempatan mencari ilmu di dunia, tapi tidak mau mencari ilmu, dan orang-orang yang mengajar ilmu, tetapi orang yang diajar itu 33
Ibid., hlm. 12 Ibid., hlm. 301 35 M. Said, op. cit., hlm. 29 34
mendapat faidah (dari (HR. Abu Asakir)36
ilmunya),
sedang
dia
tidak.
Penjelasan yang dapat dipetik dari uraian ayat Al Qur'an dan hadits di atas adalah setiap muslim berkewajiban menyampaikan ajaran agama Islam kepada
orang
lain
tanpa
kecuali.
Baik
itu
laki-laki
maupun
perempuan.Terutama pada anak-anak. Sebab pada masa ini penyampaian ilmu lebih mudah ditanamkan dan lebih mudah dibiasakan pada kehidupan seharihari mereka. Dengan demikian kelak mereka akan menjadi generasi yang maju, berkembang dan berguna bagi siapapun. Tujuan akhir TPQ adalah untuk membina anak agar mereka menjadi muslim sejati, beriman teguh, berakhlak mulia, mengerti, paham, dan mengamalkan ajaran Islam serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara. Tujuan yang paling penting yaitu agar mendapat ridha dari Allah Swt. Sehingga memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam suarat Al Baqarah ayat 201 yang berbunyi :
Artinya : Ya Tuhan kami, berilah kami kabaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan periharalah kamidari siksa neraka. 37 C. Manajemen Pembelajaran TPQ Manajemen pembelajaran merupakan aktivitas memadukan sumbersumber pembelajaran agar terpusat pada tujuan mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan pendidikan bangsa Indonesia seperti yang
36 37
tertera dalan TAP MPR II thaun 1983 yaitu meningkatkan
Ibid,. hlm. 34 Departemen Agama Republik Indonesia, op. cit., hlm. 49
ketakwaan terhadap Tuhan Yang maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memeperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan serta cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Dalam proses pembelajaran TPQ terdapat empat unsur, yaitu: 1. Perencanaan yang menyangkut berbagai kegiatan, antara lain: a. Penentuan sasaran yang hendak dicapai b. Peng alokasian dana c. Penggunaan tenaga (daya) d. Pengorganisasian (pewadahan) e. Metode dan sistem f. Efisiensi dan efektifitas untuk mencapai sasaran g. Pengetahuan ruang dan waktu h. Penilaian terhadap hasil usaha i.
Penentuan langkah dan aktivitas selanjutnya 38
2. Pengorganisasian yang mencakup beberapa unsur, yaitu: a. Pimpinan, yaitu ketua TPQ atau wakil ketua TPQ b. Pembantu pimpinan yang melakukan beberapa fungsi yakni: 1) Fungsi penasehat yang bertugas membantu ketua TPQ yang menyangkut dalam pemberian usul serta penyusunan program 38
Oemar Hamalik, Perencanaan dan Manajemen Pendidikan, Mandar Maju, Bandung, 1991, hlm.65
kegiatan tentang
pengajaran,
santri,
fasilitas
serta
sarana
pendidikan, dan pelayanan kepada masyarakat. 2) Fungsi jabatan yang bertugas mengkoordinasikan dan memimpin pelaksanaan proses belajar mengajar pada suatu jurusan. 3) Fungsi pelayanan yang bertugas memberikan pelayanan kepada unsur-unsur lainnya dalam rangka pengelolaan TPQ secara menyeluruh serta pelaksanaan proses belajar mengajar. c. Pelaksana, yaitu para ustadz dan tenaga-tenaga teknik lainnya yang melakukan
tugas
pengajaran
dan
tugas-tugas
lainnya
yang
berhubungan dengan para santri. d. Bagan struktur atau pola organisasi yang di anjurkan yang memberi gambaran tentang kedudukan para pimpinan, pembantu pimpinan, dan pelaksana. 39 3. Pengarahan,yaitu: a. Menyusun rangka kerja,waktu, dan biaya yang terperinci b. Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana-rencana dengan pengambilan keputusan c. Mengeluarkan intruksi-intruksi yang spesifik d. Membimbing, memotivasi, dan mensupervisi40 4. Pengawasan atau pengontrolan yang terdiri dari empat inti pokok, yaitu:
39 40
Ibid, hlm.108 Iwa Sukiswa, loc. cit
a. Sasaran atau target, rencana, kebijakan, norma/ standar, kriteria, atau ukuran yang telah di tentukan sebelumnya (misalnya inilah apa yang kita inginkan) b. Cara mengukur kegiatan (misalnya cara mencari tingkat perkembangan /kemajuan atau pengarahan gerak ke sasaran kita) c. Cara membandingkan kegiatan dengan kriteria (misalnya cara mencari apakah pekerjaan kita sebanding dengan hasil-hasil yang kita kehendaki) d. Mekanisme
tindakan
korektif
(misalnya
cara
mengkoreksi
penyimpangan) 41 Manajemen pembelajaran harus selalu mengadakan kontak hubungan dengan lingkungan sekitar. Hal ini dibutuhkan agar sistem atau lembaga tetap terjaga dan tidak mengalami kemunduran. Lingkungan yang dimaksud adalah masyarakat sekitar. Suatu lembaga pendidikan yang mampu mengadakan kontak hubungan dengan masyarakatnya akan dapat berkembang dengan baik. Dengan menjalin hubungan dengan tokoh masyarakat, para dermawan dan orang-orang yang cinta akan pendidikan, maka lembaga pendidikan itu akan banyak mendapat bantuan dan dukungan. Apalagi jika lembaga itu telah menjaga kualitas dan mutunya. Lembaga itu pasti akan maju dan berkembang pesat. Sebaliknya jika suatu lembaga pendidikan tidak mempunyai nama yang baik di lingkungan masyarakat, tidak mempunyai hubungan apapun
41
Iwa Sukiswa, op.cit, hlm. 54
dengan masyarakat sekitarnya, maka lembaga itu tidak mendapat bantuan dan dukungan dari masyarakat. Masyarakat tidak akan menitipkan putra-putra mereka belajar ke dalam lembaga pendidikan itu. Apalagi jika lembaga pendidikan itu tidak dapat menunjukkan mutu dan kualitasnya. Hal demikian akan menyebabkan tidak adanya peserta didik, dan lembaga pendidikan yang bersangkutan akan mengalami kemunduran dan bahkan akan mati. Dilihat dari aktualisasinya, pendidikan merupakan proses interaksi antara ustadz (pendidik) dengan peserta didik (santri) untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan. Pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan merupakan komponen utama pendidikan. 42 Ustadz sebagai pendidik diharapkan memiliki kemampuan mengajar yang profesional. Ustadz sebagai pengajar yang profesional yaitu ustadz yang khusus bekerja pada suatu pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh pengajar yang dipersiapkan untuk itu. Bukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang tidak memperoleh pekerjaan. Ustadz sebagai pendidik yang profesional harus mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara profesional dan juga harus memiliki kemampuan yang profesional pula.Kemampuan profesional yang harus dimiliki oleh seorang pengajar dalam proses belajar mengajar secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Menguasai bahan 2. Mengelola program belajar mengajar 42
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Kencana, Jakarata, 2003, hlm. 135
3. Mengelola kelas 4. Menggunakan media sumber 5. Menguasai landasan-landasan pendidikan 6. Mengelola interaksi belajar mengajar 7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 8. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan 9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah43 Dalam mendidik siswa seorang ustadz harus menguasai ilmu yang diajarkan dengan baik. Selain itu seorang ustadz harus mampu meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang ia miliki supaya tidak ketinggalan zaman. Karena
suatu
bidang
pengetahuan
apapun
setiap
saat
mengalami
perkembangan. Ustadz dalam mendidik siswa juga harus mampu memiliki kemampuan mengajar atau menyampaikan ilmu secara efektif dan efisien. Kemampuan tersebut di antaranya : 1. Bagaimana mengasuh dan membesarkan seorang anak didik. 2. Pengetahuan tentang interaksi belajar mengajar secara umum, dan 3. Pengetahuan tentang cara mentransfer suatu ilmu pengetahuan kepada anak didik. Ustadz harus mampu menjadi teladan bagi anak didiknya. Sebelum menyampaikan kepada orang lain, ustadz harus berakhlak mulia dengan memulai mendidik dirinya sendiri, memperbaiki tingkah laku, menjaga katakata, dan berpikir positif, berhati bersih, dan bersikap terpuji. Sebagai 43
Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, hlm. 25-29
pengayom bagi santri-santri ustadz harus mengontrol, memberikan nasehat, dan pesan-pesan moral agar dapat menguasai pelajaran dan berakhlak mulia. Hal yang harus selalu dikontrol oleh ustadz yaitu keseimbangan antara perkembangan ilmu dan perilakuanya. Selain sebagai pengajar ustadz harus mampu mendidik dan membimbing para santri untuk dapat menguasai suatu pengetahuan dan ketrampilan. Seyogyanya ustadz juga dapat membimbing anak didiknya untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri mereka. Tidak cukup seorang guru hanya dengan menguasai bahan pelajaran, tetapi juga harus dapat memahami apa yang dapat disentuh oleh materi-materi pelajaran yang diberikan pada anak didik. Ustadz harus tahu sifat-sifat kepribadian apa yang dapat dirangsang pertumbuhannya melalui materi-materi pelajaran yang diajarkan.
D. Perangkat Pengelolaan TPQ 1. Masa dan Waktu Pendidikan TPQ Sesuai dengan buku Panduan Praktis Pengelolaan TPQ LPTQ Nasional standar pendidikan di TPQ selama satu tahun yang terbagi dalam dua semester. Pembelajarna minimal tiga kali dalam satu minggu, tiap pertemuan minimal 100 menit. Setelah menyelesaikan program ini santri berhak mendapatkan sertifikat TPQ. 2. Pengelolaan Kelas a. Anak dikelompokkan dalam kelas-kelas. Tiap kelas ada lima belas sampai dua puluh lima santri yang sebaya usianya. Ada wali kelas dan
beberapa ustadz privat yang jumlahnya menyesuaikan dengan jumlah santri (satu ustad : enam santri). b. TPQ dalam satu minggu minimal masuk tiga hari. Tiap pertemuan berlangsung 100 menit. Waktu 100 menit digunakan untuk : No
Durasi
Keterangan
(menit) a
05
-
Pembukaan (persiapan, salam, doa dan presensi)
b
30
-
Klasikal 1 (bacaan sholat, etika dan doa sehari-hari serta surat-surat pendek)
c
30
-
Privat (proses pembelajaran baca Al Qur'an dengan buku-buku iqro‟ dan menulis)
d
30
-
Klasikal II (hadis/mahfudzot tentang aqidah akhlak yang dikemas dalam bentuk BCM (Bermain, cerita dan menyanyi) dan hafalan ayat pilihan)
d
05
-
Penutup (doa, baca, ikrar, pesan-pesan dan berinfak)
Catatan : untuk praktek wudhu dan sholat berjamah dilaksanakan di luar jam pelajaran.44 3. Materi Pelajaran TPQ Materi pelajaran di TPQ dibedakan menjadi materi pokok dan penunjang. Materi pokok: a. Pembelajaran membaca Al Qur'an dengan buku iqro‟ jilid 1 – 6
44
Budiyanto, dkk., op. cit., hlm. 6-7
b. Praktek wudlu dan sholat berjamaah c. Hafalan bacaan sholat 45 Sedang materi penunjang yaitu doa sehari-hari, hafalan surat-surat pendek, dan pembelajaran menulis ayat Al Qur'an. Contoh jadwal TPQ Hari
Waktu
Senin dan 14.30-14.35 -
Mata pelajaran Pembukaan (Salam, doa, presensi)
Kamis 14.35-15.05 -
Klasikal
I
(bacaan
sholat/surat-surat
pendek/etika dan doa sehari-hari) 15.05-15.35 -
Iqor‟/tadarus dan menulis
15.35-16.05 -
Klasikal II (hadis/mahfudzot tentang akidah akhlak yang dikemas dalam bentuk BCM)
16.05-16.10 -
Penutup (do‟a, ikrar santri, pesan-pesan dan berinfak)
praktek
wudlu
dan
sholat
berjamaah) Rabu
14.30-14.35 -
Pembukaan (salam, do‟a, presensi)
14.35-15.05 -
Klasikal I (bacaan sholat/surat-surat pendek, etika dan do‟a sehari-hari)
45
15.05-15.35 -
Iqro‟/tadarus dan menulis
15.35-16.05 -
Klasikal II (hafalan ayat-ayat pilihan)
16.05-16.10 -
Penutup (do‟a, ikrar santri, pesan-pesan dan
Ibid, hlm. 4-5
Hari
Waktu
Mata pelajaran berinfak)
praktek
wudlu
dan
shlat
berjama‟ah. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini disajikan struktur kurikulum TPA setiap minggunya. Tiap satu semester minimal 20 minggu, dan tiap satu jam pelajaran 30 menit. No
Mata Pelajaran
Smt I
Smt II Jumlah
1.
Pembelajaran iqro‟/tadarus Al Qur'an secara
3
3
6
3
3
6
privat dan menulis 2.
Bacaan sholat, surat-surat pendek dan doa sehari-hari
3.
Ayat-ayat pilihan
1
1
2
4.
Hadits/mahfudzot tentang akidah akhlak yang
2
2
4
Praktek wudlu, sholat berjamaah dan berinfak
3
3
6
Jumlah
12
12
24
dikemas dalam bentuk BCM 5.
4. Ustadz Perbandingan yang ideal menurut teori dalam pembelajaran TPQ antara ustadz dan santri adalah 1 ustadz : 6 santri. Adapun syarat menjadi ustadz TPQ paling tidak harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Fasih membaca Al Qur'an, menguasai ilmu tajwid dan bacaan ghorib (bersertifikat tartil S1, S2A) b. Hafal dengan fasih materi hafalan-hafalan TPQ (Bersertifikat tartil S2B) c. Mampu menulis ayat-ayat Al Qur'an d. Menguasai metodologi iqro‟ dan terampil mengajarkannya (berpiagam penataran tingkat dasar) e. Menguasai ke TPQ-an, yang meliputi pengertiannya, dasar, dna tujuannya,
sistem
pengelolaannya,
materi
dan
kurikulumnya
(berpiagam penataan tingkat dasar) f. Mengetahui adab-adab membaca Al Qur'an g. Mengetahui dasar-dasar ulumul qur‟an h. Terampil dalam BCM (bermain, cerita dan menyanyi). (Berpiagam penataan tingkat mahir 1) i.
Berkepribadian baik, bisa diteladani dan mempunyai semangat juang
j.
Berpegang teguh pada kode etik dan tata tertib ustadz yang telah berlaku.46
5. Dana Sumber pendanaan TPQ di upayakan melalui : a. Uang pendafataran santri baru b. SOP (Sumbangan Operasional Pendidikan)
46
Ibid., hlm. 11-13
c. SPP (syariyah) d. Donatur (dana masyarakat) e. Dana pemerintah (APBD/APBN) f. Sumber lain yang hafal dan tidak mengikat Dana digunakan untuk : a. Biaya operasional b. Sekedar transport/honor ustadz.47 6. Perangkat Pembelajaran TPQ a. Ruang pendidikan b. Meja dan kursi atau tempat duduk yang lain c. Alat bantu pendidikan seperti : microphone, pengeras suara dan projector d. Peralatan tulis menulis dalam proses penyampaian materi. Seperti : papan tulis, kapur, spidol, dan penghapus e. Modul qiroati dan materi pembinaan santri 7. Metode Pembelajaran a. Ceramah : ustadz menyampaikan materi pelajaran secara lisan
dan
para santri mendengarkan b. Tanya jawab : ustadz memberi pertanyaan kepada santri tentang materi yang telah di sampaikan c. Demonstrasi : santri memperagakan materi yang telah di sampaikan
47
Ibid., hlm. 19
d. Pemanduan : ustadz mendampingi santri untuk memperagakan materi yang telah di ajarkan e. Permainan : penyampaian materi pelajaran melalui permainan, seperti : menyanyi, menggambar, menyusun gambar, dan menyusun kata f. Tadabur alam48 : rekreasi alam untuk mengagumi ciptaan Allah SWT 8. Sistem Evaluasi a. Evaluasi Pengelolaan Evaluasi pengelolaan
ini
dilakukan
pendidikan
dan
untuk
mengukur
pelaksanaan
keberhasilan
kegiatan-kegiatannya.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: 1) Penentuan sasaran 2) Pengalokasian dana 3) Penggunaan tenaga 4) Pengorganisasian 5) Metode dan sistem 6) Efisiensi dan efektivitas untuk mencapai sasaran 7) Pengetahuan ruang dan waktu 8) Penilaian terhadap hasil usaha 9) Penentuan aktivitas selanjutnya Evaluasi
ini
dilakukan
panitia/team dan laporan-laporan.
48
www.immajid.com
dalam
rapat
pengelola,
rapat
b. Evaluasi Ustadz Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur kompetensi ustadz dan keberhasilan dalam membina santri sesuai dengan kriteria sebagai ustadz sebagai mana tersebut di atas. c. Evaluasi santri Evaluasi ini dilakukan untuk menguji kemampuan santri dalam mengikuti pelajaran. Dilakukan ketika santri akan naik level, mengikuti lomba, atau mengikuti suatu kegiatan tertentu.49 Jadi dengan adanya system evaluasi diatas pengelola dapat memperhitungkan perkembangan TPQ dan memberikan penilaian terhadap para santri dalam proses pembelajaran.
E. Faktor-faktor yang Mendukung dan Menghambat Pegelolaan TPQ Pendidikan iman dan taqwa serta akhlak mulia, merupakan jenis pendidikan keagamaan. Dilihat dari jalur pendidikannya, pendidikan keagamaan terselenggara melalui pendidikan formal (jalur sekolah) dan pendidikan non formal (jalur luar sekolah) atau pendidikan pada masyarakat yang disebut dengan pendidikan luar sekolah, termasuk pendidikan keluarga yang meliputi pendidikan usia dini, dewasa, dan usia lanjut yang membutuhkan metode pengajaran dan pendidikan serta materi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.50
49
Ibid. Departemen Agma Republik Indonesia, Pendidikan Luar Sekolah, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2003, hlm. 1 50
Lembaga pendidikan formal dikenal dalam bentuk sekolah, dan perguruan tinggi di bawah pengawasan Departemen Pendidikan Nasional dan departemen Agama. Sedangkan jalur pendidikan non formal untuk pendidikan agama Islam sangat beragam. Di antaranya pesantren, TPQ, remaja masjid, dan majelis ta‟lim yang memiliki kurikulum tersendiri dalam memberikan pendidikan agama kepada masyarakat. TPQ (Taman Pendidikan
Al Qur'an) sebagai lembaga pendidikan
informal antara lain untuk mendidik santri agar dapat membaca dan menulis Al Qur'an di kalangan anak-anak merupakan salah satu lembaga pendidikan non
formal yang ada di Indonesia. Lembaga pendidikan ini dalam
pengelolaannya banyak faktor-faktor yang mandukung dan menghambat. Faktor pendukung di antaranya adalah : 1. Adanya titik temu antara berbagai kelompok umat Islam yang memandang bahwa membaca Al Qur'an hukumnya wajib (fardu „ain).51 2. Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim mempermudah TPQ diterima di lingkungan masyarakat dan telah tersebar luas di tanah air. 3. Berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia secara baik melalui jalur formal maupun non formal. 4. Keaktifan generasi muda di Indonesia dalam berorganisasi dan mendukung kemajuan TPQ.
51
hlm. 145
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005,
5. Diresmikannya Yayasan Team Tadarus AMM menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al Qur'an LPTQ Nasioal di Yogyakarta.52 Adapun faktor yang biasanya menghambat dalam proses pengelolaan TPQ secara umum adalah: 1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia di TPQ. Misalnya kemampuan para ustadz yang rendah kualitasnya, akan tetapi tidak diimbangi dengan kemauan dan niat ikhlas untuk meningkatkan pengetahuan agama Islam. 2. Kurang adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan agama Islam. Terbukti dengan banyaknya lembaga pendidikan formal yang materi pelajaran agama Islamnya terlalu sedikit dan lebih banyak materi-materi pelajaran umum. 3. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan agama Islam. Hal ini menyebabkan masyarakat enggan mengikut sertakan putraputrinya ke dalam lembaga TPQ dan kurangnya dukungan terhadap lembaga pendidikan ini. 4. Meningkatnya angka kebodohan dalam pengetahuan agama Islam (terutama pada generasi muda). 5. Pengaruh penjajahan Barat yang menyebabkan melemahnya ketahanan dan pertahanan mental umat Islam. 6. Serangan budaya asing yang bersifat negatif.
52
Budianto, dkk, Op. Cit, hlm. 1
Selain faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan TPQ di Indonesia banyak tantangan yang harus dihadapi. Di antaranya gejala kemerosotan moral yang semakin mengkhawatirkan. Penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjegal dan saling merugikan. Semua gejala ini telah manutup sikap tolong menolong, kasih sayang, kebenaran, keadilan, dan kejujuran. Banyak terjadi perbuatan-perbuatan maksiat, adu domba, fitnah, menjilat, dan mengambil hak orang lain sesuka hati. Kemerosotan moral ini telah banyak menimpa para generasi muda yang diharapkan dapat melanjutkan dakwah Islamiyah. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas TPQ dalam mendidik anak-anak sebagai generasi muda umat Islam di Indonesia bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Akan tetapi kewajiban menyampaikan risalah Islam dan merubah kemungkaran bukan hanya menjadi tangung jawab TPQ saja. Melainkan semua umat Islam tanpa kecuali.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Keadaan TPQ Al Karomah 1. Letak Geografis Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) Al Karomah bertempat di Pondok Pesantren Kramat As Salafi di dusun Sejambu Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Adapun batas-batas wilayah yang mengitari dusun Sejambu adalah : a. Sebelah Utara
: dibatasi oleh dusun Ngreco
b. Sebelah Selatan
: dibatasi oleh dusun Krajan dan Ngentaksari
c. Sebelah Barat
: dibatasi oleh dusun Weru dan Bawang
d. Sebelah Timur
: dibatasi oleh dusun Ngroto dan Tapen53
2. Sejarah berdiri dan perkembangannya Pendidikan agama Islam sebagai wahana untuk menciptakan generasi Islam selalu berkelanjutan dari menjadi bahan pemikiran para ahli. Demikian pula kegiatan keagamaan tidak pernah putus-putusnya diselenggarakan di dusun Sejambu. Di dusun ini banyak diselenggarakan pendidikan agama Islam yang berpusat di Pondok Pesantren Kramat As Salafi di bawah asuhan Bapak Kyai Ahmad Suwarfi Hidayat HCN. Sebelum adanya TPQ AL Karomah, kegiatan keagamaan di dusun sejambu yang ada hanyalah untuk kalangan dewasa saja. Seperti halnya
53
Observasi tanggal 13 juni 2009
pengajian ibu-ibu, pengajian bapak-bapak, dan pengajian remaja yang tergabung dalam organisasi Ikatan Pengajian Pesantren dan Masyarakat Sejambu (IP2MS). Bermula dari berdirinya organisasi IP2MS maka muncul gagasan diadakannya pendidikan keagamaan untuk anak-anak setingkat Sekolah Dasar (SD), mengingat anak-anak di dusun sejambu tidak mempunyai kelompok kegiatan keagamaan tersendiri sehingga banyak diantara mereka yang belum bisa membaca Al Qur'an serta tidak tahu tentang ajaran agama Islam. Waktunya banyak dihabiskan untuk bermain, menonton televisi, dan membantu orang tuanya. Kelompok kegiatan keagamaan untuk anakanak ini akhirnya diresmikan pada tanggal 28 Juni tahun 2004 dan dipercayakan kepada Bapak Misbahul Munir sebagai ketua kegiatan keagamaan ini diberi nama Madrasah Diniah (MADIN) Al Karomah dan bertempat di gedung Madrasah Tsanawiah (MTs) Sunan Songo yang sudah tidak difungsikan. Selama dua tahun MADIN AL Karomah berjalan dengan baik. Hal ini tidak lepas dari bantuan para santri Pondok Pesantren Kramat As Salafi yang ikhlas membantu dalam pengelolaannya. Namun seiring berjalannya waktu MADIN Al Karomah lama kelamaan mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh diantaranya : a. Santri baru yang mendaftar di MADIN AL Karomah kebanyakan setingkat Taman Kanak-kanak (TK).
b. Tidak adanya regenerasi pengajar, karena banyak ustadz dari pondok pesantren yang pulang kampung. c. Sarana dan prasarana yang kurang memungkinkan. Karena gedung madrasah yang ditempati merupakan gedung tua yang sudah rapuh. d. Terjadi sengketa tanah di gedung Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar MADIN Al Karomah. Selama beberapa bulan MADIN Al Karomah terjadi kevakuman karena hal-hal di atas. Untuk mengatasi hal tersebut IP2MS mengadakan musyawarah dan muncul gagasan mengubah nama Madrasah Diniah Al Karomah menjadi Taman Pendidikan Al Qur‟an Al Karomah. Dengan pertimbangan banyaknya santri yang setingkat Taman Kanak-kanak (TK). Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) Al Karomah akhirnya diresmikan pada 3 Maret 2006. Dalam pelaksanaannya para pengajar berasal dari dusun sejambu sendiri, dibantu oleh para ustadz dari pondok pesantren dan bertempat di aula pondok pesantren Kramat As Salafi. 54 3. Sarana dan Prasarana a. Gedung 1) 3 Aula 2) 3 kamar mandi
54
Wawancara dengan Bapak Misbahul Munir, Santri Pon Pes Kramat, dan Warga tanggal 27 dan 28 juni 2009
3) 2 WC 4) Tempat wudlu b. Perlengkapan pendidikan 1) Meja belajar
: 22 buah
2) Meja guru
: 5 buah
3) Meja tulis hitam
: 2 buah
4) Papan tulis putih
: 3 buah
5) Jam dinding
: 2 buah
6) Karpet
: 9 buah55
4. Jumlah Ustadz Ustadz yang ada di TPQ Al Karomah berjumlah 18 orang. Terdiri dari 12 laki-laki dan 6 perempuan. Para ustadz tersebut antaralain 3 ustadz berstatus sebagai mahasiswa di STAIN Salatiga, 2 ustadz berstatus sebagai sarjana lulusan UIN Sunan Kalijaga dan UMS Solo, 2 ustadz lulusan AMIKA Salatiga, 3 ustadz lulusan SMA, dan 8 ustadz lulusan SMP. Dari 18 ustadz tersebut semuanya mengenyam pendidikan pesantren. 12 ustadz sebagai santri mukim dan 6 ustadz santri non mukim. 56
55 56
Observasi tanggal 14 juni 2009 Wawancara dengan Bapak Misbahul Munir tanggal 27 juni 2009
Daftar Ustadz di TPQ Al Karomah
1.
Muhammad Adib
UIN
Umur/ tahun 25
2.
Muhammad Sugiarto
UMS
27
3.
Muhrodi
STAIN
25
4.
Nur Hadianto
STAIN
21
5.
Muhammad Hasan
STAIN
22
6.
Muhammad Syafi'i A
AMIKA
25
7.
Mar'atus Solehah
AMIKA
21
8.
Misbahul Munir
SMA
36
9.
Muhammad Fauzan
SMA
32
10.
Umi Latifah
SMA
30
11.
Fathoni
SMP
42
12.
Muhammad Syafi'i B
SMP
20
13.
Satrio Utamo
SMP
20
14.
Sabarianto
SMP
23
15.
Hennie Nur Utami
SMP
21
16.
Khumairoh
SMP
18
17.
Harmi
SMP
21
18.
Anis Muta'iroh
SMP
21 57
No
Nama
Pendidikan
5. Jumlah Santri Santri di TPQ Al Karomah berjumlah 87 anak yang dibagi menjadi 5 kelas berdasarkan usia. Kelas pra A untuk anak usia 3-5 tahun (PAUD
57
Dokumentasi TPQ Al Karomah
dan TK), kelas pra B, kelas 1, dan kelas 2 untuk anak usia 6-12 tahun (SD), dan kelas 3 untuk anak usia 13-15 tahun (SMP).58 Daftar nama santri TPQ Al Karomah a. Kelas pra A No
Nama
Jenis Kelamin
1.
Aji Nur Wahid
Laki-laki
2.
Aurel Sabrina Latiha
Perempuan
3.
Azyan Dhea Syarafana
Perempuan
4.
Cintya Putri Irdayanti
Perempuan
5.
Fandi Firmansyah
6.
Kania Putri Ramadhani
7.
M. Al Amin
Laki-laki
8.
M. Alif
Laki-laki
9.
M. Fafa
Laki-laki
10.
M. Fakri Dinata
Laki-laki
11.
Nadira
Perempuan
12.
Nasya
Perempuan
13.
Raka Yudha Adiputra
14.
Risma
15.
Rizqi Khoirul Syah
16.
Silvia
Perempuan
17.
Syaira Lutfa F
Perempuan
Laki-laki Perempuan
Laki-laki Perempuan Laki-laki
b. Kelas Pra B No
58
Nama
Jenis Kelamin
1
Akbar Hidayat
Laki-laki
2
Aqila Fadila Rahmah
Perempuan
Wawancara dengan Bapak Misbahul Munir tanggal 27 juni 2009
No
Nama
Jenis Kelamin
3
Akbar Wahyu Pradana
Laki-laki
4
Alfi
Perempuan
5
Hagi Nur Zaman
Laki-laki
6
M. Daffa Aminullah
Laki-laki
7
Ega M. Raihani
Laki-laki
8
Bagus Dwi Prasetyo
Laki-laki
9
Nadhib Ismail
Laki-laki
10
Nanda Adi Pangestu
Laki-laki
11
Nawang Sinta Salsabila
Perempuan
12
M. Oskar Al Qodri
Laki-laki
13
Nida Rufaida
Perempuan
14
Rizqi Fadhilah
Laki-laki
15
Arisna Marifatika Solehati
Perempuan
16
M. Sutan Abrar
Laki-laki
17
Safira Salsabila
Perempuan
18
Ahmad Zaki Abdurrahman
Laki-laki
19
Asa Aulia Daroini
Perempuan
20
Alfian Nouval Pradana
Laki-laki
21
Hiwa Isnaini
Perempuan
22
Nur Fadhilah
Perempuan
23
Umi Umamah Mukaromah
Perempuan
24
Zahrina Asmarani
Perempuan
25
Aisyah Nabila
Perempuan
26
Ayuk Zakia
Perempuan
c. Kelas 1 No
Nama
Jenis Kelamin
1.
Afid Ramadhan
Laki-laki
2.
Ahmad Alfin Hidayat
Laki-laki
No
Nama
Jenis Kelamin
3.
Apris Setiawan
Laki-laki
4.
Catur Waluyo
Laki-laki
5.
Damar Galih Prasojo
Laki-laki
6.
Didik Agung Prasetyo
Laki-laki
7.
Fais Ifatunnisa
Perempuan
8.
Hikmah Eni Wulansari
Perempuan
9.
Iftitah Dina Salma
Perempuan
10.
Lia Nur Annisa
Perempuan
11.
Meiliza
Perempuan
12.
Nailul Autor
Laki-laki
13.
Novia Alifah
Perempuan
14.
Putri Azzahra
Perempuan
15.
Robi'ah Salafiah
Perempuan
16.
Safri Al Hafidzh
Laki-laki
17.
Tifani Naufal
Laki-laki
d. Kelas 2 No
Nama
Jenis Kelamin
1
Adistyani Hidayah
Perempuan
2
Ahmad Salman Shodiq
Laki-laki
3
Aswa Miladina
Perempuan
4
Imania Dian Ahyani
Perempuan
5
Muhammad Ridwan
Laki-laki
6
Nur Azizah
Perempuan
7
Rifqi Aprilia Ami A.
Laki-laki
8
Mardhiyah Nur Lintang U
Perempuan
9
Rodhiyah Nur Lintang U
Perempuan
10
Wuri Novia Arifatul Nisa
Perempuan
11
Taufikur Rohim
Laki-laki
12
Eko Budiman
Laki-laki
13
Najikha Umi Salamah
Perempuan
e. Kelas 3 No
Nama
Jenis Kelamin
1.
Aditya Arya Pranata
Laki-laki
2.
Aska Azkya
Perempuan
3.
Aulia Nisa
Perempuan
4.
Choirussafiah
Perempuan
5.
Dimas Damar Sasongko
Laki-laki
6.
Fitriawati
Perempuan
7.
Hevi Vivi Susanti
Perempuan
8.
Khotimatul A.
Perempuan
9.
Puput Anugrah Putra
Laki-laki
10.
Qurota A'yun
Perempuan
11.
Ratna Diah Utari
Perempuan
12.
Riski Ramadanti
Perempuan
13.
Surtinah
Perempuan
14.
Widya Agustina
Perempuan 59
B. Manajemen TPQ Al Karomah 1. Struktur Organisasi TPQ Al Karomah Maksud dari struktur organisasi TPQ Al Karomah ini adalah aturan serta tata kerja dan tanggung jawab sesuai dengan tugas masing-masing bidang yang ada sehingga ada pembagian tugas yang jelas. Berikut ini adalah susunan personalia TPQ Al Karomah
59
Observasi tanggal 14 Juni 2009
Ketua
: Misbahul Munir
Wakil Ketua
: Muhammad Fauzan
Sekretaris 1
: Muhammad Sugiarto
Sekretaris 2
: Muhammad Syafi‟i
Bendahara 1
: Muhammad Adib
Bendahara 2
: Mar‟atus Solehah
Humas
: Fathoni60
Keterangan : a. Ketua Ketua berfungsi sebagai penanggung jawab dan pengemudi TPQ. Adapun tugas ketua adalah : 1) Menyusun perencanaan 2) Mengorganisasikan kegiatan 3) Mengarahkan kegiatan 4) Mengkoordinasikan kegiatan 5) Mengadakan rapat koordinasi b. Wakil Ketua Wakil ketua berfungsi mengambil alih tugas dan tanggung jawab ketua jika berhalangan dalam tugas. c. Sekretaris Sekretaris bertugas membantu ketua dan mencatat segala sesuatu yang terjadi. Tugas tersebut adalah :
60
Ibid
1) Mencatat hasil-hasil rapat 2) Inventarisasi milik TPQ 3) Surat menyurat 4) Menyusun laporan kegiatan d. Bendahara Bendahara bertugas sebagai penanggung jawab terhadap keuangan TPQ yang meliputi : e. Pembawa uang f. Pembukuan keluar masuk uang e. Humas Humas bertugas mengurus berbagai masalah yang ada hubungannya dengan sosial kemasyarakatan. Misalnya dengan orang tua anak atau masyarakat sekitar TPQ dan bertugas menggalang dana dari masyarakat. 2. Donatur TPQ Al Karomah Donatur TPQ Al Karomah diperoleh dari : a. Iuran wajib santri/SPP setiap satu bulan satu kali. Besar biaya SPP minimal Rp. 5.000,- dan maksimal seikhlasnya wali santri. b. Sodaqoh dari masyarakat dusun sejambu yang merasa memiliki rezeki lebih yang digalang oleh humas setiap satu bulan sekali.
c. Bantuan dari yayasan IP2MS (Ikatan Pengajian Pesantren dan Masyarakat Sejambu).61
C. Manajemen Pembelajaran TPQ Al Karomah 1. Kurikulum yang diterapkan Kurikulum yang digunakan di sekolah dasar dititik beratkan pada 4 unsur pokok yaitu keimanan, ibadah, Al Qur'an, dan akhlaq. Di TPQ Al Karomah kurikulum yang diterapkan adalah : a. Akhlaq b. Fiqih c. Tarikh d. Pelajaran sholat e. Tauhid f. Al Qur'an g. Hadits h. Aqidah i.
Bahasa arab62
2. Pelaksanaan belajar mengajar di TPQ Al Karomah Proses belajar mengajar di TPQ Al Karomah ini penulis batasi pada beberapa masalah, yaitu : a. Pelaksanaan kegiatan b. Materi pelajaran 61
Wawancara dengan Bapak Misbahul Munir, Santri Pon Pes Kramat, dan Warga Dusun Sejambu tanggal 29 dan 30 juni 2009 62 Dokumentasi TPQ Al Karomah
c. Metode yang digunakan d. Media pendidikan e. Sistem evaluasi Adapun uraian tentang proses pembelajaran TPQ Al Karomah adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di TPQ Al Karomah dilaksanakan pada hari Sabtu sampai hari Rabu pada pukul 16.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Kegiatan belajar mengajar dimulai dengan membaca surat Al Fatikhah dan membaca doa sebelum belajar secara bersama-sama. Kegiatan belajar mengajar selama 60 menit tersebut dibagi menjadi dua waktu yaitu 30 menit yang pertama di gunakan untuk materi membaca Al Qur‟an bagi kelas 2 dan kelas 3 untuk kelas pra A dan B membaca buku Iqro‟ Juz 1-6. Kegiatan ini diakhiri dengan materi refresing misalnya lagu gubahan yang bernafaskan Islam dan tepuk Islami. 63 b. Materi Pelajaran Materi pelajaran yang diajarkan di TPQ Al Karomah bukubukunya mengambil dari kitab-kitab pelajaran pesantren dan buku lain yang ada kaitannya denagan mata pelajaran di TPQ Al Karomah. Buku-buku tersebut diantaranya Fasholatan, Hidayatusy Sibyan, Mabadil Fiqh, Ala la, Aqidatul Awam, Akhlaqul Banin, Tarikh 25
63
Wawancara dengan ustadz TPQ Al Karomah tanggal 29 juni 2009
Nabi, Tarikh Nabi Muhammad SAW & Bahasa Arab. Adapun jadwal pelajaran di TPQ Al Karomah tertera di bawah ini :
Hari /
Pra A
kelas Sabtu
Ahad
Senin
Selasa
Rabu
Ustadz
Pra B
1
2
3
Iqro‟
Iqro‟
Iqro‟
Al Qur‟an
Al Qur‟an
Sholat
Sholat
Fasholatan
Fiqh
Tajwid
Iqro‟
Iqro‟
Iqro‟
Al Qur‟an
Ala la
Doa harian
Doa harian
Tauhid
Tajwid
Iqro‟
Iqro‟
Iqro‟
Al Qur‟an
Al Qur‟an
B. Arab
B. Arab
B. Arab
B. Arab
B. Arab
Iqro‟
Iqro‟
Iqro‟
Al Qur‟an
Tauhid
Hafalan surat
Hafalan surat
Terjemah
Hadis
Aqidah
pendek
pendek
surat pendek
Iqro‟
Iqro‟
Iqro‟
Al Qur‟an
Mabadi Juz
Dongeng
Dongeng
Tarikh
Tauhid
2
Heni Nur Utami
M. Hasan
M. Syafi‟i
Umi Latifah
Misbahul
Maratus
Sabarianto
Nur Hadianto
Harmi
Munir
Solehah
Satrio U
Muhrodi
Khumairoh
M. Fauzan
Anis M
Akhlaq
M. Sugiarto
Selain materi pokok di atas ada materi rekreatif yang terdiri dari pentas seni, perlombaan, dan wisata alam yang bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan. Kegiatan kegiatan ini dilaksanakan setiap akhir tahun menjelang liburan. Untuk materi pentas seni dilaksanakan bersamaan dengan Khataman Al Qur‟an di pondok pesantren. 64
64
Dokumentasi TPQ Al Karomah
c. Metode yang di gunakan Metode yang digunakan di TPQ Al Karomah adalah: 1) Metode Ceramah Metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran. Caranya ustadz menjelaskan materi pelajaran dan santri memperhatikan. Metode ini sangat penting dan tidak dapat ditinggalkan dalam setiap proses belajar mengajar. 2) Metode penugasan Metode pemberian tugas merupakan salah satu metode yang di gunakan dalam proses pembelajaran di TPQ Al Karomah, misalnya ustadz memberikan tugas menggambar, menulis. 3) Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab dilakukan setelah penyampaian materi pelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman anak terhadap materi yang disampaikan, misalnya setelah ustadz bercerita, ustadz menanyakan siapa saja tokoh dan sifat-sifat masing-masing dalam cerita tersebut. 4) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi ini terutama digunakan dalam materi pelajaran sholat, wudhu, adzan, dan iqomah. 65 Metode yang digunakan di TPQ Al Karomah merupakan kombinasi berbagai metode. Karena jika mengajar menggunakan satu metode saja maka proses belajar mengajar akan membosankan dan tidak terlaksana dengan baik. d. Media Pendidikan Untuk melaksanakan kegiatan belajar dibutuhkan adanya alatalat pengajaran. Alat alat pengajaran tersebut bisa berupa benda benda konkrit maupun benda benda abstrak. Alat alat pendidikan yang digunakan di TPQ Al Karomah dibagi menjadi 3 macam yaitu : 1) Alat Pengajaran Klasikal 2) Alat Peraga 3) Alat Pengajaran Individual Untuk alat pelajaran klasikal di TPQ Al Karomah menggunakan fasilitas-fasilitas di pondok pesantren seperti papan tulis, kapur tulis, meja, karpet, dan sebagainya. Sedangkan alat pengajaran individual dan peraga disediakan oleh pengurus. Untuk alat-alat tulis santri santri membawa peralatan sendiri. Alat-alat peraga yang ada di TPQ Al Karomah yaitu : 1) Al Qur‟an 2) Iqro‟ juz 1-6 65
Wawancara dengan Bapak Misbahul Munir dan ustadz TPQ Al Karomah tanggal 27 dan 28 juni 2009
3) Gambar doa sehari hari 4) Gambar huruf Hijaiyah 5) Gambar praktek sholat 6) Gambar praktek wudhu66 Dengan berbagai media yang digunakan di TPQ Al Karomah maka sudah sesuai dengan tujuan pendidikan, karena baik guru maupun siswa masing masing telah memiliki media dan telah menggunakannya dalam pembelajaran. e. Sistem Evaluasi Dalam proses belajar mengajar evaluasi merupakan salah satu alat untuk mengetahui tingkat keberhasilan pendidikan. Evaluasi yang ada di TPQ Al Karomah terdiri dari 2 macam : 1) Evaluasi Program Evaluasi program ini dilaksanakan satu bulan satu kali dengan menghadirkan pengurus TPQ dan para ustadz yang mengajar. Setiap ada kesulitan dalam penyampaian materi pelajaran atau hal-hal yang berhubungan dengan masalah pelajaran semua dievaluasi melalui rapat ini. Evaluasi ini bertujuan untuk memberikan solusi apabila ada kesulitan ustadz dalam menyampaikan materi pelajaran dan kesulitan dalam melaksanakan program, serta mengetahui tingkat keberhasilan hal-hal yang di programkan agar terkontrol.
66
Ibid.
2) Evaluasai santri Evaluasi anak ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan anak sesuai dengan materi yang diajarkan. Evaluasi anak yang dilakukan di TPQ Al Karomah dilakukan melalui 2 macam. Yang pertama adalah evaluasi yang dilakukan setiap akhir pelajaran dalam bentuk tanya jawab atau penugasan kepada santri. Tujuannya adalah untuk mengetahui dan meningkatkan pemahaman santri terhadap pelajaran yang diajarkan dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam mengajar. Evaluasi yang kedua dilakukan melalui tes semester ganjil dan tes semester genap dengan tes tertulis, lisan, dan praktek ibadah. Selain evaluasi di atas ustadz juga memberikan penilaian terhadap tingkah laku santri baik di dalam kelas maupun di luar kelas terutama akhlaq mereka agar tujuan pendidikan benar benar tercapai. Dengan evaluasi di TPQ Al Karomah diharapkan tingkat kemampuan anak dapat terdeteksi supaya bisa mengadakan perbaikan perbaikan bila ada yang masih jauh dari kriteria keberhasilan yang diharapkan dan bisa terwujud tujuan pendidikan agama Islam bagi para santri.67
D. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengelolaan TPQ Al Karomah 1. Faktor Pendukung
67
Ibid
a.
Adanya dukungan dari masyarakat terutama dari orang tua santri
b.
Lingkungan yang mayoritas penduduknya muslim
c.
Adanya dukungan dan bantuan dari pondok pesantren kramat AsShalafi
d.
Para ustadz yang mempunyai tanggung jawab tinggi terhadap kemajuan santri.
2. Faktor Penghambat a. Santri yang sering tidak masuk b. Adanya ustadz yang meninggalkan tugas mengajar karena alasan pekerjaan c. Sarana dan prasarana yang kurang memadai. 68
68
Wawancara dengan Bapak Misbahul Munir tanggal 27 juni 2009
BAB IV ANALISA DATA
TPQ sebagai lembaga pendidikan non formal dalam prakteknya tidak jauh berbeda dengan pendidikan non formal lainnya. Hanya saja pendidikan di TPQ materi pelajarannya lebih banyak ditekankan pada permainan dibandingkan dengan pendidikan Islam lainnya. Perjalanan TPQ harus didukung oleh komponen-komponen yang ada di dalam lembaga tersebut baik dari pihak TPQ, sarana prasarana dan lingkungan, yang kesemuanya tergabung dalam manajemen TPQ. Lembaga TPQ Al Karomah di Dusun Sejambu, Kesongo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang merupakan lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Yayasan Ikatan Pengajian Pesantren dan Masyarakat Dusun Sejambu (IP2MS) dan dibantu oleh Pondok Pesantren Kramat As Salafi.
A. Manajemen TPQ Al Karomah Manajemen TPQ Al Karomah di jalankan sesuai dengan teori manajemen TPQ yaitu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan/ pengontrolan. Keempat proses tersebut di jalankan oleh ketua TPQ di bantu oleh wakil ketua, para staf, dan sebagai pelaksananya adalah para ustadz yang di dalamnya terdiri dari: 1. Perencanaan, yaitu: a. Menetapkan tentang apa yang akan di kerjakan, waktu, dan cara melaksanakannya.
b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untukmencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target. c. Mengumpulkan dan menganalisa informasi yang berkaitan dengan TPQ. d. Mengembangkan
alternatif-alternatif
jawaban
dalam
suatu
permasalahan di dalam TPQ. e. Mempersiapkan
dan
mengkomunikasikan
rencana-rencana
dan
keputusan-keputusan dalam pengelolaan TPQ. 2. Pengorganisasian, yaitu: a. Menyediakan fasilitas-fasilitas, perlengkapan pembelajaran TPQ, dan para ustadz yang di perlukan untuk penyusunan rangka kerja. b. Mengelompokkan komponen-komponen kerja ke dalam stuktur organisasi secara teratur. c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme organisasi. d. Merumuskan dan menentukan metode dan prosedur. e.
Memilih dan mengadakan pelatihan bagi para ustadz serta mencari sumber-sumber lain yang di perlukan oleh TPQ.
3. Pengarahan, yaitu: a. Penyusunan rangka kerja, waktu, dan biaya yang terperinci. b. Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana-rencana dengan pengambilan keputusan. c. Mengeluarkan intruksi-intruksi yang spesifik.
d. Membimbing, memotifasi, dan mensupervisi para ustadz dan staf TPQ. 4. Pengawasan / pengontrolan, yaitu: a. Mengevaluasi pekerjaan di bandingkan dengan rencana. b. Melaporkan penyimpangan-penyimpangan di bandingkan dengan rencana. c. Menentukan cara atau tindakan koreksi jika ada penyimpangan. Pengelola TPQ Al Karomah dipercayakan kepada seorang alumni pesantren yang ditunjuk oleh Yayasan
IP2MS sebagai ketua TPQ dan
dibantu oleh staf dan ustadz yang berasal dari santri pondok pesantren dan masyarakat Sejambu sendiri. Kriteria ustadz yang mengajar di TPQ Al Karomah adalah ustadz yang telah memperoleh pendidikan agama Islam di pesantren, fasih membaca Al Qur‟an sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid, bacaan ghorib, dan mampu menyampaikan materi pelajaran kepada para santri serta telah mengikuti pelatihan mengajar. Akan tetapi pelatihan mengajar bagi ustadz masih kurang maksimal. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa ustadz yang kurang terampil dalam menyampaikan materi pelajaran. Sumber keuangan pendanaan TPQ Al Karomah berasal dari santri dan masyarakat. Sementara usaha untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah belum dilakukan. Mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki oleh TPQ Al Karomah masih banyak kekurangan. Oleh karena itu dalam pengelolaannya masih mengandalkan bantuan dari masyarakat dan pondok pesantren.
B. Manajemen Pembelajaran TPQ Al Karomah Proses pembelajaran di TPQ Al Karomah terdapat empat unsur yaitu perencanaan, pengoranisasian, pengarahan, dan pengawasan. Ke empat unsur tersebut menyangkut berbagai kegiatan antara lain: 1. Perencanaan, yaitu: a. Penentuan target atau sasaran yang hendak di capai. b. Pengalokasian dana. c. Penentuan tugas ustadz dalam proses belajar mengajar. d. Penentuan metode dan sistem dalam proses belajar mengajar. e. Penentuan penilaian terhadap hasil belajar mengajar. f. Penentuan langkah selanjutnya. 2. Pengorganisasian, yaitu: a. Ketua dan wakil ketua yang bertugas sebagai pimpinan TPQ. b. Para staf yang bertugas sebagai pembantu pimpinan dalam menjalankan tugas TPQ. c. Para ustadz yang bertugas mengajar para santri dan hal-hal lain yang berhubungan dengan para santri. 3. Pengarahan, yaitu: a. Menyusun rencana pembelajaran TPQ. b. Menyusun rincian biaya dan waktu yang di perlukan. c. Membimbing, memotivasi, dan mensupervisi para santri di dalam proses belajar mengajar.
4. Pengontrolan, yaitu: Penentuan sistem evaluasi untuk mengukur keberhasilan para santri dalam proses belajar mengajar yang di sesuaikan dengan standar keberhasilan. Buku panduan praktis pengelolaanTPQ LPTQ nasional memuat standar pendidikan di TPQ selama satu tahun yang terbagi dalam dua semester. Pembelajaran dilakukan minimal tiga kali dalam satu minggu dan setiap pertemuan selama 100 menit. Pembelajaran TPQ Al Karomah dalam satu minggu pembelajaran dilakukan lima kali dan setiap pertemuan berlangsung selama 60 menit. Lama pendidikan tidak dibatasi, akan tetapi santri yang telah lulus diberikan privat khusus. Dalam hal ini TPQ Al Karomah mempunyai nilai plus, yaitu para santri walaupun sudah usia dewasa masih mendapatkan pendidikan agama Islam pada jam-jam khusus, terutama pendidikan Al Qur‟an dan kitab-kitab ilmu fiqh. Dalam proses pembelajaran perbandingan yang ideal antara ustadz dan santri adalah 1 ustadz : 6 santri. Pembelajaran di TPQ Al Karomah dalam satu kelas di tangani oleh 3 ustadz. Materi pelajaran dan metode yang digunakan di TPQ Al Karomah telah sesuai dengan standar pendidikan di TPQ nasional. Dengan adanya tambahan materi pelajaran yang di ambil dari kitab-kitab salaf pondok pesantren seperti Fasholatan, Hidayatussibyan, Mabadil Fiqh, Ala La, Aqidatul Awam, dan Akhlaqul Banin maka TPQ Al Karomah memiliki nilai plus. Sementara mengenai media pendidikan yang digunakan di TPQ Al Karomah alat –alat yang dimiliki masih terbatas dan sangat
sederhana. Alat-alat bantu modern seperti projector, microphone, dan pengeras suara belum ada. Sistem evaluasi yang di terapkan terdiri dari dua macam yaitu evaluasi program dan evaluasi santri. Sementara standar sistem evaluasi di TPQ nasional terdiri dari tiga macam yaitu evaluasi pengelolaan, evaluasi ustadz, dan evaluasi santri. Akan tetapi evaluasi program yang digunakan di TPQ Al Karomah mencakup evaluasi pengelolaan dan evaluasi ustadz. Jadi sistem evaluasi yang di terapkan di TPQ Al Karomah telah sesuai dengan standar sistem evaluasi TPQ nasional.
C. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengelolaan TPQ Al Karomah Faktor-faktor pendukung dalam pengelolaan TPQ Al Karomah meliputi adanya dukungan dari masyarakat terutama orang tua santri dan lingkungan yang mayoritas penduduknya muslim. Ada pula dukungan dan bantuan dari pondok pesantren kramat As-Salafi, serta upaya para ustadz yang bertanggung
jawab
tinggi
terhadap
kemajuan
santri.
Faktor-faktor
penghambatnya adalah adanya santri yang sering tidak masuk, adanya ustadz yang meninggalkan tugas mengajar karena alasan pekerjaan, dan sarana dan prasarana yang kurang memadai.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Manajemen TPQ Al Karomah di jalankan sesuai dengan teori manajemen TPQ yaitu proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan/ pengontrolan. Ke empat proses tersebut di jalankan oleh ketua TPQ di bantu oleh wakil, staf, dan para ustadz sebagai pelaksananya. Ustadz yang mengajar berasal dari santri pondok pesantren dan masyarakat Sejambu yang telah memperoleh pendidikan agama Islam di pesantren, fasih membaca Al Qur‟an sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid, bacaan ghorib, dan mampu menyampaikan materi pelajaran kepada para santri serta telah mengikuti pelatihan mengajar. Sumber pendanaan TPQ Al Karomah berasal dari santri dan masyarakat di Dusun Sejambu, sementara usaha untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah belum dilakukan. 2. Manajemen pembelajaran di TPQ Al Karomah yang meliputi kurikulum, pelaksanaan belajar mengajar, materi, metode, dan sistem evaluasi sesuai dengan standar TPQ nasional. Materi yang di ajarkan ditambah dengan materi yang diambil dari kitab-kitab salaf pondok pesantren. Media pendidikan yang di gunakan di TPQ Al Karomah masih sangat sederhana. Alat-alat bantu modern seperti projector, microphone, dan pengeras suara belum ada.
3. Faktor-faktor yang mendukung meliputi dukungan dari masyarakat terutama orang tua santri, lingkungan yang mayoritas penduduknya muslim dan agamis, adanya dukungan dan bantuan dari pondok pesantren kramat As-Salafi, para ustadz yang tanggung jawab tinggi terhadap kemajuan santri dan faktor-faktor yang menghambat meliputi adanya santri yang sering tidak masuk, adanya ustadz yang meninggalkan tugas mengajar karena alasan pekerjaan, sarana dan prasarana yang kurang memadai.
B. Rekomendasi 1. Bagi santri yang sering tidak masuk dapat di atasi dengan bersilaturrahmi kepada orang tua santri yang bersangkutan dan menanyakan alasan mengapa tidak masuk TPQ dan memberi penjelasan tentang anaknya. 2. Bagi ustadz yang meninggalkan tugas mengajar karena alasan pekerjaan dapat di atasi dengan mengganti ustadz yang tidak masuk dengan ustadz yang lain dengan bertukar jam waktu mengajar. 3. Sarana dan prasarana yang kurang memadai dapat di atasi dengan melengkapi sarana yang kurang melalui kerjasama dengan warga masyarakat dan pondok pesantren. 4. Membuat proposal pengajuan dana untuk perbaikan manajemen TPQ Al Karomah keluar.
C. Saran-saran 1. Sebaiknya jumlah jam belajar di tambah sehingga bisa memberikan tambahan materi pelajaran. 2. Kepada para ustadz dan orang tua di harapkan memberikan motpvasi agar anak aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar di TPQ Al Karomah. 3. Bagi ustadz yang mengajar hendaknya di sesuaikan dengan profesi masing-masing. 4. Mengadakan atau mengikuti pelatihan/ workshop pengelolaan TPQ.
D. Kata Penutup Dengan mengucap syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan puji syukur kepada-Nya, karena skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, disebabkan keterbatasan penulis menguasai pengetahuan. Untuk itu kepada para pembaca penulis harapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya skripsi ini. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini akan memberi manfaat khusunya bagi penulis dan bagi perkembangan TPQ Al Karomah serta umumnya bagi masyarakat. Akhirnya penulis memohon kehadirat Allah SWT petunjuk kebenaran dan ampunan dari kesalahan dan kekhilafan. Amin ya rabbal‟alamin
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung, 2006. Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007. Budiyanto dkk., Panduan Praktis Pengelolaan TKA-TPA TK AL-TPAL dan TQA, Balai Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis Al Qur'an, Yogyakarta, 2008. Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur'an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Qur'an, Jakarta, 1984/1985. Departemen Agama Republik Indonesia, Pendidikan Luar Sekolah, Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2003. Departemen Agama, Kurikulum Pada TPA/TPQ, Bidang Penamas Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah, 2007. Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996. Halim, Manajemen Pesantren, Pustaka Pesantren, Yogyakarta, 2005, hlm. 70-71 Hamalik, Oemar, Perencanaan dan Manajemen Pendidikan, Mandar Maju, Bandung, 1991. J. Meleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. Joko Susilo, Muhammad, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007. M. Amirin, Tatang, Menyusun Rencana Penelitian, Rajawali Pers, Jakarta, 1990. M. Said, 101 Hadits Tentang Budi Luhur, Al Ma‟arif, Bandung, 1986. Mansur, Pendidikan Anak Yogyakarta, 2005.
Usia
Dini
dalam
Islam,
Pustaka
Pelajar,
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial), Jakarta, 1982. Musthofa, Yasin, EQ untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam, Sketsa, Yogyakarta, 2007.
Nata, Abuddin, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Kencana, Jakarata, 2003. Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1988. S.
Nasution,
M.A.,
Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif,
Tarsito,
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2004. Sukiswa, Iwa, Dasar-dasar Bandung, 1986.
Umum
Manajemen
Pendidikan,
Tarsito,
Wijaya, Cece, A. Tabrani Rusyan, kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991. WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982.
DAFTAR PERTANYAAN
1. Bagaimana sejarah berdiri TPQ Al Karomah? 2. Tanggal berapa TPQ Al Karomah di resmikan? 3. Bagaimana perkembangan TPQ Al Karomah sampai sekarang? 4. Berapa jumlah ustadz yang mengajar di TPQ Al Karomah? 5. Para ustadz yang mengajar di TPQ Al Karomah berpendidikan apa saja? 6. Berapa jumlah santri di TPQ Al Karomah? 7. Bagaimana pembagian kelas di TPQ Al Karomah? 8. Bagaimana struktur organisasi TPQ Al Karomah? 9. Di peroleh dari mana saja donatur TPQ Al Karomah? 10. Bagaimana pelaksanaan belajar mengajar di TPQ Al Karomah? 11. Materi apa saja yang di ajarkan? 12. Metode apa saja yang di gunakan? 13. Apa saja media pendidikan yang di miliki? 14. Bagaimana sistem evaluasi yang di terapkan? 15. Apa saja faktor-faktor yang mendukung dalam pengelolaan TPQ Al Karomah? 16. Apa saja faktor-faktor yang menghambat dalam pengelolaan TPQ Al Karomah?
DAFTAR SKK Nama
: Irsad Faisal Hasan
NIM
: 121 06 007
Jurusan/Progdi
No Nama Kegiatan 1 Orientasi Program Studi dan Pengenalan
: PAI Transfer
Waktu 25-28 Agustus 2009
Status Peserta
Bobot 3
13-16 September 2004
Peserta
2
1-3 Oktober 2004
Peserta
2
22 Oktober 2004
Peserta
2
Asramanisasi Ramadhan Wisma Santri Edi
15 Oktober – 6
Peserta
2
Mancoro
November 2004 10-13 Desember 2004
Peserta
2
Kampus (OPSPEK) 2
Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka Pandega ke 14 (PLCPP XIV) RACANA STAIN SALATIGA
3
Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) PMII Salatiga
4
Pekan Ramadhan KOPMA FATAWA STAIN SALATIGA
5
6
Gladi Wira Brigsus ke II (GWB XI) Brigsus Racana STAIN Salatiga
7
Diskusi Mingguan PMII Salatiga
21 Desember 2004
Peserta
2
8
Pembrivetan dan Pelantikan ke- II (Vettik
15-16 Januari 2005
Peserta
2
30 Januari 2005
Panitia
3
24-27 Agustus 2005
Tim
3
XI) Brigsus Racana STAIN Salatiga 9
Training of Trainer (TOT) Wisma Santri Edi Mancoro
10
Orientasi Program Studi dan Pengenalan kampus (OPSPEK) 2005 STAIN Salatiga
11
Pendidikan dan latihan Calon Pramuka
kesehatan 10-13 September 2005
Panitia
3
6 Oktober 2005
Peserta
2
21-24 Januari 2006
Panitia
3
Pandega ke 15 (PLCPP XV) Racana STAIN Salatiga 12
Asramanisasi Ramadhan Wisma Santri Edi Mancoro
13
Gladi Wira Brigsus ke 12 (GWB XII)
No
Nama Kegiatan Brigsus Racana STAIN Salatiga
Waktu
Status
Bobot
14
Pembrivetan dan Pelantikan ke 12 (Vettik
4-6 Februari 2006
Panitia
3
13-15 Pebruari 2006
Panitia
3
15 Maret 2006
Peserta
2
25-26 Maret 2006
Panitia
3
21-24 November 2006
Panitia
3
29 September 2007
Peserta
2
5 Desember 2007
Peserta
2
14-17 Desember 2007
Panitia
3
16-17 Februari 2008
Panitia
3
-
Danru PP
4
6-9 November 2008
Panitia
3
Latihan Gabungan Penegak SMA se-Kota
31 Januari – 1
Pendamping
3
Salatiga Brigsus Racana STAIN Salatiga
Pebruari 2009
Amalan Ramadhan Racana (ARR) 2009
6-10 September 2009
Panitia
3
XII) Brigsus Racana STAIN Salatiga 15
Gladian Pimpinan Pandega ke- 11 (GPP XI) Racana STAIN Salatiga
16
Donor Darah PMI UTDC Salatiga
17
Musyawarah Santri 2006 Wisma Santri Edi Mancoro
18
Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka pandega ke 16 (PLCPP XVI) Racana STAIN Salatiga
19
Buka Bersama, semalam Sehati dan Temu Alumni PMII Salatiga
20
Bedah Buku BEM STAIN Salatiga
21
Gladi Wira Brigsus ke 14 (GWB XIV) Brigsus Racana STAIN Salatiga
22
Latihan Gabungan ke- 5 (LATGAB V) seJawa Tengah tahun 2008 Brigsus Racana STAIN Salatiga dan Brigsus Racana STAIN Kudus
23
KOMANDAN REGU PERTOLONGAN PERTAMA Periode 2007-2008 Racana STAIN Salatiga
24
Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka Pandega ke- 18 (PLCPP XVIII) Racana STAIN Salatiga
25
26
No
Nama Kegiatan Racana STAIN Salatiga
27
Gladi Wira Brigsus (GWB XVI) Brigsus
Waktu
Status
Bobot
13-16 November 2009
Pemateri
3
Racana STAIN Salatiga Jumlah
71
Salatiga,
Pebruari 2010
Mengetahui Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan
Drs. Miftahuddin, M.Ag NIP. 150 268 215
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Irsad Faisal Hasan
Tempat/Tanggal Lahir : Klaten, 24 Maret 1987 Alamat
: Ngemplak, Sukorini, Manisrenggo, Klaten
Agama
: Islam
Pendidikan
: - SD Negeri Keputran 02 Kemalang, Klaten lulus tahun 1998 - SMP Ma‟arif Manisrenggo, Klaten lulus tahun 2001 - MAN Wonokromo, Bantul lulus tahun 2004 - STAIN Salatiga
Demikian riwayat hidup penulis yang di buat sebenar-benarnya semoga bermanfaat.
Salatiga, Februari 2010 Penulis
Irsad Faisal Hasan NIM: 121 04 007