PENGARUH INTENSITAS MOTIVASI BERAGAMA TERHADAP SIKAP TOLERAN (Studi Kasus di Pondok Pesantren Bustanu Usysyaqil Qur’an (BUQ) Gading, Desa Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2011)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh UMI LAILA KASUN NIM : 11107109
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama
: Umi Laila Kasun
NIM
: 11107109
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
:
PENGARUH
INTENSITAS
MOTIVASI
BERAGAMA TERHADAP SIKAP TOLERAN (Study Kasus pondok Pesantren Bustanu Usysyaqil Qur’an (BUQ) Gading, Desa Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2011) Telah disetujui untuk dimunakosahkan.
Salatiga, 10 Agustus 2011
SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS MOTIVASI BERAGAMA TERHADAP SIKAP TOLERAN (Studi Kasus Pondok Pesantren Bustanu Usysyaqil Qur’an (BUQ) Gading, Desa Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Swemarang Tahun 2011) DISUSUN OLEH UMI LAILA KASUN NIM : 11107109 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN Salatiga, pada tanggal 19 Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
:Drs. Miftahuddin, M.Ag.
___________
Sekretaris Penguji
:Drs. Mubasirun, M.Ag.
___________
Penguji I
:Drs.H.M Zulfa M, M.Ag.
___________
Penguji II
:Dra. Abdul Syukur, M.Si.
___________
Penguji III
:Dra.Djami’atul Islamiya,M.Ag.
___________
Salatiga, 8 September 2011 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP.19580827 198303 1 002
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Orang yang sungguh-sungguh dalam mengerjakan suatu pekerjaan, pasti akan memperoleh hasil yang maksimal. Live Is Choose, maka pergunakanlah waktu dengan sebaik mungkin”
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1. Kedua orang tuaku Bapak Muhammad Toha dan Ibu Yatimah yang telah membesarkan dan membimbingku dengan penuh kasih sayang, kesabaran, keikhlasan, dan do’a tulus yang selalu tercurah. Engkaulah segalanya bagiku. 2. Miftakhul Huda adikku, yang telah menjadi semangatku 3. Mas Muhammad Mursid yang telah memotivasi dan membantu dengan penuh kesabaran dalam penulisan skripsi ini engkau juga semangatku 4. Pengasuh pondok pesantren BUQ Gading KH. Abdulloh Hanif yang memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian 5. Mbak-mbak pengurus mbak Ainur, mbak Umayah, etc, yang membantuku segenap hati raga 6. Sahabatku Dina, Qumi, Intan, Sidah N mbak Umi, arun, Ika,siska Ihda, Mbak Fiqoh, yang tidak mungkin ku sebutkan satu per satu yang selalu mengisi tawa di setiap langkah ku 7. Teman-teman Seven D’ Best, kalian selalu ada dihatiku 8. Semua teman-teman PAI senasib seperjuangan angkatan 2007 yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam belajar 9. Semua kru Abi Dot Com ada mas Solikin, Mas Khamid, mas ulil juga yang ikut berpartisipasi menyelesaikan skripsi saya
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmad, taufiq, serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Alhadulillahirrobbil Alamin. Tak henti-hentinya sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, yang mengeluarkan manusia dari kebodohan pekatnya zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yakni agama islam. Berkat anugerah dari Allah SWT, penulisan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Penulisan skripsi ini tanpa terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan, motivasi, serta bimbingan dari pihak yang terkait. Namum kebahagiaan ini tiada taranya dan tidak mampu penulis sembunyikan setelah penulisan skripsi ini selesai. Juga tak lupa penulis sampaikan ucapan jazakumullah khoiron katsiron serta penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga 2. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini. Yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran 3. Bapak dan Ibu dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam
menuntut ilmu di STAIN Salatiga
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga amal serta kebaikan yang selalu tercurah kepada penulis diterima oleh AllahSWT, sebagai amal ibadahnya mendapat balasan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih, tentunya skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin ya Robbalalamin
Salatiga, 10 Agustus 2011 Penulis
ABSTRAK Kasun, Umi Laila. 2011. Pengaruh Intensitas Motivasi Beragama Terhadap Sikap Toleran. Skripsi, jurusan Tarbiyah. Program Study Pendidikan Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Djami’atul Islamiyah, M. Ag. Kata Kunci: Intensitas Motivasi Beragama, Sikap Toleran Intensitas motivasi beragama merupakan suatu dorongan dari perilaku individu dalam beragama. Agama memang mampu membangkitkan motivasi yang beragam dalam perilaku manusia. Motif-motif tersebut ada yang bersumber dari pengaruh luar ada juga yang bersumber dari dalam individu. Dapat disaksikan betapa besar perbedaan antara orang yang motivasi agamanya bersumber dari dalam individu, yang mana agama berfungsi sebagai the master motive sehingga agama yang diterima menjadi motif utama dalam hidup, mereka cenderung bersikap toleran. Berbeda dengan orang yang motivasi agamanya bersumber dari luar, agama bagi mereka hanyalah sebagai alat yang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadinya dan mereka cenderung intoleran. Setiap pemeluk agama umumnya meyakini bahwa agama yang dianutnya adalah jalan yang paling benar(baginya). Perbedaan pemahaman tidak menjadi masalah sejauh keyakinan dan pemahaman tersebut tidak dibarengi dengan prasangka bahwa diluar agama yang dipeluk dari kelompoknya adalah sesuatu yang salah dan sesat. Suatu kenyataan jika dalam kehidupan adanya perbedaan keyakinan atau agama. Hal ini terjadi karena tidak adanya saling menghormati antar agama lain. Sehingga tidak dapat dihindari, perbedaan sering kali menimbulkan perpecahan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu melalui metode observasi, interview (wawancara), dan kuesioner (angket). Sampel sebanyak 50 orang, dari 150 santri, menggunakan tehnik populasi. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas motivasi beragama di Pondok pesantren BUQ Gading, Desa Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang tergolong tinggi didukung 25 responden (50% ), 23 responden (46%), dan 2 responden (4%). Sedangkan sikap toleran Pondok pesantren BUQ Gading, Desa Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, didukung dengan 38 responden (76%), 11 responden (22%), dan 1 responden (2%). Hipotesis menunjukkan adanya pengaruh intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran, didukung nilai koefisien korelasi 0,947. Dengan demikian ada indikasi bahwa ada pengaruh intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran.
DAFTAR ISI LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... i HALAMAN SAMPUL .................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6 E. Hipotesis penelitan ..................................................................... 7 F. Definisi Operasional ................................................................... 7 G. Metode Penelitian ....................................................................... 10 H. Sistematika Penulisan Skripsi..................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Beragama 1. Pengertian Motivasi Beragama ............................................. 16 2. Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi beragama...... 17 3. Ciri – ciri orang yang motivasinya tinggi ............................. 22 B. Sikap Toleran 1. Pengertian sikap toleran ........................................................ 25 2. Ciri – ciri sikap toleran.......................................................... 26 3. Pentingnya sikap toleran dalam kehidupan plural ................ 27 C. Pengaruh Intensitas Motivasi Beragama Terhadap Sikap Toleran ........................................................................................ 32 BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Objek Penelitian ........................................................ 35 B. Data Nama Responden ............................................................... 43 C. Data Tentang Pengaruh intensitas Motivasi beragama Terhadap sikap Toleran ............................................................. 46 BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan ................................................................. 53 B. Analisis Uji Hipotesis ................................................................. 68
C. Analisa Lanjutan ......................................................................... 77 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 79 B. Saran-saran ................................................................................. 80 C. Penutup ...................................................................................... 82
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 mengenai tenaga edukatif di Pondok Pesantren BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang ........................................................... 38 2. Tabel 2 sarana dan prasarana ........................................................................... 39 3. Tabel 3 daftar responden ................................................................................. 43 4. Tabel 4 daftar hasil jawaban tentang intensitas motivasi beragama santri ...... 47 5. Tabel 5 daftar hasil jawaban tentang sikap toleran santri ................................ 50 6. Tabel 6 daftar nilai tentang distribusi frekuensi intensitas motivasi beragama .......................................................................................................... 56 7. Tabel 7 interval intensitas motivasi beragama ................................................ 56 8. Tabel 8 nominasi intensitas motivasi beragama .............................................. 57 9. Tabel 9 distribusi frekuensi variabel X............................................................ 61 10. Tabel 10 daftar jawaban angket sikap toleran ................................................ 61 11. Tabel 11 interval sikap toleran ........................................................................ 64 12. Tabel 12 nominasi sikap toleran ...................................................................... 65 13. Tabel 13 distribusi frekuensi variabel Y.......................................................... 68 14. Tabel 14 persiapan untuk mencari korelasi antara variabel X dan variabel Y ...................................................................................................................... 69 15. Tabel 15 tabel frekuensi yang diperoleh.......................................................... 72 16. Tabel 16 intensitas motivasi beragama dan sikap toleran ............................... 74 17. Tabel 17 tabel kerja perhitungan chi kuadrat .................................................. 75
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menurut gambaran Jalaluddin, agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat (adikodrati) supernatural seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang luas. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama juga memberi dampak bagi kehidupan sehari-hari. Dengan demikian secara psikologis, agama dapat berfungsi sebagai motif intrinsik (dalam diri) dan motif ekstrinsik (luar diri) (Jalaluddin, 1996:225-226). Kalau kita melihat dari pengertian agama di atas tentunya agama memanglah sangat berguna bagi kehidupan manusia, karena agama memiliki nilai-nilai yang dijadikan pedoman dalam bertingkah laku, serta agama juga dapat berfungsi sebagai motivasi untuk berkelakuan religius. Namun jika memang agama berfungsi sebagai motif tersendiri tentunya agama bagi manusia hanyalah untuk kepentingan dirinya bukan untuk kepentingan agamanya, selain itu atas nama agama dapat terjadi ketaatan tapi juga dapat menimbulkan fanatisme bahkan kekerasan antar agama. Fitrah manusia yang tidak bisa dipungkiri adalah kecenderungan menerima agama. Karena agama apapun yang diterima Tuhan kedunia mempunyai implikasi yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, seperti
ketenangan, ketentraman hidup, bebas dari keresahan dan kegelisahan, selalu membimbing penganutnya kearah kebaikan dan kedamaian. Al-Ghazali mengatakan bahwa agama itu pada hakikatnya untuk kepentingan manusia, bukan untuk kepentingan Tuhan, sebab Tuhan tidak memperoleh keuntungan dari penerimaan manusia terhadap agama. Sebaliknya tidak juga menderita kerugian karena penolakan manusia terhadap ajakan agama (Faridi, 2002:21). Salah satu yang mencemarkan keberadaan beragama dalam pemikiran orang yang hidup di zaman modern ini adalah kenyataan masih adanya pertikaian antar agama. Pertikaian ini biasanya bermula dari unsur kecurigaan satu sama lain hingga akhirnya menimbulkan kekerasan. Apalagi jika kita melihat fenomena yang terjadi akhir-akhir ini tentang aksi kekerasan atas nama agama yaitu insiden Cikeusik (minggu 6 Februari 2011) disusul dengan kerusuhan di sidang kasus penodaan agama di pengadilan negeri Temanggung (selasa 8 Februari 2011) yang berakhir dengan perusakan tiga gereja. (http://sosbud.kompasiana.com.) Di tengah-tengah maraknya kekerasan antar umat beragama ini tentunya akan banyak orang yang bertanya apakah agama masih bisa menjadi sumber perdamaian atau justru menjadi alat politisasi yang mematikan di negeri ini. Dalam hal ini tentunya agama tidak bisa dipersalahkan. Jika kemudian terjadi clash (perselisihan) antar agama hingga munculnya kekerasan antar agama yaitu akibat kurangnya relasi antar para pemimpin agama.
Kompleksitas faktor yang menimbulkan motivasi beragama menurut Thouless yaitu adanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi secara sempurna, sehingga mengakibatkan terasa adanya kebutuhan akan kepuasankepuasan agama. Adapun
kebutuhan-kebutuhan tersebut yaitu kebutuhan
akan keselamatan, kebutuhan akan cinta, kebutuhan untuk memperoleh harga diri dan kebutuhan yang timbul karena adanya kematian (Thouless, 1992: 31). Pengaruh adanya motivasi dapat menjadikan pribadi manusia untuk berkelakuan religius, berbuat kebajikan, mampu memberikan harapan untuk mendorong seseorang, selalu bersikap ikhlas menerima cobaan-cobaan, adanya suatu harapan pengampunan ataupun kasih sayang. Adapun motif beragama yang dibentuk pengaruh luarnya agama hanyalah berfungsi sebagai alat memenuhi kebutuhannya atau untuk kepentingan sendiri, jadi agama tidak menjadi motif utama dalam kehidupannya serta tingkat prasangkanya tinggi dan cenderung tidak toleran. Berbeda dengan motif yang bersumber dari dalam diri dia akan lebih memahami dan mengamalkan ajaran-ajarannya dan agama menjadi motif utama dalam hidup serta dia akan lebih bersikap toleran dengan agama lain. Hal ini terjadi bahwa intensitas agama menurut Allport tidak selamanya berbanding lurus dengan sikap toleran. Tilikan khusus ajaran islam secara normatifitas disebutkan bahwa idealnya orang yang beriman ( )امنوadalah melakukan kebajikan ()عملوا الصالحت seperti dalam surat al ashr ayat 3 ∩⊂∪ Îö9¢Á9$$Î/ (#öθ|¹#uθs?uρ Èd,ysø9$$Î/ (#öθ|¹#uθs?uρ ÏM≈ysÎ=≈¢Á9$# (#θè=Ïϑtãuρ (#θãΖtΒ#u
Artinya: Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Cara berfikir alternatif yang mendorong timbulnya toleransi beraggapan bahwa ada satu Tuhan yang benar (atau satu sistem yang benar mengenai Tuhan-Tuhan) yang oleh setiap agama diberi nama berbeda-beda dan setiap agama juga mempunyai bermacam-macam gagasan mengenai Tuhan tersebut (Thouless, 1992: 242) Sikap toleran sangat dibutuhkan dalam kehidupan karena hal ini bertujuan untuk menghindari konflik antar sesama, serta menjaga kerukunan dan kesatuan antar umat beragama. Apalagi jika seseorang telah mengenyam pendidikan pesantren, tentunya hal ini diharapkan untuk lebih memiliki sikap saling menghargai ataupun sikap saling menghormati antar sesama. Pondok pesantren BUQ Gading merupakan lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran yang dikhususkan dibidang al-Qur’an dimulai dari tataran belajar membaca, menghafal surah-surah pendek sampai menghafal keseluruhan juz al-Qur’an, dan diselingi dengan pembelajaran kitab. Sementara itu bagaimana tanggapan khusunya bagi para santri di PONPES BUQ Gading, terhadap keragaman agama tersebut dalam kehidupan seharihari. Berangkat dari hal tersebut saya tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang : “PENGARUH INTENSITAS MOTIVASI BERAGAMA
TERHADAP SIKAP TOLERAN”. (Studi Kasus di PONPES BUQ Gading, Duren Kec. Tengaran, Kab. Semarang tahun 2011)
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, maka untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran di PONPES BUQ Gading, Duren, Kec. Duren, Kab. Semarang Tahun 2011 maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana variasi tingkat motivasi beragama di PONPES BUQ Gading, Duren, Kec. Duren, Kab. Semarang Tahun 2011? 2. Bagaimana variasi tingkat sikap toleran di PONPES BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang tahun 2011? 3. Seberapa besar pengaruh intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran di PONPES BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui intensitas motivasi beragama di PONPES BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang tahun 2011 2. Untuk mengetahui tingkat sikap toleran di PONPES BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang tahun 2011
3. Untuk mengetahui tingkat pengaruh intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran di PONPES BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang tahun 2011
D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini penulis berharap dapat memberikan berbagai masukan yang berguna baik kepada penulis khususnya maupun kepada pendidik dan pembaca pada umumnya. Adapun manfaat – manfaat itu sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Dalam penelitian ini apabila ternyata ada pengaruh intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran, maka diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada dunia perkembangan pendidikan serta dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya di dunia pendidikan islam 2. Manfaat praktis Jika ternyata ada pengaruh intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi para santri BUQ Gading maupun bagi kalangan masyarakat pada umumnya
E. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika faktafakta membenarkannya (Hadi,2002: 63).
Sebagai gambaran awal peneliti mengemukakan hipotesis sementara yaitu: “ada pengaruh intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran”. Artinya semakin tinggi intensitas motivasi beragama maka semakin tinggi pula sikap toleran.
F. Definisi Operasional Agar di dalam penelitian ini tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran judul tersebut, maka peneliti perlu menegaskan istilah-istilah di dalam judul ini: 1. Motivasi beragama Motivasi merupakan penyebab psikologis yang merupakan sumber beserta tujuan dari tindakan dan perbuatan seorang manusia (Dister Ofm, 1988: 71) Agama menurut Thouless (1992:19) adalah hubungan praktis yang dirasakan dengan apa yang dipercayai sebagai makhluk atau wujud yang lebih tinggi dari pada manusia. Agama merupakan perasaan dan pengalaman bani insan secara individual, yang menganggap bahwa mereka berhubungan dengan apa yang dipandangnya sebagai Tuhan (Darajat, 1970:18) Motivasi beragama merupakan dorongan psikis yang mempunyai landasan ilmiah dalam watak kejadian manusia. Dalam relung jiwanya manusia merasakan adanya dorongan untuk mencari dan memikirkan sang pencipta
dirinya
dan
pencipta
alam
samesta,
dorongan
untuk
mennyembahnya, serta dorongan unuk meminta pertolongan kepadaNya setiap kali ia ditimpa mala petaka. (http://Fuad Hasyim.woprdpress.com/2008/11/21/motivasi-beragama) Sedangkan motivasi beragama adalah alasan secara sadar atau penyebab psikologis yang menjadi sumber dari perilaku beragama individu. Indikator dari intensitas motivasi beragama tentu sangat banyak, mengingat dimensi keberagamaan sebagaimana yang ditulis oleh Glock dan Stark juga banyak yakni dimensi ideologis, dimensi intelektual, dimensi eksperinsial, dimensi ritualistik, dimensi konsekuensial (Abdullah dan Karim, 2004:111-112). Oleh karena itu penulis tidak mungkin menyebutkan secara keseluruhan beberapa indikator dari intensitas motivasi beragama, yang relevan dengan penelitian ini antara lain : a. Mengembangkan pemahaman agama b. Perilakunya mencerminkan keyakinannya c. Merasakan kehadiran Tuhan d. Meyakini bahwa semua yang terjadi atas kehendak Tuhan e. Giat menjalankan ritual agama 2. Sikap toleran Sikap menurut Walgiton (1994:109) merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai obyek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada
orang tersebut untuk membuat reson atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya. Toleransi dalam bahasa inggris adalah toleration dan kata kerjanya tolerate, sedangkan dalam bahasa Arab toleransi biasa disebut dengan ikhtimal, tasamuh yang artinya sikap membiarkan, lapang dada. (Http://adnaabdullah.blogspot.com/2009/07/toleransi_04.html) Jadi sikap toleran adalah sikap menghargai dengan sabar dan menghormati keyakinan agama atau kepercayaan kelompok lain. Indikator sikap toleran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kesadaran bekerja sama b. Kesadaran untuk mengakui adanya perbedaan dan persamaan c. Memberi kesempatan terhadap orang lain untuk melaksanakan ajaran yang diyakininya d. Menghormati dan menyayangi sesama e. Saling membantu secara timbal balik f. Kesadaran menerima pemimpin yang tidak seagama
G. Metode Penelitian Hal-hal yang berkaitan dengan metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan dan Rancangan peneletian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena bertujuan untuk memperoleh jawaban atas suatu pertanyaan yang spesifik sejak awal dengan menggunakan rancangan study kasus.
2. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian ini di Pondok Pesantren BUQ Dusun Gading, Desa Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Sedangkan waktu penelitian dimulai tanggal 19 Mei 2011 sampai selesai. 3. Populasi, Sampel dan teknik sampling Populasi adalah seluruh penduduk yang di maksudkan untuk selidiki (Hadi, 1977:220). Dalam penelitian ini sebagai populasi adalah para santri di PONPES BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang tahun 2011, yang berjumlah 150 santri. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi (Hadi, 1977:221) penulis melakukan penelitian di lapangan, dalam menentukan sampel sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1998:155), bahwa apabila subyeknya kurang dari seratus orang maka diambil semua. Akan tetapi apabila subyeknya lebih dari seratus maka sampel antara10-25% atau 2025% atau lebih. Maka dalam hal ini penulis mengambil sampel 50 responden, dari populasi 150 santri. Teknik sampling yaitu cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel (Hadi, 1977:222) Dalam
pengambilan
sampel
pada
penelitian
ini,
penulis
menggunakan teknik stratified sampling (sampel berstrata/bertingkat) yaitu teknik pengambilan sampel populasi yang berstrata atau bertingkat. Jadi pengambilan sampel pada penelitian ini diambil dari santri yang berumur 16 tahun keatas.
4. Metode pengumpulan data a. Metode observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pengamatan dan pencacatan dengan sistematik fenomen-fenomen yang diselidiki (Hadi, 1995: 136) Metode observasi ini penulis gunakan yang berguna untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian ini. b. Metode kuisioner (angket) Metode kuisioner adalah sebuah daftar yang berisikan pertanyaan tentang suatu keadaan yang harus di isi oleh responden (Hadi, 1995:158) Metode ini akan penulis gunakan untuk memperoleh data pokok tentang intensitas motivasi beragama dan sikap toleran. c. Metode interview (wawancara) Interview merupakan suatu proses Tanya jawab lisan dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik (Hadi, 1995: 192) Alasan menggunakan metode ini adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab. Metode ini berguna untuk mencari data yang berhubungan dengan deskriptif objek penelitian. 5. Instrumen penelitian Instrumen pengumpulan data penelitian adalah alat yang bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan
data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah (Arikunto, 1990:206). Dalam
instrumen
penelitian
ini
menggunakan
metode
pengumpulan data, maka peneliti menggunakan lembar angket untuk memperoleh jawaban. Angket terdiri dari dua variabel yaitu angket yang pertama mengenai intensitas motivasi beragama sedangkan angket yang kedua berisi tentang sikap toleran. 6. Teknik analisa data Dalam mengolah data yang terkumpul, kemudian penulis menganalisa data dengan rumus sebagai berikut: a. Analisis pendahuluan Analisis pendahuluan ini menggunakan teknik presentasi dengan rumus sebagai berikut: P=
F x100% N
Keterangan: P: prosentase F: frekuensi N: jumlah sampel b. Analisis uji hipotesis Analisa uji hipotesis ini menggunakan rumus koefisien kontingensi untuk mencari pengaruh antara intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran dengan rumus sebagai berikut:
KK = Keterangan: KK = Koefisien Kontingensi X2
= Chi Kuadrat
n
= Jumlah Sampel (Hadi,1981:276)
H. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I
: PENDAHULUAN Pada bab Pendahuluan ini berisi tentang: A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Hipotesis penelitan F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian H. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Beragama 1. Pengertian Motivasi Beragama 2. Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi beragama 3. Ciri – ciri orang yang motivasinya tinggi
B. Sikap Toleran 1. Pengertian sikap toleran 2. Ciri – ciri sikap toleran 3. Pentingnya sikap toleran dalam kehidupan plural C. Pengaruh Intensitas Motivasi Beragama Terhadap Sikap Toleran BAB III
: LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang gambaran umum tentang PON PES BUQ Dusun Gading, Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, sejara berdirinya, lokasi dan sarana, keadaan pengurus pondok, keadaan murid, serta struktur organisasi, dan pada bab inijuga dimuat hasil observasi, angket
dan interview tentang
intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran di PON PES BUQ Dusun Gading, Desa Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2011. BAB IV
: ANALISIS DATA Analisa ini terdiri dari analisa pendahuluan dan analisa statistik serta tes signifikasi.
BAB V
: PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka,lampiran - lampiran riwayat hidup penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Intensitas Motivasi Beragama 1. Pengertian motivasi beragama Menurut Dister Ofm (1988:71) motivasi adalah penyebab psikologis yang merupakan sumber beserta tujuan dari tindakan dan perbuatan seorang manusia. Motivasi adalah sebuah argumen yang diucapkan dengan jelas oleh orang dalam suatu konteks tertentu, bisa jadi dikatakan sebagai argumen agama dalam konteks itu disediakan bagian penting dari motivasi seseorang untuk mempresentasikan bahwa ini untuk menyempurnakan tujuan agama (Audi, 2002:108). Agama menurut R.H Thouless adalah hubungan manusia yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa itu lebih tinggi dari pada manusia (Darajat, 1970:24) Agama
adalah
suatu
kumpulan
peraturan–peraturan
yang
diciptakan Tuhan (Allah) untuk menarik dan menuntun para ummat yang berakal kuat yang suka tunduk dan patuh kepada kebaikan, supaya mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan kejayaan kesentosaan akhirat, negeri abadi supaya dapat mendiami syurga jannatul khulud, mengecap kelejatan yang tak ada tolak bandingannya serta kekal selama–lamanya (Marimba, 1986:127-128)
Thomas F.O, Dea dalam bukunya The sosiologi of religion mendefinisikan agama sebagai pendayagunaan sarana–sarana supra untuk maksud–maksud non empiris atau supra empiris (Hendropuspito, 1983:3435) Adapun yang dimaksud dengan motivasi beragama adalah sebuah alasan ataupun argumen yang diberikan oleh individu dengan ucapan secara sadar yang mendorong ataupun menarik individu tersebut untuk beragama. Dalam reaksi kehidupan di masyarakat, tingkat motivasi beragama tentunya beragam intensitasnya. Hal itu bisa dilihat melalui ekspresi dan implementasi dari sederet perilaku keagamaan yang dilakukan dalam kehidupan sehari–hari. Dengan demikian yang dimaksud dengan intensitas motivasi beragama dalam penelitian ini adalah tingkat kedalaman motivasi para santri dalam menjalankan syari’at ibadah dengan kesadaran hati serta mampu merealisasikan nilai–nilai ibadah dalam kehidupan sehari–hari. 2. Faktor yang mempengaruhi motivasi beragama Menurut RH Thouless faktor yang mempengaruhi perilaku religius yaitu : a. Faktor sosial Faktor sosial dalam agama terdiri dari berbagai pengaruh terhadap keyakinan dan perilaku keagamaan, dari pendidikan yang kita terima pada masa kanak–kanak, berbagai pendapat dan sikap orang–orang di sekitar kita, dan berbagai tradisi yang kita terima dari masa lampau.
Faktor sosial merupakan faktor eksternal di luar subyek yaitu faktor keluarga, masyarakat, dan sekolah. Pendidikan keluarga merupakan lapangan pendidikan yang pertama bagi pembentukan jiwa keagamaan anak, dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Mereka pendidik bagi anak–anaknya karena secara kodrat ibu dan bapak diberikan anugerah oleh Tuhan berupa naluri orang tua maka timbul rasa kasih sayang, hingga secara moral mereka terbeban tanggung jawab untuk mendidiknya. Menurut Rosulullah, setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama, namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingan dan pengaruh orang tua. Faktor sosial yang kedua adalah faktor sekolah juga mempengaruhi sikap
keagamaan seseorang.
Maka sekolah
merupakan kelembagaan pendidikan pelanjut dari pendidikan keluarga. Karena keterbatasan orang tua dalam mendidik anak, maka mereka diserahkan kesekolah–sekolah. Sejalan dengan masa depan anak maka orang tua seharusnya selektif dalam memilih sekolah, agar nantinya dapat memberi pengaruh dalam membentuk sikap keagamaannya. Faktor masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang ketiga
yang
dapat
mempengaruhi
perkembangan
jiwa
perkembangan keagamaan mereka. Dengan demikian, fungsi dan
peran masyarakat dalam pembeentukan jiwa keagamaan akan sangat tergantung dari seberapa jauh masyarat menjunjung nilai– nilai keagamaan itu sendiri. Seorang individu akan sangat mudah mengembangkan sikap keagamaannya, apabila lingkungan sekitar juga memiliki ikatan yang longgar terhadap nilai–nilai keagamaan. Begitupun sebaliknya seorang individu akan sulit mengembangkan sikap keagamaannya apabila individu tersebut dalam keadaan terisolasi dari kalangan masyarakat tersebut. b. Faktor pengalaman Faktor pengalaman juga memberikan sumbangan dalam mempengaruhi sikap keagamaan seseorang. Ada tiga jenis pengalaman yang bisa dimasukkan di antara berbagai faktor yang memberi sumbangan terhadap perkembangan sikap keagamaan antara lain: pengalaman dunia nyata, mengenai konflik moral, dan mengenai keadaan–keadaan emosional tertentu yang tampak memiliki kaitan agama Pengalaman dunia nyata mengenai manfaat timbul dari kenyataan bahwa beberapa benda di alam semesta dianggap bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti halnya keindahan alam dan semua peristiwa yang memperpanjang umurnya serta meningkatkan kesejahteraannya. Pengalaman yang selanjutnya yaitu pengalaman mengenai konflik moral. Konflik moral dapat dianggap sebagai salah satu
faktor yang menentukan sikap keagamaan sama halnya dengan pengalaman di alam ini. Konflik itu merupakan konflik antara kekuatan-kekuatan yang baik dan yang jahat dalam diri sendiri. Salah satu bentuk dari konflik moral yaitu rasa bersalah. Rasa bersalah merupakan perasaan yang biasanya terdiri dari perasaan sedih, rasa gelisah, rasa tertekan, rasa takut dan malu bila kesalahannya diketahui oleh orang lain, tentunya hal ini dapat mendorong seseorang untuk berkelakuan religius. Selain pengalaman dunia nyata dan konflik moral, pengalaman emosional yang dimiliki setiap orang dalam kaitannya dengan agama mereka juga merupakan salah satu faktor yang membantu pembentukan sikap keagamaan.Pengalaman emosional lebih terikat secara langsung dengan Tuhan atau dengan sejumlah wujud lain pada sikap keagamaan. c. Faktor kebutuhan Orang–orang berspekulasi tentang asal usul agama sering mengemukakan gagasan bahwa agama merupakan tanggapan terhadap kebutuhan–kebutuhan yang tidak sepenuhnya terpenuhi di dunia ini. Kebutuhan dasar manusia primitif adalah keamanan terhadap berbagai ancaman seperti kelaparan, penyakit, dan kehancuran oleh musuh–musuhnya Kebutuhan manusia lainnya yang membantu terbentukya sikap keagamaan adalah kebutuhan untuk dicintai, kebutuhan yang
menyebabkan
manusia
mendambakan
rasa
cinta,
Sebagai
pernyataan tersebut dalam bentuk negatifnya dapat dilihat dalam kehidupan sehari–hari, misalnya mengeluh, mengadu dan lain sebagainya. Kebutuhan yang selanjutnya yaitu kebutuhan akan harga diri, kebutuhan yang bersifat individual yang mendorong manusia agar dirinya dihormati dan diakui oleh orang lain. Dalam kenyataan terlihat misalnya: sikap sombong, ngambek, sifat sok tahu dan lain–lain. Selain dari ketiga kebutuhan tersebut ada kebutuhan lain yang dapat mempengaruhi sikap keagamaan seseorang yaitu: keharusan bagi setiap orang untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa, cepat atau lambat hidupnya akan barakhir. Kenyataan tentang kematian tentu saja merupakan sesuatu yang universal bagi setiap manusia. Dari keempat macam kebutuhan tersebut menyebabkan orang memerlukan agama. Melalui agama kebutuhan tersebut dapat disalurkan. Dengan melaksanakan ajaran agama secara baik maka kebutuhan akan keselamatan, rasa cinta, harga diri, dan kebutuhan akan kematian yang tidak bisa ditolak akan terpenuhi. d. Proses berfikir Diantara beberapa orang penulis mengenai agama, reaksi yang berlawanan dengan pendapat yang mengatakan bahwa hal itu
merupakan produk pemikiran intelektual sedemikian jauh sudah berkembang sehingga agama dianggap sama sekali sebagai produk dari faktor–faktor irasional dan alasan–alasan yang diberikan untuk mendukungnya dianggap sekedar sebagai rasionalisasi yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem kepercayaan yang bersangkutan (Tholess, 1995:34-119) 3. Ciri – ciri Orang yang Motivasi Agamanya Tinggi Tidak ada literatur yang secara khusus membahas tentang indikator orang yang motivasi agamanya tinggi. Dalam hal ini penulis mencoba mengelaborasi dari tulisan Glock dan Stark (Abdullah dan Karim, 2004:111-112) tentang berbagai dimensi keberagamaan. Berdasarkan bacaan itu secara operasional orang yang motivasi agamanya tinggi dapat diukur dari sikapnya mengenai : a. Giat menjalankan ritual agama Indikator ini menjadi sangat penting, bukan hanya dalam konteks agama islam saja akan tetapi dengan ajaran secara universal. Kepercayaan kepada Tuhan dapat diaktualisasikan dengan menjalankan ritual keagamaan sebagaimana yang diajarkan dalam kitab suci masing-masing. Dalam islam ritual tersebut misalnya menjalankan sholat lima waktu, puasa, haji, dan lain sebagainya.
Inilah
yang dinamakan
dimensi
ritual
dalam
keberagamaan. Dimensi ritual ini merujuk pada ritus-ritus
keagamaan yang dianjurkan oleh agama dan dilaksanakan oleh para pengikutnya. b.
Mengembangkan pemahaman agama Orang yang memiliki motivasi agama tinggi dia akan selalu mencari pemahaman yang baru masalah agama. Hal ini menurut Glock dan Stark disebut dengan dimensi intelektual. Adapun yang dimaksud dengan dimensi intelektual yaitu suatu dimensi yang mengacu pada pengetahuan agama, apa yang tengah atau harus diketahui orang tentang ajaran-ajaran agama. Sedangkan Allport menyebutnya dengan istilah fundamentalyy heuristic yaitu orang yang memiliki motivasi agama tinggi akan selalu berusaha mencari hal-hal yang dapat menjelaskan kepercayaannya dan memantapkan untuk mencari kebenaran yang diajarkan agama.
c. Perilakunya mencerminkan keyakinannya Ciri yang ketiga dari orang yang memiliki motivasi tinggi adalah seluruh perilakunya mencerminkan dari agama yang diyakini. Terkait hal itu Glock dan Stark menyebut sebagai dimensi konsekuensial maksudnya adalah suatu dimensi yang meliputi segala implikasi sosial dari pelaksanaan ajaran agama seperti hubungan interpersonal, keperdulian kepada orang lain, dan sebagainya.
Dan
Allport
menyebutnya
dengan
fungtional
autonomy yang intinya agama memiliki kekuatan tersendiri yang dapat memberikan corak bagi seluruh aspek kehidupan. Serta
menyebutnya dengan istilah productive of a consistent morality artinya orang yang memiliki motivasi agama tinggi ditandai dengan menghasilkan moral yang konsisten. d. Merasakan kehadiran Tuhan Adapun ciri yang keempat dapat disaksikan bahwa ciri dari orang yang motivasi agamanya tinggi, dia akan selalu merasakan kehadiran Tuhan ataupun dia akan merasa dekat dengan Tuhan di setiap waktunya. Jika dilihat dari perspektif Glock dan Stark ciri yang keempat ini merupakan dimensi eksperensial dalam keberagamaan.
Adapun
yang
dimaksud
dengan
dimensi
eksperensial disini yaitu bagian keagamaan yang bersifat efek yakni, keterlibatan emosional dan sentimental pada pelaksanaan agam. Inilah perasaan keagamaan (religion feeling) yang dapat bergerak dalam empat tingkat: konfirmatif (merasakan kehadiran Tuhan), respontif (merasa bahwa Tuhan menjawab kehendak dan keluhannya), eskatik (merasakan hubungan yang akrab dan penuh cinta dengan Tuhan), dan partisipatif (merasakan menjadi kawan setia kekasih atau wali Tuhan). e. Memiliki dinamika yamg seimbang antara ikhtiar dan tawakal Yang dimaksud dengan ciri yang terakhir disini
yaitu
meyakini bahwa semua yang terjadi atas kehendak Tuhan, akan tetapi juga diimbangi dengan akhtiar serta bertawakal. Dalam hal ini Glock dan Stark menyebutnya dengan istilah dimensi ideologi
yang berkenaan dengan seperangkat kepercayaan (beliefs) dapat berupa makna yang menjelaskan Tuhan. Sedangkan menurut perspektif Allport menyebutnya dengan dynamic in charakter (menunjukkan kegairahan hidup. Maka ciri dari orang yang memiliki motivasi agama tinggi, agama mempunyai karakter motivasional yang autentik dan merupakan sandaran penting dalam hidupnya.
B. Sikap Toleran 1. Pengertian sikap toleran Sikap
merupakan
organisasi
pendapat,
keyakinan
seseorang
mengenai obyek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya (walgito, 1994:109) Sementara
menurut
G.W
Allport
dalam
(Tri
Rusmi
Widayatun,1999:218)sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak. Seiring dengan pendapat G.W Allport tri rusmi widayatun memberikan pengertian sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. (http=//hanstoe.wordpress.com/2009/02/21/pengertian. sikap/)
Toleransi dalam bahasa inggris adalah toleration dan kata kerjanya adalah tolerat. Sedangkan dalam bahasa arab toleransi biasa disebut dengan ikhtimal, tasamuh yang artinya sikap membiarkan lapang dada. (http=//adnaabdullah.blogspot.com/2009/07/toleransi_04.html) Menurut (abdussami dan tahrir:115) dalam kamus filsafat dijelaskan toleransi adalah sikap seseorang yang bersabar terhadap keyakinan filosofis dan moral orang lain yang dianggap berbeda dapat disanggah bahkan keliru. Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap toleran adalah kesiapan seseorang dalam bertindak untuk saling menghargai, menghormati, membolehkan pendirian ataupun keyakinan yang bertentangan dengan pendirian kita. 2. Ciri – ciri sikap toleran Menurut Hasyim (1979:23) ciri – ciri sikap toleran sebagai berikut: a. Mengakui hak setiap orang Setiap manusia tentunya memounyai kepentingan yang berbeda dalam kehidupannya. Mengakui hak setiap orang merupakan suatu sikap mental yang mengakui bahwa setiap manusia berhak untuk menentukan sikap laku dan nasibnya masing – masing. b. Menghormati keyakinan orang lain Tidak menghormati keyakinan orang lain atau memaksakan keyakinan seseorang dengan kekerasan atau dengan cara yang tidak halus akan mengakibatkan orang lain bersikap hiprokit atau muafik.
c. Agree in disagreement (setuju dalam perbedaan) Perbedaan tidak harus menimbulkan pertentangan karena memang perbedaan selalu ada didunia ini. d. Saling mengerti Tidak akan terjadi saling menghormati antar sesama orang lain bila tidak ada saling mengrti, saling membenci, saling berbuat pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengerti dan saling menghargai antara satu dengan yang lain. e. Kesadaran dan kejujuran Sikap toleransi menyangkut sikap dan kesadaran batin seseorang dan kesadaran jiwa menimbulkan kejujuran dan kepolosan sikap laku. 3. Pentingnya sikap toleran dalam kehidupan plural Di Negara kita mayoritas beragama islam, namun sikap toleran tetap menjadi agenda yang pertama dan sangat penting dalam kehidupan. Pemerintah juga mencanangkan tri kerukunan hidup beragama, yaitu kerukunan internal umat beragama, kerukunan antar umat beragama, kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Dari tri kerukunan hidup beragama tersebut, pemerintah juga menghendaki adanya sikap toleran antar umat beragama, serta memberikan kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinan masing – masing, yang tetap menjaga kerukunan umat beragama.
Allah berfirman : -∅ÏΒ÷σãƒuρ ÏNθäó≈©Ü9$$Î/ öàõ3tƒ yϑsù 4 Äcxöø9$# zÏΒ ß‰ô©”9$# t¨t6¨? ‰s% ( ÈÏe$!$# ’Îû oν#tø.Î) Iω
∩⊄∈∉∪ îΛÎ=tæ ìì‹Ïÿxœ ª!$#uρ 3 $oλm; tΠ$|ÁÏΡ$# Ÿω 4’s+øOâθø9$# Íοuρóãèø9$$Î/ y7|¡ôϑtGó™$# ωs)sù «!$$Î/
Artinya: “Tidak
ada
paksaan
untuk
(memasuki)
agama
(islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah maka sesumgguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.Al.Baqoroh : 256) Dalam ayat lain dijelaskan: y7Ï9≡x‹x. 3 5Οù=Ïæ ÎötóÎ/ #Jρô‰tã ©!$# (#θ™7Ý¡uŠsù «!$# Èβρߊ ÏΒ tβθããô‰tƒ šÏ%©!$# (#θ™7Ý¡n@ Ÿωuρ ∩⊇⊃∇∪ tβθè=yϑ÷ètƒ (#θçΡ%x. $yϑÎ/ Οßγã∞Îm7t⊥ã‹sù óΟßγãèÅ_ó÷£∆ ΝÍκÍh5u‘ 4’n<Î) §ΝèO óΟßγn=uΗxå >π¨Βé& Èe≅ä3Ï9 $¨Ψ−ƒy— Artinya: “Dan janganlah kamu memaki sembahan – sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka,. Kemudian
kepada Tuhan merekalah kembali, kemudian Dia memberitakan kepada kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS.Al. An’am : 108) Dari kedua ayat di atas tentunya sudah jelas bahwa tidak adanya paksaan untuk memeluk suatu agama. Islam datang tidak hanya mempertahankan agamanya, akan tetapi juga harus mengakui keberadaan agama – agama. Karena hal ini bertujuan untuk menjaga kerukunan antar sesama serta menghormati antar pemeluk – pemeluk agama. Terjalinnya kerukunan serta terjadinya sikap toleran antar agama akan
memungkinkan dan memudahkan untuk bekerja sama. Dapat
dikatakan mewujudkan kerukunan antar umat beragama merupakan usaha untuk mendorong setiap pengenut konsekuen dengan agama itu, sehingga keberagamaannya bukan hanya dalam bentuk pengakuan atau anutan saja, tetapi dapat memberi nilai dan manfaat bagi dirinya dan masyarakat (Al Munawar, 2003:25). Mewujudkan kerukunan dan toleransi dalam kehidupan plural merupakan bagian usaha untuk menciptakan kemaslahatan umum serta kelancaran hubungan antara manusia yang berlainan agama, sehingga setiap golongan umat beragama dapat melaksanakan bagian dari tuntutan agama masing – masing. Selain itu dengan adanya toleransi antara pemeluk agama masing – masing dapat mewujudkan masyarakat yang religius. Keindahan
masyarakat yang religius, tercermin dari adanya kerja sama antar sesama golongan dalam masyarakat itu sendiri. Islam memang merupakan agama misi, namun tetap menekankan sikap toleransi (tasamuh/tepa selira) dalam persebaran islam. Islam melarang sikap permusuhan dan menebar kebencian diantara manusia, akan tetapi islam mengajarkan untuk saling bersikap toleran dan menghormati agama lain.Karena hal ini akan menghindarkan kekerasan dalam
beragama.
Kekerasan
merupakam
sebuah
tindakan
yang
membahayakan manusia. Kekerasan akan menimbulkan prasangka, kekakuan dan kebekuan. Kekerasan merupakan awal perpecahan umat manusia, dan menggiring pada perselisihan internal (kedalam) dan eksternal (keluar) (Abdussami dan Tahir:120). Untuk menjaga kerukunan antar agama, maka diperlukan etik pergaulan antar umat beragama. Etik tersebut menurut (Al-Munawar, 2003 : 11) yaitu : pertama, saling menerima, tiap subyek menerima subyek lain dengan segala keberadaannya, dan bukan menurut kehendak dan kemauan subyek pertama. Dengan pengertian, setaiap golongan umut beragama menerina golongan agama lain, tanpa memperhitungkan perbedaan, kelebihan atau kekurangan. Allah berfirman : ¨βÎ) 4 (#þθèùu‘$yètGÏ9 Ÿ≅Í←!$t7s%uρ $\/θãèä© öΝä3≈oΨù=yèy_uρ 4s\Ρé&uρ 9x.sŒ ÏiΒ /ä3≈oΨø)n=yz $‾ΡÎ) â¨$¨Ζ9$# $pκš‰r'‾≈tƒ ∩⊇⊂∪ ×Î7yz îΛÎ=tã ©!$# ¨βÎ) 4 öΝä39s)ø?r& «!$# y‰ΨÏã ö/ä3tΒtò2r&
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki – laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku – suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesunngguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar. (Qs. Al Hujurot : 13)
Dalam Al Qur’an pun juga dijelaskan bahwa setiap golongan untuk bisa saling kenal – mengenal dengan golongan yang lain, tanpa memperhitungkan kekurangan serta perbedaan. Kedua, sikap saling mempercayai merupakan kenyataan dan pernyataan dari saling menerima. Hambatan utama dalam memelihara keharmonisan pergaulan yaitu bila hilang sikap saling mempercayai dan berganti dengan sikap saling berprasangka serta saling mencurigai. Langgeng atau tidaknya, retak atau tidaknya pergaulan baik antara pribadi maupun antar golongan sangat ditentukan oleh bertahan atau tidaknya sikap saling mempercayai. Kerukunan dalam pergaulan hidup antar umat beragama akan tetap terpelihara yaitu dengan saling mempercayai antara satu golongan agama dengan agama lain. Ketiga, prinsip berpikir positif. Dalam pergaulan, manusia selalu berhadapan dengan berbagai masalah. Tiap masalah mengandung nilai positif dan negatif yang memerlukan pemecahan. Dan penyelesaian. Karena itu, tiap pihak harus berusaha agar tiap masalah yang timbul
dihadapi, dipecahkan dan diselesaikan secara obyektif dengan cara berpikir positif.
C. Pengaruh Intensitas Motivasi Beragama Terhadap Sikap Toleran Dalam Al-Qur’an kata امنواsering digabung dengan kata وعملو الصلحات secara implisit hal ini mengidentifikasikan makna pentingnya (keharusan) bagi orang-orang beriman untuk berperilaku sholeh terhadap sesama, termasuk didalamnya adalah kesediaan menghargai keyakinan orang lain. Satu diantara ayat yang dimaksud adalah surat al ashr ayat 3 ∩⊂∪ Îö9¢Á9$$Î/ (#öθ|¹#uθs?uρ Èd,ysø9$$Î/ (#öθ|¹#uθs?uρ ÏM≈ysÎ=≈¢Á9$# (#θè=Ïϑtãuρ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# āωÎ)
Artinya: ”kecuali orang-orang yang beriman mengerjakan amal shaleh dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehatmenasehati supaya menetapi kesabaran”. Dengan kata lain orang yang motivasi agamanya tinggi seharusnya melakukan ajaran agama secara komprehensif, bukan hanya hubungan secara vertikal akan tetapi juga secara horisontal. Kajian secara psikologi, sebagaimana yang dikemukakan oleh G.W Allport Agama merupakan ciri kepribadian yang berfungsi secara otomatis yaitu memiliki motivasi tersendiri ”fungtionally Autonomous”. Dengan demikian semua sikap dan perilaku seseorang idealnya adalah merupakan cerminan dan keyakinannya yang bersumber dari
motivasi (Islamiah,
1997:14). Hal ini tidak beda jauh dengan konsep dalam Al-Qur’an surat al Bayyinah ayat 5 yang berbunyi y7Ï9≡sŒuρ 4 nο4θx.¨“9$# (#θè?÷σãƒuρ nο4θn=¢Á9$# (#θßϑ‹É)ãƒuρ u!$xuΖãm tÏe$!$# ã&s! tÅÁÎ=øƒèΧ ©!$# (#ρ߉ç6÷èu‹Ï9 āωÎ) (#ÿρâ÷É∆é& !$tΒuρ ∩∈∪ ÏπyϑÍhŠs)ø9$# ߃ϊ Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. Dengan demikian bahwa idealnya semua keyakinan itu memang bersumber dari adanya sebuah motivasi tertentu. Motif-motif tersebut awalnya hanya berorientasi untuk kebutuhan duniawinya saja, akan tetapi setelah gagal memperoleh kepuasan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut, maka selanjutnya akan mengarah keinginannya kepada Tuhan, dan mengharapkan Tuhan untuk memenuhi kebutuhannya. Ada perbedaan yang mendasar antara motif dan orientasi keagamaan ekstrinsik dan intrinsik (meminjam istilah Allport). Orientasi keagamaan ekstrinsik ditandai dengan agama dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pribadinya (use his religion), selain itu cenderung intoleran terhadap agama lain, serta motivasinya bersifat instrumental sehingga agama tidak menjadi motif utama dalam hidup dan agama hanyalah bersifat sebagai alat. Sementara orientasi intrinsik ditandai dengan mereka akan selalu menghidupkan agama (lives his religion), lebih bersikap toleran terhadap agama lain, serta agama
merupakan The master motive sehingga agama yang diterima menjadi motif utama dalam hidup. Mengupas kembali masalah orientasi beragama dan implikasinya, semisal sikap toleran, Karena orientasi akan mempengaruhi motivasi, dan motivasi akan mempengaruhi sikap. Berdasarkan skema pemikiran ini maka secara teoritik kajian tentang tingginya motivasi beragama dan sikap toleran bukan saja berkolerasi tapi juga menarik untuk dikaji.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Bustanu Usysyaqil Qur’an (BUQ) Pondok Persantren Bustanu Usysyaqil Qur’an (BUQ) berdiri pada tahun 1989 oleh KH. Abdulloh Hanif yang berasal dari dusun Gading, desa Duren, kecamatan Tengaran, kabupaten Semarang, sedangkan istri beliau Hj. Anis Toharoh yang berasal dari desa Rimbu lor, Karangawen, Demak. Pondok pesantren Bustanu Usysyaqil Qur’an (BUQ) semula khusus mengajarkan Alqur’an dengan menggunakan sistem sorogan di lingkungan kerabat dan tetangga dekat. Dengan perkembangan santri yang selalu bertambah, yang datang dari pelbagai daerah, maka didirikan madrasah diniyah. Mulai awal berdirinya sampai sekarang pondok BUQ selalu mengalami peningkatan dalam jumlah santri maupun bentuk dan banyaknya bangunan fisik. Sampai saat ini santri putra dan putri tercatat kurang lebih 150 santri yang bermukim di pondok. 2. Masa perkambangan Pondok
pesantren BUQ Gading santrinya sangat berkembang
pesat. Hal ini dapat dilihat potensi alumnus cukup memadai, sehingga pondok pesantren BUQ Gading pada periode berikutnya berkembang
dengan cukup pesat.
Ciri khas yang dimiliki para alumni pondok
pesantren BUQ Gading yaitu bentuk khufadz atau penghafal Al Qur’an, selain itu banyak alumni yang sudah dapat membaca dan menterjemahkan kitab-kitab dengan bahasa yang benar serta dapat menganalisa kandungan dan uraiannya. KH. Abdulloh Hanif tidak hanya belajar Al Qur’an atau kitab saja, akan tetapi juga diajarkan rasa kemandirian. Yaitu waktu pagi dan siang sebagian santri khususnya santri putra setelah melaksanakan sholat Dhuha secara berjama’ah
mereka
diajak langsung oleh beliau bertanam,
berdagang, dan lain sebagainya sehingga para santri setelah pulang ke kampung halamannya tidak canggung lagi. 3. Letak Geografis Pondok Pesanten BUQ Gading, Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Pondok pesantren Bustanu Usysyaqil Qur’an (BUQ) terletak di Dusun Gading, Desa Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Adapun batas-batas wilayah pondok pesantren BUQ adalah sebagai berikut : a. Sebelah utara berbatasan dengan desa Babadan b. Sabelah selatan berbatasan dengan desa Karangwuni c. Sebelah barat berbatasan dengan desa Ragilan d. Sebelah timur berbatasan dengan desa Tanubayu
4. Struktur Organisasi
PENGASUH PONDOK KH. ABDULLOH HANIF
KETUA 1 KETUA 2
BENDAHARA 1 : NUQMAN H BENDAHARA 2 : DEWI M
: ABDUL HARIS : KHUMAIDAH
SEKRETARIS 1 : LUKMAN SEKRETARIS 2 : UMAYYAH
SEKSI PENDIDIKAN
SEKSI KEBERSIHAN
SEKSI KEAMANAN
SEKSI PERLENGKAPAN
IBDAL M
ALI M
MIFTAKHUL H
ABDUL M
S. KAMALA
LIA Q A
LAILA K
NUR K
5. Tenaga edukatif madrasah diniyah Table. 1 Tenaga Edukatif di pondok BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang No
Asatidz/Asatidzah
Pelajaran
1.
Ustadz Khamami
Qori’
2.
Ustadz Nur kholis
Fiqih dan tauhid
3.
Ustadz Zainur rokhim
Iqro’
4.
Ustadz Chadiq maulana
Tareh
5.
Ustadz fatkhur rohman
Tauhid
6.
Ustadz Zaini Mahmud
Tareh
7.
Ustadz Wahyu Hidayat S
Iqro’
8.
Ustadz Nurul qomar
Iqro’
9.
Ustadzah Rochati
Tajwid
10.
Ustadzah Ana khumairoh
Fiqih
11.
Ustadzah eni imaniyah
Bahasa arab
12.
Ustadzah Anis sa’adah
Do’a
13.
Ustadzah Irma millati
Akhlak dan Fiqih
14.
Ustadzah Ainatul M
Do’a
15.
Ustadzah Siti Kamalah
Akhlak
16.
Ustadzah Mustaghfiroh
Fiqih
6. Sarana dan Prasarana Dalam proses belajar mengajar akan belajar dengan lancar bila mana didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Keadaan sarana dan prasarana di pondok pesantren BUQ gading cukup memadai , untuk lebih jelasnya dapat dilihat table bibawah ini : Tabel. 2 Sarana dan Prasarana No
Nama/jenis barang
Jumlah
Keadaan
1
Kamar santri
13 ruang
Baik
2.
Kantor pondok
2 ruang
Baik
3.
Ruang tamu
2 ruang
Baik
4.
Aula
2 ruang
Baik
5.
Kamar mandi/WC
13 ruang
Baik
6.
Tempat wudhu
2 ruang
Baik
7.
Ruang pertemuan
2 ruang
Baik
8.
Koperasi
1 ruang
Baik
9.
Tempat riadhoh
2 ruang
Baik
10.
Dapur
2 ruang
Baik
11.
Gudang
2 ruang
Baik
12.
Garasi
1 ruang
Baik
13.
Computer
2 buah
Baik
7. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Bustanu Usysyaqil Qur’an (BUQ) a. Sistem sorogan yaitu suatu metode dimana santri menyodorkan kitabnya dihadapan kyai atau ustadz kemudian membacanya, dan apabila terdapat kesalahan, kyai atau ustadz membetulkannya. b. Sistem weton atau biasa disebut sistem badongan atau halaqoh yaitu metode dimana seorang kyai atau ustadz membaca dan menjelaskan sebuah kitab, dikerumuni oleh sejumlah santrinya, masing-masing santri memegang kitabnya sendiri, mendengarkandan mencatat keterangan dari gurunya itu. 8. Sistem pengajaran Belajar dan mengaji dipondok merupakan kegiatan pokok di pondok posantren BUQ
yang keduanya tercakup dalam program
pendidikan terpadu yang saling terkait. Maka hal ini pondok pesantren BUQ mempunyai sistem pengajaran antara lain : a. Sistem Tahafudzul Qur’an Pondok pesantren BUQ Gading mengkhususkan mempelajari Al Qur’an (menghafal Al Qur’an sebanyak 30 juz), dengan cara sekali tatap muka (seminggu 6 kali). Setap santri wajib mengajukan undakan atau tambahan hafalannya sesuai dengan kemampuan masing-masing (kurang lebih 2 halaman) dan menyemakkan deresan kepada pengasuh. Dengan sistem seperti ini diharapkan santri dapat hafal Al Qur’an dalam waktu kurang lebih 2 sampai 4 tahun. Pengajian Al Qur’an terbagi atas 3 tingkatan yaitu :
1) Tingkat juz Amma, yaitu menghafal juz 30 2) Tingkat Bin Nadhor, yaitu membaca keseluruhan juz dalam Al Qur’an 3) Tingkat Bil Ghoib, yaitu menghafal keseluruhan juz dalam Al Qur’an b. Sistem madrasah Dalam sistem ini santri dididik di madrasah diniyah yang didalamnya mempelajari kitab-kitab seperti fiqih, tauhid, akhlak, tajwid dan lain sebagainya. Adapun kitab yang digunakan sebagai pegangan di madrasah diniyah sesuai dengan kurikulum yang ditentukan oleh pondok pesantren. c. Sistem kilatan Sistem ini merupakan sistem mengaji beberapa kitab tertentu dengan waktu relativ singkat (kurang lebih 1 bulan) dapat selesai. Biasanya waktu yang digunakan untuk kilatan yaitu pada bulan ramadhan. Adapun kitab yang dipelajari dalam sistem kilatan yaitu: 1) Tajwid (Syifa’ul janan, Fuchfatul athfal, Hidayatul mustafid, Jazariyah, Fatchul manan, dan lain sebagainya) 2) Fiqih (fasolatan, Durusul fiqiyah, Ghoyatut taqrib, Sulam taufiq, dan sebagainya) 3) Qurrotul uyun, Kitabunnikah, Risalatul makhid
B. Data Nama Responden Adapun daftar nama responden ada dalam tabel sebagai berikut : Tabel. 3 Daftar Responden No
Nama Responden
Umur
1.
Seti C
20 tahun
2.
Nurul Hidayah
17 tahun
3.
Dwi Fitriani
18 tahun
4.
Eka Fitriana
18 tahun
5.
Anik Ainur Rohmah
22 tahun
6.
Dewi
20 tahun
7.
Rahma L
21 tahun
8.
Malikhatin Naziyah
21 tahun
9.
Devina Anggraini
21 tahun
10.
Malikhah
18 tahun
11.
Rahma Izna
17 tahun
12.
Faza Fauzun Nada
17 tahun
13.
Kaylila Suhandono
20 tahun
14.
Annis Saunnaja
18 tahun
15.
Asya Arina Haq
17 tahun
16.
Ananda Julia P
17 tahun
17.
Puspita
17 tahun
18.
Sailia F
17 tahun
19.
Mila Aisya
19 tahun
20.
Ramandani V
24 tahun
21.
Fatimatul Zahra
19 tahun
22.
Febia Ema
17 tahun
23.
Ema Afiana
17 tahun
24.
Fredita Anjarsari
18 tahun
25.
Siti Aminatun
17 tahun
26.
Oktavia Kartika V
17 tahun
27.
Lisa Septiana
17 tahun
28.
Desi Novita
17 tahun
29.
Hafi alfaruq
17 tahun
30.
Khoirul Ana
23 tahun
31.
Rina S
24 tahun
32.
Anik Ulfia G
17 tahun
33.
Mufidah
18 tahun
34.
Ummayah
27 tahun
35.
Aulia S
17 tahun
36.
Nabila D
17 tahun
37.
Sri Rejeki
23 tahun
38.
Isti Faizah
19 tahun
39.
Naufa A
17 tahun
40.
Anis Sa’adah
18 tahun
41.
Nur Rofiqoh
20 tahun
42.
Sarmiyati
18 tahun
43.
Adinda Purnama P
18 tahun
44.
Nisrina Alya R
17 tahun
45.
Naila Alviana
17 tahun
46.
Kamalah
18 tahun
47.
Widi Mulia
17 tahun
48.
Tiara Salbila
25 tahun
49.
Nur Rahmawati
18 tahun
50.
Naima k
19 tahun
C. Data Tentang Pengaruh Intensitas Motivasi Beragama Terhadap Sikap Toleran Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang intensitas motivasi beragama dan data tentang sikap toleran. Untuk memperoleh data tentang intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran maka penulis menyebar angket sebanyak 20 pertanyaan kepada 50 responden, dengan menggunakan 3 alternatif jawaban. Adapun ketentuan yang penulis gunakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk jawaban a, mendapat skor 3 2. Untuk jawaban b, mendapat skor 2 3. Untuk jawaban c, mendapat skor 1
Adapun hasil angket yang diberikan responden dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel. 4 Daftar hasil jawaban Tentang Intensitas Motivasi Beragama Santri Pondok Pesantren BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2011
No
Nama Responden
Jawaban
Nilai
Jumlah
A
B
C
3
2
1
1.
Seti C
6
3
1
18
6
1
25
2.
Nurul Hidayah
9
1
0
27
2
0
29
3.
Dwi Fitriani
5
4
1
15
8
1
24
4.
Eka Fitriana
6
4
0
18
8
0
26
5.
Anik Ainur Rohmah
8
2
0
24
4
0
28
6.
Dewi
6
4
0
18
8
0
26
7.
Rahma L
8
1
1
24
2
1
27
8.
Malikhatin Naziyah
9
1
0
27
2
0
29
9.
Devina Anggraini
8
1
1
24
2
1
27
10.
Malikhah
7
0
3
21
0
3
24
11.
Rahma Izna
6
3
1
18
6
1
25
12.
Faza Fauzun Nada
9
1
0
27
2
0
29
13.
Kaylila Suhandono
9
1
0
27
2
0
29
14.
Annis Saunnaja
9
1
0
27
2
0
29
15.
Asya Arina Haq
9
1
0
27
2
0
29
16.
Ananda Julia P
7
2
1
21
4
1
26
17.
Puspita
9
1
0
27
2
0
29
18.
Sailia F
9
1
0
27
1
0
29
19.
Mila Aisya
7
3
0
21
6
0
27
20.
Ramandani V
4
5
1
12
1
23
1 0
21.
Fatimatul Zahra
6
3
1
18
6
1
25
22.
Febia Ema
9
1
0
27
2
0
29
23.
Ema Afiana
8
1
1
24
2
1
27
24.
Fredita Anjarsari
7
2
1
21
4
1
26
25.
Siti Aminatun
9
1
0
27
1
0
29
26.
Oktavia Kartika V
8
2
0
24
4
0
28
27.
Lisa septiana
9
1
0
27
2
0
29
28.
Desi Novita
7
2
1
21
4
1
26
29.
Hafi Alfaruq
8
2
0
24
4
0
28
30.
Khoirul Ana
8
2
0
24
4
0
28
31.
Rina S
9
1
0
27
2
0
29
32.
Anik Ulfia G
7
1
0
21
2
0
24
33.
Mufidah
9
1
0
27
2
0
29
34.
Ummayah
7
2
1
21
4
1
26
35.
Aulia S
7
2
1
21
4
1
26
36.
Nabila D
7
2
1
21
4
1
26
37.
Sri Rejeki
6
4
0
18
8
0
26
38.
Isti Faizah
9
1
0
27
2
0
29
39.
Naufa A
6
3
1
18
6
1
25
40.
Anis Sa’adah
5
1
4
15
2
4
21
41.
Nur Rofiqoh
6
3
1
18
6
1
25
42.
Sarmiyati
8
2
0
24
4
0
28
43.
Adinda Purnama P
6
4
0
18
8
0
26
44.
Nisrina Alya R
8
2
0
24
4
0
28
45.
Naila Alviana
7
3
0
21
6
0
27
46.
Kamalah
7
2
1
21
4
1
26
47.
Widi Mulia
5
4
1
15
8
1
24
48.
Tiara Salbila
8
2
0
24
2
0
26
49.
Nur Rahmawati
8
2
0
24
2
0
26
50.
Naima K
6
4
0
18
8
0
26
Demikian angket tentang intensitas motivasi beragama yang penulis himpun dari 50 santri dengan cara menyebarkan angket.
Tabel. 5 Daftar hasil jawaban Tentang Sikap Toleran Santri Pondok Pesantren BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2011 No
Nama Responden
Jawaban
Nilai
A
B
C
3
2
1
Jumlah
1.
Seti C
5
3
2
15
6
2
23
2.
Nurul Hidayah
9
1
0
27
2
0
29
3.
Dwi Fitriani
8
2
0
24
4
0
28
4.
Eka Fitriana
9
1
0
27
2
0
29
5.
Anik Ainur Rohmah
6
3
1
18
6
1
25
6.
Dewi
6
4
0
18
8
0
26
7.
Rahma L
9
1
0
27
2
0
29
8.
Malikhatin Naziyah
8
2
0
24
4
0
26
9.
Devina Anggraini
7
3
0
21
6
0
27
10. Malikhah
3
6
1
9
12
1
22
11. Rahma Izna
9
1
0
27
2
0
29
12. Faza Fauzun Nada
9
1
0
27
2
0
20
13. Kaylila Suhandono
9
1
0
27
2
0
29
14. Annis Saunnaja
9
1
0
27
2
0
29
15. Asya Arina Haq
9
1
0
27
2
0
29
16. Ananda Julia P
5
5
0
15
10
0
25
17. Puspita
8
2
0
24
4
0
28
18. Sailia F
7
2
1
21
4
1
26
19. Mila Aisya
3
6
1
9
12
1
22
20. Ramandani V
8
2
0
24
4
0
28
21. Fatimatul Zahra
5
3
2
15
6
2
23
22. Febia Ema
6
1
3
18
2
3
23
23. Ema Afiana
7
2
1
21
4
1
26
24. Fredita Anjarsari
7
3
0
21
6
0
27
25. Siti Aminatun
7
3
0
21
6
0
27
26. Oktavia Kartika V
6
4
0
18
8
0
26
27. Lisa Septiana
7
2
1
21
4
1
26
28. Desi Novita
3
6
1
9
12
1
22
29. Hafi Alfaruq
9
1
0
27
2
0
29
30. Khoirul Ana
9
1
0
27
2
0
29
31. Rina S
7
2
1
21
4
1
26
32. Anik Ulfia G
9
1
0
27
2
0
29
33. Mufidah
9
1
0
27
2
0
29
34. Ummayah
7
3
0
21
6
0
27
35. Aulia S
4
6
0
12
12
0
24
36. Nabila D
4
6
0
12
12
0
24
37. Sri Rejeki
1
8
1
3
16
1
20
38. Isti Faizah
8
2
0
24
4
0
28
39. Naufa A
6
4
0
18
8
0
26
40. Anis Sa’adah
8
2
0
24
4
0
28
41. Nur Rofiqoh
7
2
1
21
4
1
26
42. Sarmiyati
6
3
1
18
6
1
25
43. Adinda Purnama P
1
3
6
3
6
6
15
44. Nisrina Alya R
9
1
0
27
1
0
29
45. Naila Alviana
8
2
0
24
4
0
28
46. Kamalah
8
2
0
24
4
0
28
47. Widi Mulia
4
4
2
12
8
2
22
48. Tiara Salbila
9
1
0
27
2
0
29
49. Nur Rahmawati
9
1
0
27
1
0
29
50. Naima k
7
3
0
21
6
0
27
Demikian angket tentang sikap toleran yang penulis himpun dari 50 santri dengan cara menyebarkan angket.
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul lengkap, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Dalam menganalisa data ini penulis menggunakan statistic dengan
maksud
untuk
memperoleh
jawaban
dari
permasalahan
yang
dipertanyakan, yaitu: 4. Bagaimana variasi tingkat motivasi beragama di PONPES BUQ Gading, Duren, Kec. Duren, Kab. Semarang Tahun 2011? 5. Bagaimana variasi tingkat sikap toleran di PONPES BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang tahun 2011? 6. Seberapa besar pengaruh intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran di PONPES BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2011? Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisa ini disusun berdasarkan data hasil penelitian yang telah terkumpul. Berikut ini adalah uraian tentang analisis terhadap kumpulan data. A. Analisis Pendahuluan 1. Analisis data tentang intensitas motivasi beragama berdasarkan skor atau nilai. Untuk
mengetahui
intensitas
motivasi
beragama
penulis
menggunakan instrumen berupa angket yang terdiri dari 10 item pertanyaan. Sedangkan untuk mengetahui sikap toleran santri, penulis
juga menggunakan angket yang terdiri dari 10 item pertanyaan. Dari masing-masing pertanyaan dalam angket, tersedia 3 alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut: a. Santri yang menjawab A diberi nilai 3 b. Santri yang menjawab B diberi nilai 2 c. Santri yang menjawab C diberi nilai 1 Nilai angket intensitas motivasi beragama dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel.6 Nilai Angket intensitas motivasi beragama No
Nama
No Item 1
2
3
4
Skor
5
6
7
8
9
10
1
Seti C
B A a
A a
a
a
b
b
c
25
2
Nurul Hidayah
A A b
A a
a
a
a
a
a
29
3
Dwi Fitriani
A B a
C b
b
a
a
b
a
24
4
Eka Fitriana
B B a
A b
a
a
a
b
a
26
5
Anik Ainur R
B A a
A a
a
a
a
b
a
28
6
Dewi
B B a
A a
a
a
b
a
b
26
7
Rahma L
A A b
A a
a
a
a
a
c
27
8
Malikhatin N
B A a
A a
a
a
a
a
a
29
9
Devina A
B A a
A a
a
a
a
a
c
27
10
Malikhah
A A a
A a
a
c
a
c
c
24
11
Rahma Izna
B A b
B a
a
a
c
a
a
25
12
Faza Fauzun N
B A a
A a
a
a
a
a
a
29
13
Kaylila S
B A a
A a
a
a
a
a
a
29
14
Annis Saunnaja
B A a
A a
a
a
a
a
a
29
15
Asya Arina Haq
B A a
A a
a
a
a
a
a
29
16
Ananda Julia P
B A a
A a
c
a
a
a
b
26
17
Puspita
A A a
A a
a
a
a
b
a
29
18
Salia F
B A a
A a
a
a
a
a
a
29
19
Mila Aisya
B A a
A a
a
a
b
b
a
25
20
Ramandani V
B B c
A a
b
a
b
a
b
23
21
Fatimatul Zahra
B B a
A a
a
a
b
a
c
25
22
Febia Ema
B A a
A a
a
a
a
a
a
29
23
Ema Afiana
B A a
A a
a
a
a
a
c
27
24
Fredita Anjarsari
B A a
A a
a
b
a
a
c
26
25
Siti Aminatun
B A a
A a
a
a
a
a
a
29
26
Oktavia Kartika
B A a
A a
a
a
b
a
a
28
27
Lisa Septiana
B A a
A a
a
a
a
a
a
29
28
Desi Novita
C A a
A a
a
a
a
b
b
26
29
Havi Alfaruq
B B a
A a
a
a
a
a
a
28
30
Khoirul Ana
B B a
A a
a
a
a
a
a
28
31
Rina S
b
A a
A a
a
a
a
a
a
29
32
Anik Ulfia G
b
A a
A a
a
b
a
a
c
26
33
Mufidah
b
A a
A a
a
a
a
a
a
29
34
Ummayah
a
B a
A a
c
a
a
b
a
26
35
Aulia S
b
A a
A a
c
a
a
a
b
26
36
Nabila D
b
A a
A a
c
a
a
a
b
26
37
Sri Rejeki
b
B a
A a
a
a
b
a
b
26
38
Isti Faizah
b
A a
A a
a
a
a
a
a
29
39
Naufa A
c
A a
A a
b
a
b
b
a
25
40
Anis Sa’adah
b
A a
A c
c
a
c
a
c
21
41
Nur Rofiqoh
c
A a
A b
a
a
b
a
b
25
42
Sarmiyati
b
A a
A a
a
a
a
b
a
28
43
Adinda Purnama
b
B a
A a
a
a
a
b
b
26
44
Nisrina Alya R
b
B a
A a
a
a
a
a
a
28
45
Naila Alviana
b
B a
A a
a
a
b
a
a
27
46
Kamalah
b
B a
A a
c
a
a
a
a
26
47
Widi Mulia
b
A a
A a
b
a
c
b
b
24
48
Tiara Salbila
b
B a
A a
a
a
a
a
a
26
49
Nur Rahmawati
b
B a
A a
a
a
a
a
a
26
50
Naima K
b
B a
A a
a
a
a
b
b
26
Dalam menentukan intervalnya, penulis menggunakan rumus: I= Keterangan: i : interval R : Range atau batas nilai tertinggi dikurangi nilai terendah K : Jumlah kelas Dari data terlihat nilai tertinggi adalah 29 dan nilai terendah adalah 21. Dengan memasukkan angka tersebut dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval sebagai berikut: i= =3 Tabel.7 Interval intensitas motivasi beragama No
Nilai interval
Jumlah Santri
Nominasi
1
27-29
25
A
2
24-26
23
B
3
21-23
2
C
Jumlah = 50
Dengan demikian maka: a. Nominasi antara 27-29 berarti nilai intensitas motivasi beragama santri dikatakan tinggi (A) sebanyak 25 santri. b. Nominasi antara 24-26 berarti nilai intensitas motivasi beragama santri dikatakan sedang (B) sebanyak 23 santri. c.
Nominasi antara 21-23 berarti nilai intensitas motivasi beragama santri dikatakan rendah (C) sebanyak 2 santri Kemudian dibuat tabel nominasi A (tinggi), B (sedang), dan C (rendah), untuk mengetahui masing-masing nominasi intensitas motivasi beragama santri sebagai berikut :
Tabel.8 Nilai Nominasi Intensitas Motivasi Beragama No Responden
Skor
Nilai Nominasi
Keterangan
1
25
B
Sedang
2
29
A
Tinggi
3
24
B
Sedang
4
26
B
Sedang
5
28
A
Tinggi
6
26
B
Sedang
7
27
A
Tinggi
8
29
A
Tinggi
9
27
A
Tinggi
10
24
B
Sedang
11
25
B
Sedang
12
29
A
Tinggi
13
29
A
Tinggi
14
29
A
Tinggi
15
29
A
Tinggi
16
26
B
Sedang
17
29
A
Tinggi
18
29
A
Tinggi
19
27
A
Tinggi
20
23
C
Rendah
21
25
B
Sedang
22
29
A
Tinggi
23
27
A
Tinggi
24
26
B
Sedang
25
29
A
Tinggi
26
28
A
Tinggi
27
29
A
Tinggi
28
26
B
Sedang
29
28
A
Tinggi
30
28
A
Tinggi
31
29
A
Tinggi
32
26
B
Sedang
33
29
A
Tinggi
34
26
B
Sedang
35
26
B
Sedang
36
26
B
Sedang
37
26
B
Sedang
38
29
A
Tinggi
39
25
B
Sedang
40
21
C
Rendah
41
25
B
Sedang
42
28
A
Tinggi
43
26
B
Sedang
44
28
A
Tinggi
45
27
A
Tingi
46
26
B
Sedang
47
24
B
Sedang
48
26
B
Sedang
49
26
B
Sedang
50
26
B
Sedang
Setelah diketahui berapa banyak santri yang berada pada kategori tinggi, sedang dan rendah, kemudian dicari prosentase masing-masing kategori dengan rumus sebagai berikut:
P=
x 100 %
Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah total sampel Sehingga diketahui hasilnya sebagai berikut: a. Prosentase santri yang memiliki intensitas motivasi beragama tingkat tinggi dan mendapat nilai A yaitu sebanyak 25 sanri adalah: P=
x 100 %
= 50 % b. Prosentase santri yang memiliki intensitas motivasi beragama tingkat sedang dan mendapat nilai B yaitu sebanyak 23 santri adalah: P=
x 100 %
= 46% c. Prosentase santri yang memiliki intensitas motivasi beragama tingkat rendah dan mendapat nilai C yaitu sebanyak 2 santri adalah: P=
x 100 %
= 50 % Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk table distribusi frekuensi tentang intensitas motivasi beragama di PON PES BUQ Gading, Desa Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2011
Tabel.9 Distribusi Frekuensi Variabel X No
Nominasi Variabel
Interval
Frekuensi
Prosentase (%)
X 1
Tinggi
27-29
25
50%
2
Sedang
24-26
23
46%
3
Rendah
21-23
2
4%
50
100
Jumlah
2. Analisis Data tentang Sikap Toleran Tabel.10 Daftar Jawaban Angket Sikap Toleran No
Nama
No Item 1
2
3
4
Skor
5
6
7
8
9
10
1
Seti C
A C b
A a
a
b
c
a
b
23
2
Nurul Hidayah
B A a
A a
a
a
a
a
a
29
3
Dwi Fitriani
A A a
A b
a
b
a
a
a
28
4
Eka Fitriana
A A a
A a
a
a
a
a
b
29
5
Anik Ainur R
A A a
C a
a
b
c
a
c
25
6
Dewi
B A a
A b
a
b
b
a
a
26
7
Rahma L
B A a
A a
a
a
a
a
a
29
8
Malikhatin N
B B a
A a
a
a
a
a
a
26
9
Devina A
A A a
B b
a
b
a
a
a
27
10
Malikhah
A B b
A b
b
b
b
a
c
22
11
Rahma Izna
A A b
A a
a
a
a
a
a
29
12
Faza Fauzun N
A A a
A a
a
a
b
a
a
29
13
Kaylila S
A A a
A a
a
a
b
a
a
29
14
Annis Saunnaja
A A a
A a
a
a
b
a
a
29
15
Asya Arina Haq
A A a
A a
a
a
b
a
a
29
16
Ananda Julia P
A B a
B b
a
b
b
a
a
25
17
Puspita
B A b
A a
a
a
a
a
a
28
18
Salia F
B B a
A a
a
a
a
a
c
26
19
Mila Aisya
A A b
B b
b
b
c
a
b
22
20
Ramandani V
A B a
A a
a
a
a
a
b
28
21
Fatimatul Zahra
A A b
A a
b
c
c
a
b
23
22
Febia Ema
A A a
A a
a
b
c
c
c
23
23
Ema Afiana
B B a
A a
a
a
a
a
c
26
24
Fredita Anjarsari
A A a
A b
a
b
b
a
a
27
25
Siti Aminatun
A A a
A b
a
b
b
a
a
27
26
Oktavia Kartika
A A b
B b
b
a
a
a
a
26
27
Lisa Septiana
A A a
B a
a
b
c
a
a
26
28
Desi Novita
A B a
B c
b
b
b
a
b
22
29
Havi Alfaruq
A A a
B a
a
a
a
a
a
29
30
Khoirul Ana
A A a
B a
a
a
a
a
a
29
31
Rina S
b
B a
A a
a
a
a
a
c
26
32
Anik Ulfia G
a
A a
B a
a
a
a
a
a
29
33
Mufidah
a
A a
B a
a
a
a
a
a
29
34
Ummayah
a
A b
A a
b
b
a
a
a
27
35
Aulia S
a
B b
A b
a
b
b
a
b
24
36
Nabila D
a
B b
A b
a
b
b
a
b
24
37
Sri Rejeki
a
B b
B b
b
b
b
b
c
20
38
Isti Faizah
a
A b
A a
a
b
a
a
a
28
39
Naufa A
a
A b
B a
b
a
a
a
b
26
40
Anis Sa’adah
a
A b
A a
a
a
b
a
a
28
41
Nur Rofiqoh
a
A a
B a
a
b
a
a
c
26
42
Sarmiyati
b
A a
B a
a
b
a
a
c
25
43
Adinda Purnama
b
C c
B c
c
b
c
a
b
15
44
Nisrina Alya R
b
A a
A a
a
a
a
a
a
29
45
Naila Alviana
a
A a
A a
a
b
b
a
a
28
46
Kamalah
a
A a
A a
a
b
b
a
a
28
47
Widi Mulia
a
A c
A b
c
b
b
a
b
22
48
Tiara Salbila
a
A a
A a
a
a
a
a
b
29
49
Nur Rahmawati
a
A a
A a
a
a
a
a
b
29
50
Naima K
a
A a
B a
a
b
b
a
a
27
Dalam menentukan intervalnya, penulis menggunakan rumus: i= Keterangan: i = interval R = Range atau batas nilai tertinggi dikurangi nilai terendah K = Jumlah kelas Dari data terlihat nilai tertinggi adalah 29 dan nilai terendah adalah 15. Dengan memasukkan angka tersebut dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval sebagai berikut: I= =5
Tabel.11 Interval sikap Toleran No
Kriteria
Interval
1.
Tinggi
25-29
38
76 %
2.
Sedang
20-24
11
22 %
3.
Rendah
15-19
1
2%
50
100 %
Jumlah
Jumlah responden
Prosentase
Dengan demikian maka: a. Nominasi antara 25-29 berarti nilai sikap toleran dikatakan tinggi (A) sebanyak 38 santri b. Nominasi antara 20-24 berarti nilai sikap toleran dikatakan sedang (B) sebanyak 11 santri c. Nominasi antara 15-19 berarti nilai sikap toleran dikatakan rendah (C) sebanyak 1 santri. Kemudian dibuat tabel nominasi A (tinggi), B (sedang), dan C (rendah) untuk mengetahui masing-masing nominasi Sikap toleran santri
Tabel.12 Tabel Nominasi Sikap Toleran Nomor
Skor
Nominasi
Keterangan
1
23
B
Sedang
2
29
A
Tinggi
3
28
A
Tinggi
4
29
A
Tinggi
5
25
A
Tinggi
6
26
A
Tinggi
7
29
A
Tinggi
8
26
A
Tinggi
9
27
A
Tinggi
10
22
B
Sedang
11
29
A
Tinggi
12
20
B
Sedang
13
29
A
Tinggi
14
29
A
Tinggi
15
29
A
Tinggi
16
25
A
Tinggi
17
28
A
Tinggi
18
26
A
Tinggi
Responden
19
22
B
Sedang
20
28
A
Tinggi
21
23
B
Sedang
22
23
B
Sedang
23
26
A
Tinggi
24
27
A
Tinggi
25
27
A
Sedang
26
26
A
Tinggi
27
26
A
Tinggi
28
22
B
Sedang
29
29
A
Tinggi
30
29
A
Tinggi
31
26
A
Tinggi
32
29
A
Tinggi
33
29
A
Tinggi
34
27
A
Tinggi
35
24
B
Sedang
36
24
B
Sedang
37
20
B
Sedang
38
28
A
Tinggi
39
26
A
Tinggi
40
28
A
Tinggi
41
26
A
Tinggi
42
25
A
Tinggi
43
15
C
Rendah
44
29
A
Tinggi
45
28
A
Tinggi
46
28
A
Tinggi
47
22
B
Sedang
48
29
A
Tinggi
49
29
A
Tinggi
50
27
A
Tinggi
Setelah diketahui berapa banyak santri yang berada pada kategori tinggi, sedang dan rendah, kemudian dicari prosentase masing-masing kategori dengan rumus sebagai berikut: P= Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah total sampel Sehingga diketahui hasilnya sebagai berikut: a. Prosentase santri yang memiliki intensitas motivasi beragama tinggi dan mendapat nilai A yaitu sebanyak 38 santri adalah:
P= = 76 % b. Prosentase santri yang memiliki intensitas motivasi beragama sedang dan mendapat nilai B yaitu sebanyak 11 santri adalah: P= = 22% c. Prosentase santri yang memiliki intensitas motivasi beragama rendah dan mendapat nilai C yaitu sebanyak 1 santri adalah: P= = 2% Tabel.13 Distribusi Frekuensi Variabel Y No
Nominasi variable
Interval
Frekuensi
Prosentase %
y 1
Tinggi
25-29
38
76%
2
Sedang
20-24
11
22%
3
Rendah
15-19
1
2%
50
100%
Jumlah
B. Analisa Uji Hipotesis Setelah dilakukan analisis terhadap kedua variabel berdasarkan nilai atau skor dan berdasarkan item-item pertanyaan angket, langkah berikutnya
adalah melakukan uji hipotesis untuk menguji kebenarannya. Adapun untuk mengetahui pengaruh intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran di pondok pesantren BUQ Gading, desa Duren, Kec. Tengaran, Kab. semarang tahun 2011 ditempuh dengan analisa data yang menggunakan rumus koefisien kontingensi sebagai berikut:
KK = Keterangan: KK = Koefisien Kontingensi X2 = Chi Kuadrat n = Jumlah Sampel Langkah-langkah yang penulis tempuh adalah: 1. Menyusun tabel persiapan Tabel persiapan dibuat dengan memberikan kategori pada masing-masing skor responden. Adapun datanya adalah sebagai berikut: Tabel.14 Tabel Persiapan untuk Mencari Korelasi Antara Intensitas Motivasi Beragama dan Sikap Toleran No
Variabel X
Variabel Y
Skor
Nominasi
Skor
Nominasi
1
25
B
23
B
2
29
A
29
A
3
24
B
28
A
4
26
B
29
A
5
28
A
25
A
6
26
B
26
A
7
27
A
29
A
8
29
A
26
A
9
27
A
27
A
10
24
B
22
B
11
25
B
29
A
12
29
A
20
B
13
29
A
29
A
14
29
A
29
A
15
29
A
29
A
16
26
B
25
A
17
29
A
28
A
18
29
A
26
A
19
27
A
22
B
20
23
C
28
A
21
25
B
23
B
22
29
A
23
B
23
27
A
26
A
24
26
B
27
A
25
29
A
27
A
26
28
A
26
A
27
29
A
26
A
28
26
B
22
B
29
28
A
29
A
30
28
A
29
A
31
29
A
26
A
32
26
B
29
A
33
29
A
29
A
34
26
B
27
A
35
26
B
24
B
36
26
B
24
B
37
26
B
20
B
38
29
A
28
A
39
25
B
26
A
40
21
C
28
A
41
25
B
26
A
42
28
A
25
A
43
26
B
15
C
44
28
A
29
A
45
27
A
28
A
46
26
B
28
A
47
24
B
22
B
48
26
B
29
A
49
26
B
29
A
50
26
B
27
A
1. Membuat tabel frekuensi yang diperoleh (fo) Berdasarkan tabel di atas dan klasifikasinya, maka dapat dibuat tabel frekuensi yang diperoleh sebagai berikut: Tabel.15 Tabel Frekuensi yang Diperoleh No
Intensitas Motivasi
Sikap Toleran
Jumlah
Tinggi
Sedang
Rendah
Beragama 1
Tinggi
22
3
0
25
2
Sedang
14
8
1
23
3
Rendah
2
0
0
2
38
11
1
50
Jumlah
2. Membuat tabel frekuensi yang diharapkan (fh) Untuk menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) pertama-tama dihitung berapa persen dari masing-masing sampel yang memiliki intensitas tinggi, sedang, dan rendah, dari sini dapat dihitung persentase sebagai berikut: a. Sampel yang memiliki intensitas motivasi beragama tinggi adalah: P=
= 50 % = 0,5 b. Sampel yang memiliki intensitas motivasi beragama sedang adalah: P= = 46% = 0,46 c. Sampel yang memiliki intensitas motivasi beragama rendah adalah: P= = 4% = 0,04 Selanjutnya masing-masing fh (frekuensi yang diharapkan) kelompok yang mempunyai intesitas motivasi beragama dan sikap toleran santri dapat dihitung: a. Yang memiliki intensitas motivasi beragama tinggi: 1) intensitas motivasi beragama tinggi
= 0,5 x 38
= 19
2) intensitas motivasi beragama sedang
= 0,5 x 11
= 5,5
3) intensitas motivasi beragama rendah
= 0,5 x1
= 0,5
25 b. Yang memiliki intensitas motivasi beragama sedang : 1) intensitas motivasi beragama tinggi
= 0, 46 x 38 = 17,48
2) intensitas motivasi beragama sedang
= 0, 46 x 11 = 5,06
3) intensitas motivasi beragama rendah
= 0, 46 x 1
= 0,46+ = 23
+
c. Yang memiliki intensitas motivasi beragama rendah : 1) intensitas motivasi beragama tinggi
= 0,4 x 38
= 15,2
2) intensitas motivasi beragama sedang
= 0,4 x11
= 4,4
3) intensitas motivasi beragama rendah
= 0,4 x 1
= 0, 4 + = 20
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya dimasukkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel.16 Intensitas Motvasi Beragama dan Sikap Toleran No itensitas
Motivasi
Beragama
Sikap Toleran Tinggi
Sedang
Rendah
Fo
Fh
Fo
Fh
Fo
Fh
1
Tinggi
22
19
3
5.5
0
0,5
2
Sedang
14
17,48
8
5,06
1
0,46
3
Rendah
2
15,2
0
4,4
0
0,4
d. Membuat tabel kerja chi kuadrat Berdasarkan kedua tabel di atas maka penulis dapat menghitung chi kuadratnya dengan rumus :
x²=
x 100%
Keterangan: x2 = chi kuadrat fo = frekuensi yang diperoleh
fh = frekuensi yang diharapkan Hasil perhitungannya dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel. 17 Tabel Kerja Penghitungan Chi Kuadrat In tensitas
Sikap
motivasi
Toleran
beragama
Tinggi
Fo
Fh
fo-fh
(fo-fh )²
Tinggi
22
19
3
9
0,47
Sedang
3
5,5
-2.5
6,25
1,14
Rendah
0
0,5
0
0
0
Jumlah
Sedang
1,61
Tinggi
14
17,48
-3,48
12,1104
0,69
Sedang
8
5,06
2,94
8,6436
1,71
Rendah
1
0,46
0,54
0,2916
0,63
Jumlah Rendah
(fo-fh )² fh
3,03
Tinggi
2
15,2
-13,2
174,24
11,46
Sedang
0
4,4
-4,4
19,36
4,4
Rendah
0
0,4
-0,4
0,16
0,4
Jumlah
16,26
Total
20,9
x²= x² = 20,9 Setelah mengetahui harga chi kuadratnya, langkah selanjutnya adalah menentukan derajat kebebasan dengan rumus: db = (b – 1) (k – 1) Keterangan: db : derajat kebebasan K : banyaknya baris K : banyaknya kolom Sehingga diperoleh hasil: db = (b – 1) (k – 1) = (3-1) (3– 1) =4 Setelah mengetahui db-nya penulis mengadakan tes signifikansi terhadap nilai kritik chi kuadrat dengan cara mengkonsultasikan pada nilai chi kuadrat dengan taraf signifikasi 5 % dan db sebesar 4 adalah 9,49 Dalam perhitungan ditemukan chi kuadrat hitung=20,9. Selanjutnya harga ini dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan db 4. Berdasarkan tabel chi kuadrat, dapat diketahui jika db = 4 dan kesalahan yang ditetapkan = 5%, maka harga chi kuadrat tabel =9,49. Karena harga chi kuadrat hitung (20,9) lebih besar dari harga chi kuadrat tabel (9,49), maka distribusi data nilai statistik 50 santri tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal. e. Menghitung koefisien kontingensi
Langkah ini merupakan tahap pemasukan harga chi kuadrat dalam rumus koefisien kontingensi:
KK =
KK =
KK = KK = 0,947
C. Analisa Lanjutan Untuk membuktikan signifikansi penelitian, berdasarkan db =4 dan kesalahan 5%, diperoleh harga chi kuadrat tabel = 9,49. Ternyata harga chi kuadrat hitung lebih besar dari harga chi kuadrat tabel, maka Ho ditolak. Ini berarti intensitas motivasi beragama tidak berpengaruh terhadap sikap toleran. Dan setelah besarnya koefisien kontingensi dikonsultasikan dengan r product moment dari Pearson dengan N = 50 pada taraf signifikansi 5 % yaitu 0,361 dan taraf signifikansi 1 % yaitu 0,279, ternyata harga koefisien kontingensi (KK) berada jauh di atas r product moment atau 0,947 > 0,361 dalam taraf signifikansi 5 % dan bertanda positif dan harga KK berada jauh di atas r product moment atau 0,947 > 0,279 dalam taraf signifikasi 1 % juga bertanda positif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa hasil uji dinyatakan sangat signifikan bila dihubungkan dengan hipotesis. Artinya, ada pengaruh yang signifikan antara intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran
Selanjutnya, dengan nilai KK sebesar 0,947 memberikan arti bahwa antara variabel X dan variabel Y terdapat pengaruh yang pasti dan berarti, dimana semakin tinggi intensitas motivasi beragama, semakin tinggi pula sikap toleran. Sedangkan untuk mengetahui besar variasi pengaruhnya dapat dicari dengan menggunakan rumus koefisien penentu (KP) yaitu: KP = KK2 x 100 % = 0,9472 x 100 % = 89,7 % Nilai KP sebesar 89,7 % memberikan pengertian bahwa variasi naiknya sikap toleran disebabkan oleh intensitas motivasi beragama sekitar 89,7 % dan selebihnya disebabkan oleh faktor lain.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan judul pengaruh intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran di PON PES BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang Tahun 2011, adalah sebagai berikut : 1. Dari hasil penyebaran angket dapat disimpulkan bahwa intensitas motivasi beragama di PON PES BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang dapat disimpulkan bahwa : a. Dari item pertanyaan yang memillih jawaban A (kategori tinggi) ada 50% b. Dari item pertanyaan yang memilih jawaban B (kategori sedang) ada 46% c. Dari item pertanyaan yang memilih jawaban C (kategori rendah) ada 4% 2. Bahwa sikap toleran di PON PES BUQ Gading, Duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, tergolong dalam kategori tinggi, terbukti dari 50 responden yang mengisi raiting scale adalah sebagai berikut : a. Tergolong dalam kategori tinggi ada 38 orang atau 76% b. Tergolong dalam kategori sedang ada 11 orang atau 22% c. Tergolong dalam kategori rendah ada 1 orang atau 2%
3. Setelah dianalisis dengan menggunakan rumus koefisien kontingensi diperoleh nilai 0,947 > 0,361 pada taraf signifikan 5% dan 0,947 > 0,279 pada taraf signifikan 1%, yang menunjukkan bahwa rhitung lebih besar dari rtabel, maka korelasi 0,947 signifikan. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara intensitas motivasi beragama terhadap sikap toleran di PON PES BUQ Gading, duren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, Tahun 2011. Dengan demikian hipotesis diterima.
B. Saran-saran 1. Pengasuh Pondok Pesantren Intensitas motivasi beragama dalam kehidupan manusia tentunya beragam. Hal ini dapat disaksikan bahwa ada perbedaan antara orang memiliki motivasi tinggi, yang mana mereka dalam menjalankan ritual agama dengan sepenuh hatinya. Berbeda dengan orang yang memiliki motivasi agama biasa-biasa saja, maka mereka dalam menjalankan ritual agama tentunya juga sekedarnya saja. Oleh karena itu perlunya digalang upaya yang dapat meningkatkan motivasi. Tercerminnya intensitas motivasi beragama akan mempengaruhi sikap, seperti halnya sikap toleran. Maka sebagai tokoh masyarakat harus mampu membangun dasar sikap toleran, agar mereka mereka bisa menerima perbedaan dan menghormati keberagamaan agama lain diluar
agama yang dianunya. Sehingga tecapai kerukunan dan suasana yang kondusif dan damai. 2. Para Santri Setiap orang pasti memiliki motivasi tersendiri untuk beragama, apalagi jika kita melihat para santri mereka dalam beragama pasti dipengaruhi oleh motif intrnsik yang mana agama bagi mereka selalu menghidupkan agama, dan agama menjadi motif utama dalam hidup. Sikap toleran sangatlah dibutuhkan karena demi terwujudnya kesadaran berdampingan secara damai pada masyarakat. Setelah para santri kembali kekampung halaman, maka para santri seharusnya untuk lebih bersikap toleran dengan agama lain. 3. Pemerintah Terkait akan motivasi beragama, maka dalam hal ini pemerintah daerah juga harus memberikan fasilitas yang layak untuk meningkatkan kualitas keberagamaan. Masalah sikap toleran di Indonesia merupakan kenyataan yang tidak bisa dihindari bahkan masalah ini telah diakui dalam konstitusi dan adanya jaminan untuk masing-masing pemeluk agama untuk menjalankan ajaran yang sesuai dengan keyakinannya masing-masing dan saling menghormati antar pemeluk agama. Sebagai pemegang otoritas daerah, pemerintah seharusnya memfasilitasi program-program sosial yang dipandang mampu menumbuh suburkan kesadaran hidup berdampingan secara damai antara pemeluk agama dimasyarakat.
C. Penutup Alhamdulillahirobbil alamin, berkat rahmat Tuhan pencipta semesta alam, penulis
bersyukur pada akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Penulis merasa wajib untuk mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing dan untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berdo’a semoga amal kebaikannya tertulis oleh pena Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Atas partisipasi pembaca, penulis ucapkan terima kasih. Penulis tidak berhenti berharap kajian skripsi ini untuk terus dijaji, sehingga memperoleh kesempurnaan dan manfaat kehidupan sekarang dan mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik dan Karim, Rusli. 2004. Metodologi Penelitian Agama Suatu Pengantar. Yoyakarta: Tiara Wacana Yogya Abdussami, Humaidi dan Tahir, Masnun. Islam Dan Hubungan Antar Agama (Wawasan untuk Para Da’i). Yogyakarta: LKI Al Munawar, Said Agil Husain. 2003. Fikih Hubungan Antar Agama. Jakarta: Ciputat Perss Arikunto, Suharsimi.1990.Menejemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta ________________.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Audi, Robert. 2002. Agama dan Nalar Sekuler.Yogyakarta: UII Press Yogyakarta Darajat, Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang Dister, Nico S. 1998. Pengalaman Dan Motivasi Agama (Pengantar Psikologi Agama Edisi Kedua). Yogyakarta: Kanisius Faridi. 2002. Agama Jalan kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia Hadi, Sutrisno. 1997. Statistik. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM ________________. 2002. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset ________________. 2005. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset ............................ 1981. Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta UGM
Hasyim, Umar. 1979. Toleransi dan Kemerdekaan dalam Islam: Sebagai Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Agama. Surabaya Hendro, Puspito. 1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius Http://Adnaabdullah.Blogspot.com/2009/07/Toleransi_04.Html/ Http://Fuadhasyim.woprdpress.com/2008/11/21/motivasi-beragama/ Http://Hanstoe.Wordperss.Com/2009/02/21/Pengertian.Sikap/
Http://Sosbud.Kompasiana.Com/2011/02/12/Menggugat-Budaya-Damai/ Islamiyah, Djami’atul. 1997. Jurnal Attarbiyah No. 13/TH. VIII/Januari Jalaluddin. 1996. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Marimba, Ahmad. 1986. Pengantar Filsafat Islam. Bandung: Al ma’arif Thuless, Robert H.1992. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: CV Rajawali Pers Walgito, Bimo. 1994. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Offset
INSTRUMEN PENELITIAN ANGKET PENILAIAN MENGENAI INTENSITAS MOTIVASI BERAGAMA DAN SIKAP TOLERAN DI PON PES BUQ GADING, DUREN KEC. TENGARAN, KAB SEMARANG TAHUN 2011
Identitas Responden Nama
: ……………………………………………
Umur
: ……………………………………………
Petunjuk mengerjakan •
Sebelum menjawab terlebih dahulu isi identitas anda
•
Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini dengan tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c
•
Pilihlah jawaban dengan jujur dan sesuai dengan apa yang anda lakukan
•
Kerahasiaan data anda dijamin peneliti.
A. Angket intensitas motivasi beragama 1. Suatu ketika dipondok anda ada pameran buku agama, apa yang anda lakukan ? a. Saya akan membeli b. Saya akan membeli jika kelebihan uang c. Saya kurang tertarik
2. Jika ada pengajian keagamaan apa yang anda lakukan ? a. Saya akan berusaha menghadiri b. Saya akan menghadiri jika tidak sibuk c. Kurang tertarik 3. Mengapa anda mengikuti pengajian ? a. Untuk menambah ilmu agama b. Untuk memenuhi kewajiban c. Karena ikut-ikutan 4. Suatu ketika anda kehabisan uang, dan tanpa sengaja anda menemukan uang seratus ribu. Apa yang anda lakukan ? a. Menyerahkan kepada pengurus pondok untuk diumumkan b. Saya akan menggunakan uang itu, jika tidak ada yang menyarinya c. Saya akan langsung menggunakan uang tersebut, mungkin itu rezki saya 5. Apa yang memotivasi anda untuk menutup aurot ? a. Karena menutup aurat hal yang diwajibkan bagi perempuan b. Karena melindungi diri c. Karena merasa malu sama teman-teman 6. Saat anda sholat apa yang anda lakukan ? a. Saya berusaha dapat sholat dengan khusyuk, karena saya yakin Tuhan melihat saya b. Saat saya bisa sholat dengan khusyuk, saya merasa Tuhan melihat saya c. Saya melakukan sholat karena untuk membebaskan diri dari kewajiban
7. Saat anda berdo’a kepada Tuhan, apakah anda yakin bahwa Tuhan mendengar do’a anda? a. Saya yakin Tuhan mendengar setiap do’a saya b. Terkadang saya yakin saat saya sedang membutuhkan c. Saya ragu 8. Suatu ketika anda diberi cobaan Tuhan, apa yang anda lakukan ? a. Saya menerima dengan sabar dan ikhtiar b. Saya menerima karena itu merupakan takdir c. Saya menerima bila kuat menanggungnya 9. Dalam kehidupan tentunya manusia memiliki keinginan ataupun cita-cita. Bagaimana anda menggapai cita-cita tersebut ? a. Saya akan berusaha dan bertawakal b. Saya akan berusaha dengan semaksimal mungkin c. Saya akan bertawakal saja karena apa yang terjadi sudah menjadi takdir Tuhan 10. Apa yang menggerakkan hati anda giat menjalankan ritual agama, seperti halnya sholat lima waktu, puasa dan lain sebagainya ? a. Karena tujuan manusia hidup hanya unuk beribadah kepada Tuhan b. Karena untuk memenuhi kewajiban c. Karena takut dosa
B. Angket tentang sikap toleran 1. Sebagai orang yang beriman kita diperintahkan untuk saling tolong menolong dalam setiap kebaikan. Jika ada tetangga anda ada yang berlainan agama mendapatkan musibah apa yang akan anda lakukan ? a. Berusaha untuk menolongnya b. Cukup mendoakan dari rumah c. Bersikap cuek karena berbeda agama 2. Pada suatu hari datang ke rumah anda teman yang berlainan agama untuk mengajak anda bekerja sama dalam suatu bisnis, bagaimana sikap anda ? a. Dengan senang hati menerima ajakannya b. Menerima ajakannya karena kasihan c. Menerima ajakannya karena terpaksa 3. Bagaimana sikap anda jika ada tetangga anda yang berlainan agama memberi bantuan kepada anda ? a. Menerima dengan senang hati b. Menerimanya dengan hati-hati c. Tidak menerima karena khawatir kalau ada maksudnya 4. Jika ada tetangga anda yang sedang khajatan kebetulan dia berbeda agama, apakah anda akan datang membantunya ? a.
Ya, saya akan berusaha datang membantunya meski beda agama
b.
Saya akan datang jika tidak sibuk
c.
Menghindarkan diri
5. Tetangga dekat anda yang berlainan agama akan mengadakan kegiatan keagamaan dirumahnya, bagaimana sikap anda ? a. Dengan kerelaan hati memberi kesempatan kepadanya b. Memberi kesempatan karena masih tetangga c. Pura-pura tidak tahu 6. Dalam suatu diskusi masalah agama tetangga anda yang berbeda agama menjelaskan tentang agamanya, bagaimana sikap anda ? a. Menghormati dan mendengarkannya b. Mendengarkannya meski tidak sepenuh hati c. Menghindarkan diri 7. Jika tetangga dikampung anda yang berlainan agama dengan anda, bagaimanakah sikap anda ? a. Dengan senang hati menghormati dan menyayanginya b. Menghormatinya asal tidak mengganggu c. Bersikap cuek 8. Tetangga anda yang berbeda agama minta tolong anda untuk membantu acara kegiatan keagamaannya, bagaimana sikap anda ? a. Dengan senang hati membantunya b. Membantunya jika ada kesempatan c. Pura-pura mempunyai kesibukan lain
9. Jika ada teman anda yang berlainan agama menanyakan hal tertentu dari ajaran agama anda, apa yang anda lakukan ? a. Dengan senang hati saya akan menjelaskannya b. Saya akam menjelaskan jika ada waktu c. Tidak perlu dijelasakan toh berbeda agama 10. Dalam pemillihan kepala desa, ada satu calon tunggal yang agamanya berbeda dengan agama anda, bagaimana sikap anda ? a. Memilih dengan rasa tanggung jawab b. Memilih karena tidak ada pillihan yang lain c. Tidak menggunakan hak pilih
Terima Kasih Atas Kerjasamanya Semoga Niat Baik Anda Diterima Disisi-Nya Good Luck
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Umi Laila Kasun
Tempat dan Tanggal Lahir
: Kab. Semarang, 24 April 1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Warga Negara
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Dusun Gading RT 33 RW 07 Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
Riwayat Pendidikan : 1. MI Nurul Ulum gading Lulus tahun 2000 2. MTs Negeri Susukan lulus Tahun 2003 3. MAN Tengaran Lulus Tahun 2007
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 10 Agustus 2011 Penulis
Umi Laila Kasun NIM : 11107109
LAPORAN SKK
Nama
: Umi Laila Kasun
NIM
: 11107109
Jurusan/Progdi
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
No Jenis Kegiatan 1. Ospek 2007 Seminar Regional LDK Darul 2. Amal STAIN Salatiga “Berani Kaya Berani Taqwa” Seminar Regional Peningkatan Bahasa Internasional Untuk 3. Menguatkan Pendidikan Nasional Seminar Regional Peran Pendidikan Islan Dalam 4. Membentuk Jati Diri mahasiswa Seminar Pendidikan Seks Bagi 5. Remaja Seminar Kuliah Umum Dan 6. Dialog Perkembangan Kerja Sama ASEAN Serasehan keagamaan dengan 7. Tema Membedah Pemikiran Dan Gerakan Di Indonesia Bedah Novel Bumi Cinta 8. Bersama Ustadz Habiburrahman El Shirazy, Lc Bedah Film Dengan Tema 9. Perjumpaan dengan Ramadhan Penuh Berkah Dauroh Mar’atus sholikhah 10. (DMS)2 Bedah Buku Jalan Cinta Para 11. Pejuang Karya Salim A Fillah Kegiatan Pendidikan Dan 12. Pelatihan Calon Pramuka Pandega ke 17(PLCPP XVII) Kegiatan Amalan Ramadhan 13. Racana (ARR) Diskusi Ramadhan dan Buka 14. Bersama HMJ Tarbiyah
Pelaksanaan 18-31 Agustus 2007
Status Peserta
Nilai 3
21 Mei 2011
Peserta
3
20 April 2010
Peserta
3
17 Mei 2010
Peserta
3
2 Mei 2010
Peserta
2
10 Februari 2010
Peserta
3
06 Juni 2011
Peserta
2
30 Januari 2011
Peserta
2
15 September 2008
Peserta
2
27 Maret 2010
Peserta
3
24 April 2010
Peserta
2
9-12 september 2007
Peserta
3
5-9 September 2007
Peserta
3
26 September 2007
Peserta
2
STAIN Salatiga 15. Mapaba II 04-06 April 2008 Bedah Film Laskar Pelangi 04 April 2009 16. Dan Penggalangan Dana Untuk Korban Situ Gintung Pembrivetan dan Pelantikan ke-15 (Vettik XV) Brigade 17. 7-8 Februari 2009 Khusus Naga Sandi STAIN Salatiga Praktikum Pelatihan Ikhtibar 18. Al Lughah Al Arabiyah ka 11-26 februari 2011 Lughah Ajnabiyah Kursus Pembina Pramuka 9-14 Februari 2009 19. Mahir Tingkat Dasar (KMD) Kwartir Cabang Kota Salatiga Seminar “Heal the World with Voluntary service” held by 20. 19 maret 2011 Communicative English Club (CEC) Surat keterangan Praktikum 21. Metodologi Pembelajaran 20 Agustus 2010 Pendidikan Agama Islam Serasehan Bela Negara & 22. 24 September 2007 Buka Bersama Surat Keterangan Mengikuti 23. Bimbingan Baca Tulis Al 18 November 2008 qur’an Surat Keterangan Racana Kusuma Dilaga – Woro Masa Bhakti 200924 Srikandi Gudep Kota Salatiga 2010 02.237-02.238 Jumlah
Peserta
3
Peserta
2
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
2
Peserta
3
Peserta
2
Peserta
3
Pengurus
5
Salatiga, 08 Agustus 2011 Mengetahui Pembantu Ketua
65