HUBUNGAN ANTARA METODE BIMBINGAN GURU DAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN MENGHAFAL JUZ’AMMA PADA SISWA SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NIDAUL HIKMAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SRI KURNIAWATI NIM. 11508010
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013
i
ii
HUBUNGAN ANTARA METODE BIMBINGAN GURU DAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN MENGHAFAL JUZ’AMMA PADA SISWA SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NIDAUL HIKMAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SRI KURNIAWATI NIM. 11508010
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
t, n=y{ “ Ï%©!$#y7 În/u‘ ÉO ó™ $Î/ ù&tø%$#
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (QS. Al Alaq : 1)
PERSEMBAHAN Untuk kekasihku Alloh Sang Maha Segalanya, Bapak dan ibu yang tercinta, Seluruh guru dan dosenku, Kakakku mas ndamik, mas feri, mbak septi, dan adekku ragil yang tersayang Teman-teman seperjuanganku PGMI 2008 dan KAMMI Salatiga .
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah “HUBUNGAN ANTARA METODE BIMBINGAN GURU DAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN MENGHAFAL JUZ’AMMA PADA SISWA SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NIDAUL HIKMAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013”. Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku ketua STAIN Salatiga.
2.
Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd, selaku ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga.
3.
Suwardi, M.Pd, selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
4.
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh keikhlasan dan sabar
viii
mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian penulisan skripsi ini. 5.
Segenap Bapak/Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.
6.
Bapak Imam Wijayanto, S.Pd.I, selaku kepala SDIT Nidaul Hikmah Salatiga yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.
7.
Bapak /Ibu guru SDIT Nidaul Hikmah Salatiga yang telah membantu dalam pengumpulan data yang penulis butuhkan.
8.
Para siswa kelas III SDIT Nidaul Hikmah Salatiga yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
9.
Bapak dan Ibu serta keluarga yang senantiasa mendoakan, mendukung, memotivasi dengan penuh kasih sayang untuk kelancaran penulisan skripsi ini.
10. Temanku PGMI 2008, yang telah saling mendukung dan menyemangati. Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan,
semua
itu
dikarenakan
keterbatasan
kemampuan
serta
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam kesempuranaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya. Salatiga, 13 Maret 2013 Peneliti
ix
ABSTRAK Kurniawati, Sri. 2013. (11508010) Hubungan Antara Metode Bimbingan Guru Dan Orang Tua Dengan Kemampuan Menghafal Juz’amma Pada Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Kata Kunci: Metode Bimbingan Guru, Metode Bimbingan Orang Tua, dan Kemampuan Menghafal Juz’amma. Penelitian ini membahas tentang hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga. Penelitian ini untuk mengetahui: (1) Bagaimanakah metode bimbingan guru dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013? (2) Bagaimanakah metode bimbingan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013? (3) Bagaimanakah kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013? (4) Adakah hubungan metode bimbingan guru dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013? (5) Adakah hubungan metode bimbingan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013? (6) Adakah hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013? Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian korelasi, subjek penelitian sebanyak 50 responden, teknik sampel yang digunakan adalah sampling sistematis yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang dan diberi nomor urut. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner untuk menjaring data metode bimbingan guru, metode bimbingan orang tua, dan data kemampuan menghafal juz’amma menggunakan nilai UAS. Data penelitian yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik analisis statistik asosiatif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode bimbingan guru tergolong tinggi, metode bimbingan orang tua juga tergolong tinggi, sedangkan kemampuan menghafal juz’amma siswa tegolong baik. Uji hipotesis menunjukkan terdapat korelasi antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan mengahafal juz’amma pada siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga tahun pelajaran 2012/2013, didukung dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,4514.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO ..............................................................................
ii
JUDUL .....................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................
vii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
viii
ABSTRAK ...............................................................................................
x
DAFTAR ISI ............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................ C. Tujuan Penelitian.................................................................. D. Hipotesis Penelitian .............................................................. E. Kegunaan Penelitian ............................................................ F. Definisi Operasional ............................................................. G. Metode Penelitian ................................................................ 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian .......................... 2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 3. Populasi danSampel ..................................................... 4. Metode Pengumpulan Data............................................ 5. Instrumen Penelitian ..................................................... 6. Analisis Data ................................................................ H. Sistematika Penulisan ...........................................................
1 7 8 9 11 12 15 15 16 16 17 18 19 22
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Hafalan Al-Qur’an.......................................... 1. Pengertian Pembelajaran Hafalan Al-Qur’an.................. 2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an ...................................
24 24 28
xi
3. Keutamaan Menghafal Al-Qur’an .................................. 4. Syarat-syarat Menghafal Al-Qur’an ............................... 5. Metode Menghafal Al-Qur’an ........................................ 6. Membuat Target Hafalan Al-Qur’an .............................. 7. Memelihara Hafalan Al-Qur’an ..................................... B. Metode Bimbingan Guru dan Orang Tua dalam Pembelajaran Hafalan Al-Qur’an.......................................... 1. Pengertian Bimbingan .................................................... 2. Bimbingan Guru ............................................................ 3. Bimbingan Orang Tua ................................................... 4. Faktor-faktor Pendukung Hafalan Al-Qur’an ................. 5. Metode Menghafal Al-Qur’an di Sekolah dan di Rumah C. Hubungan Antara Metode Bimbingan Guru dan Orang Tua dengan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Anak ................ BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ................... 1. Profil SDIT Nidaul Hikmah ........................................... 2. Visi dan Misi SDIT Nidaul Hikmah ............................... 3. Struktur Organisasi SDIT Nidaul Hikmah ...................... 4. Kegiatan SDIT Nidaul Hikmah ...................................... 5. Data Responden ............................................................. B. Pembelajaran Hafalan............................................................ C. Penyajian Data ..................................................................... BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif................................................................ 1. Analisis tentang Metode Bimbingan Guru SDIT Nidaul Hikmah Salatiga ............................................................. 2. Analisis tentang Metode Bimbingan Orang Tua Siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga ........................................ 3. Analisis tentang Kemampuan Menghafal Juz’amma SDIT Nidaul Hikmah Salatiga ........................................ B. Pengujian Hipotesis .............................................................. 1. Korelasi X dan Y .......................................................... 2. Korelasi X dan Y .......................................................... 3. Korelasi X dan X ......................................................... 4. Mencari Nilai Koefisien Korelasi Ganda ........................ C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ..........................................
xii
31 33 37 39 39 41 40 41 43 45 47 64
55 55 61 61 63 64 66 66
71 71 80 88 92 95 97 99 101 103
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................... B. Saran .................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiii
106 108
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Populasi dan Sampel ......................................................
17
Tabel 3.1 Kondisi Kelas ..........................................................................
56
Tabel 3.2 Data Guru ...............................................................................
57
Tabel 3.3 Data Rombongan Belajar ..........................................................
58
Tabel 3.4 Data Jumlah Siswa ....................................................................
59
Tabel 3.5 Daftar Nama Responden .........................................................
64
Tabel 3.6 Jawaban Angket tentang Metode Bimbingan Guru Dengan Kemampuan Menghafal Juz’amma .........................................
67
Tabel 3.7 Jawaban Angket tentang Metode Bimbingan Orang Tua Dengan Kemampuan menghafal Juz’amma .............................
69
Tabel 4.1 Skor Jawaban Angket tentang Metode Bimbingan Guru Dengan Kemampuan Menghafal Juz’amma ............................
72
Tabel 4.2 Hasil Skor tentang Metode Bimbingan Guru Dengan Kemampuan Menghafal Juz’amma .........................................
74
Tabel 4.3 Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Metode Bimbingan Guru di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga ................................................
76
Tabel 4.4 Nilai Interval Variabel X (Metode Bimbingan Guru) .............
79
Tabel 4.5 Skor Jawaban Angket tentang Metode Bimbingan Orang Tua..
80
Tabel 4.6 Hasil Skor tentang Metode Bimbingan Orang Tua ...................
82
Tabel 4.7 Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Metode Bimbingan Orang Tua di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga .....................................
85
Tabel 4.8 Nilai Interval Variabel X (Metode Bimbingan Orang Tua) .....
87
Tabel 4.9 Daftar Nilai Raport Hafalan Juz’amma ....................................
88
Tabel 4.10 Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Hafalan Juz’amma Siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga..................................................
90
Tabel 4.11 Nilai Interval Variabel Y (Hafalan Juz’amma Siswa) ..............
92
Tabel 4.12 Tabel Kerja atau Tabel Perhitungan Variabel X , Variabel X , dan Variabel Y ........................................................................
93
xiv
Tabel 4.13 Ringkasan Statistik X dan Y ...................................................
96
Tabel 4.14 Ringkasan Statistik X dan Y ..................................................
98
Tabel 4.15 Ringkasan Statistik X dan X .................................................
100
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bentuk Paradigma Penelitian ................................................
20
Gambar 3.1 Struktur Organisasi SDIT Nidaul Hikmah Salatiga ................
62
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Nota Pembimbing Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 3 Surat Rekomendasi Penelitian Lampiran 4 Surat Keterangan Keaktifan Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 6 Angket Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Lampiran 8 Tabel Nilai Kritis Distribusi F pada Tingkat 5 Persen dengan α = 0,05 dan α = 0,01 Lampiran 9 Tabel Nilai-nilai r Product Moment Lampiran 10 Riwayat Hidup
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugerah sekaligus amanah. Allah menitipkannya untuk dipelihara, dididik, dan dibina menjadi manusia seutuhnya. Mendidik anak adalah tugas yang sangat mulia, dalam lingkungan keluarga peran orang tua sangat urgen, oleh karena itu di lingkungan keluargalah seorang anak mulamula
memperoleh
bimbingan
dan
pendidikan
dari
orang
tuanya,
tanggungjawab orang tua tidak boleh sepenuhnya dilimpahkan orang lain, walaupun anak-anak sudah memasuki usia sekolah. Nabi Muhammad saw. dalam haditsnya bersabda:
ُـُﻨْﺘَﺞ َُ ﺎ اﻟْﺒَﻬِﻴْﻤ َ ﺔ ﺎﻧِﻪِ ﻛَﻤ ةِ ﻨَﺼﱢﺮ َ اﻧِﻪِ أَو ْ ﻳ ُﻤ َ ﺠﱢﺴ َ ﺗ ُْﻔِ أﻄَوْﺮ َْ ﻳـ ِاﻧِﻪ َﻰ اﻟ َُﺪ َﻮﱢد ـُﻮ ْﻋَ ﻟﻠ َـُﻬ إِﻻﱠ دٍ ﻳ اﻩُ ﻳ ْ َﻮ َﻟُﻮ ْ ﻣ َ ﺎ ﻣِ ﻦ ْ ﻓَﻣﺄََﺑـ ﻮ َ نَ َ ﻓِ ﻴـ ْ ﻬَ ﺎ ﻣِ ﻦ ْ ﺟَ ﺪْ ﻋَ ﺎء ﺴﱡﻮﻌَْ ﺎء ًْﺟَ َﻤﺔ ﻴْﻤ ِ ﻫَ ﻞ ْﺑَﻬِﺗُﺤ Artinya: “Tidaklah dari setiap anak dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah (islam), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya orang yahudi, atau nasrani atau orang majusi, seperti induk hewan yang mwnghasilkan anaknya dalam keadaan sempurna anggota tubuhnya kamu tidak melihat anak hewan itu dari suatu kecacatan.”(HR. AlBukhori) (Al-Mundziri, 2003:1086). Bimbingan
merupakan
“helping”
yang
berarti
bantuan
atau
pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan menunjukkan bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah atau mengambil keputusan adalah individu atau peserta didik sendiri. Dalam proses bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai fasilitator. Istilah bantuan dalam bimbingan dapat juga dimaknai sebagai
1
upaya untuk; a. Menciptakan lingkungan (fisik, psikis, sosial, dan spiritual) yang kondusif bagi perkembangan siswa, b. Memberikan dorongan dan semangat, c. Mengembangkan keberanian bertindak dan bertanggung jawab, d. Mengembangkan kemampuan untuk memperbaiki dan mengubah perilakunya sendiri (Yusuf, 2010:6). Seorang guru menjadi pendidik berarti sekaligus menjadi pembimbing. Sebagai contoh guru yang berfungsi sebagai “pendidik“ dan “pengajar” seringkali akan melakukan bimbingan,
misalnya bimbingan belajar,
bimbingan tentang sesuatu keterampilan dan sebagainya. Jadi yang jelas dalam proses pendidikan kegiatan “mendidik”, “mengajar”, dan “bimbingan” ketiganya tidak dapat dipisahkan. Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya memberikan lingkungan dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Sebagai pendidik, guru harus berlaku membimbing, dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, yang penting ikut memecahkan persoalan-persoalan atau kesulitan yang dihadapi anak didik, dengan demikian, diharapkan dapat menciptakan perkembangan yang lebih baik pada diri siswa, baik perkembangan fisik maupun mental (Sardiman, 2009:140). Terlebih lagi bimbingan dalam hal kemampuan menghafal juz’amma yang telah menjadi bagian kurikulum sekolah tersebut. Sebagai pembimbing, guru dan orang tua harus mampu menjadi teladan, minat, bakat, kebutuhan, pribadi serta aspirasi masing-masing anak.
19
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati, orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Fungsi keluarga, yaitu sebagai pengalaman pertama bagi anak, menjamin kehidupan emosional anak, membentuk moral dan sosial yang baik (Hasbullah, 2009:34). Orang tua merupakan faktor yang utama dan dominan dalam membentuk karakter dan mentalitas anak, karena orang tua adalah sosok yang pertama kali dikenal anak. Selain itu, orang tua juga sangat mempengaruhi terhadap proses perkembangan kepribadian anak selanjutnya, sehingga faktor keteladanan dan bimbingan dari keduanya sangat diperlukan, karena apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan anak di dalam berinteraksi dengan kedua orang tua akan sangat membekas dalam memori anak (Juwariyah, 2010:5). Perkembangan sikap dan mentalitas anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan awal yang diberikan oleh orang tua. Termasuk di dalamnya adalah dalam hal pemberian bimbingan orang tua terhadap kemampuan menghafal juz’amma anak. Al-Qur’an adalah kitab yang penuh dengan petunjuk, panduan, dan kisah-kisah yang harus dipedomani oleh manusia. Banyak sekali hal-hal yang bisa digali dan diuraikan serta kemudian diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal ini adalah masalah pendidikan. Banyak sekali konsep-konsep, kaidah-kaidah, dan prinsip-prinsip pendidikan yang ada dalam Al-Qur’an yang perlu kita gali dan kemudian diterapkan. Salah satu
20
penggalian yang patut dipertimbangkan adalah melalui pengisahan yang ada dalam Al-Qur’an yang memuat unsur-unsur dan prinsi-prinsip pendidikan yang bisa diaplikasikan dan dipedomani untuk dunia pendidikan sekarang ini. Kisah adalah cara yang efektif untuk menyampaikan unsur pendidikan kepada setiap pendengar dan pembacanya. Hal tersebut bisa disampaikan dengan cara yang menyenangkan, sehingga setiap nilai yang terkandung di dalamnya bisa diserap dengan baik dan kemudian membekas dalam pikiran dan ingatan (Miftahul & Idris, 2008:7). Pada dasarnya mengajarkan Al-Qur’an dengan cara yang baik tidak hanya membuat anak menjadi cinta terhadap Al-Qur’an tetapi juga meningkatkan kemampuan anak untuk mengingat dan memahami Al-Qur’an. Dari sini kemudian terbentuk pemahaman pada anak bahwa menghafal AlQur’an adalah amal dan perbuatan yang mulia. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan
kecintaan
anak terhadap
Al-Qur’an sebelum
memulai
menghafalnya. Hal ini perlu dilakukan karena menghafal Al-Qur’an tanpa didasari cinta terhadap Al-Qur’an tidak akan membuahkan apa-apa (Sa’ad Riyadh, 2007:5). Al-Qur’an mempunyai keistimewaan yang luar biasa, banyak faedahnya dalam kehidupan sehari-hari, pahala bagi yang membacanya, dan amal sholeh bagi yang menghafalnya. “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Ahmad). (Sa’ad Riyadh, 2007:4) Sebagai guru dan orang tua hendaknya menanamkan akidah, ilmu pengetahuan agama dan pengajaran Al-Qur’an kepada anak-anak sejak
21
mereka masih berusia dini. Pendidikan anak usia dini sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak dan memori mereka yang masih polos. Mereka bagaikan kaset kosong yang siap diisi oleh apa saja. Apapun yang didengar sang anak, pasti akan terekam dalam memorinya. Untuk mempermudah mengajarkan menghafal Al-Qur’an pada anak bisa dengan cara guru atau orang tua langsug yang membacanya atau menggunakan kaset (Sayyid Muhammad, 2008:19). Memberikan bimbingan menghafal Al-Qur’an pada anak tidak mudah, maka seorang guru atau orang tua harus sabar, telaten, tekun, disiplin, dan memberikan contoh teladan yang baik pada anak. Cara seperti itu juga pernah dilakukan oleh para sahabat, bahkan sudah menjadi tradisi (Riyadh. 2007:92). Ada beberapa metode atau cara yang bisa diterapkan dalam mengajari anak untuk menghafal Al-Qur’an. Anak lebih suka mendapatkan pujian, sanjungan, riward, hadiah, dan sebagainya. Mereka sangat menyukai hadiah atau memperoleh sesuatu bila selesai mengerjakan tugas. Hal tersebut jauh lebih baik bila dibandingkan dengan pendekatan ancaman atau pukulan bila si anak tidak mau atau tidak mencapai target tertentu dalam menghafal AlQur’an. Sebagai guru dan orang tua jangan sampai berlaku tidak adil kepada anak. Ketika dia melakukan kesalahan atau tidak mencapai target kita selalu menyalahkannya, membuatnya berputus asa dan akhirnya sang anak tidak mau lagi menghafal. Jadi, harus lebih diperhatikan bagaimana anak tersebut selalu senang dalam proses menghafal. Yang menjadi utama adalah bentuk perhatian dan kasih sayang guru dan orang tuanya (Sa’dullah, 2010:57).
22
Bentuk kepribadian seseorang pada dasarnya merupakan kristalisasi dari suatu kebiasaan atau perbuatan-perbuatan yang selalu diulang-ulang melalui indera yang dimiliki manusia, baik itu mendengar dengan telinga, melihat dengan mata, merasa dengan hati atau perasaan. Kedua orang tuanya yang secara langsung bertanggungjawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Peran guru dan orang tua sebagai fasilitator dan motivator untuk kemajuan perkembangan belajar anak. Penelitian ini berlokasi di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga merupakan sebuah lembaga pendidikan setara dengan dengan Sekolah Dasar. Mempunyai banyak keunggulan baik akademik maupun non akademik. Guru adalah orang tua ke dua bagi anak saat di sekolah, sedangkan orang tua adalah pendidik yang pertama bagi anak di lingkungan keluarga. Pendidikan anak tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada guru, karena peran orang tua lebih besar pengaruhnya terhadap perkembangan belajar anak. Bentuk perhatian, kasih sayang, pelayanan, komunikasi, dan juga motivasi dari orang tua sangat menentukan minat dan bakat anak. Oleh karena itu, harus ada interaksi antara guru dan orang tua siswa. Hasil survei yang telah peneliti lakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga, sebagian dari siswa ada yang mengaku kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Karena dalam kegiatan keseharian waktu anak hanya habis di sekolah, sedangkan orang tua sibuk sendiri untuk mencari nafkah. Dengan demikian,
23
bisa dilihat bahwa bertemunya anak dengan orang tua saat sore atau malam hari, bahkan bisa jadi antara anak dan orang tua tidak sempat untuk bertemu atau kurang komunikasi. Jadi, pesan apapun yang menyangkut tentang perkembangan belajar siswa yang ditujukan kepada orang tua dari guru tidak sepenuhnya sampai kepada orang tua siswa. Berdasar paparan masalah tersebut di atas, perlu penyelesaian melalui kegiatan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA METODE BIMBINGAN GURU DAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN MENGHAFAL JUZ’AMMA PADA SISWA SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU
(SDIT)
NIDAUL
HIKMAH
SALATIGA
TAHUN
PELAJARAN 2012/2013”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah metode bimbingan guru pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013? 2. Bagaimanakah metode bimbingan orang tua pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013? 3. Bagaimanakah kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013? 4. Adakah hubungan metode bimbingan guru dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013?
24
5. Adakah hubungan metode bimbingan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013? 6. Adakah hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan rumusan tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan penelitian, untuk itu penelitian yang akan peneliti lakukan mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui metode bimbingan guru pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui metode bimbingan orang tua pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Untuk mengetahui kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013. 4. Untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan metode bimbingan guru dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Tahun Pelajaran 2012/2013. 5. Untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan metode bimbingan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013.
25
6. Untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013. D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2011:64). Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan assosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan assosiatif/hubungan (Sugiyono, 2011:66). Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri (Sugiyono, 2011:67). Dalam penelitian ini, hipotesis deskriptifnya meliputi: metode bimbingan guru pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga sangat tinggi atau tinggi atau sedang atau kurang, metode bimbingan orang tua pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga sangat tinggi atau tinggi atau sedang atau kurang, kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga baik atau cukup atau kurang. Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau
26
sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda (Sugiyono, 2011:68). Hipotesis assosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah assosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2011:69). Berdasarkan hal tersebut, maka bentuk hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis assosiatif/hubungan, dengan rumusan hipotesis altenatifnya (Hα) sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara metode bimbingan guru dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara metode bimbingan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013. Hipotesis nihil atau hipotesis nol (Ho) sebagai berikut: 1. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara metode bimbingan guru dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013.
27
2. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara metode bimbingan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013. E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai bahan pengembangan khasanah keilmuan pendidikan. b. Sebagai masukan dan bahan pengembangan kajian pada mata kuliah psikologi belajar. c. Sebagai bahan pengembangan dan kajian terhadap teori-teori belajar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah 1) Sebagai bahan pengembangan sekolah untuk meningkatkan metode bimbingan dan pengawasan terhadap siswa mengenai kemampuan menghafal juz’amma. 2) Sebagai usaha untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap peraturan sekolah terutama mengenai kemampuan menghafal juz’amma yang sudah menjadi ketentuan sekolah. b. Bagi Guru 1) Sebagai masukan bagi guru untuk lebih meningkatkan dalam pemberian
bimbingannya
28
terhadap
kemampuan
menghafal
juz’amma dan dalam pemilihan metode yang tepat agar siswa merasa senang dan nyaman. 2) Sebagai cara untuk meningkatkan
kreatifitas guru
dalam
melakukan bimbingannya sesuai tingkat karakteristik anak didiknya. c. Bagi Orang Tua Sebagai masukan bagi orang tua untuk lebih memperhatikan kebutuhan anak dari segi psikologi dan pendidikannya, memberikan waktu khusus untuk bersama anak agar ada hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak. F. Definisi Operasional 1. Metode Bimbingan Guru Bimbingan merupakan terjemahan dari kata “ guidance “, yang berarti memberikan bantuan berupa mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir (Yusuf, 2008:5). Guru adalah orang tua ke dua bagi anak saat berada di sekolah. Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila dikelompokkan, maka akan kita dapatkan tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakataan (Asef Umar Fakhruddin, 2010:73). Indikator dari metode bimbingan guru di antaranya: a. Memberi contoh b. Memperbaiki ucapan dan bacaan
29
c. Mengulangi secara rutin d. Memilih waktu yang tepat. e. Memberi hadiah, teguran, peringatan, kenyamanan. f. Kasih sayang. g. Menggunakan hafalan dalam kehidupan sehari-hari. h. Menceritakan keutamaan penghafal Al-Qur’an. 2. Metode Bimbingan Orang Tua Pengertian bimbingan yang peneliti maksud sama dengan pengertian bimbingan pada guru yang telah dijelaskan di atas. Sedangkan orang tua adalah ayah dan ibu kandung atau orang yang memelihara, merawat, melindungi dan mendidik, bertanggungjawab penuh dalam sebuah keluarga, pembina pribadi yang utama dalam hidup anak (Hasbullah, 2009:34). Indikator dari metode bimbingan orang tua di antaranya: a. Memberi contoh b. Memperbaiki ucapan dan bacaan c. Mengulangi secara rutin d. Memilih waktu yang tepat. e. Memberi hadiah, teguran, peringatan, kenyamanan. f. Kasih sayang. g. Menggunakan hafalan dalam kehidupan sehari-hari. h. Menceritakan keutamaan penghafal Al-Qur’an.
30
3. Kemampuan Menghafal Juz’amma Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990) kemampuan atau kelancaran berasal dari kata dasar lancar yang berarti tidak tertahan-tahan, tidak terputus-putus, tidak tersendat-sendat, tidak tergagap-gagap, fasih. Mendapatkan imbuhan ke-an yang berarti kelancaran yaitu keadaan lancar, fasih dalam melafalkan. Juz’amma adalah salah satu bagian dari Al-Qur’an yang tercantum pada juz ke-30, terdiri atas 37 surat yaitu dari surat ke-78 (an-Naba) hingga surat ke-114 (an-Naas), (Lukman Saksono, 1992:58) Hafalan Al-Qur’an adalah suatu pekerjaan yang mulia di sisi Allah swt. Untuk menghafal diperlukan ketrampilan memusatkan perhatian yaitu minat. Kemampuan memusatkan perhatian bukanlah bakat alamiah yang dibawa seseorang sejak lahir, tetapi merupakan kebiasaan yang dapat dilatih (Sa’dulloh, 2008:25). Jadi yang dimaksud dengan kemampuan menghafal juz’amma yaitu
kesanggupan,
kefasihan,
kecermatan,
dan ketepatan dalam
pengucapan atau pelafalan surat-surat pendek hasil hafalan siswa, sesuai dengan kurikulum yang ditentukan oleh sekolah. Indikator kemampuan menghafal juz’amma: a. Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dengan tes lisan. b. Hasil belajar diukur sesuai dengan kemampuan siswa. c. Nilai dari evaluasi bisa diambil dari nilai semesteran.
31
d. Hasil belajar dievaluasi dengan pendekatan evaluasi yang cocok. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab-akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2011:11). Dalam
pelaksanaan
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan
pendekatan kuantitatif. Sedangkan rancangan penelitian ini adalah penelitian korelasi. Peneliti hanya mencari hubungan antara variabel X , yaitu metode bimbingan guru dan variable X , yaitu metode bimbingan orang tua dengan variabel Y, yaitu kemampuan menghafal juz’amma siswa. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud meneliti hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma siswa. Dengan kata lain, apakah metode bimbingan guru dan orang tua saling berhubungan dengan kemampuan menghafal juz’amma siswa. Penelitian ini mengarah pada studi korelasi yang sejajar dengan teknik angket. Penelitian ini meliputi tiga variabel, yaitu metode bimbingan guru (X ), metode bimbingan orang tua (X ) dan kemampuan menghafal
32
juz’amma siswa (Y). Asumsi dasar dari penelitian ini adalah “bahwa adalah variabel X yaitu metode bimbingan guru dan variabel X yaitu metode bimbingan orang tua berpengaruh pada variabel Y yaitu kemampuan menghafal juz’amma pada siswa. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini penulis laksanakan dari tanggal 30 Januari 2013 sampai selesai. 3. Populasi dan Sampel Penelitian “Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik
kesimpulannya” (Sugiyono, 2011:80). “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2011:81). Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampling sistematis. Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu (Sugiyono, 2011:84). Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 siswa.
33
Subjek penelitian dalam hal ini adalah siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga kelas III dengan jumlah siswa sebanyak 100 orang. Secara terperinci, jumlah siswa di setiap kelas sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Populasi dan Sampel SDIT Nidaul Hikmah Salatiga KELAS
POPULASI
SAMPEL
III III III III Jumlah
25 25 25 25 100
10 22 11 7 50
4. Pengumpulan Data a. Metode Pokok/Utama 1) Metode Angket (Kuesioner) Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan yang dilakukan dengan cara memberi seperangakat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:142). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data pokok tentang bagaimana metode bimbingan yang diberikan guru, bagaimana metode bimbingan yang diberikan orang tua dan bagaimana kemampuan menghafal juz’amma siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga.
34
b. Metode Pendukung 1) Metode Observasi “Sutrisno
Hadi (1986) dalam Sugiyono
(2011:145)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”. Metode
ini
digunakan
untuk
membantu
dalam
pengumpulan data kondisi secara umum SDIT Nidaul Hikmah Salatiga,
seperti
letak
geografis,
struktur
organisasi,
dan
sebagainya. 2) Metode Wawancara Wawancara adalah suatu cara atau kepandaian melakukan tanya jawab untuk memperoleh keterangan, informasi dan sejenisnya. Metode ini digunakan untuk mengetahui informasi mengenai profil SDIT Nidaul Hikmah serta data-data yang mendukung. Latar belakang dari penelitian ini agar tidak terjadi kekeliruan dari pembelajaran hafalan. 5. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2011:102), Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
35
Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menyusun proposal ini, peneliti membuat suatu instrumen penelitian yang di dalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan tentang variabel-variabel yang ingin diteliti dan diketahui datanya. Instrumen yang akan digunakan adalah angket atau kuesioner. Ada dua instrumen yang perlu dibuat, yaitu: a. Instrumen untuk mengukur metode bimbingan guru. b. Instrumen untuk mengukur metode bimbingan orang tua. Bentuk angketnya adalah multiple choice (pilihan ganda). Peneliti menggunakan skala likert, dengan alternatif jawaban setiap pertanyaan adalah A, B, C dan D. Skor A adalah 4, skor B: 3, skor C: 2, dan skor D: 1. Jumlah pertanyaan atau soal angket sebanyak 30 buah. Sumber datanya adalah siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga. Sedangkan untuk mengatahui hasil belajar kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga tahun pelajaran 2012/2013 menggunakan tes. Tes tersebut dapat dilihat dari nilai rapor atau nilai semesteran. 6. Analisis Data Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah
data tersebut menjadi informasi, sehingga
karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan
36
bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Untuk hipotesis deskriptif, dalam menjawab rumusan masalah 1, 2, dan 3, peneliti menggunakan rumus mean:
X= X
∑
= nilai rata-rata (mean)
∑fX = jumlah frekuensi dikalikan nilai X N
= jumlah sampel Berdasarkan hipotesis asosiatif yang telah disebutkan sebelumnya, dan
dengan bentuk paradigmanya sebagai berikut:
X
r r
R
Y
X r Gambar 1.1 Bentuk Paradigma Penelitian
Maka, analisis data yang peneliti lakukan adalah menggunakan rumus korelasi product moment dan rumus korelasi ganda (R
37
). Rumus product
moment digunakan untuk menjawab rumusan masalah 4 dan 5. Sedangkan rumus korelasi ganda digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ke 6. Rumus product moment dalam Sugiyono (2011:183) adalah sebagai berikut:Y r
N∑X Y − (∑X )(∑Y )
=
N∑X − (∑X )
{N∑Y − (∑Y ) }
Untuk rumus korelasi ganda adalah sebagai berikut:
R
=
r
+r
− 2r 1−r
r
r
Keterangan :
R
= korelasi antara variabel X dengan X secara bersama-sama dengan variabel Y
r
= korelasi product moment antara X dengan Y
r
= korelasi product moment antara X dengan Y
r
= korelasi product moment antara X
dengan X
(Sugiyono,
2011:191). Setelah diketahui besarnya korelasi antara variabel X dengan X secara bersama-sama dengan variabel Y, maka apakah koefisien korelasi itu dapat digeneralisasikan atau tidak, diuji signifikasinya dengan rumus sebagai berikut: F =
R ⁄k (1 − R )⁄(n − k − 1)
38
Keterangan: R = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel (Sugiyono, 2011:192). Setelah diketahui F -nya, kemudian F tersebut dikonsultasikan dengan F tabel (F ), dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan 5%. Bila F lebih besar dari F , maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. H. Sistematika Penulisan Isi dan sistematika skripsi penelitian kuantitatif dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. 1. Bagian Awal Cakupan bagian awal meliputi: sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar , dan daftar lampiran. 2. Bagian Inti Dalam bagian inti penelitian ini, penulis membagi menjadi lima bab yang saling berkaitan dan dapat dijelaskan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional,
39
Metode Penelitian (Pendekatan dan Rancangan Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Metode Pengumpulan data, Instrumen Penelitian, dan Analisis Data), dan Sistematika Penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA: Pembelajaran Hafalan Al-Qur’an, Metode Bimbingan Guru dalam Pembelajaran Hafalan AlQur’an, Metode Bimbingan Orang Tua dalam Pembelajaran Hafalan AlQur’an, Hubungan Antara Metode Bimbingan Guru dan Orang Tua Dengan Kemampuan Menghafal AlQur’an. BAB III HASIL PENELITIAN: Pemaparan hasil penelitian berisi tentang Gambaran Umum Lokasi
dan Subjek Penelitian (Profil SDIT Nidaul Hikmah, Visi dan Misi SDIT Nidaul Hikmah Salatiga), Struktur Organisasi, Kegiatan SDIT Nidaul Hikmah, Data Responden dan Penyajian Data. BAB IV ANALISIS DATA: Berisi tentang Analisis Deskriptif, Pengujian Hipotesis dan Pembahasan. BAB V PENUTUP: Berisi Kesimpulan dan Saran. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir berisi: Daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan data riwayat hidup peneliti.
40
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Hafalan Al-Qur’an 1. Pengertian Pembelajaran Hafalan Al-Qur’an a. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Kata pembelajaran yang peneliti analisa adalah pembelajaran dalam arti membimbing dan melatih anak untuk menghafal Al-Qur’an dengan baik dan benar serta dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi pada intinya proses pembelajaran tidak terlepas dari tiga hal, yaitu pendidik, peserta didik, dan sumber-sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran itu. Sedangkan proses adalah tahapan-tahapan dalam suatu peristiwa pembentukan (M. Dahlan, 1994:633). Proses adalah tuntutan perubahan dalam perkembangan
41
sesuatu. Jadi, proses pembelajaran adalah tahapan-tahapan yang ditempuh oleh pendidik dan peserta didik dalam rangka proses merubah tingkah laku untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan . Belajar mengajar sebagai proses terjadi manakala terdapat interaksi antara guru sebagai pengajar dengan siswa sebagai pelajar. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup (Sardiman, 2009:4). Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya (Lilik Sriyanti, 2011:18). Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotor), maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). . b. Pengertian Hafalan Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1990), hafalan berasal dari kata dasar hafal adalah mengingat sesuatu dengan mudah dan mengucapkannya diluar kepala, telah masuk dalam ingatan. Sedangkan menghafal adalah berusaha meresapkan ke dalam ingatan. Jadi hafalan adalah sesuatu yang dihafal, dan hasil menghafal. Menurut
Munjahid
(2007:73)
hafalan
atau
menghafal
merupakan bahasa Indonesia yang berarti menerima, mengingat, menyimpan dan memproduksi kembali tanggapan-tanggapan yang
42
diperolehnya melalui pengamatan. Menghafal dalam bahasa Arab berasal dari kata hafizho-yahfazhu-hifzhon. Sedangkan menurut Abdul Aziz (2004:49), menghafal adalah proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar. Pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal. Penghalang utama menghafal Al-Qur’an adalah malas, tidak ada kemauan, hilang akal, dan mati hati. Sedang banyak atau sedikitnya jumlah hafalan tergantung tekat yang dimiliki. Namun memang setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengingat sesuatu yang telah diulang-ulang. Sebagian hafal dengan pengulangan 5 kali, sebagian yang lain akan hafal kalau diulang 20 kali bahkan 30 kali, yang penting akhirnya akan sampai hafal di luar kepala. c. Pengertian Al-Qur’an Ada perbedaan pendapat di kalangan Ulama’tentang pengertian Al-Qur’an ditinjau dari segi bahasa. Menurut A. W. Munawir pada kamus Al-Munawwir dalam bukunya Munjahid (2007:25), al-Qur’an berarti bacaan. Dengan demikian A. W. Munawwir memaknai alQur’an sebagai masdhar. Sedangkan menurut M. Hasbi Ash Shiddieqy, al-Qur’an adalah bentuk masdhar yang diartikan dengan isim maf’ul yaitu Maqru’ artinya yang dibaca. Sedangkan pengertian al-Qur’an ditinjau dari segi istilah. Menurut Muhammad Ali Ash-shobuny dalam bukunya Munjahid (2007:25), al-Qur’an adalah kalam Allah yang melemahkan tantangan
43
musuh (mu’jizat) yang ditirunkan kepada Nabi atau Rasul yang terakhir dengan perantaraan Malaikat Jibril, tertulis dalam beberapa mushaf, dipindahkan (dinukil) kepada kita secara mutawatir. Al-Qur’an yang secara harfiah berarti ‘bacaan sempurna’ merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tidak ada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulisan dan bacaan sekitar lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi al-Qur’an. Menurut Sa’dulloh (2010:2) Al-Qur’an adalah sebuah kitab yang teratur tata cara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal, atau diperhalus ucapannya, di mana tempat yang terlarang atau yang boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai pada etika membacanya. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran hafalan al-Qur’an adalah serangkaian peristiwa yang dirancang untuk mengingat, mengulang, memahami, dan mengamalkan dalam kehidupan seharihari terhadap hasil hafalan al-Qur’an, dan berdasarkan bimbingan dari guru di sekolah dan orang tua di rumah yang dilakukan secara sengaja atau dilakukan secara terus menerus dan berulang kali. Menghafal dengan berbagai macam cara sesuai dengan ilmu tajwid dan pedoman yang ada. Pada pembelajaran hafalan al-Qur’an ada beberapa keutamaan membaca dan menghafal al-Qur’an.
44
2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an Menghafal al-Qur’an merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia, baik di hadapan manusia terutama di hadapan Allah. Banyak keutamaan maupun manfaat yang dapat diperoleh oleh sang penghafal. Baik itu keutamaan yang akan diperolehnya di dunia maupun di akhirat kelak. Dengan demikian, sejauh mana pentingnya membaca bahkan menghafal al-Qur’an yang tetap terpelihara keasliannya hingga akhir zaman. Menurut Ahmad Syarifudin (2008:46-48), membaca al-Qur’an di dalam ajaran agama islam dinilai sebagai ibadah. Orang yang membacanya
dijanjikan pahala di sisi Allah SWT.
Rasulullah
memberikan apresiasi, motivasi, dan sugesti untuk giat membacanya berikut nilai keuntungan yang akan didapatkan dengan kegiatan membaca al-Qur’an: a.
Nilai pahala. Kegiatan membaca Al-Qur’an per satu hurufnya dinilai satu kebaikan dan satu kebaikan ini dapat dilioat gandakan hingga sepuluh kebaikan. Bayangkan bila satu ayat atau satu surah saja mengandung puluhan aksara Arab. Sebuah anugerah Allah swt. yang agung.
b. Obat (terapi) jiwa yang gundah. membaca Al-Qur’an bukan saja amal ibadah, namun juga bisa menjadi obat dan penawar jiwa gelisah, pikiran kusut, nurani tidak tenteram, dan sebagainya. Allah swt. berfirman,
45
”Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman....” (al-Israa’:82). Dalam
ilmu
jiwa
(psikologi)
modern
dinyatakan
bahwa
berkomunikasi dengan orang lain sangat efektif untuk mengurangi beban berat yang ditanggung jiwa. Para psikolog menyatakan orangorang yang jiwanya tengah menanggung beban berat untuk berkomunikasi dengan orang lain, bicara dari hati ke hati, agar terkurangi bebannya. Sementara membaca Al-Qur’an ibaratnya adalah komunikasi dengan Allah. Otomatis, dengan komunikasi itu, orang yang membaca AL-Qur’an jiwanya akan menjadi tenang dan tentaram, lebih-lebih bila dihibingkan bahwa malaikat akan turun memberikan ketenangan kepada orang yang tengah membaca AlQur’an. c. Memberikan syafaat. Di saat umat manusia diliputi kegelisahan pada hari kiamat, Al-Qur’an bisa hadir memberikan pertolongan bagi orang-orang yang senantiasa membacanya di dunia. Sabda Rasulullah saw., ”Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia pada hari kiamat akan hadir
memberikan
pertolongan
kepada
orang-orang
yang
membacanya.” (HR. Muslim). d. Menjadi nur di dunia sekaligus menjadi simpanan di akhirat. Dengan membaca Al-Qur’an, muka seorang muslim akan ceria dan berseriseri. Ia tampak anggun dan bersahaja karena akrab bergaul dengan kalam Tuhannya. Lebih jauh, ia akan dibimbing oleh Kitab Suci itu
46
dalam meniti jalan kehidupan yang lurus. Selain itu, di akhirat, membaca Al-Qur’an akan bisa menjadi deposit besar yang membahagiakan. e. Malaikat turun memberikan rahmat dan ketenangan. Jika Al-Qur’an dibaca, malaikat akan turun memberikan si pembaca itu rahmat dan ketenangan. Seperti diketahui ada segolongan malaikat yang khusus ditugaskan untuk memcari majelis atau forum zikir dan membaca AlQur’an hidupnya akan selalu tenang, tenteram, tampak anggun, indah, disukai orang dan bersahaja. Dengan nilai-nilai keutamaan dan kelebihan ini, orang Islam diserukan rumahnya tidak sunyi dari gema bacaan Al-Qur’an, karena bacaan Al-Qur’an akan menerangi rumah, meliputinya dengan nur Ilahi, berikut kepada penghuni dan isi rumah itu. Di dalam hadits dinyatakan, Sedangkan menurut Ilham Agus Sugianto (2004:32-34), pahala orang yang membaca Al-Qur’an menurut Ali bin Abi Thalib, berbedabeda. Pahala orang yang membaca Al-Qur’an di dalam shalat adalah 50 kebajikan untuk tiap-tiap huruf yang diucapkannya. Sedang pahala orang yang membaca Al-Qur’an di luar shalat, tetapi dalam kedaan berwudlu adalah 25 kebajikan untuk setiap huruf yang dibacanya. 10 kebajikan untuk setiap huruf yang di bacanya bagi orang yang membaca Al-Qur’an di luar shalat tanpa berwudlu. Bagi orang yang mendengarkan juga mendapatkan pahala, sebagian ulama berpendapat bahwa pahala yang
47
diterima orang-orang yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an sama dengan pahala orang yang membacanya. Allah SWT berfirman: ”Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”(QS. AlA’raf:204). Berdasarkan paparan diatas bahwa membaca Al-Qur’an saja tanpa dihafal,
Allah
SWT
memberikan
balasan
tersendiri,
apa
lagi
menghafalnya, maka Allah SWT pasti memberikan pahala yang besar baik di dunia maupun di akhirat. 3. Keutamaan Menghafal Al-Qur’an Di dalam bukunya Sa’dulloh (2010:19, 20, 23) para ulama sepakat bahwa hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardhu kifayah. Apabila di antara anggota masyarakat ada yang sudah melaksanakannya maka bebaslah beban anggota masyarakat yang lainnya, tetapi jika tidak ada sama sekali, maka berdosalah semuanya. Prinsip fardhu kifayah ini dimaksudkan untuk menjaga Al-Qur’an dari pemalsuan, perubahan, dan pergantian seperti yang pernah terjadi terhadap kitab-kitab yang lain pada masa lalu. Imam as-Suyuthi dalam kitabnya, al-Itqan, mengatakan, “Ketahuilah, sesungguhnya menghafal Al-Qur’an itu adalah fardhu kifayah bagi umat.” (343:1). Memang, pada saat ini sudah banyak CD yang mampu menyimpan teks Al-Qur’an, begitu juga banyaknya Al-Qur’an yang sudah di tashhih oleh lembaga-lembaga yang kompeten, tetapi hal tersebut belumlah cukup untuk menjaga kemurnian dan keaslian Al-Qur’an. Karena tidak ada yang 48
bisa menjamin ketika terjadi kerusakan pada alat-alat canggih tersebut, jika tidak ada para penghafal dan ahli Al-Qur’an. Para penghafal dan ahliahli Al-Qur’an akan dengan cepat mengatahui kejanggalan-kejanggalan dan kesalahan dalam satu penulisan Al-Qur’an. Menghafal sebagian surah Al-Qur’an seperti al-Fathihah atau selainnya adalah fardhu ‘ain. Hal ini mengingat bahwa tidaklah sah shalat seseorang tanpa membaca al-Fathihah. Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah sah shalat seseorang yang tidak membaca pembukaan AlQur’an (al-Fathihah).” Orang yang selesai menghafal Al-Qur’an atau baru menyelesaikan sebagian, maka hendaklah ia selalu mengulangnya supaya tidak lupa. Buatlah jadwal tersendiri untuk menghafal ataupun mengulang hafalan, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an, “.....karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an.....” (al-Muzzammil:20) Mayoritas
ahli
tafsir
berpendapat,
firman
Allah
tersebut
mengisyaratkan bahwa untuk membaca Al-Qur’an perlu ada waktu tersendiri, bukan waktu shalat saja. Ini dimaksudkan agar dalam mempelajari dan menghafal Al-Qur’an itu selamat dari kekhilafan. Tidak diragukan lagi bahwa seorang penghafal al-Qur’an, mengamalkannya, berperilaku dengan akhlaknya, bersopan santun dengannya di waktu malam dan siang merupakan orang-orang pilihan terbaik. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Sebaik-baik orang Islam adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (Sa’dulloh, 2010:23). 49
Sedangkan menurut Ilham Agus Sugianto (2004:37-40) keutamaan menghafal Al-Qur’an diantaranya: a. Allah memberikan kedudukan yang tinggi dan terhormat diantara manusia lain. Dari Umar bin Kathab ra., bahwa Nabi Muhammad saw. telah bersabda yang artinya “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat kamu dengan kitab ini dan menjatuhkan yang lain.” (HR. Muslim) b. Termasuk sebaik-baik umat. Rasulullah saw. bersabda: “Yang paling mulia di antara umatku adalah orang yang hafal Al-Qur’an dan ahli shalat malam.” c. Orang yang menghafal Al-Qur’an selalu diliputi rahmat Allah, selalu mengagungkan kalam Allah dan mendapatkan cahaya Allah. d. Yang paling berhak memimpin. Rasulullah bersabda: “Yang paling berhak memimpin suatu kaum yang paling bagus bacaan AlQur’annya.” (HR. Muslim) e. Tergolong manusia yang paling tinggi derajatnya di surga. “Baca dan bangkitlah! Bacalah sebagaimana kamu membacanya di dunia maka sesungguhnya kedudukanmu berada pada akhir ayat yang kamu baca.” (HR. Al-Turmudzi). f. Orang yang hafal Al-Qur’an termasuk yang menyibukkan diri dengan Al-Qur’an. g. Orang yang hafal Al-Qur’an menemani para Nabi kelak di Hari Akhir. 4. Syarat-syarat Menghafal Al-Qur’an Menurut Sa’dulloh (2010:25-33) menghafal Al-Qur’an adalah suatu pekerjaan yang mulia di sisi Allah swt. seperti yang dijelaskan di atas bahwa orang-orang yang selalu membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi
50
kandungannya adalah orang-orang yang mempunyai keutamaan dan pahala yang berlipat ganda dari Allah swt., karena demikian setiap kaum muslimin mempunyai minat yang besar untuk menghafal Al-Qur’an. Di setiap majelis ta’lim, sekolah-sekolah islam, pondok pesantren, dan lembaga-lembaga islam lainnya dalam beberapa tahun belakangan ini muncul program-program unggulan dalam bidang tahfizhul Qur’an untuk menarik para siswa muslim memasuki lembaga tersebut, hampir bisa dipastikan bahwa sekolah Islam terpadu seperti Taman Pendidikan AlQur’an, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), dan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) mempunyai program tahfizhul Qur’an sebagai program unggulannya walaupun hanya beberapa surah ataupun juz saja. Untuk mencapainya syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu: a. Niat yang ikhlas yaitu tetapkan niat menghafal Al-Qur’an hanya semata-mata mengharap ridha Allah. Ciri-ciri orang yang ikhlas; berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menghafal walaupun menemui hambatan dan rintangan, selalu mengulang hafalan untuk menjaga hafalannya, tidak mengharap pujian, dsb. b. Mempunyai kemauan yang kuat. Menghafal ayat-ayat Al-Qur’an sangat berbeda dengan menghafal bacaan-bacaan yang lain, sehingga sebelum menghafalnya non-Arab harus pandai terlebih dahulu membaca huruf-huruf arab dengan baik dan benar. Oleh karena itu diperlukan kemauan yang kuat dan kesabaran yang tinggi. Menghafal Al-Qur’an diperlukan waktu yang relatif lama.
51
c. Memiliki keteguhan dan kesabaran. Keteguhan dan kesabaran merupakan faktor yang sangat penting dalam proses menghafal alQur’an, hal ini disebabkan karena dalam proses menghafal banyak sekali ditemui berbagai macam kendala. Misalnya; jenuh, lingkungan, batin, dan sebagainya. d. Disiplin dan istiqamah, yang dimaksud adalah konsisten, yakni tetap menjaga keajekan dalam proses menghafal al-Qur’an. Senantiasa menjaga kontinuitas dan efisiensi terhadap waktu. e. Talaqqi kepada seorang guru. f. Berakhlak terpuji. Sedangkan menurut Ahmad Salim Badwilan (2009:106-116) syaratsyarat menghafal Al-Qur’an hampir sama dengan Sa’dullah. Yang membedakan adalah: a. Memperbaiki ucapan dan bacaan. b. Menentukan persentase hafalan setiap hari. c. Jangan melampaui kurikulum harian hingga bagus hafalannya secara sempurna. d. Konsisten dengan satu mushaf. e.
Pemahaman adalah cara menghafal, di antara bantuan terbesar dalam menghafal adalah pemahaman terhadap ayat-ayat yang dihafal dan mengetahui aspek keterkaitan antara sebagian ayat dengan yang lainnya.
52
f.
Memperdengarkan secara rutin, seorang penghafal jangan bersandar pada hafalannya sendiri saja, tetapi mesti memperlihatkan hafalannya itu kepada orang lain.
g. Mengulangi secara rutin. h. Perhatian pada ayat-ayat yang serupa. Perlu penghafal ketahui selain syarat-syarat di atas juga ada beberapa petunjuk sebelum menghafal al-Qur’an Sa’dulloh (2010:35,40,42), diantaranya: a. Membenarkan Pengucapan dan Bacaan Al-Qur’an Untuk memudahkan menghafal al-Qur’an, maka seorang calon hafizh harus sudah mampu membaca al-Qur’an dengan bacaan yang benar, fasih, serta lancar. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk membenarkan pengucapan dan bacaan al-Qur’an adalah dengan mendengarkan bacaan orang yang sudah baik bacaan al-Qur’annya, atau dari orang yang sudah hafal dan sangat cermat sekali, karena hanya dengan begitulah al-Qur’an dapat dipelajari secara baik. b. Memiliki Kondisi Fisik dan Pikiran yang Sehat Kondisi fisik yang prima dan pikiran yang sehat juga sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam menghafal al-Qur’an. Orang yang badannya sakit akan kesulitan dalam menghafal karena ia mungkin akan cepat lelah, pusing, dan tidak bersemangat. Begitu juga orang yang pikirannya tidak sehat; mengalami stres, tertekan, akan sangat sulit menghafal dengan baik.
53
c. Usia yang Tepat Usia muda, semenjak usia 5 tahun hingga kira-kira 23 tahun adalah usia yang paling cocok untuk menghafal al-Qur’an. Pada usia tersebut kondisi fisik dan pikiran seseorang benar-benar dalam keadaan yang paling baik. Dalam usia ini, sesorang mempunyai mutu hafalan yang baik sekali. d. Memilih Waktu dan Tempat yang Tenang Pilihlah waktu dan tempat yang sesuai dengan keinginan, yang membuat pikiran tenang, dan konsentrasi dalam menghafal. Di antara waktu-waktu yang paling baik untuk menghafal adalah pada sepertiga malam terakhir, setelah shalat subuh, selesai shalat maghrib, selesai shalat isya’, dan sebelum tidur. 5. Metode Menghafal Al-Qur’an Menurut Sa’dulloh (2010:52-54), proses menghafal al-Qur’an dilakukan melalui proses bimbingan seorang guru tahfizh. Proses bimbingan dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut. Pertama, bin-nazhar yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat alQur’an yang akan dihafal dengan melihat mushaf al-Qur’an secara berulang-ulang. Proses bin-nazhar ini hendaknya dilakukan sebanyak mungkin atau empat puluh satu kali seperti yang biasa dilakukan oleh para ulama terdahulu. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang lafazh maupun urutan ayat-ayatnya.
54
Kedua, tahfizh yaitu menghafalkan sedikit demi sedikit ayat-ayat alQur’an yang telah dibaca berulang-ulang secara bin-nazhar tersebut. Misalnya menghafal satu baris, beberapa kalimat, atau sepotong ayat pendek sampai tidak ada kesalahan setelah satu baris atau beberapa kalimat tersebut sudah dapat dihafal dengan baik, lalu ditambah dengan merangkaikan baris atau kalimat berikutnya sehingga sempurna. Kemudian rangkaian ayat tersebut diulang kembali sampai benar-benar hafal. Ketiga, talaqqi yaitu menyetorkan atau memperdengarkan hafalan yang baru dihafal kepada seorang guru atau instruktur. Guru tersebut haruslah seorang hafizh al-Qur’an, telah mantap agama dan ma’rifatnya. Keempat, takrir yaitu mengulang hafalan atau men-sima’-kan hafalan yang pernah dihafalkan/sudah pernah di-sima’-kan kepada guru tahfizh. Takrir dimaksudkan agar hafalan yang pernah dihafal tetap terjaga dengan baik. Selain dengan guru, takrir juga dilakukan sendirisendiri dengan maksud memperlancarkan hafalan yang telah dihafal, sehingga tidak mudah lupa. Kelima, tasmi’ yaitu memperdengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada perseorangan maupun kepada jamaah. Metode yang dikenal untuk menghafal al-Qur’an ada tiga macam: 1. Metode seluruhnya, yaitu membaca satu halaman dari baris pertama sampai baris terakhir secara berulang-ulang sampai hafal.
55
2. Metode bagian, yaitu menghafal ayat demi ayat, atau kalimat demi kalimat yang dirangkaikan sampai satu halaman. 3. Metode campuran, yaitu kombinasi antara metode seluruhnya dengan metode bagian. Mula-mula dengan membaca satu halaman berulangulang, kemudian pada bagian tertentu dihafal tersendiri. Kemudian diulang kembali secara keseluruhan. 6. Membuat Target Hafalan Setelah kita mengetahu pengertian pembelajaran hafalan al-Qur’an, keutamaan membaca al-Qur’an, keutamaan menghafal al-Qur’an, syaratsyarat menghafal al-Qur’an, dan metode yang digunakan dalam menghafal al-Qur’an. Maka perlu diketahui, bahwa selain itu kita juga harus membuat target hafalan. Menurut Sa’dulloh (2010:56) menentukan target hafalan bisa ditempuh dengan berbagai macam cara: a. Menghafal per halaman pada mushaf ayat pojok. b. Menghafalkan per tsumun atau 1/8. Perlu diketahui bahwa setiap juz terbagi menjadi empat bagian. Jadi, setiap juz ada delapan bagian. c. Menghafal beberapa ayat saja semisal tiga atau lima ayat. 7. Memelihara Hafalan Al-Qur’an Setelah ayat-ayat dan halaman al-Qur’an dihafal secara keseluruhan (khatam), maka hal lain yang perlu mendapat perhatian yang lebih besar adalah bagaimana menjaga hafalan tersebut agar tetap melekat pada ingatan. Karena, dengan selesainya proses menghafal dari surah alFatihah sampai surah an-Naas bukan berarti hafalan tersebut sudah
56
dijamin melekat dalam ingatan seseorang untuk selamanya. Ada beberapa cara memelihara hafalan al-Qur’an. Cara memelihara hafalan bagi yang belum khatam 30 juz yaitu; takrir sendiri, takrir dalam shalat, takrir bersama, takrir di hadapan guru. Cara memelihara hafalan yang sudah khatam 30 juz yaitu; istiqomah takrir al-Qur’an di dalam shalat, istiqomah takrir al-Qur’an di luar shalat (khatam seminggu sekali, khatam dua minggu sekali, khatam sebulan sekali, sering mengikuti tasmi’, mengikuti perlombaan). Selain itu, cara menjaga hafalan dapat dilakukan dengan; mengulang-ulang secara teratur, mendengarkan murottal, metaddaburi dan menghayati makna, menjauhi maksiat. (Sa’dulloh, 2010:67, 68, 69, 71, 75). B. Metode Bimbingan Guru dan Orang Tua dalam Pembelajaran Hafalan Al-Qur’an 1. Pengertian Bimbingan Bimbingan mempunyai beberapa pengertian sesuai dengan makna kebutuhan dalam suatu permasalahan yang dialami si terbimbing. Menurut Peter Hook (2010: 11,21) bimbingan adalah membuka potensi anak didik untuk memaksimalkan performa mereka untuk menghasilkan perubahan. Adapun bimbingan yang baik yaitu; tidak menghakimi, didasari atas kepercayaan dan rasa hormat, berfokus pada solusi, melibatkan mendengarkan mendalam, empati yang kuat, berpusat pada tujuan orang yang dibimbing.
57
2. Bimbingan Guru Guru adalah seseorang yang pekerjaannya mengajar. Maka, dalam hal ini guru yang dimaksudkan adalah guru yang memberi pelajaran atau memberi materi pelajaran pada sekolah-sekolah formal dan memberikan pelajaran atau mengajar materi pelajaran yang diwajibkan kepada semua siswanya berdasarkan kurikulum yang ditetapkan. Guru adalah seorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang. Kehadiran guru di tengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa ada guru atau seseorang yang dapat ditiru dan diteladani oleh manusia untuk belajar dan berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya, norma, dan agama. Dalam Undang-Undang Guru (pasal 1 ayat 1) dinyatakan bahwa: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing,
mengarahkan,
melatih,
menilai,
dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dulu, guru berperan sebagai penyampai materi saja, pengalihan pengetahuan, pengalih keterampilan, serta merupakan satu-satunya sumber belajar. Namun kini guru sudah berubah peran menjadi pembimbing, pembina, pengajar, dan pelatih. Beratnya tanggung jawab bagi guru menyebabkan pekerjaan guru harus memerlukan keahlian khusus. Untuk itu pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Sekali guru
58
berbuat salah, maka akan berdampak terhadap tercorengnya dunia pendidikan secara global. Guru juga diberikan keleluasaan untuk mengelola pembelajaran, apa yang harus dikerjakan oleh guru, dan guru harus dapat menentukan pilihannya dengan mempertimbangkan semua aspek yang relevan atau menunjang tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pengambil keputusan (Sardiman, 2009:139-140). Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru dalam kegiatan belajar mengajar: a.
Informator yaitu sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informatsi kegiatan akademik maupun umum.
b.
Organisator yaitu komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.
c.
Motivator yaitu cara meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegitan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan pada siswa.
d.
Pengarah yaitu jiwa kepemimpinan guru yang harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
e.
Inisiator yaitu pencetus ide-ide dalam proses belajar.
59
f.
Transmitter yaitu cara guru dalam menyampaikan pendidikan dan pengetahuan.
g.
Fasilitator yaitu memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar.
h.
Mediator yaitu sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
i.
Evaluator yaitu menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku. (Sardiman, 2009:145)
3. Bimbingan Orang Tua Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Tanggungjawab orang tua terhadap anak sangat besar. Bagi anak, keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan keluarga tempat di mana ia menjadi diri pribadi. Keluarga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya. Fungsi dan peranan orang tua diantaranya: a. Pengalaman pertama anak, lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama
yang merupakan
faktor penting dalam
perkembangan pribadi anak. b. Menjamin kehidupan emosional anak, suasana di dalam keluarga merupakan suasana yang diliputi rasa cinta dan simpati sewajarnya, suasana yang nyaman, tenteram, percaya mempercayai dengan penuh kasih sayang.
60
c. Menanamkan dasar pendidikan moral, tercerminnya sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak. d. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan antara orang tua dan anak (Sa’dullah, 2009:38). Proses bimbingan menghafal Al-Qur’an yang ideal tidak hanya bimbingan dari guru saat di sekolah, melainkan bimbingan tersebut harus dilanjutkan oleh orang tua saat di rumah. Kepada kedua orang tualah pertama kali anak mengalami proses pendidikan. Apa yang anak lihat, dengar, dan rasakan akan cepat membekas pada ingatan anak sesuai apa yang ia alami. Dengan demikian, kemampuan menghafal Al-Qur’an pada anak akan mengalami peningkatan dan lebih efisien, jika bimbingan tersebut benar-banar diterapkan saat anak di sekolah atau di rumah (Sa’dulloh, 2010:68). Berdasarkan penjelasan di atas, yang dimaksud dengan metode bimbingan guru dan orang tua dalam pembelajaran hafalan al-Qur’an adalah cara guru dan orang tua dalam memberikan kontribusinya terhadap hafalan al-Qur’an pada anak didik. Bimbingan tersebut dapat berupa motivasi, sabar, disiplin, keteladanan, memberi contoh, memahami minat dan bakat anak didik. Perlu pembimbing ketahui bahwa dalam memberikan bimbingan hafalan al-Qur’an anak didik, guru dan orang tua mempunyai beberapa langkah yang harus ditempuh untuk mempermudah anak didik menghafal al-Qur’an.
61
Menurut Sa’ad Riyadh (2007:9) di dalam memberikan bimbingan hafalan al-Qur’an pada anak didik ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dan orang tua, di antaranya: 1. Menjadi pendidik teladan. 2. Membuat anak mencintai al-Qur’an. 3. Memahami karakteristik anak didik. 4. Memahami kesulitan belajar anak didik. 5. Menggunakan berbagai sarana pendidikan yang kreatif dan inovatif. 6. Interaksi yang bagus dengan daya ingat anak. 7. Mengetahui minat dan bakat anak didik. Seorang guru dan orang tua juga perlu memperkenalkan anak didik adab membaca dan menghafal al-Qur’an; berpenampilan bersih dan rapi, membersihkan mulut, di tempat yang bersih, diawali membaca ta’awudz, dengan suara yang bagus, bertajwid, konsentrasi, tidak melalikan bacaan, memuliakan mushaf (Ahmad Syarifuddin, 2007:87). 4. Faktor-faktor Pendukung Hafalan Al-Qur’an a. Faktor motivasi Pembelajaran hafalan al-Qur’an yang diberikan oleh guru dan orang sebagai pembimbing tentunya tidak akan lepas dalam hal motivasi terhadap anak didik, supaya mereka merasa nyaman, senang, dan mudah menghafal al-Qur’an.
62
Motivasi menghafal adalah dorongan
untuk
mengingat
suatu proses pembentukan
sesuatu
dengan
mudah
dan
mengucapkannya diluar kepala, telah masuk dalam ingatan agar timbul gairah untuk menghafal. Menurut Taufik Tea (2009:204) motivasi yang aktif dapat bervariasi, macam-macam motivasi bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Motivasi yang didasarkan pada rangsangan terdiri dari dua jenis: a) motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang misalnya ego involvement (perasaan penonjolan diri), juga adanya kebutuhan yang didasari, dan b) motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari luar seperti hadiah, pujian, hukuman, teguran, nilai, dan lain-lain. Bentuk motivasi pada anak, guru dan orang tua dapat memberikan hadiah (reward) atau pujian sewajarnya jika anak tekun, rajin, dan disiplin dalam belajar al-Qur’an, utamanya bila anak menunjukkan
prestasi
yang
menggembirakan,
seperti
khatam
Juz’amma, khatam al-Qur’an, dan sebagainya. Sebaliknya, bila anak enggan belajar al-Qur’an, guru dan orang tua dapat memotivasinya dengan memberikan semacam hukuman (punishment) atau sekedar peringatan kepada anak. Motivasi lain yang dapat dilakukan guru dan orang tua ialah melalui cerita atau dongeng, kisah-kisah teladan para penghafal al-Qur’an. Dengan begitu, anak akan merenungkan dan
63
memikirkan nilai-nilai baik dan buruk yang terkandung didalamnya (Ahmad Syarifuddin, 2007:107). b. Faktor pribadi Faktor pribadi seseorang turut pula memegang peranan penting dalam menghafal al-Qur’an. Setiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seseorang dengan yang lain. Ada yang mempunyai sifat keras hati, tekun dalam segala usahanya, halus perasaannya dan ada pula yang sebaliknya. Termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini ialah faktor kesehatan fisik dan kondisi badan. c. Faktor guru. d. Keadaan keluarga. e. Faktor motivasi sosial. 5. Metode Menghafal Al-Qur’an di Sekolah dan di Rumah Metode isyarat yang didesain Sayyid Mahdi (2008: Vi-Vii) merupakan metode yang sangat efektif membimbing anak menghafal AlQur’an. Prinsip dasar metode ini adalah seorang guru/pembimbing/orang tua memberikan gambaran tentang ayat-ayat Al-Qur’an. Setiap kata dalam setiap ayat Al-Qur’an memiliki sebuah isyarat. Makna ayat dipindahkan melalui gerakan-gerakan tangan yang sangat sederhana. Dengan cara ini anak dengan mudah memahami setiap ayat Al-Qur’an, bahkan dengan mudah menggunakan ayat-ayat tersebut dalam percakapan sehari-hari.
64
Misalnya untuk menghafal QS. Tha Ha (20): 14; wa aqimi ashshalata li adz-dzikri, menggunakan gerakan tangan: wa aqimi: tangan kanan dijulurkan dengan telapak terbuka menghadap ke atas; ash-ahalati: kedua tangan diangkat menyerupai gerakan takbir; li adz-dzikri: ujung jari tangan kiri dan kanan bertemu di bawah bibir. Selain itu, Sayyid Mahdi juga menceritakan satu kisah yang mewakili makna yang dikandung ayat tersebut. Melalui kombinasi gerakan dan cerita, anak mampu dengan mudah dan gembira menghafal dan memahami Al-Qur’an sekaligus. Metode doktor cilik ini, memenuhi tiga ranah pendidikan; ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif. Ketika siswa belajar menghafal ayat-ayat Al-Qur’an, sisi kognitif mereka terlibat, selain itu, gerakan tangan (psikomotorik) yang merupakan simbol dari ayat-ayat AlQur’an, mempermudah siswa menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. tidak hanya itu, selain hafal ayat-ayat Al-Qur’an baik dengan lisan maupun gerakan, mereka pun harus mampu mengamplikasikan ayat-ayat tersebut dalam kehidupan sehari-hari (afektif). Menurut Sayyid Mahdi ada beberapa panduan yang harus diperhatikan seorang pembimbing/guru diantaranya: 1. Ciptakan suasana belajar yang nyaman dan bahagia. 2. Persiapkan mental anak agar bisa dengan mudah menerima materi pelajaran. Caranya dengan memilih salah satu di antara hal di bawah ini:
65
a. Membacakan kisah yang relevan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkan. b. Mengajak anak mengobrol dengan topik pembicaraan seputar materi pelajaran yang sedang dipelajari. c. Membuat drama dengan tema yang disesuaikan dengan materi pelajaran, dan masing-masing anak terlibat langsung dalam drama tersebut. d. Mengajak anak terjun langsung melakukan satu kegiatan yang memiliki keterkaitan dengan tema materi. Misal, mengajak anak bermain lumpur sebelum mempelajari materi kebersihan. 3. Contohkan bacaan ayat, kata demi kata dengan jelas dan benar yang dibarengi dengan isyarat masing-masing kata. Kemudian persilakan anak/siswa untuk meniru ucapan dan gerakan pembimbing/guru. Lakukan berulangkali hingga anak paham. 4. Contohkan bacaan makna ayat, kata demi kata dengan jelas dan benar yang dibarengi dengan isyarat masing-masing kata. Kemudian persilakan
anak/siswa
untuk
meniru
ucapan
dan
gerakan
pembimbing/guru. Lakukan berulangkali sehingga anak paham. 5. Lakukan evaluasi, baik secara kelompok maupun individu. Misal, guru melakukan gerakan, anak membacakan ayatnya. Bisa juga dengan cara membagi
siswa
ke
dalam
dua
kelompok.
Satu
kelompok
mempraktikkan gerakan ayat, dan kelompok lain mempraktikkan makna ayat.
66
6. Minta anak/siswa untuk mewarnai gambar yang ada dalam bagian materi. Kalau waktunya tidak memungkinkan, pekerjaan ini bisa diawa ke rumah. Menurut Abdul Aziz (2004:50-53) ada beberapa metode atau teknik untuk mempermudah menghafal Al-Qur’an diantaranya: 1. Teknik Memahami Ayat-Ayat yang Akan Dihafal. Ayat-ayat yang akan dihafal dipahami terlebih dahulu. Setelah paham, cobalah baca berkali-kali sampai dapat mengingatnya. Kemudian cobalah baca ayat-ayat yang tengah kita hafal dengan menutup mushaf, ulang berkali-kali hingga tidak terjadi kesalahan sedikit pun. 2. Teknik Mengulang-Ulang Sebelum Menghafal. Sebelum menghafal, bacalah berulang-ulang ayat-ayat yang akan dihafal. Jumlahnya sesuai dengan kebutuhan, sebagian penghafal melakukannya sebanyak 35 kali pengulangan, setelah itu baru mulai menghafal. Cara ini cocok untuk anak-anak yang sedang mengikuti program menghafal, karena anak belum mampu mengingat sendiri, jadi gurulah yang harus membacakan padanya sampai hafal. 3. Teknik Mendengarkan Sebelum Menghafal. Penghafal hanya memerlukan keseriusan mendengar ayat-ayat yang akan dihafal. Ayat-ayat yang akan dihafalkan dapat didengarkan melalui
kaset-kaset
tilawah
Al-Qur’an
yang
sudah
diakui
keabsahannya, mendengarkannya harus dilakukan dengan berulangulang.
67
4. Teknik Menulis Sebelum Menghafal. Sebagian penghafal Al-Qur’an yang cocok dengan menulis ayat-ayat yang akan dihafal. Cara ini sebenarnya sudah sering dilakukan para ulama zaman dahulu, setiap ilmu yang mereka hafal mereka tulis. Sedangkan menurut Ahmad Syarifuddin (2008:81) metode yang paling tepat diantaranya: 1. Guru membaca terlebih dahulu, kemudian ditirukan anak atau siswa. Dengan metode ini, guru dapat menerapkan cara membaca huruf dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan anak akan dapat melihat dan menyaksikan langsung praktik keluarnya huruf dari lidah guru untuk ditirukannya, yang disebut dengan musyafahah’adu lidah’. 2. Siswa membaca didepan guru, sedang guru menyimaknya. Metode ini dikenal dengan metode sorogan atau ‘ardul qira’ah’setoran bacaan’. Metode ini dipraktikkan oleh Rasulullah saw. bersama malaikat Jibril kala tes bacaan Al-Qur’an di bulan Ramadhan. 3. Guru mengulang-ulang bacaan, sedang siswa menirukannya kata per kata dan kalimat per kalimat juga secara berulang-ulang hingga terampil dan benar.
C. Hubungan Antara Metode Bimbingan Guru dan Orang Tua dengan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990) kelancaran berasal dari kata dasar lancar yang berarti tidak tertahan-tahan, tidak terputus-putus, tidak
68
tersendat-sendat, tidak tergagap-gagap, fasih. Mendapatkan imbuhan ke-an yang berarti kelancaran, yaitu menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1990), hafalan berasal dari kata dasar hafal adalah mengingat sesuatu dengan mudah dan mengucapkannya diluar kepala, telah masuk dalam ingatan. Sedangkan menghafal adalah berusaha meresapkan ke dalam ingatan. Jadi hafalan adalah sesuatu yang dihafal, dan hasil menghafal. Menurut Munjahid (2007:73) hafalan atau menghafal merupakan bahasa Indonesia yang berarti menerima, mengingat, menyimpan dan memproduksi kembali tanggapan-tanggapan yang diperolehnya melalui pengamatan. Menghafal dalam bahasa Arab berasal dari kata hafizhoyahfazhu-hifzhon. Abdul Aziz (2004:49) mengatakan, menghafal adalah proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar. Sedangkan Al-Qur’an menurut Muhammad Ali Ash-shobuny dalam bukunya Munjahid (2007:25), al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara Ruhul Amin (Malaikat Jibril), dan dinukilkan kepada kita dengan jalan tawatur (berkesinambungan), yang dinilai ibadah karena membacanya, diawali dengan surat Al-Faatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas. Adapun yang dimaksud dengan hafalan Al-Qur'an adalah mata pelajaran kurikulum khusus yang harus dicapai oleh peserta didik. Metode yang diberikan oleh guru dan orang tua dalam bimbingan menghafal al-Qur’an pada anak tidak semudah yang kita bayangkan, seorang pembimbing harus sabar, tekun, telaten, disiplin, dan istiqomah. Dalam
69
hafalan
seorang
pembimbing
juga
harus
melatih
anak
dalam
pengucapan/pelafalan huruf hijaiyah sesuai dengan ilmu tajwid. Ilmu tajwid adalah pelajaran untuk memperbaiki bacaan al-Qur’an yang didalamnya mempelajari bagaimana cara melafadzkan huruf yang berdiri sendiri, huruf yang dirangkai dengan huruf yang lain, melatih lidah mengeluarkan huruf dari makhrajnya, belajar mengucapkan bunyi yang panjang dan pendek, cara menghilangkan bunyi huruf dengan menggabungkan kepada huruf yang sesudahnya (idghaam) berat atau ringan, berdesis atau tidak, mempelajari tanda-tanda berhenti (waqaf) dalam bacaan dan lain sebagainya (Faisol, 2010:1). Menurut Muallifah (2009:146) ada beberapa model atau seni mendidik adalah sebagai berikut: a. Pendidikan dengan keteladanan. b. Pendidikan dengan adat kebiasaan. c. Nasihat, perhatian, dan pengawasan. d. Pendidikan dengan hukuman, dengan lemah-lembut dan kasih sayang. Metode bimbingan guru dan orang tua sangat di perlukan oleh anak di dalam proses menghafal al-Qur’an yang sudah menjadi kurikulum sekolah yang harus dipenuhi sang anak. Antara bimbingan guru dan orang tua keduanya saling berhubungan dan keterkaitan dalam proses kemampuan menghafal al-Qur’an pada anak. Mula-mula anak di bina, dibimbing, diarahkan, diajarkan oleh guru dengan cara menghafal al-Qur’an yang baik dan benar, setelah itu hafalan yang sudah diajarkan di sekolah harus diulang-
70
ulang lagi di rumah agar hafalan yang sudah dihafal akan teringat terus dalam ingatan anak. Selain bimbingan yang diberikan guru di sekolah, orang tua juga harus memberikan bimbingan untuk anak saat di rumah. Kesabaran, keuletan, kedesipilinan, ketekunan, dan motivasi harus dimiliki oleh seorang pembimbing. Sikap yang demikian itu diharapkan supaya sang anak tidak akan merasa tertekan dalam menghafal. Oleh sebab itu, jika keduanya tidak berjalan dengan seimbang, seirama, maka kemungkinan yang terjadi anak akan mendapatkan hafalan yang kurang baik sesuai dengan faktor-faktor pendukung dan penghambat setiap anak.
71
BAB III HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa Sekolah Dasar Islam (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga. Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di sekolah tersebut. Sebelum peneliti memberikan hasil dari penelitiannya, terlebih dahulu peneliti ingin memberikan gambaran umum tentang SDIT Nidaul Hikmah Salatiga. A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Profil Sekolah Secara lengkap, profil SDIT Nidaul Hikmah Salatiga dapat dilihat sebagai berikut: a. Nama Sekolah
: SDIT Nidaul Hikmah Salatiga
b. Alamat
: Jl. Marditomo No 48 Kel. Sidorejo
Kidul Tingkir Salatiga. c. Status Sekolah
: Swasta
d. Lembaga Pendiri
: Yayasan Wahana Bina Masyarakat
e. Status Mutu
: SPM
f. Waktu Penyelenggara
: Pagi
g. Kategori Sekolah
: SD Biasa
h. NPSN/NSS
: 20341176/102236202028
i.
: A
Akreditasi
72
j.
Akses Internet
: Lainnya (ISP: Telkom)
k. Tahun Berdiri
: 9 Mei 2005
l.
: 9 Mei 2005
Tahun Beroperasi
m. Kepala Sekolah
: Imam Wijayanto, S.Pd.I.
n. Status Tanah
: Wakaf
o. Kurikulum
: Kurikulum 2013 (KTSP)
p. Sistim pembelajaran
: Berbasis kompetensi
q. Tempat pembelajaran
: indoor dan outdoor
r. Keadaan ruang kelas:
Tabel 3.1 Kondisi Kelas KONDISI KELAS KELAS I II III IV V VI
BAIK
RUSAK RINGAN
RUSAK SEDANG
RUSAK BERAT
ü ü ü ü ü ü
2. Keadaan Guru, Karyawan, dan Murid SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Sebagai pelaksana kurikulum dalam proses belajar mengajar guruguru yang mengajar di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga telah diupayakan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Hal itu, sesuai dengan harapan agar dapat bekerja secara maksimal dalam pencapaian tujuan. Selain kegiatan belajar mengajar di kelas, untuk kegiatan yang lain
73
misalnya ekstrakurikuler mengambil guru dari luar sesuai dengan bidangnya. Guru-guru yang ada di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga secara keseluruhan memiliki latar belakang Pendidikan Perguruan Tinggi. Hal ini, minimal memberikan jaminan bahwa para guru yang ada mengenal dan tahu persis akan ilmu keguruan. Selain itu, para guru juga memiliki keprofesionalan dalam bidangnya dan memiliki etos kerja yang tinggi, sehingga dapat memudahkan dalam mencapai cita-cita sesuai dengan visi dan misi sekolah.
Tabel 3.2 Data Guru SDIT Nidaul Hikmah Salatiga NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
NAMA
NUPTK
PENDIDIKAN
Tri Lestariningsih S.Si Mardiyah S.Pd.I Susilowati S.T Luluk Shoimatul Masruroh S.Ag Tri Ari Setianawati S.Sos Dwi Ari Astutik S.H Hari Sunaryo Yarti Nur Hamidah Wibawani S.Pd.I Imam Wijayanto S.Pd.I Khikayah S.Pd.I Ahmad Rokhim S.Hut Narsini Hendro Gunawan S.Pd Agus Salim Nurma Hanik S.Th.I Siti Muttaqiyatun S.Pd.I Esia Putria Khomsatin A.Md Desinta Prihantini S.Pd Wahyu Puji Kurniawati Dony presetyo Nugroho S.Si Nafisatuz Zumroh S.Pd.i Masrukan S.Pd.I Muhammad Syaifuddin S.Pd.I
5454757658300002 4745758658300002 5061753655300023 9257753654300013
S.I S.I S.I S.I
8738759660300052 1455757659300043 5341757659200023 8754759660300032 2462761662300042 5054759660200013 2459759660300003 9936754655200012 4952763664300082 0741762664200032 1151753654200023 7844759660300122 5240758662300003 6253763664300043
S.1 S.I S.I S.I S.I S.I S.I S.I D1 S.I
0444762663200033 3309182102850002 3642761663200062
74
S.I S.I S.I S.I D1 S.I S.I S.I S.I
TMT KERJA 1 Juli 2007 1 Maret 2005
1 Juli 2007 1 Juli 2006
1 Januari 2007 1 Agustus 2010 1 Juli 2007 1 Juli 2006 1 Januari 2005 1 Juli 2007 1 Juli 2008
NO 25 26 27 28 29 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
NAMA
NUPTK
Sri Wahyuni S.S Tri Wahyuni A.Md Ratih Putri Kuswoyo S.Pd Deti Rifmawati S.Pd Heriyanto Tri Zulaikah S.Pd Wiwik Nugrahanti S.H Muh Sabiq Zairina Nurul Umam Asepti Nurjiyanti S.E Linda Nur Andriyani S.Pd Asadullah Muntakhob M.M Nila Zahara Nur Astanti S.T Sugiyarto Budiman Siti Zubaedah Okti Nurul M Musyarofah S.Pd Nurcholis Majid Hani Angga Wihanditya S.Psi Sri Mulyani S.Pd.I Zulfa Nur Khamila Kursiyah Haryoto Siregar A.Md Sigit Imawan Widodo Widyas Utami S.Psi Vita Satriyana S.Pd
PENDIDIKAN S.I S.I S.I S.I SMA S.I S.I SMA SMA S.I S.I S.I S.I
4139754655300063 6542760662300013 9733763664200062 7750760661300042
8253757659300063
5451757658300062
SMA D1 S.I SMA S.I S.I D1 D1 D3 SMA SMA S.I S.I
3336760661300113 1440758660210103 3454756657300032
TMT KERJA 1 Juli 2011 1 Juli 2011 1 Juli 2011 1 Juli 2009 1 Juli 2008 1 Juli 2010 1 Juli 2011 9 Juli 2012
1 Juli 2011
17 Juli 2008 1 Juli 2011
1 Nopember 2011 1 September 2012
Tabel 3.3 Data Rombongan Belajar SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013 No
Nama Rombel
Tingkat
Jumlah Siswa P Jumlah 14 25
1
Abu Bakar
1
L 11
2 3
Umar Usman
1 1
18 13
7 12
25 25
4 5 6 7 8 9 10 11
Ali Ibnu Mus’ab Ubadah Amr Abdurrahman Hamzah Salman
1 2 2 2 2 3 3 3
15 13 16 12 18 15 13 11
10 12 9 13 7 9 11 13
25 25 24 23 25 25 25 25
75
Wali Kelas Zairina Nurul Umam Siti Muttaqiyatun Luluk Shoimatul Masruroh Asepti Nurjiyanti Nur Isna Hidayati Narsini Khikayah Vita Satriyana Sri Mulyani Tri Lestariningsih Musyarofah
No
Nama Rombel
Tingkat
12 13 14 15 16 17 18 19
Usamah Zaid Bilal Zubair Tholhah Thoriq Kholid Abu Dzar
3 4 4 4 5 5 5 6
L 15 13 10 14 13 10 11 13
20 21
Ja’far Sa’ad
6 6
13 14
Jumlah Siswa P Jumlah 10 24 12 24 15 24 11 25 12 25 15 25 14 25 12 25 11 11
25 24
Wali Kelas Masrukan Tri Zulaikah Sri Wahyuni Mardiyah Tri Ari Setianawati Nurma Hanik Hendro Gunawan Dony Presetyo Nugroho Susilowati Wiwik Nugrahanti
Guna membantu dalam memperlancarkan proses belajar mengajar, maka sebagai suatu instansi SDIT Nidaul Hikmah Salatiga tidak akan terlepas dari kegiatan administrasi, baik untuk melayani administrasi intern lembaga sendiri maupun dalam kaitannya dengan administrasi lintas sektoral dengan instansi-instansi lain, baik pemerintah maupun non pemerintah. Karena jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran sangat banyak, maka siswa yang ada diklasifikasikan sendiri-sendiri sesuai tingkatannya. Hal ini bertujuan supaya dalam kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih efektif, serta dapat mencapai prestasi yang maksimal baik secara akademik dan non akademik. Jumlah siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga tahun pelajaran 2012/2013 seluruhnya ada 521 siswa yang terdiri 281 siswa laki-laki dan 240 siswa perempuan.
Tabel 3.4
76
Daftar Jumlah Siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013 Jumlah Siswa No 1 5 9 13 16 19
Kelas I II III IV V VI Jumlah
Rombel
Lk+Pr Lk 54 59 54 37 34 40 281
4 4 4 3 3 3 21
Pr 46 41 46 38 41 34 240
100 100 100 75 75 74 521
Dari tabel 3.4 dapat dilihat bahwa jumlah siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga adalah 521 siswa. Dari jumlah tersebut peneliti hanya mengambil dua kelas dari siswa kelas tiga dengan jumlah 50 siswa sebagai sampel penelitian. 3. Sarana dan Prasarana di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Keadaan sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia dan dimiliki SDIT Nidaul Hikmah Salatiga setelah peneliti mengadakan opservasi dan interview dapat dikatakan bahwa sarana prasarana pendidikan di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga sudah mencukupi sebagai sarana kegiatan belajar mengajar dengan rincian sebagai berikut: a. Ruang Kepala Sekolah
: 1 Ruang
b. Ruang Tata Usaha
: 1 Ruang
c. Ruang Kelas
: 21 Ruang
d. Lap Komputer
: 4 Ruang
e. Lap Bahasa
: 1 Ruang
f. Ruang UKS
: 1 Ruang
77
g. Ruang Perpustakaan
: 1 Ruang
h. Ruang Gudang
: 2 Ruang
i.
Masjid
: Ada
j.
Tempat Wudlu
: 2 Tempat
k. Kamar mandi/ WC
: 5 Kamar
l.
: Ada
Halaman sekolah
m. Komputer
: 13 buah
n. Mobil antar jemput siswa : 7 buah 4. Visi dan Misi Sekolah a. Visi Sekolah Menjadi sekolah dasar yang unggul dan berkualitas dengan mengedepankan implementasi nilai-nilai islam. b. Misi Sekolah 1) Mengembangkan bakat dan potensi siswa baik di bidang akademik atau minat bakat serta penguasaan teknologi informasi (Aspek IQ). 2) Mengembangkan kemandirian siswa dalam hal keterampilan hidup, strategi belajar sensitivitas-responsibilitas dan manajemen diri siswa (Aspek EQ). 3) Mengembangkan watak dan karakter islami dalam seluruh aspek kehidupan siswa dan elemen sekolah yang lain (Aspek SQ). 4) Mengembangkan profesionalisme dan skill guru, kepala sekolah, dan pengelola sekolah yang lain menuju sekolah yang berkualitas. c. Struktur Organisasi Sekolah
78
Struktur organisasi Sekolah Dasar Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
LP. Wahana Bina masyarakat
KEPALA
MAJLIS MADRASAH
Kurikulum Pengajaran
Penjaga Sekolah
WALI KELAS 1
Kesiswaan
Administrasi Keuangan
WALI KELAS 2
Kepegawaian dan Ketenagaan
Hubungan Masyarakat
Sarana Prasarana
TATA USAHA
Pengemudi
WALI KELAS 3
KEMENAG/DINAS.PEND
GURU
WALI KELAS 4
WALI KELAS 5
WALI KELAS 6
SISWA Gambar 3.1 Struktur Organisasi SDIT Nidaul Hikmah Salatiga
Adanya pembagian tugas yang jelas memungkinkan setiap bidang menjalankan kewajibannya masing-masing. Dengan begitu, pengorganisasian sekolah dapat berlangsung dengan tertib. Peran pemimpin dalam tahap ini adalah dengan mengorganisir pelaksanaan kegiatan dan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan kewajiban masing-masing bidang. Apabila setiap kewajiban dikerjakan
79
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, terciptalah sekolah yang tertib administrasi.
d. Kegiatan Sekolah Kegiatan Sekolah meliputi kegiatan pembiasaan dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pembiasaan yang dilakukan adalah: Pagi :
Membaca ikrar dan do’a tahfidz BTAQ Pembelajaran Shalat dhuha
Siang
: Shalat jama'ah dhuhur Istirahat dan makan siang Pembelajaran
Sore : Muroja’ah Shalat jama’ah ashar Dalam pembacaan ikrar dan do’a, tiap-tiap kelas menunjuk salah satu siswa sebagai petugas dipilih secara bergiliran. Pembacaan ikrar dan do’a setiap kelas berbeda-beda, ada yang di dalam kelas dan ada yang di serambi kelas. Kemudian dilanjutkan dengan tahfidz. Kegiatan ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk
80
mengembangkan mental dan keberanian menjadi pemimpin dan berbicara di muka umum. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga juga mempunyai beberapa kegiatan ekstrakurikuler, tetapi untuk komputer dan pramuka masuk dalam jadwal pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut meliputi: 1) Bulu tangkis 2) Sepak bola 3) Wushu 4) Mewarnai 5) Qiro’ah 6) Catur 7) Seni suara 8) Kerajinan tangan 9) English club 10) Teater Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan setiap hari jum’at, setelah pembelajaran berlangsung. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk mengarahkan bakat dan minat siswa, juga menggali dan mengembangkan bakat yang dimiliki setiap siswa. e. Data Respoden
Tabel 3.5 Daftar Nama Responden
81
No.
Nama Responden
Kelas
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
1
Dhimas Ulil Albab
III
ü
2
Donni Setyawan Haryadi
III
ü
3
Falah Helmi Kusuma W.
III
ü
4
Fathurrahman Nur Azmi
III
ü
5
Hanna Salma Salsabila
III
6
Khairullah Naufal Abyan
III
ü
7
M. Hisyam Makarim
III
ü
8
M. Naufal Arroyan
III
ü
9
M. Khizbullah
III
ü
10
M. Hanif Muttaqin
III
ü
11
Mulia Handayani I.
III
ü
12
Nabil Nasrullah Naim
III
ü
13
Naurah Nadzifah D.
III
ü
14
Nisa Harky Illizana U.A
III
ü
15
Nurarini Asyifa Azzahra
III
ü
16
Ringgita Dimya Wastani
III
ü
17
Sabrian Ardeva M.
III
ü
18
Salsabilla Anggraeni
III
ü
19
Shofia Zahira
III
ü
20
Ulis Thafa Al Ghozali
III
21
Afada Nur Chaida
III
22
Ahmad Kholilu Rahman
III
ü
23
Alvian Garalt Lawana
III
ü
24
Amrizal M. Yusuf
III
ü
25
Asfan Safaro Abror
III
ü
26
Davy Alvin Tijar
III
ü
27
Donna Setyawan Haryadi
III
28
Firza Wahyu Nugraha
III
29
Husni Maila Wahida
III
30
Ilham Maulana Rasyid
31 32
M. Faqih Baihaqi
III III
M. Faqih Abidurrahman
III
ü ü
33
M. Naufal Muwaffaq
III
ü
34
Najwa Rosyadha
III
35
Raihan Zakyanto Basuki
III
ü
36
Rakha Nur Abdillah
III
ü
37
Rizal Rizky Yanuar
III
ü
38
Sabrena Tyas Eka Nabila
III
82
ü
ü ü
ü ü ü ü
ü
ü
No.
Nama Responden
Kelas
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan ü
39
Sarah Nur Azizah
III
40
Yumna Mutiara Sasi
III
41
M Tsaqif At Taqiy
III
ü
42
Naufal Indra Permada
III
ü
43
Purba Dwiutama
III
ü
44
Saif Ali Musyaffa
III
ü
45
Tsabita Hukma Shobiyya
III
ü
46
Aufa Assa Syahada
III
ü
47
Bakti Khoriana
III
ü
48
M Randinka Mazin Huda
III
ü
49
M Zaen Noor Ihkam
III
ü
50
Nabila Nur Faiza
III
ü
ü
B. Pembelajaran Hafalan Proses belajar mengajar pembelajaran menghafal Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga, kurikulum yang diterapkan yaitu Tahfidzul Qur’an. Guru pengampu atau guru pembimbing dalam proses mengafal Al-Qur’an diampu langsung oleh guru kelas (wali kelas) masing-masing kelas. Proses menghafal Al-Qur’an dilakukan setiap hari dengan cara satu hari satu ayat, untuk kelas III target yang harus dihafalkan meliputi Ad-Muthaffifin, Al-Insyirah, Ad-Dhuha, Al-Lail. Dalam proses belajar menghafal Al-Qur’an, guru membacakan ayat yang akan dihafal terlebih dahulu kemudian ditirukan para siswa. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga, selain mengembangkan kemampuan di bidang akademik juga mengembangkan kemampuan menghafal Al-Qur’an. Tujuan menghafal Al-Qur’an di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga yaitu menciptakan generasi qur’ani sejak dini. Mengambangkan kemampuan
83
menghafal Al-Qur’an pada siswa untuk menjadi bekal dan identitas umat islam, meningkatkan minat dan bakat setiap siswa. C. Penyajian Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siawa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga. Untuk itu penelitian ini mendistribusikan angket yang berisi 30 item soal tentang variabel yang pertama dan kedua tersebut kepada responden. 15 item soal berisi pertanyaan tentang bimbingan guru, 15 item berisi pertanyaan tentang bimbingan orang tua, sedangkan untuk variabel yang ketiga tentang kemampuan menghafal juz’amma pada siswa, peneliti menggunakan daftar nilai hafalan siswa yang diberikan oleh guru yang bersangkutan. Untuk mengetahui hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa, maka peneliti sajikan data berdasarkan hasil angket yaitu angket tentang metode bimbingan guru, metode bimbingan orang tua, dan untuk mengetahui kemampuan menghafal juz’amma siswa dilihat dari nilai yang diberikan oleh guru. 1. Data Jawaban Angket Siswa tentang Metode Bimbingan Guru Tabel 3.6 Jawaban Angket tentang Metode Bimbingan Guru Pilihan Jawaban
No
No. Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
01
B
A
A
C
A
A
A
C
A
B
D
A A
14
15
A
B
C
A
A
B
2
02
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
3
03
C
C
A
C
C
A
B
C
A
B
C
B
B
C
B
4
04
C
B
A
C
B
A
A
A
C
C
B
C
B
C
B
84
Pilihan Jawaban
No
No. Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
5
05
B
A
A
C
D
D
D
D
D
D
D
A
D
D
C
6
06
A
B
B
B
B
B
A
B
B
A
C
D
A
B
B
7
07
A
B
A
B
C
A
A
C
A
A
A
C
A
A
A
D
B
A
A
8
08
B
A
A
C
A
B
B
C
B
B
B
9
09
A
B
C
C
A
C
C
B
B
B
A
D
A
A
D
10
10
A
A
B
A
A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
C
11
11
B
C
A
A
A
B
A
B
B
A
D
A
B
A
B
12
12
B
A
B
D
A
A
B
A
A
A
B
C
A
B
A
13
13
C
A
A
D
D
B
A
D
B
A
C
D
A
B
A
C
C
C
A
14
14
A
D
A
A
A
B
B
B
C
C
A
15
15
A
D
A
D
D
D
A
D
A
D
A
D
B
A
B
16
16
A
C
A
C
C
D
A
B
A
A
B
A
A
B
A
17
17
C
A
B
D
D
A
A
B
B
C
C
B
D
D
D
18
18
A
A
B
D
A
A
A
A
A
D
D
A
D
D
A
D
A
D
A
19
19
A
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
20
20
C
A
A
C
A
A
A
D
A
A
D
A
A
A
A
21
21
A
B
A
C
A
A
A
A
A
A
B
C
A
A
A
22
22
A
D
A
D
D
A
D
D
D
A
A
A
A
D
B
23
23
A
A
A
A
A
A
C
B
A
A
B
A
A
B
A
24
24
A
A
A
D
A
A
A
C
A
A
D
D
A
D
A
C
A
B
C
25
25
A
A
A
D
C
D
D
D
B
A
D
26
26
C
A
A
A
A
A
A
A
C
A
A
C
A
A
C
27
27
A
B
B
C
C
B
B
B
B
C
B
A
A
B
C
28
28
A
B
A
C
A
B
B
D
B
A
C
D
D
B
A
29
29
B
A
A
D
A
A
A
B
A
A
D
B
A
B
A
30
30
B
A
A
C
C
A
A
C
A
A
C
C
A
B
A
A
A
A
A
31
31
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
32
32
C
A
B
D
D
A
D
A
D
D
D
D
D
A
C
33
33
A
B
A
C
C
C
A
A
C
C
C
C
A
B
A
34
34
A
B
A
C
C
C
A
B
A
C
C
C
A
B
A
35
35
A
B
A
D
A
A
D
B
C
C
C
B
A
A
A
C
A
C
A
36
36
B
A
A
C
A
A
A
A
A
A
C
37
37
A
A
A
C
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
38
38
B
A
A
C
A
A
A
C
A
A
C
D
C
B
A
39
39
D
A
B
D
A
A
C
C
C
C
C
C
B
B
C
40
40
A
B
A
B
B
B
C
A
B
D
D
B
A
B
A
C
B
A
B
C
A
41
41
B
A
A
B
A
A
85
D
A
A
Pilihan Jawaban
No
No. Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
42
42
A
C
A
D
A
A
A
A
B
B
A
B
A
A
B
43
43
C
A
A
C
D
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
44
44
A
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
A
A
A
A
D
B
D
C
45
45
B
B
A
D
A
A
A
A
C
B
D
46
46
C
B
B
D
D
B
B
C
D
B
C
C
B
B
B
47
47
C
A
A
D
D
B
C
C
B
B
B
B
B
B
B
48
48
A
A
A
A
C
A
B
C
A
B
B
A
A
A
A
49
49
A
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
A
A
A
A
50
50
B
A
A
C
A
A
A
A
D
A
D
D
A
A
B
2. Data Jawaban Angket Siswa tentang Metode Bimbingan Orang Tua
Tabel 3.7 Jawaban Angket tentang Metode Bimbingan Orang Tua Pilihan Jawaban
No
No. Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
01
A
C
C
B
A
A
A
A
A
B
B
A
B
B
A
2
02
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B C
3
03
B
D
B
A
A
A
A
A
A
D
B
4
04
D
D
D
D
D
D
A
C
D
C
D
C
D
A
5
05
D
D
D
D
D
A
A
D
D
D
B
D
C
D
C
D
C
D
D
6
06
D
D
A
D
D
A
B
A
A
D
D
7
07
A
D
A
A
A
A
A
A
A
D
A
A
D
A
A
8
08
B
B
2
B
B
A
A
A
A
C
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
9
09
B
A
A
A
C
B
B
D
D
D
B
10
10
A
C
A
A
A
A
A
A
A
A
D
11
11
A
C
D
B
A
A
A
A
A
D
A
B
D
A
A
A
A
A
A
12
12
B
C
B
A
B
A
B
A
A
A
B
13
13
B
C
B
A
B
A
A
A
A
A
D
A
B
A
B
C
C
A
A
14
14
C
C
A
C
C
C
A
C
C
C
C
15
15
A
D
D
C
D
D
B
A
D
D
D
D
D
D
C
16
16
B
D
A
B
A
A
A
A
B
A
A
A
C
A
D
B
B
A
A
17
17
A
C
A
A
B
C
A
D
D
C
C
18
18
C
D
D
D
A
A
A
A
A
D
A
B
C
A
A
19
19
D
C
A
D
C
A
A
C
A
C
C
D
A
D
A
C
B
A
A
B
B
20
20
A
C
A
A
A
A
86
A
A
A
Pilihan Jawaban
No
No. Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
21
21
C
C
C
A
B
A
A
A
B
11
12
13
14
15
D
B
A
C
D
C
B
C
D
D
22
22
B
D
A
D
B
A
A
A
A
D
D
23
23
A
A
A
B
A
B
A
B
B
A
B
A
B
B
A
24
24
D
D
D
D
D
A
A
A
D
D
D
A
D
A
D
B
D
B
C
25
25
B
D
D
D
D
B
A
A
A
D
C
26
26
C
D
C
C
A
A
A
C
C
A
C
A
C
A
C
B
B
B
B
27
27
A
B
C
B
B
B
A
B
B
C
B
28
28
C
B
B
C
B
B
A
A
D
C
C
B
B
C
B
29
29
D
C
B
C
B
A
A
A
A
B
B
B
B
A
D
C
C
B
C
30
30
C
B
C
A
C
C
C
A
C
C
A
31
31
D
D
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
D
32
32
D
C
D
D
D
A
A
A
D
D
D
D
D
D
D
A
C
B
C
33
33
D
D
C
A
B
A
A
A
C
A
C
34
34
C
D
C
A
B
A
A
A
C
A
C
A
C
B
C
35
35
D
A
C
A
A
A
A
A
D
A
D
A
B
A
C
A
C
C
C
D
A
B
36
36
C
C
A
D
D
A
A
A
A
C
C
37
37
A
B
D
A
A
A
A
A
A
A
C
A
38
38
D
C
C
A
D
A
A
A
B
A
D
D
B
D
D
D
D
D
A
39
39
D
C
D
D
D
C
B
A
A
D
D
40
40
B
D
B
D
D
B
A
A
D
B
D
A
D
A
A
A
B
C
B B
41
41
C
C
B
C
A
C
D
A
A
C
A
42
42
A
A
C
B
B
A
A
B
B
A
A
A
B
C
43
43
A
D
D
C
C
C
A
A
A
A
C
A
A
A
C
A
A
A
A
44
44
A
C
D
A
A
A
A
A
A
C
A
45
45
D
A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
D
D
A
D
46
46
C
C
C
C
C
C
B
C
D
D
C
C
C
C
C
C
C
C
C
47
47
C
C
C
A
A
B
B
B
A
C
C
48
48
A
A
A
D
C
A
A
D
C
A
B
A
B
A
B
49 50
49 50
A B
C D
A C
D B
A A
A A
A A
A A
A A
C A
A D
A A
D A
A A
A C
87
BAB IV ANALISIS DATA
Untuk mengetahui ada tidaknya atau seberapa besar hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa Sekolah Dasar Islam terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga, maka peneliti mengadakan analisa dari data-data yang diperoleh dan langkah selanjutnya adalah menganalisa dengan statistik dan analisa kuantitatif. Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga, A. Analisis Deskriptif Dalam analisis ini dideskripsikan tentang hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga, melalui data yang diperoleh dari responden. Setelah diketahui data-data tersebut kemudian dihitung untuk mengetahui tingkat hubungan masing-masing variabel dalam penelitian ini. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Analisis tentang Metode Bimbingan Guru SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Untuk mengetahui tentang metode bimbingan guru di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga, maka peneliti mengadakan penskoran data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi
88
untuk dihitung rata-rata kelas (mean) dari data yang terkumpul melalui angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan dengan kriteria jawaban dimana setiap soal terdapat 4 item jawaban, yaitu: a.
Jika jawaban A, nilai yang diberikan 4
b.
Jika jawaban B, nilai yang diberikan 3
c.
Jika jawaban C, nilai yang diberikan 2
d.
Jika jawaban D, nilai yang diberikan 1 Tabel 4.1 Skor Jawaban Angket tentang Metode Bimbingan Guru Pilihan Jawaban
No. No
X1 Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
01
3
4
4
2
4
4
4
2
4
3
1
4
4
3
2
48
2
02
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
58
3
03
4
4
4
1
4
4
4
2
4
4
1
1
4
1
4
46
4
04
2
2
4
2
2
4
3
1
4
3
2
3
3
2
3
40
5
05
4
4
4
1
2
1
1
1
3
4
1
2
4
3
2
37
6
06
2
3
4
2
3
4
4
4
1
1
3
2
3
2
3
41
7
07
3
4
4
2
1
1
1
1
1
4
1
4
1
1
2
31
8
08
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
2
1
4
3
3
46
9
09
4
3
4
3
2
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
52
10
10
3
4
4
2
4
3
3
2
3
3
3
1
3
4
4
46
11
11
3
4
4
2
1
1
1
1
1
4
1
4
1
1
2
31
12
12
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
2
55
13
13
4
4
4
1
4
3
4
2
4
4
1
4
3
4
3
49
14
14
3
4
3
1
4
4
3
4
4
4
3
2
4
3
4
50
89
Pilihan Jawaban
No. No
X1 Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
15
15
2
4
4
1
1
3
4
1
3
4
2
1
4
3
4
41
16
16
4
2
4
4
4
3
3
3
2
2
4
2
2
2
4
45
17
17
4
1
4
2
1
1
4
1
4
1
4
1
3
4
3
38
18
18
4
2
4
2
2
1
4
3
4
4
3
4
4
3
4
48
19
19
3
4
2
2
1
1
1
1
1
4
1
4
1
1
2
31
20
20
4
4
3
1
4
4
4
4
4
1
1
4
1
1
4
44
21
21
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
1
4
2
4
53
22
22
2
4
4
2
4
4
4
1
4
4
14
4
4
4
4
50
23
23
4
3
4
1
4
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
53
24
24
4
1
4
1
1
4
1
1
1
4
4
4
4
1
3
38
25
25
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
3
4
4
3
4
55
26
26
2
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
2
4
4
2
52
27
27
4
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
4
2
3
2
42
28
28
4
3
4
2
4
3
3
1
3
4
2
1
4
3
4
45
29
29
3
4
4
1
4
4
4
3
4
4
1
3
4
3
4
60
30
30
3
4
4
2
2
4
4
2
4
4
2
2
4
3
4
48
31
31
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
32
32
2
4
3
1
1
4
1
4
1
1
1
1
1
4
2
31
33
33
4
3
4
2
2
2
4
4
2
2
2
2
4
3
4
42
34
34
4
3
4
2
2
2
4
3
4
2
2
2
4
3
4
45
35
35
4
2
4
1
4
4
1
3
2
1
2
3
4
4
4
43
36
36
3
4
4
2
4
4
4
4
4
4
2
2
4
2
4
51
37
37
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
58
38
38
3
4
4
2
4
4
4
2
4
4
2
2
2
3
4
47
39
39
1
4
3
1
4
4
2
2
2
2
2
2
3
3
2
37
90
Pilihan Jawaban
No. No
X1 Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
40
40
4
3
4
3
3
3
1
4
3
1
1
3
4
3
4
44
41
41
3
4
4
3
4
4
1
4
4
2
3
4
3
2
4
49
42
42
4
2
4
1
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
51
43
43
2
4
4
2
1
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
54
44
44
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
58
45
45
3
3
4
1
4
4
4
4
2
3
1
1
3
1
2
40
46
46
2
3
3
1
1
3
3
2
1
3
2
2
3
3
3
35
47
47
2
4
4
1
1
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
31
48
48
4
4
4
4
2
4
3
2
4
3
3
4
4
4
4
53
49
49
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
4
4
4
4
4
58
50
50
3
4
4
2
4
4
4
4
1
4
1
1
4
4
3
47
Tabel 4.2 Hasil Skor tentang Metode Bimbingan Guru No.
Pilihan Jawaban
Skor Jawaban
Skor
No. Resp
A
B
C
D
4
3
2
1
Total
1
01
8
3
3
1
32
9
6
1
48
2
02
13
2
0
0
52
6
0
0
58
3
03
10
0
1
4
40
0
2
4
46
4
04
3
5
6
1
12
15
12
1
40
5
05
5
2
3
5
20
6
6
5
37
6
06
4
5
4
2
12
15
8
2
41
7
07
4
1
2
8
16
3
4
8
31
8
08
4
9
1
1
16
27
2
1
46
9
09
10
2
3
0
40
6
6
0
52
91
No.
Pilihan Jawaban
Skor Jawaban
Skor
No. Resp
A
B
C
D
4
3
2
1
Total
10
10
5
7
2
1
20
21
4
1
46
11
11
4
1
2
8
16
3
4
8
31
12
12
11
3
1
0
44
9
2
0
55
13
13
9
3
1
2
36
9
2
2
49
14
14
8
5
1
1
32
15
2
1
50
15
15
6
3
2
4
24
9
4
4
41
16
16
6
3
6
0
24
9
12
0
45
17
17
6
2
1
6
24
6
2
6
38
18
18
8
3
3
1
32
9
6
1
48
19
19
4
1
2
8
16
3
4
8
31
20
20
9
1
0
5
36
3
0
5
44
21
21
12
0
2
1
48
0
4
1
53
22
22
11
0
2
2
44
0
4
2
50
23
23
11
2
1
1
44
6
2
1
53
24
24
7
1
0
7
28
3
0
7
38
25
25
11
3
1
0
44
9
2
0
55
26
26
11
0
4
0
44
0
8
0
52
27
27
2
8
5
0
8
24
10
0
42
28
28
6
5
2
2
24
15
4
2
45
29
29
9
4
0
2
36
12
0
2
50
30
30
8
2
5
0
32
6
10
0
48
31
31
15
0
0
0
60
0
0
0
60
32
32
4
1
2
8
16
3
4
8
31
33
33
5
2
8
0
20
6
16
0
42
34
34
6
3
6
0
24
9
12
0
45
92
Pilihan Jawaban
No.
Skor Jawaban
Skor
No. Resp
A
B
C
D
4
3
2
1
Total
35
35
7
2
3
3
28
6
6
3
43
36
36
10
1
4
0
40
3
8
0
51
37
37
14
0
1
0
56
0
2
0
58
38
38
8
2
4
1
32
6
8
1
47
39
39
3
3
7
2
12
9
14
2
37
40
40
5
7
0
3
20
21
0
3
44
41
41
8
4
2
1
32
12
4
1
49
42
42
9
4
1
1
36
12
2
1
51
43
43
12
0
3
0
48
0
6
0
54
44
44
14
0
1
0
56
0
2
0
58
45
45
5
4
2
4
20
12
4
4
40
46
46
0
8
4
3
0
24
8
3
35
47
47
4
1
2
8
16
3
4
8
31
48
48
10
3
2
0
40
9
4
0
53
49
49
14
0
1
0
56
0
2
0
58
50
50
9
2
1
3
36
6
2
3
47
Kemudian untuk menganalisis data tersebut, maka dilakukan statistik deskriptif dari tabel di atas yang dilakukan dengan proses pembuatan tabel kerja ke dalam distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.3 Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Metode Bimbingan Guru di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga
No. 1
Skor (
Frekuegqnsi
)
(f)
31
5
93
f. 155
Percent (%) 10
No.
Skor (
Frekuegqnsi
)
(f)
f.
Percent (%)
2
35
1
35
2
3
37
2
74
4
4
38
2
76
4
5
40
2
80
4
6
41
2
82
4
7
42
2
84
4
8
43
1
43
2
9
44
2
88
4
10
45
3
135
6
11
46
3
138
6
12
47
2
94
4
13
48
3
144
6
14
49
2
98
4
15
50
3
150
6
16
51
2
102
4
17
52
2
104
4
18
53
3
109
6
19
54
1
54
2
20
55
2
110
4
21
58
4
232
8
22
60
1
60
2
∑
50
2247
100%
94
Berdasarkan tabel di atas maka untuk proses selanjutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut: a.
Mencari nilai rata-rata dari variabel X yaitu tentang metode bimbingan guru dengan menjumlahkan keseluruhan nilai angket dibagi responden. Berdasarkan hal tersebut maka nilai rata-rata untuk variabel X adalah: ∑ .
=
= 44,94
(dibulatkan 45)
Jadi, nilai rata-rata untuk variabel X adalah sebesar 45 b.
Menafsirkan nilai mean yang telah didapatkan interval kategori dengan cara sebagai berikut: i=
R K
Keterangan: I : Interval kelas R : Range nilai maksimum dikurangi nilai minimum) K : Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice) Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus: R =H– L+1 H = skor jawaban tertinggi x jumlah item, dimana A = 4 = 4 x 15 = 60 L = skor jawaban terendah x jumlah item, dimana D = 1 = 1 x 15
95
= 15 R =H– L+1 = 60-15+1 = 46 Maka diperoleh nilai interval sebagai berikut: i=
R K
=
46 4
= 11,5 Berdasarkan hasil di atas dapat diperoleh nilai interval 11,5 dibulatkan menjadi 11, sehingga untuk mengategorikan metode bimbingan guru dapat diperoleh interval sebagai berikut: Tabel 4.4 Nilai Interval Variabel
(Metode Bimbingan Guru)
No.
Interval
Kualifikasi
Frekuensi
Percent
1
56-67
Sangat Tinggi
5
10 %
2
44-55
Tinggi
28
56 %
3
32-43
Sedang
12
24 %
4
20-31
Kurang
5
10 %
50
100%
Jumlah Responden
Hasil di atas menunjukkan mean dengan nilai 45 dari variabel X tentang metode bimbingan guru tergolong tinggi karena termasuk dalam interval (44-55).
96
2. Analisis tentang Metode Bimbingan Orang Tua Siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Untuk mengetahui tentang metode bimbingan orang tua siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga, maka peneliti mengadakan penskoran data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk dihitung rata-rata kelas (mean) dari data yang terkumpul melalui angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan dengan kriteria jawaban dimana setiap soal terdapat 4 item jawaban, yaitu: a.
Jika jawaban A, nilai yang diberikan 4
b.
Jika jawaban B, nilai yang diberikan 3
c.
Jika jawaban C, nilai yang diberikan 2
d.
Jika jawaban D, nilai yang diberikan 1 Tabel 4.5 Skor Jawaban Angket tentang Metode Bimbingan Orang Tua Pilihan Jawaban
No. No
X2 Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
1
4
2
2
3
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
51
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
3
3
3
1
3
4
4
4
4
4
4
1
3
4
3
4
3
49
4
4
1
1
2
2
1
1
4
2
1
2
1
2
1
4
2
27
5
5
4
1
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
1
4
4
51
6
6
1
1
4
1
1
4
3
4
4
1
1
1
2
1
1
30
7
7
4
1
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
1
4
4
51
8
8
3
3
2
3
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
52
9
9
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
55
10
10
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
55
97
Pilihan Jawaban
No. No
X2 Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
11
11
4
2
1
3
4
4
4
4
4
1
4
3
1
4
4
47
12
12
3
2
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
53
13
13
3
2
3
4
3
4
4
4
4
4
1
4
3
4
3
50
14
14
2
2
4
2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
4
4
38
15
15
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
55
16
16
3
1
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
2
4
1
49
17
17
3
3
2
3
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
52
18
18
2
1
1
1
4
4
4
4
4
1
4
3
2
4
4
43
19
19
1
2
4
1
2
4
4
2
4
2
2
1
4
1
4
38
20
20
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
3
3
53
21
21
2
2
2
4
3
4
4
4
3
1
3
4
2
1
2
41
22
22
3
1
4
1
3
4
4
4
4
1
1
3
2
1
1
37
23
23
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
3
4
53
24
24
1
1
1
1
1
4
4
4
1
1
1
4
1
4
1
30
25
25
3
1
1
2
2
3
4
4
4
1
2
3
1
3
2
36
26
26
2
1
2
2
4
4
4
2
2
4
2
4
2
4
2
41
27
27
4
3
2
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
45
28
28
1
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
51
29
29
1
2
3
2
3
4
4
4
4
3
3
3
3
4
1
44
30
30
2
3
2
4
2
2
4
2
2
2
4
2
2
3
2
38
31
31
1
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
51
32
32
3
3
2
3
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
52
33
33
2
1
2
4
3
4
4
4
2
4
2
4
2
3
2
43
34
34
2
1
2
4
3
4
4
4
2
4
2
4
2
3
2
43
35
35
1
4
2
4
4
4
4
4
1
4
1
4
3
4
2
46
98
Pilihan Jawaban
No. No
X2 Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
36
36
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
37
37
4
3
1
4
4
4
4
4
4
4
2
4
1
4
3
50
38
38
1
2
2
4
1
4
4
4
3
4
3
1
3
4
4
44
39
39
1
2
1
1
1
2
3
4
4
1
1
1
3
1
1
27
40
40
3
1
3
1
1
3
4
4
1
3
1
1
1
1
4
32
41
41
2
2
3
2
4
2
1
4
4
2
1
4
1
4
4
40
42
42
4
4
2
3
3
4
4
3
3
4
4
4
3
2
3
50
43
43
4
1
1
2
2
2
4
4
4
4
2
4
4
4
2
44
44
44
4
2
1
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
53
45
45
1
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
1
1
4
1
45
46
46
2
2
2
2
2
2
3
2
1
1
2
2
2
2
2
29
47
47
2
2
2
2
2
2
3
2
1
1
2
2
2
2
2
29
48
48
4
4
4
1
2
4
4
2
2
4
3
4
3
4
3
48
49
49
4
2
4
1
4
4
4
4
4
2
4
4
1
4
4
50
50
50
3
2
2
3
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
2
48
Tabel 4.6 Hasil Skor tentang Metode Bimbingan Orang Tua No.
Pilihan Jawaban
Skor Jawaban
Skor
No. Resp
A
B
C
D
4
3
2
1
Total
1
1
8
5
2
0
32
15
4
0
51
2
2
15
0
0
0
60
0
0
0
60
3
3
8
5
0
2
32
15
0
2
49
4
4
2
0
6
7
8
0
12
7
27
5
5
8
5
2
0
32
15
4
0
51
99
No.
Pilihan Jawaban
Skor Jawaban
Skor
No. Resp
A
B
C
D
4
3
2
1
Total
6
6
4
1
1
9
16
3
2
9
30
7
7
12
0
0
3
48
0
0
3
51
8
8
9
4
2
0
36
12
4
0
52
9
9
9
4
2
0
36
12
4
0
52
10
10
13
0
1
1
52
0
2
1
55
11
11
9
2
1
3
36
6
2
3
47
12
12
9
5
1
0
36
15
2
0
53
13
13
8
5
1
1
32
15
2
1
50
14
14
4
0
11
0
16
0
22
0
38
15
15
13
0
1
1
52
0
2
1
55
16
16
9
3
1
2
36
9
2
2
49
17
17
9
4
2
0
36
12
4
0
52
18
18
8
1
2
4
32
3
4
4
43
19
19
6
0
5
4
24
0
10
4
38
20
20
10
3
2
0
40
9
4
0
53
21
21
5
3
5
2
20
9
10
2
41
22
22
5
3
1
6
20
9
2
6
37
23
23
8
7
0
0
32
21
0
0
53
24
24
5
0
0
10
20
0
0
10
30
25
25
3
4
4
4
12
12
8
4
36
26
26
6
0
8
1
24
0
16
1
41
27
27
2
11
2
0
8
33
4
0
45
28
28
12
0
0
3
48
0
0
3
51
29
29
5
6
2
2
20
18
4
2
44
30
30
3
2
10
0
12
6
20
0
38
100
No.
Pilihan Jawaban
Skor Jawaban
Skor
No. Resp
A
B
C
D
4
3
2
1
Total
31
31
12
0
0
3
48
0
0
3
51
32
32
9
1
2
3
36
3
4
3
46
33
33
6
2
6
1
24
6
12
1
43
34
34
6
2
6
1
24
6
12
1
43
35
35
9
1
2
3
36
3
4
3
46
36
36
15
0
7
2
60
0
14
2
60
37
37
10
2
1
2
40
6
2
2
50
38
38
7
3
2
3
28
9
4
3
44
39
39
2
2
2
9
8
6
4
9
27
40
40
3
4
0
8
12
12
0
8
32
41
41
6
1
5
3
24
3
10
3
40
42
42
7
6
2
0
28
18
4
0
50
43
43
8
0
5
2
32
0
10
2
44
44
44
12
0
2
1
48
0
4
1
53
45
45
8
3
0
4
32
9
0
4
45
46
46
0
1
12
2
0
3
24
2
29
47
47
0
1
12
2
0
3
6
2
29
48
48
8
3
3
1
32
9
4
1
48
49
49
11
0
2
2
44
0
4
2
50
50
50
9
2
2
2
36
6
4
2
48
Kemudian untuk menganalisis data tersebut, maka dilakukan statistik deskriptif dari tabel di atas yang dilakukan dengan proses pembuatan tabel kerja ke dalam distribusi frekuensi sebagai berikut:
101
Tabel 4.7 Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Metode Bimbingan Orang Tua di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga No.
Skor (
)
Frekuensi (f)
f.
Percent (%)
1
27
2
54
4
2
29
2
58
4
3
30
2
60
4
4
32
1
32
2
5
36
1
36
2
6
37
1
37
2
7
38
3
114
6
8
40
2
80
4
9
41
2
82
4
10
43
3
129
6
11
44
3
132
6
12
45
2
90
4
13
46
2
92
4
14
47
1
47
2
15
48
2
96
4
16
49
2
98
4
17
50
4
200
8
18
51
4
204
8
19
52
3
156
6
20
53
4
212
8
21
55
2
110
4
22
60
2
120
4
∑
50
2239
100%
102
Berdasarkan tabel di atas maka untuk proses selanjutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut: a.
Mencari nilai rata-rata dari variabel X yaitu tentang metode bimbingan orang tua dengan menjumlahkan keseluruhan nilai angket dibagi responden. Berdasarkan hal tersebut maka nilai rata-rata untuk variabel X adalah: ∑ .
=
= 44,78
(dibulatkan 45)
Jadi, nilai rata-rata untuk variabel X adalah sebesar 45 b.
Menafsirkan nilai mean yang telah didapatkan interval kategori dengan cara sebagai berikut: i=
R K
Keterangan: I : Interval kelas R : Range Inilai maksimum dikurangi nilai minimum) K : Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice) Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus: R =H– L+1 H = skor jawaban tertinggi x jumlah item, dimana A = 4 = 4 x 15 = 60 L = skor jawaban terendah x jumlah item, dimana D = 1 = 1 x 15 = 15 R =H– L
103
= 60-15+1 = 46 Maka diperoleh nilai interval sebagai berikut: i=
R K
=
46 4 = 11,5 Berdasarkan hasil di atas dapat diperoleh nilai interval 11,5
dibulatkan menjadi 11, sehingga untuk mengategorikan metode bimbingan orang tua dapat diperoleh interval sebagai berikut: Tabel 4.8 Nilai Interval Variabel
(Metode Bimbingan Orang Tua)
No.
Interval
Kualifikasi
Frekuensi
Percent
1
52-63
Sangat Tinggi
11
22 %
2
40-51
Tinggi
27
54 %
3
28-39
Sedang
10
20%
4
16-27
Kurang
2
4%
50
100%
Jumlah Responden
Hasil di atas menunjukkan mean dengan nilai 45 dari variabel X
tentang metode bimbingan orang tua tergolong tinggi karena
termasuk dalam interval (40-51).
104
3. Analisis tentang Kemampuan Menghafal Juz’amma di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Untuk mengetahui tentang kemampuan menghafal juz’amma siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga, maka peneliti melihat nilai akhir atau nilai raport hafalan siswa. Tabel 4.9 Daftar Nilai Raport Hafalan Juz’amma Siswa Nilai
No. No
Y Responden
Ad-Muthoffifin
Al-Insyirah
Ad-Dhuha
Al-Lail
1
01
9
9
8
8
8
2
02
8
8
9
8
7
3
03
8
8
8
9
8
4
04
9
8
9
9
9
5
05
9
9
8
8
8
6
06
8
8
8
9
8
7
07
8
8
8
9
8
8
08
8
9
8
9
8
9
09
9
9
9
8
9
10
10
8
8
9
8
7
11
11
9
9
8
8
8
12
12
8
7
8
9
7
13
13
9
9
8
9
9
14
14
8
7
8
9
8
15
15
8
8
7
9
8
16
16
9
9
9
9
9
17
17
8
8
7
9
8
105
Nilai
No. No
Y Responden
Ad-Muthoffifin
Al-Insyirah
Ad-Dhuha
Al-Lail
18
18
8
7
8
9
7
19
19
8
8
8
9
8
20
20
8
9
9
7
8
21
21
8
8
8
9
8
22
22
8
8
8
9
8
23
23
8
8
8
9
8
24
24
8
8
8
8
8
25
25
8
8
8
9
8
26
26
7
7
8
8
7
27
27
8
7
8
8
8
28
28
7
8
8
9
8
29
29
8
7
8
9
8
30
30
9
9
8
8
8
31
31
9
9
8
9
9
32
32
9
9
9
9
9
33
33
8
9
8
9
8
34
34
8
9
7
8
8
35
35
8
7
8
7
8
36
36
8
8
7
8
8
37
37
8
7
8
9
7
38
38
9
9
9
9
9
39
39
8
8
9
9
8
40
40
8
9
8
9
8
41
41
8
8
8
9
8
42
42
8
8
8
9
8
106
Nilai
No. No
Y Responden
Ad-Muthoffifin
Al-Insyirah
Ad-Dhuha
Al-Lail
43
43
8
8
8
9
8
44
44
8
8
9
8
7
45
45
8
9
8
8
8
46
46
8
8
8
9
8
47
47
9
8
8
8
7
48
48
8
8
8
9
7
49
49
8
8
8
8
8
50
50
8
9
8
9
8
Kemudian untuk menganalisis data tersebut, maka dilakukan statistik deskriptif dari tabel di atas yang dilakukan dengan proses pembuatan tabel kerja ke dalam distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.10 Tabel Kerja Distribusi Frekuensi Hafalan Juz’amma Siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga No.
Skor (Y)
Frekuensi (f)
f.Y
1
7
9
63
2
8
34
272
3
9
7
63
∑
50
398
107
Berdasarkan tabel di atas maka untuk proses selanjutnya dilakukan perhitungan sebagai berikut: a.
Mencari nilai rata-rata dari variabel Y yaitu tentang perilaku anak dengan menjumlahkan keseluruhan nilai angket dibagi responden. Berdasarkan hal tersebut maka nilai rata-rata untuk variabel Y adalah: ∑ .
=
= 7,96
(dibulatkan 8)
Jadi, nilai rata-rata untuk variabel Y adalah sebesar 8 b.
Menafsirkan nilai mean yang telah didapatkan interval kategori dengan cara sebagai berikut: i=
R K
Keterangan: I : Interval kelas R : Range Inilai maksimum dikurangi nilai minimum) K : Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice) Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus: R =H– L+1 H = skor hafalan tertinggi x jumlah item, dimana A = 9 = 9 x 4 = 36 L = skor hafalan terendah x jumlah item, dimana C = 7 = 7 x 4 = 28 R =H– L+1 = 36 – 28 + 1 = 9
108
Maka diperoleh nilai interval sebagai berikut: i=
R K
=
9 4
= 2,25 Berdasarkan hasil di atas dapat diperoleh nilai interval 2,25 dibulatkan menjadi 2, sehingga untuk mengategorikan hafalan juz’amma anak dapat diperoleh interval sebagai berikut: Tabel 4.11 Nilai Interval Variabel
(Hafalan Juz’amma Siswa)
No.
Interval
Kualifikasi
1
8-10
Baik
41
82 %
2
5-7
Cukup
9
18 %
3
2-4
Kurang
0
0%
50
100%
Jumlah Responden
Frekuensi Percent
Hasil di atas menunjukkan mean dengan nilai 8 dari variabel Y tentang hafalan juz’amma siswa tergolong baik karena termasuk dalam interval (8-10). B. Pengujian Hipotesis Uji korelasi ganda adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan variabel lain. Nilai uji korelasi ganda tersebut dengan rumus sebagai berikut:
109
R
=
r
+r
− 2r 1−r
r
r
Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi korelasi ganda X dan X terhadap Y ditentukan dengan rumus F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel. Adapun untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda tersebut, maka penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat tabel kerja atau tabel perhitungan untuk mengetahui hubungan bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga, sebagaimana tabel berikut: Tabel 4.12 Tabel Kerja atau Tabel Perhitungan Variabel
, Variabel
, dan Variabel Y
No.
X1
X2
Y
X 12
X22
Y2
X 1Y
X 2Y
X1X2
1
48
51
8
2304
2601
64
384
408
2448
2
58
60
7
3364
3600
49
406
420
3480
3
46
49
8
2116
2401
64
368
392
2254
4
40
27
9
1600
729
81
360
243
1080
5
37
51
8
1369
2601
64
296
408
1887
6
41
30
8
1681
900
64
328
240
1230
7
31
51
8
961
2601
64
248
408
1581
8
46
52
8
2116
2704
64
368
416
2393
9
52
52
9
2704
2704
81
468
468
2704
10
46
55
7
2116
3025
49
322
385
2530
11
31
47
8
961
2209
64
248
376
1457
110
12
55
53
7
3025
2809
49
385
424
2915
13
49
50
9
2401
2500
81
441
450
2450
14
50
38
8
2500
1444
64
400
304
1900
15
41
55
8
1681
3025
64
328
440
2255
16
45
49
9
2025
2401
81
405
441
2205
17
38
52
8
1444
2704
64
304
416
1976
18
48
43
7
2304
1849
49
336
301
2064
19
31
38
8
961
1444
64
248
304
1178
20
44
53
8
1936
2809
64
308
371
2332
21
53
41
8
2809
1681
64
424
328
2173
22
50
37
8
2500
1369
64
400
296
1850
23
53
53
8
2809
2809
64
424
424
2809
24
38
30
8
1444
900
64
304
240
1140
25
55
36
8
3025
1296
64
440
288
1980
26
52
41
7
2704
1681
49
312
246
2132
27
42
45
8
1764
2025
64
338
360
1890
28
45
40
8
2025
1600
64
315
280
1800
29
50
44
8
2500
1936
64
350
308
2200
30
48
38
8
2304
1444
64
384
304
1824
31
60
51
9
3600
2601
81
540
459
3060
32
31
46
9
961
2116
81
279
414
1610
33
42
43
8
1764
1849
64
336
344
1806
34
45
43
8
2025
1849
64
360
344
1935
35
43
46
8
1849
2116
64
344
368
1978
111
36
51
60
8
2601
3600
64
408
480
3060
37
58
50
7
3364
2500
49
406
350
2900
38
47
44
9
2209
1936
81
423
396
2068
39
37
27
8
1369
729
64
296
216
999
40
44
32
8
1936
1024
64
352
256
1408
41
49
40
8
2401
1600
64
392
320
1960
42
51
50
8
2601
2500
64
408
400
2550
43
54
44
8
2916
1936
64
432
352
2376
44
58
53
7
3364
2809
49
406
371
3074
45
40
45
8
1600
2025
64
320
360
1800
46
35
29
8
1225
841
64
280
232
1015
47
31
29
7
961
841
49
217
203
899
48
53
48
7
2809
2304
49
371
336
2544
49
58
50
8
3364
2500
64
464
400
2900
50
47
48
8
2209
2304
64
376
384
2256
∑
2247
2239
398
108581
106981
3438
18430
18361
104314
Untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi ganda, sebelumnya penulis menghitung nilai korelasi antara X .Y (r antara korelasi X .X (r 2. Korelasi
), X .Y (r
), dan
) sebagai berikut:
dengan Y
Untuk mengetahui hubungan metode bimbingan guru dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa menggunakan rumus:
112
r
N∑X Y − (∑X )(∑Y)
=
− (∑X )
N∑X
{N∑Y − (∑Y) }
Keterangan: r
` = Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases
∑X Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X dan skor Y
∑X
= Jumlah seluruh skor X
∑Y
= Jumlah seluruh skor Y Tabel 4.13 Ringkasan Statistik
r
Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
50
∑X
2247
∑Y
398
N∑X
=
∑X
108581
∑Y
3438
∑X Y
18430
N∑X Y − (∑X )(∑Y)
=
=
dan Y
− (∑X )
{N∑Y − (∑Y) }
50 x 18430 − (2247)(398) {50 x 108581 − (2247) }{50 x 3438 − (398) }
921500 − 894306 {5429050 − 5049009}{171900 − 158404}
113
27194
=
=
=
{380041} {13496} 27194 √5129033336 27194 71617,2698
= 0,3797 Jadi r = 0,3797 , selanjutnya dibandingkan dengan r tabel. Untuk df = N-nr = 50, dengan N = 50 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel X dan Y, maka nr = 2. Dengan mudah dapat diperoleh dfnya yaitu df = 50-2= 48, pada kesalahan 5% maka r tabel = 0,284, sedangkan r hitung adalah 0,3797. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Hα ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (
>
) maka Hα diterima. Dari hasil
tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha dietrima, dengan demikian korelasi 0,3797 , itu signifikan. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara bimbingan guru dengan kemampuan menghafal juz’amma siswa. 3. Korelasi
dan Y
Untuk mengetahui hubungan metode bimbingan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada anak menggunakan rumus: r
N∑X Y − (∑X )(∑Y)
= N∑X
− (∑X )
114
{N∑Y − (∑Y) }
Keterangan: r
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases
∑X Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X dan skor Y ∑X
= Jumlah seluruh skor X
∑Y
= Jumlah seluruh skor Y Tabel 4.14 Ringkasan Statistik
r
Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
50
∑X
2239
∑Y
398
N∑X
=
=
∑X
106981
∑Y
3438
∑X Y
18361
N∑X Y − (∑X )(∑Y)
=
=
dan Y
− (∑X )
{N∑Y − (∑Y) }
50 x 18361 − (2239)(398) {50 x 106981 − (2239) }{50 x 3438 − (398) }
918050 − 891122 {5349050 − 5013121}{171900 − 158404} 26928 {335929} {13496}
115
=
=
26928 √4533697784 26928 67332,7393
= 0,3999 Jadi r = 0,3999 , selanjutnya dibandingkan dengan r tabel. Untuk df = N-nr = 50, dengan N = 50 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel X dan Y, maka nr = 2. Dengan mudah dapat diperoleh dfnya yaitu df = 50-2 = 48, pada kesalahan 5% maka r tabel = 0,284, sedangkan r hitung adalah 0,3999. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Hα ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (
>
) maka Hα diterima. Dari hasil
tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian menunjukkan bahwa bimbingan orang tua terhadap kemampuan menghafal juz’amma pada anak mempunyai pengaruh yang signifikan. 4. Korelasi
dan
Untuk mengetahui hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua menggunakan rumus: r
N∑X X − (∑X )(∑X )
= N∑X
− (∑X )
{N∑X
− (∑X ) }
Keterangan: r
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases
∑X X = Jumlah hasil Perkalian antara skor X dan skor X
116
∑X
= Jumlah seluruh skor X
∑X
= Jumlah seluruh skor X Tabel 4.15 Ringkasan Statistik
r
dan
Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
50
∑X
2247
∑X
2239
∑X
108581
∑X
106981
∑X X
104314
N∑X X − (∑X )(∑X )
= N∑X
=
=
=
=
=
− (∑X )
{N∑X
− (∑X ) }
50 x 104314 − (2247)(2239) {50 x 108581 − (2239) }{50 x 106981 − (2239) } 5215700 − 5031033 {5429050 − 5013121}{5349050 − 5013121} 184667 {415929} {335929} 184667 √139722613041 184667 373794,8809
= 0,494
117
Jadi r = 0,494 , selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df = N-nr = 50, dengan N = 50 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel X dan X , maka nr = 2. Dengan mudah dapat diperoleh df-nya yaitu df = 50-2= 48, pada kesalahan 5% maka r tabel = 0,284, sedangkan r hitung adalah 0,494. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Hα ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (
>
) maka Hα diterima. Dari
hasil tampak bawa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian korelasi 0,494. Itu signifikan. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara metode bimbingan guru dan orang tua. 5. Mencari Nilai Koefisien Korelasi Ganda Untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda metode bimbingan guru dan orang tua terhadap kemampuan menghafal juz’amma pada siswa, maka menggunakan rumus:
R
=
r
+r
− 2r 1−r
r
r
Keterangan : R
= korelasi antara variabel X dengan X secara bersama-sama dengan variabel Y
r
= korelasi product moment antara X dengan Y
r
= korelasi product moment antara X dengan Y
r
= korelasi product moment antara X dengan X
118
R
=
r
+r
− 2r 1−r
r
r
=
0,3797 + 0,3999 − 2 x 0,3797 x 0,3999 x 0,494 1 − 0,494
=
0,14417209 + 0,15992001 − 0,15001992564 1 − 0,244036
=
0,15407217 0,755964
=
0,2038
= 0,4514 Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka didapat hasil bahwasanya terdapat korelasi antara metode bimbingan guru dan orang tua secara bersama-sama dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga sebesar 0,4514. Hubungan ini secara kuantitatif dapat dinyatakan sedang, dan besarnya lebih dari korelasi individual antara X dengan Y, maupun X dengan Y. Korelasi sebesar 0,4514 itu baru berlaku untuk sampel yang diteliti. Apakah koefisien korelasi itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikasinya dengan rumus sebagai berikut: Fh =
=
R ⁄k (1 − R )⁄(n − k − 1) 0,5 ⁄2 (1 − 0,5 )⁄(50 − 2 − 1)
119
=
0,25⁄2 (1 − 0,25)⁄(50 − 2 − 1)
=
0,125 0,75⁄47
=
0,125 0,01595744
= 7,8333 Setelah diuji nilai korelasi ganda (R) yang dihitung melalui uji F di atas adalah 7,8333 maka selanjutnya peneliti melakukan uji signifikan yaitu dengan cara membandingkan antara F hitung dengan F tabel. F tabel diperoleh dari dk pembilang = k (jumlah variabel independen, dan dk penyebut = (n-k-1). Jadi F (2, 47) = 3,23 F tabel = dalam hal ini berlaku ketentuan bila
lebih besar dari
, maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan. Jadi F hitung > F tabel atau 7,8333 > 3,23 hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga. C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Langkah pertama yang harus ditempuh adalah terlebih dahulu mencari df (degree of freedom) atau derajat kebebasan, dengan rumus df= N-nr. Responden yang diteliti yakni sebanyak 50 orang, dengan N=50. Variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel X dan Y, jadi nr=2. Dengan mudah dapat diperoleh df-nya yaitu df= 50-2= 48.
120
Setelah diketahui df=48 kemudian berkonsultasi pada tabel “r” product moment, maka dapat diketahui df sebesar 48, diperoleh “r” product moment pada taraf signifikasi 5% = 0,284. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara r
(0,3797) merupakan
korelasi yang positif dan signifikan pada taraf 5% (0,3797 > 0,284), maka dapat disimpulkan bahwasanya metode bimbingan guru dapat meningkatkan kemampuan menghafal juz’amma siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga. Selanjutnya korelasi antara r
(0,3999) merupakan korelasi yang
signifikan pada taraf 5% (0,3999 > 0,284), maka dapat disimpulkan bahwasanya metode bimbingan orang tua dapat meningkatkan kemampuan menghafal juz’amma siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga. Demikian halnya korelasi antara r
(0,494) merupakan korelasi
yang signifikan pada taraf 5% (0,494 > 0,284), maka dapat disimpulkan bahwasanya hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua dapat meningkatkan kemampuan menghafal juz’amma siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga. Demikian halnya dengan korelasi R
diperoleh hasil 0,4514
merupakan korelasi yang signifikan pada taraf 5% (0,4514 > 0,284). Hal ini berarti hipotesa alternatif (Ha) diterima dan terbukti kebenarannya karena “r ” lebih besar dari “r ” tabel dan hipotesa nihil atau hipotesa nol (Ho) ditolak kebenarannya. Maka dapat disimpulkan bahwasanya metode bimbingan guru dan orang tua dapat meningkatkan kemampuan menghafal juz’amma siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga.
121
Selanjutnya hasil F hitung sebesar 7,8333 sedangkan untuk F tabel yang diperoleh 3,23. Hal demikian menunjukkan bahwasanya korelasi ganda tersebut, atau korelasi antara metode bimbingan guru (X ) dan metode bimbingan orang tua (X ), dengan kemampuan menghafal juz’amma siswa (Y), terdapat korelasi yang signifikan. Hal ini berarti hipotesa alternatif (Ha) diterima atau terbukti karena F hitung lebih besar dari F tabel (7,8333 > 3,23). Sedangkan hipotesa nihil atau hipotesa nol (Ho) ditolak karena tidak terbukti kebenarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasanya tinggi rendahnya kemampuan menghafal juz’amma siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua.
122
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian yang penulis lakukan, baik dari penelitian lapangan maupun dari pembahasan teori, yang ada kaitannya dengan judul yaitu hubungan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Untuk rumusan masalah yang pertama yaitu mengenai tingkat variabel pertama, berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dengan mean sebesar 45, berada pada interval 44-55. Tingkat metode bimbingan guru di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga tahun ajaran 2012/2013 tersebut terletak pada kualifikasi tinggi.
2.
Untuk rumusan masalah yang kedua yaitu mengenai tingkat variabel kedua, berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dengan mean sebesar 45, berada pada interval 40-51. Tingkat metode bimbingan orang tua di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga tahun ajaran 2012/2013 tersebut terletak pada kualifikasi tinggi.
3.
Untuk rumusan masalah yang ketiga yaitu mengenai tingkat variabel ketiga, berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dengan mean
123
sebesar 8, berada pada interval 8-10. Tingkat kemampuan menghafal juz’amma siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga tahun ajaran 2012/2013 tersebut terletak pada kualifikasi baik. 4.
Untuk rumusan masalah yang keempat, dari hasil uji hipotesis tampak bahwa r hitung (0,3797) lebih besar dari r tabel (0,284), 0,3797 > 0,284, maka hipotesis awal diterima, dengan demikian korelasi 0,3797 itu signifikan. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara metode bimbingan guru dengan kemampuan menghafal juz’amma siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga tahun ajaran 2012/2013.
5.
Untuk rumusan masalah yang kelima, dari hasil uji hipotesis tampak bahwa r hitung (0,3999) lebih besar dari r tabel (0,284), 0,3999 > 0,284, maka hipotesis awal diterima, dengan demikian korelasi 0,3999 itu signifikan. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara metode bimbingan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga tahun ajaran 2012/2013.
6.
Untuk rumusan masalah yang terakhir, setelah dicari nilai koefisien korelasi ganda metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma siswa, maka didapat hasil bahwasanya terdapat korelasi antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga sebesar 0,494. Kemudian apakah koefisien korelasi itu dapat digeneralisasikan atau tidak, diuji signifikasinya, yaitu dengan cara membandingkan antara F hitung dengan F tabel (3,23). Setelah dihitung,
124
besar F hitung adalah 7,8333. Jadi F hitung > F tabel (7,8333 > 3,23).membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara metode bimbingan guru dan orang tua dengan kemampuan menghafal juz’amma pada siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga tahun ajaran 2012/2013. B. Saran Berdasarkan hasil dari penelitian yang penulis peroleh, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Kepada Guru dan Sekolah a. Hendaknya guru lebih mampu memahami latar belakang siswa, mampu memberikan metode bimbingan yang lebih intensif lagi kepada siswa, tidak terlalu memaksakan kehendak. Terutama dalam hal menghafal Al-Qur’an pada siswa. b. Hendaknya dari yayasan sekolah harus lebih memperhatikan lagi kemampuan guru dalam memberikan metode bimbingan menghafal Al-Qur’an pada siswa, sudah memadai atau belum. Kalau pembelajaran menghafal Al-Qur’an termasuk prioritas yang utama, alangkah baiknya mendatangkan guru khusus dalam pembelajaran menghafal Al-Qur’an.
2.
Kepada Orang Tua/Wali Hendaknya orang tua harus lebih peka terhadap kebutuhan anak, orang tualah figur utama bagi anak, dan kepada orang tualah tempat anak
125
untuk membentuk jati dirinya. Hendaknya orang tua tidak hanya memberikan kepercayaan penuh kepada guru.
126
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ra’uf Al Hafizh, Abdul Aziz. 2004. Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah. Bandung: PT Syaamil Cipta Media. Al Mundziri, Imam. 2003. Ringkasan Hadis Shahih Muslim. Jakarta: Pustaka Amami. Badwilan, Ahmad Salim. 2009. Panduan Cepat Menghafal Al-Qur’an dan Rahasia-rahasia Keajaibannya. Yogyakarta: Diva Press. Yusuf, Syamsu, & A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosda. Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Huda, Miftahul, & Muhammad Idris. 2008. Nalar Pendidikan Anak. Jogjakarta: Ar-Ruzz. Hook, Peter. 2010. Strategi Membimbing dan Mengarahkan. Jakarta: ESENSI. Juwariyah. 2010. Pendidikan Anak Dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: Teras. Mahdi Thabathabai, Sayyid Muhammad. 2008. Metode Dokter Cilik Menghafal dan Memahami Al-Qur’an dengan Isyarat. Jakarta: IKAPI. ____________________. 2007. Dokter Cilik Hafal dan Paham Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka IIMAN. Muallifah. 2009. Psycho Islamic Smart Parenting. Jogjakarta: DIVA Press. Munjahid. 2007. Strategi Menghafal Al-Qur’an 10 Bulan Khatam (Kiat-kiat Sukses Menghafal Al-Qur’an). Yogyakarta: IDEA Press. Riyadh, Sa’ad. 2007. Agar Anak Mencintai & Hafal Al-Qur’an. Bandung: irsyad baitus salam. . 2007. Mengajarkan Al-Qur’an Pada Anak. Solo: Ziyad. . 2007. Mendidik Anak Cinta Al-Qur’an. Solo: Insan Kamil. Saksono, Lukman dan Anharudin. 1992. Pengantar Psikologi Al-Qur’an. Jakarta: Grafikatama Jaya.
127
Sa’dulloh. 2010. 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani. Sardiman. 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Perss. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugianto, Ilham Agus. 2004. Kiat Praktis Menghafal Al-Qur’an. Bandung: Mujahid. Syarifuddin, Ahmad. 2008. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai AlQur’an. Jakarta: Gema Insani. Tea, Taufik. 2009. Inspiring Teaching (Mendidik Penuh Inspirasi). Jakarta: Gema Insani. .
128