HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU NURUL ISLAM TENGARAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh INDAH FITRIANY NIM 11508039
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013
i
ii
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU NURUL ISLAM TENGARAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh INDAH FITRIANY NIM 11508039
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2013
iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Indah Fitriany
NIM
: 11508039
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 5 Februari 2013 Yang menyatakan,
Indah Fitriany
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Barangsiapa mengajak kebenaran,
dia
akan
kepada suatu jalan mendapat
pahala
sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang
mengikutinya,
tidak
mengurangi
sedikitpun pahala mereka (HR. Muslim).
PERSEMBAHAN Untuk orang tuaku yang selalu mendoakanku, Untuk suamiku yang selalu memotivasiku, Untuk malaikat-malaikat kecilku Rochim, Uswah, dan Lubna, Untuk semua rekan-rekanku tercinta.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan sehingga umat Islam keluar dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang. Suatu kebanggaan tersendiri, jika tugas dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bentuannya, khususnya kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah banyak berjasa dan berkenan memberikan pengesahan terhadap skripsi ini. 2. Suwardi, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah dan sebagai dosen pembimbing yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaga
viii
serta telah berkenan meluangkan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini. 3. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga. 4. Miftachurrif’ah, M. Ag, selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga. 5. H. Ahmad Sultoni, M. Pd, selaku pembimbing akademik yang telah membimbing
dan memotivasi dari awal kuliah hingga penulis bisa
menyelesaikan tugas ini. 6. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 7. Suminah, S.Ag, M.Psi. selaku kepala SDIT Nurul Islam Tengaran yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin. 8. Ustadz/Ustadzah SDIT Nurul Islam Tengaran yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian di sekolah tersebut. 9. Siswa kelas VI SDIT Nurul Islam Tengaran yang telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian. 10. Bapak, ibu, adik, kakak, suami, dan anak-anakku tercinta
yang telah
mencurahkan kasih sayang, doa dan dukungan demi keberhasilan penulis.
ix
11. Ustadzah Yuliati Khasanah yang selalu memberikan pencerahan dan kesejukan hati, yang tak bosan-bosan mengingatkan untuk terus ber-amar ma’ruf nahi munkar. 12. Ustadz/Ustadzah TPQ Al Ghozali yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis sehingga tugas ini selesai. 13. Seluruh kader dakwah baik di kampus maupun di luar yang selalu memberikan semangat dan inspirasi baru bagi penulis. 14. Teman seperjuangan PGMI 2008, yang selama ini telah berjuang bersama. 15. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan kalian. 16. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Salatiga, 5 Februari 2013 Penulis
x
ABSTRAK Fitriany, Indah. 2013. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru dengan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Suwardi, M.Pd. Kata kunci: kompetensi pedagogik dan hasil belajar. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2012/2013. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru di SDIT Nurul Islam Tengaran kecamatan Tengaran kabupaten Semarang tahun 2012?, (2) bagaimanakah hasil belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran kecamatan Tengaran kabupaten Semarang tahun 2012?, dan (3) adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran kecamatan Tengaran kabupaten Semarang tahun 2012?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan korelasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner, metode dokumentasi,dan metode observasi. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru berada pada kategori sedang. Ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa dari jawaban siswa melalui angket mengenai persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru, siswa berpendapat (1) kompetensi pedagogik guru SDIT Nurul Islam Tengaran Tahun 2012/2013 adalah 34% tinggi dengan frekuensi 26 siswa, 53% sedang dengan frekuensi 40 siswa, dan 13% rendah dengan frekuensi 10 siswa. (2) nilai rata-rata hasil belajar siswa SDIT Nurul Islam Tengaran tahun ajaran 2012/2013 tergolong tinggi. Ini dapat dilihat dari laporan hasil belajar siswa pada semester gasal 2012/2013 adalah 4% sangat tinggi dengan frekuensi 3 siswa, hasil belajar siswa 45% tinggi dengan frekuensi 34 siswa, hasil belajar siswa 31% sedang dengan frekuensi 24 siswa, dan hasil belajar siswa 20% rendah dengan frekuensi 15 siswa. (3) tidak terdapat korelasi yang positif antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa. Ini dapat dilihat ketika data dianalisis menggunakan rumus product moment, diperoleh nilai r hitung sebesar -4,2091, dan selanjutnya dicocokkan dengan r tabel product moment dengan N = 76, pada taraf signifikan 1% diperoleh nilai 0,296 dan pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai 0,227 dan ternyata nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel (0,227 > (-4,2091) < 0,296). Jadi tidak ada hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi dikarenakan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru pada kategori sedang dengan prosentase 53% dengan frekuensi 40 siswa,sedangkan hasil belajar siswa termasuk kategori tinggi dengan prosentase 45% dengan frekuensi 34 siswa. xi
DAFTAR ISI SAMPUL ..............................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO ..........................................................................................
ii
JUDUL .................................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN ..........................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................
vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii ABSTRAK ...........................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................
4
D. Hipotesis Penelitian ..........................................................................
5
E. Manfaat Penelitian …........................................................................
5
F. Definisi Operasional ..........................................................................
7
G. Metode Penelitian ..............................................................................
10
xii
H. Sistematika Penulisan ........................................................................
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru ...................
18
1. Pengertian ……………………………………………………
18
2. Kompetensi Pedagogik Guru ………………………………..
19
B. Hasil Belajar Siswa………………………………………………..
41
1. Pengertian …………………………………………………….
41
2. Hakikat Belajar ………………………………………………..
42
3. Jenis-Jenis Hasil Belajar ………………………………………
43
4.
46
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ………………….
C. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru dengan Hasil Belajar Siswa ………………………...........
57
1. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Siswa
60
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subjek Penelitian.............................
61
B. Penyajian Data...................................................................................
70
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif...........................................................................
75
B. Pengujian Hipotesis ......................................................................
95
xiii
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 99 B. Saran ................................................................................................
100
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
103
LAMPIRAN .............................................................................
106
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ....................................................................
11
Tabel 2.1 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Hasil Belajar ..........................................
45
Tabel 3.1 Keadaan Guru dan Karyawan .....................................................................
64
Tabel 3.2 Daftar Siswa SDIT Nurul Islam Tengaran …………………….................
64
Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana ………………….....................................................
66
Tabel 3.4 Daftar Responden ………………...................................................................
68
Tabel 3.5 Data Angket Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru............
72
Tabel 3.6 Variabel Hasil Belajar Siswa …….................................................................
75
Tabel 4.1 Kriteria Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru ...................
78
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban ………...........................................................
81
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Mengenai Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru SDIT Nurul Islam Tengaran Tahun
82
2012/2013 …………………......................................................................... Tabel 4.4 Persentase Jawaban Angket Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru .............................................................................................
83
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa ……………………………………………………….
92
Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Jawaban ………...........................................................
94
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Mengenai Hasil Belajar Siswa SDIT Nurul Islam Tengaran Tahun 2012/2013 .................................................................
95
Tabel 4.8 Tabel Kerja Persiapan Perhitungan Product Moment.......................……….
98
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kisi-Kisi Kuesioner .................................................
106
Lampiran 2 Kuesioner .................................................................
107
Lampiran 3 Pedoman Observasi ................................................
111
Lampiran 4 Tabel Pengkodean Responden ...............................
112
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup .............................................
115
Lampiran 6 Legger kelas VI SDIT Nurul Islam Tengaran ........
116
Lampiran 7 Taraf Signifikan Product Moment............................
119
Lampiran 8 Struktur Organisasi Sekolah .....................................
120
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................
121
Lampiran 10 Nota Pembimbing ....................................................
127
Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian .................................................
128
Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ......
129
Lampiran 13 Lembar konsultasi...................................................
130
Lampiran 14 Surat Keterangan Keaktifan (SKK) ........................
131
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Kompetensi pedagogik inilah yang membedakan profesi guru dengan profesi yang lainnya. Kompetensi pedagogik harus dikuasai oleh guru secara teoritis maupun secara praktis. Kompetensi pedagogik yang dikuasai dengan baik dan benar oleh seorang guru akan mempengaruhi pembelajaran yang dikelola di kelas. Dari sinilah, perubahan dan kemajuan yang akan terjadi dengan pesat dan produktif. Pembelajaran yang baik dan berkualitas akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Pembelajaran yang dikelola dan direncanakan dengan baik akan membuat siswa nyaman mengikuti pembelajaran. Menurut Sriyanti (2009:12) guru yang berkualitas tidak hanya menyangkut keilmuan yang dikuasai terhadap materi, namun
kemampuan
guru
dalam
mengelola
pembelajaran,
kemampuan
memodifikasi materi agar sesuai dengan daya tangkap siswa dan sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Guru yang menguasai kompetensi pedagogik dengan baik akan lebih menyenangkan dalam mengajar di kelas. Guru lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran sehingga siswanya tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Guru akan menggunakan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran sehingga siswanya tidak merasa bosan. Guru bisa membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan memfasilitasi pembelajaran yang berlangsung dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai target yang ditentukan.
1
Dalam
pelaksanaan
pembelajaran
guru
harus
mampu
mengelola
pembelajaran dengan baik dan tepat. Oleh karena itu, guru harus: 1. Memiliki pemahaman yang baik dengan pelajaran yang diajarkan serta tahu cara mengajarkan pelajaran tersebut kepada siswa. 2. Memiliki pemahaman tentang cara siswa belajar dan berkembang. 3. Mampu mengobservasi, memonitor dan menilai hasil belajar siswa. 4. Memahami budaya dan bahasa mereka sendiri serta tahu cara belajar budaya asing. 5. Mampu merancang kurikulum dan aktivitas pembelajaran. 6. Tahu cara mengajar mata pelajaran tertentu agar pelajaran dapat diserap dengan mudah oleh siswa dan tidak terjadi salah konsep. 7. Tahu cara merancang dan mempergunakan sarana evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa dan tahu cara memanfaatkan hasil evaluasi. 8. Tahu cara memanfaatkan pengamatan yang sistematis. 9. Mampu mengevaluasi siswa dalam merespon dan berperilaku di dalam kelas, dan dapat melihat kesulitan masing-masing siswa dalam belajar serta dalam kehidupan sehari-hari. 10. Dapat merencanakan intervensi, perubahan, dan merubah strategi mengajar jika diperlukan. (Darling dkk, 2009: 40-41) Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan untuk mengetahui kemampuan yang dicapai siswa. Cara yang digunakan bermacam-macam diantaranya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan sebagainya. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil
2
jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya (www.hendriansdiamond.blogspot.com). Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran adalah salah satu sekolah favorit di wilayah Tengaran dan sekitarnya. Sekolah ini memiliki guru yang lebih banyak dibanding sekolah-sekolah lainnya di sekitarnya. Guru yang mengajar di sekolah ini hampir semua menempuh pendidikan strata 1, namun, tidak semua guru menempuh pendidikan keguruan. Ada beberapa guru yang menempuh pendidikan ilmu murni, sehingga kompetensi pedagogik yang dimiliki setiap guru berbeda-beda. Untuk mengungkap kualitas kompetensi pedagogik pada sekolah ini, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU NURUL ISLAM TENGARAN
KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2012/2013”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian Latar Belakang di atas maka sebagai pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru di
Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran kecamatan Tengaran kabupaten Semarang tahun ajaran 2012/2013?
3
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul
Islam Tengaran kecamatan Tengaran kabupaten Semarang tahun ajaran 2012/2013? 3. Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru
dengan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran kecamatan Tengaran kabupaten Semarang tahun ajaran 2012/2013? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam kegiatan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru di
Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran kecamatan Tengaran kabupaten Semarang tahun ajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu
Nurul Islam Tengaran kecamatan Tengaran kabupaten Semarang tahun ajaran 2012/2013. 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara persepsi siswa
tentang kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran kecamatan Tengaran kabupaten Semarang tahun ajaran 2012/2013. D. Hipotesis Penelitian
4
Hipotesis adalah kesimpulan atau jawaban sementara atas rumusan masalah, yang kebenarannya perlu diuji melalui kegiatan penelitian di lapangan. Dari permasalahan tersebut peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu
Nurul Islam Tengaran kecamatan
Tengaran kabupaten Semarang tahun ajaran 2012/2013. E. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada atau tidaknya hubungan antara kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritik Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperoleh temuan di bidang pendidikan baik pendidikan umum maupun pendidikan agama. Penelitian ini juga bermanfaat untuk pengembangan pendidikan pada umumnya, dan khususnya dapat memperkaya pengetahuan dalam dunia pendidikan. 2. Manfaat praktis Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, siswa, guru, sekolah dan orang tua siswa.
a. Bagi peneliti
5
Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dan wawasan akan pentingnya kompetensi pedagogik seorang guru yang berdampak pada hasil belajar siswa. b. Bagi guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk terus meningkatkan kompetensi pedagogik yang harus dimiliki. c. Bagi siswa Hasil penelitian diharapkan memberikan rasa senang dan nyaman siswa untuk meningkatkan hasil belajar. d. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada sekolah agar terus meningkatkan kompetensi yang harus dikuasai guru, sehingga sekolah akan terus mendapat kepercayaan dari semua pihak. e. Bagi orangtua Hasil penelitian ini akan menambah kepercayaan orang tua terhadap sekolah yang bersangkutan, karena putra-putrinya mendapat pendidik yang sesuai, sehingga putra-putri mereka dapat belajar dengan baik dan nyaman. F. Definisi Operasional Variabel 1. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru
6
Persepsi adalah tanggapan (penerimaan)
langsung dari sesuatu;
serapan, proses untuk mengetahui beberapa hal melalui panca indra (Poerwadarminta, 2006: 880). Siswa artinya sama dengan peserta didik. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (PP RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). Jadi yang dimaksud dengan persepsi siswa adalah tanggapan langsung dari peserta didik melalui panca indera untuk mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Secara etimologi pedagogik berasal dari kata Yunani paedos, yang berarti anak laki-laki dan agogos artinya mengantar, membimbing. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakekat manusia, hakekat anak, hakekat tujuan pendidikan serta hakekat proses pendidikan (www.miftakh.com). Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan,
dan
pelaksanaan
pembelajaran,
7
evaluasi
hasil,
dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Asmani, 2009: 59). Jadi yang dimaksud persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dalam penelitian ini adalah tanggapan langsung peserta didik tentang kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik secara menyeluruh. Berdasarkan pengertian di atas, maka persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dapat diketahui indikatornya sebagai berikut (http://mkkssmajepara.blogspot.com): 1) Penilaian peserta didik tentang kemampuan guru dalam penguasaan pemahaman peserta didik. 2) Penilaian peserta didik tentang kemampuan penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3) Penilaian peserta didik tentang kemampuan mengembangkan kurikulum. 4) Penilaian peserta didik tentang pelaksanaan pembelajaran yang mendidik. 5) Penilaian peserta didik tentang pengembangan potensi peserta didik 6) Penilaian peserta didik tentang komunikasi dengan peserta didik.
8
7) Penilaian peserta didik tentang penilaian dan evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan guru. 8) Penilaian peserta didik tentang kemampuan guru menggunakan teknologi informatika dan komunikasi dalam pembelajaran. 2.Hasil Belajar Siswa Hasil adalah sesuatu yang diadakan, dibuat oleh usaha (Poerwadarminta, 2006: 408). Belajar adalah perubahan kepribadian, sebagaimana yang dimanifestasikan dalam perubahan penggunaan pola-pola respon atau tingkah laku yang baru, yang nyata dalam perubahan keterampilan, kebiasaan, kesanggupan atau pemahaman (Sriyanti, 2009: 5). Siswa artinya sama dengan peserta didik. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (PP RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). Jadi yang dimaksud dengan hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dicapai siswa dalam bentuk perubahan penggunaan pola-pola respon atau tingkah laku yang baru dan nyata dalam perubahan keterampilan, kebiasaan dan pemahaman setelah mengikuti pembelajaran yang nilainya dicantumkan dalam laporan hasil belajar (raport). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa indikator hasil belajar siswa dalam penelitian ini akan diperoleh dari penilaian yang ditinjau dari
9
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, yang dirangkum dalam buku laporan hasil belajar siswa (raport). G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif karena ingin melihat keterkaitan antar variabel yang perlu diuji dengan analisa statistik, sehingga rancangan penelitian yang digunakan korelasi karena ingin mengungkap keterkaitan yang muncul antar variabel yang diteliti. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran kecamatan Tengaran kabupaten Semarang. b. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada Januari 2013 sampai dengan Februari 2013.
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian No
Waktu
Kegiatan
1
3 Januari 2013
Penyerahan ijin penelitian
2
3 Januari 2013
Menyebarkan angket
10
3
10-15 Januari 2013
Observasi
4
4-5 Februari 2013
Melengkapi dokumen
5
19 Desember 2012-14 Februari 2013
Menyusun laporan
3. Populasi dan Sampel Penelitian a) Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu
Nurul Islam
Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 550 siswa. b) Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang telah dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 81). Dalam penelitian ini penulis menggunakan “cluster sampel yaitu sampel dalam bentuk kelompok, bukan individu” (Hadeli, 2006: 71). Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini kelas VI sebanyak 76 siswa. Dalam penelitian ini penulis sengaja memilih sampel dari kelas tinggi yaitu kelas VI, karena memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Perhatiannya tertuju pada hal yang praktis, konkrit dalam kehidupan sehari-hari
11
2) Amat ingin tahu, ingin belajar dan realistis 3) Mulai timbul minat terhadap pelajaran khusus 4) Anak memandang nilai sebagai ukuran akan prestasi belajar 5) Anak mulai membentuk kelompok sebaya, serta membuat aturan sendiri dalam permainannya 6) Awal tingkat ini anak masih membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan tugasnya atau memenuhi keinginannya, namun pada akhir usia ini anak mulai bertanggung jawab terhadap tugasnya (Sriyanti, 2009: 45-46). 4.
Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Metode kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang akan diharapkan dari responden (Sugiyono, 2011: 142). Metode kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru.
12
b) Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan peneliti untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa. Dokumen yang digunakan adalah raport. c) Metode Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematik terhadap gejala sosial maupun psikologik melalui penglihatan dan pencatatan secara langsung. Metode ini
digunakan
sebagai metode pelengkap pada penelitian ini. Metode ini diharapkan dapat membantu dalam melengkapi data persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru yang diperlukan dengan jalan mengamati proses pembelajaran di kelas.
5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengambil data yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa: a) Kuesioner
13
Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan satu kuesioner untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru. Adapun kisi-kisi dan kuesioner terdapat pada lampiran 1 dan lampiran 2. b) Pedoman Dokumentasi Pedoman dokumentasi adalah segala sesuatu yang berbentuk dokumen yang bisa diambil datanya untuk penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan nilai hasil belajar siswa (raport) semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 untuk mengetahui hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat dilihat dalam lampiran 6. c) Pedoman Observasi Pedoman observasi adalah pernyataan tertulis yang dijadikan pedoman dalam pengamatan di lapangan. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas. Adapun pedoman observasi dapat dilihat pada lampiran 3. 6. Analisis Data
14
Analisa data adalah proses pengolahan dan pengorganisasian data serta mengurutkan data ke dalam pola, kategori atau satuan perhitungan sedemikian rupa sehingga dapat ditemukan kesimpulan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisa data adalah sebagai berikut : a. Analisa Pendahuluan Pada analisa pendahuluan ini dilakukan untuk menganalisa data tiap-tiap item dengan menggunakan rumus presentase :
P=
F ´100% N
Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah total responden b. Analisa Uji Hipotesis Digunakan analisa data product moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
r xy =
N å XY - ( å X )( å Y )
[
[ N å X 2 - ( å X ) 2 ] N å Y 2 - (å Y ) 2
Keterangan : r xy
= angka indeks korelasi “r” product poment
15
]
N
= besarnya data
S
= jumlah hasil kali antara skor X dan skor Y
SX
= jumlah seluruh skor X
SY
= jumlah seluruh skor Y
H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian kuantitatif terdiri dari 3 bagian yaitu, bagian awal, bagian inti, bagian akhir laporan. Dari bagianbagian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. 2. Bagian isi skripsi, terdiri dari lima bab yaitu: Bab I.
Pendahuluan, dalam hal ini penulis menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional variabel, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II
Kajian pustaka, yang menguraikan tentang variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan variabel hasil belajar siswa.
Bab III
Hasil penelitian, yaitu bab yang menguraikan tentang gambaran umum subyek penelitian dan penyajian data.
Bab IV
Analisa data, yaitu bab yang menguraikan tentang analisa data per variabel dan pengujian hipotesis.
16
Bab V
Penutup, yaitu bab yang menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
3.Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, daftar riwayat hidup, surat keterangan sekolah yang diteliti dan lembar konsultasi bimbingan skripsi.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru 1. Pengertian Persepsi adalah “tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; serapan, proses untuk mengetahui beberapa hal melalui panca indra” (Poerwadarminta, 2006: 880). Sedangkan siswa artinya sama dengan peserta didik.
Peserta
didik
adalah ”anggota
masyarakat
yang
berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”(PP RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). Kompetensi adalah “seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh
guru
atau
dosen
dalam
melaksanakan
tugas
keprofesionalan”(UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Secara etimologi pedagogik berasal dari kata Yunani paedos, yang berarti anak laki-laki dan agogos artinya mengantar, membimbing. “Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakekat manusia, hakekat anak, hakekat tujuan pendidikan serta hakekat proses pendidikan”(www.miftakh.com). Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Asmani, 2009: 59).
18
Jadi persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik adalah tanggapan langsung peserta didik tentang kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik secara menyeluruh. 2. Kompetensi Pedagogik Guru a. Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan Sebelum merancang pembelajaran, seorang guru harus menguasai sejumlah teori atau filsafat tentang belajar, termasuk beberapa pendekatan dalam pembelajaran. Teori belajar tersebut sebagian sudah dikenal dalam pelaksanaan kurikulum 1984, kurikulum 1994, dan kurikulum 2004. Sebagian bahkan sudah dikenal dalam mata kuliah tentang pendidikan dan pengajaran.
Penguasaan teori itu dimaksudkan agar
guru mampu
mempertanggungjawabkan secara ilmiah perilaku mengajarnya di depan kelas. Ada bermacam-macam teori belajar yang harus dikuasai oleh seorang guru. Diantara sekian banyak teori yang berdasarkan hasil eksperimen terdapat tiga macam yang sangat menonjol, yaitu Conectionism, Classical Conditioning, dan Operant Conditioning. Dari ketiga teori tersebut maka muncullah penemuan-penemuan baru untuk mengembangkan teori belajar yang sudah ada. Teori Conectionism ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1874-1949). Menurut Thorndike,”belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon”(Syah, 2010: 93). Stimulus yaitu “apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal
19
lain yang dapat ditangkap melalui alat indera”. Sedangkan respon yaitu interaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Menurut Hilgard dan Bower (dalam Syah, 2010: 95) “jika perilaku (perubahan hasil belajar) sering dilatih maka eksistensi perilaku tersebut akan semakin kuat. Sebaliknya, jika perilaku tidak sering digunakan maka ia akan terlupakan atau sekurangkurangnya menurun”. Teori Classical Conditioning ini berkembang berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849-1936). Pada dasarnya eksperimen yang dilakukan oleh Thorndike dan Pavlov adalah sama. Eksperimen Pavlov menekankan pada stimulus yang diadakan selalu disertai dengan stimulus penguat, stimulus tadi cepat atau lambat akhirnya akan menimbulkan respon atau perubahan yang kita kehendaki”( Syah, 2010: 96). Teori Operant Conditioning dikembangkan B.F. Skinner (1904-1990). Dalam sebuah situs di internet yang membahas tentang teori-teori belajar disebutkan bahwa: hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku. Teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respon serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program-program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan oleh Skinner. (http://cikguanashazana.blogspot.com)
20
Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru mempunyai wawasan yang luas tentang pendidikan. Pendidikan Nasional sebagai wahana dan sarana membangun bangsa dituntut mampu mengantisipasi proyek kebutuhan masa depan. Tuntutan landasan pendidikan harus bertumpu pada basis kehidupan masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Menurut Alfiyati (2011:30), landasan pendidikan di Indonesia didasarkan pada tiga aspek: 1) Landasan Filosofis Landasan filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya yang terkandung pada Pancasila. Nilai Pancasila tersebut benarbenar ditanamkan dalam diri peserta didik melalui penyelenggarakan pendidikan.
Landasan
filosofis
tersebut
bertujuan
untuk
mengembangkan bakat, minat, kecerdasan dalam pemberdayaan yang seoptimal mungkin. Landasan filosofis Pancasila mengisyaratkan bahwa sistem pendidikan nasional hendaknya
bertumpu pada
pemenuhan hak-hak asasi dan keseimbangan antara hak dan kewajiban yang terkait dengan pemenuhan harkat dan martabat manusia. 2) Landasan Sosiologis Lembaga pendidikan harus diberdayakan dengan lembaga sosial lain, lembaga pendidikan harus disejajarkan dengan lembaga-lembaga ekonomi,
lembaga
politik
sebagai
pranata
kemasyarakatan,
pemberdayaan masyarakat harus dijadikan rekontruksi sosial. Apabila perencanaan pendidikan yang melibatkan masyarakat bisa tercapai
21
maka patologi sosial setidaknya dapat terkurangi. Pendidikan nasional yang berlandaskan sosiologis dalam penyelenggaraannya harus memperhatikan
aspek
yang
berhubungan
dengan
sosial
baik
problemanya maupun demografis. 3) Landasan Yuridis Sebagai
penyelenggara
pendidikan
nasional
yang
utama,
pelaksanaannya berdasar pada perundangan sehingga bangunan pendidikan nasional sah menurut undang-undang. Pentingnya undangundang sebagai tumpuan bangunan pendidikan nasional adalah perwujudan dari UUD 1945 pasal 31. Di samping untuk menunjukkan bahwa pendidikan sangat penting sebagai kelangsungan hidup bangsa Indonesia, juga sebagai pedoman bagi penyelenggaraan pendidikan secara utuh yang berlaku di Indonesia. Landasan yuridis harus dipahami oleh guru, karena berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah. b. Pemahaman Terhadap Peserta Didik Guru yang baik adalah guru yang dekat dengan peserta didik baik di kelas maupun di luar kelas. Guru harus memahami karakteristik peserta didiknya, sehingga guru dapat bersikap bijak dalam menangani peserta didik. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Lail ayat 4 yang berbunyi
ﻰﺘ ﻟﹶﺸﻜﹸﻢﻴﻌﻥﱠ ﺳﺍ
artinya “Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-
beda.” Pemahaman terhadap peserta didik adalah salah satu bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dimiliki seorang guru. Guru harus 22
memahami peserta didik minimal empat hal yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik dan perkembangan kognitif (Mulyasa, 2008: 79). Pemahaman tentang tingkat kecerdasan peserta didik dapat diketahui oleh pendidik melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga tingkat kecerdasan peserta didik dapat diketahui posisinya, amat superior, superior, rata-rata, atau lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan peserta didik merupakan hal yang sangat berharga dalam memprediksi kemampuan belajar peserta didik. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada peserta didik(Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 22)
“Kecerdasan tidak bersifat abadi atau statis dalam kehidupan manusia” (Chatib dan Said, 2012: 69). Kecerdasan seseorang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan di mana orang itu tinggal dan asupan gizi yang dikonsumsi. Kecenderungan kecerdasan anak yang berasal dari daerah pedalaman yang dibesarkan oleh keluarga di kota besar, akan mengikuti pola kebiasaan keluarga yang mengasuhnya. Selang beberapa tahun akan muncul perbedaan yang mencolok pada diri anak tersebut. Alfred Binet dan Theodore Simon sebagai perintis tes kecerdasan, menjelaskan bahwa definisi kecerdasan itu terdiri atas tiga komponen. Kemampuan yang pertama adalah kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan. Kemampuan yang kedua adalah kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan itu telah dilaksanakan. Dan kemampuan yang ketiga adalah kemampuan untuk mengkritik diri sendiri (Sriyanti, 2009: 30). “Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui interaksi dan pengalaman
23
belajar” (Mulyasa, 2008: 87). Namun dalam pelaksanaan pembelajaran yang sering terjadi justru proses pembelajaran yang dilaksanakan dapat menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik. Hal ini disebabkan ketika proses pembelajaran hanya menekankan pada aspek kognitif saja, sehingga peserta didik terpusat
pada pemahaman, pengetahuan, dan
ingatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas seseorang menurut Munandar (dalam http://mardiya.wordpress.com) terdiri dari aspek kognitif dan aspek kepribadian yang saling berinteraksi. Aspek kognitif terutama kemampuan berpikir terdiri dari kecerdasan dan pemerkayaan bahan berpikir berupa pengalaman dan keterampilan. Faktor kepribadian yang mempengaruhi kreativitas antara lain meliputi dorongan ingin tahu, harga diri dan kepercayaan diri, sifat mandiri, dan keberanian mengambil resiko. Disamping aspek kognitif dan kepribadian yang mempengaruhi kreativitas, faktor yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya kreativitas adalah lingkungan (lingkungan sekolah, rumah tangga, maupun dalam masyarakat). Faktor lingkungan yang terpenting adalah lingkungan yang memberi rasa aman dan dukungan atas kebebasan individu. Perasaan aman tersebut memberikan kebebasan dan dorongan untuk melakukan kreativitas. Jadi esensi suasana lingkungan yang membantu kreativitas ialah suasana yang tidak mengikat atau membatasi kebebasan. Tentu kebebasan yang tepat adalah kebebasan yang oleh Amabile disebut sebagai non-konformitas yang terbatas, yaitu kebebasan yang tetap mengacu pada norma yang berlaku, tetapi tersedia kesempatan dan hak mandiri dan independen, dan tetap saling menghargai sehinggga memungkinkan rasa aman yang dinamis yang akan memberikan rangsangan dan kesempatan kreativitas (dalam http://mardiya.wordpress.com). Kondisi fisik sangat mempengaruhi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peserta didik. Peserta didik yang memiliki kelainan fisik membutuhkan layanan pendidikan yang berbeda dengan peserta didik yang
24
normal. Guru harus bersikap lebih sabar dan telaten dalam menangani pendidikan diberikan dalam lingkungan yang agak terbatas, untuk memberi layanan yang tepat, pada saat tertentu anak-anak bisa ditempatkan di kelas khusus atau terpisah. Perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh usia anak tersebut. Menurut Piaget (dalam Desmita, 2009: 101) Piaget membagi tahap perkembangan kognitif menjadi 4 tahap, yaitu: tahap sensori-motorik (sejak lahir sampai usia 2 tahun), tahap pra-operasional (usia 2 sampai 7 tahun), tahap operasional konkret (usia 7 sampai 11 tahun) dan tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas). Perkembangan dari masing-masing tahap tersebut merupakan perbaikan dari perkembangan tahap sebelumnya. Adapun rincian perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget (dalam Mulyasa, 2008: 97-98) adalah sebagai berikut. 1) Tahap sensori-motorik anak mengalami kemajuan dalam operasioperasi reflek dan belum mampu membedakan apa yang ada di sekitarnya hingga ke aktivitas sensori-motorik yang kompleks, sehingga terjadi formulasi yang baru terhadap organisasi pola-pola lingkungan. Individu mulai menyadari bahwa benda-benda sekitarnya mempunyai keberadaan, dapat ditemukan kembali dan mulai mampu membuat hubungan-hubungan sederhana antara benda-benda yang mempunyai kesamaan. 2) Tahap pra-operasional, pada tahap ini anak mulai menyadari bahwa kemampuan untuk belajar tentang konsep-konsep yang lebih kompleks meningkat bila dia diberi contoh-contoh yang nyata atau yang sudah dikenal. Dengan contoh-contoh itu anak memperoleh suatu kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan konsep itu (misalnya kursi dan pensil). 3) Tahap operasional konkret, anak mulai mengatur data ke dalam hubungan-hubungan logis dan mendapatkan kemudahan dalam memanipulasi data dalam situasi pemecahan masalah. Operasioperasi demikian bisa terjadi jika objek-objek nyata memang ada, susatau pengalaman-pengalaman lampau yang aktual bisa disusun.
25
Anak mampu membuat keputusan tentang hubungan-hubungan timbal balik dan data yang berkebalikan, misalnya kiri dan kanan adalah hubungan dalam hal posisi atau tempat, serta “menjadikan orang asing” adalah suatu proses timbal balik. 4) Tahap operasional formal ditandai oleh perkembangan kegiatankegiatan berfikir formal dan abstrak. Individu mampu menganalisis ide-ide, memahami tentang ruang dan hubungan-hnubungan yang bersifat sementara. Mampu berfikir tentang data yang abstrak. Mampu menilai data menurut kriteria yang diterima. Mampu menyusun hipotesis dan mencari akibat-akibat yang terjadi dari hipotesis tersebut. Mampu membangun teori-teori dan memperoleh simpulan logis tanpa pernah memiliki pengalaman langsung. c. Pengembangan Kurikulum atau Silabus Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan sekolah sering disebut pendidikan formal, sebab sudah memiliki rancangan pendidikan berupa kurikulum tertulis yang tersusun secara sistematis, jelas, dan rinci. Dalam pelaksanaannya, dilakukan pengawasan dan penilaian untuk mengetahui tingkat pencapaian kurikulum tersebut. Peranan kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah sangatlah strategis dan menentukan bagi tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum juga memiliki kedudukan dan posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, bahkan kurikulum merupakan syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri. Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan
siswa.
Dalam
kegiatan
pengembangan
kurikulum
membutuhkan perencanaan dan sosialisasi, agar pihak-pihak terkait memiliki persepsi dan tindakan yang sama. Sedangkan dalam pendidikan
26
itu sendiri identik interaksi antara guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. Prinsip-prinsip
yang
harus ada dalam pengembangan
KTSP
berdasarkan BSNP adalah pertama, berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Kedua, beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif 27
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi. Ketiga, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Keempat, relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan stakeholders untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. Kelima, menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
28
Keenam, belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal
dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Ketujuh, seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan
kepentingan
daerah
untuk
membangun
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau kelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Silabus disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik peserta didik, kondisi sekolah dan lingkungannya. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
29
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun silabus, yaitu: 1) Konsisten, yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. 2) Memadai, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. 3) Ilmiah, yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. 4) Relevan, yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. 5) Sistematis, yaitu komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. 6) Aktual dan kontekstual, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. 7) Fleksibel, yaitu keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Pemilihan media, bahan ajar, dan kegiatan pembelajaran dapat mengakomodasi 8) Menyeluruh, yaitu komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)(BNSP, 2006: 14-15).
d. Perancangan Pembelajaran Sistem pengajaran memiliki prosedurnya sendiri, yang dikenal dengan istilah rencana pelaksanaan pembelajaran atau lesson plan. Chatib dan Said (2012:143) berpendapat bahwa rencana pengajaran tidak bersifat mutlak dengan nilai validasi sangat fleksibel mengikuti kecenderungan gaya belajar murid. Tidak ada satu pun model rencana pembelajaran yang
30
paling benar terhadap model pembelajaran yang lain. Semuanya, dapat dirancang sesuai dengan kondisi murid. Rencana pembelajaran bersifat dinamis mengikuti dinamika gaya belajar murid. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan apa yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang harus dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Rencana pembelajaran dikembangkan dengan mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran yang meliputi: kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah: 1) Mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta materi dan submateri pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan di dalam silabus. 2) Menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan kecakapan hidup sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari. 3) Menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan pengalaman langsung. 4) Penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada sistem pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus (Kunandar, 2011: 265).
Dalam
Al Qur’an dijelaskan
bahwa
seorang pendidik
harus
mempersiapkan materi pelajaran dengan baik sebagaimana yang tercantum dalam surat An Nisaa ayat 63 yang berbunyi:
31
ÇÏÌÈ $ZóŠÎ=t/ Kw öqs% öN ÎhÅ¡ àÿRr&þ_ ÎûöN çl°;@ è%ur öN ßgôà Ïã ur ... Artinya:” ... dan berilah mereka pelajaran dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.” Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Proses,
prinsip-prinsip rencana pelaksanaan pembelajaran
Standar meliputi:
menyeluruh memperhatikan perbedaan individu peserta didik. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. Keterkaitan dan keterpaduan. Dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Rencana pembelajaran yang baik adalah rencana pembelajaran yang menggunakan taksonomi Bloom secara menyeluruh. Umumnya, guru menggunakan taksonomi Bloom saat membuat rencana pembelajaran lebih banyak pada ranah mengetahui dan memahami. Atau, ranah paling tinggi yang digunakan adalah mempraktikkan. Ranah yang lain jarang digunakan. Chatib dan Said (2012:140) mengidentifikasi rencana pembelajaran yang baik dan berkualitas jika memenuhi syarat sebagai berikut ini: 1) Mengandung taksonomi Bloom yang berimbang antara pengetahuan, pemahaman menyeluruh (komprehensif), aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi pada setiap kompetensi dasar. 2) Terdapat kesinambungan tujuan antara standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator hasil belajar siswa. 3) Terdapat kesesuaian antara aktivitas pengajaran dan indikator hasil belajar siswa. 4) Gambaran dan desain lesson plan mengikuti pola kerja otak, sedangkan aktivitas pembelajaran mewakili gaya belajar siswa dan kecerdasan siswa, yang memiliki indikator penilaian autentik berbasis proses.
32
e. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis “Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik" (Mulyasa, 2008: 103). Dalam interaksi tersebut terdapat banyak faktor yang mempengaruhi, baik dari faktor internal peserta didik maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Sehingga pendidik harus bisa memahami peserta didik dengan baik untuk menciptakan pembelajaran yang mendidik, dialogis, dan menyenangkan. Tugas utama guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik (Mulyasa, 2008: 103). Secara global pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal yaitu pre tes, proses dan post tes. Pre tes dilaksanakan untuk menjajaki kemampuan peserta didik untuk melaksanakan proses pembelajaran. Pre tes memegang peranan penting dalam pembelajaran, yang berfungsi antara lain sebagai berikut. 1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar karena dengan cara pre tes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal yang mereka kerjakan. 2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses belajar yang dilakukan dengan cara membandingkan pre tes dan post tes. 3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. 4) Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, dan tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus (Mulyasa, 2008: 104).
33
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, seharusnya guru dapat memikat peserta didik dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Guru harus menciptakan lingkungan yang kondusif dan suasana yang menyenangkan. Sejalan dengan itu Yusuf (2011) berpendapat guru harus memiliki keterampilan memikat siswa. Keterampilan memikat siswa adalah keterampilan dalam membuka pelajaran sehingga mampu memikat perhatian siswa. Selain membuka pelajaran guru juga harus bisa mengakhiri pelajaran dengan memberi gambaran secara menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran di samping menunjukkan gairah belajar yang tinggi, nafsu belajar yang besar, dan tumbuhnya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Lebih lanjut proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukkan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan (Mulyasa, 2008: 105). Post tes dilaksanakan di akhir pembelajaran. Post tes memiliki banyak kegunaan sebagaimana pre tes, terutama untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran. Fungsi post tes antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut ini: 1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun
34
kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan pre tes dan post tes. 2) Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dasar dan tujuantujuan yang belum dikuasainya. Apabila sebagian besar belum menguasainya maka perlu diadakan remidial teaching. 3) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remidial, dan yang perlu mengikuti pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar. 4) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi (Mulyasa, 2008: 106).
f. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran Fasilitas pendidikan pada umumnya meliputi sumber belajar, sarana prasarana penunjang lainnya, sehingga peningkatan fasilitas pendidikan harus ditekankan pada peningkatan sumber-sumber belajar, baik kualitas maupun kuantitasnya, sejalan dengan perkembangan teknologi pendidikan dewasa ini (Mulyasa, 2008: 107). Dengan kemajuan perkembangan teknologi yang pesat saat ini, peserta didik bisa belajar tanpa batas. Belajar tidak hanya di kelas, namun bisa di laboratorium, perpustakaan, di rumah, membuka situs-situs di internet, dan di tempat-tempat lain. Sehubungan dengan
itu,
peningkatan
fasilitas
pembelajaran
di
perpustakaan,
laboratorium, ruang kelas sebaiknya semakin diperhatikan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. g. Evaluasi Hasil Belajar Dalam
melaksanakan
evaluasi
hasil
belajar,
pendidik
perlu
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut (Depdiknas, 2007: 2) :
35
1) Sahih/valid, penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan dalam standar isi dan sc
bbn tandar kompetensi kelulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Sehingga penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2) Obyektif, penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai, perbedaan latar belakang, agama, sosial ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosiaonal. Tetapi, menggunakan prosedur dan kriteria penilaian yang jelas. 3) Adil, penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan kondisi fisik, agama, suku, budaya, adat, status sosial atau gender. 4) Terpadu, penilaian hasil belajar oleh peserta didik merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5) Terbuka/transparan, penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam penilaian harus diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. 6) Menyeluruh dan berkesinambungan, penilaian hasil belajar oleh pendidik menyangkut semua aspek kompetensi yang diajarkan. Sehingga semua indikator diujikan, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
36
kompetensi
dasar yang telah dimiliki dan belum, serta mengetahui
kesulitan peserta didik. 7) Sistematis, penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 8) Beracuan kriteria, penilaian hasil belajar oleh pendidik berdasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Sehingga pendidik menilai apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi/ranking seseorang terhadap kelompoknya. 9) Akuntabel,
penilaian
hasil
belajar
oleh
pendidik
dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya. Penilaian yang dilakukan oleh guru harus mencakup semua aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor). Penilaian yang tepat dengan menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks “dunia nyata”, yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Dalam suatu proses pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran,
37
maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Pelaksanaan penilaian otentik tidak lagi menggunakan format-format penilaian tradisional (multiple-choice, matching, true-false), tetapi menggunakan format yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan suatu tugas atau mendemonstrasikan suatu performasi dalam memecahkan suatu masalah. Format penilaian ini dapat berupa : 1) tes yang menghadirkan benda atau kejadian asli ke hadapan siswa (hands-on penilaian), 2) tugas (tugas ketrampilan, tugas investigasi sederhana dan tugas investigasi terintegrasi), dan 3) format
rekaman
kegiatan
belajar
siswa
(misalnya
portofolio,
wawancara, daftar cek, presentasi oral dan debat). Penilaian dengan menggunakan model penilaian otentik memiliki beberapa kelebihan, diantaranya: 1) Siswa berperan aktif dalam proses penilaian. Pada fase ini dapat mengurangi rasa cemas, takut mendapatkan nilai jelek yang dapat menggganggu harga dirinya. 2) Penilaian otentik berhasil digunakan dengan siswa dari berbagai latar belakang budaya, gaya belajar, dan kemampuan akademik. 3) Tugas yang digunakan dalam penilaian otentik lebih menarik dan mencerminkan kehidupan sehari-hari siswa.
38
4) Sikap yang lebih positif terhadap sekolah dan belajar dapat berkembang. 5) Penilaian otentik mempromosikan pendekatan yang lebih berpusat pada siswa untuk mengajar. 6) Guru memegang peran lebih besar dalam proses penilaian selain melalui program pengujian tradisional. keterlibatan ini lebih mungkin untuk memastikan proses evaluasi mencerminkan tujuan dan sasaran program. 7) Penilaian otentik memerlukan cara baru untuk merasakan bahwa dia sedang belajar dan dievaluasi. 8) Peran guru juga berubah. Tugas khusus, baik dalam bentuk pekerjaan maupun dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan keterampilan harus diidentifikasi secara jelas di awal. h. Pengembangan Peserta Didik Untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang Dimilikinya 1) Kegiatan ekstra kurikuler Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan tambahan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran. Kegiatan ekstra kurikuler banyak ragam dan kegiatan disesuaikan dengan minat dan bakat peserta didik. Meskipun kegiatan ini bersifat ekstra, tapi banyak peserta didik yang berhasil mengembangkan bakatnya. Kegiatan ekstra kurikuler dapat menjadi wadah bagi peserta didik dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya dan sebagai sarana menyalurkan bakat-bakat terpendam.
39
Di samping mengembangkan bakat dan keterampilan yang dimiliki peserta didik, ekstra kurikuler juga dapat membentuk watak dan kepribadian peserta didik karena dalam kegiatan ekstra kurikuler juga ditanamkan sikap disiplin, kebersamaan, tanggung jawab, dan sikap lainnya. Sejalan dengan paparan di atas Alfiyati (2011:52) berpendapat sebagai berikut. Kegiatan ekstra kurikuler merupakan wadah yang positif bagi peserta didik karena banyak manfaat di dalamnya. Kegiatan ekstra kurikuler dapat menekan dan mengurangi kenakalan remaja dan perkelahian antar pelajar karena dalam kegiatan ekstra kurikuler menanamkan sikap kedisiplinan, tanggung jawab, toleransi, mengontrol emosi dan banyak lagi.
2) Pengayaan dan remedial Program pengayaan dan remidial merupakan pelengkap dan penjabaran dari program mingguan dan harian. Berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan belajar, tugas-tugas, hasil tes, dan ulangan dapat diperoleh tingkat kemampuan belajar setiap peserta didik. Hasil analisis ini dipandukan dengan catatan-catatan yang ada pada program mingguan dan harian, untuk digunakan sebagai bahan tindak lanjut proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Program ini juga mengidentifikasi materi yang perlu diulang, peserta didik yang wajib mengikuti remidial, dan yang mengikuti program pengayaan. Sekolah perlu memberikan perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mendapat kesulitan belajar melalaui kegiatan remidial. Peserta didik
40
yang lebih cepat dalam menangkap pelajaran diberikan kesempatan mengikuti pengayaan untuk mempertahankan kecepatan belajarnya. Kedua program ini dilakukan oleh sekolah karena lebih mengetahui dan memahami kemajuan belajar dari setiap peserta didik 3) Bimbingan dan konseling pendidikan Sekolah berkewajiban memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial, belajar, dan karier. Selain guru pembimbing diharapkan guru mata pelajaran yang memenuhi criteria pelayanan bimbingan dan karier diperkenankan memfungsikan diri sebagai guru pembimbing. Oleh karena itu, guru pembimbing dan guru kelas harus saling dan berdiskusi secara rutin dan berkesinambungan. B. Hasil Belajar Siswa 1. Pengertian Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan aspek kognitif. Maka dalam belajar kita dapatkan hal-hal pokok bahwa belajar itu membawa perubahan, perubahan itu pada pokoknya didapatkan melalui kecakapan baru, kecakapan baru itu dilakukan dengan sengaja, sadar, dan terencana. 41
Anak berhasil dalam belajar jika dia menuntaskan hasil belajar yang diharapkan. Seorang pendidik akan melakukan konfirmasi, yaitu kesempatan anak untuk mengecek ulang apakah anak sudah memahami materi. Terkadang pendidik punya cara sempit untuk mengetahui keberhasilan peserta didiknya, yaitu dengan melakukan tes. Padahal, hasil belajar sebenarnya sangat luas, tidak terbatas pada tes atau ujian. Menurut Chatib (2012:170), hasil belajar seseorang dapat dimaknai sebagai perubahan perilaku anak, perubahan pola pikir anak, dan membangun konsep baru. Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak dari pengertian belajar itu sendiri.
2. Hakikat Belajar Belajar yang terjadi pada individu merupakan perilaku kompleks, tindak interaksi antara pebelajar dan pembelajar yang bertujuan. Oleh karena berupa akibat interaksi, maka belajar dapat didinamiskan. Pendinamisasian belajar terjadi oleh pelaku belajar dan lingkungan pebelajar. Dinamika pebelajar yang bersifat internal, terkait dengan peningkatan hierarki ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, kesemuanya itu terkait dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan dinamisasi dari luar dapat berasal dari guru atau pembelajar di lingkungannya. Usaha guru mendinamisasikan belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan siswa menghadapi bahan belajar, penciptaan suasana belajar yang menyenangkan, mengoptimalkan media dan sumber belajar, dan memaksimalkan peran sebagai pembelajar (Sardiman, 1994: 39).
42
3.Jenis-Jenis Hasil Belajar Pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah mengambil cuplikan perubahan
tingkah
laku
yang
dianggap
penting
yang
dapat
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun karsa. Syah( 2010: 150) berpendapat bahwa kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya hasil belajar) dikaitkan dengan jenis-jenis hasil yang hendak diukur. Dalam teori Blom disebutkan bahwa proses belajar seorang siswa dapat diukur melalui tiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka melalui ketiga ranah ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan
siswa
dalam
menerima
hasil
pembelajaran
atau
ketercapaian siswa dalam belajar. Menurut Nasution (dalam Chatib, 2012: 69) kemampuan belajar seseorang sangat komprehensif, kemampuan belajar siswa dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek kemampuan berikut ini: a. Aspek kemampuan afektif Aspek kemampuan yang berkaitan erat dengan nilai dan sikap. Penilaian pada aspek ini dapat terlihat antara lain pada
43
kedisiplinan atau sikap rasa hormat terhadap guru. Aspek afektif ini berkaitan erat dengan kecerdasan emosi (EQ) anak. b. Aspek kemapuan psikomotorik Aspek kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental. Aspek ini menunjukkan kemampuan atau keterampilan (skill) anak setelah menerima sebuah pengetahuan. c. Aspek kemampuan kognitif Aspek kemampuan yang berkaitan dengan kegiatan berpikir. Aspek ini sangat berkaitan dengan intelegensi (IQ) atau kemampuan berpikir anak. Sejak dahulu, aspek kognitif selalu menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Ini dapat dilihat dari metode penilaian pada sekolah di negara kita dewasa ini yang sangat mengedepankan kesempurnaaan aspek kognitif. Ketiga aspek tersebut memiliki indikator yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Selain indikator yang berbeda cara mengevaluasinya
juga
berbeda.
Untuk
lebih
menyajikan dalam bentuk tabel.
Tabel No 2.1 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Hasil Belajar
44
jelasnya
penulis
Jenis hasil belajar A. Ranah kognitif 1. Pengamatan 2. Ingatan
3. Pemahaman
4. Aplikasi/Penerapan
Indikator 1. Dapat menunjukkan 2. Dapat membandingkan 3. Dapat menghubungkan 1. Dapat menyebutkan 2. Dapat menunjukkan kembali 1. Dapat menjelaskan 2. Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri. 1. Dapat memberikan contoh 2. Dapat menggunakan secara tepat 1. Dapat menguraikan 2. Dapat mengklasifikasikan
5. Analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti) 6. Sintesis (membuat 1. Dapat menghubungkan materipaduan baru dan materi sehingga menjadi utuh) kesatuan baru. 2. Dapat menyimpulkan 3. Dapat mengeneralisasikan (membuat prinsip umum) B. Ranah afektif 1. Penerimaan 1. Menunjukkan sikap menerima 2. Menunjukkan sikap menolak
2. Sambutan
1. Kesediaan berpartisipasi/ terlibat 2. Kesediaan memanfaatkan 3. Apresiasi (sikap 1. Menganggap penting menghargai) bermanfaat 2. Menganggap indah harmonis 3. Mengagumi 4. Internalisasi 1. Mengakui dan meyakini (pendalaman) 2. Mengingkari
5. Karakterisasi (penghayatan)
dan dan
1. Melembagakan atau meniadakan 2. Mewujudkan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari.
Cara Evaluasi 1. Tes llisan 2. Tes tertulis 3. Observasi 1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi 1. Tes lisan 2. Tes tertulis 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas 3. Observasi 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas
1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas
1. Tes tertulis 2. Tes skala sikap 3. Observasi 1. 2. 3. 1.
Tes skala sikap Pemberiaan tugas Observasi Tes skala penilaian sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi
1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas ekspresif (yang menyatakan sikap) dan tugas proyektif (yang menyatakan perkiraan) 1. Pemberian tugas ekspresif dan proyektif 2. Observasi
Bersambung ...
Lanjutan ...
45
Jenis Hasil Belajar Indikator C. Ranah Psikomotor 1. Keterampilan bergerak dan bertindak.
2. Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal
Cara Evaluasi
Kecakapan mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya. 1. Kefasihan melafalkan/ mengucapkan 2. Kecakapan membuat mimik dan gerakan jasmani.
1. Observasi 2. Tes tindakan
1. Observasi 2. Tes lisan 3. Tes tindakan
Sumber: Syah (2010: 217-218) 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Setiap anak yang dilahirkan memiliki sifat dasar yang dibawa sejak awal kejadiannya, sesuai dengan pernyataan Allah dalam Al Qur’an sifat dasar itu meliputi dua kecenderungan, yaitu kecenderungan berbuat baik dan kecenderungan berbuat buruk. Hal ini tercantum dalam surat As Syams ayat 8, Allah berfirman:
ÇÑÈ $y g1uqø)s?ur $yd u‘qègéú $ygyJ olù;r'sù Artinya: “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan.” Dari ayat tersebut, dapat diketahui bahwa manusia diberi potensi untuk berbuat baik dan jahat, tetapi anak yang baru lahir dalam keadaan bersih dan tidak bernoda. Oleh karena itu, apabila di kemudian hari dalam perkembangan anak menjadi besar dan dewasa dengan sifat-sifat buruknya, maka hal itu merupakan akibat dari pendidikan keluarga,
46
lingkungan, dan teman sepermainannya yang notebene mendukung untuk tumbuh dan berkembang sifat-sifat tersebut. Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai peningkatan prestasi belajar yang efektif. Para pakar bidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi masukan positif untuk meningkatkan hasil belajar yang akan diperoleh. Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Seorang pendidik harus mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar pada anak didiknya, sehingga pendidik
dapat mengenali penyebab dan pendukung anak
didiknya dalam berprestasi. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilepaskan dari aspek-aspek kehidupan peserta didik. Prosesnya melibatkan banyak hal yang berkaitan dengan aktivitas ini sehingga hasil belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa (intern) maupun dari luar siswa (ekstern). a. Faktor intern Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam proses belajar adalah kondisi intern peserta didik yang meliputi fisik dan psikis serta terjalinnya interaksi antara pendidik dan peserta didik. Menurut Sanjaya 47
(2008:66) faktor yang berkaitan dengan kondisi yang datang dari dalam individu siswa, seperti kemampuan dasar, gaya belajar seseorang, minat dan bakat serta kesiapan individu yang belajar. 1) Kemampuan Dasar Kemampuan dasar yang dimaksud adalah intelegensi. Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu
menunjukkan
kecakapan
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Gaya belajar “Gaya belajar adalah respon yang paling peka dalam otak seseorang untuk menerima data atau informasi dari pemberi informasi atau lingkungannya. Informasi akan cepat diterima oleh otak apabila sesuai dengan gaya belajar penerima informasi” (Chatib dan Said, 2012: 75). Gaya belajar tiap peserta didik berbeda antara satu dengan yang lain. Guru harus bisa 48
mengidentifikasi cara belajar siswa, sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan optimal. Ada beberapa cara menentukan gaya belajar siswa, diantaranya dengan multiple intellegences dan kecepatan belajar siswa. Multiple intellegences ditemukan sebagai gaya belajar. Berdasarkan ini gaya belajar seseorang berbeda-beda dan tidak dapat diukur dengan angka. Sedangkan nama jenis-jenis kecerdasan tersebut tidak berkorelasi dengan nilai yang diperoleh pada pelajaran tertentu karena multiple intellegences bukan bidang studi dan bukan pula kurikulum. Multiple intellegences merupakan pengenalan siswa untuk menentukan strategi mengajar guru (Chatib dan Said, 2012: 80). Siswa yang memiliki kecerdasan bahasa (linguistik) ia memiliki kosa kata yang banyak, sehingga suka permainan katakata. Siswa seperti ini mudah mempelajari bahasa asing dan memilki ingatan yang sangat baik. Siswa seperti ini mampu menggunakan keterampilan bahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) dengan baik. Karena itu, cara mengajari mereka adalah dengan cara berbicara kepada mereka, kemudian mereka mencatat, membaca buku, mendengarkan rekaman, dll. Peralatan yang sesuai untuk membantu belajar
adalah bacaan,
komputer, alat perekam suara, dan alat tulis menulis (Musrofi, 2010: 113). Siswa yang cerdas kinestetik memiliki keseimbangan tubuh yang baik. Siswa tipe ini memiliki gerak yang baik, gesit, dan lincah.
Siswa
dapat
membaca
bahasa
tubuh
dan
dapat
berkomunikasi melalui bahasa tubuh. Dapat memecahkan masalah 49
dengan bertindak (Musrofi, 2010: 116). Siswa yang cerdas kinestetik
potensi yang dimiliki dapat dikembangkan melalui
kegiatan, diantaranya: a) Menyediakan tempat cukup luas agar anak bisa menyentuh apapun yang mereka lihat. b) Memberikan anak ruang yang cukup untuk bergerak sehingga anak belajar berinteraksi dengan ruang di sekitarnya. c) Minta anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang berorientasi pada gerakan. d) Melakukan beberapa kegiatan yang menunjang kemampuan gerak motorik anak (Asfandiyar, 2009: 48-49). Kecerdasan visual spasial adalah salah satu kecerdasan yang menonjolkan imajinasi aktif yang membuat seseorang mampu mempersepsikan warna, garis, luas, dan mampu menetapkan arah dengan tepat (Asfandiyar, 2009: 51). Siswa yang cerdas visual spasial memiliki karakteristik suka menggambar dan suka membuat bangunan dengan pasir, tanah liat atau bahan lain. Siswa mampu mengaitkan bagian-bagian menjadi sesuatu yang utuh. Siswa dapat mendiskripsikan tempat dengan baik. Siswa dapat membaca peta dengan baik. Siswa memiliki imajinasi yang bagus. Siswa dapat merasakan suatu perubahan (Musrofi, 2010: 119). “Kecerdasan musikal adalah kemampuan seseorang yang mempunyai sensitivitas pada pola titi nada, melodi, ritme, dan nada”(Chatib dan Said, 2012: 92). Berkaitan dengan hal tersebut, Gardner (dalam Chatib dan Said, 2012: 93) berpendapat bahwa kecerdasan musik merupakan bentuk bakat manusia yang paling
50
awal muncul. Keahlian di bidang musik bergantung pada bertambahnya pengalaman hidup. Anak
yang
memiliki
kecerdasan
memahami pelajaran dengan baik
interpersonal
dapat
melalui kerjasama dan
komunikasi. Anak tipe ini perlu berinteraksi dengan temantemannya.
Anak
yang
memiliki
kecerdasan
interpersonal
mempunyai ciri khas”…dia merasa nyaman saat berinteraksi dengan perbedaan yang timbul, dipahami sebagai kesempurnaan interaksi” (Chatib dan Said, 2012: 93). Anak yang cerdas interpersonal akan mudah belajar jika dengan bekerjasama. Anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki jiwa kepemimpinan sehingga ia suka berorganisasi. Anak dengan tipe kecerdasan intrapersonal mampu memahami pelajaranmelalui kesadaran sendiri. “Maksudnya, biarkan mereka memilih kegiatan sendiri, dan kemajuan mereka melalui aktivitas yang mereka lakukan sendiri”(Asfandiyar, 2009: 125). Chatib dan Said
(2012:96)
berpendapat
bahwa
inti
dari
kecerdasan
intrapersonal adalah memberikan wawasan agar menjadi diri sendiri, bukan membuat kamuflase diri sendiri untuk menjadikan orang lain. Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami sifat-sifat alam. Juga kemampuan untuk bekerja sama dan menyelaraskan diri dengan alam dan senang berada di
51
lingkungan alam yang terbuka. Anak dengan kecerdasan seperti ini, cenderung
suka
mengobservasi
lingkungan
alam.
Dengan
kemampuan mengobservasi alam, anak yang memiliki kecerdasan naturalis berpotensi menjadi seorang peneliti alam. Adapun cara yang dipakai untuk mengembangkan kecerdasan naturalis di sekolah di antaranya adalah: a) Mengajak anak menanam dan merawat sendiri tanaman di sekolah. b) Mengajak siswa ke kebun binatang atau pertanian, museum, planetarium, dan wahana rekreasi edukatif lainnya (Asfandiyar, 2009: 69-70). Kecerdasan logis matematis adalah “kemampuan dalam berhitung, mengukur dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis,
serta
menyelesaikan
operasi-operasi
angka-
angka”(Chatib dan Said, 2012: 86). Anak-anak yang memilki kecerdasan ini, dapat memahami pelajaran dengan baik melalui kesenangan meraka terhadap pola-pola hubungan antar konsep yang abstrak. Keingintahuan yang besar dan pertanyaan yang banyak dari mereka, perlu penjelasan secara logis. Gaya belajar siswa dapat diketahui dengan melihat kecepatan dalam belajarnya. Menurut Chatib dan Said (2012: 30-31) ada empat tipe gaya belajar sesuai dengan kecepatannya yaitu:
52
a) Pembelajar cepat (fast learner) dalam kesehariannya anak tipe ini dikatakan pintar. Sekali guru menerangkan pelajaran dengan gaya apa pun, murid tipe ini akan cepat menangkap dan memahami pelajaran dengan mudah. b) Pembelajar normal (normally learner) sedikit lebih membutuhkan waktu untuk menguasai pelajaran. Kecenderungan tipe ini harus sering mengulang kembali pelajaran yang tlah diperolehnya jika ingin baik dalam penguasaan pelajaran. Jika anak rajin belajar maka ia akan bisa tuntas menguasai pelajaran. Jika tidak mengulang pelajaran, ia akan merasa tertinggal. c) Pembelajar lambat (slow learner) merupakan ajang melatih kesabaran dan ketekunan bagi guru. Murid tipe ini memiliki kekhasan ketika belajar karena kemampuan otak mereka dalam mencerna informasi pengetahuan sangat khas. Guru harus berkali-kali mengulang pelajaran yang sama karena mereka punya tingkat kkonsentrasi yang rendah. d) Berkebutuhan khusus ( special needs) sebagaimana murid yang lainnya, murid seperti ini juga punya bakat yang luar biasa. Guru bertugas membimbing mereka untuk memunculkan produk edukasinya dan mengarahkan mereka agar bisa menemukan kondisi akhir terbaiknya. 3) Minat “Minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Minat mengakibatkan seseorang rela meluangkan waktu lebih banyak terhadap hal yang diminati”(Sriyanti, 2009: 7). Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
53
belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya. 4) Bakat “Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang
sebagai
kecakapan
pembawaan”
(http://Ridwan202.wordpress.com). “Bakat merupakan kemampuan potensial pada anak, yang akan menjadi aktual jika sudah melalui proses belajar/latihan” (Sriyanti, 2009: 8). Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya hasil belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. Setiap anak memiliki potensi yang berbeda. Potensi anak jika dikembangkan akan menimbulkan rasa suka
pada diri anak.
Seorang pendidik sebaiknya membiarkan aktivitas yang disukai anak, sebab kesempatan yang diberikan kepada anak untuk mengembangkan rasa suka akan membentuk banyak koneksi sel
54
saraf otak yang memantik banyak bakatnya. Namun tidak semua rasa suka merupakan bakat. Ciri-ciri rasa suka yang merupakan bakat anak adalah: a) b) c) d)
Aktivitas yang disukai tidak bisa dibatasi Bakat biasanya memunculkan momen spesial Merasa nyaman mempelajari aktivitas yang disukai Anak menjadi fast learner saat mempelajari aktivitas yang disukai e) Bakat itu terus-menerus memunculkan minat untuk memenuhi kebutuhan anak. f) Anak selalu mencari jalan keluar untuk selalumelakukan aktivitas yang disukai. g) Anak menghasilkan karya melalui aktivitas yang disukai. h) Anak menampilkan aktivitas yang disukai (Chatib, 2012: 34-138) 5) Kesiapan Individu Kesiapan individu atau yang sering disebut dengan readiness merupakan kondisi individu secara keseluruhan, yang membuatnya siap untuk memberikan respon terhadap suatu perangsang. Readiness memegang peranan penting dalam keberhasilan belajar siswa. Tanpa adanya kesiapan yang matang maka pelajaran yang diterima oleh peserta didik akan hilang begitu saja. Dengan readiness yang
baik maka akan mempengaruhi perhatian dan
konsentrasi siswa dalam belajar sehingga materi pelajaran lebih lama tersimpan. Belajar tidak akan terjadi tanpa adanya kesiapan. Kesiapan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: 1. Kondisi fisik, meliputi kesehatan, cacat fisik, kelelahan, mengantuk, dan sebagainya. Gangguan pada penglihatan dan pendengaran akan membuat kesiapan anak menjadi pudar 2. Kondisi psikologis, meliputi kondisi emosinya, problem pribadinya, termasuk bakat, minat, dan motivasinya
55
3. Pengetahuan yang telah dikuasainya untuk memudahkan proses belajar berikutnya 4. Kematangan, baik fisik maupun mental (Sriyanti, 2009: 29). b. Faktor ekstern Faktor
ekstern
yang
dapat
mempengaruhi
hasil
belajar
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. 1) Faktor keluarga
Keadaan
keluarga
yang
turut
berpengaruh
terhadap
keberhasilan belajar antara lain kondisi ekonomi, status anak dalam keluarga, pendidikan orang tua, hubungan antar anggota keluarga. Kondisi ekonomi keluarga yang mapan dan memadai, jalinan hubungan keluarga yang harmonis, dan suasana kondusif di rumah sangat mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar. 2) Faktor sekolah
Banyak fakor dari sekolah yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Secara global mutu sekolah sangat menentukan keberhasilan belajar siswa, karena melalui visi dan misi sekolah peserta didik jelas mau dibawa ke arah yang sesuai dengan visi misi tersebut. Namun mutu tersebut kadang menjadi sangat relatif, tergantung dari cita-cita orang tua menyekolahkan anaknya. Sangat mungkin orang tua kurang berminat menyekolahkan anak di sekolah yang terbukti berkualitas bagus, karena tidak setuju dengan visi dan misi sekolah tersebut.
56
Menurut Sriyanti (2009:12) faktor sekolah yang menentukan keberhasilan belajar siswa meliputi kualitas guru, pengajar, hubungan antar anggota sekolah (guru, staf, dan siswa), kurikulum yang dipakai, kedisiplinan yang ditegakkan di sekolah, kondisi gedung dan fasilitas sekolah, suasana lingkungan dan sebagainya. 3) Faktor masyarakat Anak sebagai makhluk sosial tidak lepas dari interaksi dengan orang lain beserta lingkungan. Lingkungan bagi anak adalah segala sesuatu yang besar pengaruhnya terhadap yang berada di luar diri anak, baik yang bersifat insani maupun non insani. Lingkungan yang turut mempengaruhi belajar antara lain, teman pergaulannya, adat/kebiasaan masyarakatnya, kondisi alam tempat tinggalnya, serta tata tertib yang berlaku di masyarakat. Masyarakat yang taat beribadah, masyarakat perkotaan, masyarakat pegawai akan memberikan corak yang sendirisendiri terhadap tingkah laku anak. Lembaga-lembaga keagamaan, lembaga kepemudaan, dan organisasi kemasyarakatan lain merupakan aspek dari lingkungan anak keberhasilan belajar, termasuk mass media (TV, radio,koran) yang beredar di masyarakat (Sriyanti, 2009: 13).
C. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru dengan Hasil Belajar Siswa Salah satu komponen penting dalam menentukan keberhasilan dalam belajar siswa adalah adanya komponen guru yang memiliki wawasan pendidikan
dan
pengajaran.
Guru
sebagai
figur
yang
mampu
mentransformasikan informasi dan bahan pelajaran bagi siswa. Sebagai seorang pendidik berinteraksi langsung dengan siswa, peran seorang guru sangat penting dalam mengendalikan dan mengelola kelas secara baik.
57
Tinggi rendahnya pergerakan profesi guru diukur dari tingkat kompetensi yang dimiliki yaitu kompetensi pedagogik. Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar, sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa, misalnya dalam penyajian materi, penguasaan materi yang diajarkan, serta dalam memberikan bimbingan konseling dan motivasi kepada siswa agar mempunyai daya belajar dan minat yang tinggi. Dalam pembelajaran yang menjadi tujuan utama adalah hasil belajar yang memuaskan. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, banyak dipengaruhi oleh komponen-komponen belajar mengajar. Sebagai contoh bagaimana cara
mengorganisasikan materi, metode yang diterapkan,
media yang diperlukan, dan lain-lain. Tetapi di samping komponen belajar mengajar, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, yaitu soal hubungan antara guru dan siswa (Sardiman, 1994: 144). Proses belajar mengajar merupakan interaksi antara guru, siswa dan materi pembelajaran. Guru menjadi perencana sekaligus penyampai materi yang akan disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar siswa diharapkan mampu aktif untuk memahami dan mempelajari materi yang disampaikan oleh guru. Hubungan yang komunikatif antara guru dan siswa selama proses belajar mengajar sangat mendukung adanya optimalisasi kualitas pembelajaran di mana siswa dapat menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh guru.
58
Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 269
3#ZŽÏWŸ2
#ZŽöyz u’ÎAré&ô‰ s)sù spyJ ò6 Ås ø9$#|N ÷sム` tBur 4âä!$t± o„` tB spyJ ò6 Ås ø9$#’ÎA÷sãƒ
ÇËÏÒÈ É= »t6ø9F{ $#(#qä9'ré& Hw Î)ãž2 ¤‹ tƒ $tBur Artinya: Allah menganugerahkan Al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar Telah dianugerahi karunia yang banyak. dan Hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). Dari ayat tersebut terdapat kata hikmah,”hikmah merupakan buah ilmu dan pengetahuan” (Juwariyah, 2010: 26). Hikmah adalah ilmu yang berguna yang dapat mendorong seseorang untuk bekerja dan berkarya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru harus mengoptimalkan semua kompetensi yang dimiliki, untuk meningkatkan kualitas kinerja guru. Dengan kualitas guru yang baik maka peserta didik akan menjadi semakin berkualitas. Semakin bagus kualitas peserta didik maka generasi penerus bangsa akan semakin berkualitas. Dalam menyampaikan materi guru harus bisa memahami keadaan siswa baik psikis maupun psikologi siswa. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki dan diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan menerapkan kompetensi pedagogik ini diharapkan siswa dapat memahami materi yang disampaikan dan juga memberikan semangat baru dalam belajar sehingga mencapai hasil belajar yang baik.
59
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh siswa itu sendiri maupun dari faktor luar dari diri siswa seperti intelegensi, bakat, minat, dan motivasi. Sedangkan dari luar siswa misalnya kemampuan guru yang baik, kondisi lingkungan yang mendukung, dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak guru maupun orangtua. Dengan demikian persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar sangat erat kaitannya, sebab dengan persepsi yang tinggi terhadap guru akan mendorong siswa untuk giat belajar. Guru yang dapat mengelola pembelajaran dengan baik akan membuat peserta didik nyaman mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang didesain menarik akan membuat peserta didik tertarik mengikuti pembelajaran yang akhirnya akan mempengaruhi hasil belajarnya. 1.
Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Siswa Cara untuk mengenal suatu objek yang dilakukan oleh individu baik dari dirinya sendiri maupun dunia sekitar dengan cara mengoptimalkan panca indera disebut dengan persepsi. Persepsi merupakan pintu gerbang masuknya pengaruh luar baik dunia nyata, pengalaman maupun kependidikan. Dengan jalan mengamati siswa dapat mengenal dunia sosial dan non-sosial, menerima pelajaran dan lain-lain. Tiap individu dalam memperoleh tanggapan/persepsi itu tidak sama, hal ini dipengaruhi macam tipe tanggapan manusia. Menurut
60
Ahmadi dan Supriyono (2004:23-24), macam tipe tanggapan/persepsi manusia dibagi menjadi lima, yaitu: a. Tipe visual,artinya manusia itu mempunyai ingatan yang baik/kuat dari apa yang dilihat. b. Tipe auditif, artinya manusia memiliki ingatan yang kuat dari apa yang didengar. c. Tipe motorik, artinya dari manusia mempunyai ingatan yang kuat dari rangsangan yang bergerak. d. Tipe tekstual, artinya manusia mempunyai ingatan yang baik dari apa yang diraba. e. Tipe campuran, artinya semua indera memiliki kemampuan yang seimbang, sehingga pada waktu seseorang mengindera menggunakan semua indera. Oleh karena itu, agar memperoleh kesan yang baik seorang guru harus mengajar dengan mengoptimalkan seluruh indera siswa, sehingga pembelajaran lebih maksimal. Menurut Sriyanti (2009:22), persepsi siswa dipengaruhi oleh dua hal, yaitu harapan dan kesiapan. Harapan dan kesiapan siswa atau apa yang terdapat dalam pikiran anak akan menentukan pesan mana yang akan disimpan, bagaimana dia membuat hubungan dan bagaimana menafsirkan pesan tersebut. Karena itu sebelum memulai dengan materi yang baru sebaiknya guru mengatur persepsi siswa, dan menyamakan atau mencari hubungan dengan materi yang akan dibahas.
61
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SDIT Nurul Islam Tengaran SDIT Nurul Islam berdiri pada tahun 2001 dengan pendiri Ustadz Muhammad Haris, S.Sos M.Si. Sekolah ini berdiri berdasarkan akta pendirian dengan surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang Nomor: 421.2/05/2188/2002 tanggal 2 September 2002. Kepala sekolah yang pertama dipegang oleh Ustadz Nurhadi Susilo, S.Pd. SDIT Nurul Islam berdiri di bawah naungan Kementrian Pendidikan Nasional dan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Sabilul Khoirot, dan berdiri di atas tanah wakaf. SDIT Nurul Islam adalah salah satu sekolah Islam terpadu yang masuk ke dalam jaringan sekolah Islam Terpadu (JSIT) dengan nomor keanggotaan 4.33.22.02.001. 2. Identitas Sekolah Nama Sekolah
: Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nurul Islam
NSS/NPSN
:102032202001/ 20320497
Alamat Jalan
: Jl.Solo – Semarang KM 8 RT 20 RW 11
Desa
: Butuh
Kecamatan
:Tengaran
Kode Pos
:50775
62
No Telp/Fax
:0298 610133/ 0298 3405188
E-mail
:
[email protected]
Website
: www.ypisabilulkhoirot.com
Status Sekolah
: Swasta
Akreditasi
: A Nilai: 97
Kepala Sekolah : Suminah, S.Ag, M. Psi. Nama Yayasan
: Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Sabilul Khoirot
Keanggotaan JSIT: 4.33.22.02.001 3. Letak Geografis SDIT Nurul Islam Tengaran terletak di RT 20/11 Dusun Gintungan Desa Butuh Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. SDIT Nurul Islam Tengaran menempati tanah seluas 2.420,5 m2 yang terletak di tempat yang sangat strategis karena dapat dijangkau kendaraan roda empat. SDIT Nurul Islam Tengaran memiliki batas wilayah sebagai berikut:
4.
a.
Sebelah timur : berbatasan dengan jalan raya Solo-Semarang
b.
Sebalah selatan : berbatasan dengan jalur alternatif Tengaran-Getasan
c.
Sebelah barat : berbatasan dengan Pondok Pesantren Sabilul Khoirot
d.
Sebelah utara : berbatasan dengan Pondok Pesantren Al-Irsyad
Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa SDIT Nurul Islam Tengaran a.
Keadaan Guru dan Karyawan SDIT Nurul Islam Tengaran
63
Proses belajar mengajar akan dapat berjalan lancar manakala ada pendidik, peserta didik dan tenaga kependidikan. Adapun keadaan guru, karyawan dan siswa SDIT Nurul Islam Tengaran sebagai berikut:
Tabel No 3.1 Keadaan Guru dan Karyawan
No
Profesi
Perempuan
Laki-laki
Jumlah
1
Guru
20 orang
17 orang
37 orang
2
Karyawan
4 orang
9 orang
13 orang
24 orang
26 orang
50 orang
3
Jumlah
Sumber: Arsip TU SDIT Nurul Islam Tengaran
b.
Keadaan Siswa SDIT Nurul Islam Tengaran Siswa adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dan menentukan dalam suatu pembelajaran, sebab siswa merupakan subjek dalam pendidikan, terlebih lagi bila diinginkan hasil belajar yang maksimal. Maka, sebaiknya siswa tidak dipandang sebagai objek saja tetapi juga sebagai subjek. Pada tahun ajaran 2012/2013, siswa SDIT Nurul Islam Tengaran sejumlah 550 untuk keadaan siswa tersebut, dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini. Tabel No 3.2 Daftar Siswa SDIT Nurul Islam Tengaran No
Kelas
Jumlah Tingkat
Putra
Putri
Jumlah
1
I
5
59
56
115
64
2
II
4
52
45
97
3
III
4
43
43
86
4
IV
4
45
44
89
5
V
3
43
44
87
6
VI
3
39
37
76
281
269
550
Jumlah
Sumber: Arsip TU SDIT Nurul Islam Tengaran
5. Visi dan Misi Visi Menjadi sekolah dasar unggulan dan berkualitas yang berkomitmen mengimpelentasikan sistem pendidikan Islam. Misi a. Menyelenggarakan pendidikan dasar yang mengintregasikan ilmu dan kauniyah, iman, ilmu serta amal ruhiyah dan jasadiyah dalam lingkungan pendidikan yang aman, nyaman dan Islami. b. Menyelenggarakan pendidikan dasar untuk menghasilkan lulusan yang berakidah lurus, ibadah secara benar, berakhlak mulia, berkepribadian mandiri, kreatif, disiplin serta berbadan sehat, kuat dan terampil.
65
c.
Menyelenggarakan pendidikan dasar yang mengembangkan bakat dan potensi siswa di bidang akademik, bakat minat, serta penguasaan teknologi informasi.
6. Tujuan Umum Pendidikan a. Siswa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. dan berakhlak mulia. b. Siswa sehat jasmani dan rohani. c. Siswa memiliki dasar- dasar pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. d. Mengenal dan mencintai Islam, bangsa, masyarakat, dan kebudayaannya. e. Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus. 7. Sarana dan Prasarana SDIT Nurul Islam Tengaran Sarana dan prasarana merupakan salah satu hal yang sangat penting dan merupakan fasilitas pendidikan yang sangat menunjang bagi berlangsungnya proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pendidikan. Sarana dan prasarana yang telah dimiliki SDIT Nurul Islam Tengaran pada tahun 2012 secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini. Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana
66
No
Nama
Jumlah
Kondisi
1
Ruang Kepala Sekolah
1
Baik
2
Ruang Guru
4
Baik
3
Ruang Tamu
2
Baik
4
Ruang TU
1
Baik
5
Ruang Kelas
23
Baik
6
Ruang Komputer
1
Baik
7
Ruang Perpustakaan
1
Baik
8
Ruang UKS
1
Baik
9
Dapur
1
Baik
10
Ruang Makan
1
Baik Bersambung….
Lanjutan…. No Nama
Jumlah
Kondisi
11
KM/WC
7
Baik
12
Gudang
1
Baik
13
Ruang Koperasi
1
Baik
14
Taman pintar
1
Baik
Sumber: Arsip TU SDIT Nurul Islam Tengaran
8. Daftar Responden Dalam daftar responden berikut berisi identitas siswa yang dijadikan responden. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VI SDIT Nurul Islam. Untuk itu lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
67
Tabel No 3.4 Daftar Responden No Kode Jenis kelamin Responden
Kelas
1
A
Laki-laki
6A
2
B
Laki-laki
6A
3
C
Laki-laki
6A
4
D
Laki-laki
6A
5
E
Laki-laki
6A
6
F
Laki-laki
6A
7
G
Laki-laki
6A
8
H
Laki-laki
6A
9
I
Laki-laki
6A
10
J
Laki-laki
6A
11
K
Laki-laki
6A
12
L
Laki-laki
6A
13
M
Laki-laki
6A
14
N
Perempuan
6A
15
O
Perempuan
6A
16
P
Perempuan
6A
17
Q
Perempuan
6A
18
R
Perempuan
6A
19
S
Perempuan
6A
20
T
Perempuan
6A
21
U
Perempuan
6A
68
22
V
Perempuan
6A
23
W
Perempuan
6A
24
X
Perempuan
6A
25
Y
Perempuan
6A
26
Z
Laki-laki
6B Bersambung….
Lanjutan…. No Kode Responden
Jenis kelamin
Kelas
27
AA
Laki-laki
6B
28
AB
Laki-laki
6B
29
AC
Laki-laki
6B
30
AD
Laki-laki
6B
31
AE
Laki-laki
6B
32
AF
Laki-laki
6B
33
AG
Laki-laki
6B
34
AH
Laki-laki
6B
35
AI
Laki-laki
6B
36
AJ
Laki-laki
6B
37
AK
Laki-laki
6B
38
AL
Laki-laki
6B
39
AM
Laki-laki
6B
40
AN
Perempuan
6B
41
AO
Perempuan
6B
42
AP
Perempuan
6B
43
AQ
Perempuan
6B
44
AR
Perempuan
6B
45
AS
Perempuan
6B
69
46
AT
Perempuan
6B
47
AU
Perempuan
6B
48
AV
Perempuan
6B
49
AW
Perempuan
6B
50
AX
Perempuan
Lanjutan…. No Kode Responden 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
AY AZ BA BB BC BF BG BH BI BJ BK BL BM BN BO BP BQ BR BS BT BU BV BW
Lanjutan…. No Kode Responden 74 75 76
6B Bersambung…
Jenis kelamin
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Kelas
6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C 6C Bersambung….
Jenis Kelamin
Kelas
BX Perempuan 6C BY Perempuan 6C BZ Perempuan 6C Sumber: Arsip Waka Kurikulum SDIT Nurul Islam
B. Penyajian Data
70
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai hubungan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa di SDIT Nurul Islam Tengaran kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang berjumlah 76 responden. Untuk data persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru penulis mengambil data dari angket yang dijawab oleh responden. Sedangkan data hasil belajar siswa penulis mengambil data dari dokumen sekolah berupa nilai raport pada semester gasal tahun ajaran 2012/2013. 1. Jawaban Responden untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru hasil penelitian yang penulis lakukan, diperoleh data sebagai berikut:
71
Tabel 3.5 Data Angket Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kod e A B C D E F G H I J K L M N O P X R S T U V W X
1 B A A A B A A B A A B B B B B B B B A B B B
2 B A A A A B B A A A A B A B A A A A A B B B B B
3 B B A B A B B B B A A B A B B A B A B B B A B B
4 A A A B B A A B B A A A B B B A B B B B B A B B
5 A B B A A A A A A B B A A B A B B A A B B A A B
6 A B A B A A B B B A A B B B B B B B B B A B B
7 B B B C B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
8 B A B B C B B B B A B B B B A B B B A B B B B B
9 B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
10 A B B B B A A B B B B A B B B A B A B B B B A B
72
No Item Soal 11 12 13 A B B A C B B A B B A A B A B B A B B A A B A B B A B B A B B B B B B A B B A B B A A B A B B B A B A B B A B B A B B A A B B B B A B
14 B B A B B B B A B A B A B B A B A B B B B B B
15 B A A B B B B B B A B B B B B B B A B B B A A B
16 A A A A A A A A A B A A B A A B A B A B B A B A
17 B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
18 B B A B A B B A B A B B A B B A B B B A B B A
19 B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
20 B B B B C B B C C B B B B B B B B B B B B B B B
A 6 7 10 5 6 7 7 6 4 6 9 7 4 3 5 7 4 7 5 1 3 8 3 3
Jumlah B 14 12 10 12 11 13 13 10 12 12 11 13 16 17 15 13 16 13 15 19 17 12 17 17
C 0 1 0 1 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 26 27 28 29
Y Z AA AB AC
C A C C A
B A a A A
B A b B A
B A B B A
B A B A A
A B B B B
C B B B B
C B A B B
B B B B B
B B A A B
B A C B A
A B C C B
B B B B B
A B A B B
C A A A A
A A B B A
B B B B B
A B B B B
B B B B B
C B B B B
10 8 5 4 8
Bersambung.... Lanjutan ...
No 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Kode AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU
1 C C B C C C B C C C A B B B B B B B
2 A A A A A A A B A A B A B B B B A A
3 B B B A B B B B B A B A B B B B B B
4 C B B B C B B B B B B B B B B B B B
5 A B A B A B A B B B B B A B B B A A
6 B B B A B B B B B A A A B B B B B B
7 B B B B B B B B B B B B B B B B B B
8 B A B B B B A B B B B A B B B B B B
9 B B B B B B B B B B B B B B B B B B
No Item 10 11 12 B A B A B C A A A A B A A A B A A C A A A A A C A B C A B A B B A B B B A B A A B A B B B B C B B B C B B C 73
Soal 13 B B A A B B B B B A B B B B B B B B
Jumlah 14 15 16 17 18 19 20 A B C A A A B B B B 6 12 2 B A B B B B B 4 14 2 A B A B A B C 9 10 1 A A A B A B B 9 10 1 A A A B B B B 7 11 2 B A A B B B 5 12 2 A B A B A B C 9 10 1 B A A B B B B 4 14 2 B A B B B B B 3 15 2 A A A B A B B 9 10 1 B B B B A B B 4 16 0 B A A B A B C 7 12 1 A A A B B B B 6 14 0 B B A B B B B 3 17 0 B B B B B B B 0 20 0 B B B B B B B 0 19 1 A B A B A B C 5 13 2 A B A B A B C 5 13 2
5 12 12 14 12
5 0 3 2 0
48 49 50 51 52 53 54 55 56
AV AW AX AY AZ BA BB BC BD
B B B B B B B B B
A B A A A A A A A
B B A B A A B A B
A B B B A A B B B
A A A A A A A A A
A B A A B B B A -
A B A B B B B B B
B B B A A A B B A
B B B B B B B B B
B B B A B A B B B
B B B B B A A A A
B A B A C B B B A
B B A B A A B A A
A A A A A A B A A
A A B B A B A A A
A A B A B B A B A
B B A B A B B B A
A B B A B B A B
B B B B B B B B B
C B C B B B B B B
9 5 8 9 9 9 6 8 10
10 15 11 11 10 11 14 11 9
1 0 1 0 1 0 0 0 0
Bersambung... Lanjutan ....
No
Kod e
57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
BE BF BG BH BI BJ BK BL BM BN BO BP BQ BR
No Item Soal 1 B B B B B A A C C C C B C C
2 A B A A A A A A A A A A A A
3 A B B A B B A A B A B A B B
4 B B B B B A B A A B B B B B
5 A A A A A A A B B A A B A A
6 A B B B B A A B B B B B B B
7 A B B B B B B B C B B B B B
8 B A A B B B B B B B A B A A
9 A B B B B B B A B B B B B B
10 B A A B B B B A B A A B B A
11 A B B B A A B B A B C B A C 74
12 B C B B B C B B B C C B C C
Jumlah 13 B B A A B A A A B A A B A A
14 B A A A B A A B B B A A A A
15 A B A B A B B B B B A B A A
16 A A A A A A A A A A A A A A
17 B B B B B A B B B B B B B B
18 A A A A A C A A A A A B B A
19 B B B B B B B B B B B B B B
20 B B B B B B B B B C C C B C
A 10 6 9 7 6 10 9 8 5 7 9 4 8 9
B 10 13 11 13 14 8 11 11 13 10 7 15 10 7
C 0 1 0 0 0 2 0 1 2 3 4 1 2 4
71 72 73 74 75 76
BS BT BU BV BW BX
B B B B B B
B B B B B B
B B B B B B
B B B B B B
B A A A A A
A B B B B B
B B B B B B
B B B B B B
B B B B B B
A B B B A B
B B B B B B
75
C B C C B C
B B A A B B
B B B B B B
B B B B B B
A A A B B A
B B B B B B
B B B A B B
B B B B B B
B B B B B B
3 2 3 3 2 2
16 18 16 16 18 17
1 0 1 1 0 1
103
2. Dari pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi yang penulis lakukan, maka diperoleh data tentang hasil belajar siswa sebagai berikut. Tabel 3.6 Variabel Hasil Belajar Siswa
No 1
Responden A
Nilai 88.51
No 40
Responden AN
Nilai 91.66
2
B
75.57
41
AO
91.22
3
C
86.15
42
AP
88.85
4
D
78.62
43
AQ
92.15
5
E
88.37
44
AR
87.35
6
F
87.11
45
AS
86.04
7
G
91.41
46
AT
80.36
8
H
91.74
47
AU
83.36
9
I
82.78
48
AV
89.69
10
J
82.47
49
AW
85.07
11
K
84.32
50
AX
84.34
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB
87.18 81.88 88.10 86.44 90.58 77.73 77.46 85.78 83.33 83.56 78.08 95.60 93.26 90.74 75.28 91.11 89.07
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
AY AZ BA BB BC BD BE BF BG BH BI BJ BK BL BM BN BO
85.15 90.04 78.40 87.38 80.63 77.43 91.95 87.00 80.74 82.04 88.16 75.68 83.99 89.93 78.43 89.46 89.60
103
104
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM
83.36 77.58 82.31 84.23 78.14 87.93 85.32 81.68 87.58 85.46 86.52
68 BP 69 BQ 70 BR 71 BS 72 BT 73 BU 74 BV 75 BW 76 BX Jumlah
84.46 90.13 90.74 89.99 84.43 83.90 85.60 82.73 88.77 6489,19
Sumber: Arsip Waka Kurikulum SDIT Nurul Islam Tengaran
104
105
BAB IV ANALISIS DATA Bab ini membahas tentang analisis deskriptif dan pengujian hipotesis. Data di dapat dengan cara menyebar angket kepada siswa kelas VI SDIT Nurul Islam Tengaran yang berjumlah 76 siswa. Angket digunakan untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru. Untuk mengetahui hasil belajar siswa data diperoleh dari legger yang berupa nilai rata-rata laporan hasil belajar semester gasal tahun pelajaran 2012/2013. Oleh karena itu, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa, maka peneliti mengadakan analisa dari data-data yang diperoleh. A. Analisis Deskriptif 1. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru a. Analisis Penilaian Data Data yang penulis peroleh dari 76 siswa sebagai responden, maka langkah
selanjutnya
yaitu
mengklasifikasi
data
sesuai
dengan
proporsinya.Dari tabel yang telah dideskripsikan pada tabel 3.5 tentang variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru. Terlebih dahulu ditentukan nilai dari hasil jawaban-jawaban responden yaitu dengan kriteria sebagai berikut: 1) Siswa yang menjawab A diberi nilai 3, 2) Siswa yang menjawab B diberi nilai 2, dan 3) Siswa yang menjawab C diberi nilai 1
105
106
Selanjutnya analisis ini dipergunakan untuk mencari nominasi didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket yang dijawab oleh siswa. Nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk menentukan kriteria persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru di SDIT Nurul Islam Tengaran. Lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 4.1.
106
107
Tabel 4.1 Kriteria Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru
No Jawaban Responden A B 1 6 14 2 7 12 3 10 10 4 5 12 5 6 11 6 7 13 7 7 13 8 6 10 9 4 12 10 6 12 11 9 11 12 7 13 13 4 16 14 3 17 15 5 15 16 7 13 17 4 16 18 7 13 19 5 15 20 1 19 21 3 17 22 8 12 23 3 17 24 3 17 25 10 5 26 8 12 27 5 12 28 4 14 29 8 12 30 6 12 31 4 14 32 9 10 33 9 10 34 7 11 35 5 12 36 9 10 37 4 14 38 3 15 39 9 10 40 4 16 41 7 12 42 6 14
C 0 1 0 1 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 3 2 0 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 0 1 0
Jumlah A B 18 28 21 24 30 20 15 24 18 22 21 26 21 26 18 20 12 24 18 24 27 22 21 26 12 32 9 34 15 30 21 26 12 32 21 26 15 30 3 38 9 34 24 24 9 34 9 34 30 10 24 24 15 24 12 28 24 24 18 24 12 28 27 20 27 20 21 22 15 24 27 20 12 28 9 30 27 20 12 32 21 24 18 28 107
C 0 1 0 1 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 3 2 0 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 0 1 0
Jumla h Skor 46 46 50 40 42 47 47 39 37 42 49 47 44 43 45 47 44 47 45 41 43 48 43 43 45 48 42 42 48 44 42 48 48 45 41 48 42 41 48 44 46 46
108
43 44 No 45 46
3 17 0 20 0Jawaban 19 5 13
0 0 1 2
9 34 0 40 0Jumlah 38 15 26
0 43 0 40 1 Jumlah 39 2 43
Bersambung…
Lanjutan….
108
109
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
A 5 9 5 8 9 9 9 6 8 10 10 6 9 7 6 10 9 8 5 7 9 4 8 9 3 2 3 3 2 2
B 13 10 15 11 11 10 11 14 11 9 10 13 11 13 14 8 11 11 13 10 7 15 10 7 16 18 16 16 18 17
C 2 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 1 2 3 4 1 2 4 1 0 1 1 0 1
A 15 27 15 24 27 27 27 18 24 30 30 18 27 21 18 30 27 24 15 21 27 12 24 27 9 6 9 9 6 6
B 26 20 30 22 22 20 22 28 22 18 20 26 22 26 28 16 22 22 26 20 14 30 20 14 32 36 32 32 36 34
109
C 2 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 1 2 3 4 1 2 4 1 0 1 1 0 1
43 48 45 47 49 48 49 46 46 48 50 45 49 47 46 48 49 47 43 44 45 43 46 45 42 42 42 42 42 41
110
Berdasarkan nilai angket persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru diperoleh nilai tertinggi 50 dan nilai terendah 37. Kemudian ditetapkan interval, yang kemudian diklasifikasi menjadi 3 kategori. Yaitu kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah. Untuk menentukan interval menggunakan rumus: i=
xt – xr +1 xi
keterangan: i
= interval
xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah xi = kelas interval dari rumus tersebut dapat diperoleh: i=
(50−37) +1
3
i=
13+1 3
i=
14 3
i = 4,66666 i=5 Dengan interval kelas 5 maka diperoleh penggolongan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru berikut: 47-51 termasuk kategori tinggi yang diberi lambang A 42-46 termasuk kategori sedang yang diberi lambang B 37-41 termasuk kategori rendah yang diberi lambang C
110
111
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban No Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru 1. Tinggi 2. Sedang 3. Rendah
Interval
Frekuensi
Lambang
47-51 42-46 37-41
26 40 10
A B C
b. Analisis Berdasarkan Skor Untuk analisis selanjutnya menggunakan teknik persentase dengan rumus: P=
X 100 %
Keterangan: P
= angka persentase
F
= frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N
= jumlah siswa
100
= bilangan konstanta
1) Untuk kategori tinggi mengenai persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru SDIT Nurul Islam Tengaran sebanyak 26 responden. 26
P = 76 × 100% P = 0,342105 × 100% P = 34,2105% P = 34% 2) Untuk kategori sedang mengenai persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru SDIT Nurul Islam Tengaran sebanyak 40 responden. 40
P = 76 × 100% P = 0,52632 × 100% P = 52,632%
111
112
P = 53% 3) Untuk kategori rendah mengenai persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru SDIT Nurul Islam Tengaran sebanyak 10 responden. 10
P = 76 × 100% P = 0,13159 X 100% P = 13,159% P = 13% Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi mengenai persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru SDIT Nurul Islam Tengaran Tahun 2012/2013. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Mengenai Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru SDIT Nurul Islam Tengaran Tahun 2012/2013 No 1 2 3
Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Tinggi Sedang Rendah
Interval
Frekuensi
Persentase
47-51 42-46 37-41
26 40 10
34% 53% 13%
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru tahun
2012/2013
adalah persepsi siswa
tentang kompetensi pedagogik guru 34% tinggi, persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru 53% sedang, dan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru 13% rendah. c. Analisis Berdasarkan Item-item Angket Selanjutnya dilakukan analisis data berdasarkan item-item pertanyaan dalam angket. Dengan analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh jawaban-jawaban responden yang berkaitan dengan pertanyaan tentang
112
113
persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru. Jawaban dari setiap item pertanyaan dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Persentase Jawaban Angket Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru
No
1
Item
Jawaban C A B
Persentase C Tidak A B menj awab
Menurut Adik, apakah guru Adik membuat kelompok belajar berdasarkan kemampuan siswa? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
13
17 44
58 17
22 2
2
51
29 54
71
Menurut Adik, apakah guru Adik melibatkan siswanya untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas? 14
18 60
79 2
Dalam melaksanakan pembelajaran, menurut Adik, apakah guru Adik menyesuaikan dengan buku pelajaran?
48
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
6
33
Menurut Adik, apakah materi pelajaran yang disampaikan guru bermakna dalam kehidupan seharihari siswa? 22
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
5
67 25
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
4
3
Menurut Adik, apakah guru Adik memanggil siswanya dengan menyebut namanya? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
3
Tidak menja wab
63 28
Menurut Adik, apakah guru Adik menghubungkan materi pelajaran yang diajarkan dengan kehidupan
113
3
37
114
sehari-hari?
20
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
26 54
71 2
3 Bersambung….
Lanjutan….
Item
No 7
Jawaban A B C
Menurut Adik, apakah guru Adik dalam mengajar merancang dan membuat alat bantu belajar yang sederhana?
3
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
8
17
22 75 2
3
Menurut Adik, apakah guru Adik menggunakan media belajar yang lain selain buku dan papan tulis? 0
0 74
97 2
3
Menurut Adik, apakah guru Adik berusaha menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan? 30
39 46
Menurut Adik, apakah guru Adik mengembangkan bakat yang dimiliki siswa? a. b. c.
12
1
57
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
11
4 1
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
10
91 3
Menurut Adik, apakah guru Adik menanyakan pelajaran yang telah lalu sebelum memulai materi yang baru?
Tidak menja wab
4 69
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
9
Persentase Tidak A B C menj awab
61
26
Selalu Kadang-kadang Tidak pernah
34 44
58 4
5 2
Menurut Adik, apakah guru Adik membagi kelas berdasarkan gaya 114
3
115
belajar siswa?
21
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
13
28 32
42 20
26 3
4
Menurut Adik, apakah guru Adik menggunakan bahasa yang halus ketika sedang mengajar di kelas? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
24
32 52
68 Bersambung….
Lanjutan….
No 14
Jawaban C A B
Item
Dalam menyampaikan materi pelajaran, apakah menurut Adik, guru Adik menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa? 34 a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
15
17
1
Menurut Adik, apakah guru Adik memberikan latihan setiap selesai menjelaskan materi pelajaran? 32
42 43
57 1
1
Menurut Adik, apakah setelah menyelesaikan 1 bab materi, guru Adik mengadakan ulangan? 56
74 20
26
Menurut Adik, apakah soal ulangan yang Adik kerjakan mudah dipahami? 4 a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
18
54 1
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
5 71
94 1
Menurut Adik, apakah setelah ulangan, soal ulangan yang Adik kerjakan dibagikan kepada siswa?
115
Tidak menja wab
45 41
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
16
Tidak menja wab
Persentase C A B
1
116
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
32
42 41
54 1
1 2
19
Menurut Adik, apakah guru Adik ketika mengajar menggunakan media LCD atau OHP? a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
20
3
76
10 0
61
80
Menurut Adik, apakah guru Adik membuka situs di internet untuk mencari materi pelajaran? a. Selalu b. Kadang-kadang c. tidak pernah
15
20
Setelah diketahui jawaban pada tiap-tiap item dari dari variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru,
maka selanjutnya penulis akan
menganalisis berdasarkan jawaban tiap-tiap bobot itemnya, yaitu: 1. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik membuat kelompok belajar berdasarkan kemampuan siswa?” sebanyak 13 siswa dengan persentase 17%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 44 siswa dengan persentase 58%, yang memilih jawaban c (tidak pernah) sebanyak 17 siswa dengan persentase 22%, dan yang tidak menjawab sebanyak 2 siswa dengan persentase 3%. 2. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik memanggil siswanya dengan menyebut namanya?” sebanyak 51 siswa dengan persentase 67%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 25 siswa dengan persentase 33%, dan yang memilih jawaban c (tidak pernah) tidak ada.
116
117
3. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah materi pelajaran yang disampaikan guru bermakna dalam kehidupan sehari-hari siswa? ” sebanyak 22 siswa dengan persentase 29%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 54 siswa dengan persentase 71%, dan yang memilih jawaban c (tidak pernah) tidak ada. 4. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik melibatkan siswanya untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas?” sebanyak 14 siswa dengan persentase 18%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 60 siswa dengan persentase 79%, dan yang memilih jawaban c (tidak pernah) 2 siswa dengan persentase 3%. 5. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Dalam melaksanakan pembelajaran, menurut Adik, apakah guru Adik menyesuaikan dengan buku pelajaran? ” sebanyak 48 siswa dengan persentase 63%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 28 siswa dengan persentase 37%, dan yang memilih jawaban c (tidak pernah) tidak ada. 6. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik menghubungkan materi pelajaran yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari?” sebanyak 20 siswa dengan persentase 26%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 54 siswa dengan persentase 71%, yang memilih jawaban c (tidak pernah) tidak ada, dan yang tidak menjawab 2 siswa dengan persentase 3%.
117
118
7. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik dalam mengajar merancang dan membuat alat bantu belajar yang sederhana?” sebanyak 3 siswa dengan persentase 4%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 69 siswa dengan persentase 91%, yang memilih jawaban c (tidak pernah) sebanyak 3siswa dengan persentase 4%, dan yang tidak menjawab 1 siswa dengan persentase 1%. 8. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik menanyakan pelajaran yang telah lalu sebelum memulai materi yang baru?” sebanyak 17 siswa dengan persentase 22%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 57 siswa dengan persentase 75%, dan yang memilih jawaban c (tidak pernah) sebanyak 2 siswa dengan persentase 3%. 9. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik menggunakan media belajar yang lain selain buku dan papan tulis? tidak ada, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 74 siswa dengan persentase
97%, dan
yang
memilih jawaban c (tidak pernah) sebanyak 2 siswa dengan persentase 3%. 10. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik berusaha menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan?”sebanyak 30 siswa dengan persentase 39%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 46 siswa
118
119
dengan persentase 61%, dan yang memilih jawaban c (tidak pernah) tidak ada. 11. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik mengembangkan bakat yang dimiliki siswa?”sebanyak 26 siswa dengan persentase 34%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 44 siswa dengan persentase 58%, yang memilih jawaban c (tidak pernah) sebanyak 4 siswa dengan persentase 5%, dan yang tidak menjawab 2siswa dengan persentase 3%. 12. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik membagi kelas berdasarkan gaya belajar siswa?”sebanyak 21 siswa dengan persentase 28%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 32 siswa dengan persentase 42%, yang memilih jawaban c (tidak pernah) sebanyak20 siswa dengan persentase 26%, dan yang tidak menjawab 3siswa dengan persentase 4%. 13. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik menggunakan bahasa yang halus ketika sedang mengajar di kelas?”sebanyak 24 siswa dengan persentase 32%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 52 siswa dengan persentase 68%, yang memilih jawaban c (tidak pernah) tidak ada. 14. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Dalam menyampaikan materi pelajaran, apakah menurut Adik, guru Adik menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa?”sebanyak
119
120
34 siswa dengan persentase 45%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 41 siswa dengan persentase 54%, yang memilih jawaban c (tidak pernah) tidak ada, dan yang tidak menjawab1 siswa dengan persentase 1%. 15. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik memberikan latihan setiap selesai menjelaskan materi pelajaran?”sebanyak 32 siswa dengan persentase 42%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 43 siswa dengan persentase 57%, dan yang memilih jawaban c (tidak pernah) sebanyak 1 siswa dengan persentase 1%. 16. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah setelah menyelesaikan 1 bab materi, guru Adik mengadakan ulangan?”sebanyak 56 siswa dengan persentase 74%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 20 siswa dengan persentase 26%, dan yang memilih jawaban c (tidak pernah) tidak ada. 17. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah soal ulangan yang Adik kerjakan mudah dipahami?”sebanyak 4 siswa dengan persentase 5%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 71 siswa dengan persentase 94%, yang memilih jawaban c (tidak pernah) tidak ada, dan yang tidak menjawab sebanyak 1siswa dengan persentase 1%. 18. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah setelah ulangan, soal ulangan yang Adik kerjakan dibagikan kepada siswa?”sebanyak 32 siswa dengan persentase
120
121
64%, yang memilih jawaban b (kadang-kadang) sebanyak 41 siswa dengan persentase 54%, yang memilih jawaban c (tidak pernah) sebanyak 1 siswa dengan persentase 1%, dan yang tidak menjawab sebanyak 2siswa dengan persentase 3%. 19. Dari 76 siswa yang menjadi responden, pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik ketika mengajar menggunakan media LCD atau OHP?”semua memilih jawaban b (kadang-kadang) dengan persentase 100%. 20. Dari 76 siswa yang menjadi responden, yang memilih jawaban a (selalu) pada pertanyaan “Menurut Adik, apakah guru Adik membuka situs di internet untuk mencari materi pelajaran?” tidak ada, yang memilih jawaban b (kadangkadang) sebanyak 61 siswa dengan persentase 80%, dan yang memilih jawaban c (tidak pernah) sebanyak 15 siswa dengan persentase 20%. Dari jawaban dan analisis per item pada angket persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru maka dapat diketahui bahwa jawaban a yang menonjol terdapat pada item nomor 2 yakni mencapai 67% dari jumlah responden. Untuk jawaban b yang paling menonjol pada item soal nomor 19 yakni mencapai 100% dari jumlah responden. Untuk jawaban c yang paling menonjol pada item nomor 12 yakni mencapai 26% dari jumlah responden.
121
122
2.
Hasil Belajar Siswa Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa
N o 1
Responde n
Nilai
No
Nilai
40
Responde n AN
A
88.51
2
B
75.57
41
AO
91.22
3
C
86.15
42
AP
88.85
4
D
78.62
43
AQ
92.15
5
E
88.37
44
AR
87.35
6
F
87.11
45
AS
86.04
7
G
91.41
46
AT
80.36
8
H
91.74
47
AU
83.36
9
I
82.78
48
AV
89.69
10
J
82.47
49
AW
85.07
11
K
84.32
50
AX
84.34
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE
87.18 81.88 88.10 86.44 90.58 77.73 77.46 85.78 83.33 83.56 78.08 95.60 93.26 90.74 75.28 91.11 89.07 83.36 77.58 82.31
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
AY AZ BA BB BC BD BE BF BG BH BI BJ BK BL BM BN BO BP BQ BR
85.15 90.04 78.40 87.38 80.63 77.43 91.95 87.00 80.74 82.04 88.16 75.68 83.99 89.93 78.43 89.46 89.60 84.46 90.13 90.74
122
91.66
123
32 33 34 35 36 37 38 39
AF AG AH AI AJ AK AL AM
84.23 78.14 87.93 85.32 81.68 87.58 85.46 86.52
71 BS 72 BT 73 BU 74 BV 75 BW 76 BX Jumlah
89.99 84.43 83.90 85.60 82.73 88.77 6489,1 9
Sumber: Arsip Waka Kurikulum SDIT Nurul Islam Tengaran
a.
Berdasarkan tabel 4.5 nilai rata-rata rapor semester gasal tahun ajaran 2012/2013 diperoleh nilai tertinggi 95,60 dan nilai terendah 75,28. Kemudian ditetapkan interval, yang kemudian diklasifikasi menjadi 4 kategori. Yaitu kategori sangat tinggi, kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah. Untuk menentukan interval menggunakan rumus: i=
xt – xr +1 xi
keterangan: i
= interval
xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah xi = kelas interval dari rumus tersebut dapat diperoleh: (95,60−75,28)+1 i= 4 i=
20,32+1 4
i=
21,32 4
i = 5,33
123
124
i=5 Dengan interval kelas 5 maka diperoleh penggolongan hasil belajar siswa berikut: 92-96 termasuk kategori sangat tinggi yang diberi lambang A 86-91 termasuk kategori tinggi yang diberi lambang B 81-85 termasuk kategori sedang yang diberi lambang C 75-80 termasuk kategori rendah yang diberi lambang D
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban No Hasil Belajar Siswa Interval 1. Sangat Tinggi 92-96 2. Tinggi 86-91 3. Sedang 81-85 4. Rendah 75-80
Frekuensi 3 34 24 15
Lambang A B C D
b. Mengklasifikasikan nilai responden Setelah diketahui nilai hasil belajar siswa dapat dengan kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah kemudian dianalisis dengan persentase dengan rumus: =
× 100%
1) Untuk kategori sangat tinggi mengenai hasil belajar siswa SDIT Nurul Islam Tengaran sebanyak 3 responden. 3
P = 76 × 100% P = 0,0395 × 100% P = 3,95%
124
125
P = 4% 2) Untuk kategori tinggi mengenai hasil belajar siswa SDIT Nurul Islam Tengaran sebanyak 34 responden. 34
P = 76 × 100% P = 0,4474 × 100% P = 44,74% P = 45% 3) Untuk kategori sedang mengenai hasil belajar siswa SDIT Nurul Islam Tengaran sebanyak 24 responden. 24
P = 76 × 100% P = 0,3158 × 100% P = 31,58% P = 31% 4) Untuk kategori rendah mengenai hasil belajar siswa SDIT Nurul Islam Tengaran sebanyak 15 responden. 15
P = 76 × 100% P = 0,1974 × 100% P = 19,74% P = 20% Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi mengenai hasil belajar siswa SDIT Nurul Islam Tengaran Tahun 2012/2013.
125
126
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Mengenai Hasil Belajar Siswa SDIT Nurul Islam Tengaran Tahun 2012/2013 No 1 2 3 4
Hasil Belajar Siswa Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Interval 92-96 86-91 81-85 75-80
Frekuensi 3 34 24 15
Persentase 4% 45% 31% 20%
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa SDIT Nurul Islam Tengaran Tahun 2012/2013 adalah hasil belajar siswa 4% sangat tinggi, hasil belajar siswa 45% tinggi, hasil belajar siswa 31% sedang, dan hasil belajar siswa 20% rendah.
B. Pengujian Hipotesis Berdasarkan data yang diperoleh dari pengisian angket siswa sebagai variabel (X), dan studi dokumentasi untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh dari laporan hasil belajar (rapor) sebagai variabel (Y), maka untuk selanjutnya penulis kemukakan dari kedua data tersebut dalam analisis pendahuluan dalam bentuk tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi product moment. Tabel 4.8 Tabel Kerja Persiapan Penghitungan Product Moment
No 1 2
X
Y 46 88,51 46 75,57
X2 Y2 XY 2116 7834,02 4.071,46 2116 5710,825 3.476,22
3
50 86,15
4
40 78,62
5
42 88,37
6
47 87,11
7
47 91,41
8
39 91,74
2500 7421,823 4.307,50 1600 6181,104 3.144,80 1764 7809,257 3.711,54 2209 7588,152 4.094,17 2209 8355,788 4.296,27 1521 8416,228 3.577,86
126
127
9
37 82,78 1369 6852,528 3.062,86
10
42 82,47 1764 6801,301 3.463,74
11
49 84,32 2401 7109,862 4.131,68
12
47 87,18 2209 7600,352 4.097,46
13
44 81,88 1936 6704,334 3.602,72
14
43 88,10 1849
15
7761,61 3.788,30
45 86,44 2025 7471,874 3.889,80
16
47 90,58 2209 8204,736 4.257,26
17
44 77,73 1936 6041,953 3.420,12
18
47 77,46 2209 6000,052 3.640,62
19
45 85,78
20
41 83,33
21
43 83,56
22
48 78,08
23
43 95,60
24
43 93,26
25
45 90,74
26
48 75,28
27
42 91,11
28
42 89,07
29
48 83,36
30
44 77,58
31
42 82,31
2025 7358,208 3.860,10 1681 6943,889 3.416,53 1849 6982,274 3.593,08 2304 6096,486 3.747,84 1849 9139,36 4.110,80 1849 8697,428 4.010,18 2025 8233,748 4.083,30 2304 5667,078 3.613,44 1764 8301,032 3.826,62 1764 7933,465 3.740,94 2304 6948,89 4.001,28 1936 6018,656 3.413,52 1764 6774,936
127
128
3.457,02 32
48 84,23
2304 7094,693
33
48 78,14
2304
34
45 87,93
2025 7731,685
35
41 85,32
1681 7279,502
36
48 81,68
2304 6671,622
37
42 87,58
1764 7670,256
38
41 85,46
1681 7303,412
4.043,04 6105,86 3.750,72 3.956,85 3.498,12 3.920,64 3.678,36 3.503,86 Bersambung …. Lanjutan ….
No 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
X 48 44 46 46 43 40 39 43 43 48 45 47 49 48 49 46 46 48 50 45 49 47 46 48 49 47 43
Y X2 Y2 XY 86,52 2304 7485,71 4.152,96 91,66 1936 8401,556 4.033,04 91,22 2116 8321,088 4.196,12 88,85 2116 7894,323 4.087,10 92,15 1849 8491,623 3.962,45 87,35 1600 7630,023 3.494,00 86,04 1521 7402,882 3.355,56 80,36 1849 6457,73 3.455,48 83,36 1849 6948,89 3.584,48 89,69 2304 8044,296 4.305,12 85,07 2025 7236,905 3.828,15 84,34 2209 7113,236 3.963,98 85,15 2401 7250,523 4.172,35 90,04 2304 8107,202 4.321,92 78,4 2401 6146,56 3.841,60 87,38 2116 7635,264 4.019,48 80,63 2116 6501,197 3.708,98 77,43 2304 5995,405 3.716,64 91,95 2500 8454,803 4.597,50 87 2025 7569 3.915,00 80,74 2401 6518,948 3.956,26 82,04 2209 6730,562 3.855,88 88,16 2116 7772,186 4.055,36 75,68 2304 5727,462 3.632,64 83,99 2401 7054,32 4.115,51 89,93 2209 8087,405 4.226,71 78,43 1849 6151,265 3.372,49
128
129
66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 ∑= 76
44 89,46 1936 45 89,6 2025 43 84,46 1849 46 90,13 2116 45 90,74 2025 42 89,99 1764 42 84,43 1764 42 83,9 1764 42 85,6 1764 42 82,73 1764 41 88,77 1681 3405 6.489,19 153209
8003,092 3.936,24 8028,16 4.032,00 7133,492 3.631,78 8123,417 4.145,98 8233,748 4.083,30 8098,2 3.779,58 7128,425 3.546,06 7039,21 3.523,80 7327,36 3.595,20 6844,253 3.474,66 7880,113 3.639,57 555788,1 290.575,55
Dari data yang terdapat pada tabel 4.8 maka dapat dihitung dengan rumus ∑
= [ ∑
= = =
(∑ )(∑ )
(∑ ) ][ ∑
(∑ ) ]
(76 290.575,55) − (3405)(6.489,19) [76 153209−(3405) ][76 555788,1 − (6.489,19) ] 22083741,8 − 22095691,95 [11643884 − 11594025][42239895,6 − 42109586,8561] −11950,15 [49859][130308,7439]
=
−11959,15 √6497063662,1101
=
−11959,15 80604,365
= −1,4837 Koefisien korelasi diperoleh harga r = −1,4837 Dari uji perhitungan di atas diperoleh r hitung sebesar −1,4837. Sedangkan r tabel untuk taraf signifikasi 5% dengan N 76= 0,227, dan r tabel untuk taraf signifikasi 1% dengan N 76 = 0,296. Bilamana r hitung yang diperoleh sama dengan atau lebih besar daripada nilai harga kritik r tabel, maka nilai r yang kita peroleh itu adalah signifikan. Dengan demikian terbukti bahwa antara variabel X
129
130
dan variabel Y ada korelasi yang positif. Bilamana r hitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai harga kritik r tabel, maka nilai r yang kita peroleh itu adalah tidak signifikan. Dengan demikian terbukti bahwa antara variabel X dan variabel Y tidak ada korelasi yang positif. Dari data hasil di atas membuktikan bahwa r hitung terhadap r tabel taraf signifikasi 5% lebih kecil daripada r tabel atau -1,4837 < 0,227. Dan untuk taraf signifikasi 1% setelah dicocokkan dalam r tabel terbukti r hitung terhadap r tabel lebih kecil daripada r tabel dengan harga kritik 1% yaitu -1,4837 < 0,296. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru tidak mempunyai hubungan yang positif dengan hasil belajar siswa. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa Ha tidak diterima.
130
131
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SDIT Nurul Islam Tengaran kecamatan Tengaran kabupaten Semarang dengan responden siswa kelas VI sejumlah 76 siswa, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari jawaban siswa mengenai persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru, siswa berpendapat kompetensi pedagogik guru
SDIT Nurul Islam
Tengaran Tahun 2012/2013 adalah 34% tinggi dengan frekuensi 26 siswa, 53% sedang dengan frekuensi 40 siswa, 13% rendah dengan frekuensi 10 siswa. 2. Nilai rata-rata hasil belajar siswa SDIT Nurul Islam Tengaran tahun 2012/2013 tergolong tinggi. Ini dapat dilihat dari laporan hasil belajar siswa pada semester gasal 2012/2013 adalah 4% sangat tinggi dengan frekuensi 3 siswa, hasil belajar siswa 45% tinggi dengan frekuensi 34 siswa, hasil belajar siswa 31% sedang dengan frekuensi 24 siswa, dan hasil belajar siswa 20% rendah dengan frekuensi 15 siswa. 3. Tidak terdapat korelasi yang positif antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa. Ini dapat dilihat ketika data dianalisis menggunakan rumus product moment, diperoleh nilai r hitung sebesar -1,4837, dan selanjutnya dicocokkan dengan r tabel product moment dengan N = 76, pada taraf signifikan 1% diperoleh nilai 0,296 dan pada taraf
131
132
signifikan 5% diperoleh nilai 0,227 dan ternyata nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel (0,227 >
(-1,4837) < 0,296). Jadi tidak ada hubungan yang
positif antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi dikarenakan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru pada kategori sedang dengan prosentase 53% dengan frekuensi 40 siswa, sedangkan hasil belajar siswa termasuk kategori tinggi dengan prosentase 45% dengan frekuensi 34 siswa. B. Saran Dalam penelitian pendidikan ini, penulis ingin memberikan beberapa saran kepada sekolah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah khususnya peningkatan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru dan siswa. Adapun saran yang diajukan penulis adalah sebagai berikut: 1. Guru harus meningkatkan kualitas kompetensi pedagogik yang dimiliki agar pembelajaran di kelas semakin menarik dan menyenangkan siswa. Sehingga hasil pembelajaran akan lebih maksimal. Guru harus lebih mengoptimalkan pengelolaan kecerdasan dalam pembelajaran supaya potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang dengan baik dan optimal. Dengan demikian diharapkan akan memberikan iklim pembelajaran yang harmonis dan berkualitas baik secara akademik maupun non akademik. 2. Meskipun hasil belajar siswa dapat dikualifikasikan tinggi, akan tetapi siswa diharapkan lebih meningkatkan hasil belajar baik secara konseptual maupun praktis. Sehingga pelajaran yang disampaikan dapat diaplikasikan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
132
133
3. Bagi kepala sekolah atau bidang kurikulum, setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan pengawasan terhadap guru lebih ditingkatkan. Pembinaan terhadap siswa lebih dimaksimalkan. Karena, tanpa adanya pengawasan yang intensif tidak menutup kemungkinan kinerja guru akan menurun. 4. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang negatif. Oleh karena itu, untuk peningkatan kualitas sekolah yang bersangkutan, penulis berpendapat perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil belajar.
133
134
DAFTAR PUSTAKA Al Qur’anul Karim, 2010. PT Sygma Examedia Arkanleema, Bandung. Ahmadi, Abu dan Supriyono Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. Ke-2. Alfiyati, Tatik. 2011. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi Paedagogik Guru terhadap motivasi belajar kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo Tahun 2012. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Asfandiyar, Andi Yudha. 2009. Kenapa Guru Harus Kreatif?.Bandung: Dari Mizan, Cet. Ke-1. Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogyakarta: Power Book, Cet. Ke-1. Baharuddin dan Wahyuni,Esa Nur. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogyakarta: Ar Ruzz Media, Cet. Ke-3. Basti, 2010. Mengenali dan Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik, (Online) http://mardiya.wordpress.com/2010/12/14/mengenali-danmengembangkan-kreativitas-peserta-didik, diakses 17 November 2012, pukul 12.52 WIB. Chatib,Munif dan Said Alamsyah, 2012. Sekolah Anak-Anak Juara Berbasis Kecerdasan Jamak dan Pendidikan Berkeadilan. Bandung: Kaifa Learning, Cet. ke-2. Chatib, Munif. 2012. Orangtuanya Manusia Melejitkan Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak. Bandung: Kaifa Learning, Cet. ke-2. Darling dkk, 2009. Guru Yang Baik di Setiap Kelas Menyiapkan Guru Berkualitas Tinggi yang Layak Mengajar Anak-Anak Kita, Jakarta:PT Indeks, Cet ke1 Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hadeli, 2006. Metode Penelitian Kependidikan, Jakarta: Quantum Teaching. Cet. ke-1.
134
135
Juwariyah, 2010a. Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al Qur’an, Yogyakarta: Teras, Cet ke-1. -----------,2010b. Hadis Tarbawi, Yogyakarta: Teras, Cet ke-1. Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru. Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Kunandar,2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-7.
Mulyasa, E, 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Musrofi, M. 2010. Melesatkan Prestasi Akademik Siswa Cara Praktis Meningkatkan Prestasi Akademik Siswa Tanpa Kekerasan dan Tanpa Harus nambah Jam Belajar. Yogyakarta: Pedagogia. cet. Ke-1. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, 2008. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sanusi,
Suzana. 2009. Teori-Teori Belajar, (Online) http://cikguanashazana.blogspot.com, diakses 18 Desember 2012, pukul 13.01 WIB.
Sardiman, 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo Persada, Edisi ke-5. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-4. Sriyanti, Lilik. 2009. Psikologi Pendidikan, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
135
136
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Alfabeta, Bandung: Cet ke-13. Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cet. Ke-10. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta: PT Armas Duta Jaya. Undang-Undang Republik Indonesia No14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Usman, M. Uzer, 2006. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-20. Yusuf, Muhammad, 2011. Memikat Siswa Sejak Menit Pertama. Sidoarjo: MAKS, Cet ke-1. http://mkkssmajepara.blogspot.com/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-xnone.html: Aspek dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru,diakses 5 November 2012, pukul 21.54 WIB. http://Ridwan202.wordpress.com: Ketercapaian Prestasi Belajar, diakses 19 Desember 2011, pukul 9.17 WIB. www.hendriansdiamond.blogspot.com/.../pengertian-faktor-dan-indikatorhasil.html: Pengertian, Faktor dan Indikator Hasil Belajar Siswa, diakses 11 September 2012, pukul 08.10 WIB. www.miftakh.com/.../kompetensi-guru-dalam-ranah-pedagogik.html: Kompetensi Guru dalam Ranah Pedagogik, diakses 9 Desember 2012, pukul 22.42 WIB.
Lampiran 1
136
137
KISI-KISI KUESIONER
No
Variabel
Definisi Operasional
1
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru
1. Penilaian peserta didik tentang Tanggapan langsung peserta kemampuan guru dalam didik tentang kemampuan penguasaan pemahaman yang dimiliki seorang guru peserta didik. dalam mengelola pembelajaran 2. Penilaian peserta didik tentang peserta didik secara kemampuan guru dalam menyeluruh. penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Penilaian peserta didik tentang kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum. 4. Penilaian peserta didik tentang kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang mendidik. 5. Penilaian peserta didik tentang kemampuan guru dalam pengembangan potensi peserta didik 6. Penilaian peserta didik tentang kemampuan guru dalam komunikasi dengan peserta didik. 7. Penilaian peserta didik tentang kemampuan guru dalam penilaian dan evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan guru. 8. Penilaian peserta didik tentang kemampuan guru menggunakan teknologi informatika dan komunikasi dalam pembelajaran
Lampiran 2 KUESIONER I. Identitas Siswa Nama Lengkap
: 137
Indikator
No Item Angket 1,2
3,4
5,6,7
8,9,10
11,12
13,14
15,16,17,18
19,20
138
Kelas
: 6 A/B/C
II. Petunjuk Pengisian 1. Berilah tanda silang (X) pada jawaban a,b atau c yang Adik anggap paling benar. 2. Jawaban yang Adik tulis tidak mempengaruhi hasil akademik Adik, maka dari itu jawablah dengan jujur. 3. Atas partisipasi Adik dan bantuannya, kami ucapkan terimakasih. III. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan petunjuk pengisian! 1. Menurut Adik, apakah guru Adik ketika membuat kelompok belajar mengelompokkan berdasarkan kemampuan siswa? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2. Menurut Adik, apakah guru Adik memanggil siswanya dengan menyebut namanya? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 3. Menurut Adik, apakah materi pelajaran yang disampaikan guru bermakna dalam kehidupan sehari-hari siswa? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 4. Menurut Adik, apakah guru Adik melibatkan siswanya untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas? d. Selalu e. Kadang-kadang f. Tidak pernah 5. Dalam melaksanakan pembelajaran, menurut Adik apakah guru menyesuaikan dengan buku pelajaran?
138
139 d. Selalu e. Kadang-kadang f. Tidak pernah 6. Menurut Adik, apakah guru Adik menghubungkan materi pelajaran yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari? d. Selalu e. Kadang-kadang f. Tidak pernah 7. Menurut Adik, apakah guru Adik dalam mengajar merancang dan membuat alat bantu belajar yang sederhana? d. selalu e. kadang-kadang f. tidak pernah 8. Menurut Adik, apakah guru Adik menanyakan pelajaran yang telah lalu sebelum memulai materi yang baru? d. Selalu e. Kadang-kadang f. Tidak pernah 9. Menurut Adik, apakah guru Adik menggunakan media belajar yang lain selain buku dan papan tulis? d. Selalu e. Kadang-kadang f. Tidak pernah
10. Menurut Adik, apakah guru Adik berusaha menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan? d. Selalu e. Kadang-kadang f. Tidak pernah 11. Menurut Adik, apakah guru Adik mengembangkan bakat yang dimiliki siswa? d. Selalu e. Kadang-kadang 139
140 f. Tidak pernah 12. Menurut Adik, apakah guru Adik membagi kelas berdasarkan gaya belajar siswa? d. Selalu e. Kadang-kadang f. Tidak pernah 13. Menurut Adik, apakah guru Adik menggunakan bahasa yang halus ketika sedang mengajar di kelas? d. selalu e. kadang-kadang f. tidak pernah 14. Dalam menyampaikan materi pelajaran, apakah menurut Adik, guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa? d. Selalu e. Kadang-kadang f. Tidak pernah 15. Menurut Adik, apakah guru memberikan latihan setiap selesai menjelaskan materi pelajaran? d. selalu e. kadang-kadang f. tidak pernah 16. Menurut Adik, apakah setelah menyelesaikan 1 bab materi, guru Adik mengadakan ulangan? d. Selalu e. Kadang-kadang f. Tidak pernah
17. Menurut Adik, apakah soal ulangan yang Adik kerjakan mudah dipahami? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 18. Menurut Adik, apakah setelah ulangan, soal ulangan yang Adik kerjakan dibagikan kepada siswa? d. Selalu 140
141 e. Kadang-kadang f. Tidak pernah 19. Menurut Adik, apakah guru Adik ketika mengajar menggunakan media LCD atau OHP? d. Selalu e. Kadang-kadang f. Tidak pernah 20. Menurut Adik, apakah guru Adik membuka situs di internet untuk mencari materi pelajaran? d. Selalu e. Kadang-kadang f. tidak pernah
141
76
Lampiran 3 PEDOMAN OBSERVASI NO PENGAMATAN 1 Guru sebelum memulai pelajaran menanyakan kabar peserta didik 2 Sebelum mengajar guru terlebih dahulu merancang pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik. 3 Guru mengembangkan silabus 4 Guru memberi waktu kepada peserta didik untuk bertanya terhadap pelajaran yang telah diajarkan 5 Guru menggunakan bahasa yang komunikatif saat mengajar 6 Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik 7 Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran 8 Setelah mengadakan proses pembelajaran guru mengadakan evaluasi 9 Guru menggunakan metode yang bervariasi 10 Guru melihat-lihat pekerjaan siswa saat di kelas 11 Guru melakukan appersepsi 12 Guru memberi kesimpulan terhadap materi yang disampaikan 13 Guru memotivasi peserta didik di kelas maupun di luar kelas 14 Peserta didik mendapat pengetahuan tidak hanya dari guru, tetapi juga dari sumber lain 15 Peserta didik bertanya saat mengalami kesulitan dalam pelajaran 16 Peserta didik merasa senang ketika guru melaksanakan pembelajaran aktif 17 Saat diberi tugas peserta didik langsung mengerjakan 18 Lingkungan sekolah kondusif dalam proses belajar mengajar 19 Guru memberikan reward terhadap hasil kerja peserta didik 20 Guru mengajak praktek langsung terhadap materi yang dipelajari
Lampiran 4 No
TABEL PENGKODEAN RESPONDEN Kode Jenis kelamin Nama responden
76
YA V V
V V V V V V V V V V V V V V V V V V
TIDAK
77
1
A
Laki-laki
Afdharu Risyad
2
B
Laki-laki
Alfi Syahr
3
C
Laki-laki
Azka Farid Hifdzurrahman
4
D
Laki-laki
Faris Farela
5
E
Laki-laki
Gilang Affida Khoirur Rizal
6
F
Laki-laki
Muhammad Alviansyah Rizal Saputro
7
G
Laki-laki
Muhammad Faaiz ‘Abbad
8
H
Laki-laki
Muhammad Faizal Farras
9
I
Laki-laki
Muhammad Hasan Albanna
10
J
Laki-laki
Muhammad Ihsan Nur Rafly
11
K
Laki-laki
Ridwan Adhi Nugroho
12
L
Laki-laki
Sri Rohlan Rogomulyo
13
M
Laki-laki
Syukron Zahida
14
N
Perempuan
Anika Yuniati
15
O
Perempuan
Elshafa Kirana Khaerunnisa
16
P
Perempuan
Izza Damayanti
17
Q
Perempuan
Jihan Salsabila Maulida
18
R
Perempuan
Karunia Harsoyo
19
S
Perempuan
Husna Amalia
20
T
Perempuan
Nafila Cahyaningtyas
21
U
Perempuan
Riski Anita Sari
22
V
Perempuan
Suci Ayu Husnul Khotimah
23
W
Perempuan
Trisnani Jati Winahyu
24
X
Perempuan
Tsabita Amalia Firdausy
25
Y
Perempuan
Uswatun Khasanah Bersambung…
Lanjutan ….. No Kode responden 26
Z
Jenis kelamin
Nama
Laki-laki
Ade Firman Prasetyo
77
78
27
AA
Laki-laki
Agus Muhammas Husein
28
AB
Laki-laki
Ali Hanafi Asnan
29
AC
Laki-laki
Asdharu Risyad
30
AD
Laki-laki
Aulia Rahman Bayu Pratama
31
AE
Laki-laki
Azzahwa Galang Krisnanda
32
AF
Laki-laki
Fatchul Ichsan Sulistyo
33
AG
Laki-laki
Hafidz Faishal Rasyid
34
AH
Laki-laki
Iyas Muzani
35
AI
Laki-laki
Muhammad Kharis Syahroni
36
AJ
Laki-laki
Muhammad Kholid Khoirullah
37
AK
Laki-laki
Trenaldi Awaluddin Iksan
38
AL
Laki-laki
Yoga Anung Aulia Chikam
39
AM
Laki-laki
Zen Habibullah
40
AN
Perempuan
Dhianada Faustina Malik
41
AO
Perempuan
Eva Ariviani Widyawati
42
AP
Perempuan
Fathia Majida Thoyyib
43
AQ
Perempuan
Luthfina Febri Muna Algebra
44
AR
Perempuan
Malikhatul Umami
45
AS
Perempuan
Nurul Wahyuningtyas
46
AT
Perempuan
Rizka Latifatul Ulfa
47
AU
Perempuan
Shefa Amalia Florendita
48
AV
Perempuan
Sita Alya Rutba
49
AW
Perempuan
Venny Yensikha Rochima
50
AX
Perempuan
Zahra Ayu Azizah Bersambung….
Lanjutan …. No Kode responden
Jenis kelamin
Nama
51
Laki-laki
Zahwadira Transquille Nabighdazweda Sugiharto
AY
78
79
52
AZ
Laki-laki
Angga Bugar Septian
53
BA
Laki-laki
Dani Prasetyo
54
BB
Laki-laki
Fajaryant Aprilianto
55
BC
Laki-laki
Galuh Pratama Minanda
56
BD
Laki-laki
Hayyu Wijaya Putra
57
BE
Laki-laki
Luthfi Syahrul Muliawan
58
BF
Laki-laki
Mukhammad Muwafaq Irby Umar
59
BG
Laki-laki
Muhammad Nafi` As Sidqi
60
BH
Laki-laki
Muhammad Tegar Izzulhaq
61
BI
Laki-laki
Ridwan Nur Syaifudin
62
BJ
Laki-laki
Rizki Nugroho
63
BK
Perempuan
Rizky Gilang Ramadhan
64
BL
Perempuan
Aisyah Qurrota A`yun
65
BM
Perempuan
Anna Choirul Ummah
66
BN
Perempuan
Firda Novia Aurum
67
BO
Perempuan
Fitrilia Rahma Ardana
68
BP
Perempuan
Humairoh Nur Istijannah
69
BQ
Perempuan
Izzatun Nisa
70
BR
Perempuan
Chaerunnisa Aulia Putu Sugiarti
71
BS
Perempuan
Khumayra Maulida Fatkha
72
BT
Perempuan
Miladia Nur Azizah
73
BU
Perempuan
Safitri Wulandari
74
BV
Perempuan
Silmi Qonitat Al-Firdaus
75
BW
Perempuan
Siti Zidha Rahmayanti
76
BX
Perempuan
Syaifa Indana Zahra
79
80
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Dengan ini penulis cantumkan riwayat hidup sebagai berikut: Nama
: Indah Fitriany
NIM
: 11508039
Tempat, tanggal lahir : Kab. Semarang, 17 Agustus 1982 Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
:Rekesan
RT
22/11
Butuh,
Kecamatan
Tengaran,
Kabupaten Semarang Riwayat Pendidikan 1. TK Arum Sari Kembangsari, lulus tahun 1989 2. SDN 1 Karangduren Tengaran, lulus tahun 1995 3. SMP N 2 Tengaran, lulus tahun 1998 4. Kejar Paket C Permata Salatiga, lulus tahun 2007 5. S1 PGMI STAIN Salatiga,lulus tahun 2013 Riwayat Organisasi 1. OSIS SMP N 2 Tengaran 2. PMR SMP N 2 Tengaran 3. LDK Darul Amal STAIN Salatiga 4. KAMMI Komisariat Salatiga Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya. Tengaran, 31 Januari 2013 Penulis, Indah Fitriany NIM. 11508039
80