PENGARUH AKTIVITAS TADARUS TERHADAP KETENANGAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KELAS X DAN XI MADRASAH ALIYAH NAHDLATUL ULAMA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: RONI MUKAROM 11107002
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
Dra. Nur Hasanah, M.Pd Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Saudara Roni Mukarom Kepada Yth, Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu’alaikum Wr.Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : RONI MUKAROM NIM : 11107002 Jurusan : Tarbiyah Program studi : Pendidikan Agama Islam Judul :PENGARUH AKTIVITAS TADARUS TERHADAP KETENANGAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KELAS X DAN XI MADRASAH ALIYAH NAHDLATUL ULAMA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2010/2011. Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Salatiga, 8 Juli 2011 Pembimbing,
Dra. Nur Hasanah, M.Pd NIP. 19690110 199403 2 002
iv
SKRIPSI PENGARUH AKTIVITAS TADARUS TERHADAP KETENANGAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KELAS X DAN XI MADRASAH ALIYAH NAHDLATUL ULAMA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2010/2011
DISUSUN OLEH RONI MUKAROM NIM: 11107002
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 15 Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Sekretaris Penguji : Ahmad Maemun, M.Ag Penguji I
: Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag
Penguji II
: Jaka Siswanta, M.Pd
Penguji III
: Dra. Nur Hasanah, M.Pd
Salatiga, 15 Agustus 2011 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Roni Mukarom
NIM
: 11107002
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 5 Juli 2011 Yang menyatakan,
Roni Mukarom NIM. 11107002
vi
MOTTO
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan” (Q.S. Al-alaq: 01)
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan kunci pokok untuk mendapatkan kebahagiaan hidup.
Tiga dasar penting untuk mencapai segala sesuatu yang berharga adalah pertama, kerja keras, kedua, tetap berpegang teguh pada kepastian, ketiga, pikiran sehat (Thomas Edison).
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Kedua orang tuaku Bapak Ahmad Sodikin dan Ibu Dede Nurhayati. 2. Kakak-kakakku Evi Sopiati sekeluarga, Asep Ridwanulloh sekeluarga, Aam Nurul Yaqin sekeluarga, juga adik-adikku tercinta Mila Siti Nur Kamilah dan Fahmi Firmansyah. 3. Nenek Hj. Emur dan Bapak Tajidin (Alm), Hj. Siti Maryam sekeluarga, Nenek Eja dan Bapak Udin (Alm) sekeluarga, Mang Harom sekeluarga. 4. Bapak Engkos Herdiana sekeluarga serta keluarga besar d’kater band, sudoy “hatur nuhun kange numpang ngetikna”. 5. Seluruh saudara dan para sahabatku, khususnya “Kelas A” Pendidikan Agama Islam angkatan 2007. 6. Wanita terindah yang telah meninggalkanku. 7. Keluarga kecilku di kos Ugie, Darus, Yudhi, Udin, dan Pak Bayu. 8. “Rasal Team” . 9. Semua orang yang telah memberikan bantuan dan doa.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah menuntun umatnya ke jalan yang diridhai Allah swt. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah: “PENGARUH AKTIVITAS TADARUS TERHADAP KETENANGAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KELAS X DAN XI MADRASAH ALIYAH NAHDLATUL ULAMA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2010/2011”. Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah memberikan dorongan serta dukungan moral dan materi. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga. 3. Dra. Nur Hasanah, M.Pd selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas dan penuh kesabaran mencurahkan pikiran, tenaga dan mengorbankan waktunya dalam membimbing penulisan skripsi ini.
ix
4. Segenap Bapak/Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga. 5. Drs. Irsadul Ubad selaku Kepala Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya serta keluarga besar MANU Tasikmalaya. 6. Kedua orang tuaku Bapak Ahmad Sodikin dan Ibu Dede Nurhayati, kakak-kakakku Evi Sopiati, Asep Ridwanullah, Aam Nurul Yaqin serta keluarga, adik-adikku Mila Siti Nurkamilah, Fahmi Firmansyah, serta Nenek Eja dan Bpk. Udin (Alm), Hj. Emur dan Bpk. Tajidin (Alm), Hj. Siti Maryam sekeluarga, Mang Harom sekeluarga. Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah swt dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan positif bagi pengembangan di dunia pendidikan, khususnya dalam pendidikan agama Islam. Amin Yaa Rabbal’alamin.
Salatiga, 5 Juli 2011 Penulis,
x
ABSTRAK Mukarom, Roni. 2011. Pengaruh Aktivitas Tadarus Terhadap Ketenangan Siswa Mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd Kata Kunci: Aktivitas tadarus, ketenangan dalam pembelajaran Dalam teorinya telah disebutkan bahwa aktivitas tadarus memberikan pengaruh positif terhadap ketenangan seseorang. Pemaknaan ketenangan tersebut sangat luas, tidak terkecuali ketenangan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana dengan siswa Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya yang selalu melaksanakan aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar setiap harinya. Atas dasar teori dan realita tersebut, mendorong penulis untuk melakukan penelitian di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajran 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: adakah pengaruh aktivitas tadarus sebelum kegitan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011?, (2) Bagaimanakah ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011?, dan (3) Adakah pengaruh aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi komparatif. Subjek penelitian sebanyak 103 responden, menggunakan teknik populasi. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket untuk menjaring data X dan data Y. Setelah data berhasil (r hirung sebesar 0,004), kemudian dikonsultasikan pada r tabel. Dengan subjek 103 responden pada taraf signifikansi 1% dan taraf signifikansi 5%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 1% adalah 0,256 dan pada taraf signifikansi 5% adalah 0,195, maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan. Artinya tidak ada pengaruh aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ............................................................................ ........ .... ii JUDUL .................................................................................................................. iii NOTA PEMBIMBING ......................................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ vi MOTO ................................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix ABSTRAK ............................................................................................................ xi DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian................................................................................ 4 D. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 5 E. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 5 F. Definisi Operasional ........................................................................... 6 G. Metode Penelitian ............................................................................... 9 H. Sistematika Penulisan......................................................................... 13
xii
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 14 A. Aktivitas Tadarus ............................................................................... 14 1. Pengertian Aktivitas Tadarus ...................................................... 14 2. Jenis-jenis Aktivitas Tadarus ...................................................... 15 a. Membaca dan Mempelajari Makna Ayat Al-Quran ............ 15 b. Mendengarkan dan Menyimak Bacaan Al-Quran ............... 17 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Tadarus ................ 18 a. Faktor Internal ...................................................................... 19 b. Faktor Eksternal ................................................................... 21 1) Keluarga ........................................................................ 21 2) Sekolah .......................................................................... 22 3) Masyarakat .................................................................... 23 4. Hal-hal yang Berkaitan dengan Aktivitas Tadarus ..................... 25 a. Al-Quran .............................................................................. 25 b. Ilmu tajwid ........................................................................... 26 B. Ketenangan Mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar ........................... 27 1. Pengertian Ketenangan................................................................ 27 2. Unsur-unsur Ketenangan ............................................................. 27 a. Fokus .................................................................................... 27 b. Nyaman ................................................................................ 28 c. Konsentrasi........................................................................... 29 d. Enjoy .................................................................................... 30 3. Kegiatan Belajar Mengajar ......................................................... 32
xiii
a. Pengertian Belajar ................................................................ 32 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar .............. 33 1) Faktor Internal ............................................................... 33 a) Faktor Fisiologis .................................................... 33 b) Faktor Psikologis ................................................... 34 2) Faktor Eksternal ............................................................ 34 a) Nonsosial ............................................................... 34 b) Sosial ...................................................................... 34 C. Pengaruh Aktivitas Tadarus Terhadap Ketenangan Mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar................................................................. 35 BAB III HASIL PENELITIAN ............................................................................ 38 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 38 1. Sejarah Berdiri .................................................................................... 38 2. Visi dan Misi ....................................................................................... 38 3. Tujuan Pendidikan .............................................................................. 40 4. Sarana Gedung dan Guru .................................................................... 40 5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan.................................................... 41 6. Keadaan Siswa .................................................................................... 43 7. Kegiatan Peserta Didik ........................................................................ 44 8. Struktur Organisasi ............................................................................. 47 B. Penyajian Data .......................................................................................... 47 1. Data Responden .................................................................................. 47 2. Jawaban Angket Aktivitas Tadarus ..................................................... 48
xiv
3. Jawaban Angket Ketenangan Mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar ................................................................. 50 BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 53 A. Analisis Deskriptif .................................................................................... 53 B. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 55 1. Analisis Aktivitas Tadarus .................................................................. 55 2. Analisis Ketenangan Mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar.............. 60 C. Pembahasan ............................................................................................... 66 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 72 A. Kesimpulan ............................................................................................... 72 B. Saran .......................................................................................................... 74 C. Penutup...................................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I
Sarana prasarana ................................................................................. 41
Tabel II
Daftar pendidik dan tenaga kependidikan .......................................... 42
Tabel III
Daftar pembagian tugas mengajar ...................................................... 42
Tabel IV
Keadaan siswa .................................................................................... 43
Tabel V
Jawaban angket aktivitas tadarus ....................................................... 48
Tabel VI
Jawaban angket ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar .... 50
Tabel VII Daftar skor jawaban angket aktivitas tadarus ..................................... 57 Tabel VIII Daftar distribusi frekuensi aktivitas tadarus ....................................... 59 Tabel IX
Presentase tingkat aktivitas tadarus .................................................... 60
Tabel X
Daftar skor jawaban angket ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar ................................................................................. 62
Tabel XI
Daftar distribusi frekuensi ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar................................................................... 64
Tabel XII Presentase ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar ............ 66 Tabel XIII Koefisien pengaruh aktivitas tadarus terhadap ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar ................................................. 67
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama yang diridhai Allah swt. Ajarannya bersifat universal, dikatakan demikian karena Islam merupakan agama yang ajarannya mencakup semua aspek kehidupan manusia, baik itu kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat nanti. Semua ajaran Islam terhimpun di dalam Al-Quran sebagai kitab suci dan pedoman hidup umat muslim. Secara mutlak, Al-Quran merupakan perkataan yang paling agung dan paling mulia (Muhammad Syauman Ar-Ramli, 2007: 27). Segala perintah dan larangan Allah swt tersurat didalamnya. Membaca, menulis, mengkaji serta memahami makna yang terkandung dalam Al-Quran dinilai sebagai suatu ibadah. Disamping itu, Al-Quran juga memiliki hikmah-hikmah tersendiri ketika seseorang membaca atau bahkan mendengarkan ayat Al-Quran dibacakan. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran mempunyai keagungan dan kemuliaan tersendiri. Dengan demikian, aktivitas tadarus tersebut hendaklah dijadikan sebuah rutinitas yang sangat diutamakan.
1
Al-Quran merupakan sumber hukum Islam yang sangat pokok. Di dalamnya dijelaskan segala sesuatu tentang Islam dan ajarannya, termasuk amalan-amalan keagamaan tidak terkecuali aktivitas tadarus yang sering dilaksanakan umat muslim. Dalam pengertian yang lebih luas, pemaknaan tadarus tidak hanya sebatas membaca Al-Quran saja, tetapi mempelajari makna ayat, mendengarkan serta menyimak bacaan ayat Al-Quran pun dapat dikategorikan sebagai aktivitas tadarus. Pembiasaan tadarus memiliki banyak manfaat atau hikmah bagi yang mengamalkannya. Membaca Al-Quran bukan saja amal ibadah, namun juga bisa menjadi obat dan penawar rasa gelisah, pikiran kusut, nurani tidak tenteram, dan sebagainya. Disamping itu, membaca Al-Quran diibaratkan komunikasi dengan Allah. Otomatis, dengan komunikasi itu, orang yang membaca AlQuran jiwanya akan tenang dan tenteram (Ahmad Syarifuddin, 2008: 47). Maka oleh karena itu, apabila seseorang ingin merasakan jiwa yang tenang dan tenteram, hendaklah memperbanyak membaca Al-Quran. Al-Quran
secara
harfiah
merupakan
“bacaan
sempurna”
merupakan suatu nama pilihan Allah yang paling tepat (Quraish Shihab, 1999: 3). Dikatakan demikian karena Al-Quran merupakan sumber bacaan yang paling agung, mulia, dan tidak ada yang dapat menandingi kalamullah (firman Allah) tersebut.
2
Ajaran Islam memberikan penghargaan yang luar biasa terhadap aktivitas tadarus dan semaan Al-Quran. Peserta tadarus dan semaan AlQuran merupakan tamu Allah. Forum, majelis, atau halaqah-nya akan selalu dikerumuni para malaikat dalam rangka menurunkan rahmat dan kesentosaan (Ahmad Syarifuddin, 2006: 50). Maka oleh karena itu, tadarus hendaknya dijadikan suatu aktivitas rutin umat muslim sebagai bentuk aktualisasi dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Sebagaimana dengan siswa di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya, khususnya kelas X dan XI yang selalu menghidupkan aktivitas tadarus sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar setiap harinya. Berangkat dari pemikiran dan fenomena di atas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul sebagai berikut: “PENGARUH
AKTIVITAS
TADARUS
TERHADAP
KETENANGAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KELAS X DAN XI MADRASAH ALIYAH NAHDLATUL
ULAMA
TASIKMALAYA
TAHUN
AJARAN
2010/2011”.
3
B. Rumusan Masalah Setelah mengetahui latar belakang masalah tersebut, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011?
2.
Bagaimanakah ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011?
3.
Adakah pengaruh aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian Bertolak dari uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat ditetapkan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011.
4
2. Untuk mengetahui ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011. 3. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1998: 67). Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah: “Ada pengaruh yang signifikan antara aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar dengan ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011.”
E. Kegunaan Penelitian 1.
Kegunaan Teoritis Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan mengenai aktivitas keagamaan dalam Islam, khususnya aktivitas tadarus serta implikasinya
5
terhadap proses pembelajaran. Sehingga menimbulkan kesadaran dan dorongan untuk meningkatkan aktivitas tersebut. Disamping itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah informasi serta khazanah keilmuan. 2.
Kegunaan Praktis a) Bagi peneliti Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti, serta dapat mengembangkan penelitian ini menjadi buku atau sebuah referensi yang dapat digunakan dalam meningkatkan aktivitas keagamaan khususnya tadarus, guna menumbuhkan ketenangan dalam melakukan berbagai kegiatan, termasuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. b) Bagi siswa Diharapkan dapat memberikan motivasi pada siswa untuk lebih meningkatkan aktivitas tadarus dengan khusyu‟ sehingga diharapkan berdampak pada sikap tenang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka perlu penjelasan beberapa istilah dalam penelitian ini.
6
1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan gaib dan sebagainya (W.J.S Poerwadarminta, 2006: 865). 2. Aktivitas tadarus Aktivitas adalah keaktifan; kegiatan (Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa, 2007:23). Sedangkan tadarus adalah pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran dimulai Surat Al-Fatihah (biasanya) sampai khatam (tiga puluh juz) secara bersama-sama atau
sendirian,
terutama
pada
bulan
Ramadhan
(W.J.S
Poerwadarminta, 2006: 865). Sementara itu, Mulla Ali al-Qari dalam MisykatulMashabih
sebagaimana
dikutip
oleh
Ahmad
Syarifuddin
mengatakan bahwa tadarus adalah kegiatan qira‟ah sebagian orang atas sebagian yang lain sambil membetulkan lafal-lafalnya dan mengungkap makna-maknanya (Ahmad Syarifuddin, 2008: 49). Jadi yang dimaksud dengan aktivitas tadarus adalah kegiatan membaca ayat-ayat suci Al-Quran, mempelajari makna ayat, serta menyimak dan mendengarkan bacaan Al-Quran yang dilakukan oleh seseorang atau bersama-sama. Adapun indikator dari aktivitas tadarus dalam penelitian ini adalah:
7
1. Membaca Al-Quran 2. Mendengarkan bacaan Al-Quran 3. Menyimak bacaan Al-Quran 4. Mempelajari makna ayat 3. Ketenangan Mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar a. Ketenangan Ketenangan adalah hal (keadaan dan sebagainya) tenang; ketentuan hati, batin, pikiran (Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa, 2007: 1171). b. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman (Masnur Muslich, 2008: 48). Jadi yang dimaksud dengan ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah sikap tenang (baik hati, pikiran, batin) untuk tetap fokus pada kegiatan belajar dalam membangun makna atau pemahaman. Adapun indikator dari ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah: 1. Fokus terhadap pelajaran 2. Bersikap nyaman 3. Konsentrasi 4. Enjoy
8
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan studi komparatif. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya, yang dimulai dari tanggal 19 Mei 2011 sampai dengan 8 Juli 2011. 3. Populasi dan Sampel Sugiyono mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 80). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011 yang berjumlah 140 siswa. Sedangkan sampel adalah sebagian atau
wakil populasi
yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil sampel sejumlah 103 dari populasi siswa kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011, yang ditentukan berdasarkan tabel 9
penentuan jumlah sampel dengan tingkat kesalahan 5% (Sugiyono, 2009: 71). Untuk menentukan jumlah sampel perkelas digunakan rumus sebagai berikut: Sampel Per Kelas :
4.
∑
∑
∑
Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode (Suharsimi Arikunto, 2006: 149). Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Angket Metode angket atau self administrated questioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar
pertanyaan
kepada
responden
untuk
diisi
(Sukandarrumidi, 2004: 78). Penggunaan metode angket untuk mengetahui pengaruh aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011. b. Observasi Observasi biasanya diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika
fenomena yang diselidiki
(Sutrisno Hadi, 1995: 136). Dalam penelitian ini metode
10
observasi digunakan untuk mengetahui Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya secara menyeluruh. c) Dokumentasi Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006: 158). 5. Analisis Data Dalam menganalisis penulis melakukan dua langkah analisis, yaitu: a. Analisis Pendahuluan Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat aktivitas tadarus dan ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar. Teknik penulisannya menggunakan rumus:
Keterangan: P : Persentase F : Frekuensi N : Jumlah responden
11
b. Analisis Lanjutan Dalam analisis ini penulis bermaksud untuk mengetahui pengaruh aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011. Teknik analisis yang penulis gunakan adalah teknik “Korelasi Product Moment” dengan rumus:
∑
√{
∑
(∑
∑
)} {
∑
∑
(∑
)}
Keterangan: : Koefisien korelasi variabel X dan Y : Product dari variabel X dan Y : Aktivitas tadarus : Ketenangan dalam kegiatan belajar mengajar : Jumlah sampel (Suharsimi Arikunto, 2010: 317)
12
H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan metode penulisan skripsi. BAB II :
Berisi landasan teori mengenai aktivitas tadarus dan ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar.
BAB III :
Berisi gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi sejarah berdiri, visi dan misi, sarana dan prasarana, guru dan tenaga kependidikan, keadaan dan kegiatan siswa, struktur organisasi dan penyajian data yang meliputi jawaban angket tentang aktivitas tadarus dan ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar.
BAB IV :
Berisi analisis data yang meliputi analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan.
BAB V :
Berisi kesimpulan, saran dan penutup.
13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Aktivitas Tadarus 1. Pengertian Aktivitas Tadarus Aktivitas adalah keaktifan; kegiatan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 23). Sedangkan tadarus adalah pembacaan ayatayat suci Al-Quran dimulai Surat Al-Fatihah (biasanya) sampai khatam (tiga puluh juz) secara bersama-sama atau sendirian, terutama pada bulan Ramadhan (W.J.S Poerwadarminta, 2006: 865). Selain itu, tadarus juga diartikan sebagai kegiatan qira‟ah sebagian orang atas sebagian yang lain sambil membetulkan lafallafalnya dan mengungkap makna-maknanya (Ahmad Syarifuddin, 2008: 49). Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas tadarus adalah perbuatan baik berupa pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran baik secara bersama-sama atau sendirian yang dinilai sebagai suatu ibadah. Lebih jauh lagi aktivitas tadarus tidak hanya sebatas pembacaan ayat-ayat
Al-Quran saja,
akan tetapi menyimak,
mendengarkan, serta memahami makna ayat Al-Quran pun
juga
termasuk aktivitas tadarus. 14
2. Jenis-jenis Aktivitas Tadarus a. Membaca dan Mempelajari Makna Ayat Al-Quran Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya di hati (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 83). Adapun membaca secara definitif berarti mengeja kata-kata dan memahaminya (Hanan Attaki, 2008: 8). Sedangkan mempelajari makna adalah usaha untuk memahami akan kandungan dari suatu bacaan. Membaca dengan penuh kesungguhan akan berdampak positif terhadap pembangunan maknanya. Begitu juga dalam membaca Al-Quran, melafalkan kalam ilahi dengan penuh kekhusyuan disertai dengan mempelajari maknanya, akan memudahkan dalam memahami kandungan ayat Al-Quran. Maka oleh karena itu, hal pertama yang diwahyukan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw adalah perintah membaca, yakni dalam Q.S Al-„Alaq ayat 1:
Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan” (Q.S Al-„Alaq: 1).
Ayat di atas memberikan penjelasan kepada manusia untuk menjadikan membaca sebagai bagian integral dalam hidup, karena membaca merupakan first step untuk memahami sesuatu.
15
Jadi, “jika seseorang bisa mengeja tapi tidak dapat memahami,
berarti
ia
belum
menyempurnakan
makna
„membaca‟. Dan mustahil orang bisa memahami suatu kata, jika ia tidak dapat mengejanya” (Hanan Attaki, 2008: 8-9). Dalam membaca Al-Quran (tadarus) lebih diutamakan dilakukan secara bersama-sama, sebab dengan seperti itu akan ada orang yang membenarkan bacaan yang salah, serta memberikan penjelasan terhadap makna ayat Al-Quran. Sehingga aktivitas tadarus tersebut dapat dilaksakan dengan sempurna. Artinya, disamping membaca Al-Quran, juga disertai mendengarkan serta menyimak bacaan Al-Quran, dan ditambah dengan kajian terhadap makna ayat Al-Quran. Adapun esensi dari membaca Al-Quran itu sendiri adalah memahami
kandungan
di
dalamnya,
sehingga
dapat
diaktualisasikan dengan benar dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, ayat Al-Quran tersebut terdiri dari perintah dan larangan. Perintah merupakan basyira (berita gembira) untuk dikerjakan, sedangkan larangan merupakan nadzira (peringatan) untuk ditinggalkan. Maka hendaklah setiap individu muslim mampu
memilih
dan
membedakan
antara
yang
harus
dilaksanakan dan yang harus ditinggalkan.
16
b. Mendengarkan dan Menyimak Bacaan Al-Quran Mendengarkan adalah mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 251).
Sedangkan
menyimak
adalah
mendengarkan
(memperhatikan) baik-baik apa yang dibaca orang (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 1066). Dalam bertadarus disamping membaca dan mempelajari maknanya, juga diutamakan untuk mendengarkan serta menyimak ayat Al-Quran. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan aktivitas tadarus tersebut. Sebab dengan mendengarkan dan menyimak akan mengetahui bacaan yang salah dan yang benar. Allah swt telah berfirman dalam Q.S Al-„Araaf ayat 204:
Artinya: “Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S Al-„Araaf: 204).
`Ayat di atas menjelaskan bahwa seorang muslim hendaklah mendengarkan serta memperhatikan ayat Al-Quran apabila sedang dibacakan. Maka dengan demikian seyogyanya setiap individu muslim mengindahkan firman Allah tersebut.
17
Membaca, mendengarkan, menyimak serta mempelajari makna ayat Al-Quran merupakan unsur-unsur tadarus yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Semuanya harus saling beriringan guna menciptakan bacaan yang sempurna. Maksudnya ialah mewujudkan aktivitas tadarus yang baik dan benar, serta mampu membentuk pemahaman akan makna yang tersurat atau pun tersirat dari ayat Al-Quran itu sendiri. Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba untuk kehidupan dunia dan akhiratnya, juga lebih dekat kepada keselamatannya
dari
pada
men-tadabburi
Al-Quran,
memperhatikannya, dan memikirkan makna setiap ayatnya (Ahmad Syarifuddin, 2008: 40). Hal ini selaras dengan firman Allah swt dalam Q.S Muhammad ayat 24:
Artinya: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran ataukah hati mereka terkunci”. (Q.S Muhammad: 24).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Tadarus Aktivitas tadarus merupakan salah satu amalan keagamaan, dimana faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat dikaji dari sisi
18
perkembangan beragama. Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut: a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu (Baharuddin dan Wahyuni, 2010: 19). Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Allah swt adalah dia dianugerahi fitrah (perasaan dan kemampuan) untuk mengenal Allah dan melakukan ajaran-Nya (Syamsu Yusuf, 2001: 136). Keyakinan bahwa manusia mempunyai fitrah didasarkan pada firman Allah swt dalam Q.S Ar-Rum ayat 30:
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Q.S Ar-Rum: 30).
Dengan
fitrah
yang
dimilikinya,
manusia
dapat
melaksanakan segala sesuatu yang diperintahkan Allah swt, termasuk
melaksanakan
aktivitas
tadarus.
Perasaan
dan
kemampuan seseorang untuk melaksanakan ajaran Allah, merupakan faktor penting yang bersumber dari kesadaran diri
19
untuk memenuhi kewajiban. Dengan kata lain, maksud dari perasaan tersebut adalah rasa sadar (kehendak sendiri) untuk melaksanakan perintah Allah swt. Apabila kesadaran dalam diri sudah terbentuk dengan baik, maka hal tersebut akan memudahkan dalam memotivasi diri sendiri. Kemampuan memotivasi diri adalah kemampuan memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat (Uno dan Umar, 2009: 16). Sebagaimana dengan siswa Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya yang selalu melaksanakan tadarus setiap hari sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM). Motivasi siswa untuk melakukan aktivitas tadarus tersebut tidak hanya untuk mematuhi tata tertib sekolah, tetapi juga karena ada kesadaran dari diri sendiri untuk melaksanakannya. Kesadaran atau kehendak sendiri yang didasari rasa ikhlas akan berpengaruh terhadap kemampuan untuk memberikan motivasi diri supaya dapat melaksanakan hal yang positif dan memberikan manfaat. Tadarus merupakan suatu aktivitas yang manfaatnya dapat dirasakan di dunia dan di akhirat, baik itu untuk diri sendiri maupun orang lain. Dengan demikian kesadaran atau keinginan sendiri untuk melaksanakan tadarus, merupakan faktor internal untuk mengaktualisasikan aktivitas tadarus tersebut.
20
b. Faktor Eksternal Faktor luar (eksternal) adalah faktor yang memberikan rangsangan atau stimulus yang memungkinkan fitrah berkembang dengan sebaik-baiknya (Syamsu Yusuf, 2001: 137). Adapun dalam hal pelaksanaan tadarus, faktor luar (lingkungan) yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut: 1) Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh karena itu kedudukan keluarga dalam pengembangan kepribadian anak sangatlah dominan (Syamsu Yusuf, 2001: 138). Dalam hal ini, orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Oleh karena itu, orang tua seyogyanya menanamkan nilai-nilai Qurani pada anak sejak dini, sehingga anak akan terbiasa dengan lingkungan yang penuh dengan pendidikan agama. Jika seorang anak telah merasakan cinta orang tuanya kepada Al-Quran sejak dia berusia dua tahun, maka perasaan cinta kepada Al-Quran yang dimiliki kedua orang tuanya itu, akan menular ke dalam dirinya secara otomatis (Sa‟d Riyadh, 2007: 65). Maka dengan itu, sebaiknya pada saat bayi masih berada
dalam
kandungan,
orang
tua
(terutama
ibu)
21
seyogyanya lebih meningkatkan amal ibadahnya kepada Allah swt, seperti melaksanakan shalat wajib dan sunat, berdoa, berdzikir, membaca Al-Quran dan memberi sedekah (Syamsu Yusuf, 2001: 138). Keluarga
khususnya
orang
tua
harus
mampu
menciptakan suasana yang penuh dengan cinta dan kasih sayang.
Lingkungan
memberikan
efek
keluarga
positif
yang
yang
luar
demikian, biasa
akan
terhadap
perkembangan anak. Karena anak lebih tergantung pada orang tua dalam hal perasaan aman dan kebahagiaan, maka hubungan buruk dengan orang tua akan berakibat sangat buruk (Elizabeth B. Hurlock, 1996: 130). Oleh karena itu, orang tua seharusnya menghindari perilaku-perilaku negatif terhadap anaknya. 2) Sekolah Sekolah mempengaruhi
merupakan pertumbuhan
salah dan
satu
faktor
perkembangan
yang anak
terutama untuk kecerdasannya (Ahmadi dan Sholeh, 2003: 55-56). `Guru, lebih khusus lagi guru agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan wawasan pemahaman, pembiasaan mengamalkan ibadah atau
22
akhlak yang mulia dan sikap apresiatif terhadap ajaran agama (Syamsu Yusuf, 2001: 140). Dalam hal ini, sekolah dengan segala aturan dan tata tertibnya
memberikan
kontribusi
tersendiri
pada
perkembangan peserta didik. Aturan dan tata tertib yang diterapkan di sekolah akan memaksa peserta didik untuk menaatinya. Dimana pada gilirannya akan berdampak terhadap pembentukan karakter anak itu sendiri. Oleh karena itu, aturan dan tata tertib sekolah harus mengarah pada pembentukan suasana (lingkungan) yang edukatif. Sebagaimana dengan Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya yang mewajibkan peserta didiknya untuk melaksanakan tadarus sebelum belajar. Hal ini bertujuan supaya peserta didik mampu menginternalisasikan nilai-nilai Qurani dalam kehidupannya. Dengan demikian caracter building akan terarah pada karakter yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan selaras dengan ajaran Islam. 3) Masyarakat Yang dimaksud lingkungan masyarakat di sini adalah situasi atau kondisi interaksi sosial dan sosiokultural yang secara potensial berpengaruh terhadap perkembangan fitrah
23
beragama atau kesadaran agama individu (Syamsu Yusuf, 2001: 141). Dalam
lingkungan
masyarakat
anak
melakukan
interaksi sosial, baik dengan teman atau pun dengan warga lainnya. Apabila anak hidup di lingkungan yang baik, maka dapat dipastikan anak juga terpengaruh untuk berperilaku baik, begitu juga dengan sebaliknya. Lingkungan
yang
baik
ialah
yang memberikan
stimulus-stimulus positif. Pesantren merupakan salah satu lingkungan yang mampu memberikan rangsangan positif terhadap pembentukan karakter seseorang. Peraturan yang diterapkan di pesantren selalu diarahkan pada tujuan yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadis. Dalam kurun waktu tertentu, peraturan pesantren tersebut akan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian santri. Terlepas dari pesantren, masyarakat juga dapat memberikan stimulus-stimulus positif terhadap seseorang. Masyarakat harus mampu menciptakan lingkungan yang baik, interaksi sosial yang dijalin harus mengarah pada halhal yang baik dan bermanfaat.
24
4. Hal-hal yang Berkaitan dengan Aktivitas Tadarus a. Al-Quran Al-Quran secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang paling tepat (Quraish Shihab, 1999: 3). Al-Quran
adalah
kalamullah
(firman
Allah)
yang
diturunkan kepada Rasulullah saw dalam Bahasa Arab, ditulis pada lembaran mushaf, dibaca dengan lisan, didengar dengan telinga, dan dijaga dengan hati (Hanan Attaki, 2008: 25). Al-Quran juga didefinisikan sebagai kalam Allah swt yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad saw melalui perantaraan Malaikat Jibril, yang merupakan mukjizat, yang diriwayatkan secara mutawatir, yang ditulis di mushaf dan membacanya adalah ibadah (Ahmad Syarifuddin, 2008: 16). Al-Quran merupakan pedoman penting yang menjadi landasan hidup dan kehidupan umat manusia. Dalam membaca Al-Quran diwajibkan sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Karena menguasai ilmu tajwid merupakan first step untuk dapat membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Disamping itu, apabila tidak berdasarkan pada ilmu tajwid niscaya akan menimbulkan kesalahan, tidak hanya dalam proses pembacaannya, melainkan juga akan berdampak pada kesalahan dalam mengartikan ayat-ayat Al-Quran itu sendiri.
25
b. Ilmu Tajwid Tajwid menurut bahasa adalah memperbaiki/memperindah. Sedangkan menurut istilah adalah memberikan hak-haknya huruf yang asli, seperti makhraj-makhrajnya, sifat-sifatnya yang tetap menjadi dzatnya (Munir dan Sudarsono, 1994: 8). Adapun pengertian ilmu tajwid itu sendiri adalah ilmu yang mengajarkan cara bagaimana seharusnya membunyikan/membaca huruf-huruf hijaiyyah dengan baik dan sempurna, baik ketika bersendirian maupun sewaktu bertemu dengan huruf lain (Munir dan Sudarsono, 1994: 8-9). Belajar ilmu tajwid merupakan kunci pokok untuk dapat membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Maka oleh karena itu, menguasai tajwid merupakan bagian integral dari pemahaman akan makna dan kandungan ayat suci Al-Quran. Disamping itu, mempelajari ilmu tajwid berdasarkan ketentuan hukum syara yaitu fardhu kifayah, sedangkan mengamalkannya adalah fardhu „ain (Munir dan Sudarsono, 1994: 9). Maka
oleh
karena
itu,
hendaknya
setiap
muslim
mempelajari dan menguasai ilmu tajwid, supaya dapat membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Maksudnya ialah dapat membaca Al-Quran yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. 26
B. Ketenangan dalam Kegiatan Belajar Mengajar 1. Pengertian Ketenangan Ketenangan adalah hal (keadaan dan sebagainya) tenang; ketentuan hati, batin, pikiran (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 1171). Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pada esensinya
ketenangan merupakan suatu perasaan tenang, baik itu ketenangan hati, batin, maupun pikiran. Dengan demikian, perasaan tenang tersebut harus terwujud dan sekaligus menjadi cerminan dari ketenangan dalam hati, batin, dan pikiran. Ketiga rasa tenang tersebut harus berjalan bersamaan. Apabila hati seseorang merasa gelisah, cemas, atau bahkan takut, maka dapat dipastikan pikirannya pun akan merasakan hal yang sama. 2. Unsur-unsur Ketenangan a. Fokus Fokus adalah pusat; unsur yang menonjolkan suatu bagian kalimat sehingga perhatian pendengar (pembaca) tertarik pada bagian itu (www.artikata.com/arti-327290-fokus.html). Dalam hal belajar, sikap fokus merupakan salah satu kunci pokok untuk memahami materi yang dipelajari. Fokus terhadap pelajaran
akan menghindarkan diri
dari
gangguan
yang
menimbulkan hilangnya kesungguhan belajar.
27
Dengan fokus, segala aktivitas belajar akan dapat dilalui dengan sungguh-sungguh. Tidak ada suatu hal pun saat belajar yang dilalui begitu saja, semua aktivitas yang terjadi dalam suasana belajar akan dijalani dengan penuh makna. Disamping itu, sikap fokus juga akan menciptakan suasana tenang saat belajar. Hal tersebut dikarenakan pemusatan pikiran, hati, dan batin hanya pada pelajaran, sehingga suasana belajar mengajar menjadi kondusif. Dengan demikian, sikap fokus merupakan indikator penting untuk menciptakan ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar. b. Nyaman Kenyamanan kesejukan
adalah
keadaan
nyaman;
kesegaran;
(www.artikata.com/arti-342515-nyaman.html).
Nyaman adalah segar; sehat (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 789). Maksud dari segar atau sehat tersebut adalah tidak hanya segar atau sehat badan (lahiriyah), tetapi juga segar atau sehat pikiran (batiniyah). Dalam keadaan badan dan pikiran yang segar semua informasi yang didapatkan akan mudah dicerna dan dipahami. Demikian pula dalam belajar, kondisi yang sehat dan segar akan menjadi motivasi tersendiri untuk mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
28
Informasi yang disampaikan guru akan diperhatikan dengan baik yang pada akhirnya direspon dengan baik pula. Salah satu bentuk respon tersebut adalah disamping memahami materi pelajaran, juga akan menampilkan sikap nyaman ketika melakukan kegiatan belajar mengajar. Kodisi segar dan sehat merupakan faktor penting dalam mewujudkan kesiapan yang matang dalam belajar. Dengan keadaan siap yang matang, suasana belajar akan tenang dan kondusif. Kesiapan itu sendiri merupakan bagian pokok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengan baik. c. Konsentrasi Konsentrasi adalah pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007: 588). Adapun pengertian perhatian itu sendiri adalah tindakan kehendak, kerja melawan inersia pikiran (M. Scott Peck, 2004: 76). Memperhatikan dengan seksama dan sungguh-sungguh terhadap suatu hal, akan menghasilkan pemahaman yang matang terhadap hal tersebut. Begitu juga dalam proses belajar mengajar, memusatkan perhatian dan pikiran terhadap materi pelajaran akan menciptakan hasil yang maksimal.
29
Proses perhatian memungkinkan konsentrasi pada satu sumber informasi atau lebih dan tetap mempertahankan konsentrasi tersebut (Matt Jarvis, 2009: 108). Mencermati pendapat Matt Jarvis tersebut, dengan proses memperhatikan dan tetap mempertahankannya akan memudahkan dalam memperoleh informasi. Informasi yang diperoleh saat belajar akan tersimpan dalam memori dengan baik, apabila dalam proses belajar (penerimaan informasi) tersebut dilakukan melalui proses perhatian dan pemusatan pikiran yang sungguh-sungguh. Jadi, proses perhatian yang baik ialah terlahir dari kesadaran diri sendiri. Pemusatan pikiran dan perhatian dalam aktivitas belajar memang harus terwujud atas kehendak sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Apabila hal demikian sudah dapat diaktualisasikan dalam belajar mengajar, maka tingkat konsentrasi saat belajar pun akan semakin baik. Dengan demikian konsentrasi merupakan unsur penting dalam menciptakan ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar. d. Enjoy Enjoy
dapat
diartikan
memperoleh
atau
menerima
kenikmatan dari; mendapatkan kenikmatan dari; menikmati (www.artikata.com/arti-59954-enjoy.html).
30
Maksud dari enjoy dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah menikmati segala aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran. Perasaan senang saat belajar harus dipertahankan dengan mendapat stimulus-stimulus positif dari lingkungan. Dalam hal ini, yang paling berpengaruh terhadap kondisi peserta didik adalah guru dan teman. Sesama peserta didik seyogyanya saling menghormati dan memberikan dukungan satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan konflik antar peserta didik. Suasana rukun dan penuh rasa menghargai satu dengan lainnya akan menghadirkan perasaan yang menyenangkan. Selain itu, guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Guru juga harus memahami keadaan peserta didik secara proporsional, sehingga akan memberikan treatmen yang sesuai dengan yang dibutuhkan peserta didik. Dengan memberikan perlakuan yang tepat, peserta didik akan merasa diperhatikan dengan baik, sehingga menimbulkan perasaan senang dalam diri peserta didik. Dengan perasaan senang tersebut, peserta didik akan menikmati proses belajar mengajar. Dengan demikian peserta didik akan merasa siap dan semangat dalam belajar.
31
3.
Kegiatan Belajar Mengajar a. Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar (Djamarah dan Zain, 2006: 38). Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (Sriyanti dkk, 2009: 18). Disamping itu, belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Muhibbin Syah, 2002: 92). Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap (Baharuddin dan Wahyuni, 2010: 11) Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan untuk mencapai berbagai macam kompetensi dan keterampilan.
32
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu (Baharuddin dan Wahyuni, 2010: 19). Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis. a) Faktor Fisiologis Faktor
fisiologis
adalah
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani (Baharuddin dan Wahyuni, 2010: 19). Kondisi fisik yang sehat akan berpengaruh positif terhadap
kegiatan
belajar
mengajar,
begitu
juga
sebaliknya keadaan fisik yang kurang sehat, juga akan memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM). Kedua, keadaan fungsi jasmani. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama pancaindera (Baharuddin dan Wahyuni, 2010: 19-20).
33
b) Faktor Psikologis Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah keserdasan siswa, minat, motivasi siswa, sikap, dan bakat (Baharuddin dan Wahyuni, 2010: 20). 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial (Sriyanti dkk, 2009: 24). a) Faktor nonsosial Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya (Sriyanti dkk, 2009: 24). b) Faktor sosial Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial bisa dipilah menjadi faktor yang berasal keluarga, lingkungan
34
sekolah, dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak) (Sriyanti dkk, 2009: 24). C. Pengaruh Aktivitas Tadarus Terhadap Ketenangan dalam Kegiatan Belajar Mengajar Al-Quran adalah sebuah kitab suci dan petunjuk yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw bagi seluruh manusia (Muhammad „Utsman Najati, 1985: 1). Al-Quran dengan segala keindahan dan keagungannya,
menjelaskan
kepada
manusia
untuk
senantiasa
menjadikannya bacaan yang paling utama. Membaca Al-Quran bukan saja amal ibadah, namun juga bisa menjadi obat dan penawar jiwa gelisah, pikiran kusut, nurani tidak tenteram, dan sebagainya (Ahmad Syarifuddin, 2008: 47). Melaksanakan aktivitas membaca Al-Quran merupakan obat rohani yang sangat kuat. Sebab, melantunkan ayat-ayat Al-Quran tersebut merupakan obat bagi hati yang sedang resah dan gelisah. Membaca Al-Quran ibaratnya adalah komunikasi dengan Allah. Otomatis, dengan komunikasi itu, orang yang membaca Al-Quran jiwanya akan menjadi tenang dan tenteram (Ahmad Syarifuddin, 2008: 47). Adapun jiwa itu sendiri adalah perpaduan antara hati dan pikiran. Jika pikiran dan hati menemukan kondisi terbaiknya, maka raga pun akan memperoleh kondisi yang sama. Kondisi terbaik bagi pikiran dan hati adalah ia berada dalam naungan Al-Quran (Hanan Attaki, 2008: 34).
35
Dikarenakan membaca Al-Quran akan mendatangkan ketenangan dan ketenteraman, maka suatu tindakan yang sangat positif apabila setiap individu muslim melestarikan aktivitas membaca Al-Quran. Tetapi yang harus menjadi bahan perhatian adalah membaca Al-Quran hendaknya didasari rasa ikhlas dan dilaksanakan dengan khusyu‟. Khusyu dalam bertadarus berarti seseorang melaksanakannya dengan sungguh-sungguh atas dasar ibadah dengan niat tulus hanya karena Allah swt, sebagai bentuk ketaatan dan kesungguhan dalam melaksanakan perintah-Nya. Ikhlas dalam menjalankan perintah Allah termasuk tadarus, akan
menciptakan
kepuasan
tersendiri
dibandingkan
dengan
melaksanakannya atas dasar keterpaksaan. Maka dengan itu, hal yang penting ialah membaca Al-Quran seyogyanya dilaksanakan dengan didasari perasaan ikhlas dan khusyu‟. Orang yang melakukan aktivitas tadarus dan semaan (menyimak) Al-Quran akan dibangga-banggakan oleh Allah swt di kalangan penduduk langit. Hati dan jiwa mereka akan selalu diliputi ketenteraman karena hawa kasih sayang yang dihembuskan para malaikat (Ahmad Syarifuddin, 2008: 50). Dengan bertadarus seseorang akan diberi rahmat, dikelilingi para malaikat, dibanggakan oleh Allah swt, serta dianugerahi ketenangan. Dalam hal ini ketenangan memiliki arti yang luas, termasuk salah satunya ialah ketenangan dalam kegiatan belajar mengajar.
36
Ketenangan dalam proses pembelajaran menjadi indikator untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Dengan perasaan tenang, seseorang (siswa) akan mampu memusatkan perhatiannya pada pelajaran. Sehingga terhindar dari berbagai gangguan yang menghilangkan konsentrasi belajar. Pikiran, hati, dan batin tertuju pada materi yang dipelajari. Informasi akan mudah diserap, komunikasi edukatif antara guru dan siswa akan terjalin dengan baik. Dimana pada gilirannya akan berdampak pada suasana pembelajaran yang hangat, aktif, dan inovatif. Apabila suasana kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti itu sudah dapat diwujudkan, maka tidak dapat diragukan lagi prestasi belajar siswa akan meningkat secara signifikan. Keadaan seperti ini juga akan semakin positif apabila didukung dengan lingkungan yang baik. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan (Djamarah dan Zain, 2006: 29).
37
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdiri
Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama semula adalah PGA NU Tasikmalaya yang didirikan pada tahun 1953 oleh tokoh-tokoh Ulama Nahdlatul Ulama Kabupaten Tasikmalaya. Pada tanggal 5 Februari 1981 PGA NU Tasikmalaya berubah statusnya menjadi Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Tasikmalaya, di bawah lembaga Pendidikan Ma‟arif dengan surat Keputusan Departemen Agama Nomor: 3/10/23/01. Dan pada tahun 2005 telah terakreditasi kualifikasi “B”. Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama terletak di Jalan Dr. Sukarjo No. 47 Telepon (0265) 326805 Kode Pos 46112 Kelurahan Tawangsari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.
2. Visi dan Misi
Visi :
Terwujudnya pengembangan kreativitas dan karya peserta didik yang mandiri berwawasan ilmu pengetahuan dilandasi dengan iman dan taqwa. 38
Misi :
a. Meningkatkan peserta didik yang berkepribadian sesuai dengan ajaran Islam.
b. Meningkatkan peserta didik yang berwawasan luas dalam ilmu pengetahuan agama dan pengetahuan umum.
c. Mengembangkan potensi peserta didik dalam berkarya dan daya kreativitas.
d. Meningkatkan prestasi baik intra maupun ekstra kurikuler.
e. Mengoptimalkan lingkungan sekolah yang religius, berwawasan pendidikan
dan
tanggap
terhadap
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi.
f. Menyiapkan peserta didik yang memiliki keterampilan memadai untuk hidup bermasyarakat atau dunia kerja, serta mampu mengelola lingkungannya.
g. Menyiapkan peserta didik yang mampu bersaing untuk masuk tingkat jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
h. Melaksanakan tugas dan kewajiban dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan fungsi, peran dan posisinya.
39
3. Tujuan
Pendidikan
Madrasah
Aliyah
Nahdlatul
Ulama
Tasikmalaya a. Menjadikan peserta didik yang berakhlak mulia, sesuai dengan tuntutan ajaran Islam (Ahlussunnah wal Jama‟ah). b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam penguasaan ilmu pengetahuan hingga sejajar dan mampu bersaing dengan sekolahsekolah sederajat. c. Mampu mandiri dan bermanfaat dalam hidup dan kehidupan masyarakat. d. Meningkatakan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. 4. Sarana Gedung dan Guru a.
Data Bangunan 1) Luas bangunan
: 1155
2) Luas pekarangan
: 500
3) Konstruksi bangunan : Permanen
b.
4) Lantai
: Keramik
5) Atap
: Cor
6) Langit-langit
: Cor
Data Sarana Prasarana Sarana dan prasarana Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut:
40
TABEL 1 SARANA PRASARANA MADRASAH ALIYAH NAHDLATUL ULAMA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2010/2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Jenis Sarana Prasarana Ruang Belajar/Kelas Ruang Guru Ruang Kepala Sekolah Ruang Tata Usaha Ruang Osis Ruang Perpustakaan Lab. IPA (Biologi) Lab. IPA (Fisika dan Kimia) Lab. Komputer dan Jaringan Lab. Bahasa Ruang Keterampilan Ruang Multimedia Mushola Ruang UKS Ruang Koperasi Siswa Kantin Sekolah WC Gudang Rumah Penjaga Lap. Upacara Lap. Bola Volly Lap. Bulu Tangkis Lap. Tenis Meja Tempat Parkir
Jumlah 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 2
Kondisi Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Sedang Sedang Baik Baik Sedang Baik Sedang Baik Baik Baik Sedang Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik
5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011 berjumlah 37 orang. Adapun pembagian tugas pengajarannya sebagai berikut:
41
TABEL II DAFTAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH NAHDLATUL ULAMA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2010/2011 Pendidikan SLTP SLTA S-1 S-2 Jumlah
GT 5 1 6
Guru GTT 1 21 4 26
Tata Usaha Tetap Tidak Tetap 5 5 -
Jumlah
Ket
6 26 5 37
TABEL III DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS MENGAJAR MADRASAH ALIYAH NAHDLATUL ULAMA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2010/2011 No
Nama
Jenjang Pendidikan
1 2
Drs. Irsadul Ubad Drs. Ateng Jaelani
S-1/PAI/IAIC S- 1/B. Indonesia/Unsil
3 4 5
Dra. Lilis Suryati Drs. Saeful Ulum Dra. N. Asjiah, M.Si
S-1/B. Indonesia/Unsil S- 1/Matematika/IAIN S-1/B. Arab/IAIN S-2/Studi Islam/UII
6 7 8
Kakan Ruskandi, S.Ag, S.Pd Joko, S.Pd K.H Aban. B
S-1/PAI/IAIC S-1/Geografi/UPI S-1/B. Inggris/Unigal SLA/Ponpes
9
Drs. Hilal Muharom
S-1/B. Arab/IAIN
10
H. Muhdir Susilo, SH, MH
S-1/Hkm T. Negara/STHG S-2/Hkm T. Negara/IBLAM S-1/SKI/IAIN
11
Firdaus, S.Ag
12
Ir. Basuki Sulistiyanto
S-1/ Pertanian/ IPB Akta IV/ Biologi/ UT
13
Asep Hermawan, S.Pd,
S-1/FPOK/Unsil
Tugas Mengajar Fiqih B. Indonesia/Ekono mi B. Indonesia Matematika Bahasa Arab Al-Quran Hadist Aqidah Akhlak Geografi Bahasa Inggris Keagamaan (Batsul Masail) Fiqih Bahasa Arab PKN BP SKI Sejarah Nasional Biologi TIK/ Ket. Komputer Penjaskes
42
14
S-1/PAI/IAIC
Pkn
15 16
Hasan Sanusi, S.Ag, M.Si Drs. Eri Sukwana Firdaus, S.Ag
S-1/Kimia/IKIP S-1/SKI/IAIN
17 18
Yanti Maryanti, S.Pd Wawan Setiawan, S.Ag
S-1/Biologi/Unsil S-1/PAI/IAIN
19 20
S-1/B.Inggris/Unigal S-1/B. Inggris/Unsil
21
Lina Lisnawati, S.Pd Drs. Gugum Gunawan, S.Pd H. Cecep, S.Pd, M.Pd
Kimia SKI Pendidikan Seni Biologi Fiqih TIK/Komputer B. Inggris B. Inggris
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Pipit Pujiawati, ST Dra. Keuis Lela, S.Ag Yudi Hermawan, S.Pdi Zaenul Haq, S.Ag Emuh Muhaemin Eha J, S.Pd Farah Mumtaz, S.Pd Resti Fajriatin, S.Pd Edeng Encep Susanto, S.Pd
S-1/Fisika/UT S-2/PLH/Unsil S-1/Kimia/Unsud S-1/Sejarah/IKIP S-1/PAI/STAI Tsm S-1/PAI/STAI Tsm S-1/PAI/STAI S-1/Elektro/Elektro S-1/Matematika/Unsil S-1/Kimia/UPI S-1/Fisika/UPI S-1/Seni Rupa/UPI S-1/FPOK/Unsil
Fisika Kimia Ket. Tata Boga BTQ/Aswaja Al-Quran-Hadist Elektro Elektro Matematika Kimia Fisika Pendidikan Seni Penjaskes
6. Keadaan siswa Siswa di Marasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011 berjumlah 215 siswa dengan perincian sebagai berikut: TABEL IV KEADAAN SISWA MADRASAH ALIYAH NAHDLATUL ULAMA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2010/2011 No
Kelas
1 2 3 4 5 6
Kelas X.1 Kelas X.2 Kelas XI. IPA Kelas XI. IPS Kelas XII. IPA Kelas XII. IPS Jumlah
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 14 20 13 18 13 24 17 21 13 24 8 30 78 137
Jumlah 34 31 37 38 37 38 215
43
7. Kegiatan Peserta Didik Semua peserta didik Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan yang telah diprogramkan Kurikulum Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya baik intra maupun ekstra kurikuler. Adapun yang termasuk kegiatan intra kurikuler adalah sebagai berikut: a. Mata pelajaran b. Keterampilan Program keterampilan merupakan kegiatan intra kurikuler untuk mengembangkan potensi yang disesuaikan dengan minat peserta didik, dengan tujuan memberikan bekal keterampilan pada peserta didik. Adapun jenis keterampilan yang diberikan di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya adalah Tata Boga dan Elektro. c. Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan intra kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan potensi dan ciri khas lembaga pendidikan dimana satuan pendidikan berada. Adapun Muatan Lokal di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya adalah Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran, Mata Pelajaran
44
Aswaja (ke NU-an) dan Mata Pelajaran Bahasa Sunda untuk kelas X, XI, dan XII. Adapun yang termasuk kegiatan ekstra kurikuler adalah pengembangan potensi dan pengekspresian diri, yang meliputi: a. Pramuka dan Paskibra. b. Keagamaan (Mubalighin dan Seni Baca Al-Quran). c. Kesenian (Seni Teater “Teater Loma”, Qasidah dan Nasyid). d. Komputer. e. Olahraga (Bola Volly, Sepak Takraw, Bulu Tangkis, dan Tenis Meja). f. Bahasa (Bahasa Arab dan Bahasa Inggris). Disamping kegiatan intra dan ekstra kurikuler, Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya juga mengadakan kegiatan pengembangan diri. Kegiatan ini bukan merupakan mata pelajaran yang harus (wajib) diikuti oleh seluruh peserta didik, tetapi disesuaikan dengan minat, potensi, fasilitas serta tenaga pembimbing yang ada di tingkat satuan pendidikan Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya. Kegiatan pengembangan diri ini dilakukan melalui dua kegiatan yaitu:
45
a. Pelayanan BP/BK Pengembangan diri yang berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, masalah belajar dan pengembangan karir peserta didik melalui kegiatan bimbingan penyuluhan atau layanan konseling. Adapun layanan konseling yang dilaksanakan diantaranya: 1) Masalah kesulitan belajar. 2) Pengembangan karir peserta didik. 3) Pemilihan program dan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 4) Masalah kehidupan sosial peserta didik. Sasaran layanan ini adalah seluruh peserta didik Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya. b. Pembentukan Karakter Peserta Didik Pembentukan karakter peserta didik dilakukan melalui kegiatan pembiasaan
yang bertujuan untuk
mengembangkan nilai-nilai kejujuran, religius, keteladanan, kehidupan berbangsa dan bernegara dilakukan melalui kegiatan rutin dan terprogram, yaitu: 1) Membaca Al-Quran selama 10 (sepuluh) menit pada jam pertama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). 2) Shalat Dhuha setiap hari efektif KBM dilakukan pada jam istirahat.
46
3) Memperingati hari-hari besar keagamaan (Agama Islam). 4) Upacara bendera setiap Hari Senin dan peringatan hari-hari besar nasional. 5) Membaca Asmaul Husna setiap Hari Senin setelah upacara bendera. 6) Shalat Dzuhur berjamaah. 7) Sanksi bagi siswa yang kesiangan diharuskan membaca Al-Quran sampai jam pertama berakhir (ditempat khusus).
8. Stuktur Organisasi Untuk mengetahui lebih lanjut tentang struktur organisasi di Madrasah
Aliyah
Nahdlatul
Ulama
Tasikmalaya,
penulis
menyajikan data secara terlampir.
B. Penyajian Data 1. Data Responden Dalam pengambilan data responden, peneliti melakukan random dan tidak menggunakan nama dari perwakilan responden yang dijadikan objek penelitian, dikarenakan agar responden tidak takut dan supaya data tersebut benar-benar diisi secara jujur.
47
2. Jawaban Angket Aktivitas Tadarus TABEL V JAWABAN ANGKET AKTIVITAS TADARUS No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
a 16 14 18 12 18 19 16 14 17 19 19 15 17 17 13 14 19 19 19 19 17 18 18 14 17 18 17 18 19 17 17 19 14 18 17 11 14 20 20 18 18 19 16 18 17
Jumlah b 1 3 0 7 1 1 1 4 3 1 0 4 2 2 3 2 1 1 1 1 3 2 2 4 1 2 2 1 1 2 2 0 6 1 3 6 4 0 0 1 2 0 3 1 3
Jumlah c 3 3 2 1 1 0 3 2 0 0 1 1 1 1 4 4 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 3 2 0 0 1 0 0 1 0 0
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 24 20 20 20 20 20 20 20 20 20 19 20 19 20
48
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98
14 20 19 15 14 16 14 10 18 16 11 19 16 9 13 18 19 18 12 13 19 19 18 `19 17 19 15 20 19 16 19 20 13 17 20 18 13 16 18 16 16 17 19 19 18 18 19 18 13 19 17 20 16
3 0 0 3 5 3 4 6 0 4 8 0 2 6 5 1 0 1 6 1 0 1 2 1 2 1 2 0 0 2 1 0 5 1 0 1 6 3 2 3 4 3 1 1 1 0 0 1 3 0 1 0 3
3 0 1 2 1 1 2 4 2 0 1 1 2 1 2 1 1 1 2 6 0 0 0 0 1 0 3 0 0 1 0 0 2 2 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 2 1 1 4 0 2 0 1
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 16 20 20 20 20 20 20 19 20 20 20 20 20 20 20 19 19 20 20 20 20 20 20 20 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 19 20 20 20
49
99 100 101 102 103
16 17 16 15 15
3 2 3 3 3
1 1 1 2 2
20 20 20 20 20
3. Jawaban Angket Ketenangan Mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar TABEL VI JAWABAN ANGKET KETENANGAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
a 11 3 10 12 10 10 9 11 12 15 16 11 13 13 6 8 16 11 17 16 11 13 18 9 16 12 14 17 17 17 6 16
Jumlah b 7 15 8 8 10 8 8 8 7 3 2 9 7 5 9 10 4 8 3 4 7 7 2 7 4 8 5 2 2 2 13 3
Jumlah c 2 2 2 0 0 1 3 1 1 2 2 0 0 2 5 2 0 1 0 0 2 0 0 4 0 0 1 0 1 1 0 0
20 20 20 20 20 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 19 20 20 19 19
50
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
4 17 7 8 11 19 17 16 16 20 14 11 9 15 16 13 14 2 17 13 5 18 7 13 11 8 0 10 8 11 14 8 5 16 12 13 14 10 15 11 15 11 15 15 8 12 11 11 16 3 12 6 10
15 2 13 11 8 1 3 1 3 0 4 4 8 5 3 7 6 11 3 5 15 2 8 6 8 11 11 10 11 5 4 10 9 4 7 7 5 8 5 8 3 7 1 5 11 5 7 8 3 11 7 12 8
1 1 0 1 1 0 0 3 1 0 2 5 3 0 1 0 0 7 0 2 0 0 5 1 1 1 9 0 1 4 2 2 3 0 1 0 1 2 0 1 2 2 4 0 1 3 2 1 1 6 1 2 2
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 17 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
51
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103
16 13 15 14 14 17 17 10 10 9 13 13 7 8 13 11 9 10
4 7 5 4 3 3 3 7 8 10 4 7 11 11 6 7 11 10
0 0 0 1 3 0 0 3 2 1 3 0 2 1 1 2 0 0
20 20 20 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
52
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif Setelah terkumpul data secara lengkap, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis data adalah suatu langkah yang dominan untuk mengatur data-data yang diperoleh dalam suatu penelitian ilmiah.
Agar
memudahkan
dalam
menganalisis,
peneliti
harus
mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proporsinya masingmasing. Sesuai tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar siswa kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011. 2. Untuk mengetahui ketenangan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011. 3. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tahun Ajaran 2010/2011. Berdasarkan tujuan ini, maka tujuan pertama dan kedua, penulis menggunakan analisis statistik prosentase, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
53
Keterangan: P : Persentase F : Frekuensi N : Jumlah responden Sedangkan untuk membuktikan tujuan yang ketiga, penulis menggunakan rumus “Korelasi Produk Moment” sebagai berikut:
∑ √{ ∑
∑ ∑
∑
}{ ∑
∑
}
Keterangan : : Koefisien korelasi variabel X dan Y : Product dari variabel X dan Y : Aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar : Ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar : Jumlah sampel
54
B. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Aktivitas Tadarus Analisis data mengenai aktivitas tadarus diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 20 (dua puluh) pertanyaan atau soal. Masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga) alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: 1) Alternatif jawaban A memiliki nilai 3 2) Alternatif jawaban B memiliki nilai 2 3) Alternatif jawaban C memiliki nilai 1 Untuk sebaran data tunggal, penulis menyajikan data secara terlampir. Dari data tunggal tersebut diubah menjadi data kelompok dengan cara menentukan nominasi berdasarkan pada jumlah yang diperoleh, kemudian diklasifikasikan sekaligus dibentuk kriteria sesuai dengan tingkatan masing-masing jawaban, yaitu: 1) Jawaban A berarti aktivitas tadarus dalam kategori baik 2) Jawaban B berarti aktivitas tadarus dalam kategori sedang 3) Jawaban C berarti aktivitas tadarus dalam kategori kurang Untuk menentukan tingkat (nominasi A, B, dan C) digunakan rumus sebagai berikut:
i=
55
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai ideal tertinggi
Xr : Nilai ideal terendah Ki : Kelas interval
Diketahui nilai ideal tertinggi adalah 60, dan nilai ideal terendah adalah 20. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus di atas:
i= i= i= i= i = 13,67 i = 14 Dengan demikian maka jawaban A adalah nilai yang berkisar antara 48-60 berarti aktivitas tadarus baik, jawaban B adalah nilai yang berkisar antara 34-47 berarti aktivitas tadarus sedang, dan jawaban C adalah nilai yang berkisar antara 20-33 berarti aktivitas tadarus kurang. Adapun perhitungannya sebagai berikut:
56
TABEL VII DAFTAR SKOR JAWABAN ANGKET AKTIVITAS TADARUS No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Jawaban Item a b c 16 1 3 14 3 3 18 0 2 12 7 1 18 1 1 19 1 0 16 1 3 14 4 2 17 3 0 19 1 0 19 0 1 15 4 1 17 2 1 17 2 1 13 3 4 14 2 4 19 1 0 19 1 0 19 1 0 19 1 0 17 3 0 18 2 0 18 2 0 14 4 2 17 1 2 18 2 0 17 2 1 18 1 1 19 1 0 17 2 1 17 2 1 19 0 1 14 6 0 18 1 1 17 3 0 11 6 3 14 4 2 20 0 0 20 0 0 18 1 1 18 2 0 19 0 0 16 3 1 18 1 0 17 3 0 14 3 3 20 0 0 19 0 1
a 48 42 54 36 54 57 48 42 51 57 57 45 51 51 39 42 57 57 57 57 51 54 54 42 51 54 51 54 57 51 51 57 42 54 51 33 42 60 60 54 54 57 48 54 51 42 60 57
Skor Item b 2 6 0 14 2 2 2 8 6 2 0 8 4 4 6 4 2 2 2 2 6 4 4 8 2 4 4 2 2 4 4 0 12 2 6 12 8 0 0 2 4 0 6 2 6 6 0 0
Jumlah c 3 3 2 1 1 0 3 2 0 0 1 1 1 1 4 4 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 3 2 0 0 1 1 0 1 0 0 3 0 1
53 51 56 51 57 59 53 52 57 59 58 54 56 56 49 50 59 59 59 59 57 58 58 52 55 58 56 57 59 56 56 58 54 57 57 48 52 60 60 57 58 57 55 56 57 51 60 58
57
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101
15 14 16 14 10 18 16 11 19 16 9 13 18 19 18 12 13 19 19 18 `19 17 19 15 20 19 16 19 20 13 17 20 18 13 16 18 16 16 17 19 19 18 18 19 18 13 19 17 20 16 16 17 16
3 5 3 4 6 0 4 8 0 2 6 5 1 0 1 6 1 0 1 2 1 2 1 2 0 0 2 1 0 5 1 0 1 6 3 2 3 4 3 1 1 1 0 0 1 3 0 1 0 3 3 2 3
2 1 1 2 4 2 0 1 1 2 1 2 1 1 1 2 6 0 0 0 0 1 0 3 0 0 1 0 0 2 2 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 2 1 1 4 0 2 0 1 1 1 1
45 42 48 42 30 54 48 33 57 48 27 39 54 57 54 36 39 57 57 54 57 51 57 45 60 57 48 57 60 39 51 60 54 39 48 54 48 48 51 57 57 54 54 57 54 39 57 51 60 48 48 51 48
6 10 6 8 12 0 8 16 0 4 12 10 2 0 2 12 2 0 2 4 2 4 2 4 0 0 4 2 0 10 2 0 2 12 6 4 6 8 6 2 2 2 0 0 2 6 0 2 0 6 6 4 6
2 1 1 2 4 2 0 1 1 2 1 2 1 1 1 2 6 0 0 0 0 1 0 3 0 0 1 0 0 2 3 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 2 1 1 4 0 2 0 1 1 1 1
53 53 55 52 46 56 56 50 58 54 40 51 57 58 57 50 47 57 59 58 59 56 59 52 60 57 53 59 60 51 55 60 57 52 54 58 55 56 57 59 59 57 56 58 57 49 57 55 60 55 55 56 55
58
102 103
15 15
3 3
2 2
45 45
6 6
2 2
53 53
TABEL VIII DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG AKTIVITAS TADARUS No 1 2 3
Kelas Interval 48-60 34-47 20-33 Jumlah
Nominasi Baik Sedang Kurang
Jumlah 100 3 0 103
Setelah diketahui pengelompokan seperti diatas, kemudian dipersenkan dengan rumus sebagai berikut: a. Untuk tingkat aktivitas tadarus dalam kategori baik sebanyak 100 siswa.
P=
x 100%
P = 97 % b. Untuk tingkat aktivitas tadarus dalam kategori sedang sebanyak 3 siswa.
P=
x 100%
P=3%
59
c. Untuk tingkat aktivitas tadarus dalam kategori kurang sebanyak 0 siswa.
P=
x 100%
P=0% TABEL IX PRESENTASE TINGKAT AKTIVITAS TADARUS No
Interval Aktivitas Tadarus
Kelas Interval
Jumlah
Presentase
1
Baik
48-60
100
97%
2
Sedang
34-47
3
3%
3
Kurang
20-33
0
0%
103
100%
Jumlah
2. Analisis Ketenangan Mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar Analisis data mengenai ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 20 (dua puluh) pertanyaan atau soal. Masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga) alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: 1) Alternatif jawaban A memiliki nilai 3 2) Alternatif jawaban B memiliki nilai 2 3) Alternatif jawaban C memiliki nilai 1
60
Untuk sebaran data tunggal, penulis menyajikan data secara terlampir. Dari data tunggal tersebut diubah menjadi data kelompok dengan cara menentukan nominasi berdasarkan pada jumlah yang diperoleh, kemudian diklasifikasikan sekaligus dibentuk kriteria sesuai dengan tingkatan masing-masing jawaban, yaitu: 1) Jawaban A berarti ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kategori baik 2) Jawaban B berarti ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kategori sedang 3) Jawaban C berarti ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kategori kurang Untuk menentukan tingkat (nominasi A, B, dan C) digunakan rumus sebagai berikut:
i= Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai ideal tertinggi
Xr : Nilai ideal terendah Ki : Kelas interval
Diketahui nilai tertinggi adalah 60, dan nilai terendah adalah 20. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus di atas:
61
i= i= i= i= i = 13,67 i = 14 Dengan demikian maka jawaban A adalah nilai yang berkisar antara 48-60 berarti ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar baik, jawaban B adalah nilai yang berkisar antara 34-47 berarti ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar sedang, dan jawaban C adalah nilai yang berkisar antara 20-33 berarti ketenangan mengikuti
kegiatan
belajar
mengajar
kurang.
Adapun
perhitungannya sebagai berikut: TABEL X DAFTAR SKOR JAWABAN ANGKET KETENANGAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8
Jawaban Item a b c 11 7 2 3 15 2 10 8 2 12 8 0 10 10 0 10 8 1 9 8 3 11 8 1
a 33 9 30 36 30 30 27 33
Skor Item b 14 30 16 16 20 16 16 16
Jumlah c 2 2 2 0 0 1 3 1
49 41 48 52 50 47 46 50
62
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
12 15 16 11 13 13 6 8 16 11 17 16 11 13 18 9 16 12 14 17 17 17 6 16 4 17 7 8 11 19 17 16 16 20 14 11 9 15 16 13 14 2 17 13 5 18 7 13 11 8 0 10 8
7 3 2 9 7 5 9 10 4 8 3 4 7 7 2 7 4 8 5 2 2 2 13 3 15 2 13 11 8 1 3 1 3 0 4 4 8 5 3 7 6 11 3 5 15 2 8 6 8 11 11 10 11
1 2 2 0 0 2 5 2 0 1 0 0 2 0 0 4 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 3 1 0 2 5 3 0 1 0 0 7 0 2 0 0 5 1 1 1 9 0 1
36 45 48 33 39 33 18 24 48 33 51 48 33 39 54 27 48 36 42 51 51 51 18 48 12 51 21 24 33 57 51 48 48 60 42 33 27 45 48 39 46 6 51 33 15 54 21 39 33 24 0 30 24
14 6 4 18 14 10 18 20 4 16 6 8 14 14 4 14 8 16 10 4 4 4 26 6 30 4 26 22 16 2 6 2 6 0 8 8 16 10 6 14 12 22 6 10 30 4 16 12 16 22 22 20 22
1 2 2 0 0 2 5 2 0 1 0 0 2 0 0 4 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 3 1 0 2 5 3 0 1 3 0 7 0 2 0 0 5 1 1 1 9 0 1
51 53 54 51 53 45 41 46 52 50 57 56 49 53 58 45 56 52 53 55 56 56 44 54 43 56 47 47 50 59 57 53 55 60 52 46 46 55 55 56 58 35 57 45 45 58 42 52 50 47 31 50 47
63
62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103
11 14 8 5 16 12 13 14 10 15 11 15 11 15 15 8 12 11 11 16 3 12 6 10 16 13 15 14 14 17 17 10 10 9 13 13 7 8 13 11 9 10
5 4 10 9 4 7 7 5 8 5 8 3 7 1 5 11 5 7 8 3 11 7 12 8 4 7 5 4 3 3 3 7 8 10 4 7 11 11 6 7 11 10
4 2 2 3 0 1 0 1 2 0 1 2 2 4 0 1 3 2 1 1 6 1 2 2 0 0 0 1 3 0 0 3 2 1 3 0 2 1 1 2 0 0
33 42 24 15 48 36 39 42 30 45 33 45 33 45 45 24 36 33 33 48 9 36 18 30 48 39 45 42 42 51 30 30 30 27 39 39 21 24 39 33 27 30
10 8 20 18 8 14 14 10 16 10 16 6 14 2 10 22 10 14 16 6 22 14 24 16 8 14 10 8 6 6 14 14 16 20 8 14 22 22 12 14 22 20
4 2 2 3 0 1 3 1 2 0 1 2 2 4 0 1 3 2 1 1 6 3 2 2 0 0 0 1 3 0 3 3 2 1 3 0 2 1 1 2 0 0
47 52 46 36 56 51 56 53 48 55 50 53 49 51 55 47 49 49 50 55 37 53 44 48 56 53 55 51 51 57 47 47 48 48 50 53 45 47 52 49 49 50
TABEL XI DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG KETENANGAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR No 1 2 3
Kelas Interval 48-60 34-47 20-33 Jumlah
Nominasi Baik Sedang Kurang
Jumlah 75 27 1 103
64
Setelah diketahui pengelompokkan seperti diatas, kemudian dipersenkan dengan rumus sebagai berikut: a. Untuk tingkat ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kategori baik sebanyak 75 siswa.
P=
x 100%
P = 73 % b. Untuk tingkat ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kategori sedang sebanyak 27 siswa.
P=
x 100%
P = 26 % c. Untuk tingkat ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kategori kurang sebanyak 1 siswa.
P=
x 100%
P=1%
65
TABEL XII PRESENTASE KETENANGAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR No 1 2 3
Interval Ketenangan Mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar Baik Sedang Kurang Jumlah
Kelas Interval 48-60 34-47 20-33
Jumlah
Presentase
75 27 1 103
73% 26% 1% 100%
C. Pembahasan Analisis pengaruh aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar, bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011. Dalam analisis ini penulis menggunakan rumus Korelasi Pruduk Moment sebagai berikut: ∑ √{ ∑
∑
∑
∑
}{ ∑
∑
}
Keterangan : : Koefisien korelasi variabel X dan Y : Product dari variabel X dan Y : Aktivitas tadarus
66
: Ketenangan dalam kegiatan belajar mengajar : Jumlah sampel
Untuk menganalisis data dengan menggunakan rumus ini, maka terlebih dahulu mencari unsur-unsur yang dibutuhkan oleh rumus tersebut melalui table berikut ini: TABEL XIII KOEFISIEN PENGARUH AKTIVITAS TADARUS SEBELUM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KETENANGAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
X 53 51 56 51 57 59 53 52 57 59 58 54 56 56 49 50 59 59 59 59 56 58 58 52 55 58
Y 49 41 48 52 50 47 46 50 51 53 54 51 53 45 41 46 52 50 57 56 49 53 58 45 56 52
XY
2597 2091 2688 2652 2850 2773 2438 2600 2907 3127 3132 2754 2968 2520 2009 2300 3068 2950 3363 3304 2744 3074 3364 2340 3080 3016
2809 2601 3136 2601 3249 3481 2809 2704 3249 3481 3364 2916 3136 3136 2401 2500 3481 3481 3481 3481 3136 3364 3364 2704 3025 3364
2401 1681 2304 2704 2500 2209 2116 2500 2601 2809 2916 2601 2809 2025 1681 2116 2704 2500 3249 3136 2401 2809 3364 2025 3136 2704
67
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
56 57 59 56 56 58 54 57 57 48 52 60 60 57 58 57 55 56 57 51 60 58 53 53 55 52 46 56 56 50 58 54 40 51 57 58 57 50 47 57 59 58 59 56 59 52
53 55 56 56 44 54 43 56 47 47 50 59 57 53 55 60 52 46 46 55 55 56 58 35 57 45 45 58 42 52 50 47 31 50 47 47 52 46 36 56 51 56 53 48 55 50
2968 3135 3304 3136 2464 3132 2322 3192 2679 2256 2600 3540 3420 3021 3190 3420 2860 2576 2622 2805 3300 3248 3074 1855 3135 2340 2070 3248 2352 2600 2900 2538 1240 2550 2679 2726 2964 2300 1692 3192 3009 3248 3127 2688 3245 2600
3136 3249 3481 3136 3136 3364 2916 3249 3249 2304 2704 3600 3600 3249 3364 3249 3025 3136 3249 2601 3600 3364 2809 2809 3025 2704 2116 3136 3136 2500 3364 2916 1600 2601 3249 3364 3249 2500 2209 3249 3481 3364 3481 3136 3481 2704
2809 3025 3136 3136 1936 2916 1849 3136 2209 2209 2500 3481 3249 2809 3025 3600 2704 2116 2116 3025 3025 3136 3364 1225 3249 2025 2025 3364 1764 2704 2500 2209 961 2500 2209 2209 2704 2116 1296 3136 2601 3136 2809 2304 3025 2500
68
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 Jumlah
60 57 53 59 60 51 55 60 57 52 54 58 55 56 57 59 59 57 56 58 57 49 57 55 60 55 55 56 55 53 53 5714
3180 2793 2703 3245 2820 2499 2695 3000 3135 1924 2862 2552 2640 3136 3021 3245 3009 2907 3192 2726 2679 2352 2736 2750 3180 2475 2585 2912 2695 2597 2650 288166
53 49 51 55 47 49 49 50 55 37 53 44 48 56 53 55 51 51 57 47 47 48 48 50 53 45 47 52 49 49 50 5175
3600 3249 2809 3481 3600 2601 3025 3600 3249 2704 2916 3364 3025 3136 3249 3481 3481 3249 3136 3364 3249 2401 3249 3025 3600 3025 3025 3136 3025 2809 2809 318270
2809 2401 2601 3025 2209 2401 2401 2500 3025 1369 2809 1936 2304 3136 2809 3025 2601 2601 3249 2209 2209 2304 2304 2500 2809 2025 2209 2704 2401 2401 2500 262869
Dari sebaran data diatas, maka dapat diketahui: ∑ X: 5714
∑ XY: 288166
∑ Y: 5175
∑
∑
: 262869
: 318270
69
Kemudian di masukkan ke dalam rumus Korelasi Produk Moment sebagai berikut:
∑
√{
∑
(∑
∑
)} {
∑
∑
(∑
√{
}{
√{
√{
)}
}{
}{
}
}
}
√
70
Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik Korelasi Produk Moment dan diperoleh nilai r hitung sebesar 0,004, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel Produk Moment dengan N = 100, pada taraf signifikansi 1% sebesar 0,256, sedangkan pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,195. Maka dapat diketahui bahwa nilai r hitung lebih kecil dari pada nilai r tabel atau (
<
).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak, atau dengan kata lain tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011.
71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian dan analisis data yang telah diperoleh, baik secara teoritik maupun empirik, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1.
Aktivitas tadarus pada siswa kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun
Ajaran 2010/2011, dalam
kategori baik dengan mendapat nilai anatara 48-60 sebanyak 100 siswa dan mencapai presentase 97%. Kategori sedang mendapat nilai antara 34-47 sebanyak 3 siswa dan mencapai presentase 3%. Dan kategori kurang mendapat nilai 20-33 sebanyak 0 siswa dan mencapai presentase 0%. 2.
Ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011, dalam kategori baik dengan mendapat nilai antara 48-60 sebanyak 75 siswa dan mencapai presentase 73%. Kategori sedang mendapat nilai antara 34-47 sebanyak 27 siswa dan mencapai presentase 26%. Dan kategori kurang mendapat nilai 20-33 sebanyak 1 siswa dan mencapai presentase 1%.
72
3.
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011. Dari analisis data dengan menggunakan teknik Korelasi Produk
Moment dan diperoleh nilai r hitung sebesar 0,004, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel Produk Moment dengan N = 100, pada taraf signifikansi 1% sebesar 0,256, sedangkan pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,195, maka dapat diketahui bahwa nilai r hitung lebih kecil dari pada nilai r tabel atau (
<
). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis ditolak, atau dengan kata lain tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011. Jadi hipotesis yang menyatakan ada pengaruh positif antara aktivitas tadarus sebelum kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa megikuti kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya Tahun Ajaran 2010/2011 tidak dapat diterima. Adapun refleksi asumtif dari hasil penelitian ini ialah peneliti menganalisis bahwa tidak signifikannya aktivitas tadarus sebelum
73
kegiatan belajar mengajar terhadap ketenangan siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya tahun ajaran 2010/2011 disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal yang dimaksud disini adalah aspek psikologi dari siswa itu sendiri, maksudnya adalah keadaan hati, batin, maupun pikiran siswa kurang konsentrasi ketika melaksanakan aktivitas tadarus, sehingga efek dari tadarus itu sendiri menjadi kurang maksimal. Kemudian faktor eksternal yang dimaksud disini adalah situasi lingkungan sekitar. Dimana letak Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tasikmalaya tersebut berada di pusat kota. Dengan demikian faktor keramaian kendaraan sangat tinggi, sehingga memberikan pengaruh kurang baik terhadap aktivitas tadarus dan ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Aktivitas tadarus a. Siswa harus tetap melaksanakan aktivitas tadarus bahkan lebih ditingkatkan lagi. b. Siswa seyogyanya mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar.
74
c. Siswa harus mampu mendengarkan dan menyimak bacaan AlQuran dengan baik. d. Siswa harus mampu memahami makna yang terkandung dalam ayat Al-Quran. 2. Ketenangan mengikuti kegiatan belajar mengajar a. Guru harus berusaha membangun suasana belajar yang nyaman dan tenang. b. Guru harus lebih memahami keadaan psikologi siswa. c. Guru mengarahkan kelas pada pembelajaran yang inovatif dan interaktif. d. Guru harus benar-benar memantau kegiatan aktivitas tadarus yang dilakukan siswa. C. Penutup Dengan mengucap syukur kepada Allah swt yang telah melimpahkan taufik, hidayah, serta ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Kemudian penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Maka oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna menyempurnakan penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pribadi penulis khususnya, dan para pembaca pada umumnya. Amin Yaa Rabbal‟alamiin.
75
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran. Ahmadi, Abu, dan Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. _________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. _________________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Attaki, Hanan. 2008. Meditasi Al-Quran: Sebuah Terapi Pemekaran Jiwa untuk Merasakan Pesona Al-Quran Melalui Teknologi Sunnah. Bandung: Attaqie. Baharuddin, dan Wahyuni, Esa Nur. 2010. Teori Balajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hadi, Sutrisno. 1995. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Offset. Hurlock, Elizabeth B. 1996. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Diterjemahkan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. 1996. Jakarta: Erlangga. Jarvis, Matt. 2000. Teori-teori Psikologi: Pendekatan Modern untuk Memahami Perilaku, Perasaan, dan Pikiran Manusia. Diterjemahkan oleh SPATeamwork. 2009. Bandung: Nusa Media. Kamus Pusat Bahasa, Tim Penyusun. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Munir, Ahmad, dan Sudarsono. 1994. Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al-Quran. Jakarta: Rineka Cipta. Muslich, Masnur. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Najati, Muhammad ‘Ustman. 1985. Al-Quran dan Ilmu Jiwa. Bandung: Pustaka. Peck, M Scott. 2003. Bahagia Bersama Cinta: Menjadikan Cinta Sebagai Terapi Jiwa. Diterjemahkan oleh Ali Noer Zaman dan Arif Fahrudin. 2004. Jogjakarta: Jening Kreatif. Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ar-Ramli, Muhammad Syauman. 2007. Keajaiban Membaca Al-Quran. Diterjemahkan oleh Arif Rahman Hakim. 2007. Sukoharjo: Insan Kamil. Riyadh, Sa’d. 2007. Agar Anak Mencintai dan Hafal Al-Quran: Bagaimana Mendidiknya. Diterjemahkan oleh Ahmad Hotib. 2007. Bandung: Irsyad Baitus Salam. Shihab, M. Quraish. 1999. Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan. Sriyanti, Lilik, dkk. 2009. Teori-teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. _______. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Syarifuddin, Ahmad. 2005. Mendidik Anak Membaca Menulis dan Mencintai AlQuran. Jakarta: Gema Insani. Uno, Hamzah B, dan Umar, Masri Kuadrat. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran: Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara. Yusuf, Syamsu. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. www.artikata .com.