PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TGT PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA Studi Kasus : SMK PUTRA TAMA, Bantul, Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Septi Dwi Istriyani NIM. 031334056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TGT PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA Studi Kasus : SMK PUTRA TAMA, Bantul, Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Septi Dwi Istriyani NIM. 031334056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa hormat dan ketulusan hati, kupersembahkan skripsi ini untuk : v Tuhan Yesus Kristus, makasih atas kasih dan pengorbananMu di kayu salib. v Bapak dan Ibuku tercinta, terima kasih atas kasih sayang, dukungan, dan doa yang telah diberikan sampai sekarang. Pengorbanan kalian akan selalu terpatri dalam hatiku. v Suamiku terkasih, terima kasih atas cinta, sayang, dan kesetiaanmu selama ini. Kau adalah pendamping hidup yang selalu menjadi kebanggaaanku. v Kakakku tersayang, makasih sudah mau menyayangiku apa adanya.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Ø
Ia ( Tuhan Allah ) menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya ( Pengkhotbah 3 : 11a).
Ø
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku ( Filipi 4 : 13 ).
Ø
Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas ( Amsal 22 : 1).
Ø
Tatap hari esok dengan penuh keyakinan “ Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang “ (Amsal 23 : 18).
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,19 Januari 2008
Septi Dwi Istriyani
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih karena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapat berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 5. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan. 8. Seluruh mahasiswa angkatan 2003 yang juga telah memberi masukan selama proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Proposal Penelitian dan kerjasama yang baik selama ini. 9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini. 10. SMK PUTRA TAMA, Bantul, Yogyakarta, yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. 11. Ibu C. Kusumastuti, S.Pd. selaku guru mitra dalam penelitian tindakan kelas ini. 12. Siswa-siswa kelas XI Akuntansi sebagai subjek dalam penelitian ini. 13. Orangtuaku, Bapak Giman dan Ibu Sri Muryani yang telah memberikan dukungan materiil, moral, dan doa selama ini. 14. Suami terkasih yang selalu setia mendukung, mendampingi, memberi semangat, dan doa selama ini. 15. Keluargaku, Mbak Ika, Mas Yayan, Bulik Puji dan Om Salam, dan saudarasaudaraku yang lain yang selalu mendukungku selama ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16. Teman-teman yang sudah kuanggap adikku sendiri: Yoke, Wikan, dan Cahyo, terima kasih atas dukungan doa, semangat, dan bantuan fasilitas yang diterima. 17. Bapak dan Ibu Santosa, mertua yang senantiasa memberi semangat dalam pengerjaan skripsi. 18. Adik-adik ipar, Santi, Yanti, Ardi yang telah membantu semangat dan dukungan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. 19. Komunitas PAK B, khususnya Siska, Tiara, Mety, Yeni, Santi, Wawan, Dwi, Ari, Yiska, Wulan, Adel, Anes, Tari, Uke, Wita, Siwi, Ana, Lala, Dewi, Yohana, Brevi, Agus, Yuda, Steve, Ica, Bram, dan teman-teman PAK B lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungan selama ini. 20. Komunitas PAK A terima kasih atas bantuannya selama ini.
Yogyakarta, 19 Januari 2008 Penulis
Septi Dwi Istriyani
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TGT PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA
Studi Kasus : SMK PUTRA TAMA, Bantul, Yogyakarta
Septi Dwi Istriyani Universitas Sanata Dharma 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan metode kooperatif tipe TGT pada pembelajaran akuntansi pokok bahasan aktiva tetap terhadap peningkatan pemahaman siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat eksploratif. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI Akuntansi, SMK PUTRA TAMA, Bantul, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terbagi dalam tiga siklus yaitu : siklus I, siklus II, dan siklus III. Masing- masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi terhadap guru, observasi terhadap siswa, observasi terhadap kelas, tes, dan angket minat siswa. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian pada ketiga siklus menunjukkan bahwa pada ranah kognitif ( tingkat daya serap siswa ) tidak mengalami peningkatan ( siklus I = 80,95 %, siklus II = 45 %, dan siklus III = 57,14 % ). Pada ranah afektif ( minat siswa terhadap metode pembelajaran ) mengalami peningkatan ( siklus I = 95,23 % siswa, siklus II = 85 % siswa, dan siklus III = 90,47 % siswa ). Pada ranah psikomotorik mengalami peningkatan dengan diperolehnya data bahwa keterampilan yang dilatihkan dalam kelompok kooperatif pada setiap siklus berada pada kategori baik.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE IMPACT OF THE APPLICATION OF COOPERATIVE METHOD TYPE TGT IN LEARNING ACCOUNTING TO INCREASE STUDENT’S UNDERSTANDING A Case Study on PUTRA TAMA Vocational Senior High School in
Bantul, Yogyakarta Septi Dwi Istriyani Sanata Dharma University 2008
The purpose of this study is to know how the cooperative method type TGT applied in studying accounting with main subject discussion was main fixed asset to increase student’s understanding. This study is a explorative classroom action research. This study carried out on the student of XI Accounting department of PUTRA TAMA Vocational Senior High School in Bantul, Yogyakarta. This classroom action research divided into three cycles that are the first cycle, second cycle, and the third cycle. Every cycle consists of four steps that are planning, action, observation, and reflection. The technique of collecting data was observation. It was done to teacher, observation for student, observation for class, test, and student interest questionnaire. The obtained data analysed by appliying descriptive analysis. The result for all three cycles indicate that cognitive ( the student knowledge ) domain does not increase ( cycle I = 80,95 %, cycle II = 45 %, and cycle III = 57,14 % ). In affective domain ( student interest to learning method ) increases ( cycle I = 95,23 %, cycle II = 85 %, and cycle III = 90,47 % ). Pcychomotoric domain increases. It is supported the skills which were practiced on every cycle was in good category.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................
iv
MOTTO ....................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................
vii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
viii
ABSTRAK ................................................................................................
xi
ABSTRACT ..............................................................................................
xii
DAFTAR ISI .............................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL.....................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xx
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xxi
BAB I
PENDAHULUAN .....................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah........................................................
1
B. Batasan Masalah....................................................................
6
C. Rumusan Masalah..................................................................
6
D. Tujuan....................................................................................
6
E. Manfaat Penelitian.................................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................
9
A. Proses Belajar Mengajar .......................................................
9
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pembelajaran Kooperatif.......................................................
10
C. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif .......................................
13
D. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT.......................................
15
E. Tingkat Pemahaman Siswa.....................................................
20
F. Penelitian Tindakan Kelas......................................................
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. .
28
A. Jenis Penelitian..................................................................... .
28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................ .
28
C. Subjek dan Obyek Penelitian.................................................
28
D. Operasionalisasi Variabel ......................................................
29
E. Prosedur Penelitian............................................................... .
30
F. Instrumen Penelitian...............................................................
36
G. Analisis dan Interpretasi Data ............................................... .
40
BAB IV GAMBARAN UMUM ..............................................................
41
A. Sejarah SMK Putra Tama.........................................................
41
B. Organisasi SMK Putra Tama ................................................. ...
41
C. Sumber Daya Manusia SMK Putra Tama ............................ ...
42
D. Kurikulum SMK Putra Tama ................................................ ...
45
E. Siswa SMK Putra Tama........................................................ ...
46
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ........................ ...
47
A. Deskripsi Penelitian............................................................... ...
47
1. Siklus Pertama ................................................................. ...
47
BAB V
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Perencanaan.....................................................................
48
b. Tindakan..........................................................................
52
c. Observasi.........................................................................
56
d. Refleksi............................................................................
62
2. Siklus Kedua ................................................................... ...
66
a. Perencanaan.....................................................................
67
b. Tindakan..........................................................................
70
c. Observasi.........................................................................
74
d. Refleksi............................................................................
81
3. Siklus Ketiga ................................................................... ...
85
a. Perencanaan.....................................................................
86
b. Tindakan..........................................................................
89
c. Observasi.........................................................................
92
d. Refleksi............................................................................
99
B. Analisis Tingkat Pemahaman...................................................
108
1. Siklus Pertama.....................................................................
108
a. Ranah Kognitif...............................................................
108
b. Ranah Afektif.................................................................
111
c. Ranah Psikomotorik.......................................................
116
2. Siklus Kedua.........................................................................
118
a. Ranah Kognitif................................................................
118
b. Ranah Afektif..................................................................
121
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Ranah Psikomotorik........................................................ 126
BAB VI
3. Siklus Ketiga........................................................................
128
a. Ranah Kognitif...............................................................
128
b. Ranah Afektif.................................................................
131
c. Ranah Psikomotorik.......................................................
136
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN................. 143 A. Kesimpulan...............................................................................
143
B. Keterbatasan Penelitian............................................................
144
C. Saran.........................................................................................
145
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
147
LAMPIRAN
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Penghargaan Kelompok..............................................
20
Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Tindakan dalam Siklus Pertama, Siklus Kedua, dan Siklus Ketiga ...............................................
37
Tabel 5.1 Aktivitas Guru Pada Siklus I ………………………………….
54
Tabel 5.2 Keterlibatan Siswa Pada Siklus Pertama ……………………...
56
Tabel 5.3 Pengamatan terhadap Kelas ……………………………………
58
Tabel 5.4 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus I …………..
61
Tabel 5.5 Aktivitas Guru Pada Siklus II ……………………………….…
72
Tabel 5.6 Keterlibatan Siswa Siklus Kedua ………………………………
74
Tabel 5.7 Pengamatan terhadap Kelas ……………………………………
76
Tabel 5.8 Kesan Guru Mitra terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus II …………..
79
Tabel 5.9 Aktivitas Guru Pada Siklus III ………………………………….
90
Tabel 5.10 Keterlibatan Siswa Siklus Ketiga ……………………………..
92
Tabel 5.11 Pengamatan terhadap Kelas ……………………………………
94
Tabel 5.12 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus III ………...
96
Tabel 5.13 Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Kelas XI AK Pokok Bahasan Aktiva Tetap ………………………………….
xvii
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.14 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar dan Perhitungan Daya Serap Pada Siklus I …………………………………………………..
104
Tabel 5.15 Hasil Analisis Butir Soal Siklus I ……………………………...
104
Tabel 5.16 Respon Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT …………………………………………..
107
Tabel 5.17 Hasil Analisis Angket Minat Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Siklus I ……………………………
111
Tabel 5.18 Penilaian Proses Belajar (Diskusi) Kelompok Ranah Psikomotorik..112 Tabel 5.19 Tabel Hasil Analisis Ketuntasan Belajar dan Perhitungan Daya Serap Pada Siklus II ……………………………………… Tabel 5.20 Tabel Hasil Analisis Butir Soal Siklus II ………………………
114 116
Tabel 5.21 Respon Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT …………………………………………..
118
Tabel 5.22 Hasil Analisis Angket Minat Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Siklus II ……………………………
121
Tabel 5.23 Penilaian Proses Belajar (Diskusi) Kelompok Ranah Psikomotorik..122 Tabel 5.24 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar dan Perhitungan Daya Serap Pada Siklus III …………………………………………………
124
Tabel 5.25 Hasil Analisis Butir Soal Siklus III ……………………………
126
Tabel 5.26 Respon Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ………………………………………….
128
Tabel 5.27 Hasil Analisis Angket Minat SiswaTerhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Siklus III ………………………….
xviii
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.28 Penilaian Proses Belajar (Diskusi) Kelompok Ranah Psikomotorik. 132 Tabel 5.29 Hasil Analisis Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik pada Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ...........................................
134
Tabel 30 Indikator Keberhasilan Tindakan dalam Siklus Pertama, Siklus Kedua, dan Siklus Ketiga ...................................................
xix
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1
Proses Pelaksaan Penelitian Tindakan Kelas……………………23
Gambar 2.2
Komponen-komponen Refleksi………………………………….26
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 2
Grouping ( Pembentukan Kelompok )
Lampiran 3
Instrumen Pengamatan terhadap Siswa ( Tingkat Daya Serap)
Lampiran 4
Instrumen Pengamatan terhadap Siswa ( Ranah Afektif )
Lampiran 5a Instrumen Pengamatan terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran Lampiran 5b Instrumen Pengamatan terhadap Guru ( Catatan Anekdotal ) Lampiran 6
Instrumen Pengamatan terhadap Kelas
Lampiran 7a Instrumen Observasi Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Lampiran 7b Instrumen Penilaian Proses Belajar ( Diskusi kelompok ) Lampiran 8
Instrumen Refleksi Guru
Lampiran 9
Instrumen Refleksi Siswa
Lampiran 10 Struktur Organisasi SMK PUTRA TAMA, Bantul, Yogyakarta Lampiran 11 Data Guru Mengajar Tahun Pelajaran 2006/2007 Lampiran 12 Data Pegawai Administrasi SMK PUTRA TAMA Th. 2006/2007 Lampiran 13 Struktur Program KTSP Lampiran 14a Instrumen Pengamatan terhadap Guru dalam Pembelajaran Siklus I Lampiran 14b Instrumen Pengamatan terhadap Guru (Catatan Anekdotal) Siklus I Lampiran 15 Instrumen Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I Lampiran 16 Instrumen Pengamatan terhadap Kelas Siklus I Lampiran 17 Instrumen Refleksi Guru Siklus I Lampiran 18a Instrumen Pengamatan terhadap Guru dalam Pembelajaran SiklusII Lampiran 18b Instrumen Pengamatan terhadap Guru (Catatan Anekdotal) SiklusII
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19 Instrumen Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran SiklusII Lampiran 20 Instrumen Pengamatan terhadap Kelas Siklus II Lampiran 21 Instrumen Refleksi Guru Siklus II Lampiran 22a Instrumen Pengamatan terhadap Guru dalam PembelajaranSiklus III Lampiran 22b Instrumen Pengamatan terhadap Guru (Catatan Anekdotal) Siklus3 Lampiran 23 Instrumen Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran SiklusIII Lampiran 24 Instrumen Pengamatan terhadap Kelas Siklus III Lampiran 25 Instrumen Refleksi Guru Siklus III Lampiran 26 Daftar Nilai Kuis Siklus I, Siklus II, Siklus III dan Skor Kelompok Lampiran 27 Hasil Perhitungan Instrumen Refleksi Siswa Siklus I Lampiran 28 Hasil Perhitungan Angket Minat Siswa Siklus I Lampiran 29 Instrumen Penilaian Proses Belajar ( Diskusi kelompok ) Siklus I Lampiran 30 Hasil Perhitungan Instrumen Refleksi Siswa Siklus II Lampiran 31 Hasil Perhitungan Angket Minat Siswa Siklus II Lampiran 32 Instrumen Penilaian Proses Belajar ( Diskusi kelompok ) Siklus II Lampiran 33 Hasil Perhitungan Instrumen Refleksi Siswa Siklus III Lampiran 34 Hasil Perhitungan Angket Minat Siswa Siklus III Lampiran 35 Instrumen Penilaian Proses Belajar ( Diskusi Kelompok ) Siklus III Lampiran 36 Perangkat Pembelajaran
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Guru-guru
pada
umumnya
cenderung
mengajar
berdasarkan
pengalaman dan kebiasaannya. Banyak guru menjalankan teknik pengajaran yang sama meskipun materi pelajaran berbeda. Hal demikian disebabkan ada kecenderungan para guru mengejar penyelesaian materi daripada menanamkan konsep yang lebih mendalam pada diri siswanya. Metode ceramah dan diskusi merupakan metode yang sering dipakai oleh guru dalam mengajar. Pada saat guru menerapkan metode ceramah ada kecenderungan bahwa siswa tidak mendengarkan, acuh tak acuh
dengan
materi yang diajarkan, bahkan ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan sama sekali. Sedangkan pada penerapan metode diskusi, sekilas tampak beberapa siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, tetapi lebih banyak siswa tidak aktif terlibat karena malu bertanya, kurang percaya diri, bahkan bosan dengan metode tersebut. Siswa yang aktif dalam diskusi bisa dihitung dengan jari, sementara yang lainnya malu dan kurang percaya diri dan akhirnya terabaikan atau tidak diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah dan diskusi belum sepenuhnya berhasil dan cenderung kurang variatif dalam proses belajar mengajar. Pada penerapan metode mengajar dengan metode kerja kelompok, hasilnya kurang lebih sama yaitu hanya beberapa siswa yang bekerja dalam
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
kelompok tersebut. Siswa yang dianggap pintar oleh kelompok harus mengerjakan sementara yang lainnya cenderung pasif, tidak mau membantu, bahkan siswa tersebut menggantungkan jawaban pada temannya. Akhirnya nilai hasil kerja kelompok tidak menunjukkan nilai seluruh anggota kelompok melainkan hanya beberapa siswa saja yang pantas untuk mendapatkan nilai tersebut. Hal ini dapat terjadi apabila guru kurang mampu mengelola masingmasing kelompok yang dibentuknya dengan baik, misalnya: tidak adanya pembagian tugas bagi masing- masing anggota kelompok dan tidak adanya sanksi yang tegas bagi anggota kelompok yang tidak terlibat atau yang mencontek kelompok lain. Kondisi pembelajaran tersebut di atas sesuai dengan pengamatan peneliti di SMK PUTRA TAMA khususnya pada bidang studi akuntansi Kelas X Akuntansi. Pada saat guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah, siswa kurang memperhatikan materi yang diberikan oleh guru tersebut, bahkan mereka cenderung tidak merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru. Saat guru menggunakan metode diskusi dan pemberian tugas dalam bentuk praktik pembukuan, hasilnya tidak jauh berbeda yakni hanya beberapa siswa yang benar-benar aktif mengerjakan, sedangkan siswa yang lain hanya menyalin jawaban teman ke dalam lembar tugasnya. Dengan kata lain, mereka hanya menunggu dan menggantungkan jawaban teman. Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah, diskusi, dan praktik yang diberikan oleh guru belum sepenuhnya berhasil dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Metode mengajar yang baik adalah yang dapat melibatkan seluruh siswa dalam kelas, baik secara individu maupun kelompok. Pelibatan siswa secara individual dalam pembelajaran berkaitan dengan peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Sedangkan pelibatan siswa dalam kelompok berhubungan dengan bagaimana siswa bekerja sama dalam pemerolehan pengetahuan dengan siswa yang lain atau siswa dengan guru. Sebenarnya
ada
banyak
model
pembelajaran
yang
dapat
dikembangkan. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini pada dasarnya mengajak siswa untuk belajar bersama-sama dalam suatu kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen (tinggi, sedang, rendah), bahkan jika memungkinkan anggo ta kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap kelompok akan saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami suatu pelajaran. Dari beberapa tipe pembelajaran kooperatif, pembela jaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan yang menyenangkan (Slavin, 1995:84). Aktivitas belajar yang dirancang dalam pembelajaran ini terdiri dari lima komponen yaitu: kepada siswa;
(1) presentasi kelas yang berupa penyampaian materi (2) kelompok/tim yang dibentuk untuk mendalami materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
secara bersama-sama; (3) games
yang
dirancang
untuk
mengemas
pembelajaran dalam bentuk permainan yang menyenangkan; (4) turnamen yang bertujuan untuk menciptakan kompetisi sehat antar siswa yang menang dalam segmen permainan; (5) perhargaan kelompok dalam bentuk pemberian predikat bagi kelompok dengan prestasi terbaik. Dengan penerapan metode pembelajaran tipe TGT, diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran, aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dan pada akhirnya mudah untuk memahami materi pelajaran. Dalam penelitian ini, metode mengajar yang dipilih adalah metode kooperatif tipe TGT. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa sebagian besar siswa XI Akuntansi jenuh dengan model pembelajaran yang biasa diterapkan (ceramah, diskusi, praktik), mereka mengharapkan adanya variasi metode pembelajaran yang lebih memotivasi mereka dalam belajar. Metode kooperatif tipe TGT dipandang lebih variatif dalam proses pembelajaran. Selain itu, unsur permainan (games) dan penghargaan kelompok (hadiah) yang terdapat dalam metode kooperatif tipe TGT dapat menjadikan mereka merasa tertantang dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini juga didukung oleh pendapat guru bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat melibatkan aktivitas seluruh siswa (tanggung jawab perseorangan), menekankan unsur kerja sama dalam kelompok (ketergantungan positif), dan mengandung unsur permainan yang dapat mencip takan suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Penelitian ini didukung dengan adanya penelitian sebidang yang dilakukan oleh Etin Solihatin, dkk. (2001) yang pada mahasiswa penyetaraan D-3 tahap II untuk mata kuliah Pendidikan IPS di Universitas Negeri Jakarta. Penelitiannya menemukan bahwa penggunaan model cooperatif learning sangat mendorong peningkatan prestasi mahasiswa 20%, dan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk belajar mandiri (Etin, 2005:13). Penelitian yang dilakukan oleh Van Sickle (1983) dalam penelitiannya mengenai model cooperatif learning dan implikasinya terhadap perolehan belajar siswa dan pengembangan kurikulum dan social studies juga menemukan bahwa sistem belajar kelompok dan debriefing secara individual dan kelompok dalam model cooperatif learning mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individual siswa, berkembangnya sikap ketergantungan yang positif, mendorong peningkatan belajar dan kegairahan belajar siswa, serta pengembangan dan ketercapaian kurikulum (Etin, 2005:13). Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin menerapkan metode kooperatif tipe TGT dan menyelidiki dampak penerapan metode pada peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran akuntansi dengan pokok bahasan aktiva tetap. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI Akuntansi SMK PUTRA TAMA, Bantul, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
B. Batasan Masalah Rendahnya tingkat pemahaman belajar siswa terhadap suatu mata pelajaran dipengaruhi dua hal, yaitu: faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa sendiri di mana salah satunya disebabkan karena motivasi belajar yang kurang. Sedangkan faktor eksternal antara lain disebabkan karena dari segi materi yang terlalu berat bagi siswa, pemilihan dan pemanfaatan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang tepat sehingga menyebabkan siswa menjadi bosan bahkan sulit untuk belajar. Penelitian dimaksudkan untuk mengeksplorasi penerapan metode kooperatif tipe TGT dan menyelidiki pengaruhnya terhadap peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran akuntansi dengan pokok bahasan aktiva tetap.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan: bagaimana penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pembelajaran akuntansi pokok bahasan aktiva tetap terhadap peningkatan pemahaman siswa?
D. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT
pada pembelajaran akuntansi
pokok bahasan aktiva tetap berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Peneliti Sebagai calon guru, peneliti dapat memanfaatkan metode pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran di kelas yang sesuai dengan tuntutan pendidikan saat ini yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. 2. Guru dan Calon Guru Bidang Studi Akuntansi Dengan adanya penelitian ini guru mendapat masukan mengenai metode pembelajaran kooperatif sebagai variasi dalam pembelajaran akuntansi sehingga tidak berkesan monoton dan bermanfaat untuk meningkatkan tingkat pemahaman siswa. 3. Siswa Peningkatan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru melalui model pembelajaran kooperatif akan berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman mereka dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kepedulian tanggung jawab sosialnya. 4. Sekolah SMK PUTRA TAMA, Bantul, Yogyakarta Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah kazanah dalam bidang pembelajaran akuntansi di SMK PUTRA TAMA, Bantul, Yogyakarta. Selain itu, dapat menjadi masukan bagi guru bidang studi dalam rangka mengefektifkan pendidikan dan pengelolaan sumber-sumber belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
5. Universitas Sanata Dharma Penelitian ini diharapkan dapat menambah kazanah ilmu pengetahuan dalam bidang pembelajaran akuntansi dan penerapan metode pembelajaran dengan aktivitas pengajaran di lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Belajar Mengajar Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru melalui pengalaman dan latihan (Oemar Hamalik, 1983:21). Sejalan dengan itu, Winkel (1996:59) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Muhibbin Syah (1995:113) mengemukakan bahwa proses belajar merupakan tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya. Sementara mengajar adalah upaya membantu siswa memudahkan kegiatan belajar siswa. Dalam hal ini guru berinteraksi sedemikian rupa dengan siswa agar siswa belajar membentuk makna dan pemahamannya sendiri dan juga siswa terlibat dalam aktivitas belajar ( Muhibbin Syah, 1995:183). Berbeda halnya dengan Burner (Nasution, 1984:9), proses belajar dibedakan ke dalam tiga fase atau episode, yakni: (1) informasi, baik yang menambah atau memperluas pengetahuan maupun yang bertentangan dengan yang telah kita diketahui sebelumnya; (2) tranformasi, pengubahan informasi
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal- hal yang lebih luas; dan (3) evaluasi yang berisi penilaian pengetahuan yang diperoleh dan apakah transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala- gejala lain. Menurut Muhibbin Syah (1995:237), proses belajar mengajar secara singkat dapat disebut juga sebagai proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang utuh terpadu antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar, di mana tekanan kegiatan adalah pada siswa yang belajar. Di dalam kegiatan belajar mengajar terjadi suatu hubungan antara guru dengan siswa yang bersifat suatu pengajaran. Suasana yang bersifat pengajaran ini siswa melakukan suatu aktivitas belajar melalui interaksi dengan kegiatan tahapan mengajar yang dilakukan oleh guru. Dalam proses belajar mengajar selain guru menggunakan suasana yang bersifat pengajaran, dianjurkan memanfaatkan komunikasi banyak arah agar siswa dapat belajar secara aktif. Artinya, selain siswa berkomunikasi dengan guru tetapi siswa juga berkomunikasi dengan siswa yang lain.
B. Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin (1995:2), pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu dalam mempelajari materi pelajaran. Sejalan dengan Sla vin, Solihatin (2005:5) berpendapat bahwa pada dasarnya cooperative learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
menga ndung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam stuktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperatif learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok. Ide dibalik pembelajaran kooperatif adalah jika siswa ingin berhasil sebagai tim, mereka akan mendorong anggota timnya untuk unggul dan saling membantu agar dapat tercapai tujuan (Slavin, 1995:4). Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya bertanggung jawab pada pembelajarannya sendiri, tetapi juga bertanggung jawab terhadap teman satu timnya dalam mempelajari suatu materi pelajaran sehingga keberhasilan tim dapat dicapai. Ciri pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif adalah heterogen, di mana siswa dalam satu kelompok terdiri dari 2 – 5 siswa mempunyai tingkat kemampuan berbeda atau jenis kelamin berbeda bahkan jika memungkinkan dari suku yang berbeda. Roger dan Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperatif learning (Anita Lie, 2002:30). Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran gotong royong harus diterapkan (Anita Lie, 2002:31-34), yaitu : 1. Saling Ketergantungan Positif Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Dengan demikian, mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
2. Tanggung Jawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperatif learning, setiap siswa akan bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. 3. Tatap Muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. 4. Komunikasi Antar Anggota Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. 5. Evaluasi Proses Kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Jadi pembelajaran kooperatif pada dasarnya menggalakkan siswa untuk belajar bersama-sama dalam suatu kelompok kecil yang heterogen untuk menyelesaikan suatu tugas atau masalah kelompok, di mana setiap anggota kelompok saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami pelajaran dan keberhasilan individu diorie ntasikan dalam keberhasilan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
C. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif Ada lima tipe pembelajaran kooperatif (Slavin, 1995:4-8). Adapun kelima model tersebut adalah : 1. Student Teams Achievement Divisions (STAD) Dalam model STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok anggotanya terdiri dari 4 – 5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan pelajaran tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis individual tentang bahan ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual. 2. Teams Games Tournaments (TGT) Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok anggotanya terdiri dari 4 – 5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam STAD diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota kelompok akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
3. Jigsaw Pada model jigsaw siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing- masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi “ahli” pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi “ahli” pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut setiap “ahli” dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para “ahli” tersebut kembali ke kelompoknya masing- masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dan penghargaan kelompok didasarkan pada pada peningkatan nilai individu sama seperti model STAD. 4. Teams Accelerated Instruction (TAI) Dalam model TAI guru mempresentasikan materi pelajaran secara individu atau kelompok kecil siswa yang mempunyai unit tahap yang sama. Siswa ditempatkan sesuai dengan kecepatan kemampuan bela jarnya, sehingga siswa yang satu dengan siswa yang lain, unit yang ditempuhnya berbeda. Siswa bekerja dalam kelompok mereka dengan unit yang berbeda. Siswa harus menyelesaikan setiap unit mereka masing- masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Setiap akan berpindah unit, maka harus mendapat persetujuan dari teman satu kelompoknya. Dengan demikian, siswa dalam kelompok mempunyai tanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya sebelum mengambil kuis dalam unit tersebut. Tes unit akhir dilakukan tanpa bantuan dari teman satu kelompok. Unit-unit yang terkumpul dari masing- masing anggota kelompok dijumlah dan jumlah unit dari setiap kelompok yang memenuhi kriteria mendapat sertifikat atau penghargaan. 5. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Model CIRC
merupakan salah satu metode pembelajaran
kooperatif yang khusus diterapkan pada pembelajaran membaca dan menulis di sekolah. Dalam model CIRC, siswa dibagi dalam kelompok berdasarkan tingkat kecepatan membacanya. Dalam kelompok tersebut, mereka saling bertukar informasi mengenai bacaan yang mereka baca, memprediksi bagaimana akhir dari suatu cerita naratif, menuliskan respon mengenai bacaan dan sebagainya. Melalui belajar kelompok siswa juga dilatih untuk mencari ide utama bacaan yang mereka baca.
D. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan siswa sebagai tutor sebaya serta mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Komponen dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai berikut (Slavin, 1995: 84-88) : 1. Presentasi Kelas Materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar diperkenalkan kepada siswa melalui presentasi kelas. Hal ini biasanya dilaksanakan melalui pengajaran secara langsung yang dipandu oleh guru. Selama guru menyampaikan materi, siswa harus memperhatikan. Hal ini akan memudahkan siswa dalam memahami materi dan mengerjakan soalsoal pada kegiatan belajar kelompok. Presentasi materi oleh guru menurut Slavin (1995:77) mencakup tiga hal yaitu pendahuluan, pengembangan, dan memandu latihan. a. Pendahuluan Dalam pendahuluan guru menyampaikan kepada siswa apa yang akan mereka dipelajari hari itu dan mengapa hal itu penting dipelajari. Guru bisa
membangkitkan
perhatian
siswa
dengan
menggunakan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. b. Pengembangan 1) Dalam menyampaikan materi guru tidak menyimpang dari materi yang akan diujikan. 2) Guru memperagakan konsep bisa dengan alat peraga. 3) Guru menguji pemahaman siswa dengan mengajukan pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
4) Guru menjelaskan mengapa suatu jawaban benar dan mengapa suatu jawaban salah, kecuali jika memang telah jelas. 5) Segera berganti konsep jika siswa telah menangkap pengertian dari materi yang disampaikan. c. Memandu latihan 1) Guru mengkondisikan siswa untuk menyiapkan jawaban terhadap pertanyaan yang disampaikan oleh guru. 2) Guru memanggil siswa secara acak, hal ini penting agar seluruh siswa menyiapkan jawaban atas pertanyaan guru. 2. Kelompok (Teams) Kelompok atau tim terdiri dari 4-5 orang siswa yang heterogen berdasarkan kemampuan siswa. Selama kegiatan kelompok berlangsung, masing- masing anggota kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu kelompok menguasai materi pelajaran tersebut. Sebelum memulai belajar kelompok, guru dapat menjelaskan beberapa sikap yang perlu diterapkan kepada siswa agar kerja sama dalam kelompok dapat berjalan dengan efektif. Pada waktu diskusi, seluruh anggota kelompok hendaknya berbicara dengan suara pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan jawaban secara bersama-sama, jika ada pertanyaan hendaknya bertanya dahulu pada teman lain dalam kelompoknya sebelum bertanya pada guru, membantu teman lain yang mengalami kesulitan. Selama siswa belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
dalam kelompok, sebaiknya guru berkeliling kelas, memuji pekerjaan siswa, memonitor pekerjaan siswa dan jalannya belajar kelompok. 3. Permainan (Games) Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti kelas presentasi dan belajar dalam kelompok. Di mana permainan ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi sewaktu guru menyajikan materi dan latihan kelompok. Permainan dilakukan di meja turnamen oleh wakil dari masing- masing kelompok. Permainannya adalah pertanyaan dinomori pada selembar kertas, seorang siswa mengambil nomor kartu dan mencoba menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor yang diambil itu kemudian me ncocokkan jawaban bersama-sama dengan teman dalam satu meja turnamen. Sebagai suatu aturan tantangan, penantang mengizinkan penantang lain untuk menjawab pertanyaan. 4. Turnamen (Turnament) Turnamen dalam hal ini adalah suatu pertandingan antar anggotaanggota kelompok yang berbeda. Turnamen diadakan sesudah guru menyajikan materi dan siswa belajar
dalam kelompok. Pada awal
turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes sebelumnya (pada umumnya dipakai lima meja turnamen yaitu meja I ada empat siswa dengan kemampuan tinggi, meja II ada empat siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
kemampuannya sedang, meja III ada empat siswa kemamp uannya sedang. Meja IV ada tiga siswa kemampuannya rendah, dan meja V ada dua siswa yang kemampuannya rendah). Jalannya turnamen sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Apabila siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang benar dalam menjawab pertanyaan berhak menyimpan kartu itu. Kartu yang telah didapat nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok. 5. Penghargaan Kelompok Kelompok mendapatkan sertifikat penghargaan atau bentuk penghargaan lainnya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlah poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-rata. Guru dapat menetapkan penghargaan kelompok dengan kriteria sebagai berikut Slavin (1995 : 90 ):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Tabel 2.1 Kriteria Penghargaan Kelompok Criterion (Team Avarage)
Award
30-40
Goodteam
40-45
Greatteam
45-50
Superteam
E. Tingkat Pemahaman Siswa Menurut Bloom dalam (Nana Sudjana,1995:22-25), secara garis besar mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Sedangkan ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni: (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitif adalah ranah yang paling banyak dinilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Dalam ranah kognitif, aspek hasil belajar
pemahaman lebih tinggi daripada aspek pengetahuan. Misalnya
menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan, sebab untuk dapat memahami perlu lebih dahulu mengetahui atau mengenal (Nana Sudjana, 1995:24). Pemahaman dibedakan dalam tiga kategori yakni tingkat terendah, tingkat kedua, dan tingkat ketiga atau tingkat tertinggi (Nana Sudjana, 1995:24). Tingkat terendah meliputi pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan bagian dari grafik atau kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, atau masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
F. Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, 2006:3). Sejalan dengan hal tersebut di atas, penelitian tindakan kelas (classroom action research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Suhardjono, 2006:57). 1. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas Untuk lebih mengenal apa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas perlu diketahui ciri-ciri atau karakteristiknya. Adapun karakteristik yang bersifat umum antara lain sebagai berikut: a. berangkat dari permasalahan faktual yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari- hari. b. adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas tersebut. c. adanya proses pelaksanaan penelitian sebagai suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan Ebbut, 1985 (Suyanto, K. E dkk, 2006:8). Di dalam dan di antara siklus-siklus itu ada informasi yang merupakan balikan dari apa yang ya ng telah dilakukan oleh peneliti. 2. Proses pelaksanaan tindakan merupakan suatu proses yang dinamis dimana ada empat tahap yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
1. perencanaan tindakan 2. pelaksanaan atau implementasi tindakan 3. observasi dan intepretasi, dilanjutkan dengan analisi dan evaluasi 4. refleksi Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 2.1 berikut ini Gambar 2.1 Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan Tindakan Refleksi
Siklus 1
Observasi Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan Tindakan Refleksi Siklus ke-n
Observasi Pelaksanaan Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Keterangan Gambar 2.1 : 1. Perencanaan tindakan Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman-pengalaman yang telah
diperoleh
dari
masa
lalu
dalam
kegiatan
pembelajaran/penelitian yang sebidang. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk diterapkan di dalam kelas. 2. Pelaksanaan tindakan Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka skenario tindakan dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual menggunakan metode TGT sesuai dengan rencana yang telah disusun. Untuk menjamin mutu kegiatan pembelajaran, guru atau tim peneliti dapat memodifikasi tindakan walaupun implementasi sedang dalam proses, tetapi jika tidak terlalu mendesak perubahan dapat dilakukan setelah satu siklus selesai. 3. Observasi Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Mengingat kegiatan observasi menyatu
dalam
pelaksanaan
tindakan,
maka
perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
dikembangkan sistem dan prosedur observasi yang mudah dilakukan. Dalam hal ini peneliti mengobservasi guru, siswa, dan kelas. Adapun salah satu bentuk observasi yang digunakan adalah catatan anekdotal. Suatu observasi anekdotal yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Pengamatan
harus
mengamati
keseluruhan
sekuensi
peristiwa yang terjadi di dalam kelas b. Tujuan, batas waktu dan rambu-rambu pengamatan jelas c. Hasil pengamatan dicatat dengan lengkap dan hati- hati d. Pengamatan harus dilakukan secara obyektif 4. Refleksi Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan. Komponen-komponen refleksi dapat digambarkan pada Gambar 2.2 berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Gambar 2.2 Komponen-komponen Refleksi
Pemaknaan
Pemantapan
Analisis
Penjelasan Tindak Lanjut
Penyimpula n
n Siklus Berikutnya
Pemanfaatan
Keterangan Gambar 2.2 : Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Informasi yang terkumpul perlu diurai, dicari kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian
yang
relevan.
Melalui
proses
refleksi
yang
mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi
merupakan
bagian
yang
amat
penting
untuk
memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
(perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan
langkah
selanjutnya
dalam
upaya
untuk
menghasilkan perbaikan. Bila hasil perbaikan yang diharapkan belum tercapai pada siklus 1, maka tindakan perlu dilanjutkan pada siklus 2, demikian seterusnya hingga siklus yang ketiga. Pada siklus selanjutnya perlu dilakukan perencanaan kembali. Siklus tersebut merupakan kesatuan dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, analisis dan evaluasi, serta refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Kemmis dalam Tantra (2006:6), penelitian tindakan merupakan sebuah inkuiri yang bersifat refleksi mandiri yang dilakukan oleh partisipasi dalam situasi sosial termasuk kependidikan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasionalitas dari (a) praktek-praktek sosial maupun kependidikan, (b) pemahaman terhadap praktek-praktek tersebut, dan (c) situasi pelaksanaan praktek-praktek pembelajaran Kemmis (Tantra, 2006:6).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah SMK PUTRA TAMA, Jl. MGR. Sugiyopranoto No.2, Bantul, Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan bulan Juli- Agustus 2007
C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XI Akuntansi. Objek penelitian adalah pelaksanaan pembelajaran Akuntansi dalam pokok bahasan aktiva tetap dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
D. Operasionalisasi Variabel Adapun operasionalisasi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh penerapan metode kooperatif tipe TGT pada pembelajaran Akuntansi pokok bahasan aktiva tetap. Penelitian dimaksudkan untuk menerapkan metode kooperatif tipe TGT dalam proses pembelajaran Akuntansi pada pokok bahasan aktiva tetap. Penerapan metode kooperatif tipe TGT tersebut dilaksanakan dalam tiga siklus dimana masing- masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada masing- masing tahap digunakan instrumen pengamatan terhadap guru, siswa, dan kelas. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman siswa. Adapun tingkat pemahaman siswa dilihat dari tiga aspek yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif diukur dengan menggunakan instrumen yang berupa tes/kuis, ranah afektif diukur dengan menggunakan instrumen yang berupa angket minat siswa, dan ranah psikomotorik diukur dengan menggunakan instrumen yang berupa lembar pengamatan siswa dalam kelompok kooperatif. Ranah kognitif bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Ranah afektif bertujuan untuk mengukur minat siswa terhadap topik Akuntansi yang dipelajari, LKS, materi ajar, suasana kelas, penampilan guru, keterampilan kooperatif yang dilatihkan, dan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
kooperatif tipe TGT yang diterapkan. Ranah psikomotorik bertujuan untuk mengukur keterlibatan dan keaktifan siswa dalam kelompok kooperatif. E. Prosedur Penelitian Penelitian ini direncanakan berlangs ung dalam tiga siklus. Masing- masing siklus terdiri dari empat langkah: 1. Perencanaan, merumuskan masalah, menentukan tujuan dan metode penelitian serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa. 2. Tindakan,
yaitu
pelaksanaan
rencana
tindakan
sebagai
upaya
meningkatkan pemahaman siswa. 3. Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan. 4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap kegiatan belajar mengajar dalam upaya menumbuhkan tingkat pemahaman siswa. Secara operasional penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: a) Siklus pertama Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali pertemuan/tatap muka di kelas. Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1) Perencanaan: Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yaitu meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasar kemampuannya dan membagi siswa secara heterogen. Kelompok ini biasanya terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen dilihat dari prestasi akademik, ras, atau etnik. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, materi presentasi, daftar pertanyaan/soal-soal
latihan,
lembar
kerja
siswa,
meja
turnamen, dan hadiah sebagai penghargaan. b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliput i: (1) kriteria keberhasilan penerapan
proses
pembelajaran
kooperatif terhadap tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan (lihat point E: tabel 3.1), Kriteria keberhasilan PTK dapat ditetapkan antara lain dengan menggunakan prinsip belajar tuntas, misalnya 75%. Apabila tingkat perbaikan yang diharapkan dalam hal ini tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa tercapai minimal 75%, maka pencapaian itu dapat dikatakan memenuhi kriteria. (2) instrumen untuk mengobservasi kegiatan guru di kelas (lihat point E : tabel 3.1 ) (3) instrumen untuk mengobservasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
(4) instrumen observasi interaksi antar siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif; (5) lembar penilaian kemampuan kelompok mengerjakan tugas kelompok dalam lembar kerja; (6) lembar penilaian kemampuan kelompok dalam mengikuti permainan/turnamen. 2) Tindakan Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan, dengan langkah- langkah sebagai beikut: a) Presentasi Kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam presentasi kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung, baik dengan ceramah atau diskusi yang dipimpin guru. Pada saat presentasi kelas ini, siswa harus benar-benar memperhatikan dan memaha mi materi yang disampaikan guru karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat games karena skor games akan menentukan skor kelompok. b) Membagi siswa dalam kelompok Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, ras atau etnik. Guru membagi siswa dalam empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
kelompok dengan cara meranking siswa berdasarkan prestasi akademik sebelum penelitian dilakukan. Guru mengklasifikasi siswa berdasarkan prestasi akademiknya, golongan pertama adalah siswa yang memiliki prestasi akademik tinggi, golongan kedua adalah siswa yang memiliki prestasi akademik sedang, siswa dengan prestasi akademik rendah dan sangat rendah berada
pada
golongan
tiga
dan
empat.
Berdasarkan
penggolongan tersebut, kemudian guru membentuk empat kelompok dengan prestasi akademik yang berbeda-beda. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya atau lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games. c) Permainan/Games Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dalam presentasi kelas dan belajar kelompok. Games ini terdiri dari pertanyaanpertanyaan
sederhana
bernomor.
Siswa
memilih
kartu
bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab dengan benar mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk babak turnamen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
d) Turnamen Turnamen dilakukan pada akhir siklus atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Dalam setiap turnamen, guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Masingmasing kelompok dipertandingkan kemampuannya dalam turnamen tersebut. e) Penghargaan Kelompok Berdasarkan skor yang diperoleh dalam games dan turnamen, guru mengumumkan kelompok yang menang, masing- masing team akan mendapat sertifikat penghargaan atau hadiah yang berupa benda/barang yang dapat menunjang belajar siswa (misal : bolpoint, kalkulator, dsb) apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. 3) Observasi Tahap ini dilaksanakan bersamaan waktunya dengan tahap tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi: pengamatan terhadap guru, pengamatan terhadap siswa, dan pengamatan terhadap kelas. Pengamatan terhadap guru mencakup pengamatan terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan oleh guru selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap sis wa meliputi: partisipasi siswa dalam diskusi kelas dan interaksi siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
kegiatan kelompok kooperatif. Partisipasi siswa dalam diskusi dapat dilihat dari keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan interaksi siswa dalam kegiatan kelompok dapat dilihat dari keterlibatan masing- masing siswa dalam kelompoknya. Pengamatan terhadap kelas mencakup seluruh keadaan dan kejadian yang terjadi di kelas selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan bantuan instrumen observasi guru, siswa, dan kelas, serta dilengkapi dengan perekaman dengan video camcorder. 4) Refleksi Pada
tahap
ini,
dilaksanakan
analisis,
pemaknaan,
dan
penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat pemahaman siswa. Ada dua macam refleksi yang dilakukan, yaitu: a)
Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir, digunakan untuk
mengidentifikasi
kekurangan-kekurangan
dalam
pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya (penyesuaian rencana pembelajaran atau instrumen yang perlu disempurnakan). b)
Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan telah tercapai. Secara teknis peneliti melakukan self-reflection dahulu terkait dengan keterampilan kooperatif siswa dalam kegiatan pada masing- masing fase,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
hasil kegiatan kelompok, hasil turnamen dan kaitannya dengan kegiatan kelompok, dan kemudian dilakukan refleksi dan diskusi bersama guru untuk penyempurnaan tindakan dalam siklus kedua. b) Siklus Kedua Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya tindakannya yang berbeda. Tindakan pada siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama. Demikian juga halnya dengan siklus ketiga, hasil refleksi siklus pertama dan kedua akan disempurnakan dalam siklus ketiga. Indikator keberhasilan proses dan hasil belajar pada masingmasing siklus disajikan dalam tabel 3.1. F. Instrumen Penelitian Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Perencanaan Dalam tahap perencanaan dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan menggunakan instrumen: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam RPP ini guru menetapkan langkah- langkah apa saja yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang direncanakan (lampiran 1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
b. Grouping Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Adapun kelompok dibagi berdasarkan hasil kuis atau ulangan terakhir yang telah diranking (lampiran 2). 2. Tindakan Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe TGT yang telah direncanakan. Tingkat pemahaman diukur dari tiga aspek yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Instrumen yang diperlukan untuk mengukur ranah kognitif adalah tes atau kuis pada masing- masing siklus. Nilai atau skor yang diperoleh masing- masing siswa diolah dan dianalisis dengan perhitungan tingkat daya serap siswa (lampiran 3). Instrumen untuk mengukur ranah afektif siswa adalah angket minat siswa (lampiran 4) dan instrumen untuk mengukur ranah psikomotorik siswa adalah lembar penilaian proses belajar (diskusi) kelompok (lampiran 7b). 3. Observasi Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini mengacu pada Bergerman, 1992 dalam Tantra (2006:15) yang mengacu pada 3 (tiga) kelompok, yaitu: instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher), instrumen untuk mengobservasi kelas (observing classroom), dan instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa (observing student).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
a. Instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher) Observasi merupakan alat yang efektif untuk mempelajari tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di dalam kelas. Salah satu bentuk observasi kelas adalah observasi anekdotal (anecdotal record). Observasi anekdotal memfokuskan pada hal- hal spesifik yang terjadi di dalam kelas atau catatan tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Observasi anekdotal mencatat kejadian di dalam kelas secara informal dalam bentuk naratif (lampiran 5 a dan 5 b). b. Pengamatan terhadap kelas (Observing Classroom) Pengamatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan terhadap segala kejadian yang terjadi di kelas. Observasi anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya dan manajemen kelas (lampiran 6). c. Pengamatan perilaku siswa (Observing Student) Observasi anekdotal terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal yang menarik. Masing- masing individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan seusai pembelajaran. Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati, dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan, saat diimplementasikan, dan sesuai tindakan (lampiran 7 a dan 7 b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
4. Refleksi Dalam tahap ini, dilaksanakan analisis dan pembuatan kesimpulan hasil observasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar refleksi guru (lampiran 8) dan lembar refleksi siswa (lampiran 9). Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Tindakan dalam Siklus Pertama , Siklus Kedua, dan Siklus Ketiga Indikator Keberhasilan Tindakan Komponen Siklus I
Siklus II
Siklus III
Minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide dalam diskusi kelas Kemampuan kelompok dalam mengerjakan lembar kerja
......%
.....%
.....%
.....%
....%
....%
....%
....%
....%
Tingkat Pemahaman Siswa
....%
....%
....%
Tingkat Prestasi Kelompok Siswa
....%
....%
....%
Deskriptor
Instrumen
Jumlah siswa yang berminat dibagi jumlah seluruh siswa Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide dibagi jumlah seluruh siswa
Angket pengamatan terhadap siswa (Ranah Afektif)
Jumlah kelompok yang mengerjakan lembar kerja dengan benar dibagi jumlah semua kelompok Jumlah siswa yang memperoleh skor nilai diatas 65 dibagi jumlah seluruh siswa Jumlah prestasi kelompok siswa dibagi jumlah seluruh siswa (nilai rata-rata)
Lembar Kerja (Ranah Psikomotorik)
Lembar pengamatan keterlibatan siswa
Lembar pengamatan terhadap tingkat daya serap siswa (Ranah kognitif) Lembar pengamatan terhadap tingkat daya serap siswa (Ranah Kognitif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
G. Analisis dan Interpretasi Data Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian, disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh, yaitu data hasil observasi dan data tingkat pemahaman siswa. 1. Analisis Deskriptif Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala yang
diamati
dalam
proses
pembelajaran,
pelaksanaan
proses
pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari metode kooperatif tipe TGT sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif maupun tabel. 2. Analisis tingkat pemahaman Analisis tingkat pemahaman dilihat dari tiga aspek yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Analisis tersebut menggunakan analasis deskriptif. Pada ranah kognitif, analisis berdasarkan nilai/skor individu
yang
diperoleh
masing- masing
siswa
yang
kemudian
membandingkan tingkat pemahaman siswa yang telah dicapai dalam siklus I sampai dengan siklus III. Skor individu berasal dari nilai hasil tes evaluasi pada akhir pembelajaran yang akan dianalisis dengan perhitungan tingkat daya serap siswa. Sedangkan pada ranah afektif, analisis didasarkan pada hasil angket minat siswa yang kemudian membandingkan minat siswa terhadap metode kooperatif tipe TGT pada siklus I sampai dengan siklus III. Analisis ranah psikomotorik didasarkan pada hasil penilaian proses belajar (diskusi) siswa dalam kelompok kooperatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Sejarah SMK PUTRA TAMA SMK PUTRA TAMA berstatus swasta pada tahun 1963. Hal tersebut sesuai dengan Surat Keputusan No. 103.15010 yang dikeluarkan pada tanggal 12 Oktober 1963. Pada saat itu kepala sekolah yang menjabat adalah FX. Sukendro, BA. Status swasta disandang oleh SMK PUTRA TAMA sampai tahun 1966. Pada tahun 1967 – 1968 status yang disandang adalah perbantuan, naum status tersebut berubah menjadi Bersubsidi pada tahun 1969 sampai dengan tahun 1985. Perubahan status menjadi Disamakan terjadi pada tahun 1985 ketika B. Budisusilo, BA menjadi kepala sekolah dan masih disandang oleh sekolah tersebut sampai saat ini.
B. Organisasi Sekolah SMK PUTRA TAMA Organisasi SMK PUTRA TAMA dipimpin oleh Kepala Sekolah yang bertanggung jawab kepada Yayasan dan Dewan Sekolah/Komite Sekolah. Dalam menjalankan tugasnya. Kepala Sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah yang terdiri dari: 1. Wakil Kepala Urusan Kurikulum Waka ini bertanggung jawab untuk mengurus masalah perpustakaan, penerimaan siswa baru, kelompok kerja praktik dan juga wali kelas. Waka urusan kurikulum juga berperan sebagai Kepala Program AK, PJ, dan BC.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
2. Wakil Kepala Urusan Humas Waka ini bertanggungjawab untuk mengurus masalah kelompok kerja praktik industri, bursa kerja sekolah, dunia usaha industri, dana sosial dan orang tua siswa dan juga mengurusi hal- hal yang berkaitan dengan pihak luar sekolah. 3. Wakil Kepala Urusan Kesiswaan Waka ini bertanggung jawab untuk mengurus OSIS, BP, Unit Kesehatan Siswa dan piket. 4. Wakil Kepala Urusan Sarana dan Prasarana Waka ini bertanggung jawab untuk mengurus masalah komputer, laboratorium penjualan, laboratorium koperasi dan laboratorium mengetik. Semua yang tertulis di atas memiliki tanggung jawab di bidangnya masing- masing seperti dalam struktur organisasi (lampiran 10).
C. Sumber Daya Manusia SMK PUTRA TAMA 1. Yayasan Yayasan yang dimiliki adalah Yayasan Putra Tama dan merupakan yayasan tunggal. Luas lahan Yayasan Putra Tama kurang lebih 3300 meter persegi. Yayasan Putra Tama memiliki dua instansi pendidik an, yaitu : a. SMP PUTRA TAMA yang berstatus “Disamakan” b. SMK PUTRA TAMA yang berstatus “Disamakan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Yayasan Putra Tama berdiri di atas tanah milik Yayasan Papa Miskin dengan suatu misi boleh mendirikan bangunan akan tetapi hanya hak pakai. Adapun susunan pengurus yayasan saat ini adalah sebagai berikut : a. Dewan Pembina : Romo Martinus Minarto, Pr (Pastor Paroki Santo Yakobus Bantul) Romo Aldofus Suratmo, Pr. (Pastor Paroki) b. Dewan Pengurus : Ketua
: Drs. Bambang Suma ntri
Sekretaris
: Iriyanto
Bendahara
: Fransiskus Suharjiman
c. Dewan Pengawas : Agustinus Pranyono Suratman, SH. Drs. Ibnu Markatab, MM 2. Sumber Daya Manusia a. Kepala Sekolah Sejak berdiri pada tanggal 2 juli tahun 1963 sampai sekarang SMK PUTRA TAMA sudah mengalami empat kali pergantian Kepala Sekolah. Saat ini Kepala Sekolah dijabat oleh Bapak Drs. Simon Suharyanta yang diangkat per 1 November 2002 menggantikan Bapak Bernadus Budisilo. Kedudukan Kepala Sekolah dibawah Yayasan Putra Tama dan Departemen Pendidikan Nasional menurut UU Otonomi Daerah yang terdapat dalam PP No. 22 dan 25 tahun 2000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Dalam menjalankan tugas Kepala Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah. b. Guru Menurut fungsinya, guru- guru di SMK PUTRA TAMA dapat dibedakan menjadi : 1) Guru Wali Tugas Guru wali adalah mengelola kegiatan akademik belajar mengajar di kelas serta memberikan bimbingan akademik maupun non akademik. Tugas Guru Wali membantu Kepala Sekolah dalam: a) Pengelolaan kelas b) Penyelenggara administrasi sekolah c) Pengisian daftar nilai siswa d) Pembuatan catatan khusus tentang siswa e) Pencatatan mutasi siswa f) Pengisian buku laporan pendidikan/rapor g) Pembagian buku rapor 2) Guru Bidang Studi Guru bidang studi merupakan guru yang memberikan program bidang studi tertentu di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
3) Guru Piket Guru piket merupakan guru yang mendapat tugas dan tanggung jawab atas pelaksanaan proses belajar mengajar pada hari/jam sekolah. Jumlah dan nama-nama guru terlampir (lampiran 11). 4) Karyawan SMK PUTRA TAMA memiliki 14 karyawan yang bertugas membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah. Empat belas karyawan ini terbagi menjadi beberapa bagian pekerjaan, yaitu bagian Tata Usaha, UKS, Perpustakaan, Satpam, Pesuruh dan Teknisi. Daftar
karyawan
beserta
tugas-tugasnya terlampir
(lampiran 12).
D. Kurikulum SMK Putra Tama Untuk semua program keahlian (Akuntansi, Penjualan dan Broadcast) yang ada di SMK PUTRA TAMA telah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Adapun pengertian KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing- masing satuan pendidikan. Pelaksanaan KTSP menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkunga nnya 2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
5. Menyeluruh dan berkesinambungan 6. Belajar sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Struktur Program Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk semua program keahlian terlampir (lampiran 13).
E. Siswa SMK PUTRA TAMA Total keseluruhan siswa SMK PUTRA TAMA sampai bulan September 2007 adalah 176 siswa dengan rincian sebagai berikut: Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X AK 7 14 21 XI AK 7 16 23 XII AK 10 13 23 X BC 6 9 15 XI BC 8 5 13 XII BC 6 9 15 X PJ 19 4 23 XI PJ 6 13 19 XII PJ 9 15 24 TOTAL 78 98 176 Sumber data: data diolah dari data siswa SMK PUTRA TAMA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian Penelitian tindakan kelas dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamens (TGT) pada pokok bahasan aktiva tetap ini telah dilaksanakan pada siswa kelas XI Akuntansi, SMK PUTRA TAMA. Penelitian tersebut dilakukan dalam tiga siklus, yaitu Siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2007, Siklus II 23 Agustus 2007, dan Siklus III 24 Agustus 2007. Dalam implementasinya, Siklus I membutuhkan waktu 3x45 menit, Siklus II 2x45 me nit, dan Siklus III 2x35 menit. Adapun penerapan model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Siklus Pertama Siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Agustus 2007 pada jam keempat sampai dengan keenam yaitu pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 11.45 WIB. Adapun materi yang dipelajari pada siklus pertama ini adalah pokok bahasan aktiva tetap dengan sub pokok bahasan pengertian aktiva tetap dan kartu aktiva tetap. Guru mitra yang mengajar dalam penelitian ini adalah Ibu C. Kusumastuti, S.Pd sebagai guru bidang studi Akuntansi kelas XI Akuntansi. Jumlah siswa kelas XI Akuntansi pada tahun ajaran 2006 – 2007 saat ini adalah 23 siswa dengan rincian 7 siswa laki- laki dan 16 siswa perempuan. Dari jumlah siswa tersebut, siswa yang hadir pada siklus pertama ini sebanyak 21 siswa. Berikut ini
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
diuraikan penerapan metode kooperatif tipe Teams Games Tournamens (TGT ) pada siklus pertama: a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif
tipe
TGT.
Berikut
ini
disajikan
langkah- langkah
perencanaan yang diterapkan pada siklus I : 1) Peneliti dan guru mitra menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuan akademiknya. Pemetaan tersebut selanjutnya menjadi dasar untuk membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang heterogen. Siswa dengan prestasi atau nilai akademik tinggi akan ditempatkan pada ranking tinggi, siswa dengan prestasi sedang akan ditempatkan pada ranking sedang, dan siswa dengan prestasi rendah ditempatkan pada pada ranking bawah. Siswa pada tiap kelompok diberikan nomor dan selanjutnya dilakukan pengundian pada tiaptiap kelompok secara acak. Dari hasil pengundian terbentuk empat kelompok dengan kemampuan akademik yang beragam. Empat kelompok yang terbentuk selanjutnya diberi nama hijau, kuning, merah dan pink. Setiap kelompok ditunjuk satu koordinator kelompok
yang bertugas membuat papan nama sesuai dengan
warna kelompoknya. 2) Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembela jaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
mencakup : Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP), materi presentasi (hand out), Lembar Kerja Siswa (LKS), meja turnamen, dan hadiah. Berikut ini disajikan uraian masing- masing perangkat pembelajaran : (a) Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan evaluasi yang kesemuanya telah dibuat secara rinci dan sistematis (lampiran 1). Materi ajar pada siklus pertama adalah pengertian aktiva tetap dan kartu aktiva tetap. (b) Materi presentasi Guru mitra dan peneliti bekerja sama membuat hand out dengan pokok bahasan aktiva tetap. Hand out akan dibagikan kepada koordinator kelompok. Koordinator kelompok bertugas untuk menggandakan hand out dan membagikannya pada setiap anggota kelompok. Isi hand out mencakup materi tentang
aktiva
pembelajaran.
tetap
yang
akan
digunakan
pada
saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
(c) Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS meliputi daftar pertanyaan dan soal-soal latihan. LKS dilengkapi dengan lembar kerja yang dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan. (d) Meja turnamen Jumlah meja turnamen ada empat buah. Jumlah meja turnamen ini sesuai dengan jumlah kelompok yang dibentuk. Masingmasing meja disusun berjajar dan dilengkapi dengan papan nama kelompok. (e) Hadiah Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan bagi kelompok terbaik pada siklus pertama. Hadiah berwujud alat tulis (bolpoin). 3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data meliputi: (a) lembar penilaian individu, lembar ini digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar dan tingkat keberhasilan penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe TGT. Cakupan isi lembar penilaian individu antara lain: keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, tingkat daya serap siswa, dan tingkat ketuntasan belajar siswa. (b) lembar observasi kegiatan guru di kelas. Cakupan isi lembar observasi kegiatan guru antara lain: keterampilan guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT, keterampilan guru dalam mendampingi siswa belajar kelompok, dan keterampilan guru memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam belajar kelompok dan belajar mandiri. (c) lembar observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas. Cakupan isi lembar observasi partisipasi siswa antara lain : keaktifan dan keterlibatan siswa dalam diskusi kelas, frekuensi keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, dan total skor keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. (d) lembar observasi interaksi antar siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif. Cakupan isi lembar observasi interaksi antar siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif antara lain: keaktifan
siswa
mengikuti
kegiatan
diskusi
kelompok,
keterlibatan siswa dalam hal : mengambil giliran dan berbagi tugas dalam penngerjaan tugas, mengajukan dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi diskusi, serta menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok. (e) lembar penilaian kemampuan kelompok mengerjakan tugas kelompok dalam lembar kerja. Cakupan isi lembar penilaian kemampuan kelompok mengerjakan tugas kelompok dalam lembar kerja antara lain: daftar skor yang diperoleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
dalam lembar kerja kelompok dan daftar skor yang diperoleh siswa dalam presentasi lembar kerja kelompok. (f) lembar observasi kemampuan kelompok dalam mengikuti turnamen. Cakupan isi lembar observasi kemampuan kelompok dalam mengikuti turnamen adalah daftar skor yang diperoleh masing- masing kelompok dalam turnamen. b. Tindakan Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan. Langkah- langkah pada tahap ini sebagai berikut: 1)
Presentasi kelas Pada
awal
pembelajaran,
guru
menyampaikan
materi
pembelajaran tentang pengertian aktiva tetap dan kartu aktiva tetap. Penyajian materi dilakukan guru dengan melaksanakan presentasi di kelas dalam waktu
+10 menit. Presentasi ini
dilakukan guru dalam bentuk pengajaran langsung dengan metode ceramah dan diskusi kelas. Pada saat presentasi, guru juga memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka bagi seluruh siswa dalam kelas. 2)
Membagi siswa dalam kelompok Pembentukan kelompok sudah dilakukan guru pada tahap awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah empat kelompok siswa dengan anggota 5-6 orang. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
tahap ini guru hanya menyebutkan kembali nama- nama kelompok
berikut
anggota-anggotanya.
Kemudian
guru
mempersilahkan masing- masing siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya dan segera menempati meja yang telah diberi papan nama kelompok. Guru selanjutnya menjelaskan skenario pembelajaran kooperatif tipe TGT yang akan dilakukan. 3)
Permainan (games) Permainan (games) pada siklus pertama ini diberi nama pohon aktiva. Pada permainan ini guru dan peneliti menyiapkan potongan-potongan kertas yang diberi nama-nama aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud yang diberi tali gantungan pada setiap ujungnya. Potongan-potongan kertas tersebut disusun rapi dalam sebuah amplop. Setiap kelompok akan mendapatkan amplop yang berisi 10 jenis aktiva. Setiap kelompok bertugas mengklasifikasikan
aktiva-aktiva
tersebut
dengan
cara
menggantungkannya pada pohon aktiva yang telah dinamai aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Setelah semua kelompok membuat pohon aktiva dengan benar, masing- masing kelompok membuat kesimpulan dengan menjawab soal-soal diskusi
yang telah diberikan dalam lembar kerja siswa.
Pengerjaan
soal-soal
tersebut
dilakukan
siswa
dengan
mendiskusikannya dengan teman satu kelompok berdasarkan pemahaman yang mereka peroleh melalui permainan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Setelah semua kelompok selesai dalam mengerjakan soal, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. 4)
Turnamen Turnamen dilakukan setelah permainan selesai dilaksanakan. Turnamen pada siklus pertama ini diberi nama pertanyaan berantai. Pada sesi turnamen guru dan peneliti telah menyiapkan daftar jawaban dan pertanyaan dalam bentuk kartu dengan susunan jawaban di atas dan pertanyaan di bawah. Jawaban dan pertanyaan dalam setiap kartu disusun berantai dengan kartu yang lain. Jumlah kartu disesuaikan dengan jumlah siswa yang hadir pada saat itu. Dalam siklus pertama, jumlah siswa yang hadir di kelas sebanyak 21 siswa. Dengan demikian dibuat 21 kartu
jawaban
dan
pertanyaan
berantai.
Setiap
siswa
mendapatkan satu buah kartu yang dibagikan secara acak. Sebagai pembuka turnamen, pertanyaan dimulai dari guru. Gur u mengajukan satu pertanyaan, dan siswa yang memegang kartu yang berisi jawaban pertanyaan guru harus segera menjawab. Apabila siswa yang seharusnya menjawab tetapi tidak menjawab, maka siswa tersebut mendapat point -10. Sedangkan siswa yang menjawab secara tepat akan mendapatkan point 10. Siswa yang menjawab pertanyaan dari guru dengan benar, kemudian membacakan pertanyaan yang ada dalam kartunya dan siswa yang lain harus siap dengan jawabannya. Siswa yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
jawaban pertanyaan yang dibacakan harus segera menjawab, bila dalam waktu yang ditentukan tidak menjawab atau jawaban salah maka ia mendapatkan point -10. Untuk siswa yang menjawab dengan benar atau memiliki jawaban benar, ia harus segera membacakan pertanyaan yang ada dalam kartunya dan siswa yang lain harus bersiap menjawab, demikian seterusnya sampai dengan kartu yang terakhir. Dalam turnamen ini berlaku aturan: bila jawaban salah -10, bila jawaban benar 10, dan bila tidak menjawab -10. Selama turnamen berlangsung, masing- masing kelompok harus dapat bekerja sama dengan baik untuk mendapatkan poin tertinggi. 5)
Penghargaan kelompok Skor yang diperoleh masing- masing kelompok dalam games dan turnamen dicatat. Pada tahap akhir dilakukan penjumlahan skor jawaban
dan
penyusunan ranking.
Berdasarkan
ranking
ditentukan juara I dan juara II. Pada siklus pertama ini, kelompok terbaik pertama adalah kelompok orange dengan poin yang diperoleh sebanyak 69 dan kelompok terbaik kedua adalah kelompok pinky dengan poin yang diperoleh sebanyak 68. Guru selanjutnya memberikan hadiah bagi kedua kelompok tersebut berbentuk bingkisan yang berisi alat tulis yang berupa bolpoint.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
c. Observasi Hasil pengamatan (observasi) dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut : 1) Pengamatan terhadap guru Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 5.1 Aktivitas Guru Pada Siklus I No Deskriptor SIKLUS I 1. Guru menjelaskan pembelajaran berbasis masalah Ya dan kooperatif dengan tipe TGT 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat Ya umum menjadi sub-sub pokok bahasan yang lebih sempit dan membantu siswa dalam pembelajaran tipe TGT 3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam Ya kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas 4 Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam diskusi Ya kelompok 5 Guru mengajarkan pada siswa cara pembentukan Ya kelompok belajar dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. 6 Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam Ya pengerjaan lembar kegiatan 7 Guru memberdayakan pertanyaan provokatif untuk Tidak meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 8 Guru mendorong siswa untuk mendeskripsikan Ya masalah, mengkaji teori, konsep, prinsip, dan mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan pemecahan masalah. 9 Guru memastikan siswa mandiri dalam mencari Ya sumber atau informasi untuk memecahkan masalah 10 Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran melalui Ya permainan dalam meja turnamen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
11
Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam turnamen 12 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik 13 Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar melalui ulangan pada akhir pokok bahasan Catatan : lihat lampiran 14a dan 14b
Ya Ya Ya
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa secara umum guru mampu mengelola pembelajaran koperatif tipe TGT dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan telah dilakukannya 12 dari 13 kegiatan guru yang diamati peneliti. Dalam siklus pertama ini dapat kita lihat bahwa
guru
mampu
menjelaskan
dan
mengorganisasikan
pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru melakukan presentasi kelas dengan baik, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, guru memotivasi siwa untuk belajar mandiri serta terlibat aktif dalam kelompok, guru mendorong siswa untuk dapat memecahkan suatu masalah, guru melakukan evaluasi proses pembelajaran melalui games dan turnamen yang menjadi bagian dari pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru memotivasi siwa untuk aktif dalam games maupun turnamen, guru memberikan penghargaan
kepada
kelompok
dengan
skor
terbaik,
dan
mengadakan evaluasi hasil belajar melalui kuis pada akhir pembelajaran. Sementara pada siklus I juga tampak bahwa guru belum memberdayakan pertanyaan provokatif kepada siswa. Hal ini ditunjukkan dari penyampaian oleh guru masih berupa pengertian-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
pengertian, definisi-definisi, penggolongan aktiva tetap, dan macam- macam kartu aktiva tetap, belum masuk pada materi- materi yang lebih sulit, dalam hal ini materi yang berupa hitungan. Hal ini tampak dari pertanyaan yang diajukan guru antara lain: apa yang dimaksud dengan aktiva tetap, apa ya ng dimaksud dengan aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud, sebutkan contohcontohnya, dsb. 2) Pengamatan terhadap siswa Tabel 5.2 Keterlibatan Siswa Pada Siklus Pertama
No 1 2
Kode
Bobot
A B
1 2
Jenis Keterlibatan
Bertanya Mengerjakan di papan tulis (presentasi) 3 C 3 Menyatakan definisi 4 D 4 Memberikan tanggapan atas pertanyaan guru 5 E 5 Menarik kesimpulan 6 F 6 Menemukan konsep Jumlah siswa yang terlibat Jumlah siswa yang hadir Catatan : lihat lampiran 15
Jumlah Siswa yang Terlibat (frekuensi)
Total Skor (frekuensi x bobot)
1 4
1 8
1 2
3 8
0 0 8 21
0 0
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa siswa yang terlibat sebanyak 8 anak. Dengan demikian tingkat keterlibatan siswa pada siklus I sebesar 38,10 % dan berada pada kualifikasi sangat rendah. Bentuk keterlibatan siswa pada siklus I dengan capaian skor tertinggi adalah siswa memberikan tanggapan atas pertanyaan guru dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
mengerjakan di papan tulis (presentasi). Pada saat pembelajaran di kelas, guru yang lebih banyak memberikan pertanyaan terbuka yang memungkinkan siswa berproses dan membangun pola pikir siswa dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa mengerjakan di papan tulis (presentasi) merupakan suatu jenis keterlibatan yang wajib dilakukan siswa sebagai bentuk pengungkapan potensi dan salah satu upaya dari siswa untuk mengkomunikasikan ide/ gagasan mereka dalam bentuk lisan maupun tertulis. Pada siklus pertama keterlibatan siswa dalam bentuk bertanya masih sedikit. Hal ini kemungkinan disebabkan siswa masih malu, engga n, atau kurang percaya diri untuk mengajukan sebuah pertanyaan kepada guru. Demikian juga dengan bentuk keterlibatan dengan menyatakan suatu definisi masih sedikit. Diduga hal ini disebabkan siswa masih malu dan kurang percaya diri untuk menyatakan pendapatnya. Bentuk keterlibatan siswa yakni menarik kesimpulan dan menemukan konsep juga belum tampak pada siklus I. Hal demikian disebabkan siswa masih cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada siklus I tampak bahwa siswa hanya menunggu penjelasan dari guru dan mereka belum mau mencoba untuk mencari bahkan menemukan konsep secara mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
3) Pengamatan terhadap kelas Tabel 5.3 Pengamatan terhadap Kelas No
Aspek yang Diamati
Hubungan/kerja sama antar siswa : 1. pembauran 2. kepuasan 3. demokrasi 4. kepekaan 5. kepedulian 6. kekompakan 7. persaingan 8. motivasi tinggi B Lingkungan kelas : 1.perangkat pembelajaran tersedia lengkap 2.terorganisir dengan baik dan efisien 3. aktif dan produktif C Tata Tertib : 1. ada sanksi/teguran 2. pembelajaran berjalan tertib Skor Rata-rata Siklus I Nilai Kategori Keterangan :
Skor Pengamatan Siklus I
Nilai Kategori
3 2 3 2 2 3 3 3
Baik Cukup Baik Cukup Cukup Baik Baik Baik
4
Amat Baik
2
Cukup
3
Baik
2 2
Cukup Cukup
A
2,61 Cukup
Skor Nilai Mutu 4 Amat Baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang 0 Jelek Catatan : lihat lampiran 16 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran. Kondisi kelas pada siklus I dipandang cukup mend ukung proses pembelajaran. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
ditunjukkan dari capaian
skor rata-rata 2,61 yang masuk pada
kategori cukup. Berdasarkan pengamatan, hal ini disebabkan pada siklus I ini banyak sekali penyesuaian-penyesuaian yang dialami siswa yang berkaitan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT yang baru pertama kali diterapkan oleh guru. Pengamatan terhadap kelas dapat dilihat dari tiga aspek yaitu : hubungan kerja sama antar siswa, lingkungan kelas, dan tata tertib kelas. Dalam aspek hubungan kerja sama antar siswa tampak bahwa hubungan kerja sama antar siswa dalam hal pembauran, demokrasi, kekompakan, persaingan, dan motivasi tinggi berada dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pembauran yang baik melalui terbentuknya kelompok-kelompok yang heterogen untuk menghindari adanya pengelompokan-pengelompokan siswa dalam kelas, setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan saran atau pendapatnya (demokrasi), hampir semua siswa dalam kelompok bekerja sama dengan baik dalam pengerjaan tugas (kekompakan), hampir semua siswa dalam kelas menghendaki pekerjaan lebih baik dari kelompok lain (persaingan), dan sebagian besar siswa merasa tertantang untuk ikut terlibat dalam proses pembelajaran (motivasi tinggi). Sementara dalam hal kepuasan, kepekaan, dan kepedulian berada dalam kategori cukup. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa siswa yang tidak puas dengan kerja timnya yang disebabkan adanya anggota kelompok yang masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
pasif dan kurang peka dengan tugas-tugasnya, dan siswa-siswa tertentu tidak peduli dengan tugas-tugas kelompoknya serta kurang menghargai siswa lainnya. Sedangkan pada aspek lingkungan kelas tampak bahwa perangkat pembelajaran pada siklus I telah tersedia dengan lengkap sera aktif dan produktif untuk mendukung proses pembelajaran. Namun, dalam teknis pelaksanaannya guru mitra belum dapat menggunakannya dengan efektif dan efisien. Hal ini ditunjukkan dengan waktu pelaksanaan games dan turnamen yang mundur terlalu jauh dari perencanaan. Pada aspek tata tertib, sanksi/teguran dan pembelajaran berjalan tertib berada pada kategori cukup.
Guru
telah
memberikan
teguran
pada
siswa
yang
mengganggu proses pembelajaran, tetapi masih ada siswa yang mengabaikan teguran guru tersebut. Namun demikian, masalah tersebut dapat teratasi dan proses pembelajaran pada siklus I dapat berjalan tertib. d. Refleksi Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat pemahaman siswa. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus pertama:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Tabel 5.4 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus I No Uraian 1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran : a. Materi Ajar
2
3
Komentar Guru
Bisa dipahami
b. LKS
Tersedia dengan baik
c. Soal Kuis/Tes bab
Mencakup semua materi
d. Contoh RPP
Sesuai dengan kurikulum KTSP
e. Kunci LKS
Baik/sesuai dengan pertanyaan
f. Tes Hasil Belajar
Cukup
g. Suasana Kelas
Lancar
h. Cara Kerja Siswa
Kompak
i.
Berlangsung baik meski ada permainan butuh waktu lebih
Keterampilan Kooperatif yang dilatihkan
Selama kerja kelompok siswa : a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide- idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun
Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak
Keuntungan yang diperoleh dalam • merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan • menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Variasi dalam model pembelajaran Pembelajaran reflektif: siswa dapat menemukan sesuatu melalui pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
4
5
Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti yang telah dilakukan Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan
diri sendiri Persiapan dalam perangkat pembelajaran butuh waktu dan biaya lebih
Ya, karena model pembelajaran tersebut merupakan variasi dalam pembelajaran dan adanya penghargaan kelompok lebih memotivasi siswa dalam belajar
Catatan : lihat lampiran 17 Tabel 5.4 memperlihatkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
setelah
dengan
melakukan serangkaian proses belajar mengajar
perangkat
pembelajaran
yang dikembangkan. Secara
umum guru mitra menganggap perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan cukup membantu dalam proses belajar mengajar pokok bahasan aktiva tetap dan sangat bermanfaat, baik bagi guru sendiri, terlebih bagi siswa. Selama kerja kelompok siswa mengikuti dengan baik dan tidak mengacaukan kegiatan ataupun melamun. Penilaian guru mitra terhadap komponen pembelajaran antara lain guru mitra berpendapat bahwa materi ajar yang dipakai dapat membantu dan bisa dipahami oleh siswa, lembar kerja siswa (LKS) tersedia dengan baik, soal kuis telah mencakup semua materi, RPP yang dirancang telah sesuai dengan kurikulum KTSP, kunci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
LKS baik dan telah sesuai dengan pertanyaan, tes hasil belajar baik karena sebagian besar siswa memperoleh nilai tinggi, suasana kelas terkondisi dengan baik, cara kerja siswa kompak, dan keterampilan kooperatif yang dilatihkan dapat berlangsung dengan baik. Penilaian guru selama kerja kelompok berlangsung antara lain siswa mendengarkan orang lain dan ide atau saran dari anggota kelompoknya, mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun teman dalam satu kelompok, siswa mengorganisasikan ide- idenya dalam pengerjaan tugas kelompok, siswa mengorganisasikan kelompoknya dalam hal pembagian tugas bagi masing- masing anggota kelompok, tidak ada siswa yang mengacaukan kegiatan maupun melamun selama proses pembelajaran berlangsung. Keuntungan yang diperoleh guru adalah pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat digunakan sebagai variasi model pembelajaran dan mendorong siswa untuk belajar mandiri yang berasal dari pengalaman. Menurut guru mitra, siswa akan lebih berminat untuk belajar dengan metode ini. Selain itu, penghargaan kelompok dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dan persaingan yang sehat antar siswa. Menurut guru mitra hambatan yang mungkin akan ditemui bila guru akan merencanakan kegiatan pembela jaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah persiapan dalam perangkat pembelajaran yang memb utuhkan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
dan biaya lebih. Guru menganggap bahwa persiapan dalam perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT memerlukan waktu yang panjang bila melihat kesibukan yang harus dihadapi guru serta biaya yang lebih mengingat banyaknya alat dan bahan yang akan dipakai dalam proses pembelajaran. Namun demikian, guru mitra merasa yakin bahwa bila model pembelajaran tersebut diterapkan kembali siswa akan berminat untuk mengikuti kegiatan belajarmengajar yang akan dilakukan. Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada siklus pertama yaitu : (1) alokasi waktu yang tidak sesuai dengan skenario pembela jaran yang telah dirancang, (2) adanya kesalahpahaman antara guru dan peneliti dalam hal prosedur turnamen, (3) guru tidak sepenuhnya berada dalam kelas sehingga siswa menjadi tidak tertib selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Siklus Kedua Siklus kedua dalam penelitian ini dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Agustus 2007 pada jam keempat dan kelima yaitu pukul 10.15 WIB sampai dengan pukul 11.45 WIB. Jumlah siswa yang hadir pada siklus II sebanyak 20 siswa. Adapun materi yang dipelajari pada siklus kedua adalah pokok bahasan aktiva tetap dengan sub pokok bahasan penilaian dan penyusutan aktiva tetap. Berikut ini diuraikan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus kedua :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencana an pembelajaran kooperatif
tipe
TGT.
Berikut
ini
disajikan
langkah- langkah
perencanaan yang diterapkan pada siklus II : 1) Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembela jaran yang akan digunakan. Namun demikian, sebelum siklus II dilaksanakan ada beberapa perbaikan dari siklus pertama yang menjadi tindak lanjut pada siklus kedua yaitu : (1) dalam penyusunan skenario pembelajaran guru mitra dan peneliti berdiskusi
menyamakan
persepsi
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan tindakan agar tidak terjadi kesalahpahaman, (2) alokasi waktu ditetapkan secara tepat sesuai dengan waktu yang dibutuhkan pada masing- masing tahap, (3) pembagian tugas dan tanggung dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mitra dan peneliti lebih diperjelas dengan dib uatnya job description. Adapun Perangkat pembelajaran yang dibutuhkan mencakup: Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP), materi presentasi (hand out), Lembar Kerja Siswa (LKS), meja turnamen, dan hadiah. Berikut
ini
disajikan
uraian
masing- masing
perangkat
pembelajaran: (a) Rencana Pelaksanaan Pengajaran RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
materi, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan evaluasi yang kesemuanya telah dibuat secara rinci dan sistematis (lampiran 1). Materi ajar pada siklus kedua adalah penilaian aktiva tetap dan penyusutan aktiva tetap. (b) Materi Presentasi Guru mitra dan peneliti telah bekerja sama membuat hand out dengan pokok bahasan aktiva tetap yang mencakup semua materi tentang aktiva tetap sehingga hand out yang digunakan pada siklus pertama juga digunakan pada siklus kedua. (c) LKS Lembar kerja siswa ini meliputi daftar pertanyaan dan soal-soal latihan yang dilengkapi dengan lembar kerja siswa untuk membantu pengerjaannya. (d) Meja Turnamen Meja turnamen dibuat sebanyak empat buah meja turnamen sesuai dengan jumlah kelompok yang dibentuk. Meja Turnamen ini didesain sama pada saat siklus pertama. (e) Hadiah Hadiah yang digunakan sebagai penghargaan bagi kelompok terbaik pada siklus kedua ini adalah alat tulis yang berupa bolpoin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
2) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi: (a)
lembar penilaian individu, lembar ini digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar dan tingkat keberhasilan penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe TGT. Cakupan isi lembar penilaian individu antara lain: keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, tingkat daya serap siswa, dan tingkat ketuntasan belajar siswa.
(b)
lembar observasi kegiatan guru di kelas. Cakupan isi lembar observasi kegiatan guru antara lain : keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT, keterampilan guru dalam mendampingi siswa belajar kelompok, dan keterampilan guru memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam belajar kelompok dan belajar mandiri.
(c)
lembar observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas. Cakupan isi lembar observasi partisipasi siswa antara lain : keaktifan dan keterlibatan siswa dalam diskusi kelas, frekuensi keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, dan total skor keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
(d)
lembar observasi interaksi antar siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif. Cakupan isi lembar observasi interaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
antar siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif antara lain: keaktifan siswa mengikuti kegiatan diskusi kelompok, keterlibatan siswa dalam hal: mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas, mengajukan dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi diskusi, serta menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok. (e)
lembar penilaian kemampuan kelompok mengerjakan tugas kelompok dalam lembar kerja. Cakupan isi lembar penilaian kemampuan kelompok mengerjakan tugas kelompok dalam lembar kerja antara lain: daftar skor yang diperoleh siswa dalam lembar kerja kelompok dan daftar skor yang diperoleh siswa dalam presentasi lembar kerja kelompok.
(f)
lembar observasi kemampuan kelompok dalam mengikuti turnamen.
Cakupan
isi
lembar observasi kemampuan
kelompok dalam mengikuti turnamen adalah daftar skor yang diperoleh masing- masing kelompok dalam turnamen. b. Tindakan Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan siklus II. Langkah- langkah pada tahap ini sebagai berikut: 1) Presentasi kelas Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pembelajaran tentang penilaian aktiva tetap dan penyusutan aktiva tetap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Penyajian materi dilakukan guru dengan melaksanakan presentasi di kelas dalam waktu +15 menit. Presentasi ini dilakukan guru dalam bentuk pengajaran langsung dengan metode ceramah dan diskusi kelas. Pada saat presentasi, guru juga memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka bagi seluruh siswa dalam kelas dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dalam diskusi kelas. 2) Membagi siswa dalam kelompok Pembentukan kelompok sudah dilakukan guru pada tahap awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah empat kelompok siswa dengan anggota 5-6 orang. Pada tahap ini guru hanya menyebutkan kembali nama- nama kelompok berikut anggota-anggotanya. Kemudian guru mempersilahkan masingmasing siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya dan segera menempati meja yang telah diberi papan nama kelompok. Guru selanjutnya menjelaskan skenario pembelajaran kooperatif tipe TGT yang akan dilakukan pada siklus II. 3) Permainan/games Permainan atau games pada siklus kedua ini diberi nama arisan soal. Untuk menguji apakah siswa sudah paham dengan penjelasan guru pada saat presentasi, dibuatlah permainan yang disebut dengan arisan soal. Dengan jumlah kelompok sebanyak empat kelompok, maka jumlah soal yang dibuat sebanyak delapan buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
soal, sehingga masing- masing kelompok mendapat dua undian soal. Guru membuat nomor undian satu sampai dengan delapan, kemudian dimasukkan dalam kaleng kecil. Masing- masing kelompok diberi kesempatan untuk mengocok nomor undian dan mengambil dua buah nomor undian. Nomor-nomor undian yang telah didapatkan merupakan nomor soal yang yang harus dikerjakan kelompok tersebut. Masing- masing kelompok diberikan waktu + 15menit untuk mengerjakan soal. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya, masing- masing kelompok mempresentasikan
hasil
Kelompok
sedang
yang
pengerjaannya
secara
mempresentasikan
bergantian. harus
dapat
menjelaskan hasil jawabannya kepada kelompok lain dan kelompok yang tidak sedang presentasi harus mendengarkan dan memperhatikan karena pemahaman masing- masing siswa akan diuji dalam tahap turnamen. 4) Turnamen Turnamen dilakukan setelah permainan selesai dilaksanakan. Turnamen pada siklus kedua ini sama dengan siklus pertama yang diberi nama pertanyaan berantai. Hal ini dilakukan karena turnamen pada siklus pertama kurang efektif dan efisien, sehingga diharapkan pada siklus kedua ini akan menjadi lebih baik dari pada siklus pertama. Pada sesi turnamen guru dan peneliti telah menyiapkan daftar jawaban dan pertanyaan dalam bentuk kartu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
dengan susunan jawaban di atas dan pertanyaan di bawah. Jawaban dan pertanyaan dalam setiap kartu disusun berantai dengan kartu yang lain. Jumlah kartu disesuaikan dengan jumlah siswa yang hadir pada saat itu. Dalam siklus kedua, jumlah siswa yang hadir di kelas sebanyak 20 siswa. Dengan demikian dibuat 20 kartu jawaban dan pertanyaan berantai. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu yang dibagikan secara acak. Sebagai pembuka turnamen, pertanyaan dimulai dari guru. Guru mengajukan satu pertanyaan, dan siswa yang memegang kartu yang berisi jawaban pertanyaan guru harus segera menjawab. Apabila siswa yang seharusnya menjawab tetapi tidak menjawab, maka siswa tersebut mendapat point -10. Sedangkan siswa yang menjawab secara tepat akan mendapatkan point 10. Siswa yang menjawab pertanyaan dari guru dengan benar, kemudian membacakan pertanyaan yang ada dalam kartunya dan siswa yang lain harus siap dengan jawabannya. Siswa yang memiliki jawaban pertanyaan yang dibacakan harus segera menjawab, bila dalam waktu yang ditentukan tidak menjawab atau jawaban salah maka ia mendapatkan point -10. Untuk siswa yang menjawab dengan benar atau memiliki jawaban benar, ia harus segera membacakan pertanyaan yang ada dalam kartunya dan siswa yang lain harus bersiap menjawab, demikian seterusnya sampai dengan kartu yang terakhir. Dalam turnamen ini berlaku aturan: bila jawaban salah -10, bila jawaban benar 10, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
bila tidak menjawab -10. Selama turnamen berlangsung, masingmasing kelompok harus dapat bekerja sama dengan baik untuk mendapatkan poin tertinggi. 5) Penghargaan Kelompok Skor yang diperoleh masing- masing kelompok dalam games dan turnamen dicatat. Pada tahap akhir dilakukan penjumlahan skor jawaban dan penyusunan ranking. Berdasarkan ranking ditentukan juara I dan juara II. Pada siklus kedua ini, kelompok terbaik pertama adalah kelompok orange dengan poin yang diperoleh sebanyak 65 dan kelompok terbaik kedua adalah kelompok hijau dengan poin yang diperoleh sebanyak 55. Guru selanjutnya memberikan hadiah bagi kedua kelompok tersebut berbentuk bingkisan yang berisi alat tulis yang berupa bolpoint. c. Observasi Hasil pengamatan (observasi) dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut : 1) Pengamatan terhadap guru Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan pada siklus kedua. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus II disajikan dalam tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Tabel 5.5 Aktivitas Guru Pada Siklus II No
Deskriptor
SIKLUS II 1. Guru menjelaskan pembelajaran berbasis masalah Ya dan kooperatif dengan tipe TGT 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat Ya umum menjadi sub-sub pokok bahasan yang lebih sempit dan membantu siswa dalam pembelajaran tipe TGT 3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam Ya kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas 4 Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam diskusi Ya kelo mpok 5 Guru mengajarkan pada siswa cara pembentukan Ya kelompok belajar dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. 6 Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam Ya pengerjaan lembar kegiatan 7 Guru memberdayakan pertanyaan provokatif untuk Ya meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 8 Guru mendorong siswa untuk mendeskripsikan Ya masalah, mengkaji teori, konsep, prinsip, dan mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan pemecahan masalah. 9 Guru memastikan siswa mandiri dalam mencari Ya sumber atau informasi untuk memecahkan masalah 10 Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran melalui Ya permainan dalam meja turnamen 11 Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam Ya turnamen 12 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang Ya memiliki skor terbaik 13 Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar Ya melalui ulangan pada akhir pokok bahasan Catatan : lihat lampiran 18a dan 18b Tabel 5.5 menunjukkan bahwa secara umum guru mampu mengelola pembelajaran koperatif tipe TGT dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan telah dilakukannya 13 kegiatan guru yang diamati peneliti. Dalam siklus kedua ini dapat kita lihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
guru mampu menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru melakukan presentasi kelas dengan baik, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, guru memotivasi siwa untuk belajar mandiri serta terlibat aktif dalam kelompok, guru mendorong siswa untuk dapat memecahkan suatu masalah, guru melakukan evaluasi proses pembelajaran melalui games dan turnamen yang menjadi bagian dari pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru memotivasi siswa untuk aktif dalam games maupun turnamen, guru memberikan penghargaan
kepada
kelompok
dengan
skor
terbaik,
dan
mengadakan evaluasi hasil belajar melalui kuis pada akhir pembelajaran. Sementara pada siklus II juga tampak bahwa guru telah memberdayakan pertanyaan provokatif kepada siswa. Hal ini dilakukan karena dalam siklus tersebut terdapat banyak materimateri sulit seperti metode- metode penyusutan, penghitungan penyusutan, penilaian aktiva tetap yang memerlukan pertanyaan provokatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi yang bersangkutan. Adapun contoh pertanyaan provokatif tersebut antara lain: Sebutkan dokumen-dokumen transaksi yang dibutuhkan untuk pencatatan aktiva tetap! Mengapa suatu aktiva perlu disusutkan? Sebutkan faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi penyusutan, jelaskan !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
2) Pengamatan terhadap siswa Tabel 5.6 Keterlibatan Siswa Siklus Kedua
No
Kode
Bobot
1 2
A B
1 2
Jenis Keterlibatan
Bertanya Mengerjakan di papan tulis (presentasi) 3 C 3 Menyatakan definisi 4 D 4 Memberikan tanggapan atas pertanyaan guru 5 E 5 Menarik kesimpulan 6 F 6 Menemukan konsep Jumlah siswa yang terlibat Jumlah siswa yang hadir Catatan : lihat lampriran 19
Jumlah Siswa yang Terlibat (frekuensi)
Total Skor (frekuensi x bobot)
2 4
2 8
5
0 20
1 12 20
5 0
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa siswa yang terlibat sebanyak 12 anak. Dengan demikian tingkat keterlibatan siswa pada siklus II sebesar 60% dan berada pada kualifikasi cukup. Bentuk keterlibatan siswa pada siklus II dengan capaian skor tertinggi adalah siswa memberikan tanggapan atas pertanyaan guru. Sama halnya pada siklus I, pada saat pembelajaran di kelas, guru yang lebih banyak memberikan pertanyaan terbuka yang memungkinkan siswa berproses dan membangun pola pikir siswa dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa mengerjakan di papan tulis (presentasi) merupakan suatu jenis keterlibatan yang wajib dilakukan siswa sebagai bentuk pengungkapan potensi dan salah satu upaya dari siswa untuk mengkomunikasikan ide/ gagasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
mereka dalam bentuk lisan maupun tertulis atas hasil diskusi mereka dalam kelompok. Pada siklus kedua keterlibatan siswa dalam bentuk bertanya masih sedikit. Hal ini kemungkinan disebabkan siswa masih malu, enggan, atau kurang percaya diri untuk mengajukan sebuah pertanyaan kepada guru dalam forum kelas. Mereka cenderung bertanya secara pribadi kepada guru melalui pendekatan personal. Bentuk keterlibatan siswa yakni menyatakan definisi tidak tampak pada siklus II. Diduga hal ini disebabkan siswa kurang mengembangkan pola pikir mereka, siswa hanya sekadar melihat hand out yang telah ada. Demikian juga halnya dengan bentuk keterlibatan siswa yakni menemukan konsep belum tampak pada siklus II kemungkinan disebabkan siswa masih cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada siklus II tampak bahwa siswa hanya menunggu penjelasan dari guru dan mereka belum mau mencoba untuk mencari bahkan menemukan konsep secara
mandiri.
Bentuk
keterlibatan siswa
yakni menarik
kesimpulan telah tampak pada siklus II. Diduga hal ini disebabkan guru mencoba membantu siswa dalam menarik sebuah kesimpulan atas pembelajaran yang telah mereka alami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
3) Pengamatan terhadap kelas Tabel 5.7 Pengamatan terhadap Kelas No
Aspek yang Diamati
Hubungan/kerja sama antar siswa : 1. pembauran 2. kepuasan 3. demokrasi 4. kepekaan 5. kepedulian 6. kekompakan 7. persaingan 8. motivasi tinggi B Lingkungan kelas : 1.Perangkat pembelajaran tersedia lengkap 2. Terorganisir dengan baik dan efisien 3. Aktif dan produktif C Tata Tertib : 1. Ada sanksi/teguran 2. Pembelajaran berjalan tertib Skor Rata-rata Siklus I Nilai Kategori Catatan : lihat lampiran 20
Skor Pengamatan Siklus II
Nilai Kategori
3 2 3 2 3 3 3 2
Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup
4 3
Amat Baik Baik
3
Baik
3 3
Baik Baik
A
2,85 Cukup
Keterangan : Skor 4 3 2 1 0
Nilai Mutu Amat Baik Baik Cukup Kurang Jelek
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran. Kondisi kelas pada siklus II dipandang cukup mendukung proses pembelajaran. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
ditunjukkan dari capaian
skor rata-rata 2,85 yang masuk pada
kategori cukup. Berdasarkan pengamatan, siswa sudah dapat menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT yang digunakan oleh guru. Mereka mulai mengerti bagaimana mereka harus belajar, bekerja sama, dan aktif terlibat dalam setiap tahap proses pembelajaran yang harus dilalui. Pengamatan terhadap kelas siklus II dapat dilihat dari tiga aspek yaitu: hubungan kerja sama antar siswa, lingkungan kelas, dan tata tertib kelas. Dalam aspek hubungan kerja sama antar siswa tampak bahwa hubungan kerja sama antar siswa dalam hal pembauran, demokrasi, kekompakan, persaingan, dan kepedulian berada dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pembauran yang baik melalui terbentuknya kelompok-kelompok yang
heteroge n
untuk
menghindari
adanya pengelompokan-
pengelompokan siswa dalam kelas, setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan saran atau pendapatnya (demokrasi), hampir semua siswa dalam kelompok bekerja sama dengan baik dalam pengerjaan tugas (kekompakan), hampir semua siswa dalam kelas menghendaki pekerjaan lebih baik dari kelompok lain (persaingan), dan sebagian besar siswa mulai peduli dengan tugas-tugas kelompok yang harus mereka kerjakan dan untuk saling membantu dalam sebuah tim (kepedulian). Sementara dalam hal kepuasan, kepekaan, dan motivasi tinggi berada dalam kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
cukup. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa siswa yang tidak puas dengan kerja timnya yang disebabkan adanya anggota kelompok yang masih pasif dan kurang peka dengan tugas-tugasnya, siswa-siswa tertentu tidak peduli dengan tugas-tugas kelompoknya serta kurang menghargai siswa lainnya. Hal ini yang memungkinkan siswa kurang termotivasi dalam proses pembelajaran. Sedangkan pada aspek lingkungan kelas, tampak bahwa perangkat pembelajaran pada siklus II telah tersedia dengan lengkap serta aktif dan produktif untuk mend ukung proses pembelajaran. Selain itu, dalam teknis pelaksanaannya guru mitra telah dapat mengorganisasikannya dengan baik, efektif dan efisien. Hal ini ditunjukkan dengan waktu pelaksanaan games dan turnamen yang lebih terorganisasi dengan baik, lancar, dan selesai tepat pada waktunya. Pada aspek tata tertib, sanksi/teguran dan pembelajaran berjalan tertib berada pada kategori baik. Guru telah memberikan teguran pada siswa yang mengganggu proses pembelajaran, bahkan guru tidak segan-segan memberi sanksi bagi siswa yang tidak patuh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suasana kelas pada siklus II dapat dikatakan kondusif untuk mendukung proses pembelajaran. d. Refleksi Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat pemahaman siswa. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
pertemuan berakhir sekaligus refleksi pada akhir siklus kedua. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus kedua : Tabel 5.8 Kesan Guru Mitra terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus II No Uraian 1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran : a. Materi Ajar
2
Komentar Guru
Siswa mengalami kesulitan memahami materi
b.
LKS
Tersedia dengan baik
c.
Soal Kuis/Tes bab
Mencakup semua materi
d.
Contoh RPP
Sesuai dengan kurikulum KTSP
e.
Kunci LKS
Baik/sesuai dengan pertanyaan meski ada kesalahan cetak
f.
Tes Hasil Belajar
Cukup
g.
Suasana Kelas
Lancar
h.
Cara Kerja Siswa
Kompak
i.
Keterampilan Kooperatif yang dilatihkan
Berlangsung baik
Selama kerja kelompok siswa : a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide- idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun
Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
3
Keuntungan yang diperoleh dalam • merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran • kooperatif tipe TGT
Variasi dalam model pembelajaran
Pembelajaran reflektif: siswa dapat menemukan sesuatu melalui pengalaman diri sendiri 4 Hambatan yang mungkin akan Persiapan dalam ditemui, jika nanti guru akan perangkat merencanakan kegiatan pembelajaran pembelajaran butuh dengan menggunakan model waktu dan biaya lebih pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti yang telah dilakukan 5 Apakah siswa berminat untuk Ya, karena model mengikuti KBM yang telah dilakukan pembelajaran tersebut dan KBM berikutnya yang akan merupakan variasi dilakukan dalam pembelajaran dan adanya penghargaan kelompok lebih memotivasi siswa dalam belajar Catatan : lihat lampiran 21 Tabel 5.8 memperlihatkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan
setelah
melakukan serangkaian proses belajar mengajar
perangkat
pembelajaran yang dikembangkan. Secara
umum guru mitra menganggap perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan cukup membantu dalam proses belajar mengajar pokok bahasan aktiva tetap dan sangat bermanfaat, baik bagi guru sendiri, terlebih bagi siswa. Selama kerja kelompok siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
mengikuti dengan baik dan tidak mengacaukan kegiatan ataupun melamun. Penilaian guru mitra terhadap komponen pembelajaran antara lain gur u mitra berpendapat bahwa materi ajar yang dipakai dapat membantu dan bisa dipahami oleh siswa, lembar kerja siswa (LKS) tersedia dengan baik, soal kuis telah mencakup semua materi, RPP yang dirancang telah sesuai dengan kurikulum KTSP, kunci LKS baik dan telah sesuai dengan pertanyaan, tes hasil belajar baik, suasana kelas terkondisi dengan baik, cara kerja siswa kompak, dan keterampilan kooperatif yang dilatihkan dapat berlangsung dengan baik. Penilaian guru selama kerja kelompok berlangsung antara lain siswa mendengarkan orang lain dan ide atau saran dari anggota kelompoknya, mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun teman dalam satu kelompok, siswa mengorganisasikan ide- idenya dalam pengerjaan tugas kelompok, siswa mengorganisasikan kelompoknya dalam hal pembagian tugas bagi masing- masing anggota kelompok, tidak ada siswa yang mengacaukan kegiatan maupun melamun selama proses pembelajaran berlangsung. Keuntungan yang diperoleh guru adalah pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat digunakan sebagai va riasi model pembelajaran dan mendorong siswa untuk belajar mandiri yang berasal dari pengalaman. Menurut guru mitra, pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran reflektif di mana siswa dapat menemukan sesuatu melalui pengalaman diri sendiri. Menurut guru mitra hambatan yang mungkin akan ditemui bila guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah persiapan dalam perangkat pembelajaran yang memb utuhkan waktu dan biaya lebih. Guru me nganggap bahwa persiapan dalam perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT memerlukan waktu yang panjang serta biaya yang lebih mengingat banyaknya alat dan bahan yang akan dipakai dalam proses pembelajaran. Namun demikian, guru mitra merasa yakin bahwa bila model pembelajaran tersebut diterapkan kembali siswa akan berminat untuk mengikuti kegiatan belajar- mengajar yang akan dilakukan. Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada siklus kedua yaitu : (1) tidak ada pembagian tugas untuk masing- masing siswa dalam kelompok, (2) guru kurang tegas terhadap siswa yang pasif dan tidak tertib. 3. Siklus Ketiga Siklus ketiga dalam penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Agustus 2007 pada jam kelima dan keenam yaitu pukul 09.45 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB. Jumlah siswa yang hadir pada siklus III sebanyak 21 siswa. Adapun materi yang dipelajari pada siklus ketiga adalah pokok bahasan aktiva tetap dengan sub pokok bahasan penghentian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
pemakaian aktiva tetap. Berikut ini diuraikan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus ketiga : a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Namun demikian, sebelum siklus III dilaksanakan ada beberapa perbaikan dari siklus II yang menjadi tindak lanjut pada siklus III yaitu : (1) pembagian tugas untuk masing- masing siswa dalam kelompok diperjelas dengan pendekatan personal yang dilakukan guru, (2) siswa yang pasif dan tidak tertib selama proses pembelajaran berlangsung diberi teguran bahkan sanksi oleh guru. Berikut ini disajikan langkah- langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus III : 1) Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup: Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP), materi presentasi (hand out), Lembar Kerja Siswa (LKS), meja turnamen, dan hadiah. Berikut ini disajikan uraian masing- masing perangkat pembelajaran: (a) Rencana Pelaksanaan Pengajaran RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan evaluasi yang kesemuanya telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
dibuat secara rinci dan sistematis (lampiran 1). Materi ajar pada siklus ketiga adalah penghentian pemakaian aktiva tetap. (b) Materi Presentasi Guru mitra dan peneliti telah bekerja sama membuat hand out dengan pokok bahasan aktiva tetap yang mencakup semua materi tentang aktiva tetap sehingga hand out yang digunakan pada siklus I dan II juga digunakan pada siklus III. (c) LKS Lembar kerja siswa ini meliputi daftar pertanyaan dan soal-soal latihan yang dilengkapi dengan lembar kerja siswa untuk membantu pengerjaannya. (d) Meja Turnamen Meja turnamen dibuat sebanyak empat buah meja turnamen sesuai dengan jumlah kelompok yang dibentuk. Meja turnamen ini didesain sama pada saat siklus pertama dan kedua. (e) Hadiah Hadiah yang digunakan sebagai penghargaan bagi kelompok terbaik pada siklus ketiga ini adalah alat tulis yang berupa pensil. 2) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi: (a)
lembar penilaian individu, lembar ini digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar dan tingkat keberhasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe TGT. Cakupan isi lembar penilaian individu antara lain: keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, tingkat daya serap siswa, dan tingkat ketuntasan belajar siswa. (b)
lembar observasi kegiatan guru di kelas. Cakupan isi lembar observasi kegiatan guru antara lain: keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT, keterampilan guru dalam mendampingi siswa belajar kelompok, dan keterampilan guru memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam belajar kelompok dan belajar mandir i.
(c)
lembar observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas. Cakupan isi lembar observasi partisipasi siswa antara lain: keaktifan dan keterlibatan siswa dalam diskusi kelas, frekuensi keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, dan total skor keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
(d)
lembar observasi interaksi antar siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif. Cakupan isi lembar observasi interaksi antar siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif antara lain: keaktifan siswa mengikuti kegiatan diskusi kelompok, keterlibatan siswa dalam hal : mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas, mengajukan dan menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
pertanyaan yang berkaitan dengan materi diskusi, serta menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok. (e)
lembar penilaian kemampuan kelompok mengerjakan tugas kelompok dalam lembar kerja. Cakupan isi lembar penilaian kemampuan kelompok mengerjakan tugas kelompok dalam lembar kerja antara lain: daftar skor yang diperoleh siswa dalam lembar kerja kelompok dan daftar skor yang diperoleh siswa dalam presentasi lembar kerja kelompok.
(f)
lembar observasi kemampuan kelompok dalam mengikuti turnamen.
Cakupan
isi
lembar observasi kemampuan
kelompok dalam mengikuti turnamen adalah daftar skor yang diperoleh masing- masing kelompok dalam turnamen. b. Tindakan Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan siklus III. Langkah- langkah pada tahap ini sebagai berikut: 1) Presentasi kelas Pada awal pembelajaran, guru menya mpaikan materi pembelajaran tentang penghentian pemakaian aktiva tetap. Penyajian materi dilakukan guru dengan melaksanakan presentasi di kelas dalam waktu +10 menit. Presentasi ini dilakukan guru dalam bentuk pengajaran langsung dengan metode ceramah dan diskusi kelas. Pada saat presentasi, guru juga memberikan pertanyaan-pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
yang bersifat terbuka bagi seluruh siswa dalam kelas dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dalam diskusi kelas. 2) Membagi siswa dalam kelompok Pembentukan kelompok sudah dilakukan guru pada tahap awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah empat kelompok siswa dengan anggota 5-6 orang. Pada tahap ini guru hanya menyebutkan kembali nama- nama kelompok berikut anggota-anggotanya. Kemudian guru mempersilahkan masingmasing siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya dan segera menempati meja yang telah diberi papan nama kelompok. Guru selanjutnya menjelaskan skenario pembelajaran kooperatif tipe TGT yang akan dilakukan pada siklus III. 3) Permainan/games Permainan atau Games pada siklus ketiga ini sama dengan siklus kedua yaitu arisan soal. Untuk menguji apakah siswa sudah paham dengan penjelasan guru pada tahap presentasi, dibuatlah permainan yang disebut dengan arisan soal. Dengan jumlah kelompok sebanyak empat kelompok, maka jumlah soal yang dibuat sebanyak delapan buah soal, sehingga masing- masing kelompok mendapat dua undian soal. Guru membuat nomor undian satu sampai dengan delapan, kemudian dimasukkan dalam kaleng kecil. Masing- masing kelompok diberi kesempatan untuk mengocok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
nomor undian dan mengambil dua buah nomor undian. Nomornomor undian yang telah didapatkan merupakan nomor soal yang yang
harus
dikerjakan
kelompok
tersebut.
Masing- masing
kelompok diberikan waktu + 15menit untuk mengerjakan soal. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya, masingmasing kelompok mempresentasikan hasil pengerjaannya secara bergantian. Kelompok yang sedang mempresentasikan harus dapat menjelaskan hasil jawabannya kepada kelompok lain dan kelompok yang tidak sedang presentasi harus mendengarkan dan memperhatikan karena pemahaman masing- masing siswa akan diuji dalam tahap turnamen. 4) Turnamen Turnamen dilakukan setelah permainan selesai dilaksanakan. Berbeda dengan siklus I dan siklus II, turnamen pada siklus ketiga ini diberi nama kelompencapir (kelompok pendengar, pembicara, dan pirsawan). Masing- masing kelompok menentukan siapa yang menjadi pendengar (dalam hal ini pencatat soal), pembicara (dalam hal ini yang bertugas mempresentasikan jawaban), dan pir sawan (siswa lain yang tidak mendapat tugas di atas tetapi ikut terlibat dalam
pengerjaan
soal).
Dalam
kelompencapir
ini,
guru
membacakan soal, masing- masing kelompok diberi waktu untuk menghitung, dan bila waktu habis setiap kelompok harus berlomba untuk menjawab dengan cara mengangkat tangan/tunjuk jari. Bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
menjawab dengan benar kelompok tersebut mendapatkan skor sesuai dengan jawabannya, tetapi bila salah, kesempatan menjawab diberikan kepada kelompok lain. Demikian seterusnya sampai soal yang dibuat habis dibacakan. 5) Penghargaan kelompok Skor yang diperoleh masing- masing kelompok dalam games dan turnamen dicatat. Pada tahap akhir dilakukan penjumlahan skor jawaban dan penyusunan ranking. Berdasarkan ranking ditentukan juara I dan juara II. Pada siklus ketiga ini, kelompok terbaik pertama adalah kelompok kuning dengan poin yang diperoleh sebanyak 40 dan kelompok terbaik kedua adalah kelompok orange dengan poin yang diperoleh sebanyak 30. Guru selanjutnya memberikan hadiah bagi kedua kelompok tersebut berbentuk bingkisan yang berisi alat tulis yang berupa pensil dan makanan ringan. c. Observasi Hasil pengamatan (observasi) dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut : 1) Pengamatan terhadap guru Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan pada siklus III. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus ketigs disajikan dalam tabel berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Tabel 5.9 Aktivitas Guru Pada Siklus III No
Deskriptor
SIKLUS III 1. Guru menjelaskan pembelajaran berbasis masalah Ya dan kooperatif dengan tipe TGT 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat Ya umum menjadi sub-sub pokok bahasan yang lebih sempit dan membantu siswa dalam pembelajaran tipe TGT 3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam Ya kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas 4 Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam diskusi Ya kelompok 5 Guru mengajarkan pada siswa cara pembentukan Ya kelompok belajar dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. 6 Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam Ya pengerjaan lembar kegiatan 7 Guru memberdayakan pertanyaan provokatif untuk Ya meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 8 Guru mendorong siswa untuk mendeskripsikan Ya masalah, mengkaji teori, konsep, prinsip, dan mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan pemecahan masalah. 9 Guru memastikan siswa mandiri dalam mencari Ya sumber atau informasi untuk memecahkan masalah 10 Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran melalui Ya permainan dalam meja turnamen 11 Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam Ya turnamen 12 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang Ya memiliki skor terbaik 13 Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar Ya melalui ulangan pada akhir pokok bahasan Catatan : lihat lampiran 22a dan 22b Tabel 5.9 menunjukkan bahwa secara umum guru mampu mengelola pembelajaran koperatif tipe TGT dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan telah dilakukannya 13 kegiatan guru yang diamati peneliti. Dalam siklus ketiga ini dapat kita lihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
guru mampu menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru melakukan presentasi kelas dengan baik, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, guru memotivasi siwa untuk belajar mandiri serta terlibat aktif dalam kelompok, guru mendorong siswa untuk dapat memecahkan suatu masalah, guru melakukan evaluasi proses pembelajaran melalui games dan turnamen yang menjadi bagian dari pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru memotivasi siswa untuk aktif dalam games maupun turnamen, guru memberikan penghargaan
kepada
kelompok
dengan
skor
terbaik,
dan
mengadakan evaluasi hasil belajar melalui kuis pada akhir pembelajaran. Sama halnya siklus II, pada siklus III juga tampak bahwa guru telah memberdayakan pertanyaan provokatif kepada siswa. Hal ini dilakukan karena dalam siklus tersebut terdapat banyak materi sulit yang berupa hitungan tentang penghentian pemakaian aktiva tetap yang memerlukan pertanyaan provokatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi yang bersangkutan. Adapun contoh pertanyaan provokatif tersebut antara lain : Sebutkan dokumen-dokumen transaksi yang dibutuhkan untuk pencatatan penghentian aktiva tetap! Mengapa suatu aktiva harus dihentikan pemakaiannya? Buatlah jurnal penghentian aktiva tetap melalui pertukaran bila terjadi laba !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
2) Pengamatan terhadap siswa Tabel 5.10 Keterlibatan Siswa Siklus Ketiga
No
Kode
Bobot
1 2
A B
1 2
Jenis Keterlibatan
Bertanya Mengerjakan di papan tulis (presentasi) 3 C 3 Menyatakan definisi 4 D 4 Memberikan tanggapan atas pertanyaan guru 5 E 5 Menarik kesimpulan 6 F 6 Menemukan konsep Jumlah siswa yang terlibat Jumlah siswa yang hadir Catatan : lihat lampiran 23
Jumlah Siswa yang Terlibat (frekue nsi)
Total Skor (frekuensi x bobot)
6 4
6 8
4
0 16
1 15 21
5 0
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa siswa yang terlibat sebanyak 15 anak. Dengan demikian tingkat keterlibatan siswa pada siklus III sebesar 71,43 % dan berada pada kualifikasi baik. Bentuk keterlibatan siswa pada siklus III dengan capaian skor tertinggi adalah memberikan tanggapan atas pertanyaan guru. Hal ini kemungkinan disebabkan karena siswa sudah semakin memahami materi dan mulai berani untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Bentuk keterlibatan dengan skor tertinggi kedua adalah siswa mengerjakan dipapan tulis (presentasi) merupakan suatu jenis keterlibatan yang wajib dilakukan siswa sebagai bentuk pengungkapan potensi dan salah satu upaya dari siswa untuk me ngkomunikasikan ide/gagasan mereka dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
bentuk lisan maupun tertulis atas hasil diskusi mereka dalam kelompok. Bentuk keterlibatan dengan capaian skor tertinggi berikutnya adalah bertanya. Hal ini kemungkinan disebabkan siswa sudah berani dan lebih percaya diri untuk bertanya kepada guru di forum diskusi kelas. Bentuk keterlibatan siswa yakni menyatakan definisi tidak tampak pada siklus III. Diduga hal ini disebabkan siswa kurang mengembangkan pola pikir mereka, siswa hanya sekadar melihat hand out yang telah ada. Demikian juga halnya dengan bentuk keterlibatan siswa yakni menemukan konsep belum tampak pada siklus III. Hal ini kemungkinan disebabkan siswa masih cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada siklus III tampak bahwa siswa hanya menunggu penjelasan dari guru dan mereka belum mau mencoba untuk mencari bahkan menemukan konsep secara
mandiri.
Bentuk
keterlibatan siswa
yakni
menarik
kesimpulan telah tampak pada siklus III. Hal demikian disebabkan guru mencoba membantu siswa dalam menarik sebuah kesimpulan atas pembelajaran yang telah mereka alami. 3) Pengamatan terhadap kelas Tabel 5.11 Pengamatan terhadap Kelas No
A
Aspek yang Diamati
Hubungan/kerja sama antar siswa :
Skor Pengamatan Siklus III
Nilai Kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
1. pembauran 2. kepuasan 3. demokrasi 4. kepekaan 5. kepedulian 6. kekompakan 7. persaingan 8. motivasi tinggi B Lingkungan kelas : 1.Perangkat pembelajaran tersedia lengkap 2.Terorganisir dengan baik dan efisien 3. Aktif dan produktif C Tata Tertib : 1. Ada sanksi/teguran 2. Pembelajaran berjalan tertib Skor Rata-rata Siklus I Nilai Kategori Catatan : lihat lampiran 24
3 3 3 3 3 3 3 3
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
4
Amat Baik
3
Baik
3
Baik
3 3
Baik Baik 3,08 Baik
Keterangan : Skor 4 3 2 1 0
Nilai Mutu Amat Baik Baik Cukup Kurang Jelek
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran. Kondisi kelas pada siklus III dipandang
mendukung proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan
dari capaian skor rata-rata 3,08 yang masuk pada kategori baik. Berdasarkan pengamatan, siswa sudah dapat menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT yang digunakan oleh guru. Mereka mulai mengerti bagaimana mereka harus belajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
bekerja sama, dan aktif terlibat dalam setiap tahap proses pembelajaran yang harus dilalui. Pengamatan terhadap kelas siklus III dapat dilihat dari tiga aspek yaitu : hubungan kerja sama antar siswa, lingkungan kelas, dan tata tertib kelas. Dalam aspek hubungan kerja sama antar siswa tampak bahwa hubungan kerja sama antar siswa dalam hal pembauran,
kepuasan,
demokrasi,
kepekaan,
kepedulian,
kekompakan, persaingan, dan motivasi tinggi berada dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pembauran yang baik melalui terbentuknya kelompok-kelompok yang heterogen untuk menghindari adanya pengelompokan-pengelompokan siswa dalam kelas (pembauran), sebagian besar siswa puas dengan hasil kerja tim (kepuasan), setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan saran atau pendapatnya (demokrasi), setiap siswa peka dengan tugas-tugas dalam kelompok (kepekaan), sebagian besar siswa mulai peduli dengan tugas-tugas kelompok yang harus mereka kerjakan
dan
untuk
saling
membantru
dalam
sebuah
tim
(kepedulian), hampir semua siswa dalam kelompok bekerja sama dengan baik dalam pengerjaan tugas (kekompakan), hampir semua siswa dalam kelas menghendaki pekerjaan lebih baik dari kelompok lain (persaingan), dan sebagian besar siswa bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran (motivasi tinggi). Sedangkan pada aspek lingkungan kelas, tampak bahwa perangkat pembelajaran pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
siklus III telah tersedia dengan lengkap serta aktif dan produktif untuk
mendukung
proses
pembelajaran.
Dalam
hal
teknis
pelaksanaannya, guru mitra telah dapat menggorganisasikannya dengan baik, efektif dan efisien. Hal ini ditunjukkan dengan waktu pelaksanaan games dan turnamen yang lebih terorganisasi dengan baik, lancar, dan selesai tepat pada waktunya. Pada aspek tata tertib, sanksi/teguran dan pembelajaran berjalan tertib berada pada kategori baik. Guru telah memberikan teguran pada siswa yang mengganggu proses pembelajaran, bahkan guru tidak segan-segan memberi sanksi bagi siswa yang tidak patuh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suasana kelas pada siklus III dapat dikatakan kondusif untuk mendukung proses pembelajaran. d. Refleksi Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat pemahaman siswa. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir sekaligus refleksi pada akhir siklus III. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus ketiga: Tabel 5.12 Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus III No Uraian 1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran : a. Materi Ajar
Komentar Guru
Membantu dan bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
dipahami oleh siswa, ada kesalahan cetak
2
b.
LKS
Tersedia dengan baik
c.
Soal Kuis/Tes bab
Bervariasi
d.
Contoh RPP
Baik dan Sesuai dengan kurikulum KTSP
e.
Kunci LKS
Baik/terjawab dengan benar meski ada kesalahan cetak
f.
Tes Hasil Belajar
Cukup
g.
Suasana Kelas
Kurang fokus karena siswa dipulangkan lebih awal secara mendadak sehingga ada siklus yang tidak berlangsung dengan baik
h.
Cara Kerja Siswa
Kompak dalam kelompoknya masingmasing
i.
Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan
Berlangsung baik meski ada masalah waktu tatap muka
Selama kerja kelompok siswa : a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. d. e. f.
3
Mengorganisasikan ide- idenya Mengorganisasikan kelompok Mengacaukan kegiatan Melamun
Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran
Ya Ya, beberapa siswa ada yang belum jelas Ya Ya Tidak Ya, bagi beberapa siswa yang pasif • Variasi dalam model pembelajaran • Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT
4
5
Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti yang telah dilakukan Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan
reflektif: siswa dapat menemukan sesuatu melalui pengalaman diri sendiri Persiapan dalam perangkat pembelajaran butuh waktu dan biaya lebih Mengaktifkan siswa tertentu saja Ya, karena ada variasi dalam model pembelajaran tersebut seperti permainan dan turnamen
Catatan : lihat lampiran 25 Tabel 5.12 memperlihatkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan
setelah
melakukan serangkaian proses belajar mengajar
perangkat
pembelajaran
yang dikembangkan. Secara
umum guru mitra menganggap perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan cukup membantu dalam proses belajar mengajar pokok bahasan aktiva tetap dan sangat bermanfaat, baik bagi guru sendiri, terlebih bagi siswa. Penilaian guru mitra terhadap komponen pembelajaran antara lain guru mitra berpendapat bahwa materi ajar yang dipakai dapat membantu dan bisa dipahami oleh siswa, lembar kerja siswa (LKS) tersedia dengan baik, soal kuis telah mencakup semua materi, RPP yang dirancang telah sesuai dengan kurikulum KTSP, kunci LKS baik dan telah sesuai dengan pertanyaan, tes hasil belajar baik, suasana kelas kurang fokus karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
siswa
kelas
lain
dipulangkan
lebih
awal
sehingga
terjadi
kecemburuan pada siswa XI AK sehingga ada siklus yang tidak berlangsung dengan baik, cara kerja siswa kompak dalam masingmasing kelompoknya, dan keterampilan kooperatif yang dilatihkan dapat berlangsung dengan baik. Penilaian guru selama kerja kelompok berlangsung antara lain siswa mendengarkan orang lain dan ide atau saran dari anggota kelompoknya, mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun teman dalam satu kelompok karena ada beberapa siswa yang masih belum jelas tentang materi, siswa mengorganisasikan ide- idenya dalam pengerjaan tugas kelompok, siswa mengorganisasikan kelompoknya dalam hal pembagian tugas bagi masing- masing anggota kelompok, tidak ada siswa yang mengacaukan kegiatan tetapi ada beberapa siswa yang melamun karena mereka cenderung pasif dalam proses pembelajaran Keuntungan yang diperoleh guru adalah pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat digunakan sebagai variasi model pembelajaran dan mendorong siswa untuk belajar mandiri yang berasal dari pengalaman. Menurut guru mitra, pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran reflektif dimana siswa dapat menemukan sesuatu melalui pengalaman diri sendiri. Menurut guru mitra hambatan yang mungkin akan ditemui bila guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah persiapan dalam perangkat pembelajaran yang membutuhkan waktu dan biaya lebih. Guru menganggap bahwa persiapan dalam perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT memerlukan waktu yang panjang serta biaya yang lebih mengingat banyaknya alat dan bahan yang akan dipakai dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru mitra berpendapat bahwa model pembelajaran tersebut hanya mengaktifkan siswa tertentu saja karena masih ada beberapa siswa yang cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Namun demikian, guru mitra berpendapat bahwa bila model pembelajaran tersebut diterapkan kembali siswa akan berminat untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar yang akan dilakukan karena adanya variasi dalam bentuk permainan dan turnamen. Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada siklus ketiga yaitu: (1) alokasi waktu yang tidak sesuai dengan skenario pembelajaran karena pengurangan jam pelajaran secara mendadak oleh pihak sekolah, (2) adanya pemadatan waktu pada tahap-tahap tertentu sehingga pelaksanaan tindakan menjadi tidak maksimal. Berdasarkan hasil observasi yang telah diuraikan di atas, maka secara ringkas pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT pada kelas XI AK dengan pokok bahasan aktiva tetap dapat disajikan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Tabel 5.13 Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Kelas XI AK Pokok Bahasan Aktiva Tetap Uraian 1. Perencanaan a. Pemetaan siswa
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Berdasarkan kemampuan akademik
Berdasarkan kemampuan akademik
Berdasarkan kemampuan akademik
b. Perangkat pembelajaran
Tersedia dengan baik
Tersedia dengan baik
Tersedia dengan baik
c. Instrumen penelitian
Lembar observasi lembar penilaian
2. Tindakan a. Presentasi kelas
Lembar Lembar dan observasi dan observasi dan lembar lembar penilaian penilaian
Ceramah dan Ceramah dan Ceramah dan diskusi kelas diskusi kelas diskusi kelas
b. Pembagian kelompok
Berdasarkan Berdasarkan pemetaan yang pemetaan yang telah dilakukan telah dilakukan
Berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan
c. Permainan/games
Pohon aktiva
Arisan soal
Arisan soal
d. Turnamen
Pertanyaan Berantai
Pertanyaan Berantai
Kelompencapi r Games
e. Penghargaan kelompok
Alat tulis
Alat tulis
Alat tulis
Guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik
Guru mamp u mengelola pembelajaran dengan baik
Guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik
3. Observasi a. Pengamatan terhadap guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
b. Pengamatan terhadap siswa
Tingkat keterlibatan rendah
Tingkat keterlibatan cukup
Tingkat keterlibatan tinggi
c. Pengamatan terhadap kelas
Cukup kondusif
Cukup kondusif
Cukup kondusif
Membantu dan sebagai variasi metode mengajar dalam proses pembelajaran
Membantu dan sebagai variasi metode mengajar dalam proses pembelajaran
Membantu dan sebagai variasi metode mengajar dalam proses pembelajaran
Siswa berminat Siswa dan termotivasi berminat dan dalam belajar termotivasi dalam belajar
Siswa berminat dan termotivasi dalam belajar
4. Refleksi a. Respon guru
b. Respon siswa
Tabel 5.13 menunjukkan proses pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT secara keseluruhan pada masing- masing siklus. Pelaksanaan pembelajaran tersebut terbagi dalam empat fase yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap perencanaan meliputi pemetaan siswa, penyediaan perangkat pembelajaran, dan penyedian instrumen penelitian. Dalam tabel di atas, dapat kita lihat bahwa pada tahap perencanaan yakni pemetaan siswa telah dilakukan pada masing- masing siklus berdasarkan kemampuan akademik siswa. Tahap perencanaan yakni perangkat pembelajaran pada setiap siklus telah tersedia dengan baik. Sedangkan intrumen penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
yang dibutuhkan pada siklus pertama, kedua, dan ketiga berupa lembar observasi dan lembar penilaian. Sementara tahap tindakan dibagi dalam lima tahap yaitu : presentasi kelas, pembagian kelompok, games, turnamen, dan penghargaan kelompok. Presentasi kelas pada masing- masing siklus dilakukan guru dengan metode ceramah dan diskusi kelas. Pembagian kelompok dilakukan berdasarkan pemetaan siswa yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini berlaku sama untuk masingmasing siklus. Pada tahap permainan atau games, siklus I menggunakan games yang diberi nama pohon aktiva, siklus II dan siklus III menggunakan games yang diberi nama arisan soal. Pada tahap turnamen, siklus pertama dan kedua dilakukan dengan pertanyaan berantai, dan siklus ketiga dengan kelompencapir games. Penghargaan kelompok pada masing- masing siklus berupa alat tulis. Pada tahap observasi dilakukan pengamatan terhadap guru, siswa, dan kelas. Pengamatan terhadap guru pada siklus pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan bahwa secara umum guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik. Sedangkan pengamatan terhadap siswa menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan siswa pada setiap siklusnya semakin meningkat yakni siklus I dengan tingkat keterlibatan rendah, siklus II dengan tingkat keterlibatan cukup, dan siklus III dengan tingkat keterlibatan tinggi. Untuk pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
terhadap kelas, tabel di atas memperlihatkan bahwa kelas pada siklus I, siklus II, dan siklus III cukup kondusif dalam proses pembelajaran. Tahap refleksi dalam penelitian ini dilihat dari dua sudut pandang yang bersumber dari respon guru dan respon siswa. Dalam penelitian ini, guru berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT membantu dan dapat digunakan sebagai variasi metode mengajar dalam proses pembelajaran. Sedangkan respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagian besar siswa berminat dan termotivasi dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
B. Analisis Tingkat Pemahaman Analisis tingkat pemahaman dalam penelitian tindakan kelas ini dilihat dari tiga aspek yaitu : ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Berikut dipaparkan analisis dari ketiga aspek tersebut pada masing- masing siklus : 1. Siklus pertama a. Ranah Kognitif Tabel 5.14 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar dan Perhitungan Daya Serap Pada Siklus I Bidang Keahlian Kelas/Semester Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Tanggal Evaluasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
: Bisnis dan Manajemen : XI Akuntansi / II : Akuntansi : Mengelola Kartu Aktiva Tetap : Menyiapkan pengelolaan kartu aktiva : 17 September 2007 Ketuntasan Belajar Nama Nilai Tuntas Belum Ayu Buanasari O. 70 ü Bekti Putrantoro 65 ü Dewi Astuti 70 ü Duwi Astuti 60 ü Esthi Sabda Rini 80 ü Eva Rusliana 80 ü Fina Puji Lestari 80 ü Ismiyatun 75 ü Istina Rahayu 85 ü Janu Anita Sari 65 ü Lukas Sulistya P. 55 ü Lukman Jaya N. 70 ü Novi Wulandari 70 ü Otniel Daru K. Puji Wulandari 80 ü R. Haryo W. Ressa Limarga 80 ü Sariyanto 70 ü
Standar ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
19 Septi Widayati 20 Sundarti 21 Yuni Dwi Astuti 22 Yayan Kristalya 23 Lisintya Firsta L. Jumlah Siswa Jumlah siswa yang tuntas secara individu Persentase ketuntasan kelas Kriteria Ketuntasan kelas ≥ 85%
60 75 80 70 45 21 17
ü ü ü ü ü
≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5 ≥ 6,5
80,95 % Belum Tuntas Perhitungan Daya Serap Pks Keterangan (C) Perhitungan : 1. Nilai Rata-rata = 7,07 Jumlah Pks*) = 148,5 = 7,07 Jumlah siswa 21 8,5 48 2. Daya Serap : 80,95 % 15 42 Jumlah siswa dengan nilai ≥ 6,5 X 100% 13 Jumlah Siswa 12 5,5 17 X 100% = 80,95 % 21 4,5
Nilai Jumlah Siswa (A) (B) 10 9,5 9 8,5 1 8 6 7,5 2 7 6 6,5 2 6 2 5,5 1 5 4,5 1 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0 Jumlah 21 148,5 Catatan : lihat lampiran 26
*) Pks = Prestasi kelompok siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Tabel 5.15 Hasil Analisis Butir Soal Siklus I Nama Siswa Ayu Buanasari O. Bekti Putrantoro Dewi Astuti Duwi Astuti Esthi Sabda Rini Eva Rusliana Fina Puji Lestari Ismiyatun Istina Rahayu Janu Anita Sari Lukas Sulistya P. Lukman Jaya N. Novi Wulandari Otniel Daru K. Puji Wulandari R. Haryo W. Ressa Limarga Sariyanto Septi Widayati Sundarti Yuni Dwi Astuti Yayan Kristalya Lisintya Firsta L. Jumlah Keterangan : 1 =Jawaban Betul 0 =Jawaban Salah
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19
Nomor Soal 2 3 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 18 6
Perhitungan : B P= JS Dimana : P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa peserta tes
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16
Skor Siswa 2 3 2 2 4 4 3 3 3 2 2 2 3 4 4 3 2 3 4 4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Soal 1 = 19/21 = 0,9 ( soal mudah ) Soal 2 = 18/21 = 0,8 ( soal mudah ) Soal 3 = 6/21 = 0,2 ( soal sukar ) Soal 4 = 16/21 = 0,7 ( soal mudah )
Tabel 5.14 menunjukkan tingkat ketuntasan belajar siswa kelas XI Akuntansi dalam materi aktiva tetap pada siklus I adalah 80,95 %. Hal ini disebabkan materi pada siklus I merupakan materi yang mudah. Fakta tersebut diperkuat dengan adanya analisis butir soal yang telah dilakukan peneliti. Dalam tabel 5.15 analisis butir soal tampak bahwa terdapat tiga soal dengan kategori mudah dan satu soal dengan kategori sukar. Hal ini membuktikan bahwa tingkat daya serap siswa terdapat pada kategori cukup baik. Meskipun demikian ketuntasan belajar siswa secara klasikal yang ditetapkan belum tercapai (< 85 %). Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT belum dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam ranah kognitif b. Ranah Afektif Hasil analisis pengisian angket respon siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran yang telah diterapkan, disajikan dalam tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Tabel 5.16 Respon Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
No
Aspek yang diamati Sangat Senang
1
2
3
4
5
Bagaimanakah pendapat Anda mengenai komponen Kegiatan Belajar Mengajar ini : 1. Topik Akuntansi yang dipelajari 2. LKS 3. Materi Ajar 4. Suasana Kelas 5. Penampilan Guru 6. Keterampilan kooperatif yang dilatihkan
90,48
0
0
0 9,52 0 19,05 9,52
85,71 85,71 90,48 76,14 80,95
14,29 4,76 9,52 4,76 9,52
0 0 0 0 0
Selama kerja kelompok saya : a. mendengarkan orang lain b. mengajukan pertanyaan c. mengorganisasikan ide- ide saya d. mengorganisasikan kelompok e. mengacaukan kegiatan f. melamun
Hambatan yang saya temui, selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
Sangat Tidak Senang
9,52
Apakah Anda berminat untuk mengikuti KBM berikutnya seperti yang telah Anda ikuti?
Keuntunga n yang saya peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Skala Penilaian % Tidak Senang Senang
Ø Ø
Berminat 85,71
Tidak Berminat 14,29
Ya
Tidak
85,71 66,67 95,24
14,29 33,33 4,76
95,24
4,76 100 100
Komentar Dapat membantu memahami materi pelajaran Memotivasi untuk berpikir dan bekerja dalam kelompok
Komentar Ø Waktu yang diberikan untuk memahami pelajaran terlalu cepat Ø Kurangnya kekompakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti yang telah dilakukan. Catatan : lihat lampiran 27
kelompok
Tabel 5.16 menggambarkan hasil analisis respon siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa sebanyak 9,52 % siswa merasa sangat senang dan 90,48 % siswa merasa senang terhadap topik akuntansi yang dipelajari. Komentar siswa terhadap perangkat pembelajaran yang berupa LKS sebanyak 85,71 % siswa merasa senang dan 14,29 % siswa merasa tidak senang. Dalam hal materi ajar sebanyak 9,52 %
siswa
merasa sangat senang, 85,71 % siswa merasa senang, dan 4,76 % siswa merasa tidak senang. Untuk suasana kelas yang dirasakan siswa sebanyak 90,48 % siswa merasa senang dan 9,52 % siswa merasa tidak senang. Komentar siswa terhadap penampilan guru sebanyak 19,05 % siswa merasa sangat senang, 76,14 % siswa merasa senang, dan 4,76 % siswa merasa tidak senang. Sedangkan untuk keterampilan kooperatif yang dilatihkan sebanyak 9,52 % siswa merasa sangat senang, 80,95 % siswa merasa senang, dan 9,52 % siswa merasa merasa tidak senang. Dari
tabel 5.16 juga
diperoleh data tentang
respon
siswa
terhadap minatnya untuk mengikuti KBM berikutnya. Siswa dengan persentase sebanyak 85,71 %
berminat untuk
mengikuti
KBM
berikutnya bila disajikan dalam model pembelajaran kooperatif tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
TGT. Sedangkan 14,29 % siswa tidak berminat untuk mengikuti KBM berikutnya bila disajikan dalam model pembelajaran yang sama. Selama kerja kelompok sebanyak 85,71 % siswa mendengarkan orang lain dan 14,29 % siswa tidak mendengarkan orang lain. Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan sebanyak 66,67 % dan 33,33 % siswa tidak mengajukan pertanyaan. Siswa yang mengajukan ide- idenya sebanyak 95,24 % dan 4,76 % siswa tidak mengajukan ide- idenya. Siswa yang mengorganisasikan kelompoknya sebanyak 95,24 % dan 4,76 % siswa tidak mengorganisasikan kelompoknya. Selama kerja kelompok berlangsung tidak ada siswa yang
melamun bahkan mengacaukan
kegiatan. Siswa juga berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT ini membantu mereka untuk memahami materi pelajaran dan me mbantu mereka untuk berpikir lebih kritis. Sedangkan hambatan yang ditemui siswa adalah waktu penjelasan materi yang terlalu cepat dan kurangnya kekompakan
antar
masing- masing
anggota
kelompok.
Hal
ini
dilatarbelakangi oleh kemampuan akademik dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat heterogen, bahkan sebagian besar siswa berada
pada
kemampuan
akademik
dengan
kategori
rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Tabel 5.17 Hasil Analisis Angket Minat Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Siklus I
Nama/No. Presensi 1. Ayu Buanasari O. 2. Bekti Putrantoro 3. Dewi Astuti 4. Duwi Astuti 5. Esthi Sabda Rini 6.Eva Rusliana 7.Fina Puji Lestari 8.Ismiyatun 9.Istina Rahayu 10.Janu Anita Sari 11.Lukas Sulistya P. 12.Lukman Jaya N. 13.Novi Wulandari 14.Otniel Daru K.*) 15.Puji Wulandari 16.R. Haryo W.*) 17.Ressa Limarga 18.Sariyanto 19.Septi Widayati 20.Sundarti 21.Yuni Dwi Astuti 22.Yayan Kristalya 23.Lisintya Firsta L. Jumlah Siswa *) = siswa tidak hadir
Siklus I Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Kurang Berminat Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat 21
Hasil persentase : Kategori Berminat Cukup Berminat Kurang Berminat Tidak Berminat Catatan : lihat lampiran 28
Siklus I 9,52 % 85,71 % 4,76 % 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Berdasarkan tabel 5.17 diperoleh gambaran bahwa tidak ada siswa yang tidak berminat terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Siswa yang kurang berminat mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
pada siklus I
sebanyak 4,76 %. Sedangkan siswa yang berminat mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebesar 85,71 %. Siswa dengan minat tinggi untuk mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT siklus I adalah sebesar 9,52 %. c. Ranah Psikomotorik Tabel 5.18 Penilaian Proses Belajar (Diskusi) Kelompok Ranah Psikomotorik No
Keterampilan Kooperatif yang dilatihkan 1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi 2 Mengikuti kegiatan diskusi secara aktif 3 Mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas 4 Pertanyaan yang diajukan telah dipikirkan dengan seksama dan ada kaitannya dengan pembelajaran 5 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan 6 Menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok Skor Rata-rata Nilai Kategori Catatan : lihat lampiran 29
Siklus I 4
Nilai Kategori Amat Baik
3 2
Baik Cukup
3
Baik
3
Baik
3
Baik
3,00 Baik
Tabel 5.18 menggambarkan skor pada keenam keterampilan kooperatif yang dilatihkan yang berkaitan dengan ranah psikomotorik pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
siklus pertama. Dalam rekapan di atas tampak bahwa keterampilan kooperatif yang dilatihkan dengan capaian skor tertinggi yakni seluruh perhatian siswa yang diarahkan pada materi diskusi. Berdasarkan pengamatan peneliti, seluruh siswa memperhatikan presentasi guru dan fokus pada materi diskusi yang sedang dipelajari. Keterampilan berikutnya adalah mengikuti kegiatan diskusi secara aktif, siswa aktif mengikuti kegiatan diskusi baik diskusi kelas maupun diskusi dalam kelompok. Keterampilan mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas berada dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan ada beberapa siswa yang kurang peka dengan tugas-tugasnya, mereka cenderung pasif dan hanya menunggu perintah atau teguran dari guru maupun kordinator kelompok. Dalam
hal
keterampilan bertanya,
siswa
cenderung
mengajukan
pertanyaan pada saat diskusi kelompok berlangsung. Meskipun ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan dalam diskusi kelas, tetapi sebagian besar siswa lebih memilih bertanya pada guru secara pribadi dalam kelompok melalui pendekatan personal. Keterampilan berikutnya adalah menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan, baik pertanyaan terbuka yang diajukan guru maupun pertanyaan dalam lembar diskusi. Sebagian besar siswa menjawab dengan benar sesuai maksud dan tujuan pertanyaan. Siswa juga dapat menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok. Meskipun pada awalnya beberapa siswa dalam satu kelompok cenderung pasif, tetapi mereka pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
akhirnya mau mendengarkan saran dari teman satu kelompoknya demi kemajuan bersama. 2. Siklus Kedua a. Ranah Kognitif Tabel. 5.19 Tabel Hasil Analisis Ketuntasan Belajar dan Perhitungan Daya Serap Pada Siklus II
Bidang Keahlian Kelas/Semester Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
: Bisnis dan Manajemen : XI Akuntansi / II : Akuntansi : Mengelola Kartu Aktiva Tetap : Mengidentifikasi penilaian, penyusutan, dan akumulasi penyusutan aktiva tetap Tanggal Evaluasi : 17 September 2007 Ketuntasan Belajar No Nama Nilai Tuntas Belum Standar 1 Ayu Buanasari O. 30 ü ≥ 6,5 2 Bekti Putrantoro ≥ 6,5 3 Dewi Astuti 60 ü ≥ 6,5 4 Duwi Astuti 50 ü ≥ 6,5 5 Esthi Sabda Rini 80 ü ≥ 6,5 6 Eva Rusliana 45 ü ≥ 6,5 7 Fina Puji Lestari 75 ü ≥ 6,5 8 Ismiyatun ≥ 6,5 9 Istina Rahayu 25 ü ≥ 6,5 10 Janu Anita Sari 60 ü ≥ 6,5 11 Lukas Sulistya P. 10 ü ≥ 6,5 12 Lukman Jaya N. 60 ü ≥ 6,5 13 Novi Wulandari 80 ü ≥ 6,5 14 Otniel Daru K. ≥ 6,5 15 Puji Wulandari 50 ü ≥ 6,5 16 R. Haryo W. 75 ü ≥ 6,5 17 Ressa Limarga 55 ü ≥ 6,5 18 Sariyanto 70 ü ≥ 6,5 19 Septi Widayati 75 ü ≥ 6,5 20 Sundarti 75 ü ≥ 6,5 21 Yuni Dwi Astuti 50 ü ≥ 6,5 22 Yayan Kristalya 75 ü ≥ 6,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
23 Lisintya Firsta L. Jumlah Siswa Jumlah siswa yang tuntas secara individu Persentase ketuntasan kelas Kriteria ketuntasan kelas ≥ 85%
≥ 6,5
ü
75 20 9
45 % Belum Tuntas Perhitungan Daya Serap Pks Keterangan (C) Perhitungan : 1. Nilai Rata-rata = 5,88 Jumlah Pks*) = 117,5 = 5,88 Jumlah siswa 20 16 2. Daya Serap : 45 % 45 7 Jumlah siswa dengan nilai > 6,5 X 100% Jumlah Siswa 18 5,5 9 X 100% = 45 % 15 20 4,5 Pks*) = Prestasi kelompok siswa 3 2,5 1
Nilai Jumlah (A) Siswa (B) 10 9,5 9 8,5 8 2 7,5 6 7 1 6,5 6 3 5,5 1 5 3 4,5 1 4 3,5 3 1 2,5 1 2 1,5 1 1 0 Jumlah 20 117,5 Catatan : lihat lampiran 26
Tabel 5.20 Tabel Hasil Analisis Butir Soal Siklus II Nama Siswa Ayu Buanasari O. Bekti Putrantoro Dewi Astuti Duwi Astuti Esthi Sabda Rini
1 0 0 0 0
Nomor Soal 2 3 0 1 0 1 0 1 1 1
4 0 1 1 1
Skor Siswa 1 2 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Eva Rusliana Fina Puji Lestari Ismiyatun Istina Rahayu Janu Anita Sari Lukas Sulistya P. Lukman Jaya N. Novi Wulandari Otniel Daru K. Puji Wulandari R. Haryo W. Ressa Limarga Sariyanto Septi Widayati Sundarti Yuni Dwi Astuti Yayan Kristalya Lisintya Firsta L. Jumlah Keterangan : 1 =Jawaban Betul 0 =Jawaban Salah Perhitungan : B P= JS
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 14
2 3 1 2 0 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3
Dimana : P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa peserta tes
Soal 1 = 0/21 = 0,0 ( soal sukar ) Soal 2 = 12/21 = 0,5 ( soal sedang ) Soal 3 = 19/21 = 0,9 ( soal mudah ) Soal 4 = 14/21 = 0,6 ( soal sedang )
Tabel 5.19 menunjukkan tingkat ketuntasan belajar siswa kelas XI Akuntansi dalam materi aktiva tetap pada siklus II adalah 45 %. Hal ini disebabkan materi pada siklus II merupakan materi yang sukar oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Fakta tersebut diperkuat dengan adanya analisis butir soal yang telah dilakukan peneliti. Dalam tabel 5.20 tampak bahwa terdapat satu soal dengan kategori mudah, dua soal dengan kategori sedang, dan satu soal dengan kategori sukar. Peneliti berpendapat bahwa penurunan daya serap siswa selain dari faktor materi pelajaran dan soal kuis yang sukar, juga disebabkan karena pembelajaran yang dikemas dalam games atau permainan membuat siswa sulit untuk menyesuaikan diri dan memahami materi. Diduga hal ini disebabkan siswa sudah terbiasa dengan metode konvensional yang dipakai guru yaitu ceramah dan latihan soal dengan contoh. Siswa cenderung sulit untuk menerima pembaharuan dalam hal ini metode pembelajaran yang baru. Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ini pembelajaran berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini membuat siswa dengan latar belakang prestasi akademik menengah ke bawah merasa kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa secara klasikal siswa belum tuntas dalam belajar yaitu 45 % (< 85 %) dan daya serap siswa terdapat pada kategori kurang. Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT belum dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam ranah kognitif. b.
Ranah Afektif Hasil analisis pengisian angket respon siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran yang telah diterapkan, disajikan dalam tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Tabel 5.21 Respon Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No
Aspek yang diamati
Skala Penilaian % Tidak Senang Senang
Sangat Senang 1
Bagaimanakah pendapat Anda mengenai komponen Kegiatan Belajar Mengajar ini : 1. Topik Akuntansi yang dipelajari 2. LKS 3. Materi Ajar 4. Suasana Kelas 5. Penampilan Guru 6. Keterampilan kooperatif yang dilatihkan
2
Apakah Anda berminat untuk mengikuti KBM berikutnya seperti yang telah Anda ikuti?
3
Selama kerja kelompok saya : a. mendengarkan orang lain b. mengajukan pertanyaan c. mengorganisasikan ide- ide saya d. mengorganisasikan kelo mpok e. mengacaukan kegiatan f. melamun
4
Keuntungan yang saya peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
5
Hambatan yang saya temui, selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
Sangat Tidak Senang
5
95
0
0
0 5 0 15 5
90 90 90 80 85
10 5 10 5 10
0 0 0 0 0
Berminat 85
Tidak Berminat 15
Ya
Tidak
85 65 95
15 35 5
95
5 100 100
Komentar Ø Dapat membantu memahami materi pelajaran Ø Memotivasi untuk berpikir dan bekerja dalam kelompok Ø Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan Komentar Ø Waktu yang diberikan untuk memahami pelajaran terlalu cepat Ø Kurangnya kekompakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti yang telah dilakukan. Catatan : lihat lampiran 30
kelompok Ø Ada teman yang dengan tugasnya
kurang
Tabel 5.21 menunjukkan hasil analisis respon siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa sebanyak 5 % siswa merasa sangat senang dan 95 % siswa merasa senang terhadap topik akuntansi yang dipelajari. Komentar siswa terhadap perangkat pembelajaran yang berupa LKS sebanyak 90 % siswa merasa senang dan 10 % siswa merasa tidak senang. Dalam hal materi ajar sebanyak 5 % siswa merasa sangat senang, 90 % siswa merasa senang, dan 5 % siswa merasa tidak senang. Untuk suasana kelas yang dirasakan siswa sebanyak 90 % siswa merasa senang dan 10 % siswa merasa tidak senang. Komentar siswa terhadap penampilan guru sebanyak 15 % siswa merasa sangat senang, 80 % siswa merasa senang, dan 5 % siswa merasa tidak senang. Sedangkan untuk keterampilan kooperatif yang dilatihkan sebanyak 5 % siswa merasa sangat senang, 85 % siswa merasa senang, dan 5 % siswa merasa tidak senang dan sangat tidak senang. Dari
tabel 5.21 juga
diperoleh data tentang
respon
siswa
terhadap minatnya untuk mengikuti KBM berikutnya. Siswa dengan persentase sebanyak 85 % berminat untuk mengikuti KBM berikutnya bila
disajikan
dalam
model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
peduli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Sedangkan sebanyak 15 % siswa tidak berminat untuk mengikuti KBM berikutnya bila disajikan dalam model pembelajaran yang sama. Selama kerja kelompok pada siklus II sebanyak 85 % siswa mendengarkan orang lain dan 15 % siswa tidak mendengarkan orang lain. Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan sebanyak 65 % dan 35 % siswa tidak mengajukan pertanyaan. Siswa yang mengajukan ide- idenya sebanyak 95 % dan 5 % siswa tidak mengajukan ide- idenya. Siswa yang mengorganisasikan kelompoknya sebanyak 95 % dan 5 % siswa tidak mengorganisasikan kelompoknya. Selama kerja kelompok berlangsung tidak ada siswa yang melamun bahkan mengacaukan kegiatan. Siswa juga berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT ini membantu mereka untuk memahami materi pelajaran dan membantu mereka untuk berpikir lebih kritis. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT proses belajarmengajar menjadi lebih menyenangkan. Sedangkan hambatan yang ditemui siswa adalah waktu penjelasan materi yang terlalu cepat, kurangnya kekompakan antar masing- masing anggota kelompok, dan adanya teman dalam satu kelompok ya ng kurang peka dengan tugasnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh kemampuan akademik dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat heterogen, bahkan sebagian besar siswa berada pada kemampuan akademik dengan kategori rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
Tabel 5.22 Hasil Analisis Angket Minat Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Siklus II
Nama/No. Presensi 1. Ayu Buanasari O. 2. Bekti Putrantoro 3. Dewi Astuti 4. Duwi Astuti 5. Esthi Sabda Rini 6.Eva Rusliana 7.Fina Puji Lestari 8.Ismiyatun 9.Istina Rahayu 10.Janu Anita Sari 11.Lukas Sulistya P. 12.Lukman Jaya N. 13.Novi Wulandari 14.Otniel Daru K. 15.Puji Wulandari 16.R. Haryo W. 17.Ressa Limarga 18.Sariyanto 19.Septi Widayati 20.Sundarti 21.Yuni Dwi Astuti 22.Yayan Kristalya 23.Lisintya Firsta L. Jumlah Siswa Catatan : lihat lampiran 31
Siklus II Cukup Berminat Cukup Berminat Kurang Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Berminat Cukup Berminat Kurang Berminat Berminat Kurang Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat 20
Hasil persentase : Kategori Berminat Cukup Berminat Kurang Berminat Tidak Berminat
Siklus II 10 % 75 % 15 % 0%
Berdasarkan tabel 5.22 diperoleh gambaran bahwa tidak ada siswa yang tidak berminat terhadap model pembelajaran kooperatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
tipe TGT.
Siswa
yang
kurang
berminat
mengikuti
proses
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus II sebanyak 15 %. Sedangkan siswa yang berminat mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebesar 75 %. Siswa dengan minat tinggi untuk mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT siklus II adalah sebesar 10 %. c.
Ranah Psikomotorik Tabel 5.23 Penilaian Proses Belajar (Diskusi) Kelompok Ranah Psikomotorik No
Keterampilan Kooperatif yang dilatihkan 1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi 2 Mengikuti kegiatan diskusi secara aktif 3 Mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas 4 Pertanyaan yang diajukan telah dipikirkan dengan seksama dan ada kaitannya dengan pembelajaran 5 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan 6 Menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok Skor Rata-rata Nilai Kategori Catatan : lihat lampiran 32
Siklus II
Nilai Kategori
4
Amat Baik
3 3
Baik Baik
3
Baik
4
Amat Baik
3
Baik
3,33 Baik
Dalam tabel 5.23 tampak bahwa keterampilan kooperatif yang dilatihkan dengan capaian skor tertinggi adalah seluruh perhatian siswa yang diarahkan pada materi diskusi dan menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan. Berdasarkan pengamatan peneliti,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
seluruh siswa memperhatikan presentasi guru dan fokus pada materi diskusi yang sedang dipelajari dan siswa mulai tidak enggan untuk menjawab pertanyaan dari guru bahkan bertanya bila mereka menemui kesulitan. Selain itu lembar kerja siswa telah mereka isi dengan baik dan sesuai dengan pertanyaan yang ada. Dalam hal keterampilan mengikuti kegiatan diskusi secara aktif, siswa aktif mengikuti kegiatan diskusi baik diskusi kelas maupun diskusi dalam kelompok. Keterampilan mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas berada dalam kategori baik. Hal ini disebabkan guru telah melakukan pendekatan personal bagi siswa yang pasif dan cenderung tidak mau terlibat dalam proses pembelajaran. Dalam hal keterampilan kooperatif mengenai pertanyaan yang diajukan telah dipikirkan dengan seksama dan ada kaitannya dengan pembelajaran, siswa cenderung mengajukan pertanyaan pada saat diskusi kelompok berlangsung. Meskipun ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan dalam diskusi kelas, tetapi sebagian besar siswa lebih memilih bertanya pada guru secara pribadi dalam kelo mpoknya. Siswa juga dapat menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok selama diskusi kelompok berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
3. Siklus Ketiga a. Ranah Kognitif Tabel 5.24 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar dan Perhitungan Daya Serap Pada Siklus III
Bidang Keahlian Kelas/Semester Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
: Bisnis dan Manajemen : XI Akuntansi / II : Akuntansi : Mengelola Kartu Aktiva Tetap : Mengidentifikasi penghentian pemakaian aktiva tetap Tanggal Evaluasi : 17 September 2007 Ketuntasan Belajar No Nama Nilai Tuntas Belum Standar 1 Ayu Buanasari O. 20 ü ≥ 6,5 2 Bekti Putrantoro ≥ 6,5 3 Dewi Astuti 20 ü ≥ 6,5 4 Duwi Astuti 20 ü ≥ 6,5 5 Esthi Sabda Rini 70 ü ≥ 6,5 6 Eva Rusliana 70 ü ≥ 6,5 7 Fina Puji Lestari 70 ü ≥ 6,5 8 Ismiyatun 100 ü ≥ 6,5 9 Istina Rahayu 20 ü ≥ 6,5 10 Janu Anita Sari 20 ü ≥ 6,5 11 Lukas Sulistya P. 10 ü ≥ 6,5 12 Lukman Jaya N. 20 ü ≥ 6,5 13 Novi Wulandari 20 ü ≥ 6,5 14 Otniel Daru K. ≥ 6,5 15 Puji Wulandari 70 ü ≥ 6,5 16 R. Haryo W. 70 ü ≥ 6,5 17 Ressa Limarga 100 ü ≥ 6,5 18 Sariyanto 75 ü ≥ 6,5 19 Septi Widayati 70 ü ≥ 6,5 20 Sundarti 70 ü ≥ 6,5 21 Yuni Dwi Astuti 70 ü ≥ 6,5 22 Yayan Kristalya 70 ü ≥ 6,5 23 Lisintya Firsta L. 35 ü ≥ 6,5 Jumlah Siswa 21 Jumlah siswa yang tuntas 12 secara individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
Persentase ketuntasan kelas Kriteria ketuntasan kelas ≥ 85%
57,14 % Belum Tuntas Perhitungan Daya Serap Pks Keterangan (C) 20 Perhitungan : 1. Nilai Rata-rata = 5,19 Jumlah Pks*) = 109 = 5,19 Jumlah siswa 20
Nilai Jumlah Siswa (A) (B) 10 2 9,5 9 8,5 8 2. Daya Serap : 57,14 % 7,5 1 7,5 7 9 63 Jumlah siswa dengan nilai ≥ 6,5 X 100% 6,5 Jumlah Siswa 6 5,5 12 X 100% = 57,14 % 5 21 4,5 4 Pks*) = Prestasi kelompok siswa 3,5 1 3,5 3 2,5 2 7 14 1,5 1 1 1 0 Jumlah 20 117,5 Catatan : lihat lampiran 26
Tabel 5.25 Hasil Analisis Butir Soal Siklus III Nama Siswa Ayu Buanasari O. Bekti Putrantoro Dewi Astuti Duwi Astuti Esthi Sabda Rini Eva Rusliana Fina Puji Lestari Ismiyatun
Nomor Soal 1 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1
Skor Siswa 0 0 0 1 1 1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Istina Rahayu Janu Anita Sari Lukas Sulistya P. Lukman Jaya N. Novi Wulandari Otniel Daru K. Puji Wulandari R. Haryo W. Ressa Limarga Sariyanto Septi Widayati Sundarti Yuni Dwi Astuti Yayan Kristalya Lisintya Firsta L. Jumlah Keterangan : 1 =Jawaban Betul 0 =Jawaban Salah Perhitungan : B P= JS
0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4
0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12
0 0 0 0 0 1 1 2 2 1 1 1 1 1
Dimana : P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa peserta tes Soal 1 = 0/21 = 0,0 ( soal sukar ) Soal 2 = 12/21 = 0,5 ( soal sedang ) Tabel 5.24 menunjukkan tingkat ketuntasan belajar siswa kelas XI Akuntansi dalam materi aktiva tetap pada siklus III menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan siklus II yaitu 57,14 %. Hal ini disebabkan materi pada siklus III relatif lebih mudah bila dibandingkan dengan materi pada siklus II. Fakta tersebut diperkuat dengan adanya analisis butir soal yang telah dilakukan peneliti. Dalam tabel 5.25 tampak bahwa dari dua soal yang dikerjakan siswa, terdapat satu soal dengan kategori sedang dan satu soal dengan kategori sukar. Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
soal kuis yang dipakai pada siklus III berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya karena waktu yang dipakai dalam pembelajaran pada siklus III relatif pendek. Pelaksanaan pembelajaran siklus III tersebut jatuh pada hari Jumat di mana biasanya siswa pulang lebih awal dari hari- hari biasanya. Namun demikian sebanyak 57,14 % siswa mendapat nilai ≥ 65, lebih dari setengah jumlah siswa seluruhnya telah memenuhi standar ketuntasan belajar. Hal ini membuktikan bahwa tingkat daya serap siswa pada siklus III lebih baik atau mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan siklus II. Meskipun demikian tingkat ketuntasan siswa secara klasikal yang ditetapkan pada siklus III. masih belum tercapai yakni masih sebesar < 85%. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe TGT belum dapat meningkatkan pemahaman siswa pada ranah kognitif.
b. Ranah Afektif Hasil analisis pengisian angket respon siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran yang telah diterapkan, disajikan dalam tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Tabel 5.26 Respon Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No
Aspek yang diamati Sangat Senang
1
Bagaimanakah pendapat Anda mengenai komponen Kegiatan Belajar Mengajar ini : 1. Topik Akuntansi yang dipelajari 2. LKS 3. Materi Ajar 4. Suasana Kelas 5. Penampilan Guru 6. Keterampilan kooperatif yang dilatihkan
2
Apakah Anda berminat untuk mengikuti KBM berikutnya seperti yang telah Anda ikuti?
3
Selama kerja kelompok saya : a. mendengarkan orang lain b. mengajukan pertanyaan c. mengorganisasikan ide- ide saya d. mengorganisasikan kelompok e. mengacaukan kegiatan f. melamun
4
Keuntungan yang saya peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
5
Hambatan yang saya temui, selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
Skala Penilaian % Tidak Senang Senang
Sangat Tidak Senang
9,52
90,47
0
0
0 4,76 4,76 0 9,52
90,47 90,47 90,47 90,47 80,95
9,52 4,76 4,76 4,76 9,52
0 0 0 4,76 0
Berminat 85,71
Tidak Berminat 14,28
Ya
Tidak
90,47 90,47 95,24
9,52 9,52 4,76
95,24
4,76 100 100
Komentar Ø Dapat membantu memahami materi pelajaran Ø Memotivasi untuk berpikir dan bekerja dalam kelompok Ø Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan Komentar Ø Waktu yang diberikan untuk memahami pelajaran terlalu cepat Ø Kurangnya kekompakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti yang telah dilakukan. Catatan : lihat lampiran 33
Tabel 5.26 terhadap perangkat
dan
kelompok Ø Ada teman yang dengan tugasnya
menunjukkan hasil model
analisis
respon
pembelajaran kooperatif
tipe
kurang
siswa TGT.
Berdasarkan tabel di atas sebanyak 9,52 % siswa merasa sangat senang dan 90,47 % siswa merasa senang terhadap
topik
akuntansi yang
dipelajari. Komentar siswa terhadap perangkat pembelajaran yang berupa LKS sebanyak 90,47 % siswa merasa senang dan 9,52 % siswa merasa tidak senang.. Dalam hal materi ajar sebanyak 4,76 % siswa merasa sangat senang, 90,47 % siswa merasa senang, dan 4,76 % siswa merasa tidak senang. Untuk suasana kelas yang dirasakan sebanyak 4,76 % siswa merasa sangat senang, 90,47 % siswa merasa senang dan 4,76 % siswa merasa sangat tidak senang. Komentar siswa terhadap penampilan guru sebanyak 90,47 % siswa merasa senang, 4,76 % siswa merasa tidak senang dan sangat tidak senang. Sedangkan untuk keterampilan kooperatif yang dilatihkan sebanyak 9,52 % siswa merasa sangat senang, 80,95 % siswa merasa senang, dan 9,52 % siswa merasa tidak senang. Dari
tabel 5.26 juga
diperoleh data tentang
respon
siswa
terhadap minatnya untuk mengikuti KBM berikutnya. Jumlah siswa dengan persentase 85,71 % berminat untuk mengikuti KBM berikutnya bila
disajikan
dalam
model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
peduli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Sedangkan 14,28 % siswa tidak berminat untuk
mengikuti
KBM
berikutnya bila disajikan dalam model pembelajaran yang sama. Selama kerja kelompok pada siklus III sebanyak 90,47 % siswa mendengarkan orang lain dan 9,52 % siswa tidak mendengarkan orang lain. Siswa yang mengajukan pertanyaan sebanyak 90,47 % dan 9,52 % siswa tidak mengajukan pertanyaan. Siswa yang mengajukan ide- idenya sebanyak 95,24 % dan 4,76 % siswa tidak mengajukan ide- idenya. Siswa yang mengorganisasikan kelompoknya sebanyak 95,24 % dan 4,76 % siswa tidak mengorganisasikan kelompoknya. Selama kerja kelompok berlangsung, tidak ada siswa yang melamun bahkan mengacaukan kegiatan. Siswa juga berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT ini membantu mereka untuk memahami materi pelajaran dan membantu mereka untuk berpikir lebih kritis. Mereka juga berpendapat bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT proses belajar-mengajar menjadi lebih menyenangkan. Sedangkan hambatan yang ditemui siswa adalah waktu penjelasan materi yang terlalu cepat, kurangnya kekompakan antar masing- masing anggota kelompok, dan adanya teman dalam satu kelompok yang kurang peka dengan tugasnya. Hal ini dilatarbelakangi kemampuan akademik dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat heterogen, bahkan sebagian besar siswa berada pada kemampuan akademik dengan kategori rendah yang cenderung pasif dan hanya suka menunggu penjelasan dari guru saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Tabel 5.27 Hasil Analisis Angket Minat Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Siklus III
Nama/No. Presensi 1. Ayu Buanasari O. 2. Bekti Putrantoro *) 3. Dewi Astuti 4. Duwi Astuti 5. Esthi Sabda Rini 6.Eva Rusliana 7.Fina Puji Lestari 8.Ismiyatun 9.Istina Rahayu 10.Janu Anita Sari 11.Lukas Sulistya P. 12.Lukman Jaya N. 13.Novi Wulandari 14.Otniel Daru K.*) 15.Puji Wulandari 16.R. Haryo W. 17.Ressa Limarga 18.Sariyanto 19.Septi Widayati 20.Sundarti 21.Yuni Dwi Astuti 22.Yayan Kristalya 23.Lisintya Firsta L. Jumlah Siswa ) * = siswa tidak hadir
Siklus III Cukup Berminat Cukup Berminat Kurang Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Kurang Berminat Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat Cukup Berminat 21
Hasil persentase : Kategori Berminat Cukup Berminat Kurang Berminat Tidak Berminat Catatan : lihat lampiran 34
Siklus I 9,52 % 80,95 % 9,52 % 0%
Berdasarkan tabel 5.27 diperoleh gambaran bahwa tidak ada siswa yang tidak berminat terhadap model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
kooperatif tipe TGT. Siswa yang kurang berminat mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus III sebanyak 9,52 %. Sedangkan siswa yang berminat mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebesar 80,95 %. Siswa dengan minat tinggi untuk mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT siklus III adalah sebesar 9,52 %.
c. Ranah Psikomotorik Tabel 5.28 Penilaian Proses Belajar (Diskusi) Kelompok Ranah Psikomotorik No
Keterampilan Kooperatif yang dilatihkan 1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi 2 Mengikuti kegiatan diskusi secara aktif 3 Mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas 4 Pertanyaan yang diajukan telah dipikirkan dengan seksama dan ada kaitannya dengan pembelajaran 5 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan 6 Menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok Skor Rata-rata Nilai Kategori Catatan : lihat lampiran 35
Siklus III
Nilai Kategori
4
Amat Baik
3 3
Baik Baik
3
Baik
4
Amat Baik
3
Baik
3,33 Baik
Dalam tabel 5.28 tampak bahwa keterampilan kooperatif yang dilatihkan dengan capaian skor tertinggi adalah seluruh perhatian siswa yang diarahkan pada materi diskusi dan menjawab pertanyaan sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
dengan maksud dan tujuan pertanyaan. Berdasarkan pengamatan peneliti, seluruh siswa memperhatikan presentasi guru dan fokus pada materi diskusi yang sedang dipelajari dan siswa mulai tidak enggan untuk menjawab pertanyaan dari guru bahkan bertanya bila mereka menemui kesulitan. Selain itu, lembar kerja siswa telah mereka isi dengan baik dan sesuai dengan pertanyaan yang ada. Keterampilan berikutnya adalah mengikuti kegiatan diskusi secara aktif, siswa aktif mengikuti kegiatan diskusi baik diskusi kelas maupun diskusi dalam kelompok. Keterampilan mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas berada dalam kategori baik. Hal ini disebabkan guru selalu melakukan pendekatan personal bagi siswa yang pasif dan cenderung tidak mau terlibat dalam proses pembelajaran.
Dalam
hal keterampilan
yang
menyangkut
pertanyaan yang diajukan telah dipikirkan dengan seksama dan ada kaitannya dengan pembelajaran, siswa telah melakukannya tetapi mereka cenderung
mengajukan
pertanyaan
pada
saat
diskusi
kelompok
berlangsung. Meskipun ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan dalam diskusi kelas, tetapi sebagian besar siswa lebih memilih bertanya pada guru secara pribadi dalam kelompoknya. Siswa juga dapat menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok selama diskusi kelompok berlangsung. Berdasarkan hasil analisis ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik pada masing- masing siklus di atas, maka secara ringkas analisis tingkat pemahaman siswa disajikan dalam tabel sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
Tabel 5.29 Hasil Analisis Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik pada Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Komponen Ranah Kognitif Ranah Afektif
Hasil Analisis Siklus I Siklus II Siklus III 80,95 % 45 % 57,14 % 95,23 %
85 %
90,47 %
Baik
Baik
Baik
Ranah Psikomotorik Tabel
5.29
menunjukkan
hasil
Keterangan Perhitungan daya serap Jumlah siswa yang berminat dan siswa yang cukup berminat Tabel Ranah Psikomotorik
analisis
tingkat
pemahaman siswa pada masing- masing siklus. Berdasarkan rekapan di atas, tampak bahwa tingkat pemahaman siswa pada ranah kognitif semakin menurun. Hal ini berdasarkan capaian skor pada siklus I sebesar 80,95 %, siklus II 45 %, dan siklus III 57,14 %. Hal ini dimungkinkan karena tingkat kesulitan materi semakin meningkat. Pada siklus pertama materi pembelajaran berada pada kategori mudah, pada siklus kedua dan ketiga materi pembelajaran berada pada kategori sulit. Selain itu, sebagian besar sis wa kelas XI AK memiliki tingkat kemampuan akademik yang relatif rendah sehingga menghambat proses pembelajaran kooperatif tipe TGT. Tingkat pemahaman siswa pada ranah afektif berada pada kategori baik. Hal ini berdasarkan capaian skor pada siklus I sebesar 95,23 %, siklus II 85 %, dan siklus III 90,47 %. Hal ini berdasarkan pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
peneliti bahwa dalam hal minat siswa memiliki antusiasme untuk mengikuti proses pembelajaran. Mereka menganggap bahwa pembelajaran yang didesain dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT
menjadikan
proses
pembelajaran
menjadi
lebih
menyenangkan dan menghindarkan mereka dari rasa bosan ataupun jenuh. Tingkat pemahaman siswa pada ranah psikomotorik berada pada kategori baik dan semakin meningkat. Hal ini berdasarkan capaian skor rata-rata pada siklus I sebesar 3,00 berada pada kategori baik, siklus II dan siklus III sebesar 3,33 berada pada kategori baik. Pada siklus I beberapa siswa yang belum mau terlibat aktif dalam proses pembelajaran, tetapi sebagian besar siswa mau terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan guru selalu memberikan motivasi dan semangat bagi siswa sehingga mereka tidak pasif dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru selalu mengadakan pendekatan personal bagi siswa yang cenderung pasif dan tidak mau terlibat dalam proses pembelajaran. Namun demikian, hal tersebut dapat terjadi karena model pembelajaran kooperatif tipe TGT mengharuskan siswa untuk aktif produktif, belajar secara mandiri, dan mengutamakan aspek kerja sama untuk kemajuan bersama sehingga mau tidak mau siswapun harus terlibat. Sedangkan pada siklus II dan siklus III, ranah psikomotorik menunjukkan peningkatan dengan semakin banyaknya siswa yang mau terlibat dalam keterampilan kooperatif .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
Adapun
tingkat
keberhasilan
penerapan
proses
pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan dapat disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 30 Indikator Keberhasilan Tindakan dalam Siklus Pertama , Siklus Kedua, dan Siklus Ketiga Indikator Keberhasilan Tindakan Komponen Siklus I
Siklus II
Siklus III
Minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide dalam diskusi kelas Kemampuan kelompok dalam mengerjakan lembar kerja
95,23 %
85 %
90,47 %
38,10 %
60 %
71,43 %
100 %
75 %
75 %
Tingkat Pemahaman Siswa
80,95 %
45 %
57,14 %
7,07
5,88
5,19
Tingkat Prestasi Kelompok Siswa
Deskriptor
Instrumen
Jumlah siswa yang berminat dibagi jumlah seluruh siswa Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide dibagi jumlah seluruh siswa Jumlah kelompok yang mengerjakan lembar kerja dengan benar dibagi jumlah semua kelompok Jumlah siswa yang memperoleh nila i diatas 65 dibagi jumlah seluruh siswa Jumlah prestasi kelompok siswa dibagi jumlah seluruh siswa (nilai rata-rata)
Angket pengamatan terhadap siswa (Ranah Afektif) Lembar pengamatan keterlibatan siswa
Lembar Kerja (Ranah Psikomotorik)
Lembar pengamatan terhadap tingkat daya serap siswa (Ranah Kognitif) Lembar pengamatan terhadap tingkat daya serap siswa (Ranah Kognitif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
Tabel
5.30
menunjukkan
indikator
keberhasilan
penerapan proses pembelajaran kooperatif terhadap tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan. Kriteria keberhasilan PTK dapat ditetapkan antara lain dengan menggunakan prinsip belajar tuntas yaitu 75%. Apabila tingkat perbaikan yang diharapkan dalam hal ini tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa tercapai minimal 75%, maka pencapaian itu dapat dikatakan memenuhi kriteria. Berdasarkan tabel 5.30, dapat kita lihat bahwa minat siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I sebesar 95,23 %, siklus II sebesar 85 %, dan siklus III sebesar 90,47 %. Dengan demikian
penerapan proses pembelajaran kooperatif terhadap tingkat pemahaman yakni ranah afektif dapat pada masing- masing siklus dikatakan berhasil karena memenuhi kriteria belajar tuntas. Partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide dalam diskusi kelas pada siklus I sebesar 38,10 %, siklus II sebesar 60 %, dan siklus III sebesar 71,43 %. Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan proses pembelajaran kooperatif terhadap tingkat keterlibatan siswa pada masing- masing siklus dikatakan tidak berhasil karena belum memenuhi kriteria belajar tuntas. Kemampuan kelompok da lam mengerjakan lembar kerja pada siklus I sebesar 100 %, siklus II sebesar 75 %, dan siklus III sebesar 75 %. Penerapan proses pembelajaran kooperatif terhadap tingkat
pemahaman yakni ranah psikomotorik dikatakan berhasil karena memenuhi kriteria belajar tuntas. Tingkat pemahaman siswa pada siklus I sebesar 80,95 %, siklus II sebesar 45 %, dan siklus III sebesar 57,14 %. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan proses pembelajaran kooperatif terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
tingkat pemahaman yakni ranah kognitif pada siklus I dapat dikatakan berhasil, dan tidak berhasil pada siklus II dan siklus III. Sedangkan tingkat prestasi siswa (nilai rata-rata pada siklus I sebesar 7,07, siklus II sebesar 5,88, dan siklus III sebesar 5,19. Dengan demikian, penerapan proses pembelajaran
kooperatif terhadap tingkat pemahaman yakni ranah kognitif pada masingmasing siklus tidak berhasil. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan telah berhasil meningkatkan pemahaman pada ranah afektif dan ranah psikomotorik, tetapi tidak berhasil meningkatkan pemahaman pada ranah kognitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Penerapan
pembelajaran
kooperatif
tipe
TGT
berpengaruh
terhadap
peningkatan pemahaman siswa XI Akuntansi SMK PUTRA TAMA. Berdasarkan hasil analisis tingkat pemahaman dalam bab hasil observasi dan pembahasan, telah kita ketahui bahwa tingkat pemahaman diukur dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Berdasarkan pengamatan dan analisis data diperoleh hasil : 1. Ranah kognitif pada siklus I sebesar 80,95 % (belum tuntas), siklus II sebesar 45 % (belum tuntas), dan siklus III sebesar 57,14 % (belum tuntas). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak dapat meningkatkan pemahaman siswa pada ranah kognitif. 2. Ranah afektif pada siklus I sebesar 95,23 %, siklus II sebesar 85 %, dan siklus III sebesar 90,47 %. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan pemahaman siswa pada ranah afektif. Hal demikian didukung oleh adanya fakta bahwa persentase minat siswa tergolong cukup tinggi. 3. Rata-rata skor untuk ranah psikomotorik pada siklus I sebesar 3,00, siklus II dan siklus III sebesar 3,33. Selain itu, dalam pengerjaan tugas dalam
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
diskusi kelompok dan lembar kerja siswa diketahui bahwa pada siklus I 100 % dari jumlah kelompok mengerjakan tugasnya dengan benar dan pada siklus II dan siklus III 75 % dari jumlah kelompok mengerjakan tugasnya dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan pemahaman siswa pada ranah psikomotorik. Hal demikian didukung oleh adanya fakta bahwa semakin meningkatnya keterlibatan siswa dalam keterampilan kooperatif yang dilatihkan. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pembelajaran akuntansi berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa khususnya ranah afektif dan ranah psikomotorik.
B. Keterbatasan Penelitian 1. Materi ajar yang kurang sesuai dengan metode pembelajaran yang diterapkan sehingga pencapaian hasil belajar menjadi tidak optimal. 2. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I, guru tidak sepenuhnya berada di kelas sehingga siswa menjadi tidak tertib dan seenaknya dalam mengerjakan tugas. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran menjadi terhambat dan pencapaian hasil belajar tidak maksimal. 3. Kurangnya komunikasi yang efektif antara guru mitra dan peneliti yang mengakibatkan adanya perbedaan persepsi dalam pelaksanaan tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
sehingga tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan skenario pembelajaran. 4. Alokasi waktu yang tidak sesuai dengan skenario pembelajaran berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang diambil pihak sekolah dalam hal pengurangan jam pelajaran dengan alasan tertentu. Hal ini menyebabkan adanya pemadatan waktu pada tahap-tahap tertentu sehingga pelaksanaan tindakan dan hasil yang diperoleh menjadi kurang optimal. 5. Kurangnya persiapan yang matang dalam hal perangkat pembelajaran yang digunakan sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
C. Saran Adapun saran bagi SMK PUTRA TAMA khususnya dan penelitian berikutnya pada umumnya adalah sebagai berikut : 1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT harus disesuaikan dengan materi ajar yang akan diberikan. Materi ajar dalam kategori mudah dapat menggunakan
metode
pembelajaran
dengan
mengkombinasikan
permainan ( metode kooperatif tipe TGT ) dan materi ajar yang dipandang sukar dapat menggunakan metode mengajar dengan lebih banyak menonjolkan kegiatan diskusi. 2. Perlu adanya komunikasi yang intensif antara guru mitra dan peneliti untuk menghindari adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan tindakan dari rencana tindakan yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
3. Perlu adanya persiapan yang matang dalam hal perangkat pembelajaran yang digunakan dan skenario pembelajaran yang akan diterapkan untuk menghindari
kesalahan-kesalahan
selama
proses
pembelajaran
berlangsung.. 4. Pentingnya alokasi waktu yang efektif dan efisien untuk menghindari adanya penggunaan waktu yang berlebihan maupun pemadatan waktu yang tidak seharusnya dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. 5. Pengelolaan atau manajemen kelas yang baik oleh guru merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung : Tarsito. Lie, Anita. 2002. Cooperatif Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning di RuangRuang Kelas. Jakarta : Grasindo. Nasution, S. 1984. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Slavin, R. (1995). Cooperative Learning (Theory, Research, and Practise). (2nd.ed). Boston : Allyn and Bacon. Solihatin, Etin. 2005. Cooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : PT Bumi Aksara. Sudjana, Nana. 1992. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengaj ar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Suhardjono. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara. Susilo, Herawati, dkk. 2006. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bahan Pelatihan Dosen LPTK. Jakarta : Depdikbud, Dirjen Dikti, Diknas Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Tantra, D.K. 2006. Konsep Dasar dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas. Bahan Pelatihan Dosen LPTK. Jakarta : Depdikbud, Dirjen Dikti, Diknas.
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) u k S antP dn iedi
at:A nu k is
arP M n jtle
at:A nu k is
Sa/esm K rlts
I/ :X
ok lW A ak isut
:354 X
A . K n ad rS tm p oenits : Mengelola kartu aktiva tetap
B . K pD om entsiaar : Menyiapkan pengelolaan kartu aktiva
C . n k oIrd ati
: 1. Peralatan yang dibutuhkan untuk pengelolaan kartu aktiva tetap tersedia 2. Data transaksi aktiva tetap tersedia
D . u an rT u P jm b el
: 1. Siswa mampu menyebutkan karakteristik aktiva tetap 2. Siswa mampu menggolongkan aktiva tetap berwujud dan tak berwujud 3. Siswa mampu menyebutkan macam- macam kartu aktiva tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E . Pok irok eaP rM n tjm b el
AKTIVA TETAP a.
P aneigtre
Aktiva Tetap (Fixed Assets) atau disebut juga Plant Assets adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan, yang sifatnya permanen dengan masa penggunaan atau masa manfaat lebih dari satu tahun. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat digolongkan sebagai aktiva tetap adalah aktiva yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mempunyai bentuk fisik (tangible), artinya dapat dilihat atau diraba. 2. Dimiliki untuk digunakan dalam aktivitas usaha perusahaan, artinya dalam kegiatan usaha normal tidak akan dijual. 3. Mempunyai masa (usia) penggunaan lebih dari satu tahun atau memberikan manfaat ekonimi lebih dari satu periode akuntansi. Berdasarkan sifatnya, aktiva tetap dibagi atas : 1. Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Fixed Assets) Aktiva tetap berwujud seringkali disebut saja aktiva tetap, yaitu aktiva tetap yang mempunyai bentuk fisik. Contoh : Tanah, Gedung,dsb 2. Aktiva Tetap Tidak berwujud (Intangible Fixed Assets ) Aktiva tetap tidak berwujud merupakan suatu hak tertentu untuk jangka panjang yang tidak mempunyai bentuk fisik. Contoh : Hak Paten, Merk Dagang, dsb.
b . p-P n eism gaw S tp n vT P raisA taeikt Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan aktiva tetap, dalam hubungan dengan kepentingan pengawasan adalah sebagai berikut : 1) Anggaran (budget) baik untuk pembelian maupun pemeliharaan aktiva tetap. 2) Ketentuan secara tertulis yang mengatur kapitalisasi pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tetap. 3) Pencatatan dan pengarsipan dokumen aktiva tetap dalam kartu induk dan kartu eksploitasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Penetapan nilai residu (nilai sisa) relatif tepat. 5) Prosedur pemeliharaan aktiva tetap dan pengawasannya. 6) Ada kebijakan untuk menjual aktiva tetap yang secara ekonomis tidak menguntungkan. 7) Pemeriksaan fisik yang dilakukan periodik. 8) Jaminan asuransi atas kerugian akibat kebakaran atau hal lainnya.
c. vu iatA K rp T kte Untuk memenuhi kepentingan pengawasan, pencatatan aktiva tetap dilakukan dalam sebuah kartu. Kartu-kartu aktiva tetap terdiri dari kartu-kartu sebagai berikut :
1. Kartu induk aktiva tetap Kartu induk aktiva tetap memuat informasi secara lengkap menge nai tiap aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, antara lain mengenai nomor aktiva tetap, jenis aktiva tetap, tahun pembuatan, tanggal pembelian, prosentase penyusutan, dan tempat dioperasikan. Apabila aktiva tetap dalam bentuk kendaraan diinformasikan mengenai nomor polisi, nomor mesin dan nomor angka
2. Kartu eksploitasi aktiva tetap Kartu ini memuat informasi mengenai beban-beban eksploitasi, antara lain beban pemeliharaan, revarasi, penyusutan, dan pajak Dalam hal aktiva disewakan misalnya kendaraan angkutan atau gedung, pendapatan yang diperoleh dari aktiva tetap yang bersangkutan harus dicantumkan dalam kartu eksploitasi. Tujuan pencatatan tersebut adalah agar secara periodic dapat dilakukan analisis sehinggatibgkat efisiensi aktiva tetap dapat diketahui
3. Kartu (Daftar) Inventaris Kartu ini digunakan untuk mencatat aktiva yang nilainya relatif kecil, tetapi mempunyai masa penggunaan lebih dari satu tahun. Pengeluaran untuk pemeliharaannya diperlakukan sebagai pengeluaran beban, misalnya kap lampu yang digunakan dirimah dinas karyawan.Contoh salah satu bentuk kartu inventaris :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Kartu Penyusutan Aktiva Kartu ini memuat informasi antara lain harga perolehan, penyusutan tiap tahun, dan harga buku aktiva tetap.
F . od aP ertM n jm b el : Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Presentasi, Diskusi, Games, Turnamen, Penghargaan Kelompok)
G . ad P b m u S rn eM jiel: 1. Memahami Akuntansi SMK Seri B 2. Akuntansi Keuangan Seri I 3. Hand Out H . aoP rS n jm b k eilar :
N o
ak W ut
an tK egi
odetM
G uu r 1
edai M
sw ia S
09.30-
Membuka dan
Menanggapi
09.35
memulai pelajaran
sapaan guru
dengan salam 2
09.35-
Mempresentasikan
Mendengarkan
Ceramah
Hand out
09.45
materi
dan
aktiva tetap
memperhatikan
Memahami Akuntansi Seri B
3
09.45-
Guru membagi siswa
09.50
dalam kelompok-
Aktif terlibat
kelompok kecil 4
09.50-
Guru menjelaskan
Mendengarkan
10.00
tugas siswa dalam
dan
masing- masing
memperhatikan
Ceramah
kelompok 5
10.00-
Guru mengawasi
Aktif terlibat
Latihan soal
LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10.15
jalannya diskusi
mengerjakan tugas
(Pohon Aktiva :
yang diberikan
penggolongan aktiva
guru
tetap berwujud dan tidak berwujud) 6
7
10.15-
Guru membahas soal
Mempresentasikan
10.35
diskusi
jawabannya
10.35-
Guru menjelaskan
Mendengarkan
10.45
jalannya turnamen
dan
(Pertanyaan Berantai
memperhatikan
LKS
Ceramah
: pertanyaan dan jawaban yang berurutan) 8
10.45-
Guru mengawasi dan
Aktif terlibat
Pertanyaan
11.15
memimpin jalannya
dalam turnamen
Berantai
turnamen 9
10
11
11.15-
Guru memilih
Mendengarkan
11.25
kelompok yang
dan
terbaik
memperhatikan
11.25-
Guru mengadakan
Aktif mengerjakan Soal Kuis
11.40
kuis
11.40-
Guru meutup
Menanggapi
1145
pelajaran dengan
sapaan guru
salam penutup
LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) u k S antP dn iedi
at:A nu k is
arP M n jtle
at:A nu k is
Sa/esm K rlts
I/ :X
ok lW A ak isut
2X :54
A . K n ad rS tm p oenits Mengelola kartu aktiva tetap
B . K pD om entsiaar : Mengidentifikasi penilaian, penyusutan, dan akumulasi penyusutan aktiva tetap
C . n k oIrd ati 1. Data penilaian transaksi aktiva tetap tersedia 2. Data penyusutan dan akumulasi aktiva tetap tersedia
D . T uanrP jn b m el 1. Siswa mampu melakukan penilaian terhadap aktiva tetap 2. Siswa mampu mengidentifikasi jumlah biaya penyusutan dan jumlah akumulasi penyusutan aktiva tetap 3. Siswa dapat memverifikasi biaya penyusutandan akumulasi aktiva tetap dengan benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E . Pok irok eaP rM n tjm b el
A. Penilaian Aktiva Tetap
Aktiva tetap lazimnya dinilai berdasarkan harga perolehan. Yang dimaksud dengan harga perolehan aktiva tetap adalah semua biaya yang dikeluarkan atau terjadi untuk mendapatkan aktiva tersebut sehingga siap untuk dipakai dalam kegiatan normal perusahaan. Yang termasuk harga perolehan antara lain : Harga beli aktiva yang bersangkutan ditambah biaya angkut, biaya pemasangan, biaya asuransi, biaya percobaan, biaya komisi, biaya balik nama, dsb. Sehubungan dengan harga perolehannya, harga aktiva tetap ditentukan sebagai berikut : 1. Aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, harga perolehannya ditetapkan berdasarkan harga beli, ditambah dengan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan usaha penempatan aktiva tetap yang bersangkuatan pada tempat dan kondisi yang siap untuk dipergunakan, seperti : Pajak Pertambahan Nilai (PPN), biaya pengangkutan, bea masuk, biaya pemasangan, biaya percobaan, dsb. 2. Aktiva tetap yang dibangun sendiri, harga perolehannya ditetapkan berdasarkan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pembangunan aktiva tetap yang bersangkutan, sampai siap dipergunakan. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya-biaya tidak langsung (overhead) 3. Aktiva tetap yang diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva non kas, harga perolehannya ditetapkan berdasarkan harga pasar aktiva yang diserahkan atau harga pasar aktiva yang diterima, bergantung kepada harga mana yang dipandang lebih wajar 4. Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan, harga perolehannya ditetapkan berdasarkan harga pasar aktiva yang diterima atau harga taksiran yang wajar 5. Aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan, harga perolehan masing- masing aktiva ditetapkan berdasarkan alokasi harga perolehan gabungan dengan perbandingan yang wajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Dokumen transaksi yang diperlukan Aktiva tetap dapat diperoleh melalui transaksi pembelian tunai, pembelian kredit, dan transaksi pertukaran dengan aktiva non kas. Oleh karena itu, dokumendokumen transaksi yang diperlukan untuk pencatatan antara lain sebagai berikut : 1. faktur dari pabrikan atau pihak lainnya sebagai bukti transaksi pembelian 2. bukti setoran Pajak Pertambahan Nilai 3. bukti pengeluaran kas, sebagai bukti pembayaran biaya pengangkutan, biaya pemasangan, dan biaya lainnya sehubungan dengan perolehan aktiva tetap yang bersangkutan. 4. Bukti memorial, sebagai bukti penghentian dan pengeluaran aktiva tetap yang ditukar dengan aktiva tetap lainnya b. Aktiva Tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara , antara lain: 1. Membeli tunai 2. Membeli secara kredit/diangsur 3. Pertukaran 4. Membuat sendiri 5. Diterima sebagai hadiah atau sumbangan
B. Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan aktiva tetap (depresiasi) adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap kepada periode-periode
akuntansi
dalam
masa
penggunaanya.
Menurut
pandangan akuntansi, nilai aktiva tetap turun setiap saat sehingga setelah habis masa penggunaannya dianggap sudah tidak memberikan manfaat ekonomi lagi bagi perusahaan. Dengan kata lain, suatu aktiva tetap yang telah habis masa penggunaanya, dianggap habis dipakai sehingga merupakan kerugian sebesar harga perolehannya. Kerugian tersebut dibebankan kepada periode-periode akuntansi dalam masa penggunaan aktiva tetap yang bersangkutan. Kerugian akibat turunnya nilai aktiva tetap, lazimnya dicatat pada akhir periode akuntansi dengan mendebet akun Beban Penyusutan dan kredit Akumulasi Penyusutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F . od aP ertM n jm b el Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Presentasi, Diskusi, Games, Turnamen,
Penghargaan Kelompok)
G . ad P b m u S rn eM jiel: 1. Memahami Akuntansi SMK Seri B 2. Akuntansi Keuangan Seri I 3. Hand Out
H .
N o
1
oaP rn S k ejm b airle
ak W ut
an tK egi G uu r
sw ia S
10.15-
Membuka dan
Menanggapi
10.20
memulai pelajaran
sapaan guru
odetM
edai M
Ceramah
Hand out
dengan salam 2
10.20-
Mempresentasikan
Mendengarkan
10.30
materi
dan
aktiva tetap
memperhatikan
Memahami Akuntansi Seri B
3
10.30-
Guru membagi
10.35
siswa dalam
Aktif terlibat
kelompokkelompok kecil 4
10.35-
Guru menjelaskan
Mendengarkan
10.40
tugas siswa dalam
dan
masing- masing
memperhatikan
Ceramah
kelompok 5
10.40-
Guru mengawasi
Aktif terlibat
10.50
jalannya diskusi
mengerjakan tugas
Latihan soal
LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
7
(Games : Arisan
yang diberikan
Soal)
guru
10.50-
Guru membahas
Mempresentasikan
11.00
soal diskusi
jawabannya
11.00-
Guru menjelaskan
Mendengarkan
11.05
jalannya turnamen
dan
(Pertanyaan
memperhatikan
LKS
Ceramah
Berantai : pertanyaan dan jawaban yang berurutan) 8
9
10
11
11.05-
Guru memimpin
Aktif terlibat
Pertanyaan
11.15
jalannya turnamen
dalam turnamen
Berantai
11.15-
Guru memilih
Mendengarkan
11.20
kelompok yang
dan
terbaik
memperhatikan
11.20-
Guru mengadakan
Aktif mengerjakan Soal Kuis
11.40
kuis
11.40-
Guru menutup
Menanggapi
11.45
pelajaran dengan
sapaan guru
salam penutup
LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) u k S antP dn iedi arP M n jtle Sa/esm K rlts ok lW A ak isut
at:A nu k is at:A nu k is I/ :X 2X :53
A . K n ad rS tm p oenits Mengelola kartu aktiva tetap B . K pD om entsiaar : Membukukan mutasi aktiva tetap ke kartu aktiva tetap C . n k oIrd ati 1. Dokumen pembelian dan penghentian pemakaian aktiva tetap tersedia 2. Data transaksi penghentian aktiva tetap tersedia D . T uanrP jn b m el a. Siswa mampu melakukan penambahan dan penghentian aktiva tetap untuk setiap transaksi sesuai dengan prosedur yang berlaku b. Siswa dapat memverifikasi biaya penyusutan dan akumulasi aktiva tetap dengan benar
E . Pok irok eaP rM n tjm b el aniP n atP h gvem A k T apitekt Jika aktiva tetap yang sudah berkurang bermanfaat lagi karena habis umur ekonomisnya atau tidak layak lagi untuk dipakai terus karena sudah ketinggalan jaman dengan munculnya mesin- mesin baru yang dapat memproduksi barang yang mutunya lebih baik, lebih menghemat biaya dan kapasitasnya lebih tinggi, maka aktiva lama tersebut harus dihentikan pemakaiannya. Jika suatu aktiva tetap sudah tidak dipakai lagi, untuk menghentikan pemakaian aktiva tersebut dilakukan dengan cara: dibuang, dijual atau ditukarkan dengan aktiva yang baru. 1. Dibuang atau disingkirkan Dengan dibuangnya aktiva tetap berarti aktiva tersebut harus dikeluarkan dari pembukuan, dengan jurnal: 4. Jika sudah habis umur ekonomisnya: Akumulasi penyusutan mesin X Mesin X
Rp. xxx Rp.xxx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b.
Jika belum habis umur ekonomisnya: Akumulasi penyusutan mesin X Rugi karena pembuangan/penghentian Mesin X
Rp. xxx Rp. xxx Rp.
xxx 2. Dijual Dalam penjualan aktiva tetap memungkinkan timbulnya laba atau rugi. 1. Jika timbul laba, dicatat dengan jurnal Kas Rp. xxx Akumulasi penyusutan mesin X Rp. xxx Laba penjualan aktiva tetap (Mesin X) Mesin X 2. Jika Rugi, dicatat dengan jurnal Kas Akumulasi penyusutan mesin X Rugi penjualan aktiva tetap (mesin X) Mesin X
Rp. xxx Rp. xxx
Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxx
3. Ditukar dengan mesin/aktiva tetap yang baru (Tukar Tambah) Dalam pertukaran memungkinkan timbulnya laba atau rugi atas pertukaran. a. Apabila aktiva tetap ditukar dengan aktiva tetap sejenis, maka laba atas pertukaran tidak diakui, sedangkan jika rugi atas pertukaran tersebut harus diakui (prinsip konservatisme). b. Apabila aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain yang tidak sejenis, maka laba atau rugi atas pertukaran diakui.
F . od aP ertM n jm b el Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Presentasi, Diskusi, Games, Turnamen, Penghargaan Kelompok)
G . ad P b m u S rn eM jiel: a. b. c.
Memahami Akuntansi SMK Seri B Akuntansi Keuangan Seri I Hand Out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H . N o
aoP rS n jm b k eilar ak W ut
1
09.4509.47
2
09.4709.52
3
09.5209.57
4
09.5710.02
5
10.0210.12
6
10.1210.17
7
10.1710.22
8
10.2210.37 10.3710.42
9
10
10.4210.57
11
10.5711.00
an tK egi G uu r Membuka dan memulai pelajaran dengan salam Mempresentasikan materi
Guru membagi siswa dalam kelompokkelompok kecil Guru menjelaskan tugas siswa dalam masing- masing kelompok Guru mengawasi jalannya diskusi (Games : Arisan Soal) Guru membahas materi diskusi Guru menjelaskan jalannya turnamen (Kelompencapir Games) Guru memimpin jalannya turnamen Guru memilih kelompok yang terbaik Guru mengadakan kuis Guru menutup pembelajarn dengan salam penutup
odetM
edai M
Ceramah
Hand out aktiva tetap Memahami Akuntansi Seri B
sw ia S Menanggapi sapaan guru Mendengarkan dan memperhatikan
Aktif terlibat
Mendengarkan dan memperhatikan
Ceramah
Aktif terlibat mengerjakan tugas yang diberikan guru Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan
Latihan soal
Aktif terlibat dalam turnamen Mendengarkan dan memperhatikan Aktif mengerjakan
Latihan soal
Menanggapi sapaan guru
LKS
LKS
Ceramah
Soal Kuis
LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 GroupingP u (k oem b n ak tp K )ol Keterangan Siswa dengan nilai tinggi
Siswa dengan nilai sedang
Siswa dengan nilai rendah
Ranking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Kelompok Kuning (A) 1. Ismiyatun 2. Ressa 3. Septi 4. Haryo 5. Duwi Kelompok Pinky (B) 1. Fina 2. Sariyanto 3. Sundarti 4. Ayu 5. Lukas 6. Vita
Nama Siswa Ismiyatun Fina Puji Lestari Bekti Putrantoro Puji Wulandari Yayan Kristalya Dewi Astuti Sariyanto Ressa Limarga R. Haryo W. Sundarti Istina Rahayu Yuni Dwi Astuti Eva Rusliana Novi Wulandari Lisintya Firsta L. Septi Widayati Duwi Astuti Ayu Buanasari O. Otniel Daru K Janu Anita Sari Esthi Sabda Rini Lukman Jaya N Lukas Sulistya P.
Nama Kelompok A B C D D C B A A B C D D C B A A B C D D C B
Kelompok Hijau (C) 1. Bekti 2. Dewi 3. Istina 4. Otniel 5. Novi 6. Lukman Kelompok Orange (D) 1. Puji Wulan 2. Yayan 3. Eva 4. Esthi 5. Yuni 6. Janu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 w sn au rT h d aP rIm etp n S sgi A E L P R S IN T JA G W M N K IR S H A D P E T Y A S
Kelas:
Jurusan:
1. Mata Pelajaran : 2. Topik : 3. Evaluasi : 4. Tanggal Evaluasi : PERHITUNGAN DAYA SERAP Nilai (A) 10 9,5 9 8,5 8 7,5 7 6,5 6 5,5 5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0 Jumlah
Jumlah Siswa (B)
….*)
5. Jumlah Siswa 6. Absen 7. Daya Serap
Pks (A x B)
…..**)
Keterangan: Pks = Prestasi Kelompok Siswa Perhitungan: 1. Nilai rata-rata: _________*) Jumlah Pks**) Jumlah B*) 2. Daya Serap: 100% Jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas x 100% Jumlah siswa
Keterangan
: : :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
Instrumen Pengamatan Terhadap Siswa A hefa(R n k )fait No
Pernyataan SS
1
2 3
4 5 6 7
8 9 10
Jawaban S RR TS
Pembelajaran Akuntansi dilaksanakan dengan pendekatan CL Tipe TGT membuat saya memiliki kemauan yang tinggi untuk mengikuti pelajaran Pembelajaran Akuntansi dengan pendekatan CL Tipe TGT sangat menarik dan tidak membosankan Jika pembelajaran Akuntansi dilaksanakan dengan pendekatan CL Tipe TGT, maka prinsip, konsep dan proses lebih mudah dipahami. Pembelajaran Akuntansi dilaksanakn dengan pendekatan CL tipe TGT dapat memotivasi saya untuk berprestasi Pembelajaran Akuntansi dilaksanakan dengan pendekatan CL tipe TGT dapat membantu saya menyelesaikan masalah. Pembelajaran Akuntansi dilaksanakan dengan pendekatan CL tipe TGT dapat meningkatkan penalaran saya dalam mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran Akuntansi dilaksanakan dengan pendekatan CL tipe TGT dapat membantu saya berpikir lebih kritis Pembelajaran Akuntansi dilaksanakan dengan pendekatan CL tipe TGT, maka saya memiliki keberanian untuk mengeluarkan pendapat Pembelajaran Akuntansi dilaksanakan dengan pendekatan CL tipe TGT membuat saya termotivasi untuk berkompetisi secara sehat. Pembelajaran Akuntansi dilaksanakan dengan pendekatan CL tipe TGT membuat saya dapat memanfaatkan waktu belajar dengan baik.
Keterangan: 1 2 3 4 5
= Sangat Tidak Setuju (STS) = Tidak Setuju (TS) = Ragu – ragu (RR) = Setuju (S) = Sangat Setuju (SS)
Kategori: 10 – 20 21 – 30 31 – 40 41 – 50
= Tidak berminat = Kurang berminat = Cukup berminat = Berminat
Jumlah siswa yang memiliki minat % minat siswa =
X 100% Jumlah seluruh siswa
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5a n au rT h P Im etd n arsp gG uru aP rjseom d nb leaP Hari/tanggal Mata Pelajaran Kelas Observer No 1. 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13
: : : :
Deskriptor Ya Tidak Guru menjelaskan pembelajaran berbasis masalah dan kooperatif dengan tipe TGT Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub-sub pokok bahasan yang lebih sempit dan membantu siswa dalam pembelajaran tipe TGT Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok Guru mengajarkan pada siswa cara pembentukan kelompok belajar dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan Guru memberdayakan pertanyaan provokatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Guru mendorong siswa untuk mendeskripsikan masalah, mengkaji teori, konsep, prinsip, dan mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan pemecahan masalah. Guru memastikan siswa mandiri dalam mencari sumber atau informasi untuk memecahkan masalah Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran melalui permainan dalam meja turnamen Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam turnamen Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar melalui ulangan pada akhir pokok bahasan
Catatan Observasi
Yogyakarta,……………….2007 Observasi
(…………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5b n au rT h P Im etd n arsp gG uu r antA (C an)k ed alot
Nama Pengamat
:
Tanggal dan Waktu Observasi
:
Lamanya Observasi
:
Orang dan/atau Peristiwa yang diamati
:
Tingkat Kelas (grade) dan/atau Subyek
:
Tujuan Observasi
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 u rn aP Im etsaK gl Format Skala Pengkodean Lingkungan Sosial Kelas Nama Pengamat
:
Tanggal dan Waktu Observasi
:
Orang/Peristiwa yang diobservasi
:
Kelas
:
Tujuan Observasi
:
Ya 1. Siswa dalam kelas ini memiliki kesempatan untuk mengenal semua siswa lainnya (pembauran) 2. Kelas ini terdiri dari banyak siswa yang memiliki minat yang berbeda 3. Ada sejumlah aturan yang harus diikuti oleh para siswa (formalitas) 4. Hampir semua siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan (kecepatan) 5. Buku-buku dan perlengkapan siswa harus atau maunya dengan mudah diperoleh dalam kelas itu (lingkungan) 6. Ada ketegangan di kalangan siswa tertentu sehingga cenderung menghambat aktivitas kelas (friksi) 7. Hampir semua siswa mempunyai ide kecil tentang kelas yang coba untuk dicapai (tujuan pengajaran) 8. Pertanyaan-pertanyaan yang bagus dari siswa dijawab dengan simpatik oleh siswa-siswa lainnya 9. Beberapa siswa menolak untuk bergabung dengan siswa yang lain di kelas itu (pengklikan) 10. Para siswa tampaknya enjoy dengan kerja timnya dalam kelas (kepuasan) 11. Ada periode yang lama dimana kelas itu vakum (disorganisasi) 12. Beberapa siswa dalam kelas itu menganggap
Tidak Catatan Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tugas itu sulit (kesulitan) 13. Hampir semua siswa memiliki kepekaan untuk perkembangan kelas itu (apati) 14. Ketika diskusi kelompok berlangsung, semua siswa berkeinginan memberikan kontribusi (demokrasi) 15. Kebanyakan siswa suka bekerja sama daripada bersaing satu sama lain dalam kelas ini (persaingan) 16. Para siswa dalam kelas ini tidak akrab dan tidak suka satu sama lain 17. Klas ini bekerja dengan tujuan yang berbedabeda 18. Para siswa yang melanggar peraturan dihukum 19. Kelas ini mempunyai banyak waktu untuk menyelesaikan sejumlah tugas yang diberikan 20. Koleksi bahan referensi yang lengkap tersedia di kelas untuk digunakan para siswa 21. Siswa-siswa tertentu nampaknya tidak menghargai siswa-siswa lainnya 22. Tujuan-tujuan dari kelas itu tidak dipahami secara jelas jelas 23. Setiap anggota kelas diberi keistimewaan yang sama 24. Siswa-siswa tertentu hanya bekerja dengan siswa tertentu saja 25. Ada siswa yang tidak puas dengan kerja tim dalam kelas 26. Kerja sama dalam kelas sering macet karena beberapa siswa malas 27. Hampir semua siswa dalam kelas ini merasa tertantang 28. Beberapa anggota dari kela s ini tidak peduli dengan tugas-tugas yang lama 29. Siswa-siswa tertentu mempunyai banyak pengaruh pada kelas daripada lainnya 30. Hampir semua siswa dalam kelas ini menghendaki pekerjaannya lebih baik dari pekerjaan rekan lain 31. Kelas ini terdiri dari individu-individu yang tidak saling mengenal satu sama lain dengan baik 32. Perbedaan para siswa adalah aspek-aspek penting dari kelas ini 33. Kebaikan dan kebenaran sangat diutamakan dalam aktivitas kelas 34. Hanya sedikit waktu dalam kelas untuk mengantuk siang hari 35. ada papan majalah dinding dan gambar-gambar di dinding kelas 36. Siswa-siswa tertentu dalam kelas ini tidak suka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bekerja sama 37. Hampir semua anggota kelas menyadari bahwa ada banyak tugas yang perlu diselesaikan 38. Beberapa siswa dalam kelas lebih diandalkan daripada yang lain nya 39. Hampir semua siswa bekerja sama secara akrab dengan semua anggota kelas yang lainnya 40. setelah menyelesaikan sebuah tugas, hampir semua siswa merasa puas 41. Kelas ini terorganisisr dengan baik dan efisien 42. Hampir semua siswa menganggap materi pelajaran mudah 43. Para siswa memperlihatkan kepedulian yang sama untuk keberhasilan kelas ini 44. Masing-masing anggota kelas mempunyai pengaruh terhadap anggota lainnya 45. Para siswa bersaing untuk menunjukkan siapa yang melakukan pekerjaan yang paling baik
Yogyakarta,
Guru Mitra
(C. Kusumastuti, S.Pd)
Observer
(Septi Dwi Istriyani)
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7a u ran estIP m rfK O vaeom lw n k sjS b aid P ltei N .P n eosir
F k erun ies A
B
C
1. Ayu Buanasari O. 2. Bekti Putrantoro 3. Dewi Astuti 4. Duwi Astuti 5. Esthi Sabda Rini 6. Eva Rusliana 7. Fina Puji Lestari 8. Ismiyatun 9. Istina Rahayu 10. Janu Anita Sari 11. Lukas Sulistya P. 12. Lukman Jaya N. 13. Novi Wulandari 14. Otniel Daru K. 15. Puji Wulandari 16. R. Haryo W. 17. Ressa Limarga 18. Sariyanto 19. Septi Widayati 20. Sundarti 21. Yuni Dwi Astuti 22. Yayan Kristalya 23. Lisintya Firsta L ah u lJw m aS si S k eraxu flb otT n e(rib s)ot Keterangan : A =Bertanya
Bobot = 1
B =Mengerjakan di papan tulis
Bobot = 2
C =Menyatakan definisi
Bobot = 3
D =Memberikan tanggapan jawaban
Bobot = 4
E =Menarik kesimpulan
Bobot = 5
F =Menemukan konsep
Bobot = 6
D
E
F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7b anT au rin h Im etrsP lad w n aesp iSi aniP lsk n riP oB eD sau K p m rk (loj)esi Keterangan 1. Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi 2. Mengikuti kegiatan diskusi secara aktif 3. Mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas 4. Pertanyaan yang diajukan telah dipikirkan dengan seksama dan ada kaitannya dengan pembelajaran 5. Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan 6. Menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok
Ya
Tidak
Catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8 u ren k Im tlsR efi Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT N o an rai U an ert om K 1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran : a. Materi Ajar b. LKS c. Soal Kuis/Tes bab d. Contoh RPP e. Kunci LKS f. Tes Hasil Belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa i. Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan
2
Selama kerja kelompok siswa : a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide- idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun
3
Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapakn rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti yang telah dilakukan
4
5
Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9
Nama Kegiatan Kelompok Pokok Bahasan Hari/Tanggal Kelas
eksS lT p eafsT iR P rw d n iM ojm b K en olh k T iaG d tgp P ret : _____________________________ : _____________________________ : _____________________________ : _____________________________ : _____________________________
N Aspek yang diamati o
1
Bagaimanakah pendapat Anda mengenai komponen Kegiatan Belajar Mengajar ini : 1. Topik Akuntansi yang dipelajari 2. LKS 3. Materi Ajar 4. Suasana Kelas 5. Penampilan Guru 6. Keterampilan kooperatif yang dilatihkan
2
Apakah Anda berminat untuk mengikuti KBM berikutnya seperti yang telah Anda ikuti?
3
Skala Penilaian % Senang Tidak Senang
Sangat Senang
Berminat
Tidak Berminat
Ya
Tidak
Selama kerja kelompok saya : a. mendengarkan orang lain b. mengajukan pertanyaan c. mengorganisasikan ide- ide saya d. mengorganisasikan kelompok e. mengacaukan kegiatan f. melamun Komentar
4
Keuntungan yang saya peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Komentar
5
Hambatan yang saya temui, selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti yang telah dilakukan.
Sangat Tidak Senang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14b u ranT P Im eth n sard gep G uu r antA (C an)k ed alot
Nama Pengamat
: Septi Dwi Istriyani
Tanggal dan Waktu Observasi
:Rabu, 22 Agustus 2007, pukul
Lamanya Observasi
: 3X45 menit
Orang dan/atau Peristiwa yang diamati
:Proses pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tingkat Kelas (grade) dan/atau Subyek
: Siswa XI AK SMK PUTRA TAMA
Tujuan Observasi
: Penelitian
09.30-11.45 WIB
Guru memulai pembelajaran dengan menyapa siswa. Kemudian guru mengulang materi yang lalu secara singkat dan mengkaitkannya dengan materi yang akan dipelajari. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran kooperatif tipe TGT yang akan dipakai secara lengkap dan sistematis. Guru memulai pembelajaran dengan presentasi dan diskusi kelas. Selama presentasi berlangsung guru selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan arahan pada siswa dan menjawab pertanyaan dari beberapa siswa yang belum jelas. Pada tahap awal, guru memimpin jalannya diskusi. Guru menjelaskan jalannya diskusi yang dikemas dalam sebuah permainan (games) yang disebut dengan pohon aktiva.Selama diskusi berlangsung, guru melakukan pendekatan dalam masing- masing kelompok.Guru memberikan pengarahan pada masing- masing kelompok dalam pengerjaan tugas, LKS, dan menjawab beberapa beberapa pertanyaan siswa dalam kelompok. Namun demikian, guru tidak berada sepenuhnya di kelas pada saat diskusi berlangsung. Hal ini mengakibatkan jalannya diskusi sedikit terhambat, beberapa siswa mondar mandir dan membuat sebuah keributan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 18b n au rT h P Im etd n arsp gG uu r antA (C an)k ed alot
Nama Pengamat
: Septi Dwi Istriyani
Tanggal dan Waktu Observasi
:Kamis, 23 Agustus 2007, pukul
Lamanya Observasi
: 2X45 menit
Orang dan/atau Peristiwa yang diamati
:Proses pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tingkat Kelas (grade) dan/atau Subyek
: Siswa XI AK SMK PUTRA TAMA
Tujuan Observasi
: Penelitian
10.15-11.45 WIB
Guru memulai pembelajaran dengan menyapa siswa. Kemudian guru mengulang materi yang lalu secara singkat dan mengkaitkannya dengan materi yang akan dipelajari. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran kooperatif tipe TGT yang akan dipakai secara lengkap dan sistematis. Guru memulai pembelajaran dengan presentasi dan diskusi kelas. Selama presentasi berlangsung guru tampak mendominasi. Hal ini disebabkan materi yang diajarkan pada siklus II tergolong sulit dan berupa hitungan. Guru memberikan kesempatan bagi siswa yang belum jelas untuk bertanya. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, beberapa siswa aktif bertanya. Pada tahap awal, guru memimpin jalannya diskusi. Guru menjelaskan jalannya diskusi yang dikemas dalam sebuah permainan (games) yang disebut dengan arisan soal.Selama diskusi berlangsung, guru melakukan pendekatan dalam masing- masing kelompok yang mengalami kesulitan.Guru memberikan pengarahan pada masing- masing kelompok dalam pengerjaan tugas, LKS, dan menjawab beberapa beberapa pertanyaan siswa dalam kelompok. Pada akhir diskusi, masing- masing
kelompok
diberi
kesempatan
untuk
kelompoknya dan kelompok yang lain harus memperhatikan,
mempresentasikan
hasil
diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 22b n au rT h P Im etd n arsp gG uu r antA (C an)k ed alot
Nama Pengamat
: Septi Dwi Istriyani
Tanggal dan Waktu Observasi
:Jumat, 24 Agustus 2007, pukul 09.45-11.00 WIB
Lamanya Observasi
: 2X35 menit
Orang dan/atau Peristiwa yang diamati
:Proses pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tingkat Kelas (grade) dan/atau Subyek
: Siswa XI AK SMK PUTRA TAMA
Tujuan Observasi
: Penelitian
Guru memulai pembelajaran dengan menyapa siswa. Kemudian guru mengulang materi yang lalu secara singkat dan mengkaitkannya dengan materi yang akan dipelajari. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran kooperatif tipe TGT yang akan dipakai secara lengkap dan sistematis. Guru memulai pembelajaran dengan presentasi dan diskusi kelas. Selama presentasi berlangsung guru tampak mendominasi. Hal ini disebabkan materi yang diajarkan pada siklus III masih berupa hitungan. Guru memberikan kesempatan bagi siswa yang belum jelas untuk bertanya. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, beberapa siswa aktif bertanya baik dalam forum diskusi kelas maupun dalam kelompok. Pada tahap awal, guru memimpin jalannya diskusi. Guru menjelaskan jalannya diskusi yang dikemas dalam sebuah permainan (games) yang disebut dengan arisan soal. Selama diskusi berla ngsung, guru melakukan pendekatan dalam masing- masing kelompok yang mengalami kesulitan.Guru memberikan pengarahan pada masing- masing kelompok dalam pengerjaan tugas, LKS, dan menjawab beberapa beberapa pertanyaan siswa dalam kelompok. Pada akhir diskusi, masing- masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SKOR KELOMPOK XI AKUNTANSI Nama Kelompok & Anggota Kelompok Kelompok Kuning
Siklus I Games (Diskusi)
10
Turnament
39
Siklus II Games (Diskusi)
10
Turnament
20
Siklus III Games (Diskusi)
10
Turnament
30
6. Ismiyatun 7. Ressa 8. Septi 9. Haryo 10. Duwi JUMLAH SKOR Kelompok Pinky
49 10
58
30 15
25
40 10
10
7. Fina 8. Sariyanto 9. Sundarti 10. Ayu 11. Lukas 12. Vita JUMLAH SKOR Kelompok Hijau
68 10
47
40 15
40
20 5
5
7. Bekti 8. Dewi 9. Istina 10. Otniel 11. Novi 12. Lukma n JUMLAH SKOR Kelompok Orange
7. Puji Wulan 8. Yayan 9. Eva
57 10
59
55 15
50
10 10
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. 11. 12.
Esthi Yuni Janu
JUMLAH SKOR
69
65
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 36
PERANGKAT PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SIKLUS I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
POHON AKTIVA
Mobil Pick Up Panther 1998 No,Pol : AB 3650 YK Dibeli : 1 Juli 2006, diketahui Bahan bakar : 300.000 Retribusi : 40.000 Jasa Angkutan : 500.000
Truk Fuso Merek Mitsubishi 1997 Dibeli : 21 Juli 2000 Harga Perolehan : Rp.150.000.000 Penyusutan : 10% Nilai Residu : 15.000.000
Mesin Pengaduk Dibeli&dioperasikan : 22 Juli 2000 HP : Rp. 15.000.000 Umur Ekonomi : 4 Tahun Nilai Sisa : Rp. 3.000.000 Metode : Garis Lurus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pabrik Semen
Tanah 10 Hektar
Franchise
Good Will
Merek Dagang
Hak Cipta
Mesin Pemotong Dibeli : 21 September 2000 Harga : Rp. 2.000.000 Untuk bagian produksi, berada di perumahan karyawan bagian produksi, Jl. Gejayan No.56 YK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R A E T N Y P A N S -D IIU K S
1. Apa yang dimaksud dengan aktiva tetap ?
2. Sebut dan jelaskan penggolongan aktiva tetap menurut sifatnya ! Beri contoh masing- masing 5!
3. Sebutkan karakteristik dari aktiva tetap !
4. Sebutkan empat macam kartu aktiva tetap dan buat contohnya !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kunci Jawab Pertanyaan-pertanyaan Diskusi 1) Apa yang dimaksud dengan aktiva tetap ? Aktiva Tetap (Fixed Assets) atau disebut juga Plant Assets adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan, yang sifatnya permanen dengan masa penggunaan atau masa manfaat lebih dari satu tahun
2) Sebut dan jelaskan penggolongan aktiva tetap menurut sifatnya ! Beri contoh masingmasing 5! Berdasarkan sifatnya, aktiva tetap dibagi atas : 1. Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Fixed Assets) Aktiva tetap berwujud seringkali disebut saja aktiva tetap, yaitu aktiva tetap yang mempunyai bentuk fisik. Contoh : Tanah, Gedung, Mesin, Kendaraan, Bangunan, dsb 2. Aktiva Tetap Tidak berwujud (Intangible Fixed Assets ) Aktiva tetap tidak berwujud merupakan suatu hak tertentu untuk jangka panjang yang tidak mempunyai bentuk fisik. Contoh : Hak Paten, Merk Dagang, Hak Cipta, Francise, Good Will, dsb.
3) Sebutkan karakteristik dari aktiva tetap ! Dapat digolongkan sebagai aktiva tetap adalah aktiva yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Mempunyai bentuk fisik (tangible), artinya dapat dilihat atau diraba. b. Dimiliki untuk digunakan dalam aktivitas usaha perusahaan, artinya dalam kegiatan usaha normal tidak akan dijual. c. Mempunyai masa (usia) penggunaan lebih dari satu tahun atau memberikan manfaat ekonimi lebih dari satu periode akuntansi.
4) Sebutkan empat macam kartu aktiva tetap dan buat contohnya ! 1. 2. 3. 4.
Kartu Induk Aktiva Tetap Kartu Eksploitasi Aktiva Tetap Kartu (Daftar) Inventaris Kartu Penyusutan Aktiva Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IN K U D A T R V P E
Kelompok Aktiva Jenis Aktiva Nomor Aktiva Bagian Merk Pabrik
Tahun Pembuatan
Mitshu 1997 bishi
No. Ref 001
: Kendaraan Angkutan : Truk Fuso : 12.301 : Penjualan
Tanggal Perolehan 21 Juli 2000
Harga Perolehan Rp. 150juta
Nilai Residu
Rp.15juta
% Penyusu tan 10%
Ketera ngan
O K L IT N P A D R U E K S
Tgl 21/7/ 06
Ref
No. Aktiva : 210900 Jenis Aktiva : Mobil Pick Up Merk Pabrik : Panther Tahun Pembuatan : 1998 No. Polisi : AB 3650 YK Mutasi Beban Tgl Ref Mutasi Pendapatan Keterangan Jumlah Keterangan Jumlah Bahan Bakar 300.000 21/7/0 Jasa Angkutan 500.000 6 Retribusi 40.000
DAFTAR INVENTARIS No. Urut 1
Nama Tanggal Inventaris Perolehan Mesin 21 Pemotong September 2000
No. Ref 001
Kuantum -
No. Bagian Jumlah Keterangan Aktiva Harga 12.560 Produksi Rp.2juta berada di
perumahan karyawan bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
produksi, Jl. Gejayan No.56 YK U K A T N E M Y U R S T P N I Jenis Mesin Nomor Mulai Dioperasikan Taksiran Masa Penggunaan Nilai Residu Metode Penyusutan
Tahun 1 2 3 4
Harga Perolehan 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000
Penyusutan 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000
: Pengaduk : 036 : 22 Juli 2000 : 4 tahun : Rp. 3.000.000 : Garis Lurus
Akumulasi Penyusutan Akhir Tahun 3.000.000 6.000.000 9.000.000 12.000.000
Nilai Buku Akhir Tahun 12.000.000 9.000.000 6.000.000 3.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Kerja Siswa Pertanyaan-pertanyaan Diskusi 1. Apa yang dimaksud dengan aktiva tetap ?
2. Sebut dan jelaskan penggolongan aktiva tetap menurut sifatnya ! Beri contoh masingmasing 5!
3. Sebutkan karakteristik dari aktiva tetap !
4. Sebutkan empat macam kartu aktiva tetap dan buat contohnya !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertanyaan Berantai Jawaban
Pertanyaan
: Aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan, yang sifatnya permanen dengan masa penggunaan atau masa manfaat lebih dari satu tahun : Penggolongan aktiva tetap menurut sifatnya
Jawaban Pertanyaan
: Aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud : Beri contohnya!
Jawaban
Pertanyaan
: Aktiva Tetap Berwujud = kendaraan, gedung, mesin Aktiva Tetap Tidak Berwujud = merk dagang, hak cipta, hak paten : Sebutkan contoh aktiva tetap perusahaan manufaktur!
Jawaban Pertanyaan
: Gedung pabrik, mesin pabrik, peralatan pabrik : Sebutkan contoh aktiva tetap perusahaan jasa!
Jawaban Pertanyaan
: Gedung hotel, peralatan hotel, peralatan kantor : Sebutkan contoh aktiva tetap perusahaan dagang !
Jawaban Pertanyaan
: Gedung toko, peralatan toko, peralatan kantor : Salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan aktiva tetap yang menyangkut penyusutan
Jawaban Pertanyaan
: Penetapan nilai residu (nilai sisa) yang relatif tepat : Jenis kartu aktiva tetap yang memuat informasi secara lengkap mengenai tiap aktiva tetap yang dimiliki perusahaan
Jawaban Pertanyaan
: Kartu Induk Aktiva Tetap : Jenis kartu aktiva tetap yang berisi beban-beban eksploitasi
Jawaban Pertanyaan
: Kartu Eksploitasi Aktiva Tetap : Jenis kartu aktiva tetap yang digunakan untuk mencatat aktiva yang nilainya relatif kecil
Jawaban Pertanyaan
: Kartu (Daftar) Inventaris : Jenis kartu aktiva tetap yang memuat harga perolehan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyusutan tiap tahun, dan nilai buku aktiva tetap Jawaban Pertanyaan
: Kartu Penyusutan Aktiva Tetap : Prinsip-prinsip dalam pengelolaan aktiva tetap yang berkaitan dengan pencatatan dan pengarsipan
Jawaban
: Pencatatan dan pengarsipan dokumen aktiva tetap dalam kartu induk dan kartu eksploitasi : Prinsip-prinsip dalam pengelolaan aktiva tetap yang berkaitan dengan penjualan aktiva
Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan
: Ada kebijakan untuk menjual aktiva tetap yang secara ekonomis tidak menguntungkan : Prinsip-prinsip dalam pengelolaan aktiva tetap yang berkaitan dengan pemeliharaan aktiva
Jawaban Pertanyaan
: Adanya prosedur pemeliharaan aktiva tetap dan pengawasannya : Prinsip-prinsip dalam pengelolaan aktiva tetap yang berkaitan dengan pemeriksaan berkala
Jawaban Pertanyaan
: Adanya pemeriksaan fisik yang dilakukan secara periodik : Aktiva tetap yang mempunyai bentuk fisik
Jawaban Pertanyaan
: Aktiva tetap berwujud : Suatu hak tertentu untuk jangka panjang yang tidak mempunyai bentuk fisik
Jawaban Pertanyaan
: Aktiva Tetap Tidak Berwujud : Karakteristik aktiva tetap yang berkaitan dengan masa penggunaannya
Jawaban
: Memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi : Karakteristik aktiva tetap yang berkaitan dengan kepemilikan
Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan
: Dimiliki untuk digunakan dalam aktivitas usaha perusahaan/ tidak akan dijual : Aktiva tetap berwujud dalam bahasa asingnya sering disebut…
Jawaban
: Tangible Fixed Assets
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertanyaan
: Aktiva tetap tidak berwujud dalam bahasa asingnya sering disebut…
Jawaban Pertanyaan
: Intangible Fixed Assets : Karakteristik aktiva tetap yang berkaitan dengan bentuknya
Jawaban
: Mempunyai bentuk fisik (tangible), yang artinya dapat dilihat atau diraba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kuis I Nama/No.Absen
:
1.
Apa yang dimaksud dengan aktiva tetap ?
2.
Sebutkan karakteristik dari aktiva tetap !
3.
Jelaskan persamaan dan perbedaan antara aktiva tetap berwujud dengan aktiva tetap tidak berwujud !
4.
Sebutkan empat macam kartu aktiva tetap beserta kegunaannya !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUNCI JAWABAN KUIS I 1.
Apa yang dimaksud dengan aktiva tetap ? Aktiva Tetap (Fixed Assets) atau disebut juga Plant Assets adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan, yang sifatnya permanen dengan masa penggunaan atau masa manfaat lebih dari satu tahun.
2.
Sebutkan karakteristik dari aktiva tetap ! Aktiva tetap adalah aktiva yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mempunyai bentuk fisik (tangible), artinya dapat dilihat atau diraba. 2. Dimiliki untuk digunakan dalam aktivitas usaha perusahaan, artinya dalam kegiatan usaha normal tidak akan dijual. 3. Mempunyai masa (usia) penggunaan lebih dari satu tahun atau memberikan manfaat ekonimi lebih dari satu periode akuntansi.
3.
Jelaskan persamaan dan perbedaan antara aktiva tetap berwujud dengan aktiva tetap tidak berwujud ! Persamaan : baik aktiva tetap berwujud maupun aktiva tetap tidak berwujud, keduanya merupakan aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan yang sifatnya permanent dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan untuk jangka panjang serta mempunyai nilai yang cukup material Perbedaan : Aktiva tetap berwujud seringkali disebut saja aktiva tetap, yaitu aktiva tetap yang mempunyai bentuk fisik. Sedang aktiva tetap tidak berwujud , yaitu suatu hak tertentu untuk jangka panjang yang tidak mempunyai bentuk fisik.
4.
Sebutkan empat macam kartu aktiva tetap beserta kegunaannya ! Kartu induk aktiva tetap memuat informasi secara lengkap mengenai tiap aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, antara lain mengenai nomor aktiva tetap, jenis aktiva tetap, tahun pembuatan, tanggal pembelian, prosentase penyusutan, dan tempat dioperasikan. Kartu eksploitasi aktiva tetap memuat informasi mengenai beban-beban eksploitasi, antara lain beban pemeliharaan, revarasi, penyusutan, dan pajak Kartu (daftar) inventaris digunakan untuk mencatat aktiva yang nilainya relatif kecil, tetapi mempunyai masa penggunaan lebih dari satu tahun Kartu ini memuat informasi antara lain harga perolehan, penyusutan tiap tahun, dan harga buku aktiva tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
k sl-S au oD is
1. Dibeli tunai sebuah kendaraan seharga Rp. 25.000.000,- dengan biaya asuransi Rp. 1.000.000,- dan biaya balik nama Rp. 500.000,-. Berdasarkan transaksi di atas buatlah jurnalnya!
2. Dibeli sebuah mesin dengan 80x angsuran bulanan @ Rp. 200.000,- Apabila harga tunai mesin tersebutRp. 12.000.000,- maka buatlah jurnal pembeliannya! 3. Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 30.000.000,- telah disusutkan Rp. 18.000.000,ditukarkan dengan sebuah mesin baru seharga Rp. 45.000.000,-. Dalam pertukaran tersebut mesin lama dihargai Rp. 9.000.000,-. Berdasarkan transaksi di atas buatlah jurna lnya! 4. Pada tanggal 30 April 2006, suatu perusahaan membeli sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 60.000.000,00. Usia penggunaan mesin tersebut ditaksir selama 5 tahun dengan nilai residu sebesar Rp. 10.000.000,00.Berdasarkan data di atas, hitung penyus utan tiap tahun dengan menggunakan metode garis lurus dan besar beban penyusutan mesin untuk tahun 2006, buatlah jurnalnya! 5. Sebuah kendaraan angkutan dengan harga perolehan Rp. 80.000.000,00 mulai dioperasikan bulan Agustus 2006. Taksiran usia penggunaan selama 4 tahun dengan nilai residu Rp. 15.000.000,00. Kendaraan tersebut disusutkan dengan metode Jumlah Angka Tahun. Berapa beban penyusutan tiap tahun dan besar penyusutan mesin untuk tahun 2006? 6. Sebuah mesin mulai dioperasikan pada tanggal 1 Juli 2006. Mesin tersebut diperoleh dengan harga Rp. 40.000.000,00, ditaksir dapat dioperasikan selama 4 tahun, dan disusutkan menurut metode Menurun Ganda. Dari data tersebut, hitung besarnya penyusutan mesin tiap tahun ! 7. Pada tahun 2003, Sebuah mesin diperoleh dengan harga Rp. 50.000.000,00. mesin tersebut disusutkan menurut metode Satuan Jam kerja. Selama masa penggunaannya ditaksir dapat dioperasikan sebanyak 20.000 jam, dengan nilai residu sebesar Rp. 5.000.000,00. Apabila selama tahun 2003 mesin dioperasikan sebanyak 7.200 jam, dan tahun 2004 sebanyak 7.600 jam maka hitung beban penyusutan tahun 2003 dan tahun 2004!
8. Pada awal tahun 2004, sebuah mesin diperoleh dengan harga Rp. 65.000.000,00. Selama masa penggunaannya ditaksir dapat menghasilkan 200.000 unit produk. Taksiran nilai residu sebesar Rp. 5.000.000,00. Apabila selama tahun 2004 produk yang sesungguhnya dihasilkan sebanyak 19.000 unit, dan dalam tahun 2005 sebanyak 21.000 unit, hitung beban penyusutan tahun 2004 dan tahun 2005 !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
w aJk sb aK iS u lD ocin su 1. Kendaraan
Rp. 26..500.000,Kas
Rp. 26.000.000,-
2. Mesin Rp. 12.000.000,Bunga Yang DitangguhkanRp. 4.000.000,Utang Angsuran Rp. 16.000.000,3. Mesin (baru) Akumulasi Penyusutan mesin Rugi dari pertukaran Mesin (lama) Kas 4. HP-NS = UE
Rp. 45.000.000,Rp. 18.000.000,Rp. 3.000.000,-(30juta-18juta=12juta-9juta=3juta) Rp. 30.000.000,Rp. 36.000.000,-
Rp. 60.000.000,00 - Rp. 10.000.000,00= Rp. 10.000.000,5
Beban penyusutan mesin untuk tahun 2006- 8/12 X Rp. 10.000.000,00 = Rp. 6.666.667,Jurnalnya : Beban penyusutan mesin Rp. 6.666.667,Akumulasi penyusutan mesin Rp. 6.666.667,-
5. Metode Jumlah angka tahun : Penyusutan tiap tahun (1+2+3+4=10) Tahun 1 4/10 X Rp. 65.000.000,- (Rp. 80juta-Rp. 15juta) = Rp. 26.000.000,Tahun 2 3/10 X Rp. 65.000.000,- = Rp. 19.500.000,Tahun 3 2/10 X Rp. 65.000.000,- = Rp. 13.000.000,Tahun 4 1/10 X Rp. 65.000.000,- = Rp. 6.500.000,Beban penyusutan mesin tahun 2006 = 5/12 X Rp. 26.000.000,- = Rp. 10.833.333 6. Metode Menurun Ganda % penyusutan tiap tahun metode garis lurus 100% : 4 = 25% % penyusutan tiap tahun metode menurun ganda 2 X 25% = 50 % Periode Akuntansi Juli 2006 Thn 2007 Thn 2008 Thn 2009 Juli 2010
Perhitungan Beban Penyusutan 6/12 X 50% X Rp. 40juta = Rp. 10.000.000,50% X Rp. 30juta = Rp. 15.000.000,50% X Rp. 15.000.000 = Rp. 7.500.000,50% X Rp. 7.500.000 = Rp. 3.750.000,6/12 X 50 % X Rp. 3.750.000 = Rp 937.500
Akumulasi Penyusutan Rp.10.000.000,Rp.25.000.000,Rp.32.500.000,Rp.36.250.000,Rp.37.187.500,-
Harga Buku Rp.30.000.000,Rp.15.000.000,Rp. 7.500.000,Rp. 3.750.000,Rp. 2.812.500,-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Metode Satuan Jam Kerja Tarif Penyusutan tiap jam kerja = Rp.50.000.000,00 – Rp. 5.000.000,00 = Rp. 2.250,20.000 Beban penyusutan tahun 2003 = 7200 X 2250 = Rp. 16.200.000,Beban penyusutan tahun 2004 = 7600 X 2250 = Rp. 17.100.000,8. Metode Satuan Hasil Produksi Tarif penyusutan per satuan produk = Rp. 65.000.000,00 – Rp. 5.000.000,00 = Rp. 300,00 200.000 Beban penyusutan mesin tahun 2004 = 19.000 X 300 = Rp. 5.700.000,00 Beban penyusutan mesin tahun 2005 = 21.000 X 300 = Rp. 6.300.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L b m w aK ersaSijre
Nama Kelompok : Nama- nama anggota kelompok :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anyan P tB riean rte Jawaban Pertanyaan
: Harga Perolehan : Aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, harga perolehannya ditetapkan berdasarkan?
Jawaban
: harga beli ditambah dengan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan usaha penempatan aktiva tetap yang bersangkuatan pada tempat dan kondisi yang siap untuk dipergunakan : Aktiva tetap yang dibangun sendiri, harga perolehannya ditetapkan didasarkan pada?
Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan
: biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pembangunan aktiva tetap yang bersangkutan, sampai siap dipergunakan : Aktiva tetap yang diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva non kas, harga perolehannya ditetapkan berdasarkan?
: harga pasar aktiva yang diserahkan atau harga pasar aktiva yang diterima, bergantung kepada harga mana yang dipandang lebih wajar : Aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan, harga perolehan masing- masing aktiva ditetapkan didasarkan pada?
Jawaban Pertanyaan
: alokasi harga perolehan gabungan dengan perbandingan yang wajar : dokumen-dokumen transaksi yang diperlukan untuk pencatatan aktiva tetap
Jawaban
: faktur dari pabrikan atau pihak lainnya,bukti setoran Pajak Pertambahan Nilai, bukti pengeluaran kas, bukti memorial : Cara memperoleh aktiva tetap
Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan
: membeli tunai, membeli secara kredit, membuat sendiri, pertukaran, hadiah atau sumbangan : Pengeluaran biaya ya ng berhubungan dengan pemilikan atau penggunaan aktiva tetap dapat dicatat dengan dua cara yaitu
: Pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan : Pengeluaran biaya dilakuakan jika biaya yang dikeluarkan hanya memberikan manfaat dalam satu periode yang berjalan atau dalam jumlah yang relative kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jawaban Pertanyaan
: Pengeluaran pendapatan : Pengeluaran dimana semua biaya yang dikeluarkan harus dikapitalisasi pada aktiva tetap ( dicacat sebagai penambahan aktiva tetap yang bersangk utan ). Hal ini dilakukan jika pengeluaran biaya tersebut relative besar
Jawaban Pertanyaan
: Pengeluaran Modal : alokasi harga perolehan aktiva tetap kepada periode-periode akuntansi dalam masa penggunaanya
Jawaban Pertanyaan
: Penyusutan : Faktor- faktor yang menentukan besarnya penyusutan
Jawaban
: Harga perolehan, nilai residu, umur ekonomi, metode penyusutan yang digunakan : Taksiran nilai aktiva tetap setelah habis masa penggunaanya
Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan
: Nilai Residu : Taksiran masa penggunaan aktiva tetap, dihitung sejak mulai dioperasikan sampai saat aktiva tetap yang bersangkutan secara ekonomis diperkirakan sudah tidak menguntungkan lag
Jawaban Pertanyaan
: Umur Ekonomis : HP-NS UE
Jawaban Pertanyaan
: Metode Garis Lurus : Beban Penyusutan = Jam kerja yang dapat dicapai x Tarif penyusutan tiap jam kerja
Jawaban Pertanyaan
: Metode Satuan Jam Kerja : Sebuah mini bus dibeli dengan harga perolehan Rp. 400.000.000,- dengan nilai residu Rp. 40.000.000,- dan UE ditaksir 30 tahun, besar beban penyusutan dengan metode garis lurus?
Jawaban Pertanyaan
: Rp. 12.000.000,: Sebuah kendaraan angkutan dengan harga perolehan Rp. 120.000.000,- mulai dioperasikan awal Januari 2005, taksiran UE 6 tahun dengan NS Rp. 15.000.000,-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jawaban Pertanyaan
Jika kendaraan tersebut disusutkan dengan metode jumlah angka tahun besarnya penyusutan tahun pertama adalah : Rp. 30.000.000,: Sebuah mesin dibeli dengan harga Rp. 23.000.000,-NS ditaksir Rp. 3.000.000,Taksiran produksi selama umur ekonomis 4.000.000unit.Hitung tarif penyusutan per unit satuan!
Jawaban Pertanyaan
:Rp. 5,: Beban penyusutan Tahun 2004,jika produk yang dihasilkan 600.000 unit
Jawaban Pertanyaan
: Rp. 3.000.000,: Beban penyusutan Tahun 2005, jika produk yang dihasilkan 800.000 unit
Jawaban Pertanyaan
: Rp. 4.000.000,:Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 23.000.000,- Nilai residu ditaksirnRp. 3.000.000,-Taksiran jam kerja selama umur ekonomis 10.000 jam. Hitung tarif penyusutan per jam kerja!
Jawaban Pertanyaan
: Rp. 2000,: Hitung beban penyusutan tahun 2005, jika mesin dipakai selama 1800 jam
Jawaban Pertanyaan
: Rp. 3.600.000,: Metode yang memperlakukan presentase penyusutan tiap tahun, dua kali presentase penyusutan dari metode garis lurus
Jawaban Pertanyaan
: Metode menurun Ganda : Service Hours Method istilah asing dari …..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S IK U
m on /N :A ae,b s
1. Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 15.000.000,- telah disusutkan Rp. 9.000.000,ditukarkan dengan sebuah me sin baru seharga Rp. 22.500.000,-. Dalam pertukaran tersebut mesin lama dihargai Rp. 4.500.000,-. Berdasarkan transaksi di atas buatlah jurnalnya!
2. Pada tanggal 1 Juli 2006, suatu perusahaan membeli sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 30.000.000,00. Usia penggunaan mesin tersebut ditaksir selama 3 tahun dengan nilai residu sebesar Rp. 5.000.000,00.Berdasarkan data di atas, hitung penyusutan tiap tahun dengan menggunakan metode garis lurus dan besar beban penyusutan mesin untuk tahun 2006, buatlah jurnalnya!
3. Pada tahun 2003, Sebuah mesin diperoleh dengan harga Rp. 25.000.000,00. mesin tersebut disusutkan menurut metode Satuan Jam Kerja. Selama masa penggunaannya ditaksir dapat dioperasikan sebanyak 10.000 jam, dengan nilai residu sebesar Rp. 2.500.000,00. Apabila selama tahun 2003 mesin dioperasikan sebanyak 1.800 jam, dan tahun 2004 sebanyak 1.900 jam maka hitung beban penyusutan tahun 2003 dan tahun 2004!
4. Pada awal tahun 2004, sebuah mesin diperoleh dengan harga Rp. 32.500.000,00. Selama masa penggunaannya ditaksir dapat menghasilkan 100.000 unit produk. Taksiran nilai residu sebesar Rp. 2.500.000,00. Apabila selama tahun 2004 produk yang sesungguhnya dihasilkan sebanyak 9.500 unit, dan dalam tahun 2005 sebanyak 10.500 unit, hitung beban penyusutan tahun 2004 dan tahun 2005 !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
JW IK A C S N U IB A 1. Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 15.000.000,- telah disusutkan Rp. 9.000.000,ditukarkan dengan sebuah mesin baru seharga Rp. 22.500.000,-. Dalam pertukaran tersebut mesin lama dihargai Rp. 4.500.000,-. Berdasarkan transaksi di atas buatlah jurna Mesin (baru) Rp. 22.500.000,Akumulasi Penyusutan mesin Rp. 9.000.000,Rugi dari pertukaran Rp. 1.500.000,Mesin (lama) Rp. 15.000.000,Kas Rp. 18.000.000,2. Pada tanggal 30 April 2006, suatu perusahaan membeli sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 30.000.000,00. Usia penggunaan mesin tersebut ditaksir selama 3 tahun dengan nilai residu sebesar Rp. 5.000.000,00.Berdasarkan data di atas, hitung penyusutan tiap tahun dengan menggunakan metode garis lurus dan besar beban penyusutan mesin untuk tahun 2006, buatlah jurnalnya! HP-NS = UE
Rp. 30.000.000,00 - Rp. 5.000.000,00= Rp. 8.333.333,3
Beban penyusutan mesin untuk tahun 2006- 6/12 X Rp. 8.333.333,00 = Rp. 4.166.667,Jurnalnya : Beban penyusutan mesin Rp. 4.166.667,Akumulasi penyusutan mesin Rp. 4.166.667,3. Pada tahun 2003, Sebuah mesin diperoleh dengan harga Rp. 25.000.000,00. mesin tersebut disusutkan menurut metode Satuan Jam kerja. Selama masa penggunaannya ditaksir dapat dioperasikan sebanyak 10.000 jam, dengan nilai residu sebesar Rp. 2.500.000,00. Apabila selama tahun 2003 mesin dioperasikan sebanyak 3.600 jam, dan tahun 2004 sebanyak 3.800 jam maka hitung beban penyusutan tahun 2003 dan tahun 2004! Tarif Penyusutan tiap jam kerja = Rp.25.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00 = Rp. 2.250,-,10.000 Beban penyusutan tahun 2003 = 1800 X 2250 = Rp. 4.050.000,Beban penyusutan tahun 2004 = 1900 X 2250 = Rp. 4.275.000,4. Pada awal tahun 2004, sebuah mesin diperoleh dengan harga Rp. 32.500.000,00. Selama masa penggunaannya ditaksir dapat menghasilkan 100.000 unit produk. Taksiran nilai residu sebesar Rp. 2.500.000,00. Apabila selama tahun 2004 produk yang sesungguhnya dihasilkan sebanyak 9.500 unit, dan dalam tahun 2005 sebanyak 10.500 unit, hitung beban penyusutan tahun 2004 dan tahun 2005 ! Tarif penyusutan per satuan produk = Rp. 32.500.000,00 – Rp. 2.500.000,00 = Rp. 300,00 100.000 Beban penyusutan mesin tahun 2004 = 9.500 X 300 = Rp. 2.850.000,00 Beban penyusutan mesin tahun 2005 = 10.500 X 300 = Rp.3.150.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SIKLUS III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
k sl-S au oD is
1. Sebuah mesin yang harga perolehannya Rp. 8.000.000,- telah disusutkan sebesar Rp.6000.000,-. Mesin tersebut dibesituakan karena habis masa penggunaanya. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi tersebut!
2. Sebuah mesin dibeli pada bulan Januari 2000 seharga Rp. 40.000.000,- sampai dengan 31 Desember 2005 telah disusutkan Rp. 30.000.000,-Pada tanggal 8 Januari 2006 ditukar dengan mesin baru yang sejenis, dengan harga Rp. 58.000.000,-.
Ditanyakan: Hitunglah Rugi/Laba atas pertukaran, jika dalam pertukaran tersebut: a. Menambah uang tunai Rp. 53.000.000,00, buat jurnalnya b. Menambah uang tunai Rp. 45.000.000,00, buat jurnalnya
3. Sebuah truk dengan harga perolehan Rp. 60.000.000,00 telah disusutkan Rp. 20.000.000,00 pada tanggal 1 Juli 2005 ditukar dengan sebuah Bus, dengan harga Rp. 200.000.000,00.Buatlah jurnalnya, jika dalam pertukaran tersebut: 1.Menambah uang tunai Rp. 150.000.000,00 2.Menambah uang tunai Rp. 180.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kunci Jawab Soal-Soal Diskusi 1. Sebuah mesin yang harga perolehannya Rp. 8.000.000,- telah disusutkan sebesar Rp. 6000.000,-. Mesin tersebut dibesituakan karena habis masa penggunaanya. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi tersebut! Akumulasi penyusutan mesin Rugi pemberhentian aktiva tetap Mesin
Rp. 6.000.000,Rp. 2.000.000,Rp. 8.000.000,-
2. Sebuah mesin dibeli pada bulan Januari 2000 seharga Rp. 40.000.000,- sampai dengan 31 Desember 1994 telah disusutkan Rp. 30.000.000,-Pada tanggal 8 Januari 2006 ditukar dengan mesin baru yang sejenis, dengan harga Rp. 58.000.000,-. Ditanyakan: a. Hitunglah Rugi/Laba atas pertukaran, jika dalam pertukaran tersebut: 1. Menambah uang tunai Rp. 53.000.000,2. Menambah uang tunai Rp. 45.000.000,b. Buatlah jurnalnya. Jawab : Harga beli mesin baru Harga mesin lama Rp. 40.000.000,Penyusutan Rp. 30.000.000,- (-) Nilai buku mesin lama Selisih nilai buku Tambahan uang tunai Rugi pertukaran mesin Selisih nilai buku Tambahan uang tunai Laba pertukaran mesin
Rp. 58.000.000,Rp. 10.000.000,- (-) Rp. 48.000.000,Rp. 53.000.000,- (-) Rp. 5.000.000,Rp. 48.000.000,Rp. 45.000.000,- (-) Rp. 3.000.000,-
Jurnal : 1) Tambahan uang tunai Rp. 53.000.000,00 (timbul rugi) Mesin (baru) Akumulasi penyusutan mesin Rugi pertukaran mesin Mesin lama Kas
Rp. 58.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 Rp. 5.000.000,00 Rp. 40.000.000,00 Rp. 53.000.000,00
2) Tambahan uang tunai Rp. 45.000.000,00 (timbul laba) Mesin (baru) Akumulasi penyusutan mesin Mesin (lama)
Rp. 55.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 Rp. 40.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kas Rp. 45.000.000,00 3. Sebuah truk dengan harga perolehan Rp. 60.000.000,00 telah disusutkan Rp. 20.000.000,00 pada tanggal 1 Juli 2005 ditukar dengan sebuah Bus, dengan harga Rp. 200.000.000,00.Buatlah jurnalnya, jika dalam pertukaran tersebut: 1. Menambah uang tunai Rp. 150.000.000,00 2. Menambah uang tunai Rp. 180.000.000,00 Jawab : a) Menambah uang tunai Rp. 150.000.000,00 (timbul laba Rp. 10.000.000,00) Bus Rp. 200.000.000,00 Akumulasi penyusutan truk Rp. 20.000.000,00 Laba pertukaran kendaraan Rp. 10.000.000,00 Truk Rp. 60.000.000,00 Kas Rp. 150.000.000,00 b) Menambah uang tunai Rp. 180.000.000,00 (timbul rugi Rp. 10.000.000,00) Bus Akumulasi penyusutan truk Rugi pertukaran kendaraan Truk Kas
Rp. 200.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 60.000.000,00 Rp. 180.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelompencapir Games 1. Sebutkan alasan mengapa suatu aktiva tetap perlu dihentikan ! 2. Dengan cara apa saja suatu aktiva tetap dapat dihentikan ? 3. Sebuah mesin yang harga perolehannya Rp. 10.000.000,- telah disusutkan sebesar Rp. 7.000.000,-. Mesin tersebut dibesituakan karena habis masa penggunaanya. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi tersebut! 4. Sebuah mesin dibeli pada bulan Januari 1999 seharga Rp. 20.000.000,- sampai dengan 31 Desember 2004 telah disusutkan Rp. 15.000.000,-Pada tanggal 8 Januari 2006 ditukar dengan mesin baru yang sejenis, dengan harga Rp. 29.000.000,-. Ditanyakan: a. Hitunglah Rugi/Laba atas pertukaran, jika dalam pertukaran tersebut: 1. Menambah uang tunai Rp. 26.500.000,2. Menambah uang tuna i Rp. 22.500.000,b. Buatlah jurnalnya.
5. Sebuah truk dengan harga perolehan Rp. 15.000.000,00 telah disusutkan Rp. 7.500.000,00 pada tanggal 1 Juli 2005 ditukar dengan sebuah Bus, dengan harga Rp. 37.500.000,00.Buatlah jurnalnya, jika dalam pertukaran tersebut: a. Menambah uang tunai Rp. 22.500.000,00 b. Menambah uang tunai Rp. 35.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jaw G roK iabm en p lciasn u 1. Sudah kurang bermanfaat lagi karena habis umur ekonomisnya atau tidak layak lagi untuk dipakai terus 2. Jika suatu aktiva tetap sudah tidak dipakai lagi, untuk menghentikan pemakaian aktiva tersebut dilakukan dengan cara: dibuang, dijual atau ditukarkan dengan aktiva yang baru. 3.
Akumulasi penyusutan mesin Rugi pemberhentian aktiva tetap Mesin
Rp. 7.000.000,Rp. 3.000.000,Rp. 10.000.000,-
4. Harga beli mesin baru
Rp. 29.000.000,-
Harga mesin lama Rp. 20.000.000,Penyusutan Rp. 15.000.000,- (-) Nilai buku mesin lama Selisih nilai buku Tambahan uang tunai Rugi pertukaran mesin
Rp. 5.000.000,- (-) Rp. 24.000.000,Rp. 26.500.000,- (-) Rp. 2.500.000,-
Selisih nilai buku Tambahan uang tunai Laba pertukaran mesin
Rp. 24.000.000,Rp. 22.500.000,- (-) Rp. 1.500.000,-
Jurnal : 1. Tambahan uang tunai Rp. 26.500.000,00 (timbul rugi) Mesin (baru) Akumulasi penyusutan mesin Rugi pertukaran mesin Mesin lama Kas
Rp. 29.000.000,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 2.500.000,00 Rp. 20.000.000,00 Rp. 26.500.000,00
2, Tambahan uang tunai Rp. 22.500.000,00 (timbul laba) Mesin (baru) Akumulasi penyusutan mesin Mesin (lama) Kas
Rp. 27.500.000,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 20.000.000,00 Rp. 22.500.000,00
5. Jawab : a) Menambah uang tunai Rp. 22.500.000,00 (timbul laba Rp. 7.500.000,00) Bus Rp. 37.500.000,00 Akumulasi penyusutan truk Rp. 7.500.000,00 Laba pertukaran kendaraan Rp. 7.500.000,00 Truk Rp. 15.000.000,00 Kas Rp. 22.500.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b) Menambah uang tunai Rp. 35.000.000,00 (timbul rugi Rp. 5.000.000,00) Bus Akumulasi penyusutan truk Rugi pertukaran kendaraan Truk Kas
Rp. 37.500.000,00 Rp. 7.500.000,00 Rp. 5.000.000,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 35.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUIS III Nama/No. Absent :
1. Sebuah truk dengan harga perolehan Rp. 50.000.000,00 telah disusutkan Rp. 10.500.000,00 pada tanggal 1 Juli 2005 ditukar dengan sebuah Bus, dengan harga Rp. 100.000.000,00.Buatlah jurnalnya, jika dalam pertukaran tersebut menambah uang tunai Rp. 60.000.000,00 !
2. Sebuah mesin dibeli pada bulan Januari 2000 seharga Rp. 20.000.000,- sampai dengan 31 Desember 2005 telah disusutkan Rp. 5.000.000,-Pada tanggal 8 Januari 2006 ditukar dengan mesin baru yang sejenis, dengan harga Rp. 45.000.000,-.Hitunglah Rugi/Laba atas pertukaran jika dalam pertukaran tersebut menambah uang tunai Rp. 34.000.000,-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUNCI JAWAB KUIS III
1. Sebuah truk dengan harga perolehan Rp. 50.000.000,00 telah disusutkan Rp. 10.000.000,00 pada tanggal 1 Juli 2005 ditukar dengan sebuah Bus, dengan harga Rp. 100.000.000,00.Buatlah jurnalnya, jika dalam pertukaran tersebut menambah uang tunai Rp. 50.000.000,00 ! Bus Rp. 100.000.000,00 Akumulasi penyusutan truk Rp. 10.500.000,00 Laba pertukaran kendaraan Rp. 500.000,00 Truk Rp. 50.000.000,00 Kas Rp. 60.000.000,00
2. Sebuah mesin dibeli pada bulan Januari 2000 seharga Rp. 20.000.000,- sampai dengan 31 Desember 2005 telah disusutkan Rp. 5.000.000,-Pada tanggal 8 Januari 2006 ditukar dengan mesin baru yang sejenis, dengan harga Rp. 45.000.000,-.Hitunglah Rugi/Laba atas pertukaran jika dalam pertukaran tersebut menambah uang tunai Rp. 34.000.000,Harga beli mesin baru Harga mesin lama Rp. 20.000.000,Penyusutan Rp. 5.000.000,- (-) Nilai buku mesin lama Selisih nilai buku Tambahan uang tunai Rugi pertukaran mesin
Rp. 45.000.000,Rp.15.000.000,- (-) Rp.30.000.000,Rp.34.000.000,- (-) Rp. 4.000.000,-
Jurnalnya : Tambahan uang tunai Rp. 34.000.000,00 (timbul rugi) Mesin (baru) Rp. 45.000.000,00 Akumulasi penyusutan mesin Rp. 5.000.000,00 Rugi pertukaran mesin Rp. 4.000.000,00 Mesin lama Kas
Rp. 20.000.000,00 Rp. 34.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HAND OUT AKTIVA TETAP A . P aneigtre Aktiva Tetap (Fixed Assets) atau disebut juga Plant Assets adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan, yang sifatnya permanen dengan masa penggunaan atau masa manfaat lebih dari satu tahun. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat digolongkan sebagai aktiva tetap adalah aktiva yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mempunyai bentuk fisik (tangible), artinya dapat dilihat atau diraba. 2. Dimiliki untuk digunakan dalam aktivitas usaha perusahaan, artinya dalam kegiatan usaha normal tidak akan dijual. 3. Mempunyai masa (usia) penggunaan lebih dari satu tahun atau memberikan manfaat ekonimi lebih dari satu periode akuntansi. Berdasarkan sifatnya, aktiva tetap dibagi atas : 3. Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Fixed Assets) Aktiva tetap berwujud seringkali disebut saja aktiva tetap, yaitu aktiva tetap yang mempunyai bentuk fisik. Contoh : Tanah, Gedung,dsb 4. Aktiva Tetap Tidak berwujud (Intangible Fixed Assets ) Aktiva tetap tidak berwujud merupaka suatu hak tertentu untuk jangka panjang yang tidak mempunyai bentuk fisik. Contoh : Hak Paten, Merk Dagang, dsb. B . vaT n P -p w egam ip n tk A rS sP etais Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan aktiva tetap, dalam hubungan dengan kepentingan pengawasan adalah sebagai berikut : 2) Anggaran (budget) baik untuk pembelian maupun pemeliharaan aktiva tetap. 3) Ketentuan secara tertulis yang mengatur kapitalisasi pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tetap. 4) Pencatatan dan pengarsipan dokumen aktiva tetap dalam kartu induk dan kartu eksploitasi. 5) Penetapan nilai residu (nilai sisa) relatif tepat. 6) Prosedur pemeliharaan aktiva tetap dan pengawasannya. 7) Ada kebijakan untuk menjual aktiva tetap yang secara ekonomis tidak menguntungkan. 8) Pemeriksaan fisik yang dilakukan periodik. 9) Jaminan asuransi atas kerugian akibat kebakaran atau hal lainnya. D . vu iatA K rp T kte Untuk memenuhi kepentingan pengawasan, pencatatan aktiva tetap dilakukan dalam sebuah kartu. Kartu-kartu aktiva tetap terdiri dari kartu-kartu sebagai berikut : 1. Kartu induk aktiva tetap Kartu induk aktiva tetap memuat informasi secara lengkap mengenai tiap aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, antara lain mengenai nomor aktiva tetap, jenis aktiva tetap, tahun pembuatan, tanggal pembelian, prosentase penyusutan, dan tempat dioperasikan. Apabila aktiva tetap dalam bentuk kendaraan diinformasikan mengenai nomor polisi, nomor mesin dan nomor angka. Contoh kartu induk aktiva tetap :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IN K U D A T R V P E
Kelompok Aktiva : Kendaraan Angkutan Jenis Aktiva : Truk Nomor Aktiva : 12.301 Bagian : Penjualan Merk Tahun Pabrik Pembuatan Toyota 1995
No. Ref 1165
Tanggal Perolehan 22 Juli 2004
Harga Perolehan 120.000.000
Nilai Residu 12.000.000
% Penyusutan 10 %
Keterangan
Perubahan Tgl Keterangan 5-4-04 Perbaikan
1788
_
5.000.000
_
10%
2. Kartu eksploitasi aktiva tetap Kartu ini memuat informasi mengenai beban-beban eksploitasi, antara lain beban pemeliharaan, revarasi, penyusutan, dan pajak Dalam hal aktiva disewakan misalnya kendaraan angkutan atau gedung, pendapatan yang diperoleh dari aktiva tetap yang bersangkutan harus dicantumkan dalam kartu eksploitasi. Tujuan pencatatan tersebut adalah agar secara periodic dapat dilakukan analisis sehinggatibgkat efisiensi aktiva tetap dapat diketahui. Contoh salah satu bentuk kartu eksploitasi aktiva tetap :
O K L IT N P A D R U E K S
Tgl
Ref
Juli 1
201 202 214 215 216
Juli 2
No. Aktiva : Jenis Aktiva : Merk Pabrik : Tahun Pembuatan : No. Polisi : Mutasi Beban Tgl Keterangan Jumlah Bahan Bakar 240.000 Juli 1 Retribusi 50.000 Bahan Bakar 240.000 Juli 2 Retribusi 50.000 Pelumas 50.000
5. Kartu (Daftar) Inventaris
12.4001 Bus Mersedes Benz 1987 D 5567 YK Ref Mutasi Pendapatan Keterangan Jumlah 332 Jasa Angkutan 800.000 341
Jasa Angkutan
900.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kartu ini digunakan untuk mencatat aktiva yang nilainya relatif kecil, tetapi mempunyai masa penggunaan lebih dari satu tahun. Pengeluaran untuk pemeliharaannya diperlakukan sebagai pengeluaran beban, misalnya kap lampu yang digunakan dirimah dinas karyawan.Contoh salah satu bentuk kartu inventaris :
DAFTAR INVENTARIS No. Urut 1
Nama Tanggal Inventaris Perolehan Kap 2-6-2004 Lampu
No. Ref 311
Kuantum 20
No. Aktiva 5.215
Bagian
Jumlah Keterangan Harga Produksi 1.000.000 Berada di perumahan karyawan Jl. Argapuri No. 2115, Bandung
4. Kartu Penyusutan Aktiva Kartu ini memuat informasi antara lain harga perolehan, penyusutan tiap tahun, dan harga buku aktiva tetap. Contoh salah stu bentuk kartu penyusutan aktiva tetap : U K A T N E M Y U R S T P N I Jenis Mesin Nomor Mulai Dioperasikan Taksiran Masa Penggunaan Nilai Residu Metode Penyusutan
Tahun 2005 2006 2007
Harga Perolehan 13.000.000 13.000.000 13.000.000
Penyusutan 4.000.000 4.000.000 4.000.000
: Mesin Potong : 1.314 : Januari 2005 : 3 Tahun : Rp. 1.000.000,00 : Garis Lurus
Akumulasi Penyusutan Akhir Tahun 4.000.000 8.000.000 12.000.000
Nilai Buku Akhir Tahun 11.000.000 5.000.000 1.000.000
D. Penilaian Aktiva Tetap Aktiva tetap lazimnya dinilai berdasarkan harga perolehan. Yang dimaksud dengan harga perolehan aktiva tetap adalah semua biaya yang dikeluarkan atau terjadi untuk mendapatkan aktiva tersebut sehingga siap untuk dipakai dalam kegiatan normal perusahaan. Yang termasuk harga perolehan antara lain : Harga beli aktiva yang bersangkutan ditambah biaya angkut, biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemasangan, biaya asuransi, biaya percobaan, biaya komisi, biaya balik nama, dsb. Sehubungan dengan harga perolehannya, harga aktiva tetap ditentukan sebagai berikut : 1. Aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, harga perolehannya ditetapkan berdasarkan harga beli, ditambah dengan biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan usaha penempatan aktiva tetap yang bersangkuatan pada tempat dan kondisi yang siap untuk dipergunakan, seperti : Pajak Pertambahan Nilai (PPN), biaya pengangkutan, bea masuk, biaya pemasangan, biaya percobaan, dsb. 2. Aktiva tetap yang dibangun sendiri, harga perolehannya ditetapkan berdasarkan biayabiaya yang terjadi sehubungan dengan pembangunan aktiva tetap yang bersangkutan, sampai siap dipergunakan. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya-biaya tidak langsung (overhead) 3. Aktiva tetap yang diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva non kas, harga perolehannya ditetapkan berdasarkan harga pasar aktiva yang diserahkan atau harga pasar aktiva yang diterima, bergantung kepada harga mana yang dipandang lebih wajar 4. Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan, harga perolehannya ditetapkan berdasarkan harga pasar aktiva yang diterima atau harga taksiran yang wajar 5. Aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan, harga perolehan masing-masing aktiva ditetapkan berdasarkan alokasi harga perolehan gabungan dengan perbandingan yang wajar E. Pencatatan Transaksi Perolehan Aktiva Tetap 1. Dokumen transaksi yang diperlukan Aktiva tetap dapat diperoleh melalui transaksi pembelian tunai, pembelian kredit, dan transaksi pertukaran dengan aktiva non kas. Oleh karena itu, dokumen-dokumen transaksi yang diperlukan untuk pencatatan antara lain sebagai berikut : a. faktur dari pabrikan atau pihak lainnya sebagai bukti transaksi pembelian b. bukti setoran Pajak Pertambahan Nilai c. bukti pengeluaran kas, sebagai bukti pembayaran biaya pengangkutan, biaya pemasangan, dan biaya lainnya sehubungan dengan perolehan aktiva tetap yang bersangkutan. d. Bukti memorial, sebagai bukti penghentian dan pengeluaran aktiva tetap yang ditukar dengan aktiva tetap lainnya 2. Aktiva Tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara , antara lain: 1. Membeli tunai Dibeli tunai sebuah kendaraan seharga Rp. 40.000.000,- biaya balik nama, asuransi, dll Rp. 1.750.000,-. Jurnalnya sebagai berikut : Kendaraan Rp. 41.750.000,Kas Rp.41.750.000,2. Membeli secara kredit atau diangsur Dibeli sebuah mesin dengan 60 kali angsuran bulanan @ Rp. 500.000,- harga tuani mesin tersebut Rp. 24.000.000,-. Jurnalnya sebagai berikut : Mesin Rp. 24.000.000,Bunga yang ditangguhkan Rp. 6.000.000,- (30juta-24juta) Utang angsuran Rp. 30.000.000,Aktiva yang dibeli secara kredit atau angsuran jangka panjang, harus dicatat sebesar harga tunainya. Selisih antara harga tunai dengan jumlah seluruh angsuran diperlakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagai bunga, dan dialokasikan secara proposional sebagai beban bunga periode-periode selama masa kontrak pembelian. Dari saldo diatas, setiap angsuran dijurnal sebagai berikut : Utang Angsuran Rp. 500.000,Beban Bunga Rp. 100.000,Bunga yang ditangguhkan Rp. 100.000,Kas Rp. 500.000,3. Pertukaran Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 20.000.000,- telah disusutkan Rp. 12.000.000,ditukarkan dengan sebuah mesin baru seharga Rp. 30.000.000,- dalam pertukaran tersebut mesin lama dihargai Rp. 6.000.000,-Perhitungan sbb : Harga mesin lama Rp. 20.000.000,Telah disusutkan Rp. 12.000.000,Nilai sisa Rp. 8.000.000,Penilaian pada waktu pertukaran Rp. 6.000.000,Rugi atas pertukaran Rp. 2.000.000,Adapun jurnal dari transaksi di atas adalah sebagai berikut : Mesin (Baru) Rp. 30.000.000,Akumulasi penyusutan mesain Rp. 12.000.000,Rugi dari pertukaran mesin Rp. 2.000.000,Mesin lama Rp. 20.000.000,Kas Rp. 24.000.000,4. Membuat sendiri Jika aktiva tetap diperoleh dengan membuat sendiri, maka harga perolehannya sama dengan semua biaya yang dikeluarkan sampai dengan aktiva yang bersangkutan siap dipakai. 5. Diterima sebagai hadiah/sumbangan Jika aktiva tetap diperoleh sebagai hadiah /sumbangan, maka aktiva tersebut dicatat sebesar harga pasar (harga yang wajar), disertai dengan mengkredit rekening modal (modal hadiah/sumbangan/donasi). Contoh : Diterima hadiah dari pemerintah, sebuah mesin seharga Rp. 2.000.000,-Jurnalnya adalah : Mesin Rp. 2.000.000,Modal donasi Rp. 2.000.000,F. Pencatatan Pengeluaran terhadap Aktiva Tetap Selama Pemakaian Pengeluaran biaya yang berhubungan dengan pemilikan atau penggunaan aktiva tetap dapat dicatat dengan dua cara yaitu : a. Pengeluaran Modal ( Capital Expenditures ) Dalam cara ini semua biaya yang dikeluarkan harus dikapitalisasi pada aktiva tetap ( dicacat sebagai penambahan aktiva tetap yang bersangkutan ). Hal ini dilakukan jika pengeluaran biaya tersebut relative besar , dan memenuhi satu atau lebih criteria berikut : 1. Mengakibatkan penambahan terhadap manfaat dari aktiva tetap yang bersangkutan, seperti penambahan usia penggunaan, peningkatan kapasitas atau mutu produksi. 2. Menurut pertimbangan perusahaan, jumlahnya cukup berarti (material ) dipandang dari jumlah harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan. Contoh :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dikeluarkan biaya perbaikan gedung Rp. 15.000.000,- Buatlah jurnalnya jika dengan perbaikan tersebut : 1. memperpanjang umur ekonomis, 2. hanya menambah nilai aktiva , tetapi tidak menambah umur ekonomis Maka : 1. Jika perbaikan memperpanjang umur ekonomis, berarti akumulasi penyusutan yang sudah dicatat terlalu besar, maka biaya perbaikan tersebutdicatat sebagai penguranan akumulasi penyusutan yang sudah terjadi, dengan jurnal : Akumulasi penyusutan gedung Rp. 15.000.000,Kas Rp. 15.000.000,2. Jika biaya perbaikan hanya menambah nilai aktiva, tetapi tidak memperpanjang umur ekonomis, maka biaya tersebut dicatat disisi debit aktiva tetap yang bersangkutan sebagai penambah nilai aktiva, dengan jurnal : Gedung
Rp. 15.000.000,Kas
Rp. 15.000.000,-
b. Pengeluaran Pendapatan ( Revenue Expenditures ) Dalam cara ini, pengeluaran biaya diperlakukan sebagai beban pada periode terjadinya. Hal ini dilakukan jika biaya yang dikeluarkan hanya memberikan manfaat dalam satu periode yang berjalan atau dalam jumlah yang relative kecil. Pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan penggunaan aktiva tetap pada umumnya antara lain pengeluaran untuk pemeliharaan ( maintenance), pengeluaran untuk reparasi (repair), pengeluaran untuk mengganti komponen yang rusak (replacement), pengeluaran untuk perbaikan (betterment), pengeluaran untuk penambahan (addition). Contoh : Dikeluarkan biaya pengecatan gedung Rp. 2.000.000,Pengeluaran biaya tersebut dicatat sebagai pengeluaran pendapatan dengan jurnal sebagai berikut: Biaya pemeliharaan gedung Rp. 2.000.000,Kas Rp. 2.000.000,-
G. Penyusutan Aktiva Tetap Penyusutan aktiva tetap (depresiasi) adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap kepada periodeperiode akuntansi dalam masa penggunaanya. Menurut pandangan akuntansi, nilai aktiva tetap turun setiap saat sehingga setelah habis masa penggunaannya dianggap sudah tidak memberikan manfaat ekonomi lagi bagi perusahaan. Dengan kata lain, suatu aktiva tetap yang telah habis masa penggunaanya, dianggap habis dipakai sehingga merupakan kerugian sebesar harga perolehannya. Kerugian tersebut dibebankan kepada periode-periode akuntansi dalam masa penggunaan aktiva tetap yang bersangkutan. Kerugian akibat turunnya nilai aktiva tetap, lazimnya dicatat pada akhir periode akuntansi dengan mendebet akun Beban Penyusutan dan kredit Akumulasi Penyusutan. Adapun faktor-faktor yang menentukan besarnya penyusutan adalah sebagai berikut : 1. Harga perolehan aktiva tetap Seperti telah disebutkan dimuka, harga perolehan aktiva tetap meliputi semua pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan penyiapannya, sampai aktiva tetap yang bersangkutan siap dioperasikan. 2. Nilai residu atau nilai sisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai residu (residual value) adalah taksiran nilai aktiva tetap setelah habis masa penggunaanya. Selisih antara harga perolehan dan nilai residu suatu aktiva tetap adalah jumlah yang harus disusutkan atau nilai reproduksi. 3. Usia ekonomis atau usia manfaat Usia ekonomis adalah taksiran masa penggunaan aktiva tetap, dihitung sejak mulai dioperasikan sampai saat aktiva tetap yang bersangkutan secara ekonomis diperkirakan sudah tidak menguntungkan lagi. Usia ekonomis aktiva tetap biasanya ditetapkan berdasarkan taksiran. 4. Metode penyusutan yang diterapkan Terdapat beberapa metode penyusutan aktiva tetap yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya penyusutan yang menjadi beban tiap periode akuntansi. Metode mana yang diterapkan dengan memperhatikan karakteristik aktiva tetap yang bersangkutan dan ketentuan-ketentuan perpajakanyang berlaku. Berikut ini beberapa metode penyusutan beserta contoh penerapannya : a. Metode Garis Lurus Menurut metode Garis Lurus (Straight Line Method), beban penyusutan tiap tahun penggunaan aktiva tetap jumlahnya sama, sehingga jumlah penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut: Jumlah yang harus disusutkan Penyusutan =
HP - NR atau Penyusutan =
Usia Ekonomi
n
Keterangan: HP = Harga Perolehan aktiva tetap NR = Nilai Residu atau nilai sisa n = Usia Ekonomis aktiva tetap Contoh: Pada tanggal 5 April 2004, suatu perusahaan membeli sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 130.000.000,00. Usia penggunaan mesin tersebut ditaksir selama 8 tahun dengan nilai residu sebesar Rp. 10.000.000,00. Berdasarkan data di atas, penyusutan tiap tahun penggunaan mesin dihitung sebagai berikut: Rp. 130.000.000,00 – Rp. 10.000.000,00 Penyusutan =
= Rp. 15.000.000,00 8
Beban penyusutan mesin untuk tahun 2004, dihitung untuk masa penggunaan sejak bulan April sampai 31 Desember 2004, yaitu selama 9 bulan atau sebesar:
9 X Rp. 15.000.000,00 = Rp. 11.250.000,00. Jumlah ini pada tanggal 31 Desember 2004 12 dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Des. 31 Beban penyusutan mesin ……………………… Rp. 11.250.000,00 - Akumulasi penyusutan mesin ……………… -
Rp. 11.250.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel penyusutan mesin untuk tiap periode akuntansi adalah sebagai berikut : Tahun
Lama dioperasikan
Penyusutan (Rp)
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
9 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun 3 bulan
11.250.000,00 15.000.000,00 15.000.000,00 15.000.000,00 15.000.000,00 15.000.000,00 15.000.000,00 15.000.000,00 3.750.000,00
Akumulasi Penyusutan Per 31 Desember (Rp) 11.250.000,00 26.250.000,00 41.250.000,00 56.250.000,00 71.250.000,00 86.250.000,00 101.250.000,00 116.250.000,00 120.000.000,00
b. Metode Beban Menurun, antara lain meliputi : 1) Metode Jumlah Angka Tahun Menurut metode jumlah angka tahun (Sum of the Years Digits Method), penyusutan untuk tiap tahun penggunaan aktiva tetap jumlahnya menurutnya menurun. Besarnya penyusutan tiap tahun penggunaan aktiva tetap, dihitung dengan rumus sebagai berikut: Penyusutan =
Sisa usia aktiva tetap pada tahun penggunaannya X jumlah yang harus disusutkan Jumlah angka tahun usia aktiva tetap
Contoh: Sebuah kendaraan angkutan dengan harga perolehan Rp. 120.000.000,00 mulai dioperasikan bulan Juli 2004. Taksiran usia penggunaan selama 6 tahun dengan nilai residu Rp. 15.000.000,00. Kendaraan tersebut disusutkan dengan metode Jumlah Angka Tahun. Penyusutan tiap tahun penggunaan kendaraan dihitung sebagai berikut: Tahun Angka Sisa usia Perhitungan Penyusutan Jumlah Penyusutan Penggunaan Tahun pada tahun penggunaan Ke-1 1 6 6 x Rp. 105.000.000,00 Rp. 30.000.000,00 21 Ke-2 2 5 5 x Rp. 105.000.000,00 Rp. 25.000.000,00 21 Ke-3 3 4 4 x Rp. 105.000.000,00 Rp. 20.000.000,00 21 Ke-4 Ke-5 Ke-6
4 5 6
3
3
2
21 2
1
21 1
x Rp. 105.000.000,00
Rp. 15.000.000,00
x Rp. 105.000.000,00
Rp. 10.000.000,00
x Rp. 105.000.000,00
Rp. 5.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21 Jumlah
21
-
-
Rp.105.000.000,00
Pada tahun 2004 kendaraan dioperasikan selama 6 bulan, yaitu sejak bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2004. Dengan demikian beban penyusutan untuk tahun 2004 dihitung sebagai berikut: 6 x Rp. 30.000.000,00 = Rp. 15.000.000,00 12 Beban penyusutan tahun 2005, terdiri atas 6 bulan dari penyusutan tahun penggunaan pertama dan 6 bulan daripenyusutan tahun penggunaan kedua. Penyusutan tahun ke-1 sebesar Rp. 30.000.000,00 pada perhitungan dimuka adalah untuk masa sejak 1 Juli 2004 sampai 1 Juli 2005. Sementara beban penyusutan untuk tiap periode akuntansi dicatat tiap tanggal 31 Desember. Oleh karena itu, penyusutan tahun ke-1, untuk 6 bulan menjadi beban tahun 2004 dan untuk 6 bulan berikutnya menjadi beban tahun 2005. Demikian pula penyusutan tahun ke-2, untuk 6 bulan menjadi beban tahun 2005 dan untuki 6 bulan berikutnya menjadi beban tahun 2006. Dengan demikian beban penyusutan tahun 2005 dihitung sebagai berik ut : Penyusutan tahun ke-1 : _6_ x Rp. 30.000.000,00 ………………………= Rp. 15.000.000,00 12 Penyusutan tahun ke-2 : _6_ x Rp. 25.000.000,00 ………………………= Rp. 12.500.000,00 12 Jumlah ……………………………………………………………………. Rp. 27.500.000,00 Beban penyusutan tahun 2006 dihitung seperti di atas, yaitu 6 bulan dari penyusutan tahun ke-2 dan 6 bulan dari penyusutan tahun ke-3. Beban penyusutan kendaraan untuk tiap periode setelah dihitung seperti di atas, akan tampak seperti dalam tabel penyusutan berikut ini : Tahun
Beban Penyusutan
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Rp. 15.000.000,00 Rp. 27.500.000,00 Rp. 22.500.000,00 Rp. 17.500.000,00 Rp. 12.500.000,00 Rp. 7.500.000,00 Rp. 2.500.000,00
Akumulasi Penyusutan per 31 Desember Rp. 15.000.000,00 Rp. 42.500.000,00 Rp. 65.000.000,00 Rp. 82.500.000,00 Rp. 95.000.000,00 Rp. 102.500.000,00 Rp. 105.000.000,00
Harga Buku Kendaraan per 31 Desember Rp. 105.000.000,00 Rp. 77.500.000,00 Rp. 55.000.000,00 Rp. 27.500.000,00 Rp. 25.000.000,00 Rp. 17.500.000,00 Rp. 15.000.000,00
2) Metode Menurun Ganda Dalam penerapan metode menurut ganda (Double Declining Balance Method), penyusutan tiap tahun penggunaan aktiva tetap ditentukan berdasarkan persentase tertentu yang dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan. Persentase penyusutan ditetapkan sebesar dua kali persentase penyusutan menurut metode garis lurus. Contoh: Sebuah mesin mulai dioperasikan pada tanggal 1 Oktober 2004. Mesin tersebut diperoleh dengan harga Rp. 100.000.000,00, ditaksir dapat dioperasikan selama 10 tahun, dan disusutkan menurut metode Menurun Ganda. Dari data tersebut, besarnya penyusutan mesin tiap tahun penggunaannya dihitung sebagai berikut: Persentase penyusutan tiap tahun menurut metode garis lurus, 100%: 10 = 10%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persentase penyusutan tiap tahun menurut metode menurun ganda, 2 x 10% = 20% Berdasarkan besarnya persentase penyusutan di atas, beban penyusutan mesin tiap periode akuntansi dihitung seperti tampak dalam tabel berikut: Periode Akuntansi 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Perhitungan Beban Penyusutan Dioperasikan selama 3 bulan: 3/12 x 20% x Rp. 100.000.000 = Rp. 5.000.000 20% x Rp. 95.000.000 = Rp. 19.000.000 20% x Rp. 76.000.000 = Rp. 15.200.000 20% x Rp. 60.800.000 = Rp. 12.160.000 20% x Rp. 48.640.000 = Rp. 9.728.000 20% x Rp. 38.912.000 = Rp. 7.783.000 20% x Rp. 31.129.000 = Rp. 6.226.000 20% x Rp. 24.903.000 = Rp. 4.981.000 20% x Rp. 19.922.000 = Rp. 3.985.000 20% x Rp. 15.937.000 = Rp. 3.188.000 Sisa usia penggunaan 9 bulan: 9/12 x 20% x Rp. 12.749.000 = Rp. 1.913.000
Akum.Penyusutan 31 Desember (Rp)
Harga Buku Mesin 31 Desember (Rp)
5.000.000 24.000.000 39.200.000 51.360.000 61.088.000 68.871.000 75.097.000 80.078.000 84.063.000 87.251.000
95.000.000 76.000.000 60.800.000 48.640.000 38.912.000 31.129.000 24.903.000 19.922.000 15.937.000 12.749.000
89.164.000
10.836.000
Besarnya penyusutan mesin mulai tahun 2009 pada tabel di atas, dibulatkan ke atas menjadi kelipatan 1.000 setelah habis masa penggunaannya, harga buku mesin per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 10.836.000,00. Jumlah tersebut merupakan nilai sisa mesin yang bersangkutan. Dalam penerapan metode menurun ganda, beban penyusutan yang harus diperhitungkan sebanding dengan masa penggunaan adalah pada periode awal dan periode akhir penggunaan mesin. Sementara untuk periode-periode lainnya beban penyusutan dihitung berdasarkan harga buku pada periode yang bersangkutan. c. Metode Satuan Jam Kerja Dalam penerapan metode satuan jam kerja (Service Hours Method), beban penyusutan ditetapkan berdasarkan jam kerja yang dapat dicapai dalam periode yang bersangkutan. Beban penyusutan untuk suatu periode dihitung dengan cara sebagai berikut: Beban Penyusutan = Jam kerja yang dapat dicapai x Tarif penyusutan tiap jam kerja Harga Perolehan – Nilai Residu Tarif Penyusutan tiap jam kerja = Taksiran jumlah jam kerja yang dapat dicapai selama masa Penggunaan aktiva tetap Contoh: Sebuah mesin diperoleh dengan harga Rp. 200.000.000,00. mesin tersebut disusutkan menurut metode Satuan Jam kerja. Selama masa penggunaannya ditaksir dapat dioperasikan sebanyak 80.000 jam, dengan nilai residu sebesar Rp. 20.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan data contoh di atas, tarif penyusutan tiap jam kerja mesin dihitung sebagai berikut: Rp. 200.000.000,00 – Rp. 20.000.000,00 = Rp. 2.250,00 80.000 Hasil perhitungan di atas menunjukkan tiap 1 jam mesin dioperasikan, penyusutan yang harus dibebankan sebesar Rp. 2.250,00. Apabila selama tahun 2003 mesin dioperasikan sebanyak 7.200 jam, dan tahun 2004 sebanyak 7.600 jam maka beban penyusutan tahun 2003 dan tahun 2004 dihitung sebagai berikut: Beban penyusutan mesin tahun 2003, 7.200 x Rp. 2.250,00 = Rp. 16.200.000,00 Beban penyusutan mesin tahun 2004, 7.600 x Rp. 2.250,00 = Rp. 17.100.000,00 Pada contoh di atas, tampak bahwa menurut metode satuan jam kerja, beban penyusutan untuk tiap periode akuntansi bervariasi, besarnya akan sebanding dengan jam kerja (kapasitas) aktiva tetap yang sesungguhnya dapat dicapai. d. Metode Satuan Hasil Produksi Penerapan metode hasil produksi (Productive Output Method), sama dengan penerapan metode satuan jam kerja (jasa) yaitu didasarkan kepada faktor penggunaan. Dalam penerapan metode satuan hasil produksi, beban penyusutan ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Beban penyusutan suatu periode adalah hasil kali jumlah satuan produk yang dihasilkan dengan tarip penyusutan per satuan produk. Tarif penyusutan atau beban penyusutan per satuan produk, dihitung sebagai berikut: Harga Perolehan – Nilai Residu Tarif Penyusutan per satuan produk = Taksiran jumlah satuan produk yang dapat dihasilkan selama masa penggunaan aktiva tetap
Contoh: Sebuah mesin diperoleh dengan harga Rp. 130.000.000,00. Selama masa penggunaannya ditaksir dapat menghasilkan 400.000 unit produk. Taksiran nilai residu sebesar Rp. 10.000.000,00. Dari data di atas, tarip penyusutan tiap unit produk yang dihasilkan dihitung sebagai berikut: Rp. 130.000.000,00 – Rp. 10.000.000,00 = Rp. 300,00 400.000 Berdasarkan hasil pengitungan di atas, tiap unti produk yang dihasilkan harus dibebani dengan penyusutan mesin sebesar Rp. 300,00. Apabila selama tahun 2003 produk yang sesungguhnya dihasilkan sebanyak 38.000 unit, dan dalam tahun 2004 sebanyak 42.000 unit, beban penyusutan tahun 2003 dan tahun 2004 dihitung sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Beban penyusutan mesin tahun 2003, 38.000 x Rp. 300,00 = Rp. 11.400.000,00 Beban penyusutan mesin tahun 2004, 42.000 x Rp. 300,00 = Rp. 12.600.000,00 Seperti halnya dalam penerapan metode satuan jam kerja, dalam penerapan metode satuan hasil produksi, penyusutan untuk tiap periode akuntansi besarnya bervariasi sebanding dengan jumlah satuan produk yang sesungguhnya dihasilkan. H. Penghentian Pemakaian Suatu Aktiva Tetap Jika aktiva tetap yang sudah berkurang bermanfaat lagi karena habis umur ekonomisnya atau tidak layak lagi untuk dipakai terus karena sudah ketinggalan jaman dengan munculnya mesin-mesin baru yang dapat memproduksi barang yang mutunya lebih baik, lebih menghemat biaya dan kapasitasnya lebih tinggi, maka aktiva lama tersebut harus dihentikan pemakaiannya. Jika suatu aktiva tetap sudah tidak dipakai lagi, untuk menghentikan pemakaian aktiva tersebut dilakukan dengan cara: dibuang, dijual atau ditukarkan dengan aktiva yang baru. 3. Dibuang atau disingkirkan Dengan dibuangnya aktiva tetap berarti aktiva tersebut harus dikeluarkan dari pembukuan, dengan jurnal: a. Jika sudah habis umur ekonomisnya: Akumulasi penyusutan mesin X Mesin X b.
Rp. xxx Rp. xxx
Jika belum habis umur ekonomisnya: Akumulasi penyusutan mesin X Rugi karena pembuangan/penghentian Mesin X
Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxx
4. Dijual Dalam penjualan aktiva tetap memungkinkan timbulnya laba atau rugi. a. Jika timbul laba, dicatat dengan jurnal Kas Rp. xxx Akumulasi penyusutan mesin X Rp. xxx Laba penjualan aktiva tetap (Mesin X) Rp. xxx Mesin X b. Jika Rugi, dicatat dengan jurnal Kas Akumulasi penyusutan mesin X Rugi penjualan aktiva tetap (mesin X) Mesin X
Rp. xxx
Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxx
5. Ditukar dengan mesin/aktiva tetap yang baru (Tukar Tambah) Dalam pertukaran memungkinkan timbulnya laba atau rugi atas pertukaran. a. Apabila aktiva tetap ditukar dengan aktiva tetap sejenis, maka laba atas pertukaran tidak diakui, sedangkan jika rugi atas pertukaran tersebut harus diakui (prinsip konservatisme). b. Apabila aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain yang tidak sejenis, maka laba atau rugi atas pertukaran diakui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Contoh soal 1 (Pertukaran aktiva tetap yang sejenis) Sebuah mesin dibeli pada bulan Januari 1987 seharga Rp. 42.000.000,- sampai dengan 31 Desember 1994 telah disusutkan Rp. 32.000.000,Pada tanggal 8 Januari 1995 ditukar dengan mesin baru yang sejenis, dengan harga Rp. 60.000.000,-. Ditanyakan: c. Hitunglah Rugi/Laba atas pertukaran, jika dalam pertukaran tersebut: 1. Menambah uang tunai Rp. 55.000.000,2. Menambah uang tunai Rp. 47.000.000,d. Buatlah jurnalnya. Jawab: b. Menghitung Rugi/Laba atas pertukaran: Harga beli mesin baru Harga mesin lama Penyusutan Nilai buku mesin lama Selisih nilai buku 1) Tambahan uang tunai Rugi pertukaran mesin 2) Selisih Nilai buku Tambahan uang tunai Laba pertukaran mesin
Rp. 60.000.000,00 Rp. 42.000.000,00 Rp. 32.000.000,00 (-) Rp. 10.000.000,00 (-) Rp. 50.000.000,00 Rp. 55.000.000,00 (-) Rp. 5.000.000,00 Rp. 50.000.000,00 Rp. 47.000.000,00 (-) Rp. 3.000.000,00
c. Jurnal 1) Tambahan uang tunai Rp. 55.000.000,00 (timbul rugi) Mesin (baru) Rp. 60.000.000,00 Akumulasi penyusutan mesin Rp. 32.000.000,00 Rugi pertukaran mesin Rp. 5.000.000,00 Mesin lama Rp. 42.000.000,00 Kas Rp. 55.000.000,00 2) Tambahan uang tunai Rp. 47.000.000,00 (timbul laba) Mesin (baru) Akumulasi penyusutan mesin Mesin (lama) Kas
Rp. 57.000.000,00 Rp. 32.000.000,00 Rp. 42.000.000,00 Rp. 47.000.000,00
Catatan: Laba tidak diakui, maka nilai aktiva baru dicatat sebesar nilai pengorbanannya (harga beli – laba yang tidak diakui) = Rp. 60.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 = Rp. 57.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Atau Sama dengan nilai buku aktiva lama + tambahan uang tunai = Rp. 10.000.000,00 + Rp. 47.000.000,00 = Rp. 57.000.000,00 Dalam hal ini penyusutan atas mesin baru dihitung dari harga perolehannya, yaitu Rp. 57.000.000,00. Contoh soal 2 (Pertukaran aktiva tidak sejenis) Sebuah truk dengan harga perolehan Rp. 100.000.000,00 telah disusutkan Rp. 70.000.000,00 pada tanggal 5 Juni 1995 ditukar dengan sebuah Bus, dengan harga Rp. 150.000.000,00. Buatlah jurnalnya, jika dalam pertukaran tersebut: a) Menambah uang tunai Rp. 130.000.000,00 b) Menambah uang tunai Rp. 115.000.000,00 a) Menambah uang tunai Rp. 130.000.000,00 (timbul rugi Rp. 10.000.000,00) Bus Akumulasi penyusutan truk Rugi pertukaran kendaraan Truk Kas
Rp. 150.000.000,00 Rp. 70.000.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 100.000.000,00 Rp. 130.000.000,00
b) Menambah uang tunai Rp. 115.000.000,00 (timbul laba Rp. 5.000.000,00) Bus Rp. 150.000.000,00 Akumulasi penyusutan truk Rp. 70.000.000,00 Laba pertukaran kendaraan Rp. 5.000.000,00 Truk Rp. 100.000.000,00 Kas Rp. 115.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERANGKAT PEMBELAJARAN