PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PERBEDAAN SISTEM PEMBERIAN KREDIT (PEMBIAYAAN) BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH (Studi Kasus p pada ada Bank Rakyat Indonesia Cabang Yogyakarta dan Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh : Dewi Rakhmawati NIM : 042114103
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yogyakarta, 30 Juni 2008
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Persembahan
Manusia diciptakan dengan kelebihan Manusia diciptakan dengan kekurangan Manusia hidup dengan perjuangan Manusia hidup tidak untuk menyerah Manusia hidup dengan harapan dan kasih sayang Nikmati hidupmu meski deritamu Bangkit dan berusahalah slalu Kita berkehendak Allah menentukan
Karya ini kupersembahkan untuk : Ibu dan ayah yang mencintai dan mendukungku Kakakku dan adek yang menyayangiku Dan Almamaterku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kepada Allah Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak membutuhkan bantuan, doa dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada: 1. Rama Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., selaku
Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. 2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Akt., Selaku Kaprodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan sebagai Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan nasehat, saran, dukungan dan petunjuk serta dorongan selama penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt., Selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan nasehat, saran, dukungan dan petunjuk serta dorongan selama penyusunan skripsi ini. 5. Drs. G. Anto Listianto, M.Sa., Akt., selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan masukan saran dan diskusi dalam penulisan skripsi ini. 6. E. Maryarsanto P., SE., Akt., dan Drs. F.A. Joko Siswanto, M.M., Akt., yang telah memberikan masukan saran dan diskusi dalam penulisan skripsi ini. vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Seluruh Dosen FE USD atas ilmu dan inspirasi selama proses belajar hingga sampai penulisan skripsi, juga sekretariat FE, Pojok BEI, dan Laboratorium Fakultas Ekonomi. 8. Seluruh staf Perpustakaan USD dan UII yang telah menyediakan informasi dan ilmu. 9. Bapak Bambang Prihartono, Kepala Bagian BRI Kanwil Yogyakarta, yang telah membantu proses penelitian. 10. Bapak Dani Alfianto, Bapak Asef, Bapak Agung dan seluruh karyawan BRI Kanwil Yogyakarta yang telah banyak membantu selama penelitian. 11. Bapak Muh. Chudori, Bapak Arif, Bapak Marsana, dan seluruh karyawan BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta yang telah banyak membantu selama penelitian. 12. Bapak dan Ibu tersayang, terima kasih atas dukungan dan doanya hingga sampai sekarang. 13. Mas Dayat yang telah mendukungku, menghiburku dan mendoakanku dengan sepenuh hati. 14. Mas Agus yang selalu telah mendukungku. 15. Teman–teman seperjuanganku Ratna, Helmy, Amik, Lisa, Iting, Ikun, Ratih, Arum, Tyas Jember, Thomas, terima kasih atas diskusi, saran, bantuan dan dukungannya. 16. Untuk Nadya dan Rika terima kasih atas saran dan pinjaman buku– bukunya. 17. Teman–teman kelas C angkatan 2004, teman-teman MPT-ku, dan KKP IV terima kasih atas kerjasamanya dan dukungannya. 18. Untuk semua teman yang mengenal aku, terima kasih telah memberiku warna dalam kehidupanku. 19. Semua pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangannya sehingga penulis terbuka untuk menerima saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Yogyakarta, 1 Juni 2008 Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................................
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................................................
v
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xiii ABSTRAK ...........................................................................................................................
xv
ABSTRACT ......................................................................................................................... xvi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................................ xvii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
4
C. Batasan Masalah .........................................................................................
5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................
5
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................
6
F. Sistematika Penulisan .................................................................................
7
TINJAUAN PUSTAKA A. Kredit .......................................................................................................... ix
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
BAB IV
B. Proses Permohonan Kredit ........................................................................
27
C. Penyelidikan dan Analisis Kredit ..............................................................
30
D. Keputusan dan Permohonan Kredit ...........................................................
32
E. Penolakan dan Persetujuan Permohonan Kredit .........................................
35
F. Pencairan Fasilitas Kredit ..........................................................................
37
G. Cara-Cara Perhitungan Bunga Kredit .........................................................
38
H. Pembiayaan .................................................................................................
39
I. Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan ..........................................................
40
J. Musyarakah ................................................................................................
47
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...........................................................................................
57
B. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................................
57
C. Subyek dan Objek Penelitian .....................................................................
57
D. Jenis Data ...................................................................................................
58
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................
58
F. Teknik Analisis Data .................................................................................
59
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. PT BANK RAKYAT INDONESIA TBK 1. Latar Belakang Pendirian Usaha ............................................................
61
2. Visi Bank Rakyat Indonesia Konvensional ..........................................
63
3. Misi Bank Rakyat Indonesia Konvensional ...........................................
63
4. Struktur Organisasi ...............................................................................
64
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Produk Bank Rakyat Indonesia .............................................................
65
B. PT BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH
BAB V
1. Latar Belakang Pendirian Usaha ............................................................
66
2. Visi Bank Rakyat Indonesia Syariah .....................................................
67
3. Misi Bank Rakyat Indonesia Syariah .....................................................
67
4. Sasaran Jangka Panjang BRI Syariah ...................................................
68
5. Struktur Organisasi ...............................................................................
68
6. Produk Pembiayaan BRI Syariah ..........................................................
69
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Kredit BRI Cik Di Tiro ..............................................
71
B. Prosedur Pengajuan Pembiayaan BRI Syariah ...........................................
81
C. Analisis Kebutuhan Kredit Modal Kerja di BRI Cik Di Tiro .....................
90
D. Analisis Kebutuhan Pembiayaan Modal Kerja di BRI Syariah .................. 106 E. Teknik Perhitungan Pengembalian Kredit di BRI Cik Di Tiro .................. 113 F. Teknik Perhitungan Pengembalian Pembiayaan di BRI Syariah ............... 117 G. Perbedaan Sistem Pemberian Kredit Kedua Bank ..................................... 123 BAB VI
KESIMPULAN A. Kesimpulan ................................................................................................ 125 B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 126 C. Saran ........................................................................................................... 127
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 128 LAMPIRAN ......................................................................................................................... 130 xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Proses Pemberian Kredit ..................................................................................
29
Gambar 2.2 Skema Al- Musyarakah ....................................................................................
52
Gambar 2.3 Flowchart Musyarakah .....................................................................................
53
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kanca BRI Cik Di Tiro Yogyakarta ................................
65
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kanca BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta ..............
69
Gambar 5.1 Prosedur Pengajuan Kredit ...............................................................................
73
Gambar 5.2 Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit ................................................................
74
Gambar 5.3 Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit ................................................................
75
Gambar 5.4 Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit ................................................................
76
Gambar 5.5 Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit ................................................................
77
Gambar 5.6 Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit ................................................................
78
Gambar 5.7 Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit ................................................................
79
Gambar 5.8 Bagan Proses Kredit Putusan MP/Pinca Prakarsa kanca .................................
80
Gambar 5.9 Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah ......................................
83
Gambar 5.10 Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah ....................
84
Gambar 5.11 Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah ....................
85
Gambar 5.12Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah .....................
86
Gambar 5.13 Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah ....................
87
Gambar 5.14 Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah ....................
88
Gambar 5.15 Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah ..............................................
89
Gambar 5.16 Pengelompokan Type UKM ...........................................................................
94
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Neraca UD. Karisma Posisi Tiga Tahun Terakhir ............................................... 100 Tabel 5.2 Laporan Laba-Rugi UD Karisma Posisi Tiga Tahun Terakhir ............................ 101 Tabel 5.3 Neraca RS. XXX Posisi Tiga Tahun Terakhir ..................................................... 107 Tabel 5.4 Lanjutan Neraca RS. XXX Posisi Tiga Tahun Terakhir ..................................... 108 Tabel 5.5 Laporan Laba/Rugi RS. XXX Posisi Tiga Tahun Terakhir ................................. 109 Tabel 5.6 Sumber dan Penggunaan Dana ............................................................................ 110 Tabel 5.7 Rasio-Rasio Keuangan ......................................................................................... 111 Tabel 5.8 Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta (Asumsi 1) ......................................................... 114 Tabel 5.9 Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta (Asumsi 2) ........................................................ 115 Tabel 5.10 Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta (Asumsi 3) ......................................................... 116 Tabel 5.11 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 1) .................................... 118 Tabel 5.12 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 2) ...................................... 119 Tabel 5.13 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 3) .................................... 120 Tabel 5.14 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 4) ...................................... 121 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.15 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta (Asumsi 5) ...................................... 122
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK ANALISIS PERBEDAAN SISTEM PEMBERIAN KREDIT (PEMBIAYAAN) BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH (Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Yogyakarta dan Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta) Dewi Rakhmawati NIM: 042114103 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008 Tujuan Penelitian ini untuk dapat membandingkan mekanisme pemberian kredit, perhitungan bunga kredit atau bagi hasil pada pembiayaan musyarakah dan kredit modal kerja pada Bank Konvensional dan Syariah. Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep perbankan syariah sehingga pemanfatan terhadap bank syariah masih sedikit. Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik Analisa data yang digunakan adalah dengan membandingkan kedua sistem perbankan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan prosedur atau sistem pengambilan pembiayaan di bank syariah hampir sama dengan dengan sistem yang ada pada bank konvensional. Perbedaannya terlihat pada bagi hasil atau bunga yang harus dibayarkan debitur kepada pihak bank. Besarnya bagi hasil yang diberikan debitur kepada pihak bank bergantung pada pendapatan debitur, nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank, nominal pinjaman debitur, jangka waktu pinjaman. Sedangkan pada bank konvensional besar kecilnya bunga yang diperoleh bank bergantung pada: tingkat bunga yang berlaku, nominal pinjaman, jangka waktu pinjaman.
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT AN ANALYSIS OF THE DIFFERENCES OF CREDIT EXTENSION (FINANCING) BETWEEN CONVENTIONAL BANK AND SYARIAH BANK (A Case study at BRI Yogyakarta and BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta) Dewi Rakhmawati NIM: 042114103 Sanata Dharma University Yogyakarta 2008
The objective of this research was to compare the mechanism of extension credit, the calculation of credit interest rate or revenue sharing of musyarakah financing and working capital credit at conventional bank and syariah bank. The background of this research is the people’s lack understanding toward the concept of syariah banking so the usage of syariah bank is still low. The type of this research was case study. The data were taken by doing interview and documentation. The technique of data analysis used was by comparing both banking systems. The result of the research showed that the procedure or system of financing in syariah bank was almost similar with the system used in conventional bank. The difference was in the revenue sharing or interest that should be paid by the debtor to bank. The amount of share or interest that should be paid depended on the debtor’s income, the ratio of share between client and bank, debtor’s loan nominal, period of loan. However, in the conventional bank, the amount of interest that should be obtained by the bank depended on the recent level of interest, loan nominal, period of loan.
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pertengahan bulan Juli 1997, Indonesia diguncang krisis moneter yang mengakibatkan hancurnya perekonomian serta menurunnya nilai tukar rupiah. Imbas dari krisis moneter ini sampai saat ini masih dirasakan masyarakat Indonesia terutama lapisan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin kompleks ini, tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta pemerintah serta lembaga keuangan untuk membantu dan mendukung masyarakat agar dapat menata kembali perekonomian mereka. Lembaga keuangan menjadi sangat penting perannya dalam memenuhi kebutuhan dana bagi masyarakat dalam rangka untuk memulihkan kembali usaha atau bisnis mereka yang akhir-akhir ini lesu. Saat ini ada dua jenis lembaga keuangan yaitu lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan bukan perbankan. Lembaga keuangan perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, sedangkan lembaga keuangan bukan perbankan adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat melalui penjualan surat-surat
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
berharga. Bentuk dari lembaga keuangan bukan perbankan ini adalah modal ventura, anjak piutang, dana pensiun, dan penggadaian. Lembaga perbankan di Indonesia telah terbagi menjadi dua jenis yaitu bank yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Perbankan yang bersifat konvensional adalah bank yang pelaksanaan operasionalnya menjalankan sistem bunga (interest fee), sedangkan perbankan yang bersifat syariah adalah bank yang dalam pelaksanaan operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah (UU, No 10:1998). Bulan Mei 1992 merupakan babak baru dalam dunia perbankan Indonesia. Sejak itulah perbankan syariah eksis di Indonesia, tepatnya dengan mulai beroperasinya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), atas prakarsa Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang didukung oleh sekelompok pengusaha dan cendekiawan muslim. Latar belakang munculnya perbankan syariah juga terkait dengan munculnya fatwa MUI mengenai bunga yang dianggap riba dan hukumnya haram. Krisis ekonomi juga memberi momentum bagi perbankan syariah, dimana kinerja perbankan syariah lebih baik dibanding bank konvensional. Banyak perbankan konvensional runtuh dan perlu direkapitalisasi dikarenakan tidak memiliki ketersediaan dana liquid yang cukup untuk operasionalnya. Nasabah
peminjam
mengalami
ketidakmampuan
untuk
mengembalikan dana pinjaman karena tingginya nilai suku bunga. Kemacetan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pengembalian dana pinjaman dari pihak nasabah ke perbankan berimplikasi pada ketidakmampuan pihak perbankan untuk mengembalikan dana pinjaman kepada Bank Indonesia. Pada saat nilai suku bunga melonjak tinggi, kondisi ini mengakibatkan goncangan pada sistem manajemen moneter perbankan konvensional. Sebaliknya kondisi ini tidak terlalu menggangu kinerja Bank Mualamat. Bank Muamalat tetap kokoh dan tidak menderita kerugian yang besar akibat negative spread. Walaupun kinerja perbankan syariah lebih baik daripada perbankan konvensional, namun masih sedikit masyarakat yang memanfaatkan jasa perbankan syariah, karena masih terbatasnya pengetahuan masyarakat mengenai perbankan syariah. Dalam operasionalnya, perbankan syariah melaksanakan kegiatan yang hampir sama dengan perbankan konvensional. Secara umum kegiatan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian: yakni kegiatan penghimpun dana masyarakat, penyaluran dana (pembiayaan) serta jasa pelayanan bank. Kedua jenis bank tersebut juga mengandalkan kredit sebagai kegiatan utama untuk memperoleh penghasilan. Pada perbankan syariah, kredit mempunyai padanan kata yaitu aktivitas pembiayaan. Kedua perbankan ini sama-sama menyalurkan dana kepada masyarakat. Namun, mempunyai cara-cara yang berbeda dalam memperoleh keuntungan yang diharapkan. Bagi perbankan konvensional, keuntungan diperoleh melalui bunga. Sedangkan bagi perbankan syariah keuntungan diperoleh melalui imbalan atau bagi hasil. Sistem kredit yang ditawarkan oleh perbankan konvensional sudah familier ditengah-tengah masyarakat, berbeda dengan sistem pembiayaan perbankan syariah, walaupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
berdasarkan
laporan
Bank
Indonesia
(BI),
performance
bank
syariah
menunjukkan kemajuan yang mengesankan. Jaringan bank syariah tumbuh dari 112 kantor pada Desember 2000 menjadi 188 kantor pada Agustus 2003. Sedangkan volume usaha naik dari Rp1,8 triliun pada Desember 2000 menjadi Rp6,2 triliun pada Agustus 2003. Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan bank konvensional, nasabah bank syariah masih sangat kecil. Kendala ini disebabkan karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep perbankan syariah. Disinilah peran serta pemerintah dan perbankan syariah dalam memperkenalkan alternatif perbankan lain yaitu perbankan syariah. Berdasarkan paparan tersebut diatas, penulis merasa perlu memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai jasa yang ditawarkan oleh perbankan syariah dan membandingkannya dengan perbankan konvensional terutama berkaitan
dengan
sistem
kredit
(pembiayaan).
Dengan
bertambahnya
pengetahuan, masyarakat dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam bertransaksi dengan pihak perbankan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka judul yang dipilih oleh penulis adalah “Analisis Perbedaan Sistem Pemberiaan Kredit (Pembiayaan) antara Bank Konvensional dan Bank Syariah”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. Bagaimanakah perbedaan mekanisme pemberian kredit modal kerja terkait dengan prosedur dan penentuan kelayakan kredit dilihat dari sisi keuangan pada bank konvensional dan bank syariah? 2. Bagaimanakah perbedaan proses perhitungan kredit beserta bunga atas kredit modal kerja pada bank konvensional dan bank syariah?
C. Batasan Masalah Dalam penulisan ini, penulis membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut: 1. Yang dimaksud dengan sistem pemberian kredit dalam penelitian ini, yaitu proses bank dalam memberikan kredit dari pengajuan proposal kredit sampai dengan proses pelunasan kredit. 2. Pada bank syariah pemberian kredit modal kerja yang dimaksud adalah pemberian pembiayaan musyarakah. 3. Pada bank syariah yang dimaksud proses perhitungan kredit beserta bunga, adalah proses perhitungan pembiayaan beserta bagi hasilnya.
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme pemberian kredit modal kerja dan pemberian pembiayaan musyarakah, serta untuk mengetahui perhitungan bunga kredit modal kerja pada Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta dan bagi hasil pembiayaan musyarakah pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang nantinya digunakan untuk membandingkan manakah yang lebih menguntungkan antara mengambil kredit di bank konvensional atau bank syariah dilihat dari segi bunga/bagi hasil yang harus dibayarkan debitur kepada pihak bank.
E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis, penelitian dapat digunakan untuk menambah pengetahuan penulis tentang materi perbankan, terutama sistem pemberian kredit bank konvensional dan syariah. 2. Bagi Universitas, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan pustaka atau referensi mengenai dunia perbankan. 3. Bagi Bank, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan, khususnya mengenai penilaian sistem pemberian kredit yang sudah ada, sehingga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan perusahaan dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan tersebut dengan lebih baik dan tepat. 4. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang gambaran umum mengenai bank syariah dan bank konvensional terutama mengenai sistem atau mekanisme pemberian kreditnya dan penentuan bunga kredit atau bagi hasilnya dalam praktik nyata di lapangan maupun teorinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini disusun dengan urutan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang dasar-dasar teoritis. Selanjutnya teori tersebut digunakan sebagai dasar (pedoman) dalam penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subyek dan obyek penelitian, jenis data yang digunakan dalam penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menguraikan tentang gambaran umum Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta dan Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta, yaitu mengenai pendirian usaha, visi dan misi, serta struktur organisasi dan manajemen.
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan analisis mengenai persamaan dan perbedaan sistem serta perhitungan bunga kredit dalam pemberian kredit modal kerja dan bagi hasil musyarakah berdasarkan praktik yang terdapat di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta dan di Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta. BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Pada akhir bab penelitian dituliskan kesimpulan dari hasil analisis, keterbatasan penelitian yang ditulis dan saran-saran yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya, dan pihak lain yang berkepentingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kredit Definisi kredit menurut PSAK No. 31 adalah sebagai berikut: “Peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan”. Hal yang termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA). Sedangkan pengertian kredit menurut UU RI No. 10 Tahun 1998, mendefinisikan sebagai berikut: “Penyediaan barang uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud, atau dengan kata lain dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu. Unsur-
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut: 1. Kepercayaan Kepercayaan merupakan keyakinan si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit berani dikucurkan. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon kredit sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan etikat baik nasabah terhadap bank. 2. Kesepakatan Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. 3. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk bisa berbentuk jangka pendek (dibawah satu tahun), jangka menengah (satu sampai tiga tahun), atau jangka panjang (diatas tiga tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4. Resiko Tenggang waktu pengembalian kredit memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macetnya pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah, maupun oleh resiko yang tidak disengaja, misalnya karena unsur bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya. 5. Balas Jasa Balas jasa bagi merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah berupa biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberian kredit juga tidak terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut: 1. Mencari keuntungan Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping itu keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank. 2. Membantu usaha nasabah Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dalam hal ini baik bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan. 3. Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor, terutama sektor riil. Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit oleh dunia perbankan adalah sebagai berikut: a. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank. b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru, sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur. c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa yang beredar di masyarakat, sehingga akhirnya masyarakat memiliki banyak plihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara. e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor. Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki suatu fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut, antara lain: 1. Untuk meningkatkan daya guna uang Meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja dirumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna, dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit, kemudian juga dapat memberikan penghasilan tambahan kepada pemilik dana. 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. 3. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4. Untuk meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar. Kredit untuk meningkatkan peredaran barang biasanya untuk kredit perdagangan atau kredit ekspor impor. 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi Kredit dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. 6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau memperluas usahanya. 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia. Menurut Kasmir (2006: 109-112), secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit investasi Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau biasanya digunakan untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dibutuhkan modal yang relatif besar pula. b. Kredit modal kerja Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit produktif Kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian, kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit industri akan menghasilkan barang industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Kredit konsumtif Kredit konsumtif digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit
untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit
perabotan rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya. c. Kredit perdagangan Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor. 3. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija. b. Kredit jangka menengah Kredit jangka menengah merupakan kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun dan biasanya kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
ini digunakan untuk melakukan investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing. c. Kredit jangka panjang Kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan. 4. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan jaminan Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang, artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur. b. Kredit tanpa jaminan Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
5. Dilihat dari segi sektor usaha a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang. b. Kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang, ternak kambing atau ternak sapi. c. Kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, industri menengah atau industri besar. d. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai, biasanya jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah. e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa. f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional, seperti dosen, dokter, atau pengacara. g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang. Kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diberikan oleh bank mengandung risiko, sehingga dalam setiap pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah harus memperhatikan asas-asas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perkreditan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sehat berdasarkan prinsip kehati-hatian. Berdasarkan penjelasan pasal 8 Undang-Undang Perbankan yang diubah, yang mestinya dinilai oleh bank sebelum memberikan kredit atau pembiayan berdasarkan prinsip syariah adalah watak, modal, agunan, dan prospek usaha dari nasabah debitur, dimana menurut Teguh ( 2001: 11 ), dikenal dengan sebutan “the six C of credit analysis” atau prinsip 6 C, yang terdiri dari: 1. Character Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orangorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran tentang “kemauan” nasabah untuk membayar. 2. Capacity Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Capacity sering disebut dengan nama Capability.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan laba/rugi) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman. 4. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benarbenar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. 5. Collateral Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
6. Constraints Constraints merupakan hambatan atau rintangan berupa faktor sosial psikologi yang ada pada suatu daerah tertentu yang mengakibatkan proyek tidak dapat dilaksanakan. Selanjutnya penilaian suatu kredit menurut Kasmir (2006: 119) dapat pula dilakukan dengan analisis 7 P dengan unsur penilaian sebagai berikut: 1. Personality Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadiannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya. 2. Party Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang digolongkan kedalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. 3. Purpose Purpose digunakan untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4. Prospect Prospect digunakan untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah. 5. Payment Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya. 6. Profitability Profitability untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode-periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. 7. Protection Protection bertujuan untuk menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman, perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Dalam praktiknya disamping menggunakan analisis 6 C dan analisis 7 P, maka penilaian suatu kredit layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian dengan seluruh aspek yang ada dikenal dengan nama studi kelayakan usaha. Penilaian dengan model ini biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu panjang. Aspek-aspek yang dinilai antara lain meliputi: 1. Aspek yuridis/hukum Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta ijinijin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan meneliti keabsahan dan kesempurnaan akta pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui pemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya dari dokumen atau surat-surat penting lainnya seperti: a. Surat Ijin Usaha Industri (S.I.U.I.) untuk sektor industri. b. Surat Ijin Usaha Perdagangan (S.I.U.P.) untuk sektor perdagangan. c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP). d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). e. Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah dan sertifikat deposito. f. Serta dokumen-dokumen yang dianggap penting lainnya, seperti KTP. 2. Aspek Pasar dan Pemasaran Dalam aspek ini yang kita nilai adalah besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
diketahui prospek pemasaran produk tersebut. Yang perlu diteliti dalam aspek ini adalah: a.
Hasil penjualan produksi minimal tiga bulan yang lalu atau tiga tahun yang lalu.
b. Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga tahun yang akan datang. c. Peta kekuatan pesaing yang ada, seperti market share yang dikuasai. d. Prospek produk secara keseluruhan. 3. Aspek keuangan Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping itu hendaknya dibuatkan cash flow keuangan perusahaan. Dari cash flow ini akan terlihat pendapatan dan biaya-biaya sehingga dapat dinilai layak atau tidak usaha tersebut, termasuk keuntungan yang diharapkan. Penilaian bank dari aspek keuangan biasanya mencakup antara lain: a. Rasio Likuiditas, mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif dengan hutang lancarnya. b. Rasio Solvabilitas, mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. c. Payback Period
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d. Net Present value (NPV), menghitung selisih nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di masa yang akan datang. e. Profitability
index
(PI),
membandingkan
antara
nilai
sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. PI > 1, maka proyek diterima, PI < 1, maka proyek ditolak. f. Internal Rate of Return (IRR) =
−
− −
g. Dan Break Event Point (BEP) =
1−
4. Aspek teknis/operasi Merupakan aspek yang membahas masalah yang berkaitan dengan produksi, lokasi dan lay out, seperti kapasitas mesin yang digunakan. Masalah lokasi usaha seperti kantor pusat, cabang atau pergudangan. Demikian pula dengan masalah lay out gedung dan lay out ruangan dan lay out mesin-mesin termasuk jenis mesin dan teknologi yang digunakan. 5. Aspek manajemen Aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pendidikan dan pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada juga menjadi pertimbangan lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
6. Aspek sosial ekonomi Aspek sosial ekonomi adalah menganalisis dampak yang timbul akibat adanya proyek terhadap perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat secara umum, seperti: a. Meningkatnya ekspor barang atau sebaliknya mengurangi ketergantungan terhadap impor. b. Mengurangi pengangguran. c. Meningkatkan pendapatan masyarakat. d. Tersedianya sarana dan prasarana. e. Membuka isolasi daerah tertentu. 7. Aspek amdal Amdal atau analisis dampak lingkungan merupakan analisis terhadap lingkungan baik darat, air, atau udara, termasuk kesehatan manusia akibat proyek tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam sebelum kredit tersebut disalurkan, sehingga proyek yang dibiayai tidak akan mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya. Disamping menggunakan prinsip pemberian kredit di atas, bank dalam memberikan kredit juga menggunakan prinsip 3R, yaitu: 1. Returns (Hasil yang Diperoleh) Returns, merupakan hasil yang diperoleh oleh debitur dalam hal ini ketika kredit telah dimanfaatkan dan dapat diantisipasi oleh calon kreditur, artinya perolehan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kredit beserta bunga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
ongkos-ongkos, disamping membayar keperluan perusahaan yang lain seperti untuk cash flow, kredit lain jika ada. 2. Repayment (Pembayaran Kembali) Kemampuan membayar dari pihak debitur tentu saja juga harus dipertimbangkan, dan apakah kemampuan membayar tersebut match dengan schedule pembayaran kembali dari kredit yang akan diberikan. 3. Risk Bearing Ability (Kemampuan Menanggung Resiko) Menurut Munir Fuady (1996:25-27), kemampuan debitur untuk menanggung resiko juga perlu diperhatikan, untuk itu harus diperhitungkan apakah misalnya jaminan dan/atau asuransi barang atau kredit sudah cukup aman untuk menutupi resiko.
B. Proses Permohonan Kredit 1. Menurut Suyatno (2003: 62), permohonan kredit mencakup: a. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit. b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan. c. Permohonan perpanjangan/pembaharuan masa berlaku kredit yang telah berakhir jangka waktunya. d. Permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit
yang
sedang
berjalan,
antara
lain
penukaran
jaminan,
perubahan/pengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya. 2. Berkas permohonan kredit, terdiri dari: a. Surat-surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara lengkap dan sah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan lengkap diisi oleh nasabah. c. Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit. 3. Pencatatan Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat dalam register khusus yang disediakan. 4. Kelengkapan dan Berkas Permohonan Permohonan dinyatakan lengkap bila telah memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk pengajuan permohonan menurut jenis kreditnya. Selama permohonan kredit sedang dalam proses, maka berkas-berkas permohonan harus dipelihara dalam berkas permohonan. 5. Formulir Daftar Isian Permohonan Kredit Untuk memudahkan bank memperoleh data yang diperlukan, bank mempergunakan Daftar Isian Kredit yang harus diisi oleh nasabah, formulirformulir neraca, daftar laba-rugi. Proses pemberian kredit untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 2.1: Proses Pemberian Kredit Sumber : Jusup, 1992: 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Penyidikan dan Analisis Kredit Penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan yang meliputi: 1.
Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.
2. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah, baik data intern bank maupun data ekstern. Dalam hal ini termasuk informasi antarbank dan pemeriksaan pada daftar-daftar hitam dan daftar-daftar kredit macet. 3. Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh. 4. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah dilaksanakan. Analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi: 1. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik aspek keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit. 2. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengembalian keputusan pimpinan dari permohonan kredit nasabah. Dalam permintaan kredit modal kerja, petugas kredit harus melakukan analisis kebutuhan modal kerja sebagai dasar menetapkan jumlah kredit yang akan diberikan dengan menggunakan beberapa pendekatan, antara lain: 1. Untuk kredit produksi, ekspor, perdagangan dan lain-lain usaha yang kegiatan perputaran modalnya berjalan terus-menerus secara tetap (constan) sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dengan kapasitas yang dimiliki serta kemampuan pemasarannya, perhitungan modal kerja dapat menggunakan pendekatan berdasarkan jumlah ratio/hari atas activity ratio’s dari angka-angka neraca dan daftar laba/rugi nasabah yang sudah dinilai kewajarannya dalam bentuk, misalnya: × 360 ℎ
Days Receivable Days Inventory
× 360 ℎ
× 360 ℎ
Days Payable
=
hari
=
hari
=
hari (-)
Net Trade Cycle
=
hari
Proyeksi kebutuhan modal kerja, sebagai berikut: Proyek modal kerja (tahun depan) 360
×
× (100% + %)
=
Modal kerja yang tersedia (tahun berjalan) Current Assets – Current Liabilities
=
Kebutuhan Modal Kerja
=
Catatan: x % persentase peningkatan sales yang direncanakan. 2. Untuk kredit usaha musiman, kredit industri konstruksi (bridging finance) dan lain-lain kredit uang bersifat transaksional, hendaknya menggunakan pendekatan berupa cash flow projection. Pendekatan ini di samping untuk mengukur berapa banyak kebutuhan modal kerja yang diperlukan juga untuk mengukur waktu penggunaan kredit yang akan diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
D. Keputusan atas Permohonan Kredit Keputusan atas permohonan kredit adalah setiap tindakan pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi. Setiap keputusan permohonan kredit, harus memperhatikan penilaian syarat-syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan kredit dan analisis kredit. Bahan pertimbangan atau informasi-informasi lainnya yang diperoleh pejabat pengambil keputusan, harus dibubuhkan secara tertulis (disposisi-disposisi). Wewenang mengambil keputusan kredit, adalah sebagai berikut: 1. Wewenang Kepala Bagian Kredit/Cabang a. Sampai dengan jumlah permohonan dalam jenis kredit yang ditentukan oleh direksi/kantor pusat, kepala bagian kredit/kepala cabang diberi wewenang untuk memutuskan permohonan dalam batas-batas tertentu tanpa mengusulkan terlebih dahulu kepada kantor pusat. b. Jika permohonan berada di luar batas wewenangnya, cabang harus mengusulkan terlebih dahulu permohonan fasilitas kredit tersebut kepada direksi/kantor pusat disertai hasil penilaian serta kesimpulan-kesimpulan dan usul-usul yang definitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Wewenang Direksi/Kantor Pusat Direksi/kantor pusat memberikan keputusan permohonan fasilitas kredit yang dilakukan
oleh
bagian
kredit/cabang setelah
mengadakan
penilaian
permohonan fasilitas kredit yang diusulkan. 3. Direksi/Kantor Pusat dengan Bank Indonesia Tentang jenis-jenis yang menurut ketentuan memerlukan persetujuan dari Bank Indonesia, terlebih dahulu kantor pusat akan meneruskan permohonan kredit tersebut kepada Bank Indonesia. Pemberitahuan keputusan kepada cabang, baru dilakukan setelah mendapat keputusan dari Bank Indonesia. Laporan penggunaan wewenang, setiap keputusan yang diambil oleh bagian kredit/cabang dalam hubungannya dengan wewenangnya, baik berupa persetujuan maupun penolakan atas permohonan fasilitas kredit, harus dilaporkan ke direksi/kantor pusat yang umumnya berupa tembusan surat, serta tindakan analisis lengkap, setelah itu dikirim kepada biro yang membidanginya. Setiap keputusan harus diberitahukan kepada pemohon secara tertulis. Pada prinsipnya pengusulan permohonan kredit ke direksi/kantor pusat harus dilakukan dengan surat. Apabila dipandang perlu, pengusulan dapat diajukan melalui kawat/teleks yang kemudian harus selalu ditegaskan dengan surat, disertai penjelasan-penjelasan yang diperlukan. Dalam hal bagian kredit atau cabang memutuskan untuk mengusulkan permohonan kredit kepada direksi/kantor pusat, maka dalam surat usul harus dimuat minimal data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1. Informasi mengenai nasabah selengkapnya Informasi yang dimaksud terutama mengenai perilaku/karakter nasabah, kemampuan dan pengalaman berusaha dan hal-hal yang mencerminkan kepribadian serta kemampuan nasabah/calon nasabah sebagai ukuran dari sebagian sumber dan daya pelunasan kreditnya. 2. Aktivitas usaha nasabah 3. Jaminan 4. Financial Statement 5. Cash Flow Projection Untuk jenis-jenis kredit (seperti kredit industri konstruksi, kredit musiman, kredit investasi dan kredit lainnya yang sifatnya transaksional atau berangsuran dengan jangka tertentu), surat usul tersebut secara mutlak harus disertai dengan cash flow projection, sehingga dapat disusun jadwal waktu (time schdule) pelunasannya secara baik. Untuk kredit produksi proyeksi ini hanya berfungsi sebagai alat pembantu dalam menentukan kebutuhan maksimal nasabah modal kerja. 6. Aktivitas rekening Calon nasabah/nasabah yang memiliki rekening (giro dan atau pinjaman), harus menguraikan juga mengenai aktivitas rekening antara lain: saldo tertinggi, terendah dan saldo rata-rata tiap bulan serta indikasi aktivitas rekening berupa jumlah/frekuensi mutasi debit dan kreditnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
E. Penolakan dan Persetujuan Permohonan Kredit 1. Penolakan permohonan kredit Oleh bagian kredit atau cabang Penolakan ini adalah untuk permohonan kredit yang nyata-nyata dianggap oleh bank secara teknis tidak memenuhi persyaratan. Langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah: a. Semua keputusan penolakan harus disampaikan secara tertulis kepada nasabah dengan disertai alasan penolakannya. b. Surat penolakan permohonan minimal dibuat dalam rangkap tiga: 1) Asli dikirimkan kepada pemohon. 2) Lembar kedua beserta copy (salinan) surat permohonan nasabah dikirim kepada direksi. 3) Lembar ketiga untuk arsip bagian kredit atau kantor cabang. c. Dalam hal penolakan permohonan baru, maka jika diminta semua berkas permohonan dapat dikembalikan kepada pemohon kecuali surat permohonannya. d. Dalam hal penolakan permohonan perpanjangan, berarti jangka waktu kredit tidak diperpanjang. Bank harus menegaskan kepada nasabah agar segera menyelesaikan semua kewajibannya kepada bank atau mengajukan rencana pelunasannya. e. Dalam hal penolakan tambahan kredit, maka harus ditegaskan bahwa nasabah hanya tetap menikmati limit kredit yang telah disetujui semula. Berkas-berkas permohonan tambahan tidak dikembalikan kepada pemohon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
f. Dalam hal penolakan perubahan persyaratan lainnya dari kredit yang sedang berjalan, maka nasabah tetap mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui semula. Apabila permohonan perubahan syarat-syarat ini menunjukkan hubungan dengan gejala-gejala yang tidak sehat, maka harus diambil tindakan pengamanan berupa
inventarisasi
jaminan
dan
memberikan
bimbingan
dan
pengawasan yang lebih ketat terhadap nasabah. Oleh bagain kredit atau cabang setelah mendapat keputusan penolakan direksi Langkah-langkah yang diambil, sama dengan penolakan yang diuraikan pada subbab diatas dengan memperhatikan alasan-alasan penolakannya yang disampaikan oleh direksi. 2. Persetujuan permohonan kredit Persetujuan permohonan kredit adalah keputusan bank untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur. Untuk melindungi kepentingan bank dalam pelaksanaan persetujuan tersebut, maka biasanya ditegaskan terlebih dahulu syarat-syarat fasilitas kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh nasabah, seperti surat penegasan persetujuan permohonan kredit kepada pemohon, pengikatan jaminan, penandatanganan perjanjian kredit, penandatanganan surat aksep, pembayaran bea meterai kredit, pembayaran provisi kredit, asuransi barang jaminan, dan asuransi kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
F. Pencairan Fasilitas Kredit Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan menggunakan kredit yang telah disetujui oleh bank. Dalam praktiknya, pencairan kredit ini berupa pembayaran dan/atau pemindahbukuan atas beban rekening pinjaman atau fasilitas lainnya. Bank hanya menyetujui pencairan kredit oleh nasabah, bila syarat-syarat yang harus dipenuhi nasabah telah dilaksankan. Pengikatan jaminan secara sempurna dan penandatanganan warkat-warkat kredit (perjanjian kredit) mutlak harus mendahului pencairan kredit. Bentuk penyediaan fasilitas kredit berbagai macam, yaitu: penyediaan fasilitas kredit dengan suatu limit yang ditarik menurut kebutuhan dengan sifat revolving (dana yang berputar), hal ini biasa dikenal dengan nama “Pencairan dalam Rekening Koran”, penyediaan fasilitas kredit yang pencairannya dilakukan berdasarkan jadwal pencairan yang mencapai suatu limit yang disetujui, kemudian dengan pembayaran kembali secara sekaligus atau dengan cara angsuran menurut jadwal, penyedian fasilitas kredit yang pencairannya sekaligus dengan pembayaran kembali atau dengan angsuran menurut jadwal tertentu, pernyataan bank sebagai pinjaman atau menyanggupi ikatan lainnya yang dapat mengakibatkan kewajiban bank untuk membayar kepada pihak ketiga. Cara pencairan kredit yang telah disetujui dapat dilakukan dengan alatalat dan cara yang ditentukan oleh bank, antara lain pencairan dengan cara menarik cek atau giro bilyet, dengan kuitansi, dengan dokumen-dokumen lainnya yang oleh bank dapat diterima sebagai perintah pembayaran, atau dengan pemindahbukuan atas beban rekening pinjaman nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
G. Cara-Cara Perhitungan Bunga Kredit Suyatno
(1992:99)
menjelaskan
bahwa,
berdasarkan
cara-cara
perhitungan bunga kredit yang dibebankan bank kepada nasabahnya, cara perhitungan bunga kredit dapat dibedakan atas: 1. Sliding Rate Cara perhitungan bunga dengan rumus sliding rate adalah pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan semakin menurun dari bulan ke bulan (atau dari suatu periode ke periode berikutnya) sesuai dengan menurunnya pokok pinjaman sebagai akibat adanya pembayaran cicilan pokok pinjaman. 2. Flat Rate Cara perhitungan bunga dengan rumus flat rate adalah pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan tetap dari satu periode ke periode lainnya walaupun pokok pinjaman menurun sebagai akibat adanya pembayaran cicilan pokok pinjaman. 3. Floating Rate Cara perhitungan bunga dengan rumus floating rate (bunga mengembang) adalah
cara
penentuan
bunga
yang
besarnya
ditetapkan
dengan
perkembangan tingkat bunga yang ada di pasar uang (money market rate). Tingkat bunga bisa ditetapkan dengan dasar domestic money market ataupun international money market rate. Rumus floating rate dapat dijelaskan sebagi berikut: a. Money market rate
6 bulan + 2%
b. LIBOR/SIBOR(London Interbank Offered Rate)
6 bulan + 2%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Penggunaan perhitungan bunga dengan rumus floating rate pada umumnya dikenakan kepada nasabah peminjam (debitur) yang jangka waktu pinjamannya lebih dari 5 tahun, ataupun pinjaman jangka panjang lainnya.
H. Pembiayaan Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang tercantum dalam UU RI No. 10 Tahun 1998 adalah “Penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”. Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stakeholder, yaitu: 1. Para pemilik dana mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut. 2. Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya. 3. Para debitur, dengan penyediaan dana baginya, mereka terbantu guna menjalankan usahanya (sektor produktif) atau terbantu untuk pengadaan barang yang diinginkannya (pembiayaan konsumtif) 4. Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan negara disamping itu akan diperoleh pajak (berupa pajak pengahasilan atas keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahaanperusahaan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
5. Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan, diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survive, dan meluas jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya. Pembiayaan ada berbagai macam jenis seperti: berdasarkan prinsip bagihasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual-beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
I. Pelaksanaan Pemberiaan Pembiayaan Proses pemberian pembiayaan meliputi: 1. Surat Permohonan Pembiayaan Dalam surat permohonan berisikan jenis pembiayaan yang diminta nasabah, untuk berapa lama, berapa limit/plafon yang diminta, serta sumber pelunasan pembiayaan berasal dari mana. Disamping itu, surat di atas dilampiri dengan dokumen pendukung, antara lain: identitas pemohon, legalitas (akta pendirian/perubahan, Surat Keputusan Menteri, perijinan-perijinan), bukti kepemilikan agunan (jika diperlukan). 2. Proses Evaluasi Dalam penilaian suatu permohonan, bank syariah tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian serta aspek lainnya, sehingga diharapkan dapat diperoleh hasil analisis yang cermat dan akurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Proses penilaian yang dimaksud, meliputi: 1. Didasarkan pada surat permohonan yang lengkap Dengan kata lain, permohonan yang tidak didukung data dan dokumen yang
lengkap
tidak
dapat
diproses.
Biasanya
cepat/lambatnya
pemprosesan suatu permohonan pembiayaan, terutama ditentukan pada tahap ini. Jika dipaksakan (baik oleh nasabah maupun pimpinan bank), hasilnya
akhirnya
sangat
beresiko,
yang
kemungkinan
besar
menimbulkan kerugian di pihak bank dan nasabah yang bersangkutan. 2. Proses penilaian a. Kantor Pusat/Kanwil 1) Permohonan dari Kantor cabang 2) Unit Penilai di Kantor Pusat/Wilayah melakukan review atas permohonan nasabah yang telah dilakukan penilaian/analisis oleh Kantor Cabang. 3) Komite Pembiayaan (Kantor Pusat/Wilayah) 4) Keputusan 5) Unit Penilai (Kantor Puasat/Wilayah) meneruskan keputusan Kantor Pusat/Wilayah ke Kantor Cabang yang bersangkutan 6) Keputusan diterima Kantor Cabang, dengan macam keputusan: a) Ditolak Bila
permohonan
Kanpus/Kanwil bersangkutan.
nasabah
tersebut
ditolak,
diteruskan
maka ke
keputusan
pemohon
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b) Dipenuhi 1. Persetujuan Kanpus/Kanwil diteruskan ke pemohonan 2. Penandatangan akad 3. Pengamanan Pembiayaan, misal penutupam asuransi dan pengikatan agunan (jika perlu) 4. Realisasi 5. Pemantauan 6. Pelunasan/perpanjangan b. Kantor Cabang 1) Pembuatan nota/memo penilaian oleh Unit Penilai Kantor Cabang 2) Proses pengambilan keputusan oleh Komite Pembiayaan 3) Keputusan: a) Ditolak Oleh Unit Penilai, keputusan ini diteruskan ke nasabah pemohon. b) Disetujui 1. Oleh
Unit
Penilai,
keputusan
ini
dibuatkan
surat
persetujuan yang memuat persyaratan serta klausula lainnya 2. Penandatangan akad pembiayaan 3. Pengamanan Pembiayaan 4. Realisasi Pembiayaan 5. Pemantauan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
6. Pelunasan/perpanjangan/tambahan plafon/lainnya. 3. Format memo/nota penilaian, meliputi antara lain: a. Informasi Umum 1) Perusahaan : Nama, alamat kantor/pabrik/gudang, bidang usaha 2) Status hukum : PT, CV, Perorangan, Koperasi. 3) Pemegang saham : Nama dan porsi saham yang dimiliki b. Aspek legalitas 1) SIUP-Surat Ijin Usaha Perdagangan 2) TDP-Tanda Daftar Perusahaan 3) SITU-Surat Ijin Tempat Usaha 4) HO- Hinder Ordonantie/Ijin Gangguan c. Aspek Manajemen 1) Struktur organisasi: bentuk organisasi, kepengurusan (nama, jabatan, kewarganegaraan) 2) Reputasi
perusahaan:
Pengalaman
usaha
dan
kemampuan
mengatasi kesulitan 3) Independensi 4) Integritas 5) Management Policies/Practices and Control 6) Umur dan tingkat kesehatannya 7) Gaya manajemen (otoriter, demokratis, cepat/lambat dalam mengambil keputusan/bersikap) 8) Tipe manajemen (One Man Show, Team Work)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
d. Aspek Pemasaran 1) Produk a) Karakteristik produk ( kebutuhan pokok/barang sekunder ) b) Life cycle c) Pengembangan produk d) Diversifikasi/konsentrasi e) Tingkat harga, menyangkut sumber bahan baku (lokal/impor, bagaimana peraturan pemerintahan), proses produksinya (padat karya/modal) 2) Pemasaran dan kompetisi: a) Tujuan:
domestik atau ekspor
b) Saluran distribusi:
pendek atau panjang
c) Tingkat persaingan:
tajam atau longgar
d) Produk pengganti:
banyak atau sedikit
e) Daya beli dan minat masyarakat terhadap produk perusahaan tersebut. f) Manajemen pemasaran. g) Pangsa pasar dan posisi pasar (market leader/follower) e. Aspek Sosial Ekonomi 1) Manfaat perusahaan Tersedianya lapangan kerja, menghemat/menghasilkan devisa, keuntungan lain yang diterima masyarakat luas, sumbangannya terhadap pajak pendapatan negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2) Dampak lain Dampak terhadap lingkungan negatif/positif, aspek sosial budaya yang dipengaruhi. f. Aspek Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dibutuhkan: skilled/unskilled labour, dari mana berasal, dapatkah menyerap/mengurangi pengangguran sekitar. g. Aspek Teknis 1) Lokasi usaha: Apakah dekat dengan pasar atau tenaga kerja atau sumber daya listrik atau transportasi? 2) Bangunan gedung kantor/gudang yang tersedia: Apakah memadai/ mendukung atau tidak? 3) Mesin yang dipergunakan: kapasitas, umur (teknis/ekonomis), suku cadang mudah didapat. 4) Teknologinya: kuno, madya atau mutakhir. 5) Lay out mesin: menyangkut efisiensi 6) Kelengkapan alat yang dimiliki h. Aspek Keuangan 1) Sifat laporan keuangan : komersiil, audited dan kualifikasinya. 2) Kewajaran laporan keuangan 3) Analisa ratio 4) Analisa sumber dan penggunaan dana 5) Proyeksi aliran kas (Projected Cash Flow) 6) Perhitungan modal kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
7) Perhitungan pembiayaan investasi i. Aspek Komersiil 1) Apakah produknya mudah dijual? 2) Apakah bahan mentah tersedia banyak dan mudah didapat? 3) Kemudahan prosesing j. Agunan/Jaminan 1) Status kepemilikan : milik sendiri/orang lain. 2) Status hukum
: bukti kepemilikan dapat diikat/tidak, sudah
diikat/belum. 3) Nilai taksasi/harga jual k. Analisa Risiko 1) Apakah potensiil yang mungkin timbul? 2) Bagaimana solusi untuk menyelesaikannya? l. Pertimbangan Berupa pertimbangan dari berbagai sudut pandang. m. Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan evaluasi/penilaian, dapat ditarik suatu kesimpulan apakah proyek layak/tidak untuk dibiayai. n. Saran Unit kerja pemprosesan dapat memberikan saran diterima dengan persyaratan apa atau ditolak dengan alasan apa. o. Keputusan Keputusan diambil oleh Komite Pembiayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
J. Musyarakah Musyarakah merupakan akad kerjasama diantara para pemilik modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Istilah lain dari musyarakah adalah sharikah atau syirkah. Menurut Al-Harran Saad, musyarakah adalah kerjasama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Musyarakah ada dua jenis, yaitu musyarakah pemilikan dan musyarakah akad (kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan wasiat atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikkan satu aset oleh dua orang atau lebih. Sedangkan musyarakah akad tercipta dengan kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan berbagi keuntungan dan kerugian. Dalam musyarakah mitra dan bank bersama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru. Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau aktiva non kas, termasuk aktiva tidak berwujud seperti lisensi dan hak paten. Musyarakah dapat bersifat permanen maupun menurun. Dalam musyarakah permanen, bagian modal setiap mitra ditentukan sesuai dengan akad dan jumlahnya tetap sampai akhir masa akad, sedangkan dalam musyarakah menurun, bagian modal bank akan dialihkan secara bertahap kepada mitra, sehingga bagian modal bank akan menurun dan pada akhir masa akad mitra akan menjadi pemilik usaha tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Laba musyarakah dibagi diantara para mitra, baik secara proporsional sesuai dengan modal yang disetorkan atau sesuai dengan nisbah yang disepakati oleh semua mitra. Sedangkan jika rugi dibebankan secara proporsional sesuai dengan modal yang disetorkan. Menurut Muhammad (2000:64), teknik musyarakah dalam perbankan syariah, sebagai berikut: 1. Bentuk umum dari usaha bagi hasil musyarakah (syirkah atau syarikah atau serikat atau kongsi). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-sama. 2. Termasuk dalam golongan musyarakah adalah bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. 3. Secara spesifikasi bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama dapat berupa
dana,
barang
perdagangan
(trading
asset),
kewiraswastaan
(entrepreneurship), kepandaian (skill) atau intangible asset, seperti hak paten atau goodwill, kepercayaan reputasi (Credit worthiness) dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. 4. Dengan merangkum seluruh kombinasi dan bentuk kontribusi masing-masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Ketentuan umum pembiayaan musyarakah sebagai berikut: 1. Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola bersama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek, tetapi pemilik modal tidak diperkenankan melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Menggabungkan harta proyek dengan harta pribadi. b. Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik modal lainnya. c. Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan pihak lain. d. Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila menarik diri dari perserikatan, meninggal dunia atau menjadi tidak cakap hukum. 2. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai porsi kesepakatan, sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan porsi kotribusi modal. 3. Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad. Setelah proyek selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati. Sebagaimana diketahui, pembiayaan musyarakah adalah suatu teknik pembiayaan di bank syariah diantara dua atau lebih pemilik dana, secara bersama-sama membiayai suatu usaha yang akan dijalankan oleh pelaksana. Pelaksana dapat berasal dari salah satu pemilik dana, dapat juga orang lain yang bukan pemilik dana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Menurut imam Hanafi hanya ada dua rukun dan syarat musyarakah yaitu ijab dan qabul. Tetapi para ulama dan praktisi perbankan menjabarkan lagi rukun musyarakah menjadi: 1. Ucapan (sigot), penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul). 2. Pihak yang berkontrak. 3. Obyek kesepakatan: modal dan kerja. Sedangkan syarat pembiayaan musyarakah adalah sebagai berikut: 1.
Baik pemilik modal maupun pengelola keduannya cakap hukum.
2.
Modal harus tunai, dalam jumlah yang dapat dihitung/terukur.
3.
Porsi pembagian keuntungan disepakati bersama.
4. Jenis usaha fisik yang dilakukan dalam syirkah ini harus dapat diwakilkan kepada orang lain. Hal ini penting karena dalam kenyataan, sering kali satu partner mewakili perusahaan untuk melakukan persetujuan/transaksi dengan perusahaan lain. Jika syarat ini tidak ada dalam jenis usaha, maka akan sulit menjalankan perusahaan dengan leluasa. 5. Keuntungan yang didapat nanti dari hasil usaha diketahui dengan jelas. Masing-masing partner harus mengetahui saham dan keuntungannya seperti 15 % atau 34 % dan seterusnya. Selanjutnya para ahli fikih dan perbankan menjabarkan rukun dan syarat dalam bermusyarakah dapat dijabarkan seperti: 1. Ucapan (sigot) Tidak ada bentuk khusus dari kontrak musyarakah. Ia dapat berbentuk pengucapan yang menunjukkan tujuan. Berakad dianggap sah jika diucapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
secara verbal atau tertulis. Kontrak musyarakah dicatat dalam tulisan dan disaksikan. 2. Pihak yang berkontrak Disyaratkan bahwa mitra harus kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan, karena dalam musyarakah mitra kerja juga berarti mewakilkan harta untuk diusahakan sama halnya dengan mudharabah. 3. Obyek kontrak (dana dan kerja) a. Dana 1) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama. 2) Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barang-barang, properti, perlengkapan dan sebagainya. Dapat juga dalam bentuk hak yang tidak terlihat, seperti lisensi, hak paten dan sebagainya. Dana yang disediakan oleh para pihak itu harus dicampur supaya tidak ada keistemewaan diberikan kepada bagian salah satu dari mereka. b. Kerja Partisipasi para mitra dalam pekerjaan musyarakah adalah sebuah hukum dasar dan tidak dibolehkan bagi salah satu dari mereka untuk mencatumkan ketidakikutsertaan dari mitra lainnya. Tetapi kesamaan kerja
bukanlah
merupakan
syarat.
Dibolehkan
seorang
mitra
melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh mensyaratkan bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Untuk
mempermudah
memahami
skema
dan
proses
pemberian
pembiayaan musyarakah dapat dilihat pada gambar 2.2 dan gambar 2.3 dibawah ini.
Gambar 2.2: Skema Al-Musyarakah Sumber: Muhammad, 1992:65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
NASABAH
ACCOUNT OFFICER
KOMITE
UNIT SUPPORT 3
1 ANALISA YURIDIS NASABAH PROYEK
2
SPM DATA PERUSAHAAN SPESIFIKASI PROYEK
ANALISA NASABAH PROYEK
4 PERSETUJUAN JUMLAH NISBAH & J.WAKTU 5
6
SETUJU LENGKAPI DOKUMEN
YES
SPRM
7 AKAD MUSYARAKAH & PENGIKATAN JAMINAN
8 (SPRM)
9 SETUJU REALISASI PEMBAYARAN
10 TTUON 11 MONITORING
PROYEK DILAKSANAKAN
12
ACCOUNT OFFICER
13 PEMBAYARAN BAGI HASIL PEMBAYARAN POKOK
14
Gambar 2.3: Flowchart Musyarakah Sumber: Taswani, 2006:169 Keterangan: 1. Nasabah ke bank dengan membawa Surat permohonan Musyarakah (SPM). Dalam surat ini nasabah menjelaskan kebutuhan dana sebagai modal kerja untuk suatu proyek tertentu. Nasabah menjelaskan tentang proyek yang dikerjakan, pihak-pihak yang terlibat, dan tujuan proyek. Juga pihak yang akan memanfaatkan proyek, pengalaman nasabah dalam melaksankan proyek sejenis atau pengalaman nasabah dalam proyek lain. Keuntungan yang dapat diraih dari proyek ini, dan sumber dana untuk mengembalikan modal tersebut kepada bank. Selain Surat Permohonan Pembiayaan Musyarakah, nasabah juga menyertakan data-data perusahaan dan spesifikasi proyek. Data perusahaan mencakup neraca, laporan laba/rugi tiga tahun terakhir, riwayat perusahaan, data-data manajemen dan data lainnya yang diminta dan sesuai dengan kebijakan bank. Spesifikasi proyek harus dilengkapi dengan cash flow, asumsi pendapatan, biaya, laba/rugi, termasuk kendala dan halangan yang mungkin akan dihadapi dalam pengelolaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
proyek. Keseluruhan proposal ini harus dapat menggambarkan kegiatan proyek secara lengkap dan akurat. 2. Account Officer/Marketing akan menganalisa kelayakan bisnis nasabah, histori usaha nasabah baik dari segi kualitatif dan kuantitatif serta kelayakan proyek/usaha yang akan dikerjakan oleh nasabah. 3. Selanjutnya bagian administrasi pembiayaan akan menganalisis nasabah dari segi yuridis maupun kelengkapan/perijinan dan keabsahan proyek, juga kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam bidang hukum dan bank checking atas nasabah. Hasil pemeriksaan (checking) bagian administrasi pembiayaan disampingkam dengan account officer/marketing bersamaan dengan analisa kualitatif dan kuantitatif. 4. Kemudian account officer akan melakukan presentasi proyek tersebut pada Komite Pembiayaan untuk memperoleh persetujuan. Bila proyek nasabah dianggap tidak layak dan tidak memenuhi kriteria untuk dibiayai, maka seluruh dokumen harus dikembalikan pada nasabah, dan account officer menyampaikan penolakan proyek tersebut kepada nasabah. Bila permintaan nasabah dianggap layak dan memenuhi kriteria, komite akan memberikan persetujuan yang khususnya menyangkut aspek: a) Jumlah modal nasabah. b) Jumlah modal bank. c) Jangka waktu kerja sama musyarakah. d) Nisbah bagi hasil dari keuntungan atau pendapatan proyek. e) Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Bila diperlukan bank juga dapat meminta bantuan pihak ketiga atau menempatkan pegawai bank dalam proyek untuk mengawasi perkembangan proyek. Dalam pembiayaan musyarakah, masalah jaminan tidak menjadi prioritas utama, namun pengelolaan proyek yang menjadi tolak ukur keberhasilan proyek. 5. Berdasarkan persetujuan komite, account officer akan mengirimkan Surat Persetujuan Musyarakah (SPM) kepada nasabah. Selain itu bank meminta kelengkapan dokumen lainnya bila masih dibutuhkan. Isi Surat persetujuan Musyarakah adalah menyetujui pemberian fasilitas musyarakah pada nasabah dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh komite. 6. Setelah menerima surat persetujuan musyarakah dari bank, nasabah dapat menyetujui atau tidak menyetujui persyaratan-persyaratan ataupun nisbah bagi hasil yang diajukan oleh bank. Bila nasabah setuju maka nasabah akan mempersiapkan kelengkapan dokumen untuk Akad Musyarakah. 7. Bagian administrasi pembiayaan khususnya sub unit hukum mempersiapkan Akad Musyarkah yaitu perjanjian bagi hasil antara nasabah dengan bank dengan memperhatikan kelengkapan dokumen dan rincian spesifikasi proyek yang akan dibuat, serta segala ketentuan yang telah disepakati antara nasabah dan bank. 8. Setelah akad musyarakah ditandatangani nasabah diminta untuk mengeluarkan Surat Permohonan realisasi Musyarakah (SPRM). Isi SPRM adalah meminta pencairan dan untuk dimulainya pelaksanaan proyek. 9. Bagian administrasi pembiayaan memberikan informasi bahwa akad musyarakah telah terlaksana, dan account officer dapat menyetujui dilaksanakannya pencairan dana kepada nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
10. Setelah menerima dana dari pihak bank nasabah akan menyerahkan Tanda Terima Uang Oleh Nasabah (TTUON) kepada bank. 11. Selama proyek berjalan account officer diwajibkan untuk turut terlibat, monitoring perkembangan proyek dan pendapatan serta biaya yang dikeluarkan. 12. Setelah proyek berjalan nasabah melakukan pembayaran bagi hasil kepada bank sesuai dengan nisbah yang telah disepakati bersama. 13. Pembayaran pokok/pengembalian pokok dilakukan di akhir periode selesainya jangka waktu musyarakah. Secara prinsip syariah selama jangka waktu musyarakah yang dibagikan pemilik modal adalah bagi hasil yang dihitung dari pendapatan atau laba, dan pengembalian pokok dilakukan pada akhir periode jangka waktu musyarakah. Namun dalam aplikasinya, untuk menjaga terjadinya slide streaming dan melihat cash flow nasabah cukup/mampu untuk mengembalikan modal, maka pembayaran pokok dapat diangsur dan disimpan dalam escrow account (tidak diambil oleh bank sampai jangka waktu musyarakah selesai).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus, yaitu analisis dengan cara membandingkan antara sistem pemberian kredit (pembiayaan) musyarakah Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta dan modal kerja Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta.
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2008. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta dan PT. Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Yogyakarta.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta dan PT. Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Yogyakarta.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Objek Penelitian Objek penelitian adalah data tentang prosedur/tata cara pengambilan kredit (pembiayaan) PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta dan di PT. Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Yogyakarta.
D. Jenis data 1. Data umum a. Sejarah berdirinya perusahaan. b. Struktur organisasi perusahaan. c. Produk perusahaan. d. Prosedur pengajuan kredit. e. Analisa kelayakan kredit modal kerja dan musyarakah. f. Data perhitungan bunga atau bagi hasil. 2. Data khusus Data khusus yang diambil yaitu form keterangan permohonan kredit atau pembiayaan, daftar cheklist kelengkapan dokumen pinjaman, bagan alir sistem pemberian kredit atau pembiayaan, surat perjanjian atau akad persetujuan kredit atau pembiayaan dan laporan keuangan debitur.
E. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data yang obyektif yang sesuai dengan yang diharapkan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan metode:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
1. Penelitian lapangan Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang akad kredit modal kerja dan musyarakah sesuai dengan kondisi di lapangan agar lebih obyektif. 2. Metode wawancara Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi langsung tentang gambaran umum perusahaan, sistem pemberian kreditnya, dan perhitungan bunga atau bagi hasilnya. 3. Dokumentasi kredit modal kerja dan musyarakah.
F. Teknik Analisis Data Untuk menjawab rumusan masalah pertama menggunakan teknik analisis sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan prosedur dan menganalisis kelayakan kredit modal kerja dan pembiayaan musyarakah. 2. Membandingkan kedua prosedur dan kelayakan kredit dilihat dari aspek keuangan. 3. Menemukan perbedaan pada kedua bank. Untuk menjawab rumusan masalah kedua menggunakan teknik analisis sebagai berikut: 1. Mensimulasikan perhitungan pengambilan kredit baik di bank syariah ataupun bank konvensional, beserta perhitungan bunga dan jumlah angsuran yang harus dibayarkan debitur kepada pihak bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Menganalisis hasil perhitungan kredit kedua bank tersebut dengan berbagai macam asumsi yang berbeda antara pokok pinjaman yang akan dikembalikan kepada pihak bank oleh nasabah dan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. 3. Menemukan perbedaan pada kedua bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT BANK RAKYAT INDONESIA TBK 1. Latar Belakang Pendirian Usaha Sejarah singkat Bank Rakyat Indonesia dimulai ketika pada tanggal 16 Desember 1885 Raden Wiriadmadja dan kawan-kawan mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Sparrbank der Islandsche Hoofdn (Bank Priyayi Purwokerto). Tujuan semula didirikannya bank ini adalah untuk menolong memberikan pinjaman kepada para pegawai pemerintah (priyayi) yang menjadi korban riba. Karena dirasakan manfaatnya, maka di beberapa daerah bermunculan bank-bank serupa namun satu sama lain berdiri sendiri. Selanjutnya tahun 1896 W. P. D. De Wolff Van Westterrode, asisten Purwokerto yang menggantikan E. Sieburgh bersama Al Schiff mendirikan Poerwokerto Hulp Spaar en Landbouw Credietbank (Bank Bantuan Simpanan dan Kredit Usaha Tani Purwokerto) yang lebih dikenal sebagai Volksbank atau Bank Rakyat yang daerah kerjanya di wilayah administrasi kabupaten atau Afdeling, sehingga kemudian juga dinamakan Afdeling Bank. Volksbank kemudian mengalami kesulitan, sehingga pemerintah Hindia Belanda mendirikan Dinas Pendidikan Rakyat pada tahun 1904, yang berguna untuk membantu Volksbank secara materiil maupun inmateriil dengan tambahan
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
modal bimbingan, pembinaan dan pengawasannya sehingga perkreditan rakyat yang dimulai pada tahun 1908. Pada tanggal 16 Maret 1959, muncul Surat Keputusan Menteri Kemakmuran RIS, direksi BRI dari Negara Bagian RI 1945 dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta untuk menjadi direksi BARRIS, tetapi SK tersebut mendapat protes dari para federalis sebab kantor besar BARRIS belum merupakan realita, sehingga Menteri Kemakmuran RIS meralatnya dengan menamakan direksi baru dengan nama direksi AVB BRI. Pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara RIS dengan UUDS 1950 Negara RI menjadi Negara kesatuan akan tetapi AVB baru dibubarkan pada tanggal 29 Agustus 1951 atas dasar UU No. 12 tahun 1951 yang menjadikan BRI menjadi Bank Negara. Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden untuk kembali kepada UUD 1945, maka dengan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (PERPU) No. 41 tahun 1960, tanggal 26 Oktober 1960 Lembaga Negara No. 128 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan disingkat BKTN, di mana harus berturut-turut dilebur dan diintegrasikan: a. BRI berdasarkan PERPU No. 42 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960. b. PT. Bank Tani Nelayan berdasarkan PERPU No. 43 tanggal 26 Oktober 1960. c. Nederlansche Handel Muj ( NHM ) setelah dinasionalisasikan berdasarkan PP No. 44 tahun 1960 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 261/BUM 11 tanggal 30 November 1960 diserahkan pada Bank Koperasi Tani dan Nelayan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pelaksanaan integritas ketiga bank pemerintah ini belum terlaksana, Bank Umum dan Bank Tabungan sudah dijadikan satu dengan Bank Indonesia. Pada waktu itu kebijakan pemerintah mengarah kepada terciptanya bank tunggal. BKTN turut diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan (BIUKTN) berdasarkan PANPRES No. 9 tahun 1965 dan Surat Menteri Bank Central tahun 1965 dan No. 47 tahun 1965. Sebulan kemudian dikeluarkan Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pendirian bank tunggal, dimana BIUKTN eks BRI dan BTN berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rural, sedangkan BIUKTN eks NHM diintegrasikan dengan nama BRI kembali digunakan sejak tahun 1968 berdasarkan UU No. 21 tahun 1968 dan sejak tahun 1992 berdasarkan PP No. 2 terjadi perubahan status menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Pada tanggal 2 Desember 1982, berdasarkan SK Direksi BRI Keputusan: S.67-DIR/12/1982, dijadikan hari jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal 16 Desember 1895. 2. Visi Bank Rakyat Indonesia Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. 3. Misi Bank Rakyat Indonesia a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktik good corporate governance. c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 4. Struktur Organisasi Struktur organisasi perusahaan merupakan bagan yang mengatur dan mengarahkan karyawan-karyawan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban serta tanggung jawabnya dalam perusahaan. Adapun struktur organisasi BRI Yogyakarta Cik Di Tiro berpedoman pada BRI pusat baik kantor cabang maupun unit desa, dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 4.1: Struktur Organisasi Kanca BRI Cik Di Tiro Yogyakarta Sumber: BRI Cik Di Tiro Yogyakarta
5. Produk Bank Rakyat Indonesia a. Simpanan, terdiri dari: 1) Tabungan (Britama, Haji, dan Simpedes) 2) Deposito 3) Giro b. Pinjaman 1) Komersial, terdiri dari kredit modal kerja dan investasi 2) Konsumtif, terdiri dari kredit pegawai, pensiun, konsumen, dan multi guna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
B. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH 1. Latar Belakang Pendirian Usaha Bank BRI Syariah adalah unit usaha BRI yang bergerak secara khusus melayani nasabah dengan prinsip syariah atau Islamic Principle dalam transaksi keuangan dan perbankan. Bank BRI Syariah Yogyakarta ada dua buah yaitu Kantor Cabang Syariah Yogyakarta yang beralamat di jalan KHA Dahlan No. 89 Yogyakarta dan Kantor Cabang Pembantu Syariah Sleman yang beralamatkan di jalan Bhayangkara No. 18 Sleman. Bank Rakyat Indonesia yang memiliki jaringan sampai ke pelosok desa ini ikut mengambil bagian untuk meluncurkan unit usaha secara syariah. Pada tahun 2001 BRI melahirkan Bank Syariah yaitu dengan nama BRI Syariah, dan pada bulan april 2002 resmi membuka cabang syariah UUS BRI Syariah yakin akan dapat menyapa semua lapisan masyarakat lewat saudara tuanya. Pada tahun 2002 BRI Syariah baru memiliki dua cabang yaitu Jakarta Selatan dan Serang Banten. Dalam kurun waktu yang singkat, pada tahun 2003 BRI Syariah hadir dibeberapa kota di Indonesia diantaranya: Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan Malang. Rencananya setiap tahun akan ada beberapa cabang yang akan dibuka dan targetnya sampai tahun 2006 UUS BRI Syariah memiliki 30 cabang. Tidak hanya sebatas membuka cabang UUS BRI Syariah serta akan mengikuti jalur BRI konvensional, yaitu membuka kantor cabang pembantu serta unit kerja dibawahnya. Keluasan jaringan mempengaruhi kebijakan ekspansi, UU Syariah kemungkinan akan menempuh kebijakan emotional market untuk merangkul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
nasabah. Kebijakan ini akan menyentuh lapisan masyarakat menengah ke bawah, terutama yang belum atau relatif sedikit berhubungan dengan dunia perbankan (Unbank and Underbank). Kelompok masyarakat seperti ini relatif tidak memahami sistem syariah, namun UU BRI Syariah juga meluncurkan program penggalangan dana pihak ketiga. Hingga Desember 2002 UU BRI Syariah meraup dana pihak ketiga sebesar 3,7 milyar dari dua cabang di Jakarta dan Serang Banten, dan itu diperoleh dari tiga produk simpanan yang relatif telah dikenal masyarakat muslim Jakarta dan Serang, yakni: a. Giro Wadiah b. Tabungan Mudharabah, dan c. Deposito Mudharabah. Ketiga produk ini bukan yang pertama dan terakhir namun UUS BRI Syariah ini masih akan meluncurkan produk bagi yang menawarkan fasilitas baru. 2. Visi Bank Rakyat Indonesia Syariah Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. 3. Misi Bank Rakyat Indonesia Syariah a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional dengan melaksanakan praktek good corporate governance. c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak yang berkepentingan. 4. Sasaran Jangka Panjang BRI Syariah a. Menjadi bank sehat dan salah satu dari lima bank terbesar dalam asset dan keuntungan. b. Menjadi bank terbesar dan terbaik dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah. c. Menjadi bank terbesar dan terbaik dalam pengembangan agribisnis. d. Menjadi bank yang melaksankan good coorperate secara konsisten. e. Menjadi salah satu bank go public terbaik. f. Menjadikan budaya kerja BRI sebagai sikap dan perilaku semua insan BRI. 5. Struktur Organisasi Struktur organisasi perusahaan merupakan bagan yang mengatur dan mengarahkan karyawan-karyawan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban serta tanggung jawabnya dalam perusahaan. Adapun struktur organisasi BRI Syariah Ahmad DahlanYogyakarta berpedoman pada BRI pusat baik kantor cabang maupun unit desa, dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.2: Struktur Organisasi Kanca BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta Sumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta 6. Produk Pembiayaan BRI Syariah Mencuatnya pembiayaan infrastruktur syariah memunculkan harapan kebangkitan ekonomi syariah secara masyarakat. Berikut ini cuplikan pembiayaan berbasis syariah yang dinilai cocok untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur, diantaranya: a. Murabahah Pada awal penerapannya, akad murabahah hanya digunakan oleh perbankan syariah untuk produk-produk pembiayaan yang bersifat jual beli. Namun pada perkembangan berikutnya, dikombinasikan dengan akad lain seperti wakalah, akad murabahah yang dikembangkan untuk pembiayaan renovasi dan pembangunan rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b. Istishna Penerapan akad istishna pada produk pembiayaan saat ini tidak lagi berdiri sendiri namun digabungkan dengan akad lain seperti ijarah, murabahah, dan wakalah. Dahulu istishna banyak diterapkan pada usaha perkebunan, kini akad istishna digunakan untuk pembiayaan konstruksi terutama perumahan. c. Kafalah Sebelumnya penerapan kafalah terbatas pada Letter of Guarantee (L/G) dan Letter of Credit (L/C) saja. Dengan adanya inovasi produk maka kafalah pun kini diterapkan pada produk charge card. Produk charge card (dikenal dengan nama syariah charge card) adalah produk pembiayaan
konsumen
berdasarkan
prinsip
syariah.
Produk
ini
merupakan terobosan baru dalam pengembangan produk karena produk perbankan syariah kini sudah tidak lagi berupa pembiayaan yang pencairan dilakukan dimuka atau bertahap, dan berdasarkan proyek, tetapi juga besifat contigent dan ditemukan oleh nasabah (Customer Lead). d. Wakalah Sebelum akad ini banyak diterapkan dalam produk jasa, seperti transfer dan inkaso. Saat ini akad wakalah digabung dengan akad murabahah untuk pembiayaan perumahan dan renovasi. Selain itu wakalah juga digunakan untuk e-wallet yaitu kartu yang mewakili uang tunai dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran di sejumlah merchant.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur Pengajuan Kredit Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta Bank Rakyat Indonesia dalam memberikan kredit kepada debitur atau nasabahnya dengan mengembangkan suatu proses seleksi untuk menyaring setiap proposal kredit yang masuk. Melalui proses penyaringan tersebut diharapkan kredit yang diberikan adalah kredit dengan kualitas bagus. Langkah-langkah yang ditempuh oleh nasabah atau debitur yang ingin mengambil kredit di BRI Cik Di Tiro, adalah sebagai berikut: 1. Nasabah atau debitur baru mengajukan surat permohonan kredit, yaitu surat permohonan kredit yang ditulis tangan atau dalam bentuk ketikan yang kemudian ditandatangani oleh debitur tersebut. 2. Hal tersebut dapat juga disamakan dengan proposal pengajuan kredit, hal ini sebagai bukti kalau nasabah atau debitur yang meminta kredit sehingga terdapat kekuatan hukum. 3. Permintaan pengajuan kredit dapat juga melalui via telepon, dimana surat permohonan keterangan pinjaman atau kredit juga sudah disediakan oleh pihak bank, nasabah tinggal mengisinya saja. 4. Setelah surat permohonan kredit dibuat, kemudian diserahkan ke pihak bank melalui sekretaris, di bagian sekretaris akan diproses surat masuk tersebut
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
sebelum diteruskan ke manajer pemasaran kemudian dari manajer pemasaran akan dilimpahkan ke administrasi kredit (ADK) disinilah akan terjadi prescreening, yaitu penyaringan awal permohonan kredit yang terdiri dari: a) Apakah sesuai dengan pasar sasaran yang ditetapkan di Jakarta? b) Apakah sesuai dengan kriteria risiko yang dapat diterima? c) Tidak termasuk daftar hitam Bank Indonesia. d) Tidak termasuk kredit macet BRI dan BI. e) Tidak termasuk kredit yang dilarang, seperti senjata, narkoba, miras, dan lainnya. 5. Dari ADK kemudian akan keluar surat atau form rekomendasi, jika salah satu tidak terpenuhi maka akan diterbitkan surat penolakan oleh sekretaris yang nantinya akan dikirim ke debitur tersebut. Tetapi jika diterima, dari ADK akan diteruskan ke Pejabat Kredit Lini, Accounting Officer dan Pemrakarsa kemudian ke Pemutus lalu ke Pinca. Jika sampai Pinca diterima maka akan dikeluarkan surat penerimaan kredit dan Offering Letter. Jika nasabah menyetujui penawaran kredit/offering letter yang ditawarkan bank, maka dibuat perjanjian kredit antara nasabah dan Pinca disaksikan oleh notaris, kemudian pihak nasabah dapat mencairkan kreditnya. Setelah perjanjian tersebut ditandatangani dan nasabah telah memiliki IPK (Instruksi Pencairan Kredit).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Untuk lebih jelasnya proses pengajuan kredit dapat dilihat pada gambar 5.1 sampai dengan gambar 5.8 dibawah ini: Nasabah
Sekretaris
Mulai
1
Surat permohonan kredit
Pengambilan form permohonan kredit
Surat jaminan Laporan keuangan
Pengisian & pengembalian form permohonan kredit
Penomoran surat
Surat permohonan kredit
Surat permohonan kredit
Surat jaminan Laporan keuangan
Surat jaminan Laporan keuangan
1
2
Gambar 5.1: Prosedur Pengajuan Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Administrasi Kredit 2
Surat permohonan kredit Surat Jaminan Laporan keuangan
Prescreening
Keputusan rekomendasi Membuat surat rekomendasi penerusan proses
Diterima
Surat permohonan kredit
Ditolak
Membuat surat rekomendasi penolakan
4
Surat Jaminan Laporan keuangan
3
Gambar 5.2: Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Sekretaris
4
3
Surat permohonan kredit
Surat permohonan kredit Surat jaminan
Surat Jaminan Laporan keuangan Laporan keuangan
Membuat surat rekomendasi penerusan proses
Membuat surat rekomendasi penolakan
Surat rekomendasi penerusan proses
Surat penolakan
5
Dikirim ke nasabah
Gambar 5.3: Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit
N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 5.4: Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Sekretaris
Pimpinan Cabang
8
9
10
Surat permohonan kredit
Surat permohonan kredit
Surat permohonan kredit
Surat jaminan
Surat jaminan
Laporan keuangan Surat rekomendasi penerusan proses
Membuat keputusan
Surat jaminan Laporan keuangan
Laporan keuangan
Membuat surat penerimaan kredit & offering letter
Ditolak
Diterima
Surat penolakan
Surat permohonan kredit
Surat permohonan kredit
Surat penolakan
Membuat surat penerimaan kredit
N
Laporan keuangan
Laporan keuangan Surat jaminan
10
Surat jaminan
Surat permohonan kredit
Surat penolakan
Offering letter N
Surat jaminan Laporan keuangan Surat rekomendasi penerusan proses
Surat penerimaan kredit
11
9 N
Gambar 5.5: Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit
Dikirim ke nasabah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Nasabah
Teller
11
12
Instruksi Pencairan Kredit
Offering Letter 1 Surat Penerimaan Kredit
N
N
Memepertimbangkan penawaran kredit
Ditolak
Membuat buku Tabungan
Kredit Gagal Diterima Tabungan
Penandatanganan perjanjian
Instruksi Pencairan Kredit
14
Kartu Angsuran
Slip Angsuran 12
13
Gambar 5.6: Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 5.7: Lanjutan Prosedur Pengajuan Kredit Sumber: BRI Cik Di Tiro Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 5.8: Bagan Proses Kredit Putusan MP/Pinca Prakarsa kanca Sumber: BRI Cik Di Tiro Yogyakarta Keterangan: MP: ADK KC: PINCA: MAK:
Manajer Pemasaran Administrasi Kredit Kantor Cabang Pimpinan Cabang Memorandum Pengajuan Ktedit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
B. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta Bank Rakyat Indonesia Syariah dalam memberikan pembiayaan kepada debitur atau nasabahnya juga mengembangkan suatu proses seleksi yang sama dengan Bank Rakyat Indonesia Konvensional untuk menyaring setiap proposal pembiayaan yang masuk. Melalui proses penyaringan tersebut Bank Rakyat Indonesia Syariah mengharapkan pembiayaan yang diberikan adalah pembiayaan dengan kualitas bagus. Langkah-langkah pengajuan pembiayaan musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta, adalah sebagai berikut: 1. Nasabah datang ke bank, menemui customer service atau UPN, menanyakan mengenai pengajuan pembiayaan, setelah itu mengambil form pengajuan pembiayaan. 2. Setelah mengambil form pengajuan pembiayaan kemudian diisi dengan lengkap dan
form tersebut dikembalikan kepada bank melalui customer
service. 3. Customer service menyerahkan form tersebut kepada bagian administrasi pembiayaan (ADP), di bagian ini surat diagendakan kemudian ditentukan account officernya. 4. Setelah ditangani oleh account officer, account officer mengecek SID (Sistem Informasi Debitur) di Bank Indonesia. Apakah debitur ini termasuk daftar hitam yang tercantum di Bank Indonesia atau tidak, dan termasuk debitur yang pembiayaannya macet atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
5. Selain itu account officer juga menganalisis debitur dengan 5 C yang sekarang 6 C, kemudian hasil analisis dituangkan dalam MAP (Memorandum Analisis Pembiayaan) kemudian diajukan ke Pinca. 6. Jika oleh Pinca pengajauan pembiayaan tersebut disetujui maka oleh Pinca dikembalikan ke bagian administrasi pembiayaan untuk diproses lebih lanjut. 7. Bagian administrasi pembiayaan kemudian melakukan perhitungan biayabiaya yang dikeluarkan oleh nasabah dalam pengajuan pembiayaan ini, seperti: biaya notaris, asuransi, dan administrasi dan ADP juga menyiapkan akad pembiayaan dengan bantuan notaris dan membuat pengikatan agunan. Setelah semua berkas-berkas
siap, bagian
administrasi pembiayaan
menghubungi nasabah dengan mengirimkan Offering Letter dan surat persetujuan pembiayaan. Jika nasabah menyetujui penawaran
yang
ditawarkan pihak bank maka akan dilakukan kesepakatan. 8. Setelah akad antara kedua belah pihak tercapai, nasabah harus membuat tabungan di BRI Syariah untuk menampung pembiayaannya, dan memudahkan nasabah dalam mencairkan pembiayaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Prosedur pengajuan pembiayaan musyarakah dapat dilihat pada gambar 5.9 sampai dengan gambar 5.15 dibawah ini:
Gambar 5.9: Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah Keterangan: FPP:
Formulir Permohonan Pembiayaan
FEPP: Formulir Evaluasi Permohonan Pembiayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
UPN
3
FPP FEPP
Membuat surat rekomendasi
Surat rekomendasi FPP FEPP
4
Gambar 5.10: Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Account Officer
UPN 5
4
6
FPP FPP
FPP FEPP
FEPP
FEPP Surat rekomendasi Membuat surat rekomenda si
N Meneliti kebutuhan pembiayaan & persyaratan
Ditolak
Membuat surat penolakan
FPP FEPP Membuat surat penolakan
Diterima
Surat penolakan
Surat rekomendasi
FEPP
Membuat surat rekomendasi
FPP
7 6 FPP
N FEPP
Dikirim ke nasabah
5
Gambar 5.11: Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar 5.12: Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Nasabah
Teller
10
Offering Letter
12
1
Instruksi Pencairan Pembiayaan
Surat Penerimaan Pembiayaant
N Membuat Tabungan
Memepertimbangkan penawaran pembiayaan
Diterima
Ditolak Pembiayaan Gagal Tabungan
Penandatanganan perjanjian
13
Instruksi Pencairan Pembiayaan Kartu Angsuran
Slip Angsuran 12
11
Gambar 5.13: Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 5.14: Lanjutan Detail Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah Sumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar 5.15: Prosedur Pengajuan Pembiayaan Musyarakah Sumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta Keterangan: UPN: Unit Pelayanan Nasabah ADP: Administrasi Pembiayaan Pinca: Pimpinan Cabang AO:
Account Officer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
C. Analisis Kebutuhan Kredit Modal Kerja di BRI Cik Di Tiro Secara umum jenis kredit yang diberikan kepada debitur dibedakan menjadi kredit Modal Kerja (KMK) yaitu kredit yang penggunaannya untuk membiayai asset lancar (aktiva lancar), dan Kredit Investasi (KI) yaitu kredit yang penggunaannya untuk membiayai asset tetap (aktiva tetap). Perhitungan kebutuhan kredit dari pemohon dapat dianalisis sesuai dengan masing-masing jenis kreditnya. Perlu ditegaskan bahwa ketersediaan laporan keuangan untuk proses analisis kredit komersial bersifat mutlak, karena digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu kredit untuk diberikan oleh pihak bank kepada debiturnya. Bahkan Bank Indonesia telah mengatur secara tegas, sesuai Surat Bank Indonesia No.6/169/DPNP/IDPnP tanggal 16 April 2004, Surat Keputusan Direksi BI No.31/147/KEP/DIR tanggal 12 Maret 1998 dan SK Direksi BI No.27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995. Untuk menghitung kebutuhan kredit modal kerja perlu diketahui antara lain hal-hal sebagai berikut: 1. Pertumbuhan penjualan, dengan memproyeksi penjualan berdasarkan penjualan periode sebelumnya. 2. Days of Receivable (DOR), dengan rumus piutang dagang dibagi penjualan dikalikan hari. 3. Days of Inventory (DOI), dengan rumus persediaan dibagi harga pokok penjualan dikalikan hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
4. Days of Payable (DOP), dengan rumus hutang dagang dibagi harga pokok penjualan dikalikan hari. 5. Kas yang tersedia pada periode sebelumnya dan kebutuhan kas minimum. Sampai saat ini penggunaan rumus untuk menghitung kebutuhan kredit (formula lending) untuk kredit ritel komersial selalu menggunakan pendekatan formula growth (rumus pertumbuhan) seperti: WTCO, NTA, Spreadsheeet, dan pendekatan lainnya. Sedangkan kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar usaha di sektor UKM yang dibiayai dengan kredit ritel komersial, memiliki perilaku dan ciri khusus dalam menggunakan laba yang diperolehnya yaitu menggunakan laba untuk membiayai (membeli) aset di luar usaha pokok (misalnya: membeli tanah/rumah di luar usaha yang dibiayai), sehingga pertumbuhan volume usaha pokok tersebut tidak signifikan. Agar pemberian KMK dapat menggunakan pendekatan yang tepat, terlebih dahulu perlu dipahami pengelompokan UKM berdasarkan parameter kemampuan
menghasilkan
free
cash
flow
dan
cara
membelanjakan
(menggunakan) laba: 1. Free cash flow sebagai first way out Pembayaran kembali kredit bank harus bersumber dari first way out yaitu free cash flow (laba besih) + penyusutan/amortisasi - prive/deviden). Dengan demikian untuk menilai kelayakan usaha dari aspek keuangan (analisis kemampuan bayar) harus dilihat dari kemampuan calon debitur menghasilkan laba (analisis income statement). Dengan
asumsi variable lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
mendukung, apabila cash flow nasabah mendukung maka calon nasabah tersebut layak diberikan kredit. 2. Penggunaan laba usaha (kebijakan investasi) Apabila dari variable free cash flow calon debitur dinyatakan layak, selanjutnya untuk menentukan jenis kredit dan pemilihan pendekatan rumus perhitungan kredit yang sesuai, ditentukan dari cara calon debitur menggunakan laba usaha (kebijakan investasi). a. Jika calon debitur menggunakan laba (free cash flow) untuk investasi kembali ke usaha pokok (untuk membeli barang dagangan atau membeli aktiva lainnya), maka dari periode ke periode aset debitur akan tumbuh secara signifikan (Type-1). Bila peningkatan aset terjadi pada aktiva lancar maka kredit yang sesuai adalah jenis KMK dan jika peningkatan aset terjadi pada aktiva tetap maka kredit yang sesuai adalah jenis kredit investasi. b. Apabila calon debitur menggunakan free cash flow untuk melakukan investasi di luar pokok (untuk membeli rumah baru, tanah baru, membiayai kuliah anak/keluarganya), maka akan berdampak pada tidak adanya pertumbuhan (volume) usaha pokok secara signifikan (Type-2). Pendekatan formula lending (rumus kebutuhan kredit), dengan uraian point 1 dan 2 tersebut diatas, menjadi sangat jelas bahwa evaluasi terhadap kemampuan membayar dilakukan melalui analisis cash flow yang bersumber dari laporan laba/rugi (Income Statement), sedangkan penggunaan kredit diketahui melalui evaluasi net working capital melalui analisis neraca (Balance Sheet).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Pendekatan formula lending untuk calon debitur yang memiliki karakteristik: usaha debitur menghasilkan laba (free cash flow) baik dan menggunakan laba (free cash flow) untuk investasi kembali ke usaha pokok yang dibiayai (aset usaha tumbuh dari periode ke periode secara signifikan dalam volume maupun nilai nominalnya), yaitu pendekatan dengan rumus WCTO, NTA, Spreadsheet atau pendekatan growth lainnya (Type-1). Sedangkan untuk calon debitur yang memiliki karakteristik usaha debitur menghasilkan laba (free cash flow) baik, tetapi aset usaha dari periode ke periode tidak tumbuh secara signifikan karena penggunaan laba (free cash flow) dilakukan untuk membeli aset-aset lain seperti: rumah, tanah, atau kredit lainnya yang bersifat pribadi, dapat diberikan refinancing KMK dengan pendekatan yang sesuai (Type-2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Matriks Tipe UKM, sesuai dengan kemampuan menghasilkan laba dan cara menggunakan laba usaha dapat dilihat pada gambar 5.16 dibawah ini:
Gambar 5.16: Pengelompokan Type UKM Sumber: BRI Cik Di Tiro Yogyakarta Evaluasi kelayakan kredit secara keseluruhan meliputi analisis risiko usaha calon debitur (analisis 6 C’s baik secara kualitatif maupun dengan pendekatan kuantitatif dengan credit risk rating/credit scoring) dan formula lending untuk menentukan jumlah kredit, dengan menggunakan data input yang akurat baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Khusus untuk KMK, penentuan apakah kredit diberikan dalam bentuk Rekening Koran (R/C) atau dalam bentuk plafon menurun, ditentukan oleh dua variable yaitu: karakteristik bisnis dan tingkat risiko calon debitur. Apabila kredit diberikan untuk membiayai aktiva lancar (KMK) sektor perdagangan, yang dicirikan dengan perputaran persediaan dan atau piutang menjadi kas dan sebaliknya secara terus menerus, jenis KMK yang sesuai adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
bentuk rekening koran (R/C), sedangkan dari pemahaman risiko, apabila tingkat risiko debitur/usaha tinggi, maka salah satu upaya untuk mengurangi risiko yaitu dengan jenis kredit dengan bentuk plafon menurun. Calon debitur penerima KMK berusaha dalam perdagangan, sebagai pelaku UKM debitur selalu menggunakan laba usahanya untuk membeli tanah/rumah diluar usaha pokok, sehingga setelah dilakukan evaluasi termasuk dalam Type-2 (cash flow baik, usahanya tidak tumbuh secara signifikan), maka kepada debitur tersebut dapat diberikan kredit modal kerja dengan konsep refinancing dengan pilihan pendekatan yang sesuai. Mengingat usahanya sektor perdagangan, apabila aspek lain memenuhi, debitur dapat diberikan dalam bentuk KMK R/C. Sebaliknya apabila dalam situasi lain debitur/calon debitur termasuk dalam Type-2, tetapi analisis risiko menunjukkan tingkat resiko cukup tinggi (misalnya: karena prospek usaha tidak pasti atau posisi usaha dalam posisi declining), maka direkomendasikan agar diberikan dalam bentuk KMK dengan plafon menurun. Beberapa pendekatan yang digunakan untuk menghitung kebutuhan modal kerja untuk calon debitur/debitur yang memiliki karakteristik usaha debitur menghasilkan laba (free cash flow) baik dan menggunakan laba (free cash flow) untuk investasi kembali ke usaha pokok yang dibiayai (aset usaha tumbuh dari periode ke periode secara signifikan dalam volume maupun nilai nominal), antara lain adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
1. Pendekatan Spreadsheet Delta piutang dagang
= xxx
Delta persediaan
= xxx + = xxx
Delta hutang dagang
= xxx -
Perubahan modal kerja
= xxx
Kas periode lalu-kebutuhan kas minimum
= xxx -
Tambahan KMK
= xxx
2. Pendekatan WTCO (Working Capital Turn Over) WCTO x OPE x Proyeksi penjualan
= xxx
Periode Net Working Capital (excl kas minimum)
= xxx –
Kebutuhan modal kerja
= xxx
Hutang dagang (proyeksi)
= xxx –
Kebutuhan kredit modal kerja (KMK)
= xxx
3. Pendekatan Net Trading Assets / Base Working Capital Need Piutang lancar
= xxx
Persediaan
= xxx + = xxx
Hutang dagang
= xxx
Kewajiban yang masih harus dibayar
= xxx –
Net Trading Assets (NTA) / MKD
= xxx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Sedangkan untuk calon debitur/debitur yang memiliki karakteristik usaha debitur menghasilkan laba (free cash flow) baik, tetapi aset usaha dari periode ke periode tidak tumbuh secara signifikan karena penggunaan laba (free cash flow) dilakukan untuk membeli aset-aset lain seperti: rumah, tanah, atau pembiayaan lainnya yang bersifat pribadi, maka kepada debitur/calon debitur dapat diberikan kredit modal kerja dengan konsep refinancing, dengan menggunakan pendekatan formula lending yang sesuai. Pemberian refinancing KMK tetap harus tunduk pada kriteria kesehatan struktur permodalan (capital structure) sebagaimana diatur dalam kebijakan KRD yaitu batasan maksimum DER (Debt to Equity Ratio). Refinancing KMK dapat diberikan dalam bentuk dua (2) cara angsuran, yaitu: 1. Maksimun C/O menurun Cara ini digunakan untuk memenuhi kriteria: a. Untuk usaha yang memenuhi kriteria dengan kondisi usaha nasabah sudah pada tahap maturity/decline, meskipun masih menghasilkan cash flow dengan baik, dan atau b. PKL perlu menetapkan pola angsuran (plafon menurun) sebagai bagian dari mitigasi risiko. Perhitungan kebutuhan kredit menggunakan pendekatan Repayment Capacity (RPC) dan jangka waktu kredit maksimal dibatasi 36 (tiga puluh enam) bulan dengan rumus sebagai berikut: RPC = Maks 100% (Laba bersih = Penyusutan – Biaya Pribadi/Prive/Deviden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Jumlah Kredit = RPC
Keterangan : RPC:
Repayment capacity
R:
Suku bunga per bulan
N:
Jangka waktu kredit dalam bulan
Penerapan pada kasus Toko Karisma: Sdr. Didit adalah pemilik toko Karisma yang bergerak dibidang penjualan barang-barang barang elektronik. Ybs telah menjadi debitur BRI sejak tahun 2002. Sdr Didit memperoleh fasilitas K Kredit redit Modal Kerja dengan bentuk R/C jangka waktu 12 bulan, sebesar Rp100.000.000,00. Bulan Februari 2004 ybs mengajukan permohonan perpanjangan kredit tersebut ke Kanca BRI Yogyakarta. Hermansyah sebagai AO pemegang account kredit Sdr. Didit, mulai mengumpulkan data data-data data yang dibutuhkan dalam analisis kredit. Setelah dianalisis berdasarkan data yang ada, Hermansyah mulai kebingungan karena untuk jangka waktu 1 tahun kedepan tidak ada pertumbuhan aktiva lancar yang signifikan yang mencerminkan adanya kebutuhan KMK untuk periode yang akan datang. Jika pos persediaan barang dagangan dan piutang dagang dicatat apa adanya sesuai dengan kenyataan, maka perhitungan kebutuhan kreditnya tidak mencapai Rp100.000.00,00 (sesuai dengan kr kredit edit sebelumnya). Atas permasalahan tersebut, Hermansyah mengajak diskusi Sutopo selaku Manajer Pemasaran Kanca BRI Yogyakarta. Sutopo menyarankan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
formula lending Repayment Capacity untuk menghitung kebutuhan kredit Sdr. Didit tersebut. Berikut neraca dan laporan laba-rugi Toko Karisma pada posisi tiga tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel 5.1 dan tabel 5.3 dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tabel 5.1: Neraca UD. Karisma Posisi Tiga Tahun Terakhir NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 6
7 8 9 10
KETERANGAN AKTIVA Kas Bank Piutang Usaha/Dagang Persediaan Barang Uang Muka Aktiva Lancar Lainnya Jumlah Aktiva Lancar Tanah Bangunan Tanah & Bangunan Mesin-mesin Kendaraan Peralatan Pabrik/Kantor Aktiva Tetap Lainnya Penyusutan Jumlah Aktiva Tetap Aktiva dalam penyelesaian TOTAL AKTIVA PASSIVA Hutang Dagang Ht. Jangka Panjang Jth. Tempo Hutang Bank Hutang Lainnya Jumlah Hutang Lancar Ht. Jangka Panjang Jumlah Ht. Jangka Panjang Total Seluruh Hutang Prive/Penyertaan Modal Disetor Laba Ditahan Laba Tahun Berjalan Jumlah Modal Sendiri TOTAL PASSIVA
12/31/2001
12/31/2002
Rp000,00 12/31/2003
4,500 0 45,000 174,435 0 0 223,935 60,000 128,000 0 0 16,500 1,750 8,000 -2,062 212,188 0 436,123
4,483 0 80,000 309,484 0 0 393,967 60,000 128,000 0 0 16,500 1,750 8,000 -4,124 210,126 0 604,093
5,535 0 80,000 385,336 0 0 470,871 60,000 128,000 0 0 16,500 1,750 8,000 -6,186 208,064 0 678,935
3,000 0 0 0 3,000 0 0 3,000 0 322,401 50,000 60,722 433,123 436,123
4,000 0 100,000 0 104,000 0 0 104,000 0 322,401 110,722 66,970 500,093 604,093
5,000 0 100,000 0 105,000 0 0 105,000 0 322,401 177,692 73,842 573,935 678,935
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 5.2: Laporan Laba-Rugi UD Karisma Posisi Tiga Tahun Terakhir NO. KETERANGAN 1 Penjualan Bersih 2 Harga Pokok Penjualan 3 Laba Kotor 4 Biaya Adm. Penjualan Umum 5 Laba Operasional 6 Biaya Bunga 7 Biaya Penyusutan 8 Pendptn Stl B. Bunga & Penyusutan 9 Penghasilan Lainnya 10 Pendapatan Sblm Pajak (EBT) 11 Pajak 12 Laba Bersih Sumber: BRI Cik Di Tiro Yogyakarta
12/31/2001 1,205,000 1,100,000 105,000 31,500 73,500 0 2,062 71,438 0 71,438 10,716 60,722
12/31/2002 1,325,500 1,210,000 115,500 34,650 80,850 0 2,062 78,788 0 78,788 11,818 66,970
Rp000,00 12/31/2003 1,458,050 1,331,000 127,050 38,115 88,935 0 2,062 86,873 0 86,873 13,031 73,842
Dari neraca dan laporan laba/rugi pada tahun 2003 dibawah ini diketahui: Laba bersih:
Rp73.842.000,00 Rp6.154,00 per bulan
Biaya penyusustan:
Rp2.062,00 Rp172,00 per bulan
Prive/Deviden:
Rp0,00
Jangka waktu:
12 bulan
Suku bunga:
16% per tahun atau 1,33% per bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Perhitungan kredit dengan menggunakan metode RPC : RPC
=
Maks
75%
x
(Laba
Bersih
+
Penyusutan
Rp134.955,00
dibulatkan
–
Biaya
Pribadi/Prive/Deviden) = 75% x ( 6.154 + 172 – 0) = 4.744
Jumlah Kredit = RPC
= 4,744
= 4,744 = 4.744 x 28,4475 = 134.955 Jumlah
kredit
sebesar
sebesar
Rp100.000.000,00, maka permohonan kredit yang diajukan Didit, masih dapat dipertimbangkan karena berdasarkan perhitungan kredit yang dapat dipinjamkan bank sebesar Rp134.955.000,00 tetapi Didit hanya meminjam Rp100.000.000,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Dalam Tipe dan Struktur Kredit : a. Peminjam:
Didit
b. Bentuk Kredit:
Maksimum C/O menurun
c. Tujuan:
Refinancing KMK
d. Jangka Waktu:
3 Tahun (36 Bulan)
2. Bentuk Kredit Maksimum C/O tetap (Plafond Tetap) Digunakan untuk yang memenuhi kriteria: a. Diberikan kepada jenis usaha perdagangan dengan perputaran stock dan piutang kontinyu b. Usaha masih stabil (tidak dalam fase maturity decline) Besarnya kredit yang dapat diberikan dihitung berdasarkan besarnya equitas yang tertanam dalam modal kerja, dengan ketentuan sharing dana sendiri (SDS) debitur minimal 70%, dengan rumus sebagai berikut: NWC (Aktiva Lancar – Hutang Lancar) x 30% Keterangan: NWC: Net Working Capital
Dalam kasus Toko Karisma sebagaimana tersebut diatas, maka besar refinancing KMK yang dapat diberikan dihitung sebagai berikut: Refinancing KMK= NWC (AL – HL) x 30% = (Rp470.871.000,00 – Rp105.000.000,00) x 30% = Rp365.871.000,00 x 30% = Rp109.762.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Dibulatkan
= Rp100.000.000,00
Dalam Tipe dan Struktur Kredit : a. Peminjam:
Didit
b. Bentuk Kredit:
Maksimum C/O tetap
c. Tujuan:
Refinancing KMK
d. Jangka waktu:
1 Tahun (12 Bulan)
Dengan menyadari bahwa dalam praktik telah terjadi penyajian laporan keuangan debitur bisnis ritel komersial yang bias secara luas, yang disebabkan oleh sistem (karena tidak ada pilihan) bagi para PKL di lapangan, maka diharapkan dengan adanya pilihan pendekatan ini dapat dilakukan perbaikan data keuangan (recasting) secara bertahap, sebagai berikut: 1. Existing Costomer Untuk debitur lama yang memenuhi kriteria masuk dalam Type-2 pada saat review tahunan (perpanjangan) agar dikaji dengan cermat, apabila perbedaan antara kondisi riil di lapangan dengan laporan keuangan tidak terlalu besar dalam pengertian dapat dilakukan recasting, maka analisis perpanjangan dilakukan dengan laporan keuangan yang telah diperbaiki sesuai dengan kondisi usaha di lapangan (recasting), untuk selanjutnya diberikan
perpanjangan
kredit
dengan
konsep
refinancing,
dengan
menggunakan pendekatan formula lending yang sesuai. Sebagai penegasan bahwa recasting ini tidak boleh dikaitkan dengan menyalahkan PKL lama, karena kekeliruan yang lama bersifat sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Apabila bias antara laporan keuangan dengan kondisi riil usaha nasabah dilapangan sangat tinggi, maka harus ditempuh pendekatan persuatif dengan debitur, dengan sebaik-baiknya dan harus dihindari adanya miskomunikasi yang menyebabkan hubungan dengan debitur terganggu. Dalam kondisi demikian, untuk sementara tidak ada target waktu penyelesaian recasting. Upaya ini merupakan bagian dari pembenahan data secara nasional (pembenahan data dari hulu), agar penerapan konsep manajemen risiko seperti penerapan Credit Risk Rating, dapat memiliki nilai tambah yang optimal. 2. Debitur Baru Untuk nasabah baru agar dilakukan pendekatan secara konsisten, apabila calon debitur termasuk dalam kategori Type-1 maka digunakan pendekatan formula growth (WTCO, NTA, Spreadsheet dan lainnya). Jika calon nasabah termasuk dalam kategori Type-2, maka pemberian KMK menggunakan konsep refinancing, dengan menggunakan pendekatan formula lending yang sesuai. Dalam praktik di lapangan, debitur-debitur yang masuk dalm Type-1 terbuka kemungkinan dapat berubah menjadi Type-2 dan sebaliknya. Yang perlu dipahami dan dipatuhi, bahwa perubahan ini harus didasarkan atas kondisi usaha riil di lapangan dan bukan karena upaya PKL untuk dapat memilih pendekatan formula yang lebih disukai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Kecuali ditentukan lain, besarnya sharing dana sendiri pemohon untuk KMK minimal 30% dari proyeksi kebutuhan modal kerja, dengan denga rumus:
D. Analisis Kebutuhan Pembiayaan Modal Kerja di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta Analisis kebutuhan pembiayaan modal kerja di BRI Syariah Ahmad Dahlan menggunakan metode WCTO pada Rumah Sakit. XXX, dapat dilihat pada tabel 5.4 sampai dengan tab tabel 5.8 dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.3: Neraca RS. XXX Posisi Tiga Tahun Terakhir Rp,00 NO.
KETERANGAN
31/12/2005
Sharing pos %
14,000 12,500 170,000 76,000 0 0 272,500 1,896,000 2,000,000 3,896,000 300,000 30,000 25,000 0 (376,250) 3,874,750 4,147,250
0,34 0,30 4,10 1,83 0,00 0,00 6,57 45,72 48,22 93,94 7,23 0,72 0,60 0,00 (9,07) 93,43
31/12/2006 Sharing pos %
Trend Periode %
31/12/2007
Sharing pos %
18,963 52,506 683,247 73,892 6,000 0 834,608 1,896,000 2,000,000 3,896,000 300,000 30,000 25,000 0 (578,474) 3,672,526 4,507,134
0,42 1,16 15,16 1,64 0,13 0,00 18,52 42,07 44,37 86,44 6,66 0,67 0,55 0,00 (12,83) 81,48
AKTIVA 1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15
Kas Bank Piutang Askes Persediaan Dagangan Piutang lain-lain Aktiva Lancar Lain Jumlah Aktiva Lancar Tanah Bangunan Tanah& Bangunan Peralatan RS Kendaraan Inventaris kantor Aktiva Tetap lainnya (Penyusutan) Jumlah Aktiva Tetap TOTAL AKTIVA
15,250 35,000 637,720 74,000 0 0 761,970 1,896,000 2,000,000 3,896,000 300,000 30,000 25,000 0 (491,250) 3,759,750 4,521,720
107
0,34 108,93 0,77 280,00 14,10 375,13 1,64 97,37 0,00 0,00 0,00 0,00 16,85 279,62 41,93 100,00 44,23 100,00 86,16 100,00 6,63 100,00 0,66 100,00 0,55 100,00 0,00 0,00 (10,86) (130,56) 83,15 97,03
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.4: Lanjutan Neraca RS. XXX Posisi Tiga Tahun Terakhir PASSIVA 1 Titipan/ Hutang Yayasan 65,000 1,57 65,000 2 Hutang Perusahaan 450,000 10,85 750,000 3 Hutang BRI 76,000 1,83 76,000 4 Hutang Simpanan 0 0,00 0 Jumlah Hutang Lancar 591,000 14,25 891,000 5 Ht. Jngk Panjang BRI / KI 277,468 6,69 201,468 6 Ht. Jngk Panjang Non Bank 0 0,00 0 Jumlah Ht. Jk. Panajang 277,468 6,69 201,468 Total Seluruh Hutang 868,468 20,94 1,092,468 7 Modal Awal 3,204,632 77,27 3,278,782 8 Laba Tahun Berjalan 74,150 1,79 150,470 9 Prive Setor 0 0,00 0 10 (Prive ambil) 0 0,00 0 Jumlah Modal Akhir 3,278,782 79,06 3,429,252 TOTAL PASSIVA 4,147,250 4,521,720 Keseimbangan 0 0 Sumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
108
1,44 16,59 1,68 0,00 0,00 4,46 0,00 4,46 24,16 72,51 3,33 0,00 0,00 75,84
100,00 166,67 100,00 0,00 150,76 72,61 0,00 72,61 125,79 102,31 202,93 0,00 0,00 104,59
65,000 647,080 76,000 0 788,080 150,800 0 150,800 938,880 3,429,252 139,002 0 0 3,568,254 4,507,134 0
1,44 14,36 1,69 0,00 17,49 3,35 0,00 3,35 20,83 76,08 3,08 0,00 0,00 79,17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.5: Laporan Laba/Rugi RS. XXX Posisi Tiga Tahun Terakhir Rp,00 NO.
KETERANGAN
31/12/2005
1 Pendapatan Jasa 948,000 2 HPP 339,000 Laba Kotor 609,000 3 Biaya Umum & Adm 420,000 Laba Operasional 189,000 4 Biaya Penyusutan 115,000 5 Biaya Margin 13,400 6 Biaya Lainnya 0 Pdptn Stlh B.bunga & Penystn 60,600 7 Pengahasilan Lainnya 0 Pendpt. Sblm Pajak (EBT) 60,600 8 Pajak 4,810 Laba Bersih 55,790 Sumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
Sharing pos % 100,00 35,76 64,24 44,30 19,94 12,13 1,41 0,00 6,39 0,00 6,39 0,51 5,88
Trend 31/12/2006 Sharing Periode 31/12/2007 Sharing pos % % pos % 2,040,000 100,00 215,19 2,565,635 100,00 1,239,000 60,74 365,49 1,898,553 74,00 801,000 39,26 131,53 667,082 26,00 480,000 23,53 114,29 400,000 15,59 321,000 15,74 169,84 267,082 10,41 115,000 5,64 100,00 87,224 3,40 40,200 1,97 300,00 26,800 1,04 0 0,00 0,00 0 0,00 165,800 0 165,800 15,330 150,470
109
8,13 0,00 8,13 0,75 7,38
273,60 0,000 273,60 318,71 269,71
153,058 0 153,058 14,056 139,002
5,97 0,00 5,97 0,55 5,42
Trend Periode % 126,77 153,23 83,28 83,33 83,20 75,85 66,67 0,00 92,31 0,00 92,31 91,69 92,38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.6: Sumber dan Penggunaan Dana Rp,00 2006 2007 NO. KETERANGAN SUMBER PENGGUNAAN SUMBER PENGGUNAAN 1 Laba/Rugi 150,470 139,002 2 Penyusutan 115,000 87,224 3 Kas/Bank 0 23,750 0 21,219 4 Piutang 0 467,720 0 51,527 5 Uang Muka 0 0 0 0 6 Aktiva Lancar Lainnya 0 0 0 0 7 Persediaan Barang 2,000 0 108 0 8 Hutang Dagang 300,000 0 0 102,920 9 Hutang Bank 0 76,000 0 50,668 10 Aktiva 0 0 0 0 11 Hutang Lainnya 0 0 0 0 12 Prive Ambil/Setor 0 0 0 0 567,470 567,470 226,334 226,334 Jumlah Sumber: BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.7: Rasio-Rasio Keuangan 01/01/05 01/01/06 01/01/07 NO. KETERANGAN s/d s/d s/d ULASAN ATAS MASING-MASING PARAMETER 31/12/05 31/12/06 31/12/07 1 Net Working Capital -318500 -129030 46.528 Modal kerja bersih semakin meningkat Likw.: Current Ratio 2 (CR) 46,11 85,52 105,90 Rasio aktiva lancar semakin likuid 3 Quick Ratio (QR) 33,25 77,21 96,53 Rasio aktiva diluar persediaan semakin likuid 4 Solvabilitas (DER) 26,49 31,86 26,31 Rasio hutang terhadp modal semakin kecil 5 ROA 1,35 3,33 3,08 Rasuio laba terhadp total asset semakin kecil 6 Profit Margin (PM) 5,88 7,38 5,42 Produktivitas perusahaan semakin kecil Pertumbuhan 7 Penjualan 105,00 215,19 125,77 Pertumbuhan penjualan semakin kecil Kemampuan perusahaan membayar bunga semakin 8 ICR 516,34 474,30 618,66 besar 9 DOR 65 113 96 Perputaran piutang semakin cepat 10 DOI 81 22 14 Perputaran persediaan semakin cepat 11 WCTO 146 135 110 Perputaran modal kerja semakin cepat 12 DOP 25 12 10 Perputaran hutang dagang semakin lambat
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Analisis Kebutuhan Pembiayaan Modal Kerja pada tahun 2007 (Dengan Metode WCTO), adalah sebagai berikut: HPP:
1.898.553
Biaya Adm + Umum:
400.000
DOR:
96 hari
DOP:
10 hari
DOI:
14 hari
Out Pocket Expenses:
2.298.553 (HPP + Biaya Umum & Administrasi)
Net Trade Cycle:
110 hari (DOR + DOI)
Proyeksi Omzet th 2007/2008 = 105% 110 x 2.298.553 x 105% : 360 = 737.452 Modal kerja yang tersedia (AL - HL):
46.528
Hutang dagang yang diproyeksikan:
65.000
Kebutuhan Modal Kerja:
625.924
Pembiayaan yang dapat dipertimbangkan dibulatkan: 625.000 Analisis kebutuhan pembiayaan modal kerja pada RS. XXX, dapat diambil kesimpulan bahwa bank dapat memberikan pembiayaan tidak lebih dari Rp625.000,00, jika debitur tidak bersedia atas tawaran pembiayaan yang ditawarkan bank, maka bank akan menolaknya, jika debitur menyetujui penawaran tersebut, maka antara bank dan debitur akan melakukan akad pembiayaan, yang nantinya akan berujung pencairan dana pembiayaan dari bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
E. Teknik Perhitungan Pengembalian Kredit di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta Teknik perhitungan angsuran atau pengembalian kredit oleh nasabah ke BRI, dengan jenis kredit yang diberikan adalah kredit modal kerja, adalah sebagai berikut: Jika pada bulan Desember 2006, PT. Karisma meminjam ke bank dengan Plafon pinjaman kredit modal kerja sebesar Rp100.000.000,00, bunganya 15% per tahun, jangka waktu 12 bulan (1 tahun). Maka perhitungan bunga yang harus dibayarkan oleh debitur kepada pihak bank adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.8: Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta Asumsi 1: Jumlah Cicilan Pokok Sama dan Bunga Dihitung dengan Metode Rekening Koran Bunga Harian Rp,00 PINJAMAN SALDO YANG YANG BUNGA JUMLAH BULAN POKOK CICILAN DIAMBIL DIKENAKAN (e= 15% X BUNGA + KE PINJAMAN POKOK (d) OLEH BUNGA ( c ) n/365 X c) CICILAN (d+e) YANG (a) NASABAH (b) 1 50,000,000 10,000,000 10,000,000 4,200,000 127,397 4,327,397 2 40,000,000 5,000,000 10,800,000 4,200,000 124,274 4,324,274 3 35,000,000 5,000,000 11,600,000 4,200,000 147,781 4,347,781 4 30,000,000 1,600,000 9,000,000 4,200,000 110,959 4,310,959 5 28,400,000 4,500,000 9,300,000 4,200,000 118,479 4,318,479 6 23,900,000 7,000,000 12,100,000 4,200,000 149,178 4,349,178 7 16,900,000 6,500,000 14,400,000 4,200,000 183,452 4,383,452 8 10,400,000 4,300,000 14,500,000 4,200,000 184,726 4,384,726 9 6,100,000 2,000,000 12,300,000 4,200,000 151,644 4,351,644 10 4,100,000 1,000,000 13,300,000 4,200,000 169,438 4,369,438 11 3,100,000 3,100,000 12,200,000 4,200,000 150,411 4,350,411 12 0 3,800,000 3,800,000 48,411 3,848,411 TOTAL 50,000,000 1,666,151 51,666,151
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.9: Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta Asumsi 2: Jumlah Cicilan Pokok Dibayar pada Waktu Jatuh Tempo dan Bunga Dihitung dengan Metode Rekening Koran Bunga Harian Rp,00 PINJAMAN SALDO POKOK YANG BUNGA JUMLAH BULAN YANG CICILAN PINJAMAN DIKENAKAN (e= 15% X BUNGA + KE DIAMBIL OLEH POKOK (d) YANG (a) BUNGA ( c ) n/365 X c) CICILAN (d+e) NASABAH (b) 1 50,000,000 10,000,000 10,000,000 127,397 127,397 2 40,000,000 5,000,000 15,000,000 172,603 172,603 3 35,000,000 5,000,000 20,000,000 254,795 254,795 4 30,000,000 1,600,000 21,600,000 266,301 266,301 5 28,400,000 4,500,000 26,100,000 332,507 332,507 6 23,900,000 7,000,000 33,100,000 408,082 408,082 7 16,900,000 6,500,000 39,600,000 504,493 504,493 8 10,400,000 4,300,000 43,900,000 559,274 559,274 9 6,100,000 2,000,000 45,900,000 565,890 565,890 10 4,100,000 1,000,000 46,900,000 597,493 597,493 11 3,100,000 3,100,000 50,000,000 616,438 616,438 12 0 50,000,000 50,000,000 636,986 50,636,986 TOTAL 50,000,000 5,042,260 55,042,260
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.10: Perhitungan Bunga dan Pokok Pinjaman yang Dikembalikan di BRI Cik Di Tiro Yogyakarta Asumsi 3: Jumlah Cicilan Pokok Sama dan Bunga Dihitung dengan Metode Rekening Koran Bunga Harian Rp,00 SALDO PINJAMAN POKOK YANG YANG YANG BUNGA JUMLAH BULAN CICILAN BOLEH DIAMBIL DIKENAKAN (e= 15% X BUNGA + KE POKOK (d) DIPINJAMAN OLEH BUNGA ( c ) n/365 X c) CICILAN (d+e) (a) NASABAH (b) 1 50,000,000 10,000,000 10,000,000 4,200,000 127,397 4,327,397 2 40,000,000 5,800,000 4,200,000 66,740 4,266,740 3 40,000,000 5,000,000 6,600,000 4,200,000 84,082 4,284,082 4 35,000,000 2,400,000 4,200,000 29,589 4,229,589 5 35,000,000 4,500,000 2,700,000 4,200,000 34,397 4,234,397 6 30,500,000 7,000,000 5,500,000 4,200,000 67,808 4,267,808 7 23,500,000 6,500,000 7,800,000 4,200,000 99,370 4,299,370 8 17,000,000 4,300,000 7,900,000 4,200,000 100,644 4,300,644 9 12,700,000 5,000,000 8,700,000 4,200,000 107,260 4,307,260 10 7,700,000 4,000,000 12,700,000 4,200,000 161,795 4,361,795 11 3,700,000 3,700,000 12,200,000 4,200,000 150,411 4,350,411 12 0 3,800,000 3,800,000 48,411 3,848,411 TOTAL 50,000,000 1,077,904 51,077,904
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
F. Teknik Perhitungan Pengembalian Pembiayaan di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta Perhitungan bagi hasil yang diterapkan oleh BRI Syariah Ahmad Dahlan terutama yang berkaitan dengan jenis pembiayaan musyarakah, musyarakah adalah sebagai berikut: Pada bulan Januari 2006 RS.XXX bersama bersama-sama sama dengan BRI Syariah membiayai suatu usaha yang akan dijalankan oleh RS.XXX. Dengan pembiayaan musyarakah
sebesar
Rp50.000.000,00
dan
Rp100.000.000,00, dari
nasabah
dari
sebesar
pihak
bank
sebesar
Rp50.000 Rp50.000.000,00.
Dari
Rp100.000.000,00 untuk kegiatan usaha diasumsikan keuntungan per bulan Rp5.000.000,00. Untuk menentukan nisbah biasanya BRI Syariah juga melihat kondisi bunga yang ditetapkan oleh bank konvensional, kita asumsikan sama dengan bunga yang ditet ditetapkan apkan oleh BRI Cik Di Tiro yaitu 15%. Maka BRI Syariah harus memperhitungkan dahulu berapa bagi hasil yang diperoleh dari keuntungan tersebut, dengan tumpuan bunga konvensional sebesar 15%, maka bank
syariah
Nisbah ah
memperoleh
untuk
BRI
keuntungan
Syariah
sebesar:
tiap
bulan
sebesar:
,
sehingga untuk debitur memperoleh nisbah sebesar 87,5%. Penyelesaian atau pembagian bagi hasil dan pinjaman kepada bank dan debitur akan dijelaskan dengan beberapa asumsi, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.11: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta Asumsi 1: Jumlah Pendapatan dan Cicilan Pokok yang Dibayarkan Sama Rp,00
BLN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TTL
PENDAPATAN USAHA (a)
5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 60,000,000
BAGI BANK (12,5%) (b= (50.000.000e)/50.000.000)x 0.125xa)
625,000 572,500 520,000 467,500 415,000 362,500 310,000 257,500 205,000 152,500 100,000 47,500 4,035,000
BAGI NASABAH (87,5%) (c= (50.000.000e)/50.000.000)x 0.875xa) 4,375,000 4,007,500 3,640,000 3,272,500 2,905,000 2,537,500 2,170,000 1,802,500 1,435,000 1,067,500 700,000 332,500 28,245,000
118
BAGI HASIL YANG DIBAGI (d=b+c)
5,000,000 4,580,000 4,160,000 3,740,000 3,320,000 2,900,000 2,480,000 2,060,000 1,640,000 1,220,000 800,000 380,000 32,280,000
CICILAN POKOK (e)
4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 3,800,000 50,000,000
AKUMULASI CICILAN (f)
4,200,000 8,400,000 12,600,000 16,800,000 21,000,000 25,200,000 29,400,000 33,600,000 37,800,000 42,000,000 46,200,000 50,000,000
TOTAL SETORAN (g=b+e)
4,825,000 4,772,500 4,720,000 4,667,500 4,615,000 4,562,500 4,510,000 4,457,500 4,405,000 4,352,500 4,300,000 3,847,500 54,035,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.12: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta Asumsi 2: Cicilan Pokok Sama dan Pendapatan yang Dibayarkan Berbeda Rp,00 BAGI BAGI BANK NASABAH (12,5%) (b= PENDAPATAN (87,5%) (c= BLN (50.000.000USAHA (a) (50.000.000f)/50.000.000)x e)/50.000.000)x 0.125xa) 0.875xa) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TTL
4,100,000 7,000,000 4,000,000 4,500,000 5,000,000 5,500,000 4,000,000 5,400,000 7,000,000 5,500,000 4,500,000 3,500,000 60,000,000
512,500 801,500 416,000 420,750 415,000 398,750 248,000 278,100 287,000 167,750 90,000 33,250 4,068,600
BAGI HASIL YANG DIBAGI (d=b+c)
CICILAN POKOK (e)
3,587,500 4,100,000 4,200,000 5,610,500 6,412,000 4,200,000 2,912,000 3,328,000 4,200,000 2,945,250 3,366,000 4,200,000 2,905,000 3,320,000 4,200,000 2,791,250 3,190,000 4,200,000 1,736,000 1,984,000 4,200,000 1,946,700 2,224,800 4,200,000 2,009,000 2,296,000 4,200,000 1,174,250 1,342,000 4,200,000 720,000 630,000 4,200,000 266,000 232,750 3,800,000 28,480,200 32,548,800 50,000,000
119
TOTAL AKUMULASI SETORAN CICILAN (f) (g=b+e)
4,200,000 8,400,000 12,600,000 16,800,000 21,000,000 25,200,000 29,400,000 33,600,000 37,800,000 42,000,000 46,200,000 50,000,000 0
4,712,500 5,001,500 4,616,000 4,620,750 4,615,000 4,598,750 4,448,000 4,478,100 4,487,000 4,367,750 4,290,000 3,833,250 54,068,600
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.13: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta Asumsi 3: Pendapatan yang Dihasilkan Sama dan Cicilan Pokok Dibayar pada Waktu Jatuh Tempo
BAGI BANK BAGI (12,5%) NASABAH PENDAPATAN (b= (87,5%) (c= BLN USAHA (a) (50.000.000(50.000.000e)/50.000.000)x e)/50.000.000)x 0.125xa) 0.875xa)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TTL
5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 60,000,000
625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 7,500,000
BAGI HASIL YANG DIBAGI (d=b+c)
CICILAN POKOK (e)
4,375,000 5,000,000 4,375,000 5,000,000 4,375,000 5,000,000 4,375,000 5,000,000 4,375,000 5,000,000 4,375,000 5,000,000 4,375,000 5,000,000 4,375,000 5,000,000 4,375,000 5,000,000 4,375,000 5,000,000 4,375,000 5,000,000 4,375,000 5,000,000 50,000,000 52,500,000 60,000,000 50,000,000 120
TOTAL AKUMULASI SETORAN CICILAN (f) (g=b+e)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50,000,000
625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 625,000 50,625,000 57,500,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.14: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta Asumsi 4: Pendapatan yang Diperoleh Berbeda dan Cicilan Pokok Dibayar pada Waktu Jatuh Tempo BAGI BANK BAGI (12,5%) NASABAH PENDAPATAN (b= (87,5%) (c= BLN USAHA (a) (50.000.000(50.000.000f)/50.000.000)x f)/50.000.000)x 0.125xa) 0.875xa) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TTL
6,000,000 7,000,000 4,000,000 4,500,000 2,800,000 5,500,000 4,100,000 5,400,000 6,900,000 5,700,000 4,600,000 3,500,000 60,000,000
750,000 875,000 500,000 562,500 350,000 687,500 512,500 675,000 862,500 712,500 575,000 437,500 7,500,000
BAGI HASIL YANG DIBAGI (d=b+c)
CICILAN POKOK (e)
TOTAL AKUMULASI SETORAN CICILAN (f) (g=b+e)
5,250,000 6,000,000 6,125,000 7,000,000 3,500,000 4,000,000 3,937,500 4,500,000 2,450,000 2,800,000 4,812,500 5,500,000 3,587,500 4,100,000 4,725,000 5,400,000 6,037,500 6,900,000 4,987,500 5,700,000 4,025,000 4,600,000 3,062,500 3,500,000 50,000,000 52,500,000 60,000,000 50,000,000
750,000 0 875,000 0 500,000 0 562,500 0 350,000 0 687,500 0 512,500 0 675,000 0 862,500 0 712,500 0 575,000 0 50,000,000 50,437,500 57,500,000
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.15: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah di BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta Asumsi 5: Pendapatan dan Cicilan Pokok Dibayarkan Berbeda dan Nasabah Mengalami Kerugian
BAGI BANK BAGI (12,5%) NASABAH BULAN PENDAPATAN (b= (87,5%) (c= KE USAHA (a) (50.000.000(50.000.000f)/50.000.000)x f)/50.000.000)x 0.125xa) 0.875xa) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TOTAL
7,900,000 6,800,000 4,500,000 5,000,000 5,500,000 6,000,000 9,000,000 5,700,000 4,700,000 4,900,000 60,000,000
987,500 0 778,600 465,750 455,000 442,750 420,000 0 531,000 250,800 157,450 88,200 4,577,050
BAGI HASIL YANG DIBAGI (d=b+c)
CICILAN POKOK (e)
6,912,500 7,900,000 4,200,000 0 0 5,450,200 6,228,800 4,400,000 3,726,000 3,260,250 5,000,000 3,640,000 3,185,000 4,200,000 3,542,000 3,099,250 4,200,000 2,940,000 3,360,000 4,400,000 0 0 3,717,000 4,248,000 6,000,000 1,755,600 2,006,400 4,200,000 1,102,150 1,259,600 6,200,000 705,600 617,400 7,200,000 32,039,350 36,616,400 50,000,000
122
TOTAL AKUMULASI SETORAN CICILAN (f) (g=b+e)
4,200,000 4,200,000 8,600,000 13,600,000 17,800,000 22,000,000 26,400,000 26,400,000 32,400,000 36,600,000 42,800,000 50,000,000
5,187,500 0 5,178,600 5,465,750 4,655,000 4,642,750 4,820,000 0 6,531,000 4,450,800 6,357,450 7,288,200 54,577,050
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
G. Perbedaan Sistem Pemberian Kredit (Pembiayaan) antara BRI Cik Di Tiro dan BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta 1. Dilihat dari prosedur pengajuan kredit. Dilihat dari segi prosedur pemberian kredit yang diberikan oleh BRI Syariah dan BRI Cik Di Tiro tidak terdapat perbedaan yang signifikan, hanya perbedaan istilah bahasa saja, seperti kredit= pembiayaan, administrasi kredit= administrasi pembiayaan, bunga= bagi hasil, akad= perjanjian, 2. Dilihat dari proses analisis kreditnya. BRI Syariah dan BRI Cik Di Tiro dalam proses analisis kredit keduanya menggunakan metode WCTO (Working Capital Turn Over) 3. Dilihat dari teknik perhitungan pengembalian kreditnya. Pada BRI Syariah, perhitungan keuntungan menggunakan pendekatan profit sharing, artinya dana yang diterima bank disalurkan untuk pembiayaan. Keuntungan yang diperoleh dari pembiayaan tersebut dibagi dua antara pihak bank dan pihak nasabah sesuai dengan proporsi pembagian keuntungan yang telah disepakati dalam perjanjian, sedangkan dalam BRI Cik Di Tiro menggunakan konsep biaya untuk menghitung keuntungan, artinya bunga yang dijanjikan di muka merupakan biaya yang harus dibayar oleh nasabah. Perbedaan yang lain yaitu pada BRI Syariah tidak mengenal kata bunga akan tetapi bagi hasil, sedangkan pada BRI Cik Di Tiro dihalalkan penerimaan bunga. Walaupun seperti itu tetap saja dalam perhitungan bagi hasil yang dilakukan oleh BRI Syariah tetap mengacu pada bunga yang ada pada bank konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
4. Dilihat dari jumlah biaya bunga atau bagi hasil yang harus dibayar oleh debitur kepada pihak bank. Berdasarkan penelitian penulis, dalam perhitungan biaya bunga atau nisbah yang harus dibayarkan oleh debitur kepada Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro dan Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan adalah hampir sama jumlah yang dibebankan kepada debitur. Hal ini tergantung asumsi mana yang dianut. Kesamaan tersebut dikarenakan bank syariah dalam menentukan nisbah berpedoman pada bunga yang ditentukan oleh bank konvensional. Perhitungannya telah dijelaskan pada sub topik teknik perhitungan pengembalian pembiayaan BRI Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta diatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada penelitian tentang “Analisis Perbedaan Sistem Pemberian Kredit (Pembiayaan) Bank Konvensional dengan Bank Syariah”, maka dapat ditarik kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran oleh penulis adalah sebagai berikut: A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data pada sistem pemberian kredit (pembiayaan) Bank Rakyat Indonesia Cik Di Tiro Cabang Yogyakarta dan Bank Rakyat Indonesia Syariah Ahmad Dahlan Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Perbedaan proses pemberian kredit (pembiayaan) diantara kedua bank tersebut, dilihat dari: a. Pencairan dana Dilihat dari segi pencairan kredit, kedua bank mempunyai perbedaan. Di BRI Cik Di Tiro, pencairan kredit boleh dilakukan sekaligus atau diambil sesuai kebutuhannya pada saat saat itu. Berbeda sekali dengan yang di BRI Syariah Ahmad Dahlan, pencairan kredit harus diambil semua, misalnya debitur meminjam Rp 100.000.000,00, maka harus dicairkan semua. b. Pelunasan kredit Berkenaan dengan pelunasan kredit, di BRI Cik Di Tiro untuk kredit modal kerja biasanya pelunasan dilakukan dalam bentuk rekening koran, karena
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
kredit modal kerja biasanya diberikan untuk kegiatan perusahaan yang terus menerus berputar, dimana debitur dalam pelunasannya tiap bulan dapat hanya membayar bunganya saja atau beserta pokok pinjaman biasanya disesuaikan dengan keuntungan yang diperoleh pihak perusahaan/debitur. Hal ini tidak jauh berbeda dengan debitur yang mengambil pembiayaan di BRI Syariah Ahmad Dahlan, dalam melunasi pinjamannya, tergantung dengan nisbah dan keuntungan yang diperoleh pada bulan tersebut. Hal itu telah dijelaskan dalam sub bab mengenai teknik perhitungan pembiayaan. Jadi perbedaannya terletak pada istilah bahasa saja yaitu mengenai nisbah/bunga dan kredit/pembiayaan. c. Bagi hasil atau bunga Pada bank syariah besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh bank tergantung pada: pendapatan debitur, nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank, nominal pinjaman debitur, jangka waktu pinjaman. Sedangkan pada bank konvensional besar kecilnya bunga yang diperoleh bank bergantung pada: tingkat bunga yang berlaku, nominal pinjaman, jangka waktu pinjaman.
B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya terbatas dilakukan pada BRI Konvensional dan BRI Syariah sehingga perbandingannya antar kedua bank tersebut kurang signifikan karena perusahaan masih dalam satu perusahaan atau top management yang sama. 2. Penelitian ini hanya difokuskan pada pihak internal perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
3. Data yang diteliti hanya sistem pemberian kredit (pembiayaan) sampai pada pelunasan saja, tidak sampai membahas tentang kredit macet.
C. Saran Berdasarkan hasil analisa data di atas, saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah penulis mengharapkan penelitian selanjutnya tidak hanya dari sisi internal perusahaan tetapi juga eksternal perusahaan, misalnya dari sisi debitur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Ghofur, Abdul, 2007, Perbankan Syariah Di Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta Chairi, Zulfi, 2005, Pelaksanaan Kredit Perbankan Syariah Menurut UndangUndang No. 10 Tahun 1998, e-USU Repository, Sumatera Utara Dahlan, Siamat, 1993, Manajemen Bank Umum, Intermedia, Jakarta Dendawijaya, Lukman, 2006, Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia Anggota IKAPI, Jakarta Didinkaem, 2007, Transformasi Perbankan Syariah di Masa Depan, Artikel Ekonomi Syariah, http://www.yahoo.com/ Guide to Halal and Islamic Lifestyle Ghufron, Sofiniyah, 2005, Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Konsep dan Implementasi Bank Syariah, IKAPI, Jakarta Jusuf, Jopie, 1992, Panduan Dasar Untuk Account Officer, Intermedia, Jakarta Jusuf, Jopie, 2005, Analisis Kredit Untuk Account Officer, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Kasmir, 2006, Dasar-Dasar Perbankan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Karim, Adiwarman, 2004, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Kuswandi, Daniel, 1991, Akuntansi Perbankan: Akuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta Rupiah, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, Jakarta Mahmud, Hanafi, 2000, Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta Muhammad, 2000, Sistem Dan Prosedur Operasional Bank Syariah, UII Press, Yogyakarta Muhammad, 2001, Teknik Perhitungan Bagi Hasil Di Bank Syariah, UII Press, Yogyakarta Muhammad, 2002, Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta Muljono, Teguh, 2001, Manajemen Perkreditan, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Munawir, 1986, Analisis Laporan Keuangan, edisi kedua, Liberty, Yogyakarta Remy, Sutan, 2005, Perbankan Islam Dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, PT Kreatama, Jakarta Saad Al-Harran, 1995, Leading Isseus in Islamic Bangking and Finance, Pelanduk Publications, Selangor, page 2-3 Safi, Muhammad, 1999, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Tazkia Institute, Jakarta Santoso, Ruddy, 1994, Mengenal Dunia Perbankan, Andi Offset, Yogyakarta Syah, Chairuddin, 2003, Manajemen Kredit Syariah Bank Muamalat, Kajian Ekonomi dan keuangan Vol.7, No.3, http://www.bexi.co.id/ imagr/ res/ perbankan syariah.pdf Simanjuntak, Emmy, 1975, Hukum Dagang Pembukuan Kredit Berdokumen, Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Suyatno, Thomas, 1992, Dasar-Dasar Perkreditan, PT Gramedia, Jakarta Taswani, 2006, Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik, Dan Aplikasi, UPP STIE YKPN, Yogyakarta Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, 2001, Konsep, Produk, dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Djambatan, Jakarta, hal. 72 Wiyono, Slamet, 2005, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Islam, Grasindo, Jakarta Umer Chapra, 1985, Toward a Just Monetary System, The Islamic Foundation, London, page 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 1. Syarat-Syarat Umum Perjanjian Pinjaman Dan Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 2. Surat Penawaran Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 3. Surat Permohonan Pembiayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 4. Surat Keterangan Usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 5. Keterangan Permohonan Pinjam Untuk Usaha/Bisnis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 6. Daftar Cheklist Kelengkapan Dokumen Pinjaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 7. Memorandum Analisis Kredit Ritel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lampiran 8. Surat Persetujuan Pinjam Uang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 9. Perjanjian Pembiayaan Al Musyarakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 10. Instruksi Pencairan Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166