PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN A SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh : Dewi Asmarawati Gulo NIM: 121314021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN A SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh : Dewi Asmarawati Gulo NIM: 121314021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada: Kedua orangtuaku “Basilius Bazatulo Gulo dan Sofia Ramida Gulo”, kakakku “Rosalia Gulo, Merida Gulo”, abangku “Historis Gulo, Yupiter Gulo”, dan adikku tersayang “Kristina Rospida Leniwati Gulo” yang senantiasa mendoakanku, menyayangiku, mendukungku tiada hentinya.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Karena itu aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Markus 11:24)
Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang (Bung Karno)
Kunci keberhasilan adalah doa dan ketekunan dalam melakukannya. (Dewi Asmarawati Gulo)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN A SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA Dewi Asmarawati Gulo Universitas Sanata Dharma 2016
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) minat belajar sejarah siswa selama penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan (2) prestasi belajar sejarah siswa setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta yang melibatkan 29 siswa. Obyek penelitian adalah minat, prestasi dan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Instrumen penelitian meliputi observasi, kuesioner, tes dan wawancara. Data dianalisis dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan: (1) minat belajar siswa dilihat dari skor rata-rata minat pada keadaan awal 64,10, siklus I meningkat menjadi 73,48, dan pada siklus II meningkat menjadi 80,08. (2) prestasi belajar dilihat dari rata-rata keadaan awal 59,78, pada siklus I 75,72, dan pada siklus II menjadi 82,29. Dari segi KKM 76, pada keadaan awal sebanyak 2 siswa (6,25%) tuntas, pada siklus I meningkat menjadi 20 siswa (68,97%), dan pada siklus II meningkat lagi 25 siswa (86,21%).
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF HISTORICAL LEARNING INTEREST AND ACHIEVEMENT THROUGH THE LEARNING MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) OF TENTH STUDENTS ENGINEERING A SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA Dewi Asmarawati Gulo Sanata Dharma University Yogyakarta 2016
The research aims to improvement: (1) students interest in learning history during the implementation of Student Teams Achievement Divisions (STAD) learning model and (2) students achievement after the implementation of Student Teams Achievement Divisions (STAD) learning model. The method used is the Classroom Action Research (CAR) includes planning, action, observation, and reflection. The subjects in the research were students of class X Mechanical Machining A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta involving 29 students. The objects of research are interests, achievements and learning models of Student Teams Achievement Division (STAD). The research instruments include observation, questionnaires, tests and interviews. Data were analyzed by percentage. The results showed that there is an increase in: (1) the interest of student learning seen from an average score of interest in the initial state 64.10, the first cycle increased to 73.48, and the second cycle increased to 80.08. (2) The learning achievement seen from the initial state average 59.78, 75.72 in the first cycle, and the second cycle into 82.29. In terms of KKM 76, in the initial state as much as 2 students (6.25%) due, in the first cycle increased to 20 students (68.97%), and the second cycle increased by another 25 students (86.21%).
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama belajar di Program Studi Pendidikan Sejarah. 3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan tulus meluangkan waktu untuk membantu, mengarahkan serta memberikan dorongan sampai skripsi ini selesai. 4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma. 5. Pemerintah Nias Barat yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PESEMBAHAN ......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................ vii ABSTRAK ..................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv DAFTAR BAGAN .......................................................................................xviii DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xix DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xx DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 7 C. Batasan Masalah ..................................................................................... 7
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 8 E. Pemecahan Masalah ............................................................................... 8 F. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8 G. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9 1. Manfaat bagi sekolah ....................................................................... 9 2. Manfaat bagi guru ............................................................................ 9 3. Manfaat bagi siswa ........................................................................... 9 4. Manfaat bagi peneliti ........................................................................ 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 10 A. Kajian Teori ........................................................................................ 10 1. Konsep Minat ................................................................................. 10 2. Konsep Belajar .............................................................................. 11 3. Konsep Sejarah .............................................................................. 14 4. Pembelajaran Sejarah .................................................................... 15 5. Pendekatan Saintifik ...................................................................... 17 6. Prestasi Belajar Sejarah ................................................................. 22 7. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah .................... 23 8. Pembelajaran Kooperatif ............................................................... 26 9. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) ........................................................................................................ 27 B. Materi Pembelajaran ........................................................................... 30 C. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 30 D. Kerangka Berpikir ............................................................................... 31 E. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 34 A. Jenis Penelitian .................................................................................... 34 B. Setting Penelitian ................................................................................ 36 C. Subyek Penelitian ................................................................................ 36 D. Obyek Penelitian ................................................................................. 36
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Variabel-variabel Penelitian ................................................................ 37 F. Definisi Operasional ............................................................................ 37 G. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 38 H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 39 I. Desain Siklus Penelitian ...................................................................... 43 J. Teknik Analisis Data ........................................................................... 43 K. Prosedur Penelitian ............................................................................... 53 L. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 58 A. Deskripsi Data Penelitian .................................................................... 58 1. Observasi Pra Penelitian ............................................................... 58 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...................................................... 66 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................... 79 B. Komparasi Kegiatan Belajar Minat dan Prestasi Belajar Sejarah ....... 90 1. Komparasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa .................................. 90 2. Komparasi Minat Belajar Sejarah Siswa ....................................... 95 3. Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa .................................... 98 C. Pembahasan ....................................................................................... 104 1. Minat Belajar Siswa .................................................................... 104 2. Prestasi Belajar Siswa ................................................................. 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 107 A. Kesimpulan ........................................................................................ 107 B. Saran ................................................................................................... 108 Daftar Pustaka ............................................................................................... 109 Lampiran ....................................................................................................... 112
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1
Penilaian Kegiatan Belajar Siswa .................................................... 45
Tabel 2
Keterangan Penilaian Acuan Patokan I ............................................ 46
Tabel 3
Analisis Tingkat Kegiatan Belajar Siswa ......................................... 46
Tabel 4
Contoh Tabel Minat Belajar Siswa .................................................. 47
Tabel 5
Keterangan Penilaian Acuan Patokan I ............................................ 47
Tabel 6
Analisis Tingkat Minat Belajar Siswa ............................................. 48
Tabel 7
Keterangan Penilaian Acuan Patokan I ............................................ 49
Tabel 8
Analisis Tingkat Prestasi Belajar Siswa ........................................... 49
Tebel 9
Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa ................................... 51
Tabel 10 Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa ...................................... 52 Tabel 11 Perbandingan Minat Belajar Siswa ................................................. 52 Tabel 12 Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa .................................... 52 Tabel 13 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ................................................ 53 Tabel 14 Perbandingan Prestasi Belajar Siswa .............................................. 53 Tabel 15 Indikator Keberhasilan Minat dan Prestasi Belajar ......................... 57 Tabel 16 Observasi Pra Penelitian Kegiatan Belajar Siswa ........................... 60 Tabel 17 Keadaan Awal Minat Belajar Siswa ............................................... 62 Tabel 18 Skala Minat ..................................................................................... 63 Tabel 19 Persentase Keadaan Awal Minat Belajar Siswa ............................. 63 Tabel 20 Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa .................................... 64
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 21 Skala Prestasi .................................................................................. 65 Tabel 22 Persentase Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa ........................... 66 Tabel 23 Observasi Kegiatan Belajar Siswa .................................................. 68 Tabel 24 Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus I ..................................... 72 Tabel 25 Minat Belajar Siswa Siklus I ........................................................... 74 Tabel 26 Skala Minat ..................................................................................... 75 Tabel 27 Persentase Minat Belajar Siswa Siklus I ......................................... 75 Tabel 28 Prestasi Belajar Siswa Siklus I ........................................................ 76 Tabel 29 Skala Prestasi .................................................................................. 77 Tabel 30 Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus I ...................................... 77 Tabel 31 Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus II ................................... 82 Tabel 32 Minat Belajar Siswa Siklus II ......................................................... 84 Tabel 33 Skala Minat ..................................................................................... 85 Tabel 34 Persentase Minat Belajar Siswa Siklus II ....................................... 85 Tabel 35 Prestasi Belajar Siswa Siklus II ...................................................... 86 Tabel 36 Skala Prestasi .................................................................................. 87 Tabel 37 Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus II .................................... 87 Tabel 38 Hasil Wawancara Kepada Siswa ..................................................... 89 Tabel 39 Analisis Komparatif Kagiatan Belajar Siswa antara Pra Siklus dengan Siklus I ............................................................. 91 Tabel 40 Analisis Komparatif Kagiatan Belajar Siswa antara
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siklus I dengan Siklus II ............................................................... 93 Tabel 41 Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara Pra Siklus dengan Siklus I ............................................................... 95 Tabel 42 Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II ................................................................. 96 Tabel 43 Perbandingan Minat Belajar Siswa ................................................. 98 Tabel 44 Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Pra Siklus dengan Siklus I ............................................................... 99 Tabel 45 Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II ............................................................... 100 Tabel 46 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ............................................. 102 Tabel 47 Perbandingan Prestasi Belajar Siswa ........................................... 102
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR BAGAN Bagan I
Proses Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa .............................................................. 32
Bagan II
Siklus Penelitian ..................................................................... 43
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR DIAGRAM Diagram I
Keadaan Awal Minat Belajar Siswa ........................................ 63
Diagram II
Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa ..................................... 66
Diagram III
Minat Belajar Siswa Siklus I .................................................... 75
Diagram IV
Prestasi Belajar Siswa Siklus I ................................................. 77
Diagram V
Minat Belajar Siswa Siklus II .................................................. 85
Diagram VI
Prestasi Belajar Siswa Siklus II ............................................... 88
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR GRAFIK GRAFIK I
Data Perbandingan Minat Belajar Siswa Keadaan Awal, Siklus I dan Siklus II .............................................................................. 98
GRAFIK II
Data Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Keadaan Awal, Siklus I dan Siklus II ............................................................. 103
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN 1. Jadwal Penelitian ..................................................................................... 112 2. Surat ijin penelitian dari Universitas Sanata Dharma ............................. 113 3. Surat ijin penelitian dari SMK Negeri 2 Depok ...................................... 114 4. Silabus ..................................................................................................... 115 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 129 6. Kisi-kisi Kuesioner ................................................................................. 137 7. Kuesioner ................................................................................................. 138 8. Kisi-kisi Soal Siklus I ............................................................................. 142 9. Soal Siklus I ............................................................................................ 146 10. Kisi-kisi Soal Siklus II ............................................................................ 159 11. Soal Siklus II ........................................................................................... 165 12. Data Minat Pra Penelitian ....................................................................... 177 13. Data Minat Siklus I ................................................................................. 178 14. Data Minat Siklus II ................................................................................ 179 15. Data Prestasi Pra Penelitian .................................................................... 180 16. Data Prestasi Siklus I .............................................................................. 181 17. Data Prestasi Siklus II ............................................................................. 182 18. Presensi Siswa ......................................................................................... 183
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama pada zaman ini manusia dituntut terus berjuang untuk bisa mengenyam pendidikan. Selain itu, melalui pendidikan akan memudahkan manusia untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu manusia terus menerus berjuang untuk memperoleh pendidikan. Adapun menurut Prof. Dr. Driyarkara, SJ, pendidikan diartikan sebagai suatu upaya dalam memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf yang insani. Dalam hal ini dengan memperoleh pendidikan yang layak, manusia diharapkan menjadi manusia seutuhnya serta menjadi manusia yang kehidupannya lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum memperoleh pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1 Di dalam pendidikan membutuhkan yang namanya sekolah. Sekolah dalam hal ini, berperan sebagai sarana untuk menjalankan proses pendidikan bagi anak didik. Melalui proses pendidikan di sekolah, sangat berkaitan dengan mendidik. Kata mendidik adalah kata kunci dari pendidikan. Mengingat hal itu sangat penting untuk dipahami hakikat mendidik yang bermakna luhur dalam proses pendidikan. 1
Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan, UNY Press, Yogyakarta, 2007, hlm. 3-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Mendidik menurut Langeveld adalah mempengaruhi dan membimbing anak dalam usahanya mencapai kedewasaan. Ahli lainnya, yaitu Hoogveld mengatakan mendidik membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya. Sementara menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.2 Adapun rumusan lain yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses interaksi manusia dengan lingkungannya yang berlangsung secara sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan segala potensinya, baik jasmani (kesehatan fisik) dan rohani (pikir, rasa, karsa, karya, cipta, dan budi nurani) yang menimbulkan perubahan positif dan kemajuan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang berlangsung secara terus menerus guna mencapai tujuan hidupnya. Berdasarkan rumusan tersebut, pendidikan dapat dipahami sebagai proses dan hasil. Sebagai proses, pendidikan merupakan serangkaian kegiatan interaksi manusia dengan lingkungannya yang dilakukan secara sengaja dan terus menerus. Sementara sebagai hasil, pendidikan menunjuk pada hasil interaksi manusia dengan lingkungannya berupa perubahan dan peningkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik.3 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Oleh kerena itu, yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah guru. Guru memiliki
2
M. Sukardjo, Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm. 9-10. 3 Ahmadi Rulam, Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 38.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
tanggung jawab serta peranan penting dalam mencerdaskan anak-anak bangsa. Guru dalam hal ini, harus berusaha meningkatkan mutu pendidikan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Pendidikan memiliki arti yang lebih luas, meliputi pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal. Menurut O.P. Dahama dan O.P. Bhatnagar, pendidikan formal pada dasarnya merupakan suatu aktivitas institusional, seragam, dan berorientasi pada mata pelajaran, waktu belajarnya penuh, terstruktur secara hierarkis, mengarah pada perolehan sertifikat (ijazah), gelar dan diploma. Pendidikan informal adalah pendidikan yang tidak terstruktur yang berkenaan dengan pengalaman sehari-hari yang tidak terencana dan tidak terorganisasi. Selanjutnya, menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.4 Dalam hal ini, peneliti memfokuskan pada pendidikan formal. Pendidikan di sekolah sudah tentu terjadi proses belajar dan pembelajaran. Dalam proses belajar dan pembelajaran diharapkan interaksi antara guru dengan siswa selalu ada. Hal ini bertujuan agar kedekatan siswa dengan guru tersebut membawa dampak posistif terutama bagi kemajuan belajar siswa. Seorang guru yang tidak memiliki kedekatan dengan siswa, sudah seharusnya terjadi komunikasi yang kurang baik antara guru dengan siswa. Jika komunikasi antara guru dengan siswa dapat dijunjung sebaik-baiknya, maka dapat berdampak positif bagi diri siswa itu sendiri. Bahkan terjadi
4
Ibid, hlm. 82-84.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
ketertarikan dalam diri siswa dengan mata pelajaran yang dsiajarkan oleh guru tersebut. Sejarah merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang berbagai peristiwa masa lalu. Banyak orang beranggapan bahwa sejarah itu tidak perlu dipelajari karena peristiwa dalam sejarah tidak ada kaitannya dengan kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang. Anggapan tersebut tidak hanya terjadi di antara masyarakat umum, tetapi terutama di antara para pelajar. Di antara para pelajar, banyak yang tidak berminat mempelajari sejarah. Walaupun dipelajari, hal itu disebabkan siswa merasa terpaksa karena mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran wajib di sekolah. Dalam pembelajaran sejarah, menjalin interaksi antara guru sejarah dengan siswa sangat dibutuhkan. Bagaimana tidak, jika guru sejarah tidak mampu menjalin interaksi yang baik terhadap siswa maka berakibat pada mata pelajaran sejarah. Di sini terjadi kekurangtertarikan siswa pada mata pelajaran sejarah. Selanjutnya, guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, agar terciptanya kelas yang kondusif. Jika guru tidak mampu menciptakan kelas yang kondusif, maka siswa merasa kurang nyaman selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, kekurangtertarikan siswa pada mata pelajaran sejarah dapat pula disebabkan oleh sarana dan prasarana yang kurang memadai. Sarana dan prasarana yang kurang memadai
ini,
mengakibatkan
siswa
kurang
berminat
untuk
mengikuti
pembelajaran sejarah. Selain permasalahan di atas, kekurangtertarikan siswa pada mata pelajaran sejarah dapat disebabkan oleh guru yang kurang profesional menggunakan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
dengan tepat. Penggunaan media yang kurang tepat, dapat mengakibatkan siswa merasa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran sejarah. Permasalah selanjutnya, guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat dan bervariasi,
bahkan
guru
sering
menggunakan
motode
ceramah
dalam
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat dan bervariasi dapat mengakibatkan siswa mengantuk di dalam kelas karena merasa bosan pada pelajaran yang disampaikan oleh guru. Metode ceramah yang digunakan oleh guru dapat mengantarkan siswa ke alam tidur, dan siswa bisa sesak nafas akibat dari ceramah yang digunakan oleh guru. Selain itu, siswa tidak akan bertahan duduk di kursi, walaupun bertahan sampai pembelajaran berakhir, hal itu dikarenakan merasa terpaksa serta terdapat ketakutan dalam diri siswa jika berganti tempat duduk atau keluar masuk kelas saat pembelajaran berlangsung. Akibatnya, tidak ada ketertarikan siswa pada mata pelajaran sejarah. Selain itu, banyak siswa yang tidak berminat mengikutpi serta mendalami pelajaran sejarah. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan dari luar diri siswa tersebut. Rangsangan yang dimaksud adalah peranan guru sejarah untuk menumbuhkan minat belajar sejarah siswa melalui model-model pembelajaran yang tepat serta penggunaan media yang tepat dan profesional. Model-model pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan kebutuhan siswa, dan penggunaan media dengan tepat dan profesional dapat menumbuhkan minat dalam diri siswa tersebut. Berdasarkan pengalaman peneliti melalaui kegiatan PPL yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Oktober 2015 di SMK Negeri 2 Depok Sleman, masih terdapat siswa yang belum mampu mencapai Kriteria Ketuntasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Minimal (KKM) pada mata pelajaran sejarah. Hal tersebut juga terutama terjadi di kelas X Teknik Pemesinan A berdasarkan observasi peneliti pada pra penelitian. Bagaimana tidak terjadi, jika dilihat dari jurusan siswa tersebut tanpa berpikir kritis, jelas bahwa antara sejarah dengan teknik pemesinan jauh berbeda. Akan tetapi jika dilihat secara kritis, pembelajaran sejarah dengan pemesinan memiliki keterkaitan apabila dalam mengajarkan sejarah selalu kontekstual. Dalam hal ini, pembelajaran sejarah harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa kelas X Teknik Pemesinan A terutama keterkaitan antara pembelajaran sejarah dengan pemesinan agar siswa pun memiliki minat dalam pembelajaran sejarah. Oleh karena itu, sangat perlu perbaikan dalam proses pembelajaran sejarah agar tujuan dari pembelajaran sejarah dapat tercapai, yaitu dengan meningkatnya minat diharapkan prestasi siswa juga dapat meningkat pada pembelajaran sejarah. Dari berbagai permasalahan yang telah dipaparkan di atas, khususnya permasalahan pada pembelajaran sejarah, perlu mencari berbagai cara atau solusi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pada mata pelajaran sejarah. Tujuannya, agar dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti ingin menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada pada pembelajaran sejarah terutama dalam meningkatkan minat dan prestasi siswa pada pembelajaran sejarah. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Dalam pembelajaran, menuntut siswa untuk bekerja sama dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
kelompok, saling membantu antara satu dengan lainnya. Siswa juga berusaha untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi pembelajaran sekaligus untuk meningkatan kecakapan individu dan kelompok. Oleh karena itu, melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) ini, peneliti mengharapkan dapat mengatasi masalah yang terdapat pada pembelajaran sejarah dan mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa. Dari latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul tentang “Peningkatan
Minat dan
Prestasi
Belajar
Sejarah
Melalui
Model
Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, dapat kita lihat permasalahan-permasalahan yang menyebabkan prestasi siswa rendah yaitu: 1.
Penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat dan bervariasi
2.
Metode ceramah yang membuat siswa bosan
3.
Minat belajar sejarah siswa yang rendah
4.
Prestasi belajar sejarah siswa yang rendah dan belum mencapai KKM
C. Batasan Masalah Pada batasan masalah ini penulis memfokuskan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil rumusan: 1. Apakah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X SMK Negeri 2 Depok Sleman, Yogyakarta? 2. Apakah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMK Negeri 2 Depok Sleman, Yogyakarta?
E. Pemecahan Masalah Cara pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam proses pembelajaran sejarah. Karena melalui model pembelajaran tersebut melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga diyakini dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah.
F. Tujuan Penelitian 1.
Untuk meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
2.
Untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi sekolah Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif mengajar di sekolah untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. 2. Manfaat bagi guru Penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif seorang guru sejarah dalam memilih model pembelajaran yang efektif dan efisien. 3. Manfaat bagi siswa Manfaat bagi siswa dalam penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) ini adalah untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah. 4. Manfaat bagi peneliti Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada pembelajaran sejarah dan untuk menambah pengalaman peneliti sebagai calon guru sejarah dalam memilih model pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan kebutuhan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori-teori yang akan dijabarkan sebagai berikut. 1. Konsep Minat Minat adalah suatu kecenderungan yang tetap untuk menaruh perhatian serta menyukai beberapa kegiatan atau bahan ajar tertentu.5 Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa minat merupakan suatu perasaan suka, perhatian yang tetap dari seseorang terhadap mata pelajaran. Slameto menyatakan bahwa ciri-ciri siswa yang berminat dalam belajar adalah sebagai berikut:6 1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus; 2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati; 3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada suatu yang diminati. Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati; 4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya; 5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. Menurut Rosyidah, timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu minat yang berasal dari pembawaan dan minat yang timbul dari luar. Pertama, minat yang berasal dari pembawaan, timbul dengan sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat alamiah. Kedua, minat timbul karena adanya pengaruh dari 5
Suyono dan Hariyanto, Implementasi Belajar dan Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2015, hlm. 177. 6 loc.cit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
luar diri individu, timbul seiring dengan proses perkembangan individu bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan.7 Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa. Suatu kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan memungkinkan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan. Dengan adanya minat dan tersedianya rangsangan pada diri siswa, maka siswa akan mendapatkan kepuasan batin dari kegiatan belajar.8 Pernyataan ini didukung oleh pendapat Hartono yang menyatakan bahwa minat memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik.9
2. Konsep Belajar Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Jadi pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara
keseluruhan, sebagai
hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.10 Melalui interaksi dengan lingkungan, seseorang dapat memperoleh perubahan tingkah laku sesuai
7
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, Prenadamedia Group, Jakarta, 2015, hlm. 60. Ibid, hlm. 66. 9 Ibid, hlm. 66. 10 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Bineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 2. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
kebutuhannya sendiri, sehingga dapat menghasilkan perolehannya tersebut melalui tingkah laku setiap hari. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan pada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Menururt Sudjana, belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Sementara Witherington (1952) menyebutkan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanivestasikan sebagai suatu pola-pola respons yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan dan pemahaman. Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan beberapa hal menyangkut pengertian belajar sebagai berikut: a) Belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus-menerus berlangsung seumur hidup. b) Dalam belajar terjadi perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen. c) Hasil belajar ditunjukkan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara keseluruhan. d) Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek motivasi, emosional, sikap dan sebagainya. Terjadinya proses belajar dapat dipandang dari sisi kognitif sebagaimana dikemukakan Bigge (1982) yaitu berhubungan dengan perubahan-perubahan tentang kekuatan variabel-variabel hipotesis, kekuatan-kekuatan, asosiasi, hubungan-hubungan, kebiasaan dan kecenderungan perilaku. Belajar merupakan suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang berkaitan. Unsur utama yang berkaitan adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar yang memberi kemungkinan terjadinya kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
belajar. Dengan demikian, manivestasi belajar atau perbuatan belajar dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku. Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri. Dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Belajar menurut Gagne (1984), adalah suatu proses di mana organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut terdapat tiga unsur pokok dalam belajar yaitu: (1) proses, (2) perubahan perilaku, dan (3) pengalaman.11 Belajar dapat disimpulkan sebagai berikut12 a)
Belajar adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap yang baru;
b) Proses belajar melibatkan proses-proses mental internal yang terjadi berdasarkan latihan, pengalaman dan interaksi sosial; c)
Hasil belajar ditunjukkan oleh terjadinya perubahan perilaku baik aktual maupun potensial;
d) Perubahan yang dihasilkan dari belajar bersifat relatif permanen
11
Muhammad Rahman dan Sofan Amri, Model Pembelajaran “ARIAS” (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction): Terintegratif Dalam Teori dan Praktik untuk Menunjang Penerapan Kurikulum 2013. Prestasi Pustaka, Jakarta, 2014, hlm. 40. 12 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 50-51.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
3. Konsep Sejarah Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, syajara berarti terjadi, syajarah berarti pohon, syajarah an-nasab berarti pohon silsilah, dalam bahasa Inggris history dan dalam bahasa Latin dan Yunani historia. Dari asal kata tersebut diartikan sebagai suatu kelompok keluarga yang digambarkan sebagai pohon silsilah.13 Dalam hal ini, pohon dikaitkan dengan keturunan raja atau asal usul keluarga raja dari raja pertama sampai raja berikutnya turun-temurun. Jadi kata pohon di sini mengandung pengertian suatu percabangan genealogis dari suatu kelompok keluarga tertentu, jika dibuat bagannya menyerupai profil pohon yang atasnya penuh dengan cabang-cabang dan ranting-rantingnya serta bawahnya menggambarkan percabangan dari akar-akar, dari akar yang lebih besar sampai akar rambutnya. Kata syajarah ini mula-mula dimaksudkan sebagai gambaran silsilah sesuai dengan situasi masyarakat waktu itu yang terutama berorientasi pada penonjolan peranan para penguasa (raja), maka kebanyakan asal usul yang ditulis waktu itu adalah dari kelompok orang-orang besar, sehingga kelihatan sekali sifat istanasentrisnya. Ini bisa dibandingkan dengan pengertian kesejarahan yang tumbuh di Eropa Barat, seperti kata history dalam bahasa Inggris yang sebenarnya berasal dari bahasa Yunani historia yang berarti belajar dengan cara bertanya-tanya.14 Kalau pengertian ini dipandang secara luas maka sudah mengacu pada pengertian ilmu. I G Widja menyatakan bahwa sejarah sebagai suatu studi yang berusaha untuk mendapatkan pengertian tentang segala sesuatu yang telah dialami oleh 13
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah,Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1995, hlm. 1. I.G Widja, Pengantar Ilmu Sejarah dalam Perspektif Pendidikan, Satya Wacana, Semarang, 1988, hlm. 7. 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
manusia di masa lampau yang bukti-buktinya masih bisa ditelusuri atau ditemukan pada masa sekarang.15 Pendapat ini memberi suatu pengertian bahwa sejarah itu memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan ilmu lain. Dengan kata lain, sejarah itu harus disertai dengan bukti-bukti yang kuat dan memiliki relevansi terhadap kehidupan manusia pada zaman sekarang.
4. Pembelajaran Sejarah Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah, khususnya di tingkat Sekolah Menengah Atas. Sampai saat ini, masih terdapat guru sejarah yang menggunakan paradigma konvensional. Paradigma konvensional yang dimaksud adalah guru menggunakan metode ceramah, siswa tidak dituntun untuk aktif dalam pembelajaran, dan istilah yang mengatakan bahwa “masuk di kuping kanan keluar di kuping kiri”. Maksudnya, guru ceramah selama proses pembelajaran, sementara siswa aktif sebagai pendengar setia. Hal ini dapat membuat siswa bosan terhadap mata pelajaran sejarah. Sehingga menimbulkan ketidaktertarikan siswa terhadap mata pelajaran sejarah. Banyak orang yang mengatakan bahwa sejarah itu sangat membosankan karena hanya menghafalkan nama tokoh, tempat, waktu. Namun, pada kenyataannya sejarah itu sangat menarik untuk dipelajari oleh setiap orang. Berdasarkan pengalaman, ketika mempelajari sejarah sangat banyak nilai-nilai hidup yang perlu diterapkan dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang. Bagaimana tidak, sejarah selalu memiliki relevansi terhadap kehidupan
15
Ibid, hlm. 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
sekarang dan di masa yang akan datang, atau dengan kata lain sejarah itu selalu kontekstual. Masa lalu selalu berkaitan dengan masa sekarang dan masa yang akan datang. Pembelajaran sejarah sebagai sarana pendidikan bangsa, terutama dalam aplikasi sejarah normatif. Djoko Suryo, merumuskan beberapa indikator terkait dengan pembelajaran sejarah tersebut yaitu: (1) pembelajaran sejarah memiliki tujuan, substansi, dan sasaran pada segi-segi yang bersifat normatif; (2) nilai dan makna sejarah diarahkan pada kepentingan tujuan pendidikan daripada akademik atau ilmiah murni; (3) aplikasi pembelajaran sejarah bersifat pragmatik, sehingga dimensi dan substansi dipilih dan disesuaikan dengan tujuan, makna, dan nilai pendidikan yang hendak dicapai yakni sesuai dengan tujuan pendidikan; (4) pembelajaran sejarah secara normatif harus relevan dengan rumusan tujuan pendidikan nasional; (5) pembelajaran sejarah harus memuat unsur pokok: instruction, intellectual training, dan pembelajaran moral bangsa dan civil society yang demokratis dan bertanggung jawab pada masa depan bangsa; (6) pembelajaran sejarah tidak hanya menyajikan pengetahuan fakta pengalaman kolektif dari masa lampau, tetapi harus memberikan latihan berpikir kritis dalam memetik makna dan nilai dari peristiwa sejarah yang dipelajarinya; (7) interpretasi sejarah merupakan latihan berpikir secara intelektual kepada para peserta didik (learning process dan reasoning) dalam pembelajaran sejarah; (8) pembelajaran sejarah berorientasi pada humanistic dan verstehn (understanding), meaning, historical consciousness bukan sekedar pengetahuan kognitif dari pengetahuan (knowledge) dari bahan sejarah; (9) nilai dan makna peristiwa kemanusiaan sebagai nilai-nilai universal di samping nilai particular; (10) virtue, religiusitas, dan keluhuran kemanusiaan universal, dan nilai-nilai patriotisme, nasionalisme, dan kewarganegaraan, serta nilai-nilai demokratis yang berwawasan nasional, penting dalam penyajian pembelajaran sejarah; (11) pembelajaran sejarah tidak saja mendasari pembentukan kecerdasan atau intelektuilitas, tetapi pembentukan martabat manusia yang tinggi; dan (12) relevansi pembelajaran sejarah dengan orientasi pembangunan nasional berwawasan kemanusiaan dan kebudayaan.16 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah memiliki peran penting terutama dalam menumbuhkan serta membentuk nilai-nilai jiwa nasionalisme siswa. Selain itu, melalui pembelajaran sejarah, siswa diikutsertakan untuk berpikir kritis terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
16
Aman, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Aman,%20M.Pd./B-25%20DIMENSI-DIMENSI%20KUALITAS%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH.pdf. (diunduh, pada hari Senin, 14 Desember 2015, pukul 15.54)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
masa lampau, sehingga pembelajaran sejarah dapat hidup. Dalam mengajarkan sejarah, guru harus dapat menghidupkan peristiwa-peristiwa masa lampau karena sejarah yang baik adalah sejarah yang seperti hidup kembali. Dalam materi penelitian ini membahas tentang Proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Dari materi tersebut, guru menghidupkan kembali proses Islamisasi di Indonesia yang terjadi pada masa lampau dengan mengaitkannya pada masa sekarang. Misalnya, dampak positif dari proses Islamisai pada masa lampau yang masih dirasakan hingga saat ini. Untuk memperbaiki masalah yang terdapat dalam pembelajaran sejarah, serta membuktikan bahwa sejarah tersebut sangat menarik bahkan selalu kontekstual, maka perlu menggunakan model-model pembelajaran yang tepat. Melalui model yang diterapkan, diharapkan dapat merangsang ketertarikan siswa dalam pembelajaran sejarah. Selanjutnya, siswa diharapkan untuk menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam pembelajaran sejarah.
5. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah a.
Pendekatan Saintifik Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, pengertian pendekatan adalah (1) proses, perbuatan, cara mendekati; (2) usaha dalam rangka aktivitas pengamatan untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah pengamatan. Adapun pengertian pendekatan pembelajaran, anatara lain sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
(1) Perspektif (sudut pandang, pandangan) teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam memilih model, metode, dan teknik pembelajaran. (2) Suatu proses atau perbuatan yang digunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran. (3) Sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya memadai, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran, dengan cakupan teoritis tertentu.17 Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru.18 Pendekatan saintifik memberi pedoman kepada guru untuk mengarahkan peserta didik agar tetap mandiri dalam mengerjakan tugas serta aktif di dalam kelas. Kemandirian yang diharapkan adalah mencari tahu berbagai sumber
17
Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013, Ghalia Indonesia, Bogor, 2014, hlm. 32. 18 Ibid. hlm. 34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
infomasi terutama yang berkaitan dengan materi pembelajaran oleh siswa itu sendiri. Sehingga peserta didik tidak tergantung dari guru. Dalam pendekatan saintifik terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut. 1) Mengamati (Observing) Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah adalah pada langkah pembelajaran mengamati (Observing). Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar19. 2) Menanya (Questioning) Langkah ke dua pada pendekatan saintifk adalah menanya. Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang dipelajari atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).20 Dalam hal ini, siswa dituntut aktif di dalam kelas, siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, akan tetapi mencoba menanyakan hal-hal yang tidak dipahami. Tujuannya, agar siswa mampu memahami pelajaran secara mendalam. 3) Mengumpulkan Informasi Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan 19 20
Ibid. hlm. 39. Ibid. hlm. 48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.21 Informasi tersebut dapat diperoleh dengan cara siswa tidak berpedoman pada satu sumber buku saja, akan tetapi mengumpulkan informasi dari berbagai sumber buku yang masih relevan terhadap pembelajaran yang sedang dipelajarinya. Sehingga, dengan mengumpulkan informasi ini siswa diharapkan dapat terbekali atas usaha-usaha yang telah dilakukannya. 4) Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar (Associating) Mengasosiasi/mengolah
informasi/menalar
adalah
memproses
informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan
informasi.
Pengolahan
informasi
yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah leluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan22. 5) Mengomunikasikan Pembelajaran Pada tahapan ini, diharapkan peserta didik dapat mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok maupun secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama.23
21
Ibid. hlm. 57. Ibid. hlm. 68. 23 Ibid. hlm. 75-76. 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
6) Membentuk Jejaring (Networking) Pada tahap ini siswa diharapkan untuk membentuk jejaring pada kelas. Kegiatan pelajarannya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan bahasa yang baik dan benar.24 Selain itu, dalam tahap ini sangat membawa dampak positif bagi siswa. Siswa terbiasa memiliki kepercayaan diri untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya, baik selama proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran. b. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013 sangat menekankan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik ini sangat perlu diterapkan di dalam pembelajaran sejarah. Sampai saat ini banyak siswa yang tidak senang dengan pelajaran sejarah. Berbagai alasan yang diungkapkan oleh siswa atas dasar ketidaksukaannya tersebut terhadap mata pelajaran sejarah. Ada yang mengatakan bahwa sejarah hanya hafalan, sejarah hanya masa lalu yang tidak lagi relevan untuk kita pelajari pada masa sekarang. Hal yang paling mengkhawatirkan lagi ketika masih terdapat guru mata pelajaran sejarah yang masih menerapkan sistem hafalan terhadap peserta didik. Tindakan tersebut semakin memberi suatu persepsi terhadap peserta didik bahwa sejarah itu memang hafalan. Sehingga
24
Ibid. hlm. 77.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
mendorong peserta didik bosan, malas untuk mempelajari sejarah secara serius. Pendekatan saintifik memberikan hal-hal yang baru dalam proses pembelajaran sejarah. Hal-hal yang baru yang dimaksud ialah mengamati, menanya, menalar, mengeksplorasi, jejaring pembelajaran. Pendekatan saintifik ini dapat meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam memahami pelajaran sejarah.
6. Prestasi Belajar Sejarah Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).25 Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.26 Belajar dapat dinyatakan sebagai perubahan atau usaha seseorang untuk memperoleh sesuatu yang belum diketahui sebelumnya, sehingga dengan belajar ia dapat mengetatahuinya secara mendalam berdasarkan usaha-usaha yang dilakukannya. Jadi, prestasi belajar yaitu keberhasilan dari penguasaan siswa terhadap pengetahuan dan keterampilan yang ditunjukkan oleh prestasi siswa melalui nilai angka yang diberikan oleh guru.
25
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua, Balai Pustaka, hlm. 14. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm. 9. 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
7. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah Paul
Suparno
dalam
bukunya
“Filsafat
Konstruktivisme
Dalam
Pendidikan”, mengemukakan bahwa konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.27 Pernyataan tersebut menyatakan bahwa pengetahuan seseorang dapat diperoleh melalui pengalaman yang ia peroleh setiap hari. Semakin banyak seseorang memperoleh pengalaman, maka pengetahuannya semakin banyak pula. Jadi, melalui pengalaman tersebut sangat menunjang pengetahuan seseorang. Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif seseorang berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar, tetapi dikonstruksi dari dalam diri seseorang. Pendapat ini menekankan pengertian bahwa pengetahuan berasal dari luar, tetapi setelah seseorang mendapatkan pengetahuan tersebut maka dikonstruksinya kembali dari dalam dirinya. Teori lain mengemukakan konstruktivisme adalah proses pembelajaran yang menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna. Pengetahuan bukanlah serangkaian fakta, konsep, dan kaidah yang siap dipraktikannya.
Manusia
harus
mengkonstruksikannya
terlebih
dahulu
pengetahuan itu dan memberikan makna melalui pengalaman nyata. Dalam konstruktivisme terdapat hal-hal di antaranya : (1) belajar berarti menyediakan
27
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan,Kanisius, Yogyakarta, 1997, hlm. 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
kondisi agar memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya, (2) kegiatan belajar dikemas menjadi proses mengkonstruksi pengetahuan, bukan menerima pengetahuan sehingga belajar dimulai dari apa yang diketahui peserta didik. Peserta didik menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru, menerapkan ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi belajar yang efektif agar mencapai kompetensi dan memberikan kepuasan atas penemuan. (3) belajar adalah proses aktif mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman alami maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan sosial untuk mencari makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimiliki.28 Konstruktivisme dapat mendukung proses pembelajaran untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan konstruktivisme memiliki prinsipprinsip antara lain : (1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, (2) tekanan pada proses pembelajaran terletak pada siswa, (3) mengajar adalah membantu siswa belajar, (4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir, (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, (6) guru adalah fasilitator.29 Dari paparan tersebut dapat kita menarik suatu kesimpulan bahwa melalui teori konstruktivisme di dalam proses pembelajaran di kelas, menuntun siswa untuk terlibat secara aktif selama proses pembelajaran sehingga tidak menimbulkan sikap kaku atau pasif dari diri siswa itu sendiri, dan guru berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa dalam belajar.
28
Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013, Ghalia Indonesia, Bogor, 2014, hlm. 270. 29 Paul Suparno, op.cit. hlm. 73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
a.
Implementasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah Konstruktivisme
menekankan
bagaimana
manusia
membangun
pengetahuan diri sendiri melalui pengalaman-pengalaman. Pengetahuan yang dimaksud yaitu pengetahuan yang dibangun secara aktif, efektif, mandiri, sehingga menumbuhkan jiwa kemandirian dari diri manusia. Berdasarkan faham konstruktivisme, dalam proses belajar mengajar, guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk yang serba sempurna. Dengan kata lain, pesera didik harus membangun suatu pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing-masing. Pembelajaran adalah hasil dari usaha peserta didik itu sendiri. Pola pembinaan ilmu pengetahuan di sekolah merupakan suatu skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan oleh peserta didik sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan. Fikiran peserta didik tidak akan menghadapi kenyataan dalam bentuk yang terasing dalam lingkungan sekitar. Realita yang diketahui peserta didik adalah realita yang dia bina sendiri. Peserta didik sebenarnya telah mempunyai satu set idea dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap lingkungan mereka. Untuk membantu peserta didik dalam membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus memperkirakan struktur kognitif yang ada pada mereka. Apabila pengetahuan baru telah disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebagian daripada pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina.30
30
Y. R. Subakti, Paradigma Pembelajaran Sejarah, https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/ Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJA RAH%20YR%20Subakti.pdf (diunduh pada hari Senin, 30 November 2015, pukul 15 : 40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
8. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen.31 Pada hakikatnya
pembelajaran kooperatif sama halnya dengan kerja kelompok. Maka tidak mengherankan jika terdapat para guru yang mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang unik dalam cooperative learning karena mereka beranggapan bahwa pembelajaran cooperative learning dalam bentuk kelompok sering diterapkan di dalam kelas, sehingga sudah tidak asing lagi. Namun, tidak semua kerja kelompok dikatakan cooperative learning, seperti dikatakan Abdulhak bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri.32 Menurut pendapat Lie A., bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dalam pembelajaran dalam cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar-benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih fektif.33 Berdasarkan pernyataan Abdulhak dan Lie A, telah memberikan suatu pencerahan bahwa cooperative learning bukanlah
31
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 202. 32 Abdulhak, Komunikasi Pembelajaran: Pendekatan Konvergensi dalam Peningkatan Kualitas dan Efektivitas Pembelajaran, UPI, Bandung, 2001, hlm. 19-20. 33 Lie A., Cooverativel Learning, Grasindo, Jakarta, 2002, hlm. 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
bentuk kerja kelompok yang memiliki taraf sederhana, akan tetapi bentuk kerja kelompok yang mengutamakan proses antara peserta belajar serta memiliki tujuan untuk mewujudkan pemahaman bersama antara peserta belajar. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif di antara anggota kelompok. Pada dasarnya kooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Adapun ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah kerja sama, diskusi, berbagi pendapat dan pengetahuan, mengambil giliran, bertanya, dan aktif mengikuti diskusi.
9. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Model pembelajaran sangat penting terutama dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran sangat berperan terhadap jalannya proses pembelajaran, dengan kata lain model pembelajaran memberikan pedoman kepada guru untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
mengajar di kelas agar pembelajaran tetap diterapkan secara terstruktur dan juga memberikan arahan terhadap peserta didik untuk menjalankan tugasnya sebagai peserta didik. Berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar, salah satunya adalah model pembelajaran Student Teams Achievem ent Division (STAD). Model pembelajaran adalah pola pembelajaran yang dijadikan sebagai contoh dan acuan oleh guru sebagai pendidik profesional dalam merancang pembelajaran yang hendak difasilitasinya. Sebagai sebuah pola pembelajaran, model tersebut memiliki berbagai tahapan-tahapan kegiatan dalam merancang pembelajaran.34 Menurut Slavin, model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.35 Selain itu juga sangat mudah diadaptasi serta telah digunakan dalam ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, dan banyak subjek lainnya. 36 Strategi pelaksanaan aktivitas model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) adalah sebagai berikut: 1. Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain). 2. Guru menyajikan pelajaran. 34
N. A. Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 35. 35 H. Tukiran Taniredja, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, Alfabeta, Bandung, 2014, hlm. 64. 36 S. Sharan, Handbook of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran untuk Mengacu Keberhasilan Siswa di Kelas (diterjemahkan oleh Sigit Prawoto), Imperium, Yogyakarta, 2009, hlm. 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggotaanggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5. Memberi evaluasi. 6. Kesimpulan.37 Dari langkah-langkah model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) di atas, dapat kita ketahui bahwa siswa dituntut bekerja sama dalam kelompok. Selain itu, pada model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) terdapat unsur sosialnya, di mana siswa dituntut untuk saling menghargai, saling mendorong antara satu dengan lainnya untuk memahami materi atau tugas-tugas pelajaran. Model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) memiliki kelebihan yaitu siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok, siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama, aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat, meningkatkan kecakapan
individu,
meningkatkan
kecakapan
kelompok,
tidak
bersifat
kompetitif, tidak memiliki rasa dendam. Selain kelebihan-kelebihan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), terdapat pula kekurangan yaitu kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang, membutuhkan waktu yang lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum. 37
Taniredja H., dkk. op. cit., hlm. 103.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
B. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran dalam penelitian ini diambil dari: Kompetensi Dasar: 3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini Materi pokok dalam pembelajaran adalah Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara. Dalam materi tersebut, khususnya membahahas “Proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Papua dan Nusa Tenggara”, serta “Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam, Proses
Integrasi Nusantara”. Pada materi tersebut tidak memiliki syarat tertentu.
C. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan ini digunakan untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Maka dalam penelitian yang relevan ini dipilih sesuai dengan apa yang menjadi variabel-variabel yang ada pada judul penelitian ini. Penelitian yang relevan ini juga dapat dijadikan acuan peneliti dalam menentukan bagaimana ke depannya penelitian ini akan dilaksanakan. Dalam hal ini, peneliti mengambil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Helen Lidia Wati Endang mahasiswa Universitas Sanata Dharma dengan judul Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Siswi Kelas XI Bahasa SMA Santa Maria Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
prestasi belajar sejarah siswa dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Dari rata-rata awal 52,90 pada siklus pertama meningkat menjadi 71,44 atau 25,95%, kemudian pada siklus kedua mengalami peningkatan menjadi 80,57% atau 11,33%.
D. Kerangka Berpikir Pembelajaran dirancang untuk mengaktifkan siswa, bukan mengaktifkan guru untuk ceramah di kelas. Pembelajaran sangat bermakna jika yang diutamakan adalah keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Dalam hal ini, lebih menekankan keaktifan siswa sekaligus sebagai tanggung jawab siswa untuk berperan aktif dalam memecahkan masalah yang terdapat dalam pembelajaran. Selain itu, sebagai pendidik juga dituntut untuk berperan sebagai fasilitator bagi siswa. Guru diharapkan selalu memantau siswa selama pembelajaran serta menumbuhkan rasa ingin tahu siswa tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, sangat jelas bahwa siswa dituntut untuk lebih aktif dari pada guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Artinya, guru berperan untuk mendampingi, menuntun, memantau, mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran. Penjelasan tersebut di atas, menekankan peranan guru dan peranan siswa dalam pembelajaran. Siswa harus terlibat langsung dalam pembelajaran serta siswa diharapkan dapat menganalisis masalah dan kemudian memecahkan masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran. Agar peranan guru dan peranan siswa dapat tercapai, maka guru perlu menggunakan model pembelajaran yang tepat. Selain itu, guru harus mampu menumbuhkan minat dalam diri siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
karena dengan adanya minat dalam diri siswa tersebut akan mendorong siswa untuk menyukai mata pelajaran sejarah. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Dalam pembelajaran, menuntut siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, saling membantu antara satu dengan lainnya. Siswa juga berusaha untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi pembelajaran sekaligus untuk meningkatan kecakapan individu dan kelompok. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran yang memiliki dampak positif terhadap minat dan prestasi belajar sejarah siswa.
Pembelajaran Sejarah
Model pembelajaran Student s Achievement Division (STAD)
Proses pembelajaran: -
-
Keaktifan siswa dalam kelompok Siswa menganalisa masalah dalam pembelajaran Siswa dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran
Meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah Bagan I: Proses Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
E. Hipotesis Tindakan 1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. 2. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang diaplikasikan dalam proses pembelajaran di kelas dengan tujuan memperbaiki praktik pembelajaran di kelas.38 Penelitian tindakan kelas ini pertama kali dikembangkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yaitu prosedur penelitian tindakan kelas dengan empat langkah berikut: (1) perencanaan tindakan (planing), pelaksanaan tindakan (acting) observasi (observing), dan refleksi (reflecting) dalam bentuk siklus.39 Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktikpraktik tersebut, dan (c) situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.40 Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru; peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus menerus mengingat masyarakat 38
Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Pendidik dan Keilmuwan, Erlangga, Jakarta, 2014, hlm. 20 39 Idem, hlm. 20 40 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hlm. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
berkembang secara cepat; peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran; sebagai alat traning in-service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya; peningkatan mutu hasil pendidikan
melalui
perbaikan
praktik
pembelajaran
di
kelas
dengan
mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.41 Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat untuk membantu guru memperbaiki mutu pelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, meningkatkan rasa percaya diri guru, dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.42 McNiif (1992) menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK adalah perbaikan dan peningkatan. Jika tujuan utama PTK adalah perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar maka dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus PTK terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik, kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi apakah tindakan-tindakan evalusi itu dapat digunakan untuk memecahkan persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh pendidik atau tidak.43 Penelitian tindakan kelas ini sangat bermanfaat bagi peneliti terutama untuk mengembangkan keprofesionalisme peneliti sebagai calon guru di masa
41
Ibid, hlm. 64 Wijaya Kusumah, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Indeks, Jakarta, 2010, hlm. 14 43 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015, hlm. 197 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
yang akan datang. Melalui penelitian tindakan kelas ini, membekali peneliti sebagai calon
guru serta dapat mengembangkan dan meningkatkan mutu
pendidikan di masa yang akan datang.
B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta untuk mata pelajaran sejarah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016 di semester 2, yaitu pada bulan April sampai bulan Mei 2016. Penentuan waktu ini berdasarkan kalender akademik dari sekolah dan juga mengikuti kebijakan dari sekolah dan guru mata pelajaran sejarah. Penentuan waktu ini sangat penting karena penelitian tindakan kelas ini memerlukan dua siklus yang membutuhkan proses pembelajaran yang efektif di kelas.
C. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X Teknik Pemesinan A yang berjumlah 32 orang.
D. Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
sejarah siswa dengan materi “Proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam, dan Proses Integrasi Nusantara”.
E. Variabel-variabel Penelitian Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas (X)
: model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD).
Variabel terikat (Y)
: - prestasi belajar sejarah - minat belajar sejarah
F. Definisi Operasional Berikut ini merupakan definisi operasional yang peneliti ambil, antara lain sebagai berikut: 1. Minat adalah suatu kecenderungan yang tetap untuk menaruh perhatian serta menyukai beberapa kegiatan atau bahan ajar tertentu.44 2. Belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulanganpengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan.45 Adapun ciri khas belajar ialah telah terjadi suatu perubahan pada orang yang
44 45
Suyono dan Hariyanto, op.cit, hlm. 177 Mulyati, Psikologi Belajar, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2005, hlm. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
belajar, dia mengalami perubahan dari belum tahu menjadi tahu, baik di bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.46 3. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Dalam hal ini hasil yang dicapai adalah nilai angka dalam proses pembelajaran. 4. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam
tugas-tugas
yang terstruktur. Adapun ciri-ciri
pembelajaran kooperatif yaitu kerja sama, keterlibatan dalam diskusi, menanggapi pendapat teman, mengambil giliran, bertanya, mengemukakan pendapat, dan menghargai pendapat teman. 5. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.
G. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi awal kelas sebelum menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) maupun setelah menerapkan model pembelajaran tersebut.
46
Winkel W.S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1983, hlm. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
2. Tes Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan siswa, baik sebelum dimulainya pembelajaran maupun sesudah pembelajaran berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung. 3. Wawancara Wawancara digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan keberhasilan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah dalam memperoleh data tersebut.47 Ada beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Instrumen Pra Penelitian Instrumen pra penelitian terdiri dari: a. Lembar observasi siswa berupa lembar pengamatan kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung dan lembar skala sikap untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa.
47
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm. 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
b. Tes (Pre-tes) Tes prestasi digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik sebelum penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). 2. Instrumen Pelaksanaan Penelitian a. Tahap Penelitian 1) Rencana pelaksanaan pembelajaran RPP digunakan untuk merancang hal-hal yang dilakukan dalam pembelajaran dan untuk merancang model pembelajaran yang ingin diterapkan. b. Tahap Tindakan dan Observasi 1) Tes Tes prestasi ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). 2) Tes kerja siswa Lembar kerja digunakan untuk memberikan tugas siswa dalam kelompok diskusi. c. Tahap Pengamatan Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan tersebut dibantu dengan menggunakan instrumen observasi kegiatan belajar siswa. d. Tahap Refleksi Refleksi ini digunakan untuk merefleksikan hal-hal yang terjadi saat siklus I dan siklus II selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
e. Wawancara Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran sejarah dan beberapa peserta didik yang telah ditunjuk oleh peneliti. f. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1) Validitas Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat sahihnya sebuah tes. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria.48 Untuk mengetahui tingkat validitas atas uji coba instrumen maka peneliti menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson yaitu: ( √*
(
)(
) +*
) (
) +
Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yangdikorelasikan N = jumlah peserta tes Σxy = jumlah X dengan Y 2 X = kuadrat dari X Y2 = kuadrat dari Y Untuk mengetahui besar taraf signifikansi butir soal digunakan rumus49: √ √ Keterangan: t = taraf signifikan r = korelasi skor item dengan skor total n = jumlah butir item
48
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta, 2013, hlm. 65 49 Nana Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung, 2002, hlm. 380
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Setelah didapat taraf signifikannya, kemudian dikonsultasikan pada tabel t signifikan.50 2) Reliabilitas Reliabilitas berhubunga dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.51 Reliabilitas soal tes menggunakan rumus: ⁄
(
⁄ ⁄
⁄
Keterangan: = korelasi antara skor-skor setiap belahan ⁄
r11
⁄
= koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
Menghitung validitas dan reliabilitas, peneliti menggunakan SPSS Statistics 20. Untuk mengetahui hasil validitas dan reliabilitas siklus I dan siklus II, lihat halaman 186 sampai 197.
50
Ibid, hlm, 491 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta, 2013, hlm. 100 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
I. Desain Penelitian Desain Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Perencanaan Tindakan I
Siklus I Refleksi I
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan I
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan Tindakan II
Siklus II
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II
Pengamatan II Minat dan prestasi belajar sejarah meningkat
Bagan II: Siklus Penelitian52
J. Analisis Data Setelah pengumpulan data, hal yang perlu dilakukan adalah analisis data. Analisis data tersebut memiliki peranan yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan teknik analisis deskriptif 52
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas, Aditya Media, Yogyakarta, 2010, hlm. 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
dan teknik analisis komparatif. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk data kualitatif yaitu dengan mengungkapkan kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Teknik komparatif digunakan untuk data kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada saat pengambilan data di lapangan melalui observasi tentang proses pembelajaran di kelas, peneliti dapat langsung menganalisis mengenai hal yang diamati seperti situasi dan kondisi di kelas, cara guru mengajar, interaksi antara siswa, interaksi guru dengan siswa dan sebagainya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif dilakukan pada data observasi kegiatan belajar, minat dan prestasi belajar siswa. Data observasi kegiatan belajar, minat dan prestasi belajar siswa dianalisis menggunakan PAP I (Penilaian Acuan Patakan I).53 a. Data observasi kegiatan siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta Untuk mengetahui tingkat kegiatan belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta, maka data kegiatan belajar siswa dianalisis dengan menggunakan PAP I. Kegiatan belajar siswa merupakan salah satu bagian dalam penilaian, karena melalui kegiatan belajar siswa dapat menunjang peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa. Hal yang diamati berupa on task dan off task. On task meliputi memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, kerja sama dalam kelompok, aktif 53
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hlm. 67.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
mengikuti diskusi, mengambil giliran, mengemukakan pendapat, memperhatikan teman yang presentasi, dan menyelesaikan tugas. Sementara off task meliputi tidak memperhatikan pembelajaran, main handphone, ribut di dalam kelas, keluar masuk kelas, dan tidur di dalam kelas. 1) Menghitung nilai kegiatan belajar siswa Tabel 1: Penilaian Kegiatan Belajar Siswa On task No Aspek yang diamati 1 Memperhatikan guru Siswa mencatat hal-hal penting pada saat 2 pembelajaran sejarah berlangsung 3 Siswa mengajukan pertanyaan 4 Siswa menjawab pertanyaan 5 Siswa bekerja sama dalam kelompok 6 Siswa aktif mengikuti diskusi 7 Mengambil giliran 8 Siswa mengemukakan pendapat Siswa memperhatikan teman yang 9 presentasi 10 Siswa menyelesaikan tugas
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
Off task No 1 2 3 4 5
Aspek yang diamati Siswa tidak memperhatikan pembelajaran Siswa main handphone Siswa ribut di dalam kelas Siswa keluar masuk kelas Siswa tidur di dalam kelas
N Σ Skor Perolehan Σ Skor Maksimal
= Nilai hasil pengamatan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang diamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
2) Tabel analisis tingkat kegiatan belajar siswa Tabel 2: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I Tingkat Kegiatan Belajar Kriteria 90% - 100% Sangat Tinggi 80% - 89% Tinggi 70% - 79% Cukup 60% - 69% Kurang 0% - 59% Sangat Kurang
Tabel 3: Analisis Tingkat Kegiatan Belajar Siswa Skala Kegiatan Belajar No Kriteria Frekuensi Siswa 1 90-100 Sangat Tinggi 2 80-89 Tinggi 3 70-79 Cukup 4 55-64 Kurang 5 0-59 Sangat Kurang
Persentase
b. Data minat belajar siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta Dalam penelitian ini, data minat belajar siswa baik keadaan awal sebelum tindakan, maupun data siklus I dan siklus II dianalisis dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) sebagaimana yang digunakan dalam pengukuran prestasi. Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data minat belajar siswa adalah sebagai berikut:
N Σ Skor Perolehan Σ Skor Maksimal
= Nilai hasil pengamatan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang dinilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
1) Tabel minat belajar siswa Untuk mengetahui minat belajar sejarah siswa, peneliti membuat skala sikap dalam bentuk pernyataan berjumlah 40 butir. Contoh tabel skala sikap sebagai berikut: Tabel 4: Contoh Tabel Angket Minat Belajar Siswa Pilihan No Pernyataan STS TS RR
S
SS
Keterangan: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju RR : Ragu-ragu S : Setuju S : Sangat Setuju Untuk lebih jelasnya lihat halaman 138 sampai 141. 2) Menghitung tingkat minat belajar siswa Adapun cara untuk menentukan tingkat minat belajar siswa yaitu dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) sebagai berikut:54 a) Menentukan skala minat belajar siswa Tabel 5: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I Tingkat Minat Kriteria 90% - 100% Sangat Tinggi 80% - 89% Tinggi 70% - 79% Cukup 60% - 69% Kurang 0% - 59% Sangat Kurang
54
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip Teknik Prosedur, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm. 236.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
b) Tabel tingkat minat belajar siswa Tabel 6: Analisis Minat Belajar Sejarah Siswa No Skala Minat Siswa F Frek. Relatif % Kriteria Sangat Tinggi 1 90-100 Tinggi 2 80-89 Cukup 3 70-79 Kurang 4 55-64 Sangat Kurang 5 0-59
Rata-rata
c. Data prestasi belajar siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta Pada data prestasi belajar siswa, baik kondisi awal sebelum tindakan maupun siklus I dan siklus II dianalisis dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I). Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
N Σ Skor Perolehan Σ Skor Maksimal
= Nilai hasil penilaian = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang dinilai
1) Menghitung tingkat prestasi belajar siswa Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa baik pada kondisi awal maupun pada siklus I dan siklus II, peneliti menggunakan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) dengan KKM 76. Berikut cara untuk menentukan tingkat prestasi belajar siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
a) Menentukan skala prestasi belajar siswa Tabel 7: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I Tingkat Penguasaan Kriteria 90% - 100% Sangat Tinggi 80% - 89% Tinggi 70% - 79% Cukup 60% - 69% Kurang 0% - 59% Sangat Kurang
b) Tabel tingkat prestasi belajar siswa Tabel 8: Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa No Skala Prestasi Siswa F Frek. Relatif % Kriteria Sangat Tinggi 1 90-100 Tinggi 2 80-89 Cukup 3 70-79 Kurang 4 55-64 Sangat Kurang 5 0-59
Rata-rata
2) Menghitung persentase Untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa, dapat dilihat melalui persentase siswa yang mencapai KKM berdasarkan ketentuan dan tidak mencapai KKM. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: a) Menghitung persentase jumlah siswa mencapai KKM
b) Menghitung persentase jumlah siswa tidak mencapai KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
2. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif adalah analisis data yang dilakukan secara deskriptif yaitu untuk menjelaskan hal-hal apa saja yang diamati. a. Kegiatan pra penelitian yang meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. b. Kegiatan siklus I dan siklus II yang meliputi tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dan tingkat keberhasilan dari penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada pelajaran sejarah. 3. Analisis Komparatif Pada penelitian ini, analisis komparatif yaitu membandingkan hasil pengamatan kegiatan belajar, minat belajar dan prestasi belajar siswa antara pra tindakan dengan pada saat tindakan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Analisis komparatif ini bertujuan untuk melihat peningkatan kegiatan belajar, minat belajar, dan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
a. Tabel analisis komparatif kegiatan belajar siswa Tabel 9: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (On task) Kegiatan Selisih Keterangan No Aspek yang diamati PP Skl I J % N T Te 1 Memperhatikan guru Siswa mencatat hal-hal penting 2 pada saat pembelajaran sejarah berlangsung 3 Siswa mengajukan pertanyaan 4 Siswa menjawab pertanyaan Siswa bekerja sama dalam 5 kelompok 6 Siswa aktif mengikuti diskusi 7 Mengambil giliran 8 Siswa mengemukakan pendapat Siswa memperhatikan teman 9 yang presentasi 10 Siswa menyelesaikan tugas Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (Off task) Kegiatan Selisih Keterangan No Aspek yang diamati PP Skl I J % N T Te Siswa tidak memperhatikan 1 pembelajaran 2 Siswa main handphone 3 Siswa ribut di dalam kelas 4 Siswa keluar masuk kelas 5 Siswa tidur di dalam kelas
Keterangan: PP : Pra Penelitian Skl I : Siklus I J : Jumlah % : Persentase N : Naik T : Turun Te : Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
b. Tabel analisis komparatif minat belajar siswa Tabel 10: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa Minat Selisih Keterangan Nama No Siswa PP Skl I J % N T Te 1 ABW 2 ASPP 3 AIZ 4 AAP 5 AM Tabel 11: Perbandingan Minat Belajar Siswa Kondisi Awal Siklus I Skala Kriteria No RataRataMinat f % f % rata rata Sangat 1 90 - 100 Tinggi 2 80 - 89 Tinggi 3 70 - 79 Cukup 4 60 - 69 Kurang Sangat 5 0 - 59 Kurang Jumlah
f
Siklus II Rata% rata
c. Tabel analisis komparatif prestasi belajar siswa Tabel 12: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa Prestasi Selisih Nama No Siswa PP Skl I J % 1 ABW 2 ASPP 3 AIZ 4 AAP 5 AM Keterangan: N : Naik T : Turun Te : Tetap
N
Keterangan T Te
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Tabel 13: Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Keterangan Pra Penelitian Siklus I Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Tuntas Tidak tuntas
Tabel 14: Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Kondisi Awal Siklus I Skala No Kriteria RataRataMinat f % f % rata rata 90 Sangat 1 100 Tinggi 80 2 Tinggi 89 70 3 Cukup 79 60 4 Kurang 69 Sangat 5 0 - 59 Kurang Jumlah
Siklus II
f
Siklus II Rata% rata
K. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Dalam proses Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan
(observasi),
dan
refleksi
(reflection).
Adapun
prosedur
pelaksanaannya diuraikan sebagai berikut: 1. Pra Siklus a. Permintaan Izin Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Depok dan Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
b. Observasi Observasi dilakukan di kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dengan jumlah siswa yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa sebelum melaksanakan penelitian dan mengetahui model pembelajaran serta media yang digunakan oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). c. Menyusun Silabus Peneliti tidak menyusun silabus karena kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP disusun sebanyak tiga kali dalam dua siklus. e. Mempersiapkan Media Pembelajaran Media yang digunakan peneliti adalah power point, LCD, papan tulis. f. Menyiapkan Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen meliputi soal test, lembar pengamatan kegiatan belajar, angket minat belajar, lembar diskusi dan lembar observasi wawancara. 2. Rencana Tindakan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian dalam 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, mengamati (observasi), dan refleksi. Tahap-tahap ini diterapkan di setiap siklus, dan siklus yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
dijalankan minimal dua siklus. PTK ini masih bisa dilanjutkan ke tahap siklus berikutnya jika hasilnya belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. a. Siklus I 1) Perencanaan Dalam tahap ini, peneliti menyusun semua instrumen yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian, seperti perangkat pembelajaran yang dibutuhkan saat melakukan penelitian. 2) Tindakan Setelah
melakukan
perencanaan,
peneliti
melaksanakan
tindakan
penelitian di kelas. Dalam pelaksanaan tindakan, pertama peneliti menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi pengantar, membagi kelompok, memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok, setiap kelompok mendiskusikan pertanyaan yang telah diberikan, siswa mempresentasikan hasil diskusi, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya dan memberikan tanggapan, kesimpulan. 3) Pengamatan (Observasi) Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa dengan menggunakan instrumen observasi. Hal yang diamati meliputi on task dan off task. On task meliputi siswa memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, kerja sama dalam kelompok, aktif mengikuti diskusi, mengambil giliran, mengemukakan pendapat, memperhatikan teman yang presentasi, dan menyelesaikan tugas. Sementara off task meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
tidak memperhatikan pembelajaran, main handphone, ribut di dalam kelas, keluar masuk kelas, dan tidur di dalam kelas. 4) Refleksi Untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran, maka peneliti memberikan tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Hasil dari tes tersebut, peneliti membuat rencana untuk perbaikan pada siklus kedua dan menganalisis apa saja yang perlu ditingkatkan pada siklus kedua. b. Siklus II Tahap-tahap dalam siklus kedua ini pada dasarnya sama dengan tahap yang dilakukan pada siklus pertama. Hanya saja tindakan pada siklus dua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan siklus satu. 1) Perencanaan Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dan merupakan rencana tindakan selanjutnya pada siklus kedua. 2) Tindakan Peneliti mengimplementasikan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. 3) Pengamatan Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran model Student Teams Achievement Division (STAD). 4) Refleksi Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
L. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam melakukan perbaikan mutu proses pembelajaran di dalam kelas. Berikut tabel indikator keberhasilan minat dan prestasi belajar siswa yaitu: Tabel 15: Indikator keberhasilan minat dan prestasi belajar Variabel Keadaan Awal Siklus I Siklus II Minat 64,10 70 80 Prestasi 59,97 75 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta kelas X Teknik Pemesinan A pada mata pelajaran sejarah yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 April 2016 dan 26 April 2016, sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2016. Pelaksanaan siklus II, hanya satu kali pertemuan dikarenakan banyak kegiatan kelas X Teknik Pemesinan A yang dilakukan di luar sekolah pada hari dan jam mata pelajaran sejarah, dan juga jadwal UAS yang diundurkan oleh pihak sekolah. Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi terhadap aktivitas siswa di dalam kelas selama proses pembelajaran sejarah berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi awal aktivitas siswa pada kelas X Teknik Pemesinan A. Kegiatan pra penelitian dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pada jam 14.00-13.30 WIB. Hasil observasi pra penelitian dan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus I dan siklus II akan diuraikan sebagai berikut: 1. Observasi Pra Penelitian Observasi pra penelitian dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pada jam 14.00-15.30 WIB (pada jam sembilan dan sepuluh) sesuai dengan jam pelajaran sejarah di kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Guru mata pelajaran sejarah adalah ibu Dra. Catarina Setyawati M.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Adapun jumlah siswa kelas X Teknik Pemesinan A secara keseluruhan berjumlah 32. Pada jam mata pelajaran sejarah, siswa tidak langsung masuk ke dalam ruangan, tetapi perlu menunggu kelas lain keluar dari ruangan tersebut. Setelah kelas lain keluar, siswa kelas X Teknik Pemesinan A masuk ke ruangan dan disusul oleh ibu Catarina. Sebelum pelajaran dimulai, ibu Catarina menyapa siswa. Ibu Catarina kemudian menanyakan kehadiran siswa dan meminta membuka dan membaca LKS, sambil menunggu siswa membaca LKS ibu Catarina mempersiapkan media pembelajaran. Pada awal pembelajaran dimulai, terdapat
siswa
yang
mencatat
hal-hal
penting
dari
penjelasan
guru,
memperhatikan penjelasan guru. Namun, terdapat juga siswa yang sibuk sendiri, main handphone, dan juga ngobrol dengan teman. Pada saat guru menjelaskan, guru bertanya kepada siswa berkaitan dengan materi pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami penjelasan yang baru saja disampaikan, terdapat dua orang siswa yang menjawab pertanyaan dari ibu Catarina. Setelah menjelaskan materi, guru memberikan tugas dalam bentuk kelompok terdiri dari 6 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang. Pada saat guru membagi kelompok, terdapat siswa yang terlihat semangat juga terdapat yang malas-malasan. Pada saat mengerjakan tugas kelompok, terdapat siswa yang aktif juga pasif dalam mengerjakan tugas kelompok, terdapat juga siswa yang keluar kelas namun minta izin kepada guru mata pelajaran terlebih dahulu. Pada saat presentasi, hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan dan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
tanggapan kepada kelompok yang presentasi, namun sebagian besar siswa mendengarkan kelompok yang presentasi. Untuk selengkapnya, hasil observasi kegiatan belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut: a. Keadaan Awal Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Tabel 16: Hasil Observasi Pra Penelitian Terhadap Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A On task No Aspek yang diamati 1 Memperhatikan guru Siswa mencatat hal-hal penting pada saat 2 pembelajaran sejarah berlangsung 3 Siswa mengajukan pertanyaan 4 Siswa menjawab pertanyaan 5 Siswa bekerja sama dalam kelompok 6 Siswa aktif mengikuti diskusi 7 Mengambil giliran 8 Siswa mengemukakan pendapat Siswa memperhatikan teman yang 9 presentasi 10 Siswa menyelesaikan tugas
Jumlah 27
Persentase 84,375%
7
21,875%
3 2 23 19 12 8
9,375% 6,25% 71,875% 59,375% 37,5% 25%
26
81,25%
29
90,625%
Jumlah 5 3 7 4 2
Persentase 15,625% 9,375% 21,875% 12,5% 6,25%
Off task No 1 2 3 4 5
Aspek yang diamati Siswa tidak memperhatikan pembelajaran Siswa main handphone Siswa ribut di dalam kelas Siswa keluar masuk kelas Siswa tidur di dalam kelas
Tabel 16 di atas merupakan hasil observasi sebelum melakukan tindakan penelitian. Dari hasil observasi pra penelitian menunjukkan bahwa 27 siswa atau 84,27% memperhatikan guru, 7 orang atau 21,87% mencatat hal-hal penting, 3 orang atau 9,37% mengajukan pertanyaan, 2 orang atau 6,25% menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
pertanyaan, 23 orang atau 71,87% bekerja sama dalam kelompok, 19 orang atau 59,37% aktif mengikuti diskusi, 12 orang atau 37,5% mengambil giliran, 8 orang atau 25% mengemukakan pendapat, 26 orang atau 81,25% memperhatikan teman yang presentasi, dan 29 orang atau 90,62% menyelesaikan tugas. Dari hasil observasi tersebut, kegiatan belajar siswa yang paling menonjol adalah siswa menyelesaikan tugas, memperhatikan guru, memperhatikan teman yang presentasi, dan bekerja sama dalam kelompok. Di sisi lain, 5 siswa atau 15,62% tidak memperhatikan pembelajaran, 3 orang atau 9,37% main handphone, 7 orang atau 21,87% ribut di dalam kelas, 4 orang atau 12,5% keluar masuk kelas, dan 2 orang atau 6,25% tidur di dalam kelas. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh jam pembelajaran sejarah yang dijadwalkan sore hari. Perlu diketahui bahwa di semester genap tahun ajaran 2015-2016 setiap hari Selasa sebelum jam pelajaran sejarah, siswa kelas X Teknik Pemesinan A praktek di ruang khusus jurusan teknik pemesinan. Dari kegiatan belajar siswa kelas X Teknik Pemesinan A sebelum pembelajaran sejarah pada sore hari, sudah barang tentu dapat menguras tenaga dan pikiran sehingga keinginan untuk belajar pada saat jam pelajaran sejarah pun di sore hari sangat kurang. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat kegiatan belajar siswa kelas X Teknik Pemesinan A sebelum penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) masih tergolong rendah. b. Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba angket minat untuk mengetahui keadaan awal minat belajar sejarah siswa. Hasil angket minat belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
sejarah siswa dapat dilihat pada tabel (terlampir). Untuk mengetahui keadaan awal minat belajar sejarah siswa, peneliti menggunakan angket minat belajar sejarah siswa (hasil uji coba kuesioner terlampir). Angket minat belajar siswa sebagai berikut: Tabel 17: Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Nama Siswa ABW ASPP AIZ AAP AM APS AP AR AADS AW AA BAA DP DZ DIH DK DR DHCN DAA DK DJNA ENA ES FM FYKK FF FS GSP HRD Jumlah Persentase Tertinggi Terendah Rata-rata
Skor 62,5 62,5 68 56 63 64 65,5 61 64 66 65,5 63,5 72,5 71,5 70 55 66,5 63 80,5 53,5 56,5 65,5 69,5 58,5 60 66 60 63 66 1859
ST
T
C
K
SK
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
0 0%
1 3,44%
3 10,34%
√ √ √ √ √ 20 68,96%
5 17,24%
80,5 53,5 64,10
Berdasarkan tabel 17 di atas, menunjukkan bahwa minat awal belajar sejarah peserta didik berada pada kategori sangat tinggi adalah 0 atau 0%, kategori tinggi 1 orang atau 3,44%, kategori cukup 3 orang atau 10,34%, kategori kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
20 orang atau 68,96%, dan kategori sangat kurang 5 orang atau 17,24%, dengan nilai rata-rata 64,10. Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa minat belajar sejarah peserta didik masih tergolong rendah. Dari keadaan tersebut, sangat perlu adanya perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan minat belajar sejarah sehingga dapat berpengaruh bagi prestasi belajar sejarah siswa. Untuk lebih jelas, akan diuraikan pada tabel berikut: Tabel 18: Skala Minat Tingkat Minat 90% - 100% 80% - 89% 70% - 79% 60% - 69% 0% - 59%
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang
Tabel 19: Persentase Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata No Minat Belajar 0 0% Sangat Tinggi 1 90-100 1 4% Tinggi 2 80-89 3 10% Cukup 64,10 3 70-79 20 69% Kurang 4 55-64 5 17% Sangat Kurang 5 0-59
Diagram Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa 0% 4% 17%
10%
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang
69%
Diagram I: Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa
Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
c. Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa Selain melakukan observasi terhadap kegiatan belajar siswa selama pembelajaran sejarah berlangsung, peneliti juga mengambil prestasi siswa pra penelitian yang diambil dari hasil UTS semester genap. Data prestasi belajar tersebut diperoleh berdasarkan pembelajaran sejarah yang dilakukan oleh guru mata pelajaran sejarah serta sebelum pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Hasil Ujian Tengah Semester tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah melakukan penelitian dari siklus I ke siklus II. KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 76. Hasil ulangan tengah semester yang diperoleh siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta yaitu sebagai berikut: Tabel 20: Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Siswa AS ABW ASPP AIZ AAP AM APS AP AR AADS AW AA BAA DP DZ DIH DK DR DHCN DAS DAA
Nilai 63 79 54 64 64 72 59 45 59 53 63 48 60 65 51 70 64 51 66 59 65
Ketuntasan Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
ST
T
Kriteria C
K √
SK
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
DK DJNA ENA ES FM FYKK FF FS GDP GSP HRD Jumlah Persentase Tertinggi Terendah Rata-rata
60 64 61 77 60 59 56 53 52 54 43 1913
√ √ √
√ √ √
√
2 6,25%
√ √ √ √ √ √ √ √ 30 93,75%
√
0 0%
0 0%
4 12,50%
13 40,62%
√ √ √ √ √ √ 15 46,88%
79 43 59,78
Berdasarkan tabel 20 di atas, keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A sebelum penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) menunjukkan bahwa siswa yang nilainya mencapai KKM berjumlah 2 orang atau 6,25%, sedangkan yang memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 30 orang atau 93,75%. Rata-rata nilai peserta didik adalah 59,781 dengan nilai tertinggi 79 dan nilai terendah 43. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas X Teknik Pemesinan A nilai pelajaran sejarah berada di bawah KKM. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. Berikut ini hasil uji kategorisasi berdasarkan keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 21: Skala Prestasi Tingkat Penguasaan 90% - 100% 80% - 89% 70% - 79% 60% - 69% 0% - 59%
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Tabel 22: Persentase Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata No Prestasi Belajar 0 0 Sangat Tinggi 1 90-100 0 0 Tinggi 2 80-89 4 12% Cukup 59,78 3 70-79 13 41% Kurang 4 55-64 15 47% Sangat Kurang 5 0-59
Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa 0% 0% 12%
Sangat Tinggi Tinggi
47%
Cukup 41%
Rendah Sangat Rendah
Diagram II: Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Siklus pertama dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan pada tanggal 12 April dan 26 April 2016 pada pukul 14.00-15.30 WIB. Pada pertemuan pertama tanggal 12 April, dari 32 siswa, jumlah siswa yang hadir 31 orang dan pertemuan kedua tanggal 26 April siswa hadir semua. Materi pembelajaran tentang “Proses Islamisasi di Jawa dan Proses Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara”. Pada pertemuan pertama, materi yang dibahas tentang “Proses Islamisasi di Jawa”. Pada pertemuan kedua, materi yang dibahas tentang “Proses Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara” berikut ini diuraikan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus pertama:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
a. Perencanaan Siklus I Pada tahap ini, peneliti melakukan penyusunan tindakan berupa perangkat pembelajaran. Adapun langkah-langkah persiapan dan perencanaannya adalah sebagai berikut: 1) Peneliti
membuat
pelaksanaan
perangkat
pembelajaran
pembelajaran
(RPP),
materi
yang
mencakup
pembelajaran,
dan
rencana media
pembelajaran. Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran: a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam RPP berisikan tentang langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Peneliti menyusun RPP dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran sejarah. RPP dibuat tiap siklus. Lihat lampiran. b) Materi pembelajaran Materi pembelajaran mencakup Kerajaan Demak, Kerajaan Mataram, Kesultanan Banten, Kesultanan Cirebon. Standar kompetensi dalam materi ini diambil dari 3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
c) Media pembelajaran Pada media pembelajaran peneliti mempersiapkan powerpoint yang berisi poin-poin materi pembelajaran, peta, dan gambar-gambar yang berkaitan dengan proses Islamisasi di Jawa. d) Observasi Kegiatan Belajar siswa Peneliti menyusun instrumen observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Untuk mengobservasi kegiatan belajar siswa, peneliti dibantu teman. Berikut ini tabel observasi kegiatan belajar siswa: Tabel 23: Observasi Kegiatan Belajar Siswa On task No Aspek yang diamati 1 Memperhatikan guru Siswa mencatat hal-hal penting pada saat 2 pembelajaran sejarah berlangsung 3 Siswa mengajukan pertanyaan 4 Siswa menjawab pertanyaan 5 Siswa bekerja sama dalam kelompok 6 Siswa aktif mengikuti diskusi 7 Mengambil giliran 8 Siswa mengemukakan pendapat Siswa memperhatikan teman yang 9 presentasi 10 Siswa menyelesaikan tugas
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
Off task No 1 2 3 4 5
Aspek yang diamati Siswa tidak memperhatikan pembelajaran Siswa main handphone Siswa ribut di dalam kelas Siswa keluar masuk kelas Siswa tidur di dalam kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Cara memperoleh persentase kegiatan belajar siswa sebagai berikut:
b. Tindakan Siklus I Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan mengacu pada RPP yang telah dibuat peneliti dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Pada siklus I tindakan dilakukan sebanyak dua kali. Berikut ini uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus pertama: 1) Tindakan Pertemuan Pertama Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada tindakan pertama dilakukan pada hari Selasa, 12 April 2016 pada pukul 14.00-15.30 WIB. Materi yang dibahas pada tindakan pertemuan pertama ini adalah proses Islamisasi di Jawa. Pertemuan pertama diawali dengan peneliti mengucapkan salam serta menanyakan kabar siswa. Selanjutnya, peneliti menanyakan kehadiran siswa dalam bentuk presensi. Pada kegiatan awal, peneliti melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa terkait dengan materi yang telah dipelajari satu minggu yang lalu dan materi yang akan dipelajari hari ini. Setelah itu peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan secara singkat tentang materi proses Islamisasi di Jawa. Setelah peneliti menjelaskan materi pembelajaran, peneliti menugaskan siswa dalam bentuk kelompok yang beranggotakan 5-6 orang. Setelah setiap kelompok berdiskusi dalam menjawab pertanyaan, masingmasing siswa dalam kelompok bertanggung jawab untuk mempresentasikan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
diskusi di depan kelas. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sesama peneliti mengamati kegiatan siswa. Sebelum pelajaran berakhir, peneliti bersama siswa menarik kesimpulan terkait materi yang telah dipelajari serta menemukan nilai-nilai kehidupan yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung. 2) Tindakan Pertemuan Kedua Tindakan kedua pada siklus pertama dilaksanakan pada 26 April 2016, hari dan jam yang sama dengan pertemuan pertama. Materi yang dipelajari pada tindakan kedua ini adalah Proses Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. Tindakan yang dilakukan pada pertemuan kedua sebagian besar hampir sama dengan pertemuan pertama, tetapi pada pertemuan kedua ini peneliti mencoba melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil evaluasi pada pertemuan pertama. Dalam hal ini, hal-hal yang kurang pada pertemuan pertama diperbaiki pada pertemuan kedua, sehingga diharapkan terjadi peningkatan mutu pembelajaran jika dibandingkan dengan pertemuan pertama. Pada awal pembelajaran, peneliti memberikan salam dan menanyakan keadaan siswa. Pada pertemuan kedua ini, siswa tidak ada yang absen. Peneliti memberikan apersepsi berkaitan materi yang telah dipelajari sebelumnya, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan secara garis besar materi tentang Proses Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, kemudian siswa dibagi dalam kelompok untuk mendiskusikan permasalahan dalam bentuk soal yang telah dipesiapkan peneliti. Selama diskusi siswa di dalam kelompok telihat aktif dalam memecahkan masalah yang ada di kelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
siswa saling mengungkapkan pendapat dalam memecahkan masalah. Setelah selesai diskusi, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara bergantian. Sementara kelompok yang lain mendengarkan, menanggapi, dan menanyakan hal-hal yang menurut anggota kelompok lain belum memahami jawaban dari kelompok yang sedang presentasi. Setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain menanggapi serta bertanya, peneliti bersama siswa menyimpulkan serta menemukan nilai-nilai hidup berkaitan dengan pembelajaran hari ini. Pada saat menyimpulkan terdapat siswa yang aktif dalam menyimpulkan serta menemukan nilai-nilai dari pembelajaran yang baru saja berlangsung, dan terdapat juga siswa yang sibuk sendiri mengemas barang-barangnya untuk segera pulang. Peneliti juga tetap mengingatkan siswa bahwa pertemuan berikutnya adalah evaluasi dalam bentuk pilihan ganda dan essay, materi yang akan dievaluasi adalah materi pertemuan pertama dan materi pertemuan kedua. c. Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I Observasi kegiatan belajar sejarah siswa dilakukan oleh teman peneliti. Hasil observasi kegiatan belajar sejarah siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus pertama sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Tabel 24: Hasil Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I On task No Aspek yang diamati 1 Memperhatikan guru Siswa mencatat hal-hal penting pada saat 2 pembelajaran sejarah berlangsung 3 Siswa mengajukan pertanyaan 4 Siswa menjawab pertanyaan 5 Siswa bekerja sama dalam kelompok 6 Siswa aktif mengikuti diskusi 7 Mengambil giliran 8 Siswa mengemukakan pendapat Siswa memperhatikan teman yang 9 presentasi 10 Siswa menyelesaikan tugas
Jumlah 26
Presentase 83,87%
5
16,12%
2 3 29 24 10 5
6,45% 9,67% 93,54% 77,41% 32,25% 16,12%
25
80,64%
29
93,54%
Jumlah 3 5 7 4 4
Presentase 9,67% 16,12% 22,58% 12,90% 12,90%
Offtask No 1 2 3 4 5
Aspek yang diamati Siswa tidak memperhatikan pembelajaran Siswa main Handphone Siswa ribut di dalam kelas Siswa keluar masuk kelas Siswa tidur di dalam kelas
Tabel 24 di atas menunjukkan hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa selama pembelajaran sejarah berlangsung. Pada siklus pertama, terdapat 26 siswa atau 83,87% memperhatikan guru, 5 orang atau 16,12% mencatat hal-hal penting, 2 orang atau 6,45% mengajukan pertanyaan, 3 orang atau 9,67% menjawab pertanyaan, 29 orang atau 93,54% bekerja sama dalam kelompok, 24 orang atau 77,41% aktif mengikuti diskusi, 10 orang atau 32,25% mengambil giliran, 5 orang atau 16,12% mengemukakan pendapat, 25 orang atau 80,64% memperhatikan teman yang presentasi, dan 30 orang atau 96,77% menyelesaikan tugas. Dari hasil observasi tersebut, kegiatan belajar siswa yang paling menonjol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
yaitu siswa menyelesaikan tugas, bekerja sama dalam kelompok, memperhatikan guru, dan memperhatikan teman yang presentasi. Di sisi lain terdapat 3 siswa atau 9,6%
tidak memperhatikan
pembelajaran, 5 orang atau 16,12% main handphone, 7 orang atau 22,58% ribut di dalam kelas, 4 orang atau 12,90% keluar masuk kelas, dan 4 orang atau 12,90% tidur di dalam kelas. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh keadaan siswa yang merasa lelah karena belajar dari pagi sampai sore hari. Sehingga ketika siswa merasa bosan dan lelah pada jam pembelajaran sejarah, mereka lebih memilih mencari kesibukan sendiri dari pada mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada siklus pertama siswa masih belum fokus dan aktif mengikuti proses pembelajaran karena situasi yang membuat siswa tersebut tidak berkeinginan mengikuti pembelajaran sejarah sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu sangat perlu mengadakan perubahan agar siswa tidak berlarut dalam keadaan yang demikian. d. Minat Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I Pada siklus pertama, peneliti mengevaluasi minat belajar sejarah siswa dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui minat belajar sejarah siswa dan untuk mengetahui perbandingan antara keadaan awal minat belajar sejarah siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan minat belajar sejarah siswa setelah menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Hasil minat belajar sejarah siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Tabel 25: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus I Nama No Nilai ST T C K Siswa 1 ABW 81,5 √ 2 ASPP 80 √ 3 AIZ 74 √ 4 AAP 69,5 √ 5 AM 74,5 √ 6 APS 82 √ 7 AP 72 √ 8 AR 71,5 √ 9 AADS 69,5 √ 10 AW 66,5 √ 11 AA 72,5 √ 12 BAA 82,5 √ 13 DP 76,5 √ 14 DZ 74 √ 15 DIH 73,5 √ 16 DK 67,5 √ 17 DR 68,5 √ 18 DHCN 77,5 √ 19 DAA 82,5 √ 20 DK 74,5 √ 21 DJNA 60,5 √ 22 ENA 77,5 √ 23 ES 72,5 √ 24 FM 60 √ 25 FYKK 66,5 √ 26 FF 71 √ 27 FS 80 √ 28 GSP 78,5 √ 29 HRD 71,5 √ Jumlah 2128,5 0 6 15 8 Persentase 0% 20,68% 51,72% 27,58% Tertinggi 82,5 Terendah 60 Rata-rata 73,39
SK
0 0%
Berdasarkan tabel 25 di atas, menunjukkan bahwa minat belajar sejarah peserta didik pada siklus pertama berada pada kategori sangat tinggi adalah 0 atau 0%, kategori tinggi 6 orang atau 21%, kategori cukup 17 orang atau 58%, kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
kurang 6 orang atau 21%, dan kategori sangat kurang 0 atau 0%, dengan nilai rata-rata 73,39655. Untuk lebih jelas, akan diuraikan pada tabel berikut: Tabel 26: Skala Minat Tingkat Minat 90% - 100% 80% - 89% 70% - 79% 60% - 69% 0% - 59%
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang
Tabel 27: Persentase Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus I F Frek. Relatif % Kriteria No Minat Belajar 0 0% Sangat Tinggi 1 90-100 6 21% Tinggi 2 80-89 17 58% Cukup 3 70-79 6 21% Kurang 4 60-69 0 0% Sangat Kurang 5 0-59
Rata-rata
73,39
Diagram Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus I 0% 0% 21%
21%
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang
58%
Diagram III: Minat Belajar Sejarah Siswa e. Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I Prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta diukur berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan ganda dan soal essay yang dilakukan setelah penerapan model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Student Teams Achievement Division (STAD pada siklus pertama. Prestasi belajar sejarah siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 28: Prestasi Belajar Sejarah Siswa Nama Siswa 1 ABW 2 ASPP 3 AIZ 4 AAP 5 AM 6 APS 7 AP 8 AR 9 AADS 10 AW 11 AA 12 BAA 13 DP 14 DZ 15 DIH 16 DK 17 DR 18 DHCN 19 DAA 20 DK 21 DJNA 22 ENA 23 ES 24 FM 25 FYKK 26 FF 27 FS 28 GSP 29 HRD Jumlah Persentase Tertinggi Terendah Rata-rata
No
Nilai 82 78 76 76 80 76 76 76 82 74 72 70 76 64 66 80 78 80 78 64 82 78 80 76 78 72 80 72 74 2196
Ketuntasan Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 20 9 68,97% 31,03%
ST
T √
Kriteria C
K
SK
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
0 0%
8 27,58%
√ √ 18 62,06%
3 10,34%
0 0%
82 64 75,72
Berdasarkan tabel 28 di atas, prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus pertama menunjukkan bahwa siswa yang nilainya mencapai KKM berjumlah 20 orang atau 68,96%, sedangkan siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 9 orang atau 31,03%. Rata-rata nilai siswa adalah 75,72 dengan nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 64. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A sudah cukup baik, tetapi masih terdapat siswa yang memperoleh prestasi rendah. Adapun hasil uji kategorisasi berdasarkan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus pertama ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 29: Skala Prestasi Belajar Tingkat Penguasaan 90% - 100% 80% - 89% 70% - 79% 60% - 69% 0% - 59%
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang
Tabel 30: Persentase Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I F Frek. Relatif % Kriteria No Prestasi Belajar 0 0 Sangat Tinggi 1 90-100 8 0 Tinggi 2 80-89 18 12% Cukup 3 70-79 3 41% Kurang 4 60-69 Sangat 5 0-59 0 47% Kurang
Rata-rata
59,78
Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I 10% 0% 0% Sangat Tinggi 28%
Tinggi Cukup Kurang
62%
Diagram IV: Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
f. Refleksi Siklus I Refleksi siklus pertama dilakukan terhadap proses pembelajaran, hasil observasi, minat dan prestasi belajar sejarah siswa berupa hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pada siklus pertama. Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus pertama berjalan dengan baik dan lancar. Namun, terdapat beberapa hambatan seperti siswa ribut di dalam kelas, terlihat malas saat diskusi, main handphone, dan manajemen waktu. Dalam manajemen waktu, biasanya sebelum masuk di ruangan siswa bersama peneliti menunggu kelas lain selesai baru masuk ruangan, hal tersebut menjadi hambatan dalam hal penggunaan waktu secara efektif dan efisien. Pada saat diskusi, masih terdapat siswa yang kurang aktif selama berdinamika di dalam kelompok, sehingga merasa bahwa ada teman lain yang akan mengerjakan serta menyelesaikan tugas di dalam kelompok. Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa. Dari hasil refleksi, peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus pertama, penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) mampu menunjukkan peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa, namun hasil yang diperoleh belum maksimal. Secara umum hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
1) Siswa masih pasif di dalam kelompok terutama dalam mengemukakan pendapat. 2) Siswa masih tergantung dengan teman lain di dalam kelompok dalam mengerjakan tugas kelompoknya. 3) Siswa masih menganggap sepele tugas kelompok yang diberikan. Dari hasil refleksi di atas, peneliti tetap berinisiatif untuk melakukan perubahan terhadap minat dan prestasi belajar sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), harapannya dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus pertama. 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Penelitian siklus kedua didasarkan oleh hasil refleksi siklus pertama. Siklus kedua dilaksanakan sebanyak satu kali, yaitu pada tanggal 10 Mei 2016, jumlah siswa yang hadir 31 orang. Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama yakni tahap perencanaan, tindakan, observasi
dan
refleksi.
Tahap-tahap
pelaksanaan
siklus
kedua
dengan
menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) akan diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan Siklus II Berdasarkan hasil identifikasi pada siklus pertama, kemudian diadakan tindakan berikutnya yaitu siklus kedua. Hal-hal yang dipersiapkan pada siklus kedua hampir sama dengan siklus pertama yakni menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lihat lampiran), materi pembelajaran, dan media pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Selain
mempersiapkan
perangkat
pembelajaran,
peneliti
juga
mempersiapkan instrumen observasi kegiatan belajar peserta didik selama proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Untuk mengobservasi kegiatan belajar siswa, peneliti dibantu teman. b. Tindakan Siklus II Tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua sama dengan tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama. Namun, pelaksanaan tindakan siklus kedua ini hanya satu kali pertemuan dikarenakan pada hari mata pelajaran sejarah ada kegiatan peserta didik yang diadakan di luar sekolah, dan juga Ujian Akhir Semester terjadi perubahan, sehingga tidak ada waktu untuk melaksanakan tindakan siklus kedua ini sebanyak dua kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan siklus kedua ini pada hari Selasa, 10 Mei 2016 pukul 14.00-15.30 WIB. Materi pembelajaran pada tindakan siklus kedua adalah tentang Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan perkembangan budaya Islam, dan Proses Integrasi. Pelaksanaan tindakan siklus kedua, peneliti menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, mengecek kebersihan kelas, mengecek kehadiran siswa. Pada tindakan siklus kedua ini, terdapat 1 siswa tidak hadir. Selanjutnya, peneliti melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan berkaitan materi yang telah dipelajari sebelumnya, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan secara singkat materi pada tindakan siklus pertama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Setelah menjelaskan materi pembelajaran secara garis besar, peneliti membagi siswa dalam kelompok, tugas kelompok ditayangkan melalui slide powerpoint serta setiap kelompok mendapatkan tugas yang harus didiskusikan dalam kelompok masing-masing. Setelah diskusi dalam kelompok, masingmasing kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian. Selama proses pembelajaran berlangsung terutama di dalam kelompok masing-masing, siswa terlihat aktif untuk mengerjakan tugas kelompok. Siswa di dalam kelompok saling mengungkapkan pendapat untuk menjawab pertanyaan yang menjadi tanggung jawab bersama dalam kelompok. Pada bagian penutup, peneliti meminta siswa menarik kesimpulan serta menemukan nilai-nilai yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung, baik yang berkaitan dengan materi pembelajaran
maupun
pada
kegiatan
diskusi.
Setelah
beberapa
siswa
menyimpulkan dan menemukan nilai-nilai, peneliti memberikan penguatan atas kesimpulan dan nilai-nilai yang telah siswa sampaikan. c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa Observasi kegiatan belajar sejarah siswa dilakukan oleh teman peneliti. Hasil observasi kegiatan belajar sejarah siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus pertama sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Tabel 31: Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II On task No Aspek yang diamati 1 Memperhatikan guru Siswa mencatat hal-hal penting pada saat 2 pembelajaran sejarah berlangsung 3 Siswa mengajukan pertanyaan 4 Siswa menjawab pertanyaan 5 Siswa bekerja sama dalam kelompok 6 Siswa aktif mengikuti diskusi 7 Mengambil giliran 8 Siswa mengemukakan pendapat Siswa memperhatikan teman yang 9 presentasi 10 Siswa menyelesaikan tugas
Jumlah 29
Persentase 96,66%
13
43,33%
9 8 29 29 17 11
30% 26,66% 96,66% 96,66% 56,66% 36,66%
28
93,33%
29
96,66%
Jumlah 0 2 0 0 1
Persentase 0% 6,66% 0% 0% 3,33%
Off task No 1 2 3 4 5
Aspek yang diamati Siswa tidak memperhatikan pembelajaran Siswa main handphone Siswa ribut di dalam kelas Siswa keluar masuk kelas Siswa tidur di dalam kelas
Tabel 31 di atas menunjukkan hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa selama pembelajaran sejarah berlangsung. Pada siklus kedua, terdapat 29 siswa atau 96,66% memperhatikan guru, 13 orang atau 43,33% mencatat hal-hal penting, 9 orang atau 30% mengajukan pertanyaan, 8 orang atau 26,66 menjawab pertanyaan, 29 orang atau 96,66% bekerja sama dalam kelompok, 29 orang atau 96,66% aktif mengikuti diskusi, 17 orang atau 56,66% mengambil giliran, 11 oarng atau 36,66% mengemukakan pendapat, 28 orang atau 93,33% siswa memperhatikan teman yang presentasi, dan 29 orang atau 96,66% menyelesaikan tugas. Dari observasi tersebut menunjukkan kegiatan belajar siswa yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
menonjol adalah siswa memperhatikan guru, bekerja sama dalam kelompok, aktif mengikuti diskusi, menyelesaikan tugas, memperhatikan teman yang presentasi, dan aspek yang diamati lainnya juga mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kegiatan belajar siswa pada pra penelitian dan siklus pertama. Peningkatan tersebut kemungkinan disebabkan oleh siswa semakin sadar betapa pentingnya belajar sejarah, dan juga perubahan-perubahan cara mengajar berdasarkan refleksi dari siklus pertama. Di sisi lain, 2 orang atau 6,66% main handphone, dan 1 orang atau 3,33% tidur di dalam kelas. Sementara siswa tidak memperhatikan pembelajaran, ribut di dalam kelas, dan keluar masuk kelas mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut disebabkan oleh keinginan siswa untuk mengikuti pembelajaran sejarah dengan sungguh-sungguh. Selain itu, juga disebabkan oleh perubahan cara mengajar sebagai wujud perbaikan pada siklus kedua. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan belajar sejarah siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa pada siklus kedua siswa aktif mengikuti pembelajaran sejarah, baik pada saat peneliti bertanya, maupun pada saat berdinamika dalam kelompok. Siswa juga aktif bertanya serta mengungkapkan pendapat terutama pada kelompok yang presentasi. Jadi, kegiatan belajar siswa di dalam kelas sangat menunjang ketercapaian peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus kedua ini. d. Minat Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II Pada siklus kedua, peneliti mengevaluasi minat belajar sejarah siswa dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
peningkatan antara minat belajar sejarah siswa pada siklus pertama dengan minat belajar sejarah pada siklus kedua menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Minat belajar sejarah siswa pada siklus kedua dapat dilihat pada tebel berikut: Tabel 32: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II Nama No Nilai ST T C K Siswa 1 ABW √ 85,5 2 ASPP √ 82,5 3 AIZ √ 76,5 4 AAP √ 91,5 5 AM √ 76,5 6 APS √ 93,5 7 AP √ 75 8 AR √ 71,5 9 AADS √ 71 10 AW √ 82 11 AA √ 74 12 BAA √ 83,5 13 DP √ 81 14 DZ √ 82 15 DIH √ 82,5 16 DK √ 68,5 17 DR √ 71,5 18 DHCN √ 80,5 19 DAA √ 84,5 20 DK √ 84 21 DJNA √ 81 22 ENA √ 81 23 ES √ 83 24 FM √ 82 25 FYKK √ 80,5 26 FF √ 82 27 FS √ 82,5 28 GSP √ 80 29 HRD √ 73 Jumlah 2322,5 2 18 8 1 Persentase 7% 62,00% 28,00% 3,00% Tertinggi 93,5 Terendah 71 Rata-rata 80,08
SK
0 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Berdasarkan tabel 32 di atas, menunjukkan bahwa minat belajar sejarah peserta didik pada siklus kedua berada pada kategori sangat tinggi adalah 2 atau 7%, kategori tinggi 18 atau 62%, kategori cukup 8 atau 28%, kategori kurang 1 atau 3%, dan kategori sangat kurang 0 atau 0%, dengan nilai rata-rata 80,08. Untuk lebih jelas, akan diuraikan pada tabel berikut: Tabel 33: Skala Minat Tingkat Minat 90% - 100% 80% - 89% 70% - 79% 60% - 69% 0% - 59%
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang
Tabel 34: Persentase Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II No Minat Belajar F Frek. Relatif % Kriteria 2 7% Sangat Tinggi 1 90-100 18 62% Tinggi 2 80-89 8 28% Cukup 3 70-79 1 3% Kurang 4 60-69 Sangat Kurang 0-59 0 0% 5
Rata-rata
80,08
Diagram Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II 3% 0% 7% Sangat Tinggi 28%
Tinggi Cukup Kurang 62%
Sangat Kurang
Diagram V: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
e. Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II Prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta diukur berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan ganda dan soal essay yang dilakukan setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD pada siklus kedua. Prestasi belajar sejarah siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 35: Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II Nama Siswa 1 ABW 2 ASPP 3 AIZ 4 AAP 5 AM 6 APS 7 AP 8 AR 9 AADS 10 AW 11 AA 12 BAA 13 DP 14 DZ 15 DIH 16 DK 17 DR 18 DHCN 19 DAA 20 DK 21 DJNA 22 ENA 23 ES 24 FM 25 FYKK 26 FF 27 FS 28 GSP 29 HRD Jumlah Persentase Tertinggi Terendah Rata-rata
No
Nilai 94 92 78 86 94 74 86 78 84 78 88 80 88 70 88 86 80 82 86 72 88 86 76 88 90 80 80 72 80 2404 94 70 82,89
Ketuntasan Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 25 4 86,21% 13,79%
ST
T
C
K
SK
0 0%
0 0%
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4 13,80%
√ 17 58,62%
8 27,58%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Berdasarkan tabel 35 di atas, prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus kedua menunjukkan bahwa siswa yang nilainya mencapai KKM berjumlah 25 orang atau 86,206%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 4 orang atau 13,793%. Ratarata nilai peserta didik adalah 82,8966 dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A sudah baik, di mana prestasi belajar sejarah siswa pada siklus kedua terjadi peningkatan bila dibandingkan dari hasil prestasi siklus pertama. Adapun hasil uji kategorisasi berdasarkan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus kedua ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 36: Skala Prestasi Belajar Tingkat Penguasaan 90% - 100% 80% - 89% 70% - 79% 60% - 69% 0% - 59%
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang
Tabel 37: Persentase Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5
Prestasi Belajar 90-100 80-89 70-79 60-69 0-59
F 4 17 8 0 0
Frek. Relatif % 14% 59% 27% 0 0
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang
Rata-rata
82,89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II 0% 0% 14% Sangat Tinggi
27%
Tinggi Cukup Kurang Sangat Kurang 59%
Diagram VI: Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II f. Refleksi Siklus II Pada siklus kedua juga dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, hasil observasi, minat dan prestasi belajar sejarah siswa berupa hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pada siklus kedua. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berjalan dengan lancar serta mendapatkan hasil yang baik. Namun, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) tidak lepas dari kekurangan-kekurangan. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan pemahaman, minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus kedua. Selama pembelajaran berlangsung
siswa
aktif
bertanya,
menjawab
pertanyaan,
diskusi,
dan
menyelesaikan tugas. Berikut, akan disajikan hasil wawancara peneliti kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
beberapa siswa berkaitan pelaksanaan pembelaajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) antara lain: Tabel 38: Hasil Wawancara Kepada Siswa Berdasarkan Pelaksanaan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) No Uraian Komentar Bagaimana pendapat Anda mengenai model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang telah dilaksanakan?
Dapat mempererat kerja sama dan saling berpendapat tentang apa yang sudah diketahui dan juga dari sumber lain.
2
Apakah Anda memahami materi yang diberikan?
Saya cukup memahami karena tidak hanya dijelaskan tetapi juga diberi tugas.
3
Apakah Anda senang belajar dalam kelompok?
Ya. Saya senang karena lebih tahu karakter antar teman.
Apakah Anda aktif selama pembelajaran sejarah berlangsung?
Ya. Menurut saya cukup aktif karena ikut berpartisipasi dalam memberikan jawaban juga ikut presentasi.
5
Apakah Anda aktif selama diskusi?
Ya, cukup aktif karena itu merupakan tugas untuk diselesaikan secara diskusi juga dibutuhkan partisipasi antar peserta.
6
Apakah Anda senang terhadap mata pelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)?
Ya. Saya senang karena juga dituntut untuk kerja sama dalam kelompok.
Apakah Anda senang ketika teman-teman mempresentasikan hasil diskusi?
Ya. Saya senang karena saya juga tidak hanya dituntut untuk tahu tetapi juga dituntut untuk menghargai teman yang presentasi.
1
4
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
8
Bagaimana tanggapan Anda sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)?
Sebelumnya saya kurang bekerja sama, tetapi setelahnya saya mampu bekerja sama dan mengungkapkan pendapat.
Dari hasil wawancara kepada siswa tersebut, siswa lebih memahami pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Selain itu, kerja sama dan saling menghargai antar siswa dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
B. Komparasi Kegiatan Belajar, Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta 1. Komparasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Untuk melihat kegiatan belajar sejarah siswa sebelum dan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), peneliti melakukan analisis komparatif terhadap kegiatan belajar sejarah siswa. Hasil analisis komparatif kegiatan belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dapat dilihat melalui tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
a. Hasil Komparatif Kegiatan Belajar Sejarah Siswa antara Pra Siklus dengan Siklus I Tabel 39: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa antara Pra Siklus dengan Siklus I Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (On task) Kegiatan Selisih Keterangan No Aspek yang diamati PP Skl I J % N T Te 1 Memperhatikan guru 27 26 1 3,12% √ Siswa mencatat hal-hal penting 2 pada saat pembelajaran sejarah 7 5 2 6,25 √ berlangsung 3 Siswa mengajukan pertanyaan 3 2 1 3,12% √ Siswa menjawab pertanyaan 4 2 3 1 3,12% √ Siswa bekerja sama dalam 5 23 29 6 18,75% √ kelompok 6 Siswa aktif mengikuti diskusi 19 24 5 15,62% √ 7 Mengambil giliran 12 10 2 6,25% √ 8 Siswa mengemukakan pendapat 8 5 3 9,37% √ Siswa memperhatikan teman 9 26 25 1 3,12% √ yang presentasi 10 Siswa menyelesaikan tugas 29 29 0 0% √ Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (Off task) Kegiatan Selisih Keterangan No Aspek yang diamati PP Skl I J % N T Te Siswa tidak memperhatikan 1 5 3 2 6,25% √ pembelajaran 2 Siswa main handphone 3 5 2 6,25% √ 3 Siswa ribut di dalam kelas 7 7 0 0% √ 4 Siswa keluar masuk kelas 4 4 0 0% √ 5 Siswa tidur di dalam kelas 2 4 2 6,25% √ Keterangan: PP : Pra Penelitian SKLI : Siklus I J : Jumlah % : Persentase N : Naik T : Turun Te : Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Berdasarkan tabel 39 di atas, menunjukkan hasil komparasi kegiatan belajar sejarah siswa antara pra siklus dengan siklus pertama dari on task, menunjukkan bahwa terjadi penurunan dalam hal siswa memperhatikan guru, mencatat
hal-hal
penting,
mengajukan
pertanyaan,
mengambil
giliran,
mengemukakan pendapat, memperhatikan teman yang presentasi, sedangkan dalam hal menjawab pertanyaan, bekerja sama dalam kelompok, aktif mengikuti diskusi, dan menyelesaikan tugas menunjukkan peningkatan. Sementara hasil komparasi kegiatan belajar sejarah siswa antara pra siklus dengan siklus pertama dari off task menunjukkan bahwa terjadi penurunan dalam hal siswa tidak memperhatikan pembelajaran, sedangkan dalam hal main handphone, ribut di dalam kelas, keluar masuk kelas, dan tidur di dalam kelas menunjukkan peningkatan. Dari hasil komparasi kegiatan belajar siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa antara pra siklus dengan siklus pertama terjadi peningkatan dalam hal positif dan penurunan dalam hal negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
b. Hasil Komparatif Kegiatan Belajar Sejarah Siswa antara Siklus I dengan Siklus II Tabel 40: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (On task) Kegiatan Selisih Keterangan No Aspek yang diamati Skl Skl J % N T Te I II 1 Memperhatikan guru 26 29 3 9,37% √ Siswa mencatat hal-hal penting 2 pada saat pembelajaran sejarah 5 13 8 25% √ berlangsung 3 Siswa mengajukan pertanyaan 2 9 7 21,87% √ 4 Siswa menjawab pertanyaan 3 8 5 15,62% √ Siswa bekerja sama dalam 5 29 29 0 0,00% √ kelompok 6 Siswa aktif mengikuti diskusi 24 29 5 15,62% √ 7 Mengambil giliran 10 17 7 21,87% √ Siswa mengemukakan 8 5 11 6 18,75% √ pendapat Siswa memperhatikan teman 9 25 28 3 9,37% √ yang presentasi 10 Siswa menyelesaikan tugas 29 29 0 0% √ Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (Off task) Kegiatan Selisih Keterangan No Aspek yang diamati Skl I Skl II J % N T Te Siswa tidak memperhatikan 1 3 0 3 9,37% √ pembelajaran 2 Siswa main handphone 5 2 3 9,37% √ 3 Siswa ribut di dalam kelas 7 0 7 22% √ 4 Siswa keluar masuk kelas 4 0 4 13% √ 5 Siswa tidur di dalam kelas 4 1 3 9,37% √ Keterangan: SKLI : Siklus I SKLII : Siklus II J : Jumlah % : Persentase N : Naik T : Turun Te : Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Tabel 40 di atas merupakan hasil komparasi kegiatan belajar sejarah siswa antara siklus pertama dengan siklus kedua. On task menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dalam hal siswa memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting pada saat pembelajaran berlangsung, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, bekerja sama dalam kelompok, aktif mengikuti diskusi, mengambil giliran, mengemukakan
pendapat,
memperhatikan
teman
yang
presentasi,
dan
menyelesaikan tugas. Sementara off task menunjukkan bahwa terjadi penurunan dalam hal siswa tidak memperhatikan pembelajaran, main handphone, ribut di dalam kelas, keluar masuk kelas, dan tidur di dalam kelas. Berdasarkan hasil komparasi antara siklus pertama dengan siklus kedua dalam hal on task menunjukkan peningkatan dan off task menunjukkan penurunan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peningkatan dalam hal on task dan penurunan dalam hal off task yang terjadi pada siklus kedua sangat menunjang terwujudnya peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus kedua. 2. Komparasi Minat Belajar Sejarah Siswa Untuk melihat peningkatan minat belajar sejarah siswa sebelum dan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), peneliti melakukan analisis komparasi terhadap minat belajar sejarah siswa. Hasil analisis komparasi minat belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dapat dilihat melalui tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
a. Hasil Komparatif Minat Belajar Siswa antara Pra Siklus dengan Siklus I Tabel 41: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara Pra Siklus dengan Siklus I Minat Selisih Keterangan Nama No Siswa PP Sik I J % N T Te 1 ABW 62,5 81,5 19 19% √ 2 ASPP 62,5 82,5 20 20% √ 3 AIZ 68 74 6 6% √ 4 AAP 56 69,5 13,5 13,5% √ 5 AM 63 74,5 11,5 11,5% √ 6 APS 64 82 18 18% √ 7 AP 65,5 72 6,5 6,5% √ 8 AR 61 71,5 10,5 10,5% √ 9 AADS 64 69,5 5,5 5,5% √ 10 AW 66 66,5 0,5 0,5% √ 11 AA 65,5 72,5 7 7% √ 12 BAA 63,5 82,5 19 19% √ 13 DP 72,5 76,5 4 4% √ 14 DZ 71,5 74 2,5 2,5% √ 15 DIH 70 73,5 3,5 3,5% √ 16 DK 55 67,5 12,5 12,5% √ 17 DR 66,5 68,5 2 2 √ 18 DHCN 63 77,5 14,5 15% √ 19 DAA 80,5 82,5 2 2% √ 20 DK 53,5 74,5 21 21% √ 21 DJNA 56,5 60,5 4 4% √ 22 ENA 65,5 77,5 12 12% √ 23 ES 69,5 72,5 3 3% √ 24 FM 58,5 60 1,5 1,5% √ 25 FYKK 60 66,5 6,5 6,5% √ 26 FF 66 71 5 5% √ 27 FS 60 80 20 20% √ 28 GSP 63 78,5 15,5 15,5% √ 29 HRD 66 71,5 5,5 5,5% √ Jumlah 1859 2131 100 Persentase 100% Rata-rata 64,10 73,48 Tertinggi 80,5 82,5 Terendah 60 53,5 Keterangan: PP : Pra Penelitian SikI : Siklus I J : Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
% N T Te
: Persentase : Naik : Turun : Tetap Berdasarkan tabel 41 di atas, menunjukkan bahwa minat belajar siswa
antara pra penelitian dengan siklus pertama mengalami peningkatan baik secara keseluruhan maupun secara perorangan. b. Hasil Komparatif Minat Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II Tabel 42: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II Minat Selisih Keterangan Nama No Siswa Sik I Sik II J % N T Te 1 ABW 81,5 85,5 4 4% √ 2 ASPP 82,5 82,5 0 0% √ 3 AIZ 74 76,5 2,5 2,5% √ 4 AAP 69,5 91,5 22 22% √ 5 AM 74,5 76,5 2 2% √ 6 APS 82 93,5 11,5 11,5% √ 7 AP 72 75 3 3% √ 8 AR 71,5 71,5 0 0% √ 9 AADS 69,5 71 1,5 1,5% √ 10 AW 66,5 82 15,5 15,5% √ 11 AA 72,5 74 1,5 1,5% √ 12 BAA 82,5 83,5 1 1% √ 13 DP 76,5 81 4,5 4,5% √ 14 DZ 74 82 8 8% √ 15 DIH 73,5 82,5 9 9% √ 16 DK 67,5 68,5 1 1% √ 17 DR 68,5 71,5 3 3% √ 18 DHCN 77,5 80,5 3 3% √ 19 DAA 82,5 84,5 2 2% √ 20 DK 74,5 84 9,5 9,5% √ 21 DJNA 60,5 81 20,5 20,5% √ 22 ENA 77,5 81 3,5 3,5% √ 23 ES 72,5 83 10,5 10,5% √ 24 FM 60 82 22 22% √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
25 26 27 28 29
FYKK FF FS GSP HRD Jumlah Persentase Rata-rata Tertinggi Terendah
66,5 71 80 78,5 71,5 2131
80,5 82 82,5 80 73 2322,5
73,48 82,5 60
80,08 93,5 71
14 11 2,5 1,5 1,5
14% 11% 2,5% 1,5% 1,5%
√ √ √ √ √ 27 93,10
0 2 0% 6,90%
Keterangan: SikI : Siklus I SikII : Siklus II J : Jumlah % : Persentase N : Naik T : Turun Te : Tetap Tabel 42 di atas, menunjukkan bahwa antara siklus pertama dengan siklus kedua dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), minat belajar sejarah siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan. Namun, jika dilihat secara perorangan minat belajar sejarah siswa mengalami peningkatan juga terdapat siswa yang minatnya cenderung tetap. Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat belajar sejarah siswa selama penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) mengalami peningkatan baik secara keseluruhan maupun secara perorangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Tabel 43: Perbandingan Minat Belajar Sejarah Siswa Skala Minat
Kriteria
2
90100 80-89
Sangat Tinggi Tinggi
3
70-79
4
60-69
No 1
5
Kondisi Awal Rataf % rata
Siklus I f
%
Siklus II Ratarata
f
%
0
0%
0
0%
2
7%
1
4%
6
21%
18
62%
Cukup
4
10%
17
58%
8
28%
Kurang Sangat 0-59 Kurang Jumlah
19
69%
6
21%
1
3%
5
5%
0
0%
0
0%
29
100%
29
100%
29
100%
64,10
73,48
Ratarata
80,08
Grafik Minat Belajar Siswa 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
19
18
17
Kondisi Awal 8 6
Siklus I
6
5
4 2 0 Sangat Tinggi 100
1
1
Tinggi
Cukup
Kurang
0 Sangat Kurang
89
79
69
59
Siklus II
Grafik I: Data Perbandingan Minat Belajar Siswa Keadaan Awal, Siklus I, dan Siklus II 3. Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Untuk melihat peningkatan prestasi belajar sejarah siswa sebelum dan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), peneliti melakukan analisis komparasi terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Hasil analisis komparasi prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dapat dilihat melalui tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
a. Hasil Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Pra Penelitian dengan Siklus I Tabel 44: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Pra Penelitian dengan Siklus I Prestasi Selisih Keterangan Nama No Siswa PP SikI J % N T Te 1 ABW 79 82 3 3,00% √ 2 ASPP 54 78 24 24,00% √ 3 AIZ 64 76 12 12,00% √ 4 AAP 64 76 12 12,00% √ 5 AM 72 80 8 8,00% √ 6 APS 59 76 17 17,00% √ 7 AP 45 76 31 31,00% √ 8 AR 59 76 17 17,00% √ 9 AADS 53 82 29 29,00% √ 10 AW 63 74 11 11,00% √ 11 AA 48 72 24 24,00% √ 12 BAA 60 70 10 10,00% √ 13 DP 65 76 11 11,00% √ 14 DZ 51 64 13 13,00% √ 15 DIH 70 66 4 4,00% √ 16 DK 64 80 16 16,00% √ 17 DR 51 78 27 27% √ 18 DHCN 66 80 14 14% √ 19 DAA 65 78 13 13% √ 20 DK 60 64 4 4,00% √ 21 DJNA 64 82 18 18,00% √ 22 ENA 61 78 17 17,00% √ 23 ES 77 80 3 3,00% √ 24 FM 60 76 16 16,00% √ 25 FYKK 59 78 19 19,00% √ 26 FF 56 72 16 16,00% √ 27 FS 53 80 27 27,00% √ 28 GSP 54 72 18 18,00% √ 29 HRD 43 74 31 31,00% √ Jumlah 1739 2196 28 1 Persentase 96,55% 3,45% Rata-rata 59,97 75,72 Tertinggi 79 82 Terendah 43 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
b. Hasil Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II Tabel 45: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II Prestasi Selisih Keterangan Nama No Siswa SikI SikII J % N T Te 1 ABW 82 94 12 12,00% √ 2 ASPP 78 92 14 14,00% √ 3 AIZ 76 78 2 2,00% √ 4 AAP 76 86 10 10,00% √ 5 AM 80 94 14 14,00% √ 6 APS 76 74 2 2,00% √ 7 AP 76 86 10 10,00% √ 8 AR 76 78 2 2,00% √ 9 AADS 82 84 2 2,00% √ 10 AW 74 78 4 4,00% √ 11 AA 72 88 16 16,00% √ 12 BAA 70 80 10 10,00% √ 13 DP 76 88 12 12,00% √ 14 DZ 64 70 6 6,00% √ 15 DIH 66 88 22 22,00% √ 16 DK 80 86 6 6,00% √ 17 DR 78 80 2 2% √ 18 DHCN 80 82 2 2% √ 19 DAA 78 86 8 8% √ 20 DK 64 72 8 8,00% √ 21 DJNA 82 88 6 6,00% √ 22 ENA 78 86 8 8,00% √ 23 ES 80 76 4 4,00% √ 24 FM 76 88 12 12,00% √ 25 FYKK 78 90 12 12,00% √ 26 FF 72 80 8 8,00% √ 27 FS 80 80 0 0,00% √ 28 GSP 72 72 0 0,00% √ 29 HRD 74 80 6 6,00% √ Jumlah 2196 2404 25 2 2 Persentase 86,20% 6,89% 6,89% Rata-rata 75,72 82,89 Tertinggi 82 94 Terendah 64 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Berdasarkan hasil analisis komparasi yang tertera di atas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Pada pra penelitian menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah 59,97 dengan nilai tertinggi 79, dan nilai terendah 43. Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 6,89%, dan siswa yang nilainya masih di bawah KKM adalah 93,10%. Setelah
penerapan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus pertama terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa adalah 75,72 dengan nilai tertinggi 82, dan nilai terendah 64. Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 65,51%, dan siswa yang nilainya masih di bawah KKM adalah 34,48%. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus kedua, juga terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa, nilai rata-rata siswa adalah 82,89 dengan nilai tertinggi 94, dan nilai terendah 70. Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 86,20%, dan siswa yang nilainya masih di bawah KKM adalah 13,79%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada pelajaran sejarah, dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dapat dilihat melalui tebel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Tabel 46: Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta Keterangan Pra Penelitian Siklus I Siklus II 58,78 75,72 82,89 Rata-rata 79 82 94 Nilai tertinggi 43 64 70 Nilai terendah 6,25% 68,96% 86,20% Tuntas 93,75% 31,03% 13,79% Tidak tuntas
Berdasarkan analisis komparasi prestasi belajar sejarah siswa secara individu menunjukkan bahwa setelah menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus pertama dan siklus kedua nilai yang diperoleh mengalami peningkatan dan penurunan. Secara lebih rinci peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dari data awal sampai siklus kedua dapat dilihat melalui tabel berikut: Tabel 47: Perbandingan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I dan Siklus II No
Skala Prestasi
1
90-100
2
80-89
Sangat Tinggi Tinggi
3
70-79
4
60-69
5
0-59 Jumlah
Kriteria
Kondisi Awal Rataf % rata
Siklus I f
%
Siklus II Ratarata
f
%
0
0
0
0
4
14%
0
0
8
28%
17
59%
Cukup
4
14%
18
62%
8
27%
Kurang Sangat Kurang
12
41%
3
10%
0
0
13
45%
0
0
0
0
29
100%
29
100%
29
100%
59,97
75,72
Ratarata
82,90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Grafik Prestasi Belajar Siswa 35 30
8
25
17
18
20 15 10 5 0
Siklus II
0 3 12
13 0
8
Siklus I
Kondisi Awal
4 0 Sangat Tinggi
4 0 Tinggi
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
90-100
80-89
70-79
60-69
0-59
Grafik II: Data Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Keadaan Awal, Siklus I, dan Siklus II Berdasarkan tabel 47 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan dari rata-rata keadaan awal 59,97 pada siklus pertama meningkat menjadi 75,72 dan pada siklus kedua meningkat menjadi 82,89. Pada keadaan awal dan siklus pertama kategori sangat tinggi adalah 0 atau 0%, tetapi pada siklus kedua meningkat menjadi 4 atau 14%. Pada kategori tinggi, keadaan awal adalah 0 atau 0%, tetapi pada siklus pertama meningkat menjadi 8 atau 28% dan pada siklus kedua meningkat menjadi 17 atau 59%. Pada kategori cukup, keadaan awal adalah 4 atau 14%, siklus pertama 18 atau 62%, dan siklus kedua 8 atau 27%. Pada kategori kurang, keadaan awal adalah 12 atau 41%, siklus pertama 3 atau 10%, dan siklus kedua 0 atau 0%. Pada kategori sangat kurang, keadaan awal adalah 13 atau 45%, siklus pertama 0 atau 0%, dan siklus kedua 0 atau 0%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Pembahasan 1. Minat Belajar Siswa Minat belajar siswa dapat dilihat melalui peningkatan kegiatan belajar selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua dalam hal positif terutama siswa yang memperhatikan guru, mencatat, bertanya, menjawab pertanyaan, aktif, mengambil giliran, mengemukakan pendapat. Sementara dalam hal negatif terjadi penurunan terutama siswa tidak memperhatikan pembelajaran, ribut di dalam kelas, dan keluar masuk kelas. Peningkatan kegiatan belajar siswa tersebut sangat mempengaruhi minat belajar sejarah siswa karena kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung merupakan wujud minat belajar siswa itu sendiri. Pada pra penelitian nilai rata-rata minat belajar siswa adalah 64,10, sedangkan pada siklus pertama menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) meningkat menjadi 73,48. Pada siklus kedua rata-rata minat belajar siswa meningkat menjadi 80,08. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa. Terjadinya peningkatan minat tersebut karena siswa sudah paham terhadap langkah-langkah pembelajaran sehingga siswa banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
bertanya, aktif dalam diskusi, mengemukakan pendapat, mengambil giliran, dan menyelesaikan tugas. Selain itu, siswa juga tertib di dalam kelas, tidak keluar masuk kelas, tidak ribut di dalam kelas. Menurut Rosyidah, timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu minat yang berasal dari pembawaan dan minat yang timbul dari luar.55 Peningkatan minat yang terjadi pada siklus kedua dapat disebabkan oleh faktor dari dalam siswa dan dari luar diri siswa. Hal tersebut disebabkan oleh rangsangan yang terjadi dalam diri siswa dan luar diri siswa. Faktor pendorong peningkatan minat belajar dalam diri siswa tersebut disebabkan oleh keinginan belajar yang terdapat dalam dirinya untuk aktif mengikuti pembelajaran. Sementara faktor pendorong di luar diri siswa tersebut disebabkan oleh cara mengajar yang tidak monoton, dan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang mengutamakan kerja sama antara siswa, sehingga dengan terjalinnya kerja sama yang baik antara siswa yang satu dengan siswa lainnya dapat merangsang keinginan untuk belajar dan dapat meningkatkan minat belajar siswa tersebut. 2. Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pada pra penelitian nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 59,97 meningkat menjadi 75,72 pada siklus pertama. Sementara pada siklus kedua terjadi peningkatan yaitu 82,90. Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut dapat dipengaruhi oleh peningkatan kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan
55
Ahmad Susanto, op.cit. hlm. 60.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
juga peningkatan minat belajar siswa. Peningkatan kegiatan belajar dan minat belajar siswa sangat menunjang meningkatnya prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat disebabkan oleh dua faktor yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan berasal dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dapat disebabkan oleh keinginan untuk mendapatkan nilai dengan berbagai usaha baik melalui buku pelajaran maupun bertanya kepada guru. Faktor yang berasal dari luar diri siswa dapat disebabkan oleh dorongan dari orangtua, teman, dan juga model pengajaran guru yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yakni model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Model pembelajaran tersebut mengutamakan keaktifan siswa baik secara perorangan maupun secara kelompok. Model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang diterapkan sesuai dengan langkah-langkahnya dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. Melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) tersebut dapat merangsang kemampuan berpikir siswa melalui diskusi, karena melalui diskusi siswa dapat mengemukakan pendapat, mengambil giliran, bertanya,
menyelesaikan
tugas.
Berdasarkan
penjelasan
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) secara tepat dan benar serta sesuai dengan langkah-langkahnya dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Hal ini dapat ditunjukkan pada keadaan awal skor rata-rata adalah 64,10, pada siklus pertama meningkat menjadi 73,48 atau 9,38%, dan pada siklus kedua meningkat menjadi 80,08 atau 6,6%. 2. Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Hal ini dapat ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar sejarah siswa dan jumlah siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada keadaan awal nilai rata-rata adalah 59,97, pada siklus pertama meningkat menjadi 75,72, dan pada siklus kedua meningkat menjadi 82,89. Berdasarkan jumlah siswa yang memenuhi KKM, pada keadaan awal 2 orang atau 6,25%, meningkat pada siklus I menjadi 20 orang atau 68,97%, dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 25 orang atau 86,21%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan model Student Teams
Achievement
Division
(STAD)
dapat
meningkatkan
kualitas
pembelajaran baik dari segi proses belajar maupun hasil belajar.
B. Saran Adapun saran bagi guru dan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian berikutnya adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Guru perlu mengelola waktu dengan tepat, mengelola kelas secara efektif dan efisien, dan juga perlu memilih model pembelajaran yang tepat pada pembelajaran sejarah dan sesuai dengan kebutuhan siswa. 2. Bagi Peneliti berikutnya Dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai kajian penelitian selanjutnya terhadap model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap variabel yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Daftar Pustaka Sumber Buku: Abdulhak. 2001. Komunikasi Pembelajaran: Pendekatan Konvergensi dalam Peningkatan Kualitas dan Efektivitas Pembelajaran. Bandung: UPI Ahmadi Rulam. 2014. Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua, Balai Pustaka, hlm. 14. Hasan Alwi dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya Lie A. 2002. Cooverativel Learning. Jakarta: Grasindo Muhammad Rahman dan Sofan Amri. 2014. Model Pembelajaran “ARIAS” (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction): Terintegratif Dalam Teori dan Praktik untuk Menunjang Penerapan Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka Mulyati. 2005. Psikologi Belajar, Yogyakarta: Penerbit ANDI Sukardjo M. 2012. Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers
Nana Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Nyayu Khodijah. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Popham W. James dan Baker Eva L. 2008. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Saur Tampubolon. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Pendidik dan Keilmuwan. Jakarta: Erlangga Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Bineka Cipta Suharsimi Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta ------------------------. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media
-----------------------. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara -----------------------. 2015. Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Suparno Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan.Yogyakarta: Kanisius Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
------------------------. 2015. Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sharan S. 2009. Handbook of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran
untuk
Mengacu
Keberhasilan
Siswa
di
Kelas
(diterjemahkan oleh Sigit Prawoto). Yogyakarta: Imperium Tukiran Taniredja H. 2014. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta Widja I.G. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah dalam Perspektif Pendidikan. Semarang: Satya Wacana Wijaya Kusumah. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks Winkel W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Wiyani
N.A.
2014.
Desain
Pembelajaran
Pendidikan:
Tata
Rancang
Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Zaenal Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sumber Internet : Y. R. Subakti, Paradigma PembelajaranSejarah, https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1p ril2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakt i.pdf (diunduh pada hari Senin, 30 November 2015, pukul 15 : 40) Aman, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Aman,%20M.Pd./B-2 5%20 DIMENSI-DIMENSI%20KUALITAS%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH.pdf. (diunduh, pada hari Senin, 14 Desember 2015, pukul 15.54)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Jadwal Penelitian Bulan No
Kegiatan
Maret 1
1
Persiapan
2
Observasi Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan Siklus 2 Analisis Data
3 4 5
2
3
April 4
Mei
Juni
5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Juni 1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS
Satuan Pendidikan
: SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
Kelas
: X (SEPULUH)
Paket Keahlian
: Teknik Pemesinan A
Kompetensi Inti KI-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI-2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI-3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. KI-4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Pembelajaran Teknik
1.1
Memahami nilai-nilai keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan
Bentuk Instrume n
Instrumen
Aloka si Wakt u
Sumber Belajar
Karakte r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Penilaian Kompetensi Dasar
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya 1.2 Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang menciptakan berbagai sumber energi di alam 1.3 Mengamalkan nilai-nilai keimanan sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan 3.1 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik, sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah 4.1 Menyajikan informasi mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis ( diakronik ), sinkronik, ruang
Materi Pokok
Cara Berfikir Kronologis dan Sinkronik dalam mempelajari Sejarah
Cara berfikir kronologis dalam mempelajari sejarah Cara berfikir sinkronik dalam mempelajari sejarah
Indikator
Pembelajaran Teknik
Bentuk Instrume n
Instrumen
3.1.1. Menjelaskan
Mengamati:
Tes
Tes Lisan
Tugas:
pengertian diakronis
Membaca buku teks tentang cara berfikir kronologis, sinkronik, dan konsep ruang
non tes
Tes Tulis
Membuat ringkasan laporan dalam bentuk tulisantentang cara berfikir
dan sinkronis 3.1.2. Menerapkan
penugasan
Aloka si Wakt u
2 jp
Sumber Belajar
Buku Sejarah Indonesia kelas X. Buku-buku lainya Internet (jika tersedia)
Karakte r
Religius Jujur Disiplin Tanggun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Pembelajaran Teknik
dan waktu dalam sejarah
Konsep ruang dan waktu
berpikir diakronis
dan waktu dalam sejarah.
dan sinkronis dalam Menanya:
Bentuk Instrume n
Instrumen
kronologis, sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah.
memahami dan merekonstruksi sejarah yang dipelajari
Menanya dalam kegia tan diskusi untuk mendapatkanpen dalaman pengertian ten tang cara berfikir kronologis, sinkronik, dan konsep ruang dan waktu dalam sejarah. Mengumpulka n data:
3.2 Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
3.3 asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu
Mengumpulkan infor masi terkait dengan pertanyaan mengenai cara berfikir krono logis, sinkronik, kon sep ruang dan waktu dari sumber tertulis, sumber lainnya dan atau internet.
Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan tentang cara berfikir kronologis, sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah. Portofolio: menilai laporanlaporan dan karya peserta didik berkaitan dengan materi cara berfikir kronologis, sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah.
Aloka si Wakt u
Sumber Belajar
Karakte r
g Jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Pembelajaran Teknik
dan Melanesoid)
Mengasosiasi: Menganalisis hasil informasi yang didapat dari sumber tertulis dan atau internet untuk menda patkan kesimpulan tentang cara berfikir kronologis dan sin kronik serta keter kaitan antara cara berfikir kronologis, sin kronik dengan konsep ruang dan waktu dalam sejarah.
3.4 Menganalisis berdasarkan tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat. 4.2 Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan. 4.3 Menyajikan kesimpulankesimpulan dari informasi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid) dalam bentuk tulisan. 4.4 Menalar informasi mengenai hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat dan menyajikannya dalam bentuk tertulis
Mengomunikas ikan: Indonesia Zaman Pra aksara: awal kehi dupan Manusia Indo nesia. Awal kehidupan masyarakat Indonesia Asal-usul nenek Moyang bangsa Indonesia Kebudayaan zaman praaksara
Menyajikan secara tertulis hasil analisis dan kesimpulan ten tang cara berfikir kro nologis dan sinkronik serta keterkaitannya dengan konsep ruang dan waktu
Bentuk Instrume n
Instrumen
Aloka si Wakt u
Sumber Belajar
Tes tertulis: Menilai kemampuan peserta didik dalam memahami dan menerapkan cara berfikir kronologis, sinkronik serta keterkaitannya dengan konsep ruang dan waktu dalam sejarah.
Tugas: Membuat lapo ran dalam ben tuk tulisan me ngenai kehidu pan zaman pra aksara di Indone sia. Observasi: Mengamati kegi atan peserta di dik dalam pro ses mengum pulkan,
Buku Sejarah Indonesia kelas X. Buku-buku lainya Internet (jika tersedia) Gambar aktifitas kehidupan manusia praaksara Gambar hasilhasil peninggalan kebudayaan praaksara Peta penyebaran nenek moyang bangsa Indonesia
Karakte r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Pembelajaran Teknik
Bentuk Instrume n
dalam sejarah.
3.5Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. 3.6 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaankerajaan Hindu-Buddha di Indonesia serta menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini 4.4 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk
3.2.1. Menjelaskan pengertian praaksa ra 3.2.2. Menjelaskan proses alam terjadi nya Kepulauan Indo nesia 3.2.3. Mengiden tifikasi jenis flora dan fauna di Kepu lauan Indonesia 3.2.4. Menganalisis jenis manusia pra-
Instrumen
Sumber Belajar
Karakte r
menganalisis data dan mem buat laporan tentang kehidu pan zaman pra aksara di Indo nesia.
Mengamati:
Portofolio:
Membaca buku teks dan melihat gambar-gambar tentang akti vitas kehidupan ma syarakat zaman pra aksara, peta perse baran asal-usul ne nek moyang bangsa Indonesia dan pe ninggalan hasil kebudayaan pada zaman praaksara.
Menilai laporan-laporan dan kar ya peserta didik berkaitan deng an materi kehi dupan zaman praaksara di Ind onesia. Tes tertulis/lisan: Menilai kemampuan peserta didik dalam memahami dan menganalisis tentang Indonesia pada zaman praaksara.
Menanya: Menanya melalui ke giatan diskusi untuk
Aloka si Wakt u
tes
tes tertulis
8 jp
Religius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
tulisan.
aksara
4.5 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilainilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-Buddha dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.
3.2.5 Menganalisis corak kehidupan masyarakat praaksara 3.3.1 Menjelaskan asal daerah nenek moyang bangsa Indonesia 3.3.2 Menganalisis keterkaitan antara rumpun bangsa Proto, Deutero Melayu dan Melane soid dengan asal usul nenek moyang bangsa
3.7Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia.
Indonesia. 3.4.1 Menganalisis hasilhasil kebuda
Pembelajaran
mendapatkan klari fikasi tentang kehi dupan masyarakat zaman praaksara, persebaran asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia dan peninggalan hasil-hasil kebudayaan pada zaman praaksara. Mengeksplora si: Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan mengenai masyarakat Indonesia zaman praaksara melalui bacaan, pengamatan terhadap sumber-sumber praaksara yang ada di museum atau
Aloka si Wakt u
Sumber Belajar
Karakte r
Teknik
Bentuk Instrume n
non tes
tes lisan
Jujur
penugasan
Disiplin
Instrumen
Tanggun g Jawab
Buku Sejarah Indonesia kelas X. Buku-buku lainya Internet ( jika tersedia) Gambar hasilhasil peninggalan zaman HinduBuddha Peta letak kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Pembelajaran Teknik
yaan batu zaman praaksara 3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaankerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
3.4.2 Menganalisi tradisi megalitik dan
Mengasosiasi: kaitannya dengan kepercaayaan masyarakat
4.7Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
3.4.3Mengidentifika si hasil budaya pra-aksara yang sekarang masih ditemukan di
4.6 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini
peninggalanpeninggalan yang ada di lingkungan terdekat.
lingkungannnya
Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber lain yang terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman praaksara. Mengomunika sikan: Menyajikan secara tertulis hasil analisis dan kesimpulan tentang kehidupan di Indonesia pada zaman
Bentuk Instrume n
Instrumen
Aloka si Wakt u
Sumber Belajar
Karakte r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Pembelajaran Teknik
Bentuk Instrume n
Instrumen
Aloka si Wakt u
Sumber Belajar
praaksara. Indonesia Zaman HinduBuddha: Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal
Teori -teori masuk dan berkembangnya HinduBuddha Kerajaan-kerajaan HinduBuddha di Indonesia Bukti-bukti Kehidupan dan hasil-hasil kebudayaan pengaruh Hindu-Buddha yang masih ada pada saat ini
Mengamati: Membaca buku teks dan melihat gambar-gambar tentang Indonesia pada zaman HinduBuddha. Menanya: Menanya melalui kegiatan diskusi untuk menda patkan klarifikasi tentang kehidu pan masyarakat Indonesia pada zaman HinduBuddha. Mengeksplora si: Mengumpulkan informasi terkait dengan
Buku Sejarah Indonesia kelas X. Buku-buku lainya Internet ( jika tersedia) Gambar hasilhasil peninggalan kerajaan Islam
Karakte r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Pembelajaran Teknik
pertanya an tentang Indo nesia pada za man HinduBuddha melalui bacaan, internet, pengamatan ter hadap sumbersumber sejarah yang ada di mu seum dan atau peninggalanpeninggalan yang ada di lingkungan terdekat Mengasosiasi: Menganalisis infor masi dan data-data yang didapat baik dari bacaan mau pun dari sumber-sumber terkait untuk mendapat kan kesimpulan tentang Indonesia pada zaman HinduBud dha. Mengomunika sikan: Menyajikan dalam bentuk
Bentuk Instrume n
Instrumen
Aloka si Wakt u
Sumber Belajar
Karakte r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
3.5.1. Mengana lisis berbagai
Pembelajaran Teknik
Bentuk Instrume n
tes
tertulis
Tugas:
non tes
lisan penugasa n
Membuat laporan dalam bentuk tulisan mengenai nilainilai dan unsurunsur budaya yang berkembang pada zaman Hindu-Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Instrumen
Aloka si Wakt u
Sumber Belajar
Karakte r
tulisan hasil analisis dan kesim pulan tentang In donesia pada za man HinduBuddha.
teori tentang Mengamati:
24 jp
Religius
proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan HinduBuddha di Indonesia 3.5.2 Merumuskan pendapat tentang teori yang paling tepat dari beberapa teori yang ada tentang prosesnya masuk dan
Membaca buku teks dan melihat gambar-gambar peninggalan zaman perkemba ngan kerajaankerajaan Islam di Indonesia Menanya: Menanya untuk mendapatkan klarifikasi tentang zaman perkembanga n kerajaankerajaan Islam di Indonesia.
berkembangnya Mengeksplorasi
Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam mengumpulkan,
Jujur Disiplin Tanggun g Jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Pembelajaran Teknik
Hindu-Buddha di Perkembangan KerajaanKerajaan Islam di Indonesia Teori-teori masuk dan berkembangnya Islam Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia Bukti-bukti Kehidupan dan hasil-hasil budaya pengaruh Islam yang masih ada pada saat ini
Indonesia 3.6.1 Menjelaskan perkembangan kerajaan-kerajaan zaman HinduBuddha di Indonesia 3.6.2 Menganalisis kehidupan sosial ekonomi masyarakat zaman HinduBuddha 3.6.3. Menganalisis perkembangan hasilhasil
: Mengumpulk aninformasi terkait dengan pertanyaan dan materi tentang zaman perkembanga n kerajaankerajaan Islam di Indonesia melalui bacaan, internet, pengamatan terhadap sumbersumber sejarah yang ada di museum dan atau peninggalanpeninggalan yang ada di lingkungan terdekat.
kebudayaan
Mengasosiasi:
zaman Hindu-
Menganalisis informasi
Bentuk Instrume n
Instrumen
menganalisis data dan membuat laporan tentang kehidupan masyarakat di Indonesia pada zaman HinduBuddha
Portofolio: Menilai laporan-laporan dan karya peserta didik berkaitan dengan materi kehidupan masyarakat di Indonesia pada zaman HinduBuddha
Tes tertulis/lisan: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis
Aloka si Wakt u
Sumber Belajar
Karakte r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Pembelajaran Teknik
Buddha 3.6.4. Menunjukkan buktibukti kehidupan dan hasil budaya HinduBuddha yang masih ada sampai sekarang
dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumbersumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang zaman perkembanga n kerajaankerajaan Islam di Indonesia. Mengomunikas ikan:
3.7.1 Menganalisis berbagai teori
Melaporkan dalam bentuk tulisan hasil analisis dan kesimpulan tentang Indonesia pada zaman perkembanga n kerajaankerajaan Islam.
Bentuk Instrume n
Instrumen
tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman HinduBuddha.
Tugas: Membuat laporan dalam bentuk tulisan mengenaiperke mbangan kerajaankerajaan Islam dan hasil-hasil kebudayaannya di Indonesia Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan tentang perkembangan
Aloka si Wakt u
Sumber Belajar
Karakte r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Pembelajaran Teknik
tentang proses masuk dan berkembangnya
Bentuk Instrume n
Instrumen
kerajaankerajaan Islam dan hasil-hasil kebudayaannya di Indonesia
agama dan kebudayaan Islam Indonesia 3.7.2. Merumus kan pendapat tentang teori yang paling tepat dari beberapa teori yang ada tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebu dayaan Islam di Indonesia 3.8.1. Menjelaskan per kembangan keraja an-kerajaan za man Islam di Indo nesia 3.8.2.Menganali sis kehidupan so sial ekonomi ma
Portofolio: Menilai laporan-laporan dan karya peserta didik berkaitan dengann materi perkembangan kerajaankerajaan Islam di Indonesia. Tes tertulis/lisan: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis konsep tentang perkembangan kerajaankerajaan Islam dan hasil-hasil kebudayaannya di Indonesia
Aloka si Wakt u
Sumber Belajar
Karakte r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Pembelajaran Teknik
Bentuk Instrume n
Instrumen
Aloka si Wakt u
Sumber Belajar
Karakte r
syarakat zaman perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia 3.8.3 Menganalisis perkembangan hasil-hasil kebuda yaan zaman Kera jankerajaan Islam 3.8.4. Menunjukkan bukti-bukti kehidu pan dan
Religius
tertulis tes
hasil budaya Islam non te
tidak tertulis
24 jp
Jujur Disiplin
yang masih ada sampai sekarang
Tanggun g Jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Program Studi Keahlian Paket Keahlian Kelas/Semester Mata Pelajaran Materi Pokok Sub Materi Pokok
Alokasi Waktu Tahun Pelajaran
: SMK Negeri 2 Depok Sleman : Semua Program Studi Keahlian : Semua Paket Keahlian : X/Genap : Sejarah Indonesia : Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara : Kerajaan Islam di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam, serta Proses Integrasi Nusantara : 2 x 45 Menit (90 Menit) : 2015/2016
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotongroyong, kerja sama, cinta, damai, responsive dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta penerapan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah ilmuan B. Kompetensi Dasar dan Indikator 3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh buktibukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini 3.8.1 Menganalisis proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, perkembangan tradisi keilmuan Islam diberbagai kerajaan di Nusantara, makna akulturasi dan bukti-buktinya. 3.8.2 Menganalisis perkembangan Kerajaan-kerajaan Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, keterkaitan perkembangan jaringan tradisi keilmuan Islam dengan penyebaran Islam di Nusantara, perkembangan seni bangunan Islam, seni ukir Islam, aksara dan seni sastra, kesenian, dan kalender.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kin 4.8.1 Membuat laporan dalam bentuk tulisan mengenai perkembangan Kerajaankerajaan Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, keterkaitan perkembangan jaringan tradisi keilmuan Islam dengan penyebaran Islam di Nusantara, perkembangan seni bangunan Islam, seni ukir Islam, aksara dan seni sastra, kesenian, dan kalender. C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu: 1. Menganalisis proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, perkembangan tradisi keilmuan Islam diberbagai kerajaan di Nusantara, makna akulturasi dan bukti-buktinya. 2. Menganalisis perkembangan Kerajaan-kerajaan Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, keterkaitan perkembangan jaringan tradisi keilmuan Islam dengan penyebaran Islam di Nusantara, perkembangan seni bangunan Islam, seni ukir Islam, aksara dan seni sastra, kesenian, dan kalender. D. Materi Pembelajaran 1. Proses Islamisasi di Jawa 2. Proses Islamisasi di Kalimantan 3. Proses Islamisasi di Sulawesi 4. Proses Islamisasi di Maluku 5. Proses Islamisasi di Papua 6. Proses Islamisasi di Nusa Tenggara 7. Jaringan Keilmuan di Nusantara 8. Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam 9. Proses Integrasi Nusantara E. Metode Pembelajaran Pendekatan pembelajaran Strategi pembelajaran Model pembelajaran
: pembelajaran saintifik : pembelajaran kooperatif : Student Teams Achievement Division (STAD)
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media - Buku teks - PowerPoint 2. Alat/bahan - LCD, Lap Top, CD, white board, spidol - Gambar - Internet 3. Sumber belajar - Hapsari Ratna dan Adil M. 2013. Sejarah Indonesia untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga - Kemdikbud RI. 2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 2. Jakarta: Kemdikbud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
-
Buku-buku lain yang relevan
G. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama: Kegiatan
Diskripsi
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Mengucapkan salam Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas Menanyakan kehadiran peserta didik/presensi Menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran Mempersiapkan materi ajar, alat, media pembelajaran Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dengan model pembelajaran yakni Student Teams Achievement Division (STAD) 1. Mengamati Peserta didik mengamati tayangan gambar peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
10 Menit
2. Menanya Dengan mengamati tayangan peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa serta membaca buku teks (siswa) halaman 54-67, peserta didik diarahkan membuat pertanyaan yang berkaitan dengan Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
Inti
3. Menalar/Mengeksplorasi Peserta didik melakukan eksplorasi dengan diskusi kelompok Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang beranggotakan empat orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya) Guru menyajikan pelajaran Guru menjelaskan teknik pelaksanaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 4. Mencoba/Mengasosiasikan Guru memanggil masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi Peserta didik dari kelompok lain menanggapi Guru memberi penguatan kepada peserta didik yang bertanya dan peserta didik yang menjawab
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Penutup
pertanyaan Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan serta menemukan nilainilai yang didapat dari pembelajaran yang baru saja berlangsung dengan materi Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa Tugas lanjutan Menutup dengan salam
20 Menit
Pertemuan Kedua: Kegiatan
Diskripsi
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Inti
Mengucapkan salam Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas Menanyakan kehadiran peserta didik/presensi Menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran Mempersiapkan materi ajar, alat, media pembelajaran Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dengan model pembelajaran yakni Student Teams Achievement Division (STAD) 1. Mengamati Peserta didik mengamati tayangan gambar peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara 2. Menanya Dengan mengamati tayangan peninggalan kerajaankerajaan Islam di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara, peserta didik diarahkan membuat pertanyaan yang berkaitan dengan Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara 3. Menalar/Mengeksplorasi Peserta didik melakukan eksplorasi dengan diskusi kelompok Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang beranggotakan empat orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya) Guru menyajikan pelajaran Guru menjelaskan teknik pelaksanaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
10 Menit
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Penutup
4. Mencoba/Mengasosiasikan Guru memanggil masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi Peserta didik dari kelompok lain menanggapi Guru memberi penguatan kepada peserta didik yang bertanya dan menjawab pertanyaan Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan serta menemukan nilainilai yang didapat dari pembelajaran yang baru saja berlangsung dengan materi Kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara Tugas lanjutan Menutup dengan salam
20 Menit
Pertemuan Ketiga: Kegiatan
Diskripsi
Alokasi Wakti
Pendahuluan
Inti
Mengucapkan salam Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas Menanyakan kehadiran peserta didik/presensi Menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran Mempersiapkan materi ajar, alat, media pembelajaran Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dengan model pembelajaran yakni Student Teams Achievement Division (STAD) 1. Mengamati Peserta didik mengamati tayangan gambar pesantren di Jawa, meunasah di Aceh, surau di Minangkabau, dan langgar di Kalimantan, serta contoh seni bangunan, seni ukir, aksara dan seni sastra, dan kesenian.
10 Menit
2. Menanya Dengan mengamati tayangan gambar pesantren di Jawa, meunasah di Aceh, surau di Minangkabau, dan langgar di Kalimantan, serta contoh seni bangunan, seni ukir, aksara dan seni sastra, dan kesenian, peserta didik diarahkan membuat pertanyaan berkaitan dengan gambar tersebut juga materi tentang Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam, Proses Integrasi Nusantara. 3. Menalar/Mengeksplorasi Peserta didik melakukan eksplorasi dengan diskusi kelompok Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang beranggotakan empat orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
kelamin, suku, dan sebagainya) Guru menyajikan pelajaran Guru menjelaskan teknik pelaksanaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
Penutup
4. Mencoba/Mengasosiasikan Guru memanggil masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi Peserta didik dari kelompok lain menanggapi Guru memberi penguatan kepada peserta didik yang bertanya dan peserta didik yang menjawab pertanyaan Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan serta menemukan nilainilai yang didapat dari pembelajaran yang baru saja berlangsung dengan materi Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam, Proses Integrasi Nusantara. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menyiapkan diri pada tes siklus kedua. Menutup dengan salam
H. Penilaian, Pembelajaran Remidial, dan Pengayaan 1. Teknik Penilaian a. Penilaian sikap - Observasi b. Penilaian pengetahuan - Penugasan - Tanya Jawab - Observasi terhadap kegiatan diskusi 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian kegiatan diskusi kelompok On Task No 1 2 3 4 5 6 7
Aspek yang diamati Memperhatikan guru Siswa mencatat hal-hal penting pada saat pembelajaran sejarah berlangsung Siswa mengajukan pertanyaan Siswa menjawab pertanyaan Siswa bekerja sama dalam kelompok Siswa aktif mengikuti diskusi Mengambil giliran
Jumlah
Persentase
20 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
8 9 10
Siswa mengemukakan pendapat Siswa memperhatikan teman yang presentasi Siswa menyelesaikan tugas
Off Task No 1 2 3 4 5
Aspek yang diamati Siswa tidak memperhatikan pembelajaran Siswa main handphone Siswa ribut di dalam kelas Siswa keluar masuk kelas Siswa tidur di dalam kelas
N Σ Skor Perolehan Σ Skor Maksimal
Jumlah
Persentase
= Nilai hasil pengamatan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang diamati
b. Instrumen Penilaian Pengetahuan Hasil diskusi Aspek Penilaian No
Nama
Kelengkapan jawaban
Keteladanan yang dapat diambil
1 2 3 4 5 dst Keterangan Skor Masing-masing kolom diisi dengan kriteria sebagai berikut Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 0 ∑ (
)
Jumlah Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
Soal uji kompetensi (terlampir) Lembar penilaian tugas lanjutan No
Nama
Isi Tulisan
EYD
Nilai penting yang diambil
Jumlah Skor
1 2 3 4 5 dst Keterangan Skor Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Skor 1 = Sangat Tinggi Skor 2 = Tinggi Skor 3 = Cukup Skor 4 = Kurang Skor 5 = Sangat Kurang
3. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan
Pembelajaran remidial dilaksanakan segera setelah diadakan penilaian bagi peserta didik yang mendapat nilai di bawah 76 dengan mengerjakan kembali soal uji kompetensi.
Pengayaan dilakasanakan peserta didik yang mendapatkan nilai di atas 76 dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai Proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, dan Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam, serta Proses Integrasi Nusantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
KISI-KISI MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta
Komponen Sikap No
Variabel
Indikator
Kognitif
Afektif
Konatif
Total
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
Suka
1
2
3
4
5
6
6
Senang
1
2
3
4
5
6
6
Ketertarikan
1
2
3
4
5
6
6
4
Perhatian
1
2
3
4
5
6
6
5
Kesadaran
1
2
3
4
5
6
6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 2 3
6
Menurut Djamarah (2002: 132) indikator minat belajar yaitu rasa suka/senang, pernyataan lebih menyukai, adanya rasa ketertarikan adanya kesadaran untuk belajar tanpa di suruh, berpartisipasi dalam aktivitas belajar, memberikan perhatian.
Menurut Slameto (2010: 180) beberapa indikator minat belajar yaitu: perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa
Keterlibatan
10
Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
KUESIONER MINAT MENGIKUTI PELAJARAN SEJARAH Nama No Absen Kelas/semester Jurusan
: : : :
Petunjuk Pengisian: 1. Bacalah Kuesioner dengan teliti 2. Tulislah nama lengkap dan kelas anda 3. Berilah tanda silang (√) pada salah satu pilihan anda ke kolom yang telah tersedia! SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju RR = Ragu-ragu 4. Bila anda ingin memperbaiki jawaban, coretlah jawaban sebelumnya dengan dua garis lurus secara horizontal (=), kemudian berilah tanda ceklis (√) pada pilihan yang dianggap tepat. 5. Isi dengan benar sesuai dengan keadaan dan perasaan anda yang sebenarnya. Kuesioner ini dijamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi prestasi akademik anda. 6. Kuesioner ini harap dikembalikan jika sudah selesai mengerjakannya. Contoh Pengerjaan: Pilihan No
Pernyataan STS
1
Saya senang dengan mata pelajaran sejarah
TS
RR
S
SS
S
SS
√
Pilihan No
Pernyataan STS
1
Saya merasa pelajaran sejarah penting karena mempelajari kisah-kisah yang bermakna
2
Materi kerajaan-kerajaan Islam sangat bermanfaat untuk dipelajari karena dapat membuka wawasan saya untuk mengetahui proses masuknya Islam di Indonesia
3
Saya aktif bertanya pada saat proses pelajaran sejarah berlangsung
TS
RR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
4
Saya merasa senang belajar proses Islamisasi di Indonesia
5
Saya merasa sejarah tidak perlu untuk dipelajari karena hanya mengungkapkan kejadian-kejadian di masa lalu
6
Saya lebih memilih tidur di dalam kelas dari pada mendengarkan penjelasan guru sejarah
7
Saya merasa senang membaca buku sejarah
8
Saya bisa mendapatkan pengetahuan yang banyak pada saat pelajaran sejarah karena materi sejarah tidak untuk dihafalkan
9
Saya merasa bosan mempelajari sejarah
10
Mempelajari perjuangan para tokoh kerajaan Islam sangat bermakna bagi hidup saya karena keteladanan yang mereka berikan membuat saya semakin tekun untuk belajar
11
Saya selalu mendengarkan penjelasan guru sejarah saat mengajar di kelas
12
Saya selalu ngobrol dengan teman saat pelajaran sejarah di kelas berlangsung
13
Materi kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia tidak perlu dipelajari karena sekarang sudah zaman modern
14
Saya merasa pelajaran sejarah menarik untuk dipelajari karena melalui sejarah bisa menambah wawasan tentang kehidupan di masa lampau
15
Saya merasa sejarah hanya sebagai ilmu pengetahuan tidak memberi kepastian atas kejadian-kejadian pada masa lampau
16
Saya memiliki ketertarikan untuk menonton video-video yang terdapat di internet tentang tokoh-tokoh sejarah
17
Saya merasa acuh ketika melihat gambar tokohtokoh sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
18
Saya kurang tertarik membaca koran yang bertemakan sejarah
19
Saya tertarik mengunjungi obyek-obyek sejarah
20
Saya senang melihat teman-teman yang mempresentasikan hasil diskusi tentang kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
21
Obyek-obyek sejarah hanya untuk selfie
22
Saya tidak pernah mencatat materi tentang kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
23
Saya merasa pelajaran sejarah penting untuk dipahami karena dapat mengajarkan setiap orang untuk memaknai setiap peristiwa
24
Melalui pembelajaran proses Islamisasi menyadarkan saya betapa pentingnya melestarikan peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
25
Saya merasa pelajaran sejarah sukar untuk dipahami karena hanya sekedar belajar untuk melihat masa lalu
26
Saya merasa bosan mendengarkan hal-hal yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
27
Saya sering membolos ketika pelajaran sejarah
28
Saya merasa senang untuk memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran sejarah
29
Saya merasa bosan ketika guru bertanya tentang Kerajaan Islam di Indonesia
30
Menurut saya mempelajari masuknya kerajaankerajaan Islam di Jawa kurang bermakna karena peristiwa tersebut sudah terjadi pada masa lampau
31
Saya merasa bosan mendengarkan guru menjelaskan proses Islamisasi di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
32
Saya sering mengganggu teman ketika diskusi di dalam kelas berlangsung
33
Saya senang menonton tv saat menayangkan film-film yang berkaitan dengan sejarah Indonesia kuno
34
Saya sangat senang ketika teman-teman membahas hal-hal yang berkaitan dengan sejarah
35
Saya merasa materi-materi pelajaran sejarah terlalu sulit untuk dipahami karena tidak hanya mempelajari sejarah Indonesia, melainkan mempelajari sejarah negara lain
36
Saya selalu mengerjakan tugas kelompok tentang proses Islamisasi di Indonesia
37
Pembelajaran proses Islamisasi sangat bermanfaat terutama bagi generasi masa kini karena memiliki nilai-nilai tertentu
38
Saya senang melihat tayangan gambar peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
39
Belajar dari perjuangan para tokoh kerajaan Islam kurang bermakna karena pada masa sekarang serba canggih
40
Saya merasa bosan melihat video-video tentang kerajaan Islam di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA Mrican, Caturtunggal, Depok Sleman Telp. (0274) 513515 Email:
[email protected]
KISI-KISI SOAL SIKLUS I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Program
No 1 2 3 4 5 6
: SMK Negeri 2 Depok : Sejarah Indonesia : X Teknik Pemesinan A
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta penerapan
3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
Hari/Tanggal : Selasa 3 Mei 2016 Waktu : 14.00 - 15.30 WIB Tahun Pelajaran : 2015/2016
Indikator Soal
Materi Pokok 1. 2. 1. Kerajaankerajaan Islam di Jawa
3. 4.
5. 6.
Siswa dapat menyebutkan tahun berdirinya Kerajaan Demak Siswa dapat mengemukakan raja pertama Kerajaan Demak Siswa dapat mengidentifikasikan wilayah kekuasaan Kerajaan Demak Siswa dapat menyebutkan nama raja pada saat Kerajaan Mataram mencapai zaman keemasan Siswa dapat menyebutkan tahun serangan tentara Mataram ke Batavia Siswa dapat mengidentifikasikan
Bentuk Tes
No Soal
Tingkatan Soal
PG
1
C1
PG
2
C2
PG
3
C2
PG
4
C1
PG
5
C1
PG
6
C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
7
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
7.
8. 8 9.
9
10.
10
11.
11
12. 12 13. 13 14. 14 15. 15 16
2. Kerajaankerajaan Islam di Kalimantan
16.
perkembangan Kerajaan Mataram dalam bidang pertanian Siswa dapat mengidentifikasikan perkembangan Kerajaan Mataram dalam bidang kebudayaan Siswa dapat mengemukakan wujud akulturasi antara unsur-unsur budaya Islam dengan budaya Hindu-Jawa Siswa dapat mengidentifikasikan upacara Grebek dalam satu tahun Siswa dapat menjelaskan pengertian upacara Grebek Siswa dapat menyebutkan raja pertama Kesultanan Banten Siswa dapat menyebutkan tahun Kesultanan Banten mencapai masa keemasan Siswa dapat mengidentifikasikan peran Kerajaan Cirebon sebagai pusat keagamaan dalam menghasilkan naskah-naskah kuno Siswa dapat menganalisis perkembangan sosial ekonomi zaman kerajaan-kerajaan Islam di Jawa-Madura Siswa dapat mengidentifikasikan kerajaan-kerajaan Islam yang tumbuh di Kalimantan Siswa dapat menyebutkan tahun proses Islamisasi di Kerajaan Banjar
PG
7
C2
PG
8
C2
PG
9
C2
PG
10
PG
11
C1
PG
12
C1
PG
13
C2
E
1
C4
PG
14
C2
PG
15
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
17.
17
18. 18 3. Kerajaankerajaan Islam di Sulawesi 19
19. 20.
20
21. 21 22. 22
23
4. Kerajaankerajaan Islam di Maluku
23.
24. 24 25.
25 26 27
5. Kerajaankerajaan Islam di Papua
26. 27.
menurut A.A. Cense Siswa dapat menganalisis proses Islamisasi di Kalimantan Siswa dapat menyebutkan tokoh dari Kerajaan Gowa yang mempertahankan kedaulatannya terhadap upaya penjajahan politik dan ekonomi kompeni (VOC) Belanda Siswa dapat menentukan perjanjian Tellum Pocco pada tahun 1582 Siswa dapat menganalisis proses Islamisasi di Sulawesi Siswa dapat mengemukakan kerajaan besar bercorak Islam di Maluku Siswa dapat menyebutkan tahun Islamisasi di Maluku menurut Tome Pires dan Antonio Siswa dapat mengemukakan tujuan Portugis dan Spanyol datang ke Maluku Siswa dapat menentukan daerah yang dikuasai oleh Portugis dan Spanyol di Maluku Siswa dapat menganalisis proses Islamisasi di Maluku Siswa dapat mengidentifikasikan kerajaan-kerajaan Islam di Papua Siswa dapat menganalisis proses
E
2
C4
PG
16
C1
PG
17
C3
E
3
C4
PG
18
C2
PG
19
C1
PG
20
C2
PG
21
C3
E
4
C4
PG
22
C2
E
5
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
28
29
30
6. Kerajaankerajaan Islam di Nusa Tenggara
Islamisasi di Papua 28. Siswa dapat menyebutkan nama raja ketika Kerajaan Lombok dan Sumbawa mengalami zaman keemasan 29. Siswa dapat mengemukakan hal yang mempererat hubungan antara Kerajaan Gowa dengan Kerajaan Lombok 30. Siswa dapat menyebutkan nama raja Bima yang pertama masuk Islam
PG
23
C1
PG
24
C2
PG
25
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman Telp. (0274) 513515 Email:
[email protected]
Mata Pelajaran Kelas/Jurusan Hari/Tanggal Waktu
: Sejarah Indonesia : X/Teknik Pemesinan A : Selasa, 3 Mei 2016 : 90 Menit
Kompetensi Dasar 3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (×) pada huruf A, B, C, D, atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk nomor 1-25
1. Berikut ini yang merupakan tahun berdirinya Kerajaan Demak adalah . . . . A. Tahun 1500 B. Tahun 1600 C. Tahun 1700 D. Tahun 1800 E. Tahun 1850
2. Berikut ini nama raja pertama Kerajaan Demak yang merupakan keturunan raja dari Raja Brawijaya V. adalah . . . . A. Raden Fatah yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah B. Sunan Giri C. Arya Penangsah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
D. Ki Ageng Pemanahan (Ki Gede Pemanahan) E. Raden Bagus (Danang) Sutawijaya
3. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1) Palembang, Jambi dan beberapa daerah di Maluku 2) Jepara, Sedayu dan beberapa daerah di Nusa Tenggara 3) Jepara, Sedayu 4) Palembang, Jambi dan beberapa daerah di Kalimantan 5) Jepara, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Sulawesi Berdasarkan pernyataan di atas, berikut ini yang merupakan bagian dari kekuasaan Demak ditunjukkan oleh nomor . . . . A. 1 dan 2 B. 2 dan 3 C. 3 dan 4 D. 4 dan 5 E. 1 dan 5
4. Pada tahun 1613-1645 Kerajaan Mataram mencapai zaman keemasan. Berikut ini yang merupakan nama raja pada saat Kerajaan Mataram mengalami masa keemasan yaitu . . . . A. Mas Jolang yang berkuasa pada tahun 1601-1613 B. Mas Rangsang yang lebih dikenal dengan nama Sultan Agung C. Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama D. Pangeran Benowo putra dari Sultan Hadiwijaya E. Sutawijaya putra dari Ki Gede
5. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, ia berusaha menguasai dan mempersatukan berbagai daerah di Jawa. Sultan Agung juga ingin mengusir VOC dari Kepulauan Indonesia. Usaha tersebut diwujudkan melalui serangan Mataram ke Batavia pada tahun . . . . A. 1624 dan 1625
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
B. 1625 dan 1626 C. 1626 dan 1627 D. 1627 dan 1628 E. 1628 dan 1629
6. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1) Padi dan kayu jati 2) Padi, kayu, gula 3) Kelapa, kapas, dan hasil palawija 4) Padi, kayu jati, dan hasil palawija 5) Padi, karet, kayu jati, dan kapas Dari pernyataan di atas, hasil bumi Kerajaan Mataram dalam bidang pertanian ditunjukkan oleh nomor . . . . . A. 1 dan 2 B. 2 dan 3 C. 3 dan 4 D. 4 dan 5 E. 1 dan 5
7. Kerajaan Mataram berkembang dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya. Berikut ini yang merupakan bagian dari perkembangan Kerajaan Mataram dalam bidang budaya yaitu . . . . A. Seni lukis, seni tari, seni ukir dan patung B. Seni lukis, seni tari dan seni musik C. Seni musik, seni bangunan dan seni tari D. Seni bangunan, seni patung dan seni musik E. Seni bangunan, seni ukir, seni lukis dan patung
8. Wujud akulturasi budaya antara unsur budaya Islam dengan unsur budaya Hindu-Jawa yaitu . . . . A. Upacara seni ukir yang ada di istana dan tempat ibadah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
B. Upacara seni lukis sebagai wujud kreatif para seniman C. Upacara seni tari khususnya Tari Bedoyo Ketawang D. Upacara sekaten untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dan upacara grebeg yang diadakan tiga kali dalam satu tahun E. Upacara seni tari dan seni lukis yang diadakan tiga kali dalam satu tahun
9. Bentuk dan kegiatan upacara grebeg adalah mengarak gunungan dari keraton ke depan masjid agung. Upacara grebeg diadakan tiga kali dalam satu tahun yaitu . . . . A. Tanggal tanggal 1 Dzulliijah (Idul Adha), 2 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 2 Rabiulawal (Maulid Nabi) B. Tanggal 10 Dzulliijah (Idul Adha), 3 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 11 Rabiulawal (Maulid Nabi) C. Tanggal 10 Dzulliijah (Idul Adha), 1 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 12 Rabiulawal (Maulid Nabi) D. Tanggal 11 Dzulliijah (Idul Adha), 1 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 10 Rabiulawal (Maulid Nabi) E. Tanggal 12 Dzulliijah (Idul Adha), 1 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 10 Rabiulawal (Maulid Nabi)
10. Berikut ini yang merupakan pengertian upacara grebeg adalah . . . . A. uatu upacara yang dilakukan oleh sultan sebagai wujud persatuan antara kerajaan dengan masyarakat B. suatu upacara yang dilakukan oleh masyarakat sebagai wujud kesetiaan masyarakat kepada raja C. sedekah sebagai rasa syukur dari raja kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga sebagai pembuktian kesetiaan para bupati punggawa kerajaan kepada rajanya D. suatu bukti kesejahteraan rakyat dalam hidup sehari-hari E. suatu bentuk upacara yang diadakan masyarakat serta raja untuk menikmati hasil panen selama satu tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
11. Pada masa pemerintahan pertama raja Kesultanan Banten, ia mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Banten. Berikut ini yang merupakan nama raja pertama Kesultanan Banten juga yang mendirikan benteng pertahanan Surosowan adalah A. Maulana Hasanuddin yang merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati B. Sultan Munawar Syah yang merupakan keturunan dari raja Malangkabu C. Pangeran Yusuf yang merupakan keturunan dari Fatahillah D. Pangeran Arya yang merupakan keturunan dari Fatahillah E. Maulana Muhammad yang merupakan keturunan dari Pangeran Yusuf
12. Setelah Sultan Abumufakir meninggal, ia digantikan oleh putranya bernama Abumaali Achmad. Setelah Abumaali Achmad, tampillah sultan yang terkenal, yaitu Sultan Abdulfattah (lebih dikenal Sultan Ageng Tirtayasa). Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, Kesultanan Banten mencapai zaman keemasan serta daerahnya yang cukup luas pada abad ke . . . . A. Abad ke 14 B. Abad ke 15 C. Abad ke 16 D. Abad ke 17 E. Abad ke 18
13. Kesultanan Cirebon merupakan pusat syiar keagamaan dengan penyebarannya berlangsung sebelum 1681. Cirebon sebagai pusat keagamaan banyak menghasilkan naskah-naskah kuno seperti . . . . A. Novel dan cerita rakyat B. Novel dan mitos C. Mitos dan cerita rakyat D. Babad Cerbon, Tarita Puwaka Tjaruban Nagari, Pepakem Cerbon, dan lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
E. Mitos, cerita rakyat, novel dan Pepakem Cerbon
14. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Kesultanan Pasir, Kesultanan Banjar, Kesultanan Kotawaringin, Kerajaan Pagatan 2. Kesultanan Sambas, Kesultanan Kutai Kartanegara, Kesultanan Berau, Kesultanan Sambaliung 3. Kesultanan Gunung Tabur, Kesultanan Pontianak, Kesultanan Tidung, dan Kesultanan Bulungan 4. Kesultanan Cirebon, Kesultanan Pontianak, Kesultanan Tidung, dan Kesultanan Bulungan 5. Kesultanan Banten, Kesultanan Pontianak, Kesultanan Tidung, dan Kesultanan Bulungan Berdasarkan pernyataan di atas, kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Kalimantan ditunjukkan oleh nomor . . . . A. 1, 2, 4 B. 1, 3, 4 C. 1, 2, 5 D. 3, 4, 5 E. 1, 2, 3
15. Proses proses Islamisasi di Kerajaan Banjar menurut A.A. Cense terjadi sekitar tahun . . . . A. 1450 M B. 1550 M C. 1650 M D. 1750 M E. 1755 M 16. Dalam sejarah Kerajaan Gowa perlu dicatat tentang sejarah perjuangan seorang tokoh dalam mempertahankan kedaulatannya terhadap upaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
penjajahan politik dan ekonomi kompeni (VOC) Belanda. Berikut ini yang merupakan tokoh pejuang tersebut adalah . . . . A. Dato’ Ri Bandang dari Kolo Tengah Minangkabau B. Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa C. Datu’ La Patiware’ Daeng Parabung dari Kerajaan Luwu D. Karaeng Matowaya dari Kerajaan Tallo E. I Manga’ rangi Daeng Manrabbia dari Kerajaan Gowa
17. Kerajaan Wajo berhasil memperluas daerah kekuasaannya sehingga menjadi kerajaan yang besar. Kemudian, Kerajaan Wajo bergabung dalam perjanjian Tellum Pocco pada tahun 1582. Berikut ini isi dari perjanjian Tellum Pocco adalah . . . . A. Kerajaan Wajo bersekutu dengan Kerajaan Luwu dan bersatu dengan Kerajaan Bone dan Soppeng B. Kerajaan Wajo tunduk kepada Kerajaan Gowa dalam upaya memperluas agama Islam C. Ketika Kerajaan Gowa menghadapi peperangan maka Kerajaan Wajo wajib mengirim pasukannya D. Kerajaan Wajo jatuh di bawah kekuasaan Kerajaan Gowa E. Kerajaan Wajo wajib mengirim upeti satu kali dalam satu bulan kepada Kerajaan Gowa
18. Berikut ini yang merupakan kerajaan bercorak Islam di Maluku adalah . . . . A. Bacan dan Makyan B. Ternate dan Tidore C. Hitu dan Banda D. Bacan dan Banda E. Makyan dan Ternate
19. Berikut ini yang merupakan tahun Islamisasi di Maluku menurut Tome Pires dan Antonio adalah . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
A. 1160-1165 (menurut Tomes Pires) dan 1160-1163 (menurut Antonio) B. 1260-1265 (menurut Tomes Pires) dan 1260-1263 (menurut Antonio) C. 1360-1365 (menurut Tomes Pires) dan 1360-1363 (menurut Antonio) D. 1460-1465 (menurut Tomes Pires) dan 1460-1463 (menurut Antonio) E. 1560-1565 (menurut Tomes Pires) dan 1560-1563 (menurut Antonio)
20. Berikut ini yang merupakan tujuan Portugis dan Spanyol datang ke Maluku adalah . . . . A. untuk memonopoli perdagangan terutama gaharu dan cendana B. untuk memonopoli perdagangan terutama beras C. untuk memonopoli perdagangan terutama karet dan kapas D. untuk memonopoli perdagangan terutama rempah-rempah E. untuk memonopoli perdagangan terutama kopi dan kapas
21. Di antara orang-orang Portugis dan orang-orang Spanyol yang datang ke Maluku terjadi persaingan monopoli perdagangan. Oleh karena itu, baik Portugis maupun Spanyol sepakat untuk membagi daerah kekuasaan. Berikut ini merupakan daerah kekuasaan Portugis dan Spanyol adalah . . . . A. Portugis memusatkan perhatiannya ke Ternate dan Spanyol memusatkan perhatiannya ke Tidore B. Portugis memusatkan perhatiannya ke Bacan dan Spanyol memusatkan perhatiannya ke Makyan C. Portugis memusatkan perhatiannya ke Hitu dan Spanyol memusatkan perhatiannya ke Banda D. Portugis memusatkan perhatiannya ke Makyan dan Spanyol memusatkan perhatiannya ke Tidore E. Portugis memusatkan perhatiannya ke Bacan dan Spanyol memusatkan perhatiannya ke Banda
22. Berbagai sumber sejarah menunjukkan bahwa penyebaran Islam di Papua sudah berlangsung sejak lama. Berdasarkan bukti sejarah terdapat sejumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
kerajaan-kerajaan Islam di Papua. Berikut ini yang merupakan kerajaankerajaan bercorak Islam di Papua adalah . . . . A. Kerajaan Wajo, Kerajaan Luwu, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof, Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma, dan Kerajaan Kaimana B. Kerajaan Luwu, Kerajaan Tallo, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof, Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma, dan Kerajaan Kaimana C. Kerajaan Waigeo, Kerajaan Misool, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof, Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma, dan Kerajaan Kaimana D. Kerajaan Ternate, Kerajaan Tidore, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof, Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma, dan Kerajaan Kaimana E. Kerajaan Bacan, Kerajaan Hitu, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof, Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma, dan Kerajaan Kaimana
23. Selaparang merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Lombok. Kerajaan Lombok pernah mengalami zaman keemasan serta mampu memegang hegemoni di seluruh Lombok. Berikut ini nama raja ketika Kerajaan Lombok mengalami zaman keemasan adalah . . . . A. Sunan Giri yang berasal dari Parwa B. Prabu Rangkesari yang berasal dari Selaparang C. Sunan Perapen yang berasal dari Pejanggik D. Sunan Perapen keturunan dari Sunan Giri E. Prabu Perapen yang berasal dari Bayan
24. Hubungan antara Kerajaan Gowa dengan Kerajaan Lombok sangat baik. Berikut ini merupakan hal yang mempererat hubungan kedua kerajaan tersebut adalah . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
A. dengan cara perjanjian antara Kerajaan Gowa dengan Kerajaan Lombok B. dengan cara Kerajaan Gowa mengirim upeti kepada Kerajaan Lombok C. dengan cara perkawinan seperti Pemban Selaparang, Pemban Pejanggik, dan Pemban Parwa D. dengan cara Kerajaan Lombok mengirim upeti kepada Kerajaan Gowa E. dengan cara penaklukan dari salah satu kerajaan
25. Kerajaan Bima merupakan kerajaan yang cukup menonjol di Nusa Tenggara. Berikut ini yang merupakan nama raja Bima yang pertama masuk agama Islam yaitu . . . . A. Ruma Ta Ma Bata Wada yang bergelar Sultan Abdul Kahir B. Tureli Nggampo yang bergelar Sultan Abdul Kahir C. Raja Bicara Abdul Nabi keturunan Khatib Lukman D. Wazir Abdul Nabi keturunan Sultan Ismail E. Sultan Abdul Hamid keturunan dari Tureli Nggampo
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas! 1. Analisislah perkembangan sosial ekonomi zaman kerajaan-kerajaan Islam di Jawa-Madura! 2. Analisislah proses Islamisasi di Kalimantan! Apa nilai-nilai yang Anda temukan dari proses Islamisasi di Kalimantan? 3. Analisislah proses Islamisasi di Sulawesi! Jelaskan juga perjuangan Sultan Hasanuddin dalam mempertahankan kedaulatannya terhadap VOC! 4. Analisislah proses Islamisasi di Maluku! Apa nilai-nilai yang Anda temukan dari proses Islamisasi di Maluku? 5. Analisislah proses Islamisasi di Papua! Apa nilai-nilai yang Anda temukan dari proses Islamisasi di Papua?
III. Kunci Jawaban Pilihan Ganda 1. A
11. A
21. A
2. A
12. D
22. C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
3. C
13. D
23. B
4. B
14. E
24. C
5. E
15. B
25. A
6. B
16. B
7. E
17. A
8. D
18. B
9. C
19. D
10. C
20. D
IV. Kunci Jawaban Essay 1) Perkembangan sosial ekonomi zaman kerajaan-kerajaan Islam di Jawa antara lain: a. Kerajaan Demak Ekonomi Basis perekonomian Demak adalah pertanian dengan menghasilkan beras. Sektor perdagangan dan kelautan semakin berkembang setelah Demak berhasil menguasai beberapa pelabuhan kecil
Sosial dan Agama
Tersebarnya agama Islam, berkat bantuan dari para wali dalam menyebarkan agama Islam, baik di Jawa maupun di luar Jawa
b. Kerajaan Banten Ekonomi Kehidupan perekonomiannya berpusat pada kegiatan perdagangan, pertanian, dan perkebunan Hasilnya berupa padi dan lada yang sangat berlimpah
Sosial Ramainya perkembangan pelabuhan Sunda Kelapa membuat semakin berkembangnya perkampungan masyarakat yang dari luar Banten, yang kemudian memberikan ciri khas pada masyarakat Banten
c. Kerajaan Mataram Ekonomi Kehidupan ekonomi Mataram Islam adalah agraris Hasilnya berupa beras, gula, kayu, kelapa, kapas, dan hasil palawija
Sosial Di Mataram dikenal beberapa kelompok dalam masyarakat yakni ada golongan raja dan keturunannya, para bangsawan, dan rakyat sebagai kawula kerajaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
Kehidupan masyarakat bersifat feodal karena raja pemilik tanah beserta isinya
d. Kerajaan Cirebon Ekonomi Kehidupan ekonomi Cirebon Islam adalah agraris Hasilnya berupa beras terbukti pada saat itu Cirebon mengekspor beras
Sosial
2) Proses Islamisasi di Kalimantan a. Kerajaan Pontianak
Ada pemberitaan bahwa sekitar abad ke-18 (1720) ada rombongan pendakwah dari Tarim (Hadramaut) datang ke daerah Kalimantan Barat untuk mengajarkan membaca al-Qur’an, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Mereka di antaranya Syarif Idrus bersama anak buahnya pergi ke Mampawah, tetapi kemudian menelusuri sungai ke arah laut memasuki Kapuas Kecil sampailah ke suatu tempat yang menjadi cikal bakal kota Pontianak
Cerita lain mengatakan, pendakwah dari Tarim (Hadramaut) yang bernama Habib Husin al-Gadri datang ke Kalimantan bagian barat terutama ke Sukadana. Ia semula singgah di Aceh dan kemudian ke Jawa sampai di Semarang. Di tempat tersebut ia bertemu dengan pedagang Arab bernama Syaikh, maka Habib Husin al-Gadri berlayar ke Sukadana. Kesaktiannya menyebabkan ia mendapat simpati dari raja, Sultan Matan dan rakyat.
b. Kerajaan Banjarmasin
Pada saat Kerajaan Banjarmasin menghadapi peperangan dengan Daha, Raden Samudera minta bantuan Kerajaan Demak sehingga mendapat kemenangan. Sejak saat itu Raden Samudera memeluk agama Islam dengan gelar Sultan Suryanullah. Oleh penghulu Demak mengajarkan agama Islam kepada Raden Samudera dengan patih-patih serta rakyatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
c. Perjuangan Sultan Hasanuddin terutama dalam mempertahankan kedaulatannya terhadap upaya penjajahan politik dan ekonomi kompeni (VOC) Belanda. Sultan Hasanuddin berusaha agar tetap mempertahankan kedaulatannya tanpa campur tangan dari VOC.
3) Proses Islamisasi di Sulawesi Di daerah Sulawesi Selatan proses islamisasi dibawa oleh para mubalig yang disebut Dato’ Tallu (Tiga Dato), yaitu Dato’ Ri Bandang, Dato’ Ri Pattimang, dan Dato’ Ri Tiro. Ketiganya bersaudara dan berasal dari Kolo Tengah Minangkabau. Para mubalig tersebut yang mengislamkan Raja Luwu yang bernama Datu’ La Patiware’ Daeng Parabung, Raja Gowa yang bernama I Manga’ rangi Daeng Manrabbia, dan Karaeng Matowaya dari Tallo yang bernama I Mallingkang (Karaeng Tallo). Sejak saat itu perkembangan Islam di Sulawesi mendapat tempat sebaik-sebaiknya.
4) Proses Islamisasi di Maluku Kesultanan Ternate resmi memeluk Islam pada pertengahan abad ke-15 ketika Raja Marhum penguasa Ternate ke-18 memeluk Islam, lalu diikuti seluruh kerabat dan pejabat istana.
5) Proses Islamisasi di Papua Proses Islamisasi tanah Papua, terutama di daerah pesisir barat pada pertengahan abad ke-15, dipengaruhi oleh kerajaan-kerajaan Islam di Maluku (Bacan, Ternate dan Tidore). Hal ini didukung oleh letaknya yang strategis serta merupakan jalur perdagangan rempah-rempah (silk road) di dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA Mrican, Caturtunggal, Depok Sleman Telp. (0274) 513515 Email:
[email protected]
KISI-KISI SOAL SIKLUS II Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Program
No
1
2
: SMK Negeri 2 Depok : Sejarah Indonesia : X Teknik Pemesinan A
Kompetensi Inti Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan
Kompetensi Dasar 3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaankerajaan Islam di Indonesia dan menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku
Hari/Tanggal : Selasa, 24 Mei 2016 Waktu : 14.00 - 15.30 WIB Tahun Pelajaran : 2015/2016
Materi Pokok 1. Jaringan Keilmuan di Nusantara
Indikator Soal Siswa dapat mengemukakan peran para ulama pada masa Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Malaka Siswa dapat mengemukakan fungsi perpustakaan pada masa Kerajaan Malaka
Bentuk Tes
No Soal
Tingkatan Soal
PG
1
C2
PG
2
C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
3
4
5
6
7
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta penerapan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
Siswa dapat menganalisis hubungan Kerajaan Samudera Pasai, Malaka, dan Aceh Darussalam Siswa dapat menjelaskan fungsi istana Kerajaan Banten pada aba ke 17 Siswa dapat menjelaskan fungsi istana di Pelembang Siswa dapat mengemukakan halhal yang mempercepat proses penyatuan wilayah Nusantara yang sangat luas Siswa dapat mengemukakan perkembangan lembaga pendidikan yang cukup kompleks di Nusantara
E
1
C4
PG
3
C2
PG
4
C2
PG
5
C2
PG
6
C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
8
9
10
11
12
13
2. Akulturasi dan perkemban gan budaya Islam
Siswa dapat menjelaskan fungsi masjid secara luas Siswa dapat menganalisis ciri-ciri masjid kuno di Indonesia Siswa dapat mengemukakan makam-makam yang lokasinya di daratan dekat Masjid Agung Demak Siswa dapat mengemukakan makam-makam yang lokasinya di daerah daratan tinggi Siswa dapat menjelaskan tradisi pemakaman yang bukan berasal dari ajaran Islam Siswa dapat menganalisis perkembangan seni ukir di zaman madya
PG
7
C2
E
2
C4
PG
8
C2
PG
9
C2
PG
10
C2
E
3
C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
14
15
16
17
18
19
20
Siswa dapat mengemukakan contoh seni ukir yang berkembang setelah zaman madya Siswa dapat mengemukakan contoh bangunanbangunan Islam yang dihiasi dengan berbagai motif ukiran-ukiran Siswa dapat menjelaskan pengertian hikayat Siswa dapat mengemukakan contoh babad Siswa dapat menjelaskan pengertian syair Siswa dapat menjelaskan pengertian suluk Siswa dapat menjelaskan pengertian
PG
11
C2
PG
12
C2
PG
13
C2
PG
14
C2
PG
15
C2
PG
16
C2
PG
17
C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
permainan debus Siswa dapat menjelaskan pengertian seudati Siswa dapat menjelaskan pengertian wayang Siswa dapat menyebutkan nama raja yang menciptakan sistem penanggalan (kalender) di Nusantara
21
22
23
Siswa dapat menjelaskan pengertian integrasi
24 3. Proses Integrasi Nusantara 25
26
Siwa dapat menganalisis peran perdagangan antarpulau dalam proses integrasi serta nilai-nilai yang dapat diteladani Siswa dapat mengemukakan pusat-pusat
PG
18
C2
PG
19
C2
PG
20
C1
PG
21
C2
E
4
C4
PG
22
C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
27
28
29
30
perdagangan di Sumatera Siswa dapat mengemukakan pusat-pusat perdagangan di Jawa Siswa dapat menganalisis peran bahasa Melayu dalam proses integrasi dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Siswa dapat mengemukakan bukti bahwa bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa resmi Kerajaan Sriwijaya Siswa dapat menyebutkan tahun VOC merebut Malaka
PG
23
C2
E
5
C4
PG
24
C2
PG
25
C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman Telp. (0274) 513515 Email:
[email protected]
Mata Pelajaran Kelas/Jurusan Hari/Tanggal Waktu
: Sejarah Indonesia : X/Teknik Pemesinan A : Selasa, 3 Mei 2016 : 90 Menit
Kompetensi Dasar 3.9 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
V. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (×) pada huruf A, B, C, D, atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk nomor 1-25
1. Berikut ini yang merupakan peran para ulama terhadap perkembangan lembaga pendidikan dan pengajaran pada masa Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Malaka adalah . . . . F. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di kalangan masyarakat G. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di kalangan para pedagang H. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di istana sultan I. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di kalangan para bangsawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
J. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di kalangan anak-anak sulta
2. Berikut ini yang merupakan fungsi perpustakaan pada masa Kerajaan Malaka adalah . . . . F. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa Arab ke bahasa Melayu G. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa Arab ke bahasa Jawa H. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa Arab ke bahasa Sunda I. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa Arab ke bahasa Aceh J. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa Arab ke bahasa Jambi
3. Berikut ini yang merupakan fungsi istana Kerajaan Banten pada abad ke 17 adalah . . . . . A. Sebagai lembaga penerjemahan al-Qur’an dan sebagai pusat ilmu pengetahuan di Pulau Jawa B. Sebagai lembaga pendidikan dan sebagai pusat ilmu pengetahuan di Pulau Jawa C. Sebagai lembaga pembacaan al-Qur’an dan sebagai pusat ilmu pengetahuan di Pulau Jawa D. Sebagai tempat penyebaran agama Islam dan sebagai pusat ilmu pengetahuan di Pulau Jawa E. Sebagai lembaga penerjemahan bahasa Arab ke bahasa Melayu dan sebagai pusat ilmu pengetahuan di Pulau Jawa
4. Istana merupakan pusat sastra dan ilmu agama. Pernyataan tersebut merupakan fungsi dari istana . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
F. Jambi G. Aceh H. Riau I. Malaka J. Palembang
5. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1) Penggunaan bahasa Jawa 2) Penggunaan bahasa Aceh 3) Penggunaan aksara Arab 4) Penggunaan bahasa Melayu Berdasarkan pernyataan di atas, yang merupakan faktor yang mempercepat proses penyatuan Nusantara ditunjukkan oleh nomor . . . . F. 1 dan 2 G. 1 dan 3 H. 2 dan 3 I. 3 dan 4 J. 2 dan 4
6. Berikut ini yang merupakan lembaga pendidikan yang cukup kompleks pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia adalah . . . . F. Meunasah di Aceh, surau di Minangkabau, langgar di Kalimantan, dan pesantren di Jawa G. Meunasah di Palembang, surau di Minangkabau, langgar di Kalimantan, dan pesantren di Jawa H. Meunasah di Aceh, surau di Jambi, langgar di Kalimantan, dan pesantren di Jawa I. Meunasah di Aceh, surau di Jambi, langgar di Sulawesi, dan pesantren di Jawa J. Meunasah di Riau, surau di Jambi, langgar di Kalimantan, dan pesantren di Jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
7. Berikut ini yang merupakan fungsi masjid secara luas adalah . . . . F. Sebagai pusat untuk menyelenggarakan keagamaan Islam dan pusat mempraktikan ajaran-ajaran persamaan hak dan persahabatan di kalangan umat Islam G. Sebagai pusat untuk menyelenggarakan pendidikan Islam dan pusat mempraktikan ajaran-ajaran persamaan hak dan persahabatan di kalangan umat Islam H. Sebagai pusat untuk menyelenggarakan keagamaan Islam dan pusat mempraktikan ajaran-ajaran yang berkaitan dengan ajaran Islam I. Sebagai pusat untuk membaca al-Qur’an dan pusat mempraktikan ajaranajaran persamaan hak dan persahabatan di kalangan umat Islam J. Sebagai pusat untuk menyelenggarakan keagamaan Islam dan pusat mempraktikan ajaran-ajaran persamaan kewajiban di kalangan umat Islam
8. Beberapa makam-makam raja dari kerajaan Islam ada yang lokasinya di daratan dekat masjid agung. Berikut ini merupakan makam-makam raja yang lokasinya di daratan dekat masjid agung adalah . . . . F. Makam sultan-sultan Padang, makam raja-raja Mataram Islam di Kota Gede, dan makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh G. Makam sultan-sultan Medan, makam raja-raja Mataram Islam di Kota Gede, dan makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh H. Makam sultan-sultan Flores, makam raja-raja Mataram Islam di Kota Gede, dan makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh I. Makam sultan-sultan Demak, makam raja-raja Mataram Islam di Kota Gede, dan makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh J. Makam sultan-sultan Demak, makam raja-raja Mataram Islam di Kota Gede, dan makam sultan-sultan di daerah Belitung
9. Berikut ini yang merupakan makam-makam tokoh yang lokasinya di daerah daratan tinggi adalah . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
F. Makam Sultan Agung, makam Sunan Derajat, makam Sunan Kalijaga, makam Sunan Kudus G. Makam Sunan Bonang di Tuban, makam Sunan Derajat, makam Sunan Kalijaga, makam Sunan Kudus H. Makam Ratu Kalinyamat, makam Sunan Derajat, makam Sunan Kalijaga, makam Sunan Kudus I. Makam Sunan Abdur Rauf as Singkili, makam Sunan Derajat, makam Sunan Kalijaga, makam Sunan Kudus J. Makam Syekh Abdul Muhyi al Garuti, makam Sunan Derajat, makam Sunan Kalijaga, makam Sunan Kudus
10. Perahatikan pernyataan berikut ini! 1) Dimandikan dan dikafani 2) Disholatkan dan dibacakan surat yasin 3) Jenazah dimasukkan ke dalam peti 4) Kubur batu, upacara selamatan 5) Di atas kubur diletakkan bunga-bunga Berdasarkan pernyataan di atas, upacara pemakaman yang bukan berasal dari ajaran Islam ditunjukkan oleh nomor . . . . F. 1, 2 dan 3 G. 1, 2, dan 4 H. 1, 2, dan 5 I. 2, 3, dan 4 J. 3, 4, dan 5
11. Di bawah ini merupakan contoh seni ukir yang berkembang setelah zaman madya adalah . . . . F. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Wajo G. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Bima H. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Bali I. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Sumbawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
J. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Lombok
12. Setelah zaman madya banyak bangunan-bangunan Islam yang dihiasi dengan berbagai motif ukiran-ukiran. Bangunan Islam yang dihiasi dengan berbagai motif ukiran- bangunan ukiran biasanya terdapat di . . . . F. Pintu atau lantai keraton, masjid, dan pintu gerbang G. Pintu atau tembok keraton, masjid, dan pintu gerbang H. Pintu atau tiang bangunan keraton, masjid, dan pintu gerbang I. Tangga dan pintu keraton, masjid, dan pintu gerbang J. Tempat tamu keraton, masjid, dan pintu gerbang
13. Berikut ini yang merupakan pengertian dari hikayat adalah . . . . F. Karya sastra yang berisi cerita sejarah ataupun dongeng G. Karya sastra yang berisi fakta dan kepercayaan H. Karya sastra yang berisi tentang kehidupan seseorang I. Karya sastra yang berisi tentang pedoman hidup J. Karya sastra yang berisi tentang hal yang tidak masuk akal
14. Berikut ini merupakan contoh dari babad adalah . . . . F. Babad tanah Sunda, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta G. Babad tanah Bima, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta H. Babad tanah Sumba, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta I. Babad tanah Lombok, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta J. Babad tanah Jawi, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta
15. Berikut ini yang merupakan pengertian dari syair adalah . . . . F. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas satu baris setiap baitnya G. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas dua baris setiap baitnya H. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas tiga baris setiap baitnya I. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas empat baris setiap baitnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
J. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas lima baris setiap baitnya
16. Berikut ini yang merupakan pengertian dari suluk adalah . . . . F. Karya sastra yang berupa sajak-sajak dan isinya menjelaskan soal-soal tasawufnya G. Karya sastra yang berupa kitab-kitab dan isinya menjelaskan soal-soal tasawufnya H. Karya sastra yang berupa syair-syair dan isinya menjelaskan soal-soal tasawufnya I. Karya sastra yang berupa ayat-ayat dan isinya menjelaskan soal-soal tasawufnya J. Karya sastra yang berupa pengajaran dan isinya menjelaskan soal-soal tasawufnya
17. Berikut ini yang merupakan pengertian dari permainan debus adalah . . . . F. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke tubuhnya dengan meninggalkan luka G. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke tubuhnya tanpa meninggalkan luka H. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke tubuh orang lain tanpa meninggalkan luka I. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke arah para penonton tanpa meninggalkan luka J. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke tubuh seorang raja tanpa meninggalkan luka
18. Seudati berasal dari kata syaidati yang artinya permainan orang-orang besar, seudati juga sering disebut saman yang artinya delapan. Seudati tersebut merupakan sebuah tarian dari . . . . F. Riau G. Jambi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
H. Aceh I. Palembang J. Medan
19. Pertunjukkan wayang sudah berkembang sejak zaman Hindu, dan pada zaman Islam juga terus dikembangkan. Berikut ini merupakan jenis-jenis wayang adalah . . . . F. Wayang kulit, wayang orang, dan wayang golek G. Wayang tarian, wayang orang, dan wayang golek H. Wayang kulit, wayang orang, dan wayang lari I. Wayang kulit, wayang lomba, dan wayang golek J. Wayang tarian, wayang lomba, dan wayang golek
20. Berikut ini yang merupakan nama raja yang menciptakan sistem penanggalan (kalender) di Nusantara adalah . . . . F. Sultan Khairun dari Kerajaan Ternate G. Sultan Zainal Abidin dari Kerajaan Bacan H. Sultan Abdul Kahir dari Kerajaan Bima I. Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa J. Sultan Agung dari Kerajan Mataram
21. Integrasi suatu bangsa adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan adanya integrasi akan melahirkan satu kekuatan bangsa yang ampuh dan segala persoalan yang timbul akan dihadapi bersama-sama. Wujud konkret dari proses integrasi bangsa adalah . . . . F. Terbentuknya ideologi bangsa Indonesia G. Bersatunya pulau-pulau yang ada di Indonesia H. Terbentuknya pemerintahan di Indonesia I. Negara Kesatuan Republik Indonesia J. Terbentuknya UUD negara Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
22. Berikut ini yang merupakan daerah-daerah pusat perdagangan di Sumatera adalah . . . . F. Aceh, Pasai, Barus, dan Palembang G. Riau, Pasai, Barus, dan Palembang H. Padang, Pasai, Barus, dan Palembang I. Aceh, Pasai, Barus, dan Medan J. Aceh, Belitung, Barus, dan Palembang
23. Berikut ini yang merupakan daerah-daerah pusat perdagangan di Jawa adalah . . . . F. Banten Sunda Kelapa, Klaten, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan G. Banten Sunda Kelapa, Jepara, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan H. Banten Sunda Kelapa, Solo, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan I. Banten Sunda Kelapa, Sidoarjo, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan J. Banten Sunda Kelapa, Salatiga, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan
24. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa resmi dan bahasa ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh . . . . F. Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 M G. Prasasti Talang Tuo tahun 684 M H. Prasasti Kota Kapur tahun 685 M I. Prasasti Karang Berahi tahun 686 M J. A, B, C, dan D semuanya benar
25. Berikut ini yang merupakan tahun VOC merebut Malaka adalah . . . . F. Tahun 1638 G. Tahun 1639 H. Tahun 1640 I. Tahun 1641
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
J. Tahun 1642
VI. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas! 6. Analisislah hubungan antara Kerajaan Samudera Pasai, Malaka, dan Aceh Darussalam! 7. Analisislah ciri-ciri masjid kuno di Indonesia? 8. Analisislah perkembangan seni ukir di zaman madya! Mengapa perkembangan seni ukir di zaman madya mengalami kemunduran? 9. Analisislah peran perdagangan antarpulau dalam proses integrasi! Apa nilai-nilai yang dapat diteladani dari proses integrasi melalui perdagangan antarpulau tersebut? 10. Analisislah peran bahasa Melayu dalam proses integrasi dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sampai saat ini?
VII.Kunci Jawaban Pilihan Ganda 1. C
11. C
21. D
2. A
12. C
22. A
3. B
13. A
23. B
4. E
14. E
24. E
5. D
15. D
25. D
6. A
16. B
7. A
17. B
8. D
18. C
9. B
19. A
10. E
20. E
VIII. Kunci Jawaban Essay 1. Hubungan antara Kerajaan Samudera Pasai, Malaka, dengan Aceh Darussalam sangat baik serta sangat bermakna dalam bidang budaya dan keagamaan. Ketiganya tersohor dengan sebutan Serambi Mekkah dan menjadi pusat pendidikan dan pengajaran Islam di Indonesia. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
mengintensifkan proses Islamisasi, para ulama telah mengarang, menyadur, dan menerjemahkan karya-karya keilmuan Islam. 2. Ciri-ciri masjid kuno di Indonesia antara lain: Bangunan masjid-masjid kuno di Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Atapnya berupa atap tumpang, yaitu atap yang bersusun, semakin ke atas semakin kecil dan tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang biasanya selalu ganjil, ada yang tiga dan ada juga yang lima. Ada pula yang tumpangnya dua, tetapi yang ini dinamakan tumpang satu, jadi angka ganjil juga. Atap yang demikian disebut meru.
Atap
masjid
biasanya
masih
diberi
lagi
sebuah
kemuncak/puncak yang dinamakan mustaka. 2) Tidak ada menara yang berfungsi sebagai tempat mengumandangkan adzan. Berbeda dengan masjid-masjid di luar Indonesia yang umumnya terdapat menara. Pada masjid-masjid kuno di Indonesia untuk menandai datangnya waktu salat dilakukan dengan memukul beduk atau kentongan. Yang istimewa dengan Masjid Kudus dan Masjid Banten adalah menaranya yang bentuknya begitu unik. Bentuk menara Masjid Kudus merupakan sebuah candi langgam Jawa Timur yang telah diubah dan disesuaikan penggunaannya dengan diberi atap tumpang.
Pada
Masjid
Banten,
menara
tambahannya
dibuat
menyerupai mercusuar. 3) Masjid umumnya didirikan di ibukota atau dekat istana kerajaan. Ada juga masjid yang dipandang keramat yang dibangun di atas bukit atau dekat makam. Masjid-masjid di zaman Wali Sanga umumnya berdekatan dengan makam. 3. Perkembangan seni ukir zaman madya kurang berkembang bahkan mengalami kemunduran. Hal tersebut disebabkan oleh ajaran yang menyatakan bahwa seni ukir, patung, dan melukis makhluk hidup terutama manusia secara nyata tidak diperbolehkan. Pada zaman madya, ajaran tersebut ditaati di Indonesia. Akan tetapi, setelah zaman madya seni patung berkembang seperti yang dapat kita saksikan sekarang ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
4. Peran perdagangan antarpulau dalam proses integrasi sangat bermakna, karena dengan terjadinya perdagangan antarpulau di Kepulauan Indonesia sudah barang tentu terjadi hubungan di antara para pedagang. Hubungan yang terjadi di antara para pedagang tersebut saling mempengaruhi satu dengan lainnya terutama di bidang sosial, budaya, ekonomi sehingga semakin hari semakin mempercepat perkembangan proses integrasi. Misalnya, para pedagang dari Jawa berdagang ke Palembang, atau para pedagang dari Sumatera berdagang ke Jepara. Hal ini menyebabkan terjadi proses integrasi antara Sumatera dan Jawa. Nilai-nilai yang dapat diteladani yaitu kerja sama, saling menghargai, keterbukaan, dan sebagainya. 5. Peran bahasa Melayu dalam proses integrasi sangat bermakna karena bahasa Melayu telah berhasil mempersatukan daerah-daerah yang ada di Kepulauan Indonesia. Peran bahasa melayu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sampai saat ini adalah bahasa melayu telah menjadi bahasa nasional dan bahasa resmi negara yaitu bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
Data Minat Pra Penelitian
No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Jum lah
Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
ABW ASPP AIZ AAP AM APS AP AR AADS AW AA BAA DP DZ DIH DK DR DHCN DAA DK DJNA ENA ES FM FYKK FF
4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5
5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5
4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 1 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4
4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 2 5 4 5 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4
4 5 4 4 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4
4 5 5 2 5 5 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4
4 4 3 4 1 4 4 2 3 3 2 4 3 4 2 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4
2 4 2 4 1 5 3 3 2 3 3 2 4 3 4 1 4 3 4 1 1 4 3 4 2 4
4 4 4 3 1 5 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 2 2 4
4 4 4 3 1 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 4
4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 2
2 5 4 3 5 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 4 4
4 1 4 5 5 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 2 4 4
4 5 2 4 4 4 3 3 4 3 4 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3
4 2 3 4 5 4 3 3 3 4 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 1 4 3 2 2 4
4 5 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 2 4 3 3 4 2 4 2 4 3 4 2 4
4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 2 4
4 2 4 4 1 2 4 3 4 3 2 5 3 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 3 4
3 4 4 1 3 4 4 5 4 3 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4
4 4 2 3 4 3 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 5 2 4 4 4 1 4 4 4 3 2 3 4 2 2 1
4 4 4 4 4 4 2 5 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 2 4 4
4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 3 3
4 5 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 2 2 4 4 4 4 4 2
3 4 3 1 1 2 3 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 3 3 2 1 4
2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 5 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 5
4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 2 2
4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 2 3 4 2 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 2 2 3 2 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 2 4 4 2 4 4
4 5 4 3 3 5 3 5 3 2 5 4 4 4 4 3 5 4 5 4 2 4 4 2 4 2
5 4 3 5 5 3 2 3 5 3 1 4 4 2 4 4 3 4 5 4 2 3 4 4 2 4
4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 4 4
2 4 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 4 4 2 1 2 3 3 5 2 3 3 2 1 3
4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4
4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 4
5 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 2 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4
154 158 140 143 136 155 131 142 139 132 131 155 151 150 152 132 134 148 150 141 117 142 146 122 129 148
77 79 70 71,5 68 77,5 65,5 71 69,5 66 65,5 77,5 75,5 75 76 66 67 74 75 70,5 58,5 71 73 61 64,5 74
27
FS
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
152
76
28
GSP
5
5
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
5
4
3
4
3
4
3
3
3
4
5
4
5
4
149
74,5
29
HRD
4
5
3
4
4
3
3
2
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
3
4
5
3
4
4
3
4
3
3
2
3
4
3
4
4
141
70,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
Data Minat Siklus I No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Jumla h
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
ABW ASPP AIZ AAP AM APS AP AR AADS AW AA BAA DP DZ DIH DK DR DHCN DAA DK DJNA ENA ES FM FYKK
4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3
5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 1 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4
5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 5 2 3 4 4 4 4
4 5 4 3 4 5 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 2 2
5 5 4 3 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 3 2 3
3 4 4 4 1 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 1 3 4 4 2 4 4 3 4 1
4 5 3 5 1 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 2 3 4 3 4 3
4 4 4 3 1 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 1 3 3 4 3 3 4 3 2 2
5 4 3 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 5 2 2 4 4 4 3
4 4 3 3 5 3 3 4 3 3 5 3 4 4 4 3 3 3 4 3 1 3 3 2 3
5 4 4 5 5 5 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 2 5
4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3
4 4 4 1 5 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 1
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 5 4 5 4 3 3 3 3 2 4
4 4 3 4 1 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 5 3 3 4 2 2 4
3 5 3 5 3 5 4 5 4 3 4 5 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5
4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4
5 4 4 4 5 5 3 4 3 3 5 3 4 4 4 4 5 5 4 2 1 4 5 2 4
4 4 4 3 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 3 2 3
4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 1 1 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 1 3 3 4 4 2 4 4 2 1
4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 4 3 4 3 4 5 2 2 4 4 2 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 2 5
4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4
4 4 4 4 2 4 3 3 5 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 2 2 4 3 2 4
4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5 4 3 3 4 3 2 4
4 4 4 3 3 5 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 5 2 3 4 4 2 3
4 4 4 3 5 5 3 5 5 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 1 3 3 2 3
4 4 3 2 4 5 4 3 3 3 4 5 4 4 3 2 2 4 4 2 4 3 3 4 2
4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4
3 2 3 1 1 3 4 2 2 3 4 3 3 4 3 5 2 3 4 2 2 3 2 2 1
4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 3
4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 2 3 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 5 2 4
163 165 153 139 136 165 144 143 142 119 145 165 156 154 147 135 143 161 169 107 116 155 143 120 133
81,5 82,5 76,5 69,5 68 82,5 72 71,5 71 59,5 72,5 82,5 78 77 73,5 67,5 71,5 80,5 84,5 53,5 58 77,5 71,5 60 66,5
26 27 28 29
FF FS GSP HRD
4 5 5 4
4 4 5 4
3 4 3 2
4 4 4 3
4 5 5 4
4 5 5 4
4 4 3 3
5 4 4 3
3 3 4 4
4 5 5 4
3 4 4 3
4 4 3 3
4 4 5 4
4 4 4 4
3 3 4 3
4 4 3 3
4 4 4 5
3 4 4 3
4 4 4 4
3 5 4 4
2 3 5 3
3 4 4 3
4 5 4 4
4 5 4 4
3 4 4 3
4 3 3 4
5 5 5 5
3 4 4 3
3 4 3 4
3 4 5 4
3 4 3 3
4 5 3 5
2 4 3 3
2 4 3 3
2 3 3 2
4 4 4 3
5 5 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
3 4 3 4
142 165 157 143
71 82,5 78,5 71,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
Data Minat Siklus II No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Jumlah
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
ABW ASPP AIZ AAP AM APS AP AR AADS AW AA BAA DP DZ DIH DK DR DHCN DAA DK DJNA ENA ES FM FYKK FF FS GSP HRD
4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 3
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4
3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 2 2 4 3 4 3 2 4 3 5 3 3 3 3 2
4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 5 4 3 4 3 3
4 4 4 3 5 5 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 2 4 4 2 3 4 4 1 3 4 4 5 3
5 4 4 3 5 5 3 4 3 3 3 4 4 4 3 1 3 3 5 3 2 4 3 1 3 4 4 5 3
3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 5 3 3 4 3 3
4 4 4 1 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 5 3 4 4 4 4
4 4 3 3 3 5 3 3 3 3 3 5 3 4 3 2 2 3 4 3 2 4 4 1 3 3 4 3 3
4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 5 3
4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3
4 4 4 3 4 5 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 4 3
4 4 4 3 5 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4
5 4 4 2 5 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3
5 4 4 2 4 3 4 3 3 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3
5 4 4 2 5 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 3 2 4 3 4 4 4
4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3
3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 3
4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 5 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4
5 5 4 3 5 5 4 4 3 3 4 3 4 4 4 1 5 5 4 3 2 4 4 1 4 3 4 5 4
5 4 3 3 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 1 3 3 4 4 3
5 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 5 3
5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 5 4 3 4 4 5 3 4 4 5 4
5 4 3 2 1 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 1 2 3 3 4 4 4 3 1 3 3 4 4 3
5 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 4
5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5
4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 5 4 3 4 3 3
4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 3 4 4 1 3 3 4 3 3
5 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 1 4 4 4 5 3
5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 3 3
4 4 4 3 5 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 3 2 4 2 4 3 4
4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 5 3 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3
3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3
3 2 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 2
5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4
4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 5 4 4 3 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 3 4 4 3
5 4 4 2 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 2 4 4 4 5 3
4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 2 5 4 4 5 4 4 4 2 4 3 4 3 3
171 160 148 112 153 164 150 143 129 133 148 167 153 148 144 110 133 155 161 149 121 155 145 120 139 135 158 160 133
85,5 80 74 56 76,5 82 75 71,5 64,5 66,5 74 83,5 76,5 74 72 55 66,5 77,5 80,5 74,5 60,5 77,5 72,5 60 69,5 67,5 79 80 66,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
Data Prestasi Pra Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
Data Prestasi Siklus I Uraian
Pilihan Ganda
No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
ABW ASPP AIZ AAP AM APS AP AR AADS AW AA BAA DP DZ DIH DK DR DHCN DAA DK DJNA ENA ES FM FYKK FF FS GSP HRD
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0
1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1
Jumlah Total 24 21 20 20 18 18 18 18 22 20 19 20 23 14 15 22 20 21 17 18 22 20 21 19 21 19 20 18 20
1
2
3
4
5
Jumlah Total
Jumlah PG + E
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 5 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4
4 3 4 4 5 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3
4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3
4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3
4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 5 4 4
20 18 20 18 23 19 19 19 21 18 17 15 19 18 18 20 20 20 21 14 19 18 18 20 19 17 21 18 17
82 78 76 76 80 76 76 76 82 74 72 70 76 64 66 80 78 80 78 64 82 78 80 76 78 72 80 72 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
Data Prestasi Siklus II Pilihan Ganda
Uraian
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
ABW ASPP AIZ AAP AM APS AP AR AADS AW AA BAA DP DZ DIH DK DR DHCN DAA DK DJNA ENA ES FM FYKK FF
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 24 20 24
27 28
FS GSP
1 1
1 1
1 1
1 1
1 0
1 1
1 1
0 1
1 1
1 0
1 1
1 1
0 1
0 1
0 1
1 1
1 1
1 0
1 0
1 0
1 1
0 1
1 1
1 0
29
HRD
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
No
1
2
3
4
5
Jumlah Total
Jumlah PG + E
23 19 23 19 22 19 24 23 23 17 23 23 19 23 23 18 24 24 19 24 25 23
5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3
5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 3
5 5 4 4 5 3 4 3 4 4 5 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4
4 5 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
24 22 19 19 24 18 20 20 20 20 20 17 21 18 21 20 21 18 20 18 20 19 19 20 20 17
94 92 78 86 94 74 86 78 84 78 88 80 88 70 88 86 80 82 86 72 88 86 76 88 90 80
0 1
19 19
3 3
4 3
5 4
4 4
5 3
21 17
80 72
1
23
4
3
4
3
3
17
80
Jumlah Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
Presensi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186