PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS VII/A SMP KARTIKA MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Disusun Oleh: Sri Yuniati NIM.101322007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, …………………. Penulis
Sri Yuniati NIM: 101322007
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Sri Yuniati
Nomor mahasiswa
: 101322007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas VII/A SMP Kartika Magelang” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : ………………….
Yang menyatakan
Sri Yuniati
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sri Yuniati. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas VII/A SMP Kartika Magelang. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
ABSTRAK
Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana model pembelajaran Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan kompetensi hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bagi siswa kelas VII/A SMP Kartika, Kabupaten Magelang. Model pembelajaran Student Teams Achievement Division merupakan model pembelajaran kelompok yang memberdayakan siswa mampu untuk membantu teman dalam kelompoknya untuk memahami materi pelajaran. Model pembelajaran Student Teams Achievement memberi tugas dalam kelompok dan tugas individu berupa kuis. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Siklus I dan siklus II perlakuan model pembelajarannya sama. Perbedaan siklus I dan siklus II adalah pada pengelompokan siswa dan pemberian tugas kelompok dan kuis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari kondisi awal 49% menjadi 93% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 95% pada siklus II. Hasil belajar siswa kondisi awal rata-rata nilai 51,35 meningkat menjadi 68,24 pada siklus I dan menjadi 77,84 pada siklus kedua.
Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, model pembelajaran Student Teams Achievement Division
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sri Yuniati. 2013. The Student Teams Achievement Division Instructional Model for Increasing Active Participation and Learning Results in Social Science Instruction through for the Seventh A Graders, of Kartika State Junior High School. Magelang Regency. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. ABSTRACT This research at describing how the Student Teams Achievement Division instructional model could increase students’ active participation in studying social science. This research aimed at discovering the learning results of social science instruction among the seventh graders of Kartika Junior High School, Magelang Regency. The Student Teams Achievement Division instructional model was student team model to deceive student achievement for help their friend for understand the material. The Student Teams Achievement Division instructional model given team exercise and individual quiz. The method was an action research which was conducted in two cycles. In both cycles, the same instructional model was applied. The difference both cycles was in the teams student, gift team exercise and individual quiz. The research results show that the application of the Student Teams Achievement Division instructional model increased the students’ learning activities from the initial level of 49% to 93% in Cycle I and in Cycle II it increased to 95%. The students’ learning result increased from the initial average of 51,35 to 68,24 in Cycle I and to 77,84 in Cycle II.
Key words: learning active participation, learning result, Student Teams Achievement Division instructional model
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan anugerah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga
skripsi yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas VII/A SMP Kartika Magelang” dapat diselesaikan. Berkat kerja sama dan bantuan beberapa pihak, maka skripsi ini dapat terwujud walaupun belum sempurna. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono selaku Dosen pembimbing I, Y.M.V. Mudayen, S.Pd, M.Sc.. selaku Dosen pembimbing II yang dengan sabar dan penuh perhatian memberi dukungan, arahan, dan telah meluangkan waktu di tengah kesibukan beliau. 3. Kepala SMP Kartika Kabupaten Magelang 4. Suami tercinta yang selalu membantu dan mendoakan 5. Teman, Karyawan di SMP Kartika Kabupaten Magelang 6. Teman-teman mahasiswa pada program PPKHB di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 7. Semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan sebanyak-banyaknya dan melimpahkan berkah. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis
Sri Yuniati NIM: 101322007
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL SKRIPSI ............................................................................ i
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... iv vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................. v vii ABSTRAK .......................................................................................................... vi viii ABSTRACT ........................................................................................................... vii ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii x DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii xiii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiiixiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Pembatasan Masalah ....................................................................... 7 C. Rumusan Masalah ........................................................................... 7 D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7 E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
1 4 4 4 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Model Pembelajaran ..................................................... 10 6 B. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) . ....................................................................................... 11 7 C. Pendekatan Kooperatif Tipe STAD ................................................. 19 17 D. Aktivitas Belajar .............................................................................. 24 20 E. Hasil Belajar .................................................................................... 26 22 F. Penilaian Hasil Belajar .................................................................... 28 27 G. Kerangka Berpikir ............................................................................ 30 31 H. Tindakan ......................................................................................... 31 34 BAB III METODE PENELITIAN 33 35 A. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 33 35 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. D. E. F. G.
Jenis Penelitian ................................................................................ 34 35 Prosedur Penelitian .......................................................................... 36 37 Teknik Pengumpulan Data............................................................... 43 38 Teknik Analisis Data ....................................................................... 44 Indikator Kinerja ............................................................................. 47
BAB IV GAMBARAN UMUM SMP KARTIKA MAGELANG A. Lingkungan Sekolah ....................................................................... 48 B. Identitas Sekolah ............................................................................. 48 43 C. Visi dan Misi ................................................................................. 48..43 D. Tujuan ............................................................................................. 50 43 E. Keadaan Sekolah ............................................................................. 51 44 F. Personil Sekolah ............................................................................. 52 G. Kondisi Kelas VII/A ........................................................................ 54 46 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi Awal ..................................................................... 55 48 B. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 59 55 C. Hasil Penelitian ................................................................................ 68 72 D. Pembahasan ..................................................................................... 72 76 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .......................................................................................... 76 83 B. Saran ............................................................................................... 77 84 C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 77 84 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79 86 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 81
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel I.1 : Tabel I.2 : Tabel I.3 :
Pengamatan Aktivitas Belajar Pra-Perlakuan ...................................................... 2 2 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Pra-Perlakuan ...................................................... 4 Nilai Ulangan Tengah Semester Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Kelas VII/A .......................................................................................... 4 2 Tabel IV.1 : Tenaga Kependidikan .......................................................................................... 52 41 Tabel IV.2 : Tenaga Pendidikan ................................................................................................ 53 45 Tabel IV.3 : Latar Belakang Pendidik dan Kesesuaian Tugas Mengajar ................................. 53 Tabel V.1 : Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II ............................................ 69 Tabel V.2 : Rekap Aktivitas Terhadap Kegiatan Pembelajaran PraPerlakuan, Siklus I dan Siklus II ......................................................................... 70 63 Tabel V.3 : Data hasil Belajar Siswa ...................................................................................... 71 65 Tabel V.4 : Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Kelas VII A ........................................................ 72 67
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar III.1 : Model Penelitian Tindakan Kelas ........................................................................ 35 2
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Silabus ................................................................................................................. 82 2 RPP Siklus I .......................................................................................................... 84 RPP Siklus II ........................................................................................................ 87 2 Instrumen Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran .................. 91 41 Instrumen Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa .................................................... 92 45 Instrumen Rekapitulasi Aktivitas Siswa ............................................................... 93 Instrumen Refleksi Observer Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Game Tournamen ........................... 94
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar demi kelangsungan masa depan suatu bangsa. Hal itu diakui oleh semua orang atau suatu bangsa. Demikian halnya dengan Indonesia. Bangsa ini menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Pendidikan harus ditata, disiapkan, dan diberikan sarana maupun prasarana yang cukup memadai. Pendidikan di Indonesia meskipun telah dipersiapkan sejak bangsa ini merdeka tetapi sampai saat ini masalah yang dihadapi masih berkutat pada permasalahan klasik yaitu kualitas pendidikan. Permasalahan ini jika dicari akar permasalahannya bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana harus diawali pemecahannya. Permasalahan serupa juga dihadapi dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari pendidikan dasar dan menengah untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi antara lain, (1) guru
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masih menggunakan paradigma pembelajaran lama; (2) komunikasi cenderung berlangsung satu arah dari guru ke siswa; (3) guru lebih mendominasi proses pembelajaran, (4) Pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan kurang aktivitas belajarnya. Kurang aktifnya siswa di dalam kelas juga dapat terjadi karena beberapa hal antara lain belum adanya stimulus yang mendorong siswa berperan aktif, selain itu pertanyaan secara langsung dapat menjadikan beban pada diri siswa sehingga mereka merasa takut. Hal-hal seperti tersebut merupakan masalah yang dihadapi SMP Kartika, khususnya untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi
pada siswa kelas VII.
Berdasarkan observasi pra-penelitian di kelas VII/A dengan jumlah siswa 37 anak, aktivitas siswa dalam pembelajaran Ekonomi masih rendah. Hal ini didukung oleh data pra-perlakuan aktivitas belajar siswa pada tabel I.1 berikut: Tabel I.1 Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pra-Perlakuan No.
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
AdityoRestu R Aida Nur S Alif Seta Arini K Arya Bima D A Aziz Wijayanto Ardalisa S Ayu Somara D Bayu Oktavian Canda P
1 V V V V -
2
Aktivitas Siswa 2 3 V V V V V V V -
4 V V V V -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
Aktivitas Siswa 1 2 3 Catur A V V V Dery Widya V V V Devi Alista Dian Hapsoro Diky Eka V V Dio Laksmana V V V Dony P V Fachrul I F Fahera A V V V Fany Firdaus V Indra April M Afif V V V Mardiwanto P V V V M Arif A M Ramadhani V V V M Rizqi F Nadam Insan V V V Naufal Ilham V V V Rahayu G Riswan P Rizky A V V V Rudi Susanto Safrudin V V V Shinta P V V V Syahriar Dian Wahyu N V Wisnu Ade P V 17 21 15 Jumlah Sumber: Hasil observasi, 2012. Nama
Keterangan Aktivitas Siswa: 1. 2. 3. 4.
Memperhatikan dan mendengarkan Membaca materi Kemampuan menjawab pertanyaan Kerja sama dalam tim/berdiskusi
3
4 V V V V V V V V V V V V V V V V 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel I.2 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Pra-Perlakuan No. Aktivitas 1. Memperhatikan dan mendengarkan 2. Membaca materi 3. 4.
Frekuensi 17 21
Persentase 46% 57%
15
41%
20 18,25
54% 49%
Kemampuan menjawab pertanyaan Kerja sama dalam tim/berdiskusi Rata-rata Sumber : Hasil Pra Observasi, 2012
Selain aktivitas belajar yang kurang, hasil belajar pun belum mencapai harapan. Sebagian besar nilai ulangan tengah semester dua tahun pelajaran 2011/2012 belum mencapai Kriteri Ketuntasan Minimal. Berdasarkan dokumen kurikulum SMP Kartika tahun pelajaran 2011/2012 , Kriteri Ketuntasan Minimal untuk bahasa Indonesia sebesar 68. Hasil belajar siswa tercermin pada tabel I.3 nilai Ulangan Tengah Semester 2 Kelas VII/A SMP Kartika berikut: Tabel I.3 Nilai Ulangan Tengah Semester 2 Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Kelas VII/A Kriteria Ketuntasan Minimal 68
Tuntas Jumlah Siswa Jml Siswa % 37
8
Tidak tuntas Jml Siswa
%
RataRata
29
78,38
51,35
21,62
Sumber : Hasil Pra Observasi, 2012. Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya meyenangkan
dan
berpusat
pada
siswa.
Siswa
antusias
belajar,
mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bersorak merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi dan
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saling memberikan semangat. Tujuan akhir dari semua proses pembelajaran adalah penguasaan konsep dan hasil belajar yang memuaskan, oleh karena itu dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi, guru hendaknya lebih memilih berbagai pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya,
kesesuaian
dengan
materi
pembelajaran,
tingkat
perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. Peneliti juga mengidentifikasi metode pembelajaran yang dapat mengatasi masalah tersebut untuk meningkatkan keaktifan siswa belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi, maka perlu dipaparkan hubungan antara konsep-konsep yang mereka pelajari dengan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa sebaiknya diberikan masalah sehingga mereka dapat aktif bekerja untuk mencari pemecahan masalah tersebut baik secara individu ataupun kelompok. Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah di atas, misalnya penggunaan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), Active Learning, Quantum Teaching, Quantum Learning, metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan lain-lain. Peneliti memilih metode pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai solusi yang ada. Metode ini berfungsi untuk memberdayakan siswa yang sudah serius belajar dan mempunyai nilai yang baik untuk membantu
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa yang belum serius belajar. Metode pembelajaran kooperatif akan menciptakan kelompok kerja yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, meningkatkan tanggung jawab siswa (individual) terhadap kelompok, membantu siswa untuk lebih menghargai perbedaan dalam kelompok, membantu siswa untuk meningkatkan komunikasi antarindividu. Menurut
Solihatin
(2007),
ada
lima
tipe
dalam
pendekatan
pembelajaran kooperatif yaitu Student Teams Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw, Learning Together dan Group Investigation (GI). Peneliti memilih metode pembelajran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) akan menciptakan dan mengoptimalkan kelompok kerja yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok kerja ini bersifat heterogen yang terdiri dari siswa berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Metode pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) memberi penghargaan kepada siswa dan kelompok yang meraih prestasi tertinggi. Penghargaan merupakan cara sederhana yang dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa. Dengan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) seperti diuraikan di atas, siswa diharapkan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, dengan demikian akan dapat memecahkan masalah masih rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi SMP Kartika Magelang.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pembatasan Masalah Dari berbagai permasalahan pembelajaran di atas, penelitian ini difokuskan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada upaya meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. Hasil belajar pada penelitian ini terfokus pada ranah kognitif atau aspek pengetahuan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1.
Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VII/A SMP Kartika Magelang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi?
2.
Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII/A SMP Kartika Magelang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi?
D. Tujuan Penelitian 1.
Untuk meningkatkan keaktifan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi dengan materi pembelajaran Tindakan Ekonomi Berdasarkan Motif dan Prinsip Ekonomi dalam kehidupan sehari-hari melalui model
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) bagi siswa kelas VII/A SMP Kartika Magelang semester 2 tahun pelajaran 2011/2012. 2.
Untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi khususnya ranah kognitif dengan materi pembelajaran “Tindakan Ekonomi Berdasarkan Motif dan Prinsip Ekonomi dalam Kehidupan Sehari-hari” melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) bagi siswa kelas VII/A SMP Kartika Magelang semester II tahun pelajaran 2011/2012.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan SMP Kartika Magelang 1.
Guru Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya dan menyelesaikan masalah pembelajaran tentang aktivitas, partisipasi, dan hasil belajar siswa.
2.
Siswa Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan oleh guru, membiasakan siswa untuk belajar aktif dan kreatif, meningkatkan tanggung jawab dan rasa kebersamaan bagi setiap kelompok kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
SMP Kartika Magelang Melalui
penelitian
ini
SMP
Kartika
Magelang
dapat
lebih
meningkatkan pemberdayaan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD agar aktivitas belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.
Model pembelajaran dapat diartikan pula
sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas dalam pembelajarannya. Model pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arend (1997), model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistimatis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar. Merujuk pemikiran Joyce (1992), fungsi model adalah “each model guides us as we design instruction to help students achieve various objectives”. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. B. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Menurut Slavin dalam Solihatin (2007: 4), Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran tempat siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Menurut Rismiati (2007: 227) pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran
yang
berisi
serangkaian
aktivitas
pembelajaran
yang
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi di dalam suatu kelompok dan masing-masing peserta bertanggung jawab penuh atas aktivitas yang mereka jalani. Seperti yang dikemukakan oleh Slavin dalam Solihatin dkk (2007: 4-5). Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena belajar dalam model cooperative learning harus ada “struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif” sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interpedensi (saling melengkapi) yang efektif di antara anggota kelompok. Selain itu, Solihatin menyatakan bahwa model pembelajaran cooperative learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil optimal dalam belajar (Solihatin 2007: 5).
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keberhasilan belajar menurut model belajar ini tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman sebaya dan dibawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari (Solihatin, 2007: 5). Model pembelajaran cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikap mereka sesuai dengan kehidupan di masyarakat. Dengan demikian, mereka dapat bekerja sama antarkelompok dalam meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar. Model
belajar
cooperative
learning
mendorong
peningkatan
kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran karena siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan terhadap masalah materi pelajaran yang dihadapi (Solihatin, 2007: 5). Dengan demikian cooperative learning dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran dengan cara berkelompok. Dalam hal ini setiap anggota memiliki tanggung jawab terhadap anggota kelompok yang lain dengan cara bekerja sama.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dukungan teori konsruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti penting model pembelajaran kooperatif. Konstruktivisme sosial Vygotsky menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara mutual. Peserta didik berada dalam konteks sosiohistoris. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevalusai dan memperbaiki pemahaman. Dengan cara ini, pengalaman dalam konteks sosial memberikan mekanisme penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik. Dari Piaget ke Vygotsky ada pergeseran konseptual dari individual ke kooperatif, interaksi sosial, dan aktivitas sosiokultural. Dalam pendekatan konstruktivis Piaget, peserta didik mengonstruksi pengetahuan dengan mentransformasikan,
mengorganisasikan,
dan
mereorganisasikan
pengetahuan dan informasi sebelumnya. Vygotsky menekankan peserta didik mengonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Isi pengetahuan dipengaruhi oleh kultur di mana peserta didik tinggal. Kultur itu meliputi, bahasa, keyakinan, keahlian/keterampilan. Dukungan teori Vygotsky terhadap model pembelajaran kooperatif adalah penekanan belajara sebagai proses dialog interaktif. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. Menurut Lie (2002), model pembelajaran ini didasarkan pada falsafat homo homini socius. Berlawanan dengan teori Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dialog interaktif (interaksi sosial) adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Dengan kata lain, kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak akan ada individu,
keluarga, organisasi, dan kehidupan bersama lainnya. Secara
umum tanpa interaksi sosial tidak akan ada pengetahuan yang disebut Piaget sebagai pengetahuan sosial. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan : (1) “memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi denagan sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. Tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, menurut Sanjaya (2006: 244-255), pembelajaran kooperatif memiliki empat prinsip yaitu prinsip ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, interaksi tatap muka, dan partisipasi komunikasi. 1.
Prinsip ketergantungan positif Dengan pembelajaran kooperatif, keberhasilan kelompok sangat tergantung usaha setiap anggota kelompok dalam mengerjakan
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tugasnya. Pembagian tugas didasarkan pada kemampuan masingmasing anggota kelompok. Ketergantungan positif artinya bahwa semua tugas dapat terselesaikan karena adanya kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang memiliki kemampuan lebih, diharapkan mau membantu anggota yang lain untuk melaksanakan tugasnya. 2.
Tanggung jawab perseorangan Keberhasilan kelompok tergantung pada anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya dan memberikan yang terbaik bagi keberhasilan kelompoknya.
3.
Interaksi tatap muka Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan yang luas kepada kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling mengajarkan dengan cara bekerjasama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan
kelebihan
masing-masing
anggota
dan
mengisi
kekurangan masing-masing. 4.
Partisipasi dan komunikasi Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Untuk mampu melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali kemampuan berkomunikasi. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan interdepedensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya. Struktur tugas berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward mengacu pada derajat kerja sama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Menurut Johnson & Johnson dalam Lie (2002: 18) suasana belajar cooperative learning menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif dan penyesuaian psikologis yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan memisah-misahkan siswa. Sementara menurut Slavin (1995: 9) model pembelajaran kooperatif juga mempunyai kelemahan, diantaranya sebagai berikut: 1) memerlukan persiapan yang rumit untuk pelaksanaannya; 2) apabila terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya kurang maksimal; 3) apabila ada siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa dalam kelompoknya dapat menyebabkan usaha kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya; 4) adanya siswa yang tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam belajar kelompok. Menurut Slavin (1995:10-11) metode Student Team Learning adalah teknik pembelajaran kooperatif. Dalam metode Student Team Learning, tugas-tugas yang diberikan pada siswa bukan melakukan sesuatu sebagai sebuah tim, tetapi belajar sesuatu sebagai sebuah tim. Tiga konsep penting dalam metode Student Team Learning adalah penghargaan bagi tim,
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Metode tersebut dikembangkan menjadi beberapa variasi, antara lain: 1.
Student Team Achievement Division (STAD) Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah. Guru menyajikan pelajaran, kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim menguasai materi tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu. Pada waktu mengerjakan kuis, mereka tidak boleh saling membantu. Jawaban siswa dari kuis diberi skor. Skor siswa diperbandingkan dengan skor rata-rata yang lalu mereka sendiri. Poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa menyamai atau melampaui kinerja yang lalu. Poin tiap anggota ini dijumlahkan untuk mendapatkan skor tim dan tim yang mencapai kriteria tertentu dapat diberi sertifikat atau penghargaan yang lain.
2.
Teams Games Tournament (TGT) Dalam metode ini siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Dalam metode ini siswa bertanding
dengan
anggota
kelompok
lain
yang
mempunyai
kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota kelompok akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok. 3.
Jigsaw Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari atas 4 sampai 5 orang yang berbeda tingkat kemampuan, ras, atau jenis kelaminnya. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut setiap ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian lain untuk seluruh topik. Penilaian dan penghargaan
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti Student Team Achievement Division (STAD). 4.
Team Accelerated Instruction Dalam penerapan penelitian kelompok ini guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 sampai 6 siswa yang heterogen. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Tahap kegiatan yang dilakukan dalam Penelitian Kelompok
yaitu
pemilihan
topik,
perencanaan
kooperatif,
implementasi, analisis, sintesis, dan presentasi hasil final. C. Pendekatan Kooperatif Tipe STAD 1.
Student Team Achievement Divisions (STAD) Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Tim Siswa Kelompok Prestasi yang dikembangkan oleh Slavin (1995), dan teman-temannya di Universitas John Hopkin merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin, dan suku. Guru
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi di SMP Kartika. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan tipe STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. 2.
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD, Slavin (1995). a. Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompokkelompok
kooperatif.
Kemudian
menetapkan
siswa
dalam
kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 5 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada : 1) Kemampuan akademik (pandai, sedang, dan rendah) yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan tingkat prestasi seimbang. 2) Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll. b. Penyajian Materi Pelajaran 1) Pendahuluan Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya. 2) Pengembangan Pengembangan materi dilakukan sesuai dengan yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain. 3) Praktik terkendali Praktik terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap. Hal ini dimaksudkan agar waktu digunakan tidak terlalu lama. c. Kegiatan kelompok Guru membagikan kuis/lembar soal kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari kuis/lembar soal selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep, dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan
jawaban,
atau
memperbaiki
miskonsepsi.
Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. d. Evaluasi Evaluasi dilakukan selama 30–35 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Penghargaan kelompok Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok. Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat, dan super. f. Penghitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok Satu periode penilaian (3–4 minggu) dilakukan penghitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain. 3.
Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Suatu
strategi
pambelajaran
mempunyai
keunggulan
dan
kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan diantaranya sebagai berikut: Slavin (1995:17) a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok. b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kekurangan-kekurangan, yaitu: Slavin (1995:19) a. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum. b. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif. c. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif. d. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama. D. Aktivitas Belajar 1.
Pengertian Aktivitas Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia aktivitas berarti keaktifan, kegiatan. Aktivitas siswa tidak terbatas pada aktivitas pisik, akan tetapi juga aktivitas psikis (Sanjaya, 2006:170). Belajar menurut Gagne dalam Supriyono (2009:2) adalah perubahan kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Jadi aktivitas belajar adalah segala bentuk kegiatan baik pisik maupun psikis yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai kemampuan tertentu.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Paul D. Dierich dalam Hamalik (2007:172) membagi kegiatan belajar dalam delapan kelompok, yaitu: a. Kegiatan Visual Yang termasuk kegiatan visual meliputi membaca, melihat gambar-gambar, dan mengamati eksperimen. b.
Kegiatan-kegiatan lisan Yang termasuk kegiatan-kegiatan lisan meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan diskusi.
c.
Kegiatan-kegiatan mendengarkan Yang termasuk kegiatan mendengarkan meliputi mendengarkan penyajian
bahan,
mendengarkan
percakapan
atau
diskusi
kelompok. d.
Kegiatan-kegiatan menulis Yang termasuk kegiatan-kegiatan menulis meliputi menulis cerita, menulis laporan, membuat rangkuman, dan mengerjakan test
e.
Kegiatan-kegiatan menggambar Yang termasuk kegiatan menggambar meliputi menggambar diagram, peta, dan pola.
f.
Kegiatan-kegiatan metrik Yang termasuk kegiatan metrik meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat, dan menyelenggarakan permainan.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g.
Kegiatan-kegiatan mental Yang termasuk kegiatan mental meliputi mengingat, memecahkan masalah, dan menganalisis.
h. Kegiatan-kegiatan emosional Kegiatan-kegiatan
emosional
meliputi
berani,
tenang,
dan
membedakan. 2.
Keaktifan belajar Keaktifan belajar adalah segala aktivitas yang dilakukan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah yang memengaruhi tingkat kemajuan atau perkembangan sikap, kecakapan, minat, dan penyesuaian diri dalam hal belajar aktif. Keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan dengan giat dalam belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
E. Hasil Belajar Menurut Supriyono (2009:5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk dari pengertian tersebut bahwa hasil-hasil belajar berupa:
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2.
Ketrampilan intelektual adalah kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorikan kemampuan analisis sintesis, fakta konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Ketrampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3.
Strategi kognitif adalah kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4.
Ketrampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5.
Sikap adalah kemampuan menolak atau menerima objek berdasarkan penilaian
terhadap
objek
tersebut.
Sikap
berupa
kemampuan
menginternalisasi dan mengeksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilal sebagai standar perilaku. Menurut
Bloom
dalam
Supriyono (2009:6),
(domain) hasil belajar, yaitu:
27
ada
tiga
ranah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
Ranah afektif, merupakan aspek yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek.
2.
Ranah
psikomotor,
merupakan
aspek
yang
berkaitan
dengan
kemampuan melakukan pekerjaan yang melibatkan anggota badan, kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik. 3.
Ranah kognitif, merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir,
kemapuan
memperoleh
pengetahuan,
pengenalan,
pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran. Supriyono (2009:13) menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang bergantung pada apa yang telah diketahui oleh subjek belajar, tujuan motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. Sementara itu Catharina (2006:14) menyatakan hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hasil belajar yang dicapai pada hakekatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor. F. Penilaian Hasil Belajar Penilaian adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar. Penilaian dapat dilakukan baik dalam suasana formal maupun informal, di dalam kelas,
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Proses belajar dan mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh sebab itu tindakan atau kegiatan tersebut dinamakan penilaian hasil belajar. Fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dalam hal ini adalah tujuan instruksional khusus. Dengan fungsi ini dapat diketahui tingkat pengolahan bahan pelajaran yang seharunya dikuasai oleh para siswa, dengan perkataan lain dapat diketahui hasil belajar yang dicapai para siswa.
2.
Untuk mengetahui keaktifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Dengan fungsi ini guru dapat mengetahui barhasil atau tidaknya ia mengajar. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan kemampuan siswa tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru mengajar. Melalui penilaian berarti menilai kemampuan guru itu sendiri dan hasilnya dapat dijadikan bahan dalam
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperbaiki usahanya yakni tindakan mengajar berikutnya. Dengan demikian fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar bermanfaat ganda yakni bagi siswa dan bagi guru. G. Kerangka Berpikir Untuk mencapai hasil yang memuaskan di Sekolah Menengah Pertama, maka kita harus melaksanakan program-program pendidikan yang sudah dicantumkan ke dalam Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP). Tentunya
juga
harus
menggunakan
berbagai
metode
atau
model
pembelajaran serta memberikan bimbingan dan pelayanan yang sebaikbaiknya kepada siswa. Pelayanan ataupun bimbingan kepada siswa yang pokok adalah: 1.
Mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa secara aktif dan efisien.
2.
Penyelenggaraan sarana dan media belajar yang memadai.
3.
Pemberian bantuan khusus yang diberikan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya. (Team Penata Propinsi Dati I Jawa Tengah, 1990:171) Cooperative
Learning
merupakan
sistem
pembelajaran
yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lainnya dalam tugas-tugas terstruktur di mana guru bertindak sebagai fasilitator. Metode Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membantu guru dalam pembelajaran karenanya apabila metode ini diterapkan dengan baik, maka para siswa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Pada metode pembelajaran ini para siswa tidak hanya berinteraksi
hanya
dengan
sesama
anggota
kelompok
tetapi
juga
mendapatkan penghargaan menjadikan siswa termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kondisi pembelajaran ini tentunya akan berdampak positif pada prestasi belajar siswa. Slavin (1995) menemukan, bahwa 86% dari seluruh siswa yang diajar dengan Cooperative Learning memiliki prestasi belajar yang tinggi dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran lain. Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan unsur penting dan pokok dalam mencapai aktivitas dan prestasi belajar siswa. Dengan penerapan pembelajaran kooperatif
tipe STAD, maka siswa diharapkan akan lebih banyak aktif
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi sehingga siswa semakin memahami materi pembelajaran. Apabila para siswa menguasai materi dimungkinkan mereka menjadi lebih berprestasi. H. Tindakan Tindakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Penerapan model pembelajaran Cooperative learning tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII/A Semester 2
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SMP Kartika tahun pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran
Ilmu
Pengetahuan Sosial Ekonomi. 2.
Penerapan model pembelajaran Cooperative learning tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII/A Semester 2 SMP Kartika tahun pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII/A di SMP Kartika Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, dengan jumlah siswa 37 orang.
2.
Objek Penelitian Objek penelitian tindakan kelas ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang akan diterapkan guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. Hal ini didasari pada prestasi belajar
yang rendah, partisipasi aktif siswa
rendah, dan variasi mengajar guru yang monoton. Adapun jenis tindakan yang diteliti adalah aktivitas siswa dalam memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru, membaca materi pembelajaran, kemampuan
menjawab
pertanyaan,
dan
kerja
sama
dalam
tim/berdiskusi. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini penulis lakukan di SMP Kartika Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertimbangan penulis bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudah dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis. 2.
Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama bulan April–Mei 2012, waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester 2 Tahun pelajaran 2011/2012.
C. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Istilah penelitian tindakan kelas dipakai untuk menekankan kelas sebagai seting dari penelitian. Wiriaatmadja (2005:15), PTK adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dan tindakan-tindakan tersebut. Dalam konteks penelitian kelas lebih ditekankan pada bagaimana keterampilan teknik yang dimiliki guru bisa menggali informasi untuk kepentingan perbaikan pembelajaran. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan empat kegiatan utama yang ada di setiap siklus, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan dan pengumpulan data, dan 4) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelaksanaan Tindakan (Aksi)
Siklus I
Observasi
Perencanaan Tindakan
Refleksi
Perencanaan ulang
Pelaksanaan Tindakan (Aksi) Siklus II Observasi
Perencanaan ulang
Gambar III.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Sumber : (Arikunto, 2007:16)
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Prosedur penelitian Jenis penelitian yaang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara langsung. Penelitian ini berbasis kolaboratif, sehingga dalam pelaksanaannya penelitian dilakukan melalui kerja sama dengan guru bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial yang selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang dengan revisi untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi. Peneliti berperan sebagai observer untuk melakukan tindakan pengamatan sesuai perencanaan tindakan yang dibuat. Peneliti selalu bekerja sama dengan guru bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial mulai dari: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) pemantauan (observasi), 4) perenungan (refleksi) pada setiap tindakan yang dilakukan. Secara operasional penelitian tindakan yang diterapkan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1.
Kegiatan pra-perlakuan a.
Observasi pada guru Salah
satu
bentuk
instrumen
observasi
adalah
observasi
anekdoktal. Observasi terhadap guru meliputi kegiatan prapembelajaran
(melakukan
apersepsi
dan
menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai), kegiatan inti (penguasaan materi
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil
belajar, penggunaan bahasa), dan kegiatan penutup
(melakukan
refleksi,
rangkuman,
tindak
lanjut
setelah
pembelajaran). b.
Observasi pada siswa Observasi anekdot terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal yang menarik. Masing-masing individu siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesudah usai pembelajaran. Perubahan pada setiap individu juga dapat diamati pada saat pembelajaran (siswa siap mengikuti proses pembelajaran), kegiatan inti (siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa menanggapi pembahasan pembelajaran, siswa mencatat hal-hal penting), kegiatan penutup (siswa mengerjakan tugas dengan baik, secara pribadi maupun dalam kelompok). c. Observasi pada kelas Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, observasi demikian dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi di kelas.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Siklus I a.
Perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan metode pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Kegiatan yang dilakukan meliputi: 1) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasar kemampuannya dan membagi siswa secara heterogin. Kelompok ini terdiri dari tiga siswa yang heterogin dilihat dari prestasi akademik, ras, atau etnik. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap in adalah: rencana pembelajaran dengan metode pembelajan Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD), materi, lembar soal kuis, lembar jawab siswa, lembar soal untuk kelompok, lembar jawab untuk kelompok dan lembar observasi. 2) Guru menyusun instrument pengumpulan data meliputi: a) Kriteria keberhasilan penerapan metode pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa (dalam kelompok dan individu)
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b) Instrumen untuk mengobservasi kegiatan guru di kelas c) Instrumen untuk mengobservasi kegiatan siswa di kelas d) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) e) Kuisioner untuk siswa dan kelompok f) Instrumen untuk mengobservasi data prestasi siswa g) Instrumen untuk mengukur motivasi belajar siswa b.
Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi metode pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Archievement Division (STAD) sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1) Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4-5 anggota kelompok. Tiap kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik maupun kemampuannya (prestasinya). 2) Guru menyampaikan materinya pembelajaran. 3) Guru
memberikan
tugas
kepada
kelompok
dengan
menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antarsesama anggota kelompok.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Guru memberikan pertanyaan atau kuis kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab pertanyaan atau kuis dari guru siswa tidak boleh saling bantu. 5) Setiap akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. 6) Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaanya terhadap materi pelajaran dan kepada siswa secara individual atau kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Guru sebelumnya telah membuat base score atau skor minimum yang harus dicapai oleh siswa untuk pertemuan pertama. 7) Guru memberikan tugas rumah (materi untuk pertemuan berikutnya atau soal yang berhubungan dengan materi pada pertemuan sekarang). c.
Observasi Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Observasi ini dilakukan oleh peneliti dan guru untuk mengetahui hasil dan dampak pelaksanaan tindakan berupa aktivitas siswa dalam belajar di kelas. Aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari kemauan dan antusiasme siswa dalam mengikuti proses belajar
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengajar seperti mengerjakan tugas yang diberikan kepada mereka. d.
Refleksi Hasil observasi berupa data kuantitatif penguasaan materi (nilai post test) dan tanggapan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Karena dengan adanya suatu refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapatkan suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil observasi, selanjutnya didiskusikan antara guru bidang studi dengan peneliti untuk mengetahui: 1) Apakah tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana. 2) Kemajuan apa yang dicapai siswa, terutama dalam hal peningkatan motivasi, keaktifan, dan hasil belajar siswa. Jika setelah refleksi terdapat masalah, dilakukan tindakan lanjutan yang meliputi perencanaan, tindakan, dan observasi sehingga masalah tersebut dapat teratasi dan tercapainya hasil yang optimal. Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan dan pembuatan kesimpulan hasil observasi peningkatan aktivitas
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar siswa. Ada dua refleksi yang dilakukan, yaitu sebagai berikut : 1) Refleksi segera dilakukan setelah suatu pertemuan berakhir, digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya. 2) Refleksi pada akhir siklus, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan telah tercapai. e.
Evaluasi Setelah keempat tahap tersebut dilaksanakan, tahap terakhir sebagai penentu hasil belajar maka dilakukan evaluasi. Tahap ini merupakan proses mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan di antara dialog awal, perencanaan tindakan, observasi dan refleksi yang merupakan proses yang terkait secara sistematis dan berkesinambungan. Evaluasi ditujukan pada penemuan bukti adanya peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi siswa kelas VII/A SMP Kartika tahun ajaran 2011/2012.
3.
Siklus II Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan pertama. Perbedaan tindakannya adalah cara
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengelompokannya. Siswa-siswa yang memiliki nilai tertinggi dalam kelompok pada siklus pertama, ditempatkan pada kelompok lain secara acak. Selain itu, pemberian tugas kelompok dan kuis dikurangi kuantitasnya untuk menyesuaikan dengan waktu kegiatan pembelajaran. Tindakan pada siklus kedua ini berdasarkan kekurangan pada siklus pertama dan didasarkan atas refleksi siklus pertama. E. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu: 1.
Observasi Observasi
digunakan
untuk
memperoleh
data-data
pendukung
penelitian. Pada penelitian ini observasi yang digunakan adalah: 1) observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas; 2) observasi kegiatan guru di kelas; 3) observasi prestasi siswa. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi siswa. Hasil observasi dicatat pada lembar pengamatan yang berupa data aktivitas belajar siswa, data kegiatan guru, dan data prestasi siswa dalam pembelajaran. 2.
Tes Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa (kognitif) yang dilakukan setelah tindakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda yang harus diselesaikan siswa pada waktu
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang telah ditentukan. Pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan pada tiap akhir siklus dengan instrumen yang sudah diuji cobakan dan dianalisis, kemudian skor diubah menjadi nilai. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini mencakup kegiatan mengungkap kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Hasil analisis tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya. 1.
Peningkatan aktivitas belajar siswa Pada penelitian ini diperbandingkan persentase aktivitas belajar siswa pra-penelitian, siklus I, dan siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil aktivitas belajar siswa. Persentase keaktifan siswa selama pembelajaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Ali, 1992:104).
Pada analisis data skala sikap, digunakan perhitungan kategori tingkatan: Persentase tertinggi adalah (4/4 x 100%) = 100% dan terendah adalah (1/4 x 25%) = 25%, sehingga rentangan skor persentasenya adalah 100% - 25% = 75%. Banyaknya kategori 3, jadi interval kelas
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
persentasenya 75% : 3 = 25% (panjang kelas). Interval tersebut dapat dilihat pada kriteria Penilaian Deskriptif Persentase di bawah ini: a. Persentase keaktifan 25 % < % ≤ 50 % : Aktivitas siswa dalam pembelajaran Rendah. b. Persentase keaktifan 50 % < % ≤ 75 % : Aktivitas siswa dalam pembelajaran Sedang. c. Persentase keaktifan 75 % < % ≤ 100 % : Aktivitas siswa dalam pembelajaran Baik. 2.
Peningkatan hasil belajar siswa Pada penelitian ini perbandingan nilai post test dipergunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan setiap akhir siklus, digunakan untuk mengetahui
perkembangan
nilai
siswa
sebelum
dan
setelah
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun rumus yang digunakan adalah : a. Menghitung rata-rata nilai Untuk menghitung rata-rata nilai secara klasikal digunakan rumus rata-rata nilai (Arikunto, 2007:264)
Keterangan :
∑X = jumlah seluruh nilai
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
N = jumlah siswa b. Menghitung ketuntasan belajar Untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus :
Keterangan: Persentase = Tingkat persentase yang dicapai n = Nilai yang diperoleh N = jumlah seluruh siswa Dalam menjumlah ketuntasan belajar secara klasikal dengan rumus diatas, maka “n” merupakan simbol dari jumlah siswa yang mempunyai nilai > 68 dan “N” merupakan simbol dari seluruh siswa peserta tes. Berdasar kurikulum KTSP guru diberi kewenangan untuk menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sendiri sesuai dengan kondisi sekolah. Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa adalah: 1) Apabila siswa memperoleh nilai kurang dari 68 maka siswa tersebut belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). 2) Apabila siswa memperoleh nilai 68 maka siswa tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Apabila siswa memperoleh nilai lebih dari 68 maka siswa tersebut telah melampaui kriteria ketuntasan kinimal (KKM). c. Menghitung nilai belajar (kognitif) siswa Nilai belajar (kognitif) siswa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Nurkancana, 1990:99).
Keterangan: X = Skor yang dicapai SMI = Skor Maksimal Ideal G. Indikator Kinerja Sebagai
indikator
keberhasilan
kinerja
penelitian
penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi bagi siswa kelas VII/A SMP Kartika adalah: 1.
Kriteria keberhasilan aktivitas belajar: a. Siklus I dikatakan berhasil jika persentase siswa yang aktif ≥ 60% b. Siklus II dikatakan berhasil jika persentase siswa yang aktif ≥ 75%
2.
Kriteria keberhasilan belajar: a. Siklus I dikatakan berhasil jika persentase siswa yang tuntas dalam tes akhir siklus I ≥ 60% b. Siklus II dikatakan berhasil jika persentase siswa yang tuntas dalam tes akhir siklus II ≥ 75%
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM SMP KARTIKA A. Lingkungan Sekolah SMP Kartika Magelang memiliki nama lengkap SMP Kartika XII-1 beralamat di Jalan Rajawali Nomor 23 Panca Arga, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. SMP Kartika berlokasi jauh dari jalan raya sehingga tidak terganggu oleh kebisingan lalu lintas dan mendukung proses belajar mengajar. SMP Kartika berada di dalam kompleks perumahan Akademi Militer dan mempunyai luas lahan sekitar 15 hektar milik Akademi Militer. B. Identitas Sekolah SMP Kartika merupakan kelanjutan dari SMP Ahmad
Yani
merupakan sekolah swasta tertua yang ada di Kabupaten Magelang yang didirikan oleh Gubernur Akademi Militer Magelang Bapak May Jend. Sarwo Edhi Wibowo pada tahun 1971. C. Visi dan Misi SMP Kartika sebagai unit penyelenggara pendidikan memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan. Perkembangan dan tantangan itu menyangkut antara lain: perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi yang memungkinkan sangat cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar dan lintas sektor serta tempat, era informasi, pengaruh
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral manusia, dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan. 1.
Visi “ DISIPLIN, BERBUDI PEKERTI LUHUR, DAN BERPRESTASI “ Visi ini untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Visi ini menjiwai warga sekolah kami untuk selalu mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah. Indikator : a. Berdisiplin tinggi; b. Berbudi pekerti luhur berdasarkan Iman dan Takwa; c. Taat beribadah; d. Sukses dalam prestasi akademis; e. Sukses dalam kegiatan kesenian; f. Sukses dalam kegiatan olah raga; g. Sukses dalam kegiatan keterampilan; h. Terwujudnya sekolah bersih dan sehat.
2.
Misi a. Meningkatkan kesadaran untuk taat terhadap peraturan tata tertib sekolah yang dibuat bersama oleh warga sekolah didasari sikap budi pekerti yang luhur serta taat beribadah. b. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya agar dapat berkomunikasi dengan baik. d. Melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya bangsa. e. Menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan untuk dapat berprestasi pada bidang olah raga. f. Mengembangkan
budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya
peningkatan keterampilan. g. Menciptakan lingkungan sekolah yang dijiwai azas tujuh K. D. Tujuan 1.
Tujuan Umum Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada tujuan umum pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kedisiplinan, kepribadian,
akhlak
mulia,
berpengetahuan,
kecerdasan
serta
keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2.
Tujuan Khusus Tujuan khusus sesuai dengan visi dan misi sekolah serta tujuan SMP Kartika pada akhir tahun pelajaran 2011/2012, sekolah mengantarkan siswa didik untuk: a. Siswa memiliki sikap displin, perilaku yang baik, menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut serta berprestasi. b. Hasil nilai rata-rata mata pelajaran Ujian Nasional dapat meningkat.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Proses
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran PAIKEM
yang inovatif berpusat pada siswa, serta layanan bimbingan dan konseling berjalan dengan optimal. d. Memiliki prestasi dalam sains tingkat kabupaten. e. Memiliki prestasi dalam Lomba Cerdas Cermat tingkat kabupaten. f. Memiliki prestasi dalam bidang seni. g. Memiliki prestasi dalam bidang olah raga. E.
Keadaan Sekolah Dalam Proses belajar mengajar SMP Kartika memiliki sarana dan prasarana pendukung antara lain: 1.
1 Ruang Kepala Sekolah
2.
1 Ruang Guru
3.
1 Ruang Pelayanan Administrasi
4.
1 Ruang Waka Kesiswaan,Waka Kurikulum, Ruang Waka Sarpas
5.
15 Ruang Kelas
6.
1 Ruang Praktek Komputer/Multi Media
7.
1 Ruang Lab.IPA
8.
1 Ruang Lab.Bahasa
9.
1 Ruang Perpustakaan
10.
1 Ruang Koperasi
11.
1 Ruang UKS
12.
1 Ruang BK
13.
1 Ruang Kesenian
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F.
14.
1 Ruang gedung serba guna
15.
1 Ruang Musholla
16.
6 Ruang Toilet
Personil Sekolah Personil sekolah yang mengampu proses pendidikan di SMP Kartika dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel IV.1 Tenaga Kependidikan
No
Tenaga Pendukung
Jumlah dan Kualifikasi Jumlah Status dan Pendidikan Jenis Kelamin Jum PNS Honorer lah ≤ SMA D1 D2 D3 S1 SMP L P L P
1. Tata Usaha
-
4
-
-
1
-
-
-
2
3
5
2. Perpustakaan 3. Laboran lab. IPA Teknisi lab. 4. Komputer Laboran lab. 5. Bahasa PTD (Pend Tek. 6. Dasar) 7. Kantin 8. Penjaga Sekolah 9. Tukang Kebun 10. Keamanan
-
1 -
-
-
-
-
-
-
-
1 -
1 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 2 -
1 -
-
-
-
-
-
-
2 3 -
-
2 3 -
4
6
-
-
1
-
-
-
7
4
11
Jumlah
Sumber: Dokumen Sekolah, 2012.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel IV.2 Tenaga Pendidik Jumlah dan Status Guru GT/PNS GTT/Guru Bantu No L P L P 1. S3/S2 2. S1 1 3 9 7 3. D-4 4. D3/Sarmud 1 2 5. D2 6. D1 3 7. ≤ SMA/sederajat 2 1 Jumlah 4 4 11 10 Sumber: Dokumen Sekolah, 2012. Tingkat Pendidikan
Jumlah 0 20 0 3 0 3 3 29
Table IV.3 Latar Belakang Pendidik dan Kesesuaian Tugas Mengajar Pendidikan Tidak Sesuai Tugas Mengajar No. Guru Jumlah D3/ D3/ D1/D S1/D S2/ D1/ S1/D S2/S SarSar2 4 S3 D2 4 3 mud mud 1. IPA 2 1 1 4 2. Matematika 3 3 3. Bahasa 3 3 Indonesia 4. Bahasa 1 2 3 Inggris 5. Pendidikan 1 3 4 Agama 6. I PS 3 1 4 7. Penjasorkes 2 2 8. Seni Budaya 1 2 9. PKn 2 2 10. TIK/Keteram 2 2 pilan 11. BK 2 3 Jumlah 4 1 20 0 1 0 3 0 29 Sumber: Dokumen Sekolah, 2012. Pendidikan Sesuai Tugas Mengajar
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Kondisi Kelas VII/A Kelas VII/A terdiri dari 37 siswa yang memiliki latar belakang sosial keluarganya beragam. Sebanyak 32 siswa berasal dari keluarga yang bukan TNI meskipun sekolah ini didirikan dan berada di lingkungan tentara. Semua siswa yang belajar di kelas VII/A ini merupakan siswa yang tidak lolos seleksi masuk sekolah negeri. Dengan kondisi tersebut maka kelas VII/A memerlukan perlakuan dan penanganan yang lebih baik dalam pembelajaran.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi Awal Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012
dan Siklus II
dilaksanakan 1 kali pertemuan pada hari Jumat tanggal 1 Juni 2012. Sebelum mengadakan penelitian, Guru mengadakan observasi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran di kelas VII/A. Adapun hasil observasi pendahuluan yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 Mei 2012 dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Observasi Guru Guru mengawali dengan mengucapkan salam pembuka kepada siswa. Guru mengecek kehadiran siswa (presensi) kemudian langsung menanyakan tugas berupa soal-soal yang pernah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Sambil menunggu kesiapan seluruh siswa, guru melihat hasil pekerjaan siswa. Selama kegiatan pembelajaran ini, terlihat bahwa guru berusaha membimbing dan memperhatikan siswa, hal itu ditunjukkan dengan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam pengerjaan soal.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa yang mengalami kesulitan dalam pengerjaan soal juga menanyakan pada temannya yang dianggap mampu. Namun demikian, sebagian besar siswa ternyata tidak mengerjakan soal.
Mereka
lebih
asyik
mengobrol
dengan
temannya.
Tidak
memperhatikan, melamun. Hal ini dikarenakan guru kurang memberikan pemahaman yang cukup kepada siswa sehingga siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan soal. Interaksi guru dengan siswa juga tampak masih sangat terbatas, karena hanya beberapa siswa yang berinteraksi dengan guru sehingga suasana kelas menjadi kaku. Interaksi guru dengan siswa hanya terbatas untuk memberikan penjelasan atau jawaban dari pertanyaan siswa. Selain hanya mengerjakan soal latihan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, guru juga tidak memberikan penghargaan yang tentunya akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Guru juga kadang-kadang menegur siswa yang ramai. Selanjutnya pada akhir pembelajaran, guru menutup pembelajaran mengucapkan salam. 2. Observasi siswa Sebelum
memulai
pembelajaran
siswa
terlebih
dahulu
mempersiapkan diri dan alat-alat yang diperlukan untuk mengikuti pembelajaran. Guru memulai pembelajaran dengan melihat hasil pekerjaan siswa. Dari 37 siswa, hanya 15 siswa atau 41% yang antusias mengerjakan soal dan berusaha untuk menanyakan pada guru maupun siswa lain jika mengalami kesulitan pengerjaan soal, sedangkan siswa yang lain sibuk 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengobrol dengan teman sebangkunya, bahkan ada yang tidur atau melamun. Hal tersebut meunjukkan bahwa siswa tidak memiliki hasrat dan kebutuhan akan belajar, karena dalam diri siswa tidak ada dorongan untuk berhasil dan tidak adanya persaingan dalam diri siswa. Guru menduga kondisi seperti ini karena siswa merasa bosan dengan rutinitas mereka yang selalu mengerjakan soal-soal latihan dan tidak adanya kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran. 3. Observasi kelas Secara fisik ruang kelas cukup memadai dan kurang nyaman untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar karena satu kelas jumlah siswanya 37 orang. Di dalam kelas terdapat satu whiteboard, satu papan pengumuman, satu papan absensi siswa, satu meja dan kursi guru, meja dan kursi, ventilasi yang memadai dan pencahayaan yang cukup. Pada saat itu semua siswa hadir yaitu sebanyak 37 siswa. Berdasarkan observasi pada guru, perilaku siswa, dan suasana kelas, berikut ini disajikan analisis situasi pembelajaran dari hasil observasi pendahuluan. Selama pembelajaran berlangsung guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Kedua metode di atas sesungguhnya merupakan metode belajar yang baik. Namun, jika metode tersebut dilakukan secara rutin dan monoton maka akan menjadi kurang menarik dan cenderung membosankan.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain itu, guru juga menggunakan metode lain yakni diskusi kecil. Metode diskusi ini dilakukan dengan teman yang duduknya berdekatan. Metode ini tampaknya juga tidak efektif, sebab beberapa siswa cenderung bekerja sendiri secara individu, sebagian besar siswa lain cenderung bersikap acuh tak acuh, asyik berbicara dengan teman-temannya di luar meteri pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, guru menemukan permasalahan pembelajaran, salah satunya adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Namun demikian, tampaknya ketidak pahaman siswa juga disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini tampak pada kurangnya antusiasme diri siswa dalam mengerjakan soal. Guru menduga akar permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya: a.
Interaksi guru dan siswa yang kurang terjalin dengan baik.
b.
Kebosanan siswa terhadap metode yang dipergunakan guru selama ini yang monoton dan tidak bervariasi.
c.
Tidak adanya penghargaan yang diberikan oleh guru kepada siswa atas hasil kerja mereka dan rendahnya kebutuhan siswa akan belajar sehingga akan menghambat proses pembelajaran. Dari permasalahan itu pula, guru berkolaborasi dengan guru mitra
bermaksud menerapkan suatu metode pembelajaran alternative di samping metode ceramah dan tanya jawab, yaitu metode pembelajaran koopeatif 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tipe Student Teams Achievement Division. Dalam metode ini ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan yaitu presentasi materi pembelajaran, pembentukan kelompok, tugas kelompok, tes individual dan pemberian penghargaan kepada kelompok. Di dalam kelompok tersebut diharapkan siswa akan saling berinteraksi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Dengan adanya tugas dalam kelompok diharapkan akan mendorong siswa untuk lebih bersemangat lagi dalam belajar. Pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapat nilai tinggi nantinya juga akan mendorong siswa untuk berkompetisi secara sehat dengan kelompok lainya. Dengan metode ini, pembelajaran terpusat kepada siswa sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan pengawas selama proses pembelajaran. B. Pelaksanaan Penelitian 1.
Siklus I a.
Perencanaan Sesuai dengan tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang telah diuraikan pada bab terdahulu, maka dalam perencanaan tindakan dalam siklus ini telah dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang berisikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator , materi ajar, strategi pembelajaran, sumber belajar, media, dan evaluasi (untuk kelompok dan kuis individu). 2) Mempersiapkan
waktu
dan
sarana
mendukung terlaksananya tindakan.
59
pembelajaran
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Mempersiapkan instrumen pengumpulan data yaitu instrumen untuk mengobservasi kegiatan guru di kelas, instrumen untuk mengobservasi kegiatan siswa di kelas, instrumen untuk mengobservasi data prestasi siswa, instrumen untuk mengukur motivasi belajar siswa, kuisioner untuk siswa dan kelompok. 4) Melakukan coaching (pembekalan) bagi guru dan simulasi pelaksanaan tindakan kelas. b.
Tindakan Hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 dimulai penelitian yang pertama dengan peserta pembelajaran 34 siswa, 3 siswa tidak masuk karena sakit. Guru mitra pada penelitian
ini adalah Bapak Sandi
Herdiyana, S.Pd. Guru menjelaskan kedatangan guru mitra kepada siswa agar tidak timbul pertanyaan dalam diri siswa yang dapat mengganggu konsentrasi siswa maupun proses pembelajaran. 1) Kegiatan pendahuluan selama 10 menit a) Guru melakukan apersepsi, absensi, motivasi, dan penjelasan tujuan pembelajaran b) Guru mengorganisasikan siswa dalam 7 kelompok masingmasing 4-5 anggota c) Guru meminta siswa untuk mengatur bangku, berkumpul di kelompoknya, dan memilih nama kelompoknya
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Kegiatan pembelajaran selama 60 menit a) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang “Tindakan Ekonomi Berdasarkan Motif dan Prinsip Ekonomi dalam Kehidupan Sehari-hari” b) Guru membagikan kuis/lembar soal dan menekankan pemahaman kepada siswa bahwa kuis/lembar soal itu bukan sekadar diisi kemudian dikumpulkan, akan tetapi lebih penting lagi bahwa kuis/lembar soal berfungsi sebagai sarana kerja sama belajar dan diskusi dalam kelompok. c) Guru meminta siswa berkumpul dikelompoknya untuk bekerja sama dan mendiskusikan materi kuis/lembar soal sampai selesai dan semua anggota kelompok memahami materi yang sedang dipelajari. d) Guru meminta kelompok I, II, III untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelompok lain, sedang kelompok lain memberikan pertanyaan atau tanggapan terhadap materi yang dipresentasikan. e) Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk semula, kemudian guru memberikan tes tertulis yang bersifat individual. 3) Kegiatan penutup selama 10 menit a) Guru memberikan ulasan pelaksanaan pembelajaran yang baru dilaksanakan.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok kooperatif terbaik. c) Guru memberikan tugas rumah, hasilnya diserahkan pada pertemuan berikutnya. c.
Observasi 1 Pada tahap observasi putaran pertama, peneliti dan guru kolaborator melakukan pencatatan di lembar pengamatan yang berupa aktivitas belajar siswa, suasana pembelajaran dan basil yang diperoleh siswa. Hasil pengamatan adalah sebagai berikut: 1) Siswa sangat tegang karena harus memperhatikan penjelasan guru secara seksama; 2) Penerapan model pembelajaran tipe STAD kurang direspon siswa sehingga suasana terkesan kurang aktif, siswa tidak berani bertanya kecuali beberapa siswa tertentu. 3) Sebagian besar siswa cenderung hanya menurut perintah guru sehingga kondisi kelas kurang dinamis. Sebagian siswa yang nampak enggan bekerja sama saat mengerjakan kuis/lembar soal maupun diskusi. 4) Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD belum sepenuhnya dipahami siswa karena mereka belum terbiasa sehingga banyak siswa yang kurang berpartisipasi dalam pembelajaran.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d.
Refleksi Kegiatan pembelajaran kooperatif
tipe STAD berjalan
sangat pasif, tegang, dan partisipasi siswa sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh: 1) Siswa merasa tertekan karena guru mengharuskan mereka menuruti perintahnya, antara lain guru menyuruh mereka untuk memperhatikan penjelasan secara seksama. 2) Siswa tidak kreatif karena selalu terarah pada persoalan yang diungkapkan guru yang lebih mementingkan ketercapaian materi tanpa melihat apakah materi tersebut dipahami/diserap siswa atau tidak. 3) Siswa kurang responsif karena tidak paham, tidak mengerti, dan tidak berani mengungkapkan secara lisan apa yang belum dipahami. Akibatnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. 4) Suasana pembelajaran kurang menyenangkan. Jadi, perlu adanya perbaikan tindakan pada putaran ke dua dengan memperhatikan aspek-aspek yang dirasa sangat kurang dan tidak mendukung terhadap partisipasi belajar siswa 5) Untuk siklus berikutnya, guru seyogyanya lebih mementingkan kondisi siswa dan lebih mengutamakan ketercapaian tujuan daripada ketercapaian materi.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Siklus II a.
Perencanaan 1) Guru mempersiapkan rencana pembelajaran tentang “Tindakan Ekonomi Berdasarkan Motif dan Prinsip Ekonomi dalam Kehidupan Sehari-hari” 2) Media yang digunakan adalah permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran 3) Strategi yang digunakan adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 4) Instrumen penelitian: pedoman observasi, catatan lapangan, catatan peningkatan-peningkatan siswa, soal-soal kuis. 5) Langkah-langkah pembelajaran a) Penjelasan tentang tujuan dan materi pembelajaran b) Kerja sama dan diskusi dalam kelompok dipandu oleh guru c) Presentasi hasil kerja kelompok d) Pemberian tes tertulis secara individual e) Pengulasan tentang proses pembelajaran f) Pemberian penghargaan g) Pemberian tugas rumah secara individu.
b.
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan putaran kedua dilakukan pada hari Jumat, tanggal 1 Juni 2012 di kelas VII/A SMP Kartika.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Kegiatan pendahuluan selama 10 menit a) Guru melakukan absensi, motivasi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran b) Guru mengulangi penjelasan pembelajaran kooperatif STAD agar siswa lebih paham dan dapat menerapkan dalam proses pembelajaran yang ingin dicapai. c) Guru membentuk kelompok belajar. Siswa yang mampu ditempatkan pada kelompok lain agar suasana belajarnya berbeda dan hasilnya lebih baik. 2) Kegiatan pembelajaran selama 60 menit a) Guru menyajikan materi pelajaran b) Guru membagi kuis/pertanyaan dan meminta siswa berkumpul
ke
kelompoknya
untuk
bekerja
sama,
berdiskusi, mengerjakan kuis/pertanyaan sampai diyakini seluruh anggota memahami semua materi yang sedang mereka pelajari. c) Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok siswa untuk melakukan pertanyaan atau tanggapan terhadap materi yang dipresentasikan. d) Guru memberikan tes tertulis yang bersifat individu di mana semua siswa tidak boleh bekerja sama. 3) Kegiatan penutup selama 10 menit a) Guru memberikan ulasan tentang proses pembelajaran yang
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
baru saja berlangsung. b) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. c) Guru memberikan tugas rumah untuk diserahkan pada pertemuan berikutnya. c.
Observasi Sebagaimana siklus pertama, pada tahap observasi kedua ini, peneliti dan guru kolaborator melakukan pencatatan di lembar pengamatan, hasilnya: 1) Sebanyak
35
siswa
(95%)
tampak
sudah
memahami
pembelajaran kooperatif sistem STAD sehingga kesungguhan siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dalam proses pembelajaran meningkat. 2) Semua siswa mau membaca materi pelajaran yang diberikan. 3) Kerja sama dalam kelompok ahli/kooperatif terlihat kompak dan mulai mau berbagi jawaban pada temannya yang tidak dapat mengerjakan soal. Hal tersebut tercermin pada tabel kerja sama dalam tim sebanyak 35 siswa (95%). 4) Sebanyak 33 siswa (89%) tampak serius saat mengerjakan kuis/pertanyaan 5) Sikap-sikap negatif siswa yang menyebabkan suasana dan kondisi kelas terlihat pasif sudah berkurang.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d.
Refleksi Refleksi pada putaran kedua ini adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan pembelajaran berjalan aktif, santai, tetapi dinamis. 2) Pada
umumnya
siswa
telah
memahami
penempan
pembelajaran kooperatif sistem STAD sehingga mereka senang. 3) Siswa tampak semangat mengerjakan kuis/soal sehingga hasil belajar yang diperoleh naik cukup signifikan. 4) Siswa tampak cukup responsif terhadap apa yang disampaikan guru. Hal mi disebabkan karena, mereka telah memahami atau mengerti akan langkah-langkah pembelajaran kooperatif sistem STAD. 5) Siswa
sudah
berani
mengajukan
pertanyaan
atau
mengungkapkan ide/gagasan. 6) Dengan demikian, secara umum kondisi pada putaran kedua cukup meningkat khususnya aktivitas, motivasi, dan hasil belajar siswa. 7) Jadi, untuk putaran kedua ini siswa lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Sehingga terjadi peningkatanpeningkatan terhadap aspek-aspek pembelajaran. Peningkatan-peningkatan tersebut di atas, meliputi: kesungguhan siswa dalam kegiatan pembelajaran, kerja sama dalam
kelompok,
kesungguhan
67
mengerjakan
kuis/soal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
semangat dan usaha menjadi kelompok terbaik, kemauan saling membantu teman dan kelompok. Di dalam kegiatan diskusi terjadi peningkatan keberanian siswa mengkomunikasikan hasil pekerjaannya, keberanian mengemukakan ide dan gagasan dengan baik, keberanian menyampaikan pertanyaan, dan keberanian merespon pertanyaan-pertanyaan kelompok lain, dan sebagainya, sehingga tercipta suasana, pembelajaran yang lebih dinamis dan lebih bermakna. C. Hasil Penelitian Hasil penelitian diuraikan dalam dua hal yaitu hasil penelitian yang berhubungan dengan keaktifan atau aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar yang berupa hasil belajar siswa. Hasil penelitian tersebut diperbandingkan antara kondisi pra-penelitian, siklus I, dan siklus II pada pembelajaran yang dilakukan. Hasil penelitian sebagai berikut: 1.
Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas belajar 37 siswa dalam mengikuti proses pembelajaran model kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi, dapat dilihat dalam bentuk tabel sebagai berikut:
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.1 Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II No. Nama 1 2 3 4 1 2 3 1. AdityoRestu R V V V V V V V 2. Aida Nur S V V V V V V V 3. Alif Seta V V V V V V V 4. Arini K V V V V V V V 5. Arya Bima D A V V V V V V V 6. Aziz Wijayanto V V V V V V V 7. Ardalisa S V V V V V V V 8. Ayu Somara D V V V V V V V 9. Bayu Oktavian V V V V V V V 10. Canda P V V V V V V V 11. Catur A V V V V V V V 12. Dery Widya V V V V V V V 13. Devi Alista V V V V V V V 14. Dian Hapsoro V V V V V 15. Diky Eka V V V V V V V 16. Dio Laksmana V V V V V V V 17. Dony P V V V V V V V 18. Fachrul I F V 19. Fahera A V V V V V V V 20. Fany Firdaus V V V 21. Indra April V V V V V 22. M Afif V 23. Mardiwanto P V V V V V V V 24. M Arif A V V V 25. M Ramadhani V V V V V V V 26. M Rizqi F V V V 27. Nadam Insan V V V V V V V 28. Naufal Ilham V V V V V V V 29. Rahayu G V V V V V V V 30. Riswan P V V V V V V V 31. Rizky A V V V V V V V 32. Rudi Susanto V V V V V V V 33. Safrudin V V V V V V V 34. Shinta P V V V V V V V 35. Syahriar Dian V V V V V V V 36. Wahyu N V V V V V V V 37. Wisnu Ade P V V V V V V V Jumlah 30 32 30 34 35 37 33 Sumber: Hasil observasi, 2012 69
4 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.2 Rekap Aktivitas Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
No
1 2 3
4
2.
Aktivitas
Pra- perlakuan Siklus I Freku Persen Freku Persen ensi tase ensi tase
Memperhatikan dan 17 46% mendengarkan Membaca 21 57% materi Kemampuan menjawab 15 41% pertanyaan Kerja sama dalam 20 54% Tim/berdiskusi 18,25 49% Rata-rata Sumber: Hasil Observasi, 2012.
Siklus II Freku Persen ensi tase
30
88%
35
95%
32
94%
37
100%
30
88%
33
89%
34
100%
35
95%
31,5
93%
35
95%
Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa merupakan prestasi belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran. Hasil belajar siswa terdiri dari hasil diskusi kelompok dan hasil kuis secara individu. Penilaian (scoring) ditentukan berdasarkan base score yang telah ditentukan sebelumnya oleh Guru. Base score yang harus dicapai siswa (dalam kelompok dan kuis) adalah 60. Peningkatan hasil belajar secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.3 Data Hasil Belajar Siswa
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 26 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama Siswa
PraKelo perlakuan mpok 60 70 70 90 50 60 80 90 50 60 40 60 50 60 55 90 40 60 70 90 40 80 75 90 80 60 85 60 40 80 40 60 40 60 30 55 80 30 80 30 70 40 60 60 65 40 90 60 60 60 60 40 60 70 70 30 60 50 60 50 70 40 60 70 60 40 60 40 60 30 70
AdityoRestu R Aida Nur S Alif Seta Arini K Arya Bima D A Aziz Wijayanto Ardalisa S Ayu Somara D Bayu Oktavian Canda P Catur A Dery Widya Devi Alista Dian Hapsoro Diky Eka Dio Laksmana Dony P Fachrul I F Fahera A Fany Firdaus Indra April M Afif Mardiwanto P M Arif A M Ramadhani M Rizqi F Nadam Insan Naufal Ilham Rahayu G Riswan P Rizky A Rudi Susanto Safrudin Shinta P Syahriar Dian Wahyu N Wisnu Ade P 51,35 69,41 Rata-rata Sumber: Hasil Observasi, 2012. 71
Siklus I
Siklus II
70 70 70 80 60 60 80 80 60 70 60 70 80 80 60 70 50 60 60 70 60 70 60 70 60 70 50 80 70 60 80 60 60 70
Ratarata 70 80 65 85 60 60 70 85 60 80 70 80 70 70 70 65 55 70 70 70 60 80 60 65 60 70 55 70 70 60 70 60 60 70
Kelo mpok 80 80 70 90 60 80 90 90 80 100 80 100 100 80 70 70 70 80 100 70 70 80 80 80 100 80 80 80 80 80 90 80 80 70 80 80 80
67,06
68,24
81,35
Kuis
80 80 80 70 80 70 90 90 60 100 70 100 100 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 80 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Ratarata 80 80 75 80 70 75 90 90 70 100 75 100 100 75 70 70 70 75 85 70 70 75 75 75 90 75 75 75 75 75 80 75 75 70 75 75 75
74,32
77,84
Kuis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.4 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Kelas VII A
KKM
Jumlah Siswa
Ketuntasan Belajar Pra-perlakuan Siklus I Siklus II Jml Jml Jml Siswa % Siswa % Siswa %
68 37 8 21,62 Sumber : Hasil Observasi, 2012.
21
56,76
37
100
D. Pembahasan Pada siklus I proses belajar mengajar yang terjadi terlihat bahwa guru sudah menerapkan metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan baik. Pengamatan Aktivitas Siswa terdiri dari 4 (empat) komponen utama kegiatan
pembelajaran
Cooperative
Learning
tipe
Student
Teams
Achievement Division (STAD). Pada tabel Pengamatan Aktivitas Siswa, terlihat bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh tindakan pengelompokan untuk belajar bersama, menyelesaikan tugas bersama, ingin kelompoknya memiliki skor tertinggi. Kondisi tersebut memotivasi siswa untuk bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Kekurangan dalam penelitian siklus pertama ini adalah keterbatasan waktu. Siswa ternyata membutuhkan waktu lebih lama dalam mengerjakan tugas/diskusi kelompok dan kuis. Skoring juga dilakukan oleh Guru di luar
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kegiatan pembelajaran dan diberitahukan pada pertemuan berikutnya. Hal tersebut kurang memacu siswa untuk lebih semangat berkompetisi. Kekurangan yang lain adalah ada beberapa kelompok yang anggotanya kurang aktif. Kekurangaktifan kelompok tersebut karena ada anggota kelompok yang interaksi sosialnya kurang baik, malu-malu dengan siswa yang mampu. Hasil belajar siswa pada siklus I ini juga mengalami peningkatan dibandingkan prestasi siswa yang diperoleh pada pra-perlakuan. Peningkatan itu karena keaktifan siswa dalam belajar lebih baik, sehingga penguasaan materi secara otomatis akan meningkat pula. Ketika seorang siswa menguasai materi pelajaran dengan baik, bila ia diberi kuis atau soal tentu akan dapat menjawabnya. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
pada siklus I telah
mencapai indikator ketercapaian yang diharapkan. Pada siklus II secara keseluruhan langkah-langkah tindakan tidak jauh berbeda dengan siklus I. Namun, antara siklus I dan siklus II tetap ada perbedaan dalam tindakan. Perbedaan tindakan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
Pemberian Tugas Kelompok dan Kuis Pada siklus I, tugas kelompok dan kuis yang diberikan oleh guru terlalu banyak sehingga menjadikan waktu yang dibutuhkan menjadi tidak cukup untuk kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi keterbatasan waktu maka tugas kelompok dan kuis yang diberikan pada siklus II jumlahnya dikurangi tetapi tetap mencakup seluruh materi pelajaran.
2.
Penskoran Karena waktunya kurang penskoran nilai pada siklus I tidak diumumkan kepada siswa sehingga siswa tidak mengetahui mereka berada pada urutan keberapa. Hal tersebut tentunya mengecewakan siswa dan menjadikan mereka kurang semangat. Untuk menumbuhkan semangat berkompetisi, skor nilai yang diperoleh pada siklus I dibacakan oleh guru pada awal kegiatan siklus II.
3.
Cara pengelompokan siswa Kekurangan cara pengelompokan siswa pada siklus I diperbaiki pada siklus II ini. Pengelompokan siswa dilakukan lebih memperhatikan kondisi siswa secara individual dengan individu yang lain yang lebih sesuai. Kelompok yang anggotanya serasi hubungan sosialnya akan lebih baik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan pada siklus II tersebut
lebih memungkinkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dibandingkan hasil belajar pada siklus I.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan melihat hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi pada kompetensi “Tindakan Ekonomi Berdasarkan Motif dan Prinsip Ekonomi dalam Kehidupan Sehari-hari” berhasil dengan baik.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan metode belajar Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas VII/A SMP Kartika. Hal ini tampak pada deskripsi dan tabel aktivitas belajar siswa yaitu adanya peningkatan jumlah siswa yang aktif
mengikuti proses belajar mengajar dari rata-rata 49% pada pra-
perlakuan menjadi 93% pada siklus I serta lebih meningkat lagi pada siklus II yang mencapai 95%. Metode belajar Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) juga dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas VII/A SMP Kartika. Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa yaitu adanya peningkatan pencapaian nilai siswa dari pra-perlakuan rata-rata 51,35 meningkat menjadi rata-rata 68,24 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 77,84 pada siklus II. Pada pra-perlakuan siswa yang mencapai KKM hanya delapan siswa (21,62%), pada tindakan siklus I meningkat menjadi 21siswa (56,76%), dan pada siklus II menjadi 37 siswa (100%)
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Saran Adapun saran bagi guru-guru SMP Kartika khususnya dan bagi yang akan melakukan penelitian berikutnya pada umumnya adalah sebagai berikut. 1.
Siswa sebaiknya mempersiapkan media belajar dengan baik termasuk buku agar tidak menghambat proses belajar mengajar.
2.
Perlu persiapan yang lebih baik dalam hal perangkat pembelajaran yang digunakan dan skenario pembelajaran yang akan diterapkan. Hal ini untuk menghindari missed understanding antara peneliti dengan guru mitra.
3.
Materi yang disajikan sebaiknya tidak terlalu banyak. Hal ini dilakukan agar siswa dapat memahami materi dengan baik.
4.
Pentingnya menyusun alokasi waktu yang efektif dan efisien di setiap tahap pembelajaran. Pengaturan waktu sebaiknya disesuaikan dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan di setiap tahap pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan tertib dan lancar sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.
5.
Peneliti perlu melakukan observasi beberapa kali. Hal ini dilakukan agar peneliti apat menemukan permasalahan yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas.
C. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari sepenuhnya bawa penelitian ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat keterbatasan dalam berbagai hal, antara lain sebagai berikut:
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
Kurangnya pengetahuan guru tentang pembelajaran Cooperative Learning khususnya tipe Student Teams Achievement Division (STAD), sehingga pembelajaran dengan metode tersebut kurang maksimal.
2.
Alokasi yang kurang sesuai dengan skenario pembelajaraan, sehingga pelaksanaan tindakan dan hasil yang diperoleh kurang optimal.
3.
Pengamatan yang dilakukan guru pada setiap kelompok tidak dapat dilaksanakan secara mendetail dari awal hingga akhir proses pembelajaran.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Penerapan. Jakarta: Rineka. Arend, Richards I. 1997. Classroom Intruction and Management. New York: Mc Graw Hill. Arikunto, Suharsini. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Cipta, Catharina, dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press. Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Johnson, DW & Johnson, RI. 1994. Teaching Education : A Leading Teacher or cooperative learning. Joyce, Weil & Showers. 1992. Models of Teaching : Klasifikasi model pembelajaran. Jakarta: PT Grasindo. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo. Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurkancana, Wayan & Sunartana. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya : Usaha Nasional. Rismiati E, Catur dan Susento. 2007. “Akar Permasalahan Ketidak Optimalan Proses Perkuliahan dan Hasil Belajar Mahasiswa dan Rencana Tindakan Mengatasinya”. Widya Dharma. Volume: 2. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. Sardiman, A.M. 1986. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali. Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning: Theory Research, and Practice (2nd. Ed. Boston: Allyn and Bacon. Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Supriyono. 2009. Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.Wiriaatmaja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tim Penyusun Kamus. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Winkel. 1983. Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia. Winkel. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia. Wiriaatmaja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Valmband. 2008. Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky. http://Valmband.multiply.com. Diakses tanggal 16 Februari 2009
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester
: SMP Kartika Magelang : IPS / Ekonomi : VII/1
Standar Kompetensi
: 3. Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan
No.
3.1.
Kompet ensi Dasar
Mendeskr ipsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuh i kebutuha n
Perte muan
1
2
3
Materi Pembelajaran
Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia sebagai Makhluk Ekonomi Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi yang Bermoral Perilaku Manusia dalam Pemanfaatan Sumber Daya Ekonomi untuk Memenuhi Kebutuhan
Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter bangsa Disiplin Toleransi Jujur Religius Rasa ingin tahu Gemar membaca Komunikatif mandiri
Nilai Semangat Kewirausaha an, Ekonomi Kreatif, Daya Saing, dan Etos Kerja Percaya diri Keyakinan Ketidaktergantungan Optimis Berorientasi pada tugas dan hasil
Kegiatan Pembelajaran
Menjelaskan manusia sebagai makhluk sosial Menjelaskan manusia sebagai makhluk ekonomi Menjelaskan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral Menjelaskan perilaku manusia dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan Menjelaskan tentang ilmu ekonomi Mengerjakan uji kompetensi
Ilmu Ekonomi
82
Indikator Pencapa ian Kompete nsi
Penilaian
Jenis
Mendeskrip * sikan Penilai manusia an sebagai penug makhluk asan sosial dan ekonomi yang * bermoral Penilai dalam an memenuhi Tertuli kebutuhan s
Bentuk Instrumen Analisis berdasark an studi pustaka Pilihan Ganda Uraian
Contoh Instrumen
Alokasi Waktu (Jam Pelajar an)
Sebutkan dan * jelaskan lima tujuan manusia mempelajari ilmu ekonomi berkenaan dengan membantu memecahkan masalah dalam memenuhi kebutuhan hidup
Tinda k Lanjut
Sumber Media
* Sumber: Perbaikan* Buku Eko-nomi * kelas VIII Pengay * Boediono 1980 aan Pengantar Ilmu Ekonomi * Soeharsono Sagir, 1982 Ekonomi Indonesia * Sumahawijaya Suparman, 2002 Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewirswastaan Media: * Peta konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester
: SMP Kartika Magelang : IPS / Ekonomi : VII/1
Standar Kompetensi
: 3. Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan
No.
3.2.
Kompete nsi Dasar
Mengidenti fikasi kan tindakan ekonomi berdasarka n motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari
Pertem uan
Materi Pembelajaran
4
Tindakan Ekonomi Motif Ekonomi
5
Prinsip Ekonomi
Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter bangsa
Nilai Semangat Kewirausahaan, Ekonomi Kreatif, Daya Saing, dan Etos Kerja
Disiplin Toleransi Jujur Religius Rasa ingin tahu Gemar membaca Komunikatif mandiri
Percaya diri Keyakinan Ketidaktergan tungan Optimis Berorientasi pada tugas dan hasil
Kegiatan Pembelajaran
Menjelaskan tentang tindakan ekonomi Menjelaskan tentang motif ekonomi Menjelaskan tentang prinsip ekonomi
Indikator Pencapa ian Kompete nsi
Penilaian
Jenis
Mengiden tifikasikan * tindakan Penilai ekonomi an berdasark penug an motif asan dan prinsip ekonomi * dalam Penilai berbagai an kegiatan Tertuli seharis hari
Bentuk Instrumen Analisis berdasark an studi pustaka Pilihan Ganda Uraian
Contoh Instrumen Bagaimana cirr-ciri orang yang menerapkan prinsip ekonomi?
Alokasi Waktu (Jam Pelajar an)
Tinda k Lanjut
X 1 * Perbaik JP an * Pengay aan
Sumber Media
Sumber: * Buku Eko-nomi kelas VIII * Boediono 1980 Pengantar Ilmu Ekonomi * Soeharsono Sagir, 1982 Ekonomi Indonesia * Sumahawijaya Suparman, 2002 Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewirswastaan Media: * Peta konsep
Mengetahui Kepala Sekolah SMP Kartika Magelang
Magelang, 16 Juli 2012 Guru Mata Pelajaran Ekonomi
Dra. Nanik Istantri Nugrahantini, M. Pd. NIP. 19630515 198803 2 005
Sri Yuniati NIP.19570617 198602 2 002
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator Alokasi Waktu
: SMP Kartika Magelang : IPS / Ekonomi : VII (Tujuh) / 1 (Gasal) : 3. Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan : 3.2 Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari : 1. Menjelaskan tentang tindakan Ekonomi 2. Menjelaskan tentang motif ekonomi : 4 jam pelajaran
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang tindakan ekonomi 2. Menjelaskan tentang motif ekonomi B. Materi Pembelajaran 1. Tindakan Ekonomi 2. Motif Ekonomi C. Nilai Pendidikan karakter yang Diharapkan 1. Toleransi Keterkaitan Nilai: Bekerja dalam kelompok yang berbeda Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap warga sekitar tanpa membedakan agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas. 2. Kreatif Keterkaitan Nilai Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif Pemberian tugas yang menantang munculnya karya baru baik yang autentik maupun modifikasi 3. Peduli Lingkungan Keterkaitan Nilai Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan Menyediakan kamar mandi dan air bersih 4. Gemar membaca Keterkaitan Nilai Rajin belajar untuk berprestasi tinggi Berlatih keras untuk menjadi pemenang dalam berbagai kegiatan di sekolah Menghargai kerja keras guru, kepala secular, dan personalia lainnya Menghargai upaya orang tua untuk mengembangkan berbagai potensi dirinya melalui pendidikan dan kegiatan lain 5. Rasa ingin tahu Keterkaitan Nilai
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran Mencari informasi tentang upaya-upaya yang harus dilakukan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi Menemukan contoh dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan rumah maupun masyarakat adanya hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas D. Metode Pembelajaran 1. Metode Ceramah 2. Diskusi 3. Srategi Pembelajaran Tatap Muka Menjelaskan tentang tindakan dan motif ekonomi
Terstruktur Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan konsep motif ekonomi Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari tentang tindakan ekonomi terhadap motif ekonomi Peserta didik secara individu menggali informasi melalui media massa tentang usaha- usaha manusia melakukan motif ekonomi
Mandiri Peserta didik dapat mendefinisikan pengertian motif ekonomi Peserta didik dapat mendeskripsikan macam-macam motif ekonomi
4. Media Pembelajaran. Foto/gambar E. .
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan a. Apersepsi Guru mengucapkan salam Peserta menjawab serempak Guru menanyakan siswa yang tidak masuk Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran Nilai yang ditanamkan Disiplin, jujur, toleransi, religius, semangat kebangsaan, bersahabat, tanggung jawab dan mandiri b. Motivasi Guru membentuk kelompok dengan anggota bervariasi, ada seorang siswa yang pandai berdasarkan nilai sebelumnya. Guru menyiapkan media pembelajaran, untuk memunculkan daya tarik peserta didik Guru memilih satu kata, ungkapan, pertanyaan, gambar, dan sebagainya yang berkaitan dengan materi, kemudian ditanyakan dan atau ditunjukkan kepada peserta didik 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru meminta peserta didik mengungkapkan jawaban atau penjelasan singkat tentang kata ungkapan, gambar, dan sebagainya 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi Kegiatan guru dalam ranah eksplorasi: Guru menguraikan materi tentang tindakan dan motif ekonomi. Guru memberi tugas untuk dikerjakan secara kelompok untuk menguasai materi pelajaran. Guru melibatkan peserta didik untuk berdiskusi, saling membantu sesama anggota kelompok. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dalam bentuk tanya jawab maupun pendapat dalam pembahasan tugas kelompok. Nilai yang ditanamkan: Demokratis, rasa ingin tahu, kerja keras, kerja sama dan tanggung jawab. b. Elaborasi Peserta didik melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk guru Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas individu mengerjakan Uji Kompetensi atau kuis c. Konfirmasi Kegiatan guru dalam ranah konfirmasi: Guru dan peserta didik menyimpulkan materi yang dipelajari Peserta didik menanyakan kembali hal-hal yang belum diketahui Guru menjelaskan hal-hal yang belum diketahui peserta didik Nilai yang ditanamkan: Komunikatif, demokratis, rasa ingin tahu, mendiri, kerja keras, peduli sosial, tanggung jawab 3. Penutup a. Post test b. Penugasan Rangkaian kegiatan: Guru membuat kesimpulan tentang hasil proses belajar mengajar Peserta didik membuat catatan dan rangkuman tentang materi yang telah dipelajari Guru mengadakan post test Tindak lanjut berupa perbaikan dalam siklus II
Mengetahui Kepala Sekolah SMP Kartika Magelang
Magelang, 16 Juli 2012 Guru Mata Pelajaran Ekonomi
Dra. Nanik Istantri Nugrahantini, M. Pd. NIP. 19630515 198803 2 005
Sri Yuniati NIP.19570617 198602 2 002 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator Alokasi W aktu
: SMP Kartika Magelang : IPS / Ekonomi : VII (Tujuh) / 1 (Gasal) : 3. Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan : 3.2 Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari : 1. Menjelaskan tentang tindakan Ekonomi 2. Menjelaskan tentang motif ekonomi : 6 jam pelajaran
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang tindakan ekonomi 2. Menjelaskan tentang motif ekonomi B. Materi Pembelajaran 1. Tindakan Ekonomi 2. Motif Ekonomi C.
Nilai Pendidikan karakter yang Diharapkan 1. Toleransi Keterkaitan Nilai: Bekerja dalam kelompok yang berbeda Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap warga sekitar tanpa membedakan agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas. 2. Kreatif Keterkaitan Nilai Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif Pemberian tugas yang menantang munculnya karya baru baik yang autentik maupun modifikasi 3. Peduli Lingkungan Keterkaitan Nilai Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan Menyediakan kamar mandi dan air bersih 4. Gemar membaca Keterkaitan Nilai Rajin belajar untuk berprestasi tinggi Berlatih keras untuk menjadi pemenang dalam berbagai kegiatan di sekolah Menghargai kerja keras guru, kepala secular, dan personalia lainnya Menghargai upaya orang tua untuk mengembangkan berbagai potensi dirinya melalui pendidikan dan kegiatan lain
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
D.
Rasa ingin tahu Keterkaitan Nilai Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran Mencari informasi tentang upaya-upaya yang harus dilakukan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi Menemukan contoh dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan rumah maupun masyarakat adanya hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas
Metode Pembelajaran 1. Metode Ceramah 2. Diskusi 3. Srategi Pembelajaran Tatap Muka Terstruktur Menjelaskan Peserta didik secara berkelompok tentang tindakan mendiskusikan konsep motif ekonomi dan motif Peserta didik secara berkelompok ekonomi mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari tentang tindakan ekonomi terhadap motif ekonomi Peserta didik secara individu menggali informasi melalui media massa tentang usaha- usaha manusia melakukan motif ekonomi
Mandiri Peserta didik dapat mendefinisikan pengertian motif ekonomi Peserta didik dapat mendeskripsikan macam-macam motif ekonomi
4. Media Pembelajaran. Foto/gambar E. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Pendahuluan a. Apersepsi Guru mengucapkan salam Peserta menjawab serempak Guru menanyakan siswa yang tidak masuk Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran Nilai yang ditanamkan Disiplin, jujur, toleransi, religius, semangat kebangsaan, bersahabat, tanggung jawab dan mandiri b. Motivasi Guru menyiapkan media pembelajaran, untuk memunculkan daya tarik peserta didik Guru memilih satu kata, ungkapan, pertanyaan, gambar, dan sebagainya yang berkaitan dengan materi, kemudian ditanyakan dan atau ditunjukkan kepada peserta didik 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru meminta peserta didik mengungkapkan jawaban atau penjelasan singkat tentang kata ungkapan, gambar, dan sebagainya 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi Kegiatan guru dalam ranah eksplorasi: Guru menguraikan materi tentang tindakan dan motif ekonomi Peserta didik memahami materi yang telah disampaikan guru, kemudian mencatatnya Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber Guru membimbing siswa melakukan kegiatan untuk memahami tindakan dan motif ekonomi Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dalam bentuk tanya jawab maupun pendapat. Nilai yang ditanamkan: Religius, demokratis, rasa ingin tahu, kerja keras, gemar membaca dan tanggung jawab. b. Elaborasi Kegiatan guru dalam ranah eksplorasi: Peserta didik melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk guru Peserta didik mencari informasi tentang tindakan dan motif ekonomi Peserta didik menjelaskan motif ekonomi Peserta didik memahami tentang macam-macam ekonomi Peserta didik berdiskusi tentang motif manusia melakukan tindakan ekonomi Peserta didik dapat memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis melalui kegiatan penugasan Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, baik individu maupun kelompok, mengerjakan Uji Kompetensi c. Konfirmasi Kegiatan guru dalam ranah konfirmasi: Guru dan peserta didik menyimpulkan materi yang dipelajari Peserta didik menanyakan kembali hal-hal yang belum diketahui Guru menjelaskan hal-hal yang belum diketahui peserta didik Nilai yang ditanamkan: Komunikatif, demokratis, rasa ingin tahu, mendiri, kerja keras, peduli sosial, tanggung jawab 3. Penutup a. Post test b. Penugasan
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rangkaian kegiatan: Guru membuat kesimpulan tentang hasil proses belajar mengajar Peserta didik membuat catatan dan rangkuman tentang materi yang telah dipelajari Guru mengadakan post test Tindak lanjut berupa perbaikan dan pengayaan Nilai yang ditanamkan Kerja keras, mandiri, komunikatif, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab.
Mengetahui Kepala Sekolah SMP Kartika Magelang
Magelang, 16 Juli 2012 Guru Mata Pelajaran Ekonomi
Dra. Nanik Istantri Nugrahantini, M. Pd. NIP. 19630515 198803 2 005
Sri Yuniati NIP.19570617 198602 2 002
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen Tabel Pengamatan Terhadap Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus I No 1.
Elemen yang dinilai Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achievement Division
Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit dan 2. membantu siswa dalam pembelajaran Student Teams Achievement Division 3.
Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas.
Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk 4. kelompok dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan 5. diskusi kelompok. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja 6. sama dalam kelompok Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam 7. pengerjaan lembar kegiatan. Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran melalui 8. tugas individu dengan mengerjakan kuis Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang 9. memiliki skor terbaik. Guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran 10. yang telah dilakukan.
91
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
Nama
1
AdityoRestu R Aida Nur S Alif Seta Arini K Arya Bima D A Aziz Wijayanto Ardalisa S Ayu Somara D Bayu Oktavian Canda P Catur A Dery Widya Devi Alista Dian Hapsoro Diky Eka Dio Laksmana Dony P Fachrul I F Fahera A Fany Firdaus Indra April M Afif Mardiwanto P M Arif A M Ramadhani M Rizqi F Nadam Insan Naufal Ilham Rahayu G Riswan P Rizky A Rudi Susanto Safrudin Shinta P Syahriar Dian Wahyu N Wisnu Ade P Jumlah
Keterangan Aktivitas Siswa: 1. Memperhatikan dan mendengarkan 2. Membaca materi 3. Kemampuan menjawab pertanyaan. 4. Kerja sama dalam tim/berdiskusi 92
Aktivitas Siswa 2 3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen Rekapitulasi Aktivitas Siswa No
Aktivitas
Frekuensi Persentase
1. Memperhatikan dan mendengarkan 2. Membaca materi 3. Kemampuan menjawab pertanyaan 4. Kerja sama dalam tim/berdiskusi Rata-rata aktivitas
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen Refleksi Observer Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division No
1.
2.
3.
4.
5.
Uraian
Komentar
Penilaian guru tentang komponen pembelajaran a. Materi ajar b. Soal ( tournament, post test) c. Contoh RPP d. Kunci soal e. Tes hasil belajar f. Suasana kelas g. Cara kerja siswa h. Ketrampilan kooperatif yang diterapkan Selama pembelaajaran siswa: a. Memperhatikan dan mendengarkan b. Membaca materi c. Kemampuan menjawab pertanyaan. d. Kerja sama dalam tim/berdiskusi Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan perangakat pembelajaran yang berorentasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatn pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division seperti yang telah dilakukan Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
94