PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PROSES BELAJAR METODE PROBLEM SOLVING BERBANTUAN SIMULASI PhET: STUDI KASUS SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 1 PRAMBANAN DAN SMA N 2 KLATEN MATERI HUKUM BOYLE DAN HUKUM GAY-LUSSAC Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh :
HANA NATALIA PAMUNGKAS NIM: 121424054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6: 33)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Seluruh keluarga yang tercinta, terkasih dan tersayang. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi warna di hari-hari kuliahku. Semua teman-teman Pendidikan Fisika 2012 yang sangat membantu dalam dinamika selama kuliah. Seluruh dosen Pendidikan Fisika yang banyak memberi ilmu dan pembelajaran. Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma. Kekasih hatiku, Yokhanan Ardika, S.Pd. yang tercinta.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Pamungkas, H.N. 2016. Proses belajar metode problem solving berbantuan simulasi PhET: Studi Kasus siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten materi hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac, Program Studi Pendidikan Fisika , Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana proses belajar dengan menggunakan metode problem solving berbantuan simulasi PhET pada siswa kelas XI IPA di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten (2) bagaimana proses belajar tersebut berlansung optimal. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016 di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten yang memiliki kurikulum yang berbeda dan letak geografis yang berbeda pada siswa kelas XI. SMA N 1 Prambanan menerapkan KTSP sedangkan SMA N 2 Klaten menerapkan Kurikulum 2013. Siswa diberi treatment berupa simulasi PhET dalam kelompok yang terdiri dari 3 siswa dan mengopersikan dengan menggunakan laptop milik siswa sendiri. Penelitian dilakukan dengan merekam setiap aktivitas siswa dalam kelompok ketika menjalankan langkah problem solving dengan menggunakan LKS dan aplikasi PhET dan juga wawancara dengan siswa mengenai aktivitas yang membutuhkan keterangan tambahan . Hasil analisa video dan wawancara menunjukkan bahwa langkah problem solving yang terjadi ialah: (1) Identifikasi masalah dilakukan melalui pembuatan hipotesis dengan mengikuti langkah-langkah pada LKS dan mengamati fenomena pada aplikasi terlebih dahulu, (2) proses pengujian jawaban dilakukan dengan mencari data dimana siswa cenderung berdikusi mengenai angka pada pengukur dan jarang mengamati fenomena yang muncul pada aplikasi, (3) analisa data dilakukan dengan membuat grafik, siswa nampak mampu membuat dan membaca grafik dari data yang diperoleh, (4) kesimpulan dilakukan secara lisan dan spontan dengan membaca grafik dan data tanpa menyelesaikan analisa data. Dari hasil analisa mengenai beberapa perbedaan yang muncul, ternyata bukan disebabkan oleh adanya perbedaan kurikulum dari dua sekolah. Akan tetapi kebiasaan belajar siswa. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa dari kedua sekolah, metode problem solving berbantuan simulasi PhET dapat lebih optimal ketika siswa terbiasa menjalankan langkah problem solving dan bisa menggunakan aplikasi PhET untuk menhindari kendala teknis. Kata kunci : Proses belajar, problem solving, simulasi PhET
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Pamungkas, H.N. 2016. Learning process use problem solving method with PhET simulation of student in XI IPA in SMA Negeri 1 Prambanan and SMA Negeri 2 Klaten in Boyles law and Gay-Lussacs law, Physics Education, Departement of Mathematic and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. The purpose of this research was to know : (1) how about the learning process use Problem Solving (PS) method with PhET simulation of student in XI IPA in SMA Negeri 1 Prambanan and SMA Negeri 2 Klaten , (2) how to do this process be an optimal learning process. This research was conducted on March 2016 in in SMA Negeri 1 Prambanan and SMA Negeri 2 Klaten that the both have a different curriculume and location. SMA Negeri 1 Prambanan use KTSP and SMA Negeri 2 Klaten use Kurikulum 2013. This reasearch used simulation PhET as a treatment for students in small group which contain about three students use their own laptop.This research used video record and interview about the student activity when they do the problem solving steps.. The result are : (1) Students made hypothesis with following the steps in modul and observed the phenomena in application early in problem identification, (2) student tend discussed about the value of the datas and rarely observ the phenomena each variable in applicatin when they found the datas, (3) they can finished and read the graph to analysis, (4) they made the result spontanly and orally with read the graph and datas without finished the analyse task. The result about the different of schools is not because the different curriculum . It is may be caused by the study habbit of the student. So, this method can be optimals when the student often do the step of problem solving and can use the simulation fluently to decress tecnics troubles. Keywords: learning process, problem solving, PhET simulation.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkat TUHAN YESUS KRISTUS yang selalu berlimpah dalam hidup kita. Kuasanya memampukan peneliti untuk bisa melaksanakan penelitian hingga menyusun laporan skripsi dengan judul : PROSES BELAJAR METODE PROBLEM SOLVING
BERBANTUAN
SIMULASI PhET: STUDI KASUS SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 1 PRAMBANAN DAN SMA N 2 KLATEN MATERI HUKUM BOYLE DAN HUKUM GAY-LUSSAC Pada kesempatan kali ini, peneliti telah melaksanakan penelitian dan berdinamika bersama beberapa pihak di dalam penyusunan laporan skripsi ini. Semua ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak yang bersangkutan. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Kiswadi, Ibu Ratih Mariana, kakak dan adik yang terkasih karena telah memberi semangat pada peneliti. 2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan dan dosen pembimbing yang telah membimbing peneliti selama melaksanakan penelitian dan menyusun laporan. 3. Bapak Sutar, selaku Kepala SMA N 1 Prambanan
yang telah memberi ijin
peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMA N 1 Prambanan 4. Bapak Drs.Yohanes Supriyono, M.Pd., selaku Kepala SMA N 2 Klaten yang telah memberi ijin peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMA N 2 Klaten
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Bapak Jumartono
dan Ibu Netty selaku Guru Fisika
yang telah memberi
kesempatan dan membimbing peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten. 6. Segenap siswa-siswi kelas XI IPA 4 SMA N 1 Prambanan dan XI IPA 5 SMA N 2 Klaten yang telah bersedia menjadi subyek penelitian. 7. Seluruh karyawan sekretariat JPMIPA yang telah membantu menyediakan administrasi perijinan penelitian. 8. Lusi Indriyani, Weni Wenita Francisca Mei Retnowati yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian dan segenap mahasiswa Pendidikan Fisika 2012 yang ceria karena telah memberi semangat dalam menjalankan penelitian. 9. Yokhanan Ardika karena yang terkasih karena telah memberi bantuan dan dukungan dalam menjalankan penelitian. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna baik dari segi is maupun penyajian. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan penelitian. Terakhir penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. iv HALAMAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........................................ vi ABSTRAK .................. ......................................................................................... vii ABSTRACT .................. ......................................................................................... viii KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix DAFTAR ISI
......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN
................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR TABEL .................. .............................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4 C. Batasan Masalah ................................................................................. 4 D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Metode Problem Solving ............................................. 6 B. Media Simulasi PhET ......................................................................... 10 C. Proses Belajar Metode Problem Solving Dengan Simulasi PhET ...... 11
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Hukum Boyle Dan Hukum Gay-Lussac ............................................. 15 E. Kaitan Teori Dengan Penelitian ......................................................... 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian .............................................................................. 19 B. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................ 21 C. Sampel Dan Populasi ...................................................................... 22 D. Treatment ........................................................................................ 23 E. Instrument Penelitian ...................................................................... 26 F. Metode Analisa Data ....................................................................... 27 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 32 B. Deskripsi Proses Belajar Secara Umum ............................................. 36 C. Proses Belajar Metode Problem Solving Dengan Simulasi PhET ...... 44 D. Fakta Perbedaan Kebiasaan Belajar .................................................... 56 E. Proses Yang Optimal ......................................................................... 58 F. Hal Positif Yang Muncul ................................................................... 64 G. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 65 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...... .................................................................................. 67 B. Saran-saran ..................................................................................... .... 68 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... .... 70 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Transkrip Video SMA N 1 Prambanan ...... .................................... 73 Lampiran 2 Transkrip Video SMA N 2 Klaten ................................................. 85 Lampiran 3 Trasnkrip Wawancara SMA N 1 Prambanan ...... ........................... 99 Lampiran 4 Trasnkrip Wawancara SMA N 2 Klaten ........................................... 104 Lampiran 5 LKS Siswa Kelompok 1 ...... ............................................................ 109 Lampiran 6 LKS Siswa Kelompok 11 ...... .......................................................... 114 Lampiran 7 Data Siswa Kelas XI IPA 4...... ......................................................... 120 Lampiran 8 Data Siswa Kelas XI MIPA 5...... ...................................................... 122 Lampiran 9 Absensi Subyek Wawancara ...... ...................................................... 124 Lampiran 10 RPP ...... .......................................................................................... 126 Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Klaten ...... ........................... 131 Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian dari SMA N 1 Prambanan ...... ...................... 132 Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian dari SMA N 2 Klaten ...... ............................. 133 Lampiran 14 Surat Peminjaman Handycam ...... ................................................ 134 Lampiran 15 LKS Coaching ...... ........................................................................ 135
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik Hubungan P terhadap V pada keadaan Isotermal .................... 16 Gambar 2. Grafik Hubungan P terhadap T pada keadaan Isokhorik .................... 17 Gambar 3. Skema Proses Yang Terjadi ............................................................... 18 Gambar 4. Tampilan Awal Simulasi Gas Properties............................................ 23 Gambar 5. Tampilan Icon Constant Parameter ................................................... 24 Gambar 6. Tampilan icon Tool & Options dan ketika klik Mesurement .............. 24 Gambar 7. Tampilan Yang Akan Digunakan ........................................................ 25 Gambar 8. Tampilan Simulasi Saat Digunakan .................................................... 25
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA N 1 Prambanan ...................... 31 Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA N 2 Klaten ............................ 33 Tabel 3. Perbedaan Cara Belajar Siswa ............................................................... 56
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa khususnya SMA. Hal ini dapat disebabkan karena metode yang digunakan kurang menarik minat siswa untuk belajar. Selain itu media pembelajaran yang kurang inovatif seperti penggunaan buku teks untuk menyampaikan materi pembelajaran dapat menurunkan minat siswa belajar fisika. Untuk itu diperlukan metode dan media pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik. Salah satu metode yang dapat membantu siswa tertarik dan lebih memahami konsep fisika adalah metode praktikum. Metode praktikum dapat memberikan suasana belajar dalam kelompok yang cukup baik. Melalui praktikum, guru dapat melihat sikap ilmiah siswa dalam proses belajar yang terjadi di kelas. Akan tetapi, ada beberapa materi dalam fisika yang tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan metode praktikum karena ketersediaan alat praktikum. Tingkat keselamatan dalam menggunakan peralatan juga menjadi kendala. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk melakukan praktikum cukup lama. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru juga dapat memanfaatkan suatu media selain dengan praktikum. Salah satu media belajar
modern
dengan memafaatkan teknologi komputer ialah PhET. PhET yang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
singkatan dari Physic Education Tecnologi. PhET ialah salah satu simulasi berbasis pada teknologi . PhET dapat memberikan gambaran terhadap materi ataupun objek-objek yang tidak terlihat secara kasat mata, seperti elektron, gelombang, foton dan medan listrik. PhET ini berupa permainan ilmiah yang bersifat menjelaskan suatu konsep dengan menggunakan komputer. Prinsip yang dimanfaatkan ialah prinsip ilmiah seperti pada percobaan atau praktikum. Dalam menggunakan PhET, diperlukan langkah – langkah tertentu untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Simulasi PhET dapat diterapkan pada berbagai metode pembelajaran. Salah satunya ialah metode problem solving. Menurut Barrack & Doni dengan menggunakan metode problem solving, informasi yang dipelajari dapat bertahan lebih lama dan tertransfer dengan lebih baik (Jacobsen, 2009 :243). Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada bulan Juli hingga September 2015 media pembelajaran PhET belum dikenal oleh siswa dan guru. Kemudian peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan PhET pada materi gaya pemulih pada pegas. Beberapa siswa mulai aktif bertanya mengenai cara menggunakan PhET. Kemudian pengalaman melakukan penelitian untuk tugas mata kuliah metodologi penelitian pembelajaran fisika, peneliti di SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA, beberapa siswa mulai tertarik dengan PhET dan hasil wawancara menunjukkan respon yang positif dari siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Beberapa SMA di Klaten belum menerapkan simulasi PhET dalam pembelajaran. Pengalaman salah seorang teman dalam melakukan penelitian untuk tugas metodologi penelitian pembelajaran fisika mengungkap bahwa PhET belum diterapkan di SMA N 1 Prambanan. Maka peneliti memutuskan untuk melaksanakan penelitian tentang proses belajar menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving di SMA tersebut. Kemudian untuk mengetahui bagaimana dinamika di SMA lain, maka peneliti juga melaksanakan penelitian di SMA N 2 Klaten . Kedua sekolah tersebut dipilih karena memiliki perbedaan kurikulum yang diterapkan dan perbedaan letak sekolah dari sisi geografisnya. SMA N 1 Prambanan menggunakan KTSP sedangkan SMA N 2 Klaten menggunakan Kurikulum 2013. Materi yang
dipilih ialah hukum-hukum gas ideal. Dalam
pembuktian masing-masing hukum memerlukan beberapa peralatan yang canggih yang tidak memungkinkan dilakukan disekolah. Dari segi kebutuhan finansial, peralatan yang diperlukan untuk mengetahui tekanan gas ideal dalam ruang tertutup tentunya lebih mahal. Untuk itu, materi yang dipilih dalam melakukan penelitian ini ialah materi hukum-hukum gas ideal. Bertepatan dengan materi yang diperlajari kelas XI pada semester genap 2016 di dua sekolah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses belajar yang terjadi dengan metode problem solving menggunakan simulasi PhET di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten ? 2. Bagaimanakah proses belajar yang terjadi dapat berlangsung optimal?
C. Batasan Masalah Prioritas utama ialah bagaimana proses belajar dengan metode problem solving ketika memanfaatkan media PhET. Selain itu, akan dilihat mengenai penerapan yang terjadi secara optimal dari dua sekolah yang dijadikan sampel yang memiliki kurikulum yang berbeda. Materi yang digunakan dalam melaksanakan penelitian terbatas pada hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac mengenai hubungan antara volume (V), tekanan (P) dan suhu (T) gas pada ruang tertutup. D. Tujuan Tujuan dari penelitian ini ialah : 1. Mengetahui proses belajar yang terjadi menggunakan metode problem solving dengan memanfaatkan simulasi PhET untuk materi hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac. 2. Mengetahui penerapan proses belajaryang optimal menggunakan metode problem solving dengan memanfaatkan simulasi PhET.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
E. Manfaat 1. Bagi Guru Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
digunakan
untuk
bahan
pertimbangan dalam pemilihan media dan metode pembelajaran fisika untuk SMA. 2. Bagi Peneliti Dapat menambah ilmu dan pengalaman dalam mempersiapkan diri sebagai calon guru fisika khususnya SMA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran dengan metode Problem Solving Metode belajar termasuk salah satu faktor yang menentukan efisiensi dan keberhasilan belajar siswa (Noer, 2012: 199). Metode probelm solving ialah metode berpikir dan memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diminta untuk memecahkannya (Bakar, 2014). Metode ini memberi peluang pada guru untuk mengetahui gagasan siswa dan pengertian siswa melalui materi tertentu. Guru memberi persoalan pada siswa kemudian siswa menemukan sendiri cara memecahkan masalah. Menurut pendapat Gagne, problem solving ialah pengalaman belajar memecahkan persoalan melalui penggabungan beberapa kaidah dan aturan. Kemampuan seseorang dalam memahami kaidah atau aturan akan menentukan kecepatan seseorang dalam menyelesaikan masalah tersebut (Sanjaya, 2008). Secara lebih rinci, pembelajaran dengan problem solving ini dapat diterapkan dengan langkah-langkah berikut (Ambarjaya, 2012: 107): 1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. 2. Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan masalah .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah. 4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. 5. Menarik kesimpulan. Namun , menurut Dewey (dalam Nugrahanta, 2009) metode pemecahan masalah atau metode berpikir reflektif
dilakukan dengan langkah-langkah
berikut : 1. Menemukan masalah. 2. Membatasi permasalahan. 3. Mencari kemungkinan-kemungkinan jawaban. 4. Memilih jawaban yang terbaik (sebagai hipotesis). 5. Menguji jawaban terbaik di dalam ekperimen. 6. Mengadakan evaluasi. Selain itu, Dewey juga mengungkapkan bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi agar metode ini dapat diterapkan ialah : 1.
Harus ada pengalaman.
2.
Harus ada data yang tersedia dan bisa dijangkau.
3.
Harus ada kemungkinan untuk membuat berbagai jawaban.
4.
Harus ada kemungkinan untuk menguji jawaban-jawaban itu.
Dengan adanya hal itu, ditekankan bahwa
pentingnya belajar sebagai
proses menemukan sesuatu yang baru dan bukan sebagai tranfer atau penuangan pengetahuan ke kepala anak didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Disisi lain, terdapat keunggulan dari metode problem solving
yaitu
(Ambarjaya, 2012: 108): 1. Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. 2. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. 3. Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 4. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. 5. Dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (Matematika, IPA, Sejarah dan lain sebagainya) pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja 6. Lebih menyenangkan dan disukai siswa. 7. Dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. 8. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. 9. Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Selain memiliki beberapa keunggulan, terdapat pula kelemahan dari problem solving yakni (Ambarjaya, 2012: 109) : 1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru 2. Proses belajar-mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran. 3. Membutuhkan upaya yang lebih bagi guru untuk mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar. Dari pendapat- pendapat yang telah diungkapkan , dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode
problem solving ialah pembelajaran
berbasis masalah untuk melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah tersebut sesuai dengan kemampuannya. Dan langkah-langkah yang digunakan, hampir sama antara pendapat satu dengan yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
B. Media pembelajaran berupa Simulasi PhET Pembelajaran
dengan
menggunakan
simulasi
PhET
merupakan
pembelajaran yang memanfaatkan media komputer untuk menjalakan aplikasi PhET yang telah disediakan oleh website PhET yaitu https://phet.colorado.edu (Khaterhine, 2006). Simulasi PhET merupakan aplikasi berupa games yang mengandung unsur pembelajaran dan berfungsi untuk menjelaskan konsep tertentu. Simulasi Phet dapat membantu dalam memudahkan siswa mempelajari
konsep baru atau mamahami konsep yang sudah diketahui.
Melalui simulasi PhET siswa diharapkan lebih paham mengenai materi yang telah diajarkan (Wieman, 2010). Program PhET dirancang untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dan juga
menyediakan
mengkonstruksi
satu
lingkungan
pemahaman
belajar
konseptual
fisika
dimana yang
siswa kuat
dapat dengan
bereksplorasi. Setiap simulasi menyediakan animasi interaktif dan permainan yang manarik bagi siswa serta mengajak mereka untuk berinteraksi dan berkesplorasi (Wieman, 2008 : 394). Adapun keuntungan dari penggunaan simulasi PhET adalah (Wieman, 2007) : 1) Simulasi dapat digunakan di dalam kelas dimana peralatan praktikum tidak tersedia atau tidak praktis. 2) Simulasi PhET dapat digunakan untuk melakukan eksperimen yang tidak mungkin dilakukan. 3) Dengan simulasi, siswa dapat mengubah variabel dengan mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
4) Simulasi PhET dapat menunjukkan beberapa hal dalam materi yang tidak dapat di representasikan 5) Simulasi PhET dapat dijalankan siswa pada komputer pribadi di rumah. Dengan demikian simulasi PhET dirancang untuk membantu siswa memahami suatu konsep fisika yang dapat memicu siswa untuk berekplorasi secara mandiri. C. Proses Pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving Dalam kegiatan belajar
mengajar terdapat dua hal yang menentukan
keberhasilan , yaitu pengaturan proses belajar mengajar dan pengajaran itu sendiri (Djamarah, 2010: 33). Proses atau aktivitas belajar dirancang berdasarkan tujuan pembelajaran tertentu. Proses tersebut harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik baik jasmani maupun rohani. Aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah bagi perserta didik. Menurut Dierich yang (dalam Noer, 2012 : 268) aktivitas belajar dibagi ke dalam 8 kelompok, yaitu sebagai berikut : 1. Visual Activities, yaitu membaca , melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja. 2. Oral
Activities,
yaitu
mengemukakan
pendapat,
berwawancara,
mengemukakan suatu prinsip atau fakta, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, diskusi dan interupsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
3. Listening Activities, yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan atau mendengarkan radio. 4. Writing Activities, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau ringkasan, mengisi angket dan mengerjakan tes. 5. Drawing Activities, yaitu menggambar, membuat grafik/chart, diagram, peta dan pola. 6. Motor Activities, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta menari atau berkebun. 7. Mental Activities, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor,
melihat hubungan-hubungan dan membuat
keputusan. 8. Emotional Activities, yaitu minat, membedakan, berani, tenang dan lainlain. Pemanfaatan simulasi PhET dengan menggunakan metode problem solving tentunya dapat membentuk suatu aktivitas pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa. Pada metode problem solving, proses pemecahan masalah dapat dilihat ketika siswa mengikuti langkah-langkah memecahkan masalah. Dalam memecahkan masalah, siswa tidak hanya melakukan aktivitas fisik, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
juga melibatkan aspek dalam belajar yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Seperti yang disampaikan oleh Anurrahman (2012 : 48) yang mengungkapkan bahwa siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses pemecahan masalah tersebut ialah proses dimana siswa terlibat aktif dalam melaksanakan setiap langkah-langkah pemecahan masalah (David, 2009: 249). Langkah-langkah dari metode problem solving dapat dijadikan langkah-langkah dalam menjalankan simulasi PhET. Dari beberapa pendapat yang hampir sama, maka langkah –langkah yang terjadi dalam proses belajar metode problem solving berbantuan simulasi PhET ialah: 1. Merumuskan masalah: Masalah yang muncul merupakan masalah yang jelas dapat dipecahkan oleh siswa dan sesuai dengan materi yang digunakan. 2. Membatasi masalah: Pembatasan masalah bertujuan untuk mengarahkan atau memfokuskan siswa pada materi yang sedang digunakan. 3. Menetapkan jawaban - jawaban terbaik atau sementara sebagai hipotesa: Proses ini merupakan langkah yang digunakan dalam memilih solusi yang masih akan diteliti lebih lanjut dengan menggunakan simulasi PhET.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
4. Mencari data atau keterangan untuk menguji jawaban terbaik: Pencarian data bertujuan untuk menemukan data pendukung atau keterangan – keterangan yang diperlukan dari jawaban yang terpilih. Proses ini dilakukan dengan mengoperasikan simulasi PhET untuk menemukan data yang akan digunakan sebagai penguji hipotesa. 5. Menarik kesimpulan: Proses ini merupakan hasil pengolahan jawaban sementara yang diuji melalui eksperimen dan dukungan beberapa keterangan. Hasil tersebut merupakan solusi dari masalah yang muncul. Dalam keaadaan ini, siswa tidak hanya sekedar aktif mendengar, mengamati dan mengikuti, akan tetapi terlibat langsung di dalam melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau mendemontrasikan langsung. Adanya perubahan tersebut tentunya menyangkut mengenai adanya aspek belajar yang muncul. Aspek tersebut ialah aspek kognitif , afektif dan psikomotorik. Dengan demikian kegiatan-kegiatan yang muncul dalam aktivitas belajar memiliki
beragam bentuk sesuai dengan situasi yang terjadi.
Aktivitas belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran dapat membantu siswa memperoleh pengalaman langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
D. Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac Hukum Boyle dan hukum Gay – Lussac ialah hukum mengenai gas ideal dalam suatu ruang tertutup yang menyatakan hubungan antara tekanan (P), suhu (T) dan volume (V) gas. 1. Hukum Boyle Hukum Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang bernama Robert Boyle. Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa apabila suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan
gas
berbanding
terbalik
dengan
volume
gas
tersebut.
Persamaannya: P≈
...........................................................(1)
P = constant.......................................................(2) P.V = constan.......................................................(3) Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada suhu tetap, persamaannya menjadi: P1V1 = P2V2..........................................................(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Dari bentuk persamaan (2) diperoleh sebuah kurva yang disebut kurva isotermal. P
P2
P1
T V V1
V2
Gambar 1. Grafik hubungan P terhadap V pada keadaan Isotermal
Keterangan: P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/ m2) P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/ m2) V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3) V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
2. Hukum Gay-Lussac Hukum Gay Lussac dikemukakan oleh kimiawan Perancis bernama Joseph Gay Iussac. Gay Lussac menyatakan bahwa jika volume gas yang berada dalam bejana tertutupdipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Secara umum, hukum Gay Lussac berbentuk: P ≈ T................................................. (5) Diubah menjadi persamaan : P = T Constan................................................(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
= constant ...................................................(7) Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada volume tetap, persamaannya menjadi:
=
.....................................................(8)
Jika dibuat grafik , maka akan menghasilkan grafik hubungan P terhadap T pada keadaaan isokhorik (volume konstan ). P V P2
P1 T T1
T2
Gambar 2. Grafik hubungan P terhadap T pada keadaan isokhorik
Keterangan: P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/ m2) P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/ m2) T1 : suhu gas pada keadaan 1 (m3) T2 : suhu gas pada keadaan 2 (m3) (Nurachmandani, 2009)
E. Keterkaitan Antara Teori dengan Penelitian Dalam
pelaksanaan
penelitian,
proses
pembelajaran
tentunya
dipengaruhi oleh skenario pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Noer (2012:269) bahwa situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilaksanakan dalam rangka belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Untuk itu, berkaitan dengan rumusan masalah penelitian mengenai proses
belajar
menggunakan
metode
problem
solving
dengan
memanfaatkan simulasi PhET dapat dibuat skema sebagai berik berikut:
Gambar 3. Skema proses belajar yang terjadi
Pada materi hukum Boyle dan Gay-Lussac Lussac siswa diajak untuk berpikir mengenai suatu su gejala atau fenomena partikel rtikel gas dalam suatu ruang tertutup. PhET digunakan sebagai media simulasi pembuktian berlakunya hukum-hukum. hukum hukum. Dalam membantu siswa bereksplorasi mengenai hal tersebut, simulasi PhET dapat memberi gambaran mengenai fenomena dari suatu gas ideal dalam ruang tertutup. Dengan mengacu pada langkah problem solving,, siswa diajak untuk berpikir mengenai bagaimana membuktikan berlakunya hukum-hukum hukum hukum tersebut melalui simulasi PhET. Ph
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel bebas , tetapi menggambarkan suatu keadaan (Nana, 2005: 54). Bentuk yang digunakan ialah Non-Participant Observartion dimana peneliti tidak secara aktif terlibat dalam pemberian treatment. Penelitian ini menggunakan treatment simulasi PhET. Penelitian difokuskan pada proses yang terjadi disaat pemberian treatment. Proses pembelajaran diamati menggunakan video pengamatan dan wawancara konfirmasi pada subyek. Adapun data yang diperoleh yaitu data kulaitatif berupa hasil rekaman video aktivitas dalam kelompok dan hasil wawancara . Penelitian dilaksanakan
dengan
membentuk
siswa ke
dalam
kelompok-kelompok yang terdiri dari 3 siswa dalam satu kelompok. Hal ini dilakukan karena dapat digunakan untuk membina adanya sikap sosial dalam memecahkan persoalan bersama melalui
treatment
yang ada. Djamarah
dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar (2010:55) mengungkapkan bahwa dengan pendekatan kelompok, dapat ditumbuhkembangkan sikap sosial pada anak didik. Salah satu sikap sosial yang muncul adalah kerjasama. Untuk itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
diharapkan siswa bisa bekerjasama dalam kelompok dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Masing – masing kelompok terdapat satu komputer atau laptop untuk mengoperasikan simulasi PhET. Akan tetapi, fokus pengamatan ialah salah satu kelompok siswa dari seluruh kelompok di kelas. Proses pembelajaran diawali dengan ceramah dan latihan soal pada kelas yang belum dibagi kelompok
kemudian saat melaksanakan penggunaan PhET, siswa
membentuk kelompok-kelompok. Penelitian ini menggunakan aplikasi PhET sebagai treatment sehingga peneliti memerlukan waktu untuk melaksanakan penginstalan dan latihan menggunakan PhET untuk siswa. Pelaksanaaan penelitian dilakukan dengan merekam tindakan dan semua dinamika salah satu
kelompok dalam
menggunakan PhET untuk menjalankan langkah-langkah problem solving. Penelitian ini difokuskan pada saat siswa menggunakan PhET dalam satu episode pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan langkah ceramah kemudian barulah problem solving dengan menggunakan PhET. Ceramah dilakukan untuk menghatar siswa ke persoalan yang akan dipecahkan dengan langkah problem solving. Metode ini mengadopsi dari adanya metode mengajar ceramah – problem solving – tugas. . Namun dalam penelitian ini, langkah
problem solving dilakukan dengan menggunakan
simulasi PhET. Menurut Djamarah (2012: 102) adakalanya metode ceramah memerlukan problem solving untuk menyelesaikan persoalan yang muncul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Adapun langkah penelitian yang dilaksanakan ialah sebagai berikut : 1. Peneliti menginformasikan adanya penelitian pada sekolah dan siswa yang dijadikan subjek penelitian. 2. Peneliti mendata siswa yang mempunyai laptop untuk digunkan dalam satu kelompok. 3. Peneliti menginstal aplikasi PhET di laptop siswa. 4. Peneliti melaksanakan coaching mengenai cara pengoperasian PhET dan mengisi LKS atau menganalisa LK. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan siswa tentang PhET dan memberi pemahaman pada siswa agar bisa mandiri dalam pengoperasian PhET. 5. Peneliti melaksanakan penelitian dengan merekam peristiwa yang muncul pada kelompok dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian untuk pengambilan rekaman video dilaksanakan di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 KLATEN. Untuk SMA N 1 Prambanan, penelitian dilakuan pada tanggal 3,4,10 dan 11 Maret 2016 sedangkan SMA N 2 Klaten dilakukan pada tanggal 14 dan 28 Maret 2016. Sedangkan wawancara dilaksanakan pada tanggal 14 April 2016 di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten pada jam yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Di SMA N 1 Prambanan, kurikulum yang diterapkan ialah KTSP, sedangkan di SMAN 2 Klaten ialah kurikulum 2013. Pada pembelajaran berlangsung menggunakan pendekatan kotekstual
KTSP yang
mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari (Muslich, 2007: 41). Sedangkan dalam Kurikulum 2013, pendekatan yang digunakan ialah pendekatan saintifik yang berkaitan erat dengan metode saintifik. Pendekatan ini
umumnya melibatkan siswa
dalam kegiatan pengamatan untuk
perumusan hipotesis atau mengumpulkan data ( Sani, 2014: 50). C. Sampel dan Populasi 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ialah siswa-siswi kelas XI IPA 4 di SMA Prambanan dan kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten
N 1
tahun ajaran
2015/2016. 2. Sampel Penelitian Sampel yang digunakan adalah salah satu kelompok yang terdiri dari 3 orang siswa. Dalam satu kelompok terdiri dari 1 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan kelas XI IPA 4 di SMA N 1 Prambanan dan kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
D. Treatment Wujud treatment yang digunakan pada penelitian ini ialah simulasi PhET . Simulasi PhET merupakan aplikasi berupa games yang mengandung unsur pembelajaran dan berfungsi untuk menjelaskan konsep tertentu. Aplikasi ini dapat didownload pada situs http://phet.colorado.edu. Materi yang digunakan ialah materi mengenai Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac dengan judul aplikasi Gas Properties.
Gambar 4. Tampilan awal simulasi Gas Properties
Tampilan awal terdiri dari beberapa icon yang digunakan untuk mengubah variabel sesuai dengan kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Variabel yang dibuat tetap berada pada icon Constant Parameter yaitu :
Gambar 5. Tampilan icon Constant Parameter
Tampilan tersebut memiliki fungsi masing-masing masing masing sesuai dengan variabel yang akan dibuat tetap. Jika icon yang digunakan ialah None maka variabel yang dibuat tetap dapat menyesuaikan sesuai dengan perubahan. Untuk menampilkan skala volume terdapat beberapa beberapa icon yang dapat menggunakan icon Tool & Options
Gambar 6. Tampilan icon Tool & Options dan tampilan ketika klik Mesurement
Dalam pemberian treatment untuk materi Hukum Boyle dan Hukum GayLussac, maka icon yang perlu diaktifkan ialah Layer tool, Ruler dan Species information.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Gambar 7. Tampilan yang akan digunakan untuk mengukur volume, suhu dan tekanan yang digunakan.
Salah satu contoh tampilan data saat ruangan diisi gas ialah sebagai berikut :
Gambar 8. Tampilan simulasi saat digunakan untuk menunjukkan suatu fenomena dan memvariasi variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
E. Insrument Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan instrument berupa : 1. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui proses belajar selama penelitian berlangsung. Observasi dilakukan dengan merekam seluruh kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung dalam suatu kelompok tertentu. Hasil rekaman berupa video proses pembelajaran dengan menggunakan PhET . Fokus satu kelompok tertentu. Perekaman keseluruhan kelas digunakan untuk mengetahui proses belajar secara umum didalam kelas. Perekaman pada satu kelompok tertentu digunakan untuk mengetahui
proses
yang
terjadi
di
dalam
kelompok
selama
pembelajaran berlangsung. Fokus dari proses belajar yang diamati melalui rekaman video dengan menggunakan Handycam ialah : a. Diskusi yang terjadi (di dalam kelompok dan kelas). b. Cara memperoleh data dengan menggunakan PhET (di dalam kelompok). c.
Proses menganalisa data.
d. Mengemukakan kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
2. Wawancara Wawancara dilakukan untuk melakukan klarifikasi dari beberapa aktivitas yang belum jelas dan memerlukan keterangan tambahan. Wawancara dilakukan pada kelompok yang menjadi fokus perekaman video. 3. LKS LKS yang digunakan merupakan LKS yang terdiri dari dasar teori , rumusan masalah, hipotesa, data, soal analisa dan kesimpulan. Di dalam LKS terdiri dari materi hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac. F. Metode Analisa Data Analisa data digunakan untuk mengetahui proses belajar dengan menggunakan PHET pada siswa kelas XI di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 KLATEN. Hasil rekaman dibuat dalam bentuk transkrip berupa aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti melakukan coding untuk memilah setiap aktivitas yang menunjukkan adanya esensi dari langkah problem solving yakni: 1. Menemukan masalah 2. Membatasi permasalahan 3. Mencari kemungkinan-kemungkinan jawaban 4. Memilih jawaban yang terbaik (sebagai hipotesis) 5. Memperoleh data 6. Mengambil kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Hal ini dilakukan untuk masing- masing kelompok. Tentunya aktivitas yang terjadi mendapat keterangan tambahan dari hasil wawancara yang dilakukan. Setelah itu, peneliti akan melihat perbedaan yang ada dari antara dua sekolah. Alasan diadakan analisa untuk dua kelompok kecil dari kelas yang berbeda ialah adanya perbedaan letak sekolah dan kurikulum yang berbeda pula. Sebagaimana diungkapkan oleh Muhibin (2003:153) bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa ialah letak sekolah dan menurut Annurahman (2012: 194) faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah kurikulum sekolah. Maka dari kedua pendapat tersebut, peneliti menganalisa perbedaan dalam proses belajar yang terjadi dari dua sekolah yang sudah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua sekolah di kabupaten Klaten yaitu SMA N 1 Prambanan yang terletak di kecamatan Prambanan dan SMA N 2 Klaten di kecamatan Klaten Selatan. Subyek penelitiannya ialah salah satu kelompok siswa kelas XI IPA 4 untuk SMA N 1 Prambanan dan siswa kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten yaitu kelompok 1 dan kelompok 11. Di SMA N 1 Prambanan, pembelajaran fisika kelas XI IPA 4 dilaksanakan setiap hari Kamis pada jam pertama pukul 07.00 dan hari Jumat pada jam keempat dan lima pada pukul 09.30 hingga 11.00 untuk salah satu guru fisika kelas XI IPA yang bernama Bapak Drs.Jumartono dengan menerapkan kurikulum 2006 yaitu KTSP. Sedangkan untuk kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten pelajaran fisika dilaksanakan setiap hari Senin pada pukul 06.45 hingga 08.15 dengan menerapkan kurikulum 2013 untuk salah satu guru fisika kelas XI yakni Ibu Netty. Pelaksanaan penelitian bertepatan dengan pelaksanaan Ujian Sekolah dan persiapan Ujian Nasional. Untuk itu, karena agenda sekolah yang padat, maka peneliti bersama guru memilih waktu untuk pengambilan data ialah hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Kamis 10 Maret 2016 dan Jumat 11 Maret 2016 di SMA N 1 Prambanan. Sedangkan di SMA N 2 Klaten, hari yang disepakati ialah Senin tanggal 14 Maret 2016 dan 28 Maret 2016. Persiapan penelitian dilakukan dengan pengistalan aplikasi PhET yang akan digunakan
dan
coahcing penggunaan simulasi PhET. Hal ini
bertujuan untuk meminimalisasi adanya gangguan dalam pengambilan data yang bersangkutan dengan teknis penggunaan PhET dan pengisian LKS. Fokus dari penelitian ini ialah cara siswa menyelesaikan persoalan dengan aplikasi PhET dan menemukan solusi dari eksperimen
yang
dilakukan. Selain itu, juga dilakukan pembentukan kelompok yang terdiri atas 3 siswa dalam satu kelompok. Masing-masing kelompok menyediakan satu laptop. Pada rencana awal, peneliti akan menggunakan laboratorium komputer untuk melaksanakan penelitian dan pembelajaran. Namun di SMA N 2 Klaten laboratorium komputer akan digunakan untuk melaksanakan Ujian Nasional, maka peneliti tidak diijinkan untuk menggunakan laboratorium komputer oleh pihak sekolah. Untuk itu setiap kelompok wajib menyediakan satu laptop. Hal ini juga dilakukan di SMA N 1 Prambanan untuk perlakuan yang sama. Proses pembelajaran untuk pengambilan data atau penelitian dilakukan dengan memberi pengantar materi pada siswa dengan ceramah dan latihan soal. Kemudian siswa membuktikan beberapa fenomena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
dengan menggunakan simulasi PhET dan LKS. Hal-hal yang dikerjakan oleh siswa pada LKS ialah membuat hipotesis, mencari data, mengolah data dan mengerjakan soal analisis serta menyimpulkan. Selain itu, dalam LKS yang disusun, terdapat langkah-langkah kerja yang dilakukan siswa. Adapun agenda yang dilakukan di SMA N 1 Prambanan dapat dilihat pada Tabel 1 mengenai rincian waktu dan kegiatan yang dilakukan. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian kelas XI IPA 4 di SMA N 1 Prambanan Tanggal
Kegiatan - Pemberitahuan mengenai adanya penelitian yang akan
3 Maret 2016
dilaksanakan. - Mengenalkan siswa tentang apa itu PhET - Mendata jumlah Laptop yang dimiliki oleh siswa - Membagi kelompok sementara - Mengingatkan siswa untuk membawa laptop pada hari Jumat - Menginstal PhET pada Laptop
4 Maret 2016
- Membagi kelompok yang sudah pasti - Melaksanakan coaching dan latihan mengisi LKS
10 Maret
PhET dengan materi pergerakan partikel gas di dalam
2016
ruang tertutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
11 Maret 2016
- Pembelajaran
dengan
menggunakan
merekam proses pembelajaran di pada
PhET
dan
kelompok
tertentu dan secara general dengan handycam.
Jumlah siswa kelas XI IPA 4 di SMA N 1 Prambanan ialah 33 siswa yang terdiri dari 21 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Dalam pembentukan kelompok dilakukan secara random dengan berhitung angka 1 sampai 11. Namun, untuk masing-masing kelompok, minimal memiliki satu siswa laki-laki agar dalam terdapat keragaman di dalam kelompok. Jumlah laptop yang tersedia saat melaksakan coaching ialah 11 laptop. Namun pada saat melaksanakan pembelajaran pada hari berikutnya laptop yang tersedia ialah 10 laptop sehingga peneliti menyediakan. Di kelas XI IPA 4, proses coaching berlangsung kurang efektif karena ada beberapa siswa yang meminta ijin keluar untuk ke kamar mandi. Pada saat pelaksanaan coaching siswa banyak bertanya mengenai cara membuat hipotesa. Beberapa siswa di dalam kelompok nampak bisa mengoperasikan PhET secara mandiri. Coaching dilaksanakan selama 45 menit.
Pelaksanaan penelitian berlangsung pada hari Jumat tanggal 11 Maret 2016 pada jam ke 4 dan 5 pukul 09.30 hingga 11.00. Di awal pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
siswa diberi modul tentang materi yang diperlajari. Kemudian siswa diberi latihan soal dan dibagi dalam kelompok untuk pengerjaan. Kemudian masingmasing lajur meja diminta untuk maju dan mengerjakan soal di papan tulis. Setelah pembahasan soal, siswa diajak untuk berkumpul dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. Kemudian siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing. Kelompok yang terpilih untuk dijadikan subjek penelitian ialah kelompok 1 yang terdiri dari 2 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki. Sedangkan, agenda yang terlaksana untuk kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten terdapat pada tabel 2. Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA N 2 Klaten Tanggal 14 Maret 2016
Kegiatan - Menginformasikan
adanya
penelitian
yang
akan
dilaksanakan di kelas XI IPA 5 dan mengenalkan pada siswa apa itu PhET - Membentuk siswa dalam kelompok. - Mengisntal aplikasi PhET di laptop siswa - Melaksanakan coaching dan latihan mengisi LKS PhET dengan materi pergerakan partikel gas di dalam ruang tertutup
28 Maret 2016
- Pembelajaran dengan menggunakan PhET dan merekam proses belajar di kelompok tertentu dan secara general
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
dengan handycam.
Jumlah siswa kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten ialah 33 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Pemberitahuan di kelas tentang penelitian di kelas XI IPA 5 SMA N 2 Klaten dilakukan oleh guru fisika karena adanya agenda sekolah yang tidak dapat diganggu. Kelas diminta untuk membawa laptop minimal 11 laptop. Pada saat penginstalan PhET, jumlah laptop yang disediakan oleh siswa lebih dari 11 laptop. Beberapa siswa di tidak dapat mengikuti coaching karena sedang melaksanakan latihan upacara. Kemudian pada pertengahan coaching ada beberapa siswa yang tidak mendapatkan kelompok karena ada siswa yang tidak hadir. Maka siswa yang tidak mendapat kelompok, untuk sementara bergabung dengan teman yang sama-sama tidak mendapat kelompok. Proses pembentukan kelompok, sama dengan proses yang dilakukan di SMA N 1 Prambanan yaitu dengan berhitung 1 sampai 3 untuk masingmasing siswa. Mayoritas kelompok terdiri atas 2 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki. Pelaksanaan coaching berlangsung cukup efektif karena beberapa siswa memperhatikan dan memberi respon pada pertanyaan yang diajukan guru. Ada pula beberapa siswa membuka-buka aplikasi PhET dengan judul lain. Proses coaching berlangsung cukup kondusif karena perhatian siswa terfokus pada pengoperasian PhET dan pengerjaan LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Pelaksanaan penelitian berlangsung pada tanggal 11 Maret 2016 pukul 06.45 hingga 08.45. Namun ternyata pembelajaran tidak selesai tepat waktu sehingga sebagian siswa terburu-buru mengisi LKS. Kemudian peneliti meminta ijin pada guru mata pelajaran berikutnya untuk menyelesaikan proses pembelajaran dan ternyata peneliti memperoleh ijin. Pelaksanaan wawancara untuk konfirmasi mengenai video dilakukan pada tanggal 14 April 2016 pada pukul 11.00-12.00 WIB di SMA N 1 Prambanan dan pukul 13.00-14.00 WIB di SMA N 2 Klaten. Wawancara dilakukan sepulang sekolah agar tidak menganggu pembelajaran. Wawancara dilaksanakan pada bulan April karena terkendala oleh pelaksanaan Ujian Nasional dan pelaksanaan Ulangan Tengah Semester untuk siswa kelas XI. Maka, beberapa hal yang dikonfirmasikan pada siswa, tidak dapat dikonfirmasi karena ada yang sudah lupa. Namun hal tersebut bisa diantisipasi ketika peneliti sedikit mengingatkan peristiwa yang terjadi. Wawancara dilakukan dengan menunjukkan video hasil rekaman pada siswa dan menanyakan beberapa hal yang belum jelas pada siswa dan juga LKS yang dikumpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
B. Deskripsi proses belajar yag terjadi secara umum di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten Durasi untuk masing-masing hasil rekaman berbeda sedikit. Di SMA N 1 Prambanan, proses pemakaian PhET berlangsung selama 27 menit 3 detik sedangkan di SMA N 2 Klaten berlangsung selama 28 menit. Data mengenai transkrip video secara keseluruhan ada pada lampiran. Pada penjabaran selanjutnya, nama dari subyek penelitian menggunakan nama samaran yaitu Doni, Tika dan Puput untuk SMA N 1 Prambanan sedangkan untuk SMA N 2 Klaten ialah Putra, Tina dan Ani. Proses pembelajaran yang menjadi fokus pengamatan ialah proses ketika menggunakan PhET dan menjalankan langkah pada LKS. Proses yang terjadi untuk masing-masing kelompok hampir sama karena desain pembelajaran yang digunakan juga sama. Proses pembelajaran yang berlangsung diawali dengan pengantar materi dengan menggunakan ceramah mengenai Hukum Boyle dan Hukum Gay - Lussac dan sedikit latihan soal. Sebelumnya, siswa diberi modul yang berisi pengatar materi mengenai
Hukum
Boyle
dan
Hukum
Gay-Lussac.
Siswa
nampak
memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi. Kemudian guru memberi instruksi siswa untuk mengerjakan latihan soal selama lima menit dengan pembagian soal masing-masing lajur berbeda-beda. Dua orang siswa maju untuk menuliskan hasil pengerjaan di papan tulis. Setelah itu, guru membahas latihan soal tersebut. Pada saat ini, suasana kelas di SMA N 1 Prambanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
lebih ramai jika dibandingkan dengan suasana kelas di SMA N 2 Klaten. Beberapa siswa di SMA N 1 Prambanan masih sering ada siswa yang berteriak-teriak memanggil teman sekelas sedangkan di SMA N 2 Klaten cenderung tenang namun dan beberapa siswa mengerjakan soal dengan tenang. Setelah itu, guru mengajak siswa untuk masuk ke dalam langkah pembelajaran dengan problem solving. Siswa diajak untuk membuktikan kebenaran dari masing-masing hukum yaitu hukum Boyle dan Hukum GayLussac. Hukum tersebut dibuktikan dengan menggunakan aplikasi
PhET
yang dikerjakan dalam kelompok dengan panduan LKS . Setelah itu, guru meminta siswa untuk duduk dengan anggota masing-masing kelompok dan pada meja yang sudah ditentukan. Pada saat ini, kamera untuk merekam video, tertuju pada kelompok 1 untuk SMA N 1 Prambanan dan pada kelompok 11 untuk SMA N 2 Klaten. Lokasi tempat duduk kedua kelompok berbeda. Kelompok 1 di SMA N 1 Prambanan berada di barisan paling depan dan dekat dengan meja guru. Sedangkan kelompok 11 di SMA N 2 Klaten berada pada barisan paling belakang. Proses perekaman yang dilakukan juga berbeda. Di SMA N 1 Pramban, menggunakan tripot untuk merekam sedangkan di SMA N 2 Klaten direkam secara langsung oleh peneliti namun arahnya dari belakang subjek. Pada
awal proses pelaksanaan problem solving, siswa diberi
pengatar dari guru mengenai apa yang harus dikerjakan dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
PhET. Proses identifikasi masalah tidak dilakukan oleh siswa sendiri. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah agar siswa dapat membuat hipotesa dengan sendirinya. Selain itu, jika siswa tidak dibantu oleh guru, maka akan memungkinkan tidak munculnya identifikasi masalah. Untuk itu, di dalam LKS rumusan masalah sudah ditentukan oleh guru sehingga siswa diminta untuk membuat hipotesa yang akan dibuktikan kebenarannya
dengan
menggunakan
aplikasi
PhET.
Pada
saat
mengidentifikasi masalah, guru bersama dengan siswa membacakan rumusan masalah. Situasi dari kedua sekolah hampir sama, yaitu siswa nampak menyimak apa yang disampaikan guru sembari membaca LKS yang sudah dibuka. Di kelompok 1, siswa membuat hipotesa dengan melihat fenomena dan langkah kerja. Hal ini dibuktikan pada menit ke 36 hingga 37 dimana Tika dan Puput membuat hipotesa setelah keduanya mengamatai proses pengukuran panjang kotak. Sedangkan di kelompok 11, hipotesa dibuat dengan berembug nampak pada menit ke 7 hingga 9 dimana Tina dan Putra nampak berdiskusi mengenai penyusunan kalimat untuk hipotesa sesuai dengan pemahaman yang mereka miliki. Pada proses pengerjaan, kedua kelompok sudah membagi tugas untuk masing-masing anggota. Di kelompok 1, Tika bertugas mengoperasikan PhET sedangkan Doni dan Puput mencatat data. Sedangkan di kelompok 11, Tina betugas mengoperasikan PhET sedangkan Ani dan Putra mencatat data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Pada awal percobaan, Tina (kelompok 1 ) dan Tika (kelompok 11) samasama membuka aplikasi dan menjalankan kursor untuk semua icon. Di dalam kelompok
sering terjadi beberapa diskusi mengenai data yang akan
digunakan, contohnya di kelompok 1 pada menit ke 36:55 – 37:21 terjadi diskusi antara Puput dan Tika mengenai Boyle : Tika
: “Panjange?”(arti “Panjangnya?”). Kemudian pada menit ke
37:01- 37:05, ia mengklarifikasi data pada Puput dan Doni . Tika
: “sing 5,20 kui tinggi lho. Iyo iki lho. Panjange ki tujuh yo “
(arti : “yang 5,20 itu tinggi lho. Iya ini lho. Panjangnya tujuh ya”). Tika : “iki?” (arti :” ini” ),tanya nya pada Doni. Doni : “Panjange ko kene pitu.” (arti :” Panjangnya dari sini tujuh”). Tika : “Ho.o ding.” (arti : “Iya “). Kemudian mereka mulai mencatat data. Sedangkan di kelompok 11 juga terjadi hal sama mengenai data yang diperoleh, contohnya ialah diskusi antara Putra dan Tina pada menit ke 17: 06 hingga 17 : 10. Pada saat ini nampak Tina menunjuk dengan menggunakan jari mengenai angka pada bagian icon “height”, pengukur tinggi kotak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Selanjutnya mereka nampak sedang membaca data dan Ani mencatat data tersebut. Putra :“ 0,6”. Tina :” 0,67 “ Ani kemudian mencatat data yang telah disebutkan oleh Tina. Pada proses pencarian data, siswa cenderung memperhatikan angka namun jarang untuk membahas mengenai fenomena yang diamati dan yang sedang terjadi. Hal ini dibuktikan dari beberapa diskusi yang sering terjadi membahas mengenai cara memperoleh data dan angka yang akan digunakan. Pada proses ini, ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam menjalankan aplikasi. Mereka cenderung mengamati apa yang dilakukan oleh operator. Proses pencarian data untuk hukum Boyle berlangsung selama 12 menit di kelompok 1 dan 11 menit di kelompok 11. Sedangkan untuk hukum Gay Lussac berlangsung selama 10 menit di kelompok 1 dan 6 menit di kelompok 11. Dalam proses ini, siswa mengalami beberapa kendala yang berbedabeda. Di kelompok 1, siswa memiliki kendala dalam membuat grafik sedangkan di kelompok 11, siswa memiliki kendala dalam menentukan volume kotak. Hal ini terbukti ketika kelompok 1 mulai bingung pada menit ke 44 : 08 – 44: 33. Nampak guru mendekati kelompok dan menanyakan apa yang sedang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Tika pun menjawab “nggak papa ..”. Kemudian Tika menanyakan grafik yang telah dibuat bersama kelompok pada guru. Tika : “Grafiknya gimana e kak? cuma kayak gini ..ga bis ...” , kata Tika sambil menunjukkan grafik. Guru : “Ini datanya ?” Tika : “ iya” Guru : “Nah ini dihubungkan dengan ini, kemudian nanti dubuat garis“ , kata guru sambil menunjukkan teknik membuat grafik secara umum. Tika : “ Oh nanti digaris gini tho” (sambil menunjuk grafik dengan telunjuknya). Kemudian mereka kembali fokus mengerjakan dengan sedikit santai. Sedangkan di kelompok 11, nampak kebingungan di menit ke 10: 42 hingga 11:55. Nampak mereka sedang membuka LKS halaman 4 bagian data dan hasil percobaan untuk tabel hukum Boyle. Lalu mereka nampak sedang mendiskusikan cara mengukur kotak. Ani dan Tina pun menunjuk-nunjuk bagian icon “ruler” yang mengukur panjang kotak sambil bertanya: Ani : “Berarti iki podo kabeh?” (arti “ berarti ini sama semua”) Tina : “Sing iki ? ..Iki 6,5..” ( arti “ yang ini? ..Yang ini 6,5?) Ani : “ Iki tinggine 40,5 kan ?” ( arti “ ini tingginya 40,5 kan?”), sambil menunjuk pengukur tinggi kotak. Keduanya bersamaan menunjuk kotak dan bagian pengukur tinggi kotak. Ani : “ Tinggine iki piye?” (arti “tingginya ini bagaimana?”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Kemudian terdengar guru memberi instruksi untuk mengukur tinggi kotak sampai pada bagian atas kotak. Guru memberi petunjuk tentang tinggi kotak dengan mengatakan : “ Yang ... itu sampai bagian atas. Height sama dengan titik itu ... nah itu harus paling atas ..supaya kalian tahu tingginya dari bawah sampai atas itu berapa.” Lalu nampak Ani memberitahu Tina bahwa pengukur tinggi harus sampai atas kotak. Pada proses pembuatan grafik sebagai analisa data, kedua kelompok juga memiliki perbedaan, yaitu di kelompok 1 siswa membuat grafik dengan lengkap menggunakan koordinat cartesian pada sumbu X dan sumbu Y. Hal ini dibuktikan pada transkrip video kelompok 1 hingga 49: 47
yang mendiskripsikan
pada menit ke 48 : 31
bahwa Puput sudah menyiapkan
koordinat sumbu X dan sumbu Y dengan data dari LKS yang dibuat Doni. Lalu ia memberikan LKS yang telah ia kerjakan pada Tika. Tika pun kemudian nampak membuat plot dari masing-masing perpotongan koordinat yang sudah dihubungkan. Sedangkan di kelompok 11 langsung menggunakan garis singgung. Pada menit ke 26:23 nampak Tina membuat grafik yang menunjukkan semakin besar volume tekanan semakin besar. Untuk proses analisa data yang lebih lanjut, di dalam LKS terdapat analisa soal. Kedua kelompok cenderung tidak menyelesaikan pekerjaan hingga analisa soal karena waktu yang diperlukan untuk pembelajaran sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
habis ketika kelompok masih mencari data sehingga proses menyimpulkan dilakukan setelah membuat grafik. Pada saat proses pembuatan kesimpulan, siswa di kelompok 1 membuatnya dengan menyusun kata-kata sederhana. Saat guru meminta untuk maju ke depan, mereka menolak. Sehingga saat waktu sudah habis, guru membacakan hasil yang mereka peroleh. Hasil yang dibacakan sama dengan hasil yang diperoleh kelompok lain di dalam kelas. Lain halnya dengan kelompok 11. Ketiganya maju kedepan saat guru memberi instruksi untuk menyampaikan hasil dan meminta salah satu kelompok untuk maju kedepan. Saat mereka selesai menjelaskan kesimpulan, ternyata kesimpulan yang dibuat oleh Tina tentang hukum Boyle ialah salah karena grafik yang dibuat juga salah . “... jadi dapat disimpulkan disini ... apabila tekananya naik maka volumenya ..ee gini ding ..emmhh semakin sempit luasnya maka tekananya semakin tinggi . Jadi grafiknya naik ”. Pada saat akan maju mereka nampak antusias dan terburu-buru. Sehingga mereka membuat kesimpulan saat setelah membacakan data yang diperoleh. Namun kelompok lain yang menjelaskan tentang hukum GayLussac, ternyata menyampaikan kesimpulan yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
C. Proses belajar dengan simulasi PhET metode problem solving Proses pembelajaran dengan menggunakan PhET dengan
metode
problem solving tentunya menggunakan urutan atau langkah tertentu sebagai suatu kerangka pembelajaran. a. Identifikasi Masalah Dalam pembahasan ini, langkah awal dalam menjalankan metode problem solving ialah menemukan masalah, membatasi permasalahan, mencari kemungkinan-kemungkinan jawaban dan memilih jawaban yang terbaik (sebagai hipotesis) yang dicakup dalam proses identifikasi masalah. Proses tersebut tentunya disesuaikan dengan kemampuan siswa dalam memunculkan masalah dan menganalisa masalah yang muncul. Dalam pelaksanaan penelitian, langkah awal ini dicakup dalam proses perumusan masalah dan pembuatan hipotesis. Rumusan masalah pada LKS yang digunakan sudah ditentukan oleh guru dan dibahas bersama. Untuk itu proses identifikasi masalah yang dilakukan siswa secara mandiri di dalam kelompok
ialah proses
pembuatan hipotesa. Pembahasan rumusan masalah bersama guru dilakukan agar siswa memiliki bayangan mengenai hipotesa yang akan dibuat untuk dibuktikan kebenarannya melalui percobaan pada aplikasi. Selain itu, rumusan masalah yang sudah ditentukan bertujuan untuk mempermudah siswa agar tidak kesulitan dalam menentukan masalah yang digunakan sebagai acuan dan juga untuk membatasi masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Rumusan masalah yang terdapat pada LKS sebagai alat bantu untuk melaksanakan langkah awal problem solving terdiri dari dua rumusan yakni rumusan untuk hukum Boyle yaitu “Bagaimana pengaruh volume dan tekanan pada suhu tetap?” dan untuk hukum Gay-Lussac ialah” Bagaimana pengaruh suhu terhadap tekanan pada volume tetap?” Dengan membaca rumusan masalah siswa diarahkan untuk berpikir mengenai hipotesa apa yang akan dibuktikan kebenarannya melalui aplikasi. Pada pelaksanaan secara nyata, langkah merumuskan hipotesa dilakukan dengan beberapa hal yang muncul yaitu : 1. Siswa mengikuti kata-kata atau kalimat yang dicontohkan oleh guru. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dari jawaban Putra (siswa SMA N 2 Klaten kelompok 11) yang terdapat pada lampiran halaman yaitu “...ora yo, ketoke kae mung ngganti katakata ne mbak e sitik kok ....” (arti : “ ..tidak ya, kelihatannya itu hanya mengganti kata-kata mbaknya sedikit kok ....”). 2. Hipotesa dibuat setelah melihat fenomena dengan mengoperasikan aplikasi PhET . Hal ini nampak pada rekaman video kelompok 1 (SMA N 1 Prambanan) pada menit ke 36 hingga 37, Tika mengoperasikan PhET mengenai panjang kotak yang terukur. Pada menit ini terjadi diskusi pengenai pembacaan data yaitu “...sing 5,20 kui tinggine lho ...” (arti “...yang 5,20 itu tingginya lho...”) kata Tika pada menit ke 36 : 55 , “....panjange ko kene pitu?..”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
(arti “panjangnya dari sini tujuh?”) kata Doni. Setelah itu barulah Tika membuat hipotesis bersama dengan Puput dan terjadi beberapa dikusi pada menit ke 37:53 hingga 38:04, dimana Tika membacakan hipotesis yang telah ditulis oleh Puput “....pengaruh volum
berbanding
terbalik
dengan
tekanan
artinya
jika
volumnya....”, kemudian Puput menjawab “....besar?..” , “..ho o, yo berbanding terbalik kui “(arti”..iya, berbanding terbalik itu”) jawab Tika. Kemudian barulah Puput menuliskan hipotesis yeng mereka buat bersama. Dari diskusi tersebut, nampak bahwa mereka menyusun hipotesis dengan melihat data dan fenomena dari aplikasi PhET kemudian mereka menyusun kata – kata untuk hipotesis. 3. Membuka-buka petunjuk pada LKS kemudian barulah membuat hipotesa. Hal ini terbukti berdasarkan hasil wawancara dari jawaban Puput (siswa SMA N 1 Prambanan ) pada lampiran ialah “....lihat petunjuk dulu baru bikin hipotesis...”. Selain itu, beberapa tindakan siswa menunjukkan bahwa mereka membuka-buka LKS untuk menyusun hipotesis. Terbukti pada menit ke 09:31 Putra nampak sedang membuka-buka LKS pada saat akan menuliskan hipotesa. 4. Merumuskan dengan berdiskusi bersama teman sekelompok . Hal ini terbukti di kelompok 11 (SMA N 2 Klaten) yaitu pada menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
ke 07:35 nampak Putra sedang menuliskan hipotesa sambil membaca lembaran lain yaitu LKS coaching hingga menit ke 09:09. Selanjutnya pada menit 09:54 Putra terlihat masih menuliskan hipotesa sambil berbicara dengan Tina, lalu berdiskusi yaitu: Putra : “Berarti anune sebanding yo ? Ho.o to ?” (arti “berarti itu sebanding ya? Iya kan ”) Tina : “He’em “ ( arti “ iya”).
Di SMA N 1 Prambanan juga terjadi hal yang serupa. Pada menit ke 37:53 – 38:04 nampak Puput bertanya pada Tika mengenai hipotesa yang telah ia buat. Tika membaca hipotesis yang dibuat Puput, dengan sedikit bersuara. Tika : “Pengaruh volume berbanding terbalik dengan tekanannya artinya jika volumenya ...” (ia berhenti sejenak). Lalu secara tibatiba , Puput melengkapi kalimat yang dikatakan Tika. Puput : “Besar”. Tika : “Ho.o .. Yo berbanding terbalik kui “(arti : “iya ,
ya
berbanding terbalik”). Hal ini menunjukkan bahwa siswa menyusun
hipotesis
sekelompoknya.
dengan
berdiskusi
bersama
teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Proses tersebut menunjukkan bahwa identifikasi masalah yang dilakukan siswa berbeda-beda. Di SMA N 1 Prambanan, proses tersebut dilakukan dengan mengamati fenomena pada aplikasi PhET. Mereka cenderung terpaku untuk mengikuti petunjuk praktikum. Sedangkan di SMA N 2 Klaten, siswa berpikir sesuai dengan apa yang dipahami dan teori yang mendukung untuk membuat hipotesa. Pembuatan hipotesa dilakukan berdasarkan pemahaman salah seorang siswa yang mendapat persetujuan dari siswa lain di dalam kelompok. Proses pembuatan hipotesa kelompok 1 dilakukan dua kali saat sebelum melakukan masingmasing percobaan. Nampak pada menit ke 38:14 untuk hipotesis hukum Boyle dan menit ke 55:40
untuk hipotesis hukum Gay-Lussac oleh
Puput. Sedangkan di kelompok 11, hipotesa dibuat sekaligus dalam satu waktu yang beruntut yaitu pada menit ke 09: 31 hingga 12 :18 oleh Putra. b. Menguji Jawaban Terbaik : Memperoleh Data Langkah selanjutnya ialah menguji jawaban terbaik di dalam ekperimen dengan mencari dan menganalisa data sesuai tujuan atau masalah yang ada. Tujuan yang digunakan sebagai acuan ialah hipotesa awal siswa. Sedangkan aplikasi PhET digunakan untuk memunculkan fenomena yang diteliti siswa. Dalam menggunakan aplikasi Gas Properties siswa diajak untuk berpikir mengenai variabel – variabel yang dapat ditetapkan (sebagai variabel konstan) dan variabel yang mengikuti secara sistematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Dalam percobaan hukum Boyle, siswa mengamati mengenai hubungan antara volum dan tekanan pada suhu yang dibuat tetap. Sedangkan dalam hukum Gay-Lussac, siswa mengamati hubungan antara suhu dan tekanan dalam volum wadah yang dibuat tetap. Proses pengukuran Suhu dilakukan dengan melihat termometer diatas kotak dan icon “Control Heat” untuk mengatur suhu yang digunakan. Sedangkan data volum, diperoleh dari perhitungan luasan dengan mengukur panjang kotak dan tinggi kotak. Untuk pengukuran tekanan, sudah tersedia barometer pada aplikasi sehingga diperoleh dengan membaca angka yang terukur. Dalam pelaksanaan, langkah ini dilakukan oleh siswa secara mandiri bersama dengan kelompok. Siswa mendiskusikan mengenai beberapa angka yang diperoleh dari hasil perubahan variabel. Terbukti pada salah satu contoh di kelompok 1 ialah menit ke 36 hingga 37 terdapat kutipan percakapan “sing 5,20 kui tinggi lho . Iyo iki lho ...panjange ki 7 yo“ kata Tika sambil mengkonfirmasi data pada data yang ditulis Puput dan Doni dan menunjuk aplikasi. Sedangkan pada kelompok 11, juga nampak salah satu contohnya pada menit ke 17:06 hingga 17:10 terjadi percakapan antara Tina dan Putra mengenai data yang dibaca. Nampak Tina menunjuk angka pada pengukuran tinggi kotak icon “height = ” dan Putra mengatakan “ ..0,6..” dan Tina menjawab “...0,67..”. Siswa sering mendiskusikan mengenai data-data perkiraan yang terukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Dengan
demikian
dapat
dikatakan
bahwa
siswa
cenderung
memperhatikan angka yang terukur dari masing-masing pengukur namun kurang memperhatikan keterkaitan nilai masing-masing variabel dan fenomena yang terjadi. Pengamatan fenomena tidak sering muncul dan dilakukan oleh operator di kelompok 1 sehingga tidak dapat dikatakan sebagai langkah yang dilakukan oleh kelompok. Hal ini terbukti pada menit ke 47: 47 – 48:30 Tika nampak memompa-mompa icon “pump” untuk menambah jumlah partikel. Setelah berhenti memompa, ia menaikkan suhu pada icon “Control Heat” kemudian nampak partikel pada kotak mulai bergerak cepat dan pada menit ke 48 : 30 Tika mengatakan “Wuih..langsung” pada saat tutup kotak mulai terbuka dan partikel-partikel berhamburan keluar. Proses yang terjadi tidak sepenuhnya menyangkut mengenai proses pemecahaan masalah. Pada saat mencari data siswa mengalami kendala yang merupakan masalah dalam teknis penggunaan aplikasi. Hal ini terbukti di kelompok 11 (SMA N 2 Klaten)
pada saat
Tina telah
mengoperasikan PhET untuk mencari data tentang hukum Boyle. Namun ia merasa kesulitan dengan teknik menentukan volume pada menit ke 13: 01-13: 12 lalu ia bertanya pada guru “...cara ngukur volumenya yang mana ?”. Selanjutnya , Tina nampak masih kebingungan mengenai data yang akan diubah dengan mengatakan bahwa volume yang digunakan untuk semua data ialah sama. Kemudian Putra dan Ani menjadi nampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
bingung . Hal ini terjadi pada menit ke 14: 10 – 14 : 52 lalu mulai muncul percakapan Putra : “ Kui sing bener nggon endi “, kemudian Putra membuka lembaran lain. Ani : “ Nek meh diperkecil piye?” (arti “ Kalo mau diperkecil gimana?”) Putra : “ Lahkan nek volume tetep, sing dianu tekanane to?”(arti “ kan kalo Volumenya tetap yang di...kan tekananya kan ?”) Tina : “ ..Piro? Ling Njawab ?” (arti “ berapa? Yang menjawab”) Ani : “...Tekanane?” (arti “Tekanannya?”) Tina : “Piye?”. (arti “gimana ?”)Kemudian Tina bertanya pada guru Kemudian guru pun membantu mereka untuk membenarkan cara mengubah volume. Mereka menyadari bahwa data yang diperoleh terasa janggal. Setelah mendapatkan pengarahan dari guru, mereka menemukan pemecahan cara memvariasi volume yakni dengan mengubah panjang kotak tanpa mengubah tinggi kotak. Hal ini didukung dari pernyataan Tina dari rekapan wawancara yakni “Itu lho mbak, volume..pernah salah dicara membacanya”. Terjadi hal yang serupa di dalam kelompok 1. Keterlibatan guru dalam menunjukkan teknik pencarian data tidak dapat disebut sebagai langkah problem solving.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
c. Analisa Data Selanjutnya, proses analisa dilakukan dengan menggunakan grafik dan soal analisa yang sudah tersedia pada LKS. Tujuannya ialah membantu siswa berpikir mengenai hipotesa awal yang dibuat dan dibuktikan dengan menggunakan data yang telah diperoleh. Dari grafik yang diperoleh, siswa diarahkan dapat menyusun suatu analisa dan mampu menyusun suatu kesimpulan. Di kelompok 1, siswa mengalami kendala pada proses pembuatan grafik. Kendala tersebut terjadi pada menit ke 42 hingga 45 dimana Puput kesulitan menentukan koordinat pada masingmasing sumbu. Selanjutnya Tika membantu Puput dan untuk memastikan kebenaranya mereka bertanya pada guru. Hal ini tentunya masih menyangkut mengenai teknis pembuatan grafik. Namun, dalam membaca grafik, mereka tidak mengalami kesulitan. Contohnya ialah pada kelompok 1 di menit ke 42:06 Tika mengatakan sebuah kalimat yang menunjukkan proses analisa yaitu “..Lho kan seko iki volumene lebih luas kan tekanane menjadi lebih kecil.. “. Kalimat tersebut menjadi penanda adanya proses analisa data dengan bantuan grafik. Proses analisa data juga nampak ketika kelompok 11 menjawab analisa soal pada menit ke 25:40 hingga 26:02 Putra menulis jawaban pada analisa soal sambil bertanya pada Tina “..semakin besar tekanan, ho.o to?..”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Sedangkan di kelompok 11 sepakat untuk membuat grafik tanpa koordinat. Tina membuat grafik tanpa menggunakan koordinat cartesian dan langsung membuat grafik hubungan antara volume dan tekanan. Pada menit ke 26:23 nampak bahwa Tina membuat grafik yang menunjukkan semakin besar volume tekanan semakin besar. Beberapa pertanyaan yang diajukan pada guru, lebih sering mengenai teknik analisa yang telah mereka lakukan untuk memastikan jawaban. Salah satu contohnya ialah ketika guru mendekati siswa di kelompok 1 pada menit ke 44:01 nampak bahwa Tika bertanya “Grafiknya gimana e ..? Cuma kayak gini.... gak bisa...”?”. Tika telah membuat grafik dan memastikannya pada guru. Mereka mengaku bisa membaca grafik dan tidak merasa kesulitan. Hal ini terbukti pada hasil wawancara, diantara kedua kelompok mengaku dapat membaca grafik. Dari kutipan kelompok 1 “...iya bisa kalo baca grafik” dan di kelompok 11 “bisa kok mbak kalo baca grafik..”. Proses pencarian data dan analisa data dicakup sebagai langkah pengujian hipotesis untuk menemukan solusi atau pembuktian hipotesa. Saat menemukan data, siswa banyak mengamati angka dan mendiskusikan hasil pengukuran untuk masing-masing variabel. Proses analisa data yang terjadi sebagai langkah dalam pengujian hipotesa dari masing-masing kelompok terdapat kemiripan. Kedua kelompok cenderung untuk memperhatikan nilai atau angka yang terukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
dan diskusi yang muncul ialah diskusi mengenai teknik pencarian data. Kendala yang dijumpai pun juga mengenai teknik pengambilan data dan analisa data. Sedangkan esensi dari fenomena yang ditampilkan pada aplikasi tidak sering muncul. Siswa cenderung ingin segera mengubah variabel namun tidak mengamati fenomena secara detail. Hal tersebut juga disebabkan karena waktu pembelajaran yang kurang dan kemampuan siswa dalam mengatur waktu untuk menjalakan semua proses. Hal ini terbukti pada hasil wawancara bahwa siswa mengaku kurang mampu mengatur waktu dalam menjalankan semua proses yang dilaksanakan. Pemecahan masalah yang dilakukan dengan membuktikan kebenaran dari hipotesa yang dibuat, juga ditentukan oleh masalah yang sedang digunakan.
Aplikasi
yang
tersedia
pada
PhET
Gas
Properties
memunculkan fenomena mengenai partikel di dalam ruangan tertutup. Fenomena yang nampak ialah bagaimana keterkaitan antar variabel jika salah satu variabel dibuat tetap atau divariasikan. Hal ini bersesuaian dengan rumusan masalah yang sedang digunakan. Aplikasi
juga
memunculkan efek pada perlakuan ekstrem untuk masing-masing nilai maksimal atau nilai minimal variabel. Contohnya ialah ketika suhu dinaikkan terus menerus maka tutup gas akan terbuka jika jumlah partikel dibuat maksimal. Hal tersebut menentukan proses-proses yang terjadi pada saat pencarian data dan analisa data. Namun pada kenyataanya, siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
tidak menggunakan rentang data pada nilai ektrem untuk menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada masing-masing fenomena. Rentang data yang diperoleh siswa ditentukan oleh masing-masing kelompok. Maka langkah analisa data yang dilakukan siswa berpaku pada angka yang muncul atau terukur pada aplikasi. d. Membuat Kesimpulan Setelah melakukan analisa data, siswa membuat kesimpulan berdasarkan pembacaan data dan grafik. Siswa menyusun kesimpulan secara spontan. Hal ini terbukti pada kelompok 1 pada menit ke 56:13 ketika guru bertanya mengenai kesimpulan untuk hukum Gay-Lussac, Tika menjawab “Semakin besar suhu, semakin besar tekanannya ..gitu doang?..” Sedangkan di kelompok 11, kesimpulan dibuat saat mereka maju ke depan kelas. Pada menit ke 25 hingga 28 Tina membacakan data dan
menjelaskan
grafik
mengenai
hukum
Boyle
kemudian
ia
menyimpulkan di depan kelas tanpa menyusunnya terlebih dahulu. Pada menit ke 27: 48 ia mengatakan “... jadi dapat disimpulkan disini ehhm… apabila tekananya naik maka volumenya ..ee gini ding ..emmhh semakin sempit luasnya maka tekananya semakin tinggi . Jadi grafiknya naik ”. Kesimpulan tersebut tidak sama dengan kesimpulan yang diperoleh oleh kelas. Sehingga ia mengklarifikasi kesimpulan yang dibuat karena kesimpulan yang ia buat tidak sesuai. Ternyata, ia keliru dalam membuat grafik sehingga salah menyimpulkan. Proses tersebut tidak disanggah oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
anggota kelompok. Namun didukung oleh anggota kelompok. Sehingga dapat dikatakan bahwa keputusan tersebut merupakan keputusan kelompk. Akan
tetapi,
setelah
merasa
keliru,
kelompok
tersebut
segera
membenarkan jawaban. Hal ini dibuktikan karena kelompok lain yang menjelaskan hukum Gay-Lussac, telah membuat suatu simpulan yang benar dan disetujui oleh pendapat kelas mayor pada menit ke 29. Hal ini menunjukkan bahwa faktor ketelitian dan kecermatan siswa juga berperan dalam langkah problem solving. D. Fakta perbedaan kebiasaan belajar Dalam penjabaran selanjutnya, proses belajar menggunakan PhET dengan metode problem solving ditinjau dari segi penerapan di
dua
sekolah dengan kurikulum yang berbeda. Dalam pembelajaran yang berlangsung, masing-masing kelompok memiliki aspek yang menonjol dalam pelaksanaan yang terjadi. Tabel 3. Perbedaan cara belajar siswa Proses
Kelompok 1
Kelompok 11
Pembuatan Hipotesa
Dlakukan dua kali saat
sekaligus dalam satu
(pada menit ke 38:14
waktu (pada menit ke
dan 55:40)
09: 31 hingga 12 :18
Pengambilan analisa data
dan
kendala untuk masalah
kendala dalam teknik
teknik pembuatan grafik,
menentukan volume
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Penyajian grafik
Dilengkapi
dengan Menggunakan
koordinat cartesian Pengamatan pada aplikasi
singgung
Sering dilakukan oleh Sering operator
garis
dilakukan
secara bersama
Proses tersebut menunjukkan bahwa kelompok 1 lebih berhati-hati dan detail
dalam
menganalisa
untuk
memecahkan
masalah.
Proses
pengambilan data yang dilakukan antara kelompok 1 dan kelompok 11 tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh. Namun, kelompok 11 cenderung memiliki keberanian dalam berekplorasi dan memilih proses pemecahan masalah. Pada proses pembuatan kesimpulan, kedua kelompok
membuat
kesimpulan secara spontan dengan membaca grafik . Tentunya, hasil yang diharapkan dari masing-masing kesimpulan ialah sama. Tetapi pada kenyataannya, siswa di kelompok 11 keliru membuat kesimpulan dan di kelompok 1 kesimpulan yang dibuat benar. Kelompok 11 cenderung ingin segera mempresentasikan hasil dan terburu-buru sehingga siswa kurang berhati-hati dalam menjalankan setiap langkah. Dari beberapa perbedaan tersebut nampak bahwa kedua kelompok memiliki kebiasaan atau cara berpikir yang berbeda. Kelompok 1 cenderung untuk mengikuti langkah kerja pada LKS secara runtut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Sedangkan di kelompok 11 cenderung berekplorasi dengan keyakinan dalam kelompok. Kelompok 11 menggunakan aplikasi PhET dengan beberapa langkah yang tidak sama dengan petunjuk LKS. Kedua kelompok masing-masing menunjukkan perilaku yang berbeda. Akan tetapi tidak dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan perbedaan tersebut ialah kurikulum. Hal ini disebabkan karena beberapa langkah yang ada pada LKS mencakup prinsip-prinsip pada KTSP dan Kurikulum 2013 yang semakna. Hal lain yang akan ditinjau ialah adanya kebiasaan belajar siswa yang berbeda dengan proses pengajaran yang berbeda. Pebedaan kebiasaan siswa tersebut dimungkinkan karena faktor letak geografis yang berbeda dari dua sekolah. E. Proses yang lebih optimal Dari penjabaran diatas , beberapa fakta membuktikan kebenaran teori mengenai proses belajar dengan metode problem solving yang optimal. Di dalam teori menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaan yang optimal memerlukan beberapa hal yaitu adanya pengalaman dalam menggunakan problem solving, adanya data yang terjangkau dan kemungkinan jawaban yang muncul. Pengalaman yang digunakan dalam menjalankan proses problem solving salah satunya ialah coaching untuk melakukan langkah problem solving.
Disamping
itu,
dalam
menggunakan
aplikasi,
siswa
membutuhkan latihan. Fakta dalam pelaksanaan, coaching dari kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
kelompok dilakukan satu kali pertemuan. Hal ini dapat berpengaruh pada pengambilan data karena beberapa siswa sudah mulai lupa cara menggunakan aplikasi. Untuk itu siswa mengalami kendala dalam mengoperasikan aplikasi. Dalam menemukan dan menganalisa data, siswa menggunakan aplikasi sebagai media untuk berekplorasi. Fakta yang ditemukan pada LKS (lampiran halaman 112 dan halaman 117), jangkauan data yang digunakan siswa belum mencapai pada nilai data ekstrem untuk kedua kelompok. Untuk itu, fenomena yang disediakan pada aplikasi tidak muncul sehingga kurang diamati. Akan tetapi, siswa telah mengisi semua tabel sebagai syarat penyelesaian tugas. Beberapa
kesimpulan
yang disampaikan siswa, merujuk pada
hipotesis awal. Namun, siswa tidak menyusun secara sistematis. Untuk itu, siswa memerlukan suatu kebiasaan dalam menyusun kesimpulan. Fakta nya ialah dalam kutipan wawancara pada kelompok 1 : “kalo kesimpulan itu nyusun kata-katanya itu lho .. agak sulit..”. Hal lain yang dapat diperhatikan ialah adanya managemen waktu dari siswa yang belum terbiasa menggunakan langkah problem solving sehingga merasa kurang waktu. Hal ini merujuk pada referensi yang mengatakan bahwa metode ini memerlukan waktu yang cukup banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Selain itu, di dalam melaksanakan metode tersebut, bentuk belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa dirasa cukup membantu dalam proses belajar siswa . Beberapa siswa menyatakan : “iya mbak .. kalo didalam kelompok ada kerjasama.. jadi enak ngerjainnya”(siswa kelompok 1), “merasa terbantu mbak dalam menyelesaikannnya kalau berkelompok” (siswa kelompok 11) Beberapa hal yang menjadi catatan dan berpengaruh dalam penelitian ini ialah: 1. Skenario pembelajaran dengan menggunakan ceramah –problem solving. Pengantar berupa ceramah ditujukan untuk menarik siswa dalam menjalankan setiap proses. Dalam pelaksanaan, ceramah dilakukan dengan penjelasan materi mengenai hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac. Hal yang menjadi perhatian ialah isi dari ceramah tersebut. Ceramah yang diberikan pada siswa bukan hanya teknis yang akan dilaksanakan. Namun juga materi yang akan dibuktikan kebenarannya. Sebelum menggunakan aplikasi sebagai media pemahaman untuk proses justifikasi, siswa telah mengetahui apa yang akan dibuktikan kebenarannya. Namun ternyata hal ini justru menyebabkan gairah siswa dalam menjalankan aplikasi sedikit berkurang, karena siswa sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
mengetahui solusi yang akan dicari. Hal ini ditunjukkan dari beberapa fakta kurangnya eksplorasi siswa. Dimungkinkan akan menjadi berbeda ketika isi dari ceramah yakni pengantar berupa instruksi pengerjaan. Namun penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti lain dengan memandang aspek-aspek lain yang akan diukur. Untuk itu, penelitian ini belum sepenuhnya berjalan optimal. 2. LKS yang digunakan sebagai pedoman siswa Tujuan adanya pernyataan yang tersedia dalam rumusan masalah ialah untuk mengantisipasi kemacetan dalam menemukan masalah karena ketersediaan waktu. Ternyata hal ini justru membatasi pemikiran siswa. Proses pembuatan hipotesa belum sepenuhnya mencakup proses identifikasi masalah ditemukan sendiri oleh siswa. Siswa terpaku pada setiap urutan langkah
pada LKS yang ternyata
menyebabkan dinamika siswa sedikit lebih kaku. Untuk itu proses ini dimungkinkan menjadi berbeda ketika sistematika LKS yang digunakan tidak menyediakan rumusan masalah atau dalam bentuk lain. Hal yang memungkinkan dapat membantu ialah buku acuan yang digunakan sebagai pendamping LKS. Dalam mengoperasikan aplikasi, siswa tidak hanya menjalankannya untuk mencari data atau mengubah data, tetapi juga untuk melihat fenomena.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Fenomena tidak banyak diamati karena siswa terpengaruh akan LKS yang digunakan sebagai syarat pemenuhan tugas. Untuk itu, LKS yang digunakan masih memerlukan beberapa perbaikan agar lebih optimal jika akan digunakan. 3. Kesesuaian antara materi dan media. Penggunaan media perlu memperhatikan beberapa kesesuaian antara variabel pada aplikasi dengan materi asli. Keterangan tambahan dalam menggunakan LKS siswa (terlampir) dalam penelitian
ini
justru
diperlukan.
LKS
yang
digunakan
menunjukkan tabel untuk menentukan volume merupakan tabel pengukuran luas kotak pada aplikasi. Media simulasi PhET ini bersifat dua dimensi. Untuk itu, dalam menentukan volume memerlukan keterangan tambahan. Keterangan tersebut contohnya pada materi hukum Boyle, persamaan yang digunakan ialah persamaan: P ≈
........................................................(1)
P = constan .......................................................(2) Sehingga diperoleh grafik hubungan antara P terhadap V. Maka di dalam menggunakan aplikasi, memerlukan keterangan tambahan bahwa : V= volume = luas kotak x tinggi .......................(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
P=
constan .......................(4)
Maka persamaan yang serupa dengan persamaan (2) ialah : P=
......................(5)
Konstanta dalam persamaan (2) merupakan variabel suhu yang konstan. Sedangkan konstantan dalam persamaan (5) merupakan variabel suhu dan tinggi yang dibuat konstan. Sehingga grafik pada LKS merupakan grafik hubungan P terhadap luas kotak yang serupa dengan grafik hubungan P terhadap V. Hal ini berlaku pula untuk materi hukum Gay-Lussac Dengan demikian metode problem solving menggunakan PhET dapat berlangsung secara optimal ketika siswa terbiasa menjalankan langkah problem solving dan mahir menggunakan simulasi PhET. Selain itu juga dalam proses ini perlu menggunakan skenario dan
instrumen
pembelajaran yang tidak membatasi ruang gerak eksplorasi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
F. Hal – Hal Positif Yang Muncul Beberapa identifikasi fakta mengenai hal-hal positif dari pemanfaatan metode problem berbantuan simulasi PhET dalam kelompok ialah : 1. Dalam menggunakan aplikasi PhET siswa dapat mereset percobaan sehingga siswa lebih terbantu untuk mengamati fenomena yang telah terjadi secara berulang-ulang. 2. Siswa berpikir aktif dan kreatif dalam menemukan solusi dengan menggunakan PhET tanpa berpedoman pada petunjuk LKS. Pada menit ke
19:28 pada percobaan hukum Boyle
kelompok 11
melakukan pengubahan variabel volume dengan memperkecil ruangan terlebih dahulu lalu memasukkan partikel dan melihat variabel yang lain. Padahal pada petunjuk LKS langkah yang harus dilakukan ialah mengisi jumlah partikel kemudian memvariasikan volume. 3. Siswa bereksplorasi dan
sikap ingin tahu siswa dalam
menggunakan aplikasi sebagai media belajar. Hal in terbukti pada kelompok 1 di menit ke 48 : 07 hingga 48 :30, Tika memompa partikel dengan icon “Pump” kemudian menaikkan suhu dari icon “Control Heat”. Pada aplikasi nampak bahwa partikel gas memenuhi ruangan dan tutup kotak terbuka sehingga gas berhamburan keluar dari kotak/ruangan. Pada saat itu pula Tika spontan mengatakan “Wuih.. langsung”. Didukung pula dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
ungkapan
kata“...penasaran”
pada
hasil
wawancara
siswa
menggunakan
PhET
kelompok 1. 4. Proses
problem
solving
dengan
membangkitkan dinamika. Beberapa diskusi yang terjadi di dalam kelompok merupakan diskusi interaktif mengenai data yang diperoleh. Selain itu, siswa juga berdebat mengenai nilai data yang terukur. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok menjadi lebih hidup. 5. Muncul aspek kerjasama dengan melakukan pembagian tugas di dalam kelompok. Untuk itu melalui penelitian ini, terungkap fakta bahwa proses yang terlaksana bukan hanya proses penerimaan. Namun, juga proses mandiri siswa secara aktif dalam mempelajari materi fisika. Selain itu, terindikasi adanya ketertarikan siswa belajar fisika melalui aplikasi. G. Keterbatasan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini tentunya tidak lepas dari adanya keterbatasan-keterbatasan dalam melaksanakan penelitian. Hal ini dapat dirinci sebagai beriku: 1. Keterbatasan waktu Kendala waktu dalam penelitian yaitu rentang antara coaching dan pengambilan data di SMAN 2 Klaten yang cukup jauh sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
mempengaruhi adanya minat siswa atau ingatan siswa untuk masalah teknis pengoperasian PhET. Sedangkan di SMA N 1 Prambanan, rentang waktu mengenai pengenalan PhET, coaching hingga pelaksanaan tidak terlalu jauh. Selain itu, waktu yang disediakan untuk pengambilan data mulai dari penjelasan materi hingga penggunaan PhET ialah 90 menit (2 x 45 menit) untuk masing-masing kelompok sehingga yang dirasa kurang. 2. Keterbatasan Tempat pengambilan data Tempat yang terpilih dari kedua kelompok berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena masalah pencahayaan pada kamera sehingga mempengaruhi pemilihan kelompok. Selain itu, juga mempengaruhi teknik pengambilan data dengan pencahyaan yang paling baik. Di SMA N 1 Prambanan, rekaman video dilakukan dengan menggunakan tripot dan terletak di dekat jendela. Sehingga kelompok yang terpilih ialah kelompok satu pada baris depan. Di SMA N 2 Klaten, pencahayaan terbaik diperoleh dibagian belakang kelas dekat dengan jendela. Sehingga kelompok yang terpilih ialah kelompok 11 dengan lokasi di barisan paling belakang. 3. Keterbatasan Materi Hasil penelitian hanya terbatas pada materi Hukum-hukum Gas Ideal yaitu Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac pada kelompok 1 (siswa kelas XI IPA 4 di SMA N 1 Prambanan) dan kelompok 11 (siswa kelas XI IPA 5 di SMA N 2 Klaten)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan analisa data maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses belajar yang terjadi tentang hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac dengan metode problem solving menggunakan simulasi PhET di dua kelompok yaitu kelompok 1 (SMA N 1 Prambanan) dan Kelompok11 (SMA N 2 Klaten) ialah : a. Identifikasi Masalah: Siswa cenderung menggunakan langkah yang hampir sama yaitu dengan berdikusi dengan teman dalam satu kelompok serta melihat fenomena pada aplikasi terlebih dahulu. b. Memperoleh Data: Siswa cenderung sering mengubah-ubah data dengan aplikasi PhET yang digunakan namun kurang memperhatikan keterkaitan nilai masing-masing variable. Diskusi yang muncul sering membahas mengenai pemilihan angka yang akan digunakan dan yang terukur. Terjadi beberapa kendala mengenai teknik pengoperasian aplikasi yaitu menentukan volume kotak. c. Analisa Data: Siswa nampak mampu menyelesaikan pembuatan grafik dan membaca grafik dari data yang diperoleh. Terjadi sedikit kendala dalam membuat grafik. Soal analisa pada LKS tidak diselesaikan karena kekurangan waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
d. Membuat Kesimpulan: dilakukan
secara lisan dan spontan tanpa
menyusun dengan sistematis. Siswa membuat kesimpulan dengan membaca grafik yang diperoleh dan dicocokkan dengan hipotesa awal. 2. Terdapat beberapa kekhasan masing-masing kelompok karena perbedaan kebiasaan belajar dan proses pengajaran yang sering dilakukan. 3. Proses belajar dengan metode problem solving berbantuan simulasi PhET dapat dilakukan optimal ketika siswa terbiasa menjalankan langkah problem solving dan mahir menggunakan simulasi PhET. Serta didukung oleh skenario dan instrumen pembelajaran yang tidak membatasi eksplorasi siswa. 4. Proses belajar dengan metode problem solving berbantuan simulasi PhET ternyata mampu membangkitkan keaktifan, ekplorasi dan dinamika siswa dalam mempelajari materi fisika. B. Saran Berdasarkan analisa dan pembahasan data, maka peneliti menyarankan bahwa: 1. Proses belajar yang terjadi di dua kelompok yang berbeda menghasilkan dinamika yang interaktif di dalam kelompok. Akan tetapi lebih baik dilakukan lebih dari 2 pertemuan sehingga siswa terbiasa untuk melakukan langkah problem solving. 2. Perbedaan kurikulum tidak menunjukkan hasil yang sangat jauh berbeda. Untuk itu, proses ini dapat dilakukan di kurikulum 2013 dan KTSP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
3. Dalam menggunakan PhET, siswa cenderung aktif. Namun jika siswa kesulitan untuk menggunakannya maka akan menjadi kendala dalam menjalankan proses problem solving. Untuk meminimalisir hal tersebut, diperlukan coaching lebih dari sekalo agar siswa terbiasa menggunakan PhET. 4. Untuk penelitian selanjutnya, dapat diteliti mengenai bagaimana proses belajar yang terjadi dengan metode problem solving menggunakan PhET dengan skenario pembelajaran yang berbeda dan ditujukan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
DAFTAR PUSTAKA
Ambarjaya,S.Beni. 2012. Psikologi Pendidikan & Pengajaran Toeri dan Praktik. Yogyakarta: CAPS Annurahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Ari Nugrahanta, Gregorius. 2009. Problem Solving Method untuk meningkatkan soft skills mahasiswa PGSD dalam perkuliahan Landasan Pendidikan SD . Widya Dharma. Vol.19, April,Hal.229-251. Bakar,S.Bustomi. 2014. Tinjauan Pustaka Metode Problem Solving. Diakses pada tanggal 13 Juli 2106 pukul 12:59 , digilib.unila.ac.id Carl E. Wieman, Katherine K. Perkins,dkk .2008. Oersted Medal Lecture 2007: Interactive simulations for teaching physics: What works, what doesn’t, and why dalam American Journal Physics. Vol.76, Hal.393-399 Carl E. Wieman, W. K. Adams, dkk. 2010 .Teaching Physisc Using Phet simulation dalam The Physics Teacher, Vol. 48, Hal.225-227. Djamarah,Syaiful Bahri. Ziain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hanafiah, Suhana. 2012. KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN. Bandung : Refika Aditama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Jacobsen, A.David, Peul Eggen, Donald Kauchak. 2009. Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Katherine Perkins, dkk. 2006. PhET: Interactive Simulations for Teaching and Learning Physics . The Physics Teacher. Vol. 44, January, Hal.18-23. Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kotekstual. Jakarta : Bumi Aksara Nurachmandani, Surya. 2009. Fisika 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Departemen Pendidikan Nasional Rohmah, Noer. 2012. PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Yogyakarta: Teras Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Lampiran 1. Transkrip Video SMA N 1 Prambanan Traskrip Video SMA N 1 Prambanan Tempat : SMA N 1 Prambanan Waktu : 32 : 46 – 59 : 49 Durasi : 27 menit 3 detik Menit ke
Kegiatan
32 : 46 -33:15
Guru menanyakan mengenai bagaimana hubungan antara volume dan tekanan Tika, Doni dan Puput membaca dan mendengarkan guru.
35: 15 - 35: 33
Tika dan Doni menggeser-geser kursor pada Laptop , aplikasi sudah run.
35: 49
Tika dan Doni membaca LKS pada bagian langkah kerja
35:54 – 35 : 59
Doni dan Puput membuka-buka LKS halaman 4 dan kemudian membacanya
36 : 02
PhET yang dibuka, sudah mulai nampak ada pengukuran panjang kotak dengan icon Mistar pada aplikasi. Doni mulai nampak sedang menulis pada data hasil (LKS halaman 4 ), lalu ia bertanya pada Tika dan Puput mengenai data yang akan mereka gunakan.
36 : 11
Pada saat ini , Doni dan Puput sudah siap mencatat data yang digunakan sedangkan Tika sudah mulai menyebutkan angka yang diperoleh dari hasil pengukuran Mistar pada aplikasi. Dan Tika juga mengatakan “Volume tetap”.
36 : 29 – 36 : 32 Mereka mengamati aplikasi . Kemudian Puput menunjuk aplikasi dengan menggunakan jarinya, lalu ada percakapan yang kurang jelas dan Tika mengatakan :”Ho.o..” ( arti “ iya”) 36: 46
Nampak Doni menuliskan data hukum Boyle yang telah dibacakan Tika sambil sesekali melihat aplikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
36:47 -36:52
Nampak Tika menggerakkan kursor, kemudian ia menggatur ulang apa yang telah dikerjakan. Doni pun mengatakan “Piye e?’’ (arti “gimana?”) Tika menjawab “Lha ...ra mlaku kok..” (arti “karena tidak jalan”). Kemudian mereka berhenti sejenak dan sedikit bersendagurau karena tidak jadi menulis data. Saat itu, guru mengecek kelompok dan melihat apa yang telah dikerjakan.
36 : 55 – 37:21
Terjadi diskusi antara Tika dan Puput mengenai data panjang untuk hukum Boyle : “Panjange ..?”. Kemudian pada menit ke 37 : 01 -37 : 05,
ia
mengklarifikasi data pada Puput dan Doni . Tika : “sing 5,20 kui tinggi lho. Iyo iki lho. Panjange ki tujuh yo “ (arti : “yang 5,20 itu tinggi lho. Iya ini lho. Panjangnya tujuh ya”).. Tika : “iki?” (arti :” ini” ),tanya nya pada Doni. Doni : “Panjange ko kene pitu.” (arti :” Panjangnya dari sini tujuh”). Tika : “Ho.o ding.” (arti : “Iya “). Kemudian mereka mulai mencatat data. 37 : 25
Tika mengatakan : “Luas.e” (arti :”Luasnya”), sambil melihat aplikasi , sedangkan Puput mencatat data.
37: 26 – 37 : 28
Puput mengamati PhET dengan Tika sambil sedikit berdiskusi tentang volume.
37 : 48
Tika dan Puput kembali membuka LKS pada halaman 1
37 : 53 – 38 : 04 Tika membaca hipotesis yag dibuat Puput, dengan sedikit bersuara. Tika : “Pengaruh volume berbanding terbalik dengan tekanannya artinya jika volumenya ...” (ia berhenti sejenak). Lalu secara tiba-tiba , Puput melengkapi kalimat yang dikatakan Tika. Puput : “Besar”. Tika : “Ho.o .. Yo berbanding terbalik kui “(arti : “iya , ya berbanding terbalik”).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
38: 14
Puput menuliskan hipotesa yang sudah dibuat bersama dengan Tika sedangkan Doni, mencatat data sambil mengamati PhET.
38 : 19
Tika mulai menggerakkan kursor dan Doni memperhatikan aplikasi.
38 : 32
Setelah itu, Tika mengatakan “delapan nanometer”. Kemudian Doni mencatat data yang diucapkan Tika.
38 : 40
PhET yang sedang running nampak sedang menampilkan pengukuran panjang kotak dengan mistar.
38 : 42
Tika mengatakan sesuatu pada Doni
sambil mengoperasikan dan
mengamati aplikasi. Tika : “Suhune bedo yo tapi .. kudune suhune ditetapke..distabilne” (arti “tetapi suhunya berbeda.. seharusnya suhu ditetapkan ...distabilkan”). Doni dan Puput pun ikut memperhatikan aplikasi. 38 : 55
Tika meminta untuk mengulangi percobaan pada Puput dan Doni . Tika :“ baleni ..baleni ..”(arti : “ulang ..ulang “).
39 : 01
Puput menanyakan sesuatu pada Tika dan Tika menjawab. Tika : “Kan suhune ditetapke“ (arti :” Kan suhunya ditetapkan”).
39 : 09
Tika mengoperasikan PhET sambil melihat LKS bagian data.
39 : 17
Tika mengetik beberapa tombol angka pada keyboard lalu menekan enter . Tika : “ ..suhune tetap tiga ratus kelvin. Podo ra yo?” (arti “suhunya tetap tiga ratus kelvin, samakah ?”)
39 : 20 – 39 : 30 Pada saat ini , Doni dan Puput memperhatikan aplikasi yang sedang running. Lalu pada menit ke 39 : 34 mereka menulis data yang diperoleh dari hasil pengamatan, 39 : 36
Tika : “Suhune. Maukan berubah to pas awak dewe ngganti..?” (arti :”Suhunya. Tadi kan berubah saat kita mengganti”). Kemudian Tika kembali menggerakkan dan mengklik .......“
39 : 47
Pada menit ini, guru kembali memberi intruksi dan mengungkap rumusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
masalah dengan mengatakan : “Jadi .. yang pertama apa pengaruh volume terhadap tekanan? Kalian tahu Bagaimana hubungannya. ? Lalu sebagian besar siswa dikelas menjawab “berbanding terbalik.” Kemudian guru melanjutkan , “berarti kalau ketika volume besar maka tekanannya ... ?” Siswa menjawab “ Kecil “. Pada saat bersamaan Doni dan Tika sedangkan mengoperasikan PhET sedangkan Puput mengeja apa yang disampaikan oleh guru dengan apa yang dia baca/tulis. 39 : 58 – 40 : 01 Tika menunjukkan aplikasi dengan telunjuk dan mengatakan “..ora ding , berubah” (arti “ ..tidak kok berubah”) 40:18
PhET yang sedang running nampak tampilan pengukuran panjang dari luasan kotak dan Mistar yang telah tersedia. Tika mulai menggerakkan kursor dan meklik icon “pause” pada aplikasi.
40:33 – 40 : 47 Pada menit ini, Doni mulai bertanya pada Puput dan Tika. Doni : “piro ..?” (arti : “berapa?”) Sambil menunjuk-nunjuk aplikasi. Kemudian Tika juga mengoperasikan aplikasi dan terdengar ia mengatakan sesuatu. Tika “ra ngerti yo ..” (arti ”tidak mengerti ya... “). Kemudian sejenak mereka bertiga memperhatikan aplikasi bersama-sama dipandu oleh Tika yang mengoperasikan PhET. 40 : 48 – 41: 22 Terjadi diskusi antara Doni dan Tika yaitu : Doni : “ Oh ..ho.o iki” (arti “ oh iya ni “)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Tika : “Mosok limo? Enemlah ..wong munggah sitik kok.” (arti “masak lima, enamlah kan naik sedikit.”) sambil mengamati aplikasi yang running. Tika : “eh ..limo ding “(arti” eh lima ding “) Doni : “ yo bener iki mau lho..” (arti “ iya benar ini tadi lho”) sambil menunjukkan LKS pada Tika . Kemudian secara serempak, mereka berdua mengatakan “..koma delapan” sambil mengamati PhET. Lalu Doni menulis data tersebut. Tika: “ sembilan dua yo ..” , kata Tika mencoba memperjelas angka. Kamudian Doni nampak mencatat. 41: 31 Tika menggerakkan kursor dan nampak ia memperkecil luas kotak dan pada saat itu pula Puput memperhatikan apa yang dilakukan oleh Tika 42: 06 – 42 : 57 Terjadi lagi diskusi antara Tika dan Doni mengenai data yang diperoleh di dalam LKS : Tika : “iki sembilan tujuh?” (arti “ini sembilan tujuh?”) Doni : “ Kui empat tujuh ..”( arti “ itu empat tujuh”) Tika : “ oh ..empat tujuh ..”. Kemudian Tika membaca LKS halaman 4 mengenai data. Ia mencoba menganalisa yang nampak dari apa yang dibicarakan mengenai data ke tiga : Tika : “ lho kan seko iki nek volum e lebih luas, lha kan tekanane menjadi lebih kecil.. lha yo gambare?” (arti “ kalo dari sini kan kalo volumenya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
lebih luas, kan tekanannya menjadi lebih kecil”). Kemudian nampak Tika membaca LKS yang sedang dikerjakan Puput dan sedikit berdiskusi mengenai cara menggambar grafik saat volumenya lebih luas dengan tekanan yang kecil pada data ke 3 tentang hukum Boyle. Tika : “ kiro-kiro papat neng kene lah (pada sumbu x) .. siji ning kene (pada sumbu y)... terus sing nggambar mengko piye?” (arti “kira-kira empat ya disinilah..
satu disini .. terus cara menggambarnya nanti
gimana?”). Kemudian Puput mencoba membuat grafik dengan koordinat yang telah ia buat. Kemudian nampak Tika mencoba bertanya pada kelompok lain. 43 : 12 – 43 : 26 Nampak Puput sedang membuat sketsa grafik dan menunjuk-menunjuk garis hubung sumbu X dan sumbu Y. Kemudian terjadi diskusi antara Tika dan Puput : Puput : “hasil gambar e ki ngene?”(arti “ hasil gambarnya seperti ini?”) Tika “ ketok e “ (arti “kelihatannya”) 43:32 Guru memperingatkan bahwa waktu yang diperlukan, sudah hampir habis. 43: 42 – 43 : 44 Puput menanyakan pada Tika tentang hipotesis nomor 1 (Hukum Boyle) dan nomor 2 (Hukum Gay-Lussac). Kemudian Tika memberitahu pada Puput bahwa nomor 2 ada dihalaman 2 , “..Lho iki lho ..nomer loro neng mburi..” (arti “Lho ini lho .. nomor dua dibelakang”) 43 : 47 – 44 : 07 Terjadi diskusi antara mereka bertiga mengenai hipotesis. Doni : “semakin opo iki ?” (arti “ semakin apa ini?”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Tika : “semakin ... volume ..semakin tinggi ..tekanannya kecil ...” (jawab Tika dengan terbata-bata) . Kemudian Tika ganti bertanya pada Puput : Tika : “ Sing nomer 2 kui yo ngono kui ye soale ?” (arti “yang nomer 2 itu juga seperti ini soalnya?”) Puput pun menunjukkan LKS halaman 1 pada Tika tentang rumusan masalah dan Tika mencoba menklarifikasi. Puput : “ngene iki ..”(arti “seperti ini ..”) Tika : “ sing nomer 2 kan kan yo koyo ngene ki neh tapi volume tetap “(arti “yang nomor 2 kan sama dengan ini tapi volumenya tetap”). 44 : 08 – 44: 33 Guru mulai mendekat pada kelompok dan menanyakan apa yang sedang terjadi. Tika pun menjawab “nggak papa ..”. Kemudian Tika menanyakan grafik yang telah dibuat bersama kelompok pada guru. Tika : “Grafiknya gimana e kak? cuma kayak gini ..ga bisa....” , kata Tika sambil menunjukkan grafik. Guru : “Ini datanya ?” Tika : “ iya” Guru : “Nah ini dihubungkan dengan ini, kemudian nanti dubuat garis “ , kata guru sambil menunjukkan teknik membuat grafik secara umum. Tika : “ Oh nanti digaris gini tho” (sambil menunjuk grafik dengan telunjuknya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Kemudian mereka kembali fokus mengerjakan dengan sedikit santai . 44 : 39 – 45: 26
Pada menit ini Tika membaca LKS yang dikerjakan Doni dan Puput membaca LKS yang ia kerjakan. Lalu nampak Tika menyebutkan angka yang ada pada LKS yang dikerjakan Doni, Tika : “...tiga tujuh koma satu volume e ..”(arti “tiga tujuh koma satu volumenya..”). “Empat dua..empat tujuh koma tujuh ...” Puput : “Lha sing tiga puluh satu koma delapan iki to ?( arti “Yang tiga puluh satu koma delapan ini kan ?”). Tika : “Oh ..ho.o ding..sing tiga satu sik ding.” (arti “oh iya.. yang tiga satu dulu”). Tiba-tiba ada kelompok lain yang nampak sedang bertanya mengenai volume pada Tika. Sambil menujukkan aplikasi, Tika pun menjawab “volume ki nganggo penggaris ki lho..”(arti “volume itu menggunakan penggaris ini lho”)
45: 44 – 45 : 59
Sembari Puput menyalin data, ia dan Tika berdiskusi lagi : Tika : “oh ho.o ...2,40 tekanane ..” (arti “ oh iya ..2,40 tekanannya”) Puput : “ berarti iki sing ngisor?” (arti “ berarti ini yang bawah ?”) kata Puput sambil menunjukkan data pada LKS yang dipegang Tika. Tika : “oh .. ho.o “ (arti “ oh iya”).
46 : 49 – 46 : 58 Doni nampak sedang mengoperasikan PhET dengan menggeser kursor. Melihat
Doni
sedang
mengoperasikan
PhET,
Tika
pun
ikut
mengoperasikan dan mencoba mengarahkan Doni dalam mengoperasikan PhET : Tika : “Iki mengko tambahi ..”(arti “ ini nanti ditambahi”). Kemudian ketiganya mengamati aplikasi yang sedang berjalan. 47 : 08 – 47 : 24 Puput bertanya pada Tika mengenai grafik kemudian,Tika menjawab: Tika :”gambar no... iki karo iki.. pasangane yo satu koma sembilan puluh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
karo ...iki dipasangke karo iki..” (arti “gambarlah .. ini dengan ini.. pasangannya ya satu koma sembilan puluh... ini dipasangkan dengan ini ..”). Pada saat ini, nampak pula Doni sedang sedang menggeser-geser kursor dan memperhatikan aplikasi. Melihat itu Tika kemudian turut menggesergeser kursor sambil berdiskusi : Tika: “ Ini lho ..opo iki “( arti “ ini lho ..apa ini?”). Doni : “iki lho ..” ( arti “ini lho ..”) . (sambil menunjuk-nunjuk aplikasi) Pada saat ini, nampak Puput masih membuat grafik . Kemudian Tika dan Doni ikut membantu Puput membuat grafik dengan menunjukkan cara membuat grafik. 47: 47 – 48 : 30
Tika mulai menggeser-geser kursor dan gur mendekati mereka. Pada saat itu nampak bahwa PhET yang sedang running sudah di reset oleh Tika dan ia memberi partikel pada kotak. Ia memompa-mompa icon “pump” untuk menambah jumlah partikel. Setelah berhenti memompa, ia menaikkan suhu pada icon “Control Heat” kemudian nampak partikel pada kotak mulai bergerak cepat dan pada menit ke 48 : 30 Tika mengatakan “Wuih..langsung” pada saat tutup kotak mulai terbuka dan partikel-partikel berhamburan keluar.
48 : 31 – 49: 47
Pada menit ini, Tika mulai memperkecil luasan kotak dan ia nampak memperhatikan apa yang sedang terjadi. Pada saat ini, Puput sedang menyelesaikan membuat grafik.
Kemudian Tika bertanya pada doni
apakah nomor 2 juga dikerjakan. Puput pun sudah menyiapkan grafik tentang Hukum Boyle pada
halaman 4 . Terlihat ia sibuk membuat
koordinat sumbu X dan sumbu Y dengan data dari LKS yang dibuat Doni. Lalu ia memberikan LKS yang telah ia kerjakan pada Tika. Tika pun kemudian nampak membuat plot dari masing-masing perpotongan koordinat yang sudah dihubungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
49 : 59 – 50 : 04 Nampak Tika sedang mereset aplikasi lalu ia membaca petunjuk pada LKS bersama dengan Puput. Selain itu, mereka juga membua halaman 1. 50 : 15 – 50 : 40 Tika kemudian membuka halaman 2 dan menunjukkan pada Puput mengenai hipotesis yang telah ia buat . Lalu pada saat yang bersamaan , guru memberi intruksi untuk mengerjakan Hukum Gay-Lussac. 51: 07 – 52 : 13
Pada saat itu nampak bahwa Tika dan Puput mengoperasikan PhET dan sambil memperhatikan guru. Tika membuka-buka LKS dan kembali mengoperasikan PhET. Sembari mengoperasikan PhET, terjadi diskusi antara keduanya yaitu : Tika : “Semakin ..oh tekanane.. Malah sitik ..”(arti “semakin ..oh tekanannya ..Malah Sedikit”) Puput: “..podo wae..”(arti “sama saja “) (sambil menunjuk aplikasi) Tika : “rapopo..tulis sik wae ..”(arti “tidak apa-apa..tulis dulu saja”).
52: 37 -53:57
Guru kemudian mendekati kelompok . Dan Tika nampak sedang sibuk mengoperasikan
aplikasi.
Pada
saat
itu
nampak
Puput
sedang
memperhatikan apa yang sedang dikerjakan oleh Tika. 54: 18 – 54: 28
Tika mengoperasikan PhET dan Puput mencatat data. Pada saat ini, Tika membacakan data yang diperoleh dan Puput mencatat apa yang dibacakan Tika kemudian sesekali Puput melihat aplikasi.
54: 59 – 55 : 29
Pada saat ini, Puput menanyakan tentang hipotesa yang telah ia buat pada Tika. Setelah itu , mereka juga mengamati data yang telah diperoleh lalu terjadi diskusi : Puput : “coba iki ..” (arti “coba ini”) Tika : “Tekanan ki banyak po tinggi..?” (arti “tekanan itu banyak atau tinggi”) Nampak Puput tidak menjawab pertanyaan Tika kemudian Puput membuka-buka LKS. Tika : “Mau kae volum e banyak po tinggi ? Iki mau kan semakin besar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
berarti semakin tinggi suhu semakin besar tekanannya.” (arti “Tadi itu volumenya banyak atau tinggi ? Ini tadi kan semakin besar, berarti semakin tinggi suhu semakin besar tekanannya”) Kemudian Puput menuliskan hipotesa setelah berdiskusi. 55 : 48 – 56:00
Pada menit ini, guru telah memperingatkan untuk mempresentasikan hasil. Guru menunjuk kelompok 1 untuk maju ke depan menyampaikan apa yag diperoleh. Ketiganya pun menjawab “belum..belum ..”. Kemudian Tika bertanya pada guru “Gimana jelasinnya ?” sambil menunjukkan LKS. Guru pun memberitahu.
56:13
Tika mengatakan pada Guru mengenai cara menjelaskan kesimpulan. Tika : “semakin tinggi suhu, semakin besar tekanannya. Gitu doang?” Guru
pun
menganggukkan
kepala
tanda
menyetujui
apa
yang
disampaikan Tika. 56: 21 – 56 : 30
Kemudian guru meminta mereka untuk membuat grafik. Tika pun menyerahkan tugas membuat grafik pada Puput dan mengatakan : “sik grafike, silahkan ..”(arti “yang grafik , silahkan ..”) kata Tika sambil menyerahkan LKS pada Puput. Lalu Puput mulai membuat grafik.
56: 30 – 57: 27
Puput bertanya pada Tika mengenai letak data pada koordinat untuk membuat grafik. Puput : “ Nol koma lima semibilan ki karo satu koma nol lima , disik piro?” (arti “Nol koma lima sembilan itu dengan satu koma nol lima , duluan berapa?”) Tika : “ nol koma lima sembilanlah..” (Kata tika dengan nada agak keras) Puput : “ berarti ..”(sambil membuka halaman 4 dan 5 kemudian ia menulis ) Tika : “ yo nol koma lima sembilan..”(arti “ ya nol koma lima sembilan “) Puput : “Lho kan semakin besar?” Tika : “ Nol koma lima sembilan yo. Iki tekanane luweh akeh ..” (arti “nol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
koma lima sembilan ya , ini tekanannya lebih banyak”) Puput kemudian membuat koordinat di masing-masing sumbu. Pada saat ini, kelompok lain sedang mempresentasikan hasil mengenai hukum Boyle. 57 : 27 – 58 : 47 Pada saat ini, nampak Tika sedang membuka-buka LKS bagian hipotesa sedangkan Puput masih melanjutkan membuat grafik. Selanjutnya, Tika dan Doni memperhatikan kelompok lain yang sedang presentasi di depan kelas. Beberapa saat kemudian, Tika melihat apa yang dikerjakan oleh Puput, lalu ia memberitahu Puput untuk membuat garis singgung dari kedua grafik. 58 : 51 – 59 :49
Guru pun mendekat dan meminta salah satu dari anggota kelompok untuk maju ke depan mempresentasikan hasil. Namun , mereka menolak untuk maju ke depan. Sampai akhirnya guru yang mengambil hasil pekerjaan mereka dan membacakannya di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Lampiran 2. Transkrip Video SMA N 2 Klaten Transkrip Video Tempat: SMA N 2 Klaten Waktu : 00:00- 28:10 Durasi : 28 Menit Menit ke
Kegiatan
08 : 48 – 09: 06
Nampak Putra sudah menulis hipotesis dan Tina akan mengoperasikan PhET . Saat itu, Ani meminta Tina untuk membaca LKS terlebih dahulu bagian petunjuk . Mereka pun nampak sedang membuka halaman 2 bagian petunjuk praktikum untuk hukum Boyle.
09: 23
Terdengar Ani sedang menentukan data yaitu “ 6,2”
09: 29
PhET yang sedang running nampak sudah menyerupai tampilan pada petunjuk LKS.
09: 31
Putra nampak akan membuat hipotesa dan melihat lembaran kertas lain yang ia baca. Kemudian nampak Tina sedikit membantu Putra dengan mengatakan beberapa kemungkinan kata-kata yang dapat digunakan.
09: 43 – 09: 54
Pada menit ini, nampak Tina sedang mengoperasikan PhET. Tampilan yang terlihat ialah icon “Tools” berada di tengah kotak dan “ruler” berada di dasar kotak. Setelah itu, ia terlihat sedang menghitung skala yang terukur pada icon “ruler” yang mengukur panjang kotak. Kemudian Putra bertanya pada Tina: Putra : “Berarti anune sebanding yo ? Ho.o to ?” (arti “berarti itu sebanding ya? Iya kan ”) Tina : “He’em “ ( arti “ iya”)
09: 58 – 10 : 37
Setelah menghitung panjang, Tina berhenti sejenak dan bertanya pada Ani. Tina : “ Pas ke iki to ? ... Iki jumlah volum e ?” ( arti “ Pas kan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
ini kan? Ini jumlah volume?”) , kata Tina sambil menunjuk bagian pojok kanan kotak pada aplikasi dengan menggunakan jari telunjuknya Ani : “ Bener no .. Lha kan iki .. iki lho volume atau luas kotak” ( arti “ Bener itu .. nah kan ini... ini lho volume atau luas kotak “) , kata Ani sambil menunjukkan tabel data hasil untuk hukum Boyle. Lalu Ani menunjukkan pada Tina petunjuk praktikum dan Tina membaca option “d” mengenai pengukuran terhadap volume kotak. Kemudian ia pun kembali melihat bagian tabel data hasil. Muncul diskusi antara Tina dan Ani : Ani: “ volume mau lho ..tekanane luweh duwur po luweh ..?” ( Arti “ volumenya tadi lho .. tekanannya lebih tinggi atau lebih ...”) kata Ani sambil menunjuk tabel data hukum Boyle. Tina : “engko wae kui ..mengko..” (arti “itu nanti saja” ) 10 : 42 – 11: 30
Pada saat ini, nampak putra sedang menuliskan hipotesis
di LKS
halaman pertama dengan menuliskan “ berbanding terbalik dengan tekanan apabila...”. Kemudian Tina dan Ani masih mendiskusikan mengenai data yang akan diambil. Nampak mereka sedang membuka LKS halaman 4 bagian data dan hasil percobaan untuk tabel hukum Boyle. Lalu mereka nampak sedang mendiskusikan cara mengukur kotak .Ani dan Tina pun menunjuk-nunjuk bagian icon “ruler” yang mengukur panjang kotak sambil bertanya . Ani : “Berarti iki podo kabeh?” (arti “ berarti ini sama semua”) Tina : “Sing iki ? ..Iki 6,5..” ( arti “ yang ini? ..Yang ini 6,5?) Ani : “ Iki tinggine 40,5 kan ?” ( arti “ ini tingginya 40,5 kan?”), sambil menunjuk pengukur tinggi kotak. Keduanya bersamaan menunjuk kotak dan bagian pengukur tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
kotak. Ani : “ Tinggine iki piye?” (arti “tingginya ini bagaimana?”)
11 : 34 – 11: 49
Kemudian terdengar guru memberi instruksi untuk mengukur tinggi kotak sampai pada bagian atas kotak. Guru memberi petunjuk tentang tinggi kotak dengan mengatakan : “ Yang ... itu sampai bagian atas. Height sama dengan titik itu ... nah itu harus paling atas ..supaya kalian tahu tingginya dari bawah sampai atas itu berapa.”
11: 53 – 11: 55
Lalu nampak Ani memberitahu Tina bahwa pengukur tinggi harus sampai atas kotak.
12: 06
Nampak aplikasi yang sedang running menampilkan bagian pengukur tinggi kotak diletakkan pada atap kotak .
12: 18 -12: 38
Nampak Putra sedang menuliskan hipotesa kedua pada LKS halaman 2. Sembari itu, Tina dan Ani sedang sibuk meneruskan pengukuran kotak.
12: 47 -12 : 51
Nampak Tina menunjuk icon “Hide tools” lalu nampak ragu-ragu dengan bertanya: Tina : “ Nggo ngukur volume eh ...”. Lalu ia diam sejenak dan kembali membuka petunjuk praktikum halaman 3.
13: 01-13: 12
Guru mendekati kelompok dan kelompok mulai bertanya. Tina : “ Mbak ..ngukur volumenya yang mana?” Guru : “ Ini ..(sambil menunjuk kotak).... panjang kesana (menunjuk lebar kotak).. sama tingginya ( menunjuk tinggi kotak).” Tina : oh ..volume anu to ..” ( arti “ oh volume itu to “) Ani : “ Luas” (menyambung kalimat Tina) Lalu guru meninggalkan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
13: 17 – 13: 29
Ani dan Tina masih saja berdebat mengenai data volume. Ani : “ Iki loro ?... tetep yo ... Volume ne luweh ... tapi ...bedo...( arti “ ini dua.... tetap ya..Volumenya lebih.... tapi ...berbeda ...”), kata Ani pada Tina. Kemudian Ani menunjuk icon “ Constant Parameter” pada aplikasi lalu berkata lagi : Ani : “..tidak sesuai..” Tina : “ Lha emang suhune we tetep kok. Suhune tetap yo ” ( arti “ memang suhunya tetap kok. Suhunya tetap ”)
13: 32 – 13: 52
Kemudian nampak Tina sedang mengoperasikan PhET dan pada menit ke 13: 33 Tina akan memulai mengisi data. Pada aplikasi nampak kotak tidak terisi partikel gas. Kemudian Tina berdiskusi dengan Ani mengenai data yang digunakan sebagai angka. Tina : “ piro ?” (arti “berapa?”) Ani : “ 100 “ Tina pun mulai mengetikkan angka seratus pada icon “Heavy space” kemudian ia menekan tombol enter pada keyboard.
13: 53 – 14 : 05
Disisi lain, nampaklah Ani sedang menulis angka pada bagian data hasil dan tabel sambil melihat PhET.
Begitu pula, nampak Putra
sedang mengamati PhET . Tina kemudian bertanya lagi pada Ani : Tina : “ Berarti iki .. berarti kine podo terusno ? (arti “berarti ini... berarti ininya sama semua dong?”) , kata Tina sambil menunjuk tabel bagian “volume/luasan kotak” yang sedang diisi oleh Ani. Ani tidak langsung menjawab pertanyaan Tina. Mereka diam
sejenak dan
memperhatikan aplikasi. Tina meletakkan icon”Heigt :..” ditengah Kotak. Putra :”Opone?”(arti “ apanya?”), nampak Tina sedang menunjuk tabel volume dengan jari telunjuknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Putra :” Bedane opo?”( arti “apa bedanya?”) Ani : “Tekanane........Kui kan nol koma lima puluh...” (arti “ Tekanannya... itu kan nol koma lima puluh”) Putra : “ sik bener sik endi ?(arti “ yang benar yang mana “) kata putra sambil sedikit kebingungan. 14 : 08 – 14:10
Kemudian Tina kembali mengoperasikan PhET , Ani menghapus data yang sudah ia catat lalu Putra nampak ikut memperhatikan aplikasi dan membaca data yang terukur. Tina : “ dua koma lima lima” Putra : “ Punjul “ ( arti “lebih”)
14: 10 – 14 : 52
Mereka nampak kebingungan dan sambil memperhatikan PhET , muncul diskusi : Putra : “ Kui sing bener nggon endi “, kemudian Putra membuka lembaran lain. Ani : “ Nek meh diperkecil piye?” (arti “ Kalo mau diperkecil gimana?”) Putra : “ Lahkan nek volume tetep, sing dianu tekanane to?”(arti “ Lahkan kalo Volumenya tetap yang di...kan tekananya kan ?”) Tina : “ ..Piro? Ling Njawab ?” (arti “ berapa? Yang menjawab”) Ani : “...Tekanane?” (arti “Tekanannya?”) Tina : “Piye?”(arti “gimana?”)
14:54 – 15 : 30
Mereka nampak kebingungan lalu nampak Putra memanggil guru. Tina : “ Mbak..mbak ..mau tanya.” Kemudian guru pun mendekat. Tina : “ Mbak kalo gini ...luas kotaknya sama terus no mbak ?” Apakah boleh divariasi? Berarti kalo jumlah partikelnya , juga sama?” tanya Tina sambil menunjukkan data bagian tabel dan aplikasi yang sedang tampil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Guru : “volume nya yang divariasi” Tina : “ Jumlah partikelnya kalo 100 ya 100 terus mbak ?” Guru :” Iya . Untuk T nya ga usah dirubah.” Tina dan Ani : “ Oh berarti yang ini (sambil menunjuk icon untuk mempersempit dan memperluas kotak)”. 15 : 31 - 15 : Mereka kemudian melanjutkan mengoperasikan PhET dan terdengar 36
guru mengingatkan kelas :”Ingat ya sekali lagi. Untuk hukum Boyle yang diubah volumenya. Suhunya tetap , jumlah partikelnya juga tetap”.Pada saat ini nampak Tina dan Putra memperhatikan dan mengoperasikan aplikasi. Sedangkan Ani terlihat sedang menghapus data.
15 : 37 – 16: 04
Lalu mereka bertiga memperhatikan Tina yang sedang mengoperasikan aplikasi. Tina nampak sedang mengubah luasan kotak. Tina :”Tak pas ke yo “ ( arti “ Saya paskan ya “), kata Tina sambil mendrag dan menggeser kursor. Kemudian nampak Ani menunjuk bagian icon ruler yang sudah diletakkan pada bagian bawah kotak. Pada saat itu, tampilan aplikasi yang sedang running nampak partikel bergerak dan terdengar Ani mangatakan ”21..” Selanjutnya Tina dan memperhatikan data yang ditulis Ani. Sedangkan Putra nampak memperhatikan aplikasi.
16 : 09 – 16: 25
Pada saat ini,
mereka masih terlihat membahas data. Mereka
membahas mengenai tekanan yang terlihat. Ani : “ Tekanane kan bedo “ (arti “ Tekanannya kan beda” ) Tina : “ Ho’o po?”( arti “ Iyakah?”) Kemudian Putra menunjuk tekanan yang ada pada bagian pengukur tinggi kotak dan mengatakan :” 0,5 duk to ? eh mudun 0,5 ding .” (arti “ 0,5 bukan? Eh turun 0,5 ding.”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Ternyata nampak dua tekanan yang muncul pada aplikasi. Tekanan yang ditujuk oleh Putra ialah tekanan yang terukur pada icon pengukur tinggi kotak. Sedangkan yang harusnya dilihat ialah tekanan pada barometer yang mengukur. Pada saat ini, tampilan aplikasi belum berisi partikel gas. 16: 26 – 17 : 05
Lalu nampak Tina mengklik enter pada keyboard kemudian partikel gas mengisi ruangan kotak. Mereka nampak mendiskusikan mengenai data yang terbaca. Ani : “9 kali ... 9,5 “ kata Ani sambil berbincang dengan Tina Kemudian Tina nampak akan mengoperasikan aplikasi sambil membaca LKS. Putra : “ lho ..lali ra koe “(arti “ lho ..lupa tidak kamu”), sambil memperhatikan aplikasi yang akan dijalankan Tina.
17: 06 – 17 : 10
Pada saat ini nampak Tina menunjuk dengan menggunakan jari mengenai angka pada bagian icon “height”, pengukur tinggi kotak. Selanjutnya mereka nampak sedang membaca data dan Ani mencatat data tersebut. Putra :“ 0,6”. Tina :” 0,67 “ Ani kemudian mencatat data yang telah disebutkan oleh Tina.
17 : 32 – 17: 44
Pada saat ini, Ani dan Tina nampak sedang berdiskusi . Kemudian terdengar suara salah seorang anggota kelompok lain yang bertanya pada guru. “Mbak tekanannya berubah-berubah e”. Guru menjawab “ ditentukan saja yang kira-kira mendekati. Yang mana yang paling pas.” Tina nampak memperhatikan pertanyaan dan jawaban tersebut. Kemudian Putra sedang terlihat sibuk mencatat data. Putra : “33 koma piro?”(arti “33 koma berapa?”), sambil melihat data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
yang dicatat oleh Ani. Tina: “ 33, 92 “. Putra : “ 31 koma 8” 17 : 51 – 18: 39
Nampak Tina mereset aplikasi kemudian ia memperkecil luasan kotak kemudian menunjuk bagian pengukur panjang kotak dengan menujuk panjang yang terukur dan mengeja angka pada mistar dengan menggunakan telunjuk. Tina : “Pas to ? ... Dadi enem dewe... ”(arti “ pas kan... jadi enam sendiri “) Tina mengatakan hal tersebut pada Ani , lalu Putra tiba-tiba mengatakan : Putra : “berarti salah kabeh no seko nduwur?”(arti”berarti salah semua dari atas?”) Kemudian nampak Tina segera mengambil kertas untuk menghitung. Ia nampak sendang menghitung perkalian. Sedangkan yang lainnya membantunya menghitung. Hasil perkalian yang nampak ialah 31,2. Selanjutnya mereka nampak membiacarakan data yang telah mereka hitung. Kemudian nampak Tina mengetik angka pada icon” Heavy Species” dan mengklik enter. Pada aplikasi, nampak kotak terisi dengan partikel gas.
18 : 41- 19:03
Selanjutnya mereka nampak memperhatikan pergerakan partikel gas dan beberapa pengukur yang sudah running. Sementara itu, nampak Putra sedang berdikusi dengan Ani mengenai data yang mereka catat. Putra : “26 “ Lalu terdengar suara Tina mengatakan sesuatu dan Putra masih sibuk mengeja data pada Ani : Tina : “uwaske”.(arti “lihat”) Ani : ”Tekananne? (arti “tekanannya?”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Putra :” 0,39” Kemudian Putra mengatakan : Putra : “72........70 wae ”(arti “72 ... 70 saja”) Lalu nampak Ani dan Tina sedang berdiskusi. 19:16 – 19: 36
Kemudian Tina nampak mengoperasikan aplikasi dengan mengubah luas kotak. Mula-mula ia mereset kemudian memperkecil luas kotak yang nampak lebih sempit dari sebelumnya. Pada saat ini, nampak guru sedang mengecek bagaimana pekerjaan kelompok. Sebelumya, Ani dan Putra mengatakan tentang data yang akan mereka gunakan Ani : “31,5...” Tina : “Ho’o e ..”(arti “iya “) Putra ; “31,2” Kemudian Tina memberi partikel gas pada kotak dan nampak sedang menuliskan perhitungan. Guru pun meninggalkan kelompok .
19 :36- 20:02
Setelah itu, nampak Tina berhenti menulis, kemudian Putra dan Ani yang nampak menulis. Tina ; “piye to ..”(arti “bagaimana sih “) Ani : “31 ne... 21...”( arti “ 31nya ...21”) Putra : “Tekananne?” (arti “tekanannya?”) Tina : “Tekananne 0,8” (arti “Tekanannya 0,8”) Saat Tina mengatakan tentang data mengenai tekanan, nampak Putra berhenti menulis dan memperhatikan aplikasi. Begitu pula Ani juga berhenti menulis. Tina :” 0,8 ...” Putra : “Weh.. 89 to.. kok mbok tulis 90?”(arti “Weh ..89 to...kok ditulis 90?”).Mereka pun nampak serempak diam sejenak dan memperhatikan aplikasi. Putra : “90”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Ani :“92... wes tit yo?” Putra : “92” Tina : “92 “ Putra dan Ani nampak menuliskan data yang sudah disepakati. Tina nampak masih memperhatikan aplikasi 20:10 – 20 : 54
Pada saat ini nampak Ani sudah menuliskan data pada semua kolom di tabel hukum Boyle. Kemudian mereka nampak akan memulai mengerjakan tentang hukum Gay-Lussac. Ani nampak membuka LKS pada bagian petunjuk praktikum mengenai hukum Gay –Lussac. Ani :”Saiki Gay-Lussac” (“arti “sekarang Gay-Lussac”) Tina : “Gay – Lussac ki berarti ..anu volume..eh..tekanan...” Ani :” yang kontans tekanan ... Ho’o ..” Putra : “berarti tekanan ..volume tetap..?” Tina
: “tekanane tetap”. Ani mulai mempersiapkan bagian tabel
sedangkan Putra dan Tina nampak berdiskusi. Tina : “eh ..volume ne ..” Putra : “Lha mau kan suhu tetap” Ani : “berarti iki..iki anu ..luas kotake ditetapke ...” Putra : “Luas kotak e sing tetap .... ho’o to?”(arti “luas kotaknya yang tetap”) Kemudian terdengar Tina menghitung panjang kotak dengan mengatakan : Tina :”siji loro telu papat limo enem ....” (arti “satu dua tiga empat lima enam “) Ani : “ mau 52 koma piro ..? ( arti “52 koma berapa ?”) Tina : “ho’o 52, 8..” (arti “ iya 52,8..) Kemudian nampak Ani menuliskan data yang akan dipilih untuk melakukan percobaan Gay-Lussac.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
21: 08 – 22:20
Selanjutnya nampak Tina mereset aplikasi. Kemudian mereka nampak sibuk membuka petunjuk praktikum Gay-Lussac. Tina nampak mengoperasikan aplikasi sembari membaca prosedur percobaan sedangkan Putra dan Ani membantu Tina menunjukkan beberapa icon yang harus diubah.
22:22 – 23: 28
Pada aplikasi sudah nampak kotak terisi partikel gas dan ketiga siswa nampak memperhatikan apa yang sedang terjadi sembari berdikusi mengenai suhu yang akan digunakan. Tina : “Suhune 600” (arti “suhunya 600 “) Tina
nampak
sedang
mengubah
menaikkan
suhu
dengan
mengoperasikan icon “Heat Control” Tina : “ angel bos... Suhune lima ngatus wae ..” (arti “susah bos..suhunya lima ratus saja “) Nampak Tina sibuk mengoperasikan aplikasi , dan Ani mengamati apa yang sedang dioperasikan Tina. Saat itu, nampak Putra sedang menuliskan data setelah ia melihat aplikasi. Putra : “0,99” Tina :”95..” Putra : “piye e bro ..wong satus kok... Piro? ”(arti “gimana ni bro.... itu seratus kok.... berapa”) Ani : “lho kui mudun kui ..mudun kui.. berarti ho’o ..95 wae “ (arti “nah itu turun..itu turun..berarti ya ..95 saja ”) Kemudian Tina menunjukk bagian icon “Height ” dan mengatakan Tina : “lho iki kok 1,68 “ kemudian nampak Putra terkejut melihat apa yang ditujuk oleh Tina dan menyatakan kebingunannya : Putra : “Piye to cah .. ah ra mudheng “ (arti “bagaimana teman ..ah ga mudheng ”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Pada saat itu, guru mengingatkan seluruh kelas untuk membuat analisis. 23: 30 – 23:58
Kemudian Tina melanjutkan mengubah suhu .Putra nampak serius memperhatikan apa yang dilakukan Tina. Bel pun berbunyi , tanda bahwa jam pelajaran sudah habis. Tetapi guru meminta para siswa untuk tetap melanjutkan percobaan.
23:59- 24: 24
Setelah serius memperhatikan, Putra kemudian menuliskan data yang diperoleh. Tina nampak berdiskusi dengan Ani . Kemudian Putra mengatakan : Putra : “Iki kudune mudun iki ..” Tina : “80” Putra “Fix? 76?... padahal 76 ora enek ( arti “ padahal 76 tidak ada.”) Saat ini nampak Putra sedang menulis data pada tabel untuk tekanan yang terukur. Pada aplikasi, nampak kotak terisi partikel gas. Guru pun mengingatkan bahwa waktu yang tersisa tinggal 5 menit lagi. Tina : “80 ono..”( arti “80 ada”) Ani :”82 “ Putra : “papat seket “ (arti “empat lima puluh”)
24 : 25 – 25: 35
Nampak Ani sedang mencatat data hukum Gay-Lussac dan kolom data suhu sudah terisi hingga 3 data. Pada saat ini Tina dan Putra nampak sedang berdiskusi mengenai penurunan suhu yang digunakan. Terdengar suara Tina : Tina : “...maksude ben gampang” (arti “maksudnya biar mudah”) Putra : “ yo ora ..jengenge ...nol koma piro ?” (arti “ ya tidak ..namanya juga.. nol koma berapa?”)” Tina : “ 7 ..6 ..60 ..eh 85..” Putra : “pas e piro?” (arti “pasnya berapa?”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Tina : “di delok tengah-tengah e wae” (arti “dilihat nilai tengahnya saja”) Putra : “gawe dewe?..65 “(arti “ buat sendiri? 65?’) Setelah itu nampak Ani menuliskan data tekanan yang ketiga ialah 0,65 pada kolom tekanan. Putra : “100?” Tina :”nggo 45?...nol koma...”(arti “pakai 45?”) Putra : “ papat?”..... 47?(arti “empat? ...47?“) Tina : “46”. Putra : “ 46?” Tina pun menganggukkan kepala dan mengatakan “wes” (arti “sudah”) Kelompok telah menyelesaiakan percobaan. 25: 40 – 27:12
Nampak Ani mulai membuka LKS bagian soal analisa dan muncul diskusi : Putra : “Gambar grafik e? Soal e barang ono sewalike.”(arti ‘gambar grafiknya? Soalnya juga ada disebaliknya”) Pada saat ini nampak Tina mengerjakan pembuatan grafik dan Putra menuliskan jawaban soal analisa sambil membaca. Putra : “informasi yang diperoleh .... semakin besar tekanan.. ho’o to (arti “iyakan”). Tina nampak sedang membuat garis singgung untuk grafik hukum Boyle. Kemudian guru mengatakan bahwa waktunya sudah habis dan guru akan membahas hasil yang telah dikerjakan secara bersama-sama. Guru pun meminta salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil yang telah didapat di depan kelas. Kelompok pun mengacungkan jari dan bersedia maju ke depan kelas. Mereka bertiga maju ke depan dan hasil dipresentasikan oleh Tina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
27 : 18 -28:10
Tina memulai mempresentasikan hasil percobaan. Tina :”Ya ini hasil percobaan hukum Boyle. Suhunya 300 kelvin. Eeee yang pertama dengan volume 33,92 ee tekanannya menjadi 0,55 atm. Terus yang kedua ee volumenya turun menjadi 31,8 dan tekanannya naik menjadi 0,60. Yang ketiga ee volumenya 26,5 tekanannya naik menjadi 0,70 atm. Yang keempat volumenya 21,2 tekanannya 0,92. Jadi dapat disimpulkan disini bahwa apabila ..ee..apabila volumenya naik maka tekanannya..ee semakin .. gini ding .... (Tina sejenak diam dan nampak Putra mengatakan sesuatu) ..semakin sempit luasnya ..maka tekanannya semakin tinggi ..jadi grafiknya menjadi naik (sambil menunjukkan grafik yang telah ia buat) ..gitu ..” Gurupun menanyakan pada kelas apakah kesimpulan yang dibuat oleh kelompok 11 sudah sama. Terdengar suara salah seorang anggota kelompok lain “nggon aku turun i”.. Lalu kelas mulai ramai dengan pendapat bahwa grafik yang mereka buat ialah grafik turun bukan naik. Kemudian mereka bertiga nampak berdiksusi dan membenar apa yang telah mereka buat . Tina :”oh iyo ding..” Guru pun mendekat pada kelompok 11 dan mengkonfirmasi apa yang benar. Kemudian kelompok kembali ke tempat duduk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Lampiran 3. Transkrip Wawancara SMA N 1 Prambanan Transkrip Wawancara siswa SMA N 1 Prambanan Tanggal: 14 April 2016 , Pukul : 11:00 s/d 12:00 WIB Tempat : SMA N 1 Prambanan Narasumber pada transkrip menggunakan nama samaran yaitu Doni, Tika dan Puput. Pewawancara :”Hallo . jumpa lagi. Kita mulai langsung ya wawancara nya ..” Doni
:”yuk mbak.”
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 35:54. Pewawancara : “Bagaiamana kemarin proses membuat hipotesisnya? ” Puput
: “Ehmm...baca langkahnya dulu biar bisa nentuin hipotesisnya.”
Tika
:”eh..bingung ding mbak ..ya pokoknya ...eh..bikin hipotesis dulu ding
itu ..” Puput
: “kan baca langkahnya dulu to “
Doni
:”Karo searching yo ..?”
Puput
:’’Enggak yo ..”
Doni
:”heheh ..mbok aku dibelani “(arti “mbok saya dibelain”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Pewawancara :”Apakah kamu penasaran untuk segera mencoba pakai aplikasi?” Tika
:”Iya..iya kayak gitu.. penasaran mbak”
Doni
:”Aku arep nyoba ora oleh mbak” (arti “aku mau nyoba tapi nggak
boleh mbak”) Tika dan Puput: “Oleh yo ... koe ra nembung yo ” (arti “boleh yo ..kamu nggak bilang yo”) Pewawancara :”Bagaimana kamu mengamati aplikasi?” Tika
:”Kayak e kalo suhune rendah partikel e diam mbak “
Pewawancara :”Ini kan ada data hasil dan . Apakah kesulitan membuat grafik ?” Doni
:”Ora yo ? Yen pas nggambar-gambar kae aku melu kok mbak ..
hehehe (arti “Tidak kan? Kalo pas menggambar aku ikut kok mbak”) Tika
:”Enggak mbak .”
Pewawancara :”Apakah kalian bisa membaca grafiknya?” Tika
:”Bisa mbak.”
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 44:08 Pewawancara : “Mengapa setelah membuat grafik , kalian bertanya pada mbak Weni ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Tika
:”Bikin ininya mbak (menunjuk garis singgung pada LKS kelompok)..
itu nggak tau kemaren. Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 46: 49 Pewawancara :”Pada saat itu, ngapain?” Tika
:”Ini lho mbak . Mbenerin tabelnya”
Doni
:”Ketoke kae lho sik ngisor tabel sik munggah mudun kae lho”
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 47 : 08 Pewawancara :”Pas mengoperasikan ini, apa yang kamu lakukan Doni?” Doni
:”Ming nggeser-nggeser kursor tapi angkane ora tak ganti mbak.”
Pewawancara :”Apa yang kamu amati?” Doni
:”Yang gelembung-gelembunge itu lho mbak.”
Pewawancara :”Apa yang kamu ubah?” Doni
:”Itu yang ada orang ndoronge itu mbak .. yang kotak e itu. Awak
dewe kae nyurung-nyurung kui yo Tik?”(arti “Kita kemaren dorong-dorong itu kan Tik?”) Tika
:”Iya.”
Pewawancara : “Ini kan nanti ...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Tika
:”Nanti kebukak bgitu mbak (sambil menunjuk tutup kotak pada
aplikasi) Pewawancara : “Kenapa tidak sempat sampai analisa data?” Tika
:”Waktunya nggak cukup mbak.”
Pewawancara :”Apakah masih mengulang-ngulang membaca petunjuk praktikum setelah menemukan data untuk data selanjutnya?” Tika
: “ Iya ngulang lagi mbak.”
Pewawancara :”Bagaimana kalian menyimpulkan?” Tika
:”Mbak Weni mbak yang membacakan. Yang suruh maju itu. Mbaca
datanya sih mbak nyimpulkannya.” Pewawancara :”Kalian tidak menjawab pertanyaannya dulu?” Tika
:”Enggak mbak, langsung bikin kesimpulannya. Tapi di LKS yang
satunya mbak.” Pewawancara : “Dari semua proses, bagian mana yang menurut kalian cukup sulit?” Tika
:”Ga ada sih mbak. Cuma yang nyusun kata-kata buat kesimpulane
itu.” Pewawancara : “Gimana dalam kelompok. Terbantu nggak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Tika
:” iya mbak .. kalo didalam kelompok ada kerjasama.. jadi enak
ngerjainnya.” Pewawancara : “Bagaimana tanggapan kalian tentang metode ini dan media ini?” Tika
:”Kalo menurut kami sih menarik mbak.”
Doni
:”Menarik kok mbak. Nek wong awam menarik yo (arti”kalau orang
awam menarik kok) Pewawancara : “Bagaimana jika pertemuannya ditambah? Apakah kalian kira-kira akan lancar menyelesaikan masalah dan mengoperasikan aplikasi?” Tika
:” Bisa mbak. Kalo sering
Pewawancara :”Baik kalau begitu. Terima kasih untuk waktunya.” Tika , Doni
:”iya Mbak .”
Puput
:”Sama-sama mbak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Lampiran 4. Transkrip Wawancara SMA N 2 Klaten Transkrip Wawancara siswa SMA N 1 Prambanan Tanggal: 14 April 2016 , Pukul : 11:00 s/d 12:00 WIB Tempat : SMA N 1 Prambanan Narasumber pada transkrip menggunakan nama samaran yaitu Doni, Tika dan Puput. Pewawancara :”Hallo . jumpa lagi. Kita mulai langsung ya wawancara nya ..” Doni
:”yuk mbak.”
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 35:54. Pewawancara : “Bagaiamana kemarin proses membuat hipotesisnya? ” Puput
: “Ehmm...baca langkahnya dulu biar bisa nentuin hipotesisnya.”
Tika
:”eh..bingung ding mbak ..ya pokoknya ...eh..bikin hipotesis dulu ding
itu ..” Puput
: “kan baca langkahnya dulu to “
Doni
:”Karo searching yo ..?”
Puput
:’’Enggak yo ..”
Doni
:”heheh ..mbok aku dibelani “(arti “mbok saya dibelain”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Pewawancara :”Apakah kamu penasaran untuk segera mencoba pakai aplikasi?” Tika
:”Iya..iya kayak gitu.. penasaran mbak”
Doni
:”Aku arep nyoba ora oleh mbak” (arti “aku mau nyoba tapi nggak
boleh mbak”) Tika dan Puput: “Oleh yo ... koe ra nembung yo ” (arti “boleh yo ..kamu nggak bilang yo”) Pewawancara :”Bagaimana kamu mengamati aplikasi?” Tika
:”Kayak e kalo suhune rendah partikel e diam mbak “
Pewawancara :”Ini kan ada data hasil dan . Apakah kesulitan membuat grafik ?” Doni
:”Ora yo ? Yen pas nggambar-gambar kae aku melu kok mbak ..
hehehe (arti “Tidak kan? Kalo pas menggambar aku ikut kok mbak”) Tika
:”Enggak mbak .”
Pewawancara :”Apakah kalian bisa membaca grafiknya?” Tika
:”Bisa mbak.”
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 44:08 Pewawancara : “Mengapa setelah membuat grafik , kalian bertanya pada mbak Weni ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Tika
:”Bikin ininya mbak (menunjuk garis singgung pada LKS kelompok)..
itu nggak tau kemaren. Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 46: 49 Pewawancara :”Pada saat itu, ngapain?” Tika
:”Ini lho mbak . Mbenerin tabelnya”
Doni
:”Ketoke kae lho sik ngisor tabel sik munggah mudun kae lho”
Pewawancara menunjukkan video pada menit ke 47 : 08 Pewawancara :”Pas mengoperasikan ini, apa yang kamu lakukan Doni?” Doni
:”Ming nggeser-nggeser kursor tapi angkane ora tak ganti mbak.”
Pewawancara :”Apa yang kamu amati?” Doni
:”Yang gelembung-gelembunge itu lho mbak.”
Pewawancara :”Apa yang kamu ubah?” Doni
:”Itu yang ada orang ndoronge itu mbak .. yang kotak e itu. Awak
dewe kae nyurung-nyurung kui yo Tik?”(arti “Kita kemaren dorong-dorong itu kan Tik?”) Tika
:”Iya.”
Pewawancara : “Ini kan nanti ...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Tika
:”Nanti kebukak bgitu mbak (sambil menunjuk tutup kotak pada
aplikasi) Pewawancara : “Kenapa tidak sempat sampai analisa data?” Tika
:”Waktunya nggak cukup mbak.”
Pewawancara :”Apakah masih mengulang-ngulang membaca petunjuk praktikum setelah menemukan data untuk data selanjutnya?” Tika
: “ Iya ngulang lagi mbak.”
Pewawancara :”Bagaimana kalian menyimpulkan?” Tika
:”Mbak Weni mbak yang membacakan. Yang suruh maju itu. Mbaca
datanya sih mbak nyimpulkannya.” Pewawancara :”Kalian tidak menjawab pertanyaannya dulu?” Tika
:”Enggak mbak, langsung bikin kesimpulannya. Tapi di LKS yang
satunya mbak.” Pewawancara : “Dari semua proses, bagian mana yang menurut kalian cukup sulit?” Tika
:”Ga ada sih mbak. Cuma yang nyusun kata-kata buat kesimpulane
itu.” Pewawancara : “Gimana dalam kelompok. Terbantu nggak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Tika
:” iya mbak .. kalo didalam kelompok ada kerjasama.. jadi enak
ngerjainnya.” Pewawancara : “Bagaimana tanggapan kalian tentang metode ini dan media ini?” Tika
:”Kalo menurut kami sih menarik mbak.”
Doni
:”Menarik kok mbak. Nek wong awam menarik yo (arti”kalau orang
awam menarik kok) Pewawancara : “Bagaimana jika pertemuannya ditambah? Apakah kalian kira-kira akan lancar menyelesaikan masalah dan mengoperasikan aplikasi?” Tika
:” Bisa mbak. Kalo sering
Pewawancara :”Baik kalau begitu. Terima kasih untuk waktunya.” Tika , Doni
:”iya Mbak .”
Puput
:”Sama-sama mbak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Lampiran 5. LKS Siswa Kelompok 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Lampiran 6. LKS Siswa Kelompok 11 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Lampiran 7. Data Siswa Kelas XI IPA 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Lampiran 8.Data Siswa Kelas XI MIPA 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Lampiran 9. Absensi Subyek Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Lampiran 10.RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan
:
SMA
Mata Pelajaran
:
Fisika
Kelas/Semester
:
Kelas XI IPA4/ Semester 2
Materi Pembelajaran :
Hukum-hukum tentang Gas Ideal
Alokasi Waktu
2 x 45 menit
:
A. Standar Kompetensi
: 3. Menerapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi, dan sumber energi dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor
B. Kompetensi Dasar
: 3.1 Menganalisis pesamaan umum keadaan gas ideal
C. Indikator 1. Kognitif a. Produk 1) Menjelaskan hukum Boyle 2) Menjelaskan hukum Gay Lussac 3) Menjelaskan hukum Boyle-Gay Lussac 4) Menentukan hubungan variabel pada hukum Boyle, hukum Gay Lussac dan hukum Boyle-Gay Lussac b. Proses Merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk membuktikan hukum Boyle dan hukum Gay Lusssac dengan menggunakan simulasi PhET a) Merumuskan masalah b) Merumuskan hipotesis c) Mengidentifikasi variabel kontrol d) Mengidentifikasi variabel manipulasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
e) Mengidentifikasi variabel respon f) Melaksanakan eksperimen g) Membuat tabel pengamatan dan membuat grafik h) Melakukan analisis data i) Merumuskan kesimpulan D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif a. Produk 1) Siswa dapat menjelaskan hukum Boyle 2) Siswa dapat menjelaskan hukum Gay Lussac 3) Siswa dapat menjelaskan hukum Boyle-Gay Lussac 4) Siswa dapat menentukan hubungan variabel pada hukum Boyle, hukum Gay Lussac dan hukum Boyle-Gay Lussac b. Proses 1) Siswa dapat melakukan eksperimen dengan menggunakan simulasi PhET untuk menyelidiki hubungan antara suhu, tekanan, dan volume sesuai rincian tugas kinerja dalam LKS. E. Materi Pembelajaran Hukum-hukum tentang gas ideal: hukum Boyle, hukum Gay Lussac dan hukum Boyle-Gay Lussac F. Metode Pembelajaran 1. Diskusi
4. Membaca buku teks dan laman internet
2. Survei/pengamatan
5. Tanya jawab
3. Eksperimen/percobaan G. Alat, Bahan, dan Media 1. Alat dan bahan: Laptop 2. Media
: Simulasi PhET, internet, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan LCD
H. Sumber Belajar 1. Buku pegangan peserta didik (Fisika SMA/MA Kelas XI)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
2. Sumber lain yang relevan (misalnya internet, CD/DVD pembelajaran) I. Langkah Pembelajaran Rincian Kegiatan Kegiatan Pendahuluan Guru mendata kehadiran siswa Apersepsi (menyampaikan kepentingan) Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok Kegiatan Inti Guru menjelaskan tentang materi yang akan diajarkan Guru meminta siswa untuk mempelajari LKS terlebih dahulu dan siswa diminta untuk memprediksi jawabannya Menyajikan informasi berupa rumusan masalah tentang hukum Boyle: Bagaimana pengaruh volume terhadap tekanan pada suhu yang tetap dengan mengacu pada LKS: persamaan Hukum Boyle Menyajikan informasi berupa rumusan masalah tentang hukum Gay Lussac: Bagaimana pengaruh suhu terhadap tekanan pada volume tetap dengan mengacu pada LKS: persamaan hukum Gay Lussac Menghubungkan antara motivasi awal dengan rumusan masalah, jika volume diperbesar dan suhu tetap, apa yang terjadi pada tekanan? (Berhipotesis) Menghubungkan antara motivasi awal dengan rumusan masalah, jika suhu diperbesar dan volume tetap, apa yang terjadi pada tekanan? (Berhipotesis) Guru memberikan simulasi tentang PhET yang akan digunakan Siswa secara berkelompok melakukan percobaan tentang hukum Boyle yaitu menyelidiki pengaruh volume terhadap tekanan pada suhu tetap dan melakukan percobaan tentang hukum Gay-Lussac yaitu menyelidiki pengaruh suhu terhadap tekanan pada volume tetap dengan menggunakan simulasi PhET
Waktu
15 menit
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
Rincian Kegiatan Guru mengamati siswa dalam kelompok untuk menjalankan percobaan dengan menggunakan simulasi PhET Siswa dalam kelompok mencatat data yang diperoleh dari percobaan dengan simulasi PhET pada tabel sesuai dengan LKS Guru menjelaskan bagaimana cara membuat grafik Setiap kelompok membuat grafik hubungan tekanan terhadap volume pada suhu tetap dan grafik hubungan tekanan terhadap suhu pada volume tetap Siswa mempersentasikan hasil data yang diperoleh Kegiatan Penutup Guru dan peserta didik menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut Guru memberikan evaluasi belajar J. Latihan Soal
Waktu
15 menit
Soal 1. Suatu ruangan tertutup mengandung gas dengan volume 1,5 liter. Jika tekanan ruangan tersebut adalah 2 atm, hitunglah tekanan gas pada ruangan yang volumenya 3 liter? 2. Sejumlah gas ideal pada mulanya mempunyai volume V dan suhu T. Jika gas tersebut mengalami proses isobarik sehingga suhunya menjadi 2 kali suhu semula maka volume gas berubah menjadi? 3. Gas ideal berada dalam ruang tertutup dengan volume V, tekanan P dan suhu T. Apabila volumenya mengalami perubahan menjadi 1/2 kali semula dan suhunya dinaikkan menjadi 4 kali semula, maka tekanan gas yang berada dalam sistem tersebut menjadi? Penyelesaian 1. Diketahui:
V1 : 1,5 liter P1 : 2 atm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
V2 : 3 liter Ditanyakan: P2 …? Jawab: V1.P1 = V2.P2 1,5.2 = 3.P2 3 = 3P2 P2 = 3/3 = 1 atm 2. Diketahui:
V1 : V T1 : T T2 : 2T
Ditanyakan: V2 …? Jawab:
=
=
V2 = 2V 3. Diketahui:
V1 : V P1 : P T1 : T V2 : 1/2V T2 : 4T
Ditanyakan: P2 …? Jawab:
=
=
(
4P = ½ P2 P2 = 8P
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
Lampiran 11 . Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian dari SMA N 1 Prambanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian dari SMA N 2 Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Lampiran 14. Surat Peminjaman Handycam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Lampiran 15. LKS Coaching
Mengamati pergerakan partikel zat gas A. Dasar Teori Apa yang dinamakan gas monoatomik? mono berarti satu atomik berarti atom. Jadi gas monoatomic berarti gas yang partikel-partikelnya berupa atom tunggal. Seperti pada gambar disamping. Contoh gas monoatomik adalah gas helium, neon, dan argon. Untuk kelas XI SMA ini masih dibatasi gas monoatomik. Sebenarnya ada gas yang lain, seperti gas diatomik; oksigen (O2), Nitrogen (N2), dan ada lagi gas triatomik; Karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). B. Tujuan Mengetahui bagaimana pergerakan partikel zat gas
C. Alat dan Bahan FreeDownload PhET Software Interactive Simulations dari University of Colorado at Boulder alamatsitushttp://phet.colorado.eduSimulation: Gas Properties
D. RumusanMasalah Bagaimana pergerakan partikel pada zat gas?
E. Hipotesis ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………
F. Langkah-langkah: 1. Buka aplikasi PhET Interactive Simulations. 2. Pilih dan jalankan Gas properties 3. Pilih constant prameter : klik None, Gas in Chamber : Heavy Species diisi jumlah partikel, Gravity: 0, dan averaging time tidak dipakai).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
Gambar 1. Tampilan simulasi gas propertis
4. Catat jumlah partikel sebelum menekan enter. Catat pada tabel 1.
Gambar 2. Tampilan simulasi setelah di enter datanya
5. Dengan
partikel yang berada di tabung. Selanjutnya amati pergerakan
partikelnya 6. Ulangi percobaan dengan jumlah partikel sesuai keinginan anda. Catat pembacaan Jumlah partikel (N) dan catat semua kejadian yang anda lihat pada Tabel 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
G. Data dan hasil percobaan Tabel 1.Hasil pengamatan No
Jumlah partikel
Hasil pengamatan
H. Analisis 1. Apa yang terjadi pada partikel? …….….…………………………………………………………… 2. Berdasarkan Pengertian gas ideal yang menyebabkan partikel bergerak ke segala arah itu menyatakan apa? …….………………………………………………………………. I. Kesimpulan 1. Kesimpulan apa yang anda buat? …….………………………………………………………………. 2. Apakah Hipotesis diterima? …….……………………………………………………………….