PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET DENGAN MODEL PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TENTANG HUKUM BOYLE DAN GAY LUSSAC DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 PRAMBANAN DAN SMA NEGERI 2 KLATEN SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: LUSI INDRIYANI NIM: 121424046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET DENGAN MODEL PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TENTANG HUKUM BOYLE DAN GAY LUSSAC DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 PRAMBANAN DAN SMA NEGERI 2 KLATEN SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: LUSI INDRIYANI NIM: 121424046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. QS. Al-Mujadilah: 11
Ilmu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama, dia akan sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, dia akan tawadu. Dan jika dia memasuki tahapan ketiga, dia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya. -Umar bin Khattab-
There are two types of people in this world. Dreamer and doer.Be both and live life to the fullest. -Ilham Aditama-
Karya ini saya persembahkan kepada:
1) Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2) Keluarga yaitu Bapak dan Ibu saya, Daryono dan Rumyati, serta adik saya, Isnaeni Fatmawati. 3) Teman-teman Program Studi Pendidikan Fisika USD angkatan 2012.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Lusi Indriyani. 2016. Pengaruh Penggunaan Simulasi PhET dengan ModelProblem Solving terhadap Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Tentang Hukum Boyle dan Gay Lussac di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui(1) minat belajar awal dan akhir siswa XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten dalam mengikuti pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving untuk pokok bahasan Hukum Boyle-Gay Lussac, (2)apakah pembelajaran tersebut dapat menigkatkan minat belajar siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa/i kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan, serta siswa/i kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMA Negeri 2 Klaten. Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan dan XI IPA 5 SMA Negeri 2 Klaten sebagai kelas eksperimen yang diberi treatment berupa pembelajaran fisika mengggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving, sedangkan kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Prambanan dan XI IPA 6 SMA Negeri 2 Klaten sebagai kelas kontrol yang diberi pembelajaran menggunakan metode ceramah. Instrument yang digunakan berupa angket minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran fisika. Data minat belajar siswa dalam angket dianalisis secara statistik menggunakan program SPSS 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Mean minat belajar awal dan akhir siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan berturut-turut adalah 24.15 (kurang berminat) dan 26.42 (berminat), sedangkan di kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2 Klaten adalah 28.06 (berminat) dan 28.88 (berminat), dengan skor maksimal 40. (2) Berdasarkan uji t-test, peningkatan minat belajar di kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan tidak signifikan jika dibandingkan dengan kelas XI IPA 1 (kelas kontrol). Berdasarkan homogenitas, peningkatan minat di kelas eksperimen dan kontrol sama-sama meningkat dari kategri kurang berminat menjadi berminat. Sedangkan di SMA Negeri 2 Klaten, berdasarkan uji gain score terhadap minat belajar siswa kelas XI IPA 5 dan 6 diperoleh bahwa selisih minat awal dan akhir di dua kelas adalah signifikan dengan nilai gain score untuk kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut 0.82 dan 4.10. Berdasarkan homogenitas, minat belajar siswa di kelas eksperimen sebelum dan sesudah tetap dalam kategori beminat, sedangkan di kontrol meningkat dari kategori kurang berminat menjadi berminat. Kata kunci: simulasi PhET, problem solving, minat belajar siswa.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Lusi Indriyani. 2016. The Application of PhET Simulation with Problem Solving Method in The Specifically Learning of Boyle and Gay Lussac’s Law: The Study of Students’ Interest in Class 11-Science of Prambanan 1 Senior High School and Klaten 2 Senior High School. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Physics Education, Department of Mathematics and Natural Sciences Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta. The research aims to determine (1) pre and post students’ interest in learning physics for class 11-science of Prambanan 1 and Klaten 2 Senior High School to the application of PhET simulation with problem solving learning method for specifically in the subject of Boyle-Gay Lussac’s law, (2) what that learning can increase the students’ interest in learning physics. The sample of the research are the students of Class 11-Science 1 and 4 in Prambanan 1 Senior High School and Class 11-Science 5 and 6 in Klaten 2 Senior High School.The Class 11-Science 4 of Prambanan 1 Senior High School and Class 11-Science 5 of Klaten 2 Senior High School were treated as experimental classes in which the PhET simulation with problem solving learning method were applied. Meanwhile, the students of Class 11-Science 1 of Prambanan 1 Senior High School and Class 11-Science 6 Klaten 2 Senior High School were treated as case-control study classes in which the method employed was lecture. Questionnaire was used to see the students’ interest in their learning before and after class. The data were analyzed statistically by using SPSS 17. The result shows that (1) Mean for pre and post students’ interest in learning physics of class 11-science 4 of Prambanan 1 Senior High School in succession is 24.15 (less interest) and 26.42 (interest), meanwhile for Class 11Science 5 of Klaten 2 Senior High School in succession is 28.06 (interest) and 28.88 (interest), maximum score is 40. (2) Based on t-test, increasing of students’ interest in class 11-science 4 (experiment class) of Prambanan 1 Senior High School is not significant if compared with class 11-science 1 (control class). Based on homogeneity, increasing of students’ interest in experiment and control class is increase from less interest became interest. While in Klaten 2 Senior High School, based on gain score test to students’ interest in class 11-science 5 and 6 gotten difference of pre and post in both of class is significant with gain score value for experiment class is 0.82 and for control class in 4.10. Based on homogeneity, students’ interest in experiment class is not change that is still in interest but in control class increasing from less interest became interest. Keywords: PhEt simulation, problem solving, students’ learning interest
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Simulasi PhET dengan Model Problem Solving terhadap Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran tentang Hukum Boyle dan Gay Lussac di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten”. Tugas akhir dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan meraih gelar sarjana pendidikan sesuai kurikulum Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Sanata
Dharma,
serta
sebagai
dosen
pembimbing yang dengan pengertian dan kesabaran telah memberikan bimbingan, motivasi, dan masukan yang sangat berarti bagi penulis sejak awal sampai akhir penulisan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan semangat dan bimbingan selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik Pendidikan Fisika yang telah memberikan arahan, bimbingan, serta semangat selama penulis menempuh studi di Universitas Sanata Dharma. 4. Segenap karyawan secretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam memperlancar surat perizinan penelitian. 5. Bapak Jumartono, S.Pd., sebagai guru pembimbing penelitian di SMA Negeri 1 Prambanan dan Ibu Netty Sukatmi, S.Pd. sebagai guru
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembimbing penelitian di SMA Negeri 2 Klaten yang telah membantu dan memberikan bimbingan selama pelaksanaan penelitian di sekolah. 6. Siswa/i kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan dan siswa/i kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMA Negeri 2 Klaten yang telah bersedia menjadi subyek penelitian dan membantu kelancaran pelaksanaan penelitian. 7. Kedua orang tua, Bapak Daryono dan Ibu Rumyati, serta adik saya Isnaeni Fatmawati yang menjadi motivator utama dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Teman-teman kelompok penelitian, Weni Wenita S.Pd., Hana Natalia Pamungkas S.Pd., dan Francisca Mei Retnowati S.Pd. yang telah berjuang bersama dalam penelitian ini. 9. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma yang telah belajar dan berjuang bersama guna menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma, terimakasih atas cerita-cerita indah yang telah kita ukir bersama.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mohon masukan, kritik, dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii ABSTRACT .......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
A. Latar Belakang .......................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................
8
A. Model Pembelajaran Problem Solving ....................................................
8
B. Media Simulasi PhET ............................................................................ 10 C. Minat Belajar .......................................................................................... 12 1. Minat Belajar Peserta Didik ............................................................. 12 2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ...................................... 15 3. Fungsi Minat dalam Belajar ............................................................. 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 19 A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 19 B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 19 C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 20
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Treatment ............................................................................................... 20 E. Instrumen ............................................................................................... 22 F. Metode Analisis Data ............................................................................. 27 BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ......................................................... 32 A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 32 1. Pelaksanaan di SMA Negeri 1 Prambanan ...................................... 34 2. Pelaksanaan di SMA Negeri 2 Klaten .............................................. 43 B. Data dan Analisis ................................................................................... 51 1. Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............. 51 a. SMA Negeri 1 Prambanan ......................................................... 51 b. SMA Negeri 2 Klaten ................................................................. 54 2. Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............. 57 a. SMA Negeri 1 Prambanan ......................................................... 57 b. SMA Negeri 2 Klaten ................................................................. 59 3. Minat Awal – Akhir Kelas Eksperimen ........................................... 62 a. SMA Negeri 1 Prambanan ......................................................... 62 b. SMA Negeri 2 Klaten ................................................................. 65 4. Minat Awal – Akhir Kelas Kontrol ................................................... 67 c. SMA Negeri 1 Prambanan ......................................................... 67 d. SMA Negeri 2 Klaten ................................................................. 69 5. Analisis Terhadap Skor Tiap Indikator Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................................................... 72 a. SMA Negeri 1 Prambanan ......................................................... 72 b. SMA Negeri 2 Klaten ................................................................. 73 C. Pembahasan ............................................................................................ 75 D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 88 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 90 A. Kesimpulan ............................................................................................ 90 B. Saran ....................................................................................................... 93 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 95 LAMPIRAN ....................................................................................................... 97
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi angket minat belajar siswa .................................................. 25 Tabel 3.2 Kategori minat belajar siswa .............................................................. 27 Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 1 Prambanan............. 32 Tabel 4.2 Jadwal pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 2 Klaten ................... 33 Tabel 4.3 Perbandingan minat belajar awal antara kelas kontrol dan eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan ............................................................... 52 Tabel 4.4 Perbandingan minat belajar awal antara kelas kontrol dan eksperimen SMA Negeri 2 Klaten ...................................................................... 55 Tabel 4.5 Perbandingan minat belajar akhir antara kelas kontrol dan eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan ............................................................... 57 Tabel 4.6 Perbandingan minat belajar siswa selama pembelajaran antarakelas kontroldaneksperimen SMA Negeri 2 Klaten ..................................................... 61 Tabel 4.7 Perbandingan minat belajar awal dan akhir kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan .................................................................................. 63 Tabel 4.8 Perbandingan minat belajar awal dan akhir kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten.......................................................................................... 65 Tabel 4.9 Perbandingan minat belajar awal dan akhir kelas kontrol SMA Negeri 1 Prambanan .................................................................................. 68 Tabel 4.10 Perbandingan minat belajar awal dan akhir kelas kontrol SMA Negeri 2 Klaten.......................................................................................... 70 Tabel 4.11 Perbandingan Skor Tiap Indikator Minat Belajar Akhir Siswa KelasEksperimen dan Kelas Kontrol SMA Negeri 1 Prambanan ...................... 72 Tabel 4.12 Perbandingan Selisih Skor Tiap Indikator Minat Belajar Akhir Siswa KelasEksperimen dan Kelas Kontrol SMA Negeri 2 Klaten .................. 73
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Aktivitas siswa belajar mengoperasikan simulasi PhET dengan menggunakan LKS di kelas eksperimen SMAN 1 Prambanan ......................... 37 Gambar 4.2 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan .............................................................. 38 Gambar 4.3 Aktivitas siswa belajar fisika dengan menggunakan simulasi PhETdi kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan ....................................... 39 Gambar 4.4 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di kelas kontrolSMA Negeri 1 Prambanan ...................................................................... 42 Gambar 4.5 Aktivitas siswa belajar mengoperasikan simulasi PhET menggunakanLKS di kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten ......................... 44 Gambar 4.6 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten ..................................................................... 46 Gambar 4.7 Aktivitas siswa belajar fisika dengan menggunakan simulasi PhETdi kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten ............................................... 47 Gambar 4.8 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar akhir di kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten ..................................................................... 48 Gambar 4.9 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di kelas kontrol SMA Negeri 2 Klaten ............................................................................ 50 Gambar 4.10 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar akhir di kelas kontrol SMA Negeri 2 Klaten ............................................................................ 51 Gambar 4.11 Grafik perbandingan skor tiap indikator minat belajar siswa kelaseksperimen dan kelas kontrol SMA Negeri 1 Prambanansetelahmengikuti pembelajaran ......................................................... 72 Gambar 4.12 Grafik perbandingan skor tiap indikator minat belajar siswa kelaseksperimen dan kelas kontrol SMA Negeri 2 Klaten setelahmengikuti pembelajaran ........................................................................... 74
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Perijinan Penelitian ............................................................. 97 Lampiran 2. RPP untuk Kelas Eksperimen ....................................................... 98 Lampiran 3. RPP untuk Kelas Kontrol ............................................................. 103 Lampiran 4. Lembar Kegiatan Siswa ................................................................. 109 Lampiran 5. Angket Minat Belajar Siswa .......................................................... 116 Lampiran 6. Rincian Skor Minat Belajar Siswa SMAN 1 Prambanan .............. 118 Lampiran 7. Rincian Skor Minat Belajar Siswa SMAN 2 Klaten .................... 123 Lampiran 8. Contoh Hasil Angket Minat Belajar Siswa SMAN 1 Prambanan . 128 Lampiran 9. Contoh Hasil Angket Minat Belajar Siswa SMAN 2 Klaten ........ 132 Lampiran 10. Lembar Validitas Angket Minat Belajar Siswa ........................... 138 Lampiran 11. Surat Laporan Pelaksanaan Penelitian ........................................ 140
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan mata pelajaran fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah mengembangkan kemampuan bernalar menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan konsep dan prinsip fisika (BSNP, 2006: No.23). Prinsip dan konsep fisika tersebut dalam suatu bahan ajar sebagian besar tersaji dalam buku teks. Kebanyakan, prinsip dan konsep fisika yang tersaji dalam buku teks tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa dalam model pembelajaran konvensional (ceramah). Dalam model pembelajaran konvensional ini guru sebatas mentransfer pengetahuan kepada siswa, sehingga mengakibatkan prinsip dan konsep fisika semakin terasa abstrak dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah tidak dapat dilatih. Berdasarkan jenis-jenis pendekatan pembelajaran, model pembelajaran konvensional termasuk dalam pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru. Dalam pendekatan ini guru merupakan orang yang serba tahu dan guru merupakan satu-satunya sumber belajar yang utama bagi siswa. Model pembelajaran bersifat direct instruction yaitu materi disampaikan langsung oleh guru melalui ceramah dan siswa harus menguasai materi dengan cara
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
mendengarkan secara pasif. Hal ini memperlihatkan bahwa aktivitas belajar siswa sangatlah minim, sehingga selama pembelajaran di kelas siswa hampir tidak memiliki kesempatan untuk beraktivitas sesuai dengan minat belajar yang dimilikinya. Dengan demikian hasil belajar yang diperolehpun kurang maksimal. Berdasarkan pengalaman, banyak siswa yang hasil ujiannya belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan untuk menuntaskanya harus diadakan remedial. Minat belajar merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan pembelajaran, begitu pula dalam pembelajaran fisika. Dengan kata lain kesuksesan belajar siswa dipengaruhi oleh faktor minat belajar. Salah satu kegagalan studi suatu pelajar adalah karena kurangnya minat belajar. Kurangnya minat belajar dapat disebabkan oleh penggunaan media dan model pembelajaran. Berdasarkan informasi yang diperoleh saat observasi, diketahui bahwa tersampaikannya materi secara penuh merupakan hal utama dalam pembelajaran fisika pada kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan. Guru fisika tidak terlalu mempersoalkan tentang model ataupun media yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran fisika. Hal tersebut terjadi karena banyak waktu tatap muka yang berkurang akibat adanya kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dari sekolah maupun dari dinas yang menyebabkan alokasi waktu untuk proses belajar mengajar menjadi berkurang. Dengan demikian diketahui bahwa media dan model pembelajaran fisika bukanlah hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
yang utama dalam pembelajaran fisika. Hal ini terjadi pula di SMA Negeri 2 Klaten, pembelajaran fisika di kelas XI IPA yang digunakan masih menggunakan metode ceramah. Pada pembelajaran fisika di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan digunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sedangkan di SMA Negeri 2 Klaten sudah menggunakan Kurikulum 2013. Era globalisasi pada saat ini sudah sangat berkembang, salah satunya adalah
berkembangnya
fasilitas
teknologi
yang
menunjang
proses
pembelajaran. Berbagai fasilitas tersebut antara lain program power point, excel, flash, iMovie, dan lain-lain. Salah satu aplikasi teknologi pembelajaran fisika yang saat ini mulai popular adalah Virtual Laboratory PhET (Physics Educational Technology). Aplikasi ini menyediakan simulasi fenomena fisik berbasis penelitian secara gratis, interaktif, dan dapat mengajak siswa untuk belajar dengan cara mengeksplorasi secara langsung. Dengan simulasi ini siswa akan lebih real dalam mempelajari fenomena-fenomena fisika sehingga diharapkan siswa lebih tertarik dan lebih aktif saat belajar fisika serta terdapat dinamika belajar yang menyenangkan bagi siswa, yang mana hal-hal ini akan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Namun pada kenyataanya di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten, guru fisika belum mengenal tentang simulasi PhET. Salah satu model pembelajaran yang menarik untuk dikolaborasikan dengan media pembelajaran simulasi PhET adalah model pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran ini merupakan konsep belajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
mengaitkan materi yang diajarkan dengan masalah yang dihadapi sehari-hari. Menurut Barrack & Doni (Dalam Jacobsen, 2009: 243) dengan menggunakan model problem solving, informasi yang dipelajari dapat bertahan lebih lama dan tertransfer dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini berfokus pada pengaruh penggunaan simulasi komputer PhET dalam pembelajaran fisika terhadap minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten. Dimana model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran problem solving.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka didapatkan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving untuk siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan? 2. Bagaimana minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving untuk siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Klaten? 3. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dalam proses pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
4. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Klaten dalam proses pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving? 5. Bagaimana minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan antara pembelajaran yang menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving dan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah? 6. Bagaimana minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Klaten antara pembelajaran yang menggunakan simulasi PhET dengan
model
problem
solving
dan
pembelajaran
yang
menggunakan metode ceramah?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving untuk siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan. 2. Minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving untuk siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
3. Peningkatan minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dalam proses pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving. 4. Peningkatan minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Klaten dalam proses pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving. 5. Minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan antara pembelajaran yang menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving dan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah. 6. Minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Klaten antara pembelajaran yang menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving dan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan oleh penelitia dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini menambah wawasan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas XI IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
2. Secara praktis: a. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah untuk mengetahui dan membantu pengadaan sarana dan prasarana
yang
dibutuhkan
untuk
mendukung
kegiatan
pembelajaran berbantuan media simulasi PhET tersebut. Karena penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dalam mengevaluasi proses pembelajaran di kelas yang telah dilakukan dan hasil belajar yang telah dicapai dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten. b. Bagi Guru Pembelajaran fisika menggunakan model problem solving dengan media simulasi PhET dapat menjadi salah satu referensi metode mengajar oleh guru-guru untuk dapat dikembangkan dalam proses belajar mengajar dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa. c. Bagi Penelitian Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving yang berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran Problem Solving Problem solving adalah model pembelajaran dengan pemecahan persoalan. Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik yang mau diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan itu. Ini dapat dilakukan baik dalam kelompok ataupun pribadi (Suparno, 2013: 104). Sebagai bagian dari metode mengajar, problem solving atau pemecahan masalah ini merupakan cara mengajar yang dimulai dari proses perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, sampai dengan penentuan alternatif pemecahan masalah (Suyanto & Djihad, 2013: 139). Secara lebih rinci, pembelajaran dengan problem solving ini dapat diterapkan dengan langkah-langkah berikut (Ambarjaya, 2012: 107): 1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan 2. Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut 3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut 4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut 5. Menarik kesimpulan.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Menurut Gagne (dalam Mulyasa, 2005: 111), bila seorang peserta didik dihadapkan pada suatu masalah, pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar memecahkan masalah tetapi juga belajar sesuatu yang baru. Berikut terdapat pula keunggulan-keunggulan lain dari metode ini, dimana problem solving (Ambarjaya, 2012: 108): 1. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran 2. Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa 3. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa 4. Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata 5. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan 6. Dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, seajarah dan lain sebagainya) pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja 7. Lebih menyenangkan dan disukai siswa 8. Dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
9. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata 10. Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. Selain memiliki berbagai keunggulan, terdapat pula kelemahan dari problem solving ini, diantaranya (Ambarjaya, 2012: 109): 1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru 2. Proses belajar-mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran. 3. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi
dari
guru
menjadi
belajar
dengan
banyak
berpikir
memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
B. Media Simulasi PhET Physics Education Technology atau PhET merupakan sebuah aplikasi yang berisi berbagai simulasi yang berguna untuk mengajar dan belajar fisika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
yang dikembangkan oleh Universitas Colorado. Simulasi PhET menggunakan gambar bergerak (animasi), bersifat interaktif dan dibuat layaknya permainan dimana siswa dapat belajar dengan bereksplorasi. Simulasi ini menekankan pada hubungan antara fenomena dalam kehidupan nyata dan ilmu yang mendasarinya, serta berusaha untuk membuat model-model konseptual fisis yang mudah dimengerti oleh para siswa (Perkins, dkk, 2006: 18). Tujuan utama dari simulasi PhET ini yakni untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan meningkatkan hasil belajarnya. Simulasi ini didesain dengan menarik sehingga dapat mengundang perhatian siswa untuk mencoba bereksplorasi (terlibat aktif), serta simulasi ini juga didesain khusus untuk mendukung siswa dalam membangun pemahaman konsep yang kuat mengenai fisika melalui eksplorasi tersebut. Seluruh pengaturan dalam simulasi ini sederhana dan mudah digunakan seperti click-drag, menggeser dan terdapat tombol-tombol yang dapat digunakan. Selain itu, pada simulasi PhET juga menampilkan hal yang tidak dapat dilihat oleh mata seperti atom, elektron, foton, dan medan listrik sehingga dapat memberikan sedikit gambaran kepada siswa. Pada simulasi ini juga menyediakan berbagai instrumen/alat pengukuran seperti penggaris, stopwatch, voltmeter, termometer, dan alat pengukur tekanan untuk melakukan pengukuran kuantitatif. Simulasi PhET ini dibuat dalam Java dan Flash sehingga dapat dijalankan langsung dari website PhET (http://phet.colorado.edu) menggunakan web browser standar. Selain itu, PhET juga dapat diunduh secara gratis dan dipasang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
pada komputer (perangkat lokal) sehingga dapat digunakan secara offline (Perkins dkk, 2006: 19). Pada simulasi PhET ini juga dapat memberi respon (feed back) yang cepat setelah dilakukannya berbagai pengaturan, sehingga membuat simulasi ini menjadi sangat berguna bagi siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam membuat sebuah hubungan sebab akibat dari suatu tindakan yang dilakukan saat pengaturan dengan hasil dari tindakan tersebut. Respon (feed back) yang dimaksudkan yakni seperti adanya pergerakan dari objek (benda), hasil grafik, serta hasil angka-angka.
C. Minat Belajar 1. Minat Belajar Peserta Didik Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang tidak lepas dari beberapa faktor. Aktivitas belajar melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa adanya keinginan yang kuat dari diri seseorang. Faktor-faktor yang langsung berkaitan dengan kegiatan belajar dalam ranah kognitif salah satunya adalah minat. Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu (Winkel, 2004: 260). Pendapat lain tentang pengertian minat dikemukakan oleh Syaiful Bahri (2011: 166), bahwa minat adalah kecenderungan yang menetap untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, tetapi dapat diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam suatu studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenal salah satu sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa penyebabnya adalah kekurangan minat. Minat melahirkan perhatian spontan yang memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama dengan demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Minat bersifat pribadi, orang lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri siswa, tidak dapat memelihara dan mengembangkan minat itu, serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu hal sebagai wakil dari masing-masing siswa (Gie, dalam Khairani, 2013: 143). Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh ketika seseorang telah mengalami suatu proses atau aktivitas. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan berpengaruh terhadap proses belajar selanjutnya. Dengan demikian diketahui bahwa minat merupakan aspek kejiwaan bukan aspek bawaan, melainkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
kondisi yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan (Khairani, 2013: 144). Menurut Safari terdapat empat indikator minat (Safari, 2003). Masingmasing indikator tersebut adalah sebagai berikut: a. Perasaan senang Seseorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran ekonomi misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan ekonomi. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut. b. Ketertarikan siswa Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. c. Perhatian siswa Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat terhadap objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan obyek tersebut. d. Keterlibatan siswa Ketertarikan seseorang akan suatu obyek yang mengakibatkan orang tersbut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Minat pada hakekatnya merupakan sebab akibat dari pengalman. Minat berkembang sebagai hasil dari suatu kegiatan dan akan menjadi sebab yang akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama (Crow, 1973, dalam Khairani, 2013: 139). Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: a. The factor inner urge Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseoarang akan mudah menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan. b. The factor of social motive Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif social, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula. c. Emotional factor Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang. Menurut Milton (Khairani, 2013: 140) minat dibagi menjadi dua yaitu: (1) Minat subyektif: perasaan yang menyatakan bahwa pengalamanpengalaman tertentu yang bersifat menyenangkan. (2) Minat obyektif: reaksi yang merangsang kegiatan-kegiatan dalam lingkungannya. Menurut Samsudin (Khairani, 2013: 140) minat jika dilihat dari segi timbulnya terdiri dari 2 macam yaitu: (1) Minat spontan: minat yang timbul dengan sendirinya secara langsung. (2) Minat yang disengaja: minat yang dimilliki karena dibangkitkan atau ditimbulkan. 3. Fungsi Minat dalam Belajar Telah diketahui bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Peranan dan fungsi penting minat dalam pelaksanaan belajar atau studi antara lain, ialah: a. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseoarang. Perhatian yang diperoleh secara wajar dan tanpa paksaan terhadap kemampuan seseoarang akan memudahkan berkembangnya
konsentrasi,
yaitu
memusatkan
pemikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
terhadap suatu pelajaran. Jadi, tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan. b. Minat mencegah gangguan perhatian di luar Minat belajar mencegah gangguan perhatian dari sumber luar misalnya,
orang
berbicara.
Seseorang
mudah
terganggu
perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada sesuatu yang lain. Hal tersebut disebabkan karena minat belaharnya kecil. c. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan Daya untuk mengingat bahan pelajaran hanya mungkin terlaksana jika seseorang berminat terhadap pelajaran tersebut. Misalnya, jika kita membaca suatu bacaan dan didukung oleh minat yang kuat maka kita pasti akan bisa mengingatnya dengagn baik walaupun hanya dibaca atau disimak sekali. Sebaliknya, suatu bahan bacaan yang berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat. d. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri Segala sesuatu yang membosankan, sepele dan terus menerus berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian. Kebosanan melakukan sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri seseorang daripada bersumber pada jal-hal di luar dirinya. Oleh karena itu, penghapusan kebosanan dalam belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
dari seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan hanya menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-sebasarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan
jenis
penelitian
eksperimental kuantitatif. Penelitian eksperimental merupakan penelitian dengan memberikan perlakuan pada partisipan. Pada penelitian, perlakuan yang diberikan adalah pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving. Setelah perlakuan diberikan, kemudian variabel diukur menggunakan instrument yang telah dibuat. Penelitian ini menggunakan kelas kontrol yang bertujuan untuk lebih memperkuat penelitian yang telah dilakukan. Pada kelas kontrol, model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran ceramah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dalam bentuk skor atau angka yang diberi penjelasan.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah suatu kelompok besar dimana hasil penelitian diharapkan berlaku atau dengan kata lain semua anggota grup yang akan diteliti (Suparno, 2014: 43). Populasi dalam penelitian ini adalah siswasiswi kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
2. Sampel Sampel adalah himpunan bagian dari populasi (Suparno, 2014: 43). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA 5 (33 siswa) dan 6 (30 siswa) SMA Negeri 2 Klaten dan kelas XI IPA 1 (31 siswa) dan 4 (33 siswa) SMA Negeri 1 Prambanan.
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Klaten dan SMA Negeri 1 Prambanan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2016.
D. Treatment Treatment adalah perlakuan khusus peneliti kepada subyek atau sampel yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2014: 49). Treatment diberikan kepada kelas eksperimen yaitu kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan dan kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2 Klaten. Pada kelas eksperimen ini subyek belajar fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving. Sedangkan untuk kelas kontrol yaitu kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Prambanan dan XI IPA 6 SMA Negeri 2 Klaten akan belajar menggunakan metode ceramah. Berikut adalah penjelasan mengenai model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
1. Model Pembelajaran Problem Solving Model pembelajaran ini diterapkan pada kelas eksperimen dengan materi pembelajaran tentang Hukum Boyle-Gay Lussac. Proses pembelajarannya seperti berikut: a. Persiapan 1) Materi yang digunakan berupa modul yang diberikan peneliti kepada siswa. Modul ini dibuat berdasarkan buku teks dan sumber lainnya yang mendukung dan telah diperiksa oleh guru mata pelajaran fisika. 2) Pembagian kelompok belajar siswa untuk setiap kelas eksperimen. Satu kelas terdiri dari 11 kelompok dengan masing-masing kelompok terdapat 3 siswa. 3) Setiap kelompok terdapat satu komputer yang telah memiliki simulasi PhET. b. Kegiatan 1) Peneliti membagikan
modul
yang berisi
materi
pembelajaran dan LKS kepada setiap siswa dalam kelompok. 2) Peneliti memberikan materi pengantar dan sekaligus memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa
berpikir
tentang
penyelesaiannya.
Dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
pertanyaan-pertanyaan
tersebut
secara
terperinci
terdapat pada LKS. 3) Siswa dalam kelompok belajar memahami konsep melalui proses pembelajaran menggunakan simulasi PhET yang dipandu dengan LKS. 4) Siswa menyimpulkan atau merumuskan sendiri konsepkonsep fisika yang telah dipelajari melalui penggunaan simulasi PhET tersebut dan dengan didampingi oleh peneliti. 2. Metode Ceramah Metode ceramah digunakan untuk pembelajaran di kelas kontrol. Proses pembelajarannya meliputi penjelasan materi oleh guru, tanya jawab, dan latihan soal. Materi dan latihan soal yang digunakan dalam metode ini sama dengan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran problem solving.
E. Instrumen Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Suparno, 2014: 53). Dalam penelitian terdapat 2 jenis intrumen yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
1. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran ini terdiri dari 2 instrumen yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan instrumen yang dibuat dengan tujuan untuk menentukan garis besar proses pembelajaran yang akan dilaksanakan selama peneletian. Selain itu RPP digunakan sebagai panduan peneliti dalam memberikan treatment kepada subyek.
RPP
yang
dibuat
dibedakan
antara
kelas
eksperimen dan kelas kontrol. RPP untuk kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 2 dan RPP untuk kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 3. b) Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegiatan siswa dibuat dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Dengan LKS ini siswa akan dipandu untuk memahami materi pembelajaran melalui simulasi PhET. LKS ini digunakan untuk kelas eksperimen. Adapun LKS dalam bentuk soal latihan digunakan untuk kelas eksperimen dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
kontrol. Lembar kegiatan siswa ini dapat dilihat pada lampiran 4. 2. Instrumen Pengumpula Data a) Angket Minat Belajar Siswa Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket minat belajar siswa. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui (Suparno, 2014: 59). Angket yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan cara menjawabnya termasuk dalam kategori angket tertutup karena responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Terdapat 4 pilihan jawaban yang disediakan dengan masingmasing pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda. Pilihan jawaban dan skor tersebut yaitu Tidak Pernah (TP) = 1, jarang (JR) = 2, sering (SR) = 3, dan sangat sering (SS) = 4. Angket ini diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol baik sebelum maupun setelah mengikuti pembelajaran bersama peneliti. Pemberian angket bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan
simulasi
PhET
dengan
model
pembelajaran problem solving terhadap minat belajar siswa. Angket minat belajar siswa sebelum dan sesudah treatment dapat dilihat pada lampiran 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Pembuatan angket ini didasarkan pada indikator minat yang terdapat pada landasan teori. Indikator tersebut meliputi: perasaan
senang
siswa,
ketertarikan,
perhatian,
dan
keterlibatan. Adapun kisi-kisi angket minat belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1 Kisi-kisi angket minat belajar siswa Yang
Indikator
diukur
Minat
Pertanyaan/Pernyataan
Perasaan
Siswa merasa senang saat
senang saat
pembelajaran fisika
mengikuti
berlangsung.
pelajaran
Siswa senang mempelajari
fisika
ilmu fisika.
No. Soal
1
2
Siswa terlebih dahulu mempelajari materi fisika
3
yang akan diajarkan. Minat
Siswa berinisiatif
Belajar
mengerjakan soal. Ketertarikan siswa
Siswa rajin mengerjakan soal atau tugas dari guru.
4
5
Dengan metode yang digunakan guru, siswa dapat dengan mudah memahami
6
materi yang disampaikan. Siswa merasa jam pembelajaran fisika di kelas
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
sangatlah kurang. Perhatian siswa
Siswa merasa konsentrasi saat mengikuti pembelajaran
8
fisika. Siswa aktif saat mengikuti pembelajaran fisika.
Keterlibatan
Siswa sering mengajukan
siswa
pertanyaan ketika belum paham dengan penjelasan
9
10
guru.
b) Validitas Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi mengukur apakah isi dari intrumen yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang akan diukur. Apakah item tes sungguh mempresentasikan isi yang mau dites (Suparno, 2014: 65). Validitas isi instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membuat kisi-kisi yang menunjukkan bahwa instrumen yang dibuat memang memuat semua isi yang mau diteskan, bukan hanya sebagian saja. Selanjutnya dilakukan penilaian oleh ahli, apakah memang instrumen tersebut sungguh sesuai dengan isi yang mau dites. Lembar validitas angket minat belajar siswa ini terlampir dalam lampiran 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
F. Metode Analisis Data 1. Analisis Minat Belajar Siswa Minat
belajar
siswa
terhadap
mata
pelajaran
fisika
diukur
menggunakan angket. Angket minat belajar siswa yang digunakan dalam penelitian terdiri dari sepuluh pernyataan. Pada setiap pernyataan terdapat empat pilihan jawaban. Pilihan jawaban beserta skornya adalah seperti berikut: Tidak Pernah (TP) = 1, jarang (JR) = 2, sering (SR) = 3, dan sangat sering (SS) = 4. Skor minimal yang didapat siswa adalah 10 (1 x 10) dan skor maksimalnya adalah 40 (4 x 10) dengan range skornya adalah 40 – 10 = 30. Rentang skor minimal dan maksimal ini ditafsirkan menggunakan skala Likert dengan rentang 1 – 4 (Jihad dan Haris, 2012: 88). Lebar interval yang digunakan adalah 30 : 4 = 7,5 yang dibulatkan menjadi 8. Berikut adalah tabel kategori minat belajar siswa: Tabel 3.2 Kategori minat belajar siswa No
Interval
Kategori
1
10 – 17
Tidak Berminat
2
18 – 25
Kurang Berminat
3
26 – 33
Berminat
4
34 – 40
Sangat Berminat
Tabel di atas bertujuan untuk mengetahui kategori-kategori minat belajar siswa sebelum dan sesudah treatment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa, seperti yang telah disebutkan di atas peneliti memberikan angket minat sebelum dan sesudah pembelajaran. Pemberian angket minat sebelum dan sesudah pembelajaran ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol. Statistik yang digunakan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa terhadap penggunaan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving adalah memakai uji t-test. Di bawah ini adalah uji t-test yang digunakan dalam menganalisis angket minat belajar siswa. 1. Uji t-test untuk dua kelompok yang independen, digunakan untuk: a) Menguji apakah minat belajar siswa sebelum pembelajaran di kelas eksperimen sama atau berbeda dengan kelas kontrol pada masing-masing sekolah. b) Menguji apakah minat belajar siswa setelah pembelajaran di kelas eksperimen sama atau berbeda dengan kelas kontrol pada masing-masing sekolah. c) Menguji apakah minat belajar siswa sebelum pembelajaran di kelas eksperimen sama atau berbeda di dua sekolah. d) Menguji apakah minat belajar siswa setelah pembelajaran di kelas eksperimen sama atau berbeda di dua sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Adapun rumus perhitungannya yaitu: ̅̅̅ √[
(
)
̅̅̅
(
(
) )
][
]
Dengan, ̅̅̅ = skor minat rata-rata kelas eksperimen ̅̅̅ = skor minat rata-rata kelas kontrol = jumlah siswa kelas eksperimen = jumlah siswa kelas kontrol = standard deviasi kelas eksperimen = standard deviasi kelas kontrol diperoleh dari tabel nilai level signifikan Jika |
|
untuk dua ekor dengan
= 0,05. |
| maka signifikan, berarti ada perbedaan
minat belajar siswa baik sebelum maupun sesudah treatment pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta minat belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Jika |
|
|
|
maka tidak signifikan, berarti tidak ada perbedaan minat belajar siswa baik sebelum maupun sesudah treatment pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta minat belajar siswa kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
2) Uji t-test untuk kelompok dependen. Penggunaan uji ini adalah untuk: a) Menguji apakah minat belajar siswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah treatment meningkat atau tidak pada masingmasing sekolah. b) Menguji apakah minat belajar siswa kelas kontrol sebelum dan sesudah treatment meningkat atau tidak pada masing-masing sekolah. Uji t-test kelompok dependen ini digunakan karena dalam pelaksanaanya satu kelompok yang sama diuji sebanyak dua kali. Adapun rumus perhitungannya adalah: ̅̅̅ √
̅̅̅ (
(
)
)
Dengan, ̅̅̅ = skor pre-test ̅̅̅ = skor post-test = perbedaan antara skor tiap subjek = ̅̅̅
̅̅̅
= jumlah pasangan skor = derajat kebebasan = diperoleh dari tabel nilai level signifikan
= 0,05.
untuk dua ekor dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Jika
|
|
|
|
maka
signifikan,
berarti
ada
peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving. Jika |
|
|
| maka tidak signifikan, berarti tidak
ada peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving. Dengan menggunakan uji t-test seperti di atas, maka peneliti dapat mengetahui apakah penggunaan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving sungguh-sungguh dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap fisika. Dalam perhitungannya peneliti menggunakan bantuan SPSS. Dengan catatan uji t-test dapat digunakan jika keadaan awal subyek adalah sama. Jika keadaan awal subyek berbeda maka analisis yang digunakan adalah analisis terhadap beda skor awal dan akhir atau sering disebut dengan uji gain score.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten. Di masing-masing sekolah peneliti menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Di SMA Negeri 1 Prambanan digunakan kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 33. Sedangkan untuk kelas kontrol digunakan kelas XI IPA 1 dengan jumlah siswa 31 siswa. Di SMA Negeri 2 Klaten digunakan kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 33. Sedangkan untuk kelas kontrol digunakan kelas XI IPA 6 dengan jumlah siswa 30. Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 di bawah ini. Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA Negeri 1 Prambanan Kelas
Waktu Penelitian Kamis, 3 Maret 2016
XI IPA 4
Kegiatan
Jumat, 4 Maret 2016
Perkenalan dan info tentang penggunaan laptop oleh siswa dalam pelaksanaan penelitian Install simulasi PhET di laptop siswa
Alokasi Waktu 1 x 45 menit 2 x 45 menit
Kamis, 10
Coaching atau pelatihan pengisian LKS
1 x 45
Maret 2016
dan pengggunaan simulasi PhET
menit
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Pengisian soal pre-test, angket minat belajar siswa dan sikap ilmiah sebelum treatment, pembelajaran menggunakan Jumat, 11 Maret 2016
simulasi PhET dengan model
2 x 45
pembelajaran problem solving,
menit
pengisian post-test, angket minat belajar siswa dan sikap ilmiah setelah treatment. Senin, 7 Maret 2016
1 x 45
Perkenalan
menit
Pengisian soal pre-test, angket minat XI
belajar siswa dan sikap ilmiah sebelum
IPA 1
Kamis, 10
treatment, pembelajaran menggunakan
2 x 45
Maret 2016
metode ceramah, pengisian post-test,
menit
angket minat belajar siswa dan sikap ilmiah setelah treatment.
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA Negeri 2 Klaten Kelas
Waktu
Kegiatan
Penelitian
Alokasi Waktu
Perkenalan, install simulasi PhET di Senin, 14 Maret 2016
laptop siswa, Coaching atau pelatihan
2 x 45
pengisian LKS dan pengggunaan
menit
simulasi PhET
XI IPA 5
Pengisian soal pre-test, angket minat Senin, 28
belajar siswa dan sikap ilmiah sebelum
2 x 45
Maret 2016
treatment, pembelajaran menggunakan
menit
simulasi PhET dengan model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
pembelajaran problem solving, pengisian post-test, angket minat belajar siswa dan sikap ilmiah setelah treatment. Senin, 14 Maret 2016
Perkenalan dan pengenalan simulasi
2 x 45
PhET kepada siswa
menit
Pengisian soal pre-test, angket minat XI
belajar siswa dan sikap ilmiah sebelum
IPA 6
Senin, 28 Maret 2016
treatment, pembelajaran menggunakan
2 x 45
metode ceramah, pengisian post-test,
menit
angket minat belajar siswa dan sikap ilmiah setelah treatment.
1. Pelaksanaan di SMA Negeri 1 Prambanan a. Pelaksanaan di kelas eksperimen 1) Kamis, 3 Maret 2016 Pertemuan dilaksanakan di kelas XI IPA 4 pada jam pelajaran ke 1 dan berlangsung selama 1 jam pelajaran (45 menit) yaitu pada pukul 07.00 – 07.45. Pertemuan ini bukan merupakan pertemuan pertama karena sebelumnya guru fisika kelas XI IPA 4 telah memperkenalkan kami pada pertemuan di hari Senin, 29 Februari 2016. Pada pertemuan ini peneliti secara pribadi memperkenalkan diri dan menginformasikan bahwa akan melaksanakan penelitian di kelas XI IPA 4. Setelah perkenalan, peneliti memberikan gambaran tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
memberikan informasi bahwa dalam pembelajaran nanti siswa akan menggunakan simulasi komputer sehingga peneliti pada pertemuan ini mendata siswa yang memiliki komputer. Selain itu peneliti juga mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa. Hal ini dilakukan karena jumlah komputer yang ada adalah 11 komputer, dengan demikian terdapat 11 kelompok dalam kelas tersebut. Pengelompokkan siswa dilakukan secara random dengan catatan masing-masing kelompok terdapat satu siswa laki-laki. Jumlah siswa laki-laki dalam kelas XI IPA 4 adalah 12 sedangkan jumlah siswa perempuannya adalah 21. Pada akhir pertemuan peneliti meminta siswa yang memiliki komputer/laptop untuk membawanya pada pertemuan selanjutnya karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan penginstalan simulasi pembelajaran fisika (PhET). 2) Jumat, 4 Maret 2016 Pertemuan dimulai pukul 09.30 dan berakhir pada pukul 11.00. Pada hari Jumat, kelas XI IPA 4 memiliki jam pertemuan untuk mata pelajaran fisika sebanyak 2 x 45 menit yaitu pada jam pelajaran ke 4 dan 5. Pertemuan ini diawali dengan menginstall simulasi PhET pada laptop siswa. Beberapa siswa yang tidak menginstall simulasi sesekali melihat dan bertanya tentang simulasi kepada temannya yang sedang menginstall. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
selesai menginstall kegiatan selanjutnya adalah pengenalan simulasi PhET kepada siswa. Simulasi yang digunakan sebagai pengenalan adalah simulasi PhET yang berjudul energy form and changes dan energy skate park basic. Pada pertemuan ini peneliti lebih menekankan untuk memberikan gambaran tentang simulasi PhET kepada siswa. Peneliti menjelaskan bahwa simulasi ini dapat digunakan dilaksanakan
untuk
menggantikan
dilaboratorium.
praktikum
Adapun
yang
peneliti
biasanya
memberikan
penjelasan bahwa simulasi ini dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami materi fisika. Selain itu siswa juga dapat dengan sendiri menggunakan simulasi PhET untuk membantu belajar secara mandiri di rumah. 3) Kamis, 10 Maret 2016 Pertemuan dilaksanakan pada jam pelajaran pertama yaitu pukul 07.00 – 07.45. Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada siswa dalam hal menggunakan dan mengisi LKS serta mengoperasikan simulasi PhET. Pertemuan ini diadakan karena pada pelaksanaan penelitian nanti diharapkan siswa telah mampu memahami LKS dan telah lancar mengoperasikan simulasi sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Gambar 4.1 Aktivitas siswa belajar mengoperasikan simulasi PhET dengan menggunakan LKS di kelas eksperimen.
Materi yang digunakan dalam coaching yaitu tentang pergerakan partikel zat gas. Sedangkan simulasi PhET yang digunakan berjudul energy form and changes dan energy skate park basic. Peneliti memilih materi pergerakan partikel gas sebagai materi coaching karena judul simulasi PhET yang digunakan saat coaching sama dengan judul simulasi PhET yang digunakan saat pengambilan data penelitian. Dengan demikian saat pengambilan
data
penelitian
siswa
sudah
mengoperasikan simulasi PhET ini dengan lancar.
pandai
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
4) Jumat, 11 Maret 2016 Pertemuan
ini
merupakan
pertemuan
dimana
peneliti
melakukan pengambilan data penelitian pada kelas eksperimen. Pertemuan dilaksanakan pada jam pelajaran ke 4 dan 5 yaitu pada pukul 09.30 – 11.00. Pada awal pertemuan peneliti membagikan soal pre-test kepada siswa dan siswa mengerjakan soal tersebut dalam waktu 20 menit. Kemudian peneliti membagi angket minat belajar siswa dan siswa mengisi angket minat tersebut, selanjutnya siswa
mengisi
angket
sikap
ilmiah.
Sebelumnya
peneliti
menjelaskan terlebih dahulu bahwa angket minat belajar dan sikap ilmiah ini diisi berdasarkan pengalaman belajar bersama guru fisika selama penelitian ini belum dilaksanakan.
Gambar 4.2 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Kegiatan selanjutnya adalah peneliti membagikan handout yang berisi materi pembelajaran tentang Hukum Boyle-Gay Lussac. Selanjutnya peneliti memberikan materi pengantar sebelum siswa melakukan pembelajaran menggunakan simulasi PhET. Pada kegiatan ini peneliti sebagai guru yang menyampaikan materi kepada siswa. Setelah pemberian materi kemudian siswa berkumpul dalam kelompoknya dan peneliti memberikan LKS pada setiap kelompok. Selanjutnya siswa belajar secara kelompok untuk memecahkan persoalan fisika tentang hubungan volume, tekanan, dan suhu menurut Hukum Boyle-Gay Lussac. Dalam hal ini siswa belajar menyelesaikan persoalan fisika menggunakan simulasi PhET. Kemudian siswa berdiskusi dalam kelompok besar untuk menemukan kesimpulan dari pembelajaran fisika pada pertemuan tersebut.
Gambar 4.3 Aktivitas siswa belajar fisika dengan menggunakan simulasi PhET di kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Kegiatan selanjutnya setelah pembelajaran selesai adalah siswa mengerjakan soal post-test yang telah dibagikan oleh peneliti. Pengerjaan post-test ini dilakukan selama 20 menit seperti pengerjaan soal pre-test. Kemudian peneliti membagikan angket minat belajar dan sikap ilmiah yang selanjutnya diisi oleh siswa. Sebelum pengisian angket tersebut peneliti memberikan petunjuk pengisian angket. Petunjuk tersebut yaitu pengisian angket berdasarkan pada pengalaman belajar siswa selama penelitian berlangsung.
b. Pelaksanaan di kelas kontrol 1) Senin, 7 Maret 2016 Pertemuan dilaksanakan pada jam pelajaran ke 6 yaitu pada pukul 11.00 – 11.45. Pertemuan ini merupakan pertemuan dimana peneliti memperkenalkan diri dan meminta ijin kepada siswa untuk melakukan penelitian di kelas XI IPA 1. Pada pertemuan ini peneliti memberikan gambaran tentang bagaimana penelitian akan dilaksanakan. Peneliti menginformasikan kepada siswa bahwa kelas XI IPA 1 ini merupakan kelas kontrol yang dalam pembelajaran akan menggunakan metode ceramah, berbeda dengan kelas XI IPA 4 yang menggunakan simulasi PhET dan model pembelajaran problem solving. Adapun dalam pertemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
ini peneliti memperkenalkan simulasi PhET kepada siswa meski pada pelaksanaan penelitian nanti siswa tidak menggunakan simulasi tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa bahwa pada era ini sudah banyak berkembang simulasi-simulasi fisika yang membantu siswa memahami materi fisika, salah satunya adalah simulasi PhET. 2) Kamis, 10 Maret 2016 Pertemuan
ini
merupakan
pertemuan
dimana
peneliti
melakukan pengambilan data penelitian pada kelas kontrol. Pertemuan dilaksanakan pada jam pelajaran ke 9 dan 10 yaitu pada pukul 14.00 – 15.30. Pada awal pertemuan peneliti membagikan soal pre-test kepada siswa dan siswa mengerjakan soal tersebut dalam waktu 20 menit. Kemudian peneliti membagi angket minat belajar siswa dan siswa mengisi angket minat tersebut, selanjutnya siswa
mengisi
angket
sikap
ilmiah.
Sebelumnya
peneliti
menjelaskan terlebih dahulu bahwa angket minat belajar dan sikap ilmiah ini diisi berdasarkan pengalaman belajar bersama guru fisika selama penelitian ini belum dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Gambar 4.4 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di kelas kontrol SMA Negeri 1 Prambanan. Kegiatan selanjutnya adalah peneliti membagikan handout yang berisi materi pembelajaran tentang Hukum Boyle-Gay Lussac.
Kemudian
peneliti
yang
bertindak
sebagai
guru
menjelaskan materi Hukum Boy-Gay Lussac kepada siswa melalui penjelasan secara lisan yang dibantu dengan media power point. Dalam pembelajaran siswa diperkenankan untuk belajar secara aktif seperti mengajukan pertanyaan jika merasa belum jelas. Adapun guru memberikan soal latihan yang mana siswa berkesempatan untuk mengerjakan soal di papan tulis. Setelah pembelajaran selesai peneliti memberikan soal posttest dan siswa menyelesaikan soal tersebut dalam waktu 20 menit. Selanjutnya peneliti membagikan angket minat belajar dan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
ilmiah yang diisi berdasarkan pembelajaran fisika selama penelitian berlangsung.
2. Pelaksanaan di SMA Negeri 2 Klaten a. Pelaksanaan di kelas eksperimen 1) Senin, 14 Maret 2016 Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama peneliti dengan siswa kelas XI IPA 5 yang merupakan kelas eksperimen pada penelitian di SMA Negeri 2 Klaten. Pertemuan dilaksanakan pada jam pelajaran ke 1 dan 2 yaitu pada pukul 06.45 – 08.15. Pada awal pertemuan peneliti memperkenalkan diri dan meminta ijin untuk melaksanakan penelitian di kelas XI IPA 5. Kegiatan inti pada pertemuan ini adalah coaching atau pelatihan pengisian LKS dan pengggunaan simulasi PhET. Sebelumnya siswa telah diberitahu oleh guru fisika untuk membawa laptop sehingga siswa dapat langsung menginstal simulasi PhET pada pertemuan ini. Setelah siswa menginstal simulasi, siswa kelas XI IPA 5 dibagi menjadi 11 kelompok dengan masing-masing kelompok terdapat 1 siswa dan 2 siswi. Setiap kelompok memiliki satu laptop yang digunakan untuk latihan mengoperaskan simulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Pada kegiatan coaching ini siswa mendapatkan LKS untuk mempermudah pelaksaan pembelajaran menggunakan simulasi. LKS ini diberikan saat coaching karena siswa diharapkan dapat memahami bagaimana cara atau langkah-langkah menggunakan LKS yang nantinya berfungi untuk membantu siswa dalam berpikir atau belajar fisika.
Gambar 4.5 Aktivitas siswa belajar mengoperasikan simulasi PhET menggunakan LKS di kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten.
Materi yang digunakan dalam coaching yaitu tentang pergerakan partikel zat gas. Sedangkan simulasi PhET yang digunakan berjudul energy form and changes dan energy skate park basic. Peneliti memilih materi pergerakan partikel gas sebagai materi coaching karena judul simulasi PhET yang digunakan saat coaching sama dengan judul simulasi PhET yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
digunakan saat pengambilan data penelitian. Dengan demikian saat pengambilan
data
penelitian
siswa
sudah
pandai
untuk
mengoperasikan simulasi PhET ini dengan lancar.
2) Senin, 28 Maret 2016 Pertemuan
ini
merupakan
pertemuan
dimana
peneliti
melakukan pengambilan data penelitian pada kelas eksperimen. Pertemuan dilaksanakan pada jam pelajaran ke 1 dan 2 yaitu pada pukul 06.45 – 08.15. Pada awal pertemuan peneliti membagikan soal pre-test kepada siswa dan siswa mengerjakan soal tersebut dalam waktu 20 menit. Kemudian peneliti membagi angket minat belajar siswa dan siswa mengisi angket minat tersebut, selanjutnya siswa
mengisi
angket
sikap
ilmiah.
Sebelumnya
peneliti
menjelaskan terlebih dahulu bahwa angket minat belajar dan sikap ilmiah ini diisi berdasarkan pengalaman belajar bersama guru fisika selama penelitian ini belum dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Gambar 4.6 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten. Kegiatan selanjutnya adalah peneliti membagikan handout yang berisi materi pembelajaran tentang Hukum Boyle-Gay Lussac. Selanjutnya peneliti memberikan materi pengantar sebelum siswa melakukan pembelajaran menggunakan simulasi PhET. Pada kegiatan ini peneliti sebagai guru yang menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan bantuan power point. Setelah pemberian materi kemudian siswa berkumpul dalam kelompoknya dan peneliti memberikan LKS pada setiap kelompok. Selanjutnya siswa belajar secara kelompok untuk memecahkan persoalan fisika tentang hubungan volume, tekanan, dan suhu menurut Hukum Boyle-Gay Lussac. Dalam hal ini siswa belajar menyelesaikan persoalan fisika menggunakan simulasi PhET. Kemudian siswa berdiskusi dalam kelompok besar. Dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Diskusi kelompok besar ini bertujuan untuk menemukan kesimpulan dari pembelajaran fisika pada pertemuan tersebut.
Gambar 4.7 Aktivitas siswa belajar fisika dengan menggunakan simulasi PhET di kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten.
Kegiatan selanjutnya setelah pembelajaran selesai adalah siswa mengerjakan soal post-test yang telah dibagikan oleh peneliti. Pengerjaan post-test ini dilakukan selama 20 menit seperti pengerjaan soal pre-test. Kemudian peneliti membagikan angket minat belajar dan sikap ilmiah yang selanjutnya diisi oleh siswa. Sebelum pengisian angket tersebut peneliti memberikan petunjuk pengisian angket. Petunjuk tersebut yaitu pengisian angket berdasarkan pada pengalaman belajar siswa selama penelitian berlangsung. Pengisian angket ini dilaksanakan setelah jam pelajaran fisika selesai. Peneliti meminta ijin tambahan jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
pelajaran kepada guru yang akan mengajar setelah mata pelajaran fisika.
Gambar 4.8 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar akhir di kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten.
b. Pelaksanaan di kelas kontrol 1) Senin, 14 Maret 2016 Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama peneliti dengan siswa kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol pada penelitian di SMA Negeri 2 Klaten. Pertemuan dilaksanakan pada jam ke 7 dan 8 yaitu pada pukul 13.00 – 14.30. Pada awal pertemuan peneliti mendapati siswa yang berada dikelas adalah siswa perempuan saja sedangkan siswa laki-laki masih berada di luar kelas hingga 1 jam pelajaran telah berlalu. Selama 1 jam tersebut peneliti mengisi waktu dengan memperkenalkan diri dan meminta ijin untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
melakukan peneletian di kelas XI IPA 6. Untuk menunggu siswa laki-laki yang belum masuk kelas, peneliti memperkenalkan simulasi PhET kepada siswa. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi bahwa belajar fisika dapat menggunakan berbagai simulasi yang salah satunya adalah simulasi PhET. Setelah seluruh siswa masuk kelas, peneliti menginformasikan tentang bagaimana dan kapan penelitian akan dilaksanakan. Peneliti juga menyampaikan bahwa kelas XI IPA 6 ini berlaku sebagai kelas kontrol yang pada penelitian akan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran fisika. 2) Senin, 28 Maret 2016 Pertemuan
ini
merupakan
pertemuan
dimana
peneliti
melakukan pengambilan data penelitian pada kelas kontrol. Pertemuan dilaksanakan pada jam pelajaran ke 7 dan 8 yaitu pada pukul 13.00 – 14.30. Pada awal pertemuan peneliti membagikan soal pre-test kepada siswa dan siswa mengerjakan soal tersebut dalam waktu 20 menit. Kemudian peneliti membagi angket minat belajar siswa dan siswa mengisi angket minat tersebut, selanjutnya siswa
mengisi
angket
sikap
ilmiah.
Sebelumnya
peneliti
menjelaskan terlebih dahulu bahwa angket minat belajar dan sikap ilmiah ini diisi berdasarkan pengalaman belajar bersama guru fisika selama penelitian ini belum dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Gambar 4.9 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di kelas kontrol SMA Negeri 2 Klaten. Kegiatan selanjutnya adalah peneliti membagikan handout yang berisi materi pembelajaran tentang Hukum Boyle-Gay Lussac.
Kemudian
peneliti
yang
bertindak
sebagai
guru
menjelaskan materi Hukum Boy-Gay Lussac kepada siswa melalui penjelasan secara lisan yang dibantu dengan media power point. Dalam pembelajaran siswa diperkenankan untuk belajar secara aktif seperti mengajukan pertanyaan jika merasa belum jelas. Adapun guru memberikan soal latihan yang mana siswa berkesempatan untuk mengerjakan soal di papan tulis dan terdapat tiga siswa yang mengerjakan soal di papan tulis. Setelah pembelajaran selesai peneliti memberikan soal posttest dan siswa menyelesaikan soal tersebut dalam waktu 20 menit. Selanjutnya peneliti membagikan angket minat belajar dan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
ilmiah yang diisi berdasarkan pembelajaran fisika selama penelitian berlangsung.
Gambar 4.10 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar akhir di kelas kontrol SMA Negeri 2 Klaten. B. Data dan Analisis 1. Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen a. SMA Negeri 1 Prambanan 1) Data Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan Skor minat belajar awal siswa kelas kontrol dan eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan dapat dilihat pada tabel lampiran 6.1. Pada kelas kontrol terdapat 31 angket minat belajar awal siswa yang telah diisi oleh siswa. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean skor minat belajar awal siswa di kelas kontrol sebesar 24.74.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Sedangkan pada kelas eksperimen terdapat 33 angket minat belajar awal siswa yang telah diisi oleh siswa. Nilai mean skor minat belajar awal siswa di kelas eksperimen sebesar 24.15. 2) Uji t-test untuk Kelompok Independen dari Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk meminimalisir
terjadinya
kesalahan
dalam
menghitung.
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan minat belajar awal siswa antara kelas eksperimen dan kontrol di SMA Negeri 1 Prambanan.
Tabel 4.3 Perbandingan Minat Belajar Awal Antara Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan Group Statistics Kelas Minat Kontrol awal
Eksperimen
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
31
24.7419
3.43480
.61691
33
24.1515
5.31579
.92536
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Independent Samples Test Levene's Test for t-test for Equality of Means Equality of Variances 95% Confidence Interval of the Difference Std. Sig.
Mean
(2-
Differen
Error F
Sig.
t
df
Lower
Upper
Differen tailed)
ce ce
Minat
Equal
awal
variances
4.775 .033 .524
62
.602
.59042 1.1267 -1.66192 2.84276 5
assumed Equal
.531 55.146
.598
.59042 1.1121 -1.63823 2.81908
variances
4
not assumed
3) Kesimpulan Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada tabel 4.3 di atas diperoleh nilai | |
|
untuk
ekor). Diketahui |
|
,
, dan
(tabel nilai kritikal untuk dua |
|
| maka tidak signifikan, berarti
tidak ada perbedaan minat belajar awal siswa antara kelas kontrol dan eksperimen di SMA Negeri 1 Prambanan. Nilai mean minat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
belajar
awal
siswa
pada
kelas
kontrol
dan
eksperimen
menunjukkan kurang berminat berdasarkan tabel 3.2. b. SMA Negeri 2 Klaten 1) Data Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten Skor minat belajar awal siswa kelas kontrol dan eksperimen SMA Negeri 2 Klaten dapat dilihat pada tabel lampiran 7.1. Pada kelas kontrol terdapat 30 angket minat belajar awal siswa yang telah diisi oleh siswa. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean skor minat belajar awal siswa di kelas kontrol sebesar 23.83. Sedangkan pada kelas eksperimen terdapat 33 angket minat belajar awal siswa yang telah diisi oleh siswa. Nilai mean skor minat belajar awal siswa di kelas eksperimen sebesar 28.06. 2) Uji t-test untuk Kelompok Independen dari Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk meminimalisir
terjadinya
kesalahan
dalam
menghitung.
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan minat belajar awal siswa antara kelas eksprimen dan kontrol di SMA Negeri 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Tabel 4.4 Perbandingan Minat Belajar Awal Antara Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten Group Statistics Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Minat Kontrol
30
23.8333
2.33538
.42638
Awal
33
28.0606
3.27814
.57065
Eksperimen
Independent Samples Test Levene's Test for t-test for Equality of Means Equality of Variances 95% Confidence Interval of the Difference Std. Sig.
Mean
(2-
Differen
Error F
Sig.
t
df
Lower
Upper
Differen tailed)
ce ce
Minat Awal
Equal
-
variances 1.579 .214 5.84 assumed
61
.000
4.2272 .72370 -5.67440 -2.78014
1
7
-
-
Equal variances 5.93 57.819
.000
4.2272 .71235 -5.65329 -2.80125
not 4 assumed
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
3) Kesimpulan Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada tabel 4.4 di atas diperoleh nilai | |
|
untuk
ekor). Diketahui |
|
,
, dan
(tabel nilai kritikal untuk dua |
|
| maka signifikan, berarti ada
perbedaan minat belajar awal siswa antara kelas kontrol dan eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten. Nilai mean minat belajar awal siswa pada kelas kontrol sebesar 23.83 yang menunjukkan kurang berminat, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 28.06 yang menunjukkan berminat berdasarkan tabel 3.2. Adanya perbedaan minat belajar awal siswa kelas kontrol dan eksperimen ini berarti analisis selanjutnya dilakukan melalui uji t-test terhadap beda mean dari hasil skor minat belajar awal siswa. Analisis ini disebut sebagai uji gain score yang digunakan untuk melihat minat belajar siswa selama pembelajaran pada kelas kontrol maupun eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
2. Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen a. SMA Negeri 1 Prambanan 1) Data Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan Skor minat belajar akhir siswa kelas kontrol dan eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan dapat dilihat pada tabel lampiran 6.2. Pada kelas kontrol terdapat 31 angket minat belajar akhir siswa yang telah diisi oleh siswa. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean skor minat belajar akhir siswa di kelas kontrol sebesar 26.97. Sedangkan pada kelas eksperimen terdapat 33 angket minat belajar akhir siswa yang telah diisi oleh siswa. Nilai mean skor minat belajar akhir siswa di kelas eksperimen sebesar 26.42. 2) Uji t-test untuk Kelompok Independen dari Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk meminimalisir
terjadinya
kesalahan
dalam
menghitung.
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan minat belajar akhir siswa antara kelas eksprimen dan kontrol di SMA Negeri 1 Prambanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Tabel 4.5 Perbandingan Minat Belajar Akhir antara Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan Group Statistics
Kelas
Minat Kontrol
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
31
26.9677
3.84260
.69015
33
26.4242
3.76688
.65573
akhir Eksperimen
Independent Samples Test
Levene's Test for t-test for Equality of Means Equality of Variances
95% Confidence Interval of the Difference
Std. Sig.
Mean
(2-
Differen
Error F
Sig.
t
df
Lower
Upper
Differen tailed)
ce ce
Minat Equal akhir
variances
.560
.457 .571
62
.570
.54350 .95139 -1.35831 2.44530
.570
.54350 .95199 -1.35977 2.44677
assumed
Equal variances .571 61.572 not assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
3) Kesimpulan Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada tabel 4.5 di atas diperoleh nilai | |
|
untuk
ekor). Diketahui |
|
,
, dan
(tabel nilai kritikal untuk dua |
|
| maka tidak signifikan, berarti
tidak ada perbedaan minat belajar akhir siswa antara kelas kontrol dan eksperimen di SMA Negeri 1 Prambanan. Dengan kata lain tidak ada beda pada minat belajar siswa ketika siswa belajar fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving dan siswa yang belajar fisika menggunakan metode ceramah. Nilai mean minat belajar akhir siswa pada kelas kontrol sebesar 26.97 dan eksperimen sebesar 26.42. Kedua nilai mean tersebut menunjukkan berminat berdasarkan tabel 3.2. b. SMA Negeri 2 Klaten 1) Data Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten Skor minat belajar akhir siswa kelas kontrol dan eksperimen SMA Negeri 2 Klaten dapat dilihat pada tabel lampiran 7.2. Pada kelas kontrol terdapat 30 angket minat belajar akhir siswa yang telah diisi oleh siswa. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean skor minat belajar akhir siswa di kelas kontrol sebesar 27.03.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Sedangkan pada kelas eksperimen terdapat 33 angket minat belajar akhir siswa yang telah diisi oleh siswa. Nilai mean skor minat belajar akhir siswa di kelas eksperimen sebesar 28.88. 2) Uji Gain Score dari Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen Pada analisis minat belajar awal siswa untuk kelas kontrol dan eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan minat belajar awal siswa. Dengan demikian analisis terhadap minat belajar akhir siswa untuk kelas kontrol dan eksperimen tidak dapat dilakukan. Analisis selanjutnya adalah menggunakan analisis gain score yaitu untuk melihat minat belajar siswa
selama
pembelajaran
pada
kelas
kontrol
maupun
eksperimen. 3) Analisis Gain Score untuk Minat Belajar Siswa selama Pembelajaran antara Kelas Kontrol dan Eksperimen Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk meminimalisir
terjadinya
kesalahan
dalam
menghitung.
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan minat belajar siswa selama pembelajaran antara kelas kontrol dan eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Tabel 4.6 Perbandingan Minat Belajar Siswa Selama Pembelajaran antara Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten Group Statistics
Gain score
Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Control
30
-4.1000
4.61893
.84330
Eksperimen
33
-.8182
3.32090
.57810
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Std. Sig.
Mean
(2-
Differenc
Error F
Sig.
T
df
Lower
Upper
Differenc tailed)
e e
Gain
Equal
6.297 .015 -3.260
61
.002 -3.28182 1.00678 -5.29499 -1.26864
score variances assumed Equal variances not assumed
-3.210 52.211
.002 -3.28182 1.02242 -5.33326 -1.23038
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
4) Kesimpulan Analisis Gain Score Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada tabel 4.6 di atas diperoleh nilai | |
|
untuk
ekor). Diketahui |
|
,
, dan
(tabel nilai kritikal untuk dua |
|
| maka signifikan, berarti ada
perbedaan minat belajar siswa selama pembelajaran antara kelas kontrol dan eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten. Berdasarkan tabel 4.6 di atas diperoleh nilai gain score kelas kontrol adalah 4.10 dan gain score kelas eksperimen adalah 0.82. Dengan demikian beda mean dari hasil skor minat belajar awal dan akhir di kelas kontrol lebih besar daripada beda mean dari hasil skor minat belajar awal dan akhir siswa di kelas eksperimen.
3. Minat Awal – Akhir Kelas Eksperimen a. SMA Negeri 1 Prambanan 1) Data Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan Skor minat belajar awal dan akhir siswa kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan dapat dilihat pada tabel lampiran 6.3. Jumlah angket minat belajar yang telah diisi oleh siswa pada kelas eksperimen baik sebelum dan sesudah treatment adalah 33 buah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean skor minat belajar awal siswa di kelas eksperimen sebesar 24.15. Sedangkan nilai mean skor minat belajar akhir siswa sebesar 26.42. 2) Uji t-test Kelompok Dependen untuk Minat Belajar Awal dan Akhir Eksperimen Tabel 4.7 Perbandingan Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Minat awal
24.1515
33
5.31579
.92536
Minat akhir
26.4242
33
3.76688
.65573
Paired Samples Correlations
Pair 1
Minat awal & Minat akhir
N
Correlation
Sig.
33
.601
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Sig. (2Interval of the Std.
t
df
Std. Error
Mean
tailed) Difference
Deviation
Mean Lower
Upper
-3.79340
-.75206
Pair 1 Minat awal -2.27273 4.28859
.74655
-3.044
32
.005
Minat akhir
3) Kesimpulan Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada tabel 4.7 di atas diperoleh nilai | |
|
untuk
ekor). Diketahui |
|
,
, dan
(tabel nilai kritikal untuk dua |
|
| maka signifikan, berarti ada
perbedaan minat belajar awal dan akhir siswa kelas eksperimen di SMA Negeri 1 Prambanan. Berdasarkan tabel 4.7 di atas diperoleh nilai mean minat belajar awal siswa adalah 24.15 dan mean minat belajar akhir siswa adalah 26.42 maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa setelah pemberian treatment lebih tinggi dibandingkan sebelum pemberian treatment. Dengan kata lain siswa di kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
peningkatan minat belajar setelah mengikuti pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving. Berdasarkan tabel 3.2 nilai mean minat belajar siswa kelas eksperimen meningkat dari kurang berminat menjadi berminat. b. SMA Negeri 2 Klaten 1) Data Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten Skor minat belajar awal dan akhir siswa kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten dapat dilihat pada tabel lampiran 7.3. Jumlah angket minat belajar yang telah diisi oleh siswa pada kelas eksperimen baik sebelum dan sesudah treatment adalah 33 buah. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean skor minat belajar awal siswa di kelas eksperimen sebesar 28.06. Sedangkan nilai mean skor minat belajar akhir siswa sebesar 28.88. 2) Uji t-test Kelompok Dependen untuk Minat Belajar Awal dan Akhir Eksperimen Tabel 4.8 Perbandingan Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean
N
Std. Deviation Std. Error Mean
Minat Awal
28.0606
33
3.27814
.57065
Minat Akhir
28.8788
33
3.77291
.65678
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Paired Samples Correlations
Pair 1
Minat Awal & Minat Akhir
N
Correlation
Sig.
33
.564
.001
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std.
Std. Error
Interval of the
Deviation
Mean
Difference
Mean
Lower
Sig. t
df
(2tailed)
Upper
Pair 1 Minat Awal -.81818 3.32090
.57810
-1.99572 .35936
-1.415
32
.167
Minat Akhir
3) Kesimpulan Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada tabel 4.8 di atas diperoleh nilai | |
|
untuk
ekor). Diketahui |
|
,
, dan
(tabel nilai kritikal untuk dua |
|
| maka tidak signifikan, berarti
tidak ada perbedaan minat belajar awal dan akhir siswa kelas eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten. Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh nilai mean minat belajar awal siswa adalah 28.06 dan mean minat belajar akhir siswa adalah 28.88 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik minat belajar siswa setelah pemberian treatment sama dengan minat belajar siswa sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
pemberian treatment. Dengan kata lain siswa kelas eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten tidak mengalami peningkatan minat belajar setelah mengikuti pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving. Nilai mean skor minat belajar awal siswa pada kelas eksperimen baik sebelum maupun sesudah treatment menunjukkan berminat berdasarkan tabel 3.2.
4. Minat Awal – Akhir Kelas Kontrol a. SMA Negeri 1 Prambanan 1) Data Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri 1 Prambanan Skor minat belajar awal dan akhir siswa kelas kontrol SMA Negeri 1 Prambanan dapat dilihat pada tabel lampiran 6.4. Jumlah angket minat belajar yang telah diisi oleh siswa pada kelas kontrol baik sebelum dan sesudah pembelajaran adalah 31 buah. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean skor minat belajar awal siswa di kelas kontrol sebesar 24.74. Sedangkan nilai mean skor minat belajar akhir siswa sebesar 26.97. 2) Uji t-test Kelompok Dependen untuk Minat Belajar Awal dan Akhir Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Tabel 4.9 Perbandingan Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri 1 Prambanan Paired Samples Statistics
Mean
Pair 1
N
Std. Deviation Std. Error Mean
Awal
24.7419
31
3.43480
.61691
Akhir
26.9677
31
3.84260
.69015
Paired Samples Correlations
N
Pair 1
Awal & Akhir
Correlation
31
Sig.
.340
.061
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Sig. (2Interval of the Std.
df
Std. Error
Mean
tailed) Difference
Deviation
Pair 1 Awal - -2.22581 4.19293 Akhir
t
Mean
.75307
Lower
Upper
-3.76378
-.68783
-2.956
30
.006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
3) Kesimpulan Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada tabel 4.9 di atas diperoleh nilai | |
|
untuk
ekor). Diketahui |
|
,
, dan
(tabel nilai kritikal untuk dua |
|
| maka signifikan, berarti ada
perbedaan minat belajar awal dan akhir siswa kelas kontrol di SMA Negeri 1 Prambanan. Berdasarkan tabel 4.9 di atas diperoleh nilai mean minat belajar awal siswa adalah 24.74 dan mean minat belajar akhir siswa adalah 26.97 maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa setelah pembelajaran dengan metode ceramah lebih tinggi dibandingkan sebelum pembelajaran. Berdasarkan tabel 3.2 nilai mean minat belajar siswa kelas kontrol mengalami perubahan dari kurang berminat menjadi berminat. b. SMA Negeri 2 Klaten 1) Data Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri 2 Klaten Skor minat belajar awal dan akhir siswa kelas kontrol SMA Negeri 2 Klaten dapat dilihat pada tabel lampiran 7.4. Jumlah angket minat belajar yang telah diisi oleh siswa pada kelas kontrol baik sebelum dan sesudah pembelajaran adalah 30 buah. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean skor minat belajar awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
siswa di kelas kontrol sebesar 23.83. Sedangkan nilai mean skor minat belajar akhir siswa sebesar 27.93. 2) Uji t-test Kelompok Dependen untuk Minat Belajar Awal dan Akhir Kontrol Tabel 4.10 Perbandingan Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri 1 Klaten Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean
N
Std. Deviation Std. Error Mean
Awal
23.8333
30
2.33538
.42638
Akhir
27.9333
30
4.04231
.73802
Paired Samples Correlations
Pair 1
Awal & Akhir
N
Correlation
Sig.
30
.024
.898
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Sig. (2Interval of the Std.
tailed) Difference
Deviation
Mean Lower
Akhir
df
Std. Error
Mean
Pair 1 Awal - -4.10000
t
4.61893
.84330 -5.82474
Upper
-2.37526
-4.862
29
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
3) Kesimpulan Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada tabel 4.10 di atas diperoleh nilai | |
|
Diketahui |
untuk |
|
|
,
, dan
(tabel nilai kritikal untuk dua ekor). | maka signifikan, berarti ada perbedaan
minat belajar awal dan akhir siswa kelas kontrol di SMA Negeri 1 Klaten. Berdasarkan tabel 4.10 di atas diperoleh nilai mean minat belajar awal siswa adalah 23.83 dan mean minat belajar akhir siswa adalah 27.93 maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa setelah pembelajaran
dengan metode
ceramah lebih tinggi
dibandingkan sebelum pembelajaran. Berdasarkan tabel 3.2 nilai mean minat belajar siswa kelas kontrol mengalami perubahan dari kurang berminat menjadi berminat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
5. Analisis terhadap Skor Tiap Indikator Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol a. SMA Negeri 1 Prambanan Tabel 4.9 Perbandingan Skor Tiap Indikator Minat Belajar Akhir Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SMA Negeri 1 Prambanan. Indikator Minat Belajar
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Perasaan Senang
2.88
3.10
Ketertarikan Siswa
2.48
2.54
Perhatian Siswa
3.06
3.00
Keterlibatan Siswa
2.59
2.56
Grafik Perbandingan Skor Tiap Indikator Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol di SMA Negeri 1 Prambanan Setelah Pembelajaran
3,5 3 2,5 2 Kelas Eksperimen
1,5
Kelas Kontrol
1 0,5 0 Perasaan Ketertarikan Perhatian Keterlibatan Senang Siswa Siswa Siswa
Gambar 4.11 Grafik perbandingan skor tiap indikator minat belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol SMA Negeri 1 Prambanan setelah mengikuti pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Analisis terhadap skor tiap indikator minat belajar dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat minat belajar siswa yang diberi treatment dan tidak diberi treatment. Berdasarkan gambar 4.11 tersebut diketahui bahwa skor untuk indikator minat aspek perhatian dan keterlibatan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Namun skor untuk indikator minat aspek perasaan senang dan ketertarikan siswa kelas eksperimen lebih rendah jika dibandingkan dengan kelas kontrol. b. SMA Negeri 2 Klaten Tabel 4.10 Perbandingan Selisih Skor Tiap Indikator Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol di SMA Negeri 2 Klaten Sebelum dan Sesudah Pembelajaran. Indikator Minat Belajar
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Perasaan Senang
0.75
0.06
Ketertarikan Siswa
0.48
0.17
Perhatian Siswa
0.30
-0.1
Keterlibatan Siswa
-0.07
0.002
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Grafik Perbandingan Selisih Skor tiap Indikator Minat Belajar Siswa kelas eksperimen dan kontrol di SMA Negeri 2 Klaten sebelum dan sesudah Pembelajaran
0,8 0,7 0,6 0,5 0,4
Kelas Eksperimen
0,3
Kelas Kontrol
0,2 0,1 0 -0,1 -0,2
Perasaan Ketertarikan Perhatian Keterlibatan Senang Siswa Siswa Siswa
Gambar 4.12 Grafik perbandingan selisih skor tiap indikator minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol SMA Negeri 2 Klaten. Analisis terhadap selisih skor tiap indikator minat belajar dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat minat belajar siswa yang diberi treatment dan tidak diberi treatment. Berdasarkan gambar 4.12 tersebut diketahui bahwa selisih skor indikator minat belajar awal dan akhir untuk aspek perasaan senang, ketertarikan siswa, dan perhatian siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Namun skor untuk indikator minat aspek keterlibatan siswa kelas eksperimen setelah pembelajaran mengalami penurunan jika dibandingkan dengan skor minat aspek keterlibatan siswa sebelum pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
C. Pembahasan Model pembelajaran problem solving termasuk model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik pembelajaran dan siswa belajar dengan memecahkan persoalan tersebut. Dalam penelitian ini persoalan diberikan kepada siswa oleh guru, kemudian siswa dengan menggunakan simulasi PhET memecahkan persoalan tersebut secara berkelompok, dengan jumlah anggota perkelompok adalah 3 siswa. Penggunaan simulasi PhET ditentukan karena berdasarkan artikel penelitian yang berjudul a powerful tool for teaching science yang diterbitkan oleh jurnal Nature Physics diketahui bahwa simulasi PhET membantu siswa untuk berekspolari dalam belajar (Perkins, dkk, 2006: 22). Dalam hal ini siswa dapat bereksplorasi menggunakan simulasi PhET untuk membantu memecahkan persoalan belajar fisika dengan topik Hukum Boyle-Gay Lussac. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar awal siswa sebelum dan sesudah treatment beserta peningkatannnya, serta mengetahui minat belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika yang menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving dan minat belajar siswa yang belajar fisika menggunakan metode ceramah pada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten. 1. SMA Negeri 1 Prambanan Berdasarkan analisa data skor minat belajar awal siswa, diperoleh bahwa mean skor minat belajar awal siswa kelas eksperimen sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
24.15. Nilai mean ini menunjukkan bahwa minat belajar awal siswa kelas eksperimen termasuk dalam kategori kurang berminat. Pada kelas eksperimen, berdasarkan analisa data hasil perbandingan skor minat belajar awal dengan minat belajar akhir diperoleh nilai |
|
,
, dan |
|
untuk
sehingga
hasilnya signifikan, berarti ada perbedaan minat belajar awal dan akhir siswa kelas eksperimen. Nilai mean skor minat belajar akhir siswa kelas eksperimen sebesar 26.42 dan termasuk dalam kategori berminat. Dengan melihat mean skor minat belajar awal siswa sebesar 24.15 maka diketahui bahwa minat belajar siswa setelah pemberian treatment lebih tinggi daripada sebelum pemberian treatment. Dengan kata lain siswa mengalami peningkatan minat belajar setelah mengikuti pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving. Berdasarkan tabel 3.2 minat belajar siswa kelas eksperimen meningkat dari kurang berminat menjadi berminat. Pada penelitian ini terdapat kelas kontrol yaitu kelas yang digunakan untuk melihat apakah treatment yang diberikan pada kelas eksperimen berhasil atau tidak dibandingkan dengan kelas yang tidak diberikan treatment (Suparno, 2014: 120). Hasil analisa menunjukkan bahwa pada kelas kontrol diperoleh mean skor minat belajar awal siswa sebesar 24.74. Berdasarkan analisa data hasil perbandingan skor minat belajar awal siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
kelas eksperimen dan kontrol pada tabel 4.3 di atas diperoleh nilai |
|
,
, dan |
|
untuk
yang berarti
hasilnya tidak signifikan. Dengan demikian diketahui bahwa tidak ada perbedaan minat belajar awal siswa antara kelas kontrol dan eksperimen. Kategori minat belajar awal kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen yaitu termasuk dalam kategori kurang berminat. Berdasarkan analisa data perbandingan skor minar belajar akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tabel 4.5 di atas di peroleh nilai |
|
,
, dan |
|
untuk
sehingga
hasilnya tidak signifikan, berarti tidak ada perbedaan minat belajar akhir siswa antara kelas eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain tidak ada beda antara minat belajar siswa ketika siswa belajar fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving pada kelas eksperimen dan siswa yang belajar fisika menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol. Nilai mean minat belajar akhir siswa pada kelas kontrol sebesar 26.97 dan eksperimen sebesar 26.42. Kategori minat belajar akhir siswa pada kedua kelas tersebut termasuk dalam kategori berminat. Analisis pada kelas kontrol dilanjutkan untuk melihat perbandingan minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan metode ceramah. Berdasarkan tabel 4.9 di atas diperoleh nilai |
|
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
, dan |
,
|
untuk
sehinggan hasilnya
signifikan, berarti ada perbedaan minat belajar awal dan akhir siswa kelas kontrol di SMA Negeri 1 Prambanan. Berdasarkan nilai mean diperoleh bahwa minat belajar siswa setelah pembelajaran dengan metode ceramah lebih tinggi dibandingkan sebelum pembelajaran. Berdasarkan tabel 3.2 nilai mean minat belajar siswa kelas kontrol mengalami perubahan dari kurang berminat menjadi berminat. Namun, berdasarkan gambar 4.11 diketahui bahwa skor indikator minat untuk aspek perhatian dan keterlibatan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan demikian pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET ini memiliki hal positif yaitu meningkatkan minat belajar siswa untuk aspek perhatian dan keterlibatan siswa. 2. SMA Negeri 2 Klaten Berdasarkan analisa data skor minat belajar awal siswa, diperoleh bahwa skor minat belajar awal siswa kelas eksperimen sebesar 28.06. Nilai mean skor minat belajar awal siswa kelas eksperimen ini termasuk dalam kategori berminat. Pada kelas eksperimen, berdasarkan analisa data hasil perbandingan skor minat belajar awal dengan minat belajar akhir diperoleh nilai |
|
,
, dan |
|
untuk
sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
hasilnya tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada perbedaan minat belajar awal dan akhir siswa kelas eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten. Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh nilai mean minat belajar awal siswa adalah 28.06 dan mean minat belajar akhir siswa adalah 28.88 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik minat belajar siswa setelah pemberian treatment sama dengan minat belajar siswa sebelum pemberian treatment. Dengan kata lain siswa kelas eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten belum mengalami peningkatan minat belajar setelah mengikuti pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving. Nilai mean skor minat belajar awal siswa pada kelas eksperimen baik sebelum maupun sesudah treatment berdasarkan tabel 3.2 termasuk dalam kategori berminat. Dalam penelitian di SMA Negeri 2 Klaten digunakan pula kelas kontrol. Hasil analisa menunjukkan bahwa pada kelas kontrol diperoleh mean skor minat belajar awal siswa sebesar 23.83. Berdasarkan analisa data hasil perbandingan skor minat belajar awal siswa kelas eksperimen dan kontrol pada tabel 4.4 di atas diperoleh nilai | dan |
|
untuk
|
,
,
sehingga hasilnya signifikan. Dengan
demikian diketahui bahwa ada perbedaan minat belajar awal siswa antara kelas kontrol dan eksperimen. Kategori minat belajar awal siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
kontrol adalah kurang berminat, sedangkan kategori minat belajar awal siswa kelas eksperimen adalah berminat. Perbedaan minat belajar awal siswa kelas kontrol dan eksperimen ini dapat dilihat melalui beberapa hal, antara lain (1) kecenderungan siswa untuk merasa tertarik pada pembelajaran fisika. Hal ini dapat dilihat ketika peneliti pertama kali masuk ke kelas kontrol dan eksperimen. Pada kelas eksperimen, ketika jam pelajaran sudah memasuki mata pelajaran fisika siswa telah siap untuk mengikuti pembelajaran. Semua siswa di kelas eksperimen telah memasuki kelas. Berbeda dengan siswa di kelas kontrol, ketika jam pelajaran fisika telah dimulai, peneliti menemui bahwa semua siswa laki-laki tidak berada di dalam kelas hingga waktu berlalu selama kurang lebih 45 menit (1 JP). Hal ini menunjukkan bahwa siswa di kelas eksperimen lebih tertarik pada pembelajaran fisika daripada siswa di kelas kontrol. Hal lain yang menunjukkan bahwa minat belajar awal siswa kelas kontrol berbeda dengan siswa kelas eksperimen adalah (2) respon siswa terhadap guru mata pelajaran fisika. Pada awal penelitian, guru mata pelajaran memberikan informasi tentang penelitian ini. Siswa di kelas eksperimen memperlihatkan wajah yang tertarik dan antusias. Ketika guru memberikan
penjelasan
tentang
penelitian,
selain
mendengarkan
penjelasan guru beberapa siswa di kelas eksperimen memberikan pertanyaan terkait dengan penelitian kepada guru. Contoh pertanyaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
diajukan siswa adalah kapan penelitian akan dilakukan dan bagaimana peran siswa dalam penelitian tersebut. Sedangkan, siswa di kelas kontrol memperlihatkan wajah yang kurang tertarik. Siswa mendengarkan penjelasan guru tanpa memberikan respon terhadap penjelasan guru tersebut. Siswa cenderung menerima penelitian ini begitu saja. Berdasarkan hasil analisa data perbandingan skor minat belajar awal dan akhir siswa kelas eksperimen yang menunjukkan tidak ada peningkatan minat belajar, maka dalam penelitian di SMA Negeri 2 Klaten ini, kelas kontrol digunakan untuk melihat bagaimana minat belajar siswa selama pembelajaran fisika ketika penelitian berlangsung. Data skor minat belajar awal dan akhir siswa kelas eksperimen dan kontrol dianalisa untuk melihat bagaimana minat belajar siswa yang mendapat treatment dan siswa yang tidak mendapatkan treatment selama pembelajaran fisika dalam penelitian. Hasil analisa minat belajar awal siswa kelas kontrol dan eksperimen menunjukkan bahwa minat belajar awal siswa di kedua kelas adalah berbeda, sehingga analisa perbandingan minat belajar akhir di kedua kelas tersebut tidak dapat dilakukan menggunakan uji t-test untuk kelompok independen. Analisa minat belajar dikelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilakukan dengan menggunakan uji t terhadap beda mean dari hasil skor minat belajar awal dan akhir siswa atau yang dikenal dengan uji gain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
score. Uji gain score bertujuan untuk membandingkan minat belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol selama pembelajaran bersama peneliti. Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS untuk uji gain score pada tabel 4.6 di atas diperoleh nilai | |
|
untuk
|
. Diketahui |
, |
|
, dan | maka
signifikan, berarti ada perbedaan minat belajar siswa selama pembelajaran antara siswa kelas eksperimen dan kontrol. Nilai gain score kelas kontrol adalah 4.10 dan nilai gain score kelas eksperimen adalah 0.82. Nilai gain score kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen. Dengan demikian beda mean dari hasil skor minat belajar awal dan akhir di kelas kontrol lebih besar daripada beda mean dari hasil skor minat belajar awal dan akhir siswa di kelas eksperimen. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa peningkatan minat belajar siswa di kelas eksperimen belum optimal. Pada pertemuan pertama di kelas kontrol, siswa menunjukkan sikap kurang tertarik terhadap pelaksanaan penelitian. Hal ini ditunjukkan pula dengan hasil analisa minat belajar awal kelas kontrol yang termasuk dalam kategori kurang berminat. Pada pertemuan kedua yaitu pertemuan dimana penelitian dilaksanakan, siswa menunjukkan sikap yang berbeda dengan pertemuan pertama. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, siswa lebih menunjukkan sikap terbuka terhadap penelitian. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
pertemuan kedua ini, ketika jam pelajaran sudah memasuki mata pelajaran fisika, semua siswa di kelas kontrol telah memasuki kelas dan bersiap untuk melaksanakan pembelajaran. Hal ini merupakan pemandangan yang berbeda dengan pertemuan sebelumnya, yang mana selama 1 JP siswa laki-laki belum memasuki ruang kelas. Adapun siswa di kelas kontrol lebih aktif selama pembelajaran berlangsung. Pada saat peneliti menyampaikan materi, siswa terlihat fokus memperhatikan materi yang disampaikan. Kemudian ketika peneliti memberikan latihan soal, antusiasme siswa untuk menyelesaikan soal lebih terlihat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya diskusi kelompok yang secara tidak langsung dilakukan oleh sebagian besar siswa di dalam kelas. Diskusi kelompok yang memang diperbolehkan mampu membuat siswa lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran khususnya saat menyelesaikan latihan soal. Selain itu, diskusi kelompok membuat pembelajaran di dalam kelas kontrol menjadi lebih hidup. Beberapa siswa pun berebut untuk menuliskan hasil penyelesaian soal di papan tulis. Diskusi antar siswa ini memperlihatkan perasaan senang siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini ditunjukkan pula oleh analisis skor tiap indikator minat belajar siswa pada gambar 4.11 yang menunjukkan bahwa aspek perasaan senang dan perhatian siswa kelas kontrol memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. Adapun melalui uji gain score,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
diperoleh bahwa minat belajar siswa di kelas kontrol meningkat dari kategori kurang berminat menjadi berminat. Pengamatan pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa sejak pertemuan pertama, keadaan siswa di
kelas
eksperimen sudah
memperlihatkan sikap terbuka terhadap adanya penelitian ini. Seperti hasil analisa yang telah dilakukan, keadaan minat belajar awal siswa di kelas eksperimen termasuk dalam kategori berminat. Pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung, siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Antusiasme siswa terlihat dari beberapa siswa yang membaca modul materi selama peneliti menjelaskan materi. Antusiasme siswa terlihat pula ketika siswa tertarik untuk memecahkan persoalan yang terkait dengan materi menggunakan simulasi PhET. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti beberapa siswa terlihat mengoperasikan simulasi sebelum diminta untuk mengoperasikan simulasi tersebut. Antusiasme siswa ini menunjukkan perasaan senang dan ketertarikan siswa dalam belajar fisika menggunakan simulasi PhET. Bahkan saat siswa diminta untuk memperoleh data eksperimen siswa mencoba untuk mendapatkan data yang baik yaitu dengan mencari data lebih banyak dari yang diminta dalam LKS. Keadaan siswa yang mencoba mendapatkan data eksperimen yang baik saat menggunakan simulasi PhET ini ternyata membuat waktu pembelajaran fisika menggunakan simulasi ini menjadi sangat kurang. Pada saat pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen ini, 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
jam pelajaran tidak cukup untuk melaksanakan pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET. Adapun beberapa kelompok tidak selesai dalam menjawab pertanyaan yang terdapat di LKS. Bahkan pada akhir pembelajaran siswa memberikan LKS yang sedang dikerjakannya untuk segera dikumpulkan meskipun belum memberikan kesimpulan terhadap materi yang dipelajari menggunakan simulasi PhET pada LKS-nya. Pada akhir pembelajaran, ketika peneliti bertanya tentang kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan, siswa di kelas eksperimen dapat menyimpulkan dengan benar. Namun, karena keterbatasan waktu inilah siswa tidak dapat menuliskan kesimpulan di LKS. Hal ini juga yang menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan minat untuk aspek perhatian siswa terhadap pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa siswa dikelas eksperimen tertarik terhadap pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET. Hal ini dapat dilihat pula pada gambar 4.12 yang menunjukkan bahwa skor aspek ketertarikan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari siswa kelas kontrol. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan simulasi PhET dalam pembelajaran fisika mampu meningkatkan minat belajar siswa untuk aspek ketertarikan siswa. Jika jam pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET ini diperbanyak (tidak hanya 2 JP) maka ketertarikan siswa terhadap pembelajaran ini akan lebih optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Selain itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, keterlibatan semua siswa dalam mengoperasikan simulasi merupakan hal yang penting. Dalam pelaksanaannya, masing-masing siswa dalam satu anggota kelompok memiliki tugas masing-masing. Sebagai contoh terdapat satu kelompok yang terdiri dari 2 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki. Satu siswa perempuan bertugas untuk menulis hasil kerja di LKS dan satu siswa perempuan yang lain mengoperasikan simulasi PhET, sedangkan siswa laki-laki bertugas untuk menghitung data hasil eksperimen menggunakan simulasi PhET. Meskipun setiap siswa dalam kelompok memiliki peran masing-masing, namun peneliti selalu menghimbau bahwa setiap anggota kelompok harus mengoperasikan simulasi dan mencoba untuk mengambil data. Selama pembelajaran, peneliti mengamati dan bertanya kepada kelompok agar setiap siswa dalam anggota kelompok berkesempatan untuk mengoperasikan simulasi. Karena dalam penelitian ini diharapkan semua siswa dalam anggota kelompok berkesempatan untuk berlajar fisika dengan menggunakan simulasi PhET. Kemudian, keterlibatan siswa dapat dilihat melalui partisipadi aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran. Partisipasi aktif yang ditunjukan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung salah satu bentuknya adalah siswa menyampaikan hasil belajar fisikanya di depan kelas. Pada saat peneliti memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk menyampaikan hasil belajarnya menggunakan simulasi PhET, beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
kelompok terlihat ingin menyampaikan hasil belajarnya. Partisipasi aktif siswa ini akan mampu mengoptimalkan minat siswa jika semua kelompok mendapatkan
kesempatan
untuk
menyampaikan
hasil
belajarnya
menggunakan simulasi PhET. Namun dalam hal ini peneliti membatasi dua kelompok saja yang diperkenankan untuk menyampaikan hasil belajarnya di depan kelas dengan alasan keterbatasan waktu. Dengan menggunakan simulasi PhET dalam pembelajaran fisika ini ternyata berdampak pada penuurnan keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan gambar 4.11 didapatkan bahwa skor aspek keterlibatan siswa kelas eksperimen dalam mengikuti pembelajaran lebih rendah daripada siswa kelas kontrol. Pengamatan lain dikelas eksperimen didapatkan bahwa pada awal pembelajaran ketika peneliti menjelaskan tentang simulasi PhET sebagai penjelasan pengantar untuk pengambilan data fasilitas viewer di kelas tidak dapat digunakan karena tidak mau terhubung dengan komputer. Hal ini mengundang perhatian siswa sehingga siswa tidak fokus terhadap penjelasan dari peneliti. Selain itu, keadaan tersebut membuat siswa kurang paham dengan pengantar yang dijelaskan oleh peneliti sebelum siswa mengoperasikan simulasi PhET untuk belajar fisika. Kurang paham ini terlihat pula ketika diawal penggunaan simulasi beberapa kelompok bertanya kepada peneliti tentang pengoperasian simulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Beberapa pengamatan yang telah dijelaskan di atas sesuai dengan hasil analisa skor minat belajar siswa yang menunjukkan bahwa sebelum pemberian treatment, siswa di kelas eksperimen termasuk dalam kategori berminat. Namun karena keterbatasan waktu, kurang maksimalnya keterlibatan siswa dalam hal partisipasi aktif siswa dalam berdiskusi menyampaikan hasil pekerjaannya, dan keadaan fasilitas belajar (viewer) yang kurang baik saat pembelajaran berlangsung membuat peningkatan minat belajar siswa di kelas eksperimen menjadi kurang maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisa skor minat belajar akhir siswa di kelas eksperimen yang tetap termasuk dalam kategori berminat, meskipun pemberian treatment telah dilakukan. Hal ini pula lah yang menunjukkan bahwa peningkatan minat belajar siswa di kelas eksperimen belum optimal.
D. Keterbatasan Penelitian Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Kurangnya jumlah jam pelajaran untuk menerapkan pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET. Berdasarkan penelitian, 2 JP tidak cukup bagi siswa untuk menyelesaikan kegiatan belajar fisika menggunakan simulasi PhET. Beberapa kelompok mengeluhkan hal ini karena siswa merasa mampu untuk menyelesaikan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
belajar yang dipandu melalui LKS, namun karena keterbatasan waktu siswa tidak dapat menyelesaikan kegiatan belajar tersebut. Beberapa siswa mengumpulkan LKS dengan keadaan belum menyelesaikan pertanyaan yang terdapat dalam LKS, serta belum memberikan kesimpulan atas materi yang telah dipelajarinya melalui simulasi PhET. 2. Peneliti
yang
berlaku
sebagai
guru
kurang
mengeksplor
keterlibatan siswa khususnya dalam hal partipasi aktif siswa untuk menyampaikan hasil belajarnya menggunakan simulasi. Hal ini ternyata
memberikan
kesan
yang
menimbulkan
kurang
maksimalnya siswa dalam hal keterlibatan belajar siswa pada saat kegiatan pembelajaran yang berakibat pada kurang optimalnya peningkatan minat belajar siswa. 3. Kurang baiknya keadaan fasilitas belajar yaitu viewer menjadi salah satu keterbatasan penelitian ini. Karena dalam pelaksanaan penelitian fasilitas ini penting untuk menunjang kelancaran pelaksaaan pembelajaran di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving terhadap minat belajar siswa pada pokok bahasan Hukum Boyle-Gay Lussac di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan kelas XI IPA SMA Negeri 2 Klaten. Berdasarkan penelitian dan analisa data hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa: 1. Minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving untuk siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan berdasarkan perhitungan statistic berturut-turut sebesar 24.15 dan 26.42 dari skor maksimum 40. Berdasarkan homogenitas minat belajar siswa (tabel 3.2), minat belajar siswa sebelum pembelajaran termasuk dalam kategori kurang berminat dan sesudah pembelajaran termasuk kategori berminat. 2. Minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving untuk siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2 Klaten berdasarkan perhitungan statistic berturut-turut sebesar 28.06 dan 28.88 dari
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
skor maksimum 40. Berdasarkan homogenitas minat belajar siswa (tabel 3.2), minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran termasuk kategori berminat. 3. Mean minat belajar siswa di kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan sesudah pembelajaran lebih tinggi daripada sebelum pembelajaran. Berdasarkan uji t-test untuk kelompok dependen didapatkan hasil yang signifikan, yang berarti terdapat perbedaan antara minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran atau terdapat peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran fisika di kelas XI IPA 4. Berdasarkan homogenitas minat belajar (tabel 3.2), minat belajar siswa meningkat dari kategori kurang berminat menjadi berminat. 4. Mean minat belajar siswa di kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2 Klaten sesudah pembelajaran sama dengan minat belajar siswa sebelum pembelajaran. Berdasarkan uji t-test untuk kelompok dependen didapatkan hasil yang tidak signifikan, yang berarti tidak terdapat perbedaan antara minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran atau tidak terdapat peningkatan minat terhadap pembelajaran fisika. Berdasarkan homogenitas minat belajar siswa (tabel 3.2), minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran tetap dalam kategori berminat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
5. Berdasarkan uji statistik (uji t-test untuk kelompok independen) terhadap minat belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol di SMA Negeri 1 Prambanan didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa perbedaan minat antara dua kelas adalah tidak signifikan. Berdasarkan homogenitas minat pada tabel 3.2, minat belajar siswa di kelas eksperimen dan kontrol sama-sama meningkat dari kategori kurang berminat menjadi berminat. Dengan kata lain tidak ada beda pada minat belajar siswa ketika siswa belajar fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving dan siswa yang belajar fisika menggunakan metode ceramah. Dengan demikian peningkatan minat di kelas eksperimen hasilnya belum optimal jika dibandingkan dengan kelas kontrol. 6. Berdasarkan uji statistic (uji gain score) terhadap minat belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol di SMA Negeri 1 Klaten didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa perbedaan selisih minat awal dan akhir di dua kelas adalah signifikan dengan nilai gain score di kelas eksperimen 0.82 dan kelas kontrol 4.10. Berdasarkan homogenitas minat pada tabel 3.2, minat belajar siswa di kelas eksperimen sebelum dan sesudah tetap dalam kategori beminat, sedangkan di kontrol meningkat dari kategori kurang berminat
menjadi
berminat.
Dengan
demikian
perbedaan
peningkatan minat belajar dari hasil skor minat belajar awal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
akhir di kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen. Hal ini disebabkan karena kurangnya jam pelajaran untuk menerapkan penggunaan simulasi PhET dalam pembelajaran fisika, yang berakibat pada keterbatasan keterlibatan siswa dalam hal partisipasi aktif siswa ketika menyampaikan hasil belajarnya melalui penggunaan simulasi, dan keadaan fasilitas belajar (viewer) yang kurang baik saat pembelajaran berlangsung.
B. Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan minat belajar yang signifikan di SMA Negeri 1 Prambanan dan kurang maksimalnya peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 2 Klaten, maka disarankan bagi guru dan calon guru untuk menggunakan simulasi PhET dalam pembelajaran fisika. 2. Demi
memaksimalkan
peningkatan
minat
belajar
siswa
ketika
pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET, maka guru fisika perlu memperhatikan jumlah jam pelajaran fisika yang lebih banyak saat menggunakan simulasi PhET dalam pembelajaran di kelas. 3. Dalam penerapan penggunaan simulasi PhET disarankan guru lebih memperhatikan siswa dalam hal mengoperasikan simulasi, karena keterlibatan siswa untuk belajar melalui simulasi PhET berpengaruh terhadap minat belajar siswa sehingga alangkah baiknya jika semua siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
terlibat dalam mengoperasikan simulasi untuk kegiatan belajar. Adapun keterlibatan dalam hal partisipasi aktif siswa untuk menyampaikan hasil belajarnya perlu diperhatikan. Disarankan semua siswa berkesempatan untuk menyampaikan hasil belajarnya menggunakan simulasi PhET.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ambajaya, B. S. 2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta: CAPS. Bahri, S. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. BSNP. 2006. PERMENDIKNAS RI No 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar
dan
Menengah.
Tersedia
di
Sdm,data.kemdikbud.go.id/snp.Permendiknas No 24 tahun 2006.pdf di unduh pada 28 September 2015. Jacobsen, A. D., Peul, E., Donald, K., 2009. Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jihad, A. & Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Khairani, M. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Perkins, dkk. 2006. PhET: Interactive Simulations for Teaching and Learning Physics. The Physics Teacher. Vol. 44. pp. 19. Safari, 2003. Indikator Minat Belajar. Tersedia di http://pedoman-skripsi. blogspot.com//2011/07/indikator-minat-belajar.html di unduh pada
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
tanggal 10 Desember 2015. Suparno, P. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: USD. Suparno, P. 2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: USD. Suyanto & Djihad, A. 2013. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional. Yogyakarta: Multi Presindo. Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Perijinan Penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Lampiran 2. RPP untuk Kelas Eksperimen (Pembelajaran Menggunakan Simulasi PhET dengan Model Problem Solving). RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: Kelas XI IPA/ Semester 2
Materi Pembelajaran : Hukum-Hukum Tentang Gas Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi, dan sumber energi dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor. B. Kompetensi Dasar Menganalisis pesamaan umum keadaan gas ideal. C. Indikator 1. Kognitif a. Produk 1) Siswa dapat mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi Hukumhukum tentang Gas Siswa dapat menjelaskan hukum Gay Lussac. 2) Siswa dapat menjelaskan Hukum-hukum tentang Gas. 3) Siswa dapat menganalisa masalah dalam peristiwa yang terjadi pada Hukum-hukum tentang Gas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
b. Proses Merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk membuktikan hukum Boyle dan Hukum Charless-Gay Lusssac dengan menggunakan simulasi PhET. 1)
Merumuskan masalah
2)
Merumuskan hipotesis
3)
Mengidentifikasi variabel control
4)
Mengidentifikasi variabel manipulasi
5)
Mengidentifikasi variabel respon
6)
Melaksanakan eksperimen
7)
Membuat tabel pengamatan dan membuat grafik
8)
Melakukan analisis data
9)
Merumuskan kesimpulan
D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif a. Produk 1) Melalui simulasi PhET, Siswa dapat mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi Hukum-hukum tentang Gas yaitu Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac. 2) Melalui simulasi PhET, siswa dapat menjelaskan Hukumhukum tentang Gas yaitu Hukum Boyle dan Hukum GayLussac sesuai dalam bahan ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
3) Melalui simulasi PhET, Siswa dapat mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi Hukum-hukum tentang Gas yaitu Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac. b. Proses Diberikan
bahan
ajar
dan
Boyle dan Hukum Gay Lussac, eksperimen
dengan
LKS
tentang
siswa dapat
menggunakan
simulasi
Hukum
melakukan PhET
untuk
menyelidiki hubungan antara suhu, tekanan, dan volume sesuai rincian
tugas
kinerja
dalam
LKS.
Prosesnya
meliputi
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variable
control,
mengidentifikasi
variable
manipulasi,
mengidentifikasi variabel respon, melaksanakan eksperimen, membuat table pengamatan, membuat grafik, melakukan analisis data, dan merumuskan kesimpulan. E. Materi Pembelajaran Hukum-hukum tentang gas : Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac F. Metode Pembelajaran 1. Diskusi 2. Survei/pengamatan 3. Eksperimen/percobaan 4. Membaca buku teks dan laman internet 5. Tanya jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
G. Alat, Bahan, dan Media 1. Alat dan bahan : Laptop 2. Media : Simulasi PhET, internet, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan LCD H. Sumber Belajar 1. Buku pegangan peserta didik (Fisika SMA/MA Kelas XI) 2. Sumber lain yang relevan (misalnya internet, CD/DVD pembelajaran) I.
Langkah Pembelajaran
Rincian Kegiatan
Waktu
Kegiatan Pendahuluan Guru mendata kehadiran siswa Apersepsi (menyampaikan kepentingan)
15 menit
Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang materi yang akan diajarkan Guru meminta siswa untuk mempelajari LKS terlebih dahulu dan siswa diminta untuk memprediksi jawabannya Menyajikan informasi berupa rumusan masalah tentang hukum Boyle: Bagaimana pengaruh volume terhadap tekanan pada suhu yang tetap dengan mengacu pada LKS: persamaan Hukum Boyle Menyajikan informasi berupa rumusan masalah tentang hukum Gay-Lussac: Bagaimana pengaruh suhu terhadap tekanan pada volume tetap dengan mengacu pada LKS: persamaan Hukum Gay-Lussac
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Rincian Kegiatan
Waktu
Menghubungkan antara motivasi awal dengan rumusan masalah, jika volume diperbesar dan suhu tetap, apa yang terjadi pada tekanan? (Berhipotesis) Menghubungkan antara motivasi awal dengan rumusan masalah, jika suhu diperbesar dan volume tetap, apa yang terjadi pada tekanan? (Berhipotesis) Guru memberikan simulasi tentang phET yang akan digunakan Siswa secara berkelompok melakukan percobaan tentang Hukum Boyle yaitu menyelidiki pengaruh volume terhadap tekanan pada suhu tetap dan melakukan percobaan tentang Hukum Gay-Lussac yaitu menyelidiki pengaruh suhu terhadap tekanan pada volume tetap dengan menggunakan simulasi PhET Guru mengamati siswa dalam kelompok untuk menjalankan percobaan dengan menggunakan simulasi PhET Siswa dalam kelompok mencatat data yang diperoleh dari percobaan dengan simulasi PhET pada tabel sesuai dengan LKS Guru menjelaskan bagaimana cara membuat grafik Setiap kelompok membuat grafik hubungan tekanan terhadap volume pada suhu tetap dan grafik hubungan tekanan terhadap suhu pada volume tetap Siswa mempersentasikan hasil data yang diperoleh
Kegiatan Penutup
Guru dan peserta didik menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut Guru memberikan evaluasi belajar
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Lampiran 3. RPP untuk Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan Metode Ceramah). RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: Kelas XI IPA/ Semester 2
Materi Pembelajaran : Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi, dan sumber energi dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor. B. Kompetensi Dasar Menganalisis pesamaan umum keadaan gas ideal. C. Indikator 1.
Menjelaskan hukum Boyle
2.
Menjelaskan hukum Gay Lussac
3.
Menentukan hubungan variabel pada hukum Boyle dan hukum GayLussac
D. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menjelaskan hukum Boyle
2.
Siswa dapat menjelaskan hukum Gay Lussac
3.
Siswa dapat menentukan hubungan variabel pada hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
E. Materi Pembelajaran 1.
Materi pokok: Teori kinetik gas
2.
Sub materi pokok: Hukum Boyle-Gay Lussac HUKUM-HUKUM GAS IDEAL
1. Hukum Boyle Dikemukakan oleh seorang fisikawan Inggris yang bernama Robert Boyle. Boyle menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan volume (V) ketika gas berada dalam suhu (T) tetap. Jika suhu gas pada ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut berbanding terbalik dengan volumenya. Hal ini dikenal sebagai hukum Boyle. Secara umum, hukum Boyle berbentuk: PV = tetap Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada suhu tetap, persamaannya menjadi: P1V1 = P2V2 2. Hukum Charles-Gay Lussac Dipublikasi pertamakali oleh Joseph Gay Lussac (1802), dimana dalam publikasinya tersebut Boyle mengutip karya dari Jacques Charles (1787) yang tidak dipublikasikan. Charles menyelidiki hubungan antara volume (V) dan suhu (T) ketika gas berada dalam tekanan (P) tetap. Jika tekanan suatu gas pada ruang tertutup dijaga tetap, maka volume gas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
tersebut sebanding dengan suhu mutlaknya. Hal ini dikenal sebagai hukum Charles-Gay Lussac ataupun hukum Charles. Secara umum, hukum Charles-Gay Lussac berbentuk:
Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada tekanan tetap, persamaannya menjadi:
3. Hukum Gay Lussac Dikemukakan oleh seorang kimiawan Prancis yang bernama Joseph Gay Lussac. Gay Lussac menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan suhu (T) ketika gas berada dalam volume (V) tetap. Jika volume gas pada ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut sebanding dengan suhunya. Hal ini dikenal sebagai hukum Gay Lussac. Secara umum, hukum Gay Lussac berbentuk:
Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada volume tetap, persamaannya menjadi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
4. Hukum Boyle-Gay Lussac Apabila ketiga hukum tersebut digabungkan, maka akan didapatkan sebuah persamaan yang disebut sebagai hukum Boyle-Gay Lussac. Secara umum, hukum Gay Lussac berbentuk:
Untuk gas pada dua keadaan seimbang, persamaannya menjadi:
Soal Latihan 1. Suatu ruangan tertutup mengandung gas dengan volume 1,5 liter. Jika tekanan ruangan tersebut adalah 2 atm, hitunglah tekanan gas pada ruangan yang volumenya 3 liter dengan keadaan suhu pada ruangan tersebut dibuat tetap? 2. Sejumlah gas ideal pada mulanya mempunyai volume: V dan suhu: T. Jika gas tersebut mengalami proses isobarik sehingga suhunya menjadi 2 kali suhu semula maka volume gas berubah menjadi? 3. Gas ideal berada dalam ruang tertutup dengan volume: V, tekanan: P dan suhu: T. Apabila volumenya mengalami perubahan menjadi 1/2 kali semula dan suhunya dinaikkan menjadi 4 kali semula, maka tekanan gas yang berada dalam sistem tersebut menjadi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Membaca buku teks dan laman internet 4.
Langkah Pembelajaran Rincian Kegiatan
Waktu
Kegiatan Pendahuluan Guru mendata kehadiran siswa Apersepsi (menyampaikan kepentingan)
15 menit
Menyampaikan tujuan pembelajaran Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
Kegiatan Inti Siswa bersama guru merumuskan persamaan hukum 60 menit boyle dan hukum gay lussac, serta mengerjakan contoh soal
Kegiatan Penutup Guru dan peserta didik menyimpulkan tentang materi 15 menit yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut Guru memberikan evaluasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
5.
Alat, Bahan, dan Media 1. Alat dan bahan: white board, blackboard, spidol dan kapur 2. Media: buku dan internet
6.
Sumber Belajar 1. Buku pegangan peserta didik (Fisika SMA/MA Kelas XI) 2. Sumber lain yang relevan (misalnya internet, CD/DVD pembelajaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Lampiran 4. Lembar Kegiatan Siswa. LEMBAR KERJA SISWA
Kelompok: Anggota Kelompok: ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….
HUKUM-HUKUM GAS IDEAL
A. Dasar Teori 1. Hukum Boyle Dikemukakan oleh seorang fisikawan Inggris yang bernama Robert Boyle. Boyle menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan volume (V) ketika gas berada dalam suhu (T) tetap. Jika suhu gas pada ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut berbanding terbalik dengan volumenya. Hal ini dikenal sebagai hukum Boyle. Secara umum, hukum Boyle berbentuk: PV = tetap
atau
P1V1 = P2V2
2. Hukum Gay Lussac Dikemukakan oleh seorang kimiawan Prancis yang bernama Joseph Gay Lussac. Gay Lussac menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan suhu (T) ketika gas berada dalam volume (V) tetap. Jika volume gas pada ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut sebanding dengan suhunya. Hal ini dikenal sebagai hukum Gay Lussac. Secara umum, hokum Gay Lussac berbentuk: atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
B. Tujuan 1. Menyelidiki pengaruh volume terhadap tekanan pada suhu tetap. 2. Menyelidiki pengaruh suhu terhadap tekanan pada volume tetap. C. Alat dan Bahan Laptop, Simulasi PhET (Physics Education Technology) : Gas Properties D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh volume terhadap tekanan pada suhu tetap? 2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap tekanan pada volume tetap? E. Hipotesis 1. ……………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………
F. Variabel 1. Hukum Boyle a) Variabel tetap
: Suhu
b) Variabel yang diubah (bebas)
: Volume
c) Variabel yang merespon (terikat) : Tekanan 2. Hukum Gay Lussac a) Variabel tetap
: Volume
b) Variabel yang diubah (bebas)
: Suhu
c) Variabel yang merespon (terikat) : Tekanan G. Langkah-langkah: 1. Hukum Boyle a) Membuka simulasi PhET: Gas Properties b) Melakukan pengaturan seperti berikut: 1) Memilih salah satu variabel sebagai variabel yang dijaga tetap pada bagian “Constant Parameter”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
2) Mengisi jumlah partikel gas yang akan dimasukkan ke dalam wadah kotak pada bagian “Heavy Species”, kemudian tekan “enter” 3) Memilih keadaan gravitasi sama dengan nol 4) Dalam bagian “Tools & Options” , buka “Measurement Tools” kemudian pilih: “Layer Tool” untuk mengetahui tinggi wadah kotak, dan “Ruler” untuk mengetahui panjang wadah kotak.
Skala suhu Skala tekanan tinggi kotak
Ubah volume Panjang kotak
Gambar 1. Fungsi dan pengaturan pada simulasi untuk hukum Boyle
c) Mengamati nilai dari variabel yang dibuat tetap (suhu) d) Melakukan pengukuran terhadap volume wadah kotak (volume = panjang kotak x tinggi kotak), kemudian mengamati nilai tekanannya. e) Memvariasikan (mengubah) volume wadah kotak dan catat hasilnya, kemudian mengamati kembali nilai tekanan wadah (seperti langkah ke-d), hingga didapat 4 data. *Setelah mengubah volume wadah, pastikan kembali bahwa suhu wadah tetap sama seperti sebelumnya, barulah mengamati nilai tekanannya. f) Mencatat data hasil pengamatan pada Tabel 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
2. Hukum Gay Lussac a) Membuka simulasi PhET: Gas Properties b) Melakukan pengaturan seperti berikut: 1) Memilih salah satu variabel sebagai variabel yang dijaga tetap pada bagian “Constant Parameter” 2) Mengisi jumlah partikel gas yang akan dimasukkan ke dalam wadah kotak pada bagian “Heavy Species”, kemudian tekan “enter” 3) Memilih keadaan gravitasi sama dengan nol 4) Dalam bagian “Tools & Options” , buka “Measurement Tools” kemudian pilih: “Layer Tool” untuk mengetahui tinggi wadah kotak, dan “Ruler” untuk mengetahui panjang wadah kotak.
Skala suhu Skala tekanan tinggi kotak
panjang kotak Ubah suhu
Gambar 2. Fungsi dan pengaturan pada simulasi untuk hukum Gay Lussac
c) Mengukur nilai dari variabel yang dibuat tetap (volume) d) Mengamati nilai suhu didalam wadah kotak, kemudian mengamati nilai tekanannya. e) Memvariasikan (mengubah) suhu didalam wadah kotak dan catat nilainya, kemudian mengamati kembali nilai tekanan wadah (seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
langkah ke-d), hingga didapat 4 data. *Setelah mengubah suhu didalam wadah, pastikan kembali bahwa volume wadah tetap sama seperti sebelumnya, barulah mengamati nilai tekanannya. f) Mencatat data hasil pengamatan pada Tabel 2. H. Data dan hasil percobaan 1. Hukum Boyle Tabel 1. Data hasil pengamatan percobaan hukum Boyle Suhu: …………. K No
Volume/luas kotak (nm2)
Tekanan (Atm)
1 2 3 4 P (Atm)
0
V (nm2)
Gambar 3. Grafik hubungan tekanan (P) terhadap volume (V)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
2. Hukum Gay Lussac Tabel 2. Data hasil pengamatan percobaan hukum Gay Lussac Volume/luas kotak: ………… nm2 No
Suhu (K)
Tekanan (Atm)
1 2 3 4
P (Atm)
T (K)
0
Gambar 4. Grafik hubungan tekanan (P) terhadap suhu (T)
I. Analisis Data 1. Hukum Boyle a) Informasi apa yang didapat berdasarkan data pada Tabel 1.? …….............................................................................................................. ...................................................................................................................... b) Informasi apa yang didapat berdasarkan grafik pada Gambar 3.? …….............................................................................................................. ......................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
2. Hukum Gay Lussac a) Informasi apa yang didapat berdasarkan data pada Tabel 2.? …….............................................................................................................. ...................................................................................................................... b) Informasi apa yang didapat berdasarkan grafik pada Gambar 4.? …….............................................................................................................. ...................................................................................................................... J. Kesimpulan 1. Hukum Boyle Apa kesimpulan Anda? ……................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... Apakah hipotesis diterima? ………………………………………………………………………………... 2. Hukum Gay Lussac Apa kesimpulan Anda? …….................................................................................................................... ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ Apakah hipotesis diterima? ………………………………………………………………………………...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Lampiran 5. Angket Minat Belajar Siswa. ANGKET MINAT BELAJAR SISWA SEBELUM TREATMENT Nama : Kelas
:
No. Absen : Petunjuk: Bacalah dengan teliti pernyataan-pernyataan berikut, kemudian pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan situasi, pemikiran, dan pengalaman Anda selama mengikuti pembelajaran Fisika. Pemilihan jawaban dilakukan dengan cara memberi tanda () pada kolom jawaban yang Anda pilih. Keterangan: TP : Tidak Pernah
SR : Sering
JR : Jarang
SS : Sangat Sering
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pernyataan Saya merasa senang ketika pembelajaran fisika berlangsung. Bersama guru di kelas saya senang mempelajari ilmu fisika. Sebelum belajar fisika di kelas saya terlebih dahulu mempelajari meteri fisika yang akan diajarkan. Mengerjakan soal-soal fisika merupakan inisiatif saya sendiri. Saya rajin mengerjakan tugas fisika dari guru. Dengan metode yang digunakan guru, saya dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan. Saya merasa jam pembelajaran fisika di kelas sangatlah kurang. Saya berusaha konsentrasi saat mengikuti pembelajaran fisika. Selama ini saya aktif berdiskusi saat mengikuti pembelajaran fisika. Saya sering mengajukan pertanyaan ketika belum paham dengan penjelasan guru.
TP
Jawaban JR SR
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
ANGKET MINAT BELAJAR SISWA SETELAH TREATMENT Nama : Kelas
:
No. Absen : Petunjuk: Bacalah dengan teliti pernyataan-pernyataan berikut, kemudian pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan situasi, pemikiran, dan pengalaman Anda selama mengikuti pembelajaran Fisika. Pemilihan jawaban dilakukan dengan cara memberi tanda () pada kolom jawaban yang Anda pilih. Keterangan: TP : Tidak Pernah
SR : Sering
JR : Jarang
SL : Sangat Sering
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pernyataan Saya merasa senang ketika pembelajaran fisika berlangsung. Selama mahasiswa mengajar di kelas saya merasa senang mempelajari ilmu fisika. Selama dua pertemuan ini, sebelum belajar fisika di kelas saya terlebih dahulu mempelajari meteri fisika yang akan diajarkan. Mengerjakan soal-soal fisika merupakan inisiatif saya sendiri. Saya rajin mengerjakan tugas fisika dari mahasiswa yang mengajar di kelas. Dengan metode yang digunakan mahasiswa untuk mengajar, saya dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan. Selama dua pertemuan ini, saya merasa jam pembelajaran fisika di kelas perlu di tambah. Saya berusaha konsentrasi saat mengikuti pembelajaran fisika bersama mahasiswa di kelas. Selama dua pertemuan ini, saya lebih aktif berdiskusi ketika mengikuti pembelajaran fisika. Saya sering mengajukan pertanyaan ketika belum paham dengan penjelasan mahasiswa.
TP
Jawaban JR SR
SS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Lampiran 6. Rincian Skor Minat Belajar Siswa SMA Negeri 1 Prambanan. Tabel Lampiran 6.1 Skor Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Skor Minat Belajar Awal Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 26 28 23 21 26 25 20 17 21 26 18 25 22 28 19 27 30 25 18 26 25 18 27 26 24 27 39 27 33 26 21 24 19 30 18 28 18 30 26 24 27 30 27 27 26 25 21 24 30 23 13 20 25 31 19 20 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
30 31 32 33 Mean
23 24 26 24.74
23 23 30 27 24.15
Tabel Lampiran 6.2 Skor Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Skor Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 23 27 26 29 31 27 23 17 28 27 23 27 29 27 20 27 25 26 26 23 24 22 29 30 26 32 36 19 35 26 25 29 30 36 24 32 25 22 26 29 25 27 25 27 26 29 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
25 26 27 28 29 30 31 32 33 Mean
27 23 28 34 30 24 25 26 26.97
33 25 26 20 30 27 27 25 27 26.42
Tabel Lampiran 6.3 Skor Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Skor Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen Awal Akhir 28 27 21 29 25 27 17 17 26 27 25 27 28 27 19 20 30 25 18 26 25 24 27 29 24 26 39 36 33 35 21 25 19 30 18 24 18 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Mean
26 27 27 26 21 30 13 25 19 19 23 23 30 27 24.15
26 25 25 26 24 33 25 26 20 30 27 27 25 27 26.42
Tabel Lampiran 6.4 Skor Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri 1 Prambanan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Skor Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen Awal Akhir 26 23 23 26 26 31 20 23 21 28 18 23 22 29 27 27 25 26 26 23 18 22 26 30 27 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Mean
27 26 24 30 28 30 24 30 27 25 24 23 20 31 20 23 24 26 24.74
19 26 29 36 32 22 29 27 27 29 27 23 28 34 30 24 25 26 26.97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Lampiran 7. Rincian Skor Minat Belajar Siswa SMA Negeri2 Klaten. Tabel lampiran 7.1 Skor Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Skor Minat Belajar Awal Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 21 23 27 30 21 27 24 32 24 29 27 33 24 30 26 36 22 27 26 27 22 31 26 26 27 30 21 26 18 36 26 29 27 21 22 25 30 21 27 22 29 25 28 24 28 25 26 21 25 25 26 23 29 26 25 25 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
30 31 32 33 Mean
26 24 23.83
27 27 22 26 28.06
Tabel Lampiran 7.2 Skor Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Skor Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 23 26 27 35 28 28 30 32 29 33 27 34 26 29 27 27 30 27 25 28 23 34 26 26 25 30 26 27 29 37 34 29 28 25 22 34 30 35 31 19 28 24 36 27 28 29 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
25 26 27 28 29 30 31 32 33 Mean
35 24 29 37 30 27 28 27.03
25 26 34 26 21 27 27 28 26 28.88
Tabel Lampiran 7.3 Skor Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Skor Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen Awal Akhir 23 26 30 35 27 28 32 32 29 33 33 34 30 29 36 27 27 27 27 28 31 34 26 26 30 30 26 27 36 37 29 29 27 28 22 22 30 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Mean
27 29 28 28 26 25 26 29 25 30 27 27 22 26 28.06
31 28 36 28 28 25 26 34 26 21 27 27 28 26 28.88
Tabel Lampiran 7.4 Skor Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri 2 Klaten No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Skor Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen Awal Akhir 21 27 21 24 24 27 24 26 22 26 22 26 27
23 27 28 30 29 27 26 27 30 25 23 26 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Mean
21 18 26 21 25 21 22 25 24 25 21 25 23 26 25 26 24 -
26 29 34 25 34 35 19 24 27 29 35 24 29 37 30 27 28 -
23.82
27.03
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Lampiran 8. Contoh Hasil Angket Minat Belajar Siswa SMA Negeri1 Prambanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Lampiran 9. Contoh Hasil Angket Minat Belajar Siswa SMA Negeri 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
Lampiran 10. Lembar Validitas Angket Minat Belajar Siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
Lampiran 11. Surat Laporan Pelaksanaan Penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141