PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 10 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Disusun Oleh: Johanis M.V. Lakesubun 121314033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 10 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Disusun Oleh: Johanis M.V. Lakesubun 121314033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk keluarga (Bpk. Bruno Lakesubun (alm), Ibu Natalia Janjaan, Kakak Karolus Lakesubun, Kristina Lakesubun, dan Bapak Wenslaus Janjaan.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, barangsiapa merendahkan diri akan ditinggihkan (Lukas 14:1.7-14)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA Johanis M.V Lakesubun Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) peningkatan prestasi belajar sejarah siswa, (2) peningkatan motivasi belajar sejarah setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual. Penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model penelitian Targart dan Kemmis dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 12 laki-laki dan 18 perempuan. Obyek penelitian adalah pembelajaran sejarah melalui model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual, motivasi dan prestasi belajar siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, tes prestasi, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengetahui peningkatan prestasi dan peningkatan motivasi dianalisis dengan menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Adanya peningkatan prestasi belajar sejarah. Pada keadaan awal 74,83%, pada siklus I menjadi 77,66%, dan pada siklus II 92,33%. (2) Adanya peningkatan motivasi. Pada motivasi awal 70,187% kemudian meningkat menjadi 72,641%.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT IMPROVED PERFORMANCE AND LEARNING HISTORY THROUGH MOTIVATION MODEL-BASED LEARNING PROBLEMS AND AUDIO VISUAL MEDIA USE IN CLASS XI IPA 1 SMA STATE 10 YOGYAKARTA
Johanis M.V Lakesubun Universitas Sanata Dharma 2016 This study aimed to describe (1) the increase of studentsβ achievement in learn history, (2) increas of their motivation to learn history after the application of problem based learning and the use of audio-visual media. This research used Action Research (PTK) with a research model by Targart and Kemmis with the stages of planning, action, observation, and reflection. Subjects in this study were students of class XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta totaling 30 students consisting of 12 men and 18 women. Object of research were studying history through problem-based learning model and use of audio-visual media, motivation and studentsβ achievement. Data were collected using a questionnaire, achievement tests, observations, interviews, and documentation. To find improved performance and increased motivation the data were analyzed using percentages. The results showed that there where an (1) increast of achievement in learn history. 74.83% on the initial state, the first cycle to 77.66%, and 92.33% in the second cycle. (2) An increase in motivation, from 70,187% the initial motivation to 72.641%.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepad Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, berkat, dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul PENINGKATAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS
MASALAH
DAN
PEMANFAATAN
MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan skripsi ini telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman bagi penulis dalam menyusun sebuah karya ilmiah. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari perhatian, bantuan, dukungan, dan masukan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini terutama kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Uneversitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Drs.Y.R. Subakti, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Dra. Theresia Sumini, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Drs. A Kardiyat Wiharyanto, M.M. selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing, membantu dan memberikan banyak pengarahan kepada penulis selama proses studi. 6. Seluruh dosen dan sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma. 7. Drs. Basuki. Selaku Kepalas Sekolah SMAN 10 Yogyakarta, yang telah memberikan waktu dan kesempatan yang berupa ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah. 8. Siswa-siswi SMAN 10 Yogyakarta khususnya kelas XI IPA 1 yang sangat membantu dalam melaksanakan kegiatan penelitian ini. 9. Keluarga saya, Bapak. Bruno Lakesubun (alm), Ibu Natalia Janjaan, kakak Karolus Lakesubun, Kristina Lakesubun, dan Bapak Wenslaus Janjaan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak halhal yang perlu diperbaiki dan dilengkapi, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta 30 Desember 2016 Penulis
Johanis M.V Lakesubun NIM : 121314033
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv HALAMAN MOTTO ................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi PERYATAAN PUBLIKASLIAN KARYA ................................................ vii ABSTRAK................................................................................................... viii ABSTRACT.................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................. xi DAFTAR ISI ............................................................................................... xv DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 7 C. Batasan Masalah................................................................................ 8 D. Rumusan Masalah ............................................................................. 8 E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8 F. Manfaat Penelitian............................................................................. 8
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ...................................................................................... 10 1. Pengertian Tindakan Kelas .......................................................... 10 2. Pengertian Prestasi Belajar .......................................................... 11 3. Pengertian Motivasi Belajar ......................................................... 14 4. Pengertian Belajar ....................................................................... 21 5. Pendekatan Konstruktivisme ........................................................ 23 6. Pengertian Belajar Sejarah ........................................................... 26 7. Prestasi Belajar Sejarah ............................................................... 26 8. Motivasi Belajar Sejarah .............................................................. 27 9. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ........................................ 27 10. Pengertian Media Audio-Visual ................................................... 34 11. Materi Pokok ............................................................................... 41 B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 45 C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Seting Penelitian................................................................................ 48 1. Tempat Penelitian ........................................................................ 48 2. Subyek Penelitian ........................................................................ 48 B. Ojek Penelitian .................................................................................. 48 C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 48 D. Defenisi Operasional Variabel ........................................................... 48 1. Prestasi Belajar Sejarah ............................................................... 48 2. Motivasi Belajar Sejarah .............................................................. 49 3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ........................................ 49 4. Media Audio-Visual .................................................................... 49 E. Model Penelitian .............................................................................. 50 F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data......................................... 50 G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................. 54
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H. Desain Penelitian ............................................................................... 56 I. Teknik Analisis Data ......................................................................... 57 J. Prosedur Penelitian ............................................................................ 59 K. Indikator Keberhasilan ...................................................................... 62 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ................................................................................. 63 1. Kondisi Awal Belajar Sejarah ...................................................... 63 a. Motivasi Awal Belajar Sejarah ............................................... 63 b. Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah .................................. 65 2. Siklus I ........................................................................................ 68 a. Perencanaan Tindakan ........................................................... 68 b. Pelaksanaan Penelitian Siklus I .............................................. 68 c. Observasi Tindakan ............................................................... 69 1) Partisipasi ........................................................................ 69 2) Prestasi Belajar siklus I .................................................... 70 d. Refleksi Siklus I..................................................................... 73 3. Siklus II ....................................................................................... 74 a. Perencanaan Tindakan ........................................................... 74 b. Pelaksanaan Penelitian Siklus II ............................................. 74 c. Observasi Tindakan ............................................................... 74 1) Partisipasi ....................................................................... 74 2) Prestasi Belajar ................................................................ 76 3) Motivasi Belajar ............................................................... 78 d. Refleksi Siklus II ................................................................... 81 B. Komparasi ......................................................................................... 81 1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa.................................................... 81 2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa ..................................................... 83 3. Partisipasi Belajar Sejarah Siswa ................................................ 84 C. Pembahasan ...................................................................................... 86
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 90 B. Saran ................................................................................................. 91 Daftar Pustaka .............................................................................................. 93 Lampiran ...................................................................................................... 96
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1
: Persentase PAP II .................................................................. 52
2. Tabel 2
: Indikator Keberhasilan ........................................................... 62
3. Tabel 3
: Data Motivasi Awal Belajar Siswa......................................... 63
4. Tabel 4
: Frekuensi Motivasi Awal Belajar Siswa ................................. 64
5. Tabel 5
: Data Prestasi Awal Siswa ...................................................... 66
6. Tabel 6
: Frekuensi Prestasi Awal Belajar Siswa .................................. 67
7. Tabel 7
: Data Partisipasi Siswa Pada Siklus 1 ...................................... 69
8. Tabel 8
: Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus 1.............................. 71
9.
Tabel 9 : Frekusensi Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus 1 .................... 72
10. Tabel 10 : Data Partisipasi Siswa Pada Siklus II ..................................... 74 11. Tabel 11 : Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II ............................. 76 12. Tabel 12 : Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II .................... 77 13. Tabel 13 : Data Motivasi Akhir Belajar Siswa ........................................ 78 14. Tabel 14 : Frekuensi Motivasi Akhir Belajar Siswa ................................ 80 15. Tabel 15 : Data Motivasi Belajar Siswa .................................................. 82 16. Tabel 16 : Data Prestasi Belajar Siswa.................................................... 83 17. Tabel 17 : Data Partisipasi Belajar Siswa ............................................... 84
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1 : Kerangka Berpikir ................................................................ 46 2. Gambar 2 : Desain Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 57 3. Gambar 3 : Diagram Motivasi awal Belajar Siswa .................................. 65 4. Gambar 4 : Diagram Prestasi Awal Belajar siswa ................................... 67 5. Gambar 5 : Diagram Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I ...................... 73 6. Gambar 6 : Diagram Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II ...................... 78 7. Gambar 7 : Diagram Motivasi Akhir Belajar Siswa ................................. 80 8. Gambar 8 : Grafik Peningkatan Jumlah Ketuntasan Siswa ....................... 84 9. Gambar 9 : Grafik Partisipasi Siswa Siklus I dan II ................................. 85
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1 : Surat izin dari Universitas Sanata Dharma ....................... 96 2. Lampiran 2 : Silabus ........................................................................... 97 3. Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 99 4. Lampiran 4 : Kisi-kisi Kuesioner .......................................................... 108 5. Lampiran 5 : Data Reliabilitas .............................................................. 109 6. Lampiran 6 : Signifikansi ..................................................................... 115 7. Lampiran 7 : Rumus Belah dua ............................................................ 118 8. Lampiran 8 : Relibilitas Motivasi Belajar ............................................. 119 9. Lampiran 9 : Perhitungan Distribusi Frekuensi ..................................... 120 10. Lampiran 10 : Contoh Kuesioner ............................................................ 126 11. Lampiran 11 : Lembar Observasi Partisipasi Siswa ................................ 131 12. Lampiran 12 : Kisi-kisi Soal................................................................... 134 13. Lampiran 13 : Soal Ulangan Siklus 1 dan 2 ............................................ 137 14. Lampiran 14 : Kunci Jawaban ................................................................ 143 15. Lampiran 15 : Dartar Nilai ..................................................................... 144 16. Lampiran 16 : Foto-foto ......................................................................... 175
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk formal, non-formal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.1 Pandangan
yang
sudah
berlangsung
lama
yang
menempatkan
pembelajaran sebagai proses transfer ilmu informasi dari guru kepada siswa semakin banyak mendapat kritikan. Penempatan guru sebagai satu-satunya sumber informasi menempatkan siswa atau peserta didik tidak sebagai individu yang dinamis, akan tetapi lebih sebagai obyek yang pasif sehingga potensi-potensi individualnya tidak dapat berkembang secara optimal. Ketidaktepatan pandangan ini juga semakin terasa jika dikaji dari pesatnya perkembangan arus informasi dan media komunikasi yang sangat memungkinkan siswa secara aktif mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan. Dalam keadaan ini guru hendaknya dapat memberikan dorongan dan arahan kepada siswa untuk mencari berbagai
1
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Grafindo Persada, 2006, hlm 3-11
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
sumber yang dapat membantu peningkatan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang aspek-aspek yang dipelajari. 2 Cukup lama diterima bahwa pengetahuan harus merupakan representasi (gambaran atau ungkapan) kenyataan dunia yang terlepas dari pengamat (objektivisme). Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Para konstruktivisme menjelaskan bahwa satu-satunya alat/sarana yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah indranya. Seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungan dengan melihat, mendegar, menjamah, mencium, dan merasakan. Konstruktivisme menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita peroleh adalah konstruksi kita sendiri, maka mereka menolak kemungkinan transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain bahkan secara prinsipiil. 3 Dalam kegiatan belajar-mengajar, apabila ada seseorang siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebabsebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada masalah pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang efeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya dan kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata siswa itu perlu diberikan
Anurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2012. hlm 9. Paul Suparno. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius, 1997. hlm 1820. 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan motivasi. 4 Dari dimensi siswa, masalah-masalah belajar yang muncul sebelum kegiatan belajar dapat berhubungan dengan karakteristik/ciri siswa, baik bekenan dengan minat, kecakapan, maupun pengalaman-pengalaman. Selama proses belajar, masalah belajar sering kali berkaitan dengan sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan, menggali kembali pesan yang telah tersimpan, untuk hasil belajar. Sesudah belajar, masalah belajar dimungkinkan berkaitan dengan penerapan prestasi keterampilan yang sudah diperoleh melalui proses belajar sebelumnya. Sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Sebelum belajar masalah belajar seringkali berkaitan dengan pengorganisasian belajar. Selama proses belajar, masalah belajar seringkali berkenan dengan bahan belajar dan sumber belajar. Sedangkan sesudah kegiatan belajar, masalah belajar yang dihadapi guru kebanyakan berkaitan dengan evaluasi hasil belajar. 5 Keberhasilan belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor-faktor internal juga turut dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa. 6 Seiring dengan perkembangan zaman proses pembelajaran saat ini membutuhkan sebuah strategi belajar mengajar yang baru serta menarik motivasi
Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali. 1986. hlm 7475. 5 Ibid., hlm 177-178. 6 Ibid., hlm 187-188. 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: (a) menimbulkan kegairahan belajar, (b) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, (c) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 7 Dalam hal ini, kenbayakan orang menganggap penggunaan alat-alat audiovisual sebagai hiburan dan pemborosan waktu semata-mata. Ini disebabkan karena di dalamnya termasuk penggunaan slide dan film. Keduanya dianggap hiburan. Tidak ada alasan untuk tidak membuat pengajaran, penerangan atau penyuluhan menjadi menyenangkan. Oleh karena itu dapat ditegaskan, bahwa : Penggunaan alat-alat audio-visual bukan terutama hiburan melainkan suatu metode mengajar yang efektif. 8 Alat-alat itu hanya perkakas dit angan guru yang harus digunakan pada saat yang tepat untuk tujuan tertentu dalam suatu program pengajaran. Dengan segala daya alat-alat itu harus diusahakan untuk terpadu dalam keseluruhan program pengajaran. Untuk menjawab masalah-masalah dalam proses pembelajaran sejarah diperlukan cara atau metode yang tepat dan menarik sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan tentunya tidak membosankan. Dalam penelitian ini, menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Pembelajaran Berbasis Masalah didasarkan pada kajian seorang filsuf pendidikan John Dewey.
7 8
Arief S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2008, hlm 17-18. Amir Hamzah Suleiman, Media audio-visual, Jakarta : Gramedia, 1981, hlm 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Pada dasarnya Dewey dalam David A, Jacobsen9, percaya bahwa anakanak merupakan para pembelajaran aktif secara sosial yang belajar dengan cara mengeksplorasi lingkungan mereka, Dewey juga percaya bahwa pengetahuan yang dipelajari siswa seharusnya bukan informasi lembam yang banyak terdapat di buku-buku pelajaran atau banyak disampaikan dalam ceramah-ceramah. Dalam penggunaan model pembelajaran berbasis masalah ini, peneliti mencoba memanfaatkan media audio-visual dalam usaha untuk memecahkan masalah yang ada dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah memiliki tiga tujuan yang saling berhubungan satu sama lain. Dalam tiga tujuan tersebut adalah mengembangkan kemampuan siswa, mengembangkan pembelajaran yang self-directed (mandiri), pemerolehan penguasaan konten.10 Berdasarkan masalah-masalah yang telah dipaparkan di atas, dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk merubah cara pandang para siswa atau peserta didik terhadap pembelajaran sejarah dengan model Pembelajarn Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan pemanfaatan media audio-visual. Dengan berubahnya cara pandang siswa atau peserta didik terhadap pembelajaran sejarah diharapkan juga berpengaruh pada motivasi dan dan prestasi siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Menurut Howard, PBL adalah kurikulum dan proses pembelajaran. dalam kurikulumnya dirancang masalah-masalah yang menurut David A. Jacobsen, dkk. Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2009. hlm 242. 10 Op.cit., hlm 242-243. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalan memecahkan dan memiliki strategi belajar sendiri serta kacakapan berpartisipasi dalam tim. Menurut Ducth yang dikutip oleh Taufiq Amir 11, PBL merupakan metode instruksional yang menantang siswa agar belajar untuk belajar, bekerjasama dan kelompok untuk mencari solusi bagi masalah-masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas materi pelajaran. Dalam usaha mengatasi permasalahan yang seringkali
muncul dan membuat
proses
pembelajaran menjadi tidak kondusif. Usaha yang dilakukan agar dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah melakukan observasi terlebih dahulu dengan cara mengamati proses pembelajaran sebelum melakukan penelitian tindakan di dalam kelas tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 10 Yogyakarta pada kelas XI IPA 1. Permasalahan dalam proses pembelajaran sejarah di kelas XI IPA 1, diketahui motivasi dan prestasi belajar sejarah masih rendah. Terbukti saat pembelajaran sedang berlangsung, banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa selama proses belajar mengajar, siswa banyak bercerita sendiri dengan temanya dan ada siswa yang mengerjakan tugas mata pelajaran lain sewaktu gurunya menerangkan. Berdasarkan nilai ujian sisipan terakhir yang diberikan oleh guru bidang studi sejarah pada siswa kelas XI IPA 1 dari 30 jumlah keseluruhan siswa, hanya Taufiq Amir. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana. 2010.hlm 21. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
19 siswa yang mencapai KKM, sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM berjumlah 11 siswa. Hal ini menunjukan bahwa, prestasi belajar sejarah siswa cukup rendah bila dilihat dari jumlah siswa yang tidak mencapai KKM. Rendahnya prestasi siswa tersebut dikarenakan pada saat proses pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa tidak mendengarkan penjelasan guru di depan, siswa kurang memanfaatkan waktu yang di dalam kelas, dan mengerjakan tugas mata pelajaran lain di dalam kelas saat proses pembelajaran sejarah sedang berlangsung. Terkait dengan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk meningkatkan
prestasi dan motivasi belajar sejarah siswa melalui model
pembelajaran berbasis masalah dan media audio-visual. Untuk itu, dengan pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual pengajaran s yang hendaknya mewujudkan inti dan tujuan pembelajaran sejarah dalam proses belajar mengajar yang dibuat menarik, dan siswa tidak bosan dalam mempelajari pelajaran sejarah. Dalam usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPA 1 SMA N 10 Yogyakarta. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Guru masih terlihat kurang inovatif dalam menggunakan model pembelajaran, dan selalu terpaku dengan model ceramah. 2. Guru masih terlihat kurang memanfaatkan media audio visual dalam proses pembelajaran sejarah di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
3. Motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran sejarah rendah. 4. Prestasi belajar sejarah siswa rendah. 5. Kurangnya
partisipasi
siswa
di
dalam
kelas
selama
proses
pembelajaran sejarah berlangsung. C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan pada, usaha peningkatan prestasi dan motivasi belajar sejarah siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual pada siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. D. Rumusan Masalah 1. Apakah penerapan pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah ? 2. Apakah penerapan pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah ? E. Tujuan Penelitian Mendeskripsikan Peningkatan Prestasi dan Motivasi
Belajar sejarah
melalui model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audiovisual pada siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: a. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam memperbaiki pemanfaatan media dalam pembelajaran yang belum optimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
dan sebagai pertimbangan dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa. b. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru, dalam mengembangkan model-model dan metode pembelajaran yang kreatif guna meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah. Selain itu diharapkan dapat memberi inspirasi baru bagi guru-guru khususnya guru mata pelajaran sejarah, agar pengajarannya menarik dan tidak membosankan. c. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan kesadaran akan pentingnya sejarah dalam pembelajaran.Penelitian ini diharapkan dapat membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran sejarah sehingga berpengaruh terhadap peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa. d. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi peneliti sebagai seorang calon guru sejarah, sehingga kelak dapat menjadi seorang guru sejarah yang berkualitas dan profesional dalam meningkatkan karya pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian berdaur ulang yang dilakukan guru untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas adalah suatu jenis penelitian tindakan dengan akar permasalahan yang benar-benar dihadapi oleh peserta didik (masalah kongkret didalam kelas yang dirasakan sebagian besar peserta didik, sekaligus permsalahan yang muncul secara terus-menerus di kelas ketika guru mengajar. Penelitian tindakan kelas (PTK), merupakan penelitian tindakan yang umum dilakukan guru guna memperbaiki mutu praktik pembelajaran di dalam kelas. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas. 12 Menurut Wina Sanjaya, penelitian tindakan kelas berkembang dari penelitian tindakan. Menurut Kemis (1998), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penelaran praktik sosial mereka.13 Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan
Erna Febru Aries dan Ari Dwi Haryono, Penelitian Tindakan Kelas(Teori dan Aplikasi) , Malang : Aditya Media Publishing : 2012 hlm 1-2. 13 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Kencana : 2011 hlm 24. 12
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. 14 2. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Winkel, prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang, maka prestasi belajar merupakan hasil maksimun yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Sedangkan menurut Arif Gunarso, prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi belajar berasal dari kata βprestasiβ dan βbelajarβ. Prestasi yang memiliki makna yang berarti hasil yang sudah dicapai. Sedangkan belajar adalah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi arti dari prestasi belajar adalah penguasaan dan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Hasil dari mata pelajaran ini ditunjukkan dengan nilai atau angka oleh guru kepada siswanya sebagai bentuk penghargaan atas apa yang telah dikerjakan oleh siswanya. 15 Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1) Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri. Adapun yang dapat digolongkan dalam faktor intern sebagai berikut:
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT Indeks, 2010 hlm 9. 15 Depdikbud. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Direktorat Jederal Penddidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menegah Umum. 1999. Hlm, 787. 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
a) Kecerdasan Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan
yang
dihadapinya.
Tingkat
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat
intelegensi
yang
rendah. 16
Kecerdasan
atau
intelegensi
merupakan faktor yang penting seorang anak dalam usaha belajar. b) Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude
yang
berarti kecakapan,
yaitu
mengenai
kesanggupan-kesanggupan tertentu.17 c) Minat Minat adalah kecenderunngan yang tetap untuk memperlihatkan dan mengenai
beberapa
kegiatan.
Kegiatan
yang
dimiliki
seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.18 Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk diperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. 19
Minat sangat
berpengaruh terhadap belajar siswa. Slameto, Pengertian Belajar, Jakarta: Rieka Cipta, 1995. Hlm, 56. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1986, hlm. 28. 18 Ibid., hlm, 24. 19 Ibid.,hlm. 57. 16 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
d) Motivasi Motivasi merupakan hal yang terpenting yang mendorong seseorang untuk belajar. 2) Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa. Faktor ektern yang dapat mempengaruhi balajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat.20 Ketiga faktor ekstern tersebut, dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut: a) Keadaan keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Jadi, keluarga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar seseorang. b) Keadaan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.
20
Ibid, hlm. 60.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
c) Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan siswa dalam prestasi belajar, karena lingkungan juga mempengaruhi perkembangan anak didik. 3. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Kompri, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Atau usaha-uasaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok
orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepasaan dengan perbuatannya. 21 Menurut Hamzam B. Uno, motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat sesuatu. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga muncul suatu tingkah laku tertentu.22 Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan
tingkat
persintensi
dan
antusiasmenya
dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan Kompri, Motivasi Pembelajaran (perspektif guru dan siswa), Bandung : Remaja Rosdakarya, 2015, hlm 1-4. 22 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, hlm 3. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
kualitas perilaku yang ditampilkanya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidikan, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya mencapai kinerja (prestasi) seseorang. 23 Motivasi adalah proses yang menjelaskan intesitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam defenisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan β saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggiβ. Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.24 Menurut Sardiman A.M, kata βmotifβ diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggera di dalam subjek itu melakukan aktivitas-aktivitas 23 24
Ibid., hlm 3. Op.cit., hlm 3-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata βmotifβ itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. 25 Menurut Dimyati dan Mudjiono pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerahkan dan mengerahkan perilaku keinginan yang mengakftikan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. Dalam hal ini motivasi dapat dilihat dalam beberapa aspeknya.26 a)
Jenis Motivasi Motivasi primer adalah motivasi yang
didasarkan pada motif-
motif dasar. Motif-motif dasar tersebut pada umumnya berasal dari segi bilologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makluk yang berjasmani sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Freud berpendapat bahwa insting memiliki 25 26
Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta: Rajawali, 1986, hlm 73 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : 2006, hlm 80-101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek, dan sumber. Tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku. Semakin besar energi dalam insting, maka tekanan terhadap individu semakin besar. Sasaran insting adalah kepuasaan atau kesenangan. Motivasi sekunder, adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer. Sebagai ilustrasi, orang yang lapar akan tertarik terhadap makanan tanpa belajar. Untuk memperoleh makanan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Agar dapat bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja. βbekerja dengan baikβ merupakan motivasi sekunder. Motivasi sosial adalah motivasi sekunder memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Para ahli membagi motivasi sekunder tersebut menurut pandangan yang berbeda.
Thomas dan Znaniecki
mengolong-golongkan motivasi sekunder menjadi keinginan-keinginan (i) memperoleh pengalaman baru (ii) untuk mendapat respon, (iii) memperoleh pengakuan, dan (iv) memperoleh rasa aman. Mc Cleland mengolongkan menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk (i) berprestasi, seperti bekerja dengan kualitas produksi yang tinggi, dan memperoleh IPK 3,50 ke atas, (ii) memperoleh kasi sayang seperti rela berkorban untuk sesama, dan (iii) memperoleh kekuasaan, seperti kesetian pada tujuan perkumpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
b) Sifat Motivasi Motivasi seseorang dapat bersumber dari (i) dalam diri sendiri, dikenal sebagai motivasi internal, dan (ii) dari luar seseorang yang dikenal dengan motivasi eksternal. Di samping itu kita bisa membedakan motivasi intrinsik yang dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Sebagai ilustrasi seorang siswa membaca sebuah buku, karena ia ingin mengetahui kisah seorang tokoh, bukan karena tugas sekolah. Motivasi memang mendorong terus, dan memberi energi pada tingkah laku. Setelah siswa tersebut menamatkan sebuah buku maka ia mencari buku lain untuk memahami tokoh yang lain. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perubahan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman. Motivasi ekstrinsik banyak dilakukan di sekolah dan di masyarakat. Hadia dan hukuman sering diugunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar. Jika siswa belajar dengan hasil yang memuaskan maka ia akan memperoleh hadiah dari guru atau orang tua. Sebaiknya jika hasil belajar tidak baik, memperoleh nilai kurang, maka ia akan memperoleh βperingatan atau hukumanβ dari guru atau orang tua. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dapat dijadikan titik pangkal rekayasa pendagogis guru. Sebaiknya guru mengenal adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
motivasi-motivasi tersebut. Untuk mengenal motivasi yang sebenarnya, guru perlu melakukan penelitian. c) Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Beberapa unsur yagng mempengaruhi motivasi belajar.27 a. Cita-cita atau aspirasi siswa Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan.
Timbulnya
cita-cita
juga
bersamaan
dengan
perkembangan kepribadian.28 b. Kemampuan siswa Secara
ringkas
dapat
dikatakan
bahwa
kemampuan akan
memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. 29 c. Kondisi siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. 30
Ibid., hlm 231. Op.cit., hlm 231. 29 Op.cit. Hlm 231. 30 Ibid., hlm 232. 27 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
d. Kondisi lingkungan siswa Lingkungan siswa dapat berupah keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran. Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalamn dengan teman sebayanya akan berpengaruh terhadap motivasi belajar. f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari denga puluhan atau ratusan siswa. Interaksi efektif pegaulannya sekitar lima jam sehari. d) Landasan Motivasi Menurut Kompri, berbicara tentang motivasi atau lebih tepat tentang
perilaku
yang
dimotivasi
(motivated
behavior)
maka
mempersoalkan perilaku sebagai sesuatu hal yang memiliki tiga macam ciri khusus. Pertama: perilaku yang dimotivasi berkelanjutan, maksudnya ia tetap ada untuk jangka waktu yang relatif lama. Kedua: perilaku yang dimotivasi diarahkan ke arah pencapaian sesuatu tujuan, dan ketiga: ia merupakan perilaku yang muncul karena adanya sesuatu kebutuhan yang dirasakan. Ciri yang ketiga yakni adanya sesutu kebutuhan yang dirasakan mengintroduksi sebuah konsep yang memerlukan keterangan lebih lanjut. Orang telah
menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
macam-macam istilah untuk melukiskan kekuatan yang memotivasi dari perilaku manusia. Beberapa istilah tersebut adalah kebutuhan, aspirasi, keinginan.31 e) Fungsi Motivasi dalam Belajar Begitu juga dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi. βMotivation is an essential condition of learningβ. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. 32 4. Pengertian Belajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah, belajar adalah satu kata yang sudah sangat akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi pelajar atau mahasiswa kata βbelajarβ merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari, sore hari, atau pagi hari. 33 Belajar adalah key term, βistilah kunciβ yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajar pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam megenai proses perubahan Ibid., hlm 6-7. Ibid., hlm 84. 33 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2011, hlm 12-13. 31 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
manusia itu. Belajar yaitu setiap perubahan yag relatif menetap dalam tinggkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Atau belajar adalah perubahan kepribadian, kepandaian/suatu pengertian.34 Menurut Suyono dan Hariyanto, belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. 35 Menurut Winkel belajar merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan yang menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan,
pemahaman,
keterampilan, nilai-sikap, yang bersifat konstan atau menetap. Perubahanperubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih tersembunyi. Mungkin juga perubahan hanya berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah pernah dipelajari. 36 Oemar Hamalik berpendapat bahwa, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. 37 Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Teras: 2012, hlm 171-172. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (teori dan konsep dasar), Bandung : Rosda Karya : 2011 hlm 9. 36 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta :Gramedia, 1989, hlm 34-37 37 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : 2001, hlm 27. 34 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 5. Pendekatan Konstruktivisme Menurut kaum konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif pelajar mengkosntruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertianya dikembangkan. Proses tersebut antara lain bercirikan sebagai berikut. 1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang merekan lihat, dengar, rasakan, dan alami. 2. Konstruksi arti itu adalah proses yang terus-menerus. Setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah. 3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar
bukanlah
hasil
perkembangan,
melainkan
merupakan
perkembangan itu sendiri. 4. Proses belajar itu sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman dengan dunia fisik dan lingkungannya. 6. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pelajar. Konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari. 38 Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan fakta. Belajar itu suatu perkembangan pemikiran dengan membuat hipotesis, mengetes hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban,
menggambarkan,
meneliti,
berdialog,
mengadakan refleksi,
mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan lain-lain untuk membentuk konstruksi yang baru.39 Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan, pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup. Setiap kita akan menciptakan hukum dan model mental kita sendiri, yang kita pergunakan untuk menafsirkan dan menerjemahkan pengalaman. Belajar dengan demikian, semata-mata sebagai suatu proses pengaturan model mental seseorang untuk mengakomodasi pengalaman-pengalaman baru.40 Teori Piaget berlandaskan bahwa perkembangan anak bermakna membangun struktur kognitifnya atau peta mentalnya yang diistilahkan Ibid, hlm 61. Ibid, hlm 62. 40 Ibid, hlm 105. 38 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
ββschema/skhemaββ atau konsep jejaring untuk memahami dan menanggapi pengalaman fisik dalam lingkungan di sekelilingnya. Konsep sekema sendiri sebenarnya sudah banyak dikembangkan oleh para ahli liguistik, psikologi, kognitif, dan psikolinguistik yang digunakan untuk menjelaskan dan memahami adanya interaksi antar sejumlah faktor kunci yang berpengaruh terhadap proses pemahaman. 41 Prinsip-prinsip konstruktivisme ini telah banyak digunakan dalam pendidikan sains dan matematika. Secara umum prinsip-prinsip itu berperan sebagai referensi dan alat refleksi kritis terhadap praktek, pembaruan, dan perencanaan
pendidikan.
Prinsip-prinsip
yang
sering
konstruktivisme antara lain: (1) pengetahuan dibangun
diambil
dari
secara aktif, (2)
tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, (3) mengajar adalah membantu siswa belajar, (4) tekanan dalam proses bukan hasil akhir, (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa dan, (6) guru adalah fasislitator. Dalam hal ini juga dapat dilihat bahwa penggunaan konstruktivisme sebagai referensi untuk menyusun metode mengajar yang lebih menekankan pada keaktifan siswa baik dalam belajar sendiri maupun bersama dalam kelompok. Sebagai alat refleksi, konstruktivisme dapat digunakan untuk meneliti mengapa siswa tertentu dapat belajar lebih baik dalam konteks dengan teman dan mengapa siswa tertentu salah tangkap terhadap yang ia pelajari. 42
41 42
Ibid, hlm 107. Ibid, hlm 73-74.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
6. Pembelajaran Sejarah Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Peserta didik yang belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam dirinya, baik itu kognitif, afektif, dan psikomotorik.43 Istilah βsejarahβ berasal dari bahasa Arab, yakni βsyajarahtunβ (dibaca βsyajarahβ), yang memiliki arti βpohon kayuβ. Pengertian pohon kayu di sini menunjukan adanya suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang sesuatu hal atau peristiwa dalam suatu kesinambungan. Pada umumnya orang menggunkan istilah βsejarahβ untuk menunjukan pada cerita sejarah, pengetahuan sejarah, gambaran sejarah, yang kesemuanya itu mengartikan sejarah dalam βsubjektifβ. 44 Pengertian sejarah yang dipahami sekarang ini dari bahasa Inggris, yakni history yang bersumber dari bahasa Yunani kuno historica diartikan sebagai teladan mengenai gejala-gejala dalam urutan kronologis.45 7. Prestasi Belajar Sejarah Menurut Winkel, prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Menurut Drs. M. Uzer Usman, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Sejarah adalah jumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa
E. Mulyasa, Iplementasi Kurikulum 2004 : Panduan Pembelajaran KBK, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006, hlm 189. 44 Mohamad Ali, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 3 Pendidikan Disiplin Ilmu, Bandung : Bhakti Utama, 2007, hlm 341-343. 45 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Bandung : Bumi Aksara, 2007, hlm 287. 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
dalam kenyataan sekitar kita. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah adalah keberhasilan yang telah dicapai seseorang dengan mempelajari peristiwa-peristiwa masa lalu. 8. Motivasi Belajar Sejarah Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerahkan dan mengerahkan
perilaku
keinginan
yang
mengaktifkan,
menggerakan,
menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. 46 Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.47 Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar sejarah adalah keberhasilan dari dorongan yang telah muncul untuk mempelajari peristiwaperistiwa atau kejadian pada masa lampau. 9. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dari beberapa pendapata para ahli pada intinya belajar merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaitu perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang bersifat menetap. Tujuan utama dalam menerapkan pembelajaran berbasis masalah adalah penguasaan issi belajar dari disiplin hereustik dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah. 48
Ibid., hlm 80. Ibid., hlm 13. 48 Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hlm 236. 46 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara umum penerapan model ini dimulai dengan adanya pemecahan masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Masalah tersebut dapat berasal dari peserta didik atau dari pendidik. Peserta didik akan memusatkan pembelajaran di sekitar masalah tersebut, dengan arti lain, peserta didik belajar teori dan metode ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat perhatiannya. Pemecahan masalah dalam PBL harus sesuai dengan langkahlangkah metode ilmiah. Dengan demikian peserta didik belajar memecahkan masalah secara sistematis dan terencana. Pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah cara memanfaatkan masalah untuk menimbulkan motivasi belajar. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang diharapkan dapat memberdayakan siswa untuk menjadi seseorang individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya dikemudian hari. Pada model pembelajaran berdasarkan masalah kelompok-kelompok kecil siswa bekerjasama memecahkan suatu masalah yang disepakati oleh siswa dan guru.49 Pembelajaran Berbasis Masalah selain memiliki cara tersendiri untuk menimbulkan motivasi pada diri siswa, juga memiliki ciri-ciri dalam pembelajarn sebagai berikut; pembelajaran dimulai dengan pemberian βmasalahβ, biasanya βmasalahβ memiliki konteks dengan dunia nyata, peserta didik secara berkelompk aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Prenada Media Group, 2009, hlm 92. 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi terkait dengan βmasalahβ, dan melaporkan solusi dari βmasalahβ. Sementara pendidik lebih banyak memfasilitasi. 50 Pembelajaran berbasis masalah berfokus pada penyajian suatu permasalahan (nyata atau stimulasi) kepada siswa, kemudian siswa diminta mencari pemecahannya melalui serangkaian penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep, prinsip yang dipelajarinya dari berbagai bidang ilmu.51 Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: 1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar. 2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak tersetruktur. 3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda. 4) Permsalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar. 5) Belajar pengarahan diri menjadi hal utama. 6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam penggunaannya dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM.
Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Jakarta: Prenada Media Group, 2009, hlm, 12. 51 Eveline Siregar. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Ghalia Indonesia. hlm 119. 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif. 8) Pengembangan keterampilan inquiri dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan. 9) Keterbukaan proses dalam PBM (Pembelajaran Berbasis Masalah) meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar. 10) Pembelajaran berbasis masalah melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar. 52 Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 7 langkah yaitu: 53 1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. 2) Merumuskan masalah Fenomena
yang ada dalam masalah menuntut
penjelasan
hubungan-hubungan apa yang terjadi diantara fenomena itu. Kadan-kadang
ada
hubungan
yang
belum
nyata
antara
fenomenanya, atau ada yang sub-sub masalah yang harus diperjelas dahulu. 3) Menganalisis masalah Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas
Rusman. Model-model Pembelajaran (mengembangkan profesionalisme guru). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010. Hlm 232-233. 53 Ibid., hlm. 232. 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
informasi faktual (yang tercantum pada masalah), dan juga informasi yang ada di dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah gagasan)
dilakukan
dalam
tahap
ini.
Anggota
kelompok
mendapatkan kesempatan melatih bagaimana mejelaskan, melihat alternatif atau hipotesis yang terkait dengan masalah. 4) Menata gagasan dan secara sistematis, serta menganalisisnya. Bagian yang sudah dianalisis dilihat dari keterkaitannya satu sama lain dikelompokkan: mana yang saling menunjang dan mana yang bertentangan dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilahmilah sesuatu menjadi bagian yang membentuknya. 5) Memformulasikan tujuan pembelajaran Kelompok dapat
merumuskna tujuan pembelajaran karena
kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang dan mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran akan dikaitikan dengan menganalisis masalah yang dibuat. 6) Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar diskusi kelompok) Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki dan sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka mencari informasi tambahan itu dan menentukan dimana hendak mencarinya. Mereka harus mengatur jadwal, menentukan sumber informasi. Setiap anggota harus mampu belajar sendiri dengan efektif untuk tahapan ini agar mendapatkan informasi yang relevan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
seperti menentukan kata kunci dalam pemilihan, memperkirakan topik, penulis, publikasi, dan sumber pembelajaran. 7) Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat laporan untuk kelas. Berdasarkan laporan-laporan individu atau sub kelompok yang dipresentasikan dihadapan kelompok
lain,
kelompok
akan
mendapatkan informasi-informasi baru. Anggota yang mendengar laporan haruslah kristis tentang laporan yang disajikan (laporan diketik dan diserahkan ke setiap anggota). Kadang-kadang laporan yang dibuat menghasilkan pertanyaan-pertanyaan baru yang harus disikapi oleh kelompok untuk mendiskusikan. Dalam tahap ini, keterampilan
yang
dibutuhkan
adalah
meringkas
dan
mendiskusikan. Persepsi pengalaman pembelajaran berbasis masalah sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Huang yang dikutip dalam W. Sanjaya yaitu berupa persepsi positif dan persepsi negatif yang ditunjukkan sebagai berikut: 1) Persepsi positif pembelajaran berbasis masalah a) Responden merasa luas ketika ide-ide mereka diterima oleh anggota-anggota kelas b) Pembelajaran Berbasis Masalah lebih interaktif dari gaya belajar yang lain. c) Pembelajaran Berbasis Masalah memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar. 2) Persepsi negatif Pembelajaran Berbasis Masalah a) Pengetahuan yang didapatkan siswa tidak akurat b) Siswa tidak tentu memahami bahan pelajaran dan tidak tentu tentang apa yang dikerjakan terhadap masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
c) Banyak waktu kelas yang sia-sia dan dirasakan oleh beberapa guru tidak fokus. d) Beban kerja menjadi lebih berat dan menimbulkan usaha ekstra untuk memenuhinya. Sedangkan presepsi Pembelajaran menurut Sanjaya yaitu berupa keunggulan dan kelemahan yang ditunjukan sebagai berikut54: 1) Keunggulan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learnig) sebagai berikut: a) Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. b) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. c) Meningkatkan motivasi dan aktifitas pembelajaran siswa. d) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. selain itu juga pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya. e) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berifikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja. f) Mengembagnkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka menyesuaikan dengan pengetahuan baru. g) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. h) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. i) Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berkahir. j) Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memcahkan masalah dunia nyata. 2) Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
W. Sanjaya, Strategi Pembelajran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, Pedana Media Group, hlm 220-221. 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Disamping keunggulan yang dimiliki Pembelajaran Berbasis Masalah, tentunya Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai sebuah strategi pembelajaran juga memiliki kelemahan diantaranya: a) Masalah siswa tidak memiliki minat atau kepercayaan, maka mereka akan enggan untuk mencoba. b) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. c) Tanpa
pemahaman
mengapa
mereka
berusaha
untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. 55 10. Pengertian Media Audio-Visual a. Media Apabila dilihat dari etimologi βkata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata βmediumβ yang secara harafiah berati perantara atau pengatar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatuβ. Media adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajaran, pengajar, dan bahan ajar. Maka dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sbagai media, diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara
55
Ibid., hlm 218-219.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
yang direkam. Dengan kelima bentuk stimulus ini, akan membantu pembelajar mempelajari bahan ajaran. Atau dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media adalah suara, lihat, dan gerakan.56 Azhar Arsyad berpendapat bahwa, media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti tengah, βperantaraβ atau βpengantarβ. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengatar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. 57 b. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Oleh karena itu media pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan. 58 Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang satu sama lain saling menunjang, yaitu perangkat keras (hardware) dan materi atau bahan yang disebut perangkat lunak (software). 59 1. Ciri-ciri Media Pembelajaran. Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar. Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil pertimbangan pada kajian ciri-ciri umum yang dimilikinya, bahasa Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, Yogyakarta : Kaukaba Dipantara, 2013, hlm 3. 57 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010, hlm 3. 58 Sri Anitah, Media Pembelajaran, Surakarta : Yuma Pustaka, 2010, hlm 4. 59 Ibid, hlm 6. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
yang dipakai menyampaikan pesan dan dampak atau efek yang ditimbulkannya. Ciri-ciri (karakteristik) umum media yang dimaksud adalah kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan, merekonstruksi, dan mentransportasikan suatu peristiwa atau obyek. Kemudian yang dipakai menyampaikan pesan adalah bahasa verbal dan bahasa nonverbal. Terakhir adalah tentang efek yang ditimbulkannya, bentuk kongkrit dari efek ini adalah terjadinya perubahan tingkah laku dan sikap siswa sebagai akibat interaksi antara dia dengan pesan; baik perubahan itu secara individu maupun secara kelompok.60 2. Tujuan Media Pembelajaran. Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. 61
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (sebuah pendekatan baru), Jakarta : Referensi, 2013, hlm 36. 61 Ibid, hlm 24-25. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
3. Maanfaat Media Pembelajaran. Berbagai manfaat media pembelajaran seperti, penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.62 Arief S. Sadiman, membagi pemanfaatan media pembelajaran pada dua pola, yakni pemanfaatan media dalam situasi belajarmengajar di dala kelas atau ruang (seperti auditorium) dan pemanfaatan media di luar kelas. Dalam konteksnya pemaanfaatan media di dalam kelas, kehadiranya dimaksudkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatan media secara kontrol, yakni media itu digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu, seperti pemanfaatannya di dalam kelas dan pada program pendidikan jarak jauh. 63 c. Media Audio Pembahasan tentang proses komunikasi pembelajaran dengan menggunakan media audio 62 63
Ibid, hlm 25. Ibid. hlm 208-209.
tidak
lepas dari pembahasan aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
pendengaran itu sendiri. Pendengaran adalah alat untuk mendengarkan. Sebelum Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak pada tahun 1440an, kebanyakan informasi disampaikan dari generasi ke generasi secara lisan. Epos, mitos, dan dongeng dalam semua kebudayaan kuno disampaikan melalui tradisi lisan. 64 Karakteristik media pembelajaan yang menjadi pembahasan kita kali ini adalah karakteristik berdasarkan kemampuan media dalam membangkitkan rangsangan indera pendengaran. Ciri utama dari media ini adalah pesan yang disalurkan melalui audio dituangkan dalam lambanglambang auditif, baik verbal (bahasa lisan/kata-kata) maupun nonverbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti geruntuan, guman, musik, dll). 65 d. Media Visual Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-visual. Posisi simbolsimbol nonverbal-visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal, maka ia bisa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian menjadi software-nya media visual. 66 Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat Ibid,hlm 58. Ibid, hlm 64. 66 Ibid, hlm 81. 64 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
memperlancar pemahaman
(misalnya melalui elaborasi struktur dan
organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menimbulkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.67 e. Media Audio-visual Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu perkerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Narasi ini merupakan penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran. Pada awal pelajaran media harus mempertunjukan sesuatu yang dapat menarik perhatian semua siswa.68 Media audio-visual dalam kegunaannya dapat dilihat sebagai berikut yakni, media yang dilengkapi dengan fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audio-visual murni. Seperti film (movie) , LCD, dan video.69 Dalam pembelajaran dimasa sekarang ini, pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: 1. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Ibid, hlm 89. Ibid, hlm 94. 69 Ibid, hlm 113. 67 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
2. Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan utuk hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi. 3. Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek video dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi siswa dalam situasi belajar. 70 f. Pengertian Multimedia Multimedia, bisa punya makna berlainan bagi orang lain. Bagi sekalangan orang lain, multimedia bisa berarti presentasi ββliveββ saat sekelompok orang duduk dalam suatu ruangan sambil memandang gambar-gambar yang disajikan dalam satu atau lebih layar lebar dan mendengar music suara lain yang disampaikan oleh pembicara. Saya sendiri mendefenisikan βmultimediaβ sebagai βpresentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambarβ. Yang dimaksud dengan βkataβ disini adalah materinya disajikan dalam verbal form atau bentuk verbal, misalnya menggunakan teks kata-kata yang tercetak atau terucapkan.71 Dapat ditinjau bahwa kasus yang mendukung multimedia learning ini didasarkan pada ide bahwa pesan-pesan instruksional harus dirancang sejalan
dengan
bagaimana
otak
manusia
bekerja.
Jadi
istilah
ββmultimediaββ bisa dilihat dari tiga pandangan; didasarkan pada alat-alat yang digunakan untuk mengirimkan pesan instruksional (yakni, media pengirimannya), format-format representasional yang digunakan untuk
70 71
Ibid, hlm 127-128. Ibid, hlm 2-3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
menyajikan pesan instruksional (yakni, model-model presentasinya), dan modalitas indrawi yang digunakan murid untuk menerima pesan instruksional itu (yakni, pancaindra). 72 11. Materi Pokok Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, diambil dari; ο·
Standar Kompetensi Merekonstruksi Perjuangan Bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru.
ο·
Kompetensi Dasar Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demkokrasi terpimpin.
a) Kehidupan Indonesia pada Masa Demokrasi Parlementer Perjalanan sejarah Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer diawali oleh pemerintah dengan tujuh masa kabinet yang berbeda. Sistem pemerintahan pada demokrasi parlementer menetapkan kabinet-kabinet ini bertanggung jawab secara langsung kepada parlemen. Kondisi Indonesia pada masa ini sangatlah rentan karena dalam kurun waktu pemerintahan ketujuh kabinet tersebut, kinerja kabinet sering terjadi deadlack dan ditentang parlementer. Hal itu terjadi karena adanya kelompok oposisi yang kuat sehingga mengakibatkan timbulnya konflik kepentingan dalam proses perumusan dan pembuatan kebijakan negara.
72
Ibid, hm 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
b) Kegagalan Konstituante dalam Menyusun Undang-Undang Baru Kehidupan Indonesia pada masa demokrasi perlementer juga diawali dengan gagalnya konstituante dalam membuat undang-undang yang baru bagi Indonesia. Konstituante sendiri adalah sebuah lembaga yang dibentuk untuk membentuk undang-undang. Pada 20 november 1956 konstituante mulai bersidang untuk pertama kalinya. Pada sidang pertama ini soekarno memberikan kewenangan untuk menyusun dan menetapkan undang-undang dasar Republik Indonesia tanpa ada batas masa kerja. Masa awal kerjanya konstutiante dihadapkan pada tidak adanya kebulatan
suara
antar
kelompok-kelompok
didalam
konstituante.
Semangat untuk bersatu dan merumuskan UU berubah menjadi perasaan saling mementingkan kepentingan kelompok sendiri. Tantangan kerja yang dihadapi oleh konstituante antara lain terjadi pada 29 Mei 1959. Saat itu ada usulan dari kalangan kelompok Islam untuk memasukan kembali butir piagam Jakarta yang menyatakan βdengan kewajiban syariat islam bagi pemeluk-pemeluknyaβ. Pada sidang konstituante pada taggal 29 Mei 1959, diambil langkah pemungutan suara untuk menyelesaikan masalah itu. Hasilnya, 201 setuju dan mendukung, serta 265 suara menolak. Dari hasil itu tidak tercapai kuorum yang seharusnya, yaitu 2/3 dari jumlah seluruh anggota konstituante yang hadir. Pada 30 Mei 1959, konstituante kembali melakukan sidangnya. Agenda sidang ini adalah membahas usulan pemerintah untuk kembali pada UUD 1945 tanpa perubahan. Kemudian dilakuakan lagi sidang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
menentukan UUD namun hasilnya sama dengan sidang pertama yang tidak mencapai kuorum. Faktor-faktor utama yang menyebabkan kegagalan konstituante dalam merancang sebuah UUD bagi Indonesia adalah terdapat sikap mementingkan diri sendiri atau golongan partai politik yang berada didalam konstituante. c) Kehidupan Ekonomi Indoenesia di Masa Demokrasi Perlementer Pada masa kabinet Sukiman, salah satu perubahan kehidupan ekonomi yang terjadi adalah proses nasionalisme yang dilakukan pemerintah. Proses nasionalisme ekonomi ini menyangkut tiga bidang utama, yaitu nasionalisme de Javasche Bank menjadi Bank Indonesia, pembentukan Bank Negara Indonesia dan pemberlakuan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI). Sebelum dilaksanakanya nasionalisasi De Javasche Bank, terjadi proses pembentukan Bank Negara Indonesia sebagai bank nasional pertama Indonesia dan dikukuhkan dalam peraturan pemerintah pengganti UU No. 2/1946. Proses itu terjadai pada 5 Juli 1946. Langkah lanjutan dari nasionalisme De Javasche Bank adalah dikeluarkanya UU No 24.1951 yang berisi tentang pelaksanaan nasionalisme De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia yang berfungsi sebagi bank sentral dan bank sirkulasi. Pemerintah Indonesia
melakukan
nasionalisme
mata
uang
Republik Indonesia dengan menukar mata uang Jepang ke mata uang Indonesia yang disebut sebagi Oeang Republik Indonesia (ORI). Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
masa demokrasi perlementer, proses nasionalisasi ekonomi Indonesia tidak berjalan mulus karena konflik kepentingan politik antar kelompok didalam tubuh konstituante dan parlemen. Berbagai kebijakan pada masa demokrasi
perlemnter
menunjukkan
hal
itu.
Contohnya,
proyek
nasionalisme ekonomi pada masa kabinet Ali I yang menekan nasionalisasi sektor perekonomian itu merupakan salah satu upaya pemerintah kabinet Ali I dalam meningkatkan taraf perekonomian bangsa Indonesia. Perubahan perekonomian negara juga terlihat pada masa kabinet Ali II. Ditandatanganinya UU pembatanlan Konfrensi Meja Bundar (KMB) oleh presiden Soekarno pada 3 Mei 1956 berakibat pada berpindahnya asset-aset modal yang dimiliki para pengusaha Belanda ketangan pengusaha pribumi. d) Kehidupan Politik Indonesia di Masa Demokrasi Terpimpin Perpindahan sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi parlementer ke demokrasi terpimpin diawali oleh adanya potensi ancaman konflik internal dalam negeri. Hal itu disebabkan oleh tingginya benturan kepentingan antar kelompok politik di Indonesia. Puncaknya adalah dibubarkanya konstituante karena tidak berhasil membuat undang-undang. Untuk mengatasi potensi ancaman dalam negeri, KSAD A.H. Nasution mengeluarkan peraturan Prt/Perperu/040/1959. Peraturan tersebut berisi larangan bagi seluruh kegiatan atau aktivitas yang berbau politik tersebut dan mulai berlaku 3 Juni 1959.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Kebuntuan
kinerja
konstituante
akhirnya
ditutup
dengan
pengumuman Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi sebagi beikut: ο·
Pembubaran Konstituante.
ο·
Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
ο·
Pembentukan MPRS dan DPAS. Pemberlakuakn dekrit presiden 5 juli 1959 ini merupakan momen
pergantian sistem demokrasi Indonesia dari demokrasi liberal menjadi demokrasi presidensial. Dekrit presiden juga menandai berakhirnya tugas konstituante setelah 3 tahun gagal membuat rancangan UUD pengganti UUDS 1950. B. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran akan lebih bermakna jika di rancang dengan mengaktifkan siswa untuk saling membantu dan bekerjasama dalam proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta, bahwa guru dalam proses belajar mengajar (PBM) terpaku dengan model ceramah setiap kali pertemuan. Hal ini menyebabkan siswa mengalami rasa bosan dan malas untuk mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas, sehingga berpengaruh pada rendahnya prestasi dan motivasi belajar sejarah yang nampak dari hasil ulangan sebelum peneliti melakukan penelitian. Guru mempunyai tugas utama dalam penyelenggaraan pembelajaran. Dengan demikian pemilihan dan penggunaan model dan media yang tepat diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu model dan media pembelajaran yang mampu menyajikan materi sejarah tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
peristiwa secara menarik, yaitu model pembelajaran berbasis masalah yang di dalamnya melibatkan media audio visual. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model yang dapat merangsang siswa dari aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Media pembelajaran audio visual merupakan media yang digunakan untuk menyalurkan pesan lewat indera penglihatan sekaligus indera pendegaran, media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keiginan dan minat yang baru, serta motivasi dan rangsangan belajar. Penerapan model berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual bertujuan untuk merangsang siswa berfikir kristis dan aktif, dalam model pembelajaran berbasis masalah ini menekanka siswa untuk mencari permasalahan yang ada dan mencari solusi untuk pemecahan masalah itu sendiri. Hal ini pun berdampak pada prestasi dan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran Sejarah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Penggunaan Media Audio Visual
Peningkatan Prestasi dan motivasi Belajar siswa
Gambar 1 : Kerangka Berpikir
- Proses pembelajaran - Aktivitas guru dan peserta didik. - Keterampilan dalam pemanfaatan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian pada deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitan ini adalah. a. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual, dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 10 Yogyakarta. b. Penerapan pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas XI IPA 1 SMA Ngeri 10 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Seting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian dan yang terkait dalam penelitian. Dalam hal ini subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta, yang berjumlah 30 siswa. B. Objek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah motivasi, prestasi, pembelajaran berbasis masalah, dan media Audio-Visual. C. Populasi dan Sampel Populasi yang dimaksud disini adalah siswa-siswi SMAN 10 Yogyakarta dan sampel yang dimaksud disini adalah siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta yang berjumlah 30 siswa. D. Definisi operasional variabel 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan kegiatan yang dialakukan secara sadar dan rutin oleh seseorang baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri setelah
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
mengikuti pembelajaran yang berupa bukti keberhasilan yang dicapai seseorang dalam bentuk nilai. 2. Motivasi Belajar Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, kegigihan perilaku, dorongan dan kekuatan yang muncul dari dalam dan dari lauar diri individu untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar yang ditandai dengan adanya, perhatian, relevansial, keyakinana/rasa percaya diri, dan kepuasaan. 3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Tujuan dari model pembelajaran berbasis masalah ini yaitu; mencari informasi dan menemukan masalah, mencari sumber belajar untuk pemecahan masalah, menulis atau mencatat hasil penemuannya, kerjasama dengn teman, mengajukan pertanyaan, menulis hasil diskusi, mempresentasikan hasil diskusi secara lisan, dan menjadikan siswa menjadi lebih aktif. 4. Media Audio-Visual Media pembelajaran audio visual adalah media yang digunakan untuk menyalurkan pesan lewat indera penglihatan sekaligus indera pendengaran (indera pandangan). Melalui media ini seseorang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
E. Model Penelitian Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Research) yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri, namun berkolaborasi dan bekerja sama dengan guru sejarah kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Secara partisipatif bersama-sama dengan rekan peneliti melaksanakan penelitian ini tahap demi tahap. F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data a.
Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kueisioner, tes, observasi, dan dokumentasi. a. Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar sejarah siswa. b. Tes Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. c. Observasi Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar dan aplikasi pembelajaran dalam model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
d. Wawancara Wawacara digunakan untuk memperoleh informasi tentang motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Wawancara dilakukan baik pada guru maupun siswa. e. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dalam bentuk foto. b.
Instrumen pengumpulan data a.
Motivasi Belajar 1. Kuesioner motivasi Penentuan skor kuesioner terdiri dari lima kategori, yaitu: pernyataan positif, alternatif jawaban βSangat Setujuβ (SS) diberi skor 5, βSetujuβ (S) diberi skor 4, βRagu-raguβ (R) diberi skor 3, βTidak Setujuβ (TS) diberi skor 2, βSangat Tidak Setujuβ (STS) diberi skor 1. Sebaliknya untuk pernyataan negatif, alternatif jawaban β Sangat Setujuβ (SS) diberi skor 1, βSetujuβ (S) diberi skor 2, βRagu-raguβ (R) diberi skor 3, βTidak Setujuβ (TS) diberi skor 4, βSangat tidak Setujuβ (STS) diberi skor 5. Untuk menghitung indeks persentase motivasi dihitung dengan rumus berikut ini. π
%= π π₯ 100 Keterangan : n : nilai yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
N : jumlah seluruh nilai atau nilai total (skor ideal) Pedoman menganalisis data motivasi pada penelitian ini terdiri dari 5 kategori (1) Kategori I : sangat tinggi, (2) Kategori II : tinggi, (3) Kategori III : cukup, (4) Kategori IV : rendah dan (5) Kategori V : sangat rendah. Berikut ini adalah tabel presentase sesuai dengan PAP II sebagai berikut: Tabel 1 :Persentase PAP II No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Persentase 81%-100% 66%-80% 56%-65% 46%-55% Dibawah 46%
2. Observasi Observasi ini menggunakan lembar partisipasi yang terdiri dari indikator-indikator dalam Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Penilaian pada lembar partisipasi berdasarkan persentase setiap indikatornya, Indikator tersebut terdiri dari. 1. Mencari informasi dan menemukan masalah. 2. a). Mencari informasi dan sumber belajar untuk pemecahan masalah. b). Menulis atau mencatat hasil penemuannya 3. a). Kerjasama dengan teman b). Mengajukan pertanyaan kepada guru. c). Menjawab atau menanggapi pertanyaan guru dan teman 4. a). Menulis laporan hasil diskusi b). Melaporkan hasil diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
3. Wawacara Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar sejarah siswa. Wawancara dilakukan pada guru dan siswa. 4. Dokumentasi Dokumentasi terdiri dari pengambilan foto, prestasi/nilai awal, dan perekaman. a.
Prestasi belajar 1) Tes dan Non tes 1. Tes Tes prestasi belajar berupa soal ulangan yang sesuai dengan KD yang akan diajar pada kelas yang akan diteliti. Untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa dengan pengkoperasian nilai keadaan awal, nilai siklus I dan nilai siklus II. 2. Non Tes Non tes berupa protofolio yang terdiri diskusi kelompok, tugas individu. 2) Observasi Observasi dilaksanakan pada saat siswa melakukan presentasi dan tanya jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen a.
Validitas Penelitian ini menggunakan validitas isi dan validitas konstruk.
Validitas isi digunakan untuk menguji tes prestasi sedangkan validitas konstruk digunakan untuk menguji item-item dalam kueisioner motivasi. Validitas isi disebut juga validitas kurikulum yang mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur.73 Oleh karena itu, validitas ini erat kaitannya dengan materi yang akan diukur dalam tes. Tentu saja materi yang dimaksud adalah materi yang terdapat dalam kurikulum. Validitas isi mencerminkan sejauh mana butir-butir dalam tes mencerminkan materi yang disajikan dalam kurikulum. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.74 Dalam validitas isi, semua instrumen sudah dikonsultasikan dengan orang yang berkompeten dibidangnya. Dalam hal ini adalah guru kelas dan dosen pembimbing sehingga instrumen yang digunakan dapat tepat sesuai dengan apa yang akan diukur. Konstruk (construct) adalah sesuatu yang berkaitan dengan fenomena dan objek yang abstrak tetapi gejala dapat diamati dan diukur. Sedangkan validitas konstruk mengandung arti bahwa suatu alat ukur dikatakan valid apabilah telah cocok dengan konstruksi teoritik dimana tes itu dibuat. Dengan kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabilah soalSumarna Surapranata. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Implementasi Hasil Tes.Bandung: PT Remaja, hlm, 51. 74 Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm 67. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
soalnya mengukur setiap aspek berfikir seperti yang diuraikan dalam standar kopetensi, kompetensi dasar maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum. 75 Validitas konstruk digunakan untuk menguji validitas item-item dalam kueisioner motivasi. Menurut Harsimi Arikonto tingkat validitas masing-masing item diuji dengan menggunakan rumus product momen yaitu sebagai berikut:76 Rxy =
ππΊππβ(βπ)(βπ) β{πβπ π β(βπ)π }{πβπ π β(βπ)π }
Keterangan : Rxy = kofisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dan dua variabel yang dikorelasikan. N = banyak subjek βX = jumlah skor item βY = jumlah skor total βxy = jumlah perkalian X dan Y 2 X = kuadrat X Y2 = kuadrat Y Sedangkan untuk menguji taraf signifikansi validitas instrumen maka dilakukan uji t dengan rumus Nana Sudjana 77. t=
π . βπβ2 β1βπ 2
keterangan : t = taraf signifikan r = korelasi skor item dan skor total n = jumlah item Berdasarkan hasil uji validitas item-item dalam kuesioner motivasi, diperoleh hasil bahwa dari 60 item yang disiapkan untuk penelitian terdapat
Ibid, hlm. 55. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 2009. Hlm 67 77 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 1990. Hlm 146. 75 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
55 item yang dinyatakan valid dengan signifikansi 0,001 sedangkan 5 item yang lain dinyatakan gugur atau tidak valid adalah item butir 13, 20, 23, 26, dan 38. b.
Pengujian Reliabilitas Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukan
konsistensi hasil pengukurannya yang diperhatikan dalam taraf ketepatan dan ketelitian. 78 ππ πβ
π11 =
ππβπ
(π + π πβ π ) π βπ
Keterangang : r 2π 1 = korelasi antar skor-skor setiap belahan. β21β 2
H. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model penelitian Tagart dan Kemmis dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Ign Masidjo. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakrta: Kanisius. hlm 209. 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
perencanaan Refleksi Siklus 1 Tindakan
Observasi
Siklus 2
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan tindakan
Observasi
Gambar 2 : Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Targat dan Kemmis.
I.
Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan untuk menganalisis data di sesuaikan dengan jenis
data yang diperoleh, yaitu data hasil observasi, wawancara dan data prestasi belajar siswa. 1. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi dilakukan dengan cara mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung baik perilaku siswa, perilaku guru dan perilaku seluruh anggota kelas. Pengamatan di kelas dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul dan juga terlihat partisipasi siswa selama pembelajaran berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
b. Tes digunakan untuk mendapat data tentang hasil belajar siswa. c. Kuesioner digunakan untuk mengetahui motivasi siswa sebelum penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan Media Audio-Visual dan setelah penerapan pembelajarn dengan Media audio visual apakah ada peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran sejarah. 2. Data hasil pengamatan Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yang melihat kecenderungan terjadinya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. 3. Analisis Motivasi dan Prestasi belajar siswa Dalam penelitian tindakan kelas ini, digunakan dua jenis data yaitu: data kualitatif dan data kuantitatif. Untuk mengukur motivasi dan prestasi belajar siswa digunakan analisis kualitatif dan kuantitatif (skor rata-rata tiap satu siklus). Untuk mengukur prestasi dengan membangdingkan persentase hasil belajar siswa awal yang diperoleh dari nilai UTS dengan nilai siklus I, dan siklus II. Pada siklus I dikumpulkan semua nilai ke dalam daftar nilai. Dalam siklus pertama dapat dilihat dari nilai pre test dan post test. Nilai pre test dibandingkan post test. Lalu dilihat apakah ada peningkatan atau tidak prestasi belajar sejarah siswa. Untuk siklus kedua sama denga siklus pertama. Jika telah dilakukan siklus kedua, maka nilai yang ada dalam siklus pertama dibandingkan dengan siklus kedua. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
hal ini, yang dibandingkan adalah hasil dari pre test dan post test siklus pertama dibandingkan dengan post test siklus kedua. J. Prosedur Penelitian 1. Persiapan a) Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah dan Guru Kelas XI IPA 1 SMA N 10 Yogyakarta. b) Wawancara Wawancara dilakukan dengan guru SMA N 10. Wawancara ini dilaksanakan untuk mencari informasi tentang kondisi awal motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa serta model yang digunakan oleh guru. c) Observasi Observasi dilakukan pada kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta untuk memperoleh keadaan awal motivasi siswa dan untuk mengetahui model pembelajaran yang diterapkan oleh guru sebelum menerapkan model pembelajaran dengan memanfaatkan media audio-visual. d) Mempersiapkan silabus Silabus disusun dengan mengambil satu kompetensi dasar dari tiga kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum kelas XI IPA semester II. e) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun empat kali dalam II siklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
f) Menyusun media pembelajaran Media yang akan digunakan dalam pembelajaran ini yaitu papan tulis, slide, leptop, power point, dan speker. g) Menyiapkan instrumen penelitian langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut: Siklus I PTK: 1. Rencana Dalam penelitian tindakan, rencana tindakan harus berorientasi ke depan dan bersifat fleksibel. Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategis yang mampu menjawab permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran dan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada. 2. Tindakan Pelaksanaan
tindakan,
berupa
kegiatan
nyata
penerapan
pembelajaran dengan memanfaatkan media audio-visual pada mata pelajaran sejarah di kelas XI IPA 1 SMA N 10 Yogyakarta. 3. Pengamatan Observasi PTK mempunyai fungsi mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek. Pengamatan, berupa kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasi (mencatat dan merekam) terhadap proses, hasil, pengaruh, dan masalah baru yang muncul selama penerapan model pembelajaran dengan memanfaatkan media audio-visual. Dalam melakkukan observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
ini dengan memakai format observasi dan nantinya menilai hasil tindakan dengan meggunakan format. 4. Refleksi Langkah ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dialakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam observasi. Langkah ini juga dapat digunakan untuk menjawab variasi situasi sosial dan isu sekitar yang muncul sebagai konsekuensi adanya tindakan terencana. Siklus II PTK: 1. Rencana Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. 2. Tindakan Guru
melaksnakan
pembelajaran
berdasarkan
rencana
pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. 3. Pengamatan Peneliti (rekan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran. 4. Refleksi Refleksi pada akhir siklus kedua, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan telah tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
K. Indikator Keberhasilan Dalam penelitian ini, terdapat target-target keberhasilan sebagai indikator dalam menentukan atau menarik kesimpulan penelitian ini dapat dikatakan berhasil atau tidak. Target yang pertama adalah motivasi belajar sejarah, untuk motivasi belajar sejarah siswa diharapkan setelah penerapan PBM meningkat dari keadaan awal sebelum penerapan model PBM dan pemanfaatan media audio visual yang rata-rata skornya hanya mencapai 197,4
menjadi 217,93 pada
keadaan akhir. Target keberhasilan yang kedua adalah prestasi belajar siswa, peneliti mempunyai target kelulusan dari awal yang hanya mencapai 63% pada akhir siklus I bisa meningkat atau mencapai 80 % dan paa akhir siklus II bisa meningkat lagi menjadi 100%. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 : Indikator Keberhasilan Variabel
Keadaan Awal
Motivasi
197,4
Prestasi
63%
Siklus I
Siklus II 217,93
80,%
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal a. Motivasi Belajar Sejarah Sebelum diterapkan atau penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan pemanfaatan media audio-visual, peneliti melakukan observasi dan penyebaran kuesioner motivasi guna untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap pelajaran sejarah pada 18 April 2016 di kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Dari observasi yang telah dilakukan motivasi siswa terhadap pelajaran sejarah cenderung kurang motivasi. Hal ini dapat dilihat saat kegiatan belajar mengajar siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran (tidak aktif), siswa hanya bertanya apabila ditunjuk oleh guru, berbicara sendiri dengan temannya pada saat guru menerangkan pelajaran sejarah, selain itu metode atau model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang menarik yaitu hanya memakai metode ceramah sehingga pelajaran sejarah terasa membosankan. Berikut adalah data motivasi awal belajar sejarah siswa-siswi: Tabel 3 : Data Motivasi Awal Belajar Sejarah Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Aurelo Wimitya Avilia Rosa Yuliana Dewi Rahmawati Suci Ramadhani Dewi Sarah Dhea Ananda F Dian Octaviani Nurlatifa Josua Sado I P Latiefa Artamevia Mirza
63
Skor
%
Kriteria
180 212 213 188 251 182 183 183
60,00 70,67 71,00 62,67 83,67 60,67 61,00 61,00
Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Learino Gutomo Putu Alits Renata Dwi M Vicki Octafia Ningtyas S Yefta Kenan Pangestu Ahmad Nur Mujahidin Bella Fitri Anggraini Fatimah Nuraini Titi Nur Rachman Tito Arigis Ahmad Afifudin Noviantoro Andre Julio S M Anisa Hendriany
23 24 25 26 27 28
Audrey Athena Melati Putri Eksi Kumala Sari Kristianto D S Reno Mayor Theoforo Choristo S Clarissa Hayu Karuniacanya Total Rata-rata Skor Tertinggi Skor Terendah
224 196 214 213 201 221 223 236 278 207 213 213 213 225
Annisati Bening Rizlanov
74,67 65,33 71,33 71,00 67,00 73,67 74,33 78,67 92,67 69,00 71,00 71,00 71,00 75,00 66,33 78,00 75,00 62,33 60,00 76,00
199 234 225 187 180 228 5922 197,4 278 180
Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tingggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 3, data yang diperoleh untuk motivasi awal adalah sebagai berikut, skor tertinggi motivasi awal belajar siswa adalah 278, sedangkan untuk skor terendah adalah 187. Adapun skor rata-rata kelas keadaan motivasi awal belajar siswa adalah 197,4. Tabel 4 : Frekuensi Motivasi Awal Belajar Siswa Rentang 223-275 182-222 154-181 127-153 0-126
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Frekuensi 9 17 2 0 0
Persentase 32% 61% 7% 0% 0%
Keterangan
Dari data diatas siswa yang memiliki motivasi βsangat tinggiβ berjumlah 9 orang, yang memiliki motivasi βtinggiβ berjumlah 17 orang, siswa yang memiliki motivasi βcukupβ 2 orang, dan tidak ada yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
memiliki motivasi βrendahβ dan βsangat rendahβ. Untuk melihat seberapa besar perbandingannya dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
80%
61%
60% 40%
32%
20%
7%
0%
0%
Rendah
Sangat Rendah
0%
Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Tinggi
Tinggi
Cukup
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Gambar 3 : Diagram motivasi awal belajar sejarah siswa
b. Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa Setelah mengetahui motivasi awal siswa dengan melakukan observasi dan menyebarkan kuesioner. Maka tindakan selanjutnya yaitu mencari data-data nilai ulangan atau daftar nilai siswa sebagai acuan awal nilai siswa dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini, apakah setelah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual terjadi peningkatan atau malah sebaliknya. Berikut data nilai siswa yang diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Tabel 5 : Data Prestasi Awal Siswa Kelas XI IPA 1 Ketuntasan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Aurelo Wimitya Avilia Rosa Yuliana Dewi Rahmawati Suci Ramadhani Dewi Sarah Dhea Ananda F Dian Octaviani Nurlatifa Josua Sado I P Latiefa Artamevia Mirza Learino Gutomo Putu Alits Renata Dwi M Vicki Octafia Ningtyas S Yefta Kenan Pangestu Ahmad Nur Mujahidin Bella Fitri Anggraini Fatimah Nuraini Titi Nur Rachman Tito Arigis Ahmad Afifudin Noviantoro Andre Julio S M Anisa Hendriany Annisati Bening Rizlanov
Nilai
Persentase
80 65 80
4% 3% 4%
80 80 70 70 60 80 80 70 80 80 70 80 60 80 80 75 75 75 80
4% 4% 3% 3% 3% 4% 4% 3% 4% 4% 3% 4% 3% 4% 4% 3% 3% 3% 4%
Audrey Athena Melati Putri 70 Eksi Kumala Sari 70 Kristianto D S 70 Reno Mayor 80 Theoforo Choristo S 70 Clarissa Hayu Karuniacanya 80 Desriani Sayori 75 Zhuhria Alifsya R 80 Total 2245 Rata-rata 74,83 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 60 Presentase
3% 3% 3% 4% 3% 4% 3% 4% 100%
KKM YA β
TIDAK β
β β β β β β β β β β β 75
β β β β β β β β β β β β β β β β β β 19
β 11
63%
37%
Berdasarkan pada tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa kedaan prestasi awal siswa dalam pelajaran sejarah kurang atau belum memuaskan karena masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu 11 orang (36%). Siswa yang sudah mencapai KKM berjumlah 19 orang (63%). Rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
rata nilai yang diperoleh yaitu 74,83, dan nilai tertinggi 80 sedangkan nilai terendah 60. Berikut adalah frekuensi prestasi awal siswa sebelum penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual pada pembelajaran sejarah: Tabel 6 : Frekuensi Prestasi Awal Siswa Kelas XI IPA 1 Rentang
Kriteria
Frekuensi
%
81-100 66-80 56-65 46-55 0-45
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
0 27 3 0 0
0% 90% 10% 0% 0%
Keterangan
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa persentase prestasi dengan kriteria βsangat tinggiβ tidak ada, βtinggiβ mencapai 27 siswa ( 90%). Sedangkan yang memiliki nilai βcukupβ 3 siswa (10%), kriteria βrendahβ dan βsangat rendahβ tidak ada (0%). Dapat dilihat dalam diagram frekuensi awal prestasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.79
100% 80% 60% 40% 20% 0%
90%
10%
0% Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
0%
0%
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Gambar 4 : Diagram prestasi awal siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
79
Lampiran, Hlm 91.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
2. SIKLUS 1 a.
Perencanaan tindakan Setelah mendapatkan data nilai dan motivasi awal siswa, maka
selanjutnya peneliti merencanakan tindakan penelitian. Dalam perencanaan tindakan ini peneliti menyiapkan beberapa hal sebagai berikut: 1) RPP dan silabus 2) Menyiapkan format observasi keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan. 3) Menyiapkan sumber belajar. 4) Menyiapkan media pembelajaran yaitu berupa powerpoint serta video-video. 5) Menyiapkan soal-soal evaluasi (ulangan) b. Pelaksanaan Penelitian Siklus 1 Pada siklus 1 ini terdiri dari satu kali pertemuan dan diakhiri dengan satu kali ulangan harian. Pertemuan pertama untuk siklus ini dilaksanakan pada tanggal 23 April 2016 dengan materi Indonesia pada masa demokrasi parlementer sampai demokrasi terpimpin.
Adapun kegiatan belajar
mengajar pada pertemuan ini adalah sebagai berikut; peneliti yang langsung mengajar memberikan informasi tentang Indonesia pada masa demokrasi parlementer sampai demokrasi terpimpin dengan menggunakan media power point, video dan memberitahu tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pertemuan pertama ini diakhiri dengan merefleksi semua kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
pembelajaran dari awal sampai akhir yaitu dengan menarik kesimpulan serta mencari nilai-nilai apa yang didapatkan. c.
Observasi Tindakan Observasi dalam penelitian ini diperlukan untuk dapat mengetahui
sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai sebelum dan sesudah penerapan model PBM dan pemanfaatan media audio-visual dalam pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam siklus 1 ini terdiri dari 2 macam, yaitu: 1) Partisipasi Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri pada saat kegiatan pembelajaran
sedang
berlangsung
dengan
mengisi
format
pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. berikut adalah hasil pengamatan partisipasi siswa pada siklus 1: Tabel 7 : Data Partisipasi Siswa Kelas XI IPA 1 Pada Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Aurelo Wimitya Avilia Rosa Yuliana Dewi Rahmawati Suci Ramadhani Dewi Sarah Dhea Ananda F Dian Octaviani Nurlatifa Josua Sado I P Latiefa Artamevia Mirza Learino Gutomo Putu Alits Renata Dwi M Vicki Octafia Ningtyas S
1 β β
2.a
2.b
Siklus I Idikator 3.a 3.b 3.c β β β
β β β
β
β β
β
JML 4.a
4.b
β β
β
β
β
β β
β β
β
β β
β
β β
β
β
β
β
3 3 3 1 3 4 1 1 3 3 1 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Yefta Kenan Pangestu Ahmad Nur Mujahidin Bella Fitri Anggraini Fatimah Nuraini Titi Nur Rachman Tito Arigis Ahmad Afifudin Noviantoro Andre Julio S M Anisa Hendriany Annisati Bening Rizlanov
23 24 25 26 27 28 29 30
Audrey Athena Melati Putri Eksi Kumala Sari Kristianto D S Reno Mayor Theoforo Choristo S Clarissa Hayu Karuniacanya Desriani Sayori Zhuhria Alifsya R Jumlah
β β
β
β
2 3 1 2 3 1 3 1 2 3
β
β
3
β
β β
β
β β
β
β β
β β
β
β
β β β
β β
β β
β β β 10
β β β
β β
β
β β
β β 11
β
7
12
9
β β
β 7
β β
β
10
11
4 4 1 4 4 2 77
Keterangan: 1) Mencari informasi dan menemukan masalah. 2) a. Mencari informasi dan sumber belajar untuk pemecahan masalah b. Menulis atau mencatat hasil penemuannya 3) a. Kerjasama dengan teman b. Mengajukan pertanyaan kepada guru c. Menjawab atau menaggapi pertanyaan guru dan teman 4) a. Menulis laporan hasil diskusi b. Melaporkan hasil diskusi secara lisan. Berdasarkan hasil pengamatan partisipasi pada siklus 1 dapat dilihat bahwa poin 3a yaitu kerjasama dengan teman yang dominan, hal ini disebabkan
metode
yang
digunakan
dalam
pembelajaran
yang
mengharuskan siswa untuk bekerjasama dan berdiskusi dalam memecahkan masalah yang diberikan kepada kelompok. Point 2b dan 3c point yang paling sangat sedikit dilakukan siswa. 2) Prestasi Belajar Penilaian prestasi ini dilakukan dengan mengadakan ulangan harian yang diadakan pada Sabtu, 23 Mei 2016. Berikut adalah data prestasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta pada siklus 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Tabel 8 : Data Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 Pada Akhir Siklus I. Ketuntasan No
Nama
Nilai
Persentase
1 2 3
Aurelo Wimitya Avilia Rosa Yuliana Dewi Rahmawati Suci Ramadhani Dewi Sarah Dhea Ananda F Dian Octaviani Nurlatifa Josua Sado I P Latiefa Artamevia Mirza Learino Gutomo Putu Alits Renata Dwi M Vicki Octafia Ningtyas S Yefta Kenan Pangestu Ahmad Nur Mujahidin Bella Fitri Anggraini Fatimah Nuraini Titi Nur Rachman Tito Arigis Ahmad Afifudin Noviantoro Andre Julio S M Anisa Hendriany Annisati Bening Rizlanov
95 85 75
4% 4% 3%
80 90 70 80 70 85 95 80 95 85 75 80 70 85 85 70 75 75 80
3% 4% 3% 3% 3% 4% 4% 3% 4% 4% 3% 3% 3% 4% 4% 3% 3% 3% 3%
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Audrey Athena Melati Putri 75 Eksi Kumala Sari 80 Kristianto D S 70 Reno Mayor 80 Theoforo Choristo S 75 Clarissa Hayu Karuniacanya 80 Aurelo Wimitya 80 Avilia Rosa Yuliana 80 Total 2330 Rata-rata 77,6 Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 70 Persentase
KKM YA β β β
Tidak
β β β β β β β β β 75
β β β β β β β β β β
3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 100%
β β β β β β β β β24
80%
β6
20%
Berdasarkan pada tabel di 8 atas, dapat dilihat adanya peningkatan yang cukup signifikan setelah penggunaan model pembelajaran berbasis massalah dan pemanfaatan media audio-visual dalam pembelajaran sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
di kelas untuk tahap siklus 1 ini. Berikut adalah frekuensi prestasi belajar siswa pada akhir siklus 1: Tabel 9 : Frekuensi Prestasi Belajar Siswa XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta Pada Siklus 1. Rentang 81-100 66-80 56-65 46-55 0-45
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Frekuensi 9 21 0 0 0
% 30% 70% 0% 0% 0%
keterangan
Frekuensi prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta pada akhir siklus 1 mengalami peningkatan dari pada kondisi prestasi awal. Pada akhir siklus 1 ini, siswa yang memiliki nilai prestasi βsangat tinggiβ berjumlah 9 siswa (30%) berbeda dengan prestasi awal, dimana belum ada yang mencapai nilai βsangat tinggiβ. Siswa yang memiliki nilai βcukupβ berkurang, bahkan tidak ada pada akhir siklus 1. Sedangkan siswa yang memiliki nilai βtinggiβ menjadi 21 siswa (90%), berbeda dengan nilai prestasi awal berjumlah 3 siswa (10%). Pada akhir siklus 1 ini, prestasi siswa tidak ada yang masuk dalam kriteria βrendahβ, βcukupβ, dan βsangat rendahβ berbeda dengan prestasi awal, nilai prestasi siswa yang masuk dalam kriteria βcukupβ 3 siswa (10%). Berikut adalah diagram frekuensi prestasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta pada akhir siklus 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
70%
80% 60% 40%
30%
20%
0%
0%
0%
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Cukup
Rendah
0%
Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Tinggi Tinggi
Sangat Rendah
Gamabar 5 : Diagram Prestasi Siswa Kelas XI IPA SMAN 10 Yogyakarta Pada Akhir Siklus 1.
d. Refleksi Siklus 1 Setelah semua kegiatan yang direncanakan untuk pelaksanaan siklus 1 selesai, maka dilakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Peneliti mencoba mengulas kembali dengan teman mahasiswa sesama peneliti tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas pada saat kegiatan belajar mengajar. Apa bila dilihat dari hasil yang dicapai cukup memuaskan, karena adanya peningkatan prestasi dari prestasi awal dengan hasil ulangan harian pada siklus 1. Namun masih banyak yang dibutuhkan perbaikan guna untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi. Perbaikanperbaikan tersebut salah satunya yaitu pada sumber acuan yang dipakai sebagai materi pembelajaran, dibutuhkan sumber buku yang banyak sehingga pengetahuan siswa tidak hanya terpaku pada beberapa buku saja, selain itu juga dalam proses belajar mengajar menggunakan media audiovisual, ada beberpa siswa yang masih kurang memperhatikan pada film atau audio yang diputarkan. Untuk itu peneliti merasa penggunaan media audio-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
visual pada siklus 1 ini perlu dilanjutkan pada siklus 2 agar bisa memperoleh hasil yang maksimal. 3. SIKLUS 2 a.
Perencanaan tindakan Perencanaan tindaka untuk siklus 2 ini hampir sama dengan
perencanaan pada siklus 1, yaitu menyiapkan perlengkapan belajar mengajar, silabus, RPP, media, format pengamatan keaktifan siswa. b. Pelaksanaan Penelitian siklus 2 Pelaksanaan penelitian pada siklus 2 ini sama dengan pelaksanaan siklus 1, pertemuan ini diakhiri dengan mengadakan ulangan untuk mengetahui apakah ada peningkatan dari siklus 1 atau malah sebaliknya. Pada siklus 2 ini juga disebarkan kuesioner motivasi untuk mengetahui apakah ada penigkatan motivasi awal hingga siklus 2 ini. c.
Observasi Tindakan 1) Partisipasi Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsunng dengan mengisi format pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. berikut adalah hasil pengamatan partisipasi siswa pada siklus 2.
Tabel 10 : Data Partisipasi Siswa Pada Siklus 2 No 1 2
Nama Aurelo Wimitya Avilia Rosa Yuliana
1 β β
2.a β
2.b β
Siklus II Idikator 3.a 3.b 3.c β
JML 4.a β β
4.b β
3 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Dewi Rahmawati Suci Ramadhani Dewi Sarah Dhea Ananda F Dian Octaviani Nurlatifa Josua Sado I P Latiefa Artamevia Mirza Learino Gutomo Putu Alits Renata Dwi M Vicki Octafia Ningtyas S Yefta Kenan Pangestu Ahmad Nur Mujahidin Bella Fitri Anggraini Fatimah Nuraini Titi Nur Rachman Tito Arigis Ahmad Afifudin Noviantoro Andre Julio S M Anisa Hendriany
β β
β β
1 β
β β β
β β β β β β β β
β β β
β β β β β
β β β
β β β
β β β
β
β β β
β β β
β
β β
β
Annisati Bening Rizlanov
β
Audrey Athena Melati Putri Eksi Kumala Sari Kristianto D S Reno Mayor Theoforo Choristo S Clarissa Hayu Karuniacanya Desriani Sayori Zhuriah Alifsya Ramadhani Jumlah
β
β
β β
β
3 2 4 5
β
β
β
β
β β β
β
β β
β β
β β
β β
β β β
β
β β
β
β β
β β
β
18
8
β
β
β
β β
13
15
7
4 2 2 2 2 5 2 2 4 5 4 3 2 3 4 2
β
β
β β
9
16
2 5 2 2 4 4 5
9
95
Keterangan: 1. Mencari informasi dan menemukan masalah. 2. a. Mencari informasi dan sumber belajar untuk pemecahan masalah b. Menulis atau mencatat hasil penemuannya 3. a. Kerjasama dengan teman b. Mengajukan pertanyaan kepada guru c. Menjawab atau menaggapi pertanyaan guru dan teman 4.
a. Menulis laporan hasil diskusi b. Melaporkan hasil diskusi secara lisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
2) Prestasi belajar Pengamatan prestasi ini dilakukan dengan mengadakan ulangan harian yang diadakan pada 30 April 2016. Berikut adalah data hasil prestasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta pada siklus 2. Tabel 11 : Data Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta Pada Siklus 2. No
Nama
Nilai
Persentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Aurelo Wimitya Avilia Rosa Yuliana Dewi Rahmawati Suci Ramadhani Dewi Sarah Dhea Ananda F Dian Octaviani Nurlatifa Josua Sado I P Latiefa Artamevia Mirza Learino Gutomo Putu Alits Renata Dwi M Vicki Octafia Ningtyas S Yefta Kenan Pangestu Ahmad Nur Mujahidin Bella Fitri Anggraini Fatimah Nuraini Titi Nur Rachman Tito Arigis Ahmad Afifudin Noviantoro Andre Julio S M Anisa Hendriany Annisati Bening Rizlanov
95 99 80 85 99 90 95 95 99 95 99 90 90 95 95 95 95 85 95 95 95 95
3% 4% 3% 3% 4% 3% 3% 3% 4% 3% 4% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 3%
23 24 25 26 27 28 29 30
Audrey Athena Melati Putri 95 Eksi Kumala Sari 99 Kristianto D S 85 Reno Mayor 80 Theoforo Choristo S 95 Clarissa Hayu Karuniacanya 90 Desriani Sayori 90 Zhuhria Alifsya R 80 Total 2770 Rata-rata 92,3 Nilai Tertinggi 99 Nilai Terendah 80 Presentase
3% 4% 3% 3% 3% 3% 3% 3% 100%
KKM
75
Ketuntasan YA Tidak β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β30%
β0%
100%
0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan prestasi yang cukup signifikan, yang pada siklus 1 yang berhasil lulus atau mencapai KKM hanya berjumlah 24 siswa (80%) dan yang tidak/belum mencapai KKM berjumlah 6 siswa (20%), pada siklus 2, siswa yang berhasil mencapai KKM berjumlah 30 siswa (100%). Berikut adalah frekuensi prestasi siswa kelas XI IPA SMAN 10 Yogyakarta pada siklus 2. Tabel 12 : Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN Yogyakarta Pada Siklus 2 Rentang 81-100 66-80 56-65 46-55 0-45
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Frekuensi 27 3 0 0 0
% 27% 10% 0% 0% 0%
Keterangan
Berdasarkan tabel 12 di atas, terjadi peningkatan dari prestasi awal siswa hingga siklus 2. Pada prestasi awal, jumlah siswa yang memiliki nilai βsangat tinggiβ tidak ada, pada akhir siklus 1, jumlah siswa yang memiliki nilai βsangat tinggiβ meningkat menjadi 9 siswa (30%), dan pada akhir siklus 2 jumlah siswa yang memiliki nilai βsangat tinggiβ kembali meningkat menjadi 27 siswa (90%). Jumlah siswa yang memiliki nilai βtinggiβ berkurang, pada prestasi awal berjumlah 27 siswa (90%) dan pada akhir siklus 1 berjumlah 21 siswa (70%), pada akhir siklus 2 kembali berkurang, yaitu hanya berjumlah 3 siswa (10%). Menurunnya jumlah siswa juga terjadi pada kriteria βcukupβ, βrendahβ, dan βsangat rendahβ tidak ada, pada akhir siklus 1, untuk nilai βcukupβ tidak ada, diakhir siklus 1 ini tidak ada siswa yang memiliki nilai βrendahβ dan nilai βsangat rendahβ. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
akhir siklus 2, tidak ada siswa yang memiliki nilai yang masuk dalam kriteria βcukupβ, βrendahβ maupun βsangat rendahβ. Berikut adalah diagram kondisi prestasi siswa pada siklus 2:
30%
27%
20% 10% 10% 0%
0%
0%
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
0% Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Gambar 6 : Diagram Prestasi Siswa Kelas XI IPA SMAN 10 Yogyakarta Pada Akhir Siklus 2.
3) Motivasi Belajar Pada akhir siklus 2 ini peneliti kembali menyebarkan kuesioner guna mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi siswa dari sebelum penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual hingga setelah penggunaan yaitu pada akhir siklus 2. Berikut adalah hasil dari kuesioner siklus 2. Tabel 13 : Motivasi Akhir Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. No 1 2 3 4 5 6
Nama Aurelo Wimitya Avilia Rosa Yuliana Dewi Rahmawati Suci Ramadhani Dewi Sarah Dhea Ananda F Dian Octaviani Nurlatifa
Skor 214 201 214 198 254 172
% 71,33 67,00 71,33 66,00 84,67 57,33
Kriteria Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Josua Sado I P Latiefa Artamevia Mirza Learino Gutomo Putu Alits Renata Dwi M Vicki Octafia Ningtyas S Yefta Kenan Pangestu Ahmad Nur Mujahidin Bella Fitri Anggraini Fatimah Nuraini Titi Nur Rachman Tito Arigis Ahmad Afifudin Noviantoro Andre Julio S M Anisa Hendriany Annisati Bening Rizlanov Audrey Athena Melati Putri Eksi Kumala Sari Kristianto D S Reno Mayor Theoforo Choristo S Clarissa Hayu Karuniacanya Desriani Sayori Zhuriah Alifsya Ramadhani Total Rata-rata Skor Tertinggi Skor Terendah
180 200 215 209 218 214 241 220 238 197 285 214 224 246 228 225 204 211 235 225 180 236 199 241 6538 217,93 285 172
60,00 66,67 71,67 69,67 72,67 71,33 80,33 73,33 79,33 65,67 95,00 71,33 74,67 82,00 76,00 75,00 68,00 70,33 78,33 75,00 60,00 78,67 66,33 80,33
Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Cukup Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
Pada akhir siklus 2 diadakan pembagian kuesioner motivasi belajar akhir yang bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah penggunaan model pembelajaran berbasis dan pemanfaatan media audiovisual dalam pembelajaran. Berdasarkan dari data penelitian tentang motivasi awal (sebelum penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual) sampai dengan pada motivasi akhir (setelah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual) terjadi peningkatan motivasi yaitu pada awal hanya memiliki nilai total 6176 dengan nilai rata-rata 220,57, pada motivasi akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
nilai total 6538 dengan nilai rata-ratanya mencapai 217,93. Dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 14 : Frekuensi Motivasi Akhir Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN Yogyakarta. Rentang 223-275 182-222 154-181 127-153 0-126
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Frekuensi 12 15 3 0 0
Persentase 40% 50% 10% 0% 0%
Keterangan
Dari data diatas siswa yang memiliki motivasi βsangat tinggiβ berjumlah 12 orang, yang memiliki motivasi βtinggiβ berjumlah 15 orang, siswa yang memiliki motivasi βcukupβ 3 orang, dan tidak ada yang memiliki motivasi βrendahβ dan βsangat rendahβ. Untuk melihat seberapa besar perbandingannya dapat dilihat pada grafik di bawah ini : 50% 50%
40%
40% 30% 20%
10%
10%
0%
0%
Rendah
Sangat Rendah
0% Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Tinggi Tinggi
Cukup Cukup
Rendah
Gambar 7 : Diagram motivasi akhir belajar sejarah siswa.
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
d.
Refleksi Siklus 2 Berdasrkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti pada siklus 2
dapat dilihat adanya suatu peningkatan yang sesuai dengan harapan peneliti, dimana target yang dibuat berhasil dicapai bahkan melewati terget yang diperkirakan oleh peneliti, seperti: target kenaikan prestasi belajar siswa yang diharapkan pada akhir siklus 2 ini, persentase siswa yang lulus KKM mencapai 90%, pada kenyataan akhir siklus 2, persentase siswa yang lulus KKM melewati target dari peneliti yaitu mencapai 100%. Partisipasi siswa juga mengalami peningkatan. Selain adanya peningkatan dalam prestasi belajar siswa, motivasi belajar sejarah siswa juga mengalami peningkatan. Apabila melihat peningkatan prestasi belajar siswa serta peningkatan keaktifan siswa, peneliti menarik kesimpulan bahwa penelitian ini berhasil meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Semua peningkatan-peningkatan ini tidak terlepas dari hasil evaluasi pada siklus 1, perbaikan-perbaikan yang dilakukan peneliti, sehingga hasil yang dicapai pada siklus 2 ini sangat memuaskan. B. Komparasi 1. Motivasi Belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Berikut adalah tabel yang menunjukan adanya peningkatan motivasi belajar sejarah sebelum penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual (motivasi awal) dan sesudah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual (motivasi akhir) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Tabel 15 : Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah Siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama
Aurelo Wimitya Avilia Rosa Yuliana Dewi Rahmawati Suci Ramadhani Dewi Sarah Dhea Ananda F Dian Octaviani Nurlatifa Josua Sado I P Latiefa Artamevia Mirza Learino Gutomo Putu Alits Renata Dwi M Vicki Octafia Ningtyas S Yefta Kenan Pangestu Ahmad Nur Mujahidin Bella Fitri Anggraini Fatimah Nuraini Titi Nur Rachman Tito Arigis Ahmad Afifudin Noviantoro Andre Julio S M Anisa Hendriany Annisati Bening Rizlanov Audrey Athena Melati Putri Eksi Kumala Sari Kristianto D S Reno Mayor Theoforo Choristo S Clarissa Hayu Karuniacanya Desriani Sayori Zhuriah Alifsya Ramadhani Total Rata-rata Skor Tertinggi Skor Terendah
Motivasi Awal
Motivasi Akhir
Selisih
Kriteria
Skor
%
Skor
%
%
Naik
180 212 213
60,00 70,67
214 201 214
71,33 67,00
11,33 3,67 0,33
β β β
3,33 1 3,34
β β
188 251 182 183 183 224 196 214 213 201 221 223 236 278 207 213 213 213 225
71,00 62,67 83,67 60,67 61,00 61,00 74,67 65,33 71,33 71,00 67,00 73,67 74,33 78,67 92,67 69,00 71,00 71,00 71,00
198 254 172 180 200 215 209 218 214 241 220 238 197 285 214 224 246 228 225
75,00
199 234 225 187 180 228
57,33 60,00 66,67 71,67 69,67 72,67 71,33 80,33 73,33 79,33 65,67 95,00 71,33 74,67 82,00 76,00
204 66,33 78,00 75,00 62,33 60,00
-
β β
1 5,67
β
3 4,34 1,34 0,33
β β β
β
13,33 0,34 5 13 2,33 2,33 3,67
β
11 5 0
β β
1,67
β
β β β β β β
β
75,00
211 235 225 180 236
76,00
-
71,33 66,00 84,67
Turun
199 241
68,00 70,33 78,33 75,00 60,00
7,67 3,33 12,67 0 2,67
β β β β β
78,67 66,33 80,33
5922 211,5 278 180
6538 217,93 285 180
β 20
β8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
2. Prestasi Belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Berikut adalah komparasi prestasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta dari prestasi awal atau kondisi awal hingga akhir siklus 2 : Tabel 16 :
Data Prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Prestasi Belajar
No 1 2 3
Nama
Aurelo Wimitya Avilia Rosa Yuliana Dewi Rahmawati Suci Ramadhani 4 Dewi Sarah 5 Dhea Ananda F 6 Dian Octaviani Nurlatifa 7 Josua Sado I P 8 Latiefa Artamevia Mirza 9 Learino Gutomo 10 Putu Alits 11 Renata Dwi M 12 Vicki Octafia Ningtyas S 13 Yefta Kenan Pangestu 14 Ahmad Nur Mujahidin 15 Bella Fitri Anggraini 16 Fatimah Nuraini 17 Titi Nur Rachman 18 Tito Arigis 19 Ahmad Afifudin Noviantoro 20 Andre Julio S M 21 Anisa Hendriany 22 Annisati Bening Rizlanov 23 Audrey Athena Melati Putri 24 Eksi Kumala Sari 25 Kristianto D S 26 Reno Mayor 27 Theoforo Choristo S 28 Clarissa Hayu Karuniacanya 29 Desriani Sayori 30 Zhuriah Alifsya Ramadhani Siswa yang mencapai KKM Siswa yang tidak mencapai KKM Nilai tertinggi
Keterangan
Kondisi Awal 80 65 80
Akhir Siklus 1 95 85 75
Akhir Siklus 2 95 99 80
Naik
80 80 70 70 60 80 80 70 80 80 70 80 60 80 80 75
80 90 70 80 70 85 95 80 95 85 75 80 70 85 85 70
85 99 90 95 95 99 99 99 90 90 95 95 95 95 85 95
β β β β β β β β β β β β β β β β
75 75 80
75 75 80
95 95 95
β β β
70
75
95
β
70 70 80 70 80
80 70 80 75 80
99 85 80 95 90
β β β β β
75 80
80 80
90 80
β β
19 11
24 6
30 -
80
95
99
Turun
β β β
β30
β0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Nilai Terendah
60
70
80
Berdasarkan tabel 16 di atas, dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang lulus atau mencapai KKM dari prestasi awal hingga akhir siklus 2. Berikut adalah grafik peningkatan jumlah ketuntasan siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta:
35 30 25 20 Lulus 15
Tidak Lulus
10 5 0 Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 8 : Grafik peningkatan jumlah ketuntasan siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
3. Partisipasi Siswa Kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Berikut adalah tabel komparasi partisipasi siswa pada siklus 1 dan 2: Tabel 17 : Partisipasi Siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. No
Jenis Partisipasi
1 2
Mencari informasi dan menemukan masalah. a. Mencari informasi dan sumber pemecahan masalah b. Menulis/mencatat hasil penemuaanya. a. Kerjasama dengan teman b. Mengajukan pertanyaan pada guru. c. Menjawab pertanyaan guru/teman. a. Menulis laporan hasil diskusi b. Melaporkan hasil diskusi secara lisan.
3 4
Siklus 1 Skor % 10 13 11 14 7 9 12 16 9 12 7 9 10 13 11 14
Siklus 2 Skor % 18 19 8 8 13 14 15 16 7 7 9 9 16 17 9 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Jumlah
77
100
95
100
Berdasarkan pada tabel di atas, partisipasi siswa pada pra siklus dalam kegiatan pembelajaran memiliki jumlah keseluruhan skor adalah 69, point partisipasi yang dominan adalah 3a yaitu kerjasama dengan teman dan yang memiliki skor terendah adalah 2b menulis dan mencatat. Pada siklus 1 ini terdapat peningkatan yang cukup partisipasi siwa pada siklus 1 dalam kegiatan pembelajaran memiliki jumlah keseluruhan skor adalah 77, poin partisipasi yang paling dominan adalah 3a kerjasama dengan teman,
dan yang memiliki skor paling rendah adalah poin 2b dan 3c,
menulis/mencatat, dan menjawab pertanyaan guru atau teman. Pada siklus 2 ini terdapat peningkatan yang cukup partisipasi siwa pada siklus 2 dalam kegiatan pembelajaran memiliki jumlah keseluruhan skor adalah 95, poitn partisipasi yang paling dominan adalah 1 mencari informasi dan menemukan masalah yang harus diselesaikan, dan yang memiliki skor paling rendah adalah poin 3b, mengajukan pertanyaan pada guru. Berikut adalah grafik partisipasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta dari siklus 1 hingga siklus 2: 20 15 siklus I
10
siklus II
5 0 1
2a
2b
3a
3b
3c
4a
4b
Gambar 9 : Grafik partisipasi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta dari siklus 1 hingga siklus 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
C. Pembahasan Berdasarkan deskripsi pelaksanaan penelitian dan hasil analisis yang telah dipaparkan atau dijelaskan pada subab sebelumnya maka pada bagian ini akan membahas mengenai indikator keberhasilan terkait dengan prestasi belajar sejarah dan motivasi belajar sejarah dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajarn berbasis masalah dan pemanfaatan media aduio visual pada siklus pertama dan siklus kedua. Karena motivasi dan prestasi belajar adalah dua hla yang diteliti. Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tuujuan tertentu. Sedangkan prestasi belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin oleh siswa, sehingga akan mengalami perubahan baik itu pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman belajar individu itu sendiri yang dinyatakan dalam bentuk skor/nilai. Penggunaan metode dan media juga menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam hal ini, model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran, siswa diberi permasalahan untuk dipecahkan dalam kelompok, lalu siswa sendiri yang mencari informasi serta bahan-bahan untuk memecahkan masalah tersebut. Peran guru dalam metode pembelajaran berbasis masalah tidak lagi sebagai pemberi informasi utama seperti pada metode ceramah yang dipakai sebelumnya, tetapi hanya sebagai pendamping siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga menjadikan siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bisa berperan lebih besar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
kegiatan pembelajaran, pandangan siswa berubah terhadap mata pelajaran sejarah, yang awalnya menganggap pelajaran sejarah adalah pelajaran yang sangat membosankan menjadi lebih bisa menghargai serta mengambil ilmu dari pelajaran sejarah itu. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan partisipasi siswa yang berbanding lurus dengan peningkatan prestasi dan motivasi dari keadaan sebelum penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual dan sampai akhir penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual yaitu pada akhir siklus 2. Berikut adalah pembahasan analisis data yang telah dilakukan : 1) Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Melalui hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar, pada prestasi awal persentasenya hanya mencapai 63,33%, setelah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual pada siklus 1 meningkat menjadi 80% dan pada akhir penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual yaitu siklus 2 menjadi 100%. Pada prestasi awal, jumlah siswa yang memiliki nilai βsangat tinggiβ belum terlihat, pada akhir siklus 1, jumlah siswa yang memiliki nilai βsangat tinggiβ meningkat menjadi 27 siswa 90%, dan pada akhir siklus 2 jumlah siswa yang memiliki nilai βsangat tinggiβ tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
sama dengan akhir siklus 1, namun disisi lain mencapai 100% ketuntasan atau semuanya mencapai KKM. 2) Peningkatan Motivasi Belajar Sejarah. Peningkatan motivasi ini terlihat pada tabel 13 dimana terjadi peningkatan motivasi dari sebelum penggunaan (awal) hingga setelah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual. Berdasarkan dari data penelitian dari motivasi awal sampai dengan motivasi akhir terjadi peningkatan motivasi yaitu pada motivasi awal hanya memiliki skor total 5922 dengan skor rata-rata 197,4, pada motivasi akhir skor totalnya 6538 dengan skor rata-ratanya mencapai 217,93. Hal ini disebabkan karena penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual yang diterapkan oleh peneliti saat menagajar mudah dipahami oleh siswa, penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang menarik dengan memberi masalah pada siswa kemudian didisksikan ke dalam kelompok dan materi yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaaatan media audio visual menjadi menarik. Tercapainya hasil belajar yang optimal tersebut, tidak lepas dari banyak aspek yang mendukung selama proses pembelajaran di dalam kelas. Selama proses pembelajaran sejarah dari siklus I sampai dengan siklus II, peneliti menunjukkan tindakan-tindakan yang memang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Meningkatnya prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarya, dikarenakan adanya motivasi serta partisipasi siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
mengikuti pembelajaran sejarah. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II, maka penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta tidak di lanjutkan pada siklus berikutnya, karena hasil yang diperoleh pada siklus I dan II telah tercapai sesuai dengan target keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio visual telah memberikan konstribusi terhadap peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah dikelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan media audio visual dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dan pemanfaatan Media Audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan prestasi siswa yang dapat dilihat pada tabel komparasi prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta dari keadaan awal hingga akhir siklus 2 (tabel 13). Peningkatan prestasi ini dapat dilihat dari naiknya jumlah ketuntasan siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta, pada prestasi awal siswa yang berhasil lulus KKM hanya berjumlah 19 siswa, pada akhir siklus 1 jumlah siswa yang berhasil lulus meningkat menjadi 24 siswa dan pada akhir siklus 2, jumlah siswa yang berhasil lulus meningkat menjadi 30 siswa. 2. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan pemanfaatan media audio-visual ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan motivasi belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel komparasi motivasi belajar siswa dan komparasi partisipasi keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Rata-rata motivasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAN 10 Yogyakarta adalah 211,5, pada motivasi belajar akhir meningkat menjadi 217,9.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar pelajaran sejarah bisa lebih menarik dan mendapatkan hasil yang memuaskan bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Lembaga Pendidikan/Sekolah Mata pelajaran sejarah kadang dianggap sebagai pelajaran yang βmudahβ atau βentengβ karena pelajarannya hanya mengingat kejadian-kejadian atau peristiwa dimasa lalu sehingga biasanya lembaga pendidikan dalam hal ini pihak sekolah kurang memberi perhatian terhadap mata pelajaran sejarah. Akibat dari kurangnya perhatian tersebut sehingga menuntut kreatifitas dari guru dalam mengajar, tetapi tetapi kadang kreatifitas guru tersebut terbentur dengan pihak sekolah yang biasanya tidak mendukung, misalnya guru sejarah ingin mengajak murid-murid untuk melakukan study tour ke tempattempat bersejarah tetapi pihak sekolah melarang dengan alasan terlalu jauh dan dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar. Sehingga akibat dari kurangnya dukungan tersebut menjadikan guru kurang memiliki semangat untuk mengajar dan hanya menggunakan metode-metode yang mudah saja, metode yang sering biasanya dipakai oelh guru
sejarah adalah metode
ceramah. Karena metode yang selalu sama ini menimbulkan rasa bosan pada diri siswa, dari rasa bosan inilah yang nantinya akan berdampak pada penurunan prestasi serta motivasi belajar siswa. Dengan adanya penelitian ini PTK ini, diharapkan dapat merubah anggapan tersebut dan lembaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
pendidikan dalam hal ini adalah pihak sekolah bisa lebih memberi dukunngan serta fasilitas bagi guru sejarah. 2. Bagi Guru Dalam rangka untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, seorang guru hendaknya lebih inovatif dalam pemilihan model yang akan digunakan dalam pembelajaran, dikarenakan model juga sangat berpengaruh pada karakter siswa didalam kelas sewaktu pembelajaran berlangsung dan sering menggunakan media-media yang baru agar pembelajaran tidak membosankan dan membuat siswa malas/bolos. 3. Bagi Calon Guru Sebagai seorang calon guru terutama bagi calon guru sejarah harus bisa mengolah materi dan menggunakan media-media yang menarik sehingga pelajaran sejarah tidak dianggap membosankan dan dapat menarik perhatian siswa. Dengan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan dapat menumbuhkan motivasi siswa yang tinggi dalam mengikuti mata pelajaran sejarah di kelas dan siswa merasa nyaman dan tertarik untuk terus mempelajari mata pelajaran sejarah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Pustaka Arief Sadiman. 2003. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan Maanfaatnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Amir Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:Prenada Group. Dadang Supardan. 2004. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Bandung : Bumi Aksara. Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieka Cipta. Depdikbud.1999. Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research). Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Djamarah Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rieka Cipta. Erna Febru Aries dan Ari Dwi Haryono. 2012. Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan Aplikasinya). Malang : Aditya Media Publishing. Ign Masidjo. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakrta: Kanisius. Jacobsen David A dkk. 2009. Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pusataka Pelajar. Mulyasa.E. 2004. Implementasi Kurikulum: Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya. Noer Rohmah. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Teras. Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran (Perspektif Guru dan Siswa). Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Kunandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Rajagravindo Persada. Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 1990. Ngalim Purwanto. 1986. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya. Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman.A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali. Suparno Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Rahman Hamid, dkk. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Rusman.
2010. Model-model Pembeajaran (pengembangan profesionalisme
guru). PT Raja Grafindo Persada. Sanaky Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. Sanjaya W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Slameto. 1995. Pengertian Belajar. Jakarta: Rieka Cipta. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Suleiman Amir Hamzah. 1981. Media Audio-Visual untuk pengajaran, penerangan dan penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia. Sumarna Supranata. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi Hasil Tes. Bandung: PT Remaja. Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran (teori dan konsep dasar), Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Uno Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Uzer Usman. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mnegajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. 1. Winkel. W.S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia. Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi belajar. Jakarta: Gramedia. Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Indeks. Wina Sajaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Yudhi Munadi. 2013. Media Pembelajaran (sebuah pendekatan baru), Jakarta: Referens.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
SILABUS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Sekolah
: SMA Negeri 10 Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas
: XI / IPA
Standar Kompetensi
: 1. Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia sejak masa proklamasi hingga lahirnya orde baru.
Kompetensi Dasar 1.1. Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin.
Materi Pembelajaran Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demokrasi terpimpin. Uraian Materi: ο· Kehidupan politik Indonesia di masa Demokrasi Parlementer ο· Kehidupan ekonomi Indonesia di masa Demokrasi Parlementer ο· Kehidupan politik Indonesia di masa
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Kegiatan Tatap Muka ο· Guru menerangkan Indonesia pada masa demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin Kegiatan Mandiri Tidak Tatatp Muka ο· siswa berdiskusi mengenai ciri khas kehidupan politik di masa masing-masing kabinet pada masa Demokrasi Parlementer
ο· Membandingkan sistem dan struktur politik pada masa demokrasi parlementer dengan demokrasi terpimpin serta pengaruh yang di timbulkannya ο· Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan penyusunan undangundang dasar baru ο· Mendeskripsikan kehidupan masyarakat di berbagai daerah
Penilaian
Teknik Penilaian ο· Tes tertulis Bentuk Instrumen ο· Tes tertulis pilihan ganda
Alokasi Waktu
2 JP
Sumber Belajar Alfian, Magdalia, dkk. 2006. Sejarah Untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erlangga Gogel dan Wikipedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Demokrasi Terpimpin ο· Kehidupan ekonomi Indonesia di masa Demokrasi Terpimpin ο· Perubahan sosial dan budaya bangsa Indonesia ο· Kondisi politik, ekonomi, dan sosial Indonesia di awal 1960-an
sehubungan dengan nasionalisme ekonomi, pergolakan politik daerah dan meningkatkan ketegangan antar kekuatan politik
Mengetahui,
Yogyakarta,
Kepala SMA Negeri 10 Yogyakarta
Guru Mata Pelajaran
( Drs. Basuki
(
NIP/NIK :
)
NIP/NIK :
April 2016
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah
: SMA N 10 Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/ Semester
: XI IPA/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kopetensi
: 2.
Merekontruksi perjuangan bangsa Indonesia
sejak masa Proklamasi hingga lahirnya orde baru Kopetensi Dasar
: 2.2. merekontruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga demkokrasi terpimpin
Indikator
: -
membandingkan sistem dan struktur politik pada masa Demokrasi Liberal dengan Demokrasi Terpimpin serta pengaruhnya yang ditimbulkan
-
Mengidentifikasi
faktor-faktor
penyebab
kegagalan penyusuna undang-undang dasar baru -
Menganalisis kehidupan masyarakat di berbagi daerah
sehubungan
dengan
nasionalisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
ekonomi,
pergolakan
politik
daerah,
dan
meningkatnya ketegangan antar kekuatan. Tujuan Pembelajaran: 1. Membandingkan sistem dan struktur politik pada masa Demokrasi Liberal dengan Demokrasi Terpimpin serta pengaruh yang ditimbulkanya 2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan penyusunan undangundang baru 3. Menganalisis kehidupan masyarakat di berbagai daerah sehubungan dengan nasionalisasi ekonomi, pergolakan politik daerah, dan meningkatnya ketegangan antar kekuatan poitik Materi Ajar 1. Kehidupan politik Indonesia pasca kemerdekaan 2. Kehidupan Indonesia pada masa demokrasi liberal 3. Dinamika jatuh bangun kabinet pada masa demokrasi liberal 4. Dinamika pembentukan Undang-Undang baru 5. gagalnya konstituante menyusun Undang-Undang baru 6. Dikeluarkanya dekrit presiden 7. Perubahan demokrasi Indonesia liberal menjadi terpimpin 8. Kehidupan ekonomi pada masa demokrasi terpimpin 9. Kehidupan politik pada masa demokrasi terpimpin Strategi Pembelajaran 1. Model pembelajaran
: Pembelajaran Berbasis Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
2. Metode
: ceramah, diskusi, tanya jawab
Langkah-langkah Kegiaatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke 1(2x45 menit) Aloka KEGIATAN
si waktu
1.
PENDAHULUAN ο Memberikan salam ο Melaksankan Presnsi
10
ο Menyampaikan tujuan pembelajaran ο Melaksankan apresepsi 2. KEGIATAN INTI ο Eksplorasi ο·
Menjelaskan tentang kehidupana demokrasi bangsa Indonesia pasca kemerdekaan
ο·
Menunjukan video tentang demokrasi Indonesia pada masa demokrasi liberal dan berbagai aspek kehidupan (ekonomi, social, politik dan budaya)
ο Elaborasi ο·
Siswa
dibagi dalam 6 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5 siswa ο·
Siswa dibantu untuk mencari permasalah
ο·
Siswa menggali segala informasi untuk mencari solusi atas permasalahan yang sudah dianggkat
ο·
Guru memantau ddiskusi masing masing kelompok
ο Konfirmasi ο·
Siswa mempresentasikan jawaban atas permasalahan
ο·
Guru mengkoreksi dan menilai hasil kerja siswa
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
3. PENUTUP ο Guru dan siswa bersama sama merefleksikan materi tentanng demokrasi Indonesia pada masa liberal dan berbagai aspek kehidupan (ekonomi, social, politik dan budaya) ο Guru memberi penguatan untuk materi demokrasi parlemnter
20
dan berbagai aspek kehidupan (ekonomi, social, politik dan budaya) ο Guru menyampaikan materi yang akan datang ο Mengucapkan salam
2. Pertemuan ke 2 (2x45 menit) Aloka KEGIATAN
si waktu
4.
PENDAHULUAN ο Memberikan salam ο Melaksankan Presnsi 10 ο Menyampaikan tujuan pembelajaran ο Melaksankan apresepsi
5. KEGIATAN INTI ο Eksplorasi ο·
60 Menjelaskan tentang kehidupana demokrasi bangsa Indonesia pasca kemerdekaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
ο·
Menunjukan video tentang demokrasi Indonesia pada masa
demokrasi
terpimpin
dan
berbagai
aspek
kehidupan (ekonomi, social, politik dan budaya) ο Elaborasi ο·
Siswa
dibagi dalam 6 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5 siswa ο·
Siswa dibantu untuk mencari permasalah
ο·
Siswa menggali segala informasi untuk mencari solusi atas permasalahan yang sudah dianggkat
ο·
Guru memantau ddiskusi masing masing kelompok
ο Konfirmasi ο·
Siswa mempresentasikan jawaban atas permasalahan
ο·
Guru mengkoreksi dan menilai hasil kerja siswa
6. PENUTUP ο Guru dan siswa bersama sama merefleksikan materi tentanng demokrasi Indonesia pada masa parlementer dan berbagai aspek kehidupan (ekonomi, social, politik dan budaya) ο Guru memberi penguatan untuk materi demokrasi terpimpin dan berbagai aspek kehidupan (ekonomi, social, politik dan budaya) ο Guru menyampaikan materi yang akan datang ο Mengucapkan salam
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Materi Ajar Kehidupan Indonesia pada Masa Demokrasi Parlementer Perjalanan sejarah Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer diawali oleh pemerintah dengan tujuh masa kabinet yang berbeda. Sistem pemerintahan pada demokrasi parlementer menetapkan kabinet-kabinet ini bertanggung jawab secara langsung kepada parlemen. Kondisi Indonesia pada masa ini sangatlah rentan karena dalam kurun waktu pemerintahan ketujuh kabinet tersebut, kinerja kabinet sering terjadi deadlack dan ditentang parlementer. Hal itu terjadi karena adanya kelompok oposisi yang kuat sehingga mengakibatkan timbulnya konflik kepentingan dalam proses perumusan dan pembuatan kebijakan negara. Kegagalan Konstituante dalam Menyusun Undang-Undang Baru Kehidupan Indonesia pada masa demokrasi perlementer juga diawali dengan gagalnya konstituante dalam membuat undang-undang yang baru bagi Indonesia. Konstituante sendiri adalah sebuah lembaga yang dibentuk untuk membentuk undang-undang. Pada 20 november 1956 konstituante mulai bersidang untuk pertama kalinya. Pada siding pertama ini soekarno memberikan kewenangan untuk menyusun dan menetapkan undang-undang dasar Republik Indonesia tanpa ada batas masa kerja. Masa awal kerjanya konstutiante dihadapkan pada tidak adanya kebulatan suara antar kelompok-kelompok didalam didalam konstituante. Semangat untuk bersatu dan merumuskan UU berubah menjadi perasaan saling mementingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
kepentingan kelompok sendiri. Tantangan kerja yang dihadapi oleh konstituante antara lain terjadi pada 29 mei 1959. Saat itu ada usulan dari kalangan kelompok islam untuk memasukan kembali butir piagam Jakarta yang menyatakan βdengan kewajiban syariat islam bagi pemeluk-pemeluknyaβ . pada sidang konstituante pada taggal 29 mei 1959, diambil langkah pemungutan suara untuk menyelesaikan masalah itu. Hasilnya, 201 setuju dan mendukung, serta 265 suara menolak. Dari hasil itu tidak tercapai kuorum yang seharusnya, yaitu 2/3 dari jumlah seluruh anggota konstituante yang hadir. Pada 30 mei 1959, konstituante kemabali melakukan sidangnya. Agenda sidang ini adalah membahas usulan pemerintah untuk kembali pada UUD 1945 tanpa perubahan. Kemudian dilakuakan lagi sidang untuk menentukan UUD namun hasilnya sama dengan sidang pertama yang tidak mencapai kuorum. Faktor-faktor utama yang menyebabkan kegagalan konstituante dalam merancang sebuah UUD bagi Indonesia adalah terdapat sikap mementingkan diri sendiri atau golongan partai politik yang berada didalam konstituante. Kehidupan Ekonomi Indoenesia di Masa Demokrasi Perlementer Pada masa kabinet Sukiman, salah satu perubahan kehidupan ekonomi yang terjadi adalah adalah proses nasionalisme yang dilakukan pemerintah. Proses nasionalisme ekonomi ini menyangkut tiga bidang utama, yaitu nasionalisme de Javasche Bank menjadi Bank Indonesia, pembentukan Bank Negara Indonesia dan pemberlakuan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Sebelum dilaksanakanya nasionalisasi De Javasche Bank, terjadi proses pembentukan Bank Negara Indonesia sebagai bank nasional pertama Indonesia dan dikukuhkan dalam peraturan pemerintah pengganti UU No. 2/1946. Proses itu terjadai pada 5 juli 1946. Langkah lanjutan dari nasionalisme De Javasche Bank adalah dikeluarkanya UU No 24.1951 yang berisi tentang pelaksanaan nasionalisme De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia yang berfngsi sebagi bank sentral dan bank sirkulasi. Pemerintah Indonesia melakukan nasionalisme mata uang Republik Indonesia dengan menukar mata uang Jepang ke mata uang Indonesia yang disebut sebagi Oeang Republik Indinesia (ORI). Pada masa demokrasi perlementer, proses nasionalisasi ekonomi Indonesia tidak berjalan mulus karena konflik kepentingan politik antar kelompok didalam tubuh konstituante dan parlemen. Berbagai kebijakan pada masa demokrasi perlemnter menunjukkan hal itu. Contohnya, proyek nasionalisme ekonomi pada masa kabinet Ali I yang menekan nasionalisasi sektor perekonomian itu merupakan salah satu upaya pemerintah kabinet Ali I dalam meningkatkan taraf perekonomian bangsa Indonesia. Perubahan perekonomian negara juga terlihat pada masa kabinet Ali II. Ditandatanganinya UU pembatanlan Konfrensi Meja Bundar (KMB) oleh presiden Soekarno pada 3 mei 1956 berakibat pada berpindahnya asset-aset modal yang dimiliki para pengusaha Belanda ketangan pengusaha pribumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Kehidupan Politik Indonesia di Masa Demokrasi Terpimpin Perpindahan
sistem
pemerintahan
Indonesia
pada
masa
demokrasi
parlementer ke demokrasi terpimpin diawali oleh adanya potensi ancaman konflik internal dalam negeri. Hal itu disebabkan oleh tingginya benturan kepentingan antar kelompok politik di Indonesia. Puncaknya adalah dibubarkanya konstituante karena tidak berhasil membuat undang-undang. Untuk mengatasi potensi ancaman dalam
negeri,
KSAD
A.H.
Nasution
mengeluarkan
peraturan
Prt/Perperu/040/1959. Peraturan tersebut berisi larangan bagi seluruh kegiatan atau aktivitas yang berbau politik tersebut dan mulai berlaku 3 juni 1959. Kebuntuan kinerja konstituante akhirnya ditutup dengan pengumuman Dekrit Presiden 5 juli 1959 yang berisi sebagi beikut: ο·
Pembubaran Konstituante.
ο·
Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
ο·
Pembentukan MPRS dan DPAS.
Pemberlakuakn dekrit presiden 5 juli 1959 ini merupakan momen pergantian sistem demokrasi Indonesia dari demokrasi liberal menjadi demokrasi presidensial. Dekrit presiden juga menandai berakhirnya tugas konstituante setelah 3 tahun gagal membuat rancangan UUD pengganti UUDS 1950.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
KISI-KISI MOTIVASI BELAJAR SEJARAH Komponen Sikap No
Variabel
Indikator
+ 1
2
3
4
Motivasi di disebut ARCS yaitu meliputi; Attention (Perhatian), R elevance (Relevansi), Confidence (keyakinan/rasa percaya diri siswa), dan Satisfaction (Kepuasan).
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku.
Motivasi adalah dorongan dan kekuatan yang muncul dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu.
Motivasi adalah suatu dorongan yang menyakinkan diri individu untuk sukses.
TOTAL
Afektif
Konati f
-
+
+
Kognitif
-
Tot al
-
Perhatian
1
2
3
4
5
6
6
Relevansi
7
8
9
10
11
1 2
6
Keyakinan
13
14
15
16
17
1 8
6
Kepuasan
19
20
21
22
23
2 4
6
Semangat
25
26
27
28
29
3 0
6
Kemandirian bertindak
31
32
33
34
35
3 6
6
Keberanian menghadapi kegagalan
37
38
39
40
41
4 2
6
Kemampuan bangkit dari kegagalan
43
44
45
46
47
4 8
6
Gambaran keberhasilan
49
50
51
52
53
5 4
6
Membuat rencana
55
56
57
58
59
6 0
6
10
10
10
10
10
1 0
30
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Data Reliabilitas Kuesioner Motivasi N0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
4
3
5
3
3
4
3
3
4
3
2
4
3
4
3
4
1
4
3
5
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
2
1
3
3
3
3
3
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
6
2
4
4
1
3
4
3
4
2
2
7
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
8
5
4
4
3
4
4
5
4
4
4
9
4
3
5
4
3
2
4
4
4
2
10
5
4
4
4
3
2
3
3
4
4
11
4
3
3
2
4
4
4
4
3
3
12
3
4
4
2
3
4
4
3
2
3
13
4
4
5
4
4
5
5
4
4
5
14
4
4
4
2
3
3
4
4
3
4
15
4
3
4
3
3
4
4
3
3
4
16
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
17
5
5
5
1
5
3
5
5
5
5
18
4
4
4
2
3
3
3
3
4
2
19
2
2
4
2
2
5
4
4
3
3
20
4
4
4
2
4
3
4
3
4
4
21
4
4
4
2
3
4
4
4
3
4
22
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
23
4
4
3
3
3
4
3
3
3
4
24
3
4
4
4
3
4
3
4
4
5
25
4
5
4
4
4
3
4
3
5
4
26
3
4
3
3
2
2
3
3
4
3
27
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
28
4
4
4
3
4
5
3
3
4
5
R
.486**
,355
.632**
,164
.654**
,315
.710**
.510**
.471*
.608**
T
1,378
0,687
2,628
0,139
2,882
0,533
3,65
1,541
1,282
2,374
S
0,95
0,9
0,999
0,9
0,999
0,9
0,999
0,95
0,95
0,999
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
3
4
3
5
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
1
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
2
3
4
3
3
3
3
3
5
3
5
4
4
4
2
4
5
5
4
4
1
3
4
3
2
2
4
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
5
5
2
3
4
5
5
4
5
1
2
3
1
5
4
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
2
4
4
5
5
3
5
4
4
4
5
4
4
3
4
5
5
3
3
5
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
3
4
2
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
2
4
4
4
3
4
4
1
5
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
2
4
5
4
3
2
4
4
3
2
4
3
4
3
4
5
4
4
2
4
4
4
4
4
3
3
4
4
2
4
4
4
4
4
4
2
3
4
1
3
3
4
4
3
4
2
3
3
3
2
3
3
3
3
4
5
4
4
4
5
4
3
4
3
.488**
.670**
.462*
.671**
.384*
.582**
.430*
.602**
.472*
.730**
1,391
3,083
1,227
3,096
0,814
1,947
1,044
2,314
1,288
3,975
0,95
0,999
0,95
0,999
0,9
0,95
0,95
0,999
0,95
0,999
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
4
3
4
3
2
5
4
3
4
4
3
4
4
3
4
5
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
2
3
4
3
3
3
2
5
4
4
4
4
5
4
5
5
4
2
4
4
2
3
4
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
2
4
4
3
3
5
5
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
2
5
2
3
3
3
3
3
5
4
4
4
3
3
4
4
3
4
5
4
4
3
3
4
4
4
4
3
5
5
4
4
3
3
3
4
2
3
5
3
4
4
3
4
4
4
3
3
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
2
4
3
4
4
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
5
4
4
4
4
3
4
4
4
3
5
4
4
4
4
3
4
4
3
3
2
3
2
4
3
3
4
3
2
2
4
4
3
2
2
3
4
4
3
3
5
4
4
4
3
.653**
.397*
.587**
.752**
.484**
.647**
.602**
.703**
.586**
.787**
2,87
0,828
2,17
4,374
1,365
2,799
2,314
3,543
2,16
5,118
0,999
0,975
0,999
0,999
0,95
0,999
0,999
0,999
0,999
0,999
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
5
3
4
3
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
5
2
3
3
5
2
5
5
5
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
3
4
2
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
4
5
5
4
4
4
5
4
4
5
5
5
5
3
4
3
5
3
3
4
4
3
4
2
3
2
3
3
4
4
3
5
5
3
3
4
4
3
4
4
4
5
5
5
4
3
5
5
5
4
5
4
5
5
4
4
5
4
5
3
5
5
5
4
4
4
4
4
3
4
4
5
4
3
4
4
4
3
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
1
5
5
5
4
4
5
4
3
3
3
4
3
3
5
5
5
5
4
4
3
4
3
3
5
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
5
3
4
5
5
5
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
5
4
4
4
5
4
5
3
2
3
4
3
3
2
4
3
3
3
4
5
4
3
4
3
3
3
4
4
3
5
4
5
4
3
4
4
3
.672**
.566**
.493**
,373
.779**
.736**
,342
.522**
.738**
,324
3,109
1,981
1,424
0,764
4,934
4,08
0,634
1,628
4,115
0,565
0,999
0,95
0,95
0,975
0,999
0,999
0,95
0,95
0,999
0,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
5
4
4
4
3
4
2
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
3
3
3
3
3
3
2
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
1
2
4
1
4
2
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
4
4
5
4
4
4
4
3
4
3
5
3
5
3
5
4
2
4
2
3
3
4
4
2
4
3
3
4
4
4
4
3
4
2
4
3
4
5
5
4
4
3
4
4
4
3
5
4
3
3
5
4
5
2
4
4
4
4
3
3
3
4
4
5
5
5
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
2
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
1
5
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
3
4
3
4
4
4
4
3
2
3
3
4
3
4
3
2
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
5
4
5
4
4
4
5
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
111
102
90
108 **
99
114 **
**
91
111 **
**
103 **
97
,372
,363
,262
.748
.710
.682
.524
.551
.741
.645**
0,76
0,721
0,362
4,298
3,65
3,242
1,643
1,855
4,169
2,775
0,5
0,975
0,975
0,999
0,999
0,999
0,95
0,95
0,999
0,999
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
51
52
53
54
55
JLH
3
3
4
4
4
205
1
5
2
3
3
195
4
4
4
4
4
217
1
4
2
3
1
170
4
4
3
3
4
231
1
3
2
3
2
163
3
3
3
3
3
167
4
4
4
4
4
221
2
4
2
4
3
203
2
3
2
4
3
179
4
4
3
3
3
197
3
3
3
3
2
203
3
4
3
5
3
228
1
4
2
1
4
200
3
3
3
3
3
204
4
4
4
4
4
220
5
5
5
5
5
265
2
4
2
3
3
186
3
4
3
2
4
196
3
4
4
3
5
215
4
4
4
3
4
215
3
4
3
3
4
206
2
2
2
3
3
181
4
4
5
3
5
213
5
4
5
4
3
224
3
3
3
3
3
169
3
3
3
3
3
178
3
4
3
4
3
209
83
104 **
**
88
93 **
95 *
5660 **
.673
.602
.667
.477
.641
3,122
2,314
3,044
1,32
2,729
0,999
0,999
0,999
0,9
0,999
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Mencari t dan signifikansi motivasi belajar siswa
t=
π . βπβ2 β1βπ 2
Tabel data yang diamsukin dalam rumus
Sig
1βr2
2
X
r
r
1
0,486
0,2362
5.291
2571,426
0,763804
0,873958809
1430
2
0,355
0,12603
5.291
1878,305
0,873975
0,934866301
713
3
0,63
0,3969
5.291
3333,33
0,6031
0,776595133
2704
4
0,164
0,0269
5.291
867,724
0,973104
0,986460339
144
5
0,65
0,4225
5.291
3439,15
0,5775
0,759934208
2942
6
0,315 0,09923
5.291
1666,665
0,900775
0,949091671
553
7
0,71
0,5041
5.291
3756,61
0,4959
0,704201676
3788
8
0,51
0,2601
5.291
2698,41
0,7399
0,860174401
1600
9
0,471
0,22184
5.291
2492,061
0,778159
0,88213321
1331
10
0,608
0,36966
5.291
3216,928
0,630336
0,793937025
2464
11
0,488
0,23814
5.291
2582,008
0,761856
0,872843629
1444
12
0,67
0,4489
5.291
3544,97
0,5511
0,742361098
3199
13
0,132 0,01742
5.291
698,412
0,982576
0,991249716
93
14
0,462
0,21344
5.291
2444,442
0,786556
0,886879924
1273
15
0,671
0,45024
5.291
3550,261
0,549759
0,741457349
3213
16
0,384
0,14746
5.291
2031,744
0,852544
0,923333093
845
17
0,582
0,33872
5.291
3079,362
0,661276
0,813188785
2204
18
0,43
0,1849
5.291
2275,13
0,8151
0,902828887
1084
19
0,602
0,3624
5.291
3185,182
0,637596
0,798496086
2401
20
0,27
0,0729
5.291
1428,57
0,9271
0,962860322
401
0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
0,95
21
0,472
0,22278
5.291
2497,352
0,777216
0,881598548
1337
22
0,73
0,5329
5.291
3862,43
0,4671
0,683447145
4126
23
0,209 0,04368
5.291
1105,819
0,956319
0,977915641
236
24
0,653
0,42641
5.291
3455,023
0,573591
0,757357907
2979
25
0,397
0,15761
5.291
2100,527
0,842391
0,91781861
909
26
0,195
0,03803
5.291
1031,745
0,961975
0,980803242
205
27
0,587
0,34457
5.291
3105,817
0,655431
0,809586932
2252
28
0,752
0,5655
5.291
3978,832
0,434496
0,659163106
4539
29
0,484
0,23426
5.291
2560,844
0,765744
0,875067997
1416
30
0,647 0,41861
5.291
3423,277
0,581391
0,76249
2905
31
0,602
0,3624
5.291
3185,182
0,637596
0,798496086
2401
32
0,703
0,49421
5.291
3719,573
0,505791
0,711189848
3677
33
0,586
0,3434
5.291
3100,526
0,656604
0,810311051
2242
34
0,787
0,61937
5.291
4164,017
0,380631
0,616952997
5312
35
0,672
0,45158
5.291
3555,552
0,548416
0,740551146
3226
36
0,566
0,32036
5.291
2994,706
0,679644
0,82440524
2056
37
0,493
0,24305
5.291
2608,463
0,756951
0,87002931
1478
38
0,226
0,05108
5.291
1195,766
0,948924
0,974127302
277
39
0,373
0,13913
5.291
1973,543
0,860871
0,927831342
793
40
0,779
0,60684
5.291
4121,689
0,393159
0,627023923
5121
41
0,736
0,5417
5.291
3894,176
0,458304
0,676981536
4234
42
0,342
0,11696
5.291
1809,522
0,883036
0,939699952
659
43
0,522
0,27248
5.291
2761,902
0,727516
0,852945485
1690
44
0,738
0,54464
5.291
3904,758
0,455356
0,674800711
4270
45
0,324 0,10498
5.291
1714,284
0,895024
0,946057081
587
46
0,372
0,13838
5.291
1968,252
0,861616
0,928232729
789
0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
0,95
47
0,363
0,13177
5.291
1920,633
0,868231
0,931789139
748
48
0,262
0,06864
5.291
1386,242
0,931356
0,965067873
376
49
0,748
0,5595
5.291
3957,668
0,440496
0,663698727
4460
50
0,71
0,5041
5.291
3756,61
0,4959
0,704201676
3788
51
0,682
0,46512
5.291
3608,462
0,534876
0,731352172
3365
52
0,524
0,27458
5.291
2772,484
0,725424
0,851718263
1706
53
0,551
0,3036
5.291
2915,341
0,696399
0,834505243
1925
54
0,741
0,54908
5.291
3920,631
0,450919
0,671505026
4326
55
0,645
0,41603
5.291
3412,695
0,583975
0,76418257
2880
56
0,673 0,45293
5.291
3560,843
0,547071
0,739642481
3240
57
0,602
0,3624
5.291
3185,182
0,637596
0,798496086
2401
58
0,667
0,44489
5.291
3529,097
0,555111
0,745057716
3159
59
0,477
0,22753
5.291
2523,807
0,772471
0,878903294
1370
60
0,641
0,41088
5.291
3391,531
0,589119
0,767540878
2832
0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Data untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus belah dua. x 108 111
y 106
93
101
105 103
100
98
95
95
106
112
76
99
101
104
119
112
106
134
95
107
102
107
91
92
127
110
105
108
94
113
118
79
102
127
66
124
104
106
93
118
104
111
111
102
90
108
99
114
91
111
103
97
83
104
88
93
95
3226
2950
x2 11664 12321 8649 11025 10609 9604 9025 12544 9801 10816 12544 17956 11449 11449 8464 12100 11664 12769 16129 15376 11236 13924 12321 10404 11664 12996 12321 9409 10816 8649 349698
y2 11236 6241 10201 10000 10404 9025 11236 5776 10201 14161 11236 9025 10404 8281 16129 11025 8836 13924 4356 10816 8649 10816 12321 8100 9801 8281 10609 6889 7744 9025 294748
xy 11448 8769 9393 10500 10506 9310 10070 8512 9999 12376 11872 12730 10914 9737 11684 11550 10152 13334 8382 12896 9858 12272 12321 9180 10692 10374 11433 8051 9152 8835 316302
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
RELIABILITAS MOTIVASI BELAJAR Untuk mencari reliabilitas dari variabel minat belajar rumusa belah dua: Rumus: Rxy =
ππΊππβ(βπ)(βπ) β{πβπ π β(βπ)π }{πβπ π β(βπ)π} ππ π
βππβ π
R11 = (π+π π
βπ πβ ) π
a. Ganjil genap βX βY βX2 βY2 βXY
Rxy
= = = =
= 3226 = 2950 = 349698 = 294748 = 316302 ππ ππππππβ(ππππ)(ππππ) β{ππ . ππππππ β (ππππ}{ππ . ππππππβ(ππππ)π } πππππππβπππππππ β{πππππππβ ππππππππ}{πππππππβπππππππ} ππππππ β{ππππππ}{ππππππ} ππππππ ππππππ,ππ
= 0,796
ππ π
R11 =
βππβ π
(π+π πβ π ) π βπ
=
π . π,πππ
=
π,πππ
π+π,πππ π,πππ
= 0,886
=
ππππππ βππππππππππππ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
DATA PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI PRESTASI DAN MOTIVASI SISWA Prestasi Awal No
Nilai
Kriteria
8 16 2 6 7 11 14 23 24 25 27 19 20 21 29 1 3 4 5 9 10 12 13 15 17 18 22 26 28 30
60 60 65 70 70 70 70 70 70 70 70 75 75 75 75 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Cukup Cukup Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
81% x 100 = 80 66% x 100 = 66 56% x 100 = 56 46% x 100 = 46 Dibawah 46% Rentang 81-100 66-80 56-65 46-55 0-45 Rentang 81-100 66-80 56-65 46-55 0-45
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Frekuensi 0
% 0%
27 3 0 0
90% 10% 0% 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Prestasi siklus 1 No
Nilai
Kriteria
6 8 16 19 25 3 14 20 21 23 27 4 7 11 15 22 24 26 28 29 30 2 9 13 17 18 5 1 10 12
70 70 70 70 70 75 75 75 75 75 75 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 85 85 85 85 85 90 95 95 95
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
81% x 100 = 80 66% x 100 = 66 56% x 100 = 56 46% x 100 = 46 Dibawah 46% Rentang 81-100 66-80 56-65 46-55 0-45 Rentang 81-100 66-80 56-65 46-55 0-45
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Frekuensi 9
% 30%
21 0 0 0
70% 0% 0% 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Prestasi siklus 2 No
Nilai
Kriteria
3 26 30 4 18 25 6 12 13 28 29 1 7 8 10 14 15 16 17 19 20 21 22 23 27 2 5 9 11 24
80 80 80 85 85 85 90 90 90 90 90 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 99 99 99 99 99
Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
81% x 100 = 80 66% x 100 = 66 56% x 100 = 56 46% x 100 = 46 Dibawah 46% Rentang 81-100 66-80 56-65 46-55 0-45 Rentang 81-100 66-80 56-65 46-55 0-45
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Frekuensi 27
% 27%
3 0 0 0
10% 0% 0% 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Motivasi Awal No
Skor
Kriteria
1 27 6 7 8 26 4 10 23 13 18 2 3 12 19 20 21 11 14 15 9 22 25 28 24 16 5 17
180 180 182 183 183 187 188 196 199 201 207 212 213 213 213 213 213 214 221 223 224 225 225 228 234 236 251 278
Cukup Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
81% X 275 = 223 66% X 275 = 182 56% X 275 = 154 46% X 275 = 127 Dibawah 46 %
Rentang 223-275 182-222 154-181 127-153 Dibawah 127 Nilai 223275 182222 154181 127153 0-126
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi
Frekuensi Presentase 9 32% 17
61%
Cukup
2
7%
Rendah
0%
0%
Sangat Rendah
0%
0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Motivasi Akhir No
Skor
Kriteria
6 7 27 16 4 29 8 2 23 10 24 1 3 12 18 9 11 14 19 22 26 21 25 28 15 13 30 20 5 17
172 180 180 197 198 199 200 201 204 209 211 214 214 214 214 215 218 220 224 225 225 228 235 236 238 241 241 246 254 285
Cukup Cukup Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
81% X 275 = 223 66% X 275 = 182 56% X 275 = 154 46% X 275 = 127 Dibawah 46 % Rentang 223-275 182-222
Nilai
Kriteria
Frekuensi Persentase
223-275
Sangat Tinggi
12
40%
182-222
Tinggi
15
50%
154-181
Cukup
3
10%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
154-181 127-153 Dibawah 127
127-153 Rendah 0-126 Sangat Rendah
0 0
0% 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
INSTRUMEN ANGKET MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA MATA PELAJARAN SEJARAH (Alokasi Waktu 20 Menit)
INDENTITAS RESPONDEN
Nama
: β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
No Absen
: β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
Kelas/Semester: β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦............................ Nama Sekolah : β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ Petunjuk Pengisian Angket 1. Bacalah baik-baik setiap butir pertanyaan dan seluruh alternatif jawaban 2. Pertimbangkanlah jawaban yang anda anggap sesuai dengan sikap anda 3. Berilah tanda (β) pada kolom jawaban yang anda pilih 4. Angket yang anda kerjakan ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai pada raport dan dijamin kerahasiaan jawaban anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH Keterangan : SS : Sangat setuju S : Setuju R TS STS
: Ragu-ragu : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju
Contoh Pengerjaan : No
Pernyataan Saya Senang dengan Mata Pelajaran Sejarah
1
No
SS
S
R
TS
STS
β
Pernyataan
1
Konsep pembelajaran Sejarah yang diberikan guru mudah untuk saya pahami
2
Ketika ulanganmata peljaran sejarah saya tidak pernah mendapatkan nilai yang bagus
3
Saya tertarik mengikuti pelajaran sejarah
4
Ada materi Pembelajaran Sejarah membuat saya bosan
5
Saya dapat menerapkan konsep pembelajaran sejarah dalam kehidupan sehari-hari
6
Saya suka mengganggu teman ketika pelajaran sejarah
7
Jelas bagi saya bagaimana hubungan materi dalam pembelajaran Sejarah dengan apa yang telah saya ketahui
8
Saya tidak melihat adanya hubungan antara isi materi dalam pelajaran Sejarah dengan sesuatu yang telah saya ketahui
9
Tugas-tugas latihan pada pembelajaran Sejarah tidak terlalu sulit
10
Saya lebih suka diam jika ada kesulitan daripada mendiskusikan dengan teman atau guru
11
Pembelajaran Sejarah membuat saya aktif di dalam kelas
SS S R TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
12 Saya selalu malu bertanya kepada guru atau teman ketika ada yang tidak saya ketahui 13 Saya dapat mengerkan pekerjaan rumah tanpa bantuan orang lain 14 Saya tidak yakin sejarah bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari 15 Saya yakin akan berhasil dalam pembelajaran Sejarah 16 Saya tidak bisa memutuskan hasil diskusi tanpa dukungan dari teman 17 Saya lebih berani bertanya guru pada saat proses pembelajaran berlangsung 18 Isi pembelajaran Sejarah tidak sesuai dengan harapan dan tujuan saya di masa depan 19 Materi pembelajaran Sejarah lebih mudah untuk dipahami 20 Sedikitpun saya tidak mendapatkan manfaat dari belajar Sejarah 21 Saya dapat menemukan arti penting belajar sejarah 22 Pada pembelajaran sejarah tidak ada hal-hal yang dapat merangsang rasa ingin tahu saya 23 Saya selalu bersyukur ketika mendapatkan nilai yang baik 24 Saya pasif dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya pelajaran Sejarah 25 Saya selalu memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru kepada teman 26 Saya sangat kesulitan untuk belajar sejarah 27 Saya merasa belajar sejarah memiliki tujuan yang pasti 28 Saya sering malas sekali untuk membaca buku referensi sejarah 29 Saya selalu berada lebih awal didalam kelas ketika akan memulai pembelajaran sejarah 30 Seringkali saya bolos sekolah ketika ada pelajaran sejarah 31 Ketika bagian pelajaran sejarah yang saya kurang pahami, saya bertanya pada orang yang lebih mengerti. 32 Saya merasa tidak mampu menyelesaikan tugas mata pelajaran sejarah yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
33 Jadwal belajar sejarah yang telah saya buat akan kuikuti dengan perasaan senang. 34 Meskipun saya telah merencanakan untuk belajar sejarah sesuai jadwal belajar, saya tetap malas untuk belajar sejarah. 35 Pada pembelajaran sejarah ada hal-hal yang merangsang rasa ingin tahu saya 36 Saya benar-benar tidak senang mempelajari pelajaran sejarah. 37 Meskipun saya tahu resiko kegagalan itu ada, saya tidak takut memperjuangkan cita-cita saya. 38 Saya merasa sangat malu jika mendapat nilai jelek, karena bagi saya itu hal yang sangat memalukan. 39 Meskipun saya tahu tidak akan mendapat prestasi yang baik, saya akan tetap berusaha dan belajar. 40 Bila ada tugas pelajaran sejarah yang tidak saya ketahui jawabannya, saya menyimpan tugas itu dan memilih bermain. 41 Setelah saya mempelajari pelajaran sejarah saya percaya bahwa saya akan berhasil dalam tes harian sejarah. 42 Pembelajaran sejarah tidak relevan dengan kebutuhan saya sebab sebagian besar isinya tidak saya ketahui. 43 Jika saya mendapat nilai jelek, saya yakin akan mampu memperbaikinya. 44 Bila saya gagal menyelesaikan tugas sejarah dari guru, saya akan mengabaikan tugas-tugas tersebut dan akan mengerjakan tugas lain. 45 Ketika saya keliru dan dikritik oleh guru, saya sangat senang karena itu menambah ilmu saya. 46 Bila saya ditegur oleh guru saya tidak menghiraukannya. 47 Saya senang bila dinasehati oleh guru di sekolah. 48 Saya merasa kurang nyaman bila ditegur guru di sekolah. 49 Saya percaya bisa mengerjakan setiap tugas pelajaran sejarah yang diberikan oleh guru. 50 Saya malas bertanya kepada guru kalau ada pmateri sejarah yang tidak saya mengerti. 51 Saya yakin bisa memahami pelajaran sejarah yang diajarkan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
52 Saya ragu dengan kemampuan yang saya miliki dalam memahami penjelasan guru tentang materi sejarah 53 Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran sejarah membuat saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai. 54 Materi pembelajaran sejarah sulit dipahami daripada yang saya harapkan. 55 Saya telah membuat jadwal kegiatan di rumah, sehingga saya mengetahui kapan saya harus belajar. 56 Saya tidak memiliki jadwal belajar sejarah dirumah 57 Terdapat cerita, gambar atau contoh yang menunjukan kepada saya bagaimana manfaat materi pembelajran sejarah bagi saya. 58 Saya lebih suka nonton TV dibanding belajar sejarah. 59 Saya selalu meluangkan waktu untuk membaca buku sejarah. 60 Pada setiap halaman buku sejarah yang saya baca terdapat banyak kata yang sangat mengganggu.
PEDOMAN PENSKORAN PERNYATAAN
SS
S
R
TS
STS
Positif
5
4
3
2
1
Negatif
1
2
3
4
5
Total skor maksimal
: 5 x 60 = 300
Total skor minimal
: 1 x 60 = 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
LEMBAR PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL
Mata Pelajaran
Sejarah
Kelas
XI IPA 1
Materi Pokok
Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer
Nama Pengamat
Johanis M.V Lakesubun
Indikator
1. Mencari Informasi dan Menemukan Masalah 2. a. Mencari Informasi dan sumber belajar untuk pemecahan masalah b. Menulis atau mencatat hasi penemuannya. 3. a. Kerjasama dengan teman b. Mengaujukan pertanyaan kepada guru c. Menjawab pertanyaan guru atau teman 4. a. Menulis laporan hasil diskusi b. Melaporkan hasil diskusi secara ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Jumlah
1
2.a 2.b
Siklus I Idikator 3.a 3.b 3.c
JML 4.a
4.b
4.c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Keterangan :
1. Mencari Informasi dan Menemukan Masalah 2. a. Mencari Informasi dan sumber belajar untuk pemecahan masalah b. Menulis atau mencatat hasi penemuannya. 3. a. Kerjasama dengan teman b. Mengaujukan pertanyaan kepada guru c. Menjawab pertanyaan guru atau teman 4. a. Menulis laporan hasil diskusi b. Melaporkan hasil diskusi secara ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
KISI-KISI SOAL TES SIKLUS I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 YOGYAKARTA
No 1
Nama Sekolah
: SMA Negeri 10 Yogyakarta
Alokasi Waktu
: Menit
Mata Pelajaran
: Sejarah
Jumlah Soal
: 20 Soal
Kelas/Semester
: XI/IPA
Penulis
:
Kopetensi Dasar
Materi Pokok
Materi
Bentuk No Tes Soal PG 1
Indikator Soal
Merekonstruksi Siswa dapat menjelaskan berdirinya kabinet Natsir
perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga terpimpin.
demokrasi
kapan
Kehidupan Politik Indonesia di masa Demokrasi Parlementer Siswa dapat kabinet Natsir
menjelaskan
kinerja
PG
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
2
Siswa dapat menjelaskan kabinet Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer. Siswa dapat menjelaskan fungsi dari konstituante. Siswa dapat menjelaskan masa jabata kabinet Sukiman Siswa dapat menjelaskan kapan konstituante mulai bersidang pertama kali. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab kegagalan konstituante dalam merancang sebuah UUD bagi Indononesia. Kehidupan Sisawa dapat menjelaskan salah satu ekonomi Indonesia perubahan kehidupan ekonomi yang di masa dilakukan kabinet Sukiman. Demokrasi Parlementer Siswa dapat menjelaskan proses pembentukan Bank Negara Indonesia. Siswa dapat menjelaskan tujuan dan fungsi didirikan Bank Indonesia. Siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan ORI (Oeang Repoeblik Indonesia). Siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan KMB Siswa dapat menjelaskan gerakan
PG
3
PG
4
PG
5
PG
6
PG
7
PG
8
PG
9
PG
10
PG
11
PG
12
PG
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
3
4
5
Assaat Kehidupan Politik Siswa dapat menjelaskan apa yang di Indonesia di masa maksud dengan NASAKOM Demokrasi (Nasionalis, Agama, dan Komunis) terpimpin Siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan DPA (Dewan Pertimbangan Agung) Siswa dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan MANIPOL (Manifesto Politik Republik Indonesia) Kehidupan Siswa dapat menjelaskan pada tanggal ekonomi Indonesia berapa presiden soekarno di masa mengumumkan deklarasi ekonomi Demokrasi terpimpin Siswa dapat menjelaskan alasan dikeluarkan kebijakan perekonomian. Siswa dapat menjelaskan kebijakan pemerintah yang berisi bahwa orang yang dapat melakukan kegiatan perekonomian adalah orang yang mendapatkan izin khusus dari pemerintah. Perubahan sosial Siswa mampu menjelaskan manifesto dan budaya kebudayaan Bangsa Indonesia
PG
14
PG
15
PG
16
PG
17
PG
18
PG
19
PG
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Program
: XI/IPA
Hari/Tanggal
: Kamis, April 2016
Waktu
:
PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT MEMBERI TANDA SILANG PADA HURUF A,B,C,D,E PADA LEMBAR JAWAB.
1. Berdirinya kabinet pada tahun... A. Tahun 1950 B. Tahun 1951 C. Tahun 1952 D. Tahun 1953 E. Tahun 1954 2. Program kerja dari kabinet Natsir... A. Meningkatkan kemanan dan ketertiban. B. Meningkatkan kerja sama. C. Meningkatkan kebutuhan presiden. D. Meningkatkan perekonomian E. Meningkatkan hubungan silahturahmi dengan bangsa lain. 3. Jumlah kabinet Indonesia pada tahun 1950-9159 adalah... A. 7 kabinet B. 8 kabinet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
C. 9 kabinet D. 10 kabinet E. 11 kabinet 4. Tugas utama dari konstituante adalah... A. Pembentuk pemerintahan B. Pembentuk Pancasila C. Pembentuk UUD D. Pembentuk PKI E. Pembentuk Parlementer 5.
Masa jabatan kabinet Sukiman... A. 1951-1952 B. 1952-1953 C. 1953-1954 D. 1954-9155 E. 1956-1959
6. Sidang pertama kali yang dilakukan Konstituante pada tahun... A. 20 April 1947 B. 27 April 1949 C. 28 April 1950 D. 29 Mei 1959 E. 30 Mei 1959
7. Salah satau faktor penyebab kegagalan konstituante dalam merancang UUD adalah... A. Kepentingan golongan atau partai politik yang ada dalam konstituante. B. Kepentingan presiden C. Kepentingan aggota DPR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
D. Kepentingan para pemuka agama. E. Kepentingan pemilik saham. 8. Perubahan ekonomi yang terjadi pada masa kabinet Sukiman adalah... A. Nasionalisasi pertanian B. Nasionalisasi perdagangan C. Nasionalisasi ekonomi D. Nasionalisasi perbankan E. Nasionalisasi peridustrian 9. Apa yang dimaksud dengan BNI... A. Bank Netral Indische B. Bank Nasional Indonesia C. Bank Nasional Inggris D. Bank Negara Indonesia E. Bank Nations Belanda 10. Tujuan didirikan Bank Indonesia adalah... A. Sebgaia Bank tunjangan B. Sebagai Bank sentral C. Sebagai Bank pembantu keuangan D. Sebagai Demokrasi E. Sebagai Bank Revolusi 11. Mata uang Indonesia yang menggatikan mata uang Jepang disebut... A. ORA B. RP C. ONI D. OEI E. ORI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
12. Yang dimaksud dengan KMB adala... A. Konferensi Masyarakat Berbangsa B. Konferensi Meja Bundar C. Konferensi Master Belanda D. Konferensi Majelis Berbangsa E. Konferensi Marsudiningsih Berbah. 13. Gerakan Assaat dikeluarkan pada... A. 20 Februari 1945 B. 19 Maret 1956 C. 21 Maret 1956 D. 25 April 1957 E. 30 April 1957
14. Kepanjangan kata dari NASAKOM adalah... A. Nasionalisme Komunis B. Nasionalisme Agama dan Komunis. C. Nasionalisme Agama dan kebudayaan D. Nasionalisme Amandemen Komunis E. Nasionalisme Agraria kebudayaan 15. Apa yang dimaksud dengan DPA... A. Dewan Pembagian Anggaran B. Departemen Pemerintah Agung C. Departemen Pertimbangan Agung D. Departemen Pemusatan Anggaran E. Departemen Pengamanan Amanat 16. apa yang dimaksud dengan MANIPOL A. Manifesto politik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
B. Manajemen politik C. Manifesto politik dan ekonomi D. Manajemen politik republic indonesia E. Manifesto politik republik Indonesia 17. Pada tanggal berapa presiden soekarno mengumumkan deklarasi ekomomi A. 24 maret 1963 B. 23 maret 1963 C. 14 februari 1963 D. 20 oktober 1963 E. 21 oktober 1963
18. Apa yang melatar belakangi keluarkanya kebijakan ekonomi pada tahun 1959 A. Utang luar negri meningkat B. Tingkat inflasi rendah C. Tingkat inflasi sangat tinggi D. Ekonomi Negara melemah E. Lemahnya penerimaan pajak 19. Apa yang dimaksud dengan βsistem lisensiβ pada masa demokrasi terpimpinβ¦β¦ A. Sistem surat ijin melaksanakan perekonomian terutama impor B. Sistem bea cukai pagi pengiat ekonomi C. Sistem surat pajak bagi pengusaha skala besar D. Sistem pajak berkala E. Sistem bea cukai ekspor 20. Larangan terhadap manifesto kebudayaan dikeluarka padaβ¦β¦. A. 9 september 1948
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
B. 1 april 1954 C. 26 juli 1955 D. 8 mei 1964 E. 17 agustus 1949
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
KUNCI JAWABAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A A A C A D A C D B
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
E B B B C E B C A D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
DARTAR NILAI ULANGAN HARIAN (Pra Siklus)
JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS : XI IPA 1 MATA PELAJARAN : SEJARAH
Ketuntasan No
Nama
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Aurelo Wimitya Avilia Rosa Yuliana Dewi Rahmawati Suci Ramadhani Dewi Sarah Dhea Ananda F Dian Octaviani Nurlatifa Josua Sado I P Latiefa Artamevia Mirza Learino Gutomo Putu Alits Renata Dwi M Vicki Octafia Ningtyas S Yefta Kenan Pangestu Ahmad Nur Mujahidin Bella Fitri Anggraini Fatimah Nuraini Titi Nur Rachman Tito Arigis Ahmad Afifudin Noviantoro Andre Julio S M Anisa Hendriany Annisati Bening Rizlanov
80 65 80 80 80 70 70 60 80 80 70 80 80 70 80 60 80 80 75 75 75 80
23 24 25 26 27 28 29 30
Audrey Athena Melati Putri Eksi Kumala Sari Kristianto D S Reno Mayor Theoforo Choristo S Clarissa Hayu Karuniacanya Desriani Sayori Zhuhria Alifsya R
70 70 70 80 70 80 75 80
KKM
YA
TIDAK
β β β β β β β β β β β β β β 75
β β β β β β β β β β β β β β β β
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
DARTAR NILAI ULANGAN HARIAN (Siklus 1)
JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS : XI IPA 1 MATA PELAJARAN : SEJARAH
Ketuntasan No
Nama
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Aurelo Wimitya Avilia Rosa Yuliana Dewi Rahmawati Suci Ramadhani Dewi Sarah Dhea Ananda F Dian Octaviani Nurlatifa Josua Sado I P Latiefa Artamevia Mirza Learino Gutomo Putu Alits Renata Dwi M Vicki Octafia Ningtyas S Yefta Kenan Pangestu Ahmad Nur Mujahidin Bella Fitri Anggraini Fatimah Nuraini Titi Nur Rachman Tito Arigis Ahmad Afifudin Noviantoro Andre Julio S M Anisa Hendriany Annisati Bening Rizlanov
95 85 75 80 90 70 80 70 85 95 80 95 85 75 80 70 85 85 70 75 75 80
23 24 25 26 27 28 29 30
Audrey Athena Melati Putri Eksi Kumala Sari Kristianto D S Reno Mayor Theoforo Choristo S Clarissa Hayu Karuniacanya Aurelo Wimitya Avilia Rosa Yuliana
75 80 70 80 75 80 80 80
KKM
Lulus
Tidak
β β β β β β β β β β β β
75
β β β β β β β β β β β β β β β β β β
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
DARTAR NILAI ULANGAN HARIAN (Siklus 2)
JURUSAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS : XI IPA 1 MATA PELAJARAN : SEJARAH
No
Nama
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Aurelo Wimitya Avilia Rosa Yuliana Dewi Rahmawati Suci Ramadhani Dewi Sarah Dhea Ananda F Dian Octaviani Nurlatifa Josua Sado I P Latiefa Artamevia Mirza Learino Gutomo Putu Alits Renata Dwi M Vicki Octafia Ningtyas S Yefta Kenan Pangestu Ahmad Nur Mujahidin Bella Fitri Anggraini Fatimah Nuraini Titi Nur Rachman Tito Arigis Ahmad Afifudin Noviantoro Andre Julio S M Anisa Hendriany Annisati Bening Rizlanov
95 99 80 85 99 90 95 95 99 95 99 90 90 95 95 95 95 85 95 95 95 95
23 24 25 26 27 28 29 30
Audrey Athena Melati Putri Eksi Kumala Sari Kristianto D S Reno Mayor Theoforo Choristo S Clarissa Hayu Karuniacanya Desriani Sayori Zhuhria Alifsya R
95 99 85 80 95 90 90 80
KKM
75
Ketuntasan Lulus Tidak
β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β β
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
FOTO-FOTO