PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Novan Krisna Jati Nugroho NIM: 111134094
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN
Oleh: Novan Krisna Jati Nugroho NIM :111134094
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
(Drs. Paulus Wahana, M.Hum.)
Tanggal, 22 Juli 2016
Pembimbing II
(Eny Winarti, Ph.D.)
Tanggal, 22 Juli 2016
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Novan Krisna Jati Nugroho NIM: 111134094
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 22 Juli 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji Nama lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
.......................
Sekretaris
: Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd.
.......................
Anggota I
: Drs. Paulus Wahana, M.Hum.
.......................
Anggota II
: Eny Winarti, Ph.D.
.......................
Anggota III
: Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi.
.......................
Yogyakata, 22 Juli 2016 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D. iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan keselamatan yang senantiasa menjaga dan melindungi setiap helaan nafas hidupku Skripsi ini ku persembahkan untuk: Bapak dan Ibuku yang selalu menjadi semangat hidupku Bapak Sokeh Mustofa dan Ibu Tri Endang dan juga Ibu Sri Susilah beserta seluruh keluarga besar terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini. Teman-teman seperjuangan, seluruh warga SD Negeri Jaten terima kasih atas bantuan, dan perhatian yang diberikan.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku: Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO Ilmu tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa ilmu adalah buta (Albert Einstein) Pengetahuan sejati memberi kedudukan moral dan kekuatan moral. (Mahatma Gandhi) Keluarlah dari zona nyamanmu maka kau akan mendapat imbalan yang layak. (Walt Disney) Kebahagiaan adalah api suci yang membuat kita hangat dan kecerdasan kita tetap bersinar. (Helen Keller) Ketika dirimu merasa bahwa kamu bisa melakukan hal besar maka lakukanlah itu Tanpa kamu sadari bahwa didalam dirimu ada kekuatan yaitu keberanian Hidup tanpa ilmu seperti berjalan di dalam kegelapan tanpa tahu arah dan tujuan
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN (Skripsi).Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Novan Krisna Jati Nugroho Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Jaten. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana upaya peningkatan motivasi belajar IPS menggunakan metode pembelajaran Quantum teaching learning; (2) apakah penggunaan metode pembelajaran Quantum teaching learning dapat meningkatkan motivasi dalam mata pelajaran IPS secara keseluruhan pada siswa kelas IV A SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar pengamatan motivasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan metode pembelajaran Quantum Teaching Learning dapat terlaksana dengan rancangan pembelajaran Quantum Teaching Learning yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, rayakan; (2) penerapan metode pembelajaran Quantum Teaching Learning dapat meningkatkan motivasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal nilai motivasi siswa sebesar 52,55 (sangat kurang) jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik berjumlah 3 siswa dengan persentase 12%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 78,11 (baik) kemudian dengan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 87,15 (sangat baik) jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik berjumlah 25 siswa dengan persentase 100%; sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode belajar Quantum teaching learning dapat meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Jaten. Kata kunci: Peningkatan, Motivasi, Quantum Teaching Learning.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
INCREASING STUDENT LEARNING MOTIVATION IN LEARNING SOCIAL STUDY USING QUANTUM TEACHING LEARNING CLASS IV JATEN ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC. Yogyakarta.The Faculty of Education, Primary School Teacher Education, University of Sanata Dharma. Novan Krisna Jati Nugroho Sanata Dharma University 2016 This research was motivated by the low motivation to learn Elementary School fourth grade students Jaten. The study aims to determine (1) how efforts to increase motivation to learn social studies used methods for teaching Quantum learning; (2) whether the learning method Quantum Learning teaching can improve motivation in the overall social studies in grade IV A primary school Jaten academic year 2015/2016. This type of research is the Classroom Action Research. The subjects were fourth grade students of Jaten elementary school academic 2015/2016 school year totaling 25 students. The object of this study is to increase students' motivation in social studies. The instrument used in this study were questionnaires, observation sheets motivation. Data analysis technique used is descriptive analysis of quantitative and qualitative. The results showed that : (1) efforts to increase motivation and achievement of social studies teaching methods Quantum Teaching Learning could be accomplished by learning design Quantum Teaching Learning that grow , natural , frontage , demonstrate , repeat , celebrate ; (2) the application of learning method Quantum Teaching Learning can increase motivation . It was apparent from the beginning of student motivation value of 52.55 (very approximately) the number of students who have a minimum of a good motivation consists of 3 students with a percentage of 12 % . After the action in the first cycle increased to 78.11 (good) and then to the action on the second cycle increased to 87.15 (very good) the number of students who have a good motivation minimal amount to 25 students with a percentage of 100 %; so it can be concluded that the use of teaching learning method Quantum Learning can increase learning motivation in learning social studies in fourth grade elementary school Jaten.
Keywords: Improvement, Motivation, Quantum Teaching Learning.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala berkat, kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN” dengan lancar. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menganggap bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik, tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis sekaligus ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnyakepada: 1.
Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2.
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.
3.
Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD
4.
Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5.
Eny Winarty, Ph.D. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
6.
Drs. Sobari selaku Kepala SD Negeri Jaten yang telah memberikan ijin melakukan penelitian kepada penulis.
7.
Estu Dwi Rahayu, S.Pd. selaku guru kelasIV SD Negeri Jaten yang telah memberikan banyak bantuan selama penelitian di sekolah.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8.
Para guru SD Negeri Jaten yang telah meluangkan waktu dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
9.
Siswa/siswi kelas IV SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016 yang telah bekerja sama selama penelitian.
10.
Natalia Desy Cahyaningtyas S.Pd. yang memberi dorongan motivasi bagi saya.
11.
Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang ikhlas dalam memberikan pengetahuan agar menjadi guru yang baik.
12.
Teman-teman PGSD angkatan 2011 khususnya kelas D, yang berjuang dalam suka dan duka di PGSD.
13.
Keluargaku, Bapak Sokheh Mustofa, Ibu Tri Endang, dan Ibu Sri Susilah sebagai wali orang tua yang telah mencurahkan segala daya dan upaya supaya saya dapat melanjutkan tingkat pendidikan saya.
14.
Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan atas kelancaran penulisan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat lebih baik dalam menyusun karya selanjutnya. Semoga karya peneliti ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan. Peneliti
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 6 D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6 F. Definisi Operasional.......................................................................... 6 1. Motivasi Belajar .......................................................................... 6 2. Quantum Teaching Learning ...................................................... 7 3. Pembelajaran IPS ........................................................................ 7 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 8 A. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar .................................................. 8 1. Pengertian Belajar ....................................................................... 8 2. Jenis-jenis Belajar ....................................................................... 9
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar .......................... 10 4. Karakteristik Anak Sekolah Dasar .............................................. 11 5. Ilmu Pengetahuan Sosial ............................................................. 13 6. Tujuan IPS Dalam Pendidikan .................................................... 14 7. Pembelajaran IPS ........................................................................ 15 B. Motivasi Belajar ................................................................................ 16 1. Pengertian Motivasi Belajar ........................................................ 16 2. Fungsi Motivasi........................................................................... 17 3. Jenis-jenis Motivasi..................................................................... 17 4. Unsur-unsur yang memperngaruhi motivasi belajar ................... 18 C. Quantum Teaching Learning ............................................................ 19 1. Pengertian Quantum Teaching Learning .................................... 19 2. Asas Quantum Teaching Learning ............................................. 20 3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching Learning ............................. 21 4. Kerangka rancangan Quantum Teaching Learning .................... 22 D. Hasil Penelitian Yang Relevan ......................................................... 23 E. Peta Literatur ..................................................................................... 25 F. Kerangka Berpikir ............................................................................. 26 G. Hipotesis Tindakan............................................................................ 27 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 28 A. Jenis Penelitian .................................................................................. 28 B. Variabel Penelitian ............................................................................ 31 1. Variabel independen.................................................................... 32 2. Variabel independen.................................................................... 32 C. Setting Penelitian .............................................................................. 32 1. Lokasi Dan Subjek Penelitian ..................................................... 32 2. Waktu Penelitian ......................................................................... 32 D. Rencana Tindakan ............................................................................. 33 1. Persiapan ..................................................................................... 33 2. Rencana Tindakan Tiap Siklus.................................................... 34 3. Observasi ..................................................................................... 43
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Refleksi ....................................................................................... 43 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 44 1. Observasi ..................................................................................... 45 2. Wawancara .................................................................................. 45 3. Instrumen Penelitian Motivasi Belajar ........................................ 46 F. Uji validitas Dan Reliabilitas Instrumen ........................................... 50 1. Validitas ...................................................................................... 51 2. Reliabilitas .................................................................................. 55 G. Analisis Data ..................................................................................... 56 1. Perhitungan Kuesioner Motivasi Belajar .................................... 57 H. Kriteria Keberhasilan ........................................................................ 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 59 A. Hasil Penelitian ................................................................................. 59 1. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)........................... 60 2. Peningkatan Motivasi .................................................................. 70 B. Pembahasan ....................................................................................... 75 1. Penerapan Metode Quantum Teaching learning......................... 75 2. Peningkatan Motivasi Siswa ....................................................... 77 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 83 A. Kesimpulan ....................................................................................... 83 B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 84 C. Saran .................................................................................................. 85 DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 86 LAMPIRAN ....................................................................................................... 90 CURRIKULUM VITAE................................................................................... 211
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .............................................................................. 33 Tabel 3.2 Variabel Instrumen Penelitian Motivasi ........................................ 46 Tabel 3.3 Pernyataan Instrumen Kuesioner Motivasi ................................... 47 Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Siswa ................................................ 47 Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kuesioner Motivasi ...................................... 48 Tabel 3.6 Kriteria Skor Kuesioner .................................................................. 49 Tabel 3.7 Rubrik Pengamatan Motivasi Siswa .............................................. 49 Tabel 3.8 Kriteria Skor Lembar Pengamatan ................................................ 50 Tabel 3.9 Kriteria Validasi Lembar Observasi .............................................. 51 Tabel 3.10 Skor Hasil Perhitungan Validasi Lembar Observasi .................. 51 Tabel 3.11Kriteria Validasi Lembar kuesioner.............................................. 52 Tabel 3.12 Nilai Hasil Validasi lembar Kuesioner ......................................... 52 Tabel 3.13 Krieria Nilai Validasi Silabus........................................................ 53 Tabel 3.14 Kriteria Nilai Validasi RPP ........................................................... 53 Tabel 3.15 Kriteria Validasi Bahan Ajar ........................................................ 54 Tabel 3.16 Hasil Rata-rata Validasi Perangkat Pembelajaran ..................... 54 Tabel 3.17 Kriteria Reliabilitas........................................................................ 56 Tabel 3.18 Target Kriteria Keberhasilan........................................................ 58 Tabel 4.1Kondisi Awal Data Kuesioner .......................................................... 70 Tabel 4.2 Kondisi Awal Hasil Rata-rata Motivasi Siswa............................... 71 Tabel 4.3 Data Observasi Siklus I.................................................................... 72 Tabel 4.4 Data Kuesioner Siklus I ................................................................... 72
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.5 Hasil Rata-rata Motivasi Siswa Siklus I ......................................... 73 Tabel 4.6 Data Observasi Siklus II .................................................................. 73 Tabel4.7 Data Kuesioner Siklus II................................................................... 74 Tabel 4.8 Hasil Nilai Rata-rata Motivasi Siswa Siklus II .............................. 75 Tabel 4.9 Data Persentase Jumlah Siswa Siklus I .......................................... 78 Tabel 4.10 Data Persentase Jumlah Siswa Siklus II ...................................... 79 Tabel 4.11 Data Peningkatan Motivasi ........................................................... 80
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian yang Relevan ..................................... 25 Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 29 Gambar4.1 Prosentase Peningkatan Motivasi Siswa Siklus I....................... 78 Gambar 4.2 Persentase Peningkatan Motivasi Siswa SiklusII ..................... 79 Gambar 4.3 Persentase Perbandingan Peningkatan Motivasi ..................... 80
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN 1 Validasi Instrumen .................................................................. 90 LAMPIRAN 2 Validasi Perangkat Pembelajaran ......................................... 97 LAMPIRAN 3 Data Kuesioner dan Observasi Kondisi Awal ...................... 109 LAMPIRAN 4 Perangkat Pembelajaran Siklus I ......................................... 115 LAMPIRAN 5 Perangkat Pembelajaran Siklus II ........................................ 141 LAMPIRAN 6 Hasil Lembar Observasi Siklus I ........................................... 167 LAMPIRAN 7 Hasil Lembar Kuesioner Siklus I .......................................... 178 LAMPIRAN 8 Hasil Lembar Observasi Siklus II ......................................... 184 LAMPIRAN 9 Hasil Lembar Kuesioner Siklus II ......................................... 195 LAMPIRAN 10 Foto-foto Kegiatan ................................................................ 201 LAMPIRAN 11 Surat Izin Penelitian ............................................................. 204
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang; rumusan masalah; tujuan penelitian, manfaat penelitian; A. Latar Belakang Masalah Di dalam dunia pendidikan sekarang ini banyak tantangan yang dihadapi oleh sistem pendidikan di Indonesia seperti kurangnya tenaga pengajar dan fasilitas. Dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan handal dalam menghadapi perkembangan jaman. Salah satu tempat membangun generasi penerus bangsa yang berkualitas dan handal adalah sekolah. Para pendidik diharapkan mampu mengedepankan visi pendidikan manusia yang dicanangkan oleh UNESCO, yaitu learning how to think, learning how to do, learning how to be, learning how to learn, dan learning how to live together yang artinya belajar bagaimana berpikir, belajar dengan melakukan, belajar menjadi diri sendiri, belajar untuk hidup, dan belajar hidup bersama (Marno & Idris, 2008:49). Dalam rangka mencapai visi tersebut Pemerintah Indonesia sendiri sudah berupaya memperbaiki sistem pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya memperbaiki kurikulum, yaitu dengan mengganti kurikulum 2006 dengan kurikulum 2013 yang diharapkan mampu membawa perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia, namun dalam realitasnya belum menunjukan perubahan yang signifikan dalm sistem pendidikan hal ini terkait dengan berbagai faktor yang mempengaruhi berjalannya kurikulum yang baru. Berdasarkan penelitian yang daiadakan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) (2013) yang dilakukan terhadap guru di 17 kabupaten/kota di 10 tentang
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
implementasi kurikulum 2013 menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah yang berpotensi akan menghambat implementasi kurikulum 2013 diantaranya kurangnya kompetensi guru pada kurikulum 2013. Dinas pendidikan pun berupaya untuk memperbaiki hal tersebut dengan berbagai seminar mengenai kurikulum 2013. Karena dirasa masih belum siap maka pemerintah mengambil keputusan untuk menunda penerapan kurikulum 2013 dan tahun 2015 kembali menggunakan kurikulum KTSP. Menurut kurikulum KTSP mata pelajaran IPS termasuk ke dalam mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Pembelajaran IPS sangat menyenangkan jika dilakukan dengan metode yang benar dengan suasana kelas yang menarik terutama jika IPS menggunakan metode konstektual dengan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga siswa merasa belajar IPS merupakan kebutuhan yang penting dan siswa menjadi sangat termotivasi untuk belajar. Namun, Pembelajaran IPS di Indonesia memiliki beberapa kekurangan.
Menurut
beberapa
penelitian
Hasan,
Dkk.
(Agustiana
Permatasari,2013) mengindikasikan bahwa kekurangan pembelajaran IPS di Indonesia lebih disebabkan guru menggunakan metode tradisional dari pada pembelajaran saintifik,konsep yang diberikan kering, suasana kelas cenderung membosankan sehingga siswa menjadi kurang memiliki motivasi belajar dalam mengikuti pembelajaran terutama siswa mudah teralih perhatiannya akibat bosan dalam mengikuti pelajaran. Umumnya guru yang mengharapkan siswa duduk, diam dengar, catat dan hafal, dan pembelajaran cenderung teacher centered (somantri :2001). Sedangkan menurut Arends (Trianto, 2008 : 6) dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tentang bagaimana siswa belajar. Guru juga hanya mengejar ketercapaian kurikulum dan menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, namun guru jarang mengajarkan bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah. Hal ini menjadi salah satu sebab siswa menjadi bosan dan malas dalam pembelajaran IPS dan kurang memiliki motivasi dalam belajar. Menurut Slameto tahun (2003:2) motivasi sendiri memiliki pengaruh yang cukup besar dalam pembelajaran. Hal ini terkait dengan bahan pelajaran atau metode yang digunakan oleh guru untuk menarik perhatian dari siswa. Dari hasil pengamatan awal rendahnya motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Jaten mendorong peneliti melakukan penelitian di SD tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Di samping itu, peneliti ingin meningkatkan kinerja guru agar dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Maka dari itu peneliti menggunakan sebuah metode pembelajaran yaitu Quantum Teaching Learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan membuat kelas lebih menarik dan menyenangkan karena Quantum Teaching Learning dapat memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berinteraksi sama lain. Demi memudahkan guru dalam menumbuhkan motivasi belajar agar tidak bosan dan konsentrasi siswa tetap terjaga, maka dari itu diperlukan suatu perubahan pembelajaran yang menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan salah satunya dengan bermain dan bernyanyi. Suasana belajar yang membuat siswa senang akan memudahkan siswa dalam belajar. Salah satu metode pembelajaran yang menarik adalah menerapkan Quantum Teaching Learning untuk sebagai metode pembelajaran alternatif bagi guru.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Asmoro Reni (2009) Quantum Teaching Learning memberikan gambaran tentang sebuah pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Misalnya anak diajak bermain dan bernyanyi lagu-lagu daerah sesuai dengan keragaman suku bangsa dan budaya. Model pembelajaran ini akan lebih disukai oleh siswa daripada duduk mendengarkan ceramah guru. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan kecenderungan bahwa guru belum mampu menerapkan atau terbiasa metode pembelajaran Quantum Teaching Learnig. Selanjutnya, Asmoro Reni (2009) mengungkapkan. Keterbatasan guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan akan semakin membuat siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar. Namun setidaknya guru perlu berupaya menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Oleh karena itu guru dituntut mengembangkan keterlibatan siswa dan diharapkan dapat dikenalkan dengan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran IPS diperlukan suatu metode pembelajaran yang menumbuhkan motivasi belajar serta melibatkan siswa dengan mengikuti suatu proses, mengamati, dan menganalisis sendiri. Metode pembelajaran tersebut adalah Quantum Teaching Learning. Pada akhirnya peneliti memilih judul “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Metode Pembelajaran Quantum Teaching Learning Kelas IV SD Negeri Jaten” B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. bagaimana penggunaan metode Quantum Teaching Learning agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas IV di SD Negeri Jaten? 2. Apakah terdapat peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS setelah menggunakan metode Quantum Teaching Learning kelas IV di SD Negeri Jaten? C. Pembatasan Masalah Dari latar belakang diatas maka peneliti melakukan pembatasan masalah pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten khususnya menyangkut penggunaan metode Quantum Teaching Learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS menyangkut kompetensi dasar 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi). D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan pembatasan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menggambarkan peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan metode Quantum Teaching Learning 2. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan
implementasi metode Quantum Teaching
Learning E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari hasil penelitian ini akan digunakan untuk mengkaji pembelajaran dengan metode Quantum Teaching Learning dalam pembelajaran IPS, khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangkan bagi penelitian ini dapat memberi sumbangan signifikan terhadap pendidikan di sekolah. 2. Manfaat praktis Penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari hasil penelitian selama berada di lingkungan sekolah untuk meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran kelak ketika menjadi guru. Dan dari hasil penelitian ini juga dapat digunakan guru untuk memberikan alternatif pembelajaran yang menarik dan menyenangkan kepada siswa. Terutama dalam pembelajaran IPS melalui penerapan Quantum teaching Learning selain itu Siswa sebagai
subjek
penelitian,
diharapkan
memperoleh
pengalaman
pembelajran yang menarik, menyenangkan, aktif, dan kreatif melalui kegiatan pembelajaran Quantum teaching Learning. F. Definisi Operasional Definisi Operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Motivasi belajar Motivasi adalah dorongan dari dalam diri sendiri untuk mencpai suatu tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini motivasi dapat diartikan sebagai rangsangan yang membuat seseorang melakukan sesuatu. Dalam hal ini peneliti menggunakan bebeapa indikator dalam melakukan penelitian. 2 Metode Pembelajaran Quantum teaching lerning
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Quantum teaching adalah suatu model pembelajaran yang meriah dan menyenangkan
dengan
segala
nuansanya.
Quantum
teaching
juga
menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Menurut DePorter (2005: 5), Quantum teaching learning
adalah
orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. 3.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan manusia dalam lingkungan hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan sosial dalam kehidupan manusia dengan kelompok yang disebut masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu sosial, seperti sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan sebagainya.menurut Ischak (2004 : 136) IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis tentang kehidupan manusia. IPS dipandang sebagai ilmu sosial yang secara keilmuan sangat dekat dengan kehidupan manusia. IPS sangat didukung dengan teori-teori perkembangan peradaban manusia di bumi sehingga ilmu ini sangat membantu dalam kehidupan manusia
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II ini memuat tentang kajian teori, penelitian yang relevan, desain diagram penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Berikut ini adalah uraian dari bab kajian pustaka: A. Pembelajaran di Sekolah Dasar 1. Pengertian Belajar
Belajar adalah sesuatu yang dibutuhkan bagi perkembangan makhluk hidup. Bagi manusia belajar merupakan sesuatu yang dapat menuntun seseorang kepada tujuan yang ingin dicapai. Dengan belajar terus menerus maka manusia akan semakin terlatih dalam mengembangkan dirinya. Menurut Cronbach (dalam Sardiman 2003:20) belajar adalah perubahan perilaku seseorang sebagai hasil dari pengalaman hidupnya yaitu membaca, menulis dll. Sedangkan menurut Cronbach dan Skinner (Muhibbin, 2003) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Saat seseorang belajar maka dia akan lebih responsif terhadap apa yang ada di sekitarnya. Namun, apabila seseorang tidak belajar maka kemungkinan responnya akan berkurang. Informasi ini dapat diolah di dalam pikiran manusia yang terus berkembang. Berdasarkan pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses yang terjadi dalam diri anak lahir melalui praktek dan latihan dan dapat diamati sehingga pengalaman yang diperoleh anak anak membentuk karakter dari anak.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Jenis Jenis Belajar Belajar memiliki beberapa jenis yang tidak sama karena tidaklah harus selalu terpaku kepada satu jenis belajar. Menurut Slameto (2003), jenis-jenis belajar dibedakan menjadi sebelas jenis yaitu: a.
Belajar bagian yaitu individu belajar dengan memecahkan suatu masalah satu dengan yang lain berdiri sendiri.
b.
Belajar dengan wawasan menurut G.A Miller dalam Slameto yaitu berupa belajar menggunakan kreasi untuk mengontrol pola tingkah laku yang ada.
c.
Belajar diskriminatif adalah memilih beberapa sifat untuk dijadikan referensi bertingkah laku.
d.
Belajar keseluruhan yaitu mempelajari secara menyeluruh sampai menguasainya.
e.
Belajar incidental yaitu belajar tanpa instruksi atau petunjuk untuk mempelajari materi
f.
Belajar instrumental yaitu belajar reaksi individu yang diperlihatkan apakah ia mendapat hukuman, hadiah, berhasil, atau gagal.
g.
Belajar intensional yaitu lawan dari belajar incidental.
h.
Belajar laten yaitu belajar perubahan tingkah laku individu secara tidak spontan
i. j.
Belajar mental yaitu perubahan mental yang tidak terlihat Belajar
produktif
yaitu
mampu
memecahkan masalah
9
mentransfer
prinsip
utuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
k.
Belajar verbal yaitu belajar yang diungkapkan secara verbal.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar Prinsip-prinsip belajar dapat mempengaruhi kondisi kelas saat ada kegiatan belajar mengajar. Dalam belajar prinsip-prinsip ini harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Menurut Depdikbud
(Asy’ari,
2006: 44) prinsip-prinsip pembelajaran di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut : a. Prinsip Motivasi Motivasi adalah dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi ada yang berasal dari dalam dan ada yang timbul akibat adanya rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik akan mendorong rasa ingin tahu, keinginan mencoba, mandiri dan ingin maju. b. Prinsip Latar Pada dasarnya siswa telah memiliki pengetahuan awal. Untuk itu, guru perlu menggali pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman apa yang telah dimiliki siswa sehingga kegiatan belajar mengajar tidak berawal dari suatu kekosongan. c. Prinsip Menemukan Siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar mereka merasa senang dan tidak bosan. d. Prinsip Belajar Sambil Melakukan Pengalaman yang diperoleh siswa melalui bekerja merupakan hasil belajar yang tidak mudah untuk dilupakan. Oleh karena itu, dalam
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
proses belajar mengajar sebaiknya siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan atau “Learning by doing”. e. Prinsip Belajar Sambil Bermain Bermain merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan suasana gembira dan menyenangkan, sehingga dapat mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Setiap pembelajaran perlu diciptakan suasana yang menyenangkan lewat kegiatan bermain yang kreatif. f. Prinsip Hubungan Sosial Kegiatan belajar akan lebih berhasil jika dikerjakan secara berkelompok. Dari kegiatan kelompok, siswa tahu kelebihan dan kekurangannya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan kerja sama dengan orang lain. 4. Karakteristik Anak Sekolah Dasar Karakteristik siswa menurut Piaget (Sri Esti, 2002:72) perkembangan kognitif anak dapat dibedakan antara beberapa tahap sejalan dengan usianya, yaitu : a. Tahap sensori motorik (0-2 tahun) Pada tahap ini, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, sperti melihat, meraba, menjamah, dan mendengar. Anak belum memiliki bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada didekatnya.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Tahap praoperasional (2-7 tahun) Dalam tahap ini, anak menunjukkan kemampuan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan objek yang ada di sekitarnya. Pemikiran anak cenderung egoisentris atau memikirkan dirinya sendiri. c. Tahap operasional konkrit (7-11 tahun) Anak kelas IV Sekolah Dasar berada pada tahap ini, di mana anak mampu berpikir logis untuk memecahkan persoalan-persoalan yang sifatnya konkret yaitu dengan cara mengamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pemecahan masalah. d. Tahap formal (>11 tahun) Pada tahap ini anak sudah mulai maju dalam memahami konsep proporsi dengan baik. Anak mampu berpikir abstrak dan dapat menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah tersebut. Pada umumnya, anak mulai masuk Sekolah Dasar pada usia 6-7 tahun dan rentang waktu belajar di Sekolah Dasar selam 6 tahun, maka usia anak Sekolah Dasar berkisar 6-12 tahun. Ini berarti bahwa anak usia Sekolah Dasar masuk pada tahap akhir praoperasional sampai awal opersional formal. Pada tahap tersebut umumnya anak memiliki sifat : 1) Memiliki rasa ingin tahu yang kuat.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Senang bermain. 3) Mengatur dirinya sendiri, mengeksplorasi situasi sehingga suka mencoba-coba. 4) Memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi. 5) Akan belajar efektif bila ia merasa senang dengan situasi yang ada. 6) Belajar dengan cara bekerja dan suka mengajarkan apa yang ia bisa pada temannya (Asy’ari, 2006:38). 5. Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian IPS IPS merupakan suatu ilmu yang mengkaji kehidupan sosial yang semuanya diintegrasikan ke dalam bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora (Sumaatmaja, 2003 :19). beberapa bidang ilmu sosial mencakup beberapa aspek langsung kepada kehidupan manusia. Sedangkan menurut Ischak (2004 : 136) IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis tentang kehidupan manusia. IPS dipandang sebagai ilmu sosial yang secara keilmuan sangat dekat dengan kehidupan
manusia.
IPS
sangat
didukung
dengan
teori-teori
perkembangan peradapan manusia di bumi sehingga ilmu ini sangat membantu dalam kehidupan manusia. Menurut Jarolimek (2014: 9) ilmu sosial bersifat praktis, yaitu IPS dipandang sebagai penguatan secara fisik dan sosial agar anak dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Maka dari itu IPs dapat menjadi penghubung antara anak dan dunia siswa.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembelajaran IPS di SD perlu melakukan inovasi agar pembelajaran yang diberikan dapat sesuai dengan realita yang sebenarnya. Selain itu, IPS sebagai ilmu sosial yang berkaitan dengan kehidupan manusia haruslah sangat teliti dalam menelaah dan mengkaji kehidupan anak di lingkungan sosialnya. 6. Tujuan IPS dalam pendidikan Tujuan IPS Menurut Badan Nasional Pendidikan (2006: 175) Tujuan IPS
sebagaimana
disebutkan
dalam
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan/KTSP (2006 : 375) adalah : a. mengenal
konsep-konsep
yang
berkaitan
dengan
kehidupan
masyarakat dan lingkungannya. b. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah c. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; d. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global. Dengan demikian dengan mempelajari IPS siswa dapat menjadi manusia yang lebih mengenal bahwa kita adalah makhluk sosial. Di samping itu, dengan mempelajari IPS kita menjadi yakin akan kehidupan manusia di dunia ini selalu terkait dengan kehidupan sosial.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Pembelajaran IPS Menurut komalasari (2010: 3) Pembelajaran adalah suatu sistem yang dirancang dan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi Dalam kegiatan belajar mengajar IPS membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa dan siswi dengan interaksi pembelajaran. Oleh karena itu, guru IPS harus sungguh-sungguh memahami apa dan bagaimana bidang studi IPS itu. Menurut Bruner (Sapriya, 2007: 38) terdapat tiga prinsip pembelajaran IPS di SD, yaitu Pembelajaran harus berhubungan dengan pengalaman serta konteks lingkungan, sehingga mudah dipahami oleh siswa. Pembelajaran harus terstruktur, sehingga siswa belajar dari hal-hal mudah kepada hal yang sulit, dan Pembelajaran
harus
disusun
sedemikian
rupa,
sehingga
memungkinkan siswa dapat melakukan eksplorasi sendiri dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Berdasaarkan
penjelasan
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran IPS merupakan suatu sistem yang dilakukan untuk memperoleh hasil atau tujuan yang telah ditetapkan dalam IPS.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Motivasi Belajar 1. Pengertian motivasi belajar Motif berasal dari akar kata bahasa latin “movere” yang kemudian menjadi “motion” yang artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Jadi, motif merupakan daya dorong, daya gerak, atau penyebab seseorang untuk melakukan berbagai kegiatan dengan tujuan tertentu. Hal ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Woodworth dan Marquis dalam bukunya Psychology (1996: 337), yaitu motif adalah suatu sel yang menjadikan individu ingin atau memiliki dorongan untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian lain dikemukakan oleh Mc Donald (Sardiman 2003: 73) yakni terjadinya “feeling” yang membuat seseoran berperilaku seusai dengan apa yang dia kehendaki untuk mencapai suatu tujuan. Lebih lanjut Riduwan (2006: 210) mengatakan motivasi merupakan suatu daya yang timbul dalam diri seseorang untuk menggapai tujuan yang diinginkannya. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli peneliti menyimpulkan bahwa motivasi adalah suatu keinginan atau dorongan dari dalam diri seseorang dengan maksud atau tujuan tertentu. 2. Fungsi motivasi Fungsi motivasi dalam diri seseorang dapat dibagi menjadi 3 fungsi. Masing-masing fungsi motivasi tersebut antara lain: a. Mendorong manusia untuk berbuat, sehingga seseorang akan merasa tergerakkan untuk berbuat sesuatu.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Menentukan arah perbuatan, mengarahkan seseorang pada satu tujuan yang ingin dicapai. c. Menyelesaikan perbuatan, menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan. 3. Jenis-jenis motivasi Menurut sifatnya, motivasi dibedakan atas tiga macam (Sukmadinata, 2003: 63), yaitu: a. Motivasi Takut (fear motivation) Motivasi takut dapat diartikan individu melakukan kegiatan karena takut akan sesuatu yang membuat dia seakan tertekan oleh keadaan yang harus dia lakukan sehingga seseorang akan melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ada. b. Motivasi insentif (incentive motivation) Individu melakukan suatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insentif (hadiah, penghargaan, penghargaan, tanda jasa, kenaikan pangkat, dan sebagainya). c. Sikap (attitude motivation atau self motivation) Motivasi ini lebih bersifat intrinsik, muncul dari dalam individu. Seseorang yang memiliki sifat yang positif terhadap sesuatu akan menunjukan motivasi yang besar terhadap hal tersebut. Motivasi ini dating dari dirinya sendiri karena adanya rasa senang atau suka serta faktor-faktor subyektif lainnya.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar Menurut
Muhammad
Faiq
Dzaki
(2009),
unsur-unsur
yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut : a. Cita-cita atau aspirasi siswa Cita-cita merupakan hal yang sacara langsung dapat mempengaruhi seseorang dari kecil. Seseorang yang sudah memiliki cita-cita dari kecil maka termotivasi dalam belajarnya untuk mencapai tujuannya. b. Kemampuan siswa Keinginan seorang anak perlu disertai dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. c. Kondisi siswa Kondisi siswa yang dimaksud meliputi kondisi jasmani dan kondisi rohani. Kondisi yang seimbang akan sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak. d. Kondisi lingkungan Jika kondisi lingkungan anak
aman, tentram, tertib, dan nyaman
maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari dengan siswa-siswanya. Guru dapat memilih dan memilah yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan dan memotivasi siswa. C. Quantum Teaching learning 1. Pengertian Quantum Teaching learning Quantum Teaching Learning adalah suatu metode pembelajaran yang meriah dan menyenangkan dengan segala nuansa kelasnya. Quantum Teaching Learning juga menyertakan berbagai kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar di kelas. Menurut DePorter (2005: 5), Quantum Teaching Learning adalah suatu penyatuan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar kelas. Banyak unsur-unsur yang menyangkut proses belajar efektif bagi siswa. Unsur-unsur ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi keahlian tersendiri bagi siswa yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Quantum Teaching Learning menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus menarik yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi siswa untuk belajar lebih cepat dan kemudian menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Asas Quantum Teaching learning DePorter, dkk (2005: 6) menjelaskan bahwa Quantum Teaching Learning bersandar pada asas utama yaitu : Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Asas utama
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut memberikan pengertian bahwa langkah awal yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan bagi guru untuk mengenal lebih dalam apa yang diinginkan siswa ketika belajar di kelas. Dalam pembelajaran, guru perlu mengkaitkan apa yang diajarkan dengan sebuah pikiran, peristiwa atau perasaan siswa di lingkungan rumah mereka. Setelah itu kita dapat membawa mereka ke dalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. 3. Prinsip-prinsip Quantum Teaching learning Quantum Teaching Learning berusaha untuk mengubah suasana belajar yang biasa dan cenderung membosankan menjadi lebih meriah dan dan memadukan potensi fisik, psikis dan dan emosi siswa menjadi sesuatu yang integral. Quantum Teaching Learning berisi prinsip-prinsip sistem yang lebih mudah dalam penyajiannya untuk mendapatkan hasil yang baik dengan waktu yang sedikit (sahaka. http://sahaka.multyply.com). DePorter (2005: 7) menyebutkan bahwa Quantum Teaching Learning memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Beberapa prinsipprinsip tersebut adalah: a. Segala berbicara Segala sesuatu yang berpengaruh dalam proses belajar termasuk cara guru berperilaku, menyapa, tersenyum, dan berpakaian bila siswa
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sudah merasa nyaman dengan guru maka akan sangat membantu dalam proses pembelajaran yang menyenangkan. b. Segala bertujuan Prinsip ini menggambarkan bahwa segala sesuatu dalam proses belajar memiliki tujuan tertentu. c. Pengalaman sebelum pemberian nama Proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. d. Akui setiap usaha Belajar sebenarnya mengajarkan peserta didik untuk berusaha menggali kemampuan diri. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat apresiasi sehingga siswa merasa nyaman dan percaya diri. e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan Perayaan memberikan penguatan kepada siswa dengan emosi yang positif dengan belajar. Perayaan membangun keinginan sukses. Beberapa perayaan yang bisa digunakan adalah: tepuk tangan, poster umum, pengakuan kekuatan, kejutan.
4. Kerangka Rancangan Quantum Teaching Learning DePorter (2005: 88) menyajikan rancangan belajar Quantum Teaching Learning sebagai berikut : a. Tumbuhkan
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam proses belajar mengajar lebih baik siswa diikut sertakan, sehingga menumbuhkan motivasi belajar siswa. Penyertaan jalinan dan kemampuan saling memahami. Misalnya : anak diberi pertanyaan atau cerita yang menarik sehingga anak akan termotivasi untuk belajar. b. Alami Unsur
ini
memberikan
pengalaman
kepada
siswa
dalam
menemukan susatu konsep. c. Namai Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas
penamaan
dibangun
di
atas
pengetahuan
dan
keingintahuan siswa saat itu. Penamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan, dan strategi belajar, misalnya menggunakan susunan gambar, warna, alat bantu, alat tulis, dan poster atau mading. d. Demonstrasikan Pembelajaran yang dilakukan guru sangat berpengaruh dalam proses belajar siswa. Apabila guru mendemonstrasikan materi yang dipelajari dengan menggunakan media maka siswa akan tertarik dengan
pembelajaran.
Dengan
demonstrasi
siswa
dapat
mengaplikasikan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. e. Ulangi Setelah memperagakan materi guru memberi kesempatan untuk mengulangnya. Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menumbuhkan rasa ingin tahu dan memudahkan mengingat informasi. f. Rayakan Siswa membutuhkan penguatan dalam belajar agar siswa termotivasi untuk mencobanya. Untuk itu, penguatan harus diberikan kepada siswa untuk menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan yang telah diraih siswa. D. Hasil Penelitian Yang Relevan Hasil- hasil penelitian yang relevan terhadap metode Quantum Teaching Learning adalah sebagai berikut: Mardiana (2012) melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Quantum Teaching Untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa kelas IV SD Negeri 145 Pekanbaru” dalam penelitian ini peneleti
melakukan
penelitian
secara
klasikal.
Hasil
penelitian
menunjukkan peningkatan hasil belajar pada pembelajaran IPS. Hasil belajar dari kondisi awal 74.83 menjadi 78.88 pada siklus I dan 84.11 pad siklus II. Sehingga terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 6.82 %. Fajar (2013) melakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Model Quantum Teaching Menggunakan Media Gambar Seri Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V Sd Negeri Kuripan Wonosobo” peneliti melakukan penelitian ini menggunakan teknik eksperimen hasil penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan pada siswa eksperimen sebesar 74.5.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dewi (2013) yang melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Peningkatan Pembelajaran Ipa Siswa Kelas V SDN 4 Pandansari Tahun Ajaran 2012/2013” menggunkan penelitian tindakan kelas hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dalam pembelajaran ipa menggunakan Quantum Teaching Learning pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan alternatif yang baik. Isna (2009) yang melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Banyuputih 04 Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara” dari penelitian tersebut terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 43.33%.selain itu terdapat peningkatan kreatifitas siswa. Dari beberapa penelitian yang relevan tersebut maka peneliti mngambil judul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Metode Pembelajaran Quantum Teaching Learning Kelas IV SD Negeri Jaten
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Peta Literatur
Mardiana
(2012)
penelitian
Dewi (2013) yang melakukan penelitian yang
tindakan kelas yang berjudul “Penerapan
berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran
Model
Quantum
Quantum
melakukan
Teaching
Untuk
Teaching
Dalam
Peningkatan
meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa kelas
Pembelajaran Ipa Siswa Kelas V Sdn 4
IV Sd Negeri 145 Pekanbaru”
Pandansari Tahun Ajaran 2012/2013”
Yang diteliti : Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Metode Pembelajaran Quantum Teaching Learning Kelas IV SD Negeri Jaten
Fajar
(2013)
melakukan
penelitian
Isna (2009) yang melakukan penelitian
eksperimen yang berjudul “Model Quantum
tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan
Teaching Menggunakan Media Gambar Seri
Hasil
Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Kuantum Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri
Kelas V Sd Negeri Kuripan Wonosobo”
Banyuputih
Belajar
Ipa
04
Kabupaten Jepara”
25
Melalui
Kecamatan
Pembelajaran
Kalinyamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Kerangka Pikir IPS adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji kehidupan sosial manusia di lingkungan sosialnya. IPS bertujuan menumbuhkan sikap berpikir kritis dan logis sekaligus memiliki kemampuan komunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat. Pembelajaran IPS yang diajarkan di dalam kelas saat ini sangat memprihatinkan dikarenakan pembelajaran IPS lebih banyak diisi dengan ceramah guru sehingga interaksi guru dan siswa sangat kurang. Pembelajaran IPS yang seharusnya dapat sangat menyenangkan jika didukung dengan suasana kelas yang menyenangkan dan kondusif. Dengan Metode pengajaran guru yang cenderung menggunakan metode ceramah dan keterbatasan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa sangat rendah. Berdasarkan uraian di atas maka metode yang cocok digunakan adalah menggunakan metode Quantum Teaching Learning dalam pembelajaran IPS agar motivasi belajar siswa meningkat. Pembelajaran IPS seharusnya dajarkan melalui pembelajaran yang menyenangkan sekaligus meriah agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Dengan metode Quantum Teaching Learning yang ditawarkan akan memberikan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus meriah bagi siswa sehingga motivasi belajar siswa meningkat dalam belajar IPS. Quantum teaching learning juga berperan dalam memberikan guru alternatif pembelajaran yang diluar kebiasaan guru dalam mengajar IPS di dalam kelas.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Hipotesis Tindakan 1. Meningkatan motivasi belajar siswa dilakukan dengan menerapkan asas dan prinsip-prinsip Quantum Teaching Learning dalam pembelajaran IPS dengan rancangan pembelajaran sebagai berikut: a. Tumbuhkan b. Alami c. Namai d. Demonstrasikan e. Ulangi f. rayakan 2. Dengan penerapan Quantum Teaching Learning, motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Jaten tahun ajaran 2015/2016 pembelajaran IPS dapat meningkat.
27
dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan
jenis penelitian, setting penelitian,
prosedur
pengembangan, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Karena dalam hal ini peneliti mencoba menemukan sebuah permasalahan dalam kelas dan mencari obat yang manjur dalam memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi siswa. Sedangkan Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah dan Dwitagama, 2009: 9).
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas dan lebih berorientasi proses perbaikan yang terjadi tidak sekedar berorientasi pada hasil atau dampak yang ditimbulkan dari tindakan yang diberikan. Sedangkan menurut Susilo (Andreas, 2015) menjelaskan penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. 2. Memperbaiki dan meningkatkan pelayanan profesional guru kepada peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Mendapatkan pengalaman belajar baru yang reflektif bukan hanya untuk mendapatkan ilmu baru. 4. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengatasi permasalahan di kelas Dari Penjelasan di atas penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang sangat tepat atau relevan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilakukan secara kolaboratif, yaitu antara praktisi dan peneliti mulai dari perencanaan ,tindakan, pengamatan sampai refleksi. 3.1 Gambar Bagan Siklus PTK Menurut Arikunto
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus. Menurut Arikunto dan Taniredja (2010: 17-19) Proses penelitian masing-masing meliputi empat tahap yaitu persiapan, tindakan, observasi, dan refleksi.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Persiapan Untuk
melaksanakan
penelitian,
peneliti
mempersiapkan
untuk
mengidentifikasi masalah, mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok pembelajaran,
mempersiapkan
silabus,
menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyusun alat dan bahan yang diperlukan untuk pembelajaran. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok pembelajaran yang mengalami permasalahan Penetapan tindakan yang diharapkan mmpu menghasilkan dampak ke arah perbaikan program. Mempersiapkan silabus Silabus disusun dengan mengambil satu kompetensi dasar dari tiga kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum kelas IV semester I yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).RPP dibuat tiap siklus. 2. Tindakan Jika jenis tindakan sudah tersusun dengan matang, peneliti tinggal melaksanakan sesuai dengan skenario yng sudah disusun untuk mengetahui tindakan sudah sesuai rencana maka peneliti harus melakukan pemantauan. Pelaksanan pembelajaran dengan Quantum Teaching Lerning agar semua siswa terlibat dalam pembelajaran.Tindakan yang dilkukan adalah anak diajak
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bermain
sambil
menggunakan
kartu
bergambar
dan
diminta
mengklasifiksikannya. 3. Observasi Peneliti dibantu observer dalam mengadakan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan observer sama-sama mengadakan pengamatan secara langsung dengan mengacu pada catatan lapangan dan observasi
yang
telah
dipersiapkan
Catatan
lapangan
digunakan
untuk
mengumpulkan data tentang dampak tindakan dalam aspek proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Observasi dilakukan untuk mengamati partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. 4.
Refleksi Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan bagi siklus berikutnya. Refleksi ini dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian (Kusumah dan Dwitagama, 2009: 40). Kegiatan refleksi ini akan dilakukan setelah guru selesai melakukan tindakan dan bersama peneliti mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Dalam tahapan ini juga dikaji ulang secara seksama dari catatan lembar observasi, B. Variabel Penelitian Menurut
Margono
(2010:133),
variabel
dapat
diartikan
sebagai
pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih. Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Variabel independen Variabel independen dapat disebut juga variabel bebas.Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau
timbulnya
variabel
dependen
(Sugiyono,
2008:39).Variabel penelitian ini adalah motivasi siswa. 2. Variabel dependen Variabel dependen disebut juga variabel terikat. Varibel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008:39). C. Setting Penelitian 1) Lokasi Dan Subjek Penelitian penelitian tindakan kelas ini dilksanakan di SD Negeri Jaten, Bimomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di kelas IV dimana jumlah siswanya 25 anak, jumlah siswa laki-laki 14 dan siswa perempuan 11 anak. Personil sekolah meliputi 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 2 guru agama, 1 guru penjasorkes, 1 guru bahasa inggris, dan 1 orang penjaga. Dalam penelitin ini, peneliti dibantu oleh seorang guru kelas dan beberapa teman untuk mengamati jalannya pembelajaran. Keadaan kelas yang digunakan dalam penelitian sudah memenuhi standar kelayakan untuk melakukan aktivitas belajar mengajar.Kelas terlihat rapi, bersih dan ventilasipun sangat baik sehingga dapat melakukan aktivitas pembelajaran
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan nyaman. Objek penelitian ini adalah motivasi belajar siswa terhadap kompetensi dasar 1.4 menghargai suku bangsa dan budaya setempat.
2) Waktu Penelitian Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian No
Rencana Kegiatan
Waktu Sep
okt
Nov
Des
Jan
Fe b
1
Penyusunan kerangka
V
2
Menyusun proposal
V
3
Seminar proposal
V
V
4
Revisi proposal
V
V
5
Persiapan penelitian
V
6
Pelaksanaan penelitian
V
7
Penulisan laporan
8
Ujian skripsi dan revisi
V V
V V
D. Rencana Tindakan Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus terdiri dari tiga jam pembelajaran (3 x 35 menit). Proses penelitian masing-masing meliputi empat tahap yaitu persiapan, tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Persiapan
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk
melaksanakan
penelitian,
peneliti
mempersiapkan
untuk
mengidentifikasi masalah, mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok pembelajaran,
mempersiapkan
silabus,
menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyusun alat dan bahan yang diperlukan untuk pembelajaran. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok pembelajaran yang mengalami permasalahan Penetapan tindakan yang diharapkan mmpu menghasilkan dampak ke arah perbaikan program. Mempersiapkan silabus Silabus disusun dengan mengambil satu kompetensi dasar dari tiga kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum kelas IV semester I yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Langkah
berikutnya
adalah
menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).RPP dibuat tiap siklus. 2. Rencana Tindakan Tiap Siklus Jika jenis tindakan sudah tersusun dengan matang, peneliti tinggal melaksanakan sesuai dengan skenario yng sudah disusun untuk mengetahui tindakan sudah sesuai rencana maka peneliti harus melakukan pemantauan. Berikut adalah rencana tindakan tiap siklus: 1) Siklus I A. Perencanaan Tindakan Siklus I
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan 2 jp dengan waktu 35 menit per jp. Dalam pembelajaran siklus I, peneliti terlebih dahulu menyiapkan instrumen penelitian seperti: Silabus, RPP, dan Bahan Ajar yang sesuai dengan penggunaan pembelajaran Quantum teaching and learning yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah itu, peneliti dan guru menentukan keberhasilan motivasi yang akan dicapai oleh siswa. Peneliti kemudian menyiapkan kelas yang akan digunakan untuk melaksanakan penelitian. Mempersiapkan media pembelajaran yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. B. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan di dalam setiap pertemuan dilaksanakan 2x35 menit. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut: Pertemuan I, Siklus I Kegiatan Awal a) Guru menyampaikan salam pembuka. b) Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama. c) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka. d) Guru melakukan presensi. e) Siswa diberi motivasi untuk memulai pelajaran dengan yel-yel dan bernyanyi.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f) Guru menggali pengetahuan siswa mengenai materi keberagaman suku bangsa dan budaya setempat. g) Guru menyampaikan indikator pembelajaran. Kegiatan Inti a) Siswa diminta untuk mengamati gambar yang terdapat dalam buku b) Setelah mengamati gambar siswa menuliskan apa yang ada di dalam gambar tersebut. c) Siswa mencari informasi mengenai keberagaman suku bangsa dan budaya. d) Setelah selesai mengumpulkan informasi tentang keberagaman suku dan budaya daerah siswa menuliskan laporannya. e) Guru lalu membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, masingmasing kelompok beranggotakan 4-5 siswa. f) Setiap kelompok berdiskusi tentang jenis suku bangsa, kebudayaan, dan asal daerah lalu menuliskannya ke dalam tabel g) Guru berkeliling kedalam kelompok h) Setelah itu guru memberikan sebuah kata kunci yaitu macammacam lagu daerah dan alat musik daerah. i) Siswa diminta untuk menyanyikan lagu daerah yang mereka hafal. j) Guru dan teman sekelas memberikan apresiasi kepada kelompok siswa yang bernyanyi. k) Guru memberikan narasi penghubung antar kompetensi macammacam lagu daerah dengan keberagaman suku bangas dan budaya.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
l) Siswa menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran. Kegiatan Akhir a) Siswa bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilakukan. b) Guru memberikan penguatan kepada siswa, dan memberikan sumber-sumber lain yang dapat dipelajari oleh siswa. c) Guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan siswa. d) Salam penutup. Pertemuan II, Siklus I Kegiatan Awal a) Guru menyampaikan salam pembuka. b) Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama. c) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka. d) Guru melakukan presensi. e) Siswa diberi motivasi untuk memulai pelajaran dengan yel-yel dan bernyanyi. f) Guru menggali pengetahuan siswa mengenai materi yang akan disampaikan. g) Guru menyampaikan indikator pembelajaran. Kegiatan Inti a) Siswa duduk kembali dalam kelompoknya.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b) Siswa mendengarkan kembali penjelaskan guru tentang materi yang disampaikan oleh guru (peneliti). c) Siswa mengerjakan lembar kegiatan belajar dengan berdiskusi dan berkerjasama dalam kelompok. d) Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan kerja kelompok di depan kelas. e) Siswa yang lain menanggapi hasil kerja dan diskusi terhadap kelompok yang maju presentasi. f) Siswa diminta mengerjakan kuesioner motivasi untuk mengetahui motivasi mereka dalam pembelajaran yang berlangsung. Kegiatan Akhir a) Siswa bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilakukan. b) Guru memberikan penguatan kepada siswa, dan memberikan sumber-sumber lain yang dapat dipelajari oleh siswa. c) Guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan siswa. d) Salam penutup. C. Pengamatan (Observasi) Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2006: 156). Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran IPS. Pengambilan data dilakukan dengan
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan pengamatan menggunakan lembar pengamatan yang dirancang sebelumnya dan melaksanakan tes tertulis dengan soal evaluasi siklus I. D. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan (Arikunto, 2006:19). Kegiatan refleksi yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada akhir pertemuan I dan pertemuan II pada siklus I. a) Mengevaluasi pada pelaksanakan siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua. b) Melihat dan mengkaji hasil kuesioner dan observasi yang telah dilakukan pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat motivasi yang dimiliki siswa. c) Sebagai acuan untuk perbaikan pembelajaran pada siklus II agar keberhasilan yang ditetapkan dapat tercapai dengan lebih baik. 2). Siklus II A. Perencanaan Tindakan Siklus II Peneliti terlebih dahulu memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I. Pembelajaran pada siklus II terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan 2 jp dengan waktu 35 menit per jp. Dalam pembelajaran siklus II, peneliti terlebih dahulu menyiapkan instrumen penelitian seperti: RPP, dan Bahan Ajar yang sesuai dengan penggunaan model pembelajaran quantum teaching learning yang
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan dalam penelitian. Peneliti kemudian menyiapkan kelas untuk
melaksanakan
pembelajaran
untuk
penelitian. guru
dan
Membuat
rincian
mempersiapkan
kegiatan
media-media
pembelajaran yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. B. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan di dalam setiap pertemuan dilaksanakan 2x35 menit. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut: Pertemuan I, Siklus II Kegiatan Awal a) Guru menyampaikan salam pembuka. b) Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama. c) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka. d) Guru melakukan presensi. e) Siswa diberi motivasi untuk memulai pelajaran dengan yel-yel dan bernyanyi. f) Guru menggali pengetahuan siswa mengenai materi yang akan disampaikan. g) Guru menyampaikan indikator pembelajaran. Kegiatan Inti a) Siswa dibagi dalam 5 kelompok dengan anggota kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa yang homogen berdasar tempat tinggal. b) Guru memberikan penjelasan materi keberagaman suku bangsa dan
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
budaya setempat. c) Siswa belajar terlebih dahulu dalam kelompoknya, dan kemudian guru menjelaskan mengenai materi yang dipelajari. d) Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan kerja kelompok di depan kelas. e) Siswa yang lain menanggapi hasil kerja dan diskusi terhadap kelompok yang maju presentasi. Kegiatan Akhir a) Siswa bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilakukan. b) Guru memberikan penguatan kepada siswa, dan memberikan sumber-sumber lain yang dapat dipelajari oleh siswa. c) Guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan siswa. d) Salam penutup. Pertemuan II, Siklus II Kegiatan Awal a) Guru menyampaikan salam pembuka. b) Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama. c) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka. d) Guru melakukan presensi. e) Siswa diberi motivasi untuk belajar dengan yel-yel dan bernyanyi. f) Guru menggali pengetahuan siswa mengenai materi yang akan disampaikan.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g) Guru menyampaikan indikator pembelajaran. Kegiatan Inti a) Siswa duduk kembali dalam kelompoknya. b) Siswa mendengarkan kembali penjelaskan guru. c) Siswa kembali duduk dalam kelompoknya masing-masing. d) Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan kerja kelompok di depan kelas. e) Siswa atau kelompok lain menanggapi hasil kerja dan diskusi terhadap kelompok yang maju presentasi. f) Siswa mengerjakan soal evaluasi berupa pilihan ganda secara individu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. g) Siswa diminta mengerjakan kuesioner motivasi untuk mengetahui motivasi mereka dalam pembelajaran yang berlangsung. Kegiatan Akhir a) Siswa bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilakukan. b) Guru memberikan penguatan kepada siswa, dan memberikan sumber-sumber lain yang dapat dipelajari oleh siswa. c) Guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan siswa. d) Salam penutup. C. Pengamatan (Observasi) Pada pengamatan (observasi) ini peneliti mengamati kegiatan proses pembelajaran dan mencatat hal-hal penting dalam proses
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran yang berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk melihat siswa tersebut termotivasi atau tidaknya pada saat proses pembelajaran berlangsung
peneliti
pengamati
dengan
menggunakan
lembar
pengamatan. D. Refleksi Kegiatan refleksi yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada akhir pertemuan I dan pertemuan II pada siklus II. a) Mengevaluasi berjalannya proses pembelajaran yang berlangsung. b) Menganalisis hasil motivasi siswa dan hasil prestasi belajar siswa dari data kuesioner dan observasi pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung sudah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan keberhasilan yang telah ditetapkan. 3. Observasi Peneliti dibantu observer dalam mengadakan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dan observer sama-sama mengadakan pengamatan secara langsung dengan mengacu pada catatan lapangan dan observasi
yang
telah
dipersiapkan
Catatan
lapangan
digunakan
untuk
mengumpulkan data tentang dampak tindakan dalam aspek proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Observasi dilakukan untuk mengamati partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. 4.
Refleksi Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bagi siklus berikutnya. Refleksi ini dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian (Kusumah dan Dwitagama, 2009: 40). Kegiatan refleksi ini akan dilakukan setelah guru selesai melakukan tindakan dan bersama peneliti mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Dalam tahapan ini juga dikaji ulang secara seksama dari catatan lembar observasi, E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:161) Tahap ini merupakan tahapan yang sangat penting karena dengan pengumpulan data, maka peneliti akan mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan empat cara, yaitu: catatan lapangan, observasi, dokumentasi dan tes pencapaian kompetensi. 1. Observasi Menurut
Sarwono
(2006:224)
kegiatan
observasi
meliputi
melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Jenis observasi yang dilakukan
peneliti
sistematis/terstruktural
adalah adalah
observasi observasi
sistematis. yang
dilakukan
Observasi dengan
menggunakan pedoman observasi sebagai instrument pengamatan (Sugiyono, 2010: 205).Pada penelitian ini, pengamatan dilakukan untuk
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperoleh
data
motivasi
siswa
dalam
belajar
IPS
materi
keanekaragaman suku bangsa dan budaya setempat. Hasil pengamatan tersebut dicatat pada lembar pengamatan. Observasi dilakukan di dalam satu kelas yang diyakini memiliki masalah dalam pembelajaran. Observer melakukan observasi untuk menilai seberapa jauh permasalahan yang terjadi di dalam kelas. 2. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (Herdiansyah, 2012: 118). Dalam wawancara ini bertujuan untuk mengetahui suatu permasalahan di dalam kelas langsung dari penuturan siswa dan guru untuk mendukung suatu observasi Bentuk dari wawancara ada tiga, yaitu: a. Wawancara terstruktur Wawancara terstruktur dilakukan dengan menanyakan daftar pertanyaan dalam sebuah kuesioner, bahkan biasanya sudah ada pilihan jawabannya (Sarosa, 2012:46).Wawancara terstruktur lebih cocok untuk mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif. b. Wawancara tidak terstruktur Wawancara tidak terstruktur adalah suatu wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan
yang
disediakan
memberikan
kebebasan
interviewee untuk menjawabnya atau mengemukakan pendapatnya
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Masidjo, 1995:75). Menurut Sarosa (2012: 47) pewawancara tidak memerlukan daftar pertanyaan yang menuntun arah wawancara.Meskipun demikian, pewawancara harus memiliki tujuan dan topik wawancara yang jelas sehingga isi wawancara tidak terlalu jauh menyimpang. c. Wawancara semi terstruktur Wawancara
semi
terstruktur
adalah
kombinasi
wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Pewawancara menyiapkan topik dan daftar pertanyaan pemandu wawancara sebelum aktivitas wawancara dilaksanakan.Topik dan panduan wawancara yang telah disiapkan diikuti dengan pertanyaan tambahan untuk menggali lebih jauh jawaban partisipan. 3. Instrument Penelitian Kuesioner Motivasi Belajar Penelitian ini menggunakan metode kuesioner untuk pengumpulan data. Metode kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan pemberian pertanyaan yang didalamnya terdapat jawaban, jawaban tersebut sesuai dengan pengalaman yang dialami responden. Kuesioner yang diberikan kepada responden tentang motivasi belajar. Tabel 3.2 Variabel dan Instrumen Penelitian Motivasi Variabel terikat Motivasi
Indikator Ketertarikan terhadap pembelajaran Keinginan mengikuti pembelajaran Sikap dalam menghadapi pembelajaran Keinginan untuk mendapatkan imbalan
Data
Pengumpulan
Instrumen
Dari
Kuesioner
Kuesioner
rata-
yang diisi
oleh siswa
rata
oleh siswa
kelas
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keinginan untuk berprestsi
Tabel 3.3Pernyataan Instrumen Kuesioner Motivasi Indikator Ketertarikan
terhadap
pembelajaran
Keinginan pelajaran
mengikuti
Sikap dalam menghadapi pembelajaran
Keinginan imbalan
mendapatkan
Keinginan berprestasi
untuk
Pernyataan positif Materi pembelajaran selalu menarik
Pernyataan negatif saya tidak tertarik pada materi
bagi saya
pembelajaran
Pembelajaran yang disampaikan guru selalu menyenangkan bagi saya Saya selalu semangat dalam memperhatikan penjelasan guru Saya selalu menyelesaikan pembelajaran samapai akhir Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru Saya berusaha memahami materi pembelajaran Saya berusaha mengerjakan tugas yang sulit Saya mengulangi lagi penjelasan guru
Pembelajaran yang disampaikan guru tidak menyenangkan bagi saya Saya tidak bersemangat dalam memperhatikan penjelasan guru Saya selalu ingin pembelajaran cepat selesai Saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru Saya tidak berusaha memahami materi pembelajaran Saya tidak berusaha mengerjakan tugas yang sulit Saya tidak mengulangi lagi materi yang dijelaskan guru Saya belajar karena ingin mendapat imbalan
Saya belajar demi masa depan saya jika mendapat imbalan merupakan penghargaan dari hasil belajar saya Saya selalu belajar agar mendapat prestasi yang baik
Saya tidak belajar karena saya tidak terlalu mementingkan prestasi
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Siswa Variabel
No
Motivasi
Indikator
1
Ketertarikan terhadap pembelajaran
2
Keinginan mengikuti pembelajaran
3
Sikap menghadapi kesulitan belajar
Nomor Soal 1, 2, 4, 5, 7, 9, 11, 18
Favorabel
Unfavorabel
Jumlah
1, 2, 7, 18
4, 5, 9, 18
8
3, 12
3
12
2
6, 8, 13, 14, 15,17
6, 8, 13
14, 15, 17
6
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Keinginan mendapatkan imbalan
10, 20
10
20
2
5
Keinginan untuk berprestasi
19,16
19
16
2
Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kuesioner Motivasi Pilihan Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Favorable (item positif) 4 3 2 1
Unfavorable (item negatif) 1 2 3 4
Dalam skala peilaian seusatu dinilai menurut jenjang (Linkert dalam mardapi 2008 : 17) sebagai sontoh 1,2 , 3, 4 ,5 , 6, 7, 8, 9,10 selain itu, skala linkert memiliki panduan dalam penetuan penilaian sebagai berikut: Nilai skor tertinggi dikalikan dengan 4 jadi skor tertinggi = 16 (100%), skor terendah = 4 (4/16 x 100% = 25%), Range (R) = 10025= 75%, Interval (I) = 75/2 = 37,5% sehingga kriteria penilaian = 100-37,5% = 62,5% dimana kriteria cukup jika skor >= 62,5% dan kurang < 62,5%. Sedangkan menurut .Arikunto (1993:249) skala penilaian yang digunakan untuk mengambil rata-rata yaitu dengan mentrasfer nilai huruf menjadi nilai angka-angka terlebih dahulu, satu nilai huruf itu mewakili satu rentangan nilai angka. Berkaitan dengan data tersebut peneliti sedikit memodifikasi kriteria penilaian kuesioner agar lebih mudah dalam mengambil penilaian. Penilaian yang diubah
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh peneliti sebagai acuan penilaian pada kuesioner seperti: kriteria skor kuesioner, kriteria skor lembar pengamatan, kriteria validasi lembar kuesioner, kriteria validasi perangkat pembelajaran, menjadi sebagai berikut: Tabel 3.6 Kriteria Nilai rata-rata Kuesioner Rentang Skor 69-80 53-68 45-52 37-44 <36
Kriteria Nilai 86-100 66-85 56-65 45-55 <44
Klasifikasi Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Observasi atau pengamatan dari dekat tentang motivasi siswa dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah pada pembelajaran IPS dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.7 Rubrik Pengamatan Motivasi Siswa No.
Aspek yang diamati
Skor
I.
Kesiapan belajar
1.
Berdoa sebelum pelajaran dimulai
1234
2.
Menunjukkan sikap belajar
1234
3.
Mempersiapkan buku dan alat tulis sesuai dengan mata pelajaran
1234
II.
Motivasi siswa di dalam kelas
1.
Memperhatikan penjelasan guru
1234
2.
Bertanya jika pelajaran kurang jelas
1234
3.
Berusaha memahami pembelajaran
1234
4.
Menunjukkan sikap aktif dalam belajar
1234
5.
Menunjukkan sikap tanggap terhadap pembelajaran
1234
III.
Interaksi siswa dengan siswa
1.
Menunjukkan sikapmenghargai pendapat teman
1234
2.
Berdiskusi dengan teman secara aktif
1234
IV.
Mengerjakan tugas
1.
Menyelesaikan tugas tepat waktu
1234
2.
Menyelesaikan tugas dengan semangat
1234
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Menggunakan sumber-sumber belajar
1234
4.
Selalu berusaha mengerjakan soal yang sulit
1234
5.
Rajin dalam setiap pengerjaan tugas
1234
Tabel 3.8 Kriteria nilai motivasi Lembar Pengamatan Rentang Skor 52-60 40-51 34-39 27-33 <26
Kriteria Nilai 86-100 66-85 56-65 45-55 <44
Klasifikasi Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
F. Uji Validitas Instrumen 1. Validitas Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalitan atau kesahihan sesuatu instrument. Validitas instrumen dibagi menjadi beberapa macam antara lain: Validitas Konstrak (Construct Validity) yaitu Instrumen yang memiliki validitas konstrak adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur gejala. Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment expert). kemudian Validitas Isi (Content Validity) yaitu Validitas isi adalah derajat tes yang digunakan untuk mengukur sebuah instrument pembelajaran. Validitas Eksternal Validitas eksternal adalah validitas instrumen yang diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi dilapangan. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstrak. Untuk
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menguji validitas isi dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Butir instrumen disusun dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran, kemudian meminta pertimbangan dari para ahli yaitu dosen, kepala sekolah, dan wali kelas untuk diperiksa dan dievaluasi. Selain itu dalam validasi ini juga diujikan pada siswa kelas V. Untuk memperoleh kevalidan item penelitian. a. Validasi Lembar Observasi Validasi lembar kuesioner dilakukan dengan cara expert judgement yaitu divalidasikan kepada tiga validator yang ahli dibidangnya yaitu dosen ahli Psikologi anak PGSD, Kepala sekolah SD Negeri Jaten Sleman, serta guru kelas IV SD Negeri Jaten (lampiran 1). Kriteria validasi lembar kuesioner disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.9 Kriteria Validasi Lembar Observasi Rentang Skor 21-24 16-20 14-15 11-13 <10
Kriteria Nilai 86-100 66-85 56-65 45-55 <44
Klasifikasi Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Setelah kuesioner divalidasikan dengan tiga ahli, maka diperoleh hasil perhitungan dalam tabel berikut: Tabel 3.10 Hasil Nilai Perhitungan Validasi lembar observasi Rubrik Kuesioner
Validator Dosen Psikologi anak Kepsek SD Negeri Jaten Sleman Guru Kelas IV SD Negeri Jaten Sleman Rata-rata
51
Hasil 75 87,5 84,37 82,29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil validasi lembar observasi yang dilakukan oleh 3 orang validator menunjukkan nilai “baik” dengan rata-rata penghitungan sebesar 82,29 maka dari itu kuesioner ini layak digunakan untuk mengamati motivasi siswa kelas IV SD Negeri Jaten. b. Validasi Lembar Kuesioner Validasi lembar kuesioner dilakukan dengan cara expert judgement yaitu divalidasikan kepada tiga validator yang ahli dibidangnya yaitu dosen ahli Psikologi anak PGSD, Kepala sekolah SD Negeri Jaten Sleman, serta guru kelas IV SD Negeri Jaten (lampiran 1). Kriteria validasi lembar kuesioner disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.11 Kriteria Validasi Lembar Kuesioner Rentang Skor 35-40 27-34 23-26 17-22 <16
Kriteria Nilai 86-100 66-85 56-65 45-55 <44
Klasifikasi Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Setelah kuesioner divalidasikan dengan tiga ahli, maka diperoleh hasil perhitungan dalam tabel berikut: Tabel 3.12 Nilai Hasil Perhitungan Validasi Kuesioner Rubrik Kuesioner
Validator Dosen Psikologi anak Kepsek SD Negeri Jaten Sleman Guru Kelas IV SD Negeri Jaten Sleman Rata-rata
Hasil 70 87,5 90 83,33
Hasil validasi kuesioner yang dilakukan oleh 3 orang validator menunjukkan skor “baik” dengan rata-rata penghitungan sebesar 82,5 maka dari itu kuesioner ini layak digunakan untuk mengukur motivasi
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa kelas IV SD Negeri Jaten. Selain itu soal kuesioner juga diberikan kepada siswa kelas V yang telah mengalami pembelajaran IPS. Hasil dari soal kuesioner tersebut adalah dari 20 soal kuesioner tersebut valid keseluhannya sehingga dapat diujikan pada siswa. c. Validasi Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran merupakan komponen yang paling penting dalam kegiatan pembelajaran di kelas.Perangkat pembelajaran yang Dibuat oleh peneliti terlebih dahulu divalidasi sebelum digunakan dalam kegiatan penelitian. Validasi perangkat pembelajaran dilakukan dengan menyerahkan perangkat pembelajaran kepada validator atau ditanyakan
kepada
ahli.
Validasi
dilakukan
dengan
cara
dikonsultasikan kepada tiga orang validator yang ahli yaitu selaku dosen IPS, Kepala sekolah SD Negeri Jaten Sleman dan guru kelas IV SD Jaten Sleman (lampiran 1) agar diberi saran dan penilaian. Perangkat pembelajaran meliputi: silabus, RPP, dan
bahan ajar.
Validasi perangkat pembelajaran akan dinilai menggunakan tabel validasi perangkat pembelajaran berikut: Tabel 3.13 Krieria Nilai Validasi Silabus Rentang Skor 31-36 24-30 21-23 17-20 <16
Kriteria Nilai 86-100 66-85 56-65 45-55 <44
53
Klasifikasi Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.14 Kriteria Nilai Validasi RPP Rentang Skor 62-72 48-61 41-47 33-40 <32
Kriteria Nilai 86-100 66-85 56-65 45-55 <44
Klasifikasi Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Tabel 3.15 Kriteria Validasi Bahan Ajar Rentang Skor 18-20 14-17 12-33 9-11 <8
Kriteria Nilai 86-100 66-85 56-65 45-55 <44
Klasifikasi Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Setelah perangkat pembelajaran divalidasikan kepada tiga orang ahli, maka akan diperoleh hasil penghitungan dalam tabel berikut: Tabel 3.16 Hasil Nilai Validasi Perangkat Pembelajaran No 1.
2.
Perangkat Pembelajaran Silabus
RPP
Validator
Hasil
Dosen IPS Kepsek SD Negeri Jaten Sleman Guru Kelas IV SD Negeri Jaten Sleman Rata-rata Dosen IPS Kepsek SD Negeri Jaten Sleman
88,88 91,66 88,88
Guru Kelas IV SD Negeri Jaten Sleman Rata-rata 3.
Bahan Ajar
Dosen IPS Kepsek SD Negeri Jaten Sleman Guru Kelas IV SD Negeri Jaten Sleman Rata-rata
Rata-rata total
54
89,80 86,11 80,55 86,11 84,53 90 80 80 83,33 85,88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah divalidasi kepada tiga orang ahli yang menjadi validator tersebut, maka
didapatkan hasil validasi perangkat pembelajaran
dengan rincian skor rata-rata silabus sebesar 89,80 dinyatakan dengan kriteria “sangat baik”, rata-rata RPP skor sebesar 84,53 dinyatakan dengan kriteria “baik”, rata-rata bahan ajar skor sebesar 83,33 dinyatakan dengan kriteria “baik. Dari hasil rincian validasi tersebut, diperoleh rata-rata skor total sebesar 85,88 yang menunjukkan kriteria “baik” dari seluruh komponen perangkat pembelajaran. Dari hasil validasi yang dilakukan validator tersebut dapat dinyatakan bahwa perangkat pembelajaran layak dan baik digunakan dalam pembelajaran IPS. 2. Reliabilitas reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi atau keajegan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan (Sukardi, 2005:127). Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah item-item yang digunakan peneliti. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan penghitungan reliabilitas koefisien gronbach alpha (α) menggunakan aplikasi Statistical product and service solution (SPSS) versi 14.0 for windows. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisiennya, yaitu angka 1 maka semakin tinggi reliabilitasnya.jika mendekati 0 berarti rendah.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.17 Kriteria Reabilitas Instrumen No 1. 2. 3. 4. 5.
Koefisien Korelasi 0,91-1,00 0,71-0,90 0,41-0,70 0,21-0,40 Negatif-0,20
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Hasil reliabilitas diperoleh setelah mengujikan soal kuesioner diujikan kepad siswa kelas V yang berjumlah 20 soal. Dari 20 soal tersebut valid keseluruhnya yaitu 20 soal dan diperoleh nilai Cronbach’s Alpa Based on Standartdized Items adalah 0,880 menunjukkan kriteria “tinggi”. G. Analisis Data Data adalah segala faktor dan angka yang dapat dijadikan bukti untuk menyusun suatu informasi (Arikunto, 1988 : 114). Pada dasarnya data ada dua yaitu data primer dan data sekunder.Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber aslinya, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui perantara. Dalam penelitian ini data yang ada merupakan data primer yang diperoleh langsung dari proses pembelajaran. Sedangkan menurut sanjaya (2011: 117) analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasikan data dengan tujuan memperoleh suatu informasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif untuk mengukur motivasi belajar siswa. Peneliti menggunakan kedua teknik tersebut agar dapat diperoleh data yang sebenarnya. Analisis data dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal sebelum dilakukan penanganan pada siswa dengan kriteria yang telah ditentukan.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a) Menghitung Motivasi Belajar Langkah pertama untuk menganalisis dan mengolah data hasil tes kuesioner yaitu dengan menghitung nilai rerata atau mean hasil lembar kuisioner yang diisi oleh siswa dan lembar observasi, kemudian menganalisis besarnya peningkatan yang dicapai. Peningkatan motivasi siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: 1) Menghitung skor kuesioner motivasi diisi oleh siswa disetiap akhir pertemuan per siklus. 2) Menghitung nilai motivasi seluruh siswa = 3) Menghitung rata-rata nilai kuesioner motivasi siswa = 4) Menghitung persentase jumlah siswa
yang memiliki minimal
bermotivasi baik =
x 100%
5) Menghitung skor observasi pada pertemuan 1 dan 2 di setiap siklus. 6) Menghitung nilai observasi penelitian tiap siklus. =
x 100
7) Menghitung rata-rata nilai observasi motivasi belajar = 8) Menghitung nilai rata-rata motivasi seluruh siswa.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rata-rata motivasi siswa Rata-rata kuesioner + Rata-rata observasi 2
9) Membandingkan tingkat motivasi kondisi awal dengan tingkat motivasi siklus I dan membandingkan tingkat motivasi siklus I dengan tingkat motivasi siklus II. Perbandingan ini akan dilihat apakah ada peningkatan atau tidaknya motivasi belajar siswa. H. Kriteria Keberhasilan Kriteria merupakan tindakan patokan untuk menentukan keberhasilan. Suatu kegiatan dikatakan berhasil apabila mampu melampaui kriteria yang telah ditentukan. Kriteria keberhasilan peningkatan motivasi belajar
pada siklus I
peneliti menargetkan lebih dari 75 dan pada siklus II peneliti menargetkan jumlah rata-rata motivasi belajar anak sebesar 80. Kriteria keberhasilan penelitian dapat dilihat dari hasil tes kuesioner setiap siklus pada mata pelajaran IPS KD 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.18 Target Kriteria Keberhasilan No 1
Variabel Motivasi Belajar
Kondisi Awal 52,55
Target Pencapaian Siklus 1 Siklus 2 75 80
12%
70%
80%
Deskripsi Rata-rata motivasi yaitu jumlah nilai lembar observasi ditambah lembar kuesioner dibagi 2. Persentase minat yaitu jumlah siswa minimal kriteria cukup minat dibagi dengan jumlah seluruh siswa dikali 100%.
Instrument penelitian Kuesioner
Kuesioner
Siklus dihentikan jika target peningkatan motivasi pada akhir siklus II sudah terpenuhi.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan. A. Hasil Penelitian 1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) a. Prasiklus Peneliti melakukan observasi untuk mengetahui kondisi awal siswa yang menggunakan instrument motivasi, mendapati rata-rata motivasi siswa adalah 52,55 dengan kriteria “sangat kurang”. Motivasi yang rendah ini menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk belajar sangat rendah. b. Siklus I Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Senin , 30 November 2015 dan Rabu, 2 Desember 2015. Pada siklus I siswa mempelajari materi pada KD 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi). siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5 orang. 1) Perencanaan Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) pada siklus I, peneliti terlebih dahulu meminta ijin dari guru kelas untuk mengajar dan membuat media dan perangkat. Peneliti juga menyusun lembar pengamatan motivasi dan kuesioner motivasi
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang di isi siswa pada akhir siklus I. Media berupa gambar digunakan Peneliti untuk mempermudah dalam penyampaian materi. 2) Pelaksanaan a) Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 30 November 2015 pukul 07.20-09.15. Peneliti sebagai guru mengajar IPS materi Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) dibantu oleh 3 teman yang bertugas sebagai pengamat motivasi dan mendokumentasikan proses pembelajaran berlangsung, serta guru kelas IV sebagai pengamat motivasi. Kegiatan awal, Pada pertemuan I ini guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam pembuka, berdoa bersama dan guru melakukan presensi. Pada pertemuan 1 ini siswa IV masuk semua. Selanjutnya guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan siswa tentang “Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)” dengan cara bertanya jawab kepada siswa. Dalam menjawab pertanyaan, siswa diminta membuka catatan dan buku IPS untuk dibaca terlebih dahulu. Setelah itu guru membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan inti, sebelum siswa dibagi dalam 5 kelompok, setiap siswa diminta mengamati gambar yang sudah diberikan guru. Lalu siswa diminta untuk berkelompok dengan setiap anggota kelompok yang beranggotakan 5 siswa yang dibagi secara heterogen berdasarkan kondisi kelas. Siswa kemudian berkumpul menjadi satu di dalam kelompoknya. Guru sebelum siswa melakukan diskusi kelompok guru memberi petunjuk terakhir sebelum diskusi dimulai dan memberikan motivasi belajar. Setelah siswa itusiswa diminta berdiskusi tentang gambar yang diberikan guru. Siswa mencari informasi tentang apa yang ada di dalam gambar itu. Ketika siswa sedang berdiskusi guru berperan aktif sebagai fasilitator. Selain itu guru juga memberikan kuis di sela-sela diskusi. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas setiap kelompok diberi penguatan berupa tepuk tangan dan nyanyian. Setelah selesai guru bersama-sama membahas hasil pekerjaan kelompok yang telah dikerjakan dan guru memberikan penguatan kepada siswa tentang jawaban yang disampaikan siswa. Kegiatan
akhir,
siswa
dan
guru
bersama-sama
menyimpulkan tentang pembelajaran hari ini yang telah dipelajari. Setelah itu, siswa merefleksikan tentang
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran hari ini pada kertas yang diberikan guru. Guru untuk Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan datang dan menutup pembelajaran dengan salam penutup. b) Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Desember 2015 pukul 07.20-09.15. Peneliti sebagai guru mengajar IPS materi Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) dibantu oleh 3 teman yang bertugas sebagai pengamat motivasi dan mendokumentasikan proses pembelajaran berlangsung, serta guru kelas IV sebagai pengamat motivasi. Kegiatan awal, Guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar di kelas. Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam pembuka, berdoa bersama dan guru melakukan presensi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dan siswa diingatkan kembali oleh guru materi yang dipelajari sebelumnya. Kegiatan inti,guru meminta siswa untuk berkumpul di dalam kelompok seperti pada pertemuan I. Guru menjelaskan kembali secara singkat kepada siswa tentang keanekaragaman budaya di indonesia. Setelah itu siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah guru selesai menjelaskan materi, guru memberi instruksi kepada siswa untuk berkelompok untuk berdiskusi tentang keragaman kebudayaan setiap daerah. Pada saat siswa berdiskusi guru berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa jika siswa mengalami kesulitan. Guru memberikan kuis di sela-sela diskusi. Setelah semua kelompok selesai, siswa dan guru bersama-sama membahas hasil pekerjaan kelompok yang telah dikerjakan dan guru memberikan penguatan kepada siswa tentang jawaban yang disampaikan siswa. Kegiatan akhir,Siswa merefleksikan tentang pembelajaran hari
ini.
Guru
bersama
dengan
siswa
menyimpulkan
pembelajaran hari ini yang telah dipelajari. Pada akhir pembelajaran guru membagikan kuesioner motivasi pada siswa dan menjelaskan
cara
mengerjakannya.
Setelah selesai
mengerjakan kuesioner, pembelajaran ini diakhiri dengan salam penutup dan mempersilahkan siswa untuk istirahat. 3) Pengamatan (Observasi) Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan motivasi belajar siswa. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh 3 orang teman dan seorang guru kelas. Pengamatan ini juga untuk mengetahui apakah pembelajaran sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. 4) Refleksi
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode Quantum Teaching Learning pada mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Jaten berjalan sesuai dengan rencana bahkan diluar dugaan siswa senang dengan pembelajaran yang dibawakan oleh peneliti. namun pada saat pembagian kelompok beberapa siswa di dalam kelompok malah asyik berbicara dan bermain-main dengan
teman
kelompoknya.
Siswa
kebanyakan
bersifat
individualis terbukti pada saat siswa mengerjakan tugas bersama kelompoknya terlihat hanya ada beberapa siswa saja yang mengerjakan tugas sedangkan anggota yang lain hanya bermain dengan teman yang tidak ikut mengerjakan. Hasil rata-rata untuk skor motivasi pada siklus I sebesar 78,84 (Tabel 4.5). Hasil tersebut diperoleh dengan rata-rata skor dari 5 pengamat (Peneliti, Guru Kelas IV, dan 3 observer) dan hasil rata-rata skor kuesioner yang dibagikan kepada setiap siswa. peneliti menargetkan pencapaiannya sebesar 75. Hasil tersebut menunjukkan motivasi yang dimiliki siswa sudah baik. c. Siklus II Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis, 3 Desember 2015 dan Sabtu, 5 Desember 2015. Hal ini mengingat singkatnya waktu dan atas permintaan sekolah agar peneliti mempercepat waktu penilitian. Pada siklus II siswa masih mempelajari materi pada KD 1.4 Menghargai keragaman suku
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi). siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5 orang. 1) Perencanaan Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) pada siklus II, peneliti terlebih dahulu meminta ijin dari guru kelas untuk mengajar dan membuat media dan perangkat. Peneliti juga menyusun lembar pengamatan motivasi dan kuesioner motivasi yang diisi siswa pada akhir siklus II. Media berupa gambar digunakan Peneliti untuk mempermudah dalam penyampaian materi. 2) Pelaksanaan a) Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Desember 2015 pukul 09.20-11.15. Peneliti sebagai guru mengajar IPS materi Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) dibantu oleh 3 teman yang bertugas sebagai pengamat motivasi dan mendokumentasikan proses pembelajaran berlangsung, serta guru kelas IV sebagai pengamat motivasi. Kegiatan awal, Pada pertemuan I ini guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam pembuka, berdoa bersama dan guru melakukan presensi. Pada pertemuan 1 ini siswa IV masuk semua. Selanjutnya guru melakukan apersepsi
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk menggali pengetahuan siswa tentang
“Menghargai
keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)” dan sebelum benar benar masuk ke dalam pembelajaran inti siswa diajak menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan motivasi belajar. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. Kegiatan inti ini ,siswa dibagi ke dalam 5 kelompok dengan anggota setiap kelompok yang berjumlah 5 siswa yang dibagi secara homogen
berdasarkan asal daerah mereka. Siswa
kemudian berkumpul menjadi satu di dalam kelompoknya. Guru memberikan petunjuk kepada setiap kelompok untuk berdiskusi. Siswa juga diminta membaca kembali materi sebelumnya tentang keanekaragaman budaya daerah. Setelah guru selesai menjelaskan siswa langsung berdiskusi tentang daerah asal masing-masing. Saat siswa berdiskusi guru berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa jika siswa mengalami
kesulitan.
Setelah
semua
kelompok
selesai
berdiskusi, siswa dan guru bersama-sama membahas hasil pekerjaan kelompok yang telah dikerjakan. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi masing masing dan guru memberikan penguatan kepada siswa tentang jawaban yang disampaikan siswa. Setelah itu, siswa kembali ke tempat duduk mereka sambil diberi tepuk tangan.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan akhir, pembelajaran siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan tentang pembelajaran hari ini yang telah dipelajari.
Setelah
itu,
siswa
merefleksikan
tentang
pembelajaran hari ini. Guru meminta beberapa siswa mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil refleksi di depan kelas. Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan datang dan menutup pembelajaran dengan salam penutup. b) Pertemuan 2 Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 Desember 2015 pukul 07.20-09.15. Peneliti sebagai guru mengajar IPS materi Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) dibantu oleh 3 teman yang bertugas sebagai pengamat motivasi dan mendokumentasikan proses pembelajaran berlangsung, serta guru kelas IV sebagai pengamat motivasi. Kegiatan awal, Pada pertemuan I ini guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam pembuka, berdoa bersama dan guru melakukan presensi. Pada pertemuan 1 ini siswa IV masuk semua. Selanjutnya guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan siswa tentang
“Menghargai
keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)” sebelum memasuki kegiatan inti siswa bersamasama guru menyanyikan salah satu lagu daerah.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan inti, guru meminta siswa untuk berkumpul di dalam kelompok seperti pada pertemuan I. Guru menjelaskan kembali secara singkat kepada siswa tentang keragaman kebudayaan daerah. Setelah itu siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Setelah guru selesai menjelaskan materi, guru memberikan petunjuk kepada setiap kelompok untuk bediskusi bersama teman satu kelompoknya tentang alat musik dan lagu daerah. Pada saat siswa berdiskusi guru berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa jika siswa mengalami kesulitan. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, siswa dan guru bersamasama membahas hasil pekerjaan kelompok yang telah dikerjakan dan guru memberikan penguatan kepada siswa tentang jawaban yang disampaikan siswa. Setelah itu, siswa kembali ke tempat duduk sambil diberi tepuk tangan. Kegiatan akhir, siswa merefleksikan tentang pembelajaran hari
ini.
Guru
bersama
dengan
siswa
menyimpulkan
pembelajaran hari ini yang telah dipelajari. Pada akhir pembelajaran guru membagikan kuesioner motivasi pada siswa dan menjelaskan
cara
mengerjakannya. Setelah selesai
mengerjakan kuesioner, pembelajaran ini diakhiri dengan salam penutup dan mempersilahkan siswa untuk istirahat.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Pengamatan (Observasi) Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan motivasi belajar siswa. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh 3 orang teman dan seorang guru kelas. Pengamatan ini juga untuk mengetahui apakah pembelajaran sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Peneliti menggunakan metode Quantum Teaching learning pada pembelajaran IPS sudah berjalan atau belum. Pada siklus II ini proses pembelajaran berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan peneliti. Siswa memperhatikan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung ketika menjelaskan materi. Pada saat siswa mengalami kesulitan siswa tidak malu atau sungkan untuk mengajukan pertanyaan kepada peneliti. 4) Refleksi Kegiatan pembelajaran pada siklus II berjalan lebih baik dan sesuai dengan rencana pembelajaran peneliti pada mata pelajaran IPS. Pada kegiatan pembelajaran siklus II peneliti melihat beberapa siswa sudah mulai menemukan kepercayaan dirinya untuk berperan aktif dalam diskusi. Hasil rata-rata untuk skor motivasi pada siklus II sebesar 85,77 (Tabel 4.8) dari kondisi awal yang hanya 52,55. Hasil tersebut diperoleh dengan rata-rata skor dari 5 pengamat (Peneliti, Guru Kelas IV, dan 3 observer) dan hasil rata-rata skor kuesioner
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dibagikan kepada setiap siswa. Sedangkan kriteria keberhasilan motivasi pada siklus II peneliti menargetkan pencapaiannya sebesar 80. Hasil tersebut menunjukkan motivasi yang dimiliki siswa jauh meningkat dari pada kondisi awal. 2. Peningkatan Motivasi a. Data Motivasi Kondisi Awal 1) Lembar pengamatan/observasi Pengamatan yang dilakukan peneliti pada hari sabtu, 28 November 2015 terhadap motivasi siswa dalam kelompok saat proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dapat diperoleh hasil 52,55 menunjukkan kriteria “sangat kurang”. 2) Kuesioner Kuesioner kondisi awal yang diisi siswa pada pada hari sabtu, 28 November 2015 diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Kondisi Awal Data Nilai Motivasi Kuesioner No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Inisial Siswa YN AAD NRP AVK FDW APA MDF AWN BJEW A FL RPR DFAA DWD WIR R SAAW
Skor 39 40 55 35 44 35 40 44 49 49 55 49 39 49 40 35 39
70
Nilai Motivasi 48,75 50 68,75 43,75 55 43,75 50 55 61,25 61,25 68,75 61,25 48,75 61,25 50 43,75 48,75
Kriteria Kurang Kurang Baik Sangat Kurang Kurang Sangat Kurang Kurang Kurang Cukup baik Cukup baik Baik Cukup baik Kurang Cukup baik Kurang Sangat Kurang Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah Rata-rata
SNR APIPS ASTNF NFP RTD FYE MAAP RDS
35 40 40 40 52 52 39 35
43,75 50 50 50 62,75 67,25 48,75 43,75
1069 42.76
1336,25
jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik Persentase
53,45
Sangat Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Baik Kurang Sangat Kurang Kurang
3 siswa 12%
Hasil perhitungan kuesioner yang dibagikan kepada siswa pada kondisi awal diperoleh rata-rata nilai sebesar 53,45 pada kriteria “kurang”. 3) Hasil Nilai Motivasi Siswa Tabel 4.2 Kondisi Awal Hasil Nilai Rata-rata Motivasi Siswa Variabel Motivasi
Instrumen Lembar observasi peneliti Kuesioner
Rata-rata
Hasil 51,66 53,45 52,55
Hasil perhitungan motivasi siswa diperoleh dengan menghitung lembar observasi dan kuesioner yang dibagikan kepada siswa. Dapat diperoleh rata-rata motivasi siswa kondisi awal adalah 52,55 pada kriteria “kurang”. b. Data Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I 1) Lembar Pengamatan/observasi Data diperoleh dari 5 observer yang melakukan pengamatan pada siklus I. masing-masing observer ini mengamati 1 kelompok sehingga diperoleh data sebagai berikut:
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3 Data Observasi Penelitian Siklus I Observer Novan Koko Luxy Setyo Bu Dwi Total Rata-rata
Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2 76,66 81,66 75 80 73,33 80 68,33 75 68,33 80
Nama Kelompok 1 2 3 4 5
Jumlah 158,32 155 153,33 143,33 148,33 758,31 75,83
Hasil perhitungan lembar observasi pada siklus I pertemuan 1 dan 2 diperoleh hasil rata-rata skor sebesar 75,83 pada kriteria “baik”. 2) Kuesioner Kuesioner diisi oleh siswa kelas IV yang berjumlah 25 siswa. Diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.4 Data Nilai Motivasi Kuesioner Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Inisial Siswa YN AAD NRP AVK FDW APA MDF AWN BJEW A FL RPR DFAA DWD WIR R SAAW SNR APIPS ASTNF NFP RTD FYE
Skor 66 70 59 70 63 61 70 64 72 72 70 73 64 68 63 63 66 64 72 56 61 62 61
72
Nilai Motivasi 82,5 87,5 73,75 87,5 83,75 76,75 87,5 80 90 90 87,5 91,25 80 85 83,75 83,75 82,5 80 90 71 76,25 77,5 76,25
Kriteria Baik Sangat baik Baik Sangat baik Baik Baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat baik Baik Baik Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24 MAAP 25 RDS Jumlah Rata-rata
62 62
77,5 77,5
1635 66.52
2052,75
-
82,11
Baik
Jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik Persentase
Baik Baik
25 siswa 100%
Dari perhitungan kuesioner pada siklus I diperoleh hasil rata-rata nilai sebesar 82,11 pada kriteria “baik”. 3) Hasil Nilai Motivasi Seluruh Siswa Tabel 4.5 Hasil Nilai Rata-Rata Motivasi Siswa Siklus I Variabel Motivasi
Instrumen Lembar observasi peneliti Kuesioner
Rata-rata
Hasil 75,83 82,11 78,84
Hasil perhitungan motivasi siswa diperoleh dengan menghitung lembar observasi dan kuesioner yang diisi oleh siswa. Dapat diperoleh hasil rata-rata motivasi siswa pada siklus I adalah 78,11 pada kriteria “baik”. c. Data Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II 1) Lembar Pengamatan/observasi Data diperoleh dari 5 observer yang melakukan pengamatan pada siklus II. Kelima observer ini masing-masing mengamati 1 kelompok sehingga diperoleh data sebagai berikut:
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.6 Data Observasi Penelitian Siklus II Observer Novan Koko Luxy Elena Bu Dwi Total Rata-rata
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 85 90 80 86,66 80 85 86,66 90 81,66 80
Nama Kelompok 1 2 3 4 5
Jumlah 175 166,66 165 175,66 161,66 843,98 84,39
Hasil perhitungan lembar observasi pada siklus II diperoleh hasil rata-rata skor sebesar 84,39 pada kriteria “baik”. 2) Kuesioner Kuesioner diisi oleh siswa kelas IV yang berjumlah 25 siswa. Diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.7 Data Nilai Motivasi Kuesioner Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Inisial Siswa YN AAD NRP AVK FDW APA MDF AWN BJEW A FL RPR DFAA DWD WIR R SAAW SNR APIPS ASTNF NFP RTD FYE MAAP RDS
Skor 70 75 68 74 70 67 76 68 73 72 74 74 69 70 70 66 69 70 72 62 68 62 69 64 65
74
Nilai Motivasi 88,5 93,75 85 92,5 88,5 83,75 95 85 91,25 90 92,5 92,5 86,5 88,5 88,5 82,5 86,5 88,5 93,75 77,5 85 77,5 86,5 80 81,25
Kriteria Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Baik Baik Sangat baik Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1737 69.48
Jumlah Rata-rata
2178,75
Sangat baik
87,15
Jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik Persentase
25 siswa 100%
Hasil perhitungan kuesioner pada siklus II diperoleh rata-rata Nilai sebesar 87,15 pada kriteria “sangat baik”. 3) Hasil Nilai Motivasi Siswa Tabel 4.8 Hasil Nilai Rata-Rata Motivasi Siswa Siklus II Variabel Motivasi
Instrumen Lembar observasi peneliti Kuesioner
Rata-rata
Hasil 87,15 84,39 85,77
Hasil perhitungan motivasi siswa diperoleh dengan menghitung lembar observasi dan kuesioner yang diisi oleh siswa. Dapat diperoleh Nilai rata-rata motivasi siswa pada siklus II adalah 85,77 pada kriteria “baik” . B. Pembahasan 1. Penerapan Metode Quantum Teaching Learning Pada IPS Pembelajaran Quantum Teaching Learning pada mata pelajaran IPS materi tentang keberagaman suku bangsa dan budaya setempat tersebut dilakukan pada siklus I dan II. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 30 November sampai 2 Desember 2015 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 Desember dan 5 Desember 2015. Dalam penelitian ini jumlah siswa kelas IV SD Negeri Jaten yaitu 25 siswa dengan menggunakan
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metode Quantum Teaching Learning pada mata pelajaran IPS. Langkah-langkah penerapan Quantum Teaching Learning harus disesuaikan dengan asas dan prinsip yang telah dirancang sebelumnya. Langkah-langkah penelitian di setiap pertemuan ini adalah sebagai berikut:
a. Tumbuhkan Peneliti menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada saat awal pembelajaran dan memberikan motivasi terus menerus kepada siswa
dengan dengan menyanyikan lagu dan sorakan
penyemangat. Kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari. b. Alami Peneliti membagi kelompok secara heterogen menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa pada siklus I peneliti membagi kelompok secara acak atau heterogen. Pembagian kelompok secara homogen pada siklus II Peneliti membagi kelompok dengan cara memanggil satu persatu siswa lalu siswa duduk di dalam kelompoknya. Hal ini dilakukan dengan memebirikan pengalaman langsung kepada siswa dalam pembelajaran IPS terutama dalam materi keberagaman. c. Namai Peneliti memberikan konsep identitas dasar IPS dan keterampilan yang dibutuhkan siswa dalam belajar menggunakan gambar, alat bantu belajar. d. Demonstrasikan
76
misalnya siswa diajarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan belajar dilakukan dalam kerja kelompok agar siswa dapat bekerjasama dengan teman satu kelompok. Peneliti memberikan petunjuk
kepada
setiap
kelompok
untuk
berdiskusi
dan
mendemonstrasikan hasil kerja mereka di depan kelas. e. Ulangi Setelah siswa mendemostrasikan hasil kerjanya siswa diminta mengulangi kembali apa yang telah mereka lakukan atau pelajari dalam dalam pembelajaran. f. Rayakan Peneliti memberikan penghargaan dan penguatan atas keberhasilan kelompok yang dilakukan guru adalah memberi tepuk tangan dan memberi sorakan penyemangat agar siswa semakin termotivasi. Setelah itu guru memberi petunjuk agak siswa mampu menerapkan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-harinya. Kemudian guru menutup pembelajaran setelah jam selesai. 2. Peningkatan Motivasi Siswa Penelitian peningkatan motivasi siswa menggunakan Metode Quantum Teaching Learning yang telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Jaten tahun
pelajaran
2015/2016.
Variabel
motivasi
diteliti
dengan
menggunakan instrumen kuesioner yang diisi oleh siswa dan lembar observasi. Di dalam penelitian ini peneliti berharap adanya peningkatan motivasi siswa dalam belajar pada mata pelajaran IPS. Motivasi siswa dalam belajar sangat penting untuk tercapainya tujuan IPS dan tercapainya semua
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
indikator dalam pembelajaran sehingga proses belajar mengajar berjalan maksimal. Proses pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 30 November 2015 dan Rabu, 2 Desember 2015. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh 5 observer terhadap 5 kelompok heterogen dapat diperoleh rata-rata motivasi siswa pada kriteria “baik” dengan rata-rata skor 75,83. (Tabel 4.3). Hasil tersebut menunjukkan motivasi siswa sudah meningkat namun belum maksimal. Kemudian diperkuat kembali dengan hasil kuesioner yang diisikan oleh siswa diakhir siklus pada pertemuan ke 2 menunjukkan kriteria “baik” dengan rata-rata skor 82,11(Tabel 4.5). jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar minimal baik berjumlah 25 siswa dengan persentase 100%. Hasil perhitungan persentase kriteria kuesioner dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut: Tabel 4.15 Data Persentase jumlah siswa yang termotivasi Siklus I No 1. 2. 3. 4.
Jumlah Siswa 8 17 0 0
Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang
Persentase 32% 68% 0 0
5.
0
Sangat kurang
0
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
17 8
sangat baik
baik
cukup
kurang
Sangat kurang
Gambar 4.1 prosentase jumlah siswa yang termotivasi siklus I Dari hasil perhitungan, ada 8 siswa pada kriteria “sangat baik” atau 32%, ada 16 siswa pada kriteria “baik” atau 68%. Pelaksanaan penelitian pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Desember 2015 dan Sabtu, 5 Desember 2015. Berdasarkan kegiatan observasi dapat diperoleh hasil rata-rata motivasi siswa mencapai kriteria “baik” dengan rata-rata skor 84,39 (Tabel 4.6). Hasil tersebut menunjukkan
motivasi
yang
dimiliki
siswa
semakin
meningkat
dibandingkan dengan siklus I dan jauh meningkat dari kondisi awal. Data tersebut juga diperkuat dengan hasil kuesioner yang diisi siswa diakhir siklus menunjukkan kriteria “sangat baik” dengan rata-rata 87,15 (Tabel 4.7). jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik berjumlah 25 siswa. Hasil perhitungan persentase kriteria kuesioner dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.16 Data Persentase Kriteria Kuesioner Siklus II No
Jumlah Siswa
Kriteria
Persentase
1. 2. 3. 4.
16 9 0 0
Sangat baik Baik Cukup baik Sangat kurang
64% 36% 0 0
5.
0
Sangat kurang
0
Persentase Jumlah Siswa Yang Terontivasi
Gambar 4.2 prosentase kriteria jumlah siswa yang termotivasi siklus II Dari hasil perhitungan, ada 16 siswa pada kriteria “sangat baik” atau 64%, ada 9 siswa pada kriteria “baik” atau 36%. Tabel 4.17. Data Peningkatan Motivasi Variabel Motivasi
Instrumen
Kondisi awal 52,55
Siklus I Target Capaian 75 78,84
Rata-rata nilai motivasi Persentase jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik
Siklus II Target Capaian 80 85,77
100%
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan data kondisi awal diperoleh rata-rata motivasi siswa adalah 52,55. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 78,84. Sedangkan pada siklus II semakin meningkat sehingga diperoleh rata-rata motivasi siswa 85,77. Dari data tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 100 90 80 70 60 50
40 30
85,77
78,84
52,55
20 10 0
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.1. Peningkatan Motivasi Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan Metode Quantum Teaching Learning dengan membuat suasana kelas lebih meriah maka akan membuat siswa termotivasi untuk belajardi dalam kelas dengan suasana yang menyenangkan meskipun pada saat awal pembagian kelompok terdapat beberapa siswa yang merasa tidak senang dengan teman kelompoknya namun lama kelamaan mereka mulai terbiasa dengan temannya. Suasana kelas yang tidak tegang mendukung siswa untuk lebih aktif dalam kelas. Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan Metode Quantum Teaching Learning pada pembelajaran Ilmu
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengetahuan Sosial sangat sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV
SD Negeri Jaten meskipun pada siklus I pencapaian
motivasi belajar sudah dalam kriteria “baik” namun masih diperlukan penanganan serius agar siswa konsisten dengan semangat belajarnya. Peningkatan motivasi belajar siswa yang sangat menonjol terjadi pada siklus II disebabkan oleh beberapa hal, misalnya: siswa sudah merasa nyaman dengan suasana kelas yang santai dan menyenangkan. Siswa mendapatkan pengalaman baru dalam pembelajaran di kelas sehingga termotivasi untuk belajar. Siswa bekerjasama menyelesaikan tugas, saling tukar-menukar pendapat (kerja tim) Dan kecerian bersama di dalam kelas sehingga siswa dengan mudah untuk belajar memahami materi yang diajarkan.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP Dalam bab ini dibahas mengenai kesimpulan, keterbatasan peneliti dan saran.
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan motode pembelajaran Quantum Teaching Learning dalam upaya meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran IPS pada KD: 1.4 Menghargai
keragaman
suku
bangsa
dan
budaya
setempat
(kabupaten/kota, provinsi) di kelas IV SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016 telah dapat dilakukan oleh peneliti pada hari dan tanggal yang telah direncanakan dengan membuat suasana belajar siswa lebih menyenangkan dan menarik siswa diajak untuk lebih mengenal IPS dengan menggunakan media-media belajar dan diberi keleluasaan dalam belajar. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan asas dan prinsip Quantum Teaching Learning dengan langkah-langkah sebagai berikut: .Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan. 2. Penggunaan motode pembelajaran Quantum Teaching Learning dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mata pelajaran IPS pada KD: 1.4 Menghargai
keragaman
suku
bangsa
dan
budaya
setempat
(kabupaten/kota, provinsi) di kelas IV SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016 dengan membuat susana belajar siswa lebih menyenangkan dan menarik. Metode 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Quantum Teaching Learning yang digunakan dapat diaplikan dalam kelas untuk menunjang pembelajaran IPS. Sehingga motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS meningkat, Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kondisi awal rata-rata skor motivasi siswa adalah 52,55 (sangat kurang), setelah dilakukan tindakan oleh peneliti menggunakan pembelajaran pada siklus I meningkat rata-rata menjadi 78,84 (baik), kemudian dilanjutkan pada siklus II meningkat menjadi 85,77 (baik). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Quantum Teaching Learning pada kelas IV SD Negeri Jaten dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan. B. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini peneliti mengalami kendala dalam pengurusan surat ijin pada dinas terkait yaitu dinas pendidikan karena harus memuat seluruh syarat penelitian. 2. Pada saat penelitian, peneliti mengalami kendala atau kesulitan dalam pengkondisian kelas saat pembelajaran berlangsung dikarenakan siswa yang banyak. 3. Peneliti mengalami kendala yaitu waktu yang sempit sehingga peneliti melakukan penelitian kurang maksimal
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Pada penelitian ini peneliti juga kesulitan menggali kesulitan yang dialami siswa sehingga siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran awal. C. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini sebaiknya lebih dipersiapkan lebih dahulu. 2. Peneliti alangkah lebih baik jika peneliti dapat mengkondisikan kelas dan mampu mendalami kesulitan yang dialami siswa. 3. Penelitian lebih baik dilakukan dengan intensif agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI
Agustiana Permatasari, Melly. (2013). Perbedaan Keefektifan Metode Mind Mapping Dan Metode Course Review Horay Terhadap Pemahaman Konsep Kegiatan Pokok Ekonomi Asmoro, Reni. 2009. upaya peningkatan keterampilan mengklasifikasikan dalam pembelajaran IPA melalui penerapan quantum teaching siswa kelas III SD Negeri Jaten. Yogyakarta Asy'ari, M. (2006). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran IPA di SD. Jakarta : Depdiknas. Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta : Rineka Cipta Arikunto, S., Suhardjono & Supardi . (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: pustaka belajar Budiarto, Giran. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Bandung : Remaja Rosda Karya BSNP. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan Daldjoeni. (1981). Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (Buku Pengantar Bagi Mahasiswa dan Guru). Bandung: Penerbit Alumni Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Pres Dewi. (2013). Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Peningkatan Pembelajaran Ipa Siswa Kelas V SDN 4 Pandansari Tahun Ajaran 2012/2013.
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DePorter B., M. Readon & S. Singer-Naurie. (2005). Quantum Teaching :Mempraktekkan Quantum Teaching Di Ruang-Ruang Kelas. Bandung : Kaifa. Fajar. (2013). Model Quantum Teaching Menggunakan Media Gambar Seri Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V Sd Negeri Kuripan Wonosobo Hamalik, O. (2009). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: bumi aksara Husen, fernandinus. (2010). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ipa Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Bagi Siswa Kelas IV Di SD N Condong Catur Kabupaten Sleman DIY Ischak.2004. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka Isna. (2009). Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Banyuputih 04 Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Kusuma & Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks Muhammad, Faiq Dzaki. (2009). Model Pembelajaran Induktif – Struktur Sosial
dan
PeranGuru,Tersedia:http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/0 3/model-pembelajaran induktif-struktur.html (10 Desember 2010)
Marno & Idris. (2008). Strategi & Metode Pembelajaran Menciptakan Keterampilan Mengajar Yang Efektif Dan Edukatif. Yogyakarta: Az-Ruzz Media. Mardiana.
(2012).
Penerapan
Model
Quantum
Teaching
Untuk
meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa kelas IV SD Negeri 145 Pekanbaru Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Muhibbin. (2005). Psikologi pendidikan. Bandung: remaja rosdakarya
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mulyono, 1995. Pengertian dan Karakteristik IPS. Jakarta : P3C Mulyasa. (2006). Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset Poerwadarminta. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rusman.
(2011).
Model-model
Pembelajaran,
Pengembangan
Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Reni & Hawadi. (2006). Akselerasi, A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak berbakat Intelektual. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi. Sanjaya, W. (2011). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: kencana predan media Saputro, Andreas Tri Waluyo Aji. (2015). Peningkatan Motivasi dan Prestasi
Belajar
IPS
Menggunakan
Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V A SD Negeri Denggung Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Sardiman. (2003). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada Sumantri, Mulyani & Johar Permana. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana Sumaatmadja, N. (2002). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Suranti.2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Sri Esti Wardani D. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT.Grasindo Sutoyo, Leo dkk.2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Kemendikbud
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Syahrun, S. (1993). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Depdikbud. Sugiyanto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka Taniredja, T, Pujiyati, I & Nyata. (2010). Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis dan Mudah. Bandung: Alfabeta. Tantya, Winardi dkk.(2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Trianto. (2008). Mendesain pembelajaran Kontekstual Di Kelas. Jakarta : Cerdas Pustaka Publisher. Uno, Hamzah, B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1 Validasi Instrumen
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2 Validasi Perangkat Pembelajaran
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL KUESIONER
No.Soal
r Hitung
r Tabel
Keterangan
1.
0,504**
0,361
Valid
2.
0,504**
0,361
Valid
3.
0,337*
0,361
Valid
4.
0,379*
0,361
Valid
5.
0,339*
0,361
Valid
6.
0,405*
0,361
Valid
7.
0,560**
0,361
Valid
8.
0,615**
0,361
Valid
9.
0,345*
0,361
Valid
10.
0,435**
0,361
Valid
11.
0,615**
0,361
Valid
12.
0,633**
0,361
Valid
13.
0,524**
0,361
Valid
14.
0,368*
0,361
Valid
15.
0,402*
0,361
Valid
16.
0,341*
0,361
Valid
17.
0,353*
0,361
Valid
18.
0,498**
0,361
Valid
19.
0,504**
0,361
Valid
20.
0,333**
0,361
Valid
Catatan: **
= Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)
a
= Cannot be computed because at least on of the variables is constant
*
= Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed)
Item-Total Statistics
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
Scale Mean if Scale Variance if Item Deleted
Item Deleted
Soal1
15.4595
21.533
.519
.
.875
Soal2
15.2432
22.856
.339
.
.880
Soal3
15.3514
21.901
.493
.
.876
Soal4
15.4054
21.914
.454
.
.877
Soal5
15.2432
22.523
.443
.
.877
Soal6
15.2162
22.730
.423
.
.878
Soal7
15.4865
21.312
.561
.
.873
Soal8
15.3784
21.686
.527
.
.875
Soal9
15.3243
21.281
.687
.
.870
Soal10
15.3514
21.456
.609
.
.872
Soal11
15.3514
21.456
.609
.
.872
Soal12
15.3784
22.075
.431
.
.878
Soal13
15.3784
21.797
.499
.
.875
Soal14
15.3514
21.456
.609
.
.872
Soal15
15.3243
21.281
.687
.
.870
Soal16
15.9459
25.664
-.450
.
.899
Soal17
15.3514
21.068
.712
.
.869
Soal18
15.3514
21.068
.712
.
.869
Soal19
15.2162
22.730
.423
.
.878
Soal20
15.2432
22.856
.339
.
.880
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .881
N of Items .880
20
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3 Data Kuesioner dan Observasi Kondisi Awal
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4 Perangkat Pembelajaran Siklus I
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Jaten
Hari / Tanggal / Pertemuan ke : Sabtu/ 11 Oktober/ 3 Kelas/Semester
: IV/I
Mata pelajaran
:Ilmu Pengetahuan Sosial
Kompetensi Dasar
: 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)
Materi Menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)
Kegiatan pembelajaran Petemuan 1 a. Kegiatan inti Siswa diminta untuk mengamati
Indikator 1.4.1
keberagaman suku bangsa
gambar yang terdapat dalam buku
dan budaya
Setelah mengamati gambar siswa menuliskan apa yang ada di dalam gambar tersebut. Siswa mencari informasi mengenai keberagaman suku bangsa dan budaya. Setelah selesai mengumpulkan informasi tentang keberagaman suku dan budaya daerah siswa
Mengenal
1.4.2
Penilaian Penilaian Lembar kuesioner Instrumen: terlampir
Alokasi waktu 3 x 35 menit/pertemu an
Sumber belajar sutoyo, leo agung dkk.2009. “ilmu pengetahuan
setiap daerah
sosial 4”.
kabupaten/kota,
Jakarta:
provinsi
Kemendikbud.
Menjelaskan keberagaman suku bangsa yang ada di setiap daerah
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menuliskan laporannya.
kabupaten/kota,
Guru lalu membagi siswa ke
provinsi
dalam beberapa kelompok,
1.4.3
Mengidentifika
masing-masing kelompok
si keberagaman
beranggotakan 4-5 siswa.
suku bangsa
Setiap kelompok berdiskusi
dan budaya
tentang jenis suku bangsa,
setiap daerah
kebudayaan, dan asal daerah lalu
kabupaten/kota,
menuliskannya ke dalam tabel
provinsi
Guru berkeliling kedalam
1.4.4
Menghargai
kelompok
keberagaman
Setelah itu guru memberikan
suku bangsa
sebuah kata kunci yaitu macam-
dan budaya
macam lagu daerah dan alat musik
setiap daerah
daerah.
kabupaten/kota,
Siswa diminta untuk menyanyikan
provinsi
lagu daerah yang mereka hafal. Guru dan teman sekelas memberikan apresiasi kepada kelompok siswa yang bernyanyi. Guru memberikan nasrasi 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penghubung antar kompetensi macam-macam lagu daerah dengan keberagaman suku bangas dan budaya. Siswa menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran.
Pertemuan 2 Siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing lalu membaca kembali materi pertemuan sebelumnya Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi pertemuan sebelumnya Siswa membuka buku dan mencari informasi tentang materi Siswa berdiskusi di dalam kelas Siswa dan guru merefleksikan
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN 1
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Jaten
Hari / Tanggal / Pertemuan ke : Senin /1 Kelas/Semester
: IV/I
Mata pelajaran
:Ilmu Pengetahuan Sosial
Pembelajaran
:4
Alokasi Waktu
: 3x35 menit (3 jp)
A. Standar Kompetensi 1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi B. Kompetensi Dasar 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) C. Indikator 1.4.1
Mengenal makna bhinneka tunggal ika
1.4.2
Mengenal keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
1.4.3
Menjelaskan keberagaman suku bangsa yang ada di setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
1.4.4
Mengidentifikasi keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
1.4.5
Menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
D. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu mengenal makna bhinneka tunggal ika Siswa mampu mengenal keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi Siswa dapat menjelaskan keberagaman suku bangsa yang ada di setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa mampu mengidentifikasi keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi Siswa mampu menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian (respect ), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan Ketelitian ( carefulness)
E. Materi Pokok Menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) F. Pendekatan Dan Metode Pembelajaran a.
Pendekatan
: Saintifik; mengamati, menaya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/megolah informasi, mengkomunikasikan,
b. Metode
: Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi.
G. Media dan sumber belajar a. Media
:Buku, Gambar, Peta Indonesia
b. Sumber belajar
:
Sutoyo, Leo dkk.2009. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Kemendikbud.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan
deskripsi
121
Waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan
Guru menyampaikan salam pembuka.
awal
Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama. Guru menyapa siswa dengan semangat dan menanyai kabar mereka. Guru melakukan presensi. Guru memberi motivasi kepada siswa sebelum memulai pelajaran dengan menggunakan lagu. Guru menggali kembali materi tentang keberagaman suku bangsa. Guru menyampaikan indikator pembelajaran
Kegiatan inti
Siswa diminta untuk mengamati gambar yang terdapat dalam buku Setelah mengamati gambar siswa menuliskan apa yang ada di dalam gambar tersebut. Siswa mencari informasi mengenai keberagaman suku bangsa dan budaya. Setelah selesai mengumpulkan informasi tentang keberagaman suku dan budaya daerah siswa menuliskan laporannya. Guru lalu membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Setiap kelompok berdiskusi tentang jenis suku bangsa, kebudayaan, dan asal daerah lalu menuliskannya ke dalam tabel Guru berkeliling kedalam kelompok Setelah itu guru memberikan sebuah kata kunci yaitu macam-macam lagu daerah dan alat musik daerah. Siswa diminta untuk menyanyikan lagu daerah yang mereka hafal. Guru dan teman sekelas memberikan apresiasi kepada kelompok siswa yang bernyanyi. Guru memberikan narasi penghubung antar
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kompetensi macam-macam lagu daerah dengan keberagaman suku bangas dan budaya. Siswa menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran.
Penutup
Siswa bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru memberikan penguatan kepada siswa Siswa membuat refleksi Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menggali informasi lebih banyak tentang keberagaman suku bangsa dan budaya. Salam penutup.
I. Penilaian Berdasarkan Sumber Belajar Format Kriteria Penilaian PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria
Skor
* semua benar
4
* sebagian besar benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
PERFORMANSI No. 1.
Aspek Pengetahuan
Kriteria
Skor
* Pengetahuan
4
* kadang-kadang Pengetahuan
2
* tidak Pengetahuan
1
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Sikap
* Sikap
4
* kadang-kadang Sikap
2
* tidak Sikap
1
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN 2
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Jaten
Hari / Tanggal / Pertemuan ke : Rabu /2 Kelas/Semester
: IV/I
Mata pelajaran
:Ilmu Pengetahuan Sosial
Pembelajaran
:4
Alokasi Waktu
: 3x35 menit (3 jp)
A. Standar Kompetensi a. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi B. Kompetensi Dasar 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) C. Indikator 1.4.1
Mengenal makna bhinneka tunggal ika
1.4.2
Mengenal keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
1.4.3
Menjelaskan keberagaman suku bangsa yang ada di setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
1.4.4
Mengidentifikasi keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
1.4.5
Menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
D. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu mengenal makna bhinneka tunggal ika Siswa mampu mengenal keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi Siswa dapat menjelaskan keberagaman suku bangsa yang ada di setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa mampu mengidentifikasi keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi Siswa mampu menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian (respect ), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan Ketelitian ( carefulness)
E. Materi Pokok Menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) F. Pendekatan Dan Metode Pembelajaran a.
Pendekatan
: Saintifik; mengamati, menaya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/megolah informasi, mengkomunikasikan,
b. Metode
: Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi.
G. Media dan sumber belajar a. Media
:Buku, Gambar, Peta Indonesia
b. Sumber belajar
:
Sutoyo, Leo dkk.2009. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Kemendikbud.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Kegiatan
deskripsi Guru menyampaikan salam pembuka.
awal
127
Waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama. Guru menyapa siswa dengan semangat dan menanyai kabar mereka. Guru melakukan presensi. Guru memberi motivasi kepada siswa sebelum memulai pelajaran dengan menggunakan lagu. Guru menggali kembali materi tentang keberagaman suku bangsa. Guru menyampaikan indikator pembelajaran Kegiatan inti
Siswa diminta untuk mengamati gambar yang terdapat dalam buku Setelah mengamati gambar siswa menuliskan apa yang ada di dalam gambar tersebut. Siswa mencari informasi mengenai keberagaman suku bangsa dan budaya. Setelah selesai mengumpulkan informasi tentang keberagaman suku dan budaya daerah siswa menuliskan laporannya. Guru lalu membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Setiap kelompok berdiskusi tentang jenis suku bangsa, kebudayaan, dan asal daerah lalu menuliskannya ke dalam tabel Guru berkeliling kedalam kelompok Setelah itu guru memberikan sebuah kata kunci yaitu macam-macam lagu daerah dan alat musik daerah. Siswa diminta untuk menyanyikan lagu daerah yang mereka hafal. Guru dan teman sekelas memberikan apresiasi kepada kelompok siswa yang bernyanyi. Guru memberikan narasi penghubung antar kompetensi macam-macam lagu daerah dengan
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keberagaman suku bangas dan budaya. Siswa menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran.
Penutup
Siswa bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru memberikan penguatan kepada siswa Siswa membuat refleksi Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menggali informasi lebih banyak tentang keberagaman suku bangsa dan budaya. Salam penutup.
I. Penilaian Berdasarkan Sumber Belajar Format Kriteria Penilaian PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria
Skor
* semua benar
4
* sebagian besar benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
PERFORMANSI No. 1.
Aspek Pengetahuan
Kriteria
Skor
* Pengetahuan
4
* kadang-kadang Pengetahuan
2
* tidak Pengetahuan
1
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Sikap
* Sikap
4
* kadang-kadang Sikap
2
* tidak Sikap
1
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAHAN AJAR B. Standar Kompetensi 1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi C. Kompetensi Dasar a. Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) D. Indikator i.
Mengenal makna bhinneka tunggal ika
ii.
Mengenal keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
iii.
Menjelaskan keberagaman suku bangsa yang ada di setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
iv.
Mengidentifikasi keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
v.
Menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
E. Waktu Pembelajaran Kegiatan belajar yang akan disampaikandi dalam bahan ajar mata pelajaran IPS ini adalah 3 x 35 menit /pertemuan.
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MATERI AJAR
Semboyan bhinneka tunggal ika sudah digunakan sejak masa kerajaan Majapahit. Semboyan tersebut dicetuskan oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma yang dikarangnya. Dalam kitab itu tertulis Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Artinya berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Selanjutnya kata Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan bangsa Indonesia, yang tertulis pada lambang negara Burung Garuda Pancasila. Burung Garuda adalah lambang negara Republik Indonesia. Lambang negara diresmikan dalam Sidang Dewan Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950. KEANEKARAGAMAN SUKU BANGSA Negara Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari sabang sampai merauke. Setiap pulau dihuni bermacam-macam suku bangsa yang bersatu menjadi bangsa Indonesia. Beberapa suku bangsa yang ada di indonesia seperti suku Aceh, minangkabau, jambi, palembang, sunda, jawa, bali, dayak dll. Ketika bangsa indonesia dijajah
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bangsa kita mudah sekali untuk diadu domba karena ego dari masing-masing suku, namun ketika bangsa indonesia sadar akan pentingnya persatuan maka kita saling bahu membahu melawan penjajah sehingga kita merdeka. Dengan menghargai pentingya keanekaragaman suku bangsa dan budaya kita sudah turut dalam memperjuangkan persatuan Indonesia. KEANEKARAGAMAN BUDAYA Dari berbagai macam suku bangsa yang tinggal di Indonesia masing-masing memiliki budaya asli yang mereka miliki. Kebudayaan mereka sering disebut kebudayaan tradisional. Contohnya : rumah adat, pakaian adat, tarian daerah, lagu dan alat musik daerah. 1) Rumah adat Rumah adat adalah hasil budaya daerah yang paling nyata dari setiap suku bangsa yang tersebar di Indonesia memiliki ciri khas dari masing-masing. Rumah adat yang ad di Indonesia menggambarkan kehidupan suku bangsa indonesia yang beranekaragam. Contohnya : jawa tengah memiliki rumah adat joglo, jakarta memiliki rumah adat belandongan, papua memiliki rumah adat honai dan masih banyak yang alain lagi. 2) Pakaian adat Pakaian biasanya khusus digunakan pada acara tertentu. Setiap daerah memiliki berbagai corak pakaian adat yang berbeda-beda. Contoh pakaian adat antara lain: kebaya, baju teluk belango, baju dester dll. 3) Tarian daerah
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setiap darah juga memiliki berbagai macam tarian daerah masing-masing. Tarian ini ditunjukan pada saat-saat tertentu misalnya pernikahan. 4) Lagu daerah Setiap daerah di Indonesia memiliki lagu dan alat musik daerah. Lagu daerah juga memilki bahasa masing-masing. Alat yang digunakan pun memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing. Contoh : Jawa tengah memiliki lagu gundul-gundul pacul dan memiliki gamelan, kalimantan selatan memiliki lagu ampar-ampar pisang dll. MENGHARGAI KEANEKARAGAMAN DALAM MASYARAKAT Menghargai keberagaman dalam masyarakat sangat penting agar menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Semua keanekaragaman yang ada sekarang ini harus dipertahankan. Cara menghargainya antara lain : a. menghormati semua pemeluk agama, b. senang bergaul dan bekerja sama dengan semua suku bangsa, c. menghadiri undangan kegiatan yang diselenggarakan berbagai kelompok masyarakat, dan d. tidak memandang rendah terhadap budaya dan adat kebiasaan yang ada di masyarakat .
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENUTUP
KESIMPULAN 1. Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua yang dicetuskan Mpu Tantular. 2. Pentingnya persatuan dapat membantu kuat dalam menghadapi segala tantangan dan cobaan. 3. Masing-masing suku bangsa memiliki budaya yang khas, seperti bentuk rumah dan pakaian adat, tarian daerah, lagu dan alat musik daerah. 4. Banyak masyarakat yang masih mempertahankan kebudayaan dan tradisi leluhur sementara yang lain mengikuti budaya baru. 5. Menghargai keanekaragaman di masyarakat dilakukan dengan cara menghormati dan menerima keberadaan berbagai agama, suku bangsa, sistem kekerabatan, budaya dan adat kebiasaan warga masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Sutoyo, Leo dkk.2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Kemendikbud Suranti.2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Tantya, Winardi dkk.(2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5 Perangkat Pembelajaran Siklus II
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Jaten
Hari / Tanggal / Pertemuan ke : Sabtu/ 11 Oktober/ 3 Kelas/Semester
: IV/I
Mata pelajaran
:Ilmu Pengetahuan Sosial
Kompetensi Dasar
: 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)
Materi Menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)
Kegiatan pembelajaran Petemuan 1 b. Kegiatan inti Siswa diminta untuk mengamati
Indikator vi.
keberagaman suku bangsa
gambar yang terdapat dalam buku
dan budaya
Setelah mengamati gambar siswa menuliskan apa yang ada di dalam gambar tersebut. Siswa mencari informasi mengenai keberagaman suku bangsa dan budaya. Setelah selesai mengumpulkan informasi tentang keberagaman suku dan budaya daerah siswa
Mengenal
vii.
Penilaian Penilaian Lembar kuesioner Instrumen: terlampir
Alokasi waktu 3 x 35 menit/pertemu an
Sumber belajar sutoyo, leo agung dkk.2009. “ilmu pengetahuan
setiap daerah
sosial 4”.
kabupaten/kota,
Jakarta:
provinsi
Kemendikbud.
Menjelaskan keberagaman suku bangsa yang ada di setiap daerah
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menuliskan laporannya.
kabupaten/kota,
Guru lalu membagi siswa ke
provinsi
dalam beberapa kelompok,
viii.
Mengidentifika
masing-masing kelompok
si keberagaman
beranggotakan 4-5 siswa.
suku bangsa
Setiap kelompok berdiskusi
dan budaya
tentang jenis suku bangsa,
setiap daerah
kebudayaan, dan asal daerah lalu
kabupaten/kota,
menuliskannya ke dalam tabel
provinsi
Guru berkeliling kedalam
ix.
Menghargai
kelompok
keberagaman
Setelah itu guru memberikan
suku bangsa
sebuah kata kunci yaitu macam-
dan budaya
macam lagu daerah dan alat musik
setiap daerah
daerah.
kabupaten/kota,
Siswa diminta untuk menyanyikan
provinsi
lagu daerah yang mereka hafal. Guru dan teman sekelas memberikan apresiasi kepada kelompok siswa yang bernyanyi. Guru memberikan nasrasi 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penghubung antar kompetensi macam-macam lagu daerah dengan keberagaman suku bangas dan budaya. Siswa menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran.
Pertemuan 2 Siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing lalu membaca kembali materi pertemuan sebelumnya Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi pertemuan sebelumnya Siswa membuka buku dan mencari informasi tentang materi Siswa berdiskusi di dalam kelas Siswa dan guru merefleksikan
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN 1
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Jaten
Hari / Tanggal / Pertemuan ke : Kamis/ /1 Kelas/Semester
: IV/I
Mata pelajaran
:Ilmu Pengetahuan Sosial
Pembelajaran
:4
Alokasi Waktu
: 3x35 menit (3 jp)
A. Standar Kompetensi a. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi B. Kompetensi Dasar 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) C. Indikator 1.4.1
Mengenal makna bhinneka tunggal ika
1.4.2
Mengenal keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
1.4.3
Menjelaskan keberagaman suku bangsa yang ada di setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
1.4.4
Mengidentifikasi keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
1.4.5
Menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
D. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu mengenal makna bhinneka tunggal ika Siswa mampu mengenal keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi Siswa dapat menjelaskan keberagaman suku bangsa yang ada di setiap daerah kabupaten/kota, provinsi Siswa mampu mengidentifikasi keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa mampu menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian (respect ), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan Ketelitian ( carefulness)
E. Materi Pokok Menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) F. Pendekatan Dan Metode Pembelajaran a.
Pendekatan
: Saintifik; mengamati, menaya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/megolah informasi, mengkomunikasikan,
b. Metode
: Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi.
G. Media dan sumber belajar a. Media
:Buku, Gambar, Peta Indonesia
b. Sumber belajar
:
Sutoyo, Leo dkk.2009. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Kemendikbud.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan
deskripsi
Kegiatan
Guru menyampaikan salam pembuka.
awal
Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama. Guru menyapa siswa dengan semangat dan menanyai kabar mereka.
147
Waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru melakukan presensi. Guru memberi motivasi kepada siswa sebelum memulai pelajaran dengan menggunakan lagu. Guru menggali kembali materi tentang keberagaman suku bangsa. Guru menyampaikan indikator pembelajaran Kegiatan inti
Siswa diminta untuk mengamati gambar yang terdapat dalam buku Setelah mengamati gambar siswa menuliskan apa yang ada di dalam gambar tersebut. Siswa mencari informasi mengenai keberagaman suku bangsa dan budaya. Setelah selesai mengumpulkan informasi tentang keberagaman suku dan budaya daerah siswa menuliskan laporannya. Guru lalu membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Setiap kelompok berdiskusi tentang jenis suku bangsa, kebudayaan, dan asal daerah lalu menuliskannya ke dalam tabel Guru berkeliling kedalam kelompok Setelah itu guru memberikan sebuah kata kunci yaitu macam-macam lagu daerah dan alat musik daerah. Siswa diminta untuk menyanyikan lagu daerah yang mereka hafal. Guru dan teman sekelas memberikan apresiasi kepada kelompok siswa yang bernyanyi. Guru memberikan narasi penghubung antar kompetensi macam-macam lagu daerah dengan keberagaman suku bangas dan budaya. Siswa menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran.
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penutup
Siswa bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru memberikan penguatan kepada siswa Siswa membuat refleksi Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menggali informasi lebih banyak tentang keberagaman suku bangsa dan budaya. Salam penutup.
I. Penilaian Berdasarkan Sumber Belajar Format Kriteria Penilaian PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria
Skor
* semua benar
4
* sebagian besar benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
PERFORMANSI No. 1.
2.
Aspek Pengetahuan
Sikap
Kriteria
Skor
* Pengetahuan
4
* kadang-kadang Pengetahuan
2
* tidak Pengetahuan
1
* Sikap
4
* kadang-kadang Sikap
2
* tidak Sikap
1
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN 2
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Jaten
Hari / Tanggal / Pertemuan ke : Sabtu/ /1 Kelas/Semester
: IV/I
Mata pelajaran
:Ilmu Pengetahuan Sosial
Pembelajaran
:4
Alokasi Waktu
: 3x35 menit (3 jp)
A. Standar Kompetensi a. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi B. Kompetensi Dasar 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) C. Indikator 1.4.1
Mengenal makna bhinneka tunggal ika
1.4.2
Mengenal keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
1.4.3
Menjelaskan keberagaman suku bangsa yang ada di setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
1.4.4
Mengidentifikasi keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
1.4.5
Menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
D. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu mengenal makna bhinneka tunggal ika Siswa mampu mengenal keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi Siswa dapat menjelaskan keberagaman suku bangsa yang ada di setiap daerah kabupaten/kota, provinsi Siswa mampu mengidentifikasi keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa mampu menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian (respect ), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan Ketelitian ( carefulness)
E. Materi Pokok Menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) F. Pendekatan Dan Metode Pembelajaran a.
Pendekatan
: Saintifik; mengamati, menaya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/megolah informasi, mengkomunikasikan,
b. Metode
: Ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi.
G. Media dan sumber belajar a. Media
:Buku, Gambar, Peta Indonesia
b. Sumber belajar
:
Sutoyo, Leo dkk.2009. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Kemendikbud.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan
deskripsi
Kegiatan
Guru menyampaikan salam pembuka.
awal
Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama. Guru menyapa siswa dengan semangat dan menanyai kabar mereka.
153
Waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru melakukan presensi. Guru memberi motivasi kepada siswa sebelum memulai pelajaran dengan menggunakan lagu. Guru menggali kembali materi tentang keberagaman suku bangsa. Guru menyampaikan indikator pembelajaran Kegiatan inti
Siswa diminta untuk mengamati gambar yang terdapat dalam buku Setelah mengamati gambar siswa menuliskan apa yang ada di dalam gambar tersebut. Siswa mencari informasi mengenai keberagaman suku bangsa dan budaya. Setelah selesai mengumpulkan informasi tentang keberagaman suku dan budaya daerah siswa menuliskan laporannya. Guru lalu membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Setiap kelompok berdiskusi tentang jenis suku bangsa, kebudayaan, dan asal daerah lalu menuliskannya ke dalam tabel Guru berkeliling kedalam kelompok Setelah itu guru memberikan sebuah kata kunci yaitu macam-macam lagu daerah dan alat musik daerah. Siswa diminta untuk menyanyikan lagu daerah yang mereka hafal. Guru dan teman sekelas memberikan apresiasi kepada kelompok siswa yang bernyanyi. Guru memberikan narasi penghubung antar kompetensi macam-macam lagu daerah dengan keberagaman suku bangas dan budaya. Siswa menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran.
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penutup
Siswa bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru memberikan penguatan kepada siswa Siswa membuat refleksi Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menggali informasi lebih banyak tentang keberagaman suku bangsa dan budaya. Salam penutup.
I. Penilaian Berdasarkan Sumber Belajar Format Kriteria Penilaian PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. 1.
Aspek Konsep
Kriteria
Skor
* semua benar
4
* sebagian besar benar
3
* sebagian kecil benar
2
* semua salah
1
PERFORMANSI No. 1.
2.
Aspek Pengetahuan
Sikap
Kriteria
Skor
* Pengetahuan
4
* kadang-kadang Pengetahuan
2
* tidak Pengetahuan
1
* Sikap
4
* kadang-kadang Sikap
2
* tidak Sikap
1
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CATATAN : Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAHAN AJAR
F. Standar Kompetensi 1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi G. Kompetensi Dasar b. Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) H. Indikator i.
Mengenal makna bhinneka tunggal ika
ii.
Mengenal keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
iii.
Menjelaskan keberagaman suku bangsa yang ada di setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
iv.
Mengidentifikasi keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
v.
Menghargai keberagaman suku bangsa dan budaya setiap daerah kabupaten/kota, provinsi
I. Waktu Pembelajaran Kegiatan belajar yang akan disampaikandi dalam bahan ajar mata pelajaran IPS ini adalah 3 x 35 menit /pertemuan.
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MATERI AJAR
Semboyan bhinneka tunggal ika sudah digunakan sejak masa kerajaan Majapahit. Semboyan tersebut dicetuskan oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma yang dikarangnya. Dalam kitab itu tertulis Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Artinya berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Selanjutnya kata Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan bangsa Indonesia, yang tertulis pada lambang negara Burung Garuda Pancasila. Burung Garuda adalah lambang negara Republik Indonesia. Lambang negara diresmikan dalam Sidang Dewan Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950. KEANEKARAGAMAN SUKU BANGSA Negara Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari sabang sampai merauke. Setiap pulau dihuni bermacam-macam suku bangsa yang bersatu menjadi bangsa Indonesia. Beberapa suku bangsa yang ada di indonesia seperti suku Aceh, minangkabau, jambi, palembang, sunda, jawa, bali, dayak dll. Ketika bangsa indonesia dijajah
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bangsa kita mudah sekali untuk diadu domba karena ego dari masing-masing suku, namun ketika bangsa indonesia sadar akan pentingnya persatuan maka kita saling bahu membahu melawan penjajah sehingga kita merdeka. Dengan menghargai pentingya keanekaragaman suku bangsa dan budaya kita sudah turut dalam memperjuangkan persatuan Indonesia. KEANEKARAGAMAN BUDAYA Dari berbagai macam suku bangsa yang tinggal di Indonesia masing-masing memiliki budaya asli yang mereka miliki. Kebudayaan mereka sering disebut kebudayaan tradisional. Contohnya : rumah adat, pakaian adat, tarian daerah, lagu dan alat musik daerah. 5) Rumah adat Rumah adat adalah hasil budaya daerah yang paling nyata dari setiap suku bangsa yang tersebar di Indonesia memiliki ciri khas dari masing-masing. Rumah adat yang ad di Indonesia menggambarkan kehidupan suku bangsa indonesia yang beranekaragam. Contohnya : jawa tengah memiliki rumah adat joglo, jakarta memiliki rumah adat belandongan, papua memiliki rumah adat honai dan masih banyak yang alain lagi. 6) Pakaian adat Pakaian biasanya khusus digunakan pada acara tertentu. Setiap daerah memiliki berbagai corak pakaian adat yang berbeda-beda. Contoh pakaian adat antara lain: kebaya, baju teluk belango, baju dester dll. 7) Tarian daerah
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setiap darah juga memiliki berbagai macam tarian daerah masing-masing. Tarian ini ditunjukan pada saat-saat tertentu misalnya pernikahan. 8) Lagu daerah Setiap daerah di Indonesia memiliki lagu dan alat musik daerah. Lagu daerah juga memilki bahasa masing-masing. Alat yang digunakan pun memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing. Contoh : Jawa tengah memiliki lagu gundul-gundul pacul dan memiliki gamelan, kalimantan selatan memiliki lagu ampar-ampar pisang dll. MENGHARGAI KEANEKARAGAMAN DALAM MASYARAKAT Menghargai keberagaman dalam masyarakat sangat penting agar menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Semua keanekaragaman yang ada sekarang ini harus dipertahankan. Cara menghargainya antara lain : a. menghormati semua pemeluk agama, b. senang bergaul dan bekerja sama dengan semua suku bangsa, c. menghadiri undangan kegiatan yang diselenggarakan berbagai kelompok masyarakat, dan d. tidak memandang rendah terhadap budaya dan adat kebiasaan yang ada di masyarakat .
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENUTUP
KESIMPULAN 1. Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua yang dicetuskan Mpu Tantular. 2. Pentingnya persatuan dapat membantu kuat dalam menghadapi segala tantangan dan cobaan. 3. Masing-masing suku bangsa memiliki budaya yang khas, seperti bentuk rumah dan pakaian adat, tarian daerah, lagu dan alat musik daerah. 4. Banyak masyarakat yang masih mempertahankan kebudayaan dan tradisi leluhur sementara yang lain mengikuti budaya baru. 5. Menghargai keanekaragaman di masyarakat dilakukan dengan cara menghormati dan menerima keberadaan berbagai agama, suku bangsa, sistem kekerabatan, budaya dan adat kebiasaan warga masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Sutoyo, Leo dkk.2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Kemendikbud Suranti.2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Tantya, Winardi dkk.(2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6 Hasil Lembar Observasi Siklus I
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 7 Hasil Lembar Kuesioner Siklus I
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah Rata-rata
Inisial Siswa YN AAD NRP AVK FDW APA MDF AWN BJEW A FL RPR DFAA DWD WIR R SAAW SNR APIPS ASTNF NFP RTD FYE MAAP RDS
Skor 66 70 59 70 63 61 70 64 72 72 70 73 64 68 63 63 66 64 72 56 61 62 61 62 62
Nilai Motivasi 82,5 87,5 73,75 87,5 83,75 76,75 87,5 80 90 90 87,5 91,25 80 85 83,75 83,75 82,5 80 90 71 76,25 77,5 76,25 77,5 77,5
1635 66.52
2052,75
-
82,11
Baik
Jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik Persentase
183
Kriteria Baik Sangat baik Baik Sangat baik Baik Baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
25 siswa 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 8 Hasil Lembar Observasi Siklus II
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 9 Hasil Lembar Kuesioner Siklus II
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah Rata-rata
Inisial Siswa YN AAD NRP AVK FDW APA MDF AWN BJEW A FL RPR DFAA DWD WIR R SAAW SNR APIPS ASTNF NFP RTD FYE MAAP RDS
Skor 70 75 68 74 70 67 76 68 73 72 74 74 69 70 70 66 69 70 72 62 68 62 69 64 65
Nilai Motivasi 88,5 93,75 85 92,5 88,5 83,75 95 85 91,25 90 92,5 92,5 86,5 88,5 88,5 82,5 86,5 88,5 93,75 77,5 85 77,5 86,5 80 81,25
1737 69.48
2178,75
Kriteria Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Baik Baik Sangat baik Baik Baik Sangat baik
87,15
Jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik Persentase
25 siswa 100%
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 10 Foto-foto Kegiatan
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FOTO-FOTO KEGIATAN
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 11 Surat Izin Penelitian
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CURRICULUM VITAE Novan Krisna Jati Nugroho lahir di Yogyakarta 6 November 1992. Menamatkan pendidikan SD di SD Negeri Koroulon 1 di Sleman tahun 2005. Setelah itu menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 2 Ngemplak dan selesai tahun 2008. Melanjutkan Sekolah DI SMA Negeri 2 Ngaglik kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Sanata Dharma tahun 2011. Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
211