PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGMLOKO 1 PADA MATERIKPK DAN FPB MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Faisal Arif Rifai NIM : 121134205
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGMLOKO 1 PADA MATERIKPK DAN FPB MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Faisal Arif Rifai NIM : 121134205
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk: 1. ALLAH SWT yang selalu memberikan karunia dalam kehidupan saya. 2. Orang tua saya, Bapak Suharto dan Ibu Umi Musyayadah yang selalu menemani dan mendukung setiap langkah-langkah kehidupan saya. 3. Kakak saya mbak Lita dan mas Dodo yang selalu mendukung dan membantu saya dalam setiap perjalanan kuliah saya. 4. Sahabat-sahabat saya Assa Prima Sekarini,Frengki Widiyatmoko , Muhamad Yusuf arofiq, Ririn Septianingrum, Armi Yustina, Arum Purna Andari, Leni setiyaningsih, dan Dwi Marginingsih yang telah memberikan semangat dan keceriaan selama menempuh pendidikan di PGSD. 5. Karyawan saya Febri, Achadi, Edi, Dani, Yoto, Saroh, Sri, Sari, Nana yang selalu membantu saya mencari rezeki hingga saya dapat menyelesaikan kuliah saya. 6. Seluruh warga SD Negeri Karangmloko 1 terimakasih atas bantuan, dan perhatian yang diberikan. 7. Seluruh anggota tim balap KMS Faisal Group yang selalu memberikan motivasi agar saya dapat menjadi sarjana.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Keberhasilan adalah sebuah proses. Niatmu adalah awal keberhasilan.Peluh keringatmu adalah penyedapnya.Tetesan air matamu adalah pewarnanya. Doamu dan doa orang-orang isekitarmu adalah bara api yang mematangkannya. Kegagalandi setiap langkahmu adalah pengawetnya.aka dari itu, bersabarlah! Allah selalu menyertai orang-orang yang penuh kesabaran dalam roses menuju keberhasilan. Sesungguhnya kesabaran akan membuatmu mengerti bagaimana cara mensyukuri arti sebuah keberhasilan َم ْن ى َم َم ى َم ى ِففى َم َم ِفى ْنا ِف ْن ِف ى َم ُه َم ى فى َم ِف ْن ِف ى ىِف „‟Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah „‟ (HR.Turmudzi) “Intelligence is not the determinant of success, but hard work is the real determinant of your success.” Kecerdasan bukan penentu kesuksesan, tetapi kerja keras merupakan penentu kesuksesanmu yang sebenarnya.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 6 Juni 2016 Yang membuat pernyataan,
Faisal Arif Rifai NIM: 121134205
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Faisal Arif Rifai Nomor Mahasiswa : 121134205 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGMLOKO 1 PADA MATERI KPK DAN FPB MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 6 Juni 2016 Yang menyatakan,
Faisal Arif Rifai
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Faisal Arif Rifai (121134205) Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) memaparkan penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa; (2) mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi KPK dan FPB; dan (3) mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi KPK dan FPB. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 yang berjumlah 33 siswa.Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, kuesioner dan soal evaluasi essay.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Langkah-langkah pendekatan pembelajaran kontekstual sebagai berikut: (1)relating, (2)applying,(3)experiencing,(4)cooperting, dan (5) transfering. Peningkatan hasil belajar ditunjukkan pada, kondisi awal rata-rata hasil belajar, yaitu 60,73 dengan persentase ketuntasan 39%, meningkat pada siklus I rata-rata hasil belajar menjadi 65,76 dengan persentase ketuntasan 64%, pada siklus II rata-rata hasil belajar menjadi 73,33 dengan presentase ketuntasan 82%. Kemampuan berpikir kritis siswa menunjukkan, kondisi awal nilai kemampuan berpikir kritis siswa 57,45 pada kriteria “tidak kritis”, meningkat menjadi 67,06 pada kriteria “cukup kritis” pada siklus I,dan meningkat lagi menjadi 71,82 pada siklus II. Presentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis pada kondisiawal 42%, meningkat menjadi 64% pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 82% pada siklus II. Kata Kunci: Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis, Kontekstual atau CTL
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT The Improving Learning Outcomes and Critical Thinking Skill of the Fifth Graders of SD Negeri Karangmloko 1 on the KPK and FPB material through Contextual Learning Approach Faisal Arif Rifai (121134205) Sanata Dharma University 2016 This research motivated by the result of learning math and critical thinking skill of the fifth graders of SD Negeri Karangmloko 1 of the school year 2015/2016 is low. This research aims to; (1) describes the application of contextual approach to improve the learning outcomes in mathematics and critical thinking skill of the students; (2) improves and know the improvement of the students’ learning outcomes by using a contextual approach on the KPK and FPB material; and (3) increase and determine the increase of students' critical thinking skill by using a contextual approach to the KPK and FPB material. This type of the research is classrooms action research. The subject of this research is the students of fifth graders of SD Negeri Karangmloko 1 and consists of 33 students. The object of this research is to increase the learning outcomes in mathematics and critical thinking skill of the students. The instrument that is used of this research, they are interviews, observation, questionnaire and essay evaluation questions. The data analysis technique that is used in this research is an analysis of quantitative and qualitative data. The steps of contextual learning approach are: (1) Relating, (2) Applying, (3) Experiencing, (4) Cooperating, and (5) Transferring. The improvement of the result shows that the mean score is 60.73 with the percentage 39%, increase in cycle I with the mean score becomes 65.76 it improves 64%, in cycle II the mean score is 73.33 and the percentage is 82%. The students’ critical thinking skill shows, a pre-cycle (beginning) students' critical thinking skill is 57.45 with the criteria "not critical", after use the value of critical thinking skill it increases to 67.06 with the criteria "fairly critical" in the cycle I, and it increases again to 71.82 in the cycle II. A percentage of the students who are critical are low in pre-cycle (beginning) 42%, it improves 64% in the cycle I, and it increases again becomes 82% in the cycle II. Keywords: Learning Outcomes, Critical Thinking Skill, Contextual or CTL
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual”ini dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari berbagai hambatan, seperti keterbatasan waktu, pengetahuan, dan pengalaman.Namun, berkat semangat dan dukungan dari berbagai pihak, penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma 2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma 3. Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma. 4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Maria Agustina Amelia, S.Si, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Sumarno, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Karangmloko 1 yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis. 7. Ratna Indrayanti, S.Pd. selaku guru kelas III SD Negeri Karangmloko 1 yang telah memberikan banyak bantuan selama penelitian tindakan kelas. 8. Para guru SD Negeri Karangmloko 1 telah memberikan banyak bantuan selama penelitian di sekolah. 9. Teman-teman kelompok skripsi Frengki, Janu, Ibnu, Husein, Ulil, Ardian, Adit, Ambar, Yashinta, Asti, Riza, Upik, Eva, Tesa dan Wulan yang telah berbagi pengetahuan, semangat, dalam proses penyusunan skripsi. 10. Teman-teman PGSD angkatan 2012 khususnya kelas E, yang berjuang dalam suka dan duka selama menumpuh pendidikan di PGSD.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Keluarga saya, Bapak Ibu dan kakak saya yang selalu mendoakan dan memberikan semangat demi kesuksesan dan masa depan saya. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendoakan, membantu, dan mendukung peneliti dalam menyusun skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, penulis menerima dengan senang hati kritik dan saran yang membangun.Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca sekaligus menjadi sumber belajar dan meningkatkan pengetahuan yang digunakan sebagai acuan dan pegangan bagi pembaca. Yogyakarta, 6 Juni 2016 Penulis,
Faisal Arif Rifai
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .....................................................................xii ABSTRAK .......................................................................................................viii ABSTRACT ......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xviii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ............................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 8 1.3 Batasan masalah .......................................................................................... 8 1.4 Rumusan Masalah........................................................................................ 9 1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10 1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10 1.7 Definisi Operasional .................................................................................. 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ............................................................................................... 14 Belajar ...................................................................................................... 14 Hasil Belajar ............................................................................................. 15
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berpikir Kritis .......................................................................................... 24 Matematika ............................................................................................... 26 Pendekatan Pembelajaran Kontekstual .................................................... 36 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................................. 43 2.3 Kerangka Berpikir................................................................................................ 47 2.4 Hipotesis Tindakan .............................................................................................. 51
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penenlitian .................................................................................................. 52 3.2 Setting penelitian ................................................................................................. 56 3.3 Persiapan .............................................................................................................. 57 3.4 Rencana setiap siklus ........................................................................................... 58 3.5 Teknik pengumpulan data .................................................................................... 68 3.6 Instrumen penelitian............................................................................................. 71 3.7 Teknik Pengujian Instrumen ................................................................................ 77 3.8 Teknik Analisis Data............................................................................................ 88 3.9 Indikator Keberhasilan ......................................................................................... 99 3.10 Indikator Keberhasilan ..................................................................................... 100
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tindakan Tiap Siklus ......................................................................................... 102
4.1.1 Pra Tindakan ...................................................................................102 4.1.2 Tindakan Siklus I ............................................................................103 4.1.3
Tindakan Siklus II ........................................................................111
4.2 Hasil Belajar ....................................................................................................... 116
4.2.1 Data Nilai Hasil Belajar Siswa ........................................................116 4.2.2
Data nilai kemampuan berpikir kritis siswa ................................122
4.3 Pembahasan ..................................................................................................... 159 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 173 5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 174
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.3 Saran ...................................................................................................... 175 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 176 LAMPIRAN ...................................................................................................... 177
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Kemampuan Berpikir Kritis ……………………70 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Proses Pembelajaran ..…………………………71 Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis…..…………………….72 Tabel 3.4. Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis …..…………………..73 Tabel3. 5. Pedoman Penskoran Kuesioner
………………………………………74
Tabel 3.6. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I
………………………………………74
Tabel 3.7. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II
……………………………………..75
Tabel 3.8. Kriteria Kelayakan Validasi
…………………………………………76
Tabel 3. 9. Hasil Validasi Silabus …………………………………………………77 Tabel 3.10. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tabel 3.11 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS)
…………………78
…………………………..81
Tabel 3.12. Hasil Validasi Materi Ajar ……………………………………………82 Tabel 3.13 Hasil Validasi Kuesioner
…………………………………………….85
Tabel 3.14. Hasil Validasi Lembar Evaluasi ………………………………………87 Tabel 3.15. Kriteria Nilai Hasil Belajar
…………………………………………..88
Tabel 3.16 Penilaian Acuan Patokan I (PAP) I
………………………………….89
Tabel 3.17. Rentang Skor Indikator 1
…………………………………………….90
Tabel 3.18. Rentang Skor Indikator 2
…………………………………………….91
Tabel 3.19. Rentang Skor Indikator 3
…………………………………………….92
Tabel 3.20. Rentang Skor Indikator 4
…………………………………………….93
Tabel 3.21. Rentang Skor Indikator 5
……………………………………………94
Tabel 3.22. Rentang Skor Indikator 6 ……………………………………………..94
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.23. Rentang Skor Seluruh Indikator
…………………………………….96
Tabel 3.24. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
……………………………………..96
Tabel 4.1 Skor Lembar Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus..................................................................................................... 105 Tabel 4.2. Skor Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa …………………111 Tabel 4.3. Data Nilai Hasil Belajar Pratindakan (Awal)
………………………113
Tabel 4.4. Data Nilai Hasil Belajar Siklus I
……………………………………114
Tabel 4.5. Data Nilai Hasil Belajar Siklus II
…………………………………..116
Tabel 4.6. Data Kuesioner Pratindakan Siswa Indikator 1 ……………………….118 Tabel 4.7 Data Kuesioner Pratindakan Siswa Indikator 2 ………………………119 Tabel 4.8. Data Kuesioner Pratindakan Siswa Indikator 3
…………………….121
Tabel 4.9. Data Kuesioner Pratindakan Siswa Indikator 4
…………………122
Tabel 4.10. Data Kuesioner Pratindakan Siswa Indikator 5
……………………123
Tabel 4.11. Data Kuesioner Pratindakan Siswa Indikator 6
…………………125
Tabel 4.12. Data Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal
…………………127
Tabel 4.13. Data Awal Keseluruhan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis ………….128 Tabel 4.14. Data Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I Indikator 1 ……………………………………………………………129 Tabel 4.15 Data Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I Indikator 2 ………………………………………………………131 Tabel 4.16. Data Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I Indikator 3 ………………………………………………………133 Tabel 4.17. Data Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I Indikator 4 ………………………………………………………134
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.18. Data Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I Indikator 5 ………………………………………………………….136 Tabel 4.19. Data Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I Indikator 6 ...............…………………………………………………137 Tabel 4.20. Data Skor Keseluruhan Indikator Siklus I …………………………..139 Tabel 4.21. Data Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II Indikator 1 ……………………………………………………………140 Tabel 4.22. Data Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II Indikator 2 …………………………………………………………142 Tabel 4.23. Data Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II Indikator 3 …………………………………………………………....143 Tabel 4.24. Data Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II Indikator 4 ………………………………………………………145 Tabel 4.25. Data Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II Indikator 5 ……………………………………………………………146 Tabel 4.26. Data Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II Indikator 6 …………………….…………………………………….148 Tabel 4.27. Data Skor Keseluruhan Indikator Siklus II
…………………………149
Tabel 4.28. Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I ……………….151 Tabel 4.29. Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II ………………152 Tabel 4.30. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa …………………………………158 Tabel 4.31. Persentase Jumlah Siswa Yang Minimal Cukup Kritis Tabel 4.32. Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis
……………160
……………………….162
Tabel 4.33. Perbandingan Pencapaian Penelitian ………………………………..164
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Bagan penelitian yang relevan ………………………………………46 Gambar 3.1. Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis& Taggart ……………53 Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ………155 Gambar 4.2. Perbandingan Nilai Rata-Rata Hasil Tes …………………………156 Gambar 4.3. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa .......……………...159 Gambar 4.4
Grafik Presentase Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai Minimal Cukup Kritis …………………………………………….161
Gambar 4.5
Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa (Observasi) ............163
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.
DAFTAR LAMPIRAN Surat Penelitian …………………………………………………151
Lampiran 2.
Validasi RPP ……………………………………………………153
Lampiran 3.
RPP Siklus I
Lampiran 4.
RPP Siklus II …………………………………………………..182
Lampiran 5.
Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I . ……………………….199
Lampiran 6.
Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II ………………………201
Lampiran 7.
Validasi instrumen kuesioner kemampuan berpikir kritis ……..204
Lampiran 8.
Contoh kuesioner yang dikerjakan siswa pratindakan …………212
Lampiran 9.
Contoh kuesioner yang dikerjakan siswa siklus I ……………..215
…………………………………………………..182
Lampiran 10. Contoh kuesioner yang dikerjakan siswa siklus II …………….218 Lampiran 11. Skor tabulasi kuesioner kemampuan berpikir kritis pratindakan .221 Lampiran 12. Skor tabulasi kuesioner kemampuan berpikir kritis siklus I........222 Lampiran 13. Skor tabulasi kuesioner kemampuan berpikir kritis siklus II …..223 Lampiran 14. Skor tabulasi lembar pengamatan ……………………………..224 Lampiran 15. Laporan hasil wawancara ………………………………………225
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini menuntut manusia untuk selalu berupaya meningkatkan kualitas dan kemampuan diri agar bisa hidup sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi tersebut. Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas dan kemampuan diri. Dengan demikian, pendidikan merupakan upaya penting dalam rangka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Hampir di semua bidang ilmu memerlukan matematika di dalamnya. Dalam kehidupan sehari- hari pun memerlukan matematika. Oleh karena itu, matematika sangat perlu dipelajari manusia. Hal inilah yang mendasari diajarkannya bidang studi matematika di dalam pendidikan formal. Kata matematika berasal dari perkataan latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge atau science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lain yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berfikir). Jadi, berdasarkan asal katanya maka perkataan matematika berarti ilmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengetahuan yang didapat dengan berfikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan daam dunia rasio (penalaran) bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi, matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia yang berhubugan dengan ide, proses dan penalaran (Russeffendi ET, 1980:148) Soedjadi (2000: 11) berpendapat bahwa matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik yang erat
hubungannya dengan angka dan bilangan.
Menurut Susanto (2013: 185), matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol dalam matematika yang meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan
dapat
permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. Lerner (dalam Agustin, 2011: 47) menambahkan bahwa matematika selain sebagai bahasa simbolis, matematika juga merupakan bahasa universal
yang
memungkinkan
manusia
berpikir,
mencatat,
dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian matematika tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajari tentang angka dan bilangan serta menggunakan simbol-simbol dalam matematika untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman siswa belajar matematika sangat penting untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari- hari (Soedjadi, 1999: 44). Siswa harus menguasai matematika selain untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari- hari juga untuk mempelajari bidang studi lain, karena hampir pada semua 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bidang studi memerlukan matematika. Itulah sebabnya matematika dipelajari oleh semua siswa Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah bahkan juga di Perguruan Tinggi. Karena matematika sangat berperan penting dalam kehidupan, di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, matematika menjadi bidang studi yang wajib ditempuh siswa. Oleh karena itu pembelajaran matematika di sekolah dasar harus benar-benar diperhatikan. Mulai dari penggunaan metode, media, pengelolaan kelas, evaluasi, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Sebagai guru yang profesional, menjadi sebuah tanggung jawab untuk dapat mengajarkan matematika sesuai dengan keilmuan yang dimilikinya agar dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Pembelajaran matematika hendaknya disesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar siswa supaya siswa lebih mudah memahami konsep matematika secara mendalam dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika selalu identik dengan kemampuan berhitung, Salah satu penyebab rendahnya kemampuan berhitung siswa dikarenakan pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat satu arah dimana guru sebagai sumber, penyedia, dan pemberi informasi (konvensional), sedangkan siswa hanya mencatat apa yang disampaikan guru. Dengan kata lain, guru masih menggunakan pendekatan teacher centered, artinya guru menjadi sumber dari segala pengetahuan yang akan diterima dan diketahui siswa. Selain itu, guru dalam menjelaskan materi juga belum mengkaitkan materi dengan situasi dunia nyata siswa.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada saat kegiatan PPL di SD Negeri Karangmloko 1 , ditemukan fakta bahwa proses pembelajaran matematika masih belum sesuai dengan standar proses pendidikan yang didesain untuk membelajarkan siswa atau menjadikan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran. Proses pembelajaran matematika yang diharapkan dapat mengaktifkan siswa belum sepenuhnya terwujud. Proses pembelajaran yang terjadi hanyalah proses pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai objek belajar, mereka terbiasa dengan menerima langsung materi pelajaran tanpa harus menemukan atau mengkonstruksinya sendiri. Selama ini dalam pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Karangmloko 1 masih banyak guru yang mengkondisikan siswa untuk menghafal seperangkat fakta yang diberikan guru, seolah-olah guru sebagai sumber utama pengetahuan. Umumnya metode yang digunakan adalah metode ceramah sehingga proses pembelajaran bersifat monoton, siswa cenderung pasif, kurang bersemangat dan kurang termotivasi dalam belajar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran sehari-hari pada saat PPL diketahui bahwa motivasi belajar di SD Negeri Karangmloko 1 masih rendah. Hal ini terlihat saat proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang kurang bersemangat, kurang antusias, dan tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Banyak dari mereka yang tidak memperhatikan penjelasan guru, asyik bermain, mengobrol dengan temannya, dan ada yang melamun. Sebagian besar siswa di SD Negeri Karangmloko 1 tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik, sehingga siswa tidak bisa menyerap 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi yang diberikan oleh guru dengan baik. Kebanyakan siswa kurang bersemangat dan kurang antusias terutama saat mengikuti pembelajaran Matematika,
karena
mereka
menganggap
pembelajaraan
Matematika
membosankan, menakutkan, dan sulit dipahami. Penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran yang kurang bervariasi dalam proses pembelajaran merupakan salah satu penyebab yang membuat motivasi belajar Matematika siswa di SD Negeri Karangmloko 1 rendah. Siswa merasa kurang bersemangat karena metode belajaranya menggunakan metode ceramah, dan siswa juga tidak dihadapkan dengan realitas kehidupan, serta menemukan persoalan matematis untuk diselesaikan baik secara berkelompok ataupun sendiri saat kegiatan pembelajaran matematika berlangsung. Hal tersebut mengakibatkan nilai ulangan harian sebagian siswa mendapatkan nilai di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 60. Nilai mata pelajaran
di bawah KKM yang banyak
diperoleh siswa salah satunya adalah mata pelajaran Matematika. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada saat kegiatan PPL, nilai ulangan harian dan ujian tengah semster mata pelajaran matematika kelas V menunjukkan 39% siswa mendapatkan nilai di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 60 sedangkan nilai rata-rata kelas hanya 60,73. Melihat realita di atas, hal ini harus segera ditindak lanjuti dan dicari solusi yang terbaik yang dapat menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
motivasi dalam belajar. Selain dukungan dari orang tua, anak juga harus selalu dinasehati dan dimotivasi oleh guru agar mereka mau belajar dengan sungguhsungguh dan baik di rumah maupun di sekolah. Guru harus bisa menciptakan proses pembelajran yang menarik dan bervariasi supaya siswa lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Motivasi belajar siswa yang tinggi akan dapat meningkatkan dan memaksimalkan kemampuannya. Apabila dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak berpartisipasi aktif, bahkan siswa yang menemukan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya maka hasilnya pun akan lebih memuaskan. Sebab apa yang ditemukan sendiri oleh siswa akan lebih membekas di dalam benak dan ingatannya. Jadi, tanpa harus guru menuntut untuk menghapal, dengan sendirinya siswa akan hafal atau mengingat apa yang telah ia pelajari atau temukan dengan sendirinya. Salah satu langkah yang tepat adalah dengan menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, yang bisa meningkatkan hasil belajar matematika sekaligus bisa membantu siswa mendapat manfaat materi yang dipelajari yang berhubungan dengan dunia nyata serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu strategi yang dapat mengatasi masalah tentang aktivitas belajar siswa adalah pendekatan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning. Wina Sanjaya (2008:34) mengemukakan bahwa CTL merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Belajar dalam konteks CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalui proses berpengalaman, 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotor. Siswa yang belajar melalui pendekatan CTL diharapkan dapat menemukan sendiri materi yang dipelajarinya. Menurut Sugiyanto (2008: 20), penggunaan pendekatan CTL ini diharapkan proses pembelajaran dapat berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan mengalami bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Selain itu, alasan peneliti menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajran matematika karena menurut Sugiyanto (2008:25), pendekatan CTL memiliki kelebihan sebagai berikut pembelajaran menjadi lebih bermakana dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kenidupan nyata. Dengan konsep pendekatan pembelajaran kontekstual siswa dapat menemukan hubungan yang sangat berkmakna antara ide-ide abstrak dan penerapan praktis didalam konteks dunia nyata.siswa akan menyadari bahwa apa yang dipelajari tersebut berguna bagi hidupnya kelak. Dengan demikiian, pembelajaran akan lebih menyenangkan dan membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar. Melalui penggunaan pendekatan pembelajaran pendekatan pembelajaran kontekstual, diharapkan motivasi belajar siswa SD Negeri Karangmloko 1 dalam mengikuti pembelajaran Matematika dapat lebih meningkat, dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, dan hasil belajarnya akan lebih baik. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan uraian tersebut,peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual”
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka muncul beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran Matematika di SD Negeri Karangmloko 1 kurang bervariasi, cenderung menggunakan metode ceramah dan kurang dihadapkan tentang permasalahan sehari-hari sehingga siswa menjadi pasif dan merasa bosan 2. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi KPK dan FPB kelas V SD Negeri Karangmloko 1. 3. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi masalah, mengingat adanya keterbatasanketerbatasan baik dari segi waktu, dana, tenaga dan pengalaman peneliti. Untuk itu dalam penelitian ini dibatasi tentang :
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Peningkatan hasil belajar matematika melalui penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada materi KPK dan FPB kelas V SD Negeri Karangmloko 1. 2. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika melalui penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada materi KPK dan FPB kelas V SD Negeri Karangmloko 1.
1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana
penerapan
pendekatan
pembelajaran
kontekstual
untuk
meningkatkan hasil belajar matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2015/2016 ? 2. Apakah
pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil
belajar matematika dalam materi KPK dan FPB siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2015/2016? 3. Apakah pendekatan pembelajaran kontekstual pada materi KPK dan FPB dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2015/2016?
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.5 Tujuan Penelitian 1. Memaparkan cara penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1. 2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa pada materi KPK dan FPB melalui pendekatan pembelajaran kontekstual. 3. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi KPK dan FPB pada siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual.
1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti a. Menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil pengamatan langsung, memberikan
wawasan
lebih
mengenai
pendekatan
pembelajaran
kontekstual. b. Peneliti dapat menggunakan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang diperoleh selama penelitian untuk bekal mengajar kelak setelah menjadi guru terutama dalam mengajar Matematika . Selain itu juga dapat dijadikan bahan masukan dalam proses pembelajaran dan memberikan alternatif pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Manfaat bagi guru Sebagai masukan supaya guru lebih inovatif dalam proses pembelajran, menggunakan metode, pendekatan dan media yang bervariasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. 3. Manfaat bagi siswa a. Meningkatkan
motivasi
belajar
dengan
penerapan
pendekatan
pembelajaran kontekstual. b. Menyadari begitu pentingnya ilmu matematika bagi kehidupan sehari c. Meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika materi KPK dan FPB pada siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 melalui pendekatan pembelajaran kontekstual. 4. Manfaat bagi sekolah a. Sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai macam pendekatan dan metode pembelajaran.
1.7 Definisi Operasional 1.
Belajar adalah proses perubahan keseluruhan tingkah laku individu yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Hasil belajar adalah perubuhan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang meliputi segenap ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol, angka, huruf atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik.
Dalam penelitian ini hasil
belajar dibatasi pada pencapaian nilai matematika pada materi KPK dan FPB. 3. Berpikir kritis adalah kegiatan berpikir yang didasarkan pada pemahaman yang relevan dan dapat dipertanggung jawabkan dalam rangka memperoleh pemahaman baru yang semakin jelas dan kebenarannya dapat di pertanggung jawabkan. 4. Matematika merupakan adalah ide (gagasan- gagasan), aturan- aturan, hubungan- hubungan yang diatur secara logis berkaitan dengan konsepkonsep abstrak meggunakan simbol (lambang) dan penalaran deduktif yang menekankan aktifitas penalaran. 5. FPB ( Faktor Persekutuan Terbesar ) adalah faktor persekutuan 2 bilangan atau lebih yang nilainya paling besar.Jika bilangan bulat positif r merupakan faktor bilangan bulat positif p dan q, maka r disebut faktor persekutuan p dan q. selanjutnya diantara faktor persekutuan dua bilangan tersebut terdapat bilangan yang terbesar. 6. KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) adalah kelipatan persekutuan dari dua bilangan atau lebih yang merupakan kelipatan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru untuk mengkaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan dunia nyata siswa, dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 1. Belajar Berbagai pendapat yang dikemukakan para ahli tentang pengertian belajar, diantaranya Morgan (Ngalim Purwanto, 2002: 24) berpendapat bahwa “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Kemudian, menurut Slameto(2003: 2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Selanjutnya Wittig, (Muhiibbin Syah, 2008: 6566), mengemukakan bahwa “belajar ialah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”. Sedangkan menurut Sardiman (2007: 21) “belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsure cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik” . Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha perubahan keseluruhan tingkah laku individu yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
psikomotorik yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Gagnet (dalam Dahar, 2011: 118) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa baik kemampuan kognitif, sikap, informasi verbal, maupun keterampilan motorik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Menurut Abin Syamsudin Makmun (2003: 2), hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dalam bidang studi tertentu. Siswa mengalami proses belajar yang diukur dengan tes standar. Dengan kata lain hasil belajar adalah perubuhan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang siswa setelah ia mengikuti proses belajar tertentu. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2008: 216) menyebutkan bahwa “pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang sebagai akibat pengalaman dan proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol, angka, huruf atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Nana Sudjana, 2009:49) hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: 1) Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 2) Ranah Afektif Karthwohl (dalam Purwanto, 2010: 51) membagi hasil belajar afektif menjadi lima tingkatan yaitu penerimaan, pastisipasi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah Psikomotor Taksonomi yang paling banyak digunakan dalam taksonomi hasil belajar psikomotorik adalah dari Simpson (dalam Purwanto, 2010: 53) yang mengklasifikasi hasil belajar psikomotorik menjadi enam: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan kreativitas. Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Nohei Nasution dan kawan-kawan dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002: 142- 171) mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, adalah sebagai berikut: 1) Faktor dari luar (eksternal) meliputi: a) Faktor Lingkungan (1) Lingkungan alami Lingkungan alami adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup, dan berusaha didalamnya. Dalam hal ini keadaan suhu dan kelembaban udara sangat berpengaruh dalam belajar anak didik. Anak didik akan belajar lebih baik dalam keadaan udara yang segar. (2) Lingkungan sosial budaya Pada lingkungan ini, sekolah yang merupakan salah satu lingkungan sosial budaya bagi anak didik, harus diterapkan sebuah peraturan yang jika dilanggar akan dikenakan sanksi untuk anak didik. Hal ini dalam mendidik rasa tanggung jawab dan menghormati peraturan. b) Faktor Instrumental (1) Kurikulum Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakn unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum belajar mengajar 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak dapat berlangsung, karena materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran harus direncanakan terlebih dahulu. (2) Program Setiap sekolah mempunyai program pendidikan yang disusun
untuk
dijalankan
untuk
kemajuan
pendidikan.
Keberhasilan pendidikan disekolah tergantung dengan baik tidaknya program yang dirancang. Perbedaan kualitas program pun akan membedakan kualitas pengajaran. (3) Sarana dan fasilitas Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah
misalnya
sebagai
tempat
yang
strategis
bagi
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar disekolah. Jumlah ruang kelas pun harus menyesuaikan peserta didik. Karena jika anak didik lebih banyak dari pada jumlah kelas, akan terjadi banyak masalah, yang tentunya akan berpengaruh pada hasil belajar anak (4) Guru Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Maka, kehadiran guru mutlak didalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tanpa guru tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar disekolah. Jangankan tanpa guru, kekurangan guru saja akan menjadi masalah 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Faktor dari dalam (internal) meliputi: a) Fisiologis (1) Kondisi fisiologis Pada umumnya kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap kemampuan belahjar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan orang yang sedang sakit atau kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi, ternyata kemampuan belajarnya dibawah anakanak yang tercukupi gizinya; mereka akan lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran. (2) Kondisi panca indra Kondisi panca indra juga sangat mempengaruhi belajar siswa. Terutama mata sebagai alat melihat dan telinga sebagai alat mendengar. Karena sebagian besar anak belajar dengan membaca,
mendenggar,
dan
melakukan
observasi
dan
sebagainya. Jika panca indra terganggu, ini akan mempengaruhi hasil belajar dan proses belajar anak didik. b) Kondisi Psikologis (1) Minat Menurut Slameto (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 157) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Biasanya, anak yang minat terhadap suatu kegiatan atau hal, dia cenderung akan lebih cepat memahaminya.
(2) Kecerdasan Perkembangan taraf intelegensi anak berkembang pesat pada usia balita dan mulai menetap pada akhir masa remaja. Tingkat kecerdasan diakui sangat menentukan keberhasilan belajar anak didik. Karena anak didik yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik, begitu sebaliknya. (3) Bakat Bakat adalah kemampuan yang dimiliki anak sejak lahir. Bakat dapat berkembang apabila terus dilatih namun bakat dapat hilang apabila si anak maupun orang tua tidak mengetahuinya. (4) Motivasi Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi, motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. (5) Kemampuan kognitif Dalam dunia pendidikan, ada tiga tujuan untama yang arus dicapai. Yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif adalah
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan yang selalu dituntut untuk dikuasai anak didik, karena menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan. Selanjutnya menurut Dalyono berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu dari dalam diri seseorang yang belajar dan dari luar dirinya (Dalyono, 2007: 55-60). Faktor-faktor tersebut meliputi: 1) Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) a) Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang sedang tidak sehat, sakit kepala, batuk, demam, dan gangguan pikiran, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. b) Intelegensi dan bakat Seseorang yang mempunyai intelegensi tinggi dan bakatnya sesuai dengan yang dipelajari maka proses belajarnya akan lancar dan hasilnya pun akan lebih baik. c) Minat dan motivasi Minat yang besar merupakan modal yang besar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Begitu juga dengan motivasi, kuat lemahnya motivasi belajar seseorang akan mempengaruhi keberhasilannya.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d) Cara belajar Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan. 2) Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) a) Keluarga Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak, tenang tidaknya situasi rumah, semua itu mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. b) Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar, kualitas guru, metode pembelajaran, kurikulum, sarana dan prasarana sekolah, turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. c) Masyarakat Keadaan masyarakat disekitar anak dapat mempengaruhi prestasi belajar anak. d) Lingkungan sekitar
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keadaan lingkungan, bangunan rumah, susana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim, dan sebagainya dapat mempengaruhi prestasi belajar. Dalam proses pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik diperlukan evaluasi belajar. “Melalui evaluasi, dapat diketahui kemajuan-kemajuan belajar yang dialami oleh anak, dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang diperoleh dan diketahui anak, serta dapat merncanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya” ( Abu ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 198). Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes hasil belajar. Tes hasil belajar akan menggambarkan sejauh mana siswa telah mencapai hasil yang diharapkan dari proses belajar mengajar dan prestasi yang telah dicapai siswa. Berdasarkan pemaparan dari beberapa pendapat ahli diatas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Dapat disimpulkan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu : a. Faktor internal yang terdiri dari minat, bakat, kecerdasan, kesehatan, motivasi dan kemampuan kognitif. b. Faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Berpikir Kritis Elaine B. Johnson (2010:183) mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Kemudian Susanto (2013: 121) mengatakan bahwa berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubungan dengan konsep atau suatu masalah. Kemudian menurut Ennis (Susanto, 2013: 121), berpikir kritis merupakan suatu bentuk berpikir dengan tujuan memperoleh keputusan yang bisa masuk akal tentang kejadian atau masalah apa yang dilakukan. Sedangkan menurut Anggelo (Susanto, 2013: 122) menjelaskan bahwa berpikir kritis adalah menerapkan kegaiatan berpikir yang tinggi yang meliputi kegiatan menganalisis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan serta mengevaluasi. Baron dan Sternberd (Susanto, 2013: 123), berpendapat bahwa ada lima kunci dalam berpikir kritis, yaitu: (1) praktis, (2) relaktif, (3) masuk akal, (4) keyakinan, dan (6) tindakan. Sedangkan Fisher (1995) dalam Susanto (2013: 123) membagi strategi berpikir kritis ke dalam tiga jenis, yaitu: strategi afektif, kemampuan makro, dan ketrampilan mikro. Pertama, strategi afektif bertujuan untuk meningkatkan berpikir individu dengan caranya sendiri dan dengan percaya diri. Kedua, kemampuan makro adalah 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suatu proses yang terlibat dalam kegiatan berpikir, bertujuan untuk menghasilkan suatu ketrampilan-ketrampilan yang saling terpisah. Ketiga, ketrampilan mikro adalah ketrampilan yang menekankan pada kemampuan global. Guru dalam
melakukan proses
pembelajaran harus
dapat
memfasilitasi siswa dan mengembangkan proses berpikir kritis. Menurut Ennis (Susanto, 2013: 125) terdapat 12 indikator berpikir kritis yang terangkum dalam 5 kelompok keterampilan berpikir, yaitu: a. Memberikan penjelasan sederhana, yang meliputi: (1) memfokuskan pertanyaan, (2) menganalisis pertanyaan, (3) bertanya dan menjawab tentang sesuatu penjelasan atau tantangan. b. Membangun
keterampilan
dasar,
yaitu
meliputi:
(1)
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya, (2) mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi. c. Menyimpulkan, yang meliputi: (1) mendeduksi dan mempertimbngkan hasil deduksi, (2) menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, (3) membuat dan menentukan nilai pertimbangan. d. Memberikan penjelasan lebih lanjut, meliputi: (1) mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi dalam tiga dimensi, (2) mengidentifikasi asumsi. e. Mengatur strategi dan taktik, meliputi: (1) menentukan tindakan, (2) berinteraksi dengan orang lain.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan pendapat dari para ahli tentang indikator kemampuan berpikir kritis tersebuat, kemudian peneliti mencari kesamaan dari indikatorindikator yang sudah dipaparkan diatas. Dari indikator-indikator tersebut kemudian peneliti memilih 6 indikator sebagai fokus penelitian, yaitu (1) menganalisis argumen, (2) mampu bertanya, (3) mampu menjawab pertanyaan, (4) memecahkan masalah, (5) membuat kesimpulan, dan (6) keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan.
4. Matematika a.
Pengertian Matematika Matematika berdasarkan pendapat Susanto (2013: 185) adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi bilangan-bilangan serta symbol-simbol operasi hitung yang terdapat aktifitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berfikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat
sehari-hari.Sedangkanmenurut
Hudoyo
(1990:
3),
matematika berhubungan dengan ide (gagasan- gagasan), aturan- aturan, hubungan- hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep- konsep abstrak. Selain itu menurut Sutawijaya (1997: 176), matematika mengkaji benda abstrak (benda pikiran) yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis dengan meggunakan simbol (lambang) dan penalaran deduktif. 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hakekat matematika adalah ilmu pasti yang mengungkapkan ideide abstrak yang berisi bilangan-bilangan serta symbol-simbol operasi hitung yang terdapat aktifitas berhitung, penalaran deduktif yang menekankan aktifitas penalaran dan mampu meningkatkan kemampuan berfikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Konsep- konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar, pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan (Heruman, 2007: 2). Berikut adalah pemaparan konsep- konsep pada kurikulum matematika di SD: 1. Penanaman Konsep Dasar Penanaman konsep dasar adalah pembelajaran suatu konsep baru pada mata pelajaran matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu pola pikir siswa. 2. Pemahaman Konsep 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pemahaman konsep adalah pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. 3. Pembinaan Keterampilan Pembinaan keterampilan adalah pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep
dan
pemahaman
konsep.
Pembelajaran
pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Dengan memahami hakikat matematika di SD tersebut maka seorang guru akan memiliki suatu wawasan, visi dan strategi yang tepat dalam mengajarkan konsep- konsep matematika kepada siswanya. Jika guru memiliki suatu wawasan, visi dan strategi yang tepat dalam mengajarkan konsep- konsep matematika kepada siswanya, maka tujuan pembelajaran matematika akan tersampaikan.
b. Tujuan Matematika Susanto
(2013:189),
berpendapat
bahwa
tujuan
umum
pembelajaran matematika disekolah dasar adalah membentuk siswa agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain tujuan umun terdapat juga tujuan khusus pembelajaran matematika. Susanto (2013: 190) berpendapat bahwa ada lima tujuan khusus pembelajaran matematika disekolah dasar, yaitu: 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Memahami konsep matematika, dengan cara menjelaskan dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, menjelaskan gagasan dan pernyataan tentang matematika 3) Dapat memecahkan suatu masalah, merancang suatu model matematika, dan menganalisa tentang solusi yang diperoleh. 4) Menyampaikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau dengan menggunakan media lain untuk menjelaskan suatu masalah dalam matematika. 5) Dapat menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang sangat penting dan mendasar dalam upaya menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas serta mempunyai peranan besar baik dalam menyiapkan peserta didik terjun dalam masyarakat maupun untuk memenuhi persyaratan mengikuti jenjang pendidikan menengah. Oleh karena itu pembelajaran matematika di Sekolah Dasar akan menentukan hasil pendidikan di jenjang seelanjutnya.
Menurut
Herman
Hudoyo
(2005:
182)
pembelajaran
matematika untuk tingkat dasar mempunyai 2 aspek yaitu matematika 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagai alat untuk penyelesaian masalah dan matematika merupakan sekumpulan ketrampilan yang harus dipelajari. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir analisis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi, untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif (Badan standar nasional pendidikan, 2006: 416). Menurut Erman Suherman (2003: 58) tujuannya diberikan matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal. 1) Mempersiapkan perubahan
siswa
agar
siswa
sanggup
menghadapi
keadaan yang selalu berkembang melalui
pelatihan dalam bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien. 2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika pada pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan menggunakan
matematika
sebagai
pendukung
dalam
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika di Sekolah Dasar hendaknya 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimulai dari pengenalan masalah yang berkaitan dengan pengalamanpengalaman dalam kehidupan sehari-hari menggunakan benda-benda konkrit atau nyata agar lebih mudah dipelajari oleh siswa.
d. FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) Indriyastuti (dalam Budhayanti, 2008:22) mengatakan bahwa FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) adalah faktor persekutuan 2 bilangan atau lebih yang nilainya paling besar.Jika bilangan bulat positif r merupakan faktor bilangan bulat positif p dan q, maka r disebut faktor persekutuan p dan q. selanjutnya diantara faktor persekutuan dua bilangan tersebut terdapat bilangan yang terbesar. Contoh: Tentukan FPB dari 14, 28, dan 42! Jawaban: Faktor dari 14 adalah 1, 2, 7, 14 Faktor dari 28 adalah 1, 2, 4, 7, 14, 28 Faktor dari 42 adalah 1, 2, 3, 6, 7, 14, 21, 42 Jadi, FPB dari 14, 28, dan 42 adalah 14. Bilangan 14 adalah bilangan terbesar yang habis membagi 14, 28, dan 42. Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: “FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dari dua bilangan atau 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lebih adalah bilangan terbesar yang merupakan faktor persekutuan bilangan-bilangan tersebut”. Teknik lain untuk menentukan FPB dari dua bilangan atau lebih adalah dengan faktorisasi prima. Fakrotisasi prima yang dimaksud di sini adalah perkalian antar bilangan prima. Petunjuk untuk menentukan FPB dari dua bilangan atau lebih dapat dilakukan dengan cara berikut: a. Faktorkan bilangan-bilangan yang akan dicari FPB-nya dalam faktor prima. b.
Pilih faktor yang sama.
c.
Jika faktor yang sama mempunyai pangkat berbeda-beda, pilih faktor dengan pangkat terkecil.
Contoh: Tentukan FPB dari 36 dan 81! Jawaban: 36 = 22 × 32 81 = 34 Faktor yang sama 3, dengan pangkat terkecil 2. Jadi, FPB dari 36 dan 81 adalah 32 = 9. Contoh: Tentukan FPB dari 45, 75, dan 120! Jawaban: 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45 = 32 × 5 81 = 3 × 52 120 = 23 × 3 × 5 Faktor yang sama 3 dan 5, dengan pangkat terkecilnya 1. Jadi, FPB dari 45, 75, dan 120 adalah 3 × 5 = 15 Berdasarkan contoh-contoh tersebut dapat disimpulkan: “FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dari dua bilangan atau lebih diperoleh dari hasil kali faktor-faktor prima yang sama dengan pangkat terendah”.
2. KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) Burhan
Mustaqim
(2008:54)
mengatakan
bahwa
KPK
(Kelipatan Persekutuan Terkecil) adalah kelipatan persekutuan dari dua bilangan atau lebih yang merupakan kelipatan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya paling kecil dan habis dibagi oleh bilanganbilangan tersebut. Contoh: Tentukan KPK dari 6 dan 8
Jawaban: Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24,30, … 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24,32, … Jadi KPK dari 6 dan 8 adalah 24. Bilangan 24 adalah bilangan terkecil yang habis dibagi oleh bilangan 6 dan 8. Berdasarkan contoh di atas kita dapat mencari KPK dari dua bilangan atau lebih dengan cara sebagai berikut: a. Tentukan kelipatan dari masing-masing bilangan yang akan kita cari KPK-nya. b. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan-bilangan itu. c. Tentukan bilangan terkecil dari kelipatan persekutuan tadi. Bilangan ini merupakan KPK dari bilangan-bilangan tersebut. Teknik lain untuk menentukan KPK dari dua bilangan atau lebih adalah dengan faktorisasi prima. Faktorisasi prima yang dimaksud di sini adalah perkalian antar bilangan prima. Untuk menentukan KPK dari dua bilangan atau lebih dapat dilakukan dengan cara berikut: a.
Faktorkan bilangan-bilangan yang akan dicari KPK-nya dalam factor prima.
b. Ambil semua faktor yang ada. c. Jika ada faktor yang sama dan faktor tersebut mempunyai pangkat yang berbeda-beda ambil faktor yang mempunyai pangkat terbesar. Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut. Contoh: 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tentukan KPK dari 42 dan 18! Jawaban: 42 = 2 × 3 × 7 18 = 2 × 32 KPK dari 42 dan 18 adalah 2 × 32 × 7 = 126 Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan: “KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari dua bilangan atau lebih adalah hasil kali semua faktor-faktor prima pada kedua bilangan, jika adafaktor yang sama pilih faktor dengan pangkat terbesar”.
5. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dalam proses belajar mengajar diperlukan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru supaya siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran yang diajarkan khususnya pelajaran Matematika. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi, diharapkan siswa memperoleh hasil belajar yang optimal. Strategi pembelajaran yang dimaksud adalah dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual. Menurut Elaine B.Johnson (2010:14) CTL adalah sebuah system belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya Elaine B.Johnson (2010:15) menyebutkan CTL terdiri dari delapan komponen, yaitu: membuat keterkaitan yang bermakna, pembelajaran mandiri, melakukan pekerjaan yang berarti, bekerja sama, berfikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh kembang, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian yang autentik Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan antara pokok bahasan yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: a. Konstruktivisme (Constructivism) Konstruktivisme
merupakan
landasan
berfikir
pendekatan
pendekatan pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan manusia dibangun sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks
yang terbatas. Sehingga, siswa harus mengkonstruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata maupun keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Dalam pandangan konstruktivisme, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa
banyak
siswa 36
memperoleh
dan
mengingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengetahuan.Pengetahuan
tumbuh
dan
berkembang
melalui
pengalaman.Pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru (Nurhadi, 2002: 10). b. Bertanya (Questioning) Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis pendekatan pembelajaran kontekstual. Menurut Nasution (2004: 161), tujuan bertanya dalam pembelajaran adalah kegiatan guru untuk: 1) Mendorong anak berfikir untuk memecahkan suatu soal. 2) Membangkitkan pengertian yang lama maupun yang baru. 3) Menyelidiki dan menilai penguasaan murid tentang bahan pelajaran. 4) Membangkitkan minat untuk sesuatu, sehingga timbul keinginan untuk mempelajarinya. 5) Mendorong anak untuk menginterpretasi dan mengorganisasi pengetahuan dan pengalamannya dalam bentuk prinsip/generalisasi yang lebih luas. 6) Menyelidiki kepandaian, minat, kematangan, dan latar belakang anak- anak. 7) Menarik perhatian anak atau kelas. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan
pembelajaran
yang
berbasis
inkuiri.
Adapun
penerapannya dalam kelas, hampir semua aktivitas belajar, kegiatan 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bertanya dapat diterapkan: antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas, dsb. c. Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis pendekatan pembelajaran kontekstual (Nurhadi, 2002: 12). Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan. Adapun siklus dalam kegiatan inkuiri adalah observasi, bertanya, mengajukan dugaan, mengumpulkan data dan menyimpulkan. Adapun langkah-langkah dalam kegiatan inkuiri adalah: 1) Rumusan masalah, yang nantinya digunakan menjadi bahan untuk hipotesis 2) Mengamati atau melakukan observasi dengan tujuan untuk pengumpulan data 3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dll. 4) Mengkomunikasikan/menyajikan hasil karya kepada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep
learning
community
menyarankan
agar
hasil
pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Metode pembelajaran dengan teknik learning community sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Dalam kelas pembelajaran kontekstual, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompokkelompok belajar.Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen yaitu ada yang pandai dan ada yang kurang pandai supaya dapat terjadi komunikasi dua arah (Nurhadi, 2002: 15) e. Pemodelan (Modelling) Pemodelan adalah suatu kegiatan pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu yang dalam pelaksanaannya terdapat model yang bisa ditiru. Dalam pendekatan pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model.Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa dapat ditunjuk untuk memberi contoh temannya tentang kegiatan yang akan dilakukan. Ada kalanya siswa lebih paham apabila diberi contoh oleh temannya (Nurhadi, 2002: 16). f. Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Selain itu, refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima.Pengetahuan yang dimiliki oleh siswa 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Kunci dari semua itu adalah bagaimana pengetahuan itu mengendap di benak siswa.Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi (Nurhadi, 2002: 18). g. Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment) Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian bukanlah mencari informasi tentang belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran yang benar. Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran (Nurhadi, 2002: 19). Menurut
Nurhadi
(2002:
10),
sebuah
kelas
dikatakan
menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual jika menerapkan komponen-komponen
tersebut
di
atas
dalam
pembelajarannya.
Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. 3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4) Menciptakan
masyarakat
belajar
(belajar
dalam
kelompok-
kelompok). 5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6) Melakukan refleksi di akhir pertemuan. 7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Dari
penjelasan
di
atas,
maka
pembelajaran
dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkat hasil belajar, karena ilmu dan pengalaman yang diperoleh siswa dari menemukan sendiri, siswa dapat bertanya maupun mengajukan pendapat tentang materi yang diajarkan, siswa dapat melakukan kerja kelompok
melalui
masyarakat
belajar,
guru
dapat
melakukan
pemodelan, dan dilakukan penilaian yang sebenarnya dari kegiatan yang sudah dilakukan siswa. 5. Langkah-Langkah Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Hamdayama (2014: 51) proses pembelajaran kontekstual terdiri dari delapan komponen sebagai berikut: 1) Membangun
hubungan
yang
bermakna(relating);
Siswa
menghubungkan apa yang dipelajari di sekolah dengan pengalamannya sendiri, kejadian dirumah, media massa, atau yang lainnya, sehingga siswa akan memperoleh pembelajaran yang lebih bermakna. 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Melakukan sesuatu yang bermakna (experiencing); Ada beberapa langkah guru dalam mengaitkan meteri dengan konteks kehidupan siswa, diantaranya (a) mengkaitkan pelajaran dengan sumber yang berhubungan dengan kehidupan siswa, (b) menggunakan sumber dari bidang lain, (c) mengkaitkan berbagai macam pelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran, dan (d) belajar melalui kegiatan sosial. 3) Belajar secara mandiri; Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, sehingga siswa diberi kesempatan untuk belajar mandiri sesuai dengan kondisi siswa masing-masing. 4) Kolaborasi (cooperating); Mendorong siswa untuk berkerjasama dengan teman atau didalam kelompok. 5) Berpikir kritis dan kreatif (applaying); Mendorong siswa agar bisa berpikir kritis dan kreatif sertamenerapkan dalam dunia nyata siswa. 6) Mengembangkan
potensi
individu
(transfering);
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi atau bakat yang dimiliki. 7) Standar pencapaian yang tinggi; Dengan standar pencapaian yang tinggi, maka akan memacu siswa untuk berusaha lebih baik. 8) Asesmen yang autentik; Pencapaian hasil belajar diukur dengan asesmen autentik yang mampu menyediakan informasi mengenai kualitas pendidikan.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari delapan tahapan atau langkah pendekatan kontekstual kemudian peneliti memilih atau memfokuskan langkah-langkah dalam pendekatan pembelajaran kontekstual menjadi 5, yaitu: (1) Relating, (2) Experiencing, (3) Cooperating, (4) Applying, dan (5) Transfering.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang pertama dilakukan oleh Ani Fitriani pada tahun 2013 yang berjudul “Penerapan Pendekatan CTL ( Contekstual Teaching and Learning) Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan Pendekatan CTL (Contekstual Teaching and Learning) dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang kelas IV SDN I Kalianyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon Tahun Ajaran 2012. Penelitian ini dilaksanakan di SDN I Kalianyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon, dengan subjek penelitian seluruh siswa kelas IV SD Negeri 1 Kalianyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2012/2013 semester
2 dengan jumlah
32 siswa. Penelitiannya merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 3 siklus, dengan setiap siklus terdiri perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Proses perencanaan pembelajaran melalui penggunaan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan hasil belajar 43
Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa kelas IV SDN 1 Kalianyar. (2) Proses pelaksanaan pembelajaran melalui penggunaan pendekatan CTL (Contextual meningkatkan hasil belajar
Teaching Learning) dapat
Matematika siswa kelas IV SDN 1 Kalianyar. (3)
Penilaian pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN 1 Kalianyar. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Nur Prafitriani (2014) yang berjudul “Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas IV A SD Negeri Margoyasan”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kontekstual dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika di kelas IV A SD Negeri Margoyasan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Margoyansan dengan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A SD Negeri Margoyasan yang berjumlah 17 siswa, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis matematika. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Resarch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian hasil analisis prates sampai akhir siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Dari hasil prates ke siklus I naik sebesar 17% dari kondisi awal 60% menjadi 77%. Kemudian pada siklus I ke siklus II naik 3% dari 77% menjadi 80%. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran menggunakan model tersebut berhasil. Dapat dibuktikan dengan persentase ketuntasan siswa dalam 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan berpikir kritis telah memenuhi 88% siswa memenuhi KKM dengan rata-rata persentase kemampuan berpikir kritis matematika pada kategori baik dengan persentase sebesar 80%. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Diah Kusumaningsih
(2011) yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X-C SMA Negeri 11 Yogyakarta melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Materi Perbandingan Trigonometri”
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengimplementasikan
pembelajaran matematika dengan pendekatan CTL pada materi perbandingan trigonometri agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XC SMA Negeri 11 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini dilaksanakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi pokok perbandingan trigonometri. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-C SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2010-2011 yang terdiri dari 15 siswa dan 18 siswi. Sedangkan objek penelitian adalah keseluruhan proses dan hasil pembelajaran matematika dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Instrumen penelitian berupa lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, catatan lapangan, tes akhir siklus I, dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran CTL dengan menggunakan acuan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yang terdiri dari: konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya pada materi 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perbandingan trigonometri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X-C SMA Negeri 11 Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis tes akhir siklus, pada siklus I rata-rata skor kemampuan berpikir kritis yang dicapai siswa yaitu 56% berada pada kualifikasi kurang kemudian meningkat pada siklus II menjadi 85% pada kualifikasi baik. Selain itu, banyaknya siswa yang memperoleh skor kemampuan berpikir kritis dalam kualifikasi baik mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari 2 siswa di siklus I menjadi 18 siswa di siklus II. Penelitian ini membahas tentang peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam penelitian ini diharapkan ada peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini sesuai dengan penelitianpenelitian terdahulu terlihat adanya peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Dari ketiga penelitian yang relevan satu diantaranya membahas tentang peningkatan hasil belajar, dan dua diantaranya membahas tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Sedangkan penelitian terbaru yang akan dilakukan peneliti adalah tentang peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Kemudian dari ketiga penelitian yang relevan diatas digunakan peneliti sebagai pendukung dalam penelitian ini, untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Berikut ini merupakan bagan dari penelitian yang relevan:
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penerapan Pendekatan CTL ( Contekstual Teaching and Learning) Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” tahun ajaran 2012/2013
Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual tahun ajaran 2015/2016
Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas IV A SD Negeri Margoyasan tahun ajaran 2013/2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X-C SMA N 11 Yogyakarta melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Materi Perbandingan Trigonometri tahun ajaran 2010/2011
Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Berpikir Susanto (2013: 185) berpendapat bahwa matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol dalam matematika yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.Tujuan dari pembelajaran matematika adalah untuk menyelesaikan masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang seharusnya dilaksanakan dikelas adalah pembelajaran yang sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif.Dari defenisi 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar dan pembelajaran serta ideal, maka hakikat pembelajaran yang ideal adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.Pembelajaran yang seperti ini, akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa dan juga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara belajarnya sendiri. Namun, fakta yang terjadi saat ini didalam proses pembelajaran guru belum mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan menghubungkannyaantara realitas permasalahan matematis yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam menerima pengetahuan baru atau memecahkan suatu masalah. Akibat rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa mengakibatkan hasil belajar siswa juga rendah. Menurut Brahim (dalam Susanto 2013: 5) mengungkapkan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa setelah siswa mempelajari materi pelajaran. Rendahnya hasil belajar siswa diketahui bahwa guru selama proses
pembelajaranmenggunakan
pendekatan
teacher
centered,
yaitu
pembelajaran berpusat pada guru. Sedangkan siswa hanya mendengarkan, mencatat, dan menghafal materi yang disampaikan oleh guru. Seharusnya 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran matematika yang ideal, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dalam pembelajaran matematika anak dihadapkan pada realitas kehidupan nyata siswa yang memuat permasalahan matematis. Salah satu upaya dalam menghadapi permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual.Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata di kelas dan mendorong siswa untuk menghubungkanpengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan nyata siswa. Kelebihan pendekatan pembelajaran kontekstual antara lain siswa belajar melalui pengalaman seharihari yang diterapkan dalam materi pelajaran, sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual diharapkan siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian dengan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika, terutama pada materi KPK dan FPB. Pendekatan pembelajaran kontekstual terdiri dari tujuh
komponen
utama
yaitu
konstruktivisme,
bertanya,
menemukan,
masyyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya. Serta langkah-langkah pembelajaran kontekstual yang difokuskan dalam penelitian ini ada 5, yaitu: Relating, Experiencing, Cooperating, Applying, dan Transfering. Selain itu, dalam proses pembelajaran guru belum mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan menghubungkannya antara realitas permasalahan matematis yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berpengaruh terhadap 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan berpikir kritis siswa dalam menerima pengetahuan baru atau memecahkan suatu masalah. Akibat rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa mengakibatkan hasil belajar siswa juga rendah. Menurut Brahim (dalam Susanto 2013: 5) mengungkapkan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa setelah siswa mempelajari materi pelajaran. Rendahnya hasil belajar siswa diketahui bahwa guru selama proses pembelajaranmenggunakan pendekatan teacher centered, yaitu pembelajaran berpusat pada guru. Sedangkan siswa hanya mendengarkan, mencatat, dan menghafal materi yang disampaikan oleh guru. Seharusnya pembelajaran matematika yang ideal, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dalam pembelajaran matematika anak dihadapkan pada realitas kehidupan nyata siswa yang memuat permasalahan matematis. Jika siswa yang lebih banyak aktif dalam proses pembelajaran, maka materi pembelajaran akan lebih berkesan dan akan selalu melekat pada siswa, karena siswa menemukan materi dengan sendirinya tanpa harus selalu menunggu penjelasan dari guru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar matematika adalah menerapkan pendekatan pembelajaran Contektual Teaching and Learning. Pembelajaran matematika dengan pendekatan Contektual Teaching and Learning dapat meningkatkan motivasi belajar matematika, sebab sangat membantu siswa dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pembelajaran pun akan lebih berkesan dan bermakna untuk siswa. Dalam penelitian ini, pendekatan 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Contektual Teaching and Learning tersebut diterapkan dengan harapan agar siswa menjadi lebih aktif dan dapat dengan mudah memahami materi pelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa.
2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah disebutkan, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD 1Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2015/2016, dengan langkah langkah sebagai berikut: (1) Relating, (2) Experiencing, (3) Cooperating, (4) Applying, (5) Transfering. 2. Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar pada materi KPK dan FPB siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2015/2016. 3. Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi KPK dan FPB siswa kelas V SD Negeri Karangmloko
1
tahun
51
pelajaran
2015/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 3), penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.Suyadi (2012: 3) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap suatu kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam kelas secara
bersamaan. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu kajian sistematik dari upaya untuk memperbaiki pelaksanaan praktek pendidikan yang dilakukan guru kelas dengan melakukan
suatu tindakan-tindakan dalam pembelajaran
(Wiriaatmadja, 2007: 12). Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto (dalam Taniredja, 2010: 16) mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu kegiatan pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berupa tindakan yang dimunculkan dan terjadi di dalam kelas. Suyanto (dalam Muslicah, 2009: 9) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan suatu tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik pembelajaran di kelas. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkanbahwa penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas dengan tujuan untuk meningkatkan praktik dan proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan penelitian dimulai dari permaslahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah itu masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan terencana dan terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antara peneliti, guru/ teman sejawat, siswa, dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik. Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus yang dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suhardjono (Suharsimi Arikunto, 2008: 73), bahwa PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, peneliti menggunakan teori dari model yang diadopsi dari Kemmis dan Mc Tagart
(dalam Arikunto,
2010:17). Model Kemmis dan Mc Tagartdapat dilihat pada gambar 3.1.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rencana Tindakan
Refleksi
Siklus I
Rencana Tindakan Pelaksanaan Tindakan
Refleksi
Observasi / pengumpulan data
Siklus II
Pelaksanaan Tindakan
Observasi / pengumpulan data
Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart (Arikunto, 2010: 17) Berdasarkan gambar 3.1 terlihat bahwa siklus PTK model Kemmis dan Mc Tagart dimulai dari perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting) yang berulang pada siklus berikutnya. 1. Perencanaan Tindakan (Planning). Perencanaan tindakan (planning) merupakan tahap awal dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan tindakan (planning) terdiri dari identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah. Pada tahap ini, peneliti memfokuskan permasalahan yang diteliti. Kemudian peneliti merumuskan permasalahan secara jelas. Tahap selanjutnya adalah menentukan cara yang digunakan untuk mengatasi masalah. 2. Pelaksanaan (Acting)
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada tahap pelaksanaan (acting) merupakan implementasi dari tahap perencanaan tindakan (planning) yang telah dirancang sebelumnya. Dalam tahap pelaksanaan (acting), peneliti tidak membatasi siklus yang dilakukan, tetapi peneliti melakukan penelitian dalam 2 siklus dimana setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Penelitian ini berpedoman pada peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. 3. Pengamatan (Observing) Pada tahap pengamatan (observing) dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan (acting) berlangsung. Dalam tahap pengamatan (observing), peneliti melakukan pengamatan dan mencatat segala hal yang diperlukan sesuai dengan pedoman pengamatan yang telah disusun. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang sebenarnya. 4. Refleksi (reflecting) Refleksi (reflecting) adalah kegiatan evaluasi untuk melihat rencana dari awal hingga akhir, kendala, dan hal-hal yang perlu ada perubahan rencana atau tidak. Refleksi (reflecting) ini bertujuan untuk mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan menunjukkan keberhasilan atau tidak. Dalam tahap refleksi ini, peneliti memulai dengan menentukan apakah tindakan yang dilakukan untuk pemecahan suatu masalah sudah mencapai tujuan atau belum. Setelah itu, peneliti menentukan atau mengambil 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keputusan
untuk
melakukan
siklus
lanjutan
atau
berhenti
karena
permasalahan telah terpecahkan. Selain itu, peneliti juga mencari tahu sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki dan meningkatkan permasalahan yang diteliti.
3.2 Setting Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangmloko 1, yang beralamat di Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Propinsi Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016 yang dimulai dari tanggal 12 Oktober 2015 sampai tanggal 30 Oktober 2016. Pengambilan data dilakukan pada akhir bulan juli melalui wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Karangmloko I. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman pada tahun ajaran 2015/ 2016. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian adalah 33 siswa yang terdiri dari 17 putri dan 16 putra. Sedangkan objek penelitian ini yaitu hasil belajar Matematika pada materi KPK dan FPB dan kemampuan berfikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3 Persiapan Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan diantaranya: (1) meminta ijin kepada Kepala SD Negeri Karangmloko 1 untuk
melakukan kegiatan penelitian di SD Negeri Karangmloko 1, (2)
melakukan observasi pada siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada saat pembelajaran matematika untuk memperoleh gambaran mengenai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, (3) peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas V untuk mengetahui hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa, terutama pada mata pelajaran matematika, (4) peneliti mengidentifikasi permasalahan yang muncul pada saat pembelajaran berlangsung, yaitu mengenai hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa, (5) menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus, (6)membuat gambaran awal mengenai peningkatan hasil belajar dan kemampian berpikir ktitis siswa kelas V pada mata pelajaran matematika, (7) mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran serta materi ajar yang akan digunakan, (8) menyusun instrumen pembelajaran (silabus, RPP, LKS, dan instrumen penelitian), (10) mempersiapkan
fasilitas
dan sarana
pendukung yang diperlukan kelas dalam kegiatan belajar, dan (11) melaksanakan penelitian.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4 Rencana Setiap Siklus Rencana tindakan pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan sistem spiral Kemmis dan MC Taggart (Suharsimi Arikunto, 2008: 73), dengan tahapan sebagai berikut: 1. Siklus I a. Perencanaan Langkah-langkah dalam pelaksanaan perencanaan adalah sebagai berikut: 1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk dua kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit 2) menyiapkan media pembelajaran 3) menyiapkan lembar observasi 4) membuat instrumen penilaian 5) membuat kuesioner berfikir kritis matematika b. Tindakan Tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Tindakan yang akan dilakukan secara garis besar adalah pelaksanaan pembelajaran kontekstual dalam kegiatan belajar mengajar matematika materi FPB dan KPK dengan media kongkrit yaitu dakon matematika. Setiap tindakan dan proses pembelajaran tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan. 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertemuan 1
Kegiatan Awal
Relating
Guru melakukan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang kegiatan sehari-hari yang berhububungan dengan KPK dan FPB (Contructivism).
Kegiatan Inti
Experiencing
Guru memberikan contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB (Contructivism). Selanjutnya guru memberikan contoh KPK dan FPB beserta cara penyelesainnya dengan menggunakan media konkret, yaitu kelereng
(Modelling). Siswa berkesempatan untuk melakukan
percobaan menggunakan media konkret jelly dalam menyelesaikan KPK dan FPB
(Modelling).
Guru mempresentasikan kembali materi selanjutnya
tentang KPK dan FPB (Inquiry).
Cooperating
Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6. Guru memberikan contoh KPK dan FPB menggunakan media dakon matematika (Modelling).
Setiap perwakilan kelompok
mengambil dakon matematika dan mengerjakan soal yang ada di LKS (Learning Community).
Applying 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju ke depan kelas, untuk mempresentasi hasil pekerjaan. Guru dan siswa secara bersama-sama membahas soal.
Kegiatan Penutup
Transfering
Guru bersama dengan murid membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). Siawa mengerjakan soal evaluasi akhir pertemuan secara individu (Authentic Assessment).
Pertemuan 2 Kegiatan Awal
Relating
Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tentang materi KPK dan FPB. (Questioning).
Kegiatan Inti
Experiencing
Guru mendemonstrasikan dengan cara memberikan contoh pengerjaan KPK dan FPB (Contructivism). Guru memberikan contoh soal KPK dan FPB dengan menggunakan media dakon matematika (Modelling). Selanjutnya guru mempresentasikan kembali materi dengan memberikan contoh soal
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cerita tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB (Contructivism). Guru menjelaskan cara memecahkan soal cerita tersebut dengan menggunakan kalimat matematika (Inqiuiry).
Cooperating
Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6.Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan soal yang ada di LKS dengan cara kerja kelompok (Learning Community). Setelah selesai mengerjakan soal, siswa dan guru membahas soal latihan tersebut.
Applying
Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.Siswa mengerjakan soal LKS secara berkelompok (Learning Comunity).
Kegiatan Penutup
Transfering
Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami pada pembelajaran hari ini
(Questioning). Kemudian guru
membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu (Authentic Assessment) c. Observasi/ pengamatan Tiap pengamatan dilakukan dengan mengamati aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tindakan yang dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada. Observasi dilakukan dengan cara memberikan soal evaluasi pada akhir setiap siklus. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengetahui hasil belajar siswa apakah ada peningkatan atau tidak. Peneliti juga melakukan pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang sudah dibuat peneliti untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa. d. Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan, selanjutnya peneliti melakukan refleksi. Refleksi dilakukan dengan menganalisi hasil observasi siklus I dengan tujuan mengetahui hasil atau dampak pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dapat ditarik kesimpulan dan dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai keberhasilan atau tidak. Dari hasil refleksi tersebut dapat disusun rencana untuk siklus II. Masalah-masalah pada siklus I dicari pemecahannya, sedangkan kelebihan-kelebihannya dipertahankan dan ditingkatkan . 2.
Siklus II Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai perbaikan dari siklus I. Tahapan-tahapannya sama dengan siklus I tetapi dilakukan secara lebih baik. Siklus II berhenti apabila indikator keberhasilan sudah tercapai, tetapi apabila belum tercapai dilanjutkan dengan melakukan siklus ke III dan seterusnya. a) Perencanaan 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Langkah-langkah dalam pelaksanaan perencanaan adalah sebagai berikut: 1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk dua kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit 2) menyiapkan media pembelajaran 3) menyiapkan lembar observasi 4) membuat instrumen penilaian 5) membuat kuesioner berfikir kritis matematika b) Tindakan Tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Tindakan yang akan dilakukan secara garis besar adalah pelaksanaan pembelajaran kontekstual
dalam kegiatan belajar
mengajar matematika materi FPB dan KPK dengan media kongkrit yaitu dakon matematika. Setiap tindakan dan proses pembelajaran tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan. 1) Pertemuan 1 (a) Kegiatan Awal
Relating
Guru melakukan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang kegiatan sehari-hari yang berhububungan dengan KPK dan FPB (Contructivism).
(b) Kegiatan Inti
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Experiencing
Guru memberikan contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB (Contructivism). Selanjutnya guru memberikan contoh KPK dan FPB beserta cara penyelesainnya dengan
menggunakan media konkret, yaitu
kelereng (Modelling). Siswa berkesempatan untuk melakukan percobaan
menggunakan
menyelesaikan
KPK
dan
media FPB
konkret
jelly
(Modelling).
dalam Guru
mempresentasikan kembali materi selanjutnya tentang KPK dan FPB (Inquiry).
Cooperating
Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6. Guru memberikan contoh KPK dan FPB menggunakan media dakon matematika (Modelling). Setiap perwakilan kelompok mengambil dakon matematika dan mengerjakan soal yang ada di LKS (Learning Community).
Applying
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju ke depan kelas, untuk mempresentasi hasil pekerjaan. Guru dan siswa secara bersama-sama membahas soal.
(c) Kegiatan Penutup
Transfering
Guru bersama dengan murid membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). Siawa mengerjakan soal evaluasi akhir pertemuan secara individu (Authentic Assessment).
2) Pertemuan 2 (a) Kegiatan Awal
Relating
Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tentang materi KPK dan FPB. (Questioning).
(b) Kegiatan Inti
Experiencing
Guru mendemonstrasikan dengan cara memberikan contoh pengerjaan KPK dan FPB (Contructivism). Guru memberikan contoh soal KPK dan FPB dengan menggunakan media dakon matematika (Modelling). Selanjutnya guru mempresentasikan kembali materi dengan memberikan contoh soal cerita tentang
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB (Contructivism). Guru menjelaskan cara memecahkan soal cerita tersebut dengan menggunakan kalimat matematika (Inqiuiry).
Cooperating
Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6.Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan soal yang ada di LKS dengan cara kerja kelompok (Learning Community). Setelah selesai mengerjakan soal, siswa dan guru membahas soal latihan tersebut.
Applying
Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.Siswa mengerjakan soal LKS secara berkelompok (Learning Comunity).
(c) Kegiatan Penutup
Transfering
Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi yang
belum
dipahami
pada
pembelajaran
hari
ini
(Questioning). Kemudian guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). Siswa
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengerjakan
soal
evaluasi
secara
individu
(Authentic
Assessment) 3) Observasi/ pengamatan Tiap pengamatan dilakukan dengan mengamati aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada. Observasi dilakukan dengan cara memberikan soal evaluasi pada akhir setiap siklus. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengetahui hasil belajar siswa apakah ada peningkatan atau tidak. Peneliti juga melakukan pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang sudah dibuat peneliti untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa. 4) Refleksi Tahap refleksi ini, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran pada siklus II. Kegiatan ini peneliti lakukan untuk mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan menunjukkan keberhasilan atau tidak. Kemudian kegiatan lain yang dilakukan peneliti adalah mengolah data hasil soal evaluasi pada siklus II yang akan dijadikan sebagai hasil akhir dari siklus II yang dilakukan.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5 Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berhadapan langsung dengan yang diwawancarai atau narasumber. Narasumber bisa juga diberikan daftar pertanyaan terlebih dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain (Noor, 2011: 138). Menurut Putra (2013: 145), wawancara adalah cara pengambilan berbagai bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara lisan dan berhadapan langsung dengan yang diwawancarai sesuai tujuan yang telah ditentukan. Putra (2013: 145) juga mengungkapkan bahwa wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu interview bebas (tidak tersetruktur atau tidak terpimpin) dan interview terpimpin (terstruktur). Pada penelitian ini, wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur dengan guru kelas III SDN Karangmloko 1. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui skondisi kelas dan permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa. Putra (2013: 146) mengungkapkan bahwa ada lima langkah dalam menyusun pedoman wawancara, diantaranya: a) Menentukan tujuan wawancara. b) Menentukan aspek-aspek yang akan diungkap dalam wawancara.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c) Menentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, terstruktur atau terbuka. d) Membuat pertanyaan berstruktur atau bebas. e) Membuat pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara. 2. Observasi Observasi seringkali diartikan sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Dalam pengertian psikologi, observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobervasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap (Suharsimi Arikunto, 2002: 133).Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil atau dampak yang muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Sutopo (2006: 75) teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Observasi ini dilakukan oleh
peneliti dan teman sejawat dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas maupun aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran Matematika dalam pokok bahasan KPK dan FPB dengan model pembelajaran kontekstual.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Observasi terhadap kinerja juga diarahkan pada kegiatan guru di dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.Selain guru, observasi juga dilakukan pada siswa yaitu kegiatan dan tingkah laku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Kuesioner Sutoyo (2012: 189) mendefinisikan kuesioner sebagai sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berhubungan dengan diri responden. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden atau orang yang akan diukur (Putra, 2013:149). Tujuan penggunaan kuesioner dalam proses pembelajaran adalah memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai bahan untuk menganalisis perilaku selama proses pembelajaran. Kuesioner dalam penelitian ini adalah adalah kuesioner tentang berpikir kritis. Tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam menyusun kuesioner adalah merumuskan tujuan, merumuskan kegiatan, menyusun langkah-langkah, menyusun kisikisi, menyusun panduan kuesioner, dan menyusun alat penilaian. 4. Tes Mardapi (2008: 67) berpendapat bahwa tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan, bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tes yang berbentuk tes uraian atau (essay test). Tes ini dilakukan setiap akhir siklus (post-test). Tes akhir atau post-test dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana materi yang diberikan guru dapat dikuasai dengan baik oleh siswa atau belum. Peneliti menggunakan soal uraian yang berjumlah 20 butir. Tes dalam penelitian ini diberikan disetiap akhir siklus I dan akhir siklus II. 5. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. 3.6 Instrumen Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136), instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan dapat berhasil dengan baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, lembar observasi, kuesioner, tes, dan dokumentasi. 1. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara disusun sebagai pedoman untuk melakukan wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pelaksaan pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga. Jenis wawancara dalam penelitian ini adalah bebas terstruktur.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wawancara dengan siswa dilakukan dengan mengambil secara acak siswa kelas V SD Negeri Karangmloko I dan guru kelas V. Pedoman wawancara disusun oleh peneliti sebelum melakukan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Karangmloko 1. Pedoman wawancara disusun untuk membantu dan mempermudah peneliti dalam mendapatkan data awal. Pedoman wawancara yang telah disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1. Pedoman Wawancara Berpikir Kritis No 1
Indikator Memecahkan masalah
2
Mampu bertanya
3
Membuat kesimpulan
4
Menganalisis argumen. Menjawab pertanyaan
5
6
Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan
Pertanyaan Apakah siswa terus berusaha untuk menemukan jawaban yang benar ketika menemui kesulitan? Apakah siswa menggunakan cara atau alternatif lain untuk mengerjakan soal? Apakah siswa mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang sistematis? Seperti apakah bentuk pertanyaan siswa ketika menemui kesulitan? Apakah siswa mampu menceritakan materi yang sudah dipelajari? Apakah siswa mampu menceritakan proses dalam mencari jawaban? Apakah siswa suka berdiskusi ketika bekerja dalam kelompok? Apakah siswa memikirkan kebenaran jawaban terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru? Apakah siswa senang mengkoreksi jawaban terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru? Apakah siswa senang melakukan pembuktian jawaban dengan menggunakan media pembelajaran?
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel3.2. Pedoman Wawancara Proses Pembelajaran No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Garis Besar Pertanyaan Wawancara Bagaimana proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika di kelas V ? Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar matematika di kelas V? Apakah selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran matematika? Apakah siswa diajak untuk melakukan percobaan dengan media yang digunakan pada saat pelajaran matematika? Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika? Apa yang membuat siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran matematika? Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika? Apa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran matematika? Bagaimana strategi pembelajaran matematika yang digunakan untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa? Apakah pernah menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika? Bagaimana proses pembelajaran matematika pada materi KPK dan FPB? Apakah dalam pembelajaran matematika materi KPK dan FPB nilai siswa sudah mencapai diatas KKM? Berapa nilai tertinggi dan berapa nilai terendah?
2. Pedoman Observasi Lembar observasi disusun untuk memperoleh gambaran langsung tentang kemampuan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran dikelas. Pedoman observasi yang disusun peneliti dapat dilihat pada tabel berikut.
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.3. Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis No
1
Indikator keterampilan 3 eksperimen Menganalisis Sering argumen menganalisis argumen ketika berkerja dalam kelompok
2
Mampu bertanya
3
Mampu menjawab pertanyaan
4
Memecahkan masalah
5
Menuliskan kesimpulan
6
Keterampilan
Skala skor 2 Jarang menganalisis argumen ketika berkerja dalam kelompok
Bentuk pertanyaan menunjukan kemampuan berpikir kritis
Bentuk pertanyaan kurang menunjukan kemampuan berpikir kritis Jawaban sesuai Jawaban sesuai dengan dengan pertanyaan dan pertanyaan, disertai dengan namun tanpa langkah disertai dengan pengerjaan langkah pengerjaan yang kurang tepat Memecahkan Memecahkan masalah masalah dengan dengan langkah langkah yang yang sistematis sistematis dengan bantuan tanpa bantuan guru guru Kesimpulan Kesimpulan ditulis dengan ditulis namun benar sesuai tidak sesuai dengan materi dengan materi yang telah yang telah dipelajari dipelajari Sering
Jarang
74
1 Tidak pernah menganalisis argumen ketika berkerja dalam kelompok Tidak mengajukan pertanyaan
Jawaban tidak sesuai
Penyelesaian masalah tanpa menyertakan langkah yang sistematis
Tidak menuliskan kesimpulan
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Indikator keterampilan eksperimen mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan
Skala skor 2
3 mengevaluasi dan menilai hasil pengematan
mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan
1 melakukan evaluasi dan menilai hasil pengamatan
3. Lembar Kuesioner Lembar kuesioner disusun untuk memperoleh gambaran awal dan akhir tentang kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam membuat kisi-kisi lembar kuesioner peneliti menggunakan 6 indikator sebagai fokus penelitian. Pemilihan 6 indikator tersebuat disesuaikan dengan karateristik pendekatan pembelajaran kontekstual. Enam indikator kemampuan berpikir kritis tersebut diambil 3 ahli. Kisi-kisi kuesioner kemampuan berpikir kritis yang disusun peneliti dapat dilihat pada tebel berikut ini. Tabel 3.4. Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis No 1 2 3 4 5 6
Indikator Berpikir Kritis
Aitem Pernyataan Favorabel Unfavorabel 6,9 13,15 7 14
Jumlah
Menganalisis argument 4 Mampu bertanya 2 Mampu menjawab 2 3 8 pertanyaan Memecahkan masalah 1,10,16 18,11,19 6 Membuat kesimpulan 2 4 2 Keterampilan mengevaluasi dan menilai 5,12 17,20 4 hasil dari pengamatan. Total 20 Penskoran atau pemberian skor pada setiap item pertanyaan menggunakan
pedoman penskoran sebagai berikut:
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5. Pedoman Penskoran Kuesioner Pilihan Jawaban
Skor Favorabel Unfavorabel SS = Sangat Setuju 5 1 S = Setuju 4 2 B = Biasa 3 3 TS = Tidak Setuju 2 4 STS = Sangat Tidak Setuju 1 5 Pedoman penskoran dalam lembar kuesioner ini mengacu pada skala likert, dimana disetiap item pertanyaan atau pernyataan dengan menyedikan 5 pilihan jawaban favorable (item positif) dan unfavorable (item negatif) yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), biasa (B), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). 4. Tes Evaluasi Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa soal essay. Soal essayterdiri dari 10 soal yang disusun berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP. Desain kisi-kisi instrumen penelitian menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika dengan materi KPK dan FPB sebagai berikut:
a.
Evaluasi Siklus 1 Pada soal evaluasi siklus 1, peneliti membuat soal essay sejumlah 10 soal. Instrumen yang digunakan peneliti dalam siklus I sebagai berikut: Tabel 3.6. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I No 1
Indikator Menentukan KPK dan menggunakanfaktorisasi prima
76
FPB
No Soal 1,2,3,4,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 2
Indikator Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB
No Soal 6,7,8,9,10
b. Evaluasi Siklus II Pada soal evaluasi siklus II, peneliti membuat soal essay sejumlah 10 soal. Instrumen yang digunakan peneliti dalam siklus II sebagai berikut: Tabel 3.7. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II No 1 2
5.
Indikator Menentukan KPK dan FPB menggunakan faktorisasi prima
No Soal 1,2,3,4,5
Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan denganKPK dan FPB
6,7,8,9,10
Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran dan untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumen tersebut berupa foto yang memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan siswa.
3.7 Teknik Pengujian Instrumen Pengertian validitas secara umum adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan dan mampu mengukur apa yang akan diukur. Menurut Mardapi (2008: 16), validitas merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes. Validitas terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Validitas Isi Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen untuk mengukur isi yang akan diukur (Mardapi, 2008: 16). Validitas isi yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal evaluasi berbentuk essay. 2. Validitas Konstruk Validitas konstruk merupakan suatu alat ukur dikatakan valid jika cocok dengan kontruksi teoritik di mana tes itu dibuat (Surapranata, 2009: 51). 3. Validitas Rupa (Face Validity) Validitas Rupa adalah validitas yang menunjukkan apakah alat ukur atau instrumen penelitian dari segi rupa tampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Validitas rupa dalam penelitin ini digunakan untuk perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), materi ajar, dan kuesioner kemampuan berpikir kritis. Perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi oleh ahli kemudian direkap untuk dicari skor rata-rata dan kriteria kelayakan berdasarkan patokan acuan penilaian (PAP) tipe 1. Berikut ini merupakan tabel kriteria kelayakan validasi yang diadopsi dari Masidjo (1995). Tabel 3.8. Kriteria Kelayakan Validasi Presentase 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79%
Skor 4,5 – 5 4 – 4,49 3,25 – 3,99
78
Kriteria Sangat layak Layak Cukup layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55% - 64% Dibawah 55%
2,75 – 3,24 1 – 2,74
Kurang layak Sangat kurang layak
Uji validitas rupa (face validity)dalam penelitian ini meliputi perangkat pembelajaran yang berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan materi ajar yang diujikan melalui expert judgment kepada dosen dan guru kelas. Validator 1 dan 2 adalah dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli dibidang Matematika dan validator 3 adalah guru kelas SD Negeri Karangmloko 1. Uji validitas perangkat pembelajaran menggunakan Skala Likert 1, 2, 4 dan 5. Skor 1 berarti kurang sekali, skor 2 berarti kurang, skor 4 berarti baik, dan skor 5 berarti sangat baik.Penilaian yang telah diberikan dosen dan guru, kemudian dijumlah dan dihitung rata-rata. Kemudian penentuan kriteria kelayakan hasil validasi berdasarkan kriteria kelayakan validasi yang terdapat pada tabel 3.8 yang diadopsi dari masidjo (1995) Hasil validasi silabus yang telah divalidasi oleh ahli melalui expert judgment yang dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9. Hasil Validasi Silabus No 1 2 3
Komponen yang Dinilai Kelengkapan komponen silabus Kesesuaian SK, KD, dan Indikator Kesesuaian pemilihan metode pembelajaran
1 5
Validator 2 4
3 5
Ratarata 4,66
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Komponen yang Dinilai 4 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku 5 Kesesuaian antara penilaian dengan indikator yang dirumuskan Rata-rata Kriteria
1 5
Validator 2 4
3 5
Ratarata 4,66
4
4
4
4
4,8 Sangat layak
4 Layak
4,8 Sangat layak
4,52 Sangat layak
Hasil validasi silabus pada tabel 3.9 dapat diperoleh data bahwa validator 1 memberikan skor rata-rata 4,8 pada kriteria “sangat layak”. Validator 2 memberikan skor rata-rata 4 pada kriteria “layak”, dan validator 3 memberikan skor rata-rata 4,8 pada kriteria “sangat layak”. Rata-rata skor akhir yang diberikan ketiga validator adalah 4,52, yaitu pada kriteria “sangat layak”. Maka silabus tersebut termasuk dalam kategori “sangat layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.8. Hasil validasi selanjutnya yang sudah divalidasi validator adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada tabel 3.10.
Tabel3.10. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran No I 1
Komponen yang Dinilai
Skor Validator 1 2 3
Perumusan indikator keberhasilan belajar Kejelasan rumusan
5
80
4
5
Ratarata
4,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 2 3
II
1
2 3 4
III
1
2
3
IV 1
Komponen yang Dinilai 1 5
Kelengkapan cakupan rumusan indicator Kesesuaian dengan kompetensi dasar Pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Keruntutan dan sistematika materi Kesesuian materi dengan alokasi waktu Pemilihan sumber belajar/metode pembelajaran Kesesuaian sumber belajar/metode pembelajaran dengan standar kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai Kesesuaian sumber belajar/metode pembelajaran dengan materi pembelajaran Kesesuaian sumber belajar/metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik Skenario/ Kegiatan Pembelajaran Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran
81
Skor Validator 2 3 4 5
Ratarata 4,66
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
4
4
4
4
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
5
2
5
4
5
4
4
4,33
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Komponen yang Dinilai
2
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran. 3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik V Penilaian hasil belajar 1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses akhir, tindak lanjut) 3 Kelengkapan instrumen (soal, rubrik, kunci jawaban) VI Penggunaan bahasa tulis 1 Ketepatan ejaan 2 Ketepatan pilihan kata 3 Kebakuan struktur kalimat 4 Bentuk huruf dan angka baku Rata-rata Kriteria
1 4
Skor Validator 2 3 4 4
Ratarata 4
5
4
4
4,33
4
4
5
4.33
5
4
5
4.66
5
4
5
4,66
5 5 5 5
4 4 4 4
5 5 5 5
4,66 4,66 4,66 4,66
4,85 Sanga t layak
3,9 Cukup layak
4,8 Sangat layak
4,51 Sangat layak
Hasil validasi RPP pada tabel 3.10 dapat diperoleh data bahwa skor ratarata perolehan dari validator 1, yaitu 4,85 pada kriteria “sangat layak”. Ratarata skor validator 2, yaitu 3,9 pada kriteria “cukup layak” dan skor rata-rata perolehan dari validator 3 adalah 4,8 pada kriteria “sangat layak”. Perolehan skor rata-rata dari ketiga validator adalah 4,51, yaitu pada kriteria “sangat
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
layak”. Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tersebut termasuk dalam kategori “sangat layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.8.Selanjutnya, hasil validasi lembar kerja siswa (LKS) yang dapat dilihat pada tabel 3.11. Tabel 3.11. Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) No
1
Komponen yang Dinilai
Kelengkapan unsur LKS 2 Kesesuaian indikator/tujuan pembelajaran dengan LKS 3 Rumusan petunjuk pengerjaan LKS sederhana dan mudah dipahami siswa 4 LKS membantu siswa dalam memahami materi ajar 5 LKS menunjukkan keruntutan kegiatan belajar 6 Tampilan LKS menarik dan indah 7 Penggunaan bahasa dan tata tulis baku Rata-rata Kriteria
Skor Validator 1 2 3
Ratarata
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
5
2
5
4
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
5
2
5
4
5 Sanga t layak
3,42 Cukup layak
5 Sangat layak
4,47 Layak
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil validasi LKS pada tabel 3.11 dapat diperoleh data bahwa skor ratarata perolehan validator I, yaitu 5 pada kriteria “sangat layak”. Dari validator 2 memperoleh skor rata-rata 3,42 pada kriteria “cukup layak” dan validator 3 memperoleh skor rata-rata 5 pada kriteria “sangat layak”. Berdasarkan ketiga validator diperoleh skor rata-rata 4,47, yaitu pada kriteria ”layak”. Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa LKS tersebut termasuk dalam kategori “layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.8. Kemudian hasil validasi materi ajar yang sudah divalidasi validator dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut ini: Tabel 3.12. Hasil Validasi Materi Ajar No 1
2
3 4
5
6
Komponen yang Dinilai Materi ajar dengan kompetensi yang akan dicapai Kesesuaian materi ajar dengan karakteristik peserta didik Materi ajar cakupannya luas dan memadai Pengorganisasian materi ajar runtut dan sistematik Kesesuaian alokasi waktu dengan kesesuaian materi ajar Penggunaan bahasa dan tata tulis baku
1 4
84
Skor Validator 2 3 2 5
Ratarata 3,66
5
4
4
4,33
4
4
5
4,33
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Komponen yang Dinilai Rata-rata Kritera
Skor Validator 1 2 3 4,66 3,66 4,83 Sangat Cukup Sangat layak layak layak
Ratarata 4,38 Layak
Dari tabel 3.12 tentang hasil validasi materi ajar dapat diperoleh data bahwa skor rata-rata yang diperoleh dari validator 1 adalah 4,66 pada kriteria “sangat layak”. Skor rata-rata validator 2 adalah 3,66 pada kriteria “cukup layak” denganskor rata-rata validator 3 adalah 4,83 pada kriteria “sangat layak”. Kemudian skor rata-rata dari ketiga validator adalah 4,38 yaitu pada kriteria “layak”. Maka dapat disimpulkan bahwa materi ajar tersebut termasuk dalam kategori “layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.8. Uji validitas isi kuesioner kemampuan berpikir kritis,diujikan melalui expert judgment kepada 2 dosen. Validator 1 adalah salah satu dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli dibidang psikologi dan validator 2 juga merupakan
salah
satu
dosen
Universitas
Sanata
Dharma
dibidang
psikologi.Uji validitas ini menggunakan Skala Likert 1, 2, 3, 4 dan 5. Skor 1 berarti kurang sekali, skor 2 berarti kurang, skor 3 berarti cukup, skor 4 berarti baik, dan skor 5 berarti sangat baik. Penilaian yang telah diberikan dosen dan guru dijumlah dan dihitung rata-rata. Hasil validasi kuesioner yang telah divalidasi oleh ahli melalui expert judgment dapat dilihat pada tabel 3.13.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.13. Hasil Validasi Kuesioner No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata-rata Kriteria
Validator 1 2 4 3 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 5 4 4 4 4 4 3 4 2 4 5 4 3 4 2 2 5 3,8 3,8 Cukup layak Cukup layak
Rata-rata 3,5 4,5 4 4,5 4,5 4 3,5 4 4 3,5 3,5 3 4 4 3,5 3 4,5 3,5 3 3,5 3,8 Cukup layak
Dari tabel 3.13 diperoleh data bahwa skor rata-rata validator 1, yaitu 3,8 dengan kriteria “cukup layak”.Skor rata-rata validator 2, yaitu 3,8 dengan kriteria “cukup layak”. Hasil kedua validator tersebut diperoleh skor rata-rata 3,8 dengan kriteria “cukup layak”. Berdasarkan hasil validasi dari kedua validator tersebut,maka dapat disimpulkan lembar kuesioner kemampuan berpikir tersebut termasuk dalam kategori “cukup layak” untuk digunakan
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel3.8. Validitas isi dalam penelitian ini menggunakan soal essay berjumlah 5 soal. Soal essaydiujikan melalui expert judgment kepada dosen dan guru kelas. Validator 1 dan 2 adalah dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli dibidang Matematika dan validator 3 adalah guru kelas SD Negeri Karangmloko 1. Hasil validasi soal evaluasi yang sudah divalidasi oleh validator dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut ini: Tabel 3.14. Hasil Validasi Lembar Evaluasi No
Komponen yang Dinilai 1 Kesesuaian indikator dengan soal 2 Kalimat yang digunakan sederhana dan tidak berlebihan 3 Bahasa jelas, baku, dan sederhana 4 Keluasan cakupan soal 5 Soal tidak menimbulkan makna ganda Rata-rata Kriteria
1 5
Skor Validator 2 3 2 5
Ratarata 4
5
4
5
4,66
5
4
5
4,66
4
4
5
4,33
5
4
5
4,66
4,8 Sangat layak
3,6 Cukup layak
5 Sangat layak
4,56 Sangat layak
Hasil validasi soal evaluasi pada tabel 3.14 diperoleh data bahwa skor rata-rata validator 1, yaitu 4,8 dengan kriteria “sangat layak”. Skor
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rata-rata validator 2, yaitu 3,6 pada kriteria “cukup layak”. Skor rata-rata validator 3, yaitu 5 pada kriteria “sangat layak”. Dari ketiga validator tersebut diperoleh skor rata-rata 4,56 yaitu pada kriteria “sangat layak”. Berdasarkan hasil validasi dari ketiga validator tersebutmaka dapat disimpulkan bahwa soal essaytermasuk dalam kategori “layak” untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.8. Berdasarkan dari hasil validasi perangkat pembelajaran (silabus, RPP, LKS, materi ajar, dan kuesioner) dan validasi soal essaymaka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran dan soal essayyang sudah peneliti buat dapat digunakan dalam penelitian. 3.8 Teknik Analisis data 3.9 Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif yang berupa nilai hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Analisis deskriptif yang digunakan adalah mencari skor rerata dan mencari persentase peningkatan prestasi belajar dalam setiap siklus. 3.9.1.1.1.1
Skor Rerata
Skor rerata dalam penelitian ini adalah skor rata- rata kelas dari hasil pre test, post test I, post test II, dan post test selanjutnya. Cara menghitung rerata kelas adalah sebagai berikut: 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
M=
X N
Keterangan: M
= Mean (Skor rata- rata kelas).
∑X
= Jumlah skor seluruh siswa.
N
= Banyak siswa.
Persentase Peningkatan Prestasi Belajar/ Presentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Persentase peningkatan hasil belajar adalah besarnya kenaikan hasil belajar siswa dari sebelum dilakukan tindakan kelas sampai setelah dilakukan tindakan kelas. Adapun persentase yang dihitung dalam penelitian ini adalah persentase kenaikan hasil belajar siswa dari hasil pre test ke post test I, kenaikan hasil belajar siswa dari hasil post test I ke post berikutnya, kenaikan hasil belajar siswa dari hasil pre test ke post test terakhir, kenaikan total hasil belajar siswa dari sebelum tindakan (hasil pre test) hingga akhir tindakan (post test terakhir), presentase jumlah siswa yang mencapai KKM dari sebelum tindakan (pre test) hingga post test I dan post test berikutnya,
dan persentase jumlah siswa yang
mendapat nilai hasil belajar lebih dari 70. Tabel 3.15. Kriteria Nilai Hasil Belajar Nilai Hasil Belajar 85 – 100 70 – 84 55 – 69
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40 – 54 0 – 39
Kurang Sangat Kurang
Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis (Kuesioner) Analisis data dalam kemampuan berpikir kritis, meliputi 6 indikator sebagai fokus penelitian, yaitu: (1) menganalisis argumen, (2) mampu bertanya, (3) mampu menjawab pertanyaan, (4) memecahkan masalah, (5) membuat kesimpulan, dan (6) keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Dari 6 indikator kemampuan berpikir kritis tersebut, kemudian dibuat kuesioner berjumlah 20 butir pernyataan yang terdiri dari pernyataan favorable atau pernyataan positif dan unfavorable atau pernyataan negatif. Analisis data kemampuan berpikir kritis dapat dihitung dengan menggunakan langkah-langkah berikut: a. Menghitung kuesioner kemampuan berpikir kritis yang dibagikan kepada siswa pada awal sebelum penelitian dan akhir setelah penelitian menggunakan pedoman penskoran yang sudah dibuat. Kemudian memasukkan data hasil kuesioner tersebut di microsoft excel, dan selanjutnya mengelompokkannya berdasarkan indikator. b. Menghitung jumlah skor berpikir kritis kelas. Jumlah skor kelas = Menjumlahkan skor siswa dalam satu kelas c. Menghitung rata-rata skor kelas.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jumlah skor kelas Jumlah siswa d. Menghitung nilai rata-rata kelas. 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
Jumlah skor yang diperoleh × 100 Jumlah skor maksimal
e. Menentukan rentang skor kriteria berpikir kritisberdasarkan PAP tipe I menurut Masidjo.
Rentang skor kriteria = Persentase setiap kriteria × skor maksimal
Tabel 3.16. Penilaian Acuan Patokan I (PAP) I Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 79% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
f. Menghitung jumlah siswa yang minimal cukup kritis. g. Menghitung persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =
Jumlah siswa yang minimal CK × 100% Jumlah seluruh siswa
Menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis setiap indikator: 1. Indikator 1 (Menganalisis Argumen)
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam indikator 1 (menganalisis argumen) terdapat 4 soal yang mewakili indikator 1 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 1 dapat dihitung dengan cara berikut: Skor maksimal = 4 soal × 5 (sangat baik) = 20 Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut, diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 1 adalah 20. Setelah dikatahui skor maksimal pada indikator 1 selanjutnya peneliti membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I (Penilaian Acuan Patokan). Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.18. Tabel 3.17. Rentang Skor Indikator 1 Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan Kompetensi 90% - 100% 18 – 20 Sangat Kritis 80% - 89% 16 – 17,9 Kritis 65 % - 79% 13 – 15,9 Cukup Kritis 55% - 64% 11 – 12,9 Tidak Kritis Dibawah 55% 4 – 10,9 Sangat Tidak Kritis Dari tabel 3.17 diketahui bahwa pada indikator 1 dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat memperoleh minimal 13 (cukup kritis). 2. Indikator 2 (Mampu Bertanya)
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam indikator 2 (mampu bertanya) terdapat 2 soal yang mewakili indikator 2 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 2 dapat dihitung dengan cara berikut: Skor maksimal = 2 soal × 5 (sangat baik) = 10 Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut, diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 2 adalah 10. Setelah dikatahui skor maksimal pada indikator 2 selanjutnya peneliti membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.18. Tabel 3.18. Rentang Skor Indikator 2 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan
9 – 10 8 – 8,9 6,5 – 7,9 5,5 – 6,4 2 - 5,4
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.18diketahui bahwa pada indikator 2 dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat memperoleh skor minimal 6,5 (cukup kritis). 3. Indikator 3 (Memecahkan Masalah)
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam indikator 3 (memecahkan masalah) terdapat 2 soal yang mewakili indikator 3 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 2 dapat dihitung dengan cara berikut Skor maksimal = 2 soal × 5 (sangat baik) = 10 Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut, diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 2 adalah 10. Setelah dikatahui skor maksimal pada indikator 3 selanjutnya peneliti membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.19. Tabel 3.19. Rentang Skor Indikator 3 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan
9 – 10 8 – 8,9 6,5 – 7,9 5,5 – 6,4 2 –5,5
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.19diketahui bahwa pada indikator 3 dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat memperoleh skor minimal 6,5 (cukup kritis). 4. Indikator 4 (Memecahkan Masalah)
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam indikator 4 (memecahkan masalah) terdapat 6 soal yang mewakili indikator 4 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 4 dapat dihitung dengan cara berikut:
Skor maksimal = 6 soal × 5 (sangat baik) = 30
Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut, diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 4 adalah 30. Setelah dikatahui skor maksimal pada indikator 4 selanjutnya peneliti membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.20. Tabel 3.20. Rentang Skor Indikator 4 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan
27 – 30 24 – 26,9 19,5 – 23,9 16,5 – 19,9 6 – 16,5
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.20 diketahui bahwa pada indikator 4 dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat memperoleh skor minimal 19,5 (cukup kritis). 5. Indikator 5 (Membuat Kesimpulan)
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam indikator 5 (membuat kesimpulan) terdapat 2 soal yang mewakili indikator 5 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 5 dapat dihitung dengan cara berikut: Skor maksimal = 2 soal × 5 (sangat baik) = 10
Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut, diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 5 adalah 10. Setelah dikatahui skor maksimal pada indikator 5 selanjutnya peneliti membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.21. Tabel 3.21. Rentang Skor Indikator 5 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan
9 – 10 8 – 8,9 6,5 – 7,9 5,5 – 6,4 2 – 5,5
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.21 diketahui bahwa pada indikator 5 dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat memperoleh skor minimal 6,5 (cukup kritis).
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Indikator 6 (Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan). Dalam indikator 6 (Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan) terdapat 4 soal yang mewakili indikator 6 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 6 dapat dihitung dengan cara berikut: Skor maksimal = 4 soal × 5 (sangat baik) = 20 Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut, diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 6 adalah 20. Setelah dikatahui skor maksimal pada indikator 6 selanjutnya peneliti membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I (Penilaian Acuan Patokan). Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.22. Tabel 3.22. Rentang Skor Indikator 6 Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan
18 – 20 16 – 17,9 13 – 15,9 11 – 12,9 4 – 11
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari tabel 3.22 diketahui bahwa pada indikator 6 dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat memperoleh skor minimal 13 (cukup kritis). h. Langkah terakhir dalam analisis data kuesioner adalah menghitung keseluruhan indikator menggunakan kriteria PAP tipe I. Tabel 3.23. Rentang Skor Seluruh Indikator Tingkat Penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65 % - 79% 55% - 64% Dibawah 55%
Rentang Skor
Keterangan
90 – 100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 20 – 55
Sangat Kritis Kritis Cukup Kritis Tidak Kritis Sangat Tidak Kritis
Setelah diketahui rentang skor seluruh indikator, langkah selanjutnya untuk menghitung nilai kemampuan berpikir kritis menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
Rata − rata skor kelas × 100 Jumlah skor maksimal
Setelah diketahui nilai kemampuan berpikir kritis atau skor rata-rata kemampuan berpikir kritis, langkah selanjutnya membandingkan nilai kemampuan berpikir kritis setiap indikator pada data awal sebelum dilakukan penelitian dengan nilai kemampuan berpikir kritis setiap indikator data akhir setelah dilakukan penelitian. Perbandingan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai tingkat pemahaman siswa dan prestasi belajar matematika sebelum dan setelah menggunakan alat peraga (kognitif), dan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran (afektif). 3.9 Indikator Keberhasilan Keberhasilan penelitian ini meliputi peningkatan hasil belajar dalam mata pelajaran matematika dan peningkatan kemampuan berfikir kritis matematika siswa setelah menggunakan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika. Indikator terjadinya peningkatan
hasil
belajar dalam mata pelajaran
matematika adalah sebagai berikut: Variabel
Indikator
Hasil Belaajar Rata-rata kelas Presentase jumlah siswa yang mencapai KKM Kemampuan Nilai Berpikir Kemampuan Kritis Berpikir Kitis
Kondisi Awal
Target Akhir Siklus 1 Siklus II
65
70
70
39%
60%
75%
57,45
99
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis
42%
65%
3.10 Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Berikut ini merupakan jadwal penelitian: Tabel 3.24. Jadwal Pelaksanaan Penelitian N o
1
2
3
4
5 6
Kegiatan Ju Ags l t 2015 201 5
Sept 201 5
Okt 201 5
Perijinan dan melakukan wawancara di SD Observasi dan wawancara sebelum penelitian Penyusunan dan pengajuan proposal Persiapan perangkat pembelajar an dan validasi Pelaksanaa n tindakan Pengolahan data hasil penelitian
100
Tahun 2015/2016 Nov Des Jan 201 201 201 5 5 6
Feb 201 6
Mare t 2016
Apr 201 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
N o
7
8 9
Kegiatan Ju Ags l t 2015 201 5
Sept 201 5
Okt 201 5
Penyeselaia n kelengkapa n penelitian dan revisi Ujian skripsi Revisi akhir
101
Tahun 2015/2016 Nov Des Jan 201 201 201 5 5 6
Feb 201 6
Mare t 2016
Apr 201 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tindakan Tiap Siklus 4.1.1
Pra Tindakan Kegiatan awal sebelum memasuki Siklus I, peneliti melakukan
tindakan pra penelitian. Kegiatan ini meliputi observasi terkait kegiatan pembelajaran. Sebagai awal tindakan, peneliti mengambil nilai ujian tengah semester dan menyebarkan kuesioner kemapuan berfikir kritis sebagai data awal masing-masing siswa. Data awal ini nantinya akan digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar dan kemampuan berfikir kritis siswa setelah dilaksanakan tindakan. a. Kondisi Awal Hasil Belajar Kondisi awal hasil belajar siswa didapatkan dari hasil ujian tengah semester pada tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Karangmloko 1 didapatkan informasi bahwa KKM pada mata pelajaran matematika adalah 60. Diketahui bahwa presentase ketuntasan pada kondisi awal mencapai 39% atau 14 siswa yang dapat mencapai KKM, sedangkan 61% atau 19 siswa belum dapat mencapai KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 50,82 dengan nilai tertinggi 81 dan nilai terendah adalah 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kemampuan Berfikir Kritis Awal Kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan satu hari sebelum penelitian dilakukan, yaitu pada hari Senin, 12 Oktober 2015 dan observasi sebelum dilakukan tindakan. Pemberian kuesioner bertujuan untuk melihat tentang kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa. Diketahui bahwa data kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis setiap indikator. Pada indikator 1 menganalisis argumen diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 57,12 pada kriteria “tidak kritis”. Indikator 2 mampu bertanya diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 54,55 pada kriteria “tidak kritis”. Indikator 3 mampu menjawab pertanyaan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 56,97 pada kriteria “tidak kritis”. Indikator 4 memecahkan masalah diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 60,51 pada kriteria “tidak kritis”. Indikator 5 membuat kesimpulan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 60,61 pada kriteria “tidak kritis” dan pada indikator 6 keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 53,33 pada kriteria “sangat tidak kritis”. 4.1.2
Tindakan Siklus I Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut. 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran matematika untuk kelas V dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah ada dalam silabus kurikulum tingkat satuan pendidikan. Standar kompetensinya yaitu Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.. Sedangkan, kompetensi dasar yang digunakan adalah menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB. Materi yang disampaikan dalam pembelajaran adalah KPK dan FPB. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun pada siklus I yaitu dua buah, untuk pertemuan pertama dan untuk pertemuan kedua. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13Oktober 2015 . Sedangkan, pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 17 Oktober 2015. 2) Menyusun pedoman observasi pembelajaran Peneliti menyusun pedoman observasi yang akan digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil atau dampak yang muncul dalam proses pembelajaran. Observasi yang dilakukan difokuskan pada kegiatan guru dan siswa yang berkaitan dengan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 8) Pelaksanaan 1) Pertemuan I 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2015 dengan materi pokok perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagian dua angka.Secara umum pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang sudah dibuat oleh peneliti. Pada pertemuan ini konsep perkalian dan pembagian diajarkan secara sederhana. Kegiatan pembuka(Relating) diawali dengan
memberikan
motivasi
kepada
siswa
dengan
cara
menyanyikan lagu yang bertujuan untuk memotivasi belajar siswa. Kegiatan inti (Eksperiencing, Cooperating, Applying)pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan penjelasan awal mengenai KPK dan FPB dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa. Siapa yang pernah pergi ke pasar? “. “Apa yang kalian lakukan di pasar?” (Questioning) “ Bu Rani berjualan sayuran di pasar tiap 2 hari sekali dan Bu Mia berjualan daging tiap 3 hari sekali, tiap berapa hari mereka akan berjualan bersama-sama” Pada kegiatan ini peneliti meljelaskan materi dengan menggunakan media tabel erasthothenes didepan kelas (Contructivism), kemudian peneliti menunjuk salah satu siswa untuk mempraktekkan secara langsung dengan media tabel erasthothenes tersebut(Modelling). Melalui kegiatan tersebut peneliti mengenalkan bahwa bilangan prima merupakan bilangan yang dapat habis dibagi hanya dengan bilangan itu sendiri. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 6 kelompok (Learning Community). Peneliti 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memberikan contoh cara penggunan media dakon matematika untuk menjelaskan KPK dan FPB (Modelling). Kemudian siswa didalam kelompok secara bersama-sama mencoba mempraktekan cara penggunaan
media
dakon
matematika(Learning
Community).
Selanjutnya siswa diminta maju kedepan kelas untuk memberikan contoh penggunaan media dakon matematika untuk menyelesaikan soal (Inquiry). Siswa secara berkelompok berdiskusi mengerjakan soal yang ada di lembar kerja siswa(Learning Community). Kegiatan akhir (transfering) siswa dengan bantuan guru bertanya jawab tentang pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). 2) Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2015. Kegiatan awal (relating) dilakukan dengan cara tanya jawab mengenai
materi
yang
diajarkan
pada
pertemuan
pertama
(Questioning). Selanjutnya menggali pemahaman siswa mengenai KPK dan FPB dengan melakukan tanya jawab (Contructivism). Dalam kegiatan inti (Experiencing, Cooperating, Applying) peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok seperti pada pertemuan pertama (Learning Community). Peneliti menggunakan media permen, coklat, dan jelly. Peneliti memberikan contoh permasalahan tentang KPK dan FPB untuk diselesaikan dengan menggunakan media permen, coklat dan jelly (Contructivism). Siswa berdiskusi mengerjakan soal 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang ada di lembar kerja siswa (Learning Community). Kegiatan selanjutnya peneliti memberikan permasalahan sehari-hari (soal cerita) yang berkaitan dengan KPK dan FPB (Contructivism). Siswa secara berkelompok mengerjakan soal cerita yang ada di lembar kerja siswa (Learning Community). Perwakilan dari setiap kelompok menuliskan hasil dari mengerjakan soal cerita di papan tulis (Modelling). Peneliti kemudian mengkonfirmasi jawaban siswa, apakah jawaban yang dikerjakan siswa sudah bener atau belum. Kegiatan akhir (transfering) siswa dengan bimbingan menyimpulkan
hasil
pembelajaran
yang
sudah
guru
dilakukan
(Reflection). Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus yang dikerjakan secara individu untuk mengulang materi yang sudah dipelajari (Authentic Assessment).. 9) Observasi Hasil observasi pada siklus I diperoleh dari hasil observasi penilaian kemampuan berfikir kritis, hasil observasi kegiatan pembelajaran dan catatan lapangan. Pada pertemuan I, kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rancangan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Siswa pun terlihat antusias saat guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa tentang pengalama mereka pergi kepasar. Para siswapun tampak antusias menceritakan pengalaman mereka ketika dipasar. Guru terlihat 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
senang karena siswa bersemangat dalam memulai pembelajaran. Akan tetapi, saat kegiatan inti ada beberapa anak yang tidak menyimak penjelasan guru tetapi malah malah asik bermain dakon yang digunakan sebagai media pembelajaran. Akibatnya mereka tidak dapat mengerjakan LKS meskipun guru telah berulang kali memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai bagian materi yang belum jelas. Sehingga guru perlu mendampingi mereka dalam mengerjakan LKS. Pada pertemuan II
kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan yang direncanakan. Siswa tampak antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan media yang berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Adanya variasi media pembelajaran berdampak pada siswa yang tidak mudah jenuh ketika mengikuti proses pembelajaran. Selain hasil pengamatan kegiatan pembelajaran dan catatan lapangan, pada siklus II peneliti juga melakukan pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan CTL. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.1. Skor Lembar Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus I
Indikator 1 2 3 4 5 6 Rata-rata
Kondisi Awal (Siklus I) Pertemuan 1 Pertemuan 2 Skor rata-rata Skor Kriteria Skor Kriteria 57.6 78.8 68.2 TK CK 73.7 75.8 74.7 CK CK 63.6 76.8 70.2 TK CK 55.6 77.8 66.7 TK CK 56.6 59.6 58.1 TK TK 59.6 57.6 58.6 TK TK 61,11 71,04 66,08 TK CK
Kriteria CK CK CK CK TK TK CK
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada pertemuan 1, ada 5 indikator dengan kriteria tidak kritis dan 1 indikator dengan kriteria cukup kritis. Dengan rata-rata skor 61,11 termasuk dalam kriteria tidak kritis. Pada pertemuan 2, ada 2 indikator dengan kriteria tidak kritis dan 4 indikator dengan kriteria cukup kritis.
Dengan rata-rata skor 71,04
termasuk dalam kriteria cukup kritis. 10) Refleksi siklus I 1) Refleksi siklus I Refleksi siklus I dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat setelah selesai melaksanakan siklus I. Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan, ditemukan beberapa masalah sebagai berikut.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a) Pertemuan I (1) Ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan bermain dakon sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif. (2) Skor hasil pengamatan kemampuan berfikir kritis siswa pada pertemuan I banyak yang termasuk dalam kriteria tidak kritis. b) Pertemuan II (1) Masih ada beberapa siswa yang tidak konsentrasi dalam pembelajaran sehingga guru perlu mendampingi. (2) Skor maksimal yang dicapai siswa dalam lembar pengamatan kemampuan berfikir kritis masih dalam kriteria cukup kritis. (3) Hasil belajar siswa pada materi KPK dan FPB yaitu ada 21 siswa atau 62% siswa yang tuntas KKM (mempunyai nilai ≥70) dan rata-rata nilai siswa adalah 65,76. Walaupun hasil rata-rata siswa sudah lebih baik daripada keadaan awal yaitu 60,73 tetapi penelitian ini dinyatakan belum berhasil karena persentase siswa yang tuntas KKM belum 75% sehingga hasil penelitian ini belum sesuai dengan indikator keberhasilan. Untuk itu, guru dan peneliti merancang siklus II.
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan refleksi pada siklus I, perlu diadakan revisi sekaligus rancangan untuk siklus II agar siklus II menjadi lebih baik daripada siklus I. Revisi dan rancangannya adalah sebagai berikut. a) Pertemuan I (1) Sebelum menggunakan dakon, guru memberi peringatan pada siswa untuk berkonsentrasi dan tidak bermain-main dengan dakon ketika guru sedang menjelaskan materi disampaikan. (2) Masih ada siswa yang malu untuk bertanya ketika mereka merasa tidak mengerti pada beberapa bagian materi yang sudah disampaikan. b) Pertemuan II (1) Tujuan pembelajaran harus disampaikan di awal pembelajaran agar siswa tidak merasa kebingungan di kegiatan inti. (2) Guru harus memberikan penguatan agar siswa percaya diri dan lebih fokus ketika mengerjakan soal. 4.1.3
Tindakan Siklus II
1. Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II yaitu menyiapkan perangkat pembelajaran seperti di bawah ini. 1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dirancang oleh peneliti dan guru dengan menggunakan standar 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kompetensi dan kompetensi dasar yang sama dengan siklus I, yaitu melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Sedangkan, kompetensi dasarnya yaitu menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat adalah untuk dua kali pertemuan. Pertemuan I tanggal 24 Oktober 2015 pada pukul 07.00-08.45 dan pertemuan II tanggal 26 Oktober 2015 pada pukul 07.00-08.45. 2) Menyiapkan pedoman penilaian Pedoman penilaian yang digunakan sama dengan pedoman penilaian siklus I. 3) Menyiapkan pedoman observasi kegiatan pembelajaran Pedoman observasi yang digunakan sama dengan pedoman observasi pada siklus I, yaitu pedoman observasi guru dan siswa saat kegiatan pembelajaran. 2. Pelaksanaan 1) Pertemuan I Pertemuan 1 pada siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2015. Siklus II pertemuan 1 ini peneliti akan menyampaikan materi yang tidak jauh berbeda dengan siklus I pertemuan 1, yaitu tentang KPK dan FPB. Kegiatan awal pembelajaran(Relating) diawali dengan apersepsi yaitu dengan memberi pertanyaan kepada siswa 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengenai mater yang telah diajarkan sebelumnya. Kegiatan inti pembelajaran(Experiencing, Cooperating, Applying)diawali mesmberi penjelasa kepada siswa tentang pengertian faktor prima dan faktorisasi prima. Kemudian guru menghadapkan siswa pada masalah tentang KPK dan FPB yang kemudian akan diselesaikan dengan menggunakan media dakon matematika(Contructivism). Dipertemuan sebelumnya pada siklus I peneliti sudah memberikan contoh bagaimana cara menggunakan media dakon matematika. Peneliti memberikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara kelompok(Learning Community). Selanjutnya peneliti menjelaskan materi KPK dan FPB dengan menggunakan pohon faktor(Inquiry). Kegiatan akhir (Transfering) siswa dibantu dengan dan guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). 2) Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2015. Kegiatan awal (Relating)pembalajaran dilakukan dengan berdoa, kemudian dilanjutkan dengan melakukan presensi. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan cara bertanya jawab dan sedikit mengulang kembali materi hari kemarin(Questioning), kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan materi tentang pemecahan masalah sehari-hari yang berkaita dengan KPK dan FPB (Contructivism). Kegiatan inti pembelajaran(Experiencing, Cooperating, Applying) peneliti memberi 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
contoh pemecahan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan FPB dengan media permen, coklat dan jelly(Inquiry). Beberapa siswa diminta maju kedepan kelas untuk menyelesaikan soal menggunakan media yang telah disiapkan dan siswa yang lain memperhatikan dan menanggapinya. Setelah selesai, guru menulis satu soal masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan satu soal yang berkaitan dengan FPB di papan tulis kemudian dikerjakan bersama-sama siswa (Learning Community). Siswa mengerjakan soal yang ada di lembar kerja siswa dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya(Learning Community). Sebelum melanjutkan ke materi selanjutnya peneliti melakukan tanya jawab tentang bagian materi yang belum jelas (Questioning). Peneliti mempresentasikan kembali sedikit materi dengan memberikan contoh soal cerita tentang permasalahan seharihari yang berkaitan dengan KPK dan FPB(Contructivism). Selanjutnya peneliti menjelaskan cara memecahkan soal cerita tersebut dengan menggunakan kalimat matematika. Siswa secara berkelompok mengerjakan soal cerita yang ada di lembar kerja siswa(Learning Community).Kegiatan akhir (Transfering) siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection).
Kegiatan
akhir
pembelajran
dilakukan
dengan
mengerjakan soal evaluasi akhir pertemuan yang dikerjakan secara
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
individu untuk mengulang materi yang sudah dipelajari (Authentic Assessment) 3. Observasi Kegiatan pembelajaran siklus II sudah lebih baik daripada siklus I. Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Siswa juga terlihat lebih konsentrasi saat guru menjelaskan materi sehingga tidak ada perilaku negatif siswa seperti pada siklus I. Selain hasil pengamatan kegiatan pembelajaran dan catatan lapangan, pada siklus II peneliti juga melakukan pengamatan kemampuan berfikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan CTL. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.2. Skor Pengamatan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa
Indikator 1 2 3 4 5 6 Rata-rata
Kondisi Akhir (Siklus II) Pertemuan 1 Pertemuan 2 Skor Skor Kriteria Skor Kriteria rata-rata 79.80 K 83.84 K 73.00 80.81 K 90.91 SK 76.00 84.85 K 86.87 K 77.00 77.78 CK 85.86 K 74.00 72.73 CK 85.86 K 68.00 72.73 CK 76.77 CK 70.00 78.11 CK 85.02 K 73.00
Kriteria CK CK CK CK CK CK CK
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada pertemuan 1, ada 3 indikator dengan kriteria kritis dan 3 indikator lainnya dengan 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kriteria cukup kritis. Dengan rata-rata skor 78,11 termasuk dalam kriteria cukup kritis. Pada pertemuan 2, ada 2 indikator dengan masing-masing nilai mendapatkan kriteria sangat kritis dann cukup kritis. Sedangkan 4 indikator lainnya mendapatkan kriteria kritis. d. Refleksi Peneliti, dan teman sejawat berdiskusi mengenai tindakan yang sudah dilaksanakan. Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus II sudah lebih baik dari siklus I. Hasil yang diperoleh siswa juga sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu rata-rata nilai hasil belajar siswa pada materi KPK dan FPB 75,57. Selain itu juga adanya peningkatan nilai siswa yang tuntas KKM yaitu 17 atau 81%. Untuk itu, peneliti dan guru memutuskan untuk menghentikan penelitian tersebut dan menganggap penelitian telah berhasil. 4.2 Hasil Belajar 4.2.1.1 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Data Nilai Hasil Belajar siswa dibagi menjadi 3, yaitu data nilai hasil belajar pratindakan (awal), data nilai hasil belajar Siklus I, dan data nilai hasil belajar Siklus II. a. Data Nilai Hasil Belajar Pratindakan (Awal) Data nilai hasil belajar pratindakan (awal) diperoleh dari nilai ujian tengah semester mata pelajaran matematika. Adapun data nilai prestasi belajar pratindakan (awal) adalah sebagai berikut. 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3. Data Nilai Hasil Belajar Awal No 1 CPD 2 DWP 3 FF 4 AA 5 AD 6 AR 7 AS 8 BFN 9 DP 10 DFT 11 FD 12 GB 13 GP 14 HA 15 KI 16 LD 17 MW 18 MH 19 MA 20 MJF 21 PB 22 RPR 23 RES 24 RNA 25 RDS 26 RMS 27 SA 28 SPF 29 SHD 30 SRP 31 TAK 32 NN 33 HPS jumlah rata-rata
Nama
KKM 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
117
Nilai 86 58 46 75 35 46 60 88 75 55 83 88 75 75 58 53 76 50 50 60 75 50 75 41 46 50 45 75 41 43 43 75 53 2004 60.73
keterangan Tuntas belum tuntas belum tuntas Tuntas belum tuntas belum tuntas belum tuntas Tuntas Tuntas belum tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas belum tuntas belum tuntas Tuntas belum tuntas belum tuntas belum tuntas Tuntas belum tuntas Tuntas belum tuntas belum tuntas belum tuntas belum tuntas tuntas belum tuntas belum tuntas belum tuntas tuntas belum tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nilai tertinggi nilai terendah jml siswa tuntas KKM jml siswa belum tuntas KKM persentase ketuntasan
88 35 13 20 39%
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa nilai prestasi belajar matematika masih rendah. Dari 33 siswa, hanya 13 siswa yang tuntas, sedangkan yang belum tuntas ada 20 Siswa. Nilai terendah siswa 35 dan nilai tertinggi 88 selanjutnya nilai rata-ratanya
60,73 . Presentase
ketuntasan yang telah tercapai baru 39%. b. Data Nilai Hasil Belajar Siklus I Data Nilai Hasil Belajar Siklus I diperoleh dari nilai evaluasi pertemuan 2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I, terlihat nilai prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari nilai awal. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebanyak 21 siswa. Sedangkan yang belum tuntas ada 12 siswa.
Adapun data
lengkapnya sebagai berikut : Tabel4.4. Data Nilai Hasil Belajar Siklus I No 1 2 3 4 5 6
Nama CPD DWP FF AA AD AR
KKM 70 70 70 70 70 70
118
Nilai
keterangan
90 70 50 80 40 50
tuntas tuntas belum tuntas tuntas belum tuntas belum tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7 AS 8 BFN 9 DP 10 DFT 11 FAD 12 GAB 13 GP 14 HA 15 KI 16 LD 17 MW 18 MAH 19 MA 20 MJF 21 PB 22 RPR 23 RES 24 RNA 25 RDS 26 RMS 27 SA 28 SPF 29 SYA 30 SRP 31 TAK 32 NN 33 HPS jumlah rata-rata nilai tertinggi nilai terendah jml siswa tuntas KKM jml siswa belum tuntas KKM persentase ketuntasan
119
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
60 90 80 70 80 90 80 80 70 70 80 50 50 70 80 50 80 40 50 70 50 80 40 40 40 80 70 2170 65.76 90 40
belum tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas belum tuntas belum tuntas tuntas tuntas belum tuntas tuntas belum tuntas belum tuntas tuntas belum tuntas tuntas belum tuntas belum tuntas belum tuntas tuntas tuntas belum tuntas tuntas belum tuntas 21 12 64%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui ada peningkatan nilai prestasi belajar siswa dari nilai awal. Presentase nilai ketuntasannya adalah 64% dari seluruh siswa dengan nilai rata-rata 65,76. Peningkatan persentase ketuntasan siswa sebesar 25% dilihat sebelum dilakukan tindakan, sedangkan peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM ada 8 siswa. c. Data Nilai Hasil Belajar Siklus II Data Nilai Hasil Belajar Siklus II diperoleh dari nilai evaluasi pertemuan 2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Siklus II, terlihat nilai prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari nilai Siklus I. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebanyak 28 siswa. Sedangkan yang belum tuntas ada 5 siswa.
Adapun data
lengkapnya sebagai berikut : Tabel 4.5. Data Nilai Hasil Belajar Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP DFT FAD
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
120
Rata-rata 100 70 70 80 50 70 70 100 80 70 80
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas belum tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12 GAB 70 13 GP 70 14 HA 70 15 KI 70 16 LD 70 17 MW 70 18 MAH 70 19 MA 70 20 MJF 70 21 PB 70 22 RPR 70 23 RES 70 24 RNA 70 25 RDS 70 26 RMS 70 27 SA 70 28 SPF 70 29 SYA 70 30 SRP 70 31 TAK 70 32 NN 70 33 HPS 70 jumlah rata-rata nilai tertinggi nilai terendah jml siswa tuntas KKM jml siswa belum tuntas KKM persentase ketuntasan
100 80 90 70 70 80 70 70 70 80 70 80 40 70 70 50 80 40 40 40 80 70 2350.0 71.2 100 40
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas belum tuntas Tuntas Tuntas belum tuntas Tuntas belum tuntas belum tuntas belum tuntas Tuntas Tuntas tuntas tuntas belum tuntas 27 6 82%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui ada peningkatan nilai prestasi belajar siswa dari nilai Siklus I. Dari 33 siswa, presentase nilai ketuntasannya adalah 82% dengan nilai rata-rata 70,6. Peningkatan
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
persentase ketuntasan siswa sebesar 18% dilihat sebelum dilakukan tindakan, sedangkan peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM ada 7 siswa. 4.2.2
Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Data nilai kemampuan berfikir kritis siswa diperoleh dari 2 cara, yaitu
melalui kuesioner yang diisi oleh siswa dan lembar pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Kuesioner Kemampuan Berfikir Kritis 1) Data Awal Kemampuan Berfikir Kritis Data Pratindakan hasil kuesioner yang telah diisi oleh siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 yang berjumlah 33 pada hari Senin, 12 Oktober 2015, diperoleh data sebagai berikut: a) Indikator 1 (Menganalisis Argumen) Tabel4.6. Data Kuesioner pratindakan Siswa Indikator 1 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NAMA SISWA CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP DFT FAD
5 5 3 4 2 1 4 3 4 3 1 4
NO SOAL 12 17 3 5 3 2 4 4 4 4 3 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 1 4 3
122
20 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4
JML SKOR 16 10 15 13 9 12 12 15 11 8 15
KRITERIA kritis sgt tdk kritis ckp kritis ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis tdk kritis ckp kritis tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
GAB 12 3 3 3 4 13 GP 13 3 2 3 3 11 HA 14 2 4 3 4 13 KI 15 3 3 3 2 11 LD 16 3 2 5 3 13 MW 17 2 2 2 2 8 MAH 18 2 2 3 4 11 MA 19 2 3 2 2 9 MJF 20 3 4 2 5 14 PB 21 3 4 5 2 14 RPR 22 4 3 2 2 11 RES 23 4 4 4 3 15 RNA 24 2 2 2 2 8 RDS 25 2 3 1 2 8 RMS 26 3 4 2 3 12 SA 27 2 3 1 2 8 SPF 28 3 2 3 4 12 SYA 29 2 2 2 2 8 SRP 30 2 2 2 4 10 TAK 31 4 4 1 2 11 NN 32 3 4 3 2 12 HPS 33 1 4 2 2 9 Jumlah skor kelas 377 Rata-rata skor kelas 11.42 Nilai rata-rata kelas 57.12 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
ckp kritis tdk kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis tdk kritis 11 33%
Hasil perhitungan kuesioner pratindakan pada indikator 1 diperoleh jumlah skor kelas 377, dengan rata-rata kelas 11,42 pada kriteria “tidak kritis” dan nilai rata-rata kelas 57,12 pada kriteria “tidak kritis”. Terdapat 11 siswa yang termasuk dalam kriteria
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minimal cukup kritis dengan presentase 33% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. b) Indikator 2 (Mampu Bertanya) Tabel 4.7. Data Kuesioner Pratindakan Siswa Indikator 2 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
NAMA SISWA CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP DFT FAD GAB GP HA KI LD MW MAH MA MJF PB RPR RES RNA RDS RMS SA SPF SYA 124
NO SOAL JML 3 8 SKOR 3 2 5 1 4 5 2 1 3 2 3 5 1 3 4 1 2 3 5 4 9 4 4 8 3 3 6 3 1 4 3 2 5 3 4 7 3 3 6 2 3 5 1 3 4 2 1 3 4 3 7 3 3 6 3 2 5 3 3 6 4 4 8 3 3 6 5 2 7 2 3 5 1 2 3 4 4 8 1 2 3 3 3 6 2 3 5
KRITERIA sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt kritis kritis tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis kritis tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis kritis sgt tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SRP 30 3 3 6 TAK 31 3 3 6 NN 32 3 3 6 HPS 33 3 2 5 Jumlah skor kelas 180 Rata-rata skor kelas 5.45 Nilai rata-rata kelas 54.5 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
tdk kritis tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis 6 18%
Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 2 diperoleh jumlah skor kelas 180, dengan rata-rata kelas 5,45 pada kriteria “sangat tidak kritis” dan nilai rata-rata kelas 54,5 pada kriteria “tidak kritis”. Terdapat 6 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 18% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
c) Indikator 3 (Mampu Menjawab Pertanyaan) Tabel 4.8. Data Kuesioner Pratindakan Siswa Indikator 3 NO
NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP
125
NO SOAL 2 4 4 3 2 2 3 2 3 4 1 3 2 2 4 2 5 5 2 4
JML SKOR 7 4 5 7 4 4 6 10 6
KRITERIA ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis sgt kritis tdk kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DFT 10 2 2 FAD 11 4 3 GAB 12 2 2 GP 13 3 4 HA 14 4 3 KI 15 2 2 LD 16 3 2 MW 17 5 3 MAH 18 3 2 MA 19 4 3 MJF 20 2 3 PB 21 3 4 RPR 22 3 3 RES 23 4 4 RNA 24 1 2 RDS 25 2 2 RMS 26 3 4 SA 27 2 2 SPF 28 4 2 SYA 29 1 2 SRP 30 3 4 TAK 31 3 5 NN 32 2 3 NN 33 3 1 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
4 7 4 7 7 4 5 8 5 7 5 7 6 8 3 4 7 4 6 3 7 8 5 4 188 5.70 56.97
sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis ckp kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis Kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis ckp kritis tdk kritis Kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis Kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis tdk kritis 13 39%
Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 3 diperoleh jumlah skor kelas 188, dengan rata-rata kelas 5,70 pada kriteria “tidak kritis” dan nilai rata-rata kelas 56,97 pada kriteria
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“tidak kritis”. Terdapat 13 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 39% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. d) Indikator 4 (Memecahkan Masalah) Tabel4.9. Data Kuesioner Pratindakan Siswa Indikator 4 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
NAMA SISWA CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP DFT FAD GAB GP HA KI LD MW MAH MA MJF PB RPR RES RNA RDS RMS SA
1 4 2 4 5 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 2 2 4 1 5 2 4 2 4
10 5 2 3 3 1 4 4 4 5 4 4 4 5 2 4 1 4 2 2 3 4 3 5 2 4 2 4
127
NO SOAL 11 16 4 4 1 1 2 4 4 4 3 1 2 4 3 4 4 3 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 2 2 3 4 2 3 2 3 2 2 3 4 2 3 3 4 1 3 1 4 2 3 1 4
18 2 2 2 3 3 3 3 5 3 2 4 5 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 2 1 4 1
19 4 1 3 4 3 3 4 4 4 1 3 3 5 4 2 4 4 2 3 5 3 3 3 3 2 2 2
JML SKOR 23 9 18 23 14 20 22 24 22 13 22 24 24 19 17 16 23 16 15 17 22 14 24 13 16 15 16
KRITERIA ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis ckp kritis ckp kritis Kritis ckp kritis sgt tdk kritis ckp kritis Kritis Kritis tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis Kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SPF 28 3 4 3 3 4 3 SYA 29 2 2 1 3 2 3 SRP 30 2 3 3 3 1 3 TAK 31 1 3 2 3 2 3 NN 32 3 3 4 3 3 4 NN 33 2 3 2 4 2 3 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
20 13 15 14 20 16 599 18.15 60.51
ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis tdk kritis 14 42%
Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 4 diperoleh jumlah skor kelas 599, dengan rata-rata kelas 18,15 pada kriteria “tidak kritis” dan nilai rata-rata kelas 60,51 pada kriteria “tidak kritis”. Terdapat 14 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 42% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. e) Indikator 5 (Membuat kesimpulan) Tabel 4.10. Data Kuesioner Pratindakan Siswa Indikator 5 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
NO SOAL 7 14 5 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 5 2 3 4
NAMA SISWA CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP
128
JML SKOR 8 6 6 8 6 6 6 7 7
KRITERIA Kritis tdk kritis tdk kritis Kritis tdk kritis tdk kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DFT 10 5 1 6 FAD 11 4 2 6 GAB 12 3 3 6 GP 13 4 4 8 HA 14 4 4 8 KI 15 4 1 5 LD 16 4 3 7 MW 17 3 2 5 MAH 18 2 3 5 MA 19 2 5 7 MJF 20 2 3 5 PB 21 2 3 5 RPR 22 3 2 5 RES 23 4 2 6 RNA 24 4 1 5 RDS 25 3 3 6 RMS 26 2 4 6 SA 27 3 3 6 SPF 28 2 3 5 SYA 29 4 1 5 SRP 30 2 3 5 TAK 31 3 1 4 NN 32 4 4 8 NN 33 4 2 6 Jumlah skor kelas 200 Rata-rata skor kelas 6.06 Nilai rata-rata kelas 60.61 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
tdk kritis tdk kritis tdk kritis Kritis Kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis Kritis tdk kritis tdk kritis tdk kritis 9 27%
Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 5 diperoleh jumlah skor kelas 200, dengan rata-rata kelas 6,06 pada kriteria “tidak kritis” dan nilai rata-rata kelas 60,61 pada kriteria “tidak kritis”. Terdapat 9 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cukup kritis dengan presentase 27% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. f) Indikator 6 (Ketrampilan Mengevaluasi dan Menilai Hasil dari Pengamatan) Tabel 4.11. Data Kuesioner Pratindakan Siswa Indikator 6 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
NAMA SISWA CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP DFT FAD GAB GP HA KI LD MW MAH MA MJF PB RPR RES RNA RDS RMS SA
6 5 2 3 3 2 3 3 5 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 2 3 2 3 3 3
130
NO SOAL 9 13 15 3 3 4 2 1 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 4 2 3 3 4 3 4 3 3 1 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 2 2 3 2 1 4 3 3 2 3 2 2 3 2 4 3 4 1 1 2 3 3 2 4 2 2 3 1 2 3 1 2 2 3 2 3 1 2
JML SKOR 15 7 11 11 10 10 11 15 13 8 13 14 13 12 10 8 13 11 9 14 8 10 11 8 9 10 9
KRITERIA ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis sgt tdk kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SPF 28 4 3 4 4 15 SYA 29 2 3 1 2 8 SRP 30 2 2 3 1 8 TAK 31 2 1 1 2 6 NN 32 4 4 3 4 15 NN 33 3 1 1 2 7 Jumlah skor kelas 352 Rata-rata skor kelas 10.67 Nilai rata-rata kelas 53.33 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis 10 30%
Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 6 diperoleh jumlah skor kelas 352, dengan rata-rata kelas 10,67 pada kriteria “ sangat tidak kritis” dan nilai rata-rata kelas 53,33 pada kriteria “sangat tidak kritis”. Terdapat 10 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 30% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Berikut ini merupakan data skor keseluruhan indikator kondisi awal kuesioner. Tabel 4.12. Data Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal NO 1 2 3 4 5 6 7 8
NAMA SISWA CPD DWP FF AA AD AR AS BFN
DATA PER INDIKATOR 1 2 3 4 5 6 16 5 7 23 8 15 10 5 4 9 6 7 15 3 5 18 6 11 13 5 7 23 8 11 9 4 4 14 6 10 12 3 4 20 6 10 12 9 6 22 6 11 15 8 10 24 7 15
131
JML
KRITERIA
74 41 58 67 47 55 66 79
ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DP 9 11 6 6 22 7 13 65 DFT 10 8 4 4 13 6 8 43 FAD 11 15 5 7 22 6 13 68 GAB 12 13 7 4 24 6 14 68 GP 13 11 6 7 24 8 13 69 HA 14 13 5 7 19 8 12 64 KI 15 11 4 4 17 5 10 51 LD 16 13 3 5 16 7 8 52 MW 17 8 7 8 23 5 13 64 MAH 18 11 6 5 16 5 11 54 MA 19 9 5 7 15 7 9 52 MJF 20 14 6 5 17 5 14 61 PB 21 14 8 7 22 5 8 64 RPR 22 11 6 6 14 5 10 52 RES 23 15 7 8 24 6 11 71 RNA 24 8 5 3 13 5 8 42 RDS 25 8 3 4 16 6 9 46 RMS 26 12 8 7 15 6 10 58 SA 27 8 3 4 16 6 9 46 SPF 28 12 6 6 20 5 15 64 SYA 29 8 5 3 13 5 8 42 SRP 30 10 6 7 15 5 8 51 TAK 31 11 6 8 14 4 6 49 NN 32 12 6 5 20 8 15 66 HPS 33 9 5 4 16 6 7 47 Jumlah skor kelas 1896 Rata-rata skor kelas 57.45 Nilai rata-rata kelas 57.45 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
ckp kritis sgt tdk kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis tdk kritis 14 42%
Berdasarkan hasil perhitungan data keseluruhan indikator kuesioner awal diperoleh jumlah skor kelas 1896, dengan rata-rata skor kelas 57,45 pada kriteria “tidak kritis” dan nilai rata-rata kelas
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57,45 pada kriteria “tidak kritis”. Terdapat 14 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 42% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Berikut ini disajikan tabel data awal keseluruhan nilai kemampuan berpikir kritis yang dicapai dari indikator 1 sampai dengan indikator 6. Tabel 4.13. Data Awal Keseluruhan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis
N o
Indikator Berpikir Kritis
1
Menganalisis argument 2 Mampu bertanya 3 Mampu menjawab pertanyaan 4 Memecahkan masalah 5 Membuat kesimpulan 6 Ketrampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan Keseluruhan
Skor ratarata yang dicapai
Nilai kemampu an berpikir kritis
Jml siswa yang minim al cukup krittis
Kriteria
11.42
57.12
33%
tdk kritis
5.45
54.55
18%
tdk kritis
5.70
56.97
39%
tdk kritis
18.15
60.51
42%
tdk kritis
6.06
60.61
27%
tdk kritis
10.67
53.33
30%
sgt tdk kritis
57.45
57.45
42%
tdk kritis
Tabel diatas menunjukan data tentang kondisi kemampuan berpikir kritis pratindakan (awal) siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1, diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis setiap
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
indikator. Pada indikator 1 menganalisis argumen diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis, yaitu 53,12 pada kriteria “tidak kritis” dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 33%. Indikator 2 mampu bertanya diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 54,55 pada kriteria “tidak kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 18%. Indikator 3 mampu menjawab pertanyaan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 56,97 pada kriteria “tidak kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 39%.
Indikator
4
memecahkan
masalah
diperoleh
nilai
kemampuan berpikir kritis yaitu 60,51 pada kriteria “tidak kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 42%. Indikator 5 membuat kesimpulan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 60,61 pada kriteria “tidak kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 27% dan Indikator 6 keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 53,33 pada kriteria “sangat tidak kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 30%. Kemudian dari data keseluruhan menunjukkan nilai kemampuan berpikir kritis mencapai 57,45 pada kriteria “tidak kritis” dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 42%. 2) Data kemampuan berfikir kritis siklus I a) Indikator 1 (Menganalisis Argumen) 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.14. Data Kuesioner Kemampuan Berfikir Kritis Siklus I Indikator 1 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
NAM A SISWA CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP DFT FAD GAB GP HA KI LD MW MAH MA MJF PB RPR RES RNA RDS RMS SA SPF SYA SRP TAK
5 5 3 2 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 2 4 2 2 3 3 5 2 3 4
NO SOAL 12 17 20 3 5 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 2 4 3 3 2 4 3 4 4 3 5 3 3 5 3 3 3 4 5 4 4 5 4 4 4 3 5 3 5 3 4 2 4 3 3 5 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 2 4 4 3 2 2 2 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 135
JML SKOR 16 13 11 13 12 11 14 16 15 11 17 16 15 16 12 13 17 12 14 13 14 8 15 8 11 15 13 15 8 10 12
KRITERIA kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis tdk kritis tdk kritis ckp kritis kritis ckp kritis tdk kritis kritis kritis ckp kritis kritis tdk kritis ckp kritis kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NN 32 4 4 3 4 15 HPS 33 3 4 3 2 12 Jumlah skor kelas 433 Rata-rata skor kelas 13.12 Nilai rata-rata kelas 65.61 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
ckp kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis 21 64%
Hasil perhitungan kuesioner siklus I pada indikator 1 diperoleh jumlah skor kelas 433, dengan rata-rata kelas 13,12 pada kriteria “cukup kritis” dan nilai rata-rata kelas 65,61 pada kriteria “cukup kritis”. Terdapat 21 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 64% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. b) Indikator 2 (Mampu Bertanya) Tabel 4.15. Data Kuesioner Kemampuan Berfikir Kritis Siklus I Indikator 2 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
NAMA SISWA CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP DFT
NO SOAL 3 8 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4
136
JML SKOR 7 7 6 7 5 7 9 8 8 7
KRITERIA ckp kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt kritis kritis kritis ckp kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FAD 11 5 5 10 GAB 12 3 5 8 GP 13 3 4 7 HA 14 5 3 8 KI 15 3 3 6 LD 16 4 2 6 MW 17 4 3 7 MAH 18 4 2 6 MA 19 4 4 8 MJF 20 3 3 6 PB 21 4 4 8 RPR 22 3 3 6 RES 23 3 5 8 RNA 24 4 3 7 RDS 25 1 2 3 RMS 26 4 4 8 SA 27 1 2 3 SPF 28 4 3 7 SYA 29 4 3 7 SRP 30 3 2 5 TAK 31 3 3 6 NN 32 3 3 6 HPS 33 4 3 7 Jumlah skor kelas 224 Rata-rata skor kelas 6.79 Nilai rata-rata kelas 67.88 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
sgt kritis kritis ckp kritis kritis tdk kritis tdk kritis ckp kritis tdk kritis kritis tdk kritis kritis tdk kritis kritis ckp kritis sgt tdk kritis Kritis sgt tdk kritis ckp kritis ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis 21 64%
Hasil perhitungan kuesioner siklus I pada indikator 2 diperoleh jumlah skor kelas 224, dengan rata-rata kelas 6,79 pada kriteria “cukup kritis” dan nilai rata-rata kelas 67,88 pada kriteria “cukup kritis”. Terdapat 21 siswa yang termasuk dalam kriteria
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minimal cukup kritis dengan presentase 64% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. c) Indikator 3 (Mampu Menjawab Pertanyaan) Tabel 4.16.Data Kuesioner Kemampuan Berfikir Kritis Siklus I Indikator 3 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
NAMA SISWA CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP DFT FAD GAB GP HA KI LD MW MAH MA MJF PB RPR RES RNA RDS RMS
NO SOAL 2 4 5 4 3 3 3 3 2 4 2 3 2 4 4 3 5 5 5 3 2 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 2 3 4 3 4 3 4 4 5 1 2 2 2 3 3 138
JML SKOR 9 6 6 6 5 6 7 10 8 6 9 9 8 6 8 6 6 5 6 7 7 7 9 3 4 6
KRITERIA sgt kritis tdk kritis tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis sgt kritis Kritis tdk kritis sgt kritis sgt kritis Kritis tdk kritis Kritis tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis sgt kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SA 27 2 2 4 sgt tdk kritis SPF 28 3 5 8 Kritis SYA 29 3 2 5 sgt tdk kritis SRP 30 4 2 6 tdk kritis TAK 31 3 3 6 tdk kritis NN 32 3 5 8 Kritis NN 33 3 2 5 sgt tdk kritis Jumlah skor kelas 217 Rata-rata skor kelas 6.58 ckp kritis Nilai rata-rata kelas 65.76 ckp kritis Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 14 Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis 42% Hasil perhitungan kuesioner siklus I pada indikator 3 diperoleh jumlah skor kelas 217, dengan rata-rata kelas 6,58 pada kriteria “cukup kritis” dan nilai rata-rata kelas 65,76 pada kriteria “cukup kritis”. Terdapat 14 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 42% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
d) Indikator 4 (Memecahkan Masalah) Tabel 4.17. Data Kuesioner Kemampuan Berfikir Kritis Siklus I Indikator 4 NO NAMA SISWA CPD 1 DWP 2 FF 3 AA 4 AD 5
1 4 4 2 5 2
NO SOAL JML KRITERIA 10 11 16 18 19 SKOR 5 4 4 5 4 26 kritis 4 3 2 2 4 19 tdk kritis 3 4 3 4 3 19 tdk kritis 3 3 4 4 3 22 ckp kritis 2 3 3 3 3 16 sgt tdk kritis 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AR 6 4 2 4 3 3 4 20 AS 7 5 5 3 4 5 4 26 BFN 8 4 4 3 5 5 4 25 DP 9 3 4 5 3 4 2 21 DFT 10 2 4 3 4 2 4 19 FAD 11 2 4 5 3 5 4 23 GAB 12 4 5 4 4 5 3 25 GP 13 3 5 5 3 4 4 24 HA 14 3 4 5 3 4 2 21 KI 15 4 4 3 2 3 4 20 LD 16 3 3 2 4 4 4 20 MW 17 4 2 3 4 5 4 22 MAH 18 3 2 3 3 2 4 17 MA 19 2 4 3 3 3 2 17 MJF 20 4 3 3 4 4 5 23 PB 21 4 4 3 4 4 5 24 RPR 22 4 4 2 3 2 3 18 RES 23 5 3 5 4 4 3 24 RNA 24 2 2 3 3 2 3 15 RDS 25 4 4 3 4 4 2 21 RMS 26 4 4 2 3 2 3 18 SA 27 4 4 2 4 4 2 20 SPF 28 5 4 4 4 3 4 24 SYA 29 2 4 3 3 3 3 18 SRP 30 3 2 2 3 3 2 15 TAK 31 1 3 3 3 4 3 17 NN 32 3 5 3 4 2 4 21 HPS 33 4 3 3 4 4 3 21 Jumlah skor kelas 681 Rata-rata skor kelas 20.64 Nilai rata-rata kelas 68.79 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
140
ckp kritis kritis kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis kritis kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis tdk kritis tdk kritis ckp kritis kritis tdk kritis kritis sgt tdk kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis Kritis tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis 21 64%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil perhitungan kuesioner siklus I pada indikator 4 diperoleh jumlah skor kelas 681, dengan rata-rata kelas 20,64 pada kriteria “cukup kritis” dan nilai rata-rata kelas 68,79 pada kriteria “cukup kritis”. Terdapat 21 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 64% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. e) Indikator 5 (Membuat Kesimpulan) Tabel 4.18. Data Kuesioner Kemampuan Berfikir Kritis Siklus I Indikator 5 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
NO SOAL 7 14 5 3 3 3 4 4 5 4 2 3 3 3 3 4 5 5 2 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 2 3 4 3 3 4 2 4 3 3
NAMA SISWA CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP DFT FAD GAB GP HA KI LD MW MAH MA
141
JML SKOR 8 6 8 9 5 6 7 10 6 8 8 8 8 9 5 7 7 6 6
KRITERIA Kritis tdk kritis Kritis sgt kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis sgt kritis tdk kritis kritis kritis kritis kritis sgt kritis sgt tdk kritis ckp kritis ckp kritis tdk kritis tdk kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MJF 20 4 4 8 PB 21 3 3 6 RPR 22 3 3 6 RES 23 4 3 7 RNA 24 4 1 5 RDS 25 3 3 6 RMS 26 3 4 7 SA 27 3 3 6 SPF 28 3 3 6 SYA 29 3 2 5 SRP 30 4 2 6 TAK 31 3 3 6 NN 32 4 4 8 HPS 33 4 3 7 Jumlah skor kelas 226 Rata-rata skor kelas 6.85 Nilai rata-rata kelas 68.48 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
Kritis tdk kritis tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis tdk kritis Kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis 17 52%
Hasil perhitungan kuesioner siklus I pada indikator 5 diperoleh jumlah skor kelas 226, dengan rata-rata kelas 6,85 pada kriteria “cukup kritis” dan nilai rata-rata kelas 68,48 pada kriteria “cukup kritis”. Terdapat 17 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 52% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
f) Indikator 6 (Ketrampilan Mengevaluasi dan Menilai Hasil Dari Pengamatan)
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.19. Data Kuesioner Kemampuan Berfikir Kritis Siklus I Indikator 6
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA SISWA CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP DFT FAD GAB GP HA KI LD MW MAH MA MJF PB RPR RES RNA RDS RMS SA SPF SYA SRP
NO SOAL 6 5 4 3 2 3 3 4 3 4 3 5 5 3 3 3 4 3 4 3 3 5 4 5 2 3 3 4 4 3 3
9 3 2 4 5 2 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 2 3
143
13 4 3 2 3 2 2 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 5 3 3 3 5 3 5 3 4 2 3 3 3 3
15 4 4 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 5 2 4 2 2 3 2 3 2 3
JML SKO R 16 13 12 13 9 12 13 14 13 13 15 18 14 14 14 13 14 13 12 14 19 12 18 10 12 10 12 14 10 12
KRITERIA Kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis sgt kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis sgt kritis tdk kritis sgt kritis sgt tdk kritis tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TAK 31 2 2 2 3 9 NN 32 3 5 3 4 15 NN 33 3 3 4 3 13 Jumlah skor kelas 435 Rata-rata skor kelas 13.18 Nilai rata-rata kelas 65.91 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
sgt tdk kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis 21 64%
Hasil perhitungan kuesioner siklus I pada indikator 6 diperoleh jumlah skor kelas 435, dengan rata-rata kelas 13,18 pada kriteria “cukup kritis” dan nilai rata-rata kelas 65,91 pada kriteria “cukup kritis”. Terdapat 21 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 64% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. berikut ini disajikan tabel data akhir nilai kemampuan berpikir kritis yang dicapai dari indikator 1 sampai dengan indikator 6. Tabel 4.20. Data Skor Keseluruhan Indikator Siklus I
N o
Indikator Berpikir Kritis
1
Menganalisis argumen Mampu bertanya Mampu menjawab pertanyaan Memecahkan
2 3
4
Nilai Skor kemampu rata-rata an yang berpikir dicapai kritis
Jml siswa yang minimal cukup krittis
Kriteria
ckp kritis ckp kritis
13.12
65.61
64%
6.79
67.88
64%
6.58
65.76
42%
ckp kritis
20.64
68.79
64%
ckp
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masalah 5 Membuat kesimpulan 6 Ketrampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan Keseluruhan
6.85
68.48
52%
13.18
65.91
64%
kritis ckp kritis ckp kritis
67.15 64% ckp 67.15 kritis Tabel diatas menunjukan data tentang kemampuan berpikir
kritis siklus I siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1, diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis setiap indikator. Pada indikator 1 menganalisis argumen diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis, yaitu 65,61 pada kriteria “cukup kritis” dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 64%. Indikator 2 mampu bertanya diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 67,88 pada kriteria “cukup kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 64%. Indikator 3 mampu menjawab pertanyaan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 65,79 pada kriteria “cukup kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 64%. Indikator 4 memecahkan masalah diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 68,79 pada kriteria “cukup kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 52%. Indikator 5 membuat kesimpulan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu
pada kriteria
“cukup kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64% dan Indikator 6 keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 65,91 pada kriteria “cukup kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 64%. Kemudian dari data keseluruhan menunjukkan nilai kemampuan berpikir kritis mencapai 67,15 pada kriteria “cukup kritis” dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 64%. 3) Data Kemampuan Berfikir Kritis Siklus II a) Indikator 1(Menganalisis Argumen) Tabel 4.21. Data Kuesioner Kemampuan Berfikir Kritis Siklus II Indikator 1 NO NAMA SISWA CPD 1 DWP 2 FF 3 AA 4 AD 5 AR 6 AS 7 BFN 8 DP 9 DFT 10 FAD 11 GAB 12 GP 13 HA 14 KI 15
5 5 3 4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 5 3 3
NO SOAL 12 17 20 5 5 5 4 3 3 3 2 4 3 5 3 3 2 4 3 3 2 4 3 4 4 5 5 3 5 5 3 3 3 5 5 4 5 5 4 4 4 3 5 3 5 3 3 2
146
JML SKOR 20 13 13 14 12 11 14 18 18 13 18 18 16 16 11
KRITERIA sgt kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis tdk kritis tdk kritis ckp kritis sgt kritis sgt kritis ckp kritis sgt kritis sgt kritis kritis kritis tdk kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LD 16 3 4 3 3 13 MW 17 4 5 4 4 17 MAH 18 3 4 4 4 15 MA 19 4 4 4 4 16 MJF 20 3 4 3 5 15 PB 21 4 5 5 4 18 RPR 22 4 2 4 4 14 RES 23 4 4 4 3 15 RNA 24 4 2 3 2 11 RDS 25 4 4 3 2 13 RMS 26 3 4 4 4 15 SA 27 3 3 3 2 11 SPF 28 5 4 3 3 15 SYA 29 2 2 2 2 8 SRP 30 3 2 3 2 10 TAK 31 4 3 3 2 12 NN 32 4 4 3 4 15 NN 33 3 4 3 2 12 Jumlah skor kelas 470 Rata-rata skor kelas 14.24 Nilai rata-rata kelas 71.21 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
ckp kritis kritis ckp kritis kritis ckp kritis sgt kritis ckp kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis 24 73%
Hasil perhitungan kuesioner siklus II pada indikator 1 diperoleh jumlah skor kelas 470, dengan rata-rata kelas 14,24 pada kriteria “cukup kritis” dan nilai rata-rata kelas 71,21 pada kriteria “cukup kritis”. Terdapat 24 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 73% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b) Indikator 2 (Mampu Bertanya) TabeL 4.22. Data Kuesioner Kemampuan Berfikir Kritis Siklus II Indikator 2 NO
NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP DFT FAD GAB GP HA KI LD MW MAH MA MJF PB RPR RES RNA
148
NO SOAL JML SKOR 3 8 4 5 9 3 4 7 3 3 6 4 3 7 2 3 5 3 4 7 5 4 9 4 4 8 4 4 8 3 4 7 5 5 10 3 5 8 3 5 8 5 3 8 3 3 6 4 4 8 4 3 7 4 4 8 4 4 8 3 5 8 4 4 8 3 3 6 5 5 10 4 3 7
KRITERIA sgt kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis sgt tdk kritis ckp kritis sgt kritis kritis kritis ckp kritis sgt kritis kritis kritis kritis tdk kritis kritis ckp kritis kritis kritis kritis kritis tdk kritis sgt kritis ckp kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RDS 25 4 4 8 RMS 26 4 4 8 SA 27 4 4 8 SPF 28 4 3 7 SYA 29 4 4 8 SRP 30 3 2 5 TAK 31 3 4 7 NN 32 4 3 7 NN 33 4 3 7 Jumlah skor kelas 248 Rata-rata skor kelas 7.52 Nilai rata-rata kelas 75.15 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
kritis kritis kritis ckp kritis kritis sgt tdk kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis 28 85%
Hasil perhitungan kuesioner siklus II pada indikator 2 diperoleh jumlah skor kelas 248, dengan rata-rata kelas 7,52 pada kriteria “cukup kritis” dan nilai rata-rata kelas 75,15 pada kriteria “cukup kritis”. Terdapat 28 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 85% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. c) Indikator 3 (Mampu Menjawab Pertanyaan) Tabel4.23. Data Kuesioner Kemampuan Berfikir Kritis Siklus II Indikator 3 NO 1 2 3
NAMA SISWA CPD DWP FF
149
NO SOAL JML 2 4 SKOR 5 4 9 3 4 7 3 3 6
KRITERIA sgt kritis ckp kritis tdk kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AA 4 2 5 7 AD 5 2 3 5 AR 6 2 4 6 AS 7 4 5 9 BFN 8 5 5 10 DP 9 5 3 8 DFT 10 2 4 6 FAD 11 5 4 9 GAB 12 5 5 10 GP 13 4 4 8 HA 14 2 4 6 KI 15 4 4 8 LD 16 3 3 6 MW 17 5 3 8 MAH 18 3 2 5 MA 19 4 2 6 MJF 20 3 4 7 PB 21 3 4 7 RPR 22 3 5 8 RES 23 4 5 9 RNA 24 3 2 5 RDS 25 2 2 4 RMS 26 3 5 8 SA 27 2 2 4 SPF 28 3 5 8 SYA 29 3 2 5 SRP 30 4 4 8 TAK 31 3 5 8 NN 32 3 5 8 HPS 33 3 2 5 Jumlah skor kelas 233 Rata-rata skor kelas 7.06 Nilai rata-rata kelas 70.61 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
150
ckp kritis sgt tdk kritis tdk kritis sgt kritis sgt kritis kritis tdk kritis sgt kritis sgt kritis kritis tdk kritis kritis tdk kritis kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis kritis sgt kritis sgt tdk kritis sgt tdk kritis kritis sgt tdk kritis kritis sgt tdk kritis kritis kritis kritis sgt tdk kritis ckp kritis ckp kritis 20 61%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil perhitungan kuesioner siklus II pada indikator 3 diperoleh jumlah skor kelas 233, dengan rata-rata kelas 7,06 pada kriteria “cukup kritis” dan nilai rata-rata kelas 70,61 pada kriteria “cukup kritis”. Terdapat 20 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 61% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. d) Indikator 4 (Memecahkan Masalah) Tabel 4.24. Data Kuesioner Kemampuan Berfikir Kritis Siklus II Indikator 4 NO NAMA SISWA CPD 1 DWP 2 FF 3 AA 4 AD 5 AR 6 AS 7 BFN 8 DP 9 DFT 10 FAD 11 GAB 12 GP 13 HA 14 KI 15 LD 16 MW 17 MAH 18 MA 19
1 4 4 4 5 3 4 5 4 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 2
10 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 2 4
151
NO SOAL 11 16 4 4 3 2 4 3 5 4 3 3 4 3 3 4 5 5 5 3 3 4 5 3 4 4 5 3 5 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3
18 5 4 4 4 3 3 5 5 4 4 5 4 4 4 3 2 5 2 3
19 4 4 3 3 3 4 5 4 2 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4
JML SKOR 26 21 21 24 19 22 27 27 21 23 23 26 24 21 21 20 24 17 19
KRITERIA kritis ckp kritis ckp kritis kritis tdk kritis ckp kritis sgt kritis sgt kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis kritis kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis kritis tdk kritis tdk kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MJF 20 4 5 4 4 4 5 PB 21 4 4 5 4 4 5 RPR 22 4 3 4 3 2 3 RES 23 5 5 5 4 4 3 RNA 24 2 2 3 3 2 3 RDS 25 4 4 3 4 4 2 RMS 26 4 4 4 3 2 3 SA 27 4 4 2 3 4 2 SPF 28 5 4 4 4 3 4 SYA 29 2 4 3 3 3 3 SRP 30 3 4 2 3 3 2 TAK 31 1 3 3 3 4 3 NN 32 3 5 3 4 2 4 HPS 33 4 3 3 2 4 3 Jumlah skor kelas Rata-rata skor kelas Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
26 26 19 26 15 21 20 19 24 18 17 17 21 19 714 21.64 72.12
kritis kritis tdk kritis kritis sgt tdk kritis ckp kritis ckp kritis tdk kritis kritis tdk kritis tdk kritis tdk kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis 24 73%
Hasil perhitungan kuesioner siklus II pada indikator 4 diperoleh jumlah skor kelas 714, dengan rata-rata kelas 21,64 pada kriteria “cukup kritis” dan nilai rata-rata kelas 72,12 pada kriteria “cukup kritis”. Terdapat 24 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 73% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
e) Indikator 5 (Membuat Kesimpulan)
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel4.25. Data Kuesioner Kemampuan Berfikir Kritis Siklus II Indikator 5 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
NO SOAL 7 14 5 5 3 3 4 4 5 4 2 3 3 3 5 5 5 5 2 5 2 4 3 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 5 3 3 3 3 4 5 4 3 3 3 5 4 3 3 5 5 3 2 4 2 3 3
NAMA SISWA CPD DWP FF AA AD AR AS BFN DP DFT FAD GAB GP HA KI LD MW MAH MA MJF PB RPR RES RNA RDS RMS SA SPF SYA SRP TAK
153
JML SKOR 10 6 8 9 5 6 10 10 7 6 8 8 8 10 7 7 7 6 7 9 6 6 9 7 6 9 6 10 5 6 6
KRITERIA sgt kritis tdk kritis kritis sgt kritis sgt tdk kritis tdk kritis sgt kritis sgt kritis ckp kritis tdk kritis kritis kritis kritis sgt kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis sgt kritis tdk kritis tdk kritis sgt kritis ckp kritis tdk kritis sgt kritis tdk kritis sgt kritis sgt tdk kritis tdk kritis tdk kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NN 32 4 4 8 NN 33 4 5 9 Jumlah skor kelas 247 Rata-rata skor kelas 7.49 Nilai rata-rata kelas 74.85 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
kritis sgt kritis ckp kritis ckp kritis 21 64%
Hasil perhitungan kuesioner siklus II pada indikator 5 diperoleh jumlah skor kelas 247, dengan rata-rata kelas 7,49 pada kriteria “cukup kritis” dan nilai rata-rata kelas 74,85 pada kriteria “cukup kritis”. Terdapat 21 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 64% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.
f) Indikator 6 (Ketrampilan Mengevaluasi dan MenilaiHasil dari Pengamatan) Tabel 4.26. Data Kuesioner Kemampuan Berfikir Kritis Siklus II Indikator 6 NO 1 2 3 4 5 6 7
NAMA SISWA CPD DWP FF AA AD AR AS
6 5 4 3 2 3 3 4
154
NO SOAL 9 13 3 4 2 3 4 2 5 3 2 2 3 2 2 4
15 4 4 3 3 4 4 3
JML SKOR 16 13 12 13 11 12 13
KRITERIA kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis tdk kritis tdk kritis ckp kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BFN 8 5 4 3 4 16 DP 9 4 3 4 2 13 DFT 10 3 3 4 3 13 FAD 11 5 3 4 3 15 GAB 12 5 4 4 5 18 GP 13 3 4 4 5 16 HA 14 3 5 4 4 16 KI 15 3 4 4 3 14 LD 16 4 3 4 3 14 MW 17 3 4 5 5 17 MAH 18 4 3 3 3 13 MA 19 3 3 3 3 12 MJF 20 3 4 3 4 14 PB 21 5 4 5 5 19 RPR 22 2 3 4 2 11 RES 23 5 4 5 4 18 RNA 24 2 3 3 2 10 RDS 25 3 3 4 2 12 RMS 26 3 2 5 3 13 SA 27 4 3 3 4 14 SPF 28 4 4 3 3 14 SYA 29 3 3 3 4 13 SRP 30 3 3 3 3 12 TAK 31 2 2 2 3 9 NN 32 5 5 5 4 19 HPS 33 3 3 4 3 13 Jumlah skor kelas 458 Rata-rata skor kelas 13.88 Nilai rata-rata kelas 69.39 Jumlah siswa yang minimal cukup kritis Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis
kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis sgt kritis kritis kritis ckp kritis ckp kritis kritis ckp kritis tdk kritis ckp kritis sgt kritis tdk kritis sgt kritis sgt tdk kritis tdk kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis tdk kritis sgt tdk kritis sgt kritis ckp kritis ckp kritis ckp kritis 24 73%
Hasil perhitungan kuesioner siklus II pada indikator 6 diperoleh jumlah skor kelas 458, dengan rata-rata kelas 13,88 pada
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kriteria “cukup kritis” dan nilai rata-rata kelas 69,39 pada kriteria “cukup kritis”. Terdapat 24 siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan presentase 73% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.berikut ini disajikan tabel data akhir nilai kemampuan berpikir kritis yang dicapai dari indikator 1 sampai dengan indikator 6. Tabel 4.27. Data Skor Keseluruhan Indikator Siklus II
No
Indikator Berpikir Kritis
Skor rata-rata yang dicapai
Nilai kemampu an berpikir kritis
Presen tase
Kriteria
14.24
71.21
73%
ckp kritis
7.52
75.15
85%
ckp kritis
7.06
70.61
61%
ckp kritis
21.64
72.12
73%
ckp kritis
7.48
74.85
64%
ckp kritis
13.88
69.39
73%
ckp kritis
71.82
71.82
82%
ckp kritis
1
Menganalisis argumen 2 Mampu bertanya 3 Mampu menjawab pertanyaan 4 Memecahkan masalah 5 Membuat kesimpulan 6 Ketrampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan Keseluruhan
Tabel diatas menunjukan data tentang kondisi kemampuan berpikir kritis siklus II siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1,
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis setiap indikator. Pada indikator 1 menganalisis argumen diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis, yaitu 71,21 pada kriteria “cukup kritis” dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 73%. Indikator 2 mampu bertanya diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 75,15 pada kriteria “cukup kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 85%. Indikator 3 mampu menjawab pertanyaan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 70,61 pada kriteria “cukup kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 61%. Indikator 4 memecahkan masalah diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 72,12 pada kriteria “cukup kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 73%. Indikator 5 membuat kesimpulan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 74,85 pada kriteria “cukup kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 64% dan Indikator 6 keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 69,39 pada kriteria “cukup kritis”, dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 73%. Kemudian dari data keseluruhan menunjukkan nilai kemampuan berpikir kritis mencapai 71,64 pada kriteria “cukup kritis” dengan presentase siswa yang minimal cukup kritis 82%.
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.3 Lembar Pengamatan Kemampuan Berfikir Kritis Lembar pengamatan kemampuan berfikir kritis dilaksanakan tiap-tiap pertemuan Siklus I dan Siklus II. Tujuan dilaksanakan lembar engamatan ini adalah sebagai penguat data selain kuesioner.berikut ini disajikan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat Siklus I dan Siklus II. Tabel 4.28. Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I
Indikator 1 2 3 4 5 6 Rata-rata
Kondisi Awal (Siklus I) Pertemuan 1 Pertemuan 2 Skor Kriteria rata-rata Skor Kriteria Skor Kriteria 57.6 78.8 68.2 TK CK CK 73.7 75.8 74.7 CK CK CK 63.6 76.8 70.2 TK CK CK 55.6 77.8 66.7 TK CK CK 56.6 59.6 58.1 TK TK TK 59.6 57.6 58.6 TK TK TK 61.11 71.04 66.08 TK CK CK
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada indikator 1 diperoleh skor rata-rata 68,2 pada kriteria “cukup kritis”. indikator 2 diperoleh skor rata-rata 74,7 pada kriteria “cukup kritis”. indikator 3 diperoleh skor rata-rata 70,2 pada kriteria “cukup kritis”. indikator 4 diperoleh skor rata-rata 66,7 pada kriteria “cukup kritis”. indikator 5 diperoleh skor rata-rata 58,1 pada kriteria “tidak kritis”. Dan pada indikator 6 diperoleh skor rata-rata 58,6 pada kriteria “tidak kritis”. Tabel4.29. Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator 1 2 3 4 5 6 Rata-rata
Kondisi Akhir (Siklus II) Pertemuan 1 Pertemuan 2 Skor rata-rata Skor Kriteria Skor Kriteria 79.80 83.84 81.82 K K 80.81 90.91 85.86 K SK 84.85 86.87 85.86 K K 77.78 85.86 81.82 CK K 72.73 85.86 79.29 CK K 74.75 72.73 CK 76.77 CK 81.57 78.11 CK 85.02 K
Kriteria K K K K K CK K
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada indikator 1 diperoleh skor rata-rata 81,82 pada kriteria “kritis”. indikator 2 diperoleh skor rata-rata 85,86 pada kriteria “kritis”. indikator 3 diperoleh skor rata-rata 85,86 pada kriteria “kritis”. indikator 4 diperoleh skor rata-rata 81,82 pada kriteria “kritis”. indikator 5 diperoleh skor rata-rata 79,29 pada kriteria “kritis”. Dan pada indikator 6 diperoleh skor rata-rata 74,75 pada kriteria “cukup kritis”. 4.3 Pembahasan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dari tanggal 12 Oktober 2015 sampai dengan 30 Oktober 2015 berjalan dengan lancar, sesuai dengan yang direncanakan oleh peneliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya peningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika kelas V pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SD Negeri Karangmloko 1. Pemilihan materi KPK dan FPB dikarenakan berdasarkan hasil
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
wawancara dengan guru kelas V diperoleh hasil belajar pada materi KPK dan FPB yang masih rendah. 4.3.1.1 Proses penerapan pendekatan kontekstual Penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep belajar yang membantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang sedang dipelajari siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Proses penerapan pembelajaran kontekstual peneliti menggunakan lima langkah pendekatan kontekstual (Hamdayama, 2014: 51), yaitu: a) Relating Kegiatan relating dalam penelitian ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu tentang KPK dan FPB b) Experiencing Kegiatan experiencingdalam penelitian ini, guru menjelaskan materi tentang KPK dan FPB dengan cara memberikan contoh permasalahan seharihari yang berkaitan dengan permasalahan matematis. c) Cooperating Kegiatan cooperating dalam penelitian ini, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. d) Applying
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan applying, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan siswa didepan kelas. e) Transfering Kegiatan transfering dalam penelitian ini, guru membimbing siswa merangkum atau menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Kemudian guru memberikan soal evaluasi. Dalam melakukan penelitian, peneliti menerapkan tujuh komponen pendekatan pembelajaran kontekstualyang meliputi tujuh komponen utama (Hosnan, 2014: 369) yaitu sebagai berikut: a) Kontruktivisme (Contructivism) b) Menemukan (Inquiry) c) Bertanya (Questioning) d) Masyarakat Belajar (Learning Community) e) Pemodelan (Modelling) f) Refleksi (Reflection) g) Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
2. Peningkatan Hasil Belajar Adanya peningkatan hasil belajar siswa terbukti dari data nilai hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Sebelum dilakukan tindakan, hasil rata-rata nilai siswa hanya 60,73 dengan 13 siswa dapat mencapai KKM. Dari hasil tes evaluasi yang diperoleh dari siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa prestasi belajar 161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa mengalami peningkatan. Hasil tes pada siklus I menunjukkan bahwa sebanyak 21 siswa mencapai KKM dengan rata- rata kelas sebesar 65,76.Sedangkan hasil tes pada siklus II menunjukkan bahwa sebanyak 27 anak telah mencapai KKM dengan rata- rata kelas sebesar 73,33. Berikut grafik perbandingan presentase ketuntasan belajar sebelum dilakukan tindakan, tindakan siklus I dan tindakan siklus II. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Tindakan 82
100 80 60
64 39
40 20 0 Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum dilakukan penelitian tindakan, jumlah siswa yang tuntas belajar mencapai 39%. Setelah dilaksanakan siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 64%. Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat lagi menjadi 82%. Hal ini berarti bahwa pada siklus II lebih dari 75% siswa telah mencapai ketuntasan belajar, yaitu telah mencapai nilai ≥70. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan pada BAB III, yaitu
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75% siswa harus mendapatkan nilai ≥70, maka pembelajaran matematika melalui CTL dikatakan telah memenuhi satu syarat keberhasilan. Adapun perbandingan nilai rata-rata hasil tes pada siklus I dan Siklus II disajikan grafik berikut.
Perbandingan Nilai Rata- rata Sebelum dan Setelah Tindakan 80
73.33 60.73
65.76
60 40 20 0 Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Gambar4.2. Perbandingan Nilai Rata-Rata Hasil Tes Nilai rata-rata hasil tes sebelum tindakan adalah 60,73. Pada siklus I, nilai rata- rata kelas meningkat menjadi 65,76. Sedangkan pada siklus II, rata- rata kelas meningkat menjadi 73,33. Penelitian dikatakan berhasil apabila rata- rata kelas mencapai ≥70. Nilai rata- rata kelas pada siklus II adalah 73,33. Dengan melihat hasil penelitan pada siklus II tersebut penelitian ini telah memenuhi satu syarat keberhasilan penelitian. Terjadinya peningkatan seperti yang dijelaskan di atas merupakan dampak dari penerapan pembelajaran CTL
dalam pembelajaran matematika
yang secara umum berjalan dengan baik seperti yang dilihat dari hasil observasi.
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini diteliti menggunakan 2 instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yaitu menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Pemberian kuesioner dilaksanakan selama dua kali, yaitu pada awal sebelum dilakukan penelitian, yaitu pada tanggal 12 Oktober 2015 dan diakhir setelah dilakukan penelitian yaitu pada tanggal 30 Oktober 2015. Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II maka dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis kelas III SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini sejalan dengan pendapat Anggelo (dalam Susanto, 2013: 122), berpikir kritis adalah menerapkan kegiatan berpikir yang meliputi menganalisis, mengenal masalah, pemecahan masalah, menyimpulkan serta mengevaluasi. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian yang ditulis oleh Nur Prafitriani (2014) dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkat kemampuan berfikir kritis matematika. Berikut ini merupakan data hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis awal sebelum melakukan penelitian dan akhir setelah dilakukan penelitian.
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.30. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa No
1
Indikator
Menganalisis argumen 2 Mampu bertanya 3 Mampu menjawab pertanyaan 4 Memecahkan masalah 5 Membuat kesimpulan 6 Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Keseluruhan
Kondisi Awal (prasiklus ) 57.12
Kriteria
Kondisi Akhir (siklus II)
Kriteria
tdk kritis
71.21
ckp kritis
54.55
tdk kritis
75.15
ckp kritis
56.97
tdk kritis
70.61
ckp kritis
60.51
tdk kritis
72.12
ckp kritis
60.61
tdk kritis
74.85
ckp kritis
53.48
sgt tdk kritis
69.39
ckp kritis
58,17
57.48
71.82
ckp kritis
Berdasarkan tabel 4.30. diketahui hasil nilai kuesioner kemampuan berpikir kritis dari data awal sebelum dilakukan tindakan dan data akhir setelah dilakukan tindakan mengalami peningkatan. Berikut ini peneliti akan menyajiakan data pencapaian dalam bentuk diagram.
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis 80
71.21
75.15
70.61
70 60
57.2
54.55
56.97
72.12 60.51
74.85
69.39
60.61 53.33
71.82 57.48
50 40
Kondisi Awal
30
Kondisi Akhir
20 10 0
Gambar 4.3 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan gambar 4.3 diperoleh data kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa dari kondisi awal sebelum penelitian dan kondisi akhir setelah penelitian mengalami peningkatan. Pada indikator 1 data awal sebelum dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 57,2 pada kriteria “tidak kritis” kemudian setelah dilakukan penelitian pada indikator 1 meningkat dengan perolehan nilai kemampuan berpikir kritis 71,21 pada kriteria “cukup kitis”. Pada indikator 2 data awal sebelum dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 54,55 pada kriteria “tidak kritis” kemudian setelah dilakukan penelitian pada indikator 2 meningkat dengan perolehan nilai kemampuan berpikir kritis 75,15 pada kriteria “cukup kitis”. Pada indikator 3 data awal sebelum dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 56,97
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada kriteria “tidak kritis” kemudian setelah dilakukan penelitian pada indikator 3 meningkat dengan perolehan nilai kemampuan berpikir kritis 70,61 pada kriteria “cukup kritis”. Pada indikator 4 data awal sebelum dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 60,51 pada kriteria “tidak kritis” kemudian setelah dilakukan penelitian pada indikator 4 meningkat dengan perolehan nilai kemampuan berpikir kritis 72,12 pada kriteria “cukup kitis”. Pada indikator 5 data awal sebelum dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 60,61 pada kriteria “tidak kritis” kemudian setelah dilakukan penelitian pada indikator 5 meningkat dengan perolehan nilai kemampuan berpikir kritis 74,85 pada kriteria “cukup kitis”. Pada indikator 6 data awal sebelum dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 53,33 pada kriteria “tidak kritis” kemudian setelah dilakukan penelitian pada indikator 6 meningkat dengan perolehan nilai kemampuan berpikir kritis 69,39 pada kriteria “cukup kitis”.Kemudian nilai keseluruhan dari kondisi awal kemampuan berpikir kritis 57.48 “tidak kritis” setelah dilakukan penelitian meningkat menjadi 71,82 yaitu pada kriteria “cukup kritis”. Kemudian peneliti merangkum data persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis, yaitu sebagai berikut Tabel 4.31. Persentase Jumlah Siswa Yang Minimal Cukup Kritis No 1 2 3
Indikator Menganalisis argumen Mampu bertanya Mampu menjawab pertanyaan
167
Kondisi Awal 33% 18% 39%
Kondisi Akhir 73% 85% 61%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 4 5 6
Indikator Memecahkan masalah Membuat kesimpulan Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Keseluruhan
Kondisi Awal 42% 27%
Kondisi Akhir 73% 64%
30%
73%
42%
82%
Berdasarkan tabel 4.32 diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mengalami peningkatan dari kondisi awal sebelum dilakukan penelitian dan kondisi akhir setelah dilakukan penelitian.Berikut ini peneliti akan menyajiakan data pencapaian dalam bentuk diagram.
Persentase Kemampuan Berpikir Kritis 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
85%
82%
73%
73%
73% 64%
61% 39%
33%
42%
42% 27%
18%
30%
Kondisi Awal Kondisi Akhir
Gambar 4.4 Persentase Jumlah Siswa Yang Minimal Cukup Kritis Dari gambar 4.4 terlihat bahwa persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mengalami peningkatan. Pada indikator 1 kondisi awal sebelum penelitian persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 33% kemudian meningkat pada kondisi akhir menjadi 73%. Pada indikator 2 kondisi awal 168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jumlah siswa yang minimal cukup kritis 18% meningkat pada kondisi akhir menjadi 85%. Indikator 3 kondisi awal jumlah siswa yang minimal cukup kritis 39% meningkat pada kondisi akhir menjadi 61%. Kemudian pada kondisi indikator 4 diperoleh jumlah siswa yang minimal cukup kritis 42% meningkat pada kondisi akhir 73%. Indikator 5 kondisi awal jumlah siswa yang minimal cukup kritis 27% meningkat pada kondisi akhir menjadi 64%. Pada indikator 6 kondisi awal jumlah siswa yang minimal cukup kritis 30% meningkat pada kondisi akhir menjadi 73%. Kemudiankeseluruhan kondisi awal jumlah siswa yang minimal cukup kritis, yaitu 42% meningkat pada kondisi akhir menjadi 82%. Selanjutnya
pegambilan
data
observasi
atau
pengamatan
tentang
kemampuan berpikir kritis dilakukan selama kegiatan belajar berlangsung, yaitu pada siklus I dan siklus II. Pengambilan data observasi kemampuan berpikir kritis bertujuan untuk penguat kemampuan berpikir kritis dari hasil kuesioner. Observasi pada siklus I dilakukan selama dua kali, yaitu pada siklus I pertemuan 1 dan siklus I pertemuan 2. Sedangkan observasi pada siklus II dilakukan selama dua kali, yaitu pada siklus II pertemuan 1 dan Siklus II pertemuan 2. Kemudian hasil observasi pada siklus I dijadikan data awal kemampuan berpikir kritis dan hasil observasi siklus II dijadikan data akhir observasi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini merupakan data observasi kemampuan berpikir kritis: Tabel 4.32. Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 1 2 3 4 5 6
Indikator Menganalisis argumen Mampu bertanya Mampu menjawab pertanyaan Memecahkan masalah Membuat kesimpulan Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan.
Kondis i Awal 68.2 74.7
Kriteri a CK CK
Kondis i Akhir 81.8 85.9
70.2
CK
85.9
K
66.7 58.1
CK TK
81.8 79.3
K K
58.6
TK
74.7
CK
Kriteria K K
Berdasarkan tabel 4.33 diketahui data observasi kemampuan berpikir kritis awal dan data akhir mengalami peningkatan disetiap indikatornya. Berikut ini peneliti akan menyajiakan data pencapaian dalam bentuk diagram. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Observasi 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
81.8 68.2
85.9 74.7
85.9 70.2
81.8
79.3
74.7
66.7 58.1
58.6 Kondisi Awal Kondisi Akhir
Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator 1 2 3 4 5 6
Gambar 4.5 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa(Observasi) Berdasarkan gambar 4.5 diperoleh data tentang kemampuan berpikir kritis berdasarkan observasi. Pada indikator 1 data awal diperoleh skor 68,2, yaitu pada kriteria “cukup kritis” kemudian data akhir pada indikator 1 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meningkat menjadi 81,8, yaitu pada kriteria “kritis”. Pada indikator 2 diperoleh skor 74,7, yaitu pada kriteria “cukup kritis” kemudian perolehan data akhir pada siklus 2 meningkat menjadi 85,9 pada kriteria “kritis”. Kemudian pada indikator 3 diperoleh data skor observasi awal 70,2 pada kriteria “cukup kritis” dan kondisi akhir pada indikator 3 diperoleh skor 85,9 pada kriteria “kritis”. Pada indikator 4 data awal observasi diperoleh skor 66,7, yaitu pada kriteria “cukup kritis” dan data akhir pada indikator 4 meningkat menjadi 81,8 pada kriteria “kritis”. Sedangkan pada indikator 5 data awal observasi diperoleh skor 58,1 pada kriteria “tidak kritis” kemudian ata akhir pada indikator 5 meningkat menjadi 79,3 pada krteria “kritis”. Kemudian data awal pada indikator 6 diperoleh skor 58,6 pada kriteria “tidak kritis” dan data akhir pada indikator 6 meningkat menjadi 74,7 pada kriteria “cukup kritis”. Dari data kuesioner dan observasi tentang kemampuan berpikir kritis diatas diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis disetiap indikatornya. Setelah didapatkanhasil penelitian dan pembahasan, kemudian dipaparkan hasil perbandingan pencapaian hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis, sebagai berikut: Tabel 4.33. Perbandingan Pencapaian Penelitian Variabel Hasil Belajar
Indikator
Kondisi Awal
Nilai rata-rata kelas Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
65
Siklus I 65.76
39%
64%
171
Siklus II 76.06 82%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Variabel
Indikator Nilai Kemampuan Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir Persentase Kritis kemampuan berpikir kritis
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
57.4
71.82
42%
82%
Dari tabel 4.33 perbandingan pencapai penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahawa pencapaian nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari kondisi awal 60,73 kemudian dilakukan penelitian pada siklus I meningkat menjadi 65,76 dan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,06. Persentase siswa juga mengalami peningkatan dari kondisi awal 39% kemudian meningkat pada siklus I menjadi 64% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 82%. Selanjutnya didapatkan nilai kemampuan berpikir kritis pada kondisi awal adalah 57,4 pada kriteria “tidak kritis” dan pada kondisi akhir nilai kemampuan berpikir kritis mencapai 71,82 pada kriteria “cukup kritis”. Sedangkan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis pada kondisi awal 42% dan pada kondisi akhir mencapai 82%.Dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Dari Penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis tentang pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis materi KPK dan FPB siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2015/2016.
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan di SD Negeri Karangmloko 1 tentang penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi KPK dan FPB di kelas V SD Negeri Karangmloko 1 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Relating, (2)Experiencing, (3)Cooperating, (4) Applying, (5) Transfering. 2. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi KPK dan FPB di kelas V SD Negeri Karangmloko 1. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata sebelum dilakukan penelitian, yaitu 60,73 dengan persentase ketuntasan 39%. Setelah dilakukan penelitian pada siklus I menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 65,76 dengan persentase ketuntasan siswa mencapai 64%. Kemudian dilanjutkan ke siklus II dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual, hasil belajar siswa mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peningkatan. Pada siklus II rata-rata meningkat menjadi 76,06 dengan persentase ketuntasan siswa mencapai 82%. 3. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai kemampuan berpikir kritis awal adalah 57,4 pada kriteria “tidak kritis” dengan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 42%. Pada kondisi akhir nilai kemampuan berpikir kritis meningkat menjadi 71,82 pada kriteria “cukup kritis”, dengan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai 82%. 5.2 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, yaitu selama pembelajaran
matematika
menggunakan
pendekatan
pembelajaran
kontekstual, peneliti mengalami keterbatasan waktu karena alokasi waktu yang diberikan oleh guru kelas selama satu kali pertemuan hanya 2 x 35 menit.
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.3 Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Ketika
melakukan
penelitian,
sebaiknya
peneliti
harus
bisa
memanajemen waktu, agar penelitian tersebut dapat dilaksanakan dengan maksimal. 2. Pemberian motivasi kepada siswa harus ditingkatkan, agar menjadikan siswa
semangatdan
antusias
175
dalam
mengikuti
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta ________. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pt Bumi Aksara Badan Standard Nasional Pendidikan. (2006). Standard Kompetensi dan Konpetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Budhayanti, Clara Eka Sari. (2008). Pemecahan Masalah Matematika..Jakarta: Dirjendikti Depdiknas Dahar, RW. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga Dalyono, M. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Herman, Hudoyo.(2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Um Press. Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya. Johnson, Elaine B. (2010). Contextual Teaching And Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Media Utama Makmun, Abin Syamsudin . (2003). Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : Remaja Rosdakarya Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Masidja, I. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Nasution, S. (2004). Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara. Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Nurhadi, (2002). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Universitas Negeri Malang, Surabaya. Purwanto, Ngalim. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya _________. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Putra. (2013). Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Yogyakarta: Diva Press. Russeffendi, ET. (1988). Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini untuk Guru dan SPG. Bandung: Tarsito Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta : Prenada Media Group Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Pt Raja Grafindo Jaya Slameto. (2003). Belajar dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soedjadi, R. (1999). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sudjana, Nana. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiyanto. (2008). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Suherman, Erman, Dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Komtemporer. Bandung: Upi;Jica;Imstep. Sukidin. (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendikia Susanto, (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sutawijaya, Akbar (1997). Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Matematika. Makalah Seminar Nasional Upaya- Upaya Meningkatkan Peran Pendidikan Sutopo, HB.(2006). Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret Sutoyo, (2012). Pemahaman Individu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Tirtonegoro, Sutratinah. (1984). Anak Super Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.
Surat Penelitian
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.
Validasi RPP
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. RPP Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA KELAS V SEMESTER I SIKLUS I PERTEMUAN I Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Hari/ tanggal Alokasi Waktu
: SD Negeri 1 Karangmoloko : MATEMATIKA : V (Lima) / I (Satu) : 12 Oktober 2015 : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB. C. Indikator 1.2.1
Menentukan KPK dan FPB menggunakan faktorisasi prima
D. Tujuan Pembelajaran Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, diskusi kelompok dan tanya jawab, siswa dapat: 1.2.1.1 Menentukan KPK dan FPB menggunakan faktorisasi prima dengan benar E. Karakter siswa yang diharapkan 1. Percaya Diri 2. Kerjasama 3. Keaktifan 4. Tanggung jawab F. Materi Pokok 189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KPK dan FPB G. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : CTL Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan H. Media Pembelajaran 1. Dakon Matematika 2. Tabel saringan Erastothenes I. Sumber Belajar Buku Sekolah Elektronik “Matematika 5 SD dan MI Kelas 5, oleh RJ.Soenarjo, penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, hal 35-38. J. Langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Pembuka
1. Guru memberi salam kepada siswa. “Selamat pagi anak-anak 5 Menit !” 2. Guru mengkondisikan siswa untuk duduk dengan tenang 3. Guru mengajak siswa untuk berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas 4. Guru menanyakan kabar siswa : “Bagaimana kabar kalian hari ini? 5. Guru memeriksa kehadiran siswa “Siapa yang tidak berangkat hari ini?”
Apersepsi Memberikan pertanyaan kepada siswa “ siapa yang pernah pergi ke pasar? “. “apa yang kalian lakukan di pasar?”. “
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bu Rani berjualan sayuran di pasar tiap 2 hari sekali dan Bu Mia berjualan daging tiap 3 hari sekali, tiap berapa hari mereka akan berjualan bersama-sama”
Orientasi Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran.
Motivasi Siswa diberi motivasi oleh guru agar siswa bersemangat mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan memberi reward / penghargaan dengan syarat tertentu
Kegiatan Inti
1. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang faktor prima 60 menit dan faktorisasi prima dengan bantuan media tabel saringan Erastothenes 2. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi KPK dan FPB dengan menggunakan media dakon matematika 3. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi. 4. Beberapa
siswa
diminta
maju
kedepan
kelas
untuk
memberikan contoh penggunaan media dakon matematika untuk menyelesaikan soal. 5. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi KPK dan FPB dengan menggunakan pohon factor. 6. Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas dan menjelaskannya jika ada siswa yang belum jelas 7. Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok. 8. Guru membagikan LKS pada tiap kelompok, untuk dikerjakan dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya. 9. Guru berkeliling memeriksa hasil kerja kelompok dan memberikan bimbingan seperlunya
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Salah satu kelompok memmpresntasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain diminta memperhatikan dan menanggapi. 11. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi kelompok dengan berdiskusi dengan siswa dan membimbing kearah jawaban yang benar 12. Tiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya Kegiatan
1. Siswa dengan bimbingan guru merangkum hasil
Penutup
pembelajaran dan menyimpulkan materi yang telah
2
3
5
M
dipelajarai pada pertemuan hari ini.
e
Siswa dipimpin ketua kelas berdoa untuk mengakhiri
n
pelajaran
i
Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.
t
“ selamat siang anak – anak”.
5 menit
K. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian proses
: Pengamatan
b. Penilaian hasil belajar : Tes tertulis 2. Instrumen Penilaian (Terlampir) a. Penilaian proses
: Lembar Pengamatan
b. Penilaian hasil belajar : Lembar Kerja kelompok Sleman, 12 Oktober 201
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PENILAIAN 1. Penilaian Pengetahuan Penilaian hasil belajar (Lembar Kerja kelompok) Nilai : Jumlah betul x 20 2. Penilaian Sikap
No
Skor
Aspek yang diamati 3
1
Percaya Diri
2
Kerjasama
.3
Keaktifan
4
Tanggung jawab
Jumlah skor 1
Total skor yang di capai Jumlah Skor maksimum
Nilai
12
=
Jumlah skor yang di peroleh x 100 Jumlah skor maksimal Keterangan nilai: 80 – 100
A
70 – 79
B
51 – 69
C
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
< 50
D
Kriteria Penilaian Sikap: Rubrik/ Pedoman Penilaian Sikap Bagus Cukup Kriteria 3 2 Percaya Diri
Kurang 1
Berani bertanya Berani bertanya Belum
berani
dan memberikan dan memberikan bertanya pendapat
disaat pendapat
dan
disaat memberikan
yang tepat tanpa yang tepat ketika pendapat. diminta
Bekerja Sama
oleh diminta
oleh
guru
guru
Bekerjasama
Bekerjasama
dengan baik teman
sangat dengan
Kurang
dapat
cukup bekerjasama
dengan baik dalam teman
dengan dengan
teman
dalam dalam
diskusi
diskusi kelompok diskusi
kelompok
kelompok Keaktifan
Aktif
dalam Kurang
aktif Tidak
melakukan tanya dalam jawab guru
aktif
dalam
dengan melakukan tanya melakukan tanya maupun jawab
teman kelompok guru
dengan jawab maupun guru
dengan maupun
dan aktif dalam teman kelompok teman kelompok diskusi kelompok dan kurang aktif dan tidak aktif dalam
Tanggung
Mengerjakan
194
diskusi dalam
kelompok
kelompok
Mengerjakan
Kurang
diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jawab
tugas
yang tugas
yang bertanggung
diberikan
guru diberikan
guru jawab
dengan
penuh dengan
tanggung jawab
saat
cukup mengerjakan
tanggung jawab
tugas
yang
diberikan guru
Lembar Pengamatan Indikator Penilaian No
Nama
Percaya
Kerjasama
Diri
Tanggung Jawab
Lembar Kerja Siswa Kerjakan soal-soal berikut ini menggunakan tabel pohon factor ! 1.
KPK dari 42 dan 63 adalah………
2.
KPK dari 18, 24 dan 30 adalah………
3.
FPB dari 33 dan 75 adalah……..
4.
FPB dari 56 dan 140 adalah…..
5.
FPB dari 60, 150, dan 225 adalah…….
195
Keaktifan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran Media 1. Dakon Matematika
2. Tabel Saringan Erasthotenes
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA KELAS V SEMESTER I 196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SIKLUS I PERTEMUAN 2
Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Hari/ tanggal Alokasi Waktu
: SD Negeri 1 Karangmoloko : MATEMATIKA : V (Lima) / I (Satu) : 14 OKtober 2015 : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 2. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.3 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB. C. Indikator 1.3.1
Menentukan KPK dan FPB menggunakan faktorisasi prima
1.2.2
Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB.
D. Tujuan Pembelajaran Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, diskusi kelompok dan tanya jawab, siswa dapat: 1.2.2.1 Menentukan KPK dan FPB menggunakan faktorisasi prima dengan benar 1.2.2.2 Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB dengan benar E. Materi Pokok KPK dan FPB F. Model dan Metode Pembelajaran
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Model Pembelajaran : CTL Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan G. Media Pembelajaran 1. Permen
3. Jelly
2. Coklat
4. Manik- manik warna-warni
H. Sumber Belajar Buku Sekolah Elektronik “Matematika 5 SD dan MI Kelas 5, oleh RJ.Soenarjo, penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, hal 35-38. I. Langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Pembuka
1. Guru memberi salam kepada siswa. “Selamat pagi anak- 5 Menit anak !” 2. Guru mengkondisikan siswa untuk duduk dengan tenang 3. Guru mengajak siswa untuk berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas 4. Guru menanyakan kabar siswa : “Bagaimana kabar kalian hari ini? 5. Guru memeriksa kehadiran siswa “Siapa yang tidak berangkat hari ini?”
Apersepsi Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari.
Orientasi Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran.
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motivasi Siswa diberi motivasi oleh guru agar siswa bersemangat mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan memberi reward / penghargaan dengan syarat tertentu
Kegiatan Inti
1. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang pemecahkan 60 menit masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB 2. Guru memberi contoh pemecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB dengan media permen, coklat, dan jelly 3. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi 4. Beberapa siswa diminta maju kedepan kelas untuk menyelesaikan soal menggunakan media yang telah disiapkan 5. Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas dan menjelaskannya jika ada siswa yang belum jelas 6. Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok. 7. Guru membagikan LKS pada tiap kelompok, untuk dikerjakan dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya. 8. Guru berkeliling memeriksa hasil kerja kelompok dan memberikan bimbingan seperlunya 9. Salah satu kelompok memmpresntasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain diminta memperhatikan dan menanggapi. 10. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi kelompok dengan berdiskusi dengan siswa dan membimbing kearah jawaban yang benar 11. Tiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Evaluasi 13. Guru bersama siswa membahas jawaban soal evaluasi dengan berdiskusi dengan siswa dan membimbing kearah jawaban yang benar Kegiatan
1
Penutup
Siswa
dengan
pembelajaran
bimbingan
dan
guru
menyimpulkan
merangkum materi
yang
hasil
6
telah 5 menit
dipelajarai pada pertemuan hari ini. 2.
Siswa dipimpin ketua kelas berdoa untuk mengakhiri pelajaran
3.
Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa. “ selamat siang anak – anak”.
L. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian hasil belajar : Tes tertulis 2. Instrumen Penilaian (Terlampir) b. Penilaian hasil belajar : Soal Essay Sleman, 14 Oktober 2015
200
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PENILAIAN 3. Penilaian Pengetahuan Penilaian hasil belajar ( soal essay ) Nilai : Jumlah betul x 5
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LKS
Masukkan jelly, permen, dan coklat yang telah dibagikan oleh guru ke kantong plastik. Jumlah jelly, permen, dan coklat tiap kantong harus sama. Berapa kantong plastic yang dibutuhkan?
Ibu pergi ke kebun tiap 3 hari sekali, ayah pergi ke kebun 5 hari sekali. Tiap berapa hari sekali mereka akan pergi ke kebun bersama?
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soal Evaluasi Siklus I Matematika Kelas V Semester I Tahun Ajaran 2015/2016 Mata Pelajaran
: Matematika
Nama
Hari/Tanggal
: Rabu, 14 Oktober2015
Waktu
: 30 menit
:
No. Urut :
1. Faktor prima dari bilangan 84 adalah ………………………………………………………………… 2. Faktorisasi prima dari 150 adalah ………………………………………………………………………… 3. KPK dari 12, 30, dan 54 adalah 4. FPB
dari
12,
…………………………………………………………………………… 36,
dan
72
adalah……….………………………………………………………………… 5. Ayah mencuci motor tiap 12 hari sekali. Paman tiap 18 hari sekali. Hari ini mereka mencuci motor bersamaan. Pada hari ke berapa
mereka akan mencuci motor bersama lagi?…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………… 6. Rani berenang tiap 15 hari sekali. Nina berenang tiap 21 hari sekali,. Tini tiap 45 hari sekali. Hari ini mereka berenang bersama. Pada
hari ke berapa mereka bertiga akan berenang bersama lagi?…………………………………………… …..………………………….………………………………………………………………………………………… …………
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
………………………………………………………………………………………………………………………… ………… 7. Lampu A berkedip setiap 20 detik. Lampu B berkedip setiap 30 detik. Lampu C berkedip setiap 60 detik. Jika saat ini ketiga lampu berkedip bersama untuk pertama kalinya, berapa detik lagi kamu bisa menyaksikan ketiga lampu berkedip bersama untuk kedua kalinya? ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………….. 8. Pak Ahmad akan membagi 60 buah jeruk dan 42 buah mangga kepada tetangganya sama banyak. Buah-buah tersebut akan dibungkus dengan plastik. Berapa bungkus buah yang akan dibagikan pak
Ahmad?
………………………………………………………………………………………………………………………… ……………….. ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………….............. 9. Dalam rangka HUT Kemerdekaan RI, panitia mendapat sumbangan 84 buku tulis dan 35 pena untuk hadiah lomba anak-anak. Setiap bungkus hadiah untuk pemenang lomba mempunyai isi yang sama
banyak. Berapa bungkus hadiah yang dapat dibuat?……………………………………………………………
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
………………………………………………………………………………………………………………………… ………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………… 10. Pak Jono ingin menjual dua jenis padi hasil panennya. Padi jenis A 200 kuintal dan padi jenis B 150 kuintal. Ia akan mengirim ke beberapa toko sama banyak. a. Berapa toko yang dikirim Pak Jono paling banyak? b. Berapa kuintal masing-masing jenis padi yang diterima setiap toko ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………..
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.
RPP Siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA KELAS V SEMESTER I SIKLUS II PERTEMUAN I
Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Hari/ tanggal Alokasi Waktu
: SD Negeri 1 Karangmoloko : MATEMATIKA : V (Lima) / I (Satu) : 19 Oktober 2015 : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 3. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.4 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB. C. Indikator 1.4.1
Menentukan KPK dan FPB menggunakan faktorisasi prima
D. Tujuan Pembelajaran Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, diskusi kelompok dan tanya jawab, siswa dapat: 1.2.1.1 Menentukan KPK dan FPB menggunakan faktorisasi prima dengan benar E. Karakter siswa yang diharapkan 1. Percaya Diri 2. Kerjasama 3. Keaktifan 4. Tanggung jawab
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Materi Pokok KPK dan FPB G. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : CTL Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan H. Media Pembelajaran 1. Dakon Matematika 2. Tabel saringan Erastothenes I. Sumber Belajar Buku Sekolah Elektronik “Matematika 5 SD dan MI Kelas 5, oleh RJ.Soenarjo, penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, hal 35-38. J. Langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Pembuka
1. Guru memberi salam kepada siswa. “Selamat pagi anak- 5 Menit anak !” 2. Guru mengkondisikan siswa untuk duduk dengan tenang 3. Guru mengajak siswa untuk berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas 4. Guru menanyakan kabar siswa : “Bagaimana kabar kalian hari ini? 5. Guru memeriksa kehadiran siswa “Siapa yang tidak berangkat hari ini?”
Apersepsi Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang telah diajarkan sebelumnya
Orientasi Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran.
Motivasi Siswa diberi motivasi oleh guru agar siswa bersemangat mengikuti
pembelajaran
yang akan dilaksanakan
dengan memberi reward / penghargaan dengan syarat tertentu Kegiatan Inti
1. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang pengertian 60 menit faktor prima dan faktorisasi prima 2. Siswa dengan bantuan media tabel saringan Erastothenes dan permen menyebutkan contoh bilangan prima 3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi KPK dan FPB dengan menggunakan media dakon matematika 4. Beberapa siswa diminta maju kedepan kelas untuk memberikan contoh penggunaan media dakon matematika untuk menyelesaikan soal. 5. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi KPK dan FPB dengan menggunakan pohon factor. 6. Beberapa siswa diminta maju kedepan kelas untuk menyelesaikan soal KPK dan FPB dan siswa yang lain memperhatikan
dan
menanggapi
hasil
pekerjaan
temannya. 7. Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas dan menjelaskannya jika ada siswa yang belum jelas 8. Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok 9. Guru membagikan LKS pada tiap kelompok, untuk
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikerjakan dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya. 10. Guru berkeliling memeriksa hasil kerja kelompok dan memberikan bimbingan seperlunya 11. Salah satu kelompok memmpresntasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain diminta memperhatikan dan menanggapi. 12. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi kelompok dengan berdiskusi dengan siswa dan membimbing kearah jawaban yang benar 13. Tiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya Kegiatan
1.
Penutup
2.
3.
Siswa
dengan
bimbingan
guru
merangkum
hasil
8
M
pembelajaran dan menyimpulkan materi yang telah
e
dipelajarai pada pertemuan hari ini.
n
Siswa dipimpin ketua kelas berdoa untuk mengakhiri
i
pelajaran
t
Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa. “ selamat siang anak – anak”.
K. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian proses
: Pengamatan
b. Penilaian hasil belajar
: Tes tertulis
2. Instrumen Penilaian (Terlampir) a. Penilaian proses
: Lembar Pengamatan
b. Penilaian hasil belajar
: Lembar Kerja kelompok Sleman, 19
Oktober 2015
209
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PENILAIAN 4. Penilaian Pengetahuan Penilaian hasil belajar (Lembar Kerja kelompok) Nilai : Jumlah betul x 10 5. Penilaian Sikap
No
Skor
Aspek yang diamati 3
1
Percaya Diri
2
Kerjasama
.3
Keaktifan
4
Tanggung jawab
2
Jumlah Skor 1
Total skor yang di capai Jumlah Skor maksimum
Nilai
12
= Jumlah skor yang di peroleh x 100 Jumlah skor maksimal Keterangan nilai: 80 – 100
A
70 – 79
B
51 – 69
C
< 50
D
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kriteria Penilaian Sikap: Rubrik/ Pedoman Penilaian Sikap Bagus Cukup Kriteria 3 2 Percaya Diri
Berani
Kurang 1
bertanya Berani bertanya Belum
berani
dan memberikan dan memberikan bertanya pendapat
dan
disaat pendapat disaat memberikan
yang tepat tanpa yang diminta oleh guru
ketika
tepat pendapat. diminta
oleh guru Bekerja Sama
Bekerjasama dengan baik teman
Bekerjasama
sangat dengan dengan baik
dapat
cukup bekerjasama dengan dengan
teman
dalam dalam
diskusi
dalam teman
diskusi kelompok
Kurang
diskusi
kelompok
kelompok Keaktifan
Aktif
dalam Kurang
aktif Tidak aktif dalam
melakukan tanya dalam
melakukan tanya
jawab
jawab
guru
dengan melakukan maupun tanya
jawab guru
teman kelompok dengan
teman dan tidak aktif
kelompok kurang dalam
maupun
guru teman kelompok
dan aktif dalam maupun diskusi kelompok
dengan
dan dalam
diskusi
aktif kelompok diskusi
kelompok Tanggung
Mengerjakan
Jawab
tugas
Mengerjakan yang tugas
211
Kurang
yang bertanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diberikan dengan
guru diberikan penuh dengan
tanggung jawab
guru jawab
saat
cukup mengerjakan
tanggung jawab
tugas
yang
diberikan guru
Lembar Pengamatan Indikator Penilaian No
Nama
Percaya
Kerjasama
Diri
Tanggung Jawab
212
Keaktifan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Kerja Siswa 1. KPK dari 18 dan 24 adalah……………………………………….. 2. FPB dari 15, 20, dan 30 adalah……………………………………. 3. KPK dari 85, 90, dan 102 adalah…………………………………. 4. Ayah mempunyai ayam jantan 20 dan ayam betina 15, ayam-ayam tersebut akan dimasukan kandang dengan jumlah ayam betina dan jantan yang sama tiap
kandang.
Berapa
jumlah
kandang
yang
dibutuhkan?…………………………………………… 5. Bu tini memanen cabe tiap 4 hari sekali, bu sinta tiap 5 hari sekali, dan bu toni tiap 6 hari sekali. Hari ini mereka memanen cabai bersama. Berapa hari
lagi
mereka
memanen
cabai
sama?........................................................................................
213
bersama-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran Media 3. Dakon Matematika
4. Tabel Saringan Erasthotenes
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MATEMATIKA KELAS V SEMESTER I SIKLUS II PERTEMUAN 2
Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Hari/ tanggal Alokasi Waktu
: SD Negeri 1 Karangmoloko : MATEMATIKA : V (Lima) / I (Satu) : 21 Oktober 2015 : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 4. Melakukan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.5 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB. C. Indikator 1.5.1
Menentukan KPK dan FPB menggunakan faktorisasi prima
1.2.3
Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB.
D. Tujuan Pembelajaran Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, diskusi kelompok dan tanya jawab, siswa dapat: 1.2.2.3 Menentukan KPK dan FPB menggunakan faktorisasi prima dengan benar 1.2.2.4 Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB dengan benar E. Materi Pokok KPK dan FPB F. Model dan Metode Pembelajaran 215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Model Pembelajaran : CTL Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan G. Media Pembelajaran 1. Pensil 2. Bolpoin 3. Penghapus 4. Permen 5. Coklat 6. Jelly 7. Tabel kelipatan H. Sumber Belajar Buku Sekolah Elektronik “Matematika 5 SD dan MI Kelas 5, oleh RJ.Soenarjo, penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, hal 35-38. I. Langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Pembuka
1. Guru memberi salam kepada siswa. “Selamat pagi anak-anak 5 Menit !” 2. Guru mengkondisikan siswa untuk duduk dengan tenang 3. Guru mengajak siswa untuk berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas 4. Guru menanyakan kabar siswa : “Bagaimana kabar kalian hari ini? 5. Guru memeriksa kehadiran siswa “Siapa yang tidak berangkat hari ini?”
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apersepsi Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan sebelumnya
Orientasi Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran.
Motivasi Siswa diberi motivasi oleh guru agar siswa bersemangat mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan memberi reward / penghargaan dengan syarat tertentu
Kegiatan Inti
1. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang pemecahkan 60 menit masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan FPB 2. Guru memberi contoh pemecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan FPB dengan media permen, coklat, dan jelly. 3. Guru member contoh pemecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dengan media tabel kelipatan 4. Beberapa
siswa
diminta
maju
kedepan
kelas
untuk
menyelesaikan soal menggunakan media yang telah disiapkan dan siswa yang lain memperhatikan dan menanggapinya 5. Guru menulis satu soal masalah sehari-hari yang berkaitan dengan KPK dan satu soal yang berkaitan dengan FPB di papan tulis kemudiandikerjakan bersama-sama siswa. 6. Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas dan menjelaskannya jika ada siswa yang belum jelas 7. Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok. 8. Guru membagikan LKS pada tiap kelompok, untuk dikerjakan dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya.
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Guru berkeliling memeriksa hasil kerja kelompok dan memberikan bimbingan seperlunya 10. Salah satu kelompok memmpresntasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain diminta memperhatikan dan menanggapi. 11. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi kelompok dengan berdiskusi dengan siswa dan membimbing kearah jawaban yang benar
12. Tiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya 13. Evaluasi 14. Guru bersama siswa membahas jawaban soal evaluasi dengan berdiskusi dengan siswa dan membimbing kearah jawaban yang benar Kegiatan
2
Penutup
Siswa
dengan
pembelajaran
bimbingan
dan
guru
menyimpulkan
merangkum materi
yang
hasil telah 5 menit
dipelajarai pada pertemuan hari ini. 3
Siswa dipimpin ketua kelas berdoa untuk mengakhiri pelajaran
4
Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa. “ selamat siang anak – anak”.
J. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian hasil belajar
: Tes tertulis
2. Instrumen Penilaian (Terlampir) a. Penilaian hasil belajar
: Soal Essay Sleman, 21
Oktober 2015
218
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PENILAIAN 6. Penilaian Pengetahuan Penilaian hasil belajar ( soal essay ) Nilai : Jumlah betul x 5
219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LKS
Masukkan bolpoin, pensil, dan penghapus yang telah dibagikan oleh guru ke kantong plastik. Jumlah bolpoin, pensil, dan penghapus tiap kantong harus sama. Berapa kantong plastic yang dibutuhkan?
Kakek mengunjungi kami setiap 18 hari sekali. Paman mengunjungi kami setiap 60 hari sekali. Setiap berapa hari sekali kakek dan paman mengunjungi kami secara bersama-sama?
220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soal Evaluasi Siklus II Matematika Kelas V Semester I Tahun Ajaran 2015/2016 Mata Pelajaran Hari/Tanggal
: Matematika
Nama
: Rabu, 21 Oktober
:
No. Urut :
2015 Waktu
: 30 menit
1. Faktorisasi prima dari bilangan 240 adalah ……………………………………………………… 2. FPB dari 30 dan 42 adalah
……………………………………………………………………………………
3. FPB dari 85, 90, dan 100 adalah 4. KPK dari 90, 150, dan 120 adalah
………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………
5. Pak Made dan Pak Putu adalah dua satpam yang berjaga di perusahaan yang berdekatan. Setiap berjaga 16 hari Pak Made libur satu hari, sedangkan Pak Putu mendapat libur sehari setelah berjaga 20 hari. Jika hari ini Pak Putu dan Pak Made libur
bersamaan, berapa hari lagi mereka dapat libur bersamaan lagi?…………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ……………. 6. Ada 3 buah lampu, merah, kuning, dan hijau. Mula-mula ketiga lampu itu menyala serentak bersamaan. Kemudian, lampu merah menyala setiap 12 detik, lampu kuning menyala setiap 20 detik, dan lampu hijau menyala setiap 24 detik. Tiap berapa detik ketiga lampu itu
menyala bersamaan?……………………………………………………………………………………………………………………
221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Pada suatu hari, Bu Wati, Bu Rina, dan Bu Nanik belanja bersamaan di sebuah pasar swalayan. Bu Wati belanja setiap 15 hari sekali, Bu Rina 25 hari sekali, sedangkan Bu Nanik juga belanja setiap 75 hari sekali. Setelah berapa hari mereka akan bersamaan belanja di pasar swalayan itu? ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………… 8. Pada suatu hari Ali, Beni, dan Candra bersamaan memotong rambutnya pada seorang tukang cukur. Ali mencukur rambutnya setiap 30 hari di tempat itu. Beni mencukur rambutnya setiap 45 hari di tempat itu pula. Candra mencukur rambutnya setiap 60 hari. Setiap berapa hari, mereka dapat bersamaan memotong rambut pada tukang cukur itu? ………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………………… …………… 9. Anggota pramuka dari kelas 5 dan 6 sebuah SD mengadakan persami. Anggota pramuka dari kelas 5 sebanyak 48 orang dan dari kelas 6 sebanyak 40 orang. Untuk acara baris-berbaris, anggota pramuka itu harus dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok merupakan campuran dari kelas 5 dan kelas 6 dengan jumlah
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anggota kelompok yang sama. Berapa kelompok sebanyak-banyaknya yang dapat dibentuk?
……………………………………….…………..
.………………………………………………………………………………………………………………………… ………… ………………………………………………………………………………………………………………………… …………. 10. Pada suatu hari sekolah menerima 2 peti kapur tulis. Peti pertama berisi 96 kotak dan peti kedua 72 kotak. Kapur itu akan ditumpuk di dalam lemari. Jumlah kotak kapur pada setiap tumpukan harus sama. b. Berapa tumpukan kotak kapur sebanyak-banyaknya ada didalam lemari? c. Berapa kotak kapur setiap tumpukan? …………………………………………………………………………………………………………………… …………
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIODATA PENELITI
Faisal Arif Rifai lahir di Magelang pada tanggal 1 Juni 1993. Merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Peneliti menyelesaikan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah Gunung Pring Muntilan pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Dukun lulus pada tahun 2009. Melanjutkan di SMA Negeri 1 Kota Mungkid lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Kuguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Di akhir masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma menulis skripsi dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi KPK dan FPB Melalui Pembelajaran Kontekstual”.
251