PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN BUKU PEDOMAN PENDESAINAN PERTANYAAN ESENSIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK MEMPERDALAM PEMAHAMAN DAN MEMBANGUN KEPEDULIAN SISWA KELAS V SD TERHADAP LINGKUNGAN SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Sonialopita NIM: 131134201
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN BUKU PEDOMAN PENDESAINAN PERTANYAAN ESENSIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK MEMPERDALAM PEMAHAMAN DAN MEMBANGUN KEPEDULIAN SISWA KELAS V SD TERHADAP LINGKUNGAN SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Sonialopita NIM: 131134201
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk: Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya Orang tua saya bapak (Wardaya) dan Ibu (Atik Swasti) yang selalu memberikan dukungan, doa, dan kasih tanpa pamrih. Adik saya (Fajar Ega Tama) yang telah memberikan dukungan. Yohanes Yulianto yang telah menemani, membantu dalam menyelesaikan masalah, memberikan solusi, dan memberikan dukungan serta semangat. Keluarga besar Mbah Kasan Munawar dan Mbah Karmo yang telah memberikan dukungan dan semangat. Teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan dukungan dan semangat. Almamater Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Jika kamu belum mencoba maka kamu tidak akan tahu. Dimana ada kemauan di sana ada kekuatan. Berusaha, berdoa, dan kerja keras. Keberuntungan pun akan mengikuti. ~Sonialopita~
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Mei 2017 Peneliti
Sonialopita
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Sonialopita
Nomor Mahasiswa
: 131134201
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengembangan Buku Pedoman Pendesainan Pertanyaan Esensial dalam Proses Pembelajaran untuk Memperdalam Pemahaman dan Membangun Kepedulian Siswa Kelas V SD Terhadap Lingkungan.
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan
Universitas
Sanata
Dharma
hak
untuk
menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 18 Mei 2017 Yang menyatakan
Sonialopita vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGEMBANGAN BUKU PEDOMAN PENDESAINAN PERTANYAAN ESENSIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK MEMPERDALAM PEMAHAMAN DAN MEMBANGUN KEPEDULIAN SISWA KELAS V SD TERHADAP LINGKUNGAN Sonialopita Universitas Sanata Dharma 2017 Penelitian ini diawali dengan temuan bahwa guru mengalami kesulitan dalam menyusun pertanyaan esensial dan belum adanya buku pedoman untuk menyusun pertanyaan esensial. Pertanyaan esensial diperlukan untuk memperdalam pemahaman siswa selain itu, dapat digunakan untuk membuat siswa melakukan aksi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menyusun buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial khususnya tema tentang lingkungan yang sekarang menjadi keprihatinan dunia. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D). Produk yang dihasilkan berupa buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial. Proses pengembangan buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial tersebut, mengikuti dua tahap dari modifikasi Tessmer (1993) yaitu (1) Evaluasi diri, dan (2) Pendesainan Prototipe. Langkah-langkah dalam tahap evaluasi diri terdiri dari wawancara, observasi, dan proses desain sedangkan dalam tahap pendesainan prototipe terdiri dari expert review, one-to-one, dan small group. Prototipe yang didesain kemudian divalidasi oleh tiga orang validator dan diuji cobakan kepada small group yang terdiri dari dua guru kelas. Hasil expert judgement menunjukkan bahwa pertanyaan yang disusun memiliki kualitas 50 % sangat baik, 18,18 % baik, 13,63 % cukup, 13,63 % kurang, dan 4,54 % sangat kurang. Hasil uji coba small group menunjukkan bahwa produk memiliki kualitas yang baik dari segi inspirasi penggunaan pertanyaan esensial, dan kemudahan penggunaan buku pedoman. Dapat disimpulkan bahwa produk buku ini telah sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan meskipun perlu beberapa perbaikan. Kata Kunci: kegiatan menanya, pertanyaan esensial, peduli lingkungan.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE DEVELOPMENT OF MANUAL FOR DESIGNING ESSENTIAL QUESTIONS IN THE LEARNING PROCESS IN ORDER TO DEEPEN THE UNDERSTANDING AND BUILD ENVIRONMENTAL AWARENESS OF 5th ELEMENTARY GRADES STUDENTS Sonialopita Universitas Sanata Dharma 2017 This study was initiated with the findings that teachers have a difficulty in constructing Essential Questions and there were not any guidebooks to design essential questions. Essential question was necessary to deepen the understanding of students. It also could be used to make students perform an action. Therefore, the goal of this research was to compile a manual for designing essential questions, specifically about environmental theme that nowadays becomes world concerns. The type of this study was a Research and Development (Research and Development or R&D). The result product of this study was a manual for designing essential questions. The process of developing the manual for designing essential questions was based from Tessmer modification (1993), which are (1) Selfevaluation, and (2) Designing the prototype. The process of Self-Evaluation consists of interviews, observations, and design processes, while the process of designing the prototype consists of expert review, one-to-one, and small groups. The prototype which had been designed was validated by three validators and tested on a small group consisted of two teachers. The results of expert judgment showed that the designed questions have quality ratings of 50% excellent, 18.18% good, 13.63% fair, 13.63% poor, and 4.54% very poor. The results of the test on a small group showed that the product has a good quality both from the inspiration of essential questions usage, and the easiness in using the manual. It can be concluded that this product is corresponding with the expected specifications although it still needs some improvements. Keywords: asking activities, the essential question, environmental awareness.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN BUKU PEDOMAN PENDESAINAN PERTANYAAN ESENSIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK MEMPERDALAM PEMAHAMAN DAN MEMBANGUN KEPEDULIAN SISWA KELAS V SD TERHADAP LINGKUNGAN”. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, peneliti menyusun skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi, peneliti ingin mengucapkan terikasih atas dukungan, bantuan, serta bimbingan kepada pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi. Oleh karena itu, peneliti ucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD. 3. Apri Damai Sagita Krissandi., S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD. 4. Theresia Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum. selaku dosen pembimbing 1 yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Irine Kurniastuti, M.Psi. selaku dosen pembimbing 2 yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberi pengarahan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Para validator yang telah membantu peneliti dalam proses memvalidasi produk yang dihasilkan dalam penelitian ini. 7. Muryanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Demangan Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Tarcius Tri Indrartanta, S.Sos selaku Kepala Sekolah SD Joannes Bosco Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. 9. Guru kelas V dan siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. 10. Guru kelas V dan siswa kelas V SD Joannes Bosco Yogyakarta yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. 11. Keluarga yang telah memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi. 12. Icak, Pani, Uik, Ciska yang memberikan semangat, motivasi, serta menghibur peneliti dalam menyelesaikan skripsi. 13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam penyusunan skripsi dan telah memberikan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Tetapi peneliti berharap, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Yogyakarta, 27 April 2017 Peneliti,
Sonialopita
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………............
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………..
ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………..
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………..
iv
HALAMAN MOTTO …………………………………………………………...
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………...
vi
LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………………………….
vii
ABSTRAK ……………………………………………………………………… viii ABSTRAK .............................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..
x
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….
xii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………
xv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….
xvi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….
6
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………..
6
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………
6
E. Definisi Operasional ……………………………………………………
7
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ………………………………..
8
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka …………………………………………………………..
9
1. Pendidikan Karakter …………………………………………………
9
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Pengertian Pendidikan Karakter ………………………………...
9
b. Tujuan Pendidikan Karakter …………………………………….
12
c. Fungsi Pendidikan Karakter ……………………………………..
13
d. Peduli Lingkungan ………………………………………………
14
e. Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 …………………..
15
2. Pendekatan Saintifik ………………………………………………...
16
a. Menanya (Questioning) …………………………………………
18
b. Manfaat Penggunaan Model Pembelajaran Questioning …………
19
3. Pertanyaan Esensial (Essential Question) …………………………..
22
a. Karakteristik Pertanyaan Esensial (Essential Question) ………..
22
b. Mengapa Menggunakan Pertanyaan Esensial? ………………….
23
c. Cara Mendesain Pertanyaan Esensial …………………………...
24
d. Cara Menyampaikan Pertanyaan Esensial ………………………
25
B. Penelitian yang Relevan …………………………………………………
27
C. Kerangka Berpikir ……………………………………………………….
31
D. Pertanyaan Penelitian ……………………………………………………
33
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian …………………………………………………………..
35
B. Setting Penelitian ………………………………………………………..
37
C. Prosedur Pengembangan ………………………………………………..
38
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………
41
E. Instrumen Penelitian …………………………………………………….
43
1. Pedoman Wawancara ………………………………………………..
44
2. Lembar Observasi …………………………………………………...
45
F. Teknik Analisis Data …………………………………………………….
46
BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan …………………………………………
48
1. Proses Pendesainan Petanyaan Esensial …………………………….
48
a. Evaluasi Diri …………………………………………………….
48
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Wawancara …………………………………………………..
49
2) Observasi …………………………………………………….
52
3) Proses Desain ………………………………………………..
55
b. Pendesainan Prototipe …………………………………………...
57
1) Hasil Perhitungan Rerata Validator Ahli ……………………
57
2) Hasil Rerata yang Masih Perlu untuk Direvisi ……………...
58
3) Hasil Uji Coba Kelompok Kecil (Small Group) …………….
59
2. Kualitas Produk Pertanyaan Esensial yang Diusulkan ……………...
61
3. Pertanyaan Esensial untuk Memperdalam Pemahaman dan Membangun Kepedulian Siswa terhadap Lingkungan ……………..
61
B. Pembahasan ……………………………………………………………...
67
1. Pembahasan Produk yang Dihasilkan ……………………………….
67
2. Pembahasan Hasil Validasi Ahli dan Revisi…………………………
69
3. Pembahasan Hasil Uji Coba Kelompok Kecil (Small Group) ………
85
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………………...
88
B. Keterbatasan Pengembangan …………………………………………....
89
C. Saran …………………………………………………………………….
89
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...
90
LAMPIRAN ……………………………………………………………………..
93
RIWAYAT PENELITI ………………………………………………………….
174
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan saintifik …………………………………………………………
18
Gambar 2.2
Literatur map penelitian yang relevan …………………………
30
Gambar 3.1
Tahap-tahap penelitian dan pengembangan ……………………
38
Gambar 3.2
Model pengembangan hasil modifikasi ……………………......
41
Gambar 4.1
Proses desain pertanyaan esensial ……………………………..
56
Gambar 4.2
Sampul buku ……………………………………………………
69
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Pedoman wawancara awal ……………………………………….
44
Tabel 3.2
Pedoman wawancara akhir ………………………………………
44
Tabel 3.3
Pedoman Observasi ………………………………………………
45
Tabel 3.4
Skala Likert ……………………………………………………….
47
Tabel 4.1
Lembar Pencatatan Observasi Secara Naratif ……………………
52
Tabel 4.2
Lembar Pencatatan Observasi Secara Naratif ……………………
53
Tabel 4.3
Hasil perhitungan rerata tiga validator ahli ………………………
57
Tabel 4.4
Hasil rerata yang masih perlu untuk direvisi …………………….
58
Tabel 4.5
Hasil Uji Coba Kelompok Kecil …………………………………
59
Tabel 4.6
Hasil Rata – Rata Klasifikasi Produk Pertanyaan Esensial ………
61
Tabel 4.7
Pertanyaan Esensial dengan tema lingkungan dari buku guru …..
63
Tabel 4.8
Pertanyaan Esensial dengan tema lingkungan dari buku siswa .....
64
Tabel 4.9
Kriteria Penilaian Produk …………………………………………
70
Tabel 4.10 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif …………………………..
71
Tabel 4.11 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 1 nomer 1.1 sebelum direvisi …………………………………………………………….
72
Tabel 4.12 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 1 nomor 1.1 setelah direvisi …………………………………………………….
72
Tabel 4.13 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 1 nomor 2 sebelum direvisi …………………………………………………..
74
Tabel 4.14 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 1 nomor 2 setelah direvisi ……………………………………………………………
74
Tabel 4.15 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 2 nomor 1.1 dan 1.2 sebelum direvisi …………………………………………….... Tabel 4.16
75
Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 2 nomor 1.1 dan 1.2 setelah direvisi ……………………………………………….
76
Tabel 4.17 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 2 nomor 2 sebelum direvisi ………………………………………………….. xvi
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.18 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 2 nomor 2 setelah direvisi ……………………………………………………………
77
Tabel 4.19 Produk pertanyaan buku siswa pembelajaran 1 nomor 2 sebelum direvisi ………………………………………………….
78
Tabel 4.20 Produk pertanyaan buku siswa pembelajaran 1 nomor 2 setelah direvisi ……………………………………………………………
79
Tabel 4.21 Produk pertanyaan buku siswa pembelajaran 1 nomor 1.b.2 sebelum direvisi ……………………………………………
79
Tabel 4.22 Produk pertanyaan buku siswa pembelajaran 1 nomor 1.b.2 setelah direvisi …………………………………………….
80
Tabel 4.23 Revisi Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 2 nomer 3 …………………………………………………………..
81
Tabel 4.24 Revisi Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 1 nomer 1.d …………………………………………………….......
82
Tabel 4.25 Revisi Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 3 nomer 1 …………………………………………………………..
83
Tabel 4.26 Revisi Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 3 nomer 1 …………………………………………………………..
xvii
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Izin Penelitian di Sekolah Dasar ………………………….
94
Lampiran 2.
Lembar Wawancara Guru ………………………………….......
96
Lampiran 3.
Hasil Wawancara Guru SD Negeri Demangan …………….......
97
Lampiran 4.
Hasil Wawancara Guru SD Joannes Bosco ……………………
105
Lampiran 5.
Lembar Pencatatan Observasi di Kelas ……………………......
108
Lampiran 6.
Hasil Observasi Kelas ………………………………………….
109
Lampiran 7.
Hasil Observasi Kelas ………………………………………….
117
Lampiran 8.
Surat Telah Melakukan Penelitian di Sekolah Dasar …………..
125
Lampiran 9.
Surat Permohonan Validasi Kepada Validator Ahli ……….......
127
Lampiran 10. Hasil Validasi oleh Validator A ………………………………..
132
Lampiran 11. Hasil Validasi oleh Validator B ………………………………..
144
Lampiran 12. Hasil Validasi oleh Validator C ………………………………..
157
Lampiran 13. Hasil Uji Coba Kelompok Kecil pada Guru A ………………...
170
Lampiran 14. Hasil Uji Coba Kelompok Kecil pada Guru B …………………
171
Lampiran 15. Buku Pedoman Pendesainan Pertanyaan Esensial ……………..
173
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1 PENDAHULUAN Bagian ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi produk. A. Latar Belakang Proses pendidikan adalah mengubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Namun, pada praktiknya lebih ditekankan pada aspek prestasi akademik (academic achievement), sehingga mengabaikan pembentukan karakter (Listyarti, 2012:4). Untuk membentuk karakter, perlu mananamkan kebiasaaan tentang hal yang baik sehingga peserta didik menjadi paham tentang mana yang baik dan buruk, serta mampu merasakan nilai yang baik dan melakukan hal yang baik. Dengan demikian, pendidikan karakter yang baik tidak hanya meliputi aspek pengetahuan yang baik (moral knowing), tetapi juga merasakan dengan baik atau loving the good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action) (Fathurrohman, Suryana, & Fatriany, 2013:74). Pembentukan karakter sangatlah penting dalam membangun karakter peserta didik. Menurut Megawangi (dalam Kesuma, 2011:5) pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Pendidikan karakter inilah yang ditekankan dalam Kurikulum 2013. Kemendikbud melakukan sejumlah terobosan agar mampu 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menghasilkan lulusan yang siap bersaing secara global di masa yang akan datang untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu terobosan tersebut adalah dengan diberlakukannya kurikulum 2013 yang ditujukan untuk menjawab tantangan zaman terhadap pendidikan yakni untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif, inovatif, kreatif, kolaboratif, serta berkarakter (Abidin, 2014:11). Kurikulum 2013 terdapat unsur pendidikan karakter karena di dalamnya mancakup aspek moral knowing, moral feeling, dan moral action. Harapannya dengan Kurikulum 2013, siswa dapat memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terus meningkat dan berkembang mengikuti jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Pada kurikulum 2013 aspek tersebut terdapat pada kompetensi inti yang akan dicapai, seperti aspek sikap yang meliputi sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2), aspek pengetahuan (KI 3), dan aspek keterampilan (KI 4). Seluruh aspek tersebut diharapkan dapat berjalan seimbang dan beriringan walaupun melewati perubahan zaman yang memberikan banyak pengaruh positif maupun negatif diharapkan peserta didik dapat secara bijaksana dalam menghadapinya dan mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa. Proses pembelajaran kurikulum 2013 dilakukan dengan pendekatan saintifik. Pendekatan tersebut mendorong siswa agar lebih mampu dalam mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Salah satu tahap yang menjadi sorotan utama dalam penelitian ini adalah tahap menanya. Kompetensi yang diharapkan dari kegiatan menanya dalam kurikulum 2013 yaitu untuk melatih siswa mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran yang kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat (Daryanto, 2014:64). Proses bertanya dapat berlangsung apabila guru atau siswa melakukan kegiatan menanya dalam pembelajaran. Menurut Dewey (dalam Anwar, 2011) “berfikir adalah bertanya” dengan mengajukan pertanyaan secara berencana, siswa diantarkan agar mau berfikir kritis, kreatif dalam proses pembelajaran dan hasil belajarnya. Dengan melakukan kegiatan bertanya guru telah membimbing atau memandu siswanya melalui pertanyaan yang disampaikan. Oleh karena itu kegiatan “menanya” sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Menurut Kemendikbud 2013 (dalam Abidin, 2014) salah satu fungsi aktivitas bertanya
adalah untuk membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan
perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran; mendorong
dan
menginspirasi
siswa
untuk
aktif
belajar,
serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. Selain itu fungsi yang lain adalah menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. Dari fungsi bertanya tersebut, tidak hanya segi kognitif saja yang ditekankan akan tetapi juga dapat menanamkan sikap atau karakter kepada siswa. Agar mampu mewujudkan pembelajaran berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan, langkah utama yang harus dilakukan guru adalah dengan mendesain pembelajaran secara tepat. Pertanyaan yang Esensial merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
salah satu alternatif yang dapat membantu guru untuk menciptakan pembelajaran yang fokus dan bermakna. Menurut McTighe dan Wiggins (2013:3) pertanyaan esensial yang dimaksud adalah pertanyaan yang mampu menstimulasi
pikiran,
merangsang
inkuiri
lebih
lanjut,
dan
untuk
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru, termasuk pertanyaan yang mendalam dari siswa, dan membutuhkan jawaban yang lebih dari sekedar jawaban biasa. Pertanyaannya bersifat provokatif dan generatif. Dengan diberikannya pertanyaan-pertanyaan seperti ini, siswa diharapkan dapat terlibat dalam pembelajaran yang kaya dan mendalam tidak hanya sekedar belajar fakta. Dari hasil observasi di sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 peneliti melihat pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada siswa diberikan dari buku siswa (lihat lampiran 7). Pada saat pembelajaran guru aktif bertanya dan pertanyaan yang diberikan tidak menimbulkan banyak jawaban (lihat lampiran 6). Siswa bertanya berdasarkan pertanyaan yang ada di buku (lihat lampiran 7). Sementara dari hasil wawancara dengan guru, pertanyaan yang dapat dipahami oleh siswa menurut guru adalah pertanyaan yang hanya mempunyai satu materi yang jawabannya satu sehingga tidak menyebar dan menimbulkan banyak jawaban (W2, S2, T4). Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan tertutup yang hanya memiliki satu jawaban (W2, S2, T4). Bertolak belakang dari hasil observasi dan wawancara, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain pertanyaan esensial. Menurut McTighe dan Wiggins (2004:106) pertanyaan esensial yang dimaksud adalah pertanyaan tanpa jawaban
tunggal
yang
benar.
Pertanyaan
tersebut
ditujukan
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menstimulasi kebutuhan, debat, pertanyaan lebih jauh, dan dapat diuji kembali dari waktu ke waktu. Pertanyaan esensial didesain untuk menstimulasi pikiran siswa, melibatkan mereka dalam kebutuhan yang terfokuskan dan terus menerus, serta untuk mencapai tindakan atau aksi yang bermakna. Untuk membantu guru dalam memberikan pertanyaan esensial supaya tercipta pembelajaran yang fokus dan bermakna serta menimbulkan suatu niat untuk melakukan tindakan atau aksi, peneliti akan mendesain pertanyaan esensial. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa terhadap lingkungan karena peduli lingkungan merupakan salah satu unsur dari pendidikan karakter. Sehingga dengan bertanya, dapat membangun karakter peduli lingkungan yang merupakan salah satu unsur pendidikan karakter. Peneliti memilih tema yang terfokus pada lingkungan untuk siswa kelas V SD. Peneliti memilih tema ini karena saat ini bumi sudah semakin tua dan semakin banyak masalah kerusakan lingkungan hidup di bumi ini. Untuk menjaga bumi ini dibutuhkan manusia-manusia yang peduli terhadap lingkungan dan anak-anak merupakan generasi penerus yang nantinya akan ikut merasakan akibat dari perbuatan atau perilaku yang telah dilakukan berhubungan dengan lingkungan tempatnya hidup. Maka dari itu, untuk menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan, peneliti memilih untuk mendesain pertanyaan esensial dengan lingkungan.
tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses pendesainan pertanyaan esensial dalam proses pembelajaran untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa kelas V SD terhadap lingkungan? 2. Bagaimana kualitas pertanyaan esensial yang digunakan dalam pembelajaran yang dapat memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa kelas V SD terhadap lingkungan?
C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan proses pendesainan pertanyaan esensial dalam proses pembelajaran untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa kelas V SD terhadap lingkungan. 2. Memaparkan kualitas pertanyaan esensial dalam proses pembelajaran yang dapat memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa kelas V SD terhadap lingkungan.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Secara teoritis, manfaat dari penelitian adalah memberikan kontribusi berupa sumbangan pemikiran terhadap pembelajaran di sekolah dasar mengenai pertanyaan yang esensial untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa terhadap lingkungan. 2. Secara praktis a. Bagi guru dan calon guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Manfaat dari penelitian ini ialah memberi gambaran mengenai pertanyaan esensial yang dapat memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa khususnya kepedulian terhadap lingkungan. b. Bagi siswa Mendapat pembelajaran yang lebih bermakna dan dapat lebih memperdalam pemahaman siswa serta membangun kepedulian siswa terhadap lingkungan. c. Bagi peneliti Mendapatkan pengalaman dan tambahan ilmu yang sangat bermanfaat sebagai bekal kelak ketika menjadi seorang guru.
E. Definisi Operasional 1. Essential Questions (pertanyaan esensial) adalah pertanyaan yang penting dan
pertanyaan tanpa jawaban tunggal yang benar atau
pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan kalimat singkat dan tidak dapat langsung selesai, menstimulasi pikiran siswa dan melibatkan mereka dalam pembelajaran yang terfokuskan. 2. Panduan pendesainan pertanyaan esensial adalah buku panduan penyusunan pertanyaan yang esensial yang didalamnya terdapat pengertian mengenai pertanyaan esensial, apa saja yang perlu ada dalam pertanyaan esensial, bagaimana mendesain pertanyaan esensial, dan contoh pertanyaan yang esensial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Peduli terhadap lingkungan adalah sikap peduli untuk menghargai lingkungan sekitar dengan melakukan tindakan atau aksi yang mencegah terjadinya kerusakan pada lingkungan.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah buku pedoman untuk guru dengan judul “Pedoman Pendesainan Pertanyaan Esensial untuk Kelas 5 Tema 1 Subtema 1” yang digunakan untuk memperdalam pemahaman siswa dan membangun kepedulian siswa kelas 5 terhadap lingkungan. Buku ini berisi daftar pertanyaan esensial. Daftar pertanyaan yang ada dalam buku ini, dapat dijadikan panduan guru dalam memberikan pertanyaan kepada siswa. Spesifikasi produk buku pedoman ini adalah sebagai berikut. 1. Di dalam buku ini, berisi pendekatan saintifik dan menanya, pengertian dari pertanyaan esensial, mengapa pertanyaan esensial diperlukan, bagaimana cara mendesain pertanyaan esensial dan bagaimana menyampaikan pertanyaan esensial, serta contoh dari pertanyaan esensial. 2. Ukuran kertas dari buku pedoman ini adalah A4. 3. Cover buku menggunakan kertas ivory 210. 4. Isi buku menggunakan kertas hvs 80. 5. Jumlah halaman 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bagian ini akan dijelaskan (1) kajian pustaka dan (2) kerangka berpikir dalam penelitian. A. Kajian Pustaka 1. Pendidikan Karakter a. Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Koesoema (2007:53) pendidikan merupakan sebuah proses
yang
membantu
menumbuhkan,
mengembangkan,
mendewasakan, membuat yang tidak tertata atau liar menjadi semakin tertata semacam proses penciptaan sebuah kultur dan tata keteraturan dalam diri maupun dalam diri orang lain. Salahudin (2011) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih baik. Menurut Marimba (dalam Kurniawan, 2013:26) pendidikan sebagai bimbingan atau didikan secara sadar oleh pendidik tehadap perkembangan anak didik, baik jasmani maupun rohani, menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar untuk membentuk diri menjadi lebih baik
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
secara kualitas dengan bimbingan atau didikan yang diperoleh dari pendidik. Samani dan Hariyanto (2013:22) karakter adalah sesuatu yang sangat penting dan vital bagi tercapainya tujuan hidup. Dengan kata lain karakter merupakan suatu dorongan pilihan untuk menentukan yang terbaik dalam hidup. Kertajaya (dalam Hidayatullah, 2010:13) menjelaskan karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah “asli” dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, dan merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespon sesuatu. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas dalam Fathurrohman, Suryana, dan Fatriany (2013:17) karakter adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, karakter dan akhlaq mulia, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter adalah watak yang sudah melekat sebagai ciri khas individu serta pilihan individu untuk bertindak, bersikap, dan berujar sesuai dengan apa yang telah ia tentukan. Pendidikan karakter sudah tidak asing lagi dalam dunia pendidikan di Indonesia dan masyarakat Indonesia saat ini. Tentu saja pendidikan karakter tersebut menjadi sangat penting, terlebih dengan adanya perilaku seperti kenakalan remaja (mengonsumsi narkoba, seks bebas, tawuran, pencurian atau perampokan), korupsi, pembunuhan, dan masih banyak lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Menurut Winton dalam Samani dan Hariyanto (2013:43) pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh – sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai – nilai kepada siswanya. William dan Schnaps (dalam Zubaedi, 2011:15) pendidikan karakter merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh para personil sekolah, bahkan yang dilakukan oleh para personil sekolah, untuk membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab. Definisi pendidikan karakter dalam setting sekolah menurut Kesuma, Triatna, dan Permana (2011:5) adalah sebagai “Pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.” Makna dari definisi tersebut adalah: 1) Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran; 2) Diarahkan pada penguatan dan pengembangan parilaku anak secara utuh. Asumsinya anak merupakan organisme manusia yang memiliki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan; 3) Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang ditunjuk sekolah (lembaga). Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu upaya dari guru yang ditujukan untuk siswa dengan maksud untuk mengajarkan nilai-nilai positif agar memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Tujuan Pendidikan Karakter Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional menurut UUSPN No.20 tahun 2003 Bab 2 Pasal 3 yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Kesuma, Triatna, & Permana, 2011:6). Dilihat dari fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut, tujuan pendidikan nasional mengarah pada pengembangan berbagai karakter manusia di Indonesia, meskipun dalam penyelenggaraannya belum seperti yang dimaksudkan dalam UU. Menurut Kesuma, Triatna, dan Permana (2011:9) pendidikan karakter dalam setting sekolah memiliki tujuan sebagai berikut: 1. menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap
penting
dan
perlu
sehingga
menjadi
kepribadian/kepemilikan siswa yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan; 2. mengoreksi perilaku siswa yang tidak bersesuaian dengan nilainilai yang dikembangkan oleh sekolah;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. membangun koneksi
yang harmoni dengan keluarga dan
masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama. c. Fungsi Pendidikan Karakter Menurut
Pusat
Kurikulum
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional dalam Samani dan Hariyanto (2013:9) menyatakan bahwa pendidikan karakter berfungsi: 1) Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; 2) Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur; 3) Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Dalam kaitan itu telah diidentiifkasi sejumlah nilai pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilainilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional tersebut adalah: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta
Tanah
Air,
(12)
Menghargai
Prestasi,
(13)
Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli lingkungan, (17) Peduli Sosial, dan (18) Tanggung Jawab. (Samani & Hariyanto, 2013:9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
d. Peduli Lingkungan Soemarwoto (dalam Hamzah, 2013:3) berpendapat kita harus menyadari bahwa hubungan manusia dengan lingkungan hidup bersifat sekuler. Hal ini bermakna bahwa apapun yang dilakukan oleh manusia dalam terhadap lingkungannya, dampaknya akan kembali lagi kepada manusia, baik itu berupa keuntungan maupun kerugian. Dampak lingkungan hidup menurut UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah pengaruh pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/ atau kegiatan. Menurut Samani dan Hariyanto (2013:9) berdasarkan hasil kajian empirik Pusat Kurikulum, telah diidentifikasi nilai pembentuk karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan. Salah satu nilai tersebut yaitu peduli lingkungan. Kurniawan (2013:42) peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Siswa hendaknya disadarkan tentang warisan alam dan lingkungan sebagai suatu anugerah pada manusia sehingga manusia harus mampu menjaga dan menghargai lingkungan sebagaimana seharusnya (Hamzah, 2013:54).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
e. Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013 Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal baik sehingga siswa menjadi paham (kognitif) tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (perilaku) (Fathurrohman, Suryana, & Fatriany, 2013:74). Samani dan Hariyanto (2013:50) dalam pendidikan karakter diinginkan terbentuknya anak yang mampu menilai apa yang baik, memelihara secara tulus apa yang dikatakan baik itu, dan mewujudkan apa yang diyakini baik walaupun dalam situasi tertekan (penuh tekanan dari luar, pressure from without) dan penuh godaan yang muncul dari dalam hati sendiri (temptation from within). Menurut Fathurrohman, Suryana, dan Fatriany (2013:74) pendidikan karakter erat kaitannya dengan kebiasaan yang terus menerus dilakukan. Pendidikan karakter yang baik tidak hanya melibatkan aspek pengetahuan yang baik (moral knowing) saja, akan tetapi merasakan dengan baik atau loving the good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action). Menurut Kevin Ryan dan Bohlin (dalam Fathurrohman, 2013:17) pendidikan karakter adalah sebagai upaya sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Selanjutnya ia menambahkan, “Character so conceived has threeinterrelated parts: moral knowing, moral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
feeling, and moral behavior”. Karakter mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakter mengacu
kepada
serangkaian
pengetahuan
(cognitives),
sikap
(attitudes), dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviours) dan keterampilan (skills) seperti yang terdapat pada kompetensi inti dalam kurikulum 2013. Pada KI 1 (Kompetensi Inti 1) dalam kurikulum 2013 meliputi kompetensi sikap spiritual, KI 2 kompetensi sikap sosial, KI 3 kompetensi pengetahuan, dan KI 4 kompetensi keterampilan. Dengan demikian diharapkan kurikulum ini dapat membentuk generasi bangsa yang berkarakter baik, melakukan hal – hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).
2. Pendekatan Saintifik Dalam konteks Kurikulum 2013, terdapat model pembelajaran saintifik proses. Model pembelajaran proses saintifik merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa beraktivitas sebagaimana seorang ahli sains. Dalam praktiknya siswa diharuskan melakukan serangkaian aktivitas selayaknya langkah-langkah penerapan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
ilmiah seperti yang dipaparkan oleh Kuhltau, Maniotes, dan Caspari, (dalam Abidin, 2014). Serangkaian aktivitas yang dimaksud meliputi: (1)
merumuskan
masalah,
(2)
mengajukan
hipotesis,
(3)
mengumpulkan data, (4) mengolah dan menganalisis data, dan (5) membuat kesimpulan. Model pembelajaran proses saintifik dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan. Guna mampu melaksanakan kegiatan ini, siswa harus
dibina
kepekaannya
terhadap
fenomena,
ditingkatkan
kemampuannya dalam mengajukan pertanyaan, dilatih ketelitiannya dalam mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaaan, serta dipandu dalam membuat simpulan jawaban atas pertanyaan yang diajukan (Abidin, 2014:125). Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah - langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan/observing,bertanya/questioning, percobaan/experimenting, kemudian mengolah data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan dan mencipta serta membentuk jaringan/networking. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat non ilmiah (Daryanto, 2014:59). Menurut Kemendikbud dalam Abidin (2013) pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dikemukakan sebagai asumsi atau aksioma ilmiah yang melandasi proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian pendekatan saintifik proses, Kemendikbud menyajikan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran secara visual sebagai berikut.
Observing (mengamati)
Questioning (menanya)
Experimentil (mencoba)
Associating (menalar)
Networking (membentuk
jejaring)
Gambar 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik a. Menanya (Questioning) Berdasarkan langkah-langkah pendekatan ilmilah (scientific appoach) pada kurikulum 2013 tersebut, salah satu kegiatan yang penting adalah kegiatan menanya/questioning. Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai pertanyaan yang bersifat hipotetik) (Hosnan, 2014:48). Kompetensi yang dikembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang diperlukan untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut Kemendikbud (dalam Abidin, 2014), untuk membina siswa agar terampil bertanya, perlu diketahui kriteria pertanyaan yang baik. Kriteria pertanyaan yang baik tersebut adalah sebagai berikut: 1. Singkat dan jelas 2. Menginspirasi Jawaban 3. Memiliki Fokus 4. Bersifat Probing atau Divergen 5. Bersifat Validatif atau Penguatan 6. Memberi Kesempatan Peserta Didik untuk Berpikir Ulang 7. Merangsang Peningkatan Tuntunan Kemampuan Kognitif 8. Merangsang Proses Interaksi. b. Manfaat Penggunaan Model Pembelajaran Questioning Al - Tabany (2014:148) pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari „bertanya‟. Bertanya merupakan strategi utama yang berbasis konstektual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry, yaitu menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Dalam suatu pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk: 1. Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis. 2. Mengecek pemahaman siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Membangkitkan respons kepada siswa. 4. Mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa. 5. Mengetahui hal - hal yang sudah diketahui siswa. 6. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru. 7. Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa. 8. Menyegarkan kembali pengetahuan siswa. Selain itu, bertanya dalam Kemendikbud memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian siswa tentang suatu tema atau topik pembelajaran. 2. Mendorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. 3. Mendiagnosis
kesulitan
belajar
peserta
didik
sekaligus
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. 4. Mestrukturkan tugas - tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. 5. Membangkitkan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 6. Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, beragumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. Membiasakan siswa berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespons persoalan yang tiba-tiba muncul. 8. Membiasakan siswa berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespons persoalan yang tiba-tiba muncul. 9. Melatih
kesantunan
dalam
berbicara
dan
membangkitkan
kemampuan berempati satu sama lain. Berdasarkan
uraian
mengenai
kegunaan
bertanya
dan
fungsinya, bertanya merupakan kegiatan yang penting dalam proses pembelajaran karena berfungsi untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa, mendorong siswa untuk aktif belajar, siswa menjadi terampil dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, memberi jawaban secara logis, serta menggunakan bahasa yang baik dan benar. Guru pun dapat mendiagnosis kesulitan belajar siswa sehingga dapat mencari solusinya dan mengetahui hal-hal yang sudah diketahui oleh siswa. Selain itu, bertanya berfungsi untuk membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, membiasakan siswa berpikir spontan dan sigap dalam merespon persoalan, serta melatih kesantunan siswa dalam berbicara. Dengan
melakukan
kegiatan
bertanya,
guru
membangkitkan
pertanyaan lebih banyak lagi dari siswa dan menyegarkan kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pengetahuan siswa. 3. Pertanyaan Esensial (Essential Question) a. Karakteristik Pertanyaan Esensial (Essential Question) Pertanyaan yang esensial membantu guru untuk memberikan proses pembelajaran yang bermakna untuk siswa melalui pertanyaan yang diajukan oleh guru kepada siswa. Berikut ini merupakan tujuh karakteristik pertanyaan yang esensial atau essential question menurut McTighe dan Wiggins (2013). 1. Merupakan pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang tidak hanya memiliki satu jawaban tunggal yang benar, atau satu jawaban final. 2. Merangsang keinginan berpikir dan keterlibatan intelektual, seringkali merangsang adanya diskusi atau debat. 3. Membangun kemampuan berpikir, ke tingkat lebih tinggi, seperti kemampuan
dalam
menganalisis,
menarik
kesimpulan,
mengevaluasi, dan melakukan prediksi. Pertanyaan jenis ini tidak dapat dijawab dengan hanya mengingat fakta. 4. Merujuk pada ide-ide penting dan dapat ditransfer kapan saja dan pada pelajaran apa saja. 5. Menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru dan merangsang inkuiri lebih lanjut. 6. Membutuhkan dukungan dan justifikasi bukan sekedar jawaban. 7. Pertanyaan dapat diulang dengan catatan direvisi sesuai dengan pokok bahasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Berdasarkan karakteristik pertanyaan esensial tersebut dengan bertanya yang esensial, dapat merangsang pemikiran yang sedang berlangsung dan menimbulkan proses inquiry. Selain itu juga menimbulkan banyak pertanyaan yang bermunculan dari siswa, serta memancing untuk diskusi dan debat. Jawaban dari pertanyaan yang diberikan tidak hanya dijawab singkat dan dijawab dalam sekali pembelajaran ataupun tidak jawaban tunggal yang benar. Jawaban siswa dapat berubah karena pemahaman yang semakin mendalam. Pertanyaannya bersifat provokatif dan generatif. Diharapkan
siswa
dapat
mengikuti
pembelajaran
dan
memperoleh pembelajaran yang mendalam dan bermakna serta tidak hanya sekedar belajar fakta. Pertanyaan esensial di desain untuk menstimulasi pikiran siswa, melibatkan mereka dalam pembelajaran yang terfokuskan dan terus menerus, serta untuk mencapai tindakan atau aksi yang bermakna. Pertanyaan dapat disebut pertanyaan yang esensial apabila memenuhi kriteria pada karakteristik tersebut (McTighe & Wiggins, 2004). b. Mengapa Menggunakan Pertanyaan Esensial? Dalam proses pembelajaran, bertanya merupakan kegiatan yang sangat penting. Dengan mengajukan pertanyaan yang esensial, guru akan terbantu dalam memberikan pertanyaan yang fokus dan bermakna. Berikut adalah beberapa alasan untuk menggunakan pertanyaan esensial menurut McTighe dan Wiggins (dalam Setyawan, Kurniastuti, dan Sumarah, 2016), yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1. Memberikan isyarat bahwa inkuiri merupakan tujuan inti dari proses pembelajaran. 2. Membuat tiap unit pembelajaran atau tema mempunyai kaitan secara logis. 3. Membantu guru mengklarifikasi dan memprioritaskan materi pembelajaran. 4. Memberikan tranparasi kepada siswa. 5. Mendukung dan memberi contoh metakognisi untuk siswa. 6. Memberikan
kesempatan
menghubungkan
bagi
pembelajaran
guru
dan
siswa
baik
intradisipliner
untuk dan
interdisipliner. 7.
Mendukung diferensiasi yang berfokus pada pembelajaran yang bermakna.
c. Cara Mendesain Pertanyaan Esensial Selain memberikan pertanyaan yang baik kepada siswa, memberikan pertanyaan yang esensial juga sangat penting dan bukanlah hal yang mudah. Berikut ini terdapat beberapa cara untuk mendesain pertanyaan yang esensial yang dipaparkan McTighe dan Wiggins (dalam Setyawan, Kurniastuti, dan Sumarah, 2016). 1.
Menurunkan pertanyaan esensial dari tujuan akhir pembelajaran
2.
Membuat pertanyaan yang lebih spesifik
3.
Considering Possible or Predictable Misconceptions (menemukan beberapa miskonsepsi yang mungkin terjadi kemudian membuat pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada perbaikan konsep).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
4.
Considering the Facets of Understanding (mempertimbangkan tingkatan-tingkatan kognitif sekaligus kata-kata kerja yang dapat digunakan untuk membuat pertanyaan yang esensial).
d. Cara Menyampaikan Pertanyaan Esensial Selanjutnya menurut Setyawan, Kurniastuti, dan Sumarah (2016) perlu juga dipahami tentang tata cara menggunakan pertanyaan esensial. Cara pemberian pertanyaan esensial berbeda dengan penyampaian instruksi secara konvensional, pertanyaannya tidak sekedar ditanyakan, didiskusikan, dan ditinggalkan begitu saja. Keseluruhan poin dari pemberian pertanyaan esensial ialah eksplorasi yang didesain seperti spiral atau bolak-balik antara pertanyaan dan sumber-sumber informasi yang baru, pengalaman, atau perspektif. Dengan kata lain, kita perlu untuk berulangkali kembali ke pertanyaan untuk menggali lebih lanjut, berpikir lebih dalam, dan mendapatkan pemahaman yang mencerahkan (insightful). McTighe dan Wiggins (dalam Setyawan, Kurniastuti, dan Sumarah,
2016)
mengemukakan
bahwa
untuk
sukses
dalam
menggunakan pertanyaan esensial, perlu mengikuti proses empat fase berikut. Fase 1: Berikan pertanyaan yang memprovokasi rasa ingin tahu siswa Pastikan bahwa pertanyaan esensialnya benar-benar merangsang pemikiran, relevan dengan siswa dan isi dari materi pembelajaran, dan pertanyaan percobaan, masalah, isu, atau kegiatan simulasi. Fase 2: Timbulkan beraneka macam respons dari pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gunakan teknik bertanya yang memungkinkan jawaban yang beraneka macam dari siswa, misalnya dengan ambiguitas kata-kata dalam pertanyaan. Fase 3: Kenalkan dan gali perspektif-perspektif baru Bawalah teks bacaan baru, data baru, atau fenomena maupun peristiwa yang membuat siswa bertanya-tanya. Bandingkan antara jawaban atau data dari informasi sebelumnya dengan informasi yang baru didapat, cari kemungkinan hubungannya, dan adanya inkonsistensi antar data. Fase 4: Berikan penutup dari masing-masing proses Mintalah siswa untuk menyimpulkan temuannya, menyampaikan pemahaman baru, dan tetap bertanya-tanya mengenai pemahaman sementara yang didapatkan mengenai materi yang dipelajari. Dari cara menyampaikan pertanyaan esensial yang telah diuraikan, dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang memprovokasi rasa ingin tahu siswa. Sehingga siswa terdorong untuk mencari tahu dan merangsang kenginginan berpikirnya, terutama jika pertanyaan yang diberikan merupakan pertanyaan yang relevan dengan siswa dan isi materi pembelajaran. Kemudian timbulkan beraneka macam respons dari pertanyaan dan mengenalkan serta menggali perspektif-perspektif baru. Setelah itu beri penutup dari masing-masing proses dengan meminta siswa untuk menyimpulkan temuannya, menyampaikan
pemahaman
barunya,
dan
pemahaman sementara yang telah didapatkan.
bertanya
mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
B. Penelitian yang Relevan Susanti (2010) melakukan penelitian mengenai peningkatan kemampuan bertanya pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode tanya - jawab dan dengan bantuan media film peristiwa alam. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan subyek penelitian 6 orang siswa kelas IV SD. Dalam pengumpulan data, metode-metode yang digunakan adalah pendataan pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung, perekaman video, dan pengisian kuesioner oleh siswa untuk mengetahui penyebab siswa malas untuk bertanya. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen studi kasus. Penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini peneliti melakukan treatment kepada subyek yang diteliti. Sedangkan penelitian studi kasus yaitu penelitian yang mendalami suatu kasus pada individu atau sekelompok individu. Berdasarkan jenis data dan cara analisisnya penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif-kualitatif. Dikatakan penelitian kuantitatif karena jenis data yang diperoleh berupa bilangan. Jenis data yang berupa bilangan adalah jumlah pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Sedangkan dalam analisis kualitatif, jenis data yang digunakan adalah jenis pertanyaan yang diajukan oleh siswa dan jenis pertanyaan tersebut digolongkan ke dalam pertanyaan tingkat rendah atau pertanyaan tingkat tinggi. Berdasarkan analisis dan data yang diperoleh peneliti, maka peneliti menyimpulkan bahwa siswa sebenarnya memiliki keinginan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bertanya yang besar, hanya pada beberapa siswa keinginan bertanya tersebut lebih mudah diungkapkan dalam bentuk pertanyaan tertulis. Kemampuan bertanya siswa dilihat dari jenis pertanyaan yang diajukan oleh siswa yaitu pada pertemuan I siswa lebih banyak mengajukan jenis pertanyaan analisis, sedangkan pada pertemuan II siswa lebih banyak mengajukan pertanyaan pengetahuan.
Faktor-faktor yang
menyebabkan siswa malas untuk bertanya adalah kesulitan untuk merangkai kalimat (membuat pertanyaannya), malu dan takut salah. Rahmawati
(2013)
melakukan
penelitian
mengenai
peningkatan kemampuan bertanya siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran The Learning Cell pada siswa kelas IV SD N Pengkok 1 Kedawung Sragen tahun ajaran 2012/2013. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan bertanya siswa dalam pembelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran The Learning Cell. Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK (penelitian tindakan kelas). Subyek penelian adalah siswa kelas IV SD N Pengkok 1 Kedawung Sragen yang berjumlah 36 siswa. Obyek dalam penelitian ini adalah kemampuan bertanya siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi. Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan bertanya siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dari 1) siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru sebelum diadakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tindakan sebesar 19,44% pada siklus II pertemuan II meningkat menjadi 72,22 %, 2) mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang tepat sebelum diadakan tindakan sebesar 16,66% pada siklus II pertemuan II meningkat menjadi 61,11%, 3) percaya diri dalam mengajukan pertanyaan sebelum diadakan tindakan sebesar 13,88% pada siklus II pertemuan meningkat menjadi 63,88 %, 4) menghargai teman yang bertanya sebelum diadakan tindakan sebesar 33,33% pada siklus II pertemuan meningkat menjadi 66,66%. Dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran the learning cell pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan kemampuan bertanya siswa. Yusmanah (2012), melakukan penelitian mengenai peningkatan keterampilan bertanya dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan bertanya dengan
menggunakan
metode
penemuan
terbimbing.
Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Berdasarkan hasil pengamatan siswa yang bertanya dengan mengacungkan tangan sebanyak 12 orang pada siklus pertama, menjadi sebanyak 30 orang pada siklus kedua. Siswa yang bertanya dengan tertulis sebanyak 12 orang pada siklus pertama, menjadi sebanyak 33 orang pada siklus kedua. Siswa yang bertanya dengan sesamanya sebanyak 12 orang pada siklus pertama, menjadi 34 orang pada siklus kedua. Siswa yang bertanya antar kelompok sebanyak 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
orang pada siklus pertama, menjadi sebanyak 32 orang pada siklus kedua. Siswa yang berani menjawab pertanyaan sebanyak 15 orang pada siklus pertama, menjadi sebanyak 32 orang pada siklus kedua. Hal ini berarti dengan menggunakan metode penemuan terbimbing keterampilan siswa dalam bertanya dapat meningkat. Berikut ini adalah literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. Kemampuan Bertanya
Peningkatan Kemampuan Bertanya pada Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Metode TanyaJawab dan dengan Bantuan Media Film Peristiwa Alam (Susanti, 2010)
Peningkatan Kemampuan Bertanya Siswa pada Mata Pelajaran IPA melalui Penerapan Strategi The Learning Cell pada Siswa Kelas IV SD N Pengkok 1 Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2012/2013) (Rahmawati, 2013)
Keterampilan Bertanya
Peningkatan Keterampilan Bertanya dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika (Yusmanah, 2012)
Yang diteliti: Pengembangan Buku Pedoman Pendesainan Pertanyaan Esensial dalam Proses Pembelajaran untuk Memperdalam Pemahaman dan Membangun Kepedulian Siswa Kelas V SD Terhadap Lingkungan Gambar 2.2 Literature map penelitian yang relevan Dari berbagai penelitian di atas, kemampuan bertanya dapat ditingkatkan dengan melakukan berbagai pembelajaran yang menarik dan inovatif sehingga dapat memancing dan memunculkan pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dari siswa (Susanti, 2010). Kemampuan bertanya juga dapat ditingkatkan dengan penerapan strategi The Learning Cell pada mata pelajaran IPA (Rahmawati, 2012). Penelitian yang lainnya menemukan bahwa keterampilan bertanya dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika (Yusmanah, 2012). Berdasarkan hasil penelitian relevan tersebut, ada yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian yang sebelumnya, belum ada penelitian mengenai pedoman pendesainan pertanyaan esensial untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa kelas V SD terhadap lingkungan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mengembangkan produk buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial yang dapat membantu guru dalam menyusun pertanyaan esensial agar siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna, lebih fokus, dapat membuat siswa lebih memahami materi yang diberikan guru, dan merangsang inkuiri yang membuat siswa aktif untuk bertanya dalam proses pembelajaran.
C. Kerangka Berpikir Pada abad ke-21 ini diharapkan sumber daya manusia memiliki pengetahuan yang luas, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan berpikir kreatif (Abidin, 2014). Guna meningkatkan mutu pendidikan, Kemendikbud
melakukan
sejumlah
terobosan
agar
mampu
menghasilkan lulusan yang siap bersaing secara global di masa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
akan datang.
Salah satu terobosan awal tersebut adalah dengan
memberlakukan Kurikulum 2013. Menanya merupakan salah satu kegiatan penting yang ada dalam proses pembelajaran pada Kurikulum 2013. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses bertanya yang menandakan bahwa terjadi proses berpikir karena dengan mengajukan pertanyaan atau dengan diajukan pertanyaan maka otomatis hal tersebut mengantarkan seseorang untuk mau berfikir kritis dan kreatif dalam proses belajar terlebih jika pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan yang baik. Dengan mendesain pertanyaan yang esensial, guru akan membantu peserta didiknya untuk lebih memahami apa yang dipelajari secara mendalam. Tidak hanya aspek kognitifnya saja yang diasah, akan tetapi juga aspek afektif, dan psikomotorik siswa. Siswa akan belajar menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Dengan pertanyaan yang baik dan esensial siswa akan terbantu untuk melihat dan menghargai apa yang ada di sekitar dan lingkungannya. Harapannya siswa dapat belajar untuk menghargai dan menghormati, bijak dalam bertindak pada kehidupan sehari-harinya baik dengan orang di lingkungan sekitar, makhluk hidup di lingkungan sekitarnya maupun di lingkungannya sendiri sehingga dapat memberikan kontribusi berupa tindakan atau aksi yang positif pada lingkungannya. Untuk hidup pada zaman penuh tantangan pada dunia yang global ini, siswa diharapkan dapat menjadi generasi yang berkualitas. Manusia yang berkualitas tidak hanya unggul dalam akademik saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
akan tetapi juga karakternya. Seperti yang telah dipaparkan oleh Kevin Ryan dan Bohlin (dalam Fathurrohman, Suryana, dan Fatriany, 2013:17), manusia dengan karakter yang baik memiliki pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Salah satu karakter yang harus dimiliki oleh peserta didik adalah menghargai, terutama manusia dan lingkungan. Siswa dituntut untuk bertanya dan mencari jawabannya dari pertanyaannya pada saat melaksanakan kegiatan belajar. Diharapkan terbentuk generasi bangsa dengan karakter baik, melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dalam dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).
D. Pertanyaan Penelitian Berikut ini adalah pertanyaan penelitian untuk mengetahui hasil penelitian ini selanjutnya. 1. Bagaimana proses pendesainan buku pedoman pendesainan pertanyaan
esensial
untuk
memperdalam
pemahaman
dan
membangun kepedulian siswa terhadap lingkungan? 2. Bagaimana kualitas produk pertanyaan esensial yang diusulkan untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa terhadap lingkungan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Seperti apa pertanyaan essensial yang mampu untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa kelas 5 terhadap lingkungan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab III menguraikan tentang jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, uji validasi produk, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah R&D (Research and Development) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2013:407) penelitian dan pengembangan ini merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Sependapat dengan Sugiyono, menurut Setyosari (2010:194) penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Pengembangan yang dimaksud dapat berupa proses, produk, dan rancangan. Pada penelitian dan pengembangan ini peneliti mengembangkan suatu produk yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Peneliti akan mengembangkan panduan pertanyaan esensial atau Essential Questions untuk memperdalam pemahaman dan membangun karakter siswa untuk peduli terhadap lingkungan. Produk yang dihasilkan ialah buku yang berisi mengenai pendekatan saintifik dan menanya, pengertian dari pertanyaan esensial, mengapa pertanyaan esensial diperlukan, bagaimana cara
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
mendesain pertanyaan esensial dan bagaimana menyampaikan pertanyaan esensial, serta contoh dari pertanyaan esensial. Tahap-tahap dalam penelitian dan pengembangan (dalam Tessmer, 1993) adalah: 1. Evaluasi Diri Melakukan analisis kebutuhan berupa wawancara dengan guru kelas dan observasi kelas ketika proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya adalah membuat desain produk yang dikembangkan dari hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan. 2. Pendesainan Prototipe Selanjutnya, produk pertanyaan diberikan kepada expert judgement untuk menilai produk tersebut. Kemudian peneliti melakukan proses one-to-one. Proses tersebut merupakan proses konsultasi dengan dosen pembimbing terkait dengan produk pertanyaan yang dihasilkan. Produk yang telah dinilai oleh expert kemudian direvisi. Selanjutnya prototipe diujikan pada kelompok kecil (small group). 3. Uji Coba Lapangan Pada tahap ini dilakukan uji coba lapangan terhadap produk yang telah dihasilkan setelah melalui proses revisi. Dengan adanya masukan dan revisi, produk di uji cobakan di lapangan untuk mengetahui kualitas dan keefektifannya. Berdasarkan langkah pengembangan menurut Tessmer (1993), peneliti memodifikasi langkah penelitian menjadi dua langkah agar sesuai dengan langkah penelitian yang dilakukan. Langkah penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dimodifikasi oleh peneliti karena dalam pengembangan produk ini, hanya dilakukan pada uji coba terbatas. Kedua langkah tersebut meliputi (1) Evaluasi diri, (2) Pendesainan Prototipe.
B. Setting Penelitian Pada setting penelitian ini membahas tentang tempat penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian, dan objek penelitian. 1. Tempat Penelitian Peneletian akan dilakukan di dua sekolah dasar, yaitu SD Negeri Demangan Yogyakarta dan SD Joannes Bosco Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan, yaitu pada bulan Juli-Febuari 2016. 3. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas 5 dan siswa kelas 5 SD. Adapun jumlah guru kelasnya adalah 2 guru kelas 5 dari SD yang berbeda dan siswa satu kelas dalam kelas 5 dari dua SD yang berbeda. 4. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengembangan buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial yang mempunyai manfaat untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa terhadap lingkungan khususnya untuk kelas 5 tema 1 subtema 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
C. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan pada penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap self evaluation (evaluasi diri), prototyping (pendesaianan prototype), dan yang terakhir adalah field test (uji coba lapangan) (Tessmer, 1993). Pada tahap evaluasi diri terdiri dari analisis kebutuhan dan proses desain, selanjutnya pada tahap pendesainan prototipe terdiri dari proses uji ahli atau expert review, one-to-one atau uji coba individu, dan uji coba kelompok kecil atau small group, dan yang terakhir adalah tahap uji coba lapangan. Berikut ini merupakan gambaran tahap-tahap tersebut. Pendesainan Prototipe
Evaluasi diri -
Analisis Kebutuhan Desain
-
Uji Coba Lapangan
Expert Review One-to-one Small Group
Gambar 3.1 Tahap-tahap penelitian dan pengembangan (Tessmer, 1993).
Berdasarkan langkah pengembangan dari Tessmer, peneliti memodifikasi menjadi dua tahap yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini. Peneliti memodifikasi menjadi dua tahap karena penelitian ini mempunyai keterbatasan pada waktu dan tenaga. Apabila dilakukan uji coba lapangan maka mengharuskan dilakukan uji coba pada semester ganjil sehingga penelitian ini hanya sampai pada tahap pendesainan prototipe dan pada tahap tersebut peneliti telah mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian mengenai proses pendesainan pertanyaan esensial dan kualitas pertanyaan esensial. Berikut ini akan dijelaskan mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
tahap-tahap dalam penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh peneliti. Tahap 1: Evaluasi Diri Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi diri guna memperoleh data awal dengan melakukan observasi di Sekolah Dasar dan melakukan wawancara kepada guru kelas untuk analisis kebutuhan. Observasi yang dilakukan merupakan observasi anecdoctal record. Menurut Herdiansyah (2013:162) observasi tersebut dilakukan dengan hanya membawa kertas kosong untuk mencatat perilaku yang khas, unik dan penting yang dilakukan subjek penelitian. Setelah analisis kebutuhan kemudian peneliti mulai mendesain produk yang akan dikembangkan. Dalam proses desain, peneliti menggunakan langkah dari Wiggins dan McTighe yang merupakan pakar dari pertanyaan esensial dan didalam buku tersebut terdapat contoh-contoh yang konkret mengenai pertanyaan esensial. Peneliti menggunakan langkah dari Wiggins dan McTighe (2012:56) sebagai berikut. 1) Original draft question Membuat daftar pertanyaan yang terdapat pada buku guru dan buku siswa kelas 5 tema 1 subtema 1. Peneliti memilih tema 1 subtema 1 karena terdapat materi yang berhubungan dengan lingkungan. Peneliti memilih materi yang terkait dengan lingkungan untuk memumbuhkan karakter peduli lingkungan dalam diri siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2) Commentary on the drafts Menandai pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tema pokok yang diusung dalam penelitian (kepedulian lingkungan) kemudian mengklasifikasikan daftar pertanyaan ke kategori pertanyaan esensial atau tidak dan mengklasifikasikannya sesuai dengan tingkat taksonomi Bloom. 3) Revised questions Merevisi pertanyaan menjadi pertanyaan yang esensial. Pertanyaan yang telah diklasifikasikan ke dalam kategori pertanyaan yang esensial atau tidak, direvisi jika pertanyaan tersebut tidak esensial, supaya menjadi pertanyaan yang esensial. 4) Commentary on the revisions Pertanyaan yang telah direvisi menjadi pertanyaan esensial kemudian diberikan kepada expert judgement untuk direvisi kembali. Pertanyaan yang telah direvisi perlu untuk diberi masukan oleh expert judgement agar dapat diketahui apakah pertanyaan tersebut sudah memenuhi kriteria pertanyaan yang esensial atau belum. Tahap 2: Pendesainan Prototipe Setelah selesai melakukan pendesainan produk, desain prototipe dapat diberikan kepada expert (validator) untuk memberikan penilaian terhadap produk pertanyaan yang diusulkan peneliti. Hasil dari penilaian expert kemudian dijadikan dasar revisi produk yang dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Kemudian dilakukan proses (one-to-one) dengan berkonsultasi kepada dosen pembimbing terkait produk pertanyaan yang telah diusulkan dan yang telah dinilai expert. Dari prototipe yang telah direvisi kemudian diuji cobakan pada small group. Berikut ini merupakan gambar langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti:
Expert Review Revisi Evaluasi diri
Revisi
Small Groups
One -to-one Gambar 3.2 Model pengembangan hasil modifikasi (Tessmer, 1993)
D. Teknik Pengumpulan Data Widoyoko (2015:33) memaparkan bahwa pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya. Pada penelitian ini, peneliti memperoleh data dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin
melakukan studi
pendahuluan untuk
menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2015:317). Dalam proses wawancara awal untuk analisis kebutuhan, peneliti menggunakan bentuk wawancara semi terstruktur karena pertanyaan dapat berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh narasumber. Tujuan dari wawancara semi terstruktur ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2015:320). Sedangkan pada proses wawancara akhir untuk memperoleh data uji coba produk, peneliti menggunakan bentuk wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data (Widoyoko, 2015:42). Pedoman wawancara digunakan untuk mengatur alur pembicaraan atau pertanyaan yang diajukan peneliti kepada partisipan. Wawancara pada penelitian ini, dilakukan kepada guru SD kelas V untuk memperoleh data analisis kebutuhan dan data uji coba produk secara terbatas untuk mengetahui
kualitas
buku
pedoman
pertanyaan
esensial
yang
dikembangkan. 2. Observasi Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi dalam
proses
pengumpulan
data
analisis
kebutuhan.
Observasi
merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta sistematis (Arikunto, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Menurut Widoyoko (2016:46) observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Anecdotal record merupakan metode yang digunakan peneliti dalam observasi ini. Menurut Herdiansyah (2013:162) anecdotal record merupakan salah satu model dalam observasi, di mana ketika peneliti melakukan observasi, ia hanya membawa kertas kosong saja untuk mencatat perilaku yang khas, unik dan penting yang dilakukan subjek penelitian. Dalam metode anecdotal record observer mencatat dengan teliti dan merekam perilaku-perilaku yang dianggap penting dan bermakna sesegera mungkin setelah perilaku tersebut muncul. Catatan tersebut harus sedetail dan selengkap mungkin sesuai dengan kejadian yang sebenarnya tanpa mengubah kronologisnya. Pada observasi ini, peneliti mencatat pertanyaan apa saja yang muncul dari guru dan siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
E. Instrumen Penelitian Trianto (2010:263) menyebutkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan
data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan lembar observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
1. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan peneliti dalam melakukan wawancara dengan guru kelas yang diwawancarai. Berikut merupakan tabel pedoman wawancara awal. Tabel 3.1 Pedoman wawancara awal No. Daftar Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana proses dalam kegiatan bertanya di kelas selama ini? 2. Bagaimana menurut Bapak / Ibu mengenai pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami materi? 3. Apa kesulitan yang Bapak / Ibu hadapi dalam menyusun pertanyaan? 4. Apa kendala yang Bapak / Ibu temui dalam proses kegiatan menanya di dalam proses pembelajaran? 5. Apakah Anda mengetahui atau pernah mendengar essential question sebelumnya? Wawancara akhir dilakukan untuk memperoleh data uji coba produk secara terbatas dan bertujuan untuk mengetahui pendapat guru mengenai produk yang dihasilkan, kesan terhadap produk buku yang dihasilkan, apakah buku dapat digunakan oleh guru di kelas, apakah langkah-langkah penyusunan pertanyaan esensial pada buku mudah untuk diikuti, apakah guru tergerak untuk menyusun pertanyaan esensial, dan saran untuk perbaikan buku. Berikut merupakan tabel pedoman wawancara akhir. Tabel 3.2 Pedoman wawancara akhir No. 1.
2.
Daftar Pertanyaan Bagaimana pendapat Bapak / Ibu guru mengenai produk pedoman penyusunan pertanyaan esensial ini? Bagaimana kesan anda terhadap buku ini?
Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
No. 3. 4.
5.
6.
Daftar Pertanyaan Setelah membaca buku ini, apakah buku ini dapat digunakan oleh guru di kelas? Apakah langkah-langkah penyusunan pertanyaan esensial pada buku ini mudah untuk diikuti? Apakah setelah membaca buku ini anda tergerak untuk menyusun pertanyaan esensial? Mengapa? Adakah saran yang dapat diberikan untuk perbaikan buku ini?
Jawaban
2. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi (pengamatan) untuk memperoleh data yang diinginkan. Observasi dilakukan dengan menggunakan pencatatan secara naratif dengan pencatatan anecdoctal untuk mengetahui pertanyaan seperti apa yang sering diajukan oleh siswa dan guru di dalam kelas, kapan aktivitas bertanya itu terjadi, apa saja jenis pertanyaan yang muncul dari siswa dan guru, apa yang terjadi ketika perilaku bertanya terjadi, apa respons siswa, dan apa yang terjadi setelah kegiatan bertanya terjadi. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut. Tabel 3.3 Lembar Observasi No. 1. 2. 3.
4.
Perilaku yang diamati Perilaku bertanya guru (cara bertanya, frekuensi bertanya) Perilaku bertanya siswa Jenis pertanyaan yang dikemukakan guru (pertanyaan yang muncul dari guru, pemicu sebelum terjadinya pertanyaan, respons jawaban siswa) Jenis pertanyaan yang dikemukakan siswa
Deskripsi perilaku
Catatan lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang akan diuraikan sebagai berikut: 1. Data Kualitatif Data kualitatif berupa hasil observasi, wawancara dengan guru dan komentar penilaian oleh validator ahli. Hasil observasi dan wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan dan data yang telah didapat dideskripsikan sesuai dengan hasil penelitian yang telah didapat dari proses observasi dan wawancara. Data kualitatif juga didapat dari komentar para validator ahli yang telah memberikan komentar, baik kekurangan maupun kelebihan buku panduan pertanyaan esensial. Hasil komentar dan masukan para validator ahli menjadi dasar untuk memperbaiki produk. Peneliti melakukan revisi terhadap produk dan memperbaiki produk yang sedang dikembangkan tersebut sesuai dengan komentar validator ahli. 2.
Data Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari penilaian produk pertanyaan esensial oleh validator ahli yang merupakan 2 dosen PGSD dan 1 dosen PBSI. Penilaian tersebut berupa nilai. Nilai dari validator ahli kemudian diolah dengan menggunakan skala Likert. Penilaian yang diberikan oleh validator ahli adalah nilai yang berkisar antara 1-5. Dengan menggunakan skala Likert, hasil penilaian dari validator ahli tersebut kemudian dikonversikan ke dalam bentuk data kualitatif dengan klasifikasi sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang (Widoyoko, 2009: 238).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Berikut ini merupakan klasifikasi skala Likert yang digunakan oleh peneliti. Tabel 3.4 Skala Likert (Widoyoko, 2009: 238) Rerata Skor >4,2 >3,4 – 4,2 >2,6 -3,4 >1,8 – 2,6 ≤1,8
Klasifikasi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Dari data kuantitatif yang diperoleh dari penilaian validator ahli, apabila mendapati rerata skor dengan klasifikasi cukup, kurang, maupun sangat kurang maka perlu dilakukan perbaikan pada produk yang dikembangkan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi uraian hasil penelitian pengembangan dan pembahasan mengenai buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial untuk guru SD. A.
Hasil Penelitian Pengembangan Dalam penelitian pengembangan ini ada tiga masalah yang hendak dipaparkan. Pertama mengenai proses pendesainan panduan pertanyaan esensial, yang kedua mengenai kualitas produk pertanyaan esensial yang diusulkan, dan yang ketiga mengenai pertanyaan esensial yang dapat memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa terhadap lingkungan. Jawaban dari ketiga masalah tersebut diuraikan satu persatu di bawah ini : 1. Proses Pendesainan Pertanyaan Esensial Berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, proses pendesainan buku pedoman ini mengikuti dua tahap berikut. a. Evaluasi diri Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian pengembangan panduan pertanyaan esensial ini adalah evaluasi diri dengan melakukan analisis kebutuhan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan wawancara dan observasi. Peneliti melakukan pengumpulan data analisis kebutuhan yang diperoleh melalui wawancara dan observasi di dua SD 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
yaitu SD Negeri Demangan dan SD Joannes
Bosco Yogyakarta.
Wawancara dilakukan dengan guru kelas V di SD yang menggunakan kurikulum 2013 (SD Joannes Don Bosco) dan KTSP (SD Negeri Demangan) sedangkan observasi dilakukan ketika proses pembelajaran di dalam kelas V di SD yang menggunakan kurikulum 2013 dan KTSP. Setelah analisis kebutuhan, dilanjutkan dengan melakukan proses desain. 1) Wawancara Berikut ini merupakan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas V SD Joannes Bosco dan SD Negeri Demangan. a) Hasil Wawancara dengan Guru Kelas V SD Joannes Bosco Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V di SD Joannes Bosco pada tanggal 28 Juli 2016. Di SD tersebut menggunakan kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya. Hasil yang didapat peneliti melalui wawancara dengan guru adalah sebagai berikut. Pertama, dalam proses bertanya di dalam kelas guru dan siswa komunikatif. Anak berani bertanya kepada guru dan guru memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa pun menanggapi dengan antusias. Kedua, mengenai pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami materi menurut guru pertanyaan dapat dipahami oleh siswa apabila pertanyaan hanya ada satu item materi yang jawabannya satu jadi tidak menimbulkan banyak jawaban. Ketiga, guru tidak menemui kesulitan dalam menyusun pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Kempat, kendala yang ditemui guru dalam proses kegiatan “menanya” di dalam proses pembelajaran adalah ketika anak mempunyai tenaga lebih, ada anak yang gerak terus dan senang bermain sendiri. Kelima, guru mengartikan pertanyaan esensial atau essential questions adalah pertanyaan yang penting. Jadi, yang diberikan adalah poin-poin yang penting untuk mencongak di pagi hari. Keenam, produk berupa pertanyaan tidak dapat menghasilkan produk yang baik. Baiknya kalau praktik IPA dalam pembelajaran karena siswa bisa jelas dan mengalami langsung sehingga memperjelas. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa siswa cukup komunikatif karena guru memberikan pertanyaan dan siswa juga berani untuk bertanya. Dalam pembelajaran guru memberikan pertanyaan yang tertutup sehingga jawaban siswa merupakan jawaban tunggal. Guru belum memahami apa itu pertanyaan esensial karena guru menjawab pertanyaan esensial adalah pertanyaan yang penting dan biasanya poin-poin yang penting diberikan untuk mencongak di pagi hari. Hasil rekap wawancara ada pada lampiran 4.
b) Hasil Wawancara dengan Guru Kelas V SD Negeri Demangan Peneliti melakukan wawancara di SD Negeri Demangan pada tanggal 21 Juli 2016. Kelas V di SD tersebut menggunakan KTSP dalam proses pembelajarannya. Hasil dari wawancara tersebut adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pertama, dalam proses bertanya di dalam kelas guru biasanya membuka materi pembelajaran terlebih dahulu kemudian ada anak yang diminta untuk membaca buku dan anak yang lainnya menyimak serta mendengarkan, lalu guru menerangkan. Setelah menerangkan guru membuka pertanyaan dan bertanya siapa yang belum jelas. Apabila ada anak yang rame guru memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut berkaitan dengan materi yang dijelaskan oleh guru. Kedua, mengenai pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami materi disesuaikan dengan materi yang ada. Apabila materi di luar materi otomatis siswa tidak paham. Ketiga, dalam menyusun pertanyaan guru tidak begitu menemui kesulitan. Hanya pada saat menyusun pertanyaan ditemui kesulitan ketika pertanyaan disesuaikan dengan kisi-kisi sehingga harus mempelajari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Keempat, kendala yang ditemui guru dalam proses kegiatan menanya di dalam proses pembelajaran adalah ketika anak tidak sesuai dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Kelima, belum pernah mendengar pertanyaan esensial dan tidak mengetahui apa itu pertanyaan esensial. Keenam, produk yang dibutuhkan siswa agar memahami materi dengan pertanyaan yang diberikan guru misalnya adalah dengan membuat lagu yang disesuaikan dengan materi. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru belum pernah mendengar megenai pertanyaan esensial dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
tidak mengerti apa itu pertanyaan esensial sehingga ketika ditanya mengenai produk, guru kurang memahami produk seperti apa kira-kira yang dibutuhkan. Hasil rekap wawancara ada pada lampiran 3.
2) Observasi Peneliti melakukan observasi di kelas 5 pada dua SD yang berbeda. Metode yang digunakan peneliti dalam observasi ini adalah anecdotal record. Menurut Herdiansyah (2013:162) anecdotal record merupakan salah satu model dalam observasi, di mana ketika peneliti melakukan observasi, ia hanya membawa kertas kosong saja untuk mencatat perilaku yang khas, unik dan penting yang dilakukan subjek penelitian. Observasi ini dilakukan untuk mengamati perilaku bertanya guru (cara bertanya dan frekuensi bertanya), perilaku bertanya siswa, jenis pertanyaan yang dikemukakan guru (pertanyaan yang muncul dari guru, pemicu sebelum terjadinya pertanyaan, respon jawaban siswa), dan jenis pertanyaan yang dikemukakan siswa. a) Hasil Observasi di Kelas V SD Joannes Bosco Observasi dilakukan di kelas V yang menggunakan kurikulum 2013. Hasil dari observasi tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 4.1 Lembar Pencatatan Observasi Perilaku yang diamati 1) Perilaku bertanya guru (cara bertanya dan frekuensi bertanya)
Deskripsi perilaku
Catatan Lapangan
Ketika sedang melakukan proses pembelajaran, guru bertanya berdasarkan apa yang ada pada buku siswa
Terkadang guru juga bertanya dengan Bahasa Jawa dan terkadang guru menanyakan jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Perilaku yang diamati
Deskripsi perilaku
Catatan Lapangan
kurikulum 2013. Banyak pertanyaan yang bermunculan pertanyaan beliau berikan ke yang tertutup dari guru. siswa atau menjawab pertanyaannya sendiri dengan bertanya kembali. 2) Perilaku bertanya Siswa pasif dalam siswa bertanya dan hanya menjawab pertanyaan guru dan pertanyaan yang ada di buku siswa. 3) Jenis pertanyaan yang dikemukakan guru (pertanyaan yang muncul dari guru, pemicu sebelum terjadinya pertanyaan, respon jawaban siswa)
Guru memberikan pertanyaan yang fokus dengan materi yang dipelajari. Guru juga memberikan pertanyaan yang tertutup sebelum memberikan pertanyaan yang dapat memicu respons jawaban siswa.
4) Jenis pertanyaan Siswa bertanya Dengan membaca yang dikemukakan berdasarkan pertanyaan buku siswa. siswa yang ada dibuku.
b) Hasil observasi di kelas V SD Negeri Demangan Observasi dilakukan di kelas V yang menggunakan KTSP. Hasil dari observasi tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 4.2 Lembar Pencatatan Observasi Perilaku yang diamati 1) Perilaku bertanya guru (cara bertanya dan frekuensi bertanya)
Deskripsi perilaku
Catatan Lapangan
Guru sering bertanya Guru terlalu sering dengan pertanyaan yang memberikan menimbulkan jawaban pertanyaan yang serentak dari siswa. memancing jawaban Terkadang guru serentak. menjawab pertanyaannya Terkadang guru sendiri sebelum siswa menunjuk siswa menjawab ketika memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Perilaku yang diamati
Deskripsi perilaku
Catatan Lapangan pertanyaan.
2) Perilaku bertanya Siswa pasif dalam siswa bertanya dan hanya menjawab pertanyaan dari guru dan pertanyaan yang ada di buku paket maupun LKS. Terkadang siswa bertanya kepada guru ketika ada kosakata yang tidak diketahui sewaktu guru mengaitkan materi pelajaran dengan apa yang ada pada kehidupan sehari-hari. 3) Jenis pertanyaan Pertanyaan yang diajukan yang dikemukakan oleh guru kepada siswa guru (pertanyaan kebanyakan merupakan yang pertanyaan yang tertutup. muncul dari guru, pemicu sebelum terjadinya pertanyaan, respon jawaban siswa) 4) Jenis pertanyaan Pertanyaan muncul yang dikemukakan ketika ada kosakata yang siswa siswa belum tahu. Siswa juga bertanya dengan pertanyaan yang meragukan seperti bertanya: Kok bisa?
c) Kesimpulan Hasil Observasi di SD Joannes Bosco dan SD Negeri Demangan Berdasarkan hasil observasi di sekolah, pertanyaan yang diberikan oleh guru adalah pertanyaan yang tertutup dan pertanyaan berasal dari buku siswa maupun buku paket. Pertanyaan yang diajukan banyak menimbulkan jawaban yang serentak. Siswa menjawab pertanyaan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
guru yang ada di buku siswa dan buku paket, siswa pun pasif dalam bertanya.
3) Proses Desain Setelah melakukan evaluasi diri, peneliti membuat desain produk. Dalam proses desain, peneliti menggunakan langkah dari Wiggins dan McTighe (2012:56) sebagai berikut: a) Original draft question Pada langkah pendesainan yang pertama, peneliti membuat daftar pertanyaan yang terdapat pada buku guru dan buku siswa kelas 5 tema 1 subtema 1. Gambar proses desain pertanyaan esensial terdapat pada kolom tabel (A). Dalam kolom tabel (A) berisi daftar pertanyaan yang telah diambil dari buku guru dan buku siswa pada bagian pertanyaan pengayaan dalam buku dan pertanyaan tersebut berhubungan dengan lingkungan. b) Commentary on the brafts Langkah selanjutnya terdapat pada gambar yang ada dalam kolom tabel (B). Peneliti menandai pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tema pokok yang diusung dalam penelitian (kepedulian lingkungan). Dalam kolom tabel (B) berisi klasifikasi level kognitif bloom berdasarkan pertanyaan yang ada pada buku guru atau buku siswa dan termasuk dalam klasifikasi pertanyaan yang esensial atau tidak (disertai dengan alasannya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
c) Revised questions Langkah berikutnya, seperti yang terdapat dalam tabel (C), peneliti merevisi pertanyaan menjadi pertanyaan yang esensial. Pertanyaan yang telah diklasifikasikan ke dalam kategori pertanyaan yang esensial atau tidak
direvisi apabila kategorinya tidak esensial supaya menjadi
pertanyaan yang esensial. Dalam kolom tabel (C) berisi pertanyaan revisi yang diusulkan dari buku guru atau buku siswa. d) Commentary on the revisions Gambar proses desain pertanyaan esensial pada kolom tabel (D) menunjukkan langkah keempat, yaitu (Commentary on the revisions). Pada kolom tabel (D) berisi nilai 1-5 untuk dinilai oleh expert judgement sesuai dengan kriteria penilaian yang telah dilampirkan dan berisi kolom komentar yang nantinya akan berisi komentar maupun saran dari expert judgement. Berikut ini adalah gambar tabel proses desain yang dilakukan oleh peneliti dalam mendesain produk pertanyaan esensial.
Gambar 4.1 Proses desain pertanyaan esensial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
b. Pendesainan Prototipe Tahap-tahap dalam pendesainan prototipe antara lain adalah (1) Expert Review, (2) One-to-one, (3) Small Group (Tessmer, 1993). Produk usulan revisi pertanyaan esensial, diberikan kepada expert judgement untuk mendapatkan penilaian. Proses pemberian penilaian dari expert judgment (validator ahli) ini disebut dengan expert review. Selanjutnya, pertanyaan usulan dari peneliti yang telah diberikan penilaian oleh expert dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Proses konsultasi ini disebut dengan one-to-one. Dari proses penilaian kepada expert dan proses one-to-one, peneliti melakukan revisi. Setelah selesai revisi, produk diuji cobakan kepada kelompok kecil atau small group. Produk buku pedoman diuji cobakan kepada kelompok kecil (small group) yang terdiri dari dua orang guru kelas V SD. Dalam proses uji coba pada kelompok kecil ini, guru diminta untuk membaca produk buku pedoman terlebih dahulu kemudian setelah selesai guru dapat menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh peneliti. Dari tahap expert review atau proses validasi, diperoleh data kuantitatif dan data kualitatif. Berikut ini adalah data kuantitatif hasil perhitungan rerata oleh validator ahli dan hasil uji coba kelompok kecil. 1)
Hasil Perhitungan Rerata Validator Ahli Validasi produk dilakukan oleh tiga validator ahli dan berikut ini
merupakan data kuantitatif tabel hasil perhitungan rerata dari tiga validator ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.3 Hasil perhitungan rerata tiga validator ahli
2)
Buku Guru Validator Validator B C Pembelajaran 1 1 4 4 4 1 2 Pembelajaran 2 1 1 1 1 1 3 3 5 3 5 Buku Siswa Pembelajaran 1 3 5 0 5 4 5 4 5 4 5
No.
Validator A
1.1 1.2 2
4 3 3
1.1 1.2 2 3 4
4 4 5 4 3
1 2 3 1.a 1.b.1
3 5 5 5 4
1.b.2
0
0
1.c 1.d
4 5
4 2
1 2
4 4
1 2 3.1 3.2
4 5 4 5
5
5 4 Pembelajaran 2 4 4 4 5 Pembelajaran 3 3 4 4 5 4 3 4 4
Ratarata
Klasifikasi
3,0 3,7 2,0
Cukup Baik Kurang
2,0 2,0 3,0 4,0 3,7
Kurang Kurang Cukup Sangat Baik Sangat Baik
3,7 3,3 4,7 4,7 4,3
4,3 3,7
Sangat Baik Cukup Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Kurang Sangat Baik Baik
4,0 4,3
Sangat Baik Sangat Baik
3,7 4,7 3,7 4,3
Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
1,7
Hasil Rerata yang Masih Perlu untuk Direvisi Berikut ini adalah hasil rerata dari validator ahli yang masih perlu
untuk dilakukan revisi terhadap produk pertanyaan esensial yang diusulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4.4 Hasil rerata yang masih perlu untuk direvisi
3)
No.
Validator A
1.1
4
No.
Validator A
2
3
1.1 1.2 2
4 4 5
No.
Validator A
2
5
1.b.2
0
Buku Guru Validator Validator B C Pembelajaran 1 1 4 Buku Guru Validator Validator B C Pembelajaran 1 1 2 Pembelajaran 2 1 1 1 1 1 3 Buku Siswa Validator Validator B C Pembelajaran 1 0 5 0
5
Ratarata
Klasifikasi
3,0
Cukup
Ratarata
Klasifikasi
2,0
Kurang
2,0 2,0 3,0
Kurang Kurang Cukup
Ratarata
Klasifikasi
3,3 1,7
Cukup Sangat Kurang
Hasil Uji Coba Kelompok Kecil (Small Group) Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil atau (Small Group)
yang di uji cobakan kepada dua orang guru, diperoleh hasil berikut ini. Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil 1. Bagaimana pendapat Bapak / Ibu guru mengenai produk buku pedoman pertanyaan esensial ini? Guru A Guru B Produk buku pedoman penyusunan pertanyaan esensial ini sudah bagus untuk dimanfaatkan yang berkepentingan di dunia pendidikan!
Buku ini membuka mata saya, ternyata ada istilah “pertanyaan esensial” yang mungkin sudah banyak ditemui dalam buku kurikulum 2013 di kegiatan apersepsi. Dengan adanya buku ini, dapat membantu guru membuat pertanyaan esensial yang berguna, untuk merangsang siswa berfikir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Bagaimana kesan anda terhadap buku ini? Guru A Guru B Kesan saya terhadap buku ini Menarik. dari segi tampilan cover & tulisan sudah cukup bagus dan menarik! 3. Setelah membaca buku ini, apakah buku ini dapat digunakan oleh guru di kelas? Guru A Guru B Buku sangat dapat digunakan Bisa. oleh guru di kelas & sangat bermanfaat sekali untuk acuan pengajaran. 4. Apakah langkah-langkah penyusunan buku ini mudah untuk diikuti? Guru A Guru B Langkah-langkah penyusunan Lumayan mudah, walaupun pertanyaan esensial pada buku ini setiap karakter pertanyaan belum mudah untuk diikuti terlihat dari ada contoh, tapi sudah mewakili fase-fase dalam penyusunan esensi. pertanyaan esensial. 5. Apakah setelah membaca buku ini anda tergerak untuk menyusun pertanyaan esensial? Mengapa? Guru A Guru B Setelah membaca buku ini saya Ya, saya tertarik. Karena ini tergerak untuk pertanyaan sangat baik untuk merangsang esensial karena untuk anak berfikir dan pengembangan wawasan mengembangkan pelajaran yang bermakna bagi siswa dengan adanya debat argumentasi. 6. Adakah saran yang dapat diberikan untuk perbaikan buku ini? Guru A Guru B Saran saya, semoga dapat untuk - Ada beberapa kesalahan perbaikan : penulisan 1. Buku terlalu besar, dibuat - Sebaiknya mencari sumber lebih kecil / separuhnya referensi lain sebagai saja supaya lebih menarik pendukung (tidak hanya 1 & praktis. buku) 2. Pendahuluan sebaiknya - Setiap karakter / ciri singkat tersendiri dari pertanyaan esensial diberi 1 tinjauan pustaka / materi. contoh sebagai penjelas 3. Tinjauan pustaka / materi lebih spesifik lembar tersendiri, terpisah dari pendahuluan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2. Kualitas Produk Pertanyaan Esensial yang Diusulkan Produk pertanyaan esensial yang telah diusulkan dan divalidasi oleh validator ahli, dihitung rata-ratanya sehingga dapat diketahui termasuk ke dalam klasifikasi yang mana. Kemudian dapat dihitung rata-rata klasifikasi hasil validasi produk pertanyaan dari jumlah pertanyaan keseluruhan yang diusulkan. Berikut merupakan hasil rata-rata klasifikasi dari produk pertanyaan esensial yang diusulkan. Tabel 4.6 Hasil Rata – Rata Klasifikasi Produk Pertanyaan Esensial No. 1. 2. 3. 4. 5.
Klasifikasi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Rata – Rata 50 % 18,18 % 13,63 % 13,63 % 4,54 %
Dari hasil rata-rata klasifikasi produk pertanyaan esensial yang diusulkan, diperoleh rata-rata klasifikasi pertanyaan esensial dengan kualitas sangat baik yang mencapai skor rerata 50 %, kualitas baik 18,18 %, kualitas cukup 13,63 %, kualitas kurang 13,63 %, dan kualitas sangat kurang 4,54 %.
3. Pertanyaan Esensial untuk Memperdalam Pemahaman dan Membangun Kepedulian Siswa terhadap Lingkungan Peneliti melihat potensi yang ada saat ini adalah mengenai pendidikan karakter dan pertanyaan yang diajukan oleh guru terhadap siswa ketika pembelajaran. Dalam proses pendidikan, tidak hanya aspek prestasi akademik saja yang harus ditekankan akan tetapi pendidikan karakter juga sangat penting untuk ditekankan dalam dunia pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Karakter dimiliki oleh setiap manusia dan setiap manusia memiliki karakter yang berbeda-beda. Pendidikan karakter baik ditanamkan sedini mungkin. Usia Sekolah Dasar merupakan usia yang dapat dijadikan sebagai awal pembentukan karakter anak karena pada usia tersebut anak dapat ditanamkan nilai-nilai yang baik sehingga anak mampu merasakan dan melakukan hal-hal yang baik (Fathurrohman, Suryana, & Fatriany, 2013:74). Pada abad 21 ini, bumi sudah semakin tua dan perlu untuk dijaga agar bumi tetap terjaga kelestariannya dan menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi manusia serta makhluk hidup di dalamnya. Supaya bumi ini tetap terjaga kelestariannya, manusia mempunyai peranan yang sangat penting karena manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal pikiran dan budi pekerti. Oleh karena itu, pendidikan karakter perlu untuk ditanamkan sejak dini agar anak-anak dapat mencintai lingkungan tempat ia tinggal. Pendidikan karakter sangat penting untuk ditanamkan sejak dini. Dalam hal ini karakter yang dimaksudkan adalah karakter peduli lingkungan. Untuk membangun kepedulian siswa terhadap lingkungan dibutuhkan suatu upaya. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, kegiatan bertanya merupakan kegiatan yang penting. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, pertanyan yang diajukan kepada siswa tidak terlalu diperhatikan dan dipikirkan dengan baik. Dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru ternyata dapat dijadikan sebagai upaya untuk menuntun siswa agar lebih paham dengan materi pembelajaran dan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
ditanamkan karakter peduli lingkungan dengan pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang dimaksud adalah pertanyaan yang esensial. Menurut Mc Tighe dan Wiggins (2004) pertanyaan esensial didesain untuk
menstimulasi
pikiran
siswa,
melibatkan
mereka
dalam
pembelajaran yang terfokuskan dan terus menerus, serta untuk mencapai tindakan atau aksi yang bermakna. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan buku panduan pertanyaan esensial untuk dijadikan sebagai panduan atau referensi guru dan calon guru dalam memberikan pertanyaan yang esensial dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran yang terkait dengan lingkungan untuk siswa kelas V SD. Berikut ini merupakan pertanyaan dari buku guru dan buku siswa yang telah diberikan usulan revisi pertanyaan esensial. Tabel 4.7 Pertanyaan Esensial dengan tema lingkungan dari buku guru No. 1.
Pertanyaan dari Buku Guru Tema 1 Subtema 1 kelas 5 Carilah gambar yang menunjukkan adanya proses daur air!
2.
Temukan perubahan wujud benda pada proses tersebut.
1.
Berdasarkan hasil pemahamanmu dari proses
Revisi Pertanyaan yang Diusulkan (Pertanyaan yang Esensial) Mengapa air mengalami daur? *) bukan pertanyaan revisi tetapi pertanyaan lanjutan dari perintah Carilah gambar yang menunjukkan adanya proses daur air! Bagaimana proses perubahan yang terjadi pada daur air? Darimana asal air yang dapat kita manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari? 1) Bagaimana es berubah menjadi air?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
No.
2.
3.
4.
Pertanyaan dari Buku Guru Tema 1 Subtema 1 kelas 5 percobaan yang lalu, apa yang menyebabkan es berubah menjadi air? Jelaskan sifat benda padat, cair dan gas serta beri masing-masing contoh benda yang bisa kau temukan di sekitarmu!
Berikan contoh sikap penggunaan sumber daya alam yang tidak disertai pelestarian (penggunaan dengan cara tidak bertanggung jawab)! Berikan contoh sikap penggunaan sumber daya alam yang disertai pelestarian (penggunaan dengan cara bertanggung jawab)!
Revisi Pertanyaan yang Diusulkan (Pertanyaan yang Esensial) 2) Mengapa es dapat mengalami perubahan wujud? 1) Apa yang membedakan antara benda padat, cair, dan gas? Jelaskan!
2) Apa yang terjadi jika kamu menaburkan garam pada sebongkah es? Mengapa sumber daya alam perlu dijaga kelestariannya?
Bagaimana manusia bertanggung jawab terhadap sumber daya alam?
Tabel 4.8 Pertanyaan Esensial dengan tema lingkungan dari buku siswa No.
1.
Pertanyaan dari Buku Pertanyaan yang Esensial Siswa Tema 1 Subtema 1 (Revisi Pertanyaan yang kelas 5 Diusulkan) Jelaskan peristiwa pada gambar di bawah!
Apa yang kamu lihat dari gambar tersebut?
Peristiwa apa yang terjadi pada gambar di atas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
No.
2.
3. 1.
Pertanyaan dari Buku Siswa Tema 1 Subtema 1 kelas 5 Apakah penyebabnya?
Bagaimana cara mencegahnya? Buatlah kelompok diskusi yang beranggotakan 4 orang. Identifikasikan perubahanperubahan alam di sekitar tempat tinggalmu! a. Perubahan - perubahan alam apa sajakah yang ada di tempat tinggalmu? b. Apa faktor penyebab terjadinya perubahan tersebut?
c. Apa dampak yang ditimbulkan bagi kehidupan masyarakat?
d. Bagaimana cara menghadapi atau mencegahnya?
1.
Perhatikan kalimat- kalimat pada gambar anggur di bawah. Pilihlah kalimatkalimat yang menunjukkan pemanfaatan sumber daya alam secara tidak
Pertanyaan yang Esensial (Revisi Pertanyaan yang Diusulkan) *) Pertanyaan sudah esensial dan tidak ada pertanyaan revisi yang diusulkan. Bagaimana cara kalian menjaga air tetap bersih?
Bagaimana lingkungan kita berubah dari waktu ke waktu?
1) Apa peran kita dalam mengubah lingkungan alam? 2) Bagaimana alam mengubah sikap kita? 1) Bagaimana makhluk hidup beradaptasi terhadap perubahan dalam lingkungan? *) Bukan pertanyaan revisi, tapi pertanyaan lanjutan dari Apa dampak yang ditimbulkan bagi kehidupan masyarakat? 2) Bagaimana alam mengubah sikap kita? 1) Apa yang dapat kita pelajari dari peristiwa perubahan alam? 2) Bagaimana cara hidup kita sekarang berdampak pada lingkungan dan kehidupan di masa sekarang dan mendatang? Perilaku seperti apa yang tidak bertanggung jawab terhadap pemanfaatan SDA di sekitarmu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
No.
2.
1.
Pertanyaan dari Buku Siswa Tema 1 Subtema 1 kelas 5 bertanggung jawab. Tulislah kalimat-kalimat tersebut pada tabel berikut! (beserta penjelasannya)
Carilah contoh lain pemanfaatan sumber daya alam tanpa upaya pelestarian. Tuliskan juga akibat dari tindakan tersebut! Banjir di kampung Lani kali ini adalah yang terparah dibanding dengan banjir banjir yang terjadi sebelumnya. Hujan deras yang berlangsung berharihari adalah penyebabnya. Menurutmu, bisakah perilaku manusia menyebabkan banjir?
2.
Coba sebutkan contoh perilaku manusia yang menyebabkan banjir!
3.
Menurutmu, bagaimanakah cara mencegah terjadinya banjir?
Pertanyaan yang Esensial (Revisi Pertanyaan yang Diusulkan)
Bagaimana cara kita menggunakan sumber daya alam kita secara bertanggung jawab?
*) Pertanyaan ini tidak esensial tetapi tetap ditanyakan karena bisa dijadikan pertanyaan pembuka untuk pertanyaan nomor 2. Bagaimana cara hidup kita sekarang berdampak pada lingkungan dan kehidupan di masa mendatang? 1) Apa kontribusi manusia yang telah berhasil menangani banjir? 2) Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengubah cara hidupmu yang berdampak negatif terhadap alam dan kehidupan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
B. Pembahasan 1. Pembahasan Produk yang Dihasilkan Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah pertanyaan usulan yang direvisi menjadi pertanyaan esensial disertai dengan langkah langkah pendesainan pertanyaan esensial dan dikemas dalam bentuk buku dengan judul Pedoman Pendesainan Pertanyaan Esensial Untuk Kelas V Tema 1 Subtema 1. Pengembangan buku pedoman ini, berawal dari evaluasi diri yang dilakukan oleh peneliti dengan melakukan observasi di kelas dan wawancara dengan guru kelas V untuk analisis kebutuhan. Dari hasil observasi di kelas, dalam proses bertanya siswa kurang aktif dalam bertanya dan apabila bertanya pertanyaan yang muncul adalah pertanyaan dari buku siswa. Terkadang siswa juga bertanya karena ada kosakata yang belum dimengerti. Dalam memberikan pertanyaan saat proses pembelajaran, guru sering mengajukan pertanyaan yang tertutup kepada siswa sehingga jawaban yang muncul dari siswa adalah jawaban yang serentak dan tidak membuat siswa terpancing untuk bertanya atau kurang membangkitkan respon siswa (Al-Tabany, 2014). Sedangkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan dua orang guru, diperoleh jawaban bahwa guru belum mengerti tentang pertanyaan esensial dan salah satu guru juga belum pernah mendengar sebelumnya tentang apa itu pertanyaan yang esensial. Bertolak belakang dengan hasil observasi dan wawancara tersebut, pertanyaan esensial memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut: (1) merupakan pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang tidak hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
memiliki satu jawaban tunggal yang benar, atau satu jawaban final, (2) merangsang keinginan berpikir dan keterlibatan intelektual, seringkali merangsang adanya diskusi atau debat, (3) membangun kemampuan berpikir, ke tingkat lebih tinggi seperti kemampuan dalam menganalisis, menarik kesimpulan, mengevaluasi dan melakukan prediksi. Pertanyaan jenis ini tidak dapat dijawab hanya dengan mengingat fakta, (4) merujuk pada ide-ide penting dan dapat ditransfer kapan saja dan pada pelajaran apa saja, (5) menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru dan merangsang inkuiri lebih lanjut, (6) membutuhkan dukungan dan justifikasi bukan sekedar jawaban, (7) pertanyaan dapat diulang dengan catatan direvisi sesuai dengan pokok bahasan (Mc Tighe dan Wiggins, 2013). Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial dalam proses pembelajaran untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa kelas V SD terhadap lingkungan. Buku ini berisi pedoman untuk
mendesain atau menyusun pertanyaan yang esensial
dengan membahas mengenai pendekatan saintifik dan kegiatan menanya dalam pendekatan tersebut, pengertian pertanyaan esensial, mengapa pertanyaan esensial diperlukan, cara mendesain pertanyaan esensial, cara menyampaikan pertanyaan esensial, dan contoh dari pertanyaan esensial. Berikut ini adalah tampilan judul buku yang dibuat oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.2 Sampul Buku Dalam produk buku pedoman tersebut, di dalamnya berisi contoh pertanyaan esensial dengan tema tentang lingkungan. Pertanyaan yang diusulkan menjadi pertanyaan esensial diambil dari buku guru dan buku siswa kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013, terdapat unsur pendidikan karakter di dalamnya. Manfaat dari penyusunan buku pedoman ini, untuk siswa adalah supaya siswa mendapat pembelajaran yang lebih bermakna dan dapat memperdalam pemahaman siswa (Kemendikbud dalam Abidin, 2013). Manfaat yang lainnya adalah membangun kepedulian siswa terhadap lingkungan yang merupakan salah satu nilai pembentuk karakter (Samani dan Hariyanto, 2013). 2. Pembahasan Hasil Validasi Ahli dan Revisi Produk pertanyaan esensial yang diusulkan telah melalui validasi dengan validator ahli. Validasi ini bertujuan untuk mengetahui penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
yang dilakukan oleh validator ahli pada produk usulan pertanyaan revisi yang telah diusulkan peneliti. Produk tersebut dinilai oleh validator ahli apakah pertanyaan yang peneliti usulkan sudah sesuai atau belum dengan kriteria pertanyaan Esensial menurut Mc Tighe dan Wiggins (2013). Hasil validasi produk oleh validator terdapat pada lampiran 9. Berikut adalah kriteria pertanyaan menurut Mc Tighe dan Wiggins (2013). 1) Merupakan pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang tidak hanya memiliki satu jawaban tunggal yang benar, atau satu jawaban final. 2) Pertanyaan mampu merangsang keinginan berpikir dan keterlibatan intelektual, seringkali merangsang adanya sebuah diskusi atau debat. 3) Pertanyaan mampu membangun kemampuan berpikir ke tingkat lebih tinggi, seperti kemampuan dalam menganalisis, menarik kesimpulan, mengevaluasi, dan melakukan prediksi. Pertanyaan jenis ini tidak dapat dijawab hanya dengan mengingat fakta. 4) Pertanyaan merujuk pada ide-ide penting dan dapat ditransfer kapan pun dan pada pelajaran apa pun. 5) Pertanyaan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru dan merangsang inkuiri lebih lanjut. 6) Jawaban dari pertanyaan membutuhkan dukungan dan justifikasi, bukan sekedar jawaban. Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Produk
Nilai 1
Kriteria penilaian produk jika hanya memenuhi satu atau dua kriteria pertanyaan esensial.
Nilai 2
jika memenuhi tiga kriteria dari pertanyaan esensial
Nilai 3
jika memenuhi empat kriteria dari pertanyaan esensial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Nilai 4
Kriteria penilaian produk jika memenuhi lima kriteria dari pertanyaan esensial
Nilai 5
jika memenuhi semua kriteria pertanyaan esensial
Berdasarkan hasil validasi yang telah dilakukan oleh validator A, validator B, dan validator C, maka diperoleh data kuantitatif dan data kualitatif. Diperoleh skor rerata tiga validator dari hasil validasi yang merupakan data kuantitatif. Untuk perhitungan skor rerata, mengacu pada tabel skala Likert pada bab 3. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan komentar penilaian dari validator ahli. Penjelasan mengenai perhitungan rerata dengan menggunakan skala Likert terdapat pada tabel di bawah. Tabel 4.10 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif (Widoyoko, 2009: 238) Rerata Skor >4,2 >3,4 – 4,2 >2,6 -3,4 >1,8 – 2,6 ≤1,8
Klasifikasi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Dari hasil data kuantitatif yang diperoleh dari validator ahli kemudian di konversikan menjadi data kualitatif dengan klasifikasi sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang sesuai dengan rerata skor yang diperoleh. Dengan klasifikasi yang telah diperoleh, peneliti menjadikan dasar dari perhitungan data kuantitatif ini untuk melakukan revisi terhadap produk pertanyaan usulan yang telah dinilai oleh validator ahli. Produk pertanyaan usulan yang perlu direvisi oleh peneliti yaitu pertanyaan yang memperoleh klasifikasi cukup, kurang dan sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kurang atau dengan skor < 3,4. Berikut ini adalah pertanyaan yang perlu untuk direvisi kembali berdasarkan data kuantitatif dan data kualitatif. a. Revisi Pertanyaan Berdasarkan Data Kuantitatif Berikut ini akan diuraikan pertanyaan yang direvisi kembali dari pertanyaan revisi yang diusulkan berdasarkan data kuantitatif dengan kualifikasi hasil rerata cukup, kurang, dan sangat kurang dengan berdasar pada skala Likert. Tabel 4.11 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 1 nomer 1.1 sebelum direvisi No. Pertanyaan pada Level kognitif Esensial/tidak Pertanyaan buku guru tema 1 Bloom esensial revisi yang subtema 1 kelas 5 diusulkan Pembelajaran 1 (Pengayaan) Lakukan kegiatan berikut: 1. Carilah gambar yang Pertanyaan 1) Mengapa Tidak menunjukkan adanya Pemahaman air Esensial proses daur air. mengalami Alasan: Tidak open daur? ended (mengarah pada satu jawaban benar atau satu jawaban final) Tabel 4.12 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 1 nomor 1.1 setelah direvisi No. Pertanyaan pada buku Level Esensial/tidak Pertanyaan guru tema 1 subtema 1 kognitif esensial revisi yang kelas 5 Bloom diusulkan
1.
Pembelajaran 1 (Pengayaan) Lakukan kegiatan berikut: Carilah gambar yang Pertanyaan menunjukkan adanya Pemahaman proses daur air.
Esensial Alasan: Siswa harus mencari dan bebas mencari dari berbagai sumber yang
Mengapa air mengalami daur? *) bukan pertanyaan revisi tetapi pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No.
Pertanyaan pada buku guru tema 1 subtema 1 kelas 5
Level kognitif Bloom
Esensial/tidak esensial
Pertanyaan revisi yang diusulkan
menunjukkan adanya proses daur air, dibutuhkan daya juang dan kemampuan lebih untuk menentukan apakah gambar tersebut memenuhi kriteria daur air, siswa harus paham konsep daur air terlebih dahulu sebelum dapat menentukan gambar yang akan diambil.
lanjutan dari perintah Carilah gambar yang menunjuk-kan adanya proses daur air!
Pada pertanyaan pembelajaran 1 nomor 1.1, berdasarkan hasil perhitungan rerata dari tiga validator dengan menggunakan perhitungan skala Likert didapatkan skor rata-rata 3,0 dengan klasifikasi cukup. Oleh karena itu, pertanyaan revisi yang diusulkan tersebut masih perlu untuk dilakukan revisi kembali. Berdasarkan hasil analisis pertanyaan yang esensial atau tidak esensial, pertanyaan pada buku guru tersebut tergolong pertanyaan yang tidak esensial akan tetapi setelah dilakukan revisi kembali pertanyaan tersebut tergolong pertanyaan yang esensial sehingga pertanyaan usulan revisi tidak perlu untuk direvisi kembali. Pertanyaan (mengapa air mengalami daur?) dapat digunakan sebagai pertanyaan lanjutan setelah pertanyaan pada buku guru (Carilah gambar yang menunjukkan adanya proses daur air!) diajukan kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4.13 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 1 nomor 2 sebelum direvisi No. Pertanyaan pada Level kognitif Esensial/tidak Pertanyaan buku guru tema 1 Bloom esensial revisi yang subtema 1 kelas 5 diusulkan Pembelajaran 1 (Pengayaan) 2. Temukan perubahan Pertanyaan Dari mana air Tidak wujud benda pada Pemahaman yang kita Esensial proses tersebut. gunakan Alasan: Pertanyaan sehari-hari? tersebut mengarah ke jawaban yang menunjuk pada fakta.
Tabel 4.14 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 1 nomor 2 setelah direvisi No. Pertanyaan pada Level kognitif Esensial/tidak Pertanyaan buku guru tema 1 Bloom esensial revisi yang subtema 1 kelas 5 diusulkan Pembelajaran 1 (Pengayaan) Lakukan kegiatan berikut: 2. Temukan perubahan Pertanyaan Bagaimana Tidak wujud benda pada Pemahaman proses Esensial proses tersebut. perubahan Alasan: Pertanyaan yang terjadi tersebut pada daur air? mengarah ke jawaban yang menunjuk pada fakta. Darimana asal air yang dapat kita manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari?
Pada pertanyaan pembelajaran 1 nomor 2, berdasarkan hasil perhitungan rerata dari tiga validator dengan menggunakan skala Likert didapatkan skor rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
rata 2,0 dengan klasifikasi kurang. Oleh karena itu, pertanyaan revisi yang diusulkan tersebut masih perlu untuk dilakukan revisi kembali. Berdasarkan hasil analisis pertanyaan yang esensial atau tidak esensial, pertanyaan pada buku guru tersebut tergolong pertanyaan yang tidak esensial sehingga pertanyaan revisi yang diusulkan direvisi kembali menjadi (Bagaimana proses perubahan yang terjadi pada daur air?) dan pertanyaan revisi yang diusulkan sebelumnya (Darimana asal air yang dapat kita manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari?) tidak dihilangkan akan tetapi dapat digunakan sebagai pertanyaan lanjutan dari usulan pertanyaan esensial yang telah direvisi kembali.
Tabel 4.15 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 2 nomor 1.1 dan 1.2 sebelum direvisi No. Pertanyaan pada buku Level Esensial/tidak Pertanyaan guru tema 1 subtema 1 kognitif esensial revisi yang kelas 5 Bloom diusulkan Pembelajaran 2 (Pengayaan) 1. Berdasarkan hasil Pertanyaan Tidak Esensial 1) Berapa lama pemahamanmu dari Pemahaman waktu yang Alasan: proses percobaan yang Pertanyaan ini diperlukan lalu, apa yang sangat berguna untuk es menyebabkan es untuk membantu membeku? berubah menjadi air? siswa memahami konsep perubahan wujud benda (mencair), akan tetapi jawaban dari pertanyaan ini spesifik dan hanya bisa ditemukan ketika melakukan percobaan. 2) Berapa lama waktu yang dibutuhkan supaya es mencair?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 4.16 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 2 nomor 1.1 dan 1.2 setelah direvisi No. Pertanyaan pada Level kognitif Esensial/tidak Pertanyaan buku guru tema 1 Bloom esensial revisi yang subtema 1 kelas 5 diusulkan Pembelajaran 2 (Pengayaan) 1. Berdasarkan hasil Pertanyaan 1) Bagaimana Tidak pemahamanmu dari Pemahaman es berubah Esensial proses percobaan menjadi air? Alasan: yang lalu, apa yang Pertanyaan menyebabkan es ini sangat berubah menjadi air? berguna untuk membantu siswa memahami konsep perubahan wujud benda (mencair), akan tetapi jawaban dari pertanyaan ini spesifik dan hanya bisa ditemukan ketika melakukan percobaan. 2) Mengapa es dapat mengalami perubahan wujud?
Pada pertanyaan pembelajaran 2 nomor 1.1, berdasarkan hasil perhitungan rerata dari tiga validator dengan menggunakan skala Likert didapatkan skor ratarata 2,0 dengan klasifikasi kurang. Oleh karena itu, pertanyaan revisi yang diusulkan tersebut masih perlu untuk dilakukan revisi kembali. Berdasarkan hasil analisis pertanyaan yang esensial atau tidak esensial, pertanyaan pada buku guru tersebut tergolong pertanyaan yang tidak esensial sehingga pertanyaan revisi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
diusulkan direvisi kembali menjadi (Bagaimana es berubah menjadi air?). Sedangkan pada nomor 1.2 pertanyaan direvisi kembali menjadi (Mengapa es dapat mengalami perubahan wujud?) karena pertanyaan revisi yang diusulkan juga memperoleh skor rata-rata 2,0 dengan klasifikasi kurang.
Tabel 4.17 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 2 nomor 2 sebelum direvisi No. Pertanyaan pada Level kognitif Esensial/tidak Pertanyaan buku guru tema 1 Bloom esensial revisi yang subtema 1 kelas 5 diusulkan Pembelajaran 2 (Pengayaan) 2. Jelaskan sifat benda Pertanyaan Apa yang Tidak padat, cair, dan gas Pemahaman terjadi jika Esensial serta beri masingkamu Alasan: masing contoh benda Jawaban dari menaburkan yang bisa kau pertanyaan garam pada temukan di sekitarmu! ini dapat sebongkah es? ditemukan di buku dan pertanyaan ini memandu siswa pada pengetahuan sebelumnya untuk sampai pada jawaban yang pasti.
Tabel 4.18 Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 2 nomor 2 setelah direvisi No. Pertanyaan pada Level kognitif Esensial/tidak Pertanyaan buku guru tema 1 Bloom esensial revisi yang subtema 1 kelas 5 diusulkan Pembelajaran 2 (Pengayaan) 2. Jelaskan sifat benda Pertanyaan Apa yang Tidak padat, cair, dan gas Pemahaman membedakan Esensial serta beri masingantara benda Alasan: masing contoh benda Jawaban dari padat, cair dan yang bisa kau pertanyaan ini gas? Jelaskan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No.
Pertanyaan pada buku guru tema 1 subtema 1 kelas 5 temukan di sekitarmu!
Level kognitif Esensial/tidak Bloom esensial
Pertanyaan revisi yang diusulkan
dapat ditemukan di buku dan pertanyaan ini memandu siswa pada pengetahuan sebelumnya untuk sampai pada jawaban yang pasti.
Pada pertanyaan pembelajaran 2 nomor 2, berdasarkan hasil perhitungan rerata dari tiga validator dengan menggunakan skala Likert didapatkan skor ratarata 3,0 dengan klasifikasi cukup. Oleh karena itu, pertanyaan revisi yang diusulkan tersebut masih perlu untuk dilakukan revisi kembali. Berdasarkan hasil analisis pertanyaan yang esensial atau tidak esensial, pertanyaan pada buku guru tersebut tergolong pertanyaan yang tidak esensial sehingga pertanyaan revisi yang diusulkan direvisi kembali menjadi (Apa yang membedakan benda antara benda padat, cair, dan gas? Jelaskan!).
Tabel 4.19 Produk pertanyaan buku siswa pembelajaran 1 nomor 2 sebelum direvisi No. Pertanyaan pada Level kognitif Esensial/tidak Pertanyaan buku siswa tema 1 Bloom esensial revisi yang subtema 1 kelas 5 diusulkan 2.
Pembelajaran 1 (Pengayaan) Apakah Pertanyaan penyebabnya? Pemahaman
Esensial Alasan: Open Ended (tidak mengarah pada satu jawaban
*) Pertanyaan sudah esensial dan tidak ada pertanyaan revisi yang diusulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
No.
Pertanyaan pada buku siswa tema 1 subtema 1 kelas 5
Level kognitif Esensial/tidak Bloom esensial
Pertanyaan revisi yang diusulkan
benar atau final)
Tabel 4.20 Produk pertanyaan buku siswa pembelajaran 1 nomor 2 setelah direvisi No. Pertanyaan pada Level kognitif Esensial/tidak Pertanyaan buku siswa tema 1 Bloom esensial revisi yang subtema 1 kelas 5 diusulkan 2.
Pembelajaran 1 (Pengayaan) Apakah Pertanyaan penyebabnya? Pemahaman
Esensial Alasan: Open Ended (tidak mengarah pada satu jawaban benar atau final)
*) Pertanyaan sudah esensial dan tidak ada pertanyaan revisi yang diusulkan
Pada pertanyaan pembelajaran 2 nomor 2, validator A memberikan nilai 5, validator B belum mengisi penilaian pada kolom nilai sehingga nilainya 0, dan validator C memberikan nilai 5, sehingga diperoleh skor rata-rata 3,0 dengan klasifikasi cukup berdasarkan klasifikasi dalam skala Likert. Berdasarkan hasil analisis pertanyaan yang esensial atau tidak esensial, pertanyaan pada buku siswa tersebut tergolong pertanyaan yang esensial, sehingga dalam kolom pertanyaan revisi yang diusulkan tidak ada pertanyaan yang diusulkan akan tetapi hanya diberikan keterangan bahwa pertanyaan sudah esensial dan tidak ada pertanyaan revisi yang diusulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 4.21 Produk pertanyaan buku siswa sebelum direvisi No. Pertanyaan pada Level buku siswa tema 1 kognitif subtema 1 kelas 5 Bloom Pembelajaran 1 (Pengayaan) 1. Buatlah anggota Pertanyaan kelompok diskusi Pemahaman yang beranggotakan 4 orang. Identifikasikan perubahan-perubahan alam di sekitar tempat tinggalmu! b. Apa faktor penyebab terjadinya perubahan tersebut?
pembelajaran 1 nomor 1.b.2 Esensial/tidak esensial
Tidak Esensial Alasan: Pertanyaan ini memandu dalam pengumpulan informasi akan tetapi dapat dijawab secara benar dan dijawab secara sederhana, serta jawabannnya dapat ditemukan di buku.
Pertanyaan revisi yang diusulkan
2) Bagaimana alam mengubah kita?
Tabel 4.22 Produk pertanyaan buku siswa pembelajaran 1 nomor 1.b.2 setelah direvisi No. Pertanyaan pada Level Esensial/tidak Pertanyaan buku siswa tema 1 kognitif esensial revisi yang subtema 1 kelas 5 Bloom diusulkan 1.
Pembelajaran 1 (Pengayaan) Buatlah anggota Pertanyaan kelompok diskusi Pemahaman yang beranggotakan 4 orang. Identifikasikan perubahan-perubahan alam di sekitar tempat tinggalmu!
Tidak Esensial Alasan: Pertanyaan ini memandu dalam pengumpulan informasi akan tetapi dapat dijawab secara benar dan dijawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
No.
b.
Pertanyaan pada buku siswa tema 1 subtema 1 kelas 5 Apa faktor penyebab terjadinya perubahan tersebut?
Level kognitif Bloom
Esensial/tidak esensial
Pertanyaan revisi yang diusulkan
secara sederhana, serta jawabannnya dapat ditemukan di buku.
2) Bagaimana alam mengubah sikap kita?
Pada pertanyaan pembelajaran 1b nomor 2, validator A dan validator B belum mengisi penilaian pada kolom nilai sehingga nilainya 0 dan validator C memberikan nilai 5, sehingga diperoleh skor rata-rata 1,7 dengan klasifikasi sangat kurang
berdasarkan klasifikasi dalam skala Likert. Berdasarkan hasil
analisis pertanyaan yang esensial atau tidak esensial, pertanyaan pada buku siswa tersebut tergolong pertanyaan yang tidak esensial, sehingga dalam kolom pertanyaan revisi yang diusulkan direvisi kembali menjadi (Bagaimana alam mengubah sikap kita?).
b. Revisi Pertanyaan Berdasarkan Data Kualitatif Berikut ini akan diuraikan pertanyaan yang direvisi kembali dari pertanyaan revisi yang diusulkan berdasarkan data kualitatif dari komentar atau masukan dari expert judgement. Tabel 4.23 Revisi Produk pertanyaan buku guru pembelajaran 2 nomer 3 No.
3.
Pertanyaan pada buku Pertanyaan guru tema 1 subtema 1 revisi yang kelas 5 diusulkan Pembelajaran 2 (Pengayaan) Lakukan kegiatan berikut: Berikan contoh sikap Mengapa sumber
Revisi pertanyaan dari komentar expert judgement
Mengapa sumber daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No.
Pertanyaan pada buku Pertanyaan Revisi pertanyaan dari guru tema 1 subtema 1 revisi yang komentar expert kelas 5 diusulkan judgement penggunaan sumber daya alam perlu alam perlu dijaga daya alam yang tidak dijaga? kelestariannya? disertai pelestarian (penggunaan dengan cara tidak bertanggung jawab)! Komentar: Pertanyaan belum lengkap (dijaga apanya? Keberadaannya (kelestarian / pengeksploitasian) pertanyaan ini memenuhi 6 kriteria pertanyaan esensial.
Berdasarkan komentar dari expert judgement tersebut, peneliti merevisi kembali usulan pertanyaan dengan menambah keterangan bahwa yang dijaga adalah kelestariannya sehingga pertanyaan revisi yang diusulkan direvisi menjadi (mengapa sumber daya alam perlu dijaga kelestariannya?). Pada pertanyaan sebelumnya yang belum direvisi kembali oleh expert judgement diberi komentar pertanyaan tersebut belum lengkap, yang dijaga dipertanyakan apakah kelestarian atau pengeksploitasiannya.
Tabel 4.24 Revisi Produk pertanyaan buku siswa pembelajaran 1 nomer 1.d No.
1.
D
Pertanyaan pada buku Pertanyaan revisi Revisi pertanyaan dari siswa tema 1 subtema 1 yang diusulkan komentar expert kelas 5 judgement Pembelajaran 1 (Pengayaan) Lakukan kegiatan berikut: Buatlah kelompok diskusi yang beranggotakan 4 orang. Identifikasikan perubahan-perubahan alam di sekitar tempat tinggalmu! Bagaimana cara Apa yang dapat 1) Apa yang dapat kita menghadapi atau kita pelajari dari pelajari dari peristiwa mencegahnya? peristiwa bencana perubahan alam?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
No.
Pertanyaan pada buku siswa tema 1 subtema 1 kelas 5
Pertanyaan revisi yang diusulkan
Revisi pertanyaan dari komentar expert judgement
alam? 2) Bagaimana cara hidup kita sekarang berdampak pada lingkungan dan kehidupan di masa sekarang dan mendatang? Komentar: Perubahan alam tidak sama dengan bencana alam. Pertayaan beda makna. Pertanyaan ini belum memicu pertanyaan baru dan ikuiri lanjut.
Peneliti merevisi kembali usulan pertanyaan, berdasarkan komentar dari expert judgement dengan merivisi pertanyaan yang sebelumnya (Apa yang dapat kita pelajari dari peristiwa bencana alam?) setelah direvisi kembali diubah menjadi (Apa yang dapat kita pelajari dari peristiwa perubahan alam?). Pada pertanyaan tersebut bencana alam diubah menjadi perubahan alam karena perubahan alam tidak sama dengan bencana alam. Pertanyaan tersebut sebagai pertanyaan pembuka dari pertanyaan selanjutnya, yaitu (Bagaimana cara hidup kita sekarang berdampak pada lingkungan dan kehidupan di masa sekarang dan mendatang?)
Tabel 4.25 Revisi Produk pertanyaan buku siswa pembelajaran 3 nomer 1 No.
3.
Pertanyaan pada buku Pertanyaan revisi siswa tema 1 subtema 1 yang diusulkan kelas 5 Pembelajaran 3 (Pengayaan) Lakukan kegiatan berikut: Menurutmu, 1) Apa kontribusi bagaimanakah cara manusia terhadap mencegah terjadinya terjadinya banjir? banjir?
Revisi pertanyaan dari komentar expert judgement
1) Apa kontribusi manusia yang telah berhasil menangani banjir?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Komentar: “Apa kontribusi manusia yang telah menangani banjir?” Kontribusi menyebabkan Jawaban mungkin 2 Kontribusi mengurangi Pertanyaan revisi yang diusulkan, direvisi kembali menjadi (apa kontribusi manusia yang telah berhasil menangani banjir?). Dalam komentar tersebut, pertanyaan yang diusulkan oleh peneliti memiliki dua kemungkinan jawaban, yaitu kontribusi yang menyebabkan dan kontribusi yang mengurangi. Sehingga, peneliti merevisi kembali pertanyaan revisi yang diusulkan berdasarkan saran yang diberikan oleh expert judgement.
Tabel 4.26 Revisi Produk pertanyaan buku siswa pembelajaran 3 nomer 1 No.
3.
Pertanyaan pada buku Pertanyaan revisi siswa tema 1 subtema 1 yang diusulkan kelas 5 Pembelajaran 3 (Pengayaan) Lakukan kegiatan berikut: Menurutmu, 2) Apa yang bisa bagaimanakah cara kamu lakukan mencegah terjadinya untuk mengubah banjir? cara hidup yang berdampak negatif terhadap alam dan kehidupan?
Revisi pertanyaan dari komentar expert judgement
2) Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengubah cara hidupmu yang berdampak negatif terhadap alam dan kehidupan?
Komentar: Pertanyaan ambigu, yang akan diubah cara hidup siapa? Cara hidup yang selama ini ada pada umumnya atau cara hidup diri sendiri?
Dari komentar expert judgement, pertanyaan yang diusulkan peneliti masih ambigu karena belum jelas cara hidup siapa. Oleh karena itu peneliti merevisi kembali menjadi (Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengubah cara hidupmu yang berdapak negatif terhadap alam dan kehidupan?).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Dalam proses pembelajaran, ke depannya masih sangat diperlukan usaha untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan esensial seperti hasil pada penelitian karena pertanyaan yang diberikan guru dapat meningkatkan kemampuan bertanya siswa (Susanti, 2010). Pada masa yang akan datang, tidak menutup kemungkinan untuk terus memperbaiki daftar pertanyaan-pertanyaan ini karena dalam penelitian pengembangan sangat memungkinkan untuk melakukan perbaikan terus menerus. Hasil komentar expert judgement lebih lengkapnya tertera pada lampiran 10, 11 dan 12.
3. Pembahasan Hasil Uji Coba Kelompok Kecil (Small Group) Berdasarkan langkah pengembangan (dalam Tessmer, 1993) yang telah dimodifikasi oleh peneliti ada dua tahap. Tahap pertama adalah evaluasi diri yang terdiri dari analisis kebutuhan serta desain, tahap kedua terdiri dari expert review, one-to-one, dan small group. Maka, setelah melalui expert review dan one-to-one langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah uji coba kelompok kecil (small group). Buku Pedoman Pendesainan Pertanyaan Esensial untuk Kelas 5 Tema 1 Subtema 1 diuji cobakan kepada dua guru kelas 5, dengan memberikan produk buku tersebut kepada guru. Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah membaca buku pedoman tersebut terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan wawancara yang telah disusun oleh peneliti. Hasil jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepada dua guru kelas 5 akan dijelaskan sebagai berikut. Pertama, pertanyaan mengenai pendapat guru mengenai produk buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial. Guru menjawab bahwa buku ini sudah bagus untuk dimanfaatkan di dunia pendidikan. Buku ini membuka mata guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dengan istilah “pertanyaan esensial” yang sudah banyak ditemui dalam buku kurikulum 2013 di kegiatan apersepsi. Dengan adanya buku ini, dapat membantu guru dalam membuat pertanyaan esensial yang berguna untuk merangsang siswa berpikir. Dari jawaban tersebut, menunjukkan bahwa produk buku pertanyaan esensial ini bermanfaat untuk guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Kemendikbud, 2013). Kedua, pertanyaan mengenai kesan terhadap buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial. Guru menjawab buku ini menarik. Dari segi tampilan cover dan tulisan sudah cukup bagus serta menarik. Sehingga jawaban tersebut menunjukkan bahwa buku ini menarik. Ketiga, pertanyaan mengenai setelah membaca buku ini, apakah buku ini dapat digunakan oleh guru di kelas. Guru menjawab sangat dapat digunakan oleh guru di kelas dan sangat bermanfaat sekali untuk acuan pengajaran. Oleh karena itu, jawaban guru menunjukkan bahwa buku ini bisa digunakan oleh guru di kelas. Sekaligus, jawaban dari guru menjawab kesesuaian antara produk yang dibuat dengan spesifikasi produk yang diharapkan bahwa buku ini memuat pertanyaan yang esensial dan sesuai dengan kebutuhan guru. Keempat, pertanyaan mengenai apakah langkah-langkah penyusunan pertanyaan esensial pada buku ini mudah untuk diikuti. Guru menjawab langkahlangkah penyusunan pertanyaan esensial pada buku ini mudah untuk diikuti terlihat dari fase-fase dalam penyusunan pertanyaan esensial. Walaupun setiap karakter pertanyaan belum ada contoh, tapi sudah memiliki esensi. Langkah analisis kebutuhan menurut Tessmer (1993) dapat diaplikasikan dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
karena menjawab kebutuhan guru dan berdasarkan jawaban tersebut langkahlangkah penyusunan pertanyaan esensial pada buku ini mudah untuk diikuti. Kelima, pertanyaan mengenai setelah membaca buku ini, apakah tergerak untuk menyusun pertanyaan esensial. Guru menjawab tergerak karena sangat baik untuk merangsang anak berfikir dan mengembangkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa dengan adanya debat argumentasi. Jawaban guru tersebut, termasuk dalam karakteristik pertanyaan esensial menurut Mc Tighe dan Wiggins (2013) sehingga dengan melakukan kegiatan bertanya yang esensial dapat merangsang pemikiran yang sedang berlangsung dan menimbulkan proses inquiry, menimbulkan banyak pertanyaan yang bermunculan dari siswa, serta memancing terjadinya debat dan diskusi. Dengan pertanyaan esensial yang didesain, penting untuk menstimulasi pikiran siswa, melibatkan siswa dalam pembelajaran yang bermakna dan terfokuskan, serta untuk mencapai tindakan atau aksi yang bermakna (Mc Tighe dan Wiggins, 2004). Keenam, pertanyaan mengenai saran yang dapat diberikan untuk perbaikan buku ini. Guru memberikan saran pada buku ini. Saran yang diberikan untuk perbaikan diantaranya adalah (1) buku terlalu besar, dibuat lebih kecil atau setengahnya saja supaya lebih menarik dan paktis, (2) pendahuluan sebaiknya singkat tersendiri dari tinjauan pustaka atau materi, (3) tinjauan pustaka atau materi lebih spesifik, lembar tersendiri, terpisah dari pendahuluan, (4) ada beberapa kesalahan penulisan, (5) sebaiknya mencari sumber referensi lain sebagai pendukung (tidak hanya dari satu buku), (6) setiap karakter atau ciri pertanyaan esensial diberi satu contoh sebagai penjelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan, keterbatasan pengembangan, dan saran. Berikut uraian penjelasan mengenai perihal tersebut. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa kelas V terhadap lingkungan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pengembangan buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial untuk kelas V yang bermanfaat untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa terhadap lingkungan ini dilaksanakan melalui dua tahap berikut: 1) evaluasi diri, 2) pendesainan prototipe. Tahap evaluasi diri dilakukan dengan melaksanakan langkah-langkah berikut: (a) wawancara, (b) observasi (c) proses desain. Sedangkan pada tahap pendesainan prototipe dilaksanakan dengan melakukan tahapan sebagai berikut: (a) expert review, (b) one-to-one, (c) small group. Penelitian dan pengembangan dilakukan dengan menggunakan tahaptahap pengembangan tersebut, hingga menghasilkan produk pedoman pendesainan pertanyaan esensial. 2. Berdasarkan penilaian dari ahli, produk pertanyaan-pertanyaan esensial yang dihasilkan memiliki kualitas sangat baik dengan skor rerata 50 %, kualitas baik, 18,18 %; kualitas cukup 13,63 %; kualitas kurang 13,63 %; 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dan kualitas sangat kurang 4,54 %. Sedangkan dari hasil uji coba kelompok kecil, diketahui bahwa guru puas terhadap produk buku ditilik dari sisi petunjuk penggunaan, isi pertanyaan esensial, dan manfaat yang diperoleh dari buku pedoman tersebut.
B. Keterbatasan Pengembangan 1. Pada saat melaksanakan penelitian dan pengembangan, terdapat keterbatasan dalam pelaksanaannya, yaitu pada penelitian ini hanya melakukan uji coba secara terbatas dengan dua guru (small group). 2. Pertanyaan esensial tidak mudah untuk disusun, membutuhkan waktu untuk merenungkan pertanyaan yang esensial dan menyusunnya sesuai dengan konteks.
C. Saran Saran peneliti dalam penelitian dan pengembangan ini, sebaiknya: 1. Dilakukan uji coba lapangan kepada siswa dan pengembangan buku panduan dapat untuk dikembangkan pada tema-tema yang lainnya dalam buku guru dan siswa. 2. Dalam menyusun pertanyaan yang esensial diperlukan pemikiran yang positif walaupun untuk menyusunnya tidak mudah dan membutuhkan banyak waktu untuk merenungkannya akan tetapi manfaat yang diperoleh dapat sangat bermakna bagi siswa maupun guru untuk kemajuan dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013. Bandung; PT. Refika - aditama. Al-Tabany, T.I.B. (2014). Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif, dan kontekstual. Jakarta: Prenada Media Group. Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan dan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto.
(2014).
Pendekatan
Yogyakarta: Gava
pembelajaran
saintifik
kurikulum
2013.
Media.
Fathurrohman, P., Suryana, AA., & Fatriany, F. (2013). Pengembangan pendidikan karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Hamzah, S. (2013). Pendidikan lingkungan sekelumit wawasan pengantar. Bandung: Refika Aditama. Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, observasi, dan focus groups: sebagai instrumen penggalian data kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Hidayatullah, F. (2010). Pendidikan karakter: membangun peradaban bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka. Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21: Kunci sukses implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Ghalia Indonesia. Kemendikbud (2013). Materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud. Kesuma, D., Triatna, C, & Permana, J. (2011). Pendidikan karakter: kajian teori dan praktik di sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Koesoema, A.D. (2007). Pendidikan karakter: strategi mendidik anak di zaman global. Jakarta: PT. Grasindo. Kurniawan, S. (2013). Pendidikan karakter: konsepsi dan implementasinya secara terpadu di lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi, dan masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Listyarti, R. (2012). Pendidikan karakter dalam metode aktif, inovatif, & kreatif. Jakarta: Erlangga. McTighe, J & Wiggins, G. (2004). Understanding by design: professional development workbook. Alexandria: ASCD. McTighe, J & Wiggins, G. (2013). Essential question: opening doors to student understanding. Virginia USA: ASCD. Rahmawati, I.D. (2013). Peningkatan kemampuan bertanya siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran the learning cell pada siswa kelas IV SD N Pengkok 1 Kedawung Sragen tahun ajaran 2012/2013. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Salahudin, A. (2011). Filsafat Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia. Samani, Muchlas & Hariyanto. (2013). Konsep dan model pendidikan karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Setyawan, T.Y., Kurniastuti, I., Sumarah, I.E. (2016). Pendesainan essential questions dalam proses pembelajaran untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa kelas 5 sd terhadap lingkungan. Laporan Penelitian.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Setyosari, P. (2010). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Kencana: Jakarta. Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2015). metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Susanti, A.F.W. (2010). Peningkatan kemampuan bertanya pada pembelajaran IPA pada siswa sekolah dasar dengan menggunakan metode tanya-jawab dengan bantuan media film peristiwa alam: Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tessmer, M. (1993). Planning and conducting formative evaluations: Improving the quality of education and training. London: Kogan Page. Trianto. (2010). Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana. Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko, E.P. (2015). Teknik penyusunan instrument penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko, E.P. (2016). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiggins, G., & McTighe, J. (2012). The understanding by design guide to advanced concepts in creating and reviewing units. Alexandria, VA: ASCD. Yusmanah. (2012). Peningkatan keterampilan bertanya dengan menggunakan metode
penemuan
terbimbing
dalam
pembelajaran
matematika.
Pontianak: Universitas Tanjungpura. Zubaedi. (2011). Desain pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam lembaga pendidikan. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 1 SURAT IZIN PENELITIAN DI SEKOLAH DASAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN 2 Lembar Wawancara Guru Nama responden
:
Setting
:
Waktu
:
Guidelines wawancara untuk guru. 1. Bagaimana proses dalam kegiatan bertanya di kelas selama ini? 2. Bagaimana menurut Anda mengenai pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami materi? 3. Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam menyusun pertanyaan? 4. Apa kendala yang Anda temui dalam proses kegiatan “menanya” di dalam proses pembelajaran? 5. Apakah Anda mengetahui atau pernah mendengar essential questions sebelumnya?
Respons pertanyaan/jawaban interviewer interviewee
Koding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 3 Hasil Wawancara Guru SD Negeri Demangan Nama responden
: Guru A
Setting
: SD Negeri Demangan
Waktu
: 21 Juli 2016
Guidelines wawancara untuk guru 1. Bagaimana proses dalam kegiatan bertanya di kelas selama ini? 2. Bagaimana menurut Anda mengenai pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami materi? 3. Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam menyusun pertanyaan? 4. Apa kendala yang Anda temui dalam proses kegiatan “menanya” di dalam proses pembelajaran? Respons pertanyaan/jawaban Bagaimana proses dalam kegiatan bertanya di kelas selama ini? interviewee Untuk membuat pertanyaan ke anak maksudnya? interviewer Em, proses dalam kegiatan bertanya di kelas. interviewee Iya, maksudnya proses tanya jawab? Untuk proses tanya jawab itu biasanya gini, kita membuka materi dulu, materi kita berikan ke siswa kemudian ada anak yang membaca buku terus yang lainnya mendengarkan terus kita menerangkan. Setelah kita menerangkan, kita membuka pertanyaan kepada siswa bagi yang belum jelas siapa biar mengungkapkan sesuatu pertanyaan mereka yang belum jelas terus kita terangkan kembali. Yang belum jelas itu kita terangkan kembali. Nah kalo materi sudah semua diberikan dalam hari itu, jadi sub tema atau sub bagian pada hari itu. Jadi pada hari itu kita berikan semua, kita mengadakan interviewer
Koding Proses dalam kegiatan bertanya. (W1, S1, T1)
Dalam proses tanya jawab guru membuka materi dan siswa diminta membaca, kemudian setelah itu guru menerangkan lalu membuka pertanyaan kepada siswa yang ingin bertanya. (W1, S1, T2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
interviewer
Respons pertanyaan/jawaban tanya jawab dari siswa ke siswa. Nah, pada saat kita memberikan materi atau kita menerangkan jika anak ada yang itu rame atau tidak memperhatikan, langsung kita berikan pertanyaan. Dengan maksud supaya anak mau memperhatikan. Cenderung mereka akan memperhatikan apabila saat mata dilirikkan kok ada anak yang rame kita beri pertanyaan. Kalo dia tidak bisa menjawab kan otomatis malu nah nanti dia mau memperhatikan. Dengan maksud apa yang kita berikan kepada siswa biar terserap dengan baik. Memaksimalkan daya serap ke anak itu memaksimalkan. Semua pembelajaran kita buka latihan tanya jawab dulu baru secara tertulis. Nah nanti, akhir pelajaran biasanya kita berikan pertanyaan - pertanyaan lagi sesuai dengan materi yang ada dengan alasan apa yang diberikan hari ini, anakanak betul-betul mau untuk mempelajari dan menyerapnya dengan baik. Menurut ibu pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami materi itu yang bagaimana?
Koding
Pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami materi. (W1, S1, T3) interviewee Pertanyaan itu kita sesuaikan dengan Pertanyaan disesuaikan materi yang ada. Kalo pertanyaan itu dengan materi. diluar materi kan otomatis anak ndak (W1, S1, T4) paham nanti. Jadi pertanyaan yang kita ulang – ulang itu sesuai dengan materi yang kita sampaikan saat itu. Itu memang kita ulang – ulang dengan maksud dia benar – benar paham. Tidak hanya hafal tapi paham. Itu kita berikan dari awal sampai akhir. Jadi ada, ada seperti. Misalnya ya, e dengan argumentasinya jika argumentasinya seperti ini begitu ada pertanyaan kita harus bisa alasannya yang tepat itu apa. Contohnya yang seperti apa Bu? Contoh pertanyaan. (W1, S1, T5) Ya kalo misalnya kita memberikan Misal pelajaran pelajaran matematika tentang sifat-sifat matematika tentang bilangan asosiatif, ya pertanyaannya sifat-sifat bilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Respons pertanyaan/jawaban soalnya dengan yang asosiatif jangan diberikan yang distributif. Kalo misalnya kita tentang Pkn (NKRI) ya tentang NKRInya bagaimana cara untuk menjaga persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia. Pertanyaannya bukan pertanyaan yang lain. Disesuaikan kalo UUD 45 ya disesuaikan. Yang sesuai dengan NKRI itu bab berapa, pasal berapa, ayat berapa, misalnya seperti itu. Misalnya NKRI itu sesuai dengan UUD 45 pasal 1 ayat 1 yang berbunyi Negera Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Nah bagaimana cara menjaga NKRI? Nah yang berkaitan, bukan dengan yang lainnya. interviewer Jadi yang lainnya itu yang berkaitan dengan materi bu? interviewee Iya, iya meskipun itu pertanyaannya lain tapi ada kaitannya dengan materi yang ada. Interviewer Apa kesulitan yang Ibu hadapi dalam menyusun pertanyaan? Interviewee Kesulitan yang dihadapi dalam menyusun pertanyaan. Kayaknya biasabiasa aja mbak. Paling – paling kalo misalnya pertanyaan itu kan disesuaikan dengan kisi-kisi nggih, nah paling kita ndadak tetep mempelajari mulai dari SK / KDnya. Itu disesuaikan dengan SK/KDnya. Sebetulnya nggak sulit asal kita mau mempelajari materi dengan SK/KDnya itu pas atau nggak itu kita sesuaikan. Ternyata nggak sulit. Cuma kalau kita nggak mau, nggak mau mbuka dengan sesuai RPPnya ya mungkin kadang kala membuat pertanyaannya melenceng-melenceng. Tapi kalau sudah sesuai dengan SK/KDnya dengan indikatornya itu ndak. Pokoknya pertanyaan sesuai dengan indikator, nah indikator sesuai dengan SK/KDnya tadi. Pokoknya semua saling berkaitan. Tapi kalau kita tidak mau membuka SK/Kdnya, ndak mau buka indikatornya
Koding asosiatif, pertanyaan yang diberikan juga tentang asosiatif dan bukan distributif. (W1, S1, T6)
Pertanyaan berkaitan dengan materi. (W1, S1, T7) Kesulitan dalam menyusun pertanyaan. (W1, S1, T8) Kesulitannya ketika pertanyaan disesuaikan dengan kisi-kisi dan mempelajari mulai dari SK / KDnya. (W1, S1, T9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Respons pertanyaan/jawaban Koding kita bingung membuatnya maka apa, kita sesuaikan dengan materi yang ada. Biasanya materi itu mengacu pada indikator, indikator pada SK/KDnya pokoknya saling berkaitan. Jadi memang kita guru yang pokok itu memang RPP harus punya. Karena kalo RPP itu ada otomatis sudah menyesuaikan dengan admin yang ada. Tapi kalo kita hanya misalnya hanya asal ulang tapi tidak sesuai dengan tujuan yang kita harapkan. Tujuan kita apa pembelajaran ini, kalo misalnya tujuannya itu untuk anak-anak misalnya bisa menerapkan cara pernafasan yang baik, bernafas yang baik. Nah kita pertanyaannya sesuai dengan itu. Jadi kita sesuaikan aja. interviewer Apa kendala yang ibu temui dalam Kendala dalam proses proses kegiatan “menanya” di dalam kegiatan menanya proses pembelajaran? dalam proses pembelajaran. (W1, S1, T10) interviewee Nah, ini kadang kala anak dalam Anak kurang bisa dalam menangkap suatu permasalahan, ini menangkap materi yang koneknya kurang sehingga kadang kala diberikan oleh guru. itu ada anak yang menjawab tidak sesuai (W1, S1, T11) dengan yang ditanyakan. Misalnya, saya menanyakan atau saya memberikan suatu tugas. Tolong ibu ambilkan e, pensil warna. Dia mengambilnya bukan pensil warna lagi, tetapi mengambilnya, mengambil bolpoin misalnya. Karena mungkin dia memahami, anak memahami suatu pertanyaan suatu masalah itu kadang kala kurang. Nah kerepotan kita disitu. Jadi ada yang menjawabnya itu asal jawab aja. Tolong ibu dibikinke nasi goreng, dia nggak membuat nasi goreng lagi, ndak membuat nasi goreng dia malah mau mencari sayur dimasak lodeh. Ini kan tidak pas. Suruh masak lodeh malah bikin oseng-oseng. Ndak pas lagi, karena apa dia menanggapi masalahnya pertanyaannya kadang dia kurang memahami untuk menyerap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Respons pertanyaan/jawaban permasalahan itu. Interviewer Kalo dalam mata pelajaran contohnya seperti apa bu? Interviewee Ya seperti yang ibu bilang tadi, misalnya ya dalam pelajaran matematika. Nah matematika itu kan intiya “pipolondo” ping, poro, lan sudo. Dalam soal cerita, misalnya ibu membeli telur 1 kg. Yang seperempat kg untuk dibikin telur dadar. Ini berarti diapakan? Untuk membuat, untuk membuat itu berarti diapakan? Pipolondonya ini diapakan? Interviewer Dikurang Interviewee Nah, karena anak kurang memahami kalimat konteks bacaannya, kalimat matematikanya dia menghubungkan kalimat matematikanya salah. Jadi satu kilogram ditambah seperempat kilogram, ada yang seperti itu. Padahal seharusnya untuk membuat itu kan dikurangi. Satu kilogram dikurangi seperempat kilogram. Bepera sisa telur yang masih ada? Ini kalo anak nggak cermat , satu kilogram tambah seperempat kilogram jadi satu seperempat kilogram karena ditambahkan, harusnya kan dikurangi. Jadi tinggal tiga perempat kilogram kan seperti itu. Interviewer Terus kalau begitu bagaimana bu? Interviewee Ya kita, kita kemudian memberikan kata kunci. Coba anak-anak kalo ada kata membeli diapakan? Ditambah bu. Ok ditambah. Dikasih lagi, ditambah buk, nah terus kalo ada kata pecat, hilang, rusak, dibuat, diapakan? Dikurang buk. Nah itu yang harus dipahami. Jadi kata kunci kata kunci ini yang harus kita kasihkan sama anak-anak. Jadi kita nuntun, misalnya anak membaca makalah, kita nuntuk satu kata, satu kata kita berikan suatu motivasi untuk dia berfikir kembali lama-lama dia supaya hafal. Karena tata bahasa itu kalau bahasanya bagus biasanya matematikanya bagus. Disini kita saatnya kita membimbing anak untuk nuntun
Koding Contoh dalam pelajaran. (W1, S1, T12)
Memberi kata kunci. (W1, S1, T13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Respons pertanyaan/jawaban supaya dia paham dengan bahasa yang ada didalam matematika. interviewer Apa ibu mengetahui atau pernah mendengar essential questions sebelumnya? interviewee Apa itu? interviewer Itu pertanyaan yang penting, dengan pertanyaan tersebut guru menjadi terbantu agar siswa dapat memahami konsep yang diberikan oleh guru. Nah, nanti dari jawaban siswa tersebut siswa juga masih kembali bertanya-tanya, bermunculan pertanyaan-pertanyaan yang lain. interviewee Nah kalo ini biasanya seperti IPA IPS ya. IPA IPS itu saya berikan tugas di rumah misalnya kalo IPS tentang sejarah DIponegoro. Saya suruh bikin pr di rumah untuk bikin soal tany jawab. Nanti anak-anak membuat pertanyaan sendiri dan disampingnya dibuat jawaban sendiri. Jadi, dia buka materi. Nah, ini nanti kan anak-anak akan belajar untuk membuat suatu pertanyaan, saya biasanya seperti itu. Nah istilah tadi mungkin saya kurang paham ya, cuman saya memberikan pemahaman bagaimana anak-anak untuk menanggapi suatu pertanyaan. Saya suruh membuat soal sendiri,pertanyaan sendiri, dan menjawab sendiri. Tapi antara anak yang satu dan anakn yang lain kan model pertanyaannya berbeda, nah dari situ nanti kita merangkum. Kalo disitu yang ditanyakan kurang, otomatis menggunakan kata tanya siapa. Kalo itu menanya soal masalah suatu kejadian tanggal berapa, berarti dengan kata tanya kapan. Nanti ini inputnya dengan tata bahasa dengan Bahasa Indonesia. Biasanya anak-anak kalo sudah saya suruh membuat soal tanya jawab sendiri ini kayaknya lebih efektif mereka belajar dari pada mereka membaca materi yang segitu seabrek banyaknya. Terus nanti kalau pas di sekolah dengan kerja
Koding
Guru belum paham mengenai apa yang dimaksud dengan pertanyaan esensial. (W1, S1, T14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Koding Respons pertanyaan/jawaban kelompok, saya membuat suatu tugas itu misalnya kalau IPS khususnya yang banyak materi itu pada ke sukuan. Ke sukuan budaya, ke sukuan budaya. Budaya itu kan banyak, nah disitu anakanak saya minta atau diberi tugas untuk membuat e suatu lagu. Lagu itu kalu bisa lagu yang energic yang anak-anak sudah kenal, tetapi syairnya dengan budaya tersebut. Misalnya, untuk e apa alat musik tradisional. Alat musik tradisonal ini silahkan, disitu sudah ada data-data gitu ya nomer ini sampai ini nanti kelompok ini buat suatu lagu. Supaya apa? Nanti kalau saya membuat suatu pertanyaan dia akan terobsesi dengan lagu tersebut, dengan remeng-remeng dia akan teringat.”Angklung dan musik calung asal dari Jawa Barat” (Nada HaloHalo Bandung). Dia inget. Pertanyaan saya itu nanti hanya dilam satu kata. Musik angklung, musik tradisional angklung itu berasal dari mana anakanak? Bagi anak yang sudah mempunyai lagu tadi, dia akan dia akan remengremeng. Disini laptopnya filenya akan langsung terbuka. Beda dengan anakanak tolong ya ini dihafalkan. Musik tradisional dihafalkan, lagu tradisional dihafalkan, dari mana asalnya. Saya yakin dia buka materi itu nggak mungkin bakal hafal. Tapi, dengan dibikin lagu dia dengan 5 menit – 10 menit pasti hafal, pasti bisa saya yakin. Maka saya biasanya kalo dengan budaya saya bikin kelompok saya suruh membuat lagu. Lagu itu misalnya kamu cantumkan di atas. Misalnya, e lagu satu satu misalnya. Misalnya ini tentang burung garuda. Itu nanti dia akan inget. “Satu satu aku sayang ibu”. Nah, “Bulu sayap ada tujuh belas, bulu ekor ada delapan, bulu kaki ada sembilan belas, pada bulu leher ada 45, itu semua hari kemerdekaan.” Kan hari merdeka itu 17 Agustus 1945. Nah anak-anak ini akan apal nanti, sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Respons pertanyaan/jawaban dengan musik tradisional “Angklung musik calung asal dari Jawa Barat, Gamelan Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Kolintang Minahasa, Anak Bejing dari Sulsel, Karaba dari Pulau Nias, Sumatra Utara, Keloko dari NTT”, nada lagu Halo-Halo Bandung. Interviewer Jadi dibuat semenarik mungkin ya bu? interviewee Iya, kita membuat semenarik mungkin supaya anak tidak disuruh belajar tapi disuruh seneng-seneng. Karena apa, dengan budayanya yang banyak kalau menghafalnya segitu seabreknya kayaknya percuma deh. Tapi kalo dengan dibikin anak seneng, dengan lagu, lagunya yang energic dia akan termotivasi untuk mau membuat lagu dan dia terobsesi, termotivasi, terdukung bisa menghafalkan sambil dia jalan pulang sambil menyanyi, sambil mandi dia bisa menyanyi, otomatis dia akan hafal. Jadi pertanyaan-pertanyaan nanti dapat terserap dengan baik. Interviewer Produk seperti apa kira-kira yang dibutuhkan untuk siswa agar memahami materi dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru? Interviewee Produknya? Interviewer Iya Interviewer Jadi menghasilkan apa gitu ya? Interviewee Iya Interviewer Ya seperti yang saya katakan tadi kalo budaya ya produknya ya sebuah lagu ya. Kalau misalnya nanti untuk, seperti apa ya, kayak anu atlas IPS yang atlas-atlas itu kita biasanya nanti anak-anak membuat peta. Terus ibu minta untuk menuliskan kota-kota besar yang ada di Indonesia, letak-letaknya. Kita kalau IPS, PKn biasanya banyak dengan lagu. Jadi, produknya ya hasilnya menyanyi tadi supaya anak seneng.
Koding
KETERANGAN W1 = Wawancara 1
S1 = Subjek 1
T1 = Temuan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN 4 Hasil Wawancara Guru SD Joannes Bosco Nama responden
: Guru B
Setting
: SD Joannes Bosco
Waktu
: 28 Juli 2016
Guidelines wawancara untuk guru 1. Bagaimana proses dalam kegiatan bertanya di kelas selama ini? 2. Bagaimana menurut Anda mengenai pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami materi? 3. Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam menyusun pertanyaan? 4. Apa kendala yang Anda temui dalam proses kegiatan “menanya” di dalam proses pembelajaran?
interviewer
Respons pertanyaan/jawaban Bagaimana proses dalam kegiatan bertanya di kelas selama ini?
interviewee Proses kegiatan bertanya gurunya atau muridnya bertanya pada gurunya? interviewer Guru dan siswa Interviewee Guru dan siswa, sangat komunikatif jadi anak juga berani bertanya kepada guru dan guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa mananggapinya dengan antusias jadi sangat komunikatif prosesnya Interviewer Bagaimana menurut bapak mengenai pertayaan yang dapat membantu siswa memahami materi? Interviewee Ya kalo supaya pertanyaan itu dapat dipahami oleh siswa pertanyaan itu hanya ada satu item materi yang jawabannya satu, jadi tidak menyebar menimbulkan banyak jawaban. Pertanyaan tertutup satu jawaban sehingga anak jelas jawabnya ini. Interviewer Kemudian kesulitan apa yang Bapak
Koding Proses dalam kegiatan bertanya di kelas. (W2, S2, T1)
Guru dan siswa komunikatif. (W2, S2, T2)
Pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami materi. (W2, S2, T3) Pertanyaan yang tertutup. (W2, S2, T4)
Kesulitan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Respons pertanyaan/jawaban hadapi dalam menyusun pertanyaan?
Interviewee Tidak ada kesulitan Interviewer Apa kendala yang bapak temui dalam proses kegiatan “menanya” di dalam proses pembelajaran? Interviewee Kendalanya ya kalo dijumpai pasti … anak – anak yang apa ya, semacam mempunyai e kegiatan atau bukan kegiatan yang namanya dia itu punya tenaga lebih sehingga seperti Rein tadi kan banyak gerak terus, tidak bisa baca keras karena memang dia kondisinya dari kelas 4 itu masih senang main sendiri jadi belum konsen dengan apa yang dipelajari. Tapi kalau dia ditegur, dia pasti… Interviewer Apakah bapak pernah mendengar atau mengetahui apa itu pertanyaan esensial atau essensial question? Interviewee Essensial itu pengertian saya yang urgent ya, penting ya? Interviewer Iya penting Interviewee Itu ya mendengar, di berikan malahan jadi poin-poin yang penting – penting itu untuk mencongak di pagi. Misalnya hari ini saya sudah selesai KBM toh, besok pagi materi yang saya sudah ajarkan saya tanyakan, di coba perkalian sebelum jam KBM tematik dimulai jam 06.50 – 07.10. Interviewer Menurut bapak apakah dibutuhkan produk untuk membantu siswa memahami konsep? Interviewee Oh iya nanti produknya dibuat portofolio Interviewer Kira-kira nanti produknya seperti apa ya pak yang dibutuhkan kalo misalnya dengan pertanyaan-pertanyaan? Interviewee Kalo pertanyaan kalo produk nanti tidak bisa menghasilkan produk yang baik, baiknya itu kalo nanti kita praktik IPA dalam pembelajaran, muatan IPA itu dia praktek nah dia bisa jelas dan anak
Koding dihadapi dalam menyusun pertanyaan. (W2, S2, T5) Tidak ada. Kendala dalam kegiatan menanya dalam proses pembelajaran. (W2, S2, T6) Anak tidak memperhatikan ketika dijelaskan materi. (W2, S2, T7)
Guru belum paham dengan apa yang dimaksud dengan pertanyaan esensial. (W2, S2, T8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Respons pertanyaan/jawaban mengalami langsung toh lebih memperjelas. KETERANGAN : W1 = Wawancara 1 S1 = Subjek 1 T1 = Temuan 1
Koding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
LAMPIRAN 5 Lembar Pencatatan Observasi di Kelas
Subjek
:
Waktu : Setting
:
Perilaku yang diamati 1. Perilaku bertanya guru (cara bertanya, frekuensi bertanya) 2. Perilaku siswa
bertanya
3. Jenis pertanyaan yang dikemukakan guru (pertanyaan yang muncul dari guru, pemicu sebelum terjadinya pertanyaan, respons jawaban siswa) 4. Jenis pertanyaan yang dikemukakan siswa
Deskripsi perilaku
Catatan lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN 6 HASIL OBSERVASI KELAS
Subjek : Guru A dan 32 siswa Waktu : 6 September 2016 Setting : SD Negeri Demangan Perilaku yang diamati 1. Perilaku bertanya guru (cara bertanya, frekuensi bertanya)
Deskripsi perilaku
Catatan lapangan
- Guru sering bertanya - Guru terlalu sering dengan pertanyaan memberikan yang menimbulkan pertanyaan yang jawaban serentak dari memancing jawaban siswa. serentak. - Terkadang guru - Terkadang guru menjawab menunjuk siswa pertanyaannya sendiri ketika memberikan sebelum siswa pertanyaan. menjawab.
2. Perilaku siswa
bertanya
- Siswa pasif dalam bertanya dan hanya menjawab pertanyaan dari guru dan pertanyaan yang ada di buku paket maupun LKS. - Terkadang siswa bertanya kepada guru ketika ada kosakata yang tidak diketahui sewaktu guru mengaitkan materi pelajaran dengan apa yang ada pada kehidupan sehari-hari.
3. Jenis pertanyaan yang dikemukakan guru
- Pertanyaan yang diajukan oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Perilaku yang diamati
Deskripsi perilaku
(pertanyaan yang muncul dari guru, pemicu sebelum terjadinya pertanyaan, respons jawaban siswa)
kepada siswa kebanyakan merupakan pertanyaan yang tertutup.
4. Jenis pertanyaan yang dikemukakan siswa
- Pertanyaan muncul ketika ada kosakata yang siswa belum tahu.
Catatan lapangan
- Siswa bertanya dengan pertanyaan yang meragukan seperti bertanya: Kok bisa?
Transkrip Percakapan Guru dan Siswa Guru
: Di sebelah kiri kita ada tanaman ketepeng. Dia bisa tumbuh dengan subur. Mengapa demikian?
Siswa
: karena terkena sinar matahari, karena di kasih air, karena di kasih pupuk.
Guru
: Nah cahaya ini matahari hanya ada pada waktu?
Siswa
: Siang hari
Guru
: Berarti tumbuhan itu hanya bisa memasak pada waktu?
Siswa
: Siang hari
Guru
: Karena kompornya hanya ada pada siang hari. Apa kompornya tanaman?
Siswa
: Matahari
Guru
: Berarti bisa mengadakan fotosintesis pada siang hari.
Guru
: Pohon yang paling ada di paling bawah ada di dalam tanah itu apa?
Siswa
: Akar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Guru
: Fungsinya apa?
Siswa
: Untuk menyerap air
Guru
: Untuk menyerap air dan zat hara. Di bawa diserap dibawa melalui batang disampaikan ke daun, di daun dia menerima CO2 … pada nempel disitu karbon dioksida pada nempel disitu. Terus, diatas tungku, nah ya toh. Air, zat hata plus co2 terus ada cahaya, ini daun klorofil terus zat hijau daun, ini dimasak disini terus menghasilkan apa? Setelah dimasak menghasilkan apa?
(Guru menerangkan proses fotosintesis sambil membuat gambar tumbuhan di papan tulis) Siswa
: Makanan
Guru
: Iya makanan, yaitu karbohidrat. Dan apa? Angin semilir?
Siswa
: Oksigen.
Guru
: Ini akan menghasilkan karbohidrat dan O2. Ini yang kita hirup setiap saat melalui apa?
Siswa
: Hidung
Guru
: Di dalam hidung di rongga hidung disini ada apanya?
Siswa
: Bulu - bulu
Guru
: Bulu – bulu untuk menyaring udara kotor, sehingga yang kita hirup?
Siswa
: bersih
Guru
:Udara yang bersih. Sehingga kalau bangun akan lebih?
Siswa
: Sehat
Guru
: (siswa yang ditunjuk oleh guru diminta untuk membaca buku)
Siswa
: (siswa yang ditunjuk membaca buku dengan keras)
Guru
: (Menjelaskan materi pelajaran yang telah dibaca oleh siswa)
Guru
: Jadi, tempat menyimpan cadangan makanan pada tumbuhan itu berbeda – beda tergantung jenis? Tumbuhannya. Misalnya zat makanan yang diedarkan keseluruh bagian tumbuhan ini sebagian besar untuk pertumbuhan tanaman tersebut. Nah tanaman itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
akhirnya akan mencadangkan makanannya dibagian masing – masing tumbuhan itu. Untuk tanaman itu ada yang disimpan di dalam batang. Di daerah Maluku misalnya, ada tanaman apa di sana? Siswa
: Sagu
Guru
: Iya betul seratus, sagu. Ini menyimpan cadangan makanannya ada di batang. Kalau kita melihat di televisi, batang sagu itu seperti menggembung. Nah itu nanti kita akan pecah – pecah, terus kita remuk – remuk begitu terus kalau sudah nanti jadi kayak sabut. Jadi kecil – kecil seperti berserat kemudian itu nanti kita kasihkan air. Nah air itu dibawahnya sudah ada plastiknya untuk menampung air. Kalau sudah, sari sabut tadi akan ada di dalam plastik tersebut dan akan mengendap di bawah air. Sama seperti tebu seratnya. Tebu itu untuk membuat apa?
Siswa
: Gula
Guru
: Teh? Siapa yang teh? Ngantuk kali ini masih ya! Masih ngantuk! Tebu itu untuk membuat teh gitu? Tebu adalah bahan dasar pembuat gula? Pa?
Siswa
: Sir.
Guru
: Nah gula pasir itu baru buat untuk membuat teh. Nah baru bisa untuk membuat kopi, teh, sirup, dan sebagainya. Sirup rasa pandan, cokelat, dan sebagainya. Membuat minuman terasa pa?
Siswa
: Manis
Guru
: Pa?
Siswa
: Manis
Guru
: Oh, manis bukan pahit? Kalau teh kan pahit.
Siswa
: Tapi kan sudah dikasih gula.
Guru
: Oh iya, maka dikasih gula ya mas. Jadi tebu adalah pembuat gula pasir yang rasanya pe?
Siswa
: Manis.
Guru
: Oh manis. Paham mas? Jangan salah lagi ya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Siswa
: Paham
Guru
: Baik kita lanjut. Nah sagu yang ada di batang, ini sama – sama di batang semua ini. Sagu kalau orang Maluku jaman dahulu, jadul. Tahu jadul to? Jaman dahulu, itu sebagai makanan pokok orang Maluku. Kalau sekarang sudah nasi sama seperti kita. Jadul orang Wonosari apa makanan pokoknya?
Siswa
: Singkong, tela.
Guru
: Singkong. Singkong itu apa toh?
Siswa
: Ubi, ubi jalar
Guru
: Singkong, terus ada lagi?
Siswa
: Ubi jalar
Guru
: Bukan. Lobak, terus ada lagi wortel. Nah lobak ini seperti wortel, tetapi warnanya putih dan agak besar. Di mana menyimpan cadangan makanannya?
Siswa
: Di akar
Guru
: Di bawah tanah?
Siswa
: Di akar bu
Guru
: oh di akar, seratus buat Widya. Di akar bukan di bawah tanah. Di bawah tanah juga bisa untuk menyimpan cacing. Ya nggak?
Siswa
: Jorok bu
Guru
: Lho itu menggemburkan tanah lho cacing itu. Ada komunitas disitu nanti ada korelasinya mas. Cacing bisa menggemburkan tanah. Kalau tanahnya gembur banyak zat hara tanahnya bagaimana? Tandus apa subur?
Siswa
: Subur
Guru
: Untuk menanam singkong, lobak dan wortel bagaimana hasilnya?
Siswa
: Bagus
Guru
: Bagus. Ini ada lagi misalnya, bawang merah, bawang putih, daun bawang misalnya. Ini menyimpan cadangan makanan dimana coba?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Siswa
: Di..
Guru
: Um?
Siswa
: Umbi kayu
Guru
: Ya, betul umbi lapis. Betul sekali ya mas tadi kalau umbi, umbi apa?
Siswa
: Umbi kayu
Guru
: Oh umbi kayu, kalau umbi kayu bukan umbi ning ubi kayu. Singkong sama dengan ubi kayu ning kalau umbi kayu mboten wonten nggih mas nggih. Adanya ini disimpan di umbi lapis Ada lagi yang menyimpannya di umbi batang anak – anak. Apa kira – kira? Yo tanaman apa kira-kira? Di daerah Dieng banyak tanaman apa? Daerah pegunungan?
Siswa
: Teh
Guru
: Masak teh umbi batang. Hayo, ini berada di dalam tanah tanamannya
Siswa
: Kimpul
Guru
: Kimpul, ya bisa itu kimpul. Terus ada lagi, dibuat bergedel
Siswa
: Kentang
Guru
: Iya, pinter kentang. Itu ya ada kentang, kimpul, terus kimpul itu kalo orang Jawa itu apa namanya? Namanya tales. Ada lagi kalau menyimpannya di biji kira - kira apa ini?
Siswa
: Kacang tanah, kacang kedelai
Guru
: Padi, jagung, kacang kedelai, nah itu semua menyimpannya di biji. Kalau yang menyimpannya di buah ini kira – kira apa anak – anak?
Siswa
: Jeruk, pisang, apel
Guru
: Jeruk, pisang, mangga, durian, apel, banyak sekali. Ini yang anak – anak harus makan, namanya buah – buahan. Jangan nyirik buah papaya. Pepaya itu manfaatnya besar. Jangan memandang harga yang murah. Sekarang ibu bertanya sama anak – anak, ada buah papaya masih bagus, seger, manis dengan durian yang sudah ada uletnya banyak. Pilih yang mana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Siswa
: Ulet, pepaya
Guru
: Pilih yang ulet? Pilih papaya. Masak duruan banyak uletnya dimakan. Karena harganya mahal ini mesti. Durian itu memang harganya mahal, aku gengsi kalau makan papaya. Jangan gengsi! Pepaya itu banyak manfaatnya. Yang penting buah itu, 1. tidak beracun, 2. masih segar.
(Kemudian guru memarahi siswa yang mainan sendiri) Guru
: Adalagi yang tunas, tadi epaya ya, jambu, pisang, dan lain lain. Sekarang tunas. Apa anak-anak? Asparagus. Asparagus ini bisa dibikin sup. Anak – anak kalau pergi ke resto minta sup asparagus hargane mahal.
Siswa
: Kok bisa?
Guru
: Ya betul, memang iya. Nek neng warung – warung sup asparagus paling yo ra ono tidak ada di sana. Adanya dimana? Banyak di resto, retoran – restoran. Kalau anak – anak mau merasakan gimanya ya rasanya sup asparagus, silahkan datang ke restoran. Rebung. Kalau orang Jawa bilang ibu nyayur napa nggih? Nyayur gedek. Gedek kok disayur toh bu. Nah, gedek itu terbuat dari apa?
Siswa
: tunas bambu, bambu bu.
Guru
: Tunas bambu? Dari bambu yang sudah tua. Diirah kemudian dienam itu namanya gedek. Diirah nanti dibikin seperti tempat nasi itu namanya besek. Diirah kemudian di stam lagi menjadi pucuk seperti ini namanya wungkusan.
Siswa
: Wungkusan itu apa?
Guru
: Wungkusan itu buat apa? Buat nanak nasi pada jaman nenek moyang kita. Enakan pakai ini anak-anak dari pada pakai magic com. Bedakan rasanya. Masak dengan kayu, masak dengan gas, enak yang dengan kayu. Bakulnya saja bakul dari gedek. Iya to, gedeknya dari bambu nanti lemeknya dengan daun pisang aromanya luar biasa. Jadi asparagus dan rebung adalah menimpan pada tunas. Ada pertanyaan? Nomor 26 siapa?
Siswa
: Widya
Guru
: Widya, coba mbak jelaskan terjadinya reaksi dalam fotosintesis!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Guru
: Dengan bantuan cahaya matahari memasak makanannya di klorofil, zat hijau daun akan menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Seperti itu ya, bisa toh? Dari fotosintesis itu perjalanannya dari mana? Air dan Co2 dengan bantuan cahaya matahari memasak makanannya di zat hijau daun atau klorofil akan menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Sesuk nek ulangan ya seperti itu mengerjakannya ini. Untuk pernafasan pada tumbuhan no 9 siapa? Ok, mbak pernapasan pada tumbuhan melalui pori-pori kulit batang apa namanya?
Siswa
: Lentisel
Guru
: Lentisel. 19 siapa? Oya, mbak Tita, kalau melalui mulut daun namanya apa? Sto? Stomata. Kalau cadangan makanan disimpan pada akar itu namanya apa saja?
Siswa
: Wortel, singkong, lobak
Guru
: Wortel, singkong. Pada umbi lapis?
Siswa
: Bawang merah
Guru kemudian meminta siswa mengerjakan LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN 7 HASIL OBSERVASI KELAS
Subjek : Guru B dan 22 siswa Waktu : 28 Juli 2016 Setting : SD Joannes Bosco Perilaku yang diamati 1. Perilaku bertanya guru (cara bertanya, frekuensi bertanya)
Deskripsi perilaku - Guru bertanya berdasarkan apa yang ada pada buku siswa kurikulum 2013. - Banyak bermunculan pertanyaan yang tertutup
- Siswa pasif bertanya dan hanya menjawab pertanyaan guru dan pertanyaan yang ada di buku siswa 3. Jenis pertanyaan yang - Guru memberikan dikemukakan guru pertanyaan yang fokus (pertanyaan yang dengan materi yang muncul dari guru, dipelajari pemicu sebelum - Guru memberikan terjadinya pertanyaan tertutup pertanyaan, respons sebelum memberikan jawaban siswa) pertanyaan yang dapat memicu respons jawaban siswa. 4. Jenis pertanyaan yang - Siswa bertanya dikemukakan siswa berdasarkan pertanyaan yang ada dibuku
Catatan lapangan - Terkadang guru bertanya dengan bahasa jawa. - Terkadang guru menanyakan jawaban pertanyaan yang ia berikan ke siswa atau menjawab pertanyaannya sendiri dengan bertanya kembali.
2. Perilaku bertanya siswa
- Dengan membaca buku siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Transkrip Percakapan Guru dan Siswa
Guru
: Udah? Dah selesai?
Siswa
: Belum
Guru
: Yang belom siapa, berapa anak selain Monic? Lainnya monik sama meisy sudah selesai semuanya?
Siswa
: Belum
Guru
: Oh, Rein belum
Ayo dibaca bersama, kira – kira apa? Berasal dari mana? Kerajinan keramik, ya boleh. Dari mana dik? Wujud bendanya? Cair? Siswa
: Padat
Guru
: Padat
Guru
: Asalnya dari mana? Baciro?
Siswa
: Kasongan
Guru
: Kasongan itu mana dik?
Siswa
: Bantul.
Guru
: Kasongan, Bantul. Ada yang rumahnya Bantul? Ada? Tristan hayo kamu apa?
Siswa
: Lemari
Guru
: Lemari itu basa Jawa? Bahasa Indonesianya? Al? Al? Alkohol?
Siswa
: Almari
Guru
: Almari. Ya boleh. Bentuknya? Gas apa cair?
Siswa
: Padat
Guru
: Oh, padat. Asalnya dari mana?
Siswa
: Jepara
Guru
: Jepara? Jepara itu mana? Bantul? Jateng ya.. Jawa tengah. Ada lagi? Gisya?
Siswa
: Batik.
Guru
: Batik. Dari mana? Bendanya apa dik?
Siswa
: Padat.
Guru
: Padat. Terus asalnya?
Siswa
: Dari solo, jogja, jawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Guru
: Solo ya batik solo ada. Solo itu mana? Jawa Tengah. Dari jogja juga ada batik lho dik.
Siswa
: Pekalongan
Guru
: Oh iya Pekalongan juga ada. Jadi batik itu tidak harus dari Solo. Jogja juga ada, pekalongan juga ada. Apa lagi? Bagas coba!
Siswa
: Tas kulit
Guru
: Tas kulit. Kamu punya tas kulit? Ya, tas kulit. Cair dik bentuknya?
Siswa
: Padat
Guru
: Oh padat kirain cair e. Asalnya dari mana?
Siswa
: Tidak tahu
Guru
: Ndak tahu? Siapa tahu?
Siswa
: Bantul
Guru
: Bantul ya manding. Ada yang pernah ke manding?
Siswa
: Belum
Guru
: Manding. Di sana sentra industry kulit, jadi kalau ke manding itu di sana banyak kerajinan kulit. Mau beli sepatu ada disana, tas kulit, sabuk kulit, jaket kulit. Ada dimana?
Siswa
: Bantul
Guru
: Bantul itu dimana?
Siswa
: Yogyakarta
Guru
: Ra reti? Yogyakarta. Jogja itu mana?
Siswa
: Indonesia.
Guru
: Indonesia. Yo, ada lagi?
Siswa
: Apel
Guru
: Apel? Barang lho. Barang kerajinan di rumahmu!
Siswa
: Bawang merah
Guru
: Ya boleh, apel. Buah. Terus?
Siswa
: Padat
Guru
: Padat? Ndak cair?
Siswa
: tidak
Guru
: dari mana? Malang. Lagi, siapa bisa? Ayo mikel belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Siswa
: Kain tenun.
Guru
: kain tenun iya ada kain tenun. Padat, cair?
Siswa
: Padat
Guru
: Asal dari mana?
Siswa
: Lombok
Guru
: Lombok cabe? Lombok Nusa Tenggara Barat.
Guru
: Berikutnya, dibaca yang keras Bagas. Menurutmu..
Siswa
: Menurutmu, bisakah perilaku manusia menyebabkan banjir?
Guru
: Siapa tahu? Ngacung! Manusia itu bisa tidak menyebabkan banjir? Hanya dua yang tahu? Anak 22 kok yang tau hanya 2. Bisa? Manusia bisa menyebabkan banjir, tapi dalam memenuhi kebutuhannya, kebutuhan itu kan dibuat oleh manusia. Tapi manusia juga bisa menimbulkan akibat banjir. Mengapa kok manusia bisa menyebab kan akibat banjir? Manusia ki opo? Manusia itu mengapa? Berbuat apa? Kan gitu? Iya to? Manusia kok isoh ndadeke banjir. Lha manusia ki bekerja apa? Mengerjakan apa? Ada yang tahu? Coba..
Siswa
: Menebang pohon sembarangan tanpa mengadakan reboisasi.
Guru
: Menebang pohon sembarangan tanpa mengadakan reboisasi. Apa lagi? Noel.. Apa?
Siswa
: Membuang sampah sembarangan.
Guru
: Membuang sampah sembarangan. Di daratan banyak ndak?
Siswa
: Ndak
Guru
: Berarti sampahnya kemana itu?
Siswa
: Ke sungai
Guru
: Membuang sampah ke sungai, ya toh. Sedikit demi sedikit nanti jadi mengumpul toh? Airnya mampat toh? Akhirnya air sungai meluap naik. Menggenangi daratan. Jadi apa?
Siswa
: Banjir
Guru
: Banjir, kalo banjir muncul apa? Muncul apa kalo banjir?
Siswa
: Nyamuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Guru
: Nyamuk e nyokoti sopo? Masyarakat sekitar. Sehingga menimbulkan?
Siswa
: Penyakit.
Guru
: Iya sehingga jagalah kebersihan. Kalau ada yang membuang sampah ke sungai ya di ingatkan.
Tadi kan manusia menyebabkan banjir tanpa mengadakan penanaman kembali. Terus bisa tidak mencegah banjir? Siswa
: Bisa
Guru
: Mencegah dengan cara apa? Ngapain?
Siswa
: Tidak Membuang sampah
Guru
: Tidak membuang sampah ke sungai atau selokan. Apa lagi? Ada yang tahu?
Siswa
: Tidak menebang pohon secara liar
Guru
: iya, ada lagi.
Siswa
: Melakukan reboisasi
Guru
: Melakukan reboisasi. Reboisasi itu apa to dik?
Siswa
: Menanam kembali.
Guru
: Menanam kembali lahan yang di tebang pohonnya sehingga apa?
Akar - akarnya dapat menahan air dan menahan tanah. Tidak terjadi longsor, tidak terjadi banjir. Itulah kegiatan manusia yang positif. Jelas? Ada pertanyaan? Berikutnya kita lanjutkan Siren di baca berikutnya.. Siren dibaca.. Siswa
: Ada sebagian warga menganggap terjadinya banjir karena adanya perubahan musim yang tidak menentu. Bagaimana pendapatmu terhadap pernyataan sebagian warga kampong Lani tersebut? Jelaskan!
Guru
: Nah, ada yang mempunyai pendapat? Banjir itu terjadi karena apa? Apa tadi? Yang dibaca tadi? Musimnya.
Siswa
: Pendapatku terhadap pernyataan tersebut adalah ya dapat menyebabkna banjir, karena tadi orang – orang tidak peduli akan alam yang menyebabkan banjir.
Guru
: Disamping manusia tetapi juga alam itu sendiri, seperti sekarang ini Jakarta banjir. Harusnya musim kemarau. Karena factor apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
El? El nino. Elnino itu di permukaan air laut itu panas, menguap menjadi awan, awan dibawa angina menjadi hujan. Itu factor alam. Sehingga di daerah – daerah tertentu di tempat kita sering terjadi hujan lebat tapi durasinya hanya sebentar. Tapi kalau di tempat lain ada yang durasinya lama seperti Jakarta hujan lebat durasinya lama sehingga terjadi banjir, lalu bukan ulah manusia tapi karena factor? Siswa
: Alam
Guru
: Alam. Jelas ya bedanya factor alam sama factor manusia. Jelas ya? Berikutnya, dibaca yg keras, bagas
Siswa
: Kesuburan lahan terkuras, kembalikan dengan pupuk organik (Membaca teks bacaan)
Guru
: Pupuk kimia itu berasal dari mana kira – kira dik?
Siswa
: Pabrik
Guru
: Stop (berhenti membaca) Pupuk kimia itu berasal dari pabrik. Selain menyuburkan tanah tapi juga ada akibat2 yg lain, kalau sering menggunakan pupuk kimia atau pupuk buatan pabrik tanahnya lama2 menjadi?
Siswa
: Tandus Kalau tanahnya tandus akhirnya apa? Tanamannya tidak subur. Kalo tanamannya tidak subur, hasilnya menjadi kurang. Ya toh? Jelas? Jadi informasi pertama yg kita dapat adalah tanah atanu tanaman yang dipupuk dengan pupuk pabrik atau anorganik tanahnya menjadi tidak apa?
Siswa
: Tidak subur
Guru
: tidak subur. Berikutnya. Kalau kita cermati ternyata mereka tidak menggunakan apa? Tidak menggunakan pupuk kimia. Tapi menggunakan apa?
Siswa
: Pupuk organik
Guru
: Pupuk organik itu dari apa?
Siswa
: Tumbuh – tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Guru
: Tumbuh – tumbuhan, pupuk kompos, pupuk kandang,itu pupuk alami pupuk kandang, pupuk kompos, daun – daunan yang sudah dibuat menjadi kompos sehingga tanamannya menjadi subur tanahnya juga menjadi subur. Sehingga meningkatkan hasil apa dik? Hasil produksinya.
Dari bacaan tadi coba di baca, Monic Siswa
: Berdasarkan bacaan di atas, temukan informasi mengenai aktivitas manusia yang mempengaruhi alam!
Guru
: Yang kedua dibaca ninik
Siswa
: Perhatikan kembali bacaan “Kesuburan Lahan Terkuras, kembalikan dengan Pupuk Organik”. Carilah informasi, berkaitan dengan perubahan wujud benda. Tuliskan pada kolom berikut!
Guru
: Ya, nomor satu dulu saja, berdasarkan bacaan di atas, temukan informasi mengenai aktivitas manusia yang mempengaruhi alam! Silahkan dituliskan dibukunya, nanti dilaporkan.
Apakah sudah ada yang menemukan? Ulah manusia yang mempengaruhi alam? Siswa
: Manusia memakai pupuk kimia
Guru
: Manusia memakai pupuk kimia untuk memupuk tananaman di persawahan, akibatnya apa dik?
Siswa
: Akibatnya tanah menjadi tandus
Guru
: Akibatnya tanaman menjadi tidak subur karena tanahnya tandus. Informasi yang kedua apa? Informasi yang pertama manusia menggunakan pupuk kimia atau pupuk pabrik.
Guru
: Yang pertama manusia menggunakan pupuk kimia, akibatnya tidak subur.
Yang kedua manusia menggunakan pupuk organik sehingga tanahnya menjadi subur. Guru
: Jelas? Itu adalah perubahan – perubahan akibat manusia, nah sekarang perubahan- perubahan yang terjadi karena wujud benda. Kemarin ada berapa?
Siswa
:6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Guru
: Siapa yang ingat? Coba Kristan
Siswa
: Zat cair menjadi zat padat adalah membeku, contohnya air yang didinginkan.
Guru
: dua, Sansan. Keras san!
Siswa
: Zat padat ke zat cair
Guru
: Zat padat ke zat cair, apa itu artinya?
Siswa
: Mencair
Guru
: Contohnya apa?
Siswa
: Es batu yang di panaskan
Guru
: yang ketiga, yak Catrin!
Siswa
: Zat gas ke zat padat dinamakan menyublim. Contohnya bunga es pada kulkas
Guru
: Zat gas ke zat padat. Disebut menyublim atau mengkristas. Contohnyanya apa? Bunga es pada kulkas.
Yang keempat, Edward Siswa
: Zat padat ke zat gas disebut mendidih. Contohnya kapur barus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
LAMPIRAN 8 SURAT TELAH MELAKUKAN PENELITIAN DI SEKOLAH DASAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
LAMPIRAN 9 SURAT PERMOHONAN VALIDASI KEPADA VALIDATOR AHLI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
LAMPIRAN 10 HASIL VALIDASI OLEH VALIDATOR A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
LAMPIRAN 11 HASIL VALIDASI OLEH VALIDATOR B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
LAMPIRAN 12 HASIL VALIDASI OLEH VALIDATOR C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
LAMPIRAN 13 HASIL UJI COBA KELOMPOK KECIL PADA GURU A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
LAMPIRAN 14 HASIL UJI COBA KELOMPOK KECIL PADA GURU B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
LAMPIRAN 15 BUKU PEDOMAN PENDESAINAN PERTANYAAN ESENSIAL
Buku Pedoman (Dicetak Terpisah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
RIWAYAT PENELITI
Sonialopita, lahir di Klaten 27 Juli 1994. Peneliti menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Kadipiro. Setelah lulus pendidikan dasar pada tahun 2007, peneliti melanjutkan menempuh pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 7 Yogyakarta dan tamat pada tahun 2010. Kemudian dilanjutkan dengan menempuh pendidikan menengah atas di SMA Negeri 10 Yogyakarta yang tamat pada tahun 2013. Lulus dari sekolah menengah atas, peneliti melanjutkan studi di perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma, peneliti aktif dalam kegiatan di luar perkuliahan. Pada tahun 2015, peneliti menjadi panitia dalam acara Kolaborasi Wayang Kulit Duo Dalang dan Tari “Pandawa Membangun Pura Kencana”. Pada tahun 2013 penulis mengikuti workshop Latihan Dasar Kepemimpinan “Aku Seorang Pemimpin, Bukan Bos!”. Pada tahun 2015 peneliti berpartisipasi sebagai peserta seminar “Reinventing Childhood Education”. Peneliti mengakhiri masa studi di Universitas Sanata Dharma dengan menulis skripsi tugas akhir dengan judul “Pengembangan Buku Pedoman Pertanyaan Esensial dalam Proses Pembelajaran untuk Memperdalam Pemahaman dan Membangun Kepedulian Siswa Kelas V SD terhadap Lingkungan”.