PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS IV SD NEGERI SUKAMAJU 3 DEPOK Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah satu syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh ENDANG PUJI RAHAYU NIM 109018300035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
Endang Puji Rahayu (NIM: 109018300035). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siswa Kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas belajar matematika siswa dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sukamaju 3 Depok dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana dalam setiap siklusnya terdiri dari 4 kali pertemuan dan 1 kali pertemuan tes akhir siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 32 siswa. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, tes hasil belajar, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan langkah-langkah meliputi: grouping, planning, investigation, organizing, presenting, evaluating. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan dapat meningatkan aktivitas belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari presentase aktifitas siswa pada siklus I sebesar 66,25% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi sebesar 77,92%. Sedangkan peningkatan presentase emampuan berpikir kritis matematis pada siklus I diperoleh persentase kemampuan mempertanyakan permasalahan sebesar 57,03% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi sebesar 85,94%, pada siklus I persentase kemampuan menguji diperoleh 68,75% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi sebesar 78,91%, pada siklus I kemampuan menilai diperoleh 80,86% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi sebesar 82,03%, pada siklus I persentase kemampuan membuat kesimpulan sebesar 41,41% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 71,87. Jadi, kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IV pada siklus I sebesar 65,78% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi sebesar 80,15%.
Kata Kunci: Group Investigation (GI), Berpikir Kritis Matematis
iv
ABSTRACT
Endang Puji Rahayu (NIM: 109018300035). Improvement Students Critical Thinking Skill Mathematical Through Cooperative Learning Type Group Investigation Student 4th Grade of SD Negeri Sukamaju 3 Depok. This study aims to describe students activities of mathematics learning and improve students critical thinking skills mathematical through cooperative learning type Group Investigation (GI). This research was conducted in the Elementary School 3 Depok Sukamaju using the method of action research carried out in 2 cycles, where in each cycle consisting of 4 meetings and 1 meeting final test cycle. Subjects in this study were fourth grade students of SD Negeri 3 Depok Sukamaju academic year 2013/2014 which consisted of 32 students. Instrument used in this study is the observation sheet aOctivities of teachers and students during the learning process in progress, achievement test, and documentation. The results of study showed that the application of cooperative learning Group Investigation with steps of GI: grouping, planning, investigation, organizing, presenting, evaluating. Can improve students' critical thinking skills and mathematical learning activities of students, it can be seen from the percentage of student activity on the first cycle of 66.25% has increased in the second cycle amounted to 77.92%. While the increase in the percentage of students critical thinking skills mathematically percentages obtained in the first cycle of the ability to question issues has increased 57.03% in the second cycle be at 85.94%, the percentage of first cycle test capabilities gained 68.75% increase on the second cycle amounted to 78.91%, in the first cycle assess abilities gained 80.86% increase in the second cycle amounted to 82.03%, in the first cycle the ability to make inferences percentage of 41.41% increase in cycle II to 71.87. Thus, the ability of critical thinking mathematically fourth grade students in the first cycle of 65.78% and an increase in the second cycle amounted to 80.15%.
Keywords: Group Investigation (GI), Critical Thinking Mathematical
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Hanya dengan rahmat dan pertolongan-Nya segala daya dan upaya manusia dalam berusaha dapat mencapai hasil yang diinginkannya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana, apa yang penulis uraikan dalam pembahasan skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat penulis capai. Namun demikian, sebagai manusia yang penuh kekurangan penulis menyadari bahwa skripsi ini belum bisa dikatakan sebagai karya yang sempurna. Tapi, inilah yang dapat penulis persembahkan sebagai pemenuhan tugas dan wujud tanggung jawab keilmuan dari penulis. Selesainya skripsi ini tak lepas dari adanya bantuan pihak, baik langsung maupun tidak langsung, moril maupun materil. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis haturkan terima kasih kepada: 1. Nurlena Rifa’I, M.A,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Fauzan, MA. Selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 3. Abdul Muin, M.Pd, selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini, yang penuh kesabaran, kearifan, dan kebijaksanaan telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tidak henti-hentinya disela-sela kesibukannya selama penyusunan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada dosen-dosen PGMI yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak terhingga dan sangat berguna bagi penulis. 5. Para staf perpustakaan, baik Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah
membantu
penulis
menyelesaikan skripsi ini. vi
dalam
mencari
referensi
untuk
6. Ummi Tamanny Zuhrri S.Pd MM, selaku Kepala SD Negeri Sukamaju 3 Depok yang telah memberikan izinnya untuk dapat melaksanakan penelitian di SD Negeri Sukamaju 3 Depok. 7. Muhamad Ahda, selaku guru kelas IVA yang telah membimbing dan membantu penulis dalam melakukan penelitian di SD Negeri Sukamaju 3 Depok. 8. Ayahanda tercinta Su’fain, dan ibunda tercinta Hanifah, yang tak pernah berhenti mendoakan, memberikan kasih sayang dan memberi motivasi serta bantuan moril maupun materil kepada penulis dengan tulus dan ikhlas. 9. Kakak tersayang Atik Suhariyati, Evi Purnamawati, Tutik Widiyanti, Sri Wahyuni dan adik tersayang Irlyany, Aulia yang selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat menyelesaikan skripsi ini. 10. Seseorang yang special, Prada Sukma Mandra Guna yang slalu mendukung, memotivasi dan mendoakan penulis dalam penulisan skripsi. 11. Sahabat-sahabatku tercinta, Riskitri Wigih Sayekti, S.Pd, Ayu Wulandari, Siti Rohmah Amelia S.Pd, Nuriel S.Pd, Niswatun Hasanah, Yesti Ferdiana, S.Pd, Hilda S.Pd, Maulidya Noor Izzati S.Pd, Sifa Kumala, yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman-temanku seperjuangan Prodi PGMI angkatan 2009 yang telah memberikan
motivasi
dan
dorongan
besar
bagi
penulis
untuk
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Melalui tulisan ini pula, penulis mendoakan semoga amal baik yang telah dilakukan oleh semua pihak di atas mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Jakarta, 29 Januari 2014 Penulis
Endang Puji Rahayu vii
DAFTAR ISI Hal LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
i
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
iii
ABSTRAK ......................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xii
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .......................................
5
C. Pembatasan Fokus Penelitian .....................................................
5
D. Perumusan Masalah Penelitian ...................................................
6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...............................................
6
BAB II: KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Deskripsi Teoritik .......................................................................
8
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ...............................
8
a. Pembelajaran Matematika ................................................
8
b. Kemampuan Berpikir Kritis .............................................
9
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation..
14
a. Model Pembelajaran Kooperatif .......................................
14
b. Group Investigation (GI) ..................................................
18
B. Hasil Penelitian yang Relevan .....................................................
25
C. Kerangka Berpikir .......................................................................
26
D. Hipotesis Tindakan .......................................................................
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................
28
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................
28
viii
C. Subjek Penelitian ........................................................................
30
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................
30
E. Tahapan Intervensi Tindakan .....................................................
30
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ..............................
33
G. Data dan Sumber Data ...............................................................
34
H. Instrumen Pengumpul Data ........................................................
34
I. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
35
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .........................................
35
K. Ananlisis Data dan Interpretasi Data ..........................................
36
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ......................................
39
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPETASI HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan .................................
40
1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I ..............................................
40
a. Tahap Perencanaan ...........................................................
40
b. Tahap Pelaksanaan ...........................................................
41
c. Tahap Observasi ...............................................................
52
d. Tahap Refleksi ..................................................................
54
2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II ............................................
56
a. Tahap Perencanaan ...........................................................
56
b. Tahap Pelaksanaan ...........................................................
57
c. Tahap Observasi ...............................................................
68
d. Tahap Refleksi ..................................................................
70
B. Analisis Data ..............................................................................
71
C. Interpretasi Hasil Analisis Data ................................................
72
D. Pembahasan ................................................................................
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................
80
B. Saran ...........................................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel Tahapan dalam Menerapkan Pembelajaran Koopearatif ..... 23
Tabel 3.1
Pedoman Konvensi Persentase Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa dan Guru ............................................................. 38
Tabel 3.2
Klasifikasi Persentase Nilai Kriteria Berpikir Kritis Siswa........... 39
Tabel 4.1
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Siklus I .................................... 52
Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Siklus I .........................52
Tabel 4.3
Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Siklus I ........................ 53
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siswa dengan Model PMRI Siklus I ....................... 55
Tabel 4.5
Hasil Refleksi Siklus I .................................................................. 68
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran KooperatifTipe GI Siklus II ................................... 69
Tabel 4.7
Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Model Pembelajaran KKooperatif Tipe GI Siklus II ................... 69
Tabel 4.8
Hasil Refleksi Siklus II ................................................................. 70
Tabel 4.9
Persentase Aktivitas Belajar dengan Model Pembelajaran KooperatifTipe GI Siklus II .......................................................... 72
Tabel 4.10
Persentase Aktivitas Mengajar Guru dengan Model Pembelajaran KooperatifTipe GI Siklus II .......................................................... 73
Tabel 4.11
Persentase Berpikir Kritis Siswa Kelas IV A ................................ 75
Tabel 4.12
Persentase Masing-masing Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Siklus I dan Siklus II ................................................. 76
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan tahap pembelajaran kooperatif tipe GI ................................ 23 Gambar 3.1 Bagan alur pelaksanaan tindakan dalam PTK ................................ 29 Gambar 4.1 Siswa sedang memfasilitasi siswa saat diskusi kelompok.............. 43 Gambar 4.2 Suasana saat siswa diskusi dan melakukan investigasi .................. 46 Gambar 4.4 Tahap presentasi siswa menuliskan hasil diskusi di papan tulis .... 49 Gambar 4.4 Suasana kelas saat siswa mengerjakan tes akhir siklus I ................ 51 Gambar 4.5 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil investigasinya ...... 66 Gambar 4.6 Suasana kelas saat siswa mengerjakan tes akhir siklus II .............. 67
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I)
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan pembelajaran (Siklus II)
Lampiran 3
Kisi-kisi Tes Akhir Siklus I
Lampiran 4
Instrumen Tes Akhir Siklus I
Lampiran 5
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I
Lampiran 6
Kisi-kisi Tes Akhir Siklus II
Lampiran 7
Instrumen Tes Akhir Siklus II
Lampiran 8
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II
Lampiran 9
Pedoman Penskoran Per Indikator
Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas belajar Siswa Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Lampiran 12 Catatan Lapangan Siklus I Lampiran 13 Catatan Lapangan Siklus II Lampiran 14 Hasil Tes Akhir Siklus I Lampiran 15 Hasil Tes Akhir Siklus II Lampiran 16 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Lampiran 17 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Lampiran 18 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Lampiran 19 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II Lampiran 20 Peningakatan Aktivitas Belajar Siswa Lampiran 21 Peningkatan Aktivitas Mengajar Guru Lampiran 22 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Lampiran 23 Lembar Uji Referensi Lampiran 24 Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 25 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 26 Surat Keterangan Penelitian
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.Hal ini berdampak langsung pada berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan.Lembaga pendidikan sebagai bagian dari sistem kehidupan telah berupaya mengembangkan struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan model pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, karena pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.1 Peningkatan kualitas pendidikan harus dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan. Faktor yang dapat menentukan kualitas pendidikan antara lain kualitas pembelajaran dan karakter siswa yang meliputi bakat, minat, dan kemampuan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari interaksi siswa dengan sumber
belajar
dan
pendidik.Interaksi
yang
berkualitas
adalah
yang
menyenangkan dan dapat menciptakan pengalaman belajar. Untuk menghadapi perubahan dunia yang begitu pesat adalah dengan membentuk budaya berpikir kritis di masyarakat. Prioritas utama dari sebuah sistem pendidikan adalah mendidik siswa tentang bagaimana cara belajar dan berpikir kritis. Berpikir kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah.Berpikir kritis diterapkan kepada siswa untuk menentukan sebab akibat, menganalisis, menarik simpulan-simpulan untuk memecahkan masalah secara sistematis, inovatif, dan mendesain solusi yang mendasar. Dengan berpikir kritis siswa menganalisis apa yang mereka pikirkan, 1
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Jakarta : PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 10.
2
mensintesis informasi, dan menyimpulkan. Berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika karena matematika memiliki struktur dan kajian yang lengkap serta jelas antar konsep. Aktivitas berpikir kritis siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan lengkap dan sistematis. Matematika
merupakan
suatu
ilmu
yang
ada
di
setiap
aspek
kehidupan.Dalam kehidupan nyata, matematika digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sehari-hari.Matematika juga merupakan sumber berbagai ilmu pengetahuan.Oleh karena itu, matematika sangatlah penting dipelajari disetiap jenjang pendidikan serta dalam kehidupan sehari-hari. Secara garis besar, kemampuan dasar matematika dapat diklasifikasikan dalam lima standar yaitu kemampuan: 1) mengenal, memahami, dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan ide matematika, 2) menyelesaikan masalah matematik (mathematical problem solving), 3) bernalar matematis (mathematical reasoning), 4) melakukan koneksi (mathematical connection), dan 5) komunikasi matematik (mathematical communication).2 Salah satu kemampuan dasar matematik adalah kemampuan bernalar matematis, menurut krulik dan Rudnick bahwa penalaran meliputi 3berpikir dasar (basic thinking) yaitu, suatu proses yang disadari dengan tujuan mewujudkan suatu gagasan, berpikir kritis (critical thinking) yaitu, berpikir dengan maksud tertentu beralasan dan bertujuan langsung, sedangkan berpikir kreatif (creative thinking) yaitu, suatu proses berpikir yang digunakan ketika memunculkan ide-ide baru. Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, karena manusia selalu dihadapkan pada keadaan atau masalah yang memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan suatu permasalahan dibutuhkan data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis, serta diperlukan pula kemampuan berpikir kritis.Selain itu berpikir kritis memainkan peranan yang penting dalam banyak macam pekerjaan, khususnya pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan berpikir analitis.
2
Utari Sumarmo. Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika, (http://www.docstoc.com/docs/28240951/), diakses pada tanggal 2 februari 2013. 3 Tatag Yuli. Konstrusi Teoritik Tentang Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika, (http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper07_jurnal_univadibuana.pdf ), diakses pada tanggal 12 februari 2014.
3
Pada proses pembelajaran, tidak banyak guru yang berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis. Hal ini Nampak ketika guru menjelaskan materi yang telah disiapkan, guru memberikan soal latihan yang bersifat rutin dan prosedural, siswa hanya cendrung menghafal rumus-rumus atau aturan matematika. Kondisi ini mencerminkan suatu proses pembelajaran matematika yang tidak berpusat pada siswa dan tidak memfasilitasi kemampuan berpikir kritis matematis. Pada kenyataannya fakta di lapangan menunjukan bahwa pembelajaran Matematika masih belum dapat memaksimalkan kemampuan berpikir kritis siswa. Model pembelajaran yang diterapkan guru belum melibatkan siswa secara aktif dan
soal-soal
Matematika
yang
diberikan
guru
kepada
siswa
belum
memungkinkan siswa untuk mengerjakan dalam berbagai cara serta sistematis. Hal ini dapat diidentifikasi dari kegiatan pada saat guru menjelaskan materi di depan kelas. Guru masih menerapkan pembelajaran teacher-centered dimana guru yang menjelaskan materi sedangkan siswa memerhatikan saja. Sehingga mereka tidak dapat mengkomunikasikan ide-ide matematika mereka, baik secara lisan maupun secara tulisan. Mereka juga tidak maksimal dalam menganalisis soal matematika. Hal tersebut dapat diidentifikasi dari bagaimana siswa menyelesaikan soal yang diberikan guru ketika pembelajaran berlangsung. Siswa cenderung langsung menuliskan hasil akhir dari soal yang diberikan guru, tanpa disertai dengan cara yang sistematis. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang seringkali diterapkan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman dan kecerdasan siswa serta membangun kemampuan berpikir kritis.Karena model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan slavin yang isinya menyatakan bahwa: “Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain serta pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis,
4
memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.” 4 Ada berbagai macam model pembelajaran kooperatif, salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan kerjasama siswa dalam bekerja kelompokadalah model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation).Model pembelajaran ini melibatkan siswa sejak perencanaan hingga mampu menemukan konsep suatu materi pelajaran yang dipilih. GI (Group Investigation) memiliki 6 tahapan yang menuntut keterlibatan anggota tim, yaitu sebagai berikut: (1) Identifikasi topik yaitu setiap anggota kelompok terlibat aktif dalam melakukan identifikasi terhadap topik-topik pembelajaran yang akan dibahas, (2) merencanakan tugastugas belajar, dalam hal ini tugas-tugas pembelajaran dibagi-bagi untuk setiap anggota dan direncanakan secara bersama-sama oleh para siswa dalam kelompoknya masing-masing, (3) melaksanakan investigasi, yaitu siswa mencari informasi menganalisis data dan membuat kesimpulan, para siswa bertukar pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi dan mensintesis ide-ide, (4) menyiapkan laporan akhir, yaitu merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya, (5) mempresentasikan laporan akhir, presentasi harus secara aktif melibatkan pendengar atau kelompok lain, (6) evaluasi, yaitu para siswa berbagi mengenai balikan terhadap topik yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan dan pengalaman-pengalaman afektifnya; guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran; asesmen diarahkan untuk mengevaluasi pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis.5 Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) selama proses investigasi, mereka akan terlibat dalam aktifitas-aktifitas berpikir kritis seperti mencari informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan dan juga mensintesis ide-ide dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation), diharapkan siswa dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis sehingga siswa dapat memecahkan 4
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 205-206. 5 Ibid, h. 221-222
5
permasalahan yang berhubungan dengan topik-topik yang telah dipelajari.Model ini juga dapat meningkatkan tanggung jawab siswa dalam diskusi sehingga dapat memacu siswa untuk lebih berpikir terampil, aktif dan kreatif. Dari pembahasan di atas mengingat pentingnya kemampuan berpikir kritis matematis, maka perlu dikembangkan suatu model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.Sehingga penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siswa Kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok”.
B.
Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Berdasarkan
latar
belakang
masalah
di
atas,
permasalahan
yang
diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa belum mendapatkan kesempatan untuk mengerjakan soal-soal Matematika dengan berbagai cara dan sistematis. 2. Siswa tidak dapat untuk mengkomunikasikan ide-ide matematika mereka baik secara lisan maupun secara tulisan dan kurang maksimal untuk menganalisis soal matematika. 3. Siswa cenderung menuliskan langsung hasil akhir dari soal yang diberikan guru tanpa disertai cara yang jelas dan sistematis. 4. Implementasi
pembelajaran
Matematika
belum
berorientasi
pada
peningkatan berpikir kritis siswa.
C.
Pembatasan Fokus Penelitian Agar masalah dalam penelitian ini dapat lebih jelas dan terarah, maka
lingkup permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi hanya pada permasalahan sebagai berikut : 1. model
pembelajaran
kooperatif
yang
dimaksud
adalah
model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yang dikembangkan oleh Slavin, pada GI siswa dibuat kelompok belajar yang dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotaan 2-6 orang. Tiap siswa bebas
6
memilih subtopik dari keseluruhan unit materi yang akan diajarkan, selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan dan memamerkan laporannya kepada seluruh kelas untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan mereka. 2. Berpikir Kritis yang dimaksud adalah pencapain siswa pada materi a) operasi hitung bilangan campuran b) memecahkan masalah yang melibatkan uang. Dengan menilai kemampuan berpikir kritis dengan indikator-indikator sebagai berikut; mempertanyakan permasalahan, menguji kebenaran permasalahan, menilai, membuat kesimpulan dari permasalahan.
D.
Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana
penerapan
pembelajaran
kooperatif
tipe
GI
(Group
Investigation) dalam upaya meningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok? 2. Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDNegeri Sukamaju 3 Depok?
E.
Tujuan penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui : 1. Mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDNegeri Sukamaju 3 Depok dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation). 2. Menganalisis peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDNegeri Sukamaju 3 Depok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation).
7
F.
Kegunaan Penelitian
1.
Kegunaan Teoritis a. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi yang positif terhadap ilmu pendidikan pada umumnya dan khususnya untuk pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan penelitian tindakan kelas selanjutnya.
2.
Kegunaan Praktis. a. Bagi guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan guru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. b. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti ketika menjadi seorang pendidik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ketika pembelajaran matematika di kelas. c. Bagi SD Negeri Sukamaju 3 Depok Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan dasar pemikiran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis yang nantinya juga akan berdampak pada meningkatnya kualitas pembelajaran di Sekolah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
8
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Deskripsi Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis a. Pembelajaran Matematika Belajar ditinjau dari pengertiannya adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamanya dalam berinteraksi dengan lingkungan.6 Belajar tidak hanya sekedar menghapal, melainkan suatu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang akibat adanya sebuah pengalaman baru.Belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan, perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh prilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah ada. Belajar sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi ciri-ciri kegiatannya yaitu7: a. Belajar merupakan suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial. b. Perubahan itu pada dasarnya adalah akibat adanya perubahan tingkah laku, sehingga didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. c. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja) pada diri individu yang belajar. Ciri-ciri yang menunjukan bahwa seseorang melakukan kegiatan belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang aktual dan potensial, perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar diatas bagi individu merupakan kemampuan baru dalam bidang kognitif, atau afektif atau 6
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 134 7 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya,1995), h. 56.
9
psikomotorik, dan adanya usaha atau aktifitas yang sengaja dilakukanoleh orang yang belajar dengan pengalaman (memperhatikan, mengamati, memikirkan, merasakan, menghayati dan sebagainya) atau dengan latihan (melatih, menirukan). Belajar bukan merupakan proses transfer ilmu ke siswa semata, belajar juga memerlukan keaktifan siswa itu sendiri agar siswa tersebut benar-benar mampu memahami apa yang dipelajarinya dalam waktu yang lama, selain itu juga dapat membuahkan hasil belajar yang maksimal. Pembelajaran
adalah
faktor
eksternal
yang
memfasilitasi
proses
belajar.Maka pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, pembelajaran ini sebagai upaya untuk menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan belajar dapat dipermudah pencapaiaannya. Kata Matematika berasal dari perkataan latinmathematika yang mulanya diambil
dari
perkataan
mempelajari.8Perkataan
yunani
itu mempunyai
mathematike
yang
asal
mathema
katanya
berarti yang
berartipengetahuan atau ilmu. Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, dapat disimpulkan berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Dapat diartikan pembelajaran matematika adalah interaksi antara peserta didik dengan pendidik dalam suatu lingkungan belajar matematika untuk memecahkan berbagai persoalan dan meningkatkan keterampilan berpikir siswa. b. Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir adalah suatu proses mental yang kasat mata.9 Proses berpikir berlangsung ketika menghadapi situasi. Berpikir terjadi di dalam otak dan merupakan suatu proses yang disadari, dengan tujuannya yaitu mengerjakan 8
Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: Upi Press, 2006), h. 3. 9 Zikri Neni Izka. Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Kizi Brothers, 2011), h. 66.
10
sesuatu dengan menggunakan pertimbangan intelektual, mewujudkan suatu gagasan untuk mencapai suatu tujuan dan menggunakan kecakapan kognitif (berdasar kesadaran). Berpikir juga dapat didefinisikan sebagai keterampilan mental yang memadukan kecerdasan dengan pengalaman.10Kita perlu berpikir agar dapat menggunkan informasi yang kita miliki sebaik-baiknya jika informasi yang kita peroleh tidak lengkap. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.11proses mental tersebut untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut bisadidapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Yaitu kemampuan untuk berpendapat dengan cara terorganisasi dan jugakemampuan untuk mengevaluasi secara terarah pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Secara lebih terperinci Halpern menegaskan, “Berpikir kritis mengarah kepada penggunaan kemampuan kognitif atau strategi yang meningkatkan kemungkinan dari hasil yang diinginkan.Berpikir kritis adalah berpikir dengan maksud tertentu, beralasan dan bertujuan langsung.Hal ini meliputi kemampuan dalam menyelesaikan masalah, merumuskan kesimpulan, dan memperhitungkan kemungkinan serta membuat pernyataan.Seorang pemikir kritis menggunakan kemampuan ini secara wajar, tanpa tergesa-gesa dan selalu dengan kesadaran penuh. Mereka cendrung berpikir secara kritis, kita akan mengevaluasi hasil dari proses berpikir kritis kita. Seberapa bagus keputusan yang dibuat, terlihat dari seberapa baik masalah tersebut dapat diselesaikan”.12 Definisi Halpern mengindikasikan dibutuhkannya beberapa tingkat keterampilan untuk sampai pada keterampilan berpikir kritis yang memadai, yakni untuk berpikir kritis seseorang memiliki pikiran yang terbuka, jelas dan berdasarkan fakta terhadap berbagai faktor yang mungkin berpengaruh pada saat pembuatan keputusan yaitu keputusan untuk menerima, menolak maupun 10
Edward De Bono, Revolusi Berfikir Edward De Bono, (Bandung: Kaifa, 2007), h. 24. Elaine B Johnson, CTL Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna, (Bandung: Kaifa, 2011), h. 183. 12 Gary Heisserer. Tought on Thinking: The challenge of Critical Thinking. (http://www .insightjournal.net). Diakses tgl 27 mei2013, h.6. 11
11
memodifikasi berbagai pendapat, baik pendapat pribadi maupun pendapat orang lain. Berdasarkan beberapa pengertian tentang berpikir kritis yang dikemukakan di atas, bahwa berpikir kritis matematis adalah proses berpikir untuk memenuhi jawaban dan mencapai pemahaman untuk memecahkan masalah, membuat keputusan dan menjawab berbagai persoalan matematika. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, menghubungkan, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat. Melatih keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan dengan membaca pertannyaan yang saling berhubungan tentang proses berpikir kemudian menerapkannya dalam situasi yang berbeda-beda. Dengan menjawab pertannyaan, para siswa dilibatkan dalam kegiatan mental yang mereka perlukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam.Pertannyaan pertannyaan ini harus dikemukakan sesuai dengan urutan dan secara rutin. Pertanyaan-pertannyaan tersebut adalah :13 1) Apa sebenarnya isu, masalah, keputusan, atau kegiatan yang sedang dipertimbangkan? Ungkapan dengan jelas . Sebuah masalah atau isu dapat di teliti apabila sebelumnya masalah itu digambarkan dengan jelas.Adapun menurut Ruggiero dalam Johnson disebutkan bahwa pemecahan masalah adalah mencari tindakan yang terbaik yang harus diambil dan analisis isu adalah mencari keyakinan yang masuk akal. 2) Apa sudut pandangnya ? Sudut pandang adalah sudut pribadi yang digunakan dalam memandang sesuatu. Seorang pemikir kritis harus berusaha untuk menyadari bahwa sudut pandang akan membuatnya memilih satu posisi tertentu, pada saat yang sama melakukan pertimbangan-pertimbangan dan 13
Elaine B. Johnson, Op Cit, h. 191-200.
12
waspada terhadap bukti yang lemah untuk meningkatkan pengetahuan dan mendapat pemahaman. 3) Apa alasan yang diajukan? Sebenarnya kita semua percaya bahwa keyakinan dan tindakan kita didasarkan pada alasan yang masuk akal.Adapun tugas pemikir kritis adalah mengidentifikasi alasan dan bertannya-tanya apakah alasan-alasan yang dikemukakan masuk akal sesuai dengan konteksnya.Alasan yang bagus didasarkan pada informasi yang dapat dipercaya dan relevan dengan kesimpulan yang ditarik sesudahnya. 4) Asumsi-asumsi apa saja yang dibuat ? Asumsi adalah ide-ide yang diterima apa adanya. Menurut Browne dan Keeley dan Ruggiero dalam Johnson disebutkan bahwa seorang pemikir kritis tidak mudah memasukan asumsi dalam argument yang mereka buat, dan mereka juga tidak mudah menerima asumsi yang terdapat dalam materi yang dibuat oleh orang lain. Dikatakan pula bahwa asumsi dapat diterima apabila jelas, logis, didasarkan pada pengalaman yang jelas dan didukung dengan fakta. 5) Apakah bahasanya jelas ? Pemikir kritis berusaha memahami. Mereka senantiasa ingat bahwa kata-kata dapat membentuk ide, karena itu pemikir kritis harus terus menerus memeriksa bahasa mereka sendiri maupun orang lain kemudian mempertannyakan, misalnya apakah kata-kata yang digunakan justru mengaburkan pengertian atau memperjelasnya. Kata-kata yang tidak digunakan dengan tepat akan mengurangi pemahaman. 6) Apakah alasan didasarkan pada bukti-bukti yang meyakinkan? Bukti adalah informasi yang akurat dan dapat dipercaya.Bukti yang dapat dipercaya berasal dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, dari perkataan ahli dan data statistic yang akurat.Dengan adanya bukti dapat mendukung sebuah kesimpulan, membedakan pengetahuan dengan keyakinan, dan membuktikan sebuah pendapat. Tugas seorang pemikir
13
kritis adalah menilai bukti.bukti yang dapat dipercaya memiliki sifat, yaitu: a. Tidak bertentangan dengan pokok masalah b. Berasal dari sumber-sumber terbaru c. Akurat d. Dapat diuji 7) Kesimpulan apa yang ditawarkan ? Setelah
mengumpulkan
dan
mengevaluasi
informasi
untuk
memecahkan sebuah masalah, pemikir kritis, mulai merumuskan kesimpulan yang tepat.Apabila lebih dari satu kesimpulan muncul, mereka dengan hati-hati menguji alasan dan logika mereka. Adapun langkahlangkah yang efektif untuk menentukan sebuah kesimpulan adalah, sebagai berikut : a. Mengindentifikasi alasan b. Apakah kesimpulan yang diambil sesuai dan konsisten dengan alasan yang mendasarinya. 8) Apakah implikasi dari kesimpulan-kessimpulan yang sudah diambil ? Kesimpulan mempunyai efek samping baik menyangkut persoalan pribadi maupun umum. Pemikir kritis berusaha untuk memprediksi dan mengevaluasi semua efek samping yang akan timbul. Jika kesimpulan yang diambil tidak berdampak negatif, maka akan diambil.Sebelum menerima kesimpulan, pemikir kritis
berusaha untuk
memprediksi
dan mengevaluasi
dan
mengevaluasi semua efek samping yang mungkin timbul. Seandainya pemikiran yang kritis mengindikasikan bahwa kesimpulan yang diambil tidak akan merugikan, pemikir kritis mungkin akan memakainya. Dengan demikian berpikir kritis itu adalah pola berpikir seseorang mempunyai wawasan dan wacana yang luas.Dia mampu menganalisa suatu masalah dengan tepat, cermat, jeli, tidak gegabah dan efisien.Dia mampu memberikan solusi yang benar, masuk akal dan bisa dipertanggung jawabkan dan valid. Pada dasarnya seseorang yang mempunyai bekal pengetahuan dan wawasan yang luas, secara tidak langsung akan berpikir secara kritis. Karena
14
seseorang itu akan menganalisa masalah dengan berbagai kemungkinan dari sudut ilmu dan teori yang seseorang kuasai. Sehingga akan menghasilkan hasil analisa yang lebih detail, karena detail inilah seseorang akan menjadi lebih kritis. Siswa yang lebih kritis adalah siswa yang terampil penalarannya. Memiliki kecendrungan untuk mempercayai dan bertindak sesuai dengan penalarannya. Siswa tersebut mempunyai kemampuan untuk menggunakan penalarannya dalam suatu konteks dimana penalarannya digunakan sebagai dasar pemikirannya. Dalam hal berpikir kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan. Krulik dan Rudnick menyatakan bahwa yang termasuk berpikir kritis dalam matematika adalah berpikir yang menguji, mempertannyakan, menghubungkan, mengevaluasi semua aspek yang ada dalam suatu situasi ataupun suatu masalah.14Dalam hal kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan oleh siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
penjelasan
yang
di
uraikan
di
atas,
indikator-
indikatorkemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Mempertannyakan permasalahan 2. Menguji kebenaran permasalahan 3. Menilai (membandingkan hasil dengan kriteria) 4. Membuat kesimpulan dari solusi permasalahan
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) a. Model Pembelajaran Kooperatif Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa: 14
Somakim, Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Penggunaan Pendidikan Matematika Realistik, (http://eprints.unsri.ac.id/1526/), diakses tanggal 27 mei 2013.
15
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru”.15 Menurut Nurulhayati pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinterksi.
16
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen, untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan guru (multi way traffic comunication).17 Model pembelajaran kooperatif ini guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka sendiri. Sihaan mengutarakan lima unsur esensial yang ditekankan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: (a) saling ketergantungan yang positif, (b) interaksi berhadapan (face to-face interaction), (c) tanggung jawab individu (individual responsibility), (d) keterampilan sosial (social skills), (e) terjadi proses dalam kelompok (group processing).18 Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana siswa dapat bekerjasama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Situasi kooperatif merupakan bagian dari
15
Amri, dkk. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h.
89.
16
Rusman, op cit., h. 203. Ibid. 18 ibid, h. 205. 17
16
siswa untuk mencapai tujuan kelompok, siswa harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan, maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan, artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesama anggota kelompoknya. Terdapat empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu: (1) adanya peserta belajar dalam kelompok, (2) adanya aturan-aturan kelompok yang telah disepakati, (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran.19 Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap yaitu:20 a. Penjelasan materi, yaitu sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. b. Belajar
dalam
kelompok,
yaitu
pengelompokan
dalam
strategi
pembelajaran kooperatif yang bersifat heterogen. c. Penilaian, yaitu penilaian dalam strategi pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan cara tes atau kuis. d. Pengakuan Tim, yaitu penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Beberapa manfaat model pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar antara lain adalah:21 a. Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam suasana belajar-mengajar yang bersifat terbuka dan demokratis. b. Dapat mengembangkan berbagai potensi diri yang telah dimiliki oleh siswa.
19
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 241. 20 Rusman, op cit., h. 212-213. 21 Erna Suwangsih dan Tiurlina, op cit, h 163
17
c. Dapat
mengembangkan
dan
melatih
berbagai
sikap,
nilai
dan
keterampilan-keterampilan social untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat. d. Siswa tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan sebagai subjek belajar karena siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya. Terdapat
enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang
menerapkanpembelajaran kooperatif, yaitu terdapat pada tabel 2.1 berikut:22
Tabel 2.1. Tabel Tahapan dalam Menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tahap
Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Menyampaikan
Guru
tujuan
memotivasi siswa
menyampaikan
semua
tujuan
dan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Tahap 2
Guru menyajikan informasi kepada siswa
Menyajikan informasi
dengan jalan demonstrasi ataulewat bahan bacaan.
Tahap 3
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
Mengorganisasikan
siswa caranya membentuk kelompok belajar dan
kedalam kelompok-kelompok membantu setiap kelompok agar melakukan belajar
transisi secara efisien. Tahap 4
Membimbing
Guru
membimbing
kelompok-kelompok
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
bekerja dan belajar Tahap 5 Evaluasi
mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajariatau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
22
Rusman, op cit., h. 211.
18
Tahap 6
Guru mencari cara-cara untuk menghargai
Memberikan penghargaan
baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan slavin dinyatakan bahwa: 23 “Penggunaaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain, dan pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Sehingga strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran”. Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif, struktur pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh kagan antara lain: Roundrobin,
Corners,
Paraphrase
Passport,
Spend-a-buck,
Group
Processing, Numbered Heads together, Send-a-Problem, Cooperative Review, Three-Step-Interview,
Brainstorming,
Group
Discussion,
Roundtable,
Partners, Co-Op Co-Op, dan Group Investigation.24
b. Group Investigation (GI) Strategi belajar kooperatif Group Investigation (GI) dikembangkan oleh Sharan dan Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel.25Group Investigation adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang,26 setiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan
laporan
kelompok.
Selanjutnya,
setiap
kelompok
mempresentasikan atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk 23
Ibid, h. 205-206. Miftahul Huda, Cooperative learning metode, teknik, struktur dan model penerapan, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2011), h. 212-213. 25 Rusman, op cit., h. 220. 26 Ibid., 24
19
berbagi dan saling tukar informasi temuan mereka. Sedangkan menurut Sharan dan sharan, investigasi kelompok merupakan perencanaan pengaturan kelas yang umum dimana para siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil
menggunakan
pernyataan
kooperatif,
diskusi
kelompok,
serta
perencanaan dan proyek kooperatif.27Pembentukan kelompok dalam model pembelajaran ini didasari atas minat anggotanya. Pembelajaran dengan metode GI menuntut melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajari melalui investigasi.Sarana pendukung model pembelajaran ini adalah lembar kerja siswa, bahan ajar, panduan bahan ajar untuk siswa dan guru, peralatan penelitian yang sesuai, meja dan kursi yang mudah dimodifikasi atau ruangan kelas yang sudah ditata untuk itu. Tiga konsep utama dalam Group Investigation, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group.28Penelitian disini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan dan pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukan suasana yang mengambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi. Menurut slavin, strategi kooperatif GI sebenarnya dilandasi oleh filosofi belajar John Dewey. Yaitu teknik kooperatif ini telah secara meluas digunakan dalam penelitian dan memperlihatkan keberhasilannya terutama untuk program-program pembelajaran dengan tugas-tugas spesifik.29 Belajar kooperatif dengan teknik GI sangat cocok untuk bidang kajian yang memerlukan kegiatan studi proyek terintegrasi yang mengarahkan pada kegiatan
27
perolehan,
analisis,
dan
sintesis
informasi
dalam
upaya
Made Wena. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), h. 195-196 28 Trianto. Mendisain Pembelajaran Inovatif- Progresif (Jakarta: Prenada Media, 2009), h.79. 29 Rusman, Op Cit. h. 220.
20
memecahakan suatu masalah. Oleh karenannya, kesuksesan teknik kooperatif GI sangat tergantung dari pelatihan awal dalam penguasaan keterampilan komunikasi dan sosial. Tugas-tugas akademik harus diarahkan kepada pemberian kesempatan bagi anggota kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusinya, bukan hanya sekedar didesain untuk mendapat jawaban dari suatu pertanyaan yang bersifat faktual (apa, siapa, dimana, atau sejenisnya). Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat dijelaskan bahwa meningkatnya informasi dalam pembelajaran juga bisa meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa. Tujuan dari investigasi kelompok yang dilakukan bersamasama adalah untuk menggabungkan sisi akademik dan sosial dalam meningkatkan pembelajaran akademik maupun sosial. Jika sistem ini diterapkan sebagaimana mestinya maka akan memudahkan jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran.Jadi investigasi adalah proses penyelidikan yang
dilakukan
seseorang,
dan
selanjutnya
orang
tersebut
mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil. Dalam kegiatan dikelas yang mengembangkan diskusi kelas berbagai kemungkinan jawaban itu berimplikasi pada berbagai alternatif jawaban dan argumentasi berdasarkan pengalaman siswa.Mereka akan belajar dari kesalahan sendiri dengan bertanya, mengapa orang lain memperoleh jawaban yang berbeda dengan jawabannya. Keterbukaan yang dikembangkan dalam sikap investigasi, yaitu siswa belajar bukan hanya mencari kebenaran atas jawaban permasalahan, tetapi juga mencari jalan kebenaran menggunakan akal. Menurut Sharan, karakteristik unik GI ada pada integrasi dari empat fitur dasar yaitu investigasi, interaksi, penafsiran dan motivasi intrinsik, seperti berikut:30
30
Andi Nurdiansyah, Metode Pembelajaran Tipe Group Investigation, diakses pada 2 februari 2013 dari http://andinurdiansah.blogspot.com/2012/11/metode-pembelajaran-tipe-group_14.html
21
a. Investigasi Investigasi dimulai ketika pendidik memberikan masalah yang menantang dan rumit kepada peserta didik di kelas. Proses investigasi menekankan inisiatif peserta didik, dibuktikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, dengan sumber-sumber yang mereka temukan, dan jawaban yang mereka rumuskan. Pada proses investigasi ini peserta didik membangun pengetahuan yang mereka peroleh, bukan menerima apa yang diberikan pendidik kepada mereka. b. Interaksi Interaksi sosial dan intelektual merupakan cara yang digunakan peserta didik untuk mengolah pengetahuan personal mereka di hadapan pengetahuan baru yang didapatkan oleh kelompok, selama berlangsungnya penyelidikan. Berdasarkan hal itu, dapat disimpulkan bahwa interaksi dalam GI sangat penting bagi peserta didik. Interaksi dalam GI diibaratkan sebagai suatu kendaraan yang dengannya peserta didik saling memberikan dorongan, mengembangkan gagasan satu sama lain, membantu untuk memfokuskan perhatian mereka terhadap tugas, dan bahkan saling mempertentangkan gagasan dengan menggunakan sudut pandang yang berseberangan. c.
Penafsiran Penafsiran merupakan proses sosial-intelektual yang sesungguhnya. Peserta didik pada saat menjalankan penelitian, mengumpulkan banyak sekali informasi dari berbagai sumber berbeda. Mereka saling bertukar informasi dan gagasan pada teman lain. Bersama-sama mereka membuat penafsiran atas hasil penelitian mereka.
d. Motivasi Intrinsik Proses penyelidikan akan mendatangkan motivasi yang kuat yang muncul akibat interaksi antara peserta didik, maupun pendidik. Keterlibatan peserta didik dalam menghubungkan masalah-masalah yang diselidiki berdasarkan keingintahuan, pengetahuan dan perasaan mereka, sehingga
22
investigasi kelompok akan meningkatkan minat pribadi mereka untuk mencari informasi yang mereka perlukan. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat dipakai guru untuk mengembangkan kreatifitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Menurut Marfune model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia sosial.31 Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai proses pembelajaran yang aktif, sebab siswa akan lebih banyak belajar melalui proses pembentukan dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi pengetahuan serta tanggung jawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran dengan metode GI dimulai dengan pembagian kelompok kemudian pendidik memilih topik-topik tertentu dengan permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik itu. Langkah selanjutnya adalah peserta didik beserta pendidik menentukan metode penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan masalah. Setiap kelompok bekerja berdasarkan metode investigasi yang telah dirumuskan, dimana siswa mengumpulakan informasi, menganalisis data dan menarik kesimpulan . Pada tahap ini diharapkan terjadi interaksi antara peserta didik yaitu, berupa saling bertukar pikiran, berdiskusi dan menjelaskan. Langkah selanjutnya yaitu menyiapkan laporan akhir, dalam rencana laporan, setiap kelompok memutuskan peran yang akan dilakukan oleh setiap anggotakelompok dalam laporan akhir.Langkah berikutnya adalah tahap menyajikan laporan akhir atau presentasi hasil oleh masing-masing kelompok dilanjutkan dengan evaluasi. Evaluasi dapat memasukkan penilaian individu maupun kelompok, pada tahap evaluasi ini guru juga harus mengevaluasi tingkat pemikiran siswa yaitu, bagaimana siswa meneliti aspekaspek dari pokok penelitian, bagaimana mereka menerapkan ilmu pengetahuan mereka dalam memecahkan masalah dan bagaimana mereka menggunakan kesimpulan dari apa yang mereka pelajari.
31
Rusman, op cit., h. 222.
23
Slavin mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe GI yang diilustrasikan pada gambar berikut.32 Mengidentifikasi topik dan pengorganisasian siswa kedalam kelompok-kelompok penelitian Merencanakan penelitian kelompok Tahapan pembelajaran
Melaksanakan penelitian Menyiapkan laporan akhir Menyajikan laporan akhir Evaluasi
Gambar 2.1. Bagan Tahap Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation Berdasarkan gambar 1 dapat diuraikan keterangan sebagai berikut:
Tahap I Mengidentifikasikan Topik dan Pengorganisasian ke dalam Kelompok-Kelompok Penelitian (Grouping). a. Siswa diberi permasalahan mengenai materi yang akan dipelajari. Kemudiansiswa menyampaikan pendapat dan aspek-aspek masalah yang akandiinvestigasi. b. Adanya diskusi kelas antara siswa-siswa dan guru membahas tentang aspek-aspekmasalah yang disampaikan siswa. c. Siswa membentuk kelompok diskusi sesuai dengan kesamaan pendapat yangdisampaikan. (untuk 1 kelompok dibatasi 5 atau 6 siswa). Tahap II Merencanakan Penelitian Kelompok (Planning) a. Tiap kelompok dapat memformulasikan sebuah masalah yang dapat diteliti. b. Tiap kelompok dapat memutuskan bagaimana melaksanakan diskusi.
32
Erna Suwangsih dan Tiurlina, op cit, h 164-166.
24
c. Tiap
kelompok
dapat
menentukan
sumber-sumber
mana
yang
akandibutuhkan. Tahap III Melaksanakan Penelitian (Investigation) a. Para
siswa
mengumpulkan
informasi,
menganalisis
data,
dan
membuatkesimpulan. b. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang akan dilakukankelompoknya. c. Para siswa saling berdiskusi. Tahap IV Menyiapkan Laporan Akhir (Organizing) a. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, danbagaimana mereka akan presentasi. b. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara (presentasi) untukmengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. Tahap V Menyajikan Laporan Akhir (Presenting) a. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas. b. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasiberdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Tahap VI Evaluasi (Evaluating) a. Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut danmengenai tugas yang telah mereka kerjakan. b. Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. Berdasarkan
penjelasan
tahapan
pembelajaran
kooperatif
GroupInvestigation menurut Slavin di atas. Tahapan pembelajaran kooperatif tipeGroup Investigation yang diterapkan pada penelitian ini sama dengan tahapanpembelajaran kooperatif yang dipaparkan oleh Slavin. Pembelajaran
kooperatif
tipe
GroupInvestigation
sangat
tepat
diaplikasikan pada pembelajaran matematika dalampemecahan masalah untuk menumbuhkan
kemampuan
berpikir
kritis
sertamemungkinkan
siswa
menyelesaikan tugas-tugas berdasarkan permasalahan nyatadalam kehidupan sehari-hari.Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.
25
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuh kembangkan kemampuan berpikir kritis. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. B. Hasil Penelitian yang Relevan Ada
hasil
penelitian
yang
dapat
digunakan
sebagai
pendukung
dilaksanakannya Penelitian ini. Penelitian tersebut adalah penelitian yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Dipadukan Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Pada Siswa SMP N 2 Sentolo Kelas IX A”. pada tahun 2012, oleh Niluh Sulistyani. Meskipun penelitian pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis ini diterapkan kepada siswa SMP namun, penelitian ini masih relevan. Hasil dari penelitian tersebut bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa meningkat melalui model pembelajaran berbasis masalah yang dipadukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. pada setiap siklusnya termasuk dalam kualifikasi tinggi (>80%). Hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat dilihat dari peningkatan rata-rata persentase kemampuan berpikir kritis matematis siswa dari hasil tes pratindakan sebesar 14,06% dengan kategori sangat rendah, pada tes siklus I menjadi 54,36% dengan kategori sedang, dan pada tes siklus meningkat menjadi 84,13% dengan kategori tinggi.
33
yang
membedakan penelitian yang dilakukan oleh Niluh Sulistyani dengan penelitian ini adalah model yang diterapkan oleh Niluh Sulistyani menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sedangkan pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI, dan subjek penerima tindakan pada penelitian yang dilakukan Niluh yaitu siswa SMP sedangkan yang dilakukan pada penelitian ini adalah siswa SD. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. 33
Niluh Sulistiani, Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah dipadukan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI, (http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8521), diakses pada tanggal 2 februari 2013.
26
C. Kerangka Berpikir Berpikir kritis penting bagi siswa, melalui pembelajaran matematika berpikir kritis dapat dikembangkan. Pembelajaran matematika di SD yang umumnya dilakukan oleh guru lebih banyak menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman, sedangkan aspek aplikasi, analisis dan sintesis dan bahkan evaluasi hanya sebagian kecil dari pembelajaran yang dilakukan. Hal ini menyebabkan siswa kurang dilatih untuk menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi suatu informasi, data atau argument sehingga dalam pembelajaran matematika belum mengakomodasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam kategori rendah. Mencermati permasalahan yang dikemukakan diatas, melalui penelitian ini diterapkan suatu pembelajaran yang diharapkan mampu mengkondisikan siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran serta melatih kemampuan berpikir siswa secara kritis sehingga siswa mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik siswa diperlukan suatu rancangan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang tepat yang akan peneliti gunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Rancangan pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Setelah rancangan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dibuat, model pembelajaran tersebut siap diterapkan disekolah. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation diharapkan dapat lebih melatih kemampuan berpikir siswa. Untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif telah berhasil meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa atau tidak, untuk memperoleh data dilakukan tes kemampuan berpikir kritis matematis. Kemudian data tersebut diolah dan akan diperoleh kesimpulan. Oleh karena itu, agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa perlu adanya model pembelajaran yang tepat. Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa,
27
dengan penggunaan 6 tahapan dalam pembelajaran menggunakan Group Investigation memberikan peluang untuk lebih mengeksplorasi kemampuan berpikir siswa secara komprehensif.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian dan teori kerangka berpikir diatas maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Jika metode kooperatif tipe Group Investigation diterapkan, maka kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IV A SD Negeri Sukamaju 3 Depok pada pelajaran matematika akan meningkat”
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sukamaju 3 Depok yang berlokasi di Jl H.Dimun Raya No. 19 RT 04/024 kelurahan sukamaju, kecamatan cilodong Depok, sejak bulan September 2013 sampai Oktober 2013. Pengambilan data disesuaikan dengan jam mata pelajaran matematika kelas IV pada bulan September sampai Oktober 2013.
B.
Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka metode penelitian dan rancangan siklus penelitian yang dipergunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian dengan pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.34 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model kolaborasi yang mengutamakan kerjasama antara kepala sekolah, guru dan peneliti. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan upaya untuk mengkaji apa yang terjadi dan telah dihasilkan atau belum tuntas pada langkah upaya sebelumnya. Hasil refleksi digunakan untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Dengan kata lain refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan terhadap pencapaian tujuan tindakan pembelajaran. Adapun rancangan (desain) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan McTaggart yaitu pelaksanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi empat alur (langkah): (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan;(3) observasi;
34
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Jogjakarta: Diva Press, 2010)., h. 18.
29
dan (4) refleksi. Alur (langkah) pelaksanaan tindakan dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut :35
Rencana Tindakan Refleksi Tindakan Observasi
Siklus I
Plaksanaan Tindakan
Rencana Tindakan
Refleksi Tindakan Siklus II Observasi Plaksanaan Tindakan
Melanjutkan ke siklus III jika didibutuhkan
Gambar 3.1 Bagan Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK Gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa pertama, sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan 35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: CV Rineka Cipta, 2010), h. 137
30
yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.
C.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu subjek pelaku tindakan dan subjek penerima tindakan. Subjek pelaku tindakan dalam penelitian ini adalah peneliti yang dibantu guru matematika kelas IV A SDNegeriSukamaju 3 Depok sebagai kolaborator dan untuk subjek penerima
tindakan
adalah
32
siswa
kelas
IV
semester
ganjil
SDNegeriSukamaju 3 Depok tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
D.
Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana dan perencana. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan pembelajaran matematika di kelas IV A SDNegeri Sukamaju 3 Depok, kemudian membuat perencanaan tindakan yang didiskusikan dengan kolaborator. Adapun posisi peneliti adalah sebagai peneliti yang aktif ikut secara langsung dalam pembelajaran dan berusaha mengumpulkan data sebanyakbanyaknya sesuai fokus penelitian.
E.
Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus. Hal ini dibuktikan untuk melihat bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada setiap siklus setelah diberi tindakan. Jika pada penelitian siklus I terdapat kekurangan maka penelitian siklus II lebih diarahkan pada
31
perbaikan dan jika siklus I terdapat keberhasilan maka pada siklus II lebih diarahkan pada perkembangan. Siklus I a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi: 1. Penyusunan desain pembelajaran yang mencakup penentuan jenis dan topik yang akan dijadikan proyek kelompok, penemuan kelompok, dan kegiatan pembelajaran dalam kelompok maupun kelas. 2. Membuat instrumen penelitian dan menyusun RPP. 3. Sosialisasi kepada siswa mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. b. Tindakan Pada tahap ini RPP yang telah disusun diterapkan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dlaksanakan di kelas ini adalah pembelajaran
kooperatif
tipe
Group
Investigation
(GI).
Tahapan
pembelajaran ini meliputi: 1. Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa kedalam kelompok a.
Siswa diberi permasalahan mengenai materi operasi bialngan campuran. Kemudian siswa menyampaikan pendapat dan aspek-aspek masalah yang akan diinvestigasi.
b.
Adanya diskusi kelas antara siswa-siswa dan guru membahas tentang aspek-aspek masalah yang disampaikan siswa.
c.
Siswa membentuk kelompok diskusi sesuai dengan kesamaan pendapat yang disampaikan. (untuk 1 kelompok dibatasi 5 atau 6 siswa).
2. Merencanakan tugas-tugas belajar a.
Tiap kelompok dapat memformulasikan sebuah masalah yang dapat diteliti.
32
b.
Tiap kelompok dapat memutuskan bagaimana melaksanakan diskusi.
c.
Tiap kelompok dapat menentukan sumber-sumber mana yang akan dibutuhkan.
3. Melaksanakan Investigasi a.
Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
b.
Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang akan dilakukan kelompoknya.
c.
Para siswa saling berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan.
4. Menyiapkan laporan akhir a.
Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan presentasi mereka.
b.
Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.
5. Mempresentasikan laporan akhir a.
Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas.
b.
Para
pendengar
tersebut
mengevaluasi
kejelasan
dan
penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. 6. Evaluasi a.
Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut dan mengenai tugas yang telah mereka kerjakan.
b.
Guru
dan
siswa
berkolaborasi
dalam
mengevaluasi
pembelajaran siswa. c. Observasi Selama kegiatan pembelajaran kooperatif dengan tipe GI, peneliti yang dibantu observer lain melakukan observasi. Observasi yang dilaksanakan berupa monitoring dan mendokumentasikan segala aktivitas siswa di kelas.
33
d. Refleksi Pada akhir siklus dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil dari kegiatan pada tahapan tindakan dan observasi. hasil dari kegiatan pada tahapan tindakan dan observasi yang dianalisis sebagai bahan untuk merefleksi apakah pembelajaran yang dilaksanakan sebelumnya sesuai dengan yang direncanakan dan diharapkan.
Siklus II Hasil refleksi pada siklus I kemudian ditindak lanjuti dengan pelaksanaan siklus yang kedua yaitu memperbaiki kekurangan-kekurangan pelaksaanan proses pembelajaran pada siklus ke I. Tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada siklus ini meliputi: a. Perencanaan 1. Menyusun RPP 2. Mempersiapkan instrumen yang sama dengan siklus I. b. Tindakan Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV SDNegeriSukamaju 3 Depok adalah pembelajaran matematika dengan menerapakan model kooperatif tipe GI. c. Observasi Observasi peneliti dibantu observer
mengamati dan mencatat segala
aktivitas siswa selama proses pembelajaran. d. Refleksi Pada tahap ini peneliti membandingkan hasil pada siklus II dengan hasil pada siklus I. F.
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Tingkat keberhasilan setiap siklus adalah adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IV SDN Sukamaju 3 Depok tergolong ke dalam kategori tinggi atau sangat tinggi, yaitu 70% < Mx ≤ 100%.
34
G.
Data dan Sumber Data 1. Data kualitatif seperti: lembar observasi dan dokumentasi 2. Data kuantitatif: tes Sumber data penelitian ini adalah siswa, guru/peneliti
H.
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: 1. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran di dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
(GI). Observasi sangat sesuai digunakan dalam
penelitian yang berhubungan dengan prilaku manusia, proses kerja yaitu kegiatan belajar mengajar dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.36. Lembar observasi tersebut digunakan sebagai pedoman melakukan observasi atau pengamatan untuk memeroleh informasi bagaimana proses dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok.
2. Bahan ajar dan Tes Tertulis Instrumen berupa bahan ajar yang berisi panduan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Tes Tertulis berisi soal-soal matematika dalam bentuk uraian yang disusun berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis matematis. Pada saat pelaksanaan penelitian, Bahan ajar digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa terhadap materi yang telah diajarkan setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Bahan ajar ini akan dikerjakan oleh siswa secara berkelompok pada setiap pertemuan pembelajaran.
36
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
h. 145.
35
Lembar tes tertulis akan diberikan kepada siswa pada setiap akhir pelaksanaan siklus. Hasil dari tes tertulis ini bertujuan untuk mengukur peningkatan
kemampuan
berpikir
kritis
matematis
siswa
melaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe
setelah Group
Investigation (GI). Dalam penelitian ini dilaksanakan dua kali tes akhir siklus yaitu: tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II. 3. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan siswa selama proses pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Foto-foto ini digunakan sebagai alat bantu untuk menggambarkan apa yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung.
I.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dimana data-data dalam penelitian ini diambil melalui instrumen lembar observasi, Tes Tertulis, dan dokumentasi. Selama pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
(GI) berlangsung, peneliti yang dibantu beberapa
observer mencatat segala informasi dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran saat melaksanakan
model pembelajaran
kooperatif tipe
Group Investigation (GI). Di setiap akhir siklus dilaksanakan tes tertulis yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Dalam penelitian ini
digunakan teknik
Triangulasi
merupakan
memeriksa teknik analisis data yang membandingkan data hasil observasi,
36
dan data hasil lembar tertulis dan dokumentasi. Selain itu juga triangulasi juga digunakan untuk memeriksa keabsahan data. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang valid.Adapun tindakan yang dilakukan adalah: 1. Pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu: peneliti, guru dan siswa 2. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang terkumpul dapat dipercaya. Dalam hal ini bisa dilakukan pengamatan dan pengambilan gambar dalam bentuk foto. 3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapan. 4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K.
Analisis Data dan Interpretasi Data Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Teknik kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan
keterlaksanaan
rencana
tindakan,
menggambarkan
hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran dan mendeskripsikan
aktivitas
atau
partisipasi
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran serta kemampuan berpikir kritis siswa sesuai dengan hasil pengamatan. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan tentang efektivitas dari pembelajaran yang meliputi hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Penentuan hasil belajar berdasarkan hasil soal akhir siklus, dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Kemampuan berpikir
kritis
siswa
ditentukan
dari
hasil
penilaian
kemampuan
menyelesaikan soal dengan baik berdasarkan rubrik penilaian yang disusun. Peningkatan pembelajaran ditentukan berdasarkan pencapaian pada aspekaspek hasil belajar dan kemampuan berpikir siswa. Berikut analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Penyajian data Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun informasi secara sistematis dari tahap reduksi data sehingga mempermudah dalam membaca data.
37
2. Triangulasi Triangulasi data dilakukan dengan memadukan data yang diperoleh dari hasil lembar observasi, tes, dan dokumentasi untuk mempermudah dalam penarikan kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan adalah pemberian makna pada data yang diperoleh dari penyajian data. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil data yang telah diperoleh. a. Analisis Data Hasil Observasi Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI dianalisis untuk memberikan gambaran pelaksanaan pembelajaran tipe GI. Analisis Data Observasi adalah sebagai berikut : 1)
Untuk setiap aspek yang diamati diberi skor sesuai dengan pedoman penskoran pada kisi-kisi lembar observasi yang telah dibuat.
2)
Menghitung skor total yang telah diperoleh setelah keterlaksanaan pembelajaran. Skor total yang telah diperoleh tersebut dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:37
Keterangan : p
= angka persentase
f
= frekuensi yang sedang dicari persentasenya =Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
37
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006),
h, 43.
38
Tabel 3.1 Pedoman Konversi Persentase Rata-rata Hasil Observasi Aktifitas Guru dan Siswa38 Persentase Rata-rata
Kategori
81% - 100%
Sangat baik
61% - 80%
Baik
41% - 60%
Sedang
21% - 40%
Buruk
< 21%
Sangat buruk
b. Analisis Hasil Tes Analisis hasil tes dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Data hasil tes dianalisis berdasarkan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Pedoman penilaian hasil tes berdasarkan rubrik skor berpikir kritis. Adapun perhitungannya dengan rumus-rumus berikut. Untuk menghitung skor rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan rumus:39 ∑
x 100 %
Keterangan
:
Mx
= Persentase Mean (skor rata-rata)
∑
= Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dari masing-masing interval dengan frekuensinya
N
38
= Jumlah Ideal
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Cet. IV, h. 35. 39 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raga Grafindo Persada, 2006), h. 85.
39
Hasil perhitungan nilai rata-rata tes yang telah diperoleh pada setiap siklusnya kemudian diklasifikasikan berdasarkan kriteria berikut:40 Tabel 3.2 Klasifikasi Persentase Nilai Kriteria Berpikir Kritis Siswa Nilai Rata-rata Tes
Kriteria
80 < Mx ≤ 100
Sangat tinggi
60 < Mx ≤ 80
Tinggi
40 < Mx ≤ 60
Sedang
20 < Mx ≤ 40
Rendah
0 < Mx ≤ 20
Sangat rendah
Setelah diperoleh hasil persentase kemampuan berpikir kritis siswa, peneliti menentukan kategori kemampuan berpikir keritis siswa. Pemberian kategori bertujuan untuk mengetahui kualifikasi persentase kemampuan berpikir kritis siswa. L.
Pengembangan Perencanaan Tindakan Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang dimiliki tahapan-tahapan
dalam
tiap
siklusnya
tahapan
tersebut
meliputi
perencanaan, tindakan, pengamatan/ pengumpulan data, dan refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan siklus dalam penelitian ini sama seperti prosedur yang digunakan pada siklus awal atau siklus ke-1, yaitu perencanaan perbaikan, tindakan perbaikan, pengumpulan data dan refleksi data hasil pelaksanaan tindakan perbaikan. Bila dari siklus ke-2 telah mencapai hasil yang diinginkan maka peneliti tidak perlu dilanjutkan ke siklus ke-3, namun bila hasil yang diinginkan belum tercapai maka peneliti harus dilanjutkan kesiklus berikutnya.
40
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Cet. IV, h. 35.
40
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 september 2013 sampai dengan 23 oktober 2013. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat pertemuan yang setiap pertemuannya terdiri dari 2 x 35 menit.Tindakan pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklus disesuaikan dengan rencana pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) di kelas IV A SD Negeri Sukamaju 3 Depok dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini pada setiap siklusnya melalui empat tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut maka diperoleh datadata yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IVA SD Negeri Sukamaju 3 Depok dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) pada pembelajaran matematika.
1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I Pelaksanaan siklus I dilakukan selama empat kali pertemuan pembelajaran yang dimulai pada tanggal 30 September 2013 sampai 07 Oktober 2013 dan diakhiri pada tanggal 08 Oktober 2013 dengan memberikan tes akhir siklus I kepada siswa. Dalam pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. a. Tahap Perencanaan Siklus I Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu : menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP ) tentang materi melakukan operasi hitung campuran yang akan dipelajari
41
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan yaitu, bahan ajar yang berisi panduan pembelajaran dan lembar kegiatan siswa (LKS). Bahan ajar yang digunakan sebanyak empat bahan ajar untuk empatkali pertemuan, menyusun dan mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), dan mempersiapkan soal tes akhir siklus I. dan menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Siklus I Pada tahap ini peneliti yang bertindak sebagai guru melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan siklus I Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan dalam empat kali pertemuan pemberian tindakan, dan satu kali pertemuan tes akhir siklus I yang dilakukan selama 2x35 menit atau 2 jam pelajaran.dengan pokok bahasan aturan operasi hitung campuran dan hasil operasi hitung campuran.Peneliti dibantu satu pengamat yang melakukan pengamatan
selama
kegiatan
pembelajaran
berlangsung
dengan
menggunakan lembar observasi yang sudah peneliti sediakan. Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI).
Pertemuan 1 Pertemuan 1 pada siklus Idilaksanakan pada hari Senin, 30 September 2013 jam ke 1-2 pada pukul 12.30-13.40 WIB. Materi yang akan diinvestigasikan adalah mengajukan pertannyaan terkait aturan operasi hitung campuran dan menguji kebenaran aturan operasi hitung campuran. a. Kegiatan awal Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa. Selanjutnya
guru
menginformasikan
bahwa
akan
dilaksanakan
42
pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), dimana pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa belajar secara berkelompok untuk berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai masalah yang dihadapi dan akan mempersentasikannya di depan kelas. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah aturan operasi hitung campuran. Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan ice breaking untuk memusatkan perhatian siswa, kemudian guru juga memberikan apersepsi tentang macam-macam operasi hitung matematika. Setelah itu guru memulai pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. b. Kegiatan inti 1) Mengidentifikasi materi (topik) dan pengorganisasian ke dalam kelompok-kelompok penelitian. Siswa mempelajari/mengamati topik operasi hitung campuran soal cerita dan operasi hitung campuran biasa. Masing masing siswa memilih satu topik diantara kedua topik yang disediakan untuk diinvestigasikan. Siswa dengan pilihan topik yang sama membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Siswa membentuk kelompok dimana setiap kelompok sesuai dengan kesamaan topik yang dipilih. Kelompok tersebut bersifat permanen artinya sejak pertemuan pertama sampai terakhir siswa berada dalam kelompok yang sama. 2) Merencanakan penelitian kelompok Para siswa merencanakan materi yang akan dipelajari yaitu materi yang telah disediakan dalam bahan ajar siswa 1 tentang mengajukan pertannyaan terkait aturan operasi hitung campuran dan menguji kebenaran terkait aturan operasi hitung campuran. Setiap kelompok
dapat
memutuskan
bagaimana
pelaksanaan
diskusi
kelompok dan menentukan sumber yang akan digunakan. 3) Melaksanakan penelitian Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan setelah mengerjakan LKS 1. Para siswa saling
43
bertukar pendapat, berdiskusi, mengklarifikasi dan mensintesiskan semua gagasan mengenai materi yang telah dipilih kelompok. 4) Menyiapkan laporan akhir Anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana yang akan dipresentasikan setelah selesai mengerjakan LKS 1. Masing-masing kelompok membentuk sebuah panitia untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. 5) Menyajikan laporan akhir Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas, siswa mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi kelompok. 6) Evaluasi Para siswa memberikan umpan balik mengenai tugas yang dikerjakan. Guru mengklarifikasi siswa tentang aturan operasi hitung campuran. Kemudian mengevaluasi jawaban setiap kelompok. c. Penutup Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa melalui mengambil kesimpulan tentang materi aturan operasi hitung campuran yang telah dipelajari. Selama
kegiatan
berlangsung
pada
pertemuan
1,
siswa
mengerjakan LKS selama 30 menit. Kebanyakan siswa masih bingung ketika diberikan LKS mengenai maksud soal tetapi mereka terlihat berkonsentrasi mengerjakan LKS secara berkelompok. Sebagian siswa sering memanggil peneliti (guru) untuk menanyakan kesulitan yang dialami dan menanyakan benar tidaknya pemahaman mereka tentang maksud soal pada LKS.
Gambar 4.1 Guru sedang memfasilitasi siswa saat diskusi kelompok
44
Sebagian siswa dalam mengerjakan soal LKS belum disertai dengan langkah penyelesaian yang lengkap. Kebanyakan dari mereka langsung menemukan hasilnya tanpa terlebih dahulu menuliskan cara yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan dalam soal. Sehingga peneliti (guru) membimbing siswa cara menyelesaikan soal. Siswa mendiskusikan permasalahan dalam LKS dengan teman satu kelompok dengan cara saling berdiskusi dan bertukar pendapat. Aktivitas guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya disajikan pada Gambar 4.1.
Pertemuan 2 Pertemuan 2 pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Oktober 2013 jam ke 1-2 pada pukul 12.30-14.40 WIB. Materi yang akan diinvestigasikan adalah menilai terkait aturan operasi hitung campuran dan membuat kesimpulan terkait aturan operasi hitung campuran. a.
Kegiatan awal Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa.
Selanjutnya
guru
menginformasikan
bahwa
akan
dilaksanakan
pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), dimana pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa belajar secara berkelompok untuk berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai masalah yang dihadapi dan akan mempersentasikannya di depan kelas. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah aturan operasi hitung campuran. Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan ice breaking untuk memusatkan perhatian siswa, kemudian guru juga memberikan apersepsi tentang macam-macam operasi hitung matematika. Setelah itu guru memulai pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun.
45
b.
Kegiatan inti
1) Mengidentifikasi materi (topik) dan pengorganisasian ke dalam kelompok-kelompok penelitian. Siswa mempelajari/mengamati topik operasi hitung campuran soal cerita dan operasi hitung campuran biasa. Siswa membentuk kelompok kelompok yang sama seperti pertemuan pertama. 2) Merencanakan penelitian kelompok Para siswa merencanakan materi yang akan dipelajari yaitu materi yang telah disediakan dalam bahan ajar siswa 2 tentang menilai terkait aturan operasi hitung campuran dan membuat kesimpulan terkait aturan operasi hitung campuran. Setiap kelompok dapat memutuskan
bagaimana
pelaksanaan
diskusi
kelompok
dan
menentukan sumber yang akan digunakan. 3) Melaksanakan penelitian Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan setelah mengerjakan LKS 2. Para siswa saling bertukar pendapat, berdiskusi, mengklarifikasi dan mensintesiskan semua gagasan mengenai materi yang telah dipilih kelompok. 4) Menyiapkan laporan akhir Anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana yang akan dipresentasikan setelah selesai mengerjakan LKS 2. Masing-masing kelompok membentuk sebuah panitia untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. 5) Menyajikan laporan akhir Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas, siswa mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi kelompok. 6) Evaluasi Para siswa memberikan umpan balik mengenai tugas yang dikerjakan. Guru mengklarifikasi siswa tentang aturan operasi hitung campuran. Kemudian mengevaluasi jawaban setiap kelompok.
46
c. Penutup Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa melalui mengambil kesimpulan tentang materi aturan operasi hitung campuran yang telah dipelajari. Pada pertemuan 2 terlihat bahwa beberapa anggota kelompok masih mengalami kesulitan dalam memahami materi. Selain itu masih ada beberapa siswa yang hanya diam saat teman anggotanya sedang berdiskusi, mengobrol, bercanda dengan anggota kelompok lain. Suasana siswa saat melaksanakan diskusi kelompok disajikan pada gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2 Suasana saat siswa diskusi dan melakukan investigasi Pada saat siswa diskusi dan melakukan investigasi, guru memberi tahu kepada siswa agar aktif dalam berdiskusi dan bertukar pendapat supaya dapat memahami materi yang dipelajari.
Pertemuan 3 Pertemuan 3 pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Oktober 20132013 jam ke 3-4 pada pukul 15.00-16.10 WIB. Materi yang akan diinvestigasikan adalah mengajukan pertannyaan terkait hasil operasi hitung campuran dan menguji kebenaran terkait hasil operasi hitung campuran.
47
a. Kegiatan awal Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa. Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), dimana pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa belajar secara berkelompok untuk berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai masalah yang dihadapi dan akan mempersentasikannya di depan kelas. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah aturan operasi hitung campuran. Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan ice breaking untuk memusatkan perhatian siswa, kemudian guru juga memberikan apersepsi tentang macam-macam operasi hitung matematika. Setelah itu guru memulai pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. b. Kegiatan inti 1) Mengidentifikasi materi (topik) dan pengorganisasian ke dalam kelompok-kelompok penelitian. Siswa mempelajari/mengamati topik operasi hitung campuran soal cerita dan operasi hitung campuran biasa. Siswa membentuk kelompok kelompok yang sama seperti pertemuan pertama. 2) Merencanakan penelitian kelompok Para siswa merencanakan materi yang akan dipelajari yaitu materi yang telah disediakan dalam bahan ajar siswa 3 tentang mengajukan pertannyaan terkait hasil operasi hitung campuran dan menguji kebenaran terkait hasil operasi hitung campuran. Setiap kelompok dapat memutuskan bagaimana pelaksanaan diskusi kelompok dan menentukan sumber yang akan digunakan. 3) Melaksanakan penelitian Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan setelah mengerjakan LKS 3. Para siswa saling
bertukar
pendapat,
berdiskusi,
mengklarifikasi
dan
48
mensintesiskan semua gagasan mengenai materi yang telah dipilih kelompok.
4) Menyiapkan laporan akhir Anggota
kelompok
merencanakan
apa
yang
akan
dilaporkan dan bagaimana yang akan dipresentasikan setelah selesai mengerjakan LKS 3. Masing-masing kelompok membentuk sebuah
panitia
untuk
mengkoordinasikan
rencana-rencana
presentasi.
5) Menyajikan laporan akhir Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas, siswa mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi kelompok.
6) Evaluasi Para siswa memberikan umpan balik mengenai tugas yang dikerjakan. Guru mengklarifikasi siswa tentang aturan operasi hitung campuran. Kemudian mengevaluasi
jawaban setiap
kelompok.
c. Penutup Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa melalui mengambil kesimpulan tentang materi aturan operasi hitung campuran yang telah dipelajari. Pada pertemuan 3 terlihat bahwa sebagian siswa sudah dapat berdiskusi dengan baik. Pada pertemuan ketiga disaat guru meminta perwakilan kelompok untuk mempersentasikan penyelesaian soal yang sudah di bahas dengan anggota kelompoknya di depan kelas. Pada pertemuan ini siswa masih ragu-ragu untuk menuliskan jawaban di papan tulis dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini.
49
Gambar 4.3 Tahap presentasi siswa menuliskan hasil diskusi di papan tulis Perwakilan-perwakilan kelompok menuliskan jawaban di papan tulis dan mempresentasikan di depan kelas secara bergantian, sedangkan siswa yang lain menanggapi. Pada pertemuan ke 3 terlihat bahwa siswa cukup aktif dalam menanggapi presentasi dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.
Pertemuan 4 Pertemuan 4pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 7 Oktober 2013 jam ke 1-2 pada pukul 12.30-14.40 WIB. Materi yang akan diinvestigasikan adalah menilai terkait hasil operasi hitung campuran dan membuat kesimpulan terkait hasil operasi hitung campuran. a. Kegiatan awal Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa. Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), dimana pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa belajar secara berkelompok untuk berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai masalah yang dihadapi dan akan mempersentasikannya di depan kelas. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah aturan operasi hitung campuran. Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan ice breaking untuk memusatkan perhatian siswa, kemudian guru juga memberikan apersepsi tentang macam-macam operasi hitung matematika. Setelah itu guru memulai pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun.
50
b. Kegiatan inti 1) Mengidentifikasi materi (topik) dan pengorganisasian ke dalam kelompok-kelompok penelitian. Siswa mempelajari/mengamati topik operasi hitung campuran soal cerita dan operasi hitung campuran biasa. Siswa membentuk kelompok kelompok yang sama seperti pertemuan pertama. 2) Merencanakan penelitian kelompok Para siswa merencanakan materi yang akan dipelajari yaitu materi yang telah disediakan dalam bahan ajar siswa 4 tentang menilai terkait hasil operasi hitung campuran dan membuat kesimpulan terkait hasil operasi hitung campuran. Setiap kelompok dapat memutuskan bagaimana pelaksanaan diskusi kelompok dan menentukan sumber yang akan digunakan. 3) Melaksanakan penelitian Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan setelah mengerjakan LKS 4. Para siswa saling bertukar pendapat, berdiskusi, mengklarifikasi dan mensintesiskan semua gagasan mengenai materi yang telah dipilih kelompok. 4) Menyiapkan laporan akhir Anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana yang akan dipresentasikan setelah selesai mengerjakan LKS 4. Masing-masing kelompok membentuk sebuah panitia untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. 5) Menyajikan laporan akhir Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas, siswa mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi kelompok. 6) Evaluasi Para siswa memberikan umpan balik mengenai tugas yang dikerjakan. Guru mengklarifikasi siswa tentang aturan operasi hitung campuran. Kemudian mengevaluasi jawaban setiap kelompok. c. Penutup
51
Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa melalui mengambil kesimpulan tentang materi aturan operasi hitung campuran yang telah dipelajari. Pada pertemuan 4 terlihat bahwa sebagian besar siswa dalam mengerjakan LKS 4 sudah disertai dengan langkah penyelesaian yang lengkap. Sebagian besar sudah mengerjakan dan menemukan hasilnya dengan terlebih dahulu menuliskan tahap penyelesaian dari soal.
Pertemuan 5 Pertemuan 5 pada siklus I dilaksanakan pada hari selasa, 8 Oktober 2013. Pada pertemuan ini guru mengadakan tes akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI). Kemudian guru meminta siswa untuk mempersiapkan alat tulis. Peneliti membagikan soal tes akhir siklus I. Guru memberitahu siswa untuk mengerjakan tes secara individu dan tidak bekerjasama dengan siswa lain. Tes akhir siklus I dimulai pukul 13.00 dan berakhir pukul 14.00. Kegiatan tes akhir siklus I berjalan lancar walaupun masih ada beberapa siswa yang terlihat bertanya kepada teman sebangku atau teman dibelakangnya, guru pun menegurnya untuk mengerjakan tes secara mandiri tanpa harus bertanya kepada temannya. Suasana kelas saat siswa mengerjakan tes akhir siklus I dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.4 Suasana kelas saat siswa mengerjakan tes akhir siklus I
52
c.
Tahap Observasi Siklus I Tahap kegiatan observasi dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan oleh Bapak Ahda selaku guru kelas IVA yang bertindak sebagai observer dalam penelitian ini. Kegiatan observasi dilakukan dengan menggunakan lembar instrumen observasi aktivitas belajar siswa dan lembar aktivitas mengajar guru yang terdiri dari 15 butir pada setiap lembar instrumen. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dan dampak yang ditimbulkan dari tindakan yang diberikan guru kepada siswa selama proses pembelajaran. Selain itu kegiatan observasi juga dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana kesesuaian pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru dengan perencanaan tindakan yang telah dirancang sebelumnya. Data hasil observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus I Pertemuan Skor Aktivitas (%) 1 2 3 4 Rata-rata (%)
53,33 60 73,33 80 66,25
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus I Pertemuan Skor Aktivitas (%) 1 2 3 4 Rata-rata (%)
64,70 73,52 77,94 83,82 85,71
53
Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika belum optimal yaitu persentase rata-rata sebesar 66,25%, masih terdapat beberapa kekurangan yaitu siswa belum secara aktif ketika diskusi termasuk bertukar pendapat ini terlihat dari persentasenya sebesar 50% danjuga belum dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembentukan panitia dan juga masih belum dapat menarik kesimpulan dari sub topik yang dibahas dalam permasalahan. Hal ini terlihat dari presentasenya sebesar 56,25%. selain itu siswa masih belum terbiasa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas sehingga saat diminta mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas siswa masih malu-malu. Untuk lebih jelas data observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran. Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa aktifitas guru pada proses pembelajaran matematika pada siklus I sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari persentase setiap itemnya. Tetapi masih terdapat beberapa item yang menujukan aktivitas mengajar guru dikelas masih rendah, yaitu guru kurang mampu mengkomunikasikan
rencana
kegiatan
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigationsehingga berakibat pada kurangnya keaktifan siswa saat diskusi sehingga siswa masih binggung dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Untuk lebih jelas data observasi aktivitas mengajar guru dapat dilihat pada lampiran. Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa akhir siklus I tentang
materi
operasi
hitung
campuran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus I No Indikator Siklus I Kategori 1
Mempertannyakan permasalahn
57,03 %
Sedang
2
Menguji kebenran permasalahan
68,75%
Tinggi
3
Menilai
80,86%
Sangat tinggi
54
4
Membuat kesimpulan dari solusi permasalahan Rata-rata persentase
41,41%
Sedang
65,78%
Tinggi
Untuk lebih jelas data hasil belajar siswa dengan model pembelajaran koooperatif tipe Group Investigation dapat dilihat pada lampiran. a. Tahap Refleksi Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus I sudah mencapai keberhasilannya atau belum, selain itu hasil kegiatan refleksi dapat dijadikan acuan peneliti dalam merancang perencanaan tindakan pada siklus selanjutnya untuk meningkatkan hasil yang diharapkan dan tidak mengulang kesalahan yang sama pada siklus sebelumnya. Selanjutnya peneliti bersama observer melakukan refleksi dengan menggunakan data-data yang telah diperoleh selama proses pembelajaran. Setelah peneliti dan observer berdiskusi dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi, diketahui hasil tes siklus I kemampuan berpikir kritis siswa dalam kategori tinggi. Belum mencapai dalam kategori tinggi yaitu lebih dari 70 %. namun kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV A hanya 65,78 % berdasarkan hasil tes akhir siklus I. Selain itu berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru masih terllihat adanya kekurangan. Dalam proses pembelajaran pada siklus I siswa belum secara aktif ketika diskusi dan masih belum dapat menarik kesimpulan dari sub topik yang dibahas dalam permasalahan. Hal ini terlihat dari presentasenya sebesar 56,25%. selain itu siswa masih belum terbiasa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas sehingga saat diminta mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas siswa masih malu-malu dikarenakan guru kurang mampu mengkomunikasikan rencana kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigationsehingga berakibat pada kurangnya keaktifan siswa saat diskusi sehingga siswa masih binggung dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
55
Adapun hasil refleksi siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Refleksi Siklus I No Hasil Refleksi Siklus I 1. Keberhasilan a. Siswa dapat memberikan respon terhadap pertanyaan atau intruksi yang diberikan b. Siswa dapat membentuk kelompok diskusi sesuai dengan kesamaan pendapat yang disampaikan c. Siswa dan kelompok investigasi dapat mendiskusikan semua informasi yang telah diperoleh d. Siswabersama kelompok investigasi dapat merencanakan apa yang akan dilaporkan sebagai hasil dari diskusi kelompok. e. Siswa memperhatikan penjelasan guru saat guru memberikan penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari f. Guru dapat menyampaikan topik pembelajaran dan tujuan pembelajaran g. Guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar secara rapih dan tertib baik dalam bentuk kelompok maupun individual h. Guru dapat menyediakan topik-topik untuk diselidiki dan guru mengarahkan siswa dalam memilih topic i. Guru memberikan bahan ajar pada masing-masing kelompok j. Guru memfasilitasi siswa saat kelompok investigasi memutuskan bagaimana pelaksanaan diskusi kelompok k. Guru mengawasi jalannya diskusi dan menawarkan bantuan kepada siswa jika siswa menemui kesulitan l. Guru mengevaluasi kontribusi tiap kelompok terhadap kerja kelas 2. Kekurangan Solusi a. Siswa bersama kelompok Guru memberikan reward berupa investigasi belum saling bertukar tambahan poin atau hadiah pendapat ketika diskusi lainnya kepada siswa yang berani b. Siswa belum berpartisipasi secara menanggapi pertanyaan atau mengungkapkan pendapatnya aktif ketika diskusi kelas mengenai masalah yang diselidiki dan berpartisipasi secara aktif dalam diskusi c. Siswa belum berpartisipasi secara Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam pembentukan panitia berani mempersentasikan hasil acara untuk koordinasi pada saat dengan membentuk panitia untuk presentasi koordinasi pada saat presentasi tanpa merasa takut 3 Ketuntasan Belajar Solusi a. Persentase rata-rata hasil Penyampaian materi dilakukan kemampuan berpikir kritis secara perlahan dengan matematis siswa siklus I menggunakan masalah-masalah
56
sebesar65,78 %
kontekstual yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari dan memanfaatkan media/alat belajar yang ada disekitar siswa, serta guru memotivasi siswa supaya aktif dalam presentasi agar siswa benar-benar memahami materi yang telah dipelajari dengan cara member point (tambahan nilai) bagi siswa yang presentasi dan yang menanggapi presentasi
Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa penelitian pada siklus I belum mencapai kategori sangat tinggi dan masih terdapat kekurangan serta hal-hal yang perlu diperbaiki dalam proses pelaksanaan tindakan. Oleh karena itu penelitian ini dilanjutkan pada siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan sebagaimana yang telah dipaparkan di atas.
2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II Pelaksanaan siklus I dilakukan selama empat kali pertemuan pembelajaran yang dimulai pada tanggal 9 Oktober 2013 sampai 23 Oktober 2013 dan diakhiri pada tanggal 23 Oktober 2013 dengan memberikan tes akhir siklus I kepada siswa. Dalam pelaksanaan siklus II kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. a. Tahap Perencanaan Siklus II Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu : menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP ) tentang materi memecahkan maslah yang melibatkan uang yang akan dipelajari dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan yaitu, bahan ajar yang berisi panduan pembelajaran dan lembar kegiatan siswa (LKS). Bahan ajar yang digunakan sebanyak empat bahan
57
ajar untuk empat kali pertemuan, menyusun dan mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), dan mempersiapkan soal tes akhir siklus II. dan menyiapkan kamera untuk
mendokumentasikan
kegiatan
yang
terjadi
selama
proses
pembelajaran. Namun, terdapat beberapa tambahan kegiatan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I yaitu penyampaian materi dilakukan secara perlahan dengan menggunakan masalah-masalah kontekstual yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari dan memanfaatkan media/alat belajar yang ada disekitar siswa, serta guru memotivasi siswa supaya aktif dalam presentasi agar siswa benar-benar memahami materi yang telah dipelajari dengan cara member point (tambahan nilai) bagi siswa yang presentasi dan yang menanggapi presentasi, kemudian guru memberikan reward berupa tambahan poin atau hadiah berupa pulpen dan gantungan kunci kepada siswa yang berani menanggapi pertanyaan atau mengungkapkan pendapatnya dan berpartisipasi secara aktif dalam diskusi, Guru juga memotivasi
siswa
untuk
berani
mempersentasikan
hasil
dengan
membentuk panitia untuk koordinasi pada saat presentasi tanpa merasa takut b. Tahap Pelaksanaan Siklus II Pada awal proses pembelajaran, guru menyampaikan epada siswa bahwa pada pertemuan kali ini sudah memasuki siklus II. Pada tahap ini peneliti yang bertindak sebagai guru melaksanakan tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tahap pelaksanaan siklus IIPelaksanaan tindakan penelitian dilakukan dalam empat kali pertemuan pemberian tindakan, dan satu kali pertemuan tes akhir siklus I yang dilakukan selama 2x35 menit atau 2 jam pelajaran.dengan pokok bahasan yang memecahkan masalah yang melibatkan uang Peneliti dibantu satu pengamat yang melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang sudah peneliti sediakan. Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan
58
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI).
Pertemuan 6 Pertemuan 6 pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Oktober 2013 jam ke 3-4 pada pukul 15.00-16.10 WIB. Materi yang akan diinvestigasikan adalah mengajukan pertannyaan dalam memecahkan masalah
yang
melibatkan
uang
dan
menguji
kebenaran
dalam
memecahkan masalah yang melibatkan uang. a. Kegiatan awal Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa. Selanjutnya
guru
menginformasikan
bahwa
akan
dilaksanakan
pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), guru memberi tahu bahwa kelompok belajar pada siklus II sama seperti pada siklus I. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dibahas pada pertemuan ini adalahmemecahkan masalah yang melibatkan uang. Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan ice breaking untuk memusatkan perhatian siswa, kemudian guru juga memberikan apersepsi tentang macam-macam operasi hitung matematika. Setelah itu guru memulai pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. b. Kegiatan inti 1) Mengidentifikasi materi (topik) dan pengorganisasian ke dalam kelompok-kelompok penelitian. Siswa mengidentifikasi materi yang telah disediakan di bahan ajar 5 dengan topik memecahkan masalah yang melibatkan uang soal cerita dan memecahkan masalah yang melibatkan uang soal biasa. Siswa membentuk kelompok dimana kelompok tersebut sama dengan kelompok diskusi pada siklus I.
59
2) Merencanakan penelitian kelompok Para siswa merencanakan materi yang akan dipelajari yaitu materi yang telah disediakan dalam bahan ajar siswa 6 tentang mengajukan
peretannyaan
dalam
memecahkan
masalah
yang
melibatkan uang dan menguji kebenran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang. Setiap kelompok dapat memutuskan bagaimana pelaksanaan diskusi kelompok dan menentukan sumber yang akan digunakan. 3) Melaksanakan penelitian Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan setelah mengerjakan LKS 6. Para siswa saling bertukar pendapat, berdiskusi, mengklarifikasi dan mensintesiskan semua gagasan mengenai materi yang telah dipilih kelompok. 4) Menyiapkan laporan akhir Anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana yang akan dipresentasikan setelah selesai mengerjakan LKS 6. Masing-masing kelompok membentuk sebuah panitia untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. 5) Menyajikan laporan akhir Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas, siswa mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi kelompok. 6) Evaluasi Para siswa memberikan umpan balik mengenai tugas yang dikerjakan. Guru mengklarifikasi siswa tentang memecahkan masalah yang melibatkan uang. Kemudian mengevaluasi jawaban setiap kelompok. c. Penutup Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa melalui mengambil kesimpulan tentang materi memecahkan masalah yang melibatkan uang yang telah dipelajari.
60
Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan 6, siswa terlihat berkonsentrasi memahami dan mengerjakan LKS 6 dan juga sudah tidak ragu-ragu mengenai maksud soal. Hanya saja ada beberapa siswa yang terkadang memanggil peneliti (guru) untuk menanyakan kesulitan yang dialami dan menanyakan benar tidaknya pemahaman mereka tentang maksud soal yang ada pada LKS 6. Peneliti (guru) memberitahu kepada siswa untuk mendiskusikan kesulitan yang mereka alami pada saat belajar kelompok dan jika tetap tidak dapat menemukan solusinya maka siswa dapat bertanya kepada teman dari kelompok lain sebelum bertanya kepada guru.
Pertemuan 7 Pertemuan 7 pada siklus IIdilaksanakan pada hari Rabu, 16 Oktober 2013 jam ke 3-4 pada pukul 15.00-16.10 WIB. Materi yang akan diinvestigasikan adalah menguji kebenaran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dan menilai hasil terkait pemecahan masalah yang melibatkan uang. a. Kegiatan awal Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa. Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), Siswa mengidentifikasi materi yang telah disediakan di bahan ajar 5 dengan topik memecahkan masalah yang melibatkan uang soal cerita dan memecahkan masalah yang melibatkan uang soal biasa. Siswa membentuk kelompok dimana kelompok tersebut sama dengan kelompok diskusi pada siklus I. b. Kegiatan inti 1) Mengidentifikasi materi (topik) dan pengorganisasian ke dalam kelompok-kelompok penelitian. Siswa mengidentifikasi materi yang telah disediakan di bahan ajar 7 dengan topik memecahkan masalah yang melibatkan uang soal
61
cerita dan memecahkan masalah yang melibatkan uang soal biasa. Siswa membentuk kelompok dimana kelompok tersebut sama dengan kelompok diskusi pada siklus I. 2) Merencanakan penelitian kelompok Para siswa merencanakan materi yang akan dipelajari yaitu materi yang telah disediakan dalam bahan ajar siswa 7 . Setiap kelompok
dapat
memutuskan
bagaimana
pelaksanaan
diskusi
kelompok dan menentukan sumber yang akan digunakan. 3) Melaksanakan penelitian Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan setelah mengerjakan LKS 2. Para siswa saling bertukar pendapat, berdiskusi, mengklarifikasi dan mensintesiskan semua gagasan mengenai materi yang telah dipilih kelompok. 4) Menyiapkan laporan akhir Anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana yang akan dipresentasikan setelah selesai mengerjakan LKS 7. Masing-masing kelompok membentuk sebuah panitia untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. 5) Menyajikan laporan akhir Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas, siswa mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi kelompok. 6) Evaluasi Para siswa memberikan umpan balik mengenai tugas yang dikerjakan. Guru mengklarifikasi siswa tentang memecahkan masalah yang melibatkan uang. Kemudian mengevaluasi jawaban setiap kelompok. c. Penutup Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa melalui mengambil kesimpulan tentang materi memecahkan masalah yang melibatkan uang yang telah dipelajari.
62
Pada pertemuan 7 terlihat bahwa sebagian siswa dalam menjawab soal di LKS 7 sudah disertai dengan langkah penyelesaian yang lengkap. Sebagian besar siswa mengerjakan dan menemukan hasilnya dengan menuliskan langkah-langkahnya secara sistematika. Selain itu sebagian besar siswa sudah bisa memberikan kesimpulan dari soal yang telah mereka kerjakan sehingga peneliti (guru) tidak perlu lagi membimbing siswa cara menyelesaikan soal.
Pertemuan 8 Pertemuan 8 pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin,
21
Oktober 2013 jam ke 1-2 pada pukul 12.30-14.40 WIB. Materi yang akan diinvestigasikan adalah mengajukan pertannyaanmenguji kebenaran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dan membuat kesimpulan dari pemecahan masalah yang melibatkan uang. a. Kegiatan awal Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa. Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), dimana pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa belajar secara berkelompok untuk berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai masalah yang dihadapi dan akan mempersentasikannya di depan kelas. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah memecahkan masalah yang melibatkan uang. Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan ice breaking untuk memusatkan perhatian siswa, kemudian guru juga memberikan
apersepsi
tentang
macam-macam
operasi
hitung
matematika. Setelah itu guru memulai pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. b. Kegiatan inti 1) Mengidentifikasi materi (topik) dan pengorganisasian ke dalam kelompok-kelompok penelitian.
63
Siswa mengidentifikasi materi yang telah disediakan di bahan ajar 8 dengan topik memecahkan masalah yang melibatkan uang soal cerita dan memecahkan masalah yang melibatkan uang soal biasa. Siswa membentuk kelompok dimana kelompok tersebut sama dengan kelompok diskusi pada siklus I. 2) Merencanakan penelitian kelompok Para siswa merencanakan materi yang akan dipelajari yaitu materi yang telah disediakan dalam bahan ajar siswa 8 tentang. Menguji kebenran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dan membuat kesimpulan dari pemecahan masalah yang melibatkan uang. Setiap kelompok dapat memutuskan bagaimana pelaksanaan diskusi kelompok dan menentukan sumber yang akan digunakan. 3) Melaksanakan penelitian Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan setelah mengerjakan LKS 8. Para siswa saling
bertukar
pendapat,
berdiskusi,
mengklarifikasi
dan
mensintesiskan semua gagasan mengenai materi yang telah dipilih kelompok. 4) Menyiapkan laporan akhir Anggota
kelompok
merencanakan
apa
yang
akan
dilaporkan dan bagaimana yang akan dipresentasikan setelah selesai mengerjakan LKS 8. Masing-masing kelompok membentuk sebuah
panitia
untuk
mengkoordinasikan
rencana-rencana
presentasi. 5) Menyajikan laporan akhir Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas, siswa mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi kelompok. 6) Evaluasi Para siswa memberikan umpan balik mengenai tugas yang dikerjakan. Guru mengklarifikasi siswa tentang memecahkan
64
masalah yang melibatkan uang. Kemudian mengevaluasi jawaban setiap kelompok. c. Penutup Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa melalui mengambil kesimpulan tentang materi aturan operasi hitung campuran yang telah dipelajari. Pada pertemuan 8 terlihat bahwa sebagian besar siswa dapat berdiskusi dengan anggota kelompoknya dan hanya tiga atau empat siswa yang melihat pekerjaan temannya, mengobrol dengan anggota kelompok lain. Setelah ditegur oleh peneliti (guru), siswa yang hanya diam, mengobrol dan bermain-main, langsung ikut mendiskusikan hasil pekerjaan LKS 8 dengan anggotanya. Guru memberi tahu kepada siswa agar aktif dalam berdiskusi dan bertukar pendapat supaya dapat memahami materi yang dipelajari. siswa juga mempersiapkan laporan akhir (hasil investigasi) yang ditulis pada papan tulis untuk dipresentasikan di depan kelas. Pada pertemuan ini siswa tidak raguragu untuk menuliskan di papan tulis dan mempersentasian di depan kelas.
Pertemuan 9 Pertemuan 9 pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Oktober 2013 jam ke 1-2 pada pukul 12.30-14.40 WIB. Materi yang akan diinvestigasikan adalah menilai hasil terkait pemecahan masalah yang melibatkan uang dan membuat kesimpulan dari pemecahan masalah yang melibatkan uang. a. Kegiatan awal Pada awal pembelajaran guru memulai dengan salam dan doa. Selanjutnya guru menginformasikan bahwa akan dilaksanakan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), dimana pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa belajar secara berkelompok untuk berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai
65
masalah yang dihadapi dan akan mempersentasikannya di depan kelas. Selanjutnya guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah aturan operasi hitung campuran. Sebelum memulai pembelajaran guru memberikan ice breaking untuk memusatkan perhatian siswa, kemudian guru juga memberikan apersepsi tentang macam-macam operasi hitung matematika. Setelah itu guru memulai pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. b. Kegiatan inti 1) Mengidentifikasi materi (topik) dan pengorganisasian ke dalam kelompok-kelompok penelitian. Siswa mengidentifikasi materi yang telah disediakan di bahan ajar 8 dengan topik memecahkan masalah yang melibatkan uang soal cerita dan memecahkan masalah yang melibatkan uang soal biasa. Siswa membentuk kelompok dimana kelompok tersebut sama dengan kelompok diskusi pada siklus I. 2) Merencanakan penelitian kelompok Para siswa merencanakan materi yang akan dipelajari yaitu materi yang telah disediakan dalam bahan ajar siswa 9 tentang menilai hasil terkait pemecahan masalah yang melibatkan uang dan membuat kesimpulan dari pemecahan masalah yang melibatkan uang. Setiap kelompok
dapat
memutuskan
bagaimana
pelaksanaan
diskusi
kelompok dan menentukan sumber yang akan digunakan. 3) Melaksanakan penelitian Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan setelah mengerjakan LKS 9. Para siswa saling bertukar pendapat, berdiskusi, mengklarifikasi dan mensintesiskan semua gagasan mengenai materi yang telah dipilih kelompok. 4) Menyiapkan laporan akhir Anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana yang akan dipresentasikan setelah selesai mengerjakan
66
LKS 9. Masing-masing kelompok membentuk sebuah panitia untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. 5) Menyajikan laporan akhir Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas, siswa mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi kelompok. 6) Evaluasi Para siswa memberikan umpan balik mengenai tugas yang dikerjakan. Guru mengklarifikasi siswa tentang memecahkan masalah yang melibatkan uang. Kemudian mengevaluasi jawaban setiap kelompok.
7) Penutup Guru dan siswa mengevaluasi pembelajaran siswa melalui mengambil kesimpulan tentang materi aturan operasi hitung campuran yang telah dipelajari. Pada pertemuan 9 terlihat bahwa siswa memahami materi dengan baik. Siswa aktif mengungkapan pendapat ketika berdiskusi meskipun terkadang masah ada siswa yang hanya diam saja melihat anggota lain berdiskusi.
Siswa
menuliskan
jawaban
di
papan
tulis
dan
mempresentasikannya. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil investigasinya dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil investigasinnya
67
Siswa juga aktif dalam menaggapi presentasi siswa lain. Selain itu, sebagian besar siswa mencatat kembali materi yang telah dipelajari di buku catatan.
Pertemuan 10 Pertemuan 10 pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Oktober 2013. Pada pertemuan ini guru mengadakan tes akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI). Kemudian guru meminta siswa untuk mempersiapkan alat tulis. Peneliti membagikan soal tes akhir siklus II. Guru memberitahu siswa untuk mengerjakan tes secara individu dan tidak bekerjasama dengan siswa lain. Tes akhir siklus IIdimulai pukul 15.00 dan berakhir pukul 16.00selama kegiatan tes akhir siklus II siswa mengerjakan ter tersebut secara individu dan tidak mencontek sehingga kondisi selama tes siklus II cukup kondusif. Suasana kelas saat siswa mengerjakan tes akhir siklus I dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut ini.
Gambar 4.6 Suasana kelas saat siswa mengerjakan tes akhir siklus II
68
c.
Tahap Observasi Siklus II Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus II Pertemuan Skor Aktivitas (%) 1 2 3 4 Rata-rata (%)
65 75 81,68 90 77,92
Kegiatan observasi dilakukan oleh Bapak Ahda selaku observer selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar instrumen observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru. Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa pada proses pelaksanaan tindakan siklus II siswa sudah mengalami peningakatan dalam aktivitas belajar siswa. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II, antara lain: 1. Siswa makin bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation karena siswa terlibat langsung dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam pembelajaran. 2. Hampir semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok karena mereka merasa termotivasi dan tertantang untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dengan kelompok yang bersifat permanaen. 3. Siswa semakin berani untuk saling bertukar pendapat, mengungkapkan pendapat, dan berpartisipasi secara aktif dalam diskusi kelompok maupun pembentukan panitia acara koordinasi pada saat presentasi kelompok yaitu dengan adanya pemberian reward. Untuk lebih data observasi aktivitas belajar pada siklus II dapat dilihat pada lampiran.
69
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus II Pertemuan Skor Aktivitas (%) 1 2 3 4 Rata-rata (%)
75 76,42 85,29 91,18 93,68
Berdasarkan Tabel 4.6 aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan yang optimal. Guru semakin baik dalam menciptakan suasana belajar yangmengaktifkan siswa, selain itu terdapat peningkatan pada kegiatan guru memotivasi siswa untuk aktif ketika diskusi yang mengakibatkan adanya peningakatan pada keaktifan siswa. Untuk lebih data observasi aktivitas mengajar guru pada siklus II dapat dilihat pada lampiran Hasil kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat dilihat dari tes akhir siklus II yang dilakukan setelah pemberian tindakan pada siswa mengenai materi memecahkan masalah yang melibatkan uang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis akhir siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus II No Indikator Siklus I Kategori 1
Mempertannyakan permasalahn
85,94 %
Sangat tinggi
2
Menguji kebenran permasalahan
78,91 %
Tinggi
3
Menilai
82,03 %
Sangat tinggi
4
Membuat kesimpulan dari solusi
71,87%
Tinggi
80,15 %
Tinggi
permasalahan Rata-rata persentase
70
Untuk lebih jelas data hasil belajar siswa dengan model pembelajaran koooperatif tipe Group Investigation dapat dilihat pada lampiran.
d.
Tahap Refleksi Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apakah tindakan yang
dilakukan pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil refleksi yang diperoleh menunjukan adanya perbaikan dan peningkatan hasil pada siklus II. Hal ini terlihat dari adanya peningakatan pada aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru serta peningakatn hasil belajar siswa pada tes akhir siklus II yang telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil refleksi tersebut penelitian pada siklus II dikatakan sudah berhasil karena sudah memenuhi dua indikator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu adanya peningakatan aktivitas belajar siswa dan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kedalam tinggi atau sangat tinggi yaitu 70 %, maka pemberian tindakan pada penelitian diakhiri pada siklus II. Berdasarkan diskusi peneliti dengan observer dengan memperhatikan data-data yang telah diperoleh maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Refleksi Siklus II No Hasil Refleksi Siklus II 1. Keberhasilan a. Guru mampu menciptakan suasana belajar yang mengaktifkan siswa dengan memanfaatkan media/alat belajar yang ada di sekitar siswa. b. Siswa sudah cukup maksimal saat tahap investigasi karena pada saat mengerjakan dan menemukan hasilnya. c. Kegiatan diskusi yang dilakukan pada setiap pertemuan dapat memotivasi siswa untuk bekerja sama dan terlibat secara aktif dalam menginvestigasikan permasalahan untuk menemukan penyelesaian dari masalah yang diberikan guru d. Sebagian besar siswa sudah memberikan kesimpulan dari soal yang mereka kerjakan, namun masih perlu dimaksimalkan lagi agar semua siswa mampu mengerjakan soal lebih lengkap
71
3
4
e. Siswa terbiasa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dan berdiskusi dengan kelompok lain untuk memperoleh jawaban yang tepat dari permasalahan yang didiskusikan f. Dengan motivasi pemberian reward siswa menjadi lebih berani untuk mengungkapkan pendapat dan berpartisipasi secara aktif dalam diskusi. Kekurangan Siswa bersama kelompok kurang investigasi kurang aktif saat bertukar pendapat Ketuntasan Belajar a. Persentase rata-rata nilai siswa berdasarkan tes akhir siklus II sebesar 80,15 % meningkat dari hasil tes akhir siklus I
B. Analisis Data Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data tersebut berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi aktivitas mengajar guru, tes hasil belajar siswa, dan catatan lapangan mengenai kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran. Hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik observasi adalah sebagi berikut: 1. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada suklis I diperoleh rata-rata prosentase sebesar 66,25% sedangakan pada siklus II diperoleh ratarata prosentase sebesar 77,92%. Hal ini menunjukan adanya peningakatan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. 2. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh ratarata prosentase sebesar 85,71% dan pada siklus II diperoleh rata-rata prosentase sebesar 93,68%. Hal ini pun menunjukan adanya peningakatan kemampuan guru dalam mengelola kelas sehingga mampu meningakatkan aktivitas belajar siswa. Sedangkan hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik tes kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut:Perolehan persentase rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada tes akhir
72
siklus I sebesar 65,78 % kategori tinggi dan pada tes akhir siklus II sebesar 80,15 % kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI.
C. Interpretasi Hasil Analisis Data Dari hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh informasi bahwa pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran menunjukan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa belum optimal. Namun terjadi peningakatan pada aktivitas belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dari lembar observasi digunakan peneliti dan observer sebagai bahan untuk melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Hasil observasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Persentase Aktivitas Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Skor Aktivitas (%) Pertemuan Peningkatan Siklus I Siklus II 1
53,33
64,70
11,37
2
60
73,52
13,52
3
73,33
77,94
4,61
4
80
83,82
3,82
Rata-rata (%)
66,25
77,92
11,67
73
Berdasarkan Tabel 4.9 terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigationdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IVA SD Negeri Sukamaju 3 Depok selama proses pembelajaran. Untuk lebih jelas data peningakatan prosentase aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran. Adapun persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II disajikan pada diagram berikut: Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Presentase
80.00%
77.92% 66.25%
60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Siklus I Siklus II
Gambar 4.7 Diagram Aktivitas Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Sedangkan hasil observasi aktivitas mengajar guru yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Persentase Aktivitas Mengajar Guru dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Skor Aktivitas (%) Pertemuan Peningkatan Siklus I Siklus II 1
64,70
75
10,3
2
73,52
76,42
2,9
3
77,94
85,29
7,35
4
83,82
91,18
7,36
Rata-rata (%)
85,71
93,68
7,97
74
Berdasarkan Tabel 4.10 terjadi peningkatan mengajar guru dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa guru mengalami perbaikan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IVA SD Negeri Sukamaju 3 Depok. Untuk lebih jelas data peningakatan prosentase aktivitas mengajar guru dapat dilihat pada lampiran. Adapun persentase aktivitas mengajar guru pada siklus I dan siklus II disajikan pada diagram berikut: Persentase Aktivitas Mengajar Guru 100.00%
Presentase
80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Siklus I
Siklus II
Gambar 4.8 Diagram Aktivitas Mengajar Guru dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation 2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Tes kemampuan berpikir kritis matematis yang digunakan adalah tes formatif, yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengukur peningkatankemampuan berpikir kritis matematis siswa siswa yang berkaitan materi operasi hitung campuran dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan uang.Adapun hasil kemampuan berpikir kritis siswa pada setiap tes akhir siklus tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut:
75
Tabel 4.11 Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV A Tes Akhir Siklus I Tes Akhir Siklus II Persentase
Kriteria
Persentase
Kriteria
65,78 %
Tinggi
80,15 %
Sangat Tinggi
Dari Tabel 4.11 dapat dilihat adanya peningakatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dari siklus I ke siklus II yaitu persentase sebesar 14,37 %. Peningkatan hasil belajar ini menunjukan tercapainya indikator keberhasilan Untuk lebih jelas data peningakatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada lampiran. Adapun persentase kemampuan berpikir kritis siswa tersaji dalam diagram sebagai berikut: Persentase Kemampuan Berpikir Kritis 100.00%
Presentase
80.00%
80.15% 65.78%
60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Siklus I Siklus II
Gambar 4.9 Diagram Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Sedangkan rincian persentase kemampuan berpikir kritis pada masingmasing indikator kemampuan berpikir kritis berdasarkan hasil tes siklus I dan tes siklus II dapat dilihat dalam Tabel 4.12 dan diagram batang berikut.
76
Tabel 4.12 Persentase Masing-masing Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Siklus I dan Siklus II Indikator Siklus I Siklus II Persentase Kategori Persentase Katagori Mempertannyakan permasalahan 57,03 % Sedang 85,94% Sangat tinggi Menguji kebenaran permasalahan 68,75% Tinggi 78,91% Tinggi Menilai 80,86% Sangat 82,03% Sangat tinggi tinggi Membuat kesimpulan dari solusi 41,41% Sedang 71,87% Tinggi permasalahan Peningkatan yang terjadi pada persentase untuk masing-masing indikator kemampuan berpikir kritis siswa akan lebih jelas terlihat pada diagram batang yang disajikan berikut ini : Persentase Kemampuan Berpikir Kritis 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00%
Siklus I
40.00%
Siklus II
30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Mempertannyakan Menguji kebenaran permasalahan permasalahan
Menilai
Membuat kesimpulan dari permasalahan
Gambar 4.10 Diagram Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation D. Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitiantindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Penelitian yang
77
dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Kemampuan berpikir kritis siswa ditunjukkan dengan hasil tes akhir siklus. Pembelajaran yang dilaksanakan pada penelitian ini telah sesuai dengan tahapan pembelajaran kooperatif tipe Group InvestigationPelaksanaan tahapantahapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigationdapatmeningkatkan kemampuan berpikir kritis. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation telah menunjukan hasil yang cukup efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika di kelas IV A SD Negeri Sukamaju 3 Depok. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, karena dalam proses pembelajaran kooperatif tipe group investigation siswa sedemikian rupa terlibat aktif dalam pembelajaran serta melatih kemampuan berpikir siswa secara kritis sehingga siswa mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi.Hal ini terbukti berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa yang dilakukan pada siklus I mencapai 66,25 % dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 77,92 %. Sejalan dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation , hal serupa terjadi pada tes hasil kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini terbukti berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh hasil kemampuan berpikir kritis siswa dengan kemampuan mempertannyakan permasalahan mencapai 57,03 % dan pada Siklus II mengalami peningkatan mencapai 85,94 % kategori sangat tinggi, hasil tes akhir siklus I kemampuan menguji kebenaran permasalahan mencapai 68,75 % dan pada Siklus II mencapai 78,91 % kategori tinggi, hasil tes siklus I kemampuan menilai mencapai 80,86% dan pada silus II mengalami peningkatan mencapai 82,03 % kategori sangat tinggi dan hasil tes kemampuan membuat kesimpulan dari solusi permasalahan mencapai 41,41 dan pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat signifikan mencapai 71,87 % kategori tinggi. berdasarkan hasil penilaian peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IV SD Negeri
78
Sukamaju 3 Depok pada siklus I diperoleh rata-rata persentase hasil kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IV A pada kategori tinggi dengan persentase 65,78 dan mengalami peningatan mencapai 80,15% kategori sangat tinggi. Berdasarkan analisis hasil tes siklus I dan siklus II, kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Yogyakarta mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Indikator-Indikator tersebut meliputi. 1.
mempertanyakan permasalah Pada siklus I, Salah satu tahapan pembelajaran kooperatif Group
Investigationadalah planningdimana proses di dalam tahapan ini dapat meningkatkan dan melatih anak membuat pertanyaan dari permasalahan. Hal ini ditunjukkan pada saat siswa mengerjakan tes akhir siklus I, beberapa siswa sudah mulai mengajukan pertannyaan dari informasi dalam soal dibandingkan pada kondisi awal meskipun pertanyaan siswa kurang jelas. Selain itu, kemampuan memfokuskan pertanyaan meningkat karena, dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigationpada siklus II siswa sudah terlatih dalam
menuliskan pertanyaan dan apa yang dimaksud dalam soal permasalahan sehingga mempermudah siswa dalam membuat pertannyaan dari informasi di dalam soal. 2. Menguji kebenaran permasalahan Pada siklus I, indikator menguji kebenaran permasalahan Persentase aspek ini meningkat karena kemampuan siswa mengidentifikasi. Kemampuan siswa ini dapat meningkat karena pada tahapan investigationterdapat proses analisis dan sintesis sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan menguji kebenaran permasalahan. Siswa sudah mulai terbiasa menuliskan konsep yang digunakan untuk menyelesaikan soal-soal dalam tes walaupun siswa belum lengkap dan tepat dalam menuliskannya. Pada siklus II, indiator menguji kebenaran permasalahan meningkat dibandingkan dengan siklus I karena beberapa siswa dapat menuliskan ide-ide mereka dan mampu untuk menuliskan konsep yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan
dalam
soal.
Hal
ini
ditunjukkan
keterlaksanaan tahap investigasi yang lebih baik dibandingkan siklus I. 3. Menilai
dengan
79
Pada siklus I, indikator menilai yaitu kemampuan membandingkan hasil dengan kriteria meningkat.Salah satu tahapan pembelajaran kooperatif Group Investigationadalah investigationdimana proses di dalam tahapan ini dapat meningkatkan dan melatihkemampuan menilai. Hal ini dapat diidentifikasi dari jawaban siswa saat mengerjakan soal akhir siklus I Beberapa siswa sudah menuliskan langkah-langkah pengerjaan soal meskipun belum lengkap, siswa cenderung belum menuliskan jawaban soal dengan langkah-langkah yang lengkap. Pada siklus II indikator menilai meningkat. Peningkatan ini dapat terjadi karena adanya perbaikan pada tahap investigationpembelajaran kooperatif Group Investigationdimana proses di dalam tahapan ini dapat meningkatkan dan melatih kemampuan menilai. Perbaikan pada tahap investigation adalahmenambah durasi waktu untuk siswa saat berdiskusi pada tahap investigation sehingga siswa bisa lebih maksimal dalam investigasi. 4. Membuat kesimpulan dari solusi permasalahan Pada siklus I, kemampuan membuat kesimpulan dari solusi permasalahan Terjadi peningkatan, meskipun terjadi peningkatan, siswa belum dapat menuliskan kesimpulan yang diperoleh dengan baik. Selain itu, dalam mengerjakan soal mereka belum sepenuhnya mampu menentukan dan menuliskan alternatif-alternatif jawaban. Hal ini dapat terjadi karena siswa belum maksimal dalam melaksanakan tahap investigation, presenting, dan evaluating sehingga berakibat siswa belum menuliskan kesimpulan. Pada siklus II, kemampuan membuat kesimpulan dari solusi permasalahan terjadi peningkatan sebesar karena pada siklus II siswa dapat menentukan kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh denganbaik. Setelah siswa menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigationpada siklus II, siswa mulaiterlatih meuliskan kesimpulan. Dengan demikian dapat disimpulkan berdasarkan hasil observasi dan tes kemampuan
berpikir
kritis
matematis
siswa,
bahwa
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe group investigationdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan meningakatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IV A SD Negeri Sukamaju 3 Depok.
80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 66,25 % dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 77,92 %. Sejalan dengan aktivitas belajar siswa yang meningkat maka, penerapan pembelajaran kooperatif tipe group investigation juga meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV A SD Negeri Sukamaju 3 Depok pada siklus I diperoleh persentase kemampuan mempertannyakan permasalahan mencapai 57,03 % kategori sedang, kemampuan menguji kebenaran permasalahan mencapai 68,75 % kategori tinggi, kemampuan menilai mencapai 80,86 % kategori sangat tinggi dan kemampuan membuat kesimpulan dari solusi permasalahan mencapai 41,41% kategori sedang. Jadi, kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IV A diperoleh rata -rata pada kategori tinggi dengan persentase 65,78%. Pada siklus II diperoleh hasil kemampuan berpikir kritis siswa dengan kemampuan mempertannyakan permasalahan mencapai 85,94 % kategori sangat tinggi, kemampuan menguji kebenaran permasalahan mencapai 78,91 % kategori tinggi, kemampuan menilai mencapai 82,03 % kategori sangat tinggi dan kemampuan membuat kesimpulan dari solusi permasalahan mencapai 71,87 % kategori tinggi. berdasarkan hasil penilaian peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok diperoleh rata-rata persentase hasil kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IV A pada kategori sangat tinggi dengan persentase 80,15%.
Sehingga
penerapan
pembelajaran
kooperatif
tipe
Group
Investigation dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV A SD Negeri Sukamaju 3 Depok.
81
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomondasikan saran kepada guru sebagai berikut : 1. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang telah diterapkan pada siswa kelas IV A SD Negeri Sukamaju 3 Depok dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran matematika. 2. Pembelajaran melalui model pembelajran kooperatif tipe group investigation memerlukan adanya pengawasan lebih dari guru pada saat belajar secara berkelompok agar hasil yang diperoleh lebih optimal.
Daftar Pustaka Amri, dkk. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010 Arifin, Zaenal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011. Arikunto, Suharsimi dan Safruddin Abdul Jabar, Cepi. Evaluasi Program Pendidisn: Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan bPraktisi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: CV Rineka Cipta, 2010. B Johnson, Elaine. CTL Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Kaifa, 2011. De Bono, Edward. Revolusi Berfikir Edward De Bono. Bandung: Kaifa, 2007. Fitri Kurniawati, Eriska. Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving dalam Pembelajaran, diakses tanggal 2 februari 2013 dari http://etd.eprints.ums.ac.id/2095/. Gary Heisserer. Taught on Thinking: The challenge of Critical Thinking. Diakses tanggal 27 mei 2013 dari http://www.insightjournal.net. Hamzah dan Umar, Masri kuadrat. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Harsanto, Rano. Melatih Anak Berpikir
Analitis dan Kreatif. Jakarta: PT
Grasindo, 2005. Huda, Miftahul. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Izka, Ziri Neni. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Kizi Brothers, 2011. Kusaeri dan Suprananto. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Pangabean, Yusri dkk. Strategi Informasi, 2007.
Model dan Evaluasi. Bandung: Bina Media
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011. Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008. Somakin, Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Menengah
Pertama
dengan
Realistik.
Diakses
pada
Penggunaan tanggal
Pendidikan 27
mei
Matematika 2013
dari
http://eprints.unsri.ac.id/1526/. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raga Grafindo Persada, 2006. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009. Sulistiani, Niluh. Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah dipadukan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI. Diakses pada tanggal 2 februari 2013 dari http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8521. Sumarno, Utari. Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika. Bandung: UPI Press, 2006. Suwangsih, Erna dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press, 2006. Suyadi. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press, 2010. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Lampiran 3
Kisi- kisi Instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis ( Siklus I ) SK
: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah
KD
:1. Melakukan operasi hitung campuran
No 1.
Soal
Indikator
Indikator berpikir kritis A. 2 + (3 x 4) = 14 Mengajukan Mempertannyakan B. (2 + 3) x 4 = 20 pertannyaan terkait permasalahan a. Buatlah satu pertannyaan dari situasi hasil operasi di atas? hitung campuran b. Bagaimana penyelesaian yang harus dilakukan untuk menjawab pertannyaan yang kalian buat ?
2.
1. 25 X 35 + 165 : 5 = 208 atau 25 x 35 + 165 : 5 = 908 a. Diantara operasi hitung campuran diatas manakah jawaban yang paling tepat! b. Berikan alasan dari jawaban a!
3.
A= 56.725 + 22.650 – 12.050 = Menilai terkait B= 22.650 – 12.050 + 56.725 = aturan operasi Periksalah apakah hasil dari operasi hitung hitung campuran campuran A = hasil dari operasi hitung B ?
4.
Ibu memiliki 6 toples kue, banyak kue tiap toples 50 kue. kemudian ibu membuat kue lagi sebanyak 4 toples kue. Berapa kue seluruhnya yang dimiliki ibu ? Penyelesaian 6 x 50 kue = 300 kue kue yang dimiliki ibu 300 kue, kemudian ibu membuat kue lagi 4 toples, sehingga kue yang dimiliki ibu seluruhnya 300 kue + 4 = 304 kue. Nyatakan apa yang keliru dari permasalahan diatas ? A. (25 + 15) - 5 = , B. 25 + (15 – 5) = Kesimpulan yang kalian dapat dari hasil operasi hitung A dan B adalah
5.
Menguji Menguji kebenaran kebenaran terkait permasalahan aturan operasi hitung campuran
Menilai operasi campuran
Menilai (membandingkan hasil dengan kriteria)
hasil Menilai hitung (membandingkan hasil dengan kriteria)
Membuat Membuat kesimpulan hasil kesimpulan dari operasi hitung solusi campuran. permasalahan.
Lampiran 4 Instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis ( siklus I ) Petunjuk 1. Sebelum mengerjakan, perhatikan dan ikuti semua petunjuk berikut ini : 2. Tuliskan nama, kelas, sekolah. 3. Bacalah setiap soal dengan teliti, ikuti semua perintahnya ? kerjakan sendiri dengan sungguh-sungguh semaksimal mungkin! 4. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan NAMA : _________________
SEKOLAH :______________________
KELAS : _________________ 1. A. 2 + (3 x 4) = 14
B. (2 + 3) x 4 = 20
Buatlah satu pertannyaan dari situasi di atas? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ Bagaimana penyelesaian yang harus dilakukan untuk menjawab pertannyaan yang kalian buat ? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 2. 25 x 35 + 165 : 5 = 208 atau 25 x 35 + 165 : 5 = 908 a. Diantara operasi hitung campuran diatas manakah jawaban yang paling tepat! _________________________________________________________ _________________________________________________________ b. Berikan alasan dari jawaban a! _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________
c. A= 56.725 + 22.650 – 12.050 = B= 22.650 – 12.050 + 56.725 = Periksalah apakah hasil dari operasi hitung campuran A = hasil dari operasi hitung B ? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
d. Ibu memiliki 6 toples kue, banyak kue tiap toples 50 kue. kemudian ibu membuat kue lagi sebanyak 4 toples kue. Berapa kue seluruhnya yang dimiliki ibu ? Penyelesaian
6 x 50 kue = 300 kue kue yang dimiliki ibu 300 kue, kemudian ibu membuat kue lagi 4 toples, sehingga kue yang dimiliki ibu seluruhnya 300 kue + 4 = 304 kue.
Nyatakan apa yang keliru dari permasalahan diatas ? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ e. A. (25 + 15) - 5 =
B. 25 + (15 – 5) =
Kesimpulan yang kalian dapat dari hasil operasi hitung A dan B adalah ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis ( siklus I ) 1. A. 2 + (3 x 4) = 14
B. (2 + 3) x 4 = 20
Buatlah satu pertannyaan dari situasi di atas? Mengapa hasil operasi hitung A dan B berbeda tetapi operasi hitungnya sama ? Bagaimana penyelesaian yang harus dilakukan untuk menjawab pertannyaan yang kalian buat ? Operasi hitung A penyelesaian yang didahulukan operasi hitung perkalian 2 + (3x4)= 2 + 12
= 14
Operasi hitung B penyelesaian yang didahulukan operasi hitung penjumlahan (2+3)x 4 = 5
x 4 = 20
2. A. 25 x 35 + 165 : 5 = 208 atau B. 25 x 35 + 165 : 5 = 908 a. Diantara operasi hitung campuran diatas manakah jawaban yang paling tepat! B. 25 x 35 + 165 : 5 = 908 b. Berikan alasan dari jawaban a! Operasi hitung yang harus didahulukan adalah perkalian dan pembagian, karena perkalian dan pembagian tingkatannya lebih tinggi dibandingkan dengan penjumlahan. (25 x 35) + (156 : 5) 875
+
33
= 908
3. A= 56.725 + 22.650 – 12.050 = B= 22.650 – 12.050 + 56.725 = Periksalah apakah hasil dari operasi hitung campuran A = hasil dari operasi hitung B ? A. 56.725 + 22.620 – 12.050 = 79.375
- 12.050 = 67.325
B. 22.650 – 12.050 + 56.725 = 10.600
+ 56.725 = 67.325
YA, hasil operasi hitung A sama dengan hasil operasi hitung B
4. Ibu memiliki 6 toples kue, banyak kue tiap toples 50 kue. kemudian ibu membuat kue lagi sebanyak 4 toples kue. Berapa kue seluruhnya yang dimiliki ibu ? Penyelesaian
6 x 50 kue = 300 kue kue yang dimiliki ibu 300 kue, kemudian ibu membuat kue lagi 4 toples, sehingga kue yang dimiliki ibu seluruhnya 300 kue + 4 = 304 kue.
Nyatakan apa yang keliru dari permasalahan diatas ? Yang keliru dari permasalahan di atas adalah seharusnya 4 toples kue dikalikan 50 terlebih dahulu kemudian dijumlahkan banyaknya kue sebelumnya yaitu 300 kue, sehingga hasilnya adalah 300 kue + (4 x 50 kue) = 300 kue + 200 kue = 500 kue 5. A. (25 + 15) - 5 =
B. 25 + (15 – 5) =
Kesimpulan yang kalian dapat dari hasil operasi hitung A dan B adalah A. (25 + 15) – 5 = 40 – 5 = 35
B. 25 + (15 - 5) = 25 + 10
= 35
Hasil operasi hitung A dan B sama, walaupun cara pnyelesaiannya berbeda, karena penjumlahan dan pengurangan urutannya setingkat dalam operasi hitung campuran.
Lampiran 6
Kisi- kisi Instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis ( Siklus II ) SK
: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.
KD
:1. Memecahkan masalah yang melibatkan uang.
No 1.
2.
3.
Soal
Indikator
A. Uang Tina 2 lembar Rp 10.000 B. Uang Saskia 5 lembar Rp 4.000 C. Uang Doni 1 lembar Rp 20.000 Buatlah satu pertannyaan dari situasi di atas? Bagaimana penyelesaian yang harus dilakukan untuk menjawab pertannyaan yang kalian buat ? Harga 4 buku tulis adalah Rp 10.000, sedangkan harga 5 buku gambar Rp 11.000. a. Diantara harga buku tulis dan buku gambar di atas, manakah harga satuan yang paling mahal ? b. Berikan alasanmu dari jawaban a ?
Mengajukan pertannyaan dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang
1. Perhatikan table berikut ini ! Daftar harga barang Daftar harga A barang B Tas Sepatu Rp 117.000 Rp 110.000 Pensil Pulpen Rp 3.000 Rp 7.500 Rautan Penggaris Rp 2.000 Rp 4.500 Periksalah apakah jumlah harga dari sekumpulan barang A = jumlah harga dari sekumpulan barang B ?
Menguji kebenaran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang Menilai hasil terkait pemecahan masalah yang melibatkan uang
Indikator berpikir kritis Mempertannyakan permasalahan
Menguji kebenaran permasalahan
Menilai (membandingkan hasil dengan kriteria)
4.
5.
Ibu membeli 4 toples kue, harga 1 toples kue Rp 30.000 . kemudian ibu membeli 2 toples kue lagi dengan harga yang sama. Berapa uang yang harus d bayar ibu seluruhnya ? Penyelesaian 4 x Rp 30.000 = Rp 120.000 Banyaknya kue yang dibeli ibu 4 toples sehingga uang yang harus dibayar ibu adalah 120.000 rupiah. kemudian ibu membeli kue lagi 2 toples, sehingga uang yang harus dibayar ibu seluruhnya Rp 120.000 + Rp 2000 = Rp 122.000. Nyatakan apa yang keliru dari permasalahan diatas ? A. Nina mempunyai 3 lembar uang Rp 5.000 dan 5 lembar uang Rp 1.000 . B. Riri mempunyai 1 lembar uang Rp 10.000 dan 5 lembar uang Rp 2.000 . Kesimpulan yang kalian dapat dari uang yang dimiliki Nina dan Riri adalah
Menilai hasil terkait pemecahan masalah yang melibatkan uang
Menilai (membandingkan hasil dengan kriteria)
Membuat kesimpulan dari pemecahan masalah yang melibatan uang.
Membuat kesimpulan dari solusi permasalahan.
Lampiran 7 Instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis ( siklus I ) Petunjuk 1. Sebelum mengerjakan, perhatikan dan ikuti semua petunjuk berikut ini : 2. Tuliskan nama, kelas, sekolah. 3. Bacalah setiap soal dengan teliti, ikuti semua perintahnya ? kerjakan sendiri dengan sungguh-sungguh semaksimal mungkin! 4. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan NAMA : _________________
SEKOLAH :______________________
KELAS : _________________ 1. A. Uang Tina 2 lembar Rp 10.000 B. Uang Saskia 5 lembar Rp 4.000 C. Uang Doni 1 lembar Rp 20.000 Buatlah satu pertannyaan dari situasi di atas? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ Bagaimana penyelesaian yang harus dilakukan untuk menjawab pertannyaan yang kalian buat ? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ 2. Harga 4 buku tulis adalah Rp 10.000, sedangkan harga 5 buku gambar Rp 11.000. a. Diantara harga buku tulis dan buku gambar di atas, manakah harga satuan yang paling mahal ! _________________________________________________________ _________________________________________________________ b. Berikan alasan dari jawaban a! _________________________________________________________ _________________________________________________________
c. Perhatikan table berikut ini ! Daftar harga barang A
Rp 117.000
Rp 3.000
Rp 2.000
Daftar harga barang B
Rp 110.000
Rp 7.500
Rp 4.500
Periksalah apakah jumlah harga dari sekumpulan barang A = jumlah harga dari sekumpulan barang B ? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ Kesimpulannya adalah ? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
d. Ibu membeli 4 toples kue, harga 1 toples kue Rp 30.000 . kemudian ibu membeli 2 toples kue lagi dengan harga yang sama. Berapa uang yang harus di bayar ibu seluruhnya ? Penyelesaian
4 x Rp 30.000 = Rp 120.000 Banyaknya kue yang dibeli ibu 4 toples sehingga uang yang harus dibayar ibu adalah 120.000 rupiah. kemudian ibu membeli kue lagi 2 toples, sehingga uang yang harus dibayar ibu seluruhnya Rp 120.000 + Rp 2000 = Rp 122.000.
Nyatakan apa yang keliru dari permasalahan diatas ? ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ e. A. Nina mempunyai 3 lembar uang Rp 5.000 dan 5 lembar uang Rp 1.000 B. Riri mempunyai 1 lembar uang Rp 10.000 dan 5 lembar uang Rp 2.000 Kesimpulan yang kalian dapat dari uang yang dimiliki Nina dan Riri adalah ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
Lampiran 8 Kunci Jawaban Instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis ( siklus II ) 1. A. Uang Tina 2 lembar Rp 10.000 B. Uang Saskia 5 lembar Rp 4.000 C. Uang Doni 1 lembar Rp 20.000 Buatlah satu pertannyaan dari situasi di atas? Apakah uang Tina, Saskia dan Doni berjumlah sama ? Bagaimana penyelesaian yang harus dilakukan untuk menjawab pertannyaan yang kalian buat ? A. Uang Tina = 2 x Rp 10.000 = Rp 20.000 B. Uang Saskia = 5 x Rp 4.000 = Rp 20.000 C. Uang Doni = 1 x Rp 20.000 = Rp 20.000 2. Harga 4 buku tulis adalah Rp 10.000, sedangkan harga 5 buku gambar Rp 11.000. a. Diantara harga buku tulis dan buku gambar di atas, manakah harga satuan yang paling mahal ! Harga buku gambar b. Berikan alasan dari jawaban a! Buku tulis = Rp 10.000 : 4 = Rp 2.500 Buku gambar = Rp 11.000 : 5 = Rp 2.200 3. Perhatikan table berikut ini ! Daftar harga barang A
Rp 117.000
Rp 3.000
Daftar harga barang B
Rp 110.000
Rp 7.500
Rp 2.000
Rp 4.500
Periksalah apakah jumlah harga dari sekumpulan barang A = jumlah harga dari sekumpulan barang B ? 1. Daftar harga A
2. Daftar harga B
Rp 117.000
Rp 110.000
Rp
Rp
7.500
Rp
4.500 +
3.000
Rp 2.000
+
Rp 122.000
Rp 122.000
Kesimpulannya adalah ? Daftar harga barang A sama dengan daftar harga barang B 4. Ibu membeli 4 toples kue, harga 1 toples kue Rp 30.000 . kemudian ibu membeli 2 toples kue lagi dengan harga yang sama. Berapa uang yang harus d bayar ibu seluruhnya ? Penyelesaian
4 x Rp 30.000 = Rp 120.000 Banyaknya kue yang dibeli ibu 4 toples sehingga uang yang harus dibayar ibu adalah 120.000 rupiah. kemudian ibu membeli kue lagi 2 toples, sehingga uang yang harus dibayar ibu seluruhnya Rp 120.000 + Rp 2000 = Rp 122.000.
Nyatakan apa yang keliru dari permasalahan diatas ? Yang keliru dari permasalahan di atas adalah seharusnya 2 toples kue dikalikan Rp 30.000 terlebih dahulu kemudian dijumlahkan banyaknya harga kue sebelumnya yaitu Rp 120.000, sehingga hasilnya adalah Rp 120.000 + (2 x Rp 30.000) = Rp 120.000 + Rp 60.000 = Rp 180.000
5. A. Nina mempunyai 3 lembar uang Rp 5.000 dan 5 lembar uang Rp 1.000 B. Riri mempunyai 1 lembar uang Rp 10.000 dan 5 lembar uang Rp 2.000 Kesimpulan yang kalian dapat dari uang yang dimiliki Nina dan Riri adalah A. Jumlah uang Nina = (3 x Rp 5.000) + (5 x Rp 1.000) = =
Rp 15.000
+
Rp 5.000
Rp 20.000
B. Jumlah uang Riri = (1 x Rp 10.000) + ( 5 x Rp 2.000) =
Rp 10.000
=
Rp 20.000
+ Rp 10.000
Jumlah uang Nina dan uang Riri adalah sama, walaupun jumlah lembar uang yang mereka punya berbeda tetapi jumlah nilai harga yang dimiliki keduanya adalah sama.
Lampiran 9
Pedoman Penskoran Per Indikator Indikator Skor Memenuhi semua atau hampir indikator berikut: 4 1. Memahami petujuk, pernyataan, dan pertanyaan dengan tepat 2. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat. 3. Menguji tingkat keterpercayaan. 4. Membuat keputusan untuk menarik kesimpulan Memenuhi sebagian dan beberapa indikator berikut: 3 1. Memahami petujuk, pernyataan, dan pertanyaan dengan tepat 2. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat. 3. Menguji tingkat keterpercayaan. 4. Membuat keputusan untuk menarik kesimpulan Memenuhi sebagian atau beberapa indikator berikut: 2 1. Kurang memahami petunjuk, pernyataan dan pertanyaan dengan tepat 2. Kurang dapat membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat 3. Kurang dapat menguji tingkat keterpercayaan 4. Kurang dapat dalam membuat keputusan Memenuhi hamper semua indikator berikut: 1 1. Memberi petunjuk, pernyataan dan pertanyaan dengan biasa (prejudis) 2. Tidak dapat membedakan anatara fakta, non fakta dan pendapat 3. Tidak dapat menguji tingkat keterpercayaan 4. Tidak dapat membuat keputusan Memenuhi hamper semua indikator berikut: 0 1. Tidak dapat memberikan petunjuk, pernyataan dan pertanyaan dengan biasa (prejudis) 2. Tidak dapat membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat 3. Tidak dapat menguji tingkat keterpercayaan 4. Tidak dapat membuat keputusan untuk menarik kesimpulan Sumber: berdasarkan aspek dan indikator berpikir kritis Drs. Radno Harsanto
Keterangan Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Sangat Kurang Sekali
Lampiran 10 LEMBAR OBSERVASI SISWA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) Siklus/Pertemuan ke :
Jumlah siswa :
Kelas/Sekolah
:
Observer
:
Hari/Tanggal
:
Materi
:
Petunjuk Penilaian
:
- Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan kegiatan yang diamati. - Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut: 1 : kurang ( 7 - 12 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik ) 2 : sedang/cukup ( 13 - 18 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik) 3 : baik ( 19 - 24 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik) 4 : sangat baik ( > 25 siswa yang melakukan aktifitas dengan baik) No
Skor
Indikator/Aspek yang diamati
I. Kegiatan Awal 1. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa. 2. Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi yang diberikan oleh guru II. Kegiatan Inti 3. Siswa untuk belajar secara rapi dan tertib baik dalam bentuk kelompok maupun individual 4. Siswa membentuk kelompok diskusi sesuai dengan kesamaan pendapat yang disampaikan. 5. Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai masalah yang akan diselidiki. 6. Siswa dan kelompok investigasi memutuskan secara bersama bagaimana pelaksanaan diskusi kelompok 7. Siswa dan kelompok investigasi mendiskusikan semua informasi yang telah diperoleh. 8. Siswa menarik kesimpulan dari subtopik yang dibahas sebagai hasil dari diskusi kelompok. 9. Siswa bersama kelompok investigasi saling bertukar pendapat ketika diskusi. 10. Siswa bersama kelompok investigasi merencanakan apa yang akan
1 1
2 2
3 3
4 4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
dilaporkan sebagai hasil dari diskusi kelompok. 11. Siswa bersama kelompok investigasi merencanakan bagaimana mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 12. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam pembentukan panitia acara untuk koordinasi pada saat presentasi kelompok. III. Kegiatan Akhir 13. Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru saat guru memberikan penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari 14. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang dipahami. 15. Siswa bersama guru menarik kesimpulan untuk pembelajaran matematika yang dilaksanakan hari ini.
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Catatan ( kritik dan saran ) ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ________________________________________________
Depok, Mengetahui, Observer
____________________
Lampiran 11 LEMBAR OBSERVASI GURU PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) Siklus/Pertemuan ke :
Jumlah siswa :
Kelas/Sekolah
:
Observer
:
Hari/Tanggal
:
Materi
:
Petunjuk Penilaian
:
- Lingkarilah salah satu angka pada kolom skor penilaian berdasarkan kegiatan yang diamati. - Kriteria skor penilaian adalah sebagai berikut: 1 : kurang ( < 40% guru melakukan aktifitas dengan baik ) 2 : sedang/cukup ( 41% - 60% guru melakukan aktifitas dengan baik ) 3 : baik ( 61 - 80% guru melakukan aktifitas dengan baik ) 4 : sangat baik ( 81% - 100% guru melakukan aktifitas dengan baik ) No
Skor
Indikator/Aspek yang diamati
I. Kegiatan Awal 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. 2. Guru menyampaikan topik pembelajaran dan tujuan pembelajaran. 3. Guru mengkomunikasikan kegiatan siswa tentang rencana kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI). 4. Guru memotivasi siswa agar terlihat aktif dalam pembelajaran dengan baik secara individu maupun kelompok. 5. Guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan topik yang akan dipelajari II. Kegiatan Inti 6. Guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar secara rapi dan tertib baik dalam bentuk kelompok maupun individual 7. Guru menyediakan topik-topik untuk diselidiki dan guru mengarahkan siswa dalam memilih topik. 8. Guru memberikan bahan ajar pada masing-masing kelompok. 9. Guru memfasilitasi siswa saat kelompok investigasi memutuskan bagaimana pelaksanaan diskusi kelompok 10. Guru mengawasi jalannya diskusi dan menawarkan bantuan kepada siswa jika siswa menemui kesulitan
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1 1
2 2
3 3
4 4
1
2
3
4
11.
Guru memberikan pertannyaan pada masing-masing kelompok agar siswa dapat menganalisis jawaban yang telah mereka dapat. 12. Guru memfasilitasi siswa saat kelompok investigasi merencanakan bagaimana mempersentasikan hasil diskusi kelompok 13. Guru mengkoordinasi presentasi tiap kelompok III. Kegiatan Akhir 14. Guru mengevaluasi kontribusi tiap kelompok terhadap kerja kelas 15. Guru memberikan koreksi atau pengutan terhadap konsep yang telah dipelajari 16. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang kurang dipahami. 17. Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran matematika yang dilaksanakan hari ini.
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1 1
2 2
3 3
4 4
1
2
3
4
1
2
3
4
Catatan ( kritik dan saran ) ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ________________________________________________
Depok, Mengetahui, Observer
_________________
Lampiran 12
Catatan Lapangan Siklus I Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan 1, Kebanyakan siswa masih bingung ketika diberikan LKS mengenai maksud soal tetapi mereka terlihat berkonsentrasi mengerjakan LKS secara berkelompok. Sebagian siswa dalam mengerjakan soal LKS belum disertai dengan langkah penyelesaian yang lengkap. Kebanyakan dari mereka langsung menemukan hasilnya tanpa terlebih dahulu menuliskan cara yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan dalam soal. Sehingga peneliti (guru) membimbing siswa cara menyelesaikan soal. Siswa mendiskusikan permasalahan dalam LKS dengan teman satu kelompok dengan cara saling berdiskusi dan bertukar pendapat. Pada pertemuan 2 terlihat bahwa beberapa anggota kelompok masih mengalami kesulitan dalam memahami materi. Selain itu masih ada beberapa siswa yang hanya diam saat teman anggotanya sedang berdiskusi, mengobrol, bercanda dengan anggota kelompok lain. Suasana siswa saat melaksanakan diskusi kelompok. Pada saat siswa diskusi dan melakukan investigasi, guru memberi tahu kepada siswa agar aktif dalam berdiskusi dan bertukar pendapat supaya dapat memahami materi yang dipelajari. Pada pertemuan 3 terlihat bahwa sebagian siswa sudah dapat berdiskusi dengan baik. Pada pertemuan ketiga disaat guru meminta perwakilan kelompok untuk mempersentasikan penyelesaian soal yang sudah di bahas dengan anggota kelompoknya di depan kelas. Pada pertemuan ini siswa masih ragu-ragu untuk menuliskan jawaban di papan tulis. Pada pertemuan ke 3 terlihat bahwa siswa cukup aktif dalam menaggapi presentasi dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan 4 terlihat bahwa sebagian besar siswa dalam mengerjakan LKS 4 sudah disertai dengan langkah penyelesaian yang lengkap. Sebagian besar sudah mengerjakan dan menemukan hasilnya dengan terlebih dahulu menuliskan tahap penyelesaian dari soal.
Lampiran 13
Catatan Lapangan Siklus II
Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan 6, siswa terlihat berkonsentrasi memahami dan mengerjakan LKS 6 dan juga sudah tidak ragu-ragu mengenai maksud soal. Hanya saja ada beberapa siswa yang terkadang memanggil peneliti (guru) untuk menanyakan kesulitan yang dialami dan menanyakan benar tidaknya pemahaman mereka tentang maksud soal yang ada pada LKS 6. Peneliti (guru) memberitahu kepada siswa untuk mendiskusikan kesulitan yang mereka alami pada saat belajar kelompok dan jika tetap tidak dapat menemukan solusinya maka siswa dapat bertanya kepada teman dari kelompok lain sebelum bertanya kepada guru. Pada pertemuan 7 terlihat bahwa sebagian siswa dalam menjawab soal di LKS 7 sudah disertai dengan langkah penyelesaian yang lengkap. Sebagian besar siswa mengerjakan dan menemukan hasilnya dengan menuliskan langkah-langkahnya secara sistematika. Selain itu sebagian besar siswa sudah bisa memberikan kesimpulan dari soal yang telah mereka kerjakan sehingga peneliti (guru) tidak perlu lagi membimbing siswa cara menyelesaikan soal. Pada pertemuan 8 terlihat bahwa sebagian besar siswa dapat berdiskusi dengan anggota kelompoknya dan hanya tiga atau empat siswa yang melihat pekerjaan temannya, mengobrol dengan anggota kelompok lain. Setelah ditegur oleh peneliti (guru), siswa yang hanya diam, mengobrol dan bermain-main, langsung ikut mendiskusikan hasil pekerjaan LKS 8 dengan anggotanya. Guru memberi tahu kepada siswa agar aktif dalam berdiskusi dan bertukar pendapat supaya dapat memahami materi yang dipelajari. siswa juga mempersiapkan laporan akhir (hasil investigasi) yang ditulis pada papan tulis untuk dipresentasikan di depan kelas. Pada pertemuan ini siswa tidak ragu-ragu untuk menuliskan di papan tulis dan mempersentasian di depan kelas. Pada pertemuan 9 terlihat bahwa siswa memahami materi dengan baik. Siswa aktif mengungkapan pendapat ketika berdiskusi meskipun terkadang masah ada siswa yang hanya diam saja melihat anggota lain berdiskusi. Siswa menuliskan jawaban di papan tulis dan mempresentasikannya. Siswa juga aktif dalam menaggapi presentasi siswa lain. Selain itu, sebagian besar siswa mencatat kembali materi yang telah dipelajari di buku catatan.
Lampiran 14
Skor Indikator Berpikir Kritis (Siklus I) Responden Indikator 1 Indikator II Indikator III R1 2 2 2 3 R2 3 3 2 3 R3 2 3 3 4 R4 2 1 3 3 R5 2 2 3 4 R6 2 3 4 3 R7 1 2 3 4 R8 2 3 4 3 R9 2 1 3 2 R10 4 3 3 4 R11 3 2 3 4 R12 2 3 3 4 R13 2 4 3 3 R14 3 2 3 3 R15 2 2 2 3 R16 2 2 3 3 R17 2 3 3 3 R18 3 3 3 3 R19 2 4 4 3 R20 2 3 4 4 R21 3 3 3 4 R22 2 3 3 3 R23 1 3 4 3 R24 2 3 2 2 R25 3 3 4 3 R26 2 3 4 3 R27 3 3 4 2 R28 2 3 4 3 R29 3 3 4 3 R30 3 4 4 4 R31 2 3 4 3 R32 2 3 4 3 Jumlah 73 88 207 Jumlah Ideal 128 128 256 Persentase (%) 57,03 68,75 80,86 Rata-rata tes kemampuan berpikir kritis matematis (siklus I) Mx =
∑
=
x 100% = 65,78%
Indikator IV 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 3 1 2 1 1 1 2 3 1 2 3 2 2 53 128 41,41
Skor 10 13 13 10 12 13 11 14 9 16 14 15 13 12 10 12 13 14 15 16 14 13 12 10 14 14 15 13 15 18 14 14 421 640 65,78
Lampiran 15
Skor Indikator Berpikir Kritis (Siklus II) Responden Indikator I Indikator II Indikator III R1 3 3 3 3 R2 4 4 2 3 R3 4 3 3 3 R4 3 3 3 3 R5 3 2 3 4 R6 3 3 4 3 R7 3 2 3 4 R8 3 3 4 3 R9 3 2 3 3 R10 4 3 3 4 R11 4 4 3 4 R12 3 2 3 4 R13 4 4 3 3 R14 3 3 3 3 R15 3 2 2 3 R16 3 3 3 3 R17 3 3 3 3 R18 4 3 3 3 R19 4 4 4 3 R20 4 3 4 4 R21 3 3 3 4 R22 3 4 3 3 R23 2 4 4 3 R24 3 4 2 3 R25 4 4 4 3 R26 4 3 4 4 R27 4 4 4 2 R28 3 3 4 3 R29 4 4 4 3 R30 4 4 4 3 R31 4 3 4 4 R32 4 2 4 3 Jumlah 110 101 210 Jumlah Ideal 128 128 256 Persentase (%) 85,94 78,91 82,03 Rata-rata tes kemampuan berpikir kritis matematis (siklus I) Mx =
∑
=
x 100% = 80,15%
Indikator IV 3 2 3 2 4 2 3 2 2 4 2 4 3 2 3 2 3 4 4 2 2 3 3 2 3 2 4 4 3 4 3 3 92 128 71,87
Skor 15 15 16 14 16 15 15 15 13 18 17 16 17 14 13 14 15 17 19 17 15 16 16 14 18 17 18 17 18 19 18 16 513 640 80,15
Lampiran 16 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Skor No Indikator/Aspek yang dinilai P1 P2 P3 1 Siswa membuka pelajaran dengan berdoa 3 3 4 2 Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi yang 3 3 3 diberikan oleh guru 3 Siswa untuk belajar secara rapi dan tertib baik dalam bentuk kelompok 2 2 3 maupun individual 4 Siswa membentuk kelompok diskusi sesuai dengan kesamaan pendapat 2 3 3 yang disampaikan. 5 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai masalah 1 2 3 yang akan diselidiki. 6 Siswa dan kelompok investigasi memutuskan secara bersama 2 2 3 bagaimana pelaksanaan diskusi kelompok 7 Siswa dan kelompok investigasi mendiskusikan semua informasi yang 3 3 3 telah diperoleh. 8 Siswa menarik kesimpulan dari subtopik yang dibahas sebagai hasil 1 2 3 dari diskusi kelompok. 9 Siswa bersama kelompok investigasi saling bertukar pendapat ketika 2 2 2 diskusi. 10 Siswa bersama kelompok investigasi merencanakan apa yang akan 2 2 3 dilaporkan sebagai hasil dari diskusi kelompok 11 Siswa bersama kelompok investigasi merencanakan bagaimana 2 2 3 mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 12 Siswa berpartisipasi secara aktif dalam pembentukan panitia acara 2 2 2 untuk koordinasi pada saat presentasi kelompok. 13 Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru saat guru 3 3 3 memberikan penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari 14 Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang dipahami. 2 2 3 15 Siswa bersama guru menarik kesimpulan untuk pembelajaran 2 3 3 matematika yang dilaksanakan hari ini. Jumlah 32 36 44 Rata-rata (%) 53,33 60 73,33 Rata-rata keseluruhan
Jumlah
Rata-rata (%)
14
87,5
4
13
81,25
3
10
62,5
3
11
68,75
3
9
56,25
3
10
62,5
3
12
75
3
9
56,25
2
8
50
3
10
62,5
4
11
68,75
3
9
56,25
3
12
75
3
10
62,5
4
11
68,75
P4 4
48 159 80 66,25%
Lampiran 17 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No
Indikator/Aspek yang dinilai
1 2
Siswa membuka pelajaran dengan berdoa Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi yang diberikan oleh guru Siswa untuk belajar secara rapi dan tertib baik dalam bentuk kelompok maupun individual Siswa membentuk kelompok diskusi sesuai dengan kesamaan pendapat yang disampaikan. Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai masalah yang akan diselidiki. Siswa dan kelompok investigasi memutuskan secara bersama bagaimana pelaksanaan diskusi kelompok Siswa dan kelompok investigasi mendiskusikan semua informasi yang telah diperoleh. Siswa menarik kesimpulan dari subtopik yang dibahas sebagai hasil dari diskusi kelompok. Siswa bersama kelompok investigasi saling bertukar pendapat ketika diskusi. Siswa bersama kelompok investigasi merencanakan apa yang akan dilaporkan sebagai hasil dari diskusi kelompok Siswa bersama kelompok investigasi merencanakan bagaimana mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam pembentukan panitia acara untuk koordinasi pada saat presentasi kelompok. Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru saat guru memberikan penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang dipahami. Siswa bersama guru menarik kesimpulan untuk pembelajaran matematika yang dilaksanakan hari ini.
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jumlah Rata-rata (%) Rata-rata keseluruhan
Skor
Jumlah
Rata-rata (%)
16
100
4
13
81,25
4
3
13
81,25
3
4
3
13
81,25
2
3
3
3
11
68,75
2
3
3
4
12
75
3
3
4
4
14
87,5
2
2
2
3
9
56,25
2
3
3
3
11
68,75
2
3
3
3
11
68,75
2
3
3
4
12
75
2
3
3
4
12
75
3
3
4
3
13
81,25
2
3
3
4
12
75
3
3
3
4
13
81,25
39 65
45 75
49 81,67
P1 4
P2 4
P3 4
P4 4
3
3
3
3
3
3
54 187 90 77,92 77,92%
Lampiran 18 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Skor No Indikator/Aspek yang dinilai P1 P2 P3 1 Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. 3 4 4 2 Guru menyampaikan topik pembelajaran dan tujuan pembelajaran. 3 3 3 3 Guru mengkomunikasikan kegiatan siswa tentang rencana kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran 2 2 2 kooperatif tipe group investigation (GI). 4 Guru memotivasi siswa agar terlihat aktif dalam pembelajaran dengan 2 2 3 baik secara individu maupun kelompok 5 Guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan topik yang akan 2 3 3 dipelajari 6 Guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar secara rapi dan tertib 2 3 3 baik dalam bentuk kelompok maupun individual 7 Guru menyediakan topik-topik untuk diselidiki dan guru mengarahkan 3 3 3 siswa dalam memilih topik. 8 Guru memberikan bahan ajar pada masing-masing kelompok. 3 3 4 9 Guru memfasilitasi siswa saat kelompok investigasi memutuskan 3 3 3 bagaimana pelaksanaan diskusi kelompok 10 Guru mengawasi jalannya diskusi dan menawarkan bantuan kepada 3 3 3 siswa jika siswa menemui kesulitan 11 Guru memberikan pertannyaan pada masing-masing kelompok agar 3 3 3 siswa dapat menganalisis jawaban yang telah mereka dapat. 12 Guru memfasilitasi siswa saat kelompok investigasi merencanakan 2 3 3 bagaimana mempersentasikan hasil diskusi kelompok 13 Guru mengkoordinasi presentasi tiap kelompok 2 3 3 14 Guru mengevaluasi kontribusi tiap kelompok terhadap kerja kelas 3 3 3 15 Guru memberikan koreksi atau pengutan terhadap konsep yang telah 3 3 3 dipelajari 16 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal 3 3 4 yang kurang dipahami. 17 Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran 2 3 3 matematika yang dilaksanakan hari ini. Jumlah 44 50 53 Rata-rata (%) 64,70 73,52 77,94 Rata-rata keseluruhan
Jumlah
Rata-rata (%)
15 12
93,75 75
3
9
56,25
3
10
62,5
3
11
68,75
4
12
75
3
12
75
4
14
87,5
3
12
75
3
12
75
3
12
75
4
12
75
3 3
11 12
68,75 75
3
12
75
4
14
87,5
4
12
75
P4 4 3
57 204 83,82 85,71%
Lampiran 19 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Skor No Indikator/Aspek yang dinilai P1 P2 P3 1 Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. 4 4 4 2 Guru menyampaikan topik pembelajaran dan tujuan pembelajaran. 3 3 4 3 Guru mengkomunikasikan kegiatan siswa tentang rencana kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran 3 3 3 kooperatif tipe group investigation (GI). 4 Guru memotivasi siswa agar terlihat aktif dalam pembelajaran dengan 3 3 3 baik secara individu maupun kelompok 5 Guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan topik yang akan 2 3 4 dipelajari 6 Guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar secara rapi dan tertib 3 3 3 baik dalam bentuk kelompok maupun individual 7 Guru menyediakan topik-topik untuk diselidiki dan guru mengarahkan 3 3 4 siswa dalam memilih topik. 8 Guru memberikan bahan ajar pada masing-masing kelompok. 3 3 4 9 Guru memfasilitasi siswa saat kelompok investigasi memutuskan 3 3 3 bagaimana pelaksanaan diskusi kelompok 10 Guru mengawasi jalannya diskusi dan menawarkan bantuan kepada 3 3 4 siswa jika siswa menemui kesulitan 11 Guru memberikan pertannyaan pada masing-masing kelompok agar 2 3 3 siswa dapat menganalisis jawaban yang telah mereka dapat. 12 Guru memfasilitasi siswa saat kelompok investigasi merencanakan 3 3 3 bagaimana mempersentasikan hasil diskusi kelompok 13 Guru mengkoordinasi presentasi tiap kelompok 3 3 3 14 Guru mengevaluasi kontribusi tiap kelompok terhadap kerja kelas 3 3 3 15 Guru memberikan koreksi atau pengutan terhadap konsep yang telah 3 3 3 dipelajari 16 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal 3 3 4 yang kurang dipahami. 17 Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran 3 3 3 matematika yang dilaksanakan hari ini. Jumlah 51 52 58 Rata-rata (%) 75 76,42 85,29 Rata-rata keseluruhan
Jumlah
Rata-rata (%)
16 13
100 81,25
3
12
75
4
13
81,25
4
13
81,25
4
13
81,25
4
14
87,5
4
14
87,5
3
12
75
3
13
81,25
3
11
68,75
4
13
81,25
3 4
12 13
81,25 81,25
4
13
81,25
4
14
87,5
4
13
81,25
P4 4 3
62 223 91,18 93,68%
Lampiran 20 Peningatan Aktivitas Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
No
Indikator/Aspek yang dinilai
1 2
Siswa membuka pelajaran dengan berdoa Siswa memberikan respon terhadap pertanyaan atau instruksi yang diberikan oleh guru 3 Siswa untuk belajar secara rapi dan tertib baik dalam bentuk kelompok maupun individual 4 Siswa membentuk kelompok diskusi sesuai dengan kesamaan pendapat yang disampaikan. 5 Siswa berpartisipasi secara aktif ketika diskusi kelas mengenai masalah yang akan diselidiki. 6 Siswa dan kelompok investigasi memutuskan secara bersama bagaimana pelaksanaan diskusi kelompok 7 Siswa dan kelompok investigasi mendiskusikan semua informasi yang telah diperoleh. 8 Siswa menarik kesimpulan dari subtopik yang dibahas sebagai hasil dari diskusi kelompok. 9 Siswa bersama kelompok investigasi saling bertukar pendapat ketika diskusi. 10 Siswa bersama kelompok investigasi merencanakan apa yang akan dilaporkan sebagai hasil dari diskusi kelompok 11 Siswa bersama kelompok investigasi merencanakan bagaimana mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 12 Siswa berpartisipasi secara aktif dalam pembentukan panitia acara untuk koordinasi pada saat presentasi kelompok. 13 Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru saat guru memberikan penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari 14 Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang kurang dipahami. 15 Siswa bersama guru menarik kesimpulan untuk pembelajaran matematika yang dilaksanakan hari ini. Jumlah Rata-rata (%) Peningkatan persentase aktivitas belajar siswa = X Siklus II – X Siklus I = 77,92 % - 66,25 % = 11,67 %
Rata-rata Siklus I (%) 87,5
Rata-rata siklus II (%) 100
81,25
81,25
62,5
81,25
68,75
81,25
56,25
68,75
62,5
75
75
87,5
56,25
56,25
50
68,75
62,5
68,75
68,75
75
56,25
75
75
81,25
62,5
75
68,75
81,25
993,75 66,25
1168,8 77,92
Lampiran 21 Peningatan Aktivitas Mengajar Guru dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
No 1 2 3
Indikator/Aspek yang dinilai
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. Guru menyampaikan topik pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Guru mengkomunikasikan kegiatan siswa tentang rencana kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI). 4 Guru memotivasi siswa agar terlihat aktif dalam pembelajaran dengan baik secara individu maupun kelompok 5 Guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan topik yang akan dipelajari 6 Guru dapat mengkondisikan siswa untuk belajar secara rapi dan tertib baik dalam bentuk kelompok maupun individual 7 Guru menyediakan topik-topik untuk diselidiki dan guru mengarahkan siswa dalam memilih topik. 8 Guru memberikan bahan ajar pada masing-masing kelompok. 9 Guru memfasilitasi siswa saat kelompok investigasi memutuskan bagaimana pelaksanaan diskusi kelompok 10 Guru mengawasi jalannya diskusi dan menawarkan bantuan kepada siswa jika siswa menemui kesulitan 11 Guru memberikan pertannyaan pada masing-masing kelompok agar siswa dapat menganalisis jawaban yang telah mereka dapat. 12 Guru memfasilitasi siswa saat kelompok investigasi merencanakan bagaimana mempersentasikan hasil diskusi kelompok 13 Guru mengkoordinasi presentasi tiap kelompok 14 Guru mengevaluasi kontribusi tiap kelompok terhadap kerja kelas 15 Guru memberikan koreksi atau pengutan terhadap konsep yang telah dipelajari 16 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang kurang dipahami. 17 Guru bersama siswa menarik kesimpulan untuk pembelajaran matematika yang dilaksanakan hari ini. Jumlah Rata-rata (%) Peningkatan persentase aktivitas mengajar guru = X Siklus II – X Siklus I = 93,68 % - 85,71 % = 7,97 %
Rata-rata Siklus I (%) 93,75 75
Rata-rata Siklus II (%) 100 81,25
56,25
75
62,5
81,25
68,75
81,25
75
81,25
75
87,5
87,5
87,5
75
75
75
81,25
75
68,75
75
81,25
68,75 75
81,25 81,25
75
81,25
87,5
87,5
75
81,25
1457,07 85,71
1592,56 93,68
Lampiran 22
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Indikator
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
Mempertanyakan permasalahan
57,03%
85,94%
28,91%
Menguji kebenaran permasalahan
68,75%
78,91%
10,16%
Menilai
80,86%
82,03%
1,17%
Membuat kesimpulan dari solusi permasalahan
41,41%
71,87%
30,46%
Persentase rata-rata tes kemampuan berpikir kritis
65,78%
80,15%
14,37%
Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa = X Siklus II – X Siklus I = 80,15 % - 65,78 % = 14,37 %
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I (Pertemuan 1) Mata Pelajaran
: Matematika
SD/MI
: SDN
Kelas/Semester
: IV/1
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Bilangan, Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
: Melakukan operasi hitung campuran
Indikator
:
1. Mengajukan pertannyaan terkait aturan operasi hitung campuran 2. Menguji kebenaran terkait aturan operasi hitung campuran Tujuan Pembelajaran
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat Mengajukan pertannyaan terait aturan operasi hitung campuran dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menguji kebenaran terkait aturan operasi hitung campuran dengan tepat. Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran
: Operasi hitung campuran :1. Pendekatan pembelajaran : Pembelajaran kooperatif 2. Model pembelajaran : Group Investigation
Langkah-langkah Pembelajaran a)
Kegiatan awal(15 menit) Tahap
Awal
:
Kegiatan Guru Mengucap salam dan berdoa, guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima pelajaran.
Apersepsi : sebelum pembelajaran dimulai guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini yaitu “Operasi hitung campuran”, dan guru menyampaikan langkahlangkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Motivasi : guru memberikan motivasi belajar kepada siswa yaitu jika siswa memahami materi operasi hitung campuran maka, siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan aplikasi operasi hitung campuran pada kehidupan sehari-hari. guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu
setelah
pembelajaran, siswa dapat mengajukan pertannyaan terkait aturan operasi hitung campuran dan siswa dapat menguji kebenaran terkait aturan operasi hitung campuran.
b) Kegiatan inti(45 menit) b.1 Eksplorasi Tahap
Kegiatan
Inti
Guru memberikan topik, kemudian siswa mempelajari/ mengamati
Mengidentifikasi dan
topik topik operasi hitung campuran penjumlahan dengan pengurangan,
pengorganisasian perkalian dengan pembagian, perkalian dengan pengurangan atau
siswa
ke
dalam penjumlahan, pembagian dengan pengurangan atau penjumlahan .
kelompok-kelompok penelitian) Masing-masing siswa memilih salah satu topik diantara keempat topik yang disediakan untuk diinvestigasikan. Siswa yang memiliki pilihan topik yang sama membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Merencanakan
Setelah kelompok diskusi terbentuk, setiap kelompokmendapatkan
penelitian kelompok
bahan ajar berisikan materi serta LKS tentang operasi hitung campuran.
Setiap
kelompok
memformulasikan
sebuah
permasalahan
yang
akan
diteliti,
memutuskanbagaimana
pelaksanaan diskusi, dan menentukan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. Melaksanakan
Siswa menginvestigasi materi sesuai dengan pilihankelompok
Penelitian
masing-masing. Pada tahap ini siswamengumpulkan data yang digunakan untukmengerjakan LKS, menganalisis data tersebut, mesintesis semua gagasan, dan berdiskusi serta mengklarifikasi. Selanjutnya siswa membuat kesimpulan. Siswa mendiskusikan materi kelompok dengan kooperatif. Ketika siswa berdiskusi, guru mengobservasi siswa jika terdapat pertanyaan atau kesulitan, serta guru juga sebagai fasilitator dan nara sumber selama diskusi.
Menyiapkan
laporan Siswa mempersiapkan laporan akhir (hasil investigasi) yang ditulis
akhir
pada papan tulis untuk dipresentasikan di depan kelas.
Menyajikan
laporan Kelompok mempersiapkan diri untuk presentasi didepan kelas dan
akhir
membuat sebuah panitia acara untuk mengkoordinasi rencanarencana presentasi. Selama presentasi, siswa menanggapi dan mengajukanpertanyaan tentang materi yang dipresentasikan oleh kelompok presentasi meminta siswa memberikan reword kepada kelompok kerja siswa yang berhasil melakukan presentasi dengan baik
Evaluasi
Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut dan mengenai tugas yang mereka kerjakan
b.2 Elaborasi Tahap
Kegiatan Menjelaskan materi terkait aturan operasi hitung campuran. Memberikan tugas latihan kepada siswa, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru.
b.3 Konfirmasi Tahap
Kegiatan Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Guru mengoreksi kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa dan untuk meluruskan konsep tentang operasi hitung campuran agar siswa dapat lebih memahami materi yang dipelajari.
c) Kegiatan akhir(10 menit) Tahap Akhir
Kegiatan
Bersama dengan siswa secara klasikal menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
Media Pembelajaran: bahan ajar berupa uraian materi dan LKS. Sumber Belajar
:
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Juhayat, Yayat. 2008. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pustaka Mandiri. Penilaian Pembelajaran
:a. Teknik : tes tertulis b. Bentuk Instrumen : lembar kegiatan siswa Depok,
September 2013
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
___________
Peneliti
Endang Puji Rahayu
Bahan ajar siswa 1 MATA PELAJARAN MATEMATIKA A. Pokok Materi : Bilangan B. Topik
: Operasi hitung campuran
C. Sasaran
: Siswa kelas IV
D. Tujuan
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat Mengajukan pertannyaan terait aturan operasi hitung campuran dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menguji kebenaran terkait aturan operasi hitung campuran dengan tepat. E. Petunjuk
:
1. Bacalah setiap petunjuk sebelum melakukan kegiatan 2. Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntun kamu 3. Isilah titik-titik sebagai hasil dari kegiatan yang kamu lakukan 4. Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan 5. Jika kamu merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan, kamu dapat bertannya kepada guru Anggota Kelompok 1._____________
2.____________ 3._____________
4._____________
5.____________ 6._____________
Kamu sudah mengenal operasi-operasi hitung bilangan meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Tahukah kamu bahwa operasi hitung tersebut mempunyai tingkatan dalam urutan pengerjaan ?
456 + 167 – 308 = (456 + 167) – 308 = ………………… - ………… = ………………
Masalah 1 Urutan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian berbeda-beda diantaranya berikut ini ! - Penjumlahan (+) dan pengurangan (-) urutan operasinya setingat - Perkalian (x) dan pembagian (:) urutan operasinya setingat - Perkalian (x) atau pembagian (:) lebih tinggi tingkat urutan operasinya dari pada penjumlahan (+) atau pengurangan (-) Apakah kalian memahami tentang situasi di atas ? _________________________________________________________ _________________________________________________________ Jika kalian tidak paham, apa yang dapat kalian pertannyakan ? _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ Coba kalian buktikan, apakah 20 + 15 x 12 = 420 atau 20 + 15 x 12 = 200 jawaban yang tepat? _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ tuliskan kesimpulan dari diskusi kalian !
Contoh : lina mempunyai 12 permen, kemudian lina akan membagikan permen itu kepada 3 temannya. Dari situasi diatas yang dapat kita pertannyakan, berapa lina akan membagikan permen kepada masing-masing temannya ? Solusinya : 12 permen lina : 3 temannya = …… Masalah 2 Ibu mempunyai 35 jeruk, ibu membeli lagi 25 jeruk. Kemudian ibu memberikan kepada kelima anaknya. a. Tuliskan apa yang diketahui pada masalah 2 ? __________________________________________ __________________________________________ __________________________________________ __________________________________________ __________________________________________ b. Dari situasi diatas apakah yang bisa anda pertannyakan ? _________________________________________________________ _________________________________________________________ c. bagaimana penyelesaian yang harus dilakukan untuk menjawab pertannyaan (a) ? _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ d. tuliskan kesimpulan aturan dari penyelesaian diatas !
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus 1 (Pertemuan 2)
Mata Pelajaran
: Matematika
SD/MI
: SDN
Kelas/Semester
: IV/1
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Bilangan, Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
: Melakukan operasi hitung campuran
Indikator
:
1. Menilai terkait aturan operasi hitung campuran 2. Membuat kesimpulan terkait aturan operasi hitung campuran Tujuan Pembelajaran
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menilai terkait aturan operasi hitung campuran dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat membuat kesimpulan terkait aturan operasi hitung campuran dengan tepat. Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran
: Operasi hitung campuran :1. Pendekatan pembelajaran : Pembelajaran kooperatif 2. Model pembelajaran : Group Investigation
Langkah-langkah Pembelajaran a)
Kegiatan awal(15 menit) Tahap
Awal
:
Kegiatan Guru Mengucap salam dan berdoa, guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima pelajaran.
Apersepsi : sebelum pembelajaran dimulai guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini yaitu “Operasi hitung campuran”, dan guru menyampaikan langkahlangkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Motivasi : guru memberikan motivasi belajar kepada siswa yaitu jika siswa memahami materi operasi hitung campuran maka, siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan aplikasi operasi hitung campuran pada kehidupan sehari-hari. guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu
setelah
pembelajaran, siswa dapat menilai terkait aturan operasi hitung campuran dan siswa dapat membuat kesimpulan terkait aturan operasi hitung campuran.
b) Kegiatan inti(45 menit) b.1 Eksplorasi Tahap
Kegiatan
Inti
Guru memberikan topik, kemudian siswa mempelajari/ mengamati
Mengidentifikasi dan
topik topik operasi hitung campuran penjumlahan dengan pengurangan,
pengorganisasian perkalian dengan pembagian, perkalian dengan pengurangan atau
siswa
ke
dalam penjumlahan, pembagian dengan pengurangan atau penjumlahan .
kelompok-kelompok penelitian) Masing-masing siswa memilih salah satu topik diantara keempat topik yang disediakan untuk diinvestigasikan. Siswa yang memiliki pilihan topik yang sama membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Merencanakan
Setelah
kelompok
diskusi
terbentuk,
setiap
kelompok
penelitian kelompok
mendapatkan bahan ajar berisikan materi serta LKS tentang operasi hitung campuran. Setiap kelompok memformulasikan
sebuah permasalahan yang akan diteliti, memutuskan bagaimana pelaksanaan diskusi, dan menentukan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. Melaksanakan
Siswa menginvestigasi materi sesuai dengan pilihan kelompok
Penelitian
masing-masing. Pada tahap ini siswa mengumpulkan data yang digunakan untuk mengerjakan LKS, menganalisis data tersebut, mesintesis semua gagasan, dan berdiskusi serta mengklarifikasi. Selanjutnya siswa membuat kesimpulan. Siswa mendiskusikan materi kelompok dengan kooperatif. Ketika siswa berdiskusi, guru mengobservasi siswa jika terdapat pertanyaan atau kesulitan, serta guru juga sebagai fasilitator dan nara sumber selama diskusi.
Menyiapkan
laporan Siswa mempersiapkan laporan akhir (hasil investigasi) yang ditulis
akhir
pada papan tulis untuk dipresentasikan di depan kelas.
Menyajikan
laporan Kelompok mempersiapkan diri untuk presentasi didepan kelas dan
akhir
membuat sebuah panitia acara untuk mengkoordinasi rencanarencana presentasi. Selama presentasi, siswa menanggapi dan mengajukanpertanyaan tentang materi yang dipresentasikan oleh kelompok presentasi meminta siswa memberikan reword kepada kelompok kerja siswa yang berhasil melakukan presentasi dengan baik
Evaluasi
Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut dan mengenai tugas yang mereka kerjakan
b.2 Elaborasi Tahap
Kegiatan Menjelaskan materi terkait aturan operasi hitung campuran. Memberikan tugas latihan kepada siswa, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru.
b.3 Konfirmasi Tahap
Kegiatan Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Guru mengoreksi kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa dan untuk meluruskan konsep tentang operasi hitung campuran agar siswa dapat lebih memahami materi yang dipelajari.
c) Kegiatan akhir(10 menit) Tahap Akhir
Kegiatan
Bersama dengan siswa secara klasikal menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
Media Pembelajaran: bahan ajar berupa uraian materi dan LKS. Sumber Belajar
:
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Juhayat, Yayat. 2008. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pustaka Mandiri. Penilaian Pembelajaran
:a. Teknik : tes tertulis b. Bentuk Instrumen : lembar kegiatan siswa Depok,
September 2013
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
___________
Peneliti
Endang Puji Rahayu
Bahan ajar siswa 2 MATA PELAJARAN MATEMATIKA A. Pokok Materi : Bilangan B. Topik
: Operasi hitung campuran
C. Sasaran
: Siswa kelas IV
D. Tujuan
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menilai terkait aturan operasi hitung campuran dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat membuat kesimpulan terkait aturan operasi hitung campuran dengan tepat. E. Petunjuk
:
1. Bacalah setiap petunjuk sebelum melakukan kegiatan 2. Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntun kamu 3. Isilah titik-titik sebagai hasil dari kegiatan yang kamu lakukan 4. Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan 5. Jika kamu merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan, kamu dapat bertannya kepada guru Anggota Kelompok 1._____________
2.____________ 3._____________
4._____________
5.____________ 6._____________
Kamu sudah mengenal operasi-operasi hitung bilangan meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Kalian juga sudah mengenal tingkatan dalam urutan pengerjaan operasi hitung, yaitu : - Penjumlahan (+) dan pengurangan (-) urutan operasinya setingat - Perkalian (x) dan pembagian (:) urutan operasinya setingat - Perkalian (x) atau pembagian (:) lebih tinggi tingkat urutan operasinya dari pada penjumlahan (+) atau pengurangan (-)
Contoh : A. 1 + 3 x 2 = 8 atau B. 1 + 3 x 2 = 7 Hasil dari operasi hitung A dan B berbeda,, mengapa berbeda ? Penyelesaian
B. ( 1 + 3 ) x 2 = 8
A. 1 + ( 3 x 2 ) = 7
……… x …… = 8
……… x …… = 7
Alasannya, hasil A tidak menunjukan aturan operasi hitung campuran, sedangkan hasil B menunjukan adanya aturan dalam operasi hitung campuran. Kesimpulannya adalah ? Hasil B lebih tepat dalam operasi hitung campuran, karena dalam urutan aturan operasi hitung campuran perkalian tingatannya lebih tinggi dibandingkan dengan penjumlahan, sehingga perkalian didahulukan dalam pengerjaannya.
Masalah 1 Perhatikan ! A. 250 + 715 – 169 = B.
715 - 169 + 250 =
Periksalah apakah hasil dari operasi hitung campuran A = hasil dari operasi hitung B ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Jika A dan B hasilnya sama, maka berikan alasanmu untuk jawaban pada masalah 1 ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Tuliskan kesimpulan dari diskusi kalian !
Masalah 2 Pak Danu memiliki 7 karung beras, berat tiap karung 75 kg. kemudian pak Danu membeli lagi 2 karung beras. Berapa kg berat seluruhnya yang dimiliki pak danu ? Penyelesaian
7 x 75 kg = 525 kg Beras yang dimiliki pak Danu 525 kg, kemudian pak Danu membeli lagi 2 karung, sehingga beras yang dimiliki pak Danu seluruhnya 525 kg + 2 = 527 kg.
Nyatakan apa yang keliru dari pernyelesaian diatas ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ___ Bagaimana penyelesaian yang tepat yang harus dilakukan ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Tuliskan kesimpulan dari penyelesaian masalah 2 yang kalian diskusikan ?
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus 1 (Pertemuan 3)
Mata Pelajaran
: Matematika
SD/MI
: SDN
Kelas/Semester
: IV/1
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Bilangan, Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
: Melakukan operasi hitung campuran
Indikator
:
1. Mengajukan pertannyaan terkait hasil operasi hitung campuran 2. Menguji kebenaran terkait hasil operasi hitung campuran Tujuan Pembelajaran
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat mengajukan pertannyaan terait hasil operasi hitung campuran dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menguji kebenaran terkait hasil operasi hitung campuran dengan tepat. Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran
: Operasi hitung campuran :1. Pendekatan pembelajaran : Pembelajaran kooperatif 2. Model pembelajaran : Group Investigation
Langkah-langkah Pembelajaran a)
Kegiatan awal(15 menit) Tahap
Awal
:
Kegiatan Guru Mengucap salam dan berdoa, guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima pelajaran.
Apersepsi : sebelum pembelajaran dimulai guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini yaitu “Operasi hitung campuran”, dan guru menyampaikan langkahlangkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Motivasi : guru memberikan motivasi belajar kepada siswa yaitu jika siswa memahami materi operasi hitung campuran maka, siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan aplikasi operasi hitung campuran pada kehidupan sehari-hari. guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu
setelah
pembelajaran, siswa dapat mengajukan pertannyaan terkait hasil operasi hitung campuran dan siswa dapat menguji kebenaran terkait hasil operasi hitung campuran
b) Kegiatan inti(45 menit) b.1 Eksplorasi Tahap
Kegiatan
Inti
Guru memberikan topik, kemudian siswa mempelajari/ mengamati
Mengidentifikasi dan
topik topik operasi hitung campuran penjumlahan dengan pengurangan,
pengorganisasian perkalian dengan pembagian, perkalian dengan pengurangan atau
siswa
ke
dalam penjumlahan, pembagian dengan pengurangan atau penjumlahan .
kelompok-kelompok penelitian) Masing-masing siswa memilih salah satu topik diantara keempat topik yang disediakan untuk diinvestigasikan. Siswa yang memiliki pilihan topik yang sama membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Merencanakan
Setelah
kelompok
diskusi
terbentuk,
setiap
kelompok
penelitian kelompok
mendapatkan bahan ajar berisikan materi serta LKS tentang operasi hitung campuran. Setiap kelompok memformulasikan
sebuah permasalahan yang akan diteliti, memutuskan bagaimana pelaksanaan diskusi, dan menentukan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. Melaksanakan
Siswa menginvestigasi materi sesuai dengan pilihan kelompok
Penelitian
masing-masing. Pada tahap ini siswa mengumpulkan data yang digunakan untuk mengerjakan LKS, menganalisis data tersebut, mesintesis semua gagasan, dan berdiskusi serta mengklarifikasi. Selanjutnya siswa membuat kesimpulan. Siswa mendiskusikan materi kelompok dengan kooperatif. Ketika siswa berdiskusi, guru mengobservasi siswa jika terdapat pertanyaan atau kesulitan, serta guru juga sebagai fasilitator dan nara sumber selama diskusi.
Menyiapkan
laporan Siswa mempersiapkan laporan akhir (hasil investigasi) yang ditulis
akhir
pada papan tulis untuk dipresentasikan di depan kelas.
Menyajikan
laporan Kelompok mempersiapkan diri untuk presentasi didepan kelas dan
akhir
membuat sebuah panitia acara untuk mengkoordinasi rencanarencana presentasi. Selama presentasi, siswa menanggapi dan mengajukanpertanyaan tentang materi yang dipresentasikan oleh kelompok presentasi meminta siswa memberikan reword kepada kelompok kerja siswa yang berhasil melakukan presentasi dengan baik
Evaluasi
Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut dan mengenai tugas yang mereka kerjakan
b.2 Elaborasi Tahap
Kegiatan Menjelaskan materi terkait aturan operasi hitung campuran. Memberikan tugas latihan kepada siswa, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru.
b.3 Konfirmasi Tahap
Kegiatan Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Guru mengoreksi kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa dan untuk meluruskan konsep tentang operasi hitung campuran agar siswa dapat lebih memahami materi yang dipelajari.
c) Kegiatan akhir(10 menit) Tahap Akhir
Kegiatan
Bersama dengan siswa secara klasikal menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. Media Pembelajaran: bahan ajar berupa uraian materi dan LKS. Sumber Belajar
:
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Juhayat, Yayat. 2008. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pustaka Mandiri. Penilaian Pembelajaran
:a. Teknik : tes tertulis b. Bentuk Instrumen : lembar kegiatan siswa Depok,
September 2013
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
___________
Peneliti
Endang Puji Rahayu
Bahan ajar siswa 3 MATA PELAJARAN MATEMATIKA A. Pokok Materi : Bilangan B. Topik
: Operasi hitung campuran
C. Sasaran
: Siswa kelas IV
D. Tujuan
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat mengajukan pertannyaan terkait hasil operasi hitung campuran dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menguji kebenaran terkait aturan operasi hitung campuran dengan tepat. E. Petunjuk
:
1. Bacalah setiap petunjuk sebelum melakukan kegiatan 2. Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntun kamu 3. Isilah titik-titik sebagai hasil dari kegiatan yang kamu lakukan 4. Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan 5. Jika kamu merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan, kamu dapat bertannya kepada guru Anggota Kelompok 1._____________
2.____________ 3._____________
4._____________
5.____________ 6._____________
Kalian sudah mempelajari aturan-aturan dari operasi hitung campuran, yaitu perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Serta tingatan dalam urutan pengerjaannya. Contoh : A. 16 + 3 x 2 = 38
atau
B. 16 + 3 x 2 = 22
Dari situasi diatas, mengapa hasil operasi hitung campuran A dan B berbeda, akan tetapi operasi hitungnnya sama ? Penyelesaian
A.( 16 + 3 ) x 2 = 38 ……… x …… = 38
B. 16 + ( 3 x 2 ) = 22 ……… x …… = 22
hasil A dan B cara penyelesaiannnya berbeda. Hasil A operasi hitung penjumlahan dikerjakan terlebih dahulu sedangkan hasil B operasi hitung perkalian di kerjakan terlebih dahulu. Kesimpulannya, hasil operasi hitung B lebih tepat karena dalam
operasi
hitung
campuran
penjumlahan
dan
perkalian. Perkalian lebih tinggi tingkat urutan operasinya sehingga dikerjakan terlebih dahulu. Masalah 1 Perhatikan ! A. (42 + 14) : 7 = 8
/
B. 42 + (14 : 7) = 44
Buatlah satu pertannyaan dari situasi di atas? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Bagaimana penyelesaian yang harus dilakukan untuk menjawab pertannyaan yang kalian buat pada masalah 1 ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Coba kalian buktikan apakah hasil operasi hitung campuran A atau hasil operasi hitung campuran B jawaban yang tepat ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Tuliskan kesimpulan dari penyelesaian di atas !
Masalah 2 Hari pertama Sukma membeli 30 kelereng, hari kedua sukma membeli lagi 25 kelereng. Kemudian kelereng sukma hilang 17, sisa kelereng sukma ada 38 kelereng. Tuliskan apa yang diketahui pada masalah 2 ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ___ Dari fakta di atas apakah yang bisa kalian pertannyakan ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ __ Bagaimana penyelesaian yang harus dilakukan untuk menjawab pertannyaan yang kalian buat ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Tuliskan kesimpulan dari penyelesaian masalah 2 yang kalian diskusikan ?
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus 1 (Pertemuan 4)
Mata Pelajaran
: Matematika
SD/MI
: SDN
Kelas/Semester
: IV/1
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Bilangan, Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
: Melakukan operasi hitung campuran
Indikator
:
1. Menilai terkait hasil operasi hitung campuran 2. Membuat kesimpulan terkait hasil operasi hitung campuran Tujuan Pembelajaran
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menilai terkait hasil operasi hitung campuran dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat membuat kesimpulan terkait hasil operasi hitung campuran dengan tepat. Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran
: Operasi hitung campuran :1. Pendekatan pembelajaran : Pembelajaran kooperatif 2. Model pembelajaran : Group Investigation
Langkah-langkah Pembelajaran a)
Kegiatan awal(15 menit) Tahap
Awal
:
Kegiatan Guru Mengucap salam dan berdoa, guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima pelajaran.
Apersepsi : sebelum pembelajaran dimulai guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini yaitu “Operasi hitung campuran”, dan guru menyampaikan langkahlangkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Motivasi : guru memberikan motivasi belajar kepada siswa yaitu jika siswa memahami materi operasi hitung campuran maka, siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan aplikasi operasi hitung campuran pada kehidupan sehari-hari. guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu
setelah
pembelajaran, siswa dapat menilai terkait hasil operasi hitung campuran dan siswa dapat membuat kesimpulan terkait hasil operasi hitung campuran
b) Kegiatan inti(45 menit) b.1 Eksplorasi Tahap
Kegiatan
Inti
Guru memberikan topik, kemudian siswa mempelajari/ mengamati
Mengidentifikasi dan
topik topik operasi hitung campuran penjumlahan dengan pengurangan,
pengorganisasian perkalian dengan pembagian, perkalian dengan pengurangan atau
siswa
ke
dalam penjumlahan, pembagian dengan pengurangan atau penjumlahan .
kelompok-kelompok penelitian) Masing-masing siswa memilih salah satu topik diantara keempat topik yang disediakan untuk diinvestigasikan. Siswa yang memiliki pilihan topik yang sama membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Merencanakan
Setelah
kelompok
diskusi
terbentuk,
setiap
kelompok
penelitian kelompok
mendapatkan bahan ajar berisikan materi serta LKS tentang operasi hitung campuran. Setiap kelompok memformulasikan
sebuah permasalahan yang akan diteliti, memutuskan bagaimana pelaksanaan diskusi, dan menentukan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. Melaksanakan
Siswa menginvestigasi materi sesuai dengan pilihan kelompok
Penelitian
masing-masing. Pada tahap ini siswa mengumpulkan data yang digunakan untuk mengerjakan LKS, menganalisis data tersebut, mesintesis semua gagasan, dan berdiskusi serta mengklarifikasi. Selanjutnya siswa membuat kesimpulan. Siswa mendiskusikan materi kelompok dengan kooperatif. Ketika siswa berdiskusi, guru mengobservasi siswa jika terdapat pertanyaan atau kesulitan, serta guru juga sebagai fasilitator dan nara sumber selama diskusi.
Menyiapkan
laporan Siswa mempersiapkan laporan akhir (hasil investigasi) yang ditulis
akhir
pada papan tulis untuk dipresentasikan di depan kelas.
Menyajikan
laporan Kelompok mempersiapkan diri untuk presentasi didepan kelas dan
akhir
membuat sebuah panitia acara untuk mengkoordinasi rencanarencana presentasi. Selama presentasi, siswa menanggapi dan mengajukanpertanyaan tentang materi yang dipresentasikan oleh kelompok presentasi meminta siswa memberikan reword kepada kelompok kerja siswa yang berhasil melakukan presentasi dengan baik
Evaluasi
Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut dan mengenai tugas yang mereka kerjakan
b.2 Elaborasi Tahap
Kegiatan Menjelaskan materi terkait aturan operasi hitung campuran. Memberikan tugas latihan kepada siswa, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru.
b.3 Konfirmasi Tahap
Kegiatan Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Guru mengoreksi kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa dan untuk meluruskan konsep tentang operasi hitung campuran agar siswa dapat lebih memahami materi yang dipelajari.
c) Kegiatan akhir(10 menit) Tahap Akhir
Kegiatan
Bersama dengan siswa secara klasikal menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
Media Pembelajaran: bahan ajar berupa uraian materi dan LKS. Sumber Belajar
:
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Juhayat, Yayat. 2008. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pustaka Mandiri. Penilaian Pembelajaran
:a. Teknik : tes tertulis b. Bentuk Instrumen : lembar kegiatan siswa Depok,
September 2013
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
___________
Peneliti
Endang Puji Rahayu
Bahan ajar siswa 4 MATA PELAJARAN MATEMATIKA A. Pokok Materi : Bilangan B. Topik
: Operasi hitung campuran
C. Sasaran
: Siswa kelas IV
D. Tujuan
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menilai terkait hasil operasi hitung campuran dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat membuat kesimpulan terkait hasil operasi hitung campuran dengan tepat. E. Petunjuk
:
1. Bacalah setiap petunjuk sebelum melakukan kegiatan 2. Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntun kamu 3. Isilah titik-titik sebagai hasil dari kegiatan yang kamu lakukan 4. Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan 5. Jika kamu merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan, kamu dapat bertannya kepada guru Anggota Kelompok 1._____________
2.____________ 3._____________
4._____________
5.____________ 6._____________
tingkatan dalam urutan pengerjaan operasi hitung, yaitu : - Penjumlahan (+) dan pengurangan (-) urutan operasinya setingat - Perkalian (x) dan pembagian (:) urutan operasinya setingat - Perkalian (x) atau pembagian (:) lebih tinggi tingkat urutan operasinya dari pada penjumlahan (+) atau pengurangan (-)
Masalah 1 Perhatikan operasi hitung campuran dibawah ini ! = 9 x 6 + 72 : 3 =
54 + 72 : 3
=
126
=
42
:3
Nyatakan apa yang keliru dari penyelesaian di atas ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Bagaimana penyelesaian yang tepat yang harus dilakukan ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Tuliskan kesimpulan dari diskusi kalian !
Masalah 2
A. (28 – 4) + 8 =
B. 28 – (4 + 8) =
Periksalah apakah hasil dari operasi hitung campuran A = hasil dari operasi hitung B? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Kesimpulan yang kalian dapat dari hasil operasi hitung A dan B adalah ?
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II (Pertemuan 1) Mata Pelajaran
: Matematika
SD/MI
: SDN
Kelas/Semester
: IV/1
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Bilangan, Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
: Memecahkan masalah yang melibatkan uang
Indikator
:
1. Mengajukan pertannyaan dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang. 2. Menguji kebenaran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang. Tujuan Pembelajaran
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat Mengajukan pertannyaan dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menguji kebenaran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. Materi Pembelajaran
: Uang
Metode Pembelajaran
:1. Pendekatan pembelajaran : Pembelajaran kooperatif 2. Model pembelajaran : Group Investigation
Langkah-langkah Pembelajaran a)
Kegiatan awal(15 menit) Tahap
Awal
:
Kegiatan Guru Mengucap salam dan berdoa, guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Apersepsi : sebelum pembelajaran dimulai guru menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini yaitu
“Operasi hitung campuran”, dan guru menyampaikan langkahlangkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Motivasi : guru memberikan motivasi belajar kepada siswa yaitu jika siswa memahami materi operasi hitung campuran maka, siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan aplikasi operasi hitung campuran pada kehidupan sehari-hari. guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu
setelah
pembelajaran, siswa dapat mengajukan pertannyaan dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dan siswa dapat menguji kebenaran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang.
b) Kegiatan inti(45 menit) b.1 Eksplorasi Tahap
Kegiatan
Inti
Guru memberikan topik, kemudian siswa mempelajari/ mengamati
Mengidentifikasi dan
topik topik tentang pemecahan masalah yang melibatkan uang.
pengorganisasian
siswa
ke
dalam
kelompok-kelompok penelitian) Masing-masing siswa memilih salah satu topik yang disediakan untuk diinvestigasikan. Siswa yang memiliki pilihan topik yang sama membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Merencanakan
Setelah kelompok diskusi terbentuk, setiap kelompokmendapatkan
penelitian kelompok
bahan ajar berisikan materi serta LKS tentang operasi hitung campuran. permasalahan
Setiap yang
kelompok akan
memformulasikan
diteliti,
sebuah
memutuskanbagaimana
pelaksanaan diskusi, dan menentukan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan.
Melaksanakan
Siswa menginvestigasi materi sesuai dengan pilihankelompok
Penelitian
masing-masing. Pada tahap ini siswamengumpulkan data yang digunakan untukmengerjakan LKS, menganalisis data tersebut, mesintesis semua gagasan, dan berdiskusi serta mengklarifikasi. Selanjutnya siswa membuat kesimpulan. Siswa mendiskusikan materi kelompok dengan kooperatif. Ketika siswa berdiskusi, guru mengobservasi siswa jika terdapat pertanyaan atau kesulitan, serta guru juga sebagai fasilitator dan nara sumber selama diskusi.
Menyiapkan
laporan Siswa mempersiapkan laporan akhir (hasil investigasi) yang ditulis
akhir
pada papan tulis untuk dipresentasikan di depan kelas.
Menyajikan
laporan Kelompok mempersiapkan diri untuk presentasi didepan kelas dan
akhir
membuat sebuah panitia acara untuk mengkoordinasi rencanarencana presentasi. Selama presentasi, siswa menanggapi dan mengajukanpertanyaan tentang materi yang dipresentasikan oleh kelompok presentasi meminta siswa memberikan reword kepada kelompok kerja siswa yang berhasil melakukan presentasi dengan baik
Evaluasi
Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut dan mengenai tugas yang mereka kerjakan
b.2 Elaborasi Tahap
Kegiatan Menjelaskan materi terkait aturan operasi hitung campuran. Memberikan tugas latihan kepada siswa, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru.
b.3 Konfirmasi Tahap
Kegiatan Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Guru mengoreksi kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa dan untuk meluruskan konsep tentang operasi hitung campuran agar siswa dapat
lebih memahami materi yang dipelajari.
c) Kegiatan akhir(10 menit) Tahap Akhir
Kegiatan
Bersama dengan siswa secara klasikal menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
Media Pembelajaran: bahan ajar berupa uraian materi dan LKS. Sumber Belajar
:
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Juhayat, Yayat. 2008. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pustaka Mandiri. Handoko, Tri. 2006. Terampil Matematika 4. Jakarta: Yudhistira Penilaian Pembelajaran
:a. Teknik : tes tertulis b. Bentuk Instrumen : lembar kegiatan siswa Depok,
Oktober 2013
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
___________
Peneliti
Endang Puji Rahayu
Bahan ajar siswa 5 MATA PELAJARAN MATEMATIKA A. B. C. D.
Pokok Materi : Bilangan Topik : Uang Sasaran : Siswa kelas IV Tujuan : 1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat mengajukan pertannyaan dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menguji kebenaran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. E. Petunjuk : 1. Bacalah setiap petunjuk sebelum melakukan kegiatan 2. Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntun kamu 3. Isilah titik-titik sebagai hasil dari kegiatan yang kamu lakukan 4. Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan 5. Jika kamu merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan, kamu dapat bertannya kepada guru Anggota Kelompok 1._____________ 2.____________ 3._____________ 4._____________ 5.____________ 6._____________ Apakah kalian tahu ! Satu lembar mata uang dengan besaran tertentu dapat di tukar dengan beberapa lembar uang yang nilainya berbeda Contohnya : 1
lembar uang Rp 10.000 dapat ditukar dengan : * 2 lembar uang Rp 5.000 * 5 lembar uang Rp 2.000
*10 lembar uang Rp 1.000
Masalah 1 Urutan nominal mata uang dari yang terkecil sampai dengan nominal yang terbesar diantaranya berikut ini ! 1. 2 lembar Rp 1.000 2. 2 lembar Rp 2.000 3. 1 lembar Rp 5.000 4. 1 lembar Rp 20.000 5. 3 lembar Rp 10.000 Apakah kalian memahami tentang situasi di atas ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Jika kalian tidak paham, apa yang dapat kalian pertannyakan ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Coba kalian buktikan, apakah 2 lembar uang Rp 10.000 atau 5 lembar uang Rp 5.000, jumlah nominal mata uang yang terbesar? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ tuliskan kesimpulan dari diskusi kalian !
Contoh : Santi membeli 10 permen dengan harga Rp 5.000, kemudian Santi membeli lagi 4 permen. Dari situasi diatas yang dapat kita pertannyakan, berapa permen yang di bayar oleh santi? Solusinya : Rp 5.000 : 10 = …… Rp 4 X ………… = …… Jadi, pembelian permen pertama + pembelian permen ke 2 Rp ……………
+ Rp ……………… = Rp ……………
Masalah 2 Desi membeli 30 jeruk dengan harga Rp 36.000. desi membeli lagi 5 jeruk. Kemudian ibu membayarnya dengan 1 lembar uang Rp 50.000. a. Tuliskan apa yang diketahui pada masalah 2 ? _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ _______________________________________________________ b. Dari situasi diatas apakah yang bisa anda pertannyakan ? _________________________________________________________ _________________________________________________________ c. bagaimana penyelesaian yang harus dilakukan untuk menjawab pertannyaan (b) ? _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ d. tuliskan kesimpulan aturan dari penyelesaian diatas !
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II (Pertemuan 2)
Mata Pelajaran
: Matematika
SD/MI
: SDN
Kelas/Semester
: IV/1
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Bilangan, Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
: Memecahkan masalah yang melibatkan uang
Indikator
:
1. Menguji kebenaran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang. 2. Menilai hasil terkait pemecahan masalah yang melibatkan uang. Tujuan Pembelajaran
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menguji kebenaran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menilai hasil terkait pemecahan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. Materi Pembelajaran
: Uang
Metode Pembelajaran
:1. Pendekatan pembelajaran : Pembelajaran kooperatif 2. Model pembelajaran : Group Investigation
Langkah-langkah Pembelajaran a)
Kegiatan awal(15 menit) Tahap
Awal
:
Kegiatan Guru Mengucap salam dan berdoa, guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Apersepsi : sebelum pembelajaran dimulai guru menyampaikan
kepada siswa materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini yaitu “Operasi hitung campuran”, dan guru menyampaikan langkahlangkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Motivasi : guru memberikan motivasi belajar kepada siswa yaitu jika siswa memahami materi operasi hitung campuran maka, siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan aplikasi operasi hitung campuran pada kehidupan sehari-hari. guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu
setelah
pembelajaran, siswa dapat menguji kebenaran dalam memecahkan masalah dan menilai hasil terkait pemecahan masalah yang melibatkan uang.
b) Kegiatan inti(45 menit) b.1 Eksplorasi Tahap
Kegiatan
Inti
Guru memberikan topik, kemudian siswa mempelajari/ mengamati
Mengidentifikasi dan
topik topik tentang pemecahan masalah yang melibatkan uang.
pengorganisasian
siswa
ke
dalam
kelompok-kelompok penelitian) Masing-masing siswa memilih salah satu topik yang disediakan untuk diinvestigasikan. Siswa yang memiliki pilihan topik yang sama membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Merencanakan
Setelah kelompok diskusi terbentuk, setiap kelompokmendapatkan
penelitian kelompok
bahan ajar berisikan materi serta LKS tentang operasi hitung campuran. permasalahan
Setiap yang
kelompok akan
memformulasikan
diteliti,
sebuah
memutuskanbagaimana
pelaksanaan diskusi, dan menentukan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. Melaksanakan
Siswa menginvestigasi materi sesuai dengan pilihankelompok
Penelitian
masing-masing. Pada tahap ini siswamengumpulkan data yang digunakan untukmengerjakan LKS, menganalisis data tersebut, mesintesis semua gagasan, dan berdiskusi serta mengklarifikasi. Selanjutnya siswa membuat kesimpulan. Siswa mendiskusikan materi kelompok dengan kooperatif. Ketika siswa berdiskusi, guru mengobservasi siswa jika terdapat pertanyaan atau kesulitan, serta guru juga sebagai fasilitator dan nara sumber selama diskusi.
Menyiapkan
laporan Siswa mempersiapkan laporan akhir (hasil investigasi) yang ditulis
akhir
pada papan tulis untuk dipresentasikan di depan kelas.
Menyajikan
laporan Kelompok mempersiapkan diri untuk presentasi didepan kelas dan
akhir
membuat sebuah panitia acara untuk mengkoordinasi rencanarencana presentasi. Selama presentasi, siswa menanggapi dan mengajukanpertanyaan tentang materi yang dipresentasikan oleh kelompok presentasi meminta siswa memberikan reword kepada kelompok kerja siswa yang berhasil melakukan presentasi dengan baik
Evaluasi
Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut dan mengenai tugas yang mereka kerjakan
b.2 Elaborasi Tahap
Kegiatan Menjelaskan materi terkait aturan operasi hitung campuran. Memberikan tugas latihan kepada siswa, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru.
b.3 Konfirmasi Tahap
Kegiatan Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Guru mengoreksi kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa dan untuk meluruskan konsep tentang operasi hitung campuran agar siswa dapat lebih memahami materi yang dipelajari.
c) Kegiatan akhir(10 menit) Tahap Akhir
Kegiatan
Bersama dengan siswa secara klasikal menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
Media Pembelajaran: bahan ajar berupa uraian materi dan LKS. Sumber Belajar
:
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Juhayat, Yayat. 2008. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pustaka Mandiri. Handoko, Tri. 2006. Terampil Matematika 4. Jakarta: Yudhistira Penilaian Pembelajaran
:a. Teknik : tes tertulis b. Bentuk Instrumen : lembar kegiatan siswa Depok,
Oktober 2013
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
___________
Peneliti
Endang Puji Rahayu
Bahan ajar siswa 6
MATA PELAJARAN MATEMATIKA A. Pokok Materi : Bilangan B. Topik
: Uang
C. Sasaran
: Siswa kelas IV
D. Tujuan
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menguji kebenaran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menilai hasil terkait pemecahan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. E. Petunjuk
:
1. Bacalah setiap petunjuk sebelum melakukan kegiatan 2. Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntun kamu 3. Isilah titik-titik sebagai hasil dari kegiatan yang kamu lakukan 4. Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan 5. Jika kamu merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan, kamu dapat bertannya kepada guru Anggota Kelompok 1._____________
2.____________ 3._____________
4._____________
5.____________ 6._____________
Kamu sudah mengenal nominal-nominal uang dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar, yaitu :
Uang Rp 2.000 lebih kecil dari uang Rp 5.000
2 lembar uang Rp 5.000 lebih kecil dari 4 lebar uang Rp 2.000 .
3 lembar uang Rp 10.000 lebih besar dari 7 lembar uang Rp 5.000
Contoh : A. harga 6 buku tulis adalah Rp 15.000 B. harga 2 pulpen adalah Rp 5.400 Diantara harga 1 buku tulis dan 1 pulpen, manakah harga satuan yang murah? Penyelesaian
A.
Rp 15.000 : 6 = Rp 2.500
B.
Rp 5.400 : 2 = Rp 2.700
Alasannya, harga 6 buku tulis adalah 15.000 rupiah sehingga 15.000 dibagi 6 maka di peroleh harga satuannya adalah 2.500 rupiah, sedangkan harga 2 pulpen adalah 5.400 rupiah sehingga 5.400 dibagi 2 maka diperoleh harga satuannya adalah 2.700 rupiah. Jadi harga satuan yang murah adalah harga pulpen. Kesimpulannya adalah ? Nominal uang 2.700 lebih mahal dari pada nominal uang 2.500 Masalah 1 Perhatikan ! A. Harga 10 permen adalah Rp 12.000 B.
Harga 8 coklat adalah Rp 9.600
Periksalah apakah harga permen A = harga coklat B ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ___ Jika A dan B hasilnya sama, maka berikan alasanmu untuk jawaban pada masalah 1 ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Tuliskan kesimpulan dari diskusi kalian !
Masalah 2 Sukma membeli 8 permen seharga Rp. 9.600, kemudian sukma membeli 6 coklat seharga Rp. 7.200 keranjang permen. Berapakah uang yang harus dibayar oleh sukma ? Bagaimana Penyelesaian yang tepat yang harus dilakukan sukma ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Periksalah apakah harga satuan permen = harga satuan coklat ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Kesimpulan yang kalian dapat dari masalah 2 adalah?
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II (Pertemuan 3)
Mata Pelajaran
: Matematika
SD/MI
: SDN
Kelas/Semester
: IV/1
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Bilangan, Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
: Memecahkan masalah yang melibatkan uang
Indikator
:
1. Menguji kebenaran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang. 2. Membuat kesimpulan dari pemecahan masalah yang melibatkan uang. Tujuan Pembelajaran
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menguji kebenaran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat membuat kesimpulan dari pemecahan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. Materi Pembelajaran
: Uang
Metode Pembelajaran
:1. Pendekatan pembelajaran : Pembelajaran kooperatif 2. Model pembelajaran : Group Investigation
Langkah-langkah Pembelajaran a)
Kegiatan awal(15 menit) Tahap
Awal
:
Kegiatan Guru Mengucap salam dan berdoa, guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Apersepsi : sebelum pembelajaran dimulai guru menyampaikan
kepada siswa materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini yaitu “Operasi hitung campuran”, dan guru menyampaikan langkahlangkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Motivasi : guru memberikan motivasi belajar kepada siswa yaitu jika siswa memahami materi operasi hitung campuran maka, siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan aplikasi operasi hitung campuran pada kehidupan sehari-hari. guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu
setelah
pembelajaran, siswa dapat menguji kebenaran dalam memecahkan masalah dan membuat kesimpulan dari pemecahan masalah.
b) Kegiatan inti(45 menit) b.1 Eksplorasi Tahap
Kegiatan
Inti
Guru memberikan topik, kemudian siswa mempelajari/ mengamati
Mengidentifikasi dan
topik topik tentang pemecahan masalah yang melibatkan uang.
pengorganisasian
siswa
ke
dalam
kelompok-kelompok penelitian) Masing-masing siswa memilih salah satu topik yang disediakan untuk diinvestigasikan. Siswa yang memiliki pilihan topik yang sama membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Merencanakan
Setelah kelompok diskusi terbentuk, setiap kelompokmendapatkan
penelitian kelompok
bahan ajar berisikan materi serta LKS tentang operasi hitung campuran. permasalahan
Setiap yang
kelompok akan
memformulasikan
diteliti,
sebuah
memutuskanbagaimana
pelaksanaan diskusi, dan menentukan sumber-sumber belajar yang
dibutuhkan. Melaksanakan
Siswa menginvestigasi materi sesuai dengan pilihankelompok
Penelitian
masing-masing. Pada tahap ini siswamengumpulkan data yang digunakan untukmengerjakan LKS, menganalisis data tersebut, mesintesis semua gagasan, dan berdiskusi serta mengklarifikasi. Selanjutnya siswa membuat kesimpulan. Siswa mendiskusikan materi kelompok dengan kooperatif. Ketika siswa berdiskusi, guru mengobservasi siswa jika terdapat pertanyaan atau kesulitan, serta guru juga sebagai fasilitator dan nara sumber selama diskusi.
Menyiapkan
laporan Siswa mempersiapkan laporan akhir (hasil investigasi) yang ditulis
akhir
pada papan tulis untuk dipresentasikan di depan kelas.
Menyajikan
laporan Kelompok mempersiapkan diri untuk presentasi didepan kelas dan
akhir
membuat sebuah panitia acara untuk mengkoordinasi rencanarencana presentasi. Selama presentasi, siswa menanggapi dan mengajukanpertanyaan tentang materi yang dipresentasikan oleh kelompok presentasi meminta siswa memberikan reword kepada kelompok kerja siswa yang berhasil melakukan presentasi dengan baik
Evaluasi
Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut dan mengenai tugas yang mereka kerjakan
b.2 Elaborasi Tahap
Kegiatan Menjelaskan materi terkait aturan operasi hitung campuran. Memberikan tugas latihan kepada siswa, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru.
b.3 Konfirmasi Tahap
Kegiatan Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Guru mengoreksi kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa dan untuk meluruskan konsep tentang operasi hitung campuran agar siswa dapat lebih memahami materi yang dipelajari.
c) Kegiatan akhir(10 menit) Tahap Akhir
Kegiatan
Bersama dengan siswa secara klasikal menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
Media Pembelajaran: bahan ajar berupa uraian materi dan LKS. Sumber Belajar
:
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Juhayat, Yayat. 2008. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pustaka Mandiri. Handoko, Tri. 2006. Terampil Matematika 4. Jakarta: Yudhistira Penilaian Pembelajaran
:a. Teknik : tes tertulis b. Bentuk Instrumen : lembar kegiatan siswa Depok,
Oktober 2013
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
___________
Peneliti
Endang Puji Rahayu
Bahan ajar siswa 7 MATA PELAJARAN MATEMATIKA A. Pokok Materi : Bilangan B. Topik
: Uang
C. Sasaran
: Siswa kelas IV
D. Tujuan
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menguji kebenaran dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat membuat kesimpulan dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. E. Petunjuk
:
1. Bacalah setiap petunjuk sebelum melakukan kegiatan 2. Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntun kamu 3. Isilah titik-titik sebagai hasil dari kegiatan yang kamu lakukan 4. Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan 5. Jika kamu merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan, kamu dapat bertannya kepada guru Anggota Kelompok 1._____________
2.____________ 3._____________
4._____________
5.____________ 6._____________
Pertemuan sebelumnya Kamu sudah mengenal nominal-nominal uang dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar, pada pertemuan sekarang kamu akan mengenal harga barang dari yang murang sampai dengan yang mahal yaitu :
Rp. 2.000
Rp. 3.000
Rp. 4.500
Harga pensil lebih mahal dari pada harga rautan. harga pensil lebih _____ dari pada harga pulpen.
Rp. 7.500
Masalah 1 A. harga 1 pensil adalah Rp 3.000 B. harga 1 penggaris adalah Rp 4.500 Diantara harga 7 pensil dan 5 penggaris, manakah jumlah harga yang murah? Nyatakan apakah 7 harga pensil lebih mahal dari 5 harga penggaris ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ___ berikan alasanmu untuk jawaban pada masalah 1 ?
Tuliskan kesimpulan dari diskusi kalian !
Masalah 2 Sukma membeli 8 permen seharga Rp. 9.600, kemudian sukma membeli 6 coklat seharga Rp. 7.200 keranjang permen. Berapakah uang yang harus dibayar oleh sukma ? Bagaimana Penyelesaian yang tepat yang harus dilakukan sukma ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Periksalah apakah harga satuan permen = harga satuan coklat ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Kesimpulan yang kalian dapat dari masalah 2 adalah?
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II (Pertemuan 4)
Mata Pelajaran
: Matematika
SD/MI
: SDN
Kelas/Semester
: IV/1
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Bilangan, Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
: Memecahkan masalah yang melibatkan uang
Indikator
:
1. Menilai hasil terkait pemecahan masalah yang melibatkan uang. 2. Membuat kesimpulan dari pemecahan masalah yang melibatkan uang. Tujuan Pembelajaran
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menilai hasil terkait pemecahan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat membuat kesimpulan dari pemecahan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. Materi Pembelajaran
: Uang
Metode Pembelajaran
:1. Pendekatan pembelajaran : Pembelajaran kooperatif 2. Model pembelajaran : Group Investigation
Langkah-langkah Pembelajaran a)
Kegiatan awal(15 menit) Tahap
Awal
:
Kegiatan Guru Mengucap salam dan berdoa, guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Apersepsi : sebelum pembelajaran dimulai guru menyampaikan
kepada siswa materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini yaitu “Operasi hitung campuran”, dan guru menyampaikan langkahlangkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Motivasi : guru memberikan motivasi belajar kepada siswa yaitu jika siswa memahami materi operasi hitung campuran maka, siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan aplikasi operasi hitung campuran pada kehidupan sehari-hari. guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yaitu
setelah
pembelajaran, siswa dapat menilai hasil terkait pemecahan masalah yang melibatkan uang dan membuat kesimpulan dari pemecahan masalah yang melibatkan uang.
b) Kegiatan inti(45 menit) b.1 Eksplorasi Tahap
Kegiatan
Inti
Guru memberikan topik, kemudian siswa mempelajari/ mengamati
Mengidentifikasi dan
topik topik tentang pemecahan masalah yang melibatkan uang.
pengorganisasian
siswa
ke
dalam
kelompok-kelompok penelitian) Masing-masing siswa memilih salah satu topik diantara topik yang disediakan untuk diinvestigasikan. Siswa yang memiliki pilihan topik yang sama membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Merencanakan
Setelah
kelompok
diskusi
terbentuk,
setiap
kelompok
penelitian kelompok
mendapatkan bahan ajar berisikan materi serta LKS tentang operasi hitung campuran. Setiap kelompok memformulasikan sebuah permasalahan yang akan diteliti, memutuskanbagaimana
pelaksanaan diskusi, dan menentukan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. Melaksanakan
Siswa menginvestigasi materi sesuai dengan pilihankelompok
Penelitian
masing-masing. Pada tahap ini siswamengumpulkan data yang digunakan untukmengerjakan LKS, menganalisis data tersebut, mesintesis semua gagasan, dan berdiskusi serta mengklarifikasi. Selanjutnya siswa membuat kesimpulan. Siswa mendiskusikan materi kelompok dengan kooperatif. Ketika siswa berdiskusi, guru mengobservasi siswa jika terdapat pertanyaan atau kesulitan, serta guru juga sebagai fasilitator dan nara sumber selama diskusi.
Menyiapkan
laporan Siswa mempersiapkan laporan akhir (hasil investigasi) yang ditulis
akhir
pada papan tulis untuk dipresentasikan di depan kelas.
Menyajikan
laporan Kelompok mempersiapkan diri untuk presentasi didepan kelas dan
akhir
membuat sebuah panitia acara untuk mengkoordinasi rencanarencana presentasi. Selama presentasi, siswa menanggapi dan mengajukanpertanyaan tentang materi yang dipresentasikan oleh kelompok presentasi meminta siswa memberikan reword kepada kelompok kerja siswa yang berhasil melakukan presentasi dengan baik
Evaluasi
Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut dan mengenai tugas yang mereka kerjakan
b.2 Elaborasi Tahap
Kegiatan Menjelaskan materi terkait aturan operasi hitung campuran. Memberikan tugas latihan kepada siswa, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru.
b.3 Konfirmasi Tahap
Kegiatan Guru menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Guru mengoreksi kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa dan untuk meluruskan konsep tentang operasi hitung campuran agar siswa dapat lebih memahami materi yang dipelajari.
c) Kegiatan akhir(10 menit) Tahap Akhir
Kegiatan
Bersama dengan siswa secara klasikal menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
Media Pembelajaran: bahan ajar berupa uraian materi dan LKS. Sumber Belajar
:
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Juhayat, Yayat. 2008. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pustaka Mandiri. Handoko, Tri. 2006. Terampil Matematika 4. Jakarta: Yudhistira Penilaian Pembelajaran
:a. Teknik : tes tertulis b. Bentuk Instrumen : lembar kegiatan siswa Depok,
Oktober 2013
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
___________
Peneliti
Endang Puji Rahayu
Bahan ajar siswa 8 MATA PELAJARAN MATEMATIKA A. Pokok Materi : Bilangan B. Topik
: Uang
C. Sasaran
: Siswa kelas IV
D. Tujuan
:
1. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat menilai hasil terkait pemecahan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. 2. Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa dapat membuat kesimpulan dalam memecahkan masalah yang melibatkan uang dengan tepat. E. Petunjuk
:
1. Bacalah setiap petunjuk sebelum melakukan kegiatan 2. Ikuti petunjuk tersebut untuk menuntun kamu 3. Isilah titik-titik sebagai hasil dari kegiatan yang kamu lakukan 4. Berilah kesimpulan dari kegiatan yang kamu lakukan 5. Jika kamu merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan, kamu dapat bertannya kepada guru Anggota Kelompok 1._____________
2.____________ 3._____________
4._____________
5.____________ 6._____________
Perhatikan informasi dibawah ini !
Uang Rp 2.000 lebih kecil dari uang Rp 5.000
2 lembar uang Rp 5.000 lebih kecil dari 4 lebar uang Rp 2.000 .
3 lembar uang Rp 10.000 lebih besar dari 7 lembar uang Rp 5.000
Masalah 1 A. 2 lembar uang Rp 10.000 B. 4 lembar uang Rp 5.000 Periksalah apakah jumlah harga dari sekumpulan uang A = jumlah harga dari sekumpulan harga B ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ __ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Tuliskan kesimpulan dari masalah 1 !
Masalah 2 Rangga membeli 4 jeruk, harga 1 jeruk Rp 1.500 ,kemudian Rangga membeli 3 jeruk lagi dengan harga yang sama. Berapa uang yang harus dibayar Rangga seluruhnya ? Penyelesaian
4 x Rp 1.500 = Rp 6.000 Banyaknya jeruk yang dibeli Rangga 4 jeruk sehingga uang yang harus dibayar Rangga adalah Rp 6.000 rupiah. kemudian Rangga membeli jeruk lagi 3 buah, sehingga uang yang harus dibayar ibu seluruhnya Rp 6.000 + Rp 1.500 = Rp 7.500
Nyatakan apa yang keliru dari pernyelesaian diatas ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Bagaimana penyelesaian yang tepat yang harus dilakukan ? ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ Kesimpulan yang kalian dapat dari hasil operasi hitung A dan B adalah ?